Makalah Stabilisasi Gawat Darurat OK [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH STABILISASI GAWAT DARURAT



OLEH NAMA : NIM



:



AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN KONAWE PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN UNAAHA 2020



KATA PENGANTAR Puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT. Kepada-Nya kita memuji dan bersyukur, memohon pertolongan dan ampunan. Kepada-Nya pula kita memohon perlindungan dari keburukan diri dan syaitonyang selalu menghembuskan kebatilan pada diri kita. Dengan rahmat dan pertolongan-Nya, Alhamdulillah makalah yang berjudul "stabilisasi gawat darurat” ini dapat di selesaikan dengan baik. Kami menyadari sepenuh hati bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat di dalam makalah ini. Kami mengharapkan kritik dan saran para pembaca sebagai bahan evaluasi kami dalam pembuatan makalah berikutnya. Mudah-mudahan itu semua menjadikan cambuk bagi kami agar lebih meningkatkan kualitas makalah ini di masa yang akan datang.



Wawotobi, Maret 2020



Penyusun



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Introduksi stabilisasi dan transportasi pasien karena pasien butuh fasilitas yang lebih lengkap dari pada yang tersedia kini umum terjadi.legislasi mewajibkan



pasien



menerima



mereka,sehingga membutuhkan



perawatan



yang



optimal



tersedia



bagi



transportasi pasien ke fasilitas yang dapat



menyediakan tipe perawatan yang di butuhkan. Parah petugas kesehatan merupakan bagian integral dari sistem transportasi yang berperan menstabilkan pasien sebelum transportasi,atau menjamin keselamatan pasien selama proses transportasi. B. Tujuan Untuk menambah wawasan tentang ke gawat darutan pada Pasien stabilisasi. C. Manfaat Manfaatnya agar dapat mengetahui pertolongan pertama pada pasien gawat darurat



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian stabilisasi Stabilisasi



adalah



proses



untuk



menjaga



kondisi



dan



posisi



penderita/pasien agar tetap stabil Pada pertolongan pertama B. Tujuan stabilisasi 1. menjaga korban agar tidak banyak bergerak sehubungan dengan keadaan yang alami 2. menjaga korban agar pernapasanya tetap stabil 3. menjaga agar posisi patah tulang yang telah di pasang bidai tidak berubah 4. menjaga agar perdarahan tidak bertambah. 5. menjaga agar tingkat kesadaran korban tidak jatuh pada keadaan C. Pemindahan Darurat Lakukan pemindahan darurat hanya jika ada bahaya segera terhadap penderita ataupun penolong dan juga jika penderita menghalangi akses ke penderita lainnya. Tindakan ini dapat dilakukan tanpa dimulai dengan penilaian dini (respon, nafas dan nadi) mengingat faktor bahaya dan resiko di tempat kejadian. Pemindahan ini juga dapat menimbulkan resiko bertambah parahnya cedera penderita terutama penderita yang mengalami cedera spinal (tulang belakang mulai dari tulang leher sampai tulang ekor). Contoh pemindahan darurat antara lain : 1. Tarikan baju Pertama ikat kedua tangan penderita di atas dada menggunakan kain (pembalut). Kemudian cengkram baju penderita di daerah baju dan tarik di



bawah kepala penderita untuk penyokong dan pegangan untuk menarik penderita ke tempat aman. 2. Tarikan Lengan Posisikan tubuh penolong di atas kepala penderita. Kemudian masukkan lengan di bawah ketiak penderita dan pegang lengan bawah penderita. Selanjutnya silangkan kedua lengan penderita di depan dada dan tarik penderita menuju tempat aman. Hat-hati terhadap kaki penderita yang mungkin akan membentur benda di sekitar lokasi kejadian. 3. Tarikan selimut Apabila penderita telah berbaring di atas selimut atau sejenisnya, maka lipat bagian selimut yang berada di bagian kepala penderita lalu tarik penderita ke tempat yang aman. Supaya penderita tidak bergeser dari atas selimut, maka dapat dibuat simpul di ujung selimut bagian kaki penderita. D. Pemindahan Non Darurat Pemindahan biasa (tidak darurat) dapat dilakukan ketika : 1. Penilaian awal (penilaian dini dan penilaian fisik) sudah dilakukan. 2. Denyut nadi dan pernafasan stabil. 3. Perdarahan sudah dikendalikan. 4. Tidak ada cedera leher. 5. Semua patah tulang sudah diimobilisasi. Contoh pemindahan biasa (tidak darurat) : 1. pengangkatan ekstremitas Teknik ini dilakukan oleh 3 (tiga) orang terutama pada penderita yang memiliki berat badan tinggi dan atau jika tandu tidak di dapat di lokasi kejadian. Ketiga penolong berlutut di sisi penderita yang paling sedikit mengalami cedera.



-



Penolong pertama menyisipkan satu lengan di bawah leher dan bahu lengan penderita, kemudian lengan satunya disisipkan di bawah punggung penderita.



-



Penolong ke dua menyisipkan lengannya di bawah punggung dan bokong penderita.



-



Penolong ke tiga satu lengan disisipkan di bawah bokong penderita dan lengan satunya di bawah lutut penderita.Penderita siap diangkat dengan satu aba-aba. Angkat penderita di atas lutut ketiga penolong secara bersamaan. Jika



terdapat tandu, maka penolong lain menyiapkan tandu di bawah penderita kemudian meletakkan penderita di atas tandu dengan satu aba-aba.Jika tidak terdapat tandu untuk pemindahan penderita, maka miringkan penderita di atas dada ketiga penolong kemudian ketiga penolong berdiri bersama-sama dengan satu aba-aba. 2. Teknik Log Roll (Flip & Strip) a. Manuver mengangkat & memindahkan penderita ke LSB (Long Spinal Board). b. Pemindaian dg. sinar x membuktikan bahwa bila teknik ini dilakukan dg baik, kelurusan tulang belakang ketika korban dipindahkan tetap terjaga, walaupun dari posisi tengadah (supinasi), tengkurap (pronasi) atau miring (lateral). Posisi Penderita -



Jika penderita syok, letakkan dalam posisi syok (jika tidak ada cedera di tungkai dan tulang belakang)



-



Jika penderita dengan gangguan pernapasan posisikan dengan posisi duduk atau setengah duduk



-



Penderita dengan nyeri perut, posisikan dengan tungkai ditekuk



-



Penderita dengan muntah-muntah posisikan nyaman dan awasi jalan napas



-



Penderita dengan trauma à curiga spine trauma à stabilkan dan imobilisasi dengan papan spinal panjang



-



Jika penderita tidak ada respon dan tidak dicurigai ada cedera spinal atau cedera berat lain à posisi miring stabil



-



Posisi nyaman, bila cedera tidak menganggu.



E. Menolong satu orang dengan cara: Cara mengangkat yang aman: -



pikir masak masak sebelum mengangkat /konsentrasi



-



berdiri sedekat mungkin dengan korban



-



pusatkan kekuatan pada lutut



-



atur punggung tegak namun tidak kaku



-



gunakan kaki untuk meopang tenaga yang di perlukan



-



selanjutnya bergeraklah secara: a. Human crutch 1) berdiri



di



samping



korban



disisi



yang



cedera



atau



yang



lemah,ranggkulkan satu lengan pasien 2)



Pada leher penolong dan gaitlah tangan korban atau pergelangannya ranggkulah tangan penolong yang lain dari arah belakang menggait pinggang



korban



bergeraklah



pelan-pelan



maju



selanjutnya



selundupkan kedua tongkat masing masing di kiri dan kanan tepi kanvas yang sudah di lipat dan di jahit. b. Cara Dreg Atau Seret 1) Jongkoklah di belakang korban 2) susupkan kedua lengan penolong di bawa ketiak kiri dan kanan korban,gapai dan pegang Kedua Pergelangan tangan korban 3)



bila korban pakai jaket buka semua kancingnya



c. Cara cradle (di popong) 1) jongkoklah di belakang korban letakkan satu lengan penolong di merangkul di bawa Punggung korban sedikit di atas pinggang. 2) letakkan tangan yang lain di bawa paha korban tepat di lipatan lutut.berdirilah pelan-pelan dan bersamaan mengangkat korban. d. cara pick a back (ngaplok di punggung) 1) jongkoklah



di



depan



korban



,dengan



punggung



menghadap



korban.anjurkan korban meletakkan kedua tangannya merangkul di atas pundak penolong. 2) gapai dan pegangglah paha korban,pelan-pelan angkat ke atas dan menempel pada penolong



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Stabilisasi



adalah



proses



untuk



menjaga



kondisi



dan



posisi



penderita/pasien agar tetap stabil selama pertolongan pertama. Menjaga korban supaya tidak banyak bergerak sehubungan dengan keadaan yang di alami menjaga korban agar pernapasannya tetap stabil menjaga agar posisi patah tulang yang telah di pasang bidai tidak berubah menjaga agar pendarahan tidak bertambah .menjaga agar tingkat kesadaran korban tidak jatuh pada keadaan yang lebih buruk lagi. Lakukan pemindahan darurat hanya jika ada bahaya segera terhadap penderita ataupun penolong dan juga jika penderita menghalangi akses ke penderita lainnya. Tindakan ini dapat dilakukan tanpa dimulai dengan penilaian dini (respon, nafas dan nadi) mengingat faktor bahaya dan resiko di tempat kejadian. Pemindahan biasa (tidak darurat) dapat dilakukan ketika Penilaian awal (penilaian dini dan penilaian fisik) sudah dilakukan.Denyut nadi dan pernafasan stabil,.Perdarahan sudah dikendalikan,Tidak ada cedera leher,Semua patah tulang sudah diimobilisasi.



DAFTAR PUSTAKA Woodward GA,insoft RM,kleinman me (eds).Guidelines for Air wnd ground transport of neotanal and pediatric pattients.3 rd ed.elk grove village,IL:american academy of pediatrics,2007. Http:/www.slideshare.net/puskesmasmojoagung/stabilitasi-presentasion last visited 9th november 2012