Makalah Struktur Ekonomi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH STRUKTUR EKONOMI DAN BISNIS D I S U S U N OLEH KELOMPOK 2 NAMA



: -



EKA AGUSTIN



-



FITRI AYU LESTARI



-



IMAM KHAIRUM



-



MULIANDARI IKHSAN



-



YENNI APNILAWATI



FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA (UMN) AL WASLIYAH T.A 2019/2020



1



2



KATA PENGANTAR Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah Yang berjudul STRUKTUR EKONOMI DAN BISNIS dapat selesai dengan baik. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi. Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.



Lubuk Pakam, 25 September 2019 Salam



Penyusun



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ..................................................................................................



i



DAFTAR ISI .................................................................................................................



ii



BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................



1



A. Latar Belakang ...............................................................................................



1



B. Rumusan Masalah ..........................................................................................



1



C. Tujuan .............................................................................................................



1



BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................................



2



A. Pengertian Bisnis dan Kebutuhan Terhadap Aktivitas ....................................



2



B. Pengertian Struktur Ekonomi Indonesia..........................................................



2



C. Struktur Ekonomi Tinjauan Makro Sektoral ...................................................



5



D. Strategi Industrialisasi .....................................................................................



6



BAB III PENUTUP ......................................................................................................



11



A. Kesimpulan .....................................................................................................



11



B. Saran ...............................................................................................................



11



DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................



12



ii



BAB I PENDAHULUAN



A.



Latar Belakang Struktur ekonomi dipergunakan untuk menunjukkan komposisi atau susunan sektor-



sektor ekonomi dalam suatu perekonomian. Sektor yang dominan atau yang diandalkan mempunyai kedudukan paling atas dalam struktur tersebut dan menjadi ciri khas dari suatu perekonomian. sektor ekonomi



menjadi sumber mata pencaharian sebagian terbesar



penduduk yang ada di Negera Indonesia serta menjadi penyerap tenaga kerja yang terbesar. Struktur ekonomi dipergunakan untuk menunjukkan komposisi atau susunan sektorsektor ekonomi dalam suatu perekonomian. Sektor yang dominan atau yang diandalkan mempunyai kedudukan paling atas dalam struktur tersebut dan menjadi ciri khas dari suatu perekonomian. Struktur ekonomi yang tengah kita hadapi saat ini seseungguhnya merupakan suatu struktur yang transisional. Maka dari itu, sistem ekonomi indonesia sangat dibutuhkan oleh negara dan bangsa Indonesia sendiri. jadi Sistem pendidikan di Indonesia mesti dirombak agar mampu menumbuh-kembangkan budaya inovasi. Bukan hanya budaya menghafal seperti sekarang.



B. Rumusan Masalah a) Jelaskan pengertian Bisnis dan Kebutuhan terhadap Aktivitas? b) Jelaskan struktur ekkonomi Indonesia? c) Jelaskan struktur Ekonomi Tinjauan Makro Sektoral? d) Jelaskan tentang strategi industrialisasi?



C. Tujuan a) Untuk menambah pengetahuan Mahasiswa/Mahasiswi tentang pengertian Bisnis dan Kebutuhan terhadap Aktivitas b) Untuk menambah pengetahuan Mahasiswa/Mahasiswi tentang struktur ekkonomi Indonesia c) Untuk menambah pengetahuan Mahasiswa/Mahasiswi tentang



struktur Ekonomi



Tinjauan Makro Sektoral d) Untuk menambah pengetahuan Mahasiswa/Mahasiswi strategi industrialisasi



1



BAB II PEMBAHASAN



A. Pengertian Bisnis dan Kebutuhan Terhadap Aktivitas Pengertian Bisnis adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh perorangan maupun organisasi yang melibatkan aktivitas produksi, penjualan, pembelian, maupun pertukaran barang/ jasa, dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan atau laba. Kata “bisnis” berasal dari bahasa Inggris, yaitu “business” yang artinya kesibukan. Dalam konteks sederhana, yang dimaksud dengan kesibukan adalah melakukan suatu aktivitas atau pekerjaan yang memberikan keuntungan pada seseorang. Kegiatan usaha atau bisnis merupakan suatu aktivitas untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia, organisasi, dan masyarakat secara luas. Tujuan bisnis dibedakan menjadi dua macam sifat, yakni untuk mencari keuntungan Berdasarkan pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa salah satu usaha utama yang menentukan pencapaian tujuan perusahaan adalah kegiatan produksi. Produksi dapat diartikan sebagai kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumbersumber ekonomi yang ada. Dalam mekakukan kegiatan produksi, perusahaan membutuhkan sumber-sumber ekonomi yang sering disebut sebagai faktor produksi untuk dilibatkan dalam proses pengolahan suatu produk. Faktor-faktor produksi ini antara lain: manusia sebagai tenaga kerja, uang sebagai sumber dana, material sebagai bahan baku, mesin sebagai alat, dan metode sebagai teknik pelaksanaannya. Semua faktor produksi tersebut merupakan input bagi proses produksi dalam usaha menghasilkan output yang biasa disebut dengan produk, baik berupa barang atau jasa. Agar penggunaan sumber daya tersebut bisa efektif dan dapat dimanfaatkan, maka diperlukan adanya manajemen yang baik. Manajemen merupakan suatu proses yang khas, yang terdiri dari kegiatan-kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan pengendalian yang dilakukan untuk menemukan serta mencapai sasaran-sasaran melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya yang lain.



B. Pengertian Struktur Ekonomi Indonesia Struktur ekonomi dipergunakan untuk menunjukkan komposisi atau susunan sektorsektor ekonomi dalam suatu perekonomian. Sektor yang dominan atau yang diandalkan mempunyai kedudukan paling atas dalam struktur tersebut dan menjadi ciri khas dari suatu perekonomian. Yang dimaksudkan dengan sektor ekonomi yang dominan atau yang 2



diandalkan adalah sektor ekonomi yang menjadi sumber mata pencaharian sebagian besar penduduk serta menjadi penyerap terbesar tenaga kerja. Sektor ekonomi yang dominan, dapat berarti sektor yang memberikan sumbangan terbesar dalam negeri terhadap produk nasional dengan laju pertumbuhan yang tinggi, yang menjadi ciri khas dari suatu perekonomian. Yaitu dikenal dengan 2 macam struktur ekonomi di Indonesia, yaitu : 1.



Struktur Agraris Ialah struktur ekonomi yang didominasi oleh sektor pertanian. Pada umumnya berada pada negara-negara berkembang ( developing countries ) termasuk Indonesia juga disebut Negara agraris & Negara-negara yang belum termasuk negara berkembang ( under developed countries ) yang pertaniannya masih sangat tradisional yaitu dikategorikan dengan negara agraris tradisional.



2.



Struktur Industri Struktur ekonomi didominasi oleh sektor industri. Struktur ekonomi sebuah Negara dapat dilihat dari berbagai sudut tinjauan. Dalam hal ini, struktur ekonomi dapat dilihat setidak-tidaknya berdasarkan 4 macam sudut tinjauan, yaitu :



a.



Tinjauan Makro Tinjauan sektoral ialah suatu perekonomian yang dapat dikatakan berstruktur agraris, industrial, ataupun niaga tergantung pada sektor produksi apa / mana yang menjadi tulang punggung perekonomian tersebut.



b.



Tinjauan Keruangan Yaitu suatu perekonomian yang dinyatakan berstruktur kedesaan / tradisional atau berstruktur kekotaan / modern, tergantung pada teknologi tradisional atau modern yang mewarnai kehidupan perekonomian tersebut.



c.



Tinjauan Penyelenggaraan Kenegaraan Ialah perekonomian yang berstruktur etatis, egaliter, atau borjuis. Predikat struktur ini tergantung pada siapa atau kalangan mana yang menjadi pemeran utama dalam perekonomian yang bersangkutan, apakah Pemerintah / Negara, atau rakyat kebanyakan, atau kalangan pemodal & usahawan ( kapitalis ).



d.



Tinjauan Birokrasi Ialah dalam pengambilan Keputusan Membedakan struktur ekonomi yang sentralistis dan desentralistis.



3



Dimana Tinjauan makro sektoral dan tinjauan keruangan adalah Tinjauan Ekonomi Murni, sedangkan Tinjauan Penyelenggaraan Kenegaraan dan Birokrasi adalah Tinjauan Politik. Sumber mata pencaharian utama sebagian besar penduduk Indonesia masih pada sektor pertanian ( agraris ), tetapi penyumbang utama pendapatan nasional adalah sektor manufacturing ( industrial ). Semua itu berarti bahwa secara makro–sektoral, ekonomi Indonesia baru bergeser dari struktur agraris ke struktur industrial. Tinjauan Lain Ditilik dari kacamata spasial, perekonomian telah bergeser dari struktur kedesaan / tradisional menjadi struktur kekotaan / modern. Kemajuan perekonomian di kota – kota jauh lebih pesat daripada di desa – desa. Hal ini bukan semata – mata dikarenakan oleh adanya urbanisasi, tetapi juga karena mulai mekarnya dan berkembangnya kota – kota. Berikut ini data tentang PDB Indonesia menurut persentase Kontribusi sektoral, pada tahun 1969-2009.



Sektor ekonomi



1969



1979 1989 2005 2006 2007 2008 2009



Pertanian



49,3



28,1



23,4



13,1



13,0



13,7



14,5



15,3



Pertambangan



4,7



21,8



13,1



11,1



11,0



11,2



10,9



10,5



Industry



9,2



10,3



18,4



27,4



27,5



27,1



27,9



26,4



0,5



0,5



0,6



1,0



0,9



0,9



0,8



0,8



Bangunan



2,8



5,6



5,3



7,0



7,5



7,7



8,5



9,9



Transportasi dan



2,8



4,4



5,5



15,6



15,0



14,9



14,0



13,4



30,7



28,4



17,0



6,5



6,9



6,7



6,3



6,3



6,4



8,3



8,1



7,7



7,4



7,2



10,2



10,3



10,0



10,1



9,7



10,2



100



100



100



100



100



100



pengolahan Listrik, gas, air minum



komunikasi Perdagangan Keuangan dan perbankan Jasa PDB



100



100



Sesungguhnya struktur ekonomi Indonesia secara makro-sektoral masih dualistis, artinya struktur ekonomi Indonesia bisa dibilang industri jika dilihat dari besarnya produksi



4



nasional yang disumbangkan sektor industry, namun juga bisa dibilang agraris, karena dari segi penyerapan tenaga kerja, sektor pertanian masih merupakan sektor utama sumber kehidupan rakyat.



C. Struktur Ekonomi Tinjauan Makro Sektoral Ditinjau secara makro-sektoral struktur ekonomi Indonesia sesungguhnya masih dualistis. Sumber mata pencaharian utama sebagian besar penduduk masih sektor pertanian. Dalam kaitan ini berarti struktur tersebut masih agraris. Akan tetapi penyumbang utama pendapatan nasional adalah sektor industri pengolahan. Dalam kaitan ini berarti struktur tersebut sudah industrial. Semua itu berarti bahwa secara makro-sektoral ekonomi Indonesia baru bergeser dari struktur agraris ke struktur yang industrial. Tinjauan Makro Sektoral Dilihat dari perekonomian Indonesia yang hingga tahun 1990 masih agraris, kini sudah berstruktur industrial. Sumbangan sektor pertanian dalam pembentukan PDB yang pada tahun 1969 masih 46,9 % menjadi hanya tinggal 17,6 % pada tahun 1993. Di lain pihak, sektor industri pengolahan ( manufacturing ) meningkat dari 8,3 % menjadi 21,1 % untuk kurun waktu yang sama. Sampai dengan tahun 1992, sebagian rakyat Indonesia ( 53,69 % dari penduduk berumur 10 tahun ke atas yang bekerja ) masih menggantungkan hidup pada sektor pertanian. Sementara sektor Industri pengolahan hanya menyerap 10,51 % tenaga kerja. Jadi, ditinjau secara makro – sektoral, struktur ekonomi Indonesia sesungguhnya masih dualistis (sesuai dengan tesis Boeke, ekonomi Belanda yang pernah menyatakan bahwa perekonomian Indonesia berstruktur dualistis). Dilihat secara makro-sektoral atau berdasarkan kontribusi sector-sektor produksi dalam membentuk produk domestic bruto, perekonomian Indonesia yang hingga tahun 1990 masih agraris, kini berubah berstruktur industrial. Artinya Negara Indonesia sebelum tahun 1990 masih memiliki produksi dari sector pertanian sangat tinggi, atau bisa dibilang sebagai penyumbang terbesar produksi nasional, namun kini produksi pertanian kini semakin mengalami penurunan, sedangkan dari sector industry begitu meningkat produksinya. Sektorsektor lainnya juga mengalami peningkatan produksi, sehingga hanya sektor pertanian saja yang mengalami penurunan. Pergeseran struktur ekonomi secara makro-sektoral ini senada dengan pergeserannya secara spasial, perekonomian telah bergeser dari semula berstruktur kedesaan/tradisional menjadi kini berstruktur kekotaan/modern. Kemajuan perekonomian di kota-kota jauh lebih 5



pesat daripada di desa-desa. Porsi penduduk yang tinggal di kawasan pedesaan menjadi lebih sedikit bukan semata-mata karena urbanisasi, tetapi juga karena mekar dan berkembangnya kota-kota. Kehidupan sehari-hari yang semakin modern tercermin tidak saja dari perilaku konsumsi masyarakat, tapi juga dari teknologi produksi yang diterapkan oleh perusahaanperusahaan.



D. Strategi Industrialisasi Dengan fondasi dan struktur ekonomi semacam itu, maka Indonesia bisa saja terjebak sebagai negara berpendapatan menengah, alias tidak bisa menjadi negara maju dan makmur. Dan Untuk keluar dari jebakan tersebut, marilah mulai sekarang kita harus membangun perekonomian negara ini berbasis industri yang inovatif, inklusif, dan ramah lingkungan. Suatu sistem perkonomian yang mampu menghasilkan barang dan jasa (goods and services) yang kompetitif untuk memenuhi kebutuhan nasional maupun ekspor secara berkelanjutan. Ciri dari barang dan jasa yang kompetitif adalah kualitasnya unggul, harganya relatif murah, dan volume produksinya teratur serta dapat memenuhi kebutuhan konsumen (pasar) domestik maupun ekspor setiap saat diperlukan. Barang dan jasa dengan tiga ciri semacam itu hanya dapat diproduksi oleh perusahaan (unit usaha) yang memiliki produktivitas dan efisiensi yang tinggi. Yakni perusahaan yang memenuhi skala ekonomi, menggunakan teknologi mutakhir dalam setiap mata rantai sistem bisnisnya, menerapkan manajemen sistem rantai suplai (produksi – processing – pemasaran) secara terpadu, dan mengikuti prinsipprinsip pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan. 1. Dalam jangka pendek dan menengah (1 sampai 5 tahun ke depan), kita mesti memperkuat dan mengembangkan perusahaan-perusahaan nasional berskala besar (korporasi) maupun UMKM yang mampu: menghasilkan barang dan jasa yang kompetitif. 2. membuahkan `pertumbuhan ekonomi yang tinggi (di atas 8% per tahun). 3. menyerap banyak tenaga kerja dengan pendapatan rata-rata sedikitnya 7.250 dolar AS (pendapatan minimal untuk negara berpendapatan menengah atas) 4. tersebar secara proporsional di seluruh wilayah NKRI. Ini sangat mungkin kita realisasikan dengan meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan nilai tambah sektor-sektor ekonomi SDA (pertanian, kelautan dan perikanan, kehutanan, ESDM, dan pariwisata) secara berkeadilan dan ramah lingkungan.Melakukan ekstensifikasi dan diversifikasi sektor ekonomi SDA berbasis inovasi ramah lingkungan, terutama di luar Jawa dan Bali.Selain itu, kita harus merevitalisasi industri-industri yang selama ini menjadi 6



unggulan nasional (seperti tekstil, elektronik, otomotif, makanan dan minuman, dan industri kreatif) supaya lebih produktif dan berdaya saing di pasar domestik maupun global. Mulai sekarang sampai 25 tahun ke depan (jangka panjang), kita harus secara sistematis dan berkesinambungan melakukan transformasi struktur ekonomi nasional. Ini meliputi industrialisasi sektor pertanian, kehutanan dan kelautan-perikanan tradisional dengan menerapkan teknologi mutakhir, skala ekonomi, manajemen sistem rantai suplai terpadu, dan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan ramah lingkungan. Melakukan hilirisasi sektor ESDM dan pengelolaannya harus sesuai dengan Pasal 33 UUD 1945.Jangan seperti sekarang, lebih dari 85 persen pengelolaan migas dan pertambangan umum (mineral dan batubara) diserahkan kepada korporasi asing. Industri dasar (logam, permesinan, kimia, dan biologi) harus diperkuat dan dikembangkan. Dalam hal industrialisasi, kita bisa belajar dari Korea Selatan. Negara yang di tahun 1960-an, kemajuan dan kemakmuran nya di bawah Indonesia, sejak 1997 sudah menjadi negara industri maju yang makmur. Negeri ginseng ini juga yang paling cepat bangkit dari krisis ekonomi Asia 1998. Sekarang Korsel menjadi salah satu raksasa ekonomi dunia di bidang teknologi informasi, elektronik, otomotif, perkapalan, konstruksi, farmasi, kosmetik, dan industri kreatif. Kuncinya satu, Korea memiliki industri dasar yang kuat dan berdaya saing.



Selain itu, transformasi struktur ekonomi juga mencakup peningkatan kapasitas bangsa untuk: 1.



menverisifikasikan struktur produksi domestik.



2.



mengembangkan sektor-sektor ekonomi baru (seperti kelautan, teknologi informasi, energi baru dan terbarukan, bioteknologi, nanoteknologi, dan new materials).



3.



memperkokoh keterkaitan ekonomi (economic linkages) antar sektor pembangunan dan antar wilayah.



4.



meningkatkan peran Indonesia dalam sistem rantai produksi global agar lebih sebagai bangsa produsen, bukan konsumen seperti yang dalam sepuluh tahun terakhir.



7



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa : Struktur ekonomi dipergunakan untuk menunjukkan komposisi atau susunan sektorsektor ekonomi dalam suatu perekonomian. Sektor yang dominan atau yang diandalkan mempunyai kedudukan paling atas dalam struktur tersebut dan menjadi ciri khas dari suatu perekonomian. Struktur ekonomi yang tengah kita hadapi saat ini seseungguhnya merupakan suatu struktur yang transisional. Kita sedang beralih struktur yang agraris ke industrial dari struktur yang etatis ke borjulis, dari sturktur yang kedesaan/tradisional ke kotaan/modern. Sedangkan ditinjau secara makro-sektoral, struktur ekonomi Indonesia sesungguhnya masih dualistis. Namun juga dilihat secara makro-sektoral atau berdasarkan kontribusi sector-sektor produksi dalam membentuk produk domestic bruto, perekonomian Indonesia yang hingga tahun 1990 masih agraris, kini berubah berstruktur industrial. Artinya Negara Indonesia sebelum tahun 1990 masih memiliki sector pertanian sangat tinggi sebagai penyumbang terbesar produksi nasional. Namun produksi pertanian kini semakin mengalami penurunan, sedangkan dari sector industri begitu meningkat produksinya. Sektor-sektor lainnya juga mengalami peningkatan produksi, sehingga hanya sektor pertanian saja yang mengalami penurunan.



B. Saran Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran kepada para pembaca.



8



9