Makalah Stunting [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH STUNTING DAN 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN KATA PENGANTAR Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya serta shalawat dan salam pada Rasulallah Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul “STUNTING”. Makalah ini di susun sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Pengantar Asuhan Kehamilan Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran serta kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga penyusunan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi para calon tenaga kesehatan, para pembaca pada umumnya dan khususnya bagi penulis serta menjadi referensi untuk makalahmakalah selanjutnya.



Sukabumi, Februari 2022



Penyusun



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.................................................................................... DAFTAR ISI................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...................................................................................... B. Rumusan Masalah................................................................................. C. Tujuan................................................................................................... BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Stunting............................................................................... B. Penyebab Stunting................................................................................ C. Dampak Stunting.................................................................................. D. Cara Pencegahan Stunting.................................................................... E. Pengertian 1000 Hari Pertama Kehidupan........................................... F. Pemasalahan Gizi Anak Indonesia dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan............................................................................................. G. Hal-hal yang Harus Diperhatikan Agar Anak Mendapat Asupan Gizi yang Optimal................................................................................. H. Langkah-langkah Untuk Memenuhi Nutrisi dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan............................................................................... I. SOP Penatalaksanaan Stunting............................................................. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan........................................................................................... B. Saran..................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA......................................................................................



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan pada anak dimulai dari sejak masa kandungan. Selama 9 bulan bayi mendapatkan asupan dari ibu. Asupan yang sehat dan bergizi selama masa kandungan bisa menciptakan anak sehat dan cerdas. Tentu hal ini juga untuk mencegah berbagai macam gangguan tumbuh kembang anak nantinya. Salah satunya adalah stunting. Berdasarkan data WHO, Indonesia menduduki peringkat ke-5 di dunia untuk jumlah anak dengan kondisi stunting. Lebih dari sepertiga anak berusia dibawah 5 tahun di Indonesia tingginya berada dibawah rata-rata. Bahkan, kasus stunting di Indonesia semakin meningkat. Pada 2013 persentase penderita stunting sebesar 37,2%. Rentang 1000 hari awal kehidupan yang harus menjadi perhatian ini bukan tanpa alasan. Selama ini dipahami bahwa pertumbuhan anak yang berlangsung secara cepat terjadi pada masa-masa awal, yaitu tahun pertama dan kedua usia anak.Namun, dalam kasus-kasus kekurangan gizi, justru fakta menunjukkan bahwa penurunan status gizi terjadi pada periode ini. Hasil penelitian Shrimpton dkk. (Jurnal Pediatrics, Mei 2001) yang berjudulWorldwide Timing of Growth Faltering: Implications for Nutritional Interventionsmenunjukkan bahwa status gizi seorang anak berdasarkan indeks berat badan menurut umur (BB/U) cenderung menurun pada saat ia memasuki usia 3 bulan. Penurunan status gizi yang sangat tajam terjadi hingga ia berusia 12 bulan dan mulai melambat pada usia 18-19 bulan. Hanya saja, kekurangan gizi ini masih akan terus berlanjut hingga anak usia 5 tahun.Sementara, kalau dilihat berdasarkan indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), penurunan status gizi dimulai sekitar usia 3 bulan hingga 15 bulan. Karenanya, jika intervensi peningkatan asupan gizi dilakukan setelah anak berusia 2 tahun, maka intervensi tersebut sangat tidak efektif.



1



B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari stunting? 2. Apa penyebab terjadinya stunting? 3. Apa dampak dari stunting? 4. Bagaimana cara pencegahan stunting? 5. Apa pengertian dari 1000 Hari Pertama Kehidupan? 6. Apa saja permasalahan gizi pada anak Indonesia dalam 1000 HPK? 7. Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan agar anak mendapat asupan gizi yang optimal? 8. Apa saja langkah-langkah untuk memenuhi nutrisi dalam 1000 HPK? C. Tujuan 1. Agar mahasiswa mengetahui tentang stunting. 2. Agar mahasiswa mengetahui penyebab stunting. 3. Agar mahasiswa mengetahui dampak stunting. 4. Agar mahasiswa mengetahui cara pencegahan stunting. 5. Agar mahasiswa mengetahui tentang 1000 Hari Pertama Kehidupan. 6. Agar mahasiswa mengetahui permasalahan gizi pada anak di Indonesia dalam 1000 HPK. 7. Agar mahasiswa mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan agar anak mendapat asupan gizi yang optimal. 8. Agar mahasiswa mengetahui langkah-langkah untuk memenuhi nutrisi dalam 1000 HPK.



2



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Stunting Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia 2 tahun. Normalnya



untuk usia 5 tahun tinggi badannya mencapai 110 cm. Kekurangan gizi pada usia dini meningkatkan angka kematian bayi dan anak, menyebabkan penderitanya mudah sakit dan memiliki postur tubuh tidak maksimal saat dewasa. Kemampuan kognitif para penderita juga berkurang, sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi jangka panjang bagi Indonesia. B. Penyebab Stunting Penyebab stunting di Indonesia sangat beragam atau bersifat multidimensional seperti berikut ini : 1. Praktik pengasuhan yang tidak baik. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan. 2. Kurangnya akses ke bahan makanan bergizi. 1 dari 3 ibu hamil mengalami anemia atau bahan makanan mahal. 3. Terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC, PNC dan pembelajaran dini berkualitas. 2 dari 3 ibu hamil belum mengkonsumsi suplemen zat besi yang memadai. 4. Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi. 1 dari 5 rumah tangga masih BAB di ruang terbuka. Dan 1 dari 3 rumah tangga belum memiliki akses air minum bersih. C. Dampak Stunting 1. Dampak Jangka Pendek, yaitu pada masa kanak-kanak : 



Perkembangan menjadi terhambat



3







Penurunan fungsi kognitif







Penurunan fungsi kekebalan tubuh







Gangguan sistem pembakaran



2. Dampak Jangka Panjang, yaitu pada masa dewasa : 



Timbul resiko penyakit degenerative, seperti diabetes mellitus, jantung coroner, hipertensi, dan obesitas.



D. Cara Pencegahan Stunting Stunting bisa dicegah dengan melakukan beberapa upaya, yaitu :  1. Pemenuhan kebutuhan zat gizi bagi ibu hamil, terutama dalam memenuhi suplementasi zat besi untuk mencegah anemia. 2. ASI Eksklusif sampai usia anak 6 bulan dan pemberian MPASI setelah 6 bulan yang cukup jumlah dan kualitasnya. 3. Memantau pertumbuhan balita di posyandu sebagai pemantauan terjadinya gangguan pertumbuhan.  4. Meningkatkan akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi serta menjaga lingkungan.  E. Pengertian 1000 Hari Pertama Kehidupan Istilah 1.000 hari pertama kehidupan mulai diperkenalkan pada 2010 sejak dicanangkannya gerakan scalling-up nutrition di tingkat global.Periode 1.000 hari pertama kehidupan adalah masa yang paling krusial bagi anak. Terhitung sejak 270 hari selama dalam kandungan ibu, hingga 730 hari setelah anak lahir. Periode tersebut amat penting karena pada masa ini otak mengalami tumbuh kembang dengan pesat. Agar anak dapat tumbuh dan berkembang optimal, semua kebutuhan dasarnya harus dipenuhi. Antara lain asupan nutrisi, kasih sayang, stimulasi, imunisasi, serta kebersihan. Kebutuhan yang tidak terpenuhi dalam periode 1.000 hari pertama kehidupan akan menimbulkan dampak bersifat permanen dan tidak dapat dikoreksi. Dampak tersebut tidak hanya pada pertumbuhan fisik, tetapi juga pada perkembangan mental, kecerdasan, dan perilaku anak.



4



Untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak pada 1.000 hari pertamanya, ibu perlu memperhatikan asupan makanannya. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif merupakan makanan terbaik bagi anak 0-6 bulan.ASI mengandung nutrisi lengkap yang dibutuhkan anak seperti energi, protein, lemak, vitamin dan mineral serta komponen probiotik untuk kesehatan saluran cerna. Saat menginjak umur genap enam bulan, anak dapat diperkenalkan makanan pendamping ASI, dan sejak berumur genap satu tahun, anak dapat diberikan makanan padat dan susu pertumbuhan. Pertumbuhan dan perkembangan ini memerlukan asupan gizi dari ibu, baik yang dikonsumsi ibu maupun yang berasal dari mobilisasi simpanan ibu. Bila pasokan gizi dari ibu ke bayi kurang, bayi akan melakukan penyesuaian, karena bayi bersifat plastis (mudah menhyesuaikan diri). Penyesuaian tersebut bisa melalui pengurangan jumlah sel dan pengecilan ukuran organ dan tubuh yang lebih kecil, agar sesuai dengan terbatasnya asupan gizi. Sayangnya sekali berubah, bersifat permanen, artinya bila perbaikan gizi dilakukan setelah melewati kurun seribu pertama kehidupan, maka efek perbaikannya kecil, sebaliknya bila dilakukan pada masa 1000 HPK, terutama didalam kandungan, maka efek perbaikannya bermakna. Perubahan permanen inilah yang menimbulkan masalah jangka panjang. Mereka yang mengalami kekurangan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan, mempunyai tiga resiko: 1. Resiko terjadinya penyakit tidak menular/ khronis, tergantung organ yang terkena. Bila ginjal, maka akan menderita hipertensi dan gangguan ginjal, bila pancreas maka akan beresiko penyakit diabetes tipe 2, bila jantung akan beresiko menderita penyakit jantung, dst. 2. Bila otak yang terkena maka akan mengalami hambatan pertumbuhan kognitif, sehingga kurang cerdas dan kompetitif. 3. Gangguan pertumbuhan tinggi badan, sehingga beresiko pendek/stunting. Keadaan ini ternyata tidak hanya bersifat antar-generasi (dari ibu ke anak) tetapi bersifat trans-generasi (dari nenek ke cucunya). Sehingga diperkirakan dampaknya mempunyai kurun waktu 100 tahun, artinya resiko tersebut berasal



5



dari masalah yang terjadi sekitar 100 tahun yang lalu, dan dampaknya akan berkelanjutan pada 100 tahun berikutnya. Jika 1000 hari tersebut dibagi berdasarkan tahapan kehidupan anak, maka ada 5 titik kritis yang harus diperhatikan pada seorang anak ialah :  Masih dalam kandungan = 280 hari  Umur 0-6 bulan = 180 hari  Umur 6-8 bulan = 60 hari  Umur 8-12 bulan = 120 hari  Umur 12-24 bulan = 360 hari. F. Permasalahan Gizi Anak Indonesia dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan 1. Bayi lahir prematur yang bisa menyebabkan anak gagal tumbuh. 2. Bayi lahir cukup bulan tapi tidak mendapatkan ASI yang cukup, misalnya sudah diberikan makanan padat sebelum 6 bulan. 3. Bayi usia 6-12 bulan tidak mendapatkan MP-ASI yang cukup, misalnya hanya diberikan 1 jenis makanan saja. 4. Bayi 13 bulan sampai 1.000 hari kehidupan, jika ia tidak mendapatkan gizi yang cukup maka membuat daya tahan tubuh menurun sehingga berisiko kena infeksi. G. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Agar Anak Mendapat Asupan Gizi yang Optimal 1. Periode dalam kandungan (280 hari)  Pastikan bahwa ibu yang mengandung memiliki status gizi yang baik, tidak mengalami KEK (Kurang Energi Kronis) dan Anemia  Selama ibu hamil wajib mengkonsumsi makanan yang bergizi sesuai dengan kebutuhan, makanan dengan porsi kecil namun sering dapat dianjurkan dengan memperbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan  Suplement tambah besi (Fe), asam folat dan vitamin C dibutuhkan untuk mencegah terjadinya anemia.  Ibu harus memeriksakan kehamilannya secara rutin



6



 Memasuki usia kehamilan trimester 3 ibu dan suami mempersiapkan informasi mengenai menyusui, agar saat melahirkan nantinya akan memberikan IMD dan ASI Eksklusif untuk bayinya kelak. 2. Periode 0 – 6 bulan (180 hari)  Semua anak yang lahir harus mendapatkan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)  Medapatkan ASI Eksklusif  Membantu ibu yang mengalami masalah dengan pemberian ASI Eksklusif dengan tersedianya media konsultasi mengenai ASI Eksklusif  Bantuan dukungan kepada Ibu untuk memberikan ASI Eksklusif  Memantau pertumbuhan bayi secara teratur 3. Periode 6- 24 bulan (540hari)  Memastikan bahwa ibu mengetahui jenis dan bentuk makanan serta frekuensi pemberian makanan untuk bayi.  Mengajarkan kepada ibu mengenai masa transisi pemberian makanan pada bayi. Makanan lumat atau cair pada usia 6-8 bulan, lembek lunak/semi pada pada usia 8-12 bulan, dan makanan padat pada usia 12-24 bulan  Memberikan dorongan dan dukungan pada ibu untuk tetap memberikan ASI  Mengajarkan dan memberikan informasi kepada ibu mengenai pemilihan bahan makanan yang bergizi dan murah untuk makanan tambahan bagi bayi.  Memantau pertumbuhan secara teratur. H. Langkah-Langkah Untuk Memenuhi Nutrisi dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan 1. Pada masa pra kehamilan 



Berusaha mencapai dan mempertahankan berat badan yang ideal







Mengkonsumsi makanan yang cukup dan seimbang



7







Mengkonsumsi makanan sumber asam folat dan suplemen asam folat selama 3 bulan prakehamilan







Olahraga teratur







Menghindari rokok, kafein dan minuman beralkohol



2. Pada masa kehamilan 



Memenuhi asupan kalori yang cukup untuk mendukung peningkatan berat badannya dengan pola makan yang seimbang. Ibu hamil tidak dianjurkan untuk mencoba menurunkan berat badan atau menghindari peningkatan berat badan yang normal. Kalaupun berat badan meningkat terlampau cepat, sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga medis dan tidak menanganinya sendiri.







Meningkatkan asupan zat besi. Pada ibu hamil kebutuhan zat besi meningkat sebesar 200-300% untuk pembentukan plasenta dan sel darah merah. Untuk memenuhinya dapat diasup baik dari makanan maupun dari suplemen (karena kebutuhan sebesar ini sulit dicapai hanya dari asupan makanan saja). Sumber zat Besi contohnya daging, ayam, ikan, sayuran hijau, serealia tumbuk, kacang-kacangan, hati sapi.







Meningkatkan asupan asam folat. Asam folat ini berperan dalam pembentukan sistem saraf dan sel-sel. Jika asupannya kurang memadai dapat menimbulkan kelainan bawaan pada bayi seperti: anenchepaly (lahir tanpa batok kepala), spina bifida (tulang belakang tidak tersambung), anemia makrositik, dan lain-lain. Untuk memenuhinya dapat diasup baik dari sumber makanan dan suplemen. Sumber Asam folat contohnya sayuran hijau, daging tanpa lemak, biji-bijian, kacang tanah, jeruk.







Meningkatkan asupan Kalsium. Kalsium berperan dalam pembentukan gigi, tulang, hati, saraf dan otot pada bayi. Sumber utama Kalsium adalah susu dan olahannya seperti : whole milk, skimmed milk, yoghurt, keju, serta beberapa bahan makanan nabati dalam sayuran hijau tua.



8







Meningkatkan asupan Vitamin D. Vitamin D berperan dalam meningkatkan penyerapan Kalsium dalam tubuh, mengurangi resiko infeksi selama kehamilan, dan mengurangi gejalapreeclampsia. Sumber vitamin D contohnya kuning telur, susu dan olahannya, mentega.







Memenuhi kebutuhan Yodium. Kekurangan Yodium selama hamil mengakibatkan janin menderita hipotiroidisme yang selanjutnya dapat berkembang menjadi kretinisme di kemudian hari. Sumber Yodium contohnya makanan laut seperti ikan, udang, kerang.







Menghindari rokok, kafein dan minuman beralkohol







Cukup istirahat dan menjaga perasaan gembira



3. Pada masa kehidupan pertama bayi 



Lakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini) segera setelah melahirkan serta upayakan bayi mendapatkan kolostrum (ASI yang pertama kali keluar dan berwarna jernih kekuningan).







Berikan hanya ASI eksklusif selama 6 bulan pertama keidupan bayi.







Setelah bayi berusia 6 bulan berikan MP-ASI (Makanan Pendamping ASI). Pada usia ini alat pencernaan bayi sudah lebih matang untuk mencerna makanan non-ASI. Bahan makanan yang digunakan untuk membuat MP-ASI ini hendaknya merupakan bahan makanan yang biasa dimakan dalam keluarga yang dibuat sesuai dengan kemampuan mengunyah dan menelan bayi. dalam pembuatannya sebaiknya hindari penambahan gula dan garam < 1 tahun. MP-ASI yang ideal adalah yang mengandung: (1) makanan pokok (2) sayuran dan kacangkacangan, (3) lauk nabati, (4) lauk hewani, (5) buah-buahan. Pada awal pengenalannya hendaknya bayi dikenalkan pada makanan tunggal agar ia mengenal rasa asli dari makanan tersebut dan untuk memudahkan evaluasi jika muncul gejala alergi, secara bertahap berikan secara majemuk dengan menyampurkan sejumlah bahan makanan.



9



I. SOP Penatalasksanaan Stunting 1.Pengertian



1. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis. 2. Stunting adalah : Status gizi berdasarkan indeks Panjang badan atau Panjang Badan menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) dengan nilai Z-score < -2 SD dan atau terdapat tindak klinis yang buruk.



2. Tujuan



Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mencegah dan menurunkan angka kehjadian stunting pada bayi dan balitaserta evaluasi perkembangan status gizi balita



3.Kebijakan



SK puskesmas



4.Referensi



Buku Evalauasi Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Sumenep (Seksi Gizi Bidang Kesmas)



5.Prosedur/ LangkahLangkah



1.



Ibu Bayi dan Balita datang ke posyandu



2.



Petugas melakukan pengukuran Tinggi Badan (TB) dan Berat Badan (BB)



3.



Petugas memasukkan data penilaian status gizi sesuai standart WHO 2005



4.



Petugas mencatat hasil status gizi



5.



Petugas melakukan kunjungan rumah balita Stunting dari hasil status gizi



6.



Petugas melaporkan hasil kunjungan rumah ke kepala Puskesmas dan Kepala Desa



7.



Ibu Balita dan balita stunting diundang ke kantor desa untuk sosialisasi



8.



Balita stunting diberikan makanan berupa lauk, makanan besar 1 bulan sekali dan PMT balita dari Puskesmas



9.



Didakan pertemuan Sebulan sekali untuk makan besar dan pengukuran ulang balita stunting



6.Menentukan Saran



Semua balita yang ada diwilaya Puskesmas Siak Hulu I



10



7.Bagan Alir



Ibu Bayi dan Balita datang ke posyandu



Petugas mencatat hasil status gizi



Petugas melakukan pengukuran Tinggi badan TB) ( dan berat badan Petugas memasukkan data penilaian status gizi sesuai standar HWO gizi



Petugas melakukan kunjungan rumah



Petugas melaporkan hasil



balita Stunting dari hasil status gizi



kunjungan rumah ke kepala Puskesmas dan Kepala Desa



Balitastunting diberikan



Ibu Balita dan balita stunting



makanan berupa lauk,



diundang ke kantor desa untuk



makanan besar 1 bulan sekali



sosialisasi



Didakan pertemuan Sebulan sekali untuk makan besar dan pengukuranulang balita stunting



8.Hal-hal yang perlu diperhatikan 9.Alat yang digunakan



1. 1.



Alat ukur Antropometri (dacin/timbangan,



Macrotois/alat pengukur panjang badan) 2.



Alat tulis



3.



Aplikasi standart WHO



10.Dokumen Terkait



1. Laporan



11. Rekaman Historis Perubahan



2. Intryan EPPGBM Yang diubah NO Halaman



11



Isi perubahan



Diberlaku kan Tgl.



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia 2 tahun. Normalnya untuk usia 5 tahun tinggi badannya mencapai 110 cm. Penyebab stunting di Indonesia sangat beragam atau bersifat multidimensional seperti berikut ini : Praktik pengasuhan yang tidak baik. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan,dan kurangnya akses ke bahan makanan bergizi. 1 dari 3 ibu hamil mengalami anemia atau bahan makanan mahal. Istilah 1.000 hari pertama kehidupan mulai diperkenalkan pada 2010 sejak dicanangkannya gerakan scalling-up nutrition di tingkat global.Periode 1.000 hari pertama kehidupan adalah masa yang paling krusial bagi anak. Terhitung sejak 270 hari selama dalam kandungan ibu, hingga 730 hari setelah anak lahir. B. Saran Dalam penulisan makalah ini apabila ada kesalahan yang tidak disengaja



maupun



yang



disengaja



mohon



saran



dan



kritik



untuk



menyempurnakan dalam penulisan dan susunan kata-kata yang telah dijadikan dalam bentuk makalah ini.



12



DAFTAR PUSTAKA https://dinkes.inhukab.go.id https://plus.google.com/1000haripertamakehidupan



13