Makalah - TERAPI TROMBOLITIK BU LIA KGD [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TERAPI TROMBOLITIK



Disusun Oleh : KELOMPOK 1 1. Nisaaul Maghfirah 2. Rina Kamisna 3. Nikmaturrahmah 4. Shilfi Rahmati 5. Yulia Zahra 6. Atika Andini 7. Eva Agustina 8. Monalisa 9. Akmal Fikri 10. M. Reja Alfaqi



Dosen



: Ns. Rahmalia Amni, M.Kep



Mata Kuliah



: Keperawatan Gawat Darurat



Semester



: VI-C



PRODI S1 KEPERAWATAN STIKes MUHAMMADIYAH LHOKSEUMAWE 2021



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Tuhan YME, atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan judul “TERAPI TROMBOLITIK”. Makalah ini ditulis untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan perkembangan ilmu keperawatan dengan perkembangan kurikulum terbaru, khususnya mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat



untuk



pengembangan



wawasan



dan



peningkatan



ilmu



pengetahuan bagi kita semua dan para pembaca dapat memahami dan mendapatkan pengetahuan yang lebih baik, sehingga dapat diaplikasikan untuk mengembangkan kompetensi dalam keperawatan. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami selalu bersedia dengan terbuka menerima berbagai saran dan kritik demi perbaikan di masa mendatang.



Lhokseumawe, 12 Maret 2021



Penyusun



i



DAFTAR ISI Kata Pengantar.............................................................................................



i



Daftar Isi.......................................................................................................



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang..................................................................................



1



1.2 Rumusan Masalah.............................................................................



1



1.3 Tujuan.................................................................................................



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Trombolitik..........................................................................



3



2.2 Jenis Dan Agen Trombolitik.............................................................



3



2.3 Kriteria Seleksi Yang Digunakan Untuk Terapi Trombolitik......



4



2.4 Manajemen Farmakologi..................................................................



5



2.5 Penatalaksanaan Pre Dan Post Trombolisis...................................



6



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan.........................................................................................



9



3.2 Saran...................................................................................................



9



DAFTAR PUSTAKA...................................................................................



ii



10



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Trombolitik melarutkan trombus yang sudah terbentuk. Agar efektif trombolitik harus diberikan sedini mungkin. Indikasi golongan obat ini ialah untuk infark miokard akut, trombosis vena dalam dan emboli paru. Contoh obat: streptokinase dan urokinase. Streptokinase berasal dari Streptococcus C. Hemolyticus dan berguna untuk pengobatan fase dini emboli paru akut dan infark miokard akut. Streptokinase mengaktivasi plasminogen dengan cara tidak langsung yaitu dengan bergabung terlebih dahulu dengan plasminogen untuk membentuk kompleks aktivator. Selanjutnya kompleks aktivator tersebut mengkatalisis perubahan plasminogen bebas menjadi plasmin. Masa paruhnya bifasik, fase cepat 11-13 menit dan fase lambat 23 menit. Urokinase diisolasi dari urin manusia. Berbeda dengan streptokinase, urokinase langsung mengaktifkan plasminogen. Selain terhadap emboli paru, urokinase juga digunakan untuk tromboemboli pada arteri dan vena. Seperti streptokinase obat ini tidak bekerja secara spesifik terhadap fibrin sehingga menimbulkan lisis sistemik (fibrigenolisis dan destruksi faktor pembekuan darah lainnya).



Penggunaan



urokinase bersama



heparin



menyebabkan



insiden



perdarahan yang lebih besar dibandingkan dengan heparin saja. Sebaiknya tidak diberikan  pada penderita emboli paru yang berumur lebih dari 50 tahun, penderita dengan riwayat penyakit kardiopulmonal atau dengan gangguan hemostasis berat. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa definisi trombolitik? 2. Apa saja jenis dan agen trombolitik? 3. Bagaimana kriteriaseleksi yang digunakan untuk terapi trombolitik? 4. Bagaimana manajemen farmakologi? 5. Bagaimana penatalaksanaan pre dan post trombolisis praprosedur?



1



1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui apa definisi trombolitik 2. Untuk mengetahui apa saja jenis dan agen trombolitik 3. Untuk mengetahui bagaimana kriteriaseleksi yang digunakan untuk terapi trombolitik 4. Untuk mengetahui bagaimana manajemen farmakologi 5. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan pre dan post trombolisis praprosedur



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Terapi trombolitik adalah terapi klinis yang ditujukan untuk reperfusi jaringan miokardium dengan memperbaiki aliran darah pada pembuluh darah yang tersumbat.Bekuan darah yang terdapat dalam pembuluh darah akan mengganggu aliran darah kebagian tubuh yang dialiri oleh pembuluh darah.Hal ini dapat menyebabkan suatu kerusakan serius pada bagian-bagian tubuh.Jika bekuan terdapat pada arteri yang memasok darah ke jantung, maka dapat menyebabkan serangan jantung.Jika bekuan terdapat pada aliran darah ke otak, maka dapat terjadi stroke.  Terapi trombolitik digunakan untuk melarutkan bekuan darah yang akan mengancam kehidupan jika tidak segera diatasi. Istilah Sindrom Koroner Akut (SKA) banyak digunakan saat ini untuk menggambarkan kejadian kegawatan pada pembuluh darah koroner.SKA merupakan satu sindrom yang terdiri dari beberapa penyakit koroner yaitu, angina



takstabil



(unstable



angina),



infarkmiokard



non-elevasi



ST,



infarkmiokarddenganelevasi ST, maupun angina pectoris pasca infark atau pasca tindakan intervensikoroner perkutan.  Alasan rasional menyatukan semua penyakit itu dalam satu sindrom adalah karena mechanism patofisiologi yang sama. Semua disebabkan oleh terlepasnya plak yang merangsang terjadinya agregasitrombosit dan trombosis, sehingga pada akhirnya akan menimbulkan stenosis berat atau oklusi pada arteri koroner dengan atau tanpa emboli.  2.2 Jenis dan Agen Trombolitik Terapi trombolisis menggunakan obat yang disebut agen trombolitik seperti alteplase (Activase), anistreplase (Eminase), streptokinase (Streptase, Kabikinase), Urokinase (Abbokinase), dan aktivator plasminogen jaringan (TPA) untuk membubarkan gumpalan. Obat ini diberikan sebagai suntikan, hanya di bawah pengawasan seorang dokter.



3



Agent trombolitik dibagi menjadi 2 kategori : 1.    Fibrin selektif  Karakteristik : a. Aktivasi plasminogen yang terikat pada fibrin b. Penghancuran bekuan sangat cepat 2.    Fibrin non selektif Karakteristik : a. Plasminogenosis dan fibrinogenosis sistemik b. Penghancuran bekuan lebih lambat c. Status penghancuran systemik lebih panjang         2.3 Kriteria seleksi yang Digunakan Untuk Terapi Trombolitik 2.3.1 Indikasi : 1.         Tidak lebih dari 12 jam setelah waktu terapi : nyeri dada, semakin cepat semakin baik 2.         Elevasi segmen ST pada EKG (elektro kardio grafik) atau onset baru blok cabang berkas kiri 3.         Nyeri dada istemik dengan durasi 30 menit 4.         Nyeri dada tidak respon terhadap nitrog liserin sublingual atau nifedipin 5.         Tidak mengalami kondisi yang dapat menjadi predis posisi pendarahan 2.3.2 Kontraindikasi a) Terapi trombolitik : Kontraindikasi absolut 1.        Sebelumnya



mengalami



stroke



hemoragik;



stroke



serebrovaskular yang terjadi dalam 1 tahun terakhir 2.         Neoplasma intracranial 3.         Perdarahan internal aktif (tidak termasuk menstruasi) 4.         Suspekdiseksi aorta b) Terapi trombolitik : Kontra indikasi relative 1.      Hipertensiberat (tekanandarah  >180/110) 2.      Riwayat CVA / kelainan intraserebral



4



lain



atau



3.      Trauma yang baru terjadi (dalam 2-4 minggu), termasuk cedera Kepala atau resusitasi jantung> 10 menit atau operasi besar < 3minggu 4.      Perdarahan internal dalam 2-4 mingguterakhir 5.     Penggunaan streptokinase sebelumnya (5 harisampai 2 tahun) atau riwayat alergi terhadap streptokinase 6.      Pengunaan antikoagulan 7.      Kehamilan 8.      luka lambung 9.      Riwayat hipertensi kronik yang berat 2.4    Manajemen Farmakologi OBAT



DOSIS



TINDAKAN



PERTIMBANGAN KHUSUS



Bekuans pesifik t-PA (alteplase)



IV : 100 mg Mengikat fibrin



Waktu paruh yang



lebih



90 padabekuan dan



pendek, sehingga



menit dengan 15 mempromosikan



heparin biasanya



mg



diberikan lewatbolus



dari



pertama aktivasi



diberikan



plasminogen



dan kemudian diikuti



melaluibolus



menjadi plasmin



dengan infuse. Aspirin dimulai dengan pemberian obat dan dilanjutkan1hari



r-PA (reteplase)



10 U diberikan Mengikat fibrin



Heparin dimulai



lewat



bolus, pada bekuan dan



dengan pemberian



diulang



dalam mempromosikan



obat dan dilanjutkan



30 menit



aktivasi



dalam 24 jam



plasminogen menjadi plasmin TNKase



30-50 mg



Mengikat fibrin



Heparin dimulai



(tenecteplase)



berdasarkan 



padabekuan dan



dengan pemberian



5



berat badan,



mempromosikan



obat dan dilanjutkan



diberikan lewa



aktivasi



1 hari



tbolus tunggal



plasminogen menjadi plasmin



Non-spesifik SK



1,5



juta



diberikan



U Mengkatalis lebih pengubahan



dari 60 menit



Dapat menyebabkan reaksi alergi dan



plasminogen



hipotensi.



menjadi plasmin,



Heparin dapat



yang menyebabkan diberikan IV atau SQ lisis dari fibrin.



Aspirin dimulai



Memiliki efek litik



dengan pemberian



sistemik



obat dan dilanjutkan1 hari



APSAC



30



U



(anitreplase)



bolus selama menit



melalui Kombinasi



Dapat menyebabkan



lambat molekul



reaksi alergi dan



2-5 streptokinase dan plasminogen yang



hipotensi Waktu paruh lama,



tindakannya serupa jadi heparin biasanya dengan



dimulai 4-6 jam



streptokinase.



setelah APSAC



Memiliki efek litik



Aspirin dimulai



sistemik



dengan pemberian obat dan dilanjutkan 1 hari



2.5 Penatalaksanaan Pre Dan Post Trombolisis Praprosedur 1.   Kaji tingkat pengertian dan tingkatan sietas 2.   Libatkan keluarga atau orang terdekat dalam perawatan dan instruksi 3.   Beri penguatan penjelasan dokter tentang tujuan prosedur, hasil yang diinginkan, dan risiko yang berhubungan 6



4.   Gambarkan prosedur yang akan dilakukan : a) Intrakoroner : sama dengan kate terisasi jantung, dapat berakhir dalam 1 sampai 2 jam. Sensasi yang dapat terjadi : tekanan selama pemasangan kateter, takadake tidak nyamanan dalam penginfusan. b) Intravena : biasanya di bagian kedaruratan atau UPK, penginfusan diberikan lebih dari 3 jam 5.   Jelaskan dan tinjau kembali tindakan intraprosedur dan  pasca prosedur 6.    Pemantauan di UPK 7.    Hak-hak berkunjung 8.



Peralatan yang digunakan (alat pemantauan jantung, pemberian oksigen, terapi IV)



9.   Jelaskan perlunya tirah baring selama dan setelah pemberian dan perlunya sering mengambil contoh darah untuk memantau masa pembekuan 10.  Instruksikan pada pasien untuk segera memberi informasi pada perawat bila terasa nyeri dada Post prosedur Komplikasi umum dari trombolisis adalah pendarahan, tidak hanya sebagai hasil terapitrombolitik itu sendiri, tetapi juga karena pasien secara rutin mendapat terapi antikoagulan selama beberapa hari untuk meminimalisir kemungkinan retrombosis. Perawat juga harus secara berkala: 1. Memanatau manifestasi klinis dari pendarahan. Pendarahan gusi dan kebocoran vena biasa terjadi. Pendarahan serius dapat terjadi seperti pendarahan intrakranial dan pendarahan internal. 2. Tindakan preventif untuk meminimalisi rpotensial pendarahan. Contohnya penanganan pasien yang terbatas, infeksi dapat dihindari jika memungkinkan, dan tambahan tekanan dapat diberikan untuk memastikan hemostatis dari venipuncture dan tempat kebocoran arteri. 3.  Jalur intra vena dipasang sebelum pemberian terapi lisis dan penguncian heparin dapat digunakan untuk penatalaksanaan selama pengambilan



7



spesimen labor. Antasid dapat diberikan khusus nyajikan pasien mengalami ketidak nyaman di bagian gas trointestinal.



8



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Terapi trombolitik adalah terapiklinis yang ditujukan untuk reperfusi jaringan miokardium dengan memperbaiki aliran darah pada pembuluh darah yang tersumbat. Agentrombolitikada 2 yaitu : fibrin selektifdan non selektif. Jenisdariduaageniniberbeda.Agen fibrin selektif Tissue – Type Plasminogen Activator (t – PA ), Recombinant Tissue Plasminogen Activator ( rt – PA ), Recombinant Plasminogen Activator ( reteplase, r – PA ), Single chain urokinase plasminogen activator ( scu – PA, prourokinase ). Sedangkan jenis agen non selektif : Streptokinase ( SK ), Anisolated Plasminogen Streptokinase Activator ( APSAC ), Urokinase ( UK ). Indikasi



Tidak lebih dari 12 jam setelah waktu terapi : nyeri dada,



semakin cepat semakin baik, Elevasi segmen ST pada EKG atau onset baru blok cabang berkas kiri, nyeri dada istemik dengan durasi 30 menit. terapi trombolitik : kontra indikasi absolut, sebelumnya mengalami stroke hemoragik; stroke lain atau serebro vaskular yang terjadidalam 1 tahun terakhir, neoplasma intracranial, perdarahan internal aktif (tidak termasuk menstruasi), suspekdiseksi aorta. terapi trombolitik : kontraindikasi relative, hipertensiberat (tekanandarah  >180/110), riwayat CVA / kelainanintraserebral. Manajemen farmakologi Activator (t – PA), Recombinant Tissue Plasminogen Activator (rt – PA), Recombinant Plasminogen Activator (reteplase, r – PA), Single chain urokinase plasminogen activator (scu – PA, prourokinase). Sedangkan jenis agen non selektif : Streptokinase (SK), Anisolated Plasminogen Streptokinase Activator (APSAC), Urokinase (UK). 3.2 Saran Dalam memberikan terapi trombolitik, kita sebagai tenaga medis harus memahami dengan benar pemberian obat dan terapi serta memperhatikan indikasi dan kontraindikasi dari pemberian obat dan terapi tersebut. Pemberian obat dan terapi yang tidak sesuai bisa saja memperburuk kondisi pasien yang kita tangani.



9



DAFTAR PUSTAKA Kee, Joyce L. & Evelyn, R. H. 1996.Farmakologi :pendekatan proses keperawatan. Jakarta : EGC Urden, Linda D., Stacy, K. M. & Lough, M. E. 2006. Critical care nursing : Diagnosis and management ( 5 ed. ). Missouri : Mosby Woods, Susan L., Froelicher, E.S. S. &Motzer, S. U. 2000. Cardiac Nursing (ed). Philadelphia : Lippincott http://psikceria21.blogspot.com/2012/11/trombolitik.html  



10