Makalah Tutor 2 Kelompok 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KONSEP CARING DALAM KEPERAWATAN DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH KDK 1 DOSEN PENGAMPU : Oswati Hasanah,M.Kep.,SP.Kep.An OLEH KELOMPOK 1 A 2017 2 A AN DEFITRI { 1711113983 }



MARDIAH MILA HAMDI {1711114004 }



AZURA PUTRI NABILA { 1711114017 }



HAFIZAH TUL HASANAH {1711114050 }



FELLYA ALMA HESTI { 1711114000 } FIRDIANA SURYANI SIAHAAN {1711114001 } FITRI ANNISA { 1711113999 } LICHENTIA PUTRI ELISABET PANJAITAN {1711114013 } RICE DWI OKTAVIA {1711114044 } ANISA ANIDIA { 1711113812}



PUTRI CITRA OKTAVIA {1711114086 }



SETIASIMA BR.SITUMORANG {1711114023 } SUSILAWATI {1711114034 } VANIA UTAMI SALSABILA { 1711113985 }



RESTY HOKY BR.SIAHAAN {1711114076 }



YANTRIS SUHA {1711114035}



RIBKA SEPTIANA SILAEN {1711113991 }



YOSSI YOLANDA SIREGAR {1711114024}



ROMAITO AROHMAN HARAHAP {1711113835 }



WAHYU SOFYAN SALIM NASUTION {1711114005}



LISA HANDAYANI {1711114063 }



ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAU 2017



KATA PENGANTAR Puji serta syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT, tuhan semesta alam, yang telah memberikan kita rahmat, taufiq, hidayah dan anugerahnya sehingga kami berhasil menyusun makalah ini dengan judul “KONSEP CARING DALAM KEPERAWATAN” Hanya kepadanya kami memohon pertolongan dan kemudahan dalam segala urusan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan dan sari tauladan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing kita pada jalan yang diridhai oleh Allah SWT. Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk menambah dan mengembangkan pengetahuan tentang “KONSEP CARING DALAM KEPERAWATAN” khususnya bagi para mahasiswa Ilmu Keperawatan Universitas Riau karena begitu pentingnya memahami konsep dan asuhan keperawatan mengenai “KONSEP CARING DALAM KEPERAWATAN”ini. Makalah ini disusun dengan urutan penyajian sedemikian rupa sehingga kita akan merasa senang untuk mendalaminya. “ Tiada Manusia Yang Sempurna ” begitu pula dengan kami yang telah mempersembahkan makalah ini yang telah Kami susun sebaik mungkin. Akan tetapi, segala kritik dan saran demi perbaikkan isi makalah ini akan kami sambut dengan senang hati. Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan turut andil dalam merncerdaskan para calon perawat indonesia, dan menjadikan para perawat Indonesia menjadi perawat yang professional. Wassalamualaikum Wr.Wb



Pekanbaru, 23 November 2017



Kelompok 1



2



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………ii DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….iii BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………………..4 1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………4 1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………...5 1.3 Tujuan Pembelajaran……………………………………………………………..5 1.4 Manfaat Penulisan…………………………………………………………….......5 SKENARIO 2…………………………………………………………………………………..6 1.5 Klasifikasi Istilah………………………………………………………………….6 1.6 Identifikasi Masalah………………………………………………………………7 1.7 Analisa Masalah…………………………………………………………………..7 1.8 Mind Map…………………………………………………………………………10 1.9 Learning Objektif………………………………………………………………...11 BAB 2 PEMBAHASAN……………………………………………………………………….12 2.1 Pengertian Caring secara umum………………………………………………...12 2.2 Teori Caring menurut para ahli…………………………………………………12 2.3 Penerapan Caring dalam Keperawatan………………………………………...14 2.4 Tujuan Caring…………………………………………………………………….15 2.5 Manfaat Caring…………………………………………………………………...15 2.6 Dampak Caring dalam Penyembuhan Klien……………………………………15 2.7 Perbedaan Caring dan Curing…………………………………………………...15 2.8 Persepsi Pasien terhadap Caring………………………………………………...16 BAB 3 PENUTUP……………………………………………………………………………...18 3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………..18 3.2 Saran……………………………………………………………………………….18 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….19



3



BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada zaman globalisasi seperti sekarang ini, segala hal dituntut untuk semakin baik, berkualitas dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Begitu pula halnya dengan pelayanankesehatan. Masyarakat mengharapkan kulaitas pelayanan yang semakin baik. Kualitas pelayanan keperawatan sangat mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan, bahkan menjadisalah satu faktor penentu citra institusi pelayanan kesehatan (rumah sakit) di mata masyarakat.Hal ini terjadi karena keperawatan merupakan kelompok profesi dengan jumlah terbanyak, paling depan dan terdekat dengan penderitaan orang lain, kesakitan, kesengsaraan yang dialamimasyarakat. Ialah satu indikator mutu layanan keperawatan adalah kepuasan pasien ketikamendapatkan pelayanan dari perawat. Perilaku Caring perawat dapat menjadi jaminan apakahlayanan perawatan bermutu atau tidak. Dengan mengetahui bagaimana caring yang sebenarnya, diharapkan perawat mampumelakukan pelayanan secara totalitas terhadap kliennya. Caring secara umum dapat diartikansebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada,menunjukkan perhatian, perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangiyang merupakan kehendak keperawatan. (Potter, Caring juga mempelajari berbagai macam philosofi dan etis perspektif. Perspektif klienmengenai caring juga perlu dipertimbangan untuk meningkatkan kemampuan perawat dalammemberikan caring, selain itu untuk dijadikan penilaian kepuasaan terhadap pelayanankesehatan. Banyak teori teori yang membahas tentang caring dalam keperawatan. "alah satutokoh yang terkenal dengan teori caringnya adalah +ean Watson. Nilai-nilai dalam konsep caring(Watson diantaranya konsep tentang manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan. Konseptentang manusia meliputi keinginan untuk dirawat, dihormati, mendapatkan asuhan, dipahamidan dibantu. Kesehatan merupakan menekankan pada fungsi pemeliharaan dan adaptasi untuk meningkatkan fungsi dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. /ingkungan. /ingkunganmencakup pengaruh budaya sebagai strategi untuk melakukan mekanisme koping terhadaplingkungan tertentu. Keperawatan berfokus pada promosi kesehatan, pencegahan penyakit dancaring ditujukan untuk klien baik dalam keadaan sakit maupun sehat. #alam hal melakukancaring, ada tiga aspek pendorong yang membuat perawat melakukannya ialah aspek kontrak (keterikatan dengan pekerjaan, etika dan spritualitas (keagamaan). Manfaat caring itu sendiri amat beragam, yang pada dasarnya betujuan untuk meningkatkan status kesehatan klien.



4



1.2 Rumusan Masalah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



Bagaimana konsep caring secara umum dalam keperawatan? Apa saja teori caring menurut para ahli? Bagaimana penerapan caring dalam keperawatan? Apa saja tujuan dari caring? Apa saja hambatan yang ditemukan dalam pelaksanaan caring? Apa saja dampak caring bagi penyembuhan pasien? Apa saja aspek perilaku yang ada di dalam sikap caring? Apa perbedaan antara caring dan curing? Bagaimana persepsi pasien terhadap caring?



1.3 Tujuan Pembelajaran Tujuan Umum Mahasiswa/i mengetahui dan memahami tentang konsep caring dalam keperawatan Tujuan Khusus a. b. c. d. e. f.



Mengidentifikasi konsep caring dalam keperawatan Memahami teori caring menurut para ahli Memahami penerapan konsep caring dalam keperawatan Memahami tujuan dari konsep kebutuhan dasar manusia Memahami dampak caring bagi penyembuhan pasien Memahami aspek prilaku di dalam sikap caring



1.4 Manfaat Penulisan a. Bagi mahasiswa/i Mahasiswa/i dapat menjadikan makalah ini sebagai bahan bacaan tentang konsep kebutuhan dasar manusia b. Bagi institusi Sebagai sarana pengembangan dan pemahaman ilmu pengetahuan untuk menunjang proses pembelajaran.



5



SKENARIO 2 Sikap perawat manakah yang menunjukkan sikap caring Ny. M (60) melaporkan nyeri didada 10 hari yang lalu ketika sedang berjalan. Lalu Ny. M berhenti berjalan dan beristirahat kemudian dirawat di ruang rawat jantung. Ini kali keduanya ia terserang serangan jantung. Ny. M memiliki riwayat merokok sejak SMA. Perawat A adalah perawat yang bertanggung jawab pada perawatan Ny.M. Hari ini perawat A memasuki ruangan Ny. M, menyapa Ny. M dengan hangat dan menanyakan apakah tadi malam bisa istirahat dengan tenang. Perawat A berkomunikasi dengan melakukan kontak mata dan sesekali melakukan sentuhan di bahu Ny. M sembari melihat ke arah infus yang terpasang, memeriksa tanda-tanda vital dan mendokumentasikannya di komputer. Dengan cepat melakukan pemeriksaan ke klien dan menanyakan apakah ada keluhan klien yang lain. Sebelum meninggalkan ruangan perawat A bertanya kepada pasien Ny. M jika ada perlu silahkan memencet bel yang ada di kepala tempat tidur. Di sore hari, perawat D adalah perawat yang bertanggung jawab pada Ny. M tak lama setelah pergantian dinas, perawat D memasuki ruangan dan mengecek apakah infus terpasang baik atau tidak. Setelah itu memeriksa tanda-tanda vital di monitor komputer di samping tempat tidur pasien. Perawat D tidak menjelaskan dia adalah perawat yang bertanggung jawab sore itu, perawat D berbicara dengan intonasi datar, tidak melakuan kontak mata dan juga sentuhan. Perawat D bertanya apakah ada keluhan sore itu lalu bergegas meninggalkan ruangan. 1.5 Klasifikasi Istilah Infus : Alat untuk menyalurkan cairan dalam darah dalam periode tertentu Tand avital : - Tanda yang penting didalam tubuh yaitu, nadi, tekanan darah, suhu - Sebagai indikasi dalam perubahan tubuh Riwayat : - Info yang diterima oleh dokter dan pasien menjawab – Riwayat yang pernah dialami seseorang Nyeri : - Masalah yang diderita oleh tubuh - Rasa tertekan dibagian tertentu dari anggota tubuh - Sensasi yang tidak menyenangkan yang dialami oleh tubuh Kontak mata : - Saling bertatapan - Bentuk dalam komunikasi nonverbal dan berlaku dalam kehidupan social Dokumentasi : - Mendokumentasi hasil yang kita dapatkan



6



1.6 Identifikasi Masalah 1. Apa yang menyebabkan nyeri dada? 2. Bagaimana gejala serangan jantung? 3. Apa faktor penyebab serangan jantung? 4. Apa hubungan perokok dengan penyakit serangan jantung? 5. Apa bentuk tanggung jawab perawat pada pasien sesuai dengan skenario tersebut? 6. Apa hubungan kontak mata dan sentuhan perawat kepada pasien? 7. Apa saja pemeriksaan tanda vital? 8. Mengapa pasien tersebut dipasang infus padahal pasien tidak kekurangan cairan? 9. Apakah penyebab perawat D seperti tidak peduli kepada pasien? 10. Apakah sikap perawat D tersebut melangar prinsip moral? 11. Apakah perawat D melakukan tugas nya sesuai dengan tanggung jawab perawat? 12. Ciri – ciri perawat caring? 13. Apa saja hambatan yang ditemukan dalam melakukan tindakan caring? 14. Apakah perawat D melanggar Kebutuhan Dasar Manusia? 15. Bagaimana kriteria perawat yang bertanggung jawab ? 16. Apakah indikasi penentu seorang perawat itu bersikap caring? 17. Mengapa perawat harus melakukan tindakan caring? 18. Apa yang harus dilakukan jika perawat sudah melakukan tindakan caring tetapi tidak ada feedback dari pasien?



1.7 Analisis Masalah 1. Penyebab dada terasa nyeri:  Memiliki penyakit jantung  Memiliki penyakit kanker payudara 2. Gejala serangan jantung :  Dada terasa nyeri, tertekan  Sakit menyebar  Sulit bernafas  Mual  Muntah  Keringat dingin 3. Faktor penyebab serangan jantung :  Penggumpalan darah  Penimbunan leak (kolestrol)  Riwayat merokok  Konsumsi makanan yang tidak sehat  Stres  Faktor lingkungan



7



4.



5.



6.



7.



8.



9.



10.



11.



12.



 Hipertensi  Obesitas  Usia  Keturunan  Jantung lemah Hubungan perokok dengan penyakit serangan jantung adalah karena rokok dapat merusak fungsi jantung seperti dinding jantung, membahayakan sel – sel darah dan penyempitan Arteri sehingga menyebabkan terjadinya serangan jantung Bentuk tanggung jawab perawat tersebut kepada pasien ialah  Menyapa pasien  Menanyakan keadaan pasien  Melakukan kontak mata  Memberikan sentuhan  Memeriksa tanda-tanda vital  Memasang infus Hubungan kontak mata dengan sentuhan yang diberikan perawat kepada pasien adalah  Memberi kenyamanan pada pasien  Menenangkan pasien  Membuat pasien merasa diperhatikan  Menunjukkan kepada pasien bahwa perawat memiliki rasa empati kepadanya  Membawa pengaruh positif kepada pasien Pemeriksaan tanda vital meliputi :  Denyut nadi  Suhu tubuh  Tekanan darah Karena, walaupun pasien tidak mengalami kekurangan cairan dia tetap membutuhkan infus agar obat yang diberikan bisa masuk kedalam tubuh pasien secara perlahan dan terus – menerus. Sebenarnya perawat D tidak peduli karena perawat tersebut sudah melakukan tugas nya seperti memeriksa tanda-tanda vital pasien tersebut. Hanya saja perawat tersebut tidak secara menyeluruh dalm melakukan tugasnya dan perawat hanya menganggap hubungan mereka sebatas perawat dengan pasiennya saja. Iya, karena perawat D tersebut tidak adil dalam segi pelayanannya seperti tidak peduli pada pasien dimana perawat tersebut sudah melanggar hak-hak pasien dari segi fisik dan psikologisnya. Belum, karena perawat D tidak memberitahukan kepada pasien bahwa ia yang bertanggung jawab pada keadaa pasien tidak hanya secara mental tetapi secara keseluruhan. Ciri cirinya adalah :  Menghormati pasien  Mempertahankan kontak mata dengan pasien  Tidak mengabaikan pasien saat berinteraksi  Kehadiran, serta sentuhan kasih sayang kepada pasien



8



13.



14.



15.



16.



17. 18.



 Ekspresi wajah  Tekanan suara  Menumbuhkan rasa percaya pasien terhadap perawat  Memperhatikan kebutuhan pasien  Melakukan perawatan secara holistik Hambatan yang ada dalam pelaksanaan caring yaitu :  Jumlah pasien lebih banyak dari perawat  Perawat yang kurang professional Ya, mungkin secara fisiologi pasien sudah merasa tercukupi tetapi dalam rasa aman dan nyaman pasien tidak mendapatkan itu dari perawat D dan juga rasa peduli perawat D terhadap pasien juga kurang sehingga pasien merasa tidak terpenuhi kebutuhannya terhadap perawat D. Kriteria perawat yang bertanggung jawab yaitu :  Menunjukkan rasa hormat  Berbicara dengan pelan, jelas dan sederhana  Tidak mengabaikan klien saat berinteraksi  Perawat melakukan tugas sesuai SOP Indikasi penentu seorang perawat yang caring ialah :  Melalui kehadirannya  Sentuhan yang diberikan kepada pasien  Mendengarkan keluhan pasien  Respon pasien terhadap tindakan caring yang diberikan perawat Karena, adanya kontrak, etika dan aspek spiritual dalam konsep caring tersebut yang harus dilakukan atau dipenuhi oleh perawat kepada pasiennya. Karena akan menghambat proses evaluasi jika seorang pasien tidak memberitahukan apakah tindakan perawat yang diberikan itu baik atau tidak sehingga perawat akan sulit dalam menentukan tindakan selanjutnya.



9



1.8 Mind Map Ny.M berusia 60 tahun



Riwayat merokok saat SMA



Nyeri dada 10 hari yang lalu



Dirawat diruang rawat jantung



Dirawat oleh



Perawat A



Fisik -



Perawat D



Mental Memeriksa pemasangan infus Memeriksa TTV pasien Mendokumentasikan TTV pasien



-



-



Fisik Menyapa pasien Melakukan kontak mata dan sentuhan terhadap pasien Menanyakan keluhan pasien



-



Mental Memeriksa pemasangan infus Memeriksa TTV pasien



-



Perawat D tidak melakukannya



10



1.8 Learning Objekrif 1. Bagaimana konsep caring secara umum dalam keperawatan? 2. Apa saja teori caring menurut para ahli? 3. Bagaimana penerapan caring dalam keperawatan? 4. Apa saja tujuan dari caring? 5. Apa saja hambatan yang ditemukan dalam pelaksanaan caring? 6. Apa saja manfaat caring bagi penyembuhan pasien? 7. Apa saja aspek perilaku yang ada di dalam sikap caring? 8. Apa perbedaan antara caring dan curing? 9. Bagaimana persepsi pasien terhadap caring?



11



BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Caring secara umum -Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, menunjukkan perhatian, perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi yang merupakan kehendak keperawatan (Potter & Perry, 2005). -Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caring merupakan suatu cara pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya kepada klien (Sartika & Nanda, 2011).



2.2 Teori Caring menurut para ahli



-Watson Caring merupakan sentral praktik keperawatan, tetapi hal ini lebih penting dalam kekacauan lingkungan pelayanan kesehatan saat ini. Kebutuhan, tekanan, batas waktu dalam waktu pelayanan kesehatan saat ini. Kebutuhan, tekanan, batas waktu dalam lingkungan pelayanan kesehatan berada dalam ruang kecil praktik 14 caring yang membuat perawat dan profesi kesehatan klien (Watson, 2006 dalam Potter dan Perry, 2006). Asumsi dasar teori watson terletak pada 7 asumsi dasar yang menjadi kerangka kerja dalam pengembangan teori, yaitu: a. Caring dapat dilakukan dan dipraktikan secara interpersonal. b. Caring meliputi faktor-faktor karatif yang dihasilkan dari kepuasan terhadap pemenuhan kebutuhan dasar manusia. c. Caring yang efektif akan menigkatkan status kesehatan dan perkembangan individu dan keluarga. d. Respon caring adalah menerima seseorang tidak hanya sebagai seseorang berdasarkan saat ini tetapi seperti apa dia mungkin akan menjadi dimasa depannya. e. Caring environment, menyediakan perkembangan potensi dan memberikan keluasan memilih kegiatan yang terbaik bagi diri seseorang dalam waktu yang telah ditentukan. f. Caring bersifat healthogenic daripada sekedar curing. Praktek caring mengitegrasikan pengetahuan biopisikal dan perilaku manusia untuk 17 meningkatkan kesehatan. Dan untuk membantu pasien yang sakit, dimana caring melengkapi curing. g. Caring merupakan inti dari keperawatan (Tomey & Alligood, 2006). -K.M.Swanson Menurut Swanson (1991 dalam Monica, 2008) ada lima asumsi yang mendasari konsep caring. 5 konsep tersebut adalah : a. Maintaining belief Maintaining belief adalah mempertahankan iman dalam kapasitas orang lain, untuk mendapatkan melalui suatu peristiwa atau transisi dan menghadapi masa depan dengan bermakna. Tujuannya adalah untuk memungkinkan yang lain sehingga dalam batas-batas kehidupannya, ia mampu menemukan makna dan mempertahankan sikap yang penuh harapan. b. Knowing Knowing adalah berjuang untuk memahami peristiwa seperti yang memiliki makna dalam



12



kehidupan yang lain. Mengetahui melibatkan untuk menghindari asumsi tentang makna dari suatu peristiwa dengan yang merawat, yang berpusat pada kebutuhan lain, melakukan kajian mendalam, mencari petunjuk verbal dan nonverbal, dan mengikutsertakan dari keduanya. c. Being with Being with adalah secara emosional hadir untuk yang lain dengan menyampaikan ketersediaan berkelanjutan, perasaan berbagi, dan pemantauan yang peduli memberikan tidak membebani orang dirawat. d. Doing for Doing for adalah melakukan untuk yang lain apa yang dia akan lakukan untuk diri sendiri jika hal itu mungkin. Melakukan untuk yang lain berarti memberikan perawatan yang nyaman, protektif, dan antisipatif, serta menjalankan tugasnya terampil dan kompeten sambil menjaga martabat orang tersebut. e. Enabling Enabling adalah memfasilitasi bagian yang lain melalui transisi kehidupan dan peristiwa asing dengan memberi informasi, menjelaskan, mendukung, dengan fokus pada masalah yang relevan, berfikir melalui masalah, dan menghasilkan alternatif, sehingga meningkatkan penyembuhan pribadi klien, pertumbuhan, dan perawatan diri. -Simon Roach Menurut Roach (1995 dalam Kozier, Barbara, et.al, 2007) ada lima komponen caring. 5 komponen tersebut adalah: a. Compassion (kasih sayang) Compassion adalah kepekaan terhadap kesulitan dan kepedihan orang lain dapat berupa membantu seseorang untuk tetap bertahan, memberikan kesempatan untuk berbagi, dan memberi ruang bagi orang lain untuk berbagi perasaan, serta memberikan dukungan secara penuh. b. Competence (kemampuan) Competence adalah memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, energi dan motivasi sebagai rasa tanggung jawab terhadap profesi. Compassion tanpa competence akan terjadi kelalaian klinis, sebaliknya competence tanpa compassion menghasilkan suatu tindakan. c. Confidence (kepercayaan diri) Confidence adalah suatu keadaan untuk memelihara hubungan antar manusia dengan penuh percaya diri. Confidence dapat berupa ekpresi caring yang meningkatkan kepercayaan tanpa mengabaikan kemampuan orang lain d. Concience (suara hati) untuk tumbuh dan menyampaikan kebenaran. Perawat memiliki standar moral yang tumbuh dari sistem nilai humanistik altruistik (peduli kesejahteraan orang lain) yang dianut dan direfleksikan pada tingkah lakunya. e. Commitment Melakukan tugas secara konsekuen dan berkualitas terhadap tugas, orang, karier yang dipilih. -K. M. Swanson Swanson (1991) dalam Middle Theory of Caring mendeskripsikan 5 proses caring menjadi lebih praktis, yaitu (1) ”Komponen Mempertahankan Keyakinan”, mengaktualisasi diri untuk menolong orang lain, mampu menolong orang lain dengan tulus, memberikan ketenangan kepada klien, dan memiliki 21 sikap yang positif. (2) “Komponen Pengetahuan”, memberikan pemahaman klinis tentang kondisi dan situasi klien, melakukan setiap tindakan berdasarkan aturan, dan menghindari terjadinya komplikasi. (3) “Komponen Kebersamaan”, hadir secara emosional dengan orang lain, mampu berbagi dengan klien secara tulus, dan membangun kepercayaan dengan klien.



13



(4) “ Komponen Tindakan yang Dilakukan”, tindakan terapeutik seperti membuat nyaman, antisipasi bahaya, dan intervensi yang kompeten. (5) “Komponen Memungkinkan”, memberikan informed consent pada setiap tindakan, memberikan respon yang positif terhadap keluhan klien (Monica, 2008).



2.3 Penerapan Caring dalam Keperawatan



Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi. Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caring merupakan suatu cara pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya kepada klien. Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti yang penting terutama dalam praktik keperawatan (Sartika, 2010). Tindakan caring bertujuan untuk memberikan asuhan fisik dan memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien. Kemudian caring juga menekankan harga diri individu, artinya dalam melakukan praktik keperawatan, perawat senantiasa selalu menghargai klien dengan menerima kelebihan maupun kekurangan klien sehingga bisa memberikan pelayanan kesehatan yang tepat. Tiga aspek penting yang mendasari keharusan perawat untuk care terhadap orang lain. Aspek ini adalah aspek kontrak, aspek etika, dan aspek spiritual dalam caring terhadap orang lain yang sakit. 1. Aspek kontrak Telah diketahui bahwa, sebagai profesional, kita berada di bawah kewajiban kontrak untuk care. Radsma (1994) mengatakan, “perawat memiliki tugas profesional untuk memberikan care”. Untuk itu, kita sebagai perawat yang profesional diharuskan untuk bersikap care sebagai kontrak kerja kita. 2. Aspek etika Pertanyaan etika adalah pertanyaan tentang apa yang benar atau salah, bagaimana membuat keputusan yang tepat, bagaimana bertindak dalam situasi tertentu. Jenis pertanyaan ini akan memengaruhi cara perawat memberikan asuhan. Seorang perawat harus care karena hal itu merupakan suatu tindakan yang benar dan sesuatu yang penting. Dengan care perawat dapat memberikan kebahagiaan bagi orang lain. 3. Aspek spiritual Di semua agama besar di dunia, ide untuk saling caring satu sama lain adalah ide utama. Oleh karena itu, berarti bahwa perawat yang religious adalah orang yang care, bukan karena dia seorang perawat tetapi lebih karena dia adalah anggota suatu agama atau kepercayaan, perawat harus care terhadap klien.



14



2.4 Tujuan Caring



1. Membantu pelaksanaan rencana pengobatan atau terapi. 2. Membantu pasien/ klien beradaptasi dengan masalah kesehatan, mandiri memenuhi kebutuhan dasarnya, mencegah penyakit, meningkatkan kesehatan, dan meningkatkan fungsi dari tubuh pasien.



2.5 Manfaat Caring



Pemberian pelayanan keperawatan yang didasari oleh perilaku caring perawat mampu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Penerapan caring yang diintegrasikan dengan pengetahuan biofisikal dan pengetahuan mengenai perilaku manusia akan dapat meningkatkan kesehatan individu dan memfasilitasi pemberian pelayanan kepada pasien. Watson (1979 dalam Tomey & Alligod, 2006) menambahkan bahwa caring yang dilakukan dengan efektif dapat mendorong kesehatan dan pertumbuhan individu. Selain itu, William (1997) dalam penelitiannya, menemukan adanya hubungan yang signifikan antara persepsi mengenai perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan. Dengan demikian, perilaku caring yang ditampilkan oleh seorang perawat akan mempengaruhi kepuasan klien. Perilaku caring perawat tidak hanya mampu meningkatkan kepuasan klien, namun juga dapat menghasilkan keuntungan bagi rumah sakit. Godkin dan Godkin (2004) menyampaikan bahwa perilaku caring dapat mendatangkan manfaat finansial bagi industri pelayanan kesehatan. Issel dan Khan (1998) menambahkan bahwa perilaku caring staf kesehatan mempunyai nilai ekonomi bagi rumah sakit karena perilaku ini berdampak bagi kepuasan pasien. Dengan demikian, secara jelas dapat diketahui bahwa perilaku caring perawat dapat memberikan kemanfaatan bagi pelayanan kesehatan karena dapat meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan individu serta meningkatakan kepuasan pasien sehingga akan meningkatkan kunjungan pasien ke rumah sakit dan pada akhirnya memberikan keuntungan finansial bagi rumah sakit.



2.6 Dampak Caring dalam Penyembuhan Klien  



Jumlah pasien lebih banyak dari perawat Perawat yang kurang professional



2.7 Perbedaan Caring dan Curing



Perbedaan antara caring dan curing dapat lebih jelas jika dilihat dari diagnosis, intervensi, dan tujuannya. -Di dalam caring terdapat diagnosis keperawatan yang merupakan suatu kegiatan mengidentifikasi masalah dan penyebab berdasarkan kebutuhan dan respon klien. Sedangkan di dalam curing terdapat diagnosis medis yaitu suatu bentuk kinerja yang mengungkapkan penyakit yang diderita klien. Dengan



15



kata lain dapat disebut diagnosa penyakit. -Dalam caring lebih dititik-beratkan pada kebutuhan dan respon klien untuk ditanggapi dengan pemberian perawatan. Berbeda dengan curing lebih memperhatikan penyakit yang diderita serta penanggulangannya. -Selain itu, dapat juga dilihat dari intervensinya. Intervensi keperawatan (caring) yaitu membantu klien memenuhi masalah klien baik fisik, psikologis, sosial, dan spiritual dengan tindakan keperawatan yang meliputi intervensi keperawatan, observasi, pendidikan kesehatan, dan konseling. Sedangkan intervensi kedokteran (curing) lebih ke melakukan tindakan pengobatan dengan obat (drug) dan tindakan operatif. -Dari sini dapat dipahami bahwa caring memperhatikan klien dari aspek fisik, psikologi, sosial, serta spiritualnya sedangkan curing menekankan pada aspek kesehatan dan fisik kliennya. -Satu hal lagi yang dapat dipahami dari perbedaan caring dan curing yaitu dari aspek tujuan. Tujuan dari perilaku caring, yaitu: 1. Membantu pelaksanaan rencana pengobatan atau terapi. 2. Membantu pasien/ klien beradaptasi dengan masalah kesehatan, mandiri memenuhi kebutuhan dasarnya, mencegah penyakit, meningkatkan kesehatan, dan meningkatkan fungsi dari tubuh pasien. Sedangkan tujuan dari kegiatan curing adalah menentukan dan menyingkirkan penyebab penyakit atau mengubah problem penyakit dan penanganannya.



2.8 Persepsi Pasien Tentang Perilaku Caring Mengenali kebiasaan perawat yang dirasakan klien sebagai Caring menegaskan apa yang klien harapkan dari pemberi pelayanan. Kemudian, klien menilai efektivitas perawat dalam menjalankan tugasnya. Klien juga menilai pengaruh dari pelayanan keperawatan. Sikap pelayanan yang dinilai klien terdiri dari bagaimana perawat menjadikan pertemuan yang bermakna bagi klien, menjaga kebersamaan, dan bagaimana memberikan perhatian penuh. Perbedaan persepsi klien dapat terlihat dari contoh berikut. Contoh pertama, perawat masuk ke kamar klien dengan memberi salam dan senyuman, lalu melakukan kontak mata, kemudian duduk, menyentuh klien dan bertanya tentang apa yang ada dipikiran klien lalu mendengarkannya, kemudian memeriksa cairan intravena, mengkaji, dan memeriksa rangkuman tanda vital klien sebelum meninggalkan ruangan. Contoh kedua, perawat masuk ke kamar klien kemudian memeriksa cairan intravena, memeriksa rangkuman tanda vital, melakukan salam tanpa duduk dan menyentuh klien, perawat bertanya tentang keadaan klien kemudian pergi. Pada contoh pertama terlihat kepedulian dan keramahan perawat sehingga klien merasa nyaman. Contoh kedua mengekspresikan ketidakpedulian terhadap masalah klien sehingga klien merasa kurang nyaman. Persepsi klien dapat berbeda-beda karena semua klien memiliki ciri khas. Persepsi klien menjadi hal yang penting bagi perawat dalam meningkatkan kemampuan. Penelitian terhadap persepi klien penting karena pelayanan merupakan fokus terbesar dari tingkat kepuasan klien. Tingkat kepuasan klien dapat dinilai dari bagaimana klien menggunakan sistem pelayanan kesehatan. Apa keuntungan yang klien dapat juga sebagai indikator tingkat kepuasan klien.



16



Jika perawat memiliki sikap sensitif, simpatik, melindungi klien, memberi kenyamanan, menunjukkan kemampuan, maka klien merasa lebih dekat serta mudah berbagi perasaan yang dimilikinya. Klien merasa semakin puas saat perawat melakukan tindakan Caring. Pelayanan keperawatan yang baik terdiri dari perhatian yang penuh, hubungan kerja yang baik, serta perilaku Caring. Kepuasan klien tidak hanya terlihat dari kepuasan pelayanan kesehatan tetapi juga kepuasan terhadap tindakan keperawatan yang dilakukan. Kepuasan klien juga merupakan faktor penting dalam memutuskan kembali untuk berobat atau menjalani tindakan keperawatan. Tindakan Caring membangun kepercayaan klien terhadap kemampuan perawat dalam memberikan pelayanan. Kepercayaan pada tindakan keperawatan juga memunculkan kepercayaan terhadap institusi kesehatan. Hal yang penting adalah mengetahui bagaimana klien menerima Caring dan pendekatan apa yang paling baik dalam menyelenggarakan pelayanan. Sikap Caring merupakan permulaan yang baik. Hal ini juga penting untuk menjelaskan persepsi dan harapan khusus klien. Membangun suatu hubungan yang baik terhadap klien dapat membantu perawat mengetahui apa yang penting bagi klien. Sikap ini juga membantu perawat mengatasi perbedaan antara persepsi perawat dan klien tentang Caring. Perawat harus mengetahui siapa klien dan mengenali klien agar suatu hubungan yang baik terwujud dan perawat mampu memilih pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan klien.



17



BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan Caring merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan cara seseorang berpikir, berperasaan dan bersikap ketika berhubungan dengan orang lain. Caring merupakan inti dari keperawatan. Perawat dituntut untuk bersikap care dan juga harus caring dengan sekitarnya. Tujuan caring adalah untuk mendukung proses penyembuhan secara total (hoover,2002). Perilaku caring dan curing sangatlah berbeda karena caring identik dengan tindakan asuhan keperawatan ,sedangkan curing adalah pengobatan terhadap penyakit klien.Antar caring dan curing saling berhubungan satu sama lain. Caring dalam keperawatan itu sendiri ditunjukkan dengan melakukan pendekatan humanistik, artinya perawat harus mampu menghargai dan menghormati martabat manusia dengan memberikan perhatian kepada klien serta menjunjung tinggi keadilan bagi semua manusia.



3.2 Saran Sikap caring harus dipraktikkan dalam kehidupan sehari – hari,agar perilaku caring tumbuh secara alami dalam jiwa perawat.ketika menghadapi klien,perawat dengan mudah memberikan asuhan keperawatan.Klien yang sakit kadang hanya butuh perhatian dan empati dari seseorang yang merawatnya agar ia lebih semangat dalam menghadapi penyakitnya.Oleh karena itu sebagai perawat disarankan agar benar – benar faham tentang perilaku caring ini.



18



DAFTAR PUSTAKA www.staff.ui.ac.id. Perilaku Caring dalam Pemberian Asuhan Keperawatan.pdf www.staff.undip.ac.id.(2010). konsep-caring. Meidiana http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/40425/Chapter%20II.pdf;jsessionid=B 457772B6C41056EBE0BD313812C3FD3?sequence=3 http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/40425/Chapter%20II.pdf;jsessionid=B 457772B6C41056EBE0BD313812C3FD3?sequence=3 http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/40425/Chapter%20II.pdf;jsessionid=B 457772B6C41056EBE0BD313812C3FD3?sequence=3 http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/40425/Chapter%20II.pdf;jsessionid=B 457772B6C41056EBE0BD313812C3FD3?sequence=3 http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/40425/Chapter%20II.pdf;jsessionid=B 457772B6C41056EBE0BD313812C3FD3?sequence=3 http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/40425/Chapter%20II.pdf;jsessionid=B 457772B6C41056EBE0BD313812C3FD3?sequence=3 http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/40425/Chapter%20II.pdf;jsessionid=B 457772B6C41056EBE0BD313812C3FD3?sequence=3



19