Manajemen Resiko K3 Proyek Hotel [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TESIS



MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN JAMBULUWUK HOTEL & RESORT



A.A BAYU DHARMA WIDNYANA



PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016



TESIS



MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN JAMBULUWUK HOTEL & RESORT



A.A BAYU DHARMA WIDNYANA 1391561004



PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016



ii



MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN JAMBULUWUK HOTEL & RESORT



Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Udayana



A.A BAYU DHARMA WIDNYANA 1391561004



PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016



iii



LEMBAR PENGESAHAN



TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL 24 PEBRUARI 2016



Pembimbing I



Pembimbing II



Dr. Ir. I Gusti Agung Adnyana Putera, DEA



A.A Diah Parami Dewi, ST, MT, PhD



NIP.19611207 198903 1 003



NIP. 19740514 200112 2 001



Mengetahui



Ketua Program Studi Teknik Sipil



Direktur



Program Pascasarjana



Program Pascasarjana



Universitas Udayana



Universitas Udayana



Putu Alit Suthanaya, ST, MEngSc, PhD



Prof. Dr. dr. A,A Raka Sudewi, Sp.S(K)



NIP.19690805 199503 1 001



NIP.19590215 198510 2 001



iv



Tesis ini Telah Diuji pada Tanggal 24 Pebruari 2016



Panitia Penguji Tesis



Berdasarkan SK. Rektor Universitas Udayana No.879/UN14.4/HK/2016, Tanggal 23 Pebruari 2016



Ketua



: Dr. Ir. I Gusti Agung Adnyana Putera, DEA



Anggota



:



1. A.A Diah Parami Dewi, ST, MT, PhD 2. Dr. Ir. Dewa Ketut Sudarsana, MT 3. Ir. Nyoman Martha Jaya, MConstMgt, PhD, GCInstCES 4. Ida Bagus Rai Widiarsa, ST, MASc, PhD



v



SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT



NAMA



: A.A BAYU DHARMA WIDNYANA



NIM



: 1391561004



PROGRAM STUDI



: MAGISTER TEKNIK SIPIL



JUDUL TESIS



: MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN JAMBULUWUK HOTEL & RESORT



Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan peraturan perundangan yang berlaku.



Denpasar, 24 Pebruari 2016



(A.A. Bayu Dharma Widnyana)



vi



UCAPAN TERIMA KASIH



Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karuniaNya, penelitian yang berjudul “Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek Pembangunan Jambuluwuk Hotel & Resort” ini dapat terselesaikan. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membimbing, memberi masukan, serta saran untuk perbaikan pada penelitian ini, antara lain : Bapak Dr. Ir. I Gusti Agung Adnyana Putera, DEA, Ibu A.A. Diah Parami Dewi, ST, MT, PhD, Bapak Ida Bagus Rai Widiarsa, ST, MASc, Ph.D, Bapak Ir. Nyoman Martha Jaya, MConstMgt, PhD, GCInstCES, Bapak Ir. Gede Astawa Diputra, MT, Bapak Dr. Ir. Dewa Ketut Sudarsana, MT serta rekan-rekan mahasiswa yang tidak dapat disebutkan satu persatu pada tulisan ini, terima kasih atas dukungan dan doanya. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Prof. Dr. dr. Ketut Suastika., Sp.PD., KEMD, selaku Rektor Universitas Udayana beserta staff atas kesempatan yang diberikan untuk mengikuti dan menyelesaikan studi pada Program Pascasarjana Universitas Udayana. Terimakasih kepada Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi., Sp.S.(K) selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister Program Pascasarjana Universitas Udayana dan kepada I Putu Alit Suthanaya, ST, MEngSC, Ph.D, selaku Ketua Prodi Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Udayana. Pada akhirnya penulis berharap agar penelitian pada tesis ini dapat memberi manfaat dan refrensi bagi kemajuan jasa konstruksi serta K3 pada khususnya, mengingat keterbatasan dari penulis, sehingga sangat diharapkan untuk adanya saran dan masukan dalam penulisan ini yang membangun untuk pencapaian yang lebih baik.



Denpasar, Pebruari 2016



Penulis vii



ABSTRAK MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN JAMBULUWUK HOTEL & RESORT PETITENGET Kecelakaan kerja yang terjadi pada proyek konstruksi akan menjadi salah satu penyebab terganggunya atau terhentinya aktivitas pekerjaan proyek. Risiko kegagalan (risk of failures) selalu ada pada setiap aktifitas pekerjaan dan saat kecelakaan kerja (work accident) terjadi, seberapapun kecilnya, kecelakaan tersebut dapat mengakibatkan efek kerugian (loss). Sektor konstruksi merupakan penyumbang tertinggi kasus kecelakaan dan sakit akibat kerja di Bali. Maraknya pembangunan sarana penginapan sementara atau hotel di Bali dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya kecelakaan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi-potensi bahaya dan risiko dominan apa saja yang terdapat pada proses pembangunan hotel serta memberikan tindakan pencegahan dalam mereduksi risiko tersebut. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) diidentifikasi melalui JSA (Job Safety Analysis). Penyebaran kuisioner dilakukan untuk mendapat tanggapan mengenai paparan potensi bahaya yang teridentifikasi dari para expert di lapangan. Penilaian risiko yang berkategori dominan diperingkat melalui konsep ALARP (As Low As Reasonably Practicable). Dari hasil penelitian teridentifikasi sebanyak 45 risiko dominan yang terdapat pada tahapan pekerjaan struktur antara lain 43 risiko yang tergolong risiko tinggi (high risk) seperti : terkena manuver alat berat dan kendaraan, alat berat terguling karena area galian longsor / amblas, tali seling Tower Crane terputus/ terjerat pada pengoperasian, muatan jatuh dari Tower Crane dan sebanyak 2 risiko tergolong risiko sangat tinggi (extreme risk) yaitu : terkena manuver alat mixer dan swing Tower Crane melewati batas area proyek. Dalam meminimalkan dampak risiko K3 perlu dilakukan pengendalian risiko, evaluasi secara periodik harian, mingguan, dan evaluasi bulanan, pertimbangan jarak aman sumber bahaya dari pekerja, pengaturan jam kerja, penetapan prosedur skenario keadaan darurat dan instruksi kerja. Kata Kunci : manajemen risiko, keselamatan dan kesehatan kerja, JSA, K3 konstruksi



viii



ABSTRACT RISK MANAGEMENT OF OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY (K3) IN THE DEVELOPMENT PROJECTS OF JAMBULUWUK HOTEL & RESORT PETITENGET



Work accidents that occur on the construction project will be one of the causes of the disruption or cessation of activities of the project work. Risk of failure is always there at every moment of work activities and work accident happens, no matter how small, could lead to losses. The construction sector is the highest contributor to work accidents and occupational illness in Bali. Rampant construction of temporary lodging facilities or hotels in Bali can be one of the contributors to accidents. Because as much as possible and as early as possible, the potential for workplace accidents has to be prevented or at least mitigated. This study aims to determine the potential hazard and any dominant risk contained in a hotel development process as well as provides preventive measures to reduce such risks. In this research, the method used was descriptive qualitative. The risk of Occupational Health and Safety (K3) was identified through JSA (Job Safety Analysis). Questionnaire survey was carried out to get feedback from the experts regarding the potential hazards identified. The dominant category of risk assessment that was rated by the concept of ALARP (As Low As Reasonably Practicable). The research identified 45 of dominant risks contained in the phase of work structures including 43 risks classified as high risk such as : exposed to maneuver heavy equipment and vehicles, heavy equipment rolled because the excavated area slid down/ subsided, cross rope of Tower Crane disconnected / entangled on the operation, the charge fell from Tower Crane and as many as two risks were classified as very high risk (extreme risk) that is : exposed to maneuver mixer and swing Tower Crane over the edge area of the project. The risks tended to be sourced in the work environment factors and work equipment. In order to minimize the impact of K3 risks, it is necessary to conduct risk control, evaluation activities in a daily, weekly, monthly periodic, considering a safe distance hazard source from workers, setting working hours, scenario procedures of an emergency, as well as safe work through work instruction to remind the importance of working in a healthy and safe condition. Keywords : risk management, occupational health and safety, JSA, K3 construction



ix



DAFTAR ISI



Halaman SAMPUL DALAM................................................................................................. ii PRASYARAT GELAR ......................................................................................... iii LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................. iv PENETAPAN PANITIA PENGUJI………………………………………………v SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ...................................................... vi KATA PENGANTAR ...........................................Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ........................................................................................................... viii ABSTRACT........................................................................................................... ix DAFTAR ISI........................................................................................................... x DARTAR TABEL ............................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv BAB I



PENDAHULUAN................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 5 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 5 1.3 Manfaat Penelitian .......................................................................... 6 1.4 Batasan Masalah ............................................................................. 7



BAB II



TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 8 2.1 Proyek Konstruksi ......................................................................... 8 2.2 Manajemen K3............................................................................... 9 2.2.1 Komitmen Manajemen......................................................... 11 2.2.2 Motivasi ............................................................................... 12 2.2.3 Kewenangan......................................................................... 12 2.3 Perencanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja .......................... 14 2.3.1 Persyaratan Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 15 2.3.2 Pelaksanaan Teknis Rencana K3 ........................................ 18 2.3.3 Output Pelaksanaan Rencana K3 ......................................... 27 2.4 Kecelakaan Kerja.......................................................................... 28 2.4.1 Penyebab Kecelakaan Kerja................................................. 28 2.4.2 Teori Kecelakaan Kerja ...................................................... 30 x



2.4.3 Klasifikasi Kecelakaan........................................................ 36 2.4.4 Pencegahan Kecelakaan...................................................... 38 2.5 Analisis Bahaya ............................................................................ 39 2.6 Risiko............................................................................................ 41 2.7 Manajemen Risiko ........................................................................ 43 2.7.1 Tujuan Manajemen Risiko ................................................... 44 2.7.2 Manfaat Manajemen Risiko ................................................. 45 2.8 Identifikasi Risiko......................................................................... 45 2.9 Metode Identifikasi Risiko ........................................................... 46 2.10 Analisis Risiko............................................................................ 47 2.10.1 Analisis Risiko Kualitatif................................................... 48 2.10.3 Analisis Risiko Kuantitatif................................................. 51 2.11 Evaluasi Risiko ........................................................................... 51 2.12 Pengendalian Risiko ................................................................... 53 2.12.1 Tindakan Pengendalian ...................................................... 54 2.13 Penelitian Sebelumnya................................................................ 56 2.14 Identifikasi dan Sumber Risiko K3 Pada Proyek Konstruksi..... 58 2.15 Identifikasi Risiko K3................................................................. 69 BAB III



METODE PENELITIAN ................................................................... 83 3.1 Pendahuluan.................................................................................. 83 3.2 Rancangan Penelitian.................................................................... 83 3.3 Waktu dan Lokasi Penelitian ........................................................ 83 3.4 Jenis dan Sumber Data.................................................................. 84 3.5 Populasi dan Teknik Sampling ..................................................... 84 3.6 Penentuan Skala Penilaian............................................................ 85 3.7 Pengumpulan Data........................................................................ 85 3.8 Instrumen Penelitian ..................................................................... 86 3.9 Uji Validitas Konstruk dan Reliabilitas Alpha Cronbach ............. 87 3.10 Analisis Data............................................................................... 88 3.11 Kerangka Penelitian .................................................................... 89



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 90 4.1 Gambaran Umum Proyek ............................................................. 90 xi



4.1.1 Peta Lay Out ........................................................................ 91 4.1.2 Skenario dan Prosedur Keadaan Darurat ............................. 91 4.1.3 Struktur Organisasi Unit K3 ................................................ 92 4.2 Analisis Data................................................................................. 92 4.3 Uji Validitas Konstruk dan Reliabilitas Alpha Cronbach............. 94 4.4 Analisis Risiko.............................................................................. 94 BAB V



SIMPULAN DAN SARAN............................................................... 156 5.1 Simpulan ..................................................................................... 156 5.2 Saran ........................................................................................... 158



DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 160 LAMPIRAN…………………………………………………………………….162



xii



DARTAR TABEL



Tabel



Halaman



Tabel 2.1 Skala ukur kualitatif dari likelihood ..................................................... 49 Tabel 2.2 Skala ukur kualitatif dari konsekuensi.................................................. 49 Tabel 2.3 Matriks risiko kualitatif ........................................................................ 50 Tabel 2.4 Level risiko berdasarkan standar AS/NZS4360.................................... 51 Tabel 2.5 Identifikasi risiko berdasarkan sumber risiko ....................................... 58 Tabel 2.6 Identifikasi dan sumber risiko K3 melalui JSA (Job Safety Analysis). 70 Tabel 4.1 Distribusi frekuensi (likelihood) dari jawaban responden .................... 95 Tabel 4.2 Distribusi konsekuensi (consequences) dari jawaban responden ....... 108 Tabel 4.3 Peringkat risiko pada tiap aktivitas pekerjaan .................................... 120 Tabel 4.4 Risiko dominan (major risk) berdasarkan sumber risiko.................... 134 Tabel 4.5 Pengendalian risiko berdasarkan sumber risiko.................................. 138



xiii



DAFTAR GAMBAR



Gambar



Halaman



Gambar 2.1 Bagan Elemen Kesuksesan K3 (OHSAS 18001:1999)..................... 10 Gambar 2.2 Siklus aktifitas harian K3 .................................................................. 24 Gambar 2.2 Teori Domino Heinrich ..................................................................... 32 Gambar 2.3 Likelihood vs Consequences ............................................................. 41 Gambar 2.4 Risk Calculated ................................................................................. 44 Gambar 2.5 Regional ALARP .............................................................................. 53 Gambar 2. 6 Skema tindakan pengendalian.......................................................... 55 Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian ................................................................... 89 Gambar 4.1 Peta layout lokasi proyek .................................................................. 91 Gambar 4.2 Presentase jumlah risiko menurut jenis pekerjaan ............................ 92 Gambar 4.3 Presentase jumlah risiko berdasarkan sumber risiko ........................ 93 Gambar 4.4 Presentase peringkat risiko berdasarkan kategori risiko ................. 133



xiv



BAB I PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang Kecelakaan kerja yang terjadi pada proyek konstruksi akan menjadi salah



satu penyebab terganggunya atau terhentinya aktivitas pekerjaan proyek. Risiko kegagalan (risk of failures) selalu ada pada setiap aktifitas pekerjaan dan saat kecelakaan



kerja



(work



accident)



terjadi,



seberapapun



kecilnya,



dapat



mengakibatkan efek kerugian (loss). Karena itu sebisa mungkin dan sedini mungkin, potensi kecelakaan kerja harus dicegah atau setidak-tidaknya dikurangi dampaknya. Secara historis peraturan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Indonesia telah ada sejak pemerintahan Hindia Belanda. Setelah jaman kemerdekaan dan diberlakukannya Undang-undang Dasar 1945, maka beberapa peraturan termasuk peraturan keselamatan kerja yang pada saat itu berlaku yaitu Veiligheids Reglement telah dicabut dan diganti dengan Undang-undang Keselamatan Kerja No.1 Tahun 1970. Setiap kecelakaan pasti selalu ada penyebabnya, kelalaian perusahaan yang hanya memusatkan diri pada keuntungan merupakan penyebab besar terjadinya kecelakaan kerja. Minimnya pengetahuan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sebagian besar disebabkan oleh masih adanya anggapan bahwa program K3 hanya akan menjadi tambahan beban biaya perusahaan, padahal jika diperhitungkan besarnya dana kompensasi/ santunan untuk korban kecelakaan kerja lebih kecil dibandingkan keuntungan.



2



Depnakertrans jawa timur (2014) menyatakan bahwa dari data PT. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) angka kecelakaan kerja di Indonesia masih tergolong tinggi, tahun 2006 terjadi 95.624 kasus kecelakaan kerja dan tahun 2007 terjadi sebanyak 83.714 kasus. Pada tahun 2008 terjadi sebanyak 93.823 kasus, dengan jumlah pekerja yang sembuh 85.090 orang, sedangkan yang cacat total 44 orang. Menurut Runtu (2016) berdasarkan data Kementrian Kesehatan jumlah kasus kecelakaan kerja tertinggi tahun 2014 adalah Sulawesi Selatan, Riau, dan Bali, sedangkan jumlah pekerja yang sakit akibat kerja tertinggi tahun 2014 adalah Bali. Sektor konstruksi merupakan penyumbang kecelakaan tertinggi, yakni 31,9% dari total kecelakaan yang terjadi berjenis kasus antara lain jatuh dari ketinggian 26%, terbentur 12%, dan tertimpa alat 9%, maka semua proyek pembangunan konstruksi haruslah ditingkatkan pengawasannya, agar angka kecelakaan kerja di bidang konstruksi dapat diminimalkan. Pembangunan gedung-gedung berlantai seperti sarana penginapan sementara/ hotel akan terus berkembang seiring jaman dan teknologi karena jasa penginapan sementara/ hotel tersebut merupakan kontribusi besar bagi sektor pariwisata. Pada saat pelaksanaan konstruksi pembangunan sarana-sarana seperti hotel ini pada khususnya yang melibatkan empat unsur dalam proses interaksinya antara lain: people, equipment, materials, environment (PEME) secara otomatis dapat mengundang terjadinya kecelakaan kerja pada proses pembangunan hotel tersebut, pembangunan sarana tersebut diwajibkan untuk menerapkan sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di lokasi kerja dimana masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja ini juga merupakan bagian dari



3



perencanaan dan pengendalian proyek konstruksi. Tujuan dan sasaran Sistem Manajemen K3 adalah menciptakan sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat bekerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah, mengurangi kecelakaan, dan penyakit berkelanjutan akibat kerja. Tujuan manajemen risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah mengurangi risiko K3 yang berpotensi mengakibatkan kerugian baik dalam prihal finansial maupun citra dari perusahaan itu sendiri, mengetahui bagaimana kecelakaan terjadi juga berguna dalam arti mengidentifikasi jenis kegagalan atau kesalahan apa saja yang biasanya menyebabkan kecelakaan, sehingga tindakan dapat diambil untuk mengatasi kegagalan tersebut sebelum ada kesempatan untuk terjadi, oleh karena itu dengan berkurangnya risiko K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) diharapkan dapat mengurangi dampak kecelakaan pada area kerja serta meningkatkan keuntungan organisasi dari sisi kesehatan maupun sisi keselamatan karyawan/pekerja dalam melakukan pekerjaan di tempat kerjanya sesuai ekspektasi. Tinggal di daerah dengan kemungkinan dan berbagai keragaman budaya, membuat Bali selalu menjanjikan pasar yang sangat menantang bagi industri perhotelan, sehingga tak sedikit dari para investor berupaya berinvestasi mencoba keuntungan di Bali pada sektor pariwisata pada umumnya dalam bentuk sarana penginapan tersebut. Proyek Pembangunan Jambuluwuk Hotel & Resort Petitenget merupakan salah satunya, proyek pembangunan hotel ini menyajikan fasilitas hotel bintang 3



4



berkonsep Jewels of Jambuluwuk dengan fasilitas premium berkapasitas 144 kamar di kawasan Pantai Petitenget berjarak hanya sekitar 15 km dari jantung kota Denpasar atau 30 menit perjalanan berkendara dari Bandara Ngurah Rai Bali. Wilayah tersebut dinilai memiliki tipikal dan sensasi keindahan sunset beserta gelombang air lautnya. PT. Archouse selaku pemilik dan pengembang Jambuluwuk Hotel & Resort Petitenget melalui proses seleksi telah resmi menunjuk PT. Wahyu Di Graha sebagai kontraktor utama pada proyek pembangunan Jambuluwuk Hotel & Resort Petitenget. Proyek Pembangunan Jambuluwuk Hotel & Resort Petitenget, merupakan proyek kompleks di kawasan dengan skala aktifitas cukup besar pada area lingkungan pariwisata yang sedang berkembang, dengan ketinggian 18 meter, 7 lantai dari permukaan existing, meliputi area Basement, semi- Basement, dan bangunan berlantai 4 serta area rooftop pool and event party dengan nilai kontrak Rp.60.698.000.000 dan target waktu pelaksanaan 900 (sembilan ratus) hari kerja. Pembangunan hotel ini melibatkan alat-alat berat seperti Excavator, Backhoe, Tower Crane, Crawler Crane, Concrete Mixer Truck. Area pekerjaan hotel ini terletak berhimpitan dengan fasilitas-fasilitas umum dan pribadi seperti restaurant Mirror Garden, villa-villa, dan area perumahan warga setempat.



5



1.2



Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang akan dibahas adalah : 1. Bagaimana mengidentifikasi risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada kegiatan proyek Jambuluwuk Hotel & Resort Petitenget? 2. Risiko-risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) apa saja yang termasuk kategori major risk yang terdapat pada proyek Jambuluwuk Hotel & Resort Petitenget? 3. Bagaimana strategi tindakan mitigasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam meminimalkan kecelakaan kerja yang tergolong kategori major risk terhadap sumber risiko pada proyek Jambuluwuk Hotel & Resort Petitenget?



1.3



Tujuan Penelitian Dari pemasalahan yang ada maka adapun tujuan yang ingin dicapai penulis adalah : 1. Mengidentifikasi risiko K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang terjadi pada kegiatan proyek pembangunan Jambuluwuk Hotel & Resort Petitenget 2. Mengetahui risiko dominan (major risk) yang terjadi pada kegiatan proyek pembangunan Jambuluwuk Hotel & Resort Petitenget 3. Mendapatkan pemecahan/solusi dalam memberi penanganan risiko K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) terhadap risiko yang berkategori



6



dominan pada sumber-sumber risiko proyek pembangunan Jambuluwuk Hotel & Resort Petitenget



1.3



Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari tujuan penelitian yaitu: 1. Memberikan informasi mengenai risiko-risiko dominan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang inheren pada proyek pembangunan Jambuluwuk Hotel & Resort Petitenget 2. Dapat dimanfaatkan sebagai salah satu referensi atau perbandingan mengenai penyebab kecelakaan kerja dalam rangka meningkatkan pelaksanaan K3 pada proyek konstruksi 3. Dapat digunakan untuk mengurangi penyebab atau bahan reviewer K3 (Keselamatan



dan



Kesehatan



Kerja)



yang



terjadi



pada



proyek



pembangunan Jambuluwuk Hotel & Resort Petitenget 4. Pihak perusahaan/Kontraktor dapat menerapkan manajemen risiko K3 (Kesehatan dan keselamatan kerja) untuk mengurangi kecelakaan kerja menuju "zero accident". 5. Dapat dijadikan sebagai salah satu acuan untuk menekan angka kecelakaan pada proyek pembangunan Jambuluwuk Hotel & Resort Petitenget



7



1.4



Batasan Masalah Lingkup dan batasan dari penelitian ini adalah: 1. Objek penelitian adalah proyek konstruksi pembangunan Jambuluwuk Hotel & Resort Petitenget 2. Kegiatan yang ditinjau pada penelitian adalah kegiatan pelaksanaan proyek pembangunan Jambuluwuk Hotel & Resort Petitenget dari tahapan pekerjaan persiapan, struktur dan mekanika elektrikal (ME) 3. Responden adalah orang yang terlibat langsung dan berkompeten dengan kegiatan proyek pembangunan Jambuluwuk Hotel & Resort Petitenget khususnya pada bidang K3 yang berkaitan dengan kegiatan proyek pembangunan Jambuluwuk Hotel & Resort Petitenget yaitu project manager, site manager, safety manager, safety supervisor, safety officer, dan pelaksana. 4. Analisis risiko yang dilakukan hanya terbatas pada tahap identifikasi risiko



(risk



identification),



penilaian



risiko



(risk



assesment),



pengendalian risiko (risk mitigation). Analisa tidak membahas risiko sisa (residual risk), biaya, mutu dan waktu pelaksanaan.



8



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1



Proyek Konstruksi Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang sifatnya unik



hanya dilakukan satu kali dan dibatasi oleh sumber daya dalam waktu terbatas. Didalam rangkaian kegiatan proyek kontstruksi tersebut, terdapat proses yang berfungsi untuk mengolah sumber daya (resources), sehingga dapat menjadi suatu hasil kegiatan yang menghasilkan sebuah karya berupa bangunan. Pengelolaan proyek konstruksi menjadi semakin kompleks karena banyaknya pihak yang berinteraksi di dalamnya serta semakin tingginya tuntutan terhadap kualitas, kenyamanan, keamanan, estetika, dan keberlanjutan proyek itu sendiri. Dilihat dari aspek-aspek pada proyek konstruksi, terdapat fungsi pada tahapan perencanaan, organisasi, pelaksanaan, dan pengawasan. Semua fungsi dari komponen tersebut harus diterapkan kepada semua tahapan yang ada pada proyek konstruksi, karena proyek konstruksi adalah salah satu pekerjaan yang paling berisiko dan berbahaya di antara sektor pekerjaan lainnya. Kegiatan konstruksi menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan antara lain menyangkut aspek keselamatan kerja dan lingkungan. Kegiatan proyek konstruksi memiliki karakteristik antara lain : bersifat sangat kompleks, multi disiplin ilmu, melibatkan banyak unsur tenaga kerja kasar dan berpendidikan relatif rendah, masa kerja terbatas, intensitas kerja yang tinggi, tempat kerja (terbuka, tertutup, lembab, kering, panas, berdebu, kotor), menggunakan beragam jenis peralatan kerja, teknologi, kapasitas, material dan lain lain (Winjani,2010).



9



2.2



Manajemen K3 Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan



pengarahan



kepada



suatu



kelompok



orang-orang



kearah



tujuan-tujuan



organisasional dengan maksud yang nyata (real), proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan, seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian/pengawasan, yang dilakukan untuk menetukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia (human resources), dan sumberdaya lainnya. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (MK3) adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja, guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif (Djoko, 2007). Menurut Adityanto (2012) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dapat diartikan sebagai 2 pengertian : 1. Secara Filosofis Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu pemikiran atau upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani, tenaga kerja pada khususnya dan masyarakat pada umumnya terhadap hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. 2. Secara Keilmuan



10



Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan ilmu pengetahuan dan segala penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Pada dasarnya secara umum sistem dari Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (MK3) mengandung 6 dasar elemen utama Occupational Health and Safety Assessment (OHSAS 18001) sebagai berikut : a. Kebijakan K3 (Safety and health policy) b. Perencanaan (Planning) c. Penerapan dan operasional (Implementation and operation) d. Pemeriksaan dan tindakan perbaikan (Checking and corrective action) e. Tinjauan manajemen (Management review) f. Perubahan perbaikan berkelanjutan (Continual improvement)



Perbaikan Berkelanjutan (Continual Improvement)



Tinjauan Manajemen (Management Review)



Kebijakan (Policy) Perencanaan (Planning)



Pemeriksaan dan Tindakan (Checking and Corrective Action)



Penerapan dan Operasional (Implementation and Operation)



Gambar 2.1 Bagan Elemen Kesuksesan K3 (OHSAS 18001:1999) (Sumber: Departemen PU, 2007)



11



Lima (5) Prinsip dasar pelaksanaan MK3 sesuai tentang pedoman pada penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) menurut Permennaker No.:5/MEN/1996. Terdiri dari : a. Penetapan Komitmen dan Kebijakan K3 b. Perencanaan (Pemenuhan Kebijakan, Tujuan dan Sasaran Penerapan K3) c. Penerapan Rencana K3 secara Efektif dengan Mengembangkan Kemampuan dan Mekanisme Pendukung yang Diperlukan untuk Mencapai Kebijakan, Tujuan dan Sasaran K3 d. Pengukuran, Pemantauan, dan Pengevaluasian Kinerja K3 e. Peninjauan Secara Teratur dan Peningkatan Penerapan SMK3 secara berkesinambungan. 2.2.1 Komitmen Manajemen Menurut Djoko (2007) komitmen merupakan landasan utama konsep penerapan sistim Manajemen K3. Komitmen yang berupa kebijakan dan arahan dalam penerapan K3 di Perusahaan, komitmen pimpinan tentunya termasuk kesediaannya menyiapkan organisasi K3, SDM K3 dan anggaran K3 yang dituangkan dalam bentuk kebijakan K3 (Safety Policy), secara umum isi dari komitmen tersebut adalah : Landasan keberhasilan program K3 merupakan pernyataan sikap dan dukungan manajemen terhadap program K3 dalam perusahaannya serta mengikat semua pihak terkait (stakeholder), meliputi manajemen, karyawan, pemegang saham, pelanggan dan masyarakat luas.



12



2.2.2 Motivasi Menurut Winjani (2010) menyebutkan bahwa penyebab dari motor penggerak adalah : prestasi yang diukir, penghargaan yang diperoleh, tantangan tugas, tanggung jawab, pengembangan, keterlibatan, kesempatan, dan balas jasa, imbalan berupa gaji atau upah merupakan salah satu dari imbalan yang akan diperoleh melalui kegiatan bekerja, imbalan tersebut dapat dijadikan motivasi kepada pekerja agar pekerja bekerja dengan kinerja tinggi. Akan tetapi jika upah tersebut tidak dipenuhi, maka akan muncul pertentangan yang kadangkala timbul gejala berupa konflik bahkan hingga memburuknya kesehatan fisik dan mental. Teori Herzberg pun menyatakan tingginya motivasi kerja dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik seperti, kondisi kerja, gaya kepimimpinan, hubungan antar pribadi, dan supervise, apabila faktor- faktor ekstrinsik ini tidak dipenuhi maka, akan berpengaruh pada motivasi kerja. Disebutkan bahwa adanya motivasi dalam diri karyawan yang tinggi maka perilaku pada saat bekerja akan menjadi selamat, tetapi jika pekerja mempunyai motivasi dalam diri yang rendah, maka secara langsung perilaku pada saat bekerja akan menjadi tidak selamat (Winjani,2010). 2.2.3 Kewenangan Kewenangan adalah kuasa untuk membuat keputusan, menunjuk, memerintah dan melimpahkan tanggung jawab kepada personel. Organisasi harus menentukan aturan main, kewenangan dan otoritas para personil yang akan mengatur, menjalankan dan memantau aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan risiko K3 dalam kaitannya dengan aktifitas, fasilitas dan proses dalam organisasi secara keseluruhan. Hal-hal tersebut harus ditetapkan, didokumentasikan dan



13



dikomunikasikan. Penanggung jawab tertinggi dalam K3 adalah top management. Bila organisasi berupa perusahaan berskala besar, mempunyai anak-anak perusahaan maka yang dimaksud top management harus didefinisikan dengan jelas. Manajemen organisasi harus menyediakan sumber daya utama, termasuk didalamnya sumber daya manusia, spesialis-spesialis, teknologi maupun keuangan dalam rangka pelaksanaan, kontrol dan perbaikan manajemen K3 (Djoko,2007). Menurut Andhika (2012) menjelaskan bahwa peran tenaga ahli untuk mengembangkan, menerapkan dan memelihara cara kerja, prosedur, sistim, pengamanan dan standar dalam menghilangkan, mengendalikan dan mengurangi bahaya kecelakaan kerja terhadap personel, prasarana, lingkungan, dan SDM K3. Maka penanggung jawab K3 dalam manajemen organisasi harus mempunyai aturan main, tanggung jawab dan wewenang dalam rangka : a. Menjamin bahwa persyaratan-persyaratan dalam sistem manajemen K3 dibangun, diterapkan



dan dipelihara sesuai dengan spesifikasi dalam



OHSAS b. Menjamin bahwa laporan



performance



sistim



manajemen



K3



disampaikan kepada top management dalam rangka evaluasi dan sebagai dasar perbaikan sistim manajemen K3. Pada dasarnya Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) adalah tanggung jawab setiap pekerja yang



ada



dilapangan proyek konstruksi,namun secara matrik kewenangan harus diberikan kepada seseorang yang memiliki pengalaman dan bisa bertindak sebagai Project Safety Officer. Kewenangan yang diberikan secara perseorangan contohnya seseorang dapat memberhentikan pekerjaan jika



14



menurutnya pekerjaan tersebut dilaksanakan tidak aman dan tidak memenuhi Rencana Keselamatan & Kesehatan Kerja



2.3 Perencanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada setiap kegiatan proyek konstruksi selalu ditandai dengan keterlibatan sumber daya, seperti bermacam-macam material, peralatan, serta tenaga kerja yang berkompeten maupun non kompeten. Sehingga sangatlah mungkin jika terjadi kesalahan-kesalahan yang dapat mengakibatkan gangguan keselamatan dan kesehatan kerja. Maka pada program pelaksanaan proyek yang ditangani harus memperhitungkan dan melaksanakan tindakan kehati-hatian yaitu tindakan keselamatan dan kesehatan kerja. Rencana Keselamatan & Kesehatan Kerja adalah kunci sebagai acuan kinerja dalam keamanan pekerjaan pada proyek konstruksi yang ingin melindungi para pekerjanya, personel yang ada dilapangan, seperti peraturan umum yang memberikan petunjuk bagaimana mengurangi kecelakaan dan memberikan perlindungan terhadap aset/properti. Perencanaan K3 meliputi : a. Identifikasi bahaya (hazard identification), penilaian dan pengendalian risiko (risk assessment and risk control) yang dapat diukur b. Pemenuhan terhadap peraturan perundangan dan persyaratan lainnya c. Penentuan tujuan dan sasaran d. Program kerja secara umum dan program kerja secara khusus e. Indikator kinerja sebagai dasar penilaian kinerja K3.



15



2.3.1 Persyaratan Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dalam perencanaan K3 haruslah memenuhi terhadap kebijakan/ policy yang ditetapkan, yang memuat tujuan, sasaran dan indikator kinerja, penerapan K3



dengan



mempertimbangkan



telaah



awal



sebagai



bagian



dalam



mengidentifikasi potensi sumber bahaya, penilaian dan pengendalian risiko atas permasalahan K3 yang ada dalam perusahaan atau di proyek tempat kegiatan kerja konstruksi berlangsung. Menurut Departemen Pekerjaan Umum (2007) dalam modul pelatihan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja mengidentifikasi potensi bahaya yang ada serta tantangan yang dihadapi akan sangat mempengaruhi dalam menentukan kondisi perencanaan K3 perusahaan/proyek. Untuk hal tersebut haruslah ditentukan oleh pokok dalam perusahaan/proyek dalam identifikasi bahaya meliputi : -



Frekuensi dan tingkat keparahan Kecelakaan Kerja



-



Kecelakaan Lalu Lintas



-



Kebakaran dan Peledakan



-



Keselamatan Produk (Product Safety)



-



Keselamatan Kontraktor



-



Emisi dan Pencemaran Udara



-



Limbah Industri Sasaran Penerapan dari manajemen K3 sendiri meliputi; sumber daya



manusia, sistem prosedur, sarana dan fasilitas, pencapaian prespektif di Lingkungan internal dan ekternal serta pemberdayaan. Dalam menetapkan tujuan



16



dan sasaran kebijakan/policy keselamatan dan kesehatan kerja organisasi harus menggunakan indikator kinerja yang dapat diukur sebagai dasar penilaian kinerja keselamatan dan kesehatan kerja, yang sekaligus merupakan informasi mengenai keberhasilan pencapaian dari manejemen K3. Menentukan program umum yang didalamnya memuat strategi pencapaian penerapan manajemen K3, secara detail program dapat di aplikasikan dalam bentuk prosedur dan petunjuk kerja, semua ini ditujukan untuk memudahkan dalam menerapkan dan mengembangkan sistim K3 untuk setiap kegiatan operasi sebagai pedoman keselamatan kerja, bekerja secara aman dan yang akan berpengaruh



meningkatnya



produktifitas



kerja,



penyusunan



elemen



K3



disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing organisasi berdasarkan hasil telaah awal dan penetapan tujuan objektif yang ingin dicapai. Penyusunan elemen-elemen K3 dalam program disesuaikan dengan sistem manajemen K3 yang hendak dijalankan, dapat menggunakan atau memilih acuan atau undang-undang/peraturan/standar yang telah dijelaskan sebagai referensi. Maka sistem yang dijalankan harus memenuhi 12 elemen K3 operasional, diantaranya adalah : a. Pembangunan dan Pemeliharaan Komitmen b. Pendokumentasian Strategi c. Peninjauan Ulang Perancangan (Desain) dan Kontrak d. Pengendalian Dokumen dan Data K3 e. Pembelian f. Keamanan Bekerja Berdasarkan SMK3



17



g. Pengembangan Ketrampilan dan Kemampuan h. Komunikasi dan Pelaporan i. Pengelolaan Material j. Standar Pemantauan k. Audit internal SMK3 l. Tinjauan Manajemen Dari ke 12 elemen K3 operasional itu dasar penyusunan program pelaksanaan yang dimulai dari perencanaan penerapan K3 melalui identifikasi bahaya sampai dengan penerapan dan pengendalian operasi yang harus dijalankan. Sistem dan prosedur yang harus disiapkan termasuk petunjuk kerja meliputi seluruh aspek kegiatan sesuai dengan tingkatan kegiatan yang ada dilapangan, antara lain : - Prosedur kerja aman (Safe Working Practices). - Prosedur kebersihan dan penyelamatan lingkungan. - Prosedur penyelamatan keadaan darurat. - Prosedur kesehatan kerja. - Prosedur penanggulangan kebakaran. - Prosedur pemenuhan sarana dan fasifitas. - Petunjuk kerja ijin kerja ruang terbatas dan tertutup. - Prosedur Identifikasi Bahaya (Hazards identification). - Prosedur Pembinaan dan Pelatihan (Safety Training & Education). - Petunjuk Kerja Evaluasi Keselamatan Proyek (Project Safety Review). - Petunjuk penggunaan Alat Keselamatan (Safety Equipment).



18



- Prosedur pengelolaan Keselamatan Lalu Lintas Jalan (Traffic Safety). - Petunjuk Kerja Inspeksi K3 (Safety Inspection). - Prosedur Penyelidikan Kecelakaan (Incident Investigation). - Prosedur Pengelolaan Limbah (Waste Management). - Petunjuk Kerja Sistim Pelaporan K3 (Safety Reporting Systems). - Prosedur Audit K3 (Safety Audit). 2.3.2 Pelaksanaan Teknis Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Untuk mewujudkan pelaksanaan dari rencana program K3 harus adanya upaya-upaya dalam tindakan pada proses pelaksanaan yang berkelanjutan (Khurnia, 2012). Upaya-upaya berikut dapat seperti : 1. Alat Pelindung Diri (APD) Mempersiapkan peralatan/alat pelindung diri guna mengurangi cidera dan mencegah timbulnya penyakit akibat kerja. Contohnya: Topeng gas/masker, pelindung badan/jacket, sepatu yang sesuai, helem, sarung tangan, kaca mata dan sebagainya. 2. Peralatan K3 Atas dasar memperhitungkan kekuatan dari metode kerja dan kebutuhan peralatan yang akan digunakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan agar dipersiapkan. Contohnya : Penahan dinding galian, alat pemadam kebakaran, jaring net, alat peringatan tanda bahaya dan lain sebagainya. 3. Peninjauan ulang kontrak, pembelian dan peralatan konstruksi Pengadaan barang dan jasa harus ditinjau ulang untuk memastikan dan menjamin kemampuan organisasi dalam memenuhi persyaratan-persyaratan K3



19



yang ditentukan serta pada setiap pembelian barang dan jasa termasuk didalamnya prosedur pemeliharaan barang harus terintegrasi dalam strategi penanganan pencegahan risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Dalam pembelian harus menjamin agar produk barang dan jasa serta mitra kerja perusahaan memenuhi persyaratan K3 agar dipastikan pada saat penerimaan barang dan jasa di tempat kerja organisasi harus dapat menjelaskan kepada semua pihak yang akan menggunakan barang dan jasa tersebut mengenai identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang dapat terjadi. 4. Komunikasi K3 Komunikasi dua arah yang efektif dan pelaporan rutin merupakan sumber penting pelaksanaan K3, semua kegiatan ini harus didokumentasikan, prosedur yang ada harus dapat menjamin pemenuhan kebutuhan tersebut seperti hasil pelaksanaan K3, pemantauan, audit dan tinjauan ulang manajemen kesemua pihak yang mempunyai tanggung jawab dalam kinerja K3. Melakukan identifikasi dan menerima informasi K3 yang terkait dari luar perusahaan dan menjamin informasi yang terkait dikomunikasikan kepada orang- orang yang membutuhkannya. Tipe komunikasi ini dapat melingkupi jangkauan kegiatan yang luas seperti : -Tanda dan penghalang -Papan Buletin -Tool box meeting -Rapat awal Indoktrinasi K3 -Patroli keselamatan & kesehatan kerja -Buletin individu untuk hal khusus



20



5. Training & Pelatihan Organisasi harus menyediakan Sumber Daya Manusia (SDM), sarana dan dana yang memadai untuk menjamin pelaksanaan K3 sesuai dengan persyaratan sistem K3 yang ditetapkan. Dalam memenuhi ketentuan tersebut, organisasi harus membuat



prosedur



dan



menyediakan



biaya,



sehingga



dapat



dipantau



keefektifannya sesuai dengan tingkat keperluannya. Pengurus organisasi harus mempunyai dan menjamin kompetensi kerja serta pelatihan setiap tenaga kerja yang cukup dalam rangka menjalankan tugasnya dalam unit-unit kerja yang terkait dengan K3. Kompetensi harus didefinisikan sesuai dengan pendidikan, pelatihan dan pengalaman. Organisasi harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk menjamin karyawankaryawannya bekerja pada fungsi-fungsi dan level yang relevan, dalam kaitan dengan menjamin kesesuaian sistem yang dijalankan dengan kebijakan, prosedur dan persyaratan-persyaratan dalam sistim serta konsekuensi K3, baik aktual maupun potensial dalam menjalankan aktifitas kerja. 6. Inspeksi dan Perbaikan K3 Organisasi harus menetapkan inspeksi, pengujian dan pemantauan berkaitan dengan tujuan dan sasaran K3 yang ditetapkan, frekuensi inspeksi, pengujian dan pemantauan harus disesuaikan dengan obyeknya. Personel yang terlibat mempunyai kompetensi cukup pengalaman, catatan, rekaman hasil inspeksi, pengujian, dan pemantauan dipelihara dan tersedia dengan baik bagi tenaga kerja, kontraktor yang terkait dan manajemen. Tindakan perbaikan segera dilakukan atas ketidaksesuaian yang ditemukan saat inpeksi, pengujian dan



21



pemantauan, penyelidikan yang memadai harus dilakukan untuk menemukan permasalahan dari suatu insiden. 7. Prosedur Pemeriksaan Prosedur pemeriksaan dapat berupa inspeksi dan audit yang bersifat internal, pemeriksaan harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai kompetensi di bidang K3, khususnya K3 dibidang pekerjaan konstruksi. Pemeriksaan yang bersifat inspeksi dapat dilaksanakan secara harian (daily), mingguan (weekly), bulanan (monthly), yang harus dijalankan secara tetap dan kontinyu untuk mempertahankan hasil yang telah dicapai. Pemeriksaan yang bersifat audit tentunya dilaksanakan secara berkala tiap 2 (tiga) bulan sekali atau 6 (enam) bulan sekali, ketentuan ini berlaku mengikuti standar/ketentuan audit yang diberlakukan pada umumnya oleh badan internal organisasi dan/atau badan auditor. Pemeriksaan dilaksanakan oleh petugas yang mempunyai kompetensi di bidang kerjanya dan mendapat pengesahan serta verifikasi oleh petugas yang mempunyai kompetensi K3 atau yang diberi kewenangan akan hal ini dalam bidang K3. Kegiatan pemeriksaan dapat dimulai dari pengendalian kegiatan pada material dan pergudangan (logistic) termasuk juga dalam penerimaan akan barangmasuk, penyimpanan/penempatan, pengambilan/pengeluaran/pemindahan, pemasangan, pemeliharan, pengelolaan peralatana konstruksi dan fasilitas pekerjaan konstruksi lainnya serta penanganan kesehatan dan tingkungan, semuanya ini harus dipastikan terintegrasi dalam strategi pencegahan risiko kecelakaan yang akan terjadi dan/atau penyakit akibat kerja



22



Pemeriksaan yang bersifat inspeksi maupun audit keduanya mempunyai sifat yang sama yakni, untuk memastikan bahwa penerapan dan pelaksanaan sistim manjemen K3 telah dijalankan sesuai kaidah-kaidah/standar K3. Sedangkan audit lebih ditekankan pada pencapaian sasaran dan target, penanganan ketidaksesuaian (noncorforming), dan tindak lanjut hasil inspeksi. 8. Tindakan Perbaikan Tindakan perbaikan lebih ditujukan dan bersifat memperbaiki keadaan situasi terhadap bahaya yang akan timbul. Tindakan perbaikan yang dilaksanakan dilapangan secara umum menjadi tanggung jawab pimpinan unit kerjanya, dan perbaikan dapat dilakukan dengan temuan menyimpang dari ketentuan/strandar yang ditentukan dalam sasaran dan program Kerja K3 sesuai dengan pengembangan kondisi pekerjaan dilapangan yang sebelumnya tidak terdapat antisipasi



bahayanya



penyempurnaan



atau



untuk



belum



mencegah



ditinjau



tingkat



terjadinya



keseuaiannya,



kesalahan



guna



penggunaan



bahan/material/prosedur opersionil sehingga mengakibatkan kecelakaan kerja yang akan berujung pada rekomendasi hasil inspeksi, pengujian



dan



commissioning yang termasuk pada pekerjaan fase pemindahan, penempatan, pemasangan/ perakitan dan pelepasan/pembongkaran kembali. 9. Prosedur Pengendalian Pengendalian disini maksudnya adalah untuk memantau dan mengukur pencapaian kinerja K3, yang meliputi proses K3 didasarkan dengan kinerja masing-masing proses kegiatan dan sasaran.



adanya



23



Pengukuran (Evaluasi) dan peningkatan kinerja K3. Pengukuran adalah pengukuran kinerja, dilakukan didasarkan pada ketentuan yang telah ditetapkan sebelumnya berupa parameter kinerja, cara penilaian tingkat pemahaman pengetahuan dan partisipasi pekerja dalam kegiatan K3, termasuk partisipasi pengunjung/tamu/subkontraktor/vendor/mitra kerja yang terkait pelaksanaan kerja konstruksi dilapangan, statistik angka insiden/kecelakaan tingkat keparahan dan frekuensi insiden ataupun kecelakaan, termasuk jumlah jam kerja yang hilang. 10. Pengendalian Administratif Prosedur dan instruksi kerja yang dibuat harus mempertimbangkan segala aspek K3 pada setiap tahapan, rancangan tinjauan ulang prosedur dan instruksi kerja harus dibuat oleh personel yang mempunyai kompetensi kerja dengan melibatkan pelaksana yang terkait. Dalam hal ini personel yang melaksanakan harus diberikan pelatihan agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidang pekerjaannya. Prosedur dan instruksi kerja ini juga harus ditinjau secara berkala, untuk memastikan bahwa prosedur dan instruksi kerja tersebut terkendali sesuai dengan perubahan keadaan yang terjadi seperti pada peraturan perundangundangan, peralatan, proses atau bahkan bahan baku yang digunakan. Pemeriksaan dan operasionil (implementation and operation), umpan balik & pengukuran kinerja (feedback from measuring performance) dan audit adalah sebagai masukan untuk melakukan pemeriksaan dan tindakan perbaikan (checking and corrective action) dan menghasilkan keluaran/output Tinjauan Manajemen (menagement review) perbaikan berkelanjutan (continual improvement).



24



11. Siklus Penanganan K3 a. Siklus Harian K3 Siklus Harian K3 (Daily Safety Work Cycle) adalah suatu siklus aktifitas safety yang rnempuyai periode ulang setiap hari. Aktifitas ini dilakukan oleh kelompok-kelompok kecil pekerja yang menangani pekerjaan sejenis, dipimpin langsung oleh kepala grup kerja.



Safety Talk Morning



Final Check



Inspection to start work



DAILY SAFETY Site clean up



WORK



Patrol, guidance, and supervision



Gambar 2.2 Siklus aktifitas harian K3 (Sumber: Departemen PU, 2007)



b. Siklus Mingguan K3 Siklus Mingguan K3 (Weekly safety work cycle) dilakukan periodik mingguan, biasanya pada akhir minggu. Hal ini perlu dilakukan untuk tujuan mengevaluasi oleh manajemen proyek terhadap grup-grup kerja, menyampaikan



25



informasi-informasi dari manajemen proyek kepada grup-grup kerja, serta mengadakan interaksi satu grup kerja dengan grup kerja lainnya, sehingga akan terjadi tukar menukar pengalaman yang diperoleh suatu grup kerja selama satu minggu berjalan. c. Siklus Bulanan K3 Siklus Bulanan K3 (Monthly safety work cycle) dilakukan secara periodik bulanan, biasanya terletak pada akhir bulan. Hal ini perlu dilakukan untuk tujuan menyampaikan informasi dari manajemen proyek kepada personil, mengevaluasi K3 oleh manajemen proyek terhadap pelaksanaan K3 pada proyek konstruksi selama satu bulan, serta penentuan program-program kerja yang bersifat strategis. 12. Audit K3 Organisasi harus menyusun dan memelihara prosedur audit dan program audit dalam rangka pemeriksaan pada sistem manajemen K3, dengan tujuan mengetahui kesesuaian dengan sistim manajemen K3. Program audit lengkap dengan jadwalnya yang dilaksanakan secara berkala, harus didasarkan pada hasil dari penilaian risiko dari aktifitas organisasi dari hasil audit sebelumnya. Pelaksanaan audit dilaksanakan secara sistimatik terhadap pekerjaan yang menjadi obyek audit oleh personil yang mempunyai kompetensi dalam kerja audit, dengan tujuan untuk mengetahui keefektifan sistim manjemen keselamatan dan kesehatan kerja yang diterapkan. Prosedur audit mencakup lingkup, frekwensi, metodologi,kompetensi, wewenang dan persyaratan-persyaratan untuk melakukan pelaporan hasil.



26



Frekuensi audit harus ditentukan atas hasil tinjauan ulang audit sebelumnya oleh manajemen, rekaman hasil audit ini harus disebar luaskan ke unit-unit yang terkait dengan observasi audit. Hal ini guna memastikan agar tidak akan terjadi ketidaksesuaian yang sama pada unit-unit lain yang belum dilaksanakan audit, dimana hasil audit sebelumnya menjadi acuan tindakan perbaikan dan peningkatan pelaksanaan K3 yang berkelanjutan. Inspeksi harian biasa dilakukan oleh safety officer tetapi yang lain juga secara berkala melakukan inspeksi proyek untuk memenuhi rencana keselamatan & kesehatan kerja (Safety & Health Plan) dalam hal ini mewakili Pemilik proyek/owner, perusahaan asuransi dan dinas-dinas terkait dari instansi pemerintahan. Seringkali dilakukan bersama dalam membantu Safety Officer lapangan. 13. Investigasi Kecelakaan Hal ini penting bahwa setiap kecelakaan harus di lakukan investigasi, seperti penyebabnya, dan membuat laporan secara lengkap apa yang terjadi dan mengapa bisa terjadi, sering dengan gambar. Laporan ini biasanya diperlukan oleh perusahaan asuransi yang melindungi akibat adanya kerugian akan tetapi juga penting untuk peningkatan kinerja K3 Kontraktor. 14. Fasilitas Kesehatan dan Testing Perobatan Diperlukan pengaturan terhadap Rumah Sakit terdekat dan Dokter untuk membantu bila terjadi kecelakaan setelah dilakukan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) di lapangan, seperti halnya menetapkan dan menyiapkan peralatan P3K sendiri. Pada proyek konstruksi besar yang biasanya dibiayai oleh



27



pemerintah, memerlukan program dari beberapa jenis pengujian obat terhadap personel sebagai persyaratan K3 (Departemen Pekerjaan Umum, 2007). 2.3.3 Output Pelaksanaan Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Menurut Occupational Health and Safety Assessment (OHSAS) hasil output dari pelaksanaan rencana dari K3 dapat memberikan efek yang positif pada kegiatan itu sendiri antara lain : 1. Mengurangi Cidera Rencana Keselamatan & Kesehatan Kerja di laksanakan dengan baik akan mengurangi cidera pada tenaga kerja dan menaikan citra moril dari jumlah tenaga kerja yang pernah terkait secara langsung maupun tidak langsung pada kegiatan konstruksi tersebut. 2. Mengurangi Biaya Asuransi Tingkat kecelakaan pada santunan biaya untuk pengobatan cidera merendah yang akan berdampak mengurangi biaya premi asuransi. 3. Meningkatkan Reputasi Pemilik proyek menjadi tertarik kepada kontraktor yang memiliki reputasi yang baik dan bertanggung jawab terhadap seluruh pekerja yang terlibat ikut serta dalam proyek konstruksi tersebut, pekerja juga akan cenderung menginginkan bekerja dengan perusahaan yang mengutamakan pada Keselamatan & Kesehatan Kerja. 4. Meningkatkan Produktivitas Kecelakaan menghasilkan penurunan produktivitas di lapangan, yang mana juga melemahkan keuntungan perusahaan kontraktor. Maka dari itu dengan



28



merencanakan dan tindakan mencegah terjadinya kecelakaan seminimal mungkin akan meningkatkan produktivitas dan keuntungan.



2.4



Kecelakaan Kerja Menurut Australia/New Zealand Standard For Risk Management



(AS/NZS 4630) (2004) Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak diinginkan yang berhubungan dengan pekerjaan yang dapat mengakibatkan cidera/kematian terhadap orang, kerusakan harta benda atau terhentinya proses produksi, semua kejadian yang tidak direncanakan dan tidak diharapkan namun berpotensial menyebabkan cidera, kesakitan, kerusakan, atau kerugian lainnya. Kecelakaan Kerja didefinisikan sebagai kejadian yang berhubungan dengan pekerjaan yang dapat menyebabkan cidera atau kesakitan (tergantung dari keparahannya) kejadian kematian atau kejadian yang dapat menyebabkan kematian. Pengertian ini digunakan juga untuk kejadian yang dapat menyebabkan merusak lingkungan. 2.4.1 Penyebab Kecelakaan Kerja Penyebab dari kecelakaan kerja yang terjadi di tempat bekerja pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu secara kondisi dan tindakan : a. Kondisi berbahaya yang berkaitan dengan: 1). Mesin, peralatan, bahan, dan lain-lain. 2). Lingkungan kerja: kebisingan, penerangan, dan lain-lain. 3). Proses produksi: waktu kerja, sistem, dan lain-lain. 4). Sifat kerja. 5). Cara kerja. b. Tindakan berbahaya yang dilatarbelakangi oleh faktor-faktor:



29



1) Kurangnya pengetahuan dan keterampilan. 2) Cacat tubuh yang tidak kelihatan. 3) Keletihan dan kelelahan. 4) Sikap dan tingkah laku yang tidak aman. Menurut Winjani (2010) secara umum terdapat dua penyebab dari terjadinya kecelakaan kerja yaitu penyebab langsung (immediate causes) dan penyebab dasar (basic causes): a. Penyebab Langsung Penyebab langsung kecelakaan adalah suatu keadaan yang biasanya bisa dilihat dan dirasakan secara langsung, dikarenakan adanya tindakan-tindakan tidak aman (unsafe acts) dan kondisi- kondisi yang tidak aman (unsafe conditions). Dari beberapa hasil riset menunjukkan bahwa faktor manusia merupakan faktor penyebab utama kecelakaan kerja yang paling sering terjadi, berdasarkan riset tersebut, 80% kecelakaan diakibatkan oleh tindakan tidak aman (unsafe act) yang dan 20% oleh kondisi tidak aman (unsafe condition). Jadi, dapat disimpulkan bahwa perilaku tidak aman (unsafe act) memegang pengaruh yang besar terhadap kecelakaan kerja dibandingkan dengan kondisi tidak aman (unsafe condition) perilaku tidak aman (unsafe act) adalah suatu tindakan seseorang yang menyimpang dari aturan yang sudah ditetapkan dan dapat mengakibatkan bahaya bagi dirinya sendiri, orang lain, maupun peralatan yang ada di sekitarnya. Pendapat lain yang berkenaan, unsafe act adalah setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan.



30



Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa unsafe act adalah semua tindakan yang dilakukan oleh seseorang (human factor), dimana tindakan tersebut dapat membahayakan dirinya sendiri, orang lain, peralatan maupun lingkungan yang ada di sekitarnya. b. Penyebab Dasar Faktor dari kepribadian dan faktor kerja/lingkungan kerja. Faktor manusia/pribadi, antara lain karena: kurangnya kemampuan fisik, mental dan psikologi, kurangnya/lemahnya pengetahuan dan ketrampilan/ keahlian, stres, motivasi yang tidak cukup/salah. Sedangkan faktor kerja/ lingkungan, antara lain karena: tidak cukup kepimpinan atau pengawasan, tidak cukup pengetahuan, tidak cukup pembelian/pengadaan barang, tidak cukup perawatan, tidak cukup standarstandar kerja, penyalahgunaan. 2.4.2 Teori Kecelakaan Kerja Terdapat sejumlah teori tentang kecelakaan. Teori tersebut memberikan pengertian terhadap tindakan preventif dan menggambarkan semua faktor yang berkaitan terhadap terjadinya kecelakaan atau memperkirakan dengan alasanalasan yang akurat kemungkinan sebuah kecelakaan akan terjadi. Beberapa teoriteori kecelakaan adalah sebagai berikut (Colling,1990): 1. Teori Domino Heinrich Dalam Teori Domino Heinrich, kecelakaan terdiri atas lima faktor yang saling berhubungan: kondisi kerja, kelalaian manusia, tindakan tidak aman, kecelakaan dan cedera. Heinrich (1931) berpendapat bahwa kecelakaan pada



31



pekerja terjadi sebagai rangkaian yang saling berkaitan. Mekanisme terjadinya kecelakaan diuraikan dengan Domino Sequence berupa: a. Ancestry and environment, yakni pada orang yang memiliki sifat tidak baik yang diperoleh karena faktor biologi keturunan, pengaruh lingkungan dan pendidikan, mengakibatkan seorang pekerja kurang hati-hati, dan banyak membuat kesalahan. b. Fault of person, merupakan rangkaian dari faktor keturunan dan lingkungan tersebut di atas yang menjurus pada tindakan yang salah dalam melakukan pekerjaan. c. Unsafe act and mechanical or physical hazards, tindakan yang berbahaya disertai bahaya mekanik dan fisik lain, memudahkan terjadinya rangkaian berikutnya. d. Accident, peristiwa kecelakaan yang menimpa pekerja dimana pada umumnya disertai dengan kerugian. e. Injury, kecelakaan mengakibatkan cedera/luka atau berat, kecacatan dan bahkan kematian.



32



Timeline Gambar 2.2 Teori Domino Heinrich (Sumber : Bhardwaj, 2010) Kelima faktor ini tersusun layaknya kartu domino yang diberdirikan. Jika satu kartu jatuh, maka kartu ini akan menimpa kartu lain hingga kelimanya akan roboh secara bersama. Ilustrasi ini mirip dengan efek domino yang telah kita kenal sebelumnya, jika satu bangunan roboh, kejadian ini akan memicu peristiwa beruntun yang menyebabkan robohnya bangunan lain. Menurut Heinrich (1931), kunci untuk mencegah kecelakaan adalah dengan menghilangkan tindakan tidak aman sebagai poin ketiga dari lima faktor penyebab kecelakaan. Menurut penelitian yang dilakukannya, tindakan tidak aman ini menyumbang 98% penyebab kecelakaan. Dengan penjelasannya



33



ini,Teori Domino Heinrich menjadi teori ilmiah pertama yang menjelaskan terjadinya kecelakaan kerja.Kecelakaan tidak lagi dianggap sebagai sekedar nasib sial atau karena peristiwa kebetulan. Pada tahun 1967, Birds memodifikasi teori domino Heinrich dengan mengemukakan teori manajemen yang berisikan lima faktor dalam urutan suatu kecelakaan, yaitu manajemen, sumber penyebab dasar, gejala, kontak, dan kerugian. Dalam teorinya, Bird mengemukakan bahwa usaha pencegahan kecelakaan kerja hanya dapat berhasil dengan mulai memeperbaiki manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Praktek di bawah standar (unsafe acts) dan kondisi di bawah standar (unsafe conditions) merupakan penyebab langsung suatu kecelakaan dan merupakan penyebab utama dari kesalahan manajemen. 2. Teori Swiss Cheese Model Dalam teori ini, Reason (1990) membagi penyebab kelalaian/kesalahan manusia menjadi 4 tingkatan diantaranya : tindakan tidak aman (unsafe acts), pra-kondisi yang dapat menyebabkan tindakan tidak aman (preconditions for unsafe acts), pengawasan yang tidak aman (unsafe supervision), pengaruh organisasi (organizational influences). Berbeda dengan teori Domino Heinrich, Swiss Cheese Model memberikan informasi perihal bagaimana suatu tindakan tidak aman dapat terjadi. Informasi berikut, menunjukkan bagaimana terjadinya suatu tindakan tidak aman itu, yang berasal dari manusia itu sendiri Types of Human Errors: 1. Tindakan tidak aman (Unsafe Act) : - Kesalahan (Errors)



34



- Pelanggaran (Violations) 2. Penyebab tindakan tidak aman (Preconditions for Unsafe Acts) : - Kondisi operator (Conditions of operator) - Kurangnya praktek dari operator (Poor practice of operator) 3. Pengawasan yang tidak aman (Unsafe Supervision) : - Kurangnya pengawasan (Inadequate supervision) - Perencanaan yang kurang tepat (Improper planning) - Kesalahan yang tidak diperbaiki (Failure to correct problems) - Pelanggaran dari pengawasan (Supervisory violation) 4. Pengaruh organisasi (Organizational Influences) : - Iklim organisasi (Organizational climate) - Proses organisasi (Organizzational process) Dalam Swiss Cheese Model, berbagai macam types of human errors ini merepresentasikan lubang pada sebuah keju. Jika keempat keju ini (unsafe act, preconditions for unsafe acts, unsafe supervisions, and organizational influences) sama-sama mempunyai lubang, maka kecelakaan menjadi tak terhindarkan. Dalam berbagai aspek, teori ini mampu memberi banyak sumbangan atas pencegahan kecelakaan kerja. Agar kecelakaan dapat dicegah, manajemen mesti mengenali secara spesifik kemungkinan terjadinya kelalaian/kesalahan manusia pada tiap tahapan pekerjaan yang dilakukan karyawan. Melalui pendekatan ini, karyawan tidak lagi menjadi pihak yang dipersalahkan jika suatu kecelakaan terjadi. Melalui Swiss Cheese Model, manajemen yang justru dituntut untuk melakukan segala upaya yang diperlukan untuk melindungi karyawannya.



35



3. Teori Kecelakaan Pettersen Model ini menyertakan 2 (dua) kemungkinan penyebab kecelakaan seperti yang dikemukakan dari teori domino: kesalahan manusia atau kesalahan sistem. Penyebab-penyebab kecelakaan dan atau insiden dapat bersumber dari salah satu atau keduanya. Model ini menyatakan bahwa di belakang kesalahan manusia ada 3 (tiga) kategori besar: beban yang berlebih, rangkap, dan keputusan yang keliru. Perbedaan yang utama adalah pada kategori ketiga yaitu keputusan yang keliru. Kategori ini mengajukan bahwa para pekerja sering melakukan kesalahan melalui keputusan-keputusan secara sadar atau tidak sadar. Berkali-kali pekerja akan memilih untuk mengerjakan tugas dengan tidak aman karena sederhana saja, ini lebih masuk akal dalam situasi mereka mengerjakannya dengan tidak aman daripada mengerjakannya dengan aman, dikarenakan tekanan dari teman, prioritas sistem dimana mereka berada, tekanan produksi, dan lain-lain. Teori ini mengadopsi teori Ferell yang menyertakan kesalahan sistem disamping kesalahan manusia. Teori ini mengkategorikan tiga kelompok besar penyebab kecelakaan yaitu overload, ergonomic, dan pengambilan keputusan yang salah. Teori ini mengemukakan bahwa pengambilan keputusan yang salah pada suatu kondisi yang disadari atau secara tidak sadar bertindak tidak aman. 4. Teori Loss Causation Model Loss



Causation



Model



berisikan



petunjuk



yang



memudahkan



penggunanya untuk memahami bagaimana menemukan faklor penting dalam rangka mengendalikan meluasnya kecelakaan dan kerugian termasuk persoalan manajemen. Bird dkk. (1985) menjelaskan bahwa suatu kerugian (loss)



36



disebabkan oleh serangkaian faktor-faktor yang berurutan seperti yang terdapat dalam Loss Causation Model, yang terdiri dari: 1. Kurangnya pengendalian (Lack of Control) Pengendalian adalah salah satu faktor penting dalam mencegah terjadinya kecelakaan. Penyebab lack of control yaitu: a. Inadequate programe; hal ini dikarenakan program yang tidak memadai dalam hubungannya dengan ruang lingkup. b. Inadequate programe standards; tidak spesifiknya standar, standar kurang jelas atau standar tidak baik. c. Inadequate compliance -with standards; kurang patuhnya terhadap pemenuhan standar yang sudah ditetapkan merupakan penyebab yang sering terjadi. 2. Penyebab dasar (Basic Causes): a. Personal dari faktor kepemirnpinan atau kepengawasan. b. Faktor pekerjaan atau tidak sesuainya desain engineering. 3. Penyebab secara langsung (Immediate Causes) Suatu kejadian yang secara cepat memicu terjadinya kecelakaan bila kontak dengan bahaya. Immediate causes meliputi faktor sub-standard dan faktor kondisi. Faktor substandard diantaranya tindakan tidak aman seperti mengoperasikan unit tanpa ijin, faktor kondisi seperti kebisingan, ventilasi iklim kerja dan lain-lain. 2.4.3 Klasifikasi Kecelakaan Menurut International Labour Organization (ILO) (1962) sebuah badan yang menampung isu perburuhan internasional klasifikasi kecelakaan akibat kerja adalah sebagai berikut (Winjani, 2010) :



37



1. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan, antara lain: - Terjatuh - Tertimpa benda jatuh - Tertumbuk atau terkena benda-benda, terkecuali benda jatuh - Terjepit oleh benda - Gerakan-gerakan melebihi kemampuan - Pengaruh suhu tinggi - Terkena arus listrik - Kontak dengan bahan-bahan yang berbahaya atau radiasi 2. Klasisfikasi menurut penyebab, antara lain: - Mesin - Alat angkut dan alat angkat - Peralatan lain - Bahan-bahan, zat-zat dan radiasi - Lingkungan kerja 3. Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan, antara lain: - Patah tulang - Diskolasi atau keseleo - Regang otot atau urat - Memar dan luka dalam yang lain - Amputasi - Luka-luka lain - Gegar dan remuk



38



- Luka bakar - Keracunan-keracuan mendadak - Akibat cuaca dan lain-lain - Mati lemas - Pengaruh arus listrik - Pengaruh radiasi - Luka-luka yang banyak dan berlainan sifatnya 4. Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka di tubuh, antara lain: - Kepala - Leher - Badan - Anggota atas - Anggota bawah - Banyak tempat - Kelainan umum 2.4.4 Pencegahan Kecelakaan Menurut Bennett dan Silalahi (1995) bahwa teknik pencegahan kecelakaan harus didekati dengan dua aspek, yakni : a. Aspek perangkat keras (peralatan, perlengkapan, mesin, letak, dsb). b. Aspek perangkat lunak (manusia dan segala unsur yang berkaitan). Kegiatan pencegahan kecelakaan dan keselamatan kerja ditindak lanjuti dengan beberapa hal. Adapun halnya sebagai berikut :



39



a. Memperkecil/menekan kejadian yang membahayakan dari mesin, cara kerja, material dan struktur perencanaan b. Memberikan alat pengaman agar tidak membahayakan sumber daya yang ada dalam perusahaan tersebut. c. Memberikan pendidikan (training) kepada tenaga kerja atau karyawan tentang kecelakaan dan keselamatan kerja. d. Memberikan alat pelindung diri tertentu terhadap tenaga kerja



2.5



Analisis Bahaya Peninjauan yang sistimatik terhadap proses proyek konstruksi untuk tujuan



identifikasi semua bahaya terhadap personel yang terlibat didalam pelaksanaan konstruksi termasuk masyarakat atau pemasok barang yang keberadaanya sebentar di lapangan. Biasanya dilaksanakan oleh tenaga ahli dibidang K3 (safety engineer) kontraktor dengan bantuan struktur uraian pekerjaan (Work Breakdown Structure) dan pengawasan pelaksanaan konstruksi, dimana hal ini bagian dari identifikasi risiko. Organisasi bertanggung jawab menyusun dan memelihara prosedur tentang perencanaanidentifikasi bahaya, penilaian risiko, pengendalian, dan dokumentasi dalam memenuhi kebijakan K3 yang ditetapkan. Menurut Winjani (2010) data dari Labor Occupational Health Program (1962) menyebutkan bahwa bahaya ditempat kerja adalah segala sesuatu di tempat kerja yang dapat malukai pekerja, baik secara fisik maupun mental. Bahaya merupakan potensi yang dimiliki oleh bahan/ material, proses atau cara dari pekerja yang dapat menimbulkan kerugian terhadap keselamatan dan kesehatan jiwa seseorang. Bahaya juga merupakan suatu sumber energi yang



40



dapat menyebabkan terjadinya cidera pada pekerja, kerusakan pada peralatan, lingkungan, dan struktur. Jenis-jenis Bahaya Menurut Soehatman (2009) jenis-jenis bahaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) saat berada di tempat kerja sebagai berikut : 1. Bahaya fisik (Physical Hazard) dapat berupa radiasi, temperatur ekstrim, cuaca, pencahayaan, getaran, tekanan udara. 2. Bahan kimia (Chemical Hazard) bahaya berbentuk gas, cair, padat yang mempunyai sifat racun (toxic), iritasi (irritant), sesak napas (asphyxia), mudah terbakar (flammable), meledak (explosive), berkarat (corrosive). 3. Bahaya biologis (Biological hazard) bahaya yang dapat berasal dari mikroorganisme khususnya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan, seperti bakteri, jamur, virus. 4. Bahaya ergonomik merupakan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan pada tubuh secara fisik sebagai akibat dari ketidaksesusaian dan cara kerja yang salah 5. Bahaya mekanis (Mechanical Hazard) bahaya yang terdapat pada benda-benda yang bergerak serta dapat menimbulkan dampak luka bahkan kematian seperti terpotong, tertusuk, tersayat, tergores, terjepit. 6. Bahaya kelistrikan (Electrical hazard) merupakan bahaya yang berasal dari arus aliran listrik. 7. Bahaya psikologi (Psychological Hazard Stress) dapat berupa tekanan pekerjaan, kekerasan ditempat kerja, dan jam kerja yang panjang kurang teratur.



41



2.6



Risiko Menurut Australia/New Zealand Standard atau disebut juga AS/NZS 4360



(2004), risiko adalah suatu kesempatan dari kejadian atau peristiwa yang dapat menimbulkan dampak pada sasaran, risiko diukur berdasarkan adanya kemungkinan terjadinya suatu kasus dan konsekuensi yang dapat ditimbulkan.



Likelihood



Consequence Gambar 2.3 Likelihood vs Consequences (Sumber : Bhardwaj, 2010) Gambar tersebut menunjukkan bahwa risiko tidak dapat hilang/menjadi nol, bahaya akan selalu ada dalam semua aktifitas dan selalu memiliki konsekuensi yang tidak diinginkan, dan kemungkinan terjadinya selalu ada. Konsekuensi dan kemungkinan tersebut dapat dikurangi, tetapi tidak pernah dapat dihilangkan, seperti yang gambar diatas, di mana kedua sumbu didekati selalu bersifat asimtotik, yaitu melengkung dan tidak pernah mencapai nol. Satu-satunya



42



cara untuk mencapai operasi yang benar-benar bebas risiko adalah menghapus bahaya sama sekali atau sehubungan dengan keselamatan dengan cara menghentikan aktivitas. Risiko dalam konteks K3 berarti berkaitan dengan besarnya kemungkinan sumber bahaya yang timbul dan tingkat keparahan potensi kerugian yang muncul, baik dampak kesehatan maupun yang lainnya. Jenis-jenis Risiko Pada Manajemen Risiko dalam perspektif K3, jenis risiko dapat dikategorikan sebagai berikut (Soehatman,2009) : a. Risiko Keselamatan (Safety Risk ) Risiko keselamatan adalah suatu risiko yang mempunyai kemungkinan rendah untuk terjadi tetapi memiliki konsekuensi besar.Risiko ini dapat terjadi sewaktuwaktu, bersifat akut dan fatal. Kerugian-kerugian yang biasanya terjadi dalam risiko keselamatan adalah cedera, kehilangan hari kerja, kerusakan property dan kerugian produksi dan penjualan. b. Risiko Kesehatan (Health Risk) Risiko kesehatan adalah suatu risiko yang mempunyai kemungkinan tinggi untuk kterjadi tetapi memiliki konsekuensi yang rendah.Risiko jenis ini dapat terjadi kapan saja secara terus- menerus dan berdampak kronik. Penyakit-penyakit yang terjadi misalnya gangguan pernafasan, gangguan syaraf, gangguan reproduksi dan gangguan metabolic atau sistemik. c. Risiko Lingkungan (Enviromental Risk)



43



Risiko ini berhubungan dengan keseimbangan lingkungan. Ciri- ciri risiko lingkungan adalah perubahan yang tidak signifikan, mempunyai masa laten yang panjang, berdampak besar pada populasi atau komunitas, berubahnya fungsi dan kapasitas habitat dan ekosistem serta kerusakan sumber daya alam d. Risiko Keuangan (Financial Risk) Risiko keuangan berkaitan dengan masalah ekonomi, contohnya adalah kelangsungan suatu bisnis, asuransi dan inventasi e. Risiko Umum (Public Risk) Risiko ini berkaitan dengan kesejahteraan kehidupan orang banyak. Sehingga halhal yang tidak diharapkan seperti pencemaran air dan udara dapat dihindari.



2.7



Manajemen Risiko Manajemen risiko adalah sebuah cara yang sistematis dalam memandang



sebuah risiko dan menentukan dengan tepat penanganan risiko tersebut. Ini merupakan sebuah sarana untuk mengidentifikasi sumber dari risiko dan ketidakpastian, serta dapat memperkirakan dampak yang akan ditimbulkan dan mengembangkan respon yang harus dilakukan untuk menanggapi risiko tersebut. Tindakan manajemen risiko diambil oleh para praktisi untuk merespon bermacam-macam risiko. Responden melakukan dua macam hal tindakan manajemen risiko yaitu dalam prihal mencegah dan memperbaiki (Ibrahim,2011). Prinsip filosofi dari manajemen risiko adalah merencanakan segala sesuatunya dengan baik, dari yang terbaik serta bersiaplah menghadapi keadaan yang terburuk (Soehatman, 2010).



44



0% Risk



100% Risk



Safe Player



Risk Taker



0% Safe



100% Safe CALCULATED RISK Gambar 2.4 Risk Calculated (Sumber : Bhardwaj, 2010) 2.7.1 Tujuan Manajemen Risiko



Manajemen risiko pada dasarnya adalah bagian dari manajemen yang terintegrasi dalam bertujuan untuk memaksimalkan kemajuan pencapaian organisasi dengan cara meminimalkan kerugian yang dapat terjadi. Tujuan dari manajemen risiko menurut AS/NZS 4360 (2004) adalah sebagai berikut : 1.Membantu meminimalisasikan meluasnya efek yang tidak diinginkan terjadi. 2.Memaksimalkan pencapaian tujuan organisasi dengan meminimalkan kerugian. 3.Melaksanakan program manajemen secara efisien sehingga memberikan keuntungan bukan kerugian. 4.Melakukan peningkatan pengambilan keputusan pada semua level.



45



5.Menyusun program yang tepat untuk menimalisasi kerugian pada saat terjadi kegagalan. 6. Menciptakan manajemen proaktif bukan reaktif. 2.7.2 Manfaat Manajemen Risiko Manfaat dari manajemen risiko adalah dapat mencegah perusahaan dari kegagalan, yang mana sebagian besar dapat menghancurkan fasilitas/aset. Menurut AS/NZS 4360 (2004) manfaat menerapkan manjemen risiko adalah : 1. Memperkecil kemungkinan suatu kejadian yang tidak diinginkan dan mengurangi efek yang ditimbulkan dari kemungkinan tersebut. 2. Meningkatkan produktifitas kerja. 3. Membantu meningkatkan perencanaan kerja perusahaan yang efektif, lingkungan kerja, produksi dan mencapai performa perusahaan yang lebih baik. 4. Mendapatkan keuntungan dari segi ekonomi dan kemudahan untuk memenuhi target perusahaan dan perlindungan aset. 5. Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan karyawan.



2.8



Identifikasi Risiko Identifikasi risiko merupakan upaya untuk mengetahui adanya risko dan



menemukan Hazard / penyebab yang berpotensial menimbulkan risiko dalam setiap aktivitas yang dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan daftar komprehensif tentang sumber risiko dan kejadian yang menyertainya agar tidak menghambat pencapaian tujuan dari aktivitas itu sendiri (Wiyasa,2014).



46



2.9



Metode Identifikasi Risiko Terdapat beberapa metode yang sering digunakan dalam melakukan



identifikasi risiko untuk mengetahui faktor penyebab dan proses terjadinya konsentrasi atau dampak. Beberapa contoh metode identifikasi risiko tersebut adalah sebagai berikut (Wiyasa,2014) : a. Preeliminary Hazard Analysis Preeliminary Hazard Analysis adalah suatu metode yang dilakukan dalam mengetahui bahaya-bahaya awal pada suatu sistem baru. Preeliminary Hazard Analysis dilakukan jika tidak ada suatu informasi mengenai sistem tersebut. b. Failure Mode Effect Analysis Failure Mode Effect Analysis adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisis sistem yang berhubungan dengan engineering yang mungkin mengalami kegagalan dan efek yang ditimbulkan dari kegagalan. Failure Effect Analysis secara sistematis menilai komponen dari suatu sistem



Mode



tentang bagimana sistem dapat gagal lalu mengevaluasi efek dari kegagalan tersebut, tingkat bahaya yang dihasilkan dari kegagalan dan bagaimana kegagalan tersebut dicegah atau diminimalisasi c. Check List Check List digunakan sebagai cara untuk mengetahui kondisi awal pada suatu kondisi yang meliputi aspek-aspek safety. Safety checklist dapat digunakan untuk mengevaluasi perangkat peralatan, fasilitas, konsep design atau prosedur operasi. d. Hazard and operability Study



47



Hazard and operability Study (HAZOPS) dapat digunakan untuk mengidentifikasi bahaya pada industri kimia. HAZOPS digunakan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi proses yang berhubungan dengan safety dan bahaya pada lingkungan dan memproses masalah yang dapat berdampak pada efisiensi operasi. e. Fault Tree Analysis (FTA) Fault Tree Analysis dapat digunakan untuk memprediksi dan mencegah terjadinya kecelakaan atau digunakan sebagai alat investigasi setelah terjadi kecelakaan. f. Job Safety Analysis Job Safety Analysis atau JSA adalah suatu proses yang dilakukan dalam mengidentifikasi bahaya melalui langkah-langkah kerja yang ada. Setiap langkah dianalisis untuk mengidentifikasi potensi bahaya yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut.



2.10



Analisis Risiko Analisis risiko merupakan kegiatan menganalisa suatu risiko dengan



menentukan besarnya kemungkinan terjadi dan tingkat dari penerimaan akibat suatu risiko. Tujuan adalah untuk membedakan antara risiko kecil, risiko sedang, dengan risiko besar dan menyediakan data untuk membantu evaluasi dan penanganan risiko (AZ/NZS 4360). Faktor yang mempengaruhi dalam analisis risiko adalah : a. Sumber risiko



48



Merupakan asal atau timbulnya risiko yang dapat berupa material, yang digunakan dalam proses kerja, peralatan kerja, kondisi area kerja dan perilaku dari pekerja. b. Probabilitas Merupakan besaran kemungkinan timbulnya risiko. Ditentukan dengan menganalisis frekuensi bahaya terhadap para pekerja, jumlah dan karakteristik bahaya yang terpapar pada pekerja, jumlah dan karakteristik pekerja yang terkena dampak bahaya, kondisi area kerja, kondisi peralatan kerja, serta efektifitas tindakan pengendalian bahaya yang telah dilakukan sebelumnya. Faktor probabilitas juga berkaitan dengan faktor perilaku pekerja dikarenakan kurangnya pengetahuan dan kesadaran terhadap bahaya dan sumber risiko yang ada dalam proses kerja dan di tempat kerjanya, keterbatasan kemampuan fisik dan mental yang dimiliki pekerja saat pekerja seperti kondisi fisik pekerja yang sakit saat melakukan pekerjaan atau stres yang dialami pekerja yang berpengaruh dalam penurunan konsentrasi pekerja. c. Konsekuensi Merupakan besaran dampak yang ditimbulkan dari risiko. Ditentukan dengan analisis atau kalkulasi statistik berdasarkan data-data yang terkait atau melakukan estimasi subjektif berdasarkan pengalaman terdahulu. 2.10.1 Analisis Risiko Kualitatif Metode kualitatif ini pada umumnya menggunakan tabulasi sifat karakteristik penelitian melalui skala deskriptif seperti; tinggi, sedang, atau rendah. Hasil dari analisis kualitatif berbentuk matriks risiko dengan dua



49



parameter, yaitu peluang atau kemungkinan (likelihood) terjadi dan akibat (consequence). Menurut AS/NZS 4360 seperti tabel berikut : Tabel 2.1 Skala ukur kualitatif dari likelihood Level



Deskripsi Hampir



5



pasti terjadi



4



3



2



1



Definisi Dapat terjadi setiap saat dalam kondisi normal, misalnya kecelakaan di jalan raya yang padat



Sering



Terjadi beberapa kali dalam periode tertentu,



terjadi



kecelakaan kereta api



Dapat



Risiko dapat terjadi namun tidak sering misalnya, jatuh dari



terjadi



ketinggian proyek



Kadang-



Terkadang dapat terjadi, misalnya kebocoran pada instalasi



kadang



nuklir



Jarang sekali



misalnya



Terjadi dalam keadaan tertentu, misalnya disambar petir



(Sumber: Soehatman, 2009) Tabel 2.2 Skala ukur kualitatif dari konsekuensi Level 1



Deskripsi



Definisi



Tidak



Kejadian tidak menimbulkan kerugian atau cedera pada



signifikan



manusia



2



Kecil



3



Sedang



4



Berat



5



Bencana



Cedera ringan, P3K, kerugian sedang, tidak menimbulkan dampak serius terhadap kelangsungan bisnis Cedera berat, perlu penanganan medis, kerugian finansial sedang Cedera parah, kerugian berat, gangguan pada aktivitas serta memberi dampak serius terhadap kelangsungan bisnis Fatal bahkan meninggal, kerugian besar dengan dampak luas, terhentinya kegiatan



(Sumber: Soehatman, 2009)



50



Tabel 2.3 Matriks risiko kualitatif Konsekuensi Tidak signifikan



Kecil



Sedang



Berat



Bencana



1



2



3



4



5



5



S



T



E



E



E



4



S



T



T



E



E



3



R



S



T



T



E



2



R



S



S



T



T



1



R



R



S



S



S



Probality



(Sumber: Soehatman, 2009) Keterangan : E- Risiko Ekstrim : Sangat berisiko, butuh tindakan cepat T- Risiko Tinggi : Risiko besar, butuh perhatian manajemen puncak S- Risiko sedang : Tanggung jawab manajemen harus spesifik R- Risiko rendah : Risiko dapat diterima, ditangani dengan prosedur rutin Tingkat risiko (level of risk) pada analisis ini merupakan hasil perkalian dari risiko-risiko keselamatan kerja yang terdapat pada setiap tahapan pekerjaan. Nilai risiko = Likelihood (L) x Consequences (C)



Tingkat risiko metode analisis dibagi ke dalam beberapa kategori yang dapat dilihat pada tabel 2.4



51



Tabel 2.4 Level risiko berdasarkan standar AS/NZS4360 RISIKO SANGAT TINGGI 15- 25



RISIKO TINGGI 8 - 12



Risiko tidak dapat diterima, kegiatan tidak boleh dilanjutkan sampai keadaan tertentu/ upaya mereduksi risiko



Risiko perlu pertimbangan untuk direduksi, kegiatan tidak boleh dilanjutkan, jika dilanjutkan perlu tindakan segera



RISIKO SEDANG 4-6



Perlu tindakan untuk mengurangi risiko, disesuaikan dengan perhitungan biaya pencegahan dan waktu yang diperlukan



RISIKO RENDAH 1-3



Risiko dapat diterima, pengendalian tambahan tidak diperlukan



(Sumber : AS/NZS4360, 2004) 2.10.3 Analisis Risiko Kuantitatif Analisis kuantitatif merupakan analisis yang mempergunakan perhitungan probabilitas kejadian dengan data numerik tidak berupa peringkat, konsekuensi dihitung menggunakan permodelan hasil dari kumpulan kejadian atau eksperimen terdahulu, sedangkan probabilitas dihitung dari paparan dan likelihood untuk menetapkan tingkatan yang terjadi.



2.11



Evaluasi Risiko Tingkat atau peringkat dari risiko merupakan alat yang sangat penting



pada manajemen dalam pengambilan keputusan, karena melalui peringkat risiko



52



pihak



manajemen



dapat



menentukan



prioritas



dan



penanganan



saat



mengalokasikan sumber daya pada tahap pekerjaan konstruksi berlangsung. Pada evaluasi risiko akan diperoleh gambaran-gambaran informasi tentang risiko yang ada dalam parameter biaya maupun parameter lainnya. As Low As Reasonably Practicable (ALARP) merupakan salah satu konsep praktis dalam mengevaluasi prioritas dari risiko tersebut menimbang terhadap terjadinya risiko, dana, dan waktu untuk mengendalikannya dilapangan. Menggunakan metode dengan konsep ini dapat memungkinkan dan memudahkan kita dalam menetapkan tujuan dan tugas para duty-holders secara non preskriptif (Bhardwaj, 2010). Menurut AS/NZS 4360 (2004) ada tiga kategori region pada ALARP untuk meninjau peringkat risiko antara lain : 1. Dapat diterima secara luas (broadly acceptable) 2. Dapat ditoleransi (tolerable) 3. Tidak dapat diterima/ tidak dapat ditoleransi (unacceptable)



53



Gambar 2.5 Regional ALARP (Sumber : Bhardwaj, 2010)



2.12



Pengendalian Risiko Pengendalian risiko merupakan langkah terpenting dalam menentukan



alternatif-alternatif pada pilihan yang tersedia setelah diketahuinya potensi dan



54



besarnya risiko yang ada. Berikut beberapa alternatif sebagai pendekatan dalam pengendalian risiko (AS/NZS 4360, 2004) : a.) Menghindari risiko/ tidak mengambil risiko b.) Mengurangi kemungkinan terjadi (reduce likelihood) Mengurangi segala kemungkinan-kemungkinan terjadinya risiko dengan macam pendekatan seperti : jam kerja, ijin kerja, budaya K3, eliminasi, isolasi, dan pengendalian jarak. c.) Mengurangi konsekuensi kejadian (reduce consequence) Risiko tidak dapat dihilangkan sepenuhnya secara total dengan pertimbangan teknis dan ekonomis yang membuat risiko itu akan tetap ada. Konsekuensi dari suatu kejadian dapat direduksi dengan penerapan system tanggap darurat yang terencana dengan baik. d.) Pengalihan risiko (risk transfer) Pengalihan risiko ini berupa ambil alih pihak lain yang berkompeten terhadap risiko yang dapat terjadi, dengan bidang khusus tanggungan risiko dialihkan atau dipusatkan kepada pihak penanggung. Dengan ini konsekuensi yang terjadi ditransfer risikonya kepada pihak asuransi. 2.12.1 Tindakan Pengendalian Risiko dapat dikendalikan/ dikelola melalui beberapa teknik dan pilihan teknologi yang tersedia dalam usaha pencegahan maupun pengendalian dengan pertimbangan biaya, efisiensi, dan efektivitasnya (Bhardwaj, 2010).



55



Eliminasi



`



Substitusi Isolasi Engineering Administrasi



APD



Pilihan Terakhir



Gambar 2. 6 Skema tindakan pengendalian (Sumber : Bhardwaj, 2010) a.) Eliminasi Potensi dari sumber dari risiko/ bahaya yang dapat terjadi dihilangkan, maka risiko menyisakan kemungkinan kecil untuk terjadi. b.) Subtitusi Sumber bahaya yang tidak dapat dihilangkan secara keseluruhan karena pertimbangan tertentu pada pelaksanaan, dapat diganti dalam penentuan alternatif lainnya dengan sumber yang intensitasnya lebih rendah. c.) Isolasi Sumber bahaya yang masih ada, dengan intensitas yang berkurang bahkan nihil kejadian. Menempatkan sumber bahaya terisolir dari para pekerja.



56



d.) Engineering Sumber dari bahaya dikelola secara teknis dengan menentukan jarak aman yang dapat menjauhkan para pekerja dari sumber bahaya, semakin jauh sumber bahaya semakin kecil pula paparan yang akan diterima. e.) Administrative Sumber bahaya dikelola melalui pendekatan-pendekatan administratif seperti pengaturan jam kerja, shift kerja, prosedur kerja yang aman, dan pemilihan pekerja yang selektif. f.) APD (Alat Pelindung Diri) Pilihan terakhir yang tujuan dari penggunaannya sendiri untuk mengurangi dampak/ akibat dari penerimaan risiko dari sumber bahaya, sebagai perlindungan dan rasa aman dalam melaksanakan pekerjaan.



2.13



Penelitian Sebelumnya Terdapat beberapa penelitian yang menjadi refrensi dari proposal tesis ini



sebagai berikut : 1.



Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Proyek



Pembangunan Ciputra World Jakarta (Wiyasa),2014. Dengan menggunakan metode kuisioner untuk mengidentifikasi risiko berkesimpulan : Terdapat 262 jenis risiko yang teridentifikasi melalui kuisioner dan 80 jenis risiko diantaranya tergolong risiko dengan kategori dominan (major risk) maka dari itu, dilakukan pengendalian risiko melalui tindakan pendekatan-pendekatan sebagai berikut :



57



a.) Pendekatan Teknis (engineering control), dengan cara memperbaiki desain alat/ pemasangan alat pengaman tertentu misalnya, memasang tali kendali pada semua operasi pengangkatan yang dilakukan menggunakan Tower Crane sehingga beban dapat dikendalikan pada jarak yang aman serta mencegah beban jatuh pada tempat yang tidak diharapkan. b.) Pendekatan Administrasi, dengan mengatur jadwal kerja, waktu istirahat/ libur yang cukup, dan pemeriksaan kesehatan secara rutin. c.) Pendekatan Manusia, dengan cara memberikan pelatihan kerja kepada para pekerja baru sebagai pendukung kerja agar melakukan pekerjaan secara aman. 2.



Analisis Kualitatif Hubungan Antara Hasil Analisis Risiko Keselamatan



Kerja dengan Kejadian Kecelakaan Kerja yang Telah Terjadi pada pekerja di unit Shredder Facility PT Holcim Indonesia Tbk (Winjani),2010. Sesuai dengan tujuan Sistem Manajemen K3 untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif, maka haruslah dibentuk suatu tim yang ringkas tetapi memiliki kemampuan cepat dalam pembuatan peraturan, standar K3 perusahaan dan materi pelatihan untuk mengembangkan sistem manajemen K3 di tempat kerja. 3.



Identifikasi dan Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada



Area Produksi di PT. Sierad Produce,Tbk (Khurnia, 2012). Pemberian pelatihan kepada pekerja dirasa sangat penting untuk mengenali potensi bahaya dan risiko di tempat kerja serta melakukan sosialisasi secara rutin mengenai K3 terutama pada area-area yang secara potensial mengundang kecelakaan kerja.



58



2.14



Identifikasi dan Sumber Risiko K3 Pada Proyek Konstruksi Menurut Wiyasa (2014) proses identifikasi risiko dapat dibedakan menurut



sumber risiko yang ada, berikut adalah proses pengidentifikasian risiko K3 berdasarkan dari sumber penyebab kecelakaan pada tahapan pekerjaan konstruksi yaitu seperti pada Tabel.2.5 berikut : Tabel 2.5 Identifikasi risiko berdasarkan sumber risiko Sumber Risiko Jenis Pekerjaan



No



Identifikasi Risiko Peo.



Equ.



Mat.



Penyimpanan Bahan



1



Kebakaran



X



Kimia Cat



2



Iritasi pada kulit



X



3



Menghirup racun



X



Penyimpan bahan



4



Iritasi



X



Kimia Semen



5



Menghirup debu



X



6



Tertimpa tumpukan semen



Penyimpanan Bahan



7



Kebakaran



X



Bakar / Olie



8



Iritasi pada kulit



X



9



Menghirup racun



X



Penyimpan Tabung



10



Meledak / Kebakaran



X



Gas



11



Menghirup Racun



X



12



Tertimpa / Tersandung



Env.



X



X



Tabung Penyimpanan Spare



13



Tersandung



X



Part Mesin



14



Terbentur



X



15



Tertimpa / Tersandung



X



Bahan Beracun



16



Meledak / Kebakaran



X



Lainnya



17



Menghirup Racun



X



18



Iritasi pada kulit



X



19



Iritasi pada mata



X



20



Jatuh tergelincir



X



21



Jatuh dari ketinggian



X



Erection Tower Crane



(Sumber : Wiyasa,2014)



59



Sumber Risiko Jenis Pekerjaan



No



Identifikasi Risiko Peo.



Equ.



Mat.



Env.



22



Tersengat listrik



23



Terjepit



Erection Passenger



24



Jatuh tergelincir



Hoist



25



Terjepit



26



Jatuh rem otomatis rusak



27



Kejatuhan



28



Jatuh dari ketinggian



29



Terjepit



30



Tersengat listrik



31



Kejatuhan



32



Jatuh dari ketinggian



33



Muatan jatuh / lepas



X



34



Terbentur muatan TC



X



35



Tersambar petir



36



Tali sling putus



X



37



TC roboh /patah



X



Oprasiona Passenger



38



Jatuh dari ketinggian



Hoist



39



Muatan jatuh / lepas



X



40



Tali sling putus



X



41



Terjepit



X



Pemasangan Safety



42



Tergores



Net



43



Kejatuhan material



44



Jatuh dari ketinggian



X



Pemasangan Reiling



45



Jatuh dari ketinggian



X



Pengaman



46



Tergores



47



Tersengat listrik



Pengoprasian lift



48



Muatan jatuh / lepas



X



barang



49



Terjepit



X



Erection Lift Barang



Pengoprasian TC



X X X X X X X X X X X



X



X



X X



X X



(Sumber : Wiyasa,2014)



60



Sumber Risiko Jenis Pekerjaan



No



Identifikasi Risiko Peo.



Equ.



50



Kejatuhan material



51



Jatuh dari ketinggian



52



Terjepit



53



Tersengat listrik



54



Kejatuhan



55



Jatuh dari ketinggian



56



Tali sling putus



X



57



Terjepit



X



Pekerjaan Galian/



58



Terkena Swing Excavator



X



Excavation dengan



59



Excavator Terguling



X



60



Nafas sesak alibat debu



Erection Gondola



Oprasional Gondola



Alat



Mat.



Env.



X X X X X X



X



galian 61



Terkubur longsoran tanah



X



dari atas 62



Terjatuh kedalam lubang



X



galian Mengangkut tanah



63



hasil galian



Dump truck terjatuh



X



kedalam galian 64



Terlindas/ tertabrak Dump



X



Truck 65



Terkena swing excavator /



X



terbentur alat berat 66



Dump Truck jatuh ketepi



X



galian Pengurugan Tanah /



67



Terbentur alat berat



68



Nafas sesak karena debu



X



69



Iritasi mata



X



70



Terlidas/ tertabrak Dump



X



Pasir



Truck



(Sumber : Wiyasa,2014)



X



61



Sumber Risiko Jenis Pekerjaan



No



Identifikasi Risiko Peo.



Pemadatan tanah



71



Kaki terlindas alat



dengan babby roller /



72



Gangguan pendengaran



73



Gangguan physicologis



stamper



Equ.



Mat.



Env.



X X X



akibat getaran alat Dewatering



74



Pekerja terperosok



X



kedalam galian 75



Gangguan pendengaran



76



Tersengat listrik mesin



X X



pompa 77



Terbentur/ tertimpa pipa



X



bor pada saat pengeboran Pondasi Bore Pile



78



Instalasi casing sementara



Terbentur pipa casing saat



X



pengangkatan 79



Kejatuhan pipa casing saat



X



pengangkatan akibat sling putus 80



Tangan tergores pipa



X



casing 81



Gangguan pendengran



Pek. Boring Pile



82



Terbentur alat bor (auger)



X



Pek. Boring



83



Kejatuhan auger saat



X



X



pengangkatan akibat sling putus 84



Tangan tergores auger



85



Terprosok lubang hasil



X X



boring Penurunan steel cage



86



Tangan tergores



kedalam lubang bor



87



Terbentur rangkaian besi



X X



saat memasukan ke lubang bor 88



Kejatuhan steel cage saat



X



pengangkatan akibat sling putus



(Sumber : Wiyasa,2014)



62



Sumber Risiko Jenis Pekerjaan



No



Identifikasi Risiko Peo.



Equ.



Mat.



Pek. Pengecoran



89



Tertabrak truck mixer



beton (casting)



90



Terkena percikan beton



X



91



Iritasi kulit



X



92



Terbentur pipa tremi



X



93



Kejatuhan pipa tremi saat



X



Env.



X



pengangkatan akibat sling putus Pek. Bekisting



94



Pengangkutan



Tertimpa tumpukan



X



material



material dari truk ke



95



Tertabrak truk/truck crane



workshop



96



Tangan tergores



97



Kepala terbentur



X



98



Tertimpa tumpukan



X



Pemotongan kayu/ playwood



X X



kayu/plywood 99



Jari terpotong mesin



X



100



Tersengat listrik



X



101



Gangguan pendengaran



102



Mata kemasukan serbuk



X X



kayu Perakitan Bekesting



103



Jari terjepit palu



104



Jari tertusuk paku



105



Jari terkena gergji



106



Tertimpa tumpukan



X X X X



bekersting Pengangkatan



107



begesting ke area proyek



Pekerjaan pembesian Pengangkutan besi



Tertimpa / terjepit



X



tumpukan begesting 108



Tertabrak truck crane



109



Tangan tergores



110



Kepala terbentur begesting



X



111



Tertimpa / terjepit



X



X X



tumpukan besi



(Sumber : Wiyasa,2014)



63



Sumber Risiko Jenis Pekerjaan



No



Identifikasi Risiko Peo.



dari truck ke



112



Tertabrak truck crane



workshop



113



Tangan tergores / tertusuk



Equ.



Mat.



Env.



X X



besi Pemotongan /



114



Tertimpa tumpukan besi



pembengkokan



115



Jari terjepit Bar Cutter



X



116



Tersengat listrik



X



117



Tangan tergores



X



118



Tangan tertusuk kawat



X



Perakitan besi



X



bendrat 119



Tangan terjepit gum



120



Tangan / Kaki kejatuhan



X X



besi 121



Tertusuk / Tersandung



X



potongan besi Pengangkatan besi ke



122



Tertimpa tumpukan besi



area proyek



123



Tertabrak truck crane



124



Tangan tergores



Pemasangan/



125



Scafolding roboh



Platform Scafolding



126



Terjatuh



127



Kepala terbentur



X



128



Kepala terbentur



X



Pemasangan



129



Terjatuh dari ketinggian



bekesting Kolom,



130



Kejatuhan begesting



131



Tangan terkena gergaji



132



Kaki tertimpa bekesting



Pemasangan besi



133



Terjatuh dari ketinggian



Pemasangan besi



134



Kepala terbentur



X



135



Tangan terjepit



X



136



Tertimpa besi



X



137



Kaki tertusuk besi



Balok, Lantai &



X X X X X



X X X



Dinding



Kolom, balok dan



X X



Dinding



(Sumber : Wiyasa,2014)



X



64



Sumber Risiko Jenis Pekerjaan



No



Identifikasi Risiko Peo.



Equ.



Mat.



Env.



Pemasangan besi



138



Terperosok jatuh



X



lantai



139



Kaki tersandung/ tertusuk



X



besi 140



Tangan terjepit



141



Terjatuh dari ketinggian



142



Tertimpa besi



X



143



Sling putus bucket terjatuh



X



144



Tertabrak / tertimpa bucket



X



145



Terjatuh dari ketinggian



146



Tertimpa vibrator



147



Iritasi tangan



Pengecoran Balok,



148



Terjatuh dari ketinggian



Lantai dan Dinding



149



Iritasi tangan



150



Tertabrak / tertimpa pipa



151



Kaki tersandung/ tertusuk



Pekerjaan pengecoran



Pengecoran Kolom



X X



X



dengan Bucket



dengan concrete



X X X X X



pump X



besi Jacking Balok



152



Terjatuh dari ketinggian



Prategang



153



Iritasi tangan



154



Kejatuhan alat jacking



155



Tersengat listrik



Pemasangan plat



156



Terjatuh dari ketinggian



dinding/balok



157



Terjepit / terbentur plat



prategang menggunakan TC



X X X X X X



dinding 158



Tertimpa plat dinding



159



Tangan tergores



Pemasangan canopy



160



Terjatuh dari ketinggian



dengan baja WF



161



Terbentur baja WF



X



162



Tertimpa baja WF



X



163



Radiasi Mata karena sinar



X X X



las



(Sumber : Wiyasa,2014)



X



65



Sumber Risiko Jenis Pekerjaan



No



Identifikasi Risiko Peo.



Pemasangan Bata



Equ.



Mat.



164



Tangan terkena las



X



165



Tangan terkena gerindra



X



166



Tangan terkena alat bor



X



167



Tabung gas meledak



X



168



Mata terkena percikan



X



Hebel < 1 m



Env.



mortar 169



Kejatuhan material



170



Kulit terkena percikan



X X



mortar Pemasangan Bata



171



Hebel > 1 m



Mata terkena percikan



X



mortar 172



Kejatuhan material



173



Kulit terkena percikan



X X



mortar 174



Tertimpa pasangan Hebel



X



yang rubuh 175



Jatuh dari ketinggian



Pekerjaan kolom /



176



Tangan tergores



balok praktis



177



Kaki tertusuk besi



178



Kepala terbentur besi



X



Memasang



179



Tertimpa kusen / pintu



X



kusen/pintu kayu



180



Tangan terkena palu



181



Kepala terbentur kayu



Memasang kusen



182



Tersengat listrik



jendela + kaca



183



Tertimpa kaca



184



Tangan terkena gerinda



185



Gondola terperosok



186



Mata terkena percikan



aluminium pada



X X X



X X X X X



dinding luar Pekerjaan plesteran dinding dalam



X X



mortar 187



Kulit terkena percikan mortar



(Sumber : Wiyasa,2014)



X



66



Sumber Risiko Jenis Pekerjaan



No



Identifikasi Risiko Peo.



Pekerjaan Acian



188



Terjatuh



189



Mata terkena percikan



dinding luar



Equ.



Mat.



Env. X



X



mortar 190



Kulit terkena percikan



X



mortar 191



Jatuh dari ketinggian



X



192



Gangguan physikologis



X



ketinggian 193



Gondola terperosok



Pekerjaan pasangan



194



Tangan terkena gerinda



keramik lantai



195



Mata terkena percikan



X X X



keramik 196



Menghirup debu



Pekerjaan pasangan



197



Tangan terkena gerinda



keramik dinding



198



Mata terkena percikan



X X X



keramik 199



Menghirup debu



X



200



Mata terkena percikan



X



mortar 201



Terjatuh dari ketinggian



X



202



Bising



X



Pekerjaan water



203



Jatuh



X



proffing (coating



204



Kejatuhan material



205



Jatuh dari ketinggian



X



Pekerjaan water



206



Jatuh terpeleset



X



proffing (membrane



207



Kejatuhan material



208



Jatuh dari ketinggian



209



Tangan terkena api



210



Tabung gas meledak



211



Jatuh terpeleset



system)



system)



Pekerjaan pengecatan



X



X X X



(Sumber : Wiyasa,2014)



X X



67



Sumber Risiko Jenis Pekerjaan



No



Identifikasi Risiko Peo.



212



Kejatuhan material



213



Iritasi pada tangan



Pekerjaan



214



Tersengat listrik



pemasangan plafond



215



Mata kemasukan debu



216



Tangan tergores cutter



217



Terjatuh



218



Mata terkena percikan



gypsum



Pekerjaan pemasangan eksternal clading



Equ.



Mat.



Env.



X X X X X X X



mortar 219



Kulit terkena percikan



X



mortar



Pekerjaan screed



220



Terjatuh dari ketinggian



221



Gondola terperosok



222



Mata terkena percikan



X X X



mortar 223



Kulit terkena percikan



X



mortar 224



Lift terperosok



225



Tersengat listrik alat



X X



penghalus lantai Pekerjaan floor



226



Terpleset / terjatuh



hardener



227



Kulit terkena percikan



X X



mortar 228



Tersengat listrik



Pemasangan



229



Terjatuh dari ketinggian



plumbing dan fire



230



Kejatuhan material



231



Kebakaran akibat mesin las



232



Tabung gas meledak



X



233



Mata terkena gram besi



X



234



Tangan terkena api las



235



Terjatuh dari ketinggian



fighting



Pemasangan material



X X X X



X



(Sumber : Wiyasa,2014)



X



68



Sumber Risiko Jenis Pekerjaan



No



Identifikasi Risiko Peo.



utama pek. mekanikal



Equ.



Mat.



236



Kejatuhan material



237



Kebakaran akibat mesin las



238



Tabung gas meledak



X



239



Mata terkena gram besi



X



240



Tangan terkena api las



241



Tersengat listrik



X



Pekerjaan instalasi



242



Tersengat listrik



X



listrik, genset dan alat



243



Terjatuh dari ketinggian



244



Kejatuhan material



Pekerjaan



245



Terjatuh dari ketinggian



pemasangan lift



246



Tersengat listrik



247



Kejatuhan material



Mengebor gantungan



248



Tersengat listrik



instalasi



249



Terjatuh dari ketinggian



250



Mata terkena serpihan



elektrik lainnya



Env.



X X



X



X X X X X X X X



beton Pemasangan kabel



251



Tangan tergores



tray



252



Kejatuhan ducting



253



Terjatuh dari ketinggian



Pemotongan pipa



254



Mata terkena percikan api



dengan cuting wheel



255



Tersengat listrik alat bor



X



256



Jari terkena alat potong



X



Snay pipa dan



257



Jari terpotong



X



pemasangan



258



Jari tertusuk sisa snay



259



Terhirup bahan kimia



260



Tangan terkena semburan



Pemotongan pipa dengan las



X X X X



X X X



api 261



Mata terkena percikan api



262



Tabung meledak



(Sumber : Wiyasa,2014)



X X



69



2.15



Identifikasi Risiko K3 Potensi bahaya diidentifikasi dari tahap pekerjaan, proses, dan aktivitas



yang dikerjakan. Dilakukan pengamatan tentang potensi bahaya yang dapat terjadi sebagai bahan diskusi untuk mengetahui faktor penyebab (causal) dari potensi bahaya. Berdasarkan studi literatur yang diperoleh dari hasil penelitian sebelumnya, observasi, serta melakukan brainstorming dengan kelompok tim kerja yang terkait dengan proyek Pembangunan Jambuluwuk Hotel & Resort Petitenget, terdapat 4 sumber yang dalam proses interaksinya dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja antara lain: people, equipment, material, environment (PEME). Dari proses diskusi terdapat sebanyak 13 jenis potensi bahaya baru yaitu: 1.Pembebanan struktur/infrastruktur melewati kapasitas kendaraan alat berat, 2.Tertimpa alat saat loading/unloading, 3.Kotoran proyek yang menempel pada ban saat keluar area proyek, 4.Terkena alat kerja, bodem SPT, angker saat penyelidikan tanah, 5.Terkena benda tajam kasat mata di area penyelidikan tanah, 6.Terperososk kedalam lubang galian manual, 7.Kaki tergencet stamper pada saat pemerataan lahan, 8.Gangguan fisik dan pendengaran dari getaran alat mekanis, 9.Kaki terlindas maneuver backhoe, 10.Alat berat yang terguling karena area galian amblas/longsor, 11.Tersiram/tertimbun muatan tanah galian, 12.Terkena benda tajam pada genangan air di lingkungan proyek, 13.Terperosok kedalam lubang pengeboran bor pile. Total terdapat 275 jenis risiko K3 pada proyek Pembangunan Jambuluwuk Hotel & Resort Petitenget yang dibagi berdasarkan tiga tahapan pekerjaan antara lain : Tahap Pekerjaan Persiapan, Tahap Pekerjaan Struktur, dan Tahap Pekerjaan ME ditampilkan seperti pada Tabel.2.6 berikut :



70



Tabel 2.6 Identifikasi dan sumber risiko K3 melalui JSA (Job Safety Analysis)



NO



LOKASI/ PROSES / FUNGSI



AKTIVITAS



J OB SAFETY AN ALYSIS IDEN TIFIK ASI BAH AYA DAN ASPEK LIN GK U N GAN SUMBER RISIKO TINGKAT POTENSI BAHAYA/ RISIKO KEPARAHAN People Equipm Material Environ ent ment (SEVERITY) K3 JAMBULUWUK HOTEL & RESORT



I. PEKERJAAN PERSIAPAN 1.1 Tahapan Persiapan Perapihan dan Terkena benda tajam dan Mobilisasi Alat Pembersihan Lokasi Kerja Terkena alat kerja



Pembuatan Pagar Terkena benda tajam Pengaman dan Papan Nama Proyek Terkena alat kerja dari seng dan kayu



Mobilisasi / Pembebanan struktur / Demobilisasi Alat infrastruktur oleh kendaraan Berat dan / alat berat Kendaraan Material Terkena manuver alat berat dan kendaraan



Luka, Cidera



Luka, Cidera



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja Manual ×



Tertimpa alat pada saat loading/unloading



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja Manual



Kerusakan lingkungan area kerja



×



Dilakukan Perbaikan segera setelah terjadi kerusakan (rekondisi)



Luka, Cidera, Meninggal



×



Traffic manajemen ( Pengaturan lalu lintas pada kendaraan) ×



Luka, Cidera, Meninggal



×



Kotoran yang menempel Komplain warga pada ban keluar area proyek



Site Office, Tempat Terkena alat kerja Tidur Pekerja, Gudang dan KM/WC Pekerja Tertimpa balok baja



Terbakar pada saat pengelasan



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



Luka, Cidera



Paparan debu tanah akibat Gangguan keluar masuk kendaraan dan kesehatan alat berat



Loading / Unloading Alat Berat ; Truck Loader, Dozer, Excavator, Backhoe



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



×



Luka, Cidera



PENGENDALIAN AWAL (MITIGASI)



Luka, Cidera



Traffic manajemen & IK Alat Kerja Mekanis ×



×



Luka, Cidera, Meninggal



Storing Tenaga dan Peralatan Kebersihan Jalan (Tangki Air, Selang, Sapu Lidi) penggunaan APD (Kaca Mata) untuk pekerja yang melintasi area



Storing Tenaga dan Peralatan Kebersihan Jalan (Tangki Air, Selang, Sapu Lidi) penggunaan APD (Kaca Mata) untuk pekerja yang melintasi area



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm) ×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm), IK Alat Kerja Manual



Luka, Cidera



×



Pakai Masker Las, Sarung Tangan Las, Celemek/ Appron dan Sepatu las



Jatuh dari ketinggian saat Luka, Cidera, pemasangan rangka, dinding Meninggal dan atap



×



Memakai safety belt



Pemasangan Atap Paparan serbuk asbes Asbes Direksi Keet



Gangguan kesehatan



×



Dilakukan pengecatan pada bagian bawah, dilakukan segera penggantian jika ada atap asbes yang rusak



71



J OB SAFETY AN ALYSIS IDEN TIFIK ASI BAH AYA DAN ASPEK LIN GK U N GAN SUMBER RISIKO TINGKAT LOKASI/ PROSES / NO AKTIVITAS POTENSI BAHAYA/ RISIKO KEPARAHAN People Equipm Material Environ PENGENDALIAN AWAL (MITIGASI) FUNGSI ent ment (SEVERITY) K3 JAMBULUWUK HOTEL & RESORT Pengadaan Instalasi Terkena benda tajam kasat Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan Air (pemasangan mata dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja pipa) Manual Terkena alat kerja, kunci pipa Luka, Cidera



Terpeleset area licin



1.2 Gudang Penyimpanan /Logistik



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja Manual



Luka, Cidera



×



×



Pengadaan Instalasi Tersengat listrik Kabel Listrik dan Kabel Telepon



Kematian



Tempat Tersandung Penyimpanan Alat, Spare Part, dan Terbentur Mesin Kerja



Luka, Cidera



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



Cidera



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



Tergores alat bermata tajam Luka, Cidera



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja Manual



Tertimpa alat berbahan besi Luka, Cidera



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja Manual



Penyimpanan Bahan Kebakaran dari bahan mudah Luka, Cidera, Bakar, Kimia, terbakar Meninggal Semen Iritasi terkena kulit, mata Gangguan kesehatan



1.3 Pengukuran Awal



Pakai Sepatu Boot Karet dan pasang rambu Awas Licin



Topography



×



Menyediakan APAR (Alat Pemadam Api Ringan)



×



Pakai APD (Sepatu kerja, sarung tangan, helm, kaca mata)



Menghirup racun



Gangguan kesehatan



×



Menggunakan masker



Tergelincir cairan kimia



Luka, Cidera



×



Pakai Sepatu Boot Karet dan pasang rambu Awas Licin



Terkena benda tajam kasat mata



Luka, Cidera



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



Tersandung karena jalan tidak rata



Luka, Cidera



×



Pakai sepatu kerja



Terkena alat kerja, paku



Luka, Cidera



Penyelidikan Tanah Terkena benda tajam kasat mata



TOTAL JUMLAH RISIKO



Pakai Sepatu Boot Karet, IK. Pekerjaan Jaringan Listrik



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja Manual



Luka, Cidera



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



Tersandung karena jalan tidak rata



Luka, Cidera



×



Pakai sepatu kerja



Terkena alat kerja, bodem SPT, Angker dsb



Luka, Cidera



× 9



6



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm) 4



13



32



72



NO



LOKASI/ PROSES / FUNGSI



AKTIVITAS



J OB SAFETY AN ALYSIS IDEN TIFIK ASI BAH AYA DAN ASPEK LIN GK U N GAN SUMBER RISIKO TINGKAT POTENSI BAHAYA/ RISIKO KEPARAHAN People Equipm Material Environ ent ment (SEVERITY) K3 JAMBULUWUK HOTEL & RESORT



II. PEKERJAAN STRUKTUR 2.1 Pekerjaan Galian : Galian Tanah Terkena alat kerja (handtool) Luka, Cidera Pile Cap, Plate Manual yang digunakan Basement, Menggunakan Sekrop dan Cangkul Terkena benda tajam Luka, Cidera



×



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja Manual Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja Manual Pemasangan rambu area galian



Terperosok kedalam lubang Luka, Cidera galian



×



Tergelincir lumpur / licin



×



Pakai Sepatu Boot Karet dan pasang rambu Awas Licin



×



Menggunakan Safety google/ kaca mata



Cidera



Urugan Tanah Pasir Percikan debu pasir Gangguan dan Pemadatan kesehatan Menggunakan Terkena alat kerja (handtool) Luka, Cidera Stamper yang digunakan Kaki tergencet stamper



×



Luka, Cidera



Gangguan fisik dan Gangguan pendengaran dari getaran alat kesehatan Terkena benda tajam



2.2 Galian Tanah Mekanis



PENGENDALIAN AWAL (MITIGASI)



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja Manual ×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja Manual



×



Menggunakan earplug/ penutup telinga & Ik, Alat Kerja Manual



Luka, Cidera



Pembersihan Puing Bangunan Lama Pada Area Galian Pile Cap, Plate Basement, Basement, Tie Biem, GWT, Pit Lift menggunakan backhoe



Terkena alat kerja (handtool) Luka, Cidera yang digunakan



Penggalian tanah dengan alat Excavator



Terkena Manuver Excavator Luka, Cidera, Meninggal



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja Manual Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja Manual Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm) Pakai APD dan kaca mata



×



Terkena benda tajam



Luka, Cidera



×



Percikan puing



Gangguan kesehatan Luka, Cidera, Meninggal



×



Terlindas, terkena manuver backhoe



×



Traffic manajemen, APD, memasang rambu & IK Alat Mekanis



×



IK. Pengoperasian Alat Mekanis



Alat berat terguling karena Luka, Cidera, area galian longsor / amblas Meninggal



×



IK. Pengoperasian Alat Mekanis



Pekerja jatuh kedalam area galian



×



Memasang rambu, guard line



Pemindahan Tanah Terkena Manuver Excavator Galian menggunakan Tersiram, tertimbun muatan excavator tanah galian



Luka, Cidera, Meninggal Luka, Cidera, Meninggal Luka, Cidera, Meninggal



×



IK. Pengoperasian Alat Mekanis ×



Memasang rambu, guard line



73



NO



LOKASI/ PROSES / FUNGSI



2.3 Loading Tanah ke truk



AKTIVITAS



Manuver Truk di Lokasi galian



J OB SAFETY AN AL YSIS IDEN TIFIK ASI BAH AYA DAN ASPEK L IN GK U N GAN SUMBER RISIKO TINGKAT POTENSI BAHAYA/ RISIKO PENGENDALIAN AWAL (MITIGASI) KEPARAHAN People Equipm Material Environ ent ment (SEVERITY) K3 JAMBULUWUK HOTEL & RESORT Terkena manuver truk Luka, Cidera, × Traffic manajemen, APD, memasang rambu Meninggal & IK Alat Mekanis



Muatan Tanah oleh Terkena manuver Excavator Excavator ke Truk Loader Tersiram, tertimbun muatan tanah galian 2.4 Pekerjaan Dewatering



Instalasi Listrik pada Pompa Pengering



2.5 Instalasi Soldier Mobilisasi & Pile, Retaining Wall Demobilisasi alat pengeboran



Luka, Cidera, Meninggal



×



IK. Pengoperasian Alat Mekanis



Luka, Cidera, Meninggal



×



Memasang rambu, guard line



Terkena sengatan listrik, pada Kematian area basah



×



Gangguan pendengaran dari Gangguan alat pompa kesehatan Terkena benda tajam pada genangan air



Luka, Cidera



Terkena manuver alat dan kendaraan



Luka, Cidera, Meninggal



Terkena longsor galian



Luka, Cidera, Meninggal Luka, Cidera



Pengeboran Soldier Terkena manuver alat Pile pengeboran



×



Memakai Ear Plug ×



×



Tergelincir lumpur / licin



× ×



Terbentur, Tergores pipa tremi Pembesian untuk Soldier Pile



Pengecoran Beton Soldier Pile



× × ×



Luka, Cidera



Terkena alat kerja (handtool) Luka, Cidera yang digunakan Tertusuk kawat bindrat



Luka



Tertusuk benda tajam



Luka, Cidera



Terjepit rangkaian besi



Luka, Cidera



Terkena manuver Truk Mixer Kematian



Memasang rambu, guard line Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



Cidera



Terkena alat kerja (handtool) Luka, Cidera yang digunakan



APD (Sepatu) Traffic manajemen ( Pengaturan lalu lintas pada kendaraan)



Terperosok kedalam lubang Cidera pengeboran



Pemasangan Pipa Chasing Tremi



IK. Pekerjaan Pada Jaringan Listrik



Memasang rambu, guard line Memasang rambu, guard line Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja Manual



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja Manual ×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm) ×



× ×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm) Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm) Traffic manajemen, APD, memasang rambu & IK Alat Mekanis



Tertimpa bucket



Luka, Cidera



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



Tertimpa vibrator



Luka, Cidera



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



Terkena cipratan beton saat pengecoran lubang



Iritasi kulit



×



Lingkungan kotor akibat Komplain warga ceceran beton dan lumpur yang menempel pada kendaraan/ Mixer yang keluar Tes Pengujian PDA Terkena benda tajam Terpental alat pengujian



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm) ×



Storing Tenaga dan Peralatan Kebersihan Jalan (Tangki Air, Selang, Sapu Lidi)



Luka, Cidera



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



Luka, Cidera



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



Mata terkena serpihan beton Gangguan yang hancur pengelihatan



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan, helm, kaca mata)



74



J OB SAFETY AN ALYSIS IDEN TIFIK ASI BAH AYA DAN ASPEK LIN GK U N GAN SUMBER RISIKO TINGKAT LOKASI/ PROSES / NO AKTIVITAS POTENSI BAHAYA/ RISIKO KEPARAHAN People Equipm Material Environ PENGENDALIAN AWAL (MITIGASI) FUNGSI ent ment (SEVERITY) K3 JAMBULUWUK HOTEL & RESORT 2.6 Pekerjaan Pile Cap Bench Marking Terkena alat kerja (handtool) Luka, Cidera × Pakai APD & IK. Alat Kerja Manual dan Tie Beam Level Pile Cap dan yang digunakan Beam Terperosok kedalam lubang Cidera × Memasang rambu, guard line galian Pile Cap Terkena benda tajam Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm) Pemotongan/ Bobokan Level Kepala Tiang Bored Pile



Terkena mesin bobok/ Jack Hammer



Terkena alat kerja (handtool) Luka, Cidera yang digunakan



Pembuangan Sisa Terkena manuver truk Puing Pembobokan pembuangan



Anti Rayap



Luka, Cidera



Luka, Cidera, Meninggal



Tertimbun muatan puing



Luka, Cidera, Meninggal



Terkena cipratan Power Spray



Iritasi kulit



Pembuatan Terkena alat kerja (handtool) Luka, Cidera Bekisting untuk Tie yang digunakan Beam Terperosok kedalam lubang Luka, Cidera bekisting Terkena benda tajam Perakitan Pembesian untuk Tie Beam



×



Pakai APD & IK. Alat Kerja Manual



×



Pakai APD & IK. Alat Kerja Manual



×



Traffic manajemen & IK. Alat Mekanis ×



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



×



Memasang rambu, guard line



Luka, Cidera



Terkena alat kerja (handtool) Luka, Cidera yang digunakan



Traffic manajemen



× ×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm) Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



Tertusuk benda tajam kasat mata



Luka



Terjepit rangkaian besi



Luka, Cidera



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



Pengecoran Beton Terkena manuver alat berat / Kematian Pile Cap dan Tie Mixer Beam Tertimpa bucket Luka, Cidera, Meninggal



×



Traffic manajemen, APD, memasang rambu & IK Alat Mekanis



Tertimpa vibrator



Luka, Cidera



Terkena cipratan beton saat pengecoran galian



Iritasi kulit



×



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm) ×



Lingkungan kotor akibat Komplain warga ceceran beton dan lumpur / tanah yang menempel pada Ban Mixer / Kendaraan yang Pencetakan Sampel keluar Terkenaproyek besi cetakan kubus Cidera Kubus Beton Pile Cap dan Tie Beam Terkena cipratan beton saat Iritasi kulit



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



Pakai APD (sarung tangan dan masker) ×



×



Storing Tenaga dan Peralatan Kebersihan Jalan (Tangki Air, Selang, Sapu Lidi)



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm) ×



Pakai APD (sarung tangan dan masker)



×



Menggunakan google / kaca mata



pengecoran Cipratan mengenai mata



Gangguan pengelihatan



Terkena alat kerja manual



Luka, Cidera



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja Manual



75



J OB SAFET Y AN AL YSIS IDEN T IFIK ASI BAH AYA DAN ASPEK L IN GK U N GAN SUMBER RISIKO TINGKAT LOKASI/ PROSES / NO AKTIVITAS POTENSI BAHAYA/ RISIKO PENGENDALIAN AWAL (MITIGASI) KEPARAHAN People Equipm Material Environ FUNGSI ent ment (SEVERITY) K3 JAMBULUWUK HOTEL & RESORT 2.7 Pekerjaan Lantai, Pekerjaan Bekisting Terkena alat kerja manual Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan Kolom, Balok dan untuk Lantai, dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja Plat Lantai Kolom, Balok dan Manual Plat Lantai Terperosok kedalam lubang Luka, Cidera × Memasang rambu, guard line bekisting



Pembesian pada Lantai, Kolom, Balok dan Plat Lantai



Terkena benda tajam kasat mata Terkena alat kerja manual



Luka, Cidera Luka, Cidera



Terkena alat potong, bender



Luka, Cidera



Tertusuk Wiremesh



Luka, Cidera



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja Manual



Terjepit Wire Mesh



Luka, Cidera



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



Pengecoran Beton Terkena manuver alat berat/ Kematian pada Lantai, Mixer Kolom, Balok dan Tertimpa bucket Luka, Cidera, Plat Lantai Meninggal



× ×



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja Manual



×



IK. Pengoperasian Alat Mekanis ×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



×



Tertimpa vibrator



Luka, Cidera



Terkena cipratan beton saat pengecoran



Iritasi kulit



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm) Pakai masker dan google/ kaca mata



Cipratan mengenai mata



Gangguan Penglihatan



×



Pakai masker dan google/ kaca mata



Lingkungan kotor akibat Komplain warga ceceran beton dan lumpur / tanah yang menempel pada Ban Mixer / Kendaraan yang keluar proyek Pencetakan Sampel Terkena besi cetakan Kubus Beton untuk Lantai, Kolom, Terkena cipratan beton saat Balok dan Plat pengecoran Lantai Terkena alat kerja manual



2.8 Pekerjaan Dinding Basement



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm) Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja Manual



Pengangkutan besi Terkena besi saat wiremesh ke area pengangkutan dinding basement Terpeleset area licin secara Manual



×



Luka, Cidera



×



Iritasi kulit Luka, Cidera



Storing Tenaga dan Peralatan Kebersihan Jalan (Tangki Air, Selang, Sapu Lidi)



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm) ×



Pakai masker dan google/ kaca mata



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja Manual



Luka, Cidera



×



Cidera



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm) ×



Memasang rambu, guard line



Terjepit barang bawaan



Luka, Cidera



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



Tertusuk besi wiremesh



Luka, Cidera



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



Terjepit besi wiremesh



Luka, Cidera



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



Instal perakitan besi Tertusuk kawat bindrat wiremesh pada area dinding basement Terkena bijih besi



Luka, Cidera



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



Luka



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



Terjepit gum dan alat kerja manual



Luka



Terjepit rangkaian Wire Mesh



Luka, Cidera



×



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja Manual Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



76



J OB SAFETY AN ALYSIS IDEN TIFIK ASI BAH AYA DAN ASPEK LIN GK U N GAN SUMBER RISIKO TINGKAT LOKASI/ PROSES / NO AKTIVITAS POTENSI BAHAYA/ RISIKO KEPARAHAN People Equipm Material Environ PENGENDALIAN AWAL (MITIGASI) FUNGSI ent ment (SEVERITY) K3 JAMBULUWUK HOTEL & RESORT Fabrikasi Bekisting Terkena alat kerja manual Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan Dinding Basement dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja Manual Terbentur bekisting Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm) Tertimpa tumpukan bekisting Luka, Cidera Luka



Jari terjepit palu



Cidera



Tersandung alat kerja



Cidera



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



Paparan serbuk dan serutan kayu



Gangguan kesehatan



×



Menggunakan masker



Luka, Cidera, Meninggal



Platform roboh



Luka, Cidera, Meninggal



Jatuh dari Scafolding



Luka, Cidera, Meninggal



Pemasangan Terkena alat kerja manual Bekisting Plat dan Dinding Kolam



Luka, Cidera



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



Tertusuk paku



Penyetelan dengan Alat kerja jatuh menimpa Tumpuan Platform pekerja dibawah



2.9 Pekerjaan Kolam Renang Lantai Bawah ; Dinding, Balok, Plat



×



Membuat tempat khusus paku



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm) ×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm) ×



×



Memakai safety belt, IK. Bekerja Pada Ketinggian Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja Manual



Terperosok kedalam lubang Luka, Cidera bekisting



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



Terbentur bekisting



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



Luka, Cidera



Tertimpa tumpukan bekisting Cidera Tertusuk paku



Luka



×



Membuat tempat khusus paku



Jari terjepit palu



Cidera



×



Terkena benda tajam



Luka, Cidera



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm) Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



Pembesian Terkena alat kerja manual wiremesh pada plat dan dinding kolam Tertusuk benda tajam renang



×



Luka, Cidera



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



Luka



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



Tertusuk kawat bindrat



Luka



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



Tertusuk stek besi



Luka



Terjepit Wire Mesh



Luka, Cidera



× ×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm) Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja Manual



77



J OB SAFETY AN ALYSIS IDEN TIFIK ASI BAH AYA DAN ASPEK LIN GK U N GAN SUMBER RISIKO TINGKAT LOKASI/ PROSES / NO AKTIVITAS POTENSI BAHAYA/ RISIKO KEPARAHAN People Equipm Material Environ PENGENDALIAN AWAL (MITIGASI) FUNGSI ent ment (SEVERITY) K3 JAMBULUWUK HOTEL & RESORT Pengecoran Beton Terkena manuver alat berat/ Kematian × Traffic manajemen, APD, memasang rambu pada plat dan Mixer & IK Alat Mekanis dinding kolam Tertimpa bucket Luka, Cidera, × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan renang Meninggal dan helm) Tertimpa vibrator



Luka, Cidera



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



Mixer pump tersemprot keluar area proyek, terkena tetangga



Komplain warga



×



Storing Tenaga dan Peralatan Kebersihan Jalan (Tangki Air, Selang, Sapu Lidi)



Terkena cipratan beton saat pengecoran



Iritasi kulit



×



Memakai masker, sarung tangan



Lingkungan kotor akibat Komplain warga ceceran beton dan lumpur / tanah yang menempel pada Ban Mixer / Kendaraan yang keluar proyek



×



Pekerjaan Acian dan Terkena cipratan bahan kimia Iritasi kulit Waterproofing Cipratan mengenai mata Gangguan pengelihatan, kebutaan Terkena alat kerja manual



Luka, Cidera



Instalasi pompa air Terkena benda tajam kasat Luka, Cidera dan mesin filter mata kolam renang Terkena alat kerja, kunci pipa Luka, Cidera



3.0 Tahapan Konstruksi Pemasangan Scaffolding Konstruksi Lantai Atas



Fabrikasi Rakitan Pembesian untuk Kolom dan Balok Lantai Atas



Pemasangan bata untuk dinding konstruksi lantai atas



Storing Tenaga dan Peralatan Kebersihan Jalan (Tangki Air, Selang, Sapu Lidi)



×



Memakai masker, sarung tangan



×



Menggunakan google / kaca mata



× ×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja Manual Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja Manual



Terpeleset area licin



Cidera



×



Memasang rambu area licin, guard line



Terbentur Scaffolding saat pemasangan



Cidera



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



Terjatuh dari lantai atas



Kematian



×



Safety belt & IK. Bekerja Pada Ketinggian



Terjepit scaffolding saat pemasangan



Cidera



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



Tertusuk besi / kawat saat pemotongan



Luka



Terjepit alat potong bengkok Luka, Cidera besi (Bar Cutter / Bar Bender) Terkena sisa potongan besi



Luka



Terkena alat kerja manual



Luka, Cidera



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



×



Pakai sarung tangan kulit



× ×



IK. Alat Kerja Manual



Mata terkena percikan mortar Gangguan pengelihatan Terkena alat potong, gerinda Luka, Cidera



Membuat tempat khusus sisa potongan besi



×



×



Menggunakan google / kaca mata



Menggunakan sarung tangan kulit



78



NO



LOKASI/ PROSES / FUNGSI



AKTIVITAS



J OB SAFETY AN ALYSIS IDEN TIFIK ASI BAH AYA DAN ASPEK LIN GK U N GAN SUMBER RISIKO TINGKAT POTENSI BAHAYA/ RISIKO KEPARAHAN People Equipm Material Environ PENGENDALIAN AWAL (MITIGASI) ent ment (SEVERITY) K3 JAMBULUWUK HOTEL & RESORT Terkena alat kerja Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



Pembongkaran Bekisting Konstruksi kolam Terbentur bekisting Luka, Cidera renang lantai bawah dan Basement Tertimpa tumpukan bekisting Cidera



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm) ×



Luka



Jari terjepit palu



Cidera



Terkena benda tajam



Luka, Cidera



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



Percikan paparan debu puing, Gangguan semen pengelihatan



×



Menggunakan kaca mata



Luka, Cidera



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



Tertusuk paku



Water Balancing Terkena alat kerja Sirkulasi Air Kolam Renang Lantai Terkena benda tajam Bawah



3.1 Pekerjaan Kolam Renang Rooftop Dinding, Plat



×



Membuat tempat khusus paku



×



Pakai sarung tangan kulit



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm) ×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



Terkena Zat Kimia chlorine Gangguan kesehatan



×



Menggunakan sarung tangan dan masker



Percikan paparan debu puing, Luka, Cidera semen



×



Menggunakan kaca mata



Pekerjaan Bekisting Terkena alat kerja manual Dinding dan Plat Kolam Rooftop



Luka



Luka, Cidera



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



Terperosok kedalam lubang Luka, Cidera bekisting



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



Terbentur bekisting



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



Luka, Cidera



Tertimpa tumpukan bekisting Cidera



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



Tertusuk paku



Luka



×



Membuat tempat khusus paku



Jari terjepit palu



Cidera



Terkena benda tajam



Luka, Cidera



Pembesian Terkena alat kerja manual wiremesh pada plat dan dinding kolam Tertusuk benda tajam rooftop



×



Pakai sarung tangan kulit ×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



Luka, Cidera



×



IK. Alat Kerja Manual



Luka



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



Tertusuk kawat bindrat



Luka



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



Tertusuk sambungan Wiremesh



Luka



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



Terjepit Wiremesh



Luka, Cidera



×



Pakai sarung tangan kulit



Terkena stek potongan besi



Luka



×



Stek yang sudah tidak berfungsi segera dipotong



79



J OB SAFETY AN AL YSIS IDEN TIFIK ASI BAH AYA DAN ASPEK L IN GK U N GAN SUMBER RISIKO TINGKAT LOKASI/ PROSES / KEPARAHAN People Equipm Material Environ NO AKTIVITAS POTENSI BAHAYA/ RISIKO PENGENDALIAN AWAL (MITIGASI) FUNGSI ent ment (SEVERITY) K3 JAMBULUWUK HOTEL & RESORT Pengecoran Beton Terkena manuver alat berat/ Kematian × IK. Pengoperasian Alat Berat area kolam rooftop Mixer Tertimpa Bucket



Cidera



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



Cipratan mengenai mata



Gangguan pengelihatan



×



Pakai kaca mata



Terkena cipratan beton saat pengecoran



Iritasi kulit



×



Pakai sarung tangan



Lingkungan kotor akibat Komplain warga ceceran beton dan lumpur / tanah yang menempel pada Ban Mixer / Kendaraan yang keluar proyek Pekerjaan Acian area Dinding Bangunan, Kolam Renang Bawah, Rooftop dan Waterproofing



×



Storing Tenaga dan Peralatan Kebersihan Jalan (Tangki Air, Selang, Sapu Lidi)



Terkena cipratan bahan kimia Iritasi kulit



×



Pakai sarung tangan



Cipratan mengenai mata



Gangguan pengelihatan



×



Pakai kaca mata



Terkena alat kerja manual



Luka, Cidera



×



IK. Alat Kerja Manual



Finishing Arsitektur Tersengat listrik akibat kabel Kematian Area Kolam Renang yang digunakan, luka akibat (bawah dan terinjak / tertimpa material rooftop) dan berat dan tajam instalasi Water Stop Terpapar debu semen, debu Gangguan paras, debu terrasso marmer kesehatan



×



IK. Bekerja Pada Jaringan Listrik



×



Pakai kaca mata



Terjatuh dari ketinggian pada Kematian pekerjaan opening dinding



×



IK. Bekerja Pada Ketinggian



Terpeleset jatuh karena ceceran cat



×



IK. Bekerja Pada Ketinggian



Cidera



Terjatuh / terpeleset saat naik Kematian tangga Scaffolding



×



IK. Bekerja Pada Ketinggian



Terbentur atau terjepit scaffolding



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



Cidera



Terjatuh dari scaffolding saat Kematian pemasangan pengecatan, bobok dll



×



IK. Bekerja Pada Ketinggian



Scaffolding roboh perkuatan Cidera, kurang meninggal



×



Pemeriksaan perkuatan Scaffolding External (Wall Tie, Bracing, Perkuatan paralel, pondasi, stut/ pipa penunjang dan cat walk).



Tersengat listrik akibat Kematian Peralatan listrik yang digunakan tidak aman / kabel lecet / stop kontak tanpa steker)



×



IK. Bekerja Pada Jaringan Listrik



Terjatuh/ tersandung tertusuk Luka, Cidera, stek besi di lantai Meninggal



×



Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan dan helm)



Mata terkena percikan gerinda



Gangguan pengelihatan



×



Pakai kaca mata



Bising dari Penggunaan Gerinda potong saat pemasangan keramik



Gangguan kenyamanan



×



Pengaturan jam kerja



80



J OB SAFETY AN ALYSIS IDEN TIFIK ASI BAH AYA DAN ASPEK LIN GK U N GAN SUMBER RISIKO TINGKAT LOKASI/ PROSES / NO AKTIVITAS POTENSI BAHAYA/ RISIKO PENGENDALIAN AWAL (MITIGASI) KEPARAHAN People Equipm Material Environ FUNGSI ent ment (SEVERITY) K3 JAMBULUWUK HOTEL & RESORT 3.2 Operasional Alat Pengoperasian alat Muatan jatuh dari TC Kematian × IK. Pengoperasian Alat Berat Berat TC dan Genset berat TC untuk menimpa pekerja akses bahan dan pengoperasian mesin genset



Swing melewati batas area proyek, mengenai wilayah tetangga



Gangguan kenyamanan



Terkena manuver TC



Kematian



Terjatuh dari ketinggian



Kematian



×



×



IK. Pengoperasian Alat Berat × ×



Memasang rambu "ada pekerjaan diatas" dan guardlie



Tali seling terputus/ terjerat Kematian



×



Terkena panas mesin alat berat dan genset saat penggantian spare part dan membersihkan genset



×



Memasang rambu "ada pekerjaan diatas" dan guardlie Pakai sarung tangan dan sepatu kerja



Kebisingan dari pengoperasian genset Perakitan dan Tergores baja tajam Pemasangan rangka atap baja Terbentur baja WF Radiasi sinar las



Cidera



×



Gangguan pendengaran



×



Menggunakan penutup telinga / plug



×



IK. Alat Kerja Manual



Luka, Cidera



×



Pakai helm kerja



Gangguan pengelihatan



×



Pakai kaca mata



×



Tangan terkena percikan api Cidera



Pakai kaca mata



×



Terjatuh dari ketinggian saat Kematian instalasi Tabung blender meledak Kematian 3.4 Instalasi Safety Net Pemasangan jaring Tergores benda tajam kasat dan Reiling net mata pengaman Terjatuh dari ketinggian



Penyediaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan)



Luka, Cidera



Mata terkena percikan api las Gangguan pengelihatan



Pakai sarung tangan ×



×



IK. Bekerja Pada Ketinggian Penyediaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan)



Luka



×



Pakai sarung tangan



Kematian



×



IK. Bekerja Pada Ketinggian



×



IK. Bekerja Pada Ketinggian



Terpeleset jatuh karena licin Luka, Cidera



Pekerja yang berada dibawah Cidera tertimpa material



×



Memasang rambu "ada pekerjaan diatas"



Mata terkena percikan debu Gangguan material pengelihatan TOTAL JUMLAH RISIKO



IK. Bekerja Pada Ketinggian



TC roboh mengenai pekerja Kematian atau orang sekitar



Kebakaran dari bahan mudah Luka, Cidera, terbakar (BBM) Meninggal



3.3 Instalasi baja WF



Melakukan sosialisasi dahulu sebelum beroperasi



× 60



44



33



62



Pakai kaca mata 199



81



NO



LOKASI/ PROSES / FUNGSI



AKTIVITAS



III. PEKERJAAN PLUMBING DAN ME 3.1 Instalasi listrik dan Operasi alat, alat elektrik pemasangan kabel pendukung pada dinding bangunan



3.2 Pengadaan Ruang Pompa



J OB SAFETY AN AL YSIS IDEN TIFIK ASI BAH AYA DAN ASPEK L IN GK U N GAN SUMBER RISIKO TINGKAT KEPARAHAN People Equipm Material Environ POTENSI BAHAYA/ RISIKO ent ment (SEVERITY) K3 JAMBULUWUK HOTEL & RESORT Tersengat listrik akibat Kematian Peralatan listrik yang digunakan tidak aman / kabel lecet / stop kontak tanpa steker)



×



Cidera



Paparan debu material



Gangguan kesehatan



×



Menggunakan masker



Terkena benda tajam kasat mata



Luka



×



Menggunakan sepatu kerja



Terkena alat kerja manual



Luka, Cidera



Terkena alat kerja manual



×



Luka, Cidera



Memasang rambu"ada pekerjaan diatas"



×



IK. Bekerja Pada Jaringan Listrik ×



Menggunakan sepatu kerja karet



×



Menyediakan APAR ×



×



Instalasi Pressure Tersengat listrik Kematian Tank, Hot Water Tank, dan Distribusi Tabung blender las meledak Kematian



Menggunakan sepatu kerja IK. Bekerja Pada Jaringan Listrik



×



IK. Bekerja Pada Jaringan Listrik



×



Menyediakan APAR



Kaki terkena benda tajam



Luka



×



Menggunakan sepatu kerja



Terkena alat kerja manual, kunci besi



Cidera



×



IK. Bekerja Pada Jaringan Listrik



Tersengat listrik



Kematian



×



IK. Bekerja Pada Jaringan Listrik



Tabung blender las meledak Kematian



×



Menyediakan APAR, Penyediaan nomer telepon darurat



Kaki terkena benda tajam



3.4 Instalasi Pemipaan LPG Black Steel Pipe



IK. Bekerja Pada Jaringan Listrik



Kejatuhan material dari konstruksi atas



Pemasangan Tersengat listrik Kematian Control Panel, Cable Control, Pipa Tabung blender las meledak Kematian WLC pada area bangunan Terkena benda tajam kasat Luka mata



Pembuatan sump pit dan instalasi Sumbmersible



PENGENDALIAN AWAL (MITIGASI)



Luka



×



Terkena alat potong pipa



Luka, Cidera



×



Terperosok jatuh pada lubang sump pit



Cidera



Menghirup gas bocor/ beracun



Gangguan kesehatan



×



Memakai masker



Tabung LPG meledak



Kematian



×



Menyediakan APAR, Penyediaan nomer telepon darurat



Terkena benda tajam



Luka



×



IK. Alat Kerja Manual



Terkena alat kerja



Luka, Cidera



×



IK. Alat Kerja Manual



Pengeboran / Mata terkena serpihan beton Gangguan pembobokan lubang pengelihatan kabel instalasi Terjatuh dari ketinggian Kematian



×



Pakai kaca mata



Pemasangan Regulator dan Cable Control



Menghirup debu beton



Gangguan kesehatan



Terkena alat kerja manual



Luka, Cidera



Menggunakan sepatu kerja IK. Alat Kerja Manual ×



×



Pakai APD (Sepatu kerja, helm)



×



IK. Bekerja Pada Ketinggian



×



Memakai masker IK. Alat Kerja Manual



82



NO



LOKASI/ PROSES / FUNGSI



AKTIVITAS



Pemotongan sisa pipa besi dengan blending las



3.5 Pengeboran Sumur Operasi alat Dalam pengeboran untuk air sumur



J OB SAFETY AN ALYSIS IDEN TIFIK ASI BAH AYA DAN ASPEK LIN GK U N GAN SUMBER RISIKO TINGKAT KEPARAHAN People Equipm Material Environ POTENSI BAHAYA/ RISIKO PENGENDALIAN AWAL (MITIGASI) ent ment (SEVERITY) K3 JAMBULUWUK HOTEL & RESORT Terkena potongan pipa besi Luka × Membuatkan tempat khusus untuk tajam potongan besi Tabung blender las meledak Kematian



×



Percikan api las blender mengenai mata



Gangguan pengelihatan



×



Pakai kaca mata



Terkena alat kerja yang digunakan



Luka



×



IK. Alat Kerja Manual



Tangan terkena percikan api Luka, Cidera



×



Pakai sarung tangan



Terkena manuver pemindahan mesin bor



Cidera



×



Traffic manajemen



Bising dari mesin bor



Gangguan pendengaran



Terperosok pada lubang bor Cidera Terbentur pipa chasing



Cidera



Terkena alat kerja (handtool) Luka, Cidera yang digunakan 3.6 Supply Air



Instalasi PVC Pemipaan Air Bersih dari sumur



Pompa Sirkulasi, Sand Filter untuk sumur



TOTAL JUMLAH RISIKO



Menyediakan APAR, Penyediaan nomer telepon darurat



×



Pakai penutup telinga/plug, pengaturan jam kerja



×



Pakai APD (Sepatu kerja, helm)



×



Pakai APD (Sepatu kerja, helm)



×



IK. Alat Kerja Manual



Terpeleset area licin



Cidera



×



Memasang rambu dan guardline



Mata terkena percikan debu material



Gangguan pengelihatan



×



Pakai kaca mata



Terkena potongan tajam pipa Luka



×



Pakai sarung tangan



Terkena alat kerja (handtool) Luka, Cidera yang digunakan



×



Pakai APD (Sepatu kerja,sarung tangan, helm)



Jari terjepit pompa



Cidera



×



Menggunakan sarung tangan kulit



Bising dari pompa



Gangguan pendengaran



×



Pakai earplug/penutup telinga



Terkena potongan tajam pipa Luka



×



Pakai sarung tangan



Terkena alat kerja (handtool) Luka, Cidera yang digunakan



×



IK. Alat Kerja Manual



23



7



3



11



44



Berdasarkan hasil identifikasi risiko K3 pada Tabel 2.9 diketahui terdapat total sebanyak 275 risiko yang masing-masing teridentifikasi pada Tahap Pekerjaan Persiapan sebanyak 32 risiko, Tahap Pekerjaan Struktur sebanyak 199 risiko, dan 44 risiko dari Tahap Pekerjaan Plumbing dan ME.