Materi BKL-Lini Lapangan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

T T ii tt ll e e



DIREKTORAT LINI LAPANGAN Jakarta, 2017



PENGANTAR



i



DAFTAR ISI



PENDAHULUAN



1



DIMENSI SPIRITUAL



9



DIMENSI INTELEKTUAL



15



DIMENSI FISIK



25



DIMENSI EMOSIONAL



35



ii



DAFTAR ISI



iii



DIMENSI SOSIAL KEMASYARAKATAN



43



DIMENSI PROFESIONAL VOKASIONAL



49



DIMENSI LINGKUNGAN



57



MEKANISME KELOMPOK KERJA BKL



65



PENCATATAN DAN PELAPORAN KELOMPOK BKL



71



PENDAHULUAN



1



PENDAHULUAN







Penduduk Lansia di Indonesia dari tahun ke tahun meningkat jumlahnya. Pada tahun 2010=18 juta jiwa, tahun 2014=20,8 juta jiwa, dan tahun 2015=21,7. Rata-rata Usia Harapan Hidup Indonesia adalah 70,1 tahun. (BPS 2010). Pada satu sisi jumlah Lansia yang besar dapat menjadi suatu sumber daya yang dapat dimanfaatkan. Di sisi lain, jumlah Lansia yang besar merupakan satu tantangan guna meningkatkan kualitas Lansia.







Kategori Lansia Menurut UU. No. 13 Tahun 1998, Lansia adalah seseorang yang berusia 60 tahun ke atas. Kategori Lansia dapat dibagi menjadi 3 kelompok (Haryono Suyono) sebagai berikut. – Lansia muda: usia 60 - di bawah 70 tahun – Lansia dewasa: usia 70 - di bawah 80 tahun – Lansia paripurna: usia lebih atau sama dengan 80 tahun



2



PENDAHULUAN







Siapa yang disebut Lansia Tangguh? Lansia Tangguh adalah seseorang atau kelompok Lansia yang sehat (secara fisik, sosial dan mental, aktif, produktif dan mandiri)



3



PENDAHULUAN







Mengapa keluarga penting bagi kehidupan Lansia? Lansia akan lebih merasa lebih bahagia bila hidup dalam lingkungan keluarga, anak, cucu, dan akan lebih terlayani, terawat, serta terlindungi. Peran keluarga dalam mewujudkan Lansia Tangguh – Mengembangkan potensi keluarga termasuk Lansia – Penyemaian 8 fungsi keluarga dan nilai-nilainya oleh Lansia Oleh karena itu keberadaan Lansia, khususnya Lansia tangguh sangat penting bagi terwujudnya pembangunan keluarga.



4



PENDAHULUAN



Apa tujuan Pembangunaan Keluarga Lansia Tangguh ? Meningkatkan kualitas Lansia dan pemberdayaan keluarga rentan sehingga mampu berperan dalam keluarga melalui kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL). 



Sasaran Kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL) - Sasaran langsung adalah keluarga yang mempunyai Lansia atau keluarga yang semua anggotanya merupakan kaum Lansia



- Sasaran tidak langsung



Perorangan: guru, ulama, tokoh adat, pemimpin organisasi, psikolog, perawat, bidan, dokter, Lembaga : pemerintah maupun swasta: organisasi perempuan, LSM dan mitra kerja terkait



5



PENDAHULUAN







6



Tugas dan Peran PPKBD, Sub PPKBD dan Kader Poktan dalam Pemberdayaan Lansia Tangguh – Melakukan penyuluhan/KIE – Melakukan Konseling – Pencatatan dan Pelaporan – Pemetaan Keluarga – Fasilitasi Pelayanan KB – Pembinaan Peserta KB – Fasilitasi Poktan



PENDAHULUAN



Program Lansia Tangguh Ditinjau dari 7 dimensi meliputi: 2. Dimensi intelektual 1. Dimensi spiritual



3. Dimensi fisik



4. Dimensi emosional



5. Dimensi sosial kemasyarakatan



6. Dimensi profesional vokasional



7. Dimensi lingkungan



7



PENDAHULUAN



8



DIMENSI SPIRITUAL



7



9



DIMENSI SPIRITUAL



Manusia adalah makhluk yang ber-Tuhan Setiap orang percaya akan adanya kekuatan di luar kemampuan manusia. Kekuatan tersebut dalam agama disebut dengan Tuhan Yang Maha Kuasa. Oleh sebab itu, manusia disebut sebagai makhluk spiritual, yaitu makhluk yang percaya akan adanya kekuatan gaib (supranatural)



Apa peran agama bagi kehidupan Lansia? Hampir semua orang yang memasuki usia lanjut atau masa pensiun mengalami gangguan mental psikologis. Hal itu terjadi terutama kepada orang yang kurang siap menghadapi perubahan dalam kehidupannya. Pada kondisi semacam itu sangat diperlukan bimbingan penguatan dimensi spiritual.



10



DIMENSI SPIRITUAL



Bagaimana cara memperkuat keimanan Lansia? 1. Memperkuat keyakinan akan keberadaan Tuhan dan sifat-sifat-Nya; 2. Memperkuat keyakinan bahwa Tuhan yang menjadikan manusia dan alam semesta, dan kepada-Nya semua makhluk akan kembali; 3. Membersihkan akidah (keyakinan) dari kemusyrikan dan tahayul, membimbing kepada akidah yang lurus sesuai dengan agama masing-masing. 4. Memperkuat keyakinan bahwa dalam kehidupan ini selalu ada persamaan dan perbedaan, termasuk perbedaan keyakinan dan agama;



Dalam membimbing keimanan Lansia juga harus dibina nilai-nilai toleransi beragama yang lebih menitikberatkan kepada:  kesamaan daripada perbedaan;  persaudaraan daripada perpecahan;  melaksanakan ajaran agama masingmasing dari pada memperdebatkan hal-hal yang akan merugikan kebersamaan



11



DIMENISI SPIRITUAL



Peran kader BKL dalam memantapkan mental spiritual Lansia?  Membimbing Lansia dalam mendekatkan diri kepada Tuhan



 Membimbing Lansia berserah diri dan ikhlas pada Tuhan



12



DIMENSI SPIRITUAL



Peran Keluarga dan Masyarakat dalam pembinaan spiritual Lansia  Memberikan fasilitas keagamaan yang sederhana, antara lain; peralatan beribadah, kitab suci, buku-buku bacaan



keagamaan yang ringan, dan buku-buku doa  Menyediakan waktu atau acara tertentu bagi para Lansia dalam perayaan hari-hari besar keagamaan yang didampingi keluarga



13



DIMENSI SPIRITUAL



14



DIMENSI INTELEKTUAL



15 7



DIMENSI INTELEKTUAL



Apa yang dimaksud dengan intelektual? Intelektual adalah kemampuan seseorang dalam menerima informasi, memahaminya, menyimpan informasi tersebut serta kemampuan



menggunakan



atau



mengamalkannya



dalam



kehidupan sehari-hari.



Apa saja masalah pada Lansia dengan menurunnya fungsi intelektual? Secara alamiah



proses penuaan akan diikuti oleh penurunan



fungsi intelektual sehingga terjadi berbagai macam masalah sebagai berikut



16



DIMENSI INTELEKTUAL



1. Gangguan persepsi (seperti: mudah sedih, mudah marah, mudah tersinggung, mengeluh)



2. Penurunan konsentrasi



(seperti: kesulitan memusatkan perhatian)



3. Gangguan bahasa dan komunikasi (seperti: lupa kosa kata)



4. Penurunan daya ingat (seperti: lupa peristiwa, nama orang, meletakkan sesuatu)



17



DIMENSI INTELEKTUAL



Apa jenis-jenis stimulasi otak pada Lansia? 1.



Membaca, menulis, mengarang, asah otak/TekaTeki Silang



2.



Membuat dan mewarnai gambar



3.



Melakukan permainan-permainan (catur, halma,



congklak,



ular tangga, mengisi teka-teki silang, menyusun puzzle, dan lain-lain) 4.



Menyanyi, menari, bermain alat musik, drama, dan lain-lain.



5.



Meningkatkan



hubungan



silaturahim,



bertemu



teman,



mengobrol, rekreasi bersama keluarga. 6.



Meningkatkan kualitas spiritual, ikut perkumpulan mengaji,



kegiatan di gereja, dan lain-lain 7.



Berkebun, menjahit, menyulam



8.



Senam otak (Brain exercise)



9.



Bercerita atau mendongeng kepada anak-anak Balita



18



DIMENSI INTELEKTUAL



“TEPUK



LANSIA’



1. Tepuk 3x, Sehat (kedua tangan dikepal dan diangkat keatas)



2. Tepuk 3x, Produktif (satu tangan kanan dikepal keatas)



3. Tepuk 3x, Mandiri (kedua tangan dipinggang sambil bergaya)



4. Tangguh......YES!!! (3x) (kedua tangan dikepal dan diayunkan Ke bawah)



19



STIMULASI OTAK



Bagaimana cara melakukan senam otak Melakukan gerakan yang harmonis antara anggota tubuh bagian kanan dan kiri untuk memicu otak kanan maupun otak kiri agar memperlambat penurunan fungsi intelektual dengan tujuan mengaktifkan aliran darah yang akan memberikan suplai oksigen kepada otak, agar otak berfungsi optimal.



20



DIMENSI INTELEKTUAL



GERAKAN SENAM OTAK UNTUK LANSIA ( Brain Gym )



1.



Membuat angka 8 Tidur (lazy 8’s for eyes) Buat/tulis angka delapan tidur dengan tangan kiri sebanyak 3 kali, lalu buat angka delapan tidur dengan tangan kanan sebanyak 3 kali, selanjutnya buat angka delapan tidur sebanyak 3 kali dengan menggunakan kedua tangan.



2.



Menekan saklar otak (brain buttons) Letakkan 2 jari tangan kanan di bagian kanan dan kiri tulang tengah (sternum) lalu letakkan 2 jari tangan kiri di atas pusar, lalu tekan dan lakukan pemijatan secara bersamaan sebanyak 2x10 gerakan (bergantian tangan).



3.



Membuat tombol bumi (earth buttons) Ujung dua jari salah satu tangan menyentuh bawah bibir, ujung jari lainnya di pusar dengan jari menunjuk ke bawah. Di sentuh dan digerakkan secara bersamaan selama 2x10 kali hitungan (bergantian tangan).



21



STIMULASI OTAK



4.



Memijat tombol imbang (balance buttons) Sentuhkan dua jari ke belakang telinga, pada lekukan di belakang telinga sementara tangan satunya lagi menyentuh pusar, lakukan secara bersamaan. pemijatan selama kurang lebih 2x10 kali.



5.



Memijat tombol angkasa (Space buttons) Sentuhkan dua jari ke atas bibir sementara dua jari tangan satunya lagi menyentuh tulang ekor, lakukan pemijatan secara bersamaan selama kurang lebih 2x10 gerakan.



6.



Menguap berenergi (energy yawn) Bukalah mulut seperti hendak menguap lalu pijatlah otototot di sekitar persendian rahang. Lalu menguaplah dengan bersuara untuk melemaskan otot-otot tersebut.



7.



Gerakan silang (cross crawl) Kaki dan tangan digerakkan secara berlawanan. Bisa ke depan, samping, atau belakang. agar lebih ceria Anda bisa menyelaraskan gerakan dengan irama musik.



22



STIMULASI OTAK



LAGU (“MENANAM JAGUNG”) SENAM OTAK Mari kita bersenam otak Kanan dan kiri harus serasi Ayo gerakkan, tangan dan kaki Bersenam otak sangat manfaat Ayo ayo ayo semangat Bersenam otak sangat manfaat Ayo ayo ayo semangat Bersenam otak sangat manfaat



23



DIMENSI INTELEKTUAL



Manfaat bercerita/mendongeng bagi Lansia Membina hubungan emosional dengan anak-anak. Anak dan Lansia sama-sama senang, ada hubungan timbal balik.  Memelihara kemampuan berbahasa dan fungsi pendengaran.  Memberdayakan Lansia dalam kegiatan pembelajaran bahasa pada anak.  Melatih kesabaran Lansia.



Mendongeng mempunyai peran yang sangat penting dalam membentuk karakter dan kepribadian anak-anak. Pesan moral yang disampaikan melalu dongeng akan mudah diterima dan ditiru oleh anak tanpa merasa digurui. Nilai-nilai kebaikan seperti kesabaran, ketabahan, kerjasama, dan semangat untuk maju yang disampaikan lewat dongeng akan mudah direspon oleh syaraf, diproses dan disampaikan dalam amigdala (pusat penyimpanan memori) yang akan muncul kembali membentuk kepribadiannya di masa remaja.



24



DIMENSI FISIK



25 7



DIMENSI FISIK



Bagaimana kondisi fisik Lansia? Lansia mengalami serangkaian perubahan fisik, mental dan sosial yang berlangsung secara alamiah dengan meningkatnya usia



1. Perubahan fisik Ditandai dengan penurunan aktivitas fisik, mudah lelah, pendengaran yang berkurang, penglihatan menurun, rambut memutih dan kulit menjadi kering serta berkeriput. Gigi-



geligi mulai tanggal dan gusi sakit serta meradang. Kemampuan berjalan melambat dan keseimbangan badan terganggu, gairah seksual yang menurun, dan obesitas.



2. Perubahan mental Ditandai dengan menyendiri, sulit tidur, kesedihan akibat ditinggal oleh pasangan hidup atau orang terdekat dalam keluarga maupun teman, mudah tersinggung terhadap sikap orang di sekitarnya, depresi, demensia (pikun).



26



DIMENSI FISIK



3. Perubahan sosial Perubahan



sosial



kecenderungan



yang



hanya



terjadi



ingin



ditandai



menyendiri



dan



dengan tidak



mempunyai gairah hidup untuk berkumpul dengan sebaya, mantan teman sekerja atau pun keluarga besar saudara, anak atau cucu.



27



DIMENSI FISIK



Perubahan kesehatan reproduksi



Pada Lansia dapat terjadi perubahan fungsi seksual baik pada perempuan maupun lakilaki yang disebut dengan menopause dan andropause



28



DIMENSI FISIK



Penyakit pada Lansia 1. Hipertensi Hipertensi terjadi jika seseorang mempunyai tekanan darah melebihi 140/90 mmHg



Penanganan hipertensi dapat optimal Jika diimbangi dengan penerapan gaya hidup sehat yang dilakukan sehari-hari, yaitu: 1. batasi konsumsi garam 1 sendok teh/hari 2. banyak makan sayur dan buah-buahan 3. melakukan aktivitas fisik 30 menit per hari guna menurunkan tekanan darah



29



DIMENSI FISIK



2. Stroke Apa saja gejala awal seseorang menderita stroke?     



sering sakit kepala, migren leher belakang sering pegal mudah lupa dan marah sering kesemutan pundak pegal



Jika terlihat gejala atau tanda tanda di atas, segera melakukan pencegahan dan pengobatan stroke secepat mungkin kemudian bawa ke rumah sakit



Apa saja tanda-tanda serangan stroke?  bibir mencong  mata sipit sebelah  kaki dan tangan mengalami kelumpuhan (tidak bertenaga)  seringnya mengalami kesemutan  mengalami gangguan berbicara (pelo, susah mengeluarkan kata-kata, berbicara tapi susunan kalimatnya kacau).



30



DIMENSI FISIK



Jika Lansia atau salah satu anggota keluarga Lansia mengalami gejala awal dan tanda- tanda stroke seperti di atas harus segera melakukan pencegahan dan pengobatan stroke secepat mungkin Jangan pernah menunggu sampai kondisi sudah sangat terlambat untuk ditolong



31



DIMENSI FISIK



Bagaimana memelihara kesehatan Lansia?



Kesehatan lansia dapat dipelihara melalui hal-hal berikut. 1.



Aktivitas fisik Jalan kaki, berlari santai, naik sepeda, dan berenang, latihan otot dengan bola karet, latihan otot kaki dengan menarik karet berbentuk lingkaran.



2.



Makanan Sehat  Makanan yang sehat dan seimbang.  Makan sering dalam porsi yang sedikit.  Banyak makan sayuran hijau dan buah aneka warna.  Protein nabati berupa kacang-kacangan, tempe dan tahu.  Meminum air putih sebanyak 8-12 gelas ukuran sedang sehari atau teh hijau 2-3 cangkir sehari.



32



DIMENSI FISIK



3.



Cukup tidur



4.



Latihan pernafasan



5.



Menghindari kebiasaan minum alkohol



6.



Tidak merokok



7.



Pemeriksaan kesehatan rutin



8.



Perawatan kesehatan Lansia



33



DIMENSI FISIK



9.



34



Penggunaan alat bantu sederhana: kacamata, alat bantu dengar, tongkat, gigi palsu, kursi roda



DIMENSI EMOSIONAL



35



DIMENSI EMOSIONAL



Sifat-sifat yang mencerminkan Kecerdasan Emosi yang tinggi antara lain adalah: sifat sabar, hangat, santun, ramah, antusias, mudah berteman, pendengar yang baik, tidak mudah terpancing, cermat dalam mengambil keputusan, optimis, tidak mudah stres/cemas, dan tidak mudah sedih.



36



DIMENSI EMOSIONAL



Terdapat 5 tipe kepribadian pada Lansia, yaitu: 1.



Kepribadian konstruktif Tipe Lansia yang realistis (menerima kenyataan, percaya diri, sabar, bersyukur, dan tenang).



2.



Kepribadian mandiri Tipe Lansia yang masih terpengaruh oleh kekuatan dan kejayaan masa lalu, cenderung mengalami tekanan bila masa tua tidak terisi dengan kegiatan yang dapat memberikan kekuasaan pada dirinya (post power syndrom), dan ingin menonjolkan diri.



3.



Kepribadian tergantung Tipe Lansia yang kurang percaya diri, pasif, mudah ragu, rentan, merasa cemas bila ditinggal oleh pasangan atau anggota keluarga lain, sangat bergantung pada orang lain dalam mengambil keputusan, dan cenderung menarik diri.



4.



Kepribadian bermusuhan Tipe Lansia yang sering menyalahkan orang lain, tidak menerima bila disalahkan, agresif, sering merasa tidak puas, kurang bersyukur, sok tahu, suka mengatur, dan mudah tersinggung.



5.



Kepribadian kritik diri Tipe Lansia yang pesimis, tidak bersemangat, sulit menerima bantuan orang lain, merasa tidak ada gunanya, merasa menyusahkan orang lain, merasa tidak disayang, merasa diri tidak pantas, dan mudah sedih.



37



DIMENSI EMOSIONAL



Masalah psikologis pada lansia 1.



Kecemasan dan ketakutan  Mudah tersinggung  Rasa kesepian  Hilangnya rasa percaya diri  Bermimpi masa lampau  Egois



2.



Kekerasan pada lansia  kekerasan lingkungan:  kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) Baik berupa fisik, pengabaian fisik, kekerasan psikologis



38



DIMENSI EMOSIONAL



Bagaimana cara berkomunikasi efektif dengan Lansia?          



Menunjukkan antusiasme Memberikan senyuman yang tulus Melakukan kontak mata Menjadi pendengar yang baik Menggunakan panggilan sopan yang menyenangkan Menggunakan bahasa yang sederhana, pengucapan yang jelas, dan intonasi yang ramah Memberikan pujian terhadap kelebihan Lansia Menanyakan minat mereka Beradaptasi dengan bahasa tubuh dan perasaan Lansia Membina kedekatan emosional



39



DIMENSI EMOSIONAL



Cara pemberdayaan Lansia 1.



Lansia mempersiapkan diri untuk menyesuaikan dengan keadaan, baik ekonomi, keluarga dan lingkungan



2.



Masyarakat mengikutsertakan dalam kegiatan di lingkungannya dengan memperhatikan kondisi dan menjaga tali silaturahmi



40



DIMENSI EMOSIONAL



3.



Keluarga menyediakan waktu, memberi perhatian, menciptakan suasana yang menyenangkan, memfasilitasi kegiatan sesuai dengan keinginannya



41



DIMENSI EMOSIONAL



42



DIMENSI SOSIAL KEMASYARAKATAN



43



DIMENSI SOSIAL KEMASYARAKATAN



44



1.



Upaya membangun keluarga yang mampu memberikan pendampingan, penghiburan, perawatan, pelayanan, pemberdayaan, dan kemandirian bagi Lansia di dalam keluarga dan masyarakat



2.



Lansia memiliki kemampuan untuk merawat dirinya sendiri, tetap sehat dan dapat melaksanakan aktivitas sehari-hari secara wajar



DIMENSI SOSIAL KEMASYARAKATAN



Bagaimana cara membangun kepedulian dengan sesama?    



Memberikan santunan Melakukan silaturahim Mengunjungi Lansia yang sakit Melayat Lansia yang meninggal



45



DIMENSI SOSIAL KEMASYARAKATAN



Bagaimana perlindungan bagi Lansia? Perlindungan bagi Lansia harus dilakukan oleh keluarga dan masyarakat 1. Menghormati Lansia 2. Memperhatikan kebutuhan dasar Lansia 3. Memberikan pelayanan sosial di dalam Keluarga 4. Memberikan bantuan/santunan bagi Lansia yang kurang mampu



5. 6.



46



Membantu melakukan pendekatan dan perlindungan hukum kepada yang berwenang Memberikan bantuan pemberdayaan dan usaha ekonomi produktif bagi Lansia



DIMENSI SOSIAL KEMASYARAKATAN



Kegiatan sosial kemasyarakatan yang dapat diikuti Lansia?      



Kegiatan spiritual di bidang keagamaan Ikut serta dalam kegiatan peringatan Hari Besar Nasional Kegiatan gotong royong dan bhakti sosial Kegiatan ekonomi produktif bagi Lansia Kegiatan penyaluran hobi dan bakat Menjadi juru tamu atau mentor



47



DIMENSI SOSIAL KEMASYARAKATAN



Cara melakukan interaksi sosial dengan Lansia 1. 2. 3.



4.



Lansia diajak berdialog untuk mengungkapkan keinginannya Lebih banyak mendengarkan, jauhkan kesan mengajari. Menanggapi dengan positif ketika lansia bertanya berulangulang Hindari interaksi pada waktu istirahat/tidur/lelah



Interaksi sosial yang kondusif akan menjadikan Lansia nyaman, tenteram dan merasa diperhatikan.



48



DIMENSI PROFESIONAL VOKASIONAL



49



DIMENSI PROFESIONAL VOKASIONAL



Siapa yang disebut Lansia potensial? Lansia Potensial adalah warga lanjut usia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang dan atau jasa.



50



DIMENSI PROFESIONAL VOKASIONAL



Lansia dapat dikategorikan menjadi 3 kelompok 1. 2. 3.



Kelompok mapan dan berkualitas, baik secara fisik maupun ekonomi. Kelompok purnabakti, yaitu para pensiunan dari PNS, TNI, Polri, BUMN yang jumlahnya lebih dari 10 juta. Kelompok Lansia miskin dan rentan



51



DIMENSI PROFESIONAL VOKASIONAL



Pengertian profesional vokasional  Ahli dalam bidangnya dan mengandalkan keahliannya tersebut sebagai mata pencahariannya.  Menguasai ilmu pengetahuan, menjunjung tinggi etika dan integritas (tanggung jawab dan kejujuran) profesi.  Seseorang yang hidup dengan mempraktikkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu.



Cara mengembangkan kemampuan profesional vokasional pada Lansia Lansia memiliki banyak kelebihan, baik dari sisi kemampuan maupun kesempatan yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan kualitas diri dan hidupnya.



52



DIMENSI PROFESIONAL VOKASIONAL



Apakah ciri-ciri seorang yang profesional?  Keinginan untuk selalu menampilkan mendekati paling sempurna.



perilaku



yang



 Keinginan untuk meningkatkan profesi.  Keinginan untuk mengembangkan kualitas pengetahuan dan keterampilan.  Memiliki komitmen terhadap profesi yang ditunjukkan dengan kebanggaan diri sebagai tenaga profesional, dan berusaha terus-menerus untuk mengembangkan kemampuan profesional.



Peluang yang dapat diperoleh Lansia untuk mengembangkan kemampuannya dalam dimensi profesional vokasional  Bila Lansia sebagai seorang dokter, ia dapat melakukan promosi kesehatan bagi masyarakat miskin.  Bila Lansia sebagai seorang ahli gizi, ia dapat melakukan konseling gizi dan pendampingan kepada para Lansia lain untuk berperilaku hidup sehat.  Bila Lansia sebagai seorang pengacara, ia dapat memberikan penyuluhan tentang hak-hak hukum bagi masyarakat.



53



DIMENSI PROFESIONAL VOKASIONAL



 Bila Lansia sebagai seorang insinyur, ia yang membantu masyarakat untuk membangun jembatan atau jalan di desa atau bangunan lainnya. Lansia (terutama perempuan) berpeluang untuk melakukan pengasuhan kepada anggota keluarga atau anak-cucu yang membutuhkan nasihat/teladan, dan memerlukan pendampingan dalam melakukan kegiatan pribadi seharihari.  Lansia yang sudah lama pensiun juga dapat mempunyai pekerjaan sampingan sebagai mentor bagi rekan-rekan yang masih aktif. Ia dapat memberikan kearifan, pengetahuan, dan pengalaman di bidang masing-masing.  Lansia dapat menjadi guru bagi anak-anak yang berasal dari keluarga miskin, atau yang kedua orangtuanya sibuk bekerja.  Lansia menjadi relawan sosial untuk masalah pengentasan kemiskinan, sebagai kader kemasyarakatan, pendamping di Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) dan sebagainya.



54



DIMENSI PROFESIONAL VOKASIONAL



Berbagai peluang dalam Pengembangan industri dan usaha ekonomi produktif dapat dilakukan Lansia melalui berbagai bidang



Bidang apa saja yang dapat dikembangkan oleh Lansia sebagai usaha ekonomi produktif?



 Bidang ekonomi kreatif, misalnya batik dan berbagai bentuk kesenian lain.  Bidang konsumsi barang, misalnya mebel (meja,kursi, lemari)  Bidang kesehatan dan pengobatan tradisional, misalnya jamu dan pijat.  Bidang wisata dan kuliner.  Bidang industri rumah tangga.  Bidang bisnis sosial pengasuhan anak dan atau Lansia rentan.



55



DIMENSI PROFESIONAL VOKASIONAL



Pertimbangan apa saja yang harus diperhatikan oleh Lansia dalam menetapkan jenis usaha?  Sesuaikan dengan minat dan kemampuan anggota kelompok BKL  Ada yang bisa mengerjakan atau ada pensiunan (tenaga) trampil



 Ada bahan baku yang mudah didapat dan tersedia di lingkungan sekitar  Peralatan untuk mengerjakan mudah didapat  Ada yang membina  Ada kesiapan dana kegiatan usaha  Hasil usaha dibutuhkan banyak orang atau sesuai dengan permintaan pasar  Proses produksi tidak terlalu lama dan tidak sulit  Memberikan keuntungan dengan cepat  Hindari kegagalan  Penjualan dibayar tunai



56



DIMENSI LINGKUNGAN



57



DIMENSI LINGKUNGAN



Lanjut usia bukan suatu penyakit, tetapi merupakan tahap lanjutan dari kehidupan manusia yang bersifat alamiah Diperlukan upaya perlindungan dan pemenuhan kebutuhan dasar Lansia, baik oleh keluarga, masyarakat, maupun lembaga sosial, dan Pemerintah Perhatian dan perlakuan khusus harus didasarkan pada masalah yang dimiliki Lansia, sehingga akan mengurangi ketergantungan kepada orang lain dan menjadi Lansia Tangguh Perlu pemahaman mengenai kondisi lingkungan kondusif dan berada di sekitar Lansia



58



DIMENSI LINGKUNGAN



Pengertian Lingkungan Pengertian lingkungan hidup yang lebih mendalam menurut No. 23 Thun 2007 adalh kesatuan ruang dengan semua benda atau kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya ada manusia dan segala tingkah lakunya demi melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia maupun makhluk hidup lainnya yang ada disekitarnya.



59



DIMENSI LINGKUNGAN



Bagaimana pengelompokan lingkungan untuk mewujudkan kota/desa ramah Lansia? 1. 2.



60



Lingkungan fisik, meliputi: lingkungan beraktivitas, lingkungan bersih dan sehat, lingkungan alam sekitar yang aman dan nyaman. Lingkungan bukan fisik, meliputi: lingkungan mental spiritual dan lingkungan sosial budaya.



DIMENSI LINGKUNGAN



Keseimbangan kualitas lingkungan alam sekitar dengan kualitas hidup Lansia dapat diwujudkan. Banyak hal dapat dilakukan oleh Lansia dengan mudah, murah, cepat dan aman melalui pengelolaan 3R (Reuse = menggunakan kembali, Reduce = mengurangi pemakaian, Recycle = daur ulang). Keikutsertaan Lansia dalam kegiatan 3R sangat dimungkinkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dimulai dari kegiatan yang paling mudah yaitu: mematikan listrik apabila tidak diperlukan, menghemat air dengan tidak membuka kran terlalu besar dan mengumpulkan daun sebagai bahan pupuk untuk tanaman.



61



DIMENSI LINGKUNGAN



Kegiatan-kegiatan dalam lingkungan fisik, apabila dilaksanakan merupakan penerapan lingkungan fisik yang kondusif dan memenuhi 4 kriteria pembangunan kota/desa yang ramah Lansia, yaitu mencakup:  ruang dan bangunan terbuka  perumahan  dukungan masyarakat dan pelayanan kesehatan  transportasi



62



DIMENSI LINGKUNGAN



63



DIMENSI LINGKUNGAN



Kegiatan-kegiatan dalam lingkungan bukan fisik, apabila dilaksanakan merupakan penerapan lingkungan bukan fisik yang kondusif dan memenuhi 4 kriteria pembangunan kota/desa yang ramah Lansia, yaitu mencakup:  partisipasi Lansia dalam kegiatan sosial  menghargai keberadaan Lansia di lingkungan sosial  keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan Lansia  komunikasi dan informasi



64



MEKANISME KELOMPOK KERJA BKL



65



MEKANISME KELOMPOK KERJA BKL



Bina Keluarga Lansia (BKL) adalah Kelompok Kegiatan (Poktan) keluarga yang mempunyai Lansia yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan keluarga yang memiliki Lansia dan para Lansia untuk meningkatkan kualitas hidup Lansia dalam rangka mewujudkan Lansia Tangguh.



Kelompok BKL dapat memberikan kontribusi terhadap terwujudnya Lansia tangguh dan berjalan secara berlanjut apabila memiliki mekanisme kerja yang dipahami dan disepakati oleh anggota kelompok.



66



MEKANISME KELOMPOK KERJA BKL



Tatacara kerja yang harus dilakukan oleh kader BKL 1.



Pembentukan kelompok BKL



2.



Pokok-pokok kegiatan kelompok BKL  Kegiatan utama – Melakukan penyuluhan – Temu keluarga – Kunjungan rumah – Rujukan – Pencatatan dan pelaporan – Monitoring dan evaluasi (Monev)



67



MEKANISME KELOMPOK KERJA BKL



 Kegiatan pengembangan – – –



68



Bina kesehatan fisik antara lain olah raga, senam, penyediaan makanan tambahan; bina sosial dan lingkungan antara lain rekreasi, bina lingkungan; bina rohani/spiritual melalui kegiatan keagamaan, sosial kemasyarakatan; bina peningkatan pendapatan usaha ekonomi produktif melalui UPPKS, UKM, Koperasi, dan lain-lain.



MEKANISME KELOMPOK KERJA BKL



Tatalaksana kegiatan penyuluhan 1.



Pembukaan Merupakan kegiatan wajib yang meliputi:  senam bersama/olah raga (30 menit)  pemeriksaan kesehatan  curahan hati (curhat) membahas permasalahan Lansia khususnya yang berkaitan dengan permasalahan dalam penerapan dimensi Lansia Tangguh yang telah dijelaskan pada pekerjaan rumah (PR)  bagi Lansia yang bermasalah dengan penyakit diberi rujukan ke Puskesmas atau rumah sakit  mengingatkan keluarga yang mempunyai Lansia dalam kesertaan ber-KB



69



MEKANISME KELOMPOK KERJA BKL



2.



Kegiatan Inti Merupakan kegiatan yang meliputi:  penjelasan materi (penyuluhan) oleh kader sesuai dengan topik materi pada pertemuan tersebut(misal: pada pertemuan IV, kader menyampaikan materi “Pembangunan Keluarga Lansia Tangguh Dimensi Intelektual”. Untuk materi yang berkaitan dengan dimensi fisik, kader menyampaikannya pada pertemuan V, VI dan VII);  praktik/demonstrasi; sebagai contoh: – untuk pertemuan IV tentang dimensi intelektual kader mempraktikkan tentang cara melakukan senam otak; – untuk pertemuan V, VI, dan VII kader mempraktikkan penggunaan media Beberan Tangga Lansia Sehat dan Produktif  penugasan: kader menugaskan anggota BKL melakukan pengamatan di keluarga masing-masing tentang penerapan materi yang baru disampaikan dan merupakan pekerjaan rumah (PR) untuk dibahas pada pertemuan berikutnya



3.



Penutup  kesimpulan;  mengingatkan pertemuan yang akan datang;  pembacaan doa.



70



PENCATATAN DAN PELAPORAN BKL



71



PENCATATAN DAN PELAPORAN BKL



1. Kartu Pendaftaran Kelompok Kegiatan Pembinaan Ketahanan Keluarga Bina Keluarga Lansia (K/0/BKL/15)



72



PENCATATAN DAN PELAPORAN BKL



73



PENCATATAN DAN PELAPORAN BKL



Tatacara Pengisian K/0/BKL/15 KODE Register , diisi dengan angka-angka yang menunjukkan nomor kode registrasi Kelompok Kegiatan oleh SKPD-KB Kab/Kota. Kode Register terdiri dari SEMBILAN ANGKA Kotak 1 dan 2, adalah nomor urut kode provinsi (Kode Kemendagri) Kotak 3 dan 4, adalah nomor urut kode kabupaten/kota (Kode Kemendagri) Kotak 5 dan 6 , adalah nomor urut kode kecamatan (Kode Kemendagri) Kotak 7 sudah terisi kode Poktan BKL yaitu angka 3 Kotak 8 dan 9, adalah nomor urut kode register Kelompok Kegiatan BKL di kecamatan yang bersangkutan I.



IDENTITAS NAMA KELOMPOK, diisi dengan nama Kelompok Kegiatan BKL yang 1. bersangkutan 2. ALAMAT, diisi dengan huruf-huruf dan angka-angka yang menunjukkan alamat lengkap di mana kelompok kegiatan BKL tersebut berdomisili, terdiri dari : JALAN, diisi dengan nama jalan, TIGA ANGKA kode RT, dan TIGA ANGKA kode RW. DESA/KELURAHAN, diisi dengan nama desa/keluarahan dan EMPAT b. ANGKA kode desa/kelurahan (kode Kemendagri). KECAMATAN, diisi dengan nama kecamatan dan DUA ANGKA kode c. kecamatan (kode Kemendagri). KABUPATEN/KOTA, diisi dengan nama kabupaten/kota dan DUA ANGKA d. kode kabupaten/kota (kode Kemendagri). PROVINSI,diisi dengan nama provinsi dan DUA ANGKA kode provinsi (kode e. Kemendagri). PEMBINA a. - NAMA, diisi dengan nama pembina kelompok BKL bersangkutan - KODE REGISTER PEMBINA, diisi angka-angka yang menunjukkan kode register pembina kelompok yang bersangkutan pada kotak yang tersedia JABATAN, diisi dengan tanda centang (√) sesuai dengan jabatan pembina b. kelompok a.



3.



II.



74



INFORMASI KELOMPOK 1. SK PENGUKUHAN, diisi tanda centang (√) pada kolom Ada jika kelompok BKL tersebut memiliki SK Pengukuhan kelompok, dan diisi tanda centang centang (√) pada kolom Tidak jika tidak memiliki SK Pengukuhan Kelompok Jika kelompok BKL yang bersangkutan memiliki SK Pengukuhan maka diisi : nomor dan tanggal SK tersebut dikeluarkan dikeluarkan oleh, diisi tanda centang (√) pada kotak yang tersedia sesuai dengan jabatan Pejabat yang mengeluarkan SK Pengukuhan Kelompok BKL tersebut pada baris yang tersedia sesuai dengan nomor SK, tanggal dikeluarkan dan pejabat yang mengeluarkan SK Pengukuhan Kelompok BKL yang bersangkutan



PENCATATAN DAN PELAPORAN BKL



2.



3.



III .



KETERPADUAN KELOMPOK, diisi dengan tanda centang (√) pada kolom yang tersedia sesuai keterpaduan kelompok kegiatan BKL dengan kelompok kegiatan lain Yaitu: Ekonomi Produktif, Posyandu Lansia dan lainnya



PENGURUS KELOMPOK



1. 2.



IV .



SUMBER DANA KEGIATAN KELOMPOK, diisi tanda centang (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan sumber dana kegiatan kelompok BKB yang bersangkutan yang terdiri dari: 1. APBN, 2.APBD, 3. Alokasi Dana desa (ADD), 4. Swadaya dan 5. Mitra



JABATAN, sudah terisi dengan nama jabatan pengurus dan kader kelompok umur yang ada pada kelompok kegiatan BKL KODE KELUARGA INDONESIA (KKI), 2. Kode Keluarga Indonesia (KKI), diisi dengan 15 digit angka pada kotak yang tersedia sesuai dengan kode keluarga Indonesa sesuai dengan jabatan pada kelompok BKL yang bersangkutan



3.



NAMA, diisi dengan nama pada kotak yang tersedia sesuai dengan jabatan pada kelompok BKL yang bersangkutan



4.



Pelatihan BKL, diisi dengan tanda centang (√) pada kolom SUDAH jika yang bersangkutan pernah mendapat pelatihan BKL, dan diisi dengan tanda centang (√) pada kolom BELUM jika yang bersangkutan belum pernah mendapat pelatihan BKL



KETERSEDIAAN SARANA BKL SARANA BKL, sudah terisi dengan sarana-sarana kelompok kegiatan BKL KETERSEDIAAN, diisi dengan tanda centang (√) pada kolom Ada jika sarana BKL sesuai pada kolom sarana BKL dimiliki oleh kelompok BKL yang bersangkutan dan diisi dengan tanda centang (√) pada kolom Tidak jika sarana BKL sesuai pada kolom sarana BKL tidak dimiki oleh kelompok BKL yang bersangkutan



V.



INFORMASI ANGGOTA KELOMPOK 1. NIK, diisi dengan 15 digit angka pada kotak yang tersedia sesuai dengan kode keluarga Indonesa anggota kelompok BKL yang bersangkutan 2. NAMA, diisi dengan nama lengkap anggota kelompok BKL yang bersangkutan beserta gelarnya.



75



PENCATATAN DAN PELAPORAN BKL



2. Register Keluarga yang Mempunyai Lansia (R/I/BKL/15)



76



PENCATATAN DAN PELAPORAN BKL



Tatacara Pengisian R/I/BKL/15 I.



II .



IDENTITAS 1. 2.



NAMA Kelompok BKL, diisi dengan nama Kelompok BKL KODE Register Kelompok BKL, diisi dengan angka-angka yang menunjukkan nomor kode registrasi kelompok BKL yang terdiri dari kode provinsi, kode kabupaten/kota, kode kecamatan, Kode Poktan dan nomor registrasi kelompok



3.



BULAN LAPOR, diisi dengan nama bulan dan tahun R/1/BKL tersebut dibuat.



KEGIATAN PERTEMUAN PENYULUHAN 1. PENYAJI/NARASUMBER, diisi dengan Narasumber/penyaji yang menyampaikan materi dalam pertemuan penyuluhan kelompok BKL yang bersangkutan 2.



MATERI PENYULUHAN, diisi dengan tanda centang (√) pada materi yang disampaikan dalam kegiatan pertemuan/penyuluhan kelompok BKL pada bulan bersangkutan



3.



DISKUSI, diisi dengan tanda centang (√) pada kolom Ada jika dalam pertemuan/penyuluhan kelompok BKL yang bersangkutan ada diskusi atau tanya jawab dan diisi dengan tanda centang (√) pada kolom Tidak Ada jika dalam pertemuan/penyuluhan kelompok BKL yang bersangkutan tidak ada diskusi atau tanya jawab



4.



KELUARGA ANGGOTA KELOMPOK YANG HADIR DALAM PETEMUAN -



-



NO, diisi dengan angka yang menunjukkan nomor urut. Nama, diisi nama-nama Anggota Kelompok BKL yang hadir dalam pertemuan/penyuluhan kelompok BKL yang bersangkutan Kode Keluarga Indonesia (KKI), diisi 15 digit angka yang menunjukkan Kode keluarga Indonesia Anggota Kelompok BKL yang hadir dalam pertemuan/penyuluhan kelompok BKL yang bersangkutan Tanda Tangan, diisi dengan Tanda tangan Anggota Kelompok BKL yang hadir dalam pertemuan/penyuluhan kelompok BKL yang bersangkutan



77



PENCATATAN DAN PELAPORAN BKL



FORMAT LEMBAR PENCATATAN



3. Daftar Anggota BKL



78



PENCATATAN DAN PELAPORAN BKL



Tata Cara Pengisian Daftar Anggota BKL 1. 2.



NO, diisi dengan nomor urut. NAMA, diisi dengan nama lengkap anggota kelompok BKL yang bersangkutan beserta gelarnya. 3. TEMPAT/TANGGAL LAHIR, diisi dengan tempat dan tanggal anggota kelompok BKL yang bersangkutan. 4. PENDIDIKAN, diisi dengan pendidikan terakhir anggota kelompok BKL yang bersangkutan. 5. PEKERJAAN, diisi dengan pekerjaan harian anggota kelompok BKL yang bersangkutan. 6. ALAMAT, diisi dengan alamat lengkap beserta nomor telepon anggota kelompok BKL yang bersangkutan. 7. JUMLAH ANAK, diisi dengan jumlah anak anggota kelompok BKL yang bersangkutan. 8. STATUS PUS (Pasangan Usia Subur), diisi dengan uraian PUS atau NonPUS anggota kelompok BKL yang bersangkutan. 9. JENIS ALKON, diisi dengan uraian alat kontrasepsi yang digunakan oleh anggota kelompok BKL yang berstatus PUS. Bagi anggota yang berstatus Non-PUS diisi dengan tanda minus (-) 10. JUMLAH LANSIA, diisi dengan jumlah Lansia yang berada didalam keluarga dan ditangani oleh anggota kelompok BKL yang bersangkutan. 11. NAMA LANSIA, diisi dengan nama Lansia yang berada didalam keluarga dan ditangani anggota kelompok BKL yang bersangkutan. 12. USIA LANSIA, diisi dengan usia Lansia yang berada didalam keluarga dan ditangani anggota kelompok BKL yang bersangkutan.



79



NO.



NAMA



80 1



2



3



4



5



6



7



8



9



11



12



13



Nama Ketua BKL



Tanda tangan



……...…. , ……………………. 2016



10



KEHADIRAN DALAM PERTEMUAN



DAFTAR HADIR ANGGOTA BKL



PENCATATAN DAN PELAPORAN BKL



4. Daftar hadir anggota BKL



PENCATATAN DAN PELAPORAN BKL



Tata Cara Pengisian Daftar Hadir Anggota BKL 1.



NO, diisi dengan nomor urut.



2.



NAMA, diisi dengan nama lengkap anggota kelompok BKL yang bersangkutan beserta gelarnya.



3.



KEHADIRAN DALAM PERTEMUAN, diisi dengan paraf atau tanda centang (v) anggota kelompok BKL yang bersangkutan pada setiap pertemuan. Kolom 1 adalah pertemuan ke-1, Kolom 2 adalah pertemuan ke-2, dan seterusnya.



81



82



:



TAHUN



AGENDA



:



ALAMAT



NO



:



BKL



WAKTU



TEMPAT



URAIAN KEGIATAN



RENCANA KEGIATAN



KETERANGAN



Nama Ketua BKL



Tanda tangan



……...…. , ……………………. 2016



PENANGGUNG JAWAB



PENCATATAN DAN PELAPORAN BKL



5. Rencana Kegiatan



PENCATATAN DAN PELAPORAN BKL



Tata Cara Pengisian Rencana Kegiatan 1.



BKL, diisi dengan nama kelompok BKL.



2.



ALAMAT, diisi dengan alamat lengkap kelompok BKL.



3.



TAHUN, diisi dengan tahun rencana kegiatan yang akan dilaksanakan.



4.



NO, diisi dengan nomor urut.



5.



AGENDA, diisi dengan inti atau tema kegiatan yang akan dilaksanakan oleh kelompok BKL.



6.



WAKTU,



diisi



dengan



tanggal



kegiatan



yang



akan



kegiatan



yang



akan



dilaksanakan oleh kelompok BKL. 7.



TEMPAT,



diisi



dengan



tempat



dilaksanakan oleh kelompok BKL. 8.



URAIAN KEGIATAN, diisi dengan uraian singkat kegiatan yang akan dilaksanakan oleh kelompok BKL.



9.



PENANGGUNG



JAWAB,



diisi



dengan



orang



yang



bertanggung jawab pada kegiatan yang akan dilaksanakan oleh kelompok BKL. 10. KETERANGAN, diisi dengan uraian informasi terkait dengan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh kelompok BKL.



83



PENCATATAN DAN PELAPORAN BKL



6. Notulen Pertemuan



84



PENCATATAN DAN PELAPORAN BKL



Tata Cara Pengisian Notulen Pertemuan 1.



PERTEMUAN KE, diisi dengan nomor pertemuan yang dilaksanakan oleh kelompok BKL. 2. HARI/TANGGAL, diisi dengan hari dan tanggal pertemuan yang dilaksanakan oleh kelompok BKL. 3. MATERI, diisi dengan tema atau materi penyuluhan pada pertemuan yang dilaksanakan di kelompok BKL. 4. WAKTU, diisi dengan jam kegiatan pertemuan yang akan dilaksanakan oleh kelompok BKL. 5. PENYULUH, diisi dengan nama penyuluh pertemuan yang dilaksanakan di kelompok BKL. 6. KEGIATAN, diisi dengan tahapan penyuluhan. 7. DESKRIPSI, diisi dengan uraian kegiatan pada tahapan penyuluhan yang dilaksanakan di kelompok BKL. 8. RINGKASAN MATERI, diisi dengan ringkasan materi penyuluhan yang dilaksanakan di kelompok BKL. 9. PEKERJAAN RUMAH, diisi dengan penugasan bagi anggota BKL sesuai dengan materi penyuluhan yang dilaksanakan di kelompok BKL. 10. MEDIA, diisi dengan alat bantu atau media partisipatif penyuluhan yang dilaksanakan di kelompok BKL. 11. TOTAL WAKTU, diisi dengan total waktu pertemuan yang dibutuhkan pada saat pertemuan di kelompok BKL. 12. KETERANGAN, diisi dengan uraian informasi terkait dengan kegiatan pertemuan yang dilaksanakan oleh kelompok BKL.



85



PENCATATAN DAN PELAPORAN BKL



7. Buku Tamu



86



PENCATATAN DAN PELAPORAN BKL



Tata Cara Pengisian Buku Tamu 1.



BKL, diisi dengan nama kelompok BKL.



2.



ALAMAT, diisi dengan alamat lengkap kelompok BKL.



3.



TAHUN, diisi dengan tahun berjalan.



4.



NO, diisi dengan nomor urut.



5.



TANGGAL, diisi dengan tanggal pada saat tamu berkunjung ke kelompok BKL.



6.



NAMA, diisi dengan nama lengkap tamu yang berkunjung ke kelompok BKL.



7.



JABATAN/INSTANSI/ORGANISASI, diisi dengan identitas jabatan atau instansi/organisasi tamu yang berkunjung ke kelompok BKL.



8.



ALAMAT, diisi dengan alamat lengkap tamu yang berkunjung ke kelompok BKL.



9.



NO TELP/HP, diisi dengan nomor telepon atau telepon genggam tamu yang berkunjung ke kelompok BKL.



10. MAKSUD DAN TUJUAN, diisi dengan maksud dan tujuan kunjungan ke kelompok BKL. 11. KETERANGAN, diisi dengan uraian informasi terkait dengan kegiatan kunjungan yang dilaksanakan di kelompok BKL.



87