Materi Cracjed Nipple [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1.https://kupdf.net/download/cracked-nipple_5af3b8cae2b6f5b742821d09_pdf (nreferensi) 2. https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-cracked-nipple/15618 3. https://www.alomedika.com/penyakit/obstetrik-dan-ginekologi/cracked-nipple-dan-invertednipple/epidemiologi Ambil materi dr buku halaman 379 (sarwono) Cracked nipple (Puting susu lecet) adalah perlukaan pada puting susu yang disebabkan karena trauma pada puting susu saat menyusui, kadang kulitnya sampai terkelupas atau luka berdarah (sehingga ASI menjadi berwarna merah muda). Retakan pada puting susu bisa sembuh sendiri dalam waktu 48 jam.



Nyeri pada puting merupakan masalah yang sering ditemukan pada ibu menyusui dan menjadi salah satu penyebab ibu memilih untuk berhenti menyusui bayinya. Diperkirakan sekitar 80-90% ibu menyusui mengalami nipple pain dan 26% di antaranya mengalami lecet pada puting yang biasa disebut dengan nipple crack. Kerusakan pada puting mungkin terjadi karena trauma pada puting akibat cara menyusui yang salah.



Hasil Anamnesis (Subjective) Keluhan Adanya nyeri pada puting susu dan nyeri bertambah jika menyusui bayi. Penyebab Dapat disebabkan oleh teknik menyusui yang salah atau perawatan yang tidak benar pada payudara. Infeksi monilia dapat mengakibatkan lecet.



Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective) Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Fisik didapatkan : 1. Nyeri pada daerah putting susu



2. Lecet pada daerah putting susu Pemeriksaan Penunjang Tidak diperlukan pemeriksaan penunjang dalam penegakan diagnosis.



Penegakan Diagnostik (Assessment)



Diagnosis Klinis Diagnosis bisa ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik. Komplikasi Risiko yang sering muncul adalah ibu menjadi demam dan pembengkakan pada payudara.



Penatalaksanaan Komprehensif (Plan) Penatalaksanaan Non-Medikamentosa 1. Teknik menyusui yang benar 2. Puting harus kering 3. Mengoleskan colostrum atau ASI yang keluar di sekitar puting susu dan membiarkan kering. 4. Mengistiraharkan payudara apabila lecet sangat berat selama 24 jam 5. Lakukan pengompresan dengan kain basah dan hangat selama 5 menit jika terjadi bendungan payudara Medikamentosa 1. Memberikan tablet Parasetamol tiap 4 – 6 jam untuk menghilangkan nyeri. 2. Pemberian Lanolin dan vitamin E



3. Pengobatan terhadap monilia Konseling dan Edukasi 1. Tetap memberikan semangat pada ibu untuk tetap menyusui jika nyeri berkurang. 2. Jika masih tetap nyeri, sebagian ASI sebaiknya diperah.



3. Tidak melakukan pembersihan puting susu dengan sabun atau zat iritatif lainnya. 4. Menggunakan bra dengan penyangga yang baik. 5. Posisi menyusui harus benar, bayi menyusui sampai ke kalang payudara dan susukan secara bergantian di antara kedua payudara.



6. Tabel Posisi menyusui yang baik



7. Kriteria Rujukan



Rujukan diberikan jika terjadi kondisi yang mengakibatkan abses payudara 8. Prognosis



Ad vitam: Bonam ; Ad functionam: Bonam; Ad sanationam: Bonam



Definisi Cracked nipple dan inverted nipple merupakan kelainan pada puting susu yang berhubungan dengan proses menyusui. Cracked nipple atau puting susu lecet adalah kerusakan pada puting yang kebanyakan terjadi karena trauma akibat cara menyusui yang salah atau perawatan yang tidak benar pada payudara. Inverted nipple, dikenal dengan istilah puting terbalik atau puting terbenam, adalah kondisi dimana puting tertarik ke dalam payudara, dapat bersifat kongenital atau didapat.Diagnosis cracked dan inverted nipple dapat ditegakkan secara klinis. Keluhan yang paling sering timbul adalah nyeri pada payudara, kesulitan dalam menyusui, dan lecet pada puting. Dalam beberapa kasus, diperlukan pemeriksaan penunjang untuk menyingkirkan tanda-tanda keganasan payudara terutama pada inverted nipple didapat.Penatalaksanaan cracked dan inverted nipple yang paling penting adalah konseling laktasi. Jika ibu berhenti menyusui akibat keluhan yang dialami, dapat terjadi komplikasi, seperti mastitis. Terapi medikamentosa dapat berupa pemberian analgetik untuk mengurangi nyeri dan krim lanolin. Inverted nipple dapat diterapi dengan inisiasi menyusui dini, penarikan secara manual, teknik spuit terbalik, ataupun pembedahan.



Epidemologi Data epidemiologi menunjukkan bahwa cracked nipple dan inverted nipple meningkatkan risiko ibu berhenti menyusui bayi. Global



Nyeri pada puting merupakan masalah yang sering ditemukan pada ibu menyusui dan menjadi salah satu penyebab ibu memilih berhenti menyusui bayinya. [11] Diperkirakan sekitar 80-90%



ibu menyusui mengalami nyeri pada puting susu, dan 26% diantaranya mengalami cracked nipple.



Prognosis Prognosis cracked nipple dan inverted nipple tergantung pada derajat keparahan penyakit. Komplikasi yang dapat timbul berupa mastitis dan abses payudara. Komplikasi



Komplikasi yang sering muncul pada cracked nipple dan inverted nipple berhubungan dengan kesulitan dalam menyusui, sehingga menyebabkan terjadinya mastitis atau abses payudara. [22] Selain itu, retakan pada puting susu dapat menjadi port d’entrée mikroorganisme, termasuk yang berasal dari flora mulut bayi.



Patofisiologi Patofisiologi cracked nipple berhubungan dengan proses menyusui yang tidak tepat, sedangkan patofisiologi inverted nipple dikaitkan dengan kegagalan proliferasi jaringan mesenkim untuk mendorong puting susu pada masa kehamilan. [2,7] Patofisiologi Cracked Nipple



Cracked nipple adalah lesi kutan makroskopik pada ujung dan areola payudara, yang dapat berupa hilangnya jaringan kulit, luka, celah, eritema, edema, atau lepuhan.



Diagnosis Diagnosis cracked nipple dan inverted nipple dapat ditegakkan secara klinis. Namun, dalam beberapa keadaan diperlukan pemeriksaan penunjang untuk menyingkirkan diagnosis banding, seperti pada abses atau kanker payudara. Anamnesis



Keluhan yang paling sering dialami pasien dengan cracked nipple adalah nyeri pada daerah sekitar puting susu yang bertambah jika menyusui bayi. Pasien bisa menyadari adanya lecet atau retakan kulit, perdarahan, kulit terkelupas, serta keluar discharge dari puting susu. [1,5,6] Inverted nipple seringkali menyebabkan keluhan terkait proses menyusui. Dari anamnesis dapat diketahui kesulitan ibu untuk menyusui bayi akibat puting susu tertarik. [2] Anamnesis mengenai teknik menyusui bayi, frekuensi menyusui, teknik perawatan payudara, kelainan kongenital pada bayi, serta faktor-faktor lain yang menjadi risiko terjadinya cracked dan inverted nipple juga perlu digali.



Pemeriksaan Fisik



Pemeriksaan fisik cracked dan inverted nipple meliputi inspeksi dan palpasi payudara pada ibu dan kelainan pada bayi yang berhubungan dengan proses menyusui. Inspeksi Inspeksi pada payudara dilakukan dalam posisi duduk dengan lengan berada pada kedua sisi tubuh. Pengamatan dilakukan dengan menilai bentuk, warna, dan karakteristik kulit. Perlu diperhatikan jika terdapat retraksi kulit, ulserasi, eritema dan kelainan pada puting susu. Karakteristik puting yang perlu diperhatikan pada pemeriksaan fisik terkait cracked nipple dan inverted nipple meliputi ukuran dan bentuk, arah puting, ruam, ulserasi, atau pengeluaran sekret dari puting. Selanjutnya, pemeriksaan dilakukan dalam posisi pasien mengangkat lengan di atas kepala, berkacak pinggang, dan mencondongkan tubuh ke depan untuk melihat cekungan atau retraksi yang sebelumnya tidak dapat diidentifikasi. Retraksi puting susu dan areola pada posisi mencondongkan tubuh ke depan menunjukkan kemungkinan ada kanker di bawahnya. [1,5,17] Palpasi Palpasi dimulai dalam posisi duduk. Pemeriksaan dilakukan secara sistematik meliputi seluruh bagian payudara dengan arah vertikal. Palpasi dapat dilakukan mulai dari tekanan ringan sampai kuat. Selanjutnya, pasien diperiksa dalam posisi berbaring dengan lengan berada di belakang kepala pasien untuk memudahkan pemeriksaan pada kuadran bawah. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada palpasi antara lain konsistensi jaringan payudara, nyeri tekan, karakteristik nodulus, serta puting susu. Pada puting perlu diperhatikan elastisitas serta  cairan yang keluar dari puting saat dipencet. [1,5,17] Inverted nipple dapat pula diperiksa melalui nipple pinch test. Lakukan kompresi secara lembut pada areola sekitar satu inci dari dasar puting, letakkan jempol pada satu sisi areola dan telunjuk pada sisi yang berlawanan. Puting susu yang tampak terbalik sebelum pemeriksaan tapi menonjol pada nipple pinch test bukanlah “true” inverted nipple. [18] Pemeriksaan Bayi Pemeriksaan pada bayi dilakukan terkait penilaian tentang cara menyusui, diperhatikan apakah berat badan rendah menurut umur atau ada masalah pada pemberian ASI. Pemeriksaan bayi akan mencakup kesulitan menyusui, frekuensi menyusu, posisi menyusui, perlekatan, cara mengisap, serta apakah terdapat kelainan rongga mulut, seperti trush, sumbing, atau ankyloglossia. [4] Klasifikasi Cracked Nipple Secara umum pada pemeriksaan fisik cracked nipple akan ditemukan puting susu lecet dan terasa nyeri. Menurut Mohrbacher, trauma pada puting susu dapat dibagi ke dalam empat staging:







Stage I, Superficial intact : nyeri atau iritasi tanpa kerusakan kulit. Dapat berupa kemerahan, memar, bintik-bintik merah, bengkak.







Stage II, Superficial with tissue breakdown : berupa nyeri dengan kemungkinan abrasi, retakan atau fisura yang dangkal, garis kompresi, hematoma, ulserasi dangkal.







Stage III, Partial thickness erosion : kerusakan kulit berupa destruksi lapisan epidermis hingga dermis. Dapat berupa fisura dalam, blister, ulserasi dalam dan ulserasi lanjut.







Stage IV, Full thickness erosion: kerusakan lebih dalam lapisan dermis, mungkin berupa erosi penuh pada beberapa bagian dermis. [13,18]



Klasifikasi Inverted Nipple Secara klinis diagnosis inverted nipple terbagi atas tiga tingkatan. 



Grade 1: Puting bisa ditarik keluar secara manual dengan mudah dan mempertahankan proyeksinya dengan baik. Ada fibrosis minimal atau tidak ada sama sekali







Grade 2: Puting dapat ditarik secara manual, namun tidak semudah grade I. Puting tidak dapat mempertahankan posisinya dengan baik dan mudah retraksi. Terdapat fibrosis derajat sedang dan duktus laktiferus retraksi ringan







Grade 3: Puting inversi dan retraksi, sangat sulit ditarik secara manual. Walaupun dilakukan penekanan pada puting untuk memaksa protrusi, puting dengan mudah mengalami retraksi. Terdapat fibrosis yang jelas dan duktus laktiferus sangat retraksi dengan jaringan lunak yang inadekuat. [2]



Diagnosis Banding



Diagnosis banding cracked nipple dan inverted nipple meliputi kelainan-kelainan di daerah payudara dan puting susu, seperti mastitis dan abses payudara. Mastitis Mastitis adalah inflamasi atau infeksi pada payudara. Kondisi ini paling sering ditemukan pada minggu ke tiga atau ke empat post partum. Risiko mastitis meningkat jika ASI tidak dikeluarkan dengan baik dari payudara, atau jika terdapat luka pada puting yang memudahkan kolonisasi Staphylococcus aureus. Pada pemeriksaan, ditemukan payudara nyeri dan bengkak, disertai demam, menggigil, dan myalgia. [19] Abses Payudara Abses payudara adalah terkumpulnya cairan infeksi (pus) pada payudara. Gejala dapat berupa benjolan berfluktuasi di payudara, nyeri, demam, menggigil, serta payudara bengkak dan merah.



Dapat dicurigai jika penurunan demam tidak terjadi dalam 48 sampai 72 jam setelah terapi mastitis. [20] Ektasia Duktus Ektasia duktus adalah dilatasi duktus subalveolar yang menyebabkan inflamasi. Pasien datang dengan keluhan discharge berwarna kuning, hijau, atau coklat keluar dari multipel duktus dan sering kali pada payudara bilateral. [21] Paget’s Disease Paget’s disease dicurigai jika ditemukan kelainan kulit (eritema, erosi, ulserasi, skuama, fisura, atau retraksi) unilateral yang berhubungan dengan massa, kalsifikasi, atau discharge. [4] Kanker Payudara Kanker payudara perlu dicurigai jika pasien mengeluhkan benjolan pada payudara, ulserasi, nipple discharge, permukaan kulit payudara tidak rata, serta retraksi puting susu. [22] Pemeriksaan Penunjang



Pemeriksaan penunjang pada cracked dan inverted nipple biasanya tidak diperlukan. Pemeriksaan lebih lanjut dapat dilakukan pada inverted nipple yang bersifat unilateral, karena terdapat kemungkinan keganasan. Evaluasi dapat dilakukan melalui pemeriksaan mamografi, USG, MRI, dan biopsi



Etiologi Etiologi cracked nipple sebagian besar adalah kesalahan metode menyusui bayi terutama pada minggu-minggu awal kelahiran. [7] Etiologi inverted nipple dibagi menjadi kelainan yang bersifat bawaan dan kelainan yang didapat. [3] Etiologi Cracked Nipple



Cracked nipple dapat disebabkan oleh berbagai faktor dalam proses menyusui. Proses menyusui yang normal tidak akan menyebabkan rasa sakit. Abnormalitas proses menyusui yang dapat menyebabkan cracked nipple dapat berupa kesalahan posisi menyusui, perlekatan yang tidak adekuat, atau kelainan pada bayi seperti short tongue, ankyloglossia, dan palatum letak tinggi.



Penatalaksanaan Penatalaksanaan cracked nipple dan inverted nipple harus meliputi konseling menyusui. Terapi medikamentosa dapat berupa analgetik dan krim lanolin. Pada inverted nipple dapat dilakukan penarikan puting secara manual, teknik spuit terbalik, atau pembedahan.



Konseling Menyusui Konseling menyusui sangat penting pada pasien cracked nipple, karena kondisi ini sering terkait dengan teknik menyusui yang kurang tepat. Teknik menyusui meliputi posisi menyusui, posisi tangan saat memberikan puting ke mulut bayi, dan perlekatan yang baik. Posisi menyusui dapat dilakukan dengan teknik cradle hold atau football hold. Pada cradle hold, infant didekap ke payudara ibu dengan lengan ibu menahan kepalanya, dan perut infant didekatkan ke abdomen bagian atas ibu. Pada football hold, ibu merangkul bayi sambil menumpu kepala bayi dan kaki bayi diorientasikan ke siku ibu.