Materi M5 KB2 PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

a. Bahan dan Peralatan Pengecatan  Bahan Dasar Cat Sebelum menjelaskan bahan dasar cat perlu penyamaan persepsi terdahulu tentang pengertian cat. Cat adalah suatu cairan yang dipakai untuk melapisi permukaan suatu bahan dengan tujuan memperindah (decorative), memperkuat (reinforcing) atau melindungi (protective) bahan/benda tersebut. Dengan demikian cat mempunyai fungsi untuk memperkuat, melindungi, dan memberikan nilai keindahan dari suatu benda. Setelah cat dilapiskan pada permukaan benda dan mengering, cat akan membentuk lapisan tipis, padat dan melekat dengan kuat pada permukaan benda tersebut. Proses pelekatan cat pada permukaan benda dapat dilakukan dengan cara diusapkan (wiping), dilumurkan, dikuas, disemprotkan (spray), dicelupkan (dipping), atau dengan cara yang lain (Sofyan, 2013: 2). Bahandasar cat terdiri dari pigment dan extender (filler), resin (binder), solvent, dan additive. Adapun penjelasan masing-masing bahan dasar cat tersebut adalah sebagai berikut. 1) Pigment Pigmentadalah suatu bubuk yang telah digiling halus yang diperoleh dari batu-batuan mineral atau buatan (syntetic). Pigment ini memberi warna dan daya tutup pada benda yang dicat dan ikut menentukan ketahanan cat. Pemberian zat warna pada cat tergantung pada fungsi catnya. Pada cat dasar primer zat pewarna berfungsi membantu menahan karat. Zat warna pada dempul membantu membentuk lapisan tebal dan mudah diamplas. Sedangkan pada cat akhir zat warna memberikan efek pewarnaan yang tahan lama. Pigment atau zat warna terbagi menjadi : a)



Pigment warna, berfungsi menambah warna pada cat dan menghasilkan daya tutup pada permukaan yang dicat.



b) Pigment terang berfungai menambah warna-warni metalik pada cat.



c)



Pigment extender, berfungsi menambah kekuatan cat pada bodi, menghasilkan viscositas dan mencegah pengendapan.



d) Pigment pencegah karat, dipergunakan terutama pada cat dasar untuk membantu mencegah karat pada plat dasar. e)



Pigment flatting, digunakan untuk mengurangi kilap pada cat, terutama pada cat jenis doof.



2) Resin Resin atau binder merupakan komponen utama dalam cat yang berbentuk cairan kental dan transparan yang membentuk film atau lapisan setelah diaplikasi pada suatu benda dan mongering membentuk lapisan yang keras. Kandungan resin mempunyai pengaruh langsung pada kemampuan cat dalam hal kekerasan, ketahanan solvent serta ketahanan cuaca. Demikian pula berpengaruh atas kualitas akhir seperti tekstur, kilap (gloss), dan adhesi, serta memberi kemudahan dalam penggunaan diantaranya waktu pengeringan. Resin berfungsi merekatkan komponen-komponen yang ada dan melekatkan keseluruhan bahan pada permukaan suatu bahan (membentuk film). Resin pada dasarnya adalah polymer dimana pada temperatur ruang (atau temperatur applikasi) bentuknya cair, bersifat lengket dan kental. Ada banyak jenis resin, seperti: natural oil, alkyd, nitro cellulose, polyester, melamine, acrylic, epoxy, polyurethane, silicone, fluorocarbon, venyl, cellolosic, dll. Rresin dibedakan menjadi dua macam, yaitu : a) Thermoplastik Resin, pengeringan resin terjadi karena penguapan solvent. Apabila dipanaskan thermoplastic resin akan melunak dan akhirnya mencair. Jenis-jenis thermoplastic resin antara lain: nitrocelluloce, cellulose acetat butylate, thermoplastic acrylic, dan nylon. Resin tipe ini sering digunakan pada sistem pengecatan udara. b) Thermosetting Resin, jenis-jenisnya antara lain: amino alkyd, pollyurethane dua komponen, thermosetting acrylic, dan epoxy resin.



Thermosetting resin hanya akan mengering dan mengeras jika dipanaskan dan tidak akan melunak lagi oleh adanya pemanasan kembali. Biasanya digunakan pada cat bakar, dimana cat ini mempunyai daya tahan yang kuat terhadap cuaca dan mempunyai kekerasan yang tinggi. Proses pengeringannya dilakukan diruang oven. 3) Solvent Seperti sudah dijelaskan dalam bagian sebelumnya bahwa masingmasing komponen penyusun cat mempunyai fungsi dan peran yang berbeda-beda. Resin membentuk film dan memberi kontribusi terhadap karakter film yang terbentuk, sedang pigment disamping memberi warna juga berfungsi menambah kekuatan mekanis film. Bagaimana dengan solvent? Sekalipun setelah pemakaian solvent akan terbuang ke lingkungan dan tidak menjadi bagian dari lapisan cat, namun peran solvent selama proses pembuatan, penyimpanan, dan pemakaian cat, memperlihatkan peran yang dominan dibanding komponen lainnya.Solvent adalah suatu cairan yang dapat melarutkan resin dan mempermudah pencampuran pigment dan resin dalam proses pembuatan cat. Solvent sangat cepat menguap apabila cat diaplikasi. Kegunaan solvent (thinner) ini untuk mengencerkan campuran pigment (zat pewarna) dan resin (zat perekat) sehingga menjadi agak encer dan dapat disemprotkan selama proses pengecatan. Thinner juga menurunkan kekentalan cat sampai tingkat pengenceran tertentu yang tepat untuk pengecatan dengan kuas, semprot atau roll. Thinner menguap sesaat setelah cat disemprotkan, thinner akan menguap dan meninggalkan resin dan pigment yang kemudian kedua zat tersebut akan membentuk lapisan yang keras. Solvent berdasarkan kegunaannya dibedakan menjadi dua macam. Solvent untuk cat lacquer (thermoplastic resin) disebut thinner dan solvent untuk cat namel (thermosetting resin) disebut reducer. Komponen pembentuk solvent (pengencer) meliputi: a)



Diluent, merupakan larutan yang membantu melarutkan resin lacquer.



b) Laten solvent, juga digunakan untuk mencampur pelarut yang baik, hasilnya sama dengan pelarut yang berkualitas baik. c)



Solvent murni, adalah larutan yang mampu melarutkan sesuatu yang mengakibatkan cairan tersebut masuk kedalam larutan. Solvent murni melarutkan bahan residu dan binder. Jenis solvent (pengencer) yang biasa dipergunakan dalam pengecatan



antara lain: a) Pengencer lambat kering, ini digunakan pada pengecatan warna sistem acrylic yang ruangannya bersuhu 650 C keatas. Pengencer lambat kering berfungsi: (a) untuk cat warna yang hasilnya kurang mengkilap, (b) untuk pemakaian cat acrylic enamel di bengkel-bengkel, (c) untuk memadukan dua buah permukaan yang diperbaiki pada bodi kendaraan. b) Pengencer cepat kering, ini digunakan untuk perbaikan cat acrylic lacquer yang asli. Jika menggunakan pengencer yang lambat kering akan terjadi keretakan. Fungsi pengencer ini adalah: (a) untuk mempercepat penguapan pengencer yang lambat kering jika diperlukan, (b) digunakan pada cat primer surfacer pada suhu kurang lebih dibawah 600 C, (c) untuk mencegah terjadinya keretakan pada suhu rata-rata 65-850 C, (d) untuk perbaikan setempat. c) Retarder, adalah pengencer paling lambat kering yang digunakan untuk cuaca sangat panas. Fungsi retarder adalah : (a) mencegah pudarnya cat, (b) memungkinkan penggunaan cat warna pada cuaca yang panas, (c) menyiapkan waktu yang cukup bagi cat untuk mengalir karena penguapannya lama, (d) menambah kualitas untuk perpaduan warna karena over spraying kecil sehingga ada kesempatan untuk mengalir keluar lebih lama dan menambah kilap cat. 4) Additive Disamping ke tiga komponen seperti sudah dibahas dalam bab-bab sebelumnya, yaitu: resin, pigment dan solvent, ada beberapa komponen lain yang ditambahkan dalam jumlah sangat sedikit ke dalam cat. Komponenkomponen ini, sekalipun ditambahkan dalam jumlah sedikit, namun



memberi kontribusi yang sangat besar terhadap sifat cat, sehingga cat dapat diproses, disimpan dan dipakai. Additive adalah suatu bahan yang ditambahkan pada cat dalam jumlah yang kecil untuk meningkatkan kemampuan cat sesuai tujuan atau aplikasi cat. Berbagai tipe bahan yang ditambahkan pada cat dalam jumlah yang kecil untuk meningkatkan kemampuan cat sesuai dengan tujuan atau aplikasi cat. Zat additive berfungsi untuk: (a) mencegah terjadinya buih pada saat penyemprotan (anti foaming), (b) mencegah terjadinya pengendapan cat pada saat dipergunakan (anti setting), (c) meratakan permukaan cat sesaat setelah disemprotkan (flow additive), (d) menambah kelenturan cat, dll. Penambahan additive yang ada dalam cat tidaklah serta merta muncul begitu saja, merupakan suatu proses panjang dari beberapa percobaan atau riset pada cat tersebut. Selama proses pembuatan, penyimpanan dan pemakaian dinilai kualitasnya secara menyeluruh, kemudian kelemahan dan masalah yang timbul dicoba untuk diatasi dengan variasi jenis dan takaran beberapa additive, hingga akhirnya muncul nama jenis dan takaran additive tertentu yang pas untuk campuran cat tersebut.  Bahan Dasar Pengecatan Bahan–bahan



yang digunakan dalam pekerjaan pengecatan pada



kendaraan adalah sebagai berikut (Toyota: 2000). 1) Cat Primer Cat primer adalah lapisan cat yang digunakan sebagai cat dasar permukaan plat yang berfungsi untuk memberikan ketahanan terhadap karat, meratakan adesi /daya lekat diantara metal dasar (sheet metal) dan lapisan (coat) berikutnya. Primer digunakan dalam lapisan yang sangat tipis dan tidak memerlukan pengamplasan. Dalam teknik pengecatan cat primer ada 4 jenis, yaitu:



a) Wash primer, sering disebut etching primer, jenis ini terdiri dari bahan utama vynil butyral resin dan zinchromate pigment anti karat, dengan demikian primer ini mampu mencegah karat pada metal dasar. b) Lacquer primer, terbuat dari bahan nitrocellulose dan alkyd resin. Cat primer ini mudah dalam penggunaan dan cepat kering. c) Urethane primer, terbuat dari bahan utama alkyd resin. Merupakan resin yang mengandung polyisociate sebagai hardener. Cat primer jenis ini memberikan ketahanan karat dan mempunyai daya lekat (adhesi) yang kuat. d) Epoxy primer, cat primer jenis ini mengandung amine sebagai hardener. Komponen utama pembentuknya adalah epoxy resin. Epoxy primer memberikan ketahanan terhadap karat dan mempunyai daya lekat yang sangat baik. 2) Dempul (putty) Dempul / putty adalah lapisan dasar (undercoat) yang digunakan untuk mengisi bagian yang penyok dalam dan besar atau cacat-cacat pada permukaan benda kerja. Dempul juga dipergunakan dengan maksud untuk memberikan bentuk dari benda kerja apabila bentuk benda kerja sulit dilakukan. Setelah mengering dempul dapat diamplas untuk mendapatkan bentuk yang diinginkan. Dempul dapat digolongkan menjadi tiga macam menurut penggunaannya, yaitu: a) Polyester putty, sering juga disebut dempul plastik. Dempul ini menggunakan organic peroxide sebagai hardener dan mengandung banyak pigment sehingga dapat membentuk lapisan yang tebal dan mudah diamplas. Dempul jenis ini menghasilkan tekstur yang keras setelah



mengering.



Biasanya



dempul



ini



diulaskan



dengan



menggunakan kape dempul dan dipergunakan untuk menutup cacat yang parah atau untuk memberi bentuk pada bidang. b) Epoxy putty, dempul ini mempunyai ketahanan yang baik terhadap karat dan mempunyai daya lekat yang baik terhadap berbagai material



dasar. Bahan utama dempul ini adalah epoxy resin dan amine sebagai hardener. Oleh karena itu proses pengeringan dempul ini lama, denhan pemanasan paksa menggunakan oven pengering. Dempul ini dapat diulaskan dengan kap dempul atau disemprotkan. c) Lacquer putty, dempul ini dapat disemprotkan secara tipis-tipis untuk menutupi lubang kecil atau goresan-goresan pada komponen. Bahan utama pembentuknya adalah Nitrocellulose dan acrylic resin.



3) Surfacer Surfacer adalah lapisan (coat) kedua yang disemprotkan diatas primer, putty atau lapisan dasar (undercoat) lainnya. Surfacer mempunyai sifat-sifat sebagai berikut (1) mengisi penyok kecil atau goresan tipis, (2) mencegah penyerapan top coat, (3) meratakan dan meningkatkan adesi diatas under coat dan top coat, dan (4) meningkatkan gloss (daya kilap) lapisan top coat. Surfacer terdiri dari tiga jenis yang dalam penggunaannya masingmasing berbeda, a)



Surfacer lacquer, digunakan untuk mendasari lapisan top coat (cat warna) yang jenisnya juga laquer. Cat laquer merupakan cat kering udara, oleh karena itu surfacer laquer hanya digunakan pada sistem pengecatan kering udara (pengeringan pada suhu udara normal).



b)



Urethane surfacer, mempunyai sifat yang sama dengan surfacer laquer, tetapi hanya dipakaia pada pengecatan dengan sistem pengeringan paksa (suhu pengeringan antara 600 sd 800 C)



c)



Thermosetting amino alkyd surfacer, fungsinya sama dengan surfacer laquer dan urethane surfacer, tetapi dipakai pada sistem pengecatan oven atau bakar (stoving). Suhu pengeringan antara 80 0 sd 1200 C



4) Cat warna/Top coat



Peranan dari pada cat warna atau topcoat adalah cat akhir yang memberi warna, kilap, halus bersamaan dengan meningkatkan kualitas serta menjamin keawetan kualitas tersebut. Cat warna ada dua jenis yaitu cat metallic dan solid. Cat metallic biasa digunakan untuk mobil-mobil penumpang pribadi, sedangkan cat solid biasa digunakan pada mobilmobil umum atau niaga. Mobil-mobil untuk kepentingan khusus biasanya juga menggunakan cat jenis solid, misalnya kendaraan-kendaraan kedinasan.



5) Thinner/Solvent Thinner atau solvent berwarna bening dan berbau khas menyengat hidung. Zat cair ini berfungsi untuk mengencerkan campuran zat pewarna dan zat perekat hingga menjadi agak encer dan dapat dikerjakan selama proses pembuatan cat dan untuk aplikasinya.Thinner juga menurunkan kekentalan cat agar mendapatkan viscositas yang tepat untuk proses pengecatan. Kualitas thinner sangat berpengaruh terhadap kualitas hasil pengecatan. Oleh karenanya cat dengan merk tertentu memberikan rekomendasi jenis thinner yang harus digunakan sebagai campuran cat, sehingga diperoleh hasil pengecatan yang berkualitas. 6) Hardener Hardener adalah suatu bahan yang membantu mengikat molekul di dalam resin sehingga membentuk lapisan yang kuat dan padat. Hardner juga untuk mempercepat proses pengeringan dan sekaligus untuk memperkuat daya adhesi cat warna dengan cat dasarnya. Hardener sebagai bahan tambah penggunaannya ditambahkan pada komponen utama dari cat dua komponen yaitu acrylic atau polyesterresin. 7) Clear/Gloss



Clear /gloss digunakn sebagai cat pelapis akhir pada pengecatan sistem dua lapis, berfungsi untuk memberikan daya kilap dan daya tahan gores terhadap cat warna dasar khususnya pada cat jenis metalik. b. Peralatan Keselamatan Kerja Pengecatan Pengecatan adalah proses pekerjaan yang dilakukan di bengkel kerja dengan menggunakan peralatan dan bahan-bahan yang mengandung zat-zat kimia yang sangat sensitif terhadap anggota tubuh manusia. Untuk menghindari bahaya terhadap tubuh maka diperlukan peralatan keselamatan kerja. Berikut ini diuraikan peralatan keselamatan kerja bagi pekerja di bengkel cat agar terhindar dari bahaya yang mengandung resiko terhadap keselamatan tubuh manusia yang bekerja di bengkel kerja pengecatan. (Sumber: Toyota Step 1: 2000). 1) Kacamata (Goggless) Kacamata (goggles) berfungsi untuk melindungi mata dari cat dan thinner, serta dari putty atau partikel metal yang timbul pada saat pengemplasan (sanding)



Gambar 1. Kacamata Kerja



2) Respirator Respirator adalah alat yang dipakai untuk menyaring udara agar udara yang dihirup bersih, sehingga pernafasan terbebas dari kotoran debu-debu cat yang masuk ke paru-paru. Respirator terdiri dari:



a) Masker partikel Masker partikel dikenakan dalam setiap operasi yang melibatkan partikel-partikelberterbangan,seperti misalnya pada saat pengamplasan dempul (putty sanding). Ada dua tipe utama masker partikel, yaitu yang sederhana, tipe disposable dan tipe dengan filter yang bisa diganti (with replaceable filter). Yang menapun tipe yang digunakan perhatikanlah batas waktu penggunaannya.



Gambar 2. Masker denganfilter



Gambar 3. Masker Tipe Disposable Ukuran partikel yang mungkin dapat mempengaruhi paru-paru adalah yang dalam tingkat 0,2 sampai 5 μm. Masker partikel adalah salah satu peralatan yang paling efektif yang dapat mencegah terhisapnya pertikel yang berbahaya. (Toyota: 2000) b) Masker Gas Masker gas adalah alat pelindung yang dirancang untuk mencegah gas organik (udara yang bercampur uap bahan pelarut organik), terhisap melalui mulut atau hidung. Ada dua tipe yaitu tipe air line dan tipe filter.



Tipe air line memasok udara segar, udara ditekan kedalam masker melalui selang udara.



Gambar 4. Masker Tipe Air-line c) Tipe filter Masker yang dilengkapi dengan filter canister untuk menyerap gas organik. Dalam hal masker tipe filter, ada suatu batas efektifitas dari kemampuan filter canaster untuk menyerap zat-zat yang berbahaya. Apabila bahan penyerapnya telah menjadi jenuh, maka filter akan membiarkan uap yang berbahaya lewat. Waktu mulai dari filter masih baru sampai filter menjadi jenuh disebut ”break-through time”. Waktu break-through dari suatu filter canister tergantung pada kepadatan uap. Hal terpenting yang harus diperhatikan dalam menggunakan masker gas adalah untuk mengganti filter canister sebelum waktu break-through berlalu.



Gambar 5. Masker Tipe Filter



Demikian pula perlu diperhatikan karena terekspos kelembaban, maka kemampuan penyerapan filter mulai menurun pada saat canister dibuka. Setiap tipe bahan penyerap canister dirancang untuk gas tertentu, untuk pengecatan automobile, pastikanlah untuk menggunakan yang dirancang bagi pelarut organik. Ada masker tipe lain pula, yaitu terbuat dari gauze sederhana dan carbon yang diaktifkan, tetapi jangan digunakan sebagai pengganti masker gas.



Gambar 6. Masker Sederhana 3) Pakaian Kerja bagi Teknisi Disamping untuk melindungi badan teknisi dari semprotan cat, pakaian kerja dan topi juga berguna untuk melindungi teknisi dari debu. Ada beberapa pakaian pelindung yang terbuat dari material anti-static.



Gambar 7. Pakaian Kerja Teknisi 4) Sarung tangan Sarung tangan digunakan untuk melindungi tangan seseorang pada saat menggunakan sander atau mengangkat bodi part.



Gambar 8. Sarung Tangan 5) Sarung tangan Tahan Pelarut (solvent resistant gloves) Sarung tangan ini mencegah penyerapan solvent (pelarut) organik kedalam kulit. Disamping untuk pekerjaan pengecatan, sarung tangan ini dapat dipakai juga pada saat mengoleskan sealer.



Gambar 9. Sarung Tangan Tahan Pelarut



6) Sepatu Pengaman (Savety Shoes/anti static shoes) Sepatu ini memiliki plat metal disekeliling ujung telapak kaki dan sol yang tebal untuk melindungi kaki. Ada pula tipe sepatu pengaman yang memiliki sifat anti-statik.



Gambar 10. Sepatu Pengaman



c. Peralatan Pengecatan Untuk melakukan pekerjaan pengecatan diperlukan beberapa peralatan utama yang harus tersedia di bengkel pengecatan. Peralatan utama tersebut berturutturut dijelaskan sebagai berikut.



1) Amplas/sandpaper Amplas



berfungsi



untuk



menghaluskan



permukaan



dengan



cara



digosokkan, halus dan kasarnya kertas amplas ditunjukkan oleh angka yang tercantum dibalik kertas amplas tersebut. Semakin besar angka yang tertulis menunjukkan semakin halus dan rapat susunan pasir amplas tersebut. Amplas digunakan untuk mengamplas lapisan cat, putty (dempul) atau surfacer. Tersedia dalam bermacam-macam bentuk, material serta kekasarannya. a) Klasifikasi Bentuk, berdasarkan bentuknya amplas dibedakan menjadi tipe roll dan tipe lembaran. Tipe roll ada yang berbentuk membulat dan ada yang berbentuk empat persegi panjang. Demikian juga tipe lembaran dibedakan dalam bentuk bulat dan empat persegi panjang. b) Klasifikasi



cara



pemasangan,



berdasarkan



klasifikasinya



amplas



dibedakan tipe adhesive, tipe velcro, dan tipe non adhisive.



Gambar 11.



Amplas tipe roll dan tipe lembaran



c) Klasifikasi material, berdasarkan materialnya perbendaan didasarkan pada jenis material belakang dan material partikel abrasifnya. Berdasarkan material belakang ada empat jenis, yaitu kertas, kertas tahan air, kain, dan



fiberglass. Ditinjau dari material partikel abrasifnya dibedakan ada yang terbuat dari silicon carbide, dan ada yang terbuat dari oxidized aluminium. Amplas terdiri dari partikel abrasif yang diletakkan pada material backing. Partikel abrasif yang terbuat dari silicon carbide, terpecah-pecah menjadi butiran kecil pada saat pengamplasan, dan secara konstan memunculkan tepian yang baru dan tajam. Partikel-partikel ini sangat sesuai untuk mengamlpas (sanding) cat yang relatif lunak. Sebaliknya, karena partikel aluminium oxide sangat kuat dan tahan aus, maka material ini sangat sesua untuk mengamplas (sanding) cat yang relatif keras. Ada dua metode yang digunakan dalam melapisi partikel abrasif pada material backing, yaitu metode lapisan terbuka dan lapisan tertutup. Pada metode lapisan terbuka, ada jarak yang lebih lebar diantara partikelpertikel. Hal ini memungkinkan partikel yang diamplas terlepas dari partikel abrasif, dan mencegah permukaan amplas menjadi tersumbat. Metode lapisan terbuka ini terutama digunakan untuk pengamplasan kering (dry-sanding). Amplas tipe lapisan tertutup memiliki partikel abrasif yang dikemas rapat dan digunakan terutama untuk pengamplasan basah (wet sanding), dimana tidak ada resiko amplas menjadi tersumbat. d) Klasifikasi Grit (kekerasan) Nomor grit biasanya dicetak pada bagian belakang amplas. Semakin besar nomor grit, semakin halus partikel abrasifnya. Rentang nomor dari nomor grit yang digunakan untuk pengecatan automotif adalah antara #60 dan #2000. Tabel berikut memperlihatkan perbedaan nomor grit secara umum. (Toyota: 2000) No. Grit



#60 #80 #120 #180 #240 #320 #600 #1000 #1500 #2000 Mengupa s cat Mengamplas dempul plastik



Tipe pekerjaan



Mengamplas surfacer Mengamplas cepat setelah aplikasi top coat



Sebelum menggunakan amplas, faktor yang sangat penting adalah memilih nomor grit yang berpengaruh pada hasil kerja, dan seberapa lama pekerjaan dilakukan. Sebagai contoh pemborosan waktu dan tenaga akan terjadi, apabila amplas dengan kekasaran yang halus, misal #600 digunakan untuk mengupas cat aslinya, apabila top coat diaplikasi setelah mengupas permukaan dengan amplas yang memiliki grit #60, maka tidak akan diperoleh lapisan akhir



yang halus, seberapapun lapisan



diaplikasikan. Dalam praktek tanda yang ditinggalkan oleh amplas dengan grit #80 tidak dihilangkan dengan mudah oleh grit #200. oleh sebab itu, yang penting untuk dilakukan adalah berganti pada grit yang lebih halus secara bertahap, sehingga dapat menghilangkan goresan yang ditinggalkan oleh amplas terdahulu. e)



Material sanding tipe lain Disamping amplas, ada pula material sanding yang lain, yaitu material dimana syntetic fiber dapat dikusutkan seperti felt. Menggunakan adesif, partikel abrasif dikaitkan satu sama lain oleh fiber. Oleh karena fleksibilitasnya, maka materia lini sangat sesuai untuk pekerjaan sanding permukaan yang memiliki konfigurasi panel relatif komplek (rumit), yang tidak mudah dijangkau oleh amplas. Oleh karena ketahanan air dan keandalannya yang tinggi maka ia dapat digunakan pada pengamplasan basah dan pengamplasan kering.



Gambar 12.



Pengamplasan dengan partikel abrasif syntetic fiber



2) Kompressor Kompressor berfungsi untuk menghasilkan udara bertekanan, sesuai dengan yang dikehendaki karakteristik cat dan spraygun yang digunakan. Kompresor harus sesalu diletakan di tempat sejuk dan bebas debu, tetapi jangan terlalu jauh dari ruangan penyemprotan karena hal ini akan mengakibatkan berkurangnya tekanan apabila pipa udara terlalu panjang. 3) Blok Tangan (Handblock) Blok tangan adalah blok yang biasanya terbuat dari kayu salah satu permukaannya datar dan rata tempat manual pada bidang dat untuk metempelkan dan digunakan untuk pengamplasan secara datar



Gambar 13.



Blok Tangan



4) Sander Sander adalah sandingtool yang diberi power dimana amplas dipasang pada bagian yang berputar dan digunakan untuk mengamplas lapisan cat, putty / surfacer. Menurut tipe power yang digunakan sander dapat dibagi menjadi: Tipe



elektrik yaitu yang menggunakan tenaga elektrik dan Tipe pnumatik yaitu menggunakan udara bertekanan.



(a) Gambar 14.



(b)



(a) Sander Tipe Elektrik dan ( b ) Tipe Pneumatic



5) Spray gun Spraygun adalah suatu peralatan yang menggunakan udara kompresor untuk mengaplikasi cat yang diatomisasikan pada permukaan kerja. Spraygun yang digunakan dalam pengecatan khususnya bidang otomotif menggunakan tipe gravityfeed dan suctionfeed. Perbedaan kedua tipe tersebut terletk pada posisi tabung cat (paint cup), pada tipe gravityfeed tabung cat terletak diatas spraygunbody, sedangkan tipe suctionfeed tabung cat terletak dibawah spraygun. Bentuk spraygun pada kedua tipe dapat dilihat pada gambar berikut.



Gambar 15.



(a). Tipe Gravity Feed dan b. Tipe Suction Feed



6) Batang Pengaduk (AgitatingRod). AgitatingRodadalah alat yang digunakan untuk mencampur putty atau surfacer, untuk membentuk suatu kekentalan yang merata dan juga untuk



membantu mengeluarkannya dari kaleng. Agitating rodterbuat dari bahan metal atau plastik, dan beberapa diantaranya memiliki skala untuk mengukur hardener dan thinner.



Gambar 16.



Pengaduk Tipe Plastik dan Tipe Metal



7) Spatula (Kape) Spatula digunakan untuk mencampur puttydan/atau aplikasi pada permukaan benda kerja. Bahan terbuat dari plastik, kayu dan karet. Setelah selesai digunakan spatulla harus dibersihkan secara menyeluruh dengan solvent, karena apabila masih ada putty yang tertinggal dan mengering pada spatulla, maka putty akan mengeras dan membuat spatulla tidak dapat digunakan kembali.



Gambar 17.



Spatula



8) Air Duster Gun Air duster gun digunakan untuk membersihkan permukaan kerja dengan cara meniupkan udara bertekanan ke permukaan area yang akan dibersihkan.



Gambar 18.



Air Duster Gun



9) MixingPlate MixingPlate digunakan untuk mencampur putty atau surfacer, terbuat dari metal kayu dan plastik.



Gambar 19.



10)



Mixing Plate



MaskingPaper Maskingpaper adalah kertas yang digunakan untuk menutup area yang



tidak boleh di cat.



Gambar 20.



Masking Paper



d. Metode Persiapan Permukaan Dalam proses perbaikan bodi dan pengecatan metode persiapan permukaan merupakan salah satu kunci keberhasilan perbaikan bodi dan pengecatan kembali. Persiapan permukaan pada dasarnya merupakan suatu proses mempersiapkan permukaan bodi sebelum dilakukan proses pengecatan, yang meliputi kerataan permukaan, kehalusan permukaan, kebersihan permukaan. Untuk melakukan proses perataan sebelumnya dilakukan proses pendeteksian bagian bodi yang mana yang mengalami kerusakan sehingga harus dilakukan perbaikan. Tujuan Persiapan Permukaan adalah sebagai berikut: (1) Melindungi plat/panel dan mencegahnya dari karat, (2) Memberikan daya lekat (adhesi) antar lapisan cat sehingga cat tidak mudah mengelupas, (3) Mengembalikan panel penyok ke bentuk awal, (4) Merapatkan permukaan yang akan di cat untuk mencegah penyerapan material cat, sehingga kilapan (Gloss) dari cat akan tahan lama. Berikut ini akan dibahas langkah demi langkah perbaikan bodi dalam rangka persiapan permukaan bodi sebelum dilakukan proses pengecatan.



1) Mendeteksi Kerusakan Bodi Bodi kendaraan biasanya terbuat dari plat besi yang ketebalannya berkisar antara 0,9 mm sampai dengan 1,2 mm. Ketebalan plat bodi pada kendaraan tergantung pada jenis kendaraan. Untuk kendaraan umum dan kendaraan niaga biasanya menggunakan plat besi yang lebih tebal dibandingkan dengan bodi kendaraan pada kendaraan jenis penumpang. Kerusakan bodi kendaraan dapat terjadi pada plat besi karena aus, berkarat, atau karena lekuk kedalam (”penyok”), sobek sebagai akibat benturan dengan bodi kendaraan lain atau benda keras lainnya. Tetapi kerusakan pada bodi kendaraan juga dapat terjadi pada lapisan luar pelindung bodi, yaitu pada dempul atau cat. Kerusakan pada dempul atau cat dapat terjadi karena dempul retak-retak, pecah, cat mengelupas atau berubah warna (buram). Kerusakan yang terjadi pada bodi kendaraan tersebut dapat



dilakukan perbaikan-perbaikan jika kerusakan bodinya tidak fatal. Oleh karena itu sebelum dilakukan perbaikan perlu dilakukan penilaian kerusakan atau pendeteksian terhadap kerusakan bodi kendaraan tersebut. Pendeteksian kerusakan dilakukan terhadap plat bodi kendaraan atau pada lapisan luar bodi (cat dan dempul). Kerusakan pada plat bodi dapat dideteksi dengan cara visual atau dengan sentuhan, sedangkan kerusakan pada cat dapat diketahui melalui visual dengan bantuan sinar lampu pijar. Jika diketahui kerusakan pada cat warna, maka cat harus dilakukan perbaikan. Jika kerusakan terjadi pada tempat tertentu maka perbaikan cukup dilakukan ditempat kerusakan itu (spot painting), tetapi jika kerusakan cat menyeluruh artinya pada hampir seluruh bodi kendaraan warna catnya sudah berubah dari warna aslinya, maka perlu dilakukan pengecatan pada semua permukaan bodi kendaraan tersebut. Jika perbaikan cat hanya dilakukan pada tempat tertentu (spot painting), maka perlu dilakukan identifikasi jenis dan warna cat yang digunakan (cat lama), agar cat baru yang akan digunakan untuk pengecatan ulang tidak merusak atau sesuai dengan cat lama. Berikut akan dibicarakan prosedur mendeteksi kerusakan pada bodi kendaraan dan cara mengidentifikasi jenis cat yang digunakan pada bodi kendaraan. 2) Menentukan luasan kerusakan Sebelum memulai pengecatan (top coating), terlebih dahulu menentukan kerusakan dan baru kemudian tentukan metode reparasi yang akan dilakukan, ada tiga metode untuk menentukan luasan kerusakan: a)



Menilai Secara Visual Perhatikan pantulan dari lampu neon pada panel untuk menentukan besarnya kerusakan dan tingkat perubahan bentuk. Hal ini sangatlah penting untuk memeriksa area kerusakan dan part-part disekelilingnya, karena akan menjadi sulit untuk menentukan kerusakan secara akurat bila reparasi telah dimulai. Bila reparasi telah dimulai pada kondisi ini, kemungkinan akan mempengaruhi terhadap permukaan cat.



Gambar 21.



Menilai Kerusakan Secara Visual



b) Menentukan Kerusakan dengan Sentuhan Sentuhlah/rabalah area yang mengalami kerusakan dari segala arah, tanpa menggunakan tekanan dan konsentrasikan perasaan anda pada tangan anda. Untuk dapat merasakan lekukan kecil, gerakan tangan anda pada area yang lebih luas termasuk area yang tidak mengalami kerusakan.



Gambar 22. c)



Menilai kerusakan dengan sentuhan



Menilai dengan penggaris Tempatkan penggaris pada area yang tidak mengalami kerusakan dan periksa celah antara panel dengan penggaris.Kemudian, tempatkan penggaris pada area yang mengalami kerusakan dan tentukan perbedaan



celah antara area yang tidak mengalami kerusakan dengan area yang mengalami kerusakan.



Gambar 23.



Menilai Kerusakan dengan Penggaris



d) Featheredging Tekan keseluruh pada panel, atau angkat salah satu sisi dan berikan tekanan hanya pada area yang diberi tanda pada panel, dan gerakan sanoar disepanjang garis batas. Hubungkan antara garis batas dan sander harus tetap konstan. Apa bila sander dijauhkan dari penyok dan digerakan ke area yang dicat, maka hal ini hanya akan memotong cat, jadi bukan hanya membuat featheredge lebih luas, melainkan hanya mengakibatkan melebarnya area bare metal.



Gambar 24.



Featheredging



3) Menentukan Metode Reparasi atau Perbaikan



Metode reparasi adalah tahapan metode selanjutnya setelah melakukan beberapa tahapan kerja dari tiga tahap menentukan besarnya kerusakan dan Featheredging. Metode reparasi mempunya banyak fariasi tergatung kerusakan dan penyokan dari sebuah panel tersebut, dibawah ini metode reparasi yang sering digunakan untuk perbaikan bodi diantaranya sebagai berikut: a) Reparasi Panel dengan Vacuum Cup Apabila terjadi kerusakan plat bodi kendaraan akibat benturan yang menyebabkan mulurnya plat bodi, namun tidak melebihi batas elastisitas, dapat diperbaiki dengan menggunakan vacuum cup. Namun apabila pada plat bodi mengalami kerusakan melebihi batas elastisitasnya (misalnya plat bodi mengalami kerusakan membentuk sudut-sudut dan lainnya) kemungkinan perbaikan dengan vacuum cup sulit untuk mencapai hasil yang maksimal



Gambar 25.



Reparasi Panel dengan Vacuum Cup



b) Reparasi Panel dengan Alat Hidrolik Adalah perbaikan bodi kendaraan dengan memanfaatkan alat bantu tekanan hidrolik. Jadi teknik ini dengan cara plat atau panel yang penyok langsung ditarik dengan alat hidrolik, sehingga tenaga yang kita keluarkan untuk reparasi ini menjadi lebih ringan. Untuk kelemahan dengan alat ini apabila kerusakan kecil alat ini tidak bisa digunakan harus menggunakan dengan penarikan yang lain.



Gambar 26.



Reparasi Panel dengan Alat Hidrolik



c) Reparasi Panel dengan Palu Dolly Reparasi panel dengan menggunakan palu dolly ini menghandalkan ketelitian dan ketelatenan seorang tekniknisi karena dengan menggunakan reparasi palu dolly bila pengerjaan secara buru-buru hasil yang didapat tidak sempurna seperti menggunakan tekni reprasi yang lain. Reparasi panel dengan palu dolly dibagi menjadi dua teknik dasar, yaitu teknik on dolly dan off dolly. Yang membedakan teknik palu-on-dolly dan off dolly yaitu pada teknik pemukulannya, teknik on dolly dipukul pada panel dimana bagian bawah panel yang terdapat dollynya.



Gambar 27.



Palu-on-dolly



Sedangkan untuk teknik palu-off-dolly, teknik ini yang dipalu dengan menggunakan palu



pada bagian



ditempatkan pada pusat plat yang penyok.



disekeliling dari dolly yang



Gambar 28.



Palu-off-dolly



d) Reparasi Panel dengan washer walder Reparasi panel dengan washer welder adalah metode reparasi dimana washer welder dilas kebagian daerah yang rendah pada panel. Washer ini kemudian ditarik keluar sehingga bagian yang penyok dapat diperbaiki direparasi. Cara kerja washer walder Yaitu sama dengan Type pengelasan tahanan listrik. Washer yang dipegang dengan electrode akan menempel pada lembaran metal. Arus yang besar dialirkan pada daerah tersebut sehingga timbulan panas disebabkan adanya tahanan listrik dan akan melelehkan bagian yang bersinggungan.



Gambar 29. Reparasi Panel dengan Washer Walder e)



Reparasi Panel dengan Pengerutan (Shrikingking) Pengerutan (Shrikingking) adalah teknik dimana lembaran metal



dipanaskan dan kemudian didinginkan secara tiba-tiba untuk mengerutkan panel yang mulur. Bila lembaran metal masih mulur, panel tidak akan dapat mempertahankan kekakuan yang cukup dan akan mudah melentur bila ditekan dengan tangan meskipun penghalusan permukaan dengan palu dan dolly telah dilakukan dengan baik.



Gambar 29.



Reparasi Panel dengan Pengerutan (Shrinking)



4) Persiapan untuk Top-Coating persiapan-persiapan yang dilakukan sebelum melakukan top-coat. Persiapan secara garis besar dapat dibagi menjadi dua group: persiapan kendaraan yang akan di cat dan persiapan cat yang akan diaplikasikan. a) Membersihkan Spray Booth (ruang penyemprotan cat) Gunakan air duster gun untuk meniup debu dan kotoran dari interior spray booth, (termasuk langit-langit), sebelum memasuki kedalam spray booth. Disamping itu siram lantai dengan air, untuk menghalangi debu berterbangan, sehingga dengan demikian mencegah terjadinya problem misalnya timbulnya seeds (bintik) pada permukaan yang dicat.



Gambar 30.



Membersihkan Spray Booth



b) Meniupkan Udara Pada Kendaraan Menggunakan air duster gun, tiupkan udara bertekanan pada permukaan dan area yang berdekatan untuk menjamin bahwa area tersebut benar-benar bebas dari debu., kotoran dan kelembaban



sepenuhnya. Pastikan pula untuk meniup debu secara teliti pada celah antara hood, trunk lid atau fender.



Gambar 31.



Meniupkan Udara Pada Kendaraan



c) Meniupkan Udara Pada Pakaian Kerja Painter Untuk menghindari berpindahnya debu dan kotoran pada kendaraan, painter harus mengenakan pakaian painter. Painter juga harus menggunakan air duster gun pada dirinya sendiri, untuk menghilangkan debu atau kotoran sebelum memulai painting ( Toyota: 2000) d) Menghilangkan Grease (Degreasing) Menggunakan kain lap bersih dibasahi dengan degresing agent, hapuslah permukaan panel untuk melembabkan area. Gunakanlah kain lap yang bersih dan kering untuk menghapus sisa-sisa oli yang terangkat, sebelum mengering.



Gambar 32.



Membersihkan Kotoran dengan Kain Lap



e) Aplikasi Primer Setelah



panel



dibersihkan



dan



dikeringkan



dengan



menggunakan kain lap yang bersih baru diberikan cat dasar yang dipakai pada permukaan logam untuk mencegah karat dan menghilangkan sifat rekat dari dempul.



Gambar 33.



Pelapisan dengan Cat Primer



f) Mecampur Hardener Prosedur mencampur hardener sebelum mencampur pastikan untuk membaca petunjuk dari pabrik pembuat cat, untuk mendapat rasio menurut berat maupun menurut volume. Apabila menurut berat, gunakan weighting scale (timbangan). Apabila menurut volume, gunakanlah measuing cup (gelas ukuran) atau exclusive mixing stick. (Toyota: 2000) g) Mencampur Thinner Vikositas cat pada keadaan aslinya adalah terlampau tinggi untuk aplikasispray gun. Oleh sebab itu, cat harus dilarutkan dengan thinner sampai pada tingkat vikositas yang dapat disemprotkan. Untuk melarutkan cat, gunakan tipe thinner seperti yang diajurkan oleh pabrik pembuat. 5) Mencampur Warna(colour matching)



a) Pengertian dan Tujuan Color matching adalah suatu proses dimana dua warna atau lebih dicampur bersama untuk membuat warna yang diinginkan. Proses ini diperlukan oleh karena telah lebih dari ratusan warna digunakan pada model-model kendaraan (mobil) sekarang. Apabila jumlah ini digabung dengan model-model warna yang lama, maka telah lebih dari ribuan warna yang berbeda. Jumlah total warna kendaraan dipasar bahkan menjadi lebih banyak lagi apabila warna-warna yang digunakan oleh merek dan jenis kendaraan dari berbagai produk dijumlahkan. Sedangkan tidak mungkin dalam prakteknya menyimpan semua warna yang sesuai didalam stok, untuk kebutuhan pengecatan kembali. Untuk mengenali warna ditunjukkan dengan kode warna dalam bentuk formula kode warna. Formula warna ini (tabel rasio campuran warna) digunakan sebagai acuan untuk mencampur warna (color matching). Proses color matching disebut pula dengan ”measured color matching”, yaitu suatu proses untuk mendapatkan perkiraan warna. Dalam color matching, ada pula proses yang disebut ”fine color matching”. Dalam proses ini warna yang telah didapat melalui proses measured color matching disesuaikan lagi untuk lebih mendekati warna yang dikehendaki b) Prosedur Mencampur warna (colour matching) Prosedur mencampur warna dapat ditunjukkan dengan diagram berikut ini.



c) Pengukuran colour matching (1) Mengidentifikasi Kode Warna Cat Warna cat kendaraan biasanya dinyatakan dengan tiga digit pada name plat (plat nama) didalam ruang mesin. Lokasi nameplate persisnya tergantung pada model/kendaraan. Warna two-one yang ditunjukkan dengan kode, menyatakan suatu kombinasi tertentu. Kode untuk warna individual dalam suatu kombinasi harus ditunjukkan didalam service bulletin tentang warna yang tersedia yang diterbitkan oleh merk kendaraan tertentu, atau didalam formula warna yang dikeluarkan oleh pabrik pebuat cat. Digit pertama dari tiga digit kode warna menunjukkan golongan warna, yang sesuai dengan tabel dibawah ini. Digit pertama



0



1



2



3



4



5



6



7



8



9



Golongan



Putih



Warna Cat



Abuabu Silver



Hitam



Merah



(twotone)



Coklat



Kuning Hijau



Hijau Biru Violet kebiruan



Abu-abu kecoklatan



(2) Rasio Pencampuran Warna Dasar Setelah kode warna untuk cat yang dikehendaki diidentifikasi, maka rasio pencampuran harus dilihat didalam formula warna yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat cat, selain itu kemampuan alat penimbangan harus selalu menghasilkan nilai yang sama pada kondisi uji yang konstan ketika beban atau sample yang sama diletakkan berulang kali pada penimbangan sehingga didapat warna cat yang sama. Adapun proses mencampur warna sebagai berikut. (a) Menyiapkan container, ukur volume cat, hardener dan thinner yang akan digunakan. (b) Siapkan timbangan (scale). Pelajari buku petunjuk dari timbangan yang akan digunakan, karena prosedur penggunaan timbangan juga tergantung pada modelnya. (c) Siapkan warna dasar yang akan digunakan. Warna dasar harus dicampur (diaduk) dulu dengan sempurna, dengan memutar agitor, karena pigmen-nya cenderung untuk mengendap dibagian bawah. (d) Tuangkan warna dasar kedalam container. Cara yang terbaik adalah dengan memiringkan container dulu, dan dengan perlahan-lahan menarik tuasnya, agar cat tertuang perlahan-lahan. Apabila tuasnya ditarik terlebih dulu, maka dengan tiba-tiba sejumlah cat akan keluar pada saat container dimiringkan. Agar bisa mendapatkan penyesuaian secara teliti pada akhir penuangan, maka aliran cat juga harus diatur dengan menggerakkan tuas secara hati-hati pula Petunjuk: Sekalipun berat dari warna dasar itu tergantung juga pada warnanya, tetapi satu tetes beratnya kira-kira 0,03 gram



(e) Setelah semua warna dasar ditambahkan, campurlah (aduklah) cat dengan sebuah agitating rod sampai warnanya merata. Petunjuk:Apabila cat melekat pada permukaan dalam container, gunakanlah agitating rod untuk mengikis cat yang melekat tersebut.



(3) Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Penimbangan (a) Lokasi Penempatan Lokasi penimbangan harus diperhatikan usahakan tempatnya tenang tidak pengap sehingga kosentrasi menjadi terjaga.



Timbangan digital lebih mudah pembacaan



(f)



Lokasi Penempatan



(b) Meja Timbang Meja timbang harus didesain dengan menggunakan alas yang rata dan kuat sehingga ukurun dari cat yang ditimbang menjadi akurat



(c) Cara Pengoperasian Ada 2 cara yang pertama dengan menggunakan timbangan manual pengoperasian lihat pada timbangan sebelum di beri beban usahakan angka menunjukan 0 kalau belum lakukan kalibrasi yaitu Menjamin



kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai dengan spesifikasinya. Untuk cara yang kedua menggunakan komputer cara ini tentu saja lebih cepat, tepat dan akurat untuk memperoleh warna cat yang diinginkan. Pakai masker lalu masukan cat kedalam tempat pengoplosan (container) lalu tinggal melihat pada layar monitor.



(g) Meja timbangan dan cara pengoperasian (d) Kesalahan Penimbangan Berkaitan dengan Faktor Fisik Kesalahan penimbangan juga diakibatkan karena faktor fisik, tetapi diera sekarang ini manusia sudah lebih terbantu dengan adanya computer yang tentu saja memberikan akurasi dan ketepatan dalam penimbangan.



Gambar 47. Penimbangan e. Masking Masking adalah cara atau metode yang di pakai untuk melindungi bagian dari mobil yang tidak dikerjakan selama proses perbaikan dan pengecat. Tujuan



Masking adalah: (1) untuk melindungi daerah yang tidak dikerjakan selama persiapan, pengamplasan atau pemolesan, (2) mencegah menempelnya debu over spray ke daerah yang tidak dikerjakan, (3) melapisi dan melindungi dari kotoran dan debu pada saat meniupkan angin ke daerah yang akan di cat.



(h) Masking Syarat masking yang baik yaitu harus memiliki daya rekat yang baik terhadap dasaran,Mencegah solven tembus ke permukaan yang tidak dikerjakan artinya saat masking dilepaskan cat tidak meleleh kebagian panel yang tidak melakukan pengecatan, mencegah saat melepaskan masking cat mengelupas setelah cat mengering karena apabila pelekat pada masking terlalu kuat saat dilepas biasanya cat ikut terkelupas, mencegah menempelnya debu dan yang lebeih penting tidak meninggalkan bekas.



(i)



Tahapan Masking



Agar mendapat hasil cat yang baik harus diperhatikan masking yang dipakai untuk melindungi panel saat akan melakukan pengecatan. Dibawah ini merupakan gambaran perbedaan kwalitas masking.



(j) Perbedaan Masking Selain yang dikupas diatas masking yang bagus juga harus memenuhi syarat sebagai berikut: (1) terbuat dari Heat reflective aluminium metalized polyester film, (2) melindungi part plastik dari panas yang ditimbulkan oleh radiasi lampu Imparet, (3) tahan sampai suhu 1700 C, (4) mudah digunakan untuk daerah yang banyak tekukan.(Sofyan; 2013:102).