Menjauhi Sifat Takabur [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MENJAUHI SIFAT TAKABUR Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Puji dan syukur kehadirat Allah SWT., karena berkat rahmat dan Ridho-Nya, kita dapat berkumpul disini dengan sehat wal'afiat. Salam dan shalawat kita curahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad saw, semoga kita selalu menjadi kaumnya hingga akhir zaman. Izinkan saya memberikan penjelasan terkait sikap takabur yang sangat dibenci oleh Allah SWT.. Jikalau dilihat, kita semua, manusia, hanyalah bagian kecil dari besarnya alam ini. Kita hanyalah makhluk yang lemah, kemampuan kita tidak bisa menandingi kemampuan Allah SWT. Lalu, pantaskah kita sombong atas apa yang kita miliki? Padahal itu semua adalah pemberian dari Allah SWT? Takabur adalah sifat menyombongkan diri, menganggap dirinya paling baik, suka merendahkan orang. Orang yang takabur juga tidak mengakui adanya orang yang lebih tinggi derajatnya daripada dia. Tahukah kalian, bahwa sifat ini pertama kali dimiliki oleh Iblis, saar itu Iblis menolak untuk bersujud kepada Nabi Adam a.s., Iblis malah merendahkan Nabi Adam dan menganggap derajatnya lebih tinggi daripada Nabi Adam. Jangan sampai kita menanamkan sifat iblis ini di diri kita. Manusia tidak seharusnya memiliki sifat takabur ini, namun manusia suka tergoda dengan harta kekayaannya, kecantikannya, dan pangkatnya yang membuat mereka lupa akan siapa dirinya. Yang membuat mereka merasa seakan-akan mereka lah yang paling tinggi derajatnya. Yang membuat mereka lupa siapa yang memberikan ini kepada mereka semua. Yang membuat mereka lupa dari mana mereka berasal. Azab dari sifat ini berupa neraka jahannam yang panas, hal ini difirmankan dalam Q.S. Al-Mu'min/40 : 60 yang artinya : "Sesungguhnya orang orang sombong yang tidak mau menyembahku akan masuk kedalam neraka Jahanam dalamm keadaan hina."



Allah bisa saja sewaktu-waktu memutar balikkan keadaan, dimana hartanya mulai berkurang, pangkat jabatannya mulai diraih oleh orang lain dan tidak lagi berarti bagi dirinya. Itu berarti, kita tak akan selamanya berada diatas, dan kita tidak akan pernah selalu menjadi yang diatas. Diatas langit, masih ada langit. Kita hanyalah makhluk rendah yang tidak berdaya. Kita tidak mungkin bisa mendapatkan semua ini karena Allah SWT., apapun yang kita dapatkan bukan berasal dari kita. Kita tidak pantas untuk menyombongkan diri atas hal yang bukan dicapai karena diri kita sendiri. Sudah sepatutnya kita membuang jauh-jauh sifat ini dari diri kita. Semoga kita menjadi orang yang rendah hati dan terjauh dari sifat ini, semoga kita juga terjauhi dari panasnya neraka. Sekian saja, pendapat yang bisa saya sampaikan. Semoga ini bisa menjadi pembelajaran yang bermanfaat bagi kita semua. Amin Ya Rabbal 'Alamin. Mohon maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan kata-kata, Wabillahi taufik wal hidayah, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.