12 0 4 MB
Cetakan 1
Cetakan 1
Mata Kuliah Pilihan Literasi Dasar
Pendidikan Profesi Guru Prajabatan Tahun 2022 Cetakan 1
Penulis : Dr. Esti Swatika Sari, M.Hum. Penelaah : Sekar Ayu Adhaningrum, S.Psi (Sekolah Kembang) Markus Budiraharjo, M.Ed., Ed.D. Desain Grafis & Ilustrasi : Tim Desain Grafis
Copyright © 2022 Direktorat Pendidikan Profesi Guru Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi
Kata Pengantar Direktur Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan merupakan program pendidikan yang menyiapkan guru sebagai sumber daya manusia berkualitas untuk memenuhi kondisi ideal guru di Indonesia yang meliputi aspek kuantitas, distribusi, kualifikasi, dan kompetensi. PPG Prajabatan dijalankan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK). PPG Prajabatan bertujuan menghasilkan guru profesional pemula yang mengamalkan nilai-nilai Pancasila, semangat gotong royong, dan mampu menggunakan teknologi digital, serta melahirkan hal-hal yang inovatif dan kreatif. Selain itu, PPG Prajabatan menekankan pada konsep Merdeka Belajar, yang berpusat kepada peserta didik dan pembelajarannya, berkomitmen menjadi teladan dan pembelajar sepanjang hayat serta memiliki dasar-dasar kepemimpinan. Untuk mencapai tujuan tersebut, PPG Prajabatan mengedepankan penguatan kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional melalui clinical practice atau program praktik lapangan yang diintegrasikan dalam perkuliahan. Sebagai calon Guru pemula, mahasiswa perlu dibekali pengalaman pembelajaran yang bermakna yang nantinya akan bermanfaat ketika mereka mengajar di kelas. Hal ini dilaksanakan dengan perkuliahan berbasis kegiatan dan refleksi yang dikombinasikan dengan praktik lapangan, termasuk di sekolah tempat Guru pemula akan ditugaskan. Pelaksanaan PPG Prajabatan melibatkan pengajar dari unsur akademisi, praktisi pendidikan, dan Guru Penggerak. Keterlibatan pengajar dari berbagai unsur ini bertujuan untuk menjembatani teori dan praktik di lapangan. Paket-paket modul digunakan dalam perkuliahan yang dilaksanakan selama dua semester melalui tiga kelompok matakuliah, yaitu: Mata Kuliah Inti, Mata Kuliah Pilihan Selektif, dan Mata Kuliah Pilihan Elektif. Setiap modul perkuliahan mencakup komponen Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) dan asesmen, perangkat pembelajaran, dan isi modul. Asesmen ketercapaian CPMK
Literasi Dasar
|
i
dilaksanakan di antaranya melalui projek, studi kasus, portofolio, dan tes. Perangkat pembelajaran meliputi Lembar Kerja (LK), media, dan sumber belajar yang dilengkapi dengan pranala ke sumber belajar lainnya sebagai pengayaan. Isi modul disusun berdasarkan alur MERDEKA, yaitu: Mulai dari diri (M), Eksplorasi konsep (E), Ruang kolaborasi (R), Demonstrasi kontekstual (D), Elaborasi pemahaman (E), Koneksi antar materi (K), dan Aksi nyata (A). Modul dengan alur MERDEKA diharapkan dapat membantu mahasiswa mempersiapkan diri dalam mencapai tuntutan profesi sebagai agen yang mencerdaskan kehidupan bangsa dan mampu mencetak generasi yang membawa perubahan ke hal yang lebih baik. Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada tim penyusun dan berbagai pihak yang telah bekerja keras dan berkontribusi positif mewujudkan penyelesaian modul ini serta membantu terlaksananya PPG Prajabatan. Semoga Allah Yang Mahakuasa senantiasa memberkati upaya yang kita lakukan demi pendidikan Indonesia. Amin. Jakarta, September 2022 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,
Dr. Iwan Syahril, Ph.D
ii
|
PPG Pra jabatan 2022
Kata Pengantar Direktur Pendidikan Profesi Guru Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi telah mengambil kebijakan untuk secara bertahap mengganti guru-guru yang memasuki masa pensiun/purna tugas melalui pengangkatan guru baru yang telah lulus Pendidikan Profesi Guru Prajabatan (PPG Prajabatan). Kebijakan
tersebut
menuntut
kesiapan
Lembaga
Pendidikan
Tenaga
Kependidikan (LPTK) menyelenggarakan PPG Prajabatan dengan jumlah peserta PPG Prajabatan sesuai dengan kebutuhan dan kualitas lulusan untuk menjawab tantangan kebutuhan pendidikan di sekolah. Menanggapi tuntutan tersebut, Direktorat Pendidikan Profesi Guru (Direktorat PPG)
mengkoordinasikan
proses
peningkatan
kapasitas
LPTK
dalam
menyelenggarakan PPG Prajabatan dalam hal jumlah dan mutu pendidikan. Untuk menanggapi tuntutan kualitas penyelenggaraan PPG Prajabatan, salah satu aktivitas yang telah dilakukan oleh Direktorat PPG, di bawah arahan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, telah mengembangkan Modul PPG Prajabatan. Hasil pengembangan tersebut dimuat di dalam dokumen ini. Modul PPG Prajabatan memuat materi, alur, aktivitas, dan penugasan mahasiswa PPG Prajabatan. Kami berharap dengan adanya Modul PPG Prajabatan ini penyelenggaraan PPG Prajabatan di seluruh LPTK dapat terselenggara secara terstandar agar dihasilkan guru yang memiliki profil dan kompetensi sesuai kebutuhan perkembangan dunia pendidikan secara global. Kami berterimakasih kepada LPTK penyelenggara PPG Prajabatan atas dukungan dan kerjasama dalam menyelenggarakan amanat Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta, September 2022 Plt. Direktur Pendidikan Profesi Guru,
Temu Ismail
Literasi Dasar
|
iii
Kata Pengantar Penyusun Mata Kuliah Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan modul dengan judul “Literasi Dasar”. Modul ini disusun bagi mahasiswa yang mengikuti program PPG. Modul ini bertujuan agar mahasiswa dapat memahami apa, mengapa, dan bagaimana literasi dasar di sekolah dasar. Modul ini disusun dengan berpedoman pada Peraturan Direktur Jenderal GTK Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 0340/B/HK.01.03/2022 tentang Kompetensi Literasi dan Numerasi bagi Guru Sekolah Dasar. Setelah mempelajari modul ini diharapkan mahasiswa mampu (1) menjelaskan apa, mengapa, dan bagaimana literasi dasar, (2) mengeksplorasi beragam strategi pengembangan keterampilan literasi, (3) menganalisis dan menyusun asesmen literasi, (4) mengeksplorasi dan mengembangkan lingkungan kaya literasi, dan (5) mengembangkan kecakapan literasi diri. Untuk memudahkan Anda mempelajari dan memahami materi secara sistematis pada unit ini, digunakan sintaks MERDEKA (Mulai dari diri, Eksplorasi konsep, Ruang kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi antarmateri, dan Aksi nyata). Ikuti dan pelajarilah semua tahapan pembelajaran tersebut dengan keterlibatan aktif supaya Anda dapat mencapai kompetensi yang diharapkan. Modul ini diselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak, untuk itu diucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian modul ini. Semoga modul ini bermanfaat bagi mahasiswa dan pendidikan Indonesia.
iv
|
PPG Pra jabatan 2022
Daftar Isi
Hlm. Kata Pengantar Direktur Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan ............... i Kata Pengantar Direktur Pendidikan Profesi Guru ......................................... iii Kata Pengantar Penyusun Mata Kuliah ........................................................... iv Daftar Isi ............................................................................................................. v Daftar Gambar ................................................................................................. viii Daftar Tabel ........................................................................................................ x Capaian Pembelajaran Mata Kuliah ................................................................ xii Asesmen .......................................................................................................... xii Alur Isi Modul .................................................................................................. xiii Topik 1. Mengenal Konsep Literasi di Sekolah Dasar ..................................... 1 A. Mulai dari Diri ............................................................................................ 2 B. Eksplorasi Konsep .................................................................................... 3 1. Literasi Dasar ..................................................................................... 7 2. Literasi Berimbang............................................................................ 16 C. Ruang Kolaborasi.................................................................................... 19 1. Kegiatan 1 (Kelompok 3 orang) ........................................................ 19 2. Kegiatan 2 (Individu) ......................................................................... 19 D. Demonstrasi Kontekstual ........................................................................ 19 1. Kegiatan 3 (Kelompok 3 orang) ........................................................ 19 E. Elaborasi Pemahaman ............................................................................ 21 F. Koneksi Antarmateri ................................................................................ 22 G. Aksi Nyata ............................................................................................... 23 Topik 2. Strategi Pengembangan Keterampilan Literasi............................... 25
Literasi Dasar
|
v
A. Mulai dari Diri .......................................................................................... 25 B. Eksplorasi Konsep .................................................................................. 27 1. Strategi Pengembangan Keterampilan Literasi ................................. 27 C. Ruang Kolaborasi .................................................................................... 49 1. Kegiatan 1 (Kelompok 3 orang--60 menit) ........................................ 49 D. Demonstrasi Kontekstual ........................................................................ 52 1. Kegiatan 2 (Individu--40 menit) ......................................................... 52 E. Elaborasi Pemahaman ............................................................................ 53 F. Koneksi Antarmateri ................................................................................ 53 1. Lembar Kerja Daring untuk Pembelajaran Puisi Berbasis Kasus ...... 54 G. Aksi Nyata ............................................................................................... 56 Topik 3. Asesmen Literasi-AKM...................................................................... 58 A. Mulai dari Diri .......................................................................................... 58 B. Eksplorasi Konsep .................................................................................. 59 1. Asesmen/Penilaian Literasi............................................................... 59 2. Prinsip Penilaian Literasi .................................................................. 68 3. Asesmen Kecukupan Minimum ........................................................ 70 C. Ruang Kolaborasi .................................................................................... 73 1. Kegiatan 1 (Kelompok 5 orang: 60 menit) ......................................... 73 D. Demonstrasi Kontekstual ........................................................................ 75 1. Kegiatan 2 (Kelompok: 40 menit) ...................................................... 75 E. Elaborasi Pemahaman ............................................................................ 78 F. Koneksi Antarmateri ................................................................................ 78 1. Kegiatan 3 (Individu) ......................................................................... 78 G. Aksi Nyata ............................................................................................... 80 Topik 4. Lingkungan Karya Literasi (Sosial, Afektif, dan Akademik) .......... 81 A. Mulai dari Diri .......................................................................................... 81
vi
|
PPG Pra jabatan 2022
B. Eksplorasi Konsep .................................................................................. 82 C. Ruang Kolaborasi.................................................................................... 92 1. Kegiatan 1 (Kelompok 5 orang) ........................................................ 92 D. Demonstrasi Kontekstual ........................................................................ 93 1. Kegiatan 2 (Kelompok: 5 orang) ....................................................... 93 E. Elaborasi Pemahaman ............................................................................ 95 1. Kegiatan 3 (Individu) ......................................................................... 95 F. Koneksi Antarmateri ................................................................................ 95 G. Aksi Nyata ............................................................................................... 96 Topik 5. Pengembangan Kecakapan Literasi Diri .......................................... 99 A. Mulai dari Diri .......................................................................................... 99 B. Eksplorasi Konsep ................................................................................ 100 1. Guru adalah Profesional ................................................................. 100 2. Pengembangan Kecakapan Literasi ............................................... 101 C. Ruang Kolaborasi.................................................................................. 102 1. Kegiatan 1 (Individu: 60 menit) ....................................................... 102 D. Demonstrasi Kontekstual ...................................................................... 104 1. Kegiatan 2 (Individu: 40 menit) ....................................................... 104 E. Elaborasi Pemahaman .......................................................................... 104 1. Kegiatan 3 (Individu) ....................................................................... 104 F. Koneksi antarmateri .............................................................................. 105 G. Aksi Nyata ............................................................................................. 106 Sumber Bacaan.............................................................................................. 108 Lampiran ........................................................................................................ 112 A. Tugas UTS ............................................................................................ 112 B. Tugas UAS............................................................................................ 114 Profil Pengembang Modul ............................................................................. 116
Literasi Dasar
|
vii
Daftar Gambar Gambar 1. 1 Video Meningkatkan Kesadaran Literasi dan Budaya Membaca .................. 2 Gambar 1. 2 Kartu kata sebagai media pengenalan bunyi ............................................... 10 Gambar 1. 3 Komponen Literasi Menulis .......................................................................... 14 Gambar 1. 4 Literasi Berimbang ....................................................................................... 17
Gambar 2. 1 Talkshow Halo Indonesia, Kegiatan Literasi Yang Menyenangkan ............. 26 Gambar 2. 2 Siswa memvisualisasikan tokoh cerita ke dalam bentuk gambar ................ 31 Gambar 2. 3 Buku “Main Bersama, Yuk!” ......................................................................... 33 Gambar 2. 4 Tahapan Menulis Interaktif ........................................................................... 42 Gambar 2. 5 Contoh catatan diary siswa .......................................................................... 46 Gambar 2. 6 Contoh Tulisan Karya Siswa ........................................................................ 47 Gambar 2. 7 Contoh Karya Puisi 1.................................................................................... 48 Gambar 2. 8 Contoh Karya Puisi 2.................................................................................... 48 Gambar 2. 9 Modul Literasi dan Numerasi Kelas 1 SD .................................................... 50
Gambar 3. 1 Galau mikirin hasil Asesmen Nasional? ....................................................... 59 Gambar 3. 2 Contoh teks anekdot .................................................................................... 62 Gambar 3. 3 Tugas kinerja siswa ...................................................................................... 63 Gambar 3. 4 Contoh Penilaian Portofolio .......................................................................... 67 Gambar 3. 5 Asesmen Nasional ....................................................................................... 74 Gambar 3. 6 Latihan Soal Asesmen Literasi Fiksi SD Kelas 3 & 4 ................................... 74 Gambar 3. 7 Latihan Soal AKM Literasi Teks Informasi 3 ................................................ 74
Gambar 4. 1 Unit 3 Foto Budaya Baca ............................................................................. 81 Gambar 4. 2 Pojok Baca ................................................................................................... 82 Gambar 4. 3 Papan Tulis dan Kegiatan Siswa ................................................................. 84 Gambar 4. 4 Contoh diagram hasil karya guru dan siswa ................................................ 87
viii
|
PPG Pra jabatan 2022
Gambar 4. 5 Contoh Pajangan Karya Siswa .................................................................... 88 Gambar 4. 6 Pojok Menulis ............................................................................................... 89 Gambar 4. 7 Contoh Partisipasi Orang tua ....................................................................... 91 Gambar 4. 8 Pelibatan Orang Tua Dalama GLS .............................................................. 96 Gambar 4. 9 Pengembangan Perpustakaan Sekolah ...................................................... 97 Gambar 4. 10 Kelas Karya Literasi ................................................................................... 97
Gambar 5. 1 Relawan Literasi Meningkatkan Minat Baca Anak Pedalaman Indonesia .. 99 Gambar 5. 2 Segitiga Refleksi ........................................................................................ 103 Gambar 5. 3 Target Pengembangan Diri ........................................................................ 105 Gambar 5. 4 Peran Guru Masa Kini ................................................................................ 106
Literasi Dasar
|
ix
Daftar Tabel Tabel 1. 1 Kecakapan Literasi Dasar .................................................................................. 3 Tabel 1. 2 Diskusi Reflektif 1 ............................................................................................. 10 Tabel 1. 3 Diskusi Reflektif 2 ............................................................................................. 11 Tabel 1. 4 Tugas Mandiri 1 ................................................................................................ 12 Tabel 1. 5 Diskusi Reflektfi 3 ............................................................................................. 13 Tabel 1. 6 Diskusi Reflektif 4 ............................................................................................. 15 Tabel 1. 7 Komponen Literasi Berimbang ......................................................................... 18 Tabel 1. 8 Tugas Mandiri 2 ................................................................................................ 18 Tabel 1. 9 Rubrik Penilaian Produk Kelompok .................................................................. 20 Tabel 1. 10......................................................................................................................... 22 Tabel 1. 11......................................................................................................................... 22 Tabel 1. 12 Profil kemampuan membaca siswa ............................................................... 23 Tabel 1. 13 Profil kemampuan menulis siswa ................................................................... 24
Tabel 2. 1........................................................................................................................... 27 Tabel 2. 2 Diskusi Reflektif 1 ............................................................................................. 29 Tabel 2. 3 Tugas Mandiri 1 ................................................................................................ 37 Tabel 2. 4 Diskusi Reflektif 2 ............................................................................................. 39 Tabel 2. 5 Rincian Aktivitas Menulis Interaktif ................................................................... 42 Tabel 2. 6 Tugas Mandiri 2 ................................................................................................ 49 Tabel 2. 7 Rubrik Penilaian ............................................................................................... 51 Tabel 2. 8 LK Penyusunan Kegiatan Pembelajaran Literasi Menggunakan Strategi ....... 57
Tabel 3. 1 Pre-test Asesmen Literasi ................................................................................ 58 Tabel 3. 2 Rubrik Penilaian ............................................................................................... 63 Tabel 3. 3 Diskusi Reflektif 1 ............................................................................................. 65 Tabel 3. 4 Diskusi Reflektif 2 ............................................................................................. 70
x
|
PPG Pra jabatan 2022
Tabel 3. 5 Post-test Asesmen Literasi .............................................................................. 73 Tabel 3. 6 Lembar Kerja .................................................................................................... 75 Tabel 3. 7 Lembar Kerja Penilaian Hasil Diskusi .............................................................. 76 Tabel 3. 8 Rubrik Penilaian ............................................................................................... 77
Tabel 4. 1 Diskusi Reflektif 1............................................................................................. 90 Tabel 4. 2 Diskusi Reflektif 2............................................................................................. 91 Tabel 4. 3 Lembar Kerja Pengamatan Lingkungan Kaya Literasi .................................... 92 Tabel 4. 4 Rubrik Penilaian Produk Amatan ..................................................................... 93 Tabel 4. 5 Rubrik Penilaian Presentasi ............................................................................. 94
Tabel 5. 1 Diskusi Reflektif 1........................................................................................... 102 Tabel 5. 2 Pendukung Literasi Saya ............................................................................... 104 Tabel 5. 3 Rubrik Penilaian Aksi Nyata Topik 5 (Digital Storytelling) ............................. 107
Literasi Dasar
|
xi
Capaian Pembelajaran Mata Kuliah 1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menganalisis lima aspek literasi dasar (P1, P2) 2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menganalisis strategi literasi (membaca dan menulis) (P1, P2) 3. Mahasiswa mampu menganalisis jenis-jenis keterampilan literasi (membaca dan menulis) (KU3 dan KU5) 4. Mahasiswa mampu menyusun asesmen pembelajaran (AKM) (P2, KU3, dan KU5) 5. Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan merancang lingkungan kaya literasi (KU3 dan KU5) 6. Mahasiswa mampu melakukan refleksi diri untuk pengembangan literasi (KU3 dan KU5)
Asesmen
No.
Jenis Tugas
Bobot (%)
Catatan*
1
Tugas Kelompok
10%
-
2
Kegiatan Refleksi
15%
-
3
Digital Storytelling
15%
Topik %
4
Ujian Tengah Semester
25 %
Projek Individu
5
Ujian Akhir Semester
25%
Projek Individu
Partisipasi dan
6
xii
Keterlibatan
|
PPG Pra jabatan 2022
10 %
Keaktifan di setiap kegiatan baik lisan maupun tulis
Alur Isi Modul Nama MK
: LITERASI DASAR
Jumlah Topik
:5
Judul Topik
Jumlah
Pertemuan
Pertemuan
ke-
Tahap Merdeka
Materi
1. Apa yang Anda ketahui tentang 1 30 menit
Mulai dari diri
konsep literasi? 2. Apa yang ingin Anda ketahui tentang literasi di SD?
Literasi dasar di SD
1. Apa yang dimaksud dengan 3
kemampuan literasi dasar dan 1 70 menit
literasi berimbang? Eksplorasi Konsep
2. Aspek literasi dasar 3. Contoh-contoh literasi dasar 4. Apa yang telah Anda pelajari tentang literasi di SD?
Perangkat yang Dibutuhkan
Tabel T-I-P / K-W-L (bagian T dan I) Anticipation Guide (informasi tambahan) Mind Map jenis literasi dasar (baca-tulis)-berimbang: pengetahuan huruf, kesadaran fonemik, kefasihan membaca, pengetahuan kosakata, dan pemahaman membaca; dan tentang menulis: ide, organisasi, dan mekanik bahasa.
Literasi Dasar
|
xiii
Judul Topik
Jumlah
Pertemuan
Pertemuan
ke-
Tahap Merdeka
Materi
Perangkat yang Dibutuhkan
Jamboard/google slide/kertas kosong untuk memberikan contoh teks multimoda
Tabel T-I-P (bagian P)
2 60 menit
Ruang Kolaborasi
2
Demonstrasi
40 menit
kontekstual
Diskusi kelompok dengan studi kasus
Pilihan teks untuk kasus dan
literasi berimbang? pelaksanaan
digunakan di diskusi kelompok
literasi baca tulis di kelas?
Disediakan tautan contoh Poster, mind map, infografis sbg
Presentasi kelompok
Rubrik penilaian 1. Memaparkan referensi atau teori
3 30 menit
Elaborasi pemahaman
untuk praktik yang dilakukan 2. Review kasus tentang literasi SD (kelas rendah dan tinggi)
xiv
|
PPG Pra jabatan 2022
bahan presentasi
Judul Topik
Jumlah
Pertemuan
Pertemuan
ke-
3 30 menit
Tahap Merdeka
Koneksi antar materi
Materi
Perangkat yang Dibutuhkan
Mencari keterkaitan (dengan diri,
Contoh-contoh teks berbagai genre
lingkungan, media, dan dunia) tentang
yang terkait dengan bidang studi
literasi di sekolah dasar 1. Membuat rancangan aktivitas
3
Aksi nyata
40 menit
literasi di kelas 2. Mencari teks sastra atau fakta
LK rancangan aktivitas
yang bisa digunakan di berbagai mapel dalam konteks tematik
Strategi
1. Apa yang sudah dilakukan selama
pengembangan
dilakukan dalam pembelajaran
keterampilan
terkait aktivitas membaca,
literasi (membaca, berbicara, dan menulis) serta praktiknya dalam
3
4 30 menit
menulis, dan berbicara? Mulai dari diri
2. Apa yang sudah dilakukan untuk selalu meningkatkannya?
Tabel T-I-P / K-W-L(bagian T dan I) Informasi tambahan
3. Adakah ide untuk pengembangan
berbagai bidang
strategi dalam aktivitas literasi di
studi di SD
kelas?
Literasi Dasar
|
xv
Judul Topik
Jumlah
Pertemuan
Pertemuan
ke-
Tahap Merdeka
Materi
4. Apa yang dimaksud dengan 4 70 menit
keterampilan literasi di SD? Eksplorasi Konsep
5. Bagaimana mengembangkan keterampilan literasi dalam pembelajaran di SD?
Perangkat yang Dibutuhkan
Bagan GO untuk beberapa aktivitas keterampilan membaca dan menulis. Infografis dan atau informasi tambahan tentang strategi membaca dan menulis
Diskusi kelompok dengan studi kasus 5 60 menit
Ruang Kolaborasi
pelaksanaan kompetensi literasi di sekolah (identifikasi berbagai strategi, pemetaan kelebihan dan kekurangan)
5
Demonstrasi
40 menit
kontekstual
6 30 menit
xvi
|
PPG Pra jabatan 2022
Praktik pengalaman salah satu strategi
Elaborasi
Curah gagasan hasil praktik dan
pemahaman
menyimpulkan strategi yang baik
Rubrik penilaian
Judul Topik
Jumlah
Pertemuan
Pertemuan
ke-
6 30 menit
6 40 menit
Tahap Merdeka
Koneksi antar materi
Aksi nyata
Materi
Perangkat yang Dibutuhkan
Mencari keterkaitan antarketerampilan literasi dalam pembelajaran Menyusun sintak/tahapan salah
LK rancangan kegiatan untuk
strategi dalam pembelajaran literasi
strategi literasi
1. Apa yang sudah diketahui tentang 7 30 menit Asesmen literasi(AKM)
asesmen? Mulai dari diri
2. Pernahkah melakukannya?ceritakan pengalamannya
3 1. Tentang asesmen literasi 7 70 menit
2. Jenis dan bentuk asesmen literasi Eksplorasi Konsep
3. Cara menggunakannya 4. Tentang AKM di SD
Literasi Dasar
|
xvii
8 60 menit
LK ceklis dan amatan
40 menit
kontekstual
rancangan asesmen
Rubrik penilaian
|
PPG Pra jabatan 2022
Elaborasi
30 menit
pemahaman
9
Koneksi antar
40 menit
xviii
Link video dan LK
Presentasi hasil analisis dan
9
3
Merancang asesmen
Demonstrasi
30 menit
literasi (sosial,
Menganalisis penggunaan asesmen
8
9
Lingkungan kaya
Ruang Kolaborasi
10 30 menit
materi
Penegasan dan penguatan temuan hasil presentasi dengan curah gagasan dan menyimpulkan bersama Mencari keterkaitan antara pemilihan strategi dengan penyusunan asesmen yang tepat Menyusun rancangan asesmen
Aksi nyata
membaca dan menulis dan atau AKM di SD Mari mengamati lingkungan di sekolah
Mulai dari diri
masing-masing. Seberapa literat budaya sekolah?—curah gagasan
LK dengan Peta konsep
afektif, dan akademik) (sama)
10 70 menit
Eksplorasi Konsep
Mengenal 3 lingkungan literasi
Lihat modul penguatan literasi (link) Bisa dengan link video tentang
11 50 menit
Ruang Kolaborasi
Melakukan survei lingkungan kaya literasi
lingkungan literasi di sekolah atau survei langsung di sekolah masingmasing LK untuk amatan
11
Demonstrasi
50 menit
kontekstual
12
Presentasi dan diskusi hasil survei
Elaborasi
Mencari solusi tentang kondisi
30 menit
pemahaman
lingkungan literasi yang masih kurang
12
Koneksi antar
30 menit
12 30 menit
materi
Aksi nyata
Rubrik penilaian/ceklis
Mencari keterkaitan antara peran lingkungan literasi dengan pembelajaran literasi di SD Membuat rancangan pengembangan budaya literasi di SD
Literasi Dasar
|
xix
Bagaimana Anda belajar membaca dan kemudian menulis? Bagaimana menurut Anda 13 30 menit
kemampuan keduanya hingga saat Mulai dari diri
ini? Apakah sampai saat ini masih senang membaca dan menulis? Pernahkah berbagi pengalaman
Literasi pengembangan diri (refleksi dan
tentang membaca dan menulis? 3
narasi literasi)
13 70 menit 14 50 menit
Demonstrasi
50 menit
kontekstual
30 menit
|
PPG Pra jabatan 2022
Ruang Kolaborasi
14
15
xx
Eksplorasi Konsep
Elaborasi pemahaman
Mengenal naratif literasi dan atau jurnal reflektif Menyusun untuk bahan menulis naratif literasi dan atau jurnal reflektif
Presentasi hasil diskusi kelompok
Menganalisis pendukung literasi
LK naratif literasi
Rubrik penilaian
15 30 menit
15 40 menit
Koneksi antar materi
Aksi nyata
Mengaitkan antara naratif literasi dengan pengembangan diri sebagai calon guru Membuat digital storytelling/narasi literasi
Literasi Dasar
|
xxi
Topik 1. Mengenal Konsep Literasi di Sekolah Dasar
Durasi
3 pertemuan
Capaian pembelajaran
Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa dapat
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi aspek literasi dasar 2. Mahasiswa mampu menganalisis aspek literasi dasar
Mata kuliah Literasi Dasar bertujuan untuk mengembangkan kemampuan Anda merancang, mengimplementasikan, dan mengevaluasi kegiatan literasi di sekolah dasar. Untuk mencapai tujuan tersebut, Anda akan diajak mengkaji konsep literasi dasar, tujuan, dan aspek literasi dasar. Anda diharapkan memiliki kemampuan menjelaskan pengertian, tujuan, dan aspek literasi dasar. Kemampuan awal ini sangat diperlukan untuk memahami materi lanjutan literasi di sekolah dasar. Setelah mempelajari secara mendalam modul ini, Anda diharapkan mampu mengidentifikasi dan menganalisis literasi dasar. Topik yang dibahas dalam modul ini terdiri atas tiga pokok bahasan, yaitu: (1) pengertian literasi dasar, (2) tujuan dan aspek literasi dasar, (3) contoh-contoh literasi dasar. Anda harus mencermati, menganalisis, dan mendiskusikan setiap paparan yang disajikan agar dapat memahami pengantar kuliah literasi ini. Kegiatan belajar Anda akan dilakukan menggunakan sintak MERDEKA belajar. Pastikan Anda mengikuti setiap tahapan belajar. Jangan lupa mengecek tingkat pemahaman Anda dengan mengerjakan latihan dan diskusi yang disajikan. Selamat belajar, semoga Anda berhasil!
Literasi Dasar
|
1
A. Mulai dari Diri Selamat datang di perkuliahan ini. Selama satu semester ini, Anda akan mengeksplorasi tentang literasi di Sekolah Dasar. Anda akan mencari tahu lebih rinci tentang seluk beluk literasi dasar. Sebelum mengeksplorasi lebih jauh, simaklah video berikut dengan memindai QR Code atau klik tautan di bawah gambar. Literasi dasar baca, tulis, hitung (calistung) dirasa tidak cukup untuk memenuhi tuntutan
perkembangan
abad-21.
Literasi
dasar
tersebut
membutuhkan
penyokong literasi lain seperti literasi media, finansial, literasi budaya, dan lain sebagainya. Namun, faktanya literasi dasar di Indonesia dinilai masih rendah. Menurut Saudara, apakah penilaian tersebut benar? Mengapa? Sebelum mengeksplorasi lebih jauh, simaklah video berikut dengan memindai QR Code atau klik tautan di bawah gambar. Selamat menyimak.
Gambar 1. 1 Video Meningkatkan Kesadaran Literasi dan Budaya Membaca
https://www.youtube.com/watch?v=0do5LD5wP8o Kecakapan literasi dasar yang dinilai masih rendah mendorong berbagai pihak untuk meningkatkan kesadaran literasi. Dimensi yang menjadi fokus peningkatan literasi ini mencakup akses sumber daya literasi, alternatif sumber daya literasi baru, dan budaya membaca. Setelah selesai menyimak video tersebut, isilah kolom TAHU dan INGIN di awal pembelajaran modul ini. Kemudian, isilah kolom PELAJARI di akhir pembelajaran modul.
2
|
PPG Pra jabatan 2022
Tabel 1. 1 Kecakapan Literasi Dasar
TAHU
INGIN
PELAJARI
Menurut Saudara,
Bagaimana pendapat Anda
Apa yang bisa saya lakukan
mengapa literasi dasar
tentang fakta persentase
(sebagai guru) untuk
di Indonesia dinilai
melek huruf di Indonesia
memanfaatkan akses sumber
masih rendah?
yang mencapai 98%?
daya literasi di sekolah?
B. Eksplorasi Konsep Literasi bukanlah hal baru lagi untuk kalangan pendidik. Yang mungkin perlu dicermati kembali adalah pertanyaan refleksi yang sangat baik sesungguhnya “Apa, mengapa, dan bagaimana literasi di sekolah dasar?” Literasi itu sendiri adalah kemampuan berbahasa seseorang (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) untuk berkomunikasi dengan cara yang berbeda sesuai dengan tujuannya. Sulzby (1986) mengartikan literasi secara sempit, yaitu literasi sebagai kemampuan membaca dan menulis. Hal ini sejalan dengan pendapat Grabe & Kaplan (1992) dan Graff (2006) yang mengartikan literasi sebagai kemampuan untuk membaca dan menulis (able to read and write). Selama beberapa dekade terakhir, literasi mengalami pergeseran dari berbagai aspek. Seiring dengan kemajuan IT, literasi tidak cukup didefinisikan sebagai kemelekhurufan. Tampaknya literasi lebih tepat dimaknai sebagai kemampuan memahami, menggunakan, dan merespons informasi yang diperoleh dari berbagai sumber. Sejalan dengan hal tersebut kemampuan literasi seseorang berkaitan dengan penggunaan teknologi untuk menyelesaikan masalah, membuka ruang kolaborasi, dan mempresentasikan informasi dari berbagai media dan teks. Dengan demikian, literasi menjadi modal di masa kini dan masa depan ( Pilgrim, 2013; Wagner, 2018).
Literasi Dasar
|
3
Literasi penting dibudayakan agar masyarakat lebih bijak dalam memanfaatkan informasi serta mandiri dalam memilah memilih data dan informasi yang bermanfaat. Namun, literasi masih menjadi persoalan serius dan menjadi tugas besar untuk berbagai pihak di Indonesia. Berdasarkan hasil berbagai survei, tingkat literasi masyarakat Indonesia masih memprihatinkan. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mewujudkan masyarakat literat. Misi mewujudkan masyarakat literat ini telah melewati perjalanan panjang. Hasil penelitian PISA tentang literasi membaca dan numerasi menunjukkan hasil fluktuatif. Pemerintah merespons hasil penelitian tersebut dengan kebijakan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Kegiatan literasi termaktub dalam poin “penghargaan terhadap keunikan potensi peserta didik untuk dikembangkan, yaitu mendorong peserta didik gemar membaca dan mengembangkan minat yang sesuai dengan potensi bakatnya untuk memperluas cakrawala kehidupan di dalam mengembangkan dirinya sendiri”. Meski tidak dijelaskan secara rinci, poin tersebut telah memuat pembiasaan literasi di masyarakat. Setelah itu, Kemdikbud meluncurkan program Gerakan Indonesia Membaca (GIM). GIM bertujuan untuk memberikan dukungan dan penguatan kepada pemerintah kabupaten dan kota dalam
mengembangkan
(jendela.kemdikbud.go.id,
budaya 2021).
GIM
baca
kepada
dicanangkan
masyarakatnya
tahun
2015
dan
diselenggarakan di 6 kabupaten/kota. Program ini berlanjut pada tahun 2016 di 31 kabupaten/kota serta diperkuat dengan program rintisan Kampung Literasi dan bantuan fasilitas sarana Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Program GIM antara lain seminar literasi, apresiasi literasi, donasi buku, dan fasilitasi ruang baca masyarakat. Selanjutnya, pemerintah meluncurkan program Gerakan Literasi Nasional (GLN) pada tahun 2016. Implementasi GLN diwujudkan melalui program Gerakan Literasi Sekolah, Gerakan Literasi Masyarakat (termasuk lanjutan program GIM), dan Gerakan Literasi Keluarga, serta kegiatan turunan dari ketiga program tersebut. Pemerintah mensinergikan semua potensi serta memperluas keterlibatan masyarakat dalam menumbuhkan, mengembangkan, dan membudayakan literasi di Indonesia. Sekolah menjadi salah satu tempat pembudayaan literasi masyarakat.
4
|
Program
PPG Pra jabatan 2022
GLS
dilaksanakan
secara
bertahap
dengan
mempertimbangkan kesiapan sekolah. Kesiapan ini mencakup kesiapan kapasitas sekolah (ketersediaan fasilitas, bahan bacaan, sarana, dan prasarana literasi), kesiapan warga sekolah, dan kesiapan sistem pendukung lainnya (partisipasi publik, dukungan kelembagaan, dan perangkat kebijakan yang relevan). Keberlangsungan jangka panjang GLS dipastikan dengan pelaksanaannya yang terdiri atas tiga tahap inti yaitu. 1. Tahap pembiasaan: penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit membaca (Permendikbud no.23 tahun 2015). 2. Tahap pengembangan: meningkatkan kemampuan literasi melalui kegiatan menanggapi buku pengayaan. 3. Tahap pembelajaran: meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran menggunakan buku pengayaan dan strategi membaca di semua mata pelajaran. Program GLS ini digencarkan di seluruh pelosok negeri dari tahun 2016 hingga saat ini. Perjalanan pembudayaan literasi di masyarakat khususnya pada peserta didik diiringi oleh peluncuran program Merdeka Belajar yang diinisiasi pada akhir tahun 2019. Salah satu gebrakan Merdeka belajar ini adalah Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) dihapus dan diganti dengan asesmen/penilaian dari sekolah. Penghapusan UN ini berlaku dari tahun 2020. Sembari menjalankan kebijakan tersebut, Kemdikbud menyiapkan pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan survei karakter. Berikut cuplikan program Merdeka Belajar secara rinci. 1. Kebijakan pertama, menghapus Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) menjadi penilaian atau asesmen yang teknisnya diserahkan kepada sekolah. Ujian penentu kelulusan siswa ini bisa dilakukan secara tertulis atau bentuk lain yang dianggap lebih komprehensif, misalnya tugas kelompok. Kebijakan ini mulai berlaku pada 2020.
Literasi Dasar
|
5
2. Kebijakan kedua, menghapus Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) dan menggantinya dengan asesmen kompetensi minimum dan survei karakter. Asesmen ini diberikan pada pertengahan jenjang sekolah, seperti kelas IV, VIII, dan XI sehingga tidak menjadi basis penilaian siswa untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya. Asesmen Kompetensi Minimum ini menilai tiga komponen yaitu literasi (nalar dan bahasa), numerasi (matematika), dan karakter. Penilaiannya mengacu pada standar internasional, seperti Programme for International Student Assessment (PISA) dan Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS). Dengan demikian, sasaran literasi dalam AKM ini tidak sekadar kemelekhurufan. Literasi yang dimaksud mencakup kemampuan menganalisis isi bacaan beserta memahami konsep dibalik bacaan tersebut. Untuk kemampuan numerasi, yang dinilai bukan pelajaran matematika, tetapi kemampuan siswa menerapkan konsep numerik dalam kehidupan nyata dalam rangka meningkatkan kekuatan penalaran. Khusus untuk Survei Karakter, penilaian dilakukan untuk mengeksplorasi sejauh mana penerapan asas-asas Pancasila oleh siswa di dalam proses pembelajaran dan kehidupan nyata (Cahyana, A., 2019). Berbagai pihak mulai gencar memperkenalkan dan mendesain teknis pelaksanaan AKM. Pihak sekolah pun diminta untuk menyelenggarakan pembelajaran berbasis literasi dan numerasi. Siswa mulai diperkenalkan dengan beragam teks (multiteks). Pembelajaran di sekolah baik secara proses maupun evaluasi mengarah kepada kebijakan AKM. Fokus utama AKM adalah kompetensi literasi dan numerasi sebagai kompetensi dasar yang akan diukur. Selama ini, UNBK dinilai cenderung menguji penguasaan konten bukan kompetensi pembelajaran. Siswa lebih banyak menghafal materi pembelajaran daripada penalaran materi pembelajaran. Akibatnya, pengalaman siswa dalam berpikir tingkat tinggi (HOTS) masih kurang. Oleh karena itu, diperlukan alat lain yang lebih optimal untuk memperbaiki mutu pendidikan nasional (Cahyana, A., 2020). AKM dirancang untuk memberi dorongan lebih kuat ke arah pembelajaran yang inovatif dan berorientasi pada pengembangan penalaran, bukan hafalan. Sementara itu, survei karakter dilakukan untuk mengetahui penerapan asas-asas Pancasila oleh siswa. AKM ini dilaksanakan pada pertengahan jenjang akademik
6
|
PPG Pra jabatan 2022
sehingga hasil asesmen dapat dimanfaatkan sekolah untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa agar tuntas belajar. Selain itu, sekolah juga memiliki waktu yang memadai untuk memperbaiki kualitas pembelajaran. Perlu diingat kembali bahwa AKM berfungsi untuk memetakan dan memperbaiki mutu pendidikan secara nasional. Setelah menggaungkan program AKM selama kurang lebih satu tahun, pemerintah kemudian resmi melaksanakan Asesmen Nasional (AN) pada September – Oktober tahun 2021. Asesmen Nasional (AN) terdiri atas tiga unsur asesmen yaitu AKM (literasi dan numerasi), survei karakter, dan survei lingkungan belajar. Dengan kata lain, AN ini menjadi payung pelaksanaan AKM yang direncanakan sejak tahun 2019. Kebijakan yang berkelanjutan ini tentu memaksa guru untuk cepat beradaptasi dan terus berinovasi. Tidak ada yang langsung siap ketika rentetan kebijakan ini dijalankan. Pro dan kontra muncul seiring perencanaan dan pelaksanaan program ini. Namun, guru sebagai garda terdepan pendidikan telah sigap menyikapinya meski dengan cara yang berbeda-beda. Guru mulai membongkar konsep AN, mempelajari tipe-tipe pembelajaran dan soal yang diinginkan, dan mendesain pembelajaran berbasis literasi dan numerasi. Hal ini membuktikan bahwa guru sepakat dengan pelaksanaan AN yang menitikberatkan pada pembudayaan literasi di masyarakat sejak dini. Nah, mari kita mengeksplorasi konsep tentang literasi di sekolah dasar!
1. Literasi Dasar Pembelajaran literasi di sekolah dasar sangat penting untuk menunjang keberhasilan pencapaian akademik siswa. Pembelajaran literasi yang efektif perlu memperhatikan kebutuhan, minat, usia, latar belakang, dan lingkungan belajar siswa. Guru yang responsif terhadap kebutuhan siswa, penggunaan strategi mengajar yang tepat serta pemilihan bahan ajar yang sesuai dengan latar belakang siswa akan berdampak terhadap pencapaian kompetensi siswa. Literasi sekolah dasar melibatkan pengembangan komunikasi lisan dan tertulis di semua mata pelajaran. Siswa sekolah dasar mempelajari keterampilan literasi melalui membaca, menulis, berbicara dan mendengarkan. Literasi di sekolah
Literasi Dasar
|
7
dasar mengedepankan aspek keterampilan membaca dan menulis yang terdiri atas kemampuan membaca yaitu pengetahuan huruf, kesadaran fonemik, kefasihan
membaca,
pengetahuan
kosakata,
dan
pemahaman
bacaan;
kemampuan menulis yaitu ide, organisasi, dan mekanik.
a. Literasi Membaca Membaca adalah proses melihat simbol dan huruf tertulis dan memahami artinya. Ada banyak keterampilan literasi yang terlibat dalam mengembangkan keterampilan literasi membaca yang vital. Keterampilan membaca berkontribusi pada kemampuan membaca anak-anak dengan kata lain, seberapa baik mereka dapat membaca dan memahami apa yang mereka baca. Ada berbagai macam keterampilan membaca yang anak-anak kembangkan dan kembangkan sepanjang pendidikan dasar mereka dan seterusnya
1) Pengenalan kata/huruf Keterampilan pengenalan kata harus dimasukkan ke dalam pelajaran membaca agar siswa belajar membaca, mereka harus diajari bagaimana mengenali katakata. Pengetahuan pengenalan kata tumbuh secara bertahap selama tahun-tahun awal sekolah. Fase perkembangan kata menurut Ehri membantu kita memahami fase yang dilalui anak-anak. Ehri (1995) berfokus pada tahap awal pengenalan kata. Melalui penelitiannya, dia menentukan bahwa anak-anak melewati empat fase berbeda saat mereka belajar membaca kata-kata secara otomatis. a) Selama fase pre-alphabetic, pembaca pemula mengingat kata-kata dengan menggunakan isyarat visual (misalnya, kata ‘lihat’ mengacu pada mata/penglihatan). Hubungan huruf-bunyi umumnya tidak terlibat dalam proses pengenalan selama fase ini, sehingga disebut fase pre-alphabetic. b) Fase kedua meliputi pengenalan abjad parsial. Anak-anak dalam fase ini mengenali beberapa huruf dan bunyi yang sesuai – biasanya konsonan awal atau akhir atau juga suku kata. Menggunakan bunyi konsonan awal dan akhir merupakan langkah penting. c) Ketika anak-anak terus menyempurnakan pengetahuan mereka tentang korespondensi huruf-bunyi, mereka mengembangkan pengkodean alfabet
8
|
PPG Pra jabatan 2022
yang lebih lengkap. Anak-anak dalam fase ini tahu bagaimana sebagian besar huruf mewakili suara dalam ejaan konvensional. Dengan demikian, mereka dapat mengenali kata-kata yang berbeda dengan ejaan yang mirip (homonim, homofon, dan homograf). Kemampuan ini membantu mereka membaca kata-kata baru. d) Fase alfabet terkonsolidasi adalah fase terakhir dari pengenalan kata otomatis. Selama fase ini, anak-anak belajar mengenali pola huruf sebagai unit, dengan demikian memotong unit yang lebih besar saat mereka membaca. Kemampuan ini memudahkan mereka untuk mempelajari katakata baru dengan lebih cepat, sehingga meningkatkan kemampuan mereka untuk memahami teks yang lebih sulit.
2) Kesadaran fonemik Kesadaran fonemik adalah pemahaman bahwa kata-kata yang diucapkan terdiri dari suara. Kesadaran ini berkembang secara bertahap ketika anak-anak memiliki pengalaman dengan permainan kata, sajak anak-anak, dan cerita. Adams (1990) menunjukkan bahwa ada lima tahap kesadaran fonemik: (1) mengenal kata-kata berima, (2) mendeteksi kata-kata yang sama atau berbeda dalam satu set katakata, (3) memadukan suara untuk membuat kata-kata, (4) segmentasi kata satu suku kata ke dalam suaranya, dan (5) mengidentifikasi kata yang tertinggal saat fonem dihilangkan atau ditambahkan. Untuk mengembangkan kesadaran fonemik pada anak-anak, guru harus menyediakan beragam kegiatan, termasuk membaca sajak dan puisi anak-anak, membuat sajak sederhana dengan anak-anak, bermain dengan kata-kata berima, melakukan permainan jari, bertepuk tangan jumlah suku kata yang terdengar dalam kata-kata, dan membantu anak-anak mengidentifikasi kesamaan bunyi dari kata-kata yang berbeda. Kemampuan siswa dalam membedakan bunyi sangat penting untuk menunjang kemampuan menulisnya. Siswa perlu memiliki pengetahuan bahwa kata terbentuk dari bunyi yang berbeda.
Literasi Dasar
|
9
Tabel 1. 2 Diskusi Reflektif 1 Diskusi Reflektif 1 1. Menurut Saudara, mengapa kemampuan membedakan bunyi sangat penting untuk menunjang kemampuan menulis?
2. Apa yang terjadi jika kemampuan membedakan bunyi pada siswa tidak tercapai?
Bermain dengan kartu huruf dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan ini. Siswa dapat bermain kata dengan mengubah huruf depannya. Misalnya huruf ‘d’ pada kata ‘dalam’ jika diganti dengan huruf ‘s’ akan berubah menjadi kata ‘salam’.
Gambar 1. 2 Kartu kata sebagai media pengenalan bunyi
3) Kefasihan membaca Pengembangkan kefasihan memainkan peran penting di kelas awal. Kefasihan dianggap sebagai faktor penting dalam pemahaman bacaan, terutama karena pembaca yang fasih dapat membaca dengan akurasi, ekspresi, dan kecepatan yang sesuai. Siswa yang tidak lancar membaca sering tersendat-sendat karena kata-kata dan kesulitan membuat kalimat terdengar benar. Siswa yang tidak lancar
10
|
PPG Pra jabatan 2022
membaca seringkali terlalu fokus pada kata-kata individu sehingga mereka tidak dapat mengingat awal kalimat atau paragraf. Siswa ini sering mengalami kesulitan pemahaman. Siswa yang bisa membaca dengan lancar tidak “terikat kata”, tetapi fokus pada potongan teks bermakna yang lebih besar saat mereka membaca. Tabel 1. 3 Diskusi Reflektif 2 Diskusi Reflektif 2 Menurut Saudara, sudahkah Saudara menjadi pembaca yang fasih? Mengapa?
Kefasihan berkaitan erat dengan otomatisasi yang disebutkan sebelumnya, meskipun tidak sama. Laporan Penelitian Rand (Snow, 2002) mencatat bahwa instruksi awal dalam kelancaran memastikan bahwa pembaca yang lebih tua dapat lebih fokus pada pemahaman saat mereka membaca. National Reading Panel (2000) menemukan bukti bahwa membaca lisan terpandu paling efektif dalam mengembangkan kefasihan. Pressley (2006) mengutip efektivitas pembacaan berulang.
4) Pengetahuan kosakata Kosakata berkembang ketika anak-anak berulang kali melihat kata-kata yang sama dalam berbagai konteks. Instruksi kosakata yang kuat harus menekankan integrasi, pengulangan, dan penggunaan yang bermakna. Program literasi yang seimbang harus menekankan pengembangan kosakata yang kuat pada siswa, karena pengembangan kosakata dianggap penting untuk pemahaman bacaan. National Reading Panel (2000) menyimpulkan bahwa kosakata harus diajarkan melalui strategi langsung dan tidak langsung. Ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa anak-anak yang membaca hanya 10 menit sehari memiliki tingkat pertumbuhan kosa kata yang lebih tinggi daripada mereka yang tidak. Jadi, menyisihkan waktu tertentu untuk membaca buku, penting untuk dilakukan.
Literasi Dasar
|
11
Tabel 1. 4 Tugas Mandiri 1 Tugas Mandiri Pilihlah buku bacaan sesuai minat Saudara! Kemudian, tantang diri Saudara untuk membaca 10 menit setiap hari selama satu minggu. Setelah itu, jawablah pertanyaan berikut: 1. Apa yang dirasakan Saudara setelah rutin membaca 10 menit setiap hari?
2. Hal baru apa yang Saudara dapatkan dari kebiasaan membaca tersebut?
3. Terbuktikah pernyataan bahwa “anak-anak yang membaca hanya 10 menit sehari memiliki tingkat pertumbuhan kosa kata yang lebih tinggi daripada mereka yang tidak”?
5) Pemahaman bacaan National Reading Panel (2000) menyatakan bahwa ada data yang menunjukkan bahwa pemahaman terjadi dan meningkat ketika pembaca terlibat secara aktif. Apa cara terbaik untuk mengembangkan keterlibatan ini sehingga siswa mendapatkan ide-ide besar dari teks mereka? Ada beberapa cara untuk meningkatkan pemahaman membaca: (1) instruksi kegiatan harus eksplisit; (2) pemahaman dapat ditingkatkan dengan mengajar anak-anak menggunakan strategi pemahaman khusus; dan (3) guru harus mengajar siswa untuk menggunakan kombinasi strategi.
12
|
PPG Pra jabatan 2022
Tabel 1. 5 Diskusi Reflektfi 3 Diskusi Reflektif 3 Diskusikanlah bersama teman sejawat Saudara beberapa hal berikut. 1. Bagaimanakah contoh instruksi yang eksplisit?
2. Apa saja strategi pemahaman khusus agar anak-anak memahami isi bacaan?
3. Bagaimanakah cara menggunakan kombinasi strategi dalam mengajar?
Pemahaman membaca adalah pemahaman tentang apa yang telah dibaca melalui pembelajaran dan pemrosesan keterampilan membaca. Pemahaman membaca juga merupakan keterampilan penting dalam kehidupan orang dewasa. Misalnya, kita membutuhkan keterampilan membaca pemahaman untuk dapat memahami surat-surat penting, kontrak, dokumen kerja, surel, dan lain-lain.
b. Literasi menulis Menulis melibatkan transkripsi (ejaan dan tulisan tangan) dan komposisi (mengartikulasikan
ide-ide
dan
menyusunnya
dalam
pidato,
sebelum
menulis). Sama halnya dengan keterampilan literasi membaca, ada banyak keterampilan literasi menulis yang berbeda yang bersatu untuk membentuk literasi tertulis.
Literasi Dasar
|
13
Kesadaran Fonemik
Pemahaman Membaca
Kesadaran Menulis Keterampilan Literasi Menulis
Ejaan
Kosakata
Gambar 1. 3 Komponen Literasi Menulis
1) Kesadaran Fonemik Kesadaran Fonemik (kesadaran suara yang membentuk kata-kata) adalah kemampuan untuk mendengar dan bermain dengan suara individu bahasa, untuk membuat kata-kata baru menggunakan suara-suara itu dengan cara yang berbeda. Ini terjadi secara alami saat anak-anak berkembang. Anak-anak mulai meletakkan keterampilan dasar untuk kesadaran fonologis sejak usia muda, khususnya yang berkaitan dengan komunikasi dan bahasa, dan bidang pembelajaran literasi. Keterampilan ini akan menjadi keterampilan inti untuk kesadaran fonologis, dan akan berkembang menjadi anak-anak yang dapat bergabung dengan pengulangan berulang, menyoroti aliterasi, dan akhirnya menggunakan pengetahuan ini untuk membuat sajak mereka sendiri.
2) Kesadaran Menulis Kebanyakan kesadaran menulis dimulai di rumah dan di lingkungan sehari-hari anak. Ini kemungkinan besar melalui membaca buku bersama dengan orang tua. Membaca untuk anak-anak sangat penting untuk mengembangkan kesadaran ini dan untuk memperkenalkan mereka pada huruf-huruf alfabet. Kesadaran menulis dapat diperoleh dari mana saja, meskipun - tidak harus buku! Ketika anak-anak melihat tanda-tanda jalan, kotak sereal atau majalah, mereka akan mengembangkan kesadaran huruf dan alfabet juga. Penting bagi anak-anak untuk memiliki setidaknya beberapa kesadaran cetak sebelum mulai
14
|
PPG Pra jabatan 2022
sekolah. Jika tidak, mereka bisa tertinggal saat belajar membaca karena mereka harus belajar alfabet dan huruf terlebih dahulu. Tabel 1. 6 Diskusi Reflektif 4 Diskusi Reflektif 4 1. Mengapa membaca menjadi hal penting untuk mengembangkan kesadaran menulis?
2. Benarkah membaca menjadi media mengenalkan huruf alfabet pada anak-anak?
a) Kosakata Setiap orang biasanya memiliki dua jenis kosakata, aktif dan pasif. Kosakata aktif adalah kata-kata yang diketahui dan mampu digunakan seseorang secara akurat dalam berbicara dan menulis. Kosakata pasif berisi kata-kata yang diketahui seseorang, tetapi belum tentu dapat digunakan secara akurat dalam konteksnya. Sangat penting untuk memelihara kosakata pasif anak sehingga mereka pada gilirannya dapat memperluas kosakata aktif mereka. b) Ejaan Ejaan adalah susunan huruf menjadi sebuah kata. Belajar mengeja kata-kata, termasuk ejaan yang tidak beraturan, membantu anak-anak belajar membaca lebih awal (dan akan membantu tulisan mereka). Memahami pola dan konsep ejaan akan sangat membantu ketika mereka menemukan kata-kata baru yang belum pernah mereka temui sebelumnya.
Literasi Dasar
|
15
c) Pemahaman Membaca Memahami makna dari apa yang dibaca adalah langkah terakhir untuk mengembangkan keterampilan literasi. Hal ini melibatkan kemampuan membuat kesimpulan dari teks, mengidentifikasi pola, dan petunjuk untuk membuat prediksi. Misalnya, jika seorang anak membaca tentang karakter tokoh yang mengenakan gaun dan mahkota, mereka harus dapat menyimpulkan bahwa karakter tersebut adalah kalangan bangsawan; mungkin seorang putri atau ratu.
2. Literasi Berimbang Sementara itu literasi berimbang merupakan pendekatan pembelajaran untuk mengembangkan
keterampilan
memahami
dan
menghasilkan
informasi.
Pendekatan literasi yang seimbang berfokus pada dua bidang penting, membaca dan menulis. Pendekatan ini melibatkan anak-anak dalam berbagai pengalaman membaca dan menulis yang otentik. Pendekatan ini bermanfaat bagi siswa dalam banyak hal diantaranya siswa mengembangkan berbagai kemampuan membaca dan menulis, baik dengan secara berkelompok maupun individu. Siswa tidak hanya mempelajari informasi dan keterampilan dasar
tetapi mereka juga
mengembangkan strategi yang akan membantu mereka untuk menerapkan pengetahuan mereka dalam berbagai konteks membaca dan menulis (Pinnel, 2000) Literasi berimbang menggabungkan ide-ide dari seluruh bahasa dan instruksi berbasis keterampilan. National Reading Panel (2000) mencatat bahwa instruksi keaksaraan terbaik menggabungkan keterampilan pemahaman strategis dan keterampilan pengenalan kata otomatis. Istilah ‘berimbang’ mengacu pada pandangan bahwa siswa belajar menjadi pembaca yang memerlukan berbagai kesempatan berbeda untuk belajar. Keseimbangan diperoleh melalui gabungan berbagai strategi pembelajaran dengan tujuan menghasilkan pembelajar yang kompeten dan literat. Secara singkat, literasi berimbang memiliki ciri-ciri sebagai berikut. a. Mengembangkan kompetensi semua siswa dengan memanfaatkan berbagai bahan ajar, sarana, dan strategi.
16
|
PPG Pra jabatan 2022
b. Menekankan perkembangan bahasa lisan, kemampuan berpikir dan berkolaborasi sebagai dasar pembelajaran literasi. Menggunakan asesmen formatif sebagai panduan pembelajaran dan untuk menentukan tingkat dukungan yang perlu diberikan kepada siswa. c. Memberikan instruksi yang eksplisit untuk keterampilan memecahkan masalah dan berpikir strategis. d. Memberikan waktu khusus tanpa interupsi untuk pembelajaran literasi. e. Memenuhi kebutuhan pembelajaran dan literasi secara individu. Komponen Literasi Berimbang
Gambar 1. 4 Literasi Berimbang
Literasi Dasar
|
17
Tabel 1. 7 Komponen Literasi Berimbang No.
Komponen
Deskripsi Keterampilan membaca
Membaca nyaring
Membacakan dengan lantang, pembaca menggabungkan variasi dalam nada, nada, kecepatan, volume, jeda, kontak
1
mata, pertanyaan, dan komentar untuk menghasilkan penyampaian yang lancar dan menyenangkan Membaca bersama
Membaca interaktif terjadi ketika siswa bergabung atau
2
berbagi membaca buku atau teks lain yang dibimbing dan didukung oleh seorang guru
3
Membaca terpandu
Membaca dengan dibantu oleh guru atau orang lain
Membaca mandiri
Membaca teks anak-anak — seperti buku, majalah, dan surat kabar — sendiri, dengan sedikit atau tanpa bantuan
4
orang dewasa Keterampilan menulis 6
Menulis dengan pemodelan
Mempraktikkan cara menulis yang baik di depan siswa
Menulis bersama
Menulis secara berkelompok (kegiatan yang dilakukan
7
adalah, Menulis ejaan, bentuk huruf, kata, atau kalimat secara bergantian)
8
9
Menulis terpandu
Menulis dengan dibantu guru atau orang lain
Menulis mandiri
Kegiatan menuangkan gagasan dalam bentuk tulis yang dilakukan secara individual oleh siswa
Tabel 1. 8 Tugas Mandiri 2 Tugas Mandiri Untuk memeroleh gambaran nyata tentang komponen keterampilan membaca dan menulis, lakukan kegiatan berikut: Pilihlah salah satu komponen keterampilan membaca dan menulis
1. Praktikan keterampilan yang Saudara pilih dengan teman sekelas Saudara 2. Saudara bertindak sebagai guru dan teman-teman menjadi siswa.
18
|
PPG Pra jabatan 2022
C. Ruang Kolaborasi Setelah Anda mengeksplorasi konsep literasi di sekolah dasar, tentu Anda lebih memahami bagaimana “idealnya” pembelajaran literasi di sekolah masing-masing. Anda dapat merefleksikan pengalaman Anda dengan konsep literasi dasar yang seharusnya. Sudah sesuaikah? Untuk membuktikan hal tersebut, mari kita lakukan kegiatan berikut.
1. Kegiatan 1 (Kelompok 3 orang) a. Diskusikan dengan teman satu kelompok tentang dua bacaan tersebut. https://journal.unesa.ac.id/index.php/jpd/article/view/6390 https://www.tribunnews.com/nasional/2019/12/21/tingkatkan-literasi-anakdengan-cara-menyenangkan-ala-komix-kid b. Buatlah laporan hasil diskusi kelompok Anda dalam bentuk mind map. Selamat berdiskusi!
2. Kegiatan 2 (Individu) Dengan menggunakan hasil diskusi dengan kelompok di Kegiatan 1, ceritakan temuan Anda tentang pelaksanaan literasi di sekolah secara menarik dan informatif dalam bentuk infografis.
D. Demonstrasi Kontekstual 1. Kegiatan 3 (Kelompok 3 orang) Setelah menyelesaikan kegiatan 1 pada ruang kolaborasi, Anda akan mencermati hasil diskusi kelompok lain. Masing-masing kelompok dipersilakan untuk mempresentasikan hasil diskusinya yang berupa mind map dan infografis. Silakan saling memberi tanggapan dan menambah informasi Saudara. 1. Adakah temuan menarik dari presentasi kelompok lain? 2. Adakah hal yang berbeda dari temuan Saudara? 3. Buatlah laporan kegiatan presentasi ini dalam bentuk poster.
Literasi Dasar
|
19
Tabel 1. 9 Rubrik Penilaian Produk Kelompok Kriteria dan Skor
Aspek yang
No.
Dinilai
1
3
2
1
Analisis konten
Mahasiswa mampu
Mahasiswa mampu
Mahasiswa mampu
artikel ilmiah
menuliskan
menuliskan
menuliskan isi artikel
pelaksanaan program
pelaksanaan
namun tidak fokus
literasi beserta faktor-
program literasi.
pada pelaksanaan
faktor yang
dan faktor-faktor
memengaruhinya.
yang memengaruhinya.
2
Analisis konten
Mahasiswa mampu
Mahasiswa mampu
Mahasiswa
surat kabar
menuliskan cara
menuliskan cara
menyebutkan
daring
membuat kegiatan
membuat kegiatan
kegiatan literasi yang
literasi yang
literasi yang
menyenangkan.
menyenangkan dan
menyenangkan.
mengarah pada solusi pemecahan masalah literasi dalam artikel ilmiah yang dibaca. 3
Elaborasi isi
Mahasiswa mampu
Mahasiswa mampu
Mahasiswa mampu
artikel ilmiah
mengaitkan isi artikel
mengatakan isi
menuliskan isi artikel
dan surat kabar
ilmiah dengan isi
artikel ilmiah
ilmiah dan isi surat
daring.
surat kabar daring
dengan isi surat
kabar daring.
sebagai solusi
kabar tanpa
pelaksanaan literasi.
menyatakan hal tersebut menjadi solusi pelaksanaan literasi.
4
20
|
Refleksi isi
Mahasiswa mampu
Mahasiswa mampu
Mahasiswa belum
bahan bacaan
merefleksikan isi
merefleksikan isi
mampu
dengan kondisi
bacaan dengan
bacaan dengan
merefleksikan isi
nyata.
kondisi nyata yang
kondisi nyata yang
bahan bacaan
dihadapi di lapangan
dihadapi di
dengan kondisi nyata
secara rinci.
lapangan
di lapangan.
PPG Pra jabatan 2022
5
Kriteria dan Skor
Aspek yang
No.
Dinilai
3
2
1
Kreativitas mind
Mahasiswa mampu
Mahasiswa kurang
Mahasiswa tidak
mapping
menyajikan mind
menyajikan mind
menyajikan mind
mapping yang kreatif
mapping yang
mapping yang kreatif
dari segi alur,
kreatif dari segi
dari segi alur,
kepadatan isi,
alur, kepadatan isi,
kepadatan isi,
bahasa, dan
bahasa, dan
bahasa, dan
tampilan.
tampilan.
tampilan.
Skor = (Perolehan Skor/ 15) x 100 Rentang skor 81 – 100 = A 80 – 75 = B 74 – 60 = C 59 – 10 = D
E. Elaborasi Pemahaman Setelah Anda mempresentasikan produk dan berdiskusi, saatnya untuk mengenal lebih jauh pemahaman tentang strategi keterampilan literasi dan praktiknya. Silakan kembali berdiskusi secara pleno dengan berpandu pada pertanyaan berikut. 1. Pernahkah Anda melihat seorang guru yang memandu kegiatan literasi di sekolah? Bagaimanakah tanggapan Anda tentang hal tersebut? 2. Cobalah untuk mencari berbagai referensi tentang kegiatan literasi yang menarik dan menyenangkan. 3. Jika Anda diminta untuk merancang program literasi, kegiatan apakah yang Anda pikirkan? Ceritakan skenario kegiatan tersebut secara rinci dengan teman sejawat Saudara.
Literasi Dasar
|
21
4. Anda dapat mengajukan pertanyaan tentang topik terkait untuk menjadi bahan diskusi pleno.
F. Koneksi Antarmateri Setelah Anda melewati beberapa tahapan belajar, Anda telah sampai pada tahap mengkoneksikan materi literasi dasar dengan berbagai hal. Silakan koneksikan pemahaman konsep literasi Anda dengan diri sendiri, lingkungan, media, dan lingkungan (sempit & luas)! Berikut ini skema yang dapat membantu Anda dalam proses identifikasi! Tabel 1. 10 Temuan Saudara (Pelaksanaan di lapangan yang kurang ideal Kondisi Ideal (Pelaksanaan sesuai konsep literasi di sekolah) dasar) Faktor Penyebab (Mengapa ada perbedaan antara kondisi ideal dan temuan Anda?)
Solusi temuan Anda dengan memanfaatkan beberapa potensi berikut: Tabel 1. 11 Diri Sendiri
22
|
Lingkungan
PPG Pra jabatan 2022
Media
Dunia Global
G. Aksi Nyata Setelah Anda mengkoneksikan antar materi, mencermati ketimpangan realita dan kondisi ideal, serta mengidentifikasi berbagai potensi yang ada, Anda diminta untuk menyusun aksi nyata. Aksi nyata ini dapat direalisasikan dengan kegiatan berikut. 1. Mencari teks sastra atau nonsastra yang dapat digunakan untuk pembelajaran. 2. Anda akan menggunakan teks tersebut untuk menyusun rencana aksi kegiatan literasi yang menyenangkan di kelas. 3. Menyusun rencana aksi dalam bentuk draft kegiatan yang berupa nama kegiatan, tujuan kegiatan, strategi/metode kegiatan, dan langkah-langkah kegiatan. Diskusikan aksi nyata Anda dengan teman sejawat Saudara. Selain itu, Anda juga harus melakukan konsultasi dengan dosen Saudara. Selamat merancang aksi nyata untuk menjawab berbagai problematika pembelajaran literasi. Tabel 1. 12 Profil kemampuan membaca siswa
Kelas 1-3
1. Kosa kata terus bertambah 2. Kefasihan membaca meningkat 3. Menggunakan fonik dan analisis struktural untuk pengenalan kata 4. Menggunakan konteks untuk mempelajari kata-kata dan artinya 5. Menggunakan berbagai strategi pemahaman 6. Memiliki sikap positif tentang membaca 7. Mulai menggunakan sumber teks di semua mata pelajaran
Kelas 2-5
1. Menggunakan semua strategi pengenalan kata 2. Memiliki tingkat membaca instruksional setidaknya di tingkat kelas 3. Terus meningkatkan penggunaan strategi pemahaman 4. Senang membaca secara mandiri dalam genre yang berbeda untuk tujuan yang berbeda 5. Membaca dalam hati tumbuh 6. Mengembangkan keterampilan meneliti melalui berbagai media dan teks
Literasi Dasar
|
23
Kelas 5-12
1. Menyesuaikan bacaan untuk memenuhi tujuan membaca 2. Memahami dan membaca genre yang berbeda 3. Menggunakan berbagai strategi pemahaman 4. Senang membaca 5. Memperluas keterampilan penelitian
Tabel 1. 13 Profil kemampuan menulis siswa
Kelas 1-3
1. Mendemonstrasikan tulisan yang tersebar luas 2. Bagikan tulisan 3. Menulis dalam genre yang berbeda untuk tujuan yang berbeda 4. Menggunakan proses menulis 5. Mendapatkan kendali atas konvensi penulisan
Kelas 2-5
1. Menulis untuk tujuan dan audiens yang berbeda 2. Menggunakan bentuk dan genre tulisan yang berbeda 3. Evaluasi diri menulis 4. Bagikan tulisan 5. Menggunakan umpan balik dalam revisi 6. Tumbuh dalam pengetahuan dan penggunaan konvensi penulisan 7. Membuat hubungan antara membaca dan menulis
Kelas 5-12
1. Terus memperluas tujuan menulis 2. Menggunakan rubrik tulisan dan evaluasi diri untuk menilai tulisan 3. Menggunakan proses menulis 4. Menggunakan teknik yang berbeda untuk pra-menulis dan merevisi 5. Mendemonstrasikan suara dan gaya dalam tulisan 6. Terus membuat hubungan antara membaca dan menulis genre yang berbeda
24
|
PPG Pra jabatan 2022
Topik 2. Strategi Pengembangan Keterampilan Literasi
Durasi
3 pertemuan
Capaian pembelajaran
Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa dapat:
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi pembelajaran keterampilan literasi di SD 2. Mahasiswa mampu menganalisis strategi pengembangan keterampilan literasi 3. Mahasiswa mampu menyusun rancangan strategi pengembangan keterampilan literasi
A. Mulai dari Diri Keterampilan literasi yang meliputi menyimak, berbicara, membaca dan menulis merupakan fondasi atau dasar penentu keberhasilan kegiatan belajar siswa. Sebagai keterampilan yang mendasari keterampilan lainnya, pembelajaran literasi perlu mendapat perhatian serius dari para guru. Dalam melaksanakan pembelajaran literasi ini, guru harus memperhatikan kebutuhan, minat, latar belakang, serta usia siswa. Selanjutnya, kita akan melakukan kegiatan-kegiatan berikutnya untuk lebih memahami konsep keterampilan literasi dan strategi pengembangannya. Kita akan mulai topik pertama dengan menyimak tayangan video berikut!
Literasi Dasar
|
25
Gambar 2. 1 Talkshow Halo Indonesia, Kegiatan Literasi Yang Menyenangkan
https://www.youtube.com/watch?v=86pl8Rz5PgQ Setelah mengamati video tersebut, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini: 1. Apa saja yang dapat Anda identifikasi dalam video tersebut terkait dukungan pada pengembangan keterampilan literasi? 2. Bagaimana pendapat Anda tentang temuan tersebut? Video tersebut menceritakan potret pegiat literasi di daerah. Meski dalam keterbatasan, tokoh tersebut dapat menjadi inspirasi bagi guru untuk mengembangkan kegiatan literasi di sekolah. Setelah mengamati video tersebut, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini: 1. Apa saja yang dapat Anda identifikasi dalam video tersebut terkait dukungan pada pengembangan keterampilan literasi? 2. Bagaimana pendapat Anda tentang temuan tersebut? Setelah itu, isilah kolom TAHU dan INGIN di awal pembelajaran modul ini. Kemudian, isilah kolom PELAJARI di akhir pembelajaran modul.
26
|
PPG Pra jabatan 2022
Tabel 2. 1 TAHU
INGIN
PELAJARI
Strategi apa yang dapat
Saya ingin membuat desain
kegiatan literasi yang saya
saya
kegiatan literasi seperti ….
jalankan selama ini?
kegiatan
Bagaimanakah
desain
gunakan
dalam
literasi
agar
menarik dan variatif?
B. Eksplorasi Konsep Sekarang kita akan mempelajari konsep strategi pengembangan kompetensi literasi.
1. Strategi Pengembangan Keterampilan Literasi a. Literasi Membaca Dalam mengembangkan keterampilan membaca siswa, guru dapat menggunakan berbagai strategi pembelajaran membaca yang tepat. Beberapa strategi pembelajaran
yang
dapat
dipilih
dan
digunakan
guru
dalam
rangka
mengembangkan keterampilan membaca siswa adalah sebagai berikut.
b. Membaca bersama Membaca bersama dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Salah satu caranya adalah guru membaca terlebih dahulu, kemudian siswa bergantian melanjutkan membaca. Pada saat guru membaca, siswa bersama-sama menyimak sambil melihat bacaan pada buku, kemudian siswa membaca kelanjutannya secara bergiliran. Kegiatan membaca bersama ini dapat
Literasi Dasar
|
27
disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Pada siswa yang belum lancar membaca, kegiatan ini dapat dilakukan dengan membaca satu kata secara bergiliran. Kegiatan membaca bersama juga dapat dilakukan dengan cara siswa sebagai pembaca pertama. Setelah siswa pertama membaca, siswa lain sebagai pembaca kedua melanjutkannya, kemudian kegiatan membaca dilakukan oleh guru sebagai pembaca ketiga, dan seterusnya. Dengan demikian, membaca bersama dapat dilakukan antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, atau guru dengan beberapa siswa dalam kelompok kecil. Membaca
Bersama
memberikan
peluang
yang
sangat
baik
untuk
mendemonstrasikan konsep tentang cetakan dan fitur buku dan tulisan, untuk memodelkan strategi berpikir keras dan strategi pemahaman tambahan. Alasan penting untuk melakukan membaca bersama adalah agar anak-anak dapat belajar memahami diri mereka sendiri sebagai pembaca di lingkungan yang bebas risiko dan menikmati pengalaman membaca. Salah satu kriteria untuk pemilihan buku bersama adalah bahwa buku tersebut memiliki kemungkinan beberapa bacaan untuk kesenangan. Awalnya, ini akan digunakan untuk memodelkan strategi yang digunakan pembaca yang baik. Dalam bacaan berikutnya, ketika anak-anak merasa berhasil membaca buku, keterampilan yang lebih spesifik pada berbagai tingkat dapat ditangani (misalnya menyapu kembali, dari mana harus mulai membaca, bagaimana menggunakan tanda baca dan bagaimana mengenali dialog. Selama membaca bersama, anak-anak harus dikumpulkan di area yang mampu mendekatkan mereka dengan buku dan melihatnya dengan mudah sehingga dapat merasakan komunitas bersama. Guru harus menggunakan penunjuk untuk memandu bacaan, menunjuk kata-kata yang dibaca.
28
|
PPG Pra jabatan 2022
Tabel 2. 2 Diskusi Reflektif 1 Diskusi Reflektif 1 Ceritakan pengalaman Saudara sebagai pembaca. 1. Apakah ada alasan tertentu untuk membaca?
2. Apa saja yang terjadi saat Saudara sedang membaca?
3. Apakah Saudara memiliki pengalaman “membaca di lingkungan yang bebas risiko”?
c. Membaca terbimbing Menurut Abidin (2012: 90), membaca terbimbing adalah metode pembelajaran terbimbing untuk membantu siswa dalam menggunakan strategi belajar membaca secara mandiri. Metode ini merupakan metode pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif selama pembelajaran membaca. Agar proses membaca yang dilakukan dapat efektif, maka guru sebaiknya memberikan pedoman bagi siswa dalam membaca. Pedoman tersebut dapat berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab siswa berdasarkan isi bacaan. Tujuan membaca terbimbing adalah agar guru mendukung anak-anak dalam bahan bacaan yang tidak dapat mereka baca secara mandiri sepenuhnya. Ini dapat dilakukan secara individu atau dengan kelompok kecil (tidak lebih dari enam) untuk mendukung pemahaman tentang setiap aspek membaca. Membaca terbimbing
memberikan
kesempatan
yang
diperlukan
bagi
guru
untuk
mengajarkan strategi membaca secara eksplisit pada tingkat individu siswa. Instruksi khusus didasarkan pada pengamatan tentang apa yang dapat atau tidak dapat dilakukan anak untuk membangun makna. Guru memperkuat strategi dan menentukan perilaku yang digunakan pembaca yang baik, saat siswa membaca. Siswa harus tahu apa yang mereka lakukan dengan baik dan apa yang perlu mereka pelajari untuk menjadi dewasa sebagai pembaca. Semakin banyak siswa
Literasi Dasar
|
29
dapat mengartikulasikan kekuatan dan tujuan mereka, semakin mahir mereka dalam membaca. Agar tujuan individu siswa ditetapkan, guru perlu mengamati dan berunding dengan pembaca. Pengamatan siswa selama membaca terbimbing, konferensi membaca individu, dan catatan lari membantu guru menentukan kekuatan siswa dan apa yang masih perlu mereka pelajari. Guru mengatur kelompok membaca terbimbing sesuai dengan kebutuhan siswa tertentu dan tingkat teks tertentu yang dengannya siswa dapat bekerja untuk memenuhi kebutuhan individu mereka. Kelompok dapat dibentuk oleh tingkat membaca atau oleh kebutuhan untuk instruksi keterampilan khusus. Kelompok membaca terpandu harus lancar, berubah kapan pun diperlukan. Penilaian dan pengamatan terus-menerus terhadap pembaca diperlukan untuk menjaga agar pengelompokan tetap fleksibel. Anak-anak dapat bergabung atau meninggalkan grup jika diperlukan. Langkah-langkah membaca terbimbing (Gail E., 2011:348) adalah sebagai berikut. 1) Memilih buku yang tepat (setiap siswa memiliki buku/teks yang sama). 2) Mengenalkan buku. 3) Meminta satu siswa untuk membaca buku, yang lain mengulangi bacaan. 4) Guru memberikan masukan terhadap bacaan yang kurang tepat. 5) Memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk membaca mandiri.
d. Membaca interaktif Membaca interaktif merupakan aktivitas membaca bersama dengan tujuan melibatkan anak secara interaktif dalam memahami isi bacaan. Artinya, membaca menjadi aktivitas bersama untuk mendapatkan pengalaman sosial, memperkaya kosakata, menggali isi bacaan, dan memperkaya wawasan dalam bacaan. Mengapa membaca interaktif penting untuk dilakukan? Dalam pembelajaran literasi, membaca dengan cara interaktif penting untuk dilakukan karena beragam alasan, diantaranya adalah: 1) dapat mengembangkan kosakata siswa, 2) dapat melatih siswa dalam mengucapkan kata dengan benar,
30
|
PPG Pra jabatan 2022
3) dapat mengaktifkan siswa, 4) dapat mengembangkan cara berpikir kritis, 5) dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa, dan 6) dapat mengembangkan keterampilan membaca secara lebih cepat. Membaca interaktif merupakan sebuah pembelajaran kontekstual yang dapat membuat siswa aktif mendengarkan dan merespon apa yang dibaca dari sebuah teks. Selama membaca interaktif, guru dan siswa melakukan aktivitas bersama. Aktivitas guru di antaranya adalah berikut ini. 1) mengajak siswa memahami maksud penulis, 2) bersama siswa menemukan arti suatu kata, persamaan, atau lawan kata, 3) mengajak siswa menghubungkan apa yang dibaca dengan yang diketahui siswa, dan 4) mengajak siswa untuk memvisualisasikan kata atau bagian dari cerita. Contoh hasil membaca interaktif.
Gambar 2. 2 Siswa memvisualisasikan tokoh cerita ke dalam bentuk gambar
Gambar di atas merupakan salah satu hasil karya siswa dalam kegiatan membaca interaktif. Setelah membaca interaktif, siswa diminta untuk memvisualisasikan tokoh yang ada dalam cerita. Saat menggambar tokoh cerita, siswa harus memahami siapa tokoh yang dimaksud oleh penulis. Alternatif lain dari kegiatan di atas adalah mengajak siswa mendramakan sebagian cerita atau hanya sekadar melakukan gerakan salah satu tokoh yang ada dalam
Literasi Dasar
|
31
cerita. Misalnya, dalam cerita yang dibaca terdapat tokoh kupu-kupu, siswa diminta oleh guru untuk memodelkan gerakan kupu-kupu sesuai dengan interpretasi mereka.
e. Membaca pemahaman Membaca pemahaman adalah kegiatan membaca yang dilakukan oleh seseorang untuk memahami isi bacaan secara menyeluruh. Membaca pemahaman dilakukan dengan menghubungkan skemata atau pengetahuan awal yang dimiliki pembaca dan pengetahuan baru yang diperoleh saat membaca, sehingga proses pemahaman terbangun secara maksimal. Hal ini sesuai dengan pandangan teori skemata bahwa pembaca dalam membaca pemahaman tidak saja bergantung pada informasi yang dibaca, tetapi juga pada struktur mental (kognisi) yang relevan yang telah dimiliki pembaca sebelumnya (Widdowson dalam Grabe, 1988: 56). Dalam membaca pemahaman terjadi proses penghubungan informasi baru yang didapat dengan pengetahuan sikap yang telah ada. Teori lain yang sejalan adalah teori reader response (respon pembaca) adalah teori menurut Rosenblatt. Ia menyatakan bahwa “reading is a transaction, a two way process, involving a reader and a text in a particular context “(1993: 268). Dalam pandangannya, membaca merupakan proses dua arah yang meliputi pembaca dan teks. Dengan kata lain, teori respons pembaca menyatakan bahwa makna dibangun berdasarkan interaksi antara pembaca dengan teks. Sebagai contoh, setiap pembaca akan melahirkan respons yang berbeda walaupun membaca teks yang sama karena setiap pembaca membawa pikiran dan perasaan masing-masing ketika membaca. Dengan demikian, pembaca aktif itu sesungguhnya membangun makna. Di samping itu, teori lain yang mendukung membaca pemahaman adalah teori sosiokultural. Snow (2002) mengatakan ‘reading occurs in the context that shapes and is shaped by readers’. Ini artinya, membaca terjadi dalam konteks sosiokultural yang membentuk dan dibentuk pembaca. Dengan kata lain, aktivitas membaca diasosiasikan dengan interaksi sosial, seperti halnya antara guru dan siswa ketika membangun makna melalui interaksi satu sama lain dan teks.
32
|
PPG Pra jabatan 2022
Interaksi ini berdasarkan pengalaman sebelumnya, situasi saat ini, dan implikasi di masa yang akan datang. Menurut Afflerbach, Pearson, & Paris (2008) seperti dikutip oleh Tompkin (2011: 206), ‘comprehension strategy is thoughtful behaviors that readers use to facilitate their understanding’. Maksudnya, strategi pemahaman merupakan tindakan berpikir yang digunakan pembaca untuk membantu mencapai pemahaman. Pembaca menggunakan strategi pemahaman ini untuk mempertajam pemahaman mereka atas teks yang telah mereka baca dan untuk memecahkan masalah. Setiap strategi pemahaman ini harus diajarkan kepada mahasiswa melalui instruksi eksplisit agar proses membaca pemahaman yang sebenarnya merupakan proses mental yang tidak terlihat, menjadi lebih hidup. Pada akhirnya mahasiswa pun akan mempelajari bagaimana mengintegrasikan beberapa strategi tersebut dalam pembelajaran membaca pemahaman. Berikut ini disajikan beberapa strategi pemahaman. 1) Strategi Mengaktifkan Pengetahuan Pembaca diajak untuk menghubungkan apa yang telah mereka ketahui sebelumnya dengan informasi yang ada di dalam teks. Semakin banyak pengetahuan dan pengalaman pembaca tentang topik yang dibacanya, semakin mudah pembaca memahami teks tersebut. Misalnya, dengan menggunakan buku “Main Bersama, Yuk!” anak dapat digali pengetahuannya melalui proses tanyajawab.
Gambar 2. 3 Buku “Main Bersama, Yuk!” (Sumber: https://literacycloud.org/stories/463-let-s-play-together/)
Literasi Dasar
|
33
Contoh-contoh pertanyaan yang bisa diajukan untuk menerapkan “Strategi Mengaktifkan Pengetahuan” adalah berikut ini. a) Siapa yang ada di gambar ini? b) Apa yang sedang dilakukannya? c) Bacalah teks tersebut melalui tautan yang tersedia? d) Bersama dengan siapakah dia? e) Mengapa anak itu tidak mendengar bunyi bel sepeda? f)
Bagaimana jika kamu sedang bermain bersamanya? Apa yang akan kamu lakukan untuk menolongnya?
2) Strategi Menghubungkan Melalui strategi ini, pembaca membuat hubungan antara: (1) teks dengan dirinya sendiri, (2) teks dengan dunia anak, dan (3) teks dengan teks lain. Pembaca menghubungkan teks yang sedang mereka baca dengan pengetahuan mereka sebelumnya. Contoh-contoh pertanyaan yang dapat dikembangkan untuk mendorong pembaca melakukan kegiatan “menghubungkan”, antara lain sebagai berikut. Pertanyaan-pertanyaan yang bisa diajukan untuk menerapkan strategi: a) Menghubungkan teks dengan dirinya sendiri •
Apakah kamu pernah bermain bersama teman?
•
Apa permainan yang paling kamu suka?
•
Mengapa kamu suka permainan itu?
b) Menghubungkan teks dengan dunia anak •
Apakah kamu pernah melihat permainan lain? Coba ceritakan!
c) Menghubungkan teks dengan teks
34
|
•
Apakah kamu pernah membaca buku tentang bermain bola?
•
Adakah persamaan dengan cerita ini?
PPG Pra jabatan 2022
3) Strategi Menduga Dalam strategi ini, pembaca menggunakan pengetahuan sebelumnya dan petunjuk dalam teks untuk membaca antarbaris. Manfaat dari strategi ini adalah pembaca berpikir melebihi apa yang tertulis dalam teks. Artinya, pembaca bisa memahami apa yang tidak tertulis dalam teks. Dengan kata lain, pembaca dituntut untuk bisa menarik makna tersirat dari informasi-informasi yang tidak dinyatakan secara tersurat. Contoh pertanyaan yang bisa diajukan untuk menerapkan ‘strategi menduga’: Mengapa Fafa selalu tampak diam ketika bermain?
4) Strategi Memprediksi Strategi ini menuntut pembaca untuk membuat prediksi tentang apa yang akan terjadi dan mengonfirmasi prediksi tersebut dalam aktivitas membaca yang dilakukannya. Manfaat dari strategi ini adalah pembaca menjadi lebih terlibat dalam pengalaman membaca dan selalu berhasrat untuk terus membaca. Contoh pertanyaan yang bisa diajukan untuk menerapkan ‘strategi memprediksi’, antara lain: a) Apa yang akan terjadi kemudian? b) Bagaimana cerita selanjutnya?
5) Strategi Mempertanyakan Strategi ini mengharuskan pembaca untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan di seputar teks itu agar pembaca tetap membaca. Manfaat yang bisa dipetik dari strategi ini ialah pembaca akan menggunakan pertanyaan-pertanyaan untuk menuntun mereka pada bacaan, mengklarifikasi kebingungan mereka, dan membuat pemahaman awal. Contoh-contoh pertanyaan yang bisa diajukan untuk menerapkan ‘strategi mempertanyakan’ antara lain: a) Mengapa Fafa senang bermain bola? b) Mengapa Jojo mau bermain bola bersama Fafa?
Literasi Dasar
|
35
6) Strategi Menyimpulkan Strategi ini menuntut pembaca untuk memparafrasekan ide dalam bentuk pernyataan yang ringkas. Manfaat dari strategi ini ialah pembaca memiliki pemahaman yang lebih baik ketika mereka membuat kesimpulan atas apa yang dibacanya. Contoh-contoh pertanyaan yang bisa diajukan untuk menerapkan ‘strategi menyimpulkan’ antara lain: a) Apa kegemaran Jojo? b) Kapan dan dimana Jojo dan Fafa bermain bola? c) Mengapa Fafa tidak mendengar bunyi bel sepeda? Setelah siswa menjawab seluruh pertanyaan, guru mengajak siswa untuk menggabungkan jawaban tersebut. Jadi, Fafa … karena …
7) Strategi Memvisualisasikan Pembaca menggambarkan pikiran dalam benaknya tentang apa yang mereka baca melalui bentuk komunikasi yang berbeda. Penggambaran itu bisa dilakukan melalui gambar-gambar atau kata-kata verbal bergantung pada tujuan. Intinya, gambaran yang dibuat pembaca akan memperkaya pemahaman mereka. Dengan demikian, pembaca menggunakan pikiran mereka untuk membuat teks lebih bermakna. Contoh-contoh pertanyaan yang bisa diajukan untuk menerapkan ‘strategi memvisualisasikan’ antara lain: a) Bisakah kalian gambarkan tentang Fafa? b) Bisakah kalian menceritakan tentang cara bermain bola Ali?
36
|
PPG Pra jabatan 2022
Tabel 2. 3 Tugas Mandiri 1 Tugas Mandiri Saudara telah memahami 7 strategi membaca pemahaman. Lakukan kegiatan berikut. 1. Carilah
1
bahan
bacaan
di
portal
https://literacycloud.org/
atau
https://www.letsreadasia.org/ . 2. Pilih dua strategi membaca pemahaman untuk memandu kegiatan membaca isi teks yang Anda pilih. 3. Bandingkan dua strategi tersebut! Apa kelebihan dan kekurangannya? Kapan masing-masing strategi tersebut dapat digunakan?
f.
Membaca mandiri
Membaca mandiri merupakan kegiatan menggali informasi dari sumber tulis yang dilakukan secara mandiri. Siswa dimotivasi untuk memilih sendiri bahan bacaannya, sesuai dengan topik yang disenanginya. Pada kegiatan ini, guru memfasilitasi dengan menyediakan berbagai jenis bacaan. Buku-buku bacaan dapat direkomendasikan oleh guru atau oleh siswa. Bacaan bisa berbentuk buku, teks bacaan, atau ringkasan pendek. Membaca mandiri bermanfaat untuk memperhalus kemampuan membaca pemahaman,
memperkaya
kosa
kata,
memperluas
pemahaman,
serta
menumbuhkan sikap membaca sebagai aktivitas seumur hidup pada siswa. Pada kegiatan membaca mandiri, siswa dimotivasi membaca di perpustakaan atau di taman baca sekolah. Mereka dapat memilih bacaan sesuai dengan topik yang mereka senangi. Pada tahap awal kegiatan membaca mandiri, guru memiliki peranan yang sangat penting untuk membimbing dan memantau kegiatan siswa.
Literasi Dasar
|
37
Berikutnya, tanggung jawab guru semakin berkurang manakala siswa telah mulai mampu memahami isi bacaan yang dibacanya. Fountas and Pinnell (2008) menjelaskan bahwa membaca mandiri adalah suatu proses berperannya dua orang, peran siswa dan peran guru, dimana kedua belah pihak saling menguntungkan. Tugas guru menjadi lebih ringan karena siswa dapat melakukan kegiatan membaca secara mandiri, walaupun mereka masih perlu bimbingan. Guru perlu mempertimbangkan macam-macam buku, pengaturan ruang kelas atau lingkungan, serta kebutuhan dan hasrat siswa ketika guru menganjurkan siswa untuk membaca. Setiap pertimbangan diperinci seperti di bawah ini. 1) Memilih topik bacaan berdasarkan kesukaan, keperluan, dan tujuan-tujuan kurikulum. 2) Menyiapkan pengelolaan program dengan menyediakan bahan bacaan yang efektif dengan menggunakan contoh-contoh dari teks-teks nyata atau teks fiksi. 3) Mengingatkan siswa untuk menerapkan apa yang telah mereka pelajari dalam membaca mandiri. 4) Menyediakan buku-buku yang akan dibaca siswa. 5) Membantu memilih buku-buku yang tepat. 6) Memantau dan menganalisis tanggapan dari hasil membaca mandiri siswa. Fountas and Pinnell (2008) menjelaskan bahwa dalam membaca mandiri siswa harus belajar mengenai cara memilih buku yang cocok, menyenangkan, dan mempunyai kekuatan untuk dibaca sesuai dengan kebutuhan mereka. Oleh karena itu, siswa harus diberi lebih banyak pilihan jenis buku yang dapat dibaca. Perpustakaan, taman baca, atau ruang kelas perlu ditata sedemikian rupa sehingga dapat menyajikan bacaan berupa cerita nyata maupun bacaan yang mengundang daya khayal siswa. Bacaan-bacaan tersebut sebaiknya pula yang akrab atau dekat dengan lingkungan siswa. Cerita nyata bisa berupa biografi, otobiografi, dan topik- topik terkait ilmu pasti dan ilmu sosial. Sedangkan bacaan tipe khayalan di antaranya adalah fiksi sejarah, fiksi ilmiah, fantasi, khayalan
38
|
PPG Pra jabatan 2022
realistis, cerita- cerita tradisional (cerita rakyat, dongeng, mitos, dan legenda). Bacaan juga dapat berupa Big Book. Guru memiliki peranan yang penting dalam membantu meningkatkan kemampuan siswa membaca mandiri. Berikut beberapa peran guru dalam membaca mandiri. 1) Menjadi model atau contoh dalam membaca. Guru bisa menjadi bagian dari kelas saat program membaca dilakukan dengan ikut membaca buku. 2) Membimbing siswa saat memilih buku. 3) Berdiskusi tentang jenis buku yang berbeda. 4) Membangun komunitas pembaca yang mengikutsertakan siswanya menjadi bagian dari komunitas tersebut. 5) Guru meminta siswa menuliskan refleksinya. Tabel 2. 4 Diskusi Reflektif 2 Diskusi Reflektif 2 Setelah memahami lima teknik membaca, jawablah pertanyaan berikut. 1. Teknik membaca manakah yang berpeluang diterapkan di kelas? 2. Bisakah dua teknik membaca digunakan sekaligus untuk pembelajaran di kelas? 3. Teknik membaca apakah yang paling ingin Saudara coba? Mengapa?
g. Literasi Menulis 1) Menulis Bersama Menulis bersama merupakan aktivitas menulis yang dilakukan antara guru dan siswa, siswa dengan siswa, atau siswa dengan orang tua. Pada menulis bersama, kegiatan yang dilakukan adalah menulis kata atau kalimat secara bergantian. Siswa secara bergiliran menulis kata atau kalimat yang saling berkaitan. Bagi siswa yang sudah mampu menulis, salah satu bentuknya adalah menulis berantai, sedangkan bagi siswa yang belum mampu menulis, menulis bersama dapat dilakukan antara guru dengan siswa. Guru berinteraksi dengan siswa untuk memberikan motivasi sekaligus berpartisipasi aktif dalam kegiatan menulis
Literasi Dasar
|
39
bersama. Dengan demikian, guru berperan sebagai teman belajar sekaligus pendamping bagi siswa, sehingga siswa bersemangat untuk terus menulis. Sebagai contoh, berikut langkah-langkah menulis bersama di kelas awal. a) Guru menyiapkan alat/bahan yang dibutuhkan, yaitu: 1. pensil 2. kertas/buku tulis. b) Guru menuliskan cerita di papan tulis dengan cara memulainya menulis satu kalimat. c) Siswa melanjutkan kalimat yang ditulis guru dengan cara menambahkan satu kalimat yang berkaitan dengan kalimat tersebut. d) siswa lain juga dapat menambahkan. Begitu seterusnya. e) Setelah cerita tersusun, guru memberikan masukan tentang tanda baca, ejaan, dan hal-hal lain terkait cerita tersebut. f) Setelah cerita selesai ditulis, guru dan siswa membaca bersama. g) Sebagai latihan, guru dapat meminta setiap kelompok membuat cerita bersama dengan cara yang telah dicontohkan, misalnya mereka diminta membuat cerita tentang salah satu benda yang ada di meja mereka, misalnya buku. 2) Menulis Terbimbing Parsons (2001:12) menyatakan bahwa menulis terbimbing adalah proses guru mengembangkan dan membimbing tulisan siswa melalui diskusi, mengonstruksi teks bersama, dan mengevaluasi tulisan independen mereka. Penulisan terbimbing melibatkan seorang guru yang bekerja dengan sekelompok siswa pada saat menulis. Itu tujuan tugas didasarkan pada apa yang telah mereka pelajari sebelumnya proses penulisan. Tulisan terbimbing digunakan untuk membimbing siswa menulis sesuatu. Oczkus (2007: 7) mengatakan bahwa menulis terbimbing adalah alat penting dalam kurikulum menulis berimbang, langkah tambahan yang didukung menuju penulisan mandiri. Melalui tulisan terbimbing, siswa didukung selama berbagai tahap proses penulisan. Tujuannya adalah untuk memberikan dukungan yang
40
|
PPG Pra jabatan 2022
akan membantu siswa untuk meningkatkan tulisan mereka dan untuk bekerja meningkatkan kemandirian. Menulis terbimbing menurut Ontario (2005) adalah strategi yang memberikan siswa kesempatan untuk menerapkan keterampilan menulis yang telah diajarkan. Menulis terbimbing memberi guru dan siswa kesempatan untuk berdiskusi lebih terbuka tentang bagaimana cara menulis, hambatan, dan mencari solusinya. Ini adalah waktu yang tepat bagi guru untuk memberikan strategi kepada siswa yang akan membantu mereka menyelesaikan tugas dengan kemampuan terbaik mereka. Kegiatan menulis yang terbimbing juga membantu guru untuk memantau kemajuan dan melihat cara siswa bekerja secara langsung dalam menulis. Langkah-langkah menulis terbimbing (Ontario, 2005) adalah sebagai berikut. a) Guru membimbing siswa menulis (ejaan, bentuk huruf). b) Siswa menulis sebuah teks secara berkelompok. c) Guru memandu siswa menulis sebuah teks secara mandiri. d) Siswa berbagi tulisan dengan teman secara berkelompok, berpasangan, atau dengan guru.
3) Menulis Interaktif Menulis interaktif merupakan kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuan anak dalam hal literasi. Anak-anak mengembangkan kemampuannya dalam berbagi, mengekspresikan ide-ide, dan berbagi menulis dengan cara pengalaman, pemahaman tentang sesuatu. Guru membantu proses tersebut sehingga pembelajaran menjadi bermakna (McCarrier, Pinnell, Fountas, 2000). Dalam menulis interaktif terjadi peristiwa kerjasama antara guru dan siswa ketika bersama-sama menyusun dan menulis teks. Mereka tidak hanya bersama-sama memutuskan tentang apa yang akan ditulis, tetapi juga berbagi tugas siapa yang harus menulis. Dengan demikian, guru telah melibatkan siswa dalam menciptakan teks. Menulis interaktif menurut Pinell & McCarrier (1994: 4) adalah praktik penting karena dapat menumbuhkan suasana kolaborasi dan mendukung tumbuhnya kemampuan menulis siswa dalam konteks yang autentik dan bermakna. Dalam
Literasi Dasar
|
41
konteks pembelajaran, menulis interaktif merupakan kegiatan berbagi pena yang dilakukan antara guru dan siswa untuk mengolaborasikan karangan dan menyusun sebuah pesan. Tujuannya adalah membantu siswa belajar memahami bahasa ditulis sehingga siswa mampu menjadi penulis mandiri. Selain itu, menulis interaktif yang disajikan di kelas awal sangat membantu dalam memotivasi siswa yang enggan menulis. Pada praktiknya, menulis interaktif dapat diajarkan dalam kelompok-kelompok besar atau kecil. Tujuan pengelompokan tersebut adalah agar terjadi interaksi maksimal antara siswa, sehingga kemampuan menulis siswa tergali dengan baik. Berikut ini adalah lima tahapan dalam menulis interaktif.
Guru memilih
Guru bersama
pokok pembelaj
siswa menentu
Guru
Guru
Pesan
bersama
bersama
tersebut
siswa
siswa
akan
membua
merevisi
menjadi
Gambar 2. 4 Tahapan Menulis Interaktif
Secara rinci, aktivitas guru dan siswa terlihat pada tabel berikut. Tabel 2. 5 Rincian Aktivitas Menulis Interaktif GURU
SISWA
Menentukan fokus pembelajaran.
Turut merumuskan fokus pembelajaran.
Menggunakan petunjuk dan isyarat untuk
Siswa diminta menulis kata atau kalimat di atas
mendorong siswa menerapkan kemampuan
kertas yang disesuaikan dengan
dan strategi baru.
perkembangannya
Menggunakan strategi untuk membantu siswa
Membaca pesan dalam teks.
menghubungkan tulisan dan bunyi.
42
|
PPG Pra jabatan 2022
Mengedit teks
Merevisi teks secara mandiri
Mendorong siswa untuk menyelesaikan teks.
Merangkai kata atau kalimat untuk membangun sebuah pesan yang utuh, kemudian praktik membaca teks tersebut.
Memajang teks di papan pajangan.
Siswa merespons teks yang terpajang.
4) Menulis Mandiri Menulis mandiri merupakan kegiatan menuangkan gagasan dalam bentuk tulis yang dilakukan secara individual oleh siswa. Seperti halnya dengan membaca mandiri, dalam menulis mandiri siswa juga diarahkan untuk dapat terampil dalam menulis dan tumbuh kebiasaan untuk menulis. Penawaran-penawaran writing independent (menulis mandiri) memberi peluang tambahan pada siswa untuk menulis. Agar siswa menjadi terampil menulis, siswa harus dilengkapi dengan banyak peluang menulis. Pada saat menulis mandiri, siswa meneruskan berlatih apa yang mereka telah pelajari pada saat Modeled/Shared/Guided Writing. Ontario dalam bukunya Guide to Effective Instruction in Writing, Kindergarten to Grade 3 menjelaskan bahwa “Independent writing gives students opportunities to do their own writing using both self-selected and assigned topics and forms. As they write independently, students take risks, probe meaning, develop fluency, think creatively and critically, solve problems, express personal ideas, and enjoy writing”. Pernyataan di atas menyebutkan bahwa pembelajaran menulis mandiri memberikan kepada melakukan menulis dengan menggunakan materi yang dipilih dan bahan serta bentuk yang telah dipersiapkan. Dengan proses menulis secara mandiri ini, siswa akan berani mengambil risiko, menentukan makna, mengembangkan kecakapan, berpikir kreatif dan kritis, memecahkan masalah, mengungkapkan ide masing- masing, dan menulis dengan gembira. Menulis mandiri memberi keleluasaan kepada siswa untuk menentukan topik serta memberi kesempatan kepada siswa untuk berbagai jenis tulisan. Bentuk tulisan siswa dapat berupa cerita, menceritakan kembali, komik, daftar.
Literasi Dasar
|
43
Penerapan menulis mandiri pada siswa dimulai dengan melatihkan menulis sederhana. Anak sudah mulai diajak untuk berlatih mengekspresikan pikiran, perasaan, keinginan, gagasan, dan sebagainya, sebagai perwujudan kemampuan personalnya. Penilaian terhadap latihan jenis ini, di samping harus memperhatikan kebenaran, keterbacaan, kerapian, keserasian bentuk dan ukuran tulisan, juga harus memperhatikan keaslian gagasan dan daya tulisan. Dengan menulis mandiri siswa dapat menganggap dirinya sebagai seorang penulis sungguhan. Menulis mandiri pun memberi kesempatan kepada siswa untuk menulis lintas kurikulum. Karya siswa di samping ini merupakan tulisan siswa yang berhubungan dengan matematika. Untuk mendukung peningkatan kemampuan menulis mandiri ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru, yaitu a) menyediakan waktu setiap hari bagi siswa untuk membaca, memeriksa, dan mengevaluasi teks naratif dan eksposisi secara kritis, b) membahas isi teks yang diikuti dengan memberikan respon untuk mengasah keterampilan berpikir siswa, c) membimbing siswa bagaimana menentukan ide suatu cerita, d) mendorong siswa agar lebih sering menggunakan media tulis untuk berpikir e) kreatif, f) memperluas pengetahuan siswa tentang kaidah bahasa, g) menekankan pentingnya ejaan dalam menulis, dan h) menciptakan komunitas penulis. Langkah-langkah Menulis Mandiri a) Siswa diberi stimulasi dengan tema atau topik yang akan dijadikan bahan untuk menulis. b) Siswa diberi petunjuk oleh guru bagaimana cara menulis dengan kaidah yang baik. c) Siswa diminta mengembangkan topik/tema menjadi tulisan sesuai dengan gagasannya sendiri. Pada latihan ini, siswa sudah mulai diajak untuk berlatih mengekspresikan pikiran, perasaan, keinginan, dan sebagainya sebagai perwujudan kemampuan personalnya. d) Siswa diminta membacakan hasil tulisannya di depan kelas.
44
|
PPG Pra jabatan 2022
e) Siswa memajang hasil tulisannya di papan pajang kelas. f)
Guru memberikan umpan balik dan penghargaan.
g) Guru memberikan penilaian terhadap hasil latihan menulis yang dilakukan selama proses belajar-mengajar. Penilaian terhadap produk tulisan sebaiknya memperhatikan kebenaran, keterbacaan, kerapian, kreativitas, dan keaslian gagasan.
5) Menulis Kreatif Menulis kreatif adalah menulis yang ditujukan untuk menyampaikan ide, perasaan, dan emosi bukan sekedar menyampaikan informasi saja. Creative writing is writing that expresses the writer’s thoughts and feelings in an imaginative, often unique, and poetic way. (Sil.org – What is Creative Writing?) Writing is a form of personal freedom. It frees us from the mass identity we see all around us. In the end, writers will write not to outlaw heroes of some underculture but
mainly
to
save
themselves,
to
survive
as
individuals.
(Don DeLillo) Menurut pernyataan di atas, menulis kreatif adalah tulisan yang berisi pikiran dan perasaan penulis dengan menggunakan imajinasinya, unik, dan ditulis secara puitis. Menulis
kreatif
tidak
mudah,
membutuhkan
waktu
cukup
lama
untuk
membangkitkannya. Akan tetapi, karena dalam kegiatan menulis kreatif siswa dapat menemukan kesenangannya, maka menulis kreatif ini perlu dibiasakan dan dipupuk secara terus-menerus. Siswa memiliki imajinasi yang tidak terbatas. Oleh karena itu, guru dapat memanfaatkan imajinasi mereka untuk dituangkan ke dalam tulisan. Motivasi dari orang di sekitar untuk membuat mereka menulis harus dilakukan secara konsisten. Media tulis yang bervariasi serta sumber ide yang mudah didapat akan membantu siswa untuk menuangkan segala imajinasinya ke dalam tulisan kreatif. Seringkali dalam pembelajaran menulis kreatif siswa mengalami kesulitan untuk menemukan ide dan gagasan menulis baik dalam menulis puisi maupun tulisan lainnya. Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang sifatnya
Literasi Dasar
|
45
produktif, menghasilkan, memberikan, atau menyampaikan. Hal ini berarti siswa sebagai subjek (penulis) menyampaikan informasi, pikiran, dan perasaan kepada orang lain atau pembaca. Penulis berfungsi sebagai komunikator dan pembaca sebagai komunikan. Berikut adalah beberapa media atau cara yang dapat membantu siswa menuangkan ide dalam tulisan kreatif. a) Menulis Berdasarkan Pengalaman Media tulis diary (catatan harian) akan membantu siswa dalam menuangkan pengalamannya. Apa yang mereka alami dapat menjadi sumber ide menulis. Berikut adalah pengalaman pribadi siswa kelas 1 yang dituangkan ke dalam diari.
Gambar 2. 5 Contoh catatan diary siswa
Menulis diary bermanfaat bagi siswa karena (1) sumber tulisan berasal dari pengalaman pribadi sehingga siswa tidak merasa kesulitan untuk mencari ide, (2) siswa termotivasi karena tulisannya bisa dinikmati oleh temannya saat kegiatan berbagi tulisan, dan (3) memberi kebebasan dalam menuangkan ide. Guru dapat meminta siswa untuk menulis diary seminggu sekali di hari Senin untuk menceritakan pengalamannya di hari Sabtu atau Minggu. Kebiasaan
46
|
PPG Pra jabatan 2022
menulis seminggu sekali akan memberikan dorongan bagi siswa untuk melanjutkan pengalamannya menulis. b) Menulis Berdasarkan Pengamatan
Gambar 2. 6 Contoh Tulisan Karya Siswa
Ide menulis berikutnya yang cukup mudah bagi siswa adalah dengan menuliskan hasil pengamatannya. Siswa diminta untuk menggunakan panca inderanya dalam mengamati dan menuangkannya dalam bentuk tulisan. Di samping adalah contoh tulisan karya siswa kelas 1. Hasil pengamatan merupakan sumber menulis yang sangat kaya ide. Selain berbentuk tulisan seperti di samping, siswa bisa menuliskan hasil pengamatannya dalam bentuk puisi. Latihan menemukan fakta dalam mengamati akan memperkaya ide untuk penulisan. c) Menulis Berdasarkan Imajinasi Menulis kreatif dengan menggunakan imajinasi anak dapat dibimbing melalui pertanyaan yang diajukan guru. Jawaban siswa kemudian dituangkan ke dalam bentuk tulisan. Berikut adalah tulisan siswa kelas 2 berupa puisi tentang rumah impiannya. Faktor gambar cukup berpengaruh terhadap pemahaman ide tulisannya. Karya siswa tersebut merupakan gabungan antara kemampuan siswa dalam mendeskripsikan benda dengan imajinasinya. Banyaknya buku bacaan yang dibacanya sangat membantu siswa dalam menghasilkan tulisan kreatif. Dalam menghasilkan tulisan tersebut, siswa sudah menggabungkan antara imajinasi
Literasi Dasar
|
47
dengan pengalaman dan pengetahuannya yang diperoleh dari beragam buku bacaan. d) Menulis Apa Yang Disukai
Gambar 2. 7 Contoh Karya Puisi 1
Cara lain untuk menggiatkan siswa menulis kreatif adalah dengan memintanya menulis apa yang disukainya, misalnya bermain sepeda, games, dan membaca. Berikut adalah tulisan siswa yang menggambarkan apa yang disukainya. Selain berbentuk tulisan, siswa juga bisa menulis dalam bentuk puisi. e) Menulis dari Apa Yang Dibaca
Gambar 2. 8 Contoh Karya Puisi 2
48
|
PPG Pra jabatan 2022
Setelah siswa membaca buku cerita, banyak yang bisa dihasilkannya dalam bentuk tulisan kreatif. Menulis puisi tentang salah satu karakter dalam cerita menjadi salah satu alternatifnya. Berikut adalah puisi karya siswa kelas 3 setelah ia membaca buku cerita. Puisi tentang Jalu, salah satu karakter dari buku cerita ‘ Aku dan Si Jalu’ Untuk memotivasi siswa dalam menulis, guru dapat memajang karya siswa di papan pajangan agar bisa dibaca oleh siswa lainnya. Tabel 2. 6 Tugas Mandiri 2 Tugas Mandiri Pilihlah salah satu strategi antara menulis interaktif atau menulis kreatif untuk Saudara pelajari lebih dalam! 1. Menurut Saudara, apa perbedaan dari dua kegiatan menulis tersebut?
2. Apakah bisa dua kegiatan menulis tersebut dikolaborasikan? Jika bisa, bagaimanakah ide Saudara?
C. Ruang Kolaborasi 1. Kegiatan 1 (Kelompok 3 orang--60 menit) Setelah Anda mengeksplorasi konsep strategi pengembangan keterampilan literasi, Anda memiliki referensi tambahan tentang strategi yang dapat digunakan. Anda juga dapat mengevaluasi dan mengkritisi kegiatan literasi yang selama ini Anda jalankan. Cermatilah pelaksanaan kegiatan literasi dalam multiteks berikut, kemudian berikan respons terkait strategi yang digunakan.
Literasi Dasar
|
49
Gambar 2. 9 Modul Literasi dan Numerasi Kelas 1 SD
https://www.youtube.com/watch?v=teuY0cmEAe8 Diskusikanlah dengan teman kelompok Saudara! Berikut beberapa pertanyaan yang dapat membantu analisis Saudara. a. Strategi apa yang digunakan dalam kegiatan literasi tersebut? b. Apakah kegiatan literasi yang dijalankan sesuai dengan strategi yang digunakan? c. Apa kelebihan dan kekurangan strategi tersebut? d. Bagaimana rekomendasi Anda terhadap kegiatan literasi dalam tayangan tersebut? Anda juga dapat menggunakan beberapa data hasil penelitian berikut untuk pembanding kegiatan literasi di sekolah dasar. a. https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/1209 b. https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/auladuna/article/view/20279 c. https://journal.upy.ac.id/index.php/lppm/article/view/1781/0 d. http://ejournal.staimadiun.ac.id/index.php/annuha/article/view/453 Setelah Anda membaca data hasil penelitian tersebut, lakukan aktivitas berikut dalam kelompok yang sama.
50
|
PPG Pra jabatan 2022
a. Ceritakan temuan Anda tentang pelaksanaan kegiatan literasi dari artikel tersebut. b. Strategi-strategi apakah yang Anda temukan? c. Sajikan hasil diskusi Anda dalam bentuk infografis yang berisi pelaksanaan kegiatan literasi, strategi-strategi yang ditemukan, dan kelebihan-kelemahan strategi tersebut. Selamat berdiskusi! Tabel 2. 7 Rubrik Penilaian
No.
1
2
Kriteria dan Skor
Aspek yang Dinilai
3
2
1
Deskripsi
Mahasiswa mampu
Mahasiswa mampu
Mahasiswa mampu
pelaksanaan
mendeskripsikan
mendeskripsikan
mendeskripsikan
kegiatan
dan mengkritisi
dan mengkritisi
pelaksanaan
literasi
pelaksanaan
pelaksanaan
kegiatan literasi.
kegiatan literasi
kegiatan literasi
secara rinci.
namun kurang rinci.
Deskripsi
Mahasiswa mampu
Mahasiswa mampu
Mahasiswa mampu
strategi-
mendeskripsikan
mendeskripsikan
mendeskripsikan
strategi
tiga atau lebih
dua strategi
satu atau lebih
pelaksanaan
strategi
pelaksanaan literasi
strategi pelaksanaan
literasi
pelaksanaan
literasi
literasi 3
Refleksi isi
Mahasiswa mampu
Mahasiswa mampu
Mahasiswa belum
bahan
merefleksikan isi
merefleksikan isi
mampu
bacaan
bacaan dengan
bacaan dengan
merefleksikan isi
dengan
kondisi nyata yang
kondisi nyata yang
bahan bacaan
kondisi
dihadapi di
dihadapi di lapangan
dengan kondisi nyata
nyata.
lapangan secara
di lapangan.
rinci.
Literasi Dasar
|
51
4
Kreativitas
Mahasiswa mampu
Mahasiswa kurang
Mahasiswa tidak
infografis
menyajikan
menyajikan infografis
menyajikan infografis
infografis yang
yang kreatif dari segi
yang kreatif dari segi
kreatif dari segi
alur, kepadatan isi,
alur, kepadatan isi,
alur, kepadatan isi,
bahasa, dan
bahasa, dan
bahasa, dan
tampilan.
tampilan.
tampilan.
Skor = (Perolehan Skor/ 12) x 100 Rentang skor 81 – 100 = A 80 – 75 = B 74 – 60 = C 59 – 10 = D
D. Demonstrasi Kontekstual 1. Kegiatan 2 (Individu--40 menit) Setelah memahami konsep dan menganalisis beberapa contoh kegiatan literasi, kini giliran Anda mencoba salah satu strategi kegiatan literasi di kelas. Pilihlah satu strategi, kemudian praktikan strategi tersebut untuk kegiatan literasi di kelas Saudara. Setelah praktik, buatlah catatan refleksi berdasarkan pertanyaan berikut! a. Bagaimana pelaksanaan kegiatan literasi dengan strategi yang Anda pilih? b. Bagian mana yang sudah berjalan baik? Bagian mana yang perlu diperbaiki? c. Keterampilan apa yang perlu ditingkatkan dalam diri Anda agar pelaksanaan kegiatan literasi menggunakan strategi tersebut dapat berjalan lebih baik? Selamat mencoba!
52
|
PPG Pra jabatan 2022
E. Elaborasi Pemahaman Elaborasi pemahaman dalam modul kedua ini akan diisi dengan curah gagasan hasil praktik strategi yang Anda lakukan sebelumnya. Buatlah laporan sederhana yang interaktif untuk menyampaikan hasil praktik Saudara. Setelah itu, menurut Anda strategi bagaimanakah yang baik untuk kegiatan literasi di sekolah dasar?
F. Koneksi Antarmateri Cermatilah infografis tentang manfaat membaca berikut!
Literasi Dasar
|
53
Menurut
Saudara,
benarkah
keterampilan
literasi
memengaruhi
proses
pembelajaran siswa? Bagaimanakah cara supaya proses pembelajaran siswa berbasis literasi? Setelah membaca infografis tersebut, tentu Anda sepakat bahwa keterampilan literasi berpengaruh dan berhubungan dengan pembelajaran siswa. Nah, kini waktunya Anda mencermati LK pembelajaran berikut. Gunakan panduan pertanyaan: (1) Apakah kegiatan pembelajaran tersebut sudah berbasis literasi? (2) Mengapa kegiatan tersebut sudah atau belum berbasis literasi? Diskusikanlah hal tersebut dengan teman sejawat Saudara!
1. Lembar Kerja Daring untuk Pembelajaran Puisi Berbasis Kasus a. Kasus 1
54
|
PPG Pra jabatan 2022
Kasus 2
Literasi Dasar
|
55
Kasus 3
G. Aksi Nyata Pada akhir pembelajaran topik tentang strategi pengembangan keterampilan literasi, Anda diminta menyusun kegiatan pembelajaran literasi menggunakan salah satu strategi. Silakan Anda menyusun kegiatan tersebut berdasarkan sintak yang sesuai. Gunakanlah format Lembar Kerja (LK) berikut untuk menyusun pembelajaran literasi dengan strategi yang Anda pilih!
56
|
PPG Pra jabatan 2022
Tabel 2. 8 LK Penyusunan Kegiatan Pembelajaran Literasi Menggunakan Strategi LK Penyusunan Kegiatan Pembelajaran Literasi Menggunakan Strategi Alokasi Waktu : Kelas
Materi :
:
Langkah-langkah kegiatan
Kegiatan
:
Uraian Kegiatan
Pembelajaran Kegiatan
Membuka pembelajaran
Pendahuluan
dengan berdoa.
Alokasi
Keterampilan Literasi
Waktu
yang Dikembangkan
dst Kegiatan Inti
Sintak 1:
Sintak 2:
dst Kegiatan
Guru
membuka
Penutup
diskusi akhir.
forum
dst
Diskusikan aksi nyata Anda dengan teman sejawat Saudara. Selain itu, Anda juga harus melakukan konsultasi dengan dosen Saudara. Selamat merancang aksi nyata untuk menjawab berbagai problematika pembelajaran literasi.
Literasi Dasar
|
57
Topik 3. Asesmen Literasi-AKM
Durasi
3 pertemuan
Capaian pembelajaran
Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa dapat
1. Mahasiswa mampu memahami asesmen literasi dan AKM 2. Mahasiswa mampu menganalisis penggunaan asesmen literasi dan AKM 3. Mahasiswa mampu menyusun asesmen literasi dan AKM
A. Mulai dari Diri Seperti disinggung pada modul pertama, kita akan belajar tentang Asesmen Literasi. Asesmen Literasi yang diselenggarakan di Indonesia yaitu Asesmen Nasional. Sebelum mengeksplorasi lebih jauh, jawablah beberapa pertanyaan berikut. Tabel 3. 1 Pre-test Asesmen Literasi Pre-test Asesmen Literasi 1. Apa yang Anda ketahui tentang asesmen?
2. Pernahkah Anda melakukan asesmen?
3. Coba ceritakanlah pengalamanmu ketika melakukan asesmen! (Jika belum pernah, ceritakan apa yang Saudara ingin tahu tentang asesmen!)
58
|
PPG Pra jabatan 2022
Coba simaklah tayangan film pendek berikut dengan memindai QR Code atau klik tautan di bawah gambar. Selamat menyimak.
Gambar 3. 1 Galau mikirin hasil Asesmen Nasional?
https://www.youtube.com/watch?v=BmzNO-ZM4XU Nah, mari kita mengeksplorasi konsep asesmen literasi di sekolah dasar!
B. Eksplorasi Konsep Sekarang kita akan mempelajari konsep asesmen literasi dan kaitannya Asesmen Kompetensi Minimum.
1. Asesmen/Penilaian Literasi Penilaian literasi lebih dari sekadar tes. Kegiatan tersebut merupakan proses yang mengintegrasikan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Serafini (2001) menggambarkan kegiatan penilaian merupakan proses inkuiri yang diterapkan oleh guru dalam rangka memperoleh informasi kemajuan belajar siswa. Guru harus memahami bahwa keterampilan membaca dan menulis diperoleh dari serangkaian kegiatan membaca dan menulis itu sendiri serta pengaplikasian keterampilan dan strategi dalam kegiatan tersebut. Oleh karena itu, saat melakukan penilaian terhadap menulis dan membaca, guru harus memperhatikan tujuan berikut ini.
Literasi Dasar
|
59
a. Memonitor proses belajar siswa. b. Mengidentifikasi tingkat keterampilan membaca siswa. c. Mendiagnosa permasalahan dalam membaca. d. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam menulis. e. Mengidentifikasi perkembangan ejaan siswa. f.
Mendokumentasikan hasil proses belajar siswa.
g. Menunjukkan hasil terbaik dari pekerjaan siswa. Penilaian proses dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dalam kegiatan belajar-mengajar. Dalam proses pembelajaran tersebut, guru hendaknya memperhatikan aktivitas, respon, kegiatan, minat, sikap, dan upaya-upaya siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, perkembangan, kemajuan, masalah, dan kesulitan belajar siswa akan diketahui. Informasi yang harus terekam melalui proses ini meliputi tiga ranah, yakni ranah kognisi, afeksi, dan psikomotor. Oleh karena itu, untuk mendapatkan informasi tentang ketiga ranah tersebut dalam proses belajar dibutuhkan berbagai macam bentuk penilaian baik tes maupun non-tes.
a. Observasi Catatan Anekdot Mengamati perilaku literasi siswa saat mereka berpartisipasi dalam pengajaran literasi atau kegiatan terkait adalah cara yang efektif untuk menilai kemajuan literasi. Observasi berguna untuk menjawab pertanyaan literasi seperti: Langkahlangkah apa dalam proses menulis yang digunakan siswa? Bagaimana siswa mendiskusikan tulisan mereka dalam kelompok menulis mereka? Seberapa akurat siswa membuat prediksi tentang bacaan mereka? Untuk menjawab pertanyaan ini dan pertanyaan literasi lainnya, dorong guru untuk melakukan pengamatan terhadap peristiwa dan aktivitas literasi yang sebenarnya dan mencatat pengamatan tersebut. Tujuan dan instruksi membaca dan menulis berdasarkan kurikulum literasi sekolah dapat berfungsi sebagai panduan untuk apa yang harus diamati dan dicatat oleh guru. Jenis lain dari perilaku kelas juga dapat menjadi dasar untuk observasi guru (Acheson, 1997). Ini dapat mencakup perilaku siswa di kelas, interaksi mereka dengan siswa lain, dan seberapa baik mereka menyelesaikan tugas yang
60
|
PPG Pra jabatan 2022
diberikan. Guru dapat menggunakan pengamatan mereka untuk menilai pembelajaran siswa serta keefektifan pembelajaran instruksi mereka sendiri. Pengamatan
mereka
dapat
menginformasikan
rencana
untuk
rencana
selanjutnya. Berdasarkan observasi disusunlah catatan anekdot. Catatan anekdot merupakan catatan singkat dan informal yang ditulis guru. Tulisan ini mencakup bagaimana sikap siswa dalam belajar, pertanyaan yang diajukan siswa, serta strategi dan keterampilan yang diaplikasikan maupun yang tidak. Catatan ini pun memuat sikap atau keterampilan yang diharapkan muncul di kegiatan berikutnya. Catatan anekdot sangat baik dilakukan karena akan mencatat informasi yang bermanfaat untuk disampaikan kepada orang tua. Catatan ini bisa dimasukkan ke dalam portofolio sehingga guru bisa melihat perjalanan belajar siswa. Contoh pada gambar
terlampir merupakan catatan guru saat siswa sedang
melakukan suatu kegiatan. Apabila dilihat dari komentar guru, kita dapat mengetahui bahwa siswa sedang mengerjakan tugas yang dilakukan setiap hari; ada keterkaitan antara hari pertama dengan hari berikutnya. Catatan anekdot dapat dilakukan tanpa persiapan dan perencanaan. Guru bisa saja belum mengetahui akan mencatat siswa yang mana. Guru dapat secara spontan mencatat perilaku yang dominan dan menganggap apa yang diamati atau yang terjadi di dalam kelas, patut untuk didokumentasikan. Untuk kebutuhan catatan anekdot, guru bisa menulisnya di media kertas yang dipotong kecil (satu kertas HVS bisa dibagi empat bagian besar atau sesuai kebutuhan) atau menggunakan kartu katalog yang bisa dibeli (bisa juga dibuat sendiri).
Literasi Dasar
|
61
Gambar 3. 2 Contoh teks anekdot
b. Tugas kinerja Gambar berikut menunjukkan hasil tulisan siswa setelah ia membaca suatu teks. Siswa diminta untuk menggambar dan menuliskan tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita. Bagaimana guru menilainya.
62
|
PPG Pra jabatan 2022
Gambar 3. 3 Tugas kinerja siswa
Untuk menilai produk di atas, guru menggunakan rubrik berikut. Tabel 3. 2 Rubrik Penilaian Sudah
Sedang
Membutuhkan
Kriteria/level
berkembang
berkembang
bantuan
Gambar dan
Seluruh gambar
Sebagian besar
Sebagian kecil gambar
warna
detail dan diwarnai
gambar detail dan
detail dan diwarnai
penuh.
diwarnai.
Penulisan
Kata yang
Menuliskan beberapa
Tidak ada kata yang
kata
dirangkai sudah
kata, namun belum
ditulis lengkap.
menyerupai
menjadi satu
kalimat.
kesatuan.
Seluruh kata ditulis
Sebagian kata ditulis
Sebagian kecil kata
dengan benar.
dengan ejaan yang
yang ditulis dengan
benar.
ejaan yang benar.
Ejaan
Literasi Dasar
|
63
c. Rubrik Apa yang dimaksud dengan rubrik? Apa manfaatnya? Rubrik adalah suatu instrumen yang digunakan untuk menilai sikap, keterampilan, dan pengetahuan siswa melalui suatu produk atau kinerja. Di dalam rubrik terdapat kriteria yang harus dinilai. Selain itu juga, di dalam rubrik terdapat level yang menunjukkan tingkatan pencapaian. Rubrik memberikan manfaat saat guru akan menilai suatu produk atau kinerja yang tidak bisa dinilai melalui tes. Rubrik dapat memperlihatkan kelemahan dan kekuatan setiap siswa di area tertentu. Hal ini sangat membantu guru dalam membuat program pembelajaran selanjutnya. Bagaimana mengembangkan rubrik? 1) Menentukan tujuan pembelajaran. 2) Menggunakan bahasa yang jelas, singkat, dan sederhana. 3) Satu rubrik digunakan hanya untuk satu penugasan. Akan tetapi, ada pula rubrik yang sifatnya generik, artinya bisa digunakan untuk penugasan dengan keterampilan yang sama, misalnya diskusi dan presentasi. Hal-hal yang dinilai untuk kedua kegiatan tersebut sama. 4) Menentukan kriteria yang akan dinilai (sesuai dengan kompetensi yang diharapkan). 5) Apabila memungkinkan, buatlah rubrik hanya satu halaman saja. 6) Mengevaluasi rubrik. Rubrik yang baik berisi elemen-elemen yang akan dinilai dan skala penilaian untuk menentukan seberapa baik elemen-elemen tersebut telah dilakukan/dicapai. Misalnya,istilah yang bisa digunakan dalam level/tingkatan antara lain. 1) Menggunakan angka (1, 2, 3, 4). 2) Menggunakan kata: berkembang dengan baik, berkembang, masih membutuhkan bantuan atau kata-kata lainnya yang menunjukkan gradasi. Selain itu, ada juga rubrik yang digunakan dengan tugas menulis mungkin mengidentifikasi lima elemen yang perlu ditangani untuk menyelesaikan tugas dengan sangat baik: isi, organisasi, struktur kalimat, kosakata, dan mekanika.
64
|
PPG Pra jabatan 2022
Setiap elemen pada rubrik memiliki seperangkat indikator yang menggambarkan apa yang harus ditemukan dalam tulisan. Skala penilaian menunjukkan seberapa baik penulis telah memasukkan indikator dalam setiap elemen. Tabel 3. 3 Diskusi Reflektif 1 Diskusi Reflektif 1 Cermatilah rubrik penilaian menulis cerita berikut. Berilah komentar tentang kelebihan dan kelemahan rubrik tersebut! Aspek yang Dinilai Kriteria Tema 1
Kemenarikan
Penggunaan Bahasa
Tema dan isi (pokok
Sama sekali tidak
Penggunaan bahasa sama
persoalan) tergambar
menantang
sekali tidak terampil
Agak menantang
Penggunaan bahasa agak
sedikit dalam cerita 2
Tema dan isi (pokok persoalan) tergambar
terampil
dalam setengah keseluruhan cerita 3
Tema dan isi (pokok
Cukup menantang
persoalan) tergambar
Penggunaan bahasa cukup terampil
dalam sebagian besar cerita 4
Tema dan isi (pokok
Sangat menantang
persoalan) tergambar
Penggunaan bahasa sangat terampil
dalam keseluruhan cerita
Banyak rubrik penilaian untuk tugas membaca dan menulis, serta formula untuk membantu guru membuat rubrik penilaian mereka sendiri, dapat ditemukan di Internet. Dua sumber internet yang bagus dan gratis untuk rubrik literasi adalah www.rubistar.4teachers.org dan www.rubrics4teachers.com. Rubrik bisa digunakan untuk mengukur suatu produk atau bentuk kinerja lainnya seperti tulisan, puisi, membaca puisi, presentasi, membaca cerita/menceritakan kembali, gambar, diskusi, dan debat.
Literasi Dasar
|
65
d. Portofolio Proses belajar siswa adalah suatu perjalanan panjang dan berbeda antara satu sama lain. Dalam perjalanannya tersebut, guru harus mengumpulkan data yang bisa membantunya mengarahkan program belajar yang sesuai dengan siswa. Bukti-bukti dari hasil belajar siswa yang dikumpulkan tersebut disebut portofolio. Portofolio literasi dapat berisi pekerjaan yang sedang berjalan serta tugas membaca dan menulis yang telah diselesaikan. Mereka dapat berisi daftar periksa penilaian atau rubrik yang digunakan dengan tugas membaca atau menulis. Catatan guru dan refleksi diri siswa juga menemukan jalan mereka ke dalam portofolio literasi. Portofolio mendorong siswa untuk secara teratur merefleksikan pengalaman membaca dan menulis mereka. Portofolio menekankan penilaian sastra formatif dan berkelanjutan. Untuk membantu guru mengatur dan mengelola portofolio, bagikan panduan ini: 1) Menentukan format organisasi portofolio dengan siswa. 2) Tentukan jenis bahan bacaan dan tulisan apa yang perlu dimasukkan 3) dalam portofolio. 4) Pastikan ada tempat dalam portofolio untuk pekerjaan yang sedang berjalan. 5) Pastikan ada tempat terpisah untuk menyelesaikan pekerjaan. 6) Sertakan daftar periksa, rubrik, dan alat penilaian lainnya untuk digunakan oleh siswa. 7) Sertakan komentar siswa dan guru dalam portofolio. 8) Putuskan bagaimana portofolio akan digunakan dalam konferensi guru-siswa. 9) Tetapkan aturan untuk meninjau, menambah, atau menghapus materi dari portofolio. 10) Gunakan portofolio untuk penilaian formatif dan sumatif. 11) Buat jadwal untuk menggunakan portofolio dengan siswa.
66
|
PPG Pra jabatan 2022
Menurut DeFina (1992), portofolio adalah kumpulan hasil pekerjaan siswa yang bermakna, yang dikumpulkan berdasarkan periode waktu tertentu. Untuk literasi, Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta (2004: 36) memberikan contoh dokumen yang terdapat di dalam portofolio sebagai berikut. 1) Catatan observasi guru tentang kemampuan membaca dan menulis siswa. 2) Tanggapan siswa terhadap cerita/dongeng yang dibacakan guru. 3) Daftar dan komentar singkat tentang buku yang telah dibaca. 4) Sinopsis bacaan yang dibuat. 5) Surat-surat yang dibuat. 6) Naskah pidato. 7) Karangan bebas (puisi, prosa). 8) Laporan kunjungan. 9) Tulisan di majalah dinding. Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Di dalam portofolio, selain karya siswa, guru dapat memasukkan rubrik dan catatan anekdot untuk menunjang informasi. Berikut adalah contoh dari portofolio.
Gambar 3. 4 Contoh Penilaian Portofolio
Literasi Dasar
|
67
Teknik penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-langkah sebagai berikut. 1) Jelaskan kepada siswa maksud penggunaan portofolio, yaitu tidak sematamata merupakan kumpulan hasil kerja yang digunakan oleh guru untuk penilaian, tetapi digunakan juga oleh siswa sendiri. Dengan melihat portofolionya, siswa dapat mengetahui kemampuan, keterampilan, dan minatnya. Proses ini tidak akan terjadi secara spontan, tetapi membutuhkan waktu bagi siswa untuk belajar meyakini hasil penilaian mereka sendiri. 2) Suatu saat, tentukan bersama siswa karya-karya yang akan dipilih. Portofolio antara siswa yang satu dan yang lain bisa sama bisa berbeda. 3) Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap siswa dalam satu map atau folder. Beri komentar di belakang karya siswa yang menunjukkan bagaimana ia bekerja dan tuliskan tanggalnya. 4) Jika diperlukan, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio dan undanglah orang tua siswa untuk diberi penjelasan tentang maksud dan tujuan portofolio, sehingga orang tua dapat membantu dan memotivasi anaknya. Portofolio seorang siswa bersifat rahasia. Oleh sebab itu, dokumen penting ini perlu disimpan rapi dan hanya bisa digunakan oleh yang berkepentingan, yaitu guru kelas saat itu, guru kelas berikutnya, siswa yang bersangkutan, orang tua atau pihak lain yang berkepentingan.
2. Prinsip Penilaian Literasi Cooper (2003) mengidentifikasi delapan prinsip untuk memandu guru dalam melaksanakan penilaian literasi di kelas. Sekolah masih dapat menggunakan prinsip-prinsip penilaian literasi ini dengan tolok ukur perkembangan literasi sebagai bagian dari rencana penilaian literasi sekolah. Hal ini mendorong kepala sekolah dan guru untuk menggunakan penilaian siswa sebagai panduan utama untuk pengajaran dalam hubungannya dengan standar literasi. Saat membaca prinsip-prinsip penilaian, kenali faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil penilaian literasi, terutama faktor perkembangan, budaya,
68
|
PPG Pra jabatan 2022
instruksional, dan pembelajar. Dengan pemikiran tersebut, penilaian literasi yang dilakukan di sekolah akan lebih valid dan reliabel. 1) Penilaian adalah proses berkelanjutan yang terjadi setiap kali seorang siswa berbicara, mendengarkan, membaca, menulis, atau melihat sesuatu. 2) Penilaian adalah bagian dari instruksi. Ketika siswa terlibat dalam kegiatan instruksional, tanggapan mereka memberitahu Saudara. 3) Penilaian adalah autentik. Jika Anda ingin mengetahui seberapa baik siswa menulis paragraf dalam esai, mintalah dia menulis esai. 4) Penilaian adalah proses kolaboratif dan reflektif yang memungkinkan siswa untuk belajar sendiri di luar ruang kelas. Dengan membuat penilaian kolaboratif, tanggung jawab dan rasa hormat menjadi ciri hubungan antara guru dan siswa. 5) Penilaian bersifat multidimensi karena berbagai ukuran menghasilkan ukuran yang lebih andal. Menulis portofolio dengan draf, penilaian diri, revisi, dan produk akhir menawarkan gambaran yang lebih lengkap tentang kinerja menulis siswa pada akhir semester kerja daripada tugas menulis tunggal. 6) Penilaian mempertimbangkan faktor budaya, perkembangan, dan peserta didik,
dan
akomodasi
perlu
dibuat
di
semua
bidang
ini
ketika
mempertimbangkan langkah-langkah penilaian. 7) Penilaian mengidentifikasi kekuatan serta kebutuhan siswa, dan ini menyediakan tempat untuk memulai dan membangun saat siswa bergerak menuju pembelajaran baru. 8) Penilaian mencerminkan pemahaman tentang bagaimana siswa belajar membaca, menulis, dan menggunakan bahasa.
Literasi Dasar
|
69
Tabel 3. 4 Diskusi Reflektif 2 Diskusi Reflektif 2 Cermatilah hasil penilaian menulis teks berita berikut. Menurut Saudara, apakah penilaian tersebut telah memenuhi prinsip-prinsip penilaian? Mengapa?
3. Asesmen Kecukupan Minimum Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) merupakan penilaian kompetensi mendasar
yang
diperlukan
oleh
semua
peserta
didik
untuk
mampu
mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada masyarakat. Terdapat dua kompetensi mendasar yang diukur AKM, yaitu literasi membaca dan literasi matematika-numerasi. Baik pada literasi membaca maupun literasi matematika-numerasi, kompetensi yang dinilai mencakup keterampilan berpikir logis-sistematis, keterampilan bernalar menggunakan konsep dan pengetahuan yang telah dipelajari, serta keterampilan memilah serta mengolah informasi. AKM menyajikan masalah-masalah dengan beragam konteks yang diharapkan mampu diselesaikan oleh peserta didik menggunakan kompetensi literasi membaca dan literasi matematika-numerasi yang dimilikinya. AKM dimaksudkan untuk mengukur kompetensi secara mendalam, tidak sekadar penguasaan konten.
70
|
PPG Pra jabatan 2022
Asesmen dilakukan untuk mendapatkan informasi dan mengetahui capaian peserta didik terhadap kompetensi yang diharapkan. AKM untuk menghasilkan informasi yang memicu perbaikan kualitas belajar-mengajar yang pada gilirannya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Soal AKM diharapkan tidak hanya mengukur topik atau konten tertentu, tetapi berbagai konten, tingkat kognitif, dan konteks. Konten pada literasi membaca menunjukkan jenis teks yang digunakan, dalam hal ini dibedakan dalam dua kelompok, yaitu teks informasi dan teks fiksi. Tingkat kognitif menunjukkan proses berpikir yang dituntut atau diperlukan untuk dapat menyelesaikan masalah atau soal. Proses kognitif pada literasi membaca dan literasi matematika-numerasi dibedakan menjadi tiga level. Pada literasi membaca, level tersebut adalah menemukan informasi, interpretasi dan integrasi, serta evaluasi dan refleksi. Pada literasi matematika-numerasi, ketiga level tersebut adalah knowing (pengetahuan dan pemahaman), applying (penerapan), dan reasoning (penalaran). Konteks menunjukkan aspek kehidupan atau situasi untuk konten yang digunakan. Konteks pada AKM dibedakan menjadi tiga, yaitu personal, sosial budaya, dan saintifik. Bentuk soal AKM bervariasi, yaitu pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, menjodohkan, isian, dan esai atau uraian.
a. Pilihan Ganda Soal pilihan ganda terdiri atas pokok soal dengan beberapa pilihan jawaban. Peserta didik diminta menjawab soal dengan memilih satu jawaban benar dari beberapa pilihan jawaban yang disediakan. Jumlah pilihan jawaban disesuaikan dengan jenjangnya.
b. Pilihan Ganda Kompleks Soal pilihan ganda kompleks terdiri atas pokok soal dan beberapa pernyataan yang harus dipilih atau direspons. Pernyataan-pernyataan atau pilihan-pilihan jawaban harus merupakan satu kesatuan konsep/rincian kompetensi. Ada dua model soal pilihan ganda kompleks yang digunakan dalam AKM yaitu
Literasi Dasar
|
71
1) Peserta didik memilih pada kotak atau kolom yang disediakan di depan setiap pernyataan yang sesuai dengan permasalahan pada pokok soal. 2)
Peserta didik memilih pada kolom Ya/Tidak, Benar/Salah, atau kategori lain di belakang setiap pernyataan yang sesuai dengan permasalahan pada pokok soal.
c. Menjodohkan Bentuk
soal menjodohkan
mengukur
kemampuan
peserta didik
dalam
mencocokkan dan menghubungkan antara dua pernyataan yang disediakan. Soal ini terdiri atas dua lajur. Lajur pertama (sebelah kiri) berupa pokok soal dan lajur kedua (sebelah kanan) berupa jawaban.
d. Isian atau jawaban singkat Soal isian dan jawaban singkat adalah soal yang menuntut peserta didik untuk memberikan jawaban secara singkat, berupa kata, frasa, angka, atau simbol. Perbedaannya adalah soal isian disusun dalam bentuk kalimat berita, sementara itu soal jawaban singkat disusun dalam bentuk pertanyaan.
e. Uraian Soal uraian adalah soal yang jawabannya menuntut peserta didik untuk mengingat dan mengorganisasikan gagasan-gagasan dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis. Pada soal uraian disediakan pedoman penskoran yang merupakan acuan dalam pemberian skor. Jawaban peserta didik akan diskor berdasarkan kompleksitas jawaban. Pemberian skor soal pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, menjodohkan, dan isian/uraian singkat dilakukan secara objektif. Sementara itu, untuk soal uraian, penskoran dilakukan oleh penskor dengan mengacu pada pedoman penskoran. Pedoman penskoran dibuat oleh penulis soal ketika menulis soal. Tentang
AKM
dapat
dibaca
selanjutnya
melalui
tautan
https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/akm/file_akm2_202101_1.pdf
72
|
PPG Pra jabatan 2022
Setelah mempelajari konsep asesmen literasi dan kaitannya dengan AKM, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini: Tabel 3. 5 Post-test Asesmen Literasi Post-test Asesmen Literasi 1. Bentuk penilaian mana yang sering Anda gunakan?
2. Mengapa memilih bentuk tersebut?
3. Apakah penilaian yang Anda susun sudah mengacu pada AKM?
C. Ruang Kolaborasi 1. Kegiatan 1 (Kelompok 5 orang: 60 menit) Setelah mengeksplorasi konsep AN/AKM, Anda akan mendiskusikan tentang penggunaan asesmen. Selain itu, Anda diminta pula untuk merancang asesmen. Anda akan bekerja secara kelompok. Langkah pertama, silakan menyimak tayangan video 1 untuk mencari tahu fungsi, tujuan, dan pelaksanaan AN! Video 1
Demonstrasi Kontekstual
Literasi Dasar
|
73
Gambar 3. 5 Asesmen Nasional
https://www.youtube.com/watch?v=Gol_-e4Vt_s Selanjutnya, silakan simak video contoh soal dan pembahasan asesmen literasi berikut! Identifikasilah konten, konteks, dan tingkat kognitif soal-soal yang disajikan!
Gambar 3. 6 Latihan Soal Asesmen Literasi Fiksi SD Kelas 3 & 4
https://www.youtube.com/watch?v=IYTi8xY7AxU
Gambar 3. 7 Latihan Soal AKM Literasi Teks Informasi 3
https://www.youtube.com/watch?v=wbxqF3OkjA4
74
|
PPG Pra jabatan 2022
Tabel 3. 6 Lembar Kerja No.
Stem Soal
Konten
Konteks
Tingkat Kognitif
1 2 dst. Cobalah untuk membuat soal AN literasi
Setelah menyelesaikan tugas secara berkelompok, saat ini Anda akan mempresentasikan hasil kerja kelompok Anda (bisa dalam bentuk presentasi secara lisan atau gallery walk/pameran hasil kerja, dll)
D. Demonstrasi Kontekstual 1. Kegiatan 2 (Kelompok: 40 menit) Setelah menyelesaikan tugas secara berkelompok, saat ini Anda akan mempresentasikan hasil kerja kelompok Saudara. (Pastikan Anda mengisi kolom catatan yang dapat berupa keterangan alasan penilaian!)
Literasi Dasar
|
75
Tabel 3. 7 Lembar Kerja Penilaian Hasil Diskusi Penilaian No.
Indikator Ya
1
Identifikasi fungsi, tujuan, dan manfaat AN sudah sesuai.
2
Analisis konten contoh soal sudah tepat.
3
Analisis konteks contoh soal sudah tepat.
4
Analisis tingkat kognitif contoh soal sudah tepat.
5
Soal yang dibuat sudah sesuai dengan konten, konteks, dan tingkat kognitif dalam asesmen literasi.
Catatan untuk revisi soal yang dibuat oleh kelompok:
76
|
PPG Pra jabatan 2022
Tidak
Tabel 3. 8 Rubrik Penilaian
No.
1
2
3
4
5
Kriteria dan Skor
Aspek yang Dinilai
3
2
1
Identifikasi fungsi,
Mahasiswa mampu
Mahasiswa mampu
Mahasiswa mampu
tujuan, dan
mengidentifikasi tiga
mengidentifikasi
mengidentifikasi
manfaat AN
aspek dengan tepat
dua aspek dengan
satu aspek dengan
tepat
tepat
Analisis konten
Mahasiswa mampu
Mahasiswa mampu
Mahasiswa mampu
contoh soal
menganalisis konten
menganalisis
menganalisis
7 soal atau lebih
konten 3-6 soal
konten 1-2 soal
dengan tepat.
dengan tepat.
dengan tepat.
Analisis konteks
Mahasiswa mampu
Mahasiswa mampu
Mahasiswa mampu
contoh soal
menganalisis konteks
menganalisis
menganalisis
7 soal atau lebih
konteks 3-6 soal
konteks 1-2 soal
dengan tepat.
dengan tepat.
dengan tepat.
Analisis tingkat
Mahasiswa mampu
Mahasiswa mampu
Mahasiswa mampu
kognitif contoh
menganalisis tingkat
menganalisis
menganalisis
soal
kognitif 7 soal atau
tingkat kognitif 3 -6
tingkat kognitif 1-2
lebih dengan tepat.
soal dengan tepat.
soal dengan tepat.
Soal yang dibuat
Mahasiswa mampu
Mahasiswa mampu
Mahasiswa mampu
sudah sesuai
menyusun soal
menyusun soal
menyusun soal
dengan konten,
berdasarkan tiga
berdasarkan dua
berdasarkan satu
konteks, dan
aspek dengan tepat
aspek dengan tepat
aspek dengan tepat
tingkat kognitif dalam asesmen literasi.
Literasi Dasar
|
77
Skor = (Perolehan Skor/ 15) x 100 Rentang skor 81 – 100 = A 80 – 75 = B 74 – 60 = C 59 – 10 = D
E. Elaborasi Pemahaman Setelah mengikuti presentasi kelompok teman sejawat, Anda memiliki informasi lebih lengkap terkait asesmen literasi. Mulai dari konsep hingga penyusunan asesmen. Cobalah untuk menyimpulkan tentang temuan Anda pada kegiatan presentasi bersama teman dan dosen Saudara!
F. Koneksi Antarmateri 1. Kegiatan 3 (Individu) Buatlah analisis tentang keterkaitan antara pemilihan strategi membaca dengan penyusunan asesmen berikut. Sudah sesuaikah? Buatlah laporan Anda dalam bentuk infografis sederhana yang minimal memuat kesesuaian strategi dan asesmen, serta penilaian terhadap asesmen yang disajikan.
78
|
PPG Pra jabatan 2022
LK Analisis Keterkaitan Pemilihan Strategi Membaca dengan Penyusunan Asesmen Strategi
: Membaca Pemahaman (Menghubungkan dan Menyimpulkan)
Langkah Kegiatan :
1. Siswa diminta untuk membaca cerita pada tautan berikut https://www.letsreadasia.org/book/tas-cantik-nita?bookLang=6260074016145408
2. Setelah membaca, siswa diminta untuk mengerjakan latihan soal berikut! a)
Nita melihat asap hitam di belakang rumahnya. Di antara pernyataan berikut manakah peristiwa yang terjadi dalam cerita tersebut? Beri tanda centang (√) kolom benar atau salah. Pernyataan
Benar
Salah
Nita melarang ayahnya berhenti membakar sisa kain hasil usahanya. Nita memiliki ide yaitu mengubah sisa kain menjadi barang bermanfaat. Nita mendapat dukungan dari orang banyak karena bisa mengurangi penggunaan plastik.
Literasi Dasar
|
79
b)
Melihat Nita yang kreatif untuk mengurangi penggunaan sampah, saya jadi terinspirasi mengikutinya. Hal-hal yang akan saya lakukan yaitu menggunakan … Jawaban benar lebih dari satu. a.
sedotan stainless
b.
kertas minyak
c.
tumbler minum
G. Aksi Nyata Pada akhir pembelajaran topik tentang Asesmen Literasi, buatlah rancangan atau rencana aksi nyata terkait asesmen membaca dan menulis (AKM) di sekolah dasar. Rencana aksi ini dapat Anda gunakan untuk mengajarkan konsep Asesmen Literasi secara efektif di kelas Saudara. Rencana aksi ini memuat lima komponen yaitu: 1. Kegiatan yang dipilih 2. Strategi yang digunakan 3. Alokasi waktu 4. Langkah-langkah kegiatan 5. Asesmen yang digunakan
80
|
PPG Pra jabatan 2022
Topik 4. Lingkungan Karya Literasi (Sosial, Afektif, dan Akademik)
Durasi
3 pertemuan
Capaian pembelajaran
Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa dapat
1. Mahasiswa mampu menganalisis lingkungan kaya literasi 2. Mahasiswa mampu menyusun rancangan lingkungan kaya literasi
A. Mulai dari Diri Lingkungan kaya literasi adalah bagian penting dalam pengembangan budaya literasi di sekolah. Anak-anak dapat berinteraksi dengan berbagai bentuk jenis teks seperti buletin, cerita dinding, tanda ruang berlabel, poster, buletin, dan lainnya. Lingkungan sekolah yang demikian menawarkan banyak kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan kebiasaan dan keterampilan literasi. Nah, kita akan mulai topik keempat ini dengan mengamati video berikut!
Gambar 4. 1 Unit 3 Foto Budaya Baca
https://youtu.be/scHUtVsOwiQ Setelah mengamati tayangan tersebut, mari kita amati lingkungan sekolah Saudara. Seberapa literatkah budaya sekolah Saudara? Nah, mari kita mengeksplorasi konsep tentang lingkungan kaya literasi!
Literasi Dasar
|
81
B. Eksplorasi Konsep Sekarang kita akan mempelajari apa, mengapa, dan bagaimana lingkungan kaya literasi. Lingkungan kelas sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Di kelas awal, lingkungan kelas yang banyak memuat tulisan, gambar atau pun buku bacaan dapat membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan bahasanya. Pertanyaannya, bagaimanakah menciptakan lingkungan kelas yang literat? Mengapa lingkungan literat harus diciptakan di sekolah? Lingkungan kelas yang literat ditunjukkan oleh banyaknya tulisan yang dapat dibaca oleh siswa, baik yang ditempel di dinding, di papan tulis maupun dalam bentuk buku. Prinsip-prinsip bimbingan pengembangan literasi menyebutkan adanya tiga komponen yang menunjang keberhasilan pembelajaran literasi, yakni komponen motivasi, pembelajaran membaca-menulis terpadu, dan komponen membaca-menulis mandiri. Apa yang Dimaksud dengan Kelas yang Literat? Lingkungan kelas yang literat adalah lingkungan kelas yang kaya dengan media kebahasaan dan cetakan. Penataan isinya mungkin saja berbeda antara kelas yang satu dengan yang lainnya, bergantung pada kreativitas dan kemampuan masing-masing kelas. Keterbatasan tempat tidak perlu menyurutkan dedikasi guru untuk menciptakan lingkungan yang literat.
Gambar 4. 2 Pojok Baca
Sumber: Cakrawalainfo.com dan Kompasiana.com
82
|
PPG Pra jabatan 2022
Lingkungan kelas yang literat diharapkan dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam
belajar
literasi.
Motivasi
merupakan
kemauan
seseorang
untuk
mengerjakan sesuatu. Motivasi merupakan ‘inner state’ seseorang yang menyebabkan ia melakukan tindakan tertentu dengan cara tertentu. Secara teknis, prosesnya berawal dari kekurangan atau kebutuhan yang belum terpenuhi, kemudian timbul ketegangan, dan ketegangan itulah yang mendorong untuk bertindak
mencapai
kebutuhannya.
Dalam
konteks
pemerolehan
dan
pembelajaran bahasa, motivasi diartikan sebagai “The effort learners put into learning an L2 as a result of their desire or need to learn it” (Widdowson [ed.], 1997:141). Menurut Holdaway (dalam Cooper, 1993:30), apabila siswa dimotivasi dengan pengalaman yang bermakna untuk maksud tertentu, siswa akan memiliki kesiapan yang prima untuk belajar. Dalam konsep kelas yang terpusat pada literasi, motivasi amat diperlukan untuk menciptakan pengalaman belajar yang bermakna, menumbuhkan sikap positif terhadap membaca dan menulis, serta menarik perhatian dan keantusiasan untuk mencapai literat yang lebih tinggi. Berikut adalah beberapa hal yang dapat dikembangkan di dalam kelas agar siswa memiliki keterampilan literat yang diharapkan. Kelas yang literat salah satunya ditunjukkan dengan banyaknya tulisan di dalam kelas. Tulisan ini dapat berupa: 1. nama siswa, 2. alfabet di dinding, 3. nama hari, 4. nama bulan, 5. nama benda-benda yang ada di kelas, dan 6. jadwal kegiatan kelas. Semakin banyak tulisan yang diperkenalkan, semakin banyak siswa mendapat informasi literasi. Pengalaman dengan huruf atau kata yang diperolehnya di dalam kelas akan membantu mereka dalam kegiatan membaca dan menulis. Pengenalan huruf melalui nama sendiri dan nama teman sangat membantu siswa dalam membedakan bunyi dan simbol. Nama teman yang ditempel di pintu masuk
Literasi Dasar
|
83
kelas akan memberi kesempatan kepada siswa untuk melihat nama-nama tersebut setiap waktu mereka akan masuk. Sebagai alternatif, nama siswa dapat juga ditulis di rak barang mereka seperti pada gambar. Tulisan yang terlihat akan diserap otak sebagai informasi dan akan menempel dalam ingatan siswa karena mereka melihatnya setiap hari. Tanpa sadar, mereka banyak mengenal tulisan atau huruf tanpa harus menghafal. Contoh tulisan huruf dapat digunakan sebagai model saat siswa menulis. Selain itu, mereka pun tahu melafalkannya karena sering menyebutkannya. Contoh tulisan dapat ditempel di dinding, di bagian atas papan tulis, atau di atas meja. Gambar di bawah ini menunjukkan adanya beberapa contoh tulisan yang dapat dipakai guru dalam pembelajaran sehari-hari, misalnya: 1. mencocokkan awal huruf dari nama hari dengan huruf yang ada di papan tulis, 2. menyebutkan benda-benda yang dimulai dengan salah satu huruf yang ditunjuk/dipilih bersama, 3. membahas agenda kegiatan dan menulisnya di papan tulis. Siswa dapat melihat langsung bagaimana guru menuliskannya.
Gambar 4. 3 Papan Tulis dan Kegiatan Siswa
Keterangan gambar: Contoh papan papan tulis yang terdapat contoh huruf, angka, nama hari/tanggal, kegiatan selama satu hari atau contoh suatu karya siswa yang akan dibahas
84
|
PPG Pra jabatan 2022
Kegiatan di atas dapat divariasikan setiap harinya. Salah satu hal penting yang tidak dapat diabaikan adalah guru mengajak siswa berpartisipasi aktif dan membuat suasana menyenangkan selama kegiatan membaca dan menulis. Tulisan di papan tulis seperti nama hari, tanggal, dan bulan serta agenda kegiatan harus diubah setiap harinya. Setiap pagi guru dapat menjadikan kegiatan menulis tersebut sebagai salah satu kegiatan pembuka yang mengajak seluruh siswa berpartisipasi. Oleh karena itu diperlukan pengelolaan lingkungan belajar yang menyenangkan. Silakan klik tautan https://youtu.be/BJy4DQWD6fs untuk melihat salah satu contoh pengelolaan lingkungan belajar. Berikut beberapa cara untuk menciptakan lingkungan kaya literasi. 1. Tabel Interaktif Tabel seperti kalender sangat bermanfaat untuk membantu siswa dalam menambah kosakata. Nama hari, bulan dan penulisan angka dapat digunakan setiap hari dengan melibatkan siswa. Siswa dapat ditanya nama hari, bulan dan tanggal. Kegiatan ini dapat dimulai oleh guru, namun setelah dilakukan berulang, siswa dapat diberi kesempatan untuk melakukannya secara bergiliran. Kegiatan menyebutkan waktu dapat dikembangkan dengan bercerita apa yang telah dilakukan kemarin, dua hari yang lalu, atau besok, lusa, dan seterusnya. Kegiatan tersebut dapat dilakukan setiap pagi. Kegiatan tersebut memberi gambaran kepada siswa bahwa ternyata setiap tulisan memiliki fungsi yang berbeda, misalnya nama hari dan nama bulan menerangkan konsep waktu. Tabel yang digunakan oleh guru merupakan media yang digunakan sebagai alat untuk mengajar, berbeda dengan pajangan yang ditempel sebagai hiasan atau sebagai sumber belajar siswa. Tabel berikut ini dapat dimanfaatkan sebagai alat mengajar oleh guru di dalam kelas.
Literasi Dasar
|
85
a. Tabel binatang dengan namanya. b. Nama hari. c. Nama bulan. d. Tabel warna dengan namanya e. Tabel angka 2. Tulisan yang Digunakan sebagai Alat Komunikasi Kelas Di kelas awal, siswa dapat diajak untuk berdiskusi dengan menggunakan media yang ada di dalam kelas. Membahas jadwal pelajaran merupakan salah satu contoh yang dapat dilakukan karena kegiatan yang dilakukan setiap hari dapat mengalami beberapa perubahan. Hal ini sangat memungkinkan untuk dijadikan bahan pembicaraan. Keterampilan berbicara dapat dikembangkan melalui kegiatan ini. Membahas aturan kelas yang disepakati bersama akan menambah topik yang sangat kontekstual dan dekat dengan kehidupan siswa. Saat ada siswa yang melanggar kesepakatan kelas, guru dapat menunjuk ke salah satu aturan di dinding yang telah dilanggar. Berikut adalah contoh lain dari tulisan yang dapat digunakan sebagai alat bantu untuk mengembangkan keterampilan berbicara siswa. a. Daftar hadir b. Daftar piket
3. Tulisan Guru dan Siswa Di dalam kelas, siswa kelas awal sangat menyenangi pembicaraan yang berkaitan dengan diri mereka. Kebanggaan akan hasil karya yang digunakan sebagai bahan diskusi akan sangat memotivasi mereka untuk mengikuti kegiatan belajar di kelas dengan semangat. Contoh di bawah merupakan tulisan yang dihasilkan oleh guru dan siswa. Hasil tulisan mereka kemudian dibicarakan dan dapat dilanjutkan kemudian saat terjadi perubahan. Guru dan siswa dapat berkontribusi setiap hari untuk memenuhi diagram dan mendiskusikan perubahan yang ada. Kegiatan ini dapat mengembangkan keterampilan menulis dan berbicara siswa.
86
|
PPG Pra jabatan 2022
Contoh media lain yang dapat digunakan untuk mengembangkan kedua keterampilan tersebut adalah sebagai berikut. a. Jawaban siswa yang ditulis guru. b. Cerita yang dihasilkan bersama. c. Daftar pertanyaan dari siswa dan guru tentang topik yang sedang dibahas
Gambar 4. 4 Contoh diagram hasil karya guru dan siswa
4. Pajangan Karya Siswa Setiap karya siswa yang dipajang akan memberikan motivasi kepada siswa untuk menghasilkan karya yang lebih baik. Guru dapat memajang seluruh hasil karya siswa dengan menempel di papan pajangan maupun digantung di kelas. Ketinggian pajangan harus memperhatikan jarak pandang siswa agar mereka dapat membacanya. Beberapa karya yang dapat dipajang adalah sebagai berikut; a. pertanyaan yang diajukan siswa terhadap suatu kejadian, b. cerita siswa, dan c. tulisan siswa yang diintegrasikan dengan mata pelajaran lainnya, seperti IPA, IPS, dan Matematika. Pajangan perlu diganti apabila topik yang dibahas sudah selesai. Dengan demikian, suasana kelas menjadi tidak membosankan dan dapat memotivasi siswa untuk berkarya lebih baik.
Literasi Dasar
|
87
Gambar 4. 5 Contoh Pajangan Karya Siswa
5. Perpustakaan Kelas Perpustakaan kelas dibuat dengan tujuan menunjang kegiatan membaca mandiri. Isinya berupa buku-buku cerita atau bahan cetakan lainnya, seperti koran atau majalah anak-anak yang disesuaikan isinya dengan kebutuhan siswa, yaitu minat, usia, dan kemampuan membaca. Untuk mengembangkan konsep anak perpustakaan perlu dimasukkan buku-buku atau tulisan yang sudah dipublikasikan oleh siswa sendiri. Koleksi buku dalam perpustakaan kelas diusahakan terus bertambah melalui sumbangan dari orang tua murid dan masyarakat. Perpustakaan kelas sebaiknya diatur agar tempatnya menyenangkan sehingga siswa tergugah untuk membaca. Lokasi dan penataan perpustakaan kelas dapat diatur oleh guru sesuai dengan kebutuhan. Program membaca perlu didesain untuk menciptakan budaya membaca. Pembiasaan membaca dapat dilaksanakan sesuai kebutuhan, seperti:
88
|
PPG Pra jabatan 2022
a. membaca pada saat pertemuan awal setiap hari selama 10 - 15 menit, b. membaca setelah jam istirahat selama 10 - 15 menit, dan c. membaca setelah menyelesaikan tugas. Tempat membaca, menulis, diskusi, dan pajangan merupakan sarana untuk berkarya, memperkaya pengetahuan, dan mengomunikasikan tulisannya secara otentik. Akan lebih baik lagi apabila di dalam kelas tersedia pojok menulis untuk memberi kesempatan kepada siswa menuangkan idenya lewat tulisan. Di tempat tersebut perlu disediakan kertas, alat tulis, gunting, lem, dan fasilitas lainnya. Melengkapi kelas dengan komputer juga akan memungkinkan siswa memproduksi tulisan.
Gambar 4. 6 Pojok Menulis
6. Sikap Guru Motivasi yang dibangun oleh sikap guru ditandai dengan keantusiasan dan kepercayaan guru terhadap siswanya. Guru yang antusias menyikapi aktivitas membaca dan menulis siswa secara positif sangat mempengaruhi keberhasilan siswa. Demikian pula halnya dengan guru yang percaya bahwa siswanya dapat
Literasi Dasar
|
89
belajar dan berbagi pengalaman dengan temannya. Sikap guru hendaknya menumbuhkan harapan bagi siswa untuk mencapai keberhasilan. Tabel 4. 1 Diskusi Reflektif 1 Diskusi Reflektif 1 Pernahkah Saudara memiliki prasangka pada siswa berupa “Siswa-siswa bisa tidak ya melakukan ini? Kemampuannya sampai belum, ya?” Menurut Saudara, apakah prasangka tersebut termasuk sikap guru yang memotivasi? Mengapa?
7. Partisipasi Orangtua Motivasi yang dibangun oleh partisipasi orang tua diciptakan melalui komunikasi pihak sekolah dengan orang tua siswa. Guru yang mengomunikasikan pekerjaan siswa kepada orang tuanya termasuk guru yang mempertahankan tingkat motivasi siswa yang tinggi untuk belajar. Melalui komunikasi seperti itu, orang tua akan mengetahui pentingnya dukungan mereka terhadap keberhasilan siswa dalam membaca dan menulis. Selain komunikasi itu sendiri menjadi unsur motivasi, dalam konsep kelas yang terpusat pada literasi, orang tua siswa juga dapat berperan sebagai bagian dari pembaca yang membantu pemahaman membaca putra putrinya. Hal itu menunjukkan bahwa partisipasi orang tua sangat penting dalam keberhasilan pembelajaran membaca dan menulis.
90
|
PPG Pra jabatan 2022
Alternatif lain untuk mengajak orang tua berpartisipasi adalah dengan meminta mereka membacakan buku di dalam kelas secara bergiliran. Tujuan kegiatan ini adalah selain orang tua merasa terlibat dalam program literasi, para siswa akan merasa didukung oleh orang tuanya. Dukungan orang tua sangat positif dalam meningkatkan motivasi siswa. Semakin besar partisipasi orang tua, semakin baik perkembangan belajar siswa dalam literasi. Tabel 4. 2 Diskusi Reflektif 2 Diskusi Reflektif 2 Menurut Saudara, apa yang bisa Anda lakukan untuk mengajak orang tua berpartisipasi dalam kegiatan literasi?
Sebagai konsep dasar belajar literasi secara menyeluruh, Cooper (1993: 56-57) menyatakan bahwa untuk tingkat Taman Kanak-Kanak (TK) sampai dengan kelas 3 Sekolah Dasar (SD), perlu disediakan waktu masing-masing sekitar 10 sampai 15 menit dan 20 sampai 30 menit per hari untuk membaca dan menulis mandiri di sekolah; sedangkan untuk kelas 3-6 perlu disediakan waktu masing-masing sekitar 15 sampai dengan 20 menit dan 30 sampai 45 menit.
Gambar 4. 7 Contoh Partisipasi Orang tua
Literasi Dasar
|
91
C. Ruang Kolaborasi 1. Kegiatan 1 (Kelompok 5 orang) Setelah mempelajari konsep lingkungan kaya literasi, silakan bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas berikut. a. Pilihlah salah satu sekolah di daerah Saudara, b. Surveilah lingkungan kaya literasi yang ada di sekolah tersebut, c. Anda dapat menggunakan lembar kerja pengamatan berikut: Tabel 4. 3 Lembar Kerja Pengamatan Lingkungan Kaya Literasi Lembar Kerja Pengamatan Lingkungan Kaya Literasi Nama Sekolah :
No.
Kegiatan/Program Bahan Kaya Literasi di Sekolah
1 2 3 4 5 dst
Bagaimanakah lingkungan sosial di sekolah?
92
|
PPG Pra jabatan 2022
Keterangan
D. Demonstrasi Kontekstual 1. Kegiatan 2 (Kelompok: 5 orang) Setelah menyelesaikan tugas secara berkelompok, saat ini Anda akan mempresentasikan hasil kerja kelompok Anda dalam bentuk presentasi secara lisan. Untuk menilai produk kegiatan dapat menggunakan rubrik penilaian berikut.
Tabel 4. 4 Rubrik Penilaian Produk Amatan Aspek Kriteria (skor)
Sangat Baik (4)
Program/kegiatan kaya
Dukungan lingkungan
Dukungan kegiatan
literasi
sosial
akademik
Kegiatan/program
Semua aktivitas sos
Keseluruhan lingkungan
sekolah menunjukkan
sekolah mendukung
akademik sekolah
kesesuaian dengan
pengembangan budaya
mendukung pembelajaran
lingkungan kaya literasi
literasi.
bermakna dan menyenangkan.
yang meliputi bahan bacaan, orang, tempat, dan waktu.
Baik (3)
Kegiatan/program
70% aktivitas sos
70% lingkungan akademik
sekolah menunjukkan
sekolah mendukung
sekolah mendukung
kesesuaian dengan
pengembangan budaya
pembelajaran bermakna
lingkungan kaya literasi
literasi.
dan menyenangkan.
Kegiatan/program
50% aktivitas sos
50% lingkungan akademik
sekolah menunjukkan
sekolah mendukung
sekolah mendukung
kesesuaian dengan
pengembangan budaya
pembelajaran bermakna
lingkungan kaya literasi
literasi.
dan menyenangkan.
yang meliputi 3
Cukup (2)
yang meliputi 2 diantara bahan bacaan, orang, tempat, dan waktu.
Literasi Dasar
|
93
Kurang (1)
Kegiatan/program
30% aktivitas sos
30% lingkungan akademik
sekolah menunjukkan
sekolah mendukung
sekolah mendukung
kesesuaian dengan
pengembangan budaya
pembelajaran bermakna
lingkungan kaya literasi
literasi.
dan menyenangkan.
yang meliputi 1 diantara bahan bacaan, orang, tempat, dan waktu.
Tabel 4. 5 Rubrik Penilaian Presentasi Kriteria dan Skor
Aspek yang Dinilai
Penguasaan materi presentasi
Kekompakan/pe mbagian kerja
Penyampaian
Refleksi temuan di lapangan
94
|
3
2
1
Penguasaan
Penguasaan materi
Penguasaan materi
materi presentasi
presentasi
presentasi
mahasiswa
mahasiswa cukup
mahasiswa kurang
sangat baik.
baik.
baik.
Kekompakan
Kekompakan
Kekompakan
kelompok sangat
kelompok cukup
kelompok kurang
baik.
baik.
baik.
Penyampaian
Penyampaian
Penyampaian
presentasi
materi presentasi
materi presentasi
mahasiswa
mahasiswa cukup
mahasiswa kurang
sangat baik.
baik.
baik.
Refleksi temuan
Refleksi temuan
Refleksi temuan
sangat baik.
cukup baik.
kurang baik.
PPG Pra jabatan 2022
Skor = (Perolehan Skor/ 12) x 100 Rentang skor 81 – 100 = A 80 – 75 = B 74 – 60 = C 59 – 10 = D
E. Elaborasi Pemahaman 1. Kegiatan 3 (Individu) Untuk mempertajam analisis lingkungan literasi Saudara, buatlah esai sederhana tentang solusi lingkungan literasi yang masih kurang. Anda dapat memanfaatkan hasil survei lingkungan literasi di sekolah sebagai studi kasus yang harus Anda selesaikan. Berikut format penulisan esai tersebut. a. Judul esai bebas, tetapi harus sesuai dengan topik lingkungan literasi. b. Esai ditulis sepanjang 2-3 halaman. c. Esai diketik dengan font arial, 12 pt, spasi 1,5, batas atas dan bawah pengetikan 3 cm, batas kiri 4 cm, dan batas kanan 3 cm, serta ukuran kertas A4. d. Naskah esai disertai dengan sumber lain yang dicantumkan dalam daftar pustaka.
F. Koneksi Antarmateri Setelah
mengikuti
kegiatan-kegiatan
sebelumnya,
tentu
Anda
memiliki
pemahaman yang utuh tentang literasi di sekolah dasar hingga lingkungan literasi yang ideal. Terlebih Anda sudah melakukan survei langsung tentang pelaksanaan literasi di sekolah. Pada kegiatan kali ini, Anda akan menelusuri peran lingkungan literasi dengan pembelajaran di sekolah dasar. Perhatikan beberapa hal berikut.
Literasi Dasar
|
95
1. Bacalah kembali hasil survei Saudara, 2. Diskusikanlah beberapa pertanyaan berikut. a. Apakah daya dukung literasi di sekolah tersebut memengaruhi proses dan hasil kegiatan literasi? b. Bagaimanakah peran warga sekolah dan orang tua dalam membudayakan literasi? c. Apa yang perlu dibenahi dari lingkungan tersebut agar literasi lebih optimal? 3. Buatlah dalam infografis!
G. Aksi Nyata Pada akhir pembelajaran topik ini, cermatilah beberapa poster berikut! Selain itu, bacalah buku penguatan literasi melalui tautan http://repositori.kemdikbud.go.id/22599/1/Panduan_Penguatan_Literasi_da n_Numerasi_di_Sekolah_bf1426239f.pdf
Gambar 4. 8 Pelibatan Orang Tua Dalama GLS
96
|
PPG Pra jabatan 2022
Gambar 4. 9 Pengembangan Perpustakaan Sekolah
Gambar 4. 10 Kelas Karya Literasi
Literasi Dasar
|
97
Berikutnya, refleksikan pembelajaran ini dengan menjawab pertanyaanpertanyaan berikut ini: 1. Pemahaman baru apa yang Anda dapatkan setelah mempelajari konsep lingkungan kaya literasi? 2. Bagian manakah dari konsep lingkungan kaya literasi yang paling menantang? 3. Hal-hal lain apakah yang ingin Anda pelajari lagi terkait dengan lingkungan kaya literasi? 4. Bagaimana Anda akan memanfaatkan pengetahuan baru ini ke kehidupan sehari-hari Saudara? Setelah melakukan refleksi, tuliskan rancangan/rencana aksi nyata terkait pengembangan budaya literasi di sekolah dasar, yaitu kegiatan yang bisa Anda jalankan di sekolah. Aksi nyata ini dapat berisi beberapa hal yaitu: 1. Nama program dalam rangka membangun lingkungan literat, 2. Lokasi pembangunan lingkungan literat (ruang kelas, perpustakaan, pojok literasi, taman baca, dll), 3. Deskripsi program, 4. Jangka waktu program.
98
|
PPG Pra jabatan 2022
Topik 5. Pengembangan Kecakapan Literasi Diri
Durasi
3 pertemuan
Capaian pembelajaran
Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa dapat
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi aspek dan bentuk pengembangan literasi diri 2. Mahasiswa mampu menyusun pengembangan literasi diri
A. Mulai dari Diri Kita akan mulai topik pertama dengan mengamati tayangan wawancara dua relawan literasi berikut!
Gambar 5. 1 Relawan Literasi Meningkatkan Minat Baca Anak Pedalaman Indonesia
https://www.youtube.com/watch?v=B0xv-SygEYA
Sama seperti dua relawan literasi tersebut, setiap orang memiliki pengalaman belajar literasi yang berbeda. Dua relawan tersebut membuktikan bahwa perjalanan mereka dengan literasi berpengaruh terhadap aktivitas relawan literasi yang saat ini digeluti. Anda pun pasti memiliki pengalaman berkenalan dan belajar literasi. Setelah mengamati tayangan, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
Literasi Dasar
|
99
1. Apakah sampai saat ini masih senang membaca dan menulis? 2. Pernahkah berbagi pengalaman tentang membaca dan menulis? 3. Pengalaman apakah yang paling mengesankan Anda tentang proses belajar Anda selama ini?
B. Eksplorasi Konsep Sekarang kita akan mempelajari tentang apa, mengapa, dan bagaimana pengembangan literasi diri. Pengembangan literasi diri bertujuan untuk meningkatkan kompetensi profesional diri secara berkelanjutan melalui kegiatan membaca, menulis, melakukan penelitian baik secara mandiri maupun kolaboratif.
1. Guru adalah Profesional Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu. Guru adalah profesi dan bukan sekadar “pekerjaan” sehingga memiliki ciri-ciri sebagai berikut, a. Profesi guru harus memiliki keahlian khusus. Keahlian itu tidak dimiliki oleh profesi lain. Profesi ditandai oleh adanya suatu keahlian yang diperoleh melalui pendidikan profesi. b. Profesi guru dipilih karena panggilan hidup dan dijalani sepenuh waktu. Profesi guru dipilih karena dirasakan sebagai kewajiban sekaligus sebagai panggilan
100
|
PPG Pra jabatan 2022
hidup, artinya menjadi guru dirasakan sebagai panggilan hidup dan merupakan ladang pengabdian. c.
Keahlian profesi guru didukung oleh teori-teori pendidikan yang baku secara universal. Artinya, profesi guru dijalani menurut aturan yang jelas, dukungan teori yang universal.
d. Profesi guru bertujuan untuk mendidik masyarakat, bukan untuk dirinya sendiri. Profesi merupakan alat dalam mengabdikan diri kepada masyarakat bukan untuk kepentingan diri sendiri, seperti untuk mengumpulkan uang atau mengejar kedudukan. Jadi, profesi merupakan panggilan hidup. e. Profesi guru dilengkapi dengan kecakapan diagnostik dan kompetensi aplikatif. Kecakapan dan kompetensi ini diperlukan untuk meyakinkan peran profesi itu terhadap kliennya, yaitu peserta didik. f.
Profesi guru memiliki otonomi dalam menjalankan tugas profesinya. Otonomi ini hanya dapat dan boleh diuji oleh rekan-rekan seprofesinya. Tidak boleh semua orang bicara dalam semua bidang.
g. Profesi guru mempunyai kode etik, yang disebut kode etik profesi guru. Gunanya ialah untuk dijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas profesi guru. Kode etik ini tidak akan bermanfaat bila tidak diakui oleh pemegang profesi dan juga masyarakat. h. Profesi guru mempunyai klien yang jelas, yaitu memberikan pelayanan kepada peserta didik. i.
Profesi guru memiliki organisasi untuk keperluan meningkatkan kualitas, antara lain, KKG, MGMP, PGRI, dan Asosiasi Guru.
2. Pengembangan Kecakapan Literasi Pembelajaran literasi di sekolah dasar sangat penting untuk menunjang keberhasilan pencapaian akademik siswa. Pembelajaran literasi yang efektif perlu memperhatikan kebutuhan, minat, usia, latar belakang, dan lingkungan belajar siswa. Guru yang responsif terhadap kebutuhan siswa, penggunaan strategi
Literasi Dasar
|
101
mengajar yang tepat serta pemilihan bahan ajar yang sesuai dengan latar belakang siswa akan berdampak terhadap pencapaian kompetensi siswa. Dalam rangka pengembangan kecakapan literasi diri, seorang guru harus memahami istilah 5T+1A yaitu: (1) Time (waktu yang tepat, kapan, dan berapa lama) pembelajaran literasi diberikan, (2) Task (tugas apa saja yang sesuai dengan kebutuhan, minat, latar belakang, dan usia siswa, (3) Text (pemilihan teks), (4) teaching strategy (strategi yang digunakan dalam pembelajaran literasi yang efektif, (5) Talk (pembelajaran keterampilan berbahasa lisan), dan (6) Assesment (jenis penilaian yang sesuai dengan kebutuhan, minat, latar belakang, dan usia siswa). Dengan memperhatikan keenam aspek di atas, diharapkan pembelajaran literasi bukan saja efektif namun juga seimbang (balance). Tabel 5. 1 Diskusi Reflektif 1 Diskusi Reflektif 1 Sebagai seorang calon guru, apakah diri saudara sudah memahami dan menerapkan 5T+1A? Menurut Saudara, bagian manakah yang perlu Saudara perbaiki?
C. Ruang Kolaborasi 1. Kegiatan 1 (Individu: 60 menit) Anda memiliki pengalaman tentang membaca dan menulis yang berbeda-beda. Saat ini, Anda berada di posisi sebagai calon guru yang nantinya akan mengajarkan membaca dan menulis pula. Anda tentu akan membawa hal-hal baik
102
|
PPG Pra jabatan 2022
dari pengalaman Anda untuk dilanjutkan dan diajarkan kepada siswa Saudara. Tentu hal-hal yang tidak baik dapat menjadi pembelajaran dan dapat Anda perbaiki ketika mengajar nanti. Materi yang Anda pelajari di perkuliahan ini juga dapat menjadi acuan Anda untuk mengembangkan pembelajaran literasi yang ideal. Pada aktivitas kali ini, silakan Anda membuat bahan naratif literasi. Naratif literasi ini berisi pengalaman belajar konsep literasi Anda selama mata kuliah ini berlangsung. Anda dapat menyusunnya berdasarkan segitiga reflektif berikut!
Setelah mempelajari Setelah mempelajari
mata kuliah ini
mata kuliah ini
Setelah mempelajari
Setelah mempelajari
mata kuliah ini
mata kuliah ini
Gambar 5. 2 Segitiga Refleksi
Sumber gambar: https://online.fliphtml5.com/lnyas/lnpe/
Hal-hal yang dapat ditulis berdasarkan segitiga reflektif yaitu: a. Setelah mempelajari mata kuliah ini saya dapat …………. tentang literasi. b. Setelah mempelajari mata kuliah ini saya merasa …………. tentang literasi. c. Setelah mempelajari mata kuliah ini saya mampu ………… tentang literasi. d. Setelah mempelajari mata kuliah ini saya akan ………….. untuk meningkatkan literasi di sekitar saya. e. Saya akan mengembangkan pemahaman 5T+1A dengan cara …..
Literasi Dasar
|
103
D. Demonstrasi Kontekstual 1. Kegiatan 2 (Individu: 40 menit) Setelah menyelesaikan tugas Saudara, saat ini Anda akan mempresentasikan bahan naratif literasi Saudara. Forum diskusi ini sangat menarik karena Anda dapat mengetahui pengalaman teman lain yang tentu saja berbeda.
E. Elaborasi Pemahaman 1. Kegiatan 3 (Individu) Cerita dan harapan Anda untuk menjadi guru yang terampil akan terwujud jika Anda berusaha meraihnya. Hal-hal yang terkait dengan proses perjuangan tentu membutuhkan dukungan, dalam hal ini daya dukung meningkatkan kapabilitas Anda di dunia literasi. Sebagai seorang calon guru, analisislah berbagai hal di sekitar Anda yang dapat mendukung Anda dalam pengembangan literasi. Tabel 5. 2 Pendukung Literasi Saya Pendukung Literasi Saya
1.
2.
3.
4.
104
|
PPG Pra jabatan 2022
F. Koneksi antarmateri
Gambar 5. 3 Target Pengembangan Diri
Buatlah koneksi antara pengalaman, cita-cita, dan target pengembangan diri Anda sebagai calon guru yang literat. Anda dapat menyajikannya dalam bentuk ceklis seperti contoh di atas.
Literasi Dasar
|
105
G. Aksi Nyata Pada akhir pembelajaran topik ini, bacalah infografis berikut!
Gambar 5. 4 Peran Guru Masa Kini
Berikutnya, refleksikan pembelajaran ini dengan menjawab pertanyaanpertanyaan berikut ini: 1. Pemahaman baru apa yang Anda dapatkan setelah mempelajari konsep literasi pengembangan diri? 2. Setelah mempelajari konsep ini, apakah Anda benar-benar yakin bahwa literasi sangat berpengaruh dan bermanfaat dalam kehidupan Anda? 3. Sebagai seorang calon guru, hal apa yang paling ingin Anda lakukan untuk berkontribusi dalam membudayakan literasi di lingkungan Anda? Setelah melakukan refleksi, buatlah digital storytelling/narasi literasi berdasarkan pengalaman Anda terhadap proses belajar literasi Anda selama ini. Anda boleh memilih cerita mengharukan atau membahagiakan sesuai dengan pengalaman Saudara. Anda juga boleh mengungkapkan harapan Anda jika suatu saat nanti Anda berkontribusi di dunia pembudayaan literasi.
106
|
PPG Pra jabatan 2022
Tabel 5. 3 Rubrik Penilaian Aksi Nyata Topik 5 (Digital Storytelling) Kriteria dan Skor
Aspek yang Dinilai
Konten video
3 Konten video berisi
Konten video
narasi literasi yang
berisi narasi
sangat menginspirasi
literasi yang
dan berdasarkan
cukup
pengalaman pribadi.
menginspirasi.
1
Konten video berisi narasi literasi yang kurang menginspirasi.
Penceritaan
Penceritaan
mahasiswa
mahasiswa
memenuhi dua
memenuhi satu
aspek.
aspek.
grafis, soundtrack,
Video dilengkapi
Video dilengkapi
atribut (font,
dengan dua
dengan satu aspek
perpindahan slide tepat)
aspek penilaian.
penilaian.
Penceritaan mahasiswa Penyampaian
2
sangat baik, mudah dimengerti, dan runtut.
Video dilengkapi dengan
Kreativitas
yang mendukung cerita.
Skor = (Perolehan Skor/ 9) x 100 Rentang skor 81 – 100 = A 80 – 75 = B 74 – 60 = C 59 – 10 = D
Literasi Dasar
|
107
Sumber Bacaan Abidin, Y. (2012). Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama. Anderson, R.C., & Pearson, P.D. (1984). “A Schema-theoretic View of Basic Processes in Reading Comprehension”. Dalam Pearson (Ed.), Handbook of reading research (pp. 255-291). New York: Longman Arifin, Zaenal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Beers, Carol S., Beers, James W., Smith, Jeffry O. (2010). A Principal’s Guide to Literacy Instruction. New York: The Guilford Press Burns, dkk. (1996). Teaching Reading in Today’s Elementary Schools. Chicago: Rand Mc. Nally College Publishing Company Cohen, Bryan. (2011). 1,000 Creative Writing Prompts: Ideas for Blogs, Scripts, Stories and More Paperback. Amazon: Create Space Independent Publishing Platform. Cooper, J.D. (1993). Literacy: Helping Children Construct Meaning. Boston Toronto: Houghton Mifflin Company. Daniels, Harvey and Marilyn Biza. (1998). Methods that Matter: Six Structures for Best De Fina, Allan A. (1992). Portfolio Assessment: Getting Started. New York: Scholastic Fountas and Pinnel. (2008). A Tool for Literacy Teachers. Heinemann. Gail E., Tompkins. (2011). Literacy In The Early Grades. A Successful Start for Prek-4 Readers and Writers: Pearson Education. Inc. Publishing as Allyn & Bacon. 501 Boylston Street Boston, MA, 02116.
108
|
PPG Pra jabatan 2022
Grabe, W. (1988). "Reassessing the Term 'Interactive'", in Carrell, P.L., Devine, J. and Eskey, D.E. (eds) (1988) Interactive Approaches to Second Language Reading. Cambridge: CUP. Guthrie, J. T. (2001).”Context for Engagement and Motivation in Reading”. reading online,4(80.
available
at
http://
www.readingonline.org/
articles/
handbook/guthrie/index/html. Hale, Ali. (2010). Creative Writing 101. diunduh pada 19 Oktober 2013 dari http://www.sil.org/lingualinks/Literacy/ReferenceMaterials/GlossaryOfLiterac y Terms/WhatIsCreativeWriting.html Harjanto. (2006). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya. Harsiati, Titik. (1991). Evaluasi Pengajaran Sastra. Malang: Depdikbud. Harsiati, Titik. (2011). Penilaian dalam Pembelajaran (Aplikasi pada Pembelajaran Membaca dan Menulis). Malang: Universitas Negeri Malang. Hartati, Tatat, dkk. (2009). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di kelas rendah. Bandung: UPI Press. Harvey and Goudvis. (2000). Strategies that Work : Teaching Comprehension to Enhance Understanding. Maine : Stenhouse Publishers. Hidayat, Kosadi, dkk. (1996). Evaluasi pendidikan dan Penerapannya dalam Pengajaran Bahasa Indonesia. Alfabeta: Jakarta. Kemper, Dave, dkk. (1995). Writers Express. Burlington: Write Source Educational Publishing House. Learning to Read and Write: Developmentally Appropriate Practices for Young Children, part 4: Continuum of Children's Development in Early Reading and Writing. (May, 1998) A joint position of the International Reading Association (IRA) and the National Association for the Education of Young Children (NAEYC).
diunduh
https://oldweb.naeyc.org/about/positions/psread4.asp
dari pada 19 Oktober
2022
Literasi Dasar
|
109
McCarrier, Pinnell, and Fountas. (2000). Interactive Writing: How Language and Literacy Come Together, K-2. United States: Heinemann. Muchlisoh, dkk. (1992). Pendidikan Bahasa Indonesia 3, Modul 1-9. Jakarta: Departemen P & K. Muslich, Masnur. (2011). Authentic Assessment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi. Bandung: Refika Aditama. Nurhadi. (2009). Dasar-Dasar Teori Membaca. Malang: Universitas Negeri Malang. Ontorio Ministry of Education. (2005). A Guide to Effective Instruction in Writing: Kindergarten to Grade 3. Toronto: Author. Palomba, A., & Banta, T. W. (1999). Assessment Essentials: Planning, Implementing, and Improving Assessment in Higher Education. San Francisco: Jossey-Bass. Pandawa, Nurhayati. (2009). Pembelajaran Membaca. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Pinnell, G. S., & McCarrier, A. (1994). Interactive Writing: A Transition Tool for Assessing Children in Learning to Read and Write. In E. Heibert & B. Taylor (Eds.), Getting reading right from the start: Effective early literacy interventions. Needham Heights, MA: Allyn and Bacon. Ramet, Adele. (2006). Creative Writing: How to Unlock Your Imagination, Develop Your Writing Skills and Get. United Kingdom: How to Books Ltd; Rhodes,L.K and Shankin, N.L. (1993). Windows into Literacy : Assessing Learners K-8. Portsmouth : Heinemann. Sellers, Heather. (2012). The Practice of Creative Writing: A Guide for Students [Paperback]. Second Edition edition. Boston and New York: Bedford/St. Martin's. Serafini, F. (2001). The Reading Workshop: Creating Space for Readers. Portsmouth, NH: Heinemann.
110
|
PPG Pra jabatan 2022
Sudijono, Anas. (1995). Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta. Sulistyo, Gunadi. (2003.) Pengantar Teori dan Praktik Pengembangan Tes Bagi Guru Bahasa Inggris SD. Malang: Jurusan Sastra Inggris Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Surapranata, Sumarna dan Muhammad Hatta. (2014). Penilaian Portofolio: Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: Remaja Rosdakarya Syafi’ie. (1999). Pembelajaran Membaca di Kelas-Kelas Awal Sekolah Dasar (Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pengajaran Bahasa Indonesia pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni). Disampaikan pada Sidang Terbuka Senat Universitas Negeri Malang, Malang, 7 Desember 1999. Tompkins, Gail.E. (2011). Literacy in The Early Grades : A Successful Start for Pre K-4 Readers and Writers. Boston : Pearson. Tierney, R.J., Shanahan, T. (1991). “Research on The Reading-Writing Relationship: Interaction, Transaction, and Outcomes”. Handbook of Reading Research Vol.2 h. 246-280. New York: Longman. Tim Bahasa Indonesia. (2009). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Awal. Medan: UNIMED. Uno, Hamzah. (2008). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara. Widdowson, H.G. (Ed). (1997). Second Language Acquisition. New York: Oxford University Press. Wilkinson, A. (1983). “Assessing Language Development: The Crediton Project”. Learning to Write First Language/Second Language (Freedman, A; Pringle, I; Yalden, J [ed.]. London and New York: Longman.
Literasi Dasar
|
111
Lampiran A. Tugas UTS Anda telah mengeksplorasi topik literasi dasar selama beberapa pertemuan. Tentu Anda telah mengenal dan memahami lebih rinci apa itu literasi dasar, bagaimana pelaksanaan di lapangan, strategi dan media yang cocok untuk pengembangan kegiatan literasi. Kali ini, cobalah untuk menulis laporan kemajuan belajar yang berisi pengalaman belajar Anda beberapa pertemuan ini. Anda dapat menulis dengan konten sebagai berikut. 1. Apa yang Anda ketahui sebelumnya tentang literasi 2. Apa yang Anda ketahui tentang literasi setelah mengikuti perkuliahan 3. Kegiatan literasi yang Anda temukan di lapangan 4. Refleksi Anda terkait perkuliahan literasi Anda diperkenankan membaca artikel ilmiah atau sumber referensi lain yang mendukung proses penulisan Saudara. Format penulisan: 1. Judul laporan kemajuan 2. Laporan kemajuan ditulis sepanjang 9-10 halaman. 3. Laporan diketik dengan font arial, 12 pt, spasi 1,5, batas atas dan bawah pengetikan 3 cm, batas kiri 4 cm, dan batas kanan 3 cm, serta ukuran kertas A4. 4. Laporan kemajuan disertai dengan sumber lain yang dicantumkan dalam daftar pustaka.
112
|
PPG Pra jabatan 2022
Rubrik Penilaian Kriteria dan Skor
Aspek yang Dinilai
Refleksi perkuliahan
Orisinalitas laporan
3
2
1
Refleksi yang diuraikan
Refleksi yang
Refleksi yang
rinci dan sesuai dengan
diuraikan cukup
diuraikan kurang
kondisi nyata.
rinci dan sesuai
rinci dan sesuai
dengan kondisi
dengan kondisi
nyata.
nyata.
Laporan ditulis
Laporan ditulis
Laporan ditulis
berdasarkan pengalaman
berdasarkan
berdasarkan
belajar dan melakukan
pengalaman
pengalaman
sintesis terhadap referensi
belajar dan kutipan
belajar tanpa
yang digunakan.
tidak disintesis.
menggunakan referensi.
Penulisan laporan
Format laporan mahasiswa
Format laporan
Format laporan
lengkap:
mahasiswa
mahasiswa
1. Runtut
memenuhi dua
memenuhi satu
2. Margin dan font sesuai
kriteria.
kriteria.
3. Kesalahan penulisan seperti salah ketik sangat minim
Skor = (Perolehan Skor/ 9) x 100 Rentang skor 81 – 100 = A 80 – 75 = B 74 – 60 = C 59 – 10 = D
Literasi Dasar
|
113
B. Tugas UAS Anda telah mengeksplorasi topik literasi dasar hingga pertemuan akhir. Kali ini, cobalah untuk menyusun program kegiatan literasi di sekolah. Anda dapat mendesainnya menjadi buku panduan literasi di sekolah yang berisi beberapa alternatif kegiatan literasi yang kreatif. Konten setiap kegiatan minimal terdiri atas: 1. Nama kegiatan 2. Deskripsi singkat kegiatan 3. Strategi yang digunakan 4. Alokasi waktu 5. Alat dan bahan yang dibutuhkan 6. Langkah-langkah kegiatan 7. Penilaian yang digunakan
114
|
PPG Pra jabatan 2022
Rubrik Penilaian
No.
1
Kriteria dan Skor
Aspek yang Dinilai
3
2
1
Keterbacaan
Buku panduan kegiatan
Buku panduan
Buku panduan
buku panduan
literasi mudah dipahami dan
kegiatan literasi
kegiatan literasi
kegiatan literasi
diikuti instruksinya
cukup mudah
tidak mudah
dipahami dan
dipahami dan
diikuti instruksinya
diikuti instruksinya
Kreativitas jenis
Kreativitas tinggi dan
Kreativitas cukup
Kreativitas tinggi,
kegiatan
memenuhi unsur kekinian
tinggi dan kurang
namun tidak
dan mendukung kecakapan
memenuhi unsur
memenuhi unsur
abad-21
kekinian dan
kekinian dan
mendukung
mendukung
kecakapan abad-
kecakapan abad-
21
21
2
Kelengkapan
Format buku panduan
Format buku
Format buku
penyajian alur
mahasiswa lengkap:
panduan
panduan
1. runtut
memenuhi tiga
memenuhi dua
2. sistematis
kriteria.
kriteria.
3
3. koheren 4.terdapat contoh/gambar yang sesuai dan memperjelas kegiatan literasi
Skor = (Perolehan Skor/ 9) x 100 Rentang skor 81 – 100 = A 80 – 75 = B 74 – 60 = C 59 – 10 = D
Literasi Dasar
|
115
Profil Pengembang Modul Esti Swatika Sari, Menyelesaikan pendidikan S1 di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS IKIP Negeri Yogyakarta pada tahun 1999 dan gelar M.Hum diraih di Universitas Indonesia pada program studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya pada tahun 2007, dan menyelesaikan studi S3 di tahun 2022. Sejak tahun 2000 aktif menjadi dosen di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Sejak tahun 2007-2015 menjadi Sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS UNY; tahun 2015-2019 sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNY. Saat ini aktif sebagai Sekretaris Pusat Literasi, Kreativitas, dan Pembelajaran Sepanjang Hayat di UNY. Selama ini menggeluti bidang pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, termasuk literasi. Beberapa karya ilmiah berupa penelitian, makalah, dan PPM telah dihasilkan, diantaranya penelitian tentang Literasi, Pengembangan Bahan Ajar dan Media Pembelajaran; menulis beberapa buku tentang Sastra Anak, Literasi dan Pembelajaran. Menulis artikel yang termuat dalam jurnal nasional yang terakreditasi internasional dan nasional, aktif melakukan PPM terkait dengan dunia pendidikan anak maupun tentang pengajaran berbahasa dan sastra Indonesia. Selain itu juga tergabung dan bekerja sama (dengan UNY) dan USAID Prioritas dan Tanoto Foundation yang peduli di bidang pembelajaran SD dan SMP baik sebagai fasilitator yang mengisi beragam pelatihan pembelajaran dan manajemen berbasis sekolah maupun sebagai penyusun modul literasi untuk SD dan SMP, juga aktif sebagai penelaah buku nonteks (Puskurbuk), aktif terlibat dalam kegiatan di bawah Dirjen SMP untuk memonitoring, memberikan pelatihan, dan pendampingan sekolah sasaran; sebagai pengembang modul PPG Dalam Jabatan di tahun 2019, sebagai tim pusat penyusun PPG Gurdasus. Pratiwi Retnaningdyah adalah dosen di Prodi Sastra Inggris, FBS, Universitas Negeri Surabaya. Tiwik, nama panggilannya, juga menjadi anggota Satgas Gerakan Literasi Sekolah Kemdikbud dan aktif di Pusat Studi Literasi Unesa.
116
|
PPG Pra jabatan 2022