(MK - Se) Jurnal Refleksi Literasi Dasar [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

NUR AZLINA – PGSD 004 – 22400371



JURNAL REFLEKSI SEMINAR PPG PRAJABATAN Nur Azlina – PGSD 004 – 22400371 Nama Mata Kuliah Reviwe pengalaman belajar



Literasi Dasar Pada MK Literasi Dasar, pengetahuan baru dari pengalaman belajar yang saya dapatkan terdapat pada 5 topik sebagai berikut: Topik 1. Mengenal Konsep Literasi Dasar Dalam topik ini, pengalaman belajar saya adalah untuk memahami konsep apa itu literasi dasar, peran dan tujuannya, dan contoh-contoh literasi dasar. Saya belajar bahwa literasi bukan hanya kemampuan membaca, tetapi juga kemampuan berbicara, menulis, berhitung, bernalar dan berbahasa. Pada akhir topik ini, siswa diharapkan mampu mengidentifikasi dan menganalisis aspek-aspek dasar literasi, yaitu membaca dan menulis. Topik 2. Strategi Pengembangan Keterampilan Literasi Pada topik ini, pengalaman belajar yang saya dapatkan adalah tentang strategi pengembangan atau peningkatan kemampuan literasi. Hal ini karena keterampilan literasi merupakan dasar untuk menguasai keterampilan lainnya. Oleh karena itu, sebagai guru yang berkompeten, perlu menumbuhkan kemampuan literasi siswa. Ada beberapa strategi yang dapat digunakan untuk mengembangkan literasi membaca, yaitu: membaca bersama, membaca terbimbing, membaca interaktif, membaca pemahaman, dan membaca mandiri. Sekaligus membudayakan literasi menulis, yaitu: menulis kolaboratif, menulis terbimbing, menulis interaktif, menulis mandiri, dan menulis kreatif. Topik 3. Asesmen Literasi (AKM) Pada topik ini, saya mendapatkan bagaimana pengalaman belajar menilai atau mengukur literasi melalui kegiatan yang diintegrasikan ke dalam pembelajaran, dan bagaimana hal ini dikaitkan dengan asesmen kompetensi minimal, yang menjadi pergeseran kebijakan terkait asesmen pendidikan. Ada banyak bentuk penilaian yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan literasi selama pembelajaran, yaitu: catatan anekdot observasi, tugas kinerja, rubrik dan portofolio. AKM merupakan penilaian kompetensi dasar yang dibutuhkan setiap siswa untuk mengembangkan kemampuannya sendiri dan berpartisipasi aktif dalam masyarakat. AKM mengukur dua kompetensi dasar, literasi membaca dan literasi numerasi. Dalam literasi ini, kemampuan yang dinilai meliputi berpikir sistem logis, kemampuan bernalar menggunakan



NUR AZLINA – PGSD 004 – 22400371



konsep dan pengetahuan yang dipelajari, dan kemampuan mengatur dan mengolah informasi.. Topik 4. Lingkunagan Kaya Literasi Pada topik ini, pengalaman belajar saya bahwa lingkungan sangat penting untuk memotivasi siswa belajar atau untuk mengembangkan kemampuan literasi siswa. Dalam mata pelajaran ini, saya belajar bagaimana menciptakan budaya literasi yang positif di sekolah. Tiga lingkungan literasi yang kaya perlu dikembangkan, yaitu lingkungan fisik, lingkungan sosial-emosional, dan lingkungan akademik. Lingkungan fisik yang kondusif untuk literasi dapat dimediasi melalui pajangan hasil karya siswa di sekolah, antara lain, sedangkan untuk lingkungan sosial dan emosional diwujudkan melalui model komunikasi dan interaksi seluruh komponen sekolah.. Topik 5. Pengembangan Kecakapan Literasi Diri Pada topik ini pengalaman belajar yang saya dapatkan yaitu mengenai pengembangan kecakapan literasi diri. Pengembangan literasi diri bertujuan untuk meningkatkan kompetensi profesional diri secara berkelanjutan melalui kegiatan membaca, menulis, melakukan penelitian baik secara mandiri maupun kolaboratif. Dalam rangka mengembangkan literasi diri dapat menggunakan istilah 5T + 1A, yaitu: (1) Time (waktu yang tepat, kapan, dan berapa lama) pembelajaran literasi diberikan, (2) Task (tugas apa saja yang sesuai dengan kebutuhan, minat, latar belakang, dan usia peserta didik, (3) Text (pemilihan teks), (4) teaching strategy (strategi yang digunakan dalam pembelajaran literasi yang efektif, (5) Talk (pembelajaran keterampilan berbahasa lisan), dan (6) Assesment (jenis penilaian yang sesuai dengan kebutuhan, minat, latar belakang, dan usia peserta didik). Dengan memperhatikan keenam aspek di atas, diharapkan pembelajaran literasi bukan saja efektif namun juga seimbang (balance). Refleksi Refleksi pengalaman belajar yang saya pilih yaitu pada topik 2 yaitu pengalaman Strategi Pengembangan Keterampilan Literasi. Materi pada topik 2 belajar yang ini saya rasa penting dikarenakan keterampilan literasi menjadi fondasi dipilih penguasaan keterampilan lainnya. Oleh karena itu, pembelajaran literasi perlu mendapat perhatian serius dari para guru. Sama-sama kita ketahui bahwa tingkat melek literasi di Indonesia masih sangat lemah, maka dari itu kecakapan literasi sudah seyogyanya harus ditanamkan sedini mungkin mulai dari diri kita sendiri. Analisis Pada topik pembelajaran yang saya pilih menghasilkan sebuah artefak artefak pembelajaran dalam beberapa tahap kegiatan pembelajaran, diantaranya pembelajaran sebagai berikut:



NUR AZLINA – PGSD 004 – 22400371



Ruang Kolaborasi Pada ruang kolaborasi saya bersama kelompok melakukan observasi terhadap lingkungan sekolah untuk mengeksplorasi konsep strategi pengembangan keterampilan literasi yang ada di sekolah tersebut dengan mengunakan Lembar Kerja yang telah disediakan di LMS. Berikut ini link google drive hasil observasi yang kelompok kami lakukan. https://drive.google.com/file/d/1wEladoSnXwEmIJ7piwXxDkbFbILlBQ Ur/view?usp=drive_link Demonstrasi Kontekstual Pada bagian demonstrasi kontekstual ini, kami secara individu diminta untuk mencoba salah satu strategi kegiatan literasi di kelas dengan memilih satu strategi, kemudian praktikan strategi tersebut untuk kegiatan literasi di kelas. Setelah melaksanakan praktik tersebut, kami secara individu diminta untuk merefleksikan kegiatan tersebut dengan cara menjawab beberapa pertanyaan yang telah disediakan pada Lembar Kerja yang telah disediakan LMS Berikut ini link google drive hasil observasi yang kelompok kami lakukan https://drive.google.com/file/d/1xMjBmwtC23qu3AlpjB5CiUnRk0JVBm sT/view?usp=drive_link Elaborasi Pemahaman Pada tahap elaborasi pemahaman kami secara individu diminta untuk Buatlah laporan sederhana yang interaktif untuk menyampaikan hasil praktik yang telah kami lakukan. Setelah itu, kami secara individu diminta untuk memberikan pendapat terkait strategi yang bagaimanakah yang baik untuk kegiatan literasi di sekolah dasar?. Berikut ini link google drive esai mengenai solusi untuk menciptakan lingkungan kaya literasi yang telah saya buat. https://drive.google.com/file/d/1ong0SzT_hdT7EA_pcI2f0RELZRSavl11 /view?usp=drive_link Koneksi Antar Materi Pada bagian koneksi antar materi kami diminta untuk studi kasus literasi yang disediakan pada LMS serta langsung menjawabnya pada bagian notes yang telah disediakan Aksi Nyata Pada bagian aksi nyata kami diminta untuk menyusun sebuah rencana aksi nyata berupa kegiatan pembelajaran literasi menggunakan salah satu strategi. Kami secara individu diminta juga untuk menyusun kegiatan tersebut berdasarkan sintak yang sesuai dengan menggunakan format



NUR AZLINA – PGSD 004 – 22400371



Lembar Kerja (LK) yang telah disediakan. Berikut ini link google drive rencana aksi nyata yang telah saya buat. https://drive.google.com/file/d/1W6Lgzgj7qvtJx6oPUTSkKk8TCDhs7fE /view?usp=drive_link Pembelajaran Dengan mengaitkan kegiatan literasi dasar dengan kehidupan nyata, bermakna peserta didik akan melihat pentingnya keterampilan tersebut dalam (good practise) konteks sehari-hari. Mereka akan lebih termotivasi untuk belajar karena mereka memahami bagaimana literasi dapat memengaruhi keputusan dan situasi dalam kehidupan mereka. Budaya literasi di kalangan anak-anak seharusnya diterapkan dari sedini mungkin. Budaya literasi dapat di tumbuhkan melalui proses pembelajaran baik dari segi membaca ataupun menulis. Pembelajaran literasi harus dilakukan dalam kondisi yang menyenangkan sehingga pembelajaran tersebut mampu menumbuhkan kecintaan siswa untuk membaca dan menulis. Jika di ajarkan dalam kondisi paksaan maka siswa akan merasa tertekan. Oleh sebab itu, guru harus pandai dalam memilih media dan sumber belajar yang mampu mendorong siswa untuk cinta membaca dan menulis.