Modal Awal Dan Proyeksi Keuangan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH MODAL AWAL DAN PROYEKSI KEUANGAN



DISUSUN OLEH:



Rindamia A 311 21 092 Moh Alamsyah A 311 21 097 Adi Sabana A 311 21 064



PROMGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO PALU 2021



KATA PENGANTAR Bismillahihirrahmannirrahim Assalamualaikum Wr.Wb Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan seluruh alam, tuhan yang sudah ada sebelum kata itu ada, dan akan selalu ada walaupun kata itu telah tiada. Tuhan yang menciptakan alam semesta beserta semua mahluk hidup yang ada didunia dan semoga kita semua selalu dilindungan-Nya. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada kanjeng baginda nabi besar sang revolusioner Islam Nabi Muhammad SAW, yang membawa kalimat tauhid Lailahaillallah dan mempertegas seluruh alam semesta bahwasanya tidak ada Tuhan selain Allah SWT, dan Semoga syafaat beliau selalu tercurahkan kapada kita semua dan seluruh makhluk yang ada di alam semesta ini. Pertama-tama kami ucapkan terima kasih dosen pengajar mata kuliah “Kewirausahaan” yang sekaligus membimbing kami dalam mata kuliah tersebut, serta ucapan terima kasih teman-teman yang telah membantu dalam hal penulisan dan penyusunan makalah ini. Kami sadar dalam penulisan makalah “sModal awal dan proyeksi keuangan” ini masih banyak kekurangan, dan oleh karena itu kami mohon saran dan kritik membangun untuk menyempurnakan tulisan ini guna menjadi sumbangsih ilmu pengetahuan. Billahitaufik Walhidaya



Palu, 23 Oktober 2021



Wassalamaualaikum Wr.Wb.



Penyusun 2



DAFTAR ISI



Kata Pengantar...........................................................................................................ii Daftar Isi .................................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1 1.1. Latar Belakang..........................................................................................1 1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................2 1.3. Tujuan Penulisan.......................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN............................................................................................3 2.1 Menghitung biaya dan menetapkan harga jual produk................................3 2.2 Kalkulasi biaya produk dan penetapan harga jual.......................................7 2.3 Menghitung biaya dan menetapkan harga ..................................................9 BAB III PENUTUP..................................................................................................12 3.1 Kesimpulan.............................................................................................12 DAFTAR PUSTAKA………………………………………….……………...13



3



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari serangkaian siklus akuntansi. Definisi akuntansi menurut Jusup (1994) akuntansi pada dasarnya merupakan



serangkaian



kegiatan



mencatat,



menggolongkan,



meringkas,



melaporkan dan menganalisis data keuangan suatu organisasi. Transaksi merupakan kejadian yang mempunyai nilai ekonomis bagi perusahaan. Kejadian ini dicatat dalam jurnal dan secara periodik dicatat dalam buku besar. Pada akhir periode, saldo-saldo dari semua rekening-rekening di buku besar dihitung dan dicantumkan dalam neraca lajur. Neraca lajur merupakan alat bantu untuk menyusun laporan keuangan. Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan idealnya meliputi laporan neraca, laba rugi, perubahan modal, arus kas, laporan investasi oleh dan distribusi kepada pemilik, dan catatan atas laporan keuangan (Hendriksen dan Breda, 2000). Hal ini dimaksudkan agar laporan keuangan tersebut dapat memberikan gambaran yang sesungguhnya tentang kinerja dan kekayaan suatu perusahaan. Namun biasanya perusahaan membuat laporan keuangan yang terdiri dari laporan neraca, dan laporan laba rugi. Laporan keuangan dibuat dengan dasar kejujuran, dan netral (artinya, laporan keuangan dibuat tidak berdasarkan atas “pesanan” dari pemilik atau manajemen). Ada banyak pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (Ikatan



1



Akuntan Indonesia, 2002), pihak-pihak tersebut antaran lain Investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah, dan masyarakat. Setiap laporan yang dibuat oleh perusahaan mengandung arti sehingga bagi mereka yang memperoleh laporan tersebut dapat memahami apa yang terjadi dalam tubuh perusahaan tersebut. Dari laporan keuangan tersebut dapat dilihat kondisi perusahaan sesungguhnya pada saat ini atau pada suatu periode tertentu. Kondisi yang dimaksud adalah kondisi keuangan perusahaan secara keseluruhan. 1.2 Rumusan Masalah Dalam makalah ini penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana menghitung biaya dan menetapkan harga jual produk ? 2. Bagaimana kalkulasi biaya produk dan penetapan harga jual diperlukan untuk mengelola biaya, efisiensi dan produktivitas ? 3. Bagaimana menghitung biaya dan menetapkan harga ? 1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan dalam makalah ini yaitu, sebagai berikut : 1. Untuk menghitung biaya dan menetapkan harga jual produk 2. Untuk mengetahui kalkulasi biaya produk dan penetapan harga jual diperlukan untuk mengelola biaya, efisiensi dan produktivitas 3. Untuk menghitung biaya dan menetapkan harga



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Menghitung biaya dan menetapkan harga jual produk Masalah penentuan harga jual produk biasanya merupakan masalah yang sangat krusial bagi setiap perusahaan. Penetapan harga jual produk yang terlalu rendah dapat menyebabkan perusahaan menderita kerugian. Sebaliknya jika harga jual yang ditetapkan terlalu tinggi akan menyebabkan produk yang dijual oleh perusahaan tidak laku di pasaran karena harga yang ditetapkan tidak kompetitif dan terlalu tinggi bila dibandingkan dengan harga jual yang ditetapkan oleh kompetitor perusahaan. Penentuan harga jual suatu produk merupakan suatu keputusan yang dibuat oleh manajemen tentang hal-hal yang perlu dibebankan kepada produk atau jasa (Horngren et al., 2008: 494). Harga jual umumnya ditentukan berdasarkan biaya produksi ditambah dengan laba yang diinginkan. Penentuan harga jual dapat dilakukan sebagai berikut: 1. Menghitung total biaya produksi dengan menjumlahkan semua biaya produksi yang dikeluarkan, terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. 2. Setelah diperoleh total biaya produksi selanjutnya akan dihitung biaya produksiper unit dengan membagi total biaya produksi dengan jumlah unit yang diproduksi. 3. Harga jual per unit akan ditentukan dengan menambah biaya produksi per unit dengan laba per unit yang diinginkan.



3



Harga jual merupakan beberapa uang yang digunakan untuk memperoleh sejumlah barang beserta layanan dari penjual (Soeprihanto dalam Desliane, 2016). Penentuan harga jual barang atau jasa merupakan tujuan dari pihak manajemen untuk membuat keputusan (Halim dkk dalam Intan, 2014). Harga jual yang ditetapkan pada produk hendaknya dapat menutuptotal biayayang dikeluarkan penjual dan harus menghasilkan laba sesuai dengan target. Ada empat metode dalam menentukan harga jual yaitu : 1) Penentuan harga jual secara normal, 2) Cost Plus Pricing, 3) Penentuan harga jual setiap unit, 4) Penentuan harga jual terhadap bahan dan waktu (Sunarto dalam Nadylah, 2014). Cost plus pricing merupakan cara untuk menentukan harga jual yang dilakukan dengan menambahkan laba atau mark up pada jumlah biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi dan pemasaran. Harga jual yang didasarkan pada perhitungan cost plus pricing dapat dilakukan perhitungan dengan rumus : Harga jual = Taksiran biaya penuh + Laba yang diinginkan Perhitungan taksiran biaya dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu full costing dan variable costing. Pada pendekatan full costing, untuk dasar menentukan harga jual melalui biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, overhead pabrik (variabel dan tetap), administrasi dan umum, serta pemasaran yang merupakan kegunaan dari taksiran total biaya (Sunarto dalam Nadylah, 2014).



4



Sedangkan pada pendekatan variabel costing, taksiran total biaya yang digunakan sebagai dasar menentukan harga jual meliputi biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, overhead pabrik variabel, administrasi dan umum, dan pemasaran (Sunarto dalam Nadylah, 2014). Contoh perhitungan penentuan harga jual per unit yang diproduksi adalah sebagai berikut: misalkan PT ABC untuk memproduksi 1.000 unit produk mengeluarkan biaya bahan baku langsung sebesar Rp. 25.000.000,-, biaya tenaga kerja langsung Rp. 15.000.000,-, dan biaya overhead pabrik sebesar Rp. 10.000.000,-. PT ABC menginginkan laba sebesar 15% dari biaya produksi. Harga jual produk per unit yang diproduksi dapat ditentukan sebagai berikut: 1. Total biaya produksi = Rp. 25.000.000,- + Rp. 15.000.000,- + Rp. 10.000.000, = Rp. 50.000.000,-. 2. Biaya produksi per unit = Rp. 50.000.000,-/1.000 = Rp. 50.000,-. 3. Harga jual per unit = Rp. 50.000,- + (15% x Rp. 50.000,-) = Rp. 57.5000,-. Kotler dan Keller (2009:439) menyatakan harga jual adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaa-manfaat, karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Laksana (2008:114) menyatakan beberapa tujuan penetapan harga jual yaitu : 1. Profit maximalization pricing (maksimalisasi keuntungan). 2. Market share pricing (pendapatan laba untuk merebut pangsa pasar). 3. Market skimming pricing. 4. Current revenue pricing (penetapan laba untuk pendapatan maksimal).



5



5. Target profit pricing. 6. Promotional pricing (penetapan harga untuk promosi). Ngadiman (2008:291) menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi harga jual yaitu : 1. Pemintaan konsumen 2. Selera konsumen 3. Jumlah pesaing 4. Harga jual yang ditentukan pesaing 5. Biaya => Metode Penetapan Harga Swastha (2010:154) menyatakan bahwa metode penentuan harga jual yang berdasarkan biaya dalam bentuk yang paling sederhana, yaitu : a. Cost plus pricing method Penentuan harga jual cost plus pricing, biaya yang digunakan sebagai dasar penentuan, dapat didefinisikan sesuai dengan metode penentuan harga pokok produk yang digunakan. Dalam menghitung cost plus pricing, digunakan rumus : Harga jual = Biaya total + Margin b. Mark up pricing method Mark up pricing banyak digunakan oleh para pedagang. Para pedagang akan menentukan harga jualnya dengan cara menambahkan mark up yang diinginkan pada harga beli per satuan. Persentase yang ditetapkan berbeda untuk setiap jenis barang. Dalam menghitung harga jual, menggunakan rumus : Harga jual = Harga beli + Mark up



6



c. Penentuan harga oleh produsen Dalam metode ini, harga yang ditetapkan oleh perusahaan adalah awal dari rangkaian harga yang ditetapkan oleh perusahaan-perusahaan lain dalam saluran ditribusi. Karena itu, penetapan harga oleh produsen memegang peranan penting dalam menentukan harga akhir barang. Dalam menetapkan harga jualnya, barang yang dihasilkan, kemudian menambahkan sejumlah mark up tertentu. Produsen menggunakan rumus yang mereka anggap cocok bagi mereka, tentunya berdasarkan pengamatan atas produk yang dihasilkannya. Setiap produk mempunyai pola biaya yang berbeda satu sama lainnya. Budiarto (2011:90) menyatakan Cost Plus Pricing adalah penetapan harga dengan menambahkan sejumlah (presentase) tertentu dari harga jual atau biaya sebagai keuntungannya. 2.2 Kalkulasi biaya produk dan penetapan harga jual yang diperlukan untuk mengelola biaya efisiensi, produktivitas Kalkulasi biaya produksi variabel (variable costing) ialah pengorbanan sumber daya untuk menghasilkan barang atau jasa dimana hanya diperhitungkan biaya variabel saja, yang terdiri dari biaya bahan langsung, upah langsung, dan biaya overhead pabrik. Ketiga unsur biaya itu langsung berhubungan dengan volume kegiatan produksi, maka disebut kalkulasi biaya produk langsung (direct costing). Kegunaan variabel costing adalah untuk: (1) membebankan seluruh biaya tetap kepada perhitungan laba-rugi, (2) perencanaan laba,



7



(3) pengambilan keputusan reduksi biaya, (4) memisahkan beban (expenses) menurut perilaku biaya, (5) memudahkan menyusun rugi-laba segmen tingkat unit, tingkat batch, tingkat produk. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) berperan untuk mengurangi angka kemiskinan dan membantu menyerap ketenagakerjaan di Indonesia. Besarnya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia sejumlah 56.534.592 unit (BPS, 2012). Dengan bertambahnya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang sekian banyaknya, jelas persaingan antar Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) akan semakin ketat. Oleh karena itu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) harus dibiasakan untuk menghadapi persaingan dengan cara melakukan usaha peningkatan efisiensi dan produktivitas serta membuat lebih unggul dalam persaingan. Banyaknya warung makan di Jetis Kulon menyebabkan terjadinya suatu persaingan yang ketat di antara usaha tersebut yang umumnya menawarkan berbagai macam menu namun serupa antara satu warung dengan warung lainnya. Untuk mendapatkan beberapa perpaduan dari barang dan layanannya dapat dilakukan melalui sejumlah uang merupakan difinisi harga (Basu Swasta dalam Febriawan, 2014). Dengan menerapkan rendahnya harga jual, maka tingkat penjualan produk akan mengalami suatu peningkatan. Tingkatan penjualan yang didapat dari unit usaha atau dari perusahaan untuk periode tertentu dan dalam satuan rupiah dapat disebut dengan volume penjualan (Basu Swasta dalam Febriawan, 2014). Penentuan harga jual produk dapat dipengaruhi oleh peranan



8



dari harga pokok. Tepatnya penetapan biaya dapat menghasilkan lebih akuratnya harga pokok produksi. Oleh karena itu, Warung Sederhana 2 (WS2) ini harus mengelola biaya sebaik mungkin, mengevaluasi kinerja serta mengidentifikasi strategi dalam upaya untuk menghadapi persaingan ketat. Semakin baik kemampuan mengelola biaya, maka semakin baik pula kualitas dan harga produk yang ditawarkan kepada pelanggan atau konsumen. 2.3 Menghitung biaya dan menetapkan harga Dalam ekonomi Islam siapapun boleh berbisnis, namun demikian, dia tidak boleh melakukan ikhtiar, yaitu mengambil keuntungan normal dengan menjual lebih sedikit barang untuk harga yang lebih tinggi. Bersumber dari hadist dari Muslim, Ahmad, Abu Daud Dari Said bin al Musyyab dari ma‟mar bin Abdullah Al-Adawi bahwa Rasulullah saw bersabda “tidaklah orang melakukan ikhtikar itu kecuali ia berdosa” Islam menghargai hak penjual dan pembeli untuk menentukan harga sekaligus melindungi hak keduanya. Islammembolehkan bahkan mewajibkan, pemerintah melakukan intervensi harga, bila kenaikan harga disebabkan adanya distorsi terhadap permintaan dan penawaran kebolehan intervensi harga antara lain karena: a. Intervensi harga menyangkut kepentingan masyarakat yaitu melindungi penjual dalam hal tambahan keuntungan (Profit Margin) sekaligus melindungi pembeli dari penurunan daya beli. b. Bila kondisi menyebabkan perlunya intervensi harga, karena jika tidak dilakukan intervensi harga, penjual menaikan harga dengan cara Ikhtikar Atau



9



Ghaban Faa Hisy. Oleh karenanya pemerintahdituntut proaktif dalam mengawasi harga guna menghindari adanya kedzaliman produsen terhadap konsumen. c. Pembeli biasanya mewakili masyarakat yang lebih luas, sedangkan penjual mewakili kelompok masyarakat yang lebih kecil. Artinya intervensi harga harus dilakukan secara proporsional dengan melihat kenyataan tersebut.



Menetapkan satu harga untuk semua pembeli merupakan ide yang dapat dikatakan modern yang muncul saat bermula nya perdagangan eceran skala besar yang terjadi pada akhir abad ke sembilan belas karena pada saat itu perdagangan terjadi dikarenakan penjualan dengan begitu banyak barang dan memperhatikan banyak nya karyawan. Banyak ekonom mengasumsikan bahwa para konsumen adalah penerima harga dan menerima harga pada saat pertama konsumen menerimanya lalu mereka menyadari apakah hal itu relavan atau tidak. Lalu keputusan pembelian didasarkan pada bagaimana konsumen menganggap harga dan beberapa harga aktual saat ini yang jadi pertimbangan bukan harga yang ditetapkan pasar. Para konsumen tentu memliki batas bawah harga dimana harga yang lebih rendah menandakan produk dengan kualitas yang buruk dan juga batas atas harga yang dimana harga yang lebih tinggi dari batas itu dianggap berlebihan dan tidak sesuai dengan uang yang dikeluarkan. Penetapan harga selalu menjadi masalah bagi setiap perusahaan karena penetapan harga ini bukanlah kekuasaan atau kewenangan yang mutlak dari seorang pengusaha ataupun pihak perusahaan. Penetapan harga dapat menciptakan hasil penerimaan penjualan dari produk yang dihasilkan dan dipasarkan.



10



Meskipun penetapan harga merupakan hal yang penting, namun masih banyak perusahaan yang kurang sempurna dalam menangani permasalah penetapan harga tersebut. Karena menghasilkan penerimaan penjualan, maka harga mempengaruhi tingkat penjualan, tingkat keuntungan, serta share pasar yang dapat dicapai perusahaan.



11



BAB III PENUTUP 3.1 kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis adalah : 1. Cost plus pricing merupakan metode yang digunakan untuk menetapkan harga jual pada suatu barang maupun jasa melalui perhitungan biaya-biaya yang dikeluarkan dan penambahan dengan mark up yang diinginkan 2. perbedaan dalam dua pendekatan metode cost plus pricing yaitu pada proses perhitungan melalui metode full costing dan variable costing yaitu ada pada hasil akhir perhitungan, dimana pada metode full costing harga jual yang lebih rendah daripada harga jual hasil dari perhitungan metode variable costing. Namun jika ditinjau dari bagian harga pokok produksi, perhitungan kedua metode ini besarnya sama



12



DAFTAR PUSTAKA Aini Nurul, Meria. 2011. Analisis Penentuan Harga Jual Perkemasan Produk Terhadap Laba Yang Dihasilkan Pada PT. IndofoodCbp Sukses Makmur Tbk Palembang. Ayu S, Dyah. 2013. Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi Batik Mustika Blora Berdasarkan Sistem Activity Based Costing (Studi Kasus pada Usaha Batik Mustika Blora) Badan Pusat Statistik Jakarta Pusat , 2012. Usaha Mikro kecil Menengah Tahun 2012. Jakarta Pusat : Badan Pusat Statistik. Budi L, Arum. 2014. Evaluasi Penetapan Harga Pokok Produk Roti Pada Ukm Roti Saudara Di Banyumanik. Lailia R, Mahjiatul. 2013. Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Sistem Activity Based Costing Pada CV Ijen Finisha Ajibarang, Banyumas. Nur A.Y, Ahmad. 2013. Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi Percetakan Dengan Menggunakan Metode Full Costing Pada CV. Global Sejahtera. Sulpa, Nadylah. 2014. Proses Penentuan Harga Jual Pada Rumah Makan Citra Minang Di Makassar. Wauran, Desliane. 2016. Analisis Penentuan Harga Pokok Produk Dan Penerapan Cost Plus Pricing Method Dalam Rangka Penetapan Harga Jual Pada Rumah Makan Soto Rusuk Ko ’ Petrus Cabang Megamas, 4(2), 652–661.



13



Gayatri Winny. 2013. Penentuan Harga Jual Produk Dengan Metode Cost Plus Pricing



Pada



PT.Pertani



(Persero)



Cabang



Sulawesi



Utara.



http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/3 Bahri dan Rahmawaty. 2019. Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi dalam Menentukan Harga Jual Produk (Studi Empiris pada UMKM Dendeng Sapi di Banda Aceh). Jurnal ILMIAH Mahasiswa Ekonomi Akuntansi, Vol. 4, No. 2, pp. 344-358.



14