Modul Akuntansi Perusahaan Dagang [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODUL AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



i



DAFTAR ISI DAFTAR ISTILAH ............................................................................................................. iv PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1 KEGIATAN BELAJAR 1 ..................................................................................................... 3 Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan : .............................. Error! Bookmark not defined. Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan : ........................ Error! Bookmark not defined. Pokok-pokok Materi : ......................................................................................................... 3 Uraian Materi...................................................................................................................... 3 Rangkuman ....................................................................................................................... 28 Tugas ................................................................................................................................ 29 Tes Formatif ..................................................................................................................... 29 KEGIATAN BELAJAR 2 ................................................................................................... 34 Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan : ............................... Error! Bookmark not defined. Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan : ........................ Error! Bookmark not defined. Pokok-pokok Materi ......................................................................................................... 34 Uraian Materi.................................................................................................................... 34 Rangkuman ....................................................................................................................... 45 Tugas ................................................................................................................................ 45 Tes Formatif ..................................................................................................................... 46 KEGIATAN BELAJAR 3 ................................................................................................... 49 Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan : ............................... Error! Bookmark not defined. Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan : ........................ Error! Bookmark not defined. Pokok-pokok Materi : ....................................................................................................... 49 Uraian Materi.................................................................................................................... 49 Rangkuman ....................................................................................................................... 62 Tugas ................................................................................................................................ 63 Tes Formatif ..................................................................................................................... 64 KEGIATAN BELAJAR 4 .................................................................................................. 67 Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan : ............................... Error! Bookmark not defined. Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan : ........................ Error! Bookmark not defined. Pokok-pokok Materi : ....................................................................................................... 67 Uraian Materi.................................................................................................................... 67 Rangkuman ....................................................................................................................... 94 Tugas ................................................................................................................................ 97



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



ii



Tes Formatif ..................................................................................................................... 99 TUGAS AKHIR .................................................................... Error! Bookmark not defined. TEST AKHIR FORMATIF ................................................... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA............................................................ Error! Bookmark not defined. Kunci Jawaban Tes Formatif ................................................. Error! Bookmark not defined. Kunci Jawaban Tes Akhir ...................................................... Error! Bookmark not defined.



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



iii



DAFTAR ISTILAH



DAFTAR ISTILAH 1. Cash discount adalah potongan yang diberikan oleh penjual kepada pembeli karena pembeli membayar dalam masa potongan tunai sebagaimana tertera dalam syarat pembayaran. 2. Disbursement Journal atau Cash Payment Journal adalah Jurnal Pengeluaran Kas digunakan untuk mencatat semua transaksi yang mngurangi kas atau tempat transaksi yang menggunakan kas 3. Harga Pokok Penjualan adalah harga pokok barang yang telah laku dijual 4. Jurnal Koreksi adalah kesalahan dalam penjurnalan transaksi dan jurnal yang salah sudah terlanjur diposting ke akun-akun terkait. 5. Jurnal Khusus adalah jurnal yang hanya untuk mencatat satu jenis transaksi saja atau buku jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi sejenis yang bersifat rutin. 6. Jurnal Pembalik adalah jurnal yang digunakan untuk memindahkan akun permanen ke akun temporer. 7. Laporan Arus Kas adalah informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode tertentu, menggambarkan 3 kelompok kegiatan yang menyebabkan bertambah atau berkurangnya kas 8. Masuk Pertama Keluar Pertama (First In First Out/FIFO) adalah metode ini mengasumsikan bahwa barang yang pertama dibeli merupakan barang yang pertama terjual. 9. Masuk Terakhir Keluar Pertama (Last In First Out/LIFO) adalah metode yang diasumsikan barang yang dibeli terakhir adalah barang yang dijual pertama, sehingga persediaan yang tersisa di persediaan akhir adalah barang yang paling awal diperoleh. 10. Metode Rata Rata adalah biaya barang tersedia untuk dijual (persediaan awal dan pembelian) dibagi dengan unit tersedia untuk dijual, untuk mendapatkan biaya rata-rata per unit. 11. Metode Perpetual adalah catatan persediaan selalu dimutakhirkan (updated) setiap kali terjadi transaksi yang melibatkan persediaan, sehingga perusahaan selalu mengetahui kuantitas dan nilai persediaanya setiap saat.



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



iv



DAFTAR ISTILAH



12. Metode Periodik adalah jumlah persediaan ditentukan secara berkala (periodik) dengan melakukan penghitungan fisik dan mengalikan jumlah unit tersebut dengan harga satuan untuk memperoleh nilai persediaan yang ada pada saat itu. 13. Metode identifikasi adalah sesuatu yang khusus lazimnya diaplikasikan untuk perdagangan atau produksi barang dagang yang khusus atau unik dan lazimnya bernilai tinggi. 14. Neraca adalah laporan keuangan yang secara sistematis menyajikan posisi keuangan perusahaan (aset, kewajiban, dan ekuitas) pada suatu tanggal tertentu. 15. Neraca Saldo adalah daftar akun-akun beserta saldo-saldo yang menyertainya. Saldo akun diambil angkanya dari saldo terakhir yang ada disetiap akun. 16. Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian adalah berisi saldo-saldo setiap akun yang terdapat di buku besar utama (general ledger) sebelum dilakukan pencatatan penyesuai 17. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian adalah saldo buku besar setelah disesuaikan dengan keadaan akhir tahun atau keadaan saat menyusun laporan keuangan. 18. Neraca Lajur (worksheet) adalah kertas kerja untuk membantu penyelesaian siklus akuntansi akhir periode. 19. Rabat adalah pembeli yang melakukan pembelian dalam jumlah yang besar, biasanya mendapat potongan khusus dari harga resmi yang tercantum dalam daftar harga. 20. Retur Penjualan adalah pembatalan atas penjualan yang telah dilakukan perusahaan (baik sebagian ataupun seluruhnya). 21. Trade Discount adalah potongan harga yang diberikan oleh penjual dari harga resmi yang tertera pada daftar harga atau katalog.



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



v



PENDAHULUAN



PENDAHULUAN Rasional dan Deskripsi Singkat Penyusunan laporan keuangan merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh bagian akuntansi. Laporan keuangan menggambarkan kinerja perusahaan selama satu perioda, khususnya kinerja keuangan perusahaan. Perkembangan perusahaan dapat diketahui melalui laporan keuangan yang disajikan. Penting bagi Anda untuk dapat menyusun laporan keuangan dan membantu pengambil keputusan berdasarkan informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan. Anda dapat menjadi orang pertama yang mengetahui baik buruknya kinerja perusahaan selama satu perioda. Modul Akuntansi Perusahaan Dagang ini akan membantu Anda dalam belajar menyusun laporan keuangan perusahaan, khususnya perusahaan dagang. Modul ini membahas materi tentang penjurnalan (Jurnal Umum dan Jurnal Khusus), posting, daftar saldo, penyesuaian, pemanfaatan kertas kerja (neraca lajur), dan penyusunan laporan keuangan disertai dengan junal penutup dan jurnal pembalik. Relevansi Modul ini dikemas dalam empat kegiatan belajar, dan disusun dengan urutan sebagai berikut. • Kegiatan Belajar 1: Pencatatan transaksi keuangan perusahaan dagang ke dalam Buku Jurnal Umum • Kegiatan Belajar 2: Pencatatan transaksi keuangan perusahaan dagang ke dalam Buku Jurnal Khusus • Kegiatan Belajar 3: Pencatatan persediaan barang dagangan dengan metode periodik/fisik dan perpetual dengan asumsi arus harga pokok FIFO, LIFO, dan rata-rata/Average •



Kegiatan Belajar 4: Neraca Saldo, Penyesuaian Perusahaan Dagang, dan penyelesaian Kertas kerja, penyusunan Laporan Keuangan Perusahaan Dagang, meliputi: Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Posisi Keuangan, Laporan Arus Kas, disertai pembuatan Jurnal Penutup, serta pembuatan Jurnal Pembalik.



Petunjuk Belajar



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



1



PENDAHULUAN



Kegitan belajar materi Akuntansi Perusahaan Dagang yang sedang Anda ikuti saat ini dapat berjalan lancar dan sesuai dengan harapan Anda jika Anda mengikuti langkah-langkah belajar sebagai berikut: 1. Silahkan baca dan pahami setiap kegiatan belajar secara berutan mulai dari tahap awal sampai akhir. 2. Pelajari kegiatan belajar secara berurutan. Selesaikan Kegiatan Belajar 1 terlebih dahulu sampai tuntas, sebelum Anda melanjutkan pada kegiatan belajar yang berikutnya. 3. Perhatikan semua contoh soal dan jawaban secara seksama. Jika tidak cukup satu kali, ulangi kembali sampai Anda benar-benar memahami soal tersebut. 4. Setelah Anda memahami materi dan contoh soal, kerjakan soal latihan yang ada di setiap kegiatan belajar. 5. Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban di bagian lampiran modul ini. Ingat, jangan melihat jawaban terlebih dahulu sebelum Anda berusaha menyelesaikan soal latihan. 6. Kerjakan semua tugas yang ada pada setiap kegiatan belajar. Hal ini dapat membantu Anda untuk menambah pemahaman dan keterampilan Anda. 7. Kerjakan pula tes formatif pada setiap kegiatan belajar. Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban. Nilailah jawaban Anda berdasarkan pedoman penilaian di bagian lampiran modul. Jika nilai Anda memenuhi kriteria minimal, maka Anda berhak untuk melanjutkan ke kegiatan belajar yang selanjutnya. Namun, bila belum memenuhi kriteria minimal, sebaiknya Anda mempelajari kembali setiap bagian pada kegiatan belajar yang bersangkutan sampai Anda memenuhi kriteria minimal. 8. Berdiskusilah dengan teman Anda jika Anda mengalami kesulitan. Sebaiknya Anda juga berlatih untuk mengerjakan soal-soal, baik secara mandiri maupun secara berkelompok. 9. Jika Anda masih menemui kesulitan dalam memahami setiap kegiatan belajar, silakan hubungi instruktur/widiaiswara pembimbing atau fasilitator yang mengajar mata diklat ini. Baiklah, selamat belajar. Semoga Anda dapat mempelajari dengan mudah setiap kegiatan belajar yang ada di modul ini. Ingat, setiap langkah kecil yang Anda buat akan membawa Anda ke tujuan yang Anda tetapkan. Yakinlah bahwa Anda dapat meraih semua yang Anda targetkan. Semoga sukses.



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



2



MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN



KEGIATAN BELAJAR 1 Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan : Menerapkan prinsip dan prosedur pencatatan transaksi keuangan perusahaan dagang Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan : Menerapkan prinsip dan prosedur pencatatan transaksi keuangan perusahaan dagang.



Pokok-pokok Materi : Materi yang dipelajari pada kegiatan belajar 1 ini meliputi: 1. Karakteristik Perusahaan Jasa dan Perusahaan Dagang 2. Gambaran dan Ilustrasi Laporan Keuangan Perusahaan Dagang 3. Akuntansi Pembelian Barang Dagangan 4. Akuntansi Penjualan Barang Dagangan 5. Akun-akun dalam Perusahaan Dagang 6. Posting 7. Menyusun Neraca Saldo (Sebelum Penyesuaian)



Uraian Materi: A. Pendahuluan Dalam banyak hal, pencatatan dan prosedur-prosedur akuntansi dalam perusahaan dagang tidak berbeda dengan perusahaan jasa. Baik dalam perusahaan jasa maupun perusahaan dagang, semua transaksi harus dicatat dalam jurnal dan kemudian secara periodik dibukukan ke dalam akun-akun di buku besar, yang dalam akuntansi dikenal sebagai posting. Pada akhir periode, saldo-saldo dari semua akun dihitung dan dicantumkan dalam neraca lajur sebagai alat bantu untuk menyusun laporan-laporan keuangan. Jurnal penyesuaian dan jurnal tertutup juga dibuat dalam perusahaan dagang, begitu pula halnya pembuatan neraca saldo setelah tutup buku perlu dikerjakan sebagai tahap akhir dalam siklus akuntansi. Meskipun akuntansi untuk perusahaan jasa dalam banyak hal tidak berbeda dengan akuntansi perusahaan dagang, namun dalam perusahaan dagang diperlukan adanya akun dan metode tertentu untuk pembelian dan penjualan



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



3



MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN



barang dagangan. Dalam kegiatan belajar 1 ini, hanya akan dibahas siklus akuntansi perusahaan dagang sampai tahapan penyusunan neraca saldo (sebelum penyesuaian).



B. Akuntansi Untuk Pembelian Barang Dagangan 1. Pembelian Barang Dagangan Apabila perusahaan menggunakan metode persediaan periodik, maka pembelian barang-barang untuk dijual kembali (barang dagangan) dicatat dengan mendebet akun pembelian. Akun pembelian merupakan sebuah akun yang digunakan untuk mengumpulkan seluruh harga pokok barang yang dibeli selama periode. Sebagai contoh, misalkan pada tanggal 3 Januari, sebuah perusahaan yang menggunakan metode periodik, membeli barang dagangan seharga Rp450.000,00 secara kredit. Transaksi ini dicatat dengan jurnal sebagai berikut: Jan. 3



Pembelian………………………………… Rp450.000,00 Utang Dagang……………………



Rp450.000,00



(Untuk mencatat Pembelian barang dengan syarat 2/10, n/30) Akun Pembelian hanya digunakan untuk mencatat pembelian barang dagangan untuk dijual kembali. Apabila perusahaan membeli barang-barang untuk digunakan sendiri dalam operasi perusahaan (bukan barang dagangan), seperti misalnya membeli peralatan kantor atau mebel untuk digunakan sendiri, maka yang didebet adalah akun aset yang bersangkutan, bukan akun pembelian. 2. Retur dan Potongan Pembelian Dalam transaksi pembelian dapat juga terjadi retur pembelian. Apabila barang dagangan yang dibeli dari pemasok ternyata rusak atau kondisinya tidak memuaskan, maka biasanya pembeli mengembalikan barang tersebut dan utang kepada pemasok menjadi berkurang. Kemungkinan lain ialah bahwa barang tersebut tidak dikembalikan oleh si pembeli, tetapi ia mendapat pengurangan (potongan) harga dari si penjual yang disebut potongan pembelian. Untuk mencatat transaksi retur pembelian dan penerimaan potongan harga dalam transaksi pembelian biasanya digunakan sebuah akun khusus yang disebut akun retur dan potongan pembelian. Sebagai contoh, misalkan Rp45.000,00 dari barang yang dibeli pada tanggal 3 Januari di atas, dikembalikan



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



4



MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN



kepada pemasok karena rusak pada tanggal 9 Januari. Ayat jurnal untuk mencatat transaksi retur pembelian tersebut adalah sebagai berikut: Jan. 9



Utang Dagang……………………………… Rp45.000,00 Retur dan Potongan Pembelian…………… Rp45.000,00 (Untuk mencatat pengembalian barang) Transaksi retur pembelian oleh perusahaan biasanya dicatat dalam akun Retur



dan Potongan Pembelian, karena dari akun ini akan dapat diketahui jumlah retur pembelian yang terjadi selama periode. Informasi mengenai hal ini berguna bagi manajemen maupun pihak lainnya, karena retur pembelian ini merupakan sesuatu yang harus dihindarkan. Proses pengembalian barang biasanya memakan waktu dan biaya. Retur pembelian yang berlebihan menunjukkan indikasi bahwa bagian pembelian tidak bekerja dengan baik, atau pemasok yang bersangkutan tidak dapat dipercaya. Akun



Retur



dan



Potongan



Pembelian



merupakan



rekekning



lawan



(pengurangan) terhadap akun pembelian. Saldo akun Retur dan Potongan Pembelian harus dikurangkan terhadap jumlah pembelian kotor, sehingga dapat diketahui jumlah pembelian bersihnya. 3. Potongan Tunai Pembelian Apabila barang dagangan dibeli secara kredit, maka syarat pembayarannya ditulis pada faktur pembelian. Pemasok biasanya memberikan potongan kepada para pembeli yang membayar dalam waktu yang telah ditetapkan. Seperti telah dijelaskan di atas, jika penjual memberi potongan tunai, maka potongan tersebut oleh penjual dinamakan potongan tunai penjualan. Sebaliknya, jika pembeli mendapat potongan tunai, maka potongan tersebut oleh pembeli dinamakan potongan tunai pembelian. Untuk menjelaskan penerapan potongan tunai, marilah kita lanjutkan contoh yang lalu. Pada tanggal 3 Januari, perusahaan membeli barang dagangan secara kredit seharga Rp150.000,00, dengan syarat 2/10, n/30. Pada tanggal 9 Januari, barang dagangan yang dibeli tanggal 3 Januari tersebut seharga Rp15.000,00, dikembalikan karena cacat. Seandainya saldo sebesar Rp135.000,00 (Rp150.000,00 – Rp15.000,00) dibayar pada tanggal 11 Januari (belum melewati 10 hari sejak tanggal faktur), maka transaksi pembayaran tersebut dicatat dengan jurnal sebagai berikut: Jan. 11



Utang Dagang…………………………… Rp135.000,00 Potongan Tunai Pembelian………



Rp2.700,00



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



5



MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN



Kas……………………………….



Rp132.300,00



(Untuk mencatat pembayaran atas Pembelian barang tanggal 3 Januari dikurangi potongan 2%) Potongan hanya dikenakan pada jumlah yang masih terutang kepada pemasok setelah jumlah retur pembelian dikurangkan dari harga faktur bruto. Pemberian potongan biasanya dirancang sedemikian rupa sehingga pembeli memanfaatkannya dan membayar pada periode potongan. Dalam contoh ini diberikan syarat 2/10, n/30. Syarat ini cukup menarik bagi pembeli, bahkan jika pembeli pada saat itu tidak memiliki uang, mungkin ia akan mencari pinjaman dari bank agar dapat memanfaatkan potongan yang ditawarkan penjual. Syarat 2/10, n/30 menawarkan potongan 2% apabila pembayaran dilakukan 20 hari lebih awal dari batas waktu kredit. Saldo akun Potongan Tunai Pembelian menunjukkan jumlah yang akan mengurangi harga pokok barang yang dibeli selama periode karena pembayaran dilakukan pada periode potongan yang ditawarkan penjual. Akun Potongan Tunai Pembelian merupakan akun lawan (pengurang) yang saldonya akan digunakan utnuk menetapkan harga pokok pembelian bersih pada periode yang bersangkutan. 4. Potongan Rabat Perusahaan penghasil barang atau grosir biasanya menerbitkan daftar atau katalog yang berisi harga barang-barang yang dihasilkan atau dijualnya. Pembelipembeli tertentu, seperti dealer, atau pembeli yang melakukan pembelian dalam jumlah yang besar, biasanya mendapat potongan khusus dari harga resmi yang tercantum dalam daftar harga. Potongan semacam ini disebut rabat. Perlu diingat bahwa rabat tidak sama dengan potongan tunai. Seperti telah dijelaskan di atas, ptoongan tunai atau dalam hal ini disebut juga potongan tunai pembelian adalah potongan yang diterima karena perusahaan membayar dalam waktu yang telah ditentukan dalam syarat pembelian, sedangkan rabat adalah potongan yang diterima berupa pengurangan harga dari daftar harga yang resmi. Rabat diberikan oleh penjual dengan tujuan sebagai berikut: a. Untuk menghindarkan biaya pembuatan dan pengedaran katalog karena adanya perubahan harga. Dengan adanya kebijakan rabat, maka perubahan harga dapat dilakukan dengan mengubah kebijakan rabat, tanpa harus membuat dan mengedarkan katalog yang baru.



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



6



MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN



b. Untuk memberikan pengurangan harga bagi konsumen yang melakukan pembelian dalam jumlah besar. c. Untuk memberikan harga yang berbeda bagi golongan konsumen yang berbeda. Sebagai contoh pabrik penghasil suatu barang bisa memberikan harga yang berbeda untuk golongan pengecer, dealer, dan grosir. Rabat bisa ditetapkan dalam bentuk suatu tarif tunggal atau tarif berganda. Bila ditetapkan dalam bentuk tarif berganda, maka harga resmi dikurangi lebih dari sekali secara berurutan. Sebagai contoh, misalkan barang dengan harga menurut daftar sebesar Rp300.000,00 dijual dengan rabat 30%. Harga jual sesungguhnya menjadi Rp210.000,00, dengan perhitungan sebagai berikut: Harga menurut daftar…………………………………………….



Rp300.000,00



Dikurangi: Rabat 30% x Rp300.00,00…………………………..



90.000,00



Harga Jual…………………………………………………………



Rp210.000,00



Untuk konsumen tertentu, kadang-kadang penjual memberikan rabat berganda, misalnya 30% dan 10%. Setiap potongan dikenakan pada harga bersih setelah dikurangi potongan sebelumnya. Dalam keadaaan seperti ini, maka pembeli hanya akan dikenakan harga sebesar Rp189.000,00, dengan perhitungan sebagai berikut: Harga menurut daftar…………………………………………



Rp300.000,00



Dikurangi: Rabat pertama 30% x Rp300.000,00…………….



90.000,00



Tersisa setelah dikurangi rabat pertama……………………….



Rp210.000,00



Dikurangi: Rabat kedua 10% x Rp210.000,00…………………



21.000,00



Harga jual………………………………………………………



Rp189.000,00



Rabat tidak dicatat dalam pembukuan, baik dalam pembukuan pembeli maupun penjual. Potongan ini hanya digunakan untuk menetapkan harga jual barang dagangan yang sesungguhnya. Dalam contoh kedua di atas, harga jual sesungguhnya adalah Rp189.000,00. Angka ini digunakan untuk mencatat transaksi, baik dalam pembukuan pembeli maupun pembukuan penjual. Seandainya dalam transaksi ini ditawarkan potongan tunai, maka potongan tersebut dikenakan pada harga Rp189.000,00.



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



7



MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN



5. Biaya Angkut Pembelian Apabila terjadi suatu transaksi pembelian, biasanya timbul biaya untuk mengangkut barang dari tempat penjual ke tempat pembeli. Biaya angkut barang ini kadang-kadang menjadi beban penjual, atau mungkin juga dibebankan kepada pembeli, tergantung pada kesepakatan di antara mereka. Apabila biaya pengangkutan barang menjadi beban pembeli, maka biaya ini akan menambah harga pokok barang yang dibeli dan oleh karenanya dapat didebet langsung ke dalam akun pembelian. Akan tetapi banyak perusahaan lebih menyukai untuk mencatat biaya angkut atas barang yang dibeli dalam suatu akun khusus yang disebut akun Biaya Angkut Pembelian. Pemakaian akun khusus ini memungkinkan kita untuk mendapat informasi tentang biaya angkut pembelian yang sering diperlukan manajemen untuk memonitor dan mengawasinya. Seandainya perusahaan melakukan pembelian sejumlah barang, dan untuk itu harus membayar biaya angkut sebesar Rp22.500,00, maka jurnal yang harus dibuat untuk mencatat transaksi pembayaran biaya pengangkutan pada tanggal 15 Januari adalah sebagai berikut: Jan. 15 Biaya Angkut Pembelian…………………………. Rp22.5000,00 Kas…………………………………………



Rp22.500,00



(Untuk mencatat pembayaran biaya pengangkutan atas pembelian barang dagangan) Akun Biaya Angkut Pembelian dilaporkan dalam laporan Laba Rugi pada bagian harga pokok penjualan, sebagai penambah atas pembelian bersih sehingga dapat ditentukan harga pokok pembelian. C. Harga Pokok Barang yang Tersedia Untuk Dijual Harga pokok pembelian dari sleuruh barang yang dibeli selama periode, ditambah dengan harga pokok persediaan yang ada pada awal periode (persediaan awal), merupakan jumlah harga pokok dari seluruh barang dagangan yang tersedia untuk dijual selama periode. Jumlah ini disebut harga pokok barang yang tersedia dijual. Misalkan harga pokok barang yang tersedia dijual berjumlah Rp2.760.000,00. Angka ini berasal dari harga pokok persediaan barang pada awal periode senilai Rp360.000,00 ditambah dengan harga pokok persediaan barang yang dibeli pada periode yang bersangkutan sebesar Rp2.400.000,00. D. Persediaan Akhir



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



8



MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN



Pada akhir periode akuntansi, perusahaan yang menggunakan metode periodik harus melakukan perhitungan atas jumlah fisik persediaan yang belum terjual. Jumlah fisik persediaan ini kemudian dikalikan dengan harga pokok yang sesuai, sehingga dapat ditentukan harga pokok persediaan akhir periode. Misalkan harga pokok barang yang belum terjual pada akhir periode (persediaan barang dagangan akhir) sebesar Rp420.000,00. Dengan mengurangkan angka ini dari harga pokok barang yang tersedia untuk dijual Rp2.760.000,00, maka kita dapat menentukan Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah sebesar Rp2.340.000,00. E. Harga Pokok Penjualan Persediaan awal ditambah dengan harga pokok barang yang dibeli sama dengan harga pokok barang yang tersedia dijual, dan harga pokok barang yang tersedia dijual dikurangi persediaan akhir sama dengan harga pokok penjualan. Seperti terlihat dalam laporan Laba Rugi, hubungan ini dapat diringkas sebagai berikut: Harga Pokok Barang yang tersedia dijual=Persediaan Awal + Harga Pokok Pembelian HPP = Harga Pokok Barang yang tersedia dijual - Harga Pokok persediaan akhir (HPP adalah Harga Pokok Penjualan) Laba Kotor Penjualan =



Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan



Akun-akun yang diperlukan untuk mengumpulkan harga pokok (cost) barang dagangan dalam perusahaan yang menggunakan metode persediaan periodik adlah Pembelian, Retur dan Potongan Pembelian, Potongan Tunai Pembelian, dan Biaya Angkut Pembelian. F. Akuntansi Untuk Penjualan Barang Dagangan 1. Penjualan Barang Dagangan Agar suatu perusahaan dapat beroperasi dengan menguntungkan, maka harga jual barang harus lebih tinggi dari harga belinya. Harga jual yang menguntungkan harus meliputi tiga hal, yaitu:



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



9



MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN



a. Harga pokok barang yang dijual. b. Biaya operasi perusahaan, seperti biaya sewa, gaji pegawai, biaya asuransi, dan sebagainya. c. Laba bersih yang diinginkan perusahaan. Penjualan barang dagangan dapat dilakukan secara tunai atau dapat pula secara kredit. Penjualan tunai maupun penjualan kredit yang terjadi dalam suatu periode merupakan pendapatan untuk periode yang bersangkutan. Jurnal untuk mencatat suatu transaksi penjualan terdiri atas pendebetan atas akun aktiva dan pengkreditan atas akun pendapatan seperti dilukiskan dalam contoh berikut: 1) Penjualan Tunai: Kas…………………………………………………. Rp36.000,00 Penjualan………………………………………..



Rp36.000,00



(untuk mencatat penjualan tunai barang dagangan) 2) Penjualan Kredit: Apabila penjualan dilakukan secara kredit, yaitu bilamana pembayarannya baru diterima beberapa waktu kemudian, maka jurnalnya adalah sebagai berikut: Piutang Dagang………………………………………… Rp36.000,00 Penjualan…………………………………………….



Rp36.000,00



(untuk mencatat penjualan kredit barang dagangan) Akun Penjualan hanya digunakan untuk mencatat penjualan barang dagangan. Apabila sebuah perusahaan dagang menjual peralatan kantornya (bukan barang dagangan), maka yang dikredit adalah akun Peralatan Kantor, bukan akun Penjualan. 2. Retur dan Potongan Penjualan Untuk memberikan pelayanan yang baik kepada para konsumen, perusahaan dagang biasanya memberikan jaminan-jaminan tertentu. Salah satu bentuk jaminan yang lazim diberikan perusahaan dagang adalah pemberian kesempatan untuk mengembalikan barang jika barang tidak memuaskan. Pengembalian barang bisa dilakukan oleh konsumen karena barang tersebut cacat, atau rusak dalam pengiriman,



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



10



MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN



atau sebab lain sehingga pembeli tidak puas. Jika barang dikembalikan oleh konsumen, maka konsumen akan menerima pengembalian uang atau mendapat pengkreditan (pengurangan) atas akunnya. Kemungkinan lain adalah barang tidak dikembalikan, tetapi pembeli mendapat potongan harga yang disebut potongan penjualan. Retur penjualan pada hakikatnya merupakan pembatalan atas penjualan yang telah dilakukan perusahaan (baik sebagian ataupun seluruhnya), oleh karena itu pembatalan ini sebenarnya dapat dicatat dengan jurnal berikut (dimisalkan barang seharga Rp7.500,00 dikembalikan konsumen): Penjualan…………………………………………. Rp7.500,00 Piutang Dagang…………………………...



Rp7.500,00



(untuk mencatat pengembalian barang dari seorang pembeli) Walaupun ayat jurnal di atas tidak keliru, namun banyak perusahaan lebih menyenangi untuk menggunakan sebuah akun khusus yang disebut akun Retur dan Potongan Penjualan. Akun ini merupakan akun lawan atau pengurang atas akun penjualan. Penggunaan akun Retur dan Potongan Penjualan sangat dianjurkan karena catatan akuntansi akan dapat menunjukkan jumlah penjualan yang telah terjadi dan pengembalian atau pembatalan atas penjualan. Dengan adanya informasi ini, maka manajer atau pihak lain akan dapat memonitor jumlah dan perkembangan retur penjualan, dan membandingkannya dengan penjualan pada periode yang bersangkutan. Angka perbandingan ini menunjukkan tingkat ketidakpuasan konsumen atas barang yang dijual perusahaan. Oleh karena itu ayat jurnal untuk mencatat retur penjualan seharga Rp7.500,00 di atas sebaiknya dicatat dengan cara sebagai berikut: Retur dan Potongan Penjualan………………….. Rp7.500,00 Piutang Dagang………………………….



Rp7.500,00



(Untuk mencatat pengembalian barang dari seorang pembeli) Akun Retur Penjualan selalu didebet bila terjadi pengembalian barang oleh konsumen. Akun yang harus dikredit untuk mencatat transaksi retur penjualan, tergantung apakah konsumen mendapat pengembalian uang atau mendapat



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



11



MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN



pengkreditan (pengurangan) akunnya. Dalam contoh di atas, dimisalkan bahwa konsumen mendapat pengkreditan akunnya, sehingga jurnal dilakukan dengan mendebet akun Retur dan Potongan Penjualan dan mengkredit Piutang Dagang. Akan tetapi jika seandainya perusahaan memberikan pengembalian uang kepada konsumen, maka jurnal yang harus dibuat adalah sebagai berikut: Retur dan Potongan Penjualan………………….. Rp7.500,00 Kas……………………………………….



Rp7.500,00



(Untuk mencatat pengembalian barang dari seorang pembeli)



3. Potongan Tunai Penjualan Apabila penjualan dilakukan secara kredit, maka syarat pembayaran di waktu yang akan datang harus ditetapkan dengan jelas, sehingga kedua pihak mengerti berapa jumlah yang harus dibayar dan kapan pembayaran harus dilakukan. Syarat penjualan biasanya dicantumkan dalam faktur penjualan dan merupakan bagian dari perjanjian penjualan. Pada cabang-cabang perusahaan tertentu, kadang-kadang diinginkan agar pembeli membayar secepat mungkin. Syarat penjualan semacam itu misalnya dinyatakan dengan simbol n/30 (net adalah singkatan dari netto), yang artinya harga faktur netto atau keseluruhan harga faktur harus dibayar dalam waktu 30 hari sesudah tanggal faktur, cara lain untuk menyatakan syarat penjualan, misalnya n,10/EOM (EOM adalah singkatan dari end of month atau akhir bulan). Ini berarti bahwa faktur harus dibayar dalam waktu 10 hari sesudah akhir bulan, dihitung dari bulan yang tertulis pada faktur. Apabila jangka waktu kredit yang diberikan cukup panjang, perusahaan biasanya menawarkan potongan tunai untuk merangsang agar pembeli mau membayar secepatnya. Potongan tunai yang ditawarkan dicantumkan dalam faktur dengan berbagai cara, misalnya 2/10, n/30 atau 2/EOM, n/60. Syarat 2/10, n/30 berarti bahwa pembeli dimungkinkan untuk (1) mendapat potongan 2% dari harga faktur bruto, jika pembayaran dilakukan dalam waktu 10 hari sesudah tanggal faktur, atau (2) menunda dan membayar penuh seluruh harga faktur bruto pada setiap waktu yang dikehendaki sesudah lewat 10 hari, tetapi tidak melewati 30 hari sejak tanggal faktur. Syarat 2/EOM, n/60 berarti bahwa pembeli dimungkinkan untuk (1) mendapat potongan 2% dari harga faktur bruto, jika ia membayar tidak melewati akhir bulan, atau (2) menunda dan



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



12



MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN



membayar penuh seluruh harga faktur bruto pada setiap waktu yang dikehendaki setelah lewat akhir bulan, akan tetapi tidak lebih dari 60 hari sejak tanggal faktur. Pada saat transaksi penjualan terjadi, penjual belum mengetahui apakah pembeli akan memanfaatkan kesempatan mendapat potongan atau tidak, oleh karena itu biasanya perusahaan mencatat penjualan sebesar harga faktur bruto, dan pencatatan potongan (jika ada) ditunda sampai pembeli melakukan pembayaran. Misalkan pada tanggal 10 Oktober UD MENTARI menjual barang dagangan kepada seorang pembeli seharga Rp30.000,00 secara kredit, dengan syarat 2/10, n/30. Jurnal untuk mencatat transaksi penjualan ini adalah sebagai berikut:



Okt. 10 Piutang Dagang……………………………… Rp30.000,00 Penjualan……………………………..



Rp30.000,00



(Untuk mencatat penjualan barang dagangan dengan syarat 2/10, n/30) Syarat penjualan di atas mengandung arti bahwa pembeli akan mendapat potongan 2% apabila ia melakukan pembayaran tidak melewati tanggal 20 Oktober, atau pembeli harus membayar penuh jika pembayaran dilakukan melewati tanggal 20 Oktober tetapi tidak melewati tanggal 9 November. Seandainya pembeli melakukan pembayaran pada tanggal 19 Oktober (masih dalam periode potongan), maka jurnal untuk mencatat transaksi penerimaan piutang adalah sebagai berikut: Okt. 19 Kas………………………………………….. Rp29.400,00 Potongan Tunai Penjualan…………………… Piutang Dagang………………………



Rp600,00 Rp30.000,00



(Untuk mencatat penerimaan piutang dikurangi potongan 2%) Seandainya pembeli melakukan pengembalian barang (retur) sebelum pembayaran dilakukan, maka potongan hanya dikenakan pada harga barang yang jadi dijual (tidak dikembalikan). Sebagai contoh, seandainya konsumen yang melakukan pembelian pada tanggal 10 Oktober seharga Rp30.000,00 dengan syarat 2/10, n/30, pada tanggal 15 Oktober mengembalikan barang yang rusak seharga Rp6.000,00, maka harga faktur bruto atas barang yang dibelinya adalah Rp24.000,00 (Rp30.000,00 – Rp6.000,00). Dengan demikian potongan tunai harus dihitung atas dasar harga MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



13



MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN



Rp24.000,00. Misalkan pembeli melakukan pembayaran pada tanggal 19 Oktober, maka ia akan mendapat potongan sebesar Rp480,00 (2% x Rp24.000,00 = Rp480,00). Jurnal untuk mencatat transaksi penerimaan piutang ini adalah sebagai berikut: Okt. 19 Kas………………………………………….. Rp23.520,00 Potongan Tunai Penjualan……………………



480,00



Piutang Dagang………………………



Rp24.000,00



(Untuk mencatat penerimaan piutang dikurangi potongan 2%) Seandainya si pembeli tidak memanfaatkan kesempatan untuk mendapat potongan yang ditawarkan, maka ia harus membayar penuh sebesar harga faktur bruto. Sebagai contoh pembeli melakukan pembayaran pada tanggal 31 Oktober (21 hari sesudah tanggal faktur, atau 11 hari sesudah tanggal akhir periode potongan), maka jurnal yang harus dibuat untuk mencatat penerimaan piutang ini adalah sebagai berikut: Okt. 31



Kas………………………………………….. Rp30.000,00 Piutang Dagang……………………..



Rp30.000,00



(Untuk mencatat Penerimaan piutang dagang) Seperti telah disebutkan di atas, potongan penjualan ditawarkan kepada pembeli dengan maksud agar pembeli membayar secepatnya, walaupun harus mendapat beberapa manfaat, sebagai berikut: a. Kas akan segera diterima, sehingga bisa segera digunakan kembali, tanpa harus menunggu sampai akhir periode kredit. b. Jumlah rupiah yang tertanam dalam piutang akan menurun. c. Resiko kerugian karena piutang tidak dapat ditagih dapat dikurangi. Akun Potongan Tunai Penjualan menghimpun jumlah potongan tunai yang diambil oleh para pembeli dalam satu periode. Seperti halnya akun Retur dan Potongan Penjualan, akun Potongan Tunai Penjualan juga merupakan akun lawan (akun pengurang) atas akun pendapatan, dan oleh karenanya mempunyai saldo debet. Baik akun Retur dan Potongan Penjualan, maupun akun Potongan Tunai Penjualan, dalam laporan Laba Rugi keduanya harus dikurangkan terhadap penjualan kotor, sehingga



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



14



MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN



dapat diketahui jumlah penjualan bersih untuk periode yang bersangkutan. Contoh penyajian akun-akun tersebut dalam laporan Laba Rugi adalah sebagai berikut: UD MENTARI Laporan Laba Rugi Periode berakhir………. Penjualan……………………………………………………… Rp42.060.000,00 Kurangi:



Retur dan Potongan Penjualan…Rp390.000,00 Potongan Tunai Penjualan……..Rp720.000,00 + 1.110.000,00 Penjualan Bersih…………………………………Rp40.950.000,00



G. Harga Pokok Penjualan Seperti telah disebutkan di atas, kegiatan utama perusahaan dagang adalah membeli barang jadi dan menjualnya kembali kepada para konsumen. Sesuai dengan prinsip penandingan (matching principle), laba bersih suatu perusahaan dagang dihitung dengan cara mengurangkan biaya untuk memperoleh pendapatan dari hasil penjualan pada periode yang bersangkutan. Biaya-biaya tersebut meliputi harga pokok (cost) barang yang terjual dan biaya-biaya operasi yang terjadi selama periode yang bersangkutan. Harga pokok barang yang telah laku dijual biasa disebut harga pokok penjualan (HPP). Dalam suatu toko pakaian, yang disebut harga pokok penjualan meliputi semua biaya yang dikeluarkan untuk membeli kemeja, celana, rok, blouse, sweaters, T-shirts, dan barang dagangan lain yang telah laku dijual dalam suatu periode. Biaya operasi suatu toko pakaian meliputi semua biaya yang berhubungan dengan kegiatan penjualan dan administrasi toko, seperti biaya sewa, gaji pegawai, biaya advertensi, biaya listrik, dan biaya telepon. H. Persediaan Barang Dagangan Persediaan pada perusahaan dagang disebut persediaan barang dagangan atau kadang-kadang disingkat persediaan, yang terdiri atas barang-barang yang disediakan untuk dijual kepada para konsumen selama periode normal kegiatan perusahaan. Persediaan yang dimiliki perusahaan pada awal (hari pertama) suatu periode akuntansi, disebut persediaan awal. Persediaan yang dimiliki perusahaan pada hari terakhir dari suatu MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



15



MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN



periode akuntansi disebut persediaan akhir. Sudah barang tentu persediaan akhir suatu periode akan menjadi persediaan awal untuk periode akuntansi berikutnya. Persediaan akhir dilaporkan dalam neraca sebagai aktiva lancer. Penentuan kuantitas dan harga pokok barang yanga da dalam persediaan akhir periode (persediaan akhir), dan harga pokok barang yang sudah dijual selama periode (harga pokok penjualan) merupakan masalah yang cukup pelik dalam pelaporan keuangan. Hal ini menjadi masalah yang sulit karena angka persediaan akhir di satu pihak akan dicantumkan dalam neraca sebagai persediaan, dan di lain pihak akan dicantumkan dalam laporan Laba Rugi sebagai salah satu elemen yang akan berpengaruh pada penentuan laba bersih perusahaan. Dalam pencatatan persediaan, ada dua metode akuntansi yang digunakan, yaitu metode periodik dan metode perpetual. Dari kedua metode ini, metode persediaan periodik lebih sederhana dan lebih mudah penyelenggaraannya bila dibandingkan dengan metode perpetual. Namun ditinjau dari segi ketepatan dan kecepatan informasi yang dihasilkan, metode perpetual jauh lebih unggul. Penentuan persediaan dan harga pokok penjualan yang akan diuraikan dalam bab ini akan didasarkan pada metode periodik, sedangkan metode persediaan perpetual akan dibahas dalam Kegiatan Belajar 3. 1. Metode Persediaan Periodik Metode persediaan periodik pada umumnya digunakan pada perusahaanperusahaan yang menjual barang yang harganya relatif murah, tetapi frekuensi penjualannya sangat sering. Pada perusahaan semacam itu pemakaian metode perpetual dianggap terlalu mahal dan merepotkan. Apabila perusahaan menggunakan metode persediaan perpetual, maka akun persediaan tidak didebet untuk mencatat pembelian, dan tidak dikredit apabila terjadi penjualan. Dalam metode ini, pembelian dicatat dengan mendebet akun pembelian (dan dikredit akun Kas atau Utang Dagang), sedangkan jika terjadi penjualan maka yang didebet adalah akun Kas atau Piutang Dagang dan dikredit akun penjualan (seperti telah diterangkan di atas). Jadi dalam metode persediaan periodik, akun persediaan tidak digunakan untuk mencatat untuk mencatat pertambahan persediaan karena adanya transaksi pembelian, dan tidak digunakan untuk mencatat pengurangan persediaan karena adanya transaksi penjualan. Informasi mengenai persediaan yang ada pada suatu saat tertentu, tidak dapat diperoleh dari akun persediaan, demikian pula harga pokok



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



16



MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN



barang yang dijual tidak dapat diketahui untuk setiap transaksi penjualan yang terjadi. Metode persediaan periodik menjawab kedua hal tersebut melalui perhitungan fisik atas persediaan yang ada di gudang. Perhitungan fisik biasanya dilakukan pada saat perusahaan akan menyusun laporan keuangan. Dalam metode ini perhitungan fisik persediaan memegan peranan yang sangat penting. Karena tanpa perhitungan fisik laporan keuangan tidak dapat disusun., oleh karena itu metode ini disebut juga metode fisik. Apabila jumlah (kuantitas) fisik persediaan telah dihitung, maka harga pokok persediaan yang ada dapat ditentukan. Selanjutnya data persediaan akhir ini dapat digunakan untuk menentukan harga pokok penjualan, dengan cara mengurangkan persediaan akhir dari harga pokok persediaan yang tersedia dijual. Hal-hal yang berpengaruh pada penentuan harga pokok penjualan terdiri atas: a. Harga pokok barang yang ada pada awal periode (persediaan awal) b. Harga pokok barang yang dibeli selama periode (harga pokok pembelian) c. Harga pokok barang yang belum terjual dan ada dalam persediaan pada akhir periode (persediaan akhir) Contoh perhitungan harga pokok penjualan adalah sebagai berikut (dimisalkan persediaan awal periode Rp360.000,00, harga pokok pembelian selama periode Rp2.400.000,00, dan persediaan akhir periode Rp420.000,00): Persediaan awal…………………………………………………….



Rp 360.000,00



Tambah: Harga pokok pembelian selama periode ………………… Rp2.400.000,00 Harga Pokok barang yang tersedia untuk dijual…………………… Rp2.760.000,00 Kurang: Persediaan akhir…………………………………………… Rp 420.000,00 Harga Pokok Penjualan……………………………………………... Rp2.340.000,00



Jumlah persediaan awal sebesar Rp360.000,00 (diperoleh dari hasil perhitungan fisik periode yang lalu) ditambah dengan jumlah harga pokok pembelian selama periode ini, merupakan harga pokok barang yang tersedia untuk dijual pada periode ini (Rp360.000,00 + Rp2.400.000,00 = Rp2.760.000,00). Apabila kita mengetahui jumlah barang yang belum terjual pada periode ini (persediaan akhir), maka kita akan dapat



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



17



MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN



mengetahui jumlah barang yang telah laku dijual atau harga pokok penjualan, yaitu Rp2.760.000,00 – Rp420.000,00 = Rp2.340.000,00. I. Harga Pokok Pembelian Apabila perusahaan menggunakan metode persediaan periodik, maka pada akhir periode harus dihitung pula jumlah harga pokok pembelian selama tahun yang bersangkutan. Angka-angka untuk menghitungnya dapat diperoleh dari buku besar. Harga pokok pembelian ditentukan oleh: 1. Harga pokok barang-barang yang dibeli (angkanya dapat diperoleh dari rekekning pembelian) 2. Dikurangi penyesuaian karena adanya retur dan potongan pembelian (angka mengenai transaksi ini dicatat dalam rekning khusus yang terpisah dari akun pembelian) 3. Dikurangi penyesuaian karena adanya potongan tunai pembelian (angka mengenai transaksi ini juga dicatat dalam rekekning khusus yang terpisah dari rekekning pembelian) 4. Ditambah penyesuaian karena adanya biaya pengangkutan untuk mengangkut barang sampai di gudang perusahaan (angka mengenai transaksi ini juga dicatat dalam akun yang terpisah dari akun pembelian) Keempat hal yang membentuk harga pokok pembelian di atas dicatat di buku besar dalam empat buah akun yang terpisah yang akan diuraikan di bawah ini.



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



18



MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN



UD Merapi Laporan Laba Rugi Untuk Bulan yang Berakhir 30 September 2015 Penjualan Bersih…………………………………………………………….Rp2.850.000,00 Harga Pokok Penjualan: Persediaan, 1 September 2015…………………………………Rp360.000,00 Pembelian…………………….................. Rp2.355.000,00 Retur dan Pot.Pembelian….Rp15.000,00 Potongan Tunai Pembelian..Rp45.000,00 + 60.000,00 Pembelian Bersih……………………………Rp2.295.000,00 Biaya Angkut Pembelian…………….



105.000,00 +



Harga Pokok Pembelian…………………………………



Rp2..400.000,00 +



Harga Pokok Barang yang Tersedia untuk Dijual .…………Rp2.760.000,00 Persediaan, 30 September 2015 …………………………………..420.000,00 _______________Harga Pokok Penjualan………………………………………………



Rp2.340.000,00



Laba Kotor Penjualan……………………………………………………….. Rp510.000,00



Berikut adalah ilustrasi transaksi yang terjadi di UD Merapi, yang diawali dengan data mengenai Neraca Saldo setelah tutup buku UD Merapi per 30 September 2015 adalah sebagai berikut:



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



19



MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN



“UD Merapi” Neraca Saldo Setelah Tutup Buku 30 September 2015 Kas…………………………………………………



Rp 114.000,00



Piutang Dagang……………………………………



56.000,00



Persediaan Barang Dagangan………………………



200.000,00



Asuransi Dibayar di Muka…………………………



36.000,00



Tanah……………………………………………….



3.000.000,00



Gedung…………………………………………….



6.000.000,00



Akumulasi Depresiasi Gedung…………………….



2.000.000,00



Utang Dagang………………………………………



40.000,00



Modal, Andi……………………………



7.366.000,00



Rp 9.406.000,00



9.406.000,00



Transaksi-transaksi yang terjadi selama bulan Oktober 2015 adalah sebagai berikut: Okt.



1



Dibayar biaya pemasangan advertensi bulan Oktober 2015 Rp 16.000,00.



2



Dijual barang dagangan secara tunai kepada UD. Rajawali seharga Rp 575.000,00



4



Dibeli barang dagangan dari PT Mulia Yogyakarta seharga Rp 275.000,00 Dengan Syarat 2/10, n/30.



6



Dibayar biaya pengangkutan barang dagangan yang dibeli dari PT Mulia Sebesar Rp 25.000,00.



10



Dibeli barang dagangan seharga Rp 50.000,00 secara tunai.



12



Dari barang dagangan yang dibeli pada tanggal 4 Oktober 2015, sebagian di antaranya dikembalikan kepada penjual karena rusak. Harga barang-barang dagangan yang dikembalikan tersebut adalah Rp 30.000,00



14



Dibayar utang kepada PT Mulia yang timbul dari transaksi tanggal 4 Oktober.



15



Dibayar gaji pegawai untuk 2 minggu pertama bulan Oktober sebesar Rp 90.000,00.



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



20



MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN



17



Dijual barang dagangan secara kredit kepada CV Rahayu Surabaya seharga Rp 350.000,00



19



Dibayar sewa kantor bulan Oktober 2015 sebesar Rp 20.000,00.



21



Diterima kembali sebagian dari barang dagangan yang dijual pada tanggal 17 Oktober karena rusak. Harga barang tersebut adalah Rp 40.000,00.



27



Diterima pembayaran dari CV Rahayu Surabaya, yaitu sebagai pelunasan atas transaksi penjualan tanggal 17 Oktober.



30



Dibayar gaji pegawai untuk 2 minggu terakhir bulan Oktober sebesar Rp 90.000,00.



30



Andi (pemilik perusahaan) mengambil uang dari perusahaan sebesar Rp 10.000,00 untuk keperluan pribadi.



31



Dibayar utang kepada CV Abadi sebesar Rp 25.000,00. Utang ini timbul dari transaksi pembelian bulan yang lalu, tanpa syarat potongan. Jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi selama bulan Oktober 2015 adalah



sebagai berikut: JURNAL Jumlah Tanggal



Keterangan



Nomor Rek



2015



1



Okt.



2



Biaya administrasi Kas (Pembayaran biaya advertensi bulan Oktober 2015) Kas



D



K



Rp 16.000,00 Rp 16.000,00



575.000,00



Penjualan



575.000,00



(penjualan barang dagangan pada UD Rajawali) 4



Pembelian Utang Dagang



275.000,00 275.000,00



(pembelian barang dagangan dari PT Mulia – Yogya, syarat 2/10,n/30)



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



21



MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN



6



Biaya Angkut Pembelian



25.000,00



Kas



25.000,00



(Pembayaran biaya pengangkutan barang dari PT Mulia) 10



Pembelian



50.000,00



Kas



50.000,00



(pembelian tunai barangbarang dagangan) 12



Utang Dagang



30.000,00



Retur & Pot. Pembelian



30.000,00



(untuk mencatat pengembalian barang dagangan pada PT Mulia – Yogyakarta) 15



Gaji Pegawai



90.000,00



Kas



90.000,00



(pembayaran gaji pegawai untuk 2 minggu pertama bulan Oktober 2015) 17



Piutang Dagang



350.000,00



Penjualan



350.000,00



(untuk mencatat penjualan barang kepada CV Rahayu – Surabaya, syarat 2/10, n/30) 19



Biaya Sewa



20.000,00



Kas



20.000,00



(pembayaran biaya sewa bulan Oktober 2015) 21



Kas Piutang Dagang



40.000,00 40.000,00



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



22



MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN



(untuk mencatat retur penjualan dari CV RahayuSurabaya) 27



Kas



303.800,00



Pot.Tunai Penjualan



6.200.00



Piutang Dagang



310.000,00



(penerimaan piutang dari CV Rahayu, dikurangi potongan) 30



Gaji Pegawai



90.000,00



Kas



90.000,00



(pembayaran gaji pegawai untuk 2 minggu terakhir bulan Oktober 2015) 30



Prive, Andi



10.000,00



Kas



10.000,00



(untuk mencatat pengambilan prive hak milik) 31



Utang Dagang



25.000,00



Kas



25.000,00



(untuk mencatat pembayaran utang kepada CV Abadi) Setelah jurnal-jurnal di atas dibukukan ke rekekning-akun yang bersangkutan di buku besar, maka buku besar UD Merapi akan nampak sebagai berikut:



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



23



MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN



BUKU BESAR Kas 1/10



Saldo



114.000



1/10



16.000



2/10



575.000



6/10



25.000



27/10



303.800



10/10



50.000



14/10



240.100



15/10



90.000



19/10



20.000



30/10



90.000



30/10



10.000



31/10



25.000



58.000



21/10



40.000



350.000



27/10



310.000



Piutang Dagang 1/10



Saldo



17/10



Persediaan Barang Dagang 1/10



Saldo



200.000



Asuransi Dibayar di Muka 1/10



Saldo



36.000



Tanah 1/10



Saldo



3.000.000



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



24



MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN



Gedung 1/10



Saldo



6.000.000



Akumulasi Depresiasi Gedung 1/10



Saldo



2.000.000



Saldo



40.000



Utang Dagang 12/10



30.000



1/10



14/10



245.000



4/10



31/10



25.000



275.000



Modal, Andi 1/10



Saldo



7.366.000



Prive, Andi 30/10



10.000



Penjualan 2/10



575.000



17/10



350.000



Retur dan Potongan Penjualan



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



25



MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN



21/10



40.000



Potongan Tunai Penjualan 27/10



6.200



Pembelian 4/10



275.000



10/10



50.000



Biaya Angkut Pembelian 6/10



25.000



Retur dan Potongan Pembelian 12/10



30.000



Potongan Tunai Pembelian 14/10



4.900



Biaya Advertensi 1/10



Saldo



16.000



Gaji Pegawai



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



26



MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN



15/10



90.000



30/10



90.000



Biaya Sewa 19/10



20.000



Apabila dari buku besar UD Merapi di atas disusun Neraca Saldo per 31 Oktober 2015, maka neraca saldo tersebut akan nampak sebagai berikut: UD Merapi Neraca Saldo 31 Oktober 2015 AKUN Kas



DEBIT



KREDIT



Rp 426.700,00



Piutang Dagang



56.000,00



Persediaan Barang Dagangan Asuransi Dibayar di Muka



200.000,00 36.000,00



Tanah



3.000.000,00



Rp 2.000.000,00



Gedung



6.000.000,00



15.000,00



Akumulasi Depresiasi Gedung



7.366.000,00



Utang Dagang Modal, Andi Prive, Andi



925.000,00 10.000,00



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



27



MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN



Penjualan Retur dan Potongan Penjualan



40.000,00



Potongan Tunai Penjualan Pembelian



6.200,00 325.000,00



30.000,00



25.000,00



4.900,00



Biaya Angkut Pembelian Retur dan Potongan Pembelian Potongan Tunai Pembelian Biaya Advertensi



16.000,00



Gaji Pegawai



180.000,00



Biaya Sewa



20.000,00 JUMLAH



Rp 10.340.900,00



Rp 10.340.900,00



Rangkuman 1. Aktivitas utama Perusahaan dagang adalah membeli barang dagangan dan menjual kembali tanpa mengubah esensi barang dagangan tersebut. 2. Barang dagangan yang tidak terjual selama periode waktu tertentu akan dicatat sebagai asset lancar pada akhir periode yang bersangkutan. 3. Persediaan awal ditambah dengan harga pokok barang yang dibeli sama dengan harga pokok barang yang tersedia dijual, dan harga pokok barang yang tersedia dijual dikurangi persediaan akhir sama dengan harga pokok penjualan. 4. Penjualan barang dagangan secara tunai maupun kredit akan dicatat dengan mengkredit akun Penjualan. 5. Pembelian barang dagang secara tunai maupun kredit, dengan metode pencatatan persediaan periodic, akan dicatat dengan mendebit akun Pembelian. 6. Ketika syarat jual beli disepakati menggunakan FOB shipping point, maka pembeli akan menanggung biaya angkut, dan pembeli akan mendebit biaya angkut pembelian (metode pencatatan persediaan periodik).



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



28



MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN



Sebaliknya jika syarat jual beli disepakati menggunakan FOB destination, maka penjual akan menanggung biaya angkut, dan penjual akan mendebit biaya angkut penjualan (metode pencatatan persediaan periodik). Tugas Agar Anda lebih memahami karakteristik perusahaan dagang dan jenis-jenis transaksi yang terjadi di perusahaan dagang, silahkan lakukan observasi di perusahaan dagang yang ada di lingkungan sekitar Anda. Catat berbagai karakteristik perusahaan tersebut sebagai pembeda dengan perusahaan dagang yang lain. Analisis transaksi yang ada di perusahaan tersebut selama 1 perioda (1 bulan). Buatlah jurnal yang diperlukan selama 1 perioda tersebut. Diskusikan hasil tugas Anda bersama dengan teman. Tes Formatif 1. Apa kegiatan utama perusahaan dagang? A. membeli barang untuk disewakan B. membeli barang untuk dipakai sendiri C. membeli bahan mentah untuk diolah menjadi barang setengah jadi D. membeli bahan mentah untuk diolah menjadi barang jadi E. membeli barang dengan tujuan dijual kembali tanpa mengolahnya lebih dahulu. 2. Apa saja yang dalam pilihan perusahaan berikut ini yang merupakan perusahaan dagang ? A. toko buku, kafetaria B. rumah makan, toko bangunan C. pedagang rokok, penjahit pakaian D. pasar swalayan bioskop E. toko sepatu, toko buku . 3. Akun apa saja dalam pilihan berikut ini yang hanya dijumpai pada perusahaan dagang saja? A. beban listrik, beban penjualan B. beban angkut pembelian, pendapatan bunga C. pembelian barang dagang, penjualan barang dagang, potongan pembelian



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



29



MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN



D. pembelian barang dagang, pendapatan sewa, retur pembelian E. penjualan, beban iklan, pembelian, potongan penjualan. 4. Apabila semua resiko dalam perjalanan sampai ke gudang pembeli menjadi tanggungan pembeli, maka syarat penyerahan barang tersebut dalam akuntansi disebut apa? A. Cost and Freight (C&F) B. Cost and Insurance (C&I) C. Cost Insurance and Freight (CIF) D. FOB destination E. FOB Shipping point 5. Pada tanggal 10 Agustus 2015 PT Makmur menerima pelunasan piutang dari UD Sejati atas faktur tertanggal 5 Agustus 2015 senilai Rp100.000.000,00 dengan syarat 2/10,n/30. Transaksi ini oleh PT Makmur akan dicatat …. A.



K as



Rp36.000.000,00



Potongan Penjualan



Rp4.000.000,00



Piutang Usaha B.



Kas



Rp40.000.000,00 Rp40.000.000,00



Piutang Usaha C.



Rp40.000.000,00



Piutang Usaha Rp40.000.000,00 Kas



D.



Kas



Rp40.000.000,00 Rp40.000.000,00



Piutang Usaha



Rp39.200.000,00



Potongan Penjualan E.



Rp800.000,00



Kas



Rp39.200.000,00



Potongan Penjualan



Rp800.000,00



Piutang Usaha



Rp40.000.000,00



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



30



MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN



6. Harga faktur dilunasi paling lambat 10 hari setelah akhir bulan, tanpa mendapat potongan. Bagaimana syarat pembayaran tersebut akan ditulis? A. 2/10 n/30 B. n/10 EOM C. EOM D. n/30 E. n/10. 7. Dalam Laporan Laba-Rugi perusahaan dagang, Bagaimana cara menghitung perolehan HPP (Harga Pokok Penjualan)? A. Persediaan awal barang + Persediaan akhir barang B. Barang yang tersedia untuk dijual - Persediaan akhir barang C. Persediaan awal barang – Persediaan akhir barang D. Barang yang tersedia untuk dijual + Persediaan akhir barang E. Barang yang tersedia untuk dijual – Persediaan awal barang



8. Perhatikan matrik berikut ini: No



A



B



C



1



Cash



Account Payable



Mortgage Liability



2



Account Receivable



Sales



Withdraw



3



Purchase



Freight-in expense



Service revenue



4



Capital



Salary expense



Sales return



5



Rent accrued



Interest revenue



Interest expense



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



31



MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN



Dari akun-akun di atas, yang merupakan akun pada perusahaan dagang dan tidak ada pada perusahaan jasa adalah ? A.



A 1, B 2, C 4, C 5



B.



A 3, B 2, B 3, C 4



C.



A 3, A 5, B 2, C 4



D.



A 3, A 4, B 2, C 5



E.



A 2, B 2, B 5, C 3



9. Perusahaan dagang menjual barang dangan sebesar Rp250.000,00 secara kredit, Bagaimana jurnal yang dibuat bila menggunakan metode perpetual (cost persediaan barang dagangan Rp200.000,00)? A. Piutang Dagang



Rp25.000,00



Penjualan



Rp25.000,00



Harga Pokok Penjualan



Rp200.000,00



Persediaan Barang Dagangan B. Harga Pokok Penjualan



Rp200.000,00 Rp250.000,00



Persediaan Barang Dagangan Piutang Dagang Penjualan C. Piutang Dagang Penjualan Harga Pokok Penjualan



Rp250.000,00



Rp200.000,00 Rp200.000,00 Rp250.000,00 Rp250.000,00 Rp200.000,00



Persediaan Barang Dagangan Rp200.000,00 D. Harga Pokok Penjualan Penjualan Piutang Dagang



Rp250.000,00 Rp250.000,00 R200.000,00



Persediaan Barang Dagangan Rp200.000,00 E. Piutang Dagang Penjualan



Rp250.000,00 Rp.250.000,00



Persediaan Barang Dagangan Rp200.000,00



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



32



MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN



Harga Pokok Penjualan



Rp200.000,00



10. Neraca saldo sebagian PD Langgeng per 31 Desember 2015 sebagai berikut: (dalam ribuan rupiah) No



Nama Akun



Saldo D



103



Barang dagangan (dari Neraca 31/12/2014)



401



Penjualan



402



Retur Penjualan



501



Pembelian



502



Beban Angkut Pembelian



503



Retur Pembelian



504



Potongan Pembelian



601



Beban Angkut Penjualan



K



25.000



-



-



42.000



1.000



-



22.500



-



1.500



1.400 600



700



-



Jika pada akhir tahun per 31 Desember 2015 diketahui persediaan barang dagangan sebesar Rp20.000.000,00, berapa besarnya harga pokok penjualan? A. Rp16.000.000,00



D. Rp27.000.000,00



B. Rp23.500.000,00



E. Rp46.000.000,00



C. Rp26.000.000,00



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



33



MODUL 3 KB 2 : BUKU JURNAL KHUSUS



KEGIATAN BELAJAR 2 Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan : Menerapkan prinsip dan prosedur pencatatan transaksi keuangan perusahaan dagang. Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan : Menerapkan transaksi keuangan perusahaan dagang ke dalam Buku Jurnal Khusus



Pokok-pokok Materi Pencatatan transaksi keuangan perusahaan dagang ke dalam Buku Jurnal Pembelian, Jurnal Penjualan, Jurnal Penerimaan Kas, dan Jurnal Pengeluaran Kas. Uraian Materi A. JURNAL KHUSUS Jurnal khusus adalah jurnal yang hanya untuk mencatat satu jenis transaksi saja atau buku jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi sejenis yang bersifat rutin. Pencatatan dengan menggunakan jurnal khusus memberikan beberapa keuntungan, diantaranya adalah: memungkinkan pembagian pekerjaan, memudahkan posting ke buku besar, dan memungkinkan pengendalian internal lebih baik. Pencatatan transaksi disesuaikan dengan jenis transaksi yang terjadi, oleh karena itu bentuk dari jurnal khusus merupakan pengembangan dari jurnal umum dimana kolom-kolomnya banyak (multi coloumn). Kebanyakan perusahaan menggunakan sedikitnya 4 jurnal khusus untuk mencatat suatu transaksi yaitu : 1. Jurnal Penjualan 2. Jurnal Pembelian 3. Jurnal Penerimaan Kas 4. Jurnal Pengeluaran Kas 1. Jurnal Penjualan



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



34



MODUL 3 KB 2 : BUKU JURNAL KHUSUS



Buku jurnal penjualan atau disebut juga sales journal hanya dicatat penjualan kredit. Buku ini digunakan untuk mencatat Penjualan barang dagang secara kredit . Dalam buku harian ini akan terlibat perkiraan Piutang dagang dan Penjualan. Penjualan kontan (tunai) dicatat langsung dalam buku jurnal penerimaan kas, oleh karena uangnya diterima pada waktu barang diserahkan, sehingga tidak terjadi piutang (tagihan). Bentuk jurnal penjualan disajikan sebagai berikut : a. Jurnal Penjualan Tidak Tabelaris (Sederhana) Nama Perusahaan Jurnal Penjualan / Buku Harian Penjualan Tanggal



No. Faktur



Akun yang didebit



Ref.



Piutang (Debit) Penjualan (Kredit)



(1)



(2)



(3)



(4)



(5)



Keterangan : 1. Tempat mencatat tanggal transaksi 2. Tempat mencatat No. Faktur Penjualan (No. Invoice) 3. Tempat mencatat Nama diri atau nama perusahaan kepada siapa kita menjual 4. Tempat mencatat nomor buku besar pembantu piutang atau tanda (V) setelah buku besar pembantu dicatat. 5. Tempat mencatat Jumlah transaksi Contoh : Berikut ini transaksi penjualan yang terjadi di TOKO ANDALAS : Tanggal



Uraian Transaksi



1 Feb 2012



Dijual kredit kepada PT. Bintang Rp. 500.000 No. Faktur :1nv-1



6 Feb 2012



Dijual kredit kepada CV. Bulan Rp. 400.000 No. Faktur : Inv-2



17 Feb 2012



Dijual Kredit kepada Tuan Taufik Rp. 300.000 No. Faktur : Inv-3



29 Feb 2012



Dijual kkredit kepada PT. Sari Husada Rp. 600.000 No. Faktur : Inv-4



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



35



MODUL 3 KB 2 : BUKU JURNAL KHUSUS



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



36



MODUL 3 KB 2 : BUKU JURNAL KHUSUS



TOKO ANDALAS JURNAL PENJUALAN Tgl



2012



No. Faktur



Akun yang didebit / Ref. Keterangan



Piutang (Debit)



500.000



v



Penjualan (Kredit)



1



Inv-1



PT. Bintang



Februari 6



Inv-2



CV. Bulan



400.000



17



Inv-3



Tuan Taufik



300.000



29



Inv-4



PT. Sari Husada



600.000



b. Jurnal Penjualan Tabelaris (Terinci) Contoh : Toko HARIMAN di jakarta melakukan transaksi-transaksi penjualan kredit sebagai berikut Tanggal



Uraian Transaksi



1 Feb 2012



Dijual dengan kredit barang dagangan kepada Suherman seharga Rp. 5.000.000 Faktur No. 5 Dijual dengan kredit sebidang tanah seharga Rp. 3.000.000 kepada Bejo



8 Feb 2012 11 Feb 2012



25 Feb 2012



Dijual dengan kredit Inventaris kantor bekas kepada Danang seharga Rp. 150.000 Faktur No. 7 Dijual dengan kredit mesin tulis bekas seharga Rp. 500.000 kepada Riany, Faktur no.10



Jawab : TOKO HARIMAN Jurnal Penjualan TGL



2012 1 Feb 8 11 25



No Faktur



5 7 10



Perkiraan yang didebit / Keterangan



Ref



Suherman Bejo Danang Riany



V V V V



Debit Piutang



Kredit Penjualan



Tanah



Serba-serbi Ref



5.000.000 5.000.000 3.000.000 3.000.000 150.000 500.000



Akun



121 Inventaris 123 Mesin



Jumlah



150.000 500.000



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



37



MODUL 3 KB 2 : BUKU JURNAL KHUSUS



8.650.000 5.000.000 3.000.000



650.000



2. Jurnal Penerimaan Kas (Cash Receipt Journal) Jurnal Penerimaan Kas atau Cash Receipt Journal yaitu Buku yang dipakai untuk mencatat semua transaksi yang meliputi penerimaan kas. Contohnya adalah penjualan tunai, penerimaan bunga, investasi dan penjualan tunai aktiva. Secara khusus terdapat kolomkolom terpisah dalam jurnal penerimaan kas, berikut contoh dari Jurnal penerimaan kas : Berikut ini transaksi yang terjadi Pada Toko ARIJAYA Tanggal



Uraian Transaksi



2 Feb 2012



Diterima Piutang PT. Bintang Rp. 500.000 dari penjualan kredit



6 Feb 2012



Mengembalikan barang rusak yang dibeli per kas dan menerima pergantian Rp. 100.000



17 Feb 2012 20 Feb 2012 29 Feb 2012



Penjualan tunai selama dua minggu pertama Rp. 3.800.000 Menerima Cek dari CV. Bulan untuk pembayaran sisa utangnya Rp. 400.000 Penjualan tunai selama dua minggu kedua Rp. 3.500.000



Toko ARIJAYA Jurnal Penerimaan Kas Tgl



Keterangan / Akun yang dikredit



Ref. Debet Kas



2012



2



PT. Bintang



500.000



Feb



6



Return pembelian



100.000



17



Penjualan



20



CV. Bulan



29



Penjualan



Kredit Piutang 500.000 100.000



3.800.000 400.000



3.800.000 400.000



3.500.000 8.300.000



Penjualan Serbaserbi



3.500.000 900.000



7.300.000



100.000



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



38



MODUL 3 KB 2 : BUKU JURNAL KHUSUS



3. Jurnal Pembelian Jurnal Pembelian ini digunakan untuk mencatat pembelian barang dagang secara kredit. a. Jurnal Pembelian Tidak Tabelaris (Sederhana)



Contoh Soal : Selama bulan Januari 2012 TOKO BAGUS di Batam melakukan transaksi pembelian kredit seperti di bawah ini : Tanggal



Uraian Transaksi



1 Jan 2012



Dibeli dengan kredit dari TOKO MAJU barang dagangan seharga Rp. 300.000 faktur No. 10 Dibeli dengan kredit barang dagangan dari Fa. SUTOMO seharga Rp. 400.000 Faktur No. 5



5 Jan 2012 18 Jan 2012



Dibeli dengan kredit barang dagangan dari TOKO ANTON seharga Rp. 500.000 faktur No. 8 Dibeli dengan kredit barang dari TOKO MAJU seharga Rp. 200.000 faktur No. 13



20 Jan 2012



Dibeli dari TOKO ANTON barang dagangan dengan kredit seharga Rp. 600.000 faktur No. 12



25 Jan 2012 29 Feb 2012



Dibeli dengan kredit barang dagangan dari Hartono sebesar Rp. 350.000 Faktur No. 10



Jawab : TOKO BAGUS Jurnal Pembelian Tanggal



PJ-1



Faktur No.



Perkiraan yang harus dikredit / Keterangan



Ref.



Pembelian (D) Hutang Dagang (K)



2012



1



10



Toko Maju



v



300.000



Jan



5



5



Fa. Sutomo



v



400.000



18



8



Toko Anton



v



500.000



20



13



Toko Maju



v



200.000



25



12



Toko Anton



v



600.000



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



39



MODUL 3 KB 2 : BUKU JURNAL KHUSUS



29



17



Hartono



v



350.000 2.350.000



BUKU BESAR Uutang Dagang Tgl



Jan



Keterangan



31



Utang Dagang



Ref



PJ-1



No. Akun :-



Debit



Kredit



Rp



Rp



2.350.000



Saldo D/K



Rp



k



2.350.000



Pembelian Tgl



Jan



Keterangan



31



Utang Dagang



Ref



No. Akun :-



Debit



Kredit



Rp



Rp



PJ-1



2.350.000



Saldo D/K



Rp



D



2.350.000



Buku Pembantu Utang : BP-TOKO ANTON Tgl



Jan



Keterangan



Ref



Debit



Kredit



Rp



Rp



Saldo D/K



Rp



18



Jurnal pembeliaan



PJ-1



500.000



K



500.000



25



Jurnal pembeliaan



PJ-1



600.000



K



1.100.000



BP-TOKO HARTONO Tgl



Jan



Keterangan



29



Jurnal pembeliaan



Ref



Debit



Kredit



Rp



Rp



PJ-1



350.000



Saldo D/K



Rp



K



350.000



BP-TOKO MAJU Tgl



Jan



Keterangan



Ref



Debit



Kredit



Rp



Rp



Saldo D/K



Rp



1



Jurnal pembeliaan



PJ-1



300.000



K



300.000



20



Jurnal pembeliaan



PJ-1



200.000



K



500.000



BP-Fa. Sutomo



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



40



MODUL 3 KB 2 : BUKU JURNAL KHUSUS Tgl



Jan



Keterangan



5



Ref



Jurnal pembeliaan



Debit



Kredit



Rp



Rp



PJ-1



Saldo



400.000



D/K



Rp



K



400.000



Daftar Saldo Utang : No. Urut Nama Kreditur



Jumlah



1



Toko Anton



1.100.000



2



Toko Hartono



350.000



3



Toko Maju



500.000



4



Fa. Sutomo



400.000



Jumlah



2.350.000



b. Jurnal Pembelian Tabelaris (Lengkap) Contoh Soal : Selama bulan Januari 2012 TOKO MAKMUR JAYA di Bandung melakukan transaksi pembelian kredit seperti dibawah ini : Tanggal



Uraian Transaksi



1 Jan 2012



Membeli Barang dagangan secara kredit dari PT. Cahaya Rp. 3.000.000



3 Jan 2012



Membeli perlengkapan secara kredit dari Abadi Makmur Rp. 700.000



5 Jan 2012



Membeli peralatan secara kredit dari Toko Sejahtera Rp. 4.000.000



18 Jan 2012



Membeli Tanah dari Pak Abu secara kredit Rp. 5.000.000



20 Jan 2012



Membeli tambahan perlengkapan secara kredit dari Abadi Makmur Rp. 300.000



29 Jan 2012



Membeli tambahan barang dagang secara kredit dari PT. Cahaya Rp. 1.500.000



TOKO MAKMUR JAYA Jurnal Pembelian



PJ-1 Debit



Tgl



2012



Perkiraan/ keterangan 1



PT. Cahaya



Ref .



Hutang Dagang 3.000.000



Pembeli an



Perleng kapan



Serba-serbi Akun



Ref



Jumlah



3.000.000



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



41



MODUL 3 KB 2 : BUKU JURNAL KHUSUS Jan



3



Abadi Makmur



700.000



700.000



5



Toko Sejahtera



4.000.000



Peralatan



121



4.000.000



18



Pak Abu



5.000.000



Tanah



124



5.000.000



20



Abadi Makmur



29



PT. Cahaya



300.000



300.000



1.500.000



1.500.000



14.500.000



4.500.000



1.000.000



9.000.000



Buku Besar : Pembelian Tgl



Jan



Keterangan



31



Jurnal pembeliaan



Ref



PJ-1



No. Akun : Debit



Kredit



Rp



Rp



4.500.000



Perlengkapan Tgl



Jan



Keterangan



31



Jurnal pembeliaan



Ref



PJ-1



Jan



Keterangan



Debit



Kredit



Rp



Rp



1.000.000



31



Jurnal pembeliaan



Ref



PJ-1



Jan



Keterangan



31



Jurnal pembeliaan



Debit



Kredit



Rp



Rp



4.000.000



Debit



Kredit



Rp



Rp



5.000.000



Hutang Tgl



Jan



Keterangan



31



Jurnal pembeliaan



Ref



PJ-1



D



4.500.000



Saldo D/K



Rp



D



1.000.000



Saldo D/K



Rp



D



4.000.000



No. Akun : -



Ref



PJ-1



Rp



No. Akun : -



Tanah Tgl



D/K



No. Akun : -



Peralatan Tgl



Saldo



Saldo D/K



Rp



D



5.000.000



No. Akun : Debit



Kredit



Rp



Rp



14.500.000



Saldo D/K



Rp



D



14.500.000



Buku Pembantu Utang :



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



42



MODUL 3 KB 2 : BUKU JURNAL KHUSUS



BP-PT. Cahaya Tgl



Jan



Keterangan



Ref



Debit



Kredit



Rp



Rp



Saldo D/K



Rp



1



Jurnal pembeliaan



PJ-1



3.000.000



K



3.000.000



29



Jurnal pembeliaan



PJ-1



1.500.000



K



4.500.000



BP – Abadi Makmur Tgl



Jan



Keterangan



Ref



Debit



Kredit



Rp



Rp



Saldo D/K



Rp



3



Jurnal pembeliaan



PJ-1



700.000



K



700.000



20



Jurnal pembeliaan



PJ-1



300.000



K



1.000.000



BP – Toko Sejahtera Tgl



Jan



Keterangan



5



Jurnal pembeliaan



Ref



Debit



Kredit



Rp



Rp



PJ-1



4.000.000



Saldo D/K



Rp



K



4.0000.000



BP – Pak Abu Tgl



Jan



Keterangan



18



Jurnal pembeliaan



Ref



Debit



Kredit



Rp



Rp



PJ-1



5.000.000



Saldo D/K



Rp



K



5.000.000



Daftar Utang Dagang : No. Urut Nama Kreditur



Jumlah



1



PT. Cahaya



4.500.000



2



Abadi Makmur



1.000.000



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



43



MODUL 3 KB 2 : BUKU JURNAL KHUSUS



3



Toko Sejahtera



4.000.000



4



Pak Abu



5.000.000



Jumlah



14.500.000



4. Jurnal Pengeluaran Kas Jurnal Pengeluaran Kas digunakan untuk mencatat semua transaksi yang mngurangi kas atau tempat transaksi yang menggunakan kas. Jurnal ini disebut juga dengan Disbursement Journal atau Cash Payment Journal. Contoh Soal : Selama bulan Januari 2012 TOKO KITA di Jakarta melakukan transaksi pembelian kredit seperti di bawah ini : Tanggal



Uraian Transaksi



1 Jan 2012



Dibayar Hutang Kepada PT. Cahaya sebesar Rp. 4.500.000 Cek #1



5 Jan 2012



Dibayar tunai beban sewa untuk bulan Januari Rp. 600.000 Cek #2



10 Jan 2012



Dibayar tunai Beban Gaji sebesar Rp. 1.000.000 Cek #3



15 Jan 2012



Membeli tunai barang dagangan sebesar Rp. 1.600.000



Jawaban : TOKO KITA JURNAL PENGELUARAN KAS Tgl



Jan



No. Check



Keterangan / Perkiraan yang didebit



Ref



Kredit



1



1



PT. Cahaya



5



2



Beban Sewa



10



3



Beban Gaji



1.000.000



1.000.000



15



4



Pembelian



1.600.000



1.600.000



Kas 4.500.000



Debit Hutang Dagang 4.500.000



600.000



7.700.000



SerbaSerbi



600.000



4.500.000



3.200.000



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



44



MODUL 3 KB 2 : BUKU JURNAL KHUSUS



Setelah kegiatan pencatatan transaksi ke dalam buku jurnal khusus selesai dilakukan, tahap selanjutnya adalah posting ke buku besar, sama seperti posting dari buku jurnal umum ke buku besar sebagaimana yang telah dijelaskan di KB 1. Rangkuman 1. Jurnal khusus adalah jurnal yang hanya untuk mencatat satu jenis transaksi saja atau buku jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi sejenis yang bersifat rutin. 2. Pencatatan dengan menggunakan jurnal khusus memberikan beberapa keuntungan, diantaranya adalah: memungkinkan pembagian pekerjaan, memudahkan posting ke buku besar, dan memungkinkan pengendalian internal lebih baik. Pencatatan transaksi disesuaikan dengan jenis transaksi yang terjadi, oleh karena itu bentuk dari jurnal khusus merupakan pengembangan dari jurnal umum dimana kolom-kolomnya banyak (multi coloumn). 5. Kebanyakan perusahaan menggunakan sedikitnya 4 jurnal khusus untuk mencatat suatu transaksi yaitu : Jurnal Penjualan (Sales Journal), Jurnal Pembelian (Purchases Journal), Jurnal Penerimaan Kas (Cash Receipt Journal), dan Jurnal Pengeluaran Kas (Cash Receipt Journal). Transaksi-transaksi perusahaan dagang yang tidak dapat dimasukkan ke dalam empat jurnal tersebut, maka akan dicatat ke dalam jurnal umum. Tugas Agar lebih memahami pencatatan transaksi ke dalam buku jurnal khusus, kerjakan tugas berikut terkait dengan transaksi yang terjadi di UD ABADI selama bulan Mei 2015. Catatlah ke dalam jurnal khusus untuk transaksi-transaksi sebagai berikut: 2: Diterima kiriman uang dari UD ABADI untuk melunasi pembelian barang dagang dengan faktur no. 102 tertanggal 20 April 2015, syarat 2/15, n/30 seharga Rp 3.750.000,00. 3: Dibeli barang dari PD SEMAR dengan syarat 3/15, n/60 seharga Rp 5.000.000,00. Faktur no. 67. 4: Dibayar ongkos angkut barang kepada PD LANCAR sebesar Rp 125.000,00. 6: Dijual barang dagang kepada Tn. Amir seharga Rp 1.750.000,00 dengan potongan tunai Rp 250.000,00. Faktur no. 124. 7: Diterima nota kredit untuk pengurangan harga sebesar Rp 1.500.000,00 dari PD SEMAR karena mutu barang yang dikirim tidak sesuai dengan pesanan. 10: Dibayar langganan telepon bulan April 2015 Rp 275.000,00.



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



45



MODUL 3 KB 2 : BUKU JURNAL KHUSUS



13: Dibeli barang dagang kepada UD RAPIH Rp 75.000,00 tunai. 15: Dibayar kepada PD SEMAR untuk pembelian barang dagang dengan faktur no. 67 tertanggal 3 Mei 2015. 16: Diterima dari Bank JAYA bunga deposito Rp 250.000,00. 25: Dibayar gaji pegawai bulan Mei 2015 sebesar Rp 625.000,00. 26:Dijual barang dagang kepada Mas Dinar dengan syarat 2/10, n/30 seharga Rp 2.000.000,00. 28: Retur pembelian tanggal 23 Mei 2015 sebesar Rp 500.000,00. 29: Dibayar sewa bulan Mei 2015 sebesar Rp 1.000.000,00. Diminta: 1. Bukukan transaksi-transaksi di atas ke dalam lembaran jurnal khusus. 2. Pindahbukukan jurnal khusus tersebut ke dalam akun-akun buku besar bersangkutan. 3. Buatlah neraca saldo per 31 Mei 2015.



Tes Formatif 1. Pembelian barang dagangan secara kredit dicatat pada jurnal khusus apa? A. Jurnal Pengeluaran Kas B. Jurnal Umum C. Jurnal Memorial D. Jurnal Khusus E. Jurnal Pembelian 2. Jurnal apa di bawah ini yang dikecualikan dari jurnal khusus yang biasa digunakan dalam perusahaan dagang? A. jurnal penerimaan kas B. jurnal persediaan C. jurnal pembelian D. jurnal penjualan E. jurnal pengeluaran kas



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



46



MODUL 3 KB 2 : BUKU JURNAL KHUSUS



3. Pada waktu mencatat dalam jurnal penerimaan kas, selisih antara jumlah yang dikredit ke akun piutang dagang dan jumlah yang didebet ke akun kas biasanya adalah A. potongan penjualan B. potongan pembelian C. potongan perdagangan D. beban angkut E. potongan rabat 4. Apabila penjualan dilakukan pada tanggal 24 September 2016 dan syarat jual-beli adalah 2/10, n/30, maka paling lambat piutang tersebut harus sudah diterima tanggal A. 4 Oktober 2016 B. 24 Oktober 2016 C. 31 Oktober 2016 D. 23 Oktober 2016 E. 25 Oktober 2016



5. Berikut ini yang merupakan transaksi perusahaan dagang adalah A. pembelian bahan, pengeluaran uang, pemakai bahan, dan penjualan B. pembelian, pembungkusan, penjualan, piutang, dan penerimaan uang C. penerimaan uang, pengeluaran uang, pembelian, dan pemakai bahan D. pembelian, pengeluaran uang, penjualan, dan penerimaan uang E. pembelian, pengeluaran uang, penjualan, pembungkusan dan penerimaan uang 6. Jurnal penerimaan kas digunakan untuk mencatat A. Semua pembelian secara kredit B. pembelian barang dagang secara kredit C. penjualan barang dagang secara kredit D. semua penjualan dengan kredit E. semua pemasukan uang



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



47



MODUL 3 KB 2 : BUKU JURNAL KHUSUS



7. Jurnal Penjualan digunakan untuk mencatat A. penjualan peralatan kantor secara tunai B. penjualan barang dagangan secara kredit C. penjualan barang secara kredit D. penjualan penlengkapan toko secara kredit E. penjualan penlengkapan kantor secara kredit 8. Jurnal pengeluaran kas digunakan untuk mencatat A. pembelian secara tunal B. pembelian barang dagang secara kredit C. penjualan barang dagang secara kredit D. semua penjualan dengan kredit E. semua pengeluaran uang 9. Dikirim nota debit sebesar Rp250.000,00 kepada Toko Mandiri, pencatatan dalam buku besar pembantu adalah A. Utang Toko Mandiri dikredit Rp250.000,00 B. Piutang Toko Mandiri dikredit Rp250.000,00 C. Piutang Toko Mandiri didebit Rp250.000,00 D. Utang Toko Mandiri didebit Rp250.000,00 E. Piutang Wesel Toko Mandiri dikredit Rp250.000,00 10. Perhatikan kutipan buku besar di bawah ini: Pembelian Tanggal



Keterangan



Ref. Debit



Kredit



Saldo Debit



Januari 31



65.000.000



Kredit



65.000.000



Utang Dagang Tanggal



Keterangan



Ref. Debit



Kredit



Saldo



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



48



MODUL 3 KB 2 : BUKU JURNAL KHUSUS



Debit Januari



31



65.000.000



Kredit



65.000.000



Buku besar di atas diposting dari: A. Jurnal Umum B. Jurnal Pembelian C. Jurnal Penjualan D. Jurnal Penerimaan Kas E. Jurnal Penjualan



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



49



MODUL 3 KB 3 : PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN



KEGIATAN BELAJAR 3 Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan : Menerapkan prinsip dan prosedur pencatatan transaksi keuangan perusahaan dagang



Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan : Pencatatan persediaan barang dagangan dengan metode periodik/fisik dan perpetual dengan asumsi arus harga pokok Pokok rata-rata, FIFO dan LIFO. Pokok-pokok Materi : 1. Metode Pencatatan Periodik 2. Metode Pencatatan Perpetual 3. Asumsi arus biaya 4. Identifikasi Khusus (Specific Identification) 5. Rata-rata (Average) 6. Masuk Pertama Keluar Pertama (First In First Out/FIFO) 7. Masuk Terakhir Keluar Pertama (Last In First Out/LIFO)



Uraian Materi A. Pendahuluan Saat ini di Indonesia sudah tersebar sangat banyak perusahaan dagang seperti dealer, toserba, toko kelontong, pasar, dan lain sebagainya. Berbagai usaha perdagangan sudah menjamur di masyarakat baik yang sudah berkembang menjadi perusahaan besar maupun yang masih menjadi perusahaan kecil dengan bermacam-macam produk yang dijual. Demi kelancaran dan kemajuan bagi perusahaan dagang, diperlukan pencatatan berbagai transaksi yang terjadi di perusahaan untuk menyusun laporan keuangan sehingga dapat diketahui perkembangan dari perusahaan tersebut. Dalam praktiknya ada dua metode pencatatan akuntansi terhadap persediaan (persediaan barang dagangan) yang mempengaruhi prosedur akuntansinya, yaitu metode periodik/fisik dan metode perpetual. Pada metode periodik kartu persediaan tidak diselenggarakan sehingga pada akhir perioda harus dilakukan perhitungan fisik yang bertujuan untuk menentukan persediaan



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



49



MODUL 3 KB 3 : PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN



akhir, sedangkan pada metode perpetual, setiap jenis persediaan dibuatkan satu kartu yang memonitor perubahan fisik persediaan dan biaya perolehannya. (Sodikin & Riyono, 2016).



B. Metode Periodik Metode periodik, jumlah persediaan ditentukan secara berkala (periodik) dengan melakukan penghitungan fisik dan mengalikan jumlah unit tersebut dengan harga satuan untuk memperoleh nilai persediaan yang ada pada saat itu. Dalam metode ini, setiap kali ada pembelian persediaan akan dicatat pada akun Pembelian. Sedangkan pada saat penjualan hanya dibukukan Penjualan sejumlah harga penjualan, dan tidak dihitung harga pokok penjualan untuk setiap transaksi. Pada akhir periode usaha untuk menyusun laporan keuangan, harus dilakukan perhitungan fisik persediaan untuk mengetahui nilai Persediaan Akhir dan Harga Pokok Penjualan. Ilustrasi Metode Periodik : Toko Cat Panca Warna selama Januari 2017 menunjukkan saldo persediaan dan transaksi perdagangan cat Vinex sebagai berikut: Persediaan Awal 1 Januari Berdasarkan perhitungan fisik akhir tahun lalu pada tanggal 31 Desember 2016 adalah 100 kaleng @ Rp30.000,00 = Rp3.000.000,00 Pembelian kredit selama Januari 1.000 kaleng harga jual @ Rp30.000=Rp30.000.000 Keterangan



D/K



Debit (Rp)



Pembelian



D



30.000.000



Utang Usaha



K



Kredit (Rp)



30.000.000



Penjualan tunai selama Januari 800 kaleng harga jual @ Rp35.000 = Rp28.000.000 Keterangan



D/K



Debit (Rp)



Kas



D



28.000.000



Penjualan



K



Kredit (Rp)



28.000.000



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



50



MODUL 3 KB 3 : PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN



Pada akhir Januari 2017 untuk menyusun laporan keuangan, harus dilakukan perhitungan fisik persediaan. Dari perhitungan fisik diketahui persediaan akhir adalah sebanyak 300 kaleng. Nilai persediaan akhir dengan demikian adalah Rp 9.000.000,00 (300 x Rp30.000,00). Berdasarkan data tersebut di atas maka dapat dilakukan perhitungan Persediaan akhir dan Harga Pokok Penjualan selama Januari 2017 sebagai berikut:



Persediaan Awal 1 Januari 2017



Rp 3.000.000,00



Ditambah: Pembelian



30.000.000,00



Persediaan yang tersedia untuk dijual selama periode



Rp33.000.000,00



Dikurangi: Persediaan Akhir



(



Harga Pokok Penjualan



Rp 24.000.000,00



9.000.000,00)



============= Berdasarkan perhitungan tersebut dilakukan ayat jurnal penyesuaian sebagai berikut: Keterangan



D/K



Debit (Rp)



Persediaan Akhir



D



9.000.000



Harga Pokok Penjualan



D



24.000.000



Kredit (Rp)



Persediaan Awal



K



3.000.000



Pembelian



K



30.000.000



Kelebihan penggunaan metode periodik adalah mudah untuk diterapkan. Sedangkan kelemahannya adalah perusahaan tidak mengetahui dengan pasti kuantitas dan total biaya perolehan persediaan sampai dilakukannya penghitungan fisik. Berikut penjelasan akuntansi pembelian dan penjualan barang dagangan dengan menggunakan sistem periodik. 1. Persediaan dan Pengadaan



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



51



MODUL 3 KB 3 : PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN



Berikut merupakan akun-akun yang digunakan untuk mencatat kegiatan pengadaan barang dagangan : a. Persediaan Akun ini digunakan untuk mencatat nilai persediaan yang masih tersisa pada awal dan akhir perioda. Di dalam akun ini, pembelian dan penjualan yang mengakibatkan bertambah dan berkurangnya persediaan tidak dicatat, namun penambahan dan pengurangan yang timbul dari setoran tambahan dan pengambilan pribadi pemilik dicatat. b. Pembelian Akun ini digunakan untuk mencatat jumlah harga beli barang dagangan yang dibeli selama satu perioda. Harga beli adalah harga beli bersih diluar trade discount.



c. Biaya Angkut Pembelian/Pengangkutan Pembelian Akun ini digunakan untuk mencatat jumlah biaya angkut barang – barang yang dibeli jika ditanggung oleh perusahaan. Di dalam laporan laba rugi, akun ini dilaporkan sebagai penambah akun pembelian (adjunct account → akun bersifat menambah akun lain). d. Potongan Pembelian Akun ini digunakan untuk mencatat potongan harga yang diterima dari penjual karena perusahaan membayar harga barang dalam masa potongan (potongan tunai). Potongan pembelian dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Trade discount adalah potongan harga yang diberikan oleh penjual dari harga resmi yang tertera pada daftar harga atau katalog. Alasan pemberian potongan ini karena pembelian dalam partai besar, dan bisa juga karena harga beli dari pemasok sering berfluktuasi sehingga harga jual harus sering disesuaikan. 2. Cash discount adalah potongan yang diberikan oleh penjual kepada pembeli karena pembeli membayar dalam masa potongan tunai sebagaimana tertera dalam syarat pembayaran. e. Retur Pembelian Akun ini digunakan untuk mencatat jumlah harga barang yang dikembalikan kepada pemasok karena alasan tertentu.



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



52



MODUL 3 KB 3 : PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN



2. Kegiatan Penjualan Akun – akun yang digunakan untuk mencatat penjualan bagi perusahaan yang menggunakan metode pencatatan persediaan barang dagangan periodik : a. Penjualan Akun ini digunakan untuk mencatat pendapatan dari penjualan barang dagangan. Jumlah yang dicatat dalam akun ini adalah sebesar harga jual yang dibebankan kepada pelanggan di luar trade discount, bukan sebesar biaya perolehan dari barang yang dijual tersebut. b. Potongan Penjualan Akun ini digunakan untuk mencatat jumlah potongan tunai atau cash discount yang diberikan kepada pelanggan karena dia membayar dalam masa potongan sebagaimanan tertera dalam syarat pembayaran.



c. Retur Penjualan Akun ini digunakan untuk mencatat jumlah harga barang yang diterima kembali dari pelanggan karena alasan tertentu, seperti misalnya barang tidak cocok dengan pesanan. d. Biaya/Beban Angkut Penjualan Akun ini digunakan untuk mencatat jumlah beban pengangkutan barang-barang yang dijual yang ditanggung perusahaan. Akun ini dilaporkan di laporan Laba Rugi bukan



sebagai pengurang akun penjualan, melainkan sebagai satu pos dalam



kelompok beban pemasaran/penjualan . e. Harga Pokok Penjualan Akun ini digunakan untuk mencatat biaya perolehan yang melekat pada persediaan yang sudah dijual selama satu perioda akuntansi. Akun ini diselenggarakan pada akhir perioda melalui jurnal penyesuaian, setelah diketahui beban pokok penjualan pada akhir perioda. HPP = persediaan awal + pembelian bersih – persediaan akhir



C. Metode Perpetual



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



53



MODUL 3 KB 3 : PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN



Dalam metode perpetual, catatan persediaan selalu dimutakhirkan (updated) setiap kali terjadi transaksi yang melibatkan persediaan, sehingga perusahaan selalu mengetahui kuantitas dan nilai persediaanya setiap saat. Setiap kali dilakukan pembelian barang maka perusahaan akan mendebit akun Persediaan (bukan akun Pembelian). Setiap kali terjadi penjualan, selain membukukan Penjualan sejumlah harga jual, sekaligus juga dihitung dan dibukukan Harga Pokok Penjualan dengan mengurangi langsung akun Persediaan sejumlah harga pokok, dengan mendebet akun Harga Pokok Penjualan dan mengkredit akun Persediaan. Untuk dapat melaksanakan metode perpetual, akun kontrol (controlling account) Persediaan harus ditunjang dengan Buku Tambahan Persediaan (Inventory Subsidiary Ledger) untuk mencatat setiap arus masuk keluar masing-masing jenis barang baik unit maupun harga satuan. Tetapi untuk meningkatkan pengendalian intern, perhitungan fisik sebaiknya tetap dilakukan, walaupun perusahaan menggunakan metode perpetual. Mengapa? Karena metode apa pun yang digunakan oleh perusahaan, selalu ada risiko barang yang hilang atau kesalahan dalam pencatatan yang menyebabkan terdapat perbedaan antara catatan persediaan dan nilai aktual persediaan. Sebaliknya jika digunakan metode perhitungan fisik, tetap harus dibuat kartu gudang dan Buku Tambahan Persediaan untuk mencatat arus barang dan harga pokok setiap pembelian, selain untuk tujuan pengendalian, juga akan memudahkan menghitung nilai persediaan akhir dan harga pokok penjualan pada akhir periode. Jika toko Cat Panca Warna menggunakan metode perpetual, maka pencatatan persediaan barang dagangan persediaan barang dagangan selama Januari 2017 adalah sebagai berikut: llustrasi Metode Perpetual Persediaan cat per 31 Desember 2016 adalah 100 kaleng @ Rp30.000=Rp3.000.000,00, sehingga persediaan barang dagangan (cat) menunjukkan saldo awal 1 Januari 2017 sebesar Rp 3.000.000,00. Pembelian kredit selama Januari 1.000 kaleng. Harga beli @ Rp30.000 = Rp30.000.000 Ayat jurnal untuk pembelian kredit selama Januari: Keterangan



D/K



Debit (Rp)



Persediaan Barang Dagangan



D



30.000.000



Kredit (Rp)



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



54



MODUL 3 KB 3 : PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN



Utang Usaha



K



30.000.000



Penjualan tunai selama Januari 800 kaleng harga jual @ Rp35.000 = Rp28.000.000 Ayat jurnal untuk penjualan tunai selama Januari: Keterangan



D/K



Debit (Rp)



Kas



D



28.000.000



Penjualan



K



Kredit (Rp)



28.000.000



Selain jurnal di atas, juga harus segera dihitung dan dicatat dalam buku jurnal besarnya harga pokok barang yang dijual (Harga Pokok Penjualan/HPP): Keterangan



D/K



Debit (Rp)



Harga Pokok Penjualan



D



24.000.000



Persediaan



K



Kredit (Rp)



24.000.000



D. Asumsi Arus Biaya Umumnya, dalam suatu periode tertentu, perusahaan membeli persediaan barang dagangan sebanyak beberapa kali dengan harga beli atau harga perolehan yang berbedabeda. Pertanyaan yang timbul adalah harga beli/harga perolehan mana yang digunakan perusahaan untuk menilai persediaan dan untuk mencatat harga pokok penjualan? Penilaian atas persediaan barang dagangan dan harga pokok penjualan berdasarkan harga perolehan (acquisition cost) dapat dilakukan dengan 3 (tiga) macam metode: •



Identifikasi Khusus (Specific Identification)







Rata-rata (Average)







Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP/FIFO) MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



55



MODUL 3 KB 3 : PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN



Metode Identifikasi Khusus, hanya cocok dan diperlukan untuk perdagangan barang yang bersifat heterogen/bervariasi, tapi unik dan spesifik, misalnya gaun malam atau stelan jas rancangan khusus. Permasalahannya adalah cara tersebut menimbulkan biaya yang cukup mahal dan sulit untuk dilakukan apa jumlah persediaan sangat banyak dan terdapat perputaran persediaan yang tinggi. Pada hal metode identifikasi khusus memang tidak perlu digunakan untuk penghitungan persediaan barang dagangan yang homogen, misalnya kemeja atau stelan jas yang diproduksi secara massal. Untuk itu perusahaan lazimnya menggunakan asumsi arus biaya untuk menentukan nilai persediaan dan harga pokok penjualan. Perusahaan dapat memilih metode manapun untuk menentukan nilai persediaan, tapi perusahaan harus menerapkan secara konsisten (memenuhi prinsip konsistensi). Satu hal penting yang juga harus diingat adalah asumsi arus harga pokok persediaan tidak harus sama dengan arus fisik barang. Jadi terlepas dari metode arus harga pokok mana yang akan digunakan, menurut logika yang benar, untuk barang yang mudah rusak atau berlaku tanggal kedaluwarsa (expired date), arus fisik umumnya berlaku masuk pertama keluar pertama, tapi untuk besi beton atau barang lain yang berat dan tak mudah rusak, arus fisik barang yang dikeluarkan pertama adalah yang paling mudah diangkut pada saat itu, lazimnya terdepan atau tertumpuk paling atas. 1. Metode Identifikasi Khusus Metode identifikasi khusus lazimnya diaplikasikan untuk persediaan barang dagangan yang memiliki ciri khusus atau unik dan lazimnya bernilai tinggi, misalnya barang antik, barang-barang kerajinan yang merupakan hand made, perhiasan, baju atau gaun dengan rancangan khusus, dan lain lain barang dagangan yang unik dan variatif yang dimiliki perusahaan dagang. Dalam akuntansi biaya kita kenal metode biaya pesanan (job order costing) untuk menghitung biaya pokok produk khusus sejenis ini. Ilustrasi Metode Identifikasi Khusus Berikut adalah arus persediaan barang dagang Toko Mustika selama bulan Januari 2017:



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



56



MODUL 3 KB 3 : PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN



Tanggal Transaksi



Jenis/Kode



Unit



Barang



Harga Satuan



Harga



(Rp)



Perolehan (Rp)



5 Jan



Pembelian



Cincin mirah C1



1



5.000.000



5.000.000



8 Jan



Pembelian



Gelang intan G1



1



25.000.000



30.000.000



10 Jan



Pembelian



Cincin saphir C2



1



7.000.000



37.000.000



11 Jan



Pembelian



Cincin mirah C2



1



6.000.000



43.000.000



15 Jan



Penjualan



Cincin mirah C1



1



(5.000.000)



38.000.000



18 Jan



Pembelian



Cincin mutiara C3



2



1.000.000



40.000.000



23 Jan



Penjualan



Cincin mutiara C3



1



(1.000.000)



39.000.000



26 Jan



Penjualan



Cincin saphir C2



1



(7.000.000)



32.000.000



31 Jan



Pembelian



Gelang Mutiara G2 1



2.000.000



34.000.000



2. Metode Rata-Rata Dalam metode rata rata atau metode rata rata tertimbang (weighted average), harga perolehan barang tersedia untuk dijual (persediaan awal dan pembelian) dibagi dengan unit tersedia untuk dijual, untuk mendapatkan harga perolehan rata-rata per unit. Apabila perusahaan menggunakan metode pencatatan periodik, maka biaya ratarata per unit hanya akan dihitung di akhir periode saja, sedangkan dalam metode pencatatan perpetual, setiap kali dilakukan pembelian, maka akan dihitung biaya ratarata per unit yang baru. Untuk metode pencatatan perpetual, asumsi arus biaya rata-rata dikenal dengan nama metode biaya rata-rata bergerak (moving average method). Oleh karena metode pencatatan periodik menghitung harga perolehan rata-rata hanya 1 kali saja di akhir periode, sedangkan metode pencatatan perpetual menghitung harga perolehan rata-rata setiap kali terjadi pembelian, maka nilai persediaan akhir dan harga pokok penjualan akan berbeda antara metode pencatatan periodik dan metode pencatatan perpetual.



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



57



MODUL 3 KB 3 : PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN



Ilustrasi Metode Rata-Rata Periodik versus Perpetual Toko Bangunan Basuki Jaya berdagang bahan dan peralatan bangunan. Selama Januari 2017 mulai berdagang produk baru yaitu semen dengan brand Empat Roda sebagai berikut: Pembelian



Jumlah Unit



Harga Satuan



Total Harga Perolehan



2 Januari



3.000



Rp 20.000



Rp 60.000.000



15 Januari



5.000



Rp 21.000



Rp 105.000.000



31 Januari



3.000



Rp 22.000



Rp 66.000.000



Penjualan 20 Januari



3.000



A. Metode Rata-Rata-Periodik Tanggal Faktur



Jumlah Unit



Harga Satuan



Total Harga Perolehan



2 Januari



3.000



Rp 20.000



Rp 60.000.000



15 Januari



5.000



Rp 21.000



Rp 105.000.000



31 Januari



3.000



Rp 22.000



Rp 66.000.000



Total barang tersedia



11.000



Rp 231.000.000



Rp 231.000.000 Biaya per unit rata-rata =



Rp 21.000 11.000



Persediaan akhir, dalam unit



8000 unit



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



58



MODUL 3 KB 3 : PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN



Nilai pesediaan akhir = Rp 21.000 x



8000 unit =



Barang tersedia untuk dijual



Rp 231.000.000



Dikurangi: Persediaan akhir



(Rp 168.000.000)



Harga Pokok Penjualan



Rp 63.000.000



Rp 168.000.000



B. Metode Rata-rata-Perpetual Persediaan Masuk/Dibeli



Saldo



Persediaan keluar/Dijual



Tanggal



Harga



Kuantitas



Total



Jan, 2



3.000



20.000



15



5.000



21.000



Kuantitas



60.000.000



3.000



20.000



60.000.000



105.000.000



8.000



20.625



165.000.000



5.000



20.625



103.125.000



31



8.000



21.140,63



169.125.000



3.000 3.000



22.000



66.000.000



Kuantitas



20.625



Total



Total



Harga



20



Harga



61.875.000



3. Masuk Pertama Keluar Pertama (First In First Out/FIFO) Metode ini mengasumsikan bahwa barang yang pertama dibeli merupakan barang yang pertama terjual. Keunggulan metode ini terletak pada nilai persediaan yang dilaporkan di laporan posisi keuangan (neraca). Karena barang yang dibeli pertama diasumsikan dijual pertama, maka nilai barang yang dilaporkan sebagai persediaan di neraca mencerminkan harga perolehan yang terbaru, sehingga dalam keadaan perputaran persediaan normal, nilai persediaan di neraca lazimnya lebih mendekati nilai sekarang dari persediaan. Tetapi, kelemahan metode ini adalah pada nilai harga pokok penjualan yang dilaporkan di laporan laba rugi. Harga pokok penjualan merupakan biaya perolehan masa lalu yang ditandingkan dengan pendapatan sekarang. Sehingga jika tingkat inflasi cukup tinggi dapat timbul laba semu, terutama untuk barang yang perputarannya agak lambat.



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



59



MODUL 3 KB 3 : PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN



Metode ini akan menghasilkan nilai persediaan akhir dan harga pokok penjualan yang sama, baik menggunakan metode pencatatan periodik maupun metode pencatatan perpetual.



Ilustrasi Metode FIFO Periodik versus Perpetual A. Metode FIFO-Periodik Tanggal Faktur



Jumlah Unit



Harga Satuan



Total



Harga



Perolehan 2 Januari



3.000



Rp 20.000



Rp 60.000.000



15 Januari



5.000



Rp 21.000



Rp 105.000.000



31 Januari



3.000



Rp 22.000



Rp 66.000.000



Total barang tersedia



11.000



Persediaan akhir, dalam unit



Rp 231.000.000



8.000 unit



Nilai persediaan akhir = Rp 21.000 x 5.000 unit Rp 22.000 x 3.000 unit



Barang tersedia untuk dijual Dikurangi persediaan akhir



Rp 171.000.000



Rp 231.000.000 (Rp 171.000.000)



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



60



MODUL 3 KB 3 : PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN



Harga Pokok Penjualan



Rp 60.000.000



B. Metode FIFO-Perpetual Persediaan Masuk/Dibeli



Saldo



Persediaan keluar/Dijual



Tanggal



Harga



Kuantitas



Total



Jan, 2



3.000



20.000



15



5.000



21.000



Kuantitas



60.000.000



3.000



20.000



60.000.000



105.000.000



3.000



20.000



60.000.000



5.000



21.000



105.000.000



5.000



21.000



105.000.000



31



5.000



21.000



105.000.000



3.000



22.000



66.000.000



3.000 3.000



22.000



Kuantitas



20.000



Total



Total



Harga



20



Harga



60.000.000



66.000.000



B. Masuk Terakhir Keluar Pertama (Last In First Out/LIFO) Dalam metode ini, diasumsikan barang yang dibeli terakhir adalah barang yang dijual pertama, sehingga persediaan yang tersisa di persediaan akhir adalah barang yang paling awal diperoleh. Hal ini umumnya tidak mencerminkan penyajian yang andal dari arus aktual persediaan. IAS 2 dan PSAK 14 melarang penggunaan metode LIFO. Penggunaan LIFO dalam pelaporan keuangan seringkali disebabkan karena faktor pajak. Dalam keadaan tren harga barang menunjukkan kenaikan, khususnya dalam inflasi, metode LIFO umumnya menghasilkan harga pokok penjualan yang lebih tinggi dan laba netto yang lebih rendah dibandingkan metode lainnya, sehingga beban pajak perusahaan juga lebih rendah. International Accounting Standard Board (IASB) sebagai Dewan Penyusun Standard Akuntansi Internasional memutuskan untuk menghilangkan metode LIFO karena



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



61



MODUL 3 KB 3 : PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN



metode tersebut secara umum tidak mencerminkan penyajian yang andal dari arus aktual persediaan. Di beberapa negara, penggunaan metode LIFO diperbolehkan untuk tujuan pajak hanya jika metode tersebut juga digunakan untuk tujuan akuntansi, tetapi IASB berpendapat pertimbangan pajak tidak menjadi dasar konseptual yang memadai untuk memilih perlakukan akuntansi yang sesuai, sehingga tidak dapat diterima untuk memperbolehkan perlakuan akuntansi yang inferior semata-mata karena peraturan perpajakan di negara-negara tertentu.



Rangkuman Berbagai usaha perdagangan sudah menjamur di masyarakat baik yang sudah berkembang menjadi perusahaan besar maupun yang masih menjadi perusahaan kecil dengan bermacam-macam produk yang dijual. Demi kelancaran dan kemajuan bagi perusahaan dagang, diperlukan pencatatan berbagai transaksi yang terjadi di perusahaan untuk menyusun laporan keuangan sehingga dapat diketahui perkembangan dari perusahaan tersebut. Ada dua metode untuk mencatat persediaan barang dagangan yaitu metode Periodik/Fisik dan metode Perpetual. Metode periodik/fisik, jumlah persediaan ditentukan secara berkala (periodik) dengan melakukan penghitungan fisik dan mengalikan jumlah unit tersebut dengan harga satuan untuk memperoleh nilai persediaan yang ada pada saat itu. Dalam metode ini, setiap kali ada pembelian persediaan akan dicatat pada akun Pembelian. Sedangkan pada saat penjualan hanya dibukukan Penjualan sejumlah harga penjualan, dan tidak dihitung harga pokok penjualan untuk setiap transaksi. Pada akhir periode usaha untuk menyusun laporan keuangan, harus dilakukan perhitungan fisik persediaan untuk mengetahui nilai Persediaan Akhir dan Harga Pokok Penjualan. Metode perpetual, catatan persediaan selalu dimutakhirkan (updated) setiap kali terjadi transaksi yang melibatkan persediaan, sehingga perusahaan selalu mengetahui kuantitas dan nilai persediaanya setiap saat. Setiap kali dilakukan pembelian barang maka perusahaan akan mendebit akun Persediaan (bukan akun Pembelian). Setiap kali terjadi penjualan, selain membukukan Penjualan sejumlah harga jual, sekaligus juga dihitung dan dibukukan Harga Pokok Penjualan dengan mengurangi langsung akun Persediaan sejumlah harga pokok, dengan mendebet akun Harga Pokok Penjualan dan mengkredit akun Persediaan.



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



62



MODUL 3 KB 3 : PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN



Penilaian persediaan dan harga pokok penjualan berdasarkan biaya perolehan (acquisition cost) dapat dilakukan dengan 3 (tiga) macam metode: Identifikasi Khusus (Specific Identification), Rata-rata (Average), Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP/FIFO). Metode LIFO menurut IAS 2 dan PSAK 14 dilarang untuk digunakan. Metode LIFO umumnya tidak mencerminkan penyajian yang andal dari arus aktual persediaan. Penggunaan LIFO dalam pelaporan keuangan seringkali disebabkan karena faktor pajak. Dalam keadaan tren harga barang menunjukkan kenaikan, khususnya dalam inflasi, metode LIFO umumnya menghasilkan harga pokok penjualan yang lebih tinggi dan laba netto yang lebih rendah dibandingkan metode lainnya, sehingga beban pajak perusahaan juga lebih rendah, oleh karena itu IASB memutuskan untuk menghilangkan metode LIFO karena metode tersebut secara umum tidak mencerminkan penyajian yang andal dari arus aktual persediaan.



Tugas Toko Bangunan BASUKI JAYA berdagang bahan dan peralatan bangunan. Selama Januari 2017 mulai berdagang produk baru semen Empat Roda sebagai berikut: Pembelian



Jumlah Unit



Harga Satuan



Total Harga Perolehan



1 Januari



2.000



Rp 12.000



Rp 24.000.000



14 Januari



6.000



Rp 13.000



Rp 78.000.000



31 Januari



2.000



Rp 15.000



Rp 30.000.000



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



63



MODUL 3 KB 3 : PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN



Penjualan 19 Januari



2.000



Hitunglah menggunakan: a. Metode rata-rata periodik versus perpetual b. Metode FIFO Periodik versus perpetual Tes Formatif 1. Jumlah persediaan ditentukan secara berkala (periodik) dengan melakukan penghitungan fisik dan mengalikan jumlah unit tersebut dengan harga satuan untuk memperoleh nilai persediaan yang ada pada saat itu. Metode pencatatan persediaan tersebut dalam akuntansi dikenal sebagai metode apa? A. Metode Periodik B. Metode Perpetual C. FIFO D. LIFO E. Metode Khusus 2. Catatan persediaan selalu dimutakhirkan (updated) setiap kali terjadi transaksi yang melibatkan persediaan, sehingga perusahaan selalu mengetahui kuantitas dan nilai persediaanya setiap saat. Dalam akuntansi, metode pencatatan persediaan tersebut dikenal sebagai metode apa? A. FIFO B. Metode Perpetual C. Metode Periodik D. LIFO E. Metode Khusus 3. Biaya barang tersedia untuk dijual (persediaan awal dan pembelian) dibagi dengan unit tersedia untuk dijual, untuk mendapatkan biaya rata-rata per unit. Metode perhitungan harga pokok tersebut, dalam akuntansi dikenal sebagai metode apa?



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



64



MODUL 3 KB 3 : PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN



A. FIFO B. Metode Rata-rata C. Identifikasi Khusus D. LIFO E. Identifikasi Khusus 4. Metode LIFO tidak mencerminkan penyajian yang andal dari arus aktual persediaan. Pelarangan penggunaan metode LIFO tersebut tercermin dalam PSAK nomor berapa? A. PSAK 69 B. PSAK 100 C. PSAK 15 D. PSAK 14 E. PSAK 96 5. Apa kelebihan penggunaan metode periodik dalam perusahaan dagang? A. Sulit Diterapkan B. Mudah Diterapkan C. Tidak bisa diterapkan D. Semua jawaban salah E. Tidak bisa di identifikasi 6. Perusahaan tidak mengetahui dengan pasti kuantitas dan total biaya perolehan persediaan sampai dilakukannya penghitungan fisik. Hal tersebut merupakan kelemahan dari metode pencatatan persediaan apa? A. Metode Perpetual B. Identifikasi Khusus C. Metode Periodik D. Metode rata-rata E. Semua jawaban benar 7. Persediaan awal 1 Januari 2017 berdasarkan perhitungan fisik akhir tahun lalu 31 Desember 2016 yaitu 50 galon air @Rp 15.000,00 total Rp 750.000,00. Pembelian kredit selama januari 100 galon air, harga jual @ 15.000,00.



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



65



MODUL 3 KB 3 : PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN



Bagaimana ayat jurnal pembelian kredit tersebut dicatat, jika memakai metode periodik? A. Persediaan



Rp150.000,00



Utang Usaha B. Utang Usaha



Rp1.500.000,00



Persediaan C. Pembelian



Rp1.500.000,00 Rp1.500.000,00



Utang Usaha D. Kas



Rp150.000,00



Rp1.500.000,00



Rp150.000,00 Penjualan



E. Penjualan



Rp150.000,00 Rp15.000,00



Kas



Rp15.000,00



8. Terjadi penjualan tunai sebanyak 70 galon air dengan harga @Rp 17.000,00. bagaimana ayat penjualan tunai tersebut? A. Persediaan



Rp150.000,00



Utang Usaha B. Utang Usaha



Rp1.700.000,00



Persediaan C. Persediaan



Rp1.700.000,00 Rp1.500.000,00



Utang Usaha D. Kas



Rp150.000,00



Rp1.500.000,00



Rp 1.190.000,00 Penjualan



E. Utang Usaha



Rp1.190.000,00 Rp2.000.000,00



Persediaan



Rp2.000.000,00



9. Berdasarkan soal 7 dan soal 8, hitunglah harga pokok penjualan selama januari 2017? Persediaan awal 1 Januari 2017 berdasarkan perhitungan fisik akhir tahun lalu 31 Desember 2016 yaitu 50 galon air @Rp 15.000,00, total Rp750.000,00. Pembelian kredit selama januari 100 galon air, harga jual @ 15.000,00 Terjadi penjualan tunai sebanyak 70 galon air dengan harga @Rp 17.000,00 A. Rp2.000.000,00 B. Rp1.500.000,00



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



66



MODUL 3 KB 3 : PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN



C. Rp1.050.000,00 D. Rp1.000.000,00 E. Rp750.000,00 10. Pembelian kredit selama Januari 100 galon air, harga jual @ 15.000,00 Bagaimana ayat jurnal pembelian kredit jika memakai metode perpetual? A. Persediaan



Rp1.500.000,00



Utang Usaha B. Utang Usaha



Rp1.500.000,00



Persediaan C. Pembelian



Rp1.500.000,00 Rp1.500.000,00



Utang Usaha D. Kas



Rp1.500.000,00



Rp1.500.000,00



Rp 150.000,00 Penjualan



E. Pembelian



Rp150.000,00 Rp150.000,00



Utang Usaha



Rp150.000,00



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



67



MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN



KEGIATAN BELAJAR 4



Pokok-pokok Materi : 1. Siklus Akuntansi Akhir Periode Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan : Menerapkan prinsip dan prosedur pelaporan transaksi keuangan perusahaan dagang Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan : Penyusunan Neraca Saldo, Penyesuaian Perusahaan Dagang, dan penyelesaian Kertas kerja, penyusunan Laporan Keuangan Perusahaan Dagang, meliputi: Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Posisi Keuangan, Laporan Arus Kas, dan pembuatan Jurnal Penutup, serta pembuatan Jurnal Pembalik. 2. Neraca Saldo 3. Pembuatan Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian 4. Pencatatan Penyesuaian dan Jurnal Koreksi 5. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian 6. Penyusunan Laporan Laba/Rugi 7. Pencatatan Penutup 8. Penyusunan Laporan Perubahan Modal (Ekuitas) Dan Neraca 9. Laporan Arus Kas 10. Pemanfaatan Neraca Lajur 11. Jurnal Pembalik



Uraian Materi A. Pendahuluan:Siklus Akuntansi Akhir Periode Siklus akuntansi akhir periode dimaksudkan untuk menyusun laporan keuangan. Siklus akuntansi akhir periode dirancang secara sistematis agar laporan keuangan dapat dibuat secara efektif, efisien, dan sesuai dengan PABU. Pada dasarnya, siklus akuntansi



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



67



MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN



akhir periode terdiri dari 7 kegiatan yang dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) fungsi, yaitu: a. Fungsi pencatatan, dan b. Fungsi penyusunan laporan keuangan



Penyusunan Laporan Keuangan



Penyusunan Neraca Saldo Penyesuaian Pencatatan penyesuaian (termasuk pencatatan koreksi) Penyusunan neraca saldo setelah penyesuaian Penyusunan laba rugi Pencatatan penutup Penyusunan laporan perubahan modal, neraca, dan laporan arus kas Pencatatan pembalik



B. Neraca Saldo Neraca saldo adalah daftar akun-akun beserta saldo-saldo yang menyertainya. Saldo akun diambil angkanya dari saldo terakhir yang ada disetiap akun. Neraca saldo yang benar menuntut adanya kesamaan seluruh jumlah pendebitan dengan seluruh jumlah pengkreditan. Belum tentu jumlah yang sama antara antara sisi debit dan sisi kredit pasti menjamin bahwa suatu neraca saldo sudah seratus persen benar. Ada beberapa kesalahan yang tidak tampak pada neraca saldo, karena kesalahan tersebut tidak mempengaruhi kesamaan debit dan kredit neraca saldo. Ada beberapa tipe kesalahan berikut ini:



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



68



MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN



a. Suatu transaksi tidak dicatat dalam jurnal, misalnya suatu transaksi penjualan jasa lupa tidak dicatat. b. Terdapat suatu kesalahan transposisi, yaitu suatu transaksi dicatat dalam jurnal dengan satuan uang yang terbalik-balik susunannya. c. Suatu transaksi dicatat dalam jurnal lebih dari satu kali. d. Suatu transaksi dicatat dalam jurnal pada akun yang tidak semestinya. Dari kesalahan-kesalahan diatas terdapat pengaruh yang bermakna, yaitu 1. Suatu transaksi yang tidak dicatat akan menyebabkan jumlah keseluruhan pendebitan dan pengkreditan lebih kecil sejumlah nilai transaksi yang tidak dicatat. 2. Suatu transaksi yang dicatat salah menyebabkan akun-akun yang bersangkutan tidak menunjukkan saldo yang semestinya, terlalu besar (overstated) atau terlalu kecil (understated) 3. Pencatatan suatu transaksi lebih dari satu kali menyebabkan jumlah yang tercantum dalam suatu akun dan saldo akhirnya terlalu besar atau teralu kecil. 4. Pencatatan trensaksi ke akun yang salah menyebabkan saldo akun tersebut terlalu besar, sedangkan saldo akun yang seharusnya menjadi terlalu kecil. Untuk menangkal terjadinya kesalahan-kesalahan yang dapat berakibat fatal, suatu ketelitian bekerja sangat diperlukan oleh para pemegang pembukuan. Agar tidak terjadi kesalahan, maka perlu tindak pencegahan, berikut cara-caranya: 1. Menganalisis elemen-elemen yang akan dipengaruhi oleh suatu transaksi, apakah itu aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, atau beban. 2. Menganalisis pengaruh suatu transaksi kepada elemen yang bersangkutan, apakah transaksi tersebut akan menambah atau mengurangi elemen tersebut. 3. Menganalisis pendebitan dan pengkreditan yang semestinya dilakukan. 4. Menguji kebenaran pengakuan yang dilakukan, dengan membandingkan angkaangka pada jurnal dengan yang tercantum pada akun. 5. Menguji ulang kesamaan antara keseluruhan jumlah debit dengan keseluruhan jumlah kredit dalam jurnal. 6. Menyusun daftar akun pada neraca saldo secara urut sesuai dengan nomor tiaptiap akun.



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



69



MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN



7. Memeriksa posisi angka, khususnya tanda titik yang memisahkan posisi ribuan, jutaan, milyaran dan seterusnya serta tanda koma yang menunjukkan pecahan decimal, sehingga tidak terjadi salah meletakkan tanda tersebut. C. Pembuatan Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian Fungsi pertama siklus akuntansi akhir periode adalah penyusunan daftar saldo sebelum penyesuaian (unadjested trial balance). Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian berisi saldo-saldo setiap akun yang terdapat di buku besar utama (general ledger) sebelum dilakukan pencatatan penyesuai. Tujuan—membuat NSSP adalah mengetahui saldo masing-masing akun dan mengecek terjaganya keseimbangan persamaan akuntansi. Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian terdiri dari dua (2) kolom, yaitu debet dan kredit. Berdasar akun—akun yang terdapat di buku besar utama, dilakukan langkahlangkah penyusunan daftar saldo sebelum penyesuaian sebagai berikut: a. Menghitung saldo (selisih antara total debet dan total kredit) setiap akun di buku besar utama. Jika total debet lebih besar dibanding total kredit maka akun bersaldo debet, sedangkan jika total debet lebih kecil dibanding total kredit maka akun bersaldo kredit. b. Menuliskan nama—nama akun sebagaimana terdapat di buku besar utama, dan mencantumkan saldo masing-masing akun tersebut sesuai posisinya (debet atau kredit). c. Menghitung total kolom Debet dan kolom Kredit, dan meyakinkan bahwa total kolom Debet dan Kredit adalah seimbang. Sebagai ilustrasi, anggaplah bahwa pada 31 Desember 2017 UD. AMANAH telah menyusun neraca saldo sebelum penyesuaian sebagaimana tersaji dalam ilustrasi berikut ini : UD. AMANAH Neraca Saldo (Sebelum Penyesuaian) Per 31 Desember 2017



Nama Akun



Daftar Saldo



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



70



MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN



Kas Piutang Dagang Persediaan Barang Dagangan Utang Dagang Pribadi Modal Ibu Aminah Penjualan Retur & Keringanan Penjualan Potongan Penjualan Pendapatan lain-lain Pembelian Retur & Keringanan Pembelian Potongan Pembelian Biaya Angkut Pembelian Biaya Gaji Biaya Sewa Biaya Pengiriman Penjualan Biaya Lain-lain Total



Debet (Rp) 15.000.000 60.000.000 100.000.000



Kredit (Rp)



23.000.000 18.000.000 22.000.000 720.000.000 14.000.000 6.000.000 10.000.000 520.000.000 5.000.000 25.000.000 10.000.000 24.000.000 27.000.000 6.000.000 5.000.000 805.000.000



805.000.000



Menggunakan pencatatan akuntansi metode Periodik maka akun PBD di neraca saldo sebelum penyesuaian (unadjusted trial balance) bersaldo debet sebesar nilai saldo awal periode karena selama periode berjalan tidak dilakukan pembaruan di akun PBD. D. Pencatatan Penyesuaian dan Jurnal Koreksi 1. Pencatatan Penyesuaian Pencatatan penyesuai di perusahaan dagang sebenarnya sama dengan yang dilakukan dalam di perusahaan jasa. Menggunakan metode Periodik, satu (1) transaksi tambahan yang memerlukan pencatatan penyesuai, yaitu yang berkaitan dengan akun Persediaan barang dagangan (PBD). Terdapat 2 (dua) basis untuk pencatatan penyesuaian terhadap PBD di perusahaan dagang, yaitu: a. Berbasis akun Harga Pokok Penjualan (HPP); pencatatan penyesuaian terhadap akun PBD dilakukan dengan menggunakan akun HPP. Penyesuaian terhadap akun PBD dilakukan dengan cara meng-nol-kan saldo awal akun PBD dan memunculkan saldo



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



71



MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN



akhir akun PBD- Menggunakan basis ini maka perusahaan sekaligus menetapkan nilai moneter HPP dengan cara memindahkan akun-akun yang terkait dengan transaksi pembelian (yaitu akun pembelian akun potongan pembelian, akun retur & keringanan pembelian, dan akun biaya akun pembelian) ke akun HPP. b. Berbasis akun Ikhtisar Laba/Rugi (ILR); pencatatan penyesuaian terhadap akun PBD dilakukan dengan menggunakan akun ILR. Penyesuaian terhadap akun PBD dilakukan dengan cara meng-nol-kan saldo awal akun PBD dan memunculkan saldo akhir akun PBD Pada ilustrasi ini membahas tentang pencatatan penyesuaian berbasis akun Harga Pokok Penjualan (HPP). Berikut ini informasi tentang persediaan barang dagangan yang diperlukan untuk pencatatan penyesuai berbasis akun HPP. UD. AMANAH melakukan penghitungan fisik pada akhir periode dalam rangka penyusunan laporan keuangan. Penghitungan fisik persediaan barang dagangan pada tanggal 31 Desember 2017 31/12 (a) Harga pokok penjualan Persediaan barang dagangan (Memindahkan/meng-nolkan saldo awal PBD ke akun)



100.000.000 100.000.000



Berbasis akun HPP, pemindahan akun PBD dilakukan dengan meng—nol-kan akun PBD ke akun HPP. Hal ini berarti HPP bertambah. Akun HPP bertambah maka di debet karena akun HPP merupakan elemen Biaya yang berada di sisi kiri persamaan akuntansi sehingga bertambah di debet. Oleh karena saldo akun PBD adalah elemen Aset yang bersaldo normal debet maka peng-nol-an akun PBD di kredit sebesar saldo akun PBD yang terdapat pada daftar saldo sebelum penyesuaian. 31/12



(b)



Persediaan barang dagangan Harga pokok penjualan (Mencantumkan persediaan akhir PBD berdasar perhitungan fisik)



75.000.000 75.000.000



Berbasis akun HPP, pengakuan penghitungan fisik BD ke akun PBD dilakukan dengan cara mengurangi akun HPP. Hal ini berarti akun PBD bertambah. Akun PBD bertambah maka di debet karena akun PBD merupakan elemen Aset yang berada di sisi



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



72



MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN



kiri persamaan akuntansi sehingga bertambah di debet. Akun HPP berkurang maka di kredit karena akun HPP merupakan elemen Biaya yang berada di sisi kiri persamaan akuntansi sehingga berkurang di kredit



31/12 (c) Harga pokok penjualan Pembelian (Memindahkan akun pembelian ke HPP)



520.000.000 520.000.000



Berbasis akun HPP, pencatatan penyesuai dilakukan untuk memindahkan akun Pembelian ke akun HPP. Akun HPP bertambah maka di debet karena akun HPP merupakan elemen Biaya yang berada di sisi kiri persamaan akuntansi sehingga bertambah di debet. Akun Pembelian berkurang maka di kredit.



31/12 (d) Potongan Pembelian Harga Pokok Pembelian (Memindahkan akun porongan pembelian ke HPP)



25.000.000 25.000.000



Berbasis akun HPP, pencatatan penyesuaian dilakukan untuk memindahkan akun Potongan pembelian ke akun HPP. Akun Potongan pembelian bersaldo normal kredit karena merupakan akun kontra dari akun Pembelian maka peng-nol-an akun Potongan pembelian di debet. Potongan pembelian mengurangi HPP sehingga akun HPP berkurang yang berarti akun HPP di kredit. 31/12 (e) Retur & Potongan Pembelian Harga Pokok Penjualan (Memindahkan akun retur & potongan pembelian ke HPP)



5.000.000 5.000.000



Berbasis akun HPP, pencatatan penyesuaian dilakukan untuk memindahkan akun Retur & Potongan Pembelian ke akun HPP. Akun Retur & Potongan Pembelian bersaldo normal kredit karena merupakan akun kontra dari akun Pembelian maka pengnol-an akun Retur & Potongan Pembelian di debet.



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



73



MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN



31/12



(f)



Berbasis



Harga pokok penjualan Biaya angkut pembelian (Memindahkan akun pembelian ke HPP) akun



HPP,



pencatatan



10.000.000 10.000.000



penyesuaian



dilakukan



untuk



memindahkan/meng-nol-kan akun Biaya angkut pembelian ke akun HPP. Akun HPP bertambah maka di debet karena akun HPP merupakan elemen Biaya yang berada di sisi kiri persamaan akuntansi sehingga bertambah di debet. Akun Biaya angkut pembelian berkurang maka di kredit karena akun Biaya angkut pembelian merupakan elemen Biaya yang berada di sisi kiri persamaan akuntansi sehingga berkurang di kredit. Berdasar penjurnalan penyesuaian di atas maka UD. AMANAH melakukan pemindahbukuan ke akun-akun yang sesuai sebagaimana yang tersaji berikut ini:



PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN (Dalam ribuan Rp) Tgl Tgl Deskripsi Debet Deskripsi 01/01 Awal 100.000 31/12 (a) Penyesuaian 31/12 (b) Penyesuaian 75.000 Saldo setelah 31/12 penyesuaian 75.000 HARGA POKOK PENJUALAN Tgl Deskripsi 31/12 (a) Saldo awal 31/12 31/12



31/12



Debet 100.000



(c) Pembelian



520.000



(f) Biaya angkut Total Saldo setelah penyesuaian



10.000 630.000



PEMBELIAN (Dalam ribuan Rp) Tgl Deskripsi Jan-Jul .....



Tgl 31/12 31/12 31/12



Deskripsi (b) Saldo akhir (d) Pot. Pembelian (e) Retur & keringanan Total



Kredit 100.000



Kredit 75.000 25.000 5.000 105.000



525.000



Debet 400.000



Tgl



Deskripsi



Kredit



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



74



MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN



01/08 02/08 03/08 05/08 Sep-Des 31/12



10 HP A 5 HP B 20 Pulsa C 15 HP D ..... Saldo sebelum penyesuaian



10.000 7.500 2.000 6.000 94.500 520.000



31/12



(c) Penyesuaian



520.000



POTONGAN PEMBELIAN (Dalam ribuan Rp) Tgl Tgl Deskripsi Debet Deskripsi Jan-Jul ...... 06/08 Pot. Tunai Sep-Des ...... Saldo sebelum 31/12 (d) Penyesuaian 25.000 31/12 penyesuaian



Kredit 20.000 150 4.850



RETUR & KERINGANAN PEMBELIAN (Dalam ribuan Rp) Tgl Tgl Deskripsi Debet Deskripsi Jan-Jul ...... 07/08 Pulsa C Sep-Des ..... Saldo sebelum 31/12 (e) Penyesuaian 5.000 31/12 penyesuaian



BIAYA ANGKUT PEMBELIAN (Dalam ribuan Rp) Tgl Deskripsi Jan-Jul ...... 04/08 Sep-Des ...... Saldo sebelum 31/12 penyesuaian



Debet 9.000 200 800



Tgl



Deskripsi



(f) 10.000 31/12 Penyesuaian



25.000



Kredit 4.000 100 900 5.000



Kredit



10.000



2. Jurnal Koreksi Salah satu tipe kesalahan adalah kesalahan dalam penjurnalan transaksi dan jurnal yang salah sudah terlanjur diposting ke akun-akun terkait. Kesalahan penjurnalan dapat berupa kesalahan nama akun ataupun jumlah rupiah. Oleh karena jurnal yang salah sudah terlanjur diposting, maka untuk membetulkan akun-akun diperlukan jurnal koreksi dan jurnal koreksi tersebut harus diposting. Tiga langkah untuk menyusun jurnal koreksi, yaitu:



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



75



MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN



a. Baliklah jurnal yang salah. Pembalikan ini berfungsi untuk menetralkan jurnal yang salah. b. Buatlah jurnal yang benar. c. Gabungkanlah (1) dan (2) di atas. Berikut dijelaskan 3 tipe kesalahan lainnya dengan cara-cara untuk menanggulanginya: a. Suatu transaksi dicatat langsung ke buku besar. Implikasi kesalahan ini adalah transaksi tersebut belum dicatat di buku jurnal. Untuk mengatasi kesalahan ini cukup segera dilakukan penjurnalan atas transaksi yang bersangkutan, dengan memberikan keterangan seperluya agar kesalahan tersebut dapat dierima oleh pihak-pihak yang bersangkutan dengan pembukuan perusahaan. b. Suatu transaksi sudah dijurnal, namun belum diakunkan. Untuk mengatasi kesalahan ini, cukup segera dilakukan pengakunan kea kun yang bersangkutan. c. Suatu transaksi jurnal pada akun atau dengan jumlah rupiah yang salah dan diketahui sebelum dilakukan pengakunan ke buku besar. Perlu dilakukan koreksi pada buku jurnal yaitu, pada nama akun yang salah, atau jumlah rupiah yang salah buatlah sebuah garis lurus. Buatlah garis tersebut dengan tinta yang relatif mencolok, sehingga kesan tersebut segara dapat dilihat. Diatas nama akun atau jumlah rupiah yang salah dan telah bergaris tersebut, bubuhkan nama akun atau jumlah rupiah uyang seharusnya. E. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian 1. Pengertian Neraca Saldo setelah Penyesuaian Neraca Saldo Setelah Penyesuaian adalah saldo buku besar setelah disesuaikan dengan keadaan akhir tahun atau keadaan saat menyusun laporan keuangan. Yang disesuaikan adalah nilai saldo tertentu dalam neraca saldo. Apa yang



dinilai



dan



bagaimana cara menyesuaikan



diatur



dalam



kaidah



akuntansi. Penyesuaian saldo pada akhir tahun atas sebagian saldo rekening yang ada dalam neraca saldo tahun tersebut dilaksanakan dengan jurnal penyesuaian. 2. Tujuan dari Neraca Saldo setelah Penyesuaian Menurut aturan akuntansi, setelah Neraca Saldo disusun, tidak seluruh angka saldo tersebut bisa dipakai untuk menyusun laporan keuangan karena sebagian



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



76



MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN



saldo Rekening/Perkiraan/Akun belum menunjukan nilai yang seharusnya. Oleh karena itu sebagian saldo Rekening/Perkiraan/Akun perlu disesuaikan untuk mendapatkan nilai yang seharusnya menurut aturan akuntansi. Jurnal penyesuaian dilakukan untuk ; a.



Mengoreksi kesalahan pembukuan/jurnal



b.



Menilai kewajiban/hutang perusahaan yg harus dibayar (akrual)



c.



Menilai pendapatan yang diterima perusahaan lebih awal dari yg seharusnya (deferal)



d.



Menilai penyusutan aktiva yang dimiliki perusahaan



3. Pembuatan Daftar Saldo Setelah Penyesuaian Berdasar akun-akun di buku besar setelah dilakukan pencatatan penyesuai maka perusahaan membuat daftar saldo setelah penyesuaian sebagaimana tersaji dalam ilustrasi berikut ini: Nama Akun Kas Piutang Dagang Persediaan Barang Dagangan Utang Dagang Pribadi Modal Ibu Aminah Penjualan Retur & Keringanan Penjualan Potongan Penjualan Pendapatan lain-lain Biaya Gaji Biaya Sewa Biaya Pengiriman Penjualan Biaya Lain-lain Harga Pokok Penjualan Total



Daftar Saldo Debet (Rp) Kredit (Rp) 15.000.000 60.000.000 75.000.000 23.000.000 18.000.000 22.000.000 720.000.000 14.000.000 6.000.000 10.000.000 24.000.000 27.000.000 6.000.000 5.000.000 525.000.000 775.000.000



775.000.000



F. Penyusunan Laporan Laba/Rugi



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



77



MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN



1. Laporan laba rugi Menyajikan hasil usaha perusaan dalam rentang waktu dan penghasilan (income) selama satu periode serta beban (expense) untuk memperoleh penghasilan tersebut pada periode yang sama. Penghasilan meliputi pendapatan (revenue) dan keuntungan (gain), sedangkan beban meliputi beban itu sendiri dan kerugian (loss). Prosedur penentuan laba – rugi periodik adalah dengan menandingkan penghasilan dengan beban – beban yang dikeluarkan dalam rangka mencapai penghasilan tersebut. 2. Dasar Akrual Dalam menentukan elemen-elemen laba-rugi (pendapatan, biaya, untung dan rugi), akuntansi menggunakan dasar akrual (Acrual basis), bukan dasar tunai (Cash basis). Pendapatan diakui pada saat terjadi transaksi penjualan barang dagangan bukan sekedar saat diterimanya kas. Beban diakui ketika upaya untuk meciptakan pendapatan telah selesai dilakukan bukan sekedar saat dikeluarkannya kas. Bagaimana agar penyajian laba rugi periodik dapat terpenuhi pada laporan laba rugi. a. Memuat segenap penghasilan dan beban pada periode yang bersangkutan b. Disusun dalam posisi vertikal c. Memisahkan pendapatan dan biaya usaha dari pendapat dan biaya di luar usaha. Informasi yang dicantumkan pada laporan laba rugi a. Nama perusahaan b. Laporan laba rugi sebagai judul laporan c. Periode laporan d. Elemen – elemen laba rugi 3. Manfaat Laporan Laba – Rugi Manfaat laporan laba rugi sebagai berikut: a. Tolok ukur keberhasilan perusahaan b. Titik pangkal penaksiran keberhasilan perusahaan pada periode berikutnya c. Media untuk menilai tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



78



MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN



Pada perusahaan dagang, elemen pengurang penjualan untuk memperoleh laba kotor adalah Harga Pokok Penjualan (HPP). Selanjutnya perusahaan dapat menghitung harga pokok penjualan, penghitungan laba/rugi, dan menyusun laporan laba/rugi. Ilustrasi berikut adalah penghitungan HPP dan laporan laba/rugi UD. AMANAH untuk periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2017. UD AMANAH HPP (Harga Pokok Penjualan) Periode berakhir 31 Desember 2017 Persediaan Awal, 01/01/2017 Pembelian (-) Potongan pembelian (-) Retur & keringanan pembelian (+) Biaya angkut pembelian Harga perolehan BD yang dibeli 1 periode Barang dagangan siap dijual untuk 1 periode (-) Persediaan akhir, 31/12/2017 Harga pokok penjualan



Rp 100.000.000 Rp 520.000.000 Rp (25.000.000) Rp (5.000.000) Rp 490.000.000 Rp 10.000.000 Rp Rp Rp Rp



500.000.000 600.000.000 (75.000.000) 525.000.000



UD AMANAH Laporan Laba Rugi Periode berakhir 31 Desember 2017 Penjualan (-) Retur & keringanan penjualan (-) Potongan penjualan Penjualan bersih (-) Harga pokok penjualan Laba bruto (-) Biaya operasional Laba operasional Pendapatan lain-lain (-) Biaya lain-lain Laba (rugi) non-operasional Laba (rugi) bersih



Rp 720.000.000 Rp (14.000.000) Rp (6.000.000) Rp 700.000.000 Rp (525.000.000) Rp 175.000.000 Rp (57.000.000) Rp 118.000.000 Rp 10.000.000 Rp (5.000.000) Rp 5.000.000 Rp 123.000.000



G. Pencatatan Penutup 1. Akun Permanen Dan Akun Temporer



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



79



MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN



Buku besar meliputi enam kelompok elemen laporan keuangan. Elemen-elemen tersebut adalah aset ,kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban, dan prive. Tiga elemen terakhir (pendapatan, beban, dan prive) adalah kelompok akun temporer atau nominal yang menyajikan tentang kegiatan perusahaan selama satu periode akuntansi tertentu. Jurnal penutupan dilakukan untuk tiga elemen tersebut, karena akun-akun tersebut tidak boleh dibawa keperiode selanjutnya. Dengan kata lain, penutupan digunakan untuk membatasi periode kinerja perusahaan hanya pada tanggal tertentu, tidak untuk dibawa ke periode selanjutnya. 2. Penyusunan Jurnal Penutup Proses penutupan akun temporer dilakukan dengan empat tahap berikut. a. Tahap pertama menutup akun pendapatan ke akun ikhtisar laba-rugi b. Tahap kedua menutup akun beban ke akun ikhtisar laba-rugi c. Tahap ketiga menutup akun ikhtisar laba-rugi ke akun ekuitas d. Tahap empat menutup akun prive ke akun ekuitas 3. Prosedur Penutupan Alternatif Pada penutupan akun terlebih dahulu meliputi empat tahap. Di samping itu harus dibentuk akun baru yaitu ikhtisar laba-rugi, sebagai akun lawan dari akun-akun pendapatan dan beban yang ditutup. Perusahaan dapat menyelenggarakan penutupan akun dengan melakukan satu kali penjurnalan saja. Akun ikhtiar laba-rugi tidak perlu dibentuk dan dampaknya laba-rugi dan prive langsung dipindahkan ke ekuitas. Laba/rugi yang dihasilkan perusahaan selama satu periode merupakan bagian dari pemilik sehingga setelah penyusunan laporan laba/rugi perusahaan memindahkan laba/rugi tersebut ke modal pemilik. Di samping itu, perusahaan juga memperhitungkan pengembalian modal (di perusahaan perseorangan berupa pengambilan pribadi) ke modal dengan cara memindahkan akun pribadi ke akun Modal. Untuk memindahkan akun-akun di atas maka perusahaan melakukan pencatatan penutup (closing entries). Akun-akun yang dipindahkan (ditutup) ke modal setiap akhir periode terdiri dari akun-akun yang merupakan elemen Pendapatan, Biaya, Pengambilan modal, dan akun kliring (menggunakan metode Periodik, akun kliring terdiri dari akun Ikhtisar laba/rugi dan akun HPP). Oleh karena itu empat jenis akun tersebut lazim disebut dengan akun temporer/sementara (temporary accounts).



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



80



MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN



Berikut ini adalah pencatatan penutup (pernjurnalan dan pemindahbukuan) di UD. Amanah



31/12



(a)



Ikhtisar Laba Rugi (ILR) HPP (Menutup akun HPP ke akun ILR)



525.000.000 525.000.000



Akun HPP bersaldo normal debet. Oleh karena itu penutupan akun HPP ke akun ILR dilakukan dengan mendebet akun ILR dan mengkredit akun HPP. Akun ILR di debet _untuk menampung akun HPP yang bersaldo normal debet. 31/12 (b)



Penjualan Retur Penjualan Potongan penjualan Ikhtisar Laba Rugi (ILR) (Menutup akun Penjualan & akunakun kontra dari akun penjualan ke akun ILR)



720.000.000 14.000.000 6.000.000 700.000.000



Akun Penjualan bersaldo normal kredit, sedangkan akun kontra-nya, yaitu akun Potongan penjualan dan akun Retur Penjualan, bersaldo normal kredit, oleh karena itu penutupan akun dilakukan dengan cara mendebet akun Penjualan, dan mengkredit akun—akun Potongan penjualan dan Retur Penjualan. Akun ILR di kredit sebesar nilai bersih penjualan. Akun ILR di kredit untuk menampung penjualan bersih yang bersaldo normal kredit 31/12



(c)



Pendapatan lain-lain Ikhtisar Laba Rugi (ILR) (Menutup akun pendapatan nonpenjualan ke akun ILR)



10.000.000 10.000.000



Akun pendapatan lain-lain bersaldo normal kredit, oleh karena itu penutupan akun pendapatan lain-lain ke akun ILR dilakukan dengan cara mendebet akun pendapatan lain-lain, dan mengkredit akun ILR. Akun ILR di kredit untuk menampung saldo akun Pendapatan lain-lain yang bersaldo normal kredit.



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



81



MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN



31/12 (d)



Ikhtisar Laba Rugi (ILR) Biaya Gaji Biaya Sewa Biaya Pengiriman penjualan Biaya lain-lain (Menutup akun-akun biaya ke ILR)



62.000.000 24.000.000 27.000.000 6.000.000 5.000.000



Akun—akun biaya bersaldo normal debet, oleh karena itu penutupan akun— akun biaya ke akun ILR dilakukan dengan mendebet akun ILR dan mengkredit akun— akun biaya. Akun ILR di debet untuk menampung akun-akun biaya yang bersaldo normal debet. 31/12 (e) Ikhtisar Laba Rugi (ILR) Modal Ibu Aminah (Menutup akun ILR ke modal)



123.000.000 123.000.000



UD. AMANAH memperoleh laba untuk periode 2017 sehingga akun ILR bersaldo kredit, oleh karena itu, menutup akun ILR ke akun Modal berarti mendebet akun ILR dan mengkredit akun Modal. Akun Modal di kredit karena laba menambah modal yang berarti akun Modal bertambah (di kredit) 31/12



(f)



Modal Ibu Aminah 18.000.000 Prive Ibu Aminah 18.000.000 (Menutup akun pribadi ke modal)



Akun Prive bersaldo normal debet. Menutup akun Prive ke akun Modal berarti mendebet akun Modal dan mengkredit akun Prive. Akun Modal di debet karena pengambilan pribadi mengurang modal yang berarti akun Modal berkurang (di debet). Berikut ini akun-akun nominal di UD. AMANAH per 31 Desember 2017 terkait setelah dilakukan pencatatan penutup.



PENJUALAN (Dalam ribuan Rp) Tgl Deskripsi



Debet



Tgl



Deskripsi



Kredit



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



82



MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN



Jan-Jul 19/08 20/08 21/08 23/08 Sep-Des 31/12 (b) Penutup



700.000



31/12 31/12



..... 5 HP A 3 HP B 10 Pulsa C Tunai ..... Saldo sebelum penyesuaian Saldo setelah penyesuaian



600.000 6.000 4.800 1.010 2.500 85.690 700.000 0



HARGA POKOK PENJUALAN (Dalam ribuan Rp) Tgl Tgl Deskripsi Debet Deskripsi 31/12 (a) Saldo awal 100.000 31/12 (b) Saldo akhir (d) Pot. 31/12 (c) Pembelian 520.000 31/12 Pembelian (e) Retur 31/12 (f) Biaya angkut 10.000 31/12 Pembelian Total 630.000 Total Saldo sebelum 31/12 penyesuaian 525.000 31/12 (a) Penutup Saldo setelah 31/12 penyesuaian 0



Tgl 31/12 31/12 31/12



Deskripsi (a) HPP (d) Biaya-biaya (e) ke laba ditahan



Tgl Debet Deskripsi 525.000 31/12 (b) Penjualan net. 62.000 31/12 (c) Pendapatan lain-lain



Kredit 75.000 25.000 5.000 105.000 525.000



Kredit 700.000 10.000



123.000 31/12 Saldo setelah penutupan



POTONGAN PENJUALAN (Dalam ribuan Rp) Tgl Deskripsi Debet



Tgl



0



Deskripsi Kredit



Jan-Jul ...... 24/08/2008 Potongan tunai Sep-Des ......



5.000 96 904



31/12/2008 Saldo sebelum penyesuaian 31/12/2008 Saldo setelah penutupan



(b) 6.000 31/12/2008 Penutup 0



6.000



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



83



MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN



RETUR PENJUALAN (Dalam ribuan Rp) Tgl Deskripsi Debet Jan-Jul ...... 10.000 25/08 HP A 1.200 Sep-Des ..... 2.800 31/12 31/12



Saldo sebelum penyesuaian Saldo setelah penutupan



BIAYA GAJI (Dalam ribuan Rp) Tgl Deskripsi Jan-Des ..... Saldo sebelum 31/12 penyesuaian 31/12 Saldo setelah penutupan PENDAPATAN LAIN-LAIN (Dalam ribuan Rp) Tgl Deskripsi Debet



31/12



(c) Penutup



10.000



Tgl JanDes 31/12 31/12



BIAYA SEWA (Dalam ribuan Rp) Tgl Deskripsi Jan-Des ..... Saldo sebelum 31/12 penyesuaian 31/12 Saldo setelah penutupan BIAYA PENGIRIMAN PENJUALAN (Dalam ribuan Rp) Tgl Deskripsi Jan-Jul ..... 22/08 Sep-Des .....



14.000 0



Tgl



Deskripsi



(b) 31/12 Penutup



Debet 24.000



Tgl



24.000 0



31/12



Deskripsi (d) Penutup



Kredit



14.000



Kredit



24.000



Deskripsi



Kredit



..... Saldo sebelum penyesuaian Saldo setelah penutupan



10.000



Debet 27.000



Tgl



Deskripsi



(d) 27.000 31/12 Penutup 0



Debet 5.000 50 950



Tgl



Deskripsi



10.000 0



Kredit ..... 27.000



Kredit



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



84



MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN



31/12 31/12/



Saldo sebelum penyesuaian Saldo setelah penutupan



(d) 6.000 31/12 Penutup 0



PRIVE Ibu Aminah (Dalam ribuan Rp) Tgl Deskripsi Debet Tgl Deskripsi Jan-Des Pengambilan 18.000 Saldo sebelum (f) 31/12 penyesuaian 18.000 31/12 Penutup 31/12 Saldo setelah penutupan 0



BIAYA LAIN-LAIN (Dalam ribuan Rp) Tgl Deskripsi Debet Tgl Deskripsi ... Des ... 27.000 Saldo sebelum (d) 31/12 penyesuaian 27.000 31/12 Penutup 31/12 Saldo setelah penutupan 0 MODAL IBU AMINAH (Dalam ribuan Rp) Tgl Deskripsi 31/12 (f) Penutup Total (setelah 31/12 penutupan)



Tgl Deskripsi 01/01 Saldo awal 18.000 31/12 (e) Penutup Total (setelah 18.000 31/12 penutupa) Saldo setelah 31/12 penutupan Debet



6.000



Kredit



18.000



Kredit



27.000



Kredit 22.000 123.000 125.000 127.000



H. Penyusunan Laporan Perubahan Modal (Ekuitas) Dan Neraca 1. Laporan perubahan ekuitas Menyajikan informasi perubahan ekuitas perusahaan akibat operasi perusahaan dan transaksi dengan pemilik pada suatu periode akuntansi tertentu. Laporan perubahan ekuitas terbagi menjadi tiga, yaitu: 1. Laporan Perubahan Ekuitas Perusahaan Perseorangan Pemilih perusahaan perseoraang adalah individu tertentu. Pada saat pertama kali perusahaan didirikan dan mulai beroprasi, ekuitas perusahaan



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



85



MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN



merupakan kontribusi dari pemiliknya. Tambahan ekuitas dapat diperoleh dari laba bersih yang diperoleh dan setoran tambahan dari pemilik. 2. Laporan Perubahan Ekuitas Perusahaan Perseketuan Pemilik perusahaan persekutuan adalah dua orang atau lebih. Dengan demikian harus diikuti dengan seksama setoran modal dan prive para sekutu. Selain itu perlu diperhatikan secara intens tata cara pembagian laba rugi yang disepakati. 3. Laporan Perubahan Ekuitas Perusahaan Perseroan Pemilik dalam perusahaan perseroan ditandai dengan kepemilikan saham. Laba perusahaan perseroan di alokasikan menjadi : a. Deviden, yakni laba yang dibagikan kepada para pemegang saham. b. Saldo laba, yaitu laba yang tidak dibagi dan tetap berada di perusahaan Setelah menyelesaikan pencatatan penutup maka UD. AMANAH menyusun laporan perubahan modal, neraca, dan laporan arus kas. Untuk penyederhanaan, laporan arus kas tidak ditampilkan untuk bab ini, demikian pula untuk catatan pembalik tidak dibuat karena dianggap tidak ada transaksi yang perlu diantisipasi kesalahan pencatatannya di masa datang ataupun juga tidak ada transaksi yang dicatat menggunakan metode laba/rugi (nominal). Berikut ini akan disajikan ilustrasi mengenai laporan perubahan modal untuk periode 2017. Ilustrasi selanjutnya disajikan juga neraca per 31 Desember 2017 UD AMANAH: UD AMANAH Laporan Perubahan Modal) Untuk Periode berakhir 31 Desember 2017



Modal, Ibu Amanah per 1 Januari 2017 Laba (Rugi) bersih untuk periode 2017 (-) Pengambilan prive Tambahan bersih Modal, Ibu Amanah per 31 Desember 2017



Rp 22.000.000 Rp 123.000.000 Rp (18.000.000) Rp 107.000.000 Rp 127.000.000



2. Laporan Posisi keuangan/Neraca



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



86



MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN



Laporan Posisi Keuangan/Neraca adalah laporan keuangan yang secara sistematis menyajikan posisi keuangan perusahaan( aset, kewajiban, dan ekuitas) pada suatu tanggal tertentu. Neraca disebut juga laporan posisi keuangan. Laporan ini dibuat untuk meyajikan informasi keuangan yang relevan dan dapat dipercaya mengenai aset, kewajiban dan ekuitas perusahaan. Masing-masing unsur aset, kewajiban dan ekuitas selanjutnya dikelompokan menjadi kelompok-kelompok yang menyajikan informasi tambahan kepada para pemakai laporan keuangan.



A. Laporan Posisi Keuangan/Neraca Format Akun NERACA Aset



Kewajiban dan Ekuitas



Aset Lancar



Kewajiban Jangka Pendek



Aset Taklancar:



Kewajiban Jangka Panjang







Investasi jangka panjang



Ekuitas







Aset Tetap







Aset Takberwujud



B. Laporan Posisi Keuangan/Neraca Format Laporan NERACA Aset Aset Lancar Aset Taklancar: • Investasi jangka panjang • Aset Tetap • Aset Tak berwujud Kewajiban • Kewajiban Jangka Pendek • Kewajiban Jangka Panjang Ekuitas UD AMANAH Laporan Posisi Keuangan Per 31 Desember 2017 Kas



15.000.000 Utang dagang



23.000.000



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



87



MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN



Piutang Dagang Persediaan barang dagangan Total



60.000.000 Modal Ibu Aminah 75.000.000 150.000.000 Total



127.000.000 150.000.000



I. Laporan Arus Kas Menyajikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode tertentu. laporan arus kas menggambarkan 3 kelompok kegiatan yang menyebabkan bertambah atau berkurangnya kas. Tiga kelompok tersebut adalah kegiatan operasi, investasi, dan pendanaan. Kegiatan operasi mencakup seluruh kegiatan pokok dan rutin perusahaan. Kegiatan investasi meliputi transaksi yang terkait dengan pembelian dan penjualan aset untuk investasi yang dilakukan selama tahun buku. Kegiatan pendanaan meliputi seluruh transaksi pemerolehan dan penggunaan dana perusahaan. Laporan arus kas menggunakan metode cash basis, sehingga berdasar pada informasi yang terdapat pada akun kas walaupun secara metode arus kas dapat dibuat dengan pendekatan laba/rugi. Saldo kas yang terdapat di neraca memiliki nilai yang sama dengan saldo awal dan saldo akhir kas yang dilaporkan pada laporan arus kas. Perlu dipahami juga kegiatan utama perusahaan pelapor untuk menghasilkan laporan arus kas yang tepat. Pembelian kendaraan sebagai contoh, tidak selalu masuk ke dalam kegiatan investasi. Bagi perusahaan yang bergerak dalam jual beli kendaraan, kendaraan yang dibeli dengan tujuan dijual kempbali dicatat dalam kelompok arus kas dari kegiatan operasi. Beda halnya jika perusahaan tersebut membeli kendaraan untuk kegiatan operasional, maka dicatat ke dalam kelompok arus kas untuk kegiatan investasi. J. Pemanfaatan Neraca Lajur (Worksheet) Siklus akuntansi akhir periode membutuhkan kecermatan, ketelitian, dan kecepatan dalam penyusunan laporan keuangan. Untuk membantu penyelesaian siklus akuntansi akhir periode ini maka lazim digunakan kertas kerja yang dikenal sebagai neraca lajur (worksheet). Sebagai alat bantu neraca lajur dapat dirancang sesuai kebutuhan sepanjang penggunaan neraca lajur tersebut membantu penyusunan laporan keuangan. Salah satu bentuk neraca lajur yang diharapkan dapat membantu adalah neraca lajur 12 kolom yang terdiri dari 6 pasang kolom (masing—masing terdiri dari



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



88



MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN



sisi debet dan kredit) yaitu kolom untuk menampung daftar saldo sebelum penyesuaian, pencatatan penyesuai, daftar saldo setelah penyesuaian, laba/rugi, pencatatan penutup, dan neraca. Sebagian



besar



pembelajar



akuntansi



mengenal



dan



mempraktikkan



penggunaan neraca lajur 10 kolom. Namun demikian, neraca lajur 10 kolom sebenarnya berisiko memunculkan beberapa ketidak-konsistenan sebagai berikut: a. Akun Prive merupakan akun pengambilan modal yang bersifat sementara dan tidak tercantum di neraca karena ditutup pada saat pencatatan penutup tetapi di neraca lajur 10 kolom justru tercantum di kolom Neraca. b. Saldo akun Modal setelah dilakukan pencatatan penutup seharusnya berubah tetapi di neraca lajur 10 kolom tercantum di kolom Neraca sebesar saldo awal. Dengan demikian, kolom Neraca tidak sepenuhnya membantu dalam pembuatan laporan keuangan, khususnya pembuatan neraca dan laporan perubahan modal. c. Akun Ikhtisar laba/rugi, yang merupakan akun kliring yang dibuka dan langsung ditutup untuk kepentingan proses pencatatan penutup, tidak tercantum di neraca lajur 10 kolom. Hal ini berarti tidak membantu dalam penyusunan laporan laba/rugi. Ketidak-tersediaan akun Ikhtisar laba/rugi ini juga menjadikan penghitungan laba/rugi mengandalkan jumlah penghitungan yang terdapat di kolom Laba/rugi; tidak terdapat alat yang berfungsi sebagai cross-check tentang penghitungan laba/rugi perusahaan. d. Penempatan nilai moneter “Penghitungan laba/rugi” yang tercantum di kolom Laba/rugi neraca lajur 10 e.



kolom harus ditulis pada posisi yang berkebalikan ketika dicantumkan di kolom Neraca. Jika perusahaan menghasilkan laba maka “Penghitungan laba/rugi” dicantumkan di kolom Laba/rugi di sisi Debet tetapi dicantumkan di kolom Neraca di sisi Kredit. Hal sebaliknya juga terjadi jika pamsahaan mengalami rugi. Perlakuan ini mencerminkan ketidak-konsistenan dengan perlakuan terhadap akun-akun yang lain. “Penghitungan laba/rugi” bukan sebuah akun tetapi justru dicantumkan di kolom Neraca.



f. Dibandingkan daftar saldo setelah penyesuaian, pencatatan penutup adalah fungsi akuntansi yang lebih penting karena harus dilakukan pada saat penyusunan laporan keuangan. Di neraca lajur 10 kolom, yang terjadi adalah



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



89



MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN



justru daftar saldo setelah penyesuaian mengesankan lebih penting dibanding pencatatan penutup. Dengan menggunakan neraca lajur 12 kolom, beberapa ketidak-konsistenan yang terdapat di neraca lajur 10 kolom dapat dihilangkan. Ketersediaan kolom Pencatatan penutup membantu perusahaan dalam proses pencatatan penutup, dan kolom Neraca dapat difungsikan untuk penyusunan neraca. Artinya, penggunaan neraca lajur 12 kolom akan memudahkan perusahaan dalam. Penyusunan laporan keuangan, bukan justru mempersulit.



Berikut adalah langkah-langkah pengisian neraca lajur: Langkah 1: Masukkan nama rekening buku besar dan saldonya ke kolom nama akun dan ke kolom neraca saldo. Setelah semua transaksi yang terjadi selama periode berjalan di posting, neraca saldo disiapkan untuk memverifikasi bahwa saldo debit dan saldo kredit rekening adalah sama, sebagaimana pada tabel neraca saldo sebelum penyesuaian di atas. Pada neraca lajur, kolom neraca saldo diisikan sesuai saldo yang terdapat di buku besar atau dari neraca saldo di atas. Langkah 2: Masukkan ayat penyesuaian yang perlu ke dalam kolom penyesuaian. Ayat penyesuaian dimasukkan pertama kali ke dalam neraca lajur pada kolom penyesuaian. Setelah neraca lajur dilengkapi, ayat penyesuaian dicatat ke dalam jurnal. Untuk mempermudah di dalam penjurnalan dan melokalisir kesalahan, setiap ayat penyesuaian diberikan tanda huruf sehingga bagian debit ayat penyesuaian dapat dicek silang dengan bagian kredit ayat penyesuaian. Pemuatan penyesuaian diselenggarakan sebelum penjurnalan penyesuaian tersebut. Sehingga, pemuatan penyesuaian arus dilakukan dengan tingkat akurasi yang tinggi. Lakukanlah satu per satu secara urut, dan kaitkanlah dengan akun-akun yang tepat. Setelah semua penyesuaian termuat pada lajur yang seharusnya, pastikanlah jumlah keseluruhan sisi debit sama dengan jumlah keseluruhan sisi kreditnya. Langkah 3: Menyiapkan neraca saldo setelah dilakukan penyesuaian.



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



90



MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN



Neraca saldo setelah penyesuaian (NSSP) adalah neraca saldo yang sudah memuat penyesuaian. Tata cara penyusunan neraca saldo setelah penyesuaian adalah dengan menggabungkan angka-angka pada neraca saldo dengan angka-angka yang ada di kolom penyesuaian. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah : a. Apabila saldo akun pada neraca saldo adalah Debit, dan penyesuaiannya adalah Debit, maka jumlahkanlah untuk memperoleh angka yang harus disajikan pada sisi debit di neraca saldo setelah penyesuaian. b. Apabila saldo akun pada neraca saldo adalah Debit, dan penyesuaiannya adalah Kredit, maka selisihkanlah untuk memperoleh angka yang harus disajikan pada neraca saldo setelah penyesuaian. Periksalah selisihnya, selisih debit atau selisih kredit, dan pastikanlah sisi yang berkompeten. c. Apabila saldo akun pada neraca saldo adalah Kredit, dan penyesuaiannya adalah Kredit, maka jumlahkanlah untuk memperoleh angka yang harus disajikan pada sisi kredit di neraca saldo setelah penyesuaian. d. Apabila saldo akun pada neraca saldo adalah Kredit, dan penyesuaiannya adalah Debit, maka selisihkanlah untuk memperoleh angka yang harus disajikan pada neraca saldo setelah penyesuaian. Periksalah selisihnya, selisih debit atau selisih kredit, dan pastikanlah sisi yang berkompeten. Apabila di dalam kolom penyesuaian tidak ada yang perlu disesuaikan, maka angka yang tercantum pada Neraca Saldo langsung menjadi angka pada Neraca Saldo Setelah Penyesuaian. Angka-angka pada Neraca Saldo Setelah Penyesuaian inilah yang akan menjadi dasar pada laporan keuangan. Langkah 4: Isikan angka-angka yang masuk ke dalam kolom Laba-Rugi Langkah pengisian kolom laba-rugi dilakukan dengan memindahkan angka-angka dari akun pendapatan dan beban dari neraca saldo setelah penyesuaian. Lakukan secara urut dari akun yang posisinya terletak di paling atas, seterusnya ke akun-akun dibawahnya. Kemudian jumlahkan sisi debit dan kredit lajur laba-rugi. Jika: a. Jumlah Kredit lebih besar daripada Debit, berarti pendapatan selama periode tersebut lebih besar daripada beban yang dikeluarkan. Ini berarti perusahaan memperoleh Laba. b. Jumlah Kredit lebih kecil daripada Debit, berarti pendapatan selama periode tersebut lebih kecil daripada beban yang dikeluarkan. Ini berarti perusahaan mengalami Rugi



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



91



MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN



c. Jumlah Kredit sama dengan jumlah Debit, berarti pendapatan yang diterima sama besar dengan beban yang dikeluarkan. Ini berarti perusahaan tidak memperoleh laba maupun mengalami rugi. Setelah menemukan selisih debit dan kredit maka letakkan selisih tersebut ke akun Ikhtisar Laba-Rugi yang menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memperolah laba atau rugi. Langkah 5: Isikan angka-angka yang masuk ke dalam kolom Neraca Tata cara pengerjaan kolom Neraca adalah : a. Pindahkan semua akun-akun aktiva, kewajiban, modal, dan prive yang terdapat di Neraca Saldo Setelah Penyesuaian ke lajur Neraca sesuai dengan debit dan kreditnya b. Pindahkan akun ikhtisar laba-rugi yang ada di lajur Laba-Rugi baris terbawah ke lajur Neraca. Apabila akun ikhtisar laba rugi di lajur Laba-Rugi terletak di debit, maka pindahkan ke sisi kredit di lajur Neraca. Sebaliknya, jika akun ikhtisar laba rugi pada lajur Laba-Rugi berada di sisi kredit, maka pindahkan ke sisi debit di lajur Neraca. Sesudah penyusunan Neraca Saldo Setelah Penutupan, ada saru proses akuntansi yang dapat dilakukan. Tahapan ini diselenggarakan apabila diperlukan, dalam arti ini adalah optional atau bukan prosedur yang wajib dalam siklus akuntansi. Apabila tahap ini diselenggarakan dan berlangsung pada hari pertama periode akuntansi yang baru. Tahap yang dimaksud adalah penyelengaraan jurnal pembalikan atau jurnal penyesuaian kembali. Jurnal pembalikan adalah jurnal yang digunakan untuk memindahkan akun permanen ke akun temporer. Bunyi jurnal pembalikan adalah kebalikan dari jurnal penyesuaian. Jadi baik akun maupun jumlah yang bersangkutan adalah sama, namun yang semula dikredit dipindahkan ke debit dan sebaliknya, yang semula disisi debit dipindahkan ke sisi kredit Neraca lajur 12 kolom dan 10 kolom untuk UD. AMANAH sebagai berikut: UD. AMANAH



Neraca Lajur (12 kolom) (Pencatatan Penyesuai Berbasis HPP - Metode Periodik) 31 Desember 2017



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



92



MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



93



MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN



UD. AMANAH



Neraca Lajur (10 Kolom) Pencatatan Penyesuaian Berbasis HPP - Metode Periodik 31 Desember 2017



K. Jurnal Pembalik Jurnal pembalikan adalah jurnal yang digunakan untuk memindahkan akun permanen ke akun temporer. Bunyi jurnal pembalikan adalah kebalikan dari jurnal penyesuaian. Jadi baik akun maupun jumlah yang bersangkutan adalah sama, namun yang semula dikredit dipindahkan ke debit dan sebaliknya. Jurnal pembalikan ini dibuat manakala diperlukan, dengan tujuan agar tidak mengganggu pencatatan akuntansi periode berikutnya.



Rangkuman a. Siklus akuntansi akhir periode dimaksudkan untuk menyusun laporan keuangan. Siklus akuntansi akhir periode dirancang secara sistematis agar laporan keuangan dapat dibuat secara efektif, efisien, dan sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



94



MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN



b. Neraca saldo adalah daftar akun-akun beserta saldo-saldo yang menyartainya. Saldo akun diambil dari saldo terakhir yang ada dis etiap akun di Buku Besar. Neraca saldo yang benar menuntut adanya kesamaan seluruh jumlah pendebitan dengan seluruh jumlah pengkreditan. c. Fungsi pertama siklus akuntansi akhir periode adalah penyusunan daftar saldo sebelum penyesuaian (unadjested trial balance). Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian (NSSP) berisi saldo-saldo setiap akun yang terdapat di buku besar utama (general ledger) sebelum dilakukan pencatatan penyesuaian. Tujuan pembuatan membuat NSSP adalah mengetahui saldo masing-masing akun dan mengecek terjaganya keseimbangan persamaan akuntansi. d. Pencatatan penyesuaian di perusahaan dagang sebenarnya sama dengan yang dilakukan dalam di perusahaan jasa. Menggunakan metode Periodik, satu (1) transaksi tambahan yang memerlukan pencatatan penyesuaian yaitu yang berkaitan dengan akun Persediaan barang dagangan (PBD). Salah satu tipe kesalahan adalah kesalahan dalam penjurnalan transaksi dan jurnal yang salah sudah terlanjur diposting ke akun-akun terkait. Kesalahan penjurnalan dapat berupa kesalahan nama akun ataupun jumlah rupiah. e. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian adalah saldo buku besar setelah disesuaikan dengan keadaan akhir tahun atau keadaan saat menyusun laporan keuangan. Yang disesuaikan adalah nilai saldo tertentu dalam neraca saldo. Apa yang dinilai dan bagaimana cara menyesuaikan diatur dalam kaidah akuntansi. Penyesuaian saldo pada akhir tahun atas sebagian saldo rekening yang ada dalam neraca saldo tahun tersebut dilaksanakan dengan jurnal penyesuaian. f. Laporan laba rugi menyajikan hasil usaha perusahaan dalam rentang waktu dan penghasilan (income) selama satu periode serta beban (expense) untuk memperoleh penghasilan tersebut pada periode yang sama. Penghasilan meliputi penjualan sebagai sumber pendapatan (revenue) dan keuntungan (gain), sedangkan beban meliputi bebanbeban yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan dan kerugian (loss). g. Proses penutupan akun temporer dilakukan dengan empat tahap yaitu tahap pertama menutup akun pendapatan ke akun ikhtisar laba-rugi, tahap kedua menutup akun beban ke akun ikhtisar laba-rugi, tahap ketiga menutup akun ikhtisar laba-rugi ke akun ekuitas, tahap empat menutup akun prive ke akun ekuitas h. Laporan perubahan modal (ekuitas) menyajikan informasi perubahan ekuitas perusahaan akibat operasi perusahaan dan transaksi dengan pemilik pada suatu periode akuntansi tertentu. Neraca adalah laporan keuangan yang secara sistematis menyajikan posisi



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



95



MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN



keuangan perusahaan( aset, kewajiban, dan ekuitas) pada suatu tanggal tertentu. Neraca disebut juga laporan posisi keuangan. Laporan ini dibuat untuk meyajikan informasi keuangan yang relevan dan dapat dipercaya mengenai aset, kewajiban dan ekuitas perusahaan. Masing-masing unsur aset, kewajiban dan ekuitas selanjutnya dikelompokan menjadi kelompok-kelompok yang menyajikan informasi tambahan kepada para pemakai laporan keuangan. i. Laporan arus kas menyajikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode tertentu. laporan arus kas menggambarkan 3 kelompok kegiatan yang menyebabkan bertambah atau berkurangnya kas. Tiga kelompok tersebut adalah kegiatan operasi, investasi, dan pendanaan. Kegiatan operasi mencakup seluruh kegiatan pokok dan rutin perusahaan. Kegiatan investasi meliputi transaksi yang terkait dengan pembelian dan penjualan aset untuk investasi yang dilakukan selama tahun buku. Kegiatan pendanaan meliputi seluruh transaksi pemerolehan dan penggunaan dana perusahaan. j. Siklus akuntansi akhir periode membutuhkan kecermatan, ketelitian, dan kecepatan dalam penyusunan laporan keuangan. Untuk membantu penyelesaian siklus akuntansi akhir periode ini maka lazim digunakan kertas kerja yang dikenal sebagai neraca lajur (worksheet). Sebagai alat bantu neraca lajur dapat dirancang sesuai kebutuhan sepanjang penggunaan neraca lajur tersebut membantu penyusunan laporan keuangan Jurnal pembalik diselenggarakan apabila diperlukan, dalam arti ini adalah optimal/bukan prosedur yang wajib dalam siklus akuntansi. Apabila tahap ini diselenggarakan dan berlangsung pada hari pertama tahap yang dimaksud adalah penyelengaraan jurnal pembalikan atau jurnal penyesuaian kembali. Jurnal pembalikan adalah jurnal yang digunakan untuk memindahkan akun permanen ke akun temporer. Jurnal pembalikan ini dibuat manakala diperlukan, dengan tujuan agar tidak mengganggu pencatatan akuntansi periode berikutnya.



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



96



MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN



Tugas Informasi berikut ini menunjukkan sebagian Informasi dari neraca saldo milik PT Bunaken Indah per 28 Februari 2018 Nama Akun Persediaan per 31 Januari 2018 Retur penjualan



Jumlah (Rp) 12.000.000 750.000



Kas



25.000.000



Piutang usaha



15.000.000



Penjualan



6.750.000



Potongan penjualan Pembelian



675.000 8.000.000



Biaya angkut pembelian



600.000



Beban sewa gudang



1.000.000



Beban sewa gedung



1.500.000



Beban administrasi



1.000.000



Beban penjualan Beban pajak penghasilan



900.000 1.500.000



Informasi dari hasil perhitungan persedian per 28 Februari 2018 menunjukkan jumlah Rp60.000 Diminta: 1. Hitunglah beban pokok penjualan sejak awal tahun hingga akhir bulan Februari 2018 2. Buatlah jurnal penyesuaian untuk mencatat beban pokok penjualan dengan membentuk akun beben pokok penjualan



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



97



MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN



3. Hirunglah laba bersih selama dua bulan 4. Susunlah neraca saldo setelah penyesuaian 5. Buatlah neraca lajur.



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



98



MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN



Tes Formatif 1. Daftar akun-akun beserta saldo-saldo yang menyertainya, yang jumlah dalam saldo akhir tersebut diambil dari saldo terakhir yang ada di setiap akun di buku besar, dalam akuntansi dikenal sebagai apa? A. Neraca Saldo B. Pencatatan penyesuaian C. Laba rugi D. Jurnal penutup E. Saldo Laba 2. Laporan keuangan apa yang menyajikan hasil usaha perusahan dalam rentang waktu dan penghasilan (income) selama satu periode serta beban (expense) untuk memperoleh penghasilan tersebut pada periode yang sama? A. Neraca B. Laporan perubahan modal C. Saldo Laba D. Neraca Lajur E. Laporan laba rugi



3. Berikut ini, yang tidak termasuk dalam tipe kesalahan dalam posting neraca saldo adalah A. Terlewat tidak di posting B. Menganggap transaksi non kas dengan mendebit kas C. Terlalu banyak angka 0 dalam transaksi D. Daftar akun tidak sesuai dengan standar akuntansi E. Sengaja tidak dicatat 4. Yang perlu dibuat ketika terjadi kekeliruan dalam melakukan pencatatan transaksi A. Jurnal transaksi B. Jurnal koreksi C. Jurnal penyesuaian D. Jurnal pembalik E. Jurnal pengembalian



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



99



MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN



5. Tujuan pembuatan jurnal penyesuaian, kecuali A. Menilai depresiasi, amortisasi, dan deplesi B. Memperbaiki kesalahan pembukuan C. Menilai kewajiban yang masih terutang D. Menilai pendapatan yang akan diterima E. Semua jawaban benar 6. Akun yang digunakan untuk mencatat transaksi dan tidak perlu di balik pada akhir periode A. Akun laba-rugi B. Akun neraca C. Akun permanen D. Akun temporer E. Akun pendapatan 7. Laporan keuangan yang berfungsi untuk melaporkan hal terkait dengan pihak pemilik A. Neraca B. Laba rugi C. Aliran kas D. Perubahan ekuitas E. Catatan atas laporan keuangan 8. Format neraca lajur yang berpotensi untuk menimbulkan permasalahan A. 8 kolom B. 10 kolom C. 12 kolom D. 3 kolom E. Semuanya benar 9. Yang harus dilakukan ketika tidak ada penyesuaian A. pindahkan angka neraca saldo ke neraca saldo setelah penyesuaian



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



100



MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN



B. balik angka pada jurnal penyesuaian lalu pindahkan ke neraca saldo setelah penyesuaian C. selisihkan angka pada neraca saldo dengan laba rugi untuk diisikan pada neraca saldo setelah penyesuaian D. tidak ada yang benar E. A,B, dan C benar 10. Manfaat jurnal pembalik adalah A. Memastikan seluruh transaksi sudah tercatat B. Memudahkan pencatatatan laba rugi C. Menghindari salah penilaian D. Melengkapi siklus akuntansi E. Meng-nolkan saldo akun temporer



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



101



DAFTAR PUSTAKA Accounting Principles Board. (1970). “Basic Concepts and Accounting Principles Underlying Financial Statements of Business Enterprises”. Accounting Principles Board Statement No. 4. New York: AICPA. Dyson, J.R. (2010). Accounting for non-accounting students. 8th edition. England: Pearson Education Limited. Kartikahadi, Hans. Dkk. (2016) Akuntansi Keuangan Berdasarkan SAK Berbasis IFRS. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Jakarta. Suwardjono. (2002). Akuntansi Pengantar: Proses Penciptaan Data – Pendekatan Sistem. Yogyakarta: Penerbit BPFE Yogyakarta. Warren, Fess, and Reeve. (2016). Accounting Principles. 21th ed. Ohio: South-Western Publishing, Co. Warsono, S. W., Darmawan, A., & Ridha, M. A., (2009). Akuntansi di Perusahaan Dagang. Yogyakarta. Penerbit: Asghard Chapter. Warsono, S. W., Darmawan, A., & Ridha, M. A., (2009). Akuntansi Itu Ternyata Logis dan Mudah. Edisi Kedua. Yogyakarta: Penerbit: Asghard Chapter. Yusuf, Al. Haryono. (2011). Dasar-Dasar Akuntansi Jilid 1. Edisi7. Yogyakarta: STIE YKPN.



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



100



MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN



115