Modul Medikasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODUL PEMBELAJARAN “Pemberian Medikasi sebagai hasil kolaborasi”



Dosen Pengampu : Dr. Atti Yudiernawati, S.Kp, M.Pd



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-IV KEPERAWAN MALANG 2018 1



LEMBAR PENGESAHAN Modul Praktikum pemberian medikasi sebagai hasil kolaborasi pada mata kuliah Keperawatan Dasar II



Tahun 2018 adalah dokumen resmi dan digunakan pada kegiatan



Pembelajaran Praktikum Mahasiswa Program Studi Diploma III Keperawatan di Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang



Disahkan pada tanggal .............................2018



Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang



Ketua Jurusan Keperawatan



Budi Susatia, S.Kp M.Kes NIP. 19650318 198803 1002



Imam Subekti, S.Kp M.Kep Sp.Kom NIP. 196512051989121001



2



BAGIAN I PRINSIP-PRINSIP PEMBERIAN OBAT & PROSES KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN TERAPI OBAT



Dosen Pengampu : Dr. Atti Yudiernawati,SKp,MPd Petunjuk Belajar : 1. Baca dan pahami konsep-konsep dalam bacaan, kalau perlu dukung dengan bahan/sumber bacaan lain 2. Selesaikan tugas terstruktur yang ada dibagian akhir 3. Buatlah soal yang terkait dengan konsep, dan buatlah kunci jawaban (2 soal , dengan bentuk Multiple Choice, DENGAN 5 OPTION 1 JAWABAN BENAR)



Selamat Bekerja, Sukses untuk kita semua



3



I. PRINSIP- PRINSIP PEMBERIAN OBAT Secara hukum perawat perawat bertanggung jawab bila : 1.



Memberikan obat yang diresepkan, dengan dosis obat tidak benar



2.



Obat tersebut “ kontraindikasi’ untuk status kesehatan klien



Tugas perawat :



Meminta atau mengingatkan dokter agar menuliskan perintah pengobatan dalam catatan program terapi dan menandatanganinya sebagai perintah resmi



6 HAL YANG BENAR DALAM PEMBERIAN OBAT: 1.



Klien yang benar



2.



Obat yang benar



3.



Dosis yang benar



4.



Waktu yang benar



5.



Rute atau cara pemberian yang benar



6.



Dokumentasi yang benar



2 hak klien : 1.



Hak klien untuk mengetahui alasan pemberian obat



2.



Hak klien untuk menolak menggunakan sebuah obat.



DOSIS YANG BENAR : Dosis yang diresepkan untuk klien tertentu (diberikan dalam dosis yang direkomendasikan)



4



TUGAS PERAWAT : Harus menghitung setiap dosis obat secara akurat dengan mempertimbangkan 1.



Obat yang tersedia



2.



Dosis obat yang diresepkan



3.



Berat badan/ luas permukaan tubuh



METODE DISTRIBUSI OBAT : STOK DESKRIPSI Obat-obat disimpan dalam unit dan diberikan kepada semua klien dari tempat obat yang sama KEUNTUNGAN  Selalu tersedia



DOSIS UNIT



Obat-obat dikemas dalam dosis untuk 24 jam Apotik/pabrik obat



 Hemat biaya jika dalam jumlah besar.



 Menghemat waktu  Tidak perlu menghitung dosis  Mudah dalam penagihan rekening dalam dosis tertentu



KERUGIAN  Kesalahan penentuan dosis lebih besar, karena banyak orang yang menuang



 Terlambat dalam menerima obat  Tidak dapat diganti jika terkontaminasi



KLIEN YANG BENAR. Pastikan identitas klien dengan cara : 1.



Memeriksa gelang identifikasi



2.



Meminta klien menyebut namanya



3.



Membedakan 2 klien dengan nama belakang yang sama



OBAT YANG BENAR (Klien menerima obat yang telah diresepkan)



5



Resep harus ditulis di buku resep atau pengobatan, ditulis di lembar instruksi dokter, ditandatangani oleh yang berwenang (dokter/ahli farmasi)



ila perintah pengobatan melalui telphon dalam 24 jam harus sudah ditandatangani oleh dokter yang bersangkutan. KOMPONEN PERINTAH PENGOBATAN : 1 Tanggal dan jam perintah ditulis 2



Tanggal jam perintah ditulis



3



Dosis obat perintah



4



Rute pemberian



5



Frekuensi pemberian



6



Tanda tangan dokter yang bersangkutan



JIKA PERINTAH TIDAK LENGKAP / 1 KOMPONEN DIATAS TIDAK ADA OBAT JANGAN DIBERIKAN.



WAKTU YANG BENAR : Saat/waktu dimana obat yang telah diresepkan harus diberikan Istilah pemberian dosis obat harian b.i.d = 2 kali sehari t.i.d = 3 kali sehari q.i.d =4 kali sehari q.6.h = tiap 6 jam



AGAR KADAR OBAT DALAM PLASMA DAPAT DIPERTAHANKAN



6



IMPLIKASI DALAM PERAWATAN : 1. Obat masih dapat diberikan 30 menit sebelum/sesudah waktu yang dijadwalkan 2. Berikan beberapa jenis obat sebelum makan (ampicillin, tetracyclin) 3. Berikan beberapa jenis obat yang mengiritasi lambung bersama makanan (kalium, aspirin, indometasin dll.) 4. Jangan berikan obat pada klien yang akan melakukan pemeriksaan diagnostik (endoskopi, test darah puasa, kultur) 5. Cek tanggal kadaluarsa obat 6. Berikan antibiotik dalam selang waktu yang sama sepanjang 24 jam (misal tiap 6 jam, 8 jam dll)



UNTUK MENGHINDARI KESALAHAN BACA LABEL OBAT 3 KALI : 1.



saat melihat botol/kemasan obat



2.



Sebelum menuang obat



3.



Setelah menuang obat



YANG TIDAK BOLEH DILAKUKAN DALAM PEMBERIAN OBAT : 1.



Jangan terpecah konsentrasi saat menyiapkan/menghitung dosis obat.



2.



Jangan memberikan obat yang disiapkan orang lain



3.



Jangan mengambil obat dari tempatnya, dengan label yang sulit dibaca, terlepas sebagian atau hilang



4.



Jangan memindahkan obat



5.



Jangan mengeluarkan obat ke tangan



6.



Jangan memberikan obat yang telah kadaluarsa



7.



Jangan menduga-duga ttg jenis & dosis obat, tanyakan jika ragu-ragu



8.



Jangan gunakan obat yang telah berubah warna, mengendap atau berawan



9.



Jangan tinggalkan obat yang telah disiapkan 7



10.



Jangan memanggil nama sbg. Satu-satunya identifikasi



11.



Jangan berikan obat bila ada riwayat alergi



12.



Jangan berikan obat jika klien menyatakan bahwa obat berbeda dengan yang diterima sebelumnya. Periksa perintah pengobatan.



13.



Jangan menutup kembali dengan jarum



RUTE YANG BENAR Penting dalam absorbsi yang tepat dan memadai



Oral : Pil, tablet, kapsul, cairan suspensi Sublingual, bukal Topikal Inhalasi Instilasi NGT Parenteral Implikasi dalam Perawatan : 1.



Kaji kemampuan untuk menelan (Obat Oral)



2.



Gunakan tehnik aseptik atau steril untuk rute parenteral



3.



Letakkan/berikan obat pada rute yang sesuai/tepat



4.



Tunggui klien saat minum obat



Dokumentasi yang benar Segera dokumentasikan informasi yang sesuai tentang obat yang telah diberikan



Nama obat, dosis, rute, tanggal/waktu, inisial/tt perawat ybs. Catat juga reaksi obat, serta efek yang tidak diharapkan 8



BENTUK DAN RUTE PEMBERIAN OBAT Tablet dan Kapsul  Pengobatan oral tidak diberikan kepada klien yang muntah, atau dalam keadaan koma. Klien yang muntah mungkin memerlukan istirahat singkat sebelum pemberian obatnya diteruskan.  Kapsul eteric-coated dan timed-release harus ditelan seutuhnya supaya efektif.  Berikan



obat



yang



mengiritasi



bersama-sama



dengan



makanan



untuk



mengurangi rasa tidak enak pada saluran gastrointestinal.  Obat-obat yang diberikan sublingual (diletakkan dibawah lidah) atau bukal (diletakkan antara pipi dan gusi) dibiarkan pada tempatnya sampai semuanya diabsorpsi. Jangan berikan makanan atau cairan selama obat masih ada di tempatnya.



Cairan  Ada beberapa bentuk, termasuk di antaranya adalah eliksir, emulsi, dan suspensi.  Baca



label



untuk



memastikan



apakah



memerlukan



pengenceran



atau



pengocokkan.  Miniskus berada pada garis dosis yang diminta (Gbr. 3-4).  Kebanyakan cairan membutuhkan penyimpanan di dalam lemari es jika telah direkonstitusi.



Transdermal  Obat Transdermal tersimpan di dalam patch ditempelkan pada kulit dan di serap melalui kulit, dan mempunyai efek sistemik.  Pergunakan teknik yang tepat untuk memindahkan obat dari tempat obat dan membubuhkannya pada kulit yang bersih dan kering, jika mungkin. Jangan mengkontaminasi obat dalam tempatnya; pergunakan sarung tangan atau aplikator.



9



 Perhatikan teknik steril jika kulit pecah. Ambil tindakan pencegahan untuk menghindari noda karena obat.  Berikan gosokan yang cukup kuat jika menggosokkan obat.



Instilasi Instilasi adalah obat cair yang biasanya diberikan sebagai tetes dalam bentuk-bentuk berikut :  Tetes mata  Salep mata  Tetes telinga



Supositoria Rektal Pengobatan yang diberikan dengan cara supositoria atau enema dapat diberikan melalui rektal baik untuk efek lokal maupun sistemik. Banyaknya kapiler kecil-kecil di daerah rektum akan mempercepat absorpsi. Pembungkusan supositoria dibuka, dan supositoria mungkin perlu dilumas sebelum



dimasukkan.



bronkodilator,



klien



Jika harus



memberikan diingatkan



obat-obat untuk



seperti



menahan



antipiretik



obat



dan



dan



jangan



mengeluarkannya. 



Supositoria cenderung menjadi lunak pada suhu kamar, dan dengan demikian perlu dimasukkan kedalam lemari es.







Jelaskan prosedur kepada klien dan jangan dilakukan di depan umum.







Gunakan sarung tangan sewaktu memasukkan.







Minta klien untuk berbaring pada sisi kiri dan mengambil napas melalui mulut untuk melemaskan spinkter anus.







Bubuhkan sedikit pelumas yang larut dalam air di ujung supositoria yang telah di buka bungkusnya dan dengan perlahan masukkan supositoria melewati sfingter anus.



10







Minta klien untuk tetap berada di tempatnya selama 20 menit obat masukkan.







Jika merupakan indikasi, ajar klien untuk memakai supositoria sendiri dan perhatikan demonstrasi ulang untukl efektifitasnya.



Vaginal Supositoria vaginal mirip dengan supositoria rektal. Umumnya obat dimasukkan ke dalam vagina dengan aplikator. Pergunakan sarung tangan.



Selang Nasogastrik dan Gastrostomi  Periksa penempatan selang apakah pada tempatnya.  Tuang obat ke dalam tabung suntik tanpa pendorong, lepaskan klem, dan biarkan obat mengalir masuk sebagaimana mestinya.  Bilas selang dengan 50 ml air. (Lihat kepada peraturan yang tersedia untuk jumlah yang tepat.)  Klem tabung dan angkat tabung suntik.



Tetes dan Semprot Hidung  Minta klien mengembuskan hidungnya.  Berikan tetesan dalam jumlah yang diresepkan.  Minta klien agar tetap menengadahkan kepala ke belakang selama 5 menit setelah instilasi tetesan.



Aerosol (Inhalasi)  Nebulizer yang dapat dipegang oleh tangan.  Alat dengan ukuran dosis yang dapat dipegang oleh tangan merupakan metode yang menyenangkan dalam pemberian obat-obat.  Lebih baik klien berada dalam posisi semi atau Fowler tinggi.  Ajar klien untuk menggunakan alat dengan benar



11



PARENTERAL Intradermal Kerja : 



Efek lokal







Jumlah kecil diinjeksikan sehingga volume tidak terganggu dengan pembengkakan atau menyebabkan reaksi sistemik



 Dipakai untuk pengamatan reaksi peradangan, alergi terhadap protein asing, Contoh : test tuberkulin, test terhadap obat & kepekaan alergi lainnya, beberapa macam imunoterapi untuk kanker Tempat : Pemilihan lokasi : untuk mengamati reaksi inflamasi, daerah yang disukai : Tidak banyak mengandung pigmen Berkeratin tipis Tidak berambut



Permukaan ventral lengan bawah Daerah klavikula pada dada Scapula pada punggung Permukaan medial paha



SubKutan Kerja : 



Efek sistemik







Efek bertahan, terutama diserap melalui kapiler, mula kerja lebih lambat daripada IM







Dipakai untuk dosis kecil untuk obat-obat yang tidak mengiritasi, larut dalam air



Tempat Bila terdapat bantalan lemak yang memadai : 



Abdomen







Paha atas 12







Punggung bagian atas







Lengan atas sisi lateral 



Paha sisi lateral



Intramuskuler Kerja :  Efek sistemik  Biasanya efek obat lebih cepat terjadi daripada subkutan  Dipakai untuk obat yang mengiritasi, suspensi dalam air & larutan dalam minyak Tempat Lokasi dipilih pada daerah dengan ukuran otat yang memadai, terdapat sedikit saraf & pembuluh darah besar



Yang lebih disukai : Ventrogluteal Dorsogluteal Deltoid Vastus Lateralis (Anak-anak) Tehnik Suntikan : Z- Track Untuk volume obat, ukuran jarum, posisi



klien, sudut suntikan, pertimbangan



tambahan, keuntungan & kerugian dilihat pada tabel.



IntraVena Kerja Efek Sistemik Lebih cepat daripada IM/SK



Tempat : Vena Perifer yang mudah dicapai Misal : Vena sefalika/vena kubiti 13



Bayi baru lahir : Vena pada kaki, tungkai bawah & kepala PROSES KEPERAWATAN Perawat memiliki peranan yang sangat penting dalam manajemen terapi obat, Terdapat banyak variabel dalam terapi obat, dan kadang-kadang tidak diketahui semuanya. Pendekatan keperawatan yang holistik sangat penting untuk mencapai keberhasilan dalam mempertahankan dan mengevaluasi terapi obat. Dalam



bagian ini



akan dibicarakan langkah-langkah dalam proses



keperawatan yang terkait dengan penyuluhan kesehatan dalam terapi obat.



Pengkajian Merupakan langkah awal dalam proses keperawatan. Pengumpulan data yang penting terkait dengan terapi obat meliputi : Data Subyektif 



Riwayat kesehatan sekarang







Gejala-gejala klien







Pengobatan sekarang : dosis, frekuensi, dokter yang meresepkan, jika ada Pengetahuan pasien mengenai obat dan efek sampingnya Harapan dan persepsi klien tentang efetifitas obat Kepatuhan klien terhadap aturan dan alasan-alasan ketidakpatuhan Alergi dan reaksi terhadap obat, baik dahulu maupun sekarang Obat-obat yang dibeli sendiri dan frekuensi pemakaian







Riwayat Kesehatan Dahulu Penyakit-penyakit dahulu, cedera besar, terapi obat dan reaksinya Obat-obat yang disimpan dalampemakaian waktu lampau, bagaimana penyimpanannya dan tanggal kadaluarsa Obat-obat yang dibeli sendiri







Lingkungan Klien Anggota rumah tangga, tetangga, kawan dan peranan mereka, usia dari anggota rumah tangga 14



Kemampuan menjalani aktifitas sehari-hari (ADL) Pola makan, pengaruh kebudayaan dan ekonomi, kemanan Sumber keuangan Data Obyektif Meliputi pengkajian fisik, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan diagnostik. Merupakan data dasar untuk perbandingan yang akan datang. Pusatkan perhatian pada gejala dan organ-organ yang kemungkinan besar terpengaruh oleh terapi obat.



Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan yang sering muncul terakait dengan terapi obat adalah :  Kurang pengetahuan tentang kerja obat, pemberian obat dan efek samping sehungan dengan kesulitan bahasa.  Resiko cedera sehubungan dengan efek samping obat seperti pusing, rasa kantuk yang berkaitan dengan gangguan pembuluh darah otak  Perubahan dalam proses berpikir yang berhubungan dengan sifat pelupa (mempengaruhi apakah klien memakai obat sesuai yang diresepkan).



Perencanaan Lingkup tujuan yang efektif : 



Berpusat pada klien dan dengan jelas menyatan perubahan yang diharapkan.







Dapat diterima klien dan perawat







Realistik dan dapat diukur







Dikerjakan bersama-sama dengan pemberian asuhan kesehatan lainnya







Batas waktu yang realistik







Jelas untuk melakukan evaluasi



15



Contoh dari tujuan : Tn A. akan bisa mandiri dalam memberikan dosis insulin yang diresepkan pada akhir sesion keempat dalam pembelajaran



Implementasi Fase penerapan meliputi tindakan keperawatan yang perlu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Penyuluhan dan pengajaran kepada klien merupakan kunci tanggung jawab perawat pada fase ini. Beberapa tip tambahan dalam mengajar :  Siapkan instrusi tertulis sebagai alat bantu mengajar  Berikan chart atau grafik berwarna  Berikan pembelajaran dengan audio kaset, siapkan tape recorder  Dorong klien dan keluarga untuk bertanya, sediakan waktu untuk ini  Ulas sumber daya masyarakat untuk diagnosa keperawatan klien  Dukung kerjasama dengan berbagai bidang dalam menggerakkan sumber daya Penggunaan kartu pengajaran obat sangat bermanfaat, kartu ini memberikan informasi mengenai obat tertentu atau kelompok obat. Kartu dibuat oleh pemberi asuhan keperawatan atau diperoleh dari pabrik obat. Berbagai format dapat dibuat, hal-hal atau informasi yang membantu : 



Nama obat







Alasan saudara memakai obat







Dosis saudara







Waktu-waktu khusus untuk memakai obat







Hal-hal khusus yang saudara harus atai tidak bolejjh menggunakan obat







Efek samping yang mungkin terjadi dalam pengobatan



Selain kartu pengobatan , ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yang dapat membantu dan baik untuk diingat. (dapat dilihat pada tabel)



16



Hal-hal yang membantu dan baik untuk diingat : 1.



Pakai obat-obatan sesuai dengan yang diresepkan oleh dokter/ pemberi asuhan kesehatan anda.



2.



Simpan obat-obat dalam kemasan asalnya yang berlabel



3.



Simpan semua obat-obat ditempat yang tidak terjangakau oleh anak-anak.



4.



Sebelum menggunakan obat bebas, konsultasi terlebih dahulu dengan dokter/pemberi asuhan



5.



Bawa semua obat-obatan jika memeriksakan diri



6.



Harus mengerti mengapa memakai obat tertentu dan mengetahui keadaankeadaan yang harus dilaporkan



7.



Alkohol dapat mengubah kerja dan absorbsi obat. Penggunaan minuman beralkohol tidak dianjurkan pada waktu mengunakan obat-obatan dan merupakan kontra indikasi absolut bagi obat-obat tertentu



8.



Merokok tembakau juga dapat mengubah absorbsi obat-obat tertentu. Konsultasi penggunaan dengan dokter/apoteker untuk keterangan khusus.



Meningkatnya kepatuhan klien terhadap aturan terapi obat adalah komponen yang penting dalam pendidikan kesehatan. Faktor-faktor yang sering ditemukan dalam ketidakpatuhan adalah : lupa, kurang pengetahuan, efek samping, rendah diri, depresi, kurang kepercayaan terhadap sistem asuhan keperawatan, persoalan keluarga, hambatan bahasa, tingginya biaya pengobatan, ansietas dan kurangnya motivasi.



Evaluasi Efektifitas pendidikan kesehatan mengenai terapi obat dan pencapai tujuan dinyatakan dalam evaluasi. Hal-hal yang dilakukan dalam evaluasi :



17



 Kaji ulang bersama-sama klien dan keluarga mengenai kebutuhan untuk perawatan tindak lanjut, jika dibutuhkan  Dorong untuk menentukan pilihan-pilihan dalam aktifitas sehari-hari  Rujuk klien kepada sumber daya masyarakat, sesuai dengan kebutuhan TIP-TIP KHUSUS DALAM PENGAJARAN MENGENAI OBAT BEBAS Obat-obat bebas (OTC = Over-the-counter drugs) adalah obat yang dapat dibeli tanpa resep dan kebanyakan terdapat dalam rumah tangga. Perawat harus menyadari produk-produk ini dan implikasi pemakaiannya dalam terapi obat klien. Obat bebas dapat menimbulkan keuntungan sekaligus komplikasi serius kepada konsumen. FDA (Food And Drud Administration) semacam badan pengawasan obat dan makanan di Amerika memutuskan obat-obat dimasukkan kedalam salah satu dari 3 kategori yaitu : Kategori I



Obat-obat yang dinilai amam dan efektif



Kategori II



Obat-obat yang dinilai tidak aman dan tidak efektif, yang tidak boleh dimasukkan kedalam produk tanpa resep



Kategori III



Obat-obat yang tidal memilki data yang cukup untuk dinila keamanan dan efektifitasnya



Hal-hal yang dapat digunakan untuk bahan pertimbangan dalam penggunaan obat bebas :  Keterlambatan dalam diagnosis dan pengobatan keadaan-keadaan yang serius atau bisa menjadi serius mungkin terjadi jika pasien membeli obas bebas sendiri.  Gejala-gejala menjadi tersamar, sehingga mempersulit menegakkan diagnosa  Label dan instrusi harus diikuti dengan seksama  Sebelum menggunakan obat bebas konsultasi dengan dokter/ahli farmasi.



18



 Isi dari obat bebas mungkin berinteraksi dengan obat yang diresepkan oleh dokter/yang dibeli sendiri  Isi Inaktif (alkhol, pewarna, pengawet) dapat menimbulkan reaksi yang merugikan.  Efek plasebo dapat terjadi sehingga dapat menambah pemakaian yang tidak perlu dari zat yang dapat membahayakan  Kemungkinan dapat terjadi dosis berlebih akibat pemakaian beberapa preparat dengan isi aktif yang serupa sebab dosis dobel tidak berarti menghasilkan kesembuhan yang lebih baik.



Pertanyaan terstruktur 1. Jelaskan “prinsip benar” pemberian obat dalam praktek keperawatan? 2. Apa nama-nama tempat rute pemberian obat secara parenteral, apa faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan tempat tersebut ? 3. Jelaskan sudut penyuntikan untuk setiap jenis suntikan parenteral 4. Hal-hal utama apa yang harus dicatat dalam pemberian setiap obat 5. Berikan sedikitnya 5 prinsip dari pendidikan kesehatan mengenai aturan terapi obat



19



BAGIAN II METODE PENGHITUNGAN OBAT



Dosen Pengampu : Dr. Atti Yudiernawati,SKp,MPd



Petunjuk Belajar : 1. 2.



Baca dan pahami konsep-konsep dalam bacaan, kalau perlu dukung dengan bahan/sumber bacaan lain Hitung dan selesaikan tugas terstruktur yang ada dibagian akhir, tentang penghitungan dosis obat baik dengan menggunakan rumus umum, berat badan maupun Luas Permukaan Tubuh ( LPT )



Selamat Bekerja, Sukses untuk kita semua



20



OBAT-OBAT DAN PENGHITUNGAN OBAT A. Sistem-Sistem Pengukuran Dalam pengukuran obat-obatan dan larutan dipakai 3 (tiga) sistem pengukuran, yaitu metrik, farmasi dan rumahtangga. Sistem metrik adalah sistem desimal berdasarkan kelipatan 10. Unit dasar dari pengukuran adalah : gram 9g, gm, G, Gm ) untuk berat, liter (l, L ) untuk volume dan meter (n,M) untuk pengukuran linear atau panjang. Konversi dalam sistem metrik dalam penulisan obat paling sering menggunakan unit metrik : 1g



= 1000 mg



1L



= 1000 mL



1 mg = 1000 (mkg) Untuk dapat mengkonversi suatu jumlah, satu dari nilai-nilai harus diketahui. Sistem farmasi menggunakan angka romawi, dan tidak memakai angka arab untuk menyatakan jumlah, dan angka romawi diletakkan setelah simbul singkatan untuk unit pengukuran. Dalam sistem farmasi, unit berat adalah grain (gr), unit untuk volume cairan adalah ounce, dram atau minim. Sistem rumah tangga, pengukuran sistem rumah tangga tidaklah setepat sistem metrik, karena tidak adanya standarisasi sendok, cangkir dan gelas. Pengukurannya lebih bersifat kira-kira. Satu sendok teh dianggap ekuivalen dengan 5 mL. Tiga sendok the setara dengan 1 T (sendok makan). Untuk konversi rumah tangga : 



Jika mengkonversi unit yang lebih besar ke unit yang lebih kecil kalikan angka yang diminta dengan nilai ekuivalensi dasarnya







Jika mengkonversi unit yang lebih kecil ke unit yang lebih besar, bagi angka yang diminta dengan nilai ekuivalensi dasarnya.



21



B.



METODE PENGHITUNGAN Dua metode umum untuk penghitungan dosis obat adalah rumus dasar dan



rasio & proporsi. Metode-metode ini dipakai dalam penghitungan dosis obat oral dan injeksi. Seorang perawat harus memilih salah satu metode untuk menghitung dosis obat dan memakainya secara konsisten. Untuk obat-obat yang membutuhkan penghitungan dosis individual, mungkin diperlukan penghitungan berdasarkan berat badan (BB) dan luas permukaan tubuh (LPT). Sebelum menghitung dosis obat, semua unit pengukuran harus dikonversi kedalam sistem yang tunggal Interpretasi Label Obat Perusahaan farmasi biasanya melabelkan nama dagang dengan huruf yang besar dan nama generiknya dalam huruf yang kecil, dosis dicetak pada label. Contoh : Dyrenium adalah nama dagang Triamteren adalah nama generik 50 mg/kapsul adalah dosis obat



Rumus Dasar Merupakan rumus yang mudah diingat dan lebih sering dipakai dalam penghitungan dosis obat.



Rumus : D D



X



V



=



A



H



Dimana : D : Dosis yang diinginkan, dosis obat yang diperintahkan dokter H : Dosis ditangan : dosis obat pada label tempat obat (botol, vial) V : Bentuk : bentuk obat yang tersedia (tablet, kapsul, cair) A : Jumlah hasil hitungan yang diberikan kepada klie 22



Contoh : Perintah : Ampicillin 0,5 g. PO, bid. Tersedia (label obat) Ampicillin 250 mg/kapsul Untuk menyelesaikan masalah diperlukan konversi kedalam unit yang sama, karena pada botol tertera dalam mg, diperlukan konversi menjadi miligram ( 0,5 g = 500 mg)



D



500mg X



V



=



H



X 1 kapsul = 2 kapsul 250mg



Rasio dan Proporsi Metode rasio dan proporsi adalah metode tertua, yang juga dipakai dalam penghitungan dosis. Rumus :



H



Diketahui : V



:: D rerata



Diinginkan : x



Ekstrim X=



Dimana : H : Obat ditangan (yang tersedia) V : Bentuk obat D : Dosis yang diinginkan (sesuai perintah) X : Jumlah yang harus dihitung yang akan diberikan dan :: : Sebagai atau sama dengan



Contoh : Perintah Ampicillin 100 mg, PO, qid Tersedia : Ampicillin 250 mg/5mL (cc) 23



Dalam hal ini konversi tidak diperlukan karena keduanya dinyatakan



dalam unit



pengukuran yang sama H



:



v



250mg :



5mL



:: ::



D



:



x



100mg :



xmL



250x = 500 x = 2mL Jawab : Ampicillin 100 mg = 2 mL



Berat Badan Metode berat badan dalam penghitungan memberikan hasil yang individual dalam dosis obat .



Terdiri atas 3 (tiga) langkah : 1.



Konversi pounds menjadi kilogram jika perlu (lb: 2,2)



2.



Tentukan dosis obat per berat badan dengan mengalikan : Dosis obat X BB = Dosis klien per hari



3.



Ikuti rumus dasar atau metode rasio&proporsi untuk menghitung dosis obat



Contoh : 1. Perintah : Fluorourasil (5-FU), 12 mg/kg/hari intravena, tidak melebihi 800 mg/hari. Berat dewasa adalah 132 lb. 1. Konversi dalam kg 132 : 2,2 = 60 kg 2. mg x kg = dosis klien 12 x 60 = 720 mg/kg/hari = 720 mg



2.



Perintah : Sefaklor (Ceclor) 20 mg/kg/hari dalam dosis terbagi tiga, berat anak 31 lb. (Label obat cefaclor 125mg/5mL) a. Konversi dalam kg = 31 : 2,2 = 14 kg b. 20 mg x 14 kg = 280 mg perhari 280 mg : 3 dosis = 93 mg/dosis 24



c. D



93 x



V



=



H



465 x 5 =



125



= 3,7 mL 125



Jawab : Cefaclor 20 mg/kg/hari = 3,7 mL per dosis



Luas permukaan Tubuh (LPT) Metode Luas Permukaan Tubuh (LPT) dianggap sebagai yang paling tepat dalam menghitung dosis obat untuk bayi, anak-anak, lanjut usia dan klien yang menggunakan agen antineoplastik atau mereka yang berat badannya rendah. Luas permukaan tubuh dalam meter persegi (m2) ditentukan oleh titik temu (perpotongan)



pada skala nomogram antara tinggi badan dan berat badan



seseorang. Untuk menghitung dosis obat dengan metode LPT, kalikan dosis obat yang diminta dengan angka meter persegi



Contoh : Perintah : Siklofosfamid 100 mg/m2/ hari. PO Misal Tinggi Pasien 70 inci, berat 160 lb a.



70 inci dan 160 lb perpotongan skala normogram pada 1,97 m2 (LPT)



b.



100 mg X 1,97 = 197 mg



Jawab : Berikan siklofosfamid 197 mg atau 200 mg /hari



Dosis Anak-anak dari Dosis Dewasa Untuk menghitung dosis anak-anak dari dosis dewasa, tentukan tinggi dan berat badan anak dan perpotongan pada nomogram maka akan didapatkan luas permukaan tubuh. Rumus penghitungan adalah : Luas permukaan X Dosis Dewasa = Dosis anak-anak 1,73m2



25



TUGAS TERSTRUKTUR I. Hitung dosis obat dengan menggunakan rumus umum : 1. Perintah : Simetidin 0,4 g, PO, q6h (setiap 6 jam) Tersedia Simetidin tablet 400 mg 2. Perintah : Deksamethason 1 mg, PO, tersedia deksamethason 0,5 mg tablet 3. Perintah : Fenobarbital gr ½, PO, tid, tersedia fenobarbital 15 mg tablet 4. Perintah : Dikloksasalin 100 mg, q8h, tersedia dikloksasalin 62,5 mg/5 mL II. Hitung dosis obat dengan menggunakan berat badan 5. Perintah : Dilantin 5 mg/kg/hari dalam dosis terbagi 2, berat badan klien 55 lb 6. Perintah Proventil 0,1 mg/kg/hari dalam dosis terbagi empat, berat badan klien 86 lb III. Penghitungan dosis obat menggunakan luas permukaan badan 7. Tinggi badan klien 160 cm, BB 57 kg, luas permukaan tubuhnya adalah : ………… 8. Perintah Gantrisin 2g/m2 dalam dosis terbagi empat, tinggi badan anak 105 cm, berat badan 20 kg, tersedia gantrisin 500 mg/5mL IV.



Penghitungan dosis obat untuk anak-anak 9. Perintah : Dilantin 50 mg, bid, BB anak 20 kg, dosis obat anak : 4-8 mg/kg/hari dalam dosis terbagi 3. Tersedia dilantin 30 mg per 5 mL 10. Perintah : Eritromisin 250 mg, setiap 6 jam. Berat badan anak 12 kg. Dosis obat anak 30-50 mg /kg/hari dalam dosis terbagi empat. Tersedia : Eritromisin oral suspension 125 mg/5 ml



26