Morfologi 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam perkembangannya, teknologi modern sekarang ini merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi semua sektor begitu juga di dunia pendidikan. Dengan fasilitas yang serba modern sekarang para pelajar mulai tingkat dasar sampai tingkat atas dapat dengan mudah mengakses informasi yang di butuhkan. Mikroskop merupakan alat teknologi yang selalu di gunakan oleh para laboran terutama di laboratorium biologi. Mikroskop adalah alat yang di gunakan untuk melihat benda-benda mikroskopik/renik yang tidak bisa di lihat dengan mata telanjang. Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop di bagi menjadi dua, yaitu mikroskop cahaya, dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya sendiri di bagi menjadi dua kelompok besar yaitu berdasarkan kegiatan pengamatan dan kerumitan kegiatan pengamatan. Berdasarkan pengamatannya mikroskop cahaya di bedakan menjadi mikroskop monokuler dan binokuler. Mikroskop Binokuler adalah mikroskop yang di gunakan untuk pengamatan benda-benda yang tidak terlalu besar atau tidak transparan. Penyinaran dapat dari atas maupun dari bawah dengan sinar alam atau lampu (tim pengajar Jurusan Biologi). Mikroskop tersusun atas beberapa bagian. Setiap bagian mempunyai kegunaan masing-masing. Misalnya lensa okuler dan tombol pengatur fokus gambar. Lensa okuler berfungsi untuk memperbesar benda yang di bentuk oleh lensa objektif sedangkan tombol pengatur fokus berfungsi untuk mencari fokus bayangan objek dengan cara menaikan dan menurunkan meja preparat mikroskop. Selama ini penggunaan mikroskop masih sangat banyak dengan menggunakan mikroskop yang di atur secara manual. Untuk mengamati objek seorang laboran mengamati objek melalui lensa okuler dan untuk mendapatkan objek yang jelas seorang laboran mengatur naik dan turun meja preparat menggunakan tombol pengatur fokus gambar. Terkadang dalam sebuah pengamatan objek (sel) tersebut seorang laborat harus 1



mendapatkan gambar dari objek itu, seoarang laboran harus menggambarnya satupersatu dan membutuhkan waktu lama dan terkadang bisa membuat mata dari laboran tersebut menjadi sakit. (Sativa, 2010). Preparat adalah objek yang di amati bersama dengan mikroskop dan merupakan tindakan atau proses pembuatan maupun penyiapan sesuatu menjadi tersedia, specimen patologi maupun anatomi yang siap dan di awetkan untuk penelitian dan pemeriksaan (Dorland, 2002) preparat merupakan sediaan awetan yang di buat dari objek tumbuhan, hewan, atau organism lain. Pembuatan preparat awetan dapat di lakukan dengan suatu teknik pembuatan yang di lakukan secara mikroskopis atau disebut mikroteknik (Harijati et al, 2017). 1.2 Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini, di harapkan mahasiswa dapat mengetahui beberapa hal sebagai berikut: 1)



Agar mahasiswa dapat mengetahui cara menggunakan mikroskop dengan baik



2) Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana membuat preparat dengan benar 3) Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana bentuk-bentuk sel dari tumbuhan 1.3 Manfaat Percobaan 1.



Mahasiswa dapat mengetahui dan memberikan informasi tentang bagaimana menggunakan mikroskop



2.



Mahasiswa dapat mengetahui membuat preparat dengan benar



3.



Mahasiswa dapat menjelaskan bentuk-bentuk sel hasil pengamatan pada tumbuhan daun beringin (ficus benjamina L).



1.4 Prinsip Percobaan Prinsip kerja atau cara kerja mikroskop yaitu lensa objektif akan membentuk bayangan benda yang bersifat nyata,terbalik,dan diperbesar. Bayangan benda oleh lensa objektif akan di tangkap sebagai benda oleh lensa okuler.bayangan inilah yang tampak oleh mata.



2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1



Dasar Teori



2.1.1 Sejarah Mikroskop Sejarah



ditemukannya



mikroskop



sejalan



dengan



penelitian



terhadap



mikrobiologi. Yang memasuki masa keemasan saat berhasil mengamati jasad renik. Pada tahun 1664 Robert Hooke, menggambarkan struktur reproduksi dari moulds, tetapi orang pertama yang dapat melihat mikroorganisme adalah seorang pembuat mikroskop amatir berkebangsaan Jerman yaitu Antoni Van Leeuwenhoek (16321723) menggunakan mikroskop dengan konstruksi yang sederhana. Dengan mikroskop tersebut dia dapat melihat organism sekecil mikroorganisme (Kusnadi, 2003). Mirkoskop pertama kali di temukan pada abad ke-16. Mikroskop berasal dari kata micro yang berarti kecil dan sepium yang berarti penglihatan jadi mikroskop adalah alat yang di gunakan untuk melihat benda yang berukuran sangat kecil. Mikroskop zaman dulu sangat sederhana karena hanya memiliki satu lensa, berbeda dengan mikroskop yang banyak di gunakan sekarang yang tergolong mikroskop majemuk yang terdiri atas dua lensa atau lebih (Widyatmoko, 2008) 2.1.2 Pengertian Mikroskop Mikroskop adalah alat yang di gunakan untuk melihat benda benda mikroskopik/renik yang tida bisa di lihat dengan mata telanjang. Mikroskop merupakan salah satu peralatan yang di gunakan dalam labolatorium. Alat ini biasanya digunakan untuk melakukan kegiatan pengamatan terhadap benda benda yang berukuran mikroskopis, baik benda diam maupun mikroorganisme yang dapat bergerak (Sadina,2013:174) Mikroskop merupakan salah satu alat yang penting pada kehidupan labolatorium,



khususnya



biologi.



Mikroskop



merupakan



alat



bantu



yang



memungkinkan kita dapat mengamati objek yang berukuran sangat kecil



3



(mikroskopis). Hal ini membantu memecahkan persoalan manusia tentang organisme yang berukuran kecil.(Abdullah 2014:32). 2.1.3 Jenis-jenis Mikroskop 1.



Berdasarkan Jumlah Lensa



a.



Mikroskop Monokuler Mikroskop monokuler adalah mikroskop yang digunakan untuk pengamatan



benda tipis transparan penyinaran dilakukan dari bawah dengan sinar alam atau lampu (M. Amin, 1994).



Gambar A. Mikroskop monokuler b. Mikroskop Binokuler Mikroskop binokuler adalah mikroskop yang digunakan untuk pengamatan bendabenda yang tidak terlalu besar atau tidak transparan. Pencahayaan dapat di ambil dari atas maupun bawa menggunakan cahya alam maupum lampu (Tim Pengajar, Jurusan Biologi, 2011).



4



Gambar B. Mikroskop Binokuler 2. Berdasarkan Sumber Cahaya 1. Mikroskop Cahaya Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali. Mikroskop ini mempunyai kaki yang besar dan kokoh dengan tujuan agar dapat berdiri dengan stabil.



Gambar 1. Mikroskop Cahaya



5



2. Mikroskop Elektron Mikroskop elektron mempunyai perbesaran sampai 100 ribu kali. Elektron digunakan sebagai pengganti cahaya. Mikroskop elektron mempunyai dua tipe, yaitu mikroskop elektron scanning (SEM) dan mikroskop elektron transmisi (TEM).



Gambar 2. Mikroskop Elektron 2.1.4 Bagian-Bagian Mikroskop



Gambar 2.1.4. Bagian-bagian Mikroskop



6



a.



Lensa okuler adalah bagian mikroskop yang menghasilkan bayangan maya, tegak dan di perbesar dari lensa objektif. Lensa okuler adalah jenis lensa pada mikroskop yang berfungsi untuk memperbesar dan membalik bayangan yang di hasilkan oleh lensa objetif.



b.



Lensa objektif, berbeda dengan lensa objektif yang berada di atas dan berdekatan dengan mata pengamat, lensa objektif mikroskop terletak pada bagian bawah dan berdekatan pada bagian bawah dan berdekatan dengan objek yang di amati. Faktor perbesaran (zoom) lensa objektif pada umumnya di jumpai adalah 4x, 10x, 40x, dan 100x. berfungsi menghasilkan bayangan nyata, terbalik dan diperbesar.



c.



Penjepit, yaitu bagian mikroskop yang berfungsi menjepit kaca preparat. Penjepit ini berada di meja preparat.



d.



Tombol pengatur pemusat, yaitu bagian mikroskop yang berfungsi mengatur intensitas cahaya.



e.



Dasar mikroskop, yaitu bagian mikroskop yang berfungsi sebagai penopang untuk menjaga kedudukan mikroskop



f.



Lampu, yaitu sebagai sumber cahaya



g.



Makrometer, yaitu bagian mikroskop berfungsi menghasilkan bayangan yang jelas atau fokus secara cepat.



h.



Meja objek/preparat, yaitu bagian mikroskop yang berfungsi sebagai tempat meletakan objek.



i.



Mikrometer yaitu bagian mikroskop yang fungsinya sama seperti makrometer dan membantu lebih memperjelas objek yang diamati.



j.



Lengan mikroskop, yaitu bagian yang berfungsi sebagai pegangan ketika di pindahkan



k.



Pengitar, yaitu bagian yang berfungsi sebagai tempat lensa objektif



l.



Tabung Mikroskop, yaitu bagian yang berfungsi sebagai penghubung lensa okuler dengan lensa objektif.



7



2.1.5 Cara Penggunaan Mikroskop Berikut cara penggunaan mikroskop yang benar antara lain: 1.



Letakan Mikroskop di atas meja dengan cara memegang lengan mikroskop sedemikian ruoa sehingga mikroskop persis di hadapan pemakai.



2.



Putar revolver sehingga lensa objektif dengan perbesaran lemah berada pada posisi satu poros dengan lensa okuler yang ditandai dengan bunyi “klik” pada revolver.



3.



Aturlah cermin dan diaragma untuk melihat kekuatan cahaya masuk, hingga dari lensa okuler tampak terang bentuk bulat (lapang pandang).



4.



Tempatkan preparat pada meja benda tepat pada lubang preparat dan jepit dengan penjepit objek/benda.



5.



Aturlah fokus untuk memperjelas gambar objek dengan cara memutar pemutar kasar, sambil di lihat pada lensa okuler. Untuk mempertajam/memfokuskan putarlah pemutar halus.



6.



Apabila bayangan objek sudah ditemukan, maka untuk memperbesar gantilah lensa objektif dengan ukuran dari 10x, 40x, atau 100x, dengan cara memutar revolver untuk mengatur fokus. Lakukan hal yang sama dengan nomor 5.



7.



Jika telah selesai menggunakan, bersihkan mikroskop dan simpanlah kembali kedalam lemari atau di tempat yang tidak lembab.



2.1.6 Preparat Preparat(sediaan) adalah tindakan atau proses pembuatan maupun penyiapan suatu media specimen patologi maupun anatomi yang siap di awetkan untuk penelitian dan pemeriksaan (Indraajid, 2017). Menurut Moebadi 2011 dilihat dari ketahanan serta pembuatan preparat dapat di golongkan menajadi: a.



Preparat Sementara Preparat sementara atau disebut preparat basah merupakan preparat segar dari organ tumbuhan maupun hewan.



b.



Preparat Hapusan



8



Preparat ini diambil dari olesan cairan atapun larutan misalkan darah, feses maupun sperma c.



Preparat awetan Salah satu metode pembuatan preparat dengan tujuan tahan lama karena bahan yang akan diamati memilki jumlah terbatas.



d.



Preparat Squash Proses pembuatan preparat dengan pemijitan atau tekanan pada objek yang diletakan dikaca benda hal ini bertujuan agar objek tipis sehingga mudah diamati.



e.



Preparat Irisan (section) proses pembuatan preprat ini dengan melakukan irisan pada bagian organ tumbuhan maupun hewan.



f.



Preparat Whole Mount preparat bagian tubuh utuh makhluk hidup yang diletakkan pada kaca benda, misalnya preparat lalat buah, nyamuk, dan lainnya.



2.1.7 Jenis-Jenis Irisan 1.



Transverse Section/Cross Section (sayatan melintang), yaitu bagian tanaman disayat tegak lurus dengan sumbu horizontal dari bagian tanaman.



2.



Longitudinal Tangensial Section, yaitu tanaman di potong tegak lurus terhadap bagian tengah organ.



3.



Longitudinal Radial Section (sayatan radial atau membujur), yaitu bagian tanaman yang di potong langsung pada bagian tengah dan sejajar dengan sumbu utama (vertical).



4.



Paradermal Section (sayatan paradermal), bagian tanaman disayar pada permukaan organ tanaman sejajar dengan permukaan. (Alpinson, 2018)



9



2.2



Uraian Tanaman



2.2.1 Klasifikasi Klasifikasi tumbuhan beringin



menurut Heyne



(1987) dalam Desyanti (2012) adalah sebagai berikut : Regnum Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies



: Plantae : Spermatophyta (Magnoliophyta) : Dicotyledoneae (Magnoliopsida) : Urticales : Moraceae : Ficus : Ficus benjamina, Ficus microcarpa, Ficussagitatta Gambar 2.1



2.2.2 Morfologi Daun Beringin Beringin merupakan tanaman yang memiliki kemampuan hidup dan beradap tasi dengan bagus pada



Daun Beringin (ficus benjamina folium)



berbagai kondisi lingkungan. Selain itu keberadaan tanaman beringin pada kawasan hutan bisa di jadikan sebagai indikator proses terjadinya subsesi hutan. Beringin juga merupakan tanaman yang memeiliki umurn sangat tua, tanaman tersebut dapat hidup dalam waktu hingga ratusan tahun ( Kinanthy, 2011) Nama lain dari tanaman beringin menurut Sastrapraja (1984), yaitu caringin (Sunda), waringin (Jawa, Sumatera), Chinese bayan (China), banyan tree (Inggris) pohon beringin banyak di temukan di tepi jalan, pinggiran kota atau tumbuh di tepi jurang. Pohon ini berukuran besar dengan tinggi 20-25 meter, berakar tunggang dan memilki batang yang tegak dengan percabangan simpodial, bulat, permukaan kasar, dan cokelat kehitaman, pada batang keluar akar gantung (akar udara). Pohon beringin memilki daun 12 tunggal, pertulangan menyirip, dan berwarna hijau. Sastrapraja (1984), mengatakan bahwa buah



ara muuncul di ranting-ranting, tunggal atau



berpasangan. Penyebaran pohon ini di daerah-daerah beriklim tropis. 2.2.3 Kandungan Daun Beringin



10



Daun beringin ini mengandung golongan senyawa yang berguna bagi tubuh yaitu tannin, saponin dan alkaloid. Tanin di percaya dapat memberikan perlindungan terhadap serangan mikrobat, dan memiliki kegunaan untuk pengobatan diare, gusi berdarah, dan kulit yang luka. Saponin memiliki kegunaan dalam pengobatan salah satunya dapat meningkatkan aktivitas epitel yang bersilia, yaitu peristiwa yang merangsang timbulnya batuk untuk mengeluarkan dahak (Gunawan et hl., 2004). Alkaloid banyak di gunakan secara luas dalam bidang pengobatan, di karenakan memiliki bidang pengobatan, dikarenakan memiliki kegiatan fisiologi yang menonjol (Harborne J.B., 1987). Adanyan kandungan senyawa alam seperti alkaloid, saponin dan tannin maka daun beringin dapat digunakan sebagai obat tradisional. 2.2.4 Manfaat Daun Beringin Desianti (2012) mengemukakan bahwa, tanman beringin sering di tanam di alun-alun dan halaman serta sangat di nilai tinggi oleh penduduk. Kayu tumbuhan ini baik untuk kayu bakar kalau di campur dengan jenis kayu lain, tapi untuk menghormati kayu ini hanya di gunakan dalam keadaan darurat sebagai kayu bakar. Tumbuan ini berkhasiat obat –obatan,yaitu pada bagian akar udara dan daun. Akar udara pohon ini bermanfaat untuk mengatasi pilek, demam, radang amandel, dan rematik. Daunnya bermanfaat untuk mengatasi malaria, radang usus akut, disentri, dan influenza. 2.3



Uraian Bahan



2.3.1 Alkohol (Dirjen POM, 1979: ROWE ad al, 2009) Nama resmi



: AETHANOLUM



Sinonim



: Alkohol, Etanol, Ethyl Alcohol



Rumus molekul : C2H5OH



Rumus struktur : Berat molekul



: 46,07g/mol



11



Pemerian



: Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak., bau khas rasa panas, mudah terbakar dan memberikan nyala biru yang tidak berasap.



Kelarutan



: Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam enter P.



Penyimpanan



: Dalam wadah tertutup rapat, terhindar dari cahaya, di tempat sejuk jauh dari nyala api.



Kegunaan



: Sebagai pereaksi, juga dapat membunuh kuman.



2.2.3 Aquadess (Rowe 2009) Nama resmi



:Aquadesstillata



Nama lain



: Air suling



Rumus molekul : H2O Berat molekul



: 18,02 g/mol



Rumus struktur :



Pemerian



: Cairan jernih, tidak berbau, tidak berwarna



Kelarutan



: Larut dengan semua jenis larutan



Kegunaan



: Sebagai pelarut.



Penyimpanan



: Dalam wadah tertutup rapat



12



BAB III METODE PRAKTIKUM 3.1



Waktu Dan Tempat Pratikum dengan judul “pedoman penggunaan mikroskop dan pembuatan



preparat” dilaksanakan pada hari kamis, 07 Oktober 2021 pada pukul 10.48 WITA sampai selesai, di tempat Laboratorium Farmasi Bahan Alam, Jurusan Farmasi, Fakultas Olahraga & Kesehatan, Universitas Negeri Gorontalo. 3.2



Alat Dan Bahan



3.2.1 Alat Alat yang di gunakan adalah: cutter, cover glass, kaca preparat, mikroskop, pipet, pulpen, dan silet. 3.2.2 Bahan Bahan yang di gunakan adalah: alkohol 70%, aquades, daun beringin (ficus benjamina L), sterofoam, dan tisu. 3.3



Cara Kerja



1.



Disiapkan alat dan bahan beserta dokumentasikan



2.



Dibersihkan kaca preparat dan cover glass dengan menggunakan alkohol 70%



3.



Diambil sampel yang akan di gunakan dan sayat setipis mungkin dengan menggunakan potongan melintang atau membujur



4.



Diletakan sampel yang sudah di potong di atas kaca preparat lalu, teteskan aquades tepat di permukaan sampel



5.



Ditutup sampel yang sudah di tetesi aquades menggunakan cover glass dan letakan kaca preparat di atas meja preparat



6.



Diatur fokus untuk memperjelas gambar objek dengan cara mengatur pemutar kasar



7.



Diputar pemutar halus untuk memfokuskan apabila bayangan objek tidak ditemukan



8.



Damati apabila sudah fokus dan ambilah gambar/ foto hasil pengamatan sel.



13



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan Hasil Pengamatan



Literatur



Daun beringin (ficus benjamina folium)



Daun beringin (ficus benjamina



Perbesaran: 100x



folium) Syafitri Igga Pharamitha dkk



(2014) Tabel 4.1 hasil pengamatan daun beringin (ficus benjamina folium) 4.2 Pembahasan Mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat ojek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini di sebut mikroskopis, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah di terlihat oleh mata. Dalam perkembangannya mikroskop mampu mempelajari organism hidup yang berukuran sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, sehingga mikroskop memberikan kontribusi penting dalam penemuan mikroorganisme dan perkembangan sejarah mikrobiologi (Muh Shofi, Durroh Humairoh, 2019). Fungsi utama mikroskop ialah untuk melihat dan juga untuk 14



mengamati objek dengan ukuran sangat kecil yang tidak bisa dilihat dengan mata normal, fungsi lainnya dari mikroskop tetap akan selaras pada kunci utamanya, bedanya beberapa dari jenis mikroskop dibuat untuk fungsi yang lebih detail lagi. Contonya ada jenis mikroskop yang dibuat hanya untuk mengamati satu jenis objek mikroskopis saja. Intinya fungsi mikroskop tetap untuk mengamati objek dengan ukuran sangat kecil (mikroskopis) yang tidak mampu dilihat dengan mata telanjang (Yuni Chirtiany, 2013). Pada percobaan kali ini kami mempelajari tentang bagaimana penggunaan mikroskop dan pembuatan preparat yang baik dan benar serta melihat bentuk sel yang ada pada daun beringin (ficus benjamina folium). Langkah pertama yaitu di siapkan alat dan bahan yang akan di gunakan dan di bersihkan dengan menggunakan alkohol 70% Parjatmo (1987), penggunaan alkohol 70% dapat mensterilkan alat yang akan digunakan dari mikroorganisme yang dapat mempengaruhi sediaan. Menurut Rowe et al (2009), alkohol memilki khasiat anti septic (membunuh dan menghambat bakteri pada jaringan hidup), dan desinfektan (membunuh dan menghambat bakteri pada benda mati. Langkah selanjutnya mengiris sampel setipis mungkin menggunakan irisan melintang maupun membujur, menurut Alposin (2018) irisan melintang adalah bagian tanaman yang disayat tegak lurus dengan sumbu horizontal dari bagian tanaman sedangkan irisan membujur yaitu bagian tanaman yang di potong langsung pada bagian tengah dan sejajar dengan sumbu utama (vertical). Setelah itu letakan sampel di kaca preparat dan tetesi mengunakan aquades tetes sedikit mungkin. Menurut Setjo S, tujuan di tetesi aquades ke sampel adalah untuk melindungi lingkungan sel agar tetap segar. Langkah selanjutnya, sampel yang sudah di tetesi aquades di tutup menggunakan cover glass dan kaca preprat tersebut di letakan di meja preprat lalu di jepit. Setelah itu atur penjepit preparat sampai letak sampel berada tepat pada cahaya. Selanjutnya, atur pemutar kasar untuk mendekatkan meja preparat dekat dengan lensa objektif dan



15



atur perbesaran masing-masing 5x, 10x, 45x, 100x. fokuskan kembali objek dengan menggunakan pemutar halus apabila objek tidak ditemukan. Adapun hasil dari pengamatan daun beringin (ficus benjamina folium) didapatkan hasil yaitu sel nokta dan trikoma dengan perbesaran 100x dan dengan menggunakan irisan membujur sedangkan menurut Syafitri Igga Pharamitha dkk (2014) yang juga melakukan pengamatan pada daun beringin dengan perbesaran 400x dan dengan menggunakan irisan membujur. Kemungkinan kesalahan pada percobaan praktikum ini yaitu, beberapa hasil pengamatan yang kurang jelas di karenakan alat mikroskop yang tidak memadai seperti tidak ada pencahayaan dari alat mikroskop dan hanya menggunakan pencahayaan manual menggunakan flash handphone, penjepit meja preparat yang sudah rusak mengakibatkan penjepit tidak bisa menetap. Cara pengirisan sampel yang salah yaitu pengirisan sampel terlalu tebal mengakibatkan sel pada tumbuhan tidak terlihat dengan jelas. Penetesan aqudes pada sample terlalu banyak mengakibatkan adanya gelembung. Kaca preparat dan coverglass tida di bersihkan dengan baik, mengakibatkan pada saat pengamatan bukan sel tumbuhan yang terlihat melainkan bakteri/mikroorganisme.



16



BAB V PENUTUP 5.1



Kesimpulan Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan yaitu



sebagai berikut: 1.



Untuk menggunakan mikroskop dengan baik yaitu letakan mikroskop di atas meja dengan cara memegang lengan mikroskop sedemikian rupa sehingga mikroskop persis di hadapan pemakai. Putar revolver sehingga lensa objektif dengan perbesaran lemah berada pada posisi satu poros dengan lensa okuler yang ditandai dengan bunyi “klik” pada revolver. Aturlah cermin dan diaragma untuk melihat kekuatan cahaya masuk, hingga dari lensa okuler tampak terang bentuk bulat (lapang pandang). Tempatkan preparat pada meja benda tepat pada lubang preparat dan jepit dengan penjepit objek/benda. Aturlah fokus untuk memperjelas gambar objek dengan cara memutar pemutar kasar, sambil di lihat pada lensa okuler. Untuk mempertajam/memfokuskan putarlah pemutar halus. Apabila bayangan objek sudah ditemukan, maka untuk memperbesar gantilah lensa objektif dengan ukuran dari 10x, 40x, atau 100x, dengan cara memutar revolver untuk mengatur fokus. Lakukan hal yang sama dengan nomor 5. Jika telah selesai menggunakan, bersihkan mikroskop dan simpanlah kembali kedalam lemari atau di tempat yang tidak lembab.



2.



untuk membuat preparat dengan benar yaitu irislah gabus menjadi dua bagian, lalu selipkan daun pada belahan gabus, setelah itu buatlah sayatan tipis daun dengan menggunakan silet, dengan menggunakan jarum tusuk, ambil hasil sayatan daun dan letakan di atas objek glass, setelah itu tetesi dengan aquades lalu tutup menggunakan cover glass.



17



3.



untuk mengetahui bentuk-bentuk sel dari tumbuhan kita harus menggunakan mikroskop agar bisa melihat dengan jelas, karena sel adalah unit terkecil peyusun semua makhluk hidup.



5.2



Saran



5.2.1 Saran Untuk Jurusan Agar kiranya dari pihak jurusan dapat meningkatkan fasilitas-fasilitas yang ada pada laboratorium yang digunakan. 5.2.2 Saran Untuk Laboratorium Agar kiranya dapat meningkatkan kelengkapan alat-alat yang ada dalam laboratorium. Agar para praktikan dapat lebih mudah, cepat dan lancar dalam melakukan suatu percobaan atau penelitian 5.2.3 Saran Untuk Asisten Kami mengharapkan agar kiranya dapat terjadi kerja sama yang lebih baik lagi antar asisten dan praktikan saat berada di dalam laboratorium maupun di luar laboratorium. Sebab. kerja sama yang baik akan lebih mempermudah proses penyaluran pengetahuan dari asisten kepada praktikan 5.2.4 Saran Untuk Praktikan Kami berharap agar kiranya kepada sesame praktikan dapat menyimak dengan baik saat asisten memberikan arahan agar mempermudah kita menyelesaikan praktik tersebut.



18



DAFTAR PUSTAKA Aslamiah Suaibatul & Haryadi. 2013. Identifikasi Kandungan Kimia Daun Pohon Beringin (ficus benjamina L). anterior jurnal, Volume 13 Nomor 1, Desember 2013,Hal 19-23 Dirjen POM, 1997. Farmakope Indonesia edisi tiga. Menteri Kesehatan republic Indonesia. Jakarta, 1979 Haryanti, S. (2019). Pengembangan Almari Penyimpanan Terstandar Untuk Perawatan Mikroskop di Laboratorium Jurusan Kesehatan Lingkungan (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta). Irhami, S. N. (2019). Implementasi Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Gairah Siswa dalam Pembelajaran Biologi di Madrasah Aliyah Negeri 02 Banyumas. Jurnal Kependidikan, 7(1), 30-42. Marina Silalahi. 2020. Penuntun Anatomi Tumbuhan. Maulana, I., & Adi, K. (2011). DESAIN DAN IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK UNTUK SISTEM TAMPILAN MIKROSKOP  (Doctoral dissertation, Diponegoro University). Maulidya, A. N. (2019). PERBEDAAN PENGGUNAAN XYLOL DENGAN MINYAK CENGKEH PADA PROSES CLEARING TERHADAP KUALITAS SEDIAAN AWETAN Pediculus humanus capitis (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Semarang). Nurbayanti Hilma. Penggunaan mikroskop. Jember, 2017 Shofi, M., & Humairoh, D. (2019). PENGENALAN DAN PELATIHAN PENGGUNAAN MIKROSKOP PADA SISWA KELAS IV SD ISLAMIC INTERNATIONAL SCHOOL PESANTREN SABILIL MUTTAQIEN KEDIRI. In Prosiding (SENIAS) Seminar Pengabdian Masyarakat.



19



Syafitri, IP, Yennita, Y., & Kasrina, K. (2014). IDENTIFIKASI STRUKTUR ANATOMI DAUN TANAMAN BERINGIN (Ficus spp) SERTA IMPLEMENTASINYA PADA PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI DISMPN 1 CURUP (Disertasi Doktor, Universitas Bengkulu).



20



21