Motivasi Dan Teori Kognitif Sosial [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Judul Artikel Penulis Universitas



: Motivasi dan teori kognitif sosial : Dale H. Schunk, Maria K. DiBenedetto : The University of North Carolina at Greensboro, School of Education, 410 SOEB, 1300 Spring Garden Street, Greensboro, NC 27412, United States Bryan School of Business and Economics, 401L Bryan Building, P.O. Box 26170, Greensboro, NC 27402, United States Sumber Publikasi Jurnal: Contemporary Educational Psychology 60 (2020) 101832 1. Latar Belakang Jurnal ini berfokus pada teori sosial kognitif terkait peran motivasi yang dikemukakan oleh Bandura (1986, 1997, 2001) dan pengembangannya oleh beberapa peneliti lainnya yaitu Zimmerman, Schunk, Pajares, dan Usher yang telah diaplikasikan secara luas pada berbagai disiplin psikologi yaitu di bidang pendidikan, bisnis, dan juga kesehatan. Motivasi mengacu pada proses yang memicu dan mempertahankan kegiatan yang mengarah pada suatu tujuan. Motivasi terdiri dari proses personal yang dimanifestasikan pada tindakan yang mengarah pada suatu tujuan. Rotter (1954) mengelompokkan dua variabel motivasi yang menonjol yaitu harapan, yangdidefinisikan sebagai keyakinan individu tentang kemungkinan penguatan tertentu akan terjadi setelah melakukan perilaku tertentu, dan penguatan nilai, atau seberapa besar individu menginginkan hasil tertentu yang bersifat relatif terhadap hasil potensial lainnya. Kedua variabel ini mendukung beberapa kesamaan dengan ekspektasi dan proses nilai di teori Bandura. Bandura mempostulatkan bahwa agar pembelajaran observatif terjadi, seseorang harus hadir sebagai model, dan observer secara kognitif mempertahankan apa yang dilakukan oleh model tersebut, kemudian dia mampu menghasilkan perilaku dari model tersebut dan termotivasi untuk melakukan hal tersebut. Tindakan termotivasi sangat bergantung pada konsekuensi positif yang diharapkan untuk melakukan tindakan dari seorang model. Hal tersbut merupakan keyakinan kognitif yang dikembangkan melalui interaksi sosial antara model dan pengamat. Dalam konseptualisasi yang dinamis, proses motivasional adalah pengaruh pribadi yang selalu berubah, memengaruhi perilaku dan lingkungan, dan dipengaruhi oleh berbagai hal yang saling berkorelasi tersebut. Teori Bandura menyatakan bahwa individu berjuang untuk hak pilihan memilih, atau keyakinan bahwa mereka dapat menggunakan pengaruh yang besar atas peristiwa penting dalam hidup mereka. Inti dari perspektif ini adalah keegoisan individu, atau kemampuan yang dirasakan oleh seseorang untuk belajar dan melakukan tindakan di tingkat yang ditentukan. 2. Isi Jurnal 1. Kerangka konseptual interaksi resiprok Interaksi resiprokal menempatkan fungsi manusia yang bergantung pada tiga set faktor yaitu kebiasaan, lingkungan, dan pribadi (seperti kognisi dan emosi). Masing-masing set yang mempengaruhi fungsi manusia tersebut saling mempengaruhi satu sama lain. Sesuatu yang bisa mempengaruhi perbuatan dan lingkungan akan mengubah pemikiran dan lingkungan, kemudian lingkungan bisa mempengaruhi pemikiran dan perbuatan seseorang. Sebagai contoh, seorang siswa yang memiliki keyakinan akan kompetensinya di bidang matematika akan cenderung memiliki keterlibatan interaktif di dalam pelajaran yang diikutinya misalnya aktif dalam melaksanakan instruksi, menjawab pertanyaan, dan juga konsisten. Jika guru di kelas tersebut menghargai kinerja siswa tersebut, maka siswa tersebut akan semakin termotivasi untuk meningkatkan keaktifannya di kelas sehingga menghasilkan kebiasaan yang produktif.



Seseorang tidak cenderung untuk bersikap berdasarkan pengaruh luar melainkan mereka umumnya akan memilih lingkungan yang kondusif bagi pembelajaran mereka. Hal ini sesuai dengan teori Bandura yang menekankan pada aspek dinamis dan bersiklus dari fungsi manusia.



2. Pengaruh pribadi Pengaruh pribadi dalam hal ini termasuk kognisi, kepercayaan, persepsi, dan juga emosi. Teori sosial kognitif memprediksi bahwa tujuan bisa memberi energi dan mengarahkan kepada hasil yang motivatif. Sebuah goal atau tujuan adalah representasi mental dari apa yang diusahakan oleh seseorang, misalnya meraih nilai yang sempurna atau membuat suatu rekor di bidang tertentu. Pengamatan dan evaluasi akan suatu perbedaan antara tujuan dengan progress yang dicapai akan mengarahkan seseorang untuk mengarahkan usahanya sesuai dengan progress yang diperolehnya. Goal atau tujuan yang terkait dengan suatu performa spesifik tertentu akan memberikan pengaruh yang lebih besar untuk mengembangkan evaluasi diri seseorang dibandngkan dengan goal yang bersifat umum. Demikian juga goal yang bersifat jangka pendek, udah diraih membangun motivasi lebih baik dari goal yang bisa diraih dalam jangka panjang. Dengan kata lain, seseorang akan lebih termotivasi untuk meraih goal yang menurut mereka sulit tapi bisa diraih dibandingkan goal yang tidak bisa diraih karena terlalu mudah atau terlalu sulit. Proses belajar dan proses ketrampilan tidak sama dengan orientasi goal sebagai tujuan. Goal pembelajaran lebih mengacu pada pengetahuan, keterampilan, dan strategi yang harus diperoleh oleh siswa, sedangkan goal keterampilan berfokus pada perhatian pada perbandingan sosial dan pemenuhan berbagai penugasan. Keyakinan diri merupakan sebuah kunci pengaruh personal dalam model interaksi resiprok bandura. Seorang pelajar yang memiliki kepercayaan dan keyakinan diri untuk belajar akan cenderung terlibat seara interaktif secara kognitif dan perilaku yang akan meningkatkan hasil belajar mereka. Keyakinan dan kepercayaan diri berasal dari pengalaman



sebelmnya yang meliputi prestasi kinerja, pengalaman yang berkesan, persuasi sosial, dan juga emosi dan fisiologi. Prestasi kinerja merupakansumber yang paling bisa dipercaya karena hal tersebut merupakan indikasi dari apa yang bisa dilakukan oleh seseorang. Keyakinan dan kepercayaan diri mempengaruhi pilihan aktivitas seseorang, usaha, konsistensi, pencapaian, dan juga regulasi pribadi. Keyakinan dan kepercayaan diri juga merupakan pengaruh motivasional bagi deorang guru. Seorang guru yang memiliki keyakinan dank kepercayaan diri akan lebih mampu membantu siswa untuk belajar dan memotivasi siwanya untul mencapai capaian yang lebih tinggi. Perbandingan sosial adalah perbandingan antara seseorang dengan lingkungannya. Seseorang yang memiliki lebih banyak persamaan dengan ligkungannya lebih mudah dipengaruhi oleh lingkungan itu sendiri. Nilai atau value mengacu pada penerimaan terhadap nilai penting atau kebergunaan dari sebuah proses belajar. Seorang siswa akan lebih termotivasi untuk belajar secara sungguh-sungguh jika mereka melihat tujuan mereka sejalan dengan hasil pembelajaran yang berguna bagi diri mereka sendiri. Ekspektasi akan hasil merupakan kepercayaan akan konsekuensi yang akan diberikan berdasarkan pengalaman sebelumnya. Seseorang akan bertingkah sebagaimana mereka percaya bahwa Orang-orang bertindak dengan cara yang mereka yakini akan menghasilkan hasil yang diinginkan dan memperhatikan model yang mereka percaya akan mengajarkan mereka keterampilan yang berharga. Ketika kita melihat apa yang dilakukan oleh orang lain, tak jarang kita akan mencoba untuk mengetahui atau memahami alasan mengapa mereka melakukan perbuatan tertentu. Begitu juga dengan perilaku yang kita tampilkan di hadapan orang lain. Dalam psikologi sosial, hal ini dinamakan dengan atribusi. Yang dimaksud dengan atribusi adalah proses dimana individu menjelaskan penyebab dari berbagai kejadian dan perilaku orang lain.



2.3 Pengaruh Kebiasaan Kebiasaan kunci yang berpengaruh pada hasil motivatif merupakan pilihan dari aktivitas, usaha, persisten, pencapaian, dan regulasi lingkungan seseorang. Dibandingkan dengan seseorang dengan motivasi yang lebih rendah, orang yang memiliki motivasi untuk skses cenderung memilih pada aktivitas dan tugas yanglebih sulit serta pencapaian yang lebih tinggi. 2.4 Pengaruh lingkungan Orang cenderung untuk meniru model yang mereka percaya kompeten akan sesuatu. Adanya persamaan antara model dan observer akan mengarahkan pada perbandingan sosial dan berpengaruh pada hasil motivatif. Teman sebaya bisa menjadi model yang penting saat seseorang meragukan kemampuan mereka sendiri. Dengan mengamati teman sebaya yang berhasil dalam melaksanakan suatu tugas tertentu, akan menimbulkan keyakinan dan kepercayaan diri. 2.5 Regulasi diri Teori kognitif sosial mempostulatkan bahwa seorang individu menggunakan kemampuan untuk mengatur diri mereka sendiri untuk mempromosikan kehidupan dan kebebasan hidup mereka sendiri. Regulasi pribadi ini mengacu pada pemikiran sendiri, efek-efek dan kebiasaan yang secara sistematis berorientasi pada suatu goal tertentu. Pengaturan diri diperlukan untuk mencapai tujuan. Dalam arti tertentu, proses motivasi pribadi akan menset mekanisme seseorang untuk meraih suatu keberhasilan tertentu.



3. Isu-isu kritis terkait teori dan penelitian dalam teori kognitif sosial Teori kognitif sosial yang dikemukakan oleh Bandura lebih mengarah pada hal motivasi. Teori tersebut memprediksi bahwa motivasi merupakan bagian internal seperti keyakinan dan kepercayaan diri, perbandingan sosial, tujuan keberhasilan, harapan, nilai-nilai dan atribusi. Teori tersebut juga mengemukakan hubungan resiprok antara kebiasaan, lingkungan, dan pengaturan internal. Namun sebenarnya banyak pertanyaan terkait operasioanl sosial kognitif dalam motivasi, diantaranya adalah keberagaman dan budaya, metodologi, dan efek jangka panjang sebuah intervensi. 3.1 Keberagaman dan budaya Sebuah penelitian terkait kepercayaan dan keyakinan diri menunjukkan bahwa populasi siswa dalam kultur western cenderung memiliki keyakinan dan kepercayaan diri yang lebih tinggi dibandingkan dengan kultur non western, misalnya Jepang dan Cina. Hal ini menunjukkan bahwa keyakinan dan kepercayaan diri bisa jadi dipengaruhi oleh variabel budaya. 3.2 Metodologi Motivasi adalah sesuatu yang dinamis dan berubah-ubah, namun seringkali dinilai oleh sesuatu yang bersifat statis seperti asesmen sebelum dan sesudah intervensi. Asesmen seperti ini memiliki kegaglan dalam menangkap fenomena perubahan yang terjadi sepanjang pemberian perlakuan. Salah satu prioritas utama penelitian sosial kognitif adalah menginvestigasi proses dimana interaksi resiprok terjadi. Hal ini memungkinkan dilakukan jika penelitian bisa mengeksplorasi momen-momen perubahan personalitas, kebiasaan, dan pengaruh lingkungan. 3.3 Intervensi jangka panjang Sebagian besar penelitian dalam sosial kognitif berorientasi pada durasi jangka pendek. Banyak penelitian yang tidak melibatkan periode lanjutan dari sebuah penelitian untuk meneliti sejauh mana dan seberapa lama sebuah intervensi membawa perubahan, karena secara alami motivasi akan berfluktuasi dan bersifat senditif terhadap pegaruh-pengaruh kontekstual. 4. Arah penelitian di masa depan. Diperlukan area penelitian lain untuk memperluas generalisasi teori bandura, diantaranya terkait hal-hal berikut: 4.1 Konteks Penelitian Bandura dilaksanakan pada konteks klinis tertentu, salah satunya adalah penelitian terkait suatu jenis fobia pada ular yang dialami oleh seseorang. Penelitian ini menghasilkan suatu kesimpulan yang spesifik terkait motivasi seseorang terkait dengan fobianya secara sppesifik. Namun banyak penelitian yang berlandaskan pada teori Bandura yang dilaksanakan dengan konteks sekolah, sehingga diperlukan adanya penelitian-penelitian lain yang berlandaskan sekolah karena berbagai seklah di dunia memiliki keberagaman dalam hal penggunaan teknologi, kurikulum, dan instruksi pembelajaran. 4.2. uraian dan perbedaan konstruksi kognitif sosial Istilah Efikasi diri berasal dari teori kognitif sosial Bandura (1977) . Definisi asli tentang efikasi diri adalah adalah keyakinan individu terhadap kemampuan dalam mengerjakan tugas, aktifitas ataupun usaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan. setelah itu telah ada perluasan makna ini sedemikian rupa sehingga saat ini berbagai jenis efikasi diri



merujuk dan dinilai, seperti efikasi diri untuk kinerja (mirip dengan definisi asli Bandura) efikasi diri untuk belajar, dan efikasi diri untuk pembelajaran mandiri. Hal ini tampaknya dapat diterima selama parameter asli untuk efikasi diri dipertahankan ( spesifikasi domain; dinilai pada tingkat tugas individu). Sementara itu, Ada variabel yang secara konseptual serupa dalam literatur motivasi, seperti konsep diri, keyakinan kemampuan, harapan untuk sukses, persepsi kompetensi, niat, dan kesabaran (DiBenedetto & Schunk, 2018). Sebagai contoh, Anderman (buku ini) mencatat bahwa variabel "harapan untuk sukses" dari teori nilai-harapan (Wigfield et al., 2016) dan "keefektifan diri" dari teori kognitif sosial secara konseptual serupa. Akan menjadi informatif untuk membuat perbandingan langsung dari utilitas prediktif kedua variabel ini. Perbedaan halus dapat ditarik di antara mereka berdasarkan umum (keefektifan diri menjadi domain yang lebih spesifik), Rekomendasi untuk penyelidikan empiris. Sebagai contoh, sebuah penelitian baru-baru ini meneliti hubungan antara keefektifan diri dan ketabahan serta prediksi pencapaiannya (Usher, Li, Butz, & Rojas, 2019). Hasil penelitian menunjukkan efikasi diri menjadi prediktor yang lebih kuat dan efikasi diri memediasi hubungan antara keberanian siswa dan hasil belajar di sekolah. Studi seperti ini menguji peran pengaruh motivasi kognitif sosial akan membantu untuk menetapkan tingkat kekhasan mereka. 4.3. Teknologi Prinsip dasar kognitif sosial dikembangkan dan diuji dalam sebagian besar dengan tatap muka tanpa teknologi canggih. Penelitian kognitif sosial pada umumnya diperlukan pengaruh dalam lingkungan teknologi. Dalam beberapa tahun terakhir, ruang lingkup pengaruh yang dimodelkan telah berkembang secara dramatis. Saat ini pelajar secara rutin melihat video online dan terhubung dengan pelajar lain secara elektronik dalam berbagai cara (Azevedo, Taub, & Mudrick, 2018; Moos, 2018; Nietfeld, 2018). Menguji prinsip motivasi kognitif sosial dalam lingkungan teknologi membutuhkan jenis metodologi yang lebih baru. Untuk beberapa waktu, peneliti swa-regulasi telah melakukan penelitian yang menggembirakan. Para peneliti telah menunjukkan, misalnya, bahwa tutor online dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan regulasi diri, yang dapat meningkatkan keefektifan diri, motivasi, dan prestasi (Azevedo et al., 2018; Moos, 2018). Game digital khususnya, telah terbukti memengaruhi proses regulasi diri dan menyebabkan peningkatan efisiensi diri pemain (Nietfeld, 2018). Bukti penelitian dengan siswa sekolah menengah mendukung hubungan antara permainan digital dan motivasi, minat, keterampilan kolaborasi, dan kemampuan untuk menetapkan tujuan proksimal untuk mencapai tujuan jangka panjang (Shores, Ho ff mann, Nietfeld, & Lester, 2012). 3. Kesimpulan  Interaksi resiprokal menempatkan fungsi manusia yang bergantung pada tiga set faktor yaitu kebiasaan, lingkungan, dan pribadi (seperti kognisi dan emosi). Masing-masing set yang mempengaruhi fungsi manusia tersebut saling mempengaruhi satu sama lain.  Perbandingan sosial adalah perbandingan antara seseorang dengan lingkungannya. Seseorang yang memiliki lebih banyak persamaan dengan ligkungannya lebih mudah dipengaruhi oleh lingkungan itu sendiri



 



Regulasi diri adalah kemampuan untuk mengatur diri mereka sendiri untuk mempromosikan kehidupan dan kebebasan hidup mereka sendiri efikasi diri adalah adalah keyakinan individu terhadap kemampuan dalam mengerjakan tugas, aktifitas ataupun usaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan