Muhammad Agung Fasyah - 205090807111005 - Laporan 5 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR II OP-AMP SEBAGAI FILTER AKTIF



Nama



: Muhammad Agung Fasyah



NIM



: 205090807111005



Kelompok



:8



Tgl. Praktikum



: 19/11/2021



Nama Asisten



: Alif Fauzan



LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG



LEMBAR PENILAIAN PRAKTIKUM LAPORAN ELEKTRONIKA DASAR II OP-AMP SEBAGAI FILTER AKTIF



Tanggal Masuk Laporan : _____________________________________________________ Pukul



: _____________________________________________________ Korektor



Asisten



...............................



Alif Fauzan CO Asisten



......



Charissa Arik W ......



Catatan:



___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________ __________________________________



Tanggal Masuk Revisi : ______________________________________________________ Pukul



: ______________________________________________________



Nilai Sementara



Nilai Akhir



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Tujuan Tujuan dari percobaan elektronika dasar tentang Op-Amp sebagai Filter aktif adalah dapat dilakukannya pengukuran, pengamatan dan pembelajaran karakteristik: Op-amp yang digunakan sebagai filter aktif dengan masukan yang berupa tegangan AC. 1.2 Dasar Teori Penguat operasional (op amp) adalah IC (sirkuit terintegrasi) linier yang dapat digunakan untuk memperkuat frekuensi sinyal yang terbentang dari 0 Hz (dc) hingga jauh di atas 1 MHz. Operational amplifier sejatinya memiliki dua terminal input dan satu terminal output. Salah satu yang paling penting dari sebuah op amp adalah bahwa ia hanya memperkuat perbedaan antara kedua sinyal input, sambil menolak atau sangat melemahkan sinyal yang umum untuk keduanya masukan. Hal ini memungkinkan operational amplifier untuk digunakan dalam sistem di mana sejumlah besar kebisingan (gangguan) listrik hadir. Dalam hal ini, sinyal yang diinginkan diperkuat, sedangkan kebisingan (gangguan) umum untuk kedua input dilemahkan (Schultz, 2011). Pada praktikum ini, bahasan utamanya adalah berkenaan dengan penguat operasi atau operasional amplifier. Operational amplifier merupakan suatu penguat beda atau (penguat differensial) yang memiliki penguatan tegangan sangat tinggidengan impedansi masukan tinggi dan impedansi keluaran rendah. Operational Amplifier sendirimerupakan suatu rangkaian integritas (IC) yang dikemas dalam bentuk chip, sehingga penggunaannya praktis. Pengaplikasian Operational amplifier ini diantaranya adalah sebagai osilator, filter, rangkaian instrumentasi (Surjono, 2009). Pada praktikum ini didapati pula sebuah alat ukur yaitu voltmeter, Voltmeter sendiri merupakan sebuah alat yang berfungsi untuk mengukur nilai beda potensial (tegangan) pada sebuah rangkaian. Sama dengan amperemeter, voltmeter juga menggunakan prinsip persamaan dari hukum ohm yang dimana tegangan (V) berbanding lurus dengan hambatan dan juga arus. Elemen (V) pada persamaan diatas mengacu pada beda potensial diantara dua buah ujung resistor (Bueche & Hecth, 1997). Terdapat symbol dan konektivitas pada operational amplifier ini, diantranya sebagai mana yang terdapat pada gambar 1.1 dimana pada op-amp tersebut diddapati dua input



keneksi dan satu koneksi output. Tidak ada koneksi yang melalui common. Pada gambar ini, salah satu input ditandai dengan polaritas – dan satunya lagi memiliki polaritas +. Polaritias ini tidak berpengaruh dengan konektivitas, ini mengindikasikan fase shift antara input dan output. Tanda positif mengindikasikan nol fase shift sedangkan tanda negative mengindikasikan fase 180 derajat.



Gambar 1.1 Simbol Operational amplifier (Tooley, 2002).



BAB II METODOLOGI



2.1 Peralatan Percobaan Pada praktikum elektronika dasar dengan topik Op-Amp sebagai filter aktif ini, didapati alat-alat dan komponen yang digunakan dalam praktikum diantaranya yaitu Voltmeter DC, amperemeter DC, variable power supply ganda dan tunggal, osiloskop dan rangkaian uji coba penguat inverting. Dengan komponeen IC op-amp LM741 1 buah ,tahanan R1 2,2 k Ω, 2 Watt 1 buah, tahanan R1x 10 k Ω, 2 Watt 1 buah, tahanan R2 10 k Ω, 2 Watt 1 buah dan Tahanan R2x 4,7 k Ω, 2 Watt 1 buah. 2.2 Tata Laksana Percobaan 2.2.1 Pengukuran Pada Rangkaian Active Low Pass Filter Pertama adalaj dihidupkan rangkaian uji, voltmeter, variable power supply dan oscilloscope. Pada voltmeter, pilih mode DC. Dihubungkan terminal voltmeter ke titik AE (Terminal positif ke titik A, terminal negatif ke titik E). Voltmeter saat ini akan ditunjukkannya tegangan VAE atau tegangan keluaran variabel power supply (+Vcc). Diatur variable power supply agar didapat tegangan keluaran 12 V. Langkah ini dimaksudkan untuk dibuat +Vcc = 12 V dan -Vcc = -12 V. Dicatat tegangan VAE, selanjutnya ukur dan catat tegangan VBE dengan dipindahkan terminal positif voltmeter ke titik B. Ke-tidak-akuratan pada power supply polaritas ganda bisa saja terjadi sehingga dihasilkan keluaran positif dan negatif yang tidak benar-benar simetri. Dipastikan saklar Sx dalam keadaan off (ditandai dengan LED Sx yang off) agar masukan rangkaian filter didapatkannya tegangan dari signal generator. Dipilih coupling DC pada channel 1 (CH1) dan channel 2 (CH2) oscilloscope.Dihubungkan CH1 dan CH2 oscilloscope secara berturut-turut ke titik X dan titik F. Dipastikan keluaran signal generator mempunyai offset DC = 0 V, dengan dilihatnya dari tampilan sinyal pada CH1 oscilloscope. Bila tidak, atur signal generator agar keluarkan offset DC 0 V. Diatur keluaran signal generator agar dihasilkan tegangan 2,5 V(peak-to-peak). Selanjutnya untuk pengukuran untuk dilihatnya hubungan antara frekuensi dan penguatan yaitu diatur saklar S1 sampai S4 untuk didapatkan konfigurasi rangkaian active low pass filter, yaitu sebagai berikut: S1=on, S2=off, S3=on dan S4=on. Diatur signal generator agar dihasilkan tegangan keluaran dengan frekuensi seperti yang diperlihatkan pada Tabel 5.1. Variasi frekuensi tersebut



dipilih berdasarkan hasil perhitungan frekuensi cut-off secara teoritis. Unntuk masingmasing frekuensi tersebut, catat tegangan peak-to-peak untuk VX (yang merupakan tegangan masukan filter) dan VF (yang merupakan tegangan keluaran filter) serta disimpan bentuk sinyalnya.



Tabel 2.1 Hasil pengukuran untuk active low pass filter 2.2.2 Pengukuran pada Rangkaian Active High Pass Filter Pertama dilakukannya persiapan seperti yang dilakukan sebelumnya, yaitu di subbab 2.2.1. Lalu di aturnya saklar S1 sampai S4 untuk didapatkan konfigurasi rangkaian active high pass filter, yaitu sebagai berikut: S1=off, S2=off, S3=on dan S4=off. Kemudian diatur signal generator agar dihasilkanya tegangan keluaran dengan frekuensi seperti yang diperlihatkan pada Tabel 3.2. Variasi frekuensi tersebut dipilih berdasarkan hasil perhitungan frekuensi cut-off Secara teoritis. Untuk masing-masing frekuensi tersebut, dicatat tegangan peak-to-peak untuk VX (yang berupa tegangan masukan filter) dan VF (yang berupa tegangan keluaran filter) serta simpan bentuk sinyalnya.Terakhir, dimatikan semua alat.



Tabel 2.2 Hasil Pengukuran untuk active high pass filter



2.3 Gambar Alat dan rangkaian percobaan



Gambar 2.3.1 Multimeter DC



Gambar 2.3.2 Amperemeter DC



Gambar 2.3.3 Signal Generator.



Gambar 2.3.4 Osiloskop



Gambar 2.3.5 Power supply DC



Gambar 2.3.6 Rangkaian Op-Amp Inverting



BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN



3.1 Data Hasil Percobaan Vae (+Vcc) = 11,96 V



(-Vcc) = -11,96 V



Low Pass Filter No



Frekuensi tegangan Vx (Hz)



Vx (Vpp)



Vf (Vpp)



penguatan Vf/Vx



Gain



1



100



5,28



22,4



4,242424242



12,55228



2



250



5,28



22,8



4,318181818



12,70602



3



500



5,28



22,4



4,242424242



12,55228



4



750



5,28



22,6



4,28030303



12,62949



5



100



5,2



20,6



3,961538462



11,95728



6



1250



5,28



19,2



3,636363636



11,21335



7



1500



5,28



17,2



3,257575758



10,25789



8



1590



5,28



17,2



3,257575758



10,25789



9



1600



5,28



17,2



3,257575758



10,25789



10



1750



5,28



16,8



3,181818182



10,05351



11



2000



5,28



15,2



2,878787879



9,184193



12



3000



5,28



12,6



2,386363636



7,554732



13



4000



5,28



9,68



1,833333333



5,264829



14



5000



5,28



9,2



1,742424242



4,823078



15



10000



5,28



5,28



1



0



16



20000



5,28



3,68



0,696969697



-3,13572



17



30000



5,28



3,12



0,590909091



-4,56959



18



40000



5,28



2,64



0,5



-6,0206



19



50000



5,28



2,32



0,439393939



-7,14292



20



100000



5,28



2,64



0,5



-6,0206



21



200000



5,28



2,24



0,424242424



-7,44772



22



500000



5,28



1,52



0,287878788



-10,8158



23



1000000



5,36



1,32



0,246268657



-12,1718



High Pass Filter No



Frekuensi tegangan Vx (Hz)



Vx (Vpp)



Vf (Vpp)



penguatan Vf/Vx



Gain



1



100



5,28



2,64



0,5



-6,0206



2



200



4,4



7,4



1,681818182



4,51558



3



300



5,28



10,6



2,007575758



6,05344



4



400



5,28



11,6



2,196969697



6,83648



5



500



5,28



14,8



2,803030303



8,95256



6



600



5,28



15,6



2,954545455



9,40981



7



700



5,28



16,8



3,181818182



10,0535



8



724



5,28



17,4



3,295454545



10,3583



9



800



5,28



18,2



3,446969697



10,7487



10



900



5,28



19,2



3,636363636



11,2133



11



1000



5,28



20



3,787878788



11,5679



12



2000



5,28



22



4,166666667



12,3958



13



3000



5,28



22,4



4,242424242



12,5523



14



4000



5,28



22,8



4,318181818



12,706



15



5000



5,28



23,2



4,393939394



12,8571



16



10000



5,28



16,6



3,143939394



9,94948



17



12500



5,28



12,6



2,386363636



7,55473



18



15000



5,28



11



2,083333333



6,37518



19



17500



5,28



9,68



1,833333333



5,26483



20



20000



5,28



7,48



1,416666667



3,02535



21



30000



5,28



4,48



0,848484848



-1,4271



22



40000



5,28



3,2



0,606060606



-4,3497



23



50000



5,28



2,72



0,515151515



-5,7613



24



100000



5,28



1,44



0,272727273



-11,285



25



1000000



5,44



1,16



0,213235294



-13,423



3.1.2 Gambar Sinyal S1: OFF, S2: OFF, S3: ON, S4: OFF



S1 : ON, S2 OFF, S3: ON, S4: ON



3.2 Perhitungan 3.2.1 Low Pass Filter 1



1



➢ Frekuensi cut-off = 2𝜋𝑅2𝐶2 = 2 𝑥 3.14 𝑥 10000 𝑥 10−9 = 15923,567 Hz 3.2.2 High Pass Filter ➢ Frekuensi cut-off =



1 2𝜋𝑅1𝐶1



1



= 2 𝑥 3.14 𝑥 2200 𝑥 10−8 = 7237,985 Hz



3.3 Pembahasan 3.3.1 Analisa Prosedur 3.3.1.1 Fungsi Alat Pada praktikum elektronika dasar dengan topik Op-Amp sebagai filter aktif kali ini digunakan beberapa alat, diantaranya yaitu Multimeter DC yang digunakan sebagai alat pengukuran untuk besaran nilai tegangan pada transistor dan resistor yang diuji. Amperemeter DC yang digunakan sebagai alat pengukuran untuk besaran nilai arus pada transistor yang diuji. Variable power supply digunakan sebagai sumber tegangan listrik. Rangkaian uji coba penguat inverting yang digunakan sebagai rangkaian yang akan di uji. Operational-Amplifier digunakan sebagai penguat tegangan operasional.



Tahanan (resistor) digunakan sebagai penghambat arus pada rangkaian. Osiloskop digunakan untuk pengukuran dalam bentuk sinyal yang di tampilkan baik itu frekuensi sinyal maupun tegangan yang dihasilkan oleh rangkaian. 3.3.1.2 Fungsi Perlakuan Terdapat beberapa fungsi perlakuan dari diberlakukannya praktikum Op-Amp sebagai filter aktif ini diantaranya yaitu saat persiapan pengukuran low pass filter dilakukan pengukuran tegangan untuk dipastikannya input pada petunjuk sesuai dengan nilai yang ditentukan yaitu 12 V. Dimatikannya saklar SX agar rangkaian dapat dialiri arus DC pada power supply. Disambungkannya CH1 dan CH2 ke oscilloscope agar gelombang keluaran dapat terlihat dengan oscilloscope disambungkan ke titik X dan F. Dinyalakannya S1 = ON, S2 = OFF, S3 = ON, dan S4 = ON agar rangkaian terbentuk konfigurasi low pass filter. Frekuensi diubah-ubah untuk dipastikannya batas kerja low pass filter. Tegangan pada titik X dan F dicatat sebagai hasil data percobaan. Pada saat pengukuran untuk dilihatnya hubungan antara frekuensi dan penguatan diatur saklar S1S4 agar didapatinya konfigurasi rangkaian active high pass filter. Diaturnya signal generator agar dihasilkanya tegangan keluaran dengan frekuensi seperti yang telah ditentukan. 3.4.2 Analisa Hasil Pada praktikum elektronika dasar dengan topik Op-Amp sebagai filter aktif didapati data sebagaimana yang telah dicantumkan pada sub bab data hasil percobaan. Dari percobaan tersebut, op amp sebagai filter aktif dikarenakan pada rangkaiannya didapati



beberapa



komponenpasif



berupa



resistor,



kapasitor.



Berdasarkan



implementasinya, Aktif filter menggunakan memiliki impedansi input sangat tinggi dan memiliki impedansi output rendah sehingga dapat diberi beban dengan impedansi rendah. Selain itu filter menggunakan Op-Amp memiliki keuntungan yaitu memiliki penguatan (gain) serta tidak memerlukan induktor untuk merancang low pass filter, high pass filter dan band pass filter. Berdasarkan definisinya, Low pass filter adalah rangkaian filter yang berfungsi untuk meloloskan frekuensi rendah dan memblok (melemahkan tegangan) frekuensi tinggi sehingga dari semua atau banyak frekuensi yang masuk pada rangkaian low pass filter yang diloloskan hanya tegangan frekuensi rendah saja. Dari data low pass filter yang didapat, ternyata semakin kecil frekuensi tegangan (Vx) maka nilai penguatan dan gain semakin besar, hal ini dapat ditinjau dari data nilai frekuensi tegangan 100- 10.000 Hz. Sedangkan untuk frekuensi cut off



berikisar dinilai 15923,567 Hz, dari pernyataan nilai frekuensi cut off pada low pass filter tersebut didapati bahwa pada data tersebut frekuensi sudah cutoff dikisaran 10.000-20.000 Hz dimana pada kisaran data tersebut gain sudah bernilai negative. Selanjutnya adalah untuk data highpass filter, dimana pada data frekuensi tegangan ini, seharusnya frekeunsi yang diloloskan adalah frekuensi tegangan tinggi sehingga semakin tinggi frekuensinya maka gainnya seharusnya semakin besar pula. Selain itu pada highpass filter mengalami frekuensi cutoff saat nilai frekuensi tegangan bernilai 7237,985 Hz, hal ini senada dengan data yang didapat dimana frekuensi mulai menurun pada kisaran frekuensi 5000-10.000 Hz.



Grafik Low Pass Filter 15 10 5



500000



1000000



200000



100000



50000



40000



30000



20000



5000



10000



4000



3000



2000



1750



1600



1590



1500



100



750



500



1250



-5



250



100



0



-10 -15



Gambar 3.3.2.1 Grafik Low Pass Filter



Grafik High Pass Filter 15 10 5



-5



100 200 300 400 500 600 700 724 800 900 1000 2000 3000 4000 5000 10000 12500 15000 17500 20000 30000 40000 50000 100000 1000000



0



-10 -15



Gambar 3.3.2.2 Grafik High Pass Filter



Dari grafik keluaran tersebut didapati untuk low pass filter pada gambar 3.3.2.1 didapati bahwa frekuensi tegangan cutoff saat 15923,567 Hz. Sedangkan untuk gambar 3.3.2.2 untuk grafik high pass filter didapati bahwa nilai gain akan mengalami penurunan saat frekuensi tegangan (Vx) bernilai 7237,985 Hz yang dimana pada data berada pada kisaran frekuensi tegangan 5000-10.000 Hz. Filter adalah suatu rangkaian yang digunakan untuk membuang tegangan output pada frekuensi tertentu. Untuk merancang rangkaian filter dapat digunakan komponen pasif (R,L,C) dan komponen aktif (Op-Amp, transistor). Dengan demikian filter dapat dikelompokkan menjadi filter pasif dan filter aktif. Untuk pembahasan berkenaan dengan praktikum op amp sebagai filter aktif, kali ini didapati definisi yaitu filter aktif merupakan filter pasif yang diberi tambahan penguat berupa komponen aktif seperti transistor atau Op-Amp. Dengan menggunakan penguat, nilai sinyal masukan akan dapat dipertahankan hingga menuju keluaran. Didapati beberapa jenis untuk filter baik aktif maupun pasif yaitu adalah Filter lolos bawah/ Low Pass Filter (LPF), Filter lolos atas/ High Pass Filter (HPF), Filter lolos pita/ Band Pass Filter (BPF), Filter tolak pita/ Band Stop Filter (BSF), untuk praktikum kali ini jenis konfigurasi filter yang digunakan adalah Low pass filter dan High pass filter. Pada gelombang (sinyal) didapati persamaan umum yaitu :



Dari persamaan gelombang didapati pula sudut fase, Sudut fase gelombang adalah sudut yang telah ditempuh benda mencapai titik P. Persamaan sudut fase gelombang ditulis sebagai berikut.:



Selain sudut fase, didapati pula persamaan fase gelombang yaitu Jumlah putaran yang telah dilakukan atau sejauh mana titik menjalar, persamaanya adalah sebagai berikut;



Pembahasan selanjutnya adalah frekuensi cutoff, frekuensi ini adalah frekuensi yang menjadi batas untuk dapat dilewatkannya atau dihalanginya sinyal masukan yang



memiliki frekuensi yang lebih tinggi maupun frekuensi yang lebih rendah dari frekuensi cutoff. Rumus dari frekuensi cutoff yaitu sebagai berikut;



f = 1/2πRC Frekuensi cutoff atau frekuensi sudut adalah frekuensi baik di atas atau di bawahnya di mana output daya dari suatu rangkaian, seperti saluran, amplifier, atau filter elektronik telah turun ke proporsi tertentu dari daya pada passband.



BAB IV PENUTUP



4.1 Kesimpulan Setelah dilakukannya praktikum elektronika dasar dengan topik ini, dapat disimpulkannya karakteristik dari rangkaian OP-AMP sebagai filter aktif. Op-Amp sebagai filter aktif adalah rangkaian filter yang dikenakan komponen aktif Op-Amp dan tentu saja juga menggunakan komponen pasif seperti resistor, kapasitor. Op-Amp sebagai filter aktif memiliki impedansi input sangat tinggi dan memiliki impedansi output rendah sehingga dapat diberi beban dengan impedansi rendah. Selain itu Op-Amp sebagai filter aktif memiliki keuntungan yaitu memiliki penguatan (gain) serta tidak memerlukan induktor untuk merancang low pass filter, high pass filter dan band pass filter. 4.2 Saran Pada praktikum elektronika dasar dengan topik OP-Amp sebagai filter aktif, didapati beberapa poin saran yaitu koneksi internet yang tidak stabil di daerah praktikan, sehingga terdapat sedikit delay saat penyampaian materi, sarannya agar praktikan dapat mengkondisikan atau memposisikan tempat terbaik agar kedepannya tidak terjadi hal tersebut. Selanjutnya terdapat beberapa praktikan yang tidak dapat login ke server remlab dikarenakan terlalu banyak yang akses, sarannya agar salah satu praktikan melakukan sharescreen pengambilan data pada remlab.



DAFTAR PUSTAKA



Bueche, F.J., & Hecht, E. 1997. College physics. New York : McGraw-Hill Schultz, Mitchel E. and Grob, Bernard. 2011. Grob's basic electronics. Eleventh Edition. New York: McGraw-Hill Surjono, Herman D. 2009. Elektronika Lanjut. Jember : Penerbit Cerdas Ulet Kreatif Tooley M. Electronics Circuit : Fundamental and Applications. Second Edition. Pondicherry: Newnes



LAMPIRAN



(Schultz, 2011).



(Surjono, 2009).



(Bueche & Hecth, 1997).



(Tooley, 2002).



LAMPIRAN SINYAL OSILOSKOP S1: OFF, S2: OFF, S3: ON, S4: OFF



S1 : ON, S2 OFF, S3: ON, S4: ON



LAMPIRAN DHP OP-AMP SEBAGAI FILTER AKTIF VAE ≅ … V VBE = … V 1. Pengukuran pada Rangkaian Active Low Pass Filter



1



Frekuensi cut-off = fco =2𝜋𝑅2𝐶2 = … Hz Gain = 20 log



𝑉𝑜𝑢𝑡 𝑉𝑖𝑛



= 20 log penguatan Vf/Vx = … kali



*perhatikan dengan baik nilai resistor dan kapasitor yang digunakan pada praktikum



2. Pengukuran pada Rangkaian Active High Pass Filter



1



Frekuensi cut-off = fco =2𝜋𝑅1𝐶1 = … Hz Gain = 20 log



𝑉𝑜𝑢𝑡 𝑉𝑖𝑛



= 20 log penguatan Vf/Vx = … kali



*perhatikan dengan baik nilai resistor dan kapasitor yang digunakan pada praktikum ANHAS -



Simpulkan data yang didapatkan dari hasil pengukuran Buatlah grafik keluaran dari low pass dan band pass (sumbu x = frekuensi tegangan, sumbu y = Gain) *gunakan nilai log pada sumbu x agar terlihat perbedaannya Jelaskan grafik keluaran tersebut



Penjelasan singkat mengenai OP-AMP sebagai filter pasif



POST TEST TOPIK 5



Muhammad Agung Fasyah 205090807111005 Kelompok 8



1. Jelaskan filter aktif dan filter pasif 2. Jelaskan cara kerja LPF dan HPF 3. Tuliskan rumus penentuan frekuensi pada LPF dan HPF 4. Jelaskan mengapa dalam pengambilan data diberikan dan diubah-ubah frekuensi masukan dari signal generator 5. Jelaskan bagaimana pengaruh orde pada sinyal hasil output pada filter aktif 6. Berapa jenis filter aktif dan pasif, berikan contohnya!



Jawaban : 1. Filter aktif merupakan filter pasif yang diberi komponen aktif seperti transistor dan penguat, Filter pasif merupakan rangkaian filter yang menggunakan komponen-komponen elektronik pasif saja seperti inductor, kapasitor, resistor dll. 2. Low Pass Filter (LPF) adalah sebuah rangkaian yang tegangan keluarannya tetap dari DC naik sampai ke suatu frekuensi cut-off fc. Bersama naiknya frekuensi di atas fc,tegangan keluarannya diperlemah (turun). High Pass Filter (HPF) adalah jenis filter yang melewatkan frekuensi tinggi serta meredamatau menahan frekuensi rendah. Bentuk respon HPF seperti memperlemah tegangan keluaranuntuk semua frekuensi di bawah frekuensi cutoff fc. Di atas fc, besarnya tegangan keluaran tetap.



3.



Berikut merupakan rumus penentuan frekuensi untuk LPF dan HPF.



4. Agar didapatinya sebaran data untuk Vf, Vx dan penguatan untuk masing masing data frekuensi.



5. Orde sangatlah berpengaruh pada filter aktif, implementasinya pada filter aktif adalah digunakannya filter berjenis butterworth, Chebyshev, besselm dan sallen-key, yang dimana semuanya merupakan orde ke-2. 6. Empat jenis yaitu Filter lolos bawah/ Low Pass Filter (LPF), Filter lolos atas/ High Pass Filter (HPF), Filter lolos pita/ Band Pass Filter (BPF), Filter tolak pita/ Band Stop Filter (BSF). Contohnya yaitu untuk LPF yaitu pada penguatan jack audio handphone, untuk HPF yaitu pada penguatan amplifeier untuk music dsb, BPF yaitu untuk penguatan pada audio speaker dsb, dan terakhir yaitu BSF contohnya yaitu pada penguatan speaker pada handphone.