Muhd Alfin (Asuhan Keperawatan Keluarga Sesuai Tumbuh Kembang [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA SESUAI TUMBUH KEMBANG



Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga



Disusun Oleh : Nama : Muhd Alfin NPM : 18010551



PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUMI PERSADA LHOKSEUMAWE 2021



KATA PENGANTAR



Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalalah ini . Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga yang diampu oleh Ns. Syarkawi,.S.Kep,.MKM Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, sehingga makalah ini selesai sesuai dengan waktunya. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun khususnya dari dosen mata kuliah Keperawatan Keluarga sangat penyusun harapkan, guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi penyusun untuk lebih baik di masa yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para mahasiswa keperawatan yang ingin menambah wawasan ilmu pengetahuan. Penyusun juga mengharapkan makalah ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan ilmu pengetahuan kita semua.



Lhokseumawe, 24 Mei 2021



Penyusun



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang



Asuhan keperawatan keluarga merupakan serangkaian proses yang diawali dari pengkajian, analisa data, penentuan diagnosa, penentuan diagnosa prioritas, perencanaan keperawatan serta implementasi dan evaluasi. Asuhan keperawatan keluarga bersifat komprehensif, mencakup seluruh anggota keluarga. Membantu dalam menyelesaikan permasalah keluarga dimulai dari permasalahan fisik hingga masalah dalam tahap perkembangan keluarga. Keluarga adalah unit terkecil dalam kehidupan masyarakat. Keluarga merupakan sekumpulan dua orang atau lebih yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, hubungan darah, hidup dalam satu rumah tangga, memiliki kedekatan emosional, dan berinteraksi satu sama lain yang lain yang saling ketergantungan untuk menciptakan atau mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial setiap anggota dalam rangka mencapai tujuan bersama. Keluarga memiliki keterkaitan yang erat dengan kesehatan setiap anggotanya. Kesehatan merupakan kunci utama dalam melakukan berbagai kegiatan. Kesehatan yang terganggu, akan menghambat setiap orang dalam beraktivitas. Pemerintah berlomba-lomba mencanangkan berbagai program guna meningkatkan taraf kesehatan masyarakat. Program tersebut dapat berhasil berkat kerjasama lintas sektor. Salah satunya adalah sektor kesehatan. Dalam ranah kesehatan, peran dokter, perawat dan tenaga kesehatan lain tentu menjadi kunci utama. Perawat dituntut terampil dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga sehingga program dapat berjalan dengan baik.



3



B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini antara lain: 1.



Bagaimana konsep tahap perkembangan keluarga dan tugas pada setiap tahap?



2.



Bagimana konsep teori asuhan keperawatan keluarga?



3.



Bagaimana asuhan keperawatan keluarga dengan masalah hipertensi pada keluarga dengan anak usia remaja?



C. Tujuan Penulisan Tujuan dalam penulisan makalah ini antara lain: 1.



Konsep tahap perkembangan keluarga dan tugas pada setiap tahap



2.



Konsep teori asuhan keperawatan keluarga?



3.



Asuhan keperawatan keluarga dengan masalah hipertensi pada keluarga dengan anak usia remaja?



4



BAB II TINJAUAN TEORI



A.



Teori Tahap Perkembangan Keluarga Dalam siklus kehidupan keluarga terdapat tahap-tahap yang dapat diprediksi seperti halnya individu-individu yang megalami tahap pertumbuhan dan perkembangan secara terus menerus. Keluarga sebagai sebuah unit juga mengalami tahap perkembangan yang terus menerus. Duval (1997) dalam Padila (2012) telah membuat formulasi tahap-tahap perkembangan keluarga dengan menggunakan usia anak yang paling tua sebagai patokannya, kecuali pada tahap terakhir ketika anak tidak lagi ada di rumah.



Carter dan Mc Goldrick (1989) dalam Padila (2012) membagi keluarga dalam 5 tahap perkembangan, yaitu: 1.



Keluarga antara (masa bebas/pacaran) dengan usia dewasa muda



2.



Terbentuknya keluarga baru melalui suatu perkawinan



3.



Keluarga dengan memiliki anak usia muda (anak usia bayi sampai anak usia sekolah)



4.



Keluarga yang memiliki anak dewasa



5.



Keluarga yang mulai melepas anaknya untuk keluar rumah



6.



Keluarga lansia



Berikut diuraikan kedelapan tahap siklus kehidupan keluarga berikut tugas perkembangannya (Duval 1977 dalam Friedman, 1998) 1.



Tahap keluarga pemula (Beginning Family) Keluarga baru atau pasangan yang belum memiliki anak. Tugas perkembangan keluarga: a.



Membangun perkawinan yang saling memuaskan



b.



Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis



c.



Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orang tua)



d.



Menetapkan tujuan bersama



5



e.



Persiapan menjadi orang tua



f.



Memahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua)



2.



Tahap keluarga sedang mengasuh anak (child bearing) Keluarga dengan anak pertama berusia kurang dari 30 bulan. Studi klasik la master (1957) dari 46 orang tua dinyatakan 17% tidak bermasalah, selebihnya bermasalah dalam hal: a.



Suami merasa diabaikan



b.



Peningkatan perselisihan dan argumen



c.



Interupsi dalam jadwal kontinu



d.



Kehidupan seksual dan sosial terganggu dan menurun



Tugas perkembangan keluarga tahap ini adalah: a.



Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap (integrasi bayi dalam keluarga)



b.



Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga



c.



Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan



d.



Memprluas persahabatan keluarga besar dengan menambah peran orang tua, kakek dan nenek



3.



e.



Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak



f.



Konseling KB post partum 6 minggu



g.



Menata ruang untuk anak



h.



Menyiapkan biaya child bearing



i.



Memfasilitasi role learning anggota keluarga



j.



Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin



Tahap keluarga dengan anak usia prasekolah Keluarga dengan anak pertama berusia 30 bulan sampau 6 tahun, tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah:



6



a.



Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang bermain, privasi dan keamanan



b.



Mensosialisasikan anak



c.



Mengintegrasikan anak yang baru dan memnuhi kebutuhan anak yang lain



d.



Mempertahankan hubungan yang sehat (hubungan perkawinan dan ubungan orang tua-anak) serta hubungan di luar keluarga (keluarga besar dan komunitas)



4.



e.



Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak



f.



Pembagian tanggung jawab



g.



Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang anak



Tahap keluarga dengan anak usia sekolah Keluarga dengan anak pertama berusia 6-13 tahun. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah: a.



Mensosialisasikan anak-anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya



5.



b.



Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan



c.



Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga



d.



Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual



e.



Menyediakan aktivitas untuk anak



Tahap keluarga dengan anak remaja Keluarga dengan anak pertama berusia 13-20 tahun. Tugas perkembangan pada tahap ini adalah: a.



Memberikan keseimbangan antara kebebasan dan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri



b.



Memfokuskan kembali hubungan intim perkawinan



c.



Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak



d.



Mempersiapkan perubahan untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.



6.



Tahap keluarga dengan anak dewasa



7



Keluarga dengan anak pertama meninggalkan rumah. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah: a.



Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru dari perkawinan anak-anaknya



b.



Melanjutkan dan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan



c.



Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami atau istri



d.



Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat



e.



Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya



f.



Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-anaknya.



7.



Tahap keluarga usia pertengahan (middle age family) Tugas perkembangan keluarga: a.



Menyediakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan



b.



Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para orang tua (lansia) dan anak-anak



8.



c.



Memperkokoh hubungan perkawinan



d.



Persiapan masa tua/ pensiun.



Tahap keluarga lanjut usia Tugas perkembangan keluarga: a.



Penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup



b.



Mempertahankan pengetahuan hidup yang memuaskan



c.



Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun



d.



Mempertahankan hubungan perkawinan



e.



Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan



f.



Mempertahankan ikatan keluarga antar genarasi



g.



Melakukan life review masal lalu.



8



B. Teori Asuhan Keperawatan Keluarga Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan menggunakan pendekatan yang sistematis untuk bekerja sama dengan keluarga dan individu-individu sebagai anggota keluarga. Tahapan dari proses keperawatan keluarga meliputi pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan, penyusunan perencanaan, perencanaan asuhan dan penelitian (Jhonson dan Leny, 2010). 1.



Pengkajian keluarga Pengkajian merupakan suatu tahapan di mana perawat mengambil data secara terus menerus terhadap keluarga yang dibinanya. a.



Pengumpulan data Sumber informasi dari tahapan pengumpulan data dapat menggunakan metode wawancara, observasi misalnya tentang keadaan rumah, pemeriksaan fisik terhadap seluruh anggota keluarga secara head to toe dan telaahan data sekunder seperti hasil laboratorium, hasil x-ray, pap smear dan lain sebagainya. Hal-hal yang perlu dikumpulkan datanya dalam pengkajian keluarga adalah: 1)



Data umum Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi: a) Nama kepala keluarga b) Alamat dan telepon c) Pekerjaan kepala keluarga d) Pendidikan kepala keluarga e) Komposisi keluarga dan genogram i.



Komposisi keluarga: menjelaskan anggota keluarga yang diidentifikasi sebagai bagian dari keluarga mereka. Komposisi tidak hanya mencantumkan penghuni rumah tangga, tetapi juga anggota keluarga lain yang menjadi bagian dari keluarga tersebut. Bentuk komposisi keluarga dengan mencatat terlebih dahulu anggota keluarga yang sudah dewasa, kemudia diikuti dengan anggota keluarga



9



yang lain sesuai dengan susunan kelahiran mulai dari yang tua, kemudia mencantumkan jenis kelamin, hubungan setiap anggota keluarga tersebut, tempat tanggal lahir atau umur, pekerjaan dan pendidikan. ii. Genogram: genogram keluarga merupakan sebuah diagram yang



menggambarkan



keluarga).



Genogram



konstelasi merupakan



keluarga alat



(pohon



pengkahian



informatif yang digunakan untuk mengetahui keluarga, riwayat dan sumber-sumber keluarga. Diagram ini menggambarkan hubungan vertikal (lintas generasi) dan horizontal (dalan generasi yang sama) untuk memahami kehidupan keluarga dihubungkan dengan pola penyakit. Untuk hal tersebut, maka genogram keluarga harus memuat informasi tiga generasi (keluarga inti dan keluarga masing-masing orang tua). Keterangan:



: Laki-laki



: Perempuan



: Klien yang diidentifikasi



: Meninggal



: Menikah



: Pisah



: Cerai



10



: Tidak menikah



: Anak adposi/ anak angkat



: Kembar



: Anggota serumah



f)



Tipe keluarga Menjelaskan mengenai jenis/ tipe keluarga beserta kendala atau masalah-masalah yang terjadi dengan jenis/ tipe keluarga tersebut



g) Suku bangsa Mengkaji



asal



suku



bangsa



keluarga



tersebut



serta



mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan h) Agama Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan i)



Status sosial ekonomi keluarga Status sosial ekonomi keluarga ditetntuka oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnnya. Selain itu status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh



11



kebutuhan-kebuthan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang yang dimiliki oleh keluarga j)



Aktivitas rekreasi keluarga Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat dari kapan saja keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat relreasi tertentu, namu dengan menonton televisi dan mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi.



2)



Riwayat dan tahap perkembangan keluarga a)



Tahap perkembangan keluarga saat ini Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh anak tertua dari keluarga inti.



b)



Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Menjelaskan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala-kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.



c)



Riwayat keluarga inti Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan keluarga inti, meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian keluarga terhadap pencegahan penyakit termasuk imunisasi, sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan dan pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.



d)



Riwayat keluarga sebeblumnya Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.



3)



Pengkajian lingkungan a) Karakteristik rumah Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank



12



dengan sumber air, sumber air minum digunkan serta dilengkapi dengan denah rumah. b) Karateristik tetangga dan komunitas RW Menjelaskan



mengenai



karakteristik



dari



tetangga



dan



komunitas setempat meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan atau kesepakatan penduduk setempat serta budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan. c) Mobilitas geografis keluarga Monilitas geografis keluarga ditentukan dengan melihat kebiasaan keluarga berpindah tempat. d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga dengan masyarakat.



4)



Struktur keluarga a) Sistem pendukung keluarga Termasuk sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat. b) Pola komunikasi keluarga Menjelaskan mengenai bagaimana cara berkomunikasi antar anggota keluarga c) Struktur kekuatan keluarga Kemampuan



anggota



keluarga



mengendalikan



dan



mempengaruhi orang lain untuk mengubah perilaku. d) Struktur peran Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal maupun informal.



13



e) Nilai atau norma keluarga Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga yang berhubungan dengan kesehatan.



5)



Struktur keluarga a) Fungsi afektif Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran dari anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai. b) Fungsi sosialiasi Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggotan keluarga belajar disiplin, norma, budaya, serta prilaku. c) Fungsi perawatan kesehatan Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit. Kesanggupan keluarga di dalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga dalam melaksanakan lima tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga mapu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan terhdapa anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapar meningkatkan kesehatan dan mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat. d) Fungsi reproduksi Hal yang perlu dikaji mengenai reproduksi keluarga adalah: i.



Berapa jumlah anak



14



ii.



Apakah rencana keluarga berkaitan dengan jumlah anggota keluarga



iii. Metode



yang



digunakan



keluarga



dalam



upaya



mengendalikan jumlah anggota keluarga e) Fungsi ekonomi Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana anggota keluarga memnuhi kebutuhan sandang pangan dan papan serta sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya pengingkatan status kesehatan keluarga.



6)



Stres dan koping keluarga a)



Stressor jangka pendek dan panjang i.



Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari enam bulan



ii.



Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang memrlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari enam bulan



b)



Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor



c)



Strategi koping yang digunakan Mengkaji strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalah



d)



Strategi adaptasi disfungsional Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan



7)



Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang digunakan sama dengan pemeriksaan fisik klinik.



15



8)



Harapan keluarga Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.



2. Perumusan diagnosa keperawatan keluarga Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan masalah keperawatan yang didapat dari data-data pada pengkajian yang berhubungan dengan etiologi yang berasal dari data-data pengkajian fungsi perawatan keluarga. Diagnosa keperawatan mengacu pada rumusan PES (problem, etiologi, dan simtom) dimana untuk problem menggunakan rumusan masalah dari NANDA, sedangkan untuk etiologi dapat menggunakan pendekatan lima tugas keluarga atau dengan menggambarkan pohon masalah. Tipologi dari dignosa keperawatan keluarga terdiri dari diagnosa keperawatan keluarga actual (terjadi defisit/gangguan kesehatan), resiko (ancaman kesehatan) dan keadaan sejahtera (wellness).



Penulisan diagnosa keperawatan keluarga : a.



Diagnosa keperawatan keluarga : aktual Contoh: Gangguan nutrisi : Kurang dari kebutuhan anak balita T keluarga bapak N berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan kekurangan nutrisi. Ketidakmampuan keluarga merawat, dapat pula mencerminkan tiga etiologi atau lebih dari masalah yang sama, namun pada saat merumuskan tujuan dan intervensi harus melibatkan ketiga atau lebih etiologi tersebut.



b.



Diagnosa keperawatan keluarga: risiko (ancaman) Diagnosa keperawatan keluarga resiko dirumuskan apabila sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan, misalnya lingkungan rumah yang kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat, stimulasi tumbuh kembang yang tidak adekuat dan lain sebagainya.



16



Contoh : 1) Resiko gangguan perkembangan pada balita (anak P) keluarga Bapak N berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga melakukan stimulasi terhadap balita. 2) Resiko terjadi konflik pada keluarga Bapak N berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah komunikasi.



c.



Diagnosa keperawatan keluarga: sejahtera (potensial) Diagnosa keperawatan keluarga sejahtera merupakan suatu keadaan dimana kelurga didalam kondisi sejahtera sehingga kesehatan keluarga dapat di tingkatkan. Rumusan diagnosanya boleh tidak menggunakan etiologi. Contoh : 1) Potensial peningkatan status kesehatan bayi (anak k) keluarga Bapak K 2) Potensial peningkatan status kesehtan pada pasangan baru menikah keluarga Bapak A Berikut disajikan rumusan masalah keperawatan terkait dengan kondisi kesehatan kelurga berdasarkan NANDA dalam friedman (1989).



Tabel : Rumusan Dignosa keperawatn keluarga Aspek Kesehatan



Rumusan Diagnosa lingkungan Kerusakan pemeliharaan rumah



keluarga Pola dan proses komunikasi Kerusakan komunikasi verbal keluarga Struktur kekuatan (power) Konflik menyangkut keputusan keluarga - Berduka yang diantisipasi



Struktur peran (role)



- Berduka disfungsional - Isolasi sosial - Perubahan dalam perenting - Perubahan kinerja peran 17



- Gangguan citra tubuh Nilai – nilai keluarga



Konfilk lain - Gangguan proses keluarga



Fungsi efektif



- Gangguan menjadi orang tua - Berkabung yang disfungsional - Koping keluarga tidak efektif - Resiko terjadi kekerasan - Perubahan proises keluarga



Fungsi sosialisasi



- Kurang pengetahuan - Kurang peran orang tua - Perubahan menjadi orang tua - Perilaku mencari pertolongan kesehatan



(diagnosa



wellness) - Perubahan



Fungsi perawatan kesehatan



pemeliharaan



kesehatan perilaku mencari kesehatan Proses dan strategi koping



- Koping keluarga tidak efektif



keluarga



- Resiko kekerasan



Setelah seluruh diagnosa keperawatan kelurga ditetapkan sesuai prioritas, maka selanjutnya dikaji tingkat kemandirian keluarga. ( format pengkajian kemandirian : lihat di penilaian ). Pada satu keluarga mungkin saja perawat menemukan lebih dari satu diagnosa keperawatan keluarga, maka selanjutnya bersama keluarga harus menentukan prioritas dengan menggunakan skala perhitungan sebagai berikut :



Tabel : skala prioritas masalah keluarga



18



Kriteria



Skor



1. Sifat masalah a. Aktual 3 (tidak/kurang sehat) b. Ancaman 2 kesehatan c. Keadaan 1 sejahtera 2. Kemungkinan masalah dapat di ubah a. Mudah 2 b. Sebagian 1 c. Tidak dapat 0 3. Potensi masalah untuk dicegah a. Tinggi 3 b. Cukup 2 c. rendah 1 Sumber : Baylon & Maglaya



Bobot



1



2



1



Cara melakukan skoringnya adalah : 1) Tentukan skor untuk setiap kriteria 2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan boboit 3) Jumlah skor untuk semua kriteria 4) Tentukan skor, nilai tertinggi menentukan urutan nomor diagnosa keperawatan keluarga



Dalam menentukan prioritas, banyak faktor yang mempengaruhi untuk kriteria yang pertama yaitu sifat masalah, skor yang lebih besar (3) diberikan pada tidak/kurang sehat karna kondisi ini biasanya disadari dan disadari dan dirasakan oleh keluarga, ancaman kesehatan skor dua dan keadaan sejahtera skor satu.



Untuk kriteria kedua yaitu kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu memperhatikan faktor-fakor berkut :



19



1) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani masalah. 2) Sumber daya keluarga baik dalam bentuk fisik, keuangan maupun tenaga 3) Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan waktu 4) Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi masyarakat dan dukungan masyarakat Untuk kriteria ketiga yaitu potensi masalah dapat dicegah, perawat perlu memperhatikan faktor-faktor berikut : 1) Kepelikan masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah 2) Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada 3) Tindakan yang sedang dijalankan, yaitu tindakan-tindakan yang tepat dalam memperbaiki masalah 4) Adanya kelompok high risk atau kelompok yang sangat peka menambah masalah Untuk kriteria keempat yaitu menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan tersebut.



3. Perencanaan Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, mencangkup tujuan umum dan khusus, rencana intervensi serta dilengkapi dengan rencana evaluasi yang memuat kriteria dan standar. Tujuan dirumuskan secara spesifik, dapat diukur (marusable), dapat dicapai (achivable), rasional dan menunjukan waktu (SMART). Rencana intervensi ditetapkan untuk mencapai tujuan. Wright dan Lrahey dalam friedman (1998) membagi intervensi keperawatan keluarga menjadi dua tingkatan intervensi, yaitu intervensi permulaan dan intervensi lanjut. Intervensi permulaan meliputi intervensi yang bersifat sportif edukatif dan langsung kearah sasaran, sedangkan pada tingkat lanjut, meliputi sejumlah intervensi terapi keluarga yang lebih bersifat psikososial dan tidak langsung.



20



Feeman (1970) dalam Friedman (1998) mengklasifikasikan (tipologi) intervensi keperawatan keluarga menjadi : a.



Intervensi supplemental Perawat sebagai pemberi perawatan langsung dengan mengintervensi bidang-bidang yang keluarga tidak dapat melakukannya.



b.



Intervensi fasilitatif Perawat berusaha memfasilitasi pelayanan yang diperlukan keluarga seperti pelayanan medis, kesejahteraan sosial, transportasi dan pelayanan kesehatan dirumah.



c.



Intervensi perkembangan Perawat



melakukan



tindakan



dengan



tujuan



memperbaiki



dan



meningkatkan kapasitas keluarga dalam perawatan diri dan tanggung jawab pribadi. Perawat membantu keluarga memanfaatkan sumber-sumber perawataan untuk keluarganya termasuk dukungan internal dan ekternal. Selanjutnya intervensi keperawatan keluarga diklasifikasikan menjadi intervensi yang mengarah pada aspek kognitif, efektis dan psikomotor (prilaku). Semua intervensi baik berupa pendidikan kesehatan, tetapi modalitas ataupun terapi koplementer pada akhirnya ditunjukan untuk meningkatkan kemampuan keluarga melaksanakan lima tugas keluarga dalam kesehatan. Kriteria dan standar merupakan rencana evaluasi, berupa pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan. Kriteria dapat berupa respons verbal, sikap atau psikomotor, sedangkan standar berupa patokan/ukuran yang kita tentukan berdasarkan kemampuan keluarga, sehingga dalam menentukan standar antara klien satu dengan klien yang lainnya walaupun masalahnya sama, standarnya bisa jadi berbeda. Contoh: Tujuan Khusus: Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga dapat menjelaskan tanda-tanda bahaya demam oleh virus dengue.



21



Kriteria: Respons verbal (karena menjelaskan) Standar: Tanda-tanda bahaya demam oleh virus dengue 1) Panas tinggi tidak turun dengan obat penurun panas 2) Perdarahan dibawah kulit, dan lain sebagainya



4. Pelaksanaan Pelaksanaan atau implementasi adalah serangkaian tindakan perawat pada keluarga berdasarkan perencanaan sebelumnya. Tindakan perawatan terhadap keluarga mencangkup dapat berupa: a.



Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenal masalah dan kebutuhan kesehatan, dengan cara:



b.



1.



Memberikan informasi: penyuluhan atau konseling



2.



Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan



3.



Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah



Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan cara:



c.



1.



mengintifikasi konsukuensi tidak melakukan tindakan



2.



mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga



3.



mendiskusikan tentang konsekuensi setiap tindakan



Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit : 1. mendemostrasikan cara perawatan 2. menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah 3. mengawasi keluarga melakukan tindakan/perawatan



d.



membantu keluarga menemukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi : 1. menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga 2. melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin



e.



memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, dengan cara : 1. memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada dalam lingkungan keluarga



22



2. membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada Metode yang dapat dilakukan untuk menerapkan implementasi dapat bervariasi seperti melalui partisipasi aktif keluarga, pendidikan kesehatan, kontrak, memanajemen kasus, kolaborasi dan konsultasi.



5. Penilaian Untuk penilaian keberhasilan tindakan, maka selanjutnya dilakukan penilaian. Tindakan-tindakan keperawatan keluarga mungkin saja tidak dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan, untuk itu dilakukan secara bertahap, demikian halnya dengan penilaian. Penilaian dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan SOAP (subyektif, obyektif, analisa, dan planning). S : Hal-hal yang dikemukakan keluarga, misalnya keluarga anak P nafsu makannya lebih baik O : Hal-hal yang ditemukan perawat yang dapat diukur, misalnya anak P naik BB nya 0,5 kg A : Analisa hasil yang telah dicapai, mengacu pada tujuan dan diagnosa P : Perencanaan yang akan datang setelah melihat respons keluarga.



Penilaian terhadap asuhan keperawatn juga dilakukan dengan melakukan penilaian tingkat kemandirian keluarga. Pada saat pengkajian kemandirian keluarga dikaji untuk mengetahui tingkat kemandirian keluarga sebelum diberikan pembinaan/tindakan keperawatan, sedangkan pada saat evaluasi dilakukan



untuk



mengetahui



tingkat



kemandirian



keluarga



setelah



pembinaan/tindakan keperawatan dilakukan. Keputusan Menteri Kesehatan RI No : 267 Tahun 2006, penilaian kemandirian keluarga ini diajdikan sebagai outcome pelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat (perkesmas) dipusat kesehatan masyarakat (perkesmas). BAB III KASUS



23



Sebuah keluarga dengan kepala keluarga berinisial Tn. A usia 59 tahun. Memiliki seorang istri berinisial Ny. E berusia 55 tahun. Anak pertama bernama Tn. S, berjenis kelamin laki-laki, berusia 27 tahun dan baru 6 bulan menikah dan berprofesi sebagai guru. Anak kedua bernama Nn. T, berjenis kelamin perempuan, berusia 25 tahun, sekarang sudah bekerja di bank swasta dan sudah tidak tinggal dengan orang tuanya. Tn. A bekerja sebagai Guru SMP dan Ny. E sebagai ibu rumah tangga. Sebagai Guru SMP, Tn. A mendapat gaji Rp. 3.000.000 per bulan. Tahun depan Tn. A akan pensiun. Tn. A merasa sedikit bingung dengan apa kegiatan yang akan ia lakukan setelah pensiun dan memikirkan bahwa penghasilan juga akan berkurang. Tn. A memiliki penyakit hipertensi sejak 5 tahun lalu. Tn. A sering merasa pusing dan terasa berat pada tengkuk saat Tn. A merasa terlalu lelah. Akan tetapi Tn. A tidak segera berobat ke puskesmas, Tn. A hanya beristirahat dan meminum obat warung karena beranggapan bahwa sakit tersebut akan hilang dengan sendirinya. Rumah terlihat berantakan, tidak ada pertukaran udara karena kurangnya ventilasi rumah.



24



BAB IV PEMBAHASAN A. Pengkajian 1.



No. 1.



Data umum a.



Nama kepala keluarga : Tn. A



b.



TTL



: Palembang, 3 September 1957



c.



Usia



: 59 Tahun



d.



Alamat



: RT 01 RW 02, Desa Srikandi, Indralaya



e.



Pekerjaan KK



: Guru SMP



f.



Pendidikan KK



: SMA



g.



Komposisi keluarga



: Ayah, ibu dan dua orang anak



Nama Ny. E



JK P



TTL Palembang,



Hubungan



Pekerjaan



Pendidikan



Istri



IRT



SMP



Anak



Guru



S1



Anak



Pegawai



S1



12 Agustus 1961 (usia 55 tahun) 2.



Tn. S



L



Inderalaya, 25 Juni 1989 (27 tahun)



3.



Nn. T



P



Inderalaya, 10 April 1991 (25 tahun)



25



Bank



Genogram



h.



Tipe keluarga Tipe keluarga adalah keluarga inti dengan orang tua dan dua anak kandung.



i.



Latar belakang budaya Keluarga ini adalah keluarga dengan latar belakang budaya Sumatera baik Tn. A maupun Ny. E. Keluarga ini memegang adat budaya Sumatera dalam praktik kehidupan sehari-hari.



j.



Agama Keluarga memeluk agama islam dan aktif dalam kegiatan keagamaan di lingkungan sekitar. Ny. E sering mengikuti pengajian ibu-ibu setiap satu minggu sekali. Menurut Ny. E, keluarganya melaksanakan shalat dan puasa.



k.



Status sosial ekonomi keluarga Tn. A merupakan pencari nafkah di keluarga, ia bekerja sebagai guru SMP. Status ekonomi tergolong sederhana dengan penghasilan Rp. 3.000.000 per bulan. Menurut Ny. E, penghasilan Tn. A sudah mencukupi kebutuhan sehari-hari. Keluarga Tn. A tidak memiliki tabungan yang dikhususkan untuk kesehatan.



26



l.



Aktivitas rekreasi atau waktu luang Pada hari libur, biasanya keluarga Tn. A berkumpul di rumah untuk membersihkan kebun kecil dibelakang rumah mereka dan menonton televisi bersama. Waktu luang juga biasa digunakan Ny. E untuk berbincang dengan tetangga.



2.



Riwayat dan tahap perkembangan keluarga a.



Tahap perkembangan keluarga saat ini Keluarga Tn. A dalam tahap keluarga dengan usia pertengahan



b.



Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Menurut Ny. E, suaminya saat ini sedang menjalang masa pensiun. Tn. A bingung dengan kegiatan apa yang akan ia lakukan setelah pensiun. Karena selama ini sebagai guru SMP adalah satu-satunya kegiatan Tn. A. Saat ditanya bagaimana perasaan Tn. A menjelang masa pensiun, Tn. A menjawab bahwa ia bingung dan merasa sedih. Karena selama ini ia menjalani profesi sebagai guru tetapi sebentar lagi ia tidak akan menjalankan kegiatan tersebut lagi. Tn. A menjelaskan bahwa pensiun adalah kejadian di mana seseorang harus berhenti dari pekerjaannya, karena usia yang sudah lanjut dan harus diberhentikan ataupun atas permintaan sendiri. TN. A berkata bahwa pensiun bukanlah suatu masalah, akan tetapi masa setelah pensiun yang merupakan suatu masalah, disamping tidak memiliki kegiatan, penghasilan pun akan berkurang. Tn. A dan Ny. E mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui tahap perkembangan keluarga usia pertengahan



c.



Riwayat keluarga inti Kedua orang tua saat ini hidup di lingkungan yang sama. Mereka berpacaran terlebih dahulu sebelum menikah. Saat menikah, keduanya berada pada usia yang sudah matang yaitu Tn. A 31 tahun dan Ny. E berusia 27 tahun. Keluarga dikaruniai anak setelah 1 tahun menikah yaitu Tn. S. Setelah itu Ny. E mengikuti keluarga berencana dan baru mempunyai anak lagi setelah anak pertama berusia 2 tahun.



27



Saat ini kondisi Tn. A pusing dan berat pada tengkuk. Tn. A sudah di diagnosis hipertensi sejak 5 tahun lalu saat berobat ke puskesmas. Saat ditanya mengenai hipertensi, Ny. E dapat menjelaskan dengan sederhana bahwa hipertensi adalah tekanan darah tinggi. Tn. A dan Ny. E tidak mengetahui penyebab dari hipertensi, selain itu Tn. A dan Ny. E tidak mengetahui tanda dan gejala hipertensi selain pusing dan berat pada tengkuk. Menurut Ny. E, keluhan Tn. A tidak terlalu mengkhawatirkan karena Tn. A tidak terlihat sakit, dan tetap dapat menjalankan aktivitas seperti biasa. Tn. A tidak mau berobat ke puskesmas karena merasa bahwa keluhan tersebut akan hilang dengan sendirinya.



3.



Data lingkungan a.



Karakteristik rumah Rumah yang ditempati oleh keluarga merupakan rumah sendiri, ukuran 9x6 meter. Menurut Ny. E, keluarganya belum mampu merenovasi rumah karena keterbatasan biaya. Rumah terlihat berantakan. Jarak antara rumah Ny. E dengan yang lainnya sangat dekat, hanya kurang dari satu meter. Kondisi ventilasi kurang karena sehingga cahaya yang masuk sedikit dan pertukaran udara sangat kurang. Tn. A sering merasa pengap dan sesak dengan kondisi rumah. Tetapi ia tidak mengatakan dengan istrinya. Istrinya mengatakan bahwa ia tidak bisa melakukan apa-apa karena ventilasi rumah sudah seperti itu saat mereka pertama kali tinggal. Untuk mengubahnya tentu membutuhkan biaya. Ny. E mengatakan bahwa rumah yang bersih adalah rumah yang di sapu setiap hari. Ny. E mengatakan rumahnya sudah cukup bersih. Menurut Ny. E ini tidak menjadi masalah karena semua rumah di sini juga mengalami hal yang sama.



b.



Karakteristik tetangga dan lingkungan RW Lingkungan di mana keluarga Tn. A tinggal merupakan tempat hunian yang padat. Jarak antara satu rumah dengan rumah yang lainnya hanya kurang dari 1 meter. Terdapat banyak rumah petak atau rumah kontrakan



28



disekitar rumah Ny. E. Antar tetangga sangat rukun, mereka terkadang menghabiskan waktu untuk mengobrol di teras salah satu rumah. Jarak masjid hanya sekitar 50 meter dari rumah Ny. E. Menurut Ny. E, sebelumnya terdapat klinik dokter akan tetapi sekarang sudah tidak ada. Sehingga apabila ada anggota keluarga yang sakit, mereka pergi ke puskesmas yang berjarak 500 meter. Kegiatan posyandu biasa diadakan di rumah RT. Untuk fasilitas umum, lingkungan rumah Ny. E sangat strategis karena dekat dengan Pasar Indralaya yang berjarak kurang lebih 1 KM. c.



Mobilitas geografis keluarga Sejak menikah, mereka sudah tinggal di lingkungan yang saat ini mereka tempati dan tidak pernah pindah rumah.



d.



Hubungan keluarga dengan masyarakat Hubungan keluarga dengan masyarakat sangat baik, Ny. E selalu mengikuti pengajian tiap minggu.



e.



Sistem pendukung sosial keluarga Dukungan dari keluarga besar sangat membantu keluarga Tn. A dan Ny. E. Apabila ada anggota keluarga yang sakit, maka orang tua dari Ny. E akan membantu pekerjaan rumah.



4.



Struktur lingkungan a.



Pola komunikasi Komunikasi antara Tn. A dan Ny. E tidak mengalami kesulitan, apabila terdapat hal yang penting dibicarakan biasanya mereka langsung membicarakannya. Menurut Ny. E, mereka sama-sama orang Sumatera jadi jika berbicara tanpa basa basi. Tn. A dan Ny. E dekat dengan anak-anak mereka.



b.



Struktur kekuatan keluarga Di keluarga Tn. A, kekuasaan dibagi menurut peran masing-masing. Untuk masalah-masalah yang berhubungan dengan kepentingan rumah tangga, Tn. A menyerahkan sepenuhnya pada Ny. E namun apabila tidak bisa



29



diatasi, Ny. E selalu meminta bantuan dan pertimbangan Tn. A. Tn. A selalu membeikan tanggung jawab keuangan kepada Ny. E. Apabila terdapat



keputusan



penting



dan



mendesak,



Tn.



A



lah



yang



bertanggungjwab mengambil keputusan dan semua keluarga akan mematuhi. c.



Struktur peran (formal dan informal) Tn. A: Ayah dan suami, ia merupakan pencari nafkah satu-satunya dan merupakan pemimpin keluarga. Perannya di keluarga dilakukan sebaik-baiknya, menurut Tn. A ia selalu berusaha menjadi suami dan ayah yang baik.ia selalu berusaha memenuhi keinginan istri dan anaknya. Tn. A tidak pernah mengambil keputusan sepihak, ia selalu melibatkan Ny. E untuk memberikan masukan. Tn. A selalu memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dengan keluarga. Ny. E: Ibu dan istri, merupakan ibu rumah tangga. Ia selalu berusaha memberikan



yang terbaik



dan mengasuh



anak-anaknya



dengan



sebaik-baiknya. Ia pun merasa sangat dihargai oleh suaminya sehingga tidak mau mengecawakan Tn. A. Tn. S: Merupakan anak pertama. Menurut Ny. E, Tn. S merupakan tumpuan harapan keluarga. Tn. S setiap bulan sering mengirimkan uang untuk kedua orang tuanya. Begitupun dengan Nn. T. d.



Nilai atau norma dalam keluarga Nilai yang mereka anut adalah nilai-nilai sumatera karena mereka berasal dari suku yang sama. Namun menurut Ny. E ia tidak tahu seperti apa nilai Sumatera sehingga mereka menjalani kehidupan sehari-hari seperti biasa. Norma yang dianut adalah norma agama. Apabila menurut agama tidak baik, maka mereka tidak akan melakukan hal tersebut.



5.



Fungsi keluarga a.



Fungsi afektif Tn. A dan Ny. E selalu berusaha saling memperlihatkan kasih sayang baik antara mereka berdua untuk anak-anaknya. Tidak ada perbendaan antara



30



anak pertama dan kedua. Mereka selalu berusaha menerapkan komunikasi terbuka dalam segala hal sehingga jarang jarang terjadi perselisihan antara Tn. A dan Ny. E. b.



Fungsi sosialisasi Dalam hal pengasuhan anak, Tn. A menyerahkan sepenuhnya pada Ny. E namun



apabila



ada



masalah



yang mendesak biasanya



mereka



membicarakan bersama. Menurut keluarga, anak adalah amanah yang harus dijaga sebaik-baiknya. Keluarga mencoba menerapkan kedisiplinan kepada semua anak mereka, sosialisasi keluarga dengan lingkungan sekitar berjalan dengan baik. Begitu juga dengan anak-anak mereka. c.



Fungsi perawatan keluarga Dalam keluarga, Ny. E yang berperan melakukan perawatan pada anak-anak mereka saat masih kecil dan Tn. A. Ny. E mengatakan bahwa ia selalu berusaha menyiapkan sarapan untuk mereka keluarga, dengan membeli bahan di pasar. Untuk semua anaknya, saat masa kehamilan ibu menjaga kehamilan dengan kemampuan dan biaya seadanya, dan setelah lahir Ny. E membawa anak-anaknya ke posyandu untuk imunisasi. Apabila ada anggota keluarga yang sakit, jika tidak terlalu mengganggu maka tidak diberi obat. Apabila sudah merasa tidak enak badan, salah satu keluarga membelikan obat di warung.



6.



Koping keluarga a.



Stressor jangka pendek dan panjang serta kesehatan keluarga Keluarga tidak merasakan adanya stressor saat ini.



b.



Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi stessor Keluarga memiliki sumber daya untuk berespon terhadap stressor yaitu: 1)



Sistem dukungan sosial keluarga kuat. Keluarga besar selalu memberikan bantuan kepada keluarga Tn. A



c.



2)



Tempat tinggal yang memadai dengan sarana kesehatan yang tersedia



3)



Pola komunikasi yang baik dalam keluarga



Strategi koping yang digunakan



31



Strategi koping yang digunakan adalah berdasarkan pengalaman masa lalu dan berpusat pada Ny. E untuk menangani masalah kesehatan pada keluarga. Keluarga juga menggunakan sistem dukungan sosialnya yaitu dari keluarga besar dalam membantu mereka saat membutuhkan pertolongan. d.



Strategi adaptasi disfungsional Keluarga terutama Ny. E secara sadar telah melakukan adaptasi disfungsional yaitu apabila tidak memiliki biaya untuk membeli sayuran, Ny. E masih dapat memtik sayur di kebun belakang rumah mereka.



7.



Pemeriksaan fisik Dari pemeriksaan fisik yang dilakukan, pada keluarga secara umum kondisi kesehatan secara fisik, Ny. E tidak memiliki gangguan. Sedangkan Tn. A merasa pusing dan berat pada tengkuk. An. S dan An. T belum terkaji karena mereka tidak ada dirumah saat dilakukan pengkajian. Dibawah ini akan dijabarkan hasil pemeriksaan fisik Tn. A.



No.



Prosedur



Hasil Pemeriksaan



1.



Pemeriksaan umum a.



Penampilan umum



Saat ini Tn. A berusia 59 tahun. Tubuh Tn. A proporsional dengan TB 168 cm dan BB 62 kg, cara berpakaian rapi, tubuh dan pakaian terlihat bersih.



b.



Status mental



Status emosi Tn. A normal, tingkat kecerdasan rata-rata, orientasi baik, cara bicara normal dan dapat dimengerti.



2.



Pemeriksaan kulit, kuku dan rambut Kulit



Kulit terlihat bersih, pigmentasi kulit merata, turgor kulit elastis, permukaan kulit tidak kering, tekstrur kulit lembut, tidak terdapat lesi, sensitivitas baik.



Rambut dan kulit kepala



Rambut dan kulit kepala terlihat bersih, warna rambut hitam, tebal, tekstur halus, jumlah dan 32



distribusi normal, tidak terdapat lesi pada kulit kepala. Kuku 3.



Kuku bersih, rata dan tidak terdapat kelainan. Pemeriksaan kepala dan leher



Kepala



Kepala terlihat simetris, bentuk oval, tidak ada lesi dan tenderness. Rambut berwarna hitam dan distribusi merata, testur halus, tebal, tidak ada kutu dan ketombe. Tn. A mengatakan kepala terasa pusing.



Muka



Wajah terlihat simetris, warna kulit sawo matang, distribusi warna merata sesuai dengan warna kulit tubuh.



Telinga



Teling tidak ada kelainan, tidak ada les, bengkak maupun nyeri tekan.



Mata



Mata simetris, konjungtiva berwarna merah muda, sklera berwarna putih.



Hidung dan sinus



Hidung terlihat simetris, tidak ada lesi maupun cairan.



Mulut dan tenggorokan



Warna bibir merah muda, lembab, tidak terdapat caries gigi, tidak ada gigi berlubang dan tidak ada bau mulut.



Leher



Leher terlihat simetris, tidak ada gangguang fungsi dan kelainan anatomis. Akan tetapi Tn. A mengatakan terasa berat pada tengkuk.



4.



Pemeriksaan dada Pernapasan



Pernapasana normal, 18 kali per menit, Tn. A tidak mengalami gangguan pernapasan. Terdengar suara bronchial pada trakea, bronkhovesikuler pada bronkus, vesikuler pada paru-paru. Tidak terdengar suara atau bunyi napas tambahan.



33



Kardiovaskuler



Bunyi jantung normal, terdengar suara S1 dan S2. Tidak terdengar suara murmur. TD 140/90 mmHg, nadi 88 kali per menit.



5.



Pemeriksaan abdomen Bising usus terdengar jelas pada kuadran kanan atas, frekuensi 10 kali per menit, turgor elastis.



6.



Pemeriksaan ekstremitas Ekstremitas tidak ada kelainan, tidak ada gangguan fungsi maupun kelainan anatomis.



8.



Harapan keluarga Keluarga sangat mengharapkan bantuan dari perawat untuk membantu mengatasi masalah Tn. A dan ingin sekali Tn. A tidak memiliki keluhan lagi.



B. Analisa Data No. 1.



Data Data subjektif: a.



Tn. A mengatakan kepalanya terasa pusing



b.



Terasa berat pada tengkuk



c.



Sudah didiagnosis hipertensi sejak 5 tahun lalu



d.



Tn. A tidak pernah berobat, bila keluhan datang Tn. A hanya istirahat atau membeli obat warung



e.



Saat ditanya mengenai hipertensi, Tn. A dan Ny. 34



Masalah



Etiologi



Nyeri pada



Ketidakmampuan



keluarga Tn. A



keluarga mengenal



khususnya Tn. A



masalah hipertensi



E dapat menjelaskan secara sederhana bahwa hipertensi adalah tekanan darah tinggi f.



Tn. A dan Ny. E tidak mengetahui penyebab hipertensi



g.



Tn. A dan Ny. E tidak mengetahui tanda dan gejala hipertensi selain pusing dan berat pada tengkuk



h.



Menurut Ny. E dan Tn. A tidak terlalu mengkhawatirkan karena keluhan akan hilang dengan sendirinya



Data Objektif: a.



TD 140/90 mmHg



b.



Nadi 88 kali per menit



c.



Tidak memiliki obat hipertensi



2.



Data Subjektif:



Risiko terjadinya



Ketidakmampuan



a.



Ny. E mengatakan bahwa



penyakit TB paru



keluarga mengenal



rumah merupakan rumah



pada keluarga Tn. A



pentingnya



khususnya Tn. A



kebersihan



sendiri b.



Menurut Ny. E,



lingkungan dan



keluarganya belum



sirkulasi udara yang



mampu merenovasi rumah karena keterbatasan biaya 35



baik



c.



Tn. A mengatakan sering merasa pengap dan sesak dengan kondisi rumah



d.



Ny. E mengatakan bahwa ia tidak bisa melakukan apa-apa karena keadaan ventilasi sudah seperti itu sejak mereka pertama kali menempati rumah



e.



Ny. E mengatakan bahwa rumah yang bersih adalah rumah yang di sapu setiap hari



f.



Ny. E mengatakan rumahnya sudah cukup bersih



g.



Menurut Ny. E ini tidak menjadi masalah karena semua rumah di sini juga mengalami hal yang sama.



Data Objektif: a.



Rumah terlihat berantakan



b.



Ventilasi kurang



c.



Ukuran rumah 9x6 meter



d.



Lingkungan rumah padat dengan jarak antar rumah kurang dari 1 meter



e.



Kondisi ventilasi kurang karena sehingga cahaya yang masuk sedikit dan 36



pertukaran udara sangat kurang



3.



Risiko kesepian



Data Subjektif: a.



Ny.



E



mengatakan pada keluarga Tn. A



suaminya saat ini sedang



b.



tahap perkembangan



Tn. A mengatakan bahwa



keluarga dengan



ia bingung dan merasa



usia pertengahan



menjalani profesi sebagai guru tetapi sebentar lagi ia tidak akan menjalankan kegiatan tersebut lagi. Tn. A menjelaskan bahwa pensiun adalah kejadian di mana



seseorang



berhenti



harus dari



pekerjaannya, karena usia yang sudah lanjut dan harus



diberhentikan



ataupun atas permintaan sendiri. d.



keluarga mengenal



menjalang masa pensiun.



sedih. Karena selama ini ia



c.



khususnya Tn. A



Ketidakmampuan



Tn. A berkata bahwa pensiun bukanlah suatu masalah, akan tetapi masa setelah



pensiun



yang



merupakan suatu masalah, disamping tidak memiliki kegiatan, penghasilan pun akan berkurang 37



e.



Tn.



A



dan



mengatakan



Ny.



E



bahwa



mereka tidak mengetahui tahap perkembangan pada keluarga usia pertengahan.



Data Objektif: a.



Tn. A terlihat bingung



b.



Bertanya mengenai tugas perkembangan keluarga pada usia pertengahan.



C. Diagnosa Keperawatan 1.



Nyeri pada keluarga Tn. A khususnya Tn. A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi



2.



Risiko terjadinya penyakit TB Paru pada keluarga Tn. A khususnya Tn. A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal pentingnya kebersihan lingkungan dan sirkulasi udara yang baik



3.



Risikp kesepian pada keluarga Tn. A khususnya Tn. A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal tahap perkembangan keluarga usia pertengahan.



D. Prioritas Masalah 1.



Diagnosa 1: Nyeri pada keluarga Tn. A khususnya Tn. A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal hipertensi



No. 1.



Kriteria Sifat masalah:



Perhitungan 3/3 x 1 = 1



Bobot 1



38



Pembenaran Masalah hipertensi telah



aktual



terjadi pada Tn. A, sejak di diagnosa hipetensi 5 tahun lalu. Saat ini Tn. A mengeluh pusing dan berat pada tengkuk.



2.



Kemungkinan



2/2 x 2 = 2



Keluarga memiliki sumber



untuk diubah:



daya yang cukup kuat untuk



mudah



mengatasi masalah yaitu: a.



Pola komunikasi yang baik dalam keluarga



b.



Keluarga besar selalu memberikan bantuan



2



c.



Tersedianya pelayanan kesehatan yaitu puskesmas yang berjarak 200 meter



d.



Ny. E tidak bekerja di luar rumah sehingga memiliki banyak waktu untuk merawat Tn. A



3.



Potensial untuk 2/3 x 1 = 2/3



Masalah sudah berlangsung



dicegah: cukup



1



cukup lama, yaitu 5 tahun lalu. Jarak rumah dengan pelayanan kesehatan dekat.



4.



Menonjolnya



1/1 x 1 = 1



Saat Tn. A mengeluh pusing



masalah:



dan berat pada tengkuk,



masalah ada



keluarga tidak langsung



tetapi tidak



1



membawa ke palayanan



perlu segera



kesehatan. Tn. A hanya



ditangani



istirahat dan meminum obat warung. Ny. E mengatakan 39



keluhan akan hilang dengan sendirinya.



Total



4 2/3



2. Diagnosa 2: Risiko terjadinya penyakit TB paru pada keluarga Tn. A khususnya Tn. A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal pentingnya kebersihan lingkungan dan sirkulasi udara yang baik



No. 1.



Kriteria Sifat masalah;



Perhitungan



Bobot



2/3 x 1 = 2/3



Pembenaran Rumah terlihat berantakan,



risiko



ventilasi kurang, sirkulasi dan cahaya yang masuk juga 1



kurang. Rumah dengan sirkulasi udara yang buruk akan menimbulkan penyakit paru-paru, salah satunya adalah TB paru.



2.



Kemungkinan



2/2 x 2 = 2



Keluarga memiliki sumber



untuk diubah:



daya yang cukup kuat untuk



mudah



mengatasi masalah yaitu: a.



Pola komunikasi yang baik dengan An. S



b. 2



Sistem dukungan keluarga yang sangat kuat



c.



Hubungan keluarga yang harmonis



d.



Ny. E selalu berada di rumah sehingga memiliki banyak waktu



40



untuk merapikan rumah 3.



Potensial untuk 2/3 x 1 = 2/3



Keluarga tidak pernah



dicegah: cukup



memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk menambah 1



informasi tentang pentingnya kerapian di dalam rumah serta tidak adanya motivasi yang kuat untuk hidup rapi.



4.



Menonjolnya



0/2 x 1 = 0



Keluarga tidak merasa



masalah:



adanya masalah dengan



masalah tidak



1



dirasakan



rumahnya. Keluarga tidak pernah menderita sakit yang diakibatkan oleh sirkulasi udara ruangan yang buruk.



3 1/3



Total



3.



Diagnosa 3:



Risiko kesepian pada keluarga Tn. A khususnya Tn. A



berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal tahap perkembangan keluarga usia pertengahan



No. 1.



Kriteria Sifat masalah:



Perhitungan 2/3 x 1 = 2/3



Kemungkinan



Pembenaran Tn. A saat ini merasa bingung



risiko



2.



Bobot



1



1/2 x 2 = 1



dan sedih menjlang pensiun.



Keluarga memiliki sumber



untuk diubah:



daya yang cukup kuat untuk



sebagian



mengatasi masalah yaitu: 2



a.



Pola komunikasi yang baik dengan An. S



b.



Sistem dukungan keluarga yang sangat



41



kuat c.



Hubungan keluarga yang harmonis



d. An. S yang selalu mendengar saat dinasehati oleh kedua orang tua 3.



Potensial untuk 3/3 x 1 = 1



Tn. A dan Ny. E memiliki



dicegah: tinggi



kebun di halaman belakang 1



sehingga berkebun bisa dijadikan kegiatan setelah Tn. A pensiun.



4.



Menonjolnya



1/2 x 1 = 1/2



Masalah tidak dirasakan



masalah:



1



masalah tidak dirasakan



karena dianggap hal yang biasa dan tidak membahayakan.



3 1/6



Total



E. Rencana Keperawatan No. 1.



Diagnosa Kep. Nyeri pada keluarga Tn. A khususnya Tn. A berhubungan dengan ketidakmam puan keluarga mengenal masalah hipertensi



Tujuan KH Intervensi J. Panjang J. Pendek Kriteria Standar Setelah Setelah dilakukan Respon a. Hiperte a. Diskusikan dilakukan intervensi selama verbal nsi bersama intervensi 2x45 menit, adalah keluarga keperawatan keluarga mampu: keadaa mengenai selama 2x45 1. Mengenal n di pengertian menit, masalah mana hipertensi keluarga a. Mejelaskan tekanan b. Jelaskan dapat merawat kembali darah pada anggota pengertian di atas keluarga keluarga yang hipertensi 130/90 mengenai menderita b. Menjelaskan mmHg penyebab hipertensi kembali b. Penyeb dan penyebab ab keadaan hipertensi hiperte hipertensi c. Menjelaskan nsi serta kembali antara klasifikasi 42



d.



2.



tanda dan gejala hipertensi Menjelaskan kembali dampak yang dapat terjadi bila seseorang menderita hipertensi



Mengambil keputusan untuk mengatasi hipertensi 43



lain pola hidup yang tidak sehat, rokok, alhokol , obesita s, keturun an, dll c. Tanda gejala hiperte nsi adalah sakit kepala, suing, telinga berden gung, mata berkun ang. d. Dampa k hiperte nsi lebih lanjut adalah gagal ginjal kronik dan stroke.



Respon verbal



c.



d.



e.



f.



g.



dari hipertensi dengan mengguna kan lembar balik dan poster Jelaskan tanda gejala hipertensi Jelaskan kepada keluarga mengenai dampak bila seseorang terkena hipertensi Beri kesemppat an kepada keluarga untuk bertanya Bantu keluarga untuk mengulang i apa yang telah didiskusika n Beri pujian atas perilaku yang benar



Keluarga a. Jelaskan menyatak kepada an keluarga keputusan mengenai nya dalam tindakan



mengatasi hipertensi



3.



Diharapkan keluarga mampu memberikan perawatan pada Tn. A dengan nyeri akut hipertensi



44



Respon verbal dan re demonstra si



yang harus dilakukan saat keluarga menderita hipertensi b. Bimbing dan motivasi keluarga untuk mengambil keputusan dalam menangani masalah hipertensi c. Beri pujian atas keputusan yang diambil untuk mengatasi masalah hipertensi



Keluarga a. dapat menjelask an dan mendemo nstrasikan cara merawat keluarga b. dengan hipertensi yaitu dengan teknik relaksasi napas c. dalam, kompres dingin pada leher bagian belakang,



Berikan penjelasan pada keluarga tentang cara mengurang i nyeri Demonstra sikan pada keluarga tentang cara mengurang i nyeri Berikan penjelasan pada keluarga tentang diit hipertensi yaitu diit



menghind ari perubaha n posisi secara mendadak d. dan pengobata n secara teratur



4.



Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi penderita hipertensi



45



Pada kunjungan yang direncanak an



rendah garam, rendah lemak dan kolesterol Ajurkan keluarga untuk mengkons umsi makanan sesuai dengan diit hipertensi e. Anjurkan keluarga untuk memeriksa an Tn. A secara teratur ke pelayanan kesehatan Keluarga a. Jelaskan memperli pentingnya hatkan lingkungan kondisi dalam ruangan mempengaru yang rapi hi kondisi dan penderita tenang hipertensi b. Diskusikan dengan keluarga cara-cara menata lingkungan c. Motivasi keluarga untuk menata ruangan d. Beri pujian atas tindakan yang dilakukan



5.



No. 2.



Keluarga Psikomoto mampu r memanfaatk an pelayanan kesehatan untuk memonitor tekanan darah



Tujuan



Diagnosa Kep.



J. Panjang



Risiko terjadinya penyakit TB paru pada keluarga Tn. A khususnya Tn. A berhubunga n dengan ketidakmam puan keluarga mengenal pentingnya kebersihan lingkungan dan sirkulasi



Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 2x45 menit, keluarga mampu memahami tentang pentingnya kebersihan lingkungan dan sirkulasi udara yang baik



Keluarga a. Jelaskan membawa pentingnya Tn. A ke memonitor puskesma tekanan s darah secara rutin b. Diskusikan dengan keluarga manfaat membawa anggota keluarga ke puskesmas c. Berikan pujian atas tindakan positif yang telah dilakukan



KH



J. Pendek



Kriteria



Setelah dilakukan Respon intervensi selama verbal 2x45 menit, keluarga mampu: Mengenal masalah a. Mejelaskan kembali pentingnya membersihkan lingkungan dan sirkulasi udara yang baik b. Akibat dari lingkungan yang kotor dan sirkulasi udara yang tidak baik 46



Standar a. Kebersi a. han lingkun gan sangat penting untuk b. menghi ndarka n diri dari penyak it. Sirkula si udara di rumah yang tergang



Intervensi Diskusikan bersama keluarga tentang pentingnya kesehatan Menjelask an tentang pentingnya membersih kan lingkungan serta pentingnya sirkulasi udara yang baik di dalam rumah



udara yang baik



No. 3.



Diagnosa Kep. Risiko kesepian pada keluarga Tn.



gu dapat menim bulkan dampa k bagi kesehat an. Standar luasnya ventilas i jika dibandi ngkan dengan luas rumah adalah 10% b. Penyak it yang dapat timbul akibat lingkun gan yang kotor serta sirkulas i udara yang tidak baik adalah pneum onia dan Tb paru. Tujuan KH J. Panjang J. Pendek Kriteria Standar Setelah Setelah dilakukan Respon a. Tahap dilakukan intervensi selama verbal perkemb intervensi 2x45 menit, angan keperawatan keluarga mampu: keluarga 47



c.



d.



e.



f.



Memberik an motivasi kepada keluarga untuk membersih kan rumah Beri kesemppat an kepada keluarga untuk bertanya Bantu keluarga untuk mengulang i apa yang telah didiskusika n Beri pujian atas perilaku yang benar



Intervensi a.



Diskusikan bersama keluarga tentang



A khususnya Tn. A berhubungan dengan ketidakmam puan keluarga mengenal tahap perkembanga n keluarga usia pertengahan



selama 2x45 1. Mengenal menit, risiko masalah kesepian tidak a. Mejelaskan terjadi kembali tahap perkembang an keluarga b. Menjelaskan kembali tugas perkembang pada keluarga dengan anak remaja c. Menjelaskan kepada keluarga tentang masalah yang sering terjadi pada anak remaja



ada 8 yaitu ahap keluarga pemula, tahap keluarga sedang mengasu h anak, tahap keluarga dengan anak usia pra sekolah, tahap keluarga dengan anak usia sekolah, tahap keluarga dengan anak remaja, tahap keluarga dengan anak dewasa, tahap keluarga usia pertenga han, dan tahap keluarga lanjut usia. b. Tugas perkemb angan pada



48



b.



c.



d.



e.



f.



pengertian tahap keluarga dengan usia pertengaha n Jelaskan kepada keluarga tentang tugas perkemban gan keluarga pada tahap ini Jelaskan kepada keluarga mengenai masalah yang sering terjadi dengan usia pertengaha n Bantu keluarga untuk mengidenti fikasi tugas perkemban gan yang telah atau belum dilakukan Beri kesempata n pada keluarga untuk bertanya Beri



keluarga dengan usia pertenga han g. adalah menyedi akan lingkung an yang dapat meningk h. atkan kesehata n, mempert ahankan hubunga n yang memuas kan dan penuh arti dengan para orang tua (lansia) dan anak-an ak, memper kokoh hubunga n perkawi nan, persiapa n masa tua/ pensiun.



F. Catatan perkembangan 49



kesempata n keluarga untuk bertanya Bantu keluarga untuk mengulang apa yang telah di diskusikan Beri pujian atas perilaku yang benar



Dx. No. 1.



Waktu dan tanggal Jum’at 27 Agustus 2016 13.00 - 13.45 WIB



Implementasi a.



b.



c.



d.



Mendiskusikan bersama keluarga tentang pengertian tahap keluarga dengan usia pertengahan Menjelaskan kepada keluarga tentang tugas perkembangan keluarga pada tahap ini Menjelaskan kepada keluarga mengenai masalah yang sering terjadi dengan usia pertengahan Membantu keluarga untuk mengidentifikasi tugas perkembangan yang telah atau belum dilakukan



Evaluasi S: a. Ny. E mengatakan ia sekarang mengerti mengenai tahap perkembangan keluarga dengan usia pertengahan b. Ny. E mengatakan memahami tugas perkembangan keluarga dengan usia pertengahan c. Ny. E mengatakan memahami masalah yang terjadi pada usia pertengahan d. Tn. A mengatakan akan melakukan kegaiatan-kegiatan yang dulu tidak sempat ia lakukan, untuk mengisi masa pensiunnya. O: a. Ny. E menjelaskan kembali tugas perkembangan keluarga dengan usia pertengahan b. Ny. E sebelumnya terlihat kurang antusias saat dijelskan mengenai hipertensi, namuan setelah terlibat diskusi Ny. E banyak melontarkan pertanyaan A: Keluarga sudah mengetahui tentang



50



tugas perkembangan keluarga dengan usia pertengahan dan sudah mengambil keputusan untuk melakukan kegiatan untuk mengisi masa pensiun seperti berkebun. P: a. Lakukan pemantauan terhadap kegiatan Tn. A melalui keluarga



51



BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Friedman (1998) mendefinisikan keluarga sebagai suatu sistem sosial. Keluarga merupakan sebuah kelompok yang terdiri dari individu-individu yang memiliki hubungan erat satu salam alin, saling tergantung yang diorganisir dalam satu unit tunggal dalam rangka mengcapai tujuan tertentu. Terdapat 8 tahap perkembangan keluarga yaitu tahap keluarga pemula, tahap keluarga sedang mengasuh anak, tahap keluarga dengan anak usia pra sekolah, tahap keluarga dengan anak usia sekolah, tahap keluarga dengan anak remaja, tahap keluarga dengan anak dewasa, tahap keluarga usia pertengahan, dan tahap keluarga lanjut usia. Asuhan keperawatan keluarga terdiri dari pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, prioritas masalah, rencana asuhan keperawatan keluarga, catatan perkembangan dan evaluasi.



B. Saran 1.



Mahasiswa agar menambah pengetahuan sengan membaca berbagai referensi sehingga menambah pengetahuan tentang asuhan keperawatan keluarga.



2.



Seluruh perawat agar meningkatkan pengetahuan tanteng asuhan keperawatan keluarga, agar dapat diaplikasikan di lingkungan sekitar serta dikembangkan di tatanan pelayanan kesehatan.



52



DAFTAR PUSTAKA



Friedman. 1998. Buku Ajar Keperawatan Keluarga; Riset, Teori dan Praktek. Edisi Kelima. Jakarta: FKUI Jhonson, R dan Leni, R. 2010. Keperawatan Keluarga. Jogjakarta: Nuha Medika Padila. 2012. Buku Ajar: Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Nuha Medika Setiadi. 2008. Konsep & Proses Keperawatan Keluarga. Jogjakarta: Graha Ilmu Sylvia A, Price & Loraraine M, Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6. Volume 1. Jakarta: EGC



53