Murni Widayanti Herlina - P17334120047 - 2B - Laporan Praktikum Mikroskopis Urine [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM URINALISA & CT “MIKROSKOPIS URINE”



Laporan praktikum mengenai mikroskopis urine ini disusun untuk memenuhi tugas individu Mata Kuliah URINALISA & CT



Disusun oleh : Murni Widayanti Herlina NIM : P17334120047



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES KEMENKES BANDUNG D-3 TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS



Nama : Murni Widayanti Herlina NIM



: P17334120047



Kelas : 2B-D3 TLM



LAPORAN PRAKTIKUM PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS URINE



Hari, tanggal



: Senin, 16 Agustus 2021



Jenis pemeriksaan



: Pemeriksaan Sedimen Urine secara Mikroskopis



Metode



: - Metode Natif (tanpa pewarnaan). - Metode STERNHEIMER-MALBIN (dengan pewarnaan)



Tujuan



: - Untuk menganalisa dan mengamati unsur organik dan anorganik dalam urine dengan menggunakan metode Natif. - Untuk menganalisa dan mengamati unsur organik dan anorganik dalam urine dengan menggunakan metode penegecatan STERNHEIMER-MALBIN.



Prinsip



: 1. Prinsip pemeriksaan sedimen urine menggunakan metode Natif Unsur sedimen diendapkan menggunakan sentrifus, kemudian endapannya diletakkan di atas kaca obyek dan ditutup dengan kaca penutup. 2. Prinsip pemeriksaan sedimen urine menggunakan metode pengecatan STERNHEIMER-MALBIN. Unsur sedimen diendapkan menggunakan sentrifius, kemudian di amati dan di analisa dibawah mikroskop pada pengecatan sternheimer malbin maka unsur sedimen akan terlihat jelas.



Dasar Teori



: A. Urine Urine merupakan suatu cairan dibentuk dalam ginjal melalui 3 (tiga) proses, yaitu filtrasi oleh glomerulus, reabsorpsi dan sekresi oleh tubulus. Urin juga adalah hasil dari filtrat glomerulus dan disertai sejumlah air yang dikeluarkan oleh tubuh. Selain itu, adapun nefron yang merupakan unit fungsional ginjal yang terdiri dari glomerulus, tubulus



proksimal, lengkungan henle, tubulus distal, dan duktus kolektivus. Selain itu, glomerulus adalah bagian nefron yang pertama menerima darah dan memiliki fungsi yakni untuk menyaring (filtrasi) darah dan kemudian hasil filtrasi itu disebut filtrat glomerulus. Adapun dalam keadaan normal terutama pada orang dewasa sekitar 1 liter darah disaring tiap menit dan menghasilkan 120 mililiter/menit filtrat dalam kapsula bowman. Selain itu, filtrat glomerulus juga berisi semua zat yang terdapat dalam darah. Zat tersebut ada yang masih bermanfaat bagi tubuh dan ada pula pada keadaan tertentu bersifat toksik. Selain itu, filtrat glomerulus akan diteruskan ke kapsula bowman dan selanjutnya menuju ke tubulus proksimal yang berfungsi mengreabsopsi zat-zat tubuh seperti : air, natrium, klorida, glukosa dan vitamin. Kemudian masuk kembali ke dalam sirkulasi darah. Selain itu, adapun fungsi dari tubulus distal yaitu memelihara keseimbangan asam-basa dan elektrolit tubuh. Selain itu adapun duktus kolektivus yang mana merupakan tempat terakhir dalam pembentukan urin. Selain itu, di dalam kandungan urine itu terdapat sedimen urine. Sedimen urine adalah unsur yang tidak larut di dalam urin yang berasal dari darah, ginjal dan saluran kemih. Adapun tes sedimen urin / tes mikroskopik merupakan suatu tes urin yang berperan penting dalam membantu menegakan diagnosis serta dapat memantau perjalanan penyakit terutama pada kelainan ginjal dan saluran kemih, oleh karena itu urine yang dipakai untuk pemeriksaan sedimen sebaiknya merupakan urine segar. Selain itu, terdapat unsur – unsur dalam sedimen urin yakni terdiri dari 2 golongan, antara lain : a. Unsur organik  Epitel Sel epitel merupakan sel yang memiliki satu inti dan memiliki bentuk yang berbeda – beda yang didasarkan pada tempat asalnya. Adapun yang disebut sebagai sel epitel gepeng (skuamous) berasal dari vulva atau uretra bagian distal. Ada juga yang disebut sebagai sel epitel transisional berasal dari vesica urinaria serta ada yang disebut sebagai sel epitel bulat berasal dari pelvis ginjal dan tubulus ginjal.  Leukosit Leukosit adalah sel yang tampak berbentuk bulat, granuler dan berukuran lebih besar dari eritrosit.  Eritrosit



Eritrosit yang terdapat di dalam urin dapat berasal dari bagian manapun dari saluran kemih. Sel tersebut memiliki bentuk bulat dan tidak memiliki inti.  Silinder Silinder urin merupakan suatu cetakan protein berbentuk silindris yang terbentuk di tubulus ginjal dan yang menjadi matriks dasar untuk terbentuknya silinder yakni disebut dengan Protein Tamm Horsfall. Selain itu, silinder tersebut terdiri dari silinder hialin, silinder eritrosit, silinder leukosit, silinder epitel, silinder granula (berbutir), silinder lemak dan silinder lilin.  Oval fat bodies Oval fat bodies adalah sel epitel yang mengalami degenerasi lemak.  Benang Lendir Benang lendir mempunyai bentuk yang panjang dan berombak – ombak serta dapat ditemukan jika terjadi iritasi permukaan selaput lendir traktus urogenitalis bagian distal.  Unsur-unsur yang lain yang dapat ditemukan dalam sedimen urin yaitu spermatozoa, bakteri, yeast dan parasit. B. Unsur anorganik  Bahan amorf → urat amorf dan fosfat amorf  Kristal → Kristal yang sering dijumpai adalah kristal kalsium oksalat, triple phosphate dan asam urat  Zat Lemak → Lipiduria dapat ditemukan butir – butir lemak bebas yang dapat berupa trigliserida atau kolesterol. C. Sternheirmer-Malbin Pengecatan supravital/ Sternheirmer-Malbin merupakan suatu pengecatan paling sering digunakan serta mengandung kristal ungu dan cat safranin. Selain itu, larutan Sternheimer-Malbin terdiri dari larutan A dan B yang disimpan terpisah. Adapun larutan A terdiri dari methylviolet 3 gram yang dilarutkan dalam 20 ml alkohol 95%, ditambah amoniumoksalat 0,8 gram, dan aquadest sampai 80 ml dan adapun larutan B terdiri dari safranin 0,25 gram dilarutkan dalam 10 ml alcohol 95%, ditambah aquades sampai 100 ml. Larutan kerja dibuat dengan mencampur larutan A 3 ml, dan larutan B 97 ml kemudian disaring dan larutan kerja ini juga harus



disaring setiap dua minggu sekali, dan diganti dengan yang baru setiap tiga bulan. D. Natif Natif adalah salah satu jenis metode pemeriksaan terhadap sedimen urine tanpa pewarnaan. Adapun mekanisme kerjanya yakni unsur sedimen diendapkan menggunakan sentrifus, kemudian endapannya diletakkan di atas kaca obyek dan ditutup dengan kaca penutup. Selain itu, adapun kekurangan dari metode ini adalah dikarenakan pada pemeriksaan ini tidak dilakukan pengecatan/pewarnaan pada spesimen urine yang dapat membedakan sedimen yang terkandung dalam urine, oleh karena itu pada metode ini hanya bergantung pada bentuk-bentuk dari sedimen itu sendiri yang mengartikan bahwa kita perlu tau persis bagaimana bentuk dari sedimen-sedimen yang normalnya sehingga jika ditemukan bentuk sedimen yang janggal maka kita bisa memastikan adanya kejanggalan terhadap bentuk sedimen tersebut namun jika tidak tau bentuk sedimen yang normalnya maka tidak akan bisa tau bentuk sedimen yang diamati itu normal atau abnormal.



Alat dan bahan



: A. Alat dan bahan pemeriksaan sedimen urine menggunakan metode pengecatan SternheirmerMalbin :  Cover glass/deck glass  Objek glass  Mikroskop  Centrifuge  Tabung centrifuge  Pipet tetes  Sampel urine  Cat Sternheimer Malbin B. Alat dan bahan pemeriksaan sedimen urine menggunakan metode Natif :  Cover glass/deck glass  Objek glass  Mikroskop  Centrifuge  Tabung centrifuge



  Cara kerja



Pipet tetes Sampel urine



: 1. Pemeriksaan sedimen urine menggunakan metode pengecatan Sternheirmer-Malbin : 1. Homogenkan penampung urine yang sudah berisi urine supaya sedimen bercampur dengan cairan atas dan ukur pH urine. 2. Masukkan urine sebanyak 10 ml ke tabung centrifuge. 3. Putar tabung centrifuge dengan alat centrifuge dengan kecepatan 1.500-2.000 rpm dalam waktu 5 menit. . 4. Buang cairan atas hingga suspensi sedimen tinggal 0,5 ml. 5. Kocok tabung supaya meresuspensikan sedimen. 6. Teteskan 1 tetes urine diatas objek glass, tambahkan 1 tetes cat sternheimer malbin. 7. Periksa dibawah mikroskop dengan lensa objektif 10x kemudian 40x (dianjurkan menggunakan mikroskop binokuker agar hasil lebih cepat). 8. Cara melaporkan pemeriksaan sedimen urine : - Leukosit dan eritrosit dilaporkan jumlah ratarata per LPB (Lapang Pandang Besar) dengan objektif 40x. - Epitel dan silinder dilaporkan jumlah rata-rata per LPK (Lapang Pandang Kecil) dengan objektif 10x. - Unsur-unsur lain dan kristal-kristal dilaporkan per LPK dengan keterangan :  (-) tidak ada  (+) ada  (++) banyak  (+++) banyak sekali  Nilai normal Pemeriksaan sedimen urine dengan metode Sternheimer Malbin.  Eritrosit : 0-1 per LPB  Leukosit : 1-5 per LPB  Epitel : negatif  Silinder : 0-1 per LPK







Kristal-kristal dalam urine normal : Dalam urine asam : asam urat, natrium urat, calsium sulfat.  Dalam urine asam / netral / agak basa : calsium oksalat, asam hipurat.  Dalam urine basa / netral / agak asam : triple fosfat, dikalsium fosfat.  Dalam urine basa : calsium carbonat, calsium fosfat, amonium biurat B. Pemeriksaan sedimen urine menggunakan metode pengecatan Natif : 1. Homogenkan botol penampung urine yang sudah berisi sampel urine supaya sedimen bercampur dengan cairan atas dan ukur pH urine. 2. Masukkan urine sebanyak 7-8 ml ke tabung centrifuge. 3. Putar tabung centrifuge dengan alat centrifuge dengan kecepatan 1.500-2.000 rpm dalam waktu 5 menit. 4. Buang cairan atas hingga suspensi sedimen tinggal 0,5 ml. 5. Kocok tabung supaya meresuspensikan sedimen. 6. Teteskan 1 tetes urine diatas objek glass. 9. Periksa dibawah mikroskop dengan lensa objektif 10x kemudian 40x ((dianjurkan menggunakan mikroskop binokuker agar hasil lebih cepat). 7. Cara melaporkan pemeriksaan sedimen urine : - leukosit dan eritrosit dilaporkan jumlah ratarata per LPB (Lapang Pandang Besar) dengan objektif 40x. - Epitel dan silinder dilaporkan jumlah rata-rata per LPK (Lapang Pandang Kecil) dengan objektif 10x. - Unsur-unsur lain dan kristal-kristal dilaporkan per LPK dengan keterangan :  (-) tidak ada  (+) ada  (++) banyak  (+++) banyak sekali



Pembacaan/ interpretasi hasil : a. b. c. d. e. f.



Eritrosit :