Mutmainah - LAPORAN PRAKTIKUM BIMBINGAN DAN KONSELING KELOMPOK [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Laporan Praktikum Bimbingan Konseling Kelompok Dosen Pengampu: Dr.Suharso M.Pd.Kons Drs.Sinta Saraswati M.Pd., Kons



Oleh: Mutmainah 1301417022



JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2019



LEMBAR PENGESAHAN Pengesahan Laporan Praktikum Bimbingan dan Konseling Kelompok Telah Dibuat dengan Sungguh-Sungguh Dengan Merupakan Karya Sendiri Dan Bukan Hasil Plagiasi Nama



: Mutmainah



Nim



: 1301417022



Rombel



: 01/Sosial



Telah disetujui oleh dosen pengampu mata kuliah praktik bimbingan konseling kelompok



Mengetahui Dosen Pengampu 1



Dosen Pengampu II



Dr. Suharso M.Pd., Kons



Drs. Sinta Saraswati M.Pd., Kons



2



KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum. Wr. Wb. Kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahpahkan rahmat-NYA, sehingga kami penyusun dapat menyelesaikan penelitian dan penyususnan makalah ini. Tidak lupa shalawat serta salam selalu kita curahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya di jalan yang benar. Kami ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang sudah membantu dalam proses pengerjaan ini. Laporan ini kami susun berdasarkan tugas mata kuliah praktik bimbingan konseling kelompok.“Laporan Praktikum Bimbingan Konseling Kelompok” merupakan judul yang kami bahas untuk Laporan ini berisi tentang



Laporan



Praktikum



Bimbingan



Kelompok



beserta



Konseling



Kelompok.Penyusunan laporan ini salah satunya bertujuan memberi informasi kepada teman-taman tentang aspek yang telah dijelaskan sebelumnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kaum khalayak.Para penyusun juga meminta maaf apabila banyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Tiada Gading yang tak Retak Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.



Semarang, 3 November 2019



Penulis



3



DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL HALAMAN PENGESAHAN DAFTAR ISI BAB 1. Pendahuluan 1.1.Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1 1.2.Tujuan ................................................................................................... 2 1.3.Manfaat ................................................................................................. 3 1.4.Kerangka Kerja ..................................................................................... 3 1.5.Waktu dan Tempat Pelaksanaan ........................................................... 3 BAB IIKerangka Konseptual Bimbingan Konseling Kelompok 2.1 Pengertian, Bimbingan Kelompok ........................................................ 4 2.2 Pengertian Konseling Kelompok .......................................................... 5 2.3 Tujuan Bimbingan Kelompok ............................................................... 5 2.4 Tujuan Konseling Kelompok ................................................................ 6 2.5 Asas Bimbingan Kelompok .................................................................. 8 2.6 Asas Konseling Kelompok.................................................................... 9 2.7 Prosedur Pelaksanaan Bimbingan Kelompok ....................................... 10 2.8 Prosedur Pelaksanaan Konseling Kelompok ........................................ 16 2.9 Komponen Bimbingan Konseling Kelompok ....................................... 19 2.11 Pemimpin Kelompok - Syarat.................................................................. …………… 20 - Tugas dan Peranan ............................................. …………… 20 - Keterampilan yang harus dimiliki ...................... ……………. 21 2.10 Dinamika Kelompok & Permainan Kelompok………………………. 22 -Syarat Permainan,Fungsi Permainan………………………..... 24 -Hasil Perubahan Anggota…………………………………… 26 BAB III Pra Bimbingan dan Konseling Kelompok 3.1.Persiapan ................................................................................................... 28 - Akademik ....................................................................................... 28 - Fisik dan Mental ............................................................................. 28 - Administratif .................................................................................. 28 - Mental ............................................................................................ 28 3.2.Upaya Memperoleh Anggota Kelompok ................................................... 29 3.3.Penyusunan Prosedur Operasional Kegiatan ............................................ 29 BAB IV Pelaksanaan dan Hasil Bimbingan dan Konseling Kelompok 4.1.Pelaksanaan Bimbingan Kelompok - Deskripsikan setiap tahap (proses&perkembangan dinamika kelompok) ...................................................................................... 30 - Cara menentukan topic................................................................... 31



4



-



Upaya PK menumbuhkan dinamika kelompok dan cara mengatasi hambatan ....................................................................................... 32 4.2 Pelaksanaan Konseling Kelompok - Deskripsikan setiap tahap (proses&perkembangan dinamika kelompok)...................................................................................... 33 - Masalah yang dikemukakan AK ................................................... 34 - Pendekatan dan teknik khusus yang digunakan untuk mengentaskan masalah .......................................................................................... 35 - Rangkuman upaya dinamika dan hambatan dalam BKP&KKP .. 4.2.Hasil Bimbingan dan Komseling Kelompok - Perubahan pada AK........................................................................ 37 - UCA-nya (deskripsi seluruh AK untuk BKp) ................................ 38 BAB V Penutup 5.1 Simpulan .................................................................................................... 40 5.2 Saran ........................................................................................................... 40 5.3 Refleksi Diri ............................................................................................... 41 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Daftar Lampiran - Prosedur Operasional - Bukti Fisik Kegiatan - Rpl Bimbingan Konseling Kelompok - Lembar Penilaian Observasi - Rpl Konseling Kelompok - Lembar Penilaian Konseling Kelompok



5



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktik Bimbingan konseling adalah salah satu mata kuliah dalam program studi bimbingan dan konseling, materi ini merupakan kelanjutan dari mata kuliah sebelumnya yaitu dasar-dasar bimbingan, dasar-dasar konseling, bimbingan konseling belajar, bimbingan konseling karir. Dalam mata kuliah ini diampu oleh Bapak Drs.SuharsoM.Pd., Kons dan Ibu Sinta Saraswati M.Pd., Kons Dalam mata kuliah praktik bimbingan dan konseling kelompok mahasiswa mempelajari tentang konsep baik konseling kelompok maupun bimbingan kelompok diawal perkuliahan. Mahasiswa juga akan mendapat tugas berupa praktik bimbingan kelompok dan konseling kelompok baik dalam suasana kelompok sesame BK maupun dengan anak program studi non BK. Khususnya dalam konseling kelompok makro, mahasiswa akan di beri tugas akhir berupa penyusunan laporan sebagai pertanggungjawaban atas praktik konseling kelompok yang telah dilaksanakan Pada pelaksanaan bimbingan dan konseling disekolah, layanan Bimbingan konseling kelompok adalah suatu proses pemberian bantuan yang diadakan sekolah untuk mengatasi setiap permasalahan yang ada pada peserta didik. Mulai dari permasalahan akademik maupun permasalahan internal kejiwaan dan perilaku peserta didik di sekolah dalam format kelompok.Sementera Konseling kelompok Konseling kelompok merupakan layanan dalam bimbingan dan konseling yang diselenggarakan dalam format kelompok dan disini konselor mempunyai peran sebagai pemimpin kelompok.Konseling kelompok mengaktifkan dinamika kelompok untuk membahas berbagai hal yang berguna dalam pengembangan pribadi dan pemecahan masalah individu yang menjadi peserta kegiatan kelompok.Dalam konseling kelompok dibahas masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok.Masalah-masalah tersebut dibahas melalui suasana dinamika kelompok yang intens dan konstruktif, diikuti oleh semua anggota



kelompok



dibawah



bimbingan



pemimpin



kelompok.



Sebagai seorang konselor, khususnya ketika menjalankan tugasnya memberikan layanan konseling kelompok kepada siswa, haruslah mempunyai kompetensi



6



sebagai seorang konselor, baik kompetensi akademik maupun kompetensi profesional.Yaitu: (a) mengenal secara mendalam konseli yang hendak dilayani, (b) menguasai khasanah teoretik dan prosedural termasuk teknologi dalam bimbingan dan konseling, khususnya dalam layanan konseling kelompok. (c) menyelenggarakan layanan ahli bimbingan dan konseling yang memandirikan, dan (d) mengembangkan profesionalitas secara berkelanjutan sebagai bekal ketika terjun ke lapangan di kemudian hari Melalui kegiatan praktik bimbingan konseling kelompok ini penguasaan kompetensi profesional konselor akan pelan-pelan terbentuk karena disana praktikan dilatih untuk menerapkan kompetensi akademik dalam bidang bimbingan dan konseling yang telah dipelajari/dikuasai itu dalam konteks otentik di arena terapan layanan ahli.Lebih khususnya, praktik bimbingan konseling kelompok akan mempersiapkan praktikan secara lebih matang sebagai seorang konselor yang nantinya berkecimpung dalam kegiatan profesional di sekolah atau di arena terapan layanan ahli lainnya yang relevan. Praktik konseling kelompok juga secara tidak langsung akan memberikan pelajaran dan pengalaman yang bermanfaat yang tidak bisa di dapat melalui kegiatan perkuliahan secara teoritik. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dalam keseluruhan sistem pendidikan khususnya di sekolah. Guru sebagai salah satu unsur pelaksana pendidikan yang mempunyai tanggung jawab sebagai pendukung pelaksanaan layanan bimbingan pendidikan di sekolah, dituntut untuk memiliki wawasan yang memadai terhadap konsep –konsep dasar bimbingan dan konseling di sekolah. 1.2 Tujuan Penyusunan laporan praktik konseling kelompok yang dilakukan bertujuan untuk: 



Memberikan pengalaman kepada praktikan guna terjun ke lapangan kelak







Referensi bagi temen-temen pembaca







Informasi atau Wawasan seputar layanan kelompok pada Bimbingan Konseling



7



1.3.Manfaat Manfaat yang didapat dari penyusunan laporan praktik konseling keompok ini adalah memberikan pemahaman atas konsep yang telah dipelajari sebelumnya. Sedangkan pengalaman yang didapat praktikan ketika praktik dapat memberikan referensi dan masukanbagi diri praktikansendiri selain itu pula sebagai bahan informasi atau wawasan seputar layanan kelompok pada bimbingan konseling kelompok 1.4. Kerangka kerja 1. Pemantapan konsep praktik bimbingan dan konseling kelompok 2. Pelaksanaan praktek bimbingan kelompok dan konseling kelompok 3. Penyusunan hasil praktik layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok 4. Melaporkan hasil praktik bimbingan kelompok dan konseling kelompok 1.5. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Bimbingan Konseling Kelompok Pelaksanaan bimbingan kelompok dilakukan pada hari rabu, 23 oktober 2019 di pkm fip dengan anggota 8 orang diluar program studi bimbingan dan konseling , waktu kegiatan dilaksanakan pada pukul 15.00-16.00. Pelaksanaan Konseling Kelompok Pelaksanaan konseling kelompok dilakukan pada hari minggu,3 nopember 2019 bertempat dipkm fip unnes dengan anggota 6 orang diluar program studi bimbingan dan konseling, waktu kegiatan dilaksanakan pada pukul 16.00-17.00



8



BAB II Kerangka Konseptual Bimbingan Konseling Kelompok 2.1 Pengertian Bimbingan Kelompok Bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan kelompok dimana pimpinan kelompok menyediakan informasi-informasi dan mengarahkan diskusi agar anggota kelompok menjadi lebih sosial atau untuk membantu anggota-anggota kelompok untuk mencapai tujuan-tujuan bersama.Bimbingan kelompok juga dapat diartikan sebagai bantuan terhadap individu yang dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok dapat berupa penyampaian informasi ataupun aktivitas kelompok membahas masalah-masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi dan sosial (Dewa Ketut Sukardi:2003) Sebagai



individu,



siswa



memiliki



berbagai



potensi



yang



dapat



dikembangkan.Kenyataan yang dihadapi, tidak semua siswa menyadari potensi yang dimiliki untuk kemudian memahami dan mengembangkannya. Disisi lain sebagai individu yang berinterksi dengan lingkungan, siswa juga tidak dapat lepas dari masalah. Layanan bimbingan kelompok merupakan suatu cara memberikan bantuan (bimbingan) kepada individu melalui kegiatan kelompok. Dalam layanan bimbingan kelompok, aktivitas dan dinamika kelompok harus diwujudkan untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan atau pemecahan masalah individu (siswa) yang menjadi peserta layanan.Dalam layanan bimbingan kelompok dibahas topik-topik umum yang menjadi kepedulian bersama di kelompok.Masalah yang menjadi topik pembicaraan dalam layanan bimbingan kelompok, dibahas melalui suasana dinamika kelompok secara intens dan konstruktif, diikuti oleh semua anggota kelompok di bawah bimbingan pemimpin kelompok (pembimbing atau konselor).



9



2.2 Pengertian konseling kelompok Konseling kelompok adalah suatu proses antar pribadi yang terpusat pada pemikiran dan perilaku yang disadari. Proses itu mengandung ciri-ciri terapeutik seperti pengungkapan pikiran dan perasaan secara leluasa, orientasi pada kenyataan, pembukaan diri mengenai perasaan-perasaan mendalam yang dialami, saling percaya, saling perhatian.Menurut Prayitno (2004), layanan konseling kelompok pada dasarnya adalah layanan konseling perorangan yang dilaksanakan didalam suasana kelompok. Disana ada konselor dan ada klien, yaitu para anggota kelompok (yang jumlahnya minimal dua orang). Disana terjadi hubungan konseling dalam suasana yang diusahakan sama seperti dalam konseling perorangan yaitu hangat, permisif, terbuka dan penuh keakraban. Dimana juga ada pengungkapan dan pemahaman masalah klien, penelusuran sebab-sebab timbulnya masalah, upaya pemecahan masalah) . Menurut Tatik Romlah (2001), konseling kelompok adalah upaya untuk membantu individu agar dapat menjalani perkembangannya dengan lebih lancar, upaya itu bersifat pencegahan serta perbaikan agar individu yang bersangkutan dapat menjalani perkembangannya dengan mudah.Dari uraian-uraian yang disampaikan beberapa ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa konseling kelompok merupakan salah satu layanan konseling yang dipimpin oleh seorang konselor profesional dan beranggotakan beberapa konseli yang berkelompok dan diselenggarakan dalam suasana kelompok yang memanfaatkan dinamika kelompok, serta terdapat hubungan konseling yang hangat, terbuka, permisif dan penuh keakraban.hal ini merupakan upaya individu untuk membantu individu agar dapat menjalani perkembangannya dengan lebih lancar, upaya itu bersifat preventif dan perbaikan. 2.3 Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok Secara



umum



layanan



bimbingan



kelompok



bertujuan



untuk



pengembangan kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampuan berkomunikasi peserta layanan.Secara lebih khusus, layanan bimbingan kelompok bertujuan untuk mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap



10



yang menunjang perwujudan tingkah laku yang lebih efektif, yakni peningkatan kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun nonverbal para siswa.Selain itu, tujuan khusus bimbingan kelompok ialah: 



Melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat di hadapan temantemannya.







Melatih siswa dapat bersikap terbuka di dalam kelompok







Melatih siswa untuk dapat membina keakraban bersama teman-teman dalam kelompok khususnya dan teman di luar kelompok pada umumnya.







Melatih siswa untuk dapat mengendalikan diri dalam kegiatan kelompok.







Melatih siswa untuk dapat bersikap tenggang rasa dengan orang lain.







Melatih siswa memperoleh keterampilan sosial







Membantu siswa mengenali dan memahami dirinya dalam hubungannya dengan orang lain. Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan siswa



secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber (terutama guru pembimbing) yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat.Bahan yang dimaksudkan dapat juga dipergunakan sebagai acuan untuk mengambil keputusan. 2.4 Tujuan Layanan Konseling Kelompok Tujuan khusus Konseling Kelompok ialah Konseling Kelompok terfokus pada pembahasan masalah pribadi individu peserta kegiatan layanan. Melalui layanan kelompok yang intensif dalam upaya pemecahan masalah tersebut para peserta memperoleh dua tujuan sekaligus : 



Terkembangkannya perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap terarah kepada tingkah laku khususnya dalam bersosialisasi/komunikasi, dan







Terpecahkannya masalah individu yang bersangkutan dan diperolehnya imbasan pemecahan masalah tersebut bagi individu-individu lain peserta layanan Konseling Kelompok.



11



Secara umum tujuan layanan konseling kelompok adalah berkembangnya kemampuan sosialisasi siswa, khususnya kemampuan berkomunikasinya.Melalui layanan konseling kelompok, hal-hal dapat menghambat atau mengganggu sosialisasi dan komunikasi siswa diungkap dan didinamikakan melalui berbagai teknik, sehingga kemampuan sosialisasi dan berkomunikasi siswa berkembang secara optimal.Melalui layanan Konseling kelompok juga dapat dientaskan masalah klien (siswa) dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Adapun tujuan konseling kelompok menurut Barriyah adalah : 



Membantu individu mencapai perkembangan yang optimal.







Berperan mendorong munculnya motivasi kepada klien untuk merubah prilakunya dengan memanfaatkan potensi yang dimilikinya.







Klien dapat mengatasi masalahnya lebih cepat dan tidak menimbulkan gangguan emosi.







Menciptakan dinamika sosial yang berkembang intensif.







Mengembangkan keterampilan komunikasi dan interaksi sosial yang baik dan hebat. George dan Cristiani juga menjelaskan bahwa konseling kelompok



dimanfaatkan sebagai proses belajar dan upaya membantu klien dalam pemecahan masalahnya. Ada beberapa kelebihan atau keuntungan yang dapat diperoleh klien melalui konseling kelompok seperti yang dikemukakan Hough berikut ini : 



Konseling kelompok menerapkan pendekatan yang menjalin hubungan perasaan sebagai sebuah kelompok dalam masyarakat yang sudah saling terasing dan tidak memiliki aturan yang jelas.







Kelompok juga saling memberikan dukungan dalam menghadapi masalah yang dihadapi setiap orang.







Kelompok dapat memberikan kesempatan untuk belajar antara satu sama lain.







Kelompok dapat menjadi motivator bagi masing-masing klien.







Kelompok dapat menjadi tempat yang baik untuk menguji dan mencoba prilaku yang baru.







Kelompok menanamkan perasaan tentram kepada anggotanya.



12



Sedangkan kekurangan yang terdapat dalam konseling kelompok seperti yang ditulis oleh Latipun adalah : 



Klien perlu menjalani konseling individual terlebih dahulu sebelum mengikuti konseling kelompok.







Konselor harus memberikan perhatian secara adil pada semua anggota kelompok. Dan hal ini bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan.







Kelompok dapat bubar seketika karena masalah dalam “proses kelompok”.







Klien yang sulit mempercayai orang lain akan berpengaruh negatif pada situasi konseling secara keseluruhan.



2.5 Asas Bimbingan Konseling Kelompok Asas BimbinganKonseling Kelompok Dalam kegiatan konseling kelompok terdapat sejumlah aturan ataupun asasasas yang harus diperhatikan oleh para anggota, asas-asas tersebut yaitu: Asas kerahasiaan Asas kerahasiaan ini memegang peranan penting dalam konseling kelompok karena masalah yang dibahas dalam konseling kelompok bersifat pribadi, maka setiap anggota kelompok diharapkan bersedia menjaga semua (pembicaraan ataupun tindakan) yang ada dalam kegiatan konseling kelompok dan tidak layak diketahui oleh orang lain selain orang-orang yang mengikuti kegiatan konseling kelompok . Asas keterbukaan Keterbukaan dari anggota kelompok sangat diperlukan sekali. Karena jika ketrbukaan ini tidak muncul maka akan terdapat keragu-raguan atau kekhawatiran dari anggota. Asas kegiatan Hasil layanan konseling kelompok tidak akan berarti bila klien yang dibimbing tidak melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan– tujuan bimbingan. Pemimpin kelompok hendaknya menimbulkan suasana agar klien yang dibimbing mampu menyelenggarakan kegiatan yang dimaksud dalam penyelesaian masalah



13



Asas kenormatifan Dalam kegiatan konseling kelompok, setiap anggota harus dapat menghargai pendapat orang lain, jika ada yang ingin mengeluarkan pendapat maka anggota yang lain harus mempersilahkannya terlebih dahulu atau dengan kata lain tidak ada yang berebut. Asas kekinian Masalah yang dibahas dalam kegiatan konseling kelompok harus bersifat sekarang. Maksudnya, masalah yang dibahas adalah masalah yang saat ini sedang dialami yang mendesak, yang mengganggu keefektifan kehidupan sehari-hari, yang membutuhkan penyelesaian segera, bukan masalah dua tahun yang lalu ataupun masalah waktu kecil. 2.6 Asas Konseling Kelompok Dalam kegiatan konseling kelompok terdapat sejumlah aturan ataupun asasasas yang harus diperhatikan oleh para anggota, asas-asas tersebut yaitu: Asas kerahasiaan Asas kerahasiaan ini memegang peranan penting dalam konseling kelompok karena masalah yang dibahas dalam konseling kelompok bersifat pribadi, maka setiap anggota kelompok diharapkan bersedia menjaga semua (pembicaraan ataupun tindakan) yang ada dalam kegiatan konseling kelompok dan tidak layak diketahui oleh orang lain selain orang-orang yang mengikuti kegiatan konseling kelompok . Asas keterbukaan Keterbukaan dari anggota kelompok sangat diperlukan sekali. Karena jika ketrbukaan ini tidak muncul maka akan terdapat keragu-raguan atau kekhawatiran dari anggota. Asas kegiatan Hasil layanan konseling kelompok tidak akan berarti bila klien yang dibimbing tidak melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan– tujuan bimbingan.



14



Pemimpin kelompok hendaknya menimbulkan suasana agar klien yang dibimbing mampu menyelenggarakan kegiatan yang dimaksud dalam penyelesaian masalah Asas kenormatifan Dalam kegiatan konseling kelompok, setiap anggota harus dapat menghargai pendapat orang lain, jika ada yang ingin mengeluarkan pendapat maka anggota yang lain harus mempersilahkannya terlebih dahulu atau dengan kata lain tidak ada yang berebut. Asas kekinian Masalah yang dibahas dalam kegiatan konseling kelompok harus bersifat sekarang. Maksudnya, masalah yang dibahas adalah masalah yang saat ini sedang dialami yang mendesak, yang mengganggu keefektifan kehidupan sehari-hari, yang membutuhkan penyelesaian segera, bukan masalah dua tahun yang lalu ataupun masalah waktu kecil. Beberapa Catatan Penting yang Harus Diperhatikan Pertama, layanan bimbingan konseling kelompok bukan sekedar kegiatan kelompok.Kegiatan bimbingan kelompok mengemban fungsi-fungsi konseling seperti



pemahaman,



pencegahan,



pengentasan



masalah,



pengembangan,



pemeliharaan dan fungsi advokasi serta menerapkan prinsip-prinsip dan asas-asas konseling. Kedua, kegiatan bimbingan konseling



kelompok bukan berarti



membimbing kelompok, melainkan suatu layanan terhadap sejumlah klien (siswa) sebagai anggota kelompok agar setiap klien (siswa) memperoleh manfaat tertentu. Ketiga, kegiatan bimbingan konseling kelompok tidak sama dengan diskusi biasa atau rapat. Sehingga, dalam bimbingan kelompok tidak diperlukan adanya laporan kelompok dengan notulennya. Keempat, heterogenitas dalam kelompok. Dinamika kelompok yang kaya dan bersemangat memerlukan kondisi kelompok yang relatif heterogen sehingga terjadi proses saling merangsang dan merespon dengan materi yang bervariasi.



15



Kelima,



layanan



bimbingan



konseling



kelompok



tidak



sekedar



memberikan informasi kepada anggota kelompok.



2.8 Prosedur Bimbingan Kelompok Suatu proses layanan sangat ditentukan pada tahapan-tahapan yang harus dilalui sehingga akan terarah, runtut, dan tepat pada sasaran. Tahap pelaksanaan bimbingan kelompok menurut Prayitno ada empat tahapan, yaitu: 1) Tahap Pembentukan Tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap pelibatan diri atau tahap memasukkan diri kedalam kehidupan suatu kelompok.Pada tahap ini pada umumnya para anggota saling memperkenalkan diri dan juga mengungkapkan tujuan ataupun harapan-harapan yang ingin dicapai baik oleh masing-masing, sebagian, maupun seluruh anggota. Memberikan penjelasan tentang bimbingan kelompok sehingga masing-masing anggota akan tahu apa arti dari bimbingan kelompok dan mengapa bimbingan kelompok harus dilaksanakan serta menjelaskan aturan main yang akan diterapkan dalam bimbingan kelompok ini. Jika ada masalah dalam proses pelaksanaannya, mereka akan mengerti bagaimana cara menyelesaikannya. Asas kerahasiaan juga disampaikan kepada seluruh anggota agar orang lain tidak mengetahui permasalahan yang terjadi pada mereka.Menjelaskan tujuan konseling kelompok , Menjelaskan asas-asas konseling kelompok, yaitu asas kerahasiaan, kenormatifan, kerahasiaan, keterbukaan, dan kesukarelaan , Menjelaskan cara pelaksanaan bimbingan konseling kelompok, Mengucapkan janji kerahasiaan , Melakukan kesepakatan waktu berama-sama dengan anggota kelompok, Melakukan permainan. 2) Tahap Peralihan Tahap kedua merupakan “jembatan” antara tahap pertama dan ketiga.Ada kalanya jembatan ditempuh dengan amat mudah dan lancar, artinya para anggota kelompok dapat segera memasuki kegiatan tahap ketiga dengan penuh kemauan dan kesukarelaan. Ada kalanya juga jembatan itu ditempuh dengan susah payah, artinya para anggota kelompok enggan memasuki tahap kegiatan kelompok yang sebenarnya, yaitu tahap ketiga. Dalam keadaan seperti ini pemimpin kelompok,



16



dengan gaya kepemimpinannya yang khas, membawa para anggota meniti jembatan itu dengan selamat.Adapun yang dilaksanakan dalam tahap ini yaitu: 



Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya







Menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya







Membahas suasana yang terjadi







Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota







Bila perlu kembali kepada beberapa aspek tahap pertama.



3) Tahap Kegiatan Tahap ini merupakan inti dari kegiatan kelompok, maka aspek-aspek yang menjadi isi dan pengiringnya cukup banyak, dan masing-masing aspek tersebut perlu mendapat perhatian yang seksama dari pemimpin kelompok.ada beberapa yang harus dilakukan oleh pemimpin dalam tahap ini, yaitu sebagai pengatur proses kegiatan yang sabar dan terbuka, aktif akan tetapi tidak banyak bicara, dan memberikan dorongan dan penguatan serta penuh empati. Tahap ini ada berbagai kegiatan yang dilaksanakan, yaitu: 



Masing-masing anggota secara bebas mengemukakan masalah atau topik bahasan.







Menetapkan masalah atau topik yang akan dibahas terlebih dahulu







Anggota membahas masing-masing topik secara mendalam dan tuntas.







Kegiatan selingan. Kegiatan tersebut dilakukan dengan tujuan agar dapat terungkapnya



masalah atau topik yang dirasakan, dipikirkan dan dialami oleh anggota kelompok.Selain itu dapat terbahasnya masalah yang dikemukakan secara mendalam dan tuntas serta ikut sertanya seluruh anggota secara aktif dan dinamis dalam pembahasan baik yang menyangkut unsur tingkah laku, pemikiran ataupun perasaan. 4) Tahap Pengakhiran



17



Pada tahap pengakhiran bimbingan kelompok, pokok perhatian utama bukanlah pada berapa kali kelompok itu harus bertemu, tetapi pada hasil yang telah dicapai oleh kelompok itu.Kegiatan kelompok sebelumnya dan hasil-hasil yang dicapai seyogyanya mendorong kelompok itu harus melakukan kegiatan sehingga tujuan bersama tercapai secara penuh. Dalam hal ini ada kelompok yang menetapkan sendiri kapan kelompok itu akan berhenti melakukan kegiatan, dan kemudian bertemu kembali untuk melakukan kegiatan. Ada beberapa hal yang dilakukan pada tahap ini, yaitu: 



Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri.







Pemimpin dan anggota kelompok mengemukakan kesan dan hasil-hasil kegiatan.







Membahas kegiatan lanjutan.







Mengemukakan pesan dan harapan. Kegiatan kelompok memasuki pada tahap pengakhiran, kegiatan



kelompok hendaknya dipusatkan pada pembahasan dan penjelajahan tentang apakah para anggota kelompok mampu menerapkan hal-hal yang mereka pelajari (dalam suasana kelompok), pada kehidupan nyata mereka sehari-hari. Ada beberapa teknik yang bisa diterapkan dalam layanan bimbingan kelompok, yaitu: 1) Teknik Umum Dalam teknik ini, dilakukan pengembangan dinamika kelompok. Secara garis besar meliputi: a. komunikasi multi arah secara efektif, dinamis dan terbuka. b. Pemberian rangsangan untuk menimbukan inisiatif dalam pembahasan, diskusi, analisis dan pengembangan argumentasi c. Dorongan minimal untuk memantapkan respons dan aktivitas anggota kelompok d. Penjelasan,



pendalaman



dan



pemberian



contoh



untuk



lebih



memantapkan analisis, argumentasi dan pembahasan e. Pelatihan untuk membentuk pola tingkah laku baru yang dikendaki. 2) Permainan kelompok 18



Permainan dapat dijadikan sebagai salah satu tenik dalam layanan bimbingan kelompok baik sebagai selingan maupun sebagai wahana yang memuat materi pembinaan atau materi layanan tertentu. Permaianan kelompok yang efektif dan dapat dijadikan sebagai teknik dalam layanan bimbingan kelompok harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut: a. Sederhana b. Mengembirakan c. Menimbulkan suasana rileks dan tidak melelahkan d. Meningkatan keakraban e. Diikuti oleh semua anggota kelompok. 2.9 Kegiatan Pendukung Layanan Bimbingan Kelompok Layanan bimbingan kelompok memerlukan kegiatan pendukung seperti aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah dan alih tangan kasus. 1) Aplikasi Instrumentasi Data yang dihimpun atau diperoleh melalui aplikasi instrumentasi dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pembentukan kelompok, pertimbangan dalam menetapkan seseorang atau lebih dalam kelompok layanan, materi atau pokok bahasan dalam kegiatan layanan bimbingan kelompok. Selain itu, hasil ulangan atau ujian, hasil AUM, hasil tes, sosiometri dan lain sebagainya merupakan bahan yang sangat berguna dalam merencanakan dan mengisi kegiatan layanan bimbingan kelompok serta untuk tindak lanjut layanan. 2) Himpunan data Data yang dihimpun atau diperoleh melalui aplikasi instrumentasi, dihimpun dalam himpunan data.Kemudian data tersebut dapat digunakan dalam merencanakan dan mengisi kegiatan layanan bimbingan kelompok dengan berlandaskan asas-asas tertentu yang relevan.



3) Konferensi Kasus Konferensi kasus dapat dilakukan sebelum atau setelah layanan bimbingan kelompok dilakukan.Siswa yang masalahnya dikonferensikasuskan, dapat



19



dilakukan tindak lanjut layanan dengan menempatkan siswa tersebut ke dalam kelompok bimbingan kelompok tertentu sesuai dengan masalahnya. 4) Kunjungan Rumah Kunjungan rumah dapat dilakukan sebagai pendalaman dan penanganan lebih lanjut tentang masalah siswa yang dibahas atau dibicarakan dalam layanan.Untuk melakukan kunjungan rumah, konselor harus melakukan persiapan yang matang dan mengikutsertakan anggota kelompok yang masalahnya dibahas. 5) Alih Tangan Kasus Seperti pada layanan-layanan yang lain, masalah yang belum tuntas atau di luar kewenanangan konselor dalam layanan bimbingan kelompok juga harus di alih tangankan atau dilimpahkan kepada konselor atau petugas lain yang lebih mengetahui. 2.9 Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok Layanan bimbingan kelompok menempuh tahap-tahap kegiatan sebagai berikut: 1) Perencanaan, yang mencakup mengidentifikasi topik yang akan dibahas dalam layanan bimbingan kelompok, membentuk kelompok, menyusun jadwal kegiatan, menetapkan prosedur layanan, menetapkan fasilitas layanan dan menyiapkan kelengkapan administrasi. 2) Pelaksanaan, yang mencakup kegiatan mengkomunikasikan rencana layanan bimbingan kelompok, mengorganisasikan kegiatan layanan bimbingan kelompok, menyelenggarakan layanan bimbingan kelompok dengan melalui tahap pembentukan, peralihan, kegiatan dan tahap pengakhiran. 3) Evaluasi



yang



mencakup



kegiatan



menetapkan



materi



evaluasi,



menetapkan prosedur dan standar evaluasi, menyusun instrumen evaluasi, mengoptimalisasikan instrumen evaluasi dan mengolah hasil aplikasi instrumen. 4) Analisis hasil evaluasi yang mencakup kegiatan menetapkan norma atau standar analisis, melakukan analisis dan menafsirkan hasil analisis.



20



5) Tindak lanjut yang mencakup kegiatan menetapkan jenis dan arah tindak lanjut, mengomunikasikan rencana tindak lanjut kepada pihak-pihak yang terkait dan melaksanakan tindak lanjut. 6) Laporan, yang meliputi menyusun laporan, menyampaikan laporan kepada kepala



sekolah/madrasah



dan



pihak-pihak



yang



terkait



dan



mendokumentasikan laporan layanan. 2.10



Prosedur Konseling Kelompok



1.Prakonseling Tahap prakonseling dianggap sebagai tahap persiapan pembentukan kelompok. Adapun hal-hal mendasar yang dibahas pada tahap ini adalah para klien yang telah diseleksi akan dimasukkan dalam keanggotaan yang sama menurut pertimbangan homogenitas. Penting sekali pada tahapan ini konselor menanamkan harapan pada anggota kelompok agar bahu membahu mewujudkan tujuan bersama sehingga proses konseling akan berjalan efektif. 2. Tahap Permulaan Tahap ini ditandai dengan dibentuknya struktur kelompok. Black menguraikan secara sistematis langkah yang dijalani pada tahap permulaan adalah perkenalan, pengungkapan tujuan yang ingin dicapai, penjelasan aturan dan penggalian ide dan perasaan. Adapun tujuan yang ingin dicapai pada tahap ini adalah anggota kelompok dapat saling percaya satu sama lain serta menjaga hubungan yang berpusat pada kelompok melalui saling memberi umpan balik, memberi dukungan, saling toleransi terhadap perbedaan dan saling memberi penguatan positif. 3. Tahap Transisi Tahap ini disebut Prayitno sebagai tahap peralihan.Hal umum yang sering terjadi pada tahap ini adalah terjadinya suasana ketidakseimbangan dalam diri masing-masing



anggota



kelompok.Konselor



diharapkan



dapat



membuka



permasalahan masing-masing anggota sehingga masalah tersebut dapat bersamasama dirumuskan dan diketahui penyebabnya.Dan konselor sebagai pemimpin kelompok harus dapat mengontrol dan mengarahkan anggotanya untuk merasa nyaman dan menjadikan anggota kelompok sebagai keluarganya sendiri. 4 Tahap Kerja



21



Prayitno menyebut tahap ini sebagai tahap kegiatan.Tahap ini dilakukan setelah permasalahan anggota kelompok diketahui penyebabnya sehingga konselor dapat melakukan langkah selanjutnya yaitu menyusun rencana tindakan.Kegiatan kelompok pada tahap ini dipengaruhi pada tahapan sebelumnya.Jadi apabila pada tahap sebelumnya berlangsung dengan efektif maka tahap ini juga dapat dilalui dengan baik, begitupun sebaliknya.Apabila tahap ini berjalan dengan baik, biasanya anggota kelompok dapat melakukan kegiatan tanpa mengharapkan campur tangan pemimpin kelompok lebih jauh. 4.Tahap Akhir Tahap ini adalah tahapan dimana anggota kelompok mulai mencoba prilaku baru yang telah mereka pelajari dan dapatkan dari kelompok.Umpan balik adalah hal penting yang sebaiknya dilakukan oleh masing-masing anggota kelompok.Hal ini dilakukan untuk menilai dan memperbaiki prilaku kelompok apabila belum sesuai. Sehubungan dengan pengakhiran kegiatan, Prayitno mengatakan bahwa kegiatan kelompok harus ditujukan pada pencapaian tujuan yang ingin dicapai dalam kelompok.Apabila pada tahap ini terdapat anggota yang memiliki masalah belum dapat terselesaikan pada tahap sebelumnya, maka pada tahap ini masalah tersebut harus diselesaikan. Konselor dapat memastikan waktu yang tepat untuk mengakhiri proses konseling. Apabila anggota kelompok merasakan bahwa tujuan telah tercapai dan telah terjadi perubahan prilaku maka proses konseling dapat segera diakhiri. 5.Pascakonseling Jika proses konseling telah berakhir, sebaiknya konselor menetapkan adanya evaluasi sebagai bentuk tindak lanjut dari konseling kelompok. Evaluasi bahkan sangat diperlukan apabila terdapat hambatan dan kendala yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan dan perubahan prilaku anggota kelompok setelah proses konseling berakhir. Konselor dapat menyusun rencana baru atau melakukan perbaikan pada rencana yang telah dibuat sebelumnya. Apapun hasil dari proses konseling kelompok yang telah dilakukan seyogyanya dapat memberikan peningkatan pada



22



seluruh anggota kelompok. Karena inilah inti dari konseling kelompok yaitu untuk mencapai tujuan bersama. Kegiatan Pendukung Konseling Kelompok Pertama, aplikasi instrumental.Data yang dihimpun atau diperoleh melalui aplikasi instrumentasi dapat digunakan sebagai : 



Pertimbangan dalam pembentukan kelompok konseling kelompok.







Pertimbangan dalam menetapkan seseorang atau lebih dalam kelompok layanan konseling kelompok.







Materi atau pokok bahasan kegiatan layanan konseling kelompok.



Kedua, himpunan data.Data dalam himpunan data yang dihasilkan melalui aplikasi instrumentasi, dapat digunakan untuk merencanakan dan mengisi kegiatan layanan konseling kelompok. Ketiga, konferensi kasus.konferensi kasus dapat dilakukan sebelum kegiatan layanan konseling kelompok dimulai dan dapat juga sebagai tindak lanjut dari kegiatan layanan konseling kelompok untuk peserta tertentu. Keempat, kunjungan rumah.Untuk melakukan kunjungan rumah, perlu dilakukan persiapan secara baik dengan melibatkan anggota kelompok yang masalahnya dibahas dalam konseling kelompok. Kelima, alih tangan kasus. Pelaksanaan Layanan Konseling Kelompok 1) Perencanaan yang mencakup kegiatan : 



Membentuk kelompok







Mengidentifikasi dan meyakinkan klien (siswa) tentang perlunya masalah dibawa ke dalam layanan konseling kelompok.







Menempatkan klien dalam kelompok.







Menyusun jadwal kegiatan.







Menetapkan prosedur layanan.







Menyiapkan kelengkapan administrasi.



2) Pelaksanaan yang mencakup kegiatan : 



Mengkomunikasikan rencana layanan konseling kelompok.







Mengorganisasikan kegiatan layanan konseling kelompok.



23







Menyelenggarakan layanan konseling kelompok melalui tahaptahap : a. Pembentukan. b. Peralihan. c. Kegiatan, dan d. Pengakhiran.



3) Evaluasi yang mencakup kegiatan : 



Menetapkan materi evaluasi.







Menetapkan prosedur evaluasi.







Menyusun instrumen evaluasi.







Mengoptimalisasikan instrumen evaluasi.







Mengolah hasil aplikasi instrumen.



4) Analisis hasil evaluasi yang mencakup kegiatan : 



Menetapkan norma atau standar analisis.







Melakukan analisis, dan







Menafsirkan hasil analisis.



5) Tindak lanjut yang mencakup kegiatan : 



Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut.







Mengkomunikasikan rencana tindak lanjut kepada pihak-pihak terkait







Melaksanakan rencana tindak lanjut.



6) Laporan yang mencakup kegiatan : 



Menyusun laporan layanan konseling kelompok.







Menyampaikan laporan kepada kepala sekolah atau madrasah dan kepada pihak-pihak lain yang terkait.







Mengkomunikasikan laporan layanan.



Komponen Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok 



Pemimpin Kelompok Pemimpin kelompok adalah konselor yang terlatih dan berwenang



menyelenggarakan praktik konseling profesional. a. Karakteristik Pemimpin Kelompok



24







Mampu membentuk kelompok dan mengarahkannya sehingga terjadi dinamika kelompok dalam suasana interaksi antara anggota kelompok yang bebas, terbuka dan demokratik, saling mendukung dan meringankan beban.







Berwawasan



luas



dan



tajam



sehingga



mampu



mengisi,



menjembatani, meningkatkan, memperluas. 



Memiliki kemampuan hubungan antar-personal yang hangat dan nyaman, sabar dan memberi kesempatan, jujur, disiplin dan kerja keras.



b. Peran Pemimpin Kelompok 1. Pembentukan kelompok dari sekumpulan (calon) peserta (terdiri atas 810 orang), sehingga terpenuhi syarat-syarat kelompok yang mampu secara aktif mengembangkan dinamika kelompok, yaitu : 



Terjadinya hubungan antara anggota kelompok, menuju keakraban diantara mereka.







Tumbuhnya tujuan bersama diantara anggota kelompok, dalam suasana kebersamaan.







Berkembangnya itikad dan tujuan bersama untuk mencapai tujuan kelompok.







Terbinanya kemandirian pada diri setiap anggota kelompok.







Terbinanya kemandirian kelompok.



2. Penstrukturan yaitu membahas bersama anggota kelompok apa, mengapa dan bagaimana layanan Konseling Kelompok dilaksanakan. 3. Pentahapan kegiatan konseling kelompok. 4. Penilaian segera hasil layanan konseling kelompok. 5. Tindak lanjut layanan. 



Anggota Kelompok Kelompok yang terlalu kecil, misalnya 2-3 orang akan mengurangi efektifitas



Konseling Kelompok. Sebaliknya kelompok yang terlalu besar juga kurang efektif, karena jumlah peserta yang terlalu banyak, maka partisipasi aktif



25



individual dalam dinamika kelompok menjadi kurang intensif, kesempitan berbicara. -



Homogenitas/Heterogenitas Kelompok Layanan konseling kelompok memerlukan anggota kelompok yang dapat



menjadi sumber-sumber bervariasi untuk membahas suatu topik atau memecahkan masalah tertentu.Dalam hal ini anggota kelompok yang homogen kurang efektif dalam konseling kelompok. Sebaliknya, anggota kelompok yang heterogen akan menjadi sumber yang lebih kaya untuk pencapaian tujuan layanan. 



Peranan Anggota Kelompok 1. Aktifitas Mandiri Masing-masing anggota kelompok beraktifitas langsung dan mandiri dalam bentuk:  Mendengar, memahami dan merespon dengan tepat dan positif.  Berpikir dan berpendapat.  Menganalisis, mengkritisi dan beragumentasi.  Merasa, berempati dan bersikap.  Berpartisipasi dalam kegiatan bersama. 2. Aktifitas mandiri masing-masing anggota kelompok itu diorientasikan pada



kehidupan



bersama



dalam



kelompok.



Kebersamaan



ini



diwujudkan melalui :  Pembinaan keakraban dan keterlibatan secara emosional antar anggota kelompok.  Kepatuhan terhadap aturan kegiatan dalam kelompok.  Komunikasi jelas dan lugas dengan lembut dan bertata krama.  Saling memahami, memberi kesempatan dan membantu.  Kesadaran bersama untuk menyukseskan kegiatan kelompok. 



Sifat Kelompok



Ada dua macam sifat kelompok yang terdapat dalam konseling kelompok, yaitu : 1. Sifat Terbuka



26



Dikatakan sebagai sifat terbuka karena pada kelompok ini dapat menerima kehadiran anggota baru setiap saat sampai batas yang telah ditetapkan. 2. Sifat Tertutup Sifat tertutup maksudnya adalah konselor tidak memungkinkan masuknya klien baru untuk tergabung dalam kelompok yang telah terbentuk. 



Waktu Pelaksanaan Batas akhir pelaksanaan konseling kelompok sangat ditentukan seberapa



besar



permasalahan



yang



dihadapi



kelompok.Latipun



menambahkan



penjelasannya dengan mengatakan bahwa batasan waktu yang biasanya ditetapkan pada konseling kelompok pada umumnya dilakukan satu hingga dua kali dalam seminggu. Hal ini dikarenakan apabila terlalu jarang (misalnya, satu kali dalam dua minggu) akan menyebabkan banyaknya informasi dan umpan balik yang terlupakan 2.11Dinamika dan permainan dalam bimbingan dan konseling kelompok Menurut Slamet Santosa (2004), dinamika kelompok adalah suatu kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis jelas antar anggotanya yang satu dengan yang lainnya.adapun menurut Prayitno (1995), dinamika kelompok merupakan sinergi dari semua factor yang ada dalam kelompok artinya merupakan pengerah secara serentak semua factor yang dapat digerakkan dalam kelompok itu, dengan demikian dinamika kelompok merupakan jiwa yang menghidupkan dan menghidupi kelompok.Menurut Winkel, dinamika kelompok adalah studi tentang kekuatan-kekuatan sosial dalam suatu kelompok yang memperlancar atau menghambat proses kerjasama dalam kelompok, segala metode, sarana danteknik yang dapat diterapkan bila sejumlah orang bekerjasama dalam kelompok misalakan berpeeran, observasi terhadap jalannya proses kelompok dan pemberian umpan balik serta prosedur menangani organisasi dan pengelolaan suatu kelompok. Sementara Menurut Mungin (2005: 61), dinamika kelompok adalah studi yang menggambarkan berbagai kekuatan yang menentukan perilaku anggota dan perilaku kelompok yang menyebabkan terjadinya gerak perubahan dalam



27



kelompok



untuk



mencapai



tujuan



bersama



yang



telah



di



tetapkan.



Jadi dinamika kelompok merupakan interaksi dan interdepensi antar anggota kelompok yang satu dengan yang lain kekuatan-kekuatan sosial yang membentuk sinergi dari semua faktor yang ada di dalam kelompok yang menyebabkan adanya suatu gerak perubahan dan umpan balik antara anggota dengan kelompok secara keseluruhan.Sementara Fungsi Dinamika kelompok adalah sebagai berikut Fungsi dari dinamika di dalam keompok antara lain 1. Membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup 2. Memudahkan



segala



pekerjaan.Mengerjakan



pekerjaan



yang



membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga selesai lebih efektif, cepat dan efisien 3. Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat Dalam dinamika kelompok untuk mengetahui fungsinya perlu di mengerti pula tanda-tanda dinamika kelompok sudah terbentuk.Menurut Mungin (2005: 63), bimbingan konseling kelompok memanfaatkan dinamiuka kelompok sebagai upaya untuk membimbing anggota kelompok untuk mencapai tujuan. Media dinamika kelompok ini, unik dan hanya dapat ditemukan dalam suatu kelompok yang benar-benar hidup.Kelompok yang hidup adalah kelompok yang memiliki cirri-ciri dinamis, bergerak dan aktif berfungsi untuk memenuhi suatu kebutuhan dan mencapai suatu tujuan.Menurut Glading dalam Mungin (2005: 62), dinamika kelompok dapat digambarkan dengan kekuatan-kekuatan yang muncul dalan suatu kelompok. Kekuatan-kekuatan itu bias tampak jelas atau mungkin tersembunyi seperti bagaimana para anggota kelompok merasakan diri mereka sendiri, saling merasakan satu sama lain, dan merasakan pemimpin kelompok mereka, bagaimana mereka berbicara satu sama lain, dan bagaimana pemimpin kelompok mereaksi para anggota.Selanjutnya menurut Mungin (2005) dinamika kelompok benar-benar



terwujud



dalam



kelompok



dapat



dilihat



dari:



1. Anggota kelompok dapat membantu terbinanya suasana keakraban dalam hubungan antar anggota kelompok



28



2. Anggota kelompok mampu mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri dalam kegiatan kelompok 3. Anggota kelompok dapat membantu tercapainya tujuan bersama.Anggota kelompok dapat mematuhi aturan kelompok dengan baik 4. Anggota kelompok benar-benar aktif dalam seluruh kegiatan kelompok. 5. Anggota kelompok dapat berkomunikasi secara terbuka 6. Anggota kelompok dapat membantu orang lain 7. Anggota kelompok dapat member kesempatan kepada anggota lain untuk menjalankan perannya.Anggota kelompok dapat menyadari pentingnya kegiatan kelompok. Peranan dinamika kelompok dalam bimbingan konseling kelompok Secara khusus, dinamika kelompok berperan dalam membantu memecahan permasalahan dalam kelompok baik masalah yang umum sampai pada masalah pribadi para anggota kelompok. Dinamika kelompok juga berperan dalam menumbuhkan kehangatan dalam kelompok sehingga semua nggota kelompok dapat



berperan



aktif



menyumbangkan



pendapat



atau



pemikiranya.



Permainan Kelompok Salah satu kegiatan untuk menimbulkan dinamika dalam kelompok adalah adanya permaianan.Syarat permainan kelompok: 1. Memberikan dinamika didalam kelompok.Mampu mengintegrasikan kembali suasana kelompok 2. Memberikan keakraban antar anggota kelompok yang mulanya belum mengenal satu sama lain.Mudah dipahami Fungsi permainan kelompok: 1. Memberikan penyegaran pikiran kembali setelah serius melakukan kegiatan 2. Membentuk dinamika kelompok 3. Menambah keakraban anggota kelompok Pemimpin Kelompok dalam Konseling Kelompok Syarat Pemimpin Kelompok Menurut Mungin Eddy W ( 2005:118), ada beberapa syarat menjadi pemimpin kelompok yaitu 1. Kehadiran, pemimpin kelompok bisa hadir secara emosional pada penggalaman orang lain



29



2. Kekuatan pribadi,meliputi kepercayaan diri dan kesadaran akan pengaruh sesorang kepada orang lain 3. Keberanian, pemimpin kelompok yang efektif harus sadar bahea mereka perlu menunjukan keberanian dalam interaksi dengan anggotanya 4. Kemauan untuk mengkonfrontasi diri sendiri,menunjukan keberanian bukan hanya pada cara- cara berhubungan dengan kelompok tetapi dengan berhubungan dengan diri mereka sendiri juga 5. .Kesadaran diri, berbarengan dengan hal menghadapi diri sendiri. 6. Ciri esensial dari kepemimpinan efektif adalah kesadaran akan diri sendiri, akan kebutuhan dan motivasi–motivasi seseorang,akan konflik atau masalah–masalah pribadi,akan bertahanan dan titik kelemahan,akan bidang usaha–usaha yang belum selesai 7. Kesungguhan/ketulusan, minat yang tulus dan sungguh–sungguh pada kesejahteraan orang lain dan kemampuan untuk berkembang secara konstruktif 8. Keaslian (authenticity), pemimpin menjadi sesorang yang asli,nyata atau rill,kongruen dan jujur 9. Mengerti identitas, bila akan menolong orang lain,pemimpin kelompok perlu memiliki pengertian yang jelas tentang identitas diri mereka sendiri 10. Keyakinan/kepercyaan dalam proses kelompok, merupakan esensi keberhasilan dariproses kelompok. 11. Kegairahan (antusiasme).Daya cipta dan kreatif. 12. Daya tahan (stamina). Menurut Trait Theories of Leadership di dalam buku Dinamika Kelompok karangan Slamet Santosa menyebutkan ciri seseorang dapat dikatakan pemimpin adalah 1. Intelegensi bahwa pemimpin memiliki intelegensi lebih dari yang lain. Kematangan sosial dan pengetahuan luas. 2. Memiliki motivasi sendiri dan dorongan berprestasi.Sikap untuk meyakini hubungan dengan orang lain Adapun Tugas dan Peranan Pemimpin Kelompok Menurut Munggin (2005: 107-105), tugas dari pemimpin kelompok adalah



30



1. Membuat dan Mempertahankan Kelompok 2. Pemimpin mempunyai tugas untuk membentuk dan mempertahankan kelompok 3. Melalui wawancara awal dengan calon anggota dan melalui seleksi yang baik pemimpin kelompok membentuk konseling 4. Membentuk budaya. Setelah kelompok terbentuk, pemimpin kelompok mengupayakan agar kelompok menjadi sistem sosial yang terapeutik kemudian dicoba menumbuhkan norma–norma yang dipakai sebagai pedoman interaksi kelompok 5. Membentuk norma–norma. Norma–norma di dalam kelompok dibentuk berdasarkan harapan anggota kelompok terhadap kelompok dan pengaruh langsung maupun tidak langsung dari pemimpin dan anggota yang lebih pengaruh. Menurut



Prayitno



peran



pemimpin



kelompok



adalah:



1.Pembentukan kelompok dari sekumpulan (calon) peserta 2. Penstrukturan, yaitu membahas bersama anggota kelompok apa, mengapa dan bagaimana layanan konseling kelompok dilaksanakan Pertahapan kegiatan konseling kelompok 3. Penilain segera (laiseg) hasil layana konseling kelompok 4. Tindak lanjut layanan konseling kelompok. Keterampilan



yang



Harus



Dimiliki



Pemimpin



Kelompok



Pemimpin kelompok harus menguasai dan mengembangkan kemampuan atau ketrampilan dan sikap untuk terselenggaranya kegiatan kelompok. Ketrampilan dan sikap yang perlu dimiliki menurut Mungin (2005:123 - 130 ) meliputi: a.



Aktif mendengar



b.



Refleksi



c.



Menguraikan dan menjelaskan pertanyaan



d.



Meringkas



e.



Penjelasan singkat dan pemberian informasi



f.



Mendorong dan mendukung



g.



Pengaturan nada suara



h.



Pemberian model dan penyiapan diri.



i.



Penggunaan mata



31



Hasil yang diharapkan Hasil yang diharapkan pada kelompok yaitu dengan anggota memperoleh pemahaman baru dari kegiatan bimbingan kelompok & konseling kelompok, Juga terentaskannya masalah anggota dalam kelompok dalam kegiatan koseling kelompok.Anggota dapat terbuka dalam mengungkapkan pendapat, saran, ataupun masalah.terciptanya



hubungan



yang



hangat/terciptanya



dinamika



dalam



kelompok. Bimbingan kelompok juga diharapkan mampu menjadi wadah bagi temanteman untuk berbagi ceritanya kepada konselor atau guru bk , praktikan berharap kegiatan ini bisa berlanjut guna mengasah ketrampilan praktikan itu sendiri diluar dari esensi bimbingan kelompok untuk membantu memecahkan permaslahan dikehidupan sehari-harinya yang bersifat umum dengan fungsinya sebagai pencegahan didalamnya, kesukarelaan . Anggota dapat terbuka Anggota dapat terbuka dalam mengungkapkan pendapat, saran, ataupun masalah.terciptanya hubungan yang hangat/terciptanya dinamika dalam kelompok.



32



BAB III Pra Bimbingan dan Konseling Kelompok 3.1 Persiapan Akademik Persiapan akademik adalah persiapan secara akademik yang dilakukan oleh praktikan sebelum melaksanakan praktek Bimbingan kelompok agar mendapatkan pemahaman total tentang konsep bimbingan kelompok. Yang termasuk dalam persiapan akademik diantaranya: -



Mempelajari konsep tentang konseling kelompok yang didapat dari perkuliahan maupun secara mandiri



-



Mempelajari keterampilan dan sikap apa saja yan perlu dimiliki olehpraktikan ketika melaksanakan praktik konseling kelompok.



3.2 Persiapan Fisik Persiapan fisik adalah persiapan yang dilakukan secara fisik atau jasmaniah oleh seorang praktikan sebelum melaksanakan praktek Bimbingan kelompok yang berguna untuk menunjang kelayakan dan kesopanan praktikan.Yang termasuk dalam persiapan fisik diantaranya -



Menjaga kesehatan badan dengan berolahraga agar ketika melaksanakan praktik menjadi lancer dan rileks



-



Menjaga pola makan sehari-hari



-



Memakai pakaian formal yang layak untuk tampil praktik di kelas



3.3 Persiapan Mental Persiapan mental adalah persiapan yang dilakukan secara mental yang oleh seorang praktikan guna menunjang ketenangan dan kejernihan pikiran ketika melaksanakan praktik konseling kelompok.Yang termasuk dalam persiapan mental diantaranya: -



berdoa agar perasaan dan pikiran menjadi tenang



-



Percaya pada kemampuan diri sendiri atau kita kenal percaya diri



3.4 Persiapan Administratif Persiapan administratif adalah persiapan yang dilakukan guna memenuhi kelengkapan administrasi ketika praktik konseling kelompok dilaksanakan. Yang termasuk dalam persiapan administrasi diantaranya:



33



-



Menyiapkan



lembar



penilaianlaiseg



(penilaian



segera)



untuk



anggotakelompok -



Menyiapkan lembar observasi bagi observer serta rekruitmen anggota



3.5 Upaya memperoleh anggota kelompok Pada pelaksanaan praktik bimbingan kelompok dan konseing kelompok kali ini, sistem rekruitmen anggota kelompok BKP dan KKP yaitu praktikan mengambil dari adek tingkat organisasi yang sebanyak 8 orang dengan TP (4 Orang) PLS(1 Orang) dan BK(3 orang) Sementara konseling kelompok sebanyak 6 orang dengan BK(2 orang). PLS(1 orang), TP(3 orang) Penyusunan Prosedur Operasional Kegiatan Bimbingan kelompok ini dilakukan di PKM FIP pada hari Rabu,23 Oktober 2019 pada pukul 15.00-16.00 dengan anggota sebanyak 8 orang. Adapun Bimbingan kelompok adalah Suatu proses layanan sangat ditentukan pada tahapan-tahapan yang harus dilalui sehingga akan terarah, runtut, dan tepat pada sasaran begitupula dengan konseling kelompok , dalam praktik yang dilakukan praktikan ini prosedurar di jelaskan sebagai berikut 1. Mulai memulai dengan rekrutmen anggota dari adek tingkat dimana praktikan organisasi dengan mengambil sebanyak 8 orang di dalam praktek bimbingan kelompok dan 6 orang didalam praktik konseling kelompok, adapun mereka secara sukarela dalam mengikuti kegiatan ini 2. Hasil bimbingan kelompok maupun konseling kelompok yang praktikan lakukan di pertanggungjawabkan melalui laporan ini 3. Membuat laporan ini sebagai bentuk hasil layanan bk dan pelaksanaan layanan bimbingan konseling kelompok



34



BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL BIMBINGAN DAN KONSELING KELOMPOK 4.1 Bimbingan Kelompok Tahap Pembentukan Pada tahap pertama ini praktikan mengucapkan salam kepada semua anggota dan memimpin doa bersama agar kegiatan yang akan dilaksanakan berjalan dengan lancar. Setelah itu praktikan memberikan ucapan terima kasih kepada semua anggota kelompok atas kesediaannya mengikuti kegiatan bimbingan kelompok..untuk menambah keakraban maka pada tahap ini Pada praktikan melakukan perkenalan , pula dengan anggota saling memperkenalkan diri disini praktikan dalam perkenalan menggunakan lagu “pak tani “ yang mana telah di ubah liriknya sebelumnya, kemudian juga mengungkapkan arti& tujuan ataupun harapan-harapan yang ingin dicapai baik oleh masing-masing, sebagian, maupun seluruh anggota. Memberikan penjelasan tentang bimbingan kelompok sehingga masing-masing anggota akan tahu apa arti dari bimbingan kelompok dan mengapa bimbingan kelompok harus dilaksanakan serta menjelaskan aturan main yang akan diterapkan dalam bimbingan kelompok ini. Jika ada masalah dalam proses pelaksanaannya, mereka akan mengerti bagaimana cara menyelesaikannya. Asas kerahasiaan juga disampaikan kepada seluruh anggota agar orang lain tidak mengetahui permasalahan yang terjadi pada mereka.Menjelaskan tujuan bimbingan kelompok , Menjelaskan asas-asas bimbingan kelompok, yaitu asas kerahasiaan, kenormatifan, kerahasiaan, keterbukaan, dan kesukarelaan , Menjelaskan cara pelaksanaan bimbingan konseling kelompok, Melakukan kesepakatan waktu berama-sama dengan anggota kelompok, Melakukan permainan dimana praktikan menggunakan game tepuk yang diberi nama “call me aplouse” yang mana masing masing anggota kelompok menyebutkan nama buah yang disukainya setelah itu mereka hompimpa untuk menentukan urutan main yang menang ialah yang pertama, mereka bertepuk sambil mengucap call me aplouse (nama buah anggota lain) dan anggota yang dsebut bisa melanjutkan ke



35



lainnya dan dilarang untuk menyebut ulung nama yang sudah disebut anggota lain, nanti yang salah maka bisa memberikan motivasi kepada anggota lainnya Tahap Peralihan Tahap kedua merupakan “jembatan” antara tahap pertama dan ketiga.dalam tahap ini praktikan Menjelaskan kegiatan yang akanditempuh pada tahap berikutnya 



Menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya







Membahas suasana yang terjadi







Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota







Bila perlu kembali kepada beberapa aspek tahap pertama Dalam tahap ini praktikan memberikan topic tugas dimana topic berasal dari



praktikan dimana dalam bimbingan kelompok hari ini membahas masalah mengenai Perilaku asertif terhadap narkoba dimana RPL(Terlampir) Tahap Kegiatan Dalam tahap kegiatan ini praktikan menggunakan topic tugas dimana topic berasal dari praktikan itu sendiri tentang perilaku asertif pada narkoba dimana dibahas sesuai dengan kesepakatan tentang pengertian narkoba, dampak narkoba, cara mengatasi narkoba , dan perilaku asertif itu , ciri-ciri perilaku asertif dan aplikasinya didalam menghadapi narkoba, adapun dalam tahap ini praktikan mencoba untuk mengilustratorkan melalui beberapa media yang dibawa, selain itu untuk memantapkan pemahaman anggota, praktikan mencoba mengajak anggota kelompok bermain peran. Dimana nantikan akan diambil nilai-nilai pesan moral yang ditampilkan.Setelah itu praktikan mencoba untuk menanyakan pemahaman terkait materi dari awal hingga akhir, salah satu dari mereka mengungkapkan pemahamannya dan diantaranya mampu menyimpulkan dengan baik materi yang disampaikan Dalam tahap kegiatan ini keaktifan anggota sangat bagus, antusianisme dan perhatian terhadap materi juga sangat bagus, hal itu terlihat dari jalannya proses berlangsung. Kegiatan tersebut dilakukan dengan tujuan agar dapat terungkapnya 36



masalah atau topik yang dirasakan, dipikirkan dan dialami oleh anggota kelompok.Selain itu dapat terbahasnya masalah yang dikemukakan secara mendalam dan tuntas serta ikut sertanya seluruh anggota secara aktif dan dinamis dalam pembahasan baik yang menyangkut unsur tingkah laku, pemikiran ataupun perasaan. Tahap Pengakhiran Pada tahap pengakhiran bimbingan kelompok, Tahap pengakhiran dimasuki ketika praktikan menjelaskan kepada semua anggota kelompok bahwa kegiatan bimbingan kelompok akan segera diakhiri. Praktikan menanyakan terkait pemahaman baru, perasaan dan tindakan kedepannya Praktikan juga menanyakan kepada anggota kelompok tentang harapan-harapan yang mereka miliki terkait dengan kegiatan bimbingan kelompok. Setelah semua anggota kelompok mengungkapkan harapannnya, praktikan mencoba menawarkan kepada semua anggota kelompok apabila diadakan kegiataBimbingan kelompok di lain waktu. Ternyata respon anggota kelompok sangat positif dan merasa senang bila diadakan kegiatan konseling kelompok lagi.Praktikan mengakhiri kegiatan konseling kelompok dengan memimpin doa atas lancarnya kegiatan yang dilakukan juga mengucapkan terima kasih kepada semua anggota kelompok. Untuk melihat progres yang ada pada diri masing-masing anggota, praktikan memberikan laiseg untuk diisi.Tahap ini ditutup dengan perpisahan dengan anggota kelompok dan mengucapkan terima kasih. 4.2 Konseling Kelompok Tahap Pembentukan Pada tahap pertama ini praktikan mengucapkan salam kepada semua anggota dan memimpin doa bersama agar kegiatan yang akan dilaksanakan berjalan dengan lancar. Setelah itu praktikan memberikan ucapan terima kasih kepada semua anggota kelompok atas kesediaannya mengikuti kegiatan bimbingan kelompok..untuk menambah keakraban maka pada tahap ini praktikan melakukan perkenalan dengan anggota kelompok untuk saling memperkenalkan diri disini praktikan dalam perkenalan menggunakan games nama panggilan dengan ekspresi terimut , kemudian juga mengungkapkan arti& tujuan konseling



37



kelompok , Memberikan penjelasan tentang mengapa konseling kelompok harus dilaksanakan serta menjelaskan aturan main yang akan diterapkan dalam konseling kelompok ini. Jika ada masalah dalam proses pelaksanaannya, mereka Menjelaskan asas-asas konseling kelompok, yaitu asas kerahasiaan, kenormatifan, kerahasiaan, keterbukaan, dan kesukarelaan , Menjelaskan cara pelaksanaan konseling konseling kelompok, Melakukan janji kerahasiaan bersama saa , kesepakatan waktu berama-sama dengan anggota kelompok, melakukan Melakukan permainan dimana praktikan menggunakan game tepuk yang diberi nama “darat , laut , udara” dimana anggota kelompok bisa menyebutkan namanama hewan yang hidup di tiga tempat tersebut, dimana permaianan dimulai dengan praktikan menunjuk darat,laut, udara sampai pada anggota yang ditunjuk dan anggota yang ditunjuk bisa menyebutkan nya begitupun seterunya. Tahap Peralihan Tahap kedua merupakan “jembatan” antara tahap pertama dan ketiga.dalam tahap ini praktikan Menjelaskan kegiatan yang akanditempuh pada tahap berikutnya 



Menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya







Membahas suasana yang terjadi







Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota







Bila perlu kembali kepada beberapa aspek tahap pertama Dalam tahap ini praktikan memberikan menjelaskan topic yang akan di bahas



dimana topiknya adalah topic bebas yaitu denga anggota kelompok bisa menyebutkan satu satu, setelah itu dari permasalahan yang disampaikan bisa di diskusikan siapa yang akan dibahas di dalam kelompok tersebut Tahap Kegiatan Setelah melihat kesiapan anggota kelompok untuk memasuki tahap kegiatan, praktikan segera memasuki tahap kegiatan.Yang pertama dilakukan adalah praktikan memberikan kesempatan kepada para anggota kelompok untuk mengungkapkan masalahnya masing-masing.Pada awalnya, para anggota masih



38



diam saja, belum ada yang mau sukarela dan terbuka untuk mengungkapkan masalah pribadinya.Tetapi kemudian ada salah satu anggota yang mau mengawali mengungkapkan masalah pribadinya. Setelah itu dilanjutkan dengan anggota yang lain secara bergantian. Setelah terungkap beberapa masalah yang dikemukakan oleh masing-masing anggota kelompok, kemudian praktikan menawarkan kepada semua anggota kelompok masalah mana yang akan dibahas terlebih dahulu. Berdasarkan atas kesepakatan semua anggota kelompok, akhirnya dipilih masalah yang dialami oleh LM. Praktikan menanyakan kepada LM, apakah ia setuju bila masalahnya yang akan dibahas dalam kegiatan konseling kelompok kali ini, dan LM menyetujuinya. Masalah yang dialami oleh LM adalah masalah mengenai Kurang harmonis hubungan dengan atasan dalam pekerjaannya. Lebih lanjut LM menceritakan bahwa hal ini bermula ketika dia kuliah dan sambil bekerja saat ini , dimana masalah itu timbul ketika LM yang sudah berusaha untuk menjadi baik didalam pekerjaannya namun selalu direspon negative terus terhadap atasannya, dia mengatakan bahwa terkadang dia merasa capek dan ingin berhenti namun karena tuntutan dia tidak mampumemtusukannya, dimana selain dia bekerja dia juga mengikuti organisasi kampus yang mana juga membawa pengaruh terhadap psikologisnya, dengan permasalahan yang kompleks ini lah di mencari alternative pandangan untuk bisa membantu dirinya. Awalnya atasan LM merasa baik-baik saja dengan kinerja LM , namun lambat laun ketika LM beberapa kali mengambil ijin saat itulah ia mulai merasa tidak enak terhadap atasannya, dikarenakan atasannya terkadang sering mengatakan kinerjanya kurang maximal ditiap kali dia berangkat bertugas, Mendengar cerita yang disampaikan Praktikan mengarahkan kepada semua anggota kelompok dan meminta para anggota kelompok untuk berpendapat, bertanya, ataupun memberikan alternative pandangan pemecahan masalah terkait masalah yang sedang dialami oleh LM. Anggota terlihat antusias untuk membantu LM menyelesaikan masalahnya, hal ini terlihat dari anggota aktif bertanya lebih dalam tentang masalahnya juga memberikan beberapa alternatif solusi pemecahan masalah untuk LM. Pada tahapan ini, dinamika antar anggota kelompok sudah mulai terbentuk dan terlihat



39



Beberapa point yang ditawarkan oleh anggota kelompok diantaranya 1. Putuskan pilihannya yang mana yang kira-kira akan diteruskan organisasi, kuliah, atau bekerja 2. Memperbaiki hubungan dengan cara menanyakan langsung pada atasan kirakira bagian manakah yang harus diperbaiki 3. Membicarakan kepada kedua orang tua terkait dengan kedepanya atas pilihan pilihannya 4. Keluar dari pekerjaan untuk lebih memfokuskan diri dengan dunia perkuliahan 5. Bisa membagi waktu dengan baik mulai sekarang ketika mau mempertahankan kegiatan tersebut 6.Bisa mengikuti mana yang kamu sanggupi atau dengan kata lain sesuai dengan kebutuhan dan prioritasnya masing masing Berdasarkan poin-poin solusi tersebut, lalu praktikan meminta pendapat LM dan dia memilih ingin memperbaiki hubungan dengan atasannya , terkait permaslahannya untuk keluar atau bertahan masih dipikirkan dengan baik dari dirinya. Alasan tersebut dilihat sesuai dengan kondisinya pada saat sekarang kemudian, hal terakhir yang dilakukan praktikan adalah memberi kesimpulan dari pembahasan masalah yang telah dibahas. Praktikan menyimpulkan tentang masalah yang sedang dihadapi LM, lalu disimpulkan pula secara singkat beberapa alternatif solusi pemecahan masalahnya dan yang paling akhir menanyakan akan di lakukan kapan waktunya Tahap Pengakhiran Pada tahap pengakhiran konseling kelompok, Tahap pengakhiran dimasuki ketika praktikan menjelaskan kepada semua anggota kelompok bahwa kegiatan bimbingan kelompok akan segera diakhiri. Praktikan juga menanyakan kepada anggota kelompok tentang harapan-harapan yang mereka miliki terkait dengan kegiatan konseling kelompok.Praktikan juga menyinggung mengenai perasaan, pemahaman hingga action kepada anggota kelompok yang yang paling utama adalah praktikan menanyakan action dari LM terkait pandangan yang aka diambil dan waktunya ,Setelah semua anggota kelompok mengungkapkan harapannnya, praktikan mencoba menawarkan kepada semua anggota kelompok apabila 40



diadakan kegiatab konseling kelompok di lain waktu. Ternyata respon anggota kelompok sangat positif dan merasa senang bila diadakan kegiatan konseling kelompok lagi.Praktikan mengakhiri kegiatan konseling kelompok dengan memimpin doa atas lancarnya kegiatan yang dilakukan juga mengucapkan terima kasih kepada semua anggota kelompok.Untuk melihat progres yang ada pada diri masing-masing anggota, praktikan memberikan laiseg untuk diisi.Tahap ini ditutup



dengan



anggota



kelompok



dan



mengucapkan



terimakasih.



Rangkuman Upaya untuk menumbuhkan dinamika dan cara mengatasi hambatan baik bimbingan kelompok maupun konseling kelompok .Dalam pelaksanaan praktik kegiatan bimbingan / konseling kelompok ada beberapa kendala yang muncul.Kendala yang muncul disebabkan sesuatu yang tak terduga. Beberapa kendala yang muncul dan cara praktukan mengatasinya diantaranya: 1.Terlalu bisingnya PKM FIP yang digunakan sebagai tempat pelaksanaan kegiatan Bimbingan konseling kelompok maupun konseling kelompok. Hal ini terjadi karena di pkm sebelah tengah mengadakan kegiatan rutinan rapat yang mana suaranya membuat gaduh sehingga suara praktikan jadi kurang terlalu jelas didengar oleh anggota kelompok. Cara praktikan mengatasi hal tersebut adalah dengan cara memperbesar volume suara praktikan sendiri agar suara praktikan dapat didengar jelas oleh para anggota kelompok, juga agar perhatian anggota kelompok tidak tertuju kepada kelompok konseling yang lain 2.Ada beberapa anggota kelompok yang pasif ketika kegiatan berlangsung.baik bimbingan kelompok maupun konseling kelompok, Sekiranya ada dua anggota kelompok yang selalu terlihat pasif, mereka tidak mau mengungkapkan pendapatnya dan hanya diam saja. Cara praktikan mengatasinya adalah dengan memberi perhatian lebih kepada keduanya. Mencoba bertanya tentang pendapat merekatentang masalah yang sedang dibahas dalam kegiatan kelompok kepada keduanya. Hal ini dilakukan agar semua anggota dalam kelompok bisa lebih komunikatif. 3. Ketika sudah sampai pada batas waktu yang ditentukan, kegiatan konseling kelompok maupun bimbingan kelompok belum selesai. Karena waktu yang digunakan untuk membahas masalah dan untuk permainan cukup lama,



41



mengakibatkan ketika jam sudah mau selesai, kegiatan belum selesai.Cara praktikan mengatasi hal tersebut ketika anggota mau meninggalkan ruangan, tidak ada acara perpisahan yang formil (berjabat tangan) 4. Kendala dari segi internal praktikan sendiri diantaranya, praktikan masih merasa gugup ketika memberikan layanan konseling kelompok, maupun bimbingan kelompok olah vokal dirasa masih kurang karena praktikan sedang radang suara, ,kelancaran dalam berbicara cukup baik, dan perasaan grogi masih menempel saat pelaksanaan praktik. Usaha praktikan utuk mengatasi beberapa hal tersebut adalah dengan cara percaya pada kemampuan diri sendiri dan meyakinkan diri bahwa praktikan pasti bisa menlaksanakan praktik konseling kelompok ini hingga selesai. 5.Kendala yang lain yaitu bahwa ketika pelaksanaan praktik bimbingan konseling kelompok, praktikan selalu ingin tertawa ketika berbicara di depan kelompok. Usaha praktikan untuk mengatasinya adalah dengan cara menekan perasaan ingin tertawa tersebut dan terkadang mengubah tertawa menjadi senyum biasa. 6. Konseling kelompok berlangsung ada beberapa anggota yang terlihat lebih menonjol dari yang lainnya, praktikan mengatasisnya dengan memberikan kesempatan ke temen-temen lain untuk berpendapat 7. baik bimbingan maupun konseling kelompok kendalanya ada beberapa kendala didalam take video karena saking keakrabannya satu sama lain sehingga beberapa kali harus terjeda akibat mentertawakan satu sama lain diantara anggota tersebut adapun yang praktikan lakukan untuk mengatasinya yaitu dengan meminimalisir penjedaan dan meminta anggota kelompok untuk bisa tetap tenang dan focus selama mengikuti kegiatan ini atau dengan kata lain untuk melanjutkan kegiatan ini 4.3 Hasil bimbingan dan konseling kelompok -



Bimbingan kelompok Berdasarkan observasi praktikan sebelum proses bimbingan konseling



berlangsung anggota merasa takut, deg-degan, khawatir akan ditanyakan macammacam dan seterusnya, namun ketika proses berlangsung aura deg-degan dari anggota kelompok mulai berkurang, mereka mampu menyesuaikan dengan dinamika yang dibangun oleh kelompok, terlihat dengan ekspresi yang di



42



perlihatkan, dan memasuki tahap inti mereka merasa antusias dengan bermaian peran , walaupun diawalnya ada kebingungan namun dengan cepat mampu disesuaikan,hingga sampai pada tahap akhir anggota merasa senang dan ada perubahan ekspresi mereka yang terlihat sumringah dan partisipatif , dimana mereka menyampaikan tentang pengalaman mereka selama mengikuti bimbingan kelompok dengan menyampaikan perasaan senang, dapat teman baru, dapat wawasan baru informasi baru, dan bahkan ada yang baru mengetahui tentang makna dari topic yang dibahas selain itu mereka antusias akan mulai mencoba melakukan dikehidupan sehari-harinnya -



Konseling Kelompok Berdasarkan observasi praktikan sebelum kegiatan berlangsung anggota



sudah mulai terbiasa dan ingin segera dilakukan konseling mengingat mereka tengah mengalami permasalahan perkuliahan sebagaian besarnya, antusianisme bagus ,partisipasinya pula bagus, ada perbedaa ketika konseli yang kebetulan sebagai bahan bahasan kelompok menyampaikan rasa lega dan lebih baik pada tubuhnya



seterlah



dilakukan



satu



sesi



konseling,



anggota



lain



pula



menyampaikanhal serupa dan berkeinginan untuk dapat dilakukan secara rutin . 4.6 Tentang UCA Secara garis besar pemahaman, pengetahuan, dan action dari seluruh anggota bimbingan kelompok disimpulkan sangat antusias sekali, dimana mereka untuk pertama kalinya mengikuti kegiatan bimbingan kelompok dengan permasalahan yang diangkat masih hangat di telinga anggota , dan pengetahuan serta wawasan baru yang mereka dapatkan terutama tentang konsep perilaku asertif , mereka merasa senang dan partisipatif terhadap kegiatan ini dan mereka mengatakan senang dan bahagia bisa mengikuti kegiatan seperti ini Sementara kegiatan konseling kelompok secara garis besar anggota kelompok merasa senang dan antusianisme mereka cukup bagus , mereka mengatakan bahwa konseling kelompok ini adalah kegiatan yang menarik dan menyenangkan karena mereka merasa tepat sekali dengan suasana dan kondisi yang tengah mereka alami, selama kegiatan mereka mengatakan senang , mendapat banyak teman baru dari lain program studi, mendapat wawasan baru



43



dan pengetahuan baru baik tereutama didalam menghadapi permasalahan atau persoalan yang tengah dihadapi oleh anggota lainnya Adapun pemahamana baru yang mereka ungkap disini adalah tentang manfaat dari konseling kelompok yang dirasa tepat di dalam membahas masalah-masalah yang lebih urgent apabila bisa didampingi oleh konselor/ guru BK, lalu hal lain yang di sampaikan pula tentang permasalahan itu bisa dihadapi dengan banyak pandangan tergantung bagaimana anggota atau personal itu memandang, alternative sangat banyak tinggal dicocokan dengan kebutuhan dan situasinya Sementara action atau tindakan terutama kepada anggota yang di bahas masalahnya dalam kelompok akan segera melaksanakan beberapa alternative pandangan yang disampaikan oleh anggota kelompok tersebut sesegera mungkin, begitu pula dengan anggota yang lainnya Teknik yang digunakan di dalam konseling kelompok yang praktikan lakukan adalah dengan teknik Focus Grub Discussion dimana membahas permaslahan dari salah satu anggota dalam satu kelompok, anggota mampu menyampaikan masalahannya, tanggapannya, sarannya terhadap materi yang di bahasnya, sehingga ensensi dari adanya focus grub discussion ini anggota bisa saling menukarkan informasi terhadap lainnya , diskusi yang dilakukan untuk mencapai suatu kesepakatan tertentu mengenaisuatu permasalahan yang dihadapi oleh peserta anggota kelompok. Focus grup discussion bermanfaat untuk memperoleh masukan atau informasi mengenai permasalahan yang tengah dihadapi anggota baik bersifat spesifik, selain itu penyelesaian tentang suatu maslahan ditentukan oleh pihak terkait dengan bantuan masukan anggota lain



44



BAB V PENUTUP 5.1Kesimpulan Dari semua tahapan atau proses kegiatan Bimbingan konseling kelompok yang telah dilaksanakan, dapat diambil kesimpulan bahwa: a. Layanan bimbingan dan konseling kelompokadalah salah satu bentuk program yang dilakukan oleh guru BK atau Konselor b. Layanan bimbingan kelompok adalah salah satu layanan yang dilakukan oleh guru bk atau konselor untuk membahas suatu permaslahan yang sedang in atau viral yang berkaitan dengan nilai-nilai kehidupan , adapun fungsinya yaitu sebagai preventif dan pengembangan dimana dilaksanakan secara kelompok baik dilakukan diluar maupun di dalam luar ruangan c. Layanan konseling kelompok adaah salah satu layanan yang ada dalam bimbingan dan konseling untuk membahas suatu permasalahan yang bersifat pribadi atau permasalahan yang lebih krusial untuk bisa segera dibahas didalam kelompok , adapun fungsi dari konseling kelompok itu sendiri sebagai kuratif dan pengentasan serta pengembangan, kegiatan ini bisa dilakukan diluar maupun didalam ruangan d. Praktikan sudah dapat melaksanakan semua tahap yang ada dalam kegiatan konseling kelompok dengan cukup baik. e. Beberapa kekurangan dirasa akibat pengalaman praktikan yang dilakukan oleh praktikan masih sedikit. Juga dikarenakan bahwa bmbingan maupun konseling kelompok tersebut baru dilaksanakan untuk pertama kali, sehingga menjadi pengalaman dan referensi tersendiri untuk praktikan. f. Praktik bimbingan atau konseling kelompok ini membuat kemampuan praktikan menjadi lebih terasah. Hal ini bisa disimpulkan dari bagaimana praktikan menguasai diri dari rasa grogi dan bagaimana praktikan mengelola kelompok yang terdiri dari kepribadian yang berbeda dari masing-masing individu. Hal tersebut dirasa sebagai beban namun sekaligus juga mengasah diri untuk menjadi lebih baik sebagai bekal untuk terjun ke lapangan sesungguhnya kelak 5.2 Saran Saran yang terbentuk dari diri praktikan adalah bila mengadakan suatu kegiatan baik bimbingan dan konseling kelompok akan lebih baik bila di lakukan ditempat yang sepi atau diruangan tertentu yang memadai yang jauh dari keramaian. Selanjutnya adalah agar lebih menambah latihan yang dapat meningkatkan rasa kepercayaan diri dan belajar menguasai keadaan yang tidak terencana, sedangkan keadaan menuntut untuk selalu tampil prima.Profesionalitas



45



seorang konselor harus terjaga dihadapan konseli maupun dihadapan stake holder agar pengakuan sehat dari masyarakat dapat terangkat. 5.3 Refleksi Diri Pada hari saat diumumkan oleh dosen pembimbing bahwa mulai bulan oktober-nopember bisa digunakan untuk kegiatan pembelajaran diluar dengan praktik sesame teman BK lalu bisa di terapkan pula di lini luar bk yaitu dengan mulai diadakan penugasan untuk membuat proyek bimbingan kelompok dan konseling kelompok yang mana diadakan secara sungguhan, yaitu baik bimbingan kelompok ataupun konseling kelompok dilakukan bersama konseli di luar program studi bimbingan konseling, namun masih diberikan alternative untuk mencoba mengajak sesame anak BK namun untuk semester 1 dikarenakan sebagai pengenalan diri dan layanan bk kepada adek tingkat baik sesamanya atau diluar program studi terkait. Pada awalnya praktikan sempat merasa nervous. Kenervousan ini bertambah ketika diputuskan bahwa praktikan adalah salah satu dari beberapa praktikan lain yang akan praktik di minggu berikutnya. Hal ini menyebabkann mau tidak mau praktikan mempersiapkan diri sebaikbaiknya agar pada kegiatan praktik nanti bisa berjalan dengan lancar.Beberapa persiapan yang dilakukan yaitu, memperdalam konsep tentang bimbingan dan konseling kelompok dan menyiapkan mental dengan baik.Ketika hari praktik tiba, praktikan merasa gugup, nervous, agak cemas, dan deg-degan. Sampai pada kegiatan pembagian kelompok, dan ketika praktikan sedah duduk diantara anggota kelompok yang sudah ditetapkan, praktikan masih merasakan adanya perasaan grogi dan kurang percaya diri, namun praktikan meyakinkan pada diri sendiri bahwa praktik kali ini adalah kesempatan yang langka dan akan menjadi pengalaman yang sangat berharga untuk di lapangan kelak. Oleh karena itu, praktikan mau tidak mau harus melawan perasaan grogi dan memulai kegiatan praktik. Pada saat praktik bimbingan kelompok praktikan merasa enjoy dikarenakan anggota kelompok adalah teman –teman akrab yang mana masih bisa di kondisikan secara baik sementera ketika bimbingan kelompok telah berlangsung, terkadang praktikan merasa bingung untuk menghadapi beberapa anggota kelompok yang kurang aktif berbicara. Karena meskipun sudah beberapa kali didorong untuk berbicara pun mereka masih tetap bersikap pasif.. Adapun ketika konseling kelompok Pada saat tahap menjelaskan batasan masalah, praktikan mengaku belum terlalu detail menjelaskan bahwa pada tahap anggota kelompok mengungkapkan masalah, yang di ungkapkan terlebih dahulu adalah garis besar masalahnya dahulu, baru kemudian setelah diputuskan masalah siapa yang akan dibahas, diceritakan masalah tersebut secara panjang lebar. Sehingga ketika disuruh mengungkapkan masalah pribadinya masing-masing,



46



mereka langsung secara panjang lebar menjelaskan masalahnya secara detail, sehingga menyebabkan memakan banyak sekali waktu.Pada saat itu, praktikan ingin memotong cerita anggota, namun karena anggota yang bercerita terlihat begitu antusias dan serius ketika mennceritakan masalahnya, praktikan membiarkan anggota kelompok bercerita sampai selesai. Hal ini memberikan pelajaran bagi praktikan untuk kegiatan praktik konseling kelompok yang akan datang. Ketika tahap pembahasan masalah, praktikan merasa bingung dengan sikap seperti apa yang harus dilakukan disana. Praktikan bingung apakah ia harus aktif berbicara dan ikut mencarikan solusi untuk pemecahan masalah, atau praktikan hanya mengarahkan anggota untuk mereka aktif membahas dan mencarikan solusi pemecahan masalah untuk teman mereka yang masalahnya sedang dibahas. Karena kebingungan tersebut, praktikan mengaku menjadi lebih banyak diam praktikan hanya mengarahkan sesekali mengklarifikasi terhadap ungkapan yang disampaikan , praktikan juga sesekali menjelaskan maksud yang disampaikan anggota secara garis besar nya . pada tahap ini praktikan juga merasa kurang bisa mengontrol para anggota konseling kelompok. hal semacam ini juga dirasa memberikan pelajaran dan pengalaman yang berharga untuk praktikan sendiri. Berdasarkan pengalaman ketika praktikan akan mengadakan kegiatan dimana ada beberapa anggota yang membatalkan menjadi anggota menyebabkan praktikan untuk mencari anggota pengganti ditambah dengan jadwal anggota kelompok di perkuliahan yang cukup padat membuat praktikan beberapa kali mengganti jadwal untuk praktik karena menyesuaikan dengan anggotanya selain itu juga pengalaman anggota yang baru pertama mengikuti kegiatan menyebabkan beberapa dari mereka masih bingung ketika di minta berpendapar dan memerlukan waktu yang cukup lama, disini praktikan belajar untuk lebih memperhatikan penggunaan waktu yang ada agar semua tehapan konseling kelompok bisa terjalani semua dan agar kegiatan konseling kelompok berjalan dengan efektif. Pengalaman dan pelajaran yang praktikan peroleh diantaranya bisa mengetahui dan menjalani sendiri bagaimana proses bimbingan kelompok dan konseling kelompok berlangsung, mempraktikkan operasional prosedur pelaksanaan bimbingan kelompok &konseling kelompok, mendapat pengalaman mengetahui suasana kelompok bimbingan &konseling, pengalaman berbicara didepan kelompok, melatih kepercayaan diri, melatih kepemimpinan, melatih kelancaran berbicara di depan umum, melatih mengontrol emosi, bisa mengetahui bagaimana seorang konselor ketika memberikan layanan bimbingan kelompok &konseling kelompok, dan memberikan pengalaman untuk menjadi seorang pembimbing yang lebih baik ketika sudah terjun di lapangan kelak.Pada kegiatan bimbingan kelompok &konseling kelompok kali ini, praktikan juga mengalami beberapa kemajuan pada aspek tertentu, diantaranya: 47



1. 2. 3. 4. 5. 6.



Sudah lebih tegas sebagai pemimpin kelompok. Sudah sedikit lebih luwes sebagai pemimpin kelompok. Sudah mampu menjadi pendengar yang baik. Sudah mampu memberikan penjelasan singkat dan pemberian informasi. Sudah labih bisa meringkas pernyataan dari anggota kelompok. Sudah lebih bisa memperhatikan semua anggota kelompok secara merata



Selain mengalami beberapa kemajuan, praktikan juga masih mempunyai beberapa kelemahan diri ketika menjadi pemimpin kelompok dalam bimbinga kelompok&konseling kelompok yang praktikan lakukan, diantaranya: 1. Masih cenderung terhanyut dengan keadaan ketika pembahasan masalah. 2. Kurang mengarahkan jalannya konseling kelompok pada tahap pembahasan masalah. 3. Masih belum sepenuhnya bisa mengontrol anggota kelompok. 4. Masih merasa gugup dan grogi ketika memberikan layanan konseling kelompok. 5. Pengatuan olah vokal dan nada suara dirasa masih kurang. 6. .Bahasa yang digunakan masih bercampur dengan bahasa daerah. 7. Masih kesulitan dalam menguraikan dan menjelaskan pertanyaan.



48



DAFTAR PUSTAKA Dewa, Ketut S. 2002. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling.Jakarta: Rineka Cipta Eddy, Wibowo Mungin. 2005. Konseling Kelompok Perkembangan. Semarang: Unnes Press Mugiarso, Heru dkk. 2007. Bimbingan dan Konseling. Semarang: UPT UNNES PRESS Prayitno.1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta: Ghalia Indonesia Prayitno.2004. Layanan Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Ghalia Indonesia Romlah, Tatik. 2001. Teori dan Praktik Bimbingan Kelompok. Malang: Universitas Negeri Malang Santosa, Slamet. 2004. Dinamika Kelompok. Jakarta: PT Bumi Aksara W. S. Winkel dan M.M. Sri Hastuti. 2004. Bimbingan Dan Konseling Di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi



49



LAMPIRAN



50



RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL) BIMBINGAN KELOMPOK



DOPE or NOPE



NAMA PRODI/JURUSAN ANGKATAN



: : :



Mutmainah Bimbingan dan Konseling 2017



UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG KOTA SEMARANG 2019



51



UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN



JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229



RENCANA PELAKSANAAN PELAYANAN BIMBINGANKELOMPOK Sekolah : ............................................ Kelas/ Semester : ............................................ A. Komponen Layanan Layanan Dasar B. Bidang Layanan Pribadi-Sosial C. Topik Layanan DOPE or NOPE D. Fungsi Layanan Pengembangan E. Tujuan Umum Mengembangkan landasan perilaku etis pada peserta didik F. Tujuan Khusus 1. Peserta didik mampu memahami tentang perilaku asertif dan urgensinya pada penyalahgunaan narkoba 2. Peserta didik mampu menampilkanaspek perilaku asertif 3. Peserta didik mampu mengembangkanperilaku asertif pada penyalahgunaan narkoba G. Sasaran Layanan Siswa Kelas 10 SMA H. Materi Layanan 1. Konsep dan urgensi perilaku asertif pada penyalahgunaan narkoba 2. Aspek perilaku asertif 3. Perilaku asertif terhadap penyalahgunaan narkoba I. Waktu 1x45 menit J. Sumber Anggreni, Dewi.2015.Dampak Bagi Pengguna Narkotika, Psikotropika, dan zat adiktif (NAPZA) di kelurahan gunung kelua Samarinda. Dalam Jurnal Sosiatri-sosiologi ,3(3) Hal 37-51. Diakses pada tanggal 27 Juni 2019. Fensterheim, H. dan J. Baer. 1995. Jangan bilang ya bila anda akan mengatakan tidak. Jakarta : Gunung Jati Sofah, Rahmi,dkk. 2018.Pengembangan Perilaku Asertif untuk Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Melalui Layanan Bimbingan Kelompok. Dalam jurnal fokus konseling, 4(1).100-106 Zukaida, Anita. 2005. Tingkah Laku Asertif pada Mahasiswa. Procceding Seminar Nasional PESAT. ISSN : 18582559



52



K. L.



Metode/ Teknik Media/Alat



M.



Pelaksanaan



Diskusi kelompok dan Sosiodrama 1. Roda TOD 2. Kartu Truth dan Kartu Dare 3. Media drama (kamera, Mikrofon) 4. Kertas Drama 5. Lembar Tugas 6. Papan tulis



1. Tahap Awal/ Pendahuluan a. Pernyataan tujuan 1. Guru BK mengucap salam, memimpin doa, menyapa dengan kalimat yang membuat peserta didik semangat, dan berkenalan. 2. Guru BK memimpin anggota untuk memperkenalkan diri dengan lagu 3. Guru BK menjelaskan tujuan layanan 1. Guru BK menjelaskan tentang Kegiatan Bimbingan b. Penjelasan tentang Kelompok langkah-langkah 2. Guru BK menjelaskan tentang asas-asas dalam kegiatan kegiatan bimbingan kelompok 3. Guru BK menjelaskan tentang cara untuk bertanya / mengemukakan pendapat 4. Guru BK memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan konsolidasi untuk meyakinkan bahwa semua peserta didik sudah paham atau belum dengan tugasnya masing-masing. 5. Mengarahkan 1. Guru BK memberikan gambaran tentang topik akan kegiatan dibahas 1. Guru BK menanyakan kesiapan kelompok dalam 2. Tahap Peralihan melaksanakan kegiatan kelompok (Transisi) 2. Guru BK memberi kesempatan bertanya kepada setiap peserta didik 3. Guru BK menjelaskan kembali secara singkat tentang tugas dan tanggung jawab peserta didik dalam melakukan kegiatan kelompok tentang hal-hal yang belum mereka pahami 4. Guru BK menanyakan kesiapan peserta didik untuk melaksanakan tugas 5. Setelah peserta didik menyatakan siap, kemudian guru BK memulai masuk ke tahap kerja 2. Tahap Inti Kegiatan Peserta Didik 1. Guru BK memimpin peserta didik untuk bermain Roda dan Guru BK TOD dan menyampaikan ketentuannya 2. Peserta didik bermain Roda TOD dipimpin oleh guru BK



53



3. Tahap Penutup



N.



3. Guru BK merefleksikan permainan yang dilakukan 4. Guru BK memimpin diskusi mengenai perilaku asertif 5. Peserta didik aktif dalam diskusi mengenai perilaku asertif 6. Guru BK mengarahkan peserta didik untuk bermain sosiodrama sesuai peran dan skenario yang telah ditentukan 7. Peserta didik bermain sosiodrama sesuai perannya dengan penghayatan penuh 8. Setelah bermain sosiodrama, peserta didik menanggapi pertanyaan yang diberikan konselor mengenai sosiodrama yang telah dimainkan 9. Guru BK mengajak peserta didik menyanyikan sebuah lagu dan merefleksikannya 10. Peserta didik menyanyikan lagu secara bersama dan menyampaikan pendapatnya mengenai lagu tersebut 1. Guru BK memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan 2. Guru BK memberikan penguatan 3. Guru BK menyampaikan tindak lanjut 4. Guru BK memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memimpin doa 5. Guru BK menutup kegiatan bimbingan kelompok dengan salam



Evaluasi 1. Evaluasi Proses



1. Sikap peserta didik dalam mengikuti kegiatan : memperhatikan, kurang memperhatikan, tidak memperhatikan 2. Keaktifan peserta didik dalam mengikuti kegiatan : aktif, kurang aktif, tidak aktif 3. Cara peserta didik menyampaikan pendapat : sesuai topik, kurang sesuai topik, tidak sesuai topik 1. Pemahaman yang diperoleh peserta didik 2. Evaluasi Hasil 2. Perasaan peserta didik setelah mengikuti layanan 3. Rencana peserta didik ke depannya 4. Harapan, saran atau kritik dari peserta didik kepada guru bimbingan dan konseling Semarang, ........................................ Kepala Sekolah Praktikan Konselor



............................................... NIP.



Mutmainah NIM. 1301417022



54



Lampiran : 1. Materi yang diberikan 2. Lembar Penilaian serta Evaluasi proses dan hasil 3. Daftar hadir 4. Media



55



Lampiran 1. Materi DOPE OR NOPE Tingkah laku asertif menurut Bloom dkk (1975) adalah usaha individu untuk mengkomunikasikan sesuatu secara langsung dan jujur, dan menentukan pilihan tanpa merugikan atau dirugikan oleh orang lain. Winship dan Kelley menggambarkan tingkah laku asertif sebagai pengekspresian diri secara jujur namun tanpa melanggar hak orang lain. Cawood (1987) menyatakan bahwa asertif menggambarkan adanya pengekspresian pikiran, perasaan, kebutuhan atau hak-hak yang dimiliki seseorang yang bersifat langsung, jujur dan sesuai, tanpa adanya keeemasan yang tidak beralasan, namun juga disertai adanya kemampuan untuk dapat menerima perasaan atau pendapat orang lain dan dengan tidak mengingkari hak-hak mereka dalam mengekspresikan pikiran dan perasaannya. Dari berbagai uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan tingkah laku asertif adalah kemampuan untuk mengemukakan pendapat, perasaan dan keyakinan yang disertai kemampuan untuk menerima pendapat, perasaan dan keyakinan orang lain, secara langsung, jujur dan dengan cara yang sesuai yaitu dengan tidak menyakiti atau merugikan diri sendiri maupun orang lain. Ciri-ciri seseorang yang asertif menurut Fansterheim dan Baer (1995) adalah : 1. Bebas mengemukakan pikiran dan pendapat melalui verbal dan non verbal 2. Mampu berkomunikasi secara langsung dan terbuka 3. Mampu untuk memulai, melanjutkan dan mengakhiri pembicaraan dengan baik 4. Mampu menolak dan menyatakan ketidaksetujuannya kepada orang lain 5. Mampu mengajukan permintaan dan bantuan kepada orang lain 6. Memiliki sikap dan pandangan yang aktif terhadap kehidupan 7. Menerima keterbatasan yang ada di dalam diri dengan tetap berusaha Aspek perilaku asertif menurut Glassi dan Glassi (Fatma, 2009) terdiri atas tiga kategori yaitu: 1. Mengungkapkan perasaan positif a. Mampu memberi pujian dan mengungkapkan penghargaan untuk orang lain, seperti memuji perilaku, pakaian atau hal lain pada orang lain dan memberikan senyuman atau ucapan terimakasih ketika menerima pujian. b. Mampu untuk meminta pertolongan kepada orang lain c. Mampu mengungkapkan perasaan suka, cinta, sayang kepada orang lain yang disenangi d. Dapat memulai dan terlibat dalam suatu percakapan dengan orang lain 2. Afismasi diri



56



a. Mepertahankan hak diri sendiri ketika hak tersebut diabaikan atau dilanggar orang lain b. Mampu mengungkapkan pendapat sekalipun itu tidak sepaham dengan orang lain secara asertif 3. Mengungkapkan perasaan negatif a. Mampu untuk menolak permintaan yang tidak rasional atau tidak perlu diperhatikan atau hal yang tidak tepat. b. Mampu mengungkapkan ketidaksenangan kepada orang lain dengan cara yang asertif c. Mengungkapkan kemarahan dengan asertif Perilaku asertif yang dikembangkan untuk menghadapi penyalahgunaan narkoba adalah : 1. 2. 3. 4. 5.



Berani mengatakan tidak pada penyalahgunaan narkoba Meminta pertolongan kepada orang lain Mampu menolak permintaan orang lain untuk menyalahgunakan narkoba Menolak penyalahgunaan narkoba dengan asertif Menyampaikan pendapat bahwa saya tidak perlu untuk menggunakan narkoba dengan tegas di hadapan orang lain 6. Mempertahankan keputusan ketika tidak ingin menggunakan narkoba Manfaat berperilaku asertif pada narkoba : 1. Terhindar dari bahaya penggunaan narkoba 2. Mampu mengungkapkan diri pada orang lain dan pemenuhan kebutuhan sendiri 3. Membuat diri menjadi menarik dan mencegah keretakkan hubungan akibat kebohongan 4. Dapat memiliki yang diinginkan Daftar Pustaka : Anggreni, Dewi.2015.Dampak Bagi Pengguna Narkotika, Psikotropika, dan zat adiktif (NAPZA) di kelurahan gunung kelua Samarinda. Dalam Jurnal Sosiatrisosiologi ,3(3) Hal 37-51. Diakses pada tanggal 27 Juni 2019. Sofah, Rahmi,dkk. 2018.Pengembangan Perilaku Asertif untuk Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Melalui Layanan Bimbingan Kelompok. Dalam jurnal fokus konseling, 4(1).100-106 Zukaida, Anita. 2005. Tingkah Laku Asertif pada Mahasiswa. Procceding Seminar Nasional PESAT. ISSN : 18582559



57



Lampiran 3. Penilaian Proses Beri tanda centang (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan sikap konseli selama kegiatan layanan diberikan. Keterangan :  Antusiasme konseli selama kegiatan layanan berlangsung Ket : skor 3 = memperhatikan skor 2 = kurang memperhatikan skor 1 = tidak memperhatikan  Keaktifan konseli selama mengikuti kegiatan Ket : skor 3 = aktif skor 2 = kurang aktif skor 1 = tidak aktif  Cara konseli menyampaikan pendapat Ket : skor 3 = sesuai topik skor 2 = kurang sesuai topik skor 1 = tidak sesuai topik No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Nama Konseli



Antusiasme 1 2 3



Keaktifan 1 2 3



Berpendapat 1 2 3



Irvand Syahrul Lintang Markhmah Diki Wahyudi Siti Saroh Aprilia Puspa Rahma Iis P Makrif Hidayah



Setelah nilai diberi tanda centang, jumlahkan nilai yang diperoleh konseli. Kemudian klasifikasikan jumlah tersebut kedalam kriteria penilaian hasil sebagai berikut: 7–9 : Baik (B) 4–6 : Kurang Baik (KB) 0–3 : Tidak Baik (TB)



58



Jumlah



PENILAIAN HASIL Nama konseli : ........................................................ Jurusan : …………………………………………………….. Topik : Dope or Nope Berilah tanda centang (√) pada kolom yang sesuai dengan apa yang didapatkan setelah kegiatan layanan diberikan. Klasifikasikan skor sebagai berikut: 1 = Tidak Setuju 2 = Kurang Setuju 3 = Setuju Skor No Aspek/Pernyataan 1 2 3 A Pemahaman Baru (understanding) 1 Melalui layanan ini saya mampu mendeskripsikan tentang pengertian dan aspekperilaku asertif 2 Melalui layanan ini saya mampu memahami pentingnya berperilaku asertif pada narkoba 3 Melalui layanan ini saya mampu memahahami tindakan berperilaku asertif pada narkoba B Perasaan Positif (comfort) 4 Saya senang karena layanan dilakukan dengan cara yang menyenangkan 5 Saya senang karena merasa dihargai dalam layanan 6 Saya merasa layanan bermanfaat bagi kehidupan sekarang dan yang akan datang C Tindakan (action) 7 Setelah mengikuti layanan ini, saya mampu menemukan cara untuk menolak narkoba 8 Setelah mengikuti layanan ini, saya mampu bersikap tegas pada ajakan-ajakan mencoba narkoba 9 Setelah mengikuti layanan ini, saya akan berusaha mengembangkan perilaku tegas pada narkoba Jumlah Skor Kriteria Hasil Selesai mengerjakan jumlahkan skor yang telah diberikan dan klasifikasikan jumlah kedalam penilaian dengan kriteria hasil : 21 – 27 14 – 20



7 – 13 : Kurang Baik 0 – 6 : Tidak Baik



: Sangat Baik : Baik



59



EVALUASI HASIL LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK Nama konseli Jurusan Topik Konselor



: ........................................................ : …………………………………………………….. : Dope or Nope : Mutmainah (1301417022)



Berilah tanda centang (√) pada kolom yang sesuai dengan apa yang didapatkan setelah kegiatan layanan diberikan. Klasifikasikan skor sebagai berikut: 1 = Tidak Setuju 2 = Kurang Setuju 3 = Setuju No



Aspek/Pernyataan



1



Melalui layanan ini saya mampu mendeskripsikan tentang pengertian dan aspekperilaku asertif Melalui layanan ini saya mampu memahami pentingnya berperilaku asertif pada narkoba Melalui layanan ini saya mampu memahahami tindakan berperilaku asertif pada narkoba Saya senang karena layanan dilakukan dengan cara yang menyenangkan Saya senang karena merasa dihargai dalam layanan Saya merasa layanan bermanfaat bagi kehidupan sekarang dan yang akan datang Setelah mengikuti layanan ini, saya menemukan cara untuk menolak narkoba Setelah mengikuti layanan ini, saya mampu bersikap tegas pada ajakan-ajakan mencoba narkoba Setelah mengikuti layanan ini, saya akan berusaha mengembangkan perilaku tegas pada narkoba



2 3 4 5 6 7 8



9



60



1



Skor 2



3



EVALUASI PROSES LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK Beri tanda centang (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan sikap konseli selama kegiatan layanan diberikan. Keterangan :  Antusiasme konseli selama kegiatan layanan berlangsung Ket : skor 3 = memperhatikan skor 2 = kurang memperhatikan skor 1 = tidak memperhatikan  Cara konseli menyampaikan pendapat Ket : skor 3 = sesuai topik skor 2 = kurang sesuai topik skor 1 = tidak sesuai topik  Keaktifan konseli selama mengikuti kegiatan Ket : skor 3 = bersemangat skor 2 = kurang semangat skor 1 = tidak semangat



No



Nama



Antusiasme 1



1 2 3 4 5 6 7



Irvan Syahrul Lintang M Diki wahyudi Siti saroh Aprilia Puspa Rahma Iis P



8



Makrif Haidayah



2



3



61



Keaktifan 1



2



Berpendapat 3



1



2



3



Jumlah (Kriteria)



Lampiran 4. Daftar Hadir DAFTAR HADIR BIMBINGAN KELOMPOK TOPIK TUGAS Konselor Hari, Tanggal NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9



: Mutmainah :Rabu,23 Oktober 2019



NAMA KONSELI Irvan Syahrul Diki Wahyudi Makrif Hidayatullah Aprilia Puspa Lintang Markhamah Tiara A Siti Saroh Rahmawati IIs P



JURUSAN Teknologi Pendidikan Teknologi Pendidikan Teknologi Pendidikan Bimbingan Konseling Pend.Luar Sekolah Bimbingan Konseling Teknologi Pendidikan Bimbingan Konseling Bimbingan Konseling



62



TTD



Lampiran 5. Media



1. Roda TOD



2. Kartu Truth dan Kartu Dare



63



Media drama (kamera, Mikrofon)



64



3. Lembar Tugas



65



4. Papan tulis



66



UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG \



JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229



Kegiatan



:



Penyusunan RPL dan Praktek Konseling Kelompok



Waktu



:



60 menit



Tujuan



:



Peserta terampil menyusun RPL dan mempraktekan layanan peminatan melalui konseling kelompok



Skenario Kegiatan: 1.



Praktikan memiliki anggota kelompok sebanyak 6 orang



2.



Praktikan menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan.



3.



Praktikan memulai kegiatan konseling kelompok



DAFTAR HADIR KONSELING KELOMPOK TOPIK BEBAS Konselor : Mutmainah Hari, Tanggal : Minggu,3 Nopember 2019 NO. 1 2 3 4 5 6



NAMA KONSELI Irvan Syahrul Diki Wahyudi Makrif Hidayatullah Aprilia Puspa Lintang Markhamah Tiara A



JURUSAN Teknologi Pendidikan Teknologi Pendidikan Teknologi Pendidikan Bimbingan Konseling Pend.Luar Sekolah Bimbingan Konseling



67



TTD



UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG \



JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229



FORMAT SATUAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK 1. Identitas: a. Satuan Pendidikan : Mahasiswa b. Tahun Ajaran : 2019 c. Kelas : 1 d. Pelaksana dan Pihak Terkait : Guru BK 2. Waktu : a. Tanggal : 3 November 2019 b. Jam Pelayanan : 16.00-17.00WIB c. Volume : 60 menit d. Tempat : Pkm Fip 3. Bidang Bimbingan : Bimbingan Pribadi,Sosial 4. Materi Pelayanan a. Tema : Kurang harmonis hubungan dengan teman dalam pekerjaan b. Sumber Materi Pelayanan : Internet dan buku pendukung 5. Tujuan Layanan : Diharapkan setelah mendapatkan layanan Konseling Kelompok Peserta didik yang mempunyai masalah dalam bidang pekerjaan 6. Fungsi Layanan : Pengentasan dan pengembangan 7. Metode dan Teknik a. Jenis Layanan : Konseling Kelompok b. Kegiatan Pendukung :Kompeten dan tutor sebaya 8. Sarana a. Media : b. Instrumen : c. Sumber : 9. Sasaran Penilaian : 10. Langkah Kegiatan : 1. Tahap Pembentukan a. b. c. d. e. f.



Menerima secara terbuka dan mengucapkan terimakasih Berdoa Menjelaskan pengertian konseling kelompok Menjelaskan tujuan konseling kelompok Menjelaskan cara pelaksanaan konseling kelompok Menjelaskan azas-azas konseling kelompok - Kerahasiaan - Kesukarelaan



68



- Keterbukaan - Kegiatan - Kenormatifan g. Perkenalan dilanjutkan rangkaian nama 2. Tahap Peralihan a. Menjelaskan kembali kegiatan kelompok b. Tanya jawab tentang kesiapan anggota untuk kegiatan lebih lanjut c. Mengenali suasana apabila anggota secara keseluruhan/sebagian belum siap untuk memasuki tahap berikutnya dan mengatasi suasana tersebut. d. Memberi contoh masalah bahasan yang dikemukakan dan dibahas dalam kelompok 3.Tahap Kegiatan a. Menjelaskan permasalahan yang hendak dikemukakan oleh anggota kelompok b. Mempersilakan anggota kelompok mengemukakan permasalahannya secara bergantian c. Memilih/menetapkan masalah yang akan dibahas terlebih dahulu d. Pembahasan masalah terpilih e. Selingan f. Menegaskan komitmen anggota yang masalahnya telah dibahas (apa yang akan dilakukan berkenaan adanya pembahasan demi terentaskan masalahnya) 4.Tahap Pengakhiran a. Menjelaskan bahwa kegiatan konseling kelompok akan diakhiri b. Anggota kelompok mengemukakan kesan dan menilai kemajuan yang dicapai masing-masing c. Pembahasan kegiatan lanjutan d. Pesan serta tanggapan anggota kelompok e. Ucapan terimakasih f. Berdoa g. Perpisahan 11. Rencana Penilaian a. Penilaian Proses : antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan konseling kelompok b. Penilaian Hasil : - Laiseg : Semarang, 30 November 2019 Mengetahui Praktikan



Mutmainah.



69



LAMPIRAN PENILAIAN BIMBINGAN KELOMPOK DAN KONSELING KELOMPOK



70



71



72