Non Tes Bimbingan Dan Konseling [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Non Tes Dalam Bimbingan Dan Konseling



Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Dan Konseling Dosen pengampu: Dr. ESA NUR WAHYUNI, M.Pd



Kelompok 1



FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2020/ 2021



KATA PENGANTAR



Kata pengantar mencakup isi dari keseluruhan esensi makalah, yaitu membahas isi makalah secara menyeluruh namun umum. Hal ini perlu dilakukan agar pembaca mempunyai pandangan umum arah dari kajian dalam makalah Anda tersebut. Biasanya pada kata pengantar, penulis juga mencantumkan ucapan syukur kepada Tuhan YME, serta ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung dan membantu proses penyelesaian makalah. Dalam kata pengantar penulis juga dapat menjabarkan pihak-pihak yang menjadi mentor penulis dalam menyelesaikan makalah baik individu, instansi maupun lembagalembaga tertentu yang terlibat dan memberikan sumbangsih. Dia akhir kata pengantar, penulis juga diperbolehkan menuliskan harapan penulisan makalah tersebut, manfaat bagi pembaca, kemudian penulis juga menerima masukan berupa kritik dan saran dari pembaca. Serta pencantuman nama lengkap penulis, tempat dan tanggal atau tahun (waktu) penulisan makalah tersebut namun tanpa dibubuhi tanda tangan.



Malang,



2020 Penulis



ii



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL .............................................................................................



i



KATA PENGANTAR ..........................................................................................



ii



DAFTAR ISI ........................................................................................................



iii



BAB I PENDAHULAN ........................................................................................



1



A. Latar Belakang .......................................................................................



1



B. Rumusan Masalah ..................................................................................



1



C. Tujuan Penulisan ....................................................................................



2



D. Manfaat Penulisan ..................................................................................



2



BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................



3



A. Wawancara ............................................................................................



3



B. Metode observasi ..................................................................................



5



C. Metode kuisioner ..................................................................................



7



D. Sosiometri ............................................................................................



8



E. Metode otobiografi ...............................................................................



9



F. Metode studi kasus ...............................................................................



10



BAB III PENUTUP ..............................................................................................



10



A. Kesimpulan ............................................................................................



10



DAFTAR PUSTAKA



iii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Dalam permasalahan penyelesaian, kita membutuhkan data-data untuk memahami individu. Untuk dapat memahami individu dengan sebaik-baiknya, kita perlu mengumpulkan data yang lengkap dan akurat mengenai individu tersebut. Jenis-jenis data yang perlu dikumpulkan adalah sebagai berikut: data tentang keluarga, pertumbuhan jasmani, latar perkembangan keluarga, kesehatan dan sebagainya. Berikut Penyanyi akan dipaparkan Mengenai teknik pemahaman individu teknik non tes, Yang terdiri Dari Teknik Wawancara ( interview ), Observasi / Pengamatan (O bservation ), Angket (Q uestionare ), Biografis, Sosiometri, Dan Studi KASUS (C ase Study ).



Bimbingan konseling merupakan proses bantuan untuk peserta didik baik individu/ kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam hubungan pribadi, sosial, belajar, karier, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung atas dasar norma-norma yang berlaku. Tujuan bimbingan konseling yaitu membantu siswa dalam mengembangkan potensinya secara optimal (Fenti Hikmawati, 2011: 64) Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah sangat diperlukan karena setiap siswa di sekolah dapat dipastikan memiliki masalah, baik masalah pribadi maupun masalah dalam belajarnya, dan setiap masalah yang dihadapi masing-masing siswa sudah pastilah berbeda.



Bimbingan dan konseling sesuai dengan Undang-Undang yang dikutip oleh Prayitno dalam bukunya Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah, yaitu: “PP No. 28 dan 29 tahun 1990 dan PP No. 72 tahun 1991 pada dasarnya mengemukakan bahwa bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan. Secara lebih spesifik, SK MENDIKBUD No. 025/0/1995 mengemukakan: bahwa Bimbingan dan Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang bimbingan pribadi, 1



bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karier, melaui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku (Prayitno. 2001:61). Sekolah merupakan tempat melahirkan insan-insan yang sempurna untuk diri, bangsa, negara dan agama. Sekolah juga merupakan tempat mendidik dan membentuk jati diri siswa agar nantinya bisa mengembangkan ilmunya di lingkungan masyarakat dan sekolah merupakan lembaga yang juga turut bertanggung jawab pada siswa yang membutuhkan motivasi belajar.



B. Rumusan Masalah 1. Apa itu wawancara? 2. Bagaimana metode observasi? 3.Apa itu metode kuisioner 4. Bagaimana sosiometri 5. Apa itu metode studi kasus



C. Tujuan Penulisan 1 Memahami kaidah kaidah dari non tes dari bimbingan dan konseling 2. Memahami maksud dari 5 bab materi di atas 3. Mencoba untuk berdiskusi bersama terkait judul makalah



D. Manfaat penulisan 1. Bagi penulis yaitu menambah kaidah wawasan tentang tehnik non tes dalam makalah kami 2. bagi pembaca dapat memberikan pengetahuan,wawasan serta menambah informasi baik mengenai non tes dalam bimbingan dan konseling



2



BAB II PEMBAHASAN



A. Wawancara pengertian Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan secara lisan kepada sumber data dan sumber data juga memberikan jawaban secara lisan. Secara umum yang dimaksud dengan wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, menghadapi muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan. Wawancara adalah salah satu cara memperoleh fakta-fakta kejiwaan yang dapat dijadikan sebagai bahan pemetaan tentang bagaimana sebenarnya hidup kejiwaan anak bimbing pada saat tertentu yang memerlukan bantuan. (Arifin, 1998:44) . Wawancara adalah suatu teknik penilain yang dilakukan dengan jalan percakapan (dialog) baik secara langsung (face to face relition) secara langsung apabila wawancara dilakukan kepada orang lain misalnya orang atau temannya. Jenis-jenis Menurut wawancara responden Dibagi menjadi dua yaitu wawancara langsung dan tidak langsung. Interview langsung terjadi apabila interview langsung dilakukan dengan interviewee . Sedangkan wawancara tidak langsung terjadi apabila wawancara dilakukan untuk mendapatkan data mengenai individu lain.



Menurut prosedur wawancara Dibagi menjadi dua yaitu wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pertanyaanaanpertanyaan wawancara yang diajukan sudah direncanakan secara rinci dan jelas dan dijadikan pedoman wawancara ( interview guide ). Sedangkan wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang pertanyaanaan-pertanyaan wawancara yang diajukan tidak direncanakan secara rinci dan jelas, hanya berisi pokok-pokoknya saja. Menurut situasi wawancara Dibagi menjadi dua yaitu wawancara formal dan informal. Wawancara formal terjadi apabila wawancara dilakukan di sebuah tempat formal dan bersifat resmi. Sedangkan wawancara informal terjadi apabila dilakukan bukan di sebuah tempat formal dan tidak resmi, seperti percakapan biasa. wawancara menurut perencanaan



3



Dibagi menjadi dua yaitu wawancara berencana dan insidental. Wawancara direncanakan dilaksanakan apabila wawancara direncanakan waktu dan tidak tepat waktu. Sedangkan wawancara kebetulan secara kebetulan kebetulan ada mengadakan wawancara. Format Wawancara Gunarsah (2003:38-39) mengungkapkan ada lima tahapan struktur wawancara sebagai berikut : 1. Hubungan. Ditandai dengan ucapan berbasa basi seperti: Apa Kabar? Tahap ini diikuti dengan rencana yang akan dilakukan terhadap dan dengan klien, serta membawa klien merasa nyaman menghadapi pewawancara. Acap kali penting menjelaskan tujuan dari wawancara dan apa yang konselor bisa dan tidak bisa melakukan. 2. Pengumpulan Data. Tahap untuk merumuskan masalah dan mengidentifikasikan hal-hal yang bisa dilakukan dan diberikan kepada klien. Ketahui alasan mengapa klien sampai untuk wawancara dan bagaimana klien menilai atau memandang masalahnya. 3. Menentukan Hasil Sesuai Dengan Arah Ke mana Klien Inginkan. Mengetahui apa yang klien harapkan dan bagaimana kelak jika masalah tersebut diatasi. Tahap yang penting bagi pewawancara untuk mengetahui apa yang klien dan yang senada atau tidak sesuai dengan apa yang diprediksi oleh pewawancara. 4. Mengemukakan Macam-macam Alternatif penyelesaian Masalah. Diarahkan pada apa yang klien tentukan setelah menentukan macam-macam alternatif. Kadang-kadang melibatkan penelaahan yang panjang mengenai dinamikadinamika pribadinya dan merupakan tahapan yang berlangsung paling lama. 5. Generalisasi dan Pengalihan Proses Belajar. Untuk memungkinkan klien mengubah cara berpikirnya, proses belajarnya, perasaannya dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Wawancara ini jelas sudah bekerja sebagai proses konseling itu sendiri. Kelima wawancara ini dapat disingkat dengan lima pertanyaan sederhana dan singkat sebagai berikut : 1. Apa Kabar? 2. Apa Masalah? 3. Apa yang anda inginkan akan terjadi? 4. Apa yang bisa kita lakukan mengenai hal itu? 5. Apakah Anda mau melakukan hal itu?



4



Fungsi wawancara Fungsi wawancara pada dasarnya dapat digolongkan kedalam tiga golongan besar : 1. sebagai metode primer 2. sebagai metode pelengkap 3. sebagai kriterium. wawancara dijadikan satu-satunya alat pengumpulan data, atau sebagai metode yang dijadikan sebagai metode utama dalam metode pengumpulan data lainnya, ia akan memiliki ciri-ciri sebagai metode primer. Sebaliknya jika digunakan sebagai alat untuk mencari informasi-informasi yang tidak dapat diperoleh dengan cara lain, ia akan menjadi metode pelengkap. Pada saat tertentu metode wawancara yang digunakan untuk menguji kebenaran dan kemantapan suatu data yang telah diperoleh dengan cara lain, seperti observasi, pengujian, kuesioner dan sebagainya. Digunakan untuk keperluan itu metode wawancara akan menjadi batu pengukur atau kriterium.



B. Metode Observasi pengertian Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan menggunakan pengamatan langsung terhadap suatu obyek dalam periode tertentu dan dicatat secara sistematis. Secara umum, pengertian observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan (data) yang dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. (Sudijono,2009:76). Observasi merupakan suatu pengamatan langsung terhadap siswa dengan memperhatikan tingkah lakunya. Teknik pengamatan atau observasi merupakan salah satu bentuk teknik non tes yang biasa digunakan untuk menilai sesuatu melalui pengamatan terhadap objeknya secara langsung, cermat dan sistematis. mendukung untuk melihat dan mengamati sendiri kemudian mencatat perilaku dan kejadian yang terjadi pada keadaan sebenarnya. Observasi merupakan pengamatan atau pencatatan tingkah laku anak bekerja atau melakukan. (Slameto, 1988:181) Jadi, observasi atau pengamatan yaitu teknik atau cara mengamati suatu keadaan atau suatu kegiatan (tingkah laku). Yang paling berperan disini adalah panca indra atau pengindraan terutama indra penglihatan. Perbedaan dengan teknik non tes lainnya Observasi sebagai alat penilain non tes, memiliki beberapa keuntungan, antara lain: § Observasi DAPAT memperoleh data yang sebagai ASPEK tingkah laku Anak. § Dalam Observasi memungkinkan pencatatan Yang serempak DENGAN terjadinya Suatu g ejala ATAU Kejadian Yang Penting 5



§ Observasi DAPAT dilakukan untuk review melengkapi Dan mencek data yang Yang TIMAH Dari teknik Lain, such as inviting participation Wawancara ATAU angket § Pengamat TIDAK Perlu mengunakan bahasa untuk review communicate DENGAN objek Yang diamati, kalaupun using, Maka Hanya Sebentar Dan TIDAK Langsung memegang Peran. Jenis-jenis 1. situasi Berdasarkan yang diobservasi Observasi partisipatif dan nonpartisipatif Observasi partisipatif adalah observasi dimana orang yang mengobservasi (observer) ikut ambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang diamatinya. Sedangkan observasi nonpartisipatif, observasi tidak mengambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objeknya. Atau evaluator berada “diluar garis” seolah-olah sebagai penonton belaka. Contoh observasi partisipatif : Misalnya, guru mengamati setiap anak. Kalau observasi nonpartisipatif, guru hanya sebagai pengamat, dan tidak ikut bermain. Dibagi menjadi tiga yaitu: o situasi bebas : dilakukan dalam situasi yang wajar o situasi yang dimanipulasi : dilakukan dalam situasi yang dimanipulasi o sebagian dikendalikan : gabungan dari teknik free & manipulasi 2. Berdasarkan keterlibatan pengamat Observasi sistematis adalah observasi yang sebelum dilakukan, observer sudah mengatur struktur yang berisi kategori atau kriteria, masalah yang akan diamati. Sedangkan observasi nonsistematis yaitu apabila dalam pengamatan tidak terdapat struktur ketegori yang akan diamati. Contoh observasi sistematis misalnya guru yang sedang mengamati anak-anak menanam bunga. Disini sebelum guru melaksanakan observasi sudah membuat kategori-kategori yang akan diamati, misalnya tentang: kesiapan, kedisiplinan, ketangkasan, kerjasama dan kebersihan. Kemudian ketegori-kategorikan itu dicocokkan dengan tingkah laku murid dalam menanam bunga. Kalau observasi nonsistematis maka guru tidak membuat kategori-kategori diatas, tetapi langsung mengamati anak yang sedang menanam bunga. Dibagi menjadi tiga, antara lain: o observasi partisipasi : pengamat ikut terlibat observasi o observasi non partisipasi : pengamat tidak terlibat observasi o observasi kuasi partisipasi : kombinasi partisipasi & non partisipasi 3. Observasi Eksperimental Observasi eksperimental adalah observasi yang dilakukan secara nonpartisipatif tetapi sistematis. Tujuan untuk mengetahui atau melihat perubahan, gejala-gejala sebagai kibat 6



dari situasi yang sengaja diadakan. Waktu Pelaksanaan Observasi Ø Observasi DAPAT dilakukan PADA Berbagi Tempat such as inviting participation Kelas PADA Waktu Pelajaran, dihalaman sekolah PADA Waktu Bermain, dilapangan PADA Waktu murid olah raga, Upacara Dan lain-lain.



Dibagi menjadi dua yaitu terstruktur apabila aspek tingkah laku yang akan diobservasi telah dimuat dalam suatu daftar yang disusun secara sistematis. Oleh karena itu observasi ini disebut juga observasi sistematis. Bentuk catatannya ada dua jenis yaitu daftar cek ( check list ) dan skala bertingkat ( rating scale ). Sedangkan observasi tidak terstruktur adalah pengamat tidak mempersiapkan terlebih dahulu terlebih dahulu tentang aspek yang akan diobservasi. Hasil pengamat dicatat dalam catatan anekdot atau catatan anekdot Fungsi Observasi Sebagai alat evaluasi, observasi digunakan untuk: A. Nilai



minat,



sikap



dan



nilai



yang



terkandung



dalam



diri



siswa.



B. Melihat proses kegiatan yang dilakukan oleh siswa maupun kelompok. C. Suatu tes esai / objektif tidak dapat menunjukkan seberapa kemampuan siswa dapat menjelaskan pendapatnya secara lisan, dalam bekerja kelompok dan juga kemampuan siswa dalam mengumpulkan data. b.3 Berdasarkan pencatatan hasil observasi



C. Observasi kuisioner pengertian Kueosioner atau angket adalah suatu metode pengumpulan data dengan mengajukan suatu daftar pertanyaan tertulis kepada individu dan individu yang diberikan pertanyaan daftar tersebut diminta untuk menjawab secara tertulis. Angket (kuesioner) merupakan alat pengumpul data melalui komunikasi tidak bahasa, yaitu melalui tulisan. Angket ini berisi daftar pertanyaan yang bertujuan untuk mengumpulkan keterangan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan responden. Tingkat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan kepada responden untuk menjawabnya Perbedaan dengan teknik lain Berbeda dengan wawancara di mana penilai (evaluator) berhadapan secara langsung (tatap muka) dengan peserta didik atau pihak lainnya, maka dengan menggunakan angket, pengumpulan data sebagai hasil belajar jauh lebih praktis, menghemat waktu dan tenaga. Hanya saja, jawaban-jawaban yang diberikan acapkali tidak sesuai dengan 7



kenyataan yang sebenarnya, apalagi jika pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam angket itu kurang tajam, sehingga memungkinkan bagi responden untuk memberikan jawaban yang diperkirakan akan melegakan atau memberikan kepuasan kepada pihak penilai Jenis-jenis 1. Menurut subyek yang dikirimi kuesioner Dibagi menjadi dua yaitu kuesionar langsung dan tidak langsung. Kuesioner secara langsung apabila peneliti meminta data dari responden. Sedangkan kuesioner secara tidak langsung apabila peneliti memperoleh data dari orang lain. 2. Menurut bentuk pertanyaan yang digunakan Dibagi menjadi dua yaitu kuesioner terbuka dan tertutup. Kuesioner terbuka apabila responden diberikan kesempatan untuk memberikan jawaban seluas-luasnya. Sedangkan kuesioner sudah tertutup pertanyaan-pertanyaan yang diajukan tersedia jawabannya. Responden tinggal memilih salah satu jawaban. Fungsi angket Kuesioner sebagai alat evaluasi terutama berguna untuk mengungkap latar belakang orang tua peserta didik maupun peserta didik itu sendiri, di mana data yang berhasil diperoleh melalui kuesioner itu pada suatu saat akan diperlukan, jika terjadi kasus-kasus tertentu yang menyangkut diri peserta didik. Pada umumnya tujuan penggunaan Angket atau kuesioner dalam proses pembelajaran terutama adalah untuk memperoleh data mengenai latar belakang peserta didik sebagai salah satu bahan dalam menganalisis perilaku dan proses belajar mereka.



D. Sosiometri pengertian Metode sosiometri yang dikembangkan oleh Moreno dan Jenning ( Purwoko, 2007) metode didasrkan atas asumsi bahwa kelompok memiliki pola-pola struktur hubungan yang komplek, hubungan-hubungan ini dapat diungkapkan dengan menerapkan pengukuran baik kuantitatif maupun kulalitatif. Sosiometri adalah sutu metode untuk mengumpulkan data tentang pola dan struktur hubungan antara individu dalam suatu kelompok , dengan cara menelaah relasi sosial, status sosial. Dengan demikian sosiometri dapat mengugkap dinamika sosial, popularitas individu dalam kelompok, serta untuk mengenali kesulitan hubungan sosial individu dalam kelompok. Situasi sosial kelompok dapat berupa kelompok belajar, bermain, pertemanan, kerja kelompok dll. Proses pembuatan sosiometri dilakukan dengan jalan meminta setiap individu dalam kelompok lainnya untuk memilih anggota kelompok lainnya (tiga orang) yang disenagi atau tidak dalam pandangan, yang masing-masing nama disusun menurut nomor urut yang 8



paling tidak disenagi. Atas dasar saling pilihan atara anggota kelompok ini dapat diketahui banyak tidaknya seorang individu yang dipilih oleh anggota kelompoknya, bentuk-bentuk hubungan dalam kelompok, kepopuleran dan keterasingan individu Beberapa hal yang perlu diingat dalam masalah sosiometri: 1. sebelum dilancarkan berusaha berusaha menciptakan hubungan baik dengan kelompok 2. petunjuk diberikan dengan jelas 3. penjelasan yang dimaksud pelancaran sosiometri 4. sosiometrihendaknya diselengarakan dengan kondisi dimana siswa tidak saling mengetahui jawabannya 5. menjaga kerahasiaan pilihan maupun hasil 6. individu harus saling mengenal Kegunaan sossiometri adalah: 1. memperbaiki hubungan sisoal individu dalam kelompok 2. menentukan keanggotaan kelompok kerja 3. meneliti kecenderungan potensi kepemimpinan individu dalam kelompok 4. mengatur tempat duduk dalam kelas 5. mengenali kekompakan dan perpecahan dalam kelompok Jenis-jenis 1 Nominatif 2 Skala bertingkat ( Rating Scale ) 3 Siapa Dia Data hasil sosiometri digambarkan dalam Sosiogram (Teknik Lingkaran, Lajur, Bebas)



E. Metode Otobiografi pengertian Otobiografi adalah suatu pengumpulan data dengan riwayat hidup sendiri, menyangkut riwayat pendidikan, riwayat prestasi, cita-cita dan harapannya masa yang akan datang, atau menggunakan tulisan yang ada tentang kehidupan seseorang. Jenis-jenis 1. Otobiografi adalah suatu metode untuk mengumpulkan data tentang seseorang dengan mempelajari riwayat kehidupan yang ditulis oleh orang yang bersangkutan. 9



2. Biografi adalah suatu metode untuk memahami seseorang dengan mempelajari riwayat hidup orang tersebut yang ditulis oleh orang lain. 3. Metode Catatan Harian adalah suatu metode pengukuran kepribadian dengan jalan mempelajari catatan harian orang tersebut. Catatan harian adalah catatan peristiwa penting yang dialami oleh seseorang dan bersifat sangat pribadi. 4. Metode Studi Dokumenter adalah suatu metode pengumpulan data tentang keadaan seseorang dengan jalan mempelajari dokumen-dokumen yang telah ada mengenai orang tersebut. Contohnya ijazah, piagam, surat dokter dan sebagainya. Otobiografi memiliki beberapa kelebihan antara lain: 1. memberikan informasi tentang siswa secara lengkap 2. bisa mengungkapkan perasaan dengan bebas dari kegiatan yang telah dilakukan 3. data ini dapat mendukung data yang diperoleh dari teknik lain 4. menghemat dalam pengadministraisian sedangkan kelemahan dalam otobiografi ini: 1. siswa kurang terampil dalam berkomunikasi secara tertulis dengan baik 2. otobiografi lebih banyak mengungkap tentang fantasi 3. tidak semua kejadian dapat diingatnya dengan baik 4. data yang diperoleh dari otobiografi ini harus di padukan dengan baik dari teknik lain agar dapat dinikmati secara benar 5. sering terdapat kata-kata yang tidak diketahui atrinya secara benar



F. Metode Studi Kasus adalah pengumpulan data dengan menggabungkan berbagai koleksi adata sebagai dasar interpretasi dan diagnosis tentang tingkah laku individu. Metode ini hanya digunakan untuk siswa yang mengalami masalah tertentu, terutama anak yang mengalami hambatan dalam aspek perkembangan. Dengan studi kasus ini, kami mencoba mencari tahu faktor penyebabnya dan berusaha memberikan bimbingan sehingga dapat mengatasi dan membantu menemukan jalan keluar.



10



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan pengertian Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan menggunakan pengamatan langsung terhadap suatu obyek dalam periode tertentu dan dicatat secara sistematis. Secara umum, pengertian observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan (data) yang dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. (Sudijono,2009:76). Observasi merupakan suatu pengamatan langsung terhadap siswa dengan memperhatikan tingkah lakunya. Teknik pengamatan atau observasi merupakan salah satu bentuk teknik non tes yang biasa digunakan untuk menilai sesuatu melalui pengamatan terhadap objeknya secara langsung, cermat dan sistematis. mendukung untuk melihat dan mengamati sendiri kemudian mencatat perilaku dan kejadian yang terjadi pada keadaan sebenarnya. Observasi merupakan pengamatan atau pencatatan tingkah laku anak bekerja atau melakukan. (Slameto, 1988:181) Jadi, observasi atau pengamatan yaitu teknik atau cara mengamati suatu keadaan atau suatu kegiatan (tingkah laku). Yang paling berperan disini adalah panca indra atau pengindraan terutama indra penglihatan. Perbedaan dengan teknik non tes lainnya Observasi sebagai alat penilain non tes, memiliki beberapa keuntungan, antara lain: § Observasi DAPAT memperoleh data yang sebagai ASPEK tingkah laku Anak. § Dalam Observasi memungkinkan pencatatan Yang serempak DENGAN terjadinya Suatu g ejala ATAU Kejadian Yang Penting § Observasi DAPAT dilakukan untuk review melengkapi Dan mencek data yang Yang TIMAH Dari teknik Lain, such as inviting participation Wawancara ATAU angket § Pengamat TIDAK Perlu mengunakan bahasa untuk review communicate DENGAN objek Yang diamati, kalaupun using, Maka Hanya Sebentar Dan TIDAK Langsung memegang Peran.



11



DAFTAR PUSTAKA



Abkin. 2005. Etika dan Kode Etik Profesi Konselor .Jakarta: Abkin Arifin. 1998. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama. Jakarta: PT. Pers Terayon Emas Budi Purwoko. 2007. Pemahaman Individu melalui Teknik non tes. Surabaya. Pers Universitas Unesa. D.Gunarsah, Singgih. 2003. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia Goldman, Leo. 1984. Menggunakan Tes dalam Konseling . California: Perusahaan Penerbitan Goodyear. http://hariadimemed.blogspot.com/2011/06/kedudukan-tes-dalam-bimbingan-dan.html Nur Hidayah. 1988. Buku Penunjang Teknik Pemahaman Individu Non tes. PPB FIP IKIP Malang. Slamet. 1988. Bimbingan di Sekolah. Jakarta: Bina Aksara Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Triyono, 2008. Materi Pelatihan: Penggunaan T es dalam B imbingan dan K onseling .Malang: Universitas Negeri Malang



12