Osce Padi PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

&lG "?.



e,ls



b



PADI



*



G



*



k



8@



9p



*cw €+



$ e G



t ,



*



oscE PADI Survival Style (obiective structured ctinical Examinations)



TIM MATERI PADI



OSCE: PADI SURVIVAL STYLE



OSCE: PADI Survival Style



zot6



o 2016



PADI



PADI Matraman PADI Kelapa Cading



PADlJogjakarta



Disclaimer kasus dalam buku iniadalah karangan belaka. nama skenario dan Semua Adanya kesamaan tempat, nama, atau kasus adalah sebuah ketidaksengaiaan. Semua informasidi dalam buku ini hanya untuk tujuan pendidikan saja.



lnformasi tersebut tidak dimaksudkan untuk menggantikan peran tenaga medis.



Disclaimer this book are fictional. Any resemblance to real place, name, or case scenario is purely coincidental. AII nomes and case scenario in



The information on this book is provided for educational purposes only; it is not intended to be a substitute for professional medical odvice



OSCE: PADI SURVIVAL STYLE



Daftar Isi



Metabolik - Endokrin.



.'.....,............,



6l



................ IO2



Apendiks: Daftar Obat Terpilih



(P-drugs)



Apendiks: Script Pertanyaan Sensitif - Kasus



...................... Psikiatri......



.................II9



.........r22



OSCE: PADI SURVIVAL STYLE



Tentang OSCE .&rye Et* {:lSBXtr?



't



Ini adalah bentuk ujian yang banyak dilakukan di ilmu-ilmu kesehatan. Ujian ini adalah ujian yang menguji keterampilan klinik (termasuk anamnesis, bagaimana keterampilan pemeriksaan fisis), di samping komunikasi dan profesionalisme. Selama di ruang ujian, Anda akan diuji layaknya Anda seorang dokter dan OSCE singkatan dari Obiectiue Structured Clinical Examination



sebagaimana Anda berpraktik di ruang praktik pribadi. Biasanya akan ada pasien simulasi dalam ujian ini. Ajaklah pasien simulasi itu untuk berinteraksi, seolah-olah ia adalah pasien sesungguhnya. Jika tidak ada



pasien simulasi, kemungkinan besar stqtion dengan manekin.



ini menggantikan



pasien simulasi



Akan ada 14 station, di mana 12 station di antaranya berisi soal dan 2 station istirahat. |adi, di satu sesi dan tempat ujian, akan ada 4 peserta yang ujian. Anda mulai di satu station, lalu berotasi hingga menjalani 14 station. Anda memiliki waktu 15 menit di setiap station.r menit pertama dimulai dengan membaca soal yang tertempel di pintu luar station.



Seorang laki-laki, berusia T4tahun datang dengan keluhan demam sejak 7 hari yang lalu.



Instruksi untuk pasien ujian:



t. 2. ). 4. 5. 6.



Lakukan anamnesis pada pasien. Lakukan pemeriksaan fisik pada pasien Mintalah hasil pemeriksaan penunjang kepada penguji. Tegakkan diagnosis dan dua diagnosis banding, lalu sampaikan kepada penguji. Lakukan tatalaksana farmakoterapi, tulis res€p, dan sampaikan kepada penguji. Lakukan edukasi keoada oasien. Setelah satu menit terlampaui, bel masuk station dibunyikan. Di dalam ruang, lakukan sesuai dengan instuksi. Anda punya waktu r) menit untuk menyelesaikan station. Akan ada bel pengingat sisa waktu 3 menit. Setelah selesai, bel akhir station dibunyikan dan Anda punya waktu r menit untuk



keluar dari station tersebut dan berjalan pindah ke station selanjutnya. Tunggu di depan station selanjutnya sampai bel dibunyikan tanda Anda dipersilakan membaca soal di station berikutnya. Demikian seterusnya sampai Anda menyelesaikan ujian. htftq{$m sE t-$K{vtiryij I.



Kardiovaskular



)



Respirasi



1.



Neurobehavior Gastrointestinal



4.



OSCE: PADI SURVIVAL STYLE



5. 6. T. 8. 9.



lo.



II.



Reproduksi



Muskuloskeletal Metabolik - Endokrin Hematologi - Onkologi



Genitourinlria Head & Neck Special Sensory



Iz. Psikiatri



Menurut borang penilaian OSCE, peserta akan dinilai dari segi:



r. 2. ). 4. 5. 6. 7. 8.



Anamnesis Pemeriksaan fisik Melakukan tes/prosedur klinik atau interpretasi data untuk menunjang diagnosis banding/diagnosis Menentukan diagnosis atau diagnosis banding



Tatalaksananon-farmakoterapi Tatalaksanafarmakoterapi Komunikasi dan edukasi pasien Perilakuprofesional



Poin perilaku profesional p4qg dinilai di semua station, sedangkan poin r sampai 7 bervariasi antar-station. Perilaku profesional dijabarkan sebagai kehati-hatian dalam bertindak, hormat kepada pasien, serta merujuk jika kasus yang disajikan bukan kasus kompetensi penuh dokter umum.



Penguji hanya akan menilai apa yang tertera di soal. |adi Anda tidak akan mendapatkan poin untuk hal yang Anda lakukan namun tidak diminta oleh soal.



tr*m*nittnat



ffi#f



i:],r"'#ft *l$flffi,



Kelulusan OSCE melibatkan nilai nasional. Jadi kriteria lulus OSCE ditentukan oleh peserta OSCE di seluruh Indonesia.



t. 2. ). 4.



5.



Yakinkan diri bahwa Anda pasti bisa lulus UKMPPD, termasuk OSCE. Ini bukanlah hal yang sangat menakutkan. fika ada bimbingan di kampus (terutama kampus menyediakan alat-alat / manekin yang tidak mudah Anda akali), manfaarkan kesemparan belajar tersebut. Petakan kekuatan Anda. Cari tahu bagian mana yang Anda rasa masih perlu perbaikan. Fokuslah pada hal ini. Buatlah kelompok belajar. Targetkan apa yang ingin Anda pelajari dalam satu sesi. Misal: hari ini Anda akan belajar sistem gastrointestinal. Cari tahu kasus apa yang mungkin keluar, lalu gunakan sebagai sarana untuk saling berlatih. Satu orang menjadi dokter, satu orang menjadi pasien simulasi, dan yang lain observasi. Ulangilah sampai lancar! Berdoa, karena after You do your best, God will do the rest.



6



OSCE: PADI SURVIVAL STYLE



Keterampilan Umum Dalam bagian ini, akan ada tiga keterampilan yang harus Anda kuasai, yakni anamnesis, pemeriksaan fisis, dan komunikasi/edukasi. Ketiga keterampilan dasar ini perlu Anda pelajari secara terpisah karena dapat diaplikasikan untuk semua kasus.



OSCE: PADI SURVIVAL STYLE



Anamnesis Anamnesis hampir selalu diujikan dalam setiap pos OSCE UKMPPD. Kunci memiliki keterampi.lan anamnesis yang baik adalah dengan berlatih sebanyakbanyaknya. Persiapkan diri Anda sebaik-baiknya. Tujuan anamnesis adalah memperoleh data atau informasi tentang permasalahan yang sedang dialami atau dirasakan oleh pasien. Apabila anamnesis dilakukan dengan cermat, maka informasi yang didapatkan akan sangat berharga bagi penegakan diagnosis. ;.:",2pl*



ffi#$$tr'*i s;c:;L. ?**ynfu*::==i*E F#i..*{ ;}} -ifri*r



Sapa pasien (usahakan dengan berjabat tangan) dan persilakan pasien untuk duduk. Tunjukan komunikasi non-verbal yang menunjukkan sikap terbuka, yaitu tersenyum, mencondongkan tubuh ke depan, tidak melipat tangan atau memasukkan tangan ke dalam saku, mempertahankan kontak mata pada pasien, dan mendengarkan pasien sebaik-baiknya.



ffi



*vk*wm* kmm #{r} &m**;.a



Contoh: "Nama saya Dokter Cantik. )::'.".'.:-$ifu.trffi $!n-€



k'tp



Saya dokter jaga yang bertugas



hari ini."



#w .w,.+r?$ffi C#ffi.z?",r* $+* mfums**;srt *3*d$$



Contoh: "setelah ini, saya akan menanyakan identitas, keluhan, dan hal-hal terkait penyakit Bapak. langan khawatir, Bapak boleh bicara seleluasa mungkin karena ini akan menjadi rahasia medis." 'tf*"^"-* E



8"**



:--.e*-. *l**



* * *:



-"* ffiilymKdr'fi IffeClIi{;}5- #*}}fitrrE



Sekurang-kurangnya tanyakan nama, usia, dan pekerjaan pasien. Identitas dikatakan lengkap jika nama, usia, alamat, pekerjaan, riwayat pernikahan, suku, agama berhasil Anda dapatkan.



'$"*m5r*k*rx km*ufumm



ait#ffi?e



,' :



Keluhan utama adalah hal yang sangat penting bagi pasien, karena keluhan ini yang membawa pasien datang ke dokter. Bila pasien menjawab "diabetes", "hipertensi", atau penyakit kronis/keluhan non-spesifik lainnya, gali lebih mendalam.



OSCE:



SURVIVAL



Tanyakan kronologis penyakit pasien (sejak pertama kali keluhan muncul hingga saat data4g kepada Anda), gali keluhan utama pasien untuk



6 hal yang wajib Anda gali dari keluhan utama adalah: Lokasi (di mana, penjalaran)



mengarahkan pa{a diagnosis yang paling mungkin,serta singkirkan diagnosis banding yang ada. Dari



keluhan utama sebaiknya Anda sudah mulai memikirkan beberapa kemungkinan diagnosis



Onset dan kronologis .



.



banding yang berhubungan dengan keluhan utama.



Kuantitas keluhan (ringan atau berat, seberapa sering?)



Kualitas keluhan (seperti apa rasanya)



Faktor yang memperberat Faktor yang meringankan



Tanyakan apakah pasien pernah mengalami sakit yang dialaminya sekarang di masa lampau. Bila ya, tanya kapan terjadinya, sudah berapa kari, dan *"rrduput pengobatan apa saja. Tanyakan pura mengenai riwayat penyakit lain yang terjadi pada pasien di masa lampau, terutama yang berkaitan dengan diagnosis pasien saat ini. Pada berusia 35 tahun atau rebih, tanyakan riwayat penyakit degeneratif; misalnya diabetes, hipertensi, dan lain-lain. Riwayat operasi dan ri.^,ayat rawat inap juga ditanyakan pada bagian ini. pada pasie, p"."-p,ran, tanyakan



mengenai riwayat menstruasi dan riwayat obstetri ginekologi (riwayat



kehamilan/parrirs/abortus, riwayat menderira penya.tcit ginekologis). Contoh: "Apakah Bapak pernah mengalami sakit kepala seperti ini sebelumnEa?"



"ceritakan mengenai penyakit apa saja gang perntah Bapak arami di masa rampau,, "Ap



Fi:



i



akah



B



ap ak m en d erit a d ar ah tin



auim?.*'e paffi H#



ki f



*r bantal (+). Berdebar-debar (+). Kedua kaki bengkak



Riwayat hipertensi (+) Io tahun



Perempuan,40 tahun Nyeri dada sejak zo menit yang lalu



Anak laki-laki, 15 tahun Sesak dan nyeri dada sejak 4 hari yang lalu



Nyeri di bagian belakang dada, seperti tertimpa beban berat, muncul ketika pasien sedang berolahraga. Keringat dingin (+). Berdebar-debar (+). Nyeri membaik ketika pasien beristirahat. Nyeri tidak dipengaruhi pernapasan atau posisi. Pasien sering mengalami nyeri dada seperti ini, membaik bila minum obat atau istirahat.



Sesak dirasakan terutama ketika beraktivitas. Sesak pada malam hari (+).



Sekitar



3



bulan



sebelumnya, pasien mengalami keluhan serupa disertai nyeri sendi dan demam.



Riwayat penyakit jantung bawaan disangkal. Riwayat dirawat di rumah sakit (-)



Riwayat hipertensi (-) Riwayat diabetes (+) 5 Temuan



tahun Tampak sakit sedang



TD t6o/9o mmHg



JVP meningkat



pada PF dan



pemeriksaan penunjang



Batas jantung melebar,



fVP meningkat, edema



pretibial (+/+)



TD r5o/9o mmHg, tanda vital dalam batas normal. PF generalis dalam batas normal.



Bunyi jantung: murmur pansistolik grade 3-4 di apeks



Rontgen toraks:



kardiomegali EKG: kesan LVH



EKG: normal Lab: enzim jantung



tidak meningkat, terdapat hiperkolesterolemia dan dyslipidemia Dx dan dx



G ag



stif



Angina pektoris stabil



Penyakit iantung



banding



dd/ Edema paru akut dd/ Gagal ginjal kronis dd/ Pneumonia



dd/ Angina pektoris tidak stabil



reumatik



Furosemide Ix4o mg



ISDN 3x5 mg sublingual



Tatalaksana



al j antung kon



ge



Captopril 2x25 rng



ddi Pleuritis dd/ Sindrom dispepsia



29



dd/ Demam reumatik akut dd/ Penyakit katup mitral Benzatin penisilin o,6yz jutaunit IM setiap 4



OSCE: PADI SURVIVAL STYLE



Captopril2x25rl"l,g



minggu Prednison



z



mg/kg/hari, dibagi dalam 4 dosis



Aspirin roo mg/kg/hari dibagi dalam 4 dosis Rujuk



30



OSCE: PADI SURVIVAL STYLE



[Seurologi g*tftH. {#W**s



t ]angan lupa untuk beri tanda cek



(r;



Kasus yang sering ditemui



Pendekatan klinis kasus neurologi



Pemeriksaan fi sik neurologi Simulasi kasus



?{-



**r*r%'3i=} :} ffi $Bri r€S #



t. 2. ). 4. 5.



Muntah



Vertigo



t"t }



Nyeri kepala primer (TTH, migraine) Neuropati Sindroma terowongan karpal (CTS) Herniasi nukleus pulposus (HNP) Stroke iskemik



?:*atd*km't*re Temuan awal Nyeri kepala



*t*t*



kfr



E



m$x



fu*sws *.*wra:**gE



Anamnesis khas Bagaimana sifatnya, dalam bentuk serangan atau terus menerus? Dimana lokasinya? Apakah progresif, makin lama makin berat atau makin sering? Apakah sampai mengganggu aktivitas sehari-hari? Apakah disertai rasa mual atau tidak? Apakah muntah ini tiba-tiba, mendadak, seolah-olah isi perut dicampakkan keluar (proyektilX Pernahkah anda merasakan seolah sekeliling Anda bergerak,



berputar atau Anda merasa diri anda yang bergerak atau berputar?



Apakah rasa tersebut ada hubungannya dengan perubahan sikap?



Apakah disertai rasa mual atau muntah? Apakah disertai tinitus (telinga berdenging, berdesis)?



Apakah ketajaman penglihatan anda menurun pada satu atau



Visus



Pendengaran



Sarafotak lain



kedua mata? Apakah anda melihat dobel (diplopia)? Adakah perubahan pada pendengaran anda? Adakah tinitus (bunyi berdenging/berdesis pada telinga)?



Adakah gangguan pada penciuman, pengecapan, salivasi (pengeluaran air ludah), lakrimasi (pengeluaran air mata), dan perasaan di wajah?



Fungsi



luhur



Kesadaran



Motorik



Apakah bicara jadi cadel dan pelo? Apakah sulit menelan (disfagia)? Apakah Anda jadi pelupa? Bagaimana kemampuan membaca, menulis, berbahasa? Pernahkah Anda mendadak kehilangan kesadaran, tidak mengetahui apa yang terjadi di sekitar anda? Pernahkah Anda mendada merasa lemah dan seperti mau pingsan (sinkop)? Adakah bagian tubuh Anda yang meniadi lemah, atau lumpuh



31



OSCE: PADI SURVIVAL STYLE



Sensibilitas



(tangan, lengan, kaki, tungkai)? Adalah g".uku, pada bagian tubuh atau ekstremitas badan yang ub.rormJl dan tidak dapat Anda kendalikan (khorea, tremor, tikX gangguan perasaan pada bagian tubuh @atau atau ekstremitas?



Adakah rasa baal, semutan, seperti ditusuk, seperti dibakar? Adakah menialar?



(miksi), buang air besar (defekasi), dai nafsu seks (libido) anda? Adakah retensio atau inkontinesia urin atau alvi?



Sarafotonom



@kecil



Kepala dan Leher rangsang Tanda



fut



meninseal Sarafkranial



Motorik



Sensori Refleks fis Refleks patologis



, t rrdrk, Kernig,



Lasegue, Brudzinski



Nervus II (optikus): PuPil Nervus III, IV, VI: pergerakan bola mata, reflex pupil Nervus VII (fasialis): otot waiah, dahi Nervus vIII (vestibulo-koklearis): bila pasien keluhan pusing berputar. Pemeriksaa n' p ast P ointing test' Tes Romber .I.onus: LVL*'/- )5 o (lumpuh dari U NeKuaLaIl Lrdrr rigid. Kekuatan uurlryurr total) tlaccrd, hlpotonr' SpaStrK, rltlq. sisi. dilakuFqn pada.ke_du3 (kekuatan normai). Yang penting adalah .,--'---r c^l^1., l^1,,,1.^li Lo.lrra rlqn sisi dan kedua cici uNarr rdi Nyerr, suhu' raoa, getar' proPrlusePL,' L)Erdru r4^l'ukan selalu lakukan lebih dari tut .t o , KPR (knee patella refle*),achiless



Kaki - gabinski



Stimulus : penggoresan telapak kaki bagian lateral dari posterior ke anterior. - Chaddock



stimulus



:



penggoresan



kulit dorsum pedis bagian lateral,



sekitar



malleolus lateralis dari posterior ke anterior. - Oppenheim



Stimulus : pengurutan crista anterior tibiae dari proksimal ke distal - Gordon



Stimulus : penekanan betis secara keras Tangan - Hoffman



Stimulus : goresan pada kuku jari tengah pasien - Tromner



Stimulus : colekan



#**"mwk*3*r#p& kmsm* ffi '*{sr#fi *iE Kondisi Nveri umum



TTH Migraine/cluster



$



Rekomendasi Obat Ibuorof-en 1x2oo lbunrofen a x Sumatriptan 25 ng diulang tiap z jarn bila masih nYeri



32



Pro re nata, bila nyeri Pro re nata, bila nyeri Pro re nata, bila nYeri



Hati-hati pada riwaYat gangguan vaskular



OSCE: PADI SURVIVAL STYLE



Migraine/cluster



Nyeri neural Bells Palsy, CTS



Ergotamin 2 mg diulang dalam 3o menit bila masih nyerl



Pro re nata, bila nyeri



Carbamazepine zxzoo m



Pro re nata, bila nyeri



I Kortikosteroid Prednison : x



$+m*fl';s* k;rurs Seorang wanita, z8 tahun, datang



d""@



I.



Lakukan anamnesis pada pasien ini



2.



Lakukan pemeriksaan fisik yang relevan



3. 4.



Tentukan diagnosis dan diagnosis banding



Cek



Tuliskan pengobatan untuk pasien ini



Tu



awaban



Dokter memperkenalkan diri Menanyakan nama dan umur pasien Menanyakan pekeriaan pasien Keluhan utama Onset keluhan utama Karakteristik



Faktor mem Faktor va merr Keluhan lain



Ellen, z8 tahun Model catwalk Sakit kepala Seiak r hari lalu Sisi kanan, berden



Lama hingga 6 jam dalam sehari. Kadang bisa mencapai lebih darizdiam rberat nkan



Suara bising, silau, berserak Suasana tenang, istirahat, lam



dimatikan Mual dan muntah. Tidak melihat cahaya sebelum Tidak ada masalah Minum parasetamol 3 tablet s"ha.i, ,rr.arih



Penslihatan Riwayat pengobatan



n



Riwayat penyakit sebelumnya



Riwayat a Riwayat penyakit Riwayat Sosial



Riwayat serupa dialami rekita. tuhun luhr, tidak seberat sekarang, hanya 3hari. Sembuh dengan obat dari dokter, obat tak tahu Tidak ada Keluhan seru a kakak perempuan Pasien bekerja sebagai model .utwullg .ry"ri memberat bila dipotret menggunakan flash,



namun Menentukan diagnosis dan diagnosis bandins Meresepkan obat secara tepat dengan penulisan resep yang tepat Melakukan edukasi kepada pasien



ditahan



oleh



pasien.



Kebiasaan minum alkohol setelah show, wine l-z gelas. Rokok disanekal. Migraine tanpa aura dd/ migraine derlgan aura dd/ cluster headache



Sumatriptan 25 :mgdiulang dalam z jarn Kemungkinan kambuh lagi, mungkin memerlukan pengobatan profilaksis Asam valproat 2x



33



tOSCE: PADI SURVIVAL



Fsikiatri



f



;iG



-



angan lupa untuk beri tanda cek (z) Kasus yang sering ditemur



Deskripsi status mental Wawancara kasus psikiatri: non-psikotik



l i



Wawancara kasus psikiatri: psikotik Edukasi khusus untuk pasien dan keluarga



Farmakoterapi psikiatri dasar



i4eaa;* yffiHt$# $#r$*# *$!c*r*art



t. 2. 3. 4. 5.



Depresi Gangguan cemas Mania (gangguan moodbipolar\ Skizofrenia



PenyalahgunaanNAPZA



#*ska.*p*E sq#t.a"i$ *ru*ffi t#



$



Status mental merupakan salah satu kunci utama dalam ilmu psikiatri. Anda harus mampu mendeskripsikan status mental pasien. Beberapa di antaranya adalah:



. . . ' . ' . ' . . .



Appearance: gimana pasien ini keliatannya? Attitude: apakah kooperatif atau tidhk? Behavior: apa yang dilakukan si pasien ini? Mood: bagaimana suasanya perasaan? Afek bagaimana kemampuan pasien mengekspresikan emosi? Speech: bagaimana pasien berbicara? Proses pikir: bagaimana cara pikir pasien?Isi pikir: apakah terdapat waham atau hal yang dipikirkan oleh pasien terus menerus? Persepsi: apakah ada halusinasi atau tidak? Kognitif, bagaimana kognitif pasien?. Insight (tilikan): bagaimana pasien memandang penyakitnya?



Untuk berlatih, silakan isikan status mental yang normal (default), dan yang mengalami kelainan sesuai dengan tabel di bawah ini: Status mental Appearance



Attitude



Deskripsi dalam keadaan normal... Yoooe r,^



fif-'



Behavior



Afek Speech



34



OSCE: PADI SURVIVAL STYLE



pikir pikir Isi Proses



Persepsi



Kosnisi Insight (tilikan)



t -li!.:.:i t non-psikotik adalah kasus di mana pasiennya masih dapat diajak



\1*- i3 51- ;1:.L1,'1 1



3. ltli lk i;;



:, r-



;



l: t11



11



k x;4



x.1 L;;



.$:



i



Kasus berbicara seperti pasien normal pada umumnya, misalnya cemas' depresi, fobia, PTSD (gangguan stres pascatrauma).



Hal yang harus selalu Anda ingat untuk pasien dengan kasus non-psikotik: bahwa pasien tidak pernah datang ke pos psikiatri dengan keluhan depresi. Pasien mungkin datang dengan keluhan tidak nafsu makan atau cepat lelah. Demikian pula pasien tidak datang dengan keluhan cemas, namun datang dengan keluhan sulit tidur atau iantung berdebar-debar.



Hal ini justru memudahkan pemeriksa dalarn melakukan pendekatan kepada pasien. Ini disebabkan kondisi psikiatri seperti 'depresi'



d"an



itu adalah sesuatu yang tidak



ada



'cemas'



Tidak dianjurkan untuk bertanYa



"apakah sedang ada



yang mengganggu. pikiran" sejak awal anamnesis.



bentuknya, sulit untuk didisuksikan. Di sisi lain, kondisi umum seperti makan, lelah, tidur, dan berdebar justru merupakan sesuatu yang cenderung berbentuk, mrrdah untuk didiskusikan. Langkah untuk melakukan pendekatan untuk kasus ini adalah:



Langkah r: Elaborasi, anggap pasien biasa



Berlakulah seperti pura-pura tidak tahu apa diagnosisnya. |adi, elaborasi tentang gejala yang dialami. Sudah berapa lama tidak nafsu makan? Apa yang dirasakan? Kenapa tidak nafsu makan, apakah mual? Atau mungkin ada nyeri menelan? Ada keluhan serupa sebelumnya? Seperti yang sudah kita harapkan, kemungkinan besar kondisinya bagus (tidak ada mual, nyeri menelan, riwayat gangguan lambung).



fangan bingung, iustru selanjutnya.



ini adalah pertanda yang



bagus untuk maju ke langkah



Langkah z: Fisik normal, Psikis terganggu, Cari!



Di langkah sebelumnya, kita bertanya kepada pasien seolah dia pasien nonpsikiatri. Setelah anamnesis, kita mendapat kesan bahwa kondisi fisiknya terkesan dalam batas normal. Di langkah yang kedua ini, sampaikan ini kepada



pasien kemudian ajukan kemungkinan bahwa kondisinya mungkin akibat masalah psikis atau pikiran.



Fisik normal "Baik, iadi Bapak datang dengan keluhan tidak nafsu makan ya. Dari hasil oemeriksaan saua tadi, saua bisa lihat bahwa kondisi bapak secara



35



fisi



OSCE: PADI SURVIVAL STYLE



baihkok..." +



Psikis terganggu "... Nah, biasany-a keadaan seperti ini bisa iadi keluhannya bukan gangguan pada bodor, tapi muncul dari kondisi pikiran ..."



'



ciir "Bisa Bapak menceritakan, apakah belakangan ini ada hal yang mengganggu pikiran Ba



Langkah 1: Masuk ke pertanyaan seputar psikiatri Setelah berhasil mengelaborasi dan menjelaskan bahwa kemungkinan masalah



berasal dari psikis, di langkah ketiga ini baru dapat kita tanyakan hal-hal yang berhubungan dengan psikiatri.



Sederhananya, berikut psikiatri.



2. 3. 4.



ini



adalah pertanyaan "minimal" pada wawancara



i: suasana hati murung, cepat lelah hobi hilang, menarik diri, halusinasi, riwayat zat ide bunuh diri,



Khas cemas: susah tidur, halusinasi, banyak hal yang dipikirkan, riwayat zat Khas mania: energi tidak habis, pasien merasa spesialihebat, halusinasi, riwayat depresi sebelumnya, riwayat zat Khas skizorenia: halusinasi, waham (terutama kejar), menarik diri, tidak bisa melaksanakan aktivitas sehari-hari (lihat di bagian psikotik)



Langkah a: Akhiri dengan indah Di langkah sebelumnya, sudah dapat digali riwayat terkait psikiatri. Wawancara ini perlu ditutup dengan baik. Bagaimana caranya?



Perlu diingat bahwa semua gejala psikiatri yang Anda tanyakan di atas, sepanjang apapun itu, tak lebih dari sekedar 'riwayat penyakit sekarang'. |adi, setelah RPS , apa yang harus kita tanyakan?



Yak, betul. RPD, riwayat keluarga, riwayat sosial. Kemudian rangkum dan lakukan edukasi kepada pasien.



\-x:



ilt:



r_r . ri1_+



ll: ih i# 1$.3.t*ipk kq,rit$-.fislk**,k



Secara sederhana, kasus psikotik adalah kasus di mana kita kita mudah menemui perbedaan dengan kasus non-psikotik. Pasien ini secara jelas tampak berbeda dengan pasien pada umumnya, contohnya manik (bicaranya cepat, banyak, dan lompat-lompat), hingga skizofrenia (halusinasi dan waham yang kuat).



Hal yang harus selalu Anda ingat untuk pasien dengan kasus psikotik pasien dngan gejala psikotik biasanya tidak datang sendiri, melainkan diantar oleh orang lain. Dapat dikatakan pasien dalam kategori psikotik lebih mudah diwawancara, karena sudah cukup jelas hal-hal yang harus dikejar dalam wawancara psikaitri'



36



OSCE: PADI SURVIVAL STYLE Keberadaan pengantar pasien malah memudahkan pekerjaan kita dalam menggali informasi tentang pasien, karena akan ada sumber informasi yang bisa kita tanyakan untuk menunjang informasi. Secara ringkas, halyang perlu akan Anda lakukan:



Langkah r: Kenalan: Kenali siapa orang di hadapan Anda (Ini siapa? yang ini siapa? Yang mau berobat siapa?) Langkah z: Pengantar: Sebaiknya buka wawancara dengan bertanya kepada orang yang sehat (dalam hal ini: pengantar). Secara logika, jika pasien harus



sampai harus diantar oleh orang lain, maka kemungkinan sulit untuk bicara secara normal. Langkah 1: Pasien: Lakukan konfirmasi pernyataan pengantar, tanyakan kepada pasien. Bila Anda ragu dengan jawaban pasien, coba konfirmasi juga ke



Tanyakan keluhan



utama mengapa pasien sampai dibawa ke dokter, dapatkan beberapa informasi dasar. Tanyakan kepada pengantar, apakah pasiennya bisa diajak ngomong atau tidak - target waktu r menit atau kurang.



pengantar. Lakukan wawancara seperti biasa kepada pasien.



Langkah 4: Rangkum: Kembali kepada penganrar. Rangkum dan edukasi pada pengantar. (karena kemungkinan tilikan pasien buruk dan menyangkal keberadaan penyakit)



Di bawah ini merupakan contoh skenario wawancara psikiatri untuk



kasus



psikotik.



Kenalan "selamat pagi, Pak. saya dokter Nobi. Dengan bapak siapa? Ini ibu siapa? siapanya, Pak? Yang mau berobat yang mana? ..."



Ini



+



Pengantar ".'. saya ngobrol sama bapak dulu, ya. Kenapa istrinya dibawa ke sini? oh ngurung diri... sudah berapa lama, pak? Istrinya bisa diajak ngomong nggak, pak?"saga " ngomong sama ibu ya..." +



Pasien "... selamat pagi, Bu. Kata suaminya, Ibu ngurung



diri di kamar? oh bener ya.



Alasannya kenapa?..." +



Konfirmasi "... Pak,



kan istrinya tadi ngomong kalau dia habis d.irampok minggu lalu. Bener tuh, pak...? +



Rangkum "say_a-rangkum



aq, Pak. /adi, tadi Bapakmembawa istri ke sinikarena istri ngurung diri di kamar. Dari pemeriksaan, istri bapak menunjukkan gejala gang disebui seba{ai depresi...



37



I OSCE: PADI SURVIVAL STYLE



a t', t)) :l



Edukasf; khusr"xs $ntuk Pa$ien dan keluarga prinsipnya sederhana saja. |elaskan seperti biasa kepada keluarga dan pasien. Samalep"rti And* menielaskan ke pasien di penyakit sistem organ yang lain. Kalau Anda menyampaikan dengan biasa-biasa saia, maka pasien akan dengan menganggapnya sebagai hal yang biasa. Kalau Anda menyampaikan



a b-



-{



>) F



gugupatauperasaanragu-ragu,makapasienpunbisamendeteksikeraguan Anda. nada, atau sebagai contoh, hal-hal seperti memperlambat nada, menurunkan



dokter menghentikan sejenak pembicaran dapat mengindikasikan bahwa dengan edukasi melakukan menyampaikan suatu hai yang "tidak biasa'. Cara d"-iki", serupa dengan keterampilan umum, yakni edukasi diagnosis, edukasi terapi dan/atau tindakan (lihat bagian cara melakukan rujukan, du, "d.rkurl



l-: E-



ts



edukasi umum).



b:



Fsrrmakmterffi P* Psfi kfimtr* Sasar



Mania



Lithium tab 3 x roo ffg



Skizofrenia



Risperidonerx2mg



C



Keterangan obat Baru bekerja dalam beberaPa minggu. Sampaikan hal ini



Rekomendasi Obat dan D$sis Fluoxetin caps I x 20 mg



Kondisi Depresi



,_



lr.



,.,



kepada Pasien.



':



minum malam atau saat serangan



E



muncul Perlu pengawas minum obat. Efek samping cukup banYak. Efek samping ekstraPiramidal, was minum obat



.



l-,-



C L^



C -L Simu[asi kxsets







an lemas dan tidak nafsu makan'



.z



c 2. ).



Tuliskan status mentaftas-ieiiini. .' Tuliskan resep dan set*[ikin kepa peng,ii: ., .. Lakukan edukasi kepada pasien teikait masalah ke5ehatan



€ lr-







t t t z



ban



Doktermem



rkenalkan diri nama dan umur



Menan keri Menan utama Keluhan Onset keluhan utama Faktor menn Faktor Nafsu makan Keluhan lain



a



TnTon



tahun



Mantan secu



z



Brdu. lemas, tidak nafsu makan lalu



r bulan



e



Semakin waktu semakin terasa



Tidak ada



*"kr"



berkurang, tidak ada mual atau muntah. Masih bisa



N"fr" Batu



38



lek, demam,



mu4



muntah



f



4



I



I



I



I



i



OSCE: PADI SURVIVAL STYLE



Suasana perasaan



Aktivitas Melaksanakan hobi



Aktivitas saat ini



disanskal Tidak semangat Berkurang, karena cepat lelah walaupun tidur terus Suka memancing, tapi minggu lalu diajak teman dan menolak dengan alasan malas Di rumah saja, mencari pekerjaan tapi tidak dapat.



Penurunan berat badan Ide bunuh diri Riwayat pengobatan Riwayat penyakit sebelumnya Riwayat alergi Riwayat penyakit keluarga Riwayat pekerjaan Riwavat Sosial



Tidak ada Minum vitamin tapi tetap lemas Tidak ada yang signifikan Tidak ada Tidak ada yang relevan Tidak bekerja



Minum alkohol, rokok, dan



narkotika



disangkal. Riwayat keluarga Menanyakan isi pikir Menanyakan persepsi Menentukan diagnosis dan diagnosis banding Meresepkan obat secara tepat dengan penulisan resep yang tepat Melakukan edukasi kepada pasien



Menikah, dengan I orang anak yang masih kecil. Saat ini hubungan dengan istri baik. Tidak ada waham, pasien merasa rendah diri karena gagal sebagai kepala keluarga Tidak ada halusinasi atau ilusi Depresi sedang Fluoxetine Ix2o mg



Obat



diminum



teratur dan



mungkin



memerlukan waktu Iama untuk berefek



Menyampaikan kemungkinan konsultasi ke dokter spesialis Meniadwalkan untuk kontrol u



39



OSCE: PADI SURVIVAL STYLE



Obstetri dan Ginekologi K*emk



u;,*fuHEs



t



|angan lupa untuk beri tanda cek



(r)



Asuhan antenatal Asuhan persalinan normal Resusitasi neonatus Pemasangan AKDR Pemasangan dan pencabutan implan



Pemeriksaan Papsmear dan IVA



ffimsass )?,. *ffi $#r*ffiS #$t*u*a:E



r. 2. j. 4. Asu



fu



;*



Kehamilan dan pelayanan antenatal Asuhan persalinan normal Resusitasi neonatus Keluarga berencana dan kontrasepsi



fi



aE



ffi



{,#t}*



*.,"- r



Kekhususan anamnesis obstetrik adalah:



Menanyakan riwayat obstetri k



I. 2. 3.



Gravida/para/abortus beserta kelainan/penyulit kehamilan pada riwayat kehamilan berikutnya Riwayat menstruasi: menarche, siklus, hari pertama haid terakhir, durasi, teratur/tidak, jumlah pembaltrt per hari, nyeri Riwayat perkawinan dan kontrasepsi



Menanyakan kemungkinan penyulit kehamilan/persalinan dan komorbid



r. 2. ). 4. 5"



Hiperemesis gravidarum: mual, muntah mengganggu aktivitas Hipertensi gestasional/preeklamsia: rekanan darah tinggi, bengkak pada kaki, pandangan kabur Anemia: pusing, pucat, lelah Diabetes pada kehamilan Kelainan plasenta: perdarahan merah segar tanpa nyeri abdomen



6.



abdomen yang hebat (solusio plasenta) Ancaman abortus: perdarahan per vaginam disertai mulas sebelum usia



(plasenta previa) versus perdarahan merah gelap dengan nyeri gestasi zo minggu



7, 8. g.



Ancaman partus prematurus: mulas sebelum usia gestasi aterm



Kehamilan ektopik terganggu: perdarahan hebat, nyeri perur hebat, gangguan tanda vital Kelainan letak/presentasi janin



Menanyakan proses kehamilan yang tengah berialan



t.



Riwayat pemeriksaan kehamilan (ANC)



40



OSCE: PADI SURVIVAL STYLE



2. ). 4.



Gerakan janin



Riwayat gizi (nutrisi, susu, suplemen) Riwayat imunisasiTT



!:Ls:::ls,$,ii-s,'.njj



Leopold r



r]$k*



hlllff..ir-'5.*sl-"+ei:-.1



rnulqi h'irnoflry



I



Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri untuk menentukan tinggi fundus. Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang memfiksasi uterus bawah) kemudian atur



|angan lupa meminta ibu untuk berkemih dan jangan lupa untuk cuci tangan!



posisi pemeriksa sehingga menghadap ke bagian kepala ibu.



Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus uteri dan rasakan bagian bayi yang ada pada bagian tersebut dengan jalan menekan secara lembut dan menggeser telapak tangan kiri dan kanan secara bergantian. Leopold z



. .



Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu secara sejajar dan pada ketinggian yang sama. Mulai dari bagian atas tekan secara bergantian geser ke arah bawah dan rasakan adanya bagian yang rata dan memanjang (punggung) atau bagian-bagian kecil (ekstremitas).



Leopold



' ' .



3



Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap ke bagian kaki ibu. Letakkan telapak tangan kiri di dinding lateral kiri bawah, telapak tangan kanan bawah perut ibu. Tekan secara lembut untuk mentukan bagian terbawah bayi (bagian keras,bulat dan hampir homogen adalah kepala sedangkan tonjolan yang lunak dan kurang simetris adalah bokong).



Leopold 4



. . ' . .



Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral kiri dan kanan uterus bawah, ujung- ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas simfisis Temukan kedua ibu jari kiri dan kanan lemudian rapatkan semua jarijari tangan yang meraba dinding bawah uterus. Perhatikan sudut yang terbentuk oleh jari-jari konvergen atau divergen. Setelah itu pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian terbawah bayi Fiksasikan bagian tersebut ke arah pintu atas panggul kemudian letakkan jari-jari tangan kanan diantara tangan kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh bagian terbawah telah memasuki pintu atas panggul.



Informasikan hasil pemeriksaan



41



OSCE: PADI SURVIVAL STYLE



#$



fueffi p#fl$ffi$gffieffi $t#r$ttffi$



r. 2. ). 4.



Mendengar & melihat adanya tanda persalinan Kala Dua Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan MemakaiAPD Membersihkan vulva dan perineum. Melakukan pemeriksaan dalam pastikan pembukaan sudah lengkap dan selaput ketuban sudah pecah. 5. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus sLlesai pastikan DIJ dalam baras normal (tzo - r6o x/menit). 6. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin meneran. 7. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran. 8. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm,lakukan perasat. stenan (perasat untuk melindungi perineum dngan satu tangan, dibawah kain bersih dan kering, ibu jari pada salah saiu sisi perinJum dan 4 jari tangan pada sisi yang lain dan tangan yang lain pada belakang kepala bayi. Tahan belakang kepala bayi afar posisi kepala retap fleksI pada saat keluar secara bertahap melewati introitus dan perineum). 9. Setelah kepala keluar menyeka mulut dan hidung bayi dengan kasa steril kemudian memeriksa adanya lilitan tali pusat padaleher janin ro. Menunggu hingga kepala janin selesai merakukan putaran paksi luar secara spontan. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang lecara biparental. Dengan lembut gerakan kepala kearah uawal-aai distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang. II. Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan rangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas. rz. setelah badan dan lengan lahir, tanga., t iri menyusuri punggung kearah bokong dan tungkai bawah janin untuk ml-egurg trr"gt ul (selipkan ari telinjuk rangan kiri diantara kedua lutut !1ry* ,anin; t3. Melakukan penilaian selintas: a. Bayi cukup bulan? b. Apakah bayi menangis kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan? c. Apakahbayibergerakaktif? 14. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tanpa membersihkan verniks. iaruh bayi !3nqan di atas perut ibu untuk IMD. I5. Memeriksa kembali uterus untuk memasrikan tidak ada lagi bayi dalam uterus. 16. Dalam waktu r menit setelah bayi rahir, suntikan oksitosin ro unit IM (intramaskuler) di rl3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin). rT. Setelah z menir pasca-persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali p.rsut ke arah Jistal (ibu) dan jepit kembali tali pusat padaz cm distal dari klem pertama. I8. Pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara z klem tersebut. t9. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di fepala tayi lanjutkan dengan inisiasi menyusui dini. cegah b-ayi'dari hipoglikemia dan hipotermia. zo. Manaiemen aktif kala III: a. Suntik oksitosin ro IU



42



OSCE: PADI SURVIVAL STYLE



b.



Peregangan tali pusat terkendali: 5-ro cm di depan vulva dan menekan uterus kea rah dorsokranial c. Masase fundus uteri setelah plasenta lahir 2t. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak -ro cm dari vulva 5 )', Meletakat satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat. 2). Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kanan, sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati keaiah doroskrainal. ]ika plasenta tidak lahir setelah 30 - 40 detik, hentikan 24.



25.



penegangan tali pusat dan menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur. Lakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusaidengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial). Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plur"rrta dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri dengan menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus reraba keras)



Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan masukan kedalam kantong plastik yang tersedia. 28. Evaluasi kemungkinan Iaserasi pada vagina du. p".i.r"rrL. M"lukrku., penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan. 27.



Penyebab Hemoragic Post-Partum (HPp) ada 4T: Tone: masase fundus uteri sambil menilai tonus uteri Tissue: dengan obstetric hand apaakah ada siba jaringan plasenta



Tear/Trauma: apakah ada robekan vagina dan perineum (Ruptur perineum grade I-lV)



. ' '



Grade I: robekan pada vagina saja (kompetensi dr.Umum) Grade II: robekan pada vagina dan perineum (kompetensi dr.Umum)



Grade



III:



robekan sudah mengenai



(kompetensi Sp.OG)



m. Sfingter ani



internum



'



Grade IV: sudah 'bolong' dan mengenai m. Sfingter ani eksternum (kompetensi Sp.OG) Trombin: apakah ada ganggua, koagulasi/pembekuan darah (DIC, HELLP syndrome)



29. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak teriadi perdarahan pen'aginam. 3o. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kurit di dada ibu paling sedikit r jam. Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotik profilaksis, dan vitamin Kl r mg intramaskuler di paha kiri anterolateral.



43



OSCE: PADI SURVIVAL STYLE



32.



)). )4. 35.



)6.



37.



Setelah satu jam pemberian vitamin Kr berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di paha kanan anterolateral. Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam. Mengfiarkan ibuikeluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah. Memeriksakan nadi ibu (tanda vital) dan keadaan kandung kemih setiap r5 menit selama r jam pertama pasca persalinan dan setiap 3o menit selama jam kedua pasca persalinan. Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik.



38. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin o,5olo untuk dekontaminasi (ro menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasi. {t*sux s$B*$i x*qsmmta.a s



Pertanyaan evaluasi: Usia kehamilan cukup bulan? Tonus otot baik? Menangis/bernafas adekuat? Langkah awal resusitasi (dalam;o detik)



' . . . ' .



Letakkan bayi di tempat hangat Posisikan bayi dengan kepala setengah ekstensi Suction mulut dan hidung Keringkan bayi (handuk basah diganti dengan yang kering) Posisikan ulang Rangsang taktil



Langkah ventilasi (dalam lo detik)



. . . .



Bila bayi apnea/frekuensi denyut iantung < roo kali/menit Posisikan kepala bayi setengah ekstensi



)



VTP



Ventilasi 4o-6o kali/menit Evaluasi



Langkah Kompresi (dalam 3o detik) ' Frekuensi denyut jatung < 6o kaliimenit ) kompresi dada bersamaan dengan VTP ' Kompresi dada dilakukan dengan menekan r/3 bawah sternum sebanyak Ioo kali per menit menggunakan ibu jari atau z jari.



' .



Rasio kompresi dengan ventilasi adalah 1 kompresi: r ventilasi.



Evaluasi resusitasi. Pertimbangkan pemberian epinefrin IV (o,r-o,3 cc/kgBB diencerkan r:ro.ooo) dan intubasi bila tidak ada perbaikan keadaan



Algoritma resusitasi neonatus adalah sebagai berikut:



44



OSCE: PADI SURVIVAL STYLE i:li$r I I t I I I



I I I I



li;j



I :;;+t I I



I I



?argeted Pr€ductal spop Alter Blrth



I I



1 tnin



60Yr-65%



2 min



E5Ys*70%



nin



70?6.-?5%



4 rnin



75Ya.B0%



5 min



8096-8s%



10 rnin



85%-S5%



3



ugqv g(l\4-r. T S



q I



La, b



F,,^t



'qrwa)



or- hg



I



e



0Kstfufin f



lx -) ltnus fitastl, Jelek



l11ds0st ut@r,u



t,



W+tgriit" S 2010 Amerimn Hmrt.Assehtim



H*m€rms*psi U:nu,,t ltrJnl*L Tt"tti:* H.t:r.,:;,.:."1'!i.t.-r'.'lt;t .. : :1..'..:' .:..:.:.Y'..:..r.:j.-::.'.*:.t



1),'1';ililtti: Lr,:,..'li-' r.1j.".1'." ..:." l.\ u .:. ::: " '"'.:._Y.:..



ldfl,;l .-.



Alamiah (KB tambahan saja, jangan jadikan utama): metode amenorea laktasi (MAL) 6 bulan awal & harus ASI eksklusif; koitus interuptus; pantang senggama (metode kalender tengah siklus haid, lendir servix lebih kental, dan peningkatan suhu basal)



Mekanik: kondom (wanita, pria), IUD (l-8 tahun). IUD Cu-T dengan reaksi peradangan menghambat fertilisasi dan implantasi ke endometrium



45



,



r OSCE: PADI SURVIVAL STYLE



Hormonal:pil,suntik,implan'patch(bel.umadadilndonesia)Uit"p'og'""::-t: estrogen' Saat ini sudah ada IUD dengan saja, bisa kombinasi p'og'"""ton bertah progresteron' & hormonal berisi eslrogen



rufi;TroR



daPat bertahan



untuk 5-8 tahun dan mudah kembali ingin memPunYai anak (hanya dengan mengeluarkan



AKDR dari rahim) perencanaan diprediksi



sehingga kehamilan daPat



at



)-5 tahun'



(untuk Kontap (KB mantap): tubektomi' vasektomi usia wanita >35 tahun) dislipidemia Pasien dengan obesitas ' hipertensi' kontrasepsi merupakan kontraindikasi penggunqan hormonal karena



ter dap



at estogr en'



tidak boleh Pasien yang sedang ASI eksklusif iuga irrrog" karena inhibisi terhadap hormon dLiberikaln



prolaktin untuk ASI



mantap dan akan sulit lagi dilakukan trrb"ktorrri meruPakan kontrasePsi memiliki anak tuba kembali apabila' masih ingin reanastomosis



pemakaian yang seperti-karet yang bocor dan Kondom dapat terjadi kegagalan kehamilan tidak dapat diprediksi' tidak tepat sehingga p""t""glf'"" 5.es.$:eh-i:s:-p-llls*irgl:s:11*-l-i*mr.



lus:*si-*-i''Lxc"B+"i::'+:-i':xEll$-i



t. Informed consent pemasangan AKDR 2. Ibu diminta BAK )- cuci tangal,meja periksa dengan pt)sisi litotomi ; Pasien ttlit t " nyerl ; Palpasi perut adanya benjolan atau 6. Pasang kain PenutuP 7. Atur lampu, gunakan sarung tangan 8. Siapkan alat menilai kelayakan 9. Lakukan pemeriksaan fisik untuk



pemasangan



AKDR Inspeksi dan palpasi genitalia eksterna fluor atau fluxus ;;. it;t'."g ,puL.,t'* HhIt adanya p""'"'ik'uun bimanual' cari adanya nyeri lakukan rz. Lepas spekulum lalu (antefleksi ku"ai-ki'i' t"'u' du' posisi'uterus goyang porsio, ^a'"ftt" yaitu ke arah belakang) yaitu ke urun a"!u'utu" '"ttofleksi 11. LePas sarungtangan ;;. ;il;*ie, iinitui lavak ) siap]"-;r.



,



\i



.i:



ii



l.; rg-t;*hl



2. 1. 4. i. 6. 7. 8. g. Io.



II.



Posisikan pasien supinasi. Pada keadaan trauma kepala dan leher harus dipertahankan dalam I garis lurus (in-line immobilization) Persiapkan alat Cuci tangan dan pakai sarung tangan Operator berdiri di bagian kepala tempat tidur. Tempat tidur posisi datar. Memegang laringoskop pada tangan kiri Preoksigenasi 3o detik dengan oksigen Ioool0. Kemudian ventilasi selama 3o detik menggunakan bag balve mask Lakukan penekanan pada krikoid untuk mencegah aspirasi. Apabila pasien sadar lakukan induksi dengan pelemas otot. Bersihkan rongga mulut dari cairan/benda asing. Bila perlu gunakan suction. Buka mulut pasien perlahan dengan tangan kanan menggunakan cross finger technique (ibu jari tangan kanan ditempatkan di depan gigi bawah mandibula dan jari telunjuk di depan gigi atas maksila). Masukkan laringoskop ke dalam mulut Posisikan lidah pasien ke sisi kiri dorong hingga mencapai posisi yang tepat. Posisi yang tepat: a. Bilah lurus di bawah epiglotis b. Bilah lengkung dimasukkan ke dalam vallecula epiglotica di atas



epiglotis



Iz.



Visualisasikan pita suara dan pembukaan epiglotis



r). Dengan tangan kanan masukan



pipa endotrakea melalui pita suara



dengan lembut



14. Angkat stylet dan laringoskop dengan hati-hati. ETT dipertahankan pada posisinya ry. Kembangkan balin untuk menciptakan sekat



61



l



.--



S: suction



r.



...,



,



-4 t' ' -'l'



C: connector (mandrain)



!



,.*: ''r:ij.J



\ "-. \ .:-*.



'-ln



\ -/-\ ".--



I: introducer (stylet)



,r1i a.



1i



i'"'"i-ii



\-i,/\:\ .' '\-,i-.: ;.. t '' ' iit-,;.,/ 'r:,iti.';..



T: tape (Plester)



-/



"-,:j.)



,\*..



6,5 dan7,5)



A: airway (oropharyngeal airway/OPA)



1;;;



,.'i:'{i:'



tlr



- " ,'a,,.r,r.



..,.



OSCE: PADI SURVIVAL STYLE



jangan terlalu lama membiarkan pasien tanpa ventilasi. Usahakan melakukan intubasi dalam r kali



I6.Lepaskan tekanan pada krikoid



lT.Lakukan ventilasi dengan kantung udara pada pasien dan perhatikan gerakan simteris



pada dinding dada. Auskultasi pada lima titik



untuk memeriksa masuk/tidaknya



udara (epigastrium, apeks paru kanan, apeks paru kiri, intubasi gagal dilakukan dalam lobus bawah paru kanan, dan lobus bawah paru waktu tersebut, pasien harus kiri). Periksa adanya pengembunan pada pipa segera mendapat ventilasi dengan endotrakea saat pasien ekshalasi. kantung udara sebelum usaha IS.Fiksasi posisi pipa endotrakea intubasi kembali dilakukan. dengan plester pada posisi setinggi bibir. rg.Rapikan peralatan dan buang sampah di tempatnya zo. Cuci tangan



menahan nafas. Jika t puyu



.:* r t*fl#Il{H# t lltfW5 '*sny***iE +*E ! g.Jf rsx" ^*? :/:;



.\.#E,trr



fi



I.



Periksa kelengkapan alat, cuci tangan dan kenakan handschoen.



)



Persipakan cairan infus: gantungkan cairan infus, kunci selang infus, tusukkan infus set. Buka kunci selang infus dan arahkan selang ke atas, sampai cairan mengalir dan tidak ada udara di selang infu. Kunci kembali selang infus. Cari lokasi vena, pasang duk / kain pengalas. Raba vena target, pasang karet pembendung proksimal. Disinfeksi permukaan kulit yang akan ditusuk. Tegangkan kulit, tusukkan kanul dengan mandrain ke vena dengan posisi yang tepat, Mandrain dicabut perlahan sambil kanul dimasukkan. fika sudah masuk yakin posisi kanul telah masuk, tarik mandrain keluar. Lepaskan karet pembendung vena, lalu sambungkan selang infus ke kanul. Buka kunci infus, dan pastikan tetesan aliran mengalir dengan lancar. Jika lancar, tutup kembali. Lakukan fiksasi dengan baik. Buka tetesan infus sesuai dengan kebutuhan. Rapikan alat.



). 4. 5.



6.



7.



8. 9. IO.



II. 12.



'{



n $



**i:,".8-***



-il



$,*:*it***" "--*"";J



l*..**s*t**l



"* iF*



**6."-E-..*1 '**"'*** -;l'



imff*ks$ H,;:islu.--ac_si:ti*ri*:f!+t"*l,isrL:.rt.i



r. 2. 3. 4.



Faktor risiko anemia defisiensi bqsi antara lain faktor diet yang kurang mengandung daging, banaak konsumsi teh setelah makan, peld3rahg4 me n a h un, oan EEFs truiil]-p""Sgrr"r" .ba, p"r akit dan/atau iqMr-iamu dapat meningkatkan risiko radane lambqng dan menyebabkan perdarahan menahun. Pengobatan anemia dengan menggunakan preparat besi. Rasanya ng saluran kurang enak d-an-Eiiyak efek samping, terutanif-e



F-rry"rupu., besi terbaik adalah jika diminum s@!um makan, namun efek samping bertambah.



62



OSCE: PADI SURVIVAL STYLE preparat besi setelah makan mengurangi efek samping' namun penyerapan kurang optimal sehingga dapat diberikan y!!gm!g1Q untuk meningkatkan penyerapan.



5. Minum



6. Dengan demikian zat asam seperti buah ieruk dapat meningkatkan oenvlraoafivitamin C. g+ta sudah membaik, pengobatan perlu diteruskan untuk Wiiauprin 7. mengisi



'#svaetmk*$c7#i



cderle-lesi



{.$i



yang sempat berkurang.



i+?#*utg **s'rx'*'g#(u



'. ' '



I. 2. 7. 4. 5.



2."j.



$i rEfl ) #i,"#ffirffii



Otitis media akut Otitis media supuratif kronik Presbiakusis Rinitis akut, alergi Sinusitis



F*stdekai*r'r kidmi* fu.el*s'l Temuan awal Pendengaran berkurang



1r i



Anamnesis khas



Kemungkinan diagnosis



Telinga luar: nyeri telinga, demam, sekret, riwayat mengorek telinga



Telinga luar Otitis eksterna Impaksi serumen Benda asing di telinga



(trauma), riwayat memasukkan benda asing ke telinga, riwayat berenang



Telinga tengah: nyeri telinga, demam,



sekret, nyeri wajah, neurologi (mulut



gangguan



mencong, penglihatan), riwayat ISPA, riwayat mengorek telinga (trauma) Telinga dalam: usia, pusing berputar,



mual/muntah tinitus, riwayat pekerjaan, riwayat pajanan suara, riwayat gangguan neurologi. : Nyeri telinga



pada



Telinga luar: pendengaran berkurang, sekret , demam, riwayat mengorek



Telinga tengah OMA berbagai stadium OMSK Telinga dalam Presbiakusis



Telinga luar Otitis eksterna



telinga (trauma)



Telinga tengah:



pendengaran wajah, gangguan neurologi (mulut mencong,



berkurang, sekret, nyeri



Telinga tengah OMA berbagai stadium



penglihatan), riwayat ISPA, riwayat Sekret telinga



mengorek telinga (trauma) Telinga luar: pendengaran berkurang, sekret, demam, riwayat berenang Telinga tengah: riwayat mengorek telinga (trauma)



Sekret hidung, Kualitas sekret, demam, ISPA (batuk, pilek, nyeri tenggorok), sekret I hidung 86



Telinga luar Otitis eksterna Telinga tengah OMA stadium supuratif OMSK Rinitis akut infeksius Rinitis alergi



OSCE: PADI SURVIVAL STYLE gangguan mata (konjungtivitis alergi), sakit kepala, nyeri daerah sinus, postnasal drip, bersin. Riwayat atopi (asma, urtikaria, alergi makanln), riwayat tempat tinggal (pajanan sekitar), riwayat kontak penyakit serupa.



tersumbat



Sinusitis



Beberapa diagnosis banding otitis: Otitis



Otitis ekstera



eksterna



difusa



OMA stadium supurasi



sirkumskripta



OMA



OMSK



stadium perforasi +, mereda



Nyeri telinga Gangguan



+,



jika besar



pendengaran tidak ada



tidak ada



Sekret



Nyeri



ada



ada/tidak ada



tekan



traSus



Otoskop:



liang



telinga sempit perforasi, dapat sentral



ran



timpani



atau marginal



t), .,.-";t, ."-* +;.,;1, t"iI i' Sebelum melakukan pemeriksaan fisik THT, lakukan informed consent dan siapkan lampu kepala.



Telinga Inspeksi: preaurikuler dan postaurikuler, apakah terdapat bengkak, hiperemis, hematoma, dan sikatriks



Palpasi: preaurikuler dan postaurikuler, tekan tragus dan mastoid, cek apakah terdapat nyeri tekan. Otoskopi: inspeksi liang telinga (apakah



lapang, terdapat serumen,



sekret,



furunkel), inspeksi membran tipani (refleks cahaya, intak/tidak), lakukan manuver valsava (minta pasien meniup) dan toynbee (minta pasien menelan) dan perhatikan gerakan membran timpani. Hidung (dan sinus paranasal)



Inspeksi: deformitas, edema, hiperemis, vestibulum nasi (tekan ujung hidung ke atas dengan ibu jari). Palpasi: nyeri tekan



87



r OSCE: PADI SURVIVAL STYLE



Rinoskopi anterior (dengan spekulum hidung): vestibulum nasi (lapang/tidak), sekret, edema, hiperemis, ukuran konka inferior dan media.



Sinus paranasal: palpasi untuk nyeri tekan pada sinus frontalis dan maksilaris.t



Tenggorok



.



Inspeksi: lidah, mukosa oral, palatum mole dan drum, uvula, arkus faring, tonsil (nilai ukuran tonsil, kriptus, detritus, hiperemis/tidak), faring (hiperemis, post-nasal drip).



Pemeriksaan menggunakan garpu tala



Garputala yang digunakan umumnya berfrekuensi 5tz Hz. Untuk semua pemeriksaan penala, lakukan informed consent dan jelaskan kepada pasien prosedur pemeriksaan. Umumnya, jika pasien mendengar bunyi garpu tala, angkat tangan. Turunkan tangan jika pasien tidak mendengar bunyi sama sekali. Duduk berhadapan, dengan saling bersilang. Rinne: getarkan, lalu tempelkan di mastoid pasien sampai pasien tidak mendengar. |ika sudah tidak mendengar, letakkan di depan telinga pasien. Lakukan sebaliknya untuk konfirmasi. Rinne positif jika setelah di mastoid sudah tidak mendengar, pasien masih mendengar suara saat diletakkan di depan telinga. Weber; getarkan, lalu templkan di garis tengah wa1'ah pasien (misal: dahi tengah,



pangkal hidung, dagu, atau gigi). Tanyakan kepada pasien di sisi mana suara terdengar lebih keras. Sisi yang lebih keras adalah sisi yang mengalami lateralisasi. |ika pasien tidak dapat membedakan sisi mana yang lebih keras, artinya weber tidak mengalami lateralisasi.



lalu tempelkan di mastoid pasien hingga pasien merasa suara hilang, lalu segera tempelkan ke mastoid pemeriksa dan nilai apakah



Schwabacht getarkan,



masih ada suara. Lakukan sebaliknya. Memendek dibanding pemeriksa adalah ketika pasien mengatakan sudah tidak mendengar suara, pemeriksa masih dapat mendengar suara getaran garpu tala.



Hasil



Rinne



Tuli seresorineural



Weber Lateralisasi



Positif



Schwabach



ke sisi



sehat



Tuli konduktif



Lateralisasi



Negatif



sakit



F,,:s mtn



ke



sisi



(Pemeriksa dianggap normal) Memendek dibanding pemeriksa Memanjang dibanding pemeriksa



k*t#tr#Elf k',*ii$ ?ffiY Keterangan tambahan



Rekomendasi P-drugs



!enis



88



OSCE: PADI SURVIVAL STYLE



Antibiotik telinga



Kloramfenikol Stdd qtt



5o/o



ear drop



Untuk kasus otitis eksterna



s



Karbogliserin Io% ear drops



Seruminolitik



Cairan telinga



II



pencuci



Digunakan jika impaksi serumen selama 3 hari berturut-turut



HrOr3o/o



Seorang laki-laki, 33 tahun, datang dengan keluhan kurang mendengar telinga kiri.



l. 2. ). .



Lakukan anamnesis pada pasien. Lakukan pemeriksaan fisik yang relevan pada pasien. Tentukan diagnosis dan diagnosis banding, lalu sampaikan kepada penguji. Lakukan edukasi kepada pasien terkait masalah kesehatannya.



Tugas



Iawaban



Dokter memperkenalkan diri Menanyakan nama dan umur pasien Menanyakan pekerjaan pasien Keluhan utama Onset keluhan utama Perjalanan penyakit



Tn. Nando,33 tahun Pegawai swasta



Telinga kiri kurang mendengar 6 bulan yans lalu Sempat nyeri dan mengeluarkan cairan di telinga warna kuning sejak 6 bulan yang lalu selama r minggu, tidak berobat ke dokter. Saat ini sudah kering. Tidak Tidak, namun 6 bulan lalu sempat nyeri. Tidak Tidak Tidak Disangkal Disangkal Disangkal Disangkal Disangkal Ini yang pertama kali Tidak ada yang signifikan Tidak ada Tidak ada yang signifikan Tidak ada yans sisnifikan



Masih keluar cairan Nyeri telinga Pusing berputar Sakit kepala



Telinga berdenging



Trauma Riwayat Riwayat Riwayat Riwayat Riwayat Riwayat Riwayat Riwayat Riwayat Riwayat Riwayat



mengorek telinga



,



berenang kelemahan sesisi



wajah



herpes sakit serupa sebelumnya penyakit sebelumnya alergi penyakit keluarga diet pekeriaan



Pegawai swasta



Merokok r/z bungkus per hari sejak Io



merokok/alkohol



Riwayat aktivitas



tahun yang lalu Tidak ada yans sisnifikan



fisik



Melakukan rangkuman dan transisi ke pemeriksaan fisik Mencuci tangan sebelum melakukan PF Menilai status generalis, termasuk BB dan TB dan tanda vital Melakukan PF yang relevan denganleqe 89



- TD I3ol9o, HR 8ox/menit, RR zoxlmenit, suhu afebris Terutama PF THT, termasuk di antaranya Tampak sakit ringan



7 OSCE: PADI SURVIVAL STYLE



tes penala dan PF neurologi



artis



neryus



kranialis. Telinga: inspeksi tidak keluar cairan, tidak hiperemis, liang telinga lapang Otoskopi: tampak perforasi membran timpani sentral telinga kiri. Tidak tampak kolesteatoma.



Tes penala: Rinne AS negatif, Weber lateralisasi ke kiri. Schawach AS memanjang.



Hidung: dalam batas normal Tenggorok: dalam batas normal



Neurologi nervus kranialis: dalam batas normal Mencuci tangan setelah melakukan PF Menentukan diagnosis dan diagnosis



banding



Diagnosis kerja: otitis media supuratif kronik benigna AS dd/ otitis media supuratif kronik maligna AS



Melakukan edukasi kepada pasien



Edukasi tentang penyakit,



tentang penatalaksanaan, dan tentang bagaimana mencegah serangan selajutnya.



Menanyakan apa yang ingin ditanyakan pasien



t.**r*$tlS



Identitas dan



keluhan utama



Keluhan lain



Riwayat



lain



i,uld.*5



Anak laki-laki, rz tahun Keluar cairan dari telinga kanan sejak 4 bulan yang lalu.



6 bulan yang



lalu



sempat nyeri telinga,



kemudian mengeluarkan cairan. Saat ini nyeri tidak ada. Cairan kental, kuning, berbau busuk. Nyeri wajah dan sakit kepala disangkal. Riwayat keluar cairan z tahun yang lalu, tidak berobat dan kering sendiri. Alergi tidak ada. Sering sakit bauk-pilek sjeak kecil.



Perempuan, z9 tahun



Hidung sering tersumbat seiak r tahun yang lalu. Dipicu jika ada di dalam rumah dan bangun tidur. Berkurang jika di luar rumah. Bersin sering, sulit dihentikan. Hidung terasa gatal. Terkadang mata sering merah dan gatal pula.



Riwayat urtikaria (+), sering muncul sejak 3 tahun yang lalu.



90



Laki-laki,68 tahun Pendengaran berkurang sejak 6 bulan yang lalu.



Sering salah menangkap pembicaraan dan berbicara mendadak keras.



Riwayat pekerjaan



tidak signifikan.



OSCE: PADI SURVIVAL STYLE



Temuan pada PF



Sekret kuning purulen,



Sekret hidung cair.



berbau busuk. Otoskop: membran



Allergic shinner Allegic crease Mukosa nasalliuide



Otoskop: normal Schwabach kedua telinga memendek Weber tidak lateralisasi



timpani perforasi



marginal Dx dan dx banding



t



Otitis media supuratif kronik tipe benigna



dd/ OMSK tipe maligna dd/ oMA



Rinitis alergi



Presbiakusis



dd/ rinitis akut infeksius dd/ rinitis vasomotor



dd/ otosklerosis dd/ tuli sensorineural



Sitologi sekret hidung Lab: DPL (eosinofil), IgE dan IgE spesifik Tes alergi (skin prick



Audiometri



Tindak lanjut



Tidak ada



Tatalaksana



HrO, untuk cuci telinga



Edukasi alergi dan



Edukasi kemungkinan



Rujukan ke Sp.THT



alergen rumah



diagnosis



Antihistamin



Rujukan untuk alat bantu dengar



test)



Dekongestan oral (awas



rinitis



medikamentosa!)



Tu\i Konotut7o kg: I x 5 tablet



j"*s""","- "" - e* -11 edErdq .ff * a -, *da+Eri*{$ 5 B/ - e - ",* "-. - 9$ - "- *"*9*:* Be,4$F{SiLi*t'}.sg1**ts*'\ Etr*Sx*** E.S*""*."*" gqGS6, svBw {ve -*w{ ffi*rSgd3SffifiE mfie*Sn# mSEffi#W#e Il8*qs }'SEifiiIflgtsef BdE 66##*



Foto toraks dibaca dengan urutan:



113



C.l



7 OSCE: PADI SURVIVAL STYLE



fantung- aorta- mediastinum- trakea- hilus- paru- diafragma -sinus kostofrenikus- tulang dan iaringan lunak - alat tambahan



|antung: Ukuran tidak merlbesar (cardiothoracic ratio foto PA