Ovariohisterectomy Pada Kucing [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kucing adalah hewan karnivora yang telah berbaur dengan kehidupan manusia. Saat ini, kucing adalah salah satu hewan peliharaan terpopuler di dunia. Peningkatan populasi hewan dalam jumlah besar menjadi masalah tersendiri bagi kesehatan manusia, terutama hewan kecil seperti anjing dan kucing karena hewan-hewan tersebut dapat menularkan dan membawa berbagai agen penyakit. Salah satu solusi untuk memecahkan permasalahan di atas adalah melakukan tindakan sterilisasi baik pada jantan maupun betina. Sterilisasi pada hewan betina dapat dilakukan dengan hanya mengangkat ovariumnya saja (ovariectomy) atau mengangkat ovarium beserta dengan uterusnya (ovariohisterectomy). Ovariohisterctomy dapat juga dilakukan untuk terapi pengobatan pada kasus-kasus reproduksi seperti pyometra, endometritis, tumor uterus, cyste, hiperplasia dan neoplasia kelenjar mamae. Tindakan bedah ini akan memberikan efek pada hewan seperti perubahan tingkah laku seperti hewan tidak berahi, tidak bunting, dan tidak dapat menyusui. Perubahan tingkah laku ini dapat terjadi akibat ketidakseimbangan hormonal. 1.2 Tujuan Adapun tujuan dari praktikum ini adalah: - Untuk mengetahui pengertian Ovariohysterectomy (OH) - Untuk mengetahui system organ reproduksi betina - Untuk mengetahui persiapan sebelum dan sesudah operasi - Untuk mengetahui penggunaan obat-obatan yang tepat mulai dari sedative, premedikasi, anastesi, dan obat pasca operasi - Untuk mengetahui teknik bedah Ovariohysterectomy (OH) - Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian dilakukan Ovariohysterectomy (OH) 1.3 Manfaat Ovariohysterectomy bermanfaat untuk : - Mencegah meningkatnya populasi hewan - Terapi, karena adanya tumor pada ovarium, kista ovari atau tumor pada uterus, atau terjadi pyometra. - Perubahan tingkah laku sehingga mudah dikendalikan dan lebih jinak - Melatih dan meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam persiapan preoperasi, operasi dan perawatan post operasi



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Pengertian Ovariohysterectomy (OH) Ovariohysterectomy merupakan istilah kedokteran yang terdiri dari ovariectomy dan histerectomy. Ovariectomy adalah tindakan mengamputasi, mengeluarkan dan menghilangkan ovarium dari rongga abdomen. Sedangkan histerectomy adalah tindakan mengamputasi, mengeluarkan dan menghilangkan uterus dari rongga abdomen. Pengertian ovariohysterectomy merupakan gabungan dari pengetian diatas yaitu tindakan pengambilan ovarium, corpus uteri dan cornua uteri. Ovariohysterectomy dilakukan pada kasus-kasus pyometra, metritis, dan salphingitis ataupun keduanya (Meyer K., 2007). Beberapa indikasi dilakukannya ovariohysterectomy adalah: 1) Sterilisasi, agar tidak estrus, bunting 2) Terapi, yaitu tumor, cysta ovarium dan tumor uterus, pyometra 3) Modifikasi tingkah laku yaitu, lebih mudah dikendalikan, lebih jinak, membatasi jumlah populasi 4) Penggemukan Dalam istilah medis, desexing (kastrasi) kucing betina disebut spaying dan pada jantan disebut neutering. Keuntungan dari kastrasi anak kucing sejak usia 10-12 minggu adalah mencegah penyebaran kucing secara berlebihan dan mengurangi kemungkinan terkena penyakit kanker. Usia yang masih sangat muda membutuhkan waktu bedah yang lebih singkat dan pendarahan lebih sedikit sehingga akan sembuh lebih cepat, pada akhirnya kucing dan pemiliknya akan mengalami stress yang lebih sedikit (Birchard, 2013). Ovariohysterectomy memiliki banyak nama lain, diantaranya yaitu: spay, femal neutering, sterilization, fixing, desexing, ovary and uterine ablation, dan pengangkatan uterus. Ovariohysterectomy merupakan tindakan bedah yang sering dilakukan pada hewan kecil di praktek-praktek hewan. Ovariohysterectomy merupakan tindakan pembedahan untuk pengangkatan atau pembuangan ovarium dan uterus sekaligus. Operasi ini dilakukan untuk mensterilkan hewan betina dengan maksud menghilangkan fase estrus atau untuk terapi penyakit yang terdapat pada uterus, seperti resiko tumor ovarium, serivks, dan uterus. Selain itu, operasi juga dilakukan untuk memperkecil terjadinya pyometra pada betina yang tidak steril. Sterilisasi biasanya dilakukan saat hewan berumur masih muda. Pada kasus pyometra sterilisasi dilakukan sebagai terapi karena ketidakseimbangan cairan sehingga melalui tindakan bedah ini dapat menyembuhkan penyakit tersebut. Ovariohysterectomy dapat dilakukan pada hampir semua fase siklus reproduksi, tetapi paling baik dilakukan sebelum pubertas dan selama fase anestrus (Saunders, 2003).



2.2 Manfaat Ovariohysterectomy (OH) Sterilisasi pada hewan jantan ataupun betina berguna untuk mengendalikan (mengontrol) populasi hewan dengan mencegah kesuburan. Manfaat dari ovariohysterectomy diantaranya adalah: 1. Menghindari sifat abnormal yang diturunkan dari induk ke anak 2. Dapat mengurangi gangguan endokrin 3. Penurunan kadar hormon estrogen dan progesterone pada hewan betina yang sudah di OH



4. Mencegah terjadinya estrus (loop / haid), sehingga anjing menjadi lebih tenang dan tidak menarik perhatian pejantan 5. Mencegah tumor mamae (payudara). Anjing dan kucing betina memiliki peluang 99.5 % terhindar dari tumor mamae apabila di OH sebelum menstruasi pertama. Apabila OH dilakukan setelah menstruasi pertama peluang terhindar 92 %, tapi apabila dilakukan setelah hewan betina berumur diatas 2 tahun kemungkinan terhindar dari tumor mamae adalah 45 %. 6. Mencegah metritis (radang uterus) dan pyometra (infeksi rahim) 7. Mencegah terjadinya cyst (kista) dan neoplasia (tumor / kanker) di ovarium, uterus dan vagina, walaupun kanker ovarium tidak biasa terjadi pada anjing dan kucing, tapi mereka masih memiliki 1% kemungkinan terkena. 8. Mencegah gangguan keseimbangan endokrin dengan manifestasi klinis seperti sterilitas, penyakit kulit, tumor mamae, dan nymphomania (estrus terus menerus). 9. Mencegah komplikasi kebuntingan dan kemungkinan pseudopregnant (bunting palsu) Sterilisasi dapat dilakukan pada saat anjing/kucing berumur 8 minggu, tetapi lebih baik dilakukan setelah anjing dan kucing divaksinasi lengkap, setelah sistem immunitas tubuh (kekebalan) mereka bekerja dengan baik, tetapi sebelum masuk masa pubertas (umur 4-6 bulan). OH dapat dilakukan pada hampir semua fase siklus reproduksi dari hewan betina, tetapi yang paling baik dilakukan sebelum pubertas (umur 4-6 bulan) dan selama fase anestrus (Ibrahim, 2000). 2.3 Anatomi Ovariohysterectomy Berikut adalah anatomi dari ovariohysterectomy (Tilley, 2000): 1. Kedua ovarium berada di caudal ginjal, dengan ovarium kanan berada lebih cranial dan lebih sulit dijangkau. 2. Ligamentum suspensorium yang arahnya craniodorsal dari ovarium menautkan ovarium dengan dinding tubuh. 3. Ligamentum utama dari ovarium menautkan ovarium dengan uterus. Ligamentum yang cukup kuat ini, nantinya akan di jepit dengan tang arteri. 4. Arteri dan vena pada ovarium sangat rapuh dan mudah pecah. Tertetak pada bagian dorsal dari ovarium. Pada hewan tua, arteri dan vena tersebut kadang ditutupi oleh lemak. 5. Ligamentum sekitar menautkan ovarium dengan dorsolateral tubuh. Pada ovariohysterectomy, dilakukan teknik bedah laparotomi medianus posterior. Penyayatan kulit dilakukan pada bagian caudal umbilical. Pada anjing, penyayatan dilakukan lebih ke cranial, karena badan uterus terletak lebih cranial apabila dibandingkan dengan kucing (Tilley, 2010). 2.4 Keuntungan dan Kerugian Ovariohysterectomy Keuntungan dari Ovariohisterectomy anak kucing sejak usia 10-12 minggu adalah mencegah penyebaran kucing secara berlebihan dan mengurangi kemungkinan terkena penyakit kanker. Usia yang masih sangat muda membutuhkan waktu bedah yang lebih singkat dan pendarahan lebih sedikit sehingga akan sembuh lebih cepat, pada akhirnya kucing dan pemiliknya akan mengalami stress yang lebih sedikit (Sardjana, 2013) Secara umum keuntungan melakukan ovariohisterektomi adalah: a. Menghilangkan ‘keributan’ hewan pada periode estrus



b. Mencegah lahirnya anak anjing/kucing yang tidak diinginkan. c. Menghilangkan stress akibat kebuntingan. d. Mengurangi resiko terkena kanker mammae, ovarium dan uterus. e. Menghilangkan resiko pyometra dan infeksi uterus lain. f. Terapi terhadap penyakit-penyakit uterus dan ovarium. Sedangkan secara khusus, terdapat beberapa kerugian apabila tidak dilakukan OH pada kucing betina, yaitu antara lain : 1) Spontaneous ovulators  hewan betina mengalami “spontaneous ovulators”, artinya hewan betina akan ovulasi hanya pada saat kawin, jika hewan betina mengalami estrus (selama 3-16 hari) dan tidak dikawinkan maka hewan betina akan estrus kembali setiap 14-21 hari sampai akhirnya dikawinkan. 2) Masalah tingkah laku dan higienis  selama siklus estrus akan muncul beberapa permasalahan tingkah laku, hewan betina yang sedang estrus akan aktif mencari pejantan. Pada beberapa keadaan, hewan betina yang belum di ovariohisterectomy akan mengeluarkan urinnya ketika estrus. Hal ini akan sulit untuk dihentikan dan sangat dianjurkan untuk dilakukan ovariohisterectomy sebagai salah satu pengobatan. 3) Kanker mamae  kanker mamae adalah penyakit kanker no 3 yang umum terjadi pada hewan betina. Hormon reproduksi adalah salah satu penyebab utama kanker mamae pada hewan betina. Hewan yang telah di ovariohisterectomy memiliki risiko 40-60% lebih rendah pada perkembangan kanker mamae daripada yang tidak di ovariohisterectomy. 4) Tumor pada traktus reproduksi  tumor akan muncul pada uterus dan ovarium. Ovariohisterectomy tentu saja akan mengeliminasi berbagai kemungkinan munculnya tumor. 5) Infeksi traktus reproduksi  kucing yang tidak di ovariohisterectomy kemungkinan akan berkembang penyakit pada uterus yang disebut pyometra. Dengan demikian, bakteri akan masuk dan uterus akan dipenuhi oleh nanah. Setiap operasi memiliki kelemahan. Beberapa anjing/kucing bereaksi buruk terhadap anasthesi (obat bius), kadang terjadi komplikasi pembedahan yang meliputi bleeding (perdarahan) dan infeksi, sehingga luka sukar sembuh dengan baik. Resiko ini bisa meningkat pada beberapa hewan yang memiliki masalah kesehatan. Oleh karena itu anjing/kucing yang akan di steril harus di pastikan berada dalam kondisi sehat. Kerugian yang didapatkan ketika dilakukannya ovariohysterectomy antara lain adalah: 1) Kegemukan atau obesitas. Rata-rata proses metabolisme makanan yang rendah maka asupan nutrisi tersebut akan disimpan menjadi lemak, sehingga menimbulkan kegemukan. 2) Kehilangan untuk memperoleh keturunan yang potensial/berharga terutama untuk para breeder. 3) Alopecia 2.5 Teknik Operasi Ovariohysterectomy A. Pra Operasi



a. Persiapan ruang operasi  ruang operasi dibersihkan dari kotoran dengan disapu (dibersihkan dari debu), kemudian disterilisasi dengan radiasi atau dengan desinfektan (alcohol 70%). b. Preparasi alat - Sterilisasi alat-alat bedah  sterilisasi pada alat-alat bedah bertujuan untuk menghilangkan seluruh mikroba yang terdapat pada alat-alat bedah, agar jaringan yang steril atau pembuluh darah pada pasien yang akan dibedah tidak terkontaminasi oleh mikroba pathogen. Peralatan bedah minor yang dipakai dalam operasi antara lain towel clamp, pinset anatomis dan syrurgis, scalpel dan blade untuk menyayat kulit, gunting untuk memotong jaringan atau bagian organ lainnya, arteri clamp untuk menghentikan perdarahan dan needle holder. - Pembungkusan Alat-alat Bedah : 1. Kain pembungkus dibuka di atas meja, kemudian wadah peralatan diposisikan di bagian tengah 2. Sisi kain yang dekat dengan tubuh dilipat hingga menutupi peralatan dan ujung lainnya dilipat mendekati tubuh 3. Sisi bagian kanan dilipat, kemudian bagian kiri 4. Disiapkan kain wadah yang telah dibungkus dengan kain pembungkus pertama diposisikan kembali di bagian tengah pada sisi diagonal 5. Sisi bagian kanan dilipatm kemudian bagian kiri 6. Ujung lainnya dilipat mendekati tubuh dan diselipkan untuk memudahkan pada saat membuka 7. Sterilisasi dengan oven dengan suhu 100oC selama 60 menit. - Pembukaan Alat Bedah yang Sudah Steril 1. Kain dibuka dari bagian yang diselipkan 2. Peralatan diletakkan di atas meja B. Premedikasi dan anastesi Premedikasi merupakan suatu tindakan pemberian obat sebelum pemberian anastesi yang dapat menginduksi jalannya anastesi. Premedikasi dilakukan beberapa saat sebelum anastesi dilakukan. Tujuan premedikasi adalah untuk mengurangi rasa takut, amnesia, induksi anastesi lancar dan mudah mengurangi keadaan gawat anastesi saat operasi seperti hipersalivasi, bradikardia dan muntah. Premidikasi yang digunakan adalah Atropin. Atropin sulfat dengan dosis 0,04 mg/kg BB secara subkutan selama 15 menit kemudian dilanjutkan dengan pemberian ketamin dengan dosis 2 mg/kgBB, xylazine dengan dosis 2 mg/kgBB secara intramuskular. Anastesi berasal dari bahasa Yunani yaitu An berarti tidak dan Aesthesis yang berarti rasa atau sensasi nyeri. Agar anestasi umum dapat berjalan dengan sebaik mungkin, pertimbangan utamanya adalah memilih anestetika ideal. Pemilihan ini didasarkan pada beberapa pertimbangan yaitu keadaan penderita, sifat anestetika, jenis operasi yang dilakukan, dan peralatan serta obat yang tersedia. Sifat anestetika yang ideal antara lain mudah didapat, murah, tidak menimbulkan efek samping terhadap organ vital seperti saluran pernapasan atau jantung, tidak mudah terbakar, stabil, cepat



dieliminasi, menghasilkan relaksasi otot yang cukup baik, kesadaran cepat kembali, tanpa efek yang tidak diingini (Katzung, 2007 Obat anestesi umum yang ideal menurut Norsworhy (Saurtha, 2010) mempunyai sifat-sifat, yaitu: 1. Pada dosis yang aman mempunyai daya analgesik relaksasi otot yang cukup, 2. Cara pemberian mudah, 3. Mulai kerja obat yang cepat dan 4. Tidak mempunyai efek samping yang merugikan. Selain itu obat tersebut harus tidak toksik, mudah dinetralkan, mempunyai batas keamanan yang luas, tidak dipengaruhi oleh variasi umur dan kondisi hewan. Obat anastesi yang sering digunakan pada hewan antara lain Ketamin dan Xylasin. Ketamin merupakan larutan yang tidak berwarna, stabil pada suhu kamar dan relative aman dengan kerja singkat. Sifat analgesiknya sangat kuat untuk sistim somatik tetapi lemah lemah untuk sistim visceral, tidak menyebabkan relaksasi otot lurik bahkan kadang-kadang tonusnya sedikit meninggi. Secara kimiawi, ketamin analog dengan phencyclidine. Ketamin HCl berwarna putih dan berbentuk bubuk kristal yang mempunyai titik cair 258-261ºC. Satu gram ketamin dilarutkan dalam 5 ml aquades dan 14 ml alkohol. Ketamin yang digunakan sebagai agen anestesi untuk injeksi dipasaran biasanya mempunyai pH antara 3,5-5,5 Ketamin HCl bekerja dengan memutus syaraf asosiasi serta korteks otak dan thalamus optikus dihentikan sementara, sedangkan sistem limbik sedikit dipengaruhi. Ketamin HCl merupakan analgesia yang tidak menyebabkan depresi dan hipnotika pada syaraf pusat tetapi berperan sebagai kataleptika. Setelah pemberian ketamin, refleks mulut dan menelan tetap ada dan mata masih terbuka. Ketamin dapat dipakai oleh hampir semua spesies hewan. Ketamin bersama xylazine dapat dipakai untuk anastesi pada kucing. Ketamin dengan pemberian tunggal bukan anastetik yang bagus. Dosis pada kucing 10-30 mg/kg secara intra muskuler, mula kerja obat 1-5 menit, lama kerja obat 30-40 jam dan recoverinya 100-150 menit. Menurut Katzung (2007) dosis ketamin pada anjing dan kucing ialah 10-20 mg/kg diberikan secara intra muskuler. C. Perawatan Post Operasi Perawatan post operasi meliputi pemberian nutrisi yang cukup, obat-obatan untuk membantu proses persembuhan luka, dan obat-obat untuk mencegah munculnya infeksi sekunder seperti antibiotic. Selain itu kebersihan terhadap hewan harus tetap dijaga, menginngat luka operasi sangat mudah untuk dimasuki oleh agen infeksi. Perawatan post operasi dilakukan selama 14 hari untuk dapat maximal sampai proses penutupan luka secara sempurna.



BAB III



METODOLOGI 3.1 Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan pada praktikum ovariohisterectomy ini adalah meja operasi, spuit, pisau cukur, duk klem, arteri klem, scalpel, needle holder, rochester pean,



mosquito/ kelly, pinset anatomis dan cirurgis, gunting tata-tatu-tutu, needle GT 12, needle GR 12, blade, stetoskop, thermometer, dan IV cath no 24. Dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum Ovariohisterectomy ini adalah kucing betina dengan berat 2, 4 kg, Atropin Sulfat, Ketamin, Xylazine, Asam Tolfenamic, Amoxicilin pre-operasi, Amoxicilin post-operasi, Hematopan, Biodine, Ecodine, Alkohol 70%, Kapas, Benang Plain Catgut, Benang Chromic Catgut, Benang Silk, dan tampon steril. 3.2 Prosedur Kucing Betina - Dilakukan pemeriksaan fisik - Dilakukan perhitungan dosis - Diberi obat premedikasi (atropin sulfat = 0,384 cc) - Diberikan antibiotik pre-operasi (amoxicillin = 0,24 cc) secara SC - Ditunggu 15 menit - Dianestesi menggunakan ketamin-xylazine @ 0,24 cc secara IM - Dilakukan persiapan hewan (dicukur rambut sekitar testis, difiksasi di meja operai, dipasang duk, disterilisasi area kulit yang akan diincisi menggunakan kapas dan povidon iodin) - Diincisi di linea alba pada caudal pusar, meliputi kulit, subcutan, rongga peritoneal. - Dicari lokasi uterus dengan titik orientasi vesica urinaria menggunakan spy hook dan telunjuk jari. - Ditarik perlahan uterus ke permukaan, hati-hati dengan tekanan negative rongga abdomen sehingga memudahkan usus halus keluar menghalangi lapangan pandang. - Dipisahkan ovarium dan uterus dari penggantungnya - Dilakukan ligase dengan menggunakan catgut chromic 3-0 pada pembuluh darah dan diligasi bagian proksimal ovarium dengan metode three forceps tie menggunakan square knot - Dilakukan pemotongan pada ovarium - Dilakukan prosedur yang sama pada ovarium yang lain - Diflushing dengan menggunakan NS - Dilakukan preparasi untuk corpus uteri. Dibuat ligase di bagian corpus 0,5-1,0 cm di bawah bifurkasio uteri dengan metode three forceps tie. Dipotong uterus di antara ligase proksimal dan ligase medial, sisakan 1 forceps untuk membuat alur jahitan parker-kerr. Potong corpus uteri - Dikembalikan bagian uteri ke dalam rongga abdomen, pastikan tidak ada perdarahan dari ligase, di beri antibiotic post-operasi (amoxicillin = 0,32 cc) secara SC - Dilakukan penjahitan pada musculus dengan menggunakan catgut chromic 3-0 dan triangle tip needle dengan jahitan simple continuous. Jahitan dimulai 5 mm dari tepi incisi - Dilanjutkan penjahitan subcutan menggunakan catgut plain 3-0 dan round tip needle dengan jahitan simple continuous.



- Dijahit kulit dengan menggunakan silk 2-0 dan triangle tip needle dengan jahitan simple interrupted atau ford interlocking atau matras silang. - Diberi hematopan dan biodin @0,12 cc secara IM - Diberi analgesic (tolfen= 0,24 cc) saat hewan mulai sadar secara SC - Diberi ellizabeth collar - Dimonitoring hingga kembali normal Hasil



BAB IV HASIL 4.1 Anamnesa Seekor kucing betina dometik shorthair bernama Zubaidah dengan warna rambut putih, dengan berat badan 2,4 kg, tanpa riwayat penyakit, memiliki sifat yang sangat agresif. Karena itu, dokter mengambil tindakan operasi Ovariohisterectomy agar sifat agresif Zubaidah dapat terkontrol. 4.2 Perhitungan Dosis a. Ketamine : Dosis : 10 mg/kg (IM) Konsentrasi : 100 mg/ml Perhitungan : 2,4 x 10/ 100 = 0,24 ml



b. Xylazine: Dosis : 2 mg/kg (IM) Konsentrasi : 20 mg/ml Perhitungan : 2,4 x 2/ 20= 0,24 ml c. Atropin Sulfat: Dosis : 0,04 mg/kg (SC) Konsentrasi : 0,25 mg/ml Perhitungan : 2,4 x 0,04/ 0,25= 0,384 ml d. Tolfenamic: Dosis : 4 mg/kg (SC) Konsentrasi : 40 mg/ml Perhitungan : 2,4 x 4/ 40= 0,24 ml e. Amoxicillin pre-operasi: Dosis : 20 mg/kg (IM) Konsentrasi : 200 mg/ml Perhitungan : 2,4 x 20/ 200= 0,24 ml f. Amoxicillin post-operasi: Dosis : 20 mg/kg (SC) Konsentrasi : 150 mg/ml Perhitungan : 2,4 x 20/ 150= 0,32 ml g. Hematopan: Dosis : 0,05 mg/kg (IM) Perhitungan : 0,05 x 2,4 = 0,12 ml h. Biodin: Dosis : 0,05 mg/kg (IM) Perhitungan : 0,05 x 2,4 = 0,12 ml



4.3 Data yang Diperoleh a. Pemeriksaan Hewan Kelas: 2013/B



Kelompok: 4



1.



Nama Sylvia Dean S



Nim 135130100111023



2. 3.



Nurul Marie C Tia Sundari



135130100111025



4.



Muhamad Nawawi



135130101111032



SIGNALEMENT Nama Jenis hewan Kelamin Ras/breed



: Zubaidah : Kucing : Betina : Domestic Shorthair



Warna bulu/kulit Umur Berat badan Tanda kusus



: Putih : : 2,4 Kg :



Pemeriksaan Hewan Hospital Name : CLINIC VETERINARY OF BRAWIJAYA UNIVERSITY Address : JL. MT. HARYONO City : MALANG Tanggal : 4 Oktober 2016 0 Temp : 38,6 C Pulsus : 76/ menit Respirasi: 32 kali/ menit Membrane color: merah muda CRT: Normal (