Panca Azimat Revolusi PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Jilid



I



Panca Azimat Revolusi



Pada pidato kepresidenan 17 Agustus 1965 itu Sukarno merumuskan apa yang ia sebut panca azimat atau rukun lima kemerdekaan Indonesia—tuturan yang mungkin tak banyak diingat atau dicermati terutama setelah hampir lima puluh tahun berselang. Panca azimat merupakan ide-ide yang digali dan diformulakan Bung Karno dari kehidupan bersama bangsa Indonesia baik pada masa prakemerdekaan maupun pascakemerdekaan. Ide-ide itu tersebar dalam lima pokok tulisan dan ujaran yang merentang dari 1926 hingga 1965. Pertama ialah artikel “Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme” yang terbit pada Suluh Indonesia tahun 1926. Yang kedua, pidato “Lahirnya Pancasila” dalam sidang BPUPK 1 Juni 1945. Ketiga adalah “Penemuan Kembali Revolusi Kita” tahun 1959. Keempat, “Tahun Vivere Pericoloso/Trisakti” 1964 dan yang terakhir adalah “Capailah Bintang-bintang di Langit atau Tahun Berdikari” 1965. Di samping menghimpun lima amulet tersebut, buku Panca Azimat Revolusi ini juga memuat tujuh tulisan Sukarno yang dianggap penting. Semoga, dalam dua jilid yang hanya setebal 1.080 halaman ini, siapa pun dapat menikmati kembali spektrum pemikiran salah satu pendiri dan putra terbaik republik ini.



SEJARAH ISBN: 978-979-91-0617-9



KPG (KEPUSTAKAAN POPULER GRAMEDIA) Gedung Kompas Gramedia, Blok 1 Lt. 3 Jl. Palmerah Barat 29-37, Jakarta 10270 Telp. 021-53650110, 53650111 ext. 3351 Fax. 53698044 www.penerbitkpg.com FB: Penerbit KPG, Twitter: @penerbitkpg



Cover Sukarno Jilid 1.indd 1



PANCA AZIMAT revolusi



“Kita merayakan 20 tahun Agustus agung ini di waktu kita sudah mempunyai Panca Azimat. Panca Azimat adalah pengejawantahan daripada seluruh jiwa nasional kita, konsepsi nasional kita, yang terbentuk di sepanjang sejarah 40 tahun lamanya.” —Sukarno, 17 Agustus 1965



Jilid



I



PANCA AZIMAT



i Tulisan, Risalah, Pembelaan, & Pidato Sukarno 1926-1966



Iwan Siswo



9 789799 106179 KPG: 901 14 0712



www.boxnovel.blogspot.com



20/05/2014 15:34:56



001/I/15 MC 001/I/14



www.boxnovel.blogspot.com



PANCA AZIMAT



i Tulisan, Risalah, Pembelaan, & Pidato Sukarno 1926–1966 Jilid



www.boxnovel.blogspot.com



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 1



001/I/15 MC 001/I/14



I



8/18/2014 9:16:36 AM



Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta Pasal 2: 1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ketentuan Pidana



www.boxnovel.blogspot.com



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 2



001/I/15 MC 001/I/14



Pasal 72: 1. Barangsiapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).



8/18/2014 9:16:36 AM



PANCA AZIMAT



revolusi Tulisan, Risalah, Pembelaan, & Pidato Sukarno 1926–1966 Jilid



I



Penyusun Iwan Siswo



www.boxnovel.blogspot.com



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 3



001/I/15 MC 001/I/14



Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)



8/18/2014 9:16:36 AM



PANCA AZIMAT REVOLUSI: Tulisan, Risalah, Pembelaan, & Pidato Sukarno 1926-1966 Jilid I © Iwan Siswo KPG 901 14 0712 Cetakan Pertama, Juni 2014 Penyunting Ining Isaiyas Tata Letak Isi Aldy Akbar Ilustrasi Sampul Teguh Tri Erdyan Desain Sampul Iwan Siswo Siswo, iwan PANCA AZIMAT REVOLUSI: Tulisan, Risalah, Pembelaan, & Pidato Sukarno 1926-1966 Jilid I Jakarta; KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), 2014 xviii + 510 hlm.; 15 cm x 23 cm ISBN: 978-979-91-0617-9



Ilustrasi sampul digambar ulang berdasar foto sampul Majalah Times, 23 Desember 1946.



www.boxnovel.blogspot.com



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 4



001/I/15 MC 001/I/14



Dicetak oleh PT Gramedia, Jakarta Isi di luar tanggung jawab Percetakan



8/18/2014 9:16:36 AM







vii



NasIONaLIsME, IsLaMIsME, DaN MarXIsME INDONEsIa MENGGUGat



xii 1 41



MENtJaPaI INDONEsIa MErDEKa



353



LaHIrNJa PaNtJa sILa



465



Epilog Ribka Tjiptaning



503



Keterangan Latar sampul



504



Daftar Pustaka



509



tentang Penyusun



510



www.boxnovel.blogspot.com



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 5



001/I/15 MC 001/I/14



Megawati Soekarnoputri



8/18/2014 9:16:37 AM



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 6



commons wikimedia



001/I/15 MC 001/I/14



Sukarno, circa 1949. www.boxnovel.blogspot.com



8/18/2014 9:16:37 AM



Dari Penyusun



Nasionalis jang sedjati jang tjintanja pada tanah air itu bersendi pada pengetahuan atas susunan ekonomi dunia dan riwajat. —Bung Karno, 1926



001/I/15 MC 001/I/14



Panca Azimat Revolusi yang sekarang ada di tangan para pembaca merupakan susunan dari himpunan tulisan, gu­ gatan, dan sejumlah pidato Bung Karno yang diwariskan ke­pa­ da kita semua. Azimat Pancasila sudah menjadi dasar negara Indonesia merdeka. Bahkan sesungguhnya beberapa lainnya sudah menjadi dokumen negara sebagai Garis Besar Haluan Negara (GBHN), yang disahkan oleh lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi dalam ketatanegaraan Indonesia masa itu. Hanya Indonesia belum sempat menjalankannya—atau mungkin kita tidak sadar dihalang-halangi untuk melaksanakan­nya.



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 7



8/18/2014 9:16:37 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com viii



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 8



001/I/15 MC 001/I/14



Buku ini bermula dari kegelisahan untuk mencari solusi atas persoalan­persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia. Saya pun berpaling kepada Sukarno, kepada pemikiran­pe­ mikiran beliau. Panca Azimat Revolusi adalah jawabannya. Panca ber­ arti lima. Arti azimat kira­kira tulisan atau benda yang me­ miliki kesaktian dan berguna melindungi pemiliknya dari yang jahat, menangkal dan menyembuhkan penyakit, serta menghindarkan nasib buruk dan mendatangkan nasib baik. Revolusi—dalam konteks makna terkait dua kata di depan— berarti ‘radikal’, ‘mau mengadakan perubahan dengan tempo yang sesingkat­singkatnya’, atau ‘perubahan komplit yang lekas dari cara berpikir dan metode bekerja’. Jadi, Panca Azimat Revolusi kira­kira berarti lima tulisan sakti yang jika digunakan akan mengatasi semua masalah Indonesia dari akar dalam tempo sesingkat­singkatnya menuju masyarakat adil­makmur. Dengan melaksanakan Panca Azimat, maka Indonesia selekas­lekasnya sembuh total dari segala macam penyakit, terhindar dari nasib buruk, dan akan bernasib baik. Persatuan merupakan azimat yang pertama. Melalui “Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme” (1926) Bung Karno menemukan persamaan perekat persatuan tiga kekuatan paham politik tersebut sebagai syarat mutlak kemerdekaan. Azimat kedua ialah Pancasila (1 Juni 1945) yang menjadi dasar Indonesia merdeka dan dirumuskan menjadi Pembukaan UUD 1945. “Penemuan Kembali Revolusi Kita/Rediscovery of Our Revolution” (1959), yang disahkan sebagai manifesto politik (manipol) atau serupa GBHN, adalah azimat ketiga. Azimat keempat ialah “Trisakti/Tahun Vivere Pericoloso” (1964) dan yang kelima: Berdikari (1965). Menurut Bung Karno lima azimat tersebut hanya sekadar penggaliannya:



8/18/2014 9:16:37 AM



D ari P enyusun



www.boxnovel.blogspot.com ix



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 9



001/I/15 MC 001/I/14



dua pertama dari masyarakat Indonesia dan tiga terakhir dari Revolusi Agustus ’45. Jilid I buku ini memuat dua azimat yang pertama, yang lahir sebelum 17 Agustus 1945. Secara susunan bab, azimat pertama dimuat dalam Bab I dan azimat kedua dalam Bab V. Di antara kedua bab tersebut—sekaligus rentang waktu penulisan kedua naskah Bung Karno tersebut, yakni 1926–1945, penyunting menambahkan pledoi “Indonesia Menggugat” (1930) dalam Bab II. Pledoi tersebut merupakan gugatan Bung Karno di hadapan pengadilan kolonial Belanda di Bandung. Bung Karno yang semula tergugat justru ke­ mu­ dian menjadi penggugat. Pledoi ini terkait tuduhan pemerintah Kolonial Belanda bahwa Bung Karno adalah provokator–penghasut pemberontakan revolusi berdarah— karena Partai Nasional Indonesia (PNI) yang ia pimpin ber­ asaskan kemerdekaan Indonesia. “Mencapai Indonesia Merdeka” (1933) dimuat dalam Bab III karena menguraikan secara menarik bagaimana metode perjuangan yang sebaiknya ditempuh untuk menghadapi imperialisme dan kolonialisme. Bung Karno memandang bahwa imperialisme dan kolonialisme harus dihadapi dengan cara radikal, progresif, revolusioner—dengan membangun kekuatan (machtsvorming) dan menggunakan kekuatan (macthsanwending), melalui aksi-aksi massa yang insyaf seinsyaf-insyafnya serta dengan membentuk satu partai pelopor yang mendukung dan didukung alam (nature). Dua tulisan tersebut sengaja dipilih karena menurut hemat saya merupakan yang paling berpengaruh. Di samping itu keduanya penting dalam memahami pemikiran Sukarno secara lengkap. Bung Karno adalah anak negeri yang sepenuhnya mengenyam pendidikan formal dan politik di dalam negeri



8/18/2014 9:16:37 AM



serta menolak beasiswa sekolah di Belanda. Sudah tentu latar belakang pendidikan dan pengalaman pergaulan hi­dup ini sangat mempengaruhi gagasan-gagasan dan pe­mikiranpemikirannya. Saya menilai, itulah yang melatarbelakangi pandangan-pandangan kemasyarakatan Sukarno yang pas lantaran benar-benar murni-asli digali dari sumber tanah air Indonesia dan sesuai dengan kondisi objektif maupun subjektif masyarakat Indonesia. Buku ini sedemikian rupa dirancang untuk disajikan suai dengan ejaan naskah asli dari sumber yang ada— se­ kecuali untuk dua hal: pertama, penulisan preposisi [di dan ke] mengikuti aturan Ejaan Yang Disempurnakan/EYD; kedua, demikian pula bunyi hamzah dan bunyi sentak yang sebelumnya dinyatakan dengan “[‘]” ditulis dengan “k”. Dengan demikian, pembaca mendapatkan wawasan dan menikmati perkembangan Bahasa Indonesia—mulai dari ejaan Van Ophuijsen 1901, ejaan Soewandi 1947, hingga EYD. Banyak sekali pelajaran yang dapat diambil bagi mereka yang menaruh minat terhadap bahasa Indonesia. Amboi, betapa indah bahasa Indonesia. Mengapa de­ mikian? Karena naskah-naskah tersebut mulai ditulis sejak 1926, ketika bahasa Indonesia belum menjadi bahasa persatuan. Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu— sebagai bahasa nasional—baru resmi dinyatakan dalam Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928; dan bahasa Indonesia merupakan produk paling konkret dari Sumpah Pemuda hari itu. Kita memang harus bangga pada bahasa Indonesia, bahasa revolusi! Saya mengucapkan terima kasih kepada Perpustakaan Nasional dan Perpustakaan DPR/MPR RI karena telah mem­ bantu menyediakan sebagian bahan suntingan dan se­mua pihak yang membantu mulai dari proses penyusunan sampai penerbitan buku ini. www.boxnovel.blogspot.com x



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 10



001/I/15 MC 001/I/14



P anca A zimat R evolusi



8/18/2014 9:16:37 AM



D ari P enyusun



Demikianlah tak ada gading yang tak retak. Begitu pula buku ini. Diakui bahwa susunan ini masihlah jauh dari sempurna. Namun, saya berharap buku ini dapat menjadi sumber pengetahuan sejarah yang berguna untuk mengetahui apa dan siapa bangsa Indonesia, mengapa dibentuk negara dan pemerintahan Republik Indonesia, serta bagaimana cara kita menjawab tantangan zaman dan masa depan Indonesia.



www.boxnovel.blogspot.com xi



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 11



001/I/15 MC 001/I/14



Jakarta, 1 Juni 2014 Iwan Siswo



8/18/2014 9:16:37 AM



PROLOG



Megawati Soekarnoputri Presiden Republik Indonesia Kelima



Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Salam Sejahtera. Om Swastiastu.



www.boxnovel.blogspot.com



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 12



001/I/15 MC 001/I/14



Saya mengucapkan selamat atas penerbitan buku ini. Su­dah tiga tahun berlalu sejak pertama kali draf diserahkan ke­pa­da saya sebagai permohonan doa-restu dan izin untuk me­ner­ bit­kan­nya. Pernah kami mendiskusikannya di garasi ru­mah sa­ya. Belum pernah Panca Azimat Revolusi, ajaran dan wa­ris­ an Bung Karno, diterbitkan bersama tulisan-tulisan ter­pi­lih la­in yang memuat pokok-pokok pemikiran Bapak. Al­ham­du­ lil­­lah, segala tantangan dapat dijawab dengan baik se­hingga ter­bit­lah buku ini. Panca Azimat Revolusi adalah gagasan-gagasan dan ajar­­an-ajaran Bung Karno sejak 1926–1965. Salah satu ga­ gas­an ter­sebut menjadi Dasar Negara Indonesia Merdeka yang ke­ kal-abadi: Pancasila. Bapak saya memformulakan



8/18/2014 9:16:37 AM



Prolog



www.boxnovel.blogspot.com xiii



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 13



001/I/15 MC 001/I/14



Panca Azimat Revolusi dalam pidato “Tahun Berdikari” pa­ da 17 Agustus 1965. Beliau menyebutnya sebagai ‘rukun li­ ma’ daripada kemerdekaan 17 Agustus 1945. Susunan ini menemukan momentum historis karena terbit ketika ma­ syarakat Indonesia tengah galau akibat susunan pergaulan hidup yang karut­marut dan amburadul. Indonesia seolah kehilangan konsepsi pegangan hidup, baik dalam kehidupan sehari­hari maupun dalam menyongsong masa depan. Indo­ nesia bagaikan kapal induk yang berlayar di laut lepas tanpa kendali arah­kompas dan tujuan jelas. Sejak Lehmans Brothers bangkrut pada 2008, sistem ekonomi dunia memasuki masa krisis. Disusul perubahan situasi sosial­politik di Timur Tengah mulai dari Tunisia, Mesir, Libya, Irak, Bahrain, Yaman, hingga Suriah. Termasuk masalah terorisme internasional di Afghanistan dan Pakistan. Suhu politik Timur Tengah sangat berpengaruh terhadap harga minyak dunia; bila kondisi terus memanas, APBN mungkin saja jebol akibat kenaikan harga BBM, dan sungguh sayang jika rakyat Indonesia harus ikut menanggung dampak tersebut. Demikian juga situasi di Eropa. Tujuh belas negara Uni Eropa yang memakai mata uang tunggal Euro mengalami krisis ekonomi. Portugal, Italia, Yunani, dan Spanyol terimpit utang dan terancam gagal bayar. Krisis Eropa ini berpotensi memberi dampak beruntun bagi ekonomi Indonesia, misal­ nya, melemahkan kurs rupiah terhadap mata uang lain. Lain hal yang terjadi di negara­negara Amerika Latin. Ideologi sosialisme mengalami kebangkitan. Di samping Almarhum Fidel Castro yang konsisten mengusung ideologi sosialisme Kuba selama lebih dari lima puluh tahun, belakangan ada Bolivia, Venezuela, Nikaragua, Ekuador, Brazil, Uruguay, dan Peru. Bahkan Argentina beberapa tahun



8/18/2014 9:16:37 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com xiv



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 14



001/I/15 MC 001/I/14



lalu baru saja menasionalisasi perusahaan mi­nyak Spanyol dan kembali menuntut kedaulatan atas Kepulauan Malvinas dari Inggris. Negara-negara ini menyebutnya sosial­ isme Amerika Latin. Nah, bagaimana Indonesia akan menghadapi dan men­ ja­wab tantangan dan dinamika nasional dan internasional ter­­­se­but? Apa yang menjadi dasar falsafah tindakan kita? Me­ nga­pa falsafah tersebut yang kita pilih? Bagaimana meng­eja­ wan­tah­kan falsafah tersebut? Apa syarat-syarat agar se­mua tantangan terselesaikan dengan sempurna? Se­perti apa si­ tua­si mutakhir Indonesia dan bagaimana kita me­res­pons­­nya dengan mempertimbangkan sumber-sumber yang ter­sedia? Pertama, proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 te­ lah menganugerahi falsafah dasar Pancasila beserta prinsip gotong-royong sebagai cara hidup—sebagai lifestyle dalam pergaulan hidup nasional dan internasional. Pancasila inilah yang menjadi dasar Indonesia menyusun pemerintahan dan tatanan masyarakat. Ideologi Pancasilalah yang mendasari moral politik penyelenggaraan pemerintahan dan susunan kerezekian ekonomi berdasar keadilan sosial bagi seluruh warga negara Indonesia—tanpa kecuali dari Sabang sampai Merauke, di seluruh wilayah kedaulatan teritorial Indonesia. Lifestyle Pancasila! Lifestyle Revolusi! Kedua, kita punya Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945), pengejawantahan susunan tata negara ala Indonesia. Kita memiliki UUD 1945 yang menjamin suatu pemerintahan yang stabil. Indonesia memiliki kekayaan alam, manusia, dan budaya yang melimpah-ruah hampir tiada tara di dunia—ini yang membuat negara-negara lain ngiler ketes-ketes, istilah Bung Karno. Artinya, kita punya semua modal dasar untuk mem­ ngun negara modern adil-makmur sama-rasa samaba­



8/18/2014 9:16:37 AM



Prolog



www.boxnovel.blogspot.com xv



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 15



001/I/15 MC 001/I/14



rata—dengan piranti­piranti teknologi paling mutakhir sambung­menyambung dari seluruh kota besar sampai ke pelosok kampung­kampung, desa­desa, dan dusun­dusun. a connected society! a modern connected society! Suatu masyarakat modern yang saling terhubung! Akan tetapi, mari melihat situasi empiris nasional. Cita­ cita proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 sebagaimana dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945 belumlah tercapai dan masih jauh dari harapan masyarakat. Indonesia belum sepenuhnya menuntun massa­rakyat bergotong­royong da­ lam pembangunan, apalagi menyuguhkan hasil­hasil yang dapat dicecap oleh rakyat. Perkembangan peradaban bangsa kita seakan berputar­ putar dan berjalan di tempat, di jembatan emas kemerdeka­ an. Mata kita diabui, bahwa di seberang jembatan emas itu­ lah rahasia kemakmuran. Kita seolah memberi toleransi kepada pihak­pihak yang mengerat, menggergaji, merusak, menyabot, menyubversi, merampok dan merompak, meng­ ambil keuntungan serta memreteli baut­baut dan mur­mur fondasi jembatan emas itu. Bahkan membiarkan mereka menghambat laju massa­rakyat Indonesia untuk sampai ke seberang. Indonesia kehilangan kedaulatan atas jembatan emas kemerdekaannya sendiri! Ketidakmampuan membela kedaulatan atas jembatan emas kemerdekaan dan mengawal Pancasila adalah masalah kepemimpinan tanpa konsepsi. Pemimpin haruslah benar­ benar memahami sejarah, memahami UUD 1945, memahami sifat­karakter masyarakat Indonesia yang plural serta menyatukannya dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pemimpin harus memberikan inspirasi dan mampu menggelorakan semangat bangga bangsa. Kita harus berdiri kokoh di atas keanekaragaman sebagai bangsa. Pemimpin



8/18/2014 9:16:37 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com xvi



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 16



001/I/15 MC 001/I/14



ha­ruslah satu kata dan perbuatan, satu mulut dan tindakan— mengawal perjalanan bangsa sesuai konsepsi dan jalur yang telah dirumuskan para pendiri republik. Konsepsi persatuan Indonesia ialah Panca­sila, sesuai termaktub dalam pembukaan UUD 1945 yang telah dijabarkan dalam Trisakti: berdaulat politik, berdaulat ekonomi atau ber­dikari [berdiri di atas kaki sendiri], dan berkepribadian budaya. Inilah konsepsi Bung Karno yang menjadi konsepsi rakyat Indonesia. Inilah azimat-azimat yang menghindarkan bangsa Indonesia dari segala macam penyakit dan malapetaka, menghindarkan dari nasib buruk dan mendatangkan nasib baik. Azimat-azimat inilah yang mempertahankan dan akan merebut kembali kedaulatan atas jembatan emas kemerdekaan itu. Sejarah nasional dan riwayat umat manusia telah men­ jadi mahaguru kita. Manusia yang tak kenal sejarah bangsa­ nya bagaikan anak tak kenal ayah-ibunya. Sudah takdir se­jarah dan pilihan ideologis bangsa Indonesia untuk bertanggung jawab mengawal kemerdekaan, Pancasila, UUD 1945, dan NKRI. Sudah menjadi tanggung jawab kita mengawal prinsip kemajemukan, kesamaan hak dan kewajiban tiap warga negara, dan demokrasi. Semua itu merupakan jalan konstitusional yang telah kita pilih bersama untuk mewujudkan keadilan dan kemakmuran. Syaratnya, bangsa Indonesia harus bersatupadu, bergotong-royong membanting-tulang dan berkeringat bersama. Tak mungkin bekerja sendirian dan tidak mampu­lah berjuang sendirian untuk sampai ke seberang jembatan emas. Semoga buku Panca Azimat Revolusi: Tulisan, Risalah, Pembelaan, & Pidato Sukarno 1926–1966 ini dapat me­nya­ tu­kan pikiran, sikap, dan langkah setiap anak negeri un­tuk men­ capai Indonesia yang berdaulat, sejahtera, dan ber­ mar­tabat. Buku ini relevan untuk dibaca dan dipelajari tiap



8/18/2014 9:16:37 AM



Prolog



warga Indonesia sejak pendidikan dasar. Misalnya, pidato “Lahirnya Pancasila” yang dikemukakan pada 1 Juni 1945. Bahkan, buku ini sangat relevan masuk kurikulum sekolah menengah, perguruan tinggi, akademi militer, akademi ke­ po­lisi­an, dan lembaga pertahanan nasional. Juga ke dalam program-program pendidikan aparatur serta pejabat negara. Ringkas kata, saya menganjurkan buku ini dibaca sebagai rujukan-pedoman musyawarah dan mufakat dalam proses pembuatan keputusan, tindakan, maupun kebijakan publik dalam semua sektor kehidupan. Menutup prolog ini, dengan mengucap Bis­mil­lah­irah­ man­irahim, mengingat bahwa Panca Azimat Revolusi me­ na­ war­ kan pokok-pokok pemikiran yang dapat menjadi ru­ mus dasar solusi permasalah, tantangan, dan peluang In­ do­ nesia masa kini, dan sejarah-riwayat umat manusia telah membuktikan kebenaran dan kesaktian Panca Azimat Revolusi ini, saya berharap wasiat Bung Karno ini menjadi inspirasi bagi para pemimpin masyarakat. Saya juga ingin menyapa rakyat, pemuda, pelajar, mahasiswa, pegawai negeri, petani, buruh, nelayan, pedagang kaki lima, ibu-ibu rumah tangga, ketua-ketua RW dan RT di seluruh Nusantara: Ingatlah salah satu pesan Bung Karno kepada kita dalam bahasa Sanksekerta, ‘Karma nevad ni adikaraste ma phaleshu kada chana!’ Artinya, “Kerjakanlah kewajibanmu dengan ti­ dak menghitung-hitung akibatnya.’



www.boxnovel.blogspot.com xvii



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 17



001/I/15 MC 001/I/14



Terimakasih. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Om Santi Santi Santi Om.



8/18/2014 9:16:37 AM



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 18



Sukarno, 1931. Di Bawah Bendera Revolusi



001/I/15 MC 001/I/14



www.boxnovel.blogspot.com



8/18/2014 9:16:37 AM



Prolog



Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme



www.boxnovel.blogspot.com 1



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 1



001/I/15 MC 001/I/14



1926



8/18/2014 9:16:37 AM



Nasionalisme, Islamisme dan Marxisme



www.boxnovel.blogspot.com



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 2



001/I/15 MC 001/I/14



Sebagai Aria Bima-putera, jang lahirnja dalam zaman per­ djo­­ ang­ an, ma­ ka INDONESIA-MUDA inilah melihat tjahaja ha­­ri pertama-tama da­lam zaman jang rakjat-rakjat Asia, lagi ber­­ada dalam perasaan tak se­nang dengan nasibnja. Tak se­ nang dengan nasib-ekonominja, tak se­nang dengan nasib-po­ li­tik­nja, tak senang dengan segala nasib jang la­in-lainnja. Zaman “senang dengan apa adanja”, sudahlah lalu. Zaman baru: zaman muda, sudahlah datang sebagai fa­ djar jang te­rang tjuatja. Zaman teori kaum kuno, jang mengatakan, bahwa “siapa jang ada di bawah, harus terima-senang, jang ia anggap tju­ kup-harga duduk da­lam perbendaharaan riwajat, jang ba­ rang ke­mas-kemasnja berguna un­tuk memelihara siapa jang la­gi berdiri dalam hidup”, kini sudahlah tak mendapat peng­­ ang­gap­an lagi oleh rakjat-rakjat Asia itu. Pun makin la­ma ma­kin tipislah kepertjajaan rakjat-rakjat itu, bahwa rakjatrakjat jang mempertuankannja itu, adalah sebagai “voogd” jang ke­lak ke­mu­di­an hari akan “ontvoogden” mereka; makin la­ ma ma­ kin tipislah ke­ per­ tjajaannja, bahwa rakjat-rakjat



8/18/2014 9:16:37 AM



N asionalisme , I slamisme ,



dan



M arxisme



www.boxnovel.blogspot.com 3



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 3



001/I/15 MC 001/I/14



jang mempertuankannja itu ada sebagai “saudara-tua”, jang de­ngan kemauan sendiri akan melepaskan mereka, bilamana me­re­ka sudah “dewasa”, “akil-balig”, atau “masak”. Sebab tipisnja kepertjajaan itu adalah bersendi pe­nge­­­ta­ hu­an, ber­sen­di kejakinan, bahwa jang menjebabkan ko­lo­ni­sasi itu bukanlah ke­ingin­an pada kemasjhuran, bukan keinginan melihat dunia-asing, bu­kan keinginan merdeka, dan bukan pula oleh karena negeri rakjat jang men­dja­lan­kan kolonisasi itu ada terlampau sesak oleh banjaknja pen­du­duk,—sebagai jang telah diadjarkan oleh Gustav Klemm­—akan te­ta­pi asal­ nja kolonisasi jalah [ialah—peny.] teristimewa soal rezeki. “Jang pertama-tama menjebabkan kolonisasi jalah ham­ pir se­la­ma­nja kekurangan bekal-hidup dalam tanah-airnja sen­­di­ri”, begitulah Dietrich Schafer berkata. Kekurangan re­ zeki, itulah jang mendjadi se­bab rakjat-rakjat Eropah mentjari rezeki di negeri lain! Itulah pula jang men­dja­di sebab rakjatrakjat itu mendjadjah negeri-negeri, di ma­na mereka bisa mendapat rezeki itu. Itulah pula jang membikin “ontvoogding”nja ne­ge­ri-negeri djadjahan oleh negeri-negeri jang men­dja­ djah­nja itu, sebagai suatu barang jang sukar dipertjajainja. Orang tak akan gampang-gampang melepaskan bakul-nasinja, djika pe­le­pas­an bakul itu mendatangkan matinja! ... Begitulah,bertahun-tahun,berwindu-windu,rakjat-rakjat Ero­pah itu mempertuankan negeri-negeri Asia. Berwinduberwindu re­ze­ki-rezeki Asia masuk ke negerinja. Teristimewa Eropah-Baratlah jang bukan main tambah kekajaannja. Begitulah tragiknja riwajat-riwajat negeri-negeri dja­ djah­an! Dan keinsjafan akan tragik inilah jang menjadarkan rakjat-rakjat dja­djah­an itu; sebab, walaupun lahirnja sudah alah [kalah—peny.] dan takluk, maka Spirit of Asia masihlah kekal. Roch Asia masih hidup sebagai api jang tia­da pa­ dam­nja! Keinsjafan akan tragik inilah pula jang sekarang



8/18/2014 9:16:37 AM



P anca A zimat R evolusi



mendjadi njawa pergerakan rakjat di Indonesia-kita, jang walaupun da­lam maksud­nja sa­ma, ada mempunjai tiga sifat: NASIONALISTIS, ISLAMISTIS dan MARXISTIS-lah adanja. Mempeladjari, mentjahari hubungan antara ketiga sifat itu, mem­buk­ti­kan, bahwa tiga haluan ini dalam suatu negeri dja­djahan tak guna berseteruan satu sama lain, membuktikan pula, bahwa ketiga ge­lom­bang ini bisa bekerdja bersamasama mendjadi satu gelombang jang ma­ha-besar dan mahaku­at, satu ombak taufan jang tak dapat ditahan ter­djangannja, itu­lah kewadjiban jang kita semua harus memikulnja. Akan hasil atau tidaknja kita mendjalankan kewadjiban jang se­be­rat dan semulia itu, bukanlah kita jang menentukan. Akan tetapi, ki­ta tidak boleh putus-putus berdaja-upaja, tidak boleh habis-habis ich­ti­ar mendjalankan kewadjiban ikut mem­ persatukan gelombang-ge­lom­bang tahadi itu! Sebab kita jakin, bahwa persatuanlah jang ke­lak kemudian hari membawa kita ke arah terkabulnja impian kita: In­do­ne­sia-Merdeka! Entah bagaimana tertjapainja persatuan itu; entah pula ba­gai­ma­na rupanja persatuan itu; akan tetapi tetaplah, bah­ wa kapal jang mem­ba­wa kita ke Indonesia-Merdeka itu, ja­ lah Kapal-Persatuan ada­nja! Mahatma, djurumudi jang akan mem­bu­at dan mengemudikan Ka­pal-Persatuan itu kini ba­ rang­kali belum ada, akan tetapi jakinlah kita pula, bahwa ke­ lak kemudian hari mustilah datang saatnja, jang Sang-Mahat­ ma itu berdiri di tengah kita!... Itulah sebabnja kita dengan besar hati mempeladjari dan ikut me­ra­takan djalan jang menudju persatuan itu. Itulah maksudnja tulisan jang pendek ini.



www.boxnovel.blogspot.com 4



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 4



001/I/15 MC 001/I/14



Nasionalisme, Islamisme dan Marxisme! Inilah azas-azas jang dipeluk oleh pergerakan-pergerakan rakjat di se­lu­ruh Asia. Inilah faham-faham jang mendjadi



8/18/2014 9:16:37 AM



N asionalisme , I slamisme ,



dan



M arxisme



roch­ nja pergerakan-per­ ge­ rak­ an di Asia itu. Rochnja pula pergerakan-pergerakan di Indonesia-kita ini. Partai Boedi Oetomo, “[al]marhum” Nationaal Indische Partij jang ki­ni masih “hidup”, Partai Sarekat Islam, Perserikatan Mina­hasa, Partai Ko­mu­nis Indonesia, dan masih banjak partaipar­tai lain… itu masing-masing mempunjai roch Nasionalisme, roch Islamisme, atau roch Marx­is­me ada­nja. Dapatkah rochroch ini dalam politik djadjahan be­ker­dja sama-sama mendjadi satu Roch jang Besar, Roch Persatuan? Roch Per­sa­tu­an, jang akan membawa kita ke lapang ke-Besaran? Dapatkah dalam tanah djadjahan pergerakan Nasio­nal­ isme itu di­ra­pat­kan dengan pergerakan Islamisme jang pada hakekatnja tiada bang­sa, dengan pergerakan Marxisme jang bersifat perdjoangan inter­nasional? Dapatkah Islamisme itu, jalah sesuatu agama, dalam poli­ tik dja­djah­an bekerdja bersama-sama dengan Nasionalisme jang me­men­ting­kan bangsa, dengan materialismenja Marx­ isme jang mengadjar per­ben­da­an? Akan hasilkah usaha kita merapatkan Boedi Oetomo jang begitu sa­bar-ha­lus (gematigd), dengan Partai Komunis In­ do­ nesia jang begitu ke­ ras sepaknja, begitu radicaalmilitant terdjangnja? Boedi Oetomo jang be­gi­tu evolusioner, dan Partai Komunis Indonesia, jang walaupun ke­tjil sekali, oleh musuh-musuhnja begitu didesak dan dirintangi, oleh se­­ bab rupa-rupanja musuh-musuh itu jakin akan peringatan Al Cart­hill, bahwa “jang mendatangkan pemberontakan-pem­ be­rontakan itu bia­sa­nja bagian-bagian jang terketjil, dan ba­ gi­an-bagian jang terketjil se­kali”?



www.boxnovel.blogspot.com 5



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 5



001/I/15 MC 001/I/14



Nasionalisme! Kebangsaan! Dalam tahun 1882 Ernest Renan telah membuka pendapatnja tentang faham “bangsa” itu. “Bangsa” itu menurut pudjangga



8/18/2014 9:16:37 AM



Ketika masih menjadi murid HBS di Surabaya, 1916. Di bawah bendera Revolusi



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 6



www.boxnovel.blogspot.com 6



001/I/15 MC 001/I/14



P anca A zimat R evolusi



8/18/2014 9:16:38 AM



N asionalisme , I slamisme ,



dan



M arxisme



www.boxnovel.blogspot.com 7



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 7



001/I/15 MC 001/I/14



ini ada suatu nja­wa, suatu azas-akal, yang terdjadi dari dua hal: pertama-tama rakjat itu dulunja harus bersama-sama men­dja­lani satu riwajat; ke-dua, rakjat itu sekarang harus mem­pu­njai kemauan, keinginan hidup men­dja­di satu. Bukan­ nja dje­nis (ras), bukannja bahasa, bukannja agama, bu­kan­nja per­sama­an butuh, bukannja pula batas-batas negeri jang men­­dja­di­kan “bangsa” itu. Dari tempo-tempo belakangan, maka selainnja penulispenulis la­in, sebagai Karl Kautsky dan Karl Radek, teristimewa Otto Bauer-lah jang mempeladjari soal “bangsa” itu. “Bangsa itu adalah suatu persatuan perangai jang ter­ djadi dari per­ sa­ tu­ an hal-ichwal jang telah didjalani oleh rakjat itu”, begitulah ka­ta­nja. Nasionalisme itu jalah suatu iktikad; suatu keinsjafan rakjat, bah­wa rakjat itu ada satu golongan, satu “bangsa”! Bagaimana djuga bunjinja keterangan-keterangan jang telah di­adjar­kan oleh pendekar-pendekar ilmu jang kita se­ butkan di atas ta­ha­di, maka tetaplah, bahwa rasa nasionalistis itu menimbulkan suatu ra­sa per­tjaja akan diri sendiri, rasa jang mana adalah perlu sekali un­tuk mem­per­ta­han­kan diri di dalam perdjoangan menempuh keadaan-ke­ada­an, jang mau mengalahkan kita. Rasa pertjaja akan diri sendiri inilah jang memberi ke­ teguh­an ha­ti pada kaum Boedi Oetomo dalam usahanja men­ tjari Djawa-Besar; ra­sa pertjaja akan diri sendiri inilah jang menimbulkan ketetapan hati pada kaum revolusioner-na­ sio­­nalis dalam perdjoangannja mentjari Hin­dia-Besar atau Indonesia-Merdeka adanja. Apakah rasa nasionalisme,—jang, oleh kepertjajaan akan diri sen­di­ri itu, begitu gampang mendjadi kesombonganbang­sa, dan be­gi­tu gam­pang mendapat tingkatnja jang ke­ dua, jalah kesombongan-ras, wa­lau­pun faham ras (djenis)



8/18/2014 9:16:38 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 8



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 8



001/I/15 MC 001/I/14



ada setinggi langit bedanja de­ngan fa­ham bangsa, oleh ka­ re­na ras itu ada suatu faham biologis, se­dang na­tio­naliteit itu suatu faham sosiologis (ilmu pergaulan hi­dup),—apa­kah na­ sio­ nalisme itu dalam perdjoangan-djadjahan bi­ sa ber­ gan­­deng­­an dengan Islamisme jang dalam hakekatnja tiada bang­­sa, dan dalam lahirnja dipeluk oleh bermatjam-matjam bangsa dan bermatjam-ma­tjam ras;—apakah Nasionalisme itu da­lam politik kolonial bisa rapat-diri dengan Marxisme jang in­ternasional, interrasial itu? Dengan ketetapan hati kita mendjawab: bisa! Sebab, walaupun Nasionalisme itu dalam hakekatnja me­­nge­­tju­a­li­kan segala fihak jang tak ikut mempunjai “ke­ inginan hidup mendjadi satu” dengan rakjat itu; walaupun Nasionalisme itu sesungguhnja me­nge­­tjil­kan segala golongan jang tak merasa “satu golongan, satu bang­­sa” de­ngan rakjat itu; walaupun Kebangsaan itu dalam azasnja me­­­no­lak se­ga­ la perangai jang terdjadinja tidak “dari persatuan hal-ich­wal jang te­lah didjalani oleh rakjat itu”,—maka tak boleh kita lupa, bah­wa ma­nu­sia-manusia jang mendjadikan pergerakan Islam­isme dan per­ge­rak­an Marxisme di Indonesia-kita ini, de­ngan manusia-ma­­nusia jang men­dja­lan­kan pergerakan Na­sio­nal­isme itu semuanja mempunyai “ke­ingin­an hidup men­ dja­ di satu”;—bahwa mereka dengan kaum Na­ sio­ nal­ is itu merasa “satu golongan, satu bangsa”;—bahwa segala fihak da­ri pergerakan kita ini, baik Nasionalis maupun Islamis, maupun pu­la Marxis, beratus-ratus tahun lamanja ada “persatuan hal-ichwal”, be­ ratus-ratus tahun lamanja sama-sama bernasib tak merdeka! Kita tak boleh lalai, bahwa teristimewa “persatuan hal-ichwal”, persatuan na­sib, inilah jang menimbulkan rasa “segolongan” itu. Betul rasa-golong­ an ini masih membuka kesempatan untuk perselisihan satu sama la­in; betul sampai kini, belum pernah ada persahabatan



8/18/2014 9:16:38 AM



N asionalisme , I slamisme ,



dan



M arxisme



www.boxnovel.blogspot.com 9



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 9



001/I/15 MC 001/I/14



jang kokoh di an­ta­ra fihak-fihak pergerakan di Indonesiakita ini,—akan tetapi bu­ kan­ lah pula maksud tulisan ini membuktikan, bahwa perselisihan itu ti­dak bisa terdjadi. Djikalau kita sekarang mau berselisih, amboi, tak su­karlah mendatangkan perselisihan itu se­karang pula! Maksud tulisan ini jalah membuktikan, bahwa per­sa­ha­ ba­tan bisa tertjapai! Hendaklah kaum Nasionalis jang mengetjualikan dan me­nge­tjil­kan segala pergerakan jang tak terbatas pada Na­sio­ nal­isme, mengam­bil teladan akan sabda Karamchand Gandhi: “Buat saja, maka tjinta sa­ja pada tanah air itu, masuklah da­ lam tjinta pada segala manusia. Saja ini seorang patriot, oleh karena saja manusia dan bertjara manusia. Sa­ja ti­dak me­nge­ tju­ali­kan siapa djuga.” Inilah rahasianja, jang Gandhi tju­kup ke­kuatan mempersatukan fihak Islam dengan fihak Hindu, fi­hak Parsi, fihak Jain, dan fihak Sikh jang djumlahnja lebih dari tiga ra­tus djuta itu, lebih dari enam kali djumlah putera Indonesia, hampir se­per­li­ma dari djumlah manusia jang ada di muka bumi ini! Tidak adalah halangannja Nasionalis itu dalam geraknja beker­dja bersama-sama dengan kaum Islamis dan Marxis. Li­ hat­ lah kekalnja perhu­ bung­ an antara Nasionalis Gandhi de­ngan Pan-Islamis Maulana Mo­ham­mad Ali, dengan PanIslamis Sjaukat Ali, jang waktu pergerak­an non cooperation India sedang menghaibat, hampir tiada pisah­nja sa­tu sama la­in­nja. Lihatlah geraknja partai Nasionalis Kuomintang di Tiong­­kok, jang dengan ridla hati menerima faham-faham Marx­is: tak se­tu­dju pada kemiliteran, tak setudju pada Im­pe­ ri­al­isme, tak setudju pa­da kemodalan! Bukannja kita mengharap, jang Nasionalis itu supaja berobah fa­ham djadi Islamis atau Marxis, bukannja maksud kita menjuruh Marx­ is dan Islamis itu berbalik mendjadi



8/18/2014 9:16:38 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 10



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 10



001/I/15 MC 001/I/14



Nasionalis, akan tetapi impian ki­ta jalah kerukunan, persatuan antara tiga golongan itu. Bahwa sesungguhnja, asal mau sahadja… tak kuranglah djalan ke arah persatuan. Kemauan, perjatja akan ketulusan hati satu sama la­in, keinsjafan akan pepatah “rukun mem­bi­ kin sentausa” (itulah se­ba­ik-ba­ik­nja djembatan ke arah per­ satuan), tjukup kuatnja untuk me­lang­kahi segala perbedaan dan keseganan antara segala fihak-fihak dalam per­gerakan kita ini. Kita ulangi lagi: Tidak adalah halangannja Nasionalis itu da­lam ge­rak­nja, bekerdja bersama-sama dengan Islamis dan Marxis. Nasionalis jang sedjati jang tjintanja pada tanah-air itu bersendi pa­da pengetahuan atas susunan ekonomi dunia dan riwajat, dan bu­kan semata-mata timbul dari kesombongan bangsa belaka,—nasional­is jang bukan chauvinis, tak boleh tidak, haruslah menolak segala fa­ ham pengetjualian jang sempit-budi itu. Nasionalis jang sedjati, jang na­sio­nal­isme­nja itu bukan semata-mata suatu copie atau tiruan dari na­sio­nal­ isme Barat, akan tetapi timbul dari rasa tjinta akan ma­nu­sia dan kemanusiaan,—nasionalis jang menerima rasa-na­sio­nal­ isme­nja itu sebagai suatu wahju dan melaksanakan rasa itu sebagai suatu bak­ti, adalah terhindar dari segala faham ke­ ke­tjil­an dan kesempitan. Bagi­nja, maka rasa tjinta bangsa itu adalah lebar dan luas, dengan memberi tempat pada lain-lain sesuatu, sebagai lebar dan luasnja udara jang mem­be­ri tem­ pat pada segenap sesuatu jang perlu untuk hidupnja se­ga­la hal jang hidup. Wahai, apakah sebabnja ketjintaan-bangsa dari banjak nasionalis Indonesia lalu mendjadi kebentjian, djikalau di­ ha­ dap­ kan pada orang-orang Indonesia jang berkejakinan Islam­istis? Apakah sebabnja ke­tjinta­an itu lalu berbalik men­



8/18/2014 9:16:38 AM



dan



M arxisme



Di bawah bendera Revolusi



N asionalisme , I slamisme ,



Sukarno, 1920.



www.boxnovel.blogspot.com 11



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 11



001/I/14



djadi permusuhan, djikalau dihadapkan pa­da orang-orang Indo­nesia jang bergerak Marxistis? Tiadakah tem­pat da­lam sa­nu­barinja untuk nasionalismenja Gopala Krishna Gokhate, Ma­hat­ma Gandhi, atau Chita Ranjam Das? Djanganlah hendaknja kaum kita sampai hati memeluk jingo-na­tionalism, sebagai jingo nationalismnja Arya-Samaj di India pem­be­lah dan pemetjah persatuan Hindu-Muslim; sebab jingo-nationalism jang sematjam itu “achirnja pastilah binasa”, oleh karena “nasionalisme ha­njalah dapat mentjapai apa jang dimaksudkanjna, bilamana bersendi atas azas-azas jang lebih sutji”. Bahwasannja, hanja nasionalisme-ke-Timur-an jang se­ dja­tilah jang pantas dipeluk oleh nasionalis-Timur jang se­djati. Nasionalisme-Eropah, jalah suatu nasionalisme jang bersifat serang-menjerang, suatu nasionalisme jang mengedjar ke­ per­luan sendiri, suatu nasionalisme perdagangan jang untung atau rugi,—nasionalisme jang sematjam itu achirnja pastilah alah, pastilah binasa.



8/18/2014 9:16:38 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 12



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 12



001/I/14



Adakah keberatan untuk kaum Nasionalis jang sedjati, buat be­ker­dja bersama-sama dengan kaum Islam, oleh karena Islam itu me­le­bihi kebangsaan dan melebihi batas-negeri ja­ lah super-nasional su­per-teritorial? Adakah internationali­ teit Islam suatu rintangan buat ge­rak­nja nasionalisme, buat ge­rak­an­nja kebangsaan? Banjak nasionalis-nasionalis di antara kita jang sama lupa bah­wa per­ge­rak­an-nasionalisme dan Islamisme di In­ do­nesia ini—ja, di se­lu­ruh Asia—ada sama asalnja, sebagai jang telah kita uraikan di awal tu­lis­an ini: dua-duanja berasal nafsu melawan “Barat”, atau le­bih te­gas, melawan kapitalisme dan imperalisme Barat, sehingga se­be­nar­nja bukan lawan, me­ lainkan kawannjalah adanja. Betapa lebih lu­ hur­ nja­ ­ lah sikap nasionalis Prof. T.L. Vaswani, seorang jang bukan Islam, jang me­nu­lis: “Djkalau Islam menderita sakit, maka Roch kemerdekaan Timur ten­tu­lah sakit djuga; sebab makin sangatnja negeri-negeri Muslim ke­hi­lang­an kemerdekaannja, ma­kin lebih sangat pula imperialisme Ero­pah mentjekek Roch Asia. Tetapi, saja pertjaja ada Asia-sediakala; saja pertjaja bah­ wa Rochnja masih akan menang. Islam adalah inter­nasional, dan djikalau Islam merdeka, maka nasionalisme kita itu ada­lah diperkuat oleh segenap kekuatannja itikad internasional itu”. Dan bukan itu sahadja. Banjak nasionalis-nasionalis ki­ ta jang sa­ma lu­pa, bahwa orang Islam, di manapun djuga ia ada­­nja, di selu­ruh “Da­rul Islam”, menurut agamanja, wadjib bekerdja untuk keselamat­an orang ne­ge­ri jang ditempatinja. Nasionalis-nasionalis itu lupa, bahwa orang Is­lam jang sung­ guh-sungguh mendjalankan ke-Islam-annja, baik orang Arab maupun orang India, baik orang Mesir maupun orang ma­na­ pun dju­ga, djikalau berdiam di Indonesia, wadjib pula be­ker­ dja untuk ke­se­la­mat­an Indonesia itu. “Di mana-mana orang Islam bertempat, bagai­manapun djuga djauhnja dari negeri



8/18/2014 9:16:38 AM



N asionalisme , I slamisme ,



dan



M arxisme



www.boxnovel.blogspot.com 13



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 13



001/I/14



tem­pat kelahirannja, di dalam ne­ge­ri jang baru itu ia masih mendjadi satu bahagian daripada rakjat Is­lam, daripada Per­ satuan Islam. Di mana-mana orang Islam bertem­pat, di situlah ia harus mentjintai dan bekerdja untuk keperluan negeri itu dan rakjatnya”. Inilah Nasionalisme Islam! Sempit-budi dan sempit-pi­ kir­an­lah na­sio­nal­is­me jang memusuhi Islamisme serupa ini. Sempit-budi dan sempit-pikiranlah ia, oleh karena ia me­mu­ suhi suatu azas, jang, wa­lau­pun internasional dan interrasial, mewadjibkan pada segenap pe­me­luk­nja jang ada di Indonesia, bangsa apa merekapun djuga, mentjintai dan bekerdja untuk keperluan Indonesia dan rakjat Indonesia djuga ada­nja! Adakah pula keberatan untuk kaum Nasionalis sedjati, beker­dja bersama-sama dengan kaum Marxis, oleh karena Marxisme itu in­ter­nasional djuga? Nasionalis jang segan berdekatan dan bekerdja bersamasa­ma de­ngan kaum Marxis,—Nasionalis jang sematjam itu menundjuk­ kan ke­ tia­ da­ an jang sangat, atas pengetahuan tentang berputarnja roda-po­li­tik dunia dan riwajat. Ia lupa, bahwa asal pergerakan Marxis di In­do­ne­sia atau Asia itu, djuga merupakan tempat asal pergerak­an me­re­ka. Ia lupa, bahwa arah pergerakannja sendiri itu atjap kali se­su­ai de­ ngan arah pergerakan bangsanja jang Marxistis tahadi. Ia lu­ pa, bah­wa me­mu­suhi bangsanja jang Marxistis itu, samalah arti­nja den ­­ gan me­no­lak kawan-sedjalan dan menambah adanja musuh. Ia lu­­pa dan tak meng­erti akan arti sikapnja saudara-saudaranja di lain-la­­ in negeri Asia, umpamanja almarhum Dr. Sun Yat Sen, panglima Na­sio­nal­is jang besar itu, jang dengan segala kesenangan hati bekerdja ber­sa­masama dengan kaum Marxis walaupun beliau itu jakin, bah­ wa peraturan Marxis pada saat itu belum bisa diadakan di negeri Tiong­kok, oleh karena di negeri Tiongkok itu tidak



8/18/2014 9:16:38 AM



P anca A zimat R evolusi



ada sjarat-sjaratnja jang tjukup masak untuk mengadakan peraturan Marxis itu. Perlukah kita membuktikan lebih landjut, bahwa Nasionalisme itu, baik sebagai sua­tu azas jang timbulnja dari rasa ingin hidup mendjadi satu; baik se­ba­gai suatu keinsjafan rakjat, bahwa rakjat itu ada satu golongan, sa­tu bangsa; maupun sebagai suatu persatuan perangai jang terdjadi da­ri per­sa­tuan hal-ichwal jang telah didjalani oleh rakjat itu,—perlukah ki­ta membuktikan lebih landjut bahwa Nasionalisme itu, asal sahadja jang me­­me­­luk­nja mau, bisa dirapatkan dengan Islamisme dan Marx­isme? Per­­lu­­kah kita lebih landjut mengambil tjontoh-tjontoh sikapnja pendekarpendekar Nasionalis di lain-lain negeri, jang sama ber­gan­ deng­an tangan dengan kaum-kaum Islamis dan rapat-diri dengan ka­um-kaum Marxisme? Kita rasa tidak! Sebab kita pertjaja bahwa tulisan ini, wa­ laupun pen­dek dan djauh kurang sempurna, sudahlah tjukup djelas untuk Na­sio­nal­is-nasionalis kita jang mau bersatu. Ki­ ta pertjaja, bahwa se­mua pu­la, bahwa masih banjaklah Na­ sio­nalis-nasionalis kolot jang mau akan persatuan; hanjalah kebimbangan mereka akan kekalnja per­sa­tu­an itulah jang mengetjilkan hatinja untuk mengichtiarkan persatuan itu. Pada mereka itulah terutama tulisan ini kita hadapkan; untuk me­re­ka­lah terutama tulisan ini kita adakan. Kita tidak menuliskan rentjana ini untuk Nasionalisnasionalis jang tidak mau bersatu. Nasionalis-nasionalis jang demikian itu kita serahkan pada peng­ adilan riwajat, kita serahkan pada putusannja mah­ka­mah histori!



www.boxnovel.blogspot.com 14



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 14



001/I/14



Islamisme, Ke-Islam-an! Sebagai fadjar sehabis malam jang gelap-gelita, sebagai penu­ tup abad-abad kegelapan maka di dalam abad kesembilan­



8/18/2014 9:16:38 AM



N asionalisme , I slamisme ,



dan



M arxisme



www.boxnovel.blogspot.com 15



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 15



001/I/14



belas berkilau-ki­lau­anlah di dalam dunia ke-Islam-an sinarnja dua pendekar, jang namanja tak akan hilang tertulis dalam buku-riwayat Muslim; Sheikh Moham­mad Abdouh, Rektor se­ kolah-tinggi Azhar, dan Seyid Djamaluddin El Af­gha­ni—dua panglima Pan-Islamisme jang telah membangunkan dan men­ djun­djung rakjat-rakjat Islam di seluruh benua Asia daripada ge­ lap­ an dan kemunduran. Walaupun dalam sikapnja ke­ dua pahlawan ini ada berbedaan sedikit satu sama lain— Seyid Djamaluddin El Afghani ada lebih radikal dari Sheikh Mohammad Abdouh—maka merekalah jang membangunkan lagi kenjataan-kenjataan Islam tentang poli­tik, ter­u­tama Seyid Djamaluddin, jang pertama-tama membangun­kan rasaperlawanan di hati sanubari rakjat-rakjat Muslim terhadap pada ba­ha­ja imperialisme Barat; merekalah terutama Seyid Djamaluddin pu­la, jang mula-mula mengchotbahkan suatu barisan rakjat Islam jang ko­ koh, guna melawan bahaja imperialisme Barat itu. Sampai pada wafatnja dalam tahun 1896, Seyid Djamaluddin El Af­ghani, harimau Pan-Islamisme jang gagah berani itu, bekerdja de­ ngan tiada berhentinya, menanam benih ke-Islam-an di mana-ma­na, me­na­nam rasa-perlawanan terhadap pada ketamakan Barat, me­ na­ nam kejakinan, bahwa untuk perlawanan itu kaum Islam harus “meng­am­bil tekniknja kemadjuan Barat, dan mempeladjari rahasia-ra­ha­ sia­nja kekuasaan Barat”. Benih-benih itu tertanam! Sebagai ombak makin lama makin haibat, sebagai gelombang jang makin lama makin ting­gi dan besar, maka di seluruh dunia Muslim tentara-tentara Pan-Is­ lam­ isme sama bangun dan bergerak dari Turki dan Mesir, sampai ke Marocco dan Kongo, ke Persia, Afghanistan… membandjir ke India, te­ rus ke Indonesia… gelombang Pan-Islamisme melimpah ke mana-mana!



8/18/2014 9:16:38 AM



P anca A zimat R evolusi



KITLV



Bersama Menteri Luar Negeri Agus Salim dalam tahanan Belanda di Parapat, Sumatra Utara, Januari 1949.



www.boxnovel.blogspot.com 16



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 16



001/I/14



Begitulah rakjat Indonesia kita ini, insjaf akan tragik nasibnja, se­ba­gian sama bernaung di bawah bendera hidjau, dengan muka ke arah Qiblah, mulut mengadji La haula wala kauwata illa billah dan Billahi fi­sa­bi­lil ilahi! Mula-mula masih perlahan-lahan, dan belum begitu terang-ben­ de­ ranglah djalan jang harus diindjaknja, maka makin lama makin nja­ ta dan ten­ tu­ lah arah-arah jang diambilnja, makin lama makin banjak­ lah hubungannja dengan pergerakan-pergerakan Islam di negeri-negeri la­ in; makin teranglah ia menundjukkan perangainja yang internasional; ma­kin mendalamlah pula pendiriannja atas hukum-hukum agama. Ka­re­na­nja, tak hairanlah kita, kalau seorang profesor Amerika, Ral­ston Hayden, menulis, bahwa pergerakan Sarekat Islam ini “akan ber­pe­nga­ruh besar atas kedjadjaannya politik di kelak kemudian hari, bukan sa­hadja



8/18/2014 9:16:39 AM



N asionalisme , I slamisme ,



dan



M arxisme



www.boxnovel.blogspot.com 17



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 17



001/I/14



di Indonesia, tetapi di seluruh dunia Timur djua adanja”! Ral­ ston Hayden dengan ini menundjukkan kejakinannja akan perangai in­ter­nasional dari pergerakan Sarekat Islam itu; ia menundjukkan pula sua­ tu penglihatan jang djernih di dalam kedjadian-kedjadian jang be­lum terdjadi pada saat ia menulis itu. Bukankah tudjuannja telah ter­dja­di? Pergerakan Islam di Indonesia telah ikut mendjadi tjabang­nja Mu’tamarul ‘Alamil Islami di Mekkah; pergerakan Islam Indonesia te­lah mentjeburkan diri dalam laut perdjoangan Islam Asia! Makin mendalamnja pendirian atas keagamaan per­ge­ rak­an Is­lam inilah jang menjebabkan keseganan kaum Marxis untuk merapat­kan diri dengan pergerakan Islam itu; dan ma­ kin kemukanja sifat in­ter­nasional itulah oleh kaum Nasio­nalis “kolot” dipandang tersesat; se­dang hampir semua Nasionalis, baik “kolot” maupun “muda”, baik evo­lu­sio­ner mau­pun revo­ lu­si­oner, sama berkejakinan bahwa agama itu ti­dak boleh di­ bawa-bawa ke dalam politik adanja. Sebaliknja, kaum Is­lam jang “fanatik”, sama menghina politik kebangsaan dari kaum Na­sio­nal­is, menghina politik kerezekian dari kaum Marxis; me­reka me­man­dang politik kebangsaan itu sebagai sempit, dan mengatakan po­li­tik kerezekian itu sebagai kasar. Pendek kata, sudah “sempurna”-lah adanja perselisihan faham! Nasionalis-nasionalis dan Marxis-marxis tahadi sama menuduh pa­da agama Islam, jang negeri-negeri Islam itu kini begitu rusak ke­ada­an­nja, begitu rendah deradjatnja, hampir semuanja di bawah pe­me­rin­tah­an negeri-negeri Barat. Mereka kusut-faham! Bukan Islam, melainkan jang me­ meluknja­lah jang salah! Sebab dipandang dari pendirian na­ sional dan pendirian sosialistis, maka tinggi deradjat dunia Islam pada mulanja sukarlah di­tjari bandingannja. Rusak­ nja kebesaran-nasional, rusaknja sosialisme Islam bukanlah disebabkan oleh Islam sendiri; rusaknja Islam itu jalah



8/18/2014 9:16:39 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 18



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 18



001/I/14



oleh karena rusaknja budi-pekerti orang-orang jang men­ djalankannja. Sesudah Amir Muawiah mengutamakan azas dinastis-keduniawi­ an un­ tuk aturan Chalifah, sesudahnja “Chalifah-chalifah itu mendjadi Radja”, maka padamlah ta­biat Islam jang sebenarnja. “Amir Muawiah-lah jang harus me­mi­ kul pertanggungan djawab atas rusaknja tabiat Islam jang nja­ta bersifat sosialistis dengan sebenar-benarnja”, begitulah Oemar Sa­ id Tjokroaminoto berkata. Dan, dipandang dari pendirian nasional, ti­ dak­ kah Islam telah menundjukkan tjontoh-tjontoh kebesaran jang men­tje­ngangkan bagi siapa jang mempeladjari riwajat-dunia, men­tje­ngang­kan bagi siapa jang mempeladjari riwajat-kultur? Islam telah rusak, oleh karena jang mendjalankannja rusak bu­di-pe­ker­ti­nja. Negeri-negeri Barat telah merampas negeri-negeri Is­lam oleh karena pada saat perampasan itu kaum Islam kurang te­bal tau­hid­nja, dan oleh karena menurut wet evolusi dan susunan per­ga­ul­an-hidup bersama, sudah satu “historische Notwendigkeit”, sa­tu ke­ha­rus­an-riwajat, jang negeri-negeri Barat itu mendjalankan perampasan ta­ ha­di. Te­bal­nja tauhid itulah jang memberi keteguhan pada bangsa Riff me­nen­tang imperialisme Sepanjol dan Perantjis jang bermeriam dan leng­kap bersendjata! Islam jang sedjati tidaklah mengandung azas antinasionalis; Is­ lam jang sedjati tidaklah bertabiat antisosialistis. Selama kaum Is­ lam­ is memusuhi faham-faham Nasonalisme jang luas-budi dan Marxisme jang benar, selama itu kaum Islamis tidak berdiri di atas Sirothol Mus­ta­qim; selama itu tidaklah ia bisa mengangkat Islam dari kenistaan dan ke­ru­sak­an tahadi! Kita samasekali tidak mengatakan jang Islam itu se­tu­dju pada Materialisme atau perbendaan; samasekali tidak me­lu­pa­kan jang Islam itu melebihi bangsa, super-nasional. Kita hanja me­nga­ta­kan, bahwa Islam jang



8/18/2014 9:16:39 AM



N asionalisme , I slamisme ,



dan



M arxisme



KITLV



H.O.S Tjokroaminoto [duduk berjas hitam], 1913.



www.boxnovel.blogspot.com 19



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 19



001/I/14



sedjati mengandung tabiat-tabiat jang so­ si­ a­ lis­ tis dan menetapkan kewadjiban-kewadjibannya jang mendjadi ke­ wa­djib­an-kewadjiban nasionalis pula! Bukankah, sebagai jang sudah kita terangkan, Islam jang sedja­ti me­wa­djib­kan pada pemeluknja mentjintai dan bekerdja untuk negeri jang ia diami, mentjintai dan bekerdja untuk rakjat di antara mana ia hi­dup, selama negeri rakjat itu masuk Darul-Islam? Seyid Djamaluddin El Afghani di manamana telah mengchotbahkan nasionalisme dan pa­tri­ot­isme, jang oleh musuhnja lantas sahadja disebutkan “fanatisme”; di ma­na-mana pendekar Pan-Islamisme ini mengchotbahkan hormat akan diri sendiri, mengchotbahkan rasa luhurdiri, mengchotbah­kan ra­sa ke­hor­mat­an bangsa, jang oleh musuhnja lantas sahadja di­na­ma­kan “chauvinisme” adanja. Di mana-mana, terutama di Mesir, ma­ka Seyid Dja­mal­ud­din menanam benih nasionalisme itu; Seyid Djamuluddin-lah jang mendjadi “bapak nasionalisme Mesir di dalam segenap bagian-ba­gi­an­nja”.



8/18/2014 9:16:39 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 20



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 20



001/I/14



Dan bukan Seyid Djamaluddin sahadjalah jang mendjadi pena­nam be­nih nasionalisme dan tjinta-bangsa. Arabi Pasha, Mustafa Ka­mil, Mo­ham­mad Farid Bey, Ali Pasha, Ahmed Bey Agayeff, Mohammad Ali dan Shaukat Ali… semuanja adalah panglimanja Islam jang mengadjarkan tjinta-bangsa, se­mua­ nya adalah propagandis nasionalisme di masing-masing negerinja! Hendaklah pemimpin-pemimpin ini mendjadi te­ la­dan bagi Islamis-islamis kita jang “fanatik” dan sempit-budi, dan jang tidak suka mengetahui akan wadjibnja merapatkan diri dengan ge­rak­an bangsanja jang nasionalistis. Hendaklah Islamis-islamis jang de­mi­ki­an itu ingat, bahwa pergerakannja jang anti-kafir itu, pasti­lah me­nim­bul­kan rasa nasionalisme, oleh karena golongan-golongan jang disebutkan kafir itu adalah kebanjakan dari lain bangsa, bukan bangsa In­do­ne­sia! Islamisme jang memusuhi pergerakan nasional jang la­jak bu­ kan­lah Islamisme jang sedjati; Islamisme jang demikian itu adalah Is­lam­isme jang “kolot”, Islamisme jang tak mengerti aliran zaman! Demikian pula kita jakin, bahwa kaum Islamis itu bisalah kita ra­patkan dengan kaum Marxis, walaupun pada hakekatnja dua fihak ini ber­be­da azas jang lebar sekali. Pedihlah hati kita, ingat akan gelap-gelitanja uda­ra Indonesia, tatkala beberapa tahun jang lalu kita mendjadi saksi atas sua­tu perkelahian saudara; mendjadi saksi petjahnja permusuh­an an­ta­ra kaum Marxis dan Islamis; mendjadi saksi bagaimana tentara per­ge­rak­an kita telah terbelah djadi dua bahagian jang meme­rangi sa­tu salama lainnja. Pertarungan inilah isinja halaman-halaman jang pa­ling suram dari buku-riwajat kita! Pertarungan saudara inilah yang mem­bu­ang sia-sia segala kekuatan pergerakan kita, jang mustinja ma­kin lama makin kuat itu; pertarungan inilah jang mengundurkan per­ge­rak­an kita dengan puluhan tahun adanja!



8/18/2014 9:16:39 AM



N asionalisme , I slamisme ,



dan



M arxisme



www.boxnovel.blogspot.com 21



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 21



001/I/14



Aduhai! Alangkah kuatnja pergerakan kita sekarang umpama per­ ta­ rung­ an-pertarungan saudara itu tidak ter­ djadi. Nistjaja kita tidak ru­ sak-susunan sebagai sekarang ini; nistjaja pergerakan kita madju, wa­lau­pun rintangan jang bagaimana djuga! Kita jakin, bahwa tiadalah halangan jang penting bagi persahabat­an Muslim-Marxis itu. Di atas sudah kita terangkan, bahwa Islamisme jang sedjati itu ada mengandung tabiattabiat jang sosialistis. Walau­pun sosialistis itu masih belum tentu bermakna Marxistis, walau­pun kita mengetahui bahwa sosialisme Islam itu tidak bersamaan de­ngan azas Marxisme, oleh karena sosialisme Islam itu berazas Spiritual­is­me, dan sosialismenja Marxisme itu berazas Materilisme (perbenda­ an); walaupun begitu, maka untuk keperluan kita tjukuplah agaknja djika­lau kita membuktikan bahwa Islam sedjati itu sosialistislah ada­nja. Kaum Islam tak boleh lupa, bahwa pemandangan Marx­ isme ten­tang riwajat menurut azas-perbendaan (material­ istische historie op­vat­ting) inilah jang seringkali mendjadi penundjuk-djalan bagi me­re­ka ten­tang soal-soal ekonomi dan politik dunia jang sukar dan sulit; me­re­ka tak boleh pula lupa, bahwa tjaranja (methode) Historis-Ma­te­ri­al­is­me (ilmu perbendaan berhubungan dengan riwayat) menerangkan ke­dja­di­an-kedjadian jang telah terdjadi di muka bumi ini, adalah tja­ra­nja menundjumkan kedjadian-kedjadian jang akan datang, ada­lah amat berguna bagi mereka! Kaum Islamis tidak boleh lupa, bahwa kapitalisme, isme itu, jalah musuh Islamisme pula! musuh Marx­ Sebab meerwaarde sepandjang faham Marxisme, dalam hakekatnja tidak lainlah dari­pada riba se­pan­djang faham Islam. Meerwaarde, jalah teori: memakan hasil pekerdja­ an lain orang, tidak memberikan bahagian keuntungan jang



8/18/2014 9:16:39 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 22



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 22



001/I/14



seharus­nja mendjadi bahagian kaum buruh jang bekerdja mengeluarkan un­tung itu,—teori meerwaarde itu disusun oleh Karl Marx dan Friedrich Engels untuk menerangkan asal-asalnja kapitalisme terdjadi. Meerwaarde ini­ lah jang mendjadi njawa segala peraturan jang bersifat kapitalistis; de­ngan memerangi meerwaarde inilah, maka kaum Marxisme meme­rangi kapitalisme sampai pada akar-akarnja! Untuk Islamis sedjati, maka dengan lekas sahadja teranglah ba­gi­nja, bahwa tak lajaklah ia memusuhi faham Marxisme jang melawan peraturan meerwaarde itu, sebab ia tak lupa, bahwa Islam jang sedjati djuga memerangi peraturan itu; ia tak lupa, bahwa Islam jang sedjati melarang keras akan perbuatan memakan riba dan memungut bunga. Ia mengerti, bahwa riba ini pada hakekatnja tiada lain daripada meer­ wardenja faham Marxisme itu! “Djanganlah makan riba berlipat-ganda dan perhati­kan­ lah ke­wa­djibanmu terhadap Allah, moga-moga kamu ber­ untung”, begitulah tertulis dalam Al Qur’an, surah Al ‘Imran, ajat 129! Islamis jang luas pemandangan, Islamis jang mengerti bu­ tuhan-kebutuhan perlawanan kita, pastilah akan ke­ setudju akan persahabat­an dengan kaum Marxis, oleh sebab ia insjaf bahwa memakan riba dan pemungutan bunga, menurut agamanja adalah suatu perbuatan jang terlarang, suatu perbuatan jang haram; ia insjaf, bahwa inilah tjaranja Islam memerangi kapitalisme sampai pada akar dan benihnja, oleh karena, sebagai jang sudah kita terangkan di muka, riba ini sama dengan meerwaarde jang mendjadi njawanja kapitalisme itu. Ia insjaf, bahwa sebagai Marxisme, Islam pula, “dengan kepertjajaannja pada Allah, dengan pengakuannja atas Keradjaan Tuhan, adalah suatu pro­tes terhadap kedjahatannja kapitalisme”.



8/18/2014 9:16:39 AM



N asionalisme , I slamisme ,



dan



M arxisme



www.boxnovel.blogspot.com 23



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 23



001/I/14



Islamis jang “fanatik” dan memerangi pergerakan Marxisme ada­ lah Islamis jang tak kenal akan laranganlarangan agamanja sendi­ri. Is­lam­is jang demikian itu tak mengetahui, bahwa, sebagai Marxis­me, Is­ lamisme jang sedjati melarang penumpukan uang setjara kapitalistis, melarang penimbunan harta-benda untuk keperluan sendiri. Ia tak ingat akan ajat Al Qur’an: “Tetapi kepada barang siapa menumpuk-num­puk emas dan perak dan membelandjakan dia tidak menurut dja­ lan­ nja Allah chabarkanlah akan mendapat satu hukuman jang tjelaka!” Ia mengetahui, bahwa sebagai Marxisme jang dimusuhi itu agama Islam de­ngan djalan jang demikian itu memerangi wudjudnja kapitalisme de­ngan seterang-terangnja! Dan masih banjaklah kewadjiban-kewadjiban dan ketentuan-ke­ ten­ tuan dalam agama Islam jang bersamaan dengan tudjuan-tudjuan dan maksud-maksud Marxisme itu! Sebab tidakah pada hakekatnja fa­ham kewadjiban zakat dalam agama Islam itu, suatu kewadjiban sikaja membagikan na di­ke­ rezekinja kepada simiskin, pembagian-rezeki ma­ hen­ daki pula oleh Marxisme,—tentu sahadja dengan tja­ ra Marx­is­me sen­di­ri? Tidakkah Islam bertjotjokan anasiranasir “ke­mer­de­ka­an, persamaan dan persaudaraan” dengan Marxisme jang di­mu­suhi oleh banjak kaum Islamis itu? Tidakkah Islam jang sedjati telah membawa “segenap perikemanusiaan di atas lapang kemerdekaan, persamaan saudaraan”? Tidakkah nabi-Islam sendiri telah dan per­ mengadjarkan persamaan itu dengan sabda: “Hai, aku ini hanjalah seorang manusia se­bagai kamu; sudahlah dilahirkan padaku, bahwa Tuhanmu jalah Tu­han jang satu?” Bukankah persaudaraan ini diperintahkan pula oleh ajat 13 Surah Al mi Hudjarat, jang bunjinja: “Hai manusia, sungguhlah ka­ telah mendjadikan kamu dari seorang laki-laki dan seorang



8/18/2014 9:16:39 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 24



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 24



001/I/14



pe­rem­pu­an, dan kami djadikan daripadamu suku-suku dan tjabang-tjabang keluarga, supaja kamu berkenal-kenalan satu sama lain?” Bukankah per­sau­daraan ini “tidak tinggal sebagai persaudaraan di dalam teo­ ri sahadja”, dan oleh orang-orang jang Islam diaku pula adanja? Ti­dak­kah sajang beberapa kaum Islamis memusuhi suatu pergerakan, jang ana­sir-anasirnja djuga berbunji “kemerdekaan, persamaan dan per­sau­daran”? Hendaklah kaum Islam jang tak mau merapatkan diri dengan ka­um Marxisme, sama ingat, bahwa pergerakannja itu, sebagai per­ge­rak­an Marxis, adalah suatu gaung atau kumandangnja djerit dan ta­ngis rakjat Indonesia jang makin lama makin sempit kehidupannja, ma­­kin lama makin pahit rumah tangganya. Hendaknja kaum itu sama ingat, bahwa pergerakannja itu dengan pergerakan Marxis, banjaklah pers­­ e­­suai­­an tjita-tjita, banjaklah persamaan tuntutantuntutan. Hen­ dak­ lah kaum itu mengambil teladan akan utusan keradjaan Islam Af­gha­nis­tan, jang tatkala ia ditanjai oleh suatu surat chabar Marxis te­lah menerangkan, bahwa, walaupun beliau bukan seorang Marxis be­ liau mengaku mendjadi “sahabat jang sesungguh-sungguhnja” dari ka­um Marxis, oleh karena beliau adalah suatu musuh jang haibat dari ka­pi­tal­is­me Eropah di Asia! Sajang, sajanglah djikalau pergerakan Islam di Indonesia-kita ini bermusuhan dengan pergerakan Marxis itu! Belum pernahlah di In­do­nesia-kita ini ada pergerakan, jang sesungguh-sungguhnja merupakan pergerakan rakjat, sebagai pergerakan Islam dan pergerakan Marx­is itu! Belum pernahlah di negeri-kita ini ada pergerakan jang be­ gi­ tu menggetar sampai ke dalam urat-sungsumnja rakjat, sebagai per­ge­rak­an jang dua itu! Alangkah haibatnja djikalau dua pergerakan ini, de­ngan mana rakjat itu tidur dan dengan



8/18/2014 9:16:39 AM



N asionalisme , I slamisme ,



dan



M arxisme



mana rakjat itu bangun, bersatu mendjadi satu bandjir jang sekuasa-kuasanja! Bahagialah kaum pergerakan-Islam jang insjaf dan mau akan per­satuan. Bahagialah mereka, oleh karena merekalah jang sesungguh-sung­guhnja mendjalankan perintah-perintah agamanja! Kaum Islam jang tidak mau akan persatuan, dan jang mengira bahwa sikapnja jang demikian itulah sikap jang benar,—wahai, moga-mogalah mereka itu bisa mempertanggungkan sikapnja jang demikian itu di hadapan Tuhannja!



www.boxnovel.blogspot.com 25



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 25



001/I/14



Marxisme! Mendengar perkataan ini, maka tampak sebagai suatu bajangbajang­an di penglihatan kita gambarnja berdujun-dujun kaum jang mudlarat dari segala bangsa dan negeri, putjat-muka dan kurus-badan, pakaian berkojak-kojak; tampak pada anganangan kita dirinja pembela dan kam­pi­un simudlarat tahadi, seorang ahli-fikir jang ketetapan hatinja dan ke­in­sjaf­an akan kebiasannja “mengingatkan kita pada pahlawan-pah­la­wan dongeng-dongeng kuno Germania jang sakti dengan tiada ter­­ alah­kan itu”, suatu manusia jang “geweldig” (haibat) jang de­ ngan se­sung­guh-sung­guhnja bernama “grootmeester” (maha guru) per­ge­rak­an kaum buruh, jakni: Heinrich Karl Marx. Dari muda sampai pada wafatnja, manusia jang hai­bat ini tiada berhen­ ti-hentinja membela dan memberi pe­ ne­ rang­an pada simiskin, ba­gai­mana mereka itu sudah men­dja­ di sengsara dan bagaimana me­reka itu pasti akan men­da­ pat kemenangan; tiada kesal dan tjapainja ia berusaha dan bekerdja untuk pembelaan itu itu: duduk di atas kursi, di muka medja-tulisnja, begitulah ia dalam tahun 1883 meng­ hem­bus­kan nafasnja jang penghabisan.



8/18/2014 9:16:39 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 26



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 26



001/I/14



Seolah-olah mendengarlah kita di mana-mana negeri sua­ranja men­­de­ngung sebagai guntur, tatkala ia dalam tahun 1847 menulis se­ru­an­nja: “Kaum buruh dari semua negeri, kum­pul­lah mendjadi satu!” Dan sesungguhnja! Riwayat-du­ nia belumlah pernah mentjeriterakan pen­da­pat dari seo­rang ma­nu­sia, jang begitu tjepat masuknja dalam ke­ja­kin­an satu go­long­an pergaulan-hidup, sebagai pendapatnja kam­pi­un ka­um buruh ini. Dari puluhan mendjadi ratusan, dari ra­tus­an men­dja­di ri­bu­an, dari ribuan mendjadi laksaan, ketian, dju­ ta­an... be­gi­tu­lah djum­lah pengikutnja bertambah-tambah. Se­bab, walaupun teo­ri-teo­­ri­nja ada sangat sukar dan berat untuk kaum jang pandai dan te­rang-fikiran, tetapi “amatlah ia gam­pang dimengerti oleh kaum jang ter­tin­das dan sengsara: ka­um melarat fikiran jang berkeluh-kesah itu”. Berlainan dengan sosialis-sosialis lain, jang mengira bah­wa tjita-tjita mereka itu dapat tertjapai dengan djalan per­sa­ha­bat­an antara bu­ruh dan madjikan, berlainan dengan um­pa­ma­nja: Ferdinand Lassalle, jang teriaknja itu ada suatu te­ri­ak-perdamaian, maka Karl Marx, jang dalam tulisan-tu­ li­san­nja tidak satu kali mempersoalkan kata asih atau kata tjin­ta, membeberkan pula faham pertentangan golongan; fa­ ham klassenstrijd, dan mengadjarkan pula, bahwa lepasnja ka­um buruh da­ri nasibnja itu, jalah oleh perlawanan-zonderdamai terhadap pada ka­um “bursuasi”, satu perlawanan jang tidak boleh tidak, musti terdjadi oleh karena peraturan jang kapitalis itu adanja. Walaupun pembatja tentunja semua sudah sedikit-sedi­kit mengetahui apa jang telah diadjarkan oleh Karl Marx itu, maka berguna pulalah agaknja, djikalau kita di sini mengingatkan, bah­wa djasanja ahli-fikir ini jalah:—ia mengadakan suatu pel­adjar­an gerakan fikiran jang bersandar pada perbendaan (Materialistische Dialectiek);—ia membentangkan teori,



8/18/2014 9:16:39 AM



N asionalisme , I slamisme ,



dan



M arxisme



koleksi iwan siswo



Bertukar topi dengan Fidel Castro, Havana, Kuba, 1960.



www.boxnovel.blogspot.com 27



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 27



001/I/14



bah­wa harganja barang-barang itu ditentukan oleh banjaknja “kerdja” untuk membikin barang-barang itu, sehingga “kerdja” ini jalah “wertbildende Substanz”, dari barang-barang itu (arbeids-waarde-leer);—ia membeberkan teori, bahwa hasil pekerdjaan kaum buruh dalam pembikinan barang itu adalah lebih besar harganja daripada jang ia terima sebagai upah (meerwaarde);—ia mengadakan suatu peladjaran riwayat jang berdasar perikebendaan, jang mengadjarkan, bahwa “bukan budi akal manusialah jang menentukan keadaannja, tetapi sebaliknja keadaannja berhubung dengan pergaulanhiduplah jang menentukan budi-akalnja” (materialistische geschiedenisopvatting);—ia mengadakan teori, bahwa oleh karena “meerwaarde” itu didjadikan kapital pula, maka kapital itu makin lama makin mendjadi besar (kapitaalsaccumulatie), sedang kapital-kapital jang ketjil sama mempersatukan diri djadi modal jang besar (kapitaalcentralisatie), dan bah­wa,



8/18/2014 9:16:40 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 28



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 28



001/I/14



oleh karena persaingan, perusahaan-perusahaan jang ke­tjil sa­ma mati terdesak oleh perusahaan-perusahaan jang be­ sar, sehingga oleh desak-desakan ini achirnja tjuma ting­gal beberapa perusahaan sahadja jang amat besarnja (ka­pi­taals­ concetratie);—dan ia mendirikan teori, jang da­lam aturan kemodalan ini nasibnja kaum buruh makin lama makin tak menjenangkan dan menimbulkan dendam-hati jang makin lama makin sangat (Verelendungstheorie);—teori-teori ma­ na, berhubung dengan kekurangan tempat, kita tidak bisa ne­ rang­ kan lebih landjut pada pembatja-pembatja jang me­ belum begitu mengetahuinja. Meskipun musuh-musuhnja, di antara mana kaum anar­chis, sama menjangkal djasa-djasanja Marx jang kita se­ but­kan di atas ini, meskipun lebih dulu, dalam tahun 1825, Adolphe Blanqui dengan tjara historis-materialistis sudah me­nga­ta­kan, bahwa riwayat itu “menetapkan kedjadian-ke­ dja­di­annja” sedang ilmu ekonomi “menerangkan sebab-apa kedjadian-kedjadian itu terdjadi”; meskipun teori meer­ waarde itu sudah lebih dulu dilahirkan oleh ahli-ahli-fikir sebagai Sismondi, Thompson dan lain-lain; meskipun pu­la teori konsentrasi-modal atau arbeidswaardeleer itu ada ba­ gi­an-bagiannja jang tak bisa mempertahankan diri ter­ha­ dap kritik musuhnja jang tak djemu-djemu mentjari-tja­ri sa­lah­nja;—meskipun begitu, maka tetaplah, bahwa stel­sel­ nja Karl Marx itu mempunyai pengertian jang tidak ketjil dalam sifatnja umum, dan mempunjai pengertian jang pen­ ting dalam sifat bagian-bagiannja. Tetaplah pula, bahwa, wa­lau­pun teori-teori itu sudah lebih dulu dilahirkan oleh ahli-fikir lain, dirinja Marx-lah jang, meski “bahasa”-nja itu un­tuk kaum “atasan” sangat berat dan sukarnja, dengan te­ rang-benderang menguraikan teori-teori itu bagi kaum “ter­tin­das dan sengsara jang melarat-fikiran” itu dengan



8/18/2014 9:16:40 AM



N asionalisme , I slamisme ,



dan



M arxisme



www.boxnovel.blogspot.com 29



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 29



001/I/14



pahlawan-pahlawannja, sehingga mengerti dengan terangbenderang. Dengan gampang sahadja; sebagai suatu soal jang “sudah-mustinja-begitu”, mereka lalu mengerti teorinja atas meerwaarde, lalu mengerti, bahwa simadjikan itu lekas mendjadi kaja oleh karena ia tidak memberikan semua hasilpekerdjaan padanja; mereka lalu sahadja mengerti, bahwa keadaan dan susunan ekonomilah jang menetapkan keadaan manusia tentang budi, akal, agama, dan lain-lainnja,—bahwa ma­nu­sia itu: er ist was er ist; mereka lantas sahadja mengerti, bah­wa kapitalisme itu achirnja pastilah binasa, pastilah le­ njap diganti oleh susunan pergaulan-hidup jang lebih adil,— bah­wa kaum “bursuasi” itu “teristimewa mengadakan tu­ kang-tukang penggali liang kuburnja”. Begitulah teori-teori jang dalam dan berat itu masuk tu­lang-sungsumnja kaum buruh di Eropah, masuk pula tu­ lang-sungsumnja kaum buruh di Amerika. Dan “tidakkah se­ba­gai suatu hal jang adjaib, bahwa kepertjaan ini telah masuk dalam berdjuta-djuta hati dan tiada suatu kekuasaan djuapun di muka bumi ini jang dapat mentjabut lagi dari pa­ da­nja”. Sebagai tebaran benih jang ditiup angin ke mana-ma­ na tempat, dan tumbuh pula di mana-mana ia djatuh, ma­ka benih Marxisme ini berakar dan bersulur; di mana-mana pula, maka kaum “bursuasi” sama menjiapkan diri dan berusaha membasmi tumbuh-tumbuhan “bahaja proletar” jang makin lama makin subur itu. Benih jang ditebar-tebarkan di Eropah itu, sebagian telah diterbangkan oleh tofan-zaman ke arah cha­tu­lis­ti­wa, terus ke Timur, hingga djatuh dan tumbuh di an­ta­ra bukit-bukit dan gunung-gunung jang tersebar di se­ge­ nap kepulauan “sabuk zamrud”, jang bernama Indonesia. De­ ngung­nja njanjian “Internasionale”, jang dari sehari-kesehari menggetarkan udara Barat, sampai-kuatlah haibatnja ber­ga­ ung dan berkumandang di udara Timur....



8/18/2014 9:16:40 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 30



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 30



001/I/14



Pergerakan Marxistis di Indonesia ini, ingkarlah sifat­nja kepada pergerakan jang berhaluan Nasionalistis, ingkarlah ke­pa­da pergerakan jang berazas ke-Islam-an. Malah be­be­ra­ pa tahun jang lalu, keingkaran ini sudah mendjadi sua­tu per­ teng­karan perselisihan faham dan pertengkaran si­kap, men­ dja­di suatu pertengkaran saudara, jang, sebagai jang su­dah ki­ta terangkan di muka, menjuramkan dan meng­ge­lap­kan ha­ti siapa jang mengutamakan perdamaian, me­nju­ram­kan dan menggelapkan hati siapa jang mengerti, bahwa dalam per­teng­kar­an jang demikian itulah letaknja kesalahan kita. Kuburkanlah nasionalisme, kuburkanlah politik tjinta tanahair, dan lenjapkanlah politik keagaman,—begitulah seakanakan lagu perdjoangan jang kita dengar. Sebab katanja: Bu­ kan­kah Marx dan Engels telah mengatakan, bahwa “kaum buruh itu tak mempunyai tanah-air”? Katanja: Bukankah da­ lam “Manifes Komunis” ada tertulis, bahwa “komunis itu me­le­ pas­kan agama”? Katanja: Bukankah Bebel telah mengatakan, bahwa “bukanlah Allah jang membikin manusia, tetapi manusialah jang membikin-bikin Tuhan”? Dan sebaliknja! Fihak Nasionalis dan Islamis tak ber­ hen­ti-henti pula mentjatji-maki fihak Marxis, mentjatji-maki per­ge­rak­an jang “bersekutuan” dengan orang asing itu, dan men­tjatji-maki pergerakan jang “mungkir” akan Tuhan. Men­ tja­tji pergerakan jang mengambil teladan akan negeri Rusia jang menurut pendapatnja: azasnja sudah palit dan terbukti tak dapat melaksanakan tjita-tjitanja jang memang suatu uto­pi, bahkan mendatangkan “kalang-kabutnja negeri” dan ba­ ha­ ja-kelaparan dan hawa-penjakit jang mengorban­ kan nja­wa kurang-lebih limabelas djuta manusia, suatu djumlah jang lebih besar dari pada djumlahnja sekalian manusia jang binasa dalam peperangan besar jang achir itu. Demikianlah dengan bertambahnja tuduh-menu­ duh



8/18/2014 9:16:40 AM



N asionalisme , I slamisme ,



dan



M arxisme



www.boxnovel.blogspot.com 31



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 31



001/I/14



atas dirinja masing-masing pemimpin, duduknja perselisih­­an be­­berapa tahun jang lalu: satu sama lain sudah salah meng­ erti dan saling tidak mengindahkan. Sebab taktik Marxisme jang baru, tidaklah menolak pe­ ker­dja­an-bersama-sama dengan Nasionalis dan Islamis di Asia. Taktik Marxisme jang baru, malahan menjokong per­ge­ rak­an-pergerakan Nasionalis dan Islamis jang sungguh-sung­ guh. Marxis jang masih sahadja bermusuhan dengan per­ge­ rak­an-pergerakan Nasionalis dan Islamis jang keras di Asia, Marxis jang demikian itu tak mengikuti aliran zaman, dan tak mengerti akan taktik Marxisme jang sudah berobah. Sebaliknja, Nasionalis dan Islamis jang menundjuk-nun­ djuk akan “faillietnja” Marxisme itu, dan jang menundjuknun­djuk akan bentjana kekalang-kabutan dan bentjana-ke­la­ par­an jang telah terdjadi oleh “practijknja” faham Marxisme itu,—mereka menundjukkan tak mengertinja atas faham is­ me, dan tak mengertinja atas sebab terpelesetnja Marx­ “practijknja” tahadi. Sebab tidakkah Marxisme sendiri meng­ adjarkan, bahwa sosialismenja itu hanja bisa tertjapai de­ngan sungguh-sungguh bilamana negeri-negeri jang besar-be­sar itu se­muanja di-“sosialis”-kan? Bukankah “kedjadian” sekarang ini djauh berlainan da­ri pa­da “voorwaarde” (sjarat) untuk terkabulnja maksud Marx­ isme itu? Untuk adilnja kitapunja hukuman terhadap pada “prac­ tijk­nja” faham Marxisme itu, maka haruslah kita ingat, bah­ wa “failliet” dan “kalang-kabut”-nja negeri Rusia adalah di­ per­tje­pat pula oleh penutupan atau blokkade oleh semua negeri-negeri musuhnja; dipertjepat pula oleh hantaman dan serangan pada empat belas tempat oleh musuh-musuhnja se­ ba­gai Inggeris, Perantjis, dan djenderal-djenderal Koltchak, De­ni­kin, Yudenitch dan Wrangel; dipertjepat pula oleh anti-



8/18/2014 9:16:40 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 32



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 32



001/I/14



pro­pa­gan­da jang dilakukan oleh hampir semua surat-chabar di se­lu­ruh dunia. Di dalam pemandangan kita, maka musuh-musuhnja itu pula harus ikut bertanggung djawab atas matinja lima belas djuta orang jang sakit dan kelaparan itu, di mana mereka me­njo­kong penjerangan Koltchak, Denikin, Yudenitch dan Wrangel itu dengan harta dan benda; di mana umpamanja ne­ge­ri Inggeris, jang membuang-buang berdjuta-djuta ru­pi­ ah untuk menjokong penjerangan-penjerangan atas diri sa­ ha­batnja jang dulu itu, telah “mengotorkan nama Inggeris di dunia dengan menolak memberi tiap-tiap bantuan pada kerdja-penolongan” sisakit dan silapar itu; di mana di Ame­ ri­ka, di Rumania, dan di Hongaria pada saat terdjadinja ben­ tja­na itu pula, karena terlalu banjaknja gandum, orang sudah memakai gandum itu untuk kaju-bakar, sedang di negeri Ru­ sia orang-orang di distrik Samara makan daging anak-anak­ nja sendiri oleh karena laparnja. Bahwa sesungguhnja, luhurlah sikapnja H. G. Wells, pe­ nulis Ing­­geris jang masjhur itu, seorang jang bukan Komunis, di mana ia dengan tak memihak pada siapa djuga, menulis, bahwa, umpamanja ka­um Bolshevik itu “tidak dirintang-rin­ tangi mereka barangkali bi­sa menjelesaikan suatu ex­pe­ri­ ment (per­tjobaan) jang maha be­sar faedahnja bagi pe­ri­ke­ma­ nusiaan.... Tetapi mereka dirintang-rintangi”. Kita jang bukan komunis pula, kitapun tak memihak pa­da siapa djuga! Kita hanjalah memihak kepada Persatuan-per­sa­ tuan-Indonesia, kepada persahabatan pergerakan kita semua! Kita di atas menulis, bahwa taktik Marxisme jang se­ ka­rang adalah berlainan dengan taktik Marxisme jang du­lu. Taktik Marxisme, jang dulu sikapnja begitu sengit an­ti-ka­ um-kebangsaan dan anti-kaum-keagamaan, maka se­ka­rang, ter­uta­ma di Asia, sudahlah begitu berobah, hingga ke­se­ngit­



8/18/2014 9:16:40 AM



N asionalisme , I slamisme ,



dan



M arxisme



www.boxnovel.blogspot.com 33



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 33



001/I/14



an “anti” ini sudah berbalik mendjadi persahabatan dan pe­ njo­kong­an. Kita ini melihat persahabatan kaum Marxis de­ ngan kaum Nasionalis di negeri Tiongkok; dan kita melihat per­sa­ha­bat­an kaum Marxis dengan kaum Islamis di negeri Afganistan. Adapun teori Marxisme sudah berobah pula. Memang seharusnja begitu! Marx dan Engels bukanlah nabi-nabi, jang bisa mengadakan aturan-aturan jang bisa terpakai untuk se­ gala zaman. Teori-teorinja haruslah diobah, kalau zaman itu berobah; teori-teorinja haruslah diikutkan pada perobahan­nja dunia, kalau tidak mau mendjadi bangkrut. Marx dan Engels sendiripun mengerti akan hal ini; mereka sendiripun da­lam tulisan-tulisannja sering menundjukkan perobahan faham atau perobahan tentang kedjadian-kedjadian pada zaman me­re­ka masih hidup. Bandingkanlah pendapat-pendapatnja sam­pai tahun 1847; bandingkanlah pendapatnja tentang arti “Verelendung” sebagai jang dimaksudkan dalam “Manifes Ko­ mu­nis” dengan pendapat tentang arti perkataan itu dalam “Das Kapital”,—maka segeralah tampak pada kita perobahan faham atau perobahan perindahan itu. Bahwasanja: benarlah pendapat sosial-demokrat Emile Vandervelde, di mana ia me­nga­ta­kan, bahwa “revisionisme itu tidak mulai dengan Bernstein, akan tetapi dengan Marx dan Engels adanja”. Perobahan taktik dan perobahan teori itulah jang men­ dja­di sebab, maka kaum Marxis jang “muda” baik “sabar” mau­pun jang “keras”, terutama di Asia, sama menjokong per­ ge­rak­an nasional jang sungguh-sungguh. Mereka mengerti, bah­wa di negeri-negeri Asia, di mana belum ada kaum prote­ lar dalam arti sebagai di Eropah atau Amerika itu, pergerakan­ nja harus diobah sifatnja menurut pergaulan-hidup di Asia itu pula. Mereka mengerti, bahwa pergerakan Marxistis di Asia haruslah berlainan taktik dengan pergerakan Marxis di



8/18/2014 9:16:40 AM



P anca A zimat R evolusi



Eropah atau Asia [sic!1 Amerika—peny.], dan haruslah “be­ ker­dja bersama-sama dengan partai-partai jang “klein-bur­ ger­lijk”, oleh karena di sini jang pertama-tama perlu bu­kan kekuasaan tetapi jalah perlawanan terhadap pada feo­dal­ isme”. Supaja kaum buruh di negeri-negeri Asia dengan leluasa bisa mendjalankan pergerakan jang sosialistis sesungguhsung­guh­nja, maka perlu sekali negeri-negeri itu merdeka, per­lu sekali kaum itu mempunjai nationale autonomie (oto­ no­mi sosial). “Nationale autonomie adalah suatu tudjuan ju­ ga ha­rus ditudju oleh perdjoangan proletar, oleh karena ia ada sua­tu upaja jang perlu sekali bagi politiknja”, begitulah Otto Bauer berkata. Itulah sebabnja, maka otonomi nasional ini mendjadi suatu hal jang pertama-tama harus diusahakan oleh pergerakan-pergerakan buruh di Asia itu. Itulah sebab­ nja, maka kaum buruh di Asia itu wadjib bekerdja bersamasama dan menjokong segala pergerakan jang merebut oto­ no­mi nasional itu djuga, dengan tidak menghitung-hitung, azas apa­kah pergerakan-pergerakan itu mempunjainja. Itu­ lah se­bab­nja, maka pergerakan Marxisme di Indonesia ini ha­ rus pula menjokong pergerakan-pergerakan kita jang Na­sio­ na­lis­tis dan Islamistis jang mengambil otonomi itu sebagai mak­sud­nja pula. Kaum Marxis harus ingat, bahwa pergerakannja itu, tak bo­leh tidak, pastilah menumbuhkan rasa Nasionalisme di ha­ti-sanubari kaum buruh Indonesia, oleh karena modal di In­do­ne­sia itu kebanjakannja jalah modal asing, dan oleh ka­re­na budi perlawanan itu menumbuhkan suatu rasa tak se­nang dalam sanubari kaum-buruhnja rakjat di “bawah” ter­ha­dap pada rakjat jang di “atas”-nja, dan menumbuhkan sua­tu keinginan pada nationale machtspolitiek dari rakjat sen­di­ri. Mereka harus ingat, bahwa rasa-internasionalisme sic: dengan sengaja ditulis demikian sebagaimana naskah yang dirujuk—peny.



www.boxnovel.blogspot.com 34



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 34



001/I/14



1



8/18/2014 9:16:40 AM



N asionalisme , I slamisme ,



dan



M arxisme



www.boxnovel.blogspot.com 35



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 35



001/I/14



itu di Indonesia nistjaja tidak begitu tebal sebagai di Eropah, oleh karena kaum buruh di Indonesia ini menerima faham in­ter­nasionalisme itu pertama-tama jalah sebagai taktik, dan oleh karena bangsa Indonesia itu oleh “gehechtheid” pada ne­ge­rinja, dan pula oleh kekurangan bekal, belum banjak jang nekat meninggalkan Indonesia, untuk mentjari kerdja di lain-lain negeri, dengan iktikad: “ubi bene, ibi patria: di mana aturan-kerdja bagus, di situlah tanah-air saja”,—sebagai ka­ um bu­ruh di Eropah jang mendjadi tidak tetap rumah dan ti­ dak tetap tanah-air oleh karenanja. Dan djikalau ingat akan hal-hal ini semuanja, maka me­ re­ka nistjaja ingat pula akan salahnja memerangi pergerakan bangsanja jang nasi­o­nalistis adanja. Nistjaja mereka ingat pu­la akan teladan-teladan pe­mim­pin-pemimpin Marxis di lain-la­in negeri, jang sama bekerdja ber­sama-sama dengan kaum-ka­um nasionalis atau kebangsaan. Nis­tja­­ja meraka ingat pula akan teladan pemimpin-pemimpin Marxis di n ­ e­­geri Tiongkok, jang dengan ridla hati sama menjokong usahanja ka­um Nasionalis, oleh sebab mereka insjaf bahwa negeri Tiongkok itu per­tamatama butuh persatuan nasional dan kemerdekaan nasional adanja. Demikian pula, tak pantaslah kaum Marxis itu ber­ mu­suhan dan berbentusan dengan pergerakan Islam jang sungguh-sungguh. Tak pantas mereka memerangi pergerak­ an, jang, sebagaimana sudah kita uraikan di atas, dengan te­ rang-terangnja bersikap anti kapitalisme; tak pantas se­ me­re­ka memerangi suatu pergerakan jang dengan sikapnja an­ti-riba dan anti-bunga dengan seterang-seterangnja ialah anti-meerwaarde pula; dan tak pantas mereka memerangi suatu pergerakan jang dengan seterang-terangnja mengedjar kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan, dengan se­te­ rang-terangnja mengedjar nationale autonomie. Tak pantas



8/18/2014 9:16:40 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 36



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 36



001/I/14



me­reka bersikap demikian itu, oleh karena taktik Marxismebaru terhadap agama adalah berlainan dengan taktik Marx­is­ me-dulu. Marxisme-baru adalah berlainan dengan Marxisme dari tahun 1847, jang dalam “Manifes komunis” mengatakan, bahwa agama itu harus di-“abschaffen” atau dilepaskan ada­ nja. Kita harus membedakan Historis-Materialisme itu dari pa­da Wijsgerig-Materialisme; kita harus memperingatkan, bah­wa maksudnja Historis-Materialisme itu berlainan da­ ri pa­ da maksudnja Wijsgering-Materialisme tahadi. Wijs­ ge­rig-Materialisme memberi djawaban atas pertanjaan: ba­ gai­ma­na­kah hubungannja antara fikiran (denken) dengan benda (materie), bagaimanakan fikiran itu terdjadi, sedang Historis-Materialisme memberi djawaban atas soal: sebab apakah fikiran itu dalam suatu zaman ada begitu atau begini; wijsgerig-materialisme menanjakan adanja (wezen) fikiran itu; historis-materialisme menanjakan sebab-sebabnja fi­kir­ an itu berobah; wijsgerig-materialisme mentjari asalnja fi­kir­ an, historis-materialisme mempeladjari tumbuhnja fi­kir­an; wijsgerig-materialisme adalah wijsgerig, historis-ma­te­ri­al­ isme adalah historis. Dua faham ini oleh musuh-musuhnja Marxisme di Ero­ pah, terutama kaum geredja, senantiasa ditukar-tu­kar­kan, dan senantiasa dikelirukan satu sama lain. Dalam pro­pa­gan­ da­nja anti-Marxisme mereka tak berhenti-henti meng­usa­ ha­kan kekeliruan faham itu; tak berhenti-henti mereka me­ nu­duh-nuduh, bahwa kaum Marxisme itu jalah kaum jang mempeladjarkan, bahwa fikiran itu hanjalah suatu pe­nge­lu­ ar­an sahadja dari otak, sebagai ludah dari mulut dan sebagai empedu dari limpa; tak berhenti-henti mereka namakan ka­ um Marxis suatu kaum jang menjembah benda, suatu kaum jang bertuhankan materi.



8/18/2014 9:16:40 AM



N asionalisme I ndonesia , I slamisme M enggugat , dan M arxisme



www.boxnovel.blogspot.com 37



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 37



001/I/14



Itulah asalnja kebentjian kaum Marxis Eropah terhadap kaum geredja, asalnja sikap perlawanan kaum Marxis Eropah terhadap kaum agama. Dan perlawanan ini bertambah se­ ngit­nja, bertambah kebentjiannja, di mana kaum geredja itu memakai-makai agamanja untuk melindung-lindungi ka­pi­tal­ isme, memakai-makai agamanja untuk membela keperluan ka­um atasan, memakai-makai agamanja untuk mendjalankan politik jang reaksioner sekali. Adapun kebentjian pada kaum agama jang timbulnja da­ ri sikap kaum geredja jang reaksioner itu, sudah didjatuhkan pula oleh kaum Marxis kepada kaum agama Islam, jang ber­la­ in­an sekali sikapnja dan berlainan sekali sifatnja dengan ka­ um geredja di Eropah itu. Di sini agama Islam adalah agama kaum jang di “bawah”. Sedang kaum jang memeluk agama Ke­ris­ten adalah kaum jang bebas; di sana agama Keristen ada­lah agama kaum jang di “atas”. Tak boleh tidak, suatu agama jang anti-kapitalisme, agama kaum jang tak merdeka, agama kaum jang di “bawah” ini; agama jang menjuruh men­tjari kebebasan, agama jang melarang mendjadi kaum “bawahan”,—agama jang demikian itu pastilah menimbulkan sikap jang tidak reaksioner, dan pastilah menimbulkan suatu perdjoangan jang dalam beberapa bagian sesuai dengan per­ djoangan Marxisme itu. Karenanja, djikalau kaum Marxisme ingat akan per­be­da­ an kaum geredja di Eropah dengan kaum Islam di Indonesia ini, maka nistjaja mereka mengadjukan tangannja, sambil ber­ ka­ta: saudara, marilah kita bersatu. Djikalau mereka meng­ har­gai akan tjontoh-tjontoh saudara-saudaranja seazas jang sa­ma bekerja bersama-sama dengan kaum Islam, sebagai jang terdjadi di lain-lain negeri, maka nistjajalah mereka meng­ikuti tjontoh itu pula. Dan djikalau mereka dalam pada itu djuga bekerdja bersama-sama dengan kaum Nasionalis



8/18/2014 9:16:40 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 38



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 38



001/I/14



atau kaum kebangsaan, maka mereka dengan tenteram-hati bo­leh berkata: kewadjiban kita sudah kita penuhi. Dan dengan memenuhi segala kewadjiban Marxis-mu­ da ta­hadi itu, dengan memperhatikan segala perobahan teo­ ri azasnja, dengan mendjalankan segala perobahan taktik per­ge­rak­an­nja itu, mereka boleh menjebutkan diri pembela rakjat jang tulus-hati, mereka boleh menjebutkan diri garamnja rakjat. Tetapi Marxis jang ingkar akan persatuan, Marxis jang kolot-teori dan kuno-taktiknja, Marxis jang memusuhi per­ge­ rak­an kita Nasionalis dan Islamis jang sungguh-sungguh,— Marxis jang demikian itu djanganlah merasa terlanggar ke­ hor­mat­annja djikalau dinamakan ratjun rakjat adanja! Tulisan kita hampir habis. Dengan djalan jang djauh kurang sempurna, kita mentjo­ ba membuktikan, bahwa faham Nasionalisme, Islamisme dan Marxisme itu dalam negeri djadjahan pada beberapa bagian menutupi satu sama lain. Dengan djalan jang djauh kurang sempurna kita menundjukkan teladan pemimpin-pemimpin di lain negeri. Tetapi kita jakin, bahwa kita dengan terangben­derang menundjukkan kemauan kita mendjadi satu. Kita ja­kin, bahwa pemimpin-pemimpin Indonesia semuanja in­sjaf, bahwa Persatuanlah jang membawa kita ke arah ke-Besar­an dan ke-Merdekaan. Dan kita jakin pula, bahwa, walaupun fi­ kiran kita itu tidak mentjotjoki semua kemauan dari masingmasing fihak, ia menundjukkan bahwa Persatuan itu bisa ter­ tjapai. Sekarang tinggal menetapkan sahadja organisasinja, ba­gai­mana Persatuan itu bisa berdiri; tinggal mentjari or­ ga­ ni­ sa­ tor­ nja sahadja, jang mendjadi Mahatma Persatuan itu. Apa­kah Ibu-Indonesia, jang mempunjai Putera-putera sebagai Oemar Said Tjokroaminoto, Tjipto Mangunkusumo dan Semaun,—apakah Ibu-Indonesia itu tak mempunjai pula



8/18/2014 9:16:40 AM



N asionalisme , I slamisme ,



dan



M arxisme



Pu­tera jang bisa mendjadi Kampiun Persatuan itu? Kita harus bisa menerima; tetapi kita djuga harus bisa memberi. Inilah rahasianja Persatuan itu. Persatuan tak bi­ sa ter­djadi, kalau masing-masing fihak tak mau memberi se­ dikit-sedikit pula. Dan djikalau kita semua insjaf, bahwa kekuatan hidup itu letaknja tidak dalam menerima, tetapi dalam memberi; dji­kalau kita semua insjaf, bahwa dalam pertjerai-beraian itu letaknja benih perbudakan kita; djikalau kita semua insjaf, bah­wa permusuhan itulah jang mendjadi asal kitapunja “via dolorosa”; djikalau kita insjaf, bahwa Roch Rakjat Kita masih pe­nuh kekuatan untuk mendjundjung diri menudju Si­nar jang Satu jang berada di tengah-tengah kegelapan-gumpi­ta jang mengelilingi kita ini,—maka pastilah Persatuan itu ter­ djadi, dan pastilah Sinar itu tertjapai djuga. Sebab Sinar itu dekat!



www.boxnovel.blogspot.com 39



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 39



001/I/14



Suluh Indonesia Muda, 1926



8/18/2014 9:16:40 AM



Foto bertandatangan untuk Mieczysław Glanc [1923–1991], seorang Kolonel berkebangsaan Polandia, 1959.



www.boxnovel.blogspot.com



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 40



001/I/14



Commons wiKimedia



8/18/2014 9:16:41 AM



I ndonesia M enggugat



INDONESIA MENGGUGAT Pledoi Bung Karno di Hadapan Pengadilan Kolonial Belanda [Naskah Mr. Sartono]



www.boxnovel.blogspot.com 41



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 41



001/I/14



1930



8/18/2014 9:16:41 AM



Indonesia Menggugat



Pendahuluan Tuan-tuan Hakim jang terhormat. Tatkala kami pada tanggal 16 Juni 1930 di dalam surat-tjhabar mem­ ba­ tja pidato-pembukaan Volksraad1 oleh gouverneur-ge­ne­raal,2 jang an­ta­ra lain-lain hal berisi pula permakluman, bah­ wa kami akan te­ rus dituntut di muka pengadilan, maka tat­kala itu djuga kami ber­kata: “Ini mendjadi proces jang meng­gemparkan!” Memang sedari mula diadakan penggrebekan dan tang­kapan-tang­kap­an pada hari 29 December 1929,3 maka kekagetan jang me­le­­­tus di da­lam udara pergaulan hidup Indonesia dan negeri Belan­ da itu tak ber­ hen­ ti­ lah terus mengumandangnja,—perhatian dan ke­­gem­­par­­an itu te­rus­ lah menggetarkan udara-politiek Indonesia dan ne­­ge­ri Be­ lan­da sam­pai pada hari ini. Dan perhatian itu bukanlah sekali-kali berhubung de­ ngan di­ri-ka­mi persoonlijk,4 tetapi ialah disebabkan oleh 1. 2. 3. 4.



Dewan Rakyat—peny. gubernur jenderal—peny. Bung Karno ditangkap pada 29 Desember 1929 di rumah Mr. Soejoedi di Yogyakarta, setelah beliau berpidato tentang perang di Pasifik pada malam sebelumnya—peny. pribadi, sendiri—peny. www.boxnovel.blogspot.com



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 42



001/I/14



Proces politiek



8/18/2014 9:16:41 AM



I ndonesia M enggugat



makna­nja proces ini,—sua­tu proces terhadap pada suatu pergerak­an jang me­mang sedari la­hir­nja adalah hidup di dalam pusatnja per­ha­ti­an, perhati­an kawan-ka­wan­nja dan per­ha­ti­an musuh-mu­suh­nja. Per­ha­ti­an dan ke­gem­paran itu adalah me­le­bihi per­ha­ti­an dan kegemparan di za­man­nja proces “afdeeling B”,5 me­­le­­bihi perhatian dan kegemparan di za­man­­nja proces-proces “PKI”,6 me­­le­­bihi per­ha­ti­an dan kegemparan di za­man pro­ces manapun djuga,—tak lain tak bu­kan, jakni oleh karena proces ini ada­lah proces ter­ha­dap suatu pergerakan, jang me­nu­rut kata Middendorp adalah de­ngan se­be­nar-be­­nar­nja “da­ging­nja daging dan darahnja darah” se­ge­nap per­ge­rak­an na­sio­na­list di Indonesia adanja. Tak usahlah kami uraikan lagi, bahwa proces ini ada­lah pro­ces politiek; ia, oleh karenanja, di dalam pe­me­rik­sa­ annja, ti­dak bo­leh dipisahkan daripada soal-soal po­li­ tiek jang mendjadi sifat dan azasnja pergerakan ka­mi, dan jang men­djadi njawanja fi­kir­an-fikiran dan tin­dak­ an-tin­dak­an kami; ia di dalam pe­me­rik­sa­annja ha­rus me­ ma­suk­kan soal-soal politiek itu di dalam gedung mah­ka­mat ini, agar supaja Tuan-tuan Hakim bisa mengarti se­ga­la azas dan sifatnja pergerakan kami itu, mengarti segala se­bab-se­­ bab dan maksud-maksudnja tindakan-tindakan atau per­ka­ ta­an-per­ka­taan kami jang mendjadi pemeriksaan Tuan-tuan itu. Tuan-tuan Hakim jang terhormat, kami tidak sjak wa­ sang­­ka, ka­mi pertjaja, bahwa Tuan,—bagaimana djuga ba­ rang­ka­li Tuan pu­nja kejakinan politiek—,kami pertjaja bah­ wa tu­an ada berdiri sa­ma-tengah. Maka oleh karenanjalah kami ter­se­njum akan tjaranja su­rat-surat-chabar, mitsalnja 6.



Afdeling B ialah sayap lain dari Sarikat Islam di bawah pimpinan Semaun yang membentuk serikat-serikat buruh. Sejak 1920 serikat buruh itu bergabung ke dalam PKI dan pada 1926 melakukan pemberontakan terhadap Belanda—peny. Proses PKI yang dimaksud di sini ialah perlakuan pemerintah Belanda terhadap pemberontak PKI pada 1926 di Jawa dan pada 1927 di Sumatra. Waktu itu sekitar 15.000 orang ditangkap. PKI kemudian dinyatakan sebagai organisasi terlarang— peny. www.boxnovel.blogspot.com 43



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 43



001/I/14



5.



8/18/2014 9:16:41 AM



P anca A zimat R evolusi



Hakim dalam proces politiek



A.I.D de Preangerbode7 atau lain-lain su­ rat-chabar jang bentji kepada kami dan pergerakan kami, mengha­sut ke­­pa­ da Tuan-tuan Hakim bahwa di dalam proces ini kami tentu akan men­dapat hukuman, jakni bahwa “putusan bebas tak bisa dja­di”. Ka­mi tersenjum pula, oleh karena surat-suratchabar jang demikian itu ada­lah menundjukkan moraalnja jang sebenarnja.



Kami tidak tahu apa-apa tentang Tuan-tuan punja kejakinan po­ li­ tiek. Kamipun tidak perlu mengetahuinja. Tapi kami pertjaja bah­wa peringatannja Mr. Dr. Schumann tak perlu bagi Tuan-tuan, jakni per­ingatan bahwa: “Adalah menarik hati untuk menghukum si peng­ha­sut, dju­ga karena ia musuh di lapangan politiek”.8



“Het is zoo verleidelijk om in den opruier tevens te straffen den tegenstander op politiek gebied”.9



Kami pertjaja, kami jakin, bahwa djuga peringatan Prof. Molen­gra­aff ada tak perlu bagi Tuan; Prof. Molengraaff jang mengatakan, bah­wa: “Pihak jang kita senangi, itulah jang kita pandang benar”,



“Aan de zijde waar onze sympathie is, door ons allicht ook het recht wordt govonden”.10



www.boxnovel.blogspot.com 44



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 44



001/I/14



AID de Preangerbode ialah surat kabar Belanda di Indonesia, berbahasa Belanda. Koran ini telah lebih dahulu menyalahkan Bung Karno sebelum proses peradilan berlangsung—peny. 8. Dalam buku Pleidooi Indonesische Studenten [Pembelaan Mahasiswa Indonesia] karangan Duys dikutip pendapat-pendapat ahli hukum antara lain Schumann, Molengraaff, Van Houten. Para mahasiswa yang diadili di Nederland tersebut adalah Hatta, Ali Sastroamidjojo, dkk—peny. 9. Bij Duys, Pledooi Indonesische Studenten. 10. Idem. 7.



8/18/2014 9:16:41 AM



I ndonesia M enggugat



—meskipun barangkali Tuan-tuan (kami tidak tahu) seperti sepan­ djang kata Mr. van Houten, ada termasuk dalam golongan-golongan ha­kim jang “karena djuga manusia, tidak selamanja berdiri di luar se­suatu perdjoangan”, “ook menschen zijnde, niet altijd staan buiten een con­flict”,11



malahan barangkali berdiri



“di tengah-tengah pergerakan politiek”,



atau



“midden in de politieke beweging”,12



“ikut mempunjai bagian di dalam tiap-tiap perdjoangan”. “een werkzaam aandeel in elken strijd nemen”.13



Kami ulangi lagi: Kami pertjaja bahwa Tuan-tuan Hakim ada berdiri sama-tengah. Dan djikalau nanti kami uraikan se­ ga­la kami punja kejakinan politiek, djikalau nanti kami be­ ber­kan segala sifat-sifat P.N.I. dan segala penglihatan-peng­ li­hat­an atau ideologie-ideologie kami, djikalau nanti ka­mi masukkan “politiek” di dalam gedung mahkamah ini, ma­ka itu bukan untuk mempropagandakan kebenaran ka­mi­pu­ nja kejakinan itu, melainkan hanjalah supaja Tuan-tuan bisa me­nge­tahui azas, sifat dan actienja P.N.I., dan bisa menaker, bi­ sa mengerti, bisa begrijpen kamipunja penglihatan



www.boxnovel.blogspot.com 45



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 45



001/I/14



11. Idem. 12. Idem. 13. Idem.



8/18/2014 9:16:41 AM



P anca A zimat R evolusi



Artikelartikel dan tuduhantuduhan seperti karet



politiek,—dan dus14 begrijpen15 isi dan maksudnja segala per­ka­ta­an-perkataan dan tindakan-tindakan kami jang Tuantuan periksa dalam proces ini. Bagian jang bersangkutan dengan hukuman adalah bagiannja kami punja pembelapembela Mr. Sastromoeljono cs.16



Sebab, Tuan-tuan Hakim, kami di sini didakwa bersalah men­ dja­lankan hal-hal, jang sangat sekali memberi kesempat­an lebar pada subjectief-oordeel, jakni pada pendapat jang kurang sama-tengah. Kami didakwa melanggar artikel 169 jang di da­lam acte-tuduhannja berisi tuduhan-tuduhan pelanggaran ar­ti­kel-artikel pemberontakan, artikel 161 bis, artikel 171 hu­kum-sik­sa.17 Kami didakwa mendjalankan hal-hal jang di dalam buku hukum-siksa itu dikalimahkan dengan tjara jang membuka djalan bagi subjectiviteit itu,—subjectiviteit atas per­ta­njaan “apakah jang dinamakan menjindir”, “apakah jang dinamakan voorwaardelijk”,18 “apakah jang dinamakan de­ ngan kata-kata tertutup”—subjectiviteit atas pertanjaan “apa­ kah jang dinamakan ketertiban umum”, “apakah jang di­na­ma­ kan me­lang­gar”,—subjectiviteit atas pertanjaan “apa­kah jang dinamakan membangun rasa”, subjectiviteit atas pertanjaan “apakah jang dinamakan chabar-bohong”, “apa­kah jang di­ na­ma­kan peri-kehidupan economie dari per­ga­ul­an hidup”, dan lain-lain sebagainja. Terutama sekali ar­ti­kel-artikel 161 bis 153 bis sangatlah sekali membuka ke­sem­pat­an lebar pa­ da subjectiviteit-oordeel19 itu. Kita, kaum po­li­tiek In­do­ne­sia,



www.boxnovel.blogspot.com 46



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 46



001/I/14



14. maka—peny. 15. memahami—peny. 16. Tim pembela Bung Karno di Landraad Bandung itu ialah Mr. Sartono, Mr. Sastromoeljono, Mr. Soejoedi, dan Idih Prawiradiputra—peny. 17. Artikel 153 bis dan ter memberi wewenang kepada gubernur jenderal untuk menjatuhkan vonis terhadap tokoh politik tanpa proses peradilan—terkenal dengan istilah “internir” (dibuang di dalam negeri) dan “eksternir” (dibuang ke luar negeri)—peny. 18. bersyarat—peny. 19. pendapat subjektif—peny.



8/18/2014 9:16:41 AM



www.boxnovel.blogspot.com 47



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 47



Sukarno, circa 1950. koleksi iwan siswo



001/I/14



I ndonesia M enggugat



8/18/2014 9:16:41 AM



P anca A zimat R evolusi



ki­ta sedjak mula-mulanja artikel-artikel ini di­ter­bit­kan, ti­dak berhenti-berhentilah mengritieknja, tidak berhenti-ber­hen­ ti­lah memprotestnja. Kita anggap artikel-ar­ti­kel ini sebagai sua­tu halangan besar bagi mendjalankan “hak berserikat dan ber­kum­pul”, jang toch tadinja sudah ter­an­tjam sekali oleh ada­nja “haatzaai-arti-kelen” (artikel-artikel pentjegah me­ nje­bar rasa kebentjian), oleh adanja “hak penDigulan” dan se­ba­gai­nja itu. Kalau “haatzaai-artikelen” itu sudah tersohor de­ngan nama “aturan karet jang kliwat kekaretannja”, “aller-ergerlijkst elastieke bepaling”,



nama apakah harus dikasihkan kepada mitsalnja artikel 153 bis itu? Tiada salahnja, kalau Tuan Mendels di dalam TweedeKamer Staten-Generaal,20—algemeene beschowingen In­dis­ che begrooting21 1926—,menjebutkan artikel ini “artikel hukum-siksa jang mendirikan bulu”,



jang ia



“een horribel strafwetartikel”,



“di dalam tahun-tahun jang achir ini belum pernah djumpakan”. “in de laastste jaren nog niet ontmoet”.



Ia mengatakan,



“Tetapi, kalau begitu, djanganlah bilang, bahwa di sini ada aturan-hukum”:



www.boxnovel.blogspot.com 48



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 48



001/I/14



20. Majelis Rendah Parlemen Belanda Parlemen. Belanda mengenal dua majelis, Majelis Rendah [Tweede Kamer] dan Majelis Tinggi [Eerste Kamer]. Gabungan kedua majelis ini disebut Staten-Generaal—peny. 21. pemandangan umum tentang anggaran belanja Hindia-Belanda—peny.



8/18/2014 9:16:41 AM



I ndonesia M enggugat



“Maar laat men dan niet meer spreken van een rech­stoestand”:



Ja, ia mengatakan:



“Ini adalah kesewenang-wenangan wet di dalam tangan”. “Het is de terreur met de wet in de hand”.



Tuan-tuan Hakim, kami harap, kami pertjaja, bahwa di dalam Tuan-tuan punja tangan, artikel ini tidak dibikin sewenangwenang! En toch berhubung dengan kekaretan artikel-artikel jang diantjamkan atas diri kami-orang itu, berhubung pula dengan soal, jang oleh Prof. Simons disebutkan:



Kejakinan kita harus diperingati



“Soal, sampai berapa djauh dan bagaimana hu­ kum-sik­sa itu harus memperingati kejakinan­nja ter­dak­wa”, “de vraag, in hoeverre en op welke wijze het straf­ recht rekening moet houden met de overtuiging van den dader”,



atau berhubung dengan apa jang diperingatkan oleh Mr. Dr. Schumann, bahwa hakim harus “memperingati keadaan-keadaan, memperingati me­­la­rat-makmurnja penduduk, memperingati ada atau tidak-ada­nja se­bab-sebab jang memaksakan ke­­pa­da terdakwa men­dja­lan­kan perbuatannja itu.”



“rekening houden met de verschillende omstan­ dig­heden,­—met de meerdere of mindere wel­vaart der be­volking, met de meerdere of min­dere pro­ vo­catie”.22 www.boxnovel.blogspot.com 49



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 49



001/I/14



22. Bij Duys t. a. p.



8/18/2014 9:16:41 AM



P anca A zimat R evolusi



maka perlu sekalilah kami uraikan kepada Tuan-tuan segala ba­gi­an-bagiannja kami punja kejakinan-politiek jang terpenting, be­ser­ta bagian-bagiannja pergerakan P.N.I. jang perlu-perlu,—agar su­pa­ja Tuan-tuan lantas bisa mengerti dengan gampang, bahwa P.N.I. dan kami-orang tidaklah bersalah atas hal-hal jang dituduhkan se­mua­nja. Maaflah, Tuan-tuan Hakim, kalau kami di dalam pidato ini minta Tu­an-tuan punja perhatian sampai berdjam-djam lamanja. Maaflah pu­la, kalau kami di sana-sini mendalilkan beberapa dalil dari beberapa bu­ku, sebab dalil-dalil itu perlu sekalilah untuk membuktikan kepada Tu­an-tuan, bahwa apa jang kami utjapkan,—terutama jang pahit dan ge­tir—,bukan hisapan dari djempol kami sendiri, tetapi ialah bersendi atas pengetahuannja orang-orang bidjaksana dan tulus-hati. Atas salah satu pertanjaan Tuan Voorzitter di dalam ver­ hoor,23 ka­mi adalah mendjawab, bahwa kami dengan sikap sa­ma-te­ngah jang bagaimanapun djuga, sebagai kaum kiri adalah melihat lebih banjak kedjelekan daripada kebagusan di dalam nasib negeri dan rakjat Indonesia sekarang ini. Kami adalah terkenal sebagai pengritiek nasibnja negeri dan rak’at jang djelek itu. Kami memang sering mendjatuhkan critiek di atasnja. Tetapi kami tak pernahlah mengutjapkan critiek jang palsu, kami tak pernahlah meninggalkan sikap jang adil. Sikap kami jang adil itu, akan mendapatlah bukti-bukti di dalam se­dikit angka-angka jang njata. Dengan permintaan maaf jang demikian itu, seka­rang ka­mi mulaikan perbelaan diri kami. Imperialisme dan Kapitalisme Tuan-tuan Hakim jang terhormat! Di dalam actie kami sering-seringlah kedengaran kataka­ta “ka­­pi­tal­isme” dan “imperialisme”. Di dalam proces ini, www.boxnovel.blogspot.com 50



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 50



001/I/14



23. penyelidikan, pemeriksaan—peny.



8/18/2014 9:16:41 AM



I ndonesia M enggugat



Karikatur Fikiran Rakjat, 9 September 1932. Di tengah malaise dan cekcok para pemimpin, Bung Karno memperingatkan, "Buat keseribu kalinja Bung Karno berteriak: Kaum Marhaen bersatulah!"



www.boxnovel.blogspot.com 51



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 51



001/I/14



dua per­­ka­­ta­­an inipun mendjadi penjelidikan. Kami antara la­ in di­tu­duh memaksudkan bangsa Belanda dan bangsa asing lain, kalau umpamanja, kami berkata “kapitalisme ha­rus di­le­ njap­kan”. Kami dituduh membahajai pemerintah kalau kami ber­seru “rubuhkanlah imperialisme”. Ja, kami dituduhkan berka­ta bahwa kapitalisme = bangsa Belanda serta bangsa asing la­ in, dan bahwa imperialisme = pemerintah jang sekarang! Adakah bisa djadi benar tuduhan ini? Tuduhan ini tidak bisa djadi benar. Kami tidak pernah, mengatakan bahwa



8/18/2014 9:16:42 AM



P anca A zimat R evolusi



kapi­tal­is­me = bangsa asing, tidak pernah mengatakan bah­wa imperialisme = pemerintah; kami pun tidak pernah me­mak­ sud­kan bangsa asing kalau kami berkata kapitalisme, ti­dak per­nah memaksudkan pemerintah atau openbare-or­de24 atau apa sadja kalau kami berkata imperialisme. Kami me­ mak­sud­kan kapitalisme kalau kami berkata kapitalisme; kami memaksudkan imperialisme kalau kami berkata imperi­al­isme! Apa dan artinja kapitalisme? Tuan-tuan Hakim, di dalam verhoor sudah kami katakan: Kapitalisme adalah stelsel25 pergaulan-hidup jang tim­ bul da­ri­pa­da tjara-productie26 jang memisahkan kaum bu­ ruh da­ri alat-alat productie.27 Kapitalisme adalah timbul da­ri ini tja­ra-productie, jang oleh karenanja, mendjadi se­bab­­nja um-bu­­ ruh meer­waar­de28 tidak djatuh dalam tangannja ka­ me­la­in­kan djatuh di dalam tangannja kaum ma­dji­kan. Ka­pi­ tal­­is­­me, oleh karenanja pula, adalah me­nje­bab­kan ka­pi­taal­ accu­mu­latie,29 kapitaalconcentratie,30 ka­pi­ta­al­cen­tra­tie31 dan industrieele-reservearmee.32 Kapitalisme adalah mempunjai arah kepada Verelendung.33 Haruskah kami di dalam pidato ini masih lebih lebar la­gi meng­uraikan, bahwa kapitalisme itu bukan suatu ba­dan, bu­ kan manusia, bukan suatu bangsa,—tetapi ialah sua­tu fa­­ham, sua­tu begrip,34 suatu stelsel? Haruskah kami me­nun­djuk­kan



www.boxnovel.blogspot.com 52



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 52



001/I/14



24. ketertiban umum—peny. 25. sistem—peny. 26. Productie = pembikinan sesuatu barang. 27. Alat-alat productie jaitu mitsalnja mesin-mesin, fabriek-fabriek dll. 28. Tambahnja harga oleh kerdjanja jang membikin [nilai lebih atau meerwaade ialah kelebihan hasil yang diterima majikan dari produksi kaum buruh—peny]. 29. Penimbunan kapitaal. 30. Kapital ketjil-ketjil mendjadi satu kapitaal besar. 31. kapitaal besar-besar mendjadi satu kapitaal besar. 32. Tentara kaum werkloos [barisan penganggur—peny]. 33. Memeralatkan kaum-buruh. 34. pengertian—peny.



8/18/2014 9:16:42 AM



I ndonesia M enggugat



lebih lanjut, bahwa kapitalisme itu ialah stelselnja tja­ra-pro­ ductie, sebagai jang kami telah terangkan dengan singkat itu? Ach, Tuan-tuan Hakim, kami rasa tidak. Sebab tidak ada satu intellectueel jang tidak mengetahui artinja kata itu. Tidak ada satu hal di dunia ini, jang begitu sudah diselidiki dari kananki­ri, luar-dalam, sebagai kapitalisme itu. Tidak ada satu hal di du­­nia ini, jang begitu besar literatuurnja (pustakanja), se­ ba­ gai kapitalisme itu—hingga berpuluh-puluh djilid, berpuluh-puluhan ribu studiën35 dan standaardwerken36 dan brochures. Tetapi arti perkataan imperialisme? Imperialisme dju­­­ ga sua­tu faham, imperialisme djuga suatu begrip. Ia bu­­kan se­ba­gai jang dituduhkan pada kami itu. Ia bukan amb­te­naar B.B.,37 bukan pemerintah, bukan gezag,38 bukan ba­dan apapun djua. Ia adalah suatu nafsu, suatu stelsel me­ngua­sai atau mempengaruhi economie bangsa lain atau ne­ge­ri bangsa la­ in,—suatu sistem overheerschen39 atau be­heer­schen40 eco­ no­mie atau negeri bangsa lain. Ini adalah sua­tu ver­schijn­sel,41 suatu “kedjadian” di dalam pergaulan hi­dup, jang tim­bul­nja ialah oleh keharusan-keharusan atau nood­wen­dig­he­den di da­ lam ge­ rak­ nnja “economie-bangsa”, selama ada “eco­ no­ mie-ne­ge­ri”, selama itu dunia economie suatu negeri atau se­sua­tu bangsa. Selama ada “economie bangsa”, selama ada “eco­no­mie negeri”, selama itu dunia melihat imperialisme. Ia ki­ta dapatkan di dalam nafsunja burung Garuda Romein ter­ bang ke mana2, menakluk2kan negeri-negeri se­kelilingnja dan di luarnja Lautan-Tengah. Ia kita dapatkan di dalam



www.boxnovel.blogspot.com 53



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 53



001/I/14



35. kajian—peny. 36. buku-buku standar—peny. 37 B.B. singkatan dari binnenlands bestuur: pegawai pemerintah, pegawai negeri, pamong praja pemerintahan Belanda atau sering juga disebut amtenar—peny. 38. kekuasaan—peny. 39. mendominasi—peny. 40. mengatur, mengendalikan, menguasai, mempengaruhi—peny. 41. fenomena—peny.



8/18/2014 9:16:42 AM



P anca A zimat R evolusi



nafsu bang­sa Spanjol menduduki negeri Belanda un­tuk bisa mengalahkan Inggeris, ia kita dapatkan di dalam nafsu­nja Keradjaan Timur Çriwidjaja menaklukkan negeri penan­djung Melaka, menaklukkan Keradjaan Melaju, mempengaruhi ru­­ mah-tangganja negeri Kambodja atau Campa. Ia kita da­pat­ kan di dalam nafsu negeri Madjapahit menaklukkan dan mem­pe­nga­ruhi semua ke-pulauan Indonesia, dari Bali sam­ pai Borneo, dari Sumatra sampai Maluku. Ia kita dapatkan di dalam nafsu Keradjaan Japan menduduki penandjung Korea, mempengaruhi negeri Manchuria, menguasai pulau-pulau di Laut­an-Teduh. Imperialisme adalah terdapat di semua zaman “perekonomian bangsa”, terdapat pula semua bangsa jang eco­nomienja sudah butuh pada imperialisme itu. Bukan pada bangsa kulit-putih sahadja ada imperialis­ me, tetapi djuga pada bangsa kulit-kuning, djuga pada bang­ sa kulit-hitam, djuga pada bangsa kulit-merah sawo sebagai kami,—sebagai terbukti di dalam zaman Çriwidjaja dan dja­ man Majapahit; imperialisme adalah suatu “economische ge­ de­ter­mineerde noodwendigheid”, suatu keharusan jang di­ tentukan oleh rendah tingginja economie sesuatu pergaulan hidup, jang tak memandang bulu. Dan sebagai jang tadi kami katakan,—Imperialisme bu­ kan­lah sahadja stelsel atau nafsu menaklukkan negeri dan bang­­sa lain, tetapi imperialisme bisa djuga hanja nafsu atau sis­tem mem­pe­ngaruhi economie negeri dan bangsa lain! Ia tak usah didjalankan dengan pedang atau bedil atau meriam atau ka­pal perang, tak usah berupa “pelebaran negeri-daerah de­ngan kekerasan sendjata” sebagai jang diartikan oleh van Kol,42—te­ta­pi ia bisa djuga berdjalan hanja dengan “putar li­



www.boxnovel.blogspot.com 54



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 54



001/I/14



42. Tweede-Kamer Staten-Generaal 22 November 1901. [Van Kol Henri Hubert (1852– 1925) ialah seorang sosialis Belanda yang turut mendirikan Sociaal Democratische Arbeiders Partij (SDAP) dan pernah jadi Menteri Jajahan. Kata-kata tersebut di­ ucapkan Van Kol dalam sidang Tweede Kamer, 22 November 1901—peny].



8/18/2014 9:16:42 AM



I ndonesia M enggugat



dah” atau tjara “halus-halusan” sadja, bisa djuga berdjalan ha­ nja dengan “putar-lidah” atau tjara “halus-halusan” sahadja, bisa djuga berdjalan dengan tjara “penetration pacifique”. Terutama di dalam sifatnja mempengaruhi (be­heer­ schen) ru­mah tangganja bangsa lain, maka imperialisme za­ man se­ka­rang sama berbuah “negeri-negeri mandaat” alias “man­daatgebieden”, daerah-daerah pengaruh” alias “invlo­ eds­sferen” dan lain-lain sebagainja, sedang di dalam sifat­nja me­naklukkan negeri orang lain, imperialisme itu berbuah negeri djadjahan,—koloniaalbezit.



www.boxnovel.blogspot.com 55



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 55



Imperialisme tua dan modern



001/I/14



Dan bukan sadja di dalam dua matjam itu imperialisme bisa kita bagikan,—imperialisme bisalah djuga kita bagikan da­lam imperialisme-tua dan modern-imperialisme. Tidaklah be­sar beda antara imperialisme-tua daripada bangsa Portegis atau Spanjol atau East India Company Inggeris atau Oost Indische Compagnie Belanda dalam abad ke-16, ke-17, dan ke-18—de­ ngan modern-imperialisme jang kita lihat di dalam abad ke19 atau ke-20, modern-imperialisme jang mulai mendjalar ke ma­na-mana sesudah modern-kapitalisme bertachta ke­ra­ dja­an di benua Eropah dan di benua Amerika-Utara? Modern-imperialisme,—modern-imperialisme jang ki­ni meradjalela di seluruh benua dan kepulauan Asia dan jang ki­ ni kami musuhi itu,—modern-imperialisme itu adalah anak­ nja mo­dern-kapitalisme.—Modern-imperialismepun sudah mem­pu­njai literatuur,—tetapi belum begitu terkenallah di da­lam ar­ti-artinja dan rahasia-rahasianja sebagai soal ka­pi­ tal­is­me. Modern-imperialisme itu, oleh karenanja, Tuan-tu­ an Ha­kim, mau kami dalilkan artinja agak lebar sedikit dari bu­ku-buku satu dua. Kami tidak akan mendalilkan bukunja Stern­berg “Der Imperialismus” jang walau sangat menarikhati dan tinggi-ilmu, toh rada “kering” itu, rada “droog” buat



8/18/2014 9:16:42 AM



P anca A zimat R evolusi



mendengarkannja,—kami mendalilkan Mr. Pieter Jelles Troelstra,43 itu pemimpin Belanda jang baru wafat, jang menulis: “Jang saja artikan dengan imperialisme ialah: ke­ dian pergaulan-hidup, jang terdjadi karena dja­ mo­­dal-besar dari sesuatu negeri jang kebanjakan ada di bawah kekuasaannja bank-bank, mem­per­ usa­­ha­­kan poltiek-luar-negeri daripada negeri itu gu­na kepentingannja modal-besar itu sendiri.



Kemadjuan abad jang ke-sembilan-belas jang tje­ pat itu sudahlah melahirkan suatu persaingan ma­ti-ma­tian di atas lapang perusahaan-tanah dan per­usa­ha­an-kepaberikan. Salah satu hatsilnja persaingan ini ialah bahwa, pa­da penghabisan abad itu, politiek “melindungi ne­ge­ri sendiri” makin lama makin laku.



Kepaberikan-besar sudahlah lahir, djumlahnja ba­ rang-barang jang dibikin oleh kepaberikan-besar ini sangatlah tambahnja, tetapi di negeri-sendiri ba­rang-barang itu tak bisalah habis terdjual, ma­ka timbullah keperluan mentjaharikan pa­ sar baginja di luar negeri sendiri. Tjaranja kepaberikan-besar itu mengatur ke­su­ kar­an ini de­ngan tak mengurangkan untungnja ia­­ lah: men­dju­al barang-barang itu di pasar-ne­ge­risen­di­ri jang terlindungi itu dengan harga ma­­hal, dan men­dju­al barang-barang itu di pasar lu­ar-ne­ ge­ri dengan politiek “dumping”, jakni men­dju­al ba­rang-barang itu dengan harga jang lebih mu­rah daripada harga-biasanja di situ. Maka tja­ra “me­



www.boxnovel.blogspot.com 56



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 56



001/I/14



43. Pieter Jelles Troelstra (1860-1930) ialah seorang sosialis Belanda dan pendiri SDAP bersama Van Kol. Ia menulis buku Gedenkschriften—peny.



8/18/2014 9:16:42 AM



I ndonesia M enggugat



lindungi diri sendiri dengan menjerang orang lain” ini sadja sudahlah membikin tambah “pa­nas­ nja” sikap antara negeri satu terhadap negeri jang lain.



Selainnja itu, bank-bank jang besar adalah men­dja­di makin subur, makin besar djumlah kapitalnja, jang tidak bisa diusahakan di dalam paberik-paberik da­ lam negeri-sendiri. Maka lantas mengalirlah ka­­pi­tal itu ke luar, teristimewa ke negeri-negeri jang masih belum madju economienja dan jang ke­­ku­rang­an modal. (Mitsalnja aliran kapital Pe­ ran­tjis dan Inggeris ke negeri Roes, dan aliran ka­pi­tal Belanda ke Timur). Aliran kapital keluar ini, ti­dak­lah hanja berupa aliran harta sahadja. Negeri-ne­ ge­ ri jang mengeluarkan kapital itu djuga­­lah mengirimkan mesin-mesin, mendirikan pa­berik-pa­­be­rik, membikinkan djalan-djalan ke­ re­ ta-api dan pelabuhan-pelabuhan dll. Se­ ring kali djuga ka­um kapital itu adalah lebih ber­un­ tung lagi de­ ngan memasukkan uangnja da­ lam on­der­ne­ming-on­der­neming di negeri-ne­ge­ri jang be­ lum madju eco­ no­ mie­ nja, di mana ka­ um bu­ ruh­nja murah dan di mana untung tidak ter­an­ tjam oleh arbeidswetgeving atau sesuatu hukumperburuhan”.



“Ik versta onder imperialisme dit verschijnsel, dat het grootendeels onder de macht der banken staan­de grootkapitaal van een bepaald land, de bui­ten­landsche politiek van dat land aan zijn be­ langen weet dienstbaar te maken.



www.boxnovel.blogspot.com 57



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 57



001/I/14



De snelle economische ontwikkeling van de ne­ gen­tien­deeeuw bracht met zich een verbitterde con­currentie op agrarisch en industrieel gebied.



8/18/2014 9:16:42 AM



P anca A zimat R evolusi



Dat aan het einde van die eeuw de portectie snel veld won, was een van de gevolgen. De moderne groot-industrie was ontstaan, de productiviteit van die groot-industrie was sterk opgevoerd, doch de afzet­mogelijkheden in het eigen land waren beperkt en de noodzakelijkheid bestond, afzet­ gei­bieden buiten de grenzen te vinden. Door eenerzijds op de beschermde binnenland­ sche markt de prijzen op te vooren, ander zijds op de buitenlandsche markten de dumping-tak­ tiek toe te passen, trachte de groot-industrie in de mogelijkheid te voorzien, zonder de winst aan te tasten. Deze “agressieve protectie” brachto op zichzelf reeds grootere spanning in de internationale verhoudingen teweeg. Daarnaast stond de snelle ontwikkeling der groote banken, die over steeds grooter kapitalen beschikken, waarvoor bij de binnenlandsche industrie en handel niet vol­doende plaatsing was te vinden. Hieruit vloeide voorts kapitaal-export, die zich in het bijzonder naar economische-achterlijke, kapi­taal­arme landen richtte. (Bijvde stroom van Fransch en Engelsch kapitaal naar Rusland, en van Nederlandsch kapitaal naar de Ooost). Deze kapitaaluitvoer geschiedt niet alleen in den vorm van geld. Machines worden door de kapitaal-uit­ voerende mogendheden verschaft, fabrieken ge­ bouwd, spoorwegen en havens aangelegd, enz. In vele gevallen is het voor de kapitaalbeleggers voordeeliger hun geld te exploiteeren in onder­ nemingen in economisch-achterlijke landen, waar de werkkrachten goedkoop zijn, en de winst niet door arbeids-wetgeving e.e. wordt beperkt”.44



Begitulah keterangan Mr. Pieter Jelles Troelstra. Marilah



www.boxnovel.blogspot.com 58



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 58



001/I/14



44. Gedenkschriften III p. 258.



8/18/2014 9:16:42 AM



I ndonesia M enggugat



kita sekarang mendengarkan seorang socialist lain, jakni H.N. Brailsford, pengarang Inggeris jang termashur itu.45 “Di dalam zaman sekarang, jang dinamakan ke­ jaan itu ialah pertama-tama kesempatan ka­ mendjalan­kan modal dengan untung jang besar sekali. Perampasan negeri dengan terang-terang­ an seperti zaman dulu, kini sudahlah tak laku la­gi.... Menurut concessie-concessie di luar-negeri, dan mem­bu­ka kekajaan-kekajaannja keradjaan-ke­ra­ dja­an jang lembek dan negeri-negeri jang hampir mati, itulah kini makin mendjadi perusahaan offi­ ci­eel, perusahaan nasional. Di atas tingkat ini maka bagi kaum atasan adalah lebih penting dan lebih menarik-hati, mengalir­kan uang keluar daripada mengalirkan barang-ba­rang.



Imperialisme baresnja, ialah suatu keadaan po­ li­tiek, jang ditimbulkan oleh nafsu jang makin lama makin keras daripada mo­dal jang di­tim­ bun-timbunkan di negeri-ne­ge­ri kepaberikan jang lebih madju, akan meng­ge­rak­kan diri di ne­geri-negeri jang kurang madju dan jang ku­ rang banjak penduduk”. “Rijkdom in onze dagen is in de eerste plaats de ge­ le­genheid voor buitengewoon voordeelige beleg­ ging. Verovering in den ouden zin is uit de mo­de geraakt.... Het jagen van concessies in het bui­ten­ land en het exploiteeren van de potentieele rijk­ dom­men van zwakke staten en stervende rijken wordt meer en meer een officieele onderneming, een nationale affaire.



www.boxnovel.blogspot.com 59



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 59



001/I/14



45. De oorlog van Staal en Goud [Perang baja dan emas]. Salinan van Revestein, p. 22, 51, 68. [H.N. Brailsford (1873–1958) ialah seorang intelektual dan jurnalis politik sayap kiri berkebangsaan Inggris—peny].



8/18/2014 9:16:42 AM



P anca A zimat R evolusi



In deze fase is uitvoer van kapitaal voor de heer­ schende klasse gewichtiger en aantrekkelijker ge­ worden dan de uitvoer van waren.



Imperialisme is eenvoudig de politieke uitdrukking van de groeiende neiging van het kapitaal, dat opgestapeld is in de meer beschaafde industrieele landen, zich te exploiteeren naar de minder be­ schaaf­de en minder bewoonde”.



Bukankah dengan dua tjontoh ini telah ternjata sebenarbenarnja, bahwa jang pengiraan jang imperialisme itu kaum amb­tenaar, atau bangsa kulit-putih, atau pemerintah, atau “gezag” dalam umumnja, ada salah samasekali? Tetapi ma­ ri­lah kita mendengarkan satu kali lagi uraiannja seorang so­cialist lain, jakni Otto Baeur46 jang termashur itu, jang melihat di dalam modern-imperialisme itu, suatu politiek melebarkan-daerah, suatu expansiepolitiek47 jang “selamanja bermaksud, mengasihkan kepada mo­ dal itu lapang-lapang bergerak dan pasar pen­dju­ al­an barang. Di dalam rumah-tangga kemodalan ma­ ka tiap-tiap waktu adalah sebagian modaluang jang memisahkan diri daripada modal jang di­usa­ha­kan di kepaberikan.... Tiap waktu, oleh ka­ re­na­nja, maka sebagian daripada modal itu men­ dja­di­lah “mati”, mendjadilah “bero” (jav.).



Djikalau banjak modal mendjadi “mati” demikian itu, dji­ka­lau modal-modal jang terlepas ini tak gam­pang mengalir kembali ke dalam per­usa­ha­anper­usa­ha­an paberik dengan tjepat, maka per­ta­ ma-tama lantas mendjadi kuranglah larisnja pen­



www.boxnovel.blogspot.com 60



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 60



001/I/14



46. Nationalitătenfrage p. 461 e. v. [Otto Bauer (1882–1938) ialah seorang sosialdemokrat dari Austria; judul lengkap buku tersebut Die Nationale-tatenfrage und die Sozialdemokratie—peny]. 47. expansie = melebarkan daerah.



8/18/2014 9:16:42 AM



I ndonesia M enggugat



dju­ al­ an tenaga-kaum-buruh. Ini adalah berarti bah­wa harga-harga dan untung-untung di dalam per­usa­ha­an-perusahaan jang membikin alat-alat pro­duc­tie itu dengan segera merosotlah ke bawah; per­djo­ang­an pergerakan kaum sekerjdapun men­ dja­di­lah lebih berat oleh karenanja, upah-upah ka­um-buruh mendjadi turun. Tetapi dua-dua hal ini berpengaruh djua atas perusahaan-per­ usa­ ha­an jang membikin barang-barang bekal hi­dup. Barang2 bekal hidup sehari-hari inipun men­dja­ di­lah kurang banjak pembelinja, jakni oleh karena per­ta­ma-ta­ma kaum modal dari perusahaan-per­ usa­ha­an alat-productie itu kini kurang besar un­ tung­nja, dan kedua oleh karena kelas kaum buruh itu, jang kini banjak werkloos dan upahnja turun, kekuatannja-pembeli mendjadi kurang. Oleh karena itu, maka djuga di dalam perusahaanperusahaan bekal hidup lantas merosotlah hargaharga, untung-untung dan upah-upah.



Demikianlah keadaannja, bagaimana terpisah­nja modal dari perusahaan-perusahaan umum su­dah ber­bun­tut­lah merosotnja harga-harga, untungun­tung dan upah-upah beserta tambah banjak­nja ka­um werkloos.



www.boxnovel.blogspot.com 61



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 61



001/I/14



Pengetahuan ini adalah amat penting sekali bagi kita, sebab baru sekaranglah kita bisa mengerti mak­sud-maksudnja politiek mengungkungi ne­ge­ ri-negeri lain itu. Politiek ini bermaksud men­tja­ ha­ri­kan lapang-lapang usaha bagi kapital dan pasar-pasar bagi barang-barangnja. Sekarang mengertilah kita, bahwa dua hal ini bukanlah soalsoal jang terpisah satu dari jang lainnja, tetapi di dalam hakekatnja ialah satu soal jang sama”.



8/18/2014 9:16:42 AM



P anca A zimat R evolusi



“dient steeds het doel, aan het kapitaal beleg­gings­ sfeer en afzetmarkten te verzekeren. In de ka­pi­ta­ lis­tische volkseconomie scheidt zich elk oogenblik een deel van het maatschappelijke geldkapitaal uit de circulatie van het industrieele kapitaal af.... Een deel van het maatschappelijke kapitaal is dus elk oogenblik doodgelegd, ligt elk oogenblik braak.



www.boxnovel.blogspot.com 62



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 62



001/I/14



Is veel geldkapitaal doodgelegd, heeft het terug­ stroomen der vrijgekomen kapitalisplinters naar de productiesferen slechts langzaam plaats, dan daalt allereest de vraag naar productie-middelen en naar arbeidskrachten. Dit beteekent het on­ mid­ delijk dalen der prijzen en winsten in de pro­duc­tie-mid­delen-industrie, de verzwaring van den vak­ve­reeni­gings-strijd, het dalen der ar­ beids­­loon­en. Beide verchijnselen werken ech­ter ook te­rug op die industriëën, die de ver­bruiksgoe­­de­ren vervaardigen. De vraag naar de goe­de­ ren, die onmiddellijk dienen tot bevrediging der men­sche­lij­ke behoeften daalt, omdat eener­zijds de kapitalisten, die hun inkomen uit de ar­beids­ middelen­ industriëën trekken, geringer winsten be­­ko­men, en omdat anderzijds de grootere werke­ loosheid en de dalende loonen de koop­kracht der arbeidersklasse verminderen. Daar­door worden ook in de bedrijven voor ver­bruiks­goe­de­ren de prijzen, winsten, arbeidsloonen klei­ner; zoo heeft het afscheiden van een grooter deel van het geldkapitaal uit de kringloop van het kapitaal uit de kringloop van het kapitaal in de gezamenlijke industrie, dalende prijzen, winsten, loonen, ver­ meer­derde werkloosheid, tengevolge. Deze kennis is nu voor ons doel van groot belang, want nu eerst kunnen we de doeleinden van de ka­pi­talis­ tis­che beheerspolitiek begrijpen. Ze streeft naar beleggingssferen voor het kapitaal en naar afzetmarkten voor de waren. Nu be­grij­pen wij,



8/18/2014 9:16:42 AM



I ndonesia M enggugat



dat deze geen afzonderlijke opgaven zijn, doch in wezen een en dezelfde opgaaf”.



Sekianlah dalil-dalil kami tentang arti kata imperialis­­me dari penanja orang-orang socialist. Marilah kita sekarang men­dengarkan keterangannja orang jang bukan socialist, jakni keterangannja tuan Dr. J.S. Bartstra48 di dalam bukunja “Ge­schiedenis van het moderne imperialisme”, di mana nanti akan tertampak djuga kebenaran perkataan kami, bahwa impe­rialisme itu ialah bukan regeering,49 bukan sesuatu ang­gau­ta regeering, bukan sesuatu bangsa asing,—tetapi sua­tu kehausan, suatu nafsu, suatu stelsel menguasai atau mem­pe­ngaruhi economie bangsa lain atau negeri lain: “Perkataan “imperialisme” mula-mula dipakainja ia­ lah di negeri Inggeris kira-kira dalam tahun 1880. Jang dimaksudkan orang dengan perkataan itu ia­lah usaha untuk menarikkan lebih keras lagi per­ta­li­an jang menggabungkan kolonie-koloniede­ngan-pemerintah-sendiri50 kepada negeri Ing­ ge­ris, sebab pertalian ini di dalam “zaman li­be­ raal” adalah mendjadi terlampau longgar. Sangat menarik perhatian ialah, bahwa perkataan ini se­ karang sudah hilanglah samasekali maknanja jang mula-mula itu.” “... lama-lama, maka perkataan-perkataan ini men­ da­pat­lah arti nafsunja itu bangsa Inggeris, jang mau lebih melebarkan lagi daerah djadjahan Ing­ ge­ris dengan djadjahan-djadjahan baru, baik de­ ngan merampas negeri-negeri jang bila di ta­ngan mu­suh bisa mendjadi bahaja, maupun de­ngan me­­ ngu­a­sai negeri-negeri jang bisa mendjadi pasar-



www.boxnovel.blogspot.com 63



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 63



001/I/14



48. Jan Steffen Bartstra (1887–1962) ialah seorang sejarawan Belanda. Terjemahan judul buku yang dirujuk di atas: sejarah imperialisme modern—peny. 49. pemerintahan. 50. Kanada, Australia, yang waktu itu dikenal dengan pemerintahan sendiri di bawah lindungan Inggris, atau disebut Dominion Status.



8/18/2014 9:16:42 AM



P anca A zimat R evolusi



pa­ sar-pendjualan bagi barang-barang bikinan per­tu­kang­an negeri-sendiri, atau di mana ada ter­ da­pat banjak bekal-bekal untuk pertukangan ne­ ge­ri-sendiri itu, jang djustru pada waktu itu, ma­ kin menderita banjak rugi daripada persaingan ne­ge­ri luaran”. Di dalam arti melebar-lebarkan daerah dengan djadjahan-djadjahan baru itu, maka faham im­pe­ ri­al­isme itu kini mendjadi umum....”



Het woord “imperialisme” is het eerst gebruikt in Engeland + 1880. Men bedoelde ermee het streven om de zelfbesturende kolonien, wier betrekkingen tot het moederland in het afgeloopen “liberale tijdperk” vrij los waren geworden, weer vaster aan Engeland te verbinden. Opmerkelijk is, dat het woord deze oorspronkelijke beteekenis geheel verloren heeft”. “... langzamerhand begon het woord een andere be­grip­sinhoud te krijgen: het werd nu het streven van die Britten, die “het rijk” een nog veel groo­ tere koloniale uitbreiding wilden geven, het­zij door de verwerving van landen, die door hun aar­ drijk­skun­dige ligging een gevaar zouden kunnen opleveren in de handen van concurrenten, hetzij door de hand te leggen op zulke gebieden, die een goede afzetmarkt konden worden of waar veel grondstoffen te vinden waren voor binnen­land­sche nijverheid, welke juist in dien tijd meer en meer te lijden begon te krijgen van bui­ten­landsche mededinging”.



www.boxnovel.blogspot.com 64



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 64



001/I/14



“In de beteekenis van omgebreidelde koloniale uit­brei­ding kon het begrip weldra algemeen wor­ den....”



8/18/2014 9:16:42 AM



I ndonesia M enggugat



Maka sesudah itu, Dr. Bartstra lalu memberi keterangan lebih djauh atas penglihatannja kaum socialist terhadap pada imperialisme itu: “Sebabnja perkataan itu mendjadi terkenal ke mana-mana, ialah oleh propagandanja kaum so­ ciaal-democraat, jang mengatakan, bahwa im­pe­ri­ alisme itu ialah suatu keadaan jang tidak boleh ti­ dak tentu dilahirkan oleh tjara-productie ke­ mo­ dalan. Memang kaum Marxistlah, sebagai Rudolf Hilferding,51 Karl Renner dan djuga H.N. Brailsford jang terkenal itu, jang mengasihkan kepada perkataan itu suatu arti jang lebih dalam dan lebih lebar lagi. Menurut mereka, maka imperialisme itu ialah politiek-luar-negeri jang tidak-boleh-tidak didjalankan oleh negari-negari jang kapitalismenja sudah terlampau matang. Jang mereka maksudkan dengan kata-kata belakangan ini ialah suatu kapitalisme jang aturan-aturan perusahaan dan aturan-aturan banjaknja sudah sangat rapat tergabung-tersusunnja. Oleh sebab inilah, dan bukan buat bagian ketjil, djuga oleh robahnja pekerdjaannja protectionisme—dulu protectionisme ini tjuma buat melindungi negerisendiri sadja terhadap pada persaingannja negeri-luaran, sekarang ia sudah mendjadi stelsel “dumping”52—maka kapitalisme jang demikian itu tak puaslah lagi dengan faham-faham liberaal jang biasanja, jakni faham jang mana staat tak boleh ikut tjampur di dalam urusan particulier, faham persaingan merdeka, dan faham mendjundjung tinggi akan perdamaian.



www.boxnovel.blogspot.com 65



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 65



001/I/14



51. Lihat Das Finanzkapital, eine Studie über die jüngste Envolklung der Kapitalismus— peny. 52. Dumping = mendjual barang sendiri di negeri-luaran dengan harga jang lebih rendah daripada harga di negeri-luaran itu. [Ini pertama kali dilakukan oleh Jepang untuk menghadapi persaingan dari kapitalis-kapitalis Eropa dan Amerika—peny].



8/18/2014 9:16:42 AM



P anca A zimat R evolusi



Memeriksa dokumen di meja tulis Istana Merdeka, Jakarta, circa 1950.



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 66



KITLV



001/I/14



www.boxnovel.blogspot.com 66



8/18/2014 9:16:42 AM



I ndonesia M enggugat



www.boxnovel.blogspot.com 67



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 67



001/I/14



Faham-faham ini seolah-olah terputarlah sa­ma­ se­ka­li mendjadi sebaliknja, jaitu mendjadi nafsu mem­per­usa­ha­kan kekuasaan-politiek daripada staat itu gu­ na kepentingan-kepentingan rezeki, mit­sal­nja guna merebut dan mempengaruhi pa­ sar-pasar perdagangan dan tempat-tempat peng­ am­bil­an bekal-bekal kepaberikan, beserta gunan men­ dja­ ga supaja bunganja modal-modal, jang didjalankan di negeri-negeri jang economienja ren­dah, tidak terganggulah suburnja. Fatsal jang be­la­kang­an inilah, jakni fatsal pengaliran ka­pi­tal ke negeri luar, oleh penulis-penulis tadi sa­ngat sekali ditundjukkan kepentingannja. Ter­se­bab­kan oleh banjak lebih keras bekerdjanja per­tu­kang­an, tersebabkan oleh pergabungannja bank-bank, dan tersebabkan oleh stelsel dumping, ma­ka,—be­gi­ tu­lah mereka berkata,—mendjadi bu­kan ma­in­lah banjaknja modal jang tertimbun-tim­bun­kan, jang di dalam negeri sendiri sering tak tjukup ke­sem­ pat­an buat mendjalankan. Itulah sebabnja, jang ma­kin lama lantas makin terasalah perlunja men­ dja­ lan­ kan banjak modal di negeri-negeri asing jang economienja masih mundur, tentu sadja de­ ngan bunga jang setinggi-tingginja. Selainnja dari itu lantas bisalah djuga tertjapai, jang industrie di ne­ge­ri-sendiri lantas mendapat pesanan jang besar daripada alat-alat djalan kereta-api, mesinmesin dll. Buntut satu dengan lainnja ialah: sikap negeri-negeri luaran mendjadi lebih “panas”, ba­ ha­ ja peperangan, pengiriman-pengiriman mi­ li­ tair, dae­rah-daerah pengaruh di negeri-negari se­ be­­rang, pengawasan atas keluar-masuknja uang di ne­ge­ri-negeri asing oleh serikat-serikat kaum bankier Europah, pemburuan mentjari negeri dja­djah­an. Itulah imperialisme!”



8/18/2014 9:16:42 AM



P anca A zimat R evolusi



“Dat het woord echter zoo’n enorme populariteit regen heeft, dankt het aan de sociaalverk­ democratische propaganda, die het verschijnsel voorstelde als de consequentie van het kapitalistische pro­duc­tie-system. Het zijn dan ook Marxistische schrijvers geweest, zooals Rudolf Hilferding, Karl Renner, ook de bekende H.N. Brailsford, die aan het woord een veel diepere en wijdere beteekenis heb­ben gegeven. Volgens hen is het imperialisme de noodwendige buitenlandsche politiek van sta­ten met een “overrijp kapitalisme”. Daaronder wordt dan verstaan een ka­pi­talis­me met ver door­ gevoerde bedrijfs- en bankconcentratie. Daar­ door en niet het minst door de veranderde func­tie van het protectionisme,­—van middel om zich­zelf staande te houden tegenover het buiten­land tot “dumping stelsel”—,heeft het niet langer genoeg aan de traditioneele liberale denkbeelden van staatsonthouding, vrije concurrentie en paci­fis­ me. Die zijn dan als het ware omgeslagen in het te­gen­deel daarvan, n.l. het streven om de zui­ ver politieke machts-middelen van de staat aan te wenden voor economische doeleinden, als: bein­vloeden en veroveren van afzet- en grondstofgebieden, ook het waarborgen der rente­be­ ta­lingen van kapitalen, die uitgezet zijn in eco­no­ misch-achterlijke landen.



www.boxnovel.blogspot.com 68



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 68



001/I/14



Op het laatste punt, dat van de zg. “kapitaal-export” wordt door de genoemde schrijvers bijzonder de nadruk gelegd. Door het veel intenser drijven van de nijverheid, door de concentratie in het bank­ wezen en het “dumping-stelsel” waren,—zoo zeg­ gen zij,—ontzaglijke kapitalen opgehoopt, die in het binnen­land dikwijs niet genoeg aangewend kon­den worden. Wandaar dat meer en meer de



8/18/2014 9:16:42 AM



I ndonesia M enggugat



nood­zakelijkheid werd gevoeld om groote ka­pi­ talen uit te zetten in economisch-achterlijke landen, natuurlijk tegen zoo hoog mogelijke in­te­rest. Men kan dan tevens bereiken, dat groote bestellingen werden gedaan van spoorwegen, ma­chi­nes enz. bij de eigen nijverheid. Gevolg van een en ander: vers­cherpte verhoudingen tot het buitenland, oor­ logs-gevaar, militaire expedities, “invloeds­sferen” in overzeesche gewesten, controle op de van Euro­ peesche bankiers, vreemde landen door consortia inkomsten en uitgaven van jacht naar kolonien. Ziedaar het imperialisme!”



Achirnja maka Dr. Bartstra sekali lagi mengatakan dengan saksama apa jang ia sebutkan modern-imperialisme: “Jang disebutkan modern-imperialisme ialah naf­su melebarkan djadjahan dengan tak-ber­ ba­tas, sebagaimana semendjak th. 1880 sampai se­ ka­ rang mendjadi penjorongnja politiek-luarne­ ge­ ri dari hampir semua negeri-negeri besar, ter­uta­ma guna kepentingan industrie sendiri dan modal-bank-sendiri.53



Imperialisme ini bukan sekali-kali tenaga-pe­njo­ rong jang satu-satunja daripada zaman tersebut, malahan bukan jang paling membangunkan per­ ha­ tian daripada tenaga-tenaga-penjorong jang ber­ma­tjam-matjam daripada zaman itu,—tetapi di da­lam buntut-buntutnja ia adalah mendjadi jang pa­ling penting, jakni oleh karena lapang-sifatnja ri­ wa­ jat-dunia mendjadi dilebarkanlah olehnja, sam­­pai ke seluruh muka-bumi—buat pertama ka­ li ini seterusnja”.



www.boxnovel.blogspot.com 69



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 69



001/I/14



53. Perkembangan industri yang semakin maju di Eropa sekitar 1880 itu mendorong sesama negara Eropa meluaskan daerah jajahan, mereka akhirnya saling terbentur dan lahirlah Perang Dunia I pada 1914–1918—peny.



8/18/2014 9:16:42 AM



P anca A zimat R evolusi



“Onder modern-imperialisme wordt verstaan het streven naar ongelimiteerde uitbreiding van koloniaal bezit, zooals dat in de periode + 1880 tot heden de buitenlandsche staatkunde van bijna alle groote cultuurlanden dreef, in hoofdzaak ten bate van hun industrie en bank-kapitaal. Het is in het minst niet de eenige, zelfs niet op alle momenten de meest frappante van de zeer chil­ lende beweeg-krachten van het tijdvak vers­ geweest, maar wel is het in zijn gevolgen een der meest gewichtige geworden, omdat het toonneel der algemeene geschiedenis erdoor is uitgebreid, voor het eerst en voor goed, over de geheele aarde”.



Begitulah artinja modern-imperialisme. Dan artinja imperialisme-tua? Imperialisme-tua, sebagai jang kita alamkan dalam abad-abad sebelumnja bagian-kedua dari abad ke-19,— imperialisme-tua di dalam hakekatnja adalah sama dengan im­ pe­ri­al­isme-modern: nafsu, zucht,54 streven,55 neiging,56 stelsel untuk menguasai atau mempengaruhi rumah-tangganja ne­ ge­ri lain atau bangsa lain, nafsu untuk melantjarkan tangan ke luar pagar negeri-sendiri. Sifatnja lain, azas-azasnja lain, wudjudnja lain,—tetapi hakekatnja sama! Di dalam abad-abad jang pertama atau di dalam abad ke-19, di dalam abad ke-16 atau ke-20,—dua-duanja adalah imperialisme! Imperialisme,—begitulah kami katakan ta­ di—,ada­lah terdapat pada semua zaman! Ja, sebagai Prof. Jos. Schumpeter mengatakan:



www.boxnovel.blogspot.com 70



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 70



001/I/14



54. keinginan—peny. 55. tujuan, cita-usaha—peny. 56. kecenderungan—peny.



8/18/2014 9:16:42 AM



I ndonesia M enggugat



“adalah sama-tuanja dengan dunia”,—“nafsu jang tiada berhingga daripada sesuatu staat, melebarle­barkan daerahnja ke luar-pagar dengan ke­ke­ ras­an dan perkosaan”.



“is zoo oud als de wereld”,—“de ongebreidelde lust van een staat om zich gewelddadig uit te breiden buiten zijn natuurlijke grenzen”.57



Imperialisme mana djuga jang kita ambil, imperialismetua atau imperialisme-modern,—bagaimana djuga kita bulakbalikkan, dari mana djuga kita pandangkan,—imperialisme te­tap suatu faham, suatu nafsu, suatu neiging, suatu zucht, sua­tu lust,58 suatu streven, suatu stelsel,—dan bukan amb­ te­naar BB, bukan pemerintahan, bukan gezag, bukan bangsa Be­lan­da, bukan bangsa asing manapun djua,—pendek kata bu­kan lichaam,59 bukan manusia, bukan benda atau materie! Nafsu, neiging, zucht atau stelsel ini sedjak zaman pur­ba­ ka­la sudahlah menimbulkan politiek-luar-negeri, me­nim­bul­ kan perseteruan dengan lain negeri, menimbulkan per­leng­ kapan sendjata-darat dan sendjata-armada, menimbulkan perampasan-perampasan negeri asing, menimbulkan ko­lo­ nie-kolonie jang diambili rezekinja,—zaman modern ia me­ nim­bul­kan “Bezugländer”, jakni tempat pengambilan bekal ke­pa­be­rik­an, menimbulkan afzetgebieden atau pasar-pasar pendjualan hatsilnja kepaberikan itu, menimbulkan lapang bergerak bagi modal jang tertimbun-timbun, menimbulkan “daerah pengaruh”, menimbulkan “protectoraten”,60, me­nim­ bul­ kan “negeri-negeri mandaat” dan kolonie-kolonie dan ma­ tjam-matjam “lapang-lapang usaha” lain-lain, sehingga



www.boxnovel.blogspot.com 71



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 71



001/I/14



57. Zur Soziologie der Imperialismen. 58. dorongan—peny. 59. badan—peny. 60. protektorat: tanah (negara) yang di bawah perlindungan negara lain—peny.



8/18/2014 9:16:43 AM



P anca A zimat R evolusi



im­­pe­­ri­al­­isme adalah djuga suatu bahaja bagi negeri-negeri jang merdeka.61 Baik “daerah-daerah pengaruh” maupun “negeri-negeri mandaat”, baik “protektoraten” maupun “kolonie-ko­ lo­ nie”,—semua terjadinja begitu sebagai ternjata pula da­ri da­ lil-dalil kami tadi itu, untuk pentjaharian rezeki atau un­tuk pendjagaan pentjaharian rezeki, semuanja ia­lah hat­sil­nja keharusan-keharusan urusan economie. Par­tai Nasional Indonesia menolak semua theorie jang me­nga­ta­kan bahwa asal-asalnja kolonisatie dalam hakekatnja ialah bukan pentjaharian rezeki, menolak semua theorie jang meng­adjar­ kan, bahwa sebab-sebab rakjat Europa dan Ame­rika meng­ umbara di seluruh dunia dan mengadakan ko­lo­nie-kolonie di mana-mana itu, ialah keinginan mentjari kemashuran, atau keinginan kepada segala hal jang asing, atau oleh keinginan menjebarkan kemadjuan dan kesopanan. Theorienja Gustav Klemn jang mengadjarkan, bahwa menjebarnja “bangsa menang” ke mana-mana itu selain oleh nafsu mentjahari ke­ kajaan ialah terdorong pula oleh “nafsu mentjahari kemashuran”, “nafsu mentjahari keakuran”, “nafsu melihat negeri-asing”, “nafsu mengumbara merdeka”, atau theorienja Prof. Thomas Moon, jang mengatakan, bahwa imperialisme itu selainnja ber­azas economie djuga berazas nasionalisme dll., sebagai ia di­urai­kan dalam iapunja buku “Imperialism and World-poli­tics”,62—theorie-theorie itu buat sebagian besar kami to­lak samasekali. Tidak! Bagi Partai Nasional Indonesia pen­dja­djah­an itu asal-asalnja jang dalam, asal-



www.boxnovel.blogspot.com 72



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 72



001/I/14



61. Perang yang diprakasai oleh negara-negara imperialis itu menjurus ke penguasaan daerah dan negeri lain dengan model protektorat. Misalnya dilakukan oleh Inggris terhadap Mesir pada 1923–1952. Lalu Mesopotamia lewat Volkenbond dijadikan daerah mandat bagi Inggris—peny. 62. Seperti lazimnya, kaum imperialis itu menyediakan ahli-ahli yang membela tindaktanduk mereka, termasuklah Gustav Klemn, Thomas Moon, yang menyatakan bahwa imperialisme itu bertujuan memperbaiki nasib rakyat jajahan—peny.



8/18/2014 9:16:43 AM



I ndonesia M enggugat



asalnja jang diepliggend63 dan fundamenteel, ialah nafsu mentjahari ben­da, nafsu mentjahari rezeki belaka adanja. “Asal-asalnja kolonisatie jang paling penting ialah hampir selamanja sempitnja keadaan rezeki di negeri-sendiri”,



“De eerste oorzaak tot kolonisatie is bijna altijd de beënging der levensverhoudingen in het eigen land”,



begitu Prof. Dietrich Schäfer menulis64 dan Dernburg,65 Kolonialdirector negeri Djerman sebelumnja perang, dengan terus terang mengakui pula: “Pendjadjahan adalah usaha-mengolah tanah, meng­olah tambang-tambang, mengolah tanamanta­nam­an, meng­olah sesatoean,66 dan terutama se­ ka­ li adalah usaha-mengolah penduduknja, bagi ke­per­lu­an rezekinja bangsa jang mendjadjah....”



“Koloniseeren is het geschikt maken van den grond, van zijn onderaardsche schatten, van de flora, van de fauna, en vooral van de bevolking, ten gunste van de economische behoeften van de koloniseerende natie....”67



O, memang, Tuan-tuan Hakim, pendjadjahan mem­ba­wa pengetahuan, pendjadjahan membawa kemadjuan, pen­dja­ djah­­an membawa kesopanan. Tetapi maksud jang sedalamda­­lam­­nja ialah urusan rezeki, atau sebagai Dr. Abraham Kuyper me­nu­lisnja di dalam iapunja buku “Antirevolutionaire



www.boxnovel.blogspot.com 73



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 73



001/I/14



63. mendalam—peny. 64. Kolonial Geschichte [Risalah Penjajahan—peny.] p. 12. 65 Dernburg mengutip buku Douwes Dekker [Multatuli] yang berjudul Kolonial Ideal (Cita-cita penjajah)—peny. 66. hewan-hewan (bahasa Jawa)—peny. 67. Bij Douwes-Dekker, Koloniaal ideaal.



8/18/2014 9:16:43 AM



P anca A zimat R evolusi



staat­kunde”:—“suatu urusan perdagangan”, “een mercantiele betrek­king”! “Kolonies”,—begitulah pemimpin besar ini me­ nulis—: “zonder penanaman sumah-sumah kulitputih bu­­ at ber­diam mendjadi penduduk di kolonie itu se­ la­ma-lamanja, adalah mengasih kesempatan me­ nju­bur­kan perhatsilannja negeri bumiputera itu, meng­gali tambang-tambangnja, mendjual barang kita di situ dan sebaliknja mentjaharikan pasarpa­sar urusan rezeki. Urusan ini ialah urusan pem­bu­ka­an tanah, urusan memberikan barangba­rang, urusan pasar dan perdagangan seberangla­ut, tetapi sampai di dalam urusan bahasa dan adat-is­ti­adat­pun, dan terutama sekali di dalam urus­ an agamanja rakjat jang kalah itu maka bangsa jang menang bisalah djuga tak ikut tjam­ pur samasekali. Urusan ini ada­lah dan te­tap­lah urusan perdagangan, jang me­nga­jakan ne­ge­ri jang mendjadjahkan dan jang tak djarang me­me­ la­rat­kan negeri jang di­dja­djah­kan”. Kolonies zonder eigen gezins-kolonisatie geven kans om het land van de Inlanders tot rijke pro­ duc­tie te brengen, er de mijnen te ontginnen, er onze koopwaren ter markt te brengen, en om­ge­ keerd aankoopwaren der kolonie ten onzent een markt te doen vinden, maar het verband blijft eco­ no­misch. Het gaat om ontginningen, om fabricage, om markt-verkeer en handel over zee, maar tot zelf in taal en zeden, en vooral in de religie kan het be­zettende volk zich tegenover het onderworpen volk ge­heel vreemd houden. Het is en blijft een mer­can­tiele betrekking, die het bezettende land ver­rijkt en het bezette land niet zelden verarmt”.68



www.boxnovel.blogspot.com 74



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 74



001/I/14



68. Bij Snouck Hurgronje, Colijn over Indië.



8/18/2014 9:16:43 AM



I ndonesia M enggugat



Dan Brailsford di dalam bukunja jang paling baru69 adalah berkata: “Imperialisme itu sudahlah menguratkan iapunja se­djarah kegagahan dan iapunja sedjarah ke­tjer­ dik­an menjusun di atas muka-bumi sendiri, da­ri Si­be­ria jang tertutup airbeku itu sampai ke pa­ dang-padang pasir di Afrika-Kidul. Tetapi anu­ge­ rah-anugerah pendidikan, kemadjuan-fikiran dan aturan-memerintah jang lebih lajak, jang ia ba­wa, ha­nja­lah “rontong-rontongan” sahadja da­ri ia­ pu­nja keasjikan jang hangkara-murka itu. Me­nga­ sih­ kan “anugerah-anugerah” ini, tak pernahlah mendjadi maksud bagi barang-barang perdagangan kolonie di negeri kita,—tetapi urusan ini tetaplah jang pertama-tama dari pemuka-pemuka jang ga­gah itu. Bila umpamanja mereka benar-benar mem­pu­njai maksud jang agak lebih tinggi sedikit daripada keuntungan benda, maka itu ialah mak­ sud menambahkan kebesaran dan kemuliaan ta­ nah-tumpahdarahnja sendiri. Tetapi nafsu jang men­do­rong­kan mereka pergi ke “tempat-tempat di tjahja matahari” ini, biasanja ialah keinginan menggagahi-sendiri sesuatu pasar bekal-bekal ke­ pa­be­ri­kan, atau ialah perhitungan jang lebih dur­­ dja­­na lagi, bahwa di situ adalah tersedia rakjatburuh jang murah harga dan tak tersusun, jang me­­re­­ka nanti bisa suruh bekerdja mandi keringat. Djikalau bukan hal-hal ini semuanja, maka mereka adalah terdorong oleh suatu perhitungan jang tim­ bul daripada tjampurannja alasan-alasan-ke­ka­ja­ an dengan alasan-daerah.... Rontongan ke­so­pan­an itu tadi, njatalah suatu keperluan bagi kita-punja kepentingan sendiri”.



www.boxnovel.blogspot.com 75



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 75



001/I/14



69. Hoe lang nog [berapa lama lagi]? p. 227 e.v.



8/18/2014 9:16:43 AM



P anca A zimat R evolusi



“Het imperialisme heeft het prachtige epos van zijn durf en organiseerend genie in de aardkorst zelve gegrijpt van het met ijs bedekte Siberië tot de zandvlakten van Zuid-Afrika. Doch de geschenken aan opvoeding, intellectueele prikkels en menschelijker bestuur, die het meebrengt, zijn steeds bij-producten van zijn zelfzuchtige activiteit. Deze gaven te schenken is zelden, zoo nooit, het motief van zijn robuste pioniers. Indien zij eenige motief hebben, dat een weinig hooger staat dan materieele winst, is het de glorie en de vergrooting van het moederland. Doch de drang, die hen, naar deze “plaatsen in de zon” drijf was gewoonlijk, of de begeerte om een markt van grondstoffen te monopoliseeren, of de nog lager berekening, dat er een goedkoope en ongeorganiseerde massa arbeids-kracht ligt te wachten, om geëxploiteerd te worden. Wanneer het dit alles niet is, is het een berekening, die ontspringt uit het spel van materieele belangen met geographische gegevens.... Het bijproduct van de beschaving is een gemak, dat al te duidelijk onze eigen bedoelingen dient.”



Tidakkah benar sekali oleh karenanja, kalau Prof. Anton Menger menulis: “Maksud pendjadjahan jang sebenar-benarnja ia­ lah me­na­rik keuntungan daripada kerdjanja sua­tu rakjat jang lebih rendah tingkat-kemadjuan­ nja; di zaman-alim maksud ini ditutupilah dengan ke­dok “Agama Christen”; dan di zaman-kemadju­an de­ngan kedok “mau menjopankan” bumi-putera”,



www.boxnovel.blogspot.com 76



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 76



001/I/14



“Het ware doel der konisatie is de exploitatie van een volk, dat op een lageren trap van ontwikkeling staat; in vrome tijden verbergt men dit achter het



8/18/2014 9:16:43 AM



I ndonesia M enggugat



mom van “Christendom” en in verlichte tijden ach­ ter dat van “beschaving” der Inlanders”,



atau kalau Friedrich Engels bersenda-gurau:



“Bangsa Inggeris selamanja berkata Christendom, tetapi jang dimaksudkan sebenarnja ialah kapas”? “De Engelschen zeggen altijd Christendom en meenen dan katoen”?



Nafsu akan rezeki, Tuan-tuan Hakim, nafsu akan rezeki­ lah jang mendjadi penjorongnja Columbus menempuh samu­ dra Atlantica jang luas itu; nafsu akan rezekilah jang menju­ ruh Bartholomeus Diaz dan Vasco da Gamma menentang haibatnja gelombang samudra Hindia; pentjaharian rezeki­ lah jang mendjadi “noordster” dan “kompas”nja70 Admiraal Drake, Magelhaens, Heemskerck atau Cornelis de Houtman. Naf­su akan rezekilah jang mendjadi njawanja compagnie di dalam abad ke-17 dan ke-18, nafsu akan rezekilah pula jang mendjadi sendi-sendinja balapan tjari djadjahan di dalam abad ke-19, jakni sesudah modern-kapitalisme mendjelma di Eropah dan Amerika. Sebelum zaman modern-kapitalisme itu, maka bangsa Inggeris sudah menguasai sebagian dari Amerika, sebagian dari Hin­ dos­tan, sebagian dari Australia dan lain-lain sebagainja, jakni su­dah menaruh sendi-sendinja “British Empire” nantinja,— su­ dah­ lah bangsa Perantjis menguasai sebagian pula dari Ame­ ri­ ka dan sebagian djuga dari Hindostan,—sudahlah bang­sa Por­te­gis mengibarkan benderanja di Amerika-Ki­dul dan di be­be­rapa tempat di seluruh Asia,—sudahlah bang­sa



Lapangnja imperialismetua



www.boxnovel.blogspot.com 77



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 77



001/I/14



70. Perkataan Mr. de Louter.



8/18/2014 9:16:43 AM



P anca A zimat R evolusi



Balapan tjari djadjahan dalam zaman imperialismemodern



Se­pa­njol menguasai Amerika-Tengah dan Kepulauan Phi­li­pi­ na,—su­dah­lah bangsa Belanda menduduki Afrika-Kidul, be­ be­ra­pa bagian Kepulauan Indonesia, terutama Moluku, Dja­wa, Celebes-Kidul dan Sumatera. Sudahlah di zaman itu ki­ta me­li­ hat heibatnja tenaga-berusaha daripada nafsu mentjahari re­ ze­ki tadi, jakni geweldige daadkrachtnja71 imperialisme-tua!



Dan tatkala modern-kapitalisme beranak modern-im­pe­ri­al­ isme, maka kita mendjadi saksi atas “balapan tjari djadjahan” jang seolah-olah tiada terhingga! Kini orang Inggeris sudah bisa mengusir bangsa Perantjis dan Portegis dan Belanda dari Hindostan. Tiada musuh besar-besar lagi jang menghalanghalangi mendjalarnja imperialismenja, tiada hingganja lagi bendera Inggeris ditanam ke mana-mana, tidak puas-puasnja kehausan kapitalisme Inggeris mentjahari dan meminum sum­ber-sumber kekajaan di luar pagar daripada “het rijk”72 sen­di­ri,—tiada suatu benua jang tak mendengar dengungnja pekik-perdjoangan imperialisme Inggeris: “Ketika Inggeris atas sabdanja Gusti Mendjelma dari samudra biru, Itu memanglah haknja negeri. Dan bidadari menjanjikan lagu: Perintahlah, Inggeris, perintahlah ombak! Bangsa Inggeris tak mendjadi budak!”



“When Britain first on Heaven’s command Arose from out the azure main, This was be the charter of the land. And angelic voices sung this strain: Rule, Britannia, rule the waves! Britons never shall be slaves!”



www.boxnovel.blogspot.com 78



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 78



001/I/14



71. semangat besar—peny. 72. kaum kaya—peny.



8/18/2014 9:16:43 AM



I ndonesia M enggugat



Hindostan takluk. Singapore dan Malaka diduduki. Tiong­kok di­re­but haknja menetapkan beja dan hak-hak extra­ ter­ri­to­ri­al, beserta dibikin “daerah-pengaruh” dengan djalan ke­ras dan djalan “halus-halusan”. Egypte “diperlindungi”. Me­ so­po­tamia “dimandati”,—Hongkong, kepulauan Fidji, WestIndia, kepulauan Falkland,73 Gibraltar, Malta, Cyprus, Afrika... im­pe­ri­al­is­me Inggeris seolah-olah tiada puas-puasnja! Dan ne­ge­ri-negeri jang lain? Negeri jang lain-lainpun ikut lari di da­lam balapan ini: Perantjis menaruhkan kakinja di Afrika-Utara, di IndoChina, di Martinique, di Guadeloupe, di Reunion, di Guyana, di Somali, di Nieuw-Caledonia,—Amerika merebut Cuba, Porto­ riko, Philipina, Hawaii, dll.,—Djerman melantjar-lantjarkan tangan imperialisme ke pulau Marshall, ke Afrika Barat-Timur, ke Togo, ke Kamerun, ke pulau-pulau Carolinen, ke Kiaut­sjiau, ke kepulauan Marianen, geger perkara Marokko dan lainlain,—Italia hibuk [sibuk—peny.] memperusahakan iapunja pen­du­duk­an Assab dekat selat Bab El Mandeb, mengaturngatur­kan kekuasaannja di Afrika-Utara, mengambil Kossala, men­tjoba menaklukkan Abessinia, mengaut-kaut di Tripoli dan lain-lain pula. Bahwasanja, balapan mentjahari kolonie jang kita alam­ kan di dalam zaman modern-kapitalisme itu, jang mengautkaut ke kiri dan ke kanan dan memasang mulut ser­ ta meng­ulur-ulurkan kukunja sebagai Maha-Kala jang ahang­ ka­ra-murka,—balapan mentjahari kolonie ini tak ada adalah per­sa­ma­annja di seluruh riwajat manusia. Dan di Asia sendiripun modern-imperialisme itu mem­buk­ti­­ kan asal-turunannja: asal-turunan daripada kehausan-ke­ha­



Japan



www.boxnovel.blogspot.com 79



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 79



001/I/14



73. Kepulauan Falkland (Malvinas) menjadi sengketa antara Argentina dan Inggris pada April 1982. Bung Karno sejak 1931 telah mengatakan bahwa kepulauan itu diduduki Inggris dalam rangka penjajahan—peny.



8/18/2014 9:16:43 AM



P anca A zimat R evolusi



us­an economie, anak daripada kapitalisme, jang di dalam ling­ kung­an rumah-tangga sendiri kekurangan lapang usaha. Di atas sudah kami katakan, bahwa imperialisme itu bukan tabe­ at bangsa kulitputih sahadja, bukan “kedjahatan-hati” kulit pu­tih sahadja:—Bukan sadja modern-imperialisme, tetapi dju­ga im­pe­ri­al­isme-tua adalah kita dapatkan pada mana-ma­ na bangsa pun djuga. Kita ingat akan imperialisme bangsa Tar­tar jang di dalam abad ke-13 dan ke-14 sebagai “angin si­ mum” menakluk-naklukkan sebagian besar dari benua Asia; kita ingat akan imperialisme bangsa-bangsa Aria, Machmud Gazni dan Barber jang memasuki negeri Hindostan; kita ingat akan imperialisme Çriwidjaja jang menaklukkan pulaupu­lau sekelilingnja; kita ingat akan imperialisme Madjapahit, jang menguasai hampir semua kepulauan Indonesia beserta Malakka. Tetapi modern-imperialisme Asia barulah kita lihat pada negeri Djepang tempo achir-achir ini; modern-im­ pe­ri­al­isme di Asia adalah suatu “barang-baru”, suatu unicum, suatu nieuwigheid; memang hanja negeri Djepang sahadja da­ripada negeri-negeri Asia jang sudah masuk ke dalam mo­ dern-ka­pi­tal­isme itu. Modern-kapitalisme Djepang jang bu­ tuh akan minjak-tanah dan arangbatu, modern-kapitalisme Dje­pang jang djuga membangkitkan tambahnja penduduk jang de­ras se­ka­li sehingga melahirkan nafsu mentjahari ne­ ge­ri-negeri emigratie74—modern-kapitalisme Djepang itu mem­ bi­ kin rakjat Djepang lupa akan keksatrijaännja dan me­na­nam­kan kuku-kuku-tjengkeramannja di penandjung Sachalin dan Sohalin dan Korea dan Manchuria. Nama “kamipunja rakjat-rakjat Asia jang diperbudakkan” ba­gi Djepang, nama itu adalah suatu barang bohong, suatu ba­rang dusta, suatu impian kosong bagi nasionalisten kolot, jang mengira bahwa Japanlah jang akan membentuk kepada



www.boxnovel.blogspot.com 80



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 80



001/I/14



74. emigratie = pemindahan rakjat. [Sejak 1834 Jepang turut dalam balapan imperialisme, menduduki wilayah Tiongkok, Korea, dan Sakhalin (Rusia)—peny.].



8/18/2014 9:16:43 AM



I ndonesia M enggugat



im­pe­ri­al­is­me Barat dengan dengungan suara: “Berhenti!” —Bu­kan membentak “berhenti!”, tetapi dia sendirilah ikut men­dja­di belorong-imperialisme jang angkara murka! Dia sen­di­ri­lah jang ikut mendjadi hantu jang mengantjam ke­se­ la­mat­an negeri Tiongkok, dia sendirilah jang nanti di da­lam perguletan mahahaibat dengan belorong-belorong-im­pe­ri­al­ is­me Amerika dan Inggeris ikut membahajai keamanan dan keselamatan negeri-negeri sekeliling Lautan-Teduh, dia sen­ di­rilah salah satu belorong jang nanti akan perang-tanding di dalam Perang Pacific.75



“Balapan tjari djadjahan” di dalam bagian kedua dari abad ke19 adalah mula-mula suatu balapan antara negeri-negeri Ero­ pah sahadja. Tetapi sesudah di dalam balapan ini negeri Ing­ ge­ris mendjadi jang terkemuka, sesudah kapitalisme Inggeris di dalam imperialismenja bisa membelakangkan se­ ka­ li­ an mu­suh-mu­suh­­nja, sesudah John Bull boleh menjanji “Pe­rin­ tah­lah, Ing­ge­ris, perintahlah ombak”, sesudah itu masuklah dua kam­pi­un baru di dalam gelanggang imperialisme dan men­dja­di­lah balapan ini di dalam abad ke-20 suatu balapanba­ru an­ta­ra Inggeris, Amerika dan Djepang, suatu balapan ba­ru un­tuk mengedjar kekuasaan di atas negeri mahakaja jang sam­pai sekarang belum bisa “terbuka” seluas-luasnja itu, jakni negeri Tiongkok! Perebutan kekuasaan di Tiongkok inilah jang kini men­ dja­di njawanja persaingan antara belorong-belorong im­pe­ri­ al­is­me tiga matjam itu, perebutan kekuasaan di Tiongkok ini­ lah kini mendjadi pokoknja politiek-luar-negeri dari Japan, Ame­ri­ka dan Inggeris. Siapa kuasa di Tiongkok, dialah akan kua­sa pula di seluruh daerah Pacific. Siapa jang menggeng­



Wudjudnja balapan sekarang



www.boxnovel.blogspot.com 81



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 81



001/I/14



75 Pada 1930-an ini ada juga di antara pemimpin Indonesia yang berilusi bahwa Jepang akan menghempas imperialisme Barat. Tetapi Bung Karno melihat bahwa balapan sesama kaum imperialisme akan bertabrakan. Pada akhir Desember 1929 Bung Karno telah memperkirakan bahwa akan datang perang di Lautan Pasifik—peny.



8/18/2014 9:16:43 AM



P anca A zimat R evolusi



gam ru­mah-tangga Tiongkok, dialah jang akan menggenggam pu­la se­ga­la urusan rumah-tangga seluruh dunia Timur, baik ten­tang economie maupun tentang militair. Oleh karena itu, Tu­an-tu­an Hakim, maka rebutan negeri Tiongkok itu akan sam­pai dibela-pati oleh belorong-belorong tadi, dibela-pati di pe­­pe­rang­an Lautan-Teduh! Tentang propaganda kami berhubung dengan bahaja pe­pe­rang­an Lautan-Teduh itu, akan kami uraikan lebih lebar di la­in tempat.



Zaman Compagnie



Imperialisme di Indonesia Tuan-tuan Hakim jang terhormat, begitulah gambar impe­ rialisme di Asia di luar Indonesia. Dan keadaan di Indonesia? Ah, Tuan-tuan Hakim, kita me­nge­tahuinja semua. Kita mengetahui bagaimana di dalam abad-abad ke-17 dan ke-18 Oost-Indische-Compagnie, ter­do­ rong oleh persaingan haibat dengan bangsa-bangsa Inggeris, Portegis dan Sepanjol, menanam stelsel monopolie.76 Kita me­ nge­ta­hui kerasnja dan kedjamnja tjara menanam dan mem­ per­te­guh­kan monopolie itu. Kita mengetahui, bagaimana di Ke­pu­lau­an Moluku ribuan djiwa manusia dibinasakan, ke­ra­ dja­an-keradjaan dihantjurkan, milliunan tanaman-tanaman tjengkeh dan pala saban tahun dibasmikan (hongitochten). Ki­ta mengetahui, bagaimana, untuk mendjaga monopolie di kepulauan Moluku itu, keradjaan Makassar ditaklukkan, per­ gang­ annja dipadamkan, sehingga penduduk-penduduk da­ Ma­­kas­­sar itu ratusan, ribuan jang kehilangan pentjaharianre­ze­ki­nja dan terpaksa mendjadi badjak-laut jang merampok ke mana-mana. Kita mengetahui, bagaimana di tanah Djawa de­ ngan politiek “divide et impera”, jakni dengan politiek



www.boxnovel.blogspot.com 82



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 82



001/I/14



76. Monopolie = “hak” berdagang sendiri. Orang lain tidak boleh ikut-ikut berdagang barang jang dimonopoliekan itu.



8/18/2014 9:16:43 AM



I ndonesia M enggugat



“me­me­tjah metjah”, sebagai Prof. Veth atau Clive Day atau Raffless77 mengatakan keradjaan-keradjaannja satu-persatu di­per­ham­ba­kan, economie rakjat oleh stelselnja monopolie con­tingen­ten78 van leverantiën79 samasekali disempitkan, ja sa­ma­sekali didesak dan dipadamkan. Kita mengetahui, ... te­ ta­pi tjukup, Tuan-tuan Hakim j.t.h.! Tjaranja Oost-Indische-Compagnie menanamkan monopo­ lienja, tjaranja Oost-Indische-Compagnie mengekalkan mo­no­po­lie­nja, tjaranja Oost-Indische-Compagnie mem­per­te­ guh monopolienja, tidak asing lagi bagi siapa jang suka mem­ ba­tja. Tetapi, maafkanlah Tuan-tuan Hakim, bahwa kami di si­ni mau bertjerita sedikit lebar atas zaman Oost-IndischeComp ­­ ag­­nie itu dan djuga atas zaman cultuurstelsel, jakni oleh karena bekas-bekasnja O.I.C dan cultuurstelsel itu sam­pai ki­ni ha­ri masih tertampak di dalam susunan per­ ga­ul­an-hidup In­do­ne­sia, sehingga sifat-sifatnja P.N.I. ter­ pe­nga­ruhilah pula oleh kare­na­nja. Maafkanlah jang berhubung dengan hal itu kami adalah se­pen­da­pat­an dengan Prof. Snouck Hurgronje jang menulis: “Orang bisa berkata, bahwa tiada gunanja mem­ bong­kar-bong­kar kedosaan sediakala, jang orang za­man sekarang tak ikut-ikut mendjalankan, te­ ta­ pi... pengaruhnja pemerintah-dja­ hat jang dua abad itu di atas sikap-kebatinannja pen­du­duk bu­ mi­­putera terhadap kepada dunia-Barat, tidaklah bo­­­leh diabaikan kalau kita menjelidiki “soal-soal” itu.”



www.boxnovel.blogspot.com 83



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 83



001/I/14



77. Sir Thomas Stamford Raffles ialah Letnan Gubernur Jenderal selama Inggris berkuasa di Indonesia (1811–1816)—peny. 78. Contingent = serupa padjak, dibajarnja dengan barang-barang hatsil-bumi oleh kepala-kepala. 79. Leverantiën = kepala-kepala dipastikan setor barang-barang hatsil-bumi jang dibeli oleh Compagnie. Tetapi banjaknja dan harganja barang itu Compagnielah jang menetapkan.



8/18/2014 9:16:43 AM



P anca A zimat R evolusi



“Nu kan men zeggen, dat het nutteloos is, stil te staan bij ver­leden zonden, waaraan het tegenwoordige geslacht niet schuldig is, maar... het effect van die twee eeuwen wan­be­heer op de geesteshouding der inheemsche bevolking tegen­over­het Western mag bij de beschouwing der “vraagstukken” aller­ minst buiten rekening blijven”.80



Oleh karena itu, sekali lagi maaflah, jang kami berhu­bung dengan cultuurstelsel itu, di bawah ini mengulangi pendapatpendapatnja satu-dua kaum intellect Europa jang ternama: “Compagnie itu menundukkan kepala-kepala dan mem­­be­­baninja dengan kewadjiban-kewadjiban, jang oleh kepala-kepala itu didjatuhkan lagi di atas pun­­dak rakjat. Compagnie itu lebih serakah da­ri­­ pada kedjam, tetapi kesudahannja ada­lah sama: Penindasan!”,



“De Compagnie beheerscht dehoofden en legt de­ zen ver­plich­tingen ip, die zij afwentelen op de be­ vol­king. De Com­pag­nie is hebzuchtig eerder dan wreed, maar het gevolg is hetzeflde: Onderdukking!”,



begitulah Prof. Colenbrander menulis,81 dan Prof. Veth82 berkata: “Kekedjaman bukanlah iapunja kedjahatan jang bia­sa, tetapi iapunja keserakahan jang pitjik itu ba­ rang­kali adalah lebih merusak daripada ke­ke­djam­



www.boxnovel.blogspot.com 84



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 84



001/I/14



80. Colijn over Indië pag. 33. 81. Kol. Gesch. [Kolonial Geshicthe] II pag. 252. 82. Dr. Pieter Johannes Veth (1814–1895). Seorang ahli etnologi dan bahasa Indonesia ber­ kebangsaan Belanda. Karya utamanya Java: Geographisch, Ethnologisch, Historisch—peny.



8/18/2014 9:16:43 AM



I ndonesia M enggugat



an. Meski kekuasaan Nero83 pun hanjalah me­nji­la­ kan sedikit orang-orang jang berdekatan de­ngan dia sadja dan tidaklah mengganggu ke­se­djah­te­ra­ an mukim-mukim; tetapi suatu pemerintahan jang dje­lek aturan-aturannja adalah suatu bentjana umum.



Java, Geographisch, Ethnologisch, Historisch



“Wreedheid behoort niet tot hare heerschende ondeugden, maar hare kortzichtige... inhaligheid heeft misschien meer kwaad gesticht dan zij door wreedheid had kunnen doen. Zelfs de gruwelen van Nero troffen slechts weinige slacht-offers in zijn nabijheid, en lieten de welvaart der provincien ongedeerd; maar een slecht ingericht bestuur is een algemeene ramp.”84



P.J. Veth.



www.boxnovel.blogspot.com 85



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 85



001/I/14



83. Radja bangsa Romein jang sangat buas. 84. Java, II p. 250.



8/18/2014 9:16:43 AM



P anca A zimat R evolusi



Dus tidak selamanja “kedjam”, tidak selamanja “wreed”? Tetapi toch sering kedjam dan buas. Marilah kita membatja lagi Colenbrander tentang pe­na­ naman monopolie di Ambon dan Banda: “Coen (Jan Pieterszoon Coek, Sk) di dalam ini per­ ka­ra jang meninggalkan noda di atas namanja, ada­lah mendjalankan kekedjaman jang bukan ke­ke­djam­an manusia lagi,—sampai hambaham­ba Compagniepun mendjadi djemu... sampai ke­pa­la-kepala Compagniepun sama terkedjut oleh tje­ri­te­ra-tjeritera hukuman-hukuman-pati, jang Coen tuliskan di dalam iapunja surat-surat dengan ha­ti jang tiada rasa-kemanusiaan “Itu benar membikin takut, tapi tiada membawa ka­sih”.... Begitulah pendapatnja orang-orang sen­ di­ri, jang untuk keperluan labanja, mendjadi se­ bab­nja suatu negeri penduduknja hampir di­tum­ pas­kan samasekali”.



“Coen (Jan Pieterzoon Coen Sk), is in deze gansche zaak, die een vlek op zijne nagedachtenis wierp, met een onmenschelijke wreedheid opgetreden, die zelfs Compagnie’s dienaren te kras was... tot de bewindhebbers toe heeft het koele verhaal zijner executien, in Coen’s brieven vervat, onthutst... “t zal wel ontsagt, maar geen gunst baren”.... Zoo oordeelen de lieden zelve, terwille van wier winsten een bloeiende bevolking... nagenoeg was uitgeroeid”.85



Dan Prof. Kielstra86 mentjeritakan:



www.boxnovel.blogspot.com 86



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 86



001/I/14



85. t. a. p. p. 117. 86. Verstiging Ned. Gezag, [De vestiging van het Nederlandsch Gezag in den Indischen Archipel/Membangun kekuasaan Belanda di Kepulauan Indonesia] pag. 12.



8/18/2014 9:16:43 AM



I ndonesia M enggugat



“Monopolie-dagang itu harus diperolehkan oleh orang-orang kita, dan bilamana sudah di da­lam ta­ngan kita, maka zonder banjak fikiran la­gi se­ ga­la matjam upaya dikerdjakanlah untuk me­nge­ kal­kan­nja. Kepentingan-kepentingan penduduk tak di­per­du­li­kan oleh pemuka-pemuka kita; kaum Islam dan kaum jang bukan-Islam dan kaum heiden87 di dalam mata­nja ka­um Christen adalah kurang-harga; menurut fa­ham-faham zaman itu, mereka—orang gemar pa­da perkataan-perkataan dari kitab Indjil—ada­ lah “bangsa buruk dan djahanam”, jang bila be­ra­ni me­la­wan Compagnie, harus dibinasakan sa­ma­se­ka­li.”



“Het handelsmonopolie moest door de onzen wor­ den verworven en, was het eenmaal verkregen, dan werd zonder bedenking elk middel toegepast dienstig was. Voor de belangen dier bevolkingen voelden onze machthebbenden bitter weinig: de Mo­hame­danen en heidenen waren in het oog der Chris­te­nen minderwaardig; naar de opvattingen van dien tijd vormden zij—men bezigde gaarne bij­bel­sche uitdrukkingen—een “verkeerd en ver­ draaid geslacht”, dat wanneer het de Compagnie wees­treefde, desnoods vernietiging verdiende”.



Lagi satu dalil dari seorang Djerman: Prof. Dietrich Schäfer, jang berbunji: “Pertjobaan-pertjobaan mereka, memasukkan ke­­ pu­lau­an Australia jang dekat-dekat ke dalam ling­ kungan perusahaannja, sudahlah kami tjeritakan. Tatkala ternjata bahwa di sini tiada hatsil apa-apa bagi perusahaan mereka ketika itu, maka per­usa­ haan itu lantas dipusatkanlah di atas pemeras­an dan perampokannja pulau-pulau jang terkenal



www.boxnovel.blogspot.com 87



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 87



001/I/14



87. penyembah berhala—peny.



8/18/2014 9:16:43 AM



P anca A zimat R evolusi



le­bih dulu sadja. Tjaranja perampokan ini, tak sa­ lah­lah kalau oran namakan jang paling kedjam di se­lu­ruh riwajat kolonial adanja.”



“De pogingen, die ze deden, ook de naburige Australische eilanden binnen het bereik van hun wer­kzaam­heid te brengen, hebben we reeds ver­ meld. Toen het bleek dat hier voor het toenmalige bedrijf niets te halen viel, beperkte men zich tot de uitbuiting van de reeds vroeger bekende ge­bie­ den. De wijze, waarop deze plaats had, heeft men niet ten onrechte de meest rücksichtslose genoemd, waar­van de koloniale ervaring weet te verhalen.88



Sebagai penutup, pemandangannja Prof. Snouck Hur­ gro­nje,89 jang berkata: “Bagian jang pertama dari tjeritera-rindu HindiaBe­lan­da, itu adalah bernama Compagnie, dan mu­ lai­nja hampirlah sama dengan abad jang ke-17. Pe­mu­ka-pemukanja adalah berhak atas kitapunja ra­sa-hor­mat karena haibatnja merekapunja ke­ mau­an berusaha, tetapi maksud jang mereka ke­ djar dan upaja-upaja jang mereka djalankan un­tuk mengedjar maksud itu, adalah begitu rupa, se­hing­ ga kita, meskipun kita tak kurang-kurang mem­per­ ingati tjara dan adat-istiadat zaman dulu itu, su­ kar sekalilah menahan kitapunja rasa-djemu dan rasa-dji­djik. Itu “pertjobaan” mulainja, ialah, jang pen­ du­ duk-penduduk Hindia itu beladjar ke­ nal dengan “tahinja” bangsa Belanda, jang mem­per­ ma­in­kan mereka dengan sombong dan la­gak, dan



www.boxnovel.blogspot.com 88



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 88



001/I/14



88. Prof. Dietrich Schafer, dari buku “Kolonial Geschichte”, hal. 82. 89. Snouck Hurgronje (1857-1936) ialah sarjana Belanda yang pernah bermukim selama dua tahun di Mekah dengan nama samaran Abd-Al-Gaffar. Sekembali dari Mekah, ia bersikap oposan terhadap pemerintah Belanda. Hal ini tercermin dalam buku yang ia tulis Colijn over Indie—peny.



8/18/2014 9:16:43 AM



I ndonesia M enggugat



jang pekerdjaannja tak lain daripada me­me­ras­kan deel­ keringat untuk mengajakan sekawan aan­ hou­ders di tanah-airnja. Pungawa-punggawanja com­pag­nie ini, jang oleh madjikan-madjikannja itu, ada­lah menundjukkan suatu kerendahan dan ke­dja­hat­an budi-tindak, jang melebihi segala ke­ dje­lek­an jang dituduhkan kepada bangsa-bangsa Timur!” “Het eerste bedrijf der Nederlandsch Indische tra­ ge­die heet Compagnie, en begint bijna gelijk met de 17e eeuw. De hoofdacteurs hebben aanspraak op onze bewondering om hunne onverschrokken energie, maar het doel, waarvoor zij werkten, en de door hen gebezigde middelen waren van zulken aard, dat men, zelfs bij volle betrachting van den regel, de faits et gestes met den maatstaf van hun tijd te meten, vaak moeite heeft om zijn afschuw te bedwingen.



“Het “experiment” begon zoo, dat de bewoners van Indië in aanraking kwamen met het uitschot der Holland­sche natie, die hen met zooveel ge­ ring­schatting behandelden als zij verdroegen, en wier taak het was, alle krachten in te spannen tot verrijking eener groep aandeelhouders in het moederland. De ambtenaren van dit gecharterde lichaam, door hunne broodheeren al te kort ge­ hou­den, maar niet minder dan deze belust op winst, vertoonden een beeld van corruptie dat het ergste, wat men Oostersche volken aanwrijft, in de schaduw stelt.90



Begitulah gambarnja imperialisme-tua daripada Oost-In­ dis­che-Compagnie. Sesudah Oost-Indische-Compagnie pada kira-kira tahun 1800 mati, maka tidak ikut matilah stelselnja



Zaman Cultuurstelsel



www.boxnovel.blogspot.com 89



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 89



001/I/14



90. Colijn over Indië pag. 33.



8/18/2014 9:16:43 AM



P anca A zimat R evolusi



monopolie, tidak ikut matilah stelsel-mengaut-untung jang bersendi pada paksaan. Malahan... sesudah habis zaman com­ mis­sie-commissie dan pemerintahan Inggeris, jang mengisi ta­hun-tahun 1800-1830; sesudah habis zaman “tergojanggojang” antara ideologie-tua dan ideologie-baru,91 sebagai jang disebar-se­barkan oleh revolutie Perantjis; sesudah habis “tijdvak van den twiffel”92 ini, maka datanglah stelsel-kerdjapaksa jang lebih kedjam lagi, lebih mengungkungkan lagi, le­bih memutuskan nafas lagi,—jakni stelsel-kerdja-paksa da­ri­pada cultuurstelsel, jang sebagai tjambuk djatuh di atas pun­­dak dan belakangnja rakjat kita! Djuga cultuurstelsel ini, Tu­an-tuan Hakim, tidak usah kami beberkan lebar-le­bar ke­ kedjamannja; djuga cultuurstelsel ini sudah diakui djahatnja oleh hampir setiap kaum jang mengalaminja, dan oleh kaum terpeladjar jang mempeladjari riwajatnja. Tetapi, djuga daripada cultuurstelsel ini, jang bekasbekas­nja sampai ini hari belum djuga hilang, dan mem­pe­ nga­ruhi susunan P.N.I. itu (sebagai nanti akan kami uraikan), mari­lah kami ulangkan satu-dua pendapatannja kaum-kaum ahli itu: “Pemerasan dan perampokan penduduk itu, jang tiada batas lagi melainkan batas kuat atau tidak­ nja badan orang-orang penduduk itu memikulnja, kini bisalah didjalankan dengan tiada halangan sua­tu apa lagi”,



“De uitbuiting der bevolking waaraan nu bijna ge­ en andere grens gesteld was dan haar physiek uithoudingsvermogen, kon ongehinderd plaats vin­den”,



www.boxnovel.blogspot.com 90



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 90



001/I/14



91. ideologie = akal-fikiran. 92. Tijdvak van den twijfel = masa ragu-ragu.



8/18/2014 9:16:44 AM



I ndonesia M enggugat



begitulah Prof. Gonggrijp berkata.93 Dan di lain tempat pudjangga ini menulis: “Aturan ini bukannja sadja bersendi atas paksaan, tetapi paksaan itu, di dalam dua puluh tahun di nja masa jang kami bitjarakan ini, adalah awal­ lebih berat daripada bebannja contingenten, jang pemu­ngutannja ialah terutama diserahkan ke­pa­da kepala-kepala Bumiputera. Cultuurstelsel ada­ lah lebih berat, jakni lantaran keradjinan amb­te­naar Belanda ini adalah berarti tambah be­rat­nja tindasan stelsel itu, beserta pula tambah baik­ nja tjarakerdjanja dan tambah besar hatsil-untungnja.”



“Tiada cultuur adalah begitu menggoda ke­se­djah­ teraan sebagai nila.94 Tatkala cultuur nila ini di da­ lam tahun 1830 dimasukkan di tanah Priangan de­ ngan tjara jang angkara, maka rakjat mendjadilah binasa tjilaka samasekali. Di dalam district Sim­ pur da­ri­pada keresidenan ini maka penduduk la­kilaki daripada beberapa desa dipaksakanlah be­be­ ra­pa de­sa dipaksakanlah bekerdja di kebon-ke­bon ni­la itu, tudjuh bulan lamanja, djauh da­ri ru­mah­nja; selama tudjuh bulan itu mereka haruslah mentjari makan sendiri. Tatkala mereka pulang lagi, maka ternjatalah bahwa merekapunja tanaman padi su­ dah binasa. Di awalnja 1931, maka daripada dis­ trict ini, lima bulan lamanja, 5.000 orang laki-la­ ki dengan 3.000 kerbo dipaksakanlah mengolah ta­ nah buat suatu paberik jang baru didirikan. Tat­ka­la kerdja ini sudah selesai, benih-benih nila be­lum­lah tersedia. Baru dua bulan kemudian da­ ri­pa­da itu, ketika alang-alang, itu rumput-rum­put



www.boxnovel.blogspot.com 91



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 91



001/I/14



93. J. E. Stokvis, Van Wingewest naar zelfbestuur. [Lihat juga Gonggrijp, Economische Geschiedenis Nederlandsch Indie—peny.]. 94. nila: tumbuhan perdu, tegak, tingginya 1–2 m, bercabang sedikit, berdaun majemuk menyirip ganjil, mengandung indikan yangg menghasilkan zat warna indigo (nila), digunakan untuk mewarnai tekstil—peny.



8/18/2014 9:16:44 AM



P anca A zimat R evolusi



jang orang takuti, sudah subur memenuhi ta­nahta­nah jang diolah tadi, datanglah benih ni­la da­ri Be­ta­wi. Orang laki-laki, perempuan, ka­nak-ka­ nak sekarang digiringkanlah disuruh meng­ olah lagi ladang-ladang itu. Kerapkali adalah perempuan-perempuan hamil jang melahirkan anak se­la­gi berkeluh-kesah mendjalankan kerdja jang se­be­rat itu”....



“Niet alleen dus berustte dit systeem op dwang; die dwang was, in de donkere eerste twintig jaren van het hier besproken tijdvak, zwaarder dan het juk der contingenten, wier heffing in hoofdzaak aan de inheemsche hoofden werd overgelaten. Het cul­tuur­stelsel werd verzwaard door de acti­vi­teit van den Europeeschen ambtenaar; deze be­tee­ken­ de een verzwaring van den druk van het stelsel en te­ge­lijkertijd zijn technische verbetering en groo­ te rendabiliteit”.



www.boxnovel.blogspot.com 92



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 92



001/I/14



“Geen cultuur is zulk een plaag geweest als die van indigo. Toen deze in 1830 op roekelooze wijze in de Preanger was ingevoerd, werd ze tot een ware volksramp. In het district Simpoer van dat gewest werden de mannen uit een aantal dessa’s gedwongen om 7 maanden onafgebroken, ver van hun woningen, aan de indigovelden te werken; al dien tijd hadden ze in hun eigen voeding te voorzien. Bij hun thuiskomst vonden zij hun rijstgewas vernietigd. Gedurende de vijf eerste maanden van 1831 werden 5.000 mannen met 3.000 buffels uit hetzelfde district gedwongen, de gronden te ontginnen voor een opgerichte fabriek. Toen die arbeid was afgeloopen, ontbraken de indigostekken. Eerst twee maanden later, nadat de alang-alang, het gevreesde onkruid, het ontgonnen



8/18/2014 9:16:44 AM



I ndonesia M enggugat



terrein reeds bedekte, ontving men indigozaad uit Batavia. Mannen, vrouwen, kinderen werden nu opgejaagd om de velden opnieuw te spitten. Meer dan eens brachten zwangere vrouwen haar kinderen onder den zwaren arbeid ter wereld”....



Dan Stokvis mentjeritakan:95



“Sampai di dalam tahun 1866 masih adalah daerahdae­rah, di mana si penanam kopi hanjalah me­ne­ rima 4 atau 5 sen sehari, sedangkan ia harus ada 30 sen buat hidup. Di dalam cultuur nila atjapkali orang bajarkan f 8,96—setahun.... Di dalam cultuur kopi adalah upah jang hanya f 4.50 setahun buat orang-orang seisi rumah,—jakni 90 sen buat satu orang. Penulis Vitalis adalah melihat orang-orang jang kelaparan itu merangkak sepandjang djalan, tinggal tulang kulit belaka seperti djerangkongbeng­ka­rak kurusnja. Beberapa orang adalah begi­ tu letih, sampai mereka tak bisa makan lagi makan­ an jang orang kasihkan padanja sebagai persekot; mereka lantas meninggal.... Di dalam cultuur-cul­ tuur itu sering-sering djugalah rakjat lantas sama kabur meninggalkan negerinja, djumlahnja malah sering besar sekali. Memang ini adalah djalan jang satu-satunja untuk menjelamatkan diri daripada siksa itu”.



“Pukulan dengan pentung dan labrakan dengan tjam­ buk terdjadilah sehari-hari, dan di ladang nila orang tidaklah hairan lagi kalau melihat ti­ ang-tiang buat mengikat orang-orang jang mau di­tjam­buk”.



www.boxnovel.blogspot.com 93



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 93



001/I/14



95. Van wingewest naar Zelfbestuur [Selengkapnya: Van Wingewest naar Zelfbestuur in Nederlandsch Indie/Dari daerah rampasan ke pemerintah sendiri, hlm. 27— peny.]. 96 f: gulden, mata uang yang berlaku pada zaman penjajahan, mata uang Belanda— peny.



8/18/2014 9:16:44 AM



P anca A zimat R evolusi



“Di sini adalah suatu rakjat jang tidak sepandjang wet,97 tetapi dengan sebenarnja hiduplah di da­ lam perbudakan. Rakjat itu memang takut ke­pa­da kepala-kepalanja; kepala-kepala ini su­dah­lah pula bel­ adjar takut kepada kaum jang me­ me­ rin­ tah. Se­mua kegagahan dan semua semangat-ke­mer­ de­ka­an jang dulu hidup di dalam hati-sa­nu­bari bang­sa Djawa, kini sudah lenjaplah oleh ke­kua­ sa­annja Compagnie dan kedjahatan v.d. Bosch98 jai­tu: ia mengisapkan lagi sungsumnja rakjat jang memang sudah binasa itu, hisapan jang mana se­ benarnja tak bedalah sedikit djuapun daripada stel­sel­nja compagnie itu. Malahan lebih keliwat dan le­bih djahat! Sebab compagnie tak haruslah me­mi­kul per­tang­gungan-djawab dan memang tak per­ nah­ lah suka memikul pertanggungandjawab itu. Com­pag­nie adalah berdagang dengan tjara-tjara ka­um dagang jang kaku-hati. Tetapi v.d. Bosch ada­lah mewakili negeri, mewakili staat— tanah-air jang begitu banjak berhutang budi. Segala matjam upaja, jang bisa membikin aturan dja­djah­an itu mendjadi lebih kedji lagi daripada me­ mang­ nja, sudahlah didjalankan olehnja dan oleh pengganti-penggantinja. Sudah beratlah tin­ das­annja suatu tjara-productie Barat di atas suatu pergaulan-hidup pertanian di dunia Timur, tetapi masih lebih berat lagilah rasanja kesengsaraan jang terdjadi karena kesombongan siorang asing itu atas kekuasaannja”. “Nog in 1866 waren er streken, waar de koffieplanter 4 a 5 ct. per dag verdiende, terwijl hij 30 ct. noodig had voor zijn levensonderhoud.



www.boxnovel.blogspot.com 94



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 94



001/I/14



97. hukum. 98 Van den Bosch, Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada 1830–1833, perencana cultuurstelsel. Menjabat Menteri Jajahan pada 1835–1837—peny.



8/18/2014 9:16:44 AM



I ndonesia M enggugat



In de indigocultuur werd in vele gevellen f 8.—per jaar uitbetaald.... Er waren loonen in de koffiecultuur van f 4.50 per jaar en per gezin, dus 90 ct. per persoon.... In Preanger zag dezelfde schrijver (Vitalis) de hongerende menschen als geraamten langs de wegen wankelen. Sommigen waren zoo uitgeput, dat zij het hun als voorschot toegediende voedsel niet konden opnemen; zij stierven.... volksverhuizingen kwamen ook in de cultures veel voor en op groote schaal. Het was de eenige mogelijke redding uit de ellende”, Stokslagen en geeselingen waren aan de orde van den dag en op vele indigovelden was de geeselpaal een gewoon verschijnsel”.



“Het ging hier om een volk, dat niet wettelijk maar feitelijk in slavernij verkeerde. Het had de vrees voor zijn hoofden in zich opgenomen; die hoofden weer hadden de vrees voor den overheerscher geleerd. Al wat er nog aandurf en vrijheidsgeest in den Javaan geleefd had, was verloren onder den ruwen handel der compagnie, en de kwade fout van Van den Bosch was, dat hij het reeds ontwrichte volk opnieuw onderwierp aan een uitmergeling, welke in wezen volslagen gelijk was aan het Compagnie-systeem. Ze was erger en schuldiger! De Compagnie had geen aansprakelijkheid te aanvaarden of aanvaard. Zij dreef negotie met de middelen van den harden negotiant. Van den Bosch vertegenwoordigde de staat zelf, een moederland, dat zooveel had goed te maken.



www.boxnovel.blogspot.com 95



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 95



001/I/14



Alle middelen, welke de koloniale verhouding weer­zin-wekkender konden maken dan ze van na­ tu­re reeds is, hebben hij en zijn opvolgers gebezigd. Het opleggen van een Westersche, dus meer eis­



8/18/2014 9:16:44 AM



P anca A zimat R evolusi



chen­ de productie-methode aan een tropische agra­ris­che gemeenschap is reeds een druk, maar zwaar­der nog is het leed dat de machtsdrift van het vreem­de ras medebrengt....”



Dua dalil lagi, Tuan-tuan Hakim, lantas kami tutup kami punja dalil-dalil berhubung dengan cultuurstelsel ini: dua dalil lagi dari Prof. Kielstra dan Prof. Veth: “Orang di negeri Belanda tidak tahu, atau purapu­ra tidak tahu bahwa di Hindia semua beja-beja on­der­wijs,99 openbare-werken,100 politie101 dan ba­ njak lain-lain hal lagi, selamanja diungsretung­sret­kan sampai seketjil-ketjilnja, agar supaja “untung bersih” bisa mendjadi sebesar-besarnja; dan, jang lebih djahat, bahwa penduduk adalah begitu terhalang-halangi di dalam pertaniannja iapunja ke­per­luan hidup sendiri oleh kerdja-paska jang ditimbulkan di atas pundaknja itu, sehingga di be­be­ra­pa daerah timbullah kemelaratan dan ke­seng­saraan, kelaparan dan pelarian rakjat”.



dan



“Men wist in Nederland niet, of veinsde niet te we­ten, dat in Indië alle uitgaven voor onderwijs, open­ba­re-werken, politie en zooveel meer, steeds tot een uiterst minimum werden teruggebracht om de “batige sloten” te hooger te kunnen opvoeren; en, wat nog erger was, dat de bevolking door den haar opgelegden dwang zoozeer in de teelt van haar eigen voedingsmiddelen werd belemmerd, dat in verschillende gewesten armoede en volks­ ver­loop ontstonden”,102



www.boxnovel.blogspot.com 96



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 96



001/I/14



99. pengajaran, pelatihan—peny. 100. pekerjaan umum—peny. 101. polisi—peny. 102. Vestiging Ned. gezag p. 38.



8/18/2014 9:16:44 AM



I ndonesia M enggugat



“meski buat siapapun jang memandang cul­tuur­ sel itu suatu kebadjikan buat tanah Djawa stel­ mau­pun bu­at negeri Belanda,—buat tanah Djawa oleh ka­re­na stelsel ini mendidik orang Djawa su­ka be­ker­dja, buat negeri Belanda oleh karena meng­isi ben­da­ha­ra negeri,—maka sepandjang pen­da­pat­ an ka­mi, kemunafikan mengerdjakannja adalah men­dje­mu­kan dan mengedjikan”, “zelfs voor hen die in het cultuurstelsel een wel­ daad zoowel voor Java als voor het moederland zien,—voor Java omdat het den Javaan tot den arbeid opleidde, voor het moederland omdat het zijn schatkist vulde,—moet dunkt mij de hypocrisie stui­tend zijn waarmede het werd ingevoerd”,103



begitulah kedua profesor itu menulis. Tuan-tuan Hakim jang terhormat! Oost-Indische-Com­ pag­nie mengkotjar-katjirkan rumah-tangga Indonesia. Cul­ tuur­ stelsel mengkotjar-katjirkan rumah-tangga Indonesia. Tu­an-tu­an barangkali bisa djuga lantas mempunjai fikiran: “Be­nar V.O.C. dan Cultuurstelsel djahat, benar V.O.C. dan Cul­ tuur­stelsel ada suatu bentjana bagi rakjat Indonesia, benar V.O.C. dan Cultuurstelsel memasukkan rakjat Indonesia di dalam kesengsaraan dan kehinaan, tetapi buat apa mem­ bong­kar-bongkar hal-hal jang sudah kuno?” Betul Tuan-tuan Hakim, kedjahatan V.O.C. dan kedjahatan Cultuurstelsel adalah kedjahatan kuno, tetapi hati-nasional tak gampanglah melupakannja. “Kelaliman jang orang deritakan lama sekalilah orang ingat; kelaiman jang orang perbuatkan, sebentar sekalilah orang lupakan”,



www.boxnovel.blogspot.com 97



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 97



001/I/14



103. Java II pag. 410.



8/18/2014 9:16:44 AM



P anca A zimat R evolusi



De herinnering des menschen aan geleden onrecht is lang; gedaan onrecht wordt spoedig vergeten”,



begitulah Sanders berkata. Lagi pula, sebagai tadi telah ka­ mi katakan, sebagai pula telah dikatakan oleh Prof. Snouck Hurgronje di muka,—buntut-buntutnja V.O.C. dan Cul­tuur­ stelsel itu, naweeënnja104 V.O.C. dan Cultuurstelsel itu jang dua-duanja berstelsel monopolie, sampai ini hari belumlah hi­lang, sampai ini hari masihlah tertjerminkan di dalam wu­djud­nja susunan pergaulan-hidup Indonesia, sehingga po­li­tiek dan gerakannja Partai-Nasional-Indonesia, se­ ba­gai nanti akan kami terangkan, terpengaruh oleh ka­ re­na­nja! Di dalam pertengahan abad ke-19 “modern-ka­pi­tal­is­ me” jang bersendi kepada “kerdja merdeka” dan “per­sa­ing­an merdeka”, di negeri Belanda mulai timbul. Toh... Cul­tuur­tstel­ sel jang bersendi kepada “kerdja-paksa” dan jang terutama me­nga­sih untung kepada staat Belanda itu, jang tidak begitu meng­ ge­ muk­ kan kantong kapitalist Belanda partikelir itu, cultuur­tstelsel itu tidak lekas-lekas dihapuskan. Bukan oleh ka­re­na negara Belanda tak memperdulikan kepentingannja ka­um modalnja partikelir, bukan oleh karena kepentingan staat itu ada lebih ditinggikan daripada kepentingannja bour­geoisie,105 tetapi tak lain tak bukan ialah oleh karena bourgeoisie Belanda pada masa itu adalah butuh pada cultuurstelsel itu sebagai pembajar segala hal-hal jang perlu diadakan lebih du­ lu bagi suburnja kapitalisme di negeri Belanda sendiri! Hen­riëtte Roland Holst106 di dalam bukunja “Kapitaal en Ar­be­id in Nederland” adalah menulis:



www.boxnovel.blogspot.com 98



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 98



001/I/14



104. Naweeen = akibat. 105. bourgeoisie = kaum perusahaan, kaum modal. 106. Henriete Roland Holst, seorang penyair wanita Belanda, yang berjuang di sayap sosialis.



8/18/2014 9:16:44 AM



I ndonesia M enggugat



“Bourgeoisie di dalam tahun-tahun limapuluhan107 ada­lah tjerdik sekali dan adalah menundjukkan ke­in­sjaf­an-kelas jang sehat, jang ia tidak mem­ bu­ang­kan cultuurstelsel itu di dalam kolong se­ be­lum ia mengeduk dulu segala hal-hal jang cul­ tuur­ stelsel itu bisa kasihkan.... Adalah bahaja, jang ka­um-kaum jang tak sabar nanti terlampau ter­go­poh-gopohlah menggantikan cultuurstelsel, wa­ris­an dari pemerintahan lalim itu, dengan per­ usa­ha­an partikelir. Tetapi, benar satu-dua orang ber­pen­da­pat­an begitu,—bourgeoisie seumumnja adalah lebih budiman. Bourgeoisie itu sebagai ke­las ada­lah merasa bahwa, teristimewa-mewa, ke­pen­ting­an­nja ialah: Pertama, naiknja crediet da­ri­pa­da staat oleh pelunasan hutangnja. Ke­dua: pengurangan beratnja beban jang harus dipikul oleh perdagangan dan perusahaan de­ngan dja­ lan pengurangan tingginja beja-beja dan padjagpadjag jang bourgeoisie itu harus ba­ jar,—pe­ ngu­rang­an beja dan pengurangan nan­ti bi­sa­lah menggugahkan padjag jang mana ha­nja­lah bisa laksana kalau fatsal I itu tadi sudah se­le­sai. Ke­ti­ ga: pembikinan djalan-djalan kereta-api dan dja­ lan-djalan-air, dengan tidak terlalu-lalu sekali me­ ro­goh kantongnja bangsa, sebab ini kekolotannja bang­sa Belanda itu, jang selamanja haimat dan ki­ kir. Semua hal-hal ini adalah perlu sebelum pe­nge­ duk­an kekajaan Hindia oleh orang partikelir bi­sa di­dja­lan­kan; sebab nationaal-crediet, djalan-dja­ lan ke­re­ta-api dan pelabuhan-pelabuhan adalah per­lu un­tuk mendjadi alas-alasnja usaha ini. Se­ ga­la hal jang baik ini Hindialah jang membajar, www.boxnovel.blogspot.com 99



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 99



001/I/14



107. Merujuk pada 1850—peny.



8/18/2014 9:16:44 AM



P anca A zimat R evolusi



dus bu­at sementara waktu, Hindia haruslah tetap mem­bajar”.108



“Het was practisch gehandeld van de bourgeoisie in de vijftiger jaren en een gezonde uiting van klassebewustzijn, dat zij het cultuurstelsel niet in den hoek wierp eer zij er alles had uitgehaald wat het kon geven... het gevaar bestond, dat al ongeduldige en te haastig vooruitstrevende geesten al te spoedig den Javaan de zegeningen van vrij arbeid hadden willen verschaffen en het cultuurstelsel, die erfenis der autokratie, door het particulier initiatief vervangen. Echter enkelen mochten zoo gezind zijn, de bourgeoisie in haar geheel was wijzer. Zij voelde als klasse voor alles belang te hebben, eerstens, bij armortisatie der schuld. Tweedens: bij de ontheffing van handel en bedrijf door vermindering van rechten en belastingen, die alleen door het onder I genoemde kon tot stand komen. Derdens: bij bouw van spoorwegen en waterwegen, zonder de natie op groote kosten te jagen, die bij de op zuinigheid gestelde Nederlanders, het vuurtje van konservatisme aangeblazen zouden hebben. Dit alles was noodig voor de individueele exploitatie van Indië kon beginnen, want nationaal-krediet, spoorwegen en havens in het moederland moesten van die exploitatie de steunpunten zijn. Al die goede dingen leverden de Indische baten, dus de Indische baten moesten, voorloopig, behouden blijven”.109



www.boxnovel.blogspot.com 100



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 100



001/I/14



108. Yang dimaksud di sini ialah modal lebihan dari keuntungan yang ditanam di Indonesia—peny. 109. pag. 85, 86.



8/18/2014 9:16:44 AM



I ndonesia M enggugat



Tetapi, sesudah sjarat-sjarat modern-kapitalisme semua se­ le­sai terurus, sesudah kredit nasional kokoh kembali dan se­su­dah djalan-djalan kereta-api, kanaal-kanaal, pelabuhanpe­la­buh­an telah rampung, sesudah modern-kapitalisme men­dja­di su­bur, maka surplus-kapitaalnja,110 mulailah ingin di­ma­suk­kan di Indonesia,—modern-imperialisme mulailah lahir. Tak berhenti-henti modern-imperialisme itu lan­tas memukul-mukul di atas pintu-gerbang Indonesia jang ku­rang lekas dibukanja, tak berhenti-henti kampiun-kam­ piun­nja modern-imperialisme jang tak sabar lagi itu meng­ han­tam-hantam di atas pintu-gerbang itu, tak berhenti-henti pen­dja­ga-pendjaga pintu-gerbang itu saban-saban sama ge­ me­tar mendengar dengungan pekik “naar vrijheid”,111 “naar vrij arbeid”112 daripada kaum-kaum liberal kapitalisme, jang ingin lekas-lekas dimasukkannja. Dan achirnja, pada kira-kira tahun 1870, dibukalah pintugerbang itu! Sebagai angin jang makin lama makin meniup, sebagai aliran sungai jang makin lama makin membandjir, sebagai gemuruhnja tentara menang jang masuk ke dalam kota jang kalah,—maka sesudahnja Agrarische- dan Suikerwet de Waal di dalam tahun 1870 diterima baik oleh Staten-Ge­ ne­raal di negeri Belanda,113 masuklah modal partikelir itu di In­do­nesia, mengadakan paberik-paberik gula di mana-mana, kebon-kebon teh, onderneming-onderneming tembakau dan lain sebagainja, ketambahan lagi modal-partikelir jang mem­ bu­ka matjam-matjam perusahaan tambang, matjam-matjam perusahaan kereta-api, tram, kapal, atau paberik-paberik jang lain. Imperialisme-tua makin lama makin laju, imperialismemodern menggantilah tempatnja,—tjara-pengedukan harta



ModernImperialisme



www.boxnovel.blogspot.com 101



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 101



001/I/14



110. modal kelebihan. 111. kebebasan—peny. 112. untuk kerja merdeka—peny. 113 Undang-Undang Agraria dan Undang-Undang Tanaman Tebu dibuat oleh Staten General yang berkedudukan di Belanda, bukan oleh Raad van Indie. Sebab, Raad ini baru ada pada 1918—peny.



8/18/2014 9:16:44 AM



P anca A zimat R evolusi



jang meng­gali untung bagi staat Belanda itu, makin lama ma­ kin be­robahlah, terdesak oleh tjara-pengedukan baru jang me­nga­jakan modal partikelir. Tjaranja-pengeduk berobah,—tetapi banjakkah pe­ro­bah­ an bagi rakjat Indonesia? Tidak, Tuan-tuan Hakim jang ter­hor­ mat,—bandjir harta jang keluar dari Indonesia ma­lahan makin besar, “drainage” Indonesia malahan makin makan!



www.boxnovel.blogspot.com 102



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 102



001/I/14



“Di dalam perbantahan tentang soal-djadjahan an­ ta­ra tahun 1848 dan tahun 1870 jang mendjadi pu­ sat­ nja perselisihan ialah soal kerdja-paksa atau­ kah kerdja merdeka; perselisihan di zaman ba­ ru-dja­ tuh­ nja compagnie sediakala, ini adalah ter­djadi lagi; kini kaum-kolot lagilah jang njata-te­ rang alasannja, dan kaum-muda lagilah jang ku­ rang njata-terang alasan-alasannja itu. Kaum ko­ lot tetaplah memandang negeri djahdjahan itu sebagai sumber keuntungannja staat, kaum-mu­ da adalah djemu melihat negeri djadjahan itu di­ bi­kin negeri-pengedukan harta. Sutji dan penuh de­ngan rasa kemanusiaanlah usahanja kaum-mu­ da itu membikin Hindia didjadikan negeri ker­djamerdeka dan negeri jang terperintah de­ngan bersihhati sehingga lekas bisa madju; te­ ta­ pi, sebagai djuga pengandjur-pengandjur jang da­hu­lu, maka mereka adalah mengabui mata sendiri, me­ngira bahwa masuknja modal itu sadja sudah tjukuplah untuk memerdekakan Hindia daripada keadaan negeri pengedukan-harta itu. Toch, bagi rakjat jang sudah letih itu, ini tak lainlah daripada penggantian pengeduk belaka. Betul berhentilah kedjahatan penjampuran staatskapitalisme de­ ngan staatsbestuur itu jang karena perbandinganperbandingan di negeri Belanda tak mengasih hak kepada rakjat ikut bitjara; tetapi riwajat—kolonial jang baharu toch sudah tjukuplah mengadjarkan,



8/18/2014 9:16:44 AM



Notosoetardjo—Bung Karno Di hadapan pengadilan kolonial



I ndonesia M enggugat



Para pemimpin PNI: dr. Samsi, Ir. Sukarno, dan Mr. Iskaq



bahwa hilangnya cultuurstelsel itu tak lainlah daripada kemenangan sipengeduk jang satu di atas sipengeduk jang lain. Negeri pengeduk-harta ini hanjalah mendapat aandeelhouders jang baharu sadja. Modal partikelir mendapatlah pengaruh jang besar di atas staat djadjahan. Dan tak per­nah­ lah “un­tung-bersih” itu mengalirnja begitu deras sebagai djustru di bawah pimpinannja sipenge­duk baharu ini; aliran itu hanjalah melalui djalan-dja­lan yang lebih tenang belaka”….



www.boxnovel.blogspot.com 103



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 103



001/I/14



“In den kolonialen strijd van 1848-1870 ging het uitsluitend tusschen dwangcultuur en vrijen arbeid; men zag een intensieve herhaling van de meenings-twisten uit de twijfel-periode na den val der Companie; ook nu duidelijkheid bij het be­houd en onhelderheid bij de oppositie. De



8/18/2014 9:16:44 AM



P anca A zimat R evolusi



con­ ser­ va­ tieven blijven het koloniaal-bezit als bron voor staatswinst beschouwen, de oppositie gruwde van de verwerking van het koloniale land als “wingewest”. Zuiver en menschlievend was hun striven naar een vrij arbeidend; maar met de besten hunner voorloopers deelden zij het bijna symphatieke zelfbedrog, alsof het vrije kapitaal slechts behoefde binnen te treden om Indië uit den staat van wingewest te zien be­ vrijd. Toch, voor het verzwakte volk ging het slechts om wisseling van exploitant. Het zou wel gedaan zijn met de kwade vermenging van staatskapitalisme en staatsbestuur, onder moederlandsche verhoudingen, wel­ke­volks­zeg­ gen­ schap terughielden; maar de nieuwere ko­ lo­niale geschiedenis heft toch al geleerd, dat de verdwijning van het cultuurstelsel slechts de winning van den eenen exploitant op den over­ an­deren beduidde. Het wingewest kreeg nieuwe aandeelhouders. Het particuliere kapitaal wierp verhoogden invloed op den staat en da nook in het koloniale staatsgebeid. En nimmer vloeide het “batig-saldo” rijker dan juist onder den nieuwen exploitant; het volgde slechts stillere wogen”….



begitulah gambaran Stokvis.114 Dan tidakkah “kena” sekali perbandingannja Multatuli jang membandingkan “cultuurstelsel” itu dengan: “suatu kumpulan pipah-pipah jang terpetjahpetjah lagi mendjadi pipah-pipah ketjil miliunanmi­ liunan banjaknja, masing-masing masuk di dalam dadanja miliunan-miliunan orang Djawa, dan masing-masing berhubungan dengan satu ibu pipah, di mana bekerdja satu pompa jang kuat;



www.boxnovel.blogspot.com 104



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 104



001/I/14



114. Van Wingewest naar Zelfbestuur pag 92.



8/18/2014 9:16:44 AM



I ndonesia M enggugat



sedang di dalam aturan berusaha partikelir, tiaptiap pengedjar-untung bolehlah masuk di dalam semua pipah dan bolehlah mengerdjakan iapunja mesin sendiri mempompa sumber itu”.



“Een net van buizen, zich in het oneindige splitsend en verdeelend tot millioenen fijne buisjes, alle op de borst van millioenen Javanen uitloopend, alle in verbinding met de hoofdbuis, waarop één flinke stoomzuiger pompt; terwijl bij particuliere exploitatie ieder avonturier toegang kreeg tot alle buizen en zijn eigen stoom-machine kon doen werken op de bron.”115



Tidakkah “kena” sekali perbandingan itu? Tuan-tuan Hakim jang terhormat, dengan dua citaat116 ini ma­ ka sifat umum daripada modern-imperialisme di Indone­sia itu sudah tjukuplah tergambar, sudah tjukuplah geteekend. Memang, bagi rakjat Indonesia perobahan sedjak tahun 1870 itu hanja perobahan tjaranja pengedukan rezeki; bagi rakjat Indonesia, imperialisme-tua dan imperialisme-modern dua-duanja tinggal imperialisme belaka, dua-duanja tinggal pengangkutan rezeki Indonesia keluar, dua-duanja tinggal drain­age.117 O, zeker,118 zaman modern-imperialisme “ke­so­pan­an”, zaman modern-imperialisme peri-kehidupan damai dan “tenteram”, jakni vrede.119 Zaman modern-imperialisme



mendatangkan mendatangkan mendatangkan mendatangkan



“Beschaving”; vrede, bevolkingsaanwas, verkeersmiddelen etc



www.boxnovel.blogspot.com 105



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 105



001/I/14



115. Bij Roland Holst, Kapital en Arbeid in Ned. p. 150. [Roland Holst mengutip buku Multatuli, Max Havelaar—peny.]. 116. kutipan—peny. 117. drainase; pengatusan; pengedukan sampai habis—peny. 118. tentu saja; pastilah—peny. 119. keamanan—peny.



8/18/2014 9:16:44 AM



P anca A zimat R evolusi



tambahnja djum­ lah rakjat jang deras, mendatangkan pat sekali. Zaman modernbevolkingsaanwas120 jang tje­ imperialisme mendatangkan dja­ lan-djalan-lorong jang menggampangkan perhubungan an­ ta­ ra tempat-tempat di Indonesia, mendatangkan djalan-dja­ lan kereta-api, mendatangkan pelabuhan-pelabuhan dan per­hu­bung­anperhubungan kapal jang sempurna, tetapi, ada­kah itu halhal semua dalam hakekatnja, terpandang dari per­gaulanhidup-nasional, suatu kemadjuan jang seim­bang dengan bentjana jang disebarkan oleh usaha-usaha par­ti­kelir itu? Ach, Tuan-tuan Hakim, berapakah tidak banjaknja orangorang jang tersuramkan penglihatannja itu oleh banjaknja modal-modal dan hatsil-hatsil-kesopanan-Barat jang masuk di negeri kita, dan lantas mengira bahwa modern-im­ perialisme itu mendatangkan kemadjuan belaka. Berapakah tidak banjaknja orang-orang jang terbalikkan matanja oleh schijn121 belaka, terbalikkan matanja oleh sareatnja keadaan, jang didatangkan oleh modern-imperialisme itu, dan lantas memanggut-manggutkan kepala sambil berkata: “Memang, memang, sekarang sudahlah lain sekali dengan zaman Com­ pagnie atau Cultuurstelsel adanja! O, memang, sareatnja memang mendajakan, schijnnja me­mang memutarkan mata! Modern-imperialisme itu, me­ nu­rut perkataannja Kautsky122 adalah: “berlainan dengan politiek-tua terhadap pada kolonie-kolonie perasaan, jang memandang ne­ ge­ri djadjahan itu hanjalah sebagai barang jang ha­rus dirampok sahadja, sebagai kekajaan jang ha­rus diangkut, dan jang bisa diangkut ke negeri



www.boxnovel.blogspot.com 106



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 106



001/I/14



120. pertumbuhan penduduk—peny. 121. penampilan—peny. 122. Karl Kautsky (1854–1938) ialah seorang Austria penganut aliran sosial demokrat— peny.



8/18/2014 9:16:44 AM



I ndonesia M enggugat



sen­ di­ ri sebagai modal. Sebaliknja ia (modernim­pe­ri­alisme) adalah suatu politiek jang djustru memasukkan modal-modal ke dalam kolonie, men­ di­ ri­ kan kerdja-kerdja cultuur di situ,—dus se­pan­djang sareatnya seolah-olah tidak lagi me­ rusakkan, tetapi malahan memadjukan cultuur.” “verschillend met de oude politiek der uit­ buitings­kolonien, die daarin slechts objecten van plunderingen zag, van samenschrapen van rijk­ dom, die men als kapitaal het moederland binnens­ leepte. Integendeel, het is een politiek, die juist kapitalen aan de koloniën toevoert cultuurwerken in deze landen opbouwt, schijnbaar dus niet meer verwoestend, doch juist cultuurbevorderend werkt.123



Tetapi hakekatnja, bagaimanakah hakekatnja “cultuur” jang didatangkan modern-imperialisme itu! “Itu damai dan ketentraman”,—begitulah J.E. Stokvis me­nu­tup pemandangannja atas Oost Indische Compagnie,— “Itu damai dan ketentraman adalah berarti sua­tu perdjoangan jang asor, seringkali djuga per­djo­ ang­an pahlawan jang gagah berani untuk merebut kemerdekaan nasional; itu tambahnja penduduk jang deras adalah beranak-berbuahnja rakjatrakjat Timur jang korat-karit dan rusak”....



“Die vrede echter beteekende een verloren strijd, vaak een heldenstrijd … om de nationale vrij­ heid; de sterke toename van het zielental was de voortplanting van ontwrichte en misbruikte tropen­volken”....124



www.boxnovel.blogspot.com 107



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 107



001/I/14



123. Soz. und Kol. Pol [Sozialismus und Kolonial-politiek] pag. 43. 124. t. a. p. [Stokvis, J.E., Van Wingewest naar Zelfbestuur] pag. 12-13.



8/18/2014 9:16:44 AM



P anca A zimat R evolusi



dan tiap-tiap perkataan di dalam kalimat ini bolehlah kita pakaikan untuk zaman modern-imperialisme itu. Lagi pu­la, bevolkingsaanwas tidak selamanja berarti welvaart,125 tam­ bah­ nja penduduk tidak selamanja berarti kesedjahteraan umum, sebagai diuraikan oleh Peter Maszlow di dalam buku­ nja “Die Agrarfrage in Ruszland”. Di dalam kalangan kaum proletar di Eropah tambahnja djumlah manusia lebih besar dan lebih tjepat daripada di da­ lam kalangan kaum pertengahan dan kaum atasan,—adakah ini berarti bahwa kaum proletar itu lebih njaman hidupnja daripada kaum bourgeoisie? Bahwasanja, tambahnja pen­du­ duk di Indonesia itu tak lainlah daripada “voortplanting van ont­wrichte en misbruikte tropenvolken”, jakni “beranak-ber­ buah­nja rakjat-rakjat jang korat-karit dan rusak belaka”, se­ ba­gai Stokvis mengatakan tadi! Dan itu djalan-djalan-lorong, itu djalan-djalan keretaapi, itu perhubungan-perhubungan kapal, itu pelabuhan-pe­ labuhan,—tidakkah itu bagus sekali bagi rakjat Indonesia? O, zeker, kita mengakui faedahnja alat-alat pengangkutan, jakni faedahnja modern-verkeersmiddelen126 itu, mengakui pengaruhnja jang baik di atas perhubungan dan kemadjuan rakjat, kita mengakui bahwa, djikalau umpamanja rakjat Indonesia itu sekarang kehilangan hal-hal itu semua, nis­ tjaja ia merasa rugi,—tetapi tak dapat disangkallah bah­wa modern-verkeersmiddelen itu menggampangkan gerak­ nja modal partikelir. Tak dapat disangkallah, bahwa modernverkeersmiddelen itu menggampangkan modal itu djeng­ke­ lit­an di atas padang perusahaannja, membesar-besar­kan diri dan beranak di mana-mana, sehingga kerezeki­an rakjat men­ djadi makin kotjar-katjir oleh karenanja!



www.boxnovel.blogspot.com 108



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 108



001/I/14



125. kemakmuran—peny. 126. sarana-prasarana transportasi modern—peny.



8/18/2014 9:16:44 AM



I ndonesia M enggugat



Perbaikan-perbaikan alat-alat pengangkutan dan alatalat productie itu,”—begitulah Karl Kautsky di dalam buku­ nja “So­zia­lismus and Kolonialpolitik” menulis (pag. 41),— “perbaikan-perbaikan alat-alat pengangkutan dan alat-alat productie itu memang tentulah akan ber­ henti tambahnja tenaga-tenaga-productie dari­pa­ da negeri-negeri jang berkemunduran economie­ nja, umpama tidak dibarengi oleh tambahnja be­ ja-beja kemilitairan jang makin berat sadja, dan oleh tambahnja hutang-hutang pada negerilu­ar­an. Oleh karena hal-hal ini, maka perbaikan itu hanjalah mendjadi suatu upaja belaka untuk me­me­ras­kan kekajaan-kekajaannja negeri-negeri jang melarat, begitu banjak diperaskan, sehingga bukan sadja tambahnja productie, jang terdjadi karena perbaikan-perbaikan tadi itu, djuga sa­ma­ sekali habislah dihisap... tetapi djuga begitu banjak diperaskan, sehingga djumlahnja bekal-hidup jang tinggal di dalam negeri untuk hidupnja rakjat dan buruh, makin lama mendjadilah makin kurang pula. Di bawah keadaan-keadaan jang demikian, maka kemadjuan techniek tadi tak lainlah daripada alat-perampokan dan alat memberatkan belaka...”



www.boxnovel.blogspot.com 109



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 109



001/I/14



“de verbetering der communicatie- en productie middelen zou inderdaad de productiekracht der economisch achterlijke landen beduidend ver­ groot­en indien ze niet samenviel met de steeds groeiende toename van militaire lasten en buitenland­ sche schulden. Door deze factoren wordt die verbetering slechts een middle, uit arme lan­ den meer producten te persen als anders, zóó veel uit te persen, dat niet alleen de eventueele meerproductie daardoor opgezogen wordt, die uit de technische verbeteringen geboren wordt, maar



8/18/2014 9:16:44 AM



P anca A zimat R evolusi



Notosoetardjo—Bung Karno Di hadapan pengadilan kolonial



www.boxnovel.blogspot.com 110



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 110



001/I/14



Pengurus Besar Partai Nasional Indonesia. Berdiri dari kanan ke kiri: Mr. Iskaq, Mr. Sartono, Mr. Gatot, dan Ir. Anwari. Duduk dari kanan ke kiri: Ir. Sukarno, dr. Samsi, dan Mr. Soejadi, 1928.



8/18/2014 9:16:45 AM



I ndonesia M enggugat



ook zóó veel, dat de hoeveelheid producten die in het land ten behoeve der producenten overblijft, afneemt. Onder zulke omstandigheden wordt de technische vooruitgang tot een middle van roof bouw en verarming”.



Begitulah pendapatannja “kaum merah”. Tetapi djuga Kolo­ nial-Direktor Dernburg, pemimpin imperialisme Djerman sebelum perangbesar, seorang jang dus bukan kaum “peng­ hasut”,—Kolonial-Direktor Dernburg jang di muka sudah kami dalilkan kalimatnja jang begitu terus terang tentang azasazas­ nja pendjadjahan jang sebenarnja,—Kolonial-Direktor Dernburg itu adalah dengan terus terang lagi berkata: “Tetapi semua rakjat-rakjat jang mempunjai negeri djadjahan jang luas-luas, akan tetaplah mendjadi suatu kepunjaan jang tak menghatsilkan harta se­ di­kit­pun djuga, djikalau tidak dikasih djalan-dja­ lan kereta-api”



“Maar de ervaringen van alle koloniseerende vol­ ken wijzen uit, dat groote koloniale gebieden zon­ der spoorwegen een onzeker economisch niet ont­sluitbaar bezit blijven”.127



Dan keadaan di negeri kita? Bukti-bukti di negeri kita? “Tanah Djawa mempunjai djalan-djalan kereta-api dan tram”, begitu ex-Assistent-Resident Schmalhausen128 jang ter­ kenal itu menulis, “Tanah Djawa mempunjai djalan-djalan keretaapi dan tram, banjak tanah-tanah erfpacht sudah dibuka dan diusahakan, banjak paberik-gula dan



www.boxnovel.blogspot.com 111



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 111



001/I/14



127. Bij Parvus, Die Kolonial Pol. und der Zusammenbruch pag. 15. 128. H.E.B. Schmalhause, bekas Asisten Residen di Jawa, menulis buku Over Java en de Javanen (Tentang Jawa dan Orang Jawa)—peny.



8/18/2014 9:16:45 AM



P anca A zimat R evolusi



pa­be­rik-nila sudah berdiri, … tetapi adakah se­ mua hal ini bisa menghalang-halangi, jang ke­ se­djah­teraan rakjat tidak makin madju, tetapi sebaliknja malahan makin mundur?” “Java bezit spoorwegen en tramlijnen, talrijke erf­ pachts-landen zijn ontgonnen en in exploitative gebracht, er zijn vele suiker-en indigofabrieken ver­rezen, … maar heft dit alles kunnen ver­hin­ deren, dat de welvaart in plaats van vóór-uit, áchteruit is gegaan?”129 dan Prof. Gonggrijp menulis:



“Perlengkapan Hindia dengan alat-alat peng­ang­ kut­an jang modern itu adalah suatu hal jang perlu, suatu noodzakelijk complement,130 bagi su­bur­ nja perusahaan partikelir jang barang-ba­ ranghatsilnja harus didagangkan di pasar-pasar-du­nia itu. Suatu pengaruh besar dan njata di atas ke­se­ djah­teraan rakjat penduduk daripada moderne ver­keers­middelen itu belumlah ada”



Noodzakelijke complementen jang lain-lain



“Deze uitrusting van Indië met moderne ver­keers­ middelen was het noodzakelijk complement van de ontwikkeling der particuliere nijverheid met haar voor de wereldmarkt bestemde massa­ pro­duc­ten … Een groote en duidelijk zicht­bare in­ vloed op de welvaart van de massa der in­heems­che bevolking hebben de moderne verkeers­mid­del­en … nog niet gehad.”131



“Noodzakelijk complement bagi suburnja perusahaan par­ti­ ke­lir”! Dan berapakah “noodzakelijk complement”-kah jang tidak ditemukannja.



www.boxnovel.blogspot.com 112



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 112



001/I/14



129. Over Java en de Javanen, pag. 169. 130. pelengkap yang diperlukan—peny. 131. t. a. p. pag. 190.



8/18/2014 9:16:45 AM



I ndonesia M enggugat



Ada aturan erfpacht jang bersendi atas “geweten­ der­ stopper”,132 domeinverklaring133 buat onderneming-on­ neming di pegunungan; ada aturan menjewa tanah (grond­ huur­ regeling) bagi onderneming-onderneming tanah-datar jang banjak penduduk; ada aturan contract buruh dengan poenale sanctie134 bagi onderneming-onderneming jang ke­ ku­rangan kuli; dan “ketertiban dan keamanan” dan lapangan usaha di mana-mana dengan “staatsafronding”135 jang me­mus­ nah­kan kemerdekaannja negeri-negeri Atjeh, Djambi, Korintji, Lombok, Bali, Boni, dan lain-lain; ada stelsel-onder­wijs jang menghatsilkan kaum buruh “halusan”; ada pasal 161 bis W. v. S. jang mentiadakan hak-mogok sedang hukum perlindungan kaum-buruh tidak ada samasekali, se­hing­ga nasib kaum-buruh boleh dipermainkan semau-mau­nja,—sungguh benar kapitalpartikelir tak kurang-kurang “nood­zakelijk complementen”, kaum modern-imperialisme berada di suatu sorga! Haibatlah melarnja perusahaan imperialisme itu mendjadi raksasa jang makin lama makin bertambah tangan dan ke­ pa­la! Imperialisme-tua jang dulunja terutama hanja systeem mengangkuti bekal-bekal hidup sadja, kini sudah melar men­ dja­ di raksasa imperialisme-modern jang ampat matjam “shak­ti­nja”: • pertama: Indonesia tetap mendjadi negeri pengambilan bekal hidup, • kedua: Indonesia mendjadi negeri pengambilan bekalbekal untuk paberik-paberik di Eropa, • ketiga: Indonesia mendjadi negeri pasar pendjualan barang-barang hatsil daripada matjam-matjam ke­pa­ berikan asing



4 sifat modern imperialisme



www.boxnovel.blogspot.com 113



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 113



001/I/14



132. Penidur angan-angan hati djahat [pendiaman tuntutan hati—peny.]. 133. Semua tanah diakui kepunjaan Staat. 134. sanksi pidana, mulai berlaku 1881; peraturan ini membolehkan perusahaan perkebunan menangkap buruh bila keluar sebelum masa kontrak berakhir—peny. 135. Staatsafronding = pembulatan djadjahan.



8/18/2014 9:16:45 AM



P anca A zimat R evolusi



• keampat: Indonesia mendjadi lapang-usaha bagi mo­dal jang ratusan, ribuan-miliunan rupiah djum­lah­nja, —bukan sadja modal Belanda tetapi sedjak adanja “opendeurpolitiek”136 djuga modal Inggeris, djuga modal Amerika, djuga modal Djepang, djuga modal lain-lain, sehingga imperialisme di Indonesia kini djadi internasional karenanja. Terutama “shakti” jang keampat inilah, jakni “shakti” jang membikin Indonesia mendjadi exploitatie-gebied daripada buitenlandch surplus-kapitaal, lapang-usaha bagi modal-modal-kelebihan dari negeri-negeri asing, adalah jang paling haibat, dan makin lama makin bertambah haibatnja pula! Dalam tahun 1870 djumlahnja tanah erfpacht adalah 35.000 bahu, di dalam tahun 1901 sudah 622.000 bahu, di da­lam tahun 1928 sudah 2.707.000 bahu,—kalau di­djum­ lah­­kan djuga dengan landbouwconcessies, djumlah ini buat ta­hun 1928 mendjadi 4.592.000 bahu! Djumlah tanah jang di­tanami karet kini tak kurang dari ± 488.000 bahu, hatsilnja ± 141.000 ton; djumlah kebon teh ± 132.000 bahu, hatsilnja ± 73.000 ton; djumlah kebon kopi ± 127.000 bahu, hatsilnja ± 55.000 ton; djumlah kebon tembakau ± 79.000 bahu, hatsil­ nja ± 65.000 ton; djumlah kebon tebu ± 275.000 bahu, hatsil­ nja 2.937.000 ton.137 Tuan-tuan Hakim jang terhormat, miliunan, tidak, milli­ ar­den rupiahlah djumlahnja imperialistisch-kapitaal jang ki­ ni mengeduk kekajaan-kekajaan Indonesia! Dr. F.G. Waller, di muka ledenvergadering138 daripada Verbond van Nederlandsche Wetgevers139 adalah berpidato:



www.boxnovel.blogspot.com 114



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 114



001/I/14



136. politik pintu terbuka, berlaku sejak 1905. Maka masuklah modal asing selain Belanda sejak tahun tersebut—peny. 137. Verg. Statist: jaaroverz. 1928. 138. rapat—peny. 139. 30 September 1927 pag. 16. [Verbond van Nederlandsche Wetgever ialah Perkumpulan Pembuat Undang-Undang Belanda. F.G. Waller menyampaikan makalah yang dikutip ini pada 30 September 1927—peny.].



8/18/2014 9:16:45 AM



I ndonesia M enggugat



“Menurut penaksirannja madjelis-madjikan, ma­ka besarnja untung bersih dalam tahun 1924 da­ri­pa­ da perusahaan-perusahaan gula, karet, tembakau, teh, kopi, kina, minjak-tanah, hatsil-hatsil tambang, bank-bank, beserta beberapa perusahaan jang ke­ tjil­an adalah sedjumlah 490 milliun rupiah,—di da­lam tahun 1925 sedjumlah 540 miliun rupiah. Me­nu­rut taksiran, bolehlah ditentukan, bahwa da­ri djumlah ini adalah 70 presèn jang djatuh di ta­ngan­ nja fihak-fihak Belanda, jakni kira-kira 370 milliun rupiah. Kalau kita perhitungkan djumlah sekian ini di atas bunga 9 atau 10 presèn, maka harganja perusahaan-perusahaan itu tahadi sekarang ada­ lah besar sekali, jaitu 3700 á 4100 milliun ru­pi­ ah. Angka ini tentu tidak boleh dinamakan ang­ ka seksama, tetapi ia dengan sebenar-be­nar­nja adalah menggambarkan besarnja harga ke­ka­ja­an Belanda di Hindia Nederland, dan saja me­nge­ta­ hui­lah, bahwa perhitungannja orang-orang jang mengambil djalan lain adalah sama buah­ nja. Kekajaan jang di negeri Belanda terkenai ver­mo­ gens­belasting140 adalah 12 milliard, se­hing­ga ke­ka­ jaan kita jang ada di Hindia tak kuranglah daripa­ da sepertiganja kekajaan rakjat kita semua”



“De ondernemersraad schat de belastbare winst v ­ an de Indische bedrijven: suiker, rubber, tabak, thee, koffie, kina, aardolie, mijnbouw, bankinstellingen, en nog een aantal kleinere bedrijven, in 1924 op 490 milliun gulden, in 1925 op 540 milliun gulden. Bij schatting kan men aannemen dat hiervan 70% door Nederlandsche beleggers wordt ontvangen, dat is dus rond 370 milliun gulden. Wanneer wij dit bedrag kapitaliseren tegen de hooge rente van 9 of 10% dan zou de waarde van die bedrijven thans zijn het reusachtig bedrag van 3700 á 4100



www.boxnovel.blogspot.com 115



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 115



001/I/14



140. pajak kekayaan; pajak bumi dan bangunan—peny.



8/18/2014 9:16:45 AM



P anca A zimat R evolusi



milliun gulden. Dit cijfer maakt natuurlijk geen aanspraak op nauwkeurigheid, maar wel geeft het de orde aan van de waarde van het NederlandschIndië, en mij is gebleken dat langs geheel anderen weg gemaakte becijferingen tot het-zelfde resul­ taat voeren. “Nu is het geheele in Nederland in de ver­mo­gens­ belasting aangeslagen vermogen 12 milliard, zoo­ dat ons Indische bezit niet minder dan 1/3 van ons volkvermogen bedraagt.”141



Lebih dari 4.000 milliun rupiah kapitaal Belanda sadja, Tuan-tuan Hakim jang terhormat, tetapi djumlah se­mua mo­dal asing jang berusaha di Indonesia adalah lebih be­sar lagi,—jakni djikalau kita hitung dengan memakai azas per­ hi­tung­an Dr. Waller itu djuga:—kurang lebih 6.000 milliun rupiah!”142 Anam milliard rupiah dengan untung setahun-ta­hun­ nja rata-rata sepuluh %! Tetapi berapa perusahaan asing­ kah jang untungnja tidak berlipat-lipat ganda lagi, berapa per­usa­ha­an asingkah jang dividendnja tidak kadang-kadang sam­pai 30, 40, ja kadang-kadang sampai lebih dari 100%! Kita me­nge­ta­hui dividendnja tembakau Sumatera jang besarnja 35% di da­lam tahun 1924, kita mengetahui dividendnja kina jang ber­li­pat-lipat lagi, kita kenal akan dividend-dividend jang sam­pai 170 procent! Kita, olehkarenanja, tidaklah hai­ ran ka­ lau seorang sebagai Colijn143 mengatakan, bahwa modal asing ha­rus terus mengerumuni Indonesia itu sebagai



www.boxnovel.blogspot.com 116



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 116



001/I/14



141. Bij Duys. 142 Bandingkan nilai mata uang Belanda 1927 dengan rupiah kini, pada masa itu 1kg beras sama dengan f 0.07 (7 sen)—peny. 143. Hendrikus Colijn (1869–1944), pernah menjadi letnan dalam Perang Aceh, menjadi Perdana Menteri Belanda pada 1925–1939. Buku yang dikutip Koloniale Vraagstukken van Heden en Morgen [Penjajahan, Masalah Hari Ini dan Hari Esok— peny.



8/18/2014 9:16:45 AM



I ndonesia M enggugat



se­mut me­nge­rumuni wadah-gula, sebagai “de mieren den suikerpot”!144



Memang milliunan rupiah harganja hatsil-hatsil perusahaan kapital asing itu jang saban tahun diangkiti dari Indonesia keluar, milliunan rupiah besarnja uitvoerwaarde dari­pa­da hatsil-hatsil itu saban tahun. Di dalam tahun 1927 keluarnja kopi ialah f 74.000.000,—; keluarnja teh f 90.000.000,—; ke­lu­ar­nja tembakau f 107.000.000,—; keluarnja minjak f 155.000.000,—; keluarnja gula f 360.000.000,—(malahan se­ be­ lum haibatnja persaingan dari Cuba: kadang-ka­ dang lebih dari f 400.000.000,—); keluarnja karet f 417.000.000,—, djumlah semua barang keluar tak kurang da­ri f 1.600.000.000,—.145 Pendek kata, saban tahun kekajaan jang diangkuti dari Indonesia ialah sedikit-dikitnja f 1.500.000.000,—! Dan harga invoer? Harga barang-barang jang masuk In­ donesia? Tuan-tuan Hakim jang terhormat, Indonesia adalah suatu kolonie, di mana, sebagai tadi telah kami katakan, shak­ ti imperialisme, jang nomor ampatlah jang paling haibat, se­ mua kolonie jang terutama ialah bagi lapang-usahanja mo­dal asing jang kelebihan, suatu daerah exploitatiegebied bui­ten­ landsch surpluskapitaal.146 Suatu kolonie jang demikian itu, uit­voernja selamanja melebihi invoer, kekajaannja jang di­ ang­kuti keluar selamanja lebih banjak daripada harganja ba­rang jang dia masukkan. Inilah jang mendjadi sifat rumah-tangga kita jang miring itu: uitvoeroverschot,147 dan bukan invoeroverschot,—



Uitvoer, invoer, uitvoeroverschotten



www.boxnovel.blogspot.com 117



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 117



001/I/14



144. Kol. vraagstukken v. heden en morgen p. 124. 145. Bandingkan Statistisch Jaaroverzicht 1928. 146. wilayah operasi surplus kapital asing—peny. 147. kalau mitsalnja harga barang jang keluar 1.500 milliun, dan harganja barang jang masuk 500 milliun, maka uitvoeroverschot adalah 1.500 mill.—500 mill. = 1.000 milliun [kelebihan ekspor, bukan kelebihan impor—peny.].



8/18/2014 9:16:45 AM



P anca A zimat R evolusi



Karikatur Bung Karno dalam Fikiran Rakjat, 21 Oktober 1932. Seorang pembaca membuat karikatur tersebut dan membubuhkan keterangan, "Bung Karno dengan 1900 mijls laarzen, plus... botol carbol." Noto­soe­ tardjo menerangkan bahwa 1900 mijls laarzen merupakan per­umpama­ an jarak yang ditempuh untuk menggembleng rakyat, sedangkan botol karbol menunjukkan bahwa yang dididik Bung Karno ialah para cecunguk.



www.boxnovel.blogspot.com 118



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 118



001/I/14



Notosoetardjo—Bung Karno Di hadapan pengadilan kolonial



8/18/2014 9:16:45 AM



I ndonesia M enggugat



lebih banjak kekajaan jang keluar, dan bukan lebih banjak barang jang masuk, bahkan bukan pula “les produits se changent contre les produits”, jakni bukan pula barang jang keluar sama dengan barang jang masuk. Uitvoeroverschot di Indonesia makin lama makin besar: Di dalam tahun delapanpuluhan uitvoeroverschot ini ada­lah ± f 25.000.000,—; di dalam tahun sembilanpuluhan dia sudah mendjadi ± f 36.000.000,—; di dalam tahun-ta­ hun peng­ha­bisan abad ke-19 sudah bertambah mendjadi ± f 45.000.000,—; di dalam kanan-kirinja tahun 1910 sudah men­djadi f 145.000.000,—; di dalam tahun achir-achir ini su­ dah mendjadi f 700.000.000,—148, ja, di dalam tahun 1919 dia pe­gang record mendjadi f 1.426.000.000,—149. Bahwasanja,—Indonesia bagi kaum imperialisme ada­ lah suatu sorga, suatu paradijs. Suatu paradijs jang di se­ luruh dunia tidak ada lawannja, tidak ada bandingan kenikmat­annja: “Kalau kita bandingkan angka-angka di Hindia de­ ngan angka-angka negeri-negeri jang lain, … maka ternjatalah bahwa tidak ada satu negeri lainnja, jang procentage uitvoeroverschotnja begitu tinggi seperti Hindia Belanda!” “Bij vergelijking der international cijfers, … blijkt, dat geen enkel ander land een uitvoeroverschot heft, dat percentueel zoo hoog is als dat van Nederlandsch Indië!” begitulah Prof. v. Gelderen, kepala Centraal Kantoor voor de Statistiek di sini, berkata.150



www.boxnovel.blogspot.com 119



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 119



001/I/14



148. Bandingkan v. Gelderen, voorlezingen pag. 98. [Data ini dibuat Van Golderen, Kepala Kantor Pusat Statistik di Jakarta dalam buku Voorlezingen. Ternyata pada masa malaise (1930) ekspor Indonesia mencapai 700 juta gulden—peny.]. 149. D.M.G. Koch-Vakbeweging 1927 pag. 570. [Ekspor 1919 mencapai puncak, sebelum datang zaman malaise; vakbeweging: gerakan buruh—peny.]. 150. Voorlezingen pag. 105.



8/18/2014 9:16:45 AM



P anca A zimat R evolusi



Nasib rakjat



Dan bangsa Indonesia? Bagaimanakah nasibnja bangsa Indo­ ne­sia? “Djawab adalah singkat,”—begitulah Mr. Brooshooft, seorang jang bukan socialist, di dalam bukunja “De Ethische Koers in de Koloniale Politiek” mendjawab: “Djawab adalah singkat, kita mendjerumuskan dia ke dalam djurang!”



“Kita mendjerumuskan dia ke dalam lumpurkesengsaraan, jang di dalam pergaulan hidup negeri Barat menenggelamkan djutaan manusia sampai ke batang-lehernja: pemerasan orang jang tak mempunjai apa-apa melainkan tenagakerdjanja sadja, oleh orang jang menggenggam modal, jakni jang menggenggam kekuasaan” “Het antwoord is kort en goed, wij duwen hem in den afgrond!”



“Wij drijven hem in denzelfden poel van ellende, die in de Westersche maatschappij miilioenen tot aan den hals houdt omsloten: de uitbuiting van den man, die niets heft dan zijn arbeid door den bezitter van het kapitaal, d.i. van de macht.”151



Ach, Tuan-tuan Hakim, begitu banjak orang bangsa Belanda jang tidak mengetahui kesengsaraannja rakjat Indonesia, begitu banjak bangsa Belanda, jang mengira, bahwa rakjat Indonesia itu senang kehidupannja. En toch, ... tidak kuranglah pula orang-orang pandai bangsa Belanda pula jang menundjukkan kesengsaraan ini da­lam buku-buku, artikel-artikel atau pidato-pidato,—ti­dak kurang­lah kaum terpeladjar bangsa kulit putih jang meng­ akui­nja! Kesengsaraan rakjat Indonesia harus diakui oleh www.boxnovel.blogspot.com 120



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 120



001/I/14



151. [Brooshoft, De Etische Koers in de Koloniale Politiek/Arah Etika dalam Politik Kolonial—peny.] pag. 65.



8/18/2014 9:16:45 AM



I ndonesia M enggugat



siapa sadja jang mau menjelidikinja dengan hati jang ber­ sih; kesengsaraan rakjat itu bukan “omong-kosong” atau “ha­sut­­annja kaum penghasut”. Kesengsaraan itu adalah sua­ tu kenjataan atau realiteit jang gampang dibuktikan de­ngan angka-angka. Lagipula, Tuan-tuan Hakim, adanja uit­ voer­ overschotten itu sadja,—jang djuga bukan “omong-ko­­song”, me­lainkan suatu barang jang njata oleh adanja ang­ka-angka statistiek,—adanja hal jang negeri Indonesia itu lebih ba­ njak diangkuti kekajaannja keluar daripada di­ma­suk­kan, ada­nja hal itu sadja sudah tjukuplah bagi siapa jang mem­ pu­njai sedikit pengetahuan tentang economie, bah­wa di sini ke­ada­an adalah “miring”,—bahwa di sini tidak ada “even­ wicht”, tidak ada “timbangan”. Dan bukan sadja ke­ada­an itu “miring”, bukan sadja “onevenwicht”152—tetapi (oleh sebab uit­­voer­overschotten153 itu makin lama makin besar sadja), keadaan “miring” itu makin lama djuga mendjadi ma­kin “miring”, onevenwicht itu makin lama djuga makin on­even­ wichtiger! “Tentu sadja,” begitulah katanja D.M.G. Koch tatkala ia membitjarakan uitvoeroverschotten ini,— “Tentu sadja pengambilan harta jang saban tahun makin bertambah djumlahnja itu, bagi Hindia ada­lah berarti hilangnja kekajaan-kekajaan jang se­ benarnja bisa dipakai untuk keperluan ke­ madjuannja.”



“Het spreekt vanzelf, dat een dergelijk stelselmatig onttrekken van jaar op jaar toenemende bedragen aan Indië dit land schatten doet onthouden, die voor zijn economische ontwikkeling zouden kunnen dienen.” 154



www.boxnovel.blogspot.com 121



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 121



001/I/14



152. ketidakseimbangan—peny. 153. kelebihan ekspor—peny. 154. t. a. p. [Koch, D.M.G., Vakbeweging—peny.] blz. 570.



8/18/2014 9:16:45 AM



P anca A zimat R evolusi



Lagi pula Tuan-tuan Hakim, tidaklah pemerintah sendiri mengakui adanja “kekurangan sedjahtera” itu, tidaklah pemerintah sendiri mengakui adanja “mindere welvaart” itu, tatkala pemerintah beberapa tahun jang lalu mengadakan “mindere welvaarts commissie”? Tidaklah Menister Idenburg155 sendiri dua-puluh-tahun j.l. telah menjebutkan “chronischen nood”, suatu “kesengsaraan jang terus-menerus”, “jang sekarang mendjangkit di sebagian besar dari tanah Djawa”,



“die zich thans in een groot deel van Java open­ baart”,156



tidakkah minister itu pula mengakui akan adanja suatu “kemelaratan jang sudah makan”, suatu “ingevreten armoede”,82 sehingga “peri-kehidupan economie daripada sebagian be­ sar pen­duduk adalah djelek”



“de economische toestand van een groot deel der bevolking te wenschen overlaat”?82



Tidakkah menteri djadjahan itu djuga mengakui pula akan adanja “penjetoran rezeki keluar”, jakni adanja “drainage”, walaupun ia berpendapat bahwa: “penjakit ini lebih gampang ditundjukkannja da­ri­ pada didapatkan obat untuk me­njem­buh­kan­nja”? “het aanduiden dezer kwaal gemakkelijker dan een middle te vinden om haar te bestrijden”? 157



www.boxnovel.blogspot.com 122



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 122



001/I/14



155. Alexander W.F. Indeburg (1861–1935), seorang tokoh dari Partai Antirevolusioner, menjadi gubernur jenderal Hindia Belanda pada 1909–1916, menjadi menteri jajahan pada 1918—peny. 156. van Kol. Ned. Indië in de St. Gen. [Nederlandsch indie in de Staten General] pag. 112. 157. van Kol. Ned. Indië in de St. Gen. pag. 107.



8/18/2014 9:16:45 AM



I ndonesia M enggugat



Dan tidaklah kurang pula orang-orang Belanda lain jang mengakui keadaan ini pada zaman itu; Tuan Pruys v.d. Hoeven, bekas Lid Raad van Indië, di dalam bukunja “Veertig Jaren Indische Dienst”,158 adalah menulis: “Nasibnja orang Djawa di dalam ampatpuluh ta­ hun jang achir-achir ini tidaklah banjak diper­ba­iki. Di luar golongannja kaum ningrat dan be­bera­pa hamba-negeri, maka misih sadjalah orang men­da­ patkan satu kelas jang hidupnya “sekarang makan besok tidak”. Suatu kaum jang hidup senang be­ lumlah bisa ada, sebaliknja di dalam tahun-tahun jang belakangan ini adalah terlahir suatu kelas proletar, jang dulu banjak terdapat di kota-kota sadja.”



“in het lot van den Javaan is in de laatste 40 jaren weinig verbeterd. Buiten de aristocratie en eenige landsdienaren vindt men nog altijd maar één klasse, levende van de hand in de tand. Een meer welgestelde stand heft zich nog niet kunnen vormen, daarentegen heeft men in latere jaren een proletariat zien ontstaan, vroeger alleen op de hoofdplaatsen bekend.”159



H.E.B. Schmalhause, bekas Assistent-Resident, di dalam bukunja “Over Java en de Javanen” adalah bertjerita: “Saja sudah melihat dengan mata sendiri bagai­ mana orang-orang perampuan, sesudahnja djalan berdjam-djam djauhnja, datang di tempat jang dimaksudkannja itu dan lantas sama mendapat chabar, bahwa mereka tak boleh ikut mengetam padi, oleh karena sudah terlampau banjak jang mengerdjakannja. Beberapa perampuan itu lantas menangislah dan sama duduklah di tepi djalan, www.boxnovel.blogspot.com 123



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 123



001/I/14



158. empat puluh tahun berdinas di Hindia—peny. 159 Bij Sneevliet, Proces.



8/18/2014 9:16:45 AM



P anca A zimat R evolusi



keputusan asa. Keadaan-keadaan jang demikian itu, baharulah orang bisa mengerti kalau orang sudah hidup di desa bertahun-tahun lamanja, asal sadja mempunjai tjukup perhatian di atas perikehidupan negeri dan rakjat dan membukakan mata selama-lamanja!” ... Kita lantas membikin per­hitungan jang teliti, dan hatsilnja perhitungan itu ialah, bahwa harganja padi jang mereka te­ ma­ kan sebagai upah tak lebihlah dari f 0.09 ri­ sehari-harinja.”



“Untuk menerima upah-rèmèh seharga 9 sen itu dengan kerdja berat di bawah panasnja matahari, maka orang-orang perampuan itu, sebagai kita lihat, haruslah lebih dulu berdjam-djam djauhnja, dan kadang-kadang misihlah ditolak djuga. Ke­ nja­taan-kenjataan jang demikian ini adalah lebih membukakan keadaan-keadaan jang sebenarnja daripada verslag-verslag dan pidato-pidato jang hanja mengenai luarnja perkara sahadja”



“Ik was er zelf getuige van hoe vrouwen,—na een paar uren geloopen te hebben; op de plaats harer bestemming aankwamen om dan te ondervinden, dat zij aan het snijden geen deel konden nemen, omdat er te veel helpsters waren. Sommigen barst­ten in tranen uit en gingen wanhoping aan den kant van den weg zitten. Zulke toestanden kan men eerst leeren begrijpen na een langdurig ver­ blijf in de binnenlanden, wanneer men ten minste genoeg belang stelt n land en volk omsteeds de oogen open te houden!”



www.boxnovel.blogspot.com 124



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 124



001/I/14



“Wij maakten ... de berekening … naar juiste ge­ ge­vens en kwamen toen tot het resultaat dat de waarde van de verdiende padie hoogstens £ 0.09 per dag bedroeg.”



8/18/2014 9:16:45 AM



I ndonesia M enggugat



“Om die onnoozele waarde van 9 centen door zwaar werk in de brandende zon te verdienen, loo­pen, zooals wij zeggen, vrouwen dikwijls uren ver en worden dan soms nog afgewezen. Zulke feiten werpen een helderde licht op de wezenlijke toe­standen dan tallooze oppervlakkige en re­de­ voeringen” (pag 14).



Dan Mr. Brooshooft menulis diapunja kalimat jang termashur: “Kita djerumuskan dia ke dalam djurang”, jakni “Wij duwen hem in den afgrond”, sedang di dalam Staten Generaal perkara “inzinking”160 ini ramailah dibitjarakan. Terutama van Kol tidak berhenti-hentilah membongkar keadaankeadaan ini, tidak berhenti-hentilah membitjarakan “negeri jang tiada sungsum lagi” atau “uitgemergelde gewesten” itu, tidak berhenti-hentilah menggambarkan nasibnja “kolonie sengsara” atau “noodlijdende kolonie” ini; tidak berhentihentilah menangiskan itu “kemunduran manusia dan ternak”, jakni “physieke achteruitgang van menschen en vee”.161 Begitulah keadaan beberapa tahun jang lalu. Adakah ke­ adaan sekarang berbeda? Adakah keadaan hari lebih baik? Tuan-tuan Hakim jang terhormat, tadi sudah kami buk­ ti­kan dengan angka-angka, bahwa drainage Indonesia ti­dak makin surut, tidak makin ketjil, melainkan makin besar, makin membanjir, mendahsjatkan,—bahwa uit­voer­over­ schot­ten makin tak berhingga,—bahwa onevenwicht makin mendjadi onevenwichtiger! Bagi siapa jang mau mengerti, maka tidak-boleh-tidak, drainage jang makin membandjir itu pasti berarti rakjat makin sengsara, pasti berarti rakjat itu, dengan perkataannja Mr. Brooshooft, makin terdjerumus di dalam “djurang”! Djikalau di zamannja Pruys v.d. Hoeven kita sudah melihat,



www.boxnovel.blogspot.com 125



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 125



001/I/14



160. depresi (ekonomi)—peny. 161. Verg. Ned. Indië in de St. Gen. 1897-1909.



8/18/2014 9:16:45 AM



P anca A zimat R evolusi



“suatu kelas proletar jang dulu hanja terdapat di kota-kota sadja.”



“een proletariat, vroeger alleen op de hoofdplaat­ sen bekend”.



djikalau di zamannja Mr. Brooshooft kita sudah melihat



“pemerasan orang jang tak mempunjai apaapa, me­ la­ in­ kan ia punja tenaga-kerdja oleh sipenggenggam modal”. “uitbuiting van den man, die niets heft dan zijn ar­ beid door den bezitter van het kapitaal”.



Djikalau kita di zaman itu sudah melihat daja jang “mem­pro­letarkan”, jakni proletariseeringstendenz de­ngan senjata-senjatanja,—bagaimanakah kerasnja pro­le­ta­ris­ seingstendenz itu di zaman kita sekarang ini, di mana pe­ nge­duk­an kekajaan setjara imperialistisch itu makin lama makin mengaut, kapitaal asing makin lama makin bertambah banjak dan bertambah besar “shaktinja”! Di dalam bukunja Dr. Huender “Overzicht van den Econ, Toestand der Inheemsche bevolking van Java en Madura”,162 kita membatja: “Sedang di tahun 1905 djumlanja orang jang kerdja tani adalah 71% daripada djumlah penduduk jang dewasa,—permaluman volksraad jang achir-achir ini adalah mengadjarkan bahwa sekarang hanja 52% sadja jang hidup dari pertanian itu”....



“Was in 1905 ruim 71 procent van de volwassen be­ vol­king betrokken bij het landbouw-bedrijf, de laat­ ste mededeelingen in den volksraad ... leeren, dat



www.boxnovel.blogspot.com 126



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 126



001/I/14



162 risalah keadaan ekonomi penduduk pribumi di Jawa dan Madura—peny.



8/18/2014 9:16:45 AM



I ndonesia M enggugat



than snog 52 procent uitsluitend inkomsten uit het land­bouw­bedrijf heft”....163 dan Prof. v. Gelderen dari Centraal Kantoor voor de Statistiek adalah menulis: “Kemadjuan perusahaan asing adalah memang membikin makin melebarnja dan makin men­da­ lam­nja perbandingan ini: madjikan dan kapitaal dus djuga keuntungan, asing—kaumburuh, dus upah, bumiputera. Betul kemadjuan perusahaan asing itu dibarengi oleh lebih lakunja tenaga kaum buruh dan memang mengasih penghidupan kepa­ da makin lama makin banjak orang bumiputera dengan upah jang ia bajarkan kepadanja. Tetapi keadaan mendjadilah miring. Kemadjuan per­ usa­ha­an asing itu adalah membikin penduduk bumi­putera mendjadi natie164 jang hanja ter­ di­ri dari kaumburuh belaka, dan membikin Hindia mendjadi siburuh di dalam pergaulan natie-natie.”



“De uitheemsche bedrijfsont-wikkeling heft uit zich­zelve de strekking deze grondverhouding: on­ der­nemer en kapitaal, dus winst buitenlandsch— arbeid, dus loon Indisch, telkens weer en geleide­ lijk op steeds grooter schaal te reproduceeren. Zij oefent daarmee zeer zeker vraag uit naar ar­beidskracht en verschaft in den vorm van loon aan een toenemend deel der bevolking ook in­ko­men. Maar zij doet dit op deze, zeer eenzijdige wijze. Zij maakt de inheemsche bevolking tot een natie van loontrekkers en daarmee van Indië een loonstrekker onder de naties.”165



www.boxnovel.blogspot.com 127



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 127



001/I/14



163. pag. 10. 164. bangsa—peny. 165. t. a. p. pag. 116.



8/18/2014 9:16:45 AM



P anca A zimat R evolusi



“Natie jang hanja terdiri dari kaum buruh belaka” dan “siburuh di dalam pergaulan natie-natie”, Tuan-tuan Hakim,— itu bukan njaman! Itu bukan mengasih harapan besar bagi hari-kemudian! Itu bukan mengasih perspectief pada harikemudian itu, djikalau terus-terusan begitu! Tidaklah oleh karenanja, wadjibnja tiap-tiap nationalist mentjegah keada­ an itu dengan sekuat-kuatnja? Tidakkah hal ini sadja sudah tju­kup buat membenarkan kamipunja pergerakan? “Natie jang hanja terdiri dari kaum-buruh belaka”!—am­ boi, dan beberapa besarnja upah jang biasanja diterima oleh Kang Kromo atau Kang Marhaen itu! Berapakah, umpamanja, besarnja upah di dalam perusahaan jang terpenting, jakni per­usahaan gula,—itu perusahaan gula jang terdiri di te­ ngah-tengah pusat pergaulan hidup Bumiputera, di tengahte­ngah ulu-hatinja pergaulan hidup itu? Menurut Statistisch Jaar­over­zicht: rata-rata hanja f 0,45 sehari bagi orang lakilaki dan f 0.35 sehari bagi perampuan.166 Bahwa sesungguhnja, Dr. Huender tak salahlah kalau ia menulis: “Perusahaan gula adalah djahat bagi jang me­nje­ wa­kan tanah; upah jang ia bajarkan kepada bangsa Indonesia jang bekerdja di perusahaan itu, adalah, bila tidak terlalu rendah buat menolak maut, toch setidak-tidaknja upah minimum, jakni upah jang pa­ling rendah”.



“De suikercultuur is voor de Indonesische grondgerechtigden nadeelig; de loonen, die zij uitkeert aan de bij haar werk-zame Indonesiers, zijn, zoo al niet te laag om er het leven bij te houden, toch zeker “minimumloonen”.



www.boxnovel.blogspot.com 128



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 128



001/I/14



166. Verg. Stat. Jaaroverz. 1928, pag. 193. Cijfers Dr. Huender rada tinggian sedikit.



8/18/2014 9:16:45 AM



Nederlands fotomuseum



I ndonesia M enggugat



Menyapa pekerja di pabrik cerutu Tarumartani, Yogyakarta, 12 April 1947.



Dan bukan di dalam perusahaan gula sadja kita dapatkan itu “upah jang paling rendah“ atau “minimumloonen”! Mini­ mum­loonen di Indonesia kita dapat di mana-mana. Se­la­ ma rumah tangga rakjat Bumiputera misih suatu rumah tang­ga jang kotjar-katjir; selama rakjat Bumiputera masih “minimumlijdster”,167 sebagai Dr. Huender mengatakannja168 selama itu maka upah-upah di mana-mana tentulah ber­wu­ djud upah-upah minimum pula,—selama itu maka rakjat jang kelaparan itu tentu terpaksalah menerima sadja upah-upah jang bagaimanapun djuga rendahnja, “buat menolak maut”, “om er het leven bij te houden”. Prof. van Gelderen di dalam iapunja buku adalah dengan seterang-terangnja menundjukkan perhubungan (causaal ver­band) antara rumah tangga kita jang kotjar-katjir ini de­ ngan rendahnja upah-upah di dalam kitapunja pergaulan hi­ dup jang menurut pendapatnja, ialah bukan “Ertragslohn”,169



www.boxnovel.blogspot.com 129



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 129



001/I/14



167. “minimumlijdster” = rakjat jang sudah begitu keliwat melaratnja, sehingga kalau umpamanja dikurangi sedikit sadja bekal-hidupnja, nistjatja ia binasa. 168. t. a. p. [Van Gelderen, Voorlezingen], 246. 169. upah terendah—peny.



8/18/2014 9:16:46 AM



P anca A zimat R evolusi



te­tapi “Erhaltungslohn”,170 jakni upah jang “tiap tjukup djangan sampai mati kelaparan”,—upah jang “samen-(valt) met de kos­ten van het bestaansminimum”!171 Dan hidupnja, bestaannja172 rakjat umum? Bagaimanakah hidupnja rakjat umum? Di atas sudah kami katakan, bahwa Dr. Huender menjebut rakjat Bumiputera itu “minimumlijdster”. “Jang paling sukar dan jang paling mendahsatkan berhubung dengan peri-keadaan economie tanah Djawa dan Madura itu ialah djustru, bahwa bagi penduduknja, jang lantaran memang sudah ke­li­wat berat beban-bebannja itu mendjadi suatu rakjat “minimumlijdster”, beberapa daja-upaja jang di­ tindakkan oleh pemerentah untuk memperbaiki nasibnja, samasekali tersia-sialah adanja”.



“Het moeilijke en beklemmende van den eco­no­mis­ chen toestand op Java en Madura ligt juist hierin, dat voor de bevolking, die tot de uiterste grens van haar kunnen belast, “minimumlijdster” schijnt te wezen, blijk-baar verscheidene der van over-heidswege ter verbetering ondernomen maat­regelen ondoel-treffend zijn”....173



Begitulah iapunja putusan. Dan Prof. Boeke174 di dalam “Het Za­kelijke en Persoonlijke Element in de Koloniale Wel­vaarts­ politiek” adalah berkata: “Si taniketjil, bapatani Djawa jang melarat itu..., bu­kan­lah sadja sangat sengsara hidupnja, tetapi ia djuga sekali-kali tidaklah bisa mendjalankan pe­



www.boxnovel.blogspot.com 130



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 130



001/I/14



170. pag. 67. [erhaltungslohn: upah tidak sekadar mati kelaparan—peny.] 171. pag. 246. 172. kondisinya; eksistensinya—peny. 173. pag. 246. 174. Kees Boeke (1884-1966), seorang ahli pendidikan Belanda; het zakelijke en persoonlijke element in de koloniale welvaartspolitiek: hal-hal yang wajar dan bersifat pribadi dalam politik kesejahteraan kolonial—peny.



8/18/2014 9:16:46 AM



I ndonesia M enggugat



nga­ruh djuapun di atas kesedjahteraan kampungdesanja: hatsil-hatsil perusahaannja tak tjukuplah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan di luar jang harus dibelinja dari orang-orang lain. Ia pu­ nja pengaruh di atas pergaulan hidup, terutama ha­nja­lah memerosotkan tinggi-rendahnja upah umum­nja”



“De keuterboer, de armoedige Javaansche padi­ planter... heft niet alleen zelf een ellen-dig bestaan, maar kan zoo goed als geen invloed uitoefenen op de welvaart van zijn omgeving; de schamele overschotten van zijn bedrijf staan niet toe dat, buiten de eerste levensbehoeften, verderliggende behoeften van eenige beteekenis bevredigd wor­ den door andere maat-schappelijke groepen, die wachten op wat hij te vragen en te bieden heft. Het voornaamste wat hij maatschappelijk bewerkt, is een druk op het loonpeil.”175



“Peri-kehidupan jang keliwat melarat”,—“een ellendig bestaan”, Tuan-tuan Hakim, begitulah pendapat Prof. Boeke, seorang toch bukan bolshevik atau “penghasut”,—melainkan seorang ahli-economie jang ternama! Angka-angka, Tuantuan Hakim? Menurut perhitungannja Dr. Huender, maka penghatsil­ an seorang kepala-rumah Marhaen setahun-tahunja ialah ra­ ta-rata f 161,—djumlahnja beban rata-rata f 22,50,—dus ber­ sih netto pendapatan setahun adalah f 161,00—f 22,50 = f 138,50 seratus tiga puluh delapan rupiah lima puluh sen, Tuan-tuan Hakim, di dalam dua belas bulan! Jakni: be­lum sampai f 12,—satu bulannja; jakni: belum sampai f 0.40 se­ hari: jakni, kalau dimakan lima orang (besarnja somah ratarata), belum sampai f 0.08 seorang sehari!



www.boxnovel.blogspot.com 131



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 131



001/I/14



175. pag. 11.



8/18/2014 9:16:46 AM



P anca A zimat R evolusi



Sesungguhnja, sedjak kalimahnja Pruys v.d. Hoeven jang berbunji bahwa kebanjakan rakjat hidupnja “sekarang makan besok tidak”; sedjak perkataannja Mr. Brooshooft bahwa rakjat terdjerumus di dalam “djurang”; sedjak dengungnja sua­ra van Kol jang membikin dakwaan atas adanja “negerine­ge­ri jang tiada sumsum lagi”, atau “kolonie jang sengsara” atau “kemunduran manusia dan ternak”,—sedjak zaman itu tetaplah bangsa kami hidup “sekarang makan besok tidak”, te­taplah bangsa kami hidup dalam “djurang”, tetaplah bangsa kami hidup dalam “kolonie jang sengsara”! Bahwasanja,—drainage jang kami deritakan dengan tiada berhentinja itu, tak luputlah menundjukkan pengaruhnja,— imperialisme-modern tak luputlah menundjukkan kedjahat­ an shakti-shaktinja! Orang bisa berkata: “Adakah imperialisme-modern itu berkedjahatan”? Gula “memasukkan” uang ke dalam pergaulan hidup Indonesia dengan upah-upah dan penjewaan tanah; karet, teh, kopi, kina, hanja membuka tanah-tanah hutan jang djauh dari rakjat: minjak tanah keluarnja dari sedalamdalamnja,—semuanja mengasih “berkah” pada rakjat dan kesempatan berburuh! O, memang,—memang gula “memasukkan” uang; mang onderneming erfpacht tidak begitu “mengenai” me­ rakjat;—memang semuanja mengasih kesempatan berburuh. Te­ta­pi marilah kita membatja pemandangannja Prof. Snouck Hurgronje, bagaimana matjamnja “berhak” (kalau ada “berhak”), jang modal asing itu dikasihkan kepada kita, dan bagaimana matjamnja kaum-modal asing itu “memelihara­ kan” kesedjahteraan kita:



www.boxnovel.blogspot.com 132



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 132



001/I/14



“Manfaat-manfaat jang diterima oleh penduduk Bumiputera daripada modal asing itu hanjalah “rontog­ an-rontogan” belaka daripada usahanja



8/18/2014 9:16:46 AM



I ndonesia M enggugat



kaum madjikan itu,—rontogan-rontogan yang ma­­ sekali tidak sengadja dirontogannja. Me­ sa­ rekapunja maksud hanjalah... tjari duit. Seandai­nja “wadah gula” itu mulai mendjadi kosong lantaran salah satu atau lebih daripada hatsil-hatsil-bumi itu turun harga, maka segeralah semut-semut itu njusup lagi ke dalam tanah, zonder ambil perduli sedikitpun djua atas nasibnja rakjat 35 atau 50 djuta jang tadinja mengisi “wadah gula” itu.... Selama, sebagai sekarang, semut-semut itu tadi berdesak-desak mengerumuni wadah gula itu,— dengan lain kata, selama onderneming Eropah itu membikin banjak untung, maka kepentingankepentingan Bu­miputera tidaklah sama terhadap merekapunja nafsu membesar-besarkan untung itu, bila tidak ada alat-pendjagaan jang kuat.... Orang tidak usah mendjadi anti capitalist, buat mengerti bahwa ba­ ha­ ja jang mengantjam penduduk Bumiputera dari­pada sesuatu kolonie dari fihaknja modal Barat adalah besar sekali”



www.boxnovel.blogspot.com 133



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 133



001/I/14



“De voordeelen, die de Inlandsche bevolking aan het Europeesche kapitaal dankt, zijn bijproducten van den arbeid der ondernemers, niet en zeker niet in de eerste plaats door hen bedoeld. Hun doel is … geld verdienen … gesteld eens dat de “suiker­ pot”—om Colijns beeld te gebruiken—begon leeg te raken, doordien een of meer der aan den bodem ontwoekerde producten een prijscrisis door­leef­den, dan kropen de mieren fluks weer in den grond, zonder zich iets aan te trekken van het lot der 35 of 50 milliun, die dusver de suikerpot gevuld hielden … Zoolang, gelijk nu, de mieren zich om den suikerpot verdringen, dat zeggen, pe­ esche ondernemingen goede zaken de Euro­ doen, zijn de belangen van de Inlanders tegenover hun natuurlijk striven naar steeds grooter winst,



8/18/2014 9:16:46 AM



P anca A zimat R evolusi



niet veilig zonder een flink tegenwicht … Men behoeft geen anti-kapitalist te zijn, om de gevaren, waarmee de Inlandsche bevolking eener kolonie door het Westersche kapitaal bedreigd wordt, zeer ernstig in te zien.”176



Marilah kita djuga ingat akan kenjataan, sebagai jang diterangkan oleh Prof. van Gelderen di dalam iapunja buku itu tadi, bahwa tinggi-rendahnja upah itu adalah ditetapkan oleh “productiviteitnja” pergaulan-hidup umum,—bahwa djikalau pergaulan hidup itu kotjar-katjir, upah pasti kotjar-katjir dan serendah-rendahnja pula:—bahwa djikalau pergaulan-hidup umum itu suatu “Ernährungswirtschaft”177 loon pasti hanja “Erhaltungslohn” adanja! Marilah kita ingat, bahwa keadaan rakjat Indonesia jang sebenarnja, memang membenarkan kenjataan ini,—jakni bah­wa, di mana rakjat Bumiputera itu umumnja adalah “mini­ mum­lijdster”, upah jang biasa diterimanja djuga memang ha­ nja “minimumloonen”, “Erhaltungslohnen” belaka! Marilah kita ingat, bahwa industrie-imperialisme jang tjita-tjitanja ialah membikin untung setinggi-tingginja itu, dan jang dus mempunjai kepentingan di atas adanja upah-upah jang serendah-rendahnja (jakni mempunjai kepentingan di atas adanja loonen jang “minimumloonen”),—oleh ka­ re­na­nja, mempunjailah kepentingan pula atas tetapnja per­ga­ul­an hidup kita ini di dalam keadaan jang kotjarkatjir, mempunjai belang atas tetapnja rakjat kita bersifat “minimumlijdster”, mempunjai belang atau tetapnja kitapunja rumah-tangga atau Wirtschaft itu bersifat “Ernäh­ rungs­wirtschaft” adanja! Prof. van Gelderen menulis:



www.boxnovel.blogspot.com 134



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 134



001/I/14



176. Colijn over Indië pag. 40. 177. Ernahrungswirstchaft = susunan masjarakat yang kucar-kacir.



8/18/2014 9:16:46 AM



I ndonesia M enggugat



“Bilamana pergaulan-hidup Bumiputera bertam­ bah sehatnja, sehingga harga-sewaan tanah dju­ga naik ke atas, maka perusahaan kaum modal Ero­ pah itu mendjadi kurang untungnja. Ini adalah sua­tu pertentangan kepentingan jang njata, jang ka­dang-kadang terasa dengan sangat.



“Bedanja hatsil perkedjaan di dalam halnja tenagamanusia itu diusahakan di dalam perusahaanBumi­putera dan di dalam halnja tenaga manusia itu diusahakan di dalam perusahaan-asing, buat se­ba­gi­an besar djatuhlah di dalam tangannja si­ka­ um-modal asing itu. Makin ketjilnja beda ini, jakni apabila pergaulan-hidup Bumiputera mendjadi le­­bih sehat, maka makin ketjillah pula keuntungan jang perusahaan asing itu dapatkan daripada sumber ini.” “Zou de productiviteit der Inlandsche voort­ brenging en daarmee de huurwaarde der gronden merk­baar gaan stijgen, dan werd bij een gegeven cultuurwijze der Europeesche ondernemers hun bedrijf minder rendabel. Een onmiskenbare be­ langen­tegenstelling, die van tijd tot tijd zich dui­ delijk voel-baar maakt”



www.boxnovel.blogspot.com 135



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 135



001/I/14



“Het veschil in arbeidsproductiviteit bij aan­ wending van arbeid in het inheemsche en in het uitheemsche arbeidsproces komt grootendeels den uitheemschen ondernemer ten goede. Hoe geringer dit verschil zou worden, doordat de productiviteit van den inlandschen arbeid in eigen sfeer (d.i. in laaste instantie de productiviteit van den inlandschen landbouw) zou gaan stijgen, des te meer verminderde deze andere bron van rentabiliteit van het uitheemsche grootbedrijf”.



8/18/2014 9:16:46 AM



P anca A zimat R evolusi



Dan di dalam bukunja Prof. Schrieke “The Effect of Western Influence on Native Civilizations in the Malaj Archipelago”, kita membatja kalimatnja Tuan Mejer-Renneft jang sekarang mendjadi voorzitternja Volksraad: “Djumlah harta jang diterima oleh modal dan per­ usa­haan itu mendjadilah lebih besar tingkat­nja per­gaulan-hidup Bumiputera itu ada lebih me­ larat”,



“Het bedrag, verdiend door kapitaal en industrieel bedrijf wordt evenredig grooter naarmate de in­ heem­sche levens-standaaard inferieurder is”,178



sedang Prof. Boeke dengan lebih terus-terang lagi berpidato: “Mereka,—(kaum modal asing, Sk.),—adalah teristimewa mendjalankan rol economie jang memang diharapkan oleh dunia daripada sesuatu kolonie, mereka pandailah mengeduk kekajaan dari Hindia umumnja dan dari bumi Hindia chu­ susnja dan membikin negeri itu setinggi-tinggi laba—economienja, mereka teristimewa adalah mengeluarkan hatsil-hatsil jang dibutuhkan oleh pasar-dunia, dan mereka hanjalah mengharap dan meminta tanah-subur dan kaum-buruh-murah sahadja dari Hindia; rakjat penduduk mereka tak lebihlah daripada suatu alat (tanah Djawa) atau suatu kesusahan jang misti (luar tanah Djawa).179 Buat mereka, jang paling perlu hanjalah djumlah kaum-buruh dan harganja tanah; merekapunja keuntungan ialah terletak dalam banjaknja kaum buruh dan banjaknya tanah, sehingga harga dan upah mendjadilah rendah. Mereka adalah, mereka



www.boxnovel.blogspot.com 136



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 136



001/I/14



178. pag. 77. 179. Pernyataan Boeke ini sekaligus membuyarkan dalih bahwa kedatangan orang Eropa ke Indonesia untuk “misi suci”—peny.



8/18/2014 9:16:46 AM



I ndonesia M enggugat



haruslah kaum “Real-Politiker”, sebagaimana orang man menjebutkannja. Urusan perusahaan Djer­ ada­lah dikemukakan, urusan hati adalah tiada guna”.



“Zij,—(de uitheemsche ondernemers, Sk),—ver­ vullen in hoofdzaak de economische rol die de we­reld van de kolonie verwacht, zij weten uit Indie in het algemeen en uit den Indischen bodem un het bijzonder te halen wat er in zit en aan het ge­bied zijn grootste economische nuttigheid te ver­ schaffen, zij brengen in hoofdzaak de pro­ duc­ ten voort die de wereld-markt behoeft en zij verwachten en eischen daarbij van Indie niet verder dan goeden grond en goedkooper ar­beids­ krachten; de bevolking is voor hen niet veel meer dan een middle (voor zoover betreft de Javaansche bevolking) of noodzakelijk kwaad (voor zoover betreft de buitengewesten). Voor hen geldt … slechts het aanbod op de arbeidsmarkt en de grond­prijs; wat het aanbod vergroot en de prijs ver­laagt komt hun ten stade. Zij zijn, zij moeten zijn, wat de Duitscher zoo kenmerkend noemt “Realpoliti­ ker”, de werkelijk-heid en de zakelijkheid gaan vòòr, het ideeële en het persoonlijke element is voor hen onvruchtbaar of erger”180



Dengan lain perkataan: Kaum modal partikelir mem­ punjai kepentingan atas rendahnja tenaga productiviteit dan rendahnja standard pergaulan-hidup kita, imperialisme-mo­ dern adalah dus menghalang-halangi kemadjuan pergaul­ an-hidup kita itu, imperialisme-modern adalah dus suatu rem bagi kitapunja kemadjuan economie sosial! Benar sekali,—modern-imperialisme adalah “membikin rakjat Bumiputera mendjadi natie jang terdiri dari kaum-



www.boxnovel.blogspot.com 137



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 137



001/I/14



180. t. a. p. 113.



8/18/2014 9:16:46 AM



P anca A zimat R evolusi



buruh belaka dan membikin Hindia mendjadi siburuh di dalam pergaulan natie-natie”! Dan siburuh jang bagaimana, Tuan-tuan Hakim!— siburuh jang loonennja minimumloonen, siburuh jang Wirtschaftnja Minimum­wirtschaft, siburuh jang upahnja upah kokoro! Hati-nasional tentu berontak atas kedjahatan modern-imperialisme jang demikian itu! Lagi pula,—siapakah nanti jang bisa mengembalikan la­ gi kekajaan-kekajaan Indonesia jang diambil oleh mijn­ber­ drij­ven-partikelir, sebagai tin, sebagai arang-batu, sebagai minjak! Siapakah nanti jang bisa mengembalikan lagi ke­ka­ja­ an-kekajaan-tambang itu? Musna, musnalah itu kekajaan-kekajaan buat selamalamanja bagi kita, musnalah buat selama-lamanja bagi per­ ga­ul­an-hidup Indonesia, masuk di dalam kantongnja be­be­ra­ pa aandeelhouders181 belaka! “... Perusahaan hatsil-tambang, jang lama-lama meng­ ha­bis­kan kekajaan-kekajaan tambang itu”, begitulah Prof. van Gelderen menulis—, “Djuga di dalam hal ini, jang tinggal di dalam negeri hanjalah ongkos-ongkos-productie sadja. Hatsil-nettonja djatuhlah di dalam tangannja ka­ um-modal asing. Di dalam hatsil netto ini bukan sadjalah termasuk bunga dan lain-lain tetapi djuga jang dinamakan “mijnrente”, jakni harganja bagian monopolistisch jang tidak bisa diganti, listisch hang tidak bisa diganti,—bagian jang mana adalah terbenam di dalam hatsil tiap-tiap perusahaan tambang jang mempunjai penghatsilan jang lebih tinggi daripada “grens-productiviteit”. Dengan afschrijving dan reserveering maka djum­ lah kapitaal jang diusahakan di dalam perusahaan www.boxnovel.blogspot.com 138



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 138



001/I/14



181. pemegang andil—peny.



8/18/2014 9:16:46 AM



I ndonesia M enggugat



tambang itu bisalah tetap di dalam tangannja jang memiliki. Tetapi barang jang diusahakan itu, jakni arang-batu, minjak-tanah, tin, musnaah buat se­la­ ma-lamanja”!



“Musna buat selama-lamanja!”—“Onherroepelijk verloren!” Bahwasanja: “natie-kaum-buruh”, “minimumloonen”, “mi­­ni­mum­­lijdster”, “kemajuan sociaal-economie direm”, “ke­ ka­ja­an tambang musna buat selama-lamanja”,—bahwasanja, semua perkataan-perkataan jang tidak menggembirakan! En toch... apakah hak-hak bangsa kita? Apakah hak-hak bang­sa kita, jang sekiranja boleh jadi “timbangan” dengan ke­ada­an eco­no­mie jang menjedihkan ini? Apakah hak-hak bang­sa kita jang boleh dipakai sebagai obat di atas lukanja hati-national jang perih ini? Onderwijs? Och, di dalam “abad kesopanan” ini, di dalam “eeuw van beschaving” ini, menurut angka-angkanja Centraal Kantoor voor de Statistiek, orang la­ ki-laki jang bisa membatja dan menulis belum ada 7%, orang perampuan belum ada... 1/2%!182 En toch, Hollandsch-Inlandsch-Onderwijs-commissie183 memadjukan voorstel memberhentikan penambahannja Hol­landsch-Inlandsch-onderwijs!—Padjeg-padjeg enteng? Rap­port­nja Mejer-Ranneft-Huender menundjukkan, bahwa Kang Marhaen jang pendapatannja setahun rata-rata hanja f 160,—itu, harus membajar padjeg sampai kurang-lebih 10% da­ri pendapatannja; bahwa bagi bangsa Eropah padjeg jang se­tinggi itu barulah dikenaken kalau pendapatannja tak ku­ rang dari f 8.000 á f 9.000 setahunnja; bahwa padjeg jang special mengenai Kang Marhaen, jang pada tahun 1919 sudah mentjapai f 86.900.000 djumlah itu, di bawah bestuurnja G. G. Fock dinaikkan lagi mendjadi f 173.400.000—setahunnja!



www.boxnovel.blogspot.com 139



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 139



001/I/14



182. pag. 86. 183. Hollandsch-Inlandsch Onderwijscommissie = Komisi pengajaran Indonesia Belanda (sekolah-sekolah HIS, MULO dan AMS waktu itu).



8/18/2014 9:16:46 AM



P anca A zimat R evolusi



bahwa teristimewa beban-beban-desa seringlah berat sekali adanja!—Kesehatan rakjat atau hygiene? Di seluruh Indonesia hanjalah ada 343 rumah-sakit goepermen;184 kematian bangsa Bumiputera setahun-tahunja tak kurang dari ± 20%,185 ja, di dalam kota-kota besar sampai kadangkadang 30, 40, 50%,186 sepertinja di Betawi, di Pasuruan, di Makasser! Kesempatan bekerja di pulau-pulau luar tanah Djawa? Soal contractkoelie dan poenale sanctie, itu perbudakanza­man-baru atau moderne slavernij seolah-olah tak akan habis-habis di-“pertimbangkan” dan sekali lagi di-“per­tim­ bang­ kan”;—Perlindungan kepentingan kaum buruh? Per­ atur­an jang melindungi kaum buruh tak ada samasekali, ar­ beids­in­spec­tie tinggal namanja sahadja, hak-mogok, jang di dalam negeri-negeri jang sopan sudah bukan soal lagi itu, dengan adanja pasal 161 daripada Wetboek van Strafrecht, musnalah samasekali daripada realiteit, terhalimunkan sama­sekali mendjadi impian belaka!—Kemerdekaan tjetakmen­tjetak dan hak berserikat dan berkumpul? Tuan-tuan Hakim, marilah kita dengan hati jang tenang dan tulus bertanja lagi: Adakah di sini bagi kita bangsa Indonesia kemerdekaan drukpers, adakah di sini hak, jang dengan sebenarnja boleh kita namakan hak berserikat dan berkumpul? Amboi,—adakah di sini hak-hak itu di mana Wet­ boek van Strafrecht misih sadja berisi itu haatzaaiartikelen jang bisa diulurkan sebagai karet, itu haatzaaiartikelen jang hampir zonder perobahan dioverkan dari “gewrocht der duis­ter­nis”187 sebagai Thorbecke menjebut drukpers-reg­le­ ment, di mana “horribel strafwetartikel” 153-bis-ter jang le­



www.boxnovel.blogspot.com 140



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 140



001/I/14



184. Stat. Jaaroverz. 56. [goepermen: pemerintah—peny.]. 185. verg. Jaaroverz. 50. 186. verg. Jaaroverz. 54. 187. = “bikinannja hantu kegelapan [perangkap terselubung—peny.]”.



8/18/2014 9:16:46 AM



I ndonesia M enggugat



bih-lebih elastisch lagi mengantjam keselamatannja tiap-tiap journalist dan tiap-tiap pemimpin sebagai kami ini hari, di mana hak penDigulan mengasih kekuasaan jang hampir tak ber­hing­ga kepada pemerintah terhadap pada tiap-tiap per­ ge­rak­an dan tiap-tiap manusia jang ia tak sukai? Adakah di sini hak-hak itu, di mana openbare kritiek gam­pang sekali mendapat tegoran atau stopan, di mana ti­ ap-ti­ap vergadering penuh dengan sepion-sepion politie, di ma­na hampir tiap-tiap pemimpin dibuntuti reserse di da­lam geraknja ke mana-mana, di mana gampang sekali di­ada­kan “vergaderverbod”,188 di mana rahasia surat sering se­ka­li di­ lang­gar diam-diam sebagai kami lihat dengan mata sen­diri? Adakah di sini hak-hak itu, di mana laporan sepion-se­ pion itu sadja atau tiap-tiap surat kaleng sudah bisa dianggap tjukup buat membikin penggerebekan di mana-mana, me­ ngun­tji berpuluh-puluh pemimpin di dalam tahanan, jang men­dje­ru­mus­kan pemimpin-pemimpin itu ke dalam dunia pem­bu­angan? Tuan-tuan Hakim, marilah sekali lagi kita ber­ tanja dengan hati jang tenang dan tulus: adakah di sini bagi bangsa­ku kemerdekaan-drukpers, dan hak berserikat dan ber­ kum­ pul, di mana menjalankannja “kemerdekaan” dan “hak” itu dihalang-halangi oleh matjam-matjam halangan, di­ ranjaui oleh matjam-matjam ranjau jang demikian itu? Tidak? Di sini tidak ada hak-hak itu! Dengan matjammatjam halangan dan matjam-matjam ranjau demikian itu, maka “kemerdekaan” itu tinggal namanja sadja “kemerdekaan”, “hak” itu tinggal namanja sadja “hak”; de­ ngan matjam-matjam serimpatan jang demikian, maka “kemerdekaan-druk­pers” dan “hak-berserikat-dan-ber­kum­ pul” itu lantas men­dja­di suatu omong-kosong, suatu paskwil! Hampir ti­ap-ti­ap journalist sudah pernah me­rasa­kan tangan



www.boxnovel.blogspot.com 141



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 141



001/I/14



188. larangan rapat—peny.



8/18/2014 9:16:46 AM



P anca A zimat R evolusi



besinja hu­­kum, hampir tiap-tiap pemimpin Indonesia sudah per­nah merasakan bui, hampir tiap bangsa Indonesia jang meng­ ada­ kan perlawanan-radicaal lantas sadja dipandang “berbahaja bagi keamanan umum”! Sesungguhnja:—Tidak adalah hak-hak jang orang ka­ sih­kan pa­da rakjat Indonesia untuk jadi “ditimbangkan” de­ ngan bentjana pergaulan-hidup dan bentjana kerezekian jang ditebar-te­bar­kan oleh modern-imperialisme itu; tidak ada­lah hak-hak jang orang kasihkan pada rakjat kita jang tju­kup nikmat dan meng­gem­bi­ra­kan untuk dipakai pelipurha­ti-nasional jang me­nge­luh melihat kerusakan sociale dan economische onwrichting jang diadakan oleh modern-im­pe­ri­ al­isme itu; tidak adalah hak-hak jang orang kasihkan pa­da rakjatku jang boleh dipakainja sebagai gegaman, sebagai penguat, sebagai sterking untuk memberhentikan ker­ dja imperialisme jang mengobrak-abrik kerezekian dan kita­punja pergaulan hidup itu adanja!



Pergerakan tentu lahir



Pergerakan di Indonesia Toch... dikasih hak-hak atau tidak dikasih hak-hak; dikasih gegaman atau tidak dikasih gegaman; dikasih sterking189 atau tidak dikasih sterking,—tiap-tiap machluk, tiap-tiap ummat, tiap-tiap bangsa tidak boleh tidak, pasti achirnja berbangkit, pasti achirnja bangun, pasti achirnja menggerakkan tenaganja, djikalau ia sudah terlalu-lalu sekali merasakan tji­ la­ka­nja diri jang teraniaja oleh suatu daja angkara murka! Dja­ ngan lagi manusia, djangan lagi bangsa,—walau tjatjingpun tentu bergerak berkeluget-keluget kalau merasakan sakit! Seluruh riwajat dunia adalah riwajatnja golongan-go­ long­an manusia atau bangsa-bangsa jang bergerak meng­hin­ dar­kan diri dari sesuatu keadaan jang tjilaka; seluruh riwajat



www.boxnovel.blogspot.com 142



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 142



001/I/14



189. perekat—peny.



8/18/2014 9:16:46 AM



I ndonesia M enggugat



dunia, menurut perkataan Herbert Spencer,190 adalah riwajat “re­actief verzet van verdrukte elementen”!191 Kita ingat akan pergerakannja Jesus Christus dan Chris­ ten­dom jang menghindarkan rakjat-rakjat Jahudi dan rakjatrakjat Lautan-Tengah dari bawah kakinja burung garuda Ro­mein; kita ingat akan perdjoangan rakjat Belanda jang menghin­dar­kan diri dari bawah tindasannja Sepanjol; kita ingat akan pergerakan-pergerakan burgerlijke democratie jang meng­hin­dar­kan rakjat-rakjat Eropah di dalam achirnja abad ke-18 dan awal abad ke-19 dari bawah tindasannja auto­cra­tie dan absolutisme;192 kita mendjadi saksi atas hai­ bat­nja pergerakan-pergerakan sosialisme jang mau meng­gu­ gur­kan tachtanja kapitalisme; kita mengetahui pergerakan rakjat Mesir di bawah pimpinan Arabi dan Zaglul Pasha193 be­ ser­ta pergerakannja rakjat India di bawah pimpinan Tilak194 atau Gandhi melawan ketamakan asing; kita mengetahui per­ djoangan rakjat Tiongkok mendjatuhkan absolutisme Mansju dan melawan imperialisme Barat; kita telah bertahun-ta­hun melihat seluruh dunia Asia bergelora sebagai lautan men­ di­ dih menentang imperialisme asing,—tidakkah ini me­ mang sudah terbawa oleh hakekatnja keadaan, tidakkah ini memang sudah terbawa oleh nafsu mempertahankan dan melindungi diri atau nafsu zelfbehoud195 jang ada pada tiap-tiap sesuatu jang bernjawa, tidakkah ini memang sudah “reactief verzet van verdrukie elementen” itu? Rakjat Indonesiapun sekarang sedjak 1908 sudah ber­ bang­kit; nafsu menjelamatkan diri sekarang sedjak 1908



www.boxnovel.blogspot.com 143



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 143



001/I/14



190. Herbert Spencer (1820–1903), filsuf dan sosiolog Inggris—peny. 191. perlawanan atau resistensi reaktif terhadap elemen yang menindas—peny. 192. autocratie dan absolutisme = kekuasaan di dalam tanganja satu orang sadja. 193 Arabi dan Zaglul Pasha adalah pendiri Wafd di Mesir pada 1918, diteruskan Mustafa Nahas Pasha mulai 1927—peny. 194. Tilak, Bal Gangadhar (1856–1920), seorang tokoh pergerakan nasional India, pendidik dan wartawan, serta politikus terkemuka. Bersama Gandhi memimpin Partai Kongres, yang selanjutnya diteruskan Nehru—peny. 195. menolong diri sendiri; mandiri—peny.



8/18/2014 9:16:46 AM



P anca A zimat R evolusi



su­dah menitis djuga kepadanja! Modern-imperialisme jang me­nga­ut-kaut di Indonesia itu,—modern-imperialisme jang me­nje­bar­kan kesengsaraan di mana-mana itu,—modern-im­ pe­ri­al­is­me itu sudah menjinggung dan membangkitkan dia­ punja musuh-musuh sendiri. Raksasa Indonesia jang tadinja pingsan seolah-olah tak bernjawa, raksasa Indonesia itu jang sekarang sudahlah berdiri setegak-tegaknja dan sudahlah me­ masang tenaganja! Saban-saban kali ia mendapat hantaman, saban-saban kali ia rebah, tetapi saban-saban kali pula ia te­ gak kembali! Sebagai mempunjai kekuatan rahasia, sebagai mem­punjai kekuatan penghidup, sebagai mempunjai adjipan­tja­sona dan adji-tjandrabirawa, ia tak bisa dibunuh dan ma­lahan makin lama makin tak terbilang pengikutnja! Amboi,—di manakah kekuatan-duniawi jang bisa me­ma­ damkan semangat suatu bangsa, di manakah kekuatan-dunia­ wi jang bisa menahan bangkitnja sesuatu rakjat jang mentjari hidup, di manakah kekuatan-duniawi jang bisa membendung bandjir jang digerakkan oleh tenaga-tenaga pergaulan-hidup sendiri! Di manakah kebenaran djerit daripada anggautaanggauta dan sahabat-sahabat imperialisme jang mengatakan ini ialah bikinannja beberapa kaum “penghasut”, jakni kaum “opruiers”,196 kaum “raddraaiers”,197 kaum “ophitsers”198 dan la­in sebagainja dan jang oleh karenanja sama mengira bahwa per­ge­rak­an itu bisa dibunuh kalau “penghasutnja” semua di­ ma­suk­kan bui, dibuang atau digantung? Puluhan, ratusan, ja, ribuan “penghasut” dan “opruiers” dan “ophitsers” sudah di­bui atau dibuang,—tetapi adakah pergerakan itu berhenti, adakah pergerakan itu mundur, tidakkah pergerakan itu di da­lam umurnja jang baru ± 20 tahun itu malahan semakin men­djadi besar dan semakin mendjadi umum?



www.boxnovel.blogspot.com 144



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 144



001/I/14



196. agitator—peny. 197. biang keladi—peny. 198. pengacau—peny.



8/18/2014 9:16:46 AM



I ndonesia M enggugat



“Man tötet dan Geist nicht”, begitulah Ereligrath me­njair­ kannja,—“orang tak bisa membunuh semangat”! Di da­lam tahun 1900, jakni sebelumnja di sini ada “penghasut”, se­be­ lum­nja di sini ada “ophitsers”, sebelumnja di sini ada “raad­ raaiers”, maka Ir. van Kol sudahlah mendengungkan iapunja peringatan di dalam Tweede Kamer jang bunjinja: “Berbuatlah terus begitu... sampai nanti satu ketika datang saat penghabisannja; satu ketika, entah kapan, pastillah meledak ‘kekuatan rahasia’...!”



“Gaat voort, … tot er eenmaal een einde zal komen; eenmaal, wie weet wanneer, zal opbliksemen de ‘stille kracht’...!”



En inderdaad, die “stille kracht” is opgebliksemd! Itu “ke­ku­ at­an rahasia” itu sudahlah meledak! Seluruh dunia sekarang melihatlah bangkit dan geraknja kekuatan rahasia itu! Seluruh dunia jang tidak sengadja membuta-tuli, meng­ er­ti­lah, bahwa kekuatan rahasia ini bukanlah bikinan ma­nu­sia, tetapi ialah bikinannja pergaulan-hidup jang mau meng­ obati diri sendiri. Seluruh dunia jang tulus-hati mengertilah, bah­ wa pergerakan ini ialah anti-thesenja199 imperiailsme jang ter­bi­kin oleh imperialisme sendiri. Bukan bikinanannja “peng­ha­sut”, bukan bikinannja “opruiers”, bukan bikinannja “raad­­raaiers”, bukan bikinannja “ophitsers”-lah pergerakan ini—per­ge­rak­an ini ialah bikinannja kesengsaraan dan kemeralatan rakjat! Ir. Albarda di dalam Tweede Kamer memperingatkan: “Di antara mereka, jang berwadjib atau merasa wa­ djib membitjarakan kedjadian-kedjadian-za­ man di muka umum, adalah beberapa orang jang



www.boxnovel.blogspot.com 145



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 145



001/I/14



199. anthithese = lawan.



8/18/2014 9:16:46 AM



P anca A zimat R evolusi



meng­gam­bar­kan pergerakan Bumiputera dan su­ bur­nja pergerakan Bumiputera itu sebagai buah­ nja fikiran-fikiran revolutionnair dari negeri Ba­ rat, dan jang sama mengira bahwa pergerakkan itu bisa ditindas dengan suatu tjara-pemerintahan jang keras dan dengan menggerakkan politie dan justitie untuk melawan propagandist-pro­pa­gan­ dist­nja.



Pemandangan dan taktiek jang demikian itu ada­ lah menundjukkan bahwa mereka samasekali ti­ dak­lah mempunjai pengartian-riwajat dan ti­dak­ lah mempunjai pengartian-politiek sedikit djua­pun adanja.... Pergerakan jang demikian itu ada­ lah timbul daripada keadaan-keadaan per­ga­ul­anhidup sendiri dan daripada perobahan-per­ obah­an di dalam pergaulanhidup itu sendiri. Pergerakan jang demikian itu tetaplah akan tim­ bul dan tetaplah akan subur, walau tidak ada ka­um revolutionnair bangsa Eropah seorang djua­pun jang mengindjak tanah Hindia! Pergerak­an jang demikian itu tentu teruslah akan subur, walaupun pemimpin-pemimpimnja dan propadandistnja se­ mua dibasmi.



Sebagaimana di dalam abad ke-16 pergerakan kerk­her­vorming200 tidak bisa ditjegah dengan per­bu­ru­an anggauta-anggautanja, sebagaimana di da­lam abad 19 sociaal-democratie tidak bisa ditumpes dengan politiek penindasan jang di­dja­ lankan oleh Bismarck, maka di dalam abad ke-20 pergerakan rakjat di Hindia tak akanlah bisa pula di­mundurkan atau diberhentikan dengan tjarape­merentahan jang reactionair.



www.boxnovel.blogspot.com 146



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 146



001/I/14



200. pergerakan protestant.



8/18/2014 9:16:46 AM



I ndonesia M enggugat



Pergerakan itu terus akan madju dan ia tidak-bo­ leh-tidak pasti akan mentjapai tjita-tjitanja, jakni mer­de­kanja penduduk Hindia daripada pe­me­ren­ tah­an asing.”



“Onder hen, die geroepen zijn of althans zich ge­ roe­pen achten om de verschijnselen van den tijd in het openbaar te bespreken, zijn er sommigen die de groei gaarne voorstellen als de vruchten van den tijd in het openbaar te bespreken, zijn er som­ mi­gen die de Inlandsche beweging en haar groei gaar­ne voorstellen als de vruchten van westersche revolutionaire denkbeelden en die meenen, data aan die beweging de kop kan worden ingedrukt door een krachtig regeerings-beleid daartegen te rich­ten en door politie en justitie tegen haar pro­ pa­gandisten te mobiliseeren.



“Die beschouwing en die taktiek zijn buitenge­woon oppervlakkig; zij getuigen van evenveel gemis van historisch inzicht als van politiek begrip.... Zoo’n beweging komt voort uit de maatschappelijke ver­hou­dingen en uit de veranderingen die deze on­der­gaan, Zoo’n beweging zou ontstaan zijn en zou groeien, ook al had nooit een Europeesche re­ vo­lu­tion­nair in Indië een voet aan wal gezet. Zoo’n beweging groeit door, ook al zou men haar van al de leiders en propagandisten berooven.



www.boxnovel.blogspot.com 147



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 147



001/I/14



“Evenmin als de 16e eeuw de kerkhervorming is gestuit door de vervolging der ketters. Evenmin als in de 19e eeuw de social-democratie is ten onder gebracht door Bismarck’s politiek van ge­ weld­dadige onder-drukking, evenmin kan in de 20e eeuw de Indische volksbeweging door een reactionnair regeeringsbeleid worden te­rug­ged­ rongen of ook maar tot staan gebracht.



8/18/2014 9:16:46 AM



P anca A zimat R evolusi



“Die beweging groeit vòòrt, en er is niet aan te twijfelen, of zij zal haar ideal, de bevrijding van de Indische bevolking uit vreemde overheersching, bereiken!...”201



Tuan-tuan Hakim barangkali berkata: “O, itu pe­man­ dang­annja kaum socialist!” Wahai dan, Dr. Kraemer202 seorang jang bukan socialist, menulis di dalam Koloniale Studiën:203 “Maka di sinilah terletaknja keterangan, apa se­bab­ nja orang salah samasekali, djikalau orang mengi­ ra, bahwa jang dinamakan kesedaran-Timur itu, atau di dalam lingkungan kita sendiri: pergerakan rakjat Bumiputera hanjalah pergerakannja sedikit kaum intellectueel sahadja. Mau atau tidak mau “rakjat murba jang diang itu” adalah ikut pula men­didih di dalam pergolakan ini”,



“Hier ligt ook de verklaring waarom men zich schro­melijk vergist, wanneer men want, dat de zoo­ge­naamde ontwaking v.h. Oosten, of om bin­ nen eigen grenzen te zijn: de Inlandsche be­we­ging, slechts het problem stelt van een dun, pro­por­tio­ neel buitengewoon gering laagje intellectueelen. Tegen wil en dank bevinden zich de “silent masses” ook in de smeltkroes”,



dan Prof. Snouck Hurgronje, jang djuga bukan kaum dog­ma, jang toch djuga bukan kaum pembuta-tuli akan satu ke­per­ tja­jaan, adalah tempohari berkata: “`Sumbernja´… dulu dan sekarang bukanlah adjuadjuannja beberapa ribu kaum intellectueel jang



www.boxnovel.blogspot.com 148



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 148



001/I/14



201. 19 Desember 1919. 202. Dr. Kraemer (1888–19..) seorang ahli orientalis yang berada di Indonesia antara tahun 1921–1937—peny. 203. Pebruari 1927 pag. 5.



8/18/2014 9:16:46 AM



I ndonesia M enggugat



terlampau banjak memakan onderwijs Barat dan jang tak bisa dihisap oleh pergaulan-hidup Bu­ mi­putera belaka,—tetapi ialah rasa-perlawan­an terhadap pada bangsa asing, jang terkandung pe­ merentahannja orang-orang di dalam hati di ma­ na-mana, dan jang kadang-kadang tampak ting­gal terbenam.”



“De “voedingsbodem”... was toen en is nog steeds niet de aankweeking, door over-voeding met wes­ tersch onder-wijs van eenige duizenden intel­lec­ tueelen, die niet door de Inlandsche maatschappij geabsorbeerd kunnen worden, maar het overall gekoesterde, hier aan de oppervlakte waar te ne­ men, daar wat dieper verscholen verzet tegen over­heersching door lieden van een andere…”204



Bahwasanja, matahari bukan terbit karena ajam djantan berkokok, ajam djantan berkokok karena matahari terbit! Dan dengan sedikit perobahan, maka kami di sini, bagi ka­umkaum jang misih sadja mengira bahwa pergerakan itu bi­kin­an­ nja “penghasut”, mengobarkan lagi api-pidatonja Jean Jaures, itu kampiun kaum-buruh Perantjis jang termashur, di dalam dewan-rakjat Perantjis terhadap wakil-wakil kaum modal: “Ach, tuan-tuanku, begitu aneh tuan-tuan ter­ si­ lau­ kan mata, mengatakan bahwa kemadjuan umum ini adalah bikinannja beberapa orang sahadja! Tidakkah mengenai perhatian tuan-tu­ an, bahwa pergerakan nationalist itu terdapat di seluruh muka bumi ini? Di mana-mana, tiap-tiap negeri jang tak merdeka ini berbareng-barenglah bangkitnja. Sedjak sepuluh tahun jang achir ini, orang tidaklah bisa menulis riwajat Mesir, In­dia, Tiongkok, Philipina dan Indonesia dengan zon­der mentjeriterakan riwajatnja pergerakan-per­ge­rak­ www.boxnovel.blogspot.com 149



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 149



001/I/14



204. Colijn over Indië, pag. 12.



8/18/2014 9:16:47 AM



P anca A zimat R evolusi



an nationalist djuga! Dan di hadapan pergerakan umum jang menghela rakjat-rakjat Asia itu, rakjatrakjat jang berbedaan satu sama lain, hawa ba­gai­ manapun djuga jang mereka hisap, warna jang bagaimanapun djuga warna-kulitnja,—di hadapan pergerakan jang demikian itu, maka tuan-tuan ber­kata, bahwa pergerakan itu adalah bikinannja satu-dua pengasut jang tiada hubungan dengan rakjat. Tetapi tuan adalah mengasih terlampau ba­njak kehormatan pada orang-orang jang tuan se­ but­ kan demikian itu, tuan adalah terlampau ting­gi menaksirkan merekapunja kekuasaan. Me­ re­ka tidak kuasa menggerakkan pergerakan jang begitu mahahaibat terdjangnja; lemahnja ha­wanafas jang keluar daripada satu-satu mulut ma­nu­ sia tidak kuasalah meniupkan angin-taufan rakjatrakjat Indonesia jang gemuruh ini!



“Tidak, tuan-tuanku, sebenarnja pergerakan ini ada­lah timbul daripada sedalam-dalam hakekat­ nja keadaan sendiri; pergerakan ini adalah timbul daripada kesengsaraan-kesengsaraan jang tadinja belum menghubungkan diri satu sama lain, tetapi jang kini sudahlah menemukan sembonjannja di dalam suatu i’tikad jang mengadjak merdeka. Se­ be­nar­nja pula, pergerakan nationalist di In­do­ne­ sia­pun adalah timbul daripada imperialisme jang tuan pundi-pundikan maupun daripada systeem penjerotan kekajaan jang telah berabad-abadan bertindak di negeri itu… “Imperialisme itulah penghasut jang terbesar, im­ pe­ri­al­is­me­lah pembakar hati rakjat; bawalah im­ pe­rialime itu di muka politie dan di muka hakim!”



www.boxnovel.blogspot.com 150



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 150



001/I/14



“Ach mijne heeren, hoe zonderling verblind zijt gij door aan enkele menschen de universeele evo­lu­ tie die zich voltrekt toe te schrijven! Zijt gij dan



8/18/2014 9:16:47 AM



I ndonesia M enggugat



niet getroffen door de wereldomvang der na­tio­ nalistische beweging? Overal, in alle onvrije lan­ den verschijnt zij op hetzelfde oogenblik. Sinds het laatste tiental jaren is het niet meer mogelijk de geschiedenis van Egypte, India, China, de Phi­ lip­pij­nen, Indonesia te schetsen zonder daarbij ook tevens die der nationalistische beweging te ver­halen!…



“En het is in tegenwoordig-heid dezer algemeene beweging die de Aziatische volkeren meesleept de meest van elkaar afwijkende volkeren, onder welk klimaat zij ook leven, tot welk ras zij ook behooren,—het is in tegenwoordigheid van zulk een beweging, dat ge spreekt van enkele op zichzelf staande opruiers. Maar ge doet hen die ge Aldus beschuldigt te veel eer aan, ge schrijft te veel macht toe aan hen die ge opruiers noemt. Het is niet hun werk zulk een overweldigende beweging te ontketenen; de zwakke ademtocht van enkele menschenmonden is niet voldoende om dezen orkaan der Aziatische volkeren te doen losbarsten!



“Neen, mijne heeren, de waar-heid is dat deze beweging uit de diepte der dingen zelf is ontstaan; zij komt voort uit de tallooze lijdensgevallen welke zich tot nu toe niet bijeenvoegen, maar die in een verlossing-roepende machtspreuk haar wachtwoord vonden. De waar-heid is, da took in Indonesia de nationalistische beweging evenveel uit het door U verafgode imperialisme ontstond als uit het economisch drainage-systeem dat zich sinds eeuwen in het land ontwikkelt… “Het imperialisme is de groote ophitser, het im­ perialisme is de groote opruier: breng het im­ perial­isme dus voor uwe gendarme!”205 www.boxnovel.blogspot.com 151



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 151



001/I/14



205. Verg. Rapport [pidato di Parlemen Prancis pada 23 September 1901] Jean Jaurès pag. 25.



8/18/2014 9:16:47 AM



P anca A zimat R evolusi



“Ratu Adil”, “Heru Tjakra”, d.l.s.



Benar sekali! Bawalah imperialisme itu di muka politie dan di muka hakim!... Toch... bukan imperialisme, bukan anggauta-anggauta im­pe­rialisme, bukan sahabat-sahabat imperialisme, bukan Treub, bukan Trip, bukan Colijn, bukan Bruineman, bukan Fruin, bukan Alimoesa, bukan Wormser, jang kini berada di muka mahkamah Tuan-tuan Hakim,—tetapi kami: Gatot Mang­koepradja, Maskoen, tetapi Soepriadinata, Sukarno! Apa boleh buat, biarlah nasib pemimpin begitu! Kami ti­dak merasa salah. Kami merasa bersih, kami tidak merasa melanggar hal-hal jang dituduhkan, sebagai nanti akan le­ bih djelas kami terangkan. Kami oleh karena itu, memang meng­harap-harap dan menunggu-nunggu Tuan-tuan punja putusan bebas, mengharap-harap moga-moga Tuan-tuan meng­am­bil keputusan vrijspraak206 adanja! Tetapi, Tuan-tuan Hakim, marilah kami melandjutkan kamipunja pidato pembelaan:



Pergerakan rakjat Indonesia bukanlah bikinanannja kaum “peng­ha­sut”. Djuga sebelum ada “penghasut” itu, djuga zonder ada “penghasut” itu, maka udara Indonesia sudah pe­ nuh dengan hawa-kesedihan merasakan kesengsaraan, dan oleh karenanja, penuh pula dengan hawa-keinginan meng­hin­dar­kan diri dari kesengsaraan itu. Sedjak puluh-pu­ luh­an tahun udara Indonesia sudah penuhlah dengan hawahawa jang demikian itu. Sedjak puluh-puluhan tahun rakjat Indonesia itu hatinja selalu mengeluh, hatinja selalu menangis menunggu-nunggu datangnja wahju jang akan menjalakan api pengharapan di dalamnja, menunggu-nunggu datangnja man­tram jang bisa menjanggupkan sesuap nasi dan sepotong ikan dan sepotong kain kepadanja.



www.boxnovel.blogspot.com 152



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 152



001/I/14



206 bebas tuntutan—peny.



8/18/2014 9:16:47 AM



I ndonesia M enggugat



Haraplah memfikirkan, Tuan-tuan Hakim, apakah se­bab­ nja rakjat senantiasa pertjaja dan menunggu-nunggu datangnja “Ratu Adil”, apakah sebabnja sabda Prabu Djajabaja sampai ini hari misih terus menjalakan harapan rakjat,—apakah se­ bab­nja sering sekali kita mendengar chabar bahwa di desa ini atau di desa itu telah muntjul seorang “Imam-Mahdi”, atau “Heru Tjakra”, atau turunan seorang dari Wali-Sanga. Tak lain tak bukan ialah oleh karena hati rakjat jang menangis itu tak berhenti-hentinja, tak habis-habis menunggu-nunggu atau meng­harap-harapkan datangnja pertolongan, sebagaimana orang jang berada di dalam kegelapan tak berhenti-henti pula saban djam, saban menit, saban sekon, menunggu-nunggu dan meng­harap-harap: “kapan, kapankah matahari terbit?” O, siapa jang mengerti akan sebab-sebab jang lebih dalam ini, siapa jang mengerti akan diepre ondergrond207 daripada kepertjajaan rakjat ini, sebagaimana jang diterangkan pula oleh Prof. Snouck Hurgronje di dalam brochurenja “VergetenJubile’s”,208 tentu sedih dan ikut menangislah hatinja, kalau ia sa­ban kali mendengar suara rakjat maratap: “kapan, ka­ pan­kah Ratu Adil datang?”—tentu sedih dan menangislah ha­ti­nja pula dan tidak tertawa, djikalau ia saban-saban kali melihat lekasnja dan setianja rakjat menjerahkan diri ke dalam tangannja seorang kijai atau dukun jang menjebutkan diri “Heru Tjakra” atau “Ratu Adil”! “Selama kaum intellect Bumiputera belum bisa me­nge­mu­ka­kan keberatan-keberatan bangsanja, maka keributan-keributan jang demikian itu ada­ lah peledakan jang semestinja daripada dendamhati dan memerentah rakjat dengan tidak ter­ be­ nam, terhadap pada usaha memerentah rakjat dengan tidak memferdulikan keinginan-



www.boxnovel.blogspot.com 153



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 153



001/I/14



207. yang ada di bawah permukaan; rahasia yang lebih dalam—peny. 208. pag. 13. [vergeten jubile’s: peringatan ulang tahun yang dilupakan—peny.].



8/18/2014 9:16:47 AM



P anca A zimat R evolusi



keingin­an dan kepentingan-kepentingan rakjat itu dan de­ngan tidak mengambil keinginan-keinginan rakjat itu sebagai arah-haluan pemerentahannja. Se­ba­gai­ma­na sekarang besar djumlahnja orang bang­sa Indonesia jang senantiasa dengan teruste­rang bersedia akan berdiri di belakangnja se­ orang intellectueel bangsanja sendiri jang mem­ be­la merekapunja kepentingan, walaupun me­re­ka “belum matang” buat mengerti semua theo­rietheorienja,—begitu pula rakjat itu dulu se­ring­ ka­ li suka mengikuti pemimpin-pemimpin jang me­njang­gupkan kebebasan-sengsara kepadanja dengan mengindjak djalan-djalan rahasia dan meng­ usa­ ha­ kan upaja-upaja rahasia, atau jang dengan djalan sembunji mengumpulkan tentara untuk berperang-sabil dengan kaum kafir bi­la­ ma­na ada kesempatan baik. Rakjat itu tak bisalah mengerti bahwa itu pertjobaan-pertjobaan mem­ buka dunia dengan djalan jang samasekali kurang sempurna, tentu akan sia-sialah belaka, dan itulah sebabnja jang tiap-tiap orang jang menjanggup­kan kepadanja seorang ratu-adil atau orang mahdi, lantas sadjalah dipandangnja sebagai orang nabi. Sjarat-sjarat hidup jang perlu-perlu jang menurut perasaannja adalah tak dikasihkan kepadanja oleh kodrat-alam, oleh djalannja keadaan-keadaan jang biasa, atau oleh sipemerentah asing, mereka tjo­ba­ lah merebutnja dengan djalan jang ga’ib... dengan menentukan turunnja pertolongan Tuhan”,



www.boxnovel.blogspot.com 154



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 154



001/I/14



“Zulke “gruwelen” (opstanden-SK) waren, zoolang het inheemsche intellect nog niet geoutilleerd was voor de uiting van inheemsche bezwaren, de na­ tuur­lijke uitingen van opgekropte ergernis en lang onder-drukte weerstand tegen de botte po­ ging om volken te besturen zonder zich van hunne wens­chen en belangen ernstig rekenschap te ge­



8/18/2014 9:16:47 AM



I ndonesia M enggugat



ven en die tot rechtsnoer te nemen. Zooals thans groote kringen van Inlanders steeds gereed staan om zich openlijk te scharen achter een hunner eigen intellectueelen, van wien zij gevoelen dat hij hun belang voorstaat, ook al zijn zij “nog niet rijp” om al zijne thoriën te doorgronden, zoo wa­ ren zij tevoren vaak toegankelijk voor de lok­stem van leiders, die hun langs geheime wegen en door geheime-zinnige middelen te verwerven ver­los­ sing beloofden, of die in het geheim een leger wier­ven om daarmee heiligen oorlog tegen de on­ ge­loovingen te voeren, zoodra de gelegenheid gun­ stig zou zijn. De ijdelheid van zulke pogingen om zich met geheel ontoereikende middelen ruimte te verschaffen, konden zij niet inzien, en zoo scheen ieder, die hun een retoe-adil, een mahdi, een rechtvaardig bestuur in uitzicht stelde, een pro­ feet. Onontbeerlijke levens-voorwaarden, die de natuur, de normale orde der dingen, de over­heer­ sching door vreemden hun schenen te onthouden, zochten zij te veroveren langs bovennatuurlijken weg van magie... in vertrouwen op de hulp des hemels.”



www.boxnovel.blogspot.com 155



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 155



001/I/14



begitulah kata Prof. Snouck Hurgronje. Dan sebagaimana sang kijai atau sang dukun itu bukan pembikin daripada kepertjajaan-umum dan harapan-umum atas kedatangannja Ratu Adil atau Heru Tjakra itu, sebagai­ mana mereka mendapatnja pengaruh itu ialah, hanja oleh karena rakjat-umum hatinja memang menangis men­doadoa dan menunggu-nunggu datangnja Ratu Adil atau Heru Tjakra itu, maka kami jang disebut “penghasut” bukanlah pula pembikin pergerakan rakjat sekarang ini dan bukanlah pula pengaruh kami itu terdjadinja ialah oleh karena litjinnja kami punja lidah atau tadjamnja kami punja pena.



8/18/2014 9:16:47 AM



P anca A zimat R evolusi



notosoetardjo—Bung Karno Di hadapan Pengadilan Kolonial



Tokoh-tokoh Algemene Studieclub Bandung mendirikan "Perserikatan Nasional Indonesia" yang kemudian menjadi "Partai Nasional Indonesia", 4 Juli 1927.



Pergerakan rakjat adalah bikinannja kesengsaraan rakjat, pengaruh kami di atas rakjat adalah pula bikinan­ nja kesengsaraan rakjat! Kami hanjalah menundjukkan djalan; kami hanjalah mentjaharikan bahagian-bahagian jang ra­ta dan datar untuk aliran-aliran jang makin lama makin mem­ ban­ djir itu;—kami hanjalah menundjukkan tempattempat jang harus dilalui oleh bandjir itu, agar supaja bandjir itu bisa dengan sesempurna-sempurnanja mentjapai LautanKe­se­la­mat­an dan Lautan-Kebesaran adanja....



Parta Nasional Indonesia Tempat jang harus dilalui? Manakah tempat-tempat jang ha­rus dilalui? Partai Nasional Indonesia dengan sepenuh-pe­ nuh­nja kejakinan mendjawab: tempat-tempat jang ber­dja­ djar-djadjar menudju ke arah Indonesia Merdeka! Sebab di belakangnja Indonesia Merdeka itulah tampak kepada mata P.N.I. keindahan Samudra-Keselamatan dan Samudra-Ke­be­ sar­an itu, di belakangnja Indonesia Merdeka itulah tampak www.boxnovel.blogspot.com 156



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 156



001/I/14



Kitapunja azas tentang “Kemerdekaan Indonesia”



8/18/2014 9:16:47 AM



I ndonesia M enggugat



kepada mata P.N.I. sinarnja hari kemudian jang melambailambai! Inilah pokoknja kejakinan P.N.I., sebagai jang tertulis di dalam buku keterangan azasnja itu: “Partai Nasional In­do­ nesia berkejakinan, bahwa sjarat jang amat penting un­ tuk pembaikan kembali semua susunan pergaulan-hidup Indonesia itu, ialah kemerdekaan nasional. Oleh karena itu, maka semua bangsa Indonesia terutama haruslah di­ tudjukan ke arah kemerdekaan nasional itu.” Dengan bahasa Belanda: de nationale vrijheid als zeer belangrijke voorwaarde tot de nationale reconstructie! Berlainan dengan banjak partai-partai politiek lain, jang mengatakan “perbaikilah dulu rumah tangga, nanti ke­mer­ de­ ka­ an datang sendiri”;—berlainan dengan partai-par­ tai lain, jang menganggap kemerdekaan itu sebagai buah­nja pembaikan rumah tangga,—maka P.N.I. berkata: “Ke­mer­de­ ka­an nasional usahakanlah, sebab baru dengan kemerdekaan nasional itulah rakjat akan bisa memperbaiki rumah tanganja dengan tidak terganggu, jakni dengan sesempurna-sem­ pur­na­nja”,—P.N.I. berkata: “De volkomen nationale re­con­ struc­tie alleen mogelijk na wederkomst der nationale onaf­ han­ke­lijk­heid”. Tuan-tuan Hakim, sepandjang kejakinan kami, azas P.N.I. jang demikian ini dalam hakekatnja tidak bedalah dengan azas perdjoangan kaum buruh di Eropah dan Amerika, tidak bedalah dengan azas jang mengatakan bahwa untuk melaksanakan socialisme, kaum buruh itu harus lebih dulu mentjapai kekuasaan-pemerintahan.



www.boxnovel.blogspot.com 157



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 157



001/I/14



“Kaum proletar hanjalah bisa mengalahkan per­ lawannja kaum modal terhadap usaha membikin alat-alat-productie itu dari milik-partikelir di­dja­ dikan milik umum, dengan mengambil kekuasaan



8/18/2014 9:16:47 AM



P anca A zimat R evolusi



pemerentahan. Untuk maksud jang demikian ini, maka kaum-buruh seluruh dunia, jang telah insjaf akan kewadjibannja di dalam perlawanan-kelas, adalah menghimpunkan dan menjusunkan diri satu sama lain”,



“Het proletariaat kan den tegenstand der ka­pi­ta­lis­ tis­che klasse tegen de overbrenging der bed­rijfs­ middelen van particulier in maatschappelijk bezit slechts breken door verovering der politieke macht. Voor dit doel hebben zich over de geheele wereld de arbeiders, die, tot bewustzijn van hunne taak in den klassenstrijd zijn gekomen, ge­or­ga­ni­seerd”,



begitulah paragraf 11 daripada keterangan azas Sociaal Demo­cratische Arbeiders Partij berbunji.209 Welnu, buat sesuatu rakjat djadjahan, buat sesuatu rakjat jang di bawah imperialisme bangsa lain, hakekat perkara se­ pan­djang kejakinan kami tidaklah lain. Buat sesuatu rakjat jang dibentjanai oleh imperialisme, buat usahanja rakjat itu me­lawan bentjana imperialisme itu, perlu sekali pula “po­li­ tieke macht” ditjapainja. Buat rakjat jang demikian itu, maka ka­limat tadi itu mendapatlah variasi: “Rakjat djadjahan hanjalah bisa mengalahkan per­­la­­wan­­nja kaum imperialisme terhadap ke­pa­da usa­ha memperbaiki lagi semua susunan per­ga­ul­ an-hi­dupnja, dengan mengambil kekuasaan pe­ me­ren­tah­an, jakni dengan mengambil politieke macht”.



“Het koloniaal overheerschte volk kan den tegen­ stand der imperialistische klasse tegen zijn na­tio­ nal-reconstructieve arbeid slechts breken door ver­overing der politieke macht”.



www.boxnovel.blogspot.com 158



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 158



001/I/14



209. Leidsch program.



8/18/2014 9:16:47 AM



I ndonesia M enggugat



Dan apakah artinja “politieke macht” bagi sesuatu rakjat djadjahan? Apakah artinja “kekuasaan pemerintahan”, apakah artinja “mentjapai kekuasaan pemerintahan” bagi sua­tu rakjat kolonial? Mentjapai politieke macht bagi sesuatu rakjat kolonial adalah berarti mentjapai nationale regeering, mentjapai kemerdekaan nasional,—mentjapai hak untuk mengadakan wet-wet sendiri, mengadakan aturan-aturan sen­diri, mengadakan pemerintahan sendiri! Nah, Partai Nasional Indonesia ingin melihat rakjat In­ do­ne­sia bisa mentjapai politieke macht itu, Partai Na­sio­nal Indonesia tidak tedeng aling-aling mengambil ke­ mer­ de­ ka­an-nasional itu sebagai maksudnja jang tertentu. Partai Nasional Indonesia mengerti,—atau lebih benar: ka­ mi mengerti,—bahwa mengedjar politieke macht, en dus me­ nge­djar kemerdekaan-nasional itu, adalah consequentie dan voorwaarde,210 buntut dan sjarat, bagi perdjoangan contra impe­ri­al­isme itu adanja. Sebagai di negeri Barat kaum kapitalist mengusahakan politieke machtnja mempengaruhi rumah tangganja staat menurut merekapunja kepentingan, sebagaimana ka­um ka­ pi­talist itu mengusahakan politieke machtnja un­tuk meng­ada­ kan aturan-aturan rumah tangga staat jang meng­un­tungkan merekapunja kepentingan dan me­nia­da­kan atur­an-aturan jang merugikan merekapunja belang,—se­ba­gai­­ma­na kaum kapitalist itu mengusahakan merekapunja politieke macht untuk mendjaga dan memelihara ka­­pi­tal­is­me,—maka di suatu negeri djadjahan kaum im­pe­ ri­ alist adalah mengusahakan politieke machtnja pula untuk mempengaruhi rumah tangganja staat menurut me­re­ka­punja kepentingan, jakni menurut kepentingan stelsel imperialisme! Oleh karena pengaruh itu, maka hampir tiap-tiap aturan jang penting di dalam sesuatu negeri djadjahan lantas adalah www.boxnovel.blogspot.com 159



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 159



001/I/14



210. syarat—peny.



8/18/2014 9:16:47 AM



P anca A zimat R evolusi



notosoetardjo—Bung Karno Di hadapan Pengadilan Kolonial



Pengurus P.N.I. cabang Bandung. Duduk dari kiri: Ir. Sukarno, Gatot Mangkoepradja. Berdiri dari kiri: Kartawiria, D. Aritonang, Bachrie, dan Maskoen, 1929.



notosoetardjo—Bung Karno Di hadapan Pengadilan Kolonial



www.boxnovel.blogspot.com 160



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 160



001/I/14



Kongres P.N.I yang pertama di Surabaya, 27–30 Mei 1928. Sukarno duduk diapit oleh dr. Samsi dan Mr. Soejoedi.



8/18/2014 9:16:47 AM



I ndonesia M enggugat



notosoetardjo—Bung Karno Di hadapan Pengadilan Kolonial



Pengurus P.N.I. Palembang, dari kiri: Samidin, Wahjudi, dan Udin, 1929.



notosoetardjo—Bung Karno Di hadapan Pengadilan Kolonial



www.boxnovel.blogspot.com 161



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 161



001/I/14



Kongres P.N.I. yang kedua, Gedung Permufakatan Indonesia, Gang Kenari, Jakarta, 18–29 Mei 1929.



8/18/2014 9:16:47 AM



P anca A zimat R evolusi



bersifat menguntungkan kepentingannja kaum imperialisme itu, sesuai dengan belangnja kaum imperialisme itu. Hampir tiap-tiap aturan jang penting di dalam sesuatu negeri dja­ djah­an adalah lantas bersifat untuk pendjadjahan itu, untuk im­pe­rialisme itu. Oleh sebab itu, maka, selama sesuatu negeri misih ber­ sifat kolonie, ja, lebih djauh lagi: selama sesuatu negeri mi­sih ber­sifat “protectoraat” ataupun “mandaatgebied”,—pen­dek kata selama sesuatu negeri misih belum samasekali leluasa meng­ada­kan aturan-aturan rumah tangga sendiri,—maka se­ba­gian atau segenap aturan-aturan rumah tangganja adalah mempunjai “tjap” jang imperialistisch adanja. Artinja: selama rakjat belum mentjapai politieke macht atas negeri sendiri, maka sebagian atau segenap dari ia­pu­ nja sjarat-sjarat hidup, baik jang economie maupun jang so­cial maupun jang politiek, adalah diperuntukkan bagi ke­ pen­tingan-kepentingan jang bukan kepentingannja, bahkan bertentangan dengan kepentingannja. Ia adalah seolah-olah terikat kami dan tangannja tak bisa leluasa berdjoang Wakil-wakil cabang P.N.I. dari seluruh Indonesia dalam kongres kedua di Jakarta, 18–20 Mei 1929. Berdiri di depan tengah ialah Sukarno dan M.H. Thamrin.



www.boxnovel.blogspot.com 162



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 162



001/I/14



notosoetardjo—Bung Karno Di hadapan Pengadilan Kolonial



8/18/2014 9:16:47 AM



I ndonesia M enggugat



memusuhi daja-dajanja imperialisme jang membentjanai kepadanja, tak bisa leluasa berdjoang mengalang-alangi jang sjarat-sjarat hidupnja adalah diperuntukkan bagi kepenting­ an fihak lain, tak bisa leluasa berusaha memperuntukkan sja­­rat-sjarat-hidupnja itu bagi peri-kehidupan economienja sen­di­ri, peri-kehidupan socialnja sendiri, peri-kehidupan po­ li­tiek­nja sendiri, peri-kehidupan cultuurnja. Ia, pendek kata, tak bisalah leluasa berusaha memusuhi dan mem­ber­hen­ ti­kan imperialisme, tak bisalah pula leluasa menjuburnjuburkan badan sendiri.211 Rakjat kolonial adalah rakjat jang tak bisa “menemukan di­ri sendiri”, suatu rakjat jang tak bisa berada “zichzelf”, suatu rakjat jang hampir semua apa-apanja kena “tjap” jang imperialis­tisch itu,—“tjap” jang terdjadinja ialah oleh pengaruh besar da­ri­pada kaum imperialisme adanja. Tidak adalah persamaan kepentingan antara kaum imperialisme dan kaum jang di ba­ wah imperialisme; tidak ada 212 belangengemeenschap antara ke­dua fihak itu. Antara kedua fihak itu adalah pertentangan-ke­pen­ ting­an, adalah pertentangan-kebutuhan,—adalah tegen­ stel­ling van belangen,213 adalah conflict van behoeften.214 Se­mua kepentingannja kaum imperialisme, baik jang eco­ no­mie, maupun jang sosial, baik jang politiek maupun jang jang cultureel umumnja, semua kepentingannja kaum im­ pe­ri­al­isme itu, adalah bertentangan, tegengesteld dengan kepenting­an Bumiputera. Kaum imperialisme sebisa-bisanja mau meneruskan adanja kolonisatie,—Bumiputera sebisa-



www.boxnovel.blogspot.com 163



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 163



001/I/14



211. Menurut kejakinan kami, maka hilangnja pemerintahan asing dari Indonesia, be­ lum tentulah djuga dibarengi oleh hilangnja imperialisme asing samasekali. Im­pe­ ri­alisme jang overheerschen hilang, tetapi imperialisme jang beheerschen (lihatlah Tiongkok), lenjapnja baru kemudian. 212. persamaan kepentingan—peny. 213. pertentangan kepentingan—peny. 214. pertentangan kebutuhan—peny.



8/18/2014 9:16:47 AM



P anca A zimat R evolusi



bisanja mau memberhentikan kolonisatie itu. Aturanaturan jang diadakan di bawah pengaruh kaum imperialisme, adalah dus bertentangan dengan kepentingan Bumiputera itu adanja. En toch, Bumiputera menerima sadja aturan-aturan itu? Toch Bumiputera menghormati aturan-aturan itu? O, memang, Bumiputera menerima sadja aturan-aturan itu, Bumiputera menghormati aturan-aturan itu. Tetapi mereka menerimanja dan menghormatinja itu, ialah hanja oleh karena Bumiputera kalah, hanja oleh karena Bumiputera terpaksa menerimanja dan terpaksa menghormatinja! Bukankah djustru kekalahan ini sebabnja mereka di­ ko­lo­niekan? Bukankah djustru kekalahan jang memaksakan padanja mendjadi rakjat djadjahan? Jules Harmand, Ambassadeur Honoraire dan Koloniale Specialiteit215 bangsa Perantjis, adalah di dalam bukunja jang termashur “Domination et Colonisation” menulis dengan terang-terangan: “Kepentingan kaum Bumiputera tentu sadja bi­sa djatuh sama dengan kepentingan kaum jang men­ dja­djah­kan; tetapi ini adalah pertemuan jang dja­ rang sekali terdjadi. Biasanja kepentingan-ke­pen­ ting­an itu adalah tabrakan satu sama lain.”



“Faham “pendjadjahan” dan “perkosaan” atau se­ ti­ dak-tidaknya “paksaan,” adalah bergandengan sa­­tu sama lain. Perkosaan ini, menurut tempat, ke­ada­an, dan tingkah laku, bisalah mendjadi lebih atau ku­rang keras atau lunak, terang-terangan atau ter­tu­tup,—tetapi perkosaan itu tak pernalah bisa di­hi­lang­kan samasekali. Pada hari perkosaan itu hi­lang, maka hilanglah djuga segala pendjadjahan ada­nja”.... www.boxnovel.blogspot.com 164



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 164



001/I/14



215. Duta Besar Kehormatan—peny.



8/18/2014 9:16:47 AM



I ndonesia M enggugat



“Zonder twijfel kan het voorkomen, dat het belang van den inboorling coincideert met dat van den ko­lo­nisator; maar dat is een zeldzame ontmoeting. Ge­meen­lijk... zijn ze met elkaar in oppositie.”



“De twee gedachten “dominatie” en “geweld” of ten minste “dwang”, zijn tot elkaar betrekkelijk of complementair. Al naar gelang van plaats, om­stan­ digheid en gedrag, kan het geweld meer of min­der werkelijk of gematigd zijn, openlijk of be­ wim­ peld,—maar zijn gebruik kan nimmer verdwijnen. Den dag, waarop de dwang ophoudt te bestaan, houdt ook de dominatie op te bestaan”....216



Adakah pengakuan jang lebih terang-terangan, adakah ke­tu­ lusan hati jang lebih tulus? Bahwa sesungguhnja kita tidaklah berdiri sendiri kalau kita mengatakan, bahwa oleh adanja per­ten­tang­an kepentingan itu, tiap-tiap systeem atau aturan ko­lo­ni­al adanja diterima dan dihormati rakjat djadjahan itu, ia­lah hanja karena mereka terpaksa menerima dan ter­pak­ sa meng­hor­matinja belaka,—terkpaksa, jakni tidak de­ngan pu­as-ha­ti, tidak dengan redla-hati, tidak dengan ke­mu­fa­ kat­­an jang sebenar-benarnja, tidak dengan persetujuan jang sepenuh-penuhnja! Oleh karena itulah, Tuan-tuan Hakim, maka tidak ada sa­tu rakjat negeri djadjahan jang tidak ingin merdeka, ti­ dak ada satu rakjat djadjahan jang tak mengharap-harapkan da­tang­nja hari kebebasan. Djikalau Partai Nasional Indone­ sia mendengung-dengungkan sembojan “naar de politieke macht” itu, djikalau Partai Nasional Indonesia mengobarngo­bar­kan nafsu ingin merdeka itu, maka ia hanjalah me­ nge­mu­ka­kan tjita-tjita umum belaka. Kemerdekaan adalah sja­rat jang amat penting baginja untuk bisa memusuhi dan



Tiap-tiap rakjat djadjahan ingin merdeka



www.boxnovel.blogspot.com 165



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 165



001/I/14



216. pag. 122.



8/18/2014 9:16:48 AM



P anca A zimat R evolusi



mem­ber­hen­ti­kan imperialisme itu dengan seleluas-le­lu­as­ nja. Kemerdekaan adalah pula sjarat jang amat penting ba­gi pem­baikan kembali segala susunan pergaulan-hidup se­ sua­tu negeri bekas djadjahan, suatu sjarat jang amat penting bagi nationale reconstructienja. Ja, kemerdekaan adalah sjarat jang amat penting bagi kesempurnaan rumah tangga tiap-tiap negeri, tiap-tiap bangsa, baik bangsa Timur maupun bangsa Barat, baik bang­sa kulit berwarna maupun bangsa kulit putih. Tiada satu bang­sa bisa mentjapai kebesaran zonder kemerdekaan-nasional, ti­ dak ada satu negeri bisa mendjadi teguh dan kuasa umpama ia tak merdeka. Sebaliknja, tiada satu negeri djadjahan jang bi­sa mentjapai keluhuran itu, tiada satu negeri kolonie jang bi­sa men­tjapai kebesaran itu. Oleh karena itu, maka tiap-tiap bangsa djadjahan adalah ingin kemerdekaan itu, ingin supaja lantas bisa mentjapai kebesaran itu. Tiap-tiap rakjat jang tak merdeka, tiap-tiap rakjat jang dus tak bisa dan tak boleh mengatur rumah tangga sendiri setjara kepentingan dan kebahagiaan sendiri, adalah hidup di dalam hawa jang tak djendjam, jakni hidup di dalam hawa jang kami sebutkan tadi, hidup di dalam suatu “permanente onrust”,217 jang tersebutkan oleh tabrakannja daja-daja jang aan el­ka­artegengesteld218 itu,—suatu keadaan jang tidak-boleh-ti­dak me­nim­bul­kan pula keinginan keras akan hilangnja per­ten­ tang­an-pertentangan itu, jakni keinginan keras akan ber­hen­ ti­nja ketidakmerdekaan itu tadi adanja. Dari Marokko sampai Philipina, dari Korea sampai Indonesia, melantjar-lantjar ke ma­na-mana melalui gunung dan samudra, terdengarlah sua­ ra jang memanggil-manggil kemerdekaan itu,—bukan sa­dja dari mulutnja rakjat-rakjat jang baru sadja merasakan pe­



www.boxnovel.blogspot.com 166



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 166



001/I/14



217. satu ketidakdjendjaman jang terus-terusan. 218. berlawanan satu sama lain—peny.



8/18/2014 9:16:48 AM



I ndonesia M enggugat



nga­ruh­nja imperialisme, tetapi djuga, ja malahan terutama, da­ri mu­lut­nja bangsa-bangsa jang sudah berabad-abad tak me­ne­ri­ma tjahajanja matahari-kebesaran. “Sekalipun sudah berabad-abad mereka mendjadjah,” —begitulah Jules Harmand menulis lagi,— “sekalipun sudah berabad-abadan mereka men­ dja­ djah, ... maka pitjiklah kaum pertuanan itu ka­lau mereka adalah ditjintai,—butalah mereka ka­ lau mereka menjangka, bahwa pergaulan-hi­ dup jang mereka djadjahkan itu suka memikul pen­dja­djah­an­nja dengan rasa jang senang-hati”... “Ba­gai­ma­na­pun djuga lemahnja atau merosotnja ka­um jang didjadjahkan itu, bagaimanapun dju­ga biadabnja,—bagaimanapun djuga lalimnja me­re­ ka­ punja kepala-kepala sendiri, atau sebaliknja, bagaimanapun djuga sopannja merekapunja adatistiadat dan bagaimanapun djuga tingginja me­re­ ka­punja kepandaian, ... mereka selamanja akan me­man­dang­lah perginja hapusnja pemerentahan asing itu sebagai suatu pelepasan belenggu.”



“Zelfs na een eeuwenlange occupatie... zou het voor den overheerscher een dwaas-heid zijn te meenen, dat men hem liefheeft,-zou men blind zijn indien men gelooft, dat de overheerschte maatschappij zijn beheer met voldoening ondergaat”... “Hoe zwak of hoe gedegenereerd, hoe barbaarsch men de over­heerschten ook moge veronderstellen te zijn,—hoe slecht hun eigen hoofden ook moge zijn, of an­dersom, hoe beschaafd in hun manieren en hoe intelligent men zich hen ook moge indenken, ... ze zullen het vertrek of de verdwijning van de vreem­de overheersching altijd als een bevrijding be­schouwen”.219



www.boxnovel.blogspot.com 167



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 167



001/I/14



219. t. a. p. 154.



8/18/2014 9:16:48 AM



P anca A zimat R evolusi



Mengartikah orang sekarang, apa sebabnja Prabu Djajabaja jang menudjumkan kemerdekaan itu, terus hidup sadja berabadabadan dalam hati rakjat? Mengartilah orang sekarang, apa sebabnja di dalam tiap-tiap surat-chabar Indonesia, di dalam tiap-tiap vergadering bangsa Indonesia,—djuga kalau kami jang disebut “penghasut” tidak menghadirinja!—sebentarbentar terbatja atau terdengar perkataan “merdeka”? Mengertilah orang sekarang, apa sebabnja sampai par­ tai-partai politiek jang paling sabar atau gematigdpun,220 mitsal­ nja Boedi-Oetomo dan Pasundan, jang toch terang sekali bukan perkumpulan kaum “penghasut”, djuga sama meng­ am­ bil tjita-tjita Indonesia-Merdeka, sebagaimana disjaratkan bagi penerimaan mendjadi anggota P.P.P.K.I.? Partai Nasional Indonesia hanjalah lebih terang me­ nge­mu­ka­kan tjita-tjita itu; Partai Nasional Indonesia hanja­ lah lebih tantu mengutamakan kemerdekaan-nasional itu, men­djundjung kemerdekaan nasional itu dari gevolg di­dja­di­ kan voorwaarde jang amat penting bagi pembaikan kembali semua susunan pergaulan-hidup Indonesia jang sekarang ko­tjar-ka­tjir ini, dan bagi bisa-berhasilnja perdjoangan mem­ ber­hen­tikan imperialisme itu! Sebab, sebagai jang kami terangkan tadi, Partai Na­sio­nal Indonesia adalah mengambil soal kolonial itu di dalam ha­ke­ kat jang sedalam-dalamnja, mengambil soal kolonial itu te­rus ke dalam pokok-pokoknja,—mengambil soal ko­lo­nial itu di dalam filsafatnja jang sebenar-benarnja, jakni fil­sa­fat,—kami ulangi lagi,—bahwa di dalam tiap-tiap koloniaal-sys­teem ada­ lah pertentangan-kepentingan antara kaum im­pe­ri­al­is­me dan kaum Bumiputera; bahwa di dalam tiap-tiap koloni­aalsysteem umumnja, keadaan-keadaan adalah dipengaruhi, di-“tjap”-kan, diperuntukkan bagi kepentingan-kepenting­ an imperialistisch;—bahwa dus, di dalam koloniaal-systeem www.boxnovel.blogspot.com 168



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 168



001/I/14



220. moderatpun—peny.



8/18/2014 9:16:48 AM



I ndonesia M enggugat



mana djuga, kepentingan Bumiputera tak bisa dapat ter­pe­li­ ha­ra sesempurna-sempurnanja.



Dan djuga dalam kejakinan ini, maka Partai Nasional Indonesia tidak berdiri sendiri. Djuga di dalam kejakinan ini, maka Par­ tai Nasional Indonesia adalah mendapat pembenaran di da­ lam udjar-udjarannja pemimpin-pemimpin besar di negerinegeri lain. Djikalau Mustapha Kamil221 dari Mesir menulis bah­wa, “sesuatu bangsa jang tak merdeka sebenarnja adalah sua­tu bangsa jang tak hidup”. Djikalau Manuel Quezon222 dari Phi­li­pi­na berkata bahwa, “lebih baik zonder Amerika ke ne­ ra­ka daripada dengan Amerika ke sorga”. Djikalau Patrick Hen­ry da­ri Amerika-dulu bertereak, “Kasihkanlah padaku kemerdekaan, atau kasihkanlah padaku maut samasekali”,— maka itu bukanlah djeritnja budi pekerti jang “panas” belaka, te­ta­pi di dalam hakekatnja mereka tidak lain daripada meng­ utamakan kemerdekaan-nasional itu. Djikalau kita membatja pemimpin Ierland,223 Michael Davitt, menulis:



Dalil-dalil pemimpinpemimpin negeri lain



“Sekalipun keuntungan, maupun pembudjukan, mau­pun aturan-hukum jang manfaat ba­gai­ma­na­ pun djuga, tidak akanlah bisa memuaskan ha­ti­nja rakjat Ier, djikalau rakjat itu tidak berhak men­dja­ lan­kan pemerentahan sendiri”, “Noch voorspoed, noch misleiding, noch een voor­ delige wetgeving zou het Iersche volk ooit kunnen bevredigen zonder het recht om ons land zelf te re­geeren”,224



www.boxnovel.blogspot.com 169



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 169



001/I/14



221. Mustafa Kamil (1857–1908), pemimpin nasionalis Mesir yang berjasa besar bagi perjuangan kemerdekaan—peny. 222. Manuel Quezon (1878–1944) ialah salah seorang pejuang kemerdekaan Filipina dan penulis buku The Good Fight—peny. 223. Irlandia—peny. 224. Goblet. L’Irlande dans la Crise Universelle, pag. 45.



8/18/2014 9:16:48 AM



P anca A zimat R evolusi



ja, djikalau kita membatja bahwa seorang pemimpin Ierland jang lain, Erskine Childers, menolak tingkat free-state dan me­nun­tut kemerdekaan jang sepenuh-penuhnja dengan per­ka­ta­an: “Kemerdekaan bukanlah soal tawar-menawar, ke­ mer­dekaan adalah sebagai maut: dia ada atau dia tidak ada. Kalau orang membikin pengurangan ini dan itu, itu bukanlah lagi bernama merdeka,” “De vrijheid is geen quaestie van meer of minder, ze is als de dood: zij is er of zij is er maakt, dan is dat de vrijheid niet meer”,225



—tidakkah itu dalam hakekatnja suatu pembenaran pula da­ ri kamipunja pendirian itu? Tetapi, perhatikanlah perkataan-perkataan Jozef Mazzini, Bapa rakjat Italia, jang lebih terang lagi: “Menjusunkan ini tanah-air, malahan adalah suatu keharusan. Daja-daja dan upaja-upaja jang kami bitjarakan tadi itu, hanjalah bisa diusahakan bila tanah-air kita adalah tanah-air jang bersatu dan jang merdeka. Perbaikannja kamupunja per­ gaul­an-hidup hanjalah bisa terdjadi kalau kamu telah ikut tjampur-gaul dalam peri-kehidupannja semua bangsa.



“Djanganlah mengira, bahwa kamu akan bisa mem­per­baiki keadaan kerezekianmu itu, kalau so­ al-nasional belum kamu selesaikan; kamupunja usa­ha tentu akan tersia-sia belaka”....



“Dit vaderland op te bouwen, is zelfs een nood­ za­kelijkheid. De aanmoedigingen en de middelen waarvan ik U heb gesproken, kunnen slechts uit­ www.boxnovel.blogspot.com 170



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 170



001/I/14



225. Téry, En Irlande, pag. 101.



8/18/2014 9:16:48 AM



I ndonesia M enggugat



gaan van een vereenigd en vrij vaderland. De ver­betering van Uw maatschappelijken toestand kan slechts volgen uit Uw deelname in het staat­ kundige leven der naties.



“Misleide U niet het denk-beeld, dat ge Uw stof­fe­ lij­ken toestand zoudt kunnen verbeteren, zonder eerst het nationale vraagstuk op te lossen; ge zult er niet in slagen”....226



Dan perhatikanlah pula perkataan-perkataan Sister Ni­ ve­dita, jang mengutamakan kemerdekaan-nasional itu buat suburnja hidup kebatinan dan hidup-seni, di dalam bukunja Okakura “Die Ideale des Ostens”: “Seni hanjalah bisa subur di kalangan rakjat-rakjat jang hidup merdeka sahadja. Dia sebenarnja adalah alat-hidup dan buahnja itu rasa-kemerdekaan, jang kita sebutkan semangat bangsa”.



“De kunst kan zich slechts bij volkeren ontwik­ke­ len, die in vrijheid leven. Ze is in waarheid het ge­ wel­dige middel en de vrucht van het Hooggevoel der vrijheid, dat wij nationaliteits-bewustzijn noemen”.227



Ini adalah utjapan-utjapan belaka. Practijknja? Marilah kita mitsalnja mendengarkan pidatonja Dr. Sun Yat Sen tentang San Min Chu I, di mana Bapak rakjat Tiong­kok ini, sudahnja menundjukkan bahwa Tiongkok se­be­nar­nja ti­ dak mempunjai kemerdekaan-nasional jang se­dja­ti, me­la­in­ kan malahan adalah suatu “hypo-colony”,228 meng­gam­bar­kan terganggunja rumah-tangga Tiongkok itu dengan ka­ta-kata:



www.boxnovel.blogspot.com 171



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 171



001/I/14



226. Mazzini, De Plichten v.d. Mensch p. 171 en 179. 227. pag. 8. 228. Hypo-colony = negeri jang lebih “koloni” dari kolonie.



8/18/2014 9:16:48 AM



P anca A zimat R evolusi



“Tatkala Tiongkok dengan bangsa-bangsa lain ada berdiri di atas alas-politiek jang sama, maka dia bi­ sa­lah bersaingan merdeka dengan bangsa-bang­sa itu di atas lapang-economie, dan dia bisa­lah mem­ per­ta­han­kan diri dengan tak mem­buat ke­sa­lah­an. Tetapi sesudah bangsa-bangsa asing itu mem­ per­usa­ha­kan kekuasaan-politiek­nja se­ba­gai sua­ tu ta­meng bagi maksud-maksud­nya re­ze­ki, ma­ka Tiong­kok lantas tak bisa lagilah mem­per­­ta­han­kan di­ri atau bersaingan dengan bangsa-bangsa itu”.



“Waar China op gelijke politieke basis stond als de andere naties, daar kon zij vrijelijk met hen wedijveren op economisch terrein, en was zij in staat zonder feilen zichzelf te hand-haven. Maar niet zoodra gebruiken de vreemde naties politieke macht als een schild voor economische doeleinden, of China verliest haar vermogen ze met succes te weerstaan of met hen te wedijveren”.229



Dan sekarang, sesudahnja kemerdekaan-nasional dari negeri Tiongkok itu makin lama makin teguh, maka ahli-fikir Inggeris H.G. Wells adalah menulis: “Pada zaman sekarang ini bisa djadi adalah be­ker­ dja lebih banjak otak dan lebih banjak orang-orang jang setia-hati mengerdjakan moderniseering dan reorganisatienja kesopanan Tiongkok, daripada di bawah directienja bangsa Eropah jang manapun djuga”. “Tegenwoording is het waarschijnlijk, dat er meer goed hersenmateriaal en meer toegewijde mannen bezig zijn, de moderniseering en reorganisatie van de Chineesche beschaving uit te werken, dan wij zoud­en vinden onder de directie van welk Europe­ esch volk ook”.230 www.boxnovel.blogspot.com 172



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 172



001/I/14



229. pag. 503. 230. [The Outline of History—peny.] pag. 525.



8/18/2014 9:16:48 AM



I ndonesia M enggugat



Dan praktijknja di Indonesia? Adakah praktijknja di sini membenarkan kejakinan P.N.I., bahwa negeri jang tak mer­ de­ka itu memang segala atau bagian daripada aturan-aturan dan sja­rat-hidupnja dipengaruhi, di-“tjap”-kan, diperuntuk­ kan ba­gi kepentingan-kepentingan imperialistisch, jang ber­ ten­tang­an dengan Bumiputera itu? Praktijknja di sini membenarkan dengan sepenuh-se­ pe­nuh­nja? Kita melihat, bahwa untuk sempurnanja usaha in­dustrieel-imperialisme itu berusaha di sini, maatschappij ki­ta diproletarkan, kita didjadikan “rakjat kaum-buruh”; kita me­ ngetahui, bahwa kaum imperialisme jang butuh akan tanah murah dan kaum buruh murah itu, sebagai diterangkan oleh Prof. van Gelderen, mempunjai kepentingan di dalam rendahnja productiviteit kitapunja pergaulan-hidup, en dus sengadja pula merendahkan productiviteit itu dan melawan keras tiap-tiap usaha bangsa Bumiputera jang mau menaikkan productiviteit itu. Lihatlah,—djikalau kita mau memadjukan perusahaan ki­ ta, kebon teh dan fabrik teh, djikalau kita mendirikan na­ tio­ nale Bank Nasional di Surabaja,231 djikalau kita mau mendirikan suatu scheepstransportmaatschappij232 Indonesia, maka men­ dja­ dilah kaum imperialisme itu mendjadi geger perkara itu “putjuk beweging”233 itu, geger perkara keniatan pemerintah mau mengasihkan hak credietverband pada bank nasional itu, geger memaki-maki di dalam pers dan di kalangan pelajaran atas maksud mendirikan scheeps­transportmaatschappij itu. Dan kita melihat kaum imperialisme itu, sebagai jang ka­mi telah kemukakan di dalam verhoor, mendjalankan pe­ nga­ruhnja, invloednja, ja tyrannienja234 di atas pemerintahan,



www.boxnovel.blogspot.com 173



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 173



001/I/14



231. Salah satu aksi menolong diri sendiri, didirikan dr. Sutomo di Surabaya di bawah panji-panji Parindra (Partai Indonesia Raya)—peny. 232. perusahaan transportasi laut; maskapai perkapalan—peny. 233. gerakan—peny. 234. tyrannie = kelaliman.



8/18/2014 9:16:48 AM



P anca A zimat R evolusi



sebagai jang dimarahkan oleh Prof. Snouck Hurgronje dengan kata-kata: “... perlu sekalilah, bahwa pemerentah jang ter­ ting­gi itu sama banjak dihormati oleh ini kaum ma­dji­kan sebagai oleh kaum bistir Bumiputera, jang sepandjang Colijn senantiasa mengarahkan satu mata ke Bogor itu. Memang di dalam tempoh jang achir-achir ini kebanjakan kaum madjikan itu atjapkali mengarahkanlah dua-dua matanja ke sana, tetapi tidak buat menerima dan menurut perentah, melainkan ialah buat mengemukakan re­ kapunja tuntutan-tuntutan, jakni untuk me­ mem­belokkan peraturan-peraturan dan kerdjanja pemerentahan sesuai dengan merekapunja ke­ mau­an. Ini djuga suatu matjam revolutie”....



“... het (is) noodig, dat het hoogste gezag door de­ zen (door de ondernemers-Sk) met evenveel eer­ bied bejegend worden als door die inlandsche bes­tuurders, die volgens Colijn steeds een oog op Buitenzorg gericht houden. Inderdaad houden de mees­ten hunner echter in den laatsten tijd ook bei­de oogen derwaarts gericht, niet echter om wen­ken op te volgen, maar om hunne eischen te ken­nen te geven, die neerkomen op de inrichting en wer­king der regeeringsmachine naat hunnen zin. Dit is óók een soort revolutie”....235



Kita melihat kaum imperialisme itu mempengaruhi pe­ me­rintah mengadakan tariefpolitiek jang menguntungkan bagi­ nja, sebagai tertulis dalam A.I.D. de Preangerbode beberapa bulan jang lalu di bawah kepala “Vrijhandel binnen het Rijk is in Strijd met het Belangvan Nederland en van Indie”; kita melihat bagaimana di sini adalah suatu aturanpadjeg, jang sebagai ditundjukkan oleh comissie Meyerwww.boxnovel.blogspot.com 174



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 174



001/I/14



235. “Colijn over Indie”, hal. 41.



8/18/2014 9:16:48 AM



I ndonesia M enggugat



Ranneft-Huender, enteng sekali bagi kaum Eropah dan berat sekali bagi kaum Indonesia; kita melihat bagaimana di sini adalah beja karet, jang me­nge­nai karet Bumiputera sadja, sehingga suburnja men­da­pat rin­tangan besar; kita melihat bagaimana di sini ada­lah itu atur­an contract-kulie beserta poenale-sanctienja, jang sa­ma­se­kali hanja menguntungkan kaum modal belaka; ki­ta me­li­hat tidak adanja artikel 161 bis W.v.S.,236 jang djuga me­lu­lu berarti untungnja kaum kapitaal, tjelakanja kaum buruh. Kita melihat adanja matjam-matjam aturan jang meng­ ha­langi pergerakan rakjat apa sadja, jang memusuhi pada imperialisme itu; kita melihat suatu politiek jang membunuh rasa-kebangsaan dan mendidik kepada pemuda kita mendjadi pen­ne­likkers237 dan tidak mendjadi manusia-manusia jang ta­bi­at-semangatnja merdeka; kita melihat suatu keadaan, sebagai De Stuw mengatakan, bahwa rakjat, “makin lama mendjadi makin tergantunglah ke­pa­ da fihak asing, sehingga ia djuga makin lama ma­ kin djauhlah daripada tjita-tjita Hindia buat bang­ sa Hindia”;



“Voortdurend afhankelijk wordt van het uit­heem­ sche element en daarmede zich voortdurend ver­der verwijdert van het ideaal Indië voor de Indiërs”;



kita melihat, ... tetapi tjukup, Tuan-tuan Hakim, tjukup untuk membuktikan kebenaran kejakinan P.N.I. itu! P.N.I. memang adalah suatu partai jang tidak mau nga­ la­mun, suatu partai jang tidak mau terapung-apung di atas awan angan-angan—P.N.I. adalah suatu partai jang dengan dua-dua kakinja berdiri di atas keadaan-keadaan jang se­ be­nar­nja, dengan dua-dua kakinja berdiri di atas realiteit. Ia



www.boxnovel.blogspot.com 175



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 175



001/I/14



236. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana—peny. 237. Pennelikkers = pendjilat pena [penjilat melalui tulisan—peny.].



8/18/2014 9:16:48 AM



P anca A zimat R evolusi



Bagaimanakah datangnja Indonesia-Merdeka itu? Djuga di da­lam mendjawabnja soal ini, maka P.N.I. dengan dua-dua ka­ki­nja berdiri di atas realiteit. Ia mendjawab soal itu de­ngan jakin: “dengan usaha rakjat Indonesia sendiri!” Ia tak mau mengikut pengelamunan setengah orang jang me­ngi­ra, bah­ wa adanja stelsel imperialisme di sini itu ialah un­­tuk men­ di­­dik kita dibikin “matang” atau “rijp”, dan bah­wa dji­ka­lau nan­ti kita sudah tjukup “didikan”, djikalau nan­ti kita su­­dah tju­kup “matang”, djikalau kita nanti sudah tju­kup “rijp”, stel­ sel imperialisme itu lantas akan “berhenti sen­di­ri”,—“me­nga­ sih­kan” kemerdekaan kepada kita sebagai sua­tu “anugerah jang berharga”, sebagai suatu “kostbaar ges­chenk”! Amboi, alangkah baiknja imperialisme kalau memang be­gi­tu; alangkah benarnja kalau begitu perkataan Vo­ken­ bonds­pact artikel 22, bahwa koloniale politiek itu adalah sua­ tu “mission sacree”, suatu “suruhan jang sutji” dari bangsabang­sa kulit putih terhadap bangsa-bangsa kulit berwarna! Tidak, Tuan-tuan Hakim jang terhormat, pengelamunan jang demikian itu adalah pengelamunan jang kosong sa­ma­se­ www.boxnovel.blogspot.com 176



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 176



001/I/14



Pertjatja pada usaha sendiri



me­li­hat, bahwa imperialisme adalah bertentangan ke­ja­kin­an dengan kita; ia melihat bahwa kaum imperialis­me itu meng­ usa­ha­kan politieke machtnja untuk mendjaga dan me­me­li­ hara kepentingannja,—dus ia mengatakan bahwa kita ba­ ru­lah bisa memusuhi dan memberhentikan imperialisme itu seleluasa-leluasanja, kalau politieke macht itu sudah di da­lam tangan kita, bahwa kita barulah bisa mengusahakan pem­ba­ik­an kembali kitapunja pergaulan-hidup itu dengan se­sem­purna-sempurnja, kalau kita sudah merdeka,—dus, ia memudjikan rakjat Indonesia mengedjar kemerdekaan itu! “Terang benderang sebagai katja”,—“zoo helder als glas”, begitulah orang Belanda berkata! Dan mendatangkan Indonesia merdeka itu?



8/18/2014 9:16:48 AM



I ndonesia M enggugat



Karikatur Fikiran Rakjat, 6 Januari 1933. Pada majalah tersebut Sukarno menulis artikel berjudul "Cooperatie tidak bisa mendatangkan massa actie dan machtsvorming".



www.boxnovel.blogspot.com 177



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 177



001/I/14



Notosoetardjo—Bung Karno Di hadapan pengadilan kolonial



8/18/2014 9:16:48 AM



P anca A zimat R evolusi



kali! Pengelamunan jang demikian itu adalah pengelamunan jang samasekali terapung-apung di atas awan, pengelamun­ an jang tidak berdiri sendiri di atas kenjataan sedikit djuapun adanja! Tidak, stelsel imperialisme tidak akan membidik ki­ ta mendjadi “matang”; stelsel imperialisme tidak akan mem­ bi­kin kita mendjadi “rijp”; stelsel imperialisme tidak akan meng-­“anugerahi” kita dengan kemerdekaan, tetapi malahan se­ba­lik­nja akan bertambah-tambah mengokohkan pen­ dja­djah­an dengan pelbagai tali-tali wadag dan tali-tali jang halus. Sebab kenjataan jang sebenarnja ialah, bahwa im­pe­ri­ al­isme itu tidaklah buat “suruhan jang sutji”, tidaklah bu­at suatu “mission sacree”. Kenjataan jang sebenarnja ia­lah, bah­ wa imperialisme itu adalah untuk kepentingan-ke­pen­ting­an imperialisme sendiri! Imperialisme adalah ber­ten­tang­an ke­ pen­tingan dengan kita: bukan kepentingan im­pe­ri­al­is­me­­lah me-“matang”-kan kita atau me-“rijp”-kan kita; bu­kan ke­­pen­ tingan imperialismelah “menganugerahkan” ke­mer­de­kaan ke­pa­da kita. Kepentingan imperialisme adalah me­ne­rus­ kan, mengekalkan, mengokohkan pendjadjahan itu bu­at se­la­ma-lamanja! O memang, imperialisme datangnja ialah dari bangsabang­sa jang lebih pandai dari kita; imperialisme datangnja ia­lah dari negeri-negeri jang mempunjai modern cultuur le­­ bih dari kita; imperialisme datangnja ialah dari dunia jang lebih tinggi techniek dan ilmu-fikirnja dari kita, im­pe­ri­alis­me da­tang­nja ialah dari kalangan jang lebih pandai men­dja­lan­ kan “struggle for life”238 dari kita. Kita mengakui hal ini se­ mua­nja. Tetapi kita tidak mau mengakui, bahwa stelsel im­pe­ri­ al­isme itu, dus mendidik kita ke arah ke-“matang”-an! Karl



www.boxnovel.blogspot.com 178



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 178



001/I/14



238. Strugle for life = perdjoangan merebut hidup.



8/18/2014 9:16:48 AM



I ndonesia M enggugat



Kautsky, itu theoreticus Sociaal-Democratie jang termashur, di dalam bukunja “Sozialismus und Kolonialpolitik” hoofdstuk III adalah menulis: “Tetapi adanja kapitalisme itu memeraskan rakjat tidaklah bersendi atas perkosaan-terang-terangan sadja, tidaklah atas haknja siapa jang lebih kuat, tidakpun atas perbedaan-deradjat, tetapi ialah ber­ sen­ di di atas kemerdekaan-pergaulan-hidup da­ri­pa­da manusia masing-masing, jang sebenarnja djustru mendjadi ketidak-merdekaan, karena fihak jang satu tak mempunjai apa-apa dan fihak jang la­in menggagahi alat-alat-productie sebagai milik sendiri. Tetapi siapa jang tak mempunjai apaapa adalah pula kekurangan alat-alat-ke­ so­ panan, dus djuga kekurangan kesopanan. Ma­ka kesopanan ini seolah-olah hanja bisalah ter­da­pat pada kelas atasan sadja. Itulah sebabnja, maka keunggulan kelas ini di atas kelas proletar ter­tam­ pak­nja ia­lah seolah-olah keunggulan cultuur di atas ke­bi­adaban,—seolah-olah keunggulan ka­ um ter­­pel­adjar itu, the great unwashed239 sebagai orang Ing­ge­ris menjebutkannja.



“Dan kaum atasan memeganglah teguh akan sa­ re’at-keadaan jang demikian ini.... Menurut sa­ re’at-keadaan jang demikian itu, maka mereka me­ ra­sakannja kaum proletar itu lantas seolah-olah bukanlah untuk keuntungan atau laba sendiri, te­ ta­pi hanja untuk keperluan-umum daripada per­ ga­ulan-hidup sahadja. Di dalam lingkungan bangsa sendiri maka ethiek jang demikian ini adalah ber­ arti suatu pembenaran bahwa kaum kaja harus me­merentah kaum jang tak mempunjai apa-apa. Ter­hadap kepada bangsa lain... maka ethiek



www.boxnovel.blogspot.com 179



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 179



001/I/14



239. The great unwashed = “kaum jang tidak tertjutji.



8/18/2014 9:16:48 AM



P anca A zimat R evolusi



ini tak lainlah daripada berarti bahwa bangsabang­­sa jang kapitalistisch itu mempunjailah hak me­­me­ren­tahkan seluruh dunia manusia!” “Maar de uitbuiting van het kapitalisme berust niet allen op het naakte geweld, niet op het recht van den sterkste, ook niet op de onderscheiding van stan­den, maar op de maatschappelijke vrijheid van het individu, die daardoor tot onvrijheid wordt, dat de eene zijde niets bezit en de andere de productiemiddelen in uitsluitend bezit hebben. De bezitloosheid brengt echter mee gebrek aan beschavingsmiddelen, dus ook aan beschaving. Deze schijnt daardoor tot de heerschende klasse beperkt te zijn. Zoo verkrijgt voor de laatste haar heerschappij over het proletariaat den schijn van de heerschappij der cultuur over de on­ be­schaafd­heid, van een heerschappij der uit­ge­ lezen intellectueelen over de groote massa der on­ontwikkelden, the great unwashed zooals de En­gelschen zeggen. En aan dezen schijn houden de bezittenden vast... Niet voor hun persoonlijk voordeel, niet om de winst, buiten zij volgens dezen schijn de pro­le­ta­ riers uit, zij heerschen slechts over hen in het al­ ge­meen belang der maatschappij. Binnen de eigen naties treedt deze ethiek op als bevestiging van het hoogere recht der bezittenden over de bezitloozen. Tegenover andere naties... proclameert zij prac­tisch niets anders dan het recht der ka­pi­ ta­lis­tische naties op de heerschappij over de ge­hee­le menschheid!”240



Tuan-tuan Hakim jang terhormat, itulah dasarnja se­mua omongan tentang “voogdijleuze”-nja241 dari sistem im­pe­ri­al­



www.boxnovel.blogspot.com 180



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 180



001/I/14



240. [Sozialismus und Kolonial-politik—peny] pag. 19. 241. slogan hak asuh; slogan hak untuk mendidik; hak perwalian—peny.



8/18/2014 9:16:48 AM



I ndonesia M enggugat



isme atas kita bangsa jang “sekarang misih bodoh”, dasarnja semua omongan tentang pendidikan dari “tidak matang” di­ djadikan “matang”. Tidak, tidak,—perwalian itu tidak ada, didikan itu omong kosong belaka,—didikan itu “mere phrase”. Kalau bang­ sa Indonesia ingin mentjapai politieke macht, jakni ingin merdeka, kalau bangsa kita itu ingin mendjadi tuan di dalam rumah sendiri, maka ia harus mendidik diri sendiri, mendjalankan voogdij atas diri sendiri, berusaha dengan ke­ biasaan dan tenaga sendiri! Dari stelsel imperialisme ia tidak mendapat pertolongan; dari stelsel imperialisme ia malahan hanja akan mendapat rintangan! Sudah semustinja kaum imperialisme itu merintangrin­tangi tiap-tiap usaha kita ke arah kebaligan. Sudah se­ musti­nja kita dihalang-halangi di dalam kitapunja zelvoogdij, dimaki-maki, dimintakan hukuman, dimintakan pembuangan, dimintakan tiang penggantungan sebagai dulu Nieuws van den Dag memintakannja. Oleh karena itulah, Tuan-tuan, ham­ pir saban minggu, saban hari membatja tjatjian dan ma­ki­an dari fihaknja A.I.D. de Preanger-Bode, atau Java-Bode atau de Locomotief, atau Soerabajaasch Handelsblad ke arah adres kita, membatja hasutan-hasutan jang sampai mentjoba mem­ pe­nga­ruhi keadilannja putusan Tuan-tuan di dalam proces ini! Ach, Tuan-tuan Hakim, itu begitu logisch, itu begitu van­ zelfs­prekend,242 itu memang semustinja: Tuan-tuan me­nge­ tahui, bahwa A.I.D. de Preanger-Bode adalah surat-chabarnja kaum karet, kaum kina, kaum teh di seluruh Priangan; Tu­ an-tuan mengetahui, bahwa Soerabajaasch Handelsblad ada­lah surat-chabarnja kaum gula; Tuan-tuan mengetahui bah­wa Nieuws van den Dag adalah surat-chabarnja kaum da­gang di Kali Besar; Tuan-tuan mengetahui bahwa semua www.boxnovel.blogspot.com 181



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 181



001/I/14



242. kentara; masuk akal—peny.



8/18/2014 9:16:48 AM



P anca A zimat R evolusi



su­rat-chabar jang reactionnair itu adalah surat-chabarnja ka­um imperialisme jang kita musuhi itu, bahwa djeritan-dje­ rit­an­nja jang mentjatji maki kepada kaum pergerakan itu ia­lah djeritannja orang-orang jang takut akan kebakaran ge­ dong-hartanja, takut terantjam dividennja, takut terantjam ke­­se­la­mat­annja perusahaannja jang menghatsilkan kekajaan miliun-milunan itu! Tuan-tuan mengetahui hal itu semuanja!—Dan oleh ka­renanja, tidak chawatirlah kami akan apa jang dituliskan oleh Mr. Ritter dalam buku “Drukpersvrijheid”243 serie pro en contra tentang: “bahwa jang bisa djuga mengenai mahkamat ha­ kim, jakni bahaja jang mahkamah itu kena pe­nga­ ruh­nja publieke opinie”,



“De mogelijkheid eener beinvloeding van de recht­ er­lijke macht door een publieke opinie is een ge­ vaar­lijke mogelijkheid”,



dan pertjajalah kami, bahwa Tuan-tuan akan mendjalankan keadilan dengan tidak kena pengaruh hasutan-hasutan suratsurat-chabar jang bentji kepada pergerakan itu tadi. Ach, Tuan-tuan Hakim, kami sudah biasa-lagi akan ma­ ki­an-makian jang memang sudah logisch itu. Kami tak hairan lagi di atasnja;—merekapunja kepentingan adalah terantjam oleh usaha kita, mereka tentunja mendjadi geger! Prof. Snouck Hurgronje adalah menulis: “Kaum madjikan adalah menghimpunkan diri de­ngan teguh, dan mereka adalah banjak hamba jang litjin lidahnja dan tadjam penannja, jakni bu­ kan sadja untuk menghilangkan tiap-tiap ke­ti­dak­



www.boxnovel.blogspot.com 182



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 182



001/I/14



243. Menjelang proses peradilan Bung Karno di Landraad Bandung telah banyak komentar pers yang pro dan kontra. Komentar-komentar itu oleh Mr. Ritter dibukukan dalam Drukpersvrijheid (Kebebasan Pers)—peny.



8/18/2014 9:16:48 AM



I ndonesia M enggugat



per­tja­ja­an atas berkah-berkahnja modal asing itu de­ngan propaganda jang luas, tetapi djuga un­tuk memerangi keras sekali semua orang jang ti­dak pertjaja akan berkah-berkah itu. Semua su­rat-cha­ bar Eropah di Hindia kini sudahlah suka ikut ke­pa­ da perang-sabil ini, malahan djuga itu koran-ko­ ran, jang dulunja suka membuka halamannja bagi ra­tap-tangis jang keluar dari dunia Bumiputera. Tidak! ... gagah-beranilah siapa-orang jang berani menentang tentara jang begitu tjukup alat-alat sen­dja­tanja itu”.



“De ondernemers hebben zich krachtig ge­or­ga­ niseerd, en zich den dienst van scherpe tongen en vlotte pennen verzekerd, teneinde door een veelzijdige propaganda niet alleen elken twijfel aan die zegeningen (van het particuliere kapitaalSk.) weg te nemen, maar ook de twijfelaars hevig te bestrijden. De geheele Europeesche dagbladpers in Indie is voor dien heiligen oorlog gewonnen, ook die couranten, die vanouds hare kolommen voor klaagtoonen uit de Inlandsche wereld gaarne openstelden. Neen, moed is ... vereischt, om tegen die met alle soorten van munitie zoo wel uitgeruste troepen in het veld te trekken”.244



Dan Tuan Lievegoed, bekas redaktur de locomotief, seorang liberal jang tulus-hati, jang dus dikeluarkan dari de Locomotief itu, sudah dalam tahun 1925 adalah menulis bahwa kegegeran kaum imperialisme itu ialah: “suatu extremisme-kanan, jang samasekali tak mem­ pu­ njai tjita-tjita-tinggi, jang mendjalankan po­ li­ tiek-duit membuta-tuli dengan sembujansem­bu­jan jang menulikan telinga.”



www.boxnovel.blogspot.com 183



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 183



001/I/14



244. Colijn over Indië, pag. 39.



8/18/2014 9:16:48 AM



P anca A zimat R evolusi



“een ideaalloos rechts-extremisme dat onder rammelende leuzen roekelooze belangen-politiek drijft.”



dan bahwa:



“sebenarnja tidak ada satu golongan jang begitu membentjanai kekuasaan Hindia Belanda daripada golongan jang gembar-gembor ini, jang dengan pu­ra-pura menjokong pemerentah, memukul ke ka­nan dan ke kiri untuk merebahkan apa sadja jang mengantjam kepentingannja.”



“geen partij meer schade doet aan het Nederlandsch Indisch gezag in Indonesie dan deze luidruchtige groep, die onder het voorwendsel van gezagschraging alles zoekt neer te slaan wat haar eng belang bedreigt.” (Loc: 5 Nov. 1925)



“Juist! Benar sekali, Tuan-tuan Hakim: “pura-pura me­ njo­ kong pemerintah”, “onder het voorwendsel van gezag schraging” mereka minta kami dihukum, dibuang atau di­ gan­tung, tetapi sebenarnja ialah oleh karena kantongnja dan dividennja terantjam! Untuk keselamatan kantong dan untuk keselamatan dividend ini djuga, mereka kalau perlu, tak segan pula melanggar gezag itu, sebagai mitsalnja A.I.D. de Preanger-Bode tak segan sebentar-bentar melanggar gezag itu, atau sebagai mitsalnja Nieuws van den Dag, jang dulu pernah menghina g.g. de Graeff245 dengan penghinaan: “Pergilah, enjahlah, Hindia butuh kepada orangorang jang lebih keras”!



www.boxnovel.blogspot.com 184



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 184



001/I/14



245. Jhr. Andries C.D. de Graeff, Gubernur Jenderal Hindia Belanda 1926–1931, menteri luar negeri dalam kabinet Colijn 1933–1937—peny.



8/18/2014 9:16:49 AM



I ndonesia M enggugat



“Ga weg, maak plaats, Indie heeft krachtiger mannen noodig!”



Kantongnja terantjam, Tuan-tuan Hakim, kantongnja terantjam!—Untuk melindungi kantong ini, maka mereka mengabui mata publiek,—untuk mendjaga kepentingan ini maka mereka mengadakan pers jang tiada moraal melainkan moraal-duit, tiada ethiek melainkan ethiek-fulus! “Djuga negeri Belanda”,—begitulah Tuan Vleming, bekas kepala belasting-accountantsdients di sini, berpidato,— “Djuga negeri Belanda misihlah ada suatu negeri jang diperentah setjara kapitalistisch, suatu ne­ge­ ri di mana modal-besar jang terhimpun teguh itu, ter­utama jang mempunjai kepentingan-ke­pen­ting­ annja di Indonesia, bukan sadja mempunjai ke­ kua­sa­an-economie jang besar sekali, tetapi djuga mendjalankan pengaruh haibat di atas pemeren­ tah dengan semua alat-alat jang dipunjainja. Dan alat-alat ini bukanlah rèmèh.



www.boxnovel.blogspot.com 185



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 185



001/I/14



“Modal besar ini adalah rapat berhubungan de­ ngan modal-besar dari Inggeris, Amerika, Belgia, Djer­man, Perantjis, dll., jang sedjak adanja opendeur-politiek mempunjailah djuga kepentingannja di Indonesia, dan jang bersama-sama dengan mo­ dal Belanda itu tergabunglah satu sama lain di da­ lam suatu “Madjelis-madjikan untuk Hindia Be­­ lan­­ da” jang didirikan di dalam tahun 1921. Ma­dje­lis-madjikan ini dengan djalan direct atau in­direct mempunjailah kekuasaan di atas suatu pers dan penjuluhan-pers jang lebar-lapang, se­dang me­­re­ka djuga mempunjai kepentingan di dalam dua su­rat-chabar di luar negeri, jakni “The New World” dan “Le Monde Nouveau”.



8/18/2014 9:16:49 AM



P anca A zimat R evolusi



“Dengan pendjustaan, penipuan, pembunuhan pen­­tja­­ha­­ri­an-hidup orang lain,—dan kalau ke­pen­­ ting­annja memandang perlu, mereka tak segan ber­tin­dak lebih kedjam—maka modal-besar itu di da­lam tiap-tiap negeri, dus djuga di Indonesia, men­dja­lan­kan­lah perdjoangan kepentingannja, de­­ngan me­robah haluan di mana perlu.”



“Ook Nederlad is nog steeds een kapitalistisch geregeerd worden land, waar het krachtig ge­or­ga­ ni­seerd groot-kapitaal en niet het minst dat wat zijn belangen heeft in Indonesie, niet alleen een ongekende economische macht bezit, maar ook met alle hem ten dienste staande middelen grooten invloed weet uit te oefenen op de re­ geering. En deze middelen zijn niet gering.



“Dit groot-kapitaal is nauw verbonden aan de En­ gels­che, Amerikaansche, Belgische, Duitsche, Fran­ che enz. enz. grootkapitalisten, die vanwege de zg. opendeur-politiek, ook in Indonesië hun belangen hebben en die met de Nederlandsche georganiseerd zijn in de in 1921 opgerichte “Ondernemersraad voor Nederland Indië”.Direct of indirect beschikt deze ondernemersraad over een uitgebreide pers en persvoorlichtingsdienst, terwijl zijn be­lang-hebbenden tevens geinteres-seerd zijn bij twee in het buitenland verschijnende bladen, “The New World” en “Le Monde Nouveau”.



“Met leugen, bedrog, brood-roof,—en waar zijn be­langen het meebrengen en zulks bereikt kan wor­den, is het bereid veel verder te gaan—voert het georganiseerde groot-kapitaal in ieder land dus ook in Indonesie, zijn belangenstrijd, de ba­ kens verzettend als dat noodig wordt”.246



www.boxnovel.blogspot.com 186



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 186



001/I/14



246. Intern. Soc. Dem. Kol. Pol., pag. 82.



8/18/2014 9:16:49 AM



I ndonesia M enggugat



Bung Karno secara berani dan tandas mengobarkan usaha untuk men­ capai Indonesia merdeka melalui rapat-rapat Partindo pada 1932. Korankoran pro-Belanda seperti Java Bode, A.I.D., Preanger Bode, dan Nieuws van den Dag berteriak-teriak meminta agar pemerintah kolonial Belanda menangkap Sukarno dan membuangnya. Karikatur tersebut muncul di Fikiran Rakjat, 2 Desember 1932. Notosoetardjo—Bung Karno Di hadapan pengadilan kolonial



www.boxnovel.blogspot.com 187



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 187



001/I/14



Lebih terang daripada Tuan Vleming itu tak bisalah di­ gam­ bar­ kan asal-asalnja moraal-duit dan ethiek-duit daripada pers imperialisme di Indonesia itu. Oleh karena itu, tak haruslah kita hairan atau marah atas kegegerannja surat-surat-chabar á la A.I.D. de Prenger-Bode atau á la Soerabajaasch Handelsblad itu. Biar mereka gembar-gembor, biar mereka berpikir ke ka­nan dan ke kiri, biar mereka djengkelitan berdiri di atas kepalanja,—kami tak akan ambil pusing, kami tak akan ambil mumet, kami akan bekerdja terus! Tuan-tuan Hakim jang terhormat, marilah kami meng­ ula­ngi lagi: politieke macht kemerdekaan, hanjalah bisa di­ da­tang­kan oleh usaha rakjat Indonesia sendiri! Kaum im­ pe­ri­al­is­me sudah semustinja menghalang-halangi kita; dari



8/18/2014 9:16:49 AM



P anca A zimat R evolusi



stel­sel imperialisme, jang hidupnja daripada pendjadjahan itu, ki­ta tak harus mengharap sokongan memberhentikan pen­dja­djah­an itu. Nasib kita adalah di dalam genggaman ki­ ta sendiri; keselamatan kita adalah di dalam kemauan ki­ta sen­di­ri, di da­lam tekad kita sendiri, di alam kebiasaan ki­ta sen­di­ri, di da­lam usaha kita sendiri. Sembujan kami ti­dak­lah “minta-min­ta”, tidaklah “mengemis”, tidaklah “men­di­cancy” mi sebagai Ti­lak247 mengatakannja,—tetapi sembujan ka­ 248 haruslah “non-cooperation”, lebih benar: “selfhelp”, “zelf­ ver­wer­kelij­king”, “self­re­liance”, sebagai jang kita symboolkan dengan sym­bool kepala banteng! Siapa jang masih mengharap-harap pertolongan dari stelsel imperialisme, siapa jang masih pertjaja akan “anugerah” jang nanti akan di-“anugerah”-kan olehnja, siapa jang masih menggugu akan omongan “mission sacree”, siapa jang masih mengarahkan mukanja ke Barat, ia adalah samasekali buta akan kenjataan jang sebenarnja, buta akan realiteit. Sebab kenjataan jang sebenarnja adalah, sebagai tertulis di dalam keterangan azas kita, bahwa negeri Belanda perikehidupannja sangat tergantung kepada pendjadjahan Indonesia. Kenjataan jang sebenarnja adalah menjebabkan Mr. Djikstra di dalam Indische Gids249 1914 menulis: “Penduduk di dalam seratus atau duaratus tahun ini tak usahlah mengharap, bahwa kekuasaan dan kepandaian kita itu akan kita usahakan bagi pendidikan dan kesehatannja”.



“De bevolking kan in de eerste eeuwen niet van ons cultuurimperialisme verwachten, dat onze macht en kennis dienstbaar zal worden gemaakt aan hunne beschaving en gezondheid”.



www.boxnovel.blogspot.com 188



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 188



001/I/14



247. Tilak adalah pemimpin rakjat Hindustan jang utama. 248. Selfhelp, selfreliance = berusaha sendiri. 249. Indische Gids ialah penerbit Belanda yang mengutamakan pemuatan penelitian ilmiah. Yang dikutip ini merupakan terbitan 1914, No. 36 II, hlm. 1240—peny.



8/18/2014 9:16:49 AM



I ndonesia M enggugat



Kenjataan jang sebenarnja adalah menjebabkan Tuan Vleming berpidato: “Bagi kesedjahteraannja penduduk 7 1/2 milliun da­ri­pa­da negeri kita jang ketjil itu… besar se­ka­ li­lah faedahnja, jang tiap-tiap tahun adalah uit­ voer-saldo jang besar, artinja lebih banjak harga jang keluar dari Hindia daripada harga jang ma­ suk mengalir ke negeri Belanda dengan berupa di­vi­dend, bunga, tantième, gadjih-gadjih, pensionpen­siun, tractement-verlof dan lain sebagainja”.



“Voor de algemeene welstand van de bijna 7 ½ million inwoners van ons klein landje… is het van enorme beteekenis, dat jaarlijks een belangrijk uitvoersaldo, dat wild us zeggen een belangrijk grootere waarde die Indië uitvoert dan invoert, in den vorm van dividend, interest, tantième, salarissen, pensioenen, verlofstractementen … enz, enz, naar Nederland stroomt”.250



Kenjataan jang sebenarnja adalah, bahwa, sebagai Prof. Moon menuliskan, kebesaran negeri Belanda sekarang ini ialah oleh karena negeri Belanda itu mempunjai negeri djadjahan Indonesia jang luas dan banjak penduduk itu. Kenjataan jang sebenarnja adalah mendjadi sebab Dr. Sand­berg tempohari geger membikin buku jang spesial ber­ nama “Indië Verloren, Ramp-spoed Geboren”,251 Indonesia merdeka, Nederland bangkrut”,—mendjadi sebabnja Staats­ com­mis­sie voor de Verdediging van Nederland-Indië me­ nulis: “Djuga terpandang dari penglihatan economie, ma­ka lepasnja Hindia adalah berarti suatu ben­



www.boxnovel.blogspot.com 189



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 189



001/I/14



250. t. a. p. pag. 72. 251. Sandberg 1914, Indie Verloren, Rampspoed Geboren, D.A. Daamen, ‘s-Gravenhage— peny.



8/18/2014 9:16:49 AM



P anca A zimat R evolusi



tja­na nasional jang sehaibat-haibatnja bagi negeri Be­landa”. “Ook uit economisch oogpunt zou het verlies van Indië in den volsten zin des word een nationale ramp voor het moederland zijn”.252



Kenjataan jang sebenarnja adalah, bahwa sudah zaman dulu pula Minister Baud berkata, “Indië is de kurk waarop Ne­derland drijft,” “Hindia adalah gabus di atas mana negeri Be­lan­da terapung-apung,”—bahwa de Kat Angelino di da­lam iapunja buku “Staatkundig beleid en bestuurszorg in Ned. Indie”, (standaardwerk jang mendapat sokongan dari mi­nis­ trie van Kolonien, Tuan-tuan Hakim), dengan terus terang me­nu­lis: “Dunia Barat jang penuh dengan kepaberikan itu tidaklah bisa hidup zonder hatsil-hatsilnja negerinegeri panas dan setengah-panas, jakni sebagian besar negeri-negeri djadjahan. Pergaulan-hidup ada­lah tertalikan dengan sekeras-kerasnja kepada negeri-negeri itu dengan tali-tali-economie jang ba­njak sekali”. “Het industrieele Westen kán zonder de producten der agrarische tropische en subtropische ge­bie­ den, welken in hoofdzaak de koloniale wereld samenstellen, niet bestaan. Zijn maatschappij is door talloze economische banden aan die gebieden en hun toekomst onverbrekelijk vastgeketend”.253



Tidakkah ini berarti, bahwa dunia Barat itu seperti bunuh diri sendiri, kalau dengan kemauan sendiri mengasih



www.boxnovel.blogspot.com 190



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 190



001/I/14



252. Bij Sneevliet, Proces, pag. 257. [Pledoi Sneevliet di pengadilan Belanda pada 1917 yang mengakibatkan Sneevliet [1883–1942] diinternir. Sneevliet adalah orang Belanda yang mendirikan Indische Sociaal Democratische Partij (ISDP) pada 1914 di Indonesia—peny.]. 253. 1e deel, 1e ged: pag. 89.



8/18/2014 9:16:49 AM



I ndonesia M enggugat



kemerdekaan kepada dunia Timur? Bahwa sesungguhnja: siapa jang dengan keadaan jang sematjam itu misih berani mengharapkan pertolongan dari dunia Barat di dalam iapunja usaha memerdekakan negeri dan bangsanja,—ia adalah menutupkan mata! P.N.I. tidak mau menutupkan mata, P.N.I. tidak mau mimpi, P.N.I. tidak mau ngelamun,—P.N.I. tanghi setanghi-tanghinja! Banjak orang jang mengatakan, bahwa politieknja P.N.I. jang bersendi kepada “pertjaja diri sendiri itu”, adalah ter­ se­bab­kan oleh halnja pemerintah tidak meluluskan ia­pu­nja “Novemberbeloften”254 dari tahun 1918, jang me­njang­gup­ kan per­luasan hak-hak bagi rakjat Indonesia. Sangkaan jang de­mi­ki­an ini adalah salah: Azas P.N.I. “pertjaja pada di­ri sen­ di­ri” tidaklah tersebabkan oleh pentjideraan per­sang­gup­ an-per­sang­gupan November itu; azas P.N.I. itu, se­ba­gai kami te­rang­kan tadi, ialah keluar daripada analyse255 ke­ada­an ko­ lo­nial di dalam hakekatnja,—jakni dari analyse ha­ke­kat­nja im­pe­ri­al­isme sendiri. Azas “pertjaja pada diri sendiri” itu, tidaklah bu­ at Indonesia sadja, tetapi sebenarnja dipakai untuk per­djo­ang­ an­nja tiap-tiap rakjat djadjahan jang mengedjar ke­mer­de­ ka­an. Ia boleh dipakai oleh bangsa Hindustan, bangsa In­do­ chi­na, bangsa Philipina, bangsa Korea, bangsa Mesir,—pendek ka­ta oleh tiap-tiap bangsa jang berkeluh-kesah memikul be­ bannja imperialisme asing. Azas kita tidaklah terikat kepada batas-batas negeri kita sendiri sadja,—azas kita adalah “su­ pra­nationaal”, oleh karena hakekatnja imperialisme adalah supranationaal pula. Imperialisme di dalam hakekatnja di mana-mana adalah sama; di mana-mana imperialisme adalah nafsu menguasai dan mempengaruhi negeri orang lain untuk keuntungan



www.boxnovel.blogspot.com 191



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 191



001/I/14



254. janji November—peny. 255. analyse = pengupasan.



8/18/2014 9:16:49 AM



P anca A zimat R evolusi



sendi­ri; di mana-mana imperialisme adalah bertentangan ke­pen­ting­an dengan rakjat jang didudukinja! Di mana-mana stel­sel imperialisme tidaklah akan “mematangkan” dan me­ mer­de­ka­kan kolonienja dengan kemauan sendiri! Ditjiderainja persanggupan-persanggupan-November itu ti­dak­lah membikin keingkaran kita. Politieknja Gouver­ neur Ge­ne­raal Fock jang mentjiderai kata-kehormatan jang oleh pe­me­rin­tah van Limburg Stirum dipersanggupkan itu. Politiek Gou­ver­neur Generaal Fock jang malahan memberatkan nasib ki­ta dengan bezuiniging,256 dengan overcompleet, de­ ngan tja­but­an duurtetoeslag, dengan tambahan belasting, de­ngan cir­cu­lai­re pembungkeman, dengan vergader-verbod, dengan ar­ti­kel 161-bis dan lain-lain sebagainja. Politiek Gouverneur Ge­ne­raal Fock jang samasekali suatu penghinaan atas semangat persanggupan-persanggupanNo­vem­ber itu,—politiek jang demikian itu tidaklah meng­ asal­kan kamipunja azas, tetapi hanjalah menambah te­guh­nja kamipunja kepertjajaan di dalam kebenarannja ka­ mi­punja azas itu sahadja, menambah teguhnja kamipunja kepertjajaan di dalam kebenaran kamipunja analyse; jakni ana­lyse bahwa kaum imperialisme jang sesudahnja perang be­sar itu malahan makin butuh akan kekajaan Indonesia, ha­ruslah mendjalankan pengaruhnja atas pemerintahan! November-beloften, jang toh dikasihkannja djuga, tidak karena sekonjong-konjong kita dipandang lebih “matang” sedikit, tetapi hanja karena keadaan politiek ada sangat mengchawatirkan, jakni karena pada masa itu perhubungan Nederland-Indonesia, ada mendjadi sangat tipis sekali, pergerakan rakjat makin membandjir, sedang keadaan di negeri Belanda sendiri sangat berbahaja,—November-beloften jang oleh karenanja, toch sudah mempunjai sifat “persanggupan



www.boxnovel.blogspot.com 192



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 192



001/I/14



256. pemotongan; pemangkasan; penghematan (anggaran)—peny.



8/18/2014 9:16:49 AM



I ndonesia M enggugat



karena takut” alias “angstbeloften” itu,—November-beloften itu, sesudah bahaja hilang, oleh kaum imperialisme tidakboleh-tidak harus dipaksakan mentjederainja! “Ketika itu, kedjadian-kedjadian internasional su­ dah­lah mentjapai puntjak-kepanasannja, tatkala singgasana-singgasana hantjurlah terpukul ter­ bang di kanan-kirinja telinga-rakjat Belanda, dan tat­ka­la gunturnja revolutie-revolutuie luar-negeri ge­mu­ruh terdengar menjambar-njambar di atas la­dang-ladangnja.” “Het was het hoogtepunt van het international ge­ beuren, toen de splinters van stukgeslagen tronen het volk van Nederland om de ooren vlogen en de donder van buitenlandsche revoluties over zjn vel­den rolde”.



—begitulah Troelstra menggambarkan keadaan tatkala November-beloften itu perlu diutjapkan, tetapi sesudahnja bahaja hilang, tatkala November-beloften itu perlu ditjabut lagi, maka segeralah kita mengetahui “rahasia” sebabnja. Jakni “rahasia” jang dibukakan oleh Prof. Treub di dalam vergaderingnja Ondernemersraad pada tanggal 21 Djuni 1923,—rahasia jang berbunji: “Salah satu indrukken257 jang lama sebelumnja saja da­tang di Hindia, sudah saja kandungkan, di sana adalah sangat terkuatkan lagi, jaitu bahwa Hindia sesudahnja peperangan itu, adalah mendjadi lebih besar lagi pentingnja bagi negeri Belanda daripada dahulu”! “Een der indrukken, die ik reeds lang, voordat ik in Indië kwam, had, is daar zeer versterkt, nl. Dat,



www.boxnovel.blogspot.com 193



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 193



001/I/14



257. kesan—peny.



8/18/2014 9:16:49 AM



P anca A zimat R evolusi



tengevolge van den oorlog, Indië voor Nederland van nog veel grootere beteekenis is geworden, dan het voordien was”! “Rahasia!”.... Tetapi “rahasia” jang buat kita kaum P.N.I. bu­kan “rahasia” lagi,—“rahasia” jang gemerintjing dengan ring­git, “rahasia” jang berbau gula, “rahasia” jang berbau ka­ ret, “rahasia” jang berbau minjak, berbau teh, berbau tem­­ba­kau dan lain-lain! Sedang di zaman perang kelebihan uit­voer­overschot “hanja” kurang lebih f 300.000.000,—se­ ta­­ hun-tahunnja, sedang di zaman perang itu procentage uit­­voer­overschot ialah “hanja” rata-rata 40% dari totale uit­ voer, maka di dalam tahun 1919 mendjadilah ia lebih da­ri f 1.400.000.000,—mendjadilah ia lebih dari 70% dari djum­ lah­nja uitvoer!258 Oleh sebab itu, ini “rahasia” adalah “rahasia” jang tidak menghairankan kita lagi, bahwa November-beloften itu ha­ rus ditjederainja, harus digantinja dengan politiek jang sa­ ngat reactionnair! Di dalam buku peringatan lima belas tahun berdirinja Indonesische Vereeniging katja 25-26, kami membatja: “Dan tatkala sesudahnja perdamaian, tersebabkan oleh kerdja-pembinasaän itu, keadaän-economie mendjadi katjau-balau, … maka Eropah adalah men­djadi berganda-ganda lebih butuh lagi pada “padang-padang jang belum terbuka” di duniaTi­­mur, di mana Ibu-Alam bersedia mengasihkan ke­kajaän-kekajaän dengan kemurahan jang tiada hing­ga. Maka politiek-keradjaän haruslah djuga sua­tu politiek jang mendjalankan kekuasaän jang sekeras-kerasnja, sebab zonder politiek jang de­ mi­ki­an itu kekajaän tadi tidaklah bisa dikeduk se­ banjak-banjaknja. www.boxnovel.blogspot.com 194



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 194



001/I/14



258. Verg. Koch Vakbew: 1927 p. 570 en van Gelderen: Voorlez: p. 98 e.v.



8/18/2014 9:16:49 AM



I ndonesia M enggugat



Itulah sebabnja maka negeri Inggeris sebentar se­ su­dah­nja peperangan adalah mendjalankan po­li­ tiek jang reactionnair sekali terhadap pada In­dia. Tetapi djuga Amerika, jang toch sebenarnja ma­sih tjukup makan kekajaän sendiri, adalah me­ning­gal­ kan iapunja isolementspolitiek jang dimashurkan itu, dan mendjalankanlah politiek-imperialisme di dunia-Timur. Kalau tidak begitu, darimanakah da­ tang­nja keterangan-keterangan pemerentah jang bertentangan satu sama lainnja, jakni bahwa mu­lamula Philippina dianggapnja sudah matang, ke­mu­ di­an belum matang untuk kemerdekaän, se­ba­gai mana dipersanggupkan di dalam Jones Act. 1916? Negeri Belanda, jang karena tak ikut perang, tidak begitu menderitakan kerusakan benda, tetapi jang toch ikut pula merasakan benar-benar pe­nga­ruh­ nja crisis di benua Eropah, tak urunglah djuga lan­ tas bekerdja sekuat-kuatnja buat mengeraskan per­ ta­ li­ an-economie antara negeri Belanda dan Hin­dia, jang oleh peperangan itu mendjadi agak long­gar adanja”....



“Een wanneer na den vrede, door het werk der ver­ nietiging op groote schaal een economische on­tred­ de­ring komt, … is Europa dubbel aangewezen op de “onontgonnen gebieden” van het Oosten, waar moeder Natuur in geduldige onuitputtelijkheid ha­ re rijkdommen verschaft. Dan moet de staat­kun­de er ook een zijn, die gericht is op de ruimste mo­ge­ lijk­heid van machtsuitoefening, zonder welke een intensieve exploitative niet kan plaats grijpen.



www.boxnovel.blogspot.com 195



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 195



001/I/14



De Britsche reactionnaire politieke onmiddellijk na den oorlog t.o.v. India is een noodwendig ge­ volg daarvan. Maar ook Amerika, die in hoofd­ zaak zich toch nog zelf kan bedruipen, laat zijn zoo geroemde isolementspolitiek varen om



8/18/2014 9:16:49 AM



P anca A zimat R evolusi



als im­pe­ria­lis­tische macht in het Oosten op de tegenstrijdige regeeringsverklaringen … dat de Philippijnen eerst wel, dan weer niet “rijp” worden geacht voor on­af­han­kelijk­heid, die in de Jones Act van 1916 in uit­zicht is gesteld?



Nederland, die door zijn neutraliteitshouding in den oorlog van materieele verwoestingen bes­ paard is gebleven, doch in min of meer sterke ma­ te de crisisgevolgen van het continent moet on­ der­­vin­den, spant dan ook alle krachten in om de door den oorlog looser geworden economische ban­den met Nederlandsch Indië weer nauw aan zich te trekken.”.…



dan Gouverneur Generaal Fock dikirimkanlah ke sini, No­vem­ ber-beloften musnahlah mendjadi kabut atau halimun di da­ lam peringatan belaka,—lebih teguh lagilah oleh karenanja ke­ja­kin­an kita akan azas “selfhelp” dan “selfreliance” itu, le­ bih insaf lagilah kita, bahwa kemerdekaan adalah hasil per­ djo­ang­an kita sendiri! Machts­ vorming



Bahwasanja, sebagaimana kaum-buruh negeri Belanda ber­ djo­ang untuk algemen kiestrecht259 dengan njanjian: “Tak gunalah meminta sajang, buat kiesrecht harus berdjoang!” “Wat helpen ons gebeden, voor het kiesrecht dient gestreden!”



maka kita djuga mendengungkan kitapunja sembojan:



“Tak gunalah meminta sajang, buat kemerdekaan harus berdjoang!”



www.boxnovel.blogspot.com 196



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 196



001/I/14



259. Algemeen kiesrecht = hak semua rakjat ikut memilih dan dipilih mendjadi angauta dewan-rakjat.



8/18/2014 9:16:49 AM



I ndonesia M enggugat



“Wat helpen ons gebeden, voor de vrijheid dient gestreden!”



www.boxnovel.blogspot.com 197



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 197



001/I/14



Berdjoang! Dengan apa berdjoang? Dengan pedang? Dengan bedil? Dengan bom? Dengan merusak keamananumum? Dengan mendjalankan kedjahatan? Amboi, tidak! Tidak dengan pedang, tidak dengan be­dil, tidak dengan bom, tidak dengan melanggar artikel 153-bis atau 169, tidak dengan melintasi batasnja wet kita strij­den atau berdjoang,—kita berdjoang ialah dengan se­sua­tu “pem­ bi­kin­an tenaga” jang halal, jakni dengan suatu mo­dernge­or­ga­ni­seerde machtsvorming di dalam ling­kungannja wet, sebagaimana kaum buruh di negeri Belanda berdjoangnja melawan kapitalisme dan “mengambil” politieke macht itu djuga tidak memakai tjara-tjara jang diharamkan oleh hu­ kum, melainkan djuga hanja dengan machtsvorming jang halal belaka. Machtsvorming jang halal, pembikinan-kuasa di dalam lingkungannja wet, itulah jang P.N.I. maksudkan, Tuan-tuan Hakim, dan bukan machtsvorming jang diharamkan oleh wet itu,—bukan machtsvorming dengan serdadu-serdadu rahasia, bukan machtsvorming á la nihilisme, bukan pula machtsvorming jang bermaksud membahajai “keamananumum”, melanggar pasal 153-bis dan artikel 169 buku hukum siksa. Buat apa machtsvorming! Buat apa dan pembikinankua­sa, kami dengar orang bertanja. Machtsvorming, pem­ bi­kin­an-kuasa, oleh karena soal-kolonial adalah soal-kua­sa, so­al-macht! Machtsvorming oleh karena seluruh ri­wa­jat du­ nia me­nundjukkan, bahwa perobahan-perobahan be­sar ha­ nja­lah diadakan oleh kaum jang menang, kalau per­tim­bang­ an akan untung-rugi menjuruhnja, atau kalau suatu macht me­nun­tut­kannja.



8/18/2014 9:16:49 AM



P anca A zimat R evolusi



notosoetardjo—Bung Karno Di hadapan Pengadilan Kolonial



Poliklinik P.N.I. Gang Kenari berdiri pada 1929. Hingga 1 Desember 1929 telah menolong 1.093 orang sakit.



notosoetardjo—Bung Karno Di hadapan Pengadilan Kolonial



www.boxnovel.blogspot.com 198



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 198



001/I/14



Taman Bacaan P.N.I. Gang Kenari, 1929.



8/18/2014 9:16:49 AM



I ndonesia M enggugat



notosoetardjo—Bung Karno Di hadapan Pengadilan Kolonial



Gedung P.N.I. Tanah Abang, dipakai untuk kursus membaca—program pemberantasan buta huruf—1929.



notosoetardjo—Bung Karno Di hadapan Pengadilan Kolonial



www.boxnovel.blogspot.com 199



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 199



001/I/14



Gedung Permufakatan Indonesia, Gang Kenari No. 15, 1929.



8/18/2014 9:16:49 AM



P anca A zimat R evolusi



“Tak pernahlah sesuatu kelas suka melepaskan hak-hak­ nja dengan kemauan sendiri”,—“nooit heeft een klasse vrij­ willig van haar bevoorrechte positie afstand gedaan”, be­gi­ tu­lah Marx berkata. Seluruh riwajat dunia adalah riwajatnja per­ge­rak­an-pergerakan macht ini. Seluruh riwajat dunia, ter­ uta­ma sesudah lahirnja faham democratie pada fadjar abad ke-19, adalah menundjukkan machtsvorming itu; ti­ap-tiap par­tai politiek, tiap-tiap sarikat sekerdja, tiap-tiap ve­ree­ni­ ging adalah suatu machtsvorming, suatu pembikinan-kuasa, suatu pembikinan-tenaga. Orang-orang manusia jang tersendiri tidaklah besar kekuasaannja. Maka orang-orang manusia jang ter­ sendiri itu lantas mengumpulkanlah diri satu sama lain, meng­ gabungkanlah diri satu sama lain,—suatu vereeniging lahirlah di dunia. Kalau mitsalnja orang-orang Eropah di sini mengadakan suatu perkumpulan P.E.B.,260 kalau orang-orang Eropah di sini mendirikan Vaderlandsche Club, kalau sebagian orang Tionghoa membangunkan Chung Hwa Hui, kalau orang-orang Bumiputera menjerikatkan diri di dalam “WargiBandung” atau “Tulak Bahla Tawil Umoer”, maka mereka hanjalah mendirikan badan-badan pembikinan-kuasa belaka. O, memang, machtsvormingnja P.E.B., machtsvormingnja Vaderlandsche Club, machtsvormingnja “Tulak Bahla Ta­ wil Umur” tidaklah sama sifat-tabeatnja dengan machts­ vor­ming­nja P.N.I. Sedang P.E.B. mengedjar kepentingan-ke­ pen­ting­an jang sesuai dengan kepentingan imperialisme, se­dang Vaderlandsche Club mau meneruskan pendjadjahan In­do­ne­sia itu sampai lebur kiamat, sedang T.B.T.O. pertjaja pula di dalam kebahagiaannja pendjadjahan itu,—sedang per­kum­pul­an-perkumpulan itu adalah partai-partai reaksi atau behoudspartijen, maka P.N.I. adalah mengedjar



www.boxnovel.blogspot.com 200



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 200



001/I/14



260. P.E.B.: Politiek Economische Bond adalah satu perkumpulan pengusaha-pengusaha Belanda di Indonesia, yang selalu berusaha mengajukan kepentingan mereka untuk dijadikan kebijaksanaan pemerintah Hindia Belanda—peny.



8/18/2014 9:16:49 AM



I ndonesia M enggugat



kepentingan-kepentingan jang samasekali bertentangan de­ ngan ke­pen­tingannja imperialisme. P.N.I. adalah partai per­ la­wan­an, partai opositie. Machtsvorming P.N.I. sebagai jang tadi kami katakan, machtsvorming P.N.I. adalah timbul daripada kejakinan, bah­ wa soal-kolonial adalah soal-macht. Selama rakjat Indonesia belum mendjadi suatu macht jang maha-sentausa, selama rakjat itu masih sadja tertjerai-berai dengan tiada kerukunan satu sama lain, selama rakjat itu belum bisa mendorongkan semua kemauannja dengan suatu kekuasaan jang teratur dan tersusun,—selama itu maka kaum imperialisme jang men­tjahari untung sendiri itu akan tetaplah memandang ke­ pa­da­nja sebagai seekor kambing jang menurut dan akan te­ rus mengabaikan segala tuntutan-tuntutannja. Sebab tiap-tiap tuntutan rakjat Indonesia adalah merugikan kepada imperialisme; tiap-tiap tuntutan rakjat Indonesia tidaklah akan diturutinja, kalau kaum imperialisme itu tidak terpaksa menurutinja. Tiap-tiap kemenangan rakjat Indonesia atas kaum imperialisme dan pemerintah adalah buah desakan yang rakjat itu kerdjakan,—tiap-tiap kemenangan rakjat Indonesia itu adalah suatu afgedwongen concessie!261 Socialist Cramer pada 10 Juni 1925 adalah berkata dalam Tweede-Kamer: “Walaupun diselimuti oleh kata-kata manis jang bagaimana djuga, maka ternjatalah di sini de­ngan se­nja­ta-njatalah, bahwa… kepentingan-ke­pen­ting­­­ an Belanda, atau lebih benar: kepentingan-ke­­­pen­­ ting­an modal besar, senantiasa lebih du­lu di­­per­ hatikan: kepentingan rakjat Hindia ba­ru­­lah da­tang di tempat jang kedua, ketiga atau keempat.



www.boxnovel.blogspot.com 201



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 201



001/I/14



261. Kalau simusuh karena desakan kita lantas menuruti sebagian atau semua tuntutantuntutan kita, maka simusuh itu adalah mengadakan concessie.



8/18/2014 9:16:49 AM



P anca A zimat R evolusi



“Tuan Voorzitter!



“Rakjat Hindia tentu tak oranglah mengambil peng­adjaran jang satu-satunja daripada hal ini, jakni bahwa mereka tak bisa dan tak haruslah mengharap suatu apa daripada Kamer jang sun­ annja, dan bahwa mereka, demikian ini su­ bilamana mereka men­tja­pai suatu apa, haruslah menghadapkan kekuasaan kepada kekuasaan. Sebab tidaklah soal matang atau belum matang me­ rentah itu, terutama sekali buat ikut me­ ialah soal ke­kua­saan ke­kua­sa­an?” “Ondanks alle mooi klinkende frasen, blijkt hieruit duidelijk dat … de Nederlandsche belangen, van het grootkapitaal, vóór alles veilig moeten worden gesteld; de belangen van het Indische volk komen eerst in de tweede, derde of vierde plaats. “Mijnheer de Voorzitter!



“Het Indische volk zal niet nalaten daaruit de eenig juistegevolgtrekking te maken, dat het van een Kamer zooals die thans is samengesteld, niets kan en behoeft te verwachten en dat het, wil het wat bereiken, macht tegenover macht zal hebben te stellen. Want is de geheele questie van het al of niet rijp zijn om mede te regeeren niet in hoofdzaak een machtsquestie?”



www.boxnovel.blogspot.com 202



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 202



001/I/14



“Kekuasaan dihadapkan dengan kekuasaan”,—“macht tegenover macht”, begitulah nasihat Cramer. En toch... Cramer bukan bolsheviek, Cramer bukan sosialist-kiri! Cramer bukan orang jang mau main bedil-bedilan atau bom-boman, bukan orang jang mau “membahajai keamanan-umum”, bukan orang jang mau “menjerang” atau “merubuhkan” gezag.



8/18/2014 9:16:50 AM



I ndonesia M enggugat



Cramer adalah sosialist jang “kutuq”, seorang “rechtschapen burger”,262 anggota oppositie-partij S.D.A.P. jang aman itu! Bahwasanja, machtsvormingnja suatu partai-per­la­wan­ an tidaklah selamanja harus machtsvorming jang melewati ling­ kung­ an hukum! Sebagaimana S.D.A.P. dengan djalan machts­vorming jang halal itu, dari suatu groep ketjil jang di­ hi­na-hina dan dimaki-maki bisa mendjadi suatu macht jang ditakuti orang karena sekarang mempengaruhi orang ra­tus­ an ribu; sebagaimana S.D.A.P. itu, dengan menggerakkan pu­ luh­an ribu kaum rakjat, dengan mendirikan serikat-serikat ka­ um-buruh, dengan mengadakan cooperatie-cooperatie, de­ ngan mengeluarkan berpuluh-puluh surat-chabar, bisa men­de­sak dan memaksa kepada musuhnja mengadakan con­ ces­ sie-concessie jang berharga; sebagaimana S.D.A.P. atau ka­um-buruh di Eropah-Barat dengan machtsvorming jang ma­ha-haibat tetapi halal itu, mau mentjapai politieke macht dan lantas memberhentikan kapitalisme,—maka P.N.I. dengan djalan machtsvorming pula, ingin mendjadi macht jang ditakuti, jang akhirnja bisa menuntun rakjat In­ do­ne­sia ke atas politieke macht djuga,—politieke macht, ke­ mer­dekaan, jang menurut penglihatan kami, adalah sjarat jang terpenting untuk memberhentikan imperialisme sa­ ma­sekali.



“Mentjapai politieke macht!—mendatangkan Indonesia-mer­ de­ka!—ja, juist, mendatangkan Indonesia-Merdeka! Dus P.N.I. mau berontak kalau kemerdekaan itu tidak dikasihkan—be­ gi­tulah orang bisa berkata. Amboi, aneh benar “logica” jang demikian ini! Kalau me­ mang benar “logica” jang demikian itu, orang lantas boleh me“logika”-kan pula: dus, P.S.I. jang bertjita-tjita



Tiap-tiap partai kemerdekaan mau berontak?



www.boxnovel.blogspot.com 203



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 203



001/I/14



262. warga negara yang tulus-hati—peny.



8/18/2014 9:16:50 AM



P anca A zimat R evolusi



pemerintah­an-Islam itu, djuga mau berontak!—Atau orang boleh me-“logika”-kan pula: dus, Boedi-Oetomo, dus Pa­sun­ dan, dus Kaum-Betawi, dus Sarekat-Madura, dus semua ang­ go­ta P.P.P.K.I. jang djuga mau mendatangkan kemerdekaan itu, djuga mau membikin huru-hara!—Ja, orang boleh me“logika”-kan pula: dus S.D.A.P., dus I.S.D.P., dus Albarda c.s dan Stokvis c.s jang bersembujan “naar de politieke macht, weg met het kapitalisme!” itu, djuga mau mengamuk dengan bom dan dynamiet! Amboi, kotjak benar kalau begitu: Ouweheer Stokvis meng­amuk dengan bom dan dynamiet! Padahal,—ba­gai­ma­ na­kah actienja I.S.D.P.? Bagaimanakah actienja S.D.A.P.? Ba­ gai­ma­na­kah Stokvis c.s dan Albarda c.s itu mau men­tja­pai­kan po­li­tieke macht itu? “Bagaimana djalannja mengambil politieke macht?”, begitulah kaum itu mendjawab di dalam merekapunja buku ketjil tentang azas dan tudjuan S.D.A.P.:



www.boxnovel.blogspot.com 204



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 204



001/I/14



“Kita adalah mengambil politieke macht itu pada tiap-tiap usaha organisatie jang kita dirikan dan ki­ta luaskan. Kita adalah mengerdjakannja pada ti­ ap-tiap pemilihan dewan-rakjat dan perdjoangan un­tuk pemilihan itu, pada tiap-tiap aktie jang be­ sar melawan bourgeoisie. Kerdja ini bukanlah per­la­wan­an dari satu hari, tetapi ialah kerdja-per­ la­ wan­ an jang berpuluhan-tahun. Alat-alat, jang di­usahakan oleh kaum proletar di dalam per­la­ wan­an ini, adalah ikut berobah menurut ke­ha­ rus­an-keharusan dan pertimbangan akan hat­siltidaknja, dan menurut pula sendjata-sen­dja­ta jang dikasihkan oleh pergaulan-hidup ka­pi­ta­lis­tisch itu kepada kita. Itulah sebanja kita be­ker­dja di dalam parlemen; itulah djuga sebabnja per­ge­rak­ an sekerdja—di negeri Belanda ada hak-mogok,



8/18/2014 9:16:50 AM



I ndonesia M enggugat



Tuan-tuan Hakim—memperusahakan sen­dja­ta pemogokan, jang ada padanja oleh halnja tia­da satu apa-apa bisa terbikin djikalau tidak de­ngan tenaganja kaum-buruh. Tetapi sendjata pe­mo­gok­ an ini dipakailah djuga oleh kaum proletar un­tuk merebut tuntutan-tuntutan-kelas, kalau ia me­ man­dang perlu.…



Perkosaan adalah menurut pengalaman kita sua­tu sendjata jang tak baik, tak perlu kalau kita mem­ pu­njai kekuasaan, merugikan kalau kita tidak mem­ pu­ njai kekuasaan itu.… Tetapi bagaimana dju­ga ac­tie jang hendak kita djalankan, bagaimana djuga sendjata jang hendak kita usahakan,—sen­ dinja semua itu tidak-boleh-tidak haruslah sua­tu organisatie jang langsung, jang teguh dan jang subur, suatu organisatie jang pantas dan kua­sa mendjadi penuntutnja kaum proletar di atas pa­ dang perdjoangan-kelasnja”.



www.boxnovel.blogspot.com 205



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 205



001/I/14



“Wij zijn er mede bezig bij elk stuk organisatie, dat wij vestige en uitbreiden. Wij werken er aan bij elke verkiezing, bij kiesrechtstrijd, bij elke groote actie tegen de bourgeoisie. Het is geen opstand van één dag, maar het werk onzer opstandigheid van lange jaren … De uiterlijke middelen, waarmee het proletariat den strijd voert, richten zich naar de eischen en mogelijkheden van dien strijd en naar de wapenen dien strijd en naar de wapenen, die de kapitalistische samenleving zelve ons levert. Daarom vooral gebruiken wij het parlement; rom ook gebruikt de vakbeweging—di ne­ daa­ ge­ ri Belanda ada hak-mogok, Tuan-tuan Ha­ kim—het wapen der werkstaking, dat haar door de onmisbaarheid der arbeiders in het voort­ brengingsproces aan de hand wordt gedaan. Maar zelf­ de wapen gebruikt het proletariaat ook dat­



8/18/2014 9:16:50 AM



P anca A zimat R evolusi



voor algemeene politieke en klasse eischen, als het meent, er profijt van te kunnen trekken....



“Geweld is ons door de ervaring gebleken een slecht middel te zijn, vrijwel overbodig als wij de macht hebben, schadelijk zoolang wij die niet hebben... welke actie evenwel wij ook zouden willen voe­ren—welk middle door ons mocht worden ter hand genomen—de onontbeerlijke grondslag van alles is: het bestaan van een duurzame, hecht in­eensluitende, groeiende organisatie, van een or­ganisatie die het zedelijk recht en de macht heeft, de leiding der arbeidersklasse in den klassenstrijd op zich te nemen”.263 Sesungguhnja,—kotjak betullah “logika” jang me-“logika”kan bahwa dus P.N.I. akan membikin huru-hara. Tetapi, djuga de­ngan tidak menertawakan “logika” jang kotjak itu, maka ti­ap-tiap orang jang mau mengakui bahwa sedikitnja ota’ kami toch masih belum terganggu, tiap-tiap orang jang tidak me­mandang kami orang-orang jang gila atau orang idioot, ten­tu­lah mengarti, bahwa kami mustahilah tak mengetahui bah­wa kemerdekaan itu hanjalah bisa tertjapai dengan sua­tu usaha-susunan dan usaha-kekuasaan jang mahasu­kar dan maha-berat adanja, dan bahwa mustahilah pula ka­mi mitsalnja bisa berkata, bahwa kemerdekaan itu akan da­tang dalam tahun ’30! Sebagaimana politieke macht ti­ dak bisa ditjapai oleh kaum-buruh Eropah di dalam satu, dua, ti­ga, sepuluh, dua puluh tahun, maka kemerdekaanpun tak bi­sa diperoleh rakjat Indonesia dalam satu nafas!264 Ai, ai, “kemerdekaan akan datang dalam tahun ’30!” Kami dikatakan pernah bilang bahwa kemerdekaan akan da­tang dalam tahun ’30! Sesungguhnja, kalau memang



www.boxnovel.blogspot.com 206



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 206



001/I/14



263. Troelstra—De S.D.A.P. Wat zij is en Wat zij wil 83 druk pag. 54. 264. Pada sekitar 1930 ada isu yang mengatakan bahwa Indonesia akan merdeka pada 1930. Pemerintah kolonial membuat seolah-olah isu tersebut dari Bung Karno—peny.



8/18/2014 9:16:50 AM



I ndonesia M enggugat



be­nar begitu, perlu sekalilah kami dengan segera dikirimkan ke rumah sakit-gila Tjikeumeuh, afdeeling “ongeneeslijke pa­ tiën­ten”,265 bersama-sama dengan saudara Mr. Sartono, jang djuga dikatakan pernah berpidato kemerdekaan akan datang tahun ini. “Di atas pertanjaan Mr. Sartono”,—begitulah kami membatja dalam Bintang Timur Hollandsche editie 4 Januari j.l.— “di atas pertanjaan Mr. Sartono apakah jang men­ dja­di fatsal-fatsalnja pendakwaan, maka politie ada­lah mendjawab, bahwa pemerentah mendapat chabar dari seluruh Indonesia, jang P.N.I. akan ada­ kan pemberontakan dan djuga bahwa meng­ me­ nu­ rut chabar-chabar sepiun, Mr. Sartono di da­lam suatu openbare vergadering (???) pernah ber­ka­ta, bahwa negeri ini dalam tahun ‘30 akan mer­de­ka....



“Mr. Sartono lantas mendjawablah dengan tandes, bah­wa Hoofdbestuur tak pernah mempunjai mak­ sud jang demikian itu. Sebab umpama be­nar be­ gi­tu, maka nistjajalah Hoofdbestuur itu meng­ada­ kan besluit di atasnja dengan insetruksi-insetruksi jang tjukup. Lagipulah, umpama mereka memang mempunjai maksud jang demikian, tentunja me­re­ ka semua haruslah mempunjai sendjata-sendjata atau setidak-tidaknja satu golok di rumah, se­dang­ kan tatkala diadakan penggerebekan di mana-ma­ na itu, tidak ada satu pisau atau satu sendjata apa sadja terdapat pada pemimpin-pemimpin itu. “Menurut ingatannja, maka ia di dalam suatu open­bare vergadering pernah mengatakan, bahwa sau­ da­ ra-saudara kita bangsa Tionghoa akan dipersama­kan dengan bangsa Eropah di dalam www.boxnovel.blogspot.com 207



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 207



001/I/14



265. bagian “pasien yang tidak dapat disembuhkan”—peny.



8/18/2014 9:16:50 AM



P anca A zimat R evolusi



ta­hun ‘30. Berhubung dengan hal ini, kalau tidak sa­lah ia adalah mengatakan, bahwa semustinja bang­sa Indonesia harus djuga mendapatkan hakper­sa­ma­an itu. Ia selamanja menerangkan, bahwa ia ingin melihat Indonesia merdeka. Dalam tiapti­ap open­bare vergadering ia mengatakan hal itu de­ngan tidak dikurangi sedikitpun djuga. Tetapi ia tidakpernahlah berkata bahwa Indonesia akan mer­deka pada 1 Januari 1930, dan bahwa pada sa­ at itu di sini akan ada revolutie. Kalau memang ia bi­lang begitu, maka ia hairanlah, apa sebabnja ia ti­dak ditangkap seketika itu djuga”. “op de vraag van Mr. Sartono, waarop de feiten der tenlaste-legging berusten, gaf de politie ten bescheid, dat de regeering bericht heft ontvangen van geheel Indonesia, dat de P.N.I. een revolutie ini het leven wil reopen, en ook dat, alweer volgens spionnenberichten, Mr. Sartono in een openbare (???) vergadering zou hebben uitgelaten, dat in 1930 dit land zijn vrijheid zou herkrijgen.…



“Mr. Sartono antwoordde hierop ad rem, dat het Hoofdbestuur nimmer een dergelijk plan heeft ont­worpen. Immers, indien het waar mocht zijn, dan zou daar-voor een zeker besluit vanwege het Hoofdbestuur zijn verschenen met instructies! En daar-enboven, wanneer ze inderdaad dat snoode plan hadden, dan zouden ze zeker allen wapens of minstens een golok in huis moeten hebben, terwijl nu bij geen der leiders een mes of ander wapen is aangetroffen.



www.boxnovel.blogspot.com 208



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 208



001/I/14



“Hij herinnert zich wel, dat hij in een openbare ga­ dering verklaard heeft dat in 1930 onze ver­ Chi­neesche broeders gelijk worden gesteld met de Europeanen. In verband daarmede moet hij



8/18/2014 9:16:50 AM



I ndonesia M enggugat



ge­zegd hebben, dat als consequentie daarvan de Indonesiers ook aanspraak hebben op die rech­ ten, voortvloeiende uit de gelijkstellingswet. Hij heeft steeds verklaard, dat hij gaarne de vrijheid van Indonesia wenschte. In bijna elke openbare ver­gadering heeft hij dat zonder eenige restrictive verkondigd. Echter heeft hij nimmer beweerd dat Indonesia met ingang van 1 Januari 1930 merdeka zou zijn, en dat tegen dien tijd hier revolutie zou uit­breken. Indien hij zoo iets moet hebben uit­ge­ la­ten, dan verwondert het hem, dat hij bij die ge­ legen-heid was gearresteerd”….



www.boxnovel.blogspot.com 209



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 209



001/I/14



Benar sekali! Kita tak pernah tedeng aling-aling, bah­ wa kita mengedjar kemerdekaan; kita tak pernah tedeng aling-aling, bahwa P.N.I. punja idam-idaman ialah IndonesiaMer­de­ka! Tetapi kita tidak begitu idioot untuk mengira atau me­nga­ta­kan bahwa kemerdekaan itu dalam satu nafas akan datang! O, memang, kalau umpamanja kemerdekaan itu bisa dja­tuh dari langit ini hari, kalau umpamanja bisa datang se­ orang malaekat-manis menghadiahkan kemerdekaan itu ini hari, maka kita, dari Partai Nasional Indonesia, kita tidak akan menolaknja, tetapi sebaliknja akan bersuka-raja. Kita di dalam hal itu akan mengutjap sjukur dan Alhamdulillah, oleh karena sepandjang kejakinan kita kemerdekaan ada­lah kuntjinja pintu-gerbang sorga kebesaran kita. Kita me­man­ dang kemerdekaan ini-hari itu sebagai suatu ideaal jang se­ indah-indahnja, dan oleh karena itu, tidak adalah bagi kita kemerdekaan jang datangnja terlalu pagi. Kita tidak mau bersikap sebagai setengah kaum so­cia­ list, jang sudah lebih dulu—a priori—menghilas-hilas azas­ nja sendiri dengan menolak tuntutan merdeka-ini-hari.



8/18/2014 9:16:50 AM



P anca A zimat R evolusi



Me­nolak ideaal merdeka-ini-hari.266 Tetapi, ... kemerdekaan ti­dak akan datang ini hari atau besok-pagi! Kemerdekaan ha­ nja­lah hasil suatu usaha-susunan dan usaha-persatuan jang se­sua­tu rakjat harus kerdjakan tak berhenti-hentinja dengan ha­bis-habisan mengeluarkan keringat, membanting tulang, me­me­ras tenaga. Kemerdekaan, menurut perkataannja pe­ mim­pin Hin­dus­tan Surendra Nath Bannerjee, adalah: “seorang dewi jang tjemburu-hati, jang minta di­ pun­di-pundi dengan saksama sekali, dan jang me­ nun­tut daripada pemundi-pemundinja ke­bak­ti­an jang radjin dan tiada habis-habisnja”.…



Perbaikanperbaikan ini hari



“een jaloersche godin die de meest stipte aan­bid­ ding verlangt en van haar aanbidders vlijtige en on­af­gebroken devotie eischt”….



Kemerdekaan, begitulah kami sering-sering terangkan di dalam rapat-rapat umum, kemerdekaan tidaklah bagi kami. Kemerdekaan adalah buat anak-anak kita, buat tjutju-tjutju kita, buat bujut-bujut kita jang hidup di kelak-kemudian hari! Tidak! Untuk mentjapai kemerdekaan itu, P.N.I. tidak ber­mak­sud pedang-pedangan atau golok-golokan atau bombom­an, tidak pula bermaksud menjindir atau memudjikan peng­ru­sak­an keamanan-umum atau pelanggaran gezag atau men­dja­lankan hal-hal lain sebagai jang dituduhkan ke­pa­da ka­mi dalam proces ini, tetapi P.N.I. mengerdjakan machts­ vor­ming jang halal itu, mengerdjakanlah pembikinan-kua­ sa itu me­nurut modelnja modern-organisatie. Dan sebagaimana kaum-buruh di Eropah jang djuga me­ man­dang politieke macht dan linjapnja kapitalisme sebagai



www.boxnovel.blogspot.com 210



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 210



001/I/14



266. Pembatja tentu ingat kitapunja perselisihan haibat dengan Stokvis c.s. tentang perkara ini.



8/18/2014 9:16:50 AM



I ndonesia M enggugat



kuntji satu-satunja bagi kebahagiaan jang sedjati itu, dalam pada menumpuk-numpuk machtsvormingnja itu sudah men­ tjo­ba-tjoba meringankan nasibnja dengan pelbagai aturan dan kemenangan-kemenangan jang bisa tertjapai ini-hari; se­ba­gai­ma­na kaum-buruh Eropah itu dalam pada usahanja me­nge­djar­nja maksud jang tertinggi itu, tak emoh akan on­ mid­delijke voordeelen,267 maka P.N.I.-pun dalam pada me­ nge­djar kemerdekaan itu, sudah pula berdjoang setjara halal ba­gi keuntungan-keuntungan ini-hari jang demikian itu djuga ada­nja. P.N.I.-pun dalam pada mengedjar Indonesia-Mer­de­ka itu, sudah pula berusaha di atas lapang economie, so­ciaal dan po­li­tiek sehari-hari, ja malahan memandang ke­un­tung­an-ke­ un­tung­an-ini-hari itu sebagai sjarat-sjarat pula ba­gi ke­mer­ de­kaan itu. Ia mentjoba mendirikan sekolah-se­ko­lah­an, mem­ ba­ngun­kan rumah-rumah-sakit, melawan riba, me­njo­kong bank-bank nasional, membuka coöperaties, memadjukan vakbond-vakbond dan perserikatan-perserikatan tani. Ia men­tjo­ba menghilangkan haatzaai-artikelen beserta artikelar­ti­kel 153-bis-ter dan artikel 161 bis dari Strafwetboek, meng­hi­langkan exorbitante rechten268 daripada gouverneurgeneraal. Ia mentjoba djadi penjokong rakjat jang sengsara itu di dalam kebutuhannja sehari-hari. Dan djika P.N.I. pada saat ini belum banjak hatsil di atas lapang itu; djika P.N.I. belum ba­njak sekolahannja, belum banjak poliklinieknja, belum ba­ njak cooperatienja; djika P.N.I. belum dapat menghapuskan ran­ djau-randjau politiek jang kami sebutkan tadi, maka itu ada­lah oleh karena P.N.I. baru berumur dua-tiga tahun sahadja!



www.boxnovel.blogspot.com 211



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 211



001/I/14



267. keuntungan langsung—peny. 268. hak yang terlalu tinggi; hak istimewa; merujuk pada hak istimewa Gubernur Jenderal untuk mengasingkan tokoh pergerakan yang dianggap berbahaya bagi ketertiban umum —peny.



8/18/2014 9:16:50 AM



P anca A zimat R evolusi



Daad werkelijke actie



Di dalam makna inilah Congres P.N.I. di Jacatra tahun jang lalu mengambil putusan akan mengadakan “daadwerkelijkeactie”269 dalam tahun 1929-1930!



Di dalam makna “berusaha setjara halal mendatangkan per­ ba­ik­an-perbaikan jang bisa tertjapai sekarang” itulah per­ ka­ta­an “daadwerkelijke-actie” harus diartikan. Sebelumnja Cong­res di Jacatra itu, sebelumnja bulan Mei 1929 itu, ma­ka P.N.I. masih di dalam zamannja propaganda. Segala ver­ga­ de­ ring-vergaderingnja, segala utjapan-utjapannja, gerakbang­kitnja, sebelum Congres Jacatra itu, terutama hanjalah me­ nge­ nal-ngenalkan diri belaka kepada rakjat Indonesia, mem­pro­pa­gan­da­kan azas dan tudjuan-tudjuannja, agar su­ pa­ja rakjat Indonesia mengetahui dan mendjadi ketarik oleh kebenaran azas-azasnja itu. Hampir di tiap-tiap rapat umum jang diadakan oleh P.N.I. di dalam phase270 jang pertama ini, kami hanjalah berpidato me­nerangkan pandjang-lebar kitapunja keterangan-azas be­ la­ka, sebagai jang tertjitak di dalam buku-statuten P.N.I. itu. Hampir tiap-tiap openbare-vergadering di dalam phase ini ada­lah openbare-vergadering buat mendirikan tjabang baru, atau openbare-vergadering buat menambah terkenalnja diri dan azas P.N.I. di tempat tjabang jang sudah ada. Di dalam pha­se propaganda ini, maka P.N.I. belumlah mengadakan “ac­tie”; belumlah mengusahakan organisatienja untuk men­ da­ tang­ kan perbaikan-perbaikan jang termaktub di da­ lam daf­­tar usahanja. Di dalam phase itu P.N.I. hanjalah mem­ pro­pa­gan­da­kan dasar-dasarnja belaka,—belumlah ia “ber­ usaha”, belumlah ia beractie untuk melaksanakan werk­­ programnja!



www.boxnovel.blogspot.com 212



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 212



001/I/14



269. aksi nyata—peny. 270. phase = “zaman”, tingkat.



8/18/2014 9:16:50 AM



I ndonesia M enggugat



www.boxnovel.blogspot.com 213



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 213



001/I/14



Nah, tatkala di dalam permulaan tahun 1929 P.N.I. sudah ra­da banjak anggautanja, tatkala pada permulaan tahun 1929 itu P.N.I. sudah rada banjak mempunjai tenaga,—tatkala pada saat itu P.N.I. sudah tjukup agaknja dipropagandakan,— maka Hoofdbestuur memandang perlu mengerdjakan apa jang tertulis dalam daftar-usahanja. Hoofdbestuur me­man­ dang­lah perlu mengindjak lapangnja perbuatan, la­pang­nja daad, lapangnja actie. Beginsel sudah tjukup di­pro­pa­gan­ da­kan,—welnu, werkprogram sekarang harus dikerdjakan, “daadwerkelijke-actie” sekarang harus didjalankan! Dan atas voorstelnja Hoofdbestuur itu, maka Congres Jacatra ada­ lah mengambil putusan mendjalankan daadwerkelijke actie itu tentang fatsal-fatsal I d dan III d dari daftar-usahanja, jakni fatsal-fatsal “menghapuskan halangan-halangan jang me­rin­ tangi kemerdekaan diri, kemerdekaan bergerak, kemerdeka­ an drukpers”, beserta “memadjukan vakbond-vakbond dan per­serikatan-perserikatan tani”. Sedjak Congres Jacatra itu maka phase-propaganda adalah tertutup,—mulailah phasebaru, mulailah phasenja constructieve verwerkelijking, jakni phasenja bekerdja, phasenja actie. Tjaranja beractie? Tjaranja ber-daadwerkelijke-actie? Bom, bedil, dynamiet?—Tidak, tjaranja ber-daadwerkelijkeactie tidaklah dengan bom; tidak dengan bedil, tidak dengan dynamiet, tidak pula dengan apa-apa jang dilarang hukum. Tjaranja tak lainlah melainkan mengadakan openbare-ver­ ga­ dering­ en di mana-mana untuk mempengaruhi, meng­ gugah­­ kan, membangkitkan publieke opinie, mengadakan artikel-artikel di dalam surat-surat-chabar, mengadakan cursus-cursus kepada anggauta-anggauta sendiri tentang fatsal-fatsal itu tadi. Tjaranja tak lainlah melainkan meng­ gerakkan kekuasaan kita setjara halal, membesarbesar­kan kekuasaan itu. Tjaranja tak lainlah melainkan



8/18/2014 9:16:50 AM



P anca A zimat R evolusi



mobileeren kitapunja macht setjara halal, uitbouwen271 kitapunja machtsvorming itu, tak lainlah melainkan S.D.A.P. beraktie, sebagai partai Sarekat Islam beraktie, sebagai tiap-tiap perhimpunan jang bersendi kepada machtsvorming beraktie,—jakni menggerakkan semangat sendiri dan meng­ gerakkan semangatnja publieke opinie sehaibat-sehaibat­ nja,—mengeluarkan tenaga-bekerdja-ke-dalam untuk me­lahir­kan badan-badan organisatie jang perlu, mitsalnja vak- dan tanibonden itu tadi, mengeluarkan tenaga-be­ kerdja-ke-luar untuk mengadakan desakan jang sekuatkuat­nja agar supaja tuntutan-tuntutannja bisa terlaksanakan ada­nja. Bukan desakan dengan bom, bukan desakan dengan dynamiet, bukan desakan dengan apa-apa jang dilarang oleh hukum!,—tetapi desakan halal, desakan jang sebagai kami katakan di dalam verhoor, oleh Dr. Ratu Langi, tatkala ia misih radicaal dan belum lunak sebagai sekarang, disebutkan “desakan semangat”, “moreel-geweld”. Ach, Tuan-tuan Hakim, adakah perkataan-perkataan “daad-werkelijke-actie” tentu berarti pemberontakan, barri­ ca­den,272 perkosaan,—adakah perkataan-perkataan itu tentu berarti geweld, atau setidak-tidaknja, pelanggaran hukum? Kaum socialist di Eropah-Barat toch sering djuga meng­ an­djurkan “daadwerkelijke-actie” itu, sering djuga meng­an­ djurkan “directe-actie”,—dan mereka toch djuga tidak me­ mak­sud­kan pelanggaran hukum, perkosaan atau bom-boman de­ngan “directe-actie” itu! “Oleh karena kekuasaan modal-besar tidaklah per­ tama-tama duduk di dalam parlement, tetapi di luar parlement, tetapi di luar parlement itu, maka kaumburuh tidak bisalah berdjoang hanja di



www.boxnovel.blogspot.com 214



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 214



001/I/14



271. meluaskan—peny. 272. Di Eropah, kalau kaum pemberontak membikin pemberontakan di kota-kota, maka mereka mendirikan “barricaden” di djalan-djalan di kota-kota itu, dari medja, kursi, almari, karung jang berisi tanah dan lain-lain.



8/18/2014 9:16:50 AM



I ndonesia M enggugat



dalam parlement itu sahadja. Oleh karena itu, maka kaum buruh itu pada saat-saat perdjoangannja jang besar, berdamping-dampingan dengan aktienja di dalam parlement, haruslah mengusahakan sen­ djatanja direkte-actie, jakni politieke-actie dari­ pada serikat-serikat-sekerdja”,...



“Daar de macht van het groot-kapitaal juist niet zit in de eerste plaats in het parlement, doch daar­ buiten, kan de arbeidersklasse haar strijd niet bepalen tot het parlement alleen. Daarom dient de arbeidende klasse naast het wapen der par­le­ mentaire actie, te aanvaarden, in de groote mo­ men­ten van haren strijd, het wapen der directeactie, de politieke-actie der vakbonden”,...273



begitulah mitsalnja pemuka S.D.A.P., berpidato,—dan semua orang mengetahuilah, bahwa dengan directe-actie di luar parlement itu tidaklah dimaksudkan pelanggaran hukum, atau perkosaan, atau insurrectie!274 Tidak, Tuan-tuan Hakim, sekali lagi kami ulangkan: tidak dengan bermaksud membikin hiru-hara, tidak de­ ngan bermaksud membikin putsch,275 tidak dengan ber­ maksud melanggar artikel 153-bis atau lain-lain hal jang di­tuduh­kan di dalam proces ini, P.N.I. mau mendjalankan actienja mengedjar kemerdekaan,—tetapi P.N.I. mau men­ tjapai­ kan maksudnja itu dengan mengorganiseerkan dan mengerakkan suatu machtsorganisatie jang wettig,276 suatu nationalistische machtsorganisatie modern, suatu na­ tionalistische massaactie277 jang menolak tiap-tiap tjara jang tidak nationalistische adanja.



www.boxnovel.blogspot.com 215



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 215



001/I/14



273. Mr. Troelstra—De Soc. Dem. na den Oorlog 1912, pag. 17. 274. pemberontakan—peny. 275. putsch = pemberontakan ketjil. 276. pengorganisasian kekuasaan yang sah—peny. 277. massa = rakjat murba jang milliun-millunan itu.



8/18/2014 9:16:50 AM



P anca A zimat R evolusi



Revolutionair revolutie



Tetapi perkataan “revolutionair”!,—tetapi halnja P.N.I. me­nje­ but­kan diri suatu partai “revolutionair”!,—tidakkah itu ber­ar­ ti bahwa P.N.I. ada bermaksud mengadakan pemberontak­an, atau se­tidak-tidaknja bermaksud pe­langgaran gezag, peng­ gang­gu­an keamanan umum? O, memang, kami sering mengatakan bahwa kami ada­ lah kaum revolutionair, kami sering menjebutkan P.N.I. itu suatu partai revolutionair! P.N.I. memang sedari mulanja adalah suatu partai revolutionair! Kalimat di dalam surat pendakwaan, bahwa P.N.I. adalah kemudian mendjadi revolutionair, kalimat itu adalah salah samasekali. P.N.I. tidak kemudian mendjadi revolutionair,—P.N.I. adalah revolutionair sedjak hari lahirnja! Tetapi kata revolutionair di dalam makna kita, samasekali tidak berarti “mau membikin pemberontakan” atau “mendjalankan sesuatu pelanggaran hukum”. Kata revolutionair di dalam makna kita adalah berarti “radicaal”, “mau mengadakan perobahan dengan lekas”, “omvermend in snel tempo”. Kata revolutionair di dalam makna kita haruslah diambil sebagai baliknja kata “sabar”, kebalikan kata “gematigd”.278 Kita, kaum P.N.I., kita memang bukan kaum sabar, kita memang bukan kaum gematigd, kita memang bukan kaum “uler-kambang”, jang selamanja kita sebutkan kaum “kapuk”; kita adalah kaum “radicaal”, kaum jang ingin mengadakan perobahan jang selekas-lekasnja,— kita adalah kaum “Kepala Banteng”. Ach, Tuan-tuan Hakim, perkataan “revolutionair” toch tidak di dalam makna kita sadja berarti “ingin perobahan dengan lekas”, jakni “omvormed in snel tempo”! Kalau orang berkata, “stoom-machine itu adalah mengadakan revolutie di dalam tjara productie”, kalau orang berkata, “Prof. Einstein sudah merevolutiekan segenap ilmu alam”, kalau menjebutkan “Jezus Christus seorang revolutionair jang terbesar di www.boxnovel.blogspot.com 216



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 216



001/I/14



278. moderat; sedang—peny.



8/18/2014 9:16:50 AM



I ndonesia M enggugat



seluruh riwajat dunia”, kalau pacifist-Tolstoyanist,279 Ds. B. de Light, menulis buku “Christen-revolutionnair”,—ja, kalau kaum Marxist, berhubung dengan wet-evolutie di dalam pergaulan hidup (sebagai variatie atas Heraclitus’ “pantarei”) berkata: “Kita hidup di dalam revolutie terus-terusan, jakni di dalam Revolution im Permanenz”,—adakah itu semua mengingatkan akan pedang, akan bedil, akan bom, akan dynamiet, barricaden, darah-manusia dan hawa-majit? P.N.I. adalah “revolutionair” oleh karena P.N.I. ingin adakan perobahan jang lekas dan radicaal. Prof. meng­ Bluntschli, itu ahli hukum-keradjaan jang termashur dan jang samasekali bukan “kaum merah”, adalah mengatakan bahwa revolutie umumnja berarti: “Umgestaltung von Grund aus”, jakni perobahan jang radicaal, perobahan jang sedalam-dalamnja. Sebagaimana tiap-tiap partai jang mau mengadakan perobahan jang radicaal ada suatu partai jang revolutionair, maka P.N.I. adalah pula suatu partai jang revolutionair. Perhimpunan-Indonesia adalah revolutionair, I.S.D.P. adalah revolutionair, sebagai Tuan Koch mengakui sendiri, segenap perdjoangan-kelas daripada kaum buruh adalah revolutionair. “Bukan wudjudnja atau sifat-sifatnja per­djo­ang­ an-kelaslah jang revolutionair, tetapi perdjoang­ an-kelas itu sendiri di dalam hakekatnja adalah revolutionair, meskipun banjak orang hanjalah njebutkan keributan dan pemogokan sadja me­ revolutionair”,



“Niet bepaalde vormen van klassenstrijd zijn revolutionair, maar de klassenstrijd zelf is in wezen revolutionair, niettegen-staande velen alleen rumoer en staking revolutionair vinden”,



www.boxnovel.blogspot.com 217



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 217



001/I/14



279. orang jang tjinta damai [sebagaimana dalam roman Tolstoy War and Peace— peny.].



8/18/2014 9:16:50 AM



P anca A zimat R evolusi



begitulah Stenhuis berkata.280 Dengarkanlah pula bagaimana sociaal democraat Liebknecht jang tersohor itu menerangkan perkataan “revolutionair”: “Kita adalah hidup di dalam revolutie jang terusterusan, di dalam Revolution im Permanenz. Seluruh riwajat dunia adalah satu revolutie jang terus-terusan. Riwajat dan revolutie adalah sama. Proces-perobahan jang revolutionair di dalam pergaulan-hidup dan staat tak pernah berhentilah sekedjap matapun djua, sebab staat dan pergaulanhidup adalah barang-barang jang hidup,—dan berhentinja proces-perobahan atau proces-pem­ baharuan ini adalah datangnja maut. Kita kaum sociaal-democraat mengartilah akan hal ini, dan itulah sebabnja kita ada satu partai jang revo­ lutionair, jakni suatu partai jang bermaksud menghilangkan halangan-halangan jang meng­ halang-halangi gerak-suburnja pergaulan-hidup dan staat itu adanja!”



“Wij beleven “die Revolution im Permanenz”. De wereld-geschiedenis is ééne voortdurende revolutie. Geschiedenis en revolutie zijn aan elkaar identiek. Het revolutionaire omvor-mingsproces in maat­ schap­pij en staat is geen oogenblik onderbroken, want staat en maatschappij zijn levende organismen,—en het eind van dit omvormings—, dit vernieuwingsproces, is de dood. Dat hebben wij sociaal-democraten begrepen en daarom vormen wij een revolutionaire partij, d.i. een partij, die ten doel heeft de hinderpalen en belemmeringen voor



www.boxnovel.blogspot.com 218



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 218



001/I/14



280. Rede 3 Okt. 1928 voor de ontwikkelings-vereeniging te Amsterdam, zie A.I.D. 4 Aug. 1930.



8/18/2014 9:16:50 AM



I ndonesia M enggugat



de natuurlijke ontwikkeling van maatschappij en staat uit den weg te ruimen!”,



dan dengarkanlah apa sebabnja Karl Marx menjebut kaumnja itu kaum revolutionair: “Kaum socialist adalah revolutionair, tidak karena gemar pada perkosaan, tetapi ialah oleh karena kepertjajaännja bahwa tjara-productie itu adalah hidup dan gerak-subur, jakni: bahwa hidup dan gerak-suburnja tjara-productie itu akan melahirkan pengartian-pengartian tentang milik dan sifat-sifat productie baru, jang berlainan dengan apa jang ada sekarang;—mereka adalah revolutionair oleh karena usahanja menjusunnjusunkan dan mematang-matangkan kelas jang akan mendjalankan stelsel baru itu.”



“De socialisten zijn revolutionair, niet wegens het gewelddadige in hun manieren, maar wegens hun opvatting van den groei der productiewijze, te weten: dat die groei andere eigendoms- en voortbrengings- vormen, tegenovergesteld aan de thans heerschende, zal moeten voorbrengen, zij zijn revolutionair wegens hun streven om de klasse, die het nieuwe stelsel zal moeten uitvoeren, daarvoor te organiseeren en rijp te maken”.281 Sesungguhnja,—djitu sekalilah perkataan Karl Kautsky jang berbunji: “Sociaal-democratie adalah suatu partai revolutianair,—tetapi bukanlah suatu partai jang membikin revolutie”!



www.boxnovel.blogspot.com 219



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 219



001/I/14



281. Quack Socialisten V, pag. 327.



8/18/2014 9:16:50 AM



P anca A zimat R evolusi



“De sociaal-democratie is een revolutionaire, niet echter een revoluties makende partij!”282



Kuasanja semangat



Tidakkah ternjata sekarang kebenarannja perkataan kami, bahwa S.D.A.P. adalah revolutionair, bahwa I.S.D.P. adalah revolutionair, bahwa Albarda c.s. adalah revolutionair, bahwa Stokvis, bahwa de Dreu, bahwa Middendorp adalah revolutionair? Tidakkah P.N.I. revolutionair djuga, tidakkah kami kaum revolutionair djuga,—P.N.I. dan kami, jang djuga bermaksud “menghilangkan halangan-halangan jang menghalang-halangi gerak-suburnja pergaulan hidup dan staat”, djuga bermaksud “menjusun-njusunkan dan mematang-matangkan rakjat baginja, jakni “daarvoor te organiseeren”, “daarvoor rijp te maken”? Oleh karena itu sekali lagi memang P.N.I. adalah revolutionair, kami adalah kaum revolutionair,—tetapi tidak karena apa-apa, melainkan hanjalah oleh karena P.N.I. ingin perobahan jang lekas dan radicaal, ingin “omvorming in snel tempo”, ingin “Umgestaltung von Grund aus” itu. P.N.I. dan kami adalah revolutionair, tida karena P.N.I. dan kami mau golok-golokan atau bom-boman atau dynamiet-dynamietan, tidak karena P.N.I. (dengan perkataan Katusky) “een revoluties makende partij”,—tetapi hanjalah karena P.N.I. ingin menghilangkan segala hal-hal jang merintangi dan memundurkan suburnja pergaulan-hidup Indonesia dan mengorganiseerkan rakjat untuk menghilangkan rintangan-rintangan itu.283 Ambui! Golok, bom dan dynamiet! Kami dituduh golokgolokan, bom-boman dan dynamiet-dynamietan! Seperti tida ada sendjata jang lebih tadjam lagi daripada golok,



www.boxnovel.blogspot.com 220



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 220



001/I/14



282. Der Weg zur Macht, pag. 57. 283. Lihatlah buat maknanja revolutie, insurrectie dan putsch lebih djauh, keteranganketerangan kami di dalam bagian verhoor.



8/18/2014 9:16:50 AM



I ndonesia M enggugat



bom dan dynamiet! Seperti tidak ada sendjata lebih kuasa lagi daripada puluhan kapal perang, ratusan kapal-udara, ribuan, ketian, milliunan serdadu darat! Seperti tidak ada sendjata-semangat lagi, jang djikalau memang sudah sedar dan bangkit dan berkobar-kobaran di dalam kalbu-rakjat, ada lebih-lebih haibat kekuasaannja daripada seribu bedil dan seribu meriam, ja, seribu armada-laut dan seribu tentara jang lengkap-alat dan lengkap-sendjata! Seperti kami tak mengetahui akan kekuasaannja semangat-rakjat jang bisa dibikin maha-shakti dan mahadigdjaja itu, orang menuduh kami mau membikin rame-rame dengan mertjon-sumét dan mertjon-banting! Seperti tidak ada ilmu ke-Timuran lagi, jang dinjanjikan dalam buku Bagawad-Gita dan jang mengadjarkan kekuatan semangat itu: “Ketahuilah, hidup tidaklah terkanai sendjatanja; Api tidaklah membakarnja, air tidaklah mengabahinja, Angin-panas tidaklah memakannja. Tak bisa dimasuki, Tak bisa diserang, Tak bisa diindjak, dan Merdeka, Tak bisa mati, umum, tetap tegak, Tak terlihat, tak bisa diutjapkan, tak bisa dikatakan Dan tak bisa ditjiptakan, senantiasa peribadi— Begitulah adanja Roh!”



www.boxnovel.blogspot.com 221



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 221



001/I/14



“Ik zeg U, wapens raken ‘t leven niet; Vuur brandt het niet, geen water overstroomt, Noch schroeit het heete wind. Ondoordringbaar, Onaangetast, Onbetreedbaar en vrij Onsterfelijk, overàl, standvastig, vast, Onzichtbaar, onuitspreeklijk, door geen word Noch door gedacht’ omvat, steeds gansch zichzelf – Zoo wordt de Ziel genoemd!”



8/18/2014 9:16:50 AM



P anca A zimat R evolusi



—Tidak, P.N.I. tidak mentjari kekuasaannja di dalam ributributan atau bom-boman atau dynamiet-dynamietan, tidak pula mentjari tenaganja di dalam sengadja melanggar wet sebagai dituduhkan di sini. P.N.I. mentjari kekuasaan machtsvormingnja ialah di dalam organisatie sociaal dan organisatienja semangat rakjat jang sedar dan bangkit, mentjari kekuasaan machtsvormingnja ialah dengan lebih lagi menghidup-hidupkan dan menjusun-njusun semangat rakjat jang oleh pengaruh imperialisme turun-temurun, ke­ma­rin sudah hampir padam, tetapi kini mulai menjala lagi. P.N.I. mengetahui, P.N.I. insjaf, P.N.I. jakin, bahwa djika semangat rakjat itu sudah tersusun serta menjala-njala berkobar-kobaran, tidak ada satu kekuasaan duniawi jang bisa membinasakannja. P.N.I. jakin bahwa, djika ia sudah menggenggam sendjata-semangat jang demikian itu, ia tentu mentjapai segala apa jang dimaksudkan, zonder pedang, zonder bedil, zonder bom, zonder meriam, ja, zonder “kotjak-kotjakan” sengadja melanggar artikel 153-bis dan 169 Strafwetboek, sebagai jang dituduhkan kepada kami dalam proces ini. Dengan sendjata-semangat jang sedemikian itu, maka ia dengan sebenar-benarnja menggenggam sen­ djata jang maha-sakti, dengan sebenar-benarnja beradji tjandra­birawa dan pantjasona,—alvermogend, onsterfelijk, onoverwinnelijk! “Siapakah bisa merantai sesuatu bangsa, kalau semangatnja tak mau dirantai? Siapakah bisa mem­ binasakan sesuatu bangsa, kalau semangatnja tak mau binasa?”,



www.boxnovel.blogspot.com 222



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 222



001/I/14



“Wie kan een volk ketenen, als zijn geest niet geketend wil worden? Wie kan een volk vernietigen, als zijn geest niet vernietigd wil worden?”,



8/18/2014 9:16:51 AM



I ndonesia M enggugat



begitulah Sarojini Naidu, Srikandi India, berpidato tatkala membuka Indian Nationaal Congress jang keampatpuluh284 dan Mac Swiney, pendekar Ierland jang termashur itu, di dalam iapunja “Principes de la Liberte” adalah menulis: “Sebab seorang orang jang tiada sendjata tak bisalah menentang orang banjak, satu tentara tak bisalah mengalahkan tentara-tentara jang tiada djumblah,—tetapi semua tentara daripada semua negeri di mukabumi ini tidak tjukup kekuatanlah menundukkan satu njawa sadja jang berdjoang mengedjar keadilan dengan ketetapan hati”.



“Want een ontwapende man kan geen menigte menschen weerstaan, een enkel leger kan geen legioenen zonder tal overwinnen,—maar alle legers van alle staten op aarde hebben te zamen niet de macht een enkele ziel te doen bukken, die vast besloten is te strijden voor recht”.285



Sesungguhnja, buat apa bom-boman atau dynamietdynamietan, buat apa kotjak-kotjakan sengadja melanggar pasal 153-bis dan 169,—kalau kita dengan machtsvorming organisatie-semangat itu sadja sudah mempunjai kepastian bekal mentjapai semua maksud?



P.N.I. oleh karenanja, tak berhenti-berhenti menjuburnjuburkan semangat rakjat itu. Semangat tiap-tiap rakjat jang disengsarakan oleh sesuatu keadaan, baik rakjat proletar di negeri-negeri kepaberikan, maupun rakjat di tanah-tanah djadjahan, adalah semangat ingin merdeka. Welnu, kita menjuburkan semangat-ingin-merdeka itu pada rakjat



Nationalisme njawanja machts­ vorming



www.boxnovel.blogspot.com 223



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 223



001/I/14



284. Dalam “Asia”. 285. Bij Téry, En Irlande, pag. 140.



8/18/2014 9:16:51 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 224



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 224



001/I/14



Indonesia. Kita menjuburkannja tidak terutama dengan keinsjafan-kelas sebagai pada pergerakan kaumburuh umumnja, tetapi dengan keinsjafan-bangsa, dengan keinsjafan-nasionaliteit, dengan nationalisme. Sebab tiaptiap rakjat jang dikuasai oleh bangsa lain, tiap-tiap rakjat djadjahan, tiap-tiap rakjat jang saban hari, saban djam, merasakan imperalismenja lain natie,—tiap-tiap rakjat jang kolonial overheerscht demikian itu adalah berbudi akal nationalistisch. Rasa pertentangan, jang di Eropah atau di Amerika berwudjud rasa-pertentangan-kelas, oleh karena kaum jang berkuasa dan kaum jang dikuasai di sana terdiri dari satu bangsa, satu kulit, satu rasa,—rasa pertentangan itu di sesuatu negeri djadjahan adalah menjatu, samenvallen dengan pertentangan nationaliteit. Bukan terutama rasa pertentangan si buruh terhadap pada si kapitalis, bukan terutama rasa-pertentangan-kelaslah jang kami alamkan di dalam sesuatu kolonie, tetapi ialah rasa-pertentangan si hitam terhadap si putih, si Timur terhadap si Barat, sigekoloniseerde terhadap si-kolonisator. P.N.I. mengarti hal ini: P.N.I. mengarti, bahwa di dalam kesadaran-nasionaliteit, di dalam nationalisme inilah letaknja daja, jang nanti bisa membuka kenikmatannja harikemudian. P.N.I. oleh karenanja, menjubur-njuburkan dan mempeliharakanlah nationalisme itu, dari nationalisme jang kurang hidup dibikin djadi nationalisme jang hidup, dan nationalisme jang instinctief djadi nasionalisme jang bewust, dari nationalisme jang statisch djadi nationalisme jang dynamisch,—pendek kata: dari nationalisme jang negatief dibikin nationalisme jang positief adanja. Dibikin positief nationalisme, Tuan-tuan Hakim, dibikin positief nationalisme, sebab dengan nationalisme jang hanja rasaprotest atau rasa-dendam sadja terhadap pada imperialisme,



8/18/2014 9:16:51 AM



I ndonesia M enggugat



www.boxnovel.blogspot.com 225



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 225



001/I/14



kita belumlah tertolong. Kitapunja nationalisme haruslah suatu nationalisme jang positief, suatu nationalisme jang scheppend, suatu nationalisme jang “mendirikan”, suatu nationalisme jang “mentjipta dan memudja”. Dengan nationalisme jang positief itu maka rakjat Indonesia bisa mendirikan iapunja sjarat-sjarat hidupmerdeka jang wadag dan halus, jang materieel dan jang geestelijk. Dengan sekarang sudah menghiduphidupkan nationalisme jang positief itu, maka ia bisa mendjaga, djangan sampai nationalisme jang positief itu, maka ia bisa mendjaga, djangan sampai nationalisme itu mendjadi nasionalisme jang bentji kepada bangsa lain, jakni djangan sampai nationalisme itu mendjadi chauvinistisch nationalisme atau aggressief jingo-nationalisme sebagai jang kita alamkan djahatnja di dalam perang dunia jang lalu,—suatu aggressief jingo-nationalisme “of gain and loss” sebagai C.R. Das mengatakannja, jakni suatu jingonationaalisme jang “untung atau rugi” dan jang menjerangnjerang. Dengan nationalisme jang positif itu, maka rakjat Indonesia merasalah kebenarannja kalimat-kalimat Arabindo Ghose jang mengatakan bahwa nationalisme jang demikian itu adalah sebenarnja Allah sendiri. Dengan nationalisme jang demikian itu, maka rakjat kita tentulah melihat hari-kemudian itu sebagai fadjar jang berseri-serian dan terang-tjuatja, tentulah hatinja penuh dengan pengharapan jang menghidupkan. Tidaklah lagi harikemudian itu dipandang olehnja sebagai malam jang gelapgulita, tidaklah lagi hatinja penuh dengan sjak dan dendam belaka. Dengan nationalisme jang demikian itu rakjat kita akan ridla dan sukahatilah mendjalankan segala korbankorbanan untuk pembeli hari-kemudian jang toch indah dan menginginkan itu. Dengan pendek kata: dengan nationalisme



8/18/2014 9:16:51 AM



P anca A zimat R evolusi



jang demikian itu rakjat kita akan bernjawa, akan hidup, dan tidak laksana bangkai sebagai sekarang! “Oleh karena rasa-kebangsaanlah”,—begitulah pemimpin Mesir jang termashur, Mustapha Kamil, menggambarkan positief nasionalisme itu: “oleh karena rasa-kebangsaanlah maka rakjatrakjat jang mundur lekas bisa mentjapai kesopanan, kebesaran dan kekuasaan. Rasa kebangsaanlah jang mendjadi darah jang mengalir di dalam urat-uratnja bangsa-bangsa jang gagahkuat, dan rasa-kebangsaanlah jang menghidupkan tiap-tiap manusia jang hidup.”



“het is door patriotisme dat achterlijke volken gauw tot beschaving geraken, tot grootheid en tot macht. Het is patriotisme dat vormt het bloed dat stroomt in de aderen van krachtige naties, en het is patriotisme dat leven geeft aan elk levend mensch”.286



Zonder nationalisme tiada kemadjuan, zonder nationalisme tiada natie. “Nationalisme adalah itu milik-mahal, jang me­ nga­sih kekuasaan kepada suatu staat mengedjar ke­­madjuan, dan kepada sesuatu bangsa mem­per­ ta­hankan hidupnja”, “Nationalisme is dat kostbare bezit, hetwelk aan een staat het vermogen geeft naar ontwikkeling te streven en aan een volk om zijn bestaan te handhaven”, 287



begitulah Dr. Sun Yat Sen berkata.



www.boxnovel.blogspot.com 226



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 226



001/I/14



286. Lothrop Stoddard, “The New World of Islam” p. 151. 287. San Min Chu I, Sjanghai 1928, pag. 55.



8/18/2014 9:16:51 AM



I ndonesia M enggugat



www.boxnovel.blogspot.com 227



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 227



Menggugah­ kan national­ isme. Haridulu, Harisekarang, Harikemudian



001/I/14



Dan tjaranja menjuburkan nasionalisme itu? Djalannja menghidup-hidupkannja? Djalannja adalah tiga: pertama: kita menundjukkan kepada rakjat, bahwa iapunja hari-dulu adalah hari-dulu jang indah; kedua: kita menambahkan keinsjafan rakjat, bahwa iapunja hari-sekarang adalah hari-sekarang jang gelap; ketiga: kita memperlihatkan pada rakjat sinarnja harikemudian jang berseri-serian dan terangtjuatja, beserta tjara-tjaranja mendatangkan harikemudian jang penuh dengan persanggupan itu. Dengan lain kata, P.N.I. menggugahkan dan menghidup­ kan keinsjafan rakjat akan iapunja “grootsch verleden”, “donker-heden” dan “de beloften eener lichtende, wenkende toe­komst”. P.N.I. mengetahui, bahwa hanja trimurti inilah jang akan bisa mendjadikan kembang djajakusuma jang meng­ hidupkan lagi nationalisme rakjat jang laju. Kitapunja hari-dulu jang indah, kitapunja grootsch verleden!—Ach, Tuan-tuan Hakim, siapakah orang Indonesia jang tidak mengeluh-hati kalau mendengarkan tjeritera akan keindahannja itu, siapakah jang tidak menjesalkan hilangnja kebesaran-kebesarannja! Siapakah orang Indonesia jang tidak hidup semangat-nasionalnja, kalau mendengarkan riwajat tentang kebesaran keradjaan Melaju dan Çriwidjaja, tentang kebesaran Mataram jang pertama, kebesaran zaman Sindok dan Erlangga dan Kediri dan Singasari dan Madjapahit dan Padjadjaran,—kebesaran pula dari Bintara, Banten dan Mataram-kedua di bawah Sultan Ageng! Siapakah orang Indonesia jang tak mengeluh hatinja kalau ia ingat akan benderanja jang dulu sampai ditemukan dan dihormati orang sampai di Madagascar, di Persia dan di Tiongkok! Tetapi sebaliknja, siapakah tidak hidup harapannja dan kepertjajaannja, bahwa rakjat jang demikian kebesarannja



8/18/2014 9:16:51 AM



P anca A zimat R evolusi



hari-dulu itu, pasti tjukup-kekuatan untuk mendatangkan hari-kemudian jang indah pula, pasti masih djuga mempunjai kebisaan-kebisaan menaik-lagi di atas tingkat kebesaran di kelak kemudian-hari? Siapakah jang tidak seolah-olah mendapat njawa baru dan tenaga baru, kalau ia membatja riwajatnja zaman-dulu itu! Begitulah pula rakjat, dengan mengetahui kebesarannja hari-dulu itu, lantas hiduplah rasa nationalnja, lantas menjala lagilah api-harapan di dalam hatinja, dan lantas mendapat lagilah rakjat itu njawa-njawa baru dan tenaga-baru oleh karenanja. O, memang zaman dulu zaman feodal,288 zaman sekarang zaman modern. Kita bukan mau menghidupkan lagi zaman feodal itu; kita bukanpun mufakat dan tjinta kepada aturanaturan feodal itu. Kita mengetahui kedjelekan-kedjelekannja bagi rakjat. Kita hanjalah menundjukkan kepada rakjat, bahwa feodalisme kita hari-dulu itu adalah feodalisme jang hidup, feodalisme jang tidak sakit-sakitan, feodalisme jang gezond dan bukan feodalisme jang ziekelijk—feodalisme jang penuh dengan ontwikkelingskansen dan jang, umpamanja tidak diganggu hidupnja oleh imperialisme asing, nistjaja bisa “meneruskan perdjalanannja”, bisa “volbrengen evolutienja”, jakni nistjaja bisa hamil dan achirnja melahirkan suatu pergaulan hidup modern jang sehat pula.289 Tetapi, bagaimana pergaulan-hidup kita hari-sekarang itu? Bukan sehat, bukan gezond, bukan penuh dengan ontwikkelingskansen, tetapi sakit-sakiten, tetapi ziekelijk, tetapi “kosong”. Di awal, tatkala kami menggambarkan nasibnja rakjat Indonesia pada masa ini, tatkala kami mentjeriterakan tjaranja imperialisme mengobrak-abrikkan



www.boxnovel.blogspot.com 228



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 228



001/I/14



288. zaman feodal = zaman “ningrat-ningratan”. 289. Untuk mengarti kalimat-kalimat kami ini, orang harus ingat, pergaulan-hidup itu “tidak diam”, tetapi senantiasa hidup, senantiasa madju, senantiasa berevolutie. Anggauta P.N.I tentu ingat akan kamipunja cursus-cursus tentang “Phasenter”.



8/18/2014 9:16:51 AM



I ndonesia M enggugat



www.boxnovel.blogspot.com 229



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 229



001/I/14



pergaulan-hidup kita itu, maka Tuan-tuan sudah mendapat sedikit pemandangan tentang keadaan hari-sekarang itu. Berhubung dengan sempitnja tempo, tjukuplah sekian sadja, tak perlulah kami tambah-tambahi. Tetapi perlu sekalilah kami terangkan di sini, bahwa keinsjafan akan djeleknja nasib hari-sekarang inilah jang paling menghidupkan rasa nasional rakjat. Memang bukan sadja bagi rakjat kita, tetapi bagi tiaptiap rakjat lain dan tiap-tiap manusia, tiap-tiap machluk jang bernjawa, maka pengetahuan akan sesuatu nasib jang djelek adalah sumbernja keinginan akan nasib jang lebih njaman baginja. Tidak ada keinginan, tidak ada harapan, tidak ada nafsu, kalau tidak ada rasa tak puas atau onbevredigdheid dengan keadaan jang ada. Itulah sebabnja, maka tiap-tiap perkumpulan atau tiap-tiap surat-chabar di tiap-tiap negeri dan di tiap-tiap zaman, suka sekali “membongkar keadaan”, jakni suka sekali membébér-bébérkan keadaan-keadaan jang ia tak sukai. Djikalau A.I.D. de Preanger-Bode mengamuk perkara regeeringspolitiek sekarang atau perkara pergerakan rakjat jang ia takuti, djikalau P.E.B. geger membitjarakan bahaja jang mengantjam kepentingannja imperalisme, djikalau Vaderlandsche Club memaki-maki ke kanan dan ke kiri, maka itu semua adalah oleh karena mereka tak senang akan keadaan sekarang dan oleh karena mereka dengan menjiarkan merekapunja ontevredenheid atau ketidaksenangan itu, bermaksud membangunkan atau mengeraskan lagi keinginan, harapan, nafsu kaumnja akan keadaan jang lebih njaman baginja. Begitupula maka P.S.I., Boedi-Oetomo, Pasundan, dan perkumpulan atau surat-chabar Indonesia manapun djua, dengan merekapunja propaganda atau protest-protest, tak lain daripada bermaksud menjebarkan merekapunja



8/18/2014 9:16:51 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 230



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 230



001/I/14



keta’senangan dan membesarkan lagi keinginan dan nafsu merekapunja kaum. Welnu, kalau P.N.I. lebih menginsjafkan lagi rakjat Indonesia akan kepahitan nasibnja hari-sekarang itu, maka ia tak lainlah pula daripada bermaksud memperkeraskan lagi keinginan dan harapan rakjat itu akan keadaan-keadaan jang lebih lajak. P.N.I. mengetahui, bahwa keinginan dan harap­an inilah jang mendjadi penjorongnja nafsu berusaha, pe­ njo­ rong­ nja “nafsu mendirikan”, penjorongnja “nafsu meng­adakan”. P.N.I. mengarti, bahwa makin mendalamnja ke­insjafan rakjat akan getirnja nasib hari-sekarang itu, mem­ bikin pula makin radjinnja dan makin maunja rakjat berusaha mem­banting tulang dan memeras tenaga untuk terchabulnja ke­sanggupan-kesanggupan hari-kemudian jang indah itu,— mengarti, bahwa makin termasuknja keinsjafan akan perihnja hari-sekarang itu di dalam daging dan sungsum rakjat, membikinlah lebih hidupnja rasa-nasional, lebih berkobarkobarnja positief-nationalisme jang memang sudah menjala! Orang boleh menamakan ini menjebarkan “onte­ vre­ den­ heid”, orang boleh menamakan ini “membikin pahithati dan dendam-hati pada rakjat”, orang boleh mengatakan kami penghasut, pembakar nafsu, ophitser, opruier,—kami mendjawab: apa bedanja perbuatan kami itu sebagai tadi kami terangkan, dengan perbuatannja A.I.D. dan V.C. dan P.E.B. dalam hakekatnja, apa bedanja dengan perbuatan P.S.I., B.O., Pasundan dan lain-lain? Lagi pula: kami tidak pernah meninggalkan objectiviteit, kami tidak menjebarkan jang dinamakan “ontevredenheid” itu untuk “ontevredenheid”, kami tidak “membikin pahit-hati dan dendam” untuk membangkitkan rasa-kebentjian dan rasa-kedengkian atau nafsu-nafsu lain jang rendah,—kami menjebarkan jang dinamakan “ontevredenheid” itu hanjalah untuk lebih



8/18/2014 9:16:51 AM



I ndonesia M enggugat



meng­hidup­kan dan lebih mengeraskan lagi ke­ingin­an rakjat akan keadaan jang lebih njaman, lebih mem­besar­ kan kemauannja berusaha, lebih menjuburkan positiefnational­isme adanja. Kami di sini ingat akan pidato Dr. Sun Yat Sen jang berkata: “Djikalau keadaan jang tadi saja gambarkan itu ada benar, maka kita haruslah menanamkan di dalam kitapunja peringatan, keadaan kita jang mengchawatirkan itu dan berbahajanja kedudukan kita sekarang ini, sebelum kita bisa mengetahui bagaimana tjaranja menghiduphidupkan lagi kitapunja nationalisme jang telah padam itu. Djikalau kita mau menghiduphidupkan lagi nationalisme itu zonder mengarti benar-benar keadaan kita, maka tiap-tiap harapan akan mendjadi matilah dan rakjat Tiongkok akan mendjadilah binasa. Kita harus lebih dahulu mengetahui keadaankeadaan ini, kita harus mengarti bahwa bentjanabentjana ini sangatlah mengantjamnja, kita harus mendengungkannja ke mana-mana, sehingga tiaptiap orang bangsa kita mendjadilah merasakan seinsaf-insafnja bagaimana besar ketjilakaan kita djikalau bangsa kita sampai djatuh. Djikalau kita mau mengkobarkan-kobarkan rasa-nationalisme, maka kita haruslah menanamkan kejakinan di dalam rakjat kita jang ampat ratus djuta itu, bahwa bahala-maut adalah hampir menerkam kepadanja!”....



www.boxnovel.blogspot.com 231



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 231



001/I/14



“Indien de toestand die ik beschreven heb ... waar is, dan moeten wij goed in onze geest vasthouden de gevaarlijke positie welke wij nu innemen en de



8/18/2014 9:16:51 AM



P anca A zimat R evolusi



critieke periode die wij nu doormaken, voordat we kunnen weten hóe ons verloren nationalisme te doen herleven.” “Indien wij een herleving beproeven zonder de toestand goed te begrijpen, dan zal alle hoop voorgoed verdwijnen en het Chineesche volk zal worden vernietigd. ” “Wij moeten zelf eerst de feiten weten, wij moeten begrijpen dat deze rampen imminent zijn, wij moeten ze broadcasten totdat een ieder beseft, wat een tragedie de val van onze natie zou beteekenen”. “Wanneer wij het nationalisme willen aanwak­ keren, dan moeten wij eerst onze vierhonderd millioen doen beseffen dat hun doodsuur nabij is!”290 Ertinja: membikin rakjat insjaf akan keadaannja jang sengsara itu, agar supaja nationalismenja bangun dan ia mau bergerak,—itulah pengadjaran pemimpin besar ini. Itulah jang kami kerdjakan pula. Ontevredenheid jang memang ontevredenheid, bukanlah bikinan kami; ontevredenheid jang tulen dan asali itu, adalah bikinannja imperialisme sendiri! Tuan-tuan Hakim jang terhormat, begitulah bagian jang pertama dan bagian jang kedua daripada usaha P.N.I. menjuburkan semangat nasional itu: membangunkan ke­ insafan akan hari-dulu dan hari-sekarang. Tentang bagian jang ketiga, tjara-tjara mentjapainja, tentang bagian jang ketiga itu, kami, djuga oleh sempitnja tempo, tak usalah pandjang kata: sebab, segenap usaha P.N.I. akan machts­



www.boxnovel.blogspot.com 232



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 232



001/I/14



290. San Min Chu I, pag. 102, 112.



8/18/2014 9:16:51 AM



I ndonesia M enggugat



www.boxnovel.blogspot.com 233



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 233



001/I/14



vorming, segenap actie P.N.I ke luar dan ke dalam, segenap gerak bangkitnja, ja segenap djiwa-raganja P.N.I. adalah tjara-tjara mendatangkan dan melaksanakan kesanggupan-kesanggupan hari-kemudian itu; dan akan bisanja rakjat Indonesia mentjapainja, buat kita kaum P.N.I. bukanlah teka-teki lagi: rakjat Indonesia jang dahulu begitu bersinar-sinaran dan tinggi kebesarannja, meskipun sekarang sudah hampir sebagai bangkai, rakjat Indonesia itu pasti tjukup kekuatan dan tjukup kebiasaan mendirikan gedong kebesaran pula di kelak kemudian-hari, pasti bisa menaiki lagi ketinggian tingkat deradjatnja jang sediakala, jang melebihi lagi ketinggian tingkat itu! Tetapi wudjudnja hari-kemudian? Bagaimana wudjudnja hari-kemudian itu? Tidak ada satu manusia jang bisa menggambarkan harikemudian dengan saksama. Tidak ada satu manusia jang bisa menentukan lebih dulu wudjud hari-kemudian menurut kemauannja. Tidak ada satu manusia jang bisa mendahului riwajat. Kita hanja bisa menetapkan antjer-antjerannja sadja, kita hanja bisa mempeladjari tendenznja. Mitsalnja kaum Marxist-pun tak bisa menudjumkan wudjudnja per­ gaulan-hidup socialistisch dengan saksama, melainkan djuga hanjalah bisa mengetahui garis-garisnja jang besar dan tendenznja belaka. Hari-kemudian Indonesia kini hanjalah tampak sinarnja sadja jang indah sebagai sinarnja fadjar jang akan menjingsing, hanjalah kedengaran persanggupanpersanggupannja sadja sebagai merdunja gamelan pada malam terang-bulan jang kedengaran dari djauhan. Sebagai di dalam tjeritera wajang sebelumna ksatria Danadjaja datang, kita lebih dulu sudah mendengar njanjiannja burung-burung jang mengantarkan dan mengikutnja,— begitu­lah pula datangnja hari-kemudian jang indah itu kini



8/18/2014 9:16:51 AM



P anca A zimat R evolusi



Tuan-tuan Hakim jang terhormat, dengan menggambarkan tiga bagian tentang hari-dulu, hari-sekarang dan harikemudian itu, maka kami sudahlah dengan singkat sekali menundjukkan usahanja P.N.I. tentang njawanja machts­ vormingnja, jakni nationalisme,—ketjintaan pada tanahair dan bangsa, rasa-gembira atas kebahagiaannja, rasamengeluh atas kemalangannja. Marilah kita sekarang mendjawab pertanjaan, apakah urat-urat dan saraf-sarafnja machtsvorming P.N.I. itu. Urat-urat dan saraf-saraf machtsvorming P.N.I. adalah bertentangan dengan urat-urat dan saraf-sarafnja stelsel imperialisme di sini. Urat-urat dan saraf-sarafnja stelsel imperialisme jang terpenting adalah ampat rupa: pertama: stelsel imperialisme melahirkan politiek divide et impera, jakni politiek memetjahmetjah; kedua: stelsel imperialisme menetapkan rakjat Indone­sia di dalam kemunduran; www.boxnovel.blogspot.com 234



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 234



001/I/14



Urat sarafnja machts­ vorming: Ampat matjam.



sudah dialamatkan lebih dulu kepada kita, jang menunggununggunja dengan hati jang mengharap-harap. Kita sudah mendengar persanggupan-persanggupannja akan rezeki milliun-milliunan jang tak diangkuti ke negeri lain, akan perikehidupan rakjat jang dus senang dan selamat, akan keadaan social jang sesuai dan memenuhi kebutuhannja, akan susunan hidup politiek jang setjara kerakjatan longgar, akan kemadjuan seni, ilmu, cultuur jang tak terhalang-halang. Kita mendengar persanggupannja akan suatu Federatieve Republiek Indonesia, jang hidup di dalam persobatan dan kehormatan dengan bangsa-bangsa lain, akan suatu bendera Indonesia jang menghiasi angkasa Timur. Kita mendengar persanggupannja akan suatu natie jang teguh dan sehat, ke luar dan ke dalam....



8/18/2014 9:16:51 AM



I ndonesia M enggugat



ketiga: stelsel imperialisme membangunkan ke­ pertjaja­an di dalam hati dan fikiran rakjat, bahwa bangsa kulit berwarna itu memang bangsa jang kurang “karaatnja” dan bahwa bangsa kulit-putih memang “adhi-adhining” bangsa; keempat: stelsel imperialisme membangunkan ke­per­ tjaja­an di dalam hati dan fikiran rakjat pula, bahwa kepentingan-kepentingan rakjat itu ada­lah sesuai dan sama de­ngan ke­pen­ ting­an-kepentingan kaum imperial­isme itu, sehingga rakjat itu djangan mendjalankan politiek selfhelp dan politiek ingin-merdeka, tetapi haruslah memeluk politiek bersatu dengan kaum pertuanan, jakni associatiepolitiek.291 Nah, samasekali bertentangan dengan politiek divide et impera inilah, samasekali bertentangan dengan politiek jang menetapkan rakjat di dalam kemunduran; samasekali berhadap-hadapan dengan politiek jang bermaksud “psycho­ logische injectie van de inferioriteit van het bruine en de superioriteit van het blanke ras”, samasekali contra associatiepolitiek itulah urat-urat dan sarafnja machts­vorming P.N.I.



P.N.I. mendjawab politiek divide et impera itu dengan dengungannja i’tikad persatuan-Indonesia, mendjawab politiek jang memetjah-metjah itu dengan dajanja mantra nationalisme Indonesia jang merapatkan baris. Dari zaman dulu sampai zaman sekarang, berabad-abadlah rakjat kita itu kemasukan badji-pemetjah tak berhenti-henti, baik di zaman compagnie maupun di zaman modern. Memang di dalam



a. Contra politiek memetjahmetjah.



www.boxnovel.blogspot.com 235



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 235



001/I/14



291. Bandingkan pikiran-pikiran kami ini dengan pikiran-pikiran Moh. Hatta di dalam iapunja “Indonesia Vrij” [Menuju Indonesia Merdeka—peny.] dan djuga dengan pikiran-pikiran Dr. Sun Yat Sen.



8/18/2014 9:16:51 AM



P anca A zimat R evolusi



pertjeraian dan di dalam ketidak-rukunan itulah letaknja letak­nja kemenangan musuh. “Verdeel en heers”,292—itulah mantramnja tiap-tiap rakjat jang mau mengalahkan rakjat lain, mantramnja imperialisme di mana-mana zaman dan di mana-mana negeri. “Verdel en heers” adalah mantramnja bangsa Romein jang memang penemu mantram itu, adalah mantramnja bangsa Spanjol dan Portegis di zaman dulu jang mengibarkan benderanja di negeri-negeri orang lain, adalah mantramnja bangsa Inggeris mendirikan iapunja keradjaandunia “British Empire”. Dengarlah bagaimana Prof. Seeley di dalam iapunja buku jang termashur “The Expansion of England” mentjeritakan “verdeel-en-heersch-politiek” di India: “Djikalau negeri Inggeris, jang bukan negeri militair itu, dengan sesungguhnja harus memegang suatu rakjat dari beberapa djuta manusia dengan sesuatu kekuasaän militair Inggeris, maka tak perlulah dikatakan lagi, bahwa kita tak akan bisa memikul beban jang seberat itu.—Tetapi keadaän bukanlah begitu,… sebab, Inggeris adalah menaklukkan India dan mengekalkan India di dalam ketaklukan itu terutama ialah dengan serdadu bangsa India dan harta India … Djikalau umpamanja di India bisa bangkit suatu pergerakan-kebangsaan sebagai jang dahulu kita lihat di Italia, maka kekuasaän Inggeris tidak akanlah bisa tjukup kekuatan melawannja sebagai dahulu Oostenrijk di Italia, tetapi nistjajalah segera mendjadi gugur”.



“Rakjat jang tidak tergabung satu sama lain oleh perasaan-perasaan jang sama dan kepentingankepentingan jang sama, adalah gampang ditakluk­ kan, oleh karena mereka bisa diadu-dombakan satu sama lain.” www.boxnovel.blogspot.com 236



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 236



001/I/14



292. Verdeel en heers = petjahkanlah, nanti kamu bisa memerintahinja.



8/18/2014 9:16:51 AM



I ndonesia M enggugat



“Sebagai tuan melihat sendiri maka pemberontakan ini adalah dipadamkan dengan mengadu-domba­ kan rakjat India itu satu dengan jang lain.”



“Wanneer Engeland, dat geen militair land is, werkelijk een bevolking van een paar million zielen moest beheerschen met een engelsche militaire macht, is het onnoodig te zeggen, dat de last onze krachten zou te boven gaan. Maar het is niet zoo… doordat Engeland Indie tot onderwerping bracht en het er in houdt in hoofdzaak met behulp van Indische troepen en met Indisch geld.… Indien er in Indie een nationale beweging kan onstaan zooals die waarvan wij in Italie getuigen waren, zou de Britsche macht niet eens zooveel weerstand kunnen bieden, als Oostenrijk in Italie, maar zou onmiddellijk inéén moeten vallen.”293



“Een menigte individuen, niet verbonden door gemeenschappelijke gevoelens en belangen, is gemakkelijk te on derwerpen, omdat zij tegen elkaar kunnen worden gebruikt.” “Zooals ge ziet werd de muiterij grootendeels onderdrukt door de volken van Indie tegen elkaar op te zetten.”294



Dan di Indonesiapun imperalisme-tua dan imperialismemodern tak lupa akan kemadjuan mantram itu; di Indonesiapun badji-pemetjah tak berhenti-berhenti bekerdja: “—iapunja musuh-musuh jang terkuasa adalah ia lemahkan samasekali dengan mendjalankan politiek “verdeel en heersch” itu; … ia adalah mendapatkan iapunja kemenangan-kemenangan



www.boxnovel.blogspot.com 237



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 237



001/I/14



293. pag. 175, 204 (vertaling Steinmetz). 294. pag. 207, 208.



8/18/2014 9:16:51 AM



P anca A zimat R evolusi



jang terbagus dengan sendjatanja kaum lemah, perhitungan jang muslihat dan tipudaja.”—



“—haar gevaarlijkste vijanden had zij door de toepassing van den regel “divide et impera” schier machteloos gemaakt; … zij had hare schoonste triomphen behaald door de wapenen der zwakken, sluwe berekening en list.”—



begitulah Prof. Veth menggambarkan politiek imperialismetua di Indonesia itu,295 dan Clive Day adalah menulis: “Politiek memetjah-metjah adalah peribahasa jang diikutinja di dalam pergaulannja dengan keradjaan-keradjaan bumiputera, dan buat se­ bagian besar adalah azas-kemenangannja bangsa Belanda itu”.



“Divide et impera” was de natuurlijke zinspreuk, die gevolgd werd bij het in aanraking komen met inlandsche dat voor het grootste deel tol het welslagen der Nederlanders heeft bijgedragen”.296



Imperialisme-tua kini sudah mati; tetapi tidak matilah warisan jang dikasihkannja kepada imperialisme-modern, jakni warisan djapa-mantram “verdeel en heersch” jang ampuh itu. Tidak sebagai dulu,—dipakai mena’luk-na’lukkan dan melebar-lebarkan djadjahan,—semua pulau sudah takluk, “staatsafronding” sudah selesai—,—tidak sebagai dulu dibarengi dengan gemerintjingnja pedang, detusnja bedil dan gunturnja meriam, tetapi dipakai untuk mengekalkan apa jang sudah tertjapai dengan melalui (menurut kata Stokvis) “djalan-djalan jang lebih sunji”, “stillere wegen”.



www.boxnovel.blogspot.com 238



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 238



001/I/14



295. Java II pag. 193. 296. Nederl. beheer, p. 52.



8/18/2014 9:16:51 AM



I ndonesia M enggugat



Memang, semua kepulauan sudah takluk, “staats­ afronding” sudah selesai,—lahirnja Indonesia dibikin satu, lahir­nja diikat di dalam satu persatuan, tetapi “persatuan” ini, menurut perkataan seorang sosialis adalah suatu: “persatuan jang takluk, jang hanja persatuan daripada ketaklukan belaka.”



“onderworpen eenheid, die slechts een eenheid van onderworpenheid is”,297



dan amboi... djanganlah bathinnja mendjadi satu, djanganlah semangatnja kemasukan nationalisme dan mendjadi semangat natie! Sebab kaum imperalisme tahu, bahwa suatu rakjat jang tiada nationalisme dan tiada semangat-natie adalah sebagai Dr. Sun Yat Sen mengatakan, hanja “a sheet of loose sand” belaka,—sebagai pasir jang meruluk dan ngeprul dan tiada hubungan satu sama lainnja, jang bisa ditiuptiupkan ke mana-mana dan bisa dikoreh semau-maunja. Semangat, semangatlah jang terutama oleh stelsel imperialisme-modern itu didjatuhi mantram, di-“verdeel” supaja stelsel itu bisa “heerschen” selama-lamanja. Se­ma­ ngat­lah jang terutama dimasuki badji-pemetjah agar supaja tidak bisa mendjadi semangat nationalisme jang masuk sebagai cement di dalam pasir jang ngeprul itu dan membikin daripada satu blok beton maha-besar jang ibarat tak bisa hantjur walau dimeriam djuga. Kaum imperialisme-modern tak lupa akan wedjangan karuhun-karuhunnja itu. Djapa-mantram “divide et impera” tak lupa saban hari, saban djam dikemah-kemihkan. “Bila­ mana India mendjadi satu natie,”—begitulah Prof. Seeley mengadjarkan padanja,298



www.boxnovel.blogspot.com 239



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 239



001/I/14



297. v. d. Zee S.D.A.P. en Indonesie, pag. 29. 298. Melalui pendidikan pun kaum imperialis berusaha membunuh rasa kebangsaan,



8/18/2014 9:16:51 AM



P anca A zimat R evolusi



“Bilamana India mendjadi satu natie, maka kita sigeralah mengarti, bahwa kita tak akan bisa terus memegangnja”…. “Djikalau oleh salahsuatu sebab, rakjat itu merasa dirinja satu kebangsaan, maka saja tidak berkata bahwa kita harus chawatir akan keadaan kekuasaan kita, tetapi saja berkata bahwa kita sekedjap-mata-itu-djuga harus melepaskan tiap-tiap harapan!”



“Zoodra Indie zou toonen te zijn … een onderworpen natie, zouden wij onmiddelijk begrijpen het onmogelijk te kunnen handhaven” … “Wanneer door een of andere oorzaak de bevolking zich als behoorende tot één nationaliteit gaat voelen, dan zeg ik niet dat er redden is te vreezen voor onze heerschappij; dan zeg ik, moeten wij onmiddelijk alle hoop opgeven!” “Sekedjap mata itu djua harus melepaskan tiap-tiap harapan!”, “Onmiddellijk alle hoop opgeven!”—bahwa sesungguhnja: suatu adjaran jang mendahsjatkan! Tetapi,—neen, tidak, tidak usah dahsjat dan kurang tidur! Sebab tidakkah tjukup suratsurat-chabar sebagai A.I.D. de Preanger-Bode, Java-Bode, Nieuws v.d. Dag, de Locomotief, Soerabajaasch Handelsblad, d.l.l jang saban minggu, saban hari, biasa menebar-nebarkan benih pemetjahan itu, berisi tjatji-makian atas tiap-tiap usahapersatuan dan atas tiap usaha membangunkan nationalisme dan (sic) fihaknja “Inlander”! Tidakkah bahasa Indonesia, jakni bahasa-persatuan akan lekas dihapuskan dari sekolahsekolahan dan tidakkah systeem pendidikan dari sekolahsekolahan itu sudah membunuh tiap-tiap rasa-kebangsaan,— “dénationaliseerend”! Tidakkah masih ada seorang Colijn,



www.boxnovel.blogspot.com 240



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 240



001/I/14



seperti usaha mereka di tahun tiga puluhan, setelah Kongres Pemuda 1928. Maka pemerintahan Belanda berusaha melarang penggunaan bahasa Indonesia, termasuk di sekolah swasta.



8/18/2014 9:16:51 AM



I ndonesia M enggugat



jang dengan iapunja buku “Koloniale Vraagstukken van Heden en Morgen” mentjoba mewudjudkan azas divide et impera itu di dalam suatu susunan administratie-pemerentahan jang bernama “eiland-gouvernementen”, tidakkah misih ada seorang De Kat Angelino jang membikin buku-buku tebal jang penuh dengan rapal-rapal pembunuh semangat nationalisme Indonesia itu? Tidakkah masih ada seorang Couvreur, jang di dalam suatu nota memudjikan kepada regeering: “pembukaan Bali untuk agama Keristen dan pengeristenan penduduknja. Begitulah orang di kemudian-hari akan mempunjai suatu negeri Bali jang Roomsch-Katholiek, jang bisa mendjadi badji antara pulau Djawa dan pulau-pulau sebelah Timur. Orang sudah mempunjai badji Keristen jang demikian itu antara Atjeh dan Minangkabau, jakni: negeri Batak jang telah dibikin nasrani itu”.299



“de openstelling van Bali voor de missie en de kerstening der bevolking. Aldus zou men in de toekomst kunnen krijgen een RoomschKatholiek-Bali, dat een wig zou Oostelijk gelegen eilanden. Men heeft reeds zoo’n Christelijk wig tusschen Atjeh en Minangkabau het gekerstende Batakland”,



—tidakkah misih ada seorang Couvreur jang memudjikan badji jang demikian itu, sehingga dari kalangan bangsa Indonesia-Christen terdengarlah protest jang berbunji: “Astaga, suatu badji Keristen! Bolehkah kita, bangsa Keristen-Indonesiërs, jang walaupun berbedaan agama dengan bangsa sendiri jang lain-lain, toch



www.boxnovel.blogspot.com 241



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 241



001/I/14



299. Untuk memecah bangsa Indonesia, kaum imperalis menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan, bahkan agama pun mereka peralat—peny.



8/18/2014 9:16:51 AM



P anca A zimat R evolusi



djuga putera-putera Ibu-Indonesia,—bolehkah kita membiarkan sadja bahwa kitapunja agama jang sutji itu dihina untuk maksud jang demikian itu? Bolehkah kita membiarkan sadja, bahwa agama Keristen jang sutji itu dipakai sebagai alat untuk mentjegah persatuan kebangsaan kita, dan untuk mengasingkan putera-putera Ibu-Indonesia satu dari lain?”



“Mijn God, Christelijk wig! Moeten wij, Christen Indonesiërs, die al verschillen wij van Godsdienst met de andere landgenooten, toch in elk geval kinderen zijn van Moeder-Indonesia,—moeten wij toestaan, dat onze heerlijke godsdienst voor dat doel wordt misbruikt? Moeten wij toestaan, dat het heerlijke Christendom als middel wordt gebruikt, om onze nationale eenheid onmogelijk te maken, en om de kinderen van Moeder Indonesia van elkaar te vervreemden?”300



Pendek kata, tidakkah di mana-mana misih ada systeem, jang menanggungkan padamnja semangat itu dan menanggungkan kekalnja pertjeraian antara “inlander” dengan “inlander” itu! Tetapi kita, kaum jang ingin kuasa, kitapun tak usah kurang tidur! Kitapun kini mempunjai djapa-mantram jang malahan nantinja tentu lebih ampuh daripada mantram verdeel en heersch itu, kitapun tak sia-sia maguru di dalam pertapaannja Sanghiang Merdeka, jang mewedjangkan pada kita shaktinja ilmu “bersatu kita teguh, bertjerai kita djatuh!” Kitapun memperlihatkan pula pengadjarannja Prof. Seeley tadi itu, tetapi di dalam kita punya arti, di dalam kita­punya makna! Persatuan Indonesia, Tuan-tuan Hakim, persatuan Indonesia, jang menggabungkan segenap rakjat Indonesia itu



www.boxnovel.blogspot.com 242



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 242



001/I/14



300. Suluh Indonesia Muda, Sept.-Okt. 1928, p. 274/275.



8/18/2014 9:16:51 AM



I ndonesia M enggugat



mendjadi satu umat, satu bangsa, satu natie, itulah urat dan sarafnja machtsvorming P.N.I. jang pertama.



Dan jang kedua? Urat-saraf machtsvorming kita jang kedua adalah contra urat-saraf stelsel imperialisme jang kedua pula. Stelsel imperialisme mau menetapkan rakjat kita di dalam kemunduran,—wahai, kita mau mendjundjung rakjat kita daripada kemunduran itu! Kita, mengetahui: kemunduran budi-akal rakjat adalah kepentingan stelsel imperialisme di sini. Sebab imperalisme di sini bukanlah terutama handelsimperialisme; imperialisme di sini adalah sebagai kami terangkan di muka, jakni paling haibat di terutama di dalam shaktinja jang keempat, jakni paling haibat di dalam mengusahakan Indonesia sebagai exploitatie-gebied daripada surplus-kapitaal. Ia adalah paling haibat di dalam usahanja sebagai landbouw-industrien, industrie pertambangan, industrie biasa dan perusahaan lain-lain,— jakni semuanja perusahaan, jang butuh akan kaum buruhmurah, akan penjewaan-tanah-murah, akan kebutuhankebutuhan rakjat jang murah. Untuk kemurahan hal-hal ini, maka rakjat kami dibikin rakjat jang “hidup ketjil” dan “narima”, rendah pengetahuannja, lembek kemauannja, sedikit nafsu-nafsunja, padam kegagahannja,—rakjat “kambing” jang bodoh dan mati energinja! Di muka sudah kami bébérkan penjelidikannja Prof. van Gelderen jang membuktikan kepentingan imperialisme ini atas kemunduran sociaal-economie rakjat; nah, kemunduran budi-akalpun, geestelijke décadence-pun adalah di dalam kepentingannja itu! Di dalam Welvaartsverslag301 deel IX b 2, katja 172, kami membatja:



b. Contra kemerdekaan, jakni contra geestelijke decadence.



www.boxnovel.blogspot.com 243



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 243



001/I/14



301 laporan mengenai kemakmuran; terbitan Lendgedrukrij 1905–1914, Batavia—peny.



8/18/2014 9:16:52 AM



P anca A zimat R evolusi



“Rakjat desa dan kepalanja dan kampungnja dari dahulu kala adalah “si orang ketjil”, si rendahbakti,… jang oleh karenanja harus ditetapkan rendah selamanja,—pembajar-pembajar padjek jang sebaik-sebaiknja. Kaum prijaji sebaliknja adalah termasuk kaum jang memerentah; untuk keperluan-umum maka peredaan ini harus dibikin seterang-terangnja. Seluruh pergaulanhidup di sini adala disendikan di atas azas ini.… Walaupun orang sudah makin banjak memeliharakan kepentingan si orang ketjil itu,… ia harus tetap ketjil,—klein moet hij blijven!”



“De desaman en zijn hoofd en de desagemeente vormen van ouds den “klein man”, de dienstbaren,… die dus nederig te houden is, overigens de belastingbetaler bij uitnemendheid. De prijaji daarentegen behoort tot den stand der bevelvoerenden en in het algemeen belang moet dit onderscheid goed merkbaar gehouden worden. Daarop is hier de heele maatschappij gegrond.… Al heeft men gelukkig toenemend voor den kleinen man gezorgd,… klein moet hij blijven!”



“Klein moet hij blijven”, Tuan-tuan Hakim,—dia harus tetap “hidup ketjil” dan “nerima”, tetap rakjat “kambing” jang harus menurut sadja! Berpuluh tahun systeem ini bekerdja, ja, berabad-abad systeem ini mendjalankan pengaruhnja. Hairankah Tuan-tuan, kalau Nj. Augusta de Wit di dalam bukunja “Natuur en Menschen in Indië” ada menulis:



www.boxnovel.blogspot.com 244



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 244



001/I/14



“Ketidak-adilan sudahlah berdjalan terlalu lama; budi-akal sudahlah mengkerut menurut kepada­ nja. Akal-fikiran sudahlah mendjadi bengkok dan ketjil, kemauan sudahlah mendjadi lemah dan gelèmbos”…?



8/18/2014 9:16:52 AM



I ndonesia M enggugat



“Het onrecht heeft te lang geduurd; de geesten zijn er naar gegroeid, vergroeid. De gedachten zijn krom en klein geworden, de wil hangt slap”…?”302



Hairankah Tuan-tuan, kalau P.N.I. menuliskan per­lawan­ an kepada geestelijke décadence ini di atas pandji-pandjinja? Kami, kaum P.N.I., kita mentjoba membrantas penjakit ini dengan mengadakan lebih banjak onderwijs-rakjat, menjo­ kong sekolahan-sekolahan rakjat, mengurangkan analphabet­ isme di kalangan rakjat. Kita mentjoba membangkitbangkitkan dan membesar-besarkan kemauan rakjat akan nasib jang lebih mèmper nasib manusia, menjalakan lebih banjak nafsu-nafsu di dalam kalbunja rakjat. Kita berusaha menghidup-hidupkan lagi kegagahan rakjat, wilskract rakjat, energie rakjat sebagai sediakala,—rakjat jang kini “sudah mati kutunja” itu, “rakjat kambing” jang menurut Prof. Veth: “semangat-harimaunja sudah djinak sampai kutukutunja”,



“obat-tidurnja ketaklukan pada bangsa-bangsa jang kuasa ta’luputlah bekerdjanja”!



“de slaapdrank eener lange onderwerping aan overmachtigevreemdelingen zijne werking niet heeft gemist”!303



Energi rakjat inilah salahsatu uratsaraf machtsvorming kita,— salah­satu uratsaraf penolak daja imperialisme, tetapi ter­utama sekali ialah uratsaraf penjorong rakjat ke lapang muka! 302. pag. 90. 303. Java, I, pag. 299.



www.boxnovel.blogspot.com 245



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 245



c. Contra penanaman, kepertjajaan, bahwa kita bangsa kelaskambing.



001/I/14



karena



“de tijger in hen getemd”,



8/18/2014 9:16:52 AM



P anca A zimat R evolusi



Tuan-tuan Hakim, sempitnja tempo memaksa kami mem­ bitjarakan uratsaraf machtsvorming P.N.I. jang nomor tiga dengan tjara jang sesingkat-singkatnja pula. Uratsaraf jang nomor tiga ini adalah bergandengan sekali dengan uratsaraf nomor dua itu, jakni bergandengan sekali dengan uratsaraf penolak daja jang mengambing-ngambingkan itu. Sebab stelsel imperialisme di sini tidaklah berkepentingan sadja atas kemunduran sociaal economie dan kemunduran akal budi rakjat kita itu,—stelsel imperialisme di sini adalah pula berkepentingan atas halnja rakjat itu pertjaja, bahwa ia memang suatu rakjat kelas kambing. Di atas sudah kami tundjukkan, bahwa kaum imperial­ isme itu, sebagai kaum imperialisme di mana-mana sadja, adalah menutupi maksudnja jang sebenar-benarnja. Mereka menutupinja dengan matjam-matjam teori jang manis, mereka mengatakan bahwa maksudnja bukanlah urusan rezeki, bukanlah urusan jang begitu “kasarnja”—tetapi jalah maksud, “mendidik” kita dari bodoh ke arah kemadjuan, dari “tidak matang” didjadikan “matang”, pendek kata bahwa mereka ialah mau memenuhi suatu “suruhan jang sutji”, jakni suatu “mission sacrée”. Mereka mengatakan, bahwa mereka itu tidaklah men­ dapat keuntungan apa-apa, tidaklah mendapat manfaat apaapa, melainkan malahan mendapat rugi belaka, malahan mendapat beban belaka,—jakni malahan mendapat “burden”, “white man’s burden”304, mendjundjung dan memikul kita ke atas kemadjuan! Maka untuk “lakunja” theorie “mission sacree” ini, untuk “lakunja” theorie “white man’s burden” itu, perlu sekalilah kaum kulit-tjoklat itu dimasukkan ke dalam kepertjajaan, bahwa mereka dalam hakekatnja memang suatu bangsa inferieur atau “kurang karaat”, bahwa sebaliknja bangsa www.boxnovel.blogspot.com 246



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 246



001/I/14



304. burden = beban; white mans burden = bebannja si kulit-putih.



8/18/2014 9:16:52 AM



I ndonesia M enggugat



kulit putih adalah bangsa jang memang superieur, bangsa jang memang “adhi-adhining” bangsa,—dan bahwa karena itu sudah semustinja bangsa jang “inferieur” ini harus “dituntun” oleh bangsa jang “superieur” itu dengan... imperialismenja! “Itu Tuan-tuan rambut-djagung”,—begitulah Karl Kautsky di dalam bukunja tentang ras dan jodendom menggambarkan pendiriannja bangsa “rambut-djagung” itu terhadap pada bangsa Jahudi—: “itu tuan-tuan rambut-djagung mengunggulngunggulkanlah diri sendiri sebagai orang-orang jang paling budiman, paling murah-hati, paling gagah-kuat, jang pantas dihambai oleh semua orang-orang lain.” “de blonde heeren proklameeren zichzelve als de meest wijzen, edelsten en krachtsvolsten aller menschen, wien alle anderen hebben te dienen”,305



dan adakah pendiriannja terhadap pada bangsa-bangsa Asia ber­be­da, adakah pendiriannja terhadap bangsa kita berlainan? Ti­ dak, tidak berbeda, tidak berlainan,—tidak kurang ke­ ras­lah di Indonesia itu bekerdjanja systeem menanamkan kepertjajaan dalam hati-kalbu rakjat bahwa mereka memang superieur, kita memang inferieur,—tidak kurang keraslah di sini menjalanja kesombongan si-kulit-putih alias tropenwaan, tidak kurang keraslah di sini meradjalela rasa “Ijeu aing ujah kidul!” Pastoor van Lith, itu Orang-Alim jang tulus hati, belum lama berselang di dalam buku ketjil jang termashur,306 adalah menulis: “Tetapi, walaupun mereka sama-sekali tidak termasuk golongan pentjuri-pentjuri tjengkèh www.boxnovel.blogspot.com 247



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 247



001/I/14



305. Bij Sneevliet, Proces. 306. De politiek v. Ned. t. o. v. Ned. Indie, pag. 11.



8/18/2014 9:16:52 AM



P anca A zimat R evolusi



sediakala, mereka toch ikut menerima warisannja. Mereka semua adalah menerima bagian daripada warisan compagnie jang termashur itu. Mereka datangnja di Hindia ialah sebagai turunanturunannja “Tuan-tuan XVII” itu, sebagai putera-puteranja jang memerentah, dengan kesombongannja kaum jang memerentah terhadap kaum jang diperentah. Barangkali mereka tidaklah merasa akan kesombongan itu, tetapi mereka toch ada sombong. Barangkali mereka tidaklah begitu tatkala mereka meninggalkan negeri Belanda; tetapi bilamana mereka sudah ada di Hindia, maka mereka tak luputlah mendjadi sombong. Keadaan-keadaan di kanan-kirinja adalah memutarkan sama-sekali merekapunja hati dan fikiran, jang satu kurang, jang lain lebih,—semua terdjangkitlah oleh penjakit kesombongan-bangsa itu. Pergaulanhidup Belanda jang sekarang ada di Hindia itu, adalah sebenarnja terusannja perusahaan-dagang daripada compagnie dulu itu, dan tiap-tiap orang Belanda, walaupun ia katholiek,… adalah hidup di dalam hawanja kedairempah-rempah jang besar itu, … dan adalah hidup untuk keperluannja perusahaan besar itu, jang terus-hidupnja dan suburnja adalah berarti iapunja dan iapunja keselamatan sendiri.”



www.boxnovel.blogspot.com 248



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 248



001/I/14



“Maar al behooren zij dus heelemaal niet tot de kruidnageldieven van die dagen, zij deelen toch mee in de erfenis. Zij hebben allen een legaatje getrokken uit de nalatenschap van de roemrijke O.I. Compagnie. Ze komen in Indië als telgen van de grootmogende Heeren XVII, als zonen des overheerschers, met de fierheid van het geslacht der overheerschers tegenover de overheerschten. Mischien zijn zij zich van die fierheid onbewust, zij hebben ze. Wellicht hadden zij die niet, toen zij uit Nederland vertrokken, zeer mogelijk; wanneer zij



8/18/2014 9:16:52 AM



I ndonesia M enggugat



eenmaal in Indië zijn dan ontkomen ze daaraan niet. De omgeving biologeert hen. De een meer, de ander minder, allen krijgen van den rassenwaan een deel te pakken. De Nederlandsche maatschappij, zooals zij nu… in Indië voortleeft, is een voortzetting van de handelszaak de vroegere Compagnie, en elke Nederlander, al is hij katholiek,… left in de atmosfeer van dien grooten kruidenwinkel,… en left voor de reuzenonderneming van wier voortbestaan en bloei zijn eigen leven, zijn eigen welzijn afhangt.”



www.boxnovel.blogspot.com 249



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 249



001/I/14



Lebih terang sebagai di sini, tidak bisalah dinjatakan, bahwa rasa keunggulan itu adalah salahsatu uratsaraf daripada perusahaan-besar “reuzen-onderneming” itu. Memang, tidak kurang-kuranglah kita mendengar tjatjian “Inlander seperti kerbo”, “Inlander goblok”, “Inlander bodo, kalu ga’ ada kita modar lu”,—beserta lain-lain “pudjian” lagi jang “segar” lagi! Tetapi, walau begitu, toch bukan terutama di dalam utjaputjapan kesombongan satu-satunja orang Eropah itu letaknja bahaja jang terbesar bagi kita, bukan terutama di dalam ketinggian-hati sesuatunja bangsa kulitputih itu letaknja bentjana-bathin dari rakjat kita,—bahaja jang terbesar dan bentjana jang paling merusak adalah di dalam halnja ada systeem jang tak pedot-pedot mengindjeksikan pada rakjat kita ratjun-kepertjajaan “kamu Inlander bodo, kamu modar kalau tidak kita tuntun” itu. Sebab indjeksi ini lama-lama “makan”! Berabad-abad kami mendapat tjekokan “Inlander bodo”, berabad-abad kita diindjeksi rasa-kurang-karaat, turun-tumurun kita menerima systeem ini,—ketambahan lagi kita ditetapkan “rendah” dan ditetapkan “ketjil” sebagai welvaartverslag itu tadi mengatakannja, dipadam-padamkan segenap kitapunja energie, sekarang pertjajalah kebanjakan bangsa kita, bahwa kita, sesungguhnja, memang adalah



8/18/2014 9:16:52 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 250



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 250



001/I/14



bangsa kurang-karaat jang tak bisa apa-apa! Hilanglah tiaptiap kepertjajaan atas kebiasaan sendiri, hilanglah tiap-tiap rasa kegagahan, hilanglah tiap-tiap rasa-zelfvertrouwen dan fierheid. Kita, sediakala adalah bangsa jang ikut mendjundjung tinggi obornja cultuur Timur dan kebesaran Timur, jang dulu begitu insaf akan kebiasaan-diri dan kepandean-diri, kita sekarang mendjadilah rakjat jang samasekali hilang keinsafan itu. Kita mendjadilah kini rakjat jang mengira, ja, pertjaja, bahwa kita memang adalah rakjat jang “inferieur”. Kini di mana-mana terdengarlah kesah: “jah, kita memang bodo, kalau tidak ada bangsa Eropah bagaimana kita bisa hidup!” O, Tuan-tuan Hakim, bagaimana baiknja kalau kita bisa membongkar bentjana-batin jang demikian ini! Bagaimana baiknja kalau kita bisa menanamkan lagi dengan sekedjap mata sadja “wahju tjakraningrat” jang meniadakan rantairoch jang mengikat itu! Tuan-tuan tentu mengerti, bahwa perasaan “memang kurangkaraat” atau inferioriteitsgevoel itu adalah ratjun bagi kemadjuan tiap-tiap bangsa, rem jang sedjahat-djahatnja bagi gerak suburnja atau evolutienja tiaptiap rakjat. Hairankah Tuan-tuan, kalau Tuan melihat P.N.I. mem­ banting-tulang memberantas inferioriteitsgevoel ini, me­ meras keringat dan tenaganja memberantas segala perasaan “ini tak bisa-itu tak bisa” ini, membongkar theorie “mission sacree” dan “white man’s burden” dengan akar-akarnja,— mengombalikan lagi kepertjajaan di dalam kalbu rakjat, bahwa bangsa kita, asal sadja dikasih kesempatan, mem­ punjailah kebisaan-kebisaan jang tak kalah dengan kebisaankebisaan bangsa lain? Hairankah Tuan-tuan, kalau melihat P.N.I. membongkar-bongkar kebohongan kata, bahwa dunia Timur akan mendjadi biadab samasekali kalau tidak ada dunia Barat? Tidak, bagi kita kaum Partai Nasional Indonesia,



8/18/2014 9:16:52 AM



I ndonesia M enggugat



bagi kita tidaklah-sjak-wasangka lagi, bahwa “inferioriteit” atau “kebodohan” kita itu bukanlah “inferioriteit” dan “kebodohan” jang memang sifat-hakekat natuurnja bangsa kulit berwarna, tetapi hanjalah “inferioriteit” dan “kebodohan” jang terbikin dan terindjeksikan belaka,—tidaklah pula kita sjak-wasangka lagi atas kebenarannja kalimat Karl Kautsky jang memang kami sudah dalilkan itu, jakni kalimat: “Siapa orang jang tak mempunjai suatu apa, adalah tentu kekurangan pula alat-alat-kesopanan, dus djuga kekurangan kesopanan”, “De bezitloosheid brengt echter mee gebrek aan beschavingsmiddelen, dus ook aan beschaving”,



dan bahwa teori “mission sacrée” itu hanjalah benar di dalam sare-at alias schijnnja sadja, hanja. “sare’at atau schijn akan keunggulan cultuur di atas kebiadaban!”



“den schijn van de heerschappij der cultuur over de onbeschaafdheid!”307



Sare’at, schijn, Tuan-tuan Hakim, schijn! Schijn bahwa kita memang bangsa jang kurangkaraat, schijn bahwa kaum imperalisme adalah kaum jang lebih superieur di dalam hakekatnja. Memberantas ini schijn, memberantas itu rasa-kurangkaraat, itulah kitapunja uratsaraf machtsvorming jang ketiga. Dengan memberantas itu rasa kurangkaraat, maka P.N.I. menaruhlah salah satu sjarat jang terpenting bagi politieknja “pertjaja pada diri sendiri”, “bekerdja sendiri untuk sendiri”,—jakni sjarat bagi politieknja “self-reliance” atau “self-help”!



www.boxnovel.blogspot.com 251



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 251



001/I/14



307. Karl Kautsky dalam “Sozialismus und Kolonial-politik”, hal. 19.



8/18/2014 9:16:52 AM



P anca A zimat R evolusi



Marilah kami sekarang membitjarakan uratsaraf machts­ vorming kita jang keempat. Djuga di sini kami bisa singkatkata. Sebab tadi sudahlah kami terangkan, bahwa di dalam tiap-tiap negeri djadjahan adalah belangenstelling antara kaum imperialisme dan Bumiputera, adalah pertentangan kepentingan antara dua fihak itu di atas tiap-tiap lapang, baik lapang economie, maupun lapang social, baik lapang politiek maupun lapangan apa sadja djuapun adanja. Tak benarlah adjaran kaum imperialisme bahwa kedua fihak itu mempunjai persamaan kepentingan, gemeenschap of gelijkheid van belangen, dan oleh karenanja, tak benarlah pula adjarannja, bahwa dus kolonie itu harus selamanja bersatu dengan “negeri ibu” dan bahwa dus kita harus mendjalankan politiek bersatu dengan kaum sana, jakni associatie-politiek. Tidak, P.N.I. tidak mau mengakui persamaan kepentingan itu, tidak mau mendjalankan associatiepolitiek itu. P.N.I. adalah teguh di dalam kejakinannja, bahwa di sini adalah pertentangan kepentingan, belangentegenstelling, belangenantithese, sebagaimana pula diakui oleh banjak kaum Eropah jang tulushati. P.N.I. teguh di dalam kejakinannja, bahwa dengan adanja belangentegenstilling itu tidak adalah satu kolonie jang bisa membereskan pergaulanhidupnja dengan sempurna, kalau belangentegenstilling itu belum berhenti adanja,—jakni kalau lebih dulu kolonie itu belum berhenti mendjadi kolonie! P.N.I. adalah karenanja partai-kemerdekaan,—partai nationale-vrijheid. Dan kemerdekaan tidak akan “dihadiah­ kan” oleh imperialisme dengan sekarang berusaha “me­ matang­kan” kita dulu, sebab kemerdekaan adalah ruginja imperialisme itu. Kemerdekaan adalah hatsilnja jang kita sendiri harus mengusahakan, jang kita sendiri harus mentjiptakan dan memudjikan! Politiek associatie adalah www.boxnovel.blogspot.com 252



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 252



001/I/14



d. Contra politiek persatuan dengan kaum sana.



8/18/2014 9:16:52 AM



I ndonesia M enggugat



bertentangan dengan faham kepribadian ini, politiek associatie adalah mengeruhkan keadaan. Di dalam sesuatu kolonie adalah belangen-antithese,—welnu, politiek kita haruslah berdiri di atas antithese itu djuga. Siapa orang Indonesia jang tidak berdiri di atas antithese ini di dalam politieknja, ia adalah ngalamun! P.N.I. tidak mau ngalamun, P.N.I. tidak mau terapung-apung di atas awan angan-anganan,—–P.N.I. mau berdiri di atas keadaan jang sebenarnja, di atas realiteit. Tidak, bukan associatiepolitiek, tetapi politiek antitheselah jang mendjadi uratsarafnja machtsvorming P.N.I. jang keempat. Dengan politiek-antithese ini, maka ia adalah menarik garis jang terang antara sini dan sana, memisahkan golongan sini dari golongan sana,— mendjernihkan keadaan mendjadi sedjernih-djernihnja!



Tuan-tuan Hakim, kami sekarang tinggal menerangkan satu hal lagi daripada machtsvorming kita. Kami sudah menerangkan njawa machtsvorming kita, jakni nationalisme. Kami sudah menerangkan pula urat-urat dan saraf-saraf machtsvorming itu, jakni persatuan-Indonesia, memerangi kemunduran budi-akal rakjat, membantras perasaan kurangkaraat, mendjalankan politiek antithese. Kami sekarang harus menerangkan anggauta-anggautanja machtsvorming kita itu,—badanlahirnja, badan-wadagnja, stoffelijk lichaamnja. Badan-wadagnja machtsvorming P.N.I.? Badan-wadagnja machtsvorming P.N.I. sebagai jang diinginkannja, adalah massa.308 Idam-idaman P.N.I. bukanlah satu partai dari puluhan atau ratusan orang sadja, bukanlah perkumpulan segundukan kaum “salon politiekers” jang perkerdjaannja sehari-hari hanja menggerutu sadja,—



Badan wadagnja machts­ vorming.



www.boxnovel.blogspot.com 253



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 253



001/I/14



308. massa = rakjat-murba jang milliunan itu.



8/18/2014 9:16:52 AM



P anca A zimat R evolusi



Krishna Tiwikrama! Dus toch revolutie, dus toch hamuk sebagai “hamuk Djajabinangun”, dus toch huru-hara atau setidak-tidaknja mendjungkirkan hukum? Bukan, sekali lagi bukan! Bukan pelanggaran hukum atau revolutie,—tetapi suatu massa-actie jang aman tetapi haibat, suatu massa-actie jang ordelijk tetapi geweldig, sebagai mitsalnja massa-actie S.D.A.P. tatkala dua puluh tahun jang lalu berdjoang buat merebut Algemeen-Kiersrecht. Adakah di dalam massaactienja S.D.A.P. pada waktu itu, tatkala puluhan, ratusan-ribu www.boxnovel.blogspot.com 254



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 254



001/I/14



Massa-actie.



idam-idaman P.N.I. ialah suatu pergerakan massa jang sehaibat-haibatnja, suatu massa-actie, jang membangkitkan ribuan, laksaan, ketian, ja, milliunan rakjat tua-muda, lakiperempuan, pandai-bodo, menak dan somah! Hanja dengan massa-actie jang demikian itulah, menurut kejakinannja, machtsvormingnja bisa mendjadi sempurna. Hanja dengan massa-actie jang sebagai bandjir jang maha-kuasa dan tak dapat ditjegah madjunja, massa-actie jang sebagai gelombang melimpahi seluruh Indonesia, dari Atjeh sampai ke Fak-Fak, hanja dengan massa-actie jang begitu, machtsvormingnja bisa mendjadi macht jang sebenar-benarnja. Air-air Indonesia jang tenang sedjak berwindu-windu, air-air Indonesia itu P.N.I. ingin mengalirkannja, sumber sambung sumber, sungai sambung sungai, samudera sambung samudera, sehingga achirnja mendjadilah aliran jang maha-lebar dan maha-tinggi, bergelombang-gelombang menudju ke satu arah. Dengan badan-wadagnja jang sebagai raksasa itu, dengan uratsaraf ampat-shakti sebagai jang tadi kami terangkan, dengan njawa nationalisme jang berkobar-kobaran di dalam kalbu, maka sepandjang idam-idaman P.N.I. machtsvormingnja mendjadilah sebagai Krishna Tiwikrama,—hebat, onoverwinnelijk!



8/18/2014 9:16:52 AM



I ndonesia M enggugat



www.boxnovel.blogspot.com 255



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 255



001/I/14



manusia bergerak, bom-boman atau dynamiet-dynamietan, pengrusakan keamanan-umum, pelanggaran gezag? Adakah S.D.A.P. di dalam kiesrecht-massaactie itu mengalirkan darah, adakah pemimpin-pemimpinnja kena hukuman lantaran melanggar artikel ini atau artikel itu? Tuan-tuan Hakim, rakjat Belanda jang sekarang merasa besar-hatilah atas algemeen kiesrechtnja, merasa besarhatilah di atas kemenangan democratie itu; kitapun ikut mengutjap bahagia di atasnja, kitapun ikut berseru: “bahagia, bahagialah kamu dengan itu algemeen kiesrecht itu, o, bangsa Belanda!”—Tetapi... marilah kita ingat sebentar, bagaimana rakjat Belanda itu tjaranja mendatangkan algemeen kiesrecht itu, bagaimana tjaranja kemenangan demokrasi itu didatangkan! Tak lain tak bukan,—dengan massaactie! dengan massa-actie jang bergelombang-gelombang melimpahi seluruh Nederland, membangkitkan seluruh energinja rakjat, meng-elektriseer sekudjur badannja natie,— massa-actie jang haibat dan kini tertulis dengan letter-emas di dalam buku riwajatnja bangsa Belanda dan mendatangkan aturan pemerentahan jang modern! Massa-actie jang demikian haibatnja itulah diidamidamkan oleh P.N.I., massa-actie jang haibat dan maha-kuasa, jang djuga menggetarkan seluruh tubuhnja rakjat dan djuga meng-elektriseer sekudjur badannja natie,—massa-actie jang bergelombang-gelombangan menudju ke arah maksudnja, tidak dengan bermaksud iseng-iseng langgar-langgaran wet sebagai jang dituduhkan kepada kami dalam proces ini, tidak pula dengan sendjata bom atau bedil atau gas-ratjun atau “rame-ramean” apapun djua, melainkan hanjalah dengan sendjata-semangat jang berrupa nationalisme beserta ampat uratsaraf itu tadi sadja adanja, sebab sendjata-semangat ini, asal sudah tjukup mengasahnja, sudah bisalah membikin kita mendjadi mahashakti dan tak dapat dipertundukkan, jakni



8/18/2014 9:16:52 AM



P anca A zimat R evolusi



bisa membangkitkan desakan “moreel geweld”309 jang maha besar, sehingga maksud kita tentu dapat tertjapai! Kami kembali lagi: badan-wadagnja machtvorming P.N.I. adalah kami tjarikan di dalam rakjat-murba jang bermilliunmilliunan itu, di dalam massa jang berkerumun-kerumunan sebagai semut. Aha! A.I.D. sering menulis atau saksi Albreghs á la Colijn berkata,—dus, gantinja PKI, dus gantinja “Gombinis”! Satu “logica” jang lagi kotjak, Tuan-tuan Hakim! “Logisch”, bukan? P.N.I. didirikan tidak lama sesudah PKI mati. P.N.I. sering menundjukkan sikap anti-imperalisme sebagai PKI, P.N.I. mau menggerakkan massa sebagai P.K.I., dus P.N.I. sama dengan P.K.I., dus merah-putih-kepalabantèng sama dengan merah-martil-arit, dus nationalistIndonesia sama dengan “Gombinis”! Toch,... walau “logica” jang begitu “logisch” itu,—P.N.I. bukan “Gombinis”! P.N.I. memang didirikan di dalam tahun 1927, memang anti-imperalisme, memang suatu partai massa, memang suatu partai jang kromoistisch dan marhaenistisch, memang dichawatirkan oleh dr. Cipto akan lekas dituduh dan ditindas sebagai gantinja P.K.I., tetapi P.N.I. bukan “Gombinis”, P.N.I. bukan “heimelijke opvolgster”310 dari Partai Kommunist Indonesia! P.N.I. adalah suatu partai revolutionair nationalisme sebagai jang kami terangkan tadi,—dan massa-isme, kromoisme, marhaen-isme P.N.I. tidaklah karena faham “Gombinis” melainkan ialah oleh karena susunan pergaulan hidup Indonesia memang menjuruh P.N.I. memeluk kromo-isme dan marhaen-isme itu!



www.boxnovel.blogspot.com 256



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 256



001/I/14



309. kekuatan moril—peny. 310. Di dalam surat-pendakwaan adalah tertulis bahwa P.N.I. adalah “heimelijke opvolgster” dari P.K.I., artinja bahwa P.N.I. adalah “gantinja P.K.I. dengan sembunjisembunjian”.



8/18/2014 9:16:52 AM



I ndonesia M enggugat



notosoetardjo—Bung Karno Di hadapan Pengadilan Kolonial



Marhaen Jakarta, Rapat Umum Partai Nasional Indonesia, 1929.



notosoetardjo—Bung Karno Di hadapan Pengadilan Kolonial



www.boxnovel.blogspot.com 257



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 257



001/I/14



"Keperluan Nasional Rakjat Indonesia mesti ditaroh di muka. Stop, erfpacht bagi kapital asing,"demikianlah seruan yang mengemuka dalam openbare combinatie vergadering [B.O., Pasundan, Sarikat Sumatra, Kaum Betawi, P.N.I., dan Partai Sarikat Islam] di Gedung Rialto, Pasar Senen, Weltevreden, pada 23 September 1928.



8/18/2014 9:16:52 AM



P anca A zimat R evolusi



Marhaenisme.



Menjuruh memeluk kromo-isme? Ja, Tuan-tuan Hakim, menjuruh memeluk kromoisme, sebagaimana susunan pergaulanhidup Eropah menjuruh kaum socialist memeluk proletarisme pula! Sebab susunan pergaulanhidup Indonesia sekarang adalah pergaulanhidup jang sebagian besar sekali adalah terdiri dari kaum taniketjil, kaum buruhketjil, kaum pedagangketjil, kaum pelajarketjil, pendek kata: ... kaumkromo dan kaum marhaen jang apa-apanja semua ketjil! Suatu nationale-bourgeoisie311 jang kuasa sebagai di Hindustan, suatu nationale-bourgeoisie jang tenaganja bisa dipakai di dalam perdjoangan melawan imperialisme itu dengan suatu “selfcontaining”-politiek,312 di sini boleh dikatakan tidaklah ada. Banjak kaum nationalist bangsa Indonesia, jang mengatakan, bahwa pergerakan Indonesia harus meniru pergerakan Hindustan dengan mengadakan pula boycott economie atau swadeshi sebagai di Hindustan itu. Kami mendjawab: kalau bisa memang bagus, tetapi pergerakan Indonesia tidak bisa meniru pergerakan Hindustan, tidak bisa ikut-ikut mengadakan swadeshi, tidak bisa memakai tenaganja suatu nationale-bourgeoisie, oleh karena di Indonesia tidak ada nationale-bourgeoisie jang kuasa itu. Pergerakan Indonesia haruslah suatu pergerakan jang hampir melulu mentjahari tenaganja di dalam kalangan Kang Kromo dan Kang Marhaen sahadja, oleh karena Indonesia hampir melulu mepunjai kaum Kromo dan kaum Marhaen belaka! Di dalam tangannja kaum Kromo dan kaum Marhaen itulah terutama letaknja nasib Indonesia, di dalam



www.boxnovel.blogspot.com 258



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 258



001/I/14



311. Nationale-bourgeoisie = kaum modal bangsa sendiri. 312. Selfcontaining-politiek = politiek membikin sendiri segala kebutuhan rakjat, membikin sendiri kain-kain bakal badju-tjelana, membikin sendiri perkakas, membikin sendiri gula atau minjak—dus tidak membeli barang bikinan kaum imperialisme, melainkan segala kebutuhan itu dibikin perusahaan bangsa sendiri.



8/18/2014 9:16:52 AM



I ndonesia M enggugat



www.boxnovel.blogspot.com 259



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 259



001/I/14



organisatie kaum Kromo dan Kaum Marhaen itulah terutama harus ditjari tenaganja. Siapa dari kaum pergerakan Indonesia mendjauhi atau ia tak mau bersatu dengan saudara-saudara “rakjat rendah” jang sengsara dan berkeluh-kesah itu, siapa jang mendjalankan politiek “salon-salonan” atau “menakmenakan”, siapa jang tidak memperusahakan marhaenisme atau kromoisme,—walaupun ia seribukali sehari berteriak tjintabangsa-tjintarakjat, ia hanjalah mendjalankan politiek jang... tjuma “politiek-politiekan” belaka! Kekromoan dan kemarhaenan!,—itulah kini gambar susunan pergaulanhidup kita. Sebab stelsel imperialisme di Indonesia adalah dari sedjak mulanja, dari zaman Compagnie sampai ke zaman Cultuurstelsel, dari zaman Cultuurstelsel sampai ke zaman modern, merabut dan membasmi tiap-tiap perusahaan besar daripada rakjat kita dengan sulur-sulurnja dan akar-akar-nja, menghalang-halangkan dan membikin tidak bisa lagi hidupnja sesuatu perusahaan nijverheid atau industrie atau onderneming Indonesia apapun djua. Perdagangan, pelajaran, pertukangan,—semua matilah oleh pengaruhnja imperalisme-tua dan imperalisme-modern jang dua-duanja monopolistisch itu! Kini tinggallah perdagangan ketjil belaka, pelajaran ketjil belaka, pertukangan ketjil belaka, pertanian ketjil belaka ketambahan lagi miliunan kaumburuh jang samasekali tiada perusahaan sendiri,—kini pergaulanhidup Indonesia itu hanjalah pergaulanhidup kekromoan dan kemarhaenan sahadja! Tuan-tuan Hakim, sempitnja tempo menghalang-halangi kami menguraikan dan membuktikan keadaan jang penting ini lebih lebar, tetapi satu-dua dalil daripada bangsa Eropah jang terpeladjar, tak bisalah kami tinggalkan, mitsalnja dari Raffles, Prof. Veth, Prof. Kielstra, Prof. Gonggrijp, Prof.



8/18/2014 9:16:52 AM



P anca A zimat R evolusi



V. Gelderen, ataupun Schmalhausen, Rouffaer, d.l.l., jang semuanja adalah membuktikan kebenarannja kata kami itu! Di dalam bukunja Raffles jang termashur tentang TanahDjawa maka kami membatja tentang imperalisme-tua: “Begitu sukarnja mentjeriterakan luasnja per­ dagangan di tanah Djawa pada saat orang Belanda mulai berdiam di lautan-lautan Timur, begitu menjedihkan hatinja mentjeriterakan halnja perdagangan itu dihalang-halangi, dirobah dan diketjil-ketjilkan oleh perbuatan bangsa asing itu, oleh kekuasaannja monopolie jang sudah bobrok, oleh ketamaan dan kesrakahan akan duit jang dibarengi oleh kekuasaan dan oleh kelaliman jang pitjik daripada suatu pemerentah-saudagar”…



“Demikianlah artikel-artikel jang terpenting dari­ pada artikel-artikel tigapuluhsatu, jang mem­ belenggu tiap-tiap pergerakan per­da­gang­­an dan memadamkan samasekali semua api ke­ mauan-usaha, untuk memuaskan nafsu-nafsu pitjik dan angkara-murka, jang orang boleh nama­ kan keharusannja keserakahan harta.”



“Het zou even moeilijk zijn, een uitvoerige beschrij­ving der uitgestrektheid te geven, welke de handel van Java tijdens de vestiging der Nederlanders in de Oostersche zeeèn genoot, als het smartellijk zou zijn te moeten aantoonen, op welke wijs die handel door vreemde tusschenkomst belemmerd geheel veranderd en beperkt werd, door het gezag van een wankelend monopolie, door eigenbaat en geldzucht met macht gepaard, en door de kortzichtige dwingelandij van een koopmansbestuur”…



www.boxnovel.blogspot.com 260



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 260



001/I/14



“Zoodanig zijn de voornaamste der een-en-dertig artikelen van beperking, die elke beweging van



8/18/2014 9:16:52 AM



I ndonesia M enggugat



den handel omkluisterde en de laatste vonk van ondernemingsgeest uitbluschte, ten behoove van bekrompene inzichten van eigenbaat, welke men de dweepzucht der geldgierigheid zou kunnen noemen!313



Tuan-tuan Hakim, Raffles adalah terkenal sebagai pem­ bentji bangsa Belanda, terkenal sebagai Hollanderhater! Mari­ lah oleh karenanja, kita menjelidiki pendapatannja pu­ djangga-pudjangga Belanda sendiri, dan kita akan mendengar­kan pendapatannja jang tidak berbeda. Tidakkah Prof. Veth tentang imperalisme-tua itu mengatakan, bahwa bangsa kita: “masih di dalam abad keanembelas, sebagai djuga di zaman Madjapahit, adalah terutama terkenal sebagai kaum-saudagar jang besar-usaha, kaum-pelajar jang gagah, kaum perantau jang berani, dan bahwa mereka umumnja… adalah tentunja menderitakan perobahan jang besar sekali, mendjadi kaum tani jang diam dan damai sebagai sekarang ini”. “der 16e eeuw nog, evenals die van Madjapahit, zich vooral als ondernemende handelaars stoute zeevaarders, onverschrokken kolonisten onderscheidden, en dat zij als geheel genomen … een groote veradering hebben moeten ondergaan om in de vreedzame landbouwers van onzen tijd te worden herschapen”



dan bahwa:



“toch njatalah dengan senjata-njatanja, bahwa semangat harimaunja sudah mendjadi djinak sampai kutu-kutunja, beserta obat-tidurnja www.boxnovel.blogspot.com 261



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 261



001/I/14



313. Geschiedenis v. Java. Vertaling v. de Sturler 1836, pag. 116 en 140.



8/18/2014 9:16:52 AM



P anca A zimat R evolusi



ketaklukan jang lama sekali pada bangsa-bangsa asing jang maha-kuasa itu sudahlah bekerdja”!



“toch duidelijk, dat de tijger in hen getemd is en de slaapdrank eener lange onderwerping aan overmachtige vreemdelingen zijne werking niet heeft gemist”!314



Tidakkah Prof. Kielstra menulis:



“Politiek perdagangannja bangsa Belanda adalah menjebabkan jang banjak sumber-sumber penghidupan mendjadilah tertutup atau kering samasekali; tetapi ferduli apa! Tidakkah orang mengadjarkan, bahwa orang tak boleh menjimpang dari pepatah, bahwa rakjat jang melarat itu adalah jang paling gampang diperentahkan!”



“De handelspolitiek der Nederlanders had er toe geleid, dat vele bronnen van bestaan waren verstopt of geheel uitgedroogd; maar wat deerde dat! Werd niet… geleeraard, dat men nooit moest afgaan van de stelregel, dat een arm volk het gemakkelijkst te reegeeren is!”!315



Dan haraplah perhatikan perkataan Prof. Gonggrijp jang ber­ bunji: “Usaha mengekalkan monopolie itu sudahlah membinasakan samasekali kesedjahteraannja Moluku, dan menindas semua semangat-per­ dagangan dan kemauan usaha jang misih ada pada pen­duduk tanah Djawa”. “De geweldige handhaving van dat monopolie heeft de welvaart van de Molukken vernietigd,



www.boxnovel.blogspot.com 262



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 262



001/I/14



314. Java I pag. 299. 315. t.a.p [De vestiging—peny.] pag. 19.



8/18/2014 9:16:52 AM



I ndonesia M enggugat



en neergedrukt het weinige dat (nog) onder de inheemsche bevolking van Java aan handelsgeest en ondernemingslust leefde”,316



—haraplah memperhatikan pula oordelnja Prof. v. Gelderen jang menulis di dalam iapunja voorlezingen: “Dengan adanja pustaka jang luas kini tak bisalah disangkal lagi, bahwa pada zaman itu sudah adalah permulaan daripada perdagangan jang giat, daripada perhubungan dagang dengan tanah seberang… oleh adanja stelsel contingenten dan leverantien,317 kemudian oleh adanja stelsel cul­ tu­ur-paksaan, maka kaum producent Bumi­putera di­desaklah daripada pasardunia dan di­halanghalingilah suburnja suatu kelas-madjikan dan kelas-saudagar bangsa sendiri!” “Een uitvoerige litteratuur maakt het onbetwij­ felbaar, dat een begin van stelselmatigen actieven handel, van overzeesch ruilverkeer met de toen­ malige middelen… reeds aanwezig was… Door het stelsel van contingenten en leveringen, later dat der dwangcultures, werd de Inlandsche pro­ ducent weggedrongen van de wereldmarkt en de verdere ontwikkeling van een eigen klasse van ondernemers, handelaren, belem­merd!”318 Orang bisa membantah: “O, itu keadaan tempoh dulu, keadaan sekarang sudah lain!” O, memang,—itu keadaan tempoh dulu, itu djahatnja imperalisme-tua! Tetapi keadaan sekarang, di bawah imperalisme modern, tidak lain! Keadaan sekarang misih tetap menghalang-halangi timbulnja suatu kaum-



www.boxnovel.blogspot.com 263



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 263



001/I/14



316. t.a.p. [Schets ener Economische Geschiedenis—peny.] pag. 76. 317. Lihatlah buat maknanja kata-kata ini, salah satu noot di muka. 318. Voorlezingen p. 122.



8/18/2014 9:16:53 AM



P anca A zimat R evolusi



perusahaan-besar di Indonesia, tetap “mengromokan”, tetap, “me­marhaenkan” di dalam tendenznja,—walau, dengan me­­ min­djam lagi perkataan Stokvis, “melalui djalan-djalan jang lebih sunji”, “langs stillere wegen”. Keadaan sekarang tetap menundjukkan suatu pergaulan-hidup taniketjil, pedagang­ ketjil, pelajarketjil, segalanja ketjil, beserta milliun-milliunan kaum jang tak mempunjai suatu milik atau perusahaan sendiri jang bagaimana ketjilnjapun djua,—kaum proletar, jang (terbawa oleh tendenznja modern-imperalisme jang sepandjang Prof. v. Gelderen membikin kita mendjadi “rakjat kaumburuh”, dan “si buruh antara natie-natie itu”), makin lama makin bertambah. Dalil-dalil? Haraplah memperhatikan perkataan exAssistent Resident Schmalhausen, jang atas rapportnja Du Bus jang berbunji: “Hal jang sama, dan malahan lebih-lebih keras lagi, adalah terdjadi pada perusahaan ternun. Di dalam zaman dulu, tanah Djawa adalah mengambil kain-kain jang lebih halus dari pesisir, tetapi kainkain untuk keperluan sehari-hari dia bisalah membikin sendiri untuk kebutuhan tanah Djawa dan malahan djuga untuk sebagian besar daripada kepulauan Hindia. Kapalkapalanlah kain-kain itu meninggalkan tanah Djawa, menjebarkan kian-kemari ke semua nusanusa sekelilingnja. Sekarang kita masukkanlah kitapunja kain-kain Belanda di tanah Djawa dan di nusantara Hindia itu… Di bawah pengaruhnja pertentangan ini, maka perusahaan Bumiputera mendjadi mundurlah adanja, dan paberik-paberik kita di negeri Belanda adalah harapan besar kita menggantinja samasekali”.



www.boxnovel.blogspot.com 264



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 264



001/I/14



“Hetzelfde, en in nog veel hoogere mate, is waar ten aanzien der lijnwaden. Java in vroeger tijd



8/18/2014 9:16:53 AM



I ndonesia M enggugat



ontbood de fijnere soorten van de kust, maar van die voor dagelijksch gebruik voorzag het zichzelf en den Archipel grootendeels mede. Bij ladingen gingen zij van Java uit en verspreidden zij zich over de omliggende eilanden. Thans voeren wij op Java en in den Archipel ónze Nederlandsche lijnwaden in…. Onder dit conflict gaat de eigen fabricatie te niet en vleien zich onze Vaderlandsche fabrieken die wel spoedig geheel te zullen vervangen”.



menulis commentaar buat zaman-sekarang jang me­nga­ta­ kan: “Sedang Du Bus di antara sebab-sebabnja keadaan djelek ini, selainnja mundurnja perdagangan beras, menjebutkan pula hilangnja begitu banjak perusahaan-perusahaan uitvoer, maka kita di dalam zaman sekarang ini djugalah boleh me­ ngatakan lagi, bahwa banjak sekalilah per­ usahaan-perusahaan Bumiputera jang mundur atau mati!”



“Terwijl Du Bus onder de oorzaken van den ongunstigen toestand, naast den verhinder den uitvoer van rijst, het ver dwijnen van zooveel andere artikelen van uitvoer noemt, kan men in onzen tijd ook weer opmerken, dat vele inlandsche industrieën zijn te niet gegaan of kwijnen!”319 Dan adakah beda tulisannja G.P. Rouffaer jang berbunji:



“Dengan keadaan jang demikian itu, maka tidakbolehtidak, perusahaan-kain pastilah mati makin lama makin mendjadi tertindas oleh banjak­ nja kain-kain dari asing jang masuk ke dalam negeri”? www.boxnovel.blogspot.com 265



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 265



001/I/14



319. t.a.p. [Over Java—peny.] pag. 139.



8/18/2014 9:16:53 AM



P anca A zimat R evolusi



“Zoo moest het gebeuren, dat de eigen textiel­ nijverheid… steeds neergedrukt werd door den aanzienlijken import uit den vreemde”?320



Tidak, tidak beda. Dan tidak bedalah pula nasibnja perusahaanperusahaan Indonesia jang lain-lain. Di manakah sekarang kitapunja pelajaran! Di manakah kitapunja perusahaan besi dan kuningan, kitapunja kaum pedagang? Sesungguhnja, benarlah tulisan Prof. v. Gelderen jang berbunji: “… suburnja perusahaan-perusahaan asing ini sudahlah mendesakkan pertukangan-per­tukang­ an di rumah. Perdagangan export Bumiputera adalah mendjadi mati samasekali, dan perusahaan jang hanja membikin barang untuk daerah sendiri sahadja mendjadi hilang tersapu oleh gelombangnja barang-barang import murah bikin­ annja masaaproductie”.



“… deze ontwikkeling (dari modern industrieën. Tuan-tuan Hakim) heeft teruggedrongen de elementen van de hooger ontwikkelde huis­ industrieën. De Inlandsche exporthandel is vernie­tigd en de locale industrie verdween voor de vloed­golf van de goedkoope importartikelen der massa­productie.”321 “… Begitulah maka, djuga di dalam zamannja cul­ tuur-merdeka, jang mengikut zamannja cultuur­ stelsel itu, si bapa tani Djawa, (dan oleh karenanja, sebenarnja djuga segenap penduduk Bumiputera), tetaplah terpisahkan dari pasar-dunia zaman sekarang.” “… Zoo handhaafde zich, ook in het tijdperk der vrije cultures, dat op het cultuurstelsel is gevolgd,



www.boxnovel.blogspot.com 266



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 266



001/I/14



320. Voornaamstee industrieen”, pag. 2. 321. In Dr. Schrieke’s “Western influence etc.” pag. 99.



8/18/2014 9:16:53 AM



I ndonesia M enggugat



de historisch voltrokken scheiding tusschen den Javaanschen tani, en hiermede feitelijk de Inlandsche bevolking, en de wereldmarkt onzer dagen.”322



Tuan-tuan Hakim, dengan pergaulanhidup jang demikian ini, dengan pergaulanhidup jang tiada kelas-perusahaan-besar ini, dengan pergaulanhidup jang hampir penuh dengan kaum Kromo dan kaum Marhaen sahadja ini, kita dari Partai Nasional Indonesia, jang selamanja berdiri di atas realiteit itu, kita harus mendjalankan politik jang Kromo-istisch dan Marhaen-istisch pula. Tidak bisalah kita mentjoba mengalahkan imperialisme itu dengan mendesak ia ke luar dengan kekuatannja persainganeconomie, tidak bisalah kita mentjoba melemahkan dajanja dengan daja nationaal-economische “selfcontaining” sebagai di Hindustan itu. Kita hanjalah bisa mengalahkannja dengan aksinja kang Kromo dan kang Marhaen, dengan nationalistische massa-actie jang sebesar-besarnja. Kita mentjoba menjusunnjusunkan energienja massa jang bermilliun-milliunan itu, mentjoba membelokkan energienja segenap kaum intellectueel Indonesia ke arah susunan massa itu; kita mentjoba,—dan kita jakin akan bisa,—kita mentjoba mengasih keinsafan pada kaum intellectueel Indonesia itu, bahwa di dalam kalangan massa inilah mereka harus terdjun dan berdjoang, di dalam kalangan massa inilah mereka harus mentjahari kekuasaannja natie,—djangan sebagai dulu hanja mendjalankan politiek “salon-salonan” sadja, menggerutu sendiri-sendirian atau marah-marahan di dalam kalangan sendiri sadja. Tidak! “Di dalam massa, dengan massa, untuk massa!”— itulah harus mendjadi sembojan kita dan sembojan tiap-tiap orang Indonesia jang mau berdjoang untuk keselamatan tanah-air dan bangsa!



www.boxnovel.blogspot.com 267



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 267



001/I/14



322. Voorlezingen p. 123.



8/18/2014 9:16:53 AM



P anca A zimat R evolusi



Actienja machts­ vorming. Cursus dan “actie”.



Tuan-tuan Hakim, kami sekarang sudah menerangkan wudjudnja machtsvorming P.N.I. itu: njawanja nasionalisme, uratsarafnja empat matjam, badannja massa dan murba! Marilah sekarang kami menerangkan dengan singkat bagaimana geraknja machtsvorming itu, bagaimana machtsvorming itu mendjalankan aksinja. Geraknja machtsvorming P.N.I. adalah ditetapkan oleh karakternja, adalah ditentukan oleh sifatnja pergerakan kita. Karakternja pergerakan kita adalah “nationale bevrijdingsbeweging èn hervormingsbeweging tegelijk”, jakni pergerakan jang berusaha untuk kemerdekaan Indonesia dan untuk perbaikan-perbaikan jang kiranja bisa tertjapaikan sekarang djuga. “Dalam pada itu”,—begitulah Ir. Albarda di dalam Tweede Kamer berkata:323 “dalam pada itu, maka pergerakan Bumiputera, sebagai djuga sociaaldemocratie, mempunjailah sifat jang tjabang-dua. Dalam pada ia mengedjar tjita-tjitanja jang kemudian-hari, maka ia sudah mentjobalah mendatangkan perbaikan-perbaikan pada hari-sekarang di dalam nasibnja rakjat jang ia mau laksanakan tjita-tjitanya itu. Sebagai sociaaldemocratie, maka ia mengharap-harap daripada perdjoangan merebut perbaikan-perbaikan harisekarang itu, selainnja perbaikan-perbaikan itu sendiri, djuga pendidikan akal-fikirannja dan pengolahan tenaganja rakjat jang ia pimpin, sehingga rakjat itu bisa lebih lekas dan lebih mentjapai tjita-tjitanja.”



“intusschen heeft de inlandsche beweging, evenals de sociaal-democratie een tweeledig karakter. Terwijl zij street naar de verwezenlijking



www.boxnovel.blogspot.com 268



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 268



001/I/14



323. Pidato Ir. Albarda di Madjelis Rendah Belanda 19 Desember 1919.



8/18/2014 9:16:53 AM



I ndonesia M enggugat



van haar ideal in de toekomst, tracht zij in het heden verbeteringen te verkrijgen in het lot van de massa’s, wier ideal zij dient. Evenals de sociaal-democratie verwacht zij van den strijd voor onmiddellijke lotsverbetering, behalve die lotsverbetering zelf, ook een zoodanige en schooling van de massa die zij leidt, dat deze tot de verwezenlijking van het ideal eerder en beter in staat geraakt”.



www.boxnovel.blogspot.com 269



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 269



001/I/14



Artinja, pergerakan kami adalah pergerakan, jang dalam pada usahanja mengedjar kemerdekaan, sudah pula berusaha mendatangkan perbaikan-perbaikan jang kiranja bisa tertjapai di dalam hari sekarang. Ia adalah suatu pergerakan jang bukan sadja menulis di dalam statutennja perkataan-perkataan “kemerdekaan Indonesia”,—ia adalah pula menuliskan di dalam statuten itu, “bekerdja untuk Indonesia merdeka”, dan mempunjailah pula daftar-usaha jang berisi matjam-matjam fatsal “perbaikan-hari-sekarang” itu tadi. Dan sebagai Ir. Albarda tadi mengatakan, maka per­ djoang­ an dan actie untuk fatsal-fatsalnja daftar-usaha itu adalah pula sebagai suatu tempat mengolah tenaga dan mengasah hati, suatu scholing, suatu training, bagi tjitatjita jang lebih tinggi dan lebih sukar lagi, jakni kemerdekaan tanah-air dan bangsa. Actie untuk mendirikan sekolah-sekolah sendiri, actie untuk mendirikan rumah-rumah sakit sendiri, actie untuk membrantas riba dan analphabetisme, actie untuk membangunkan coöperatie-coöperatie, actie menuntut hapusnja artikel 153-bis-ter atau haatzaaiartikelen atau hak pendigulan, actie menuntut pelebaran hak-berserikat-danberkumpul dalam umumnja beserta kemerdekaan suratchabar,—itu “actie sehari-hari” semuanja adalah mempunjai



8/18/2014 9:16:53 AM



P anca A zimat R evolusi



“faedah-mendidik”, jakni mempunjai “paedagogische waarde” jang tinggi sekali bagi rakjat, dan bagus sekali pula untuk mengasih rakjat keinsafan dan kepertjajaan akan tenaganja, akan kekuatannja, akan macht-nja jang sebenarnja. Dan bersamping-sampingan dengan actie sehari-hari ini, bersamping-sampingan dengan apa jang kita sebutkan “daadwerkelijke acties” ini, maka kita menghasilkanlah pada rakjat itu matjam-matjam theorie beserta pengadjarannja pergerakan-pergerakan di negeri-negeri lain,—jakni kita mengasih kepada rakjat itu cursus-cursus dan surat-suratbatjaan, agar supaja rakjat itu mengetahui segala selukbeluk perdjoangannja, mengetahui apa sebabnja ia harus berdjoang, buat apa ia harus berdjoang, dengan apa ia harus berdjoang, artinja: agar supaja rakjat tidak mengindjaki djalan-djalan jang salah dan tidak pula sebagai kambing mengikuti sadja kepada tuntunan dengan tidak ikut memikir. Cursus-cursus, brochures-brochures dan suratsurat-orgaan,—itulah hal-hal jang tak dapat dipisahkan daripada suatu massa-actie jang insaf atau bewust, sesuatu massa-actie jang mempunjai doorzicht.324 Massa-actie zonder theorie kepada jang mendjalankannja, massa-actie zonder cursus-cursus, brochures dan suratsurat-chabar, adalah massa-actie jang tak hidup dan tak bernjawa,—massa-actie jang oleh karenanja, tak mempunjai kemauan, tak mempunjai wil. Padahal, hanja ini wil-lah jang bisa mendjadi motor-tenaganja massa-actie itu jang sebenarbenarnja! Karl Kautsky, itu theoreticusnja massa-actie kaumburuh Eropah jang termashur, adalah di dalam bukunja “Dew Weg zur Macht” mengadjarkan kepada kita: “Kemauan berdjoang adalah ditentukan: perta­ma oleh upahnja perdjoangan jang memanggil-mang­



www.boxnovel.blogspot.com 270



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 270



001/I/14



324. kearifan—peny.



8/18/2014 9:16:53 AM



I ndonesia M enggugat



www.boxnovel.blogspot.com 271



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 271



001/I/14



gil kaum perdjoangan itu, kedua oleh rasa kekuat­ an, ketiga oleh kekuatan jang sebenarnja ada. Ma­ kin berharga upah itu, maka makin keraslah djuga kemauan, makin besarlah keberanian tekad, makin giatlah orang mengerdjakan tenaganja untuk mem­per­oleh upah itu. Tetapi ini hanjalah begitu, bilamana orang mempunjai kejakinan, bahwa ia adalah kekuatan dan kepandaian jang perlu untuk mentjapai upah itu. Djikalau orang tidak mempunjai kepertjajaan pada diri sendiri, maka maksud perdjoangan itu, walaupun bagaimana djuga menariknja hati, tidaklah membangkitkan suatu kemauan, tetapi hanjalah suatu keinginan, suatu nafsu jang bisa djuga keras, tetapi tidak melahirkan suatu perbuatan, dan oleh karenanja, tiada faedah. Rasa kekuatan adalah sama djahat dengan tiada faedahnja, djikalau rasa-kekuatan itu tidak terpikullah oleh pengetahuan jang benar tentang kekuatan sendiri dan kekuatan musuh, tetapi hanja terpikul oleh pengalamunan jang kosong belaka. Kekuatan zonder rasa-kekuatan, kracht zonder krachtsgevoel, adalah mati, tidak menudjukkanlah kemauan. Rasa-kekuatan zonder kekuatan, kadang-kadang bisalah djuga melahirkan perbuatan-perbuatan jang mengedjutkan musuh dan mengetjilkan hatinja, menundukkan atau melemahkan kemauannja. Tetapi hatsil-hatsil jang kekal dan langgeng-tidaklah bisa ditjapai kalau tidak ada kekuatan jang sebenarnja. Perdjoanganperdjoangan jang mendatangkannja kemenangan tidak karena kekuatan jang sebenarnja ada, tetapi hanja dengan mengabui mata si musuh sadja tentang keadaannja kekuatan sendiri itu, suatu ketika pastilah mendjadi runtuh lagi, dan pastilah meninggalkan suatu rasa keputusan-asa jang makin keras bilamana buah-buah jang pertama tadi itu lebih berseri-serian.



8/18/2014 9:16:53 AM



P anca A zimat R evolusi



… Kitapunja kerdja jang pertama dan jang terpen­ ting adalah membesar-besarkan kekuatannya ka­um proletar itu. Kekuatan ini tentu sadja tidak bisalah kita besar-besarkan semau-mau kita. Kekuatan kaum proletar itu bagi sesuatu tingkat daripada pergaulanhidup kemodalan sudahlah di­pastikan oleh perbandingan-perbandingan eco­ nomi­nja, dan tidak bisalah dibesar-besarkan se­ mau-maunja. Tetapi orang bisa membesarkan hatsil-geraknja kekuatan-kekuatan jang ada, de­ ngan mendjaga djangan sampai ada tenaga jang ter­buang. Process-proces di dalam alam jang tidak bewust325 adalah dibarengi oleh terbuangnja kekuatan-kekuatan jang tiada hingga, bilamana kita pandangnja daripada pendjurunja kitapunja maksud-maksud. Alam malahan tidak mempunjai sesuatu maksud. Kemauan manusia jang beswust adalah mengasih kepadanja maksud-maksud, tetapi menundjukkanlah pula kepadanja djalandjalan jang harus diindjaki untuk mentjapai maksud-maksud itu zonder banjak kekuatan jang terbuang, jakni dengan kekuatan jang sesedikitdikitnja.



Begitu djugalah halnja dengan perdjoangan kaum proletar. Betul perdjoangan ini sedari mulanja memang tidaklah zonder bewustnja jang mendjalankan, tetapi merekapunja kemauan jang bewust itu hanjalah mengenai merekapunja kebutuhan persoonlijk jang dekat-dekat sadja. Perobahan-perobahan-pergaulan hidup jang timbul daripada perdjoangan ini, mula-mula tidaklah diketahui oleh kaum jag berdjoang itu. Oleh karena itu, maka perdjoangan-kelas itu (se­ bagai kedjadian-pergaulan-hidup) adalah lama sekali suatu kedjadian jang tidak bewust, dan oleh



www.boxnovel.blogspot.com 272



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 272



001/I/14



325. bewust = insaf.



8/18/2014 9:16:53 AM



I ndonesia M enggugat



karenanja pula, banjaklah kekuatan-kekuatan jang terbuang sebagaimana memang banjak kekuatankekuatan jang terbuang pula di dalam tiap-tiap kedjadian jang tidak bewust. Hanja pengetahuan tentang proces pergaulanhidup, tentang araharahnja dan tentang tudjuan-tudjuannja, bisalah memberhentikan terbuangnja kekuatan-kekuatan ini, memusatkan kekuatan-kekuatannja kaum pro­letar, mempersatukan kekuatan-kekuatan itu di dalam organisatie-organisatie besar, jang ter­ gabung satu sama lain oleh maksud-maksud tinggi dan jang membelakangkan tiap-tiap aktie ketjilketjil terhadap kepada kepentingan-kepentingankelas jang tetap, kepentingan-kelas jang mana ada­ lah diperhambakan lagi kepada kemadjuan pergaulanhidup-umum adanja. Dengan lain-lain perkataan: theorie adalah factor jang sangat sekali mengeraskan kesuburan kekuatannja kaum proletar, theorie itu adalah djuga mengadjarkan kepada kaum proletar bagai­ mana mengusahakan kekuatan-kekuatan, jang ditentukan oleh tingkatnja kemadjuan econo­mie, dengan tjara jang paling manfaat, beserta bagai­ mana mendjaga djangan sampai ada ke­ kuat­ an jang terbuang. Tetapi theorie itu bukan sadja membesarkan hatsil geraknja kekuatan kaum proletar,—ia adalah djuga membesarkan ke­ insjafan akan kekuatan itu, jakni membesarkan krachts­bewustszijn. Dan ini tidaklah kurang perlunja.”



www.boxnovel.blogspot.com 273



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 273



001/I/14



“De wil als strijdlust wordt bepaald: 1e. door den prijs van den strijd, die de strijdenden wenk, 2e. door het krachtsgevoel, 3e. door de werkelijke kracht. Hoe hooger de prijs, des te sterker is de wil, dus te meer waagt men, des te energieker biedt



8/18/2014 9:16:53 AM



P anca A zimat R evolusi



men al zijn krachten aan, om dien prijs te erlangen. Maar dit geldt alleen dan, wanneer men er van overtuigd is, over de krachten en kundigheden te beschikken, die voor de bereiking van den prijs noodig zijn. Heeft men niet het noodige vertrouwen in zichzelf, dan moge het strijddoel nog zoo aanlokkelijk zijn,—het ontketent geen willen, doch slechts een wenschen, een vurig verlabgen, dat zeer brandend kan wezen, doch geen daad doet geboren worden en practisch volkomen nutteloos is.—Het krachtsgevoel is even kwaad als nutteloos, wanneer het niet op werkelijke kennis der eigen krachten en die van den tegenstander berust, doch slechts op bloote illusies. Kracht zonder krachtsgevoel blijft dood, toont geen willen. Krachtsgevoel zonder kracht kan onder zekere omstandigheden tot daden voeren, die den tegenstander verrassen en schuchteren, zijn wil buigen of verlammen. Maat blijvende resultaten zijn zonder werkelijke kracht niet te bereiken. Ondernemingen die niet door werkelijke kracht, doch slechts door misleiding van den tegenstander t.a.v. de eigen kracht tot overwinning hebben geleid, moeten vroeger of later altijd te gronde gaan, en een te grootere ontmoediging achterlaten naarmate de eerste resultaten glansrijker zijn geweest.



www.boxnovel.blogspot.com 274



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 274



001/I/14



... Onze eerste en gewichtigste opgaaf is de vermeerdering van de kracht van het pro­ letariaat. Deze kunnen wij natuurlijk niet naar believen vergrooten. De krachten Van het proletariaat zijn voor een zekere toestand van de kapitalistische maatschappij door haar economische verhoudingen bepaald, en laten zich niet willekeurig vermeerderen. Maar men kan de werking der voorhanden krachten vergrooten door



8/18/2014 9:16:53 AM



I ndonesia M enggugat



hare verspilling tegen te gaan. De niet-bewuste processen in de natuur beteekenen een oneindige verspilling van krachten, wanner wij ze vanuit het standpunt onzer doelstellingen beschouwen. De natuur heeft zelf geen doelstelling, die ze dient. Het bewuste willen van den mensch geeft hem doelstellingen, wijst hem echter ook de wegen aan, die doelstellingen zonder krachtsverspilling, met de geringste krachtsinspanning, te bereiken.



Dit geldt ook voor den strijd van het proletariaat. Wel heeft hij al van meetaf niet zonder het bewustzijn der deelnemers plaats, maar hun bewuste willen omvat daarbij slechts hun dichtbijzijnde persoonlijke behoeften. De maatschappelijke veranderingen, die uit dien strijd voortspuiten, blijven voor de strijders eerst verborgen. Als maatschappelijke gebeurtenis is dientengevolge de klassenstrijd langen tijd een onbewuste gebeurtenis en als zoodanig behept met al de krachtsverspilling, die in alle onbewuste gebeurtenissen te vinden is. Slechts de kennis van het maatschappelijke proces, van zijn tendenzen en van zijn doelen vermag aan deze krachtsverspilling een einde te maken, de krachten van het proletariaat te concentreeren, ze in groote organisaties samen te vatten, die door groote doeleinden vereenigd worden en planmatig alle persoonlijke en oogenbliksacties ondergeschikt maken aan de blijvende klassebelangen, welke op hun beurt weder ten dienste der gezamenlijke maatschappelijke ontwikkeling worden gesteld.



www.boxnovel.blogspot.com 275



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 275



001/I/14



Met andere woorden: de theorie is de factor die de mogenlijke krachtsontwikkeling van het proletariaat ten zeerste verhoogt, terwijl ze het ook leert op de meest doelmatige wijze gebruik te



8/18/2014 9:16:53 AM



P anca A zimat R evolusi



maken van de door de economische ontwikkeling gegeven krachten en hun verspilling tegengaat.



De theorie verhoogt echter niet alleen de werk­ zame kracht van het proletariaat, maar ook zijn krachtsbewustzijn. En dat is niet minder nood­ zakelijk.”326



Tuan-tuan Hakim, dengan dalil ini maka tergambarlah dengan seterang-terangnja bagaimana besar faedahnja pemimpin mengasih theorie kepada kaum jang ia tuntun. P.N.I. mengasih theorie itu. Ia mengadakan cursus-cursus dan surat-surat-orgaan. Ia mengasih theorie atas silukbiluknja imperalisme, theorie atas soal-soalnja pergerakan sendiri, theorie atas pengadjaran-pengadjarannja atau leeringen­nja pergerakan-pergerakan di negeri lain. Tetapi,— bukan hanja theorie sadjalah jang menambah kekuatannja rakjat; bukan hanja cursus-cursus dan brochures dan suratsurat-orgaan sadjalah jang membesarkan kemauannja rakjat. Rakjat haruslah dituntun dan diolah pula kemauan dan tenaganja di atas lapangnja perbuatan,—di“train” kemauan dan tenaganja di atas lapangnja “daadwerkelijke acties”, jakni di“train” bekerdja untuk mendatangkan perbaikanperbaikan hari-sekarang sebagai jang kami sebutkan tadi itu. Di sinilah rakjat itu bisa diobah kemauan dan tenaganja, diukur-ukur dan ditaker-taker kekuatannja, dipelihara dan dibesar-besarkan kekuasaannja, digemblèng kekerasan-hati dan energienja! Karl Kautsky, tentang daadwerkelijke acties itu mengadjarkan: “Jang belum dipunjai oleh kaum proletar”,—buku “Der Weg zur Macht” adalah tertulis hampir 30 tahun jang lalu, Tuan-tuan Hakim jang terhormat,— www.boxnovel.blogspot.com 276



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 276



001/I/14



326. p. 49 e.v.



8/18/2014 9:16:53 AM



I ndonesia M enggugat



“Jang belum dipunjai oleh kaum proletar itu ialah keinsafan akan kekuasaannja.... Sociaaldemocratie adalah bekerdja sekeras-kerasnja mengasihkan kepada kaum proletar keinsafan itu. Djuga di dalam hal ini dengan penjuluhan theorie, tetapi tidak dengan penjuluhan theorie itu sadja. Lebih menggugahkan keinsafan-kekuatan daripada semua theorie, adalah perbuatan, daad. Dengan kemenangan-kemenangan per­ djoangannja melawan si musuh itulah, maka sociaal-democratie menundjukkan kepada kaum proletar itu kekuatannja dengan senjata-njata­ nja, dan oleh karenanja pula, membesarkan rasa-kekuatannja itu dengan sebesar-besarnja. Tetapi sebaliknja djuga, maka kemenangankemenangan ini hanjalah bisa terdjadi karena suatu theorie, jang mengasih susuluh kepada bagian-bagian kaumproletar jang bewust dan tersusun, bagaimana tjaranja mengambil hatsil jang sebanjak-banjaknja daripada kekuatankekuatannja jang ada pada setiap waktu.



Gerak-bangkitnja serikat-serikat sekerdja di luar negeri Ingeris adalah sedari mulanja dilahirkan dan diwahjuni oleh penegetahuan dan ilmu sociaal-democratie.



www.boxnovel.blogspot.com 277



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 277



001/I/14



Berdamping-dampingan dengan kemenanganke­ me­ nangan tadi itu, maka perdjoangan-per­ djoang­ an di dalam dan untuk dewan-rakjatlah jang menghaibatkan sekali kepada kekuatannja dan rasa kekuatannja kaum proletar itu,—bukan sadja oleh buah-buahnja kemenangan jang di­ perolehkan oleh beberapa golongan kaum pro­ letar itu, tetapi teristimewa djuga ialah oleh karena rakjat-rakjat jang melarat dan jang tadinya dibikin-bikin takut dan putus-asa itu, di sini melihatlah berbangkitnja suatu kekuatan jang



8/18/2014 9:16:53 AM



P anca A zimat R evolusi



dengan gagah-berani berdjoang melawan kaumkaum jang kuasa dan bisa merebut kemenangan lagi dan kemenangan lagi, sedangkan kekuatan itu toch tidak lain daripada organisatienja kaummelarat itu sendiri. Inilah arti-besar daripada pesta-pesta di bulan Mei,327 daripada perdjoangan-perdjoangan di musimnja pemilihan anggauta dewan-rakjat, daripada per­ djoangan-perdjoangan merebut kiesrecht. Tidak selamanjalah perdjoanganperdjoangan ini mem­ bawa kemenangan-wadag kepada kaum pro­letar, malahan sering sekalilah besarnja ke­me­nang­an-kemenangan wadah ini tidak setimbang dengan besarnja korbanankorbanan jang djatuh di dalam perdjoangan itu,—en toch, di mana per­djoangan-perdjoangan itu menang, maka ke­ kuatan-kekuatannja kaum proletar lantas men­ djadilah haibat bertambah besarnja, oleh karena perdjoangan-perdjoangan jang demikian itu adalah mengorbankan rasakekuatannja di da­lam perdjoangan kelas.



Tetapi tidak adalah barang jang lebih ditakuti oleh musuh-musuh kita daripada bertambah-tam­bah­ nja rasa-kekuatan ini! Mereka tahu, bahwa rak­ sasa ini tidak berbahajalah bagi mereka, se­lama ia-tidak insaf akan kekuatannja. Mereka oleh karenanja tidak berhenti-hentilah mentjari akal memadam-madamkan rasa-kekuatan itu; con­ cessie-concessie-wadag malahan tidaklah be­gitu dibentji oleh musuh-musuh kita sebagai ke­me­ nang­an-kemenangan -bathin daripada kaum pro­ letar jang membesarkan rasa kekuatannja itu.” “Wat het proletariaat nog mist is het bewustzijn van zijn macht.... Wat de sociaal-democratie vermag www.boxnovel.blogspot.com 278



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 278



001/I/14



327 Pesta-pesta bulan Mei ialah perayaan hari buruh yang jatuh pada 1 Mei, seperti pernah juga dulu diperingati di Indonesia—peny.



8/18/2014 9:16:53 AM



I ndonesia M enggugat



te doen, doet ze, het proletariaat dat bewust­ zijn bij te brengen. Ook hier weer door theore­ tische voorlichting, maar niet door de ze allèèn. Werkzamer voor de vorming van het krachts­ bewustzijn dan alle theorie is steeds de daad. Zijn successen in den strijd tegen den tegen-stander zijn het, waarmee de sociaal-democratie aan het proletariaat zijn kracht op de meest duidelijke wijze demon-streert en daardoor zijn krachtsgevoel op zijn krachtigst verhoogt. Successen, die ze echter ook weder hebben te danken aan de omstandig­ heid, dat ze wordt geleid door een theorie, welke aan de bewuste, georganiseerde deelen van het proletariaat mogelijk maakt, om op elk oogenblik het maximum van zijn voorhanden krachten aan te wenden.



De werkzaamheid der vakbonden buiten de angelsaksische wereld is van begin af door sociaal-democratische kenis in het leven geroepen en bevrucht. Naast haar successen zijn het de succesvolle worstelingen om en in de parlementen, die het krachtsgevoel en de kracht van het pro­ letariaat machtig hebben opgeheven, niet alleen door de materieele voordeelen, die daarbij aan enkele proletarierslagen ten deel vielen, maar voor alles ook daardoor, dat de bezitlooze, totnogtoe angstig gemaakte en hopelooze volks­massa’s hier een kracht zien optreden, die dapper tegen alle heerschende maachten den strijd opnam, over­ winning op overwinning bevocht en daarbij toch niets anders was dan een organisatie van die bezitloozen zelf.



www.boxnovel.blogspot.com 279



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 279



001/I/14



Daarin berust de groote beteekenis der Meifeesten, daarin die van de verkiezingsstrijden zoomede die van de strijden om het kiesrecht. Niet altijd brengen ze het proletariaat belangrijke materieele



8/18/2014 9:16:53 AM



P anca A zimat R evolusi



voordeelen, dikwijls zijn deze niet in verhouding tot de offers van den strijd, en toch beteekenen ze, waar ze met een overwinning eindigen, steeds een geweldige aanwas van het proletariaat, omdat ze zijn krachtsgevoel en daarmee de energie van zijn wil in den klassentrijd machtig prikkelen.



Tuan-tuan Hakim, djuga di Indonesia, adalah suatu raksasa jang tidak ditakuti oleh kaum imperialisme, selama ia belum insaf akan tenaganja. Tetapi kami, dari Partai Nasional Indo­ nesia, kami berusaha mengasih kepada raksasa itu dengan theorie dan daadwerkelijke acties, keinsafan akan tenaga­ nja jang maha-besar itu. Kami berusaha meng­gugah­kan dan membesarkan krachtsgevoelnja raksasa itu, meng­hidup­ kan iapunja krachtsbewustzijn dengan surat-surat-chabar, dengan cursus-cursus, dengan meeting-meeting, dengan de­ mon­stratie-demonstratie, dengan usaha men­­dirikan sekolah­ an-sekolahan, dengan actie mengadakan coöperatie-co­öpe­ ratie, dengan perdjoangan buat hapusnja pel­bagai randjau di dalam strafwetboek, dan dengan djalan lain-lain lagi. Raksasa kekuasaan, jang bersenjawa nationalisme, berurat saraf ampat rupa, berbadan rakjat-murba itu, raksasa itu kini makin lama memang sudah makin tergugahlah keinsafan akan tenaganja! Hairankah Tuan-tuan Hakim, bahwa kaum imperialisme makin lama makin marah dan gègèr pula? Hairankah Tuan-tuan Hakim, bahwa surat-suratwww.boxnovel.blogspot.com 280



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 280



001/I/14



Tjatjian dan provocatie.



Niets vreezen echter onze tegenstanders meer als het groeien van dit krachtsgevoel! Ze weten, dat de reus voor hen ongevaarlijk blijft, zoolang hij zich niet bewust wordt van zijn kracht. Zijn krachtsgevoel klein te houden, dat is hun grootste zorg; meterieele concessies haten ze zelfs minder dan de moreele overwinningen van het proletariaat, die zijn krachtsgevoel verhoogen”.



8/18/2014 9:16:53 AM



I ndonesia M enggugat



chabar kaum imperialisme itu, sebagai mitsalnja A.I.D., de Preanger-Bode, Nieuws v. d. Dag, Java-Bode, de Locomotief, Soerabajaasch Handelsblad dan lain sebagainja, makin lama makin keras pekiknja “hukumlah Soekarno c.s.?”, “buanglah Soekarno c.s!”, “laranglah P.N.I. hidup terus!”? Hairankah Tuantuan, bahwa kaum itu sampai mentjoba mempengaruhi Tuan-tuan punja pengadilan? Kami tidak hairan. Kami tidak hairan pula kalau kaum jang bentji kepada pergerakan kita, supaja pergerakan itu gampang dan ada djalan buat ditindasnja, mendjalankan provocatie. gerakan Provocatie seringlah sekali ditjobakan pada per­ kaumburuh di Eropah, provocatie seringlah pula kita alamkan di negeri kita. Provocatie terutama sebelum pergerakan itu mendjadi sentausa betul, jakni untuk ada djalan sjah menindas pergerakan itu mumpung-mumpung pergerakan itu misih belum kuat sekali,328—provocatie itu sering kita temukan. Kita sering ditjoba diprovoseer akan perbuatan-perbuatan djahat dengan badjingan-badjingannja “Sarekat Hedjo” atau “Pamitran” sebagai sering terdjadi di daerah Tjiandjur atau di kidulnja Bandung, dengan rodjokan akan penumpahandarah sebagai di desa Tjikeruh daerah Rantjaekek atau di desa Panjairan utaranja Bandung, dengan pengrusakan Clubhuis sebagai di Gadobangkong, dengan dipinta menèken atau mengisi lijst-lijst-pemberontakan sebagai di bèngkèl S.S. bulan Desember 1929,—dengan matjam-matjam djalan lain jang rendah dan kedji. Tetapi kita tak mau diprovoceer, kami tak berhenti-henti mendidik anggauta-anggauta tinggal aman, djangan mau diprovoceer! Sebab kami mengetahui,—kalau kita kena diprovoseer, maka kitalah jang didjatuhi palang-pintu!



www.boxnovel.blogspot.com 281



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 281



001/I/14



328 Cara provokasi ialah cara pemerintah Kolonial memancing supaya kaum pergerakan terjebak melakukan pekerjaan kriminal, seperti apa yang dilakukan komplotan “Sarekat Hejo”—yang memang terkenal sebagai pelaku tindak kriminal. Bila kaum pergerakan terpancing, pergerakan nasional akan ditindas seperti menindas penjahat biasa—peny.



8/18/2014 9:16:54 AM



P anca A zimat R evolusi



Concessieconcessie.



Tidak, Tuan-tuan Hakim, kita tak mengambil pusing akan makimakiannja dan hasut-hasutannja kaum atau surat-surat chabar imperialisme jang sudah semestinja itu, kita tak mengasih djalan bagi provocatie. Kita dengan tenanghati terus bekerdja sepandjang djalan jang halal dan jang tak melanggar hukum, membesar-besarkan kekuasaan rakjat, menggugah-gugahkan danmenghidup-hidupkankeinsafanrakjatakankekuasaannjaitu; kita dengan kepala dingin terus berusaha setjara halal menjusun krachtnja rakjat dan membangunkan krachtsgevoelnja rakjat. Satu kali sedar, maka krachtsbewustzijn ini tak akan tidur lagi. Dengan geraknja kekuasaannja rakjat dan dengan hidupnja keinsafan akan kekuasaannja itu, maka pemerentah dan kaum imperialisme terpaksalah menuruti kehendaknja satu-per-satu. Sepuluh tahun jang lalu Albarda adalah bertjerita: “... politiek mengasih-perbaikan-perbaikan kepada Hindia Belanda sekarang bukanlah lagi karena tjara-pemerentahan jang murah-hati atau karena suruhannja rasa-kasih,—politiek itu sekarang adalah hatsil suburnja kekuasaan penduduk jang membèbèrkan merekapunja kesengsaraan dan memadjukan merekapunja tuntutan-tuntutan. Poli­tiek itu sudahlah mendjadi politiek concessieconcessie terhadap kepada kekuasaannja per­ gerakan rakjat jang makin haibat.”



“... de hervormingspolitiek in Nederlandsch Indie is nu niet meer het beleid der genadige welwil­ lendheid of het gevolg van den vrijen en nobelen gewetensdrang, zij is nu geworden de politieke weerslag van den machtsgroei der bevolking, die haar nooden blootlegt en haar eischen voor­ draagt. Zij is geworden de groeiende macht der volksbeweging.”329



www.boxnovel.blogspot.com 282



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 282



001/I/14



329. Tweede-Kamer, 19 Des. 1919.



8/18/2014 9:16:54 AM



I ndonesia M enggugat



Dan sekarang, sepuluh tahun kemudian, raksasa Indo­ nesia sudahlah lebih kuasa, dan lebih insaf akan ke­kuasa­ annja! Sigera akan datanglah saat-saatnja jang pemerentah dan kaum imperialisme itu harus lebih banjak lagi tunduk kepada tuntutannja, harus lebih banjak lagi melepaskan concessie-lagi dan concessie-lagi, harus lebih banjak lagi menjerahkan hak-hak dan perbaikan-perbaikan kepadanja. Bahwasenja, zonder gègèr berdebat-debatan dengan wakilwakilnja imperialisme itu di dalam volksraad sebagai mitsal­ nja Fruin cs. atau Bruineman etc. zonder pula bom-boman atau dynamiet-dynamietan, zonder kotjak-kotjakan sengadja me­ langgar artikel 153-bis dan 169 Strafwetboek sebagai di­tuduh­kan kepada kami dalam proses ini,—maka dengan machts jang njata dan machtgevoel jang hidup itu, kita toch men­tjapai concessie-concessie jang penting! Sebaliknja, zonder macht dan zonder machtsgevoel, maka kita, walaupun dengan politik-lidah jang bagai­ ma­na­pun djuga litjinnja, tidak akanlah mendapat ke­ menang­an jang besar-besar! Tidakkah benar pertanjaan Albarda jang berbunji: “Apakah kiranja volksraad itu diadakan djuga, djikalau di Hindia tidak ada suatu pergerakan rakjat jang kuat, jang ingin mendjalankan pengaruh di atas tjaranja memerentah bangsa sendiri?



Saja tanja lebih djauh: Tidakkah persanggupanper­sanggupan bulan November 1918 terkenal itu dan diadakannja herzieningscommissie-Car­ pen­ tier-Alting330 harus dipandang sebagai bukti-bukti dari­pada ketakutan dan barangkali djuga daripada ke­ dahsjatan terhadap kepada per­ gerakan rakjat muda di dalam tahun-tahun jang meng­gègèrkan itu?” www.boxnovel.blogspot.com 283



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 283



001/I/14



330 A.S. Carpentier-Alting, seorang tokoh pendidik wanita Belanda yang mendirikan perguruan swasta “Meisjes HBS” [tiga tahun]. Usaha ini kemudian dilembagakan menjadi Carpentier-Alting Stichting/Yayasan Carpentier-Alting—peny.



8/18/2014 9:16:54 AM



P anca A zimat R evolusi



“Zou de volksraad toen in het leven zijn geroepen, als niet in Indië een krachtige volksbeweging was onstaan, die invloed op het bestuur over eigen volksleven verlangde? Ik zou verder willen vragen: Zijn niet de bekende November-beloften van 1918 en de instelling van de herzienings-commissie-Carpentier-Alting te beschouwen als bewijzen van het ontzag, misschien ook van de vrees, welke de jonge volksbeweging in die veel bewogen jaren ... inboezemde?”331



Indonesia merdeka oleh revolutie?



Tidak benar pula, kalau kami, walaupun kami di dalam verhoor mengatakan bahwa P.N.I. belum mentjapai concessie-concessie jang besar, mengatakan bahwa di­ada­ kannja “Inlandsche meerderheid” di dalam volksraad dan diadakannja dua anggauta Bumiputera di dalam Raad van Indië, adalah sebenarnja concessie terhadap pada pergerakan kita nasional Indonesia jang makin mendapat kekuasaan itu? Bahwasenja: dengan macht mendapat concessie-concessie jang besar, zonder macht tidak mendapat concessie-concessie jang besar itu! “Baik”,—orang sekarang berkata,—concessie-concessie jang penting dapat tertjapai dengan djalan jang halal itu! Tetapi kemerdekaan Indonesia, kemerdekaan Indonesia! Tidakkah itu harus direbut oleh rakjat Indonesia dengan pemberontakan, dengan revolutie-darah? Tuan-tuan Hakim, di dalam verhoor kami telah menerangkan dengan tulus hati: kami tidak tahu bagaimana langkah jang penghabisan itu. Ja, kami tidak “memikirpikirkan atjan” akan soal langkah penghabisan itu. Kami tidak tahu akan perbandingan-perbandingan di kelakkemudian-hari itu, sebagaimana kami tadi djuga tidak tahu www.boxnovel.blogspot.com 284



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 284



001/I/14



331. Tweede-Kamer, 21 Des. 1922.



8/18/2014 9:16:54 AM



I ndonesia M enggugat



dengan saksama akan wudjudnja kitapunja pergaulanhidup di kelak-kemudian-hari. Kami mitsalnja tidak tahu apakah Nederland pada saat penghabisan tidak lantas mengarti, lebih baik memberhentikan pendjadjahannja dengan damai. Kamipun tidak tahu, apakah mitsalnja di zaman itu kapitalisme Barat tidak sudah rubuh, imperialisme diganti dengan perhubungan ekonomi Eropa-Asia dengan djalan merdeka, jakni dengan djalan vrij-ruil-verkeer.332 Pendek kata, bagi kami, bagi siapapun djuga, bagi tiap-tiap manusia, hari-kemudian itu adalah suatu buku jang tertutup: Tertutup tentang soal bagaimana wudjudnja langkah rakjat Indonesia jang penghabisan, tertutup tentang soal kapan terdjadinja langkah penghabisan itu. Kami, bagi sekarang, hanjalah mengetahui, bahwa tiada kemerdekaan zonder nasionalisme, dus kami menghiduphidupkan nasionalisme; bahwa tiada kemerdekaan zonder persatuan bangsa, dus kami memperusahakan adanja persatuan-bangsa; bahwa tiada kemerdekaan zonder macht, dus kami menjusunkan macht; bahwa tiada kemerdekaan zonder machtsbewustzijn,333 dus kami menggugah-gugahkan machtsbewustzijn itu. Kami hanjalah mengetahui bahwa kemerdekaan itu adalah minta sjarat-sjarat atau voorwaarden, dus P.N.I. bekerdja untuk terlaksananja sjarat-sjarat atau voorwaarden itu. Dan kami hanjalah pula mengetahui, bahwa kemerdekaan tidaklah djatuh dari langit besokpagi atau lusa, tetapi bahwa ia adalah hatsilnja kerdja berat jang melalui berpuluh-puluh concessies politik, sosial dan ekonomi jang semuanja tidak djatuh dari langit, melainkan harus kita desakkan atau afdwingkan satu-per-satu dengan desakannja “moreel geweld”334 kita adanja.



www.boxnovel.blogspot.com 285



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 285



001/I/14



332. lalu-lintas perdagangan bebas—peny. 333. kekuatan kesadaran—peny. 334. kekerasan batin—peny.



8/18/2014 9:16:54 AM



P anca A zimat R evolusi



Djalan jang melalui berpuluh-puluh concessies inilah, Tuan-tuan Hakim, jang kami maksudkan dengan katakata, bahwa langkah penghabisan itu masih ada di dalam “ver verschiet”,335—tidak sebagai uitlegkunst atau putarlidahnja A.I.D. de Preanger-Bode, jang menulis bahwa kami mengatakan, bahwa langkah-penghabisan itu misih “na eeuwen”336 lagi terdjadinja. Tidak!—djikalau kami berkata bahwa terdjadinja langkah penghabisan misih ada. “begitu djauh sehingga orang belum mengetahui apa-apa di atasnja”.



“zoo ver in het verschiet, dat men zich daaromtrent nog niets gereliseerd heeft”.



Maka kami tidaklah bermaksud mengatakan apa-apa tentang tempoh, atau chronologienja langkah-penghabisan itu terdjadi. Tentang tempohnja langkah-penghabisan itu terdjadi, tentang apabilanja langkah-penghabisan itu terdjadi, kami tak dapat mengetahui suatu apa, dan kami di dalam verhoor pun telah menerangkan “zelfs bij benadering niet te weten”. Dengan sesungguhnja, Tuan-tuan Hakim, entah kapan terdjadinja langkah-penghabisan itu! Entah hanja tahunan lagi sadja, entah puluhan tahun lagi, entah ratusan tahun lagi! Kami dengan kata-kata “ver verschiet” itu adalah bermaksud mengatakan bahwa antara hari-sekarang dan hari-kemudian itu adalah lapang jang lebar, lapangnja berpuluh-puluh concessie jang semuanja satu-per-satu harus kita tjapaikan dengan usahanja nationalistische massa-actie jang maha-haibat tetapi halal itu. Lama-sebentarnja kita melalui



www.boxnovel.blogspot.com 286



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 286



001/I/14



335. masa depan yang jauh—peny. 336. setelah berabad-abad—peny.



8/18/2014 9:16:54 AM



I ndonesia M enggugat



www.boxnovel.blogspot.com 287



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 287



001/I/14



lapang ini, lama-sebentarnja tempoh kita dapat mentjapaikan concessie-concessie ini,—itu adalah tergantung daripada kekuatan dan kesempurnaannja kitapunja organisasi, tergantung dari lemah-kuatnja “moreel geweld” jang kita dapat bangkitkan. Makin sempurna kitapunya organisatie, makin besar tenaganya kitapunja “moreel geweld”,—makin lekaslah concessie-concessie itu bisa tertjapai, makin lekaslah hari kemerdekaan itu mendekat! Welnu, Partai Nasional Indonesia ingin lekas dapat me­ nambah-nambah besarnja “moreel geweld” jang ia keluar­kan, ingin lekas dapat mentjapaikan semua concessie-concessie itu di dalam tempo jang setjepat-tjepatnja oleh karenanja. Inilah sebabnja Partai Nasional Indonesia ada suatu partai jang revolutionnair, suatu partai jang ingin mendatangkan perobahan-perobahan itu dengan lekas, suatu partai jang ingin mengadakan “omvorming in snel tempo”. Tuan-tuan Hakim, kami mengulangi lagi: tentang soal bagaimana wudjudnja langkah jang penghabisan, dan ten­ tang soal apabila langkah jang penghabisan itu, kami tak mengetahui suatu apa. Kami hanjalah mengetahui, bahwa P.N.I. tak adalah maksud menjimpang dari djalan jang wettig belaka. Kami hanjalah mengetahui bahwa kami dan P.N.I., tidak ingin atau tidak sengadja mau membikin pem­ berontakan, baik sekarang maupun kemudian-hari, bahwa kami dan P.N.I. siang dan malam adalah mengharap-harap dan mendoa-doa djangan sampai ada pertumpahan-darah, bahwa kami dan P.N.I. sepandjang kekuatannja akan ber­ usahalah menghindarkan tiap-tiap pertumpahan-darah! Kami dan P.N.I., Tuan-tuan Hakim, kami dan P.N.I.!,— entah kaum imperialisme sendiri! Kepada kaum imperialisme itu, kami tak akan puas-puas mengasih ingat dengan kesutjian hati:



8/18/2014 9:16:54 AM



P anca A zimat R evolusi



“Djanganlah menjengsarakan sekali kepada rakjat, djangan­lah membakar kemarahan rakjat, djanganlah meng­ abaikan tuntutan-tuntutan rakjat. Sebab revolutie bukanlah bikinan manusia, bukanlah bikinan beberapa penghasut, bukanlah bikinan beberapa samensweerders,337—revolutie adalah bikinan pergaulanhidup jang hampir tenggelam ter­ tutup djalan nafasnja di dalam kesengsaraan, jakni bikinan per­gaul­anhidup sendiri jang kepèpèt. Manusia tidak bisa mem­bikin revolutie semau-maunja, manusia tidakpun tidak bisa mentjegah revolutie kalau sudah telat, jakni kalau sudah kasèp. “Kita, kaum Partai Nasional Indonesia, kita betul kaum revolutionnair, tetapi kita bukan kaum jang membikin pemberontakan. Bumi dan langit akan kita panggil mentjegah tiap-tiap pertumpahan-darah! Tetapi,—hai kamu kaum imperialisme, kamu senantiasa menebar-nebarkan benih ke­sengsaraan itu, kamu senantiasa memèpèt-mèpètkan per­ gaulanhidup itu, kamu senantiasa menebar-nebarkan benih revolutie itu. Bagi kamu adalah tjotjok sekali tulisannja Dr. van den Bergh van Eysinga jang berbunji: “Di dalam zaman sekarang ini, maka jang se­ benarnja mendjadi pembikin sesuatu revolutie ialah kaum jang disebutkan penduduk-penduduk jang ”aman”, merekalah jang membikin badannja pergaulanhidup dan cultuur mendjadi sakit dan membikinnja sakit itu ialah karena mereka hanja memikirkan diri sendiri sadja, merekapunja ke­ tingan sendiri sadja dan merekapunja ke­ pen­ untung­an sendiri sadja.”



“De eigenlijke scheppers van de Revolutie ... zijn, in deb gang der huidige Geschiedenis, de zg. www.boxnovel.blogspot.com 288



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 288



001/I/14



337. komplotan; persekongkolan penjahat/sindikat pendjahat—peny.



8/18/2014 9:16:54 AM



I ndonesia M enggugat



“Ordelijke” burgers, zij hebben het wonderlijke lichaam van samenleving en cultuur ziek gemaakt, en zij hebben het, doordat zij enkel dachten om zich zelve, om hun belang en winst”. 338



“Sebelum kasèp, lekaslah hentikan usahamu me­ sa­ rakan rakjat, lekaslah perhatikan keinginan dan njeng­ tuntutan rakjat. Sebab djikalau oleh perbuatanmu itu hantupemberontakan nanti mengaut-aut, djikalau oleh angkaramurkamu itu revo­ lutie nanti melahirkan diri sendiri, maka seribu Partai Nasional Indonesia tidak akanlah bisa mentjegahnja, seribu matjam usaha-manusia tidak akanlah bisa menolaknja. “Kita mengetahui”, begitulah Karl Kautsky menulis: “kita mengetahui, ... bahwa kita tiadalah kekuasaan membikin revolutie ini, sebagaimana djuga musuh-musuh kita tiadalah kekuasaan mentjegah kepadanja!



“Wij weten, ... dat het evenmin in onze macht is deze revolutie te maken als in die onzer tegenstanders ze te verhinderen!”339



Perhatikanlah peringatannja Prof. Bluntschli340 jang berkata: “Djalannja jang satu-satunja untuk menghindar­ kan sesuatu revolutie, ialah mengadakan per­ baikan jang selekas-lekasnja dan jang sedalamdalam­nja.... Pada saat jang sesuatu rakjat padam harapannja akan mendapat perbaikan, pada saat itu mulailah revolutie menjala. Kesalahan jang terbesar adalah pada kaum jang kuasa, ... tidak



www.boxnovel.blogspot.com 289



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 289



001/I/14



338. Revol. Cult. [Revolutionnaire Cultuur] p. 17. 339. Macht [Der Weg Sur Marcht] p. 57. 340. Johann Casper Bluntschi (1808–1881) ialah seorang warga Swiss yang ahli hukum tata negara—peny.



8/18/2014 9:16:54 AM



P anca A zimat R evolusi



pada bangsa-bangsa jang salah diperentahnja, dan jang mentjahari kehidupan jang lebih lajak dan lebih baik. Oleh karena itu, dungu sekalilah orang, djikalau mengira, bahwa revolutie-revolutie di dalam abad kita ini adalah bikinannja sekawan penjamun belaka.”



“Het eenige zekere middel omde revolutie te vermijden, is de tijdige en grondige hervorming ... Zoodra de hoop op hervorming in een krachtig volk ondergaat, vangt de vertwijfeling der revolutie aan. De hoofdschuld is bij de machthebbers, ... niet bij de verkeerd geregeeede naties, die een natuurlijken en beteren rechtstoestand eischen. Het is daarom een onnoozele opvatting, wanneer de revoluties van onzen eeuw voortdurend als het maakwerk van een troep samenzweerders worden voorgesteld”.



www.boxnovel.blogspot.com 290



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 290



001/I/14



Tuan-tuan Hakim, moga-moga kaum imperialisme suka memperhatikan peringatan ini. Kita, kaum nasionalist Indo­nesia, kita selamanja akan mendjundjung tinggi per­ damaian dan keamanan. Kita tak mempunjai keinginan atau niat menumpahkan darah: kita malahan tak akan puas-puas berusaha, supaja hari-kemudian itu hanja membawa keamanan dan perdamaian belaka. Tetapi kita tak mempunjai kekuasaan menetapkan gambarnja hari-kemudian itu. Kekuasaan itu adalah pada kaum imperialisme sendiri. Mereka­lah jang achirnja menggenggam ketentuan di atasnja, merekalah jang bisa menetapkan gambarnja sudah dari sekarang, merekalah jang bisa menghindarkan hura-hara itu. Indonesia akan bebas. Tentang soal ini, tentang halnja Indonesia akan mendjadi merdeka, tentang halnja Indonesia akan lepas dari negeri Belanda di kelak kemudian hari, tentang soal ini bagi kita tidaklah teka-teki lagi. Tiadalah teka-teki pula akan bebasnja negeri kita itu bagi tiap-tiap



8/18/2014 9:16:54 AM



I ndonesia M enggugat



manusia jang mau mengerti riwajat, bagi tiap-tiap manusia, baik bangsa Indonesia maupun bangsa Belanda, jang mau bertulus hati. Seluruh riwajat-dunia, seluruh riwajat-manusia jang berpuluh-puluh abad itu, tidak adalah menundjukkan satu rakjat jang terdjadjah selama-lamanja. Seluruh riwajatmanusia itu malahan adalah saban-saban kali menundjukkan mendjadinja merdeka rakjat-rakjat dan negeri-negerinja jang tadinja terkungkung. Oleh karena itu, djikalau rakjat Indonesia mengusahakan berhentinja pendjadjahan itu, djikalau Partai Nasional Indonesia mengedjar kebebasan itu, maka rakjat Indonesia, maka Partai Nasional Indonesia, maka kami-orang hanjalah memenuhi “keharusan-keharusannja-riwajat” belaka,— mendjalankan “historische taak”nja tiap-tiap bangsa dan tiap-tiap negeri,—“historische taak” jang tidak-boleh-tidak pasti terdjadi, pasti terlaksana. Tetapi tjaranja Indonesia akan merdeka, tjaranja tali pendjadjahan akan terlepas, adalah samasekali menurut kehendak kaum imperialisme sendiri,—adalah di dalam genggaman kaum imperialisme sendiri. Bukan kepada kita, bukan kepada rakjat Indonesia, tetapi kepada imperialisme dan kaum imperialisme sendirilah kata jang penghabisan!



Pelanggaran Artikel-artikel 169 dan 153-bis Adalah Mochal341 Tuan-tuan Hakim jang terhormat! Bagian jang pertama dari kamipunja pidato sekarang sudahlah habis. Sudah mengetahui Tuan-tuan sekarang, segala azas-azas dan sifat-sifat actie P.N.I. beserta segala kejakinan-kejakinan kami di dalam garis-garisnja jang besar.



www.boxnovel.blogspot.com 291



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 291



001/I/14



341. mokal; mustahil—peny.



8/18/2014 9:16:54 AM



P anca A zimat R evolusi



Di dalam awalnja kamipunja pidato itu, kami sudah menerangkanlah kepada Tuan-tuan, bahwa maksud kami mentjeritakan azas P.N.I. beserta kejakinan kami itu dengan singkat, ialah bukan mempropagandakan hal-hal itu kepada Tuan-tuan, melainkan hanjalah untuk menundjukkan kepada Tuan-tuan azas dan sifat P.N.I. itu, agar supaja Tuantuan bisa mengarti asal-asal dan sebab-sebabnja kamipunja perkataan-perkataan atau tindakan-tindakan jang mendjadi penjelidikannja proses ini. Maka dengan apa jang kami uraikan tadi itu, njatalah dengan senjata-njatanja, bahwa P.N.I. adalah partai jang halal belaka,—partai jang tidak mempunjai maksud sebagai jang dituduhkan itu. Tidak adalah dimaksudkannja pemberontakan, tidak adalah dimaksudkannja menjuruh orang kepada pemberontakan, tidak adalah dimaksudkannja pemogokanpemogokan, tidak adalah dimaksudkannja pelanggaranpelanggaran sepandjang artikel 171 Strafwetboek sebagai nanti akan kami uraikan lebih lebar. Oleh karena itu, bagian jang pertama daripada pendakwaan hilanglah sama sekali kekuatannja. Lagipula: artikel 169 Strafwetboek, menurut arrest H.R.342 3 Desember 1894, W.R. 6586 dan djuga menurut bukunja Prof. Simons II katja 217 dan Noyon aant. 3 ad art. 140, hanjalah mengenai perhimpunan-perhimpunan jang didirikannja ialah dengan maksud jang tertentu menjuruh anggauta-anggautanja mendjalankan misdrijven.343 Dan Partai Nasional Indonesia tidaklah didirikan dengan maksud hal-hal jang termaktub di dalam tuduhan itu. Partai Nasional Indonesia adalah djauh daripada maksud jang demikian itu tatkala dilahirkan di dunia,—dan memang



www.boxnovel.blogspot.com 292



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 292



001/I/14



342. keputusan Mahkamah Agung—peny. 343. kejahatan—peny.



8/18/2014 9:16:54 AM



I ndonesia M enggugat



adalah pula djauh daripadanja selama ia hidup dan bergerak di dunia dua-tiga tahun ini. Partai Nasional Indonesia adalah partai jang dari hari lahirnja sampai hari sekarang halal belaka, wettig belaka. Tetapi bukan itu sahadjalah jang ternjata dari pidato kami bagian pertama itu. Dari pidato kami bagian pertama itu adalah ternjata pula, bahwa kami mustahil bisa bersalah menjalankan hal-hal jang dituduhkan itu; mustahil kami, jang mengetahui dengan nationalistische machtsvorming itu sadja, kita sudah bisa membuka mogelijkheden344 jang luas,— jang mengetahui bahwa kita harus mendjauhi segala hal jang tak perlu jang bisa menjebabkan djatuhnja palang-pintu di atas pundak kami,—jang mengetahui bahwa kemerdekaan tidaklah tertjapai dengan satu undjalan nafas,—mustahil kami, jang mengetahui hal-hal itu semuanja, bisa “berkotjakkotjakan” atau “iseng-isengan” sengadja melanggar art. 153bis dan 169 itu adanja! Tidak, Tuan-tuan Hakim, kami tidak usah berkotjakkotjakan demikian itu supaja maksud-maksud kami bisa tertjapai. Kami hanjalah harus bekerdja seradjin-radjinnja pada suatu machtsvorming setjara modern jang teguh dan sentausa, suatu machtsvorming jang terang-terangan, sebagai mitsalnja machtsvormingnja kaum proletar di Eropah. Sebab dengan machtsvorming jang demikian itu, dengan suatu macht jang njata dan haibat serta diinsafi oleh anggauta-anggautanja, dengan suatu macht jang bernjawa nasionalisme, beruratsaraf ampat-shakti itu, bebadan wadag massa jang berkerumunan itu, dengan macht jang demikian itu kita toch sudah bisa mendjadi maha-shakti dan mahakuasa,—ambui sesungguhnja, zonder bom-boman atau dynamiet-dynamietan, zonder kotjak-kotjakan sengadja



www.boxnovel.blogspot.com 293



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 293



001/I/14



344. peluang; kemungkinan—peny.



8/18/2014 9:16:54 AM



P anca A zimat R evolusi



Tuan-tuan sekarang bisa membantah: “Masa rakjat tidak Tuan Hasut sepandjang artikel 153-bis, masa Tuan tidak bersalah sepandjang artikel 169, toch semua orang tahu, bahwa rakjat setahun jang lalu ternjata tak aman dan tak tenteram! Masa Tuan tidak bersalah, toch di mana-mana rakjat berbisik-bisik, bahwa tahun ini akan ada apa-apa! Itu semua toch misti ada sebabnja!” O, memang, Tuan-tuan Hakim, kalau rakjat memang tak tenteram, kalau memang ada bisik-bisikan tahun ’30 akan ada apa-apa, itu harus dan misti ada sebabnja! Tiada suatu keadaan zonder sebab, tiada suatu kedjadian zonder oorzaak, tiada suatu kedjadian zonder causaal-verband dengan sesuatu kedjadian jang lain! Tetapi,—di dalam hal jang diselidiki sekarang ini, adakah kami jang mendjadi sebabnja? Dengan tetap kami mendjawab: tidak! Bukan kami jang mendjadi sebabnja...! Banjak saksi-saksi adalah menerangkan, bahwa kami selamanja mendidik kepada keamanan. Orang jang selamanja mendidik keamanan, mustahillah sengadja melanggar artikel 153-bis dan 169 Strafwetboek itu, mustahillah mendjadi sebabnja tak tenteramnja rakjat atau bisik-bisikan rakjat itu tadi. Apa dan sebabnja? Sebabnja adalah banjak; sebabnja adalah sebagian terletak di dalam kepertjajaan rakjat umum,—djuga sebelum kami bergerak!—bahwa di dalam tahun ini memang akan ada “apa-apa”; sebabnja adalah sebagian pula terletak di dalam usahanja kaum jang bentji kepada pergerakan dan mau membentjanai pergerakan itu dengan pelbagai antjaman kepada orang desa, bahwa www.boxnovel.blogspot.com 294



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 294



001/I/14



“Ketidak­ tentraman” dan ramalan ‘30.



membahajai keamanan umum, atau melanggar gezag atau ikut pada perkumpulan jang bermaksud kedjahatan, zonder mendjalankan barang sesuatu jang dilarang oleh hukum!



8/18/2014 9:16:54 AM



I ndonesia M enggugat



toch pergerakan di dalam tahun ini akan “diributkan”; sebabnja adalah pula terletak di dalam kesengsaraan rakjat, jang sebagai kami terangkan di muka, membikin rakjat itu gampang sekali pertjaja akan ramalan-ramalan jang kosong; sebabnja bisa djuga sebagian terletak di dalam antjamannja kaum Communist jang, tatkala organisatienja dihantjurkan beberapa tahun jang lalu, sama mengantjamkan, “Awas nanti tahun ‘30!” Sebabnja... tetapi tjukup Tuan-tuan Hakim. Tjukuplah kalau kami kemukakan, bahwa djuga sebelum kami bergerak, djuga zonder kami bergerak, ketidaktenteraman itu sudah ada! Hadji Agus Salim, menurut surat-chabar Sin Po tanggal 13 Djanuari jang lalu menerangkan bahwa: “Di Kudus ada satu kiai dan iapunja 50 murid jang djual djimat dan ramalkan bahwa pada tahun 1930 bakal ada kedjadian penting”. Budjangga Djawa jang termashur Kijai Ronggowarsito pun adalah membikin ramalan, bahwa dalam tahun 1930 bakal ada kedjadian luar biasa, sebagaimana diperingatkan pula oleh surat chabar Darmokondo tanggal 8 Januari jang lalu. Ja, suatu suratkabar pemerentah sendiri, jakni Pusaka Sunda, keluaran Bureau voor de Volkslectuur,345 beberapa bulan jang lalu adalah berisi suatu advertentie jang berbunji: Keanehan Tahun 1930!!!



Ti taun pungkur keneh djalma-djalma satanah Pasundan gujur ibur, pada mareunang bedja jèn dina tahun 1930 bakal aja kedjadian anu aneh. Sarere pada samar kana pidjadieunana sarta taja nu terang. Ajeuna nembe kahartos, sihoreng nu matak ngageundjleungkeun teh buku kaluaran



www.boxnovel.blogspot.com 295



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 295



001/I/14



345. Bureau voor de Volkslectuur = Biro Perpustakaan Rakjat.



8/18/2014 9:16:54 AM



P anca A zimat R evolusi



Bale Pustaka, tjarios: Pangeran Kornel, njua eta menak Sunda anu linuhung, luhung elmuna, gede wawanenna, saintjak-intjakna tuladeun wungkul. Ku margi eta sadaja urang Sunda perlu karagungan ijeu buku, komo ari urang Sumedang mah, wantu Pangeran Kornel teh beunang disebutkeun pu­ djunganana. Dalah sanes urang Sumedang pun­ oge sami bae perluna mah, sugan djadi pitulung ngaluhungkeun budina.



Ijeu buku sanes mung sae rupina bae, nanging basana ge teu kinten maherna, perlu diaraos ku sugri anu keur ngarulik basa.



Pangaosna sahidjimung... f 0.70



www.boxnovel.blogspot.com 296



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 296



001/I/14



Surat kabar pemerentah sendiri, Tuan-tuan Hakim, surat kabar pemerentah sendiri memuat perkataan-perkataan jang begitu, mengasih makanan, mengasih voedsel, pada kepertjajaan rakjat itu! Tuan-tuan bisa membantah: “O, itu tjumah suatu advertentie sadja!” Baik,—tetapi tidakkah mengenai perhatian Tuan-tuan, bahwa advertentie ini adalah termuat di dalam suratkabar pemerentah, dan tidakkah mengenai perhatian Tuan-tuan perkataan-perkataan di dalam advertentie jang berbunji: “Ti taun pungkur keneh, djalma-djalma satanah Pasundan gujur ibur, pada mareunang bedja jen dina taun 1930 bakal aja kedjadian anu aneh”, jakni bahwa “dari sedjak tahun dulu mula, orang-orang setanah Pasundan sama ramai, mendapat kabar, bahwa di tahun 1930 akan ada kedjadian jang aneh”? Tidakkah ini suatu bukti, bahwa ramalan dan kepertjajaan tentang tahun 1930 itu di dalam kalangan rakjat memang



8/18/2014 9:16:54 AM



I ndonesia M enggugat



www.boxnovel.blogspot.com 297



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 297



001/I/14



sudah tak aneh lagi, dan memang sudah sebagai “keadaan biasa” belaka? Hairankah kita kalau “ketidaktenteraman” itu semakin “makan”? Tetapi kami, apakah jang kami katakan kepada rakjat? Apakah jang kami adjarkan berhubung dengan kepertjajaan rakjat tentang tahun ’30 itu? Bukan mengasih makanan, bukan menambah-nambahi atau membesar-besarkan ke­ pertjajaan itu, tetapi membantah, mendjustakan, mem­ bohongkan ramalan itu! Sebab kami mengerti: Tak baiklah rakjat mempunjai harapan jang kosong, dan kami tahu: kaum jang bentji pada pergerakan itu, sengadjalah uitbuiten ke­ pertjajaan rakjat itu untuk membentjanai pergerakan, sengadja meng-exploiteer kepertjajaan rakjat itu untuk men­tjobakan provocatie-provocatie jang rendah. Dan djika­ lau provocatie itu berhatsil,—kitalah jang nanti dingkelingkel! Kitalah jang didjadikan andjing-belang! Kitalah jang mendapat palang-pintu!!! Sesungguhnja, Tuan-tuan Hakim, “ketidak-tenteraman” rakjat dan “bisik-bisikan” tentang tahun ’30 tadi itu bukan­ lah kami jang menghasutkan; bukanlah kami jang meng­ hasutkan; “ketidak-tenteraman” dan “bisik-bisikan” itu hanja­lah suatu keadaan jang memang sudah tertanam di dalam budi-akal rakjat sedjak sebelumnja kami bergerak; kami­ punja pergerakan hanjalah kebetulan berdjatuhsama, coincideeren, dengan kepertjajaan rakjat itu! Dan bukan sadja berdjatuh-sama; kamipunja pergerakan adalah malahan setjukupnja membantah dan membohongkan pada­ nja, mengasih peringatan dan didikan pada rakjat bahwa ramalan-ramalan tentang tahun ’30 itu adalah kosong belaka! Sangkaan bahwa kamilah jang mengasutnja, sangkaan itu harus­lah kami tolak dengan sejakin-jakinnja dan sekeraskerasnja!



8/18/2014 9:16:54 AM



P anca A zimat R evolusi



Tetapi soal perang Pacific, soal bakal datangnja perang Pacific, tidakkah itu suatu bukti bahwa kami dengan me­nje­barkan chabar-bohong sengadja membikin rakjat djadi tak tenteram,— suatu bukti, bahwa kami benar-benar men­djalankan misdrijf jang dimaksudkan oleh artikel 171 Strafwetboek? Memang Tuan-tuan Hakim, memang: kami adalah membitjarakan soal Lautan Teduh itu,—kami adalah mengatakan bahwa perang Pacific itu akan datang. Kami tidak menjangkal hal itu, kami tidak memungkirinja. Kami hanjalah menjangkal, bahwa kabar perang Pacific adalah “chabar-bohong”, “logenachtig bericht”, kami hanjalah menjangkal, bahwa maksud kami dengan menjebarkan chabar perang Pacific itu ialah sengadja merusak ketentuan rakjat. Chabar perang Pacific adalah mula-mula keluarnja dari pénnanja kaum-kaum Eropa jang terpeladjar tinggi dan bidjaksana sebagai nanti kami terangkan,—chabar itu kami sebarkan tidaklah untuk sengadja merusak ketenteraman, tetapi ialah supaja rakjat sigera sentausa, sigera mendjadi natie! Di dalam permulaannja kamipunja pidato, kami sudahlah mentjeritakan, bahwa balapan tjari djadjahan pada zaman sekarang ini adalah balapan mati-matian antara belorong-belorong imperialisme Inggeris, Amerika dan Japan. Kami di situ mentjeriterakan, bahwa njawa persaingan antara tiga belorong ini ialah perebutan negeri Tiongkok. Kami mentjeriterakan bahwa siapa jang bisa berkuasa di Tiongkok, dialah jang akan bisa berkuasa di seluruh daerah Pacific, bahwa siapa jang bisa menggenggam rumah-tangga Tiongkok dialah jang akan bisa menggenggam rumahtangga seluruh dunia Timur, economisch dan militair. Kami mentjeriterakan, bahwa untuk merebut upah jang sebegini tingginja itulah, belorong-belorong imperialisme Amerika, www.boxnovel.blogspot.com 298



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 298



001/I/14



Soal Perang Lautan Teduh.



8/18/2014 9:16:54 AM



I ndonesia M enggugat



www.boxnovel.blogspot.com 299



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 299



001/I/14



Japan dan Inggeris itu akan sampai nekatlah adu tenaga di dalam suatu peperangan mahabesar, jakni peperangan Pacific. Peperangan Pacific, bagi belorong-belorong tiga matjam itu, adalah suatu peperangan untuk soal “to be or not to be”,— suatu peperangan untuk soal “er op of er onder”, suatu soal “hidup atau mati”. Oleh karena itulah, maka perang Pacific ini tidak akan berupa perang ketjil-ketjilan sadja tetapi akan berupalah peperangan jang menggègèrkan seluruh duniamanusia, menggèndjlongkan seluruh daerah Lautan Teduh. Kita sebagai rakjat jang negerinja dekat sekali pada Lautan Pacific itu, jang bertinggal di pinggirnja Lautan Teduh itu, kita harus mengarti, bahwa haibatnja perang Pacific ini tentu akan terasa pula pengaruhnja di negeri kita, bahwa api jang akan menjala-njala di Lautan Teduh itu tentu akan terasa pula panasnja di lingkungan negeri kita sendiri. Kita harus mengarti, bahwa djikalau rakjat Indonesia itu tidak sigera mendjadi suatu natie jang teguh dan sentausa, djikalau susunan pergaulan hidup Indonesia itu tidak sudah diperteguhkan sedikit-sedikit, kita bisa djugalah tak tahan atau tidak tjukup kekuatan menderitakan pengaruhnja peledakan itu, bisa djuga tidak tahan berdiri kalau umpamanja buntutnja salah satu belorong ini menjabet mengenai diri kita adanja. Oleh karena itulah, maka kami sering-sering memperingatkanlah rakjat Indonesia itu akan bahaja jang mengantjam dirinja dari arahnja Lautan Teduh itu, bukan dengan maksud merusak ketenteraman rakjat, bukan dengan maksud djahat menggègèrkan rakjat, tetapi ialah untuk menggugahkan kejakinan rakjat Indonesia itu akan perlunja lekas-lekas mendjadi natie! Kita tidak pernah mengatakannja, ja kita tidak mengetahui, kapan perang Lautan Teduh itu akan meledak; kita tidak pula mengetahui, akan di mana pusat-



8/18/2014 9:16:54 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 300



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 300



001/I/14



peledakannja; kita hanjalah mengetahui, bahwa djikalau tanda-tanda jang sekarang tertampak itu tidak menjalahi perhitungan manusia, perang Pacific itu satu ketika tentu akan meledak! Sebagaimana tiap-tiap manusia jang djauh penglihatannja sudah bisa merasakan lebih dulu akan datangnja perang besar 1914–1918 itu sebelum perang ini terdjadi, sebagaimana mitsalnja penulis H.N. Brailsford dengan bukunja “The War of Steel and Gold” sudah bisa lebih dulu menudjumkan akan datangnja perang besar itu sebelum perang itu sebelum perang ini menggemuruhkan meriamnja, maka tiap-tiap manusiapun jang memperhatikan djalannja imperialisme-imperialisme Amerika, Inggeris dan Djepang itu di dalam tempo jang achir-achir ini, tentulah mendapat kejakinan bahwa tabrakan Pacific itu satu ketika, entah kapan, pasti terdjadi. Sebagaimana perang besar 1914–1918 itu mempunjai penudjum-penudjum jang lebih dulu sudah menudjumkan dia akan terdjadi,—mitsalnja penulis buku “The War of Steel and Gold” itu tadi,—maka perang Lautan Teduhpun sekarang djuga sudah mempunjai penudjum-penudjumnja, mitsalnja, sebagaimana kami terangkan di dalam verhoor, Ernst Reinhard dengan iapunja buku “Die Imperialistische Politik im fernen Osten”, Karl Haushofer dengan iapunja buku “Geopolitik des Pazifischen Ozeans”, Hector C. Bywater dengan iapunja buku-buku “Seapower in the Pacific” dan “The Great Pacific War”. Benar,—orang bisa berkata,­—perang Pacific mempunjai penudjum-penudjumnja, perang Pacific mempunjai pro­ fetennja,—itu semua kaum bolsheviek jang selamanja menjebar-njebarkan chabar-bohong! Pardon! Ernst Reinhard bukan bolsheviek, Karl Haushofer bukan communist, Hector Bywater bukan anggauta 3e Internationale atau Sowjet Executief Comite!



8/18/2014 9:16:55 AM



I ndonesia M enggugat



Ernst Reinhard adalah suatu “rechtschapen burger” Zwitserland, jang duduk di dalam Nationalrat, Karl Haushofer adalah professor tentang Geopolitiek pada Universiteit München jang termashur itu, Hector Bywater adalah anggauta Engelsche marine! Pengiraan, bahwa tudjuman atas akan terdjadinja perang Pacific itu hanjalah buah-otaknja kaum bolsheviek jang sakit demam sahadja, pengiraan itu adalah salah samasekali. Bukan kaum bolsheviek jang dikatakan demam-otak itu, bukan kaum “gombinis” atau kaum pelempar-bomlah jang mengadakan Pacific-litteratuur jang berharga, tetapi kaum neutraal jang objectief, kaum neutraal jang menjendikan segala utjaputjapannja di atas bukti-bukti atau feittenmateriaal jang njata dan besar-djumlah. Inverdaad:347 siapa jang membatja feittenmateriaal itu di dalam Reinhard “Imperalistische Politik im fernen Osten”, di dalam Houshofers “Geopolitik des Pazifischen Ozeans” atau di dalam Bywater’s “Seapower in the Pacific” itu tadi, siapa jang membatja di dalam buku-buku itu sebagaimana Amerika, Inggeris dan Japan bersedia-sedia melengkaplengkapkan sendjatanja masing-masing; siapa jang membatja di dalam buku-buku itu uraiannja penulis-penulisnja jang sudah disangkal karena disendikan atas bukti-bukti jang njata; ... siapa jang memperhatikan tudjuman-tudjumannja penulis-penulis itu, dia tentulah mendapat kejakinan bahwa satu hari, entah kapan, perang Pacific itu pasti terdjadi! Kita membatja di situ bagaimana Djepang merebut concessie-concessie-minjak di Sachalin buat keperluan armadanja; kita membatja di situ bahwa jang dinamakan “conferentie perlutjutan sendjata” di Washington itu hanjalah



346



www.boxnovel.blogspot.com 301



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 301



001/I/14



346. warga negara yang lurus/benar/taat hukum—peny. 347. sesungguhnya—peny.



8/18/2014 9:16:55 AM



P anca A zimat R evolusi



suatu akal Amerika belaka, mengikat kaki Japan jang makin lama makin menakut-nakuti itu dengan perdamaian bahwa armadanja tidak boleh lebih dari 315.000 ton kapal-perang dan 81.000 ton kapal pembantu, sedang kapal-kapal masingmasing pihak tidak boleh lebih besar dari 40.000 ton satusatunja, meriam-meriam masing-masing pihak tidak boleh lebih besar dari 406 m.M. kalibernja. Kita membatja di situ bagaimana tjerdik dan muslihatnja masing-masing fihak, toch membesar-besarkan kekuasaannja dengan membikin banjak kruiser-kruiser ketjilan tapi jang lebih tjepat, beserta membikin banjak kapal-kapal silam,—kruiser-kruiser ketjilan dan kapal-kapal silam jang di dalam peperanganbesar 1914–1918 terbukti lebih “efficient” daripada kapalkapal perang jang terlalu besar. Kita membatja di situ bahwa di dalam beberapa tahun sadja sesudah komedie conferentie itu, Japan seperti terdjangkit setan bekerdja membikin 30 kruiser-baru, 77 destroyer baru, 73 kapal-silam baru,— Inggeris hibuk membanting tulang mengadakan 13 kruiserbaru, 4 destroyer baru, 6 kapal silam baru,—Amerika sebagai kemasukan iblis darahnja gègèr menjelesaikan 19 kruiser baru, 106 destroyer baru dan 48 kapal-silam baru.348 Kita membatja di situ, apa sebabnja Inggeris mau memindahkan vlootbasisnja dari Malta ke Timur, jakni ke Singapore di pinggir daerah Pacific,—dan apa sebabnja Amerika tak berhenti-hentinja membudjuk-budjuk Perantjis mendjual Kepulauan Oceania kepadanja, jakni supaja ia bisa menambah lagi bènteng-bènteng laut jang kini sudah banjak itu. Kita membatja di situ, bagaimana Amerika sebentarsebentar mentjoba kekuatannja dengan vlootmanoeuvres,349 terutama di bawah pimpinannja marine-secretaris Wilbur,—



www.boxnovel.blogspot.com 302



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 302



001/I/14



348. Verg. Reinhard p. 211. 349. perang-perangan—peny.



8/18/2014 9:16:55 AM



I ndonesia M enggugat



manouevres mentjoba kekuatan Panamabasis dalam tahun ’23, mentjoba kekuatan AntillenZ—dan Virginiabasis dalam tahun ’24, mentjoba kekuatan pangkalan Pearl Harbour dan Hawaii-basis dalam tahun ’25; dan bagaimana kemudian daripada itu, Amerika lantas mengadakan Pacific-kruisvaart umum dengan disaksii oleh wakil-wakil 40 surat-chabar Amerika jang terbesar, jakni supaja semangat publiek Amerika bisa dipengaruhi dengan semangat-imperialisme adanja. Pendek kata: Kita membatja di situ, bagaimana tiga negeri ini sebagai kena penjakit rabiës andjing-gila sama melengkaplengkapkan sendjatanja! Dan siapa jang suka menghargakan feittenmateriaal dan isinja buku-buku itu tadi sebagai kami menghargakannja, dia tentulah, tidak-boleh-tidak, mendapat pula kejakinan bahwa satu hari pastilah datang saatnja airair samudra Pacific itu mendjadi heksenketel350 jang tiada bandingannja di seluruh riwajat dunia,—mendjadi kawahneraka jang mendidih seolah-olah besok pagi akan kiamat! Sebagai tiga maharadja-singa jang sudah berhadaphadapan mau menerkam satu sama lain dengan sudah memeringiskan giginja dan sudah mengeluarkan kukukukunja, sebagai tiga ular-belorong jang sudah memasangmasangkan mulutnja mau menelan satu sama lain, sebagai tiga ikan octopus atau tjumi-tjumi mahabesar jang sudah mengeloget-ngelogetkan tangan-tangan-penjerotnja akan membinasakan musuhnja, maka kini Inggeris bersiap di Singapore, Japan menjedia-njediakan sendjatanja di Japan sendiri beserta di kepulauan Mariana, Marshall dan Bonin— Amerika berbenteng di Dutch-Harbour, di Hawaii, di Tutuila, di Guam, dan di Manila! Tuan-tuan Hakim, siapakah jang tidak pertjaja bahwa perang Pacific itu akan datang, kalau ia melihat bukti-bukti



www.boxnovel.blogspot.com 303



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 303



001/I/14



350. kawah neraka—peny.



8/18/2014 9:16:55 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 304



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 304



001/I/14



perlengkapan sendjata jang demikian ini? Siapakah jang bisa mendjustakan, siapakah jang bisa loochenen perhitungan akan petjahnja perang ini, dengan feittenmateriaal sebagai jang ditundjukkan oleh Reinhard, oleh Prof. Haushofer, oleh Bywater itu? Siapakah jang bisa mengatakan bahwa akan datangnja Perang Lautan Teduh itu adalah “chabarbohong”,—“logenachtig bericht” sebagai jang dimaksudkan oleh artikel 171 Strafwetboek,—kalau ia melihat, bahwa kaum terpeladjar jang ternama sebagai Reinhard dan professor Haushofer, marine-specialiteit jang terkenal sebagai Hector Bjwater, sama menudjumkannja sesudah penjelidikan jang teliti? Dan bukan menundjukkan sahadja akan datangnja, Tuan-tuan Hakim! Hector Bywater di dalam iapunja buku “The Great Pacific War” malahan bisalah menjebutkan djalan­ nja perang itu satu-per-satu, gerak-bangkitnja pergelutan belorong-belorong imperialisme itu hampir dengan sek­ sama. Ia mengatakan, bahwa meledaknja perang Pacific itu ialah oleh karena Japan mau membelokkan publieke opinie di Japan jang terdjangkit pergerakan revolusionair. Ia me­ nudjum­kan, bahwa pada permulaan peperangan itu, Amerika adalah bisa dipukul lemah oleh karena suatu kapal Japan bisa menghantjurkanlah Pannamakanaal dengan peledak­an dynamiet jang mahahaibat,—bahwa Manilla dan kepulau­an Philippina bisa direbut oleh musuh,—bahwa suatu armada Amerika bisa dibinasakanlah sama sekali. Ia lantas me­ ramalkan, bahwa, sesudahnja kena pukulan-pukulan itu, rakjat Amerika lantas hiduplah semangat-kemarahan­ nja, bahwa segenap armada Amerika jang misih ada lantas ngamuklah membasmi armada Japan di dalam suatu pertempuran matimatian di dekatnja Guam,—dan bahwa kemudian daripada itu perdamaian lantas terdjadi. “Ia adalah terlalu ketjil



8/18/2014 9:16:55 AM



I ndonesia M enggugat



menaksirkan”,—begitulah commentaar Ernst Reinhard atas gambarnja tabrakan jang dibikin oleh Hector Bywater ini,— “ia adalah terlalu ketjil menaksirnja, kalau ia mengira bahwa tabrakan ini hanjalah tabrakan antara dua keradjaan sadja. Itu tentu tidak begitu,—dat zal de botsing zeker niet zijn”. “Hij heeft haar zeker klein gedacht, als hij haar als een duel tusschen twee staten vooruitzag. Dat zal de botsing zeker niet zijn”.351



Ambui,—“dat zal de botsing zeker niet zijn!”,352 perang Pacific menurut Reinhard akan lebih besar lagi dari tudjumannja Bywater itu! O, tidakkah wadjib rakjat Indonesia lekas-lekas mendjadi kuat, lekas-lekas memperteguhkan pergaulan-hidupnja, lekas-lekas mendjadi natie, agar supaja tjukup kesentausaan menolak pengaruhnja perang besar ini,—pengaruh jang tidak-boleh-tidak tentu kita deritakan, kami jang hidup di pinggir Lautan Teduh itu! Sajang Tuan-tuan Hakim, sajang kami tak tjukup tempoh buat membèbèrkan di sini semua isinja buku tiga penulis itu tadi, tetapi di sini kami sediakan salah satu daripadanja, —kalau Tuan-tuan timbang perlu, bolehlah Tuan-tuan njata­ kan sendiri.353 Toch, marilah kami di sini mengambil satu-dua citaat dari­ padanja, marilah kita mendengarkan tjeriteranja Reinhard jang berbunji: “Japan mau menjelesaikan soal Timur-djauh itu menurut diapunja kemauan. Tetapi apa jang di­



www.boxnovel.blogspot.com 305



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 305



001/I/14



351. pag. 224. 352. sudah tentu tidak demikian halnya—peny. 353. Salah satu dari 3 buah buku itu, dipersilakan Bung Karno untuk dibatja oleh para Hakim.



8/18/2014 9:16:55 AM



P anca A zimat R evolusi



kemaui oleh kaum-kaum-kuasanja dan oleh trusttrustnja, itu tidak menjenangkanlah hati Amerika dan Morgan. Perdjoangan rebutan mangsan tetap­ lah ada. Kapankah perdjoangan ini meledaknja? Pertanjaan ini Amerikalah jang harus mendjawab”.



... Amerika melengkap-lengkapkanlah sendjata­nja... ia bukan sadja menjelesaikan armadanja, tetapi djuga station-stationnja di Lautan-Teduh. Dari Dutch-Harbour di kepulauan Aleuten, meliwati Hawaii ke Tutuila dan Guam sampai ke Philippina, maka adalah melengkung satu bengkungan jang maha-besar daripada bèntèng-bèntèng Amerika, satu bengkungan, jang menggigit Japan di utara dan di selatan sebagai satu gègèp354-kakatua. Japan sudahlah merasa gigitannja gègèp ini. Tetapi djuga kepada Inggeris tampaklah dia”. “Keadaän makin lama mendjadilah makin panas. Tidak ada satu djalan-hawalah jang terbuka. Kini kètèl itu misilah tjukup kuat menahan kekuatankekuatan dari dalam. Tetapi persaingam trusttrust Amerika dan Japan di Tiongkok adalah tak berhenti-henti membesar-besarkan apinja, adalah saban hari menjiramkan minjak di atas api itu. Satu ketika pasti datanglah saätnja, jang kètèl itu meledaklah dengan tjara jang sehaibat-haibatnja oleh kerasnja tenaga-tenaga di dalamnja!”



“Djikalau peperangan rebutan Tiongkok ini nanti meledak, maka tentulah ia suatu peperangan dunia jang sebenar-benarnja.... Kita semua ter­ paksa nanti ikut menari, djikalau hantu-maut memainkan iapunja lagu kematian”.



www.boxnovel.blogspot.com 306



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 306



001/I/14



354. baja—peny.



8/18/2014 9:16:55 AM



I ndonesia M enggugat



“Japan wil het probleem van het verre Oosten naar zijn zin oplossen. Maar wat zijn machten, wat zijn trusts willen, dat past Amerika en Morgan niet. De strijd om de buit blijft bestaan. Wanneer zal hij uitbreken? Deze vraag heeft Amerika te beantwoorden” (p. 215).



... Amerika wapent zich.... Het bouwt niet allen zijn vloot, maar ook zijn stationnen in den Pacific gereed. Van Dutch-Harbour op de Aleuten, over Hawaii naar Tutuila en Guam tot de Philippijnen toe, strekt zich een wijdgespannen boog uit van Amerikaansche vestingen, een boog, die Japan in het Noorden en Zuiden als een tang omklemt. Japan merkt de stalen greep van deze tang. Maar ook England bespeurt hem” (p. 224).



“De spanning groeit. Geen ventiel opent zich. Heden is de oververhitte ketel nog in staat, den sterken druk te weerstaan. Maar de concurrentie der Amerikaansche en Japansche trusts in China sleept er gestadig nieuwe brandstof bij, werp dag aan dag olie in het vuur. Eéns moet de dag komen, waarop de stoomdruk den ketel met geweldige kracht tot explosie brengt!” .... (p. 223).



“Als vanwege China een oorlog uitbreekt, dan wordt het zeker een wereldoorlog in den waren zin des woords, .... Wij zullen allemaal moeten meedansen, als de dood de Chineesche doodenwijs ten gehoore geeft” (p. 227).



www.boxnovel.blogspot.com 307



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 307



001/I/14



Tuan-tuan Hakim, begitulah bunjinja nudjuman kaumkaum bidjaksana itu. Kami, kaum Partai Nasional Indonesia, kita mengarti akan bahaja jang mengantjam rakjat dari peperangan haibat ini. Kita merasa wadjib memperingatkan rakjat tentang bahaja itu, kita merasa wadjib memudji-



8/18/2014 9:16:55 AM



P anca A zimat R evolusi



mudjikan kepada rakjat supaja lekas-lekas mendjadi teguh, lekas-lekas mendjadi natie. Sebab kita, sekali lagi kami katakan, kita insaf, kita jakin, bahwa rakjat kita dan negeri kita, jang berduduk di pinggir samodra peperangan itu, nistjaja akan mendapat pengaruh pula jang membentjanai economie dan pergaulanhidup. Kita tidak mengatakan bahwa perang Pacific itu tahun ini akan petjah. Kita tidak pula mengatakan bahwa ia sebentar lagi akan meledak. Kita hanjalah memperingatkan, bahwa dengan adanja persaingan Amerika, Japan dan Inggeris itu, peperangan itu akan terdjadi. Ah, Tuan-tuan Hakim, di Indonesia ini, toch bukan kami sadja jang mengatakan akan datangnja perang itu, toch bukan kami sadja jang mengumumkan kabar itu, jang memang bukan kabar bohong! Dr. Ratu Langi di dalam zit­ ting­nja volksraad 14 Djuni 1928, dus lebih dulu dari kami, adalah membitjarakan akan datangnja perang Pacific itu juga, dan belakangan ini A.I.D. de Preangerbode dan Java-Bode­ pun ikut mentjeriterakannja! Adakah mereka menjebar­ kan “logenachtig bericht”? Adakah bermaksud merusak ke­ tenteraman rakjat? “Dalam pada itu”, begitulah Dr. Ratu Langi berpidato,—



www.boxnovel.blogspot.com 308



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 308



001/I/14



“dalam pada itu, maka di dalam perdjoangan adutenaga antara golongan sini dan golongan sana itu, oleh golongan-golongan Barat terlampau sekalilah dilupakan, bahwa keadaan politiek di Indonesia di kelak-kemudian-hari adalah buat sebahagian besar djuga di bawah pengaruhnja gerak-bangkitnja keadaän internationaal di daerah Timur-djauh.... Orang dengan gampang se­kali adalah mengabaikan, bahwa kolonial dari Indonesia itu adalah suatu bahagian daripada soal Pacific jang besar itu, dan bahwa negeri ini tidak akan bisalah menghindarkan diri daripada



8/18/2014 9:16:55 AM



I ndonesia M enggugat



tjengkeramannja soal pergulatan di Lautan-Teduh, di mana kekuasaän-kekuasaän jang maha-haibat nanti akan tabrakan satu sama lain.... Marilah kita tjoba menggambarkan keadaan ini; di seluruh Asia-Timur adalah teranjam suatu djaring daripada kekuatan-kekuatan economie, politiek dan militair. Maksud-maksud dan keserakahan akan rezeki adalah sebagai biasa berdjalan di muka, dan kemudian diikutilah oleh berkapalkapalan banjaknja omongan-omingan tentang “mendatangkan kesopanan” dan lain sebagainja.



“Tiga matjam hal-hal”, begitulah Max Reinhard berkata (sebetulnja Ernst Reinhard, Tuan-tuan hakim) “tiga matjam hal-hal jang ditjari oleh modal asing di Tiongkok itu; pasar-pasar buat barang-barang perdangannja, bekal-bekal untuk perusahaän-perusahaännja, dan kaumburuhmurah untuk paberik-paberiknja” ... Apa jang saja kata­kan dari Tiongkok, bolehlah djuga dikatakan dari daerah-daerah lautan-Teduh jang lain. Hanja, pusatnja soal Pacific ini adalah Tiongkok, jakni karena soal-soal di situ adalah soal-soal jang besar, dan oleh karena kita, ibarat di bawah kita­ punja hidung sendiri, adalah melihat keadaansedih, bagaimana suatu negeri jang merdeka mendjadilah korban makanannja keserakahan kekuasaan-kekuasaan jang tama’ dan angkaramurka.



www.boxnovel.blogspot.com 309



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 309



001/I/14



Tetapi njatalah dengan sendjata-njatanja, bahwa hal itu semua, jaitu daerah-daerah pe­ njewaän, daerah-daerah-pengaruh, daerah-daerah-ke­pen­ ting­­an atau opendeurpolitiek... tidak­boleh­tidak ten­tu­lah menjebabkan keadaän mendjadi panas di dalam makna jang dikasih oleh Van den Bergh van Eysinga.



8/18/2014 9:16:55 AM



P anca A zimat R evolusi



Ini perhubungan-perhubungan jang mèntjong, jang menurut kata orang hanjalah bisa dikekalkan selama bangsa-bangsa asing itu misih sama tjukup kekuatan untuk mengekakalkannja, semua halhal itu adalah kawan-kawan di mana nanti akan terdjadilah peledakan-peledakan,—jang apinja nanti akan berkobar-kobarlah sampai meliwatliwati batas-batasnja negeri Tiongkok.



Sebab, di dalam persaingan merebut keuntungankeuntungan economie ini maka dunia Barat sekarang menemuilah musuh jang passief dan actief. Passief daripada tenaga-tenaga-pem­ba­ha­ ru­­an daripada dunia-Timur sendiri, actief dari­ pada musuh-persaingan bangsa Timur, ... jakni negeri Djepang. Dengan keadaän jang demikian, maka pertentangan dan permusuhan akan mendjadilah makin lama makin besar dan makin sengit, sehingga satu ketika tidakbolehtidak pasti petjahlah satu perbentusan jang maha-haibat, di mana diplomatie dan politieklidah terpaksa memundurkan diri di belakang mulutnja meriam-meriam dan metrailleurs.



www.boxnovel.blogspot.com 310



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 310



001/I/14



Pendahuluan daripada bentjana ini sekarang su­ dah­ lah tampak dan tanda-tandanja tak­ bisalah dipungkiri lagi, asal sadja orang mau mem­ buka matanja dan tidak mengabui mata sen­ diri itu dengan pidato-pidato omong-kosong jang achirnja tidak berisi garam sedikit djuapun adanja.... Asia-Timur sekarang sudah mendjadilah papantjaturnja politiek internationaal jang ber­ maksud menanamkan kekuasaän-economie dan kekuasaan-militair; kita melihat mundur-madju­ ­ nja buah-buah-tjatur itu satu-per-satu; negeri Djerman adalah memundurkan diri dari Kiauchiau,



8/18/2014 9:16:55 AM



I ndonesia M enggugat



Japan menaruhlah di situ salah satu buah­tjaturnja, Amerika melepaskanlah Jap, pusat per­temu­annja kawat-kawat telegraaf itu, Japan me­naruh­lah di situ suatu buah-tjatur jang lain, Japan menambahlah semendjak tahun 1918 kekuatan armadanja dengan 19 kruisers, 54 destroyers dan 45 kapal-silam, sedang Inggeris membikin iapunja bèntèng-laut di Singapura, dan Amerika menambah kekuatan armadanja dengan djumblah kapal jang lebih besar lagi dan menambah pula kekuatan bèntèngbèntèngnja di Hawaii, di Tutuila dan di Guam.



Dan di bawah hal-hal ini semua, tak terlihat oleh pengawasan publiek, bekerdjalah sepiunsepiun, buah-buah-tjatur tingkat rendahan, jang menganjamkan djaring di atas mana nanti per­ aduan-tenaga itu akan didjalankanlah dengan tjara jang maha-haibat.... Tetapi dalam pada itu, maka esok atau lusa nafsunafsu jang bertentangan satu sama lain itu bisa meledaklah bertabrakan di atas bumi Asia-Timur, mendidihlah kawah-neraka jang meluap-luap ke mana-mana, djuga ke negeri di sini, djuga di luar kemauan kita. Apakah jang harus kita perbuat? Bagaimanakah kedudukan Indonesia di dalam tabrakan maha-bentjana jang tidakbolehtidak pasti akan terdjadi itu...?”



www.boxnovel.blogspot.com 311



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 311



001/I/14



“Intusschen, bij de krachtsinspanning in sini - en sana - groep, wordt door de westersche groepen maar al te zeer uit het oog verloren, dat de staatkundige toekomst van Indonesia ook, en voor een belangrijk deel, beheerscht zal worden door de verdere evolutie der internationale situatie in het zg. uiterste Oosten.... Men onderdrukt psychologisch gesproken, eenvoudig het feit, dat het koloniale



8/18/2014 9:16:55 AM



P anca A zimat R evolusi



vraagstuk van Indonesia een deel is van het groote Pacific-vraagstuk, en dat dit land niet kan ontkomen aan het lot, actief wellicht, maar zeker passief, betrokken te worden in een conflict in den Pacific, waarbij geweldige machten tegen elkaar zullen opbotsen....



Trachten wij ons den toestand te realiseeren; over Oost-Asie heeft zich een netwerk gewezen van economische, politieke en strategische activiteit. De egoistische, economische motieveen voorop, zooals altijd, en daarna volgen scheepladingen ethisch-humanitaire leuzen over beschaving brengen etc.



“Drie dingen”, zegt Max Reinhatd (sebetulnja Ernst Reinhard, Tuan-tuan Hakim) “heeft het vreemde kapitaal in China gezocht; marken voor zijn waren, grondstoffen voor zijn grondstofbasis en goedkoope arbeidskrachten voor zijn fabrieken”.... Wat van China gezegd werd, geldt mutatis mutandis voor vele andere Pacificgebieden. Allen, het Pacific-vraagstuk vindt zijn exponent in China, om de afmetingen, die de kwesties daar hebben en omdat wij daar, als het wate onder onze oogen het treurspel zien afspelen van een onafhankelijk land, dat overgeleverd is aan een niets ontziend egoisme van zekere machtscombinaties.



Maar het is duidelijk, dat dit alles, de pachtgebieden, de invloeds - en interessensferen of opendeurpolitiek... noodzakelijk een toestand van spanning moet veroorzaken, in den zin, dien Van den Bergh van Eysinga daaraan hecht.



www.boxnovel.blogspot.com 312



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 312



001/I/14



Deze moreel eenzijdige relaties, waarvan gezegd wordt, dat ze allen gehandhaafd kunnen worden,



8/18/2014 9:16:55 AM



I ndonesia M enggugat



zoolang de vreemde naties krachting genoeg zijn om op haar handhaving te blijven staan, al die wijzen van ingrijpen, zijn evenzoovele haarden, waarop conflicten zullen groeien, conflicten, die zullen uitvlammen tot ver over de grenzen van het Rijk van het Midden. Want in den wedijver om economische voordeelen stuir het Westen echter thans op tegenstand, passief en actief. Passief van de regeneratieve krachten van het Oosten zelf, en actief van een Oostersch rivaal... en dat is Japan.



Bij dezen toestand zullen antithese en antagonisme groeien en verscherpen, totdat ze eenmaal hun normale oplossing zullen moeten vinden in een catastrophaal conflict, waarbij diplomatie en staatsmanskunst zich moeten terugtrekken achter de monden van kanonnen en metrailleurs.



www.boxnovel.blogspot.com 313



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 313



001/I/14



Het voorstel deezer catastrophale oplossing is reeds zichtbaar en de voorteekenen zijn niet te misduiden, als men maar zeien wil en zich niet laat misleiden door gelegenheid- en hoeraspeeches, die ten slotte geen grijntje pit hebben.... Oost Azie is het schaakbord geworden van de internationle economische en militaire penetratie-politiek; wij zien stuk na stuk naar voren schuiven en wederdom terugtrekken; Duitschland trekt zich terug van Kiauchiau, Japan posteert er een zijner stukken, Amerika geeft Jap, knooppunt van telegraafkabels, prijs, Japan plaats daar een ander stuk, Japan breidt zijn vloot sedert den wapenstilstand van 1918 uit met 19 kruisers, 54 destroyers en 45 onderzeebooten, waartegenover Engeland in Singapore een vlootbasis bouwt en Amerika zijn vloot met een nog grooter aantal



8/18/2014 9:16:55 AM



P anca A zimat R evolusi



uitbreidt en de steunpunten Hawaii, Tutuila en Guam versterkt. En hieronder door, aan de publieke controle ontsnappend, werken spionnen, stukken van lager orde, die vlechten het netwerk waarop straks het tournooi gespeeld zal worden en grande style....



... Maar intusschen kunnen te avond of te morgen de tegengerichte strevingen boven den bodem van Oost-Azie tot manifeste botsingen komen, en een heksensabbath ontketen3n ook over deze landen en ook zonder onz3n wil. Wat dan? Hoe is de positie van Indonesia in het castatsprophale conflict, dat niet kan uitblijven...?”



www.boxnovel.blogspot.com 314



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 314



001/I/14



Tuan-tuan Hakim, Dr. Ratu Langi bukanlah communist, bukan­ lah socialist, bukanlah nationalist-kiri sebagai kami, Dr. Ratu Langi adalah seorang jang sekarang terkenal gematigd sekali, jakni seorang jang sangat terkenal “lunaknja” dan sangat “kapuk­nja”. Dari Dr. Ratu Langi orang dus tidak gampang me­ngatakan, bahwa ia “omong bohong”, sebagai jang sering di­tuduhkan kepada kaum radicaal. Toch,—Dr. Ratu Langi ber­pidato djuga bahwa perang Pacific akan meledak, bahwa “heksen­sabbath” dan “catastrophaal conflict” itu “niet kan uit­ blijven”, akan membakar dunia Timur “te avond of te morgen”! Sesungguhnja, adakah chabar perang Pacific itu, kalau kami jang mengchabarkannja kepada rakjat, sekonjong-konjong mendjadi “chabar bohong”, sekonjong-konjong men­ djadi “logenachtig bericht? Adakah chabar itu kalau kami jang mengchabarkannja, sekonjong-konjong berarti, bahwa kami sengadja mau merusak ketenteraman-umum? Adakah chabar itu, kalau kami jang mengutjapkannja, sekonjong-konjong mendjadi alasan untuk mengusahakan artikel 171 weboek van strafrecht?



8/18/2014 9:16:55 AM



I ndonesia M enggugat



Koleksi iwan siswo



Sukarno, circa 1946.



Toch tidak, Tuan-tuan Hakim! En toch, ... kami berdiri di muka Tuan-tuan Hakim, ... terdakwa melanggar artikel 171 itu! O, nasib! .... sedang kami dilandjrat berhubung dengan soal Pacific ini, sedang kami mendjadi pesakitan di hadapan mahkamah Tuan-tuan berhubung dengan soal Pacific itu, maka di pertengahan bulan Oktober jang lalu diadakanlah vloot­­ manoeuvres Japan jang maha-haibat, dan A.I.D. de Preanger­­ bode pada ketika itu memuatlah suatu chabar Associated Press jang berbunji:



www.boxnovel.blogspot.com 315



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 315



001/I/14



“Persediaän-persediaän sudahlah mulai pada tanggal 7 bulan ini, tatkala kapal-kapalnja armada biru berangkat ke arah tempat pusatnja di Koere, sedang kapal-kapal musuh adalah bergerak dengan sembunji-sembunjian di lautan-lautan kidul, sampai ke dekat-dekatnja pulau Formosa.



8/18/2014 9:16:55 AM



P anca A zimat R evolusi



Sedikit lebih djauh lagi dari Formosa itu... adalah kepulauan Philippina, tetapi tak seorangpun akan begitu kasar-bibir menjindir-njindir, bahwa dari sanalah akan datangnja serangan!”



“De voorbereidingen begonnen reeds op 7 dezer... toen eenheden van de blauwe vloot naar hun concentratiepunt Koere vertrokken en de vijandelijke schapen in het geheim opereerden in Zuidelijke wateren, tot zelf in de buurt van Formosa toe. Iets verder dan Formosa... liggen de Philippijnen, maar niemand zou zoo ondiplomatik zijn er ook maar op te zinspelen, dat de aanval van dien kant komt!



Sedang kami dilandjrat berhubung dengan soal Pacific itu, maka A.I.D. de Preangerbode 6 Oktober 1930 adalah mem­ bitjarakan akan terpetjahnja soal Pacific itu sebagai suatu soal practisch-actueel di dalam hoofdartikelnja, jang berkepala: “De vlootwet”,—jakni mengandjurkan diterima­nja begrooting pembesaran armada Hindia Belanda guna mendjaga neutraliteit di dalam perang Pacific jang dipastikan olehnja akan meledak itu! Sedang kami dilandjrat berhubung dengan soal Pacific itu, maka Javabode adalah mengumumkan artikel serie-seriean dari pènnanja “Observer” jang mengatakan, bahwa keadaan di dunia Pacific “sudahlah begitu panas, se­ hingga sebab jang seketjil-ketjilnjapun sudah tjukup buat me­ledak­kan peperangan Pacific itu.355 Dan kami menanja lagi: Adakah kami harus dihukum, kalau kami ikut-ikut membitjarakan soal Pacific itu, adakah kami sekonjong-konjong mendjadi penjebar logenachtig bericht guna merusak ketenteraman umum, kalau kami ikutikut meramalkan Pacific-oorlog itu,—Pacific-oorlog, jang di



www.boxnovel.blogspot.com 316



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 316



001/I/14



355. Lihatlah Java-Bode 3 December 1930.



8/18/2014 9:16:56 AM



I ndonesia M enggugat



Indonesia djuga diramalkan oleh Dr. Ratu Langi, djuga di­ ramal­kan oleh A.I.D. de Preanger-bode, djuga diramalkan oleh Javabode itu? Tetapi hasutan harus berontak atau mogok kalau perang itu sudah datang! Kami tidak pernah menghasut demikian itu. Kami tidakpun pernah menjindir atau memudjikan dengan tertutup akan perbuatan-perbuatan jang demikian itu, atau perbuatan apa sadja jang dilarang oleh hukum. Kami, sebagai tadi terangkan, hanjalah memudjikan supaja rakjat lekas mendjadi natie, agar kuat menolak pengaruhnja peperangan Pasifik itu, (terutama pengaruh economie),—pengaruh jang tentu kita deritakan oleh karena kita hidup di pinggir Lautan Pasifik! Lebih dari 10 saksi membuktikan hal-hal ini, Tuan-tuan Hakim. Dan lagi,—mana-boleh-djadi kami menghasut mogok, mana-boleh-djadi kami menjuruh atau memudjikan staking356, di mana kami tidak terdiri di muka perserikatan sekerdja atau tidak berdiri di muka kaum buruh jang tersusun di dalam vakvereeniging; manaboleh-djadi kami memudjikan staking-stakingan, di mana pendirian kami terhadap pada staking itu ternjata dengan seterang-terangnja di dalam manifest bestuur P.N.I. jang termuat di dalam “Banteng-Periangan” No. 9-10, jang kami serahkan kepada Tuan-tuan itu? Mana-boleh-djadi kami berkata bahwa perang Pasifik akan terdjadi dalam tahun 1930 atau lekas-lekas, dan bahwa pada saat petjahnja itu kita akan merebut kemerdekaan, di mana ternjata tidak ada satu anggauta P.N.I. jang terdapat mempunjai sendjata apa sadja jang pantas dipakai berontak, jakni di mana tidak terdapat satu bedil atau satu pistol atau satu pedang tatkala diadakan penggeledahan di mana-mana?



www.boxnovel.blogspot.com 317



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 317



001/I/14



356. mogok—peny.



8/18/2014 9:16:56 AM



P anca A zimat R evolusi



Opzet bahwa imperialisme, gezag etc.



Tetapi perkataan-perkataan “rubuhkanlah imperialisme!”, “rubuhkanlah kapitalisme!”;—perkataan-perkataan “im­ pe­ ri­al­isme memeras kita”, “kapitalisme menindas kita”,—tidak­ kah jang demikian itu bukti-bukti bahwa kami bersalah me­ langgar artikel 153 bis atau 169? Kami mendjawab: kami mus­tahil sengadja melanggar artikel-artikel itu. Kami toch, sebagaimana banjak saksi menerangkan kepada Tuan-tuan Hakim, selamanja mendidik keamanan, selamanja mendidik kesabaran. Kami toch, selamanja menghukum anggautaanggauta jang membahajai keamanan-umum itu. Adakah bisa-djadi bahwa orang jang senantiasa mendidik keamanan, lantas sengadja melanggar artikel 153-bis atau 169? Adakah bisa-djadi, adakah waarschijnlijk357 bagi Tuan-tuan Hakim, bahwa orang jang tak berhenti-henti mengursuskan “harus mendjauhi segala hal jang teu puguh”, jakni “harus mendjauhi segala jang tidak senonoh”, mengantjam tiap-tiap anggauta jang melanggar keamanan dengan royement, membohongkan bisikan-bisikan akan ada apa-apa tahun ’30,—adakah waar­ schijnlijk bagi Tuan-tuan, bahwa orang jang demikian itu lantas mempunjai opzet,358 membahajai keamanan-umum atau melanggar gezag mendjalankan hal-hal jang dituduhkan dalam proces ini? O, zeker, kami memang pernah mengatakan “rubuh­ ­ kan­lah imperialisme!”, “rubuhkanlah kapitalisme!”, —kami memang pernah mengatakan “imperialisme djahat, kapital­ isme angkara-murka, imperialisme menjilakakan kita, ka­ pital­­isme merusak rakjat” dan lain-lain sebagainja,—tetapi adakah bisa-djadi, bahwa kami memaksudkan dengan per­ kataan imperialisme itu pemerentah-jang-sekarang atau ke­­amanan-umum, adakah bisa-djadi bahwa kami me­mak­



www.boxnovel.blogspot.com 318



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 318



001/I/14



357. mungkin—peny. 358. niat—peny.



8/18/2014 9:16:56 AM



I ndonesia M enggugat



sud­­kan dengan kapitalisme itu bangsa Belanda atau bangsa asing jang lain? Kapitalisme dan imperialisme, Tuan-tuan Hakim, ka­pi­ tal­­isme dan imperialisme, sebagai kami uraikan di awal­nja kamipunja pidato dengan disokong dalil-dalilnja orang-orang jang ternama, bukanlah bangsa asing jang lain, bukan­lah kaum B.B.,359 bukanlah gezag, bukanlah suatu badan atau materie,—kapitalisme dan imperialisme, sebagai tiap-tiap perkataan jang berachiran “isme”, adalah suatu faham, suatu begrip, suatu stelsel! Stelsel ini jang menjilakakan, stelsel ini jang merusak, stelsel ini jang djahat, stelsel ini jang harus “dirubuhkan”,— bukan bangsa asing, bukan pemerentah, bukan gezag! Am­ bui, adakah kami begitu goblok, adakah kami kering-otak atau barangkali miring-otak, mengira bahwa imperialisme = gezag, kapitalisme = bangsa asing,—kami, jang toch setidak-ti­dak­nja boleh dinamakan orang terpeladjar? Adakah kami sia-sia, le­bih dari 20 tahun duduk di atas bangku sekolahan,360 lebih dari 10 tahun membatja sociale litteratuur, mempelajari ilmu sociale wetenschapen,—jang kami tidak tahu bedanja an­ta­ra im­pe­ri­ alisme-kapitalisme dengan gezag beserta bangsa asing? Ach, Tuan-tuan Hakim, di dalam salah satu daripada producten jang diserahkan oleh saksi Albreghs, toch dengan seterang-terangnja tertulis, bahwa jang kami orang musuhi itu ialah suatu stelsel, dan bahwa “kita tidak menjalahkan Holland” dan bahwa “niet alle Hollanders zijn slecht!”361 Di dalem tjatetan-tjatetan leiderscursus toch tertulis dengan seterang-terangnja, bahwa imperialisme adalah suatu faham atau tabeat, dan di dalam keterangannja banjak saksi toch ternjata djuga, bahwa jang kamiorang ampat terdakwa



www.boxnovel.blogspot.com 319



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 319



001/I/14



359. Kaum Binnenlands Bestuur; pegawai negeri—peny. 360. Kami mulai sekolah di desa. 361. tidak semua orang Belanda jahat—peny.



8/18/2014 9:16:56 AM



P anca A zimat R evolusi



maksudkan dengan kata imperialisme itu ialah suatu faham atau suatu nafsu, sedang di dalam keterangan saksi-saksi Doelhadi, Entjo, Soemarta, H. Mansoer,362 jang sama me­ nerangkan, bahwa kata imperialisme terdjadinja ialah dari kata imperium, ternjata pula dengan senjata-njatanja bahwa kami orang ampat terdakwa sebelumnja membitjarakan imperialisme itu, lebih dulu adalah mengasih keterangan atau uitleg jang djelas tentang faham dan arti-artinja! Lagi pula, tidakkah kami punja politieke-visie363 me­nga­ takan bahwa dengan berhentinja gezag di sini, im­pe­ri­al­isme itu belum tentu berhenti sama sekali, jakni bahwa dengan berhentinja gezag itu, Indonesia buat sementara wak­tu misih mendjadi lapangnja imperialisme, misih belum ter­hindar dari exploitatienja buitenlandsch surpluskapitaal, misih ada kaum gula, kaum minjak, kaum tembakau, d.l.l., sebagai mitsalnja sekarang negeri Tiongkok atau Persia jang merdeka itu duaduanja bongkok menderitakan exploitatienja imperialisme asing! Tidakkah kami punja politieke-visie itu mengatakan, bahwa pemerentahan nasional itu,—dus ka­lau gezag asing di sini sudah tidak ada!—selainnja buat na­tionale reconstructie, adalah suatu sjarat untuk melawan imperialisme dengan leluasa dan memberhentikannja sama sekali, sebagaimana djuga mitsalnja kaum socialist me­mandang politieke macht sebagai suatu sjarat untuk mem­ber­hentikan kapitalisme! Tidakkah dengan kamipunja politieke-visie itu, ternjata dengan seterang-terangnja, bahwa di dalam kamipunja visie imperialisme dan gezag bukanlah satu, bukanlah identiek! Lagi pula, tidakkah kami sering-sering menerangkan di dalam cursus-cursus atau openbare vergadering,364



www.boxnovel.blogspot.com 320



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 320



001/I/14



362. Nama-nama dalam proses peradilan Bung Karno. Saksi-saksi seluruhnja lebih 10 orang, termasuk saksi jang memberatkan dari pihak P I D, seperti Albreghs. 363. politieke visie = penglihatan politiek. 364. rapat umum—peny.



8/18/2014 9:16:56 AM



I ndonesia M enggugat



www.boxnovel.blogspot.com 321



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 321



001/I/14



bahwa imperialisme di Indonesia sedjak adanja opendeurpoli­ tiek adalah dihinggapi pula oleh imperialisme Amerika, imperialisme Inggeris, imperialisme Djepang dan lain-lain,—imperialisme Belanda dengan modal + f 4.000.000.000,—,—imperialisme asing jang lain-lain dengan mo­dal + f 2.000.000.000,—, sedang gezag di Indonesia toch ha­nja Nederlandsch gezag sadja! Tidakkah di dalam ke­te­ rang­ an-azas P.N.I. tertulis dengan seterang-terangnja apa jang bernama imperialisme itu, dan bahwa imperialisme di sini itu bersifat internationaal,—keterangan-azas P.N.I. jang kami mendjadi penulisnja! Tidakkah kami, kalau kami membitjarakan imperialisme itu di cursus atau di openbarevergadering, biasa sekali lantas membikin suatu analyse daripadanja,—analyse di dalam ampat sifat jang kami se­ but­kan di awal pidato ini dan jang djuga tertulis di dalam ke­ terangan-azas-P.N.I.,—jakni pertama sifat pengambilan bekal-bekal hidup, kedua sifat pengambilan bekal-bekal atau basisgrondstoffen untuk industri di negeri asing, ketiga sifat memperusahakan Indonesia mendjadi pasar-pendjualan barang-barang dari asing, keampat sifat memperusahakan Indonesia mendjadi exploitatie-gebied buitenlandsch sur­ plus­ kapitaal,—sambil selamanja menjebutkan angkaangka hatsil “gula + f 400.000.000,— setahunnja”, “karet + f 400.000.000,— setahunnja”, “minjak + f 150.000.000,— se­ tahun­nja” dan seterusnja, sehingga ternjata bahwa jang kami namakan imperialisme itu ialah bukan gezag! Sesungguhnja, Tuan-tuan Hakim, bahwa kami tak mengetahui bedanja imperialisme dengan gezag, itu adalah suatu hal jang tidak bisa masuk akal, suatu hal jang mochal, suatu hal jang mustahil! Tetapi Tuan-tuan barangkali membantah: “Betul Tuan tahu bahwa imperialisme bukan gezag, Tuan tahu bahwa



8/18/2014 9:16:56 AM



P anca A zimat R evolusi



kapitalisme bukan bangsa asing,—tetapi, tatkala Tuan ber­ seru “rubuhkanlah imperialisme dan kapitalisme”, Tuan maksud­kan gezag dan bangsa asing!” Ini djuga mustahil, Tuan-tuan Hakim! Kami toch, kepada semua-anggauta baru, kalau kami menerangkan azasnja P.N.I. dengan pandjang-lebar, senantiasa menerangkan djuga pandjang-lebar artinja dua per­ kataan imperialisme dan kapitalisme itu, sifat-sifatnja dan internationaliteitnja imperialisme itu, sebagai jang kami uraikan tadi. Kami toch spesial mengadakan cursus serieseriean spesial tentang fatsal imperialisme, mengadakan cursus serie-seriean atas halnja bagaimana kapitalisme-ka­ pi­tal­isme di Eropah atau Amerika memberi “tjap” sendirisen­ diri atas imperialisme-imperialismenja di Asia,—dari bar­baarsch-roof-imperialisme Spanjol365 zaman dulu sampai monopolistisch-imperialisme Belanda di Indonesia, dari half-monopolisch-imperialisme Inggris di Hindostan sampai liberaal-imperialisme Amerika di Philippina! Kami toch spesial mengadakan cursus-cursus tentang fatsal kapitalisme, cursus-cursus buat menerangkan artinja dan factor-factornja, jakni cursus-cursus tentang meerwaardetheorie,366 tentang capitaal-accumulatie, tentang capitaal-concentratie, tentang capitaal-centralisatie, tentang industrieel-reserve-armée dan lain-lain! Pendek kata, Tuan-tuan Hakim, perkataan imperialisme dan kapitalisme seringlah kami terang-terangkan maknanja, perkataan-perkataan itu, kalau kami utjapkan, mustahillah kami lantas sebenarnja memaksudkan gezag atau bangsa asing. Apalagi... bahwa kami pernah mengatakan bahwa imperialisme = gezag, bahwa kami pernah mengatakan



www.boxnovel.blogspot.com 322



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 322



001/I/14



365. imperialisme rampang cara biadab Spanyol—peny. 366. teori nilai lebih—peny.



8/18/2014 9:16:56 AM



I ndonesia M enggugat



bahwa imperialisme = regent = wedana, tjamat, kopral, bahwa kami pernah mengatakan bahwa kapitalisme = bangsa asing,—itu adalah lebih mus­tahil lagi, lebih lagi sama sekali tidak ada èmpèr-èmpèrnja! Ambui, umpama ka­ mi dengan kata im­ pe­ rialisme itu memak­sudkan kaum B.B. atau pemerentah, toch barangkali ka­ ta: imperialisme = lebih baik sama sekali kami ber­ gupernur djendral, imperialisme = residèn, imperialisme = hupkomissaris polisi, dan seterusnja! Tidak, kalau kami berkata imperialisme maka kami ber­ maksud djuga imperialisme, kalau kami berkata kapitalisme maka kami bermaksud djuga kapitalisme. Memang im­pe­ri­al­ isme dan kapitalisme ini jang djahat, memang imperialisme dan kapitalisme ini jang harus dirubuhkan, memang im­pe­ rialisme dan kapitalisme ini jang kami musuhi. Kami adalah ingin merubuhkan suatu nafsu atau stelsel, tidak gezag atau sesuatu bangsa!



www.boxnovel.blogspot.com 323



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 323



Bahasa radicaal.



001/I/14



Tetapi perkataan-perkataan jang tadjam-tadjam itu!—buat apa memakai perkataan jang tadjam-tadjam itu, buat apa me­makai perkataan “merubuhkan”, “menghantjurkan”, “me­ nji­lakakan”, “merusak” dan lain sebagainja, kalau tidak buat meng­hasut dan buat mengganggu keamanan umum,—buat merusak ketenteraman rakjat? O, memang, Tuan-tuan Hakim, kamipunja bahasa adalah bahasa jang radicaal. Kamipunja bahasa bukanlah bahasa nènèk-nènèk jang sudah djatuh pingsan kalau mendengar kata “kemerdekaan”, kamipunja pidato-pidato bukanlah pidatonja paderi di dalam geredja atau pidatonja djuru-chotbah di dalam masdjid. Kami adalah nationalist-revolutionnair, nationalist jang radicaal, nationalist kepala bantèng! Kami­ punja bahasa adalah bahasa jang keluar dari kalbu jang



8/18/2014 9:16:56 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 324



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 324



001/I/14



ber­ kobar-kobaran dengan semangat nasional, berkobarkobaran dengan rasa-ketjiwa atas tjilaka dan sengsaranja rakjat. Siapakah tidak sedih dan dendam hati, siapakah tidak ketjiwa-hati kalau ia mengetahui tjilaka dan sengsaranja rakjat sebagai jang kami gambarkan di muka tadi, kalau memang ia mau bertulus-hati! Sebagai pidato-pidatonja hampir se­mua pemimpin kaum tjilaka dan kaum seng­sara di mana-mana negeri, sebagai bahasanja se­mua pemuka kaum ter­­pèpèt hatinja penuh dengan rasa-pedih dan rasa-ketjiwa, se­bagai ba­hasa semua kaum radicaal dan revolutionnair jang semangatnja ber­kobar-kobar, maka pidato-pidato kami dan bahasa kami penuhlah de­ngan kata-kata jang radicaal dan tandes, penuhlah dengan gambar-gambar, tamsil-tamsil, ba­ basan dan saloka jang berisi semangat jang berkobar-kobar pula. Tetapi tidak adalah pidato-pidato kami dan bahasa kami itu berisi opzet melanggar artikel 153-bis, tidak adalah ia berisi maksud mendjalankan kedjahatan-kedjahatan jang dituduhkan dengan artikel 169! Djikalau Mr. Pieter Jelles Troelstra di dalam api-pidato­ nja berkata: “Hantamkanlah kitapunja palu godam di atas singgasananja kaum kapitalisme!” Djikalau Jean Jaures meng­ getarkan hati dan semangat pendengar-pendengarnja dengan perkataan: “Ini kesengsaraan sekarang sudah mendjadilah bangun dan menuntutlah dengan menggenggam pisau belati iapunja tempat di bawah matahari.” Djikalau pemimpin-pe­ mimpin proletar mendengungkan, “Madjulah perang meng­ hantjurkan kapitalisme, madjulah perang melawan kaumkaum jang kuasa!” Djikalau di dalam parlement atau meeting partai apa sadja kita sebentar-sebentar mendengar seruan “rapatkanlah barisan”, luruglah bèntèngnja musuh”, “asahlah sendjatamu jang paling tadjam untuk melebur pengchianatpenckhianat kita setjindil-abangnja”. Djikalau Pastoor van Lith di sini berseru pada rakjat Indonesia;



8/18/2014 9:16:56 AM



I ndonesia M enggugat



... biarlah mereka lalim mengerdjakan merekapunja kekuasaan kalau mereka mau,—meski ditindas bagaimana djuga, kamu akan mendjadilah makin kuat, mendjadilah makin keras ibarat badja di dalam api, menambah-nambahkan tenagamu karena melindungikan diri, mejakinkan tjaraberkelahi daripada musuh, dan maha-kuat oleh besarnja djumlahmu, tergemblengkan satu sama lain oleh pekerdjaän bersama dan perkelahianbersama, kamu achirnja toch akan keluar dari peperangan itu sebagai fihak jang menang”.



... laat hen misbruik maken van hun macht, indien zij dit verkiezen, - gij zult groeien tegen de verdrukking, als staal gehard worsen in het vuur, krachten winnen door zelfverweer, de krijgskracht leeren van Uw vijand, en reuzensterk door de kracht van het getal, aanneengesmeed door volhardend samenwerken en samenvechten, tenslotte toch als overwinnaar uit den kamp te voorschijn komen”.367



—djikalau kita mendengar perkataan-perkataan jang demi­ kian itu, adakah kita lantas harus ingat akan palu godam jang sebenarnja, akan tachta keradjaan jang sebenarnja, akan pisau-belati jang sebenarnja, akan perang jang se­ benar­ nja, akan pedang, akan bom, akan dynamiet, akan meriam, serdadu, darah, dan lain-lain?—adakah mereka mau merusak-keamanan-umum atau melanggar gezag atau men­djalan­­kan suatu kedjahatan jang dilarang oleh hukum di negeri­nja masing-masing? Djikalau Prof. Boeke368 berkata, bahwa “bapak tani bangsa Jawa adalah hidup keliwat sengsara”; djikalau Dr. Huender369 menulis, bahwa keadaan di sini sudah membikin



www.boxnovel.blogspot.com 325



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 325



001/I/14



367. t. a. p. pag. 32. 368 Het Zakelijke en Persoonlijke Element in de Koloniale Welvaartspolitiek—peny. 369. Overzicht van den Economischen Toestand der Inheemsche Bevolving—peny.



8/18/2014 9:16:56 AM



P anca A zimat R evolusi



rakjat mendjadi “minimum-lijdser”; djikalau van Kol370 mendengungkan iapunja protest tentang adanja “drainage” jang merusak negeri kita mendjadi “negeri jang habis terhisap sumsumnja”; djikalau Mr. Brooshooft371 mengatakan: “kita mendjerumuskan rakjat Bumiputera itu ke dalam djurang, ke dalam lembah-kesengsaraan jang djuga menenggelamkan milliunan orang di dunia Barat sampai ke batang-lehernja”,



“wij duwen den Inlander in den afgrond, wij drijven hem in denzelfden poel van ellende die in de westersche maatschappij millioenen tot aan den hals houdt omsloten”,



dan berkata bahwa di sini adalah:



“perampok orang jang tak mempunjai apa-apa melainkan tenaganja bekerdja, oleh kaum jang menggenggam modal, jakni menggenggam ke­ kuasaän”. “uitbuiting van den man die niet heeft dan zijn arbeid door den bezitter van het kapitaal, d.i. van de macht”,



—adakah mereka bermaksud menghasut atau sengadja melanggar hukum? Tidak, tuan-tuan Hakim, mereka tidak adalah maksud jang demikian itu; mereka hanjalah menulis atau meng­ utjap­ kan pidato jang penuh dengan perkataan-perkataan jang berapi, mereka hanjalah menulis atau membèbèrkan orator­isch talent372 jang penuh dengan welsprekendheid dan penuh dengan gambar-gambar, babasan dan seloka



www.boxnovel.blogspot.com 326



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 326



001/I/14



370. Nederlandsch-Indie in Staten General—peny. 371. De Etizche Koers in de Koloniale politiek—peny. 372. oratorisch talent = kepandaian berpidato.



8/18/2014 9:16:56 AM



I ndonesia M enggugat



jang mengagumkan. Begitupun kami, di mana kami dengan semangat jang berkobar-kobar berseru “rubuhkanlah im­pe­ ri­alisme!”, di mana dari mulut kami keluar apinja perkataanperkataan “hantjurkanlah itu nafsu angkara-angkara”, “la­ wan­ lah kapitalisme-imperialisme jang menghisap kita itu de­­ngan segenap kitapunja tenaga”, maka kami tidak ada satu kedjapmata sengadja membahajai keamanan umum, se­ ngadja melanggar gezag, sengadja mendjalankan apa-apa jang dilarang oleh hukum di sini! Kami, sebagai dipersaksikan oleh banjak saksi, adalah senantiasa mendidik akan keamanan dan mendjungdjung tinggi akan keamanan itu, kami adalah malahan mengantjamkan royement dan mengasih royement373 pada siapa jang merusak keamanan itu! Ach, Tuan-tuan Hakim, mana-boleh-djadi kami se­nga­ dja mendjalankan perbuatan-perbuatan atau sengadja mem­ punjai maksud-maksud jang dituduhkan kepada kami itu, mana-boleh-djadi kami bisa bersalah sepandjang artikel 153bis atau 169 itu, di mana kami di dalam leidercursus374 jang tertutup dan rahasia itu sampai mengadakan theorie antirevolutie dan anti-putsch dan mendidik kepada leiders-leiders itu supaja selamanja mendjungdjung tinggi pada keamanan, mana-boleh-djadi di mana kami di dalam leidercursus jang rahasia itu,—zonder takut telinganja tjutjunguk atau tjoro alias sepiun, zonder takut telinganja politie!,—senantiasa mendidik kepada pemuka-pemuka-muda itu mengindjak djalan jang halal agar supaja kamipunja machtsvorming tidak mendapat gangguan dan bisa melahirkan suatu machts jang sekuasa-kuasanja, sebagai terbukti daripada persaksian be­berapa pemimpin-pemimpin jang Tuan-tuan dengar itu? Kalau kami memang senang kepada pengrusakan ke­ amanan-umum, kalau kami memang ingin akan pe­lang­gar­



www.boxnovel.blogspot.com 327



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 327



001/I/14



373. pemecatan—peny. 374. kursus kepemimpinan—peny.



8/18/2014 9:16:56 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 328



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 328



001/I/14



an gezag, kalau kami memang bermaksud pula hal-hal jang dituduhkan dengan artikel 169 itu, maka di sinilah tempat­nja, di dalam leidercursus inilah tempatnja kami mengadjar­kan hal itu kepada subleiders, agar supaja subleiders itu, kalau berpropaganda ke desa dan ke kampung, bisa menjebarkan­lah “benih ratjun” kami itu ke mana-mana, sehingga sempurna­ lah “keamanan-umum terrusak”, sempurnalah “gezag ter­ langgar”, sempurnalah “misdrijven dari artikel 169 itu ter­ djadi”! En toch, bagaimanakah kenjataan! Kenjataan adalah menundjukkan sebaliknja, kenjataan adalah membuktikan bahwa kami di dalam kamipunja “sarang” leidercursus itu bukanlah bertelor ratjun, tetapi ialah bertelor barang, jang walaupun pahit rasanja bagi kaum imperialisme, sepandjang wet, adalah halal belaka! O, memang, kami tidak tèdèng aling-aling,—telor jang kami djatuhkan di dalam leidercursus dan cursus-cursus biasa itu, adalah pahit sekali rasanja bagi kaum jang berkepentingan atas terusnja keadaan-keadaan jang sekarang! Kami di muka pun tidak tèdèng aling-aling, bahwa maksud P.N.I. adalah berusaha seradjin-radjinnja menjusun-njusunkan suatu na­ tio­ nalistische machtsorganisatie, suatu raksasa-kekuasaan jang insaf akan kekuasaannja, suatu raksasa maha-shakti ibarat shaktinja Krishna Tiwikrama! Kami tidak tèdèng alingaling bahwa P.N.I. hanjalah pertjaja kepada macht jang de­ mi­ kian itu sahadja, untuk mendatangkan concessies dan perbaikan-perbaikan di dalam kamipunja pergaulanhidup jang dikungkungi oleh belangentenstellingen itu! Tetapi kami­ pun sudah menerangkan, bahwa machtsvorming dan macht ini sama sekali tidaklah memeluk faham bom atau dynamiet, samasekali tidaklah memeluk pula faham jang dilarang oleh artikel 153-bis atau jang dituduhkan dengan artikel 169 dari wetboek van strafrecht itu.



8/18/2014 9:16:56 AM



I ndonesia M enggugat



Adakah hal-hal ini semuanja belum tjukup untuk mejakinkan Tuan-tuan Hakim atas ketidaksalahan kamiorang? Adakah barangkali timbul pertanjaan pada Tuan-tuan, buat apa kami spesial mendidik keamanan itu, buat apa kami spesial mendidik anti-golok-golokan itu, kalau keamanan tidak memang terantjam bahaja dan kami tidak takut akan buahnja propaganda kami sendiri? Tuan-tuan Hakim, tidak benarlah gagasan jang demikian itu. www.boxnovel.blogspot.com 329



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 329



Buat apa spesial mendidik keamanan.



001/I/14



Sekali lagi memang: telor P.N.I. adalah telor jang pahit se­ kali bagi kaum imperialisme; dan kaum imperialismepun tak lupa mentjatji-maki dan mendjelek-djelekkan kami sepuaspuasnja di dalam surat-surat-chabar dan perkumpulan-per­ kumpulannja, menuntutkan hukuman atau pembuangan atas diri kami, menuntutkan larangan atas actienja P.N.I.,—tetapi tak bolehlah disangkal oleh siapa-djuga bahwa telor P.N.I. itu adalah telor jang halal! Tuan-tuan Hakim, oleh karenanja, kembali lagi kami me­nanja: adakah boleh-djadi, adakah waarschijlijk, bahwa kami mempunjai opzet jang dimaksudkan oleh artikel 153bis atau bahwa kami melanggar artikel 169,—kami jang menurut persaksiannja banjak saksi itu senantiasa mendidik keamanan, kami jang sering memperingatkan djangan kena provocatie, kami jang membohongkan ramalan tentang tahun ’30, kami jang mengantjamkan dan mengasih royement ke­ pada tiap-tiap anggauta jang melanggar keamanan itu, kami jang menurut persaksiannja anam subleiders di dalam cursus seringkali mendidik mendjungdjung tinggi leider­ akan keamanan agar supaja machtsvorming tidak terganggu, dan mengadjarkan theorie anti-revolutie, anti-putsch, antigeweld, anti-golok-golokan, jang bagaimana djuga?



8/18/2014 9:16:56 AM



P anca A zimat R evolusi



Vergaderingvergadering openbaar di Pekalongan, Solo, dll.



Ketahuilah, bahwa P.N.I. adalah hidup di dalam suatu zaman di mana udara Indonesia memang penuh dengan kepertjajaan rakjat tentang “akan ada apa-apa” di dalam tahun ’30 itu, di mana ingatannja rakjat akan tjara-tjara dan methodenja P.K.I. dan S.R.375 jang belum selang-lama matinja itu misih belum hilanglah sama sekali, di mana kaum reactie tak berhenti-henti mentjoba mendjatuhkan P.N.I. dengan pelbagai provocatie jang rendah dan kedji! Di dalam waktu jang demikian itu, P.N.I. jang memang sebenarnja partai keamanan dan mendjundjung tinggi akan keamanan, di dalam waktu jang demikian itu P.N.I. haruslah lebih-lebih dari misti menanamkan faham keamanan itu di dalam otak, hati, tulangsumsum dan darah-daging rakjat. Sebab, selainnja jang P.N.I. memang tak mau akan mengrusak keamanan, maka sebagai tadi sudah beberapa kali kami katakan, P.N.I. tahu bahwa dialah jang mendapat palang-pintu kalau ada apa-apa! Sebab P.N.I. di dalam matanja kaum reactie memang sudah sedari lahirnja adalah ditjap domba-hitam atau andjingbelang, memang sudah sedari lahirnja ditjap zondebok376 jang hanja bisa mendjalankan kedjahatan-kedjahatan belaka! Tanjakan hal ini kepada Mr. Wormser, Tuan-tuan Hakim, ia tentu bakal membetulkannja.... Belum djuga tjukup menundjuk-nundjukkan akan ke­mochal­ annja kami bersalah, Tuan-tuan Hakim? Welnu, haraplah me­ nanja kepada Tuan Datoek Toemenggoeng dari Kantoor voor Inlandsche Zaken,377 apakah tidak benar kami di dalam suatu openbare vergadering P.N.I. di Pekalongan telah menerangkan bahwa P.N.I. tak akan mengindjaki djalan jang tak aman.



www.boxnovel.blogspot.com 330



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 330



001/I/14



375. S.R. adalah Syarekat Rakyat, bagian dari PKI yang turut memberontak pada 1926— peny. 376. biang keladi—peny. 377. Kantor Urusan Dalam Negeri—peny.



8/18/2014 9:16:56 AM



I ndonesia M enggugat



Notosoetardjo–Bung karno di hadapan pengadilan kolonial



Kongres P.P.P.K.I. yang pertama di Gedung Stadstuin, Surabaya, 30 Agustus–2 September 1949.



Haraplah membatja verslagnja openbare vergadering P.P.P.K.I. di Solo sebentar sebelumnja kami ditangkap, vergadering jang mana dihadiri djuga oleh Tuan-tuan Gobee dan Van der Plas378 dari kantor tadi,—haraplah membatja verslagnja di dalam “de Locomotief” dari 28 Desember 1929 di mana tertulis bahwa kami mentjela pemberontakan-pemberontakan dengan katakata: “Pertjobaän di zaman dahulu, mengadakan pembrontakan di Sumatera, Atjeh, Borneo, Selebes dan lain-lain tempat, semuanja adalah tandatanda kesengsaraannja kaum tani jang berusaha mentjahari perbaikan nasibnja. Kita zaman sekarang ini haruslah mengindjak djalan-djalan jang lain, untuk mentjapai perbaikanperbaikan jang kekal.”



www.boxnovel.blogspot.com 331



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 331



001/I/14



378. Van der Plas, seorang Belanda ahli adat-istiadat Indonesia pernah jadi Residen pada masa kolonial di Jawa Timur—peny.



8/18/2014 9:16:56 AM



P anca A zimat R evolusi



“De vroegere pogingen tot verwekking van “revolutie” in Sumatra, Atjeh, Borneo, Celebes etc. zijn alle symptomen van ellende onder de tani’s , die actie voeren tot verbetering van hun lot.



We moeten nu andere wegen inslaan om een duurzame verbetering te bereiken”.



—haraplah membatja verslagnja dalam surat-chabar “Bintang Timur” 30 Desember 1929, di mana ada tertulis bahwa kami berpidato: “Itu pembrontakan dari tempohari di Sumatra, Java, Selebes, Borneo d.l.l., itu semua disebabkan karena keadaan rakjat sangat djelek dan oleh karena rakjat adakan gerakan buat memperbaiki dan mintak perbaiki nasib jang djelek itu.... Kita sekarang tidak ambil djalan sedemikian. Kita sekarang adakan actie jang sah buat mendatangkan kebaikan rakjat seumumnja”.



Haraplah kalau Tuan-tuan Hakim tidak pertjaja pada verslag379 koran, haraplah menanjakan kebenaran verslagverslag ini pada Tuan-tuan Gobee dan Van der Plas itu tadi, atau kepada wakil pemerentah siapa sadja jang menghadiri rapat P.P.P.K.I. itu! Sesungguhnja, sudah njatalah senjata-njatanja, bahwa tidak bisa-djadi, tidak ada èmpèrnja, tidak waarschijnlijk, ja, tidak mogelijk,380 mochal, mustahil kami bisa bersalah atas apa-apa jang dituduhkan dalam proces ini,—kami jang begitu banjaknja bukti-bukti atau penundjuk-penundjuk, bahwa kami selamanja adalah mendidik kepada keamanan itu!



www.boxnovel.blogspot.com 332



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 332



001/I/14



379. pers—peny. 380. boleh jadi—peny.



8/18/2014 9:16:56 AM



I ndonesia M enggugat



www.boxnovel.blogspot.com 333



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 333



Mr. Kiewiet de Jonge.



001/I/14



Toch, ... barangkali Tuan-tuan Hakim masih belum djuga jakin? Baik! Tetapi apakah Tuan-tuan Hakim dan misih sjakwasangka, kalau Tuan-tuan memperingatkan halnja kami di dalam bulan December tahun jang lalu menemui wakil pemerentah Tuan Mr. Ir. Kiewiet de Jonge dengan permintaan supaja Tuan itu suka memintakan idin bagi kami kepada residen Midden-Priangan untuk mengadakan vergaderingvergadering openbaar, di mana kami di muka seluruh dunia mau membohongkan ramalan tentang tahun ’30 itu, dan mau mendidik seluruh rakjat, terutama jang belum masuk P.N.I., akan tinggal tenteram dan mendjungdjung tinggi keamanan. Idin buat openbare-vergadering? Ja, Tuan-tuan Hakim, idin buat openbare-vergadering,—tetapi bukan idin buat openbare-vergadering biasa, melainkan idin buat openbarevergadering di mana kami akan membantah bisik-bisikan itu, dan di mana kami akan membèbèrkan theorie tentang massa-actie jang P.N.I. maksudkan! Sebab, sebagai jang sudah kami terangkan di dalam verhoor, pada suatu hari sebelumnja December itu, residen Midden-Priangan adalah ketjewa-hati atas halnja Saudara Gatot Mangkoepradja dalam suatu rapat terbuka mengatakan bahwa P.N.I. mengusahakan kemerdekaan itu adalah dengan tidak mau mengalirkan darah setetes pun djua,—pada suatu hari, Tuan Kuneman telah memperingatkan pula kami, bahwa tiap-tiap pidato jang ada perkataannja “darah”, walau melarang mengalirkan darah, akan ditegor oleh politie atau distop samasekali! Ja, Tuan-tuan Hakim, sampai ini hari kami belum mengarti apa djeleknja melarang menètèskan getih-walauhanja-setetes, sampai ini hari misihlah suatu teka-teki bagi kami djahatnja propaganda sajang akan darah manusia!



8/18/2014 9:16:56 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 334



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 334



001/I/14



Tetapi, bagaimana djuga, kami di dalam bulan Desember itu memandang perlu sekali membantah di dalam openbaar omong kosong tentang tahun ’30 itu dan memandang perlu sekali mendidik keamanan dan ketenteraman pada rakjat. Bukan terutama kepada rakjat di dalam kalangan P.N.I., Tuantuan Hakim,—rakjat di dalam P.N.I. sudah tjukup mendapat didikan jang demikian itu di dalam cursus-cursus jang tertutup! Tetapi kepada rakjat di luar kalangan P.N.I., rakjat di luar organisasi jang misih kegelapan itu, kepada rakjat jang misih bodoh ini, jang gampang diabui matanja oleh kaum provocateurs, jang gampang ditipu oleh kaum Sarekat-Hedjo atau Pamitran, jang gampang dibodohi oleh kaum djahat-hati jang lain-lain,—kepada rakjat di luar P.N.I. inilah kami butuh akan openbare vergadering itu,—hanja di dalam openbare vergadering itulah kami akan bisa berdjumpa dan mengasih didikan kepadanja! Dan bahwasenja, didikan itu pada waktu itu adalah perlu sekali, sebab dengan makin mendekatnja tahun ’30, ramalan tadi makin “makan”, kaum provocateur makin radjin mengabui mata rakjat jang belum masuk P.N.I., kaum Pamitran makin meradjalela, kaum dessapolitie makin bertambah djumlahnja jang ikut kena terdjangkit penjakit “akan ada apa-apa” itu,— pendek kata, dengan mendekatnja tahun ’30 udara di luar kalangan P.N.I. makin getar dan tak tenteramlah adanja. P.N.I. memandang perlu sekali ikut berusaha mengombalikan ketenteraman itu. P.N.I. memang tak suka akan keadaan rakjat jang tak tenteram itu. P.N.I. lagipula mengetahui, sebagai beberapa kali sudah kami katakan tadi, bahwa:—kalau ada apa-apa di luar kesalahannja dan di luar tanggungannja, toch dia jang paling dulu mendapat sangkaan, toch dia jang paling dulu diandjing-belangkan, toch dia jang paling dulu didjatuhi palang pintu!



8/18/2014 9:16:56 AM



I ndonesia M enggugat



Welnu, kami minta perantaraannja Mr. Ir. Kiewiet de Jonge untuk hal jang kami katakan tadi itu. Mr. Ir. Kiewiet de Jonge pergi ke Tuan Kuneman; Mr. Ir. Kiewiet de Jonge se­ sudahnja itu lantas mengchabarkanlah kepada kami dengan surat, bahwa kami harus menemui Tuan Kuneman, jakni kalau kami sudah pulang dari Kongres P.P.P.K.I. di Solo dan dari tournée381 ke Djawa-Tengah. Tetapi, Tuan-tuan Hakim, tetapi ... tournée belum habis, kami belum kembali di Bandung,—di Mataram pada 29 Desember kami sudah ditangkap, ditahan di kantor politie, dimasukkan di dalam bui, dikuntji di belakang pintu besi dan tralie besi,—sampai hari sekarang! .... Jah, begitulah nasibnja pemimpin, kami pikul nasib itu dengan senantiasa ingat akan Ibu-Indonesia,—tetapi kami menanja kepada Tuan-tuan pedjabat pengadilan dan pendjungdjung keadilan: Adakah bisadjadi, adakah masuk akal, bahwa kami jang mempunjai permintaan jang demikian itu pada Mr. Ir. Kiewiet de Jonge, bisa bersalah atas hal-hal jang dituduhkan pada kami di dalam proces ini? Adakah bisadjadi, adakah waarschijnlijk, adakah masuk di akal bahwa kami jang mau mengadakan openbare vergadering di mana-mana untuk mendidik keamanan itu, bisa mempunjai opzet melanggar keamanan jang dilindungi oleh artikel 153-bis dan 169 itu?



O, memang, politie sering menerima verslag jang “kotjak” dari sepiun-sepiunnja, politie sering mendapat laporan jang “sensationeel” dari mata-matanja, politie sendiri sering me­ ngi­rimkan verslag saringan chabar-chabar sepiun ke­pada parketnja procureur-generaal382 jang “mengagumkan”. Te­ tapi,—sepiun adalah sepiun, mata-mata budi pekertinja tinggal­ lah budi pekerti mata-mata, tjutjunguk moralnja



Verslag sepiun-sepiun. Minta sepiun intellectueel.



www.boxnovel.blogspot.com 335



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 335



001/I/14



381. tournée = keliling inspeksi. 382. jaksa agung—peny.



8/18/2014 9:16:57 AM



P anca A zimat R evolusi



tinggal­lah moral tjutjunguk! Mereka selamanja mempunjai nafsu “mengotjakkan” verslagnja, menambah-nambahi la­ por­­an­nja,—dan ambui, berapa tinggikah pengetahuan atau ontwik­kelingnja? Kami mengetahui adanja politiek-oplitioneel-over­zicht jang menjebutkan kami menghasut pemogokan pada per­ usaha­an post!, sedang sebenarnja kami hanja mem­bitjarakan hak mogok di tiap-tiap negeri jang sopan dan memudjikan tjabutannja artikel 161 bis wetboek van strafrecht. Kami me­ nge­tahui adanja politiek-oplitioneel-overzicht jang me­nga­ta­ kan, bahwa kami menudjumkan pertolongan dari Djepang,383 sedang tiap-tiap hidung mengetahui, bahwa barangkali tidak ada satu orang Indonesia jang begitu anti kepada Djepang se­ bagai kami. Kami mengetahui pula adanja politiekoplitioneel-overzicht, jang dengan “stalen gezicht” alias “muka kaju” memberitakan bahwa Mr. Iskaq sudah bitjara di dalam suatu vergadering P.N.I. di Malang, sedang Mr. Iskaq itu seumur hidup belum pernah mengindjak Malang buat urus­ an politiek, ja barangkali seumur hidup belum pernah meng­ indjak Malang sama sekali!!! Memang, Tuan-tuan Hakim, ini semua “kotjak”, ini semua sangat “mendirikan bulu”,—tetapi djuga ini semua “tragisch!”384 Tragisch, tragisch sekali, tragisch setragisch-tragischnja, sebagai terbukti tahun jang lalu, tatkala chabar-sepiun jang “djempo-djempol” itu mengatakan dengan banjak kekotjakan bahwa P.N.I. tanggal 1 Januari 1930 akan mengadakan rrrrevolutie,—rrrrevolutie jang achirnja... mengkerut mendjadi perkara di dalam proces ini! Hairankah Tuan-tuan Hakim, bahwa mitsalnja Mr. Van Helsdingen di dalam volksraad memintakan:



www.boxnovel.blogspot.com 336



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 336



001/I/14



383. Sikap anti-Jepang, lebih tandas dapat terbaca dalam tulisannya “Impor dari Japan suatu rahmat bagi Marhaen?” dalam Fikiran Rakyat 1933—peny. 384. Tragisch = merindukan.



8/18/2014 9:16:57 AM



I ndonesia M enggugat



notosoetardjo—Bung Karno Di hadapan Pengadilan Kolonial



Pembela Perkara Sukarno: Mr. Sastromuljono [kiri], Mr. Sartono [tengah], Mr. Sujudi[kanan], dan Idi Prawiradipura [belakang], 1930.



notosoetardjo—Bung Karno Di hadapan Pengadilan Kolonial



www.boxnovel.blogspot.com 337



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 337



001/I/14



Halaman Landraad Bandung di mana Sukarno dan kawan-kawan diadili, Agustus 1930.



8/18/2014 9:16:57 AM



P anca A zimat R evolusi



notosoetardjo—Bung Karno Di hadapan Pengadilan Kolonial



Kamar-kamar Penjara Bantjeuj: Sukarno ditahan di kamar nomor 5, Gatot di kamar nomor 7, Maskoen di kamar nomor 9, dan Soepriadinata di kamar nomor 11.



notosoetardjo—Bung Karno Di hadapan Pengadilan Kolonial



www.boxnovel.blogspot.com 338



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 338



001/I/14



Kamar Gatot dan Sukarno, Gatot berdiri di depan bekas kamar tempat ia pernah ditahan.



8/18/2014 9:16:57 AM



I ndonesia M enggugat



“pengawasan jang lebih keras atas sepiun-sepiun, jang menjetorkan chabar-chabar bohong jang membikin onar, kalau perlu dengan melepas orang-orang jang demikian itu zonder ampunan lagi”?



“een scherper toezicht op de spionnen, die onrustwekkende onjuiste berichten aanbrengen, desnoodig door onverbiddelijk zulke lieden te ontslaan”?



Hairankah Tuan-tuan, bahwa kami, jang mengetahui akan bahaja jang datang dari sepiun jang djahat-hati atau bodok-otak itu, sudah pernah meminta Mr. Ir. Kiewiet de Jonge meneruskan harapan kami kepada pemerentah, supaja lebih banjak385 mengadakan sepiun intellectueel jang bisa mengarti akan maknanja pidato-pidato kami, jakni supaja rapport-rapport kepada dan dari politie tidak ngatjau sebagai sekarang? Tetapi sebaliknja djuga, tidakkah Tuan-tuan mendapat satu penundjuk lagi akan mochal dan mustahilnja kami bisa sengadja bersalah atas hal-hal jang dituduhkan pada kami di dalam proces ini, kami jang meminta lebih banjak sepiun intellectueel supaja cursus-cursus kami dan actie kami sempurna bisa diamat-amati,—cursus-cursus kami dan actie kami, jang memang tak pernah berisi satu apasadja jang harus kami sembunjikan! Setengah orang barangkali hairan, melihat seorang pemimpin partai revolutionnair dan non-coöperator ber­ musjawarat dengan wakil pemerentah. Lahirnja sadja hal ini meng­hairankan, lahirnja sadja hal ini sebagai bertentangan dengan kitapunja azas. Tetapi di dalam hakekatnja, di dalam sedjatinja perkara, azas kita itu tidaklah terlanggar sedikit pun djua: Pertemuan kami dengan wakil pemerentah bukanlah



www.boxnovel.blogspot.com 339



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 339



001/I/14



385. “Lebih banjak! Artinja: sekarang sudah ada!



8/18/2014 9:16:57 AM



P anca A zimat R evolusi



Ringkasan, résume.



timbul dari keinginan bekerdja bersama-sama, melainkan hanjalah timbul dari halnja actie P.N.I. dan non-coöperation P.N.I. itu, bukanlah actie dan non-coöperation jang sembunjisembunjian, bukanlah actie dan non-coöperation jang seselumputan, bukanlah actie dan non-coöperation á la nihilisme,—tetapi ialah actie dan non-coöperation jang terang-terangan! Kita ialah berdjoang dengan zonder tédéng aling-aling membukakan dan menundjukkan kitapunja dada, kita ialah berdjoang dengan ketulusannja ksatria, kita berdjoang ialah dengan open vizier!386 Dan oleh karena perdjoang­an kita jang dengan open vizier inilah, oleh karena actie jang tiada satu hal jang harus kita sembunjikan itulah, maka kami tak kuat akan mata-mata atau sepiun-sepiun, asal sadja sepiun-sepiun itu sepiun jang intellectueel jang mengarti akan segala apa jang ia dengarkan! Dan sekali lagi kami menanja: adakah bisadjadi, ada­kah waarschijnlijk, kami bersalah tentang hal-hal jang di­tuduh­ kan kepada kami itu, kami jang minta diamat-amati oleh sebanjak-banjaknja sepiun intellectueel? Moga-moga sekarang Tuan-tuan, sesudah mendengar segala hal-hal jang kami bébérkan itu, mendapat kejakinan akan ketidaksalahan kamiorang itu adanja!



Tuan-tuan Hakim jang terhormat!,—kami sekarang meng­ ulangi, kami membikin résumé; sudah terlampau lamalah kami meminta Tuan-tuan punja perhatian: Imperialisme jang kami musuhi itu, adalah suatu faham, suatu begrip, suatu nafsu, suatu streven, suatu stelsel, suatu politiek menaklukkan atau mempengaruhi negeri orang lain atau economie bangsa lain. Imperialisme, dan djuga kapital­ isme bukanlah pemerentah, bukanlah bangsa asing, bukan­



www.boxnovel.blogspot.com 340



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 340



001/I/14



386. terbuka—peny.



8/18/2014 9:16:57 AM



I ndonesia M enggugat



www.boxnovel.blogspot.com 341



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 341



001/I/14



lah kaum amtenaar, bukanlah badan atau materie apa­pun djuga,—imperialisme dan kapitalisme adalah nafsu dan stelsel belaka. Indonesia sudah lebih dari 300 tahun menderitakan imperialisme itu, lebih dari 300 tahun di­pengaruhi, diduduki, dieksploiteer oleh imperialisme,—dulu imperialisme-tua, kini imperialisme-modern. Baik imperialisme-tua, maupun imperialisme-modern,— dua-duanja bagi negeri Indonesia dan rakjat Indonesia ada­ lah membikin melèsètnja dan kotjar-katjirnja susunan pergaulan­ hidup, dua-duanja adalah pengedukan-rezeki, eksploitatie, drainage jang sangat. Oleh karena itu, kehidupan rakjat Indonesia kini adalah kehidupan “minimumlijdster”, pergaulan­ hidup Indonesia adalah pergaulanhidup “rakjat kaum buruh”, rakjat Indonesia mendjadilah rakjat jang tjilaka. Maka ketjilakaan rakjat ini, kesengsaraan rakjat ini, air mata rakjat ini, dan bukan hasutan kamiorang, bukan hasutan “opruiers”, bukan hasutan manusia manapun djua, melahir­ kan suatu pergerakan rakjat, jang berakhiran di dalam pergerakan P.N.I. itu,—di dalam satu pergerakan jang berkejakinan, bahwa, oleh adanja pertentangan kepentingan antara sana dan sini, sjarat jang amat penting bagi pembaikan segala susun­an pergaulanhidup kita dan bagi memberhentikan imperial­isme ialah politieke macht,— kemerdekaan nasional. Per­ tentangan-kepentingan inipun memberi kejakinan kepadanja, bahwa umumnja segala perbaikan jang penting-penting hanjalah bisa datang kalau diusahakan oleh kita sendiri, dengan kebiasaan kita sendiri, dengan macht kita sendiri. Sebab soal-soal djadjahan bukanlah soal hak, bukanlah soal recht,—soal-soal djadjahan adalah soal-kekuasaan, soal macht. Partai Nasional Indonesia oleh karenanja, mau me­njusunkan macht ini; ia mau mengorganiseerkan rakjat



8/18/2014 9:16:57 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 342



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 342



001/I/14



Indonesia dengan djalan jang halal didjadikan suatu machts­ organisatie jang sentausa,—ia dengan radjin mengusahakan machtsvorming jang halal itu. Ia mendapatkan njawa baginja di dalam nasionalisme jang hidup dan berkobar-kobar, ia mendapatkan urat saraf baginja di dalam shakti-shakti ampat rupa jang tadi kami terangkan, ia mentjarikan badan wadagnja di dalam massa, di dalam rakjat-murba jang ribuan, ketian, miliunan itu. Dengan njawa jang demikian, dengan uratsjarat jang demikian, dengan badan wadag jang demikian, maka organisatie-rakjat itu mendjadilah nanti macht jang mahahaibat, mendjadilah nanti raksasa jang maha-shakti. P.N.I. mengasih raksasa kekuasaan ini keinsjafan akan kekuasaannja, mengasih padanja machtsgevoel dan machts­­bewustzijn dengan djalan theorie serta perbuatan, dengan djalan cursus-cursus dan surat-surat-orgaan beserta daadwer­kelijke acties bermatjam-matjam,—daadwerkelijke acties jang djuga mengusahakan fatsal-fatsal daftar-usahanja. Dengan kekuasaan dan keinsafan akan kekuasaannja itu, maka raksasa Indonesia tidak-boleh-tidak tentu, pasti bisa men­ datangkan perbaikan-perbaikan atau concessie-concessie jang penting dan berharga, jang akhirnja di kelak-kemudianhari mendatangkan Indonesia-Merdeka! Dengan ini semua, maka ternjatalah bahwa actienja P.N.I. itu adalah actie jang tak melanggar hukum,—ternjatalah bahwa kami tak melanggar hal-hal jang dituduhkan dengan artikel 169 itu. O, memang, actie P.N.I. adalah merugikan sekali pada imperialisme dan kaum imperialisme, membahajai kantong mereka dan dividend mereka, tetapi tidak adalah hal-hal di dalamnja jang bertentangan dengan hukum. Tidak adalah kami orang pernah sengadja berbuat barang sesuatu jang dilarang oleh hukum itu, tidak adalah keadilan, jang akan



8/18/2014 9:16:57 AM



I ndonesia M enggugat



www.boxnovel.blogspot.com 343



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 343



001/I/14



mengambil putusan. Kami menunggu Tuan-tuan punja putusan itu, jang tentu tak lupa mempertimbangkan segala apa jang kami uraikan tadi. Kami tidak merasa salah. Kami tidak memadjukan verlichtende omstandigheden, kami tidak memadjukan alasan-alasan buat mengèntèngkan diri,—kami hanjalah kamiorang pernah bersalah atas hal apa sadja jang dituduhkan dalam proces ini. Keta’tenteraman tempo jang achir-achir itu bukanlah bikinan kami atau karena kami, bukanlah melentungnja benih-benih jang kami orang tebar-tebarkan, bukanlah be­ kerdjanja “nafas ratjun” jang keluar dari mulut kami orang,— keta’tenteraman tempo jang achir-achir itu memang sudahlah terdjadi oleh kepertjajaan rakjat akan ramalan tahun ’30 jang bukan-bukan, oleh perbuatan-perbuatannja kaum-kaum pembentji pergerakan jang djahat-hati dan rendah-budi, oleh sebab-sebab jang semuanja di luar tanggungan P.N.I. adanja. Kami, semua pemimpin-pemimpin P.N.I., kami malahan se­ nan­tiasa mendidik keamanan dan mendidik antikekerasan, se­bagaimana disaksikan oleh banjak saksi biasa dan oleh anam saksi pemimpin jang dulu menghadiri leidercursus. Kami malahan senantiasa mendidik djangan kena provocatie, mengantjamkan akan mengasihkan royement pada tiap-tiap anggauta jang melanggar keamanan. Kami malahan mem­ bohongkan ramalan tentang tahun ’30, memerangi ke­per­ tjaja­ an jang mengganggu keamanan itu,—kami malahan ber­pidato di dalam openbare vergadering di mana-mana, di Pekalongan, di Solo dan lain-lain tempat, mengatakan bahwa djalan jang kita indjaki harus djalan jang sah belaka. Kami malahan memadjukan permintaan pada Mr. Ir. Kiewiet de Jonge tentang niat mengadakan rapat-rapat terbuka, guna mem­bantah ramalan itu dan mendidik rakjat di luar P.N.I. supaja mentjintai ketentraman,—memintakan lebih banjak



8/18/2014 9:16:57 AM



P anca A zimat R evolusi



sepiun intellectueel agar-supaja actie dan cursus-cursus kami bisa diamat-amati dan diverslagkan kepada dan oleh politie dengan tidak dikotjak-kotjakkan. Kami, pendek kata, kami senantiasa mendjungdjung tinggi akan ketenteraman dan mendjungdjung tinggi akan segala larangan-larangan hukum! O, memang, di muka kami tak mungkir dan kami meng­ akui: machtsvorming P.N.I. adalah machtsvorming jang dirikan bulu punduknja kaum imperialisme, bahasa men­ kami adalah bahasa radicaal jang bernjala-njala dengan apikeketjiwaan-hati atas kesengsaraan rakjat dan berkobarkobar­ an dengan semangat nasional jang hurung,—kami adalah kaum noncooperator dan revolutionnair,—tetapi walau begitu, adakah bisa-djadi, adakah waarschijnklijk, ada­kah masuk akal, bahwa kami bersalah atas hal-hal jang di­tuduh­kan dalam proces ini, kami jang begitu banjak bukti dan banjak penundjuk akan sebaliknja, kami jang berniat dan bertindak sebagai jang kami tuturkan tadi itu, kami, pen­tjinta keamanan dan pentjinta ketertiban itu? Adakah bisa-djadi, Tuan-tuan Hakim jang terhormat, adakah bisa masuk akal, bahwa kami sekonjong-konjong bisa mempunjai opzet membahajai keamanan-umum, melanggar gezag atau men­djalankan hal-hal jang dimaktubkan dalam artikel 169, kami jang berbuat dan bertindak sebagai kami tjeritakan itu? Dengan seolah-olah tiada keadilan lagi maka kami, jang senantiasa mendidik keamanan itu, jang mempunjai niat jang begitu sutji sebagai jang kami beritahukan pada Mr. Ir. Kiewiet de Jonge itu, dilemparkan ke dalam bui, dikuntji dan digerèdèl di dalam cel jang hanja 1 ½ x 2 ½ meter, tiga ratus tiga puluh hari lamanja,387 dulu dikasih melihat matahari



www.boxnovel.blogspot.com 344



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 344



001/I/14



387. Lama beliau dalam tahanan sebelum diajukan ke pengadilan—peny.



8/18/2014 9:16:57 AM



I ndonesia M enggugat



Tuan-tuan Hakim, sekarang Tuan-tuanlah jang akan meng­ angkat kata, sekarang Tuan-tuanlah jang akan melahirkan pendapat. Sekarang Tuan-tuanlah, pedjabat pengadilan dan pendjundjung keadilan, jang akan mengambil keputusan. Kami menunggu Tuan-tuan punja putusan itu, jang tentu tak lupa mempertimbangkan segala apa jang kami uraikan tadi. Kami tidak merasa salah. Kami tidak memadjukan verlich­ tende omstandigheden, kami tidak memadjukan alasanalasan buat mengèntèngkan diri,—kami hanjalah mem­bukti­ kan bahwa kami tidak bersalah, menundjukkan mochalnja kami bisa sengadja mendjalankan hal-hal jang dituduhkan www.boxnovel.blogspot.com 345



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 345



Penutup.



001/I/14



hanja dua kali dua djam sehari-harinja, ditaruh di pinggirnja kebinasan economie dan kebinasaan pentjarian hidup! .… En toch, … berapa lamakah berselang, jang kami, djuga via Mr. Ir. Kiewiet de Jonge, pada permulaan tahun 1929 menjampaikan kata pada pemerentah jang berbunji: “Kasihkanlah pada kami kans untuk menjusunkan tenaga rakjat,—kalau ada apa-apa, kamilah jang akan memikul segala pertanggunganjawab, kamilah jang sanggup diasingkan ke dalam rimba dan rawa pembuangan”? Berapa lamakah berselang, jang kami dengan katakata ini menundjukkan pula, bahwa kami memang hanja berniat mengorganiseer rakjat belaka, dijadikan suatu macht jang mahakuasa dan mahashakti, zonder ke­ nistaan melanggar hukum! Dan buat sekian kalinja lagi kami menanja: adakah bisa-djadi, adakah waarschijnlijk, bahwa orang jang memasrahkan diri untuk dimasukkan ke dalam kesengsaraannja hidup pembuangan kalau ada apaapa jang menjimpang dari hukum,­—adalah waarschijnlijk bahwa orang jang demikian itu bisa mempunjai opzet mendjalankan hal-hal jang dituduhkan dalam proces ini?



8/18/2014 9:16:57 AM



P anca A zimat R evolusi



itu. Kami oleh karenanja, memang mengharap dan me­ nunggu putusan bebas. Seluruh rakjat Priangan, seluruh rakjat Indonesia, seluruh dunia manusia jang tulus hati dan tjinta pada keadilan adalah mengharap dan menunggu pula putusan bebas itu. Moga-moga demikianlah adanja. Tetapi, djikalau se­ andai­nja Tuan-tuan Hakim toch memandang kami bersalah, djika­lau seandainja Tuan-tuan Hakim toch mendjatuhkan hukuman, djikalau seandainja kami orang toch harus men­ derita lagi kesengsaraan pendjara,—wahai apa boleh buat, moga-moga pergerakan seolah-olah mendapat wahju baru dan tenaga baru oleh karenanja, moga-moga Ibu Indonesia suka menerima nasib kami itu sebagai korbanan jang kami per­sembahkan di atas haribaannja, moga-moga Ibu Indonesia suka menerimanja sebagai bunga-bunga jang harum dan tjantik jang bisa dipakai menghiasi sanggul kundainja jang manis itu. Memang rohani kami tak adalah merasa masgul, rochani kami adalah berkata, bahwa segala apa jang kami tindak­ an itu, adalah hanja kamipunja kewadjiban,—kami punja plicht. Pemimpin Hindustan Bal Gangadhar Tilak jang besar itu, di muka mahkamah adalah berkata: “Barangkali sudah kemauannja Jang Maha-Sutji, bahwa pergerakan jang kami pimpin itu akan lebih madjulah dengan kamipunja kesengsaraan daripada dengan kamipunja kemerdekaän.”



“Het kan zijn de Wil der Voorzienigheid, dat de Zaak die ik voorsta beter gediend zal zijn met mijn lijden dan met mijn vrijheid.”



www.boxnovel.blogspot.com 346



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 346



001/I/14



Perkataan Tilak ini kami djadikan perkataan kami sen­ diri. Djuga kami adalah menjerahkan segenap raga dengan



8/18/2014 9:16:57 AM



I ndonesia M enggugat



Koleksi iwan siswo



Bersama kawan-kawan dan para pengacara di depan Gedung Pengadilan Bandung. Dari kiri ke kanan: Maskoen, Gatot Mangkoepradja, Sukarno, Mr Sartono, Mr. Soejoedi, Mr. Sastromoeljono, dan Soepriadinata.



www.boxnovel.blogspot.com 347



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 347



001/I/14



seridla-ridlanja kepada tanah-air dan bangsa, djuga kami adalah menjerahkan segenap djiwa kepada Ibu-Indonesia dengan seichlas-ichlasnja hati. Djuga kami adalah mengabdi kepada suatu ideaal jang sutji dan luhur, djuga kami adalah berusaha ikut mengombalikan haknja tanah-air dan bangsa atas perikehidupan jang merdeka. Tiga ratus tahun, ja walau se­ribu tahunpun, tidaklah bisa menghilangkan haknja negeri Indonesia dan rakjat Indonesia atas kemerdekaan itu. Untuk leksananja hak ini maka kami ridla menderitakan segala ke­ pahitan jang dituntutkan oleh tanah-air itu, ridla me­nandang kesengsaraan jang dipintakan oleh Ibu-Indonesia itu setiap waktu. Memang tanah air Indonesia, bangsa Indonesia, IbuIndonesia, adalah mengharap daripada semua putera-putera dan puteri-puterinja pengabdian jang demikian itu, pe­nje­rah­ an djiwa-raga jang tiada batas, pengorbanan diri walau jang



8/18/2014 9:16:57 AM



P anca A zimat R evolusi



notosoetardjo—Bung Karno Di hadapan Pengadilan Kolonial



Penjara Sukamiskin, Bandung.



www.boxnovel.blogspot.com 348



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 348



001/I/14



sepahit-pahitnjapun kalau perlu, dengan hati jang sutji dan hati jang ichlas. Putera-putera dan puteri-puteri Indonesia haruslah merasa sajang, bahwa mereka untuk pengabdian ini, masing-masing hanja bisa menjerahkan satu badan sahadja, satu roh sahadja, satu njawa sahadja,—dan tidak lebih. Sebab, tiada korbanan jang hilang terbuang, tiada kor­ ban­an jang sia-sia,—“no sacrifice is wasted”, begitulah Sir Oliver Lodge berkata. Dengan korbanan-korbanannja harisekarang, maka hari-kemudian akan mendjadilah makin ber­ tjahaja, makin berseri-serian, makin berkilau-kilauan lebih ber­kilau-kilauan lagi daripada segenap kebesarannja hari jang sediakala. Fadjar-kebesaran-baru, fadjar kemuljaannja hari-kemudian bagi kita itu, kini sudahlah menjingsing,— fadjar itu makin lama makin menerang, dan walau dihalanghalangi oleh kekuatan-manusia jang bagaimanapun djuga,



8/18/2014 9:16:57 AM



I ndonesia M enggugat



www.boxnovel.blogspot.com 349



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 349



001/I/14



walau dirintang-rintangi oleh kekuatan-wadag dari negeri mana­ pun djua, walau ditjegah oleh segenap kekuatanduniawi daripada segenap negeri di atas segenap muka bumi ini, ia tidak-boleh-tidak harus, tentu, pasti akan diikuti oleh terbit­nja matahari jang menghidupkan segala sesuatu jang harus hidup dan mematikan segala sesuatu jang harus mati. Segala daja-dajanja kegelapan akan hantjur-tjairlah sebagai saldju di hadapan sinar matahari ini, segala awan-awan gelap jang menjuramkan angkasa akan musnahlah tertiup oleh angin-hangat jang keluar daripadanja. Rakjat Indonesia sudahlah bersedia dengan hati jang memukul-mukul akan menghormati terbitnja matahari itu. Dengan rakjat Indonesia itu kami menderita kesengsaraan, dengan rakjat Indonesia itu kami menunggu putusan Tuantuan Hakim. Memang kamiorang berdiri di hadapan mahkamat Tuan-tuan ini bukanlah sebagai Soekarno, bukanlah sebagai Gatot Mangkoepradja, bukanlah sebagai Maskoen atau Soe­ priadinata,—kamiorang berdiri di sini ialah sebagai bagianbagian daripada rakjat Indonesia jang berkeluh-kesah itu, sebagai putera-putera Ibu-Indonesia jang setia dan bakti ke-Padanja. Suara jang kami keluarkan di dalam gedung mahkamat sekarang ini, tidaklah tinggal di antara tembok dan dinding-dindingnja sahadja,—suara kami itu ada­lah di­ dengar-dengarkan pula oleh rakjat jang kami abdii, me­ngu­ man­­dang ke mana-mana, melintas-lintasi tanah-datar dan gu­nung dan samodra, ke Kota-Radja sampai ke Fak-Fak, ke Oeloe­siaoe-dekat-Menado sampai ke Timor. Rakjat Indo­ne­ sia jang mendengarkan suara kami itu, adalah merasa men­ dengarkan suaranja sendiri. Putusan Tuan-tuan Hakim atas usaha kamiorang, adalah putusan atas usaha rakjat Indonesia sendiri, atas usaha Ibu-



8/18/2014 9:16:57 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 350



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 350



001/I/14



Indonesia sendiri. Putusan bebas, rakjat Indonesia akan ber­ sukur, putusan tidak bebas, rakjat Indonesia akan tafakur. Kami memudjikan Tuan-tuan mempertimbangkan se­ gala hal-hal ini. Dan sekarang, di dalam bersatu-hati dengan rakjat Indonesia itu, di dalam bakti dan bersudjud kepada Ibu-Indonesia jang kami tjintai itu,—di dalam kepertjajaan bahwa rakjat Indonesia dan Ibu Indonesia akan terus nanti mendjadi mulia, nasib jang bagaimanapun djuga mengenai kami, maka kami siap-bersedia mendengarkan putusan Tuan-tuan Hakim!



8/18/2014 9:16:57 AM



Di depan Landraad Bandung.



I ndonesia M enggugat



www.boxnovel.blogspot.com 351



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 351



001/I/14



Koleksi iwan siswo



8/18/2014 9:16:58 AM



Sebagai mahasiswa Technische Hooge School [T.H.S.], Bandung, 1922. Di bawah bendera Revolusi



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 352



www.boxnovel.blogspot.com 352



001/I/14



P anca A zimat R evolusi



8/18/2014 9:16:58 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



www.boxnovel.blogspot.com 353



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 353



001/I/14



mentjapai indonesia merdeka 1933



8/18/2014 9:16:58 AM



MENtjAPAI INDONESIA MERDEKA Kata Pendahuluan Hanja rakjat jang mau merdeka bisa merdeka. —Tilak1



Selatan dari Bandung adalah suatu tempat-pegunungan jang bernama Pangalengan. Di tempat itu saja, sekembali saja da­ri sajapunja tournee2 tempohari ke Djawa Tengah jang mem­bang­kit­kan rakjat sedjumlah 89.000 orang, bervakansi be­be­ra­pa hari melepaskan kelelahan badan. Dalam vakansi itu sa­ja menulis ini risalah, ini vlugschrift. Isinja buat kaum ahli-politik tidak baru, tapi buat orang jang baru mendjedjakkan kaki ke gelanggang perdjoangan ada faedahnja djuga. Untuk mendjaga djangan sampai risalah ini mendjadi terlalu tebal, dus djuga djangan sampai terlalu



2.



Tilak, Bal Gangadhar (1856–1920). Seorang tokoh pergerakan nasional India, pendidik dan wartawan, serta politikus terkemuka. Dikenal perjuangannya sebagai penentang pengaruh Barat di India dan pernah masuk penjara selama enam tahun, dibebaskan pada 1914. Dia bukan saja bapak pergerakan India yang menonjol, tetapi juga pengajar teknik-teknik agitasi—peny. wisata—peny.



www.boxnovel.blogspot.com



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 354



001/I/14



1



8/18/2014 9:16:58 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



mahal harganja, maka hanja garis-garis besar sadja jang bisa saja guratkan. Mitsalnja fasal “Di seberang Djembatan-Emas” kurang djelas. Tetapi insja Allah akan saja bitjarakan nanti spesial di dalam risalah lain, jang djuga akan bernama “Di seberang Djembatan Emas”. Moga-moga risalah ini banjak dibatja oleh Marhaen.3 SUKARNO



Maret 1933



1. Sebab-sebabnja Indonesia Tidak Merdeka Professor Veth4 pernah berkata, bahwa sebenarnja In­do­ ne­sia tidak pernah merdeka. Dari zaman purbakala sampai se­ka­rang, dari zaman ribuan tahun sampai sekarang, dari za­man Hindu sampai sekarang, maka menurut Professor itu In­do­ne­sia senantiasa mendjadi negeri djadjahan: mula-mula dja­djah­an Hindu, kemudian djadjahan Belanda. Dengan persetudjuan jang sepenuh-penuhnja, maka di dalam salah satu bukunja ia mentjantumkan sjairnja seorang penjair jang berbunji: “Aan Java’s strand verdrongen zich de volken; Steeds daagden nieuwe meesters over het meer: Zij volgden op elkaar, gelijk aan het zwerk de wolken de telg des lands allen was nooit zijn heer”.



Sjair itu berarti:



4



Marhaen adalah rakyat yang dimelaratkan oleh sistem kapitalisme di seluruh dunia, seperti rakyat Prancis yang dieksploitasi oleh kaum borjuis dan kapitalis selama dan setelah Revolusi Prancis—peny. Dr. Pieter Johannes Veth (1814–1895). Seorang ahli etnologi dan bahasa Indonesia ber­ kebangsaan Belanda. Karya utamanya Java: Geographisch, Ethnologisch, Historisch—peny.



www.boxnovel.blogspot.com 355



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 355



001/I/14



3



8/18/2014 9:16:58 AM



P anca A zimat R evolusi



“Di pantainja tanah Djawa jang berdesak-desakkan; Datang selalu tuan-tuannja setiap masa: Mereka beruntun-runtun sebagai runtunan awan; Tapi anak pribumi sendiri tak pernah kuasa”.



Pendapat kita tentang pendirian ini? Pendapat kita ialah bahwa professor jang pandai itu, jang memang mendjadi salah satu “datuk”nja penjelidikan riwajat kita, kali ini salah raba. Ia lupa, bahwa ada perbedaan jang dalam sekali antara hakekatnja zaman Hindu dan hakekatnja zaman sekarang. Ia lupa, bahwa di zaman Hindu itu tidak terutama sekali ber­ar­ti suatu pengungkungan oleh kekuasaan Hindu, jakni tidak ter­ utama sekali berarti suatu machtsusurpatie5 dari fihak Hindu di atas pundaknja fihak Indonesia. Ia lupa, bahwa di dalam za­ man Hindu itu Indonesia sebenarnja adalah merdeka ter­ha­ dap pada Hindustan, sedang di dalam zaman sekarang In­do­ nesia adalah tidak merdeka terhadap pada negeri Belanda. Merdeka terhadap pada Hidustan? Toch radja-radja za­ man purbakala itu mula-mula bangsa Hindu? Toch ke­kua­sa­an zaman purbakala ada di tangannja orang-orang bang­sa Hin­ du? Toch dus, rakjat djelata zaman purbakala itu di­pe­rin­tah oleh orang-orang bangsa Hindu? Ja! Merdeka terhadap pa­ da Hindustan, oleh karena kaum jang kuasa di dalam za­man Hindu itu tidaklah terutama sekali “usurpator”, tidak ter­uta­ ma sekali kaum “perebut kekuasaan”, tidak samasekali kaum pendjadjah. Mereka bukanlah kaum jang merebut keradjaan, tetapi me­re­ka sendirilah jang mendirikan keradjaan di Indonesia! Me­re­ka menjusun staat6 Indonesia, jang tadinja tidak ada staat In­do­ne­sia. Mereka “menemukan” masjarakat Indonesia ti­dak se­ba­gai suatu masjarakat jang sudah berupa “negeri’,



www.boxnovel.blogspot.com 356



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 356



001/I/14



5. pengambilan kekuasaan secara sah–peny. 6. negara—peny.



8/18/2014 9:16:58 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



www.boxnovel.blogspot.com 357



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 357



001/I/14



te­ta­pi suatu masjarakat jang belum ketinggian susunan. Me­ re­ka mendirikan di sini suatu keadaban, suatu kultur, jang bu­kan suatu kultur “dari atas”, bukan suatu “imperialistische cul­tuur”,—tetapi suatu kultur jang hidup dan subur dengan ma­ sja­ ra­ kat Indonesia. Merekapunja perhubungan dengan Hindustan bukanlah perhubungan kekuasaan, bukanlah perhubungan pemerintahan, bukan perhubungan macth, te­ ta­pi ialah perhubungan peradaban, perhubungan kultur. Ra­ dja-radja zaman purbakala itu hanja di dalam permulaannja sadja orang-orang bangsa Hindu; radja-radja itu kemudian ada­ lah orang-orang Hindu-Indonesia, dan kemudian lagi orang-orang Indonesia-Hindu, jang adat-istiadatnja, tjara hi­ dup­nja, agamanja, kulturnja, kebangsaannja, darahnja, rasa ber­gan­da-ganda lebih Indonesia daripada Hindu, ja achirnja samasekali Indonesia dan hanja “berbau” sadja Hindu. Pendek kata di dalam zaman purbakala itu negeri Indonesia bukan­lah “kolonie” dari negeri Hindu, bukan kepunjaan negeri Hindu, bukan djadjahan negeri Hindu. Negeri Indonesia di zaman itu adalah merdeka terhadap pada negeri Hindu adanja! Negeri Indonesia ketika itu merdeka,—tetapi penduduk Indonesia, rakjat djelata Indonesia, Marhaen Indonesia, ada­ kah ia djuga merdeka? Marhaen Indonesia tidak pernah mer­ de­ka. Marhaen Indonesia, sebagai rakjat Marhaen di se­lu­ruh dunia, sampai kini belum pernah merdeka. Marhaen In­do­ne­ sia itu di zaman “Hindu” tatkala negeri Indonesia bernama merdeka dari Hindustan, adalah diperintah oleh radja-radjanja setjara feodalisme. Mereka hanjalah mendjadi perkakas sa­ dja dari radja-radja itu dengan segala balakeningratannja, me­re­ka tidak mempunjai hak menentukan sendiri putih-hi­ tam nasibnja, mereka senantiasa ditindas oleh “kaum atas­an” daripada masjarakat Indonesia itu, sebagaimana ka­um Mar­ haen di mana-mana negeri di muka bumi di zaman feodalisme



8/18/2014 9:16:58 AM



P anca A zimat R evolusi



djuga menderita nasib tertindas dan terkungkung. Mereka haruslah hidup dengan selamanja ingat bahwa miliknja dan njawanja “nek awan duweke sang nata, nek wengi duweke dur­sila”, jakni dengan selamanja ingat akan nasibnja perkakas jang banjak kewadjibannja, tetapi tiada hak-haknja samasekali. O, Marhaen Indonesia, jang dulu tjelaka dalam zaman feodalismenja keradjaan dan keningratan bangsa sendiri, jang ki­ni tjelaka dalam zaman modern kapitalisme dan im­pe­ri­alisme, berdjoanglah habis-habisan mendatangkan nasib jang se­djati-djatinja merdeka! Tetapi marilah kembali pada pokok pembitjaraan: Nege­ ri Indonesia, berlainan dengan pendapat Professor Veth, dulu adalah negeri jang merdeka. Negeri Indonesia itu kemudian hilang kemerdekaannja, kemudian mendjadi kolonie, ke­mu­di­ an mendjadi bezitting,7 kemudian mendjadi negeri djadjahan. Dan bukan negeri Indonesia sadja. Seluruh dunia Asia kini,— ketjuali satu-dua bagian sadja,—adalah tidak merdeka. Mesir tidak merdeka, Hindustan tidak merdeka, Indo China tidak merdeka, philipina tidak merdeka, Korea tidak merdeka, ja, Tiongkok tidak merdeka. Sebab-sebabnja? Sebab-sebabnja, sumber sebab-sebabnja, haruslah ki­ta tja­ri di dalam susunan dunia beberapa abad jang lalu. Ti­ga em­pat ratus tahun jang lalu, di dalam abad keenam be­las, ke­ tu­djuh belas, maka di dunia Barat adalah selesai sua­tu per­ obah­an-susunan-masjarakat: feodalisme Eropah mu­lai su­­rut sedikit persedikit, timbulah suatu kegiatan per­tu­kang­an dan perdagangan, timbullah suatu klasse per­tu­kang­an dan per­ da­gang­an, jang giat sekali berniaga di seluruh be­nua EropahBarat. Dan tatkala klasse ini mendjadi se­ku­at-kuat­nja, tat­ka­la merekapunja kedudukan mendjadi kedudukan ke­tja­kra­war­ tian, tatkala seluruh masjarakat Eropah-Barat bersifat vroeg-



www.boxnovel.blogspot.com 358



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 358



001/I/14



7. milik—peny.



8/18/2014 9:16:58 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



kapitalisme,8 maka benua Eropah segeralah mendjadi terlalu sempit bagi perniagaannja. Terlalu sempit benua Eropah itu bagi usahanja berdjengkelitan membesar-besarkan tubuh dan anggautanja, terlalu sempit sebagai padang permainannja vroeg-kapitalisme itu! Maka timbulah suatu napsu, suatu stelsel, mentjari padang-padang-permainan di benua-benua lain,—terutama sekali di benua Timur, di benua Asia! Masih ketjillah imperialisme9 ini pada waktu itu, dja­uh le­bih ketjil daripada imperialisme-modern di zaman se­ka­ rang! En toch dunia Timur waktu itu tiada kekuatan se­di­kit­ pun djuga untuk menolak imperialisme jang masih ketjil itu? Di manakah kekuatan Hindustan, di manakah kekuatan Phi­li­ pi­na, di manakah kekuatan Indonesia, di manakah kekuatan ma­sjarakat Indonesia jang dulu katanja mempunjai keradja­ an-keradjaan gagah sentausa seperti Sriwidjaja, seperti Ma­ta­ ram kesatu, seperti Madjapahit, seperti Padjadjaran, seperti Bintara, seperti Mataram kedua? Ah, masjarakat Indonesia chususnja, masjarakat Asia umum­nja, pada waktu itu kebetulan sakit. Masjarakat In­do­ne­ sia pada waktu itu adalah suatu masjarakat “in transformatie”, jakni suatu masjarakat jang sedang asjik “berganti bulu”: feo­dal­isme kuno jang terutama sekali feodalismenja Brah­ man­isme, jang tidak memberi djalan sedikitpun djua pada ra­sa-ke­pribadian, jang menganggap radja beserta bala-ke­ning­ rat­an­nja sebagai titisan dewa dan menganggap rakjat sebagai per­ka­kas melulu daripada “titisan dewa” itu. Feodalisme ku­no itu dengan perlahan-lahan didesak dengan feodalisme ba­ru, feodalismenja ke-Islaman jang sedikit lebih demokratis dan se­di­kit lebih memberi djalan pada rasa-kepribadian. Per­tem­ pur­an antara feodalisme kuno dan feodalisme baru itu, jang kapitalisme awal.—peny. Buat jelasnja imperialisme, lihatlah pledoi saja, Bab II (sekarang “INDONESIA MENGGUGAT”).



www.boxnovel.blogspot.com 359



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 359



001/I/14



8. 9.



8/18/2014 9:16:58 AM



P anca A zimat R evolusi



pada lahirnja mitsalnja berupa pertempuran antara Demak dan Madjapahit, atau antara Banten dan Padjadjaran, per­ tem­pur­an antara feodalisme kuno dan feodalisme baru itu­lah seolah-olah membikin badan masjarakat mendjadi “demam” dan mendjadi “kurang tenaga”. Memang tiap-tiap masjarakat “in transformatie” adalah seolah-olah demam. Dan memang ti­ap-tiap masjarakat jang demikian itu adalah “abnormal”, lem­bek, kurang tenaga. Lihatlah mitsalnja “demamnja” dan lem­bek­nja masjarakat Eropah di zaman abad pertengahan tat­ka­la masjarakat Eropah pada waktu itu “in trasformatie” dari feo­dal­isme ke vroeg-kapitalisme; lihatlah “demamnja” masjarakat Eropah itu djuga satu setengah abad jang lalu tat­ka­ la mlungsungi10 dari vroeg-kapitalisme ke modern-ka­pi­tal­is­ me; lihatlah “demamnja” masjarakat Tiongkok-sekarang jang djuga sedang “berganti bulu” masuk ke tingkat kapitalisme. Tu­buh masjarakat memang tak beda dari tubuh manusia, tak beda dari sesuatu tubuh jang hidup, jang djuga tiap-tiap saat perobahannja membawa kesakitan dan kekurangan tenaga! Herankah kita, kalau masjarakat Indonesia, jang pada wak­tu datangnja imperialisme dari Barat itu kebetulan ada di da­­lam keadaan transformasi, tak tjukup kekuatan un­tuk menolaknja? Kalau imperialisme Barat itu segera men­da­pat ke­du­duk­an di dalam masjarakat jang sedang bersakit de­mam itu? Kalau imperialisme Barat itu segera bisa mendjadi tja­ kra­war­ti jang baru itu? Satu-persatu negeri-negeri itu lantas hilang kemerdekaannja. Satu-persatu negeri-negeri itu lan­tas mendjadi kepunjaannja Oost Indische Compagnie. Indone­­sia jang dahulunja, ondanks11 Professor Veth, adalah Indonesia jang merdeka, perlahan-lahan mendjadilah Indonesia jang se­mua daerahnja tidak merdeka. Rakjat Indonesia jang da­hu­ lu­nja ber­ke­luh-kesah memikul feodalismenya keradjaan dan



www.boxnovel.blogspot.com 360



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 360



001/I/14



10. melungsung atau menanggalkan cangkang lama dan menumbuhkan cangkang baru yang lebih besar, berganti kulit (untuk ular misalnya)—peny. 11. lepas dari—peny.



8/18/2014 9:16:58 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



ke­ning­rat­an bangsa sendiri, kini akan lebih-lebih lagi ber­ke­ luh-kesah memikul “berkah-berkahnja” stelsel imperialisme dari dunia Barat. Rakjat Marhaen, sebagai disjairkan oleh sahabat Professor Veth, boleh terus menjanji: “Tapi anak– pribumi sendiri tak pernah berkuasa”.... Inilah asal-muasalnja kesialan nasib negeri Indonesia! Inilah pokok-sebabnja permulaan negeri Indonesia men­­dja­di negeri jang tidak merdeka: suatu masjarakat sakit jang kedatangan utusan-utusannja masjarakat jang gagah per­ka­sa, alat-alatnja masjarakat jang gagah perkasa, ilmu-ke­ pan­dai­an­nja masjarakat jang gagah perkasa. Masjarakat jang sa­kit itu tidaklah lagi mendapat kesempatan sembuh,—ma­ sja­ra­kat jang sakit itu malahan makin lama makin mendjadi sakit, makin habis semua “kutu-kutunja”, makin habis se­ mua tenaga dan energienja. Tetapi imperialisme jang meng­ hing­gapi­nja itu sebaliknja makin lama makin bersulur dan berakar, melantjarkan tangannja ke kanan dan ke kiri dan ke belakang dan ke depan, melebar, mendalam, meliputi dan me­njerapi tiap-tiap bagian daripada masjarakat jang sakit itu. Imperialisme jang tatkala baru datang adalah imperialis­me jang masih ketjil, makin lama makin mendjadi hebat dan be­sar; mendjadi raksasa mahasakti jang seakan-akan tak terhingga kekuatannja dan energinja. Imperialisme raksasa itulah jang kini menggetarkan bumi Indonesia dengan djedjaknja jang se­berat gempa, menggetarkan udara Indonesia dengan guruh suaranja jang sebagai guntur,—mengaut-kaut di padang ke­ re­ze­kian negeri Indonesia dan rakjat Indonesia. Imperialisme raksasa inilah jang harus kita lawan de­ ngan keberaniannja ksatrya jang melindungi haknja.



www.boxnovel.blogspot.com 361



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 361



001/I/14



2. Dari Imperialisme Tua ke Imperialisme Modern Tahukah pembatja bagaimana mekarnja imperialisme itu? Bagaimana ia dari imperialisme-ketjil mendjadi im­pe­



8/18/2014 9:16:58 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 362



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 362



001/I/14



ri­ al­ isme-raksasa, dari imperialisme-zaman-dulu mendjadi im­pe­ri­alisme-zaman-sekarang, dari imperialisme-tua ke imperialisme-modern? Bagaimana imperialisme tua itu ber­ gan­ti bu­lu samasekali mendjadi imperialisme modern, jakni bukan sa­dja berganti besarnja, tetapi djuga berganti udjud­ nja, ber­gan­ti sifatnja, berganti tjaranja, berganti sepak-ter­ nja, ber­ gan­ ti wataknja, berganti stelselnja, berganti djang­ sis­­tim­nja, ber­gan­ti segala-galanja, dan hanja satu jang tidak ber­gan­ti pa­da­nja, jakni kehausannja mentjari rezeki? Kamu belum mengetahui hal ini? Pembatja, imperialis­me adalah dilahirkan oleh ka­pi­tal­is­ me. Imperialisme adalah anaknja kapitalisme. Imperialismetua di­la­hir­kan oleh kapitalisme-tua, imperialisme-modern di­ la­hir­kan oleh kapitalisme-modern. Wataknja kapitalisme-tua ada­lah berbeda besar dengan wataknja kapitalisme-mo­dern. Se­ dang kapitalisme-tua belum kenal akan tem­ pat-tem­ pat pe­ker­dja­an sebagai sekarang, belum kenal paberik-paberik sebagai sekarang, belum kenal industri-industri sebagai se­ ka­­rang, belum kenal bank-bank sebagai sekarang, belum ke­­ nal per­bu­ruh­an sebagai sekarang, belum kenal tjara pro­duk­si sebagai sekarang,—sedang kapitalisme-tua itu tjara pro­duk­ si­nja hanja ketjil-ketjilan sadja dan di dalam segala-ga­la­nja berwatak kuno, maka kapitalisme modern adalah me­nun­djuk­ kan kemodernan jang hebat sekali: tempat-tem­pat pe­ker­dja­an jang ramainja menulikan telinga, paberik-paberik jang asapnja menggelapkan angkasa, bank-bank jang ting­gi­nja mentjakar langit, perburuhan jang memakai ri­bu­an ketian kaum proletar, pembikinan barang jang tidak lagi menurut banjaknja pesanan, tetapi pembikinan barang jang han­ tam kromo banjaknja sampai bergudang-gudang. Maka im­pe­ri­al­is­me-tua jang dilahirkan oleh kapitalisme-tua itu,—imperialismenja Oost Indische Compagnie dan im­pe­ri­al­is­me­nja Cultuurstelsel,—



8/18/2014 9:16:58 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



imperialisme-tua itu nistjajalah satu watak dengan “ibunja”, jakni watak-tua, watak-kolot, wa­tak-kuno. Tidaklah kenal imperialisme tua itu akan tjara-tja­ ra “mo­dern”, tidaklah kenal ia akan tjara-tjara “sopan”. Ia meng­ han­tam ke kanan dan ke kiri, menanam dan mendjaga stel­sel monopolie dengan kekerasan dan kekedjaman. Ia meng­ada­ kan sistim paksa di mana-mana, ia membinasakan ribuan dji­ wa manusia, menghantjurkan keradjaan-keradjaan dengan ke­ke­ras­an sendjata, membasmi miliunan tanaman tjengkeh dan pa­la jang membahajakan keuntungannja. Ia melahirkan aturan contingenten (padjak jang dibajarnja dengan barangba­rang hasil-bumi oleh kepala-kepala) dan leverantien (ke­ pa­la-kepala dipastikan setor barang-barang hasil-bumi yang di­be­li oleh Compagnie, tetapi banjaknja dan harganja barangba­rang itu Compagnielah jang menentukan), jang sangat se­ kali berat dipikulnja oleh rakjat. Ia dengan terang-terangan melahirkan aturan-aturan jang memadamkan perdagangan Indonesia, ia dengan te­ rang-terangan mendjalankan politieknja memetjah-metjah. Ia men­dja­lan­kan tindakan-tindakan kekerasan, jang menurut Professor Snouck Hurgronje,12 “Sukar sekali kita menahan kita punya rasa djemu dan rasa djidjik”. Ia di zaman achir-achirnja me­lahirkan suatu stelsel kerdja-paksa baru, jang lebih kedjam lagi, lebih mengungkungkan lagi, lebih memutuskan nafas lagi, jakni cultuurstelsel jang sebagai tjambuk djatuh di atas pundak dan belakangnja rakjat. Ja pendek kata, sangat sekali “kuno” di dalam sepak terdjangnja dan wataknja: paksaan Profesor Christiaan Snouck Hurgronje (1857–1936). Sarjana Belanda dengan nama samaran Abdal-Gaffar, ketika ia menyaru sebagai seorang Muslim di Jeddah dan Mekkah (1884–1885) di mana ia mengadakan penelitian tentang Islam dan masyarakat Indonesia, dari jemaah-jemaah Indonesia. Pengetahuan itu kemudian dipakai oleh Pemerintah Hindia Belanda sebagai cara untuk menindas pergerakan kebangsaan Indonesia, yang sebagian berdasarkan ajaran Islam, seperti Perang Aceh dan Sarekat Islam—peny.



www.boxnovel.blogspot.com 363



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 363



001/I/14



12



8/18/2014 9:16:58 AM



P anca A zimat R evolusi



dan per­ko­saan terang-terangan adalah iapunja njawa [ciri khasnya—peny]. Tetapi lambat laun di Eropah modern-kapitalisme meng­ ganti vroeg-kapitalisme jang sudah tua-bangka. Paberikpaberik, bingkil-bingkil [bengkel—peny.], bank-bank, pe­ labuh­an-pelabuhan, kota-kota industri timbullah seakan-akan djamur di musim dingin, dan tatkala kapitalisme-modern ini sudah dewasa, maka modal-kelebihannja alias surpluskapitaalnja lalu ingin dimasukkan di Indonesia, modernimperialisme lantas mendjelma di muka bumi, ingin meng­ gantikan imperialisme-tua jang djuga sudah tua-bangka. Tak berhenti-henti,—begitulah saja tempohari menulis dalam sajapunja pledoi,—tak berhenti-henti modern-im­pe­ ri­al­is­me itu lantas memukul-mukul di atas pintu gerbang In­ do­ne­sia jang kurang lekas dibukanja, tak berhenti-henti kam­ pi­un-kampiunnja modern-imperialisme jang tak sabar la­gi itu menghantam-hantam di atas pintu gerbang itu, tak ber­ hen­ti-henti pendjaga-pendjaga pintu gerbang itu saban-sa­ ban sama gemetar mendengar degungannja pekik “naar vrij arbeid!”, “ke arah kerdja merdeka” daripada kaum-kaum mo­ dern-kapitalisme jang tidak mau memakai lagi sistim kuno jang serba paksa itu, melainkan ingin mengadakan sistim ba­ ru jang memakai “kaum buruh merdeka”, “penjewaan tanah mer­de­ka”, “persaingan merdeka”, d.l.s. Dan achirnja, pada ki­ra-ki­ra tahun 1870, dibukalah pintu-gerbang itu! Sebagai angin jang makin lama makin meniup, sebagai aliran sungai jang makin lama makin membandjir, sebagai gemuruhnja ten­ta­ra menang jang masuk ke dalam kota jang kalah, maka sesudahnja Agrarische wet dan Suiker-wet-de-Waal13 di da­ lam tahun 1870 diterima baik oleh Staten-Generaal14 di ne­ge­ ri Belanda, masuklah modal partikelir di Indonesia,—meng­



www.boxnovel.blogspot.com 364



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 364



001/I/14



13. Undang-undang Pertanian dan Undang-undang Penanaman Gula—peny. 14. parlemen Belanda, terdiri dari Majelis Rendah dan Majelis Tinggi­—peny.



8/18/2014 9:16:58 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



ada­kan paberik-paberik gula di mana-mana, kebon-kebon teh di mana-mana, onderneming-onderneming15 tembakau di ma­na-mana, dan lain sebagainja. Tambahan lagi, modal partikelir jang membuka matjammatjam perusahaan tambang, matjam-matjam perusahaan ke­re­ta api, trem, kapal, atau paberik-paberik jang lain-lain. Imperialisme-tua makin lama makin laju, makin lama makin mati, imperialisme-modern mengganti tempat-tempatnja. Tja­­ra peng­am­bil­an rezeki dengan djalan monopolie dan pak­ sa makin lama makin diganti tjara pengambilan rezeki de­ngan djalan persaingan-merdeka dan buruh-merdeka, tjara peng­ am­bil­an rezeki jang menggali untung bagi “negeri” Belanda makin lama makin mengkerut, terdesak oleh pengambilan rezeki setjara baru jang mengajakan modal partikelir. Tjara pengambilan berubah, sistimnja berubah, watak­ nja berubah, tetapi banjakkah perobahan bagi rakjat In­do­ ne­­sia? Bandjir harta jang keluar dari Indonesia bukan se­ma­ kin su­rut, tetapi malahan semakin besar, drainage In­do­ne­sia malahan makin makan! “Tak pernahlah untung ber­sih itu mengalirnja begitu deras sebagai djustru di bawah pim­pin­ an­nja exploitant-baru itu; aliran itu hanjalah melalui djalandjalan jang lebih tenang”, begitulah seorang politikus pernah menulis. Memang, bagi rakjat Indonesia perobahan sedjak ta­hun 1870 itu hanjalah perobahan tjaranja pengambilan rezeki; ba­gi rakjat Indonesia, imperialisme-tua dan imperialismemo­dern dua-duanja tinggal imperialisme belaka, dua-duating­gal pengangkutan rezeki Indonesia keluar pagar, duadua­nja tinggal drainage. Dan drainage inipun di dalam za­man im­ perialisme modern makin membandjir! Raksasa-im­ pe­ ri­ al­ isme-modern itu tidak tinggal raksasa sadja, raksasaimperialisme-modern itu di kemudian hari mendjadilah www.boxnovel.blogspot.com 365



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 365



001/I/14



15. perusahaan-perusahaan—peny.



8/18/2014 9:16:58 AM



P anca A zimat R evolusi



rak­sa­sa jang bertambah kepala dan bertambah tangannja. Sedjak adanja opendeur-politiek16 di dalam tahun 1905, ma­ ka mo­dal jang boleh masuk ke Indonesia dan mentjari re­ ze­ki di Indonesia bukanlah lagi modal Belanda sadja, tetapi dju­ga modal Inggeris, djuga modal Amerika, djuga modal Djepang, djuga modal Djerman, djuga modal Perantjis, djuga modal Italia, djuga modal lain-lain, sehingga imperialisme di Indonesia kini adalah imperialisme jang internasional ka­ re­na­nja. Raksasa “biasa” jang dulu berdjengkelitan di atas pa­dang kerezekian Indonesia, kini sudah mendjadi raksasa Rahwana Dasamuka jang bermulut sepuluh! Dan bukan sadja bermulut sepuluh! Djuga djalannja men­tja­ri rezeki ini bukan satu djalan sadja, tetapi djalan jang bertjabang-tjabang tiga-empat. Bukan lagi Indonesia hanja men­dja­di tempat pengambilan barang-barang biasa sebagai bertjabang tiga-empat. Bukan lagi Indonesia hanja mendjadi tem­pat pengambilan pala atau tjengkeh atau meritja atau ka­ ju manis, atau nilai, tetapi kini djuga mendjadi pasar pen­dju­ al­an barang-barang keluarannja kepaberikan negeri asing, djuga mendjadi tempat penanaman modal asing, jang di ne­ge­ri asing sendiri sudah kehabisan tempat. Pendek kata: dju­ga mendjadi afzetgebied17 dan exploitatiegebiednja18 sur­ plus­­kapitaal. Terutama “djalan” jang belakangan inilah, jakni “djalan” penanaman modal asing di sini, adalah jang paling hebat dan makin bertambah hebat: paberik-paberik gula bukan puluhan lagi tapi ratusan, orderneming teh dibuka di mana-mana, onderneming karet tersebar ke semua djurusan, onderneming kopi, onderneming kina, onderneming tembakau, on­ der­ ne­ ming sereh, tempat tambang timah, tempat tambang emas, tem­pat pengeboran minjak, tempat perusahaan besi,



www.boxnovel.blogspot.com 366



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 366



001/I/14



16. politik pintu terbuka—peny. 17. jalan keluar—peny. 18. daerah operasinja—peny.



8/18/2014 9:16:58 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



bingkil-bing­kil, kapal-kapal dan tram-tram. Semua itu adalah pen­djel­ma­an­nja penanaman modal asing di sini; semua itu ada­ lah menggambarkan bagaimana hebatnja raksasa itu mem­per­usa­ha­kan Indonesia mendjadi exploitatiegebiednja surpluskapitaal. Ribuan, tidak, miliunan kekajaan jang se­tiap tahun meninggalkan Indonesia, mengajakan modern-ka­pi­tal­ is­me di dunia Barat. Perhatikanlah angka-angka di bawah ini, perhatikanlah angka-angka daripada besarnja import dan export pada 1924-1930:19 1924 import f 678.268.000—export f 1.530.606.000 1925 import f 818.372.000—export f 1.784.798.000 1926 import f 865.394.000—export f 1.568.393.000 1927 import f 871.732.000—export f 1.624.975.000 1928 import f 969.988.000—export f 1.580.043.000 1929 import f 1.072.139.000—export f 1.446.181.000 1930 import f 855.527.000—export f 1.159.601.00020



Apa jang ternjata dengan angka-angka ini? Dengan ang­ ka-angka ini ternjatalah apa jang saja katakan di atas: bahwa Indonesia adalah terutama sekali tempat penanaman modal asing, jang nistjaja barang-hasilnja lalu dibawa keluar; bahwa Indonesia dus dihinggapi imperialisme jang terutama sekali mengexport, imperialisme jang di dalam masa jang “normal” rata-rata dua kali djumlah harganja rezeki jang ia angkuti ke­ luar daripada jang ia masukkan ke dalam; bahwa Indonesia mendjadi sangat sekali menderita drainage.21 Amboi, rata-rata dua kali gandanja export daripada im­port! Begitulah saja tempohari menulis dalam “Soeloeh Indonesia Moeda”, rata-rata dua kali gandanja export daripada import; bahwasanja memang suatu bandingan jang tjelaka sekali, suatu bandingan jang memang memegang rekord



www.boxnovel.blogspot.com 367



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 367



001/I/14



19. Import = barang jang dimasukkan (Indonesia afzetgebied); export = barang jang di­bawa keluar (Indonesia exploitatiegebied). 20. Malaise! 21. pengurasan atau pengadukan sampai kering/habis-habisan—peny.



8/18/2014 9:16:59 AM



P anca A zimat R evolusi



da­ripada semua drainage jang ada di seluruh muka bumi! Indonesia jang tjelaka! Sedang bandingan export dan import di negeri-negeri djadjahan jang lain-lain ada mendingan; sedang bandingan itu di dalam tahun 1924: buat Afrika Selatan adalah buat Filipina buat India buat Mesir buat Cejlon



118,7 / 100 123,1 / 100 123,3 / 100 129,9 / 100 132,8 / 100



maka buat Indonesia ia mendjadi paling tjelaka, jakni 220,4/100! Dua ratus dua puluh koma empat prosen be­sar­ nja ex­port dibandingkan dengan import! Herankah kita ka­lau se­o­rang ahli ekonomi sebagai Professor Van Gelderen ter­siasia mentjari angka jang lebih tinggi, dan berkata bah­wa kalau dibandingkan angka-angka di Hindia dengan ang­ka-ang­ka negeri lain, maka ternjatalah bahwa tidak ada satu ne­ge­ ri di muka bumi ini jang prosentasinja begitu tinggi se­per­ti “Hindia Belanda”? Herankah kita kalau seorang ko­mu­nis C. Santin jang toch biasa melihat angka-angka jang “ke­djam”, me­nje­but­kan imperialisme di Indonesia itu suatu im­pe­ri­al­is­ me jang “mendirikan bulu”? Dua ratus dua puluh koma empat prosen besarnja export; dan apakah jang diexport keluar itu? Jang diexport keluar ialah terutama sekali “hasil onderneming” dan minjak. Jang diexport ialah gula, karet, tembakau, teh, minjak tanah, bensin, dan lain sebagainja. Jang menurut angka-angka di atas tadi total-djenderalnja di zaman “normal” paling “apes” f 1.500.000.000,—zegge: seribu lima ratus djuta rupiah tiaptiap tahunnja, sebagaimana buat pertjontohan saja sadjikan di bawah ini:22



www.boxnovel.blogspot.com 368



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 368



001/I/14



22. Angka-angka ini diambil dari data-data tahun 1930.



8/18/2014 9:16:59 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



Arachides Karet Damar Copra Gambir Getah pertja Djelutung Topi Kaju Kulit Babakan Kina Pil kina Kopi Djagung Kain-kain Minjak-minjak dari tanaman total Pinang Rotan Beras Rempah-rempah total Spiritus Arang baru Gula pasir total Tembakau total Tepung ketela Teh Timah Bungkil Kapuk, serat nanas, dan lain-lain Lain-lain hal Djumlah



www.boxnovel.blogspot.com 369



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 369



f 149.916.000 f 4.335.000 f 417.055.000 f 9.911.000 f 73.083.000 f 1.194.000 f 1.895.000 f 2.073.000 f 2.405.000 f 9.106.000 f 16.067.000 f 5.454.000 f 1.821.000 f 74.376.000 f 4.033.000 f 5.425.000 f 14.766.000 f 7.307.000 f 8.521.000 f 2.373.000 f 33.409.000 f 3.125.000 f 5.019.000 f 365.310.000 f 113.926.000 f 21.423.000 f 90.220.000 f 93.864.000 f 4.132.000 f 38.250.000 f 42.484.000 f 1.622.278.000



001/I/14



Hasil-hasil minjak tanah total



8/18/2014 9:16:59 AM



P anca A zimat R evolusi



Inilah daftar daripada “makan-djalan” di dalam pesta un­tuk merajakan “beschaving en orde en rust”23 jang djadi tjangkingannja imperialisme-modern di Indonesia! Per­ha­ ti­kan­lah nama-nama dan angka-angka jang ditjetak dengan hu­ruf tebal: ketjuali minjak tanah dan timah, maka namanama itu adalah semuanja nama-nama hasil “onderneming landbauw”,24 dan semuanjapun angka-angka jang paling ge­ muk. Karet sekian miliun, kopra sekian miliun, kopi sekian mi­li­un, minjak tanaman sekian miliun, gula sekian miliun... tem­ba­kau, teh, kapuk, serat-nanas sekian miliun. Dari de­ la­pan matjam hasil onderneming landbauw ini sadja djum­ lah ex­port sudah f 1.186.986.000,—atau kurang lebih 75% da­ri semua djumlah export jang f 1.622.278.000 itu! Kon­ klu­ si? Konklusi ialah bahwa imperialisme-modern jang mengaut-kaut di padang perekonomian Indonesia itu ia­lah imperialisme-pertanian, atau lebih tegas: landbaouw-in­dus­ tri­eel-imperialisme. Konklusi ialah bahwa bagi perdjoangan kita adalah sangat sekali pentingnja kita antara lain me­nga­ da­kan sarekat-sarekat tani sebagai nanti akan kita terangkan di bahagian 8 dari risalah ini. “Makan-djalan” export setahun-tahunnja rata-rata f 1.500.000.000 rupiah! Tetapi berapakah besarnja laba jang di­da­pat­nja dari pendjualan barang jang sekian miliun itu? On­ der­ ne­ mer­ sraad, jakni sarekatnja kaum modal sendiri, mem­be­ri djawaban sendiri jang terus terang atas pertanjaan ini: setahun-tahunnja mereka mendapat untung sebesar 9% á 10% dari modal-induknja; di dalam tahun 1924 se­ djum­lah f 490.000.000,—di dalam tahun 1925 sedjumlah f 540.000.000,—di dalam setahun-tahunnja dus rata-rata f 515.000.000. Untung bersih lima ratus lima belas miliun ru­ pi­ah setahun, dan ini adalah 9% á 10% dari mereka-punja



www.boxnovel.blogspot.com 370



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 370



001/I/14



23. peradaban dan perdamaian dan ketertiban—peny. 24. usaha-usaha pertanian—peny.



8/18/2014 9:16:59 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



Sukarno, 1932.



www.boxnovel.blogspot.com 371



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 371



001/I/14



Yayasan idayu



8/18/2014 9:16:59 AM



P anca A zimat R evolusi



mo­ dal-induk! Mendjadi dus mereka-punja modal induk, jakni djum­lah­nja semua modal jang ditanam di Indonesia adalah 100/9 x f 515.000.000 = f 5.722.000.000, atau hampir f 6.000.000.000! Amboi, semua angka-angka hanja miliunan sadja, tidak ada jang ribuan, ja, tidak ada jang ketian atau jang laksaan! Djum­lah mo­dal enam ribu miliun; djumlah harganja barang jang sa­ban tahun diangkuti keluar ke pasar dunia: seribu li­ ma ra­tus miliun; djumlah untung bersih saban tahun: lima ra­tus lima belas miliun! Sedang bagi Marhaen, jang membanting tulang dan ber­ keluh-kesah mandi keringat, bekerdja membikinkan untung sebesar itu, rata-rata di dalam zaman “normal” tak lebih dari delapan sen seorang sehari....



3. “Indonesia, tanah jang mulia, | Tanah kita jang kaja; | Di sanalah kita berada, | Untuk selama-lamanja... Ja, di dalam zaman “normal”, sebelum meleset, tak lebih dari delapan sen seorang sehari. Dan inipun bukan hisapan-djem­ pol kaum pembohong, bukan hasutannja kaum penghasut, bu­kan agitasinja pemimpin-agitator. Ini ialah suatu kenjataan jang njata dan jang telah dibuktikan oleh ahli-wetenschap25 bang­sa Belanda sendiri. Memang siapa jang bertulus hati dan bu­kan orang munafik dan durhaka haruslah mengakui ke­ada­an itu. Memang hanja orang munafik dan durhaka sa­ dja­lah jang tak berhenti-henti berkemak-kemik: “Indonesia se­djah­te­ra, Rakjatnja kenjang-senang”. Tetapi angka-angka tak dapat dibantah lagi. Dr. Huender telah mengumpulkan angka-angka itu. Ia membikin perhitungan dari semua penghasilan dan pengeluaran Kang Marhaen, dari semua masuknja rezeki dan keluarnja rezeki Kang Marhaen. Ia mengumpulkan angka-angka perhitungan www.boxnovel.blogspot.com 372



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 372



001/I/14



25. ilmu pengetahuan—peny.



8/18/2014 9:16:59 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



itu tidak dari kabar-kabar-bikinan, tetapi dari verslag-verslag officieel26 sendiri. Ia berdiri seobjektif-objektifnja, ia samate­ngah, tidak menjebelah ke sana, tidak menjebelah ke sini. Ia oleh ka­re­na­nja, harus dipertjaja oleh tiap-tiap orang jang mau ber­tu­lus hati. Ia membagi pendapatan Kang Marhaen itu dalam tiga ba­gi­an: pendapatan dari padinja, pendapatan dari pala-wi­ dja­nja, pendapatan dari perkuliaannja bilamana Marhaen te­ ngah “vrij”.27 Dan bagaimanakah menurut Dr. Huender rupanja Kang ­ Marhaen punja “makan-djalan”? Bagaimanakah pendapatanpen­dapatannja itu masing-masing? Lihatlah “daftar” di ba­ wah ini : Ia mendapat padi seharga f 103,Ia mendapat palawidjaja seharga f 30,Ia mendapat hasil perkuliaan sedjumlah f 25,Ia djadi mendapat hasil total djendral f 158,zegge: seratus lima puluh delapan rupiah Hindia Belanda, di dalam zaman sebelum meleset!28 dan inipun pendapatan kotor. Sebab dari “kekajaan” f 158 itu Kang Marhaen masih harus membajar iapunja pengeluaran: membajar iapunja landrente, membajar iapunja padjak-kepala, membajar iapunja Inlandse verponding, membajar iapunja padjak lain-lain. Dari “kekajaan” f 158 itu Kang Marhaen menurut Dr. Huender masih harus mengeluarkan lagi total djendral f 22.50,29—dua puluh dua setengah rupiah dari seratus lima puluh delapan rupiah. Pendapatan bersih adalah dus total djendral : f 158 – f 22.50 = f 135.50! dokumen-dokumen resmi—peny. punya waktu luang; kosong—peny. Ini pendapatan Marhaen tani. Kalau diambil semua Marhaen rata-rata f 161. “Kerdja-desa”,—desa—dienstein, mitsalnja ronda, bikin betul djalan-desa, mem­ bi­kin djembatan-desa dan lain-lain—oleh Dr. Huender di-“rupakan-uang” lalu di­ masuk­kan di sini.



www.boxnovel.blogspot.com 373



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 373



001/I/14



26. 27. 28. 29.



8/18/2014 9:16:59 AM



P anca A zimat R evolusi



f 135.50 buat dua belas bulan, dan buat makan seanak-bini! Belum sampai f 12 sebulan-bulannja! Belum sampai f 0.40 sehari-harinja! Belum sampai delapan sen seorang seharinja!30 Sehingga dus djuga di dalam hal ini Indonesia pegang re­ kord; di seluruh muka bumi dari barat sampai timur sampai utara sampai selatan, tidak ada angka jang begitu rendahnja. Di negeri Bulgaria, negeri jang terkenal paling melarat, orang masih hidup dengan tiga belas sen sehari. Kita tidak heran, ka­lau Dr. Huender berkata, bahwa Marhaen adalah rakjat “mi­ni­mum­lijd­ster”, jaitu rakjat jang sudah begitu kelewat me­la­rat­nja, sehingga kalau umpamanja dikurangi lagi sedikit sa­dja bekal-hidupnja, nistjaja ia djatuh samasekali, maut sa­ ma­se­ka­li, binasa samasekali! Dan Dr. Huenderpun tidak berdiri sendiri; puluhan orang bangsa Belanda lain jang djuga berpendapat demikian; pu­ luh­an orang bangsa Belanda lain jang djuga mengakui bahwa Mar­ha­en adalah papa-sengsara. Tapi tidak ada gunanja me­ nje­but­kan nama-nama itu satu-persatu di dalam risalah jang akan dibatja oleh kaum Marhaen. Kaum Marhaen sendiri me­ ra­sa­kan kepapaan dan kesengsaraan itu saban hari, sa­ban djam, saban menit. Kaum Marhaen sendiri merasakan sa­ban hari, bagaimana mereka kekurangan segala-galanja,—ke­ku­ rang­an bekal-hidup, kekurangan pakaian, kekurangan benda rumah-tangga, kekurangan pendidikan anaknja, kekurangan ti­ap-ti­ap keperluan manusia walau jang paling sederhana pun djua adanja. En toch barangkali risalah ini dibatja oleh fihak “twij­ felaars” alias fihak “ragu-ragu” di kalangan intellectuelen ki­ta jang karena terlampau kenjang “tjekokan kolonial” ti­ dak pertjaja bahwa Marhaen papa-sengsara? Buat kaum



www.boxnovel.blogspot.com 374



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 374



001/I/14



30. Inilah tipe kaum Marhaen dengan istri dan rata-rata anaknja 3 orang.



8/18/2014 9:16:59 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



“twijfelaars” itu saja hanja tahu satu obat mandjur jang akan me­lenjapkan segala keragu-raguannja; buat kaum “twij­felaars” itu sajapunja resep hanjalah: “Pergilah ke kalangan ka­­um Marhaen sendiri; njatakanlah hal itu di kalangan kaum Mar­ ha­en sendiri! Maka kamu akan melihat dengan mata sendiri, mendengar dengan telinga sendiri, kebenarannja perkataan Professor Boeke jang berbunji, bahwa hidupnja bapak tani adalah hidup “ellending”, hidup jang “sengsara keliwat seng­ sa­ra”, atau kebenarannja perkataan Schmalhausen, bahwa ma­sja­ra­kat kita adalah masjarakat “waar nagenoeg niemand iets bezit”, jakni masjarakat “jang hampir tidak ada seorang djua­pun mempunjai milik apa-apa”. Dan barangkali ada djuga faedahnja bagi kaum ini saja me­nja­djikan lagi beberapa angka? Marilah, djikalau memang begitu, kita sadjikan sedikit angka-angka statistik. Marilah ki­ ta mengambil angka-angka statistik bikinan pemerintah sen­ di­ri!31 Maka kita di situ mendjumpai angka-angka jang ti­dak banjak beda dari angka-angkanja Dr. Huender tadi. Kita me­li­ hat di situ, bahwa di seluruh Indonesia djumlah Marhaen (se­ mua angka-angka adalah angka-angka zaman “normal”) jang mempunjai perniagaan jang hasilnja lebih dari f 120 setahun hanjalah 1.172.168 orang, dus belum 2 tiap-tiap 100; bahwa ternak Marhaen jang berupa lembu hanjalah 145 per seribu orang. Kita melihat bahwa djikalau mitsalnja Kang Marhaen itu mendjadi kuli di paberik gula, upahnja rata-rata hanjalah f 0,45 sehari, dan bahwa djikalau Mbok Marhaen jang mendjadi kuli, upah ini lantas mendjadi rata-rata hanja f 0,37 sehari; artinja: djika dimakan seisi rumah: tak lebih dari f 0,08 á f 0,09 seorang sehari. Kita melihat bahwa lebarnja milik tanah tiap-tiap orang Marhaen rata-rata hanjalah kurang lebih satu



www.boxnovel.blogspot.com 375



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 375



001/I/14



31. Statistisch jaaroverzicht tahun 1928.



8/18/2014 9:16:59 AM



P anca A zimat R evolusi



bahu, sedang ribu-ribuan bahu dikasihkan erfpacht. Sedang di negeri Belanda orang tani jang miliknja 5 bahu sudah disebutkan “keuterboer”, “tani jang lebih ketjil dari ketjil”. Kita melihat, bahwa tanah-pertanian jang ditanami oleh Marhaen hanjalah rata-rata 0,29 bahu, sehingga Marhaen bukanlah “kue­terboer”, tetapi... tani gurem. Kita melihat,—dan kini kita ambil permaklumannja volksraad—,bahwa di mana meng­ dua pu­luh lima tahun jang lalu 71% dari kaum Marhaen ma­ sih bisa tani melulu, kini tinggal 52% sadjalah jang bi­sa ber­ ta­ni melulu. Kita melihat... tetapi ah, marilah saja berhenti, marilah saja sudahi “daftar” ini sampai di sini sadja, ia mendjadi mendjemukan! Marilah kita lebih baik membuka surat-surat-kabar, dan kita saban hari bisa mengumpulkan beberapa “sjair megatruh” jang “menarik hati”, jang melagukan betapa hidupnja Kang Marhaen jang di dalam zaman “normal” sudah “sekarang makan besok tidak” itu, di dalam zaman meleset sekarang ini mendjadi lebih-lebih neeri lagi, lebih-lebih memutuskan njawa lagi, lebih-lebih megap-megap lagi. “Darmokondo”, 11 Djuli 1932:



www.boxnovel.blogspot.com 376



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 376



001/I/14



“Di kampung Pagelaran, Sukabumi, ada hidup satu suami-isteri bernama Musa dan Unah, dengan iapunja anak lelaki jang kesatu berumur 5 tahun, jang kedua 3 tahun dan jang ketiga baru 1 ta­hun. Itu familie ada sangat melarat, dan sudah bebe­ra­pa bu­lan ia tjuma hidup sadja dengan daun-daunan da­lam hutan, jang ia makan buat gantinja nasi. La­ ma-kelamaan itu suami-isteri merasa jang ia tidak bi­sa hi­dup selama-lamanja dengan tjuma makan itu matjam makanan sadja. Buat sambung iapunja dji­wa serta anak-anaknja, itu suami-isteri telah da­pat­kan satu fikiran, jaitu... djual sadja anaknja pada siapa jang mau beli.”



8/18/2014 9:16:59 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



“Pertja Selatan”, 7 Mei 1932:



“Pegadaian penuh, sebab tidak ada jang menebus, semua menggadai. Sekarang gadaian kurang. Ini barang aneh! Sebab mustinja naik! Bagi saja tidak aneh. Ini tandanja barang-barang jang akan diga­ dai sudah habis! Tandanja miskin habis-habisan!



Di desa orang-orang 2 hari sekali makan nasi, se­la­ innja makan ubi, talas, singkong, djantung pisang. Sudah sebagai sapi.”



“Aksi”, 14 November 1931:



“Di desa Banaran dekat Tulung Agung kemarin dulu orang sudah mendjadi ribut, lantaran ada orang gantung diri. Duduknja perkara begini: su­ dah lama ia seanak bininja merasa sengsara seka­ li, malahan anaknja jang masih ketjil sekali sering diemiskan nasi pada orang sedesa itu. Saban hari ia tjari kerdja, berangkat pagi pulang sore tapi siasia, tidak ada orang jang butuh kuli. Kemarin du­ lu ia tidak bepergian, tjuma duduk termenung di ru­mah sadja, rupa-rupanja sudah putus asa dan bi­ngung mendengarkan anaknja menangis minta ma­kan. Tahu-tahu ia sudah ketemu mati (gantung diri).”



“Siang Po”, 23 Djanuari 1933:



www.boxnovel.blogspot.com 377



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 377



001/I/14



“Di dekat kota Krawang sudah kedjadian barang jang sangat bikin ngenes hati. Ada orang namanja Upi, punja anak ketjil. Diapunja laki barusan mati, sebab sakit keras jang tjuma satu minggu lamanja. Upi memang dari sedari hidupnja diapunja laki ada sa­ngat melarat sekali, tapi sesudah ia djadi djan­da, kemelaratan rupanja tidak ada batas lagi.



8/18/2014 9:16:59 AM



P anca A zimat R evolusi



Lama-lama Upi sudah djadi putus asa, dan anak­ nja jang ia tjintain itu sudah ia tawarkan sama tu­ an L.K.B. di Krawang. Ditanja apa sebabnja ia mau djual anaknja, ia tidak mendjawab apa-apa tju­ma men­dja­tuh­kan air mata bertjutjuran. Tuan L.K.B. sangat kasihan sama dia, dan kasih uang se­ke­dar­ nja pada itu djanda jang malang.”



“Pewarta Deli”, 7 Desember 1932:



“Di kota sering ada orang jang menjamperi pintu bui, minta dirawat di bui sadja, sebab merasa tidak kuat sengsara. Di bui masih kenjang makan, se­dang di luar belum tentu sekali sehari”.



“Sin Po”, 27 Maret 1933:



Mentjuri ajam sebab lapar. Dihukum djuga 9 bu­lan. Malaise hebat jang mengamuk di ma­nama­na telah bikin sengsara dan kelaparan pen­du­ duk desa Trogong Kebajoran. Penduduk di situ ra­ta-ra­ta sudah tidak dapatkan uang dan banjak jang ke­la­paran karena tidak punja duit buat beli ma­kanan.



www.boxnovel.blogspot.com 378



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 378



001/I/14



Salah satu orang nama Pungut djuga alamkan itu ke­su­karan jang hebat. Ia ada punja bini dan pu­nja dua anak, sedang penghasilan samasekali te­lah ke­pe­pet berhubung dengan djaman susah. Se­men­ ta­ra itu iapunja beras dan makanan sudah ha­bis. Apa boleh buat, saking tidak bisa tahan sengsara karena sudah 2 hari tidak punja beras, pada satu malam ia bongkar kandang ajam dari tetangganja nama Djaja dan dari situ ia timpa 2 ekor ajam. Itu binatang kemudian ia djual di pasar buat 3 pitjis dan dari itu uang ia beli beras 15 sen.



8/18/2014 9:16:59 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



Belakangan Pungut ditangkap dan dibui. Pada tang­gal 25 Maret ia musti menghadap pada Land­ raad32 di Mr. Kornelis dan Pungut akui sadja betul te­lah tjolong 2 ekor ajam sebab sudah 2 hari ia ti­ dak makan. Landraad anggap ia terang bersalah am­bil ajamnja lain orang dan Pungut dihukum 9 bu­lan. Anak bininja menangis di luar ruangan land­raad!”



Enz.,enz.,enz.! ...



Aduhai,—dan di dalam zaman air mata ini, di mana Mar­ha­en terpaksa hidup dengan sebenggol seorang sehari, di ma­na beban-beban jang harus dipikul Marhaen semakin men­dja­di berat, di mana menurut verslag Voorzitter Klei­ne Welvaartcommissie33 penghasilan dari perusahaan-per­usa­ha­ an ketjil di desa-desa dan di kampung-kampung sudah tu­run dengan 40 sampai 70%, di mana kesengsaraan sering mem­ bi­kin Marhaen mendjadi putus asa dan gelap mata, sebagai ternjata dari kabar-kabar di atas,—di dalam zaman air mata ini Marhaen di tanah Djawa masih harus memelihara djuga hidupnja ribuan orang kuli kontrakan, jang dipulangkan da­ri Deli dan lain sebagainja zonder tundjangan sepeserpun djua, jang seolah-olah untuk membuktikan isinja peribahasa: “ha­ bis manis sepah dibuang”. Ja, semelarat-melaratnja Mar­ha­en, ma­ka Marhaen selamanja masih “ridla membagi ke­me­la­ra­ tan­nja itu dengan orang jang lebih melarat lagi daripadanja”, begitulah Schmalhausen menulis. Ja, imperialisme mengetahui ketinggian budi Marhaen itu: kuli-kuli jang ia lepas tidak usah diambil pusing toch nanti mereka dapat makan djuga dari kawan-kawannja di desa-



www.boxnovel.blogspot.com 379



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 379



001/I/14



32. badan pertanahan—peny. 33. Voorzitter Kleine Welvaartcommissie = Ketua Panitia Kecil Badan Kesedjahteraan (semacam Djawatan Sosial sekarang).



8/18/2014 9:16:59 AM



P anca A zimat R evolusi



Notosoetardjo/yayasan idayu



Tourne propagandis pertama sesudah keluar dari penjara Sukamiskin, 1931.



desa dan di kampung-kampung! Sedang kaum “werkloos”34 bang­ sa asing di sini mendapat tundjangan. Sebab kaum werk­loos di hampir tiap-tiap negeri jang sopan mendapat pe­njam­bung njawa. Sedang kaum “werkloos” di negeri Be­ lan­da mendapat uitkering35 f 2 sehari. Sedang... ja sedang Kang Marhaen walaupun umpamanja ia tidak “werkloos”, wa­­lau­pun ia membanting-tulang dan mandi keringat di atas la­dang­nja dari subuh sampai maghrib, harus tahan njawanja de­ngan sebenggol sehari.... Aduhai, ke manakah Marhaen harus menjimpangkan nja­ wa­nja jang penuh dengan keteduhan itu? Jang penuh dengan ratap dan penuh dengan tangis, penuh dengan kemalangan dan penuh dengan kesedihan, penuh dengan sakit dan penuh de­ngan lapar? Di dalam zaman “normal”, bilamana kaum im­ pe­ri­al­is­me berpesta dan bersuka-raya mengexport barang ke­ha­sil­an­nja jang lebih dari f 1.500.000.000 setahunnja itu. Ia hanjalah mendapat nafkah hidup f 0,08 seorang sehari di dalam permulaannja zaman malaise menurut Ekonomisch Week­blad, ia hanjalah makan f 0,04 seorang sehari; dan di



www.boxnovel.blogspot.com 380



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 380



001/I/14



34. penganggur—peny. 35. pembayaran—peny.



8/18/2014 9:16:59 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



da­ lam tengah-tengahnja zaman meleset, tatkala menurut ang­ka statistiek exportnja kaum imperialis setahunnja toch ma­sih sadja tidak kurang dari f 1.159.000.000, ia terpaksa mem­per­ta­han­kan njawanja dengan sebenggol sehari! Garis peng­ hi­ dup­ an­ nja memang penuh dengan tjorek-tjorek ke­ ma­lang­an; garis penghidupannja itu tidak pernah naik, garis penghidupannja senantiasa menurun. Lebih dari seperempat abad jang lalu voorzitter “Mindere Welvaartcommissie”36 te­ lah mengatakan bahwa iapunja perikehidupan adalah di dalam “tuitelig evenwicht”, peri kehidupan jang gampang ter­pe­lan­ting; seperempat abad kemudian orang mengatakan bahwa ia adalah “minimumlijder”37 dan kini tiga-empat tahun ke­mu­dian lagi, Marhaen hidup dengan sebenggol sehari dan... kasih djuga makan pada ribuan lepasan kuli kontrak. Di da­ lam tempo jang kurang dari tiga puluh tahun itu, modernim­pe­ri­al­is­me, jang senantiasa mengagul-agulkan iapunja “ke­so­pan­an”, dan “ketentraman umum”, telah melihat kans mem­per­baiki nasib Marhaen dari setengah hidup mendjadi setengah megap-megap! Tetapi apakah memang benar imperialisme samasekali tidak ada “berkah” sedikit djua pun bagi kita bangsa In­do­ne­ sia? Tidakah ia mendatangkan beberapa kemadjuan, men­da­ tang­kan pengetahuan, mendatangkan “beschaving”?38 Ti­dak­ kah dus imperialisme modern itu “ada baiknja djuga”? O, memang, zaman modern-imperialisme mendatangkan “beschaving”; zaman modern-imperialisme mendatangkan dja­ lan-dja­ lan, lorong jang indah dan djalan-djalan kereta api jang he­bat; zaman modern-imperialisme mendatangkan per­hu­bung­an kapal jang sempurna, mendatangkan “ke­ten­ tram­an”, mendatangkan “perdamaian”, mendatangkan te­le­ pon, mendatangkan telegraf, mendatangkan lampu lis­trik,



www.boxnovel.blogspot.com 381



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 381



001/I/14



36. Dinas Sosial pada masa itu—peny. 37. penderita jang paling sengsara/melarat—peny. 38. peradaban–peny.



8/18/2014 9:16:59 AM



P anca A zimat R evolusi



men­da­tang­kan ra­dio, mendatangkan kedokteran, men­da­ tang­kan ke­tech­nik­an, ja, mendatangkan kepandaian ba­rang apa sadja sampai mendekati kepandaiannja djin peri ka­jang­ an­pun. Tetapi, adakah semua itu didatangkannja buat ke­ per­lu­an Kang Marhaen? Adakah semua hal itu se­ka­li­pun umpamanja didatangkan untuk keperluan Kang Mar­ha­en, bi­ sa ditimbangkan dengan bentjana-hidup jang di­se­bar-se­bar­ kan oleh modern-imperialisme di kalangan Kang Marhaen? Ada­kah tidak lebih mirip kepada kebenaran, perkataannja Brails­ ford jang berbunji bahwa: “Anugerah-anugerah pendidik­an hanjalah rontokan-rontokan sadja dari iapunja ke­asjik­an­nja tjari rezeki jang angkara murka itu”? Lagipula, adakah berhadapan dengan bentjana hidup jang disebar-sebarkan oleh modern-imperialisme ini Mar­ ha­en mendapat tjukup hak-hak dari Pemerintah jang boleh se­ka­dar boleh dianggap sebagai “obat” bagi hatinja jang luka, fi­kir­an­nja jang bingung, perutnja jang lapar? Onderwijs? Och, di dalam “abad kesopanan” ini menurut angka-angka kan­tor statistik orang-orang laki-laki jang bisa membatja dan me­ nu­lis belum ada 7%, orang perempuan belum ada... 1/2%. Pa­djak-padjak enteng? Menurut penjelidikannja “Institute of Financial Investigation” di negeri Tiongkok, Indonesia di da­ lam hal padjak... djuga pegang rekord! Kesehatan rakjat atau hygiëne? Di seluruh Indonesia hanjalah ada 343 rumah sakit gupermen, kematian bangsa Bumiputera tak kurang dari 20/1000, di kota besar kadang-kadang sampai 50/1000. Perlindungan kaum buruh? Peraturan Sociale ArbeidsWet­ge­ving39 jang melindungi kaum buruh terhadap pada ka­um modal tak ada samasekali; arbeids-inspectie tinggal na­ma­nja sadja; hak mogok jang di dalam negeri-negeri jang so­pan bukan soal lagi dengan adanja artikel 161 bis da­ri buku hukum siksa40



www.boxnovel.blogspot.com 382



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 382



001/I/14



39. Undang-undang Ketenagakerjaan Sosial—peny. 40. kitab undang-undang hukum pidana—peny.



8/18/2014 9:16:59 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



musnahlah samasekali dari reali­teit, terkabutkan samasekali mendjadi impian belaka! Ke­ha­kim­an jang sempurna? Batjalah sadja pendapatnja Mr. Sas­tro­moel­jono tentang hal ini tatkala membela perkara saja, atau ban­ding­kan­lah tjara bekerdjanja landraad dan Raad van Jus­ti­tie.41 Kemerdekaan drukpers42 dan hak berserikat dan ber­si­dang? Amboi, adakah di sini hak kemerdekaan drukpers dan hak berserikat-dan-bersidang? Adakah di sini hak-hak itu, di mana buku hukum-siksa masih mentereng dengan arti­kel-artikel sebagai 153 bis ter, 154, 155, 156, 157, 161, bis dan lain sebagainja, di mana hak “pen-Digulan” masih ada, di ma­na perkataan “berbahaja bagi keamanan umum” terde­ngar sehari-hari, di mana ada persbreidel ordonnantie, di ma­na rapat ditutup “kalau perlu” djuga boleh dihadiri oleh po­li­si, di mana stelsel mata-mata boleh dikata sempurna sa­ma­sekali, di mana di waktu jang achirachir ini puluhan open­bare vergadering43 dibubarkan? 41. Dewan Kehakiman—peny. 42. pers—peny. 43. rapat umum—peny.



www.boxnovel.blogspot.com 383



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 383



001/I/14



Antara Digul dan Banda, karikatur Fikiran Rakjat, 9 Desember 1932; Sukarno menulis artikel berjudul "Socio Nasionalisme dan Socio Demokrasi".



8/18/2014 9:16:59 AM



P anca A zimat R evolusi



Tidak! Di sini tidak ada hak-hak itu! Dengan matjamma­tjam halangan dan matjam-matjam randjau demikian itu, maka kemerdekaan itu tinggal namanja sadja kemerdekaan, hak itu tinggal namanja sadja hak; dengan matjam-matjam se­rimpatan jang demikian, maka kemerdekaan drukpers dan hak berserikat-dan-bersidang itu mendjadi suatu ba­jang­an be­la­­ka, suatu impian! Hampir tiap-tiap juornalist su­dah per­ nah merasakan tangannja hukum, hampir tiap-ti­ap pe­mim­ pin Indonesia sudah pernah merasakan bui, ham­pir ti­ap-tiap orang bangsa Indonesia jang mengadakan per­la­wan­an ra­­di­kal lantas sadja terpandang “berbahaja bagi ke­aman­an umum”. O, Marhaen, hidupmu sehari-hari morat-marit dan kotjar-katjir, beban-bebanmu semakin berat, hak-hakmu boleh di­ka­ta­­kan tidak ada samasekali! Bahwasanja, kamu boleh menjanji: “Indonesia, tanah jang mulia, Tanah kita jang kaja; Di sanalah kita berada, Untuk selama-lamanja! ...”



www.boxnovel.blogspot.com 384



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 384



001/I/14



4. “Di Timur Matahari | Mulai Bertjahaja. | Bangun dan berdiri | Kawan semua... !” Tetapi hal-hal jang saja tjeritakan di atas ini hanjalah ke­ru­ sakan lahir sahadja. Kerusakan bathinpun ternjata di manamana. Stelsel imperialisme jang butuh pada kaum buruh itu, sudah memutarkan semangat kita mendjadi semangat per­bu­ ruhan samasekali; semangat perburuhan jang hanja senang djikalau bisa menghamba. Rakjat Indonesia jang sediakala ter­ke­nal sebagai rakjat jang gagah berani, jang tak gampanggam­ pang suka tunduk, jang perahu-perahunja melintasi lautan dan samudra sampai ke India, Tiongkok, Madagaskar, dan Per­sia, rakjat Indonesia kini mendjadilah rakjat jang terkenal se­ba­gai “het zachtste volk der aarde”—“rakjat jang



8/18/2014 9:17:00 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



www.boxnovel.blogspot.com 385



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 385



001/I/14



paling le­mah bu­di di seluruh muka bumi”. Rakjat Indonesia itu kini men­dja­di suatu rakjat jang hilang kepertjajaannja pada diri sen­di­ri, hilang kepribadiannja, hilang kegagahannja, hilang ke­ta­bah­an­nja samasekali. “Semangat harimau” jang menurut ka­ ta­ nja Professor Veth adalah semangat rakjat Indonesia di za­man sediakala, semangat itu sudah mendjadi semangat kam­bing jang lunak dan pengetjut. Dan itupun belum bentjana bathin jang paling besar! Ben­tja­na bathin jang paling besar ialah bahwa rakjat In­do­ ne­sia itu pertjaja, bahwa ia memang adalah “rakjat kambing” jang selamanja harus dipimpin dan dituntun. Sebagai dju­ga tiap-tiap stelsel imperialisme di mana-mana, maka stel­sel im­ pe­ri­al­is­me jang ada di Indonesiapun selamanja meng­gem­bargemborkan ke dalam telinga kita, bahwa maksudnja bukanlah maksud mentjari rezeki, tetapi ialah “maksud sutji” mendidik kita dari kebodohan ke arah kemadjuan dan ketjerdasan. Se­ ba­gai djuga tiap-tiap stelsel imperialisme ia tak djemu-dje­mu me­ne­ri­ak­kan “mission-sacree” (suruhan sutji). Di atas pan­ dji-pandjinja imperialisme selamanja adalah tertulis sem­ bo­jan-sembojan dan anasir-anasir “bescaving” dan “orde en rust”,—“kesopanan” dan “keamanan umum”. “Kesopanan” dan “keamanan umum”! Tidakkah kita ini ka­ta­nja rakjat jang masih bodoh dan biadab, jang perlu men­ dapat guru dan jang perlu mendapat bapak? Amboi, seolaholah benar kita pada saat datangnja imperialisme masih bo­doh, seolah-olah benar kita zaman dahulu rakjat bia­dab! Se­olah-olah rakjat kita tak pernah mempunjai cultuur jang membi­kin tertjengangnja dunia! Djikalau benar stelsel im­pe­ ri­al­is­me tidak buat mentjari rezeki, tidak buat “urusan fulus”, tidak buat memenuhi napsu perbendaan, djikalau benar stel­sel imperialisme dahaga sekali akan “kerdja me­njo­pan­ kan”, apa­kah sebabnja stelsel imperialisme datang lebih dulu pada rakjat-rakjat jang djustru berketinggian cultuur, se­bagai



8/18/2014 9:17:00 AM



P anca A zimat R evolusi



Indonesia, sebagai India, sebagai Mesir, dan tidak pergi sadja ke negerinja bangsa Eksimo jang ada di Kutub Utara! Tidak, memang tidak! Itu “suruhan sutji” hanjalah omong ko­song belaka, itu “mission-sacree” hanjalah buat men­­dja­ga ke­du­duk­an­nja imperialisme sadja. Sebab tidak ada sa­tu im­pe­ri­al­is­me di muka bumi jang bisa terus-menerus meng­­am­bil rezeki suatu rakjat, bilamana rakjat itu tahu dan insjaf bah­wa rezekinja diambili dan diangkuti; tidak ada satu im­pe­ri­al­is­me jang “tahan lama”, bilamana rakjat insjaf bahwa badannja adalah sebagai pohon jang dihinggapi kemladean44 jang hidup daripada iapunja zat-zat hidup. Maka oleh karena itulah rakjat lantas diindjeksi tak berhenti-henti, bahwa im­ pe­ri­al­is­me datangnja ialah buat memenuhi suatu “suruhan sutji” mendidik rakjat itu dari kebodohan ke arah ketjerdasan, mendidik rakjat itu dari kemunduran ke arah kemadjuan. Dan rakjat lantas pertjaja akan “suruhan sutji” itu. Imperialisme tidak lagi dipandang olehnja sebagai musuh jang harus dienjah­kan selekas-lekasnja, tidak sebagai kemladean jang meng­ hinggapi tubuhnja, imperialisme lantas dipandang oleh­­nja sebagai sahabat, jang harus diminta terimakasih.... Jawaharlal Nehru, itu pemimpin Hindustan jang ke­na­ ma­an, pernah berkata: “Kebesarannja negeri dan rakjat kita adalah sudah begitu dalam terbenamnja oleh kabut-ke­pur­ba­ kalaan, dan kebesarannja imperialisme adalah begitu sering kita lihat sehari-hari, sehingga kita lupa bahwa kita bisa be­ sar, dan mengira bahwa hanja kaum imperialisme sadja jang bisa pandai”. Perkataan Jawaharlal Nehru ini, jang menggambarkan kerusakan bathinnja rakjat Hindustan, satu-persatunja bo­ leh­lah djuga dipakai untuk rakjat Indonesia sekarang ini. Djuga kita lupa bahwa kita djuga mendjadi besar. Djuga ki­ta



www.boxnovel.blogspot.com 386



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 386



001/I/14



44. benalu—peny.



8/18/2014 9:17:00 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



www.boxnovel.blogspot.com 387



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 387



Fatmawati Soekarno/iwan siswo



001/I/14



Bersama Nehru, India, 1950.



8/18/2014 9:17:00 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 388



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 388



001/I/14



lupa bahwa kemunduran kita ialah karena kita terlalu la­ma sekali kena pengaruh imperialisme. Djuga kita lupa bah­wa kemunduran kita itu bukan suatu kemunduran jang me­ mang karena natuur, tetapi suatu kemunduran jang ka­re­na imperialisme, suatu kemunduran bikinan, suatu ke­mun­dur­ an “tjekokan”, suatu kemunduran indjeksian jang berabadabad. Djuga kita mengira bahwa hanja kaum imperialisme sadja jang bisa pandai, bahwa hanja mereka sadja jang bisa berilmu, bisa membikin djalan, bisa membikin kapal, bisa mem­bi­kin listrik, bisa membikin kereta api dan auto dan bios­kop dan kapal udara dan radio; dan tak pernah satu ke­ djap mata kita bertanja di dalam bathin, apakah kita kini dju­ ga tidak bisa mengadakan semua hal itu, umpamanja kita ti­ dak tiga ratus tahun di“sahabati” imperialisme? Ja, djuga kita per­tjaja, bahwa kita sekarang ini belum boleh merdeka dan ber­diri sendiri.... Bahwasanja, memang sudah “makan” sekali indjeksian imperialisme itu. Kita kini sangat gampang dilipat-lipat,— “plooi­baar” en “godwee”—“buntutnja tekanan jang berabadabad”, sebagai Schmalhausen mengatakannja. Kita kini sudah 100% mendjadi rakjat kambing. Kini kita kaum putus asa, kita kaum zonder kepribadian, kita kaum penakut, kita kaum pengetjut. Kita kaum berroch budak, kita banjak jang djadi pendjual bangsa. Kita hilang samasekali kelaki-lakian kita, kita hilang samasekali rasa-kemanusiaan kita. Oleh karena itu, djika terus-menerus begitu, kita akan binasa samasekali tersapu dari muka bumi, dan pantas binasa di dalam lumpur perhinaan dan nerakanja kegelapan. Tetapi... Alhamdulilah di Timur matahari mulai ber­ tjahaja, fadjar mulai menjingsing! Obat tidur imperialisme jang berabad-abad kita mi­ num, jang telah menjerap di dalam darah daging kita dan tulang sumsum kita, ja, jang telah menjerap di dalam roch kita



8/18/2014 9:17:00 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



dan njawa kita, obat tidur itu perlahan-lahan mulai kurang da­janja. Semangat perlawanan jang telah ditidurkan njenjak samasekali, kini mulai sadar dan berbangkit. Semangat per­ bu­dak­an sudah mulai rontok, dan timbul-semi semangat ba­ru jang makin lama makin besar dan bersirung [sic]. Bukan se­ma­ ngat jang mengeluh karena tahu akan kerusakan nasib lahir dan nasib bathin, tetapi semangat jang membangkitkan pe­ ngetahuan itu, mendjadi kemauan berdjoang dan kegiatan berdjoang. Bukan semangat jang menangis, tetapi semangat jang terus menitis mendjadi “wil”,45 mendjadi “daad”.46 Memang bukan waktunja lagi kita mengeluh, bukan wak­tu­nja lagi kita mengaduh, walaupun kerusakan nasib ki­ ta itu seakan-akan memetjahkan kitapunja njawa. Kita tak da­pat terlepas dari keadaan sekarang ini dengan mengeluh dan menangis, kita hanjalah bisa keluar daripadanja dengan bertjan­tjut-tali-wanda, dengan berdjoang, berdjoang dan sekali lagi berdjoang. Kita harus berdjoang habis-habisan tenaga, ber­djoang walaupun nafas hampir lepas dari dada kita. Ki­ta harus meniru adjaran orang Hindu jang berkata: “Kita se­ ka­rang tidak boleh berkesempatan lagi untuk menangis, kita sudah kenjang menangis. Bagi kita sekarang ini bukan saat­ nja untuk lembek-lembekan hati. Berabad-abad kita sudah lem­bek hingga seperti mendjadi seperti kapuk dan agar-agar. Jang dibutuhkan oleh tanah-air kita kini ialah otot-otot jang ke­ ras­ nja sebagai badja, urat-urat sjaraf jang kuatnja sebagai besi, kemauan jang kerasnja sebagai batu hitam jang tiada barang sesuatu bisa menahannja, dan jang djika per­lu, berani terdjun ke dasarnja samudra!” Alhamdulillah, kini fadjar mulai menjingsing! Pergerak­ an memang pasti lahir, pasti hidup, pasti kelak membandjir, walaupun obat tidur jang bagaimana djuga mandjurnja, atau



www.boxnovel.blogspot.com 389



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 389



001/I/14



45. kehendak; karsa—peny. 46. tindakan; aksi—peny.



8/18/2014 9:17:00 AM



P anca A zimat R evolusi



walaupun terang-terangan dirintangi oleh musuh dengan rin­tang­an jang bagaimana djuga, selama nasib kita masih nasib jang sengsara. Pergerakan memang bukan tergantung da­ri adanja seorang pemimpin, pergerakan adalah bikinan­ nja na­sib kita jang sengsara. Ia di dalam hakekatnja adalah usa­ha ma­sja­ra­kat sakit jang mengobati diri sendiri. Ia ada ka­lau kesakitan masih ada, ia hilang kalau kesakitan su­dah hi­lang. Ia, sebagai dikatakan oleh seorang pemimpin Djer­man, “di dalam dunia jang tak adil ini selalu mengikuti mu­suh­nja sebagai bajangan, jang achirnja meliputi musuhnja itu se­hing­ga mati”. Tiap-tiap machluk, tiap-tiap ummat, tiap-tiap bangsa ti­dak boleh tidak, pasti achirnja berbangkit, pasti achirnja ba­ ngun, pasti achirnja menggerakkan tenaganja, djikalau ia sudah terlalu-lalu sekali merasakan tjelakanja diri jang terani­a­ja oleh sesuatu daja jang angkara-murka. Begitulah saja pernah menulis: “Djangan lagi manusia, djangan lagi bangsa, walau tjatjingpun tentu bergerak berkeluget-keluget kalau merasakan sakit!” Memang, memang! Pergerakan lahir karena pada ha­ke­ kat­nja dilahirkan oleh tenaga-tenaga pergaulan hidup sen­ di­ri. Pemimpinpun bergerak karena hakekatnja tenaga-te­na­ ga pergaulan hidup itu membikin ia bergerak. Bukan fadjar menjingsing karena ajam djantan berkokok, tetapi ajam djan­ tan berkokok karena fadjar menjingsing.... Tetapi bergerak dan bergerak adalah dua. Benar per­­ge­rak­an itu pada hakekatnja bikinan nasib kita, bikinan ma­sja­rakat kita, bikinan natuur tetapi natuur sendiri se­ ring-sering terlalu lambat berdjalannja, oleh karena ke­dja­ di­an-kedjadian atau proces-proces di dalam natuur itu se­ ring-se­ring adalah kedjadian instinct jang onbewust,47 jakni



www.boxnovel.blogspot.com 390



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 390



001/I/14



47. di bawah sadar—peny.



8/18/2014 9:17:00 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



ke­dja­di­an jang “tidak insjaf”. Maka pergerakan kitapun akan terlampau lambat djalannja, pergerakan kitapun akan seba­ gai orang jang pada malam gelap-gulita zonder obor berdja­ lan di atas djalan ketjil jang banjak batu dan banjak tikungan, pergerakan kitapun akan pergerakan “instinct” sadja, dji­ka­ lau pergerakan kita itu hanja “onbewust” alias “tidak insjaf”, jakni suatu pergerakan jang “jah... bergerak karena seng­sa­ra”, tetapi tidak insjaf dengan tadjam akan apa jang di­tu­dju dan bagaimana harus menudju. Baru djikalau kita ber­dja­lan dengan membawa obor, me­ngetahui precies apa jang kita tudju, mengetahui precies di mana letaknja djalan jang kentjang, mengetahui precies segala apa jang akan kita djumpai; baru djikalau kita tidak se­olah-olah lagi di dalam ma­lam jang gelap-gulita, tetapi seolah-olah di dalam siang hari jang terang benderang; baru djikalau sudah demikian kita bisa mentjapai apa jang kita maksud dengan sekentjang-kentjangnja, selekas-lekasnja, sehasil-hasilnja. Oleh karena itulah kita harus mempunjai bentukan pergerakan jang saksama, konstruksi pergerakan jang saksama, bentukan atau konstruksi pergerakan jang harus tjotjok dan sesuai dengan wet-wetnja masjarakat dan terus menudju ke arah doelnja48 soalnja masjarakat, jakni masjarakat jang selamat dan sempurna. Dengan bentukan atau konstruksi pergerakan jang sak­ sa­ma itu, maka pergerakan kita bukan lagi suatu per­ge­rak­an jang onbewust, tetapi suatu pergerakan jang be­wust se­be­ wust-be­wustnja, insjaf seinsjaf-insjafnja. Dengan ke-be­wust­ -an dan keinsjafan jang demikian itu, maka pergerakan kita la­­lu berarti mempertjepat djalannja proces natuur, suatu pergerakan jang memikul natuur dan terpikul natuur. Dengan ke-bewust-an dan keinsjafan jang demikian itu



www.boxnovel.blogspot.com 391



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 391



001/I/14



48. tujuan—peny.



8/18/2014 9:17:00 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 392



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 392



001/I/14



pergerakan ki­ta djuga lantas mendjadi tidak bisa ditundukkan, tidak bisa dipadamkan, onoverwinnelijk, sebagai natuur! Ia bisa sebentar dirubuhkan, ia bisa sebentar dibubarkan, ia bisa sebentar seolah-olah dihantjurkan, tetapi saban-sa­ban kali ia djuga akan berdiri lagi dan berdiri lagi, dan madju te­rus ke arah maksudnja. Ia sekali-kali seperti binasa samasekali karena terhantam dengan segala kekuatan duniawi jang musuh punja, tetapi kemudian daripada itu ia toch akan mun­tjul lagi dan berdjalan lagi. Sebagai mempunjai kekuatan rahasia, sebagai mempunjai kekuatan penghidup, sebagai mem­pu­njai: “adji-pantjasona” dan “adji-tjandabirawa”, maka per­ge­rak­an jang memikul natuur dan terpikul natuur itu tak bi­sa dibunuh dan malahan ia makin lama makin mem­ ban­djir. Sebagai natuur sendiri, ia tidak boleh tidak pasti da­ tang pada maksudnja. Oleh karena itu, kaum Marhaen, besarkanlah hatimu, besarkanlah ketetapan tekad mu, besarkanlah kepertjajaanmu akan tertjapainja kamu punja tjita-tjita. Bukan hanja suatu pe­ri­ba­ha­sa sadja, kalau saja telah mengatakan fadjar telah menjingsing. Pergerakan kita sudah mulai berbentuk, emoh akan haluan jang hanja “tjita-tjita” sadja. Pergerakan kita itu sudah mulai mendjadi suatu pergerakan jang saja maksud­kan di atas tadi. Garis-garis besar dari bentukan atau konstruksi itu kini terletak di hadapanmu, tergurat di dalam risalah jang ketjil ini. Batjalah risalah ini dengan teliti dan saksama, sim­ pan­lah segala adjaran-adjarannja di dalam fikiran dan kal­bu­ mu, kerdjakanlah segala adjaran-adjaran itu dengan hati dan ketabahan tekad. Hebatkanlah pergerakanmu mendjadi per­ ge­rakan jang bewust, dan insjaf, jang karenanja akan men­ djadi hebat sebagai tenaganja gempa. Fadjar mulai menjingsing. Sambutlah fadjar itu dengan kesadaran dan kamu akan segera melihat matahari terbit.



8/18/2014 9:17:00 AM



koleksi iwan siswo



M entjapai I ndonesia M erdeka



Sukarno, circa 1951.



www.boxnovel.blogspot.com 393



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 393



001/I/14



5. Gunanja Ada Partai Kita bergerak karena kesengsaraan kita, kita bergerak ka­re­ na ingin hidup jang lebih lajak dan sempurna. Kita bergerak tidak karena “ideaal” sadja, kita bergerak karena ingin tjukup makanan, ingin tjukup pakaian, ingin tjukup tanah, ingin tjuk­up perumahan, ingin tjukup pendidikan, ingin tjukup me­ mi­num seni dan kultur,—pendek kata kita bergerak karena ingin perbaikan nasib di dalam segala bagian-bagian dan tja­bang-tjabangnja. Perbaikan nasib ini hanjalah bisa datang seratus prosen, bilamana masjarakat sudah tidak ada kapitalisme dan im­pe­ ri­alisme. Sebab stelsel inilah jang sebagai kemladean tumbuh di atas tubuh kita, hidup dan subur daripada tenaga kita, re­ zeki kita, zat-zatnja masjarakat kita. Oleh karena itu, maka pergerakan kita djanganlah per­ ge­rakan jang ketjil-ketjilan; pergerakan kita itu haruslah di dalam hakekatnja suatu pergerakan jang ingin merobah



8/18/2014 9:17:00 AM



P anca A zimat R evolusi



sama­se­ka­li sifatnja masjarakat, suatu pergerakan jang ingin men­djebol kesakitan-kesakitan masjarakat sampai ke su­lursulurnja dan akar-akarnja, suatu pergerakan jang sa­ma­­se­ka­ li ingin menggugurkan stelsel imperialisme dan ka­pi­tal­ isme. Pergerakan kita djanganlah hanja suatu pergerakan jang ingin rendahnja padjak, djanganlah hanja ingin tambahnja upah, dja­nganlah hanja ingin perbaikan ketjil jang bisa ter­tja­pai hari sekarang, tetapi ia harus menudju kepada suatu trans­for­masi jang dapat mendjungkir-balikan samasekali sifatnja masjarakat itu, dari sifat imperialistiskapitalis mendjadi sifat jang sama-rasa sama-rata. Pergerakan kita haruslah dus sua­tu pergerakan jang pada hakekatnja menudju kepada sesuatu “ommekeer”49 susunan sosial. Bagaimana “ommekeer” susunan sosial bisa terdjadi? Per­ta­ma-ta­ma oleh kemauannja dan tenaganja masjarakat sen­di­ri, oleh “immanente krachten” daripada masjarakat sen­ di­ri, oleh “kekuatan-kekuatan rahasia” daripada masjarakat sen­di­ri. Tetapi tertampak-keluarnja, lahirnja, djasmaninja, oleh sua­tu pergerakan rakjat djelata jang radikal, jakni oleh massa-aksi. Tidak ada suatu perobahan besar di dalam ri­ wa­jat dunia jang achir-achir ini, jang lahirnja tidak karena massa-aksi. Massa-aksi adalah senantiasa mendjadi penghantar pa­ da saat masjarakat tua melangkah ke dalam masjarakat jang baru. Massa-aksi adalah senantiasa mendjadi paradji50 pada sa­at masjarakat tua jang hamil itu melahirkan masjarakat jang baru. Perobahan di dalam zaman Charterisme di Ing­ge­ ris di dalam zaman jang lalu, perobahan rubuhnja feodal­isme di Perantjis diganti dengan stelsel burgerlijke democratie, per­obahan-perobahan matinja feodalisme di da­lam negeri-



www.boxnovel.blogspot.com 394



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 394



001/I/14



49. pembalikan—peny. 50. paradji—bahasa Sunda. Artinja dukun beranak.



8/18/2014 9:17:00 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



www.boxnovel.blogspot.com 395



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 395



001/I/14



negeri Eropah jang lain, perobahan-perobahan ron­ tok­ nja stel­ sel kapitalisme bagian perbagian sesudah per­ ge­ rak­ an proletar mendjelma di dunia; perobahan-per­obah­an itu semua­nja adalah “diparadji” oleh massa-aksi jang mem­bang­ kit­kan sap-sapan daripada rakjat. Perobahan-per­obah­an itu di­ barengi dengan gemuruhnja bandjir pergerakan rakjat djelata. Maka kitapun, bilamana kita ingin mendatangkan per­ obah­an jang begitu maha-besar di dalam masjarakat sebagai gugurnja stelsel imperialisme dan kapitalisme, kitapun harus ber­massa-aksi. Kitapun harus menggerakkan rakjat djelata di dalam suatu pergerakan radikal jang bergelombangan se­ ba­gai bandjir, mendjelmakan pergerakan massa jang ta­di­nja onbewust dan hanja raba-raba itu mendjadi suatu per­ge­rak­an massa jang bewust dan radikal, jakni massa-aksi jang insjaf akan djalan dan maksud-maksudnja. Sebab, massa-aksi bu­ kan­lah sembarangan pergerakan massa, bukan­lah sem­ba­ rangan pergerakan jang orangnja beribuan atau ber­mi­liun­an. Massa-aksi adalah pergerakan massa jang radikal. Dan massa-aksi jang manfaat seratus prosen hanjalah massa-aksi jang bewust dan insjaf; oleh karena itu maka massa-aksi jang manfaat adalah dus: suatu pergerakan rakjat djelata jang bewust dan radikal. Welnu, bagaimanakah kita bisa mendjelmakan per­ge­ rak­an jang onbewust dan ragu-ragu dan raba-raba mendjadi per­ge­rak­an jang bewust dan radikal? Dengan suatu partai! Dengan suatu partai jang mendidik rakjat djelata itu ke da­ lam ke-bewust-an dan keradikalan. Dengan suatu partai, jang menuntun rakjat djelata itu di dalam perdjalanannja ke arah kemenangan, mengolah tenaga pelopor daripada rakjat dje­la­ta itu di dalam menudjunja kepada maksud dan tjita-tjita.



8/18/2014 9:17:00 AM



P anca A zimat R evolusi



koleksi iwan siswo



Sukarno, Yogyakarta, Maret 1946.



www.boxnovel.blogspot.com 396



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 396



001/I/14



Partailah jang memegang obor, partailah jang berdjalan di muka, partailah jang menjuluhi djalan jang gelap dan pe­ nuh dengan randjau-randjau itu sehingga mendjadi dja­lan jang terang. Partailah jang memimpin massa itu di da­lam per­djo­angannja merebahkan musuh, partailah jang me­me­ gang komando daripada barisan massa. Partailah jang harus memberi ke-bewust-an pada pergerakan massa, memberi ke­sa­dar­an, memberi keradikalan. Oleh karena itu, maka partai sendiri lebih dulu harus partai jang bewust, partai jang sedar, partai jang radikal. Hanja partai jang bewust dan sedar dan radikal bisa membikin massa mendjadi bewust dan sedar dan radikal. Hanja partai jang demikian itu bisa mendjadi pelopor jang sedjati di da­lam pergerakan massa, dan membawa massa itu dengan se­le­kas-lekasnja kepada kemenangan dan keunggulan. Ha­ nja partai jang demikian itu bisa membikin massa-aksi



8/18/2014 9:17:00 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



www.boxnovel.blogspot.com 397



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 397



001/I/14



jang bewust, massa-aksi jang dus dengan tjepat bisa meng­ gugurkan stelsel jang mendjadi buah perlawanannja. Orang sering mengira: kita barulah bisa menang kalau rakjat Indonesia jang 60.000.000 djiwa itu semuanja sudah masuk suatu partai! Perkiraan jang demikian itu adalah penge­ lamunan jang kosong, pengelamunan jang mustahil, penge­lamunan jang memang tidak perlu terdjadi. Djikalau kemenangan baru bisa datang bilamana rakjat Indonesia jang 60.000.000 itu semuanja sudah masuk suatu partai, maka sampai lebur-kiamatpun kita belum bisa menang. Sebab rakjat jang 60.000.000 itu tidak bisa semuanja mendjadi anggauta partai, mustahil semuanja bisa mendjadi anggauta partai. Tidak! Kemenangan tidak usah menunggu sampai se­ mua rakjat djelata setjindil-abangnja masuk sesuatu partai! Ke­me­nang­an sudah bisa datang, bilamana ada satu partai jang ga­gah berani dan bewust mendjadi pelopor-sedjati daripada massa, jang bisa memimpin dan bisa menggerak­ kan massa, jang bisa berdjoang dan menjuruh berdjoang ke­ pa­da massa, jang perkataannja bisa mendjadi wet bagi massa dan perintahnja mendjadi komando bagi massa. Kemenangan sudah bisa datang, bilamana ada satu partai jang dengan ga­ gah-berani pandai memimpin dan membangkitkan bewuste massa-actie! Lihatlah mitsalnja perdjoangan di Tiongkok dulu, li­hat­ lah pergerakan di Mesir sepuluh lima belas tahun jang la­lu, lihatlah pergerakan kaum proletar di Eropah. Di semua ne­ge­ ri itu pergerakan tidak berudjud “tiap-tiap hidung mendjadi anggauta”, tetapi adalah satu partai pelopor jang berdjalan di muka memanggul bendera; di Mesir dulu partai Wafd, di Tiongkok dulu partai Kuo Min Tang, di dalam pergerakan ka­um proletar De Internationale. Partai-partai pelopor ini­lah jang mendjadi motornja massa, pengolahnja massa,



8/18/2014 9:17:00 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 398



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 398



001/I/14



kampiunnja massa, komandonja massa. Partai-partai pelopor inilah jang mengemudikan massa-aksi. Oleh karena itu, maka buanglah djauh-djauh perkiraan sa­lah itu, bahwa lebih dulu “tiap-tiap hidung harus mendjadi anggauta”! Tidak, bukan lebih dulu “tiap-tiap hidung harus men­dja­di anggauta”, bukan lebih dulu semua rakjat djelata setjindil-abangnja harus memasuki partai, tetapi Marhaenmar­haen jang paling bewust dan sedar dan radikal harus meng­ga­bungkan diri di dalam suatu partai pelopor jang ga­ gah berani! Marhaen-marhaen jang paling bersemangat, Marhaenmar­haen jang paling berkemauan, paling sedar, paling ra­ djin, paling berani, paling keras hati. Marhaen-marhaen itu­lah su­dah tjukup untuk menggerakkan massa-aksi jang he­bat dan bergelora dan jang datang pada kemenangan, asal sadja tergabung di dalam satu partai pelopor jang tahu menggelombangkan semua tenaganja massa. Satu partai pelopor? Ja, satu partai pelopor, dan tidak dua, tidak tiga! Satu partai sadja jang bisa paling baik dan paling sempurna; jang lain-lain tentu kurang baik dan kurang sempurna. Satu partai sadja jang bisa mendjadi pelopor! Memang, lebih dari satu pelopor, membingungkan mas­ sa; lebih dari satu komandan, mengatjaukan tentara. Riwajat duniapun menundjukkan, bahwa di dalam tiap-tiap massaak­si jang hebat adalah hanja satu partai sadja jang mendjadi pe­lo­por berdjalan di muka sambil memanggul bendera. Bi­sa ada partai lain-lain, bisa ada kumpulan lain-lain, tetapi par­ tai-par­tai jang lain itu pada saat jang penting hanjalah mem­ bun­tut sadja pada partai pelopor itu, ikut berdjoang, ikut me­mim­pin, tetapi tidak sebagai komandan seluruh ten­ta­ra­ nja massa, melainkan hanja sebagai sersan-sersan dan ko­ pral-kopral sadja. Pada saat “historische momenten” maka



8/18/2014 9:17:00 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



me­nu­rut riwajat dunia adalah satu partai jang dianggap oleh massa “itulah laki-laki dunia, marilah mengikut laki-laki du­ nia itu”! Tetapi partai mana jang bisa mendjadi partai pelopor di dalam massa-aksi kita? Partai jang kemauannja tjotjok dengan kemauan Marhaen, partai jang segala-galanja tjo­tjok dengan kemauan natuur. Partai jang memikul na­ tuur dan terpikul natuur. Partai jang demikian itulah jang bisa mendjadi komandannja massa-aksi kita. Bukan partai bor­djuis, bukan partai ningrat, bukan “partai Marhaen” jang reformistis, bukanpun “partai radikal” jang hanja amukamuk­an sadja, tetapi partai Marhaen jang radikal jang tahu sa­at mendjatuhkan pukulan-pukulannja. Seorang pemimpin ka­um buruh pernah berkata: “Partai tak boleh ketinggalan oleh massa; massa selamanja radikal, partai harus radikal pu­la. Tetapi partai tidak boleh pula mengira, bahwa ia dengan anarcho-syndicalisme51 lantas mendjadi pemimpin massa. Partai harus memerangi dua haluan: berdjoang memerangi haluan reformis, dan berdjoang memerangi haluan anarchosyndicalist”. Welnu, partai jang digambarkan oleh pemimpin ini­lah, jang dus tidak lembek, tetapi djuga tidak amuk-amukan sadja, me­lainkan konsekwen-radikal jang berdisiplin, partai jang demikian itulah jang bisa mendjadi pelopor. Masjarakatsen­di­ri akan mendjatuhkan hukuman atas partai-partai jang tidak demikian; mereka akan didorong olehnja ke belakang mendjadi paling mudjur “partai sersan” sahadja, atau akan disapu olehnja samasekali, lenjap dari muka bumi. Oleh ka­ re­na­nja, Marhaen, awas! Awaslah di dalam memilih partai. Pilihlah hanja partai itu partai sadja jang memenuhi sjaratsjarat jang saja sebutkan tadi!



www.boxnovel.blogspot.com 399



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 399



001/I/14



51. haluan “amuk-amukan”.



8/18/2014 9:17:00 AM



P anca A zimat R evolusi



Partai jang demikian itulah jang menuntun pergerakan rakjat djelata, merobah pergerakan rakjat djelata dari on­ be­wust mendjadi bewust, memberikan pada rakjat djelata ben­tuk­an alias konstruksi dari pergerakannja, membikin te­rang pada rakjat djelata apa jang ditudju dan bagaimana ha­ rus menudju, mendjelmakan pergerakan rakjat djelata jang ta­di­nja hanja ragu-ragu dan raba-raba sadja mendjadi suatu mas­sa-aksi jang bewust dan insjaf,—suatu massaaksi jang oleh ka­re­na­nja segera memetik kemenangan. Partai jang demikian itulah partai jang dibutuhkan oleh kaum Marhaen.



www.boxnovel.blogspot.com 400



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 400



001/I/14



6. Indonesia Merdeka Suatu Djembatan Bentukan alias konstruksi. Bentukan jang pertama ialah, sebagai sudah saja kemukakan, bahwa maksud pergerakan kita haruslah: suatu masjarakat jang adil dan sempurna, jang tidak ada tindasan dan hisapan, jang tidak ada kapitalisme dan imperialisme. Kita bergerak, begitulah tadi djuga sudah saja katakan, ti­dak karena “ideaal” jang ngalamun tetapi karena kita ingin perbaikan nasib. Kita bergerak karena kita tidak sudi ke­­pa­­da stelsel kapitalisme dan imperialisme, jang membikin kita pa­ pa dan membikin segundukan manusia tenggelam dalam ke­ ka­ja­an dan harta, dan karena kita ingin sama-rata merasakan lezatnja buah-buah dari kitapunja masjarakat sendiri. Kita, oleh karenanja, harus bergerak untuk menggugurkan stelsel kapitalisme dan imperialisme! Dan sjarat jang pertama untuk menggugurkan stelsel ka­pi­tal­is­me dan imperialisme? Sjarat jang pertama ialah: ki­ta harus merdeka. Kita harus merdeka agar supaja kita bi­ sa leluasa bertjantjut-tali-wanda menggugurkan stelsel ka­pi­tal­is­me dan imperialisme. Kita harus merdeka, agar su­ pa­ ja kita bisa leluasa mendirikan suatu masjarakat baru



8/18/2014 9:17:00 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



jang tiada kapitalisme dan imperialisme. Selama kita belum merdeka, selama kita belum bisa leluasa menggerakkan ki­ ta­punja badan, kitapunja tangan, kitapunja kaki, selama kita dus masih terhalang di dalam segala kitapunja gerak bang­ kit,—tidak bisa “kiprah” sehebat-hebatnja—,selama itu maka kita tidak bisa habis-habisan tenaga menghanjut stelsel ka­pi­ tal­is­me dan imperialisme. Selama itu maka kapitalisme dan imperialisme akan tetap sebagai raksasa jang maha sak­ti ber­tach­ta di atas singgasana kerezekian Indonesia, ti­dak bisa di­­gu­­gur­­kan daripada singgasana itu hingga mati meng­gi­git debu. Dapatkah Ramawidjaja mengalahkan Rah­wa­na Da­sa­ muka, djikalau Ramawidjaja itu mitsalnja terikat kaki dan ta­ ngan­nja, tak dapat membentangkan iapunja djem­pa­ring dan tak dapat melepaskan iapunja sendjata? Rakjat jang tidak merdeka adalah rakjat jang sesungguhsungguhnja tidak merdeka. Segala kemauannja, segala fi­kir­ annja, ja segala rochnja dan njawanja adalah tidak merdeka. Mau ini tidak leluasa, mau itu tidak leluasa. Mau ini ada ran­ djau, mau itu ada djurang. Mau mengeluarkan kritik, ada artikel 154 sampai 157 dari buku hukum siksa; mau meng­ an­djur­kan kemerdekaan ada artikel 153 bis dan ter,52 mau meng­ge­rak­kan kaum buruh terancam artikel 161 bis; mau mengadakan aksi radikal gampang ditjap “berbahaja ba­gi ke­ aman­an umum”; mau memadjukan perniagaan ada rintangan be­ja; mau memadjukan sosial ada matjam-matjam “sjaratnja”. Pen­dek kata: mau ini ada duri, mau itu ada paku. Oleh karena itu, maka kemerdekaan adalah sjarat jang maha-penting untuk menghilangkan kapitalisme dan im­pe­ri­ al­isme, sjarat jang penting untuk mendirikan ma­sja­ra­kat jang sempurna. Gedung Indonesia Sempurna, di mana semua rakjat Artikel 153 bis dan ter memberi wewenang kepada gubernur jenderal untuk menjatuhkan vonis terhadap tokoh politik tanpa proses peradilan—terkenal dengan istilah “internir” (dibuang di dalam negeri) dan “eksternir” (dibuang ke luar negeri)—peny.



www.boxnovel.blogspot.com 401



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 401



001/I/14



52



8/18/2014 9:17:01 AM



P anca A zimat R evolusi



djelata bisa bernaung dan menjimpan dan memakan segala buah-buah kerezekian dan kekulturan sendiri, di mana tidak ada kepapa-sengsaraan pada satu fihak dan keradjaberanaan pada lain fihak. Gedung Indonesia Sempurna itu hanjalah bisa didirikan di atas buminja Indonesia jang merdeka. Gedung In­do­nesia Sempurna itu hanjalah bisa didirikan djikalau fun­ da­men-fundamennja tertanam di dalam tanahnja In­do­ne­sia jang merdeka. Tetapi... Gedung Indonesia Sempurna itu djuga hanjalah bisa didirikan oleh Marhaen Indonesia, bilamana Marhaen adalah leluasa mendirikannja,—tidak terikat oleh ini, ti­dak ter­ikat oleh itu,—jakni bilamana Marhaen, dan tidak fi­hak la­in, mempunjai kemerdekaan gerak bangkit jang tak ter­ha­ lang-ha­lang. Oleh karena itu, maka Marhaen tidak sadja ha­ rus meng­ichtiarkan Indonesia Merdeka, tidak sadja harus meng­ichtiarkan kemerdekaan-nasional, tetapi djuga harus men­dja­ga jang di dalam kemerdekaan-nasional itu kaum Marhaenlah jang memegang kekuasaan, dan bukan kaum bordjuis Indonesia, bukan kaum ningrat Indonesia, bukan ka­um musuh Marhaen bangsa Indonesia jang lain-lain. Kaum Mar­ha­en­lah jang di dalam Indonesia merdeka itu harus me­ megang teguh-teguh politieke macht,53 djangan sampai bisa direbut oleh lain-lain golongan bangsa Indonesia jang musuh kaum Marhaen. Lihatlah ke negeri Belanda, lihatlah ke negeri Perantjis. Lihatlah ke negeri Djerman, Inggeris, Amerika, Italia, dan la­ in-lain. Semua negeri-negeri itu adalah negeri jang mer­de­­ka; semua negeri-negeri itu adalah berkemerdekaan na­­si­o­­nal. Semua negeri-negeri itu adalah bebas dari pe­me­­rin­­tah­­­an asing. Tetapi tidakkah kaum Marhaen di negeri-ne­ geri itu berat sekali perdjoangannja ingin menggugurkan ka­ pi­ tal­ isme, tidakkah kaum Marhaen di negeri-negeri itu ma­ hawww.boxnovel.blogspot.com 402



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 402



001/I/14



53. kekuasaan politik—peny.



8/18/2014 9:17:01 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



www.boxnovel.blogspot.com 403



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 403



001/I/14



sukar sekali usahanja mendongkel akar-akarnja ka­pi­tal­­is­me, tidak­kah kaum Marhaen di situ sudah hampir satu abad bo­ leh dikatakan sia-sia bermandi keringat, ja ka­dang-ka­dang ber­man­di darah ingin mendjebol ka­pi­tal­is­me jang me­njeng­ sa­ra­kan mereka? Tidakkah kaum Mar­ha­en di situ sampai kini ma­sih bongkok punggungnja diduduki oleh kapitalisme jang meng­ingkel-ingkel mereka, mengentrog-en­trog mereka, mem­ per­bu­dak­kan mereka, mem­per­bi­na­tang­kan mereka sampai ke dasar-dasarnja neraka kesengsaraan dan neraka kelaparan? Apakah sebabnja begitu? Sebabnja ialah bahwa kaum Mar­haen di negeri-negeri itu sampai kini belum memegang po­li­tieke macht, belum memegang kekuasaan negeri, belum me­me­gang kekuasaan pemerintahan. Politieke macht sam­pai kini adalah di dalam tangannja kaum kapitalisme sen­di­ri, di dalam tangannja kaum bordjuis sendiri, di dalam tangannja—djustru itu—kaum jang mendjadi tu­lang-pung­ gung­nja stelsel jang mereka lawan itu. Segenap apparaatnja politieke macht itu adalah dipakai sendjata oleh kaum bor­dju­ is untuk memagari stelsel kapitalisme dan untuk meng­han­ tam aksinja kaum Marhaen jang mau meruntuhkan ka­pi­tal­ is­me. Bandjirnja pergerakan kaum Marhaen itu saban-saban mendjadi uaplah samasekali karena panasnja angin-simun jang keluar dari politieke macht-nja kaum bordjuis. Maka oleh karena itulah, sembojan pergerakan radikal da­ri­pa­da kaum Marhaen di negeri-negeri itu kini adalah: “naar de politieke macht”, “ke arah kekuasaan pemerintahan!” Ke­ku­a­sa­an itulah jang kini lebih dahulu mereka kedjar, ke­ ku­a­sa­an pemerintahan itulah jang kini lebih dahulu me­re­ka mau rebut dari tangannja kaum bordjuis. Dengan ke­ku­a­sa­ an pemerintahan di dalam tangan sendiri, dengan sen­dja­ ta pamungkas di tangan sendiri, maka kaum Marhaen Ero­ pah akan gampang membinasakan stelsel kapitalisme, melanting­ kan kapitalisme dari pundaknja jang telah me­



8/18/2014 9:17:01 AM



P anca A zimat R evolusi



berabad-abad di­ per­ ku­ da­ kan itu. Kaum bordjuis jang tangannja hampa,—jang politieke macht-nja direbut oleh kaum Marhaen Ero­pah—,kaum bordjuis jang demikian itu akan mendjadi se­per­ti singa jang hilang giginja dan hilang kukunja, hilang gu­ ruh­ nja dan hilang perbawanja, hilang tenaganja dan hilang kekuasaannja, lemah, lemas, dan mati semua kutu-kutunja, tak kuasa sedikit djuapun melindungi dan mempertahankan stelsel kapitalisme jang mereka sembah dan mereka pudja! Nah, kaum Marhaen Indonesiapun oleh karenanja, ha­ rus insjaf, bahwa merekapunja perdjoangan akan tak per­lu mereka perpandjangkan, kalau pada saat datangnja In­do­ne­ sia Merdeka itu politieke macht djatuh ke dalam tangannja ka­um bordjuis atau kaum ningrat Indonesia. Kaum Marhaen In­do­ne­sia­pun harus insjaf, bahwa mereka baru bisa segera mendjatuhkan stelsel kapitalisme dan imperialisme, hanja djikalau pada saat berkibarnja bendera kemerdekaan na­si­o­ nal, merekalah jang menerima warisan politieke macht da­ri overheersing54 asing. Kaum Marhaen Indonesiapun dus ha­ rus men­djaga djangan sampai politieke macht itu djatuh ke da­lam tangannja fihak bordjuis dan ningrat Indonesia. Mendjadi, mereka harus membanting-tulang men­ da­ kan kemerdekaan nasional, membanting-tulang men­ tang­ djel­ma­­kan kemerdekaan negeri Indonesia, tetapi dalam pa­ da mem­banting-tulang mendatangkan kemerdekaan ne­ge­ri Indonesia itu, mereka harus awas dan sekali lagi awas, dja­ ngan sampai gedung jang mereka dirikan itu, kaum bordjuis atau ningratlah jang memasukinja. Dalam pada berdjoang ha­bis-habisan mendatangkan Indonesia Merdeka itu, kaum Mar­haen harus mendjaga, djangan sampai mereka jang “kena ge­tah”, tetapi kaum bordjuis atau ningrat jang “memakan nangkanja”. www.boxnovel.blogspot.com 404



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 404



001/I/14



54. dominasi—peny.



8/18/2014 9:17:01 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



O, memang, pekerdjaan berat mendatangkan Indonesia Merdeka buat sebagian besar hanja kaum Marhaenlah jang bisa melaksanakan, pekerdjaan berat itu buat sebagian be­sar hanja kaum rakjat djelatalah jang bisa menjelesaikan. Pe­ker­ dja­an berat itu memang adalah merekapunja “pekerdjaan ri­ wa­jat”, merekapunja “kewadjiban riwajat”, merekapunja “ba­ gi­an riwajat”. Pekerdjaan besar itu memang merekapunja “his­to­ris­ che taak”.55 Memang di atas sudah saja katakan, bahwa se­ mua perobahan-perobahan besar di dalam riwajat dunia jang achir-achir ini adalah dihantarkan oleh massa-aksi, di­pa­ra­ dji­kan oleh massa-aksi. Artinja: diparadjikan oleh aksinja rakjat dje­la­ta jang berkobar-kobaran semangat menjundul langit. Tetapi riwajat duniapun telah memberi tjontohtjontoh, mit­sal­nja di negeri Perantjis, bahwa rakjat djelata itu, karena ku­ rang awasnja, kurang bewust, kurang pimpinannja suatu partai rakjat djelata jang sedjati, achir­nja ketjele mendjadi “pengupas nangka” belaka, jang “kena getah, tetapi tidak ikut merasakan nangkanja”. Mogamoga rakjat djelata Indonesia djangan sampai menambah tjontoh-tjontohnja riwajat dunia itu dengan satu tjontoh lagi jang baru! Moga-moga rakjat dje­lata Indonesia selamanja awas, awas, dan sekali lagi awas! Klassenstrijd?56 Adakah dus saja kini mengutamakan klassenstrijd? Saja belum mengutamakan klassenstrijd an­ ta­ra bangsa Indonesia dengan bangsa Indonesia, walaupun ti­ap-tiap napsu kemodalan di kalangan bangsa sendiri kini su­dah saja musuhi. Saja seorang nasionalis, jang selamanja buat mentjapai Indonesia Merdeka memusatkan per­ djo­ang­an kita di dalam perdjoangan nasional. Saja se­la­ma­ nja mengandjurkan, supaja semua tenaga nasional jang bisa



www.boxnovel.blogspot.com 405



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 405



001/I/14



55. tugas sejarah—peny. 56. perdjoangan untuk menghilangkan perbedaan tingkat hidup—peny.



8/18/2014 9:17:01 AM



P anca A zimat R evolusi



dipakai menghantam musuh untuk mendatangkan ke­mer­de­ ka­an nasional itu, haruslah dihantamkan pula. “De sociale tegenstellingen worden in onvrije landen in na­tio­nale vormen uitgevocaten”,—“pertentangan sosial di ne­ge­ri-negeri jang tak merdeka diperdjoangkan setjara na­ sio­nal”, begitulah djuga Henriëtte Roland Holst57 berkata. Te­ ta­pi kemerdekaan nasional hanjalah suatu djembatan, sua­tu sjarat, suatu strijdmoment. Di belakang Indonesia Mer­de­ka itu kita kaum Marhaen masih harus mendirikan ki­ta­pu­nja gedung keselamatan, bebas dari tiap-tiap matjam ka­pi­tal­is­ me. Oleh karena itu, maka apa jang saja tuliskan di atas, ada­lah ber­arti mengandjurkan supaja Marhaen awas. Saja meng­an­ djur­kan djangan sampai Marhaen nanti mendjadi “pengupas nang­ka”, jang hanja mendapat bagian getahnja sadja. Saja mengandjurkan supaja buah politieke macht, jang dengan bis-habisan tenaga terutama oleh Marhaen dipetiknja, ha­ dju­ga nanti oleh Marhaen dipegangnja dan dimakannja. Saja seorang nasionalis, tetapi seorang nasionalis Marhaen, jang hidup dengan kaum Marhaen, mati dengan kaum Marhaen. Nah, djadi saja bisa menutup bagian enam dari tulisan ini dengan mengulangi apa sarinja. Mengulangi, Bahwa pertama tudjuannja pergerakan Marhaen harus­ lah suatu masjarakat tanpa kapitalisme dan imperialisme. Bahwa kedua djembatan ke arah masjarakat itu adalah kemerdekaan negeri Indonesia. Bahwa ketiga Marhaen harus mendjaga, jang di dalam Indonesia Merdeka itu, Marhaenlah jang menggenggam po­li­ tieke macht dan menggenggam kekuasaan pemerintahan. Inilah bentukan-bentukan kitapunja pergerakan, jang ha­rus sangat kita perhatikan. Henriette Roland Holst (1869–1952), seorang penyair wanita Belanda yang berjuang di sayap sosialis—peny.



www.boxnovel.blogspot.com 406



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 406



001/I/14



57



8/18/2014 9:17:01 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



www.boxnovel.blogspot.com 407



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 407



001/I/14



"Kaum Marhaen, bersatulah, musuh sedang mengamuk!" Karikatur Fikiran Rakjat, 26 Agustus 1932 tersebut dikutip Niews van den Dag, koran pihak "sana", tetapi suratkabar tersebut menandaskan bahwa, "Musuh sama sekali tidak mengamuk, sebaliknya, ia ada baik hati dan asih.... [Notosoetardjo, 1963]"



8/18/2014 9:17:01 AM



P anca A zimat R evolusi



7. Sana Mau ke Sana, Sini Mau ke Sini Tetapi sekarang timbul pertanjaan: bagaimana kita me­lak­ sanakan, mendjelmakan, merealisasikan tiga bentukan itu? Ba­gai­ma­na kita mendatangkan masjarakat jang bebas dari kapitalisme imperialisme, bagaimana kita jang mewarisi poli­tie­ke macht, bagaimana, lebih dulu, kita mentjapai Indonesia merdeka? Untuk bisa mentjapai Indonesia merdeka, kita lebih dulu harus mengetahui hakekatnja kedudukan antara imperialis­ me dan kita, hakekat kedudukan antara sana dan sini. Hake­ kat ke­du­duk­an sana-sini itulah nanti jang menentukan azas per­djo­ang­an kita, azas-azas sepak terdjang kita, azas-azas stra­­te­gi kita, azas-azas taktiek kita. Hakekat kedudukan itulah jang nan­ti harus menentukan “houding”58 kita terhadap pada kaum sana itu adanja. Bagaimana hakekat kedudukan itu? Hakekat ke­du­duk­ an itu boleh kita gambarkan dengan satu perkataan sa­dja: per­ten­tang­an. Pertentangan di dalam segala hal. Per­ten­ tang­an asal, pertentangan tudjuan, pertentangan ke­bu­tuh­an, pertentangan sifat, pertentangan hakekat. Tidak ada per­ba­ reng­an, tidak ada persamaan sedikitpun antara sana dan sini. Tidak ada persesuaian antara sana dan sini. Antara sana dan sini adalah pertentangan jang sebagai api dan air, sebagai serigala dan rusa, sebagai kedjahatan dan kebenaran. Memang riwajat dunia selamanja menundjukkan per­ten­ tang­an antara dua golongan. Memang riwajat dunia se­la­ma­nja menundjukkan adanja suatu golongan “atas” dan adanja sua­ tu golongan “bawah”, jang bertentangan satu sama lain, ber­ an­ti­these satu sama lain. Di zaman feodal: golongan ningrat dengan golongan “kawula”; di zaman kapitalisme: golongan kemodalan dengan golongan proletar, di zaman kolonial:



www.boxnovel.blogspot.com 408



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 408



001/I/14



58. sikap; pendirian—peny.



8/18/2014 9:17:01 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



www.boxnovel.blogspot.com 409



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 409



001/I/14



golongan sipendjadjah dengan golongan siterdjadjah. Maka an­ti­these alias pertentangan jang belakangan inilah jang me­ ngu­a­sai segenap sifat hakekatnja perhubungan antara sa­na dan sini, segenap “wezen-nja” perhubungan antara sa­na dan sini, sehingga sana dan sini selamanja adalah ber­ta­brak­an satu sama lain. Antithese inilah jang oleh kaum Marxis disebutkan dialektiknja sesuatu keadaan, dialektiknja sesuatu bagian daripada riwajat, dialektiknja sesuatu bagian di dalam gerak bangkitnja alam. Maka oleh karena itu buta dan dustalah tiap-tiap orang jang mau memungkiri atau menutupi antithese itu; buta dan dusta djugalah tiap-tiap siapa sadja jang mau menipiskan per­ ten­tangan antara dua fihak itu. Buta dan dustalah siapa sadja jang mau “mengakurkan” fihak sana dengan fihak sini. Tidak! Sana dan sini tidak bisa diakurkan, sana dan sini tidak bisa dipungkiri atau ditipiskan antithesenja; sana dan sini walau sampai ke zaman kiamatpun akan selamanja berhadap-ha­ dap­an satu sama lain sebagai singa dengan mangsanja. Sana dan sini akan selamanja bertabrak-tabrakan satu sama lain, berantithese satu sama lain, sehingga achirnja sana hilang dari hadapan sini samasekali. Tidakkah sana senang akan te­rus­nja pendjadjahan Indonesia sampai ke zaman achirnja alam, tidaklah sana senang akan terusnja ketjakrawartian di atas semua bagian daripada masjarakat Indonesia, tidakkah di sana hidup djustru daripada sini? Tidakkah sebaliknja sini mau selekas-lekasnja merdeka, tidakkah sini mau selekas-le­ kas­nja mentjakrawati masjarakat sendiri? Buta, sekali lagi butalah siapa sadja jang mau me­mung­ kiri adanja pertentangan ini, tabrakan ini, antithese ini, jang memang sudah karena dialektiknja alam. Tetapi kita, jang djus­­tru membentuk pergerakan jang memikul alam dan ter­ pi­­kul alam, memikul natuur dan terpikul natuur, kita jang



8/18/2014 9:17:01 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 410



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 410



001/I/14



ti­dak mau buta, harus djustru mengambil antithese ini se­ ba­gai uger-ugernja semua kitapunja azas perdjoangan dan semua kitapunja taktiek. Kita harus djustru mengalas­ kan se­ga­la kitapunja sepak terdjang di atas dialektik ini, meng­alas­kan segala kitapunja “houding” di atas dialektik ini. Kita harus dengan sekelebatan mata sadja sudah mengerti, bah­wa dialektik ini adalah menjuruh kita selamanja ingkar da­ri­pada kaum sana itu, tidak bekerdja bersama-sama de­ ngan kaum sana itu, sebaliknja mengadakan perlawanan zon­der damai terhadap pada kaum sana itu sampai kepada saat keunggulan dan kemenangan. Kita harus dengan se­ke­ le­batan mata sadja mengerti, bahwa oleh adanja antithese ini, kemenangan hanjalah bisa kita tjapai dengan kebiasaan sen­diri, tenaga sendiri, usaha sendiri, kepandaian sendiri, keringat sendiri, fi’il-fi’il keberanian sendiri. Inilah jang biasanja kita sebutkan politiek “pertjaja pa­ da kekuatan sendiri”, politiek “self-helf dan non-coo­pe­ra­ tion”, politiek menjusun kitapunja masjarakat setjara po­si­tif dengan tenaga dan usaha sendiri, politiek tidak mau be­ker­dja bersama-sama dengan kaum sana di atas semua la­pang per­ djo­angan politiek, politiek memboikot dewan-de­wan ka­um sana, baik jang ada di sini maupun jang ada di ne­ge­ri­nja ka­ um sana sendiri. Tentang politiek ini tempohari saja per­nah menulis: “Non-kooperasi adalah salah satu azas perdjoangan (strijd-beginsel) kita untuk mentjapai Indonesia Merdeka. Di da­lam perdjoangan mengedjar Indonesia Merdeka itu kita ha­ rus senantiasa ingat, bahwa adalah pertentangan kebutuh­an antara sana dan sini, antara kaum jang mendjadjah dan kaum jang didjadjah, antara overheerscher dan overheerschte. Me­ mang pertentangan kebutuhan inilah jang mendjadi sebab­nja ki­ta­punja non-kooperasi. Memang pertentangan kebutuh­an



8/18/2014 9:17:01 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



inilah jang memberi kejakinan pada kita, bahwa Indone­sia Mer­de­ka tidaklah bisa tertjapai djikalau tidak mendjalan­kan po­ li­ tiek non-kooperasi. Memang pertentangan kebutuh­ an ini­lah jang buat sebagian besar menetapkan kitapunja azasazas perdjoangan jang lain-lain, mitsalnja machtsvorming, mas­sa-aksi, dan lain-lain. Oleh karena itulah, maka non-kooperasi bukanlah hanja suatu azas perdjoangan “tidak duduk di dalam raadraad59 pertuanan” sadja. Non-kooperasi adalah suatu actief be­ginsel, tidak mau bekerdja bersama-sama di atas segala la­pang­an politiek dengan kaum pertuanan, melainkan meng­ada­kan suatu perdjoangan jang tak kenal damai, suatu on­ver­bid­delijke strijd dengan kaum pertuanan itu. Non-ko­ ope­rasi tidak berhenti di luar dinding-dindingnja raad-raad sadja, tetapi non-kooperasi adalah meliputi semua bagianba­gian daripada kitapunja perdjoangan politiek. Itulah se­ bab­­nja, maka non-kooperasi adalah berisi radikalisme, im­ me pli­see­rend60 radikalisme,—radikalisme hati, radikalis­ fikiran, radikalisme sepak-terdjang, radikalisme di da­lam se­­mua innerlijke dan uiterlijke houding. Non-kooperasi me­ min­ta kegiatan, meminta radicale activiteit.61 Salah satu bagian dari kitapunja non-kooperasi adalah tidak mau duduk di dalam dewan-dewan kaum pertuanan. Se­ka­rang apakah Tweede Kamer djuga termasuk dalam de­ wan-dewan kaum pertuanan itu? Sebab djustru Tweede Ka­ mer itulah bagi kita adalah suatu “belichaming”, suatu “pem­ ba­dan­an”, suatu “pendjelmaan” dari koloniserend Holland, suatu “pendjelmaan” dari kekuasaan atau macht jang me­ ngung­kung kita mendjadi rakjat jang tak merdeka. Djustru



www.boxnovel.blogspot.com 411



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 411



001/I/14



59. dewan perwakilan—peny. 60. implisit—peny. 61. Tidak semua orang jang tidak duduk dalam raad atau tidak kerdja pada gupermen (mitsalnja tukang soto), ada orang “non”.



8/18/2014 9:17:01 AM



P anca A zimat R evolusi



Tweede Kamer itu adalah suatu simbul daripada koloniserend Hol­land, suatu simbul daripada keadaan jang menekan kita men­dja­di rakjat taklukan dan sengsara. Oleh karena itulah maka non-kooperasi kita sudah di dalam azasnja harus ter­ tu­dju djuga kepada Tweede Kamer chusus­nja dan Staten Ge­ ne­raal umumnja. Ja, harus ditudjukan djuga kepada semua “be­lichaming-belichaming” lain daripada sesuatu sistim buat me­ngung­kung kita dan bangsa Asia, mitsalnja Volkenbond62 dan lain sebagainja. Anarchisme? Toch Tweede Kamer suatu parlemen? Me­ mang, Tweede Kamer adalah suatu parlemen; tetapi Tweede Kamer adalah suatu parlemen Belanda. Memang kita adalah orang anarchis, kalau kita menolak segala keparlemenan. Me­ mang kita orang anarchis, kalau mitsalnja nanti kita menolak duduk di dalam parlemen Indonesia, jang notabene hanja bi­sa ber­ada di dalam suatu Indonesia jang merdeka, dan jang akan memberi djalan kepada demokrasi politiek dan de­ mo­ kra­ si economie. Memang! Djikalau seorang Inggeris mem­boi­kot parlemen Inggeris, djikalau seorang Djerman ti­ dak sudi duduk dalam parlemen Djerman, djikalau seorang Pe­ran­tjis me­no­lak kursi dalam parlemen Perantjis, maka ia bo­leh dja­di seorang anarchis. Tetapi djikalau seandainja me­re­ka me­no­lak duduk di dalam suatu parlemen daripada suatu negeri jang mengungkung negeri mereka, djikalau kita bangsa Indonesia sudah di dalam azasnja menolak duduk di dalam parlemen Belanda, maka itu bukanlah anarchisme, te­ta­pi suatu azas perdjoangan nasionalis non-kooperator jang sesehat-sehatnja! Lihatlah riwajat perdjoangan non-kooperasi di negerinegeri lain. Lihatlah mitsalnja riwajat non-kooperasi di negeri Ierlandia, salah satu sumber daripada perdjoangan



www.boxnovel.blogspot.com 412



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 412



001/I/14



62. Liga Bangsa-bangsa—peny.



8/18/2014 9:17:01 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



www.boxnovel.blogspot.com 413



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 413



001/I/14



non-kooperasi itu. Lihatlah di situ sepak-terdjangnja kaum Sinn Fein. “Sinn Fein” adalah merekapunja sembojan; “sinn fein” jang berarti “kita sendiri”. “Kita sendiri”! Itulah gambarnja merekapunja politiek; po­li­tiek tidak mau bekerdja bersama-sama dengan Inggeris, ti­dak mau kooperasi dengan Inggeris, tidak mau duduk di da­lam parlemen Inggeris. “Djangan masuk ke Westminster, ting­gal­kan­lah Westminster itu; dirikanlah Westminster sen­ di­ri!” adalah propaganda dan aksi jang didjalankan oleh “Sinn Fein”. Adakah mereka itu kaum anarchis? Mereka bukan ka­ um anarchis, tetapi kaum nasionalis non-kooperator jang prin­si­piil. Nah, non-kooperasi kita haruslah non-kooperasi jang prinsipil pula. Orang mengandjurkan duduk di Tweede Kamer buat men­dja­lan­kan politiek-oppositie dan politiek-obstructie dan mempersuarakan Tweede Kamer itu mendjadi mimbar perdjoangan. Politiek jang demikian itu boleh didjalankan, dan memang sering didjalankan pula oleh kaum kiri, se­ba­ gai kaum O.S.P., kaum komunis, atau kaum C.R. Das cs. di Hin­ dus­tan jang djuga tidak anti-parlemen Inggeris. Tetapi po­li­ tiek jang demikian itu tidak boleh didjalankan oleh se­orang na­sio­nalis-non-kooperator. Pada saat jang seorang na­ sio­nalis-non-kooperator masuk ke dalam sesuatu dewan kaum pertuanan, ja, pada jang ia di dalam azasnja suka ma­ suk ke dalam sesuatu dewan kaum dewan pertuanan itu, se­ ka­li­pun dewan itu berupa Tweede Kamer Belanda atau Vol­ ken­­bond, pada saat itu ia melanggar azas jang disendikan pada kejakinan atas adanja pertentangan kebutuhan an­ta­ ra kaum pertuanan itu dengan kaumnja sendiri. Pada sa­at itu ia mendjalankan politiek jang tidak prinsipiil lagi, men­dja­ lan­kan politiek jang pada hakekatnja melanggar azas non-ko­ operasi adanja!



8/18/2014 9:17:01 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 414



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 414



001/I/14



Kita harus mendjalankan politiek non-kooperasi jang prin­si­piil, menolak pada azasnja kursi di Volksraad, di Staten Generaal, di dalam Volkenbond. Dan sebagaimana tadi telah saja terangkan, maka perkara dewan-dewan ini hanjalah sa­lah satu bagian sadja daripada non-kooperasi kita. Bagian jang ter­pen­ting daripada non-kooperasi kita adalah: dengan men­ di­dik rakjat pertjaja kepada “kita sendiri”,—untuk me­min­ djam perkataan kaum non-kooperasi Ierlandia,—menjusun dan menggerakan suatu massa-aksi, suatu machtsvorming Marhaen jang hebat dan kuasa!” Pembatja telah ingat, ini adalah sebagian daripada tulis­ an saja di dalam pertukaran fikiran dengan Sdr. Mohammad Hatta. Pendirian Sdr. Mohammad Hatta, jang masih suka ma­ suk parlemen negeri Belanda itu, memang kurang benar, me­ mang menjalahi azas. Partai Serekat Islam Indonesia pun di dalam kongresnja jang achir-achir ini menolak sesuatu kursi di dalam parlemen negeri Belanda itu! Tetapi bagaimanakah djelasnja “ke-sendiri-an” jang sa­ ja sebutkan di atas tadi? Bagaimanakah djelasnja politiek “se­ ga­la-gala sendiri”, jakni politiek “kemampuan sendiri, tenaga sen­diri, usaha sendiri, kepandaian sendiri, keringat sendiri, fi’il-fi’il keberanian sendiri” itu tadi? Bagaimana djelasnja? Djelasnja ialah, bahwa, “ke­sen­ di­ri­an” itu haruslah keperibadian, dan bukan kedirian. Dje­­las­­nja ialah, bahwa kita harus berpolitiek keperibadian, dan djangan berpolitiek kedirian. Teka-teki? Memang, ter­ de­­ngar­nja seperti teka-teki? Terdengar­nja seperti kemikan pat-pat-gulipat. Marilah saja terangkan agak djelas: Tentang politiek “kesendirian” itu di waktu jang achir-achir ini banjak sekali orang jang salah faham. Mereka jang salah faham itu tentu sadja orang-orang jang masih hidjau di atas lapangan po­li­tiek, orang-orang jang tua bangka tapi kurang makan



8/18/2014 9:17:01 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



ga­ram­nja politiek, orang-orang jang tiada “benul” [paham; mengerti—peny.] sedikitpun ten­tang urusan politiek. Mereka berkata, bahwa kita, karena kita berazas “kesendirian”, tidak boleh mentjari perhubungan sa­ ma­ sekali dengan lain-lain bangsa. Mereka pernah me­nge­ri­tik sa­ja, karena saja di dalam sidang pembantu madjalah “Soe­loeh Indonesia Moeda” telah me­masukkan dua orang Tiong­hoa, jakni Sdr. Kwee Kek Beng dan Sdr. Dr. Kwa Tjoan Sioe. Me­re­ka menuduh saja telah melanggar azas “kesendirian” itu! Mereka dengan tuduhan ini telah membuktikan, bahwa mereka adalah “salah wessel” samasekali, salah faham sa­ ma­se­kali, tersesat samasekali. Amboi, tidak boleh men­tjari per­hu­bung­an samasekali dengan lain-lain bangsa! Inilah “ke­ sen­di­ri­an” jang sebenarnja kedirian jang setulen-tulen­nja. “Kesendirian” jang demikian itu, jang mau melepaskan sem­ua perhubungan dengan dunia luaran, jang mau “bersarang” di dalam dunia sendiri, jang mau menutup diri sendiri dengan rasa puas-puas dari segala pengaruhnja dunia sekelilingnja, “ke­sendirian” jang demikian itu adalah sangat berbau butek se­perti baunja hawa gudang jang senantiasa tertutup. “Kesendirian” jang demikian itu adalah kesendirian orang jang sempit budi. “Kesendirian” jang demikian itu adalah seperti ke­sen­di­ ri­annja katak di bawah tempurung! “Kesendirian” jang de­ mi­kian itu adalah djuga kesendiriannja orang jang tia­da be­nul samasekali tentang radicale taktiek, tiada begug samase­ka­li tentang radicale bevrijdingspolitiek!63 Sebab radicale bevrijdingspolitiek adalah djustru me­nju­ ruh kita mentjari perhubungan dengan dunia luaran. Im­pe­ri­ al­isme jang meradjalela di Indonesia hanjalah bisa kita ka­lah­ kan dengan selekas-lekasnja kalau kita berdjabatan tangan



www.boxnovel.blogspot.com 415



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 415



001/I/14



63. politik pembebasan yang radikal—peny.



8/18/2014 9:17:01 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 416



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 416



001/I/14



dengan bangsa-bangsa Asia di luar pagar, mengadakan een­ heidsfront, barisan persatuan, dengan bangsa-bangsa Asia di luar pagar. Imperialisme jang kini ada di Indonesia bu­kan lagi Imperialisme Belanda sadja seperti sediakala. Imperialisme jang kini ada di sini sudahlah mendjadi im­pe­ri­al­isme internasional jang bermatjam-matjam warna. Di dalam bagian 2 dari risalah ini sudah saja terangkan: Rak­ sa­sa modern-imperialisme jang ada di sini, kini bukan lagi rak­ sa­ sa biasa, tetapi sudah mendjelma mendjadi raksasa Rah­wa­na Dasamuka jang sepuluh kepala dan mulutnja,— ba­dan­nja imperialisme Belanda, tetapi badan ini memikul kepala imperialisme Inggeris, kepala imperialisme Amerika, kepala imperialisme Djepang, Perantjis, Djerman, Italia, dan lain-lain. Di Sumatra Timur sadja djumlahnja modal cultures jang bukan modal Belanda adalah f 281.497.000,—di tanah Djawa f 214.325.000,—di Sumatra Selatan f 33.144.000,—di perusahaan minjak nama Shell dan Koninklijke adalah nama jang bukan Belanda lagi. Raksasa Rahwana Dasamuka jang demikian ini tak dapat dikalahkan dengan “kesendirian” jang seperti katak di bawah tempurung. Lenjapkanlah semangat katak itu, lenjapkanlah ke­ di­ri­­an itu, tetapi lihatlah betapa rakjat India kini bergulat ma­ti-ma­ti­an dengan imperialisme Inggeris, lihatlah betapa rakjat Phi­li­pi­na habis-habisan tenaga melawan imperialisme Ame­rika, betapa Mesir menghantam imperialisme Inggeris, be­ta­pa Indo-China memukul imperialisme Perantjis, be­ta­pa Tiongkok berkeluh kesah melawan imperialisme in­ter­na­sio­ nal dan imperialisme Djepang. Lihatlah, betapa im­pe­ri­al­is­meimperialisme jang diusahakan gugurnja oleh bang­sa-bangsa tetangga itu, satu-persatunja djuga duduk di atas masjarakat kita, mendjadi kepala-kepalanja Rahwana Da­sa­mu­ka jang kita musuhi itu! Lemparkanlah semangat ka­tak itu djauh-djauh,



8/18/2014 9:17:01 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



dan insjafkanlah betapa faedahnja kita ber­dja­bat­an tangan dengan bangsa-bangsa tetangga itu, jang se­ be­ nar­ nja satu musuh dengan kita, satu seteru, satu tandingan! Lem­par­kan­lah djauh-djauh tempurungmu, dan tjarilah per­hu­bung­an dengan musuh-musuhnja Rahwana Dasamuka jang kita musuhi! Inilah “kesendirian” jang berbedaan bumi-langit dengan kedirian jang sempit budi. “Kesendirian” tidak melarang per­ hu­bung­an dengan lain-lain bangsa, tidak melarang pe­ker­dja­ an-bersama dengan lain-lain bangsa. “Kesendirian” hanjalah suatu rasa-kemampuan, suatu rasa-kebisaan, suatu rasaketenagaan, suatu rasa-keperibadian, jang menjuruh se­ ba­njak-banjak dan seboleh-boleh berusaha sendiri, tetapi ti­ dak mengharamkan pekerdjaan-bersama dengan luar pa­gar bilamana berfaedah dan perlu. Imperialislah, dan bon­dor­ ojot­nja imperialismelah jang harus kita ingkari! Lemparkan­ lah “kesendirian” jang sempit budi itu dan ambilah kesendiri­ an jang lebar budi ini, lemparkanlah kedirian itu dan ambil­lah keperibadian ini! O, insjaf, insjaflah bahwa “pendjaga” jang mendjaga “orde en rust” Indonesia bukanlah lagi “pendjaga” Belanda sadja! Pen­dja­ga “orde en rust” itu, sedjak adanja opendurpolitiek64 jang memasukkan matjam-matjam imperialisme melalui pin­ tu gerbang perekonomian Indonesia, adalah pendjaga in­ter­ na­sio­nal, jang terdiri dari pendjaga Belanda, pendjaga Ing­ ge­ris, pendjaga Amerika, pendjaga Perantjis, dan lain-lain. Me­mang djustru buat itulah di sini diadakan opendeurpoli­ tiek, djustru buat teguhnja pendjagaan itulah di sini diada­kan politiek “pintu terbuka”(Pertimbangan lain buat mengada­kan opendeurpolitiek itu ialah buat mengadakan politiek-“even­ wicht”, jaitu supaja Indonesia djangan “diambil” oleh sesuatu imperialisme lain).



www.boxnovel.blogspot.com 417



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 417



001/I/14



64. politik pintu terbuka—peny.



8/18/2014 9:17:01 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 418



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 418



001/I/14



Internasional imperialisme itu, jang masing-masing ki­ni di Indonesia mempunjai kepentingan jang harus “se­la­ mat”, internationaal imperialisme itu kini masing-ma­sing men­dja­ga dengan seawas-awasnja djangan sampai “ke­se­la­ mat­an” kepentingannja itu terganggu. Internationaal im­pe­ri­ al­is­me itu masing-masing berkata: “Di Indonesia saja ada me­ njim­pan radja-berana, marilah saja ikut mendjaga, dja­ngan sampai radja-berana itu hantjur”. Oleh karena itu, ti­dak­kah suatu kebaikan, tidakkah suatu kefaedahan, tidakkah suatu ke­ha­rus­an, jang di muka persekutuan imperialisme-in­ter­ na­sio­nal itu kita hadapkan pula persekutuan bangsa-bang­sa jang masing-masing djuga melawan imperialisme in­ter­na­sio­ nal itu? Tidakkah dus di dalam hakekatnja suatu peng­chi­a­nat­ an kepada kitapunja “groote zaak”, djikalau kita di mukanja per­se­ku­tu­an imperialisme ini mau berpolitik politiknja katak di bawah tempurung? Dua belas tahun jang lalu benggol-benggolnja in­ter­na­ tio­naal imperialisme telah berkonferensi bersama-sama di ko­ta Washington guna membitjarakan “keadaan-keadaan di be­nua Asia”. Dua belas bulan jang lalu, lebih sedikit, Albert Sarraut di muka suatu imperialistisch congress di kota Parijs mem­per­kuatkan lagi “pembitjaraan” ini. “Negeri-negeri jang berkolonie harus rukun satu sama lain…. Mereka kini tak bo­ leh bermusuh-musuhan lagi, tetapi harus bekerdja ber­sa­masama”. Dua belas bulan jang lalu pula, Colijn mengeluarkan nja­ nji­an jang sama lagunja. Maka oleh karena itu, djikalau raksa­ sa-raksasa imperialisme bekerdja bersama-sama, marilah ki­ta, korban-korbannja raksasa-raksasa-imperialisme itu, dju­­ga bekerdja bersama-sama. Marilah kita djuga mengada­ kan eenheidsfront daripada pradjurit-pradjurit kemerdeka­an Asia. Djikalau Banteng Indonesia sudah bekerdja ber­sama-



8/18/2014 9:17:01 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



sama dengan Sphinx dari negeri Mesir, dengan Lembu Nandi dari Negeri India, dengan Liong Barongsai dari negeri Tiong­ kok, dengan kampiun-kampiun kemerdekaan dari ne­ge­ri la­ in,—djikalau Banteng Indonesia bisa bekerdja ber­sa­ma-sa­ma de­ngan semua musuh kapitalisme dan in­ter­na­sio­nal-im­ pe­ri­al­isme di seluruh dunia,—wahai, tentu ha­ri-ha­rinja internationaal-imperialisme itu segera ter­bi­lang! Nah, inilah kesendirian jang sedjati, keperibadian jang sedjati, pertjaja pada kekuatan sendiri, pertjaja pada ke­mam­pu­an sendiri, seboleh-boleh dan sebanjak-banjak be­ker­dja sendiri, tetapi mata melihat ke luar pagar, tangan di­lan­tjar­kan ke luar pagar, itu djikalau berfaedah dan perlu. Keperibadian inilah jang harus mengganti kedirian jang ber­ se­mangat katak!



8. Machtsvorming, Radikalisme, Massa-aksi Sana mau ke sana, sini mau ke sini,­—begitulah gambarnja per­ten­tangan di sesuatu kolonie. Pertentangan inilah jang ta­di mem­­ba­wa kita ke atas padangnja politiek selfhelp dan non-ko­operasi. Tetapi pertentangan itu membawa kita djuga ke dalam kawah tjandradimukanja politik machtsvorming, ra­di­kal­is­me dan massa-aksi. Apa artinja machtsvorming itu? Machtsvorming adalah berarti vormingnja macht, pembikinan tenaga, pembikinan kuasa. Machtsvorming adalah djalan satu-satunja untuk me­ mak­sa kaum sana tunduk kepada kita. Paksaan ini adalah per­lu, oleh karena “sana mau ke sana, sini mau ke sini”. Dengarkanlah apa jang saja katakan tempohari dalam saja­punja pleidooi:



www.boxnovel.blogspot.com 419



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 419



001/I/14



“Machtsvorming, pembikinan kuasa, oleh ka­re­ na soal kolonial adalah soal kuasa, soal macht.



8/18/2014 9:17:01 AM



P anca A zimat R evolusi



Machts­vorming, oleh karena seluruh ri­wa­jat du­ nia menundjukkan, bahwa perobahan-per­obah­an be­sar hanjalah diadakan oleh kaum jang me­nang, ka­lau pertimbangan akan untung-rugi me­nju­ruh­ nja, atau kalau sesuatu macht me­nun­tut­nja.



“Tak pernahlah sesuatu kelas suka me­le­pas­ kan hak-haknja dengan ridlanja kemauan sen­ diri,”—“nooit heeft een klasse vrijwillig van haar bevoorrechte positie afstand gedaan”, begitulah Karl Marx berkata.... Selama rakjat Indonesia be­ lum mengadakan suatu macht jang maha sen­tau­ sa, selama rakjat itu masih sadja tercerai-berai dengan tiada kerukunan satu sama lain, selama rakjat itu belum bisa mendorongkan semua ke­ mau­an­nja dengan suatu kekuasaan jang teratur dan tersusun, selama itu maka kaum imperialisme jang mentjahari untung sendiri itu akan tetaplah memandang kepadanja sebagai seekor kambing jang menurut, dan akan terus mengabaikan se­ ga­la tuntutan-tuntutannja. Sebab, tiap-tiap tun­ tut­an rakjat Indonesia adalah merugikan ke­pa­da imperialisme; tiap-tiap tuntutan rakjat In­do­ne­sia ti­dak­lah akan diturutinja, kalau kaum im­pe­ri­al­is­ me tidak terpaksa menurutinja. Tiap-tiap ke­me­ nangan rakjat Indonesia adalah buahnja de­sak­an jang rakjat itu djalankan; tiap-tiap ke­me­nang­an rakjat Indonesia itu adalah suatu af­ged­ro­gen concessie!65



Mendjadi dus: machtsvorming adalah perlu, oleh karena berhubung de­ngan adanja antithese antara sana dan sini, ka­ um sana tidak mau dengan keridlaannja kemauan sendiri tun­ duk kepada kita, djika tidak kita paksa dengan desakan jang



www.boxnovel.blogspot.com 420



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 420



001/I/14



65. Artinja concessie: Kalau simusuh, karena desakan kita, lantas menuruti sebagian atau se­mua tuntutan-tuntutan kita, maka simusuh itu adalah mendjalankan con­ cessie.



8/18/2014 9:17:02 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



www.boxnovel.blogspot.com 421



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 421



001/I/14



tak dapat menahannja. Dan oleh karena desakan itu ha­nja bisa kita djalankan bilamana kita mempunjai tenaga, jakni bi­la­ma­na kita mempunjai kekuatan, mempunjai kekuasa­ an, mem­pu­njai macht, maka kita harus menjusun macht itu, me­nger­dja­kan machtsvorming itu dengan segiat-giatnja dan se­ra­djin-radjinnja! Kita harus djauh dari politiknja kaum lunak, jang se­la­ ma­nja mengira, bahwa sudah cukuplah dengan mejakinkan kaum sana itu, tentang keadilannja kitapunja tuntutan-tun­ tut­an; mereka mengira, bahwa kaum sana itu, asal sadja sudah “ber­ba­lik fikiran”, tentu akan menuruti segala kitapunja ke­ mau­an. Amboi, djikalau benar kaum sana begitu, maka kita se­mua boleh tidur dan hanja satu dua orang sadja daripada ki­ta bo­leh “bitjara” dengan kaum sana itu, “membalikkan fikir­an­nja”! Tetapi keadaan jang senjatanja tidak begitu. Keadaan jang senjatanja ialah, bahwa kaum sana di sini itu tidak buat mendengarkan keadilannja kitapunja tuntutan, tidakpun buat menurut kitapunja tuntutan itu bilamana “su­ dah ternjata adilnja”, tetapi tak lain dan tak bukan buat urus­ an sendiri, buat kepentingan sendiri, buat keuntungan sen­ diri,—adil atau tidak adil. Keadaannja jang senjatanja ialah, bahwa “sana mau ke sana, sini mau ke sini”. Maka oleh karena itulah kaum Marhaen Indonesia, jang di dalam politiknja selamanja harus djauh sekali daripada pe­ nge­la­mun­an jang bertentangan dengan keadaan jang nja­ta, jang selamanja harus berdiri di atas bumi jang njata dan tidak boleh terapung-apung di atas awannja gagasan, harus me­no­ lak politik otak-angin daripada kaum lunak itu, dan men­dja­ lan­kan politik mentah sementah-mentahnja, jaitu menjusun di muka machtnja imperialisme itu machtnja kaum Marhaen pula. Memang jang sebenar-benarnja disebutkan politik itu bu­ kan­ lah kepandaian putar lidah, bukan kepandaian



8/18/2014 9:17:02 AM



P anca A zimat R evolusi



menggerutu dengan hati dendam terhadap pada kaum sana, bu­kan kepandaian tawar-menawar, tetapi politik buat kaum Mar­ha­en hanjalah menjusun machtsvorming dan mem­ per­usa­ha­kan machtsvorming itu,—machtsvorming jang ter­pi­kul oleh azas jang radikal. Jawaharlal Nehru, itu pemimpin rakjat India, pernah ber­kata: “Dan djikalau kita bergerak, maka haruslah kita selamanja ingat, bahwa tjita-tjita kita tak dapat terkabul selama kita belum mempunjai kekuasa­ an jang perlu untuk mendesakkan terkabulnja tjita-tjita itu. Sebab kita berhadap-hadapan dengan mu­suh jang tak sudi menuruti tuntutan-tuntutan kita, walaupun jang seketjil-ketjilnja. Tiap-tiap ke­me­nangan kita dari jang besar-besar sampai jang ketjil-ketjil, adalah hasilnja desakan dengan kitapunja tenaga. Oleh karena itu “teori” dan “prinsip” sadja buat saja belum tjukup. Tiap-tiap orang bisa menutup dirinja di dalam kamar, dan menggerutu “ini tidak menurut teori”, “itu tidak menurut prinsip”. Saja tidak banjak menghargakan orang jang demikian itu. Tetapi jang paling sukar ialah, di muka musuh jang kuat dan membutatuli ini, menjusun suatu macht jang terpikul oleh suatu prinsip. Keprinsipiilan dan keradikalan zonder machtsvorming jang bisa menundukkan musuh di dalam perdjoangan jang hebat, bolehlah kita buang ke dalam sungai Gangga. Keprinsipiilan dan keradikalan jang mendjelmakan kekuasaan, itulah kemauan IBU!”



www.boxnovel.blogspot.com 422



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 422



001/I/14



Perkataan Jawaharlal Nehru ini adalah perkataan jang tjotjok sekali buat perdjoangan Marhaen di Indonesia me­la­ wan musuh jang djuga kuat dan membuta-tuli itu. Djuga kita



8/18/2014 9:17:02 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



www.boxnovel.blogspot.com 423



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 423



001/I/14



kaum Marhaen Indonesia tak tjukup dengan menggerutu sa­ dja. Djuga kita harus mendjelmakan azas atau prinsip kita ke dalam suatu machtsvorming jang maha kuasa. Djuga kita ha­rus insjaf seinsjaf-insjafnja, bahwa imperialisme tak dapat di­alahkan dengan azas atau prinsip sadja, melainkan dengan machts­vorming jang terpikul oleh azas atau prinsip itu! Jang terpikul oleh azas dan prinsip! Sebab “machts­vor­ ming” jang tidak terpikul oleh azas atau prinsip, se­be­nar­nja bukan machtsvorming, bukan pembikinan kuasa! “Machts­ vor­ming” jang zonder azas atau prinsip, jaitu “machts­vor­ ming” jang opportunistisch alias tawar-menawar, jang si­ kap­nja sebentar begini sebentar begitu menurut angin­nja ka­um sana, jang tidak perempuan tidak laki-laki,—machts­ vorming jang demikian itu bukan suatu macht jang mau me­ nun­duk­kan kaum sana, tetapi suatu bola jang dipermainkan oleh kaum sana belaka. Tetapi machtsvorming kita haruslah machtsvorming jang terpikul oleh suatu azas: azas antithese antara sana dan sini, azas perlawanan-zonder-damai an­ta­ ra sana dan sini, azas kemerdekaan nasional, azas ke-Mar­ haen­an, azas bukan tawar-menawar tapi mau meng­gu­gur­ kan stelsel kapitalisme-imperialisme samasekali, azas mau mendirikan suatu masjarakat-baru di atas runtuhanrun­tuh­an­nja kapitalisme-imperialisme itu, jang terpikul oleh ke­sa­ma-rasa-sama-rataan. Azas inilah jang boleh ditjakup de­ngan satu perkataan sadja, jaitu perkataan radikalisme. Radikalisme,—terambil dari perkataan “radix” jang ar­ ti­nja akar,—radikalisme haruslah azas machtsvorming Mar­ ha­en; berdjoang tidak setengah-setengahan, tawar-menawar, tetapi terdjun sampai ke akar-akarnja kesengitan anti­the­se; tidak setengah-setengahan hanja mentjari “untung ini hari” sa­dja, tapi mau mendjebol stelsel kapitalisme-imperialisme sam­pai ke akar-akarnja; tidak setengah-setengahan mau



8/18/2014 9:17:02 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 424



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 424



001/I/14



meng­ada­kan perobahan-perobahan jang ketjil-ketjil sadja, tapi mau mendirikan masjarakat baru samasekali di atas akar-akar jang baru; berdjoang habis-habisan tenaga mem­ bong­ kar pergaulan hidup sekarang ini ke akar-akarnja un­tuk men­dirikan pergaulan hidup baru di atas akar-akar jang ba­ru. Radikalisme inilah jang harus mendjadi njawanja machts­vorming Marhaen. Marhaen harus menolak dengan kedjidjikan segala si­kap setengah-setengahan jang tidak berdjoang, tetapi ha­nja ta­ war-menawar. Marhaen harus mengusir dari ka­lang­an Mar­ haen segala opportunisme, reformisme dan pos­si­bi­lis­me jang selamanja menghitung-hitung untung rugi se­ba­gai dju­ ru kedai jang takut uangnja hilang sekepeng. Marhaen ha­ rus mengusir djauh-djauh segala politik jang mau menutupi atau menipiskan antithese antara sana dan sini itu, tidak mau berdamai tawar-menawar dengan kaum sana itu, tetapi berdjoang habis-habisan dengan kaum sana walau sampai ke muka pintu-gerbang-nerakapun djuga adanja. Marhaen harus dengan sekelebatan mata sadja meng­ arti, bahwa perdjoangan, jang bermaksud membongkar ka­pi­ tal­isme-imperialisme sampai ke akar-akarnja itu, tidak akan bisa berhasil dengan politik reformisme jang mau “berniaga” dengan kaum kapitalisme itu, jang ismenja mau ia gugurkan itu. Marhaen harus mengambil perkataan Karl Leibknecth, bah­wa “perdamaian antara rakjat djelata dengan kaum atas­ an adalah berarti mengorbankan rakjat djelata itu”, mem­bi­na­sa­kan rakjat djelata itu. Marhaen dus, untuk meng­ulangi la­gi, harus berdjoang zonder damai sampai ke akar-akar­­nja kesengitan antithese, berdjoang zonder damai men­­dje­­bol akar-akarnja stelsel kapitalisme-imperialisme, ber­djo­ang zon­der damai menanam akar-akarnja pergaulan hidup jang baru, berdjoang zonder damai dengan bersemangat ra­di­kal­isme dan sepak-terdjang radikalisme!



8/18/2014 9:17:02 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



kompas



Ketika menjadi Ketua Partindo pada kongres April 1933.



Tetapi bagaimanakah djalan-djalannja kaum Marhaen men­djel­ma­kan machtsvorming jang berazas radikalisme itu? Ti­­dak ada djalan dua, tidak ada djalan tiga, melainkan ada satu dja­lan sadja: djalannja massa-aksi. Dengan massa-aksi ka­um Mar­ha­en bisa mengobar-ngobarkan semangatnja sam­ pai ke pun­tjak­nja angkasa; dengan massa-aksi mereka bisa meng­he­bat­kan kemauannja mendjadi sehebatnja gelombang samodra; de­ngan massa-aksi mereka bisa mengolah me­re­ ka­punja te­na­ga mendjadi tenaga gempa. Dengan massa-aksi mereka bi­sa menjusun merekapunja geest,66 merekapunja wil,67 me­re­ka­punja daden;68 dengan massa-aksi mereka bisa me­nju­sun merekapunja machtsvorming sampai sekuasakuasanja. Machtsvorming bukanlah penjusunan tenaga wadag sadja; machtsvorming adalah djuga penjusunan tenaga se­ ma­ngat, tenaga kemauan, tenaga roch, tenaga njawa. Rocha­ ni dan djasmaninja massa mendjadilah seolah-olah di­si­ram



www.boxnovel.blogspot.com 425



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 425



001/I/14



66. djiwa; semangat—peny.kemauan, daden = perbuatan. 67. kemauan—peny. 68. perbuatan—peny.



8/18/2014 9:17:02 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 426



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 426



001/I/14



air Kahuripan di dalam massa-aksi itu. Apa jang Mar­ha­en satu-persatunja tidak bisa mentjiptakan, apa jang Mar­ha­en satu-persatunja tidak bisa “menjemangatkan” dan “me­mau­ kan”, bisalah ditjiptakan oleh luluhan Marhaen jang su­dah mendjadi massa itu. Semangatnja massa, kemauannja massa, keberaniannja massa, “apinja” massa, bukanlah sama de­ngan semangat atau kemauannja Marhaen satu-persatu, bu­kan­ pun sama dengan djumlahnja semangat atau kemauan Mar­ ha­en-marhaen itu semuanja, tetapi massa seolah-olah mem­ pu­njai “semangat massa” sendiri, “kemauan massa” sendiri, “ke­be­ra­ni­an massa” sendiri, “api massa” sendiri, jang lebihlebih hebat daripada djumlah semangat-semangat atau ke­ mau­an-kemauan itu adanja. “Api massa” inilah melahirkan “per­bu­at­an-per­bu­at­an” massa jang hebatnja bisa sampai meng­gojangkan sendi-sendinja masjarakat, ja, sampai meng­ gugurkan ma­sja­ra­kat dengan segala sendi-sendi dan alasalasnja. Sebab, apakah arti massa itu? Massa bukanlah tjuma “rakjat djelata jang berdjuta-djuta” sadja. Massa adalah rakjat djelata jang sudah terluluh mempunjai semangat satu, ke­ mau­an satu, roch dan njawa satu. Massa adalah berarti deeg, dje­la­dren, luluhan. Ia dus bukan gundukan rakjat djelata sadja jang berlain-lain semangat dan kemauan, ia bukan mit­ sal­nja gun­duk­an rakjat djelata pada waktu hari Lebaran,— jang se­ba­gi­an ingin pergi ke kuburan, jang sebagian ingin per­ gi ber­ dja­ lan­ an-djalan pamer pakaiannja jang baru, jang sebagian lagi ingin pergi menemui pamili-keluarganja untuk ber­si­lah­tu­rah­mi,—ia adalah suatu luluhan jang satu semangatnja, satu kemauannja, satu tekadnja, satu rochani dan djasmaninja. Ia dalam riwajat dunia selamanja adalah gun­duk­an rakjat djelata, jang karena sama-sama menderita tin­das­an daripada kaum atasan dan sama-sama menderita



8/18/2014 9:17:02 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



www.boxnovel.blogspot.com 427



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 427



001/I/14



na­sib sengsara jang seolah-olah tak dapat terpikul lagi, samasa­ma pula timbul rasa kemarahannja, sama-sama timbul ke­ hen­dak­nja melawan keadaan jang menjengsarakan mereka itu, sa­ma-sama berdjoang membongkar keadaan itu, samasama terluluh mendjadi satu luluhan radikal jang gerakbang­kit bergelora sebagai ombak membanting di pantai. Inilah jang dinamakan massa-aksi; aksinja rakjat dje­ la­ta jang sudah terluluh mendjadi djiwa-baru, melawan se­ sua­tu keadaan jang mereka tidak sudi pikul lagi. Memang, mas­sa-aksi adalah selamanja radikal. Memang, massa-aksi ada­lah selamanja membuka dan mendjebol akar-akarnja se­sua­tu keadaan. Memang, massa-aksi adalah selamanja mau me­na­nam akar-akarnja keadaan jang baru. “Perobahan-per­ obah­an besar di dalam riwajat dunia selamanja diparadjikan oleh massa-aksi”, begitulah saja di atas tadi berkata. Memang, massa-aksi tidak bisa hebat kalau setengah-tengahan; massaaksi tidak bisa hebat kalau hanja mengedjar “keuntunganke­un­tung­an ketjil ini hari” sahadja. Massa-aksi baharulah dengan sesungguh-sesungguhnja berderus-berusan men­dja­ di massa-aksi, djikalau rakjat djelata itu sudah berniat mem­ bong­kar samasekali keadaan tua diganti samasekali dengan keadaan baru. “Een nieuw levensideaal moet de massa aanvoeren”,— “suatu tjita-tjita pergaulan hidup baru harus menjala di dalam dadanja massa”, begitulah menurut seorang pemimpin besar sjaratnja massa-aksi. Maka oleh karena itulah bagi kita kaum Marhaen satu kali akan datang saatnja, jang djuga massa-aksi kita akan hidup dan bangkit sehebat-hebatnja. Kitapunja tjitatjita, kitapunja idealisme bukanlah suatu idealisme politik sa­ dja, kitapunja idealisme bukanlah “Indonesia Merdeka” sa­dja. Ki­ta­punja idealisme adalah idealisme masjarakat ba­ ru, sua­tu sociaal idealisme jang gilang-gemilang. Sociaal



8/18/2014 9:17:02 AM



P anca A zimat R evolusi



ideal­is­me inilah jang mendjadi motor pertama dari kitapunja massa-aksi! Kaum lunak di sini djuga sering mengemak-kemikkan per­ka­ta­an “massa-aksi”. Kaum lunak di sini djuga mau meng­ ada­ kan “massa-aksi”. Amboi! Seolah-olah massa-aksi bisa di­­pi­­sah­­kan daripada radikalisme. Seolah-olah rakjat djelata bi­sa mendjadi massa karena tjita-tjita jang bukan tjita-tji­ta rakjat djelata, jakni tjita-tjita “bank-bankan”, “rumah sa­kit-ru­ mah sakitan”, “warung-warungan”. Seolah-olah apinja rakjat dje­la­­ta bisa dipasang dan didjadikan api-massa dengan api me­lem­pem­nja politik “pelan-pelanan” jang tidak bermaksud lenjapnja kapitalisme-imperialisme sampai ke akar-akarnja. Se­olah-olah massa-aksi bisa “dibikin” dengan merekapunja po­li­tik jang sampai kiamat “berfikir” dan “menghitung-hi­ tung”. Seolah-olah riwajat dunia tidak saban-saban me­nun­ djuk­kan, bahwa “nimmer kan de massa langs den weg der zuiver verstandelijke berekening tot heroische daden be­zield worden”, jakni bahwa massa tak pernah bisa disuruh me­la­hir­ kan perbuatan-perbuatan besar dengan politik menghitunghitung!69 O, kini kita mengerti: Mereka memang tidak tahu apa­ kah massa-aksi itu! Mereka mengira, bahwa massa-aksi ada­ lah vergadering-vergadering-openbaar70 jang berbarengan! Me­re­ka mengira sudah “mengadakan massa-aksi”, kalau su­ dah mengadakan rapat-rapat umum di mana-mana! Haha, me­re­ka mengira bahwa, “massa-aksi” itu boleh dimulai pukul sembilan pagi dan berhenti pukul satu siang! Kalau begitu gam­pang membikin massa-aksi, kalau begitu gampang massaaksi boleh “diperintahkan” menurut “sekersa-sekersanja” dju­ra­gan pe­mim­pin, barangkali massa-aksi di Indonesia se­



www.boxnovel.blogspot.com 428



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 428



001/I/14



69. August Bebel. 70. rapat-rapat umum—peny.



8/18/2014 9:17:02 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



he­bat-hebatnja, dan... Indonesia sudah merdeka! Tetapi ti­ dak! Massa-aksi bukan “vergadering-vergadering-openbaar jang ber­ba­rengan”, massa-aksi bukanpun suatu kedjadian jang bo­leh “diperintahkan” harus mulai pukul sembilan neng pa­gi-pa­gi! Massa-aksi tidak bisa “diperintahkan” atau “di­ bi­kin” orang, tidak bisa dipaberikan oleh pemimpin, tidak bisa “ha­rus mulai pukul sembilan neng. Massa-aksi adalah di dalam hakekatnja bikinan masjarakat jang mau melahirkan ma­sja­ra­kat baru, dan karenanja butuh akan “seorang paradji”. Massa-aksi adalah aksinja rakjat djelata jang, karena ke­seng­ sa­ra­an, telah terluluh mendjadi satu djiwa baru jang radikal, dan bermaksud “memaradjikan” terlahirnja masjarakat baru! Tidak! Kaum lunak dengan kelunakannja itu memang ti­ dak bisa “mengadakan” massa-aksi; mereka memang tidak bi­sa mendjadi motornja massa-aksi; mereka memang tidak ter­pang­gil oleh riwajat untuk mendjadi motornja massa-aksi, wa­lau­pun perhimpunannja beranggauta ribuan, ketian, dju­ ta­an! Sebab, tadi sudah saja terangkan, massa-aksi adalah me­ min­ta radikalisme, berisi radikalisme, vooronderstellen ra­di­ cal­isme.71 Paling mudjur kaum lunak itu dengan kelunakan­nja, ka­lau bisa menggerakkan ribuan-ribuan rakjat djelata, ha­nja melahirkan massale actie belaka. Apakah massale actie? Massale actie adalah “per­ge­ rak­an” rakjat, jang sebenarnja orangnja ribuan atau ketian atau dju­ta­an, jang benar djumlah orangnja besar sekali, te­ta­pi jang tidak radikal, tidak social revolutionair, tidak bermaksud membongkar akar-akarnja masjarakat tua, untuk men­di­ri­kan masjarakat baru dengan akar-akar jang baru. Massale actie bukan luluhan rakjat djelata jang menjala-nja­ la api massanja, bukan massa di dalam djeladren atau deeg



www.boxnovel.blogspot.com 429



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 429



001/I/14



71. mensyaratkan radikalisme—peny.



8/18/2014 9:17:02 AM



P anca A zimat R evolusi



jang satu djiwanja dan satu njawanja, melainkan hanja ge­ rom­bol­an rakjat belaka jang tidak bernjawa satu. Massale actie tak bisa melahirkan masjarakat baru dan memang bu­kan pa­ra­dji­nja masjarakat jang baru. Lihatlah mitsalnja per­ge­rak­ an rakjat Indonesia dulu, tatkala Serekat Islam baru lahir di dunia. Lihatlah pula pergerakan di Ngajogja sekarang (Pa­ kem­­pal­­an Kawula Ngajogjokarto) jakni di Mataram. Ribuan, ke­ti­an, laksaan, ja miliunan rakjat sama bergerak, miljunan rakjat sama “beraksi”. Tetapi aksinja itu hanjalah suatu mas­ sa­le actie belaka. Aksinja bukan suatu massa-aksi, oleh ka­ re­na tidak bersifat luluhan tapi bersifat gerombolan, tidak so­ciaal radicaal tapi sociaal behoudend,72 tidak bermaksud mem­buang segenap masjarakat tua tapi hanja bermaksud menambal amohnja masjarakat itu. Massa-aksi dan massale actie. Hendaklah pemimpin-pe­ mim­pinnja kaum Marhaen senantiasa memperhatikan per­ be­­­da­­annja antara dua perkataan itu. Hendaklah pemimpinpe­mim­pin itu djangan lekas tersilaukan mata, kalau melihat “ba­njak orang” sama “bergerak”, dan lantas mengira: “Ha, In­do­ne­sia kini lekas merdeka”. Sebab “banjaknja orang”, mit­ sal­nja di zaman baru muntjulnja Serekat Islam di dunia, tat­ kala semua haluan ada bergerombolan mendjadi satu, tat­ ka­la di situ ada kaum Marhaennja, ada kaum prijajinja, ada ka­um saudagarnja, ada kaum bordjuisnja, tatkala Serekat Islam mendjadi gado-gado haluan Islamisme, nasionalisme dan “sosialisme”, tatkala dus pergerakan Serekat Islam itu bu­kan pergerakan “luluhan” tapi hanja suatu pergerakan gerombolan; bukan massa-aksi tetapi massale actie. Adakah banjaknja orang di pergerakan Serekat Islam itu bisa memaradjikan masjarakat baru, bahkan: adakah per­ ge­ rak­ an Serekat Islam itu bisa mendatangkan perobahan-



www.boxnovel.blogspot.com 430



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 430



001/I/14



72. tidak radikal secara sosial tetapi kolot atau konservatif—peny.



8/18/2014 9:17:02 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



www.boxnovel.blogspot.com 431



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 431



001/I/14



perobahan jang agak besar? Adakah, begitulah saja malahan ber­ta­nja, Sarekat Islam itu bisa membangkitkan suatu massaak­si? Tidak, pergerakan Sarekat Islam jang dulu itu tidak bisa mem­bang­kit­kan massa-aksi, tidak bisa mendjadi motornja massa-aksi, oleh karena ia tidak berdiri di atas pendirian jang radikal. Ia tidak berdiri di atas antithese sana-sini; ia tidak ber­pro­gram Indonesia Merdeka; ia tidak berprogram te­rangte­rang­an mau mendjebol semua akar-akarnja stelsel ka­pi­tal­is­ me-imperialisme, ia tidak politik-radikal, tidak sosial radikal. Oleh karena itu, maka partai Marhaen jang bermaksud men­dja­di partai pelopornja massa-aksi, haruslah selamanja mem­­pu­­njai azas, azas perdjoangan dan program jang 100% radikal: antithese, perlawanan zonder damai, keMar­ha­en­an, melenjapkan tjara susunan masjarakat sekarang, men­tja­pai tjara susunan masjarakat baru. Itu semua harus ter­tu­lis dengan aksara jang berapi-apian di atas benderanja par­tai dan di atas pandji-pandjinja partai. Tetapi azas, azas per­djo­ang­an dan program jang dituliskan di atas bendera dan pan­dji itu akan tidak banjak berarti, akan seakan-akan omong kosong, akan tinggal aksara jang mati belaka, djikalau tidak kita kerdjakan dengan habis-habisan kitapunja energi, mem­ban­ting kitapunja tulang, memeras kitapunja ke­ri­ngat, mengulur-ulur kitapunja tenaga, mendjelmakan se­ga­la apa jang termaktub di dalamnja dan segala apa jang di­ djan­ dji­ kan kepada massa. Azas, azas perdjoangan dan program itu akan tinggal aksara jang mati, djikalau kita tidak ber­djo­ang dengan segala keuletannja dan kegagahannja partai pahlawan jang lebih sanggup disuruh bekerdja matimatian daripada disuruh berhenti, berdjoang mengerdjakan segala kewadjibannja suatu partai pelopor, jakni berdjoang membangkitkan massa-aksi dan mengomando massa-aksi itu ke arah sorganja keunggulan dan kemenangan.



8/18/2014 9:17:02 AM



P anca A zimat R evolusi



Dan bagaimana partai pelopor harus berdjoang? Partai pelopor pertama-tama harus menjempurnakan diri sendiri. Ia belum bisa mendjadi partai pelopor jang sempurna, se­ be­lum ia sendiri sempurna di dalam kejakinannja, di da­ lam di­siplinnja, di dalam organisasinja, di dalam segenap ro­chaninja dan djasmaninja. Oleh karena itu ia pertamatama harus mem­per­ko­koh rochani dan djasmani sendiri lebih dahulu, mem­bikin dan mendjaga jang segenap sifathakekatnja, se­ge­nap wezennja,73 adalah teguh dan kokoh sebagai badja. Rochani dikokohkan dengan penjuluhan teori kepada ang­gau­ta-anggautanja, penjuluhan dengan kursus dan ma­ dja­lah dan lain sebagainja tentang segala seluk-beluknja na­ sib mereka, musuh mereka, perdjoangan mereka, agar su­ pa­ja semua anggauta partai mendjadi satu kejakinan, sa­tu se­ma­ngat, satu kemauan maha hebat mau berdjoang ha­bisha­bis­an menundukkan musuh jang kini njata-njata ang­ka­ ra-murkanja, melalui djalan jang kini njata-njata te­rang dan man­faat­nja. Hanja dengan penjuluhan teori jang de­mi­ki­an itu,—teori jang radikal,—maka partai pelopor bisa me­nge­ras­ kan rochaninja mendjadi rochani badja, dan bisa menuntun massa ke dalam perdjoangan jang radikal. “Ohne radikale Theorie keine radikale Bewegung”— “zon­ der teori radikal mustahil ada pergerakan radikal”, ada­lah suatu utjapan Marx jang djitu dan berisi kebenaran jang se­ nja­ ta-njatanja. Segala seluk-beluk pergerakan, se­ luk-be­luk­nja azas, azas perdjoangan dan program, segala seluk-beluknja strategi dan taktiek haruslah mendjadi satu kejakinan jang terang benderang bagi segenap anggauta partai, satu zat perdjoangan jang menjerapi darah dagingnja segenap anggauta partai sehingga partai itu mendjadi satu



www.boxnovel.blogspot.com 432



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 432



001/I/14



73. hakekat—peny.



8/18/2014 9:17:02 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



djiwa jang jakin dan tak kenal akan sjak-wasangka. Tiaptiap anggauta partai jang njeleweng ke arah reformisme, ti­ ap-tiap fikiran jang njeleweng ke arah reformisme, harus “ditjutji” sebersih-bersihnja, dan kalau tidak bisa mendjadi “bersih”, ditendang dari kalangan partai zonder pardon74 dan tanpa ampun! Pembatja membantah: Kalau begitu tidak ada demokrasi di dalam kalbu partai! Memang! Partai dalam kalbu sendiri ti­ dak boleh berdemokrasi di dalam makna “semua fikiran bo­ leh merdeka”; tidak boleh berdemokrasi dalam makna “se­ga­ la isme boleh leluasa”. Partai hanjalah mengenal satu fi­kir­an dan satu isme: fikiran dan isme radikal jang 100% tang­gung mengalahkan musuh. Demokrasi jang boleh di dalam kal­bu­ nja partai pelopor bukan demokrasi biasa. Demokrasi par­tai pelopor itu adalah demokrasi jang dengan bahasa asing di­na­ ma­kan “democratisch centralisme”, suatu de­mo­kra­si jang mem­­be­­ri kekuasaan pada putjuk pimpinan bu­at meng­hu­kum tiap-tiap kenjelewengan, menendang tiap-tiap anggauta atau bagian partai jang membahajakan strijdpositienja75 mas­sa. “Di dalam partai tak boleh ada kemerdekaan fikiran jang se­ mau-mau­nja sadja; kokohnja persatuan partai adalah ter­le­tak di dalam persatuan kejakinan”. Inilah adjaran salah seo­rang pemimpin besar tentang kepartaian jang sangat harus di­per­ ha­ti­kan. Tiap-tiap penjelewengan tak boleh diampuni; tiaptiap penjelewengan harus didenda dengan dampratan jang se­pe­das-pedasnja atau tendangan jang sesegera-segeranja. Sebab partai pelopor jang di dalam kalbunja sendiri masih se­le­wang-seleweng, partai pelopor jang di dalam kalangan sen­diri masih ragu-ragu, partai pelopor jang demikian itu mus­ta­hil bisa mempelopori massa!



www.boxnovel.blogspot.com 433



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 433



001/I/14



74. maaf—peny. 75. posisi perdjoangan—peny.



8/18/2014 9:17:02 AM



P anca A zimat R evolusi



koleksi iwan siswo



Sukarno, 1943.



www.boxnovel.blogspot.com 434



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 434



001/I/14



Dan bukan sadja menghukum penjelewengan ke arah re­for­mis­me! Penjelewengan ke arah anarcho-syndicalisme, pe­nje­le­weng­an ke arah amuk-amukan zonder fikiran, pe­nje­ le­weng­an ke arah perbuatan-perbuatan atau fikiran-fikiran tjap mata-gelap, harus djuga segera dikoreksi dan mendapat dam­prat­an. Penjelewengan inilah jang sering mengeluarkan tuduhan “pengchianatan” alias “verraad”, kalau partai me­nu­ rut kejakinannja katanja kurang “kiri”. Penjelewengan inilah jang di dalam kegelapan matanja tak dapat tahu bedanja an­ta­ra kekirian radikal dan kekirian desosial, antara ke­ ki­ri­an jang memikul dan terpikul natuur dan kekirian jang memikul dan terpikul hawa nafsu amarah jang tak ter­im­bang. Partai jang sehat harus selamanja memerangi dua ma­tjam penjelewengan itu, selamanja “strijden naar twee fron­ten” agar supaja ia bisa mendjadi satu petundjuk djalan ra­di­kal jang te­guh dan jakin bagi bandjirnja massa-aksi jang ber­ge­ lom­bang-gelombang menudju lautan kemerdekaan.



8/18/2014 9:17:02 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



Oleh karena itulah maka salah satu sjaratnja partai pe­ lo­por adalah disiplin. Disiplin, disiplin jang kerasnja se­ba­gai badja; disiplin jang zonder ampun dan zonder pardon meng­ hu­kum tiap-tiap anggauta jang berani melanggarnja, ada­lah salah satu njawa dari partai pelopor itu! Bukan sadja di­si­ plin terhadap pada ideologinja radikalisme; bukan sadja di­si­plin terhadap pada “bagian teori” daripada radikalisme, te­ta­pi djuga disiplin terhadap pada segala halnja partai: di­ si­plin theorie, disiplin organisasi, disiplin taktiek, disiplin pro­pa­gan­da; pendeknja partai di dalam segala urat-uratnja dan sjaraf-sjarafnja harus sebagai suatu mechanisme jang tiap-tiap sekrup dan tiap-tiap rodanja berdisiplin hingga saksama. Dalam pada itu partai tidak boleh mendjadi mesin jang ber­nja­wa dan tak berobah. Partai jang demikian adalah partai jang tak hidup, dan taufan zaman akan segeralah menjapunja dari muka bumi. Partai jang memikul dan terpikul natuur ha­ rus­lah hidup sebagai natuur sendiri, berevolusi sebagai na­tuur sendiri. Jang harus ditjegah dan diperangi bukanlah hidup­nja partai, bukanlah levensprocesnja76 partai. Jang harus ditje­gah dan diperangi ialah penjakit partai, penjakit penjeleweng­an jang membahajakan sehatnja badan-radikalisme itu. Dju­ga na­tuur sendiri tidak pernah selewang-seleweng, djuga na­tuur sen­di­ri selamanja memerangi tiap-tiap penjakit! Tiap-ti­ap ba­rang baru jang menjuburkan dan menjehatkan badan ra­ di­kal­is­me itu haruslah diterima dengan gembira, tetapi tiaptiap penjakit badan itu harus lekas diobati dengan “kedjam” dan zonder ampun. Sentralisme jang harus ada di dalam kal­bu­nja partai bukanlah sentralismenja seorang diktator, sen­tral­isme itu harus democratish centralisme jang partai sendiri mendjadi tjakrawartinja. Tetapi sebaliknja demokrasi



www.boxnovel.blogspot.com 435



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 435



001/I/14



76. proses hidup; pertumbuhan—peny.



8/18/2014 9:17:02 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 436



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 436



001/I/14



jang harus di dalam kalbunja partai bukanlah pula demokrasi jang mengasih keleluasaan pada segala apa sadja, demokrasi itu haruslah centralistische demokrasi jang memerangi se­ ga­la penjakitnja radikalisme! Democratisch centralisme dan centralistische de­mo­cra­ tie, itulah sifatnja partai-pelopor bagian ke dalam. Tapi ba­ gai­mana partai pelopor itu mempelopori massa? Bagaimana si­kap­nja keluar? Sikap partai keluar haruslah selamanja tjo­tjok dengan kemauan jang onbewust daripada massa, tjo­ tjok instinctnja massa. Tidak boleh ia sedikitpun djuga me­ njim­pang dari instinct ini. Tidak boleh sedikitpun djua ia meng­chi­a­nati instinct ini. Sebab instinctnja massa itulah jang dinamakan “kekuatan-rahasia” daripada masjarakat. Siapa jang menjalahi kekuatan rahasia ini, mengchianati kekuatan ra­ha­sia ini, akan segeralah mengalami jang ia dilindas oleh ro­da­nja masjarakat, hantjur-mumur mendjadi debu. Jang harus dikerdjakan oleh partai pelopor bukannja meng­chianati atau merobah kemauan jang onbewust daripa­ da massa, jang harus dikerdjakan olehnja ialah membikin ke­mau­an jang onbewust itu mendjadi kemauan jang be­ wust, memberi “keinsjafan” kepada instinct itu hingga men­ dja­di kemauan bewust jang jakin dan terang. Kekuatan-ke­ ku­at­an massa jang tadinja tenang seolah-olah tidur, ha­rus­lah dibangunkan dengan air-kahuripannja Keinsjafan men­dja­di ke­kuatannja massa-wil jang bangkit dan tak dapat ter­ha­lang, ja, jang malahan bila sudah matang sematang-ma­tang­nja, men­dja­di massa-wil jang kehebatan bangkitnja bisa meng­ge­ tar­kan dunia. Inilah pekerdjaan partai pelopor jang pertama: mengo­lah kemauan massa jang tadinja onbewust itu hingga mendjadi ke­mauan massa jang bewust. Bentukan dan konstruksinja per­djo­ang­an harus ia adjarkan pada massa dengan djalan jang gampang dimengerti dan jang masuk sampai ke hati fikiran­nja



8/18/2014 9:17:02 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



www.boxnovel.blogspot.com 437



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 437



001/I/14



dan akal semangatnja. Ia harus membuka-buka mata mas­sa, meng­ gugah-gugah kejakinan massa, mengobar-ngobarkan se­ma­ngat massa tentang segala seluk-beluknja nasib dan per­­djo­­ang­­an massa. Ia harus memberi keinsjafan tentang apa sebabnja massa sengsara, apa sebabnja kapitalisme-im­ pe­ri­al­isme bisa meradjalela, apa sebabnja harus menudju ke djem­bat­an Indonesia Merdeka, bagaimana djembatan itu ha­ rus ditjapai, bagaimana membongkar akar-akarnja ka­pi­tal­is­­ me. Ia pendek kata harus memberi pendidikan dan ke­in­sjaf­ an pada massa buat apa ia berdjoang, dan bagai­mana ia ha­rus berdjoang. Dengan banjak propaganda, massa harus dibuka ma­ta­ nja, dirobek kudung ke-onbewust-annja sehingga mendjadi be­wust melihat segala rahasianja dunia: rapat-rapat umum ha­rus men­dengung-dengungkan seruan partai sampai pun­ tjak ang­ka­sa, surat-surat madjalah dan selebaran harus ter­ bang ki­an kemari sebagai daun djati jang tertiup angin di mu­sim kemarau, demonstrasi-demonstrasi harus beruntunruntunan sebagai runtuhannja ombak samudra. Dengan dja­lan jang demikian itu,—dengan bersikap tjotjok dengan in­ stinct­ nja massa dan membewustkan instinctnja massa itu,—dengan djalan jang demikian itu, tidak boleh tidak, mas­ sa tentu lantas mengindahkan seruannja partai, tentu lantas memandang kepada partai itu sebagai suatu pelopor jang ia dengan penuh kepertjajaan suka mengikuti. Di antara oborobornja pelbagai partai jang masing-masing mengaku mau me­nju­luhi perdjalanan rakjat, massa lantas melihat hanja sa­tu obor jang terbesar njalanja dan terterang sinarnja, satu obor jang terkemuka djalannja, jakni obornja kitapunja partai, obor­nja kitapunja radikalisme! Tetapi memberi keinsjafan sadja belum tjukup, membe­ ri ke-bewust-an sadja belum tjukup. Keinsjafan adalah be­ nar sangat menghebatkan kemauan massa, keinsjafan ada­lah



8/18/2014 9:17:02 AM



P anca A zimat R evolusi



benar sangat mengobarkan semangat massa. Keinsjafan ada­ lah benar sangat membadjakan keberanian massa, —meng­ usir tiap-tiap kuman reformisme dari darah daging massa,— tetapi keinsjafan sepandjang teori sadja belum bisa tjukup. Rakjat barulah mendjadi radikal di dalam segala-galanja ka­lau keinsjafan itu sudah dibarengi dengan pengalaman-peng­ alaman sendiri-sendiri, jakni dengan ervaringen77 sendiri. Pengalaman-pengalaman inilah jang sangat sekali mem­ bu­ka mata massa tentang kekosongan dan kebohongan tak­tiek reformisme, meradikalkan semangat massa, me­ra­di­kal­kan kemauan massa, meradikalkan keberanian massa, me­­ra­­di­­ kal­­kan ideologi dan activititeitnja massa. “Bukan sa­dja rakjat jang tak dapat menulis dan membatja, tetapi djuga rakjat jang terpeladjar, haruslah mengalami di atas kulitnja sen­di­ri, betapa kosong, bohong, munafik dan lemahnja politik ta­warmenawar, dan sebaliknja betapa kaum bordjuis saban-sa­ban mendjadi gemetar, bilamana dihadapi dengan suatu ak­si jang radikal, jang hanja kenal satu hukum, hukumnja per­la­wan­an­ nja jang tak mau kenal damai”, inilah adjaran pemimpin besar jang tadi djuga sudah sekali saja pindjam perkataannja. Oleh karena itu, partai polopor tidak harus hanja mem­bu­ ka mata massa sadja, partai pelopor harus djuga membawa massa ke atas padangnja pengalaman, ke atas padangnja perdjoangan. Di atas padangnja perjoangan inipun parti pe­ lo­por itu mengolah tenaganja massa, memelihara dan mem­ be­sar-besarkan kekuatannja, mengukur-ukur dan menakarnakar keuletannja massa, menggembleng kekerasan hati dan ener­gi­nja massa, men-“train”78 segala kepandaian dan ke­be­ ra­ni­annja massa untuk berdjoang. “Lebih menggugahkan keinsjafan daripada semua teo­ri adalah perbuatan perdjoangan. Dengan kemenangan-ke­me­



www.boxnovel.blogspot.com 438



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 438



001/I/14



77. pengalaman—peny. 78. melatih—peny.



8/18/2014 9:17:02 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



www.boxnovel.blogspot.com 439



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 439



001/I/14



nang­an perdjoangannja melawan simusuh, maka partai me­ nun­djukkan kepada massa betapa besarnja kekuatannja mas­sa itu, dan oleh karenanja pula membesarkan rasa-kekuatan­nja massa itu dengan sebesar-besarnja. Tetapi sebaliknja djuga, maka kemenangan-kemenangan ini hanjalah bisa terdjadi karena suatu teori jang mengasih penjuluh kepada massa, ba­gai­mana tjaranja mengambil hasil jang sebanjak-banjaknja daripada kekuatan-kekuatannja setiap waktu”,—begitulah perkataan salah seorang pemimpin lain dengan sedikit per­ obahan. Hanja begitulah sikap jang pantas mendjadi sikapnja sua­tu partai radikal jang dengan jakin mau mendjadi partai pe­lo­por­nja massa: menjuluhi massa, dan berdjoang habishabisan dengan massa. Menjuluhi massa sambil berdjoang de­ngan massa, berdjoang dengan massa sambil menjuluhi massa. Di dalam perdjoangan ini partai pelopor harus se­la­ ma­nja mengarahkan mata massa dan perhatian massa ke­pa­ da maksud jang satu-satunja harus mendjadi idam-idaman mas­sa: gugurnja stelsel kapitalisme-imeperialisme via djem­ bat­an Indonesia Merdeka. Partai pelopor haruslah selamanja tetap meng­kon­sen­ trirkan semangat massa, kemauan massa, energi massa ke­ pa­da satu-satunja maksudnja itu, dan tidak lain. Tiap-tiap pe­nje­le­weng­an harus ia buka kedoknja di muka massa, ti­apti­ap pengchianatan kepada radikalisme harus ia hukum di muka mahkamahnja massa, tiap-tiap keinginan akan “meng­ ge­ nuki” untung-untung-ketjil-hari-sekarang harus ia ba­ kar di atas dapurnja massa, tiap-tiap aliran jang hanja mau menambal masjarakat-amoh ini ia harus dimusnahkan de­ ngan simumnja radikalisme massa. Satu tudjuan, satu arah per­la­wan­an, satu tekad pergulatan, dan bukan dua-tiga, jakni tu­dju­an radikal, zonder banjak menolah-noleh melihat dan meng­ge­nuki hasil-hasil-ketjil-ini-hari!



8/18/2014 9:17:03 AM



P anca A zimat R evolusi



Dus massa tidak boleh beraksi buat hasil-hasil-ketjil-inihari? Tidak begitu, samasekali tidak begitu! Massa hanja ti­ dak boleh menggenuki aksi buat hasil-hasil-ketjil-ini-hari itu! Massa hanja tidak boleh tertarik oleh manisnja hasil-ha­silke­tjil itu, sehingga lantas lupa akan maksud besar jang ta­dita­di­nja, atau menomorduakan maksud besar jang tadi-ta­ di­nja itu. Massa sambil berdjalan harus terus tetap menudju dan mengarahkan matanja ke arah puntjak gunung Indonesia Merdeka, dan memandang hasil-hasil ketjil itu hanja sebagai bu­nga-bunga jang ia sambil lalu petik di pinggir djalan. Se­ bab, selama stelsel kapitalisme-imperialisme belum gu­ gur, maka massa tidak bisa mendapat perbaikan nasib jang 100% sempurnanja. Tapi, asal tidak “digenuki”, asal tidak dinomor-satukan, ma­ka perdjoangan untuk hasil-sehari-hari itu malahan ada­lah baik djuga untuk memeliharakan strijdvaardigheidnja79 mas­ sa. Perdjoangan untuk hasil-sehari-hari itu malahan adalah ba­ik djuga untuk memeliharakan strijdvaardigheidnja mas­ sa. Perdjoangan untuk hasil-hasil-sehari itu malahan ha­rus didjalankan sebagai suatu tempat mengolah tenaga dan me­ nga­sah hati, suatu scholing, suatu training, suatu gem­bleng­an tenaga di dalam perdjoangan jang lebih besar. “Ohne den Kampf für Reformen gibt es keinen er­fol­grei­ chen Kampf für die vollkommene Befreiung, ohne den kampf für die vollkommene keinen erfolgreichen Kampf für Re­for­ men”—“Zonder perdjoangan buat perobahan sehari-hari, tia­da kemenangan bagi perdjoangan buat kemerdekaan; zon­ der perdjoangan buat kemerdekaan, tiada kemenangan ba­gi perdjoangan buat perobahan sehari-hari.” Oleh karena itu­lah maka partai pelopor harus membikin pergerakan mas­sa itu men­djadi “nationale bevrijdingsbeweging en her­vor­mings­be­



www.boxnovel.blogspot.com 440



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 440



001/I/14



79. kesiapan untuk melawan—peny.



8/18/2014 9:17:03 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



we­ging tegelijk”, pergerakan untuk kemerdekaan dan un­tuk perbaikan-perbaikan-ini-hari. Ja, partai pelopor harus meng­ er­ti pula bahwa “die Reform ist ein Neben produkt des ra­ di­kal­en Massenkampfes” jakni bahwa “Perbaikan ketjil-ketjil itu ada­lah rontokan daripada perdjoangan massa setjara radikal”. Banjak kaum jang menjebutkan diri kaum: “radikal 100%”, jang emoh akan “perdjoangan ketjil” sehari-hari itu. Mereka dengan djidjik mentjibir kalau melihat partai meng­ adjak massa berdjoang buat turun turunnja belasting,80 buat le­njap­nja herendienst,81 buat tambahnja upah-buruh, buat tu­run­nja tarif-tarif, buat lenjapnja bea-bea, buat perbaikanke­ tjil-sehari-hari, dan selamanja dengan angkuh berkata: “Se­ra­tus pro­sen kemerdekaan,—dan hanja aksi buat seratus pro­sen kemerdekaan!” Ach, mereka tidak mengetahui, bahwa di dalam radicale politiek tidak adalah pertentangan antara per­djo­ang­an buat perobahan sehari-hari dan perdjoangan bu­at kemerdekaan jang leluasa, tetapi djustru suatu hubung­ an jang rapat sekali, suatu “perkawinan” jang rapat sekali, sua­tu “wissel-werking”82 jang rapat sekali. “Zonder perdjoangan buat perobahan sehari-hari, tiada ke­me­nangan bagi perdjoangan buat kemerdekaan; zonder per­djo­angan buat kemerdekaan, tiada kemenangan bagi per­ djo­ang­an buat perobahan sehari-hari!” Inilah a-b-c-nja ra­di­ cale actie, inilah ha-na-tja-ra-ka-nja perlawanan radikal; per­ la­wanan ketjil sebagai “moment” daripada perlawanan jang be­sar, perlawanan ketjil sebagai schakel83 di dalam rantai per­la­wan­an jang besar; perbedaan samasekali setinggi langit dengan “perlawanannja” kaum reformist jang hingga buta



www.boxnovel.blogspot.com 441



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 441



001/I/14



80. pajak—peny. 81. kerja paksa; rodi—peny. 82. interaksi—peny. 83. tautan—peny.



8/18/2014 9:17:03 AM



P anca A zimat R evolusi



meng­ge­nuki perdjoangan sehari-hari untuk perdjoangan se­ ha­ri-hari. Sembojannja “kaum 100%” jang berbunji: “Seratus prosen kemerdekaan, dan hanja aksi buat seratus prosen ke­ mer­de­ka­an”, sembojan itu harus kita koreksi mendjadi “se­ra­ tus prosen kemerdekaan, dan aksi apa sadja jang men­tje­pat­ kan seratus prosen kemerdekaan!”, dan politik reformisme ha­rus kita enjahkan ke dalam kabutnja ketiadaan, kita usir ke dalam liang kuburnja kematian, melalui kumidi bodor ke­ ta­wa­an­nja rakjat. Demikian, dan hanja partai pelopor harus be­ker­dja! Tetapi toch masih ada satu hal lagi dari “kaum 100%” itu jang harus kita kasih koreksi; mereka biasa sekali mendoa­ kan rakjat mendjadi lebih sengsara, katanja supaja rakjat lan­tas suka bergerak habis-habisan! Mereka suka sjukur, ka­­ lau be­lasting dinaikkan, kalau upah buruh diturunkan, ka­ lau bea-bea di­beratkan, kalau tarif-tarif ditinggikan, kalau Mar­­ha­en disengsarakan, semua “supaja Marhaen lebih su­ka ber­ge­rak”. O, suatu pendirian jang djahat sekali, suatu pen­di­ ri­an jang dur­haka sekali. Orang jang mempunjai pen­di­ri­an jang de­­mi­­kian itu lantas ditutup di dalam pendjara se­umur hidup! Kaum “pemimpin-pemimpin” jang demikian ini­lah jang se­la­ma­nja saja namakan pemimpin-bedjat jang ke­pa­ la­nja pe­nuh dengan kebutekannja orang jang putus asa, pe­ mim­pin-bedjat jang fikirannja keblinger dan penuh dengan “wanhoopstheorie”.84 “Wanhoopstheorie”, keputusasaan, oleh karena mereka de­ ngan kesengsaraan rakjat jang sekarang ini tidak bisa mem­be­wustkan rakjat, dan lantas mengharap supaja rakjat men­dja­di lebih sengsara, lebih melarat. “Wanhoopstheorie”, oleh ka­re­na mereka lekas putus asa kalau mengalami bahwa



www.boxnovel.blogspot.com 442



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 442



001/I/14



84. teori putus asa—peny.



8/18/2014 9:17:03 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



www.boxnovel.blogspot.com 443



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 443



001/I/14



rakjat tak gampang dapat dibewustkan dengan satu-dua-tiga, dan lan­tas mengharap supaja rakjat lebih lagi mendekati maut, ka­ta­nja agar Rakjat lantas gampang sedar dan suka bergerak se­tja­ra radikal! O, pemimpin bedjat! Pemimpin kedjam! Bergerak ti­ dak buat meringankan nasib rakjat, tapi bergerak buat... ber­ge­rak! “Pemimpin” jang demikian itu boleh merasakan sen­di­ri artinja makan hanja satu kali satu hari. Mengharap tambahnja kesengsaraan rakjat! Apakah rakjat kini belum tju­kup seng­sara? Belum tjukup megap-megap? Belum tjukup de­kat de­ngan maut? Belum tjukup mendjatuhkan air-mata se­ha­ri-hari? Tambahnja kesengsaraan diharapkan buat tambahnja ra­di­calisme? Pemimpin bedjat, buat saja, lemparkanlah ka­lau perlu semua radikalisme ke dalam samudra, asal ke­seng­sa­ ra­an rakjat hilang! Pemimpin bodoh mengira bahwa ke­ seng­sa­ra­an sadja sudah bisa melahirkan radikalisme mas­sa! Radikalisme massa tidak bisa lahir dengan hanja ke­seng­sa­ra­ an sadja, tidak bisa subur dengan hanja kemelarataan sadja. Ra­di­kal­is­me massa adalah lahir daripada perkawinannja ke­ seng­sa­ra­an massa dengan didikan massa, perkawinannja ke­ me­la­rat­an massa dengan perdjoangan massa! Djikalau ke­ seng­sa­ra­an sadja sudah tjukup buat melahirkan radikalisme massa, amboi, barangkali seluruh rakjat Indonesia kini sudah radikal, mbahnja radikal, ja barangkali Indonesia sudah mer­ deka! Tetapi tidak! Kesengsaraan sadja tidak tjukup! “Ke­ seng­sa­ra­an memang benar melahirkan radikalisme massa, te­ta­pi hanja kalau massa itu tidak memikul kesengsaraan itu dengan diam-diam nrimo, melainkan berdjoang ha­ bis-habisan melawan kesengsaraan itu saban hari”. Be­ gi­tu­lah Liebknecht pernah berkata. “Die Verelendung wird



8/18/2014 9:17:03 AM



P anca A zimat R evolusi



zu einer Ursache der Radicalisierung der Massen aber nur des­halb, weil die Massen die wachsende Verelendung nicht pas­siv ertragen sondern einen taglichen Kampf gegen die Ve­ re­len­dung fuhren”. Hanja djikalau kesengsaraan itu dibarengi dengan didikan massa, dibarengi dengan perdjoangan massa, dengan perlawanan massa, dengan aksi massa menentang kesengsaraan itu, maka kesengsaraan bisa melahirkan dan me­nju­burkan radikalisme di antara kalangan massa. Maka, oleh karena itu, dengan kesengsaraan rakjat jang sekarang ini sadja—zonder harus mengharapkan lagi tambahannja, se­ba­gai kaum “Wanhoopstheorie”, partai pelopor sudah bisa mem­bi­kin seluruh massa mendjadi satu lautan radikalisme jang ber­gelombang-gelombang, asal sadja ia pandai mem­ bu­ka ma­ta massa dan pandai mengolah tenaga massa me­­la­wan kesengsaraan itu! Dan kaum wanhoopstheorie memberi bukti tidak bisa menger­dja­kan hal jang belakangan ini. Terkutuklah mereka ka­lau lantas men­doakan tambahnja kesengsaraan rakjat! Au­ zhu­billah himinasj sjaitonirrodzim! Tetapi kaum partai pelopor jang sedjati, kami harus bi­ sa mengerdjakan sjarat itu! Adakanlah propaganda di ma­namana, adakanlah kursus di mana-mana, adakanlah per­la­wan­ an di mana-mana, adakanlah anak-anak organisasi, ada­kan vakbond-vakbond,85 adakan serekat-serekat tani,—ja ter­uta­ ma vakbond dan sarekat tani,—adakan madjalah-ma­dja­lah dan pamflet-pamflet dan risalah-risalah; pendek ka­ta ada­kan­ lah aksi di mana-mana; dan massa jang tadinja tidur seakanakan tergendam oleh djapa-mantramnja imperialisme, nis­ tja­ja akan bangunlah tertiuplah oleh angin hangatnja aksimu itu. Kamu sanggup bekerdja, wahai bekerdjalah menurut per­ djan­dji­an­mu. Bekerdjalah dengan segala organisatie-ta­lent­



www.boxnovel.blogspot.com 444



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 444



001/I/14



85. serikat buruh—peny.



8/18/2014 9:17:03 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



mu, bekerdjalah sepuntjak keuletanmu, bekerdjalah meme­ras tenagamu menjusun dan membangkitkan partai beser­ ta vakbond-vakbond dan sarekat tani sekali,—terutama vakbond dan sarekat tani! Bekerdjalah pula dengan penamu, dengan mulutmu, dengan gurungmu, dengan lidahmu! Ja, di dalam massa-aksi ada faedahnja djuga banjak bergembargem­bor! Gemborkanlah djuga gurungmu sampai suaramu me­menuhi alam, gerakanlah djuga penamu sampai udjungnja menjala-njala. Kaum reformis mengedjekkan kamu, bahwa kamu ter­la­ lu banjak bergembar-gembor? Haha, itu kaum ngelamun! Ti­ dak mengetahui bahwa tiap-tiap massa-aksi itu, di tiap-tiap wak­tu pergolakan, adalah berupa banjak mengorganisasi dan banjak bergembar-gembor, banjak menjusun, banjak men­di­ ri­kan, banjak krachten-constructie86 dan formasi dan kom­bi­ na­si, tetapi djuga banjak bergembar-gembor dengan mu­lut dan dengan pena. Biar mereka mengedjek, biar mereka te­rus ngelamun, merekapunja politik toch segera akan ke­di­ngin­an di dalam kabut pengalamunannja itu. Dan mereka me­nje­but kita kaum “destructief”, jakni kaum jang “hanja bisa me­ru­sak sa­dja”, katanja tidak “konstruktif” seperti mereka jang po­li­ tik­nja ada “buktinja” jang berupa rumah-sakit atau wa­rungkoperasi atau bank atau rumah anak-jatim? O, perkataan djampi-djampi, o, perkataan peneluh, o, per­ka­ta­an mantram, o, toverwood87 “konstruktif” dan “des­ truk­tif”, begitulah saja pernah marah-marah dalam S.I.M88 dan F.R.89 Sebagian besar daripada pergerakan Indonesia ki­ni se­olah-olah kena dajanja toverword itu, sebagian besar da­ ri­pa­da per­ge­rakan Indonesia seolah-olah kena gendamnja menyusun kekuatan—peny. kata-kata ajaib—peny. “Suluh Indonesia Muda”. “Fikiran Rakjat”.



www.boxnovel.blogspot.com 445



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 445



001/I/14



86. 87. 88. 89.



8/18/2014 9:17:03 AM



P anca A zimat R evolusi



mantram itu! Sebagian besar daripada pergerakan Indonesia mengira, bahwa orang adalah “konstruktif” hanja kalau orang meng­ada­kan barang-barang jang boleh diraba sadja, jakni ha­ nja ka­lau orang mendirikan warung, mendirikan kooperasi, men­di­ri­kan sekolah-tenun, mendirikan rumah-anak-anak-ja­ tim, men­di­ri­kan bank-bank dan lain-lain sebagainja sa­ha­dja. Pen­dek kata hanja kalau orang banjak mendirikan ba­danba­dan sosial sadja, sedang kaum propagandis politik jang sehari-ke-sehari “tjuma bitjara sadja” di atas podium atau di dalam surat kabar, jang barangkali sangat sekali meng­gu­ gah­kan keinsjafan politik daripada rakjat djelata, dengan tia­da ampun lagi diberinja tjap “destruktif” alias orang jang “merusak” dan tidak “mendirikan suatu apa”! Tidak sekedjap mata masuk di dalam otak kaum itu, bah­ wa sembojan “djangan banjak bitjara, bekerdjalah!” harus di­ ar­ti­kan di dalam arti jang luas. Tidak sekedjap mata masuk di da­lam otak kaum itu, bahwa bekerdja itu tidak hanja ber­ ar­ti mendirikan barang-barang jang boleh dilihat dan di­ra­ba sadja, jakni barang-barang jang tastbaar90 dan materiil. Ti­dak sekedjap mata kaum itu mengerti bahwa perkataan “men­di­ ri­kan” itu djuga boleh dipakai untuk barang jang abstract, jakni djuga bisa berarti mendirikan semangat, mendirikan ke­in­sjaf­an, mendirikan harapan, mendirikan ideologi atau gees­te­lijk gebouw91 atau geestelijke artillerie92 jang me­ nu­rut sedjarah dunia achirnja adalah salah satu artillerie jang hebat buat menggugurkan sesuatu stelsel. Tidak se­ke­djap mata kaum itu mengerti bahwa terutama sekali di In­do­ne­sia dengan masjarakat jang merk-ketjil dan dengan im­pe­ri­al­is­ me jang industriil itu, ada baiknja djuga kita gem­bar-gem­ bor, di dalam arti membanting kitapunja tulang, men­tju­tjur­



www.boxnovel.blogspot.com 446



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 446



001/I/14



90. berwujud—peny. 91. bangungan rohani—peny. 92. artileri spiritual—peny.



8/18/2014 9:17:03 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



www.boxnovel.blogspot.com 447



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 447



001/I/14



kan ki­ ta­ pu­ nja keringat, memeras kitapunja tenaga untuk mem­bu­ka-bukakan matanja rakjat djelata tentang stelselstel­sel jang mentjengkram padanja, menggugah-gugahkan ke­in­sjaf­an politik daripada rakjat djelata itu, dibarengi de­ ngan menjusun-njusunkan segala tenaganja di dalam or­ga­ni­sa­si jang sempurna techniknja dan sempurna di­ si­plin­nja, mitsalnja vakbond dan sarekat tani,—pendek ka­ ta menghidup-hidupkan dan membesar[-besarkan] massa-aksi daripada rakjat djelata itu adanja! Kita boleh mendirikan warung, kita boleh mendirikan ko­operasi, kita boleh mendirikan rumah-rumah-jatim, kita bo­leh mendirikan badan-badan economie dan sosial, ja, kita ada baiknja mendirikan badan-badan economie dan sosial, asal sa­dja mengusahakan badan-badan economie dan so­si­al itu sebagai tempat-tempat pendidikan persatuan ra­di­kal dan sepak terdjang radikal. Kita ada baiknja men­ di­rikan badan-badan economie dan sosial itu, asal sadja kita tidak “menggenuki” pekerdjaan economie dan sosial itu men­dja­di pekerdjaan jang pertama, sambil melupakan bahwa In­do­ne­sia Merdeka hanjalah bisa tertjapai dengan politieke mas­sa-actie daripada rakjat Marhaen jang hebat dan ra­ di­kal. Pendek kata kita ada baiknja mendirikan badan-badan eco­no­mie dan sosial itu, asal sadja kita mengusahakan ba­ dan-ba­dan economie dan sosial itu sebagai alat-alat da­ri­ pa­da politieke massa actie jang hebat dan radikal itu! Kita, kaum massa-aksi, kita djangan terkena “konstruktivisme” jang me­nju­ruh kita hanja mendirikan warung-warung dan ke­dai-ke­dai sadja. Kita harus insjaf, bahwa konstruktivisme kita bukanlah konstruktivismenja kaum reformis jang wa­ rung-warungan dan kedai-kedaian itu, tetapi ialah kon­struk­ ti­vis­me­nja radikalisme: konstruktivisme jang tiap-tiap hal ia



8/18/2014 9:17:03 AM



P anca A zimat R evolusi



di­ri­kan, baik wadag maupun halus, baik benda mau­pun se­ ma­ngat, adalah dengan tertentu bersifat radicaal dyna­misch mem­bong­kar tiap-tiap batu-alasnja gedung stel­sel im­pe­ri­ ali­sme dan kapitalisme. Konstruktivisme jang men­di­ri­kan! Te­ta­pi djuga konstruktivisme jang membongkar! Dan kaum reformis boleh terus mengedjek atau menggerutu!



www.boxnovel.blogspot.com 448



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 448



001/I/14



9. Di Seberangnja Djembatan Emas Ja, kaum reformis boleh terus mengedjek dan menggerutu, se­ba­gai kaum reformis India mengedjek dan menggerutu, ta­ pi kemudian kedinginan di dalam kabut pengelamunannja, tat­ka­la Jawaharlal Nehru di dalam National Conggress jang ke 44 mendjatuhkan vonnis maha berat di atas pundak mereka de­ngan kata-kata: “Saja seorang nasionalis. Tetapi saja djuga seorang sosialis dan republikein. Saja tidak pertjaja kepada ra­dja-radja dan ratu-ratu, tidakpun pada susunan masjarakat jang mengadakan radja-radja industri jang berkuasa lebih be­sar lagi dari radja-radja di zaman sediakala! ... Saja seorang na­sio­nalis, tetapi nasionalisme saja adalah nasionalisme ra­ di­kal daripada simelarat dan silapar, jang bersumpah mem­ bong­kar susunan masjarakat jang menolak padanja sesuap nasi!” Memang tiap-tiap orang, jang di dalam abad ke-duapu­ luh ini masih berani bernasionalisme ngelamun-ngelamun dan takut akan nasionalisme radikal jang mentah-mentahan, achirnja akan kedinginan tertinggal oleh hangatnja proces natuur sendiri. Memang natuurnja abad ke-duapuluh bu­kan­ lah pengelamunan jang manis sebagai di zaman wajang-wa­ jang­an, natuurnja abad ke-duapuluh adalah rebutan hidup jang mentah-mentahan. Memang Marhaen bergerak,—be­ gi­tu­lah di atas telah saja kemukakan,—tidak karena “idealideal­an”, tidak karena “tjita-tjitaan”, Marhaen bergerak ialah tak lain dan tak bukan buat mentjari hidup dan mendirikan



8/18/2014 9:17:03 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



www.boxnovel.blogspot.com 449



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 449



001/I/14



hi­dup. Hidup kerezekian, hidup kesosialan, hidup kepolitikan, hi­dup kekulturan, hidup keagamaan; pendek kata hidup ke­ ma­nu­siaan jang leluasa dan sempurna, hidup kemanusiaan jang setjara manusia dan selajak manusia. Adakah Indonesia Merdeka bagi Marhaen menentukan hidup kemanusiaan jang demikian itu? Indonesia Merdeka sebagai saja katakan di atas, adalah mendjandjikan tetapi belum pasti menentukan bagi Marhaen hidup kemanusiaan jang demikian itu. Perdjandjian itu barulah mendjadi ketentuan, kalau Marhaen mulai sekarang sudah awas dan waspada, sedar dan prajitna, mendjaga pergerakannja dan menjaring-njaring maksud-maksud pergerakannja itu, djangan sampai kemasukan zat-zat jang sebenarnja ratjun bagi Marhaen dan merusak pada Marhaen. Perdjandjian itu barulah mendjadi ketentuan, kalau Mar­ha­en sedari sekarang sudah insjaf seinsjaf-insjafnja bah­ wa Indonesia merdeka hanjalah suatu djembatan, se­ka­li­ pun suatu djembatan emas, jang harus dilalui dengan se­ga­la keawasan dan keprajitnaan, djangan sampai di atas djem­bat­ an itu kereta-kemenangan dikusiri oleh orang lain selain Mar­ ha­en. Seberang djembatan itu djalan petjah djadi dua: satu ke dunia kesengsaraan Marhaen, satu ke dunia keselamatan Mar­ha­en; satu ke dunia sama-ratap-sama-tangis, satu ke du­ nia sama-rata-sama-rasa. Tjelakalah Marhaen, bilamana ke­ re­ta itu masuk ke atas djalan jang pertama, menudju ke alam ke­­mo­dal­an Indonesia dan kebordjuisan Indonesia! Oleh ka­ re­na itu, Marhaen awaslah awas! Djagalah jang kereta-ke­ me­nang­an itu nanti tetap di dalam kendalian kamu, dja­ga­lah jang politieke macht nanti djatuh di dalam tangan kamu, di da­lam ta­ngan besi kamu, di dalam tangan badja kamu! Kamu sekarang mendengar dari kanan-kiri sembojan ke­rakjat­an. Kaum radikal bersembojan kerakjatan, kaum re­ for­mis bersembojan kerakjatan, kaum bantji bersembojan



8/18/2014 9:17:03 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 450



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 450



001/I/14



ke­rakjat­an, ja kaum bordjuis dan ningratpun bersembojan ke­rak­jat­an. Kamu sering mendengar sembojan demokrasi, te­ta­pi apakah satu-satunja demokrasi jang bagi Marhaen dan dari Marhaen? Apakah satu-satunja demokrasi jang oleh par­ tai pelopor harus dituliskan dengan aksara-aksara api di atas benderanja, sehingga terang bisa terbatja di saat te­rang, dan lebih terang lagi di saat rintangan-rintangan jang ge­lap gu­li­ ta? Di dalam revolusi Perantjispun orang berteriak-te­ri­ak de­ mo­kra­si, berpekik dan bersembojan demokrasi, ber­gem­bargembor dan bersumpah demokrasi, tetapi adakah Mar­ha­en Pe­ran­tjis, jang ikut-ikut berteriak demokrasi dan mem­be­li de­ngan darahnja kedatangan demokrasi itu, achirnja men­ da­pat demokrasi jang sebenar-benarnja? Tidakkah Marhaen Perantjis itu sendiri ditelan habis-habisan oleh demokrasi itu jang sampai kini saban-saban menghantam anak-tjutjunja dan menelan turun-turunannja? Ja, marilah kita ingat akan peladjaran revolusi Perantjis itu. Marilah ingat akan bagaimana kadang-kadang palsu­nja sembojan demokrasi, jang tidak menolong rakjat djelata bah­ kan sebaliknja mengorbankan rakjat djelata, membinasakan rakjat djelata sebagaimana telah terdjadi di dalam revolusi Pe­ran­tjis itu. Marilah kita awas, djangan sampai rakjat djelata Indonesia tertipu oleh sembojan “demokrasi” sebagai rakjat per­ djelata Perantjis itu, jang achirnja ternjata hanja di­ ku­da belaka oleh kaum bordjuis jang bergembar-gembor “demokrasi”,—kemerdekaan, persamaan dan per­sau­da­ra­ an,—tetapi sebenarnja hanja mentjari kekuasaan sendiri, ke­ un­tung­an sendiri! Riwajatnja penipuan Perantjis ini? Sebelum silamnja abad ke-delapanbelas, maka negeri Perantjis adalah negeri jang feodal dengan tjara pemerintah­ an otokrasi. Kekuasaan pemerintahan adalah di dalam ta­ ngan­nja seorang-orang radja, tiap-tiap perkataannja men­dja­



8/18/2014 9:17:03 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



di wet, tiap pendapatannja [pendapatnya—peny.] mendjadi hukum, jang titahnja men­ dja­ di nasib seluruh negeri. Ia memandang dirinja se­ba­gai wakil Allah di dunia, memandang kekuasaannja sebagai gantinja kekuasaan Allah di muka bumi, ia berkata bahwa se­be­nar­nja “staat” tidak ada, staat adalah dia sendiri. Dan kekuasaan seorang diri ini, jang rakjat djelata samasekali ti­dak mendapat bagian seudjung kukupun djua, kekuasaan ini jang ia bentengi dengan kesetiaannja kaum ningrat dan ka­um penghulu-agama, ia bentengi dengan ketuhanannja ka­um adel93 dan kaum geestelijkheid.94 Teguh, maha teguhlah tam­pak­nja feodalisme ini di tengah-tengah lautan masjarakat Eropah, berdiri seakan-akan batu karang di tengah-tengah laut­an itu lebih dari sepuluh abad lamanja, sampai... sam­pai pa­da waktu silamnja abad ke-delapanbelas lautan itu se­ko­njong-ko­njong bergelombang-gelombangan dan ber­ arus-arus­ an, ber­ gelombang membanting di atas karang itu dan me­ me­ tjah­ kan segala bagian-bagian dari karang itu. Apa jang terdjadi? Dari dalamnja dasar-dasarnja lautan ma­sja­ra­kat feodal itu lambat laun timbulah satu golongan ma­ nu­sia baru, satu kelas baru, satu elemen baru jang peng­hi­dup­ an­nja ialah dari mengusahakan tenaga orang lain; kelas baru atau elemen baru daripada kaum bordjouis. Merekapunja per­ u­sa­ha­an, merekapunja perniagaan, merekapunja per­tu­kang­ an, merekapunja arti-economie mulai timbul. Tetapi tidak bi­ sa subur perusahaan ini dan perniagaan ini dan pertukangan ini, selama tjara pemerintahan masih tjara feodal, selama ke­kua­sa­an-pemerintahan masih digenggam siotokrat radja, selama bukan kaum bordjuis sendiri jang mengemudi perahu pe­me­rintahan. Sebab merekalah, hanja merekalah, dan bukan



www.boxnovel.blogspot.com 451



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 451



001/I/14



93. kaum bangsawan—peny. 94. klerus; golongan rohaniwan—peny.



8/18/2014 9:17:03 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 452



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 452



001/I/14



kelas lain, bukan kelas ningrat, bukan kelas penghulu-agama, bukanpun radja sendiri, hanja merekalah jang lebih tahu ma­ na wet-wet, mana aturan-aturan, mana tjara-pemerintah­an jang paling baik buat suburnja merekapunja perusahaan dan merekapunja perniagaan. Oleh karena itu maka mereka lalu bersedia merebut kekuasaan-pemerintahan dari tangannja radja, menggugurkan stelsel feodalisme jang menghalangha­langi suburnja merekapunja perusahaan dan perniagaan itu dari singgasananja jang ia duduki lebih dari sepuluh abad itu! Tetapi, ach, kaum bordjuis tidak mempunjai kekuatan, ka­um bordjuis tidak mempunjai tjukup kekuatan untuk meng­ han­tjur­kan siti-inggilnja otokrasi jang dibentengi dengan ke­ se­tiaannja kaum ningrat dan kaum penghulu-agama itu. Ha, djatuhlah merekapunja mata pada rakjat djelata jang miliunmi­liunan itu. Sedjak puluhan tahun kaum bordjuis itu me­mang saban-saban mendengar guruh pelan-pelan jang keluar dari kalangan rakjat djelata itu, gemertaknja gigi rakjat djelata jang marah karena nasib jang kelewat sengsara. Memang di zaman feodalisme itu rakjat djelata ditindas habis-habisan, diperas se­mua kepunjaannja, dirampas semua hak-haknja sehingga ting­gal hak menurut dan hak mengambing belaka. Memang, rakjat djelata sudah lama sekali kesal akan nasib jang lebih djelek daripada nasib binatang itu. Tidakkah gampang kalau ka­um bordjuis di dalam usahanja merebut politieke macht da­ri­pa­da radja dan ningrat, memakai tenaga rakjat djelata itu? Toch rakjat djelata tidak sedar, toch rakjat djelata tidak be­wust, toch rakjat djelata tidak akan tahu-menahu bahwa ia hanja disuruh “mengupas nangka” dan “kena getah” sadja; bor­djuis nanti jang “makan nangkanja”! Dan bordjuis lalu mendjalankan ketjerdikan ini! Hi­dup­lah demokrasi! “Hiduplah kemerdekaan, persamaan dan per­sau­



8/18/2014 9:17:03 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



www.boxnovel.blogspot.com 453



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 453



001/I/14



da­ra­an!” “Hiduplah liberte, egalite dan fraternite!” Sembojansem­bo­jan ini ia dengung-dengungkan sehingga memenuhi ang­ka­sa, sembojan-sembojan ini ia kobar-kobarkan di ka­ lang­an rakjat djelata. Sebagai simum rakjat djelata lantas bergerak, api-kehebatan pergerakannja sampai mendjilat langit; bu­mi dan angkasa Perantjis gemetar dan petjah seakanakan Krishna bertiwikrama. Lautan masjarakat Perantjis jang te­nang berabad-abad kini mendjadi bergelombang-ge­ lom­bang­an molak-malik, lautan mendidih jang hantamanhan­tam­an­nja membikin remuknja batu karang feodalisme: Radja runtuh, kaum ningrat runtuh, kaum penghulu-agama runtuh, otokrasi runtuh, diganti dengan tjara pemerintahan baru jang bernama demokrasi. Di negeri diadakan parlemen, rakjat “bo­leh mengirimkan utusan-utusannja ke parlemen itu”, diikuti oleh negeri-negeri Eropah Barat dan Amerika, jang semuanja kini djuga meniru bersysteem “demokrasi”. Ja, Inggeris kini mempunjai Parlemen, Djerman kini mem­pu­njai Parlemen, negeri Belanda kini mempunjai Par­le­ men, negeri Amerika, negeri Belgia, negeri Denemarken, ne­ge­ ri Zweden, negeri Swiss, semua “negeri sopan” kini mem­pu­njai Parlemen, semua “negeri sopan” kini bersistim “demokrasi”.... Tetapi... di semua “negeri-negeri sopan” itu kini hidup dan subur dan meradjalela hantu kapitalisme! Di semua “ne­ ge­ri-negeri sopan” itu kini rakjat djelata tertindas hi­dup­nja, na­sib rakjat djelata nasib kokoro, djumlahnja kaum peng­ ang­gur jang kelaparan melebihi bilangan manusia. Di semua “negeri-negeri sopan” itu rakjat djelata tidak selamat, bahkan sengsara, keliwat-sengsara! Inikah hatsil “demokrasi” jang me­re­ka keramatkan itu? Inikah “kerakjatan” jang di negeri Pe­ran­tjis mereka beli dengan ribuan merekapunja njawa, de­ ngan ribuan merekapunja bangkai, dengan ribuan pula ke­pa­ la­nja kaum radja dan kaum ningrat?



8/18/2014 9:17:03 AM



P anca A zimat R evolusi



Bersama Inggit Ginarsih, 1931.



notosoetardjo—Bung Karno Di hadapan Pengadilan Kolonial



Ach, kaum bordjuis! Ka95um bordjuis telah menipu me­ re­ka, memperkudakan mereka, mengabui mata mereka. De­ mo­kra­si jang mereka rebut dengan harga njawa jang begitu mahal itu, demokrasi itu bukanlah demokrasi kerakjatan jang se­dja­ti, melainkan suatu demokrasi bordjuis belaka, suatu burgerlijke demokratie jang untuk kaum bordjuis dan menguntungkan kaum bordjuis belaka. Ach, Parlemen! Tiap-tiap kaum proletar kini namanja bi­sa ikut memilih wakil dan ikut dipilih djadi wakil dalam par­le­men itu, tiap-tiap kaum proletar kini namanja bisa “ikut me­me­rin­tah”. Ja, tiap-tiam kaum proleter kini namanja bi­sa meng­usir minister-minister, mendjatuhkan minister-mi­nis­ ter djatuh terpelanting dari kursinja. Tetapi pada saat jang ia namanja bisa mendjadi “radja” di dalam Parlemen itu, pada saat itu djuga ia sendiri bisa diusir dari pekerdjaan di mana ia Jean Jaures (1819–1914). Seorang sosialis Prancis yang menulis buku Histoire Socialiste de la Révolution Française—peny.



www.boxnovel.blogspot.com 454



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 454



001/I/14



95



8/18/2014 9:17:03 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



bekerdja mendjadi buruh dengan upah-kokoro, diusir di­lem­ par­kan di atas djalan rajanja pengangguran, jang basah ka­re­ na air-matanja bini dan anak-anak jang kelaparan! Pada saat jang ia namanja bisa mendjadi “radja” di dalam parlemen, pa­ da saat itu djuga ia tak berkuasa sedikitpun djuga menuntut upah-perkuliahan jang agak pantas, tak berkuasa sedikitpun ha­ langi, jang stelsel kapitalisme menelan segenap meng­ iapunja badan dan segenap iapunja njawa! Bahwasanja, kaum rakjat djelata jang tadinja dipakai te­ naga­nja oleh kaum bordjuis untuk merebut “demokrasi”, te­­ta­­pi jang kemudian ternjata ketjele telah mendatangkan de­mo­kra­ si­nja kapitalisme, kaum rakjat djelata itu kini pantas berbalik menolak demokrasi palsu itu dengan perkataan-perkataan Jean Jaures, pemimpin kaum buruh Prantjis, jang berbunji: “Kamu, kaum bordjouis, kamu mendirikan republik teguh dan kuat, tak boleh dirobah sedikitpun djua, tetapi djustru karena itu kamu telah mengadakan pertentangan antara susunan po­li­tik dan susunan economie karena algemeen kiesrecht,96 ka­re­na pemilihan umum, kamu telah membikin semua pen­ du­duk bisa bersidang mengadakan rapat jang seolah-olah rapat radja-radja. Merekapunja kemauan adalah sumbernja tiap wet, tiap hukum, tiap pemerintahan; mereka melepas man­dataris, mereka melepas wetgever97 dan minister. Tetapi pada saat jang siburuh mendjadi tuan di dalam urusan politik, pada saat itu djuga ia adalah budak-belian di atas lapangan economie. Pada saat jang ia mendjatuhkan minister-minister, maka ia sendiri bisa diusir dari pekerdjaan zonder ketentuan sedikitpun djua apa jang esok harinja akan ia makan. Tenagakerdjanja hanjalah suatu barang-belian, jang bisa dibeli atau ditampik semau-maunja kaum madjikan. Ia bisa diusir dari bingkil, karena ia tidak mempunjai hak ikut menentukan



www.boxnovel.blogspot.com 455



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 455



001/I/14



96. hak pilih universal—peny. 97. pembuat undang-undang—peny.



8/18/2014 9:17:03 AM



P anca A zimat R evolusi



atur­an-aturan bingkil, jang saban hari, zonder dia tapi buat me­nin­das dia, ditetapkan oleh kaum madjikan menurut se­ mau-maunja sendiri!”.... Sekali lagi: inikah “demokrasi” jang orang keramatkan itu? Bolehkah ini demokrasi mendjadi impian kita? Tidak, dan sekali tidak! Ini tidak boleh mendjadi demokrasi jang ha­rus kita tiru, tidak boleh mendjadi demokrasi jang dengan ak­sa­ra api harus dituliskan di atas bendera-bendera partai pe­lo­por­nja massa-aksi Indonesia. Sebab “demokrasi” jang be­gi­tu hanjalah “demokrasi” parlemen sadja, demokrasi po­­ li­tik sadja. Demokrasi-economie, ke-rakjatan-economie, ke­ sa­ma-ra­sa-sama-rataan economie tidak ada, tidak adapun bau-bau­nja sedikit djuga. Ja, demokrasi politik itupun hanja bau-baunja sadja! Bu­ kan? Di negeri-negeri modern itu benar ada parlemen, be­nar ada “tempat perwakilan rakjat”, benar rakjat namanja “bo­leh ikut memerintah”, tetapi ach, kaum bordjuis lebih ka­ja da­ri­ pa­da rakjat djelata, mereka dengan harta-benda-ke­ka­ja­an­nja, dengan surat-surat-kabarnja, dengan buku-bukunja, de­ngan midrasah-midrasahnja98, dengan propagandis-pro­pa­gan­ dis­nja, dengan bioskop-bioskopnja, dengan segala alat-alat kekuasaannja bisa mempengaruhi akal fikiran kaum pe­mi­lih, mempengaruhi semua djalannja politik. Mereka mit­sal­nja membikin “kemerdekaan pers” bagi rakjat djelata men­dja­di suatu omongan-kosong belaka. Mereka menjulap “ke­mer­de­ ka­an fikiran”, bagi rakjat djelata mendjadi suatu ikatan fi­kir­ an, mereka memperkosa “kemerdekaan berserikat” men­dja­ di suatu kedjustaan publik. Merekapunja kemauan men­dja­di wet, merekapunja politik mendjadi politiknja staat, me­re­ka­ punja perang mendjadi peperangannja “negeri”. Oleh karena itu, benar sekali perkataannja Cailliaux,99 bahwa kini Eropah



www.boxnovel.blogspot.com 456



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 456



001/I/14



98. midras: suatu cara menafsirkan kitab suci di luar jalur pengajaran agama , hukum, dan moral—peny. 99. Joseph Caillaux (1863–1944), seorang ahli politik dan ahli keuangan Prancis—peny.



8/18/2014 9:17:03 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



dan Amerika ada di bawah kekuasaannja feodalisme baru: “Te­tapi kini kekuasaan feodal itu tidak digenggam oleh kaum tanah sebagai sediakala, kini ia digenggam oleh perserikatanper­se­ri­kat­an-industri jang selamanja bisa mendesakkan ke­ mau­annja terhadap staat”. Benar sekali djuga perkataan de Brouckere,100 bahwa “demokrasi” sekarang itu sebenarnja ada­ lah suatu alat kapitalisme, suatu kapitalistische instelling,101 sua­tu kedok bagi dictatuur van het kapitalisme! “Demokrasi” jang demikian itu harus kita lemparkan ke dalam samodra, djauh dari angan-angan dan keinginan massa! Bagaimana dan demokrasi jang harus dituliskan di atas ben­dera kita, jang harus kita adakan di seberang djembatanemas? Demokrasi kita haruslah demokrasi baru, demokrasi sedjati, demokrasi jang sebenar-benarnja pemerintahan rakjat. Bukan “demokrasi” á la Eropah dan Amerika jang ha­nja suatu “potret dari partainja” demokrasi-politik sadja, bu­kan­pun demokrasi jang memberi kekuasaan 100% pada rakyat di dalam urusan politik sadja, tetapi suatu demokrasi politik dan ekonomi jang memberi 100% ketjakrawartian pada rakjat djelata di dalam urusan politik dan urusan ekonomi. De­mo­krasi politik dan economie inilah satu-satunja demokrasi jang boleh dituliskan di atas bendera partai, ditulis dengan ak­sa­ra-aksara-api sebagai di atas saja katakan, agar supaja me­nja­la-njala tertampak dari ladang dan sawah dan bingkil dan paberik di mana Marhaen berkeluh-kesah mandi keringat men­tja­ri sesuap nasi. Dengan demokrasi politik dan demokrasi economie itu, ma­ka nanti di seberangnja djembatan-emas masjarakat In­do­ ne­sia bisa diatur oleh rakjat sendiri sampai selamat, dibikin mendjadi masjarakat jang tiada kapitalisme dan imperialis­ me. Dengan demokrasi politik dan economie itu, maka nanti



www.boxnovel.blogspot.com 457



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 457



001/I/14



100. De Brouckere (1870–1951), seorang sosialis Belgia yang memimpin Partai Buruh— peny. 101. institusi kapitalis—peny.



8/18/2014 9:17:03 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 458



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 458



001/I/14



Marhaen bisa mendirikan staat Indonesia jang tulen staatnja rakjat; suatu staat jang segala urusannja politik dan economie adalah oleh rakjat dengan rakjat, bagi rakjat. Bukan systeem con­stitutioneel monarchie jang walau memakai parlemen toch masih memakai radja, bukanpun sistim republik jang se­ba­gai di Prantjis sekarang atau di Amerika-sekarang jang sebenarnja suatu sistim republik daripada “demokrasinja” ka­pi­tal­is­me, tetapi systeem politiek-economische-republiek jang segala-galanja tunduk kepada ketjakrawartian rakjat. Urus­an politik, urusan diplomasi, urusan perguruan, urusan be­ker­dja, urusan seni, urusan kebudajaan, urusan apa sadja dan terutama sekali urusan economie haruslah di bawah ke­tja­krawartian rakjat itu. Semua perusahaan-perusahaan be­ sar mendjadi miliknja staat-staatnja rakjat, dan bukan staat­nja bordjuis atau ningrat. Semua hatsil-hatsil perusaha­ an-perusahaan itu bagi keperluan rakjat, semua pembahagian hatsil itu di bawah pengawasan rakjat. Tidak boleh ada satu perusahaan lagi jang setjara kapitalis menggemukan kantong burgerlijke staat, tetapi masjarakatnja. Politiekeconomische-Republiek-Indonesia adalah gambarnja satu kerukunan rakjat, satu pekerdjaan-bersama daripada rakjat, satu kesama-rasa-sama-rataan daripada rakjat. Inilah demokrasi sedjati jang kita tjita-tjitakan, dan jang saja sebutkan dengan nama baru socio-demokrasi. Inilah demokrasi tulen jang hanja bisa timbul dari nasionalisme Mar­ha­en, dari nasionalisme jang di dalam bathinnja sudah me­ngan­dung kerakjatan tulen, jang anti tiap-tiap matjam ka­ pi­tal­is­me dan imperialisme walaupun dari bangsa sendiri, jang penuh dengan rasa-keadilan dan rasa-kemanusiaan jang me­no­lak tiap-tiap kebordjuisan dan keningratan; na­sio­nal­ is­me kerakjatan jang saja sebutkan pula dengan nama ba­ru socio-nasionalisme. Hanja socio-nasionalisme bisa me­ la­hir­kan socio-demokrasi; nasionalisme lain tidak bisa dan



8/18/2014 9:17:03 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



ti­dak akan melahirkan socio-demokrasi. Siapa jang ber­ke­ mak-ke­mik “socio-demokrasi”, tetapi dadanja masih berisi si­fat-sifat kebordjuisan atau keningratan walau sedikit pun djuga, ia adalah seorang munafik jang bermuka dua! Nasionalisme partai-pelopor hanjalah boleh satu! Sociona­ sio­ nalisme, dan tidak lain! Lemparkanlah djauh-djauh na­sio­nal­is­me-kebordjuisan dan nasionalisme-keningratan, ban­ting­kan­lah mendjadi debu nasionalisme-kebordjuisan dan nasionalisme-keningratan itu di atas siti-buntalannja ke­ rakjatan massa! Pembatja belum tahu nasionalisme kebordjuisan, belum meng­er­ti nasionalisme keningratan? Amboi, masih banjak se­ka­li orang-orang di antara nasionalisten kita, jang saban ha­ri bertjita-tjita “menasionalismekan” negeri kita mendjadi “ne­ge­ri besar” seperti Djepang atau Amerika atau Inggeris, ka­gum melihat armadanja jang ditakuti dunia, kota-kotanja jang hebat, bank-banknja jang tersebar di seluruh dunia, ben­de­ra­nja jang berkibar di mana-mana, kagum ingin mogamo­ga negeri Indonesia kelak djuga mendjadi “negeri besar” se­ ma­ tjam itu. Ach, ini kaum nasionalis-bordjuis! Mereka tak ter­ke­na hati bahwa barang jang dinamakan hebat-hebat itu adalah hasilnja kapitalisme, alat-alatnja kapitalisme, dan bahwa rakjat djelata di negeri-negeri jang disebutkan “negeri djempol” itu ada­ lah tertindas dan sengsara. Memang merekapunja na­sio­nal­is­me bukanlah nasionalisme kemanusiaan, bukan nasionalisme jang ingin keselamatan massa; merekapunja na­sio­nal­is­­me adalah nasionalisme jang bordjuis jang paling djauh ha­nja ingin Indonesia Merdeka sadja, dan tidak mau me­ro­bah susunan masjarakat sesudah Indonesia Merdeka. Mereka bisa djuga revolusioner, tetapi bordjuis revolusioner, tidak Marhaenistis revolusioner, tidak socio-revolusioner!102 www.boxnovel.blogspot.com 459



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 459



001/I/14



102. Buat arti “revolusioner”, lihatlah sajapunja pledooi.



8/18/2014 9:17:04 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 460



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 460



001/I/14



Dan nasionalisme keningratan? Haha, itu djuga masih ba­njak sekali pengikutnja. Mereka pengikut nasionalisme ini memang biasanja kaum ningrat, jang darahnja ningrat, adat­ nja ningrat, bathinnja ningrat, segala djasmani dan rochani­ nja ningrat. Mereka masih hidup di dalam feodalisme, angler di dalam tradisi feodalisme, jang mereka mendjadi “kepalake­pa­la­nja” rakjat, dan mereka mendjadi “pohon beringin” jang melindungi rakjat. Mereka biasanja setia sekali pada ka­um pertuanan, setia sekali pada kaum jang di atas,—och, dju­ga di zaman feodalisme mereka setia-tuhu kepada Sang Na­ta,—tetapi ada djuga di antara mereka jang ngelamun In­ do­ne­sia Merdeka. Tetapi menurut tjita-tjitanja, di dalam In­do­ ne­sia Merdeka itu, merekalah jang harus mendjadi “ke­pa­la”, merekalah jang tetap harus mendjadi kaum jang me­me­rin­ tah, mereka, jang sedjak zaman purbakala, sedjak feodalis­ me Hindu dan sedjak feodalisme ke-Islaman toch sudah men­ djadi “pohon beringin” jang melindungi kaum “kawulo”. Awas, kaum Marhaen, awas dengan nasionalisme ke­bor­ dju­is­an dan nasionalisme keningratan itu! Ikutilah hanja itu partai sadja jang benderanja menjala-njala dengan sembojan socio-nasionalisme dan socio-demokrasi, teriakkanlah sembojan socio-nasionalisme dan socio-demokrasi itu de­ ngan suara jang mendengung menggetarkan langit, gemuruh se­ba­gai guruhnja guntur. Dengungkanlah sampai melintasi ta­­nah-da­tar dan gunung dan samodra, bahwa Marhaen di seberangnja djembatan-emas akan mendirikan suatu ma­sja­ ra­kat jang tiada keningratan dan tiada kebordjuisan, tiada ke­las-kelasan dan tiada kapitalisme. Dan bukan sadja medengungkan suara! Partai pelopor ha­rus dari kini mendidik massa itu ke dalam “prakteknja” so­ cio-demokrasi dan socio-nasionalisme, “menjediakan” mas­sa untuk laksananja djandji socio-demokrasi dan sociona­sio­nal­is­me. Partai pelopor harus dari kini sudah menebar-



8/18/2014 9:17:04 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



nebarkan benih kesama-rata-sama-rasaan di dalam kalbunja massa, menebar-nebar pula benih “gotong rojong” di dalam hatinja massa, agar supaja massa jang berabad-abad kena pe­ nja­kit individualisme103 itu sudah dari kini mulai mendjadi “ma­nu­sia baru” jang merasa dirinja “manusia masjarakat” jang selamanja mementingkan keselamatan umum. Partai pelopor harus mendidik teorinja dan prakteknja “kemasjarakatan” itu dengan tak djemu-djemu menundjukan kedjahatan individualisme, membongkar-bongkar ke­dja­hat­ an­nja kapitalisme, mengandjurkan dan memfi’ilkan pe­ker­ dja­an bersama, mendirikan dan mendjalankan kooperasiko­­ope­rasi jang radikal, mendirikan dan memperdjoangkan vak­bond-vakbond dan sarekat-sarekat tani radikal, ter­uta­ma kooperasi radikal, vakbond radikal, sarekat tani ra­di­kal! Pen­ dek kata mulai sekarang dengan tjara radikal men­djel­ma­­kan in­san-manusia-masjarakat di dalam tiap-tiap per­djo­ang­an­ nja, di dalam tiap-tiap sepak-terdjangnja, di dalam tiap-ti­ap po­litiknja. Strijdprogram104 dan staatprogram partai pelopor itu harus strijdprogram dan staatprogram manusia-ma­sja­ra­kat, strijdprogram dan staatprogram itu haruslah suatu oor­logs­ ver­kla­ring alias penantangan perang kepada segala ma­tjam individualisme. Segala azasnja partai, segala azas per­djo­ang­ an­nja partai, segala taktieknja partai, segala perdjoangannja par­tai, perdjoangan mendatangkan Indonesia Merdeka, per­ djo­ang­an memberantas aturan-aturan jang djelek, per­djo­ang­ an buat perbaikan-perbaikan-ini-hari dan lain sebagainja, se­ ga­la gerak bangkit djasmani dan rochaninja partai haruslah sua­tu hantaman kepada individualisme, suatu malapetaka ke­­pa­­da individualisme, untuk keprabon insan-manusiamasja­ra­kat.



www.boxnovel.blogspot.com 461



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 461



001/I/14



103. Individualisme = perseorangan diri. 104. program perjuangan—peny.



8/18/2014 9:17:04 AM



P anca A zimat R evolusi



itu!



Bahagialah partai-pelopor jang demikian itu! Bahagialah massa jang dipelopori partai jang demikian Hiduplah socio-nasionalisme dan socio-demokrasi!



www.boxnovel.blogspot.com 462



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 462



001/I/14



10. Mentjapai Indonesia Merdeka! Sekarang, kampiun-kampiun kemerdekaan, madjulah ke mu­ ka, susunlah pergerakanmu menurut garis-garis jang sa­ja gu­ rat­­kan di dalam risalah ini. Hebatkanlah partainja Mar­ha­en, agar supaja mendjadi partai pelopornja massa. Hi­dup­kan­lah se­mua semangat jang ada di dalam dadamu, hebatkanlah se­ mua ketjakapan mengorganisasi jang ada di dalam tu­buh­mu, hebatkanlah semua keberanian banteng jang ada di da­lam nja­wa­mu, tumpahkanlah semangat dan ketjakapan-meng­ or­ga­ni­sa­si dan keberanian banteng itu ke dalam tubuhnja par­tai, tumpahkanlah kelaki-lakian itu ke dalam badannja mas­sa, agar supaja massa seolah-olah ketitisan kembali oleh se­ga­la kelaki-lakiannja dari zaman sediakala, ketitisan pula oleh kelaki-lakian baru daripada moderne massa-aksi. Kamu kampiun-kampiunnja pena, gerakkanlah penamu setadjam udjung djemparingnja Rama, kamu kampiun-kam­ pi­un or­ga­ni­sa­tor, susunlah bentengnja harapan rakjat men­ dja­­­di benteng jang menahan gempa, kamu kampiun-kam­ pi­­un­­nja mimbar, dengungkanlah suara bantengmu hing­ga meng­ge­tar­kan udara. Tumpahkanlah segenap djiwa ra­ga­mu ke dalam partainja massa, tumpahkanlah segenap djas­ma­ni dan rochanimu ke dalam perdjoangannja massa, tum­pah­kan­ lah segenap njawamu mendjadi api-kesedaran dan api-ke­ mau­an massa. Hidupkanlah massa-aksi, untuk mentjapai Indonesia Merdeka!



8/18/2014 9:17:04 AM



M entjapai I ndonesia M erdeka



departemen penerangan



Memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, Jl Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta,17 Agustus 1945.



www.boxnovel.blogspot.com 463



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 463



001/I/14



Tanda tangan Bung Karno dalam artikel "Mentjapai Indonesia Merdeka" yang dipublikasikan Fikiran Rakjat dan Persatuan Indonesia.



8/18/2014 9:17:04 AM



Berpidato di tangga Istana Merdeka. KITLV



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 464



001/I/14



www.boxnovel.blogspot.com



8/18/2014 9:17:04 AM



L ahirnja P antja S ila



LAHIRNjA PANtjA SILA Pidato Bung Karno tentang Dasar Negara Indonesia di Hadapan Sidang Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai [Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan]



www.boxnovel.blogspot.com 465



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 465



001/I/14



1945



8/18/2014 9:17:04 AM



LAHIRNJA PANTJA SILA



Ma’af, beribu ma’af! Banjak anggauta telah berpidato, dan da­lam pidato mereka itu diutarakan hal-hal jang se­be­nar­ nja bukan per­min­taan Paduka Tuan Ketua Jang Mulia, jai­tu bukan dasarnja Indonesia Merdeka. Menurut anggapan sa­ja, jang diminta oleh Paduka Tuan Ketua Jang Mulia jalah, da­lam ba­ha­sa Belanda: “Philosofische grondslag” daripada In­do­ne­ sia Merdeka. www.boxnovel.blogspot.com



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 466



001/I/14



Dasar-dasar philosofis



Paduka Tuan Ketua Jang Mulia! Sesudah tiga hari berturut-turut anggauta-anggauta Dokurit­ su Zyunbi Tyoosakai mengeluarkan pendapatpendapat­nja, ma­ka se­ka­rang sa­ja mendapatkan kehormatan dari Paduka Tu­an Ketua Jang Mu­lia un­tuk mengemukakan pula pendapat saja. Saja akan menetapi permintaan Paduka Tuan Ketua Jang Mu­lia. Apakah permintaan Pa­du­ka Tuan Ketua Jang Mu­lia? Pa­du­ka Tuan Ketua Jang Mulia minta ke­pa­ da sidang Do­ku­rit­su Zyunbi Tyoosakai untuk mengemukakan dasar In­ do­ ne­ sia Merdeka. Dasar inilah nanti akan saja kemukakan di dalam pi­da­to saja ini.



8/18/2014 9:17:04 AM



L ahirnja P antja S ila



Banjak sekali negara-negara jang merdeka, tetapi ban­ding­ kan­lah kemerdekaan negara-negara itu satu sama lain! Sa­ma­ kah isinja, samakah deradjatnja negara-negara jang mer­de­ka itu? Djermania merdeka, Saudi Arabia merdeka, Iran mer­de­ ka, Tiongkok merdeka, Nippon merdeka, Amerika merdeka, Inggeris merdeka, Rusia merdeka, Mesir merdeka. Namanja semuanja merdeka, tetapi bandingkanlah isinja! Alangkah berbedanja isi itu! Djikalau kita berkata: Se­ be­lum Negara merdeka, maka harus lebih dahulu ini selesai, itu selesai, sampai djelimet, maka saja bertanja kepada tuanwww.boxnovel.blogspot.com 467



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 467



Perbedaan isi kemerdekaan



001/I/14



Philosofische grondslag itulah pundamen, filsafat, fi­kir­ an-jang-se­ dalam-dalamnja, djiwa, hasrat-jang-sedalam-da­ lam­nja untuk di atasnja di­dirikan gedung Indonesia Merdeka jang kekal dan abadi. Hal ini nan­ti akan saja kemukakan, Pa­du­ ka Tuan Ketua Jang Mulia, tetapi lebih da­hu­lu izinkanlah saja mem­bi­tjarakan, memberi-tahukan kepada tu­an-tu­an sekali­ an, apakah jang saja artikan dengan perkataan “Merdeka”. Merdeka buat saja jalah: “political independence”, po­ li­tieke onaf­hankelijkheid. Apakah jang dinamakan politieke onaf­hankelijkheid? Tuan-tuan sekalian! Dengan terus terang sadja saja ber­ ka­ta: Tatkala Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai akan bersidang, maka saja, di dalam hati saja banjak chawatir, kalau-kalau banjak anggota jang—saja katakan di dalam bahasa asing, ma’afkan perkataan ini—“zwaarwichtig” akan perkara jang ketjil-ketjil. Zwaarwichtig sampai—kata orang Djawa— “djelimet”. Djikalau sudah membitjarakan hal jang ketjilketjil sampai djelimet, barulah mereka berani menjatakan kemerdekaan. Tuan-tuan jang terhormat! Lihatlah di dalam sejarah dunia, lihatlah kepada perdjalanan dunia itu.



8/18/2014 9:17:04 AM



P anca A zimat R evolusi



Saudara-saudara! Apakah jang dinamakan merdeka? Di da­lam ta­hun 1933 saja telah menulis satu risalah. Risalah jang ber­ nama “Mentjapai Indonesia Merdeka”. Maka di dalam risalah www.boxnovel.blogspot.com 468



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 468



001/I/14



Kemerdekaan sebagai djembatan emas



tuan sekalian: kenapa? Saudi Arabia merdeka, padahal 80% dari rakjatnja terdiri dari kaum Badui, jang samasekali tidak mengerti akan hal ini atau itu. Batjalah buku Armstrong jang mentjeritakan tentang Ibn Saud! Di situ ternjata, bahwa tatkala Ibn Saud mendirikan pemerintahan Saudi Arabia, rakjat Arabia sebagai besar belum mengetahui bahwa otomobil perlu minum bensin. Pada suatu hari otomobil Ibn Saud dikasih makan gandum oleh orangorang Badui di Saudi Arabia itu! Toch Saudi Arabia merdeka! Lihatlah pula—djikalau tuan-tuan kehendaki tjontoh jang lebih hebat—Sovjet Rusia! Pada masa Lenin mendirikan Negara Sovjet, adakah rakjat Sovjet sudah tjerdas? Seratus lima puluh miljun rakjat Rusia, adalah rakjat Musjik jang lebih daripada 80% tidak dapat membatja dan menulis; bahkan dari buku-buku jang terkenal dari Leo Tolstoi dan Fülöp Miller, Tuan-tuan mengetahui betapa keadaan rakjat Sovjet Rusia pada waktu Lenin mendirikan Negara Sovjet itu. Dan kita sekarang di sini mau mendirikan Negara Indonesia Merdeka. Terlalu banjak matjam-matjam soal kemukakan! Ma’af, Paduka Tuan Zimukyokutyoo! Berdirilah sa­ja­pu­ nja bulu kalau saja membatja Tuan punja surat, jang min­ta kepada kita supaja dirantjangkan sampai djelimet hal ini dan itu dahulu semuanja! Kalau benar semua hal ini ha­rus di­se­ lesaikan lebih dahulu, sampai djelimet, maka saja ti­dak akan mengalami Indonesia Merdeka, Tuan tidak akan mengalami Indonesia Merdeka, kita semuanja tidak akan mengalami In­ donesia Merdeka,—sampai di lobang kubur! (Tepuk tangan riuh).



8/18/2014 9:17:04 AM



L ahirnja P antja S ila



www.boxnovel.blogspot.com 469



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 469



001/I/14



tahun 1933 itu, telah saja katakan, bahwa kemerdekaan, po­ litieke onafhankelijkheid, political independence, tak lain dan tak bukan, ialah satu djembatan, satu djembatan emas. Saja katakan di dalam kitab itu, bahwa di seberangnja djembatan itulah kita sempurnakan kitapunja masjarakat. Ibn Saud mengadakan satu negara di dalam satu ma­ lam,—in one night only!—kata Amstrong di dalam kitab­nja. Ibn Saud mendirikan Saudi Arabia Merdeka di satu ma­lam se­su­dah ia masuk kota Riad dengan 6 orang! Sesudah “djembatan” itu diletakkan oleh Ibn Saud, maka di seberang djembatan, artinja kemudian daripada itu, Ibn Sa­ud barulah memperbaiki masjarakat Saudi Arabia. Orang jang tidak dapat membatja diwadjibkan beladjar membatja, orang jang tadinja bergelandangan sebagai nomade, jaitu orang Badui, diberi peladjaran oleh Ibn Saud djangan ber­ge­ lan­dangan, dikasih tempat untuk bertjotjok tanam. Nomade dirobah oleh Ibn Saud mendjadi kaum tani,—semuanja di se­ berang djembatan. Adakah Lenin ketika dia mendirikan Negara Sovjet-Ru­sia Merdeka, telah mempunjai Djnepprprostoff, dam jang ma­ha besar di sungai Djneppr? Apa ia telah mempunjai radio-sta­ tion jang menjundul ke angkasa? Apa ia telah mempunjai ke­ re­ta-kereta api tjukup, untuk meliputi seluruh negara Rusia? Apakah tiap-tiap orang Rusia pada waktu Lenin mendirikan Sovjet-Rusia Merdeka telah dapat membatja dan menulis? Ti­ dak, Tuan-tuan jang terhormat! Di seberang djembatan emas jang diadakan oleh Lenin itulah, Lenin baru mengadakan radio-station, baru mengadakan sekolahan, baru mengadakan Creche, baru mengadakan Djnepprprostoff! Maka oleh karena itu saja minta kepada Tuan-tuan sekalian, djanganlah Tuan-tuan gentar di dalam hati, djanganlah mengingat bahwa ini dan itu



8/18/2014 9:17:05 AM



P anca A zimat R evolusi



Saudara-saudara, kenapa kita sebagai pemimpin rakjat, jang me­nge­tahui sedjarah, mendjadi zwaarwichtig, mendjadi gen­ tar, padahal sembojan Indonesia Merdeka, bukan se­ka­rang sadja kita siarkan? Berpuluh-puluh tahun jang lalu, ki­ta telah me­ nji­ ar­ kan sembojan Indonesia Merdeka, bahkan se­ djak ta­hun 1932 dengan njata-njata kita mempunjai sem­bo­jan “IN­DO­NESIA MERDEKA SEKARANG”. Bahkan tiga ka­li se­ka­ rang, jaitu Indonesia merdeka sekarang, sekarang, se­ka­rang! (Tepuk tangan riuh). Dan sekarang kita menghadapi kesempatan untuk me­ nju­sun Indonesia Merdeka,—kok lantas kita zwaarwichtig dan gentar-hati! Saudara-saudara, saja peringatkan sekali la­gi, Indonesia Merdeka, political independence, politieke onaf­han­kelijk­heid, tidak lain dan tidak bukan jalah satu djembatan! Djangan gentar! Djikalau umpamanja kita pada sa’at se­ ka­rang ini diberikan kesempatan oleh Dai Nippon untuk mer­ de­ka, maka dengan mudah Gunseikan diganti dengan orang jang bernama Tjondro Asmoro atau Soomubutyoo di­gan­ti de­ngan orang jang bernama Abdul Halim. Djikalau um­pa­ ma­nja Butyoo-Botyoo diganti dengan orang-orang Indonesia pada sekarang ini, sebenarnja kita telah mendapat political independence, politieke onafhankelijkheid,—in one night, di dalam satu malam! www.boxnovel.blogspot.com 470



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 470



001/I/14



Indonesia Merdeka sekarang.



lebih dahulu harus selesai dengan djelimet, dan kalau sudah selesai, baru kita dapat merdeka. Alangkah berlainannja tuan-tuan punja semangat—­djikalau tuan-tuan demikian— dengan semangat pemuda-pemuda kita jang dua miljun banjaknja. Dua miljun pemuda ini menjampaikan seruan pada saja, dua miljun pemuda ini semua berhasrat Indonesia Merdeka sekarang! (Tepuk tangan riuh).



8/18/2014 9:17:05 AM



L ahirnja P antja S ila



Saudara-saudara, tadi saja berkata, ada perbedaan antara Sov­ jet-Rusia, Saudi Arabia, Inggeris, Amerika dan lain-lain ten­ tang isinja: tetapi ada satu jang sama, jaitu, rakjat Saudi Ara­bia sanggup mempertahankan negaranja. Musjik-musjik di Ru­sia sanggup mempertahankan negaranja. Rakjat Amerika sang­ gup mempertahankan negaranja. Rakjat Inggeris sanggup mem­per­ta­han­kan negaranja. Inilah jang mendjadi minimumeis. Artinja, kalau ada ketjakapan jang lain, tentu lebih baik, tetapi manakala sesuatu bangsa telah sanggup mem­per­ta­ han­kan negerinja dengan darahnja sendiri, dengan da­ging­nja sen­diri, pada saat itu bangsa itu telah masak untuk ke­mer­de­ ka­an. Kalau bangsa kita, Indonesia, walaupun dengan bam­ bu runtjing, saudara-saudara, semua siap-sedia mati, mem­ per­tahankan tanah air kita Indonesia, pada saat itu bangsa Indonesia adalah siap-sedia, masak untuk Merdeka. www.boxnovel.blogspot.com 471



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 471



Kesanggupan keberanian pemuda.



001/I/14



Saudara-saudara, pemuda-pemuda jang dua miljun, se­ mua­nja bersembojan: Indonesia Merdeka, sekarang! Djikalau umpamanja Balatentara Dai Nippon sekarang menjerah­kan urusan negara kepada saudara-saudara, apakah saudarasau­ dara akan menolak, serta berkata: “mangke rumiyin”, tung­gu dulu, minta ini dan itu selesai dulu, baru kita berani menerima urusan negara Indonesia Merdeka? (Seruan: Tidak! Tidak!). Saudara-saudara, kalau umpamanja pada saat sekarang ini Balatentara Dai Nippon menjerahkan urusan negara ke­ pa­da kita, maka satu menitpun kita tidak akan menolak, se­ ka­rangpun kita menerima urusan itu, sekarangpun kita mu­ lai dengan negara Indonesia jang Merdeka! (Tepuk tangan menggemparkan).



8/18/2014 9:17:05 AM



P anca A zimat R evolusi



Sang Ndoro jang mempunjai rumah gedung, electrische kook­ plaat, tempat-tidur, uang bertimbun-timbun: kawin. Be­­lum ten­tu mana jang lebih gelukkig, belum tentu mana jang lebih ba­ha­gia. Sang Ndoro dengan tempat tidurnja jang mentulmen­tul, atau Sarinem dan Samiun jang hanja mem­punjai ti­ kar dan satu periuk, saudara-saudara! (Tepuk tangan, dan ter­­ta­wa). Tekad hatinja jang perlu, tekad hatinja Samiun kawin dengan satu tikar dan satu periuk, dan hati Sang Ndoro jang www.boxnovel.blogspot.com 472



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 472



001/I/14



Tekad merdeka.



(Tepuk tangan riuh). Tjobalah pikirkan hal ini dengan memperbandingkannja dengan manusia. Manusia pun demikian, saudara-sau­da­ra! Iba­rat­nja, kemerdekaan saja bandingkan dengan per­ka­win­ an. Ada jang berani kawin, lekas berani kawin, ada jang ta­kut ka­win. Ada jang berkata: Ah, saja belum berani kawin, tung­gu dulu gaji f 500,-. Kalau saja sudah mempunjai rumah ge­dung, sudah ada permadani, sudah ada lampu listrik, su­dah mem­ pu­njai tempat-tidur jang mentul-mentul, sudah mem­­pu­njai medja-kursi jang selengkap-lengkapnja, sudah mem­pu­njai sen­dok-garpu perak satu kaset, sudah mempunjai ini dan itu, bahkan sudah mempunjai kinder-uitzet, barulah saja berani kawin. Ada orang lain jang berkata: saja sudah berani kawin kalau saja sudah mempunjai medja satu, kursi empat, jaitu “medja makan”, lantas satu zitje, lantas satu tempat tidur. Ada orang jang lebih berani lagi dari itu, jaitu saudarasaudara Marhaen! Kalau dia sudah mempunjai gubug sadja dengan satu ti­ kar, dengan satu periuk: dia kawin. Marhaen dengan satu ti­ kar, satu gubug: kawin. Sang klerk dengan satu meja, empat kur­si, satu zitje, satu tempat tidur: kawin.



8/18/2014 9:17:05 AM



L ahirnja P antja S ila



Sukarno, 1949. www.boxnovel.blogspot.com 473



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 473



001/I/14



koleksi iwan siswo



8/18/2014 9:17:05 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 474



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 474



001/I/14



baru berani kawin kalau sudah mempunjai gerozilver satu ka­ set plus kinderuitzet,—buat tiga tahun lamanja! (Ter­tawa). Saudara-saudara, soalnja adalah demikian: kita ini be­ra­ ni merdeka atau tidak? Inilah, saudara-saudara se­ka­li­an, Pa­ du­ka Tuan Ketua jang mulia, ukuran saja jang ter­le­bih da­hu­lu saja kemukakan sebelum saja bitjarakan hal-hal me­­nge­­nai da­sar­nja satu negara jang merdeka. Saja men­de­ngar urai­an Pa­du­ka Tuan Soetardjo beberapa hari jang lalu, tat­ka­la men­ djawab apakah jang dinamakan merdeka, be­liau me­nga­ta­kan: kalau tiap-tiap orang di dalam hatinja te­lah mer­de­ka, itu­lah ke­mer­de­ka­an. Saudara-saudara, djika ti­ap-tiap orang In­do­ne­ sia jang tudjuh puluh miljun ini lebih da­hu­lu harus merdeka di dalam hatinja, sebelum kita dapat men­tja­pai political in­ de­pen­dence, saja ulangi lagi, sampai lebur kia­mat kita belum da­pat Indonesia Merdeka! (Tepuk tangan riuh). Di dalam Indonesia Merdeka itulah kita memerdekakan rakjat kita! Di dalam Indonesia Merdeka itulah kita memer­ de­kakan hatinja bangsa kita! Di dalam Saudi Arabia Merdeka, Ibn Saud memerdekakan rakjat Arabia satu-persatu. Di dalam Sovjet-Rusia Merdeka, Stalin memerdekakan hati bangsa Sov­­ jet satu-persatu. Saudara-saudara! Sebagai djuga salah seorang pem­bi­tja­ ra berkata: kita bangsa Indonesia tidak sehat badan, banjak pe­njakit malaria, banjak dysenterie, banjak penjakit ho­nge­ roe­deem, banjak ini banjak itu. “Sehatkan dulu bangsa kita, baru kemudian merdeka”. Saja berkata, kalau inipun harus diselesaikan lebih da­ hu­lu, dua puluh tahun lagi kita belum merdeka. Di dalam In­ do­ ne­ sia Merdeka itulah kita menjehatkan rakjat kita, walaupun misalnja tidak dengan kinine [kina—peny.], tetapi kita kerahkan segenap ma­sja­ra­kat kita untuk menghilangkan penjakit malaria de­ngan menanam ketepeng kerbau.



8/18/2014 9:17:05 AM



L ahirnja P antja S ila



Tuan-tuan sekalian! Kita sekarang menghadapi satu saat jang maha penting. Tidakkah kita mengetahui, sebagaimana te­­lah diutarakan oleh berpuluh-puluh pembitjara, bahwa se­ be­ nar­nja international recht, hukum internasional, meng­gam­ pangkan pekerdjaan kita? Untuk menjusun, mengadakan, mengakui satu negara jang merdeka, tidak diadakan sjaratsja­rat jang neko-neko, jang mendjelimet, tidak! Sjaratnja se­ ke­dar bumi, rakjat, pemerintah jang teguh! Ini sudah tjukup un­tuk international recht. Tjukup, saudara-saudara. Asal ada buminja, ada rakjatnja, ada pemerintahannja, kemudian diakui oleh salah satu negara jang lain, jang merdeka, inilah jang sudah bernama: merdeka. Tidak perduli rakjat dapat batja atau tidak, tidak perduli rakjat hebat economienja atau tidak, tidak perduli rakjat bodoh atau pintar, asal menurut hukum internasional mempunjai sjarat-sjarat suatu negara merdeka, jaitu ada rakjatnja, ada buminja, dan ada pemerintahannja,—sudahlah ia merdeka. Djanganlah kita gentar, zwaarwichtig, lantas mau me­ nje­lesaikan lebih dulu 1001 soal jang bukan-bukan! Sekali la­ gi saja bertanja: mau merdeka apa tidak? Mau merdeka apa ti­dak? (Djawab hadirin : Mau!). Saudara-saudara! Sesudah saja bitjarakan tentang hal “Merdeka”, maka sekarang saja bitjarakan tentang hal dasar. www.boxnovel.blogspot.com 475



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 475



Ketentuan internasional.



001/I/14



Di dalam Indonesia Merdeka itulah kita melatih pemuda agar supaja mendjadi kuat, di dalam Indonesia Merdeka kita menjehatkan rakjat sebaik-baiknja. Inilah maksud saja dengan perkataan “djembatan”. Di seberang djembatan, djembatan emas inilah, baru kita leluasa menjusun masjarakat Indonesia Merdeka jang gagah, kuat, sehat, kekal dan abadi.



8/18/2014 9:17:05 AM



P anca A zimat R evolusi



Paduka Tuan Ketua Jang Mulia! Saja mengerti apakah jang Paduka Tuan Ketua kehendaki! Paduka Tuan Ketua minta dasar, minta philosophische grond­slag, atau djika kita boleh memakai perkataan jang mu­ luk-mu­luk, Paduka Tuan Ketua Jang Mulia meminta suatu “Wel­tan­schauung”, di atas mana kita mendirikan negara In­ do­ne­sia itu. Kita melihat dalam dunia ini, bahwa banjak negeri-ne­ ge­ri jang merdeka, dan banjak di antara negeri-negeri jang mer­de­ka itu berdiri di atas suatu “Weltanschauung”. Hitler men­di­ri­kan Djermania di atas “national-sozialistische Wel­ tan­schauung”,—firasat nasional-sosialisme telah men­dja­di dasar negara Djermania jang didirikan oleh Adolf Hilter itu. Lenin mendirikan negara Sovjet di atas satu “Wel­tan­ schuung”, jaitu Marxistische, Historisch-Materialistische “Wel­tan­schauung”. Nippon mendirikan negara Dai Nippon di atas satu “Weltanschauung”, jaitu jang dinamakan—“Ten­ noo Koodoo Seishin”. Di atas “Tennoo Koodoo Seisshin” ini­lah ne­ga­ra Dai Nippon didirikan. Saudi Arabia, Ibn Saud, men­di­ ri­kan negara Arabia di atas satu “Weltanschauung”, bah­kan di atas satu dasar agama, jaitu Islam. Demikian itulah jang di­min­ta oleh Paduka Tuan Ketua Jang Mulia: apakah Wel­tan­ scha­uung kita, djikalau kita hendak mendirikan Indonesia jang Merdeka? Tuan-tuan sekalian, “Weltanschauung” ini sudah lama ha­rus kita bulatkan di dalam hati kita dan di dalam pikiran ki­ta, sebelum Indonesia Merdeka datang. Idealis-idealis seluruh dunia bekerdja mati-matian un­tuk mengadakan bermatjam-matjam “Weltanschauung”, beker­ dja mati-matian untuk me-realiteit-kan “Weltanschauung” me­reka itu. Maka oleh karena itu, sebenarnja tidak benar perkataan ang­gota jang terhormat Abikoesno, bila beliau berkata, bahwa www.boxnovel.blogspot.com 476



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 476



001/I/14



Dasar negara.



8/18/2014 9:17:05 AM



L ahirnja P antja S ila



www.boxnovel.blogspot.com 477



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 477



001/I/14



ba­njak sekali negara-negara merdeka didirikan dengan isi se­ adanja saja, menurut keadaan. Tidak! Sebab misalnja, walaupun menurut perkataan John Reed: “Sovjet-Rusia didirikan di dalam sepuluh hari oleh Lenin cs”,—John Reed, di dalam kitabnja: “Ten days that shook the world”, “sepuluh hari jang menggontjangkan du­ nia”,—walaupun Lenin mendirikan Sovjet-Rusia di dalam se­ pu­luh hari, tetapi “Weltanschauung”-nja telah tersedia ber­ pu­luh-puluh tahun. Terlebih dahulu telah tersedia “Weltanschauung”-nja, dan di dalam sepuluh hari itu hanja sekedar direbut kekuasa­ an, dan ditempatkan negara baru itu di atas “Weltanschauung” jang sudah ada. Dari 1895 “Weltanschauung” itu telah disusun. Bahkan da­lam revolusi 1905. “Weltanschauung” itu “ditjobakan”, “di­ ge­nerale-repetitie-kan”. Lenin di dalam revolusi 1905 telah mengerdjakan apa jang dikatakan oleh beliau sendiri “generale-repetitie” da­ri­ pada revolusi tahun 1917. Sudah lama sebelum 1917, “Weltanschauung” itu di­se­ dia-se­diakan, bahkan diichtiar-diichtiarkan. Kemudian, hanja dalam sepuluh hari, sebagai dikatakan oleh John Reed, hanja dalam sepuluh hari itulah didirikan ne­ga­ra baru, direbut kekuasaan, ditaruhkan kekuasaan itu di atas “Weltanschauung” jang telah berpuluh-puluh tahun umur­nja itu. Tidakkah pula Hilter demikian? Di dalam tahun 1933 Hitler menaiki singgasana ke­kua­ sa­an, mendirikan negara Djermania di atas National-So­zia­lis­ tis­che Waltanschauung. Tetapi kapankah Hilter mulai menjediakan diapunja Waltanschauung itu? Bukan di dalam tahun 1933, tetapi da­ lam tahun 1921 dan 1922 beliau telah bekerdja, kemudian



8/18/2014 9:17:05 AM



P anca A zimat R evolusi



Saudara-saudara sekalian, kita telah bersidang tiga hari lamanja, banjak pikiran telah dikemukakan, matjam-matjam, tetapi alangkah benarnja perkataan Dr. Soekiman, perkataan www.boxnovel.blogspot.com 478



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 478



001/I/14



Dasar jang dapat persatukan.



meng­ichtiarkan pula, agar supaja Naziisme ini, “Wel­tan­scha­ uung” ini, dapat mendjelma dengan diapunja “Mün­che­ner Putsch”, tetapi gagal. Di dalam tahun 1933 barulah datang saatnja jang beliau dapat merebut kekuasaan, dan negara diletakkan oleh beliau di atas dasar “Weltanschauung” jang telah dipropagandakan berpuluh-puluh tahun itu. Maka demikian pula, djika kita mendirikan negara In­ do­nesia Merdeka, Paduka Tuan Ketua, timbullah pertanjaan: apakah “Weltanschauung” kita, untuk mendirikan Indonesia Merdeka di atasnja? Apakah nasional-sosialisme? Apakah Historisch-ma­te­ri­ al­isme? Apakah San Min Chu I, sebagai dikatakan oleh doktor Sun Yat Sen? Di dalam tahun 1912 Sun Yat Sen mendirikan negara Tiong­kok merdeka, tetapi “Weltanschauung”-nja telah dalam tahun 1885, kalau saja tidak salah, dipikirkan, dirantjangkan. Di dalam buku “The three people’s principles” San Min Chu I,—Mintsu, Minchuan, Min Sheng,—nasionalisme, demokrasi, sosialisme,—telah digambarkan oleh doktor Sun Yat Sen Wel­tan­­schauung itu, tetapi baru dalam tahun 1912 beliau mendirikan negara baru di atas “Weltanschauung” San Min Chu I, itu jang telah disediakan terdahulu berpuluh-puluh tahun. Kita hendak mendirikan negara Indonesia Merdeka di atas “Weltanschauung” apa? Nasional-sosialisme-kah? Marxisme-kah, San Min Chu I-kah, atau “Weltanschauung” apakah?



8/18/2014 9:17:05 AM



L ahirnja P antja S ila



www.boxnovel.blogspot.com 479



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 479



001/I/14



Ki Bagoes Hadikoesoemo, bahwa kita harus mentjari per­se­ tu­djuan, mentjari persetudjuan paham. Kita bersama-sama mentjari persatuan philosophische grondslag, mentjari satu “Weltanschauung” jang kita semua setudju. Saja katakan lagi setudju! Jang Saudara Yamin setudjui, jang Ki Bagoes setudjui, jang Ki Hadjar setudjui, jang Saudara Sanoesi setudjui, jang Saudara Abikoesno setudjui, jang Saudara Lim Koen Hian se­­tu­­djui, pendeknja kita semua mentjari satu modes. Tuan Yamin, ini bukan kompromis, tetapi kita bersama-sama men­ tjari satu hal jang kita bersama-sama setudjui. Apakah itu? Per­tama-tama, saudara-saudara, saja bertanja: apakah kita hendak mendirikan Indonesia Merdeka untuk sesuatu orang, untuk sesuatu golongan? Mendirikan negara Indonesia Merdeka jang namanja sa­ dja Indonesia Merdeka, tetapi sebenarnja hanja untuk meng­ agungkan satu orang, untuk memberi kekuasaan kepada satu golongan jang kaja, untuk memberi kekuasaan pada satu go­ longan bangsawan? Apakah maksud kita begitu? Sudah tentu tidak! Baik saudara-saudara jang bernama kaum kebangsaan jang di sini, maupun saudara-saudara jang dinamakan kaum Islam, semuanja telah mufakat, bahwa bu­ kan negara jang demikian itulah kitapunja tudjuan. Kita hen­ dak mendirikan suatu negara “semua buat semua”. Bukan bu­at satu orang, bukan buat satu golongan, baik golongan bang­­sa­wan maupun golongan jang kaja,—tetapi “semua buat semua”. Inilah salah satu dasar pikiran jang nanti akan saja kupas lagi. Maka, jang selalu mendengung di dalam sajapunja djiwa, bukan sadja di dalam beberapa hari di dalam sidang Do­ku­ ritsu Zyunbi Tyoosakai ini, akan tetapi sedjak tahun 1918,



8/18/2014 9:17:05 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 480



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 480



001/I/14



duapuluhlima tahun lebih, jalah: Dasar pertama, jang dijadikan dasar buat negara Indonesia jalah dasar ke­bangsaan. Kita mendirikan satu negara kebangsaan Indonesia. Saja minta, Saudara Ki Bagoes Hadikoesoemo dan saudara-saudara Islam lain, ma’afkanlah saja memakai per­ ka­ta­an “kebangsaan” ini! Sajapun orang Islam. Tetapi saja min­ta kepada saudara-saudara, djanganlah saudara-saudara sa­lah faham djikalau saja katakan bahwa dasar pertama buat In­do­ne­sia ialah dasar kebangsaan. Itu bukan berarti satu ke­ bang­saan dalam arti jang sempit, tetapi saja menghendaki sa­tu nationale staat, seperti jang saja katakan dalam rapat di Taman Raden Saleh beberapa hari jang lalu. Satu Nationale Staat Indonesia bukan berarti staat jang sempit. Sebagai Saudara Ki Bagoes Hadikoesoemo katakan kemarin, maka Tuan adalah orang bangsa Indonesia, bapak tuanpun orang Indonesia, nenek tuanpun bangsa Indonesia, datuk-datuk tuan, nenek-mojang tuanpun bangsa Indonesia. Di atas satu kebangsaan Indonesia, dalam arti jang di­ mak­sud­kan oleh Saudara Ki Bagoes Hadikoesoemo itulah, ki­ ta dasarkan negara Indonesia. Satu Nationale Staat! Hal ini perlu diterangkan lebih da­ hu­lu, meski saja di dalam rapat besar di Taman Raden Sa­leh sedikit-sedikit telah menerangkannja. Marilah saja uraikan lebih djelas dengan mengambil tem­po sedikit: Apakah jang dinamakan bangsa? Apakah sja­ rat­nja bangsa? Menurut Renan sjarat bangsa jalah: “Kehendak akan ber­ satu”. Orang-orangnja merasa diri bersatu dan mau ber­satu. Ernest Renan menjebut sjarat bangsa: “le désir d’être ensemble”, jaitu akan bersatu [keinginan untuk bersatu— peny.]. Menurut definisi Ernest Renen, maka jang mendjadi



8/18/2014 9:17:05 AM



L ahirnja P antja S ila



www.boxnovel.blogspot.com 481



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 481



001/I/14



bangsa, jaitu satu gerombolan manusia jang mau bersatu, jang merasa dirinja bersatu. Kalau kita lihat definisi orang lain, jaitu definisi Otto Beuer, di dalam bukunja “Die Nationälitatenfrage”, di situ di­ ta­nja­kan: “Was ist eine Nation? Dan djawabnja jalah: “Eine Nation ist eine aus Schiksalsgemeinschaft erwachsene Cha­ rak­ter­ge­mein­schaft”. Inilah menurut Otto Bauer satu natie. (Bangsa adalah satu persatuan perangai jang timbul karena persatuan nasib). Tetapi kemarinpun, tatkala kalau tidak salah, Prof. Soe­ pomo mensitir Ernest Renan, maka anggauta jang ter­hormat Mr. Yamin berkata: “verouderd!”, “sudah tua”. Memang, tuan-tuan sekalian, definisi Ernest Renan su­ dah “verouderd”, sudah tua. Definisi Otto Bauerpun sudah tua. Se­bab tatkala Ernest Renan mengadakan definisinja itu, tat­ka­la Otto Bauer mengadakan definisinja itu, tatkala itu be­ lum timbul satu wetenschap baru, satu ilmu baru, jang di­na­ ma­kan geopolitik. Kemarin, kalau tidak salah, Saudara Ki Bagoes Hadi­ koe­soemo, atau Tuan Moenandar, mengatakan tentang “per­ satuan antara orang dan tempat”. Persatuan antara orang dan tempat, tuan-tuan sekalian, persatuan antara manusia dan tempatnja! Orang dan tempat tidak dapat dipisahkan! Tidak dapat dipisahkan rakjat dari bumi jang ada di ba­ wah kakinja. Ernest Renan dan Otto Bauer hanja sekedar me­ li­hat orangnja. Meraka hanja memikirkan “Gemeinschaft”nja dan perasaan orangnja, “l’ âme et le dêsir”. Mereka hanja mengingat karakter, tidak mengingat tempat, tidak mengingat bumi, bu­mi jang didiami manusia itu. Apakah tempat itu? Tempat itu jaitu tanah air. Tanah air itu adalah satu kesatuan. Allah s.w.t. membuat peta dunia, menjusun peta dunia. Kalau



8/18/2014 9:17:05 AM



P anca A zimat R evolusi



Griekenland atau Junani dapat ditundjukkan sebagai satu ke­ sa­tuan pula. Itu ditaruhkan oleh Allah s.w.t. demikian rupa. Bukan Sparta sadja, bukan Athene sadja, bukan Macedonia sa­dja, tapi Sparta plus Athene plus Macedonia plus daerah Ju­na­ni jang lain-lain, segenap kepulauan Yunani, adalah satu ke­sa­tu­an. Maka manakah jang dinamakan tanah tumpah darah kita, tanah air kita? Menurut geopolitiek, maka Indonesialah tanah air kita, Indonesia jang bulat, bukan Djawa sadja, bukan Sumatera sadja, atau Borneo sadja, atau Selebes sadja, atau Ambon sadja, atau Maluku sadja, tetapi segenap kepulau­ www.boxnovel.blogspot.com 482



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 482



001/I/14



Negara kebangsaan.



kita melihat peta dunia, kita dapat menundjukkan di mana “ke­sa­tu­an-kesatuan” di situ. Seorang anak ketjilpun, djikalau ia melihat peta dunia, ia dapat menundjukkan bahwa kepulauan Indonesia merupa­ kan satu kesatuan. Pada peta dapat ditundjukan satu kesatuan gerombolan pulau-pulau di antara dua lautan jang besar, Lautan Pacific dan Lautan Hindia, dan di antara dua benua, jaitu benua Asia dan benua Australia. Seorang anak ketjil dapat mengatakan, bahwa pulau-pulau Djawa, Sumatra, Borneo, Selebes, Hal­ma­ hei­ra, Kepulauan Sunda Ketjil, Maluku, dan lain lain pulau ke­ tjil di antaranja, adalah satu kesatuan. Demikian pula tiap-tiap anak ketjil dapat melihat pada peta bumi, bahwa pulau-pulau Nippon jang membentang pa­ da pinggir Timur Benua Asia sebagai “golfbreker” atau peng­ ha­dang gelombang lautan Pacific, adalah satu kesatuan. Anak ketjilpun dapat melihat, bahwa tanah India adalah satu kesatuan di Asia Selatan, dibatasi oleh lautan Hindia jang luas dan gunung Himalaja. Seorang anak ketjil pula dapat mengatakan, bahwa ke­ pu­lauan lnggris adalah satu kesatuan.



8/18/2014 9:17:05 AM



L ahirnja P antja S ila



www.boxnovel.blogspot.com 483



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 483



001/I/14



an jang ditundjuk oleh Allah s.w.t. mendjadi satu kesatuan antara dua benua dan dua samudera, itulah tanah air kita! Maka djikalau saja ingat perhubungan antara orang dan tempat, antara rakjat dan buminja, maka tidak tjukuplah de­ fi­ni­si jang dikatakan oleh Ernest Renan don Otto Bauer itu. Tidak tjukup “le désir d’être ensemble”, tidak tjukup de­fi­nisi Otto Bauer “aus Schiksalsgemeinschaft erwachsene Cha­rak­ ter­gemeinschaft” itu. Ma’af saudara-saudara, saja mengambil tjontoh Minangkabau. Di antara bangsa Indonesia, jang paling ada “le désir d’être ensemble”, adalah rakjat Minangkabau, jang banjaknja kira-kira dua setengah miljun. Rakjat ini merasa dirinja satu keluarga. Tetapi Mi­nang­ kabau bukan satu kesatuan, melainkan hanja satu bahagian ketjil daripada satu kesatuan! Penduduk Jogjapun adalah merasa “le désir d’être en­ sem­ble”, tetapi Jogjapun hanja satu bagian daripada satu ke­ sa­tuan. Di Djawa Barat, rakjat Pasundan sangat merasakan “le désir d’être ensemble”, tetapi Sundapun hanja satu bagian ke­tjil daripada satu kesatuan. Pendek kata, bangsa Indonesia, Natie Indonesia, bu­ kan­lah sekedar satu golongan orang jang hidup dengan “le désir d’être ensemble” di atas daerah jang ketjil seperti Mi­ nang­ka­bau, atau Madura, atau Jogja atau Sunda, atau Bugis, tetapi bangsa Indonesia jalah seluruh manusia-manusia jang menurut geopolitiek jang telah ditentukan oleh Allah s.w.t. tinggal di kesatuannja semua pulau-pulau Indonesia dari udjung utara Sumatera sampai ke Irian! Seluruhnja, karena an­ta­ra manusia 70.000.000 ini sudah ada “le désir d’être en­ sem­ble”, sudah terjadi “Charaktergememnschaft”! Natie In­do­ ne­sia, bangsa Indonesia, ummat Indonesia djumlah orangnja adalah 70.000.000, tetapi 70.000.000 jang telah mendjadi satu, satu sekali lagi satu! (Tepuk tangan hebat).



8/18/2014 9:17:05 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 484



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 484



001/I/14



Ke sinilah kita semua harus menudju: mendirikan satu Nationale Staat, di atas kesatuan bumi Indonesia dari udjung Sumatera sampai ke Irian. Saja jakin tidak ada satu golongan di antara tuan-tuan jang tidak mufakat, baik Islam maupun golongan jang dinamakan “golongan kebangsaan”. Ke sinilah kita harus menudju semuanja. Saudara-saudara, djangan orang mengira, bahwa tiaptiap negara merdeka adalah satu nationale staat! Bukan Prui­ sen, buka Beieren, bukan Saksen adalah nationale staat, teta­ pi seluruh Djermanialah satu nationale staat. Bukan bagian ke­tjil-ketjil, bukan Venetia, bukan Lombardia, tetapi seluruh Italia­lah, jaitu seluruh semenandjung di Laut Tengah, jang di utara dibatasi oleh pegunungan Alpen, adalah nationale staat. Bukan Benggala, bukan Punjab, bukan Bihar dan Orissa, tetapi seluruh segi-tiga Indialah nanti harus mendjadi natio­ nale staat. Demikian pula bukan semua negeri-negeri di tanah air ki­ta jang merdeka di djaman dahulu, adalah nationale staat. Ki­ta hanja dua kali mengalami nationale staat, jaitu di dja­­ man Sriwidjaja dan di djaman Madjapahit. Di luar dari itu kita tidak mengalami nationale staat. Saja berkata de­ngan pe­nuh hormat kepada kitapunja radja-radja dahulu, saja ber­ ka­­ta dengan penuh hormat kepada Sultan Agung Hanjo­kro­ koesoemo, bahwa Mataram, meskipun merdeka, bukan na­tio­ nale staat. Dengan perasaan hormat kepada Prabu Siliwangi di Pa­djadjaran, saja berkata, bahwa keradjaannja bukan natio­ nale staat. Dengan perasaan hormat kepada Prabu Sultan Agung Tirtajasa, saja berkata, bahwa keradjaannja di Banten, meskipun merdeka, bukan satu nationale staat. Dengan pe­ ra­sa­an hormat kepada Sultan Hasanoeddin di Sulawesi jang telah membentuk keradjaan Bugis, saja berkata, bahwa ta­nah Bugis jang merdeka itu bukan nationale staat.



8/18/2014 9:17:05 AM



L ahirnja P antja S ila



www.boxnovel.blogspot.com 485



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 485



001/I/14



Nationale staat hanja Indonesia seluruhnja, jang telah ber­diri di djaman Sriwidjaja dan Majapahit dan jang kini pula kita harus dirikan bersama-sama. Karena itu, djikalau tuantuan terima baik, marilah kita mengambil sebagai dasar nega­ ra jang pertama: Kebangsaan Indonesia. Kebangsaan Indone­ sia jang bulat! Bukan kebangsaan Djawa, bukan kebangsaan Sumatera, bukan kebangsaan Borneo, Sulawesi, Bali, atau la­in-lain, tetapi kebangsaan Indonesia, jang bersama-sama men­dja­di dasar satu nationale staat. Ma’af, Tuan Lim Koen Hian, Tuan tidak mau akan ke­ bang­saan? Di dalam pidato Tuan, waktu ditanja sekali lagi oleh Pa­ du­ka Tuan Fuku-Kaityoo, Tuan mendjawab: Saja tidak mau akan kebangsaan. Tuan Lim Koen Hian: Bukan begitu. Ada sam­bungannja lagi. Tuan Soekarno: Kalau begitu, ma’af, dan saja meng­utjap­ kan terima kasih, karena Tuan Lim Koen Hianpun me­nje­tu­ djui dasar kebangsaan. Saja tahu, banjak djuga orang-orang Tionghoa klasik jang tidak mau akan dasar kebangsa­an, ka­ re­na mereka memeluk faham kosmopolitisme, jang me­­nga­ ta­kan tidak ada kebangsaan, tidak ada bangsa. Bangsa Tiong­ hoa dahulu banjak jang kena penjakit kosmopolitisme [sic! kosmopolitanisme—peny.], se­hing­ga mereka berkata bahwa tidak ada bangsa Tionghoa, tidak ada bangsa Nippon, tidak ada bangsa India, tidak ada bang­sa Arab, tetapi semuanja “menscheid”, “peri ke­ma­nu­sia­an”. Tetapi Dr. Sun Yat Sen bangkit, memberi pengadjaran ke­pa­da rakjat Tionghoa, bahwa ada kebangsaan Tionghoa! Sa­ja mengaku, pada waktu saja berumur 16 tahun, duduk di bang­ku sekolah H.B.S. di Surabaja, saja dipengaruhi oleh se­ orang sosialis jang bernama: A. Baars, jang memberi pel­adjar­ an kepada saja,—katanja: djangan berfaham kebangsaan,



8/18/2014 9:17:05 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 486



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 486



001/I/14



te­ tapi berfahamlah rasa kemanusiaan sedunia, djangan mempunjai rasa kebangsaan sedikitpun. Itu terjadi pa­ da tahun 1917. Tetapi pada tahun 1918, alhamdulillah, ada orang lain jang memperingatkan saja,—jalah Dr. Sun Yat Sen! Di dalam tulisannja, “San Min Chu I” atau “The Three People’s Principles”, saja mendapat peladjaran jang membongkar kos­ mopolitisme jang diadjarkan oleh A. Baars itu. Dalam hati saja sedjak itu tertanamlah rasa kebangsaan, oleh pengaruh “The Three People’s Principles” itu. Maka oleh karena itu, djikalau seluruh bangsa Tionghoa menganggap Dr. Sun Yat Sen sebagai pengandjurnja, jakinlah, bahwa Bung Karno djuga seorang Indonesia jang dengan pe­ rasaan hormat sehormat-hormatnja merasa berterimakasih kepada Dr. Sun Yat Sen, sampai masuk ke lobang kubur. (Anggota-anggota Tionghoa bertepuk tangan). Saudara-saudara. Tetapi… tetapi... memang prinsip ke­ bang­saan ini ada bahajanja! Bahajanja jalah mungkin orang meruntjingkan nasionalisme mendjadi chauvinisme, sehing­ ga berfaham “Indonesia über Alles”. Inilah bahajanja! Kita tjinta tanah air jang satu, merasa berbangsa jang satu, mempunjai bahasa jang satu. Tetapi ta­ nah air kita Indonesia hanja satu bahagian ketjil sadja da­ri­ pada dunia! Ingatlah akan hal ini! Gandhi berkata: “Saja seorang nasionalis, tetapi ke­bang­sa­an saja adalah peri kemanusiaan”. “My nationalism is humanity”. Kebangsaan jang kita andjurkan bukan kebangsaan jang menjendiri, bukan chauvinisme, sebagai dikobar-kobarkan orang di Eropah, jang mengatakan “Deutschland über Alles”, ti­dak ada jang setinggi Djermania, jang katanja bangsanja mi­ nul­yo, berambut jagung dan bermata biru, “bangsa Aria”, jang di­anggapnja tertinggi di atas dunia, sedang bangsa lain-la­in tidak ada harganja. Djangan kita berdiri di atas azas demikian,



8/18/2014 9:17:05 AM



L ahirnja P antja S ila



departemen penerangan



Murid HBS Surabaya, Sukarno duduk di ujung kiri mengenakan sarung dan berblangkon, 1919.



www.boxnovel.blogspot.com 487



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 487



001/I/14



tuan-tuan djangan berkata, bahwa bangsa In­do­ne­sia­lah jang terbagus dan termulia, serta meremehkan bangsa lain. Kita harus menudju persatuan dunia, persaudaraan dunia. Kita bukan sadja harus mendirikan negara Indonesia Merdeka, tetapi kita harus menudju pula kepada kekeluarga­ an bangsa-bangsa. Djustru inilah prinsip saja jang kedua. Inilah filosofisch principe jang nomor dua, jang saja usulkan kepada Tuan-tu­ an, jang boleh saja namakan “internasionalisme”. Te­ta­pi dji­ ka­lau saja katakan internasionalisme, bukanlah sa­ja ber­mak­ sud kosmopolitisme, jang tidak mau adanja ke­­bang­sa­an, jang mengatakan tidak ada Indonesia, tidak ada Nippon, tidak ada Birma, tidak ada Inggeris, tidak ada Amerika dan la­in-lainnja. Internasionalisme tidak dapat hidup subur, kalau ti­dak berakar di dalam buminja nasionalisme. Nasionalisme tidak dapat hidup subur, kalau tidak hidup dalam taman-sarinja internasionalisme. Jadi dua hal ini, sau­ dara-saudara, prinsip 1 dan prinsip 2, jang pertama-tama sa­ ja usulkan kepada tuan-tuan sekalian, adalah bergandengan erat satu sama lain.



8/18/2014 9:17:06 AM



P anca A zimat R evolusi



Kemudian, apakah dasar jang ketiga? Dasar itu jalah dasar mufakat, dasar perwakilan, dasar permusjawaratan. Negara In­donesia bukan satu negara untuk satu orang, bukan satu ne­gara untuk satu golongan, walaupun golongan kaja. Tetapi ki­ta mendirikan negara “semua buat semua”, “satu buat se­ mua”, “semua buat satu”. Saja jakin, bahwa sjarat jang mutlak untuk kuatnja negara Indonesia jalah permusjawaratan, perwakilan. Untuk fihak Islam, inilah tempat jang terbaik untuk memelihara agama. Kita, sajapun, adalah orang Islam,—ma’af beribu-ribu ma’af, keislaman saja djauh belum sempurna, tetapi kalau saudara-saudara membuka sajapunja dada, dan melihat sajapunja hati, tuan-tuan akan dapati tidak lain tidak bukan hati Islam. Dan hati Islam Bung Karno ini, ingin membela Islam da­ lam mufakat, dalam permusjawaratan. Dengan tjara mu­fa­kat, ki­ta perbaiki segala hal, djuga keselamatan agama, jaitu de­ ngan djalan pembitjaraan atau permusjawaratan di dalam Ba­dan Perwakilan Rakjat. Apa-apa jang belum memuaskan, kita bitjarakan di da­ lam permusjawaratan. Badan perwakilan, inilah tempat kita untuk mengemukakan tuntutan-tuntutan Islam. Di sinilah ki­ta usulkan kepada pemimpin-pemimpin rakjat, apa-apa jang kita rasakan perlu bagi perbaikan. Djikalau memang kita rakjat Islam, marilah kita bekerdja sehebat-hebatnja, agar su­pa­ja sebagian jang terbesar daripada kursi-kursi Badan Per­wa­kil­an Rakjat jang kita adakan, diduduki oleh utusanutusan Islam. Djikalau memang rakjat Indonesia rakjat jang bagian be­ sarnja rakjat Islam, dan djikalau memang Islam di sini agama jang hidup berkobar-kobar di dalam kalangan rakjat, marilah kita pemimpin-pemimpin menggerakkan segenap rakjat itu, www.boxnovel.blogspot.com 488



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 488



001/I/14



Musjawarat demokrasi.



8/18/2014 9:17:06 AM



L ahirnja P antja S ila



Teks asli Proklamasi Kemerdekaan 17 Agusrus 1945 tulisan tangan Bung Karno.



Teks proklamasi yang ditulis tangan Sukarno, 1945.



www.boxnovel.blogspot.com 489 proklamasi yang diketik oleh Sayuti Melik, 1945. Teks commons wikimedia



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 489



001/I/14



commons wikimedia



8/18/2014 9:17:06 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 490



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 490



001/I/14



agar supaja mengerahkan sebanjak mungkin utusan-utusan Is­lam ke dalam badan perwakilan ini. Ibaratnja Badan Perwakilan Rakjat 100 orang anggota­ nja, marilah kita bekerdja, bekerdja sekeras-kerasnja, agar supaja 60, 70, 80, 90 utusan jang duduk dalam perwakilan rakjat ini orang Islam, pemuka-pemuka Islam. Dengan sendirinja hukum-hukum jang keluar dan Badan Perwakilan Rakjat itu, hukum Islam pula. Malahan saja jakin, djikalau hal jang demikian itu njata terjadi, barulah boleh dikatakan bahwa agama Islam benarbenar hidup di dalam djiwa rakjat, sehingga 60%, 70%, 80%, 90% utusan adalah orang Islam, pemuka-pemuka Is­lam, ula­ ma-ulama Islam. Maka saja berkata, baru djikalau de­mi­ki­an, hiduplah Islam Indonesia, dan bukan Islam jang hanja di atas bibir saja. Kita berkata, 90% daripada kita beragama Islam, tetapi lihatlah di dalam sidang ini berapa % jang memberikan sua­ ranja kepada Islam? Ma’af, seribu ma’af, saja tanja hal itu! Ba­ gi saja hal itu adalah suatu bukti, bahwa Islam belum hidup sehidup-hidupnja di dalam kalangan rakjat. Oleh karena itu, saja minta kepada saudara-saudara se­ kalian, baik jang bukan Islam, maupun terutama jang Islam, setudjuilah prinsip nomor 3 ini, jaitu prinsip permusjawarat­ an, perwakilan. Di dalam perwakilan nanti ada perdjoangan sehebat-hebatnja. Tidak ada satu staat jang hidup betul-betul hidup, djikalau di dalam badan perwakilannja tidak seakanakan bergolak mendidih kawah Tjandradimuka, kalau ti­dak ada perdjoangan faham di dalamnja. Balik di dalam staat Islam, maupun di dalam staat Kris­ ten, perdjoangan selamanja ada. Terimalah prinsip nomor 3, prinsip mufakat, prinsip per­wa­kilan rakjat!



8/18/2014 9:17:06 AM



L ahirnja P antja S ila



Prinsip nomor 4 sekarang saja usulkan. Saja di dalam tiga ha­ ri ini belum mendengarkan prinsip itu, jaitu prinsip ke­se­ djah­teraan, prinsip: tidak akan ada kemiskinan di dalam Indonesia Merdeka. Saja katakan tadi: Prinsipnja San Min Chu I jalah Mintsu, Min Chuan, Min Sheng; nationalism, de­ mo­cracy, socialism. Maka prinsip ini kita harus: Apakah kita mau Indonesia Merdeka, jang kaum kapitalnja meradjalela, atau­kah jang semua rakjatnja sedjahtera, jang semua orang tju­kup makan, tjukup pakaian, hidup dalam kesedjahteraan, me­rasa dipangku oleh Ibu Pertiwi jang tjukup memberi san­ dang-pangan kepadanja? Mana jang kita pilih saudara-saudara? Djangan saudara kira, bahwa kalau Badan Perwakilan Rakjat sudah ada, kita de­ngan sendirinja sudah mentjapai kesedjahteraan ini. www.boxnovel.blogspot.com 491



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 491



Kesedjah­ teraan.



001/I/14



Di dalam perwakilan rakjat saudara-saudara Islam dan saudara-saudara Kristen bekerdjalah sehebat-hebatnja. Ka­lau misalnja orang Kristen ingin bahwa tiap-tiap letter di da­lam peraturan-peraturan negara Indonesia harus menurut In­djil, be­ker­dja­lah mati-matian, agar supaja sebagian besar da­ri­pa­ da utusan-utusan jang masuk badan perwakilan Indonesia ja­lah orang Kristen. Itu adil,—fair play! Tidak ada satu negara boleh dikatakan negara hidup, kalau tidak ada perdjoangan di dalamnja. Djangan kira di Turki tidak ada perdjoangan. Djangan kira da­lam negara Nippon tidak ada pergeseran pikiran. Allah Subhanahuwa Ta’ala memberi pikiran kepada kita, agar su­ pa­ja dalam pergaulan kita sehari-hari, kita selalu bergosok, se­akan-akan menumbuk membersihkan gabah, supaja ke­lu­ ar daripadanja beras, dan beras itu akan mendjadi nasi-In­do­ ne­sia jang sebaik-baiknja. Terimalah saudara-saudara, prinsip nomor 3, jaitu prin­ sip permusjawaratan!



8/18/2014 9:17:06 AM



P anca A zimat R evolusi



Kita sudah lihat, di negara-negara Eropah adalah Badan Perwakilan, adalah parlementaire democratie. Tetapi tidaklah di Eropah djustru kaum kapitalis me­ radja­lela? Di Amerika ada satu badan perwakilan rakjat, dan tidakkah di Amerika kaum Kapitalis meradjalela? Tidakkah di seluruh benua Barat kaum Kapitalis me­ radja­lela? Padahal ada Badan Perwakilan Rakjat! Tak lain tak bukan sebabnja, jalah oleh karena badanba­dan perwakilan rakjat jang diadakan di sana itu, sekedar me­nu­rut resepnja Fransche Revolutie1. Tak lain tak bukan ada­lah jang dinamakan democratie di sana itu hanjalah po­li­ tieke democratie sadja; semata-mata tidak ada sociale recht­ vaar­digheid, tak ada keadilan sosial, tidak ada economische democratie samasekali. Saudara-saudara, saja ingat akan kalimat seorang pe­ mim­pin Perantjis, Jean Jaurès, jang menggambarkan poli­ tieke democratie. “Di dalam parlementaire democratie”, kata Jean Jaures, “di dalam Parlementaire Democratie, tiap-tiap orang mempunjai hak sama. Hak politiek jang sama, tiap-tiap orang boleh memilih, tiap-tiap orang boleh masuk di dalam parlement. Tetapi adakah sociale rechtvaardigheid,2 adakah ke­njataan kesedjahteraan di kalangan rakjat?” Maka oleh karena itu Jean Jaurès berkata lagi: “Wakil kaum buruh jang mempunjai hak politiek itu, di dalam Parlemen dapat mendjatuhkan minister. Ia seperti Radja! Tetapi di dalam diapunja tempat be­ker­ dja, di dalam paberik,—sekarang ia mendjatuhkan minister, besok dia dapat dilempar keluar ke djalan raja, dibikin werk­ loos,3 tidak makan suatu apa”. Revolusi Prancis—peny. keadilan sosial—peny. jadi pengangguran—peny.



www.boxnovel.blogspot.com 492



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 492



001/I/14



1 2 3



8/18/2014 9:17:06 AM



L ahirnja P antja S ila



www.boxnovel.blogspot.com 493



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 493



001/I/14



Adakah keadaan jang demikian ini jang kita kehendaki? Saudara-saudara, saja usulkan: Kalau kita mentjari de­ mo­kra­si, hendaknja bukan demokrasi Barat, tetapi per­mu­sja­ wa­rat­an jang memberi hidup, jakni politiek-economische democratie jang mampu mendatangkan kesedjahteraan so­ sial! Rakjat Indonesia sudah lama bitjara tentang hal ini. Apa­ kah jang dimaksud dengan Ratu Adil? Jang dimaksud dengan faham Ratu-Adil, jalah sociale rechtvaardigheid. Rakjat ingin sedjahtera. Rakjat jang tadinja merasa dirinja kurang makan kurang pakaian mentjiptakan dunia baru jang di dalamnja ada keadilan, di bawah pimpinan Ratu-Adil. Maka oleh karena itu, djikalau kita memang betul-betul mengerti, mengingat, mentjintai rakjat Indonesia, marilah ki­ ta terima prinsip hal sociale rechtvaardigheid ini, jaitu bukan saja persamaan politiek, saudara-saudara, tetapipun di atas lapangan economie kita harus mengadakan persamaan, ar­ti­ nja kesedjahteraan bersama jang sebaik-baiknja. Saudara-saudara, badan permusjawaratan jang kita akan buat, hendaknja bukan badan permusjawaratan politieke de­ mo­cra­tie sadja, tetapi badan jang bersama dengan ma­sja­ ra­kat dapat mewudjudkan dua prinsip: politieke recht­vaar­ digheid dan sociale rechtvaardigheid. Kita akan bitjarakan hal-hal ini bersama-sama, saudarasaudara, di dalam badan permusjawaratan. Saja ulangi lagi, segala hal akan kita selesaikan, segala hal! Djuga di dalam urusan kepala negara, saja terus terang, saja tidak akan memilih monarchie. Apa sebab? Oleh karena monarchie “vooronderstelt erfelijkheid”—turun temurun. Sa­ja seorang Islam, saja demokrat karena saja orang Islam, sa­ja menghendaki mufakat, maka saja minta supaja tiap-tiap ke­pa­la negarapun dipilih. Tidakkah agama Islam mengatakan bah­wa kepala-kepala negara, baik kalif, maupun Amirul mu’­ mi­nin, harus dipilih oleh rakjat?



8/18/2014 9:17:06 AM



P anca A zimat R evolusi



Tiap-tiap kali kita mengadakan kepala negara, kita pi­ lih. Djikalau pada suatu hari Ki Bagoes Hadikoesoemo mi­ sal­ nja, mendjadi kepala negara Indonesia, dan mangkat, me­ning­gal dunia, djangan anaknja Ki Bagoes Hadikoesoemo de­ngan sendirinja, dengan automatis, mendjadi pengganti Ki Hadikoesoemo. Maka oleh Karena itu saja tidak mufakat ke­ pa­da prinsip monarchie itu. Saudara-saudara, apakah prinsip ke-5? Saja telah me­ nge­mu­kakan 4 prinsip: 1. 2. 3. 4.



Prinsip jang kelima hendaknja:



Menjusun Indonesia Merdeka dengan bertaqwa kepada Tuhan Jang Maha Esa. Prinsip Ketuhanan! Bukan sadja bangsa Indonesia berTu­ han, tetapi masing-masing orang Indonesia hendaknja ber­tu­han Tuhannja sendiri. Jang Kristen menjembah Tuhan me­nu­rut petundjuk Isa al Masih, jang Islam ber-Tuhan me­nu­ rut petundjuk Nabi Muhammad s.a.w., orang Buddha men­ dja­lankan ibadatnja menurut kitab-kitab jang ada padanja. Tetapi marilah kita semuanja ber-Tuhan. Hendaklah ne­ ga­ra Indonesia jalah negara jang tiap-tiap orangnja dapat me­ njem­bah Tuhannja dengan tjara jang leluasa. Segenap rakjat hendaknja ber-Tuhan setjara kebudajaan, jakni dengan tiada “egoisme-agama”. Dan hendaknja negara Indonesia satu ne­ gara jang ber-Tuhan. Marilah kita amalkan, djalannja agama, baik Islam, mau­ pun Kristen, dengan tjara jang berkeadaban. www.boxnovel.blogspot.com 494



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 494



001/I/14



Ketuhanan Jang Maha Esa.



Kebangsaan Indonesia. Internasionalisme,—atau peri kemanusiaan. Mufakat,—atau demokrasi. Kesedjahteraan sosial.



8/18/2014 9:17:06 AM



Sukarno, circa 1957.



Koleksi iwan siswo



L ahirnja P antja S ila



www.boxnovel.blogspot.com 495



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 495



001/I/14



Apakah tjara jang berkeadaban itu? Jalah hormat-meng­ hormati satu sama lain. (Tepuk tangan sebagian hadirin). Nabi Muhammad s.a.w. telah memberi bukti jang tjukup tentang verdraagzaamheid, tentang menghormati agama-agama la­ in. Nabi Isapun telah menundjukkan verdraagzaamheid itu. Ma­ri­lah kita di dalam Indonesia Merdeka jang kita susun ini, se­suai dengan itu, menjatakan: bahwa prinsip kelima da­­ri­­pada negara kita, jalah Ketuhanan jang berkebudajaan, Ketuhanan jang berbudi pekerti jang luhur, Ketuhanan jang hormat-menghormati satu sama lain. Hatiku akan berpesta raja, djikalau saudara-saudara menjetudjui bahwa Negara Indonesia Merdeka berazaskan Ketuhanan Jang Maha Esa! Di sinilah, dalam pangkuan azas jang kelima inilah, saudara-saudara, segenap agama jang ada di Indonesia sekarang ini, akan mendapat tempat jang sebaik-baiknja. Dan negara kita akan ber-Tuhan pula! Ingatlah, prinsip ketiga, permufakatan, perwakilan, di situlah tempatnja kita mempropagandakan idee kita masing-



8/18/2014 9:17:06 AM



P anca A zimat R evolusi



Socionasionalisme, sociodemokrasi.



Saudara-saudara! “Dasar-dasar Negara” telah saja usulkan. Lima bilangannja. Inikah Pantja Dharma? Bukan! Nama Pantja Dharma tidak tepat di sini. Dharma berarti kewadjiban, sedang kita membitjarakan dasar. Saja senang kepada simbolik. Sim­ bo­lik angka pula. Rukun Islam lima djumlahnja. Jari kita Li­ma setangan. Kita mempunjai Pantja Inderia. Apa lagi jang li­ma bilangannja? (Seorang jang hadir: Pendawa lima). Pen­da­wa­ pun lima orangnja. Sekarang banjaknja prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesedjahteraan dan ke-Tuhanan, lima pula bilangannja. Namanja bukan Pantja Dharma, tetapi—saja namakan ini dengan petundjuk seorang teman kita ahli bahasa—na­ ma­nja ialah Pantja Sila. Sila artinja azas atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan Negara Indonesia, kekal dan abadi. (Tepuk tangan riuh). Atau, barangkali ada saudara-saudara jang tidak suka akan bilangan lima itu? Saja boleh peras, sehingga tinggal tiga sadja. Saudara-saudara tanja kepada saja, apakah “perasan” jang tiga itu? Berpuluh-puluh tahun sudah saja pikirkan dia, jalah dasar-dasarnja Indonesia Merdeka, Weltanschauung kita. Dua dasar jang pertama, kebangsaan dan internasionalisme, kebangsaan dan peri kemanusiaan, saja peras mendjadi satu: itulah jang dahulu saja namakan socio-nasionalisme. Dan demokrasi jang bukan demokrasi Barat, tetapi politiek-economische democratie, jaitu politiek democratie de­ngan sociale rechtvaardigheid, demokrasi dengan ke­se­ djah­teraan, saja peraskan pula mendjadi satu. Inilah jang du­ lu saja namakan socio-democratie. Tinggal lagi ketuhanan jang menghormati satu sama lain. www.boxnovel.blogspot.com 496



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 496



001/I/14



Pantjasila.



masing dengan tjara jang tidak onverdraagzaam, jaitu dengan tjara jang berkebudajaan!



8/18/2014 9:17:06 AM



L ahirnja P antja S ila



www.boxnovel.blogspot.com 497



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 497



Gotong rojong.



001/I/14



Djadi jang asalnja lima itu telah mendjadi tiga: socio-na­sio­ nal­isme, socio-democratie, dan ketuhanan. Kalau Tuan senang kepada simbolik tiga, ambillah jang tiga ini. Tetapi barangkali tidak semua Tuan-tuan senang kepada trisila ini, dan minta satu, satu dasar sadja? Baiklah, saja djadikan satu, saja kumpulkan lagi mendjadi satu. Apa­ kah jang satu itu? Sebagai tadi telah saja katakan: kita mendirikan negara Indonesia, jang kita semua harus mendukungnja. Semua buat semua! Bukan Kristen buat Indonesia, bukan golongan Islam buat Indonesia, bukan Hadikoesoemo buat Indonesia, bukan Van Eck buat Indonesia, bukan Nitisemito jang kaja buat In­do­ ne­sia, tetapi Indonesia buat Indonesia—semua buat semua! Djikalau saja peras jang lima mendjadi tiga, dan jang tiga mendjadi satu, maka dapatlah saja satu perkataan Indonesia jang tulen, jaitu perkataan “gotong-rojong”. Negara Indonesia jang kita dirikan haruslah negara gotong-rojong! Alangkah



8/18/2014 9:17:06 AM



P anca A zimat R evolusi



Pantjasila mendjadi Trisila, Trisila mendjadi Ekasila. Tetapi terserah kepada Tuan-tuan, mana jang Tuan-tuan pilih: trisila, ekasila ataukah pantjasila? Isinja telah saja katakan kepada saudara-saudara semuanja. Prinsip-prinsip seperti jang saja usulkan kepada saudara-saudara ini, adalah prinsip untuk Indonesia Merdeka jang abadi. Puluhan tahun dadaku telah menggelora dengan prin­ sip-prinsip itu. Tetapi djangan lupa, kita hidup di dalam masa peperangan, saudara-saudara semuanja. Di dalam masa pe­ pe­rangan itulah kita mendirikan negara Indonesia,—di dalam gunturnja peperangan! www.boxnovel.blogspot.com 498



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 498



001/I/14



Ekasila.



hebatnja! Negara Gotong Rojong! (Tepuk tangan riuhrendah). “Gotong Rojong” adalah faham jang dinamis, lebih di­na­ mis dari “kekeluargaan”, saudara-saudara! Kekeluargaan adalah suatu faham jang statis, tetapi go­tong-rojong menggambarkan satu usaha, satu amal, sa­tu pe­ker­djaan, jang dinamakan anggauta jang terhormat Soe­ kardjo, satu karjo, satu gawe. Marilah kita menjelesaikan karjo, gawe, pekerdjaan, amal ini, bersama-sama! Gotong-rojong adalah pembantingantulang bersama, pemerasan-keringat bersama, perdjoangan bantu-binantu bersama. Amal semua buat kepentingan semua, keringat semua buat kebahagiaan semua. Ho-lopiskuntul-baris buat kepentingan bersama! Itulah Gotongrojong! (Tepuk tangan riuh-rendah). Prinsip Gotong-rojong di antara jang kaja dan jang tidak kaja, antara jang Islam dan jang Kristen, antara jang bukan Indonesia tulen dengan peranakan jang mendjadi bangsa Indonesia. Inilah saudara-saudara, jang saja usulkan kepada saudara-saudara.



8/18/2014 9:17:06 AM



L ahirnja P antja S ila



www.boxnovel.blogspot.com 499



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 499



001/I/14



Bahkan saja mengutjap sjukur alhamduli’llah kepada Allah Subhanahu Wata’ala, bahwa kita mendirikan negara Indonesia bukan di dalam sinarnja bulan purnama, tetapi di bawah palu godam peperangan dan di dalam api peperangan. Timbulah Indonesia Merdeka, Indonesia jang gemblengan, Indonesia Merdeka jang digembleng dalam api peperangan, dan Indonesia Merdeka jang demikian itu adalah negara Indonesia jang kuat, bukan negara Indonesia jang lambat laun mendjadi bubur. Karena itulah saja mengutjap sjukur kepada Allah s.w.t. Berhubung dengan itu, sebagai jang diusulkan oleh be­ berapa pembitjara-pembitjara tadi, barangkali perlu diada­ kan noodmaatregel, peraturan jang bersifat sementara. Te­ta­pi dasarnja, isinja Indonesia Merdeka jang kekal abadi menu­rut pendapat saja, haruslah Pantjasila. Sebagai dikatakan tadi, saudara-saudara, itulah harus Weltanschauung kita. Entah saudara-saudara mufakatinja atau tidak, tetapi saja berdjoang sedjak tahun 1918 sampai 1945 sekarang ini untuk Weltanschauung itu. Untuk membentuk nasionalistis Indonesia, untuk kebangsaan Indonesia; untuk kebangsaan Indonesia jang hidup di dalam peri kemanusiaan; untuk per­mu­fa­kat­an; untuk sociale rechtvaardigheid; untuk Ke­tu­­ han­an. Pantjasila, itulah jang berkobar-kobar di dalam da­da saja sedjak berpuluh tahun. Tetapi, saudara-saudara, di­te­ri­ ma atau tidak, terserah kepada saudara-saudara. Te­ta­pi saja sen­di­ri mengerti seinsjaf-insjafnja, bahwa tidak sa­tu Wel­ tan­­schauung dapat mendjelma dengan sendirinja, men­dja­di realiteit dengan sendirinja. Tidak ada satu Weltan­schauung dapat mendjadi kenjataan, mendjadi realiteit, djika tidak dengan perdjoangan! Djanganpun Weltanschauung jang diadakan oleh ma­nu­ sia, djanganpun jang diadakan oleh Hilter, oleh Stalin, oleh Le­nin, oleh Sun Yat Sen!



8/18/2014 9:17:06 AM



P anca A zimat R evolusi



Koleksi iwan siswo



Sukarno-Hatta, circa 1945.



www.boxnovel.blogspot.com 500



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 500



001/I/14



“De Mensch”—manusia!—harus perdjoangkan itu. Zonder perdjoangan itu tidaklah ia akan mendjadi realiteit! Leninisme tidak bisa mendjadi realiteit zonder perdjoangan seluruh rakjat Rusia. San Min Chu I tidak dapat mendjadi kenjataan zonder perdjoangan bangsa Tionghoa, saudarasaudara! Tidak! Bahkan saja berkata lebih lagi dan itu: zonder perdjoangan manusia, tidak ada satu hal agama, tidak ada satu tjita-tjita agama, jang dapat mendjadi realiteit. Djanganpun buatan manusia, sedangkan perintah Tuhan jang tertulis di dalam kitab Qur’an, zwart op wit (tertulis di atas kertas) tidak dapat mendjelma mendjadi realiteit zonder perdjoangan manusia jang dinamakan ummat Islam. Begitu pula perkataan-perkataan jang tertulis di dalam kitab Indjil,



8/18/2014 9:17:07 AM



L ahirnja P antja S ila



www.boxnovel.blogspot.com 501



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 501



001/I/14



tjita-tjita jang termasuk di dalamnja tidak dapat mendjelma zonder perdjoangan ummat Kristen. Maka dari itu, djikalau bangsa Indonesia ingin supaja Pan­tja Sila jang saja usulkan itu, mendjadi satu realiteit, jak­ni djikalau kita ingin hidup mendjadi satu bangsa, satu na­tio­na­ li­teit jang merdeka, ingin hidup sebagai anggota dunia jang mer­deka, jang penuh dengan peri kemanusiaan, ingin hidup di atas dasar permusjawaratan, ingin hidup sempurna dengan sociale rechtvaardigheid, ingin hidup dengan sedjahtera dan aman, dengan ke-Tuhanan jang luas dan sempurna,—dja­ ngan­lah lupa akan sjarat untuk menjelenggarakannja, jalah per­djo­angan, perdjoangan, dan sekali lagi perdjoangan. Djangan mengira bahwa dengan berdirinja negara Indonesia Merdeka itu perdjoangan kita telah berachir. Tidak! Bahkan saja berkata: Di dalam Indonesia Merdeka itu perdjoangan kita harus berdjalan terus, hanja lain sifatnja dengan perdjoangan sekarang, lain tjoraknja. Nanti kita, bersama-sama, sebagai bangsa jang bersatu-padu, berdjoang terus menjelenggarakan apa jang kita tjita-tjitakan di dalam Pantja Sila. Dan terutama di dalam zaman peperangan ini, jakinlah, insjaflah, tanamkanlah dalam kalbu saudarasaudara, bahwa Indonesia Merdeka tidak dapat datang djika bangsa Indonesia tidak berani mengambil resiko, tidak berani terdjun menjelami mutiara di dalam samudera jang sedalamdalamnja. Djikalau bangsa Indonesia tidak bersatu dan tidak me­ nekad mati-matian untuk mentjapai merdeka, tidaklah ke­ mer­de­kaan Indonesia itu akan mendjadi milik bangsa In­do­ ne­sia buat selama-lamanja, sampai ke achir djaman! Kemerdekaan hanjalah diperdapat dan dimiliki oleh bang­sa, jang djiwanja berkobar-kobar dengan tekad “Mer­de­ ka,—merdeka atau mati!” (Tepuk tangan riuh).



8/18/2014 9:17:07 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 502



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 502



001/I/14



Saudara-saudara! Demikianlah sajapunja djawab atas pertanjaan Paduka Tuan Ketua. Saja minta ma’af bahwa pidato saja ini mendjadi panjang lebar, dan sudah meminta tempo jang sedikit lama, dan saja djuga minta maaf, karena saja telah mengadakan kritik terhadap tjatatan Zimukyokutyoo jang saja anggap “verschrikkelijk zwaarwichtig” itu. Terima kasih! (Tepuk tangan riuh rendah dari segenap hadirin).



8/18/2014 9:17:07 AM



L ahirnja P antja S ila



epiLOG



Ribka Tjiptaning Ketua Komisi IX DPR RI, 2009–2014



503



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 503



001/I/14



Membaca tulisan dan pidato Bung Karno yang disusun oleh Iwan Siswo seakan berlayar di laut lepas. Kata-kata Bung Karno yang penuh energi dan visioner menjadi dasar dan panduan menuju Indonesia yang merdeka dan berdaulat. Persoalan kebangsaan sebelum dan sesudah Indonesia merdeka terangkum dalam Panca Azimat Revolusi ini. Bung Karno tidak hanya berbicara tentang arti penting persatu­an se­bagai prasyarat membentuk dan menjadi suatu bangsa, ju­ga tentang bagaimana menjadi Indonesia yang berdaulat da­lam segala persoalannya. Dalam konteks masa kini, pandangan Bung Karno menjadi pembelajaran dan pegangan terutama ketika kita mengalami krisis kedaulatan. Buku yang disusun Iwan Siswo ini menjadi sajian yang bermakna bagi pembaca yang gelisah akan masalah ke­ bangsaan yang semakin karut-marut. Maka, dua jilid ini pen­ting untuk dibaca dan dimplementasikan dalam setiap langkah politik para politisi maupun warga masyarakat.



8/18/2014 9:17:07 AM



Keterangan latar sampul



Hang Tuah Lahir : Abad XV Wafat : Makam : -



Sisingamangaraja XII Lahir : Bakkara, Tapanuli, 1849 Wafat : Simsin, 17 Juni 1907 Makam : Pulau Samosir



Pangeran Diponegoro Lahir : Yogyakarta, 11 November 1785 Wafat : Makassar, 8 Januari 1855 Makam : Makassar



Teuku Umar Lahir : Meulaboh, Aceh, 1854 Wafat : Meulaboh, 11 Februari 1899 Makam : Desa Mugo, Meulaboh



Imam Bonjol Lahir : Tanjung Bunga, Sumatra Barat, 1772 Wafat : Manado, 8 November 1864 Makam : Manado



Untung Surapati Lahir : Wafat : Bangil, 5 Desember 1706 Makam : Bangil



S. Agung Hanyokrokusumo Lahir : Yogyakarta, 1591 Wafat : Plered, Yogyakarta, 1645 Makam : Pemakaman Rajaraja Imogiri, Bantul



www.boxnovel.blogspot.com



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 504



001/I/14



Gajah Mada Lahir : Abad XIV Wafat : Kira-kira 1364 Makam : -



8/18/2014 9:17:07 AM



Prabu Siliwangi Lahir : Abad XV Wafat : Abad XVI Makam : -



Sultan Hasanuddin Lahir : Makassar, 12 Januari 1631 Wafat : Makassar, 12 Juni 1670 Makam : Makassar



Pangeran Antasari Lahir : Banjarmasin, 1797 Wafat : Bayan Bengak, 11 Oktober 1862 Makam : Banjarmasin



Robert Wolter Monginsidi Lahir : Malayang, Manado, 14 Februari 1925 Wafat : Makassar, 5 September 1949 Makam : TMP Pacinang, Makassar



Cut Nyak Meutia Lahir : Pirak, Keureutoe, Aceh Utara, 187 Wafat : Alue Kurieng Aceh, 24 Oktober 1910 Makam : Alue Kurieng



Pattimura Lahir : Saparua, Maluku, 8 Juni 1783 Wafat : Ambon, 16 Desember 1817 Makam : Ambon



Nyi Ageng Serang Lahir : Serang, Purwodadi, 1752 Wafat : Yogyakarta, 1838 Makam : Beku, Kulonprogo



Martha Christina Tiahahu Lahir : Nusa Laut, Maluku, 4 Januari 1800 Wafat : Laut Maluku, 2 Januari 1818 Makam : Laut Maluku



Maria Walanda Maramis Lahir : Kema, Sulawesi Utara, Desember 1872 Wafat : Maumbi, Sulawesi Utara, Maret 1924 Makam : Maumbi, Sulawesi Utara



R.A. Kartini Lahir : Jepara, 21 April 1879 Wafat : Rembang, 17 September 1904 Makam : Rembang



Mahmud Badaruddin II Lahir : Palembang, 1767 Wafat : Ternate, 26 November 1852 Makam : Ternate, Maluku Utara



505



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 505



001/I/14



Radin Inten II Lahir : Lampung, 1834 Wafat : Lampung, 5 Oktober 1858 Makam : -



8/18/2014 9:17:07 AM



P anca A zimat R evolusi



K.H. Hasyim Asy’ari Lahir : Desa Gedang, Jombang, 14 Februari 1871 Wafat : Jombang, 25 Juli 1947 Makam : Pesantren Tebu Ireng



Dewi Sartika Lahir : Bandung, 4 Desember 1884 Wafat : Cinean, 11 September 1947 Makam : Bandung



Cik Di Tiro Lahir : Cumbok Lamlo Daerah Tiro, Pidie, Aceh, 1836 Wafat : Aneuk Galong, 1891 Makam : Indrapura, Aceh



Sri S. Pakubuwana VI Lahir : Surakarta, 1807 Wafat : Ambon, 5 Juli 1849 Makam : Imogiri, Yogyakarta



E.F.E. Douwes Dekker Lahir : Pasuruan, Jawa Timur, 28 Oktober 1879 Wafat : Bandung Makam : -



Nuku M. Amiruddin Lahir : Soa Siu, Tidore, 1738 Wafat : Ternate, 14 November 1805 Makam : Ternate



Semaun Lahir : Pasuruan, Jawa Timur, circa 1899 Wafat : 1971 Makam : -



Ahmad Dahlan Lahir : Yogyakarta, 1 Agustus 1868 Wafat : Yogyakarta, 23 Februari 1923 Makam : Karangkajen, Yogyakarta



Ki Hajar Dewantara Lahir : Yogyakarta, 2 Mei 1889 Wafat : 26 April 1959 Makam : Wijayabrata, Yogyakarta



I Gusti Ngurah Rai Lahir : Desa Carangsari, Petang, Badung, Bali, 30 Januari 1917 Wafat : Desa Marga, Tabanan, Bali, 20 November 1946 Makam : Desa Marga, Bali



Muhammad Yamin Lahir : Sawahlunto, Sumatra Barat, 23 Agustus 1903 Wafat : Jakarta, 17 Oktober 1962 Makam : Talawi, Sawahlunto



www.boxnovel.blogspot.com 506



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 506



001/I/14



Cut Nyak Dhien Lahir : Lampadang, Aceh, 1850 Wafat : Sumedang, 6 November 1908 Makam : Sumedang, Jawa Barat



8/18/2014 9:17:07 AM



Keterangan Latar Sampul



dr. Soetomo Lahir : Nganjuk, 30 Juli 1888 Wafat : Surabaya, 30 Mei 1938 Makam : Surabaya



W.R. Supratman Lahir : Jakarta, 9 Maret 1903 Wafat : Surabaya, 17 Agustus 1938 Makam : Surabaya



Tan Malaka Lahir : Pandan Gadang, Suliki, Sumatra Barat, 2 Juni 1897 Wafat : Kediri, 21 Februari 1949 Makam : Desa Selo Panggung, Jawa Timur



Chairil Anwar Lahir : Medan, 26 Juli 1922 Wafat : Jakarta, 28 April 1949 Makam : TPU Karet Bivak, Jakarta



Jenderal Soedirman Lahir : Purbalingga, 24 Januari 1916 Wafat : Magelang, 29 Januari 1950 Makam : TMP Semaki, Yogyakarta



Kasimo Lahir : Yogyakarta, 1900 Wafat : Jakarta, 1 Agustus 1986 Makam : TMP Kalibata, Jakarta



Muhammad Hatta Lahir : Bukittinggi, Sumatra Barat, 12 Agustus 1902 Wafat : Jakarta, 14 Maret 1980 Makam : TPU Tanah Kusir, Jakarta



Supriyadi Lahir : Trenggalek, Jawa Timur, 13 April 1925 Wafat : Makam : -



K.H. Agus Salim Lahir : Koto Gadang, Sumatra Barat, 8 Oktober 1884 Wafat : Jakarta, 4 November 1954 Makam : TMP Kalibata, Jakarta



Sutan Syahrir Lahir : Padang Panjang, 5 Maret 1909 Wafat : Swiss, 6 April 1966 Makam : TMP Kalibata, Jakarta



www.boxnovel.blogspot.com 507



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 507



M.T. Haryono (Pahlawan Revolusi) Lahir : Surabaya, 20 Januari 1924 Wafat : Jakarta, 1 Oktober 1965 Makam : TMP Kalibata Jakarta 001/I/14



Ahmad Yani (Pahlawan Revolusi) Lahir : Purworejo, 19 Juni 1922 Wafat : Jakarta, 1 Oktober 1965 Makam : TMP Kalibata, Jakarta



8/18/2014 9:17:08 AM



P anca A zimat R evolusi



Pierre Tendean (Pahlawan Revolusi) Lahir : Jakarta, 21 Februari 1939 Wafat : Jakarta, 1 Oktober 1965 Makam : TMP Kalibata, Jakarta Sutoyo Siswomiharjo (Pahlawan Revolusi) Lahir : Kebumen, 28 Agustus 1922 Wafat : Jakarta, 1 Oktober 1965 Makam : TMP Kalibata, Jakarta



www.boxnovel.blogspot.com 508



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 508



Suprapto (Pahlawan Revolusi) Lahir : Purwokerto, 20 Juni 1920 Wafat : Jakarta, 1 Oktober 1965 Makam : TMP Kalibata, Jakarta



S. Parman (Pahlawan Revolusi) Lahir : Wonosobo, 4 Agustus 1918 Wafat : Jakarta, 1 Oktober 1965 Makam : TMP Kalibata, Jakarta



001/I/14



D.I. Panjaitan (Pahlawan Revolusi) Lahir : Tapanuli, 9 Juni 1925 Wafat : Jakarta, 1 Oktober 1965 Makam : TMP Kalibata, Jakarta



8/18/2014 9:17:08 AM



Keterangan Latar Sampul



Daftar pustaka



509



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 509



001/I/14



Notosoetardjo, HA. 1963. Bung Karno di Hadapan Pengadilan Kolonial. Jakarta: Departemen Penerangan. Sukarno. 1959/1963. Di Bawah Bendera Revolusi, Djilid Per­tama, Tjetakan Kedua. Jakarta: Panitya Penerbit Di Bawah Bendera Revolusi. ———. 1961. Pedoman untuk Melaksanakan Amanat Pen­ deritaan Rakjat. Surabaya: Permata Surabaja. ———. 2001. Indonesia Menggugat, Pleidoi Bung Karno Di Ha­dap­an Pengadilan Kolonial Belanda. Jakarta: Dewan Pim­pin­an Pusat Paguyuban Korban Orde Baru. ———. 2001. Mencapai Indonesia Merdeka. Jakarta: Gunung Agung. ———. 2006. Dokumen Otentik Pidato Bung Karno tentang Lahirnya Pancasila 1 Juni 1945, Cetakan XXIII. Jakarta: Yayasan Proklamasi 17 Agustus 1945.



8/18/2014 9:17:08 AM



Tentang penyusun



www.boxnovel.blogspot.com



isi Panca Azimat Revolusi I.indd 510



001/I/14



Iwan Siswo, bernama lengkap Franciscus Xaverius Iwan Adi Purwana Siswo, lahir di Surabaya, 22 September 1970. Menyelesai­ kan studi S-1 Jurusan Hubungan Internasional de­ ngan spesialisasi Politik Luar Negeri di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Parahyangan, kerja di beberapa lembaga inter­ Bandung. Pernah be­ nasional nonpemerintah dan UNHCR (Perserikatan Bangsa-bangsa) untuk operasi-operasi kemanusiaan di Jakarta, Pulau Timor, Sulawesi Utara, Maluku Utara, dan Pulau Madura. Juga pernah mengajar anak-anak autis di sekolah nasional plus. Latar belakang pendidikan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik membuatnya tertarik untuk berbuat sesuatu terhadap ma­sya­rakat Indonesia.



8/18/2014 9:17:08 AM



001/I/14



www.boxnovel.blogspot.com



Jilid



Panca Azimat Revolusi



Pada pidato kepresidenan 17 Agustus 1965 itu Sukarno merumuskan apa yang ia sebut panca azimat atau rukun lima kemerdekaan Indonesia—tuturan yang mungkin tak banyak diingat atau dicermati terutama setelah hampir lima puluh tahun berselang. Panca azimat merupakan ide-ide yang digali dan diformulakan Bung Karno dari kehidupan bersama bangsa Indonesia baik pada masa prakemerdekaan maupun pascakemerdekaan. Ide-ide itu tersebar dalam lima pokok tulisan dan ujaran yang merentang dari 1926 hingga 1965. Pertama ialah artikel “Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme” yang terbit pada Suluh Indonesia tahun 1926. Yang kedua, pidato “Lahirnya Pancasila” dalam sidang BPUPK 1 Juni 1945. Ketiga adalah “Pene­muan Kembali Revolusi Kita” tahun 1959. Keempat, “Tahun Vivere Pericoloso/Trisakti” 1964 dan yang terakhir adalah “Capailah Bintang-bintang di Langit atau Tahun Berdikari” 1965. Di samping menghimpun lima amulet tersebut, buku Panca Azimat Revolusi ini juga memuat tujuh tulisan Sukarno yang dianggap penting. Semoga, dalam dua jilid yang hanya setebal 1.080 halaman ini, siapa pun dapat menikmati kembali spektrum pemikiran salah satu pendiri dan putra terbaik republik ini.



SEJARAH ISBN: 978-979-91-0617-9



KPG (KEPUSTAKAAN POPULER GRAMEDIA) Gedung Kompas Gramedia, Blok 1 Lt. 3 Jl. Palmerah Barat 29-37, Jakarta 10270 Telp. 021-53650110, 53650111 ext. 3351 Fax. 53698044 www.penerbitkpg.com FB: Penerbit KPG, Twitter: @penerbitkpg



PANCA AZIMAT revolusi



“Kita merayakan 20 tahun Agustus agung ini di waktu kita sudah mempunyai Panca Azimat. Panca Azimat adalah pengejawantahan daripada seluruh jiwa nasional kita, konsepsi nasional kita, yang terbentuk di sepanjang sejarah 40 tahun lamanya.” —Sukarno, 17 Agustus 1965



I



Jilid



I



PANCA AZIMAT



revolusi Tulisan, Risalah, Pembelaan, & Pidato Sukarno 1926-1966



Iwan Siswo



9 789799 106179 KPG: 901 14 0712



www.boxnovel.blogspot.com



Cover Sukarno Jilid 1.indd 1



20/05/2014 15:34:56



Jilid



Jilid



II



Panca Azimat Revolusi



Pada pidato kepresidenan 17 Agustus 1965 itu Sukarno merumuskan apa yang ia sebut panca azimat atau rukun lima kemerdekaan Indonesia—tuturan yang mungkin tak banyak diingat atau dicermati terutama setelah hampir lima puluh tahun berselang. Panca azimat merupakan ide-ide yang digali dan diformulakan Bung Karno dari kehidupan bersama bangsa Indonesia baik pada masa prakemerdekaan maupun pascakemerdekaan. Ide-ide itu tersebar dalam lima pokok tulisan dan ujaran yang merentang dari 1926 hingga 1965. Pertama ialah artikel “Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme” yang terbit pada Suluh Indonesia tahun 1926. Yang kedua, pidato “Lahirnya Pancasila” dalam sidang BPUPK 1 Juni 1945. Ketiga adalah “Pene­muan Kembali Revolusi Kita” tahun 1959. Keempat, “Tahun Vivere Pericoloso/Trisakti” 1964 dan yang terakhir adalah “Capailah Bintang-bintang di Langit atau Tahun Berdikari” 1965. Di samping menghimpun lima amulet tersebut, buku Panca Azimat Revolusi ini juga memuat tujuh tulisan Sukarno yang dianggap penting. Semoga, dalam dua jilid yang hanya setebal 1.080 halaman ini, siapa pun dapat menikmati kembali spektrum pemikiran salah satu pendiri dan putra terbaik republik ini.



SEJARAH ISBN: 978-979-91-0618-6



KPG (KEPUSTAKAAN POPULER GRAMEDIA) Gedung Kompas Gramedia, Blok 1 Lt. 3 Jl. Palmerah Barat 29-37, Jakarta 10270 Telp. 021-53650110, 53650111 ext. 3351 Fax. 53698044 www.penerbitkpg.com FB: Penerbit KPG, Twitter: @penerbitkpg



Cover Sukarno Jilid 2.indd 1



PANCA AZIMAT revolusi



“Kita merayakan 20 tahun Agustus agung ini di waktu kita sudah mempunyai Panca Azimat. Panca Azimat adalah pengejawantahan daripada seluruh jiwa nasional kita, konsepsi nasional kita, yang terbentuk di sepanjang sejarah 40 tahun lamanya.” —Sukarno, 17 Agustus 1965



II



PANCA AZIMAT



revolusi Tulisan, Risalah, Pembelaan, & Pidato Sukarno 1926-1966



Iwan Siswo



9 789799 106186 KPG: 901 14 0713



www.boxnovel.blogspot.com



20/05/2014 15:34:14



001/I/14



www.boxnovel.blogspot.com



PANCA AZIMAT



revolusi Tulisan, Risalah, Pembelaan, & Pidato Sukarno 1926–1966 Jilid



www.boxnovel.blogspot.com



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 1



001/I/14



II



8/18/2014 9:41:24 AM



Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta Pasal 2: 1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ketentuan Pidana



www.boxnovel.blogspot.com



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 2



001/I/14



Pasal 72: 1. Barangsiapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara ma­sing-masing pa­ling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (sa­tu juta rupiah), atau pi­­da­na penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana di­mak­sud pa­da ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun dan/atau denda pa­ling ba­nyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).



8/18/2014 9:41:24 AM



PANCA AZIMAT



revolusi Tulisan, Risalah, Pembelaan, & Pidato Sukarno 1926–1966 Jilid



II



Penyusun Iwan Siswo



www.boxnovel.blogspot.com



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 3



001/I/14



Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)



8/18/2014 9:41:24 AM



PANCA AZIMAT REVOLUSI: Tulisan, Risalah, Pembelaan, & Pidato Sukarno 1926–1966 Jilid II © Iwan Siswo KPG 901 14 0713 Cetakan Pertama, Juni 2014 Penyunting Ratna Dyah Wulandari Tata Letak Isi Aldy Akbar Ilustrasi Sampul Teguh Tri Erdyan Desain Sampul Iwan Siswo Siswo, iwan PANCA AZIMAT REVOLUSI: Tulisan, Risalah, Pembelaan, & Pidato Sukarno 1926–1966 Jilid II Jakarta; KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), 2014 xvi + 536 hlm.; 15 cm x 23 cm ISBN: 978-979-91-0618-6



Ilustrasi sampul digambar ulang berdasar foto sampul Majalah Times, 23 Desember 1946.



www.boxnovel.blogspot.com



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 4



001/I/14



Dicetak oleh PT Gramedia, Jakarta Isi di luar tanggung jawab Percetakan



8/18/2014 9:41:24 AM



Daftar Isi Dari Penyusun



vii



Prolog Puan Maharani



xiv



PENEMUAN KEMBALI REVOLUSI KITA REDISCOVERY OF OUR REVOLUTION



1



“LAKSANA MALAEKAT JANG MENJERBU DARI LANGIT” 71 DJALANNJA REVOLUSI KITA [DJAREK] RE-SO-PIM 145 REVOLUSI-SOSIALISME INDONESIA-PIMPINAN NASIONAL TAHUN KEMENANGAN A YEAR OF TRIUMPH



221



GENTA SUARA REVOLUSI INDONESIA [GESURI]



279



TAHUN “VIVERE PERICOLOSO” 339 [Trisakti Tavip] TJAPAILAH BINTANG-BINTANG DI LANGIT 411 [TAHUN BERDIKARI/TAKARI] DJANGAN SEKALI-SEKALI MENINGGALKAN SEDJARAH 473 [DJAS MERAH] Epilog 525 Sabam Sirait Keterangan Latar Sampul 529 534



Tentang Penyusun



536



www.boxnovel.blogspot.com



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 5



001/I/14



Daftar Pustaka



8/18/2014 9:41:24 AM



Sukarno, circa 1926. ipphos/Koleksi iwan siswo



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 6



001/I/14



www.boxnovel.blogspot.com



8/18/2014 9:41:25 AM



Dari Penyusun







Salah seorang penjair kita menjatakan “ingin hidup seribu tahun lagi”. Akupun ingin hidup seribu tahun lagi. —Bung Karno, 1965



001/I/14



Bila Jilid I memuat dua azimat revolusi sebelum 17 Agustus 1945, yaitu “Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme” serta “Lahirnya Pancasila”; maka Jilid II memuat tiga azimat revolusi yang digali dari masa sesudah Indonesia merdeka. Tiga azimat tersebut ialah “Penemuan Kembali Revolusi Kita” [1959], “Tavip Trisakti” [1964], dan “Tahun Berdikari” [1965]. Begitulah cara buku ini disusun menjadi dua jilid—berdasarkan periode pra dan pasca­kemerdekaan 17 Agustus 1945. Azimat ketiga, pidato 17 Agustus 1959 “Penemuan Kembali Revolusi Kita/Rediscovery of Our Revolution” kemudian dirumuskan menjadi Manifesto Politik [Manipol]



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 7



8/18/2014 9:41:25 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com viii



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 8



001/I/14



yang serupa GBHN. Manipol ialah pemancaran daripada Pancasila. Menurut Bung Karno, jika mengambil kias agama— sekadar kias!—maka dapat dikatakan: Pancasila adalah semacam Qur'an dan Manipol adalah semacam Hadis yang sahih. [Awas! Bung Karno tidak mengatakan Pancasila adalah Qur'an dan Manipol adalah Hadis yang sah!]. Qur’an dan Hadis yang sah merupakan satu kesatuan, maka Pancasila dan Manipol pun merupakan kesatuan! Pidato ini disampaikan tak lama menyusul pengumuman Dekrit Presiden 5 Juli 1959, yang mengembalikan konstitusi negara kepada UndangUndang Dasar 1945/UUD 1945 yang disahkan pada 18 Agustur 1945—Undang-Undang Dasar Revolusi! Penting juga diingat bahwa Maklumat X tanggal 3 November 1945 yang mengizinkan didirikannya partaipartai (sistem multi partai—seperti sekarang ini) ternyata memisahkan fungsi antara kepala negara dan kepala pemerintah dalam sistem pemerintahan. Sebagai akibatnya maka Presiden Sukarno hanya se­bagai kepala negara dan fungsi kepala pemerintahan de-facto dijalankan perdana menteri. Artinya, Presiden Sukarno, walaupun de-jure menjabat presiden, ia tidak men­jadi kepala pemerintah atau pelaksana penyelenggaraan negara sejak November 1945. Dalam bahasa trias politika Bung Karno bukan eksekutif— setidaknya hal ini berlangsung selama empat belas tahun ke­mudian ketika Dekrit Presiden 5 Juli 1959 diterbitkan. Sesungguhnya sistem ketatanegaraan Indonesia sesuai UUD 1945 bukan trias politika yang berasal dari Prancis sana. Yang terjadi adalah bahwa pada masa berlaku UUD 1945 pra-Dekrit 5 Juli 1959, adalah sistem ketatanegaraan yang ditriaspolitikakan—mirip yang terjadi dalam sistem politik kontemporer zaman ini: sistem presidensiil yang praktiknya parlementer.



8/18/2014 9:41:25 AM



D ari P enyusun



www.boxnovel.blogspot.com ix



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 9



001/I/14



Pada kurun 1945–1949 bolak-balik jatuh-bangun ganti kabinet dan perdana menteri. Segala macam eksperimen demokrasi—mulai dari sistem multipartai yang bablasbablasan, model parlementer dalam sistem presidensiil, hingga demokrasi liberal yang seliberal-liberalnya—terjadi dalam kehidupan bernegara kita. Bukan hanya itu, kita juga bereksperimen terhadap bentuk negara yang paling “pas” untuk Indonesia. Apakah Uni Indonesia-Belanda? Apakah tetap republik kesatuan? Apakah integralistik ataukah negara federal alias serikat? Demikian pula berlangsung eksperimen terhadap konstitusi. Pertama, mengingat bentuk negara federal, dari UUD 1945 kita berganti ke UUD Republik Indonesia Serikat/UUD RIS yang gagal dan hanya berumur enam setengah bulan. Kedua, menyesuaikan bentuk negara kesatuan bersistem parlementer, dari Konstitusi UUD RIS kita beralih ke UUDS 1950 (ditengarai sebagai konstitusi jiplakan), yang kemudian juga gagal. Puncak kegagalan eksperimen konstitusi itu terjadi ketika Badan Konstituante tidak berhasil melaksanakan tugas membentuk undangundang dasar dan membahayakan kelangsungan negara. Presiden Sukarno ketika itu segera bertindak cepat— setelah sabar menunggu selama empat belas tahun—dan melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959 telah mengembalikan sistem ketatanegaraan Indonesia kepada UUD 1945, yang otomatis menyatukan lagi fungsi kepala pemerintahan dan kepala negara dari seorang Indonesia. Artinya, kita kembali kepada sistem ketatanegaraan menurut UUD 1945. Sistem yang asli-tulen buatan Indonesia. Sistem Ketatanegaraan Revolusi! Sejak 1959 setiap tahun Manipol diberi pedoman pelaksanaan dalam pidato-pidato Presiden Republik Indonesia pada 17 Agustus 1960 sampai dengan 17 Agustus



8/18/2014 9:41:25 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com x



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 10



001/I/14



1963. Sejak diberlakukannya kembali UUD 1945, Indonesia hanya dalam waktu tiga tahun sudah dapat mengembalikan Irian Barat (sekarang Papua) ke dalam kekuasaan Republik Indonesia secara de-facto dan de-jure. Penyusun melihat bahwa Pidato-pidato Presiden Republik Indonesia Tahun 1960, yaitu Jalannya Revolusi Kita, Revolusi, Sosialisme, dan Pimpinan (1961), Tahun Ke­ me­nangan (1962), dan Genta Suara Revolusi (1962) penting untuk disajikan agar para pembaca dapat mengikuti gerakan dari Revolusi Indonesia pada tahun-tahun tersebut. Indonesia ternyata terbukti dapat melayani semua tantangan dalam negeri berupa macam-macam pem­be­ron­ tak­an maupun subversi asing yang mengadu-domba [devide et impera] sesama anak bangsa dengan tujuan memorakporandakan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Tujuannya tentu agar Indonesia menjadi tidak stabil sehingga ekonomi menjadi lemah dan kebebasan eksploitasi kekayaan alam untuk menopang sistem imperialisme-kapitalisme ekonomi-politik internasional. Azimat keempat adalah Pidato 17 Agustus 1964 atau "Tavip Trisakti": politik berdaulat, ekonomi berdikari, dan budaya berkepribadian. Trisakti merupakan identitas bangsa yang merdeka. Pidato Trisakti Tavip ini sangat terkenal karena menjelaskan teori-teori revolusi. Misalnya, syarat revolusi, yaitu romantika, dinamika, dan dialektika. Dan tujuan revolusi ialah kemerdekaan, sosialisme, dan dunia baru. Sukarno juga menjelaskan perihal hukum revolusi yang ia ibaratkan lautan; orang bisa bunuh diri berenang di lautan apabila tidak menguasai hukum lautan. Enam hukum revolusi tersebut adalah: Pertama, setiap revolusi harus kenal siapa kawan dan siapa lawan; harus ditarik garis yang tegas antara kawan dan lawan. Kedua, revolusi harus revolusi



8/18/2014 9:41:25 AM



D ari P enyusun



www.boxnovel.blogspot.com xi



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 11



001/I/14



rakyat, bukan revolusi istana, harus dilakukan dari atas dan dari bawah. Ketiga, revolusi adalah simfoni destruktif dan kostruktif; destruksi tanpa konstruksi adalah anarkis dan konstruksi tanpa des­truksi adalah reformis. Keempat, revolusi harus bertahap; tahap nasional demokrasi lebih dulu, baru kemudian tahap sosialisme. Kelima, revolusi harus punya konsepsi dan pro­gram yang jelas dan tegas. Dan keenam, revolusi harus punya soko guru, kader, dan pemimpin. Azimat kelima disebut “Berdikari”, ialah pidato 17 Agustus 1965 berjudul “Capailah Bintang-bintang di Langit”. Berdikari berarti berani mengambil nasib bangsa dan tanah air di tangan sendiri. Sukarno berkata, “Hanya bangsa yang berani mengambil nasib dalam tangan sendiri akan dapat berdiri dengan kuatnya." Dengan memahami-mengerti Panca Azimat Revolusi, ma­ka tiap warga negara Indonesia [WNI] akan mengenal ri­ wa­yatnya. Setiap WNI akan mengenal kakek-nenek mo­yang­ nya, mengenal ayah dan ibunya, mengenal sejarahnya sen­­di­ ri, dan akhirnya mengenal dirinya sendiri. Dengan de­mi­­kian, setiap WNI memahami-mengerti mengapa nasib­nya dan nasib negara-bangsanya se­per­ti sekarang dan sekaligus tahu jalan keluar dari tiap tantang­an nasional dan internasional menuju masyarakat adil-mak­ mur dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang aktif mengejar per­damaian dunia yang abadi. Jadi, bahwa sesungguhnya Indonesia memiliki kon­ sep­sinya sendiri. Konsepsi ini harus secara sadar-se­sadarsadarnya, insyaf seinsyaf-insyafnya dipahami dan dimengerti oleh setiap WNI, apalagi oleh para pemimpin pembuat ke­ pu­tusan dan kebijakan serta aparatur birokrasi. Indonesia sudah memiliki cara pandang sendiri terhadap realitas/ke­ nya­ tan perkembangan dan penyusunan pergaulan hidup



8/18/2014 9:41:25 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com xii



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 12



001/I/14



masya­rakatnya. Konsepsi ini tidaklah menutup diri terhadap pe­ngaruh lingkungan luar. Konsepsi Indonesia adalah satu sistem yang terbuka terhadap ide-ide supermodern. Indo­ ne­sia memiliki cara pandang sendiri terhadap dunia. Cara pandang ini membawa sifat sendiri, sifat Indonesia. The Indonesian world view! Penyusun kemudian mempertimbangkan untuk me­ nambahkan satu bab yang tak kalah pentingnya, yaitu Pidato Presiden Republik Indonesia Tahun 1966 yang berjudul “Jangan Sekali-sekali Melupakan Sejarah” atau lebih dikenal dengan akronim Jas Merah. Pidato ini penting karena banyak kalangan kenal dan terbiasa mendengar atau bahkan mengucapkan “Jas Merah” namun kurang paham apa itu “Jas Merah”. Semoga, dengan dimuatnya “Jas Merah” dalam jilid dua ini dapat memuaskan rasa ingin tahu masyarakat dan mencerahkan kita semua. “Revolusi adalah perjuangan,” kata Bung Karno dalam Trisakti Tavip 1964. Ia selanjutnya menambahkan dalam pidato 17 Agustus 1965, “Perjuangan, perjuangan yang sejatijatinya perjuangan adalah selalu abadi. For a fighting nation there is no journey’s end.” Perjuangan memberikan pelayanan terbaik atas tuntutan-tuntutan Amanat Penderitaan Rakyat yang terus meningkat hanya dapat dilakukan dengan bekal persatuan kaum nasionalis, kaum agama, dan kaum yang menuntut keadilan sosial. Persatuan adalah sintesis tiga sifat kekuatan politik asli Indonesia. Hanya dengan bersatu kita kuat, tetapi kita tidak dapat bersatu apabila kita tidak kuat. “Dharma eva hato hanti. Dharma eva hato hanti, kalimat Sanskrit yang berarti: Kuat karena bersatu, bersatu karena Kuat,’’ demikian kata Bung Karno dalam pidato terakhirnya, “Jas Merah” 17 Agustus 1966. Cita-cita, isi, dan konsepsi



8/18/2014 9:41:25 AM



D ari P enyusun



revolusi Indonesia mencerminkan revolusi umat manusia dan revolusi bangsa Indonesia sendiri. “Pelajarilah sejarah perjuanganmu sendiri yang sudah lampau, agar supaya tidak tergelincir dalam perjuanganmu yang akan datang…. Jangan sekali-sekali meninggalkan sejarah—never leave history! Jangan sekalisekali meninggalkan sejarahmu sendiri—never, never leave your own history!” demikian pesan Bung Karno setelah mengutip Thomas Carlyle dalam “Jas Merah”. Selanjutnya ia menegaskan, “Nasionalisme, ketuhanan, dan sosialisme adalah tuntutan tiap jiwa manusia, tiap bangsa—tuntutan ini saling jalin-menjalin seluruh umat manusia.” Sebagaimana dalam Jilid I, kali ini pembaca tetap dapat menikmati bahasa Indonesia dalam ejaan yang dipakai pada masa itu sehingga memiliki pelajaran tambahan tentang per­ kembangan bahasa Indonesia—Bahasa Revolusi! Penyusun berencana menerbitkan versi populer buku ini kelak. Maksud edisi pop ini adalah cetakan kedua yang menggunakan bahasa Indonesia sesuai Ejaan Yang Disempurnakan. Akhir kata, tiada gading yang tak retak dan tiadalah sesuatu yang sempurna di dunia ini. Demikian pula buku ini tentu tidaklah sempurna. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penerbitan buku ini. Semoga Allah Yang Mahakuasa memberkati dan meridai kita semua. Selamat membaca.



www.boxnovel.blogspot.com xiii



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 13



001/I/14



Jakarta, 1 Juni 2014 Iwan Siswo



8/18/2014 9:41:25 AM



PROLOG



Puan Maharani Ketua Fraksi PDI Perjuangan, 2009–2014



Ide Abadi Menjadi Solusi Masa Kini



www.boxnovel.blogspot.com



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 14



001/I/14



Ada yang mengatakan bahwa ide itu abadi. Salah satu wujud nyata tuturan tersebut ialah buku yang Anda pegang ini: Panca Azimat Revolusi: Tulisan, Risalah, Pembelaan, & Pidato Sukarno 1926–1966. Dalam kedua jilid buku ini terdapat dua belas pidato dan tulisan Bung Karno yang monumental dalam hal pemikiran untuk Indonesia. Ada pledoi "Indonesia Menggugat”, pidato “Lahirnya Pancasila” pada 1 Juni 1945, pidato “Tahun Vivere Pericoloso” yang berisi tentang Trisakti Bung Karno, dan delapan pidato serta tulisan lain yang tidak kalah penting. Saya berharap buku ini dapat membuat makin banyak orang memahami pemikiran-pemikiran Bung Karno. Terlebih



8/18/2014 9:41:25 AM



xv



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 15



001/I/14



lagi saya berharap pembaca dapat melihat bahwa ide-ide Bung Karno bisa menjadi solusi bagi persoalan yang dihadapi Indonesia saat ini. Ketika Indonesia makin bergerak maju di dunia modern, perlu kita melihat lembaran sejarah negeri ini dan mencoba kembali mengingat serta memahami pemikiran atas apa negara ini dibangun dan bangsa ini bersatu. Seperti kata Bung Karno, “Jas Merah, Jangan Sekali-sekali Melupakan Sejarah." Sebagai proklamator kemerdekaan, Bung Karno adalah salah satu tokoh utama yang pemikirannya meninggalkan jejak mendalam pada sejarah bangsa Indonesia. Bila kita membaca ide-ide beliau yang terpapar di tiap halaman buku ini, sebenarnya banyak pemikiran beliau yang relevan dengan masalah dan tantangan yang dihadapi Indonesia kontemporer. Bahasa yang digunakan Bung Karno memang dalam konteks zaman tersebut, tapi inti pe­mi­kir­ an­nya tetap dapat kita panuti untuk menyelesaikan masalah dan menjawab tantangan di zaman kita. Tinggal mau tidak kita menerapkan ide-idenya? Semoga buku ini dapat memberi inspirasi bagi pem­ baca untuk menyelesaikan masalah dan tantangan Indonesia dengan pemikiran yang berasal dari salah satu putra terbaik bangsa ini.



8/18/2014 9:41:25 AM



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 16



Sukarno, circa 1950. Koleksi iwan siswo



001/I/14



www.boxnovel.blogspot.com xvi



8/18/2014 9:41:25 AM



P enemuan K embali R evolusi K ita



PENEMUAN KEMBALI REVOLUSI kita REDISCOVERY OF OUR REVOLUTION



www.boxnovel.blogspot.com 1



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 1



001/I/14



Pidato P.J.M. Presiden Republik Indonesia pada Tanggal 17 Agustus 1959 Senin Djam 8.10 Pagi di Istana Merdeka Djakarta



8/18/2014 9:41:25 AM



Penemuan kembali revolusi kita Rediscovery of our Revolution



www.boxnovel.blogspot.com



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 2



001/I/14



Saudara-saudara sekalian! Hari ini adalah “Hari 17 Agustus”. 17 Agustus 1959. 17 Agustus,—tepat empat belas tahun sesudah kita mengadakan Proklamasi. Saja berdiri di hadapan saudara-saudara, dan berbitjara kepada sau­dara-saudara di seluruh tanah-air, bahkan djuga kepada saudara-sau­dara bangsa Indonesia jang berada di luar tanah-air, untuk ber­sama-sama dengan saudara-saudara mem­peringati, merajakan, meng­a­gung­kan, mengtjamkan Pro­­klamasi kita jang keramat itu. Dengan tegas saja katakan “mengtjamkan”. Sebab, hari ulang-ta­ hun keempat belas daripada Proklamasi kita itu harus benar-benar mem­buka halaman baru dalam sedjarah Revolusi kita, halaman baru da­lam sedjarah Perdjoangan Nasional kita. 1959 menduduki tempat jang istimewa dalam sedjarah Revolusi ki­ta itu. Tempat jang unik! Ada tahun jang saja namakan “tahun ke­tentuan”,—a year of decision. Ada tahun



8/18/2014 9:41:25 AM



P enemuan K embali R evolusi K ita



www.boxnovel.blogspot.com 3



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 3



001/I/14



jang saja sebut, “tahun tan­ tang­ an”,—a year of challenge. Istimewa tahun jang lalu saja na­ma­kan “tahun tan­tang­an”. Tetapi buat tahun 1959 saja akan beri se­but­an lain. Tahun 1959 adalah tahun dalam mana kita,­—sesudah pengalaman pahit hampir sepuluh tahun—, kembali kepada Undangundang-Dasar 1945,­ —Undang-undang-Dasar Revolusi. Ta­ hun 1959 adalah tahun dalam ma­na kita kembali kepada djiwa Revolusi. Tahun 1959 adalah tahun pe­ne­muankembali Revolusi. Tahun 1959 adalah tahun “Rediscovery of our Revolution”. Oleh karena itulah maka tahun 1959 menduduki tempat jang is­ti­mewa dalam sedjarah Perdjoangan Nasional kita, satu tempat jang unik! Seringkali telah saja djelaskan tentang tingkatan-tingkat­ an Re­vo­lu­si kita ini. 1945-1950. Tingkatan physical Revolution. Dalam tingkat­an ini ki­ta merebut dan mempertahankan apa jang kita rebut itu, jaitu ke­ku­a­sa­an, dari tangannja fihak imperialis, ke dalam tangan kita sendiri. Kita merebut dan mempertahan­ kan kekuasaan itu dengan segenap tenaga ro­cha­ni­ah dan djas­ ma­niah jang ada pada kita,—dengan apinja kita pu­nja djiwa dan dengan apinja kita punja bedil dan meriam. Angkasa In­ do­ne­sia pada waktu itu adalah laksana angkasa kobong, bumi In­do­ne­sia laksana bumi tersiram api. Oleh karena itu maka periode 1945-1950 adalah periode Revolusi fisik. Periode ini, periode merebut dan mempertahankan kekuasaan, adalah pe­rio­de Revolusi politik. 1950-1955. Tingkatan ini saja namakan tingkatan “survival”. Sur­vival artinja tetap hidup, tidak mati. Lima tahun physical revolution ti­dak membuat kita rebah, lima ta­­ hun bertempur, menderita, berkorban-badaniah, lapar, kedjar-kedjaran dengan maut, tidak membuat kita bi­nasa.



8/18/2014 9:41:25 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 4



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 4



001/I/14



Badan penuh dengan luka-luka, tetapi kita tetap berdiri. Dan an­ta­ra 1950-1956 kita sembuhkanlah luka-luka itu, kita su­ lami mana jang bolong, kita tutup mana jang djebol. Dan dalam tahun 1955 kita da­pat berkata, bahwa tertebuslah se­ ga­la penderitaan jang kita alami da­lam periodenja Revolusi fisik. 1956. Mulai dengan tahun ini kita ingin memasuki satu ru. Ki­ ta ingin memasuki periodenja Revolusi periode ba­ sosial-ekonomis, un­tuk men­tjapai tudjuan terachir dari­ pada Revolusi kita, jaitu satu masjarakat adil dan makmur, “tata-tentrem-kerta-rahardja”. Tidakkah de­mi­kian, saudarasaudara? Kita berrevolusi, kita berdjoang, kita ber­kor­ban, kita berdansa dengan maut, toh bukan hanja untuk me­ na­ ik­­ kan bendera Sang Merah Putih, bukan hanja untuk melepaskan Sang Ga­ ru­ da Indonesia terbang di angkasa? “Kita bergerak”,—demikian sa­ ja tuliskan dalam risalah “Mentjapai Indonesia Merdeka” hampir ti­ ga pu­ luh tahun jang lalu—: “Kita bergerak karena kesengsaraan ki­ta, ki­ta ber­­ge­rak karena ingin hidup lebih lajak dan sempurna. Kita ber­­ge­rak ti­dak karena “ideaal” sadja, kita bergerak karena ingin tjukup ma­kan­an, ingin tjukup pakaian, ingin tjukup tanah, ingin tjukup perumahan, ingin tjukup pendidikan, ingin tjukup meminum seni dan cultuur,—pen­ dek kata kita bergerak karena ingin perbaikan nasib di dalam segala bagian-bagiannja dan tjabang-tjabangnja. Perbaikan nasib ini hanjalah bi­sa datang seratus procent, bilamana masjarakat sudah tidak ada ka­pi­tal­isme dan imperialisme. Sebab stelsel ini­lah jang sebagai kemladean tum­buh di atas tubuh kita, hidup dan subur daripada tenaga kita, rezeki ki­ta, zat-zatnja masjarakat kita.—Oleh karena itu, maka pergerakan ki­ ta djanganlah pergerakan jang ketjil-ketjilan.—Pergerakan kita itu ha­rus­lah suatu pergerakan jang ingin merobah samasekali sifatnja ma­sja­rakat” ....



8/18/2014 9:41:25 AM



P enemuan K embali R evolusi K ita



Koleksi iwan siswo



Memberikan suara dalam pemilihan umum pertama, 1955.



www.boxnovel.blogspot.com 5



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 5



001/I/14



Pendek-kata, dari dulu-mula tudjuan kita ialah satu masjarakat jang adil dan makmur. Masjarakat jang demikian itu tidak djatuh begitu sadja dari la­ ngit, laksana embun di waktu malam. Masjarakat jang demikian itu ha­rus ki­ta perdjoangkan, masjarakat jang demikian itu harus kita ba­ngun. Se­djak tahun 1956 kita ingin memasuki alam pembangunan. Alam pem­ba­ngun­an



8/18/2014 9:41:25 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 6



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 6



001/I/14



Semesta. Dan saudara-saudara telah sering men­de­ngar da­ri mulut saja, bahwa untuk pembangunan Semesta itu ki­ta ha­rus mengadakan perbekalan-perbekalan dan peralatan-per­alat­an lebih dahulu,—dalam bahasa asingnja: mengadakan “in­vest­ ment-investment” lebih dahulu. Sedjak tahun 1956 mulailah pe­ ri­ o­ de in­ vest­ ment. Dan sesudah periode investment itu selesai, mulailah periode pembangunan besar-besaran. Dan sesudah pembangunan besar-besaran itu, meng­alam­i­lah kita Insja-Allah subhanahu wa ta’ala alamnja masjarakat adil dan makmur, alamnja masjarakat “murah sandang murah pangan”, “subur kang sarwa tinandur, murah kang sarwa tinuku”. Saudara-saudara! Djika kita menengok ke belakang, maka tam­ pak­ lah dengan djelas, bahwa dalam tingkatan Revolusi fisik, segala per­bu­at­an ki­ta dan segala tekad kita mempunjai dasar dan tudjuan jang te­gas-djelas buat kitasemua: melenjapkan kekuasaan Belanda da­ri bu­mi Indonesia, mengnjahkan bendera tiga-warna dari bumi In­do­ne­sia. Pada satu detik, djam sepuluh pagi, tanggal 17 Agustus, ta­hun 1945, Proklamasi diutjapkan,—tetapi lima tahun lamanja Djiwa Pro­ kla­ masi itu tetap berkobar-kobar, tetap berapiapi, tetap murni men­dji­wai segenap fikiran dan rasa kita, tetap murni menghikmati segenap tindak-tanduk kita, tetap murni mewahjui segenap keichlasan dan kerelaan kita untuk menderita dan berkorban. Undang-undang-Dasar 1945,— Undang-undang-Dasar Proklamasi—,benar-benar ternjata Un­dang-undang-Dasar Perdjoangan, benar-benar ternjata satu pe­lo­por daripada alat-perdjoangan! Dengan Djiwa Proklamasi dan dengan Undang-undang-Dasar Proklamasi itu, perdjoangan berdjalan pesat, malah perdjoangan ber­ djalan laksana lawine jang makin lama makin gemuruh dan tak tertahan, menjapu bersih segala penghalang! Padahal lihat! Alat-alat jang berupa perbendaan (materiil) pada wak­tu itu serba kurang, serba sederhana,



8/18/2014 9:41:25 AM



P enemuan K embali R evolusi K ita



Koleksi iwan Siswo



Melantik Soedirman menjadi Panglima Besar, 18 Desember 1945.



www.boxnovel.blogspot.com 7



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 7



001/I/14



serba di bawah minimum! Ke­u­ang­an tambal-sulam, Angkatan Perang tjompang-tjamping, ke­ku­a­sa­an politik djatuh-bangun, daerah de facto Republik Indonesia ka­dang-kadang hanja seperti selebar pajung. Tetapi Djiwa Proklamasi dan Undangundang-Dasar Proklamasi mengikat dan membakar se­ma­ ngat seluruh bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke! Itulah se­bab­nja kita pada waktu itu pantang mundur. Itulah sebab­nja kita pada waktu itu achirnja menang. Itulah sebab­ nja kita pada waktu itu achirnja berhasil pengakuan ke­ daulatan,—bukan souvereiniteits-over­ dracht tetapi sou­ vereiniteits-erkenning—,pada tanggal 27 De­sem­ber 1949. Demikianlah gilang-gemilangnja periode Revolusi fisik. Dalam periode jang kemudian, jaitu dalam periode survival, sedjak 1950, maka modal perdjoangan dalam arti perbendaan (materiil) agak lebih besar daripada sebelumnja. Keuangan kita lebih longgar, Ang­ kat­ an Perang kita tidak tjompang-tjamping lagi; kekuasaan politik kita di­a­kui oleh sebagian besar dunia internasional; kekuasaan de facto ki­ta



8/18/2014 9:41:26 AM



Bersama Soedirman dalam upacara,P anca 17 Agustus 1949.



A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 8



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 8



001/I/14



perpustakaan Nasional/iwan Siswo



8/18/2014 9:41:27 AM



perpustakaan nasional/iwan siswo



P enemuan K embali R evolusi K ita



Soedirman tampak masih marah terhadap Sukarno [dan Hatta] karena mereka memutuskan untuk tidak mempertahankan Yogyakarta. Foto diambil dua kali oleh Frans Mendur—Juli 1949.



www.boxnovel.blogspot.com 9



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 9



001/I/14



melebar sampai daerah di muka pintu-gerbang Irian Barat. Tetapi da­lam ar­ti modal mental, maka modal-perdjoangan kita itu mengalami sa­tu ke­mun­dur­an. Apa sebab? Pertama oleh karena djiwa, sesudah berachirnja sesuatu per­djo­ang­an fisik, selalu mengalami satu kekendoran; kedua oleh ka­re­na peng­akuan kedaulatan itu kita beli dengan ber­ bagai matjam kom­pro­mis. Kompromis, tidak hanja dalam arti penebusan dengan kekajaan ma­te­ri­il, tetapi lebih djahat daripada itu: kompromis dalam arti me­ngor­bankan Djiwa Revolusi, dengan segala akibat daripada itu: Dengan Belanda, melalui K.M.B., kita harus mentjairkan vo­ lusi kita; di Indonesia sendiri, kita harus ber­ djiwa-re­ kompromis dengan golongan-golongan jang non-revo­lusio­ ner: golongan-golongan blan­dis, golongan-golongan re­for­mis,



8/18/2014 9:41:28 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 10



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 10



001/I/14



golongan-golongan konservatif, go­long­an-golongan kon­trare­vo­lu­si­o­ner, golongan-golongan bunglon dan tjutjunguk. Sampai-sampai kita, dalam mengorbankan djiwa revolusi ini, meninggalkan Undang-undang-Dasar 1945 sebagai alat perdjoangan! Saja tidak mentjela K.M.B. sebagai taktik perdjoangan. diri dulu mengguratkan apa jang saja namakan Saja sen­ “tracée baru” untuk mem­ per­ oleh pengakuan kedaulatan. Tetapi saja tidak menjetudjui orang jang ti­dak me­nja­dari adanja bahaja-bahaja penghalang Revolusi jang tim­ bul sebagai akibat daripada kompromis K.M.B. itu. Apalagi orang jang ti­dak menjadari bahwa K.M.B. adalah satu kompromis! Orang-orang jang demikian itu adalah orang-orang jang pernah saja na­ma­kan orang-orang possibilis, orang-orang jang pada hakekatnja ti­dak di­na­mis-re­vo­lusioner, bahkan mungkin kontra-revolusioner. Orang-orang jang demikian itu sedikitnja adalah orang-orang jang beku, orang-orang jang tidak mengerti maknanja “taktik”, orang-orang jang men­ tjampur-bawurkan taktik dan tudjuan, orang-orang jang dji­wanja “mandek”. Orang-orang jang demikian itulah, di samping sebabsebab lain, me­ra­tjuni djiwa bangsa Indonesia sedjak 1950 dengan ratjunnja re­ for­ mis­ me. Merekalah jang mendjadi salah satu sebab kemunduran mo­dal mental daripada Revolusi kita sedjak 1950, meskipun di lapangan peralatan materiil kita mengalami sedikit kemadjuan. Kalau tergantung daripada mereka, kita sekarang masih hidup dalam alam K.M.B.! Masih hidup dalam alam Uni Indonesia-Belanda! Masih hidup dalam alam sup­re­masi modal Belanda! Mereka berkata, bahwa kita harus selalu tunduk kepada per­djan­dji­an internasional: Satu kali kita setudjui sesuatu perdjandjian in­ter­na­si­o­nal, sampai lebur-kiamat kita tidak



8/18/2014 9:41:28 AM



P enemuan K embali R evolusi K ita



www.boxnovel.blogspot.com 11



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 11



001/I/14



boleh menjimpang da­ ri­ padanja! Mereka berkata, bahwa kita tidak boleh merobah negara fe­de­ral à la van Mook, tidak boleh menghapuskan Uni, oleh karena ki­ ta telah menandatangani perdjandjian K.M.B. “Setia kepada aksara, se­ tia kepada aksara!”, demikianlah wijsheid jang mereka keramatkan. Nja­ta­lah mereka samasekali tidak mengarti apa jang dinamakan Re­vo­lu­si. Njatalah mereka tidak mengarti bahwa Revolusi djustru meng­ingkari aksara! Dan njatalah mereka tidak mengarti,—oleh karena mereka memang tidak ahli revolusi—,bahwa modal-pokok bagi tiap-ti­ap revolusi nasional menentang imperialisme-kolonialisme ialah Kon­ sen­tra­si kekuatan nasional, dan bukan perpetjahan kekuatan na­si­o­nal. Meskipun kita menjetudjui pemberian otonomi-daerah se­ lu­ as-luasnja sesuai dengan motto kita Bhinneka Tunggal Ika, maka fe­de­ral­isme à la van Mook harus kita tidak setiai, harus kita kikis-habis selekas-lekasnja, oleh karena federalisme à la van Mook itu adalah pa­da hakekatnja alat pemetjah-belah kekuatan nasional. Djahatnja po­ li­ tik pemetjah-belahan ini ternjata sekali sedjak tahun 1950 itu, dan men­ tja­ pai klimaksnja dalam pemberontakan P.R.R.I.Per­mesta dua ta­hun jang lalu, dan oleh karenanja harus kita gempur-hantjur habis-ha­bis­an, sampai hilang-lenjap P.R.R.I.Permesta itu samasekali! Ja, sekali lagi: Persetudjuan internasional tidak berarti satu ba­rang jang langgeng dan abadi. Ia harus memberi ke­­ mungkinan un­ tuk setiap waktu menghadapi revisi. Apa­ lagi, djika persetudjuan itu me­ngan­dung unsur-unsur jang bertentangan dengan keadilan-ma­nu­sia,—di la­pang­an politikkah, di lapangan ekonomikah, di lapangan mi­ li­ ter­ kah,—ma­ka wadjib persetudjuan tersebut direvisi pada waktu per­ im­ bang­ an kekuatan berobah. Misalnja pen­dja­ djahan terhadap bang­sa la­in, mes­ki tadinja ia di­se­tudjui



8/18/2014 9:41:28 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 12



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 12



001/I/14



dalam sesuatu perdjandjian in­ter­na­si­o­nal se­ka­li ­pun, tak dapat diterima sebagai suatu hukum jang mutlak dan abadi, jang harus dibenarkan terus-menerus sampai ke achir za­ man. Ti­dak!, ia harus ditjela setadjam-tadjamnja, ditentang mati-ma­ti­an, di­ti­a­da­kan selekas mungkin. Tidak boleh kita membiarkan lang­geng dan abadi sesuatu hukum jang berdasarkan penguasaan si lemah oleh si­kuat. Saudara-saudara, saja masih dalam membitjarakan periode sur­vi­val. Selama kita masih dalam periode survival ini, maka segala kom­ pro­ mis dan reformisme jang saja sebut­ kan tadi tidak begitu disedari akan aki­ bat­ nja. Ja mung­­kin terasa kadang-kadang, bahwa djalannja per­tum­ buh­an agak serat, tetapi keseratan ini makin lama makin diartikan sebagai satu kekurangan atau tjatjat jang memang melekat kepada bangsa Indonesia sendiri, satu kekurangan atau tjatjat jang jang memang “in­hae­rent” kepada bangsa Indonesia sendiri,—bukan sebagai aki­bat da­ri­pa­da sesuatu kompromis, atau akibat sesuatu reformisme, atau aki­ bat sesuatu possibilisme, pendek-kata bukan sebagai akibat pe­ ngor­ban­an djiwa Revolusi. Segala kematjetan dan keseratan di “verklaar” de­ngan kata “memang kita ini belum tjukup matang, memang kita ini ma­sih sedikit Inlander”. Sinisme lantas timbul! Kepertjajaan kepada ke­ mam­ pu­ an bangsa sendiri gojang. Djiwa inlander jang memandang ren­ dah kepada bangsa sendiri dan memandang agung kepada bangsa asing mun­tjul di sana-sini, terutama sekali di kalangan kaum intelektuil. Pa­da­hal semuanja sebenarnja adalah akibat dari­ pada kompromis! Masuk kita ke dalam periode investment. Di dalam periode ini­lah,—periode voorbereidingnja revolusi sosialekonomis—,makin tam­pak­lah akibat-akibat-djelek daripada kompromis 1949 itu. Terasalah oleh seluruh masjarakat—



8/18/2014 9:41:28 AM



P enemuan K embali R evolusi K ita



www.boxnovel.blogspot.com 13



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 13



001/I/14



ketjuali masjarakatnja orang-orang pemakan nangka tanpa terkena getahnja nangka, masjarakatnja orang-orang jang “arrivés”, masjarakatnja si pemimpin mobil sedan dan si pemimpin peng­ga­ruk lisensi—,terasalah oleh seluruh Rakjat bahwa djiwa, dasar, dan tudjuan Revolusi jang kita mulai dalam tahun 1945 itu ki­ni di­hing­gapi oleh penjakit-penjakit dan dualisme-dualisme jang ber­ba­ha­ja sekali. Di mana djiwa Revolusi itu sekarang? Djiwa Revolusi dja­ di hampir padam, sudah mendjadi dingin sudah men­ tak ada apinja. Di mana Da­sar Revolusi itu sekarang? Dasar Revolusi itu sekarang tidak keruan mana letaknja, oleh karena masing-masing partai menaruhkan dasar­nja sendiri, sehingga dasar Pantja Sila pun sudah ada jang meninggalkan. Di mana tudjuan Revolusi itu sekarang? Tudjuan Revolusi, —jaitu ma­sja­ra­kat jang adil dan makmur—,kini oleh orangorang jang bukan putera-revolusi diganti dengan politik liberal dan ekonomi liberal. Diganti dengan politik liberal, di mana suara Rakjat-banjak dieksploatir, ditjatut, dikorup oleh berbagai golongan. Diganti de­ngan ekonomi liberal, di mana berbagai golongan menggaruk kekajaan han­ tam-kromo, dengan mengorbankan kepentingan Rakjat. Segala penjakit dan dualisme itu tampak menondjol las dalam periode investment itu! Terutama terang dje­ sekali penjakit dan du­a­lis­me empat rupa jang sudah saja sinjalir beberapa kali: dualisme an­ ta­ ra Pemerintah dan pimpinan Revolusi; dualisme dalam outlook ke­ma­sja­ra­kat­ an: masjarakat adil dan makmurkah, atau masjarakat ka­pi­ta­ lis­kah?; dualisme “Revolusi sudah selesaikah” atau “Revolusi be­lum se­le­sai­kah?”; dualisme dalam demokrasi,—demokrasi untuk Rak­jat­kah atau Rakjat untuk demokrasikah? Dan sebagai saja katakan, segala kegagalan-kegagalan, se­ ratan-keseratan, segala kematjetan-kematjetan segala ke­



8/18/2014 9:41:28 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 14



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 14



001/I/14



dalam usaha-usaha kita jang kita alami dalam periode survival dan investment itu, ti­dak se­ma­ta-mata disebabkan oleh kekurangan-kekurangan atau ke­to­lol­an-ke­to­lolan jang inhaerent melekat kepada bangsa Indonesia sendiri, tidak disebabkan oleh karena bangsa Indonesia memang bang­­sa jang tolol, atau bangsa jang bodoh, atau bangsa jang tidak mampu apa-apa,—tidak!—,se­gala ke­ga­gal­an, keseratan, kematjetan itu pada pokoknja adalah di­se­babkan oleh ka­re­na kita, sengadja atau tidak sengadja, sedar atau tidak sedar, te­ lah me­nje­leweng dari Djiwa, dari Dasar, dan dari Tudjuan Revolusi! Kita telah mendjalankan kompromis, dan kompromis itu telah meng­gerogoti kita punja Djiwa sendiri! Insjafilah hal ini, sebab, itulah langkah pertama untuk menjehatkan perdjoangan kita ini. Dan kalau kita sudah insjaf, marilah kita, sebagai sudah saja an­djur­kan, memikirkan mentjari djalan-keluar, memikirkan mentjari way-out,—think and re-think, make and re-make, shape and re-shape. Buanglah apa jang salah, bentuklah apa jang harus! Beranilah mem­bu­ang apa jang harus dibuang, beranilah membentuk apa jang harus dibentuk! Beranilah membongkar segala alat-alat jang tak tepat,—alatalat materiil dan alat-alat mental—,beranilah membangun alat-alat jang baru untuk meneruskan perdjoangan di atas rel Revolusi. Be­ra­ni­lah mengadakan “retooling for the future”. Pendek-kata, beranilah meninggalkan alam-perdjoangan setjara sekarang, dan beranilah kem­ba­li samasekali kepada Djiwa Revolusi 1945. Di hadapan Konstituante, dalam tahun 1956, tatkala saja membuka sidang pertama Konstituante itu, sudah saja mulai memberikan per­i­ngat­an ke arah itu. Dengan djelas saja katakan kepada Konstituante pa­da waktu itu: “Buatlah



8/18/2014 9:41:28 AM



P enemuan K embali R evolusi K ita



www.boxnovel.blogspot.com 15



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 15



001/I/14



Undang-undang-Dasar jang tjotjok dengan Dji­ wa Pro­ kla­ masi, buatlah Undang-undang-Dasar jang tjotjok dengan Dji­wa Revolusi”. Pada Konstituante itu pada hakekatnja saja meminta sa­tu ketegasan, satu keberanian, satu kemampuanfantasi. Satu ke­ be­ ra­ ni­ an dan kemampuan-fantasi untuk meninggalkan samasekali alam-fi­kir­an jang lama, memasuki samasekali satu alam-fikiran jang ba­ru. Sa­tu keberanian dan kemampuan-fantasi jang revolusioner. Se­bab se­lu­ruh Rakjat merasa bahwa Undang-undang-Dasar 1950 menekan Djiwa Revolusi, menghambat-mengendorkan djalannja arus Revolusi, mematikan tjara-berfikir revolusioner, memberikan bumi-subur ke­ pa­ da tumbuhnja segala matjam aliran konvensionil dan konservatif. Pa­da­hal, dengan tandas saja peringatkan kepada Konstituante, bahwa “The Constitution is made for men, and not men for the Constitution”,—Konstitusi dibuat untuk mengabdi kepada manusia, dan tidak manusia dibuat untuk mengabdi Konstitusi. Saja tadinja benar-benar mengharap, jang Konstituante mampu me­ nje­ le­ sai­ kan soal ini. Dan tadinja benar-benar saja bermaksud mem­be­ri­kan satu tempat jang luhur-agung kepada Konstituante da­lam Se­dja­rahnja Revolusi kita ini. Satu tempat luhur-agung, di mana Kon­sti­tu­ante ternjata mendjadi penjelamat Revolusi. Tetapi apa kenjataannja? Konstituante ternjata tak mampu menjelesaikan soal jang dihadapinja, Konstituante ternjata tak mampu mendjadi penjelamat Revolusi. Maka karena kegagalan Konstituante itu, demi kepentingan Nusa dan Bangsa, demi keselamatan Revolusi, sa­ja pada tanggal 5 Djuli jang lalu mengeluarkan Dekrit jang berbunji:



8/18/2014 9:41:28 AM



P anca A zimat R evolusi



Dekrit Dengan Rachmat Tuhan Jang Maha Esa,



KAMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA/ PANGLIMA TERTINGGI ANGKATAN PERANG, Dengan ini menjatakan dengan chidmat:



Bahwa andjuran Presiden dan Pemerintah untuk kembali



pa­ kepada Undang-undang Dasar 1945, jang disampaikan ke­ da segenap Rakjat Indonesia dengan Amanat Presiden pa­ da



tanggal 22 April 1959, tidak memperoleh keputusan dari Konsti­ tuan­ te sebagaimana ditentukan dalam Undang-un­ dang Dasar



Sementara;



Bahwa berhubung dengan pernjataan sebagian terbesar



Ang­go­ta-anggota Sidang Pembuat Undang-undang Dasar un­tuk tidak menghadiri lagi sidang, Konstituante tidak mung­kin lagi



menjelesai­kan tugas jang dipertjajakan oleh Rak­jat ke­pa­danja;



Bahwa hal jang demikian menimbulkan keadaan ke­ ta­ ta-



negaraan jang membahajakan persatuan dan keselamatan Negara,



Nusa dan Bangsa, serta merin­tangi pembangunan se­mes­ta untuk men­tjapai masjarakat jang adil dan makmur;



Bahwa dengan dukungan bagian terbesar Rakjat In­do­ne­



sia dan didorong oleh kejakinan kami sendiri, kami terpaksa me­ nempuh satu-satunja djalan untuk menjelamatkan Ne­ ga­ ra Proklamasi;



Bahwa kami berkejakinan bahwa Piagam Djakarta ter-



tanggal 22 Djuni 1945 mendjiwai Undang-undang Dasar 1945 dan



adalah merupakan suatu rangkaian-kesatuan dengan Konstitusi tersebut;



www.boxnovel.blogspot.com 16



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 16



001/I/14



Maka atas dasar-dasar tersebut di atas,



8/18/2014 9:41:28 AM



P enemuan K embali R evolusi K ita



KAMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA/ PANGLIMA TERTINGGI ANGKATAN PERANG, Menetapkan pembubaran Konstituante;



Menetapkan Undang-undang Dasar 1945 berlaku la­gi ba­gi



segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah da­rah Indonesia,



terhitung mulai hari tanggal penetapan Dek­rit ini, dan tidak



berlakunja lagi Undang-undang Dasar Se­men­tara.



Pembentukan Madjelis Permusjawaratan Rakjat Semen­



tara, jang terdiri atas Anggota-anggota Dewan Perwakilan Rak­jat ditambah dengan utusan-utusan dari daerah-dae­rah dan golong­



an-golongan, serta pembentukan Dewan Per­tim­bangan Agung



Sementara, akan diselenggarakan dalam waktu jang se­singkat-



singkatnja.



Ditetapkan di : Djakarta



pada tanggal 5 Djuli 1959.



Atas nama Rakjat Indonesia



PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA/PANGLIMA TERTINGGI ANGKATAN PERANG, (SUKARNO)



www.boxnovel.blogspot.com 17



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 17



001/I/14



Ja, saudara-saudara!,—melalui “tahun ketentuan” (year of de­ci­sion), melalui “tahun tantangan” (year of challenge), kita sekarang tiba kembali kepada dasar perdjoangan kita jang asli. Kita sekarang telah “menemukan-kembali Revolusi kita”,—kita sekarang telah tiba kepada “rediscovery of our Revolution”. Apa artinja ini? Apakah ini berarti semata-mata pergantian Undang-undang Da­sar 1950 dengan Undang-undang Dasar 1945? Tidak!



8/18/2014 9:41:28 AM



P anca A zimat R evolusi



Koleksi iwan siswo



Membacakan Dekrit, 5 Juli 1959.



www.boxnovel.blogspot.com 18



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 18



001/I/14



Apakah ini berarti semata-mata supaja kita “naik semangat” atau “naik tekad”? Tidak! Apakah ini berarti semata-mata bahwa kita mentjari perfeksi-tek­nis dan effisiensi-teknis dalam pekerdjaan dan usaha kita? Tidak! Sekali lagi tidak! Kita tidak sekadar mentjari perobahan atau per­ba­ikan lahir, kita tidak sekadar mentjari “naiknja semangat”. Per­obah­an lahir setiap waktu bisa luntur, dan semangatpun setiap waktu bisa lun­ tur! Kita mentjari pero­ bahan jang lebih dalam daripada itu! Kita men­ tja­ ri kesedaran jang sedalam-dalamnja,—kesedaran jang masuk tu­lang, masuk sungsum, masuk fikiran, masuk rasa, masuk roch, masuk djiwa,—bahwa kita tadinja telah njeleweng dari dasar dan tudjuan per­djo­angan kita. Kita mentjari kesedaran jang sedalam-dalamnya, bah­ wa sifat-hakekat Revolusi kita ini tidak bisa lain, tidak bisa lain, da­ri­pa­da dasar dan tudjuan jang kita proklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945!



8/18/2014 9:41:28 AM



P enemuan K embali R evolusi K ita



www.boxnovel.blogspot.com 19



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 19



001/I/14



Perobahan-perobahan batin, kesedaran tentang pen­je­ lewengan ini, dengan sendirinja nanti akan membawa per­ obahan-perobahan dan perbaikan-perbaikan di alam lahir. Sekarang hai Bangsa Indonesia, bangkitlah kembali! Bang­kitlah kem­bali dengan Djiwa Proklamasi di dalam kalbu! Tinggalkan alam jang lam­ pau! Tetapi djangan mengeluh! Keluh adalah tanda kelemahan dji­wa. Ja, alam jang lampau memang salah. Alam jang lampau itu kini ki­ta rasakan seperti satu pembuangan-waktu sepuluh tahun lamanja. Te­ta­pi dja­ ngan mengeluh! Berbesarlah hati bahwa kita sekarang ini sa­ dar, dan berdjalanlah terus! Djikalau kita mempeladjari revolusi-revolusi bangsa lain, maka selalu kita melihat penjelewengan-penjelewengan. Ada jang penjelewengannja sementara, ada jang penje­ le­wengannja terus-me­ne­rus. Penjelewengan sementara kemudian dikoreksi, tetapi pe­ nje­ le­ wengan terus-menerus menjebabkan dekadensi. Penjelewengan te­rus-me­ne­rus inilah jang berbahaja. Ia kadang-kadang membuat Re­vo­lusi itu kandas dan mati samasekali, atau ia menumbuhkan de­ka­den­ si jang berpuluh-puluh tahun lamanja, dan ini menjebabkan meng­amuk­nja suatu revolusi baru. Revolusi Perantjis pada hake­ katnja kan­ das dan mati oleh penjelewengan terusmenerus, revolusi Sun Yat Sen di­se­le­wengkan terus-menerus oleh Kuo Min Tang mendjadi satu kon­tra-revolusi. Bagaimana dengan penjelewengan kita? Kita sangat sjukur ke­ pada Tuhan, bahwa penjelewengan kita itu ber­ belum sampai mendjelma sebagai satu dekadensi. Tepat pada waktunja, kita terperandjat sadar, dan kita mengadakan koreksi. Tepat pada waktunja, kita mendjalankan think and re-think, dan kita melihat penjelewengan itu, dan kita bongkar penjelewengan itu, dan kita banting stir kembali ke djalan jang benar. Tepat pada waktunja, Rakjat-djelata memukul tjanang. Tepat pada wak­tu­nja, si Marhaen dan si Sarinah,



8/18/2014 9:41:28 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 20



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 20



001/I/14



si Dadap dan si Waru, berteriak: “Hai pe­mim­pin! Engkau njeleweng! Engkau njeleweng!” Memang sebagai sa­ja katakan tempo-hari, kesadaran-sosial dan kesadaran-politik Rak­ jat Indonesia, djikalau dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain, boleh dibanggakan. Sociaal-bewustzijnnja dan politiekbewustzijnnja adalah tidak kalah dengan banjak bangsabangsa lain. Dan memang Revolusi kita adalah satu RevolusiRakjat. Revolusi kita bukan satu revolusi-istana, bukan satu “palace-revolution”,—bukan satu revolusi jang oleh se­orang penulis bangsa asing dinamakan satu “revolution which is the prelude of the pre-revolutionary days”. Peringatan ini baik sekali didengarkan oleh orangorang jang me­nje­but­kan dirinja pemimpin. Kalau mereka memimpin, maka ke­ta­hu­i­lah, bahwa jang mereka pimpin itu bukan satu rombongan kambing atau sa­tu rombongan bebek atau satu rombongan tujul, tetapi satu Rak­jat jang kesedaransosialnja dan kesedaran-politiknja telah tinggi! Berkat kesedaran-sosial dan kesedaran-politik Rakjat kita itulah, maka penjelewengan kita tidak berlangsung amat lama. Dua-tiga tahun sadja sesudah kita merasakan bahwa pertumbuhan atau kemadjuan ku­rang lantjar, Rakjat-djelata telah memukul tjanang! Dua-tiga tahun sa­dja kematjetan, maka kita segera mampu menemukan sebab-sebab dan akarakar daripada kematjetan itu, dan kita bongkar sebab-sebab dan akar-akar itu, dan kita adakan koreksi-koreksi seperlunja, djuga ko­rek­si-koreksi jang radikal dan fundamentil. Karena itu, djangan mengeluh! Tetaplah berdjalan terus, tanpa man­dek, tanpa ragu-ragu, di atas relnja Revolusi kita jang asli. Djangan ada di antara kita jang meragu-ragukan ke­ benaran relnja Revolusi kita itu. Djangan ada di antara kita jang berkata, bahwa dasar dan tudjuan Revolusi kita toh boleh djuga berobah?



8/18/2014 9:41:28 AM



P enemuan K embali R evolusi K ita



www.boxnovel.blogspot.com 21



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 21



001/I/14



Ada memang orang peragu, ada memang orang defaitis, jang me­nje­butkan dirinja “ahli falsafah”, jang dengan dalil bah­wa tidak ada ba­rang sesuatu jang langgeng dan tak ber­ obah,—“panta rei” dalil me­ re­ ka—,menanja apakah dasar dan tudjuan Revolusi kita ini tidak boleh dju­ga dan tidak bisa djuga berobah? Apakah keadilan sosial tidak boleh ditawartawar lagi? Apakah perdjoangan anti kolonialisme tidak boleh dimodulir lagi? Apakah hal jang kita niatkan pada tanggal 17 Agustus ’45 itu tidak boleh diamendir lagi? Pertanjaan-pertanjaan jang demikian inipun satu pen­ jelewengan! Bahkan satu penjelewengan jang sangat serius, akibat daripada satu dji­wa kompromis. Dalam perikehidupan kemanusiaan di dunia ini adalah beberapa kebenaran,—beberapa waarheden—,jang langgeng dan tak berobah. Waarheden jang demikian itu tak boleh ditawar atau dimodulir atau diamendir, tanpa merobah ia dari waarheid mendjadi satu kepalsuan. Ia tak boleh ditinggalkan, tanpa membuat manusia mendjadi machluk jang kehilangan kemudi. Ambillah misalnja pokok-isi “Declaration of Inde­ pendence” Ame­rika, dan Manifes Komunis,—dua dokumen jang menurut Bertrand Russell telah membagi dunia-manusia ini mendjadi dua golongan jang terpisah satu sama lain. Baik Declaration of Independence, maupun Manifes Komunis, kedua-duanja berisi beberapa kebenaran (waar­heden) jang tetap benar, tetap laku, tetap valid selama-lamanja. Sia­pa,— kalau benar-benar ia Manusia, dan bukan machluk tanpa arah—,berani mentjoba mengamendir kebenarannja kalimat dalam Dec­la­­ra­tion of Independence, bahwa “semua manusia dilahirkan sa­ma, dan bahwa tiap-tiap manusia itu diberi oleh Tuhan beberapa hak jang tak dapat dirampas, jaitu hak hidup, nge­ djar kebahagiaan”,—“That hak kebebasan, dan hak me­ all men are created equal, that they are endowed by their



8/18/2014 9:41:28 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 22



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 22



001/I/14



Creator with certain unalienable rights, that among these are life, liberty, and the pursuit of happiness? .... Siapa,—kalau benar-benar ia Manusia, dan bukan machluk tanpa arah—,berani membantah kebenarannja benang-merah dalam Manifes Komunis, bah­ wa sebagian besar dari ummat manusia ini ditindas, di“onderdrukt” dan di“uitgebuit” oleh sebagian jang lain, sehingga achirnja “kaum pro­le­tar tak akan kehilangan barang lain daripada ran­taibelenggunja sen­di­ri. Mereka sebaliknja akan memperoleh satu dunia baru. Hai Pro­le­tar seluruh dunia, bersatulah”? .... Kalimat-kalimat atau inti-sari fikiran jang demikian itu me­ ngan­­­ dung kebenaran-kebenaran jang tak boleh diragu-ragukan atau di­amen­dir. Dasar-djiwanja ialah BudiKemanusiaan, Hati-Nurani Kema­nusiaan—Het Geweten van den Mens, The Conscience of Man. Dasar-djiwanja mengenai wilajah se­lu­ruh perhubungan antara ma­nusia dengan ma­ nu­sia. Ia bukan pia­gam jang hanja mengenai satu bang­­sa sadja, seperti misalnja Magna Char­ta­nja orang Inggeris. Ia bukan pakta antara beberapa negara jang ber­ku­a­sa sadja, seper­ti misal­nja Atlantic Charter. Ia bukan sa­tu da­sar untuk men­jusun sesuatu Pax daripada sesuatu negara, se­per­ti Pax Britannica, atau Pax Romana, atau Pax Americana, atau Pax So­ vietica,—tidak!,—ia adalah satu dasar untuk menjusun Pax jang me­li­puti seluruh Kemanusiaan, jaitu Pax Huma­nica, Pax-nja seluruh machluk-manusia jang mendiami bumi ini. Di Washington tiga tahun jang lalu saja mengandjurkan Pax Hu­ma­nica atas dasar Declaration of Independence itu, di Moscow saja da­sar­kan Pax Humanica atas beberapa kalimat Manifesto Komunis. Manusia itu di mana-mana sama. Kemanusiaan adalah satu. “Man­kind is one”, demikianlah saja katakan di manamana pada waktu sa­ja melanglang buana, di Barat atau di



8/18/2014 9:41:28 AM



P enemuan K embali R evolusi K ita



www.boxnovel.blogspot.com 23



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 23



001/I/14



Timur, di Utara atau di Selatan, di delapan pendjuru daripada dunia. Budi-Kemanusiaan, Hati-Nurani Ke­ ma­ nusiaan, the Social Conscience of Man, menjerapi djiwa semua machlukmanusia di seluruh muka bumi. Dan Social Conscience ini tak ber­obah-robah, tak mau diamendir, tak mau dimodulir. Dasar dan tudjuan Revolusi Indonesia adalah kongruen dengan Social Conscience of Man itu! Keadilan sosial, mer­ dekaan bangsa, dan lain Kemerdekaan individu, ke­ sebagainja itu, adalah pengedja-wan­tah­an daripada Social Conscience of Man itu. Keadilan sosial dan ke­ mer­ de­ ka­ an adalah tuntutan budi-murni jang universil. Karena itu, dja­ngan­­lah ada di antara kita jang mau mengamendir atau memodulir da­sar dan tudjuan Revolusi kita itu! Saja telah mengundjungi sebagian besar dari dunia ini. Sebelum itu, sudah lama saja berkejakinan, bahwa kesedaran sosial (social con­sciousness) daripada rakjat-rakjat di muka bumi ini adalah sama, di manapun mereka berada. Dan kejakinan saja ini diperdalam oleh apa jang saja lihat dalam perdjalanan-perdjalanan saja ke luar negeri itu, antara lain ke negara-negara di Latin Amerika. Apa jang saja lihat? Rakjat di mana-mana di bawah kolong langit ini, tidak mau ditindas oleh bangsa lain, tidak mau dieksploatir oleh golongan-golongan apa­pun, meskipun golongan itu adalah dari bangsanja sendiri. Rakjat di mana-mana di bawah kolong langit ini menuntut ke­be­bas­an dari kemiskinan, dan kebebasan dari rasa-takut, baik jang ka­re­na antjaman di dalam-negeri, maupun jang karena antjaman dari luar-ne­geri. Rakjat di mana-mana di bawah kolong langit ini menuntut ke­be­bas­an untuk menggerakkan setjara konstruktif ia punja aktivitet-so­si­al, untuk mempertinggi kebahagiaan individu dan kebahagian ma­sja­ra­kat.



8/18/2014 9:41:28 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 24



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 24



001/I/14



Rakjat di mana-mana di bawah kolong langit ini menun­ tut ke­be­bas­an untuk mengeluarkan pendapat, jaitu menuntut hak-hak jang la­zim­nja dinamakan demokrasi. Itulah kejakinan saja dari dulu, dan itulah pula jang saja lihat di ma­na-mana. Tuntutan-tuntutan ini keluarnja seperti meledak dalam abad keduapuluh, tetapi sebenarnja ia telah terkandung berabad-abad da­lam kalbu, oleh karena tuntutan-tuntutan itu pada hakekatnja ada­lah tak lain tak bukan pengedja-wantahan daripada “Budi-Nurani Ke­ma­nu­ sia­an”, pengedja-wantahan daripada “Conscience of man”. Berabad-abad ia terbenam latent. Berabad-abad ia “mulek” dalam budi-pekerti manusia, seperti api di dalam sekam. Achirnja ia meledak, achirnja ia meledak setja­ ra revolusioner,—achirnja ia meledak setjara historis-revo­lu­ sioner. Sekaligus ia muntah-keluar sebagai tuntutan massal jang berbareng, sekaligus ia mendjadi tuntutan jang simultan. Tak dapat lagi ia dilajani setjara liter per liter, atau dipenuhi setjara kilo per kilo. Tak dapat lagi ia diladeni dengan tjaratjara jang reformistis, tak dapat lagi ia ditanggulangi setjara “piece-meal”. Tuntutan-tuntutan si­ mul­ tan jang mbludak keluar setjara historis-re­vo­lusioner itu harus dilajani dengan tjara-tjara jang djuga mbludak re­vo­lu­sioner. Tuntutan-tuntutan Rakjat Indonesia adalah demi­ki­ an djugalah! Tuntutan-tuntutan mengenai keadilan sosial, tuntutan ke­mer­de­ka­an dan kebebasan, tuntutan demokrasi, dan lainlain sebagainja itu, te­lah mbludak keluar setjara revolusioner dalam masa generasi kita se­su­dah mulek berpuluh-puluh tahun dalam kalbu kita laksana api da­lam sekam,—dan tun­ tutan-tuntutan Rakjat Indonesia inipun harus di­la­jani setjara mbludak revolusioner. Tidak mungkin lagi ia dilajani liter per liter, tidak mungkin lagi kilo per kilo. Tidak mungkin setjara



8/18/2014 9:41:28 AM



P enemuan K embali R evolusi K ita



www.boxnovel.blogspot.com 25



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 25



001/I/14



re­for­mis, tidak mungkin setjara piece-meal. Tidak mung­ kin setjara kom­pro­mis. Dan untuk melajani setjara mblu­ dak revolusioner tun­tut­an-tun­tut­an itu, kita sendiri harus berdjiwa revolusioner. Itulah pu­ la salah satu sebab kita kembali kepada Undang-undang Dasar Pro­kla­masi. Sekarang, sesudah kita memasuki lagi Djiwa Revo­lusi, dang-undang-Dasar '45 sebagai dasar ketata­ dengan Un­ nega­raan, apakah se­lan­djut­nja jang akan kita hadapi, apakah selandjutnja jang harus kita per­buat? Sebelum mendjawab pertanjaan-pertanjaan tersebut, marilah ki­ta mengadakan stock-opname lebih dahulu dari­ pada modal-nasional kita pada ini waktu, jang dapat kita pakai sebagai bahan dan alat-per­djo­angan. Apa jang kini kita miliki? Pertama. Undang-undang Dasar 1945 dan Djiwa Revo­ lusi 1945. Dji­wa ini tidak lahir-kembali begitu sadja dengan Dekrit 5 Djuli, tetapi masih harus kita pupuk-terus dan kita perkembangkan-terus, kita ko­bar-kobarkan-terus dan kita gempa-gelorakan-terus, terutama sekali de­ngan intensifikasi djiwa-berkorban, baik mental maupun materiil. Kedua. Hasil daripada segala fikiran dan keringat Rakjat sedjak 1945 hingga sekarang, jang berupa hasil-hasil materiil, maupun jang be­rupa tenaga-tenaga baru, kader-kader baru, dan lain sebagainja, da­lam segala lapangan. Ketiga. Makin bertumbuhnja kekuatan ekonomi jang men­djadi mi­lik nasional atau di bawah pengawasan nasional, jang pada ini wak­tu sudah meliputi kurang lebih 70% dari­ pada seluruh kekuatan jang berada di Indonesia. Keempat. Angkatan Perang jang makin lama makin kuat, ad­mi­nis­tra­si Pemerintahan jang makin lama makin baik. Kelima. Wilajah-kekuasaan Republik Indonesia jang kompak uni­ta­ris­tis dan amat luas, dan jang letaknja amat



8/18/2014 9:41:28 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 26



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 26



001/I/14



strategis dalam politik dan ekonomi dunia, serta djumlah Rakjat (manpower) jang kini sudah 88.000.000, tetapi terus bertambah pesat, sehingga dalam waktu sing­kat Indonesia akan mempunjai manpower jang 100.000.000, 120.000.000, 150.000.000 orang! Keenam. Kepertjajaan pada kemampuan dan keuletan bangsa sen­diri, jang sudah dibuktikan di zaman jang lampau, djuga djika di­ban­ding­kan dengan revolusi-revolusi bangsa lain jang sedang berdjalan sekarang, ja, djuga djika diban­ dingkan dengan revolusi-revolusi di ne­ ge­ ri-negeri luaran jang sekarang sudah selesai. Ketudjuh. Kekajaan alam, kekajaan di atas bumi dan kekajaan di dalam bumi, jang sungguh saja tidak omongkosong tak ada bandingannja di seluruh dunia ini, tak ada tandingannja di delapan pendjuru angin. Maka Tudjuh hal inilah,—dan dapat ditambah dengan beberapa hal la­gi,—mendjadi modal kita untuk melandjutkan perdjoangan, men­dja­di kereta kita untuk melandjutkan per­ djalanan. Tidakkah modal-modal ini menggembirakan? Tidakkah ia tjukup be­sar untuk membuat hati kita mongkok sebesar gunung, untuk mem­ban­ting-tulang terus, memeras keringat terus, berdjalan mendaki te­ rus, ja, berdjalan mendaki terus!, sampai tudjuan tertjapai, meski ada rin­tang­an jang bagaimanapun djuga? Lihat misalnja modal jang kelima,—modal jang mengenai wilajah-kekuasaan Indonesia! Zonder Irian Barat sadja Republik Indonesia te­lah berwilajah kekuasaan jang luasnja sama dengan dari pantai Barat Ero­pa sampai ke tapal-batasnja di sebelah Timur, lebih luas daripada wilajah negara-negara besar, dan kedudukan strategisnjapun tak ada ta­ra­nja di muka bumi. Dan wilajah-kekuasaan Republik



8/18/2014 9:41:29 AM



P enemuan K embali R evolusi K ita



KITLV



Demonstrasi mendukung Irian Barat masuk wilayah Republik Indonesia, circa 1960.



www.boxnovel.blogspot.com 27



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 27



001/I/14



Indonesia jang be­gi­tu luas ini tidak terbagi-bagi dalam beberapa negara! Inipun ha­ sil perdjoangan jang pantas kita banggakan, terutama sekali djika di­ban­ding­kan dengan perdjoangan bangsa-bangsa lain di sekitar kita ini. Wilajah mereka terbagi-bagi, wilajah kita tidak. Bangsa mereka ter­ bagi-bagi, bangsa kita tidak. Djiwa mereka terbagi-bagi, djiwa kita tidak. Ma­lah­an kita akan memperbesar wilajahke­ kuasaan kita itu, dengan me­ ma­ suk­ kan-kembali Irian Barat! Malahan kita akan mempersatukan kem­ba­li Bangsa Indonesia itu, dengan membebaskan Irian Barat. Ma­lah­an kita akan mengutuhkan kembali djiwa Indonesia itu, dengan me­mer­dekakan Irian Barat. Dunia-luaran harus tahu, bahwa mengenai pem­be­bas­an Irian Barat itu kita tidak main-main dan tidak mengenal kom­promis!



8/18/2014 9:41:29 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 28



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 28



001/I/14



Dan dunia-luaran pun harus tahu, bahwa federalisme kaum pen­je­leweng jang mereka simpatii dan mereka sokong gelap-gelapan itu akan terus kita tentang habis-habisan, kita tentang mati-matian, oleh karena federalisme memetjah potensi bangsa Indonesia jang berkepribadian “Tunggal Ika”, dan oleh karena ia memang adalah alat imperialis da­lam po­ litiknja “divide et impera”, alat imperialis untuk memetjahme­tjah ke­ku­atan kita. Kita kembali kepada Undang-undangDasar 1945, antara lain oleh karena Undang-undang-Dasar sar Unitarisme Negara, dan dus 1945 berdiri di atas da­ tidak mengizinkan federalisme di Indonesia dalam bentuk bagaimana djuga. Dengan tegas, djelas, tan­das, dalam Bab I, fasal 1, ajat 1 daripada Undang-undang-Dasar ’45 itu ditulis: “Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan jang berbentuk Re­ pub­ lik”,—Kesatuan dengan aksara K besar! Siapa dalam rangka Un­dang-un­dang-Dasar 1945 ini masih hendak mengandjur-andjurkan federalime, siapa jang masih hendak bitjara tentang “negara bagian” dan la­in sebagainja itu, ia dengan njata tidak berdiri di atas bidang Un­dang-un­ dang-Dasar Proklamasi, ia akan kita tentang dengan segala dji­wa-perdjoangan jang ada di dalam kalbu. Segenap barisan pentjinta Un­dang-undang-Dasar Proklamasi siap-sedia untuk menggempur per­tjo­ba­an-pertjobaan untuk menjelinapkan federalisme dalam tubuh ke­ta­tanegaraan kita itu! Sekarang lihat djuga modal keenam: kemampuan dan keuletan bang­sa kita jang sudah kita buk­tikan di zaman jang lampau. Itupun sa­tu modal jang amat besar harganja! Sebab modal ini adalah mo­ dal peng­ alaman, dan modal mental. Modal ini adalah modal jang be­ ru­ pa bukti-ke­ uletan-danbukti-kemampuan bangsa kita, dan mo­dal ke­per­­tja­ja­an. Modal “geloof”. Modal “faith”. Amat pentinglah ke­per­tja­ja­an ini Kong Hu Tju berkata bahwa tak ada satu bangsa dapat



8/18/2014 9:41:29 AM



P enemuan K embali R evolusi K ita



www.boxnovel.blogspot.com 29



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 29



001/I/14



berdiri tegak tan­pa kepertjajaan kepada diri sendiri, dan kenjataannja memang be­gitu. Alangkah mentakdjubkannja, keuletan dan kemampuan kita itu! Pa­da waktu saja memberi keterangan kepada Dewan Perwakilan Rak­ jat beberapa minggu jang lalu, telah saja singgung tentang hal ini. “Dja­ngan pula hanja melaksanakan program Kabinet jang begitu se­der­ha­na itu!”, kataku di muka Dewan Perwakilan Rakjat,—“pukulan-pukulan jang lebih hebat daripada itu, di masa jang lampau, kita atasi!” “Apakah kita punja achievement jang terbesar di dalam Revolusi kita ini, di masa jang lampau?” tanjaku di hadapan Dewan Perwakilan Rakjat. Bahwa kita sekarang mempunjai Angkatan Darat jang boleh dibanggakan? Tidak! Bahwa kita sekarang mempunjai Angkatan Laut jang 10 kali besarnja daripada dulu? Tidak! Bahwa kita sekarang mem­ punjai Angkatan Udara jang 7 kali lebih kuat daripada dulu? Tidak! Bah­ wa kita sekarang mempunjai mata-keuangan sendiri? Tidak! Bah­wa kita sekarang telah dapat membatjadan-menulis 60%? Tidak! Achieve­ment kita jang terbesar dalam Revolusi kita ini ialah, bahwa ki­ta tetap survive, tetap berdiri, tetap hidup. Pukulan-pukulan apapun jang djatuh di atas tubuh kita di masa jang lampau,—pukulan-pukulan jang mungkin telah meremuk-redamkan, menghantjur-leburkan bang­sa-bang­sa lain jang kurang kuat—,kita toh tetap berdiri, kita toh te­tap hi­dup, kita toh tetap survive. Dihantam dengan aksi militer jang per­ta­ma,—kita tetap survive. Dihantam dengan aksi militer jang kedua,—kita tetap survive. Di­han­tam oleh federalisme van Mook jang hendak merobek-robek dada ki­ta,—kita tetap survive. Dihantam oleh krisis ekonomi sebagai akibat peng­­am­bil­an-alih perusahaanperusahaan Belanda, tatkala lautan-la­ut­an kita boleh dika­ takan sunji-senjap karena bersih ditinggalkan oleh kapal-



8/18/2014 9:41:29 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 30



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 30



001/I/14



kapal K.P.M.,—kita tetap survive. Dihantam oleh D.I.-T.I.I., di­han­tam oleh P.R.R.I.-Permesta dengan bantuannja jaksajaksa djin-peri-perajangan dari luar,—kita tetap survive. Sungguh, achievement ki­ta jang paling besar dalam Revolusi kita ini ialah bahwa kita tetap sur­ vive. Palu-godamnja kesulitan-kesulitan jang bagaimanapun djuga tak mampu mematahkan kita, gempurannja krisis-krisis jang segelap-ge­ lap­nja­pun djuga tak mampu meremuk-redamkan kita. Njata kita ini bang­sa jang tahan-udji. Njata kita ini bangsa jang besar kemampuan, Bang­sa jang ulet, Bangsa jang vital! Kenjataan ini hendaknja mendjadi modal-keper­ tja­jaan kita untuk mam­pu menempuh perdjoangan jang masih akan datang. Modal ke­per­tja­ja­an jang begini ini amat tinggi harganja,—tak dapat dinilai dengan ber­li­an, tak dapat dibeli dengan emas, tak dapat ditukar dengan ratna mu­tu manikam. Ja, masih banjak kesulitan di hadapan kita, te­tapi ma­ri kita terdjang kesulitan-kesulitan itu. Bangsa lain barang­ kali akan meng­ke­rut hatinja kalau melihat gunung-kesulitan di hadapannja, tetapi Bang­sa kita tidak akan gentar, dan ia tetap mendaki terus. Insja Allah sub­ha­na­hu wa ta’ala, Bangsa kita, mengingat pengalaman-pengalaman jang su­dah-sudah, akan dapat menjelesaikan Revolusi ini setingkat demi se­ting­ kat, sampai tudjuan jang terachir tertjapai. Tudjuan djangkapen­dek tertjapai, tudjuan djangka-pandjangpun tertjapai! Apakah tudjuan kita djangka-pendek, dan apa tudjuan kita djang­ka-pan­djang itu? Tudjuan djangka-pendek jang saja hadapkan kepada saudara-saudara ialah: program Kabinet Kerdja jang amat sederhana itu,—sandang-pa­ngan, keamanan, melandjutkan perdjoangan anti impe­rialisme—,di­tam­bah dengan memper­ tahankan kepribadian kita di tengah-tengah ta­ rik­ antarikan ke kanan dan ke kiri, jang sekarang sedang berlaku



8/18/2014 9:41:29 AM



P enemuan K embali R evolusi K ita



www.boxnovel.blogspot.com 31



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 31



001/I/14



ke­pa­da kita dalam pergolakan-dunia menudju kepada satu imbangan baru. Dan tudjuan kita djangka-pandjang ialah: masjarakat jang adil dan makmur, melenjapkan imperialisme di manamana, dan men­ tja­ pai da­ sar-dasar bagi perdamaian-dunia jang kekal dan abadi. Maka un­tuk me­nang­gulangi segala ma­salah-masalah berhubungan dengan tu­dju­an-tu­dju­­an djangka-pendek dan djangka-pandjang tersebut, njatalah ki­ ta tak da­ pat mempergunakan sistim jang sudah-sudah dan alat-alat (“tools”) jang sudah-sudah. Sistim liberalisme harus kita buang dja­ uh-dja­ uh, demokrasi terpimpin dan ekonomi terpimpin harus ki­ta tem­pat­kan sebagai gantinja. Susunan peralatan jang ternjata tak effisien du­lu itu, harus kita bongkar, kita ganti dengan susunan peralatan jang ba­ru. Ordening baru dan herordening baru harus kita adakan, agar de­ mo­ kra­ si terpimpin dan ekonomi terpimpin dapat berdjalan. Inilah arti dan isi perkataanku mengenai “retooling for the future”, jang tempo ha­ri sa­ja utjapkan di muka D.P.R. Retooling daripada semua alat-alat perdjoangan! Dan Konsolidasi daripada semua alat-alat perdjoangan sesudah retooled! Retooling badan eksekutif, jaitu Pemerintah, kepegawai­ an dan lain sebagainja, vertikal dan horizontal. Retooling badan legislatif, jaitu D.P.R. Retooling semua alat-alat kekuasaan Negara,—Angkatan Darat, Ang­kat­an Laut, Angkatan Udara, Polisi. Retooling alat-alat produksi dan alat-alat distribusi. Retooling organisasi-organisasi masjarakat,—partaipartai po­li­tik, ba­dan-badan sosial, badan-badan ekonomi. Ja, djaga-djagalah,—semuanja akan diretool, semuanja akan di­or­den­ing dan diherordening, dan memang ada jang sedang diretool.



8/18/2014 9:41:29 AM



P anca A zimat R evolusi



Kabinet Djuanda, kabinet yang di-retool per 10 Juli 1959.



Koleksi Iwan Siswo



www.boxnovel.blogspot.com 32



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 32



001/I/14



Di bidang eksekutif retooling sedang berdjalan ber­ angsur-angsur. Di bidang legislatif saja harap retooling djuga didjalankan terus: siapa jang tidak bersumpah setia kepada Undangundang Dasar 1945 dikeluarkan dari D.P.R.; siapa jang ikut pemberontakan, dipetjat da­ri D.P.R. dan akan dihukum. Siapa jang tidak mengerti apa makna “kem­ba­li kepada Undangundang-Dasar 1945”, sebenarnja sebaiknja ia ke­luar sa­dja dari D.P.R.! D.P.R. hendaknja mendjadi satu tem­ pat-perwakilan Rak­jat jang ber­si­fat ba­ru. Bukan sadja ia menurut se­ma­ngat Undang-undang-Da­sar ’45 se­ka­rang harus mendjadi de­wan jang bantu-mem­bantu dengan Pe­me­rin­tah,—ia tak da­­pat mendjatuhkan Peme­rintah; jang da­pat men­dja­tuh­kan Pe­ merintah ialah Madje­lis Permusja­wa­ratan Rakjat—,bu­­­kan sadja itu, te­ta­pi dalam sema­ngat kembali kepa­da Undangundang-Dasar 1945 itu, dalam semangat Demo­ krasi Ter­ pimpin, dalam semangat membina ma­ sja­ ra­ kat adil dan makmur, saja harap supaja gedung D.P.R. itu bukan lagi hanja



8/18/2014 9:41:29 AM



P enemuan K embali R evolusi K ita



www.boxnovel.blogspot.com 33



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 33



001/I/14



satu tempat ber­bi­tjara tele-tele dan tempat pemungutan su­ a­ra sadja, akan tetapi ter­u­ta­ma se­ka­li tempat di ma­na di­la­ hir­kan fi­kir­an-fi­kir­an, idee-idee, konsepsi-kon­sep­si, jang berguna dan ber­se­dja­rah bagi Rak­jat. Hanja dengan re­tool­ing-diri jang de­mi­ki­an itulah, D.P.R. akan dapat mendjadi alat-pem­ba­ngun­an, alat-per­djo­ang­an, alat-Re­vo­lusi. Dan alat-alat ke­ku­asaan Negara jang lain-lainnjapun,— Angkatan Pe­rang dan Polisi—,ha­rus diretool. Di masa jang lampau, liberalisme telah membawa banjak ben­tja­na dalam alat-alat kekuasaan Negara itu. Bapakisme, daerahisme, po­ li­ tik territorial sendiri-sendiri, dewan-dewanan, P.R.R.I., Permesta, dan la­in-lain borok dan koreng se­matjam itu, pada hakekatnja semua ber­ ibu kepada liberalisme jang mem­ bolehkan setiap orang berbuat sa­ker­sa-­ker­sanja sendiri, ke­ tam­bahan lagi dengan kipasannja dan ban­tu­an­nja subversi asing. Stop keadaan jang demikian itu! Kini alat-alat-ke­ku­a­ saan Negara harus disapih samasekali dari liberalisme, kini me­­re­ka­pun bernaung di bawah bendera Undang-undang-Da­ sar ’45, kini me­re­kapun harus didjadikan lagi alat-Revolusi. Demikian pula alat-alat-produksi dan alat-alat-distribusi. Semu­ anja harus diretool! Semuanja harus direorganisasi, harus di­ be­ lok­ kan setirnja ke arah pelaksanaan fasal 33 Undang-undang-Dasar ’45 de­ngan mempergunakan relnja demo­krasi terpimpin. Misalnja, kita mem­pu­njai beberapa badan jang diserahi oleh negara untuk mengurus dan mengembangkan beberapa bidang produksi dan distribusi, tetapi apa la­tjur? Bukan produksi dan distribusi itu mendjadi teratur-beres dan ber­ kem­ bang, tetapi badan-badan itu mendjadi sarangnja orang-orang jang memadet-madetkan isi-kantongnja sendiri, orang-orang jang men­dja­di kaja-raja, orang-orang jang mendjadi miljuner!



8/18/2014 9:41:29 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 34



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 34



001/I/14



“Daar moet een eind aan komen!” Keadaan jang demikian itu ha­rus di­ro­bah! Dan bukan sadja badan-badan itu harus di­re­tool, tetapi djuga se­mua alat-alat vital dalam produksi dan semua alat-alat vital dalam dis­tri­busi harus dikuasai atau sedikitnja diawasi oleh Pemerintah. Ti­dak boleh lagi ter­djadi, bahwa, oleh karena alat-alat vital itu tidak di­kua­sai atau tidak diawasi Pemerintah, beberapa gelintir spekulan atau be­be­rapa gelintir profiteur dapat menggontjangkan se­ luruh ekonomi-na­sio­nal kita, mengkotjar-katjirkan seluruh kebutuhan Rakjat. Dan organisasi-organisasi masjarakatpun harus diretool. Partai-partai politik harus diretool, badan-badan sosial harus diretool, badan-badan ekonomi harus diretool. Niat Kabinet Karya untuk mengadakan penjederhanaan kepartaian dan untuk mengadakan Undang-undang Pemilihan-Umum baru, saja teruskan. Penjederhanaan kepartaian dan pemilihanumum setjara baru itu adalah retooling pula. Saja ingin mengulangi beberapa kata jang saja utjapkan tanggal 24 Djuli jang baru lalu di muka sidang D.P.R.: “Saja telah mengadakan retooling dalam bidang eksekutif, dan se­ba­gai tadi saja katakan, retooling harus kita teruskan di semua la­pang­an, baik lapangan ekonomi maupun lapangan politik maupun la­pang­an kemasjarakatan”. Sekali lagi; retooling di semua lapangan! Dan apakah makna dari ka­ta retooling ini? Retooling itu berarti mengganti sarana-sarana, meng­ gan­ ti alat-alat dan aparatur-aparatur jang tidak sesuai lagi de­ngan pikiran demokrasi terpimpin, dengan sarana-sarana baru, dengan alat-alat dan aparaturaparatur baru, jang lebih sesuai dengan outlook ba­ru. Retool­ ing berarti djuga menghemat segala sarana-sarana dan alatalat jang masih dapat dipergunakan, asal sadja alat-alat itu masih mungkin diperbaiki dan dipertadjam kembali.



8/18/2014 9:41:29 AM



P enemuan K embali R evolusi K ita



www.boxnovel.blogspot.com 35



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 35



001/I/14



Retooling di lapangan ke masjarakatan dalam arti jang paling po­kok ialah menghimpun segala tenaga, segala kekuatan, segala sarana, jang kini sudah dan belum diper­ gunakan, menghimpun segala tenaga dan kekuatan jang resmi, setengah resmi dan jang samasekali tidak res­mi. Re­ tool­ing berarti mo­­bilisasi total, peng­himpunan tenaga-tenaga ma­te­riil setjara to­tal, menghimpun te­naga-tenaga rocha­niah setjara total, dan membuat te­naga-tenaga itu strijd­­vaardig dan strijd­waardig buat me­­­lak­­­­sa­na­­kan tugas dan tang­­gung dja­wab Ka­bi­net Ker­dja, jang pada ha­ke­kat­nja me­­rupakan pro­gram bagi Rak­jat Indo­nesia selu­ruhnja. Mobilisasi materiil dan mental setjara total itu tidak dapat kita hin­dari, kalau kita hendak sungguh-sungguh mendjawab tantangan jang su­dah ditjantumkan dalam program Kabinet Kerdja. Amat perlu djuga ia­lah supaja kita bisa mengikutsertakan segala modal dan tenaga, se­ga­la “funds and forces” bagi usaha-usaha pembangunan semesta kita. Tetapi dalam usaha-usaha mengorganisir dan menghimpun se­ga­la “funds and forces” itu, haruslah kita letakkan satu sjarat pokok, jai­ tu: modal dan tenaga, jang hendak kita ikut-sertakan itu, haruslah ber­tjo­rak progresif. Segala modal dan se­ gala tenaga jang memenuhi sjarat itu akan kita sambut de­ ngan kedua belah tangan. Sebaliknja “funds and forces” jang tidak progresif, tenaga-tenaga jang reaksioner dan an­ti revo­ lusioner, akan kita tolak dan malahan kita tentang. Tenagate­na­ga dan modal jang tidak memenuhi sjarat pokok kita itu, hendaknja ming­gir sadja, dan sekali-kali djanganlah meng­ halang-halangi kita. Se­bab setiap penghalangan akan kita ter­ djang, setiap rintangan akan ki­ta singkirkan, sesuai dengan sembojan “Rawe-rawe rantas, malang-ma­lang putung”. Sekali lagi, segala tenaga dan segala modal jang terbukti progresif akan ki­ta adjak dan akan kita ikut-sertakan dalam



8/18/2014 9:41:29 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 36



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 36



001/I/14



pembangunan In­do­ne­sia. Dus djuga tenaga dan modal bukanasli jang sudah menetap di In­do­ne­sia dan jang menjetudjui, lagi pula sanggup membantu ter­lak­sa­na­nja program Kabinet Kerdja, akan mendapat tempat dan ke­sem­pat­an jang wadjar dalam usaha-usaha kita untuk memperbesar pro­ duk­ si di lapangan perindustrian dan pertanian. “Funds and forces” kan-asli itu dapat disalurkan ke arah pembangunan bu­ perindustrian, mi­ sal­ nja dalam sektor industri menengah, jang masih terbuka bagi ini­sia­tif partikelir. Dalam hal ini maka kini waktunja sudah tiba, untuk mem­pel­a­djari dan menjusun peraturan chusus jang memuat sjarat-sja­rat dan tjara-tjara mempergunakan “funds and forces” tersebut. Untuk melaksanakan maksud itu maka perlu adanja iklim kerdjasama jang baik. Oleh karena itu semua jang berkepentingan hendaknja men­djauhi sesuatu tindakan jang dapat merugikan iklim kerdjasama itu. Saudara-saudara, kita dus harus mengadakan ordening dan her­­or­den­ing total! Memang Dekrit Presiden 5 Djuli itu pada hakekatnja ada­lah satu pukulan tjanang, satu “sein” untuk mengadakan her­or­den­ing total. “Tinggalkan sama­ sekali alam liberalisme, tinggalkan sa­ma­se­kali segala kon­ struk­ si-konstruksi dari alam liberalisme itu, ting­ gal­ kan sa­ma­sekali Undang-undang-Dasar 1950, masuklah samase­ ka­li da­lam alam Revolusi lagi, pakailah Undang-undang Dasar 1945 itu sa­masekali sebagai alat-perdjoangan, kibarkanlah sama­sekali ben­de­ra­nja Demokrasi Terpimpin,—hiduplah sama­sekali setjara ba­ru, ber­djo­ang­lah samasekali setjara baru!”,—demikianlah boleh di­iba­rat­kan mak­na dentuman Dekrit Presiden itu. Ja, baru, di segala lapangan! Ordening dan herordening total! Her­ or­ den­ ing politik, herordening ekonomis, heror­ dening sosial dalam se­lu­ruh kehidupan bangsa. Herordening jang diserta dengan koordina­si sa­tu sama lain, sehingga



8/18/2014 9:41:29 AM



P enemuan K embali R evolusi K ita



www.boxnovel.blogspot.com 37



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 37



001/I/14



seluruh matjam aktivitet kehidupan bangsa itu men­djadi “one coordinated unit”, satu djaringan jang terkoordinir, untuk memenuhi dasar dan tudjuan Revolusi. Sebetulnja, dulu, Rakjat dalam berbagai lapisan atau berbagai go­long­an, telah djuga mendjalankan aktivitet di lapangannja masing-ma­ sing. Akan tetapi aktivitetnja itu tidak terkoordinir satu sama lain, tidak ter­koordinir di atas persadanja satu dasar dan satu djurusan,—“satu bu­at se­ mua, semua buat satu”,—satu, jaitu Negara supaja mendjadi Ne­ ga­ ra Kesatuan jang kuat berwilajah kekuasaan dari Sabang sampai ke Merauke, dan Masjarakat supaja mendjadi masjarakat adil dan mak­ mur jang memberi kebahagiaan kepada semua warga negara di se­ lu­ ruh tanah-air. Dulu aktivitet itu kadang-kadang bersimpang-si­ ur, se­ hing­ ga kadang-kadang aktivitet satu golongan dilakukan atas ke­seng­ sa­ra­an­nja atau kemelaratannja golongan jang lain. Aktivitet jang ber­sim­pang-siur ini malahan tidak mendekatkan kita kepada tu­dju­an Revolusi, melainkan malahan mendjauhkan kita dari tudjuan Re­vo­lusi! Karena itu kita sekarang harus mengadakan herordening dan ko­or­dinasi total! Herordening politik. Tidak boleh lagi terdjadi, bahwa Rakjat di­tung­gangi oleh pemimpin. Tidak boleh lagi terdjadi, bahwa Rakjat men­dja­di alat demokrasi. Tetapi sebaliknja, demokrasi harus mendjadi alat Rak­jat. Alat Rakjat untuk mentjapai tudjuan Rakjat. Tudjuan Rak­jat jang telah dikorbani oleh Rakjat berpuluh-puluh tahun, jaitu Negara kuat, masjarakat adil dan makmur. Demokrasi Terpimpin tidak me­ni­tik-be­rat­kan kepada “satu orang = satu suara”, sehingga partai men­dja­di sematjam “koeliewerver” di zaman Belanda, hanja sekarang wer­ver sua­ra, tetapi Demokrasi Terpimpin menitik-beratkan kepada:



8/18/2014 9:41:29 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 38



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 38



001/I/14



1. tiap-tiap orang diwadjibkan untuk berbakti kepada ke­pen­ting­an umum, berbakti kepada masjarakat, berbakti kepada Bang­sa, berbakti kepada Negara; dan 2. tiap-tiap orang berhak mendapat penghidupan lajak dalam ma­sja­rakat, Bangsa dan Negara itu. Demikianlah herordening di lapangan politik. Heror­ dening ekonomis bermaksud agar supaja seluruh susunan ekonomi-nasional didjadi­kan pantjatan ke arah ekonomi “adil dan makmur” jang akan direalisasi kelak. Djelas di sinipun sudah tak boleh diberi djalan kepada ekonomi liberal, di mana tiap-tiap orang diberi kesempatan untuk menggaruk ke­ka­jaan ten koste daripada umum. Di dalam herordening ekonomis ini, ma­ka kehidupan ekonomis bangsa sudah akan dipimpin, ekonomi bang­sa didjadikan ekonomi terpimpin. Sebagai jang saja katakan tadi, maka di dalam herordening ini setidak-tidaknja semua alat-alat-vital pro­duk­si dan alat-alatvital distribusi harus dikuasai Negara, atau se­di­kit­nja diawasi oleh Negara. Revolusi Indonesia tidak mengizinkan In­do­ne­ sia mendjadi padang-penggarukan-harta bagi siapapun,— asing atau bukan asing. Siapa menggaruk kekajaan ten koste daripada umum, sia­pa mengatjau perekonomian umum, dia akan kita tangkap, dia akan ki­ta seret di muka hakim, dia akan kita hukum berat, dia kalau per­lu akan kita djatuhi hukuman mati! Demikian pula persoalan tanah. Kita mewarisi dari zaman Belanda beberapa hal jang harus kita banteras. Antara lain apa jang dinamakan “hak eigendom” di atas sesuatu bidang tanah. Mulai sekarang kita tjoret samasekali “hak eigendom” tanah dari hukum pertanahan Indonesia. Tak dapat kita benarkan, di Indonesia Merdeka ada sesuatu bidang ta­nah jang dieigendomi oleh orang asing, in casu orang Belanda!



8/18/2014 9:41:29 AM



P enemuan K embali R evolusi K ita



www.boxnovel.blogspot.com 39



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 39



001/I/14



Kita ha­nja ke­nal hak-milik tanah bagi orang Indonesia; sesuai dengan fasal 33 Un­dang-undang-Dasar '45. Ketjuali herordening politik dan herordening ekonomis, kitapun harus mengadakan herordening sosial. Sedjak petjahnja Revolusi kita, saja sudah menandaskan pentingnja “kesedaran sosial”. Lima kesedaran sa­ja tandaskan pada waktu ne­ gara, kesedaran itu. Kesedaran nasional, kesedaran ber­ berpemerintah, kesedaran ber-angkatan perang, ke­se­dar­an sosial,—demikianlah kusebutkan soko-guru-soko-guru ba­gi ke­hi­dup­an bangsa, pada waktu itu. Ternjata kesadaran sosial ini da­lam wak­tu survival dan investment bukan makin subur dan makin ko­koh, te­ta­pi makin mundur. Badji liberalisme dan individualisme telah menggerogotinja dalam-dalam. Apakah pengedja-wantahan kesedaran sosial daripada bangsa Indonesia? Pengedja-wantahan kesedaran so­ si­ al itu ialah persatuan, gotong-rojong, semangat jang saja namakan se­ma­ ngat “holopis kuntul baris”. Semangat persatuan, semangat go­tong-ro­jong, semangat “holopis kuntul baris” itu adalah sjarat mutlak ba­ gi ter­ selenggaranja masjarakat adil dan makmur. Tetapi apa jang kita li­hat sedjak kita meninggalkan alam Revolusi fisik, masuk ke da­lam wi­lajah Undang-undangDasar Republik Indonesia Serikat dan Un­ dang-undang Dasar 1950? Liberalisme meratju­ni kesedaran sosial ki­ta itu, in­dividualismenja me­re­tak­kan dan merekahkan semua Ko­ hesinja per­ satuan kita, ke­ gotong-rojongan kita, ke­ ho­ lopiskuntul-barisan kita, se­­hingga kita mendjadi sa­tu bang­ sa jang penuh dengan kanker­ nja da­ e­ rah­ isme, kankernja sukuisme, kanker­nja multipartyisme, kankernja go­long­an­ isme, dan lain-lain. Individualisme,—itu musuh terbesar da­ ri­ pada idee keadilan sosial—,menjelinaplah ke­da­ lam kalbunja bangsa Indonesia, bangsa Indonesia jang dari dulu ter­ kenal se­ ba­ gai satu bangsa gotong-ro­ jong, dan jang di



8/18/2014 9:41:29 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 40



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 40



001/I/14



dalam Re­volusi fisik memang benar-benar bersikap sebagai sa­tu bangsa jang kompak ber­go­tong-rojong. Bagaimana kita bisa mem­ba­ngun satu masjarakat ke­a­ dil­an sosial, kalau in­di­vi­du­al­isme meradja-lela di da­lam kalbu kita? Oleh ka­re­na itu, perlu sekali kita se­ka­rang mengadakan satu her­ or­ den­ ing sosial, agar supaja dapat terlaksanalah apa jang dimaksud dalam Undang-undang-Dasar ’45 fasal 33 bahwa per­eko­no­mian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas ke­ke­lu­ar­ga­an. Demikianlah, saudara-saudara, maka njata perlu sekali kita meng­­ada­kan herordening-herordening di bidang politik, ekonomis, dan so­sial itu. Memang ordening politik-ekonomis-sosial itu pada hakekatnja ada­lah inti daripada Revolusi kita, djiwa daripada Revolusi kita. Ia me­ru­pa­kan tiang-pokok jang menjangga Revolusi kita itu. Tanpa tiang-po­kok ini, Revolusi kita tak akan mungkin mentjapai tudjuannja dan le­bih daripada itu: Revolusi kita akan ambruk di tengah djalan. “A Re­vo­lu­tion is an outburst of the collective will of a people”,—Revolusi ada­­lah peledakan daripada kemauan kolektif daripada se­ suatu bangsa, de­­mi­ki­an dikatakan oleh seorang sardjana. Dan bagaimana Revolusi kita akan dapat berdjalan, dan men­ tjapai maksud, kalau ke­ma­u­an kolektif itu telah pudar oleh liberalisme, individualime, sukuisme, go­ long­ anisme, dan lain-lain sebagainja lagi? Ordening politik-ekonomis-sosial itu dus sebenarnja adalah ke­ku­a­sa­an-pokok,—hoogste gezagdrager—dari­ pada kehidupan nasional kita ini. Tiap orang, tiap warganegara, tiap golongan, ja, segala apa jang kumelip di atas bumi Indonesia ini, harus tunduk (gesubordineerd) ke­pa­da autoriteitnja hoogste gezagdrager ini. Autoriteit jang tertinggi da­lam kehidupan Nasional kita itu, autoriteit Tjakrawarti



8/18/2014 9:41:29 AM



P enemuan K embali R evolusi K ita



www.boxnovel.blogspot.com 41



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 41



001/I/14



dalam Re­vo­lu­si kita itu, adalah ordening kolektif jang saja maksudkan itu. Sebab ia menentukan (bepalen) apakah kita ini akan dapat hidup terus se­ba­gai satu Bangsa jang hendak menjelenggarakan masjarakat adil dan mak­mur atau tidak. Ia menentukan (bepalend) apakah Revolusi ki­ta ini akan mentjapai tudjuannja, ataukah kandas di tengah djalan. Djelas bahwa autoriteit tertinggi ini bukan orang, bukan Presiden, bukan Pemerintah, bukan dewan, tetapi satu Konsepsi-hidup jang men­dji­wai Revolusi. Pendek-kata dan gampangnja-kata, segala apa jang mendjadi tjita-tjita Revolusi ’45 itu,—itulah autoriteit jang ter­ting­gi, itulah hoog­ ste gezagdrager, itulah Tjakrawarti. Itulah jang ha­ rus di­ laksana­kan, itulah jang harus kita taati, itulah jang harus kita ka­wu­lani. Segala susunan kehidupan nasional kita harus kita tudju­kan dan tundukkan kepada realisasinja tjita-tjita Revo­ lusi itu. Dan siapa ti­dak mau ditudjukan ke situ, siapa tidak mau ditundukkan ke situ, dia ada­lah penghalang Revolusi. Itulah jang saja maksudkan dengan “ordening”, “heror­ dening”, “re­tool­ing”, dan lain sebagainja itu. Dan inilah baik­ nja Undang-undang-Da­ sar '45; ordening dan retooling itu di­mungkinkan dan dapat di­dja­lan­kan, melalui saluran Undang-undang-Dasar ’45. Oleh karena itu pu­la­lah, maka kita kembali kepada Undang-undang-Dasar 1945. Saudara-saudara! Saja tidak menjesal, bahwa saja pada tanggal 5 Dju­li jang lalu telah mengadakan “Dekrit Presiden”. Saja malahan ber­ sju­ kur kepada Tuhan, bahwa saja telah mengadakan Dekrit itu. Tin­dak­an tegas jang berupa Dekrit Presiden itu saja ambil, bukan karena sa­ja mau main diktatordiktaktoran, tetapi karena berdasarkan ke­ hen­ dak Rakjat jang terbanjak melimpah-limpah. Dan D.P.R.-pun be­la­kang­an ternjata dengan suara bulat menerima bekerdja terus dalam rang­ka Undang-undang-Dasar 1945. Apa jang tidak dapat



8/18/2014 9:41:29 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 42



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 42



001/I/14



diterima oleh Konstituante dengan suara 2/3, diterima oleh D.P.R. dengan sua­ra bulat mupakat seratus persen. Dan di dalam Dekrit itupun saja ke­mu­ka­kan dengan terang apa jang mendjadi pertimbangan saja untuk mengadakan Dekrit itu: gagalnja Konstituante untuk mentjapai suara 2/3 kembali kepada Undang-undang-Dasar ’45; tak mungkinnja Kon­sti­ tuante bersidang lagi; keadaan darurat, atau noodstaatsrecht, atau emergency-situation; force-majeur bagi Presiden/ Panglima Tertinggi un­tuk menjelamatkan Republik Pro­kla­ masi; hubungannja Piagam Dja­kar­ta dengan Undang-undangDasar 1945,—pertimbangan-per­tim­bang­an itulah memaksa kepada saja untuk mengadakan Dekrit itu. Sungguh, saja ulangi lagi: saja tidak main diktator, dan sajapun ti­dak menjesal bahwa saja telah mengadakan Dekrit itu. Geweten saja, budi-nurani saja, malahan merasa puas, bahwa saja, dengan meng­ada­kan Dekrit itu,—artinja: dengan mengembalikan Republik Indonesia ke­pa­da Undang-undang Dasar Proklamasi—,telah mengembalikan pu­ la Bang­ sa Indonesia kepada relnja Revolusi. Dengan Undang-undang Dasar 1945 itu kita se­ka­ rang dapat be­ker­dja sesuai dengan dasar dan tudju­an Revolusi. Landasan idiil dan landasan strukturil untuk bekerdja sesuai de­ngan dasar dan tudjuan Revolusi itu, terdapatlah dalam Undang-undang-Dasar ’45 itu. Landasan idiil, jaitu Pantja Sila, dan landasan strukturil, ja­ i­ tu Pemerintahan jang stabil,—kedua-duanja terdapatlah setjara te­gas dalam Undang-undang-Dasar 1945 itu. Baik mukadimahnja, mau­ pun 37 pasalnja, maupun 4 aturan peralihannja, maupun 2 aturan tam­bah­an­nja, memberi landasan jang kuat idiil dan strukturil, jaitu Pan­ tja Sila dan Pemerintahan jang stabil untuk bekerdja setingkat de­mi setingkat merealisasikan dasar dan tudjuan Revolusi!



8/18/2014 9:41:29 AM



P enemuan K embali R evolusi K ita



www.boxnovel.blogspot.com 43



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 43



001/I/14



Tahun ini saja namakan “Tahun penemuan-kembali Revolusi”, —the year of the Rediscovery of the Revolution. Ja, dengan kembali kita kepada Undang-undangDasar ’45 kita telah “menemukan kembali Revolusi”. Kita, alhamdulillah, telah “re­dis­co­ver our Revolution”. Kita merasa diri kita sekarang ini sebagai di­ri­nja seorang pengumbara, jang setelah sepuluh tahun lamanja ke­bling­er puter-giling mengumbara di mana-mana untuk mentjari ru­ mah­ nja di luar-negeri, achirnja pulang kembali ke rumah-asalnja,—pu­ lang kembali ke rumahnja sendiri, laksana kerbau pulang ke kan­dang­nja. Saja tidak tahu apakah saudara pernah membatja Dante. Dante Ali­ghi­e­ri, penulis Italia hampir tudjuh abad jang lalu. Di dalam karjanja jang bernama “Divina Commedia”, ia melukiskan perdjalanannja da­ ri Neraka, melalui Tempat Pensutjian, kepada Sorga: dari Inferno, me­la­lui Purgatorio, ke Paradiso. Ia menderita segala matjam penderitaan di dalam Neraka (Inferno), kemudian melalui dan mengalami segala matjam pentjutjian di tempat Pensutjian (Purgatorio), dan achirnja sesudah sutji, ia men­tja­pai Sorga (Paradiso). Saja merasa seperti Dante dalam Divina Commedia ra­ sa, bahwa Revolusi kita inipun menderita itu. Saja me­ siksaan segala matjam sjaitan­ nja Neraka, segala matjam penderitaannja Inferno, dan kemudian, de­ngan kembali kita kepada Undang-undang-Dasar 1945, kini sedang mengalami pensutjian, agar nanti kita bisa memasuki Sorga. Kini kita sedang dalam Pur­ga­torio, sedang dalam ditjutji dari segala kekotoran, sedang dalam louteringsproces dalam segala hal, agar nanti djika kita sudah tertjutji, sudah “gelouterd”, kita dapat memasuki kebahagiaan Paradisonja ma­sja­ra­kat adil dan makmur.



8/18/2014 9:41:29 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 44



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 44



001/I/14



Sjaitan liberalisme, sjaitan federalisme, sjaitan indivi­ du­ alisme, sjai­ tan sukuisme, sjaitan golonganisme, sjaitan penjelewengan-pe­nje­le­weng­an, sjaitan kepetualangan, sjai­ tan dualisme empat matjam, sjai­tan korupsi, sjaitan garukkekajaan hantam kromo, sjaitan multiparty-system, sjaitan pemberontakan,—segala matjam sjaitan telah me­­­ner­­­kam kita di dalam Inferno itu, dan sekarang kita mengalami Pur­ga­to­ rio di segala lapangan. Herorientasi, herordening, retooling, re­shaping, re­making,—itu semuanja adalah Purgatorio jang perlu, agar su­pa­ja kita bisa melandjutkan perdjalanan kita di atas relnja Revolusi, me­nu­dju kepada tudjuan Revolusi. Biar kaum imperialis di luar negeri geger! Mereka menuduh kita, bah­­ wa Undang-undang-Dasar ’45 adalah “bikinan Djepang”. Mereka me­­­nu­duh pula, bahwa kekuasaan Presiden dalam rangka Undang-un­dang-Dasar ’45 sekarang ini, dilandaskan kepada kediktatoran militer. Sekali lagi biar mereka geger! Undang-undang-Dasar kin­ an Djepang”, Undang-undang-Dasar ’45 '45 bukan “bi­ bukan “Japanese-made”, Undang-undang-Dasar '45 adalah asli tjerminan kepribadian (identity) bangsa Indonesia, jang sedjak zaman purbakala-mula mendasarkan sis­ tim Pe­me­rintahannja kepada musjawarat dan mufakat dengan pim­­pin­­an satu kekuasaan-sentral di tangan seorang “sesepuh”,—seorang tetua—,jang tidak mendiktatori, tetapi mo­ krasi Indonesia sedjak “memimpin”, “mengajomi”. De­ zaman purbakala-mula adalah Demokrasi Terpimpin, dan ini adalah karakteristik bagi semua demokrasi-de­mo­kra­si asli di benua Asia. Ja benar, tanpa tedeng aling-aling kita memberi talaktiga kepada de­mokrasi-barat jang free-fight-liberalistis itu, tetapi sebaliknjapun ki­ta dari dulu-mula menolak mentahmentah kepada kediktatoran. De­mo­kra­si Terpimpin adalah



8/18/2014 9:41:30 AM



P enemuan K embali R evolusi K ita



www.boxnovel.blogspot.com 45



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 45



001/I/14



demokrasi kekeluargaan, tanpa anarchinja liberalisme, tanpa otokrasinja diktatur. Siapa misalnja hendak me­nga­ta­ kan, bahwa Sun Yat Sen adalah diktator, ketjuali barangkali orang-orang imperialis sematjam jang menjerang kita itu? Dalam salah sa­tu pi­da­to­nja, Sun Yat Sen pernah berkata: “the greatest obstacle to de­mo­cracy came from those who advocated unrestricted political de­mo­cracy, but also from those who did no longer dare to advocate de­ mo­ cracy”. (“Rintangan jang paling besar bagi demokrasi datang dari me­re­ka, jang mengandjurkan demokrasi politik tanpa batas, tetapi dju­ga dari mereka jang tidak berani lagi mengandjurkan demokrasi”). Dan “Japanese-made”? Amboi, tidakkah pernah mereka membatja pidato saja tentang “Lahirnja Pantja Sila” pada tanggal 1 Djuni 1945, tat­­ka­la Djepang masih berkuasa di sini, di mana saja mempergunakan fa­ham-faham pemimpinpemimpin jang demokratis, dan tidak me­nge­lu­ar­kan sepatahkata-bengkok-pun mengenai sistim Djepang? Kaum imperialis itu memang... imperialis! Saudarasaudara ingat per­ka­ta­an saja tadi itu, bahwa Undang-undangDasar ’45 mem­ be­­ ri landasan strukturil jang kuat, jaitu Pemerintahan jang sta­bil. Da­lam Undang-undang-Dasar ’45 Parlemen tidak dapat men­dja­tuh­kan Pemerintah; jang dapat mendjatuhkannja ialah Madjelis Per­mu­­sja­wa­rat­an Rakjat. Itulah sebabnja saja berkata bahwa Undang-Un­dang-Dasar ’45 mendjamin Pemerintahan jang stabil. Tetapi apa jang ka­ um imperialis kata? Djangan saudara-saudara tanja, apa jang oleh ka­um im­pe­rialis dianggap sebagai satu pemerintahan jang stabil. Per­ nah me­ re­ ka memudji satu pemerintahan di salah satu negara di Asia ini de­ngan mengatakan bahwa pemerintahan di situ itu adalah pe­me­rin­tah­an jang stabil, karena... ia mendjamin kepentingan modal asing! (“A stable



8/18/2014 9:41:30 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 46



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 46



001/I/14



government is a government which guarantees a nor­mal interest for foreign capital”). Apa jang kita namakan Pemerintah jang stabil? Peme­ rintahan jang sta­bil menurut faham kita ialah Pemerintah jang berwibawa, jang da­pat bekerdja tenang-teguh bertahuntahun, tanpa setiap hari Re­bo Wa­ge atau setiap hari Sabtu Paing didjatuhkan oleh oposisi. Pe­me­rin­tahan jang dapat bekerdja tenang-teguh, tidak untuk mendjamin ke­pen­ting­an modal asing, tetapi untuk mendjamin sandang pangan bagi Rak­jat! Ja, biar kaum imperialis geger! Kita berdjalan terus! Biar andjing menggonggong, kafilah kita tetap berlalu! Kita tetap melandjutkan pelaksanaan Demokrasi Ter­ pimpin se­ba­gai “tool” untuk memberi pimpinan dalam ting­ katan Revolusi kita se­ka­rang ini, agar supaja Revolusi kita itu nanti dengan lantjar dapat memasuki fasenja sosialekonomis, jaitu pembinaan masjarakat jang adil dan mak­ mur. Kita tetap mendjalankan retooling di segala la­pang­ an, sambil membangunkan pula tool-tool baru jang perlu. Kita mem­ ben­ tuk Kabinet Kerdja, satu Kabinet stijl baru, dengan programnja jang termasjhur, jaitu sandang-pangan, keamanan, melandjutkan per­­djo­ang­an anti-imperialis. Pro­ gram ini amat sederhana, amat tidak muluk-muluk, tetapi amat realistis, dan amat penting dan amat fundamentil untuk kelandjutan Revolusi. Kalau kita hendak bekerdja untuk realisasi masjarakat adil dan makmur, maka tiga hal gram Kabinet itu harus kita jang tertjantum dalam pro­ realisasikan lebih dahulu. Tak dapat kita se­ba­gai bangsa membina suatu masja­rakat baru jang lengkap modern dan adil, kalau Rakjat tidak tertjukupi minimal ia punja sandang dan ia punja pangan. Tak dapat, tak mungkin, masjarakat baru sematjam itu ter­su­sun, kalau Rakjat jang menjusunnja



8/18/2014 9:41:30 AM



Sukarno, 1950. koleksi iwan siswo



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 47



www.boxnovel.blogspot.com 47



001/I/14



P enemuan K embali R evolusi K ita



8/18/2014 9:41:30 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 48



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 48



001/I/14



itu tak mempunjai kain untuk me­nu­tupi tubuhnja, kalau ia tak dapat bernaung sekadarnja daripada hudjan dan teriknja matahari, kalau perutnja kerontjongan karena tia­da beras untuk mengisinja. Tak dapat pembangunan-semesta untuk ma­sja­ra­kat adil dan makmur berdjalan baik, kalau keamanan selalu terganggu. Tak dapat kita mengambil man­fa­at seratus ka­ jaan bumi dan air kita sendiri, ka­ persen daripada ke­ lau imperialisme ekonomi dan im­pe­rialisme politik masih bertjokol di­tubuh kita, laksana lintah jang menghisap darah, atau kemladean jang membinasakan puhun. Pro­gram Kabinet ini amat sederhana, bunjinja amat sederhana, tetapi sung­­guh, ia amat fundamentil sekali! Baik saja tandaskan di sini, bahwa 3 pasal program Kabinet itu me­mang belum dan bukan masjarakat jang adil dan makmur. Ma­sja­ra­kat jang adil dan makmur bukan hanja berisi tjukup sandang-pangan sa­dja, apalagi kalau sandangpangan itu sekadar bersifat minimum. Ma­sja­ra­kat adil dan makmur adalah masjarakat jang teknis tinggi, leng­ kap modern sampai ke puntjak-puntjak gunung, lengkap modern ma­te­ri­il dan kulturil, dengan pengetjapan oleh seluruh Rakjat setjara adil. Program Kabinet tidak menjanggupkan masjarakat jang demi­kian itu. En toch,—djangan saudara-saudara mengira bahwa Kabinet Ker­­ dja ini, karena programnja terdiri hanja dari sandang-pangan, ke­­ aman­ an, dan perdjoangan anti-impe­ rialis tok, dus setjara sempit ha­nja me­nger­dja­kan tiga hal itu sadja, dan tidak mengerdjakan hal-hal lain jang ber­ sang­ kut­ an dengan tjita-tjita Revolusi. Ambillah misalnja sandang-pa­ngan. Apakah dus Kabinet Kerdja hanja bekerdja mengichtiarkan su­pa­ja Rakjat di mana-mana bisa membeli beras-garam-gula-kopi-mi­njak-ikan asin sadja, plus sekian



8/18/2014 9:41:30 AM



P enemuan K embali R evolusi K ita



www.boxnovel.blogspot.com 49



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 49



001/I/14



meter kain buat setiap orang setiap ta­ hun,—dan tidak memikirkan hal-hal ekonomi jang lain? Ki­ta ti­dak se­sem­ pit itu! Program adalah penondjolan ichtiar jang pa­ling men­de­sak, pe­non­djolan ichtiar jang paling urgent. Di samping program itu, ada­lah banjak lagi hal-hal jang harus dikerdjakan. Memang per­so­al­an-per­so­al­an kita sebagai bangsa jang berevolusi adalah persoalan-persoalan jang djalin-mendjalin, persoalan-persoalan jang amat kom­pleks, persoalan-persoalan jang tak dapat dipisahkan satu da­ri­ pa­­ da jang lain. Kita hanja dapat menondjolkan sesuatu persoalan daripada persoalan-persoalan jang lain, sebagai satu persoalan jang pa­ling urgent, tetapi kita tidak dapat melepaskannja dari persoalan-persoalan jang lain. Misalnja persoalan ekonomi kita bukan hanja persoalan “san­dang-pa­ngan” sadja. Persoalan ekonomi kita adalah persoalan jang le­bih luas daripada itu. Kini benarbenar sudah tibalah waktunja un­tuk mulai mempraktekkan beberapa sembojan ekonomi. Misalnja sem­bo­jan “merombak ekonomi kolonial mendjadi ekonomi nasional”, se­ ka­ rang harus dinaikkan kepada tingkat jang lebih tinggi. Sembojan “me­rom­bak ekonomi kolonial mendjadi ekonomi nasional” harus kita na­ ik­ kan tingkat dari sembojan jang diserukan, mendjadi sembojan jang mu­lai dipraktekkan! Pengambilan-alih perusahaan-perusahaan Be­lan­da da­lam rangka perdjoangan pembebasan Irian Barat adalah satu lang­kah jang amat penting sekali. Tetapi belum semua modal Belanda di­ am­ bil-alih, belum semua perusahaan Belanda dinasionalisir. Padahal si­kap Belanda dalam hal Irian Barat tetap membandel! Saja lantunkan si­nja­le­men di sini, bahwa djika Belanda dalam soal Irian Barat tetap mem­ban­del, djika mereka dalam persoalan claim nasional kita tetap ber­ke­pa­ la batu, maka semua modal Belanda, termasuk jang berada



8/18/2014 9:41:30 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 50



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 50



001/I/14



dalam perusahaan-perusahaan-tjampuran, akan habistammat riwajatnja sa­ma­sekali di bumi Indonesia! Dan bergandengan dengan ini, kepada alap-alap kapitalis bangsa sen­di­ri ­pun saja lantunkan penegasan bahwa sesuai dengan fasal 33 Un­dang-un­dang-Dasar '45 ajat 2 dan ajat 3, tjabang-tjabang produksi jang pen­ting bagi Negara dan jang menguasai hadjat-hidup orang ba­njak, akan dikuasai oleh Negara, dan tidak akan dipartikelirkan! Dan terhadap kepada modal asing bukan Belanda saja tegaskan di si­ni bahwa mereka harus mentaati ketentuanketentuan Republik. Dja­ngan mereka mendjalankan peranan jang negatif. Djangan mereka men­tjo­ba-tjo­ba memperdajakan Republik. Djangan mereka membantu gelap-gelapan kepada kontra-revolusi, djangan mereka mendjalankan sa­ botasesabotase ekonomi. Meski kita berdiri di atas prinsip, bahwa untuk pembangunan kita memberikan prioritet kepada modal sendiri, dan bahwa djika toch diperlukan modal dari luar, kita mengutamakan kredit daripada penanaman modal asing,— dan prinsip ini saja tan­daskan lagi di sini,—meski demikian, kita toch tjukup toleran ter­ha­dap kepada modal-asing-bukanBelanda jang sudah berada di sini dan jang mungkin akan ada di sini. Tetapi sjarat-mutlak bagi bolehnja modal-asing itu bekerdja di sini ialah bahwa mereka mentaati semua ketentuan-ketentuan Republik. Djika mereka tidak mentaati ketentuan-ketentuan itu, djika mereka mendjalankan pe­ ran­an jang negatif, dji­ka mereka misalnja diam-diam men­ dja­ lankan sabotase ekonomi atau setjara gelap-gelapan memberi bantuan kepada kontra-revolusi, ma­ka djanganlah kaget, djika nanti Rakjat Indonesia memperlakukan me­re­ka sa­ma dengan modal jang asalnja dari negeri Belanda itu. Saudara-saudara melihat, bahwa dus tidak benar, kalau dikira bah­ wa ki­ ta hanja mengichtiarkan “sandang-



8/18/2014 9:41:30 AM



P enemuan K embali R evolusi K ita



www.boxnovel.blogspot.com 51



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 51



001/I/14



pangan” sadja. Demikian pu­ la ti­ dak benar, kalau orang mengira, bahwa, karena fasal 3 program Ka­bi­net berbunji “melandjutkan perdjoangan menentang imperialisme eko­ no­mi dan imperialisme politik”, maka kita tidak akan meng­ ambil pu­sing hal imperialisme-imperialisme lain, misalnja imperialisme ke­bu­da­jaan. Saja telah memberi instruksi di­ dik­ an, Pengadjaran dan kepada Menteri Muda Pen­ Kebudajaan untuk mengambil tindakan-tin­dak­an di bidang kebudajaan ini, untuk melindungi kebudajaan na­sio­nal dan mendjamin berkembangnja kebudajaan nasional. Dan engkau, hai pemuda-pemuda dan pemudi-pemudi, engkau jang ten­tunja anti imperialisme ekonomi dan me­ nen­ tang imperialisme eko­ no­ mi, engkau jang menentang imperialisme politik,—kenapa di ka­lang­an engkau banjak jang tidak menentang imperialisme kebudajaan? Kenapa di kalangan engkau banjak jang masih rock-’n-roll-rock-’nroll-an, dansi-dansian à la cha-cha-cha, musik-musikan à la ngak-ngik-ngek gila-gilaan, dan lain-lain sebagainja lagi? Kenapa di kalangan engkau ba­njak jang gemar membatja tulisan-tulisan dari luaran, jang njata itu adalah imperialisme kebudajaan? Pemerintah akan melindungi ke­bu­da­ja­an Nasional, dan akan membantu berkembangnja kebudajaan Na­si­o­nal, tetapi engkau pemuda-pemudipun harus aktif ikut menentang imperialisme kebudajaan, dan melindungi serta memperkembangkan kebudajaan Nasional! Chusus mengenai perdjoangan Irian Barat, saja menjatakan di sini bahwa benar Pemerintah tidak akan mema­ sukkan soal Irian Barat itu ke P.B.B. tahun ini. Tetapi itu tidak berarti, bahwa Pemerintah kendor da­lam perdjoangannja mengenai Irian Barat. Tidak! Samasekali tidak! Se­ ba­ lik­ nja! Pemerintah memperhebat perdjoangan Irian Barat itu di la­pang­an lain daripada P.B.B. Pemerintah memperhebat



8/18/2014 9:41:30 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 52



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 52



001/I/14



perdjoangannja itu di lapangan ekonomi. Pemerintah mengakui bahwa perdjoangan Irian Barat harus dilakukan di segala lapangan, ja di da­lam negeri ja di luar negeri, tetapi buat tahun ini Pemerintah meng­kon­sen­trir perdjoangannja melawan Belanda itu di lapangan eko­nomi. Ingatlah kepada pemindahan pasar ke Bremen, ingatlah kepada ke­pu­tus­an kita untuk tidak mengakui ada hak eigendom Belanda lagi sua­ tu bidang tanah Indonesia, ingatlah kepada di atas se­ utjapan saja tadi, bahwa djika Belanda tetap membandel ka akan habis-tammatdalam persoalan Irian Barat, ma­ lah samasekali riwajat semua modal Belanda di In­do­ne­sia. Tjoba lihat nanti, fihak Belanda dan kontjo-kontjonja im­pe­ ria­ lis tentu akan geger-marah oleh keputusan-keputusan kita ini, dan kegegeran mereka itupun harus dan akan kita lajani di dunia in­ter­nasional. Pemerintah berpendapat lebih baik mengkonsentrir enersinja di luar-negeri pada pelajanan kegegeran inilah, dan tidak me­me­tjah-metjah enersinja itu antara pelajanan kegegeran ini + perdjo­angan di P.B.B. Dan bagi P.B.B. sendiripun, sikap kita sekarang ini (un­tuk tidak memasukkan Irian Barat dalam atjara P.B.B.), harus di­be­ri arti jang langsung mengenai P.B.B. Saja harap P.B.B. dengan sikap ki­ta sekarang ini mengerti, bagaimana perasaan kita terhadap kepada P.B.B.! Mengenai Front Nasional Pembebasan Irian Barat, dengan te­rus-te­rang saja katakan di sini, bahwa saja kurang puas dengan aksinja F.N.P.I.B. itu. Djanganlah F.N.P.I.B. itu makin lama makin mendjadi badan jang djustru paling sedikit minatnja mengenai Irian ngu­ rusi hal-hal lain jang tidak Barat! Djanganlah ia me­ langsung mengenai perdjoangan Irian Barat, misalnja per­ usahaan perkapalan dan pelajaran, dan totalisator! F.N.P.I.B. harus mengkonsentrir dirinja pada menggelorakan massa untuk perdjoangan Irian Barat!



8/18/2014 9:41:30 AM



P enemuan K embali R evolusi K ita



www.boxnovel.blogspot.com 53



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 53



001/I/14



Mengenai fasal 2 daripada Program, jaitu Keamanan, saja bisa mem­be­ri­ta­hu­kan kepada saudara-saudara sebagai berikut: Dalam melaksanakan program keamanan Negara dan keamanan Rakjat harus diinsjafi, bahwa masih luas dan berat tugas kita. Ke­a­man­an Negara masih njata menghadapi ge­ rombolan-gerombolan pem­be­ron­tak­an D.I., P.R.R.I./Permesta dan sisa-sisa R.M.S. dan K.R.J.T. dari da­lam, dengan aksi-aksi subversif asing dari dalam dan dari luar. Beleid keamanan Pemerintah tetap tegas. Pemerintah me­ne­rus­kan dan memperhebat operasi-operasi keamanan dengan pengerahan kekuatan alat-alat negara dan Rakjat setjara maximal. Pemerintah tidak mau mengadakan perundingan atau kompromis dengan pemberontak. Di samping itu, setiap usaha dan djalan lain jang mem­bantu operasi-ope­ ra­ si tersebut, untuk mempertjepat hasil-hasil, dan mengurangi kor­ban-korban, sudah tentu dipergunakan. Pemberontak jang insjaf-kem­ba­li dan menjerah tanpa sjarat, dan ichlas ingin kem­bali ke pang­ku­an Republik Indonesia ’45, mendapat perlakuan jang wadjar. Sebagai hasil-hasil penghebatan operasi-operasi bela­ kang­an ini, dan karena semangat kembali ke Undang-undang Dasar '45, maka djum­lah mereka jang menghentikan per­ lawanan di Atjeh dan Sulawesi te­rus bertambah. Intensivering operasi-operasi keamanan dilaksanakan dalam ba­tas-ba­tas kemampuan kita jang maximal. Penam­ bahan personil, ma­ te­ ri­ il dan kesatuan-kesatuan daripada ke-3 Angkatan dan Kepolisian ber­­ dja­­ lan terus, walaupun dalam suasana finek Ne­ga­ra jang su­lit. Kesulitan finek tersebut menjulitkan de­ngan sen­di­ri­nja logistik A.P.R.I., serta menjulitkan penambahan ke­ku­at­an. Na­mun semangat ’45 dan moril pradjurit-pradjurit jang te­tap tinggi merupakanlah



8/18/2014 9:41:30 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 54



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 54



001/I/14



modal jang utama, jang dengan ini perlu kita nja­ta­kan peng­har­ ga­an setinggi-tingginja. A.P.R.I. tidak mengenal is­ti­ra­hat tu­gas operasi sedjak ’45. Namun semangat-berdjoang dan se­ma­ ngat berkorbannja tetap tinggi, walaupun keadaan peralatan dan per­leng­kap­an A.P.R.I. dalam operasi-operasi menghadapi P.R.R.I./Per­ mes­ ta ada­ lah djauh di bawah norma-norma minimal jang lazim. Namun dengan semangat perdjoangan ’45, pradjurit-pradjurit kita te­lah dapat mentjiptakan hasilhasil jang membanggakan Negara dan Bang­sa! Usaha-usaha perwakilan-perwakilan kita di Luar Negeri te­lah lu­ma­jan pula berhasil dalam menggunakan hasil-hasil ope­rasi-operasi di Da­lam Negeri, untuk mengurangi-djauh ke­­sem­patan dan ruang-ber­ge­rak pemberontak di Luar Negeri. Harus diakui, bahwa di masa jang lalu masih kuranglah koordina­si antara alat-alat Negara dan Kementerian-kemen­ te­rian, baik di Dalam Negeri maupun di Luar Negeri, untuk me­mungkinkan kesempurnaan usa­ha-usaha keamanan. De­ ngan struktur Undang-undang Dasar '45, dan adanja Men­ teri-Inti Keamanan/Pertahanan, dirantjangkanlah un­tuk me­ njempurnakan koordinasi tersebut. Usaha-usaha jang disebut “follow-up”, akan lebih dikoordinir dan lebih di­intensivir. Dalam rangka mengikut-sertakan Rakjat, Pemerintah akan meng­in­ten­sivir organisasi-organisasi keamanan Rakjat dan wadjib-latih ba­ gi pemuda-pemuda dan veteran taraf demi taraf, berdasarkan ke­mam­pu­an personil dan materiil untuk pelaksanaannja. Begitu pula tahun ini di­mu­lai dengan milisi darurat di seluruh Indonesia. Tapi dengan hasil-hasil sekarang, serta program jang ada untuk in­ten­si­vering, kita harus menghadapi persoalan keamanan ini dalam pro­por­si­nja jang sebenarnja. Program Pemerintah adalah untuk me­lak­­sa­­na­kan keamanan Negara



8/18/2014 9:41:30 AM



P enemuan K embali R evolusi K ita



www.boxnovel.blogspot.com 55



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 55



001/I/14



terhadap gerombolan-gerombolan pem­be­ron­tak dalam 2 à 3 tahun. Tetapi mengingat sifat gerilja dan anti-ge­ril­ja jang berkembang sedjak perang dunia jang lalu, maka kon­so­li­ dasi dan stabilisasi territorial sepenuhnja bagi keamanan Rakjat jang me­ ra­ ta, mungkin masih memerlukan waktu jang lebih lama. Pula oleh ka­­re­­na usaha ini tidak akan lepas daripada perkembangan politik, so­si­al dan ekonomi dalam keseluruhannja. Dalam keadaan serba sulit menghadapi pemberontakan P.R.R.I./Per­mes­ta ini, kita toh telah berhasil pula memodernisir A.P.R.I. de­ngan lu­ma­jan. Bagi A.L.R.I. kita telah mentjapai kekuatan sampai 10 x, dan ba­gi A.U.R.I. sampai 6 à 7 kali, daripada dahulu. Dan A.D. kita mulai dengan lumajan pula memperbaharui alat-alat tuanja warisan Belanda dahulu. Pembangunan Kepolisian Negara dilandjutkan pula. Dan koor­di­nasi dengan militer disempurnakan dengan Peraturan Pemerintah me­ nge­ nai militerisasi Kepolisian Negara, chususnja Mobrig. Dalam pelaksanaan keamanan Negara dan Rakjat, kita tak boleh lu­pa, bahwa penertiban dan penjehatan alat-alat kekuasaan Negara itu sen­di­ri adalah sjarat mutlak. Kita harus lebih giat dan lebih effektif lagi ber­usa­ha untuk me­ nertibkan dan meng-effisiensikan aparatur-aparatur Negara, personil militer dan sipil, baik teknis maupun ideologis, untuk mempertinggi disiplin dan produktivitet kerdjanja. “Operasi Sedar” dan “Operasi Effisiensi Kerdja” harus kita lantjarkan dalam tubuh alat-alat Negara sendiri, tanpa raguragu. Operasi-operasi ini adalah sjarat uta­ma untuk tugas keamanan Negara dan Rakjat. Operasi-operasi ini ada­ lah retooling pula. Ke-3 fasal program Kabinet Kerdja adalah tidak dapat dipisah-pi­sah. Dan dalam rangka itu tenaga-tenaga A.P.R.I



8/18/2014 9:41:30 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 56



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 56



001/I/14



djuga sebanjak mung­kin disumbangkan di bidang produksi, distribusi, pembangunan dan ke­se­djah­te­ra­an Rakjat. A.P.R.I. bukan tentara jang berdiri terpisah daripada Rakjat. A.P.R.I. ada­ lah sebagian daripada Rakjat. A.P.R.I. tumbuh dari Revolusi sebagai ba­gi­an daripada Rakjat jang ber-revolusi. Persatuan Rakjat dan tentara adalah satu unsur utama daripada hakiki Negara dan Angkatan Perang kita. Maka, di samping keperluan chusus keamanan, terutama di dae­rah-daerah operasi, wewenang Undang-undang Ke­ adaan Bahaja harus diman­faatkan pula setjara bidjaksana untuk menerobos kematjetan atau keseretan berbagai usaha Pe­merintah, dalam rangka pelaksanaan Program Pemerintah dalam keseluruhannja. Saudara-saudara! Dengan programnja jang tampaknja der­­ ha­ na, tetapi dengan realitet bahwa ia sadja amat se­ sebenarnja menghadapi pe­ker­dja­an-raksasa dan perdjoanganraksasa jang multi-kompleks se­ba­gai saja uraikan tadi, maka Kabinet Kerdja merasa dirinja tak mampu akan mentjapai hasil apa-apa, tanpa bantuan daripada Rakjat. Oleh karena itu, maka Kabinet Kerdja merasa dirinja ber­un­tung, bahwa Undang-undang Dasar ’45 menentukan, bahwa Republik Indonesia ha­rus mempunjai Dewan Pertimbangan Agung, jang “berkewadjiban mem­ beri djawab atas pertanjaan Presiden, dan berhak memadjukan usul kepada Pemerintah”. Oleh karena itu pula, maka Presiden telah mem­­bentuk satu Dewan Pertimbangan Agung Sementara, dan malah­an telah melantiknja pula pada hari kemarin dulu. Presiden telah membentuk Dewan Pertimbangan Agung Sementara ini atas prin­sip perlu-mutlaknja bantuan Rakjat buat segala urusan kene­ ga­ ra­ an dan kemasjarakatan, dan atas sifat-hakekat kepribadian Bang­sa Indo­nesia jang berinti gotong-rojong.



8/18/2014 9:41:30 AM



P enemuan K embali R evolusi K ita



www.boxnovel.blogspot.com 57



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 57



001/I/14



Bantuan Rakjat dan go­ tong-rojong ini sedjauh-mungkin ditjorkan oleh Presiden dalam su­sun­an keanggautaan Dewan Pertimbangan Agung Sementara itu: se­ ga­ la aliran-faham, segala golongan, segala tjorak-fikir jang progresif, da­lam rang­ ka Undang-undang-Dasar ’45, dimasukkan dalam Dewan Per­ tim­bang­an Agung Sementara itu. Demikian pula dalam Dewan Pe­ran­tjang Nasional jang djuga sudah dilantik kemarin dulu, demikian pu­la Insja Allah dalam Madjelis Permusjawaratan Rakjat Sementara nan­ti, demikian pula Insja Allah dalam Front Nasional jang perlu pula di­ba­ngun­kan. Ini adalah untuk mendjamin bantuan Rakjat sepenuhnja, dan ini ada­lah sesuai dengan kepribadian Bangsa Indonesia, kataku tadi. Em­pat belas tahun jang lalu lebih, di zaman Djepang, jaitu sebelum Pro­kla­ma­si, dalam pidato “Lahirnja Pantja Sila” sudah saja tandaskan, bah­wa kepribadian Bangsa Indonesia ialah gotong-rojong. Pantja Si­la adalah pendjelmaan kepribadian Bangsa Indonesia itu, dan djika Pan­tja Sila itu “diperas”, mendjadilah ia Tri Sila: Ke-Tuhanan–Sosiona­sio­ nal­is­me–Sosiodemokrasi, dan djika Tri Sila ini “diperas” lagi, mendjadilah ia Eka Sila, jaitu Gotong-Rojong. Gotong-Rojong jang tidak statis seperti “ke­ke­lu­ar­gaan” sadja, tetapi GotongRojong jang dinamis, Gotong-Rojong jang berkarya hatjantjuttaliwanda, Gotong-Rojong “Ho-lopis-Kuntul-Baris”. Ja, idee ke-Gotong-Rojongan ini dipegang-teguh dalam pem­ben­tuk­an Dewan Pertimbangan Agung Sementara dan Dewan Perantjang Nasional, dan akan dipegang teguh pula dalam pembentukan Madjelis Permusjawaratan Rakjat Sementara nanti. Madjelis Permusjawaratan Rakjat sebagai saudara-saudara ketahui adalah amat-amat penting se­ ka­ li, oleh karena ia menurut Undang-undang-Dasar ’45 “menetapkan garis-garis besar daripada haluan Negara”. Ia adalah menurut fasal 1 ajat 2 Undang-undang-Dasar ’45



8/18/2014 9:41:30 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 58



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 58



001/I/14



pendjelmaan Kedaulatan Rakjat peng­edja-wantahan daripada Kedaulatan Rakjat, oleh karena fasal 1 ajat 2 itu berbunji: “Kedaulatan adalah di tangan Rakjat, dan dilakukan sepenuhnja oleh Madjelis Permusjawaratan Rakjat”. Ia terdiri dari anggauta-anggauta D.P.R. ditambah dengan utusan-utus­ an dari daerah dan golongan. Buat Madjelis Permusjawaratan Rak­jat Sementara, maka anggautaanggauta D.P.R.-nja adalah D.P.R. jang sekarang, dan anggautaanggauta-daerah dan anggauta-anggauta-go­long­an­nja harus diangkat oleh Presiden. Maka djelas dan teranglah bah­wa Presiden dalam pengangkatannja itu harus merealisasikan pe­ ngum­ pul­ an seluruh tenaga-tenaga-daerah dan seluruh tenaga-te­na­ga-golongan jang representatif. Ini adalah sesuai dengan prinsip ke-Gotong-Rojongan, dan saja Insja Allah akan pegang teguh prinsip ke-Gotong-Rojongan itu. Sudah barang tentu ke-Gotong-Rojongan da­lam melandjutkan dan menjelesaikan Revolusi! Orang-orang jang re­ak­si­oner, orangorang kontra revolusioner, tidak akan saja angkat dja­ di anggauta Madjelis Permusjawaratan Rakjat Sementara itu! Idee Front Nasional sebenarnja djugalah keluar daripada prinsip Gotong-Rojong “Ho-lopis-kuntul-baris” itu. Seluruh tenaga Rakjat ha­rus digalang dan didjadikan satu gelombang-tenaga jang mahasjak­ ti, menudju kepada terbangunnja satu masjarakat jang adil dan mak­ mur,— menudju kepada penjelesaian Revolusi. Dan penggalangan itu­ lah tugasnja Front Nasional. Mendjadi, Front Nasional itu adalah sa­ tu hal jang prinsipiil-fundamentil: sebab pembangunan semesta tak mung­kin berhasil tanpa mobilisasi tenaga semesta pula, Revolusi tak mung­kin berdjalan penuh ke arah tudjuannja tanpa ikut-ber-revolusinja se­lu­ruh Rakjat. Front Nasional nanti diadakan untuk menggalang se­lu­ruh tenaga daripada seluruh Rakjat. Ia harus menggalang seluruh



8/18/2014 9:41:30 AM



P enemuan K embali R evolusi K ita



Departemen penerangan



Menerima laporan A.H. Nasution dalam suatu Sidang Pengurus Harian Front Nasional.



www.boxnovel.blogspot.com 59



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 59



001/I/14



ke-Gotong-Rojongan Rakjat. Front Nasional itulah dus jang harus meng­ga­lang semangat dan tenaga latent di kalangan Rakjat, didjadikan sa­ tu gelombang “ke-ho-lopis-kuntulbarisan” untuk menjelesaikan Revolusi. Oleh karena itulah maka terkandung dalam niat Pemerintah untuk membangunkan Front Nasional itu selekas mungkin, sebagaimana da­lam pidato saja di hadapan Konstituante 22 April jang lalu saja te­lah ka­ta­kan, bahwa, “Pembentukan Front Nasional baru terutama di­mak­sud­kan untuk mengadakan alat penggerak masjarakat setjara de­ mo­ kra­ tis, jang diperlukan pertama-tama di bidang pem­ bangunan”. Saudara-saudara! Kemarin dulu saja pun telah melantik Bapekan: “Ba­ dan Pengawas Kegiatan Aparatur Negara”. Tugasnja djelas: “meng­ awasi Kegiatan Aparatur Negara”. Sebagai saja katakan tadi, kita men­ dja­ lan­ kan dan akan mendjalankan retooling di segala bidang, dan su­dah barang tentu terutama sekali retooling di segala aparatur Negara, ba­ik



8/18/2014 9:41:30 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 60



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 60



001/I/14



vertikal maupun horizontal. Dan aparatur Negara jang retooled ini harus diawasi dalam pekerdjaannja, harus dikontrol, diteliti, di­amati-amati, agar supaja terdjamin effisiensi kerdja jang maximal. Ti­dak boleh lagi sesuatu aparatur Negara tak lantjar karena memang sa­lah organisasinja, dan tidak boleh lagi orang bekerdja pada aparatur Negara dengan setjara lenggang-kangkung, malas-malasan, ngantuk, atau me­men­ ting­kan kepentingan sendiri dengan djalan korupsi-waktu atau korupsi-uang. Dalam Revolusi tidak ada tempat bagi orang-orang jang de­mi­kian itu! Telah saja lantik pula Dewan Perantjang Nasional, de­ ngan ang­gau­ta­nja jang berasal dari seluruh tanah-air Indo­ ne­sia antara Sabang dan Merauke, untuk merantjangkan pola ma­sjarakat jang adil dan makmur. Garis-garis besar daripada pembuatan pola itu Insja Allah akan saja utjap­kan dalam ama­ nat pada pembukaan sidangnja jang pertama. Pokok dari­ pada segala pokok daripada tugas Dewan Perantjang Nasio­ nal ialah, bahwa ia harus membuat blueprint daripada suatu masjarakat In­do­ne­sia jang berkeadilan sosial, suatu masja­ rakat Indonesia sebagai jang dimaksudkan oleh mukadimah Undang-undang-Dasar, dan fasal 33 Un­dang-undang-Dasar,— suatu masjarakat Indonesia jang betul-betul adil dan makmur, betul-betul makmur dan adil pula. Tidak Dewan Pe­ran­tjang Nasional disuruh membuat pola masjarakat Indonesia jang mak­mur tetapi tidak adil; tidak Dewan Perantjang Nasional harus membuat blueprint jang adil tetapi tidak makmur. “Tata-tentrem-kerta-rahardja, gemah-ripah loh-djinawi, subur kang sarwa tinandur, murah kang sarwa tinuku”, itulah harus djelas tam­pak nanti dalam pola Dewan Perantjang Nasional itu! Dan djikalau nanti pola Dewan Perantjang Nasional itu sudah di­te­ri­ma oleh Madjelis Permusjawaratan Rakjat, maka djadilah ia Pola Na­sio­nal, jang harus kita laksanakan dengan



8/18/2014 9:41:30 AM



P enemuan K embali R evolusi K ita



www.boxnovel.blogspot.com 61



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 61



001/I/14



meng-“ho-lopis-kuntul-baris”-kan seluruh tenaga Rakjat, seluruh sarana-sarana Bangsa jang telah retooled, seluruh semangat dan daja-kerdja jang berada di an­ta­ra Sabang dan Merauke. “Lir gabah den interi” kita semua harus me­lak­sa­ na­kan pola Dewan Perantjang Nasional itu. Mendakilah kita sesudah meng­alami Purgatorio kini, ke puntjaknja Gunung Paradiso jang telah se­ki­an lamanja melambai-lambai. Saudara-saudara! Saja telah mendekati achirnja pidato saja ini. Se­ka­rang dengarkanlah dengan saksama apa jang saja katakan ini: Kita sekarang sudah kembali lagi ke pangkuan Undangundang-Dasar 1945. Perlu saja tegaskan di sini, bahwa Undang-undang 1945 dalam Revolusi kita ini tidak per­nah gugur, tidak pernah tiwas, se­ hing­ ga berlakunja-kem­ bali Undang-undang-Dasar 1945 itu hanjalah sa­ tu per­ nja­ ta­ an resmi sadja jang bernama “Dekrit Presiden”. Undang-un­dangDasar 1945 tidak pernah mati, melainkan hanja terpaksa ber­ baring di­am di atas ombang-ambingnja gelom­bang Renville, ge­lom­bang Ling­ga­djati, gelombang K.M.B., gelombang kon­sti­ tusi Republik Indonesia Serikat dan konsti­tusi 1950, ge­lom­ bang Uni Indonesia-Belanda,—jang semua­nja telah hilang ambles berkat semangat kepatriotan Bang­sa Indonesia dan te­naga perdjoangan Rakjat Indonesia. De­mi­ki­an pu­la maka demo­krasi-liberal jang dilahirkan seba­gai buih da­ri­­pa­da ge­ lom­bang-gelombang kompromis jang djahat itu, dan jang mem­­ben­dung dan mengatjau Revolusi Indo­nesia itu, kini telah ditiup-lenjap oleh se­ma­ngat ke­patriotan dan tenagaper­ djoang­ an Rakjat Indonesia itu, dan mu­ lailah kini di­ kibar­kan bendera Demokrasi Terpimpin, milik-asli da­ri­pa­da Bangsa Indonesia. Saja mengutjap sjukur kepada Tuhanku, Tuhan seru sekalian alam, bahwa djalannja Revolusi Indonesia demi­ kianlah. Meski tersesat se­dju­rus waktu, achirnja toh telah



8/18/2014 9:41:30 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 62



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 62



001/I/14



kembali lagi kepada relnja jang asli. Telah be­be­rapa kali dalam hidup saja ini saja mengguriskan rintisan sebagai sumbangan kepada perdjoangan Rakjat Indonesia,—di zaman kolonial se­ be­lum Perang Dunia jang II, di Pegangsaan Timur, di Bangka, di Djok­ja, di Djakarta. Kini datanglah saatnja saja memberi kerangka jang tegas kepada semua rintisan-rintisan jang telah saja guriskan itu. Ada­lah tiga seginja kerangka bagi rintisanrintisan itu, jang selalu sa­dja kembali dalam renungan saja, tiap kali saja memandang wadjah Rak­jat-djelata Indonesia, tiap kali saja melihat ketjantikan alam tanah-air­ku, tiap kali saja mengadakan perdjalanan mengedari bumi, tiap kali saja menengadah muka di waktu malam dan melihat bintangbintang abadi berkumelip di angkasa-raja. Apakah tiga segi kerangka itu? Kesatu: Pembentukan satu Negara Republik Indonesia jang berbentuk Negara-Kesatuan dan Negara-Kebangsaan, jang demokratis, dengan wilajah kekuasaan dari Sabang sampai ke Merauke. Kedua: Pembentukan satu masjarakat jang adil dan makmur ma­te­riil dan spirituil dalam wadah Negara Kesatuan Republik In­do­ne­sia itu. Ketiga: Pembentukan satu persahabatan jang baik antara Repu­blik Indonesia dan semua negara di dunia, ter­ utama sekali dengan negara-negara Asia-Afrika, atas dasar hormat-menghormati satu sama lain, dan atas dasar bekerdjabersama membentuk satu Dunia Baru jang bersih dari imperialisme dan kolonialisme, menudju kepada Perdamaian Du­nia jang sempurna Sebutkanlah saja ini seorang pengalamun atau seorang pemimpi, se­o­rang idealis atau seorang “Schwärmer”. Tetapi tiga segi kerangka tadi itu sekarang telah mendjadi tantangan jang njata bagi kita semua, telah men­dja­di challenge jang



8/18/2014 9:41:31 AM



P enemuan K embali R evolusi K ita



www.boxnovel.blogspot.com 63



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 63



001/I/14



riil, jang tak dapat kita hindari lagi. Challenge, ka­lau benar kita ingin bahagia; challenge, kalau benar kita tidak ingin hantjur-binasa di muka bumi ini. Challenge pula, oleh karena kita, mau-tidak-mau, dibawa-ditarik-dihela oleh pergolakanpergolakan jang sekarang sedang bergelora di seluruh muka bumi, dekat dari sini dan djauh dari sini. Ada dua matjam revolusi hebat sekarang sedang bergolak di muka bu­mi ini: Pertama revolusi politis-sosial-ekonomis jang menghikmati ti­ ga-perempat dari seluruh ummat manusia, kedua revolusi teknik-pe­pe­rangan berhubungan dengan persendjataan thermo-nuclear. Kedua-dua revolusi ini mendjadi tantangan dan tang­ gungan se­ lu­ ruh ummat manusia, termasuk ummat Indo­ nesia,—mendjadi challenge jang seram, satu todongan jang menanjakan hidup atau ma­ ti. Ki­ ta tak dapat meloloskan diri kita dari todongan ini, dan ummat-ma­ nu­ sia­ pun tak dapat meloloskan dirinja dari todongan atau challenge ini. Mau-tidak-mau kita harus ikut-serta, mau-tidak-mau kita harus ikut bertempur! Dan djika ummat manusia tak bisa menjelesaikan to­dong­annja challenge ini, maka ini berarti hantjur-binasanja ummat manusia sendiri. Ja, mau-tak-mau kita harus ikut-serta! Dan ikut-serta massal! Da­lam abad ke XX ini, dengan ia punja tehnik-per­ hubungan jang tinggi, ti­ap revolusi adalah revolusi Rakjat, revolusi massa, bukan sebagai di abad-abad jang lalu, jang revolusi-revolusinja adalah sering sekali revolusinja segundukan manusia-atasan sadja,—“the revolution of the ruling few”. Dalam Risalah “Mentjapai Indonesia Merdeka”, hampir tiga puluh tahun jang lalu, saja sudah berkata: “Tidak ada satu perobahan be­sar di dalam riwajat-dunia jang achirachir ini, jang lahirnja tidak ka­ re­ na massa-aksi. Massaaksi adalah senantiasa mendjadi penghantar pa­ da saat



8/18/2014 9:41:31 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 64



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 64



001/I/14



masjarakat-tua melangkah ke dalam masjarakat jang baru. Massa-aksi adalah senantiasa mendjadi paradji (bidan) pada saat ma­sja­rakat-tua jang hamil itu melahirkan masjarakat jang baru”. Dan revolusi dalam abad ke XX itu menjangkut dengan sekaligus se­tja­ra berbareng hampir segala bidang daripada penghidupan dan kehidupan manusia. Ia menjangkut bidang politik, dan berbarengan de­ngan itu djuga menjangkut bidang ekonomi, dan berbarengan dengan itu djuga menjangkut bidang sosial, dan berbarengan dengan itu djuga me­njang­ kut bidang kebudajaan, dan berbarengan dengan itu djuga menjangkut bidang kemiliteran, dan demikian seterusnja. Tidak seperti di abad-abad jang lampau, di mana revolusirevolusi adalah seringkali revolusi politik tok, atau revolusi ekonomi tok, atau revolusi sosial tok, atau revolusi militer tok, dan karenanja djuga dapat dilaksanakan se­tja­ra bidangbidang itu tok. Tetapi revolusi zaman sekarang? Revolusi zaman sekarang adalah revolusi jang multi-kompleks. Ia adalah revolusi jang simultan. Ia adalah revolusi jang sekaligus “memborong” beberapa persoalan. Misalnja Re­volusi kita. Revolusi kita ini ja revolusi politik, ja revolusi ekonomi, ja revolusi sosial, ja revolusi kebudajaan, ja revolusi segala matjam. Sam­pai-sampai ia djuga revolusi isi-manusia! Pernah saja memindjam per­ ka­ ta­ an seorang sardjana asing, jang mengatakan bahwa Revolusi In­do­nesia sekarang ini adalah “a summing-up of many revolutions in one generation”,—atau “the revolution of many generations in one”. Revolusi jang demikan ini tak dapat diselesaikan dengan tjara-tjara jang konvensionil. Tak dapat ia diselesaikan dengan tjara-tjara jang ke­lu­ar dari gudang-apeknja liberalisme. Tak dapat ia diselesaikan de­ngan tjara-tjara jang tertulis dalam



8/18/2014 9:41:31 AM



P enemuan K embali R evolusi K ita



www.boxnovel.blogspot.com 65



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 65



001/I/14



text-booknja kaum sardjana dari za­man baheula. Malah tjaratjara jang demikian itu ternjata makin meng­kotjar-katjirkan dan membentjanai revolusi. Bukan sadja di Indonesia orang berpengalaman begitu, tetapi dju­ga pemimpin-pemimpin di negara-negara lain mulai sedar akan hal itu. Demokrasi Barat di beberapa negara Asia sekarang sudah dinjatakan mengalami kegagalan. Indonesia hendak menjelesaikan Revolusinja jang multikompleks itu mo­ krasi Indo­ dengan sistimnja Demokrasi Terpimpin, de­ nesia sendiri. Segala penjelewengan, segala langkah-sa­lah, segala salah-wissel dari masa sesudah 1950, kita koreksi dengan Dek­rit Presiden/Panglima Tertinggi 5 Djuli 1959, jang memungkinkan dju­ga Demokrasi Terpimpin berdjalan. Terutama kepada pemimpin-pemimpin Bangsa kita saja tandas­kan di sini, bahwa Revolusi kita ini tidak hanja me­min­ta sumbangan-ke­ri­ngat sadja jang sebesar-besarnja, atau disiplin jang sekokoh-kokohnja, atau pengorbanan jang mimpin seichlas-ichlasnja,—jang oleh kita pemimpin-pe­ selalu kita gembar-gemborkan kepada Rakjat!—,te­tapi dju­ ga tidak kurang penting ialah kebutuhan untuk mentjiptakan atau me­la­hir­kan fikiran-fikiran-baru dan konsepsikonsepsi-baru, djustru oleh karena Revolusi kita sekarang ini tak dapat diselesaikan dengan mempergunakan textbooktextbook jang telah usang. Revolusi kita adalah antara lain menentang imperialisme da­lam segala bentuk dan manifestasinja. Imperialisme apapun dan im­pe­ri­al­isme manapun, kita kritik, kita tentang, kita gasak, kita hantam. Mes­ki­pun demikian, Revolusi kita tidak ditudjukan untuk memusuhi se­su­a­tu bangsa jang manapun djuga. Kita mengulurkan tangan-per­sa­ha­bat­an kepada semua bangsa di dunia ini, untuk memperkokoh kesedjahteraandunia, dan memperkokoh perdamaian-dunia.



8/18/2014 9:41:31 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 66



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 66



001/I/14



Teristimewa kepada 2.500.000.000 ummat-manusia jang ber­re­volusi sekarang ini, tiga perempat lebih dari selu­ ruh penduduk bu­mi, kita serukan adjakan untuk saling mem­ bantu, saling memberi in­spi­ra­si, saling kasih-mengasih dalam menggali konsepsi-konsepsi-baru jang dibutuhkan oleh Revolusi-semesta sebagai jang saja terangkan di muka tadi! Malah untuk menanggulangi revolusi teknik-peperangan jang seka­rang ini sedang menghantu di padang persendjataan dan menghintai-hintai laksana sjaitan-kebinasaan di tjakra­ wala, bantu-membantu an­ ta­ ra 2.500.000.000 ummatmanusia itu adalah perlu sekali, bahkan—da­ sar-dasar daripada ko-eksistensi jang aktif dan kerdja-sama jang erat antara seluruh ummat-manusia jang 3.000.000.000 harus ditanam, ter­le­pas daripada perbedaan-perbedaan di dalam lapangan sistim-so­si­al dan sistim-politik. Atas dasar ini maka segala pertjobaan, segala pem­ bi­ kin­ an, segala pemakaian sen­djata thermonuclear harus distop selekas-lekasnja, dan dilarang sekeras-kerasnja. Ja, kapankah ummat-manusia ini dapat hidup tenteramsedjahtera bersahabat satu sama lain sebagai sama-sama pan­ kah ummat Indonesia dapat hidup anaknja Adam? Ka­ dalam tripokoknja kerangka, jang saban-saban terbajang di angan-angan saja, tiap-tiap kali saja me­man­dang kepada bintang di langit,—Negara Kesatuan, masjarakat adil dan makmur, persahabatan dengan seluruh bangsa? Alangkah banjaknja kesulitan jang masih kita hadapi! Tetapi pengalaman jang sudah-sudah membuktikan, bahwa kita selalu “sur­vive”, bahwa dus kita selalu dapat mengatasi kesulitan-kesulitan jang maha besar! Ja, asal kita tetap bersatu, asal kita tetap berdjiwa segar, asal kita tetap mendjaga djangan sampai perdjoangan kita ini di­hing­gapi oleh penjakit-penjakit jang sesat, asal kita tetap berdjalan



8/18/2014 9:41:31 AM



Hartini Sukarno/iwan siswo



P enemuan K embali R evolusi K ita



Sukarno, circa 1950.



www.boxnovel.blogspot.com 67



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 67



001/I/14



di atas rel­nja Proklamasi,—Insja Allah subhanahu wa ta’ala, kita pun akan atasi segala kesulitan jang akan mengadang, kita pun akan ganjang ke­su­lit­an jang akan menghalang! Dengan tenang dan keteguhan hati kita harus onderkennen kesulitan-kesulitan jang mengadang itu dalam segala kewadjaran­nja sendiri-sendiri. Ada kesulitan jang memang disebabkan oleh ke­sa­lahan-kesalahan kita di masa jang lampau, oleh penjelewengan-pe­nje­le­weng­an, oleh ketololan-ketololan jang kita bikin sendiri. Ada kesulitan jang disebabkan oleh tidak tjukupnja modal mental-teknismateriil dalam menghadapi persoalan-persoalan Revolusi. Dan ada ke­su­litan jang disebabkan oleh naiknja tingkatan penghidupan, oleh kemadjuan jang telah kita tjapai. Kesulitan golongan jang pertama harus kita atasi dengan koreksi se­gala kesalahan-kesalahan di zaman jang lampau. Kesulitan golongan ke­dua harus kita atasi dengan memperhebat usaha pemupukan modal men­ tal-teknismateriil. Kesulitan golongan ketiga harus kita atasi de­ngan... mentjapai kemadjuan jang lebih madju lagi! Ja, kemadjuan



8/18/2014 9:41:31 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 68



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 68



001/I/14



da­lam penghidupan masjarakat pun membawa kesulitan! Sedjuta anak bersekolah mendjadi 9 djuta anak bersekolah, itu men­ da­ tang­ kan persoalan dan kesulitan. Rakjat dulu memakai lampu tjempor, se­ka­rang memakai lampu tempel, malahan kadang-kadang memakai lam­pu stormking, itupun mendatangkan persoalan dan kesulitan. Rak­jat du­lu berdjalan kaki, sekarang naik sepeda dan oplet, itupun men­da­­tang­­kan persoalan dan kesulitan. Rakjat dulu 70 djuta jang naik ke­re­ ta-api setiap tahun, sekarang 160 djuta naik kereta-api setiap tahun, itu­pun mendatangkan persoalan dan kesulitan! Tetapi sebagai saja katakan tadi, dengan djiwa-besar marilah ki­ta ganjang semua persoalan-persoalan dan kesulitan-kesulitan itu. Ki­ta bu­kan bangsa jang tempe, kita adalah Bangsa jang Besar, dengan Am­bisi jang Besar, Tjitatjita jang Besar, Daja-Kreatif jang Besar, Ke­ulet­an jang Besar. Kita sekarang dengan kembali kepada Undang-un­dang-Dasar ’45 sudah menemukan kembali Djiwa Revolusi, sudah men­ tja­pai suatu momentum mental, jang memungkinkan kita bergerak ma­dju terus dengan tjepat untuk mencapai suatu momentum pula di bi­ dang pembangunan-semesta untuk merealisasikan tjita-tjita sosial-eko­no­mis daripada Revolusi. Hantjur-leburlah segala rintangan dan kesulitan oleh geloranja momentum mental itu! Sebab oleh tertjapainja momentum mental dengan kembali kita ke­pa­da Undang-undang Proklamasi dan Djiwa Proklamasi itu, maka meng­he­bat­lah Semangat Nasio­nal mendjadi Kemauan Nasional jang maha-sjakti, dan meng­ hebat lagilah Kemauan Nasional itu melahirkan Perbuatanperbuatan Nasional jang membangun, dan menghantjurbur­ kan segala rintangan dan segala kesulitan jang le­ menghalangi dja­lan. Trilogi jang saja dengungkan tiga puluh tahun jang lalu, trilogi na­tionale geest menghebat mendjadi



8/18/2014 9:41:31 AM



P enemuan K embali R evolusi K ita



www.boxnovel.blogspot.com 69



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 69



001/I/14



nationale wil, nationale wil meng­hebat men­dja­di nationale daad, trilogi itu kini mendjelma mendjadi ke­nja­ta­an, oleh tertjapainja momentum mental sedjak keluarnja Dekrit Pre­ si­den 5 Djuli 1959. “Sekali lagi saja katakan”, demikianlah penutupan pidato saja di mu­ka Sidang Konstituante 22 April jang lalu, “—dan ini saja katakan un­tuk zelf-educatie kita sendiri—,kesulitankesulitan kita tidak akan lenjap dalam tempo satu malam. Kesulitan-kesulitan kita hanja akan da­pat kita atasi dengan keuletan seperti keuletannja orang jang men­da­ki gunung. Tetapi: Berbahagialah sesuatu bangsa, jang be­rani meng­ha­ dapi kenjataan demikian itu! Berani menerima bahwa ke­ su­ lit­ an-kesulitannja tidak akan lenjap dalam tempo satu malam, dan berani pula menjingkilkan lengan-badjunya untuk memetjahkan ke­su­lit­an-kesulitan itu dengan segenap tenaganja sendiri dan segenap ke­tjer­das­an­nja sendiri. Sebab bangsa jang demikian itu,—bangsa jang berani menghadapi kesulitan-kesulitan dan mampu memetjahkan ke­ su­ lit­ an-kesulitan—,bangsa jang demikian itu akan mendjadi bangsa jang gemblengan. Bangsa jang Besar, bangsa jang Hanjakrawarti-ham­bau­denda. Bangsa jang demikian itulah hendaknja Bangsa Indonesia!” Ja, Bangsa jang demikian itulah hendaknja Bangsa Indonesia! Maka gelorakanlah Semangat Nasionalmu! Gelorakanlah mau­ an Nasionalmu! Gelorakanlah rangsang rangsang Ke­ Perbuatan-perbuatan Na­sio­nal­mu! Dan, engkau, hai Bangsa Indonesia, betul-betul nanti men­ djadi satu Bangsa jang Gemblengan!



8/18/2014 9:41:31 AM



P anca A zimat R evolusi



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 70



www.boxnovel.blogspot.com 70



001/I/14



Sukarno, circa 1947. Koleksi iwan siswo



8/18/2014 9:41:31 AM



“L aksanaP enemuan M alaekatK jang embaliMRenyerbu evolusi dari K ita L angit ”



“LAKSANA MALAEKAT JANG MENJERBU DARI LANGIT” DJALANNJA REVOLUSI KITA [DJAREK]



www.boxnovel.blogspot.com 71



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 71



001/I/14



Pidato P.J.M. Presiden Republik Indonesia pada Tanggal 17 Agustus 1960 Rabu Djam 8.10 Pagi di Istana Merdeka Djakarta



8/18/2014 9:41:31 AM



“Laksana Malaekat jang Menjerbu dari langit” Djalannja Revolusi Kita [Djarek]



www.boxnovel.blogspot.com



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 72



001/I/14



Saudara-saudara sekalian! Tiap-tiap 17 Agustus saja berhadapan muka dengan saudara-sau­ da­ ra jang berada di Djakarta. Tetapi melalui tjorong radio saja ber­ha­dap­an suara dengan sekalian saudara di seluruh tanah-air dan di luar ta­nah-air. Berhadapan suara dengan seluruh Rakjat Indonesia antara Sa­bang dan Merauke, dan Rakjat Indonesia di luar pagar Indonesia,—di pe­ran­tau­ an. Dan saja harap, bukan berhadapan suara sadja, melainkan dju­ga berhadapan semangat, berhadapan batin. Dan oleh karenanja, men­tjapai persatuan semangat, persatuan batin. Persatuan semangat, persatuan batin untuk apa? Persatuan se­ma­ngat dan persatuan batin untuk mengabdi kepada tanah-air dan bang­sa dan Negara. Persatuan semangat dan persatuan batin untuk me­nje­le­sai­kan Revolusi. Tahun jang lalu, saja menamakan hari ulang-tahun Proklamasi sa­tu ha­ri jang unik. Satu hari jang istimewa, satu hari jang menondjol, sa­tu ha­ri jang luar-biasa. Sebabnja ialah: pada hari itu kita membuka ha­la­man baru dalam sedjarah Revolusi kita, dengan menemukan-kembali Re­vo­lu­si kita.



8/18/2014 9:41:31 AM



“L aksana M alaekat



jang



M enyerbu



dari



L angit ”



www.boxnovel.blogspot.com 73



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 73



001/I/14



“Rediscovery of our Revolution!” Dan pada hari itu saja so­ dor­kan kepada Rakjat apa jang sekarang termasjhur dengan nama Ma­ni­fes­to Politik. Satu ideologi dalam perdjoangan kita, atau ideologi jang ta­di­nja dikabur-kaburkan orang dan malahan dichianati orang. Di­ ka­ bur-kaburkan agar supaja dilupakan oleh Rakjat, tetapi jang pada hari 17 Agustus tahun jang lalu itu saja tondjolkan kembali di hadapan Rak­jat setjara gamblang dan setjara tegas. Sekarang, Alhamdulillah, Ma­ ni­fes­to Politik itu sudah dikenal oleh Rakjat di mana-mana, sudah di­be­nar­kan dan ditjintai oleh Rakjat meski masih ada sadja orang-orang tertentu jang masih gelagepan berusaha untuk mengkabur-ka­bur­kan­nja atau mendelep-delepkannja. Tetapi Insja Allah, bukan Ma­ni­fes­to Politik jang akan kelelep, tetapi mereka itu jang akan kelelep sa­ma­sekali! Sebetulnja tiap hari 17 Agustus adalah hari istimewa. Pada hari 17 Agus­tus selalu kita memperingati Proklamasi Nasional. Pada hari 17 Agus­tus kita memperingati djasadjasa pedjoang kemerdekaan. Pa­ da hari 17 Agustus kita menundukkan kepala memohon berkat-rach­ mat Tuhan bagi pahlawan-pahlawan kita jang telah gugur. Pada ha­ri 17 Agustus kita mengadakan introspeksi kepada diri sendiri, su­ dah­kah kita melakukan segala kewadjiban-kewadjiban jang harus kita la­ku­kan? Pada hari 17 Agustus kita menjelidiki apa jang sudah kita tja­pai, dan apa jang masih harus dikerdjakan. Pendek-kata pada hari 17 Agustus kita mengadakan balans daripada kita punja Perdjoangan Na­sio­nal. Tetapi 17 Agustus 1959,—tahun jang lalu—,adalah unik, oleh ka­rena kita, di samping segala hal jang saja sebutkan itu, telah (se­tja­ra Manifesto Politik) menondjolkan ke muka ideologi daripada per­djo­ang­an kita dewasa ini. Dan kita sekarang telah mengindjak 17 Agustus 1960. Marilah ki­ta, sebelum saja meneruskan uraian jang lain-lain,



8/18/2014 9:41:31 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 74



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 74



001/I/14



setjara kilat me­ne­ngok kembali ke belakang, kepada hal-hal jang telah lalu. Saudara-saudara tentunja masih ingat kepada analisa saja me­nge­nai babak-babak Revolusi kita ini. Periodisasi jang saja buat ialah: 1945–1950: periode physical revolution; 1950–1955: periode survival; 1955–sekarang: periode investment. Investment of human skill. Material investment. Mental invest­ment. Dan belakangan ini saja djelaskan dengan djelas: investment-in­vest­ment itu semuanja adalah untuk socialist construction,—in­vest­ment-investment itu semuanja adalah untuk realisasi Amanat Pen­de­ritaan Rakjat. Investment-investment itu kita kerdjakan antara 1955 sampai se­ka­rang,—dan harus kita teruskan lagi! Malahan, telah kita kerdjakan pu­la buat sebagian apa jang dengan tegas saja dengungkan tiga tahun jang lalu: bahwa investmentinvest­ment itu hanja dapat kita lakukan da­lam satu sua­ sana-politik jang tjotjok, jang favourable, bagi melakukan investment itu; bahwa alam demokrasi liberal samasekali tak tjotjok, bahkan djahat, bagi investment itu; bahwa demokrasi liberal dus harus kita bongkar samasekali; bahwa Demokrasi Terpimpin harus kita pan­tjangkan teguh-teguh di atas puingpuingnja demokrasi liberal itu. Ja, kalau saja membitjarakan tahun-tahun jang achir ini, saja men­de­ngar dalam telinga saja gemuruh gugurnja batubatu-lapuk da­ri­pa­da gedung liberalisme di Indonesia, dan saja mendengar irama den­tam­nja palu-godam pembangunan pandemen gedung jang baru, ja­i­tu Gedung Rakjat, Gedung Sosialisme Indonesia, jang pandemennja ialah investmentinvestment itu tadi. Dan terdengarlah pula djerit-me­tji­tjil­nja penghuni-penghuni gedung jang lama, jang masih mau mem­



8/18/2014 9:41:31 AM



“L aksana M alaekat



jang



M enyerbu



dari



L angit ”



koleksi iwan siswo



Sukarno, circa 1961.



www.boxnovel.blogspot.com 75



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 75



001/I/14



per­ta­han­kan gedung jang lama itu: dewan-dewan partikelir, P.R.R.I., Permesta, R.P.I., Manguni. Liga ini, Liga itu, suratkabar ini, surat-kabar itu, risalah ini, risalah itu! Gegerlah djerit-metjitjil mereka itu! Ja! Tanpa tedeng-aling-aling memang saja akui: kita merombak, te­ta­pi djuga kita membangun! Kita membangun, dan untuk itu kita me­rom­bak. Kita membongkar, kita men­ tjabut, kita mendjebol! Semua itu untuk dapat membangun. Revolusi adalah mendjebol dan memba­ngun. Membangun dan mendjebol. Revolusi adalah “build tomorrow” dan “reject yesterday”. Revolusi adalah “construct tomorrow”, “pull down yes­ter­day”. Saja sendiripun tidak mau dikatakan man­ dek. Saja ingin te­ tap seirama dengan gelombangnja Revolusi. Revolusi adalah lak­sana gelombang samodera jang selalu mengalir, laksana taufan jang selalu meniup. Ingatkah Sau­ dara sembojan Revolusi jang saja berikan tempohari: mandek-amblek, mundur-hantjur?



8/18/2014 9:41:31 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 76



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 76



001/I/14



Revolusi Amerika, Revolusi Perantjis, Revolusi Rusia, Revolusi Ti­ong­kok, semuanja mempunjai pedjebolan dan pembangunannja sen­di­ri-sendiri. Pendjebolan-pendjebolan dan pembangunan-pembangun­an itu adalah ibarat geloranja gelombang-gelombang Lautan jang Be­sar. Tidak seorang pun dapat menentang gelombang-gelombang itu, sebab menen­ tang gelombang berarti menentang Lautan itu sendiri. Siapa me­nen­tang gelombang lautan, (dus menentang Lautan itu sendiri), ia akan linjap-binasa oleh dahsjatnja tenaga Lautan itu sendiri! Ja, saja ulangi, saja ingin tetap seirama dengan ge­ lom­­ bangnja Re­ volusi. Karena itu saja tidak menentang gelombang, tetapi sebaliknja saja malahan sebagai Presiden berusaha mengemudikan bahtera Ne­gara sehaluan dengan gelombangnja Revolusi. Dan haluan itu adalah Haluan Negara jang terwedar dalam Manifesto Politik. Kaum reaksioner jang saja sebut tadi itulah menentang ge­lom­bang. Nasib mereka telah tertulis di atas dahi mereka masing-masing. Sekarang mereka masih mentjoba untuk merem Kereta Djagarnatnja Revolusi, tetapi nanti mereka akan digilas oleh Kereta Revolusi itu! Mereka memang orang jang bukan-bukan! Dalam usa­ hanja untuk membelokkan Revolusi ke arah kepentingan mereka, mereka berkata, bahwa Revolusi Indonesia gagal. Saudara-saudara masih ingat apa jang dikatakan oleh Kartosuwirjo dulu? Untuk membuat landasan ba­gi proklamasi daripada ia punja N.I.I. (”Negara Islam Indonesia”), ia le­bih dulu mengatakan bahwa Revolusi Indonesia gagal! Nah, presis demikian pulalah apa jang diperbuat oleh pendjeritpendjerit dan pemetjitjil-pe­metjitjil model baru ini. Mereka pun mengatakan bahwa Revolusi In­do­nesia gagal! Apa jang gagal?!! Revolusi Indonesia tidak gagal, dan jat Indonesia setia kepada tidak akan gagal, selama Rak­



8/18/2014 9:41:31 AM



“L aksana M alaekat



jang



M enyerbu



dari



L angit ”



koleksi iwan siswo



Sukarno, circa 1960.



www.boxnovel.blogspot.com 77



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 77



001/I/14



tudju­ an Revolusi dan setia kepada Ama­ nat Penderitaan Rakjat. Revolusi Indonesia tidak gagal, karena kita ber­djo­ ang terus untuk melaksanakan tjita-tjita Revolusi Agustus ’45, jakni un­tuk Indonesia jang merdeka-penuh bersih dari imperialisme,—un­tuk Indonesia jang demokratis bersih dari sisa-sisa feodalisme,—un­tuk Indonesia bersosialisme Indo­ nesia, bersih dari kapitalisme dan “ex­ploi­tation de l’homme par l’homme”. Sekali lagi Revolusi Indonesia tidak gagal! Jang gagal adalah orang-orang jang tidak mengenal tudjuan Revolusi, nge­ nal Amanat Penderitaan orang-orang jang tidak me­ Rakjat, bahkan hendak menghalangi pe­lak­sa­na­an Amanat Penderitaan Rakjat. Jang gagal adalah mereka itu­lah,—kaum reaksioner, kaum sinis, kaum over-intelektualis, kaum jang kekajaannja sudah “binnen”, kaum “vested interest”, kaum jang men­dje­rit-djerit dan matanja metjitjil-metjitjil karena segala kubu-ku­ bu-kepentingannja dan segala kubu-kubuper­tahanannja satu persa­tu ambruk dan gugur. Partai-partai mereka jang tidak mempunjai akar wadjar dalam masjarakat



8/18/2014 9:41:32 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 78



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 78



001/I/14



ambruk dan gugur; persekutuan-per­se­kutuan mereka jang ber­djiwa reaksioner dan bersekongkol dengan pe­tu­a­langpetu­ alang asing dan P.R.R.I./Permesta/R.P.I. ambruk dan gu­gur; N.V.-N.V. mereka jang menggendutkan perut mereka dengan meng­ garuk kekajaan Rakjat, ambruk dan gugur; lembaga-lembaga-pe­nge­tahuan dan lembaga-lembaga-per­ surat-kabaran mereka jang pe­nuh dengan blandisme dan textbook-thinking, ambruk dan gugur;—am­bruk dan gugur, runtuh berantakan karena gilasannja Kereta Dja­ garnat Revolusi, gilasan Rakjat jang Revolusioner, gilasan Rakjat jang ber­djiwa Manifesto Politik dan USDEK. Hanja bagi mereka jang ingin membangun kapitalisme dan feo­dal­isme di Indonesialah, Revolusi adalah gagal! Bagi kita, bagi Rakjat-dje­la­ta Indonesia, bagi kita, Revolusi belum selesai, dan oleh karena itu, ki­­ta berdjalan terus untuk melaksanakan tjita-tjita Proklamasi. Revolusi ki­ta bisa gagal, kalau kita tidak sungguh-sungguh melaksanakan tjita-tji­ta Proklamasi, tidak sungguh-sungguh melaksanakan Manifesto Po­li­­tik, tidak sungguh-sungguh melaksanakan Amanat Pen­ deritaan Rakjat! Karena itu sebenarnja adalah amat gila, djika sekarang orang su­ dah bitjara tentang gagal atau tidak gagalnja Revolusi! Ada jang mendjawab: Toh sudah lima belas tahun Revolusi kita ini? Tidakkah lima belas tahun tjukup lama untuk membuat pernilaian? Saudara-saudara! Dalam perdjoangan penghidupan sesuatu bang­sa, dalam pertumbuhannja dan konsolidasinja, 15 tahun se­ be­ nar­ nja baru merupakan suatu permulaan sadja. Sering sudah saja ka­ta­kan, bahwa Revolusi djangan di­ukur dengan hari dan dengan ta­hun. Revolusi harus di­ ukur dengan windu-windu atau dengan peng­gan­da­an-peng­



8/18/2014 9:41:32 AM



“L aksana M alaekat



jang



M enyerbu



dari



L angit ”



www.boxnovel.blogspot.com 79



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 79



001/I/14



gandaan daripada windu. Lima belas tahun barulah me­ru­pa­ kan satu fase pertama,—paling-paling merupakan achirnja fa­se pertama,—paling-paling “the end of the beginning”,— jang harus di­su­sul dengan fase-fase lain jang tidak kurang hebatnja dan dahsjatnja. Te­rus-menerus usaha Revolusi itu berdjalan, terus-menerus satu fase di­su­sul oleh fase jang lain, sesuai dengan utjapan saja bahwa “for a fight­ing nation there is no journey’s end”. Inilah jang tempo hari saja namakan dinamikanja Revolusi! Dan bagi saja siapa jang mengerti djalannja Revo­ lusi, bagi siapa jang ikut-serta da­ lam maha-arusnja setja­ra aktif, bagi siapa jang setjara positif dan kon­struk­ tif memberi sumbangan kepadanja, (tidak menentangnja, atau menghambatnja, atau gelagepan memutar-balikkannja, seperti ka­um reaksioner itu tadi), bagi mereka jang ikut-serta dalam maha-arus Revolusi itu tadi, maka dinamika Revolusi itu mendjadilah satu Ro­man­tik jang amat menggiurkan djiwa,— menarik, menggandrungkan, in­spi­rerend, fascinerend. Well, dengan terus-terang saja berkata: saja ter­ golong dalam golongan­nja orang-orang jang tergandrung oleh Ro­man­tik Revolusi itu, saja inspired olehnja, saja fascinated olehnja, sa­ ja habis-habisan tergendam olehnja,—saja tergila-gila, saja kran­djing­an Romantiknja Revolusi itu! Dan untuk itu saja mengutjapkan Al­ham­dul­illah kepada Tuhan Seru Sekalian Alam! Ada orang-orang jang tidak mengerti Logika revolusioner. Itulah orang-orang jang di tengah djalan berkata: Revolusi sudah selesai. Pa­da­hal Revolusi belum selesai, dan masih berdjalan terus, terus dan sekali lagi terus. Logika revolusioner ialah, bahwa: sekali kita men­tje­tus­kan Revolusi, kita harus meneruskan Revolusi itu, sampai segala tji­ ta-tjitanja terlaksana. Ini setjara mutlak merupakan Hukum Revolusi,



8/18/2014 9:41:32 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 80



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 80



001/I/14



jang tak dapat dielakkan lagi dan tak dapat ditawar-tawar lagi! Karena itu, djangan berkata “Revolusi sudah selesai” padahal Revolusi sedang berdjalan, dan djangan mentjoba membendung atau menentang atau menghambat sesuatu fase Revolusi, padahal fase itu adalah fase-ke­lan­djut­an daripada Revolusi! Ada pula orang-orang jang, jah, mengarti dan setudju dengan se­mua fase-fase, tetapi mereka bertanja: “Apakah perlu kita selalu meng­ ko­ bar-kobarkan sadja semangat Revolusi, apakah perlu segala hal kok harus dikerdjakan setjara revolusioner?” “Apakah tidak bisa de­ngan tja­ra lebih sabar, apakah tidak bisa dengan tjara alon-alon asal ke­ lakon?” Ambui!, “alon-alon asal kelakon”! Ini tidak mungkin! Ini tidak mungkin, kalau kita tidak mau digilas oleh Rakjat! Tahun jang lalu sudah saja tegaskan: djanganlah ada di antara kita jang mau mengamendir atau memodulir dasar dan tudjuan Revolusi. Sekarang saja menegaskan lagi: djanganlah ada di antara kita jang mau mengamendir atau memodulir Se­ mangat Revolusioner! Sekali pun kita sudah 15 tahun dalam Revolusi, ja sekalipun kita nanti sudah 25 tahun atau 35 tahun atau 45 tahun dalam Revolusi, saja berkata: djanganlah ada di antara kita jang mau mengamendir atau memodulir Semangat Revolusioner! Sekali lagi saja ulangi apa jang saja katakan tahun jang lalu, bahwa kesedaran sosial daripada Rakjat di mana-mana, di seluruh muka bumi ini, adalah sama, dan amat tinggi sekali. Djangan silap tentang hal itu, djangan selip tentang hal itu! Kesedaran Rakjat inilah jang menuntut, mendesak, bahwa segala keadaan atau perimbangan jang tidak adil harus dirombak dan diganti setjara tepat dan tjepat,—setjara lekas, setjara revolusioner. Djika tidak dirombak dan diganti setjara tjepat dan lekas, maka Kesedaran



8/18/2014 9:41:32 AM



“L aksana M alaekat



jang



M enyerbu



dari



L angit ”



koleksi iwan siswo



Sukarno dan Che Guevara, pejuang revolusi dari Amerika Latin, 1959.



www.boxnovel.blogspot.com 81



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 81



001/I/14



baru ini akan meledak laksana dinamit, meledak laksana Gunung Rakata dalam tahun 1883, dan akan berkobar-kobar mendjadi pergolakan jang mahadahsjat, jang malahan dalam abad ke-XX ini mungkin pula mengantjam perdamaian dunia dan perimbangan ekwilibrium di seluruh dunia. Lihat kedjadian-kedjadian di Asia Timur! Lihat kedja­ dian-ke­dja­di­an di Amerika Latin! Lihat kedjadian-kedjadian di Afrika, itu benua jang tadinja orang menjangka bahwa rakjatnja belum mempunjai ke­sedar­an samasekali! Alangkah mlesetnja sangkaan itu! Dalam pidato 17 Agustus 1959 itu, saja sudah berkata, bahwa Rak­jat di mana-mana ingin membebaskan diri setjara revolusioner da­ri tiap belenggu kolonialisme; bahwa Rakjat di mana-mana ingin se­tja­ra revolusioner menanamkan dasar-



8/18/2014 9:41:32 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 82



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 82



001/I/14



dasar materiil untuk satu ke­mak­mur­an jang lebih adil; bahwa Rakjat di mana-mana setjara revolusio­ner ingin melenjapkan segala pertentangan-pertentangan sosial jang di­ se­ babkan oleh feodalisme dan kapitalisme; bahwa Rakjat di mana-mana setjara revolusioner ingin memperkembangkan kepribadian Nasional; bahwa Rakjat di mana-mana setjara revolusioner ingin melenjapkan se­gala bahaja atau antjaman terhadap per­damaian dunia,—menen­tang pertjobaan-pertjobaan bom atom, menentang pakta-pakta pe­pe­rang­an, menentang Batista, menentang Menderes, menentang Syngman Rhee. Dunia sekarang ini gudang mesiu revolusioner. Dunia sekarang ini mengandung listrik revolusioner. Dunia seka­ rang ini “revolution­nair geladen”. Tiga-perempat dari seluruh ummat manusia di muka bu­ mi ini, kataku dalam pidato tahun jang lalu, berada dalam alam revolusi. Be­lum pernah sedjarah ummat manusia mengalami suatu revolusi se­per­ti sekarang ini,—mahahebat dan mahadahsjat, maha-luas dan uni­ver­sil,—satu Revolusi Kemanusiaan jang setjara serentaksimultan meng­ge­lora-menggeledek-mengguntur di hampir tiap pelosok dari per­mu­ka­an bumi. Dan kita mau uler-kambang-uler-kambangan? Mau “alon-alon asal kelakon”? Mau memeteti perkutut-manggung, sam­bil minum air teh jang nas­gi­tel, sebagai jang diematematankan oleh itu orang-orang jang meng­ada­kan konkoerskonkoers burung perkutut? Sadarlah hai kaum jang menderita revolusi-phobi! Kita ini sedang dalam Re­vo­lu­si, dan bukan satu Revolusi jang ketjilketjilan, melainkan satu Re­vo­lu­si jang lebih besar daripada Revolusi Amerika dahulu, atau Re­volusi Perantjis dahulu, atau Revolusi Sovjet sekarang. Setahun jang la­lu sudah saja djelaskan bahwa Revolusi kita ini ja Revolusi Na­si­o­nal, ja Revolusi politik, ja Revolusi sosial, ja Revolusi Kebudajaan, ja Revo­lu­si Kemanusiaan. Revolusi kita kataku adalah satu



8/18/2014 9:41:32 AM



“L aksana M alaekat



jang



M enyerbu



dari



L angit ”



www.boxnovel.blogspot.com 83



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 83



001/I/14



Revolusi Pan­ tjamuka, satu Revolusi multi kompleks, satu Revolusi jang “a summing up of many revolutions in one generation”. Satu tahun jang lalu saja ber­ka­ta, bahwa dus kita harus bergerak-tjepat, harus lari laksana kran­djing­an, harus revolusioner-dinamis, harus terus-menerus “tanpa am­ pun” memeras segala akal, segala daja-tempur, segala daja-tjipta,—se­ga­la atom keringat jang ada dalam tubuh kita ini, agar hasil Revolusi ki­ta itu dapat mengimbangi dinamik kesedaran-sosial jang bergelora dalam kalbunja masjarakat umum. Apalagi djika kita insjafi, bahwa Revolusi Indonesia ini adalah me­ru­pa­kan bagian daripada Revolusi Besar jang menghikmati ¾ da­ri­pa­da um­mat manusia itu! Apalagi djika kita melihat, bahwa langit di Ti­mur sudah Bang Wetan, di Barat sudah Bang Kulon, di Utara su­dah Bang Lor, bahwa langit-langit di sekitar kita itu semuanja sudah lak­ sa­ na Kobong, maka haramlah bagi kita untuk uler-kambang-ulerkambang­an, haram bagi kita untuk “alon-alon asal kelakon”, haram bagi ki­ta un­tuk memelihara Revolusi-phobi! Lihat dan perhatikan! Suatu Negara jang tidak bertumbuh setjara revolusioner, tidak sadja akan digilas oleh Rakjatnja sendiri, tetapi dju­ga nanti akan disapu oleh Taufan Revolusi Universil jang merupakan fenomena terpenting daripada dunia dewasa ini. Ini tidak hanja mengenai Indonesia, ini djuga tidak hanja mengenai bangsa-bangsa lain jang sedang berada dalam masa peralihan dan pertumbuhan,—ini mengenai segala bang­sa. Djuga negara-negara dan bangsa-bangsa jang sudah kawakan, dju­ga negara-negara dan bangsa-bangsa jang merasa dirinja sudah “ge­settled”, achirnja nanti digempur oleh Taufan Revolusi Universil itu, dji­ ka mereka tidak menjesuaikan dirinja dengan perobahan-perobahan dan per­ go­lak­an-pergolakan ke arah pembentukan satu Dunia-Baru, jang tia­da kolonialisme di dalamnja, tiada exploitation de



8/18/2014 9:41:32 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 84



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 84



001/I/14



l’homme par l’homme, tiada penindasan, tiada penghisapan, tiada diskriminasi warna kulit, tiada dingkik-mendingkik satu sama lain dengan bom atom dan sen­djata thermo-nuclear di dalam tangan. Inilah sebabnja maka saja, jang diserahi tampuk pim­ pinan per­ djo­ ang­ an bangsa Indonesia, tidak djemu-djemu le­ sai­ kan masalah nasional kita menjeru dan memekik: se­ setjara revolusioner, gelorakan terus semangat revolu­ sioner, djagalah djangan sampai Api Revolusi kita itu padam atau suram walau sedetik pun djuga. Hajo kobar-kobarkanlah terus Api Unggun Revolusi itu, buatlah diri kita mendjadi sebatang ka­ju di dalam Api Unggun Revolusi itu! Saudara-saudara! Kita sekarang memasuki tahun jang ke XVI dari Kehidupan Na­si­o­nal kita. Alangkah banjaknja dan beraneka warnanja pengalaman-peng­ alam­ an kita dalam lima belas tahun jang lampau itu. Segala ma­tjam “ra­sa”, segala matjam “keberuntungan” sudah kita alami. Ke­gem­bi­ra­an, kepedihan, kemadjuan-kemadjuan, harapan-harapan, ke­ke­tje­wa­ankeke­tjewaan, rasa pahit, rasa getir, rasa manis, rasa tjemas, ra­sa sukses, rasa unggul, rasa babak-bundas,—semua sudah kita alami. Dan tiap tanggal 17 Agustus kita membuat satu penindjauan-kem­ba­li da­ri­pada pengalaman-pengalaman itu. 17 Agustus sekarang ini pun sa­tu saat baik untuk membuat balans daripada plus-plusnja dan mi­ nus-mi­ nusnja tahun jang lalu. Sebaiknja penindjauan saja itu sa­ja la­ku­kan de­ngan memakai katjamata: 1. apa jang merupakan pertumbuhan normal dalam Revolusi kita; 2. apa jang merupakan pertumbuhan abnormal-baik dalam Re­ vo­ lusi kita itu, sehingga mendjadi satu kebanggaan nasional;



8/18/2014 9:41:32 AM



“L aksana M alaekat



jang



M enyerbu



dari



L angit ”



www.boxnovel.blogspot.com 85



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 85



001/I/14



3. apa jang merupakan hal-hal jang kurang memuaskan dalam per­djoangan. Saja tidak akan membuat penggolongan-penggolongan apa jang ma­suk a, apa jang masuk b, dan apa jang masuk c, tetapi dalam pe­nin­djau­an-kembali saja itu, saja akan memakai katja-mata itulah. Pertama saja hendak bitjara lagi tentang Manifesto Politik. Dengan terus-terang harus diakui di sini, bahwa ketegasan kita me­nge­nai ideologi nasional ini agak lambat datangnja, disebabkan oleh hal-hal di dalam negeri, dan halhal di luar negeri. Apa hal-hal jang melambatkan itu? Di dalam negeri kita terganggu oleh kenjataan bahwa tidak la­ ma sesudah kita mengadakan Proklamasi, timbul dualisme dalam pim­ pin­ an bangsa. Pimpinan Revolusi dipisahkan dari pimpinan Pe­me­rin­tah­an. Pimpinan Revolusi malahan dilumpuhkan (diverlamd-­ kan) oleh Pimpinan Pemerintahan. Ia kadang-kadang didjadikan se­ka­dar “tukang stempel”. Ia sering sekali tabrakan faham dengan pim­pin­an Pemerintahan. Ia di-“trias-politica-kan” bukan sadja, tapi da­ lam bagian eksekutif daripada trias-politica itupun ia sekadar di­dja­di­kan se­ma­tjam Togog. Ini, menurut pentolanpentolannja sis­tim itu, dinamakan “hoogste wijsheid” dalam alam demokrasi. Ja!, de­mo­kra­si­nja liberalisme! Demokrasinja Belanda! Demokrasinja negara-negara Ba­rat, jang an sich demokrasi di sana itu adalah anak-kandung dan ibu-kan­dung da­ripada burgerlijk kapitalisme! Dan apa akibat daripada dualisme itu? Bukan sadja Rakjat men­dja­di bingung, bukan sadja Rakjat kadang-kadang mendjadi putus-asa karena tak mengerti mana pimpinan jang harus diikut,—misalnja di sa­tu fi­hak dikatakan Revolusi



8/18/2014 9:41:32 AM



Materi sosialisasi USDEK yang dimuat dalam buku Pedoman untuk Melaksanakan Amanat Penderitaan Rakjat. www.boxnovel.blogspot.com 86 dJAPEN PROVINSI jAWA tIMUR



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 86



001/I/14



P anca A zimat R evolusi



8/18/2014 9:41:33 AM



“L aksana M alaekat



jang



M enyerbu



dari



L angit ”



www.boxnovel.blogspot.com 87



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 87



001/I/14



belum selesai, di lain fihak dikatakan Re­vo­lu­si sudah selesai; di satu fihak dikatakan Irian Barat harus di­per­djo­ang­kan setjara machtsaanwending jang revolusioner, di lain fihak di­ka­ta­kan Irian Barat harus diperdjoangkan setjara “perundingan baikbaik” dengan Belanda—,bukan sadja dualisme ini membuat Rak­ jat mendjadi bingung, tetapi lebih-lebih lagi keadaan sematjam itu ma­kin lama makin membahajakan Revolusi sendiri. Nah, untuk menjelamatkan Revolusi itulah, maka dual­ isme ini ha­ rus selekas mungkin dihapuskan. Dan untuk menjelamatkan Re­ vo­ lusi itu djuga, maka satu ideologi nasional jang membakar menjala-nja­la da­lam kalbu, perlu sekali ditegaskan. Untuk menjelamatkan Re­vo­lu­si itu­lah maka pimpinan Revolusi dan pimpinan Pemerintahan di­per­sa­tu­ kan, untuk menjelamatkan Revolusi itulah maka Manifesto Politik de­ngan intisari USDEKnja, didengung-dengungkan. Ada orang menanja: “Kenapa Manifesto Politik?” “Kan kita sudah mempunjai Pantja Sila?” Manifesto Politik adalah pemantjaran daripada Pantja Sila! USDEK adalah pemantjaran daripada Pantja Sila. Manifesto Politik, USDEK, dan Pantja Sila adalah terdjalin satu sama lain,—Manifesto Politik, USDEK, dan Pantja Sila tak dapat dipisahkan satu sama lain. Djika saja ha­rus meng­ ambil qias agama,—sekadar qias!—,maka saja katakan: Pan­ tja Si­la ada­lah sematjam Qur’annja, dan Manifesto Politik dan USDEK ada­lah sematjam Ha­dis-sha­hih­nja. (Awas! Saja tidak mengatakan bahwa Pantja Sila adalah Qur’an, dan bahwa Manifesto Politik-USDEK adalah Hadis!). Qur’an dan Hadis-shahih me­ru­pa­kan satu kesatuan,—maka Pantja Sila dan Manifesto Politik dan USDEK pun merupakan satu kesatuan! Masih sadja ada orang jang menanja: “Apakah Pantja Sila sadja ti­dak tjukup?”



8/18/2014 9:41:33 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 88



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 88



001/I/14



Pertanjaan ini sama sadja dengan pertanjaan: “Apakah Qur’an sadja tidak tjukup?” Qur’an didjelaskan dengan Hadis, Pantja Sila didjelaskan dengan Manifesto Politik serta intisarinja jang bernama USDEK. Ketjuali daripada itu, sebagai akibat daripada dualisme da­ tang­ kan segala matjam kompromis dan jang men­ kelembekan dan ke­ku­rang-tegasan dan keuler-kambangan dan kechianatan dan ke-Togogan itu ta­di, maka Pantja Sila makin lama makin didjadikan perkataan di bibir sadja, tanpa isi jang membakar tjinta, tanpa arti jang menghidup-hidupkan semangat dan kejakinan, tanpa bezieling jang membakarmeng­gempa-meledak-ledak dalam kalbu dan dalam djiwa. Ini berarti, bah­wa makin lama makin kita merasa kehilangan satu ideologi na­si­o­nal, atau satu Konsepsi Nasional, jang djelas, tegas, terperintji. Selama kita masih dalam periode pertempuran,—peri­ odenja phy­si­cal revolution—,maka kurang tegasnja ideologi nasional dan Kon­sep­si Nasional itu tidak begitu dirasakan. Tetapi sesudah kita memasuki pe­ri­o­de melaksanakan Ama­ nat Penderitaan Rakjat, maka Konsepsi Na­si­o­nal itu mutlak diperlukan. “Tanpa teori revolusioner, tak mungkin ada gerakan revolusio­ner”, kata seorang pemimpin besar. Tanpa Ideologi Nasional jang ter­pa­par djelas dan Konsepsi Nasional jang tegas, kita kata, tak mungkin sesuatu bangsa memperdjoangkan dan membina ia punja Hari Depan jang berentjana. Di hadapan Konstituante dulu pernah saja sitirkan: “Een revolutie kan ontketend worden door een stelletje heethoofden, ze kan alleen voleindigd worden door werkelijke revolutionnairen”. “Sua­tu Revolusi bisa ditjetuskan oleh beberapa orang kepalapanas,—ia hanja dapat diselesaikan oleh orang-orang



8/18/2014 9:41:33 AM



“L aksana M alaekat



jang



M enyerbu



dari



L angit ”



www.boxnovel.blogspot.com 89



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 89



001/I/14



revolusioner jang se­dja­ti”. Nah, Revolusi kita itu dulu mungkin, pada permulaannja, ikut-ikut di­tje­tus­kan oleh orang-orang jang “kepala-panas”. Sajang sekali ia ke­mu­di­an zoogenaamd dipimpin oleh orang-orang jang “kepalanja ter­la­lu di­ngin”, jang saking dinginnja kepala, mendjalankan segala matjam kom­pro­mis dan keulerkambangan! Sekarang, meski agak terlambat, ti­ba­lah saatnja jang pimpinan Revolusi itu dila­ kukan oleh “orang-orang re­vo­lu­si­o­ner jang sedjati”, dengan berpegangan kepada Proklamasi ’45, ke­ pa­ da Pantja Sila, kepada Manifesto Politik, kepada USDEK. Dengan pimpinan “orang-orang revolusioner sedjati” itu, maka Se­ma­ngat Revolusi tetap dikobar-kobarkan, tiap hari, tiap djam, tiap me­nit, tiap detik! Dengan pimpinan “orang-orang revolusioner sedjati” itu jang ber­ pe­ gang­ an tanpa pengchianatan kepada Proklamasi, kepada Pantja Sila, kepada Manifesto Politik, kepada USDEK, maka kita selalu merasa hi­dup dan berdjoang dan bertumbuh di atas Rel Revolusi, di atas Rel Ide­o­lo­gi dan Konsepsi Nasional, dengan mengerti-djelas dan mentjintai ma­ ti-ma­ ti­ an dan dus memperdjoangkan mati-matian segala tudjuan Re­vo­lu­ si,—jaitu ja tudjuan politik, ja tudjuan ekonomi, ja tudjuan so­si­al, ja tudjuan kebudajaan,—buat tingkatan jang sekarang, buat tingkatan-depan jang dekat, buat tingkatan-depan jang terachir,—ting­kat­an Finale, jang Merdeka-Penuh, MakmurPenuh, Adil-Penuh, Da­mai-Penuh, Sedjahtera-Penuh, sesuai dengan Amanat Penderitaan Rak­jat, dan sesuai dengan udjar­ an-udjaran nenek-mojang kita: “gemah-ri­ pah loh djinawi, tata tentrem kerta rahardja”! Tjamkanlah hai Rakjat Indonesia, tjamkan dalam dada­­mu dan dalam fikiranmu: Suatu Revolusi hanja dapat berlangsung dan ber­achir setjara baik, djika ada: Satu pimpinan Revolusi jang revolusioner,



8/18/2014 9:41:33 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 90



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 90



001/I/14



Satu Ideologi dan Konsepsi Nasional jang revolusioner, djelas, te­gas, terperintji. Tanpa itu, djangan harap Revolusi bisa berdjalan baik. Tanpa itu, Re­vo­lu­si pasti kandas di tengah djalan. Tanpa itu, malah mungkin Re­volusi lantas kembali kepada keadaankeadaan sebelum Revolusi! Tahukah Saudara-saudara apa jang dikatakan oleh seo­ rang bang­ sa asing waktu melihat revolusi dipimpin oleh orang-orang ahli kom­pro­mis? “Do not be afraid of that kind of revolution! It is just the prelude of the pre-revolutionary ma­ tjam itu! days!”—“Djanganlah takut kepada revolusi se­ Itu hanjalah babak-pertama sadja daripada kembali ke­pa­da keadaan sebelum revolusi!” Djangan sampai Revolusi kita ini sekadar merupakan satu per­mulaan sadja daripada perkembalian kepada zaman sebe­ lum Revolu­ si! Ada orang-orang jang berdjiwa kintel, jang menamakan zaman Belan­da itu “zaman normal”. Oho! Sebutan “zaman normal” bagi zaman Belan­da itu sadja sudah menggambarkan satu alam-fikiran jang baginja tak ada kata jang lebih tepat daripada kata kintel! Tetapi,—Alhamdulillah! Rakjat Indonesia bukan semu­ anja kwa­li­tet kintel. Kesedaran Revolusi masih hidup segar didalam kalbu se­ba­gi­an besar daripada Rakjat Indonesia itu. Sedjak tahun jang lalu, ki­ta bukan sadja kembali kepada Rel Revolusi, tetapi kita pun telah me­ne­tap­kan satu Konsepsi Nasional jang bernama Manifesto Politik dengan USDEK-nja. Dan saja sendiri kini merasa lega, bahwa selandjutnja kita dapat menjelenggarakan Revolusi kita itu dengan satu pegangan jang terang dan tegas,—menjelenggarakan Revolusi kita atas landasan Ideologi dan Konsepsi Nasional jang benar-benar mentjerminkan tekad-re­vo­lu­si­o­nernja Rakjat, jaitu Manifesto Politik dan USDEK. Dengan demikian



8/18/2014 9:41:33 AM



“L aksana M alaekat



jang



M enyerbu



dari



L angit ”



www.boxnovel.blogspot.com 91



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 91



001/I/14



maka saja dapat memandang dengan kepala tegak kepada semua Pim­pin­an Politik di semua negeri di luar pagar. Apa lagi karena, sebagai saja katakan barusan, Manifesto Politik-USDEK itu “benar-benar mentjerminkan tekadrevo­lusionernja Rak­ jat”, Manifesto Politik-USDEK adalah pro­gresif-kiri, Manifesto Politik-USDEK adalah mengabdi li­ tik-USDEK kepentingan masjarakat-banjak, Manifesto Po­ adalah mengabdi kepada penjelenggaraan tjita-tjita ke-Rak­ jatan, Manifesto Politik-USDEK mengabdi kepada panggilan abad ke XX, jang sebagai saja katakan tadi penuh menggeletar dengan alir­an listrik! Jang belakangan inipun membuat hati kita mongkok dan besar. Kita menduduki tempat terhormat dalam Revolusi Universil jang kini bergelora di muka bumi! Kita bahkan menduduki salahsatu tempat ke­pe­mimpinan dalam Revolusi Universil itu, kita menduduki salahsa­tu “leading position” dalam “the great Revolution of Mankind”. Ahli sedjarah dan ahli fikir berkata: “The superior people are those who understand the times”. “Bangsa unggul adalah er­ ti kehendaknja zaman”. Saja bangga, bangsa jang meng­ bahwa bangsa Indonesia meng­ er­ ti kehendaknja zaman. Meski kita belum bisa membanggakan ke­ma­dju­an teknik, meski kita belum dapat mempertundjukkan kekuatan eko­no­ mi Indonesia, meski kita belum menduduki satu leading posi­ tion da­lam hal-hal materiil, saja toch bangga bahwa bangsa Indonesia me­ra­sa dirinja unggul karena mengerti tuntutan zaman dan mengabdi ke­pa­da tuntutan zaman! Saja tadi mengatakan, bahwa terlambatnja perkem­ bang­an Ideo­lo­gi dan Konsepsi Nasional itu disebabkan oleh faktor-faktor di dalam ne­geri dan di luar negeri. Di dalam negeri disebabkan oleh dualisme dan kompromisme, di luar negeri disebabkan oleh apa?



8/18/2014 9:41:33 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 92



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 92



001/I/14



Beberapa tahun sesudah Proklamasi Kemerdekaan kita, maka terdjadilah di luar negeri,—kemudian djuga me­­ niup di angkasa kita—,apa jang dinamakan “perang dingin”. Perang dingin ini sangat memuntjak pada kira-kira tahun 1950, malah hampir-hampir sadja memanas men­ djadi perang panas. Ia amat menghambat pertumbuhan-per­tum­ buh­an progresif di berbagai negara. Tadinja, segera se­sudah selesa­inja Perang Dunia jang ke-II, aliran-aliran pro­gresif di mana-mana mulailah berdjalan pesat. Tetapi pada kirakira tahun 1950, sebagai salah satu pendjelmaan dari­pada perang-dingin jang menghebat itu, aliran-aliran progresif mudah sekali ditjap “Komunis”. Segala apa sadja jang me­ nudju kepada angan-angan baru ditjap “Komunis”. Anti kolonialisme—Komunis. Anti exploitation de l’homme par l’homme—Komunis. Anti feodalisme—Komunis. Anti kom­­ promis—Komunis. Konsekwen revolusioner—Komunis. Ini banjak sekali mempengaruhi fikiran orang-orang, ter­uta­ma se­­ka­li fikirannja orang-orang jang memang djiwanja kintel. Dan inipun terus di­per­gu­na­kan (diambil manfaatnja) oleh orang-orang Indonesia jang me­mang djiwanja djiwa ka­pi­ tal­is, feodalis, federalis, kompromis, blan­dis, dan lain-lain sebagainja. Dus: Orang-orang jang djiwanja negatif mendjadilah menderita pe­nja­kit “takut kalau-kalau disebut kiri”, “takut kalau-kalau disebut ko­ mu­ nis”. Kiri-phobi dan komunistophobi membuat mereka men­dja­di konservatif dan reaksioner dalam soal-soal politik dan soal-so­al pembangunan sosialekonomis. Dan, orang-orang jang djiwanja me­mang objektif ingin menegakkan kapitalisme dan feodalisme, meng­utjap­kan selamat-datang kepada peng-tjapan kiri dan peng-tjapan ko­mu­nis jang dipropagandakan oleh satu fihak daripada perang dingin itu.



8/18/2014 9:41:33 AM



“L aksana M alaekat



jang



M enyerbu



dari



L angit ”



koleksi iwan siswo



Ahmad Husein [kedua dari kiri] pemimpin P.R.R.I dalam suatu rapat di Jakarta, 1957.



www.boxnovel.blogspot.com 93



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 93



001/I/14



Sampai sekarang masih sadja ada orang-orang jang tidak bisa ber­fi­kir setjara bebas apa jang baik bagi Rakjat Indonesia dan apa ke­inginan Rakjat Indonesia, melainkan à priori telah bentji dan me­nen­tang segala apa sadja jang mereka sangka adalah kiri dan adalah “komunis”. Dua sebab subjektif dan objektif itu membuat beberapa golongan dari Rakjat Indonesia mendjadi konservatif dan reaksioner, anti-pro­gresif dan anti-revolusioner. Itulah sebabnja, maka pada sebenarnja, kita dulu itu tidak bisa be­gi­tu sadja lekas-lekas mendjelmakan Manifesto Politik dan USDEK, me­la­in­kan harus menebus pendjelmaan Manifesto Politik dan USDEK itu lebih dulu dengan darah, dengan harta banjak, dengan korbanan-kor­ban­an jang maha pedih. Lahirnja Manifesto Politik dan USDEK di­lam­bat­kan dan dihambat oleh sebab-sebab jang saja sebutkan tadi itu. Pemberontakan P.R.R.I./Permesta—antara lain—adalah



8/18/2014 9:41:33 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 94



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 94



001/I/14



buatan da­ ri sebab-sebab objektif dan subjektif itu, dan mendjadi adjang dari pe­ran­an kekuasaan asing oleh karena kekuasaan asing itu mengetahui bah­ wa kita ini hendak mendjalankan politik-ekonomi jang progresif. Bagi kita sekarang sudah djelas: Progresif, itulah mengabdi kepada kepentingan Rakjat banjak. Konservatif-kompromistis-reaksioner, itulah meng­­ abdi kepada ke­ pen­ ting­ an golongan ketjil sadja,—atau mendjadi kaki-tangan ke­pen­ting­an asing. Sekarang, Saudara-saudara! Sekali lagi dan sekali lagi: pel­adjar­i­lah dengan tjermat djiwa dan isi daripada Manifesto Politik itu. Mem­pel­adjari adalah sjarat mutlak untuk mengerti akan isinja. Dan peng­ertian itu adalah sjarat mutlak pula untuk usaha pelaksanaannja. Dalam mempeladjari dan melaksanakan Manifesto Politik itu ki­ta-semua tidak boleh setengah-setengah. Apa­ ratur Pemerintah, alat-alat Negara, Departemen-depar­temen, Universitas-universitas, Rakjat seluruhnja, semua, semua, tidak boleh setengah-setengah. Sebab Ma­ni­fes­to Politik adalah Program Perdjoangan Negara, Program Perdjoangan Masja­rakat, Program Perdjoangan Kita Semua. Dan Pro­ gram Perdjoangan Besar tidak bisa mendjadi realitet djika dilajani de­ngan djiwa jang setengah-setengah. Momentummomentum besar da­ lam sedjarah Dunia adalah djustru momentum-momentum, jang di si­tu manusia bekerdja atau berdjoang “seperti bukan manusia lagi” (Utjap­an Mazzini). Umpama ada waktu, di dalam pidato ini saja sebenarnja ingin se­ kali memberikan perintjian-perintjian jang lebih tegas lagi daripada se­mua elemen-elemen Manifesto Politik itu. Sajang seribu sajang waktunja ti­dak ada. Terpaksa nanti hanja beberapa hal sadja dapat saja tegaskan. Ta­pi sjukur



8/18/2014 9:41:33 AM



“L aksana M alaekat



jang



M enyerbu



dari



L angit ”



www.boxnovel.blogspot.com 95



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 95



001/I/14



Dewan Pertimbangan Agung dalam sidangnja bulan Sep­tem­ ber tahun jang lalu dengan suara bulat berpendapat bahwa Ma­ni­fes­to Politik itu adalah garis-garis besar daripada haluan Negara, dan telah membuat pula perintjian daripada isi Manifesto Politik itu. Ma­­lah keputusan dan perintjian Dewan Pertimbangan Agung ini telah di­se­tu­djui pula oleh Kabinet dan Depernas. Batja dan peladjarilah perintjian oleh Dewan Pertimbangan Agung itu, jang telah diterbitkan pula oleh Departemen Penerangan. Kalau Saudara ingin tahu lebih terang: Apakah Dasar/ Tudju­an dan Kewadjiban Revolusi Indonesia?,—batjalah per­ intjian Dewan Pertimbang­an Agung. Kalau ingin tahu lebih terang: Apakah kekuatankekuatan sosi­ al Revolusi Indonesia?,—batjalah perintjian Dewan Pertimbangan Agung. Kalau ingin tahu lebih terang: Apakah sifat Revolusi Indonesia?,—batjalah perintjian Dewan Pertimbangan Agung. Kalau ingin tahu lebih terang: Apakah Hari Depan Revolusi In­ do­ nesia”,—batjalah perintjian Dewan Pertimbangan Agung. Kalau ingin tahu lebih terang: Apakah musuh-musuh Revolusi In­ donesia?,—batjalah perintjian Dewan Per­ tim­ bangan Agung. Kalau ingin tahu lebih terang: Usaha-usaha Pokok jang harus kita kerdjakan, di bidang Politik, di bidang Ekonomi, di bidang Mental dan Kebudajaan, di bidang Sosial, di bidang Keamanan, serta badan-badan baru jang manakah jang harus dibentuk,—batjalah perintjian Dewan Pertimbangan Agung. Dengan tegas saja andjurkan penelaahan jang mendalam da­ri­pa­da Manifesto Politik itu, karena ada gedjala-gedjala jang harus di­si­njal­ir. Pertama gedjala penjalah-gunaan Manifesto



8/18/2014 9:41:33 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 96



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 96



001/I/14



Politik. Kedua ge­dja­la “main pertentang-pertenteng” dengan Manifesto Politik, tan­ pa mempeladjari benar-benar akan isi dan semangatnja. Dewan Per­tim­bang­an Agung,—dan di dalam hal ini dibenarkan oleh Kabinet, dan di­be­narkan oleh Depernas, dengan tandas berkata: “Persoalan-persoalan Pokok Revolusi Indonesia harus difahami oleh tiap warganegara Indonesia sedjak ia di bangku sekolah dan apa­­la­gi sesudah dewasa. Harus diadakan pendidikan setjara luas, di se­ ko­ lah-sekolah maupun di luar sekolah, tentang Persoalan-persoalan Po­kok Revolusi Indonesia. Rakjat Indonesia harus bersatu fikiran mengenai Revolu­ sinja sendi­ri, karena hanja djika ada persatuan dalam fikiran, Rakjat Indonesia da­pat bersatu dalam kemauan dan dalam tindakan. Program Revolusi harus mendjadi program Pemerintah, program Front Nasional, program semua partai, program semua organisasi massa, dan semua warganegara Republik Indonesia. Sudah tentu tiap partai, organisasi dan perseorangan boleh mem­ punjai kejakinan politiknja sendiri, boleh mempunjai program sendiri, tetapi apa jang sudah ditetapkan sebagai Program Revolusi harus dju­ga mendjadi programnja, dan harus ambil bagian dalam melaksana­ kan program tersebut. Dengan djelasnja Persoalan-persoalan Pokok Revolusi Indonesia dan dengan djelasnja Program Revolusi berkat adanja Manifesto Poli­tik, maka akan dapatlah ditarik garis antara revolusi dan kontra-revo­lu­si, dan antara sahabatsahabat dan musuh-musuh Revolusi Indonesia”. Lihat! tegas-tandas andjuran Dewan Pertimbangan bi­ net-Depernas tentang mempeladjari dalamAgung-Ka­



8/18/2014 9:41:33 AM



“L aksana M alaekat



jang



M enyerbu



dari



L angit ”



www.boxnovel.blogspot.com 97



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 97



001/I/14



dalam Manifesto Po­ li­ tik itu agar mengetahui Persoalanpersoalan Pokok Revolusi dan Pro­gram Re­vo­­lu­si. Memang! Tanpa teori revolusioner tiada gerakan re­vo­lu­si­o­ner. Tanpa Program Revolusi tiada Revolusi jang benar-benar “Re­vo­ lu­si-Bidan” untuk lahirnja suatu Keadaan jang Baru. Tanpa Haluan Ne­ga­ra jang tegas revolusioner tak mungkin Negara itu didjadikan alat pe­nje­leng­gara segenap tjita-tjita Revolusi. Saudara-saudara! Apa hakekat Revolusi? Revolusi adalah, sebagai saja katakan di muka tadi: perombakan, pendjebolan, penghantjuran, pembinasaan dari semua apa jang kita tidak sukai, dan membangun segala apa jang kita sukai. Revolusi adalah perang melawan keadaan jang tua untuk melahirkan keadaan jang baru. Tiap-tiap Revolusi mempunjai musuh, jaitu orang-orang jang hendak mempertahankan atau mengem­ balikan keadaan jang tua. Tiap-tiap Revolusi menghadapi orang-orang jang “kontra” kepadanja. Karena itu baik sekali kita ketahui dengan djelasnja Manifesto Politik dan USDEK itu, siapa kawan siapa lawan, siapa sahabat siapa musuh, siapa pro siapa kontra. Siapa pro Manifesto Politik dan USDEK adalah kawan. Siapa kontra Manifesto Politik dan USDEK adalah lawan. Di dalam tiap-tiap perdjoangan,—apalagi dalam Revolusi!—, ma­ka adalah satu keharusan mengetahui siapa kawan dan siapa lawan. Ber­ba­ha­ja sekali untuk tidak mengetahui kutu-busuk-kutu-busuk di da­lam selimut! Tetapi berbahaja sekali pula djika penetapan siapakawan-si­a­pa-lawan itu dilakukan setjara subjektif. Sebab penetapan setjara sub­jek­tif itu mudah sekali “salah wissel”, sehingga menimbulkan per­ten­tang­an-pertentangan jang tidak perlu di kalangan Rakjat. Te­ta­pi dengan adanja Manifesto Politik-USDEK ini maka penetapan si­a­pa-kawan-siapa-lawan itu terdjadi atas dasar pro dan kontra satu pro­gram jang objektif. Maka—demikian kata Dewan Pertimbangan Agung—



8/18/2014 9:41:33 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 98



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 98



001/I/14



“jang akan timbul dan menondjol hanjalah pertentanganpertentangan antara kekuatan revolusioner dan kekuatan imperialis, dan pertentangan-pertentangan ini harus diachiri dengan kemenang­an kekuatan revolusioner”. Saudara-saudara! Pengalaman selama satu tahun dengan Ma­ ni­ fes­ to Politik-USDEK membuktikan, bahwa festo Politik-USDEK itu sampai batas-batas tertentu Mani­­ sudah dapat menjatukan fikiran Rakjat In­do­ne­sia mengenai soal-soal-pokok Revolusi. Pula ia membuktikan, bah­ wa Mani­festo Politik-USDEK adalah sendjata di tangan Rakjat un­tuk mengachiri imperialisme dan feodalisme sampai ke akar-akarnja, se­ bagai sjarat pertama jang mutlak, untuk kemudian mengachiri ex­ploi­tation de l’homme par l’homme, penghisapan atas manusia oleh ma­nu­sia, untuk SOSIALISME INDONESIA. Itulah pengalaman tahun jang pertama. Tahun ke-II Manifesto Po­litik-USDEK (tahun jang kita masuki sekarang ini) adalah tahun di mana kita harus dengan lebih tegap melangkah untuk setjara konsekwen me­lak­sanakan Manifesto Politik dan USDEK. Salah satu soal penting dalam hubungan dengan pelak­sanaan ini ialah: retooling alat-alat-perdjoangan, dan konsolidasi alat-alat itu se­sudah diretool. Mengenai retooling ini, sampai sekarang, ber­ hu­ bung dengan keadaan, baru beberapa sadja jang telah 100% diretool: D.P.R.-Liberal diretool mendjadi D.P.R.G.R. Pimpinan dari beberapa alat-alat-kekuasaan-Negara sebagian di­retool. Pemerintah Daerah, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 6, 1959 diretool. Dunia kepartaian, jang multi-kompleksitetnja dulu benar-be­nar merupakan bisul kanker dalam tubuh masjarakat



8/18/2014 9:41:33 AM



“L aksana M alaekat



jang



M enyerbu



dari



L angit ”



koleksi iwan siswo



Sukarno, 1957.



www.boxnovel.blogspot.com 99



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 99



001/I/14



kita, sesuai de­ngan Penetapan Presiden No. 7 tahun 1959 dan Per­aturan Presiden No. 13 tahun 1960, diretool. Di lain-lain lapangan, maka berhubung dengan keadaan, re­tool­ing itu belum dilakukan, atau djika sedang dilakukan, dilakukan dengan setja­ ra sedikit demi sedikit. Hal jang demikian itu djauh dari memuaskan hati saja. Saja sendiri dalam Manifesto Politik telah berkata, bahwa “semua­ nja akan diretool, semuanja akan diordening dan diherordening”. Saja tak senang kepada uler-kambang-uler-kambangan, saja tak senang ke­pada setengah-setengahan. Saja pun ber­ kejakinan,—sebagai pernah pu­ la dikatakan oleh seorang pemimpin-besar revolusi lain bangsa—,bah­wa tidak bisa Revolusi berdjalan dengan alat-alat jang lama. Alat-alat jang lama harus diganti. Oleh karena itu mutlak perlunja re­ tooling. De­ngan alat-alat jang lama saja maksudkan terutama lem­ baga-lemba­ ga, aparat-aparat, orang-orang pengabdi kolonialisme dan kapital­isme, orang-orang jang otak dan



8/18/2014 9:41:33 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 100



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 100



001/I/14



hatinja telah berdaki berkarat tak dapat men­sesuaikan diri dengan Manifesto Politik-USDEK. Sungguh, alat-alat jang lama itu harus kita retool! Dalam tahun ke-II Manifesto Politik-USDEK ini kita harus sungguh-sungguh “aanpakken” soal retooling ini benar-benar! Mengenai retooling kepartaian, Saudara-saudara menge­ tahui bah­wa Penetapan Presiden No. 7 1959 dan Peraturan Presiden No. 13 1960 sudah berdjalan. Penetapan Presiden No. 7 dan Peraturan Pre­si­den itu pada pokoknja tegas-tegas memberi hak-hidup (dengan ten­tu­nja sjarat-sjarat mengenai organisasi dan sebagainja) kepada par­tai-partai jang berUSDEK, dan melarang partai-partai jang kontra-re­vo­lu­sio­ner. Ini bukan diktatur, ini bukan penggunaan kekuasaan se­tja­ ra sewenang-wenang! Ini adalah pelaksanaan daripada satu uni­versal prin­ciple, sa­tu prinsip-umum di negeri manapun djuga, bahwa dari Pe­ ngu­ a­ sa jang memegang kekuasaan Negara, tidak dapat diharapkan mem­be­ri hak-hidup kepada keku­ atan-kekuatan jang mau merobohkan Negara, atau mem­berikan sendjata-sendjata, baik materiil ataupun spi­ ri­ tuil, ke­ pa­ da kekuatan-kekuatan jang mau merobohkan Negara. Ke­tam­bah­an la­gi, berdasarkan moral revolusioner dan moralnja Revolusi, ma­ka Penguasa wadjib membasmi tiap-tiap kekuasaan, asing ataupun ti­ dak asing, pribumi ataupun tidak pribumi, jang membahajakan ke­ se­ la­ mat­ an atau berlangsungnja Revolusi. Berdasarkan hal-hal ini, saja beritahukan sekarang kepada Rakjat, bahwa saja sebagai Presiden Republik Indo­ nesia, sesudah men­de­ngar pendapat Mahkamah Agung, bebe­ rapa hari jang lalu telah me­me­rin­tah­kan bubarnja Masjumi dan P.S.I.! Djikalau satu bulan sesudah perintah ini diberikan, Masjumi dan P.S.I. belum dibubarkan, maka Masjumi dan P.S.I. adalah partai-partai jang terlarang!



8/18/2014 9:41:33 AM



“L aksana M alaekat



jang



M enyerbu



dari



L angit ”



www.boxnovel.blogspot.com 101



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 101



001/I/14



Djanganlah mengira, bahwa dengan ini Pemerintah me­ mu­suhi Islam. Memang ada orang-orang jang dengan tjara jang amat litjin sekali menghasut-hasut, bahwa “Islam berada dalam bahaja”. Hasutan jang demikian itu adalah hasutan jang djahat. Sebab Pemerintah tidak membahajakan Islam, sebaliknja malah mengagungkan semua agama. Pemerintah bertindak terhadap partai jang membahajakan Negara! Saudara-saudara tahu, bahwa antara lain, dalam Pene­ tapan Pre­si­den No. 7 itu ada fatsal No. 9 jang berbunji: (1) Presiden, sesudah mendengar Mahkamah Agung, dapat melarang dan/atau membubarkan partai, jang: 1. bertentangan dengan azas dan tudjuan Negara; 2. programnja bermaksud merombak azas dan tudjuan Negara; 3. sedang melakukan pemberontakan karena pe­­ mim­pin-pe­mim­pin­nja turut-serta dalam pem­ berontak­ an-pemberontakan atau telah djelas memberikan bantuan, sedangkan partai itu tidak dengan resmi me­njalahkan perbuatan anggotaanggotanja itu; 4. tidak memenuhi sjarat-sjarat lain jang ditentu­ kan dalam Pe­ne­tap­an Presiden ini. (2) Partai jang dibubarkan berdasarkan ajat (1) fasal ini, harus dibubarkan dalam waktu selama-lamanja tiga puluh kali dua puluh empat djam, terhitung mulai tanggal berlakunja Ke­pu­tus­an Presiden jang menjatakan pembubaran itu. Berdasarkan atas alasan-alasan jang termaktub dalam fatsal 9 Pe­ne­tap­an Presiden No. 7 1959 ini, maka Mahkamah Agung pun ber­pen­da­pat bahwa Masjumi dan P.S.I. “terkena” oleh fatsal itu, dan saja be­berapa hari jang lalu memerintahkan



8/18/2014 9:41:33 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 102



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 102



001/I/14



bubarnja Masjumi dan P.S.I. itu. Dan Insja Allah segala ketentuan-ketentuan dalam Penetapan Pre­si­­den No. 7 ’59, segala ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Pre­si­den No. 13 ’60, akan saja kerdjakan dalam tahun ini, sehingga mi­sal­ nja par­tai-partai jang biasanja saja tjap dengan perkataan “partai gurem”, tidak akan diakui, atau partai-partai lain jang njata kontra-re­vo­lu­sio­ner akan disapu-bersih karena dike­ nakan kepadanja sapu pem­bu­bar­an. De­ngan demikian maka segala keburukan sebagai akibat maklumat Pemerintah 3 Nopember 1945, maklumat liberalisme itu, da­pat di­ki­kis. Dengan demikian maka Dekrit 5 Djuli 1959, jaitu Dekrit kem­ ba­ li kepada Undang-undang Dasar ’45 mendjumpai ke­­wa­­djarannja. De­ngan demikian maka akan tinggallah partai-partai jang benar-benar men­du­kung Undang-undang Dasar ’45, Manifesto Politik dan USDEK. Dengan demikian maka retooling dalam alam kepartaian, jang mutlak perlu untuk pelaksanaan Manifesto Politik dan USDEK, akan ber­ dja­lan sebagaimana mestinja. Dengan demikian pula akan terang-djelas di­ta­rik garis antara revolusioner dan kontrarevolusioner! Saja ulangi lagi, bahwa dengan demikian akan tinggallah partai-partai jang mendukung Undang-undang Dasar ’45, Manifesto Po­li­tik dan USDEK. Dengan tegas saja katakan di sini, bahwa partai-partai itu, de­ngan memenuhi semua sjarat-sjarat perundang-undangan ke­ par­ tai­ an, diberi hak hidup, diberi hak bergerak, diberi hak perwakilan,—su­dah barang tentu dalam rangka Demokrasi Terpimpin. Partaipartai jang de­mi­kian itu dapat memberi sumbangan besar kepada terlaksananja Ama­nat Penderitaan Rakjat. Sebaliknja kita harus berusaha djangan sam­pai ada partai jang tidak diakui tetapi djuga tidak dilarang, tapi bi­ sa bergerak dalam segala bidang untuk setjara sembunji-sembunjian



8/18/2014 9:41:33 AM



“L aksana M alaekat



jang



M enyerbu



dari



L angit ”



www.boxnovel.blogspot.com 103



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 103



001/I/14



menentang Manifesto Politik dan USDEK. Terhadap partaipartai jang demikian itu kita harus waspada. Garis harus kita tarik dengan terang: pro Manifesto Politik/USDEK, atau anti Manifesto Politik/USDEK. Par­tai hanja bisa bersifat satu di antara dua: atau dilarang, atau Pro Ma­ni­festo Politik/ USDEK. Tidak boleh ada partai jang main bulus-bulusan. Tidak boleh ada partai jang main bunglon-bunglonan! Sekali lagi saja katakan: tahun jang lalu belum memenuhi harap­an saja mengenai usaha retooling di segala bidang. Marilah kita tahun sekarang ini mengerdjakan retoolingretooling itu dengan tjara jang le­bih tjepat dan lebih tegas. Malah bukan hanja di lapangan retooling-retooling kita harus le­bih tjepat dan tegas. Di lapangan pengertian-penger­ tian pun, di la­pang­an begrippen, kita djuga harus lebih tegas dan djelas. Misalnja le­bih djelas mengenai arti penggunaan segala “funds and forces”. Lebih djelas dan tegas mengenai arti “gotong-rojong”. Lebih dje­las dan tegas mengenai arti Front Nasional. Lebih djelas dan tegas me­nge­nai politik membasmi pemberontak. Lebih djelas dan tegas mengenai arti “politik luar negeri jang bebas”. Lebih djelas dan tegas mengenai ar­ti bantuan massa Rakjat. Lebih djelas dan tegas mengenai arti “djalan la­in” dalam politik memperdjoangkan Irian Barat. Dan lain-lain lagi, dan lain-lain lagi. Di sini lagi, saja kekurangan waktu untuk mendjelaskan segala se­suatu jang perlu didjelaskan. Tetapi marilah saja terangkan sedikit mengenai “GotongRojong” dan “Front Nasional”. Telah masjhur di mana-mana, sampai di luar-negeri sekali pun, bahwa djiwa Gotong-Rojong adalah salah satu tjo­ rak daripada Ke­pri­ba­di­an Indonesia. Tidak ada satu negeri di kolong langit ini jang di situ gotong-rojong adalah satu



8/18/2014 9:41:33 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 104



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 104



001/I/14



kenjataan hidup di desa-desa, satu living reality, seperti di Indonesia ini. Tidak ada satu bangsa jang di dalam hi­dupkeagamaannja begitu toleran seperti bangsa Indonesia ini. Te­ta­pi djuga tidak ada satu bangsa jang di dalam kehidupan politiknja ka­ dang-ka­ dang mendurhakai prinsip GotongRojong itu, seperti bangsa In­do­nesia! Salah satu kedjahatan daripada maklumat Pemerintah ber 1945 ialah sebenarnja pendurhakaan djiwa 3 Nopem­ Gotong-Rojong ini, ka­re­na dengan didirikannja partai-partai laksana tjendawan di musim hu­djan, toleransi-politik masuk ke lobang kubur dan hantu kebentjian pri­ngas-pri­ngis di mana-mana. Padahal di lapangan perdjoangan bang­sa kita harus menggembleng dan menggempurkan persatuan da­ rip ­­ a­da segala kekuatan-kekuatan revolusioner,—meng­gem­ bleng dan meng­gem­purkan “de samenbundeling van alle revolutionnaire krach­ten in de natie”. Gotong-Rojong bukan sekedar satu sifat kepribadian Indonesia! Gotong-Rojong bukan sekedar tjorak daripada tong-Rojong adalah djuga satu “Indonesian Identity”! Go­ keharusan dalam perdjoangan me­la­wan imperialisme, dan kapitalisme, baik di zaman dulu maupun di za­man sekarang. Tanpa mempraktekkan samenbundeling van alle re­vo­lu­tion­ naire krachten untuk digempurkan kepada imperialisme dan kapitalisme itu, djanganlah ada harapan perdjoangan bisa menang! Dan kita toh ingin menang? Dan kita toh harus menang? Karena itu maka saja selalu mengandjurkan Gotong-Rojong djuga di lapangan politik. Karena itu Manifesto Politik-USDEK bersemangat ke-Gotong-Rojongan bulat di lapangan politik. Karena itu di Solo beberapa pekan jang lalu saja tegaskan perlunja persatuan dan ke-Gotong-Ro­jong­an antara golongan Islam, Nasional dan Komunis. Ini adalah kon­se­kwen­si-politik



8/18/2014 9:41:33 AM



“L aksana M alaekat



jang



M enyerbu



dari



L angit ”



koleksi iwan siswo



Sukarno, circa 1950.



www.boxnovel.blogspot.com 105



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 105



001/I/14



jang terpenting bagi semua pendukung Manifesto Po­li­tik dan USDEK, satu konsekwensi-politik jang tidak plintat-plintut atau plungkar-plungker bagi semua orang jang setia kepada Revolusi Agus­tus 1945. Djika tidak, maka semua omongan tentang Gotongni­ fes­ to Politik, USDEK, Front Nasional, “setia Rojong, Ma­ kepada Revolusi”, dan lain sebagainja, hanjalah omongkosong belaka, lipservice belaka. Sa­lah satu tjiri daripada orang jang betul-betul revolusioner ialah sa­tu­nja kata dengan perbuatan, satunja mulut dengan tindakan. Orang “revolusioner” jang tidak bersatu kata dan perbuatan, orang “re­vo­lu­sio­ner” jang demikian itu adalah orang revolusioner gadungan! Di Indonesia ini memang telah ada tiga golonganbesar “re­vo­lu­tionnaire krachten”, jaitu Islam, Nasional dan Komunis. Senang atau ti­dak senang, ini tidak bisa dibantah



8/18/2014 9:41:34 AM



Koleksi iwan siswo



koleksi iwan siswo



Sukarno di Bangka, 1949. Dari kiri ke kanan: 1. Abdoel Gafar Pringgodigdo, 2. Mohammed Natsir, 3. Mohammed Roem, 4. Laoh, 5. Halim, 6. Hadji Agoes Salim, 7. Darma Setiawan, 8. Sukarno, 9. Tidak diketahui, 10. Mohammed Hatta, 11. Johannes Leimena, 12. Djoeanda, 13. Saoebari, 14. Koesnan, 15. Assaat, 16. Ali Sastroamidjojo, 17. Soemarto.



www.boxnovel.blogspot.com



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 106



001/I/14



Leimena terima pendelegasian dari Bung Karno untuk menjadi penjabat presiden.



8/18/2014 9:41:34 AM



“L aksana M alaekat



jang



M enyerbu



dari



L angit ”



www.boxnovel.blogspot.com 107



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 107



001/I/14



lagi! Dewa-dewa dari Kajangan­pun tidak bisa mem­ bantah kenjataan ini! Djikalau benar-benar kita hen­ dak melaksanakan Manifesto Politik-USDEK, djikalau benarbenar kita se­tia kepada Revolusi, djikalau benar-benar kita setia kepada djiwa Go­ tong-Rojong, djikalau benar-benar kita tidak kekanak-kanakan te­ta­pi sedar benar-benar bahwa ing adalah keha­ Gotong-Rojong, Persatuan, Samenbundel­ rusan dalam perdjoangan anti imperialisme dan ka­pi­tal­isme, maka kita harus mewujudkan persatuan antara golongan Is­lam, golongan Nasional dan golongan Komunis itu. Maka kita tidak bo­ leh menderita penjakit Islamo-phobi, atau Nationalisto-phobi, atau Kommunisto-phobi! Djanganlah mengira bahwa saja ini orang jang sekarang ini mem­beri “angin” kepada sesuatu fihak sadja. Tidak! Saja akan bersjukur ke­pada Tuhan kalau saja mendapat predikat revolusioner. Revolusioner di masa dulu, dan revolusioner di masa sekarang. Djustru oleh karena saja revolusioner, maka saja ingin bangsaku menang. Dan djustru oleh karena saja ingin bangsaku menang, maka dulu dan sekarang pun saja membanting tulang mempersatukan semua tenaga revo­ lusioner,— Islamkah dia, Nasionalkah dia, Komuniskah dia! Bukalah tulisan-tulisan saja dari zaman pendjadjahan. Batjalah tu­ lis­ an saja pandjang-lebar dalam madjalah “Suluh Indonesia Muda” tahun 1926, tahun gawat-gawatnja perdjoangan menentang Belanda. Di dalam tulisan itu pun saja telah mengandjurkan, dan membuktikan dapatnja, persatuan antara Islam, Nasionalisme dan Marxisme. Saja mem­buka topi kepada Saudara Kijai Hadji Muslich, tokoh alim-ulama Islam jang terkemuka, jang menjatakan beberapa pekan jang lalu per­se­tudjuannja kepada persatuan IslamNasional-Komunis itu, oleh ka­rena persatuan itu memang perlu, memang mungkin, memang dapat.



8/18/2014 9:41:34 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 108



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 108



001/I/14



Ja! Memang dapat! Kendati omong-kosong orang tentang “tak mung­kin”-nja persatuan itu, maka persatuan ini telah ter­njata berdja­lan di beberapa badan. Di Dewan Nasional ada orang-orang Islamnja, ada orang-orang Nasionalnja, ada orang-orang Komunisnja, dan De­wan Nasional berdjalan baik. Di Dewan Pertimbangan Agung malah bu­kan “orang-orang” lagi, melainkan ada gembong-gembong Islam dan gem­­ bong-gem­bong Nasional dan gembong-gembong Ko­mu­nis, dan De­wan Pertimbangan Agung berdjalan baik. Di Deper­nas ada banjak se­ka­li wakil-wakil tiga golongan itu, dan Depernas berdjalan baik. Di D.P.R.G.R. saja himpunkan wakil-wakil dari tiga golongan itu, (bahkan dalam pembitjaraan-pen­ da­ hu­ lu­an­nja di Tampaksiring saja hadap­kan Sau­da­ra gembong Idham Chalid, gembong Suwirjo, gembong Aidit ber­ha­dap­ an-muka satu sama lain), dan D.P.R.G.R. saja pertjaja pun akan berdjalan baik. Di Panitia Persiapan Front Nasional jang pimpin oleh Sau­ da­ ra Arudji Kartawinata terhimpunlah di­ pentol-pentol tiga golong­an ini, dan Panitia Persiapan Front Nasional itu berdjalan baik, bahkan berdjalan amat-amat baik. Dan di dalam Madjelis Permusjawaratan Rak­jat jang su­ sun­ an anggautanja telah saja umumkan beberapa hari jang lalu itu, terhimpunlah wakil-wakil tiga golongan itu, dan Madjelis Per­mu­sjawaratan Rakjat pun, saja jakin, akan berdjalan baik. Tidakkah ini kesemuanja praktek daripada ke-GotongRojongan jang djudjur antara golongan-golongan jang berkeTuhanan, Nasiona­lis dan Komunis, jang semuanja diba­ kar oleh njerinja siksaan penderita­an Rakjat, tetapi djuga diba­kar oleh Apinja Idealisme ingin melaksana­kan Amanat Penderitaan Rakjat? Dan bukankah mereka itu,—itu golong­ an-golongan Islam, Nasionalis, Komunis, jang kata orang tak mung­kin dipersatukan satu sama lain,—di dalam beberapa



8/18/2014 9:41:34 AM



“L aksana M alaekat



jang



M enyerbu



dari



L angit ”



www.boxnovel.blogspot.com 109



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 109



001/I/14



Lem­baga, misal­nja di dalam DENAS, di dalam D.P.A., selalu berhasil mentjapai mufa­kat dengan suara bulat di atas-dasar mus­jawarah,—tanpa tjakar-tjakar­an satu sama lain, tanpa ngotot-ngototan mentjari kebenaran sendiri dan menjalahkan pihak lain, tanpa setem-seteman pemungutan suara? Saudara-saudara? Saja hendak pula menandaskan di sini bah­wa per­sa­tu­an itu bukan harus diadakan hanja antara golongan-golong­an Islam dan Nasional dan Komunis sadja, melainkan antara semua ke­ku­at­an-kekuatan revolusioner. Semua partai jang pro Manipol dan pro USDEK harus bersatu. mua warganegara, Semua suku-bangsa harus bersatu. Se­ Djawakah ia, Sundakah ia, Minangkabaukah ia, Mi­na­ha­sa­kah ia, Batakkah ia, Bugiskah ia,—semua warganegara harus ber­ sa­tu, dengan tidak pandang perbedaan suku-bangsa, tidak pandang aga­ma, tidak pandang keturunan asli atau tidak asli. Pemberontakan P.R.R.I., pemberontakan Permesta, kegiatan subversif Manguni, ti­dak boleh diartikan pemberontakan atau kegiatan subversif suku Mi­nang­ka­bau atau suku Minahasa. Pemberontakan-pemberontakan itu ada­lah perbuatan kaum imperialis jang mempergunakan orang-orang peng­chi­anat dan budak-budak dari suku-suku itu atau suku-su­ku lain. Rakjat dari semua suku dan dari semua keturunan, asli atau tidak asli,—si-petani, si-buruh, si-tukang dokar, si-nelajan, sipe­ga­wai-ketjil, si-pedagang-ketjil, si-djembel, si-marhaen— ,adalah tjin­ ta kepada Republik Proklamasi, menjetudjui Mani­pol dan USDEK, gan­drung kepada masjarakat adil dan makmur. Rakjat itu semua harus di-Gotong-Rojongkan dalam perdjoangan raksasa ini! Bergandengan dengan itu maka saja ulangi di sini apa jang saja ka­ta­kan tahun jang lalu mengenai pemersatuan (dus penggotong-ro­jong­an) modal dan tenaga. Saja berkata: “Amat perlu ialah supaja kita bisa mengikutsertakan segala



8/18/2014 9:41:34 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 110



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 110



001/I/14



modal dan tenaga, segala “funds and forces” bagi usahausaha pembangunan semesta kita. Tetapi dalam usa­ha-usa­ha mengorganisir dan menghimpun segala “funds and forces” itu, ha­rus­lah ki­ta letakkan satu sjarat pokok, jaitu: modal dan tenaga jang hen­dak ki­ta ikut-sertakan itu, haruslah bertjorak progresif. Segala modal dan se­ga­la tenaga jang memenuhi sjarat itu, akan kita sambut dengan ke­dua belah tangan. Sebaliknja “funds and forces” jang tidak progresif (jang dus hanja memikirkan keuntungan sendiri), tenagatenaga jang re­ak­si­oner dan anti-revolusioner, akan kita tolak dan malahan kita ten­tang. Tenaga-tenaga dan modal jang tidak memenuhi sjarat pokok itu, hendaknja minggir sadja, dan sekali-kali djanganlah menghalang-ha­langi kita. Sebab setiap penghalangan akan kita terdjang, setiap rin­tang­an akan kita singkirkan, sesuai dengan sembojan “rawe-rawe ran­tas, malang-malang putung”. “Sekali lagi, segala tenaga dan segala modal jang terbukti progre­sif akan kita adjak dan akan kita ikut-sertakan dalam pembangun­an Indonesia. Dus djuga tenaga dan modal bukanasli jang sudah mene­tap di Indonesia dan jang menjetudjui, lagi pula sanggup membantu ter­lak­sananja program Kabinet Kerdja, akan mendapat tempat dan ke­sem­patan jang wadjar dalam usaha-usaha kita untuk memperbesar produksi di lapangan perindustrian dan pertanian. “Funds and Forces” bukan-asli itu dapat disalurkan ke arah pembangunan per­ in­dustrian, misalnja dalam sektor industri menengah, jang masih terbuka bagi ini­siatif partikelir”. “Untuk melaksanakan maksud itu maka perlu adanja iklim kerdja-sama jang baik. Oleh karena itu, semua jang berkepentingan hendak­nja mendjauhi sesuatu tindakan jang dapat merugikan iklim kerdja-sama itu”. Ja, dengan sepenuhnja saja punja djiwa, saja meminta: hendaklah semua jang berkepentingan mendjauhi



8/18/2014 9:41:34 AM



“L aksana M alaekat



jang



M enyerbu



dari



L angit ”



www.boxnovel.blogspot.com 111



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 111



001/I/14



sesuatu tindakan jang dapat me­ rugikan iklim kerdja sama itu! Saudara-saudara! Kabinet Kerdja bekerdja keras untuk melaksanakan programnja jang termasjhur: sandang-pangan, keamanan, Irian Barat dan per­djo­angan anti-imperialis. Program ini merupakan usaha djangka pendek dalam rangka garis-besar Haluan Negara, dan karenanja tidak dapat dilepaskan dari pelaksanaan Haluan Negara tersebut, jaitu Manifesto PolitikUSDEK. Harus diakui dengan terus-terang, bahwa pelaksanaan program djang­ka-pendek itu belum selantjar sebagai kita harapkan. Ada di­se­bab­kan karena kekurangan pengertian tentang program itu sendiri dan tentang Manipol-USDEK (tadi saja terangkan); ada karena anasir-ana­sir jang memang mau mensabot pelaksanaan program itu dan Ma­ni­pol dan USDEK; ada kematjetan-kematjetan di sementara bidang pro­duk­si dan distribusi; ada karena tendensi-tendensi inflatoir jang be­lum terkuasai sepenuhnja; ada karena kurang ketegasan kita sendiri da­lam uitvoeringnja program itu, dan sebagainja, dan sebagainja. Semua kesalahan-kesalahan kita ini harus setjara djantan kita akui, dan harus setjara djantan kita koreksi. Tidakkah salah satu tjiri orang revolusioner, bahwa ia berani mengakui ko­ rek­ si kesalahan? Ambillah kesalahan dan berani meng­ misal­nja pimpinan-pimpinan per­usa­ha­an-perusahaan Ne­ gara dan P.T.-P.T. Negara. Pada tanggal 27 Djanuari permulaan tahun 1960 ini sudah saja utjapkan satu kritik atas pimpinan-pimpinan perusahaan dan P.T. Negara itu dalam satu pidato di Istana Negara. Pokoknja pada waktu itu saja tandaskan setandastandasnja, bahwa untuk Ekonomi Terpimpin haruslah ekonomi Negara memegang posisi Komando (ini adalah istilah



8/18/2014 9:41:34 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 112



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 112



001/I/14



D.P.A.). Dan ini akan gagal samasekali, kataku, djika diteruskan “pentjolengan-pentjolengan di dalam pimpinan-pimpinan P.T.-P.T. Negara”, dan “pentjolengan-pentjolengan, korupsikorupsi, ketidak-tegasan etc., etc., di semua bidang, daripada bidang sipil sampai kepada militer”. Pokoknja sekarang ialah, supaja diachirilah pensalah-gunaan atau penggunaan kesempatan oleh siapa pun djuga adanja SOB (adanja Ke­ adaan Bahaja) untuk menggemukkan kantong sendiri. Untuk ini, saja kira baik djika di semua perusahaan-perusahaan Negara, di semua P.T.-P.T. Negara, dibentuk dewan-dewan jang berkewadjiban membantu pim­pin­an perusahaan untuk mempertinggi kwantitet dan kwalitet pro­duk­si, dan—untuk mengawasi kaum pentjoleng-pentjoleng, kaum ko­ rup­ torkoruptor, kaum penipu-penipu, kaum pentjuri-pentjuri ke­ka­ ja­an Negara! Di bidang distribusi—pun belum semuanja berdjalan di harum-gan­ da­ nja bunga mawar dan di bawah sinarnja bulan purnama. Salah sa­tu kesulitan objektif ialah belum lengkapnja kita punja alat-alat-peng­angkutan di laut dan di darat. Tetapi kita berusaha keras untuk mem­per­leng­kapi alatalat-pengangkutan itu. Dan saja kira ada baiknja ki­ta mem­ per­­tim­bang­kan inschakeling Rukun-Rukun-Kampung dan Ru­kun-Ru­kun-Tetangga dalam lapangan distribusi ini. Untuk lant­ jarnja distribusi, maka R.K.-R.K.-R.T.-R.T. itu bisa me­ nun­djuk warung jang di­per­tjajainja. Banjak warung-warung Sandang-Pangan jang sekarang ini ternjata hanja tempat pentjarian untung sadja bagi beberapa gelintir orang. Sjarat mutlak bagi inschakelingnja R.K.-R.K.-R.T.-R.T. itu tentu­nja ialah bahwa. R.K.-R.K.-R.T.-R.T. itu sendiri harus benar-benar dire­tool lebih dahulu. Sebab di lapangan ke-R.K.-R.T.-an pun masih banjak hal-hal jang busuk, masih banjak “rotzooi” jang harus diretool!



8/18/2014 9:41:34 AM



“L aksana M alaekat



jang



M enyerbu



dari



L angit ”



koleksi iwan siswo



Sukarno, 1951.



www.boxnovel.blogspot.com 113



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 113



001/I/14



Demikianlah beberapa tjukilan mengenai kesulitanke­­su­­lit­an ki­ta di lapangan pelaksanaan program SandangPangan. Saudara-sau­da­ra tentunja mengerti, bahwa per­so­­al­ an Sandang-Pangan ini me­li­puti bidang persoalan jang lebih luas, lebih terdjalin-djalin, lebih kompleks. Soal tambah­nja produksi beras-garam-ikan asin etc., etc., so­ al tambah­ nja produksi tekstil dan import tekstil etc., etc., soal me­nu ma­ kan­an Rakjat etc., etc., soal-soal jang demikian itu semua­nja men­dja­di challenge (tantangan) jang tanpa ampun harus dilajani. Harus dilajani, oleh karena soal Sandang-Pangan adalah satu soal “the stomach cannot wait” (perut tak bisa menunggu) bukan sadja, te­tapi djuga karena soal itu adalah satu bagian daripada Persoalan Besar “mendjelmakan masjarakat adil dan makmur” sesuai dengan Amanat Penderitaan Rakjat. Untuk melajani Persoalan Besar inilah, tempo hari kita mem­ba­ngun­kan Depernas,—Dewan Perantjang Nasional. Untuk melajani Per­so­al­an Besar inilah Depernas diwadjibkan



8/18/2014 9:41:35 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 114



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 114



001/I/14



menjusun satu pola da­ri­pa­da pembangunan semesta untuk membangun satu Masjarakat Adil dan Makmur berdasarkan Pantja Sila, pola jang nanti harus kita kar­ja­kan setjara GotongRojong dengan bermandikan keringat dan ber­ ken­ da­ ra­ an idealisme revolusioner jang menjala-njala. Perentjanaan, Pola, atau Planning, adalah satu sjarat mutlak ba­gi pe­laksanaan Sosialisme! Planning itu nanti da­ lam pengkarjaannja men­dja­dilah wahananja Ekonomi Ter­ pim­pin dan Demokrasi Terpim­pin, itu dua penghela ke arah Sosial­isme atau Masjarakat Adil dan Mak­mur. “Planning is the tech­nique of foreseeing-ahead every step in a long series of separate operations”,—“perentjanaan adalah teknik un­tuk telah melihat lebih dahulu setiap langkah jang harus diambil, da­lam satu rentetan-pandjang dari tindakan-tindakan jang berdiri sen­di­ri-sendiri”. Depernas bekerdja keras. Saja buka topi kepada Depernas itu. Pa­da tanggal 13 Agustus jang baru lalu saja sudah me­ nerima resmi da­ ri Depernas itu mereka punja blueprint tahap­an pertama. Blueprint ini akan saja teruskan kepada Madjelis Permusjawaratan Rakjat, jang su­sun­an anggautanja pun sudah selesai saja bangun. Bahagialah Rakjat In­­do­ne­ sia, kalau ia nanti, dengan diterimanja blueprint Depernas oleh M.P.R.S., telah mempunjai ia punja Pola Pembangunan Tahapan Pertama. Bahagialah ia, karena ia, dengan adanja Pola Pembangunan itu, merasakan adanja pimpinan ekonomis, merasakan adanja eco­no­misch leiderschap, di samping adanja politiek leiderschap jang ter­pan­tjar dalam Manifesto Politik dan USDEK. Berantakanlah nanti zoogenaamd ramalannja P.R.R.I.Permesta jang ber­bu­nji: “Betul mereka (P.R.R.I.-Permesta itu) kalah di bidang mi­li­ter, tetapi Republiknja Soekarno nanti akan hantjur sendiri ka­re­na economic mismanagement and



8/18/2014 9:41:35 AM



“L aksana M alaekat



jang



M enyerbu



dari



L angit ”



www.boxnovel.blogspot.com 115



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 115



001/I/14



misleadership”. Dengan adanja blue­print Depernas itu maka economisch leiderschap akan tergaris nja­ ta. Dan Insja Allah akan berantakan bukan sadja ramalan kaum pem­be­ ron­­tak itu bahwa kita akan hantjur, tetapi Insja Allah akan berantakan pula mereka punja harapan, bahwa mereka akan tetap berdiri. Insja Allah, bu­kan Republik Indonesia jang akan hantjur, tetapi P.R.R.I.-Per­mes­ta­lah jang akan hantjur! Semangat “foreseeing-ahead”, (semangat “telah melihat lebih da­hu­lu”) bertjermin pula dalam keputusan D.P.A. dan Kabinet mengenai Landreform. D.P.A. telah mengusulkan kepada Pemerintah tentang “Pe­rom­bak­an hak tanah dan penggunaan tanah”, “agar masjarakat adil dan makmur dapat terselenggara dan chususnja taraf hidup tani meninggi dan taraf hidup seluruh Rakjat djelata meningkat”,—Pemerintah telah memutuskan “Rantjangan Undang-undang Pokok Agraria”, Rantjang­an Undang-undang jang mana telah saja teruskan kepada D.P.R.G.R. agar lekas disidangkan. Ini adalah satu kemadjuan jang penting-maha-penting dalam Re­ volusi Indonesia! Revolusi Indonesia tanpa Landreform adalah sama sadja dengan gedung tanpa alas, sama sadja dengan puhun tanpa ba­tang, sama sadja dengan omong-besar tanpa isi. Melaksanakan Land­re­form berarti melaksanakan satu bagian jang mutlak dari Re­ vo­ lu­ si Indonesia. Gembar-gembor tentang Revolusi, Sosialisme In­ do­ne­sia, Masjarakat Adil dan Makmur, Amanat Penderitaan Rakjat, tan­ pa melaksanakan Landreform, adalah gembargembornja tukang pen­dju­al obat di Pasar Tanah Abang atau di Pasar Senen. Pada taraf sekarang ini, demikianlah D.P.A., Landreform di satu fi­hak berarti penghapusan segala hak-hak asing dan konsesi-konsesi ko­ lo­ nial atas tanah, dan mengachiri peng­hisapan feodal setjara ber­ang­sur-ang­sur,—di lain fihak



8/18/2014 9:41:35 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 116



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 116



001/I/14



Landreform berarti memperkuat dan mem­per­luas pemi­ likan tanah untuk seluruh Rakjat Indonesia ter­uta­ma kaum tani. Dan Rantjangan Undang-undang Pokok Agraria ber­ka­ ta: tanah tidak boleh mendjadi alat penghisapan, apa­lagi peng­hi­sap­an da­ri modal-asing terhadap Rakjat Indo­nesia. Karena itu harus di­ ha­ pus­ kan “hak eigendom”, “wet-wet ver­ klaring”, dan lain agraris” bikinan Belanda, “Domein­ sebagainja. Kalau nanti Rantjangan Undang-undang ini telah men­ djadi Un­dang-un­dang, maka telah madju selangkah lagilah kita di atas djalan Revolusi. Telah madju selangkah lagilah kita di atas djalan jang me­nu­dju kepada realisasi Amanat Penderitaan Rakjat. Ja!, tanah tidak bo­ leh mendjadi alat penghisapan! Tanah untuk Tani! Tanah untuk me­re­ka jang betul-betul menggarap tanah! Tanah tidak untuk mereka jang dengan duduk ongkang-ongkang mendjadi gemuk-gendut hi­ sap keringatnja orang-orang jang disuruh karena meng­ menggarap tanah itu! Toh!,—djangan mengira bahwa Landreform jang kita hendak lak­sa­nakan itu adalah “Komunis”! Hak milik atas tanah masih kita akui! Orang masih boleh mempunjai tanah turun-temurun! Hanja luasnja mi­lik itu diatur, baik maksimumnja maupun minimumnja, dan hak mi­lik atas tanah itu kita njatakan berfungsi sosial, dan Negara dan ke­ sa­tu­an-kesatuan masjarakat hukum mempunjai kekuasaan jang lebih ting­gi daripada hak milik perseorangan. Ini bukan “Komunis”! Ketjuali itu, apakah orang tidak tahu bah­wa negara-negara jang bukan komunis pun banjak jang mendjalankan Land­ re­ form? Pakistan mendjalankan Landreform, Mesir mendjalankan Land­ re­ form, Iran men­ djalankan Landreform! Dan P.B.B. sendiri tempo hari menjatakan bahwa “defects in Agrarian structure, and in



8/18/2014 9:41:35 AM



“L aksana M alaekat



jang



M enyerbu



dari



L angit ”



www.boxnovel.blogspot.com 117



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 117



001/I/14



particular sys­ tems of land tenure, prevent a rise in the standard of living of small farmers and agricultural labourers, and impede economic de­ve­lop­ment”. (Keburukan-keburukan dalam susunan pertanahan, dan ter­u­ta­ma sekali keburukankeburukan dalam tjara-tjara pengolahan tanah, menghalangi naiknja tingkat hidup si tani-ketjil dan si buruh pertanian, dan menghambat kemadjuan ekonomis). Karena itu, hadapilah persoalan Landreform ini setjara zakelijk-objektif sebagai satu soal keharusan mutlak dalam melaksanakan Ama­nat Penderitaan Rakjat dan Revolusi, dan djangan hadapi dia de­ngan kommunisto-phobi! Saudara-saudara! Sekarang bagian kedua daripada Program Ka­bi­net Kerdja: Hal Keamanan. Dalam Pidato 17 Agustus tahun jang lalu, saja berkata: “Program Pemerintah adalah untuk melaksanakan keamanan Negara terha­ dap gerombolan-gerombolan pemberontak dalam 2 à 3 tahun. Te­ta­pi mengingat sifat gerilja dan antigerijla jang berkembang sedjak pe­ rang dunia jang lalu, maka konsolidasi dan stabilisasi territorial sepenuh­nja bagi keamanan Rakjat jang merata, mungkin masih memerlu­kan waktu jang lebih lama”. Demikianlah kataku tahun jang lalu. Bagaimanakah keadaan sekarang? Pengatjau jang pokok terhadap keamanan Republik sih­ lah tetap gerombolan D.I./T.I.I., P.R.R.I.Indonesia ma­ Permesta, dan R.M.S., be­ ser­ ta aksi-aksi subversifnja jang mereka djalankan bersama dengan sub­ver­sif asing. Saja peringatkan kembali bahwa sebab-sebab jang pokok dari pe­nga­tjau­an itu ialah pertentangan-pertentangan dan petualangan-pe­tu­a­lang­an di bidang politik-psychologis, dengan membawakan pula ke­ su­ lit­ an-kesulitan Negara di bidang sosial-ekonomis dan militer. Di sam­ ping itu saja



8/18/2014 9:41:35 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 118



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 118



001/I/14



peringatkan pula, bahwa selama Belanda masih ber­tjokol di Irian Barat, maka selama itu, sengketa ini akan tetap me­ru­pa­ kan sumber pengatjauan terhadap Republik. Demikian pula maka pe­rang dingin antara blok Barat dan blok Timur akan tetap mengganggu keamanan Indonesia. Dan selalu harus diinsafi, bahwa soal keamanan bukan­ lah soal ba­gi tentara sadja, bukan soal bagi tentara sadja, bukan soal bagi po­li­si sadja, melainkan satu soal Rakjat seluruhnja. Oleh karena itu ma­ka dalam Manifesto Politik telah ditegaskan, bahwa Rakjat diikut-ser­ta­kan dalam penje­ lenggaraan keamanan, dengan mengintensifkan or­ga­ni­sa­siorganisasi keamanan Rakjat, dengan wadjib-latih bagi pe­mu­ da dan veteran, dengan milisi darurat di seluruh Indonesia. Ja, so­al seluruh Rakjat seumumnja! Malah sebagai tadi saja katakan, so­al keamanan ini adalah djalin-mendjalin dengan bidang politik-psy­cho­lo­gis, bidang sosial-ekonomis, bidang subversi asing. Karena itu ma­ka dalam suksesnja pelaksanaan Manifesto Politik di segala bidang ter­le­tak­lah pula suksesnja pemulihan keamanan. Dalam suksesnja USDEK, ter­le­tak­lah pula suksesnja pemulihan keamanan. Mengenai keamanan dalam arti chusus, maka kita harus: Pertama: Melakukan operasi-operasi tempur jang semakin hebat dan semakin sempurna, untuk dengan pukulan-pukulan jang dahsjat menggempur-menghantjurkan gerombolan-gerombolan pengatjau tadi. Kedua: Melakukan operasi-operasi territorial jang semakin hebat dan semakin sempurna pula, untuk memi­ sahkan gerombolan dari du­kung­an masjarakat dan mengem­ balikan serta menegakkan kembali ke­ wi­ ba­ wa­ an Negara, baik strukturil menegakkan kembali alat-alat Pe­me­rin­tahan dari atas sampai ke bawah, maupun idiil meng-USDEK-kan



8/18/2014 9:41:35 AM



“L aksana M alaekat



jang



M enyerbu



dari



L angit ”



www.boxnovel.blogspot.com 119



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 119



001/I/14



selu­ruh masjarakat, berbarengan dengan rehabilitasi sosial ekonomis. Ketiga:—ini pun mutlak perlu—: mengintensifkan operasi-ope­ra­si mental, dan chusus penertiban dan penjehatan alat-alat Negara si­ pil dan militer, baik teknis maupun ideologis, sebagai jang telah di­ ten­ tu­ kan dalam Manifesto Politik. Keempat: Dengan makin hebatnja dan makin sem­ pur­nanja ope­rasi-operasi ke-I, ke-II dan ke-III tadi, maka akan lebih banjak pula djumlah gerombolan jang “kembali na dimungkinkan dan ke pangkuan Republik” sebagaima­ disjaratkan dalam Manifesto Politik. Kelima: Semua usaha-usaha jang saja sebutkan itu harus di­ram­pung­kan (dibulatkan) dengan tindakan-tindakan follow-up, sebagai ope­ra­si-operasi landjutan untuk rehabilitasi daerah dan pembangunan di dae­rah, sehingga tertjapailah konsolidasi dan stabilisasi territorial, gu­ na mentjapai normalisasi dan pengachiran Keadaan Bahaja. Bagaimana hasil usaha kita dalam tahun jang lalu? Dalam satu ta­hun jang lalu, maka luas daerah jang dikuasai dahulunja oleh gerombol­an-gerombolan, terutama di luar Djawa, telah banjak berkurang. Ter­uta­ma sekali di Sumatera Utara, di Sumatera Tengah, di Kalimantan Se­latan, di Sulawesi Selatan, dan di Sulawesi Utara. Djumlah gerombol­an jang dieliminir (ditewaskan) dalam pertempuran-pertempuran ada­ lah ± 11.000 orang, dan djumlah jang kembali ke pangkuan Republik ada­lah ± 18.000 orang. Kegiatan subversif mereka sebagian besar telah di­pa­tah­kan. Subversif “Manguni” telah dipatahkan, subversif “Kobra” te­lah digulung. Akan tetapi perlu tetap diingat, bahwa selama masih ada P.R.R.I., selama masih ada Permesta, selama masih ada D.I.-T.I.I., dan lain sebagainja, selama itu, akan masih tetap ada subversifnja



8/18/2014 9:41:35 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 120



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 120



001/I/14



dan perang-urat-sarafnja, untuk merusak kita dari dalam dan dari belakang. Dengan hasil-hasil tersebut, saja mengutjapkan peng­ har­gaan dan terimakasih kepada alat-alat Negara, dan Rakjat jang telah ikut mem­bantu usaha-usaha keamanan itu di berbagai bidang dan di berbagai daerah. Penghargaan dan terimakasih saja itu adalah sungguh-sung­guh! Sebab saja mengetahui betapa banjaknja kesulitan-kesulitan jang telah diderita oleh alat-alat Negara dan Rakjat: kesulitan-kesulitan jang berupa penderitaan pribadi jang pedih-pedih; kesulitankesulitan ma­teriil-personil-finansiil; kesulitan-kesulitan keluarga jang terpisah berbulan-bulan; kesulitan-kesulitan perasramaan; kesulitan-kesulitan sosial; kesulitan-kesulitan kekurangan ini kekurangan itu sehari-hari; dan seribu-satu ke­ sulitan-kesulitan lagi. Bahkan pradjurit-pradjurit kita sedjak saat Proklamasi lima belas tahun jang lalu sampai sekarang masih belum pernah mengenal istirahat jang sebenarnja sedikitpun, ka­rena panggilan tugas jang terusmenerus dan tiada berhenti! Namun, ja namun!, kita belum boleh puas dengan hasilhasil jang telah tertjapai. Kita masih perlu mengerahkan segenap urat-urat dan segenap otot-otot lagi, kita masih perlu lebih giat dan lebih hebat me­mak­simumkan semua usaha, agar dalam waktu dua tahun lagi Insja Allah tertjapailah keamanan di seluruh wilajah Republik. Ja! kita harus terus membantras pengatjau-pengatjau itu! Mereka sekarang melansir apa jang mereka menamakan “perdamaian nasio­nal”, sebagai jang dikemukakan oleh kakitangan-kaki-tangan mereka Sam Karundeng, Daniel Maukar, Sukanda Bratamenggala, dan lain-lain lagi. Saja tandaskan di sini sekali lagi dengan suara jang setandas-tan­dasnja, sesuai dengan isi Manifesto Politik bab keamanan:



8/18/2014 9:41:35 AM



“L aksana M alaekat



jang



M enyerbu



dari



L angit ”



koleksi iwan siswo



Sukarno dan Amir Sjarifoeddin Harahap.



koleksi iwan siswo



www.boxnovel.blogspot.com 121



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 121



001/I/14



Sukarno dan Ventje Sumual



8/18/2014 9:41:35 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 122



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 122



001/I/14



Tiada kompromis dengan D.I.-T.I.I! Tiada kompromis dengan P.R.R.I.-Permesta! Tiada kompromis dengan R.M.S.! Terhadap jang tetap membangkang, akan kita teruskan operasi-ope­rasi militer dan polisionil jang semakin hebat lagi! Terhadap jang tetap membangkang, penggempuran akan ber­dja­lan terus! Tetapi terhadap jang insjaf kembali, terhadap jang benarbenar me­nje­rah tanpa sjarat, terhadap jang ingin kembali ke pangkuan Re­pub­lik dengan tjara jang benar-benar ichlas dan bukan untuk be­la­kang­an menggarong Republik lagi, terhadap mereka itu diadakan “po­li­tik pintu terbuka”. Mereka akan diterima dengan baik, dan akan di­per­lakukan dengan wadjar. Setiap djalan jang mempertjepat ke­aman­an dan mengurangi korban-korban, harus kita pergunakan! Saudara-saudara! sekarang bagian ketiga daripada program Kabinet Kerdja Perdjoangan anti-imperialisme, perdjoangan Irian Barat. Perdjoangan menentang imperialisme adalah salah satu djiwa pokok daripada Revolusi kita, dan malahan daripada pergerakan Na­sional sebelum kita mengadakan Proklamasi. Salah satu unsur daripa­da Amanat Penderitaan Rakjat,— penderitaan jang telah berpuluh-pu­ luh tahun, dan tidak hanja 15 tahun sadja—,salah satu unsur itu ialah djustru mengnjahkan imperialisme dari seluruh wilajah tanah-air do­ ne­ sia. Maka sudah barang tentu, djuga sesudah kita In­ memiliki Re­pub­lik ini, perdjoangan di dalam negeri melawan imperialisme berdjalan terus. Tetapi dalam hubungan kita dengan dunia luar pun perdjoangan ini kita teruskan. Dalam hubungan Republik dengan dunia luar pun, tetap kita me­me­gang teguh kepada djiwa-pokok Revolusi, jaitu



8/18/2014 9:41:35 AM



“L aksana M alaekat



jang



M enyerbu



dari



L angit ”



www.boxnovel.blogspot.com 123



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 123



001/I/14



menghimpun se­ga­la kekuatan Nasional dan Internasional untuk menentang, dan achirnja membasmi menjapu bersih imperialisme dan ko­lo­ni­al­isme itu di manapun djuga dan dalam bentuk apa pun djuga. Setjara chu­sus kita meletakkan titik-berat kepada perdjoangan memerdeka­kan Iri­an Barat, karena di Irian Barat imperialisme-kolonialisme me­nantjap di tu­buh darah-daging kita sendiri. Alhamdulillah, di luar-negeri itu perdjoangan ini ber­ djalan se­ ngit! Telah saja katakan sedjak tahun jang lalu, bahwa ¾ ummat-manusia ki­ni berada dalam Revolusi, antara lain Revolusi menentang pendjadjah­an. Djiwa revolusioner merasa berhati-besar melihat Revolusi mondial itu. Djiwa revolusioner berhati-besar melihat perdjoangan menentang pendjadjahan berhasil baik di beberapa negeri. Di Tunis, di Konakry, di Bukarest dan di Budapest saja tempo hari dengan semangat mengatakan, bah­ wa Afrika kini adalah laksana kantjah jang berkobar menjala-njala,—bahwa “Africa is ablaze like a burning fire”! Mesiu telah meledak di sa­na, kena tjetusan “Semangat Bandung”! Sekarang saja mengulangi lagi salam dan doa selamat saja atas nama bangsa Indonesia kepada para pemimpin dan bangsa-bangsa Afrika jang baru sadja hidup-kembali ke dalam alam Kemerdekaan. Salam-kemerdekaan dan salam revolusio­ner kepadamu, hai Saudara-saudara di Afrika! Salam hangat dan doa selamat kepada Kamerun, kepada Togo, kepada Federasi Mali, kepada Kongo, kepada Somali, kepada Malagasi, kepada Pantai Gading! Dan sa­ja jakin: tidak lama lagi pun kepada bangsabangsa Afrika jang lain, jang djuga pasti menang, pasti menang, dalam perdjoangan kemerdekaannja. Dan saja jakin pula bahwa seperti djuga Bangsa Indonesia, dengan segala keteguhan, dengan segala ketabahan hati, dengan segala kad untuk meneruskan perdjoangan matikebulatan te­



8/18/2014 9:41:35 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 124



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 124



001/I/14



matian, saudara-saudara ki­ta di Afrika itu achirnja akan dapat mematahkan segala rintangan, meng­han­tjur-leburkan segala halangan, baik dari dalam maupun dari luar. Berdjoanglah terus, hai Saudara-saudara di Afrika, kemenangan­mu pasti nanti datang! Kami di Indonesia sendiri masih menga­lami berbagai kesulitan, tetapi setjara sederhana kami bersedia mem­be­ri bantuan sedapat mungkin bilamana dibutuhkan. Saudara-saudara tidak berdiri sendiri dalam perdjoangan Saudara-saudara menentang imperialisme dan kolonialisme! Kemenangan Saudara-saudara adalah kemenangan kami, kemenangan kami adalah kemenangan Saudara-saudara! Dan bukan hanja untuk menghimpun segala kekuatan Nasional dan Internasional menentang imperialisme dan kolonialisme sa­ dja­ lah politik luar-negeri kita itu. Politik luar-negeri kita, djuga kita tu­dju­kan kepada persahabatan dengan semua bangsa, sesuai dengan adjar­an Pantja Sila. Ia kita tudjukan kepada menjumbang kepada ter­wu­djud­ nja perdamaian dunia, sesuai pula dengan adjaran Pantja Si­la. Ia, sebagai semua orang telah mengetahui, berwudjud satu po­li­tik-luar-negeri jang di luar-negeri orang namakan “independent policy” atau “policy of non-alignment”. Kadang-kadang orang di luar-ne­ge­ri menamakannja djuga “policy of neutralism”,—satu politik jang netral. Sebutan jang belakangan itu adalah sebutan jang tidak be­nar. Sebutan jang belakangan itu adalah sebutan jang salah dan me­le­set, samasekali. Sebab kita tidak netral, kita tidak penontonko­song daripada kedjadian-kedjadian di dunia ini, kita tidak tanpa prin­sip, kita tidak tanpa pendirian. Kita mendjalankan politik bebas itu ti­dak sekadar setjara “tjutji tangan”, tidak sekadar setjara defensif, ti­dak sekadar setjara apologetis. Kita aktif, kita berprinsip, kita ber­pen­di­ri­an! Prinsip kita ialah terang Pantja Sila, pendirian kita ialah aktif menudju kepada



8/18/2014 9:41:35 AM



“L aksana M alaekat



jang



M enyerbu



dari



L angit ”



www.boxnovel.blogspot.com 125



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 125



001/I/14



perdamaian dan kesedjahteraan dunia, aktif menudju kepada persahabatan segala bangsa, aktif menudju ke­pa­da lenjapnja exploitation de l’homme par l’homme, aktif menentang dan menghantam segala matjam imperialisme dan kolonialisme di mana­pun ia berada. Pendirian kita jang “bebas dan aktif” itu, setjara aktif pula seta­pak demi setapak harus ditjerminkan dalam hubungan ekonomi de­ngan luar-negeri, agar supaja tidak berat sebelah ke Barat atau ke Ti­mur. Manakala pada saat sekarang ini keberat-sebelahan itu nampak­nja masih ada, maka usaha kita ialah untuk menghilangkan keberat-se­be­lah­an itu. Hanja djikalau kita tidak berat-sebelah, maka kita benar-benar boleh menuliskan Pantja Sila di atas dada kita, dan kita diper­ tja­ja orang dalam usaha kita mendamaikan dunia. Hanja djikalau kita benar-benar tidak “pilih kasih”, maka kita bisa menghindarkan jang ta­nah-air kita jang tjantik-molek, kajaraja, strategis ini, didjadikan pa­dang perebutan pengaruh politik internasional, didjadikan arena pe­ rang-dingin dan mungkin arena perang-panas dari dunia luaran! Sampai-sampai dalam hal memperdjoangkan bebasnja Irian Ba­rat pun kita mendjalankan Pantja Sila! Bertahuntahun lamanja ki­ta se­suai dengan Pantja Sila itu mendjalankan politik “adjakan ma­ nis” ke­ pa­ da Belanda. Bertahun-tahun lamanja kita mentjoba mejakin­kan Be­lan­da bahwa tuntutan kita adalah adil. Bertahun-tahun lama­ nja ki­ ta men­ tjo­ ba mem­pengaruhi public opinion di negeri Belanda, dan dju­ ga public opinion di dunia, untuk memberi desakan kepada Be­lan­da. Sebenarnja sedari tadinja kita harus sudah mengarti bahwa po­li­tik “adjakan manis” itu nistjaja tidak akan berhasil. Djuga dalam per­ge­rakan nasional ki­ta dahulu, dalam mana pemimpin-pemimpin ki­ta dua puluh tahun la­ma­ nja mendjalankan politik mohon-mohonan, rekes-rekesan,



8/18/2014 9:41:35 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 126



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 126



001/I/14



jakin-jakinan, cooperatie-cooperatiean dengan Belanda, ter­ buktilah bahwa “politik adjakan manis” itu tidak direwes. Baru sesudah kita mendengungkan politik non-cooperation, ba­ru sesudah kita menformulir dengan tegas bahwa politik kita harus be­rupa “machtsvorming dan machtsaanwending”, baru sesudah kita menjembojankan dengan tjara jang menjundullangit bahwa ki­ta ha­rus menudju kepada Indonesia Merdeka 100% lepas dari Be­ lan­ da de­ ngan menggerakkan revolu­ tionnaire massa-actie jang tidak njem­bah-njembah dan tidak bercooperatie-cooperatiean dengan Be­lan­da, ba­ru sesudah pergerakan nasional kita itu benar-benar berdiri atas dasar belangentegenstellingen dan machtstegenstellingen de­ngan Be­lan­da,—baru sesudah itulah matahari-kedjajaan kita mulai me­njingsing. Dan djuga pengalaman kita sesudah Proklamasi, antara 1945-1950, jaitu pengalaman kita dalam physical revo­lu­tion, bahwa dengan fihak Belanda tak dapat ditjapai kata-sepakat atas dasar “give and take”, sebenarnja pun harus telah mem­ beri pengadjaran kepada kita bah­wa kita harus me­nempuh djalan lain dalam usaha mengembalikan Irian Barat ke da­ lam wadah kekuasaan Republik. Tetapi tidak. “Djalan lain” itu tidak segera kita ambil. Penjakit tidak mempunjai kon­ sep­si jang tepat dan tegas, djuga meradjalela di antara kita bertahun-bertahun lagi mengenai persoalan Irian Barat ini, sebagaimana penjakit ini djuga mendjadi kanker dalam tubuhfikiran kita bertahun-tahun sesudah physical revolution di bidang lain-lain. Tetapi achirnja, eindelijk, e-i-n-d-e-l-i-j-k, beberapa ta­ hun jang lalu merantak-rantaklah fadjar menjingsing dalam politik-Irian-Barat kita itu. Eindelijk, beberapa tahun jang lalu kita merobah sifat perdjoangan kita, dari “mengadjak Belanda setjara manis” untuk mengembalikan Irian Barat



8/18/2014 9:41:35 AM



“L aksana M alaekat



jang



M enyerbu



dari



L angit ”



www.boxnovel.blogspot.com 127



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 127



001/I/14



kepada kita, mendjadi satu politik konfrontasi antara segala kekuatan nasional kita terhadap Belanda dalam masalah Irian Barat. Saat itulah saat lahirnja istilah “djalan lain” dalam politik-Irian-Barat ki­ta. Saat itu saatnja kita menemukankembali kesadaran, bahwa per­djoangan nasional adalah soal saanwending”, kekuatan, soal “machts-vorming en macht­ soal perdjoangan, dan bukan soal pengemisan. Sa­at itu adalah saat “rediscovery of our struggle”, jang kemudian disusul sa­ma­sekali oleh “rediscovery of our Revolution". Ja!, kita sekarang tidak mau lagi meminta-minta berunding dengan Belanda mengenai Irian Ba­rat, kita akan terus mendjalankan politik “djalan lain” itu sampai Irian Barat masuk kembali ke dalam wilajah kekuasaan Republik. “Man bettelt nicht um ein Recht, um ein Recht kämpft Man!”,—“Hak tak da­pat diperoleh dengan mengemis, hak hanja dapat diperoleh de­ ngan perdjoangan!”,—demikianlah adjaran jang kita dapat dari alam per­djo­angan. Saja mengutjap banjak terimakasih kepada Dewan Per­ timbangan Agung, bahwa Dewan ini pada tanggal 21 Djuli beberapa pekan jang la­lu telah mengusulkan kepada Pemerintah tentang “Kebidjaksanaan Po­ li­ tik Pembebasan Irian Barat”. Usul Dewan Pertimbangan Agung itu amat berharga sekali, lebih-lebih lagi oleh karena usul Dewan Per­ tim­bang­an Agung pun berdiri di atas prinsip konfrontasi segenap kekuat­an Nasional kita terhadap fihak imperialiskolonialis Belanda, konfron­ ta­ si antara nationale macht kita terhadap imperialistis-koloniale macht Belanda. Maka Pemerintah akan memberikan perhatian sepenuh­nja ke­pada usul Dewan Pertimbangan Agung itu. Di dalam pidato 17 Agustus tahun jang lalu saja berkata: “Chusus me­nge­nai perdjoangan Irian Barat, saja menjatakan



8/18/2014 9:41:35 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 128



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 128



001/I/14



di sini bahwa be­nar Pemerintah tidak akan memasukkan soal Irian Barat itu ke P.B.B. ta­ hun ini. Tetapi ini tidak berarti bahwa Pemerintah kendor da­ lam perdjoangannja me­ngenai Irian Barat. Tidak! Samasekali tidak! Se­ba­lik­nja! Pemerintah memperhebat perdjoangan Irian Barat itu di lapang­an lain daripada P.B.B. Pemerintah memperhebat per­ djoangannja itu di lapangan ekonomi. Pemerintah mengakui bahwa perdjoangan Iri­an Ba­rat harus dilakukan di segala lapangan, ja di dalam negeri ja di lu­ar negeri, tetapi buat tahun ini Pemerintah mengkonsentrir per­djo­ang­an­nja mela­ wan Belanda itu di lapangan ekonomi. Ingatlah kepada pe­ mindahan pasar ke Bremen, ingatlah kepada keputusan kita untuk tidak mengakui ada hak eigendom Belanda lagi (sekarang semua hak-hak agraris Belanda dihapuskan), ingatlah kepada utjapan saja bahwa djika Belanda tetap membandel dalam persoalan Irian Barat, maka akan habistammatlah samasekali riwajat semua modal Belanda di bu­mi Indonesia. Tjoba lihat nanti, fihak Belanda dan kontjo-kontjonja imperialis tentu akan geger-marah oleh keputusan-keputusan kita ini, dan kegegeran mereka itu pun harus dan akan kita lajani di dunia in­ter­na­sional. Pemerintah berpendapat lebih baik mengkonsentrir ener­si­nja di luarnegeri pada pelajanan kegegeran inilah, dan tidak me­me­ tjah-metjah enersinja itu antara pelajanan kegegeran ini + perdjoang­an di P.B.B. Dan bagi P.B.B. sendiri pun, sikap kita sekarang ini (untuk ti­dak memasukkan Irian Barat dalam atjara P.B.B.), harus diberi arti jang langsung mengenai P.B.B. Saja harap P.B.B. dengan sikap kita sekarang ini mengarti, bagaimana perasaan kita terhadap P.B.B.!” Demikian tahun jang lalu. Bagaimana tahun jang seka­ rang? Ta­hun jang sekarang, kita tetap mengambil “djalan lain” itu, malahan mem­ per­ ku­ at, memperhebat, memperdahsjat “djalan lain” itu. Dewan Per­tim­bang­an Agung sendiri dalam



8/18/2014 9:41:35 AM



“L aksana M alaekat



jang



M enyerbu



dari



L angit ”



www.boxnovel.blogspot.com 129



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 129



001/I/14



salah satu kalimat pendjelasan usul­nja itu menulis: (boleh saja ungkap sedikit): “Berdasarkan pengalam­an-pengalaman politik pembebasan Irian Barat dari Kabinet-kabinet jang lalu, di samping kenjataan sikap kepala-batu kolonialis Belan­ da jang makin memperkuat pendudukan militernja di Irian Barat, dan berhubung dengan penemuan kembali Revolusi Indonesia pada garis U.U.D. ’45, maka adalah satu keharusan, bahwa Kabinet Kerdja melaksanakan politik pembebasan Irian Barat setjara revolusioner menurut bahasa tersendiri Revolusi Nasional Indonesia”. Ja!, pengalaman-pengalaman Kabinet-kabinet jang lalu sudah djelas. Ja!, kolonialis Belanda makin bersikap kepalabatu! Ja!, Belanda malahan mengirim Karel Doorman ke Irian Barat, Tetapi djuga, ja!, kita sekarang sudah benar-benar menemu-kembali perdjoangan kita dan menemu-kembali Revo­lusi! Karena itu, ja!, benar sekali andjuran Dewan Per­ timbangan Agung supaja kita melaksanakan politik pem­ bebasan Irian Barat setjara Revolusioner, menurut bahasa tersendiri Revolusi Nasional Indonesia! Belanda makin berkepala-batu. Belanda malahan mengirimkan Karel Doorman-nja. Satu negara rentenier ketjil jang sebenarnja sudah djatuh seperti Nederland itu, jang masih bernafsu kolonialisme, sekarang mentjoba mengirimkan deurwaardernja, jang bernama Karel Doorman! Sekarang dengarkan saudara-saudara! Dalam keadaan jang demikian itu, tidak ada gunanja lagi hubungan diplomatik dengan negeri Belanda. Tadi pagi telah saja perintahkan Departemen Luar Negeri memutuskan hubungan diplomatik dengan Negeri Belanda. Itu negatifnja! Positifnja kita mempertinggi kekuatan Nasional kita jang kita harus konfrontir dengan kekuatan imperialis Belanda itu. Sekali lagi dengan tegas saja katakan



8/18/2014 9:41:35 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 130



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 130



001/I/14



di sini, bahwa kekuatan Nasional itulah jang menentukan, ke­kuat­an Nasional jang berupa satu totalitet daripada se­ mua tenaga politik, ekonomis, sosial, sipil, militer dalam bangsa dan Negara jang dalam ketotalannja kita konfrontir de­ngan kekuatan imperialis Belanda! Sebab di dalam kon­ frontasi itulah nanti akan ternjata siapa jang kuat, siapa jang menang! Dalam mempertinggi kekuatan Nasional itu, Front Nasional menduduki salah satu tempat jang penting. Dalam usul Dewan Pertimbangan Agung tadi itu antara lain diusulkan: (saja ungkapkan lagi sedikit): “menggalang per­satuan Rakjat revolusioner berupa Front Nasional antiimperialis di bawah pimpinan Bung Karno, sebagai landasan untuk membangkitkan aksi-aksi massa”. Dan di dalam Manifesto Politik tempo hari saja berkata: “Idee Front Nasional sebenarnja keluar daripada prinsip Gotong-Rojong “Ho-lopis-kuntul-baris”. Seluruh tenaga Rakjat harus digalang dan didjadikan satu gelombangtenaga jang maha sjakti, menudju kepada terbangunnja satu masjarakat adil dan makmur,—menudju kepada penjelesaian Revolusi. Dan penggalangan itulah tugasnja Front Nasional. Mendjadi Front Nasional itu adalah satu hal jang prinsipiilfundamentil: sebab pembangunan semesta tak mungkin berhasil tanpa mobilisasi tenaga semesta pula. Revolusi tak mungkin berdjalan penuh tanpa ikut-ber-Revolusinja seluruh Rakjat. Front Nasional nanti diadakan untuk menggalang seluruh tenaga daripada seluruh Rakjat. Ia harus menggalang seluruh ke-Gotong-Rojongan Rakjat. Front Nasional itulah dus jang harus menggalang semangat dan tenaga latent di kalangan Rakjat, didjadikan satu gelombang “ke-ho-lopiskuntul-barisan” untuk menjelesaikan Revolusi”. Saja mengulangi bagian pidato Manifesto Politik jang mengenai penggalangan tenaga dan semangat massa Rakjat



8/18/2014 9:41:35 AM



“L aksana M alaekat



jang



M enyerbu



dari



L angit ”



www.boxnovel.blogspot.com 131



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 131



001/I/14



ini in extenso (dengan lengkap), oleh karena masih banjak orang-orang dalam kalangan aparatur Negara,—orang-orang kwalitet ndoro-ndoro dan djuragan-djuragan, wanita-wanita jang kwalitet den-adjeng den-adjeng dan den-aju den-aju— ,jang tidak mengarti artinja tenaga massa dan semangat massa, bahkan menderita penjakit massa-phobi dan Rakjatphobi, jaitu takut kepada massa dan takut kepada Rakjat. Djiwa ndoro dan djiwa den-aju itu harus kita tjutji samasekali dan harus kita kikis samasekali, agar supaja Revolusi dapat djalan benar-benar sebagai Revolusi Rakjat, dan oleh ber­ karenanja berdjalan se-effisien-effisiennja pula! Sebagai di muka telah saja katakan, beberapa hari jang lalu sudah selesai saja bentuk putjuk pimpinan daripada Front Nasional itu. Tinggal sebentar lagi benar-benar kita meng­gerakkan Front Nasional itu: Ho-lopis kuntul-baris!,— menudju pembangunan semesta, menudju pembebasan Irian Barat, menudju lenjapnja imperialisme dari bumi Indonesia, menudju kemerdekaan penuh, menudju sosialisme Indonesia, menudju pelaksanaan Amanat Penderitaan Rakjat! Saudara-saudara! Lambat-laun datanglah saatnja saja harus mengachiri pidato saja ini. Tetapi saja tidak mau mengachirinja, sebelum saja menandaskan beberapa hal kepada Saudara-saudara. Banjak telah kita kerdjakan dalam tahun jang lalu. Kita telah meretool badan legislatif dan membentuk D.P.R.G.R. Kita sedang meretool dunia-kepartaian, dan telah me­me­ rin­tahkan pembubaran partai-partai jang anti-revo­lusioner. Kita telah mempersiapkan Landreform, salah satu bagian mutlak daripada Revolusi. Kita telah menjusun Madjelis Permusjawaratan Rakjat. Kita telah menjusun pimpinannja Front Nasional. Kita telah memetjahkan sedikit persoalan Sandang Pangan. Kita telah memutuskan hubungan di­plo­ matik dengan Belanda. Kita telah membasmi sebagian jang



8/18/2014 9:41:36 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 132



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 132



001/I/14



lumajan daripada gerombolan-gerombolan penga­tjau. Kita telah membangun Bank Pembangunan, sedang membangun Bank Koperasi, Tani dan Nelajan, sedang mem­bangun Bankbank Pembangunan Daerah. Kita telah mulai membangun be­­berapa industri-dasar, dan lain se­ba­gai­nja, dan lain se­ bagainja. Pendek-kata: kita telah ini, kita telah itu! Tetapi se­ kali-kali djanganlah mendjadi puas karena kita telah-ini telahitu. Banjak sekali hal-hal invest­ment jang masih harus kita kerdjakan. Misalnja belum semua warganegara bisa mem­ batja dan menulis, meski djumlah jang melek-huruf sekarang sudah lebih dari 60%, padahal di masa pendjadjahan hanja 6%. Dapatkah sosialisme diselenggarakan oleh bangsa jang buta-huruf? Saja komandokan sekarang, supaja butahuruf itu habis samasekali pada achir tahun 1964! Dan saja komandokan kepada semua sekolah-sekolah dan Universitas-universitas, supaja semua murid mahasiswa di USDEK-kan dan di Manipolkan! Sekali lagi saja tandaskan di sini, bahwa masih banjak sekali hal-hal investment jang masih harus kita kerdjakan. Dan pertjajalah: bulan-purnama masih beratus-ratus kali lagi harus bersinar, tahun masih harus berkali-kali lagi berganti tahun, sebelum kita boleh berkata bahwa sebagian besar karya investment telah kinarja. Masih lama lagi kita harus membanting tulang, masih lama lagi kita harus memeras keringat, masih lama lagi kita harus berdjoang habis-habisan, kalau perlu berdjoang mati-matian. Apa jang sudah kita kerdjakan itu barulah sekadar putjuk dari permulaan sadja, sekadar “the beginning of the beginning”, paling-paling “the end of the beginning!” Tetapi masih tetap the beginning, masih tetap permulaan! Ja tentu, kita bangga telah mempunjai Manifesto Politik.



8/18/2014 9:41:36 AM



“L aksana M alaekat



jang



M enyerbu



dari



L angit ”



Tetapi Manifesto Politik hanjalah satu Manifesto, satu pernjataan, satu Konsepsi, satu ideologi,—katakanlah satu pembakar semangat. Sebagai pembakar semangat ia boleh ditempatkan dalam trilogi kita jang termasjhur: semangat nasional–kemauan nasional–perbuatan nasional, sehingga trilogi itu mendjadi tjaturlogi jang berbunji: Semangat nasional Konsepsi nasional Kemauan nasional Perbuatan nasional.



www.boxnovel.blogspot.com 133



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 133



001/I/14



Tetapi program atau pernjataan, konsepsi atau ideo­ logi,—jang menentukan ialah pelaksanaannja. Mengenai pelaksanaan ini, Dewan Pertimbangan Agung dengan tepat berkata: “Walaupun Manifesto Politik adalah sangat penting karena telah mendjawab persoalan-persoalan-pokok Revo­ lusi, dan telah mengemukakan usaha-usaha-pokok untuk menjelesaikan Revolusi Indonesia, tetapi realisasinja sangat tergantung pada orang-orang jang diberi tugas untuk me­ laksanakannja”. Benar sekali: tergantung pada orang-orang jang harus melaksanakan! Chususnja orang-orang jang diberi tugas, nja orang-orang 90.000.000 djiwa jang bernama umum­ Rakjat Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. “Ten slotte beslist de mens”, ini sifat dari Fritz Sternberg jang saja gemar sekali mensitirkannja. “Pada achirnja, manusialah jang menentukan”. Oleh karena itulah maka orang-orang jang diberi tugas, tapi tidak berhati-penuh atau tidak betjus untuk melak­ sanakan Manifesto Politik-USDEK, harus diretool! Tetapi Saudara-saudara djuga, Saudara-saudara dari kalangan Rakjat, Saudara-saudara pun tak luput dari memikul ke­ wadjib­ an! Saudara-saudara jang sudah sedar, harus aktif



8/18/2014 9:41:36 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 134



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 134



001/I/14



me­ njumbangkan tenaga kepada realisasi Manipol-USDEK itu. Saudara-saudara jang belum sedar, jang tidak mengerti sedikit pun tentang Manipol-USDEK, apalagi pelaksanaan Manipol-USDEK, Saudara-saudara jang demikian itu harus diindoktrinasi, harus disadarkan, harus dikotjok-dihojag-hojag, ditempa, digembleng, sampai betul-betul mereka mendjadi sadar, dan mendjadi orang-orang jang menjumbang setjara aktif, menjumbang setjara dinamis-revolusioner! Hari ini adalah hari memperingati Proklamasi. Pantas kita bangga atas Proklamasi itu. Pantas kita merasa mongkok kita punja hati kalau ingat kepada 17 Agustus 1945, oleh karena kita pada hari itu menundjukkan kepada seluruh dunia bahwa kita bukan bangsa budak jang berdjiwa tempe jang mau terus ditindas dan dihisap beratus-ratus tahun, melainkan bangsa djantan jang berdjiwa banteng. Pantas kita bangga atas Proklamasi itu, karena kita telah mendjadi pengambil inisiatif (initiatiefnemer) daripada pernjataanpernjataan kemerdekaan di lain-lain negeri di Asia, seperti di India, di Pakistan, di Burma, di Vietnam, di Philipina dan lainlain, jang semuanja menjatakan kemerdekaannja sesudah Proklamasi kita itu. Namun demikian, djanganlah sekali-kali kita hanja bangga sadja, djanganlah sekali-kali kita hanja mengagulagulkan kedjantanan kita sadja! Sepertinja djuga dengan halnja Konferensi Asia-Afrika lima tahun jang lalu. Benar kita salah-satu initiatiefnemer dari Konferensi itu, benar kita motor daripada Konferensi itu, benar Konferensi itu diadakan di kota Bandung kota Indonesia, tetapi djangan sekali-kali kita selalu menondjol-nondjolkan “Bandung” itu seolah-olah kita ingin melanggengkan djasa. Tidak! Kita bangsa Indonesia, kita pemimpin-pemimpin Indonesia, tidak boleh berhenti, tidak boleh duduk diam bersenjum-simpul



8/18/2014 9:41:36 AM



“L aksana M alaekat



jang



M enyerbu



dari



L angit ”



www.boxnovel.blogspot.com 135



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 135



001/I/14



di atas damparnja kemasjhuran dan damparnja djasa-djasa di masa jang lampau. Kita tidak boleh “teren op oud roem”, tidak boleh hidup dari kemasjhuran jang liwat, oleh karena djika kita “teren op oud roem”, kita nanti akan mendjadi satu bangsa jang “ngglenggem”, satu bangsa jang gila-kemuktian, satu bangsa jang berkarat. Djanganlah kita “ngglenggem” atas kemasjhurannja klamasi ’45! Dinamikanja Revolusi menuntut, bahwa Pro­ ke­­masjhur­an dan djasa-djasa jang lampau itu hanjalah me­­ ru­pa­kan pantjatan-pantjatan pertama sadja dan batulonjtatan-batu-lontjatan pertama sadja daripada djasadjasa dan kemasjhuran-kemasjhuran jang baru. Djasa-djasa baru itu kita butuhkan demi kemadjuan nasional, demi progressnja Revolusi, tetapi djuga untuk menambah ke­ pertjajaan kepada diri sendiri. Selandjutnja terserahlah kepada Sedjarah nanti, menondjolkan atau tidak, djasadjasa atau kemasjhuran-kemasjhuran itu! Terus-terang sadja, saja persoonlijk pun berfalsafah demikian! Siang dan malam kegandrungan saja hanjalah ingin mengabdi kepada Tuhan, mengabdi kepada tanah-air dan bangsa, menjumbang kepada Revolusi, menjumbang ke­ pada pelaksanaan Amanat Penderitaan Rakjat. Ditjatji-maki musuh saja tidak ambil perduli, diagul-agulkan kawan saja tidak membusungkan dada. Saja berdjalan terus dengan tenang djika diserang musuh dari kiri dan dari kanan, saja djalan terus tanpa meminta sandjungan kawan. Saja ber­ menolak orang spesial membuat biografi (riwajat-hidup) dari saja, saja menolak orang membuat patung Sukarno atau monumen Sukarno. Oleh tindakan-tindakan saja di waktu jang achir-achir ini, ada orang jang mengatakan bahwa saja telah melakukan satu “coup d’état”. Apakah benar saja melakukan “coup



8/18/2014 9:41:36 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 136



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 136



001/I/14



d’état”? Ambui, saja dikatakan melakukan “coup d’état”! Siapa orang-orang jang mengatakan demikian itu? Orangorang jang mengatakan saja melakukan “coup d’état” itu adalah orang-orang jang menentang Konsepsi Presiden dan menentang Manifesto Politik, atau dalam kata-kata “menerima” Manifesto Politik itu, tetapi dalam perbuatannja menentang. Orang-orang jang demikian itu sekadar ber­ lagak!,—berlagak revolusioner, dan berlagak membela demokrasi. Mereka berlagak revolusioner, karena mereka hanja menjebut kata “Revolusi”, tetapi menentang RevolusiKomplit jang kita lakukan, jaitu Revolusi penuh dari atas dan dari bawah, sebagai jang kita lakukan sekarang ini. Dari atas, dengan adanja retooling terhadap aparat dan sistim; dari bawah, karena retooling aparat dan sistim itu dilakukan sesuai dengan desakan Rakjat dan didukung pula oleh Rakjat. Kalau hanja dari atas sadja, maka itu bukan revolusinja massa, dus bukan Revolusi; kalau hanja dari bawah sadja, maka itu adalah sematjam rebelli. Mereka berlagak membela demokrasi, oleh karena jang mereka bela itu sebenarnja adalah bukan ... demokrasi, melain­kan sistim liberalisme semata-mata. Mereka berlagak membela demokrasi, oleh karena sebagai jang saja katakan di Tokyo tempo hari, djustru di kalangan mereka itulah banjak simpatisan-simpatisan dan makelar-makelar gelap daripada D.I.-T.I.I., P.R.R.I.-Permesta, jang malahan selalu mendurhakai demokrasi, dan selalu mentjoba untuk mengadakan “coup d’état” dengan kekerasan sendjata. Mereka berlagak membela demokrasi, oleh karena mereka tak pernah dengan terangterangan menghukum atau mengutuk perbuatan-perbuatan itu jang menjalahi demokrasi. Dan sekarang mereka mengatakan bahwa saja mela­ ku­kan coup d’état? Mereka, jang selalu hendak mentjoba



8/18/2014 9:41:36 AM



“L aksana M alaekat



jang



M enyerbu



dari



L angit ”



www.boxnovel.blogspot.com 137



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 137



001/I/14



mengadakan coup d’état? Mereka, jang selalu menghambat dan merem Revolusi? Mereka, jang berkata bahwa Revolusi sudah selesai, dus tidak boleh ada Revolusi lagi? Saja kok ingat kepada tjerita pentjuri jang berteriak “Maling! Maling! Bangunlah, ada maling!” Alangkah bedanja dengan mereka itu pendapat Mahkamah Agung Republik Indonesia, jang nja berkata bahwa Penpres No. 7/1959 (mengenai misal­ kepartaian) adalah sjah, karena “dalam keadaan jang bersifat memaksa ini, maka Kepala Negara berwenang mengambil tindakan jang menjimpang dari segala peraturan jang ada, termasuk djuga Undang-undang Dasar”. Sekali lagi saja bertanja: siapa jang melakukan coup d’état,—sajakah, atau mereka? Sedjarah akan mendjawab, bahkan Rakjat sekarang telah mendjawab, bahwa saja tidak melakukan coup d’état dengan tindakan-tindakan saja jang achir-achir ini. Sedjarah dan Rakjat itu akan mendjawab, bahwa saja bersama dengan kawan-kawan revolusioner malahan telah melakukan penjelamatan daripada Negara, penjelamatan daripada Revolusi. Zonder tindakantindakan kami-bersama itu, zonder pembasmian free-fightliberalism, zonder mengadakan demokrasi terpimpin, zonder pembubaran Konstituante, zonder Dekrit 5 Djuli 1959 untuk kembali kepada U.U.D. ’45, zonder pembubaran D.P.R.–liberal, zonder pembentukan D.P.R.-G.R., zonder Manifesto Politik dan USDEK, zonder Pen.Pres No.7 jang menjederhanakan kepartaian, zonder penggempuran habis-habisan kepada kaum pemberontak serta makelar-makelar gelapnja kaum pemberontak, maka Negara kita sudah lama akan petjah, sudah lama akan berantakan, sudah lama Revolusi akan kandas. Apa jang kami-bersama telah perbuat, bukanlah pe­ re­ butan kekuasaan, bukanlah coup d’état, melainkan penjelamatan Negara dan penjelamatan Revolusi: Apa jang



8/18/2014 9:41:36 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 138



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 138



001/I/14



kami-bersama telah perbuat bukanlah coup d’état, melainkan sauvetage d’état, sauvetage de la Revolution! Saja ulangi lagi: Insja Allah saja berdjalan terus. Insja Allah kita-semua berdjalan terus tanpa membusungkan dada atas djasa-djasa jang lalu, sekadar sebagai memenuhi kewadjiban kita dalam Revolusi, meratakan djalan bagi landjutnja Revolusi itu, meratakan djalan dan ikut menarik Kereta, agar supaja Kereta itu achirnja mentjapai apa jang mendjadi tudjuan Revolusi dan kewadjiban Revolusi, jaitu (saja mengambil perintjian Dewan Pertimbangan Agung) : “Membentuk satu Republik Kesatuan jang demokratis, di mana Irian Barat djuga termasuk di dalamnja, di mana Kedaulatan ada di tangan Rakjat dan dilakukan sepenuhnja oleh Madjelis Permusjawaratan Rakjat, di mana hak-hakazasi dan hak-hak-warganegara didjundjung tinggi, dan membentuk masjarakat adil dan makmur, tjinta damai, dan bersahabat dengan semua negara di dunia, guna membentuk satu Dunia Jang Baru”. Ja!, saudara-saudara!, pandjanglah definisi daripada tudju­an dan kewadjiban Revolusi kita itu! Revolusi kita me­ mang bukan Revolusi tempe! Revolusi kita, demikian kataku di muka, adalah Revolusi Besar jang lebih Besar daripada revolusi-revolusi lain dalam negeri. Dasar dan djiwanja pun lebih besar daripada dasar dan djiwa revolusi di lain-lain negeri itu. Pantja Sila adalah lebih memenuhi kebutuhan manusia dan lebih menjelamatkan manusia, daripada De­ claration of Independencenja Amerika, atau Manifesto Komunis. Pantja Sila adalah satu “pengangkatan ke taraf jang lebih tinggi”, satu “hogere optrekking”, daripada Declaration of Independence dan Manifesto Komunis. Apa jang ditulis dalam Declaration of Independence, dan apa jang ditulis dalam Manifesto Komunis? Declaration of Inde­pendence menuntut “life, liberty, and the pursuit of



8/18/2014 9:41:36 AM



“L aksana M alaekat



jang



M enyerbu



dari



L angit ”



happiness”, jaitu “hak hidup, hak kebebasan, dan hak me­ ngedjar ke­ba­ha­gia­an” bagi semua manusia, padahal pursuit of happi­ness (pengedjaran kebahagiaan) belum berarti reality of happi­­ness (kenjataan kebahagiaan),—dan Manifesto Ko­ mu­nis menulis, bahwa djikalau kaum proletar di seluruh dunia bersatu-padu dan menghantjurkan kapitalisme, mere­ka “tak akan kehilangan barang lain daripada rantai-belenggu­nja sen­ diri”, dan “sebaliknja akan memperoleh satu dunia jang baru”.



www.boxnovel.blogspot.com 139



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 139



001/I/14



Sukarno, 1950.



koleksi iwan siswo



8/18/2014 9:41:36 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 140



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 140



001/I/14



Kita bangsa Indonesia melihat apa jang terdjadi di bawah kolong langit ini dengan Declaration of Independence sadja, atau Manifesto Komunis sadja. Kita bangsa Indonesia melihat bahwa Declaration of Independence itu tidak mengandung ke­adilan sosial atas sosialisme, dan kita melihat bahwa Mani­­ festo Komunis itu masih harus disublimir (dipertinggi djiwa­ nja) dengan ke-Tuhanan Jang Maha Esa. Dua ratus tahun jang lalu, hampir, Declaration of Independence itu ditjetuskan oleh penanja Thomas Jefferson, seratus tahun jang lalu, hampir, Manifesto Komunis ditjetuskan oleh genialitetnja Karl Marx dan Friedrich Engels. Kedua-duanja adalah amat pro­gre­sif bagi zamannja masing-masing. Kedua-duanja ada­ lah amat berharga bagi pembebasan nasional di zaman itu, atau pembebasan proletar di zaman itu. Tetapi kita sekarang sudah berada di bagian kedua dari abad ke-XX. Dengan Declaration of Independence sadja dan Manifesto Komu­nis sadja maka kenjataannja sekarang ialah, bahwa dunia-manusia sekarang ini terpetjah-belah mendjadi dua blok jang hintai-menghintai satu-sama lain, “lir angkasa kang hangemu dahana”, sebagai djuga digambarkan oleh Bertrand Russell tempo hari. Karena itulah, maka kita bangsa Indonesia merasa bangga mempunjai Pantja Sila, dan mengandjurkan Pantja Sila itu kepada semua bangsa. Pantja Sila adalah satu dasar jang universil, satu dasar jang dapat dipakai oleh semua bangsa, satu dasar jang dapat mendjamin kesedjahteraandunia, perdamaian-dunia, persaudaraan-dunia. Pantja Sila, tidak salah lagi, adalah satu hogere optrekking daripada Declaration of Independence dan Manifesto Komunis. Dan Mani­ festo Politik Republik Indonesia dan USDEK adalah refleksi daripada Pantja Sila itu, sehingga benarlah kon­ klusi Dewan Pertimbangan Agung, bahwa Revolusi Indonesia “bukanlah revolusi bordjuis model tahun 1789 di Perantjis,



8/18/2014 9:41:36 AM



“L aksana M alaekat



jang



M enyerbu



dari



L angit ”



www.boxnovel.blogspot.com 141



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 141



001/I/14



dan bukan pula revolusi proletar model tahun 1917 di Rusia”. Revolusi Indonesia adalah satu Revolusi jang dasar dan tudju­an­nja, “kongruen dengan Social Conscience of Man”, kongruen dengan Budi Nurani Manusia, sebagai kukatakan setahun jang lalu Dan kamu, hai bangsa Indonesia jang sedang dalam Revolusi, kamu jang sedang bekerdja keras dan membantingtulang di bengkel-bengkel dan di ladang-ladang, kamu jang sedang bertempur dan menderita segala kekurangan, kamu jang sedang ditinggalkan suami atau kehilangan suami, kamu hai bangsa Indonesia tua-muda laki-perempuan dari Sabang sampai Merauke, tidakkah kamu—kendati segala kesulitan dan penderitaan itu—merasa hatimu mongkok bahwa Revolusimu adalah mengambil inspirasinja dari Pantja Sila, bahkan mendasarkan diri kepada Pantja sila itu, sehingga sebagai kukatakan tadi Revolusimu itu adalah lebih besar dan lebih luas dan lebih benar daripada revolusi-revolusi bangsa lain,—Revolusi Manusia, Revolusi Sedjati, jang hendak mendatangkan satu Dunia Baru jang benar-benar berisikan kebahagiaan djasmaniah dan rochaniah dan Tuhaniah bagi Ummat Indonesia, bahkan djuga bagi Ummat Manusia di seluruh muka bumi? Sekarang Revolusi kita sudah 15 tahun usianja. Banjak kesalahan-kesalahan jang kita lakukan, banjak penjelewengan dan pendurhakaan jang kita derita, tetapi koreksi pun kemudian kita adakan. Banjak djasa-djasa jang telah kita kerdjakan, dan program Revolusi pun kini telah terpapar dalam Manifesto Politik dan USDEK, tetapi djasa-djasa itu sebagai kukatakan tadi adalah sekadar batu-batu-lontjatan sadja kepada djasa-djasa jang masih harus berdentam-dentam kita usulkan. Atau hendaklah kamu mendjadi bangsa lain jang berebut-rebutan hidup!,—“verpletterd in het gedrang” “teren



8/18/2014 9:41:36 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 142



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 142



001/I/14



op oud roem”? Bangsa jang zelfgenoegzaam? Bangsa jang angler memeteti burung perkutut dan minum the nastelgi? Bangsa jang demikian itu pasti nanti hantjur-lebur terhimpit dalam desak-mendesaknja bangsa-bangsa lain jang berebutrebutan hidup! –“verpletterd in het gedrang van mensen en volken, die vechten om het bestaan”,—sebagai jang dikatakan oleh pemuda-pemuda kita 40 tahun jang lalu. Ja!, kalau mau hantjur-lebur, buat apa mengadakan Proklamasi! Kalau mau hantjur-lebur, buat apa mengadakan Revolusi! Kalau mau hantjur-lebur, buat apa tidak tunduk sadja kepada D.I.-T.I.I., dan kepada P.R.R.I. dan Permesta! Kalau mau hantjur-lebur, buat apa tidak nurut sadja kepada kehendaknja makelar-gelap-makelar-gelap dari mereka itu, jang mau meneruskan sistim bedjat liberalisme etc. etc. dalam Negara kita ini? Saudara-saudara mendjawab: “Tidak! Kita tidak mau hantjur-lebur! Malah kita mau dengan tjepat melaksanakan USDEK!” Benar!, saudara-saudara, benar! Tetapi saudara-saudara tahu: siapa tidak mau hantjur-lebur, harus berdjoang matimatian atau harus membanting-tulang habis-habisan! Karena itu, djanganlah setengah-setengah, berdjoang membantingtulanglah seperti “bukan manusia lagi” kata Mazzini,— berdjoanglah mati-matian dan membanting tulanglah habis-habisan seolah-olah kita ini malaekat-malaekat jang menjerbu dari langit! Bahagialah Dr. Tjipto Mangunkusumo dan Dr. Setiabudhy, pedjoang-pedjoang kemerdekaan Indonesia jang sudah mangkat, jang pada waktu berdjoangnja bersembojan dan memesan: “Serahkanlah djiwa-ragamu mutlak! Sekali lagi serah­ kanlah djiwa-ragamu mutlak! Sebab Tuhan bentji kepada orang jang setengah-setengah!”



8/18/2014 9:41:36 AM



“L aksana M alaekat



jang



M enyerbu



dari



L angit ”



www.boxnovel.blogspot.com 143



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 143



001/I/14



“Men moet zich geheel geven: geheel! De hemel verwerpt het gesjacher met meer of minder!” Ja Hajo!, marilah kita serahkan djiwa-raga kita mutlak! Moga-moga Tuhan meridloi kita, karena kita tidak setengahsetengah! Terima kasih!



8/18/2014 9:41:36 AM



P anca A zimat R evolusi Sketsa Sukarno yang beberapa kali dipakai sebagai sampul buku Indonesia Menggugat.



www.boxnovel.blogspot.com 144



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 144



001/I/14



Koleksi iwan siswo



8/18/2014 9:41:36 AM



“L aksana M alaekatRjang e -S o -P Mim enyerbu



dari



L angit ”



RE-so-pim REVOLUSI-SOSIALISME INDONESIAPIMPINAN NASIONAL 17 X 17 AGUSTUS



www.boxnovel.blogspot.com 145



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 145



001/I/14



Pidato P.J.M. Presiden Republik Indonesia pada Tanggal 17 Agustus 1961 Kamis Djam 8.10 Pagi di Istana Merdeka Djakarta



8/18/2014 9:41:36 AM



RE-So-Pim Revolusi-Sosialisme IndonesiaKepemimpinan Nasional



www.boxnovel.blogspot.com



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 146



001/I/14



Saudara-saudara sekalian! Alangkah bahagianja kita pada hari ini! Pada hari ini, kita merajakan hari ulang-tahun Prokla­ masi Kemerdekaan kita yang ke-XVI. Pada hari ini, Republik kita genap berusia dua windu. Pada hari ini, kita boleh me­ njebutkan angka keramat 17 dua kali. Dua kali! Sebab pada hari ini, kita mengalami tudjuh belas Agustus ketudjuh-belas kalinja. Pada hari ini kita mengalami 17 x 17 Agustus! Dus pada hari ini kita mengalami 17 Agustus tingkat maha-keramat! Di sinilah letak keistimewaan Hari Proklamasi sekarang ini: dua windu Republik, dan 17 tingkat maha-keramat. Tetapi tidak hanja itu. Kita memasuki windu jang ketiga daripada Republik kita, dan kita memasuki tahun terachir daripada Tri­program Kabinet Kerja. Karena itu, maka kita harus ber­­ sama-sama membikin balans, membikin neratja yang ob­jek­tif, daripada perdjoangan kita seluruhnja, dan sambil lalu djuga dari pelaksanaan Triprogram Pemerintah. Bukan de­ ngan tjara seorang boekhouder jang mengadakan “dubbel boek­ houding”, tetapi dengan terus-terang, dengan hati jang ber­



8/18/2014 9:41:36 AM



R e -S o -P im



www.boxnovel.blogspot.com 147



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 147



001/I/14



gelora, dengan menundjukkan aktiva-aktivanja, tetapi djuga mengakui passiva-passivanja. Perdjoangan makin me­­ning­kat, makin menghebat, makin sengit, tugas makin berat, makin menggunung,—dan ini hanja bisa ditanggulangi dengan semangat jang kritis, ja, bahkan semangat jang selfkritis. Proklamasi 17 Agustus 1945! Dua windu lamanja kita telah hidup di bawah penga­ jomannja, dua windu lamanja kita hidup di bawah sinar suryanja. Ja, pengajoman! Sebab, Proklamasi itu merupakan tjetusan-tekad nasional, tjetusan daripada segala kekuatan nasional setjara total, dan karena ketotalannja itulah maka kita bisa bertahan sampai sekarang, dan Insja Allah, djuga akan bertahan sampai ke achir zaman. Pernah, lebih dari lima belas tahun jang lalu, fihak Belanda berkata, bahwa Republik Indonesia tidak akan mengalami ia punja 17 Agustus jang kedua, karena akan hantjur, dengan sendirinja berantakan disebabkan ia punja “innerlijke conflicten”, tetapi kenjataannja ialah, bahwa Republik Indonesia berkat ia punja “ketotalan” itu, telah bertahan sampai sekarang mengalami ia punja 17 x 17 Agustus—17 kali ia punja 17 Agustus jang keramat. Dan sinar suryanja! Pada waktu kita berdjalan, Pro­ kla­ masi menundjukkan arahnja djalan. Pada waktu kita lelah, Proklamasi memberikan tenaga-baru kepada kita. Pada waktu kita berputus-asa, Proklamasi membangunkan lagi semangat kita. Pada waktu di antara kita ada jang njeleweng, Proklamasi memberikan alat kepada kita untuk mem­peringatkan si penjeleweng itu bahwa mereka telah njeleweng. Pada waktu kita menang, Proklamasi mengadjak kita untuk tegap berdjalan terus, oleh karena tudjuan-terachir memang belum tertjapai. Bahagialah Rakjat Indonesia jang mempunjai Proklamasi itu: bahagialah ia, karena ia mempunjai pengajoman, dan di



8/18/2014 9:41:36 AM



P anca A zimat R evolusi



Sukarno, 1947. koleksi iwan siswo



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 148



www.boxnovel.blogspot.com 148



001/I/14



Bung Karno senyum-menawan dalam satu konferensi internasional.



8/18/2014 9:41:37 AM



R e -S o -P im



www.boxnovel.blogspot.com 149



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 149



001/I/14



atas kepalanja ada sinar surya jang tjemerlang! Bahagialah ia, karena ia dengan adanja Proklamasi jang perkataanper­ ka­ taannja sederhana itu, tetapi jang pada hakekatnja ialah pentjetusan daripada segala perasaan-perasaan jang dalam sedalam-dalamnja terbenam di dalam ia punja kalbu, sebenarnja telah membukakan-keluar ia punja PandanganHidup, ia punja Tudjuan-Hidup, ia punja Falsafah-Hidup, ia punja Rahasia-Hidup, sehingga selandjutnja dengan nja Proklamasi beserta anak-kandungnja jang berupa ada­ Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 itu, ia mempunjai Pegangan Hidup jang boleh dibatja dan direnungkan setiap djam dan setiap menit. Tidak ada satu bangsa di dunia ini jang mempunjai Pegangan Hidup begitu djelas dan indah, seperti bangsa kita ini. Malah banjak bangsa di muka bumi ini, jang tak mempunjai pegangan hidup samasekali! Dengarkan sekali lagi bunji Naskah Proklamasi itu: “Kami Bangsa Indonesia dengan ini menjatakan Kemerdekaan Indonesia. Hal-hal jang mengenai pemindahan kekuasaan dan lainlain diselenggarakan dengan tjara saksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja”. Dan dengarkan sekali lagi Pembukaan Undang-undang Dasar ’45: “Bahwa sesungguhnja kemerdekaan itu ialah hak sega­ la bangsa, dan oleh sebab itu maka pendjadjahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan peri-keadilan. Dan perdjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat jang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan Rakjat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerde-kaan Negara Indonesia, jang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.



8/18/2014 9:41:37 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 150



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 150



001/I/14



Atas berkat rachmat Allah jang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaja berkehidupan kebang-saan jang bebas, maka Rakjat Indonesia menjatakan dengan ini kemerdekaannja. Kemudian daripada itu, untuk membentuk suatu Pe­me­­ rin­tah Negara Indonesia jang melindungi segenap bangsa In­do­ne­sia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan un­tuk me­ ma­ djukan kesedjahteraan umum, mentjerdaskan ke­ hi­ dup­an bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia jang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan ke­adilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan, Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-undang Dasar Negara Indonesia, jang berbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia jang berkedaulatan Rakjat dengan berdasar kepada: KeTuhan­an Jang Maha Esa, Kemanusiaan jang adil dan beradab, per­ satu­ an Indonesia, dan kerak­ jatan jang dipimpin oleh hikmat kebidjaksanaan dan per­mus­ja­waratan/perwakilan, serta dengan mewudjudkan suatu keadilan sosial bagi se­ luruh Rakjat Indonesia”. Demikianlah bunji Proklamasi beserta anak-kandungnja jang berupa Pembukaan Undang-undang Dasar '45. Alangkah djelasnja! Alangkah sempurnanja ia melukiskan kita punja Pandangan-Hidup sebagai bangsa,—kita punja TudjuanHidup, kita punja Falsafah-Hidup, kita punja Rahasia-Hidup, kita punja Pegangan-Hidup! Karena itu maka Proklamasi dan Undang-undang Dasar ’45 adalah satu “pengedja-wantahan” daripada kita punja isidjiwa jang sedalam-dalamnja, satu Darstellung daripada kita punja deepest inner self. 17 Agustus ’45 mentjetuskan-keluar satu Proklamasi Ke-merdekaan beserta satu Dasar Kemerdekaan. Proklamasi 17 Agustus ’45 adalah sebenarnja satu Proclamation of Independence dan satu Declaration of Independence. Bagi kita,



8/18/2014 9:41:37 AM



R e -S o -P im



www.boxnovel.blogspot.com 151



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 151



001/I/14



maka naskah Proklamasi dan Pembukaan Undang-undang Dasar’ 45 adalah satu. Bagi kita, maka naskah Proklamasi dan Pembukaan Undang-undang Dasar ’45 tak dapat dipisahkan satu dari jang lain. Bagi kita, maka naskah Proklamasi dan Pembukaan Undang-undang Dasar ’45 adalah loro-loroning atunggal. Bagi kita, maka Proclamation of Independence berisikan pula Declaration of Independence. Lain bangsa, hanja mempunjai Proclamation of Independence sadja. Lain bangsa lagi, hanja mempunjai Declaration of Independence sadja. Kita mempunjai Proclamation of Independence dan Declaration of Independence sekaligus! Proklamasi kita memberikan tahu kepada kita-sendiri dan kepada seluruh dunia, bahwa Rakjat Indonesia telah mendjadi satu Bangsa jang merdeka. Declaration of Independence kita, jaitu terlukis dalam Undang-undang Dasar ’45 serta Pembukaannja, mengikat Bangsa Indonesia kepada beberapa prinsip sendiri, dan mem­ beri tahu kepada seluruh dunia apa prinsip-prinsip kita itu. Proklamasi kita adalah sumber kekuatan dan sumber te­ kad dari­pada perdjoangan kita, oleh karena seperti tadi saja kata­kan, Proklamasi kita itu adalah ledakan pada saat me­mun­ tjak­nya kerahtotal daripada semua tenaga-tenaga nasio­nal, badaniah dan batiniah—fisik dan moril, materiil dan spirituil. Declaration of Independence kita, jaitu Pembukaan Undang-undang Dasar ’45, memberikan pedoman-pedoman tertentu untuk mengisi kemerdekaan nasional kita, untuk melaksanakan kenegaraan kita, untuk mengetahui tudjuan dalam memperkembangkan kebangsaan kita, untuk setia kepada suara-batin jang hidup dalam kalbu Rakjat kita. Maka dari itulah saja tadi tandaskan, bahwa Proklamasi kita tak dapat dipisahkan dari Declaration of Independence kita jang berupa Undang-undang Dasar ’45 dengan pem­ buka­annja itu.



8/18/2014 9:41:37 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 152



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 152



001/I/14



“Proklamasi” tanpa “Declaration” berarti bahwa kemer­ dekaan kita tidak mempunjai falsafah. Tidak mempunjai Dasar Penghidupan Nasional, tidak mempunjai pedoman, tidak mempunjai arah, tidak mempunjai “raison d’être”, tidak mempunjai tudjuan selain daripada mengusir kekuasaan asing dari bumi Ibu Pertiwi. Sebaliknya, “Declaration” tanpa “Proklamasi” tidak punjai arti. Sebab, tanpa kemerdekaan, maka segala mem­ falsafah, segala dasar-dan-tudjuan, segala prinsip, segala “isme”, akan merupakan chajalan belaka,—angan-angan kosong-melompong jang terapung-apung di angkasa raja. Tidak, saudara-saudara! Proklamasi kemerdekaan kita bukan hanja mempunjai segi negatif atau destruktif sadja, dalam arti membinasakan segala kekuatan dan kekuasaan asing jang bertentangan dengan kedaulatan bangsa kita, mendjebol sampai ke akar-akarnja segala pendjadjahan di bumi kita, menjapu-bersih segala kolonialisme dan impe­ ralisme dari tanah-air Indonesia,—tidak, Proklamasi kita itu, selain melahirkan kemerdekaan, djuga melahirkan dan menghidupkan kembali Kepribadian Bangsa Indonesia dalam arti seluas-luasnja: Kepribadian politik, kepribadian ekonomi, kepribadian sosial, kepribadian kebudajaan, pendek-kata Kepribadian Nasional. Kemerdekaan dan Kepribadian Nasional adalah laksana dua anak-kembar jang melengket satu sama lain, jang tak dapat dipisahkan tanpa membawa bentjana kepada masingmasing. Saudara-saudara sekalian! Dengan sengadja saja pada hari keramat ini membe­ berkan kembali di muka saudara-saudara semangat dan arti jang dalam daripada Proklamasi 17 Agustus ’45. Buat apa? Oleh karena saja ingin, supaja saudara-saudara semuanja,



8/18/2014 9:41:37 AM



R e -S o -P im



www.boxnovel.blogspot.com 153



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 153



001/I/14



terutama sekali para pemimpin,—baik pemimpin-pemimpin ketjil maupun pemimpin-pemimpin jang berkaliber gembong, pemimpin-pemimpin di daerah maupun pemimpinpemimpin di ibu-kota, pemimpin-pemimpin partai, organisasi karya, Angkatan Ber­sendjata, pemimpin-pemimpin pemuda dan pemudi, pemimpin-pemimpin wanita, ja pemimpinpemimpin jang bertingkat Menteri sekali pun,—supaja semua­nja menjadari semangat dan arti Proklamasi. Sebab, kesadaran inilah merupakan sumber utama daripada pelaksanaan Amanat Penderitaan Rakjat. Kesadaran inilah merupakan sumber maha-agung jang mendeburkan sosialisme Indonesia. Kesadaran inilah merupakan sumber Tirta-Kentjana jang memantjurkan Manipol-USDEK, jang sekarang sedang kita laksanakan dan pertumbuhkan. Kesadaran inilah dapat kita pakai sebagai sumber untuk menghindari dan menghantam penjelewengan-pen­ je­lewengan setjara besar-besaran, atau untuk mengkoreksi penjelewengan setjara ketjil-ketjilan jang kadang-kadang terjadi di sana-sini. Kesadaran inilah dapat dipakai untuk mengetahui (onder­ kennen) penjelewengan-penjelewengan-besar di masa jang lampau, jang hampir sadja membawa Republik ke dalam kehantjuran. Kesadaran inilah dapat dipakai sebagai perisai-djiwa, agar kita tidak djatuh lagi ke dalam ulangan penjelewenganpenjelewengan tadi. Dan,—ini penting!—kesadaran inilah dapat dipakai sebagai sumber-ilham, sumber-fikiran, sumber-tekad, sumber-tenaga, untuk memberikan sumbangan positif dalam memperkembangkan konsepsi-konsepsi baru dalam Peng­ hidupan Nasional kita jang sekarang sedang tumbuh-hebat dan kita pertumbuhkan itu.



8/18/2014 9:41:37 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 154



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 154



001/I/14



Sekali lagi, semua kita, terutama sekali semua pe­ mimpin-pemimpin, harus menjadari sangkut-paut antara Proklamasi dan Pembukaan Undang-undang Dasar ’45: Ke­merdekaan untuk “ber-satu”; kemerdekaan untuk “ber­ daulat”; kemerdekaan untuk “adil dan makmur”; kemer­ dekaan untuk “memadjukan kesedjahteraan umum”; ke­ mer­ dekaan untuk “mentjerdaskan kehidupan bangsa”; ke­mer­dekaan untuk “ketertiban dunia”’; kemerdekaan untuk “per-damaian abadi”; kemerdekaan untuk “keadilan sosial”; merdekaan jang “berkedaulatan rakjat”’ kemerdekaan ke­ jang “berke-Tuhanan Jang Maha Esa"; kemerdekaan jang “ber­kemanusiaan jang adil dan beradab”; kemerdekaan jang berdasar “persatuan Indonesia”; kemerdekaan jang berdasar “kerakjatan jang dipimpin oleh hikmat-kebidjaksanaan dalam permusjawaratan/perwakilan”; kemerdekaan jang “mewu­ djudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh Rakjat Indonesia”. Semua ini tertjantum dalam Pembukaan Undang-undang Dasar ’45, anak-kandung atau saudara-kembar daripada Pro­ klamasi 17 Agustus ’45. Bagi orang jang benar-benar sadar kita punja “proclamation” dan sadar kita punja “declaration”, maka Amanat Penderitaan Rakjat tidaklah chajalan atau abstrak. Bagi dia, Amanat Penderitaan Rakjat terlukis tjeto-welowelo dalam Proklamasi dan Undang-undang Dasar ’45. Bagi dia, Amanat Penderitaan Rakjat adalah konkrit-mbahnjakonkrit. Bagi dia,—dus bukan bagi orang-orang gadungan—, melak­ sanakan Amanat Penderitaan Rakjat adalah berarti setia dan taat kepada Proklamasi. Bagi dia, mengerti Amanat Penderitaan Rakjat berarti mempunjai orientasi jang tepat hadap Rakjat. Bukan Rakjat sebagai kuda-tunggangan, ter­ tetapi Rakjat sebagai satu-satunja jang berdaulat di Republik Proklamasi, sebagai tertulis di dalam Pembukaan Undang-



8/18/2014 9:41:37 AM



R e -S o -P im



www.boxnovel.blogspot.com 155



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 155



001/I/14



undang Dasar ’45. Menerima Amanat Penderitaan Rakjat berarti: mentjintai Rakjat, memperhatikan kepentingankepentingan Rakjat, mengabdi Rakjat, mendahulukan ke­ pen­ tingan Rakjat daripada kepentingan diri sendiri, atau ke­pentingan kantong sendiri, atau kepentingan pundi-pun­ dian sendiri. Ada pula pemimpin-pemimpin jang men­ je­ rukan kepada Rakjat, supaya Rakjat “awas-awaslah terhadap orang-orang jang memakai Manipol, Djarek, Usdek, dan Amanat Penderitaan Rakjat, hanja sebagai merk sadja”, teta­ pi jang kenjataannja mereka sendirilah mendahulukan ke­ pen­ tingan dewek, mensalah-gunakan kekuasaan untuk menggendutkan kantong dewek. Hai Rakjat, awas terhadap “pemimpin-pemimpin” jang demikian itu! Tidak semua “ketjapnomorsatu” adalah benar-benar nomor satu! Banjak jang tiruan, bung, banjak jang palsu! Dwi-tunggal Proklamasi dan Undang-undang Dasar ’45! Alangkah hebatnja, alangkah mengagumkannja! Memang selalu saja dengang-dengungkan, bahwa Revo­ lusi Indonesia adalah, Revolusi jang “unik”,—satu Revolusi jang “lain daripada jang lain”. Selalu saja katakan, bahwa Revolusi Indonesia adalah Revolusi Multicomplex, Revolusi PantjaMuka, Revolusi jang “a summing up of many revolutions in one generation”. Sudah barang tentu pada waktu itu banjak golongan di luar-negeri mengatakan bahwa saja ini “a little confused”,—sedikit bingung, barangkali sedikit tidak waras otak. Tetapi di dalam negeri pun saja pada waktu itu “kena tjap”. Sebagian dari kaum intelek kita, jaitu golongan intelek jang saja namakan kaum cynici, atau golongan intelek jang tidak mempunjai kesadaran politik, tidak mempunjai “politiek bewustzijn”,—mereka kadang-kadang saja namakan “politiek bewustelozen”,—mengatakan bahwa perkataan saja tadi “omong-kosong” belaka, atau “ngawur”! Ada djuga



8/18/2014 9:41:37 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 156



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 156



001/I/14



jang mengatakan bahwa saja ini seorang “demagog”, dan ada pula jang menjebutkan saja seorang “fraseolog” jang pandai memakai perkataan muluk-muluk seperti “unik”, “multi­complex”, “pantja-muka” dan lain sebagainja itu. Tapi jang paling menjedihkan ialah adanja pada waktu itu kaum intelek-cynici jang mengatakan bahwa saja membelokkan Revolusi Indonesia ke arah “Kiri”, ke arah Rakjat-djembel, ke arah “complex-complexan”, ke arah “A.P.R-A.P.R.-an”, dan lain nja (A.P.R. = Amanat Penderitaan Rakjat). Mereka, sebagai­ kaum cynici ini, rupanja tidak pernah memperhatikan benar-benar isi dan arti Pembukaan Undang-undang Dasar ’45! Mereka rupanja tidak mengerti, bahwa Revolusi kita ini memang sedari asal-mulanja “Revolusi Kiri”, Revolusi Rakjat, Revolusi A.P.R.! Mereka malah memberi titel kepada saja “badjing lontjat”,—sebentar begini sebentar begitu. Mereka, ja apa jang harus saja katakan lagi tentang mereka itu! Mereka lebih baik batja sadja Pembukaan Undang-undang Dasar ’45 setjara mendalam, dan mereka saja andjurkan pula mem­batja kumpulan tulisan-tulisan saja “Di bawah Bendera Revolusi”, jaitu tulisan-tulisan saja sedjak 35 tahun jang lalu. Dan saja kemudian akan menanja kepada mereka: Apakah saja mentjla-mentjle dalam 35 tahun itu, mem-“badjing lontjat”, ganti warna sebagai bunglon, ataukah djustru ada benangmerah jang mendjeludjuri garis-politikku dalam 35 tahun itu? Terserah kepada Rakjat, siapa badjing lontjat siapa bunglon! Saja ulangi lagi: pada permulaan saja berkata bahwa Revolusi Indonesia adalah satu Revolusi jang “unik” dan lain-lain sebagainja, maka di luar negeri dan di dalam negeri ada golongan-golongan jang mengatakan jang bukan-bukan. Tetapi sekarang! Sekarang sesudah Revolusi kita ini berusia lebih dari 15 tahun, saja kira golongan-golongan di luar negeri dan di dalam negeri jang saja maksudkan tadi itu sudah



8/18/2014 9:41:37 AM



R e -S o -P im



www.boxnovel.blogspot.com 157



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 157



001/I/14



banjak mulai insaf tentang kebenaran tafsiran saja mengenai Revolusi Indonesia dibandingkan dengan revolusi-revolusi bangsa lain. Sekarang, dalam perdjalanan saja ke berbagai negara baru-baru ini, nampaklah dengan djelas, bahwa Revo­ lusi kita ini dipeladjari dengan saksama oleh dunia-luar. Ada jang mempeladjarinja sebagai satu fakta fenomen jang amat penting. Ada jang mengambilnja sebagai sumber-pengalaman positif bagi perdjoangan mereka sendiri. Bahkan ada jang mengambil Revolusi Indonesia itu sebagai sumber inspirasi! Bahagialah Rakjat Indonesia! Revolusinja jang meledak pada tanggal 17 Agustus 1945 itu bukan sadja melahirkan kem­bali Kemerdekaan Nasionalnja, tetapi setjara serentak djuga meng-hidupkan kembali Kepribadiannja dalam arti jang seluas-luasnja! Undang-undang Dasar ’45 dengan pem­­ buka­annja itu bukan sekadar hanja merupakan suatu pia­ gam jang setjara juridis-technis dan setjara technis-rechts­ wetenschappelijk-staatswetenschappelijk hendak meng­atur ketatanegaraan kita, bukan sekadar satu pe­ngum­pulan sematamata daripada bagian-bagian Undang-undang Amerika, atau Inggeris, atau Swiss, atau Code Napoleon, melainkan satu Declaration of the National Life of the Indonesian People, satu Falsafah-Hidup daripada Bangsa Indonesia. Banjak negara-negara lain jang baru sesudah mem­ proklamirkan kemerdekaannja atau mentjapai ke­mer­de­ka­ annja, baru memperhatikan penjusunan Undang-undang Dasarnja, jang kadang-kadang memakan waktu bebe­ rapa tahun lamanja. Dan sering pula dalam penjusunan Undangundang Dasar mereka itu, mereka mendjiplak banjak hal-hal dari Undang-undang Dasar Negara asing. Kita tidak demikian! Proklamasi Kemerdekaan kita dan Undang-undang Dasar kita lahir serentak dari dalam guagarbanja Ibu Pratiwi.



8/18/2014 9:41:37 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 158



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 158



001/I/14



Ja, kita tidak mendjiplak! Proklamasi Kemerdekaan kita dan Undang-undang Dasar kita membawa kebidjaksanaan Indonesia tersendiri, membawa konsep hati-nurani Indonesia tersendiri! Saja katakan tadi, Proklamasi Kemerdekaan kita dan Undang-undang Dasar kita mendjalankan FalsafahHidup Bangsa Indonesia,—satu falsafah mengenai hubungan warga Indonesia dengan kata-hatinja dan dengan Tuhannja, hubungan antara warga dengan warga, hubungan antara warga dengan kemilikan materiil jang sekarang kita tuangkan dalam satu konsepsi-lebar jang bernama Manipol/USDEK atau sosialisme Indonesia, hubungan antara warga Indonesia dengan seluruh ummat manusia jang kita simpulkan seba­ gai perikemanusiaan, perdamaian, persahabatan antarbang­sa, keadilan antar-bangsa, bebas dari penghisapan dan penindasan, bebas dari exploitation de l’homme par l’homme dan dari exploitation de nation par nation. Inilah refleksi mutlak daripada Kepribadian Indonesia, jang hidup kembali sedjak Proklamasi 17 Agustus 1945. Sekarang saudara-saudara mengarti mengapa kita njeleweng sedjak kita meninggalkan Undang-undang Dasar ’45 dan memakai “Undang-undang Dasar Sementara”. Sekarang saudara-saudara mengarti dan dapat menilai penjelewengan daripada beberapa anggota Konstituante dahulu, jang ingin merobah bendera merah-putih, ingin merobah lagu Kebangsaan Indonesia Raja, ingin merobah dasar-dasar Negara. Sekarang saudara-saudara dapat mengarti pertumbuhan Revolusi kita di masa datang, pertumbuhan Revolusi kita selandjutnja, dan —bahwa Penghidupan kita selandjutnja tak dapat dipisahkan dari sedjarah Perdjoangan Nasional, dus tak dapat dipisahkan dari Amanat Penderitaan Rakjat jang sedari mulanja tertjermin dalam Perdjoangan Nasional itu,



8/18/2014 9:41:38 AM



R e -S o -P im



www.boxnovel.blogspot.com 159



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 159



001/I/14



malahan tak dapat dilepaskan dari sedjarah Indonesia dari zaman jang lebih lampau daripada Perdjoangan Nasional itu. Ja benar, ada kalanja warisan-warisan pemikiran dan warisan-warisan sosial dari nenek-mojang kita itu tidak se­ suai lagi dengan tuntutan zaman. Tetapi tidak mengapa! Apa jang harus kita kesampingkan, kesampingkanlah, dan apa jang dapat kita perbaiki, robahlah menurut sjarat-sjaratnya zaman! Tetapi apa jang berbahaja ialah anggapan, bahwa segala apa jang asli-Indonesia itu sudah lapuk dan tidak baik lagi. Sikap jang demikian ini berbahaja, oleh karena ia menjebabkan bahwa kita ini nanti hidup di atas kekosongan, hidup tanpa landasan nasional, hidup ontworteld tanpa akar, hidup “uprooted from our origin”.—Hidup “klejang-klejang gumantung tanpa tjantelan”. Bangsa jang demikian itu tidak hanja kehilangan dasar jang sehat untuk bertumbuh, tanpa bumi, tanpa sumber—, akan tetapi lebih daripada itu: ia, mau tak mau, besok pagi atau besok lusa, nistjaja akan mendjadi permainan dan adjang-kelananja kekuatan-kekuatan asing, baik di lapangan politis maupun di lapangan ekonomis, di lapang­an sosial maupun di lapangan kebudajaan. Bangsa jang demikian itu di segala lapangan tidak mempunjai roman-muka sendiri. Roman-mukanja bukan satu tjerminan daripada Isi Sendiri, tetapi satu peringisan daripada Asing. Alangkah terharunja hati saja tatkala saja mengundjungi suatu museum di Mexico-city. Museum itu ialah museum Sedjarah Perdjoangan Nasional Mexico. Saja terharu, tidak hanja oleh karena tiap hal di museum itu tersusun amat rapih dan bermutu-kesenian tinggi, akan tetapi oleh karena saja, tatkala hendak keluar dari museum itu, tertarik oleh katakata salam-perpisahan jang dituliskan pada gerbang-penutup daripada museum itu. Pada waktu itu, saja minta kepada



8/18/2014 9:41:38 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 160



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 160



001/I/14



anggota-anggota rombongan saja, supaja memperhatikan djuga kata-kata jang indah dan bermakna-dalam itu. Bunjinja ialah sebagai berikut: “We leave the museum behind, but not history, because history continues with our life. The motherland is a continuity, and we are all labourers toiling for its greatness. Out of the past we receive the strength required for the present, out of the past we receive the purpose and the encouragement for the future. Let us then realise the responsibilities for freedom, in order to deserve more and more the honour of being Mexicans”. Terdjemahannja adalah sebagai berikut: “Kita meninggalkan museum, akan tetapi tidak mening­ gal­kan sedjarah, oleh karena sedjarah berdjalan terus dengan penghidupan kita. Tanah tumpah darah merupakan suatu kelangsungan, dan kita semua adalah karyawan jang bekerdja untuk kebesarannja. Dari zaman lampau kita menerima ke­­ ku­­atan jang dibutuhkan untuk zaman sekarang, dari zaman lampau kita menerima niat dan dorongan buat hari depan. Marilah kita menjadari rasa tanggung-djawab jang ber­ sangkutan dengan kemerdekaan, agar kita makin patut menerima kehormatan bernama warga bangsa Mexico”. Saudara-saudara, perhatikan kebidjaksanaan bangsa Mexico ini dalam mentjari kekuatan untuk perdjoangannja. Memang! Sumber kekuatan kita bukan hanja kekajaan alam jang berlimpah-limpah di tanah-air kita ini. Sumber kekuatan kita bukan hanja djumlah Rakjat kita jang berpuluh-puluh djuta. Sumber kekuatan kita bukan hanja letak geografis negeri kita jang strategis di antara dua benua dan dua samudera. Sumber kekuatan kita bukan hanja ilmu teknik jang sedang kita pertumbuhkan. Sumber kekuatan kita adalah di dalam Semangat dan Djiwa Bangsa. Sumber kekuatan



8/18/2014 9:41:38 AM



R e -S o -P im



www.boxnovel.blogspot.com 161



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 161



001/I/14



kita tertimbun dalam sedjarah perdjoangan Bangsa, dalam semangat Proklamasi, bahkan djuga dalam sedjarah nasional jang kita warisi dari nenek-mojang jang telah mangkat. Sega­ la kebidjaksanaan jang ditinggalkan oleh sedjarah, segala tekad, segala semangat jang mendjadi api-pembakar dari­ pada perdjoangan kita jang telah lampau, ini semua harus didjadikan tulang-punggung daripada Kepribadian Nasional Indonesia. Djika saudara sudah merdeka, ingatlah kepada pahitpedih­nja perdjoangan menentang pendjadjahan di masa lam­ pau, agar saudara tetap ichlas memberikan segala bantuan kepada perdjoangan bangsa-bangsa jang masih ditindas. Djika saudara sudah kaja, ingatlah kepada pahitnja ke­ mis­ kinan sendiri di masa silam, agar saudara tetap mendjalankan keadilan terhadap orang jang masih melarat. Djika saudara sudah terpeladjar, ingatlah kepada ke­ adaan sedih tatkala saudara masih bodoh, agar saudara dapat merasakan kesengsaraan orang-orang jang buta-huruf. Atji dan sari daripada perkataan saja ini ialah, bahwa meresapkan sedjarah perdjoangan jang penuh dengan kor­ banan-korbanan jang pahit-pedih itu berarti djuga me­resap­ kan keadilan, dan dengan meresapkan keadilan, meresapkan adilnja Amanat Penderitaan Rakjat, dan dengan meresapkan adilnja Amanat Penderitaan Rakjat, meresapkan tanggungdjawabmu terhadap Amanat Penderitaan Rakjat. Saudara-saudara! Demikianlah pokok-makna Proklamasi dengan seluruh falsafah-falsafah Undang-undang Dasar ’45 jang bersangkutpaut dengan Proklamasi itu. Maka itu tepat-maha-tepatlah, bahwa kita pada 5 Djuli 1959 kembali kepada Undang-undang Dasar ’45. Dengan kem­bali kita kepada Undang-undang Dasar ’45 itu, maka kita



8/18/2014 9:41:38 AM



P anca A zimat R evolusi



Pedoman untuk melaksanakan amanat penderitaan rakjat



Upacara Penyangkulan Pertama Pembangunan Nasional Semesta, 1 Januari 1961.



www.boxnovel.blogspot.com 162



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 162



001/I/14



menemukan kembali Revolusi kita,—re-discover our Revo­ lution—,menemukan kembali Revolusi kita, jang sedjak tahun 1950 kita tinggalkan, dan kita lupakan, dan kadangkadang kita durhakai. Saudara-saudara masih ingat sedjarah peninggalan, pelu­paan, dan pendurhakaan itu. Hari-mulainja ialah K.M.B. Sedjak itu, maka liberalisme menjelinaplah dalam tubuh Indonesia, dan djiwa Revolusi amblas samasekali ke awangawang. Apinja padam samasekali, debunja terbang ke manamana mendjadi pupuk-suburnja keserakahan perseorangan, egoisme partai, dan penjeleweng-penjelewengan. Sedih saja melihat hal ini, dan pada tanggal 17 Agustus 1957 saja membentakkan saja punja “halt”, saya punya “stop!” Inilah perkataan jang saja pakai dalam pidato 17 Agustus 1957 itu:



8/18/2014 9:41:38 AM



R e -S o -P im



www.boxnovel.blogspot.com 163



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 163



001/I/14



“Sistim politik jang kita anut, tidak memberikan manfaat kepada masjarakat banjak. Kita harus tindjau kembali sistim itu, kita harus herzien sistim itu. Ja, tindjau kembali sistim itu. Dan menggantinja dengan satu sistim jang lebih sesuai dengan kepribadian bangsa kita, lebih memberi pimpinan ke arah tudjuan jang satu itu, jaitu masjarakat keadilan sosial. Berilah bangsa kita satu demokrasi jang tidak liar! Berilah bangsa kita satu demokrasi gotong-rojong jang tidak djegal-djegalan! Berilah bangsa kita satu demokrasi “met leiderschap” ke arah keadilan sosial! Berilah bangsa kita satu demokrasi terpimpin! Sebab demokrasi jang membiarkan seribu matjam tudjuan bagi golongan atau perseorangan, akan menenggelamkan kepen­tingan Nasional dalam arusnja malapetaka!" Demikian bunji suara saja tatkala saja membentakkan stop! Tidak tanpa sengadja saja menamakan pidato 17 Agustus 1957 itu “Satu tahun penentuan”, – “A Year of Decision”. Ja! kalau kita ingin menjelamatkan Revolusi pada waktu itu, kita harus berani mengambil penentuan. Kalau kita ingin hidup terus sebagai Bangsa dan Negara pada waktu itu, dan tidak mati konjol di tengah djalan, kita harus berani mengambil penen-tuan. Dan musuh tahu penentuan apa jang hendak kita ambil, dan orang-orang Indonesia jang keblinger dan kontra-revo­ lusioner pun mengetahui penentuan apa jang akan kita adakan. Maka mereka mengadakan tentangan dan tantangan terhadap penentuan itu, mereka mengadakan challenge dan re-challenge terhadap penentuan itu. Mereka achirnja meng­ adakan pemberontakan P.R.R.I.–Permesta, dengan disokong oleh subversi asing.



8/18/2014 9:41:38 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 164



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 164



001/I/14



Bagaimanakah djawaban kita pada challenge jang amat hebat ini? Seluruh dunia pada waktu saja mengutjapkan pidato 17 Agustus 1958 memasangkan telinga, untuk men­ dengar suara apa jang akan datang dari Indonesia, jang baru sadja mendapat pukulannja challenge jang dahsjat itu? Mereka, seluruh dunia itu, dan sudah barang tentu musuh, dan orang-orang Indonesia jang keblinger, ingin tahu apakah suasana kita “suasana keadaan jang tertekan, suasananja Rakjat yang baru sadja dapat pukulan-pukulan di badannja, babak-belur, babak-bundas? Apakah suara kita suara Rakjat jang telah remuk-redam dalam djiwanja, suara Rakjat jang telah megap-megap?” Tidak! Kita tidak dalam keadaan tertekan, kita tidak remuk-redam dalam djiwa, kita tidak megap-megap! Kita dalam pidato 17 Agustus 1958 itu malahan menjatakan tekad kita jang tegas-keras laksana badja. Dalam pidato 17 Agustus 1958 itu, jang saja dengan sengadja beri djudul “Tahun Tantangan”,—“A Year of Challenge”—,saja berkata: “Kita mutlak berdiri di fihak menjelamatkan Negara Kesatuan, mutlak hendak kembali kepada Kepribadian sendiri, mutlak berdiri di fihak merealisasikan masjarakat jang adil dan makmur tanpa penindasan dan penghisapan, mutlak berdiri di fihak memperdjoangkan satu Dunia Baru, social justice dan political justice untuk segala bangsa. Nasional kita bersikap sintetis menjelamatkan Kesatuan Negara dan menjelamatkan kepribadian nasional serta merealisasikan keadilan nasional,—internasional kita bersikap sintetis memperdjoangkan persaudaran bangsa-bangsa dan keadilan sosial. Nasional kita setia kepada Pantja Sila,—internasional kita setia kepada Pantja Sila. Nasional kita setia kepada Proklamasi,—internasional kita setia kepada Proklamasi”. Demikianlah djawaban jang kita berikan kepada segala tentangan dan tantangan terhadap Revolusi kita itu. Dan



8/18/2014 9:41:38 AM



R e -S o -P im



koleksi iwan siswo



karena djawaban jang tegas dan tepat ini, dan atas dasar djawaban jang tegas dan tepat ini, maka Revolusi kita pada achir tahun 1958 itu dapat diselamatkan, dapat “survive”, meskipun belum mentjapai kemenangan terachir setjara keseluruhan. Apalagi dalam tahun 1959. Operasi-operasi fisik Angkat­ an Perang kita untuk menentang pemberontak-pemberontak itu diberi landasan politik-psychologis jang sangat kuat. Apakah landasan politik-psychologis itu? Landasan itu ialah Dekrit Presiden/ Panglima Tertinggi 5 Djuli 1959, jang menentukan kembali kepada Undang-undang Dasar ’45, dan pembubaran Konstituante.



www.boxnovel.blogspot.com 165



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 165



001/I/14



Majalah Times menerbitkan sampul bergambar Sukarno dan mengangkat judul "Indonesia: Djago, the Rooster" pada Maret 1958.



8/18/2014 9:41:38 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 166



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 166



001/I/14



Serentak Rakjat Indonesia dengan kembali kita kepada Undang-undang Dasar ’45 itu lantas laksana mendapat “Wahju Tjakraningrat” kembali, serentak djiwa Revolusi jang tadinja laksana padam itu lantas hidup kembali dan bangkit kembali! Maka pada 17 Agustus 1959 saja mengutjapkanlah satu pidato jang berhubung dengan hidup-kembalinja djiwa Revolusi itu, saja namakan “Penemuan kembali Revolusi kita”,—“The rediscovery of our Revolution”. Pidato 17 Agustus 1959 inilah oleh Rakjat diberi nama “Manifesto Politik”,—“Manipol”,—dengan inti-sarinja jang oleh Rakjat pula dinamakan “Usdek”. Dan “Manifesto Politik” inilah jang oleh M.P.R.S. kemudian disjahkan mendjadi garisbesar haluan Negara. Datang 1960, tahun jang dekat di belakang kita. Dalam tahun 1960 itu, tidak hanja kemenangan-terachir setjara fisik sudah mulai nampak, dan penjelewengan mental sudah dapat buat sebagian besar dihentikan, tetapi pertumbuhan haluan Manipol/USDEK sudah nampak njata,—bukan sadja setjara penjebaran mental di kalangan Rakjat di mana-mana, tetapi djuga di dalam prakteknja penghidupan Rakjat sehari-hari, Manipol/USDEK itu mulai tumbuh setapak-demi-setapak. Oleh karena itulah, maka saja pada tanggal 17 Agustus 1960 dapat mendjadikan pidato jang saja namakan “Laksana Malaekat menjerbu dari langit Djalannja Revolusi kita”, jang oleh Rakjat pula diberi nama “Pidato Djarek”. Dan sekarang, saudara-saudara, kita berdiri di atas penanggalan 17 Agustus 1961. Dua windu usia Republik. Tudjuh belas kali tudjuh belas Agustus kita alami. Lebih dulu saja mengutjapkan sjukur ke hadirat Tuhan Jang Maha Esa atas perlindungan-Nja kepada Republik dan kepada saja selama ini, dengan doa agar kita diperlindungi-Nja pula seterusnja. Dan saja mengutjapkan terima kasih jang sedalamdalamnja kepada saudara -saudara semua, atas kesediaan dan



8/18/2014 9:41:38 AM



R e -S o -P im



koleksi iwan siswo



Sukarno, 1960-an.



www.boxnovel.blogspot.com 167



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 167



001/I/14



keinsafan saudara-saudara untuk mengikuti pimpinan saja, dan atas kerelaan dan pengorbanan saudara-saudara dalam menghadapi dan mengatasi segala rintangan, sehingga kini Alat Perdjoangan Bangsa Indonesia mendjadi lebih lengkap lagi,—jaitu: Pertama: Revolusi, Kedua: Konsepsi Nasional Progresif jang terintikan dalam Undang-undang Dasar ’45 dengan Pembukaannja, dan dibeberkan dalam Manipol/ USDEK. Malahan perlengkapan ini beberapa bulan jang lalu dikomplitkan dengan nomor tiga: pimpinan Revolusi: kepada saja dipertjajakan oleh M.P.R.S. (atas nama saudara-saudara) tugas sebagai Pemimpin Besar Revolusi dan Mandataris M.P.R.S. Dengan demikian maka—saja bitjara lepas dari sudut pribadi—sjarat-sjarat mental daripada perdjoangan kita sungguhlah mendjadi lengkap! Jaitu: kesatu : Revolusi. kedua : Ideologi Nasional Progresif (jaitu U.U.D. ’45 + Manipol/USDEK). ketiga : Pimpinan Nasional.



8/18/2014 9:41:38 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 168



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 168



001/I/14



Hukum “Kesatuan-tiga” ini adalah hukum buat segala bangsa. Hukum ini adalah hukum universil. Hukum ini bukan hanja hukum buat bangsa Indonesia sadja. Tidak ada satu bangsa bisa mendjalankan perdjoangan besar untuk merobah setjara radikal satu keadaan lapuk mendjadi satu keadaan baru, tanpa dipenuhinja tiga sjarat ini: kesatu: Revolusi, kedua: Ideologi Nasional Progresif, ketiga: Pimpinan Nasional. Artinja: sesuatu Perdjoangan Besar untuk Perobahan Besar jang radikal, harus dengan Revolusi, harus dengan Ideologi Nasional jang Progresif, harus dengan satu Pimpinan Nasional jang tegas. Sekali lagi: tidak ada Perdjoangan Besar untuk Perobahan Besar jang radikal dapat berdjalan baik tanpa kesatuan-tiga ini! Tidak ada mungkin Perdjoangan Besar itu lantjar dan berhasil, tanpa Tritunggal ini. Demi keselamatannja Perdjoangan, lantjarnya Perdjoangan, berhasilnja Perdjoangan, maka tiga hal ini merupakanlah satu keseluruhan, satu kesatuan, satu ketunggalan, jang tak dapat dipisah-pisahkan satu sama lain. Sedjarah dan prakteknja semua Perdjoangan Besar di seluruh dunia menundjukkan kebenarannja hal ini. Di mana sesuatu Perdjoangan Besar berhasil, di situlah tampak adanja Tritunggal itu. Di mana sesuatu Perdjoangan berdjalan seret, atau tidak berhasil, di situlah tampak tidak dipenuhinja sjarat “Tritunggal” itu. Ada bangsa jang berrevolusi, dan djuga mempunjai pimpinan nasional, tetapi tidak mempunjai konsepsi atau ideologi nasional,—revolusinja tak tahu arah, dan mendjadi teletele. Ada bangsa jang berrevolusi, dan mempunjai konsepsi atau ideologi nasional, tetapi tidak mempunjai pimpinan nasional, di situ revolusinja seperti tentara tanpa djenderal, dan revolusinja mendjadi seperti sekadar api-mengangah di dalam sekam dan tak mentjapai apa-apa ketjuali asap jang mengepul ke sana-sini.



8/18/2014 9:41:38 AM



R e -S o -P im



www.boxnovel.blogspot.com 169



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 169



001/I/14



Ada bangsa jang mau mengadakan perobahan besar jang terperintji rapih dan mempunjai pula pimpinan nasional, tapi tidak hendak mengadakan perobahan besar itu setjara radikal revolusi,—dan “perobahan besar” jang dikehendakinja itu berupalah sekadar hanja reform-reform ketjil d isana-sini. Kita sekarang tidak begitu! Kita sekarang,—lagi saja bitjara lepas dari sudut pribadi—, mempunjai Tritunggal itu. Tritunggal “ril”. Tritunggal R.-I.-L. Tritunggal “Revolution, Ideology, Leadership”. Atau Tritunggal “Re-so-pim”: “Revolusi, Sosialisme, Pimpinan Nasional”. Dengan ini, boleh kita merasa bangga. Tetapi djangan kita merasa puas. Sebab Tritunggal itu baru berupa pemenuhan satu sjarat. Hasil masih harus diperdjoangkan. Kemenangan masih harus diperdjoangkan. Tritunggal hanjalah satu sjarat untuk lantjarnya dan nanti berhasilnja perdjoangan. Djikalau perdjoangan tidak didjalankan, djikalau kesulitan-kesulitan tidak kita hantam, djikalau rintangan-rintangan tidak kita gempur, djikalau segala potensi-fisik kita dan segala energimental kita tidak kita kerahkan, djikalau segala keuletan kita tidak kita pentangkan sampai mentjapai spanning jang setinggi-tingginja, djikalau keringat kita tidak kita peras sampai ketes-ketes membasahi bumi, maka kemenangan tidak akan tertjapai, perdjoangan tidak akan berhasil. Djanganlah puas djika mentjapai sesuatu kemenangan! Tiap kemenangan dalam satu tingkat perdjoangan, hanjalah merupakan satu tambahan modal, satu tambahan-alat bagi perdjoangan dalam tingkat jang kemudian! Tetapi bagaimanapun djuga, bolehlah kita bergembira dengan situasi Revolusi kita sekarang ini. Rajakanlah 17 Agustus sekarang ini dengan meriah dan gembira, sebab situasi Revolusi sekarang ini memberi Harapan bagi masamasa jang akan datang. Djika kemeriahan tadi tak dapat



8/18/2014 9:41:38 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 170



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 170



001/I/14



ditjapai setjara lahir, namun kita, karena Harapan jang baik itu, bisa merasa meriah setjara batin. Dan kemeriahan batin memberi kesegaran kepada semangat dan kepada tekad untuk melandjutkan perdjalanan mendaki gunung. Saudara-saudara! Pandjang-lebar saja beberkan lukisan perdjoangan kita jang telah lampau. Pandjang-lebar saja meng-adjak saudara-saudara menoleh kebelakang, melihat sedjarah dan pengalaman-pengalaman dalam perdjalanan jang telah liwat. Sekarang kita menghadapkanlah mata kemuka, sebab kita hendak berdjalan terus, melandjutkan perdjalanan mendaki gunung. Jang lampau, jang sekarang, jang di muka,—ketigatiganya bersangkut-paut satu sama lain. Perdjoangan Nasio­ nal merupakan satu kelangsungan (satu continuiteit), se­ba­gaimana djuga Sedjarah Nasional merupakan satu ke­ lang­sungan atau continuiteit. Karena itu maka saja selalu meng­adjak menoleh ke belakang, menilai keadaan sekarang, mengarahkan mata ke hari depan. Bagaimana situasi sekarang? Persjaratan perdjalanan kita sekarang sudah lengkap: Ril–R.I.L. “Revolution, Ideology, Leadership”. Atau Re-so-pim, jaitu “Revolusi, Sosialisme, Pimpinan Nasional”. Dengan lengkapnja persjaratan per­ djalanan itu, sekarang kita boleh berdjalan terus. Malah alat-alat perdjalanan pun sudah kita miliki semuanja ala kadarnja: Kesatu : Sudah barang tentu R.I.L.—Revolution, Ideology, Leadership,—atau Re-so-pim: Revolusi, Sosialisme, Pimpinan Nasional. Kedua : Alat-alat teknis, jang berupa skill dan alatalat industri. Ketiga : Modal, jang berupa kekajaan materiil, manpower, dan lain sebagainja.



8/18/2014 9:41:38 AM



R e -S o -P im



www.boxnovel.blogspot.com 171



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 171



001/I/14



Keempat : Angkatan Bersendjata jang lumajan. Kelima : Kerdja-sama dengan dunia luar. Dan sebagainja lagi, dan sebagainja lagi. Dengan adanya alat-alat ini, maka perdjalanan kita itu, asalkan penggerakan tekad dan energi tjukup, bisalah berlangsung dengan tidak nguler-kambang. Maka djagalah djangan sampai ada kemerosotan dalam pemakaian alat-alat itu: a. Konsolidirlah selalu segala alat perjdoangan. b. Maksimalkanlah dan perluaskanlah selalu pemakaian perdjoangan. c. Perbaikilah dan sempurnakanlah selalu mutunja alat perdjoangan. d. Koreksilah selalu djikalau ada kesalahan atau kekeliruan da-lam pemakaian alat perdjoangan. Apa artinja ini? Artinja ialah: bahwa dalam keaktivan kita sehari-hari mendjalankan Perdjoangan Nasional jang pada pokoknja ialah melaksanakan Amanat Penderitaan Rakjat, tidak ada hal atau tidak banjak hal jang dapat dilaksanakan setjara routine. Buanglah djauh-djauh “semangat routine” ini, buanglah djauh-djauh amtenarisme, buanglah djauhdjauh pegawai-isme jang tak berdjiwa dan tak berinisiatif. Buanglah djauh-djauh semua “ndoro-isme”, dan sebaliknja: buanglah djauh-djauh pula semua “sumuhun dawuh-isme”! Tiap-tiap alat harus dipertumbuhkan, oleh karena masalahmasalah pun terus-menerus muntjul dan bertumbuh. Tiaptiap tjara-kerdja jang statis harus ditinggalkan, oleh karena kestatisan akan membawa kita terbentur pada satu realitet dalam masjarakat jang amat dinamis. Tiap-tiap Konsepsi,— apa lagi Konsepsi sosialisme, jang sekarang sudah ditetapkan oleh Madjelis Tertinggi daripada Negara—, sekarang harus dilaksanakan di daerah-daerah, di kabupaten-kabupaten, di ketjamatan-ketjamatan, di kota-kota, di desa-desa.



8/18/2014 9:41:38 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 172



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 172



001/I/14



Ini minta satu approach jang dinamis dan dialektis, satu tjara-kerdja jang dinamis dan dialektis. Dinamis, oleh karena masjarakat bertumbuh setjara dinamis. Misalnja taraf pendidikan bertumbuh setjara dinamis, djumlah murid bertumbuh setjara dinamis, kemadjuan teknis bertumbuh setjara dinamis, djumlah penduduk ber­ tum­ buh setjara dinamis, kesadaran Rakjat bertumbuh setjara dinamis, tuntutan-tuntutan hidup bertumbuh setjara dinamis. Tidaklah saja menamakan Revolusi kita ini “Revolusituntutan-meningkat”, atau Inggerisnja “a Revolution of rising demands?” Siapa jang tidak dinamis, tak mungkin akan dapat meladeni pertumbuhan masjarakat jang amat dinamis itu! Dan dialektis? Dialektis, oleh karena segala pertumbuhan selalu men­ djadi dialektis dengan timbulnja persoalan-persoalan-pe­ nentang, jaitu dengan timbulnja contradicties. Kemadjuan, per­­baikan, kemenangan pun menimbulkan persoalan-per­ soalan-penentang, atau contradicties, jang segera harus diha­ dapi dan dipetjahkan, agar tidak mendjadi rintangan bagi per­tumbuhan selandjutnya. Siapa jang tidak dialektis, tak mungkin dapat meladeni dengan segera segala contradicties itu! Lebih-lebih dalam penjelenggaraan sosialisme! Tjarapemikiran dan tjara-kerdja jang dinamis dan dialektis sangat­ lah dibutuhkan dalam penjelenggaraan sosialisme itu: tak boleh kita dalam penjelenggaraan sosialisme itu berfikir dan bekerdja setjara statis: tak boleh kita bekerdja tanpa inisiatif, jaitu setjara routine. Dalam penjelenggaraan sosialisme tak ada tempat bagi amtenarisme dan pegawaiisme, tak ada tempat bagi burokratisme dan uler-kambang-isme. Tiap hari harus melahirkan inspirasi; tiap hari harus melahirkan kon­ sepsi; tiap hari harus melahirkan idee jang lebih baik daripada



8/18/2014 9:41:39 AM



R e -S o -P im



www.boxnovel.blogspot.com 173



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 173



001/I/14



idee kemarin, sebagai kelandjutan daripada hasil-hasil-karya hari kemarin! Saudara-saudara! Pemerintah dalam rapat-pleno D.P.R.G.R. pada tanggal 5 Djuli jang lalu telah memberi keterangan mengenai situasi Negara pada dewasa ini. Chusus dalam hal keuangan, ke­ terangan itu agak-agak bernada mineur. Tetapi djanganlah heran! Sebab, di masa jang lampau, kegiatan nasional kita terpaksa terbagi-bagi: Ketjuali membangun, kita harus menjelamatkan Negara dari pemberontakan dan subversi asing. Ketjuali membangun, kita harus mengamankan daerahdaerah dari gerombolan-gerombolan jang menggarong dan mengganas. Ketjuali membangun, kita harus mendjebol sisa-sisa lama dari alam kolonial, jang membikin golongan-golongan ber­ sikap reformistis, konservatif, liberal, kadang-kadang kon­tra­revolusioner. Ketjuali membangun, kita harus menanam dasardasar baru jang merupakan sjarat mutlak bagi suatu Negara Merdeka seperti Indonesia, dengan penduduk 92 djuta, begitu luas dalam daerahnja, begitu kaja-raja dalam alamnja. Ketjuali membangun, kita harus berdjoang menjele­ saikan persoalan Irian Barat. Pendek-kata, dalam masa jang lampau, perhatian dan kegiatan kita terpaksalah terbagi antara apa jang tempo hari saja namakan destruksi dan konstruksi. Di satu fihak mendjebol dan menghantjurkan anasir-anasir, fikiranfikiran, kekuatan-kekuatan jang mengantjam keselamat­an Negara,—mendjebol dan menghantjurkan kolonialisme dan imperialisme, di lain fihak membangun di lapangan materiil, organisatoris-materiil, fisik, mental dan lain sebagainja.



8/18/2014 9:41:39 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 174



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 174



001/I/14



Maka djika saja lihat dari Anggaran Belanja dan Ang­­gar­ an Per­usahaan, saja kira lebih dari 50% dari kegiatan nasional kita masih harus kita tudjukan kepada “penghantjuran” itu: peng-hantjuran segala hal jang membahajakan keselamatan Ne­gara atau melambatkan perdjoangan nasional, baik jang berupa penjele-wengan-penjelewengan, maupun pemberon­ takan-pemberontakan, maupun subversi asing, maupun sisasisa fikiran konvensionil atau kontrarevolusioner dari zaman kolonial dan liberal. Artinja: Lebih dari 50% kegiatan nasional masih harus di­peruntukkan perdjoangan destruksi, jang memang perlu! Berapa prosen di negara-negara jang sudah “djadi” atau jang sudah aman? Umumnja di negara-negara jang sudah “djadi” itu, lebih dari 90% kegiatan nasionalnja dipakai untuk kon­ struksi, rekonstruksi, dan maintenance, dan hanja 5 à 10% sadja dipakai untuk menghantjurkan gedjala-gedjala jang ber­bahaja. Tetapi kita di Indonesia? Kita di Indonesia ter­ paksa harus mensekaliguskan destruksi dan konstruksi, men­ sekali­gus­kan penghantjuran dan pembangunan! Tetapi itu pun satu keharusan,—keharusannja Revolusi. Sebab Revolusi adalah, sebagai jang sudah sering saja katakan, djustru kelana-bersama-nja destruksi dan konstruksi di dalam satu kiprah jang simultan! Itulah pula sebabnja saja selalu berkata bahwa bangsa Indonesia ingin setjara sekaligus melaksanakan satu Revolusi jang bermatjam-matjam warna, satu revolusi pantjamuka, satu Revolusi jang multicomplex. Dan memang kesekaligusan itu­lah djalan jang paling djitu dan paling tjepat untuk men­ tjapai satu Negara jang kuat dan santausa, dengan ber-isi-kan satu masjarakat jang adil dan makmur tanpa penghisapan dan penindasan. Tentu sadja, ada orang-orang di dalam negeri jang mengeritik saja tentang “kesekaligusan” ini. Tetapi djumlah



8/18/2014 9:41:39 AM



R e -S o -P im



Gambar Sukarno dalam mata uang kertas.



uang-kuno.com



uang-kuno.com



www.boxnovel.blogspot.com 175



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 175



001/I/14



uang-kuno.com



8/18/2014 9:41:39 AM



Gambar Sukarno dalam mata uang kertas.



uang-kuno.com



uang-kuno.com



www.boxnovel.blogspot.com



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 176



001/I/14



uang-kuno.com



8/18/2014 9:41:39 AM



R e -S o -P im



www.boxnovel.blogspot.com 177



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 177



001/I/14



mereka sedikit sekali. Althans mereka tidak dari kalangan progresif, dan tidak seorang pun dari mereka itu dari kalangan proletar atau kalangan djembel. Mereka, beberapa gelintir manusia itu, adalah orang-orang jang zoogenaamd intelektuil, jang setengah konjol karena terlalu banjak minum tjekokannka buku-buku tentang “ilmu ketatanegaraan”,— sudah barang tentu ilmu ketatanegaraan bordjuis dan liberal dan ... Belanda! Di luar negeri saja mendapat pengalaman lain! Saudarasaudara mengetahui, bahwa beberapa bulan jang lalu saja telah mengadakan perdjalanan ke luar-negeri dua setengah bulan lamanja, satu perdjalanan jang biasanja orang disebutkan perdjalanan muhibbah, tetapi jang sebenarnja ialah satu perdjalanan muhibbah + perdjoangan + testing. Tiap-tiap kali saja sebagai Presiden mengadakan per­dja­ lanan ke luar-negeri maka saja membawa bekal,—membawa “sangu”—, jang berupa modal nasional. Dan terutama seka­li ini kali, maka modal nasional itu saja pergunakan untuk bermatjam-matjam hal. Saja pergunakannja untuk diperlihatkan, diperkenalkan. Saja pergunakannja pula untuk diperdagangkan, seperti misalnja kekajaan alam Indonesia. Dan saja pergunakannja pula untuk diperdjoangkan, seperti misalnja pembebasan Irian Barat. Dan saja pergunakannja pula untuk diudji, ditest di luar-negeri, tentang keberaniannja atau kesalahannja. Saudara-saudara mengarti: Makin berhasil perdjoangan kita di dalam-negeri, makin besar Modal Nasional jang bisa saja bawa ke luar-negeri. Sebagai tadi saja katakan: Untuk diperlihatkan, untuk diperdagangkan, untuk diperdjoangkan, untuk ditest. Dahulu, modal apa jang saya bawa ke luar-negeri? Dulu saja membawa:



8/18/2014 9:41:39 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 178



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 178



001/I/14



Keindahan alam Indonesia. Kekajaan alam Indonesia. Aspirasi dan Tekad daripada Perdjoangan Indonesia. Tetapi ini kali saja djuga sudah dapat membawa hasilhasil-pertama daripada Perdjoangan Bangsa Indonesia, jaitu tertjapainja dasar-dasar Konsepsi buat Revolusi kita, Kenegaraan kita, dan Kebangsaan kita. Di situlah saja tondjolkan-kemuka Kesekaligusan Revolusi kita itu, itu, multicomplexiteit daripada Revolusi kita,—jaitu Ideologi Nasional kita jaitu Pantja Sila/Manipol/USDEK, Konsepsi Ril jaitu Revolution-Ideology-Leadership, Demokrasi Ter­ pim­pin, dan lain sebagainja, dan saja tondjolkan-kemuka bah­ wa Konsepsi-konsepsi ini bukan masih dalam taraf diperdjoangkan, atau hanja dimiliki oleh berbagai golongan— tidak! Konsepsi itu sudah mendjadi Konsepsi Nasional, sudah men­jadi milik Bangsa Indonesia setjara keseluruhan, sudah mulai dilaksanakan, dengan hasil jang amat baik. Pendekkata saja tondjolkan, bahwa sudah mendjadi kenjataan: Satu: Bahwa Indonesia, djuga sesudah merdeka sebagai Republik, akan tetap bertumbuh atas dasar Revolusi,—jaitu Revolusi jang multicomplex. Dua: Bahwa penghidupan Nasional didasarkan atas Pantja Sila, djelasnja Manipol/USDEK = Sosialisme Indonesia. Tiga: Bahwa Amanat Penderitaan Rakjat dilaksanakan di bawah satu Pimpinan Nasional. Konsepsi ini, dan pelaksanaannja, saja test kebenarannja ketika saja berada di luar-negeri, melalui matjam-matjam djalan. Ada dengan djalan observasi, jaitu dengan djalan mem­­ buka mata dan memasang telinga saja sendiri. Ada dengan djalan pertukaran-fikiran mendalam dengan pe­ mimpin-pemimpin jang tertinggi. Ada dengan djalan sekadar mengotjeh seperti seorang dalang wajang kulit, dan melihat reaksi-reaksi atas pendalangan itu.



8/18/2014 9:41:39 AM



R e -S o -P im



www.boxnovel.blogspot.com 179



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 179



001/I/14



Dan kebenaran dari djalan jang kita tempuh tampaklah benar dari pertukar-fikiran-pertukar-fikiran, reaksi atas pen­ dalangan-pendalangan, observasi-observasi itu. Banjak sekali pemimpin-pemimpin di luar-negeri—pe­ mimpin perdjoangan rakjat, dan bukan orang-orang setengah konjol jang sudah mblenger tjekokan ilmu ketatanegaraan bordjuis dan liberal—mengutjapkan terima kasih atas artian-pengartian baru jang kita kemukakan, jang peng­ mereka anggap sebagai kekajaan-kekajaan baru. Memang, baik negara-negara jang sudah tua, maupun negara-negara jang anjar merdeka, ataupun negara-negara jang masih terbelakang dalam lapangan teknik dan ekonomi, di antara mereka itu tadinja banjak jang mengira bahwa sjarat mutlak untuk kemadjuan Negara dan Bangsa ialah kemadjuan teknik dan modal uang semata-mata. Mereka tidak tahu, bahwa dalam abad ke XX salah satu dasar bagi kemadjuan nasional ialah Konsepsi ideologi jang progresif-revolusioner, berdasarkan atas kepribadian nasional. Dan apa jang saudara lihat pula di zaman sekarang? Saudara lihat dari djauh pula, jaitu dari sini, kebenaran Konsepsi kita jang singkatannja Ril atau Resopim itu. Saudara lihat bahwa ada negara-negara jang tadinja tampaknja seperti tenteram dari luar, bahkan seperti adem-ajem-marem,—se­ ka­rang terlibat dalam revolusi, dan para pemimpinnja pun sekarang merasa bangga bahwa negaranja mengadakan proses revolusi. Saudara lihat, bahwa di mana dulu seorang mimpin nasional dianggap sebagai diktator, kini ada pe­ negara-negara jang dikemudikan oleh seorang Pemimpin Nasional, dan dia tidak lagi dinamakan diktator. Dan Saudara lihat dari djauh, bahwa ada negara-negara jang kini sedang mentjari ideologi-nasionalnja jang progresif berdasarkan kepribadian nasional, seperti misalnja Republik



8/18/2014 9:41:39 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 180



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 180



001/I/14



Persatuan Arab, jang kini menjusun ia punja konsepsi sosial­ isme à la Arab! Saja mengemukakan hal-hal tersebut samasekali bukan untuk membual atau menjombong. Djauh daripada itu! Saja hanjalah berbitjara kepada Rakjat sendiri, menundjukkan kepada Rakjat sendiri bahwa djalan jang kita tempuh adalah djalan jang benar,—satu-satunja djalan jang benar untuk mentjapai Negara Indonesia jang kuat-sentausa, berisikan satu masjarakat jang adil makmur, tempat kebahagiaan bagi seluruh warga, si Tjokro maupun si Dullah, si Dadap maupun si Waru, si Ningsih maupun si Siti. Terserah kepada bangsabangsa lain untuk memperhatikan atau mempeladjari sistim kita itu, membenarkannja atau menjalahkannja. Memang banjak permintaan telah masuk untuk mempeladjari sistim kita itu. Dan sebagai saja katakan tadi: Alham-dulillah, dari obser­vasi, pertukar-fikiran, pendalangan di luar-negeri itu, saja mendapat kesimpulan dan peneguhan-batin, bahwa kita adalah di djalan jang benar! Saudara-saudara, atas dasar benarnja djalan jang kita tempuh itu, maka kita boleh mengharap bahwa dalam tahun jang di muka ini, kita Insja Allah akan melihat kemadjuankemadjuan jang lebih nampak lagi. Asal! .... Ja, asal!: Asal segala persoalan, terutama sekali persoalan pembangunan, kita selesaikan atas dasar Konsep Sosial ke arah Sosialisme, Konsep Sosial jang bewust-sebewustnja menudju kepada Masjarakat Sosialisme. Dasar-dasar Manipol/USDEK harus dilaksanakan setjara intensif meskipun melalui peralihan-peralihan seperlunja. Buatlah Manipol/USDEK itu benar-benar werkprogram (pro­ gram kerdja) saudara-saudara. Djanganlah mengira bahwa persoalan-persoalan rumah-tangga kita hanja dapat



8/18/2014 9:41:39 AM



R e -S o -P im



www.boxnovel.blogspot.com 181



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 181



001/I/14



dipetjahkan secara administratif-teknis atau finansiilmoneter belaka! Tidak! Pemetjahan setjara administratifteknis atau finansiil-moneter belaka, tidak dapat memberikan pendjelasan setjara bulat. Seluruh susunan jang dulu harus dirobah! Seluruh susunan jang dulu itu harus diputar ke arah sosialisme Indonesia. Tidakkah engkau melihat, bahwa negara-negara jang sudah madju teknis dan ekonomis selalu mengalami krisis, oleh karena susunan sistim masjarakatnja adalah salah? Maka saja ulangi lagi,—selesaikan segala persoalan atas dasar Konsep Sosial ke arah Sosialisme, Konsep Sosial jang bewust-sadar menudju kepada Masjarakat Sosialisme! Pertama: Ikut-sertakan seluruh pekerdja dalam memi­ kul tanggung-djawab dalam produksi dan alat-alat produksi. Djangan ndoro-ndoroan! Pengikut-sertaan itu akan melan­ tjar­kan dan mem-perbesar hasil produksi. Landreform dan bagi-hasil, harus betul-betul didjalankan. Landreform dan bagi-hasil itu djuga akan melantjarkan dan memperbesar hasil produksi! Ingat, produksi, ekonomi, adalah perutnja Negara. Maka itu adalah djamak-lumrahlah kalau kaum reaksi­oner mengkonsentrasikan sabotase-sabotasenja kepa­ da perut Negara ini. Ketjuali itu, orang-orang baru jang ditu­ gaskan, sering kurang betjus, atau tak mengerti apa-apa tentang Konsepsi, atau ada djuga jang menderita penjakit “tiga si”,—jaitu ”tjari promosi, birokrasi, korupsi” .... Saudara berkata: “Pak, kenapa orang-orang begitu kok dipakai Pak?” Ja benar, orang-orang jang begitu, sebenarnja lebih baik ming­gir sadja, atau lebih tegas, orang-orang jang begitu itu lebih baik dipinggirkan sadja! Kedua: Adakanlah terus-menerus—frappez, frappez toujours—retooling mental dan retooling organisasi, sesuai dengan Manipol/USDEK.



8/18/2014 9:41:39 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 182



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 182



001/I/14



Ketiga: Resapkan dasar R.I.L. atau Resopim sampai ke ploksok-ploksok, sampai ke desa-desa, sampai ke gununggunung. Sosialisme harus mendjadi darah-daging seluruh Rakjat Indonesia, Manipol/USDEK harus mendjadi saraf dan sungsum semua warga Indonesia, si pemimpin atau si pe­ gawai, si pemuda atau si tua, si buruh, atau si tani, si orang biasa atau si J.M. Menteri, si orang preman atau si militer. Ja, djuga si militer! Negara dan Rakjat sudah menerima Manipol dengan ketetapan M.P.R.S.-nja, maka semua warga sekarang harus dipimpin oleh Manipol. Rakjat sudah dipimpin oleh Manipol, militer djuga sekarang harus dipimpin oleh Manipol. Bukan militer atau bedil jang memimpin Manipol, tetapi Manipol jang memimpin militer atau bedil! Saja ulangi lagi: resapkan sosialisme Indonesia sampai ke mana-mana! Tjamkanlah, bahwa tulang-punggung, darahdaging sosialisme Indonesia ialah pelaksanaan di daerah. Di sanalah harus bertumbuh pertjobaan sosialisme Indonesia, di sanalah harus berkembang pengalaman sosialisme Indonesia. Di sanalah kita akan melihat setjara pragmatis prakteknja pelaksanaan sosialisme Indonesia, dan dari para pemimpin di daerah-daerah, di desa-desa, di ploksok-ploksok diminta segala kemampuan (vindingrijkheid) untuk menemukan tjara-tjara jang baik dalam pelaksanaan Manipol/USDEK. Karena itu maka tiap kegiatan kita harus kita dasarkan atas Konsep Sosial kita jang djelas, jaitu Konsep Manipol/USDEK, Konsep Sosialisme Indonesia. Djika tidak, maka sebelum kita sadar, kita hanja mengganti madjikan-madji-kan Belanda atau madjikan-madjikan asing jang lain, dengan ndoro-ndoro madjikan Indonesia,—itupun sebagai satu uitgave jang lebih djelek,—satu uitgave van veel slechtere kwaliteit! Aduh, saudara-saudara, saja tahu, dan saudara-saudara pun tahu, bahwa segala pertumbuhan ke arah perbaikan



8/18/2014 9:41:39 AM



R e -S o -P im



www.boxnovel.blogspot.com 183



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 183



001/I/14



selalu melalui kesulitan-kesulitan. Saja tahu misalnja, bahwa di bidang penjelenggaraan program Sandang Pangan,—pasal pertama daripada Triprogram Pemerintah—, kesulitan-kesu­ litan bertimbun-timbun, meskipun, sebagai telah dikatakan oleh Menteri Pertama Djuanda dalam laporannja, situasi San­dang Pangan boleh dikatakan lumajan djuga. Saja tahu, di sana-sini Rakjat harus antri beras, antri gula, antri minjak kelapa, antri minjak tanah. Saja tahu di sana-sini harga barang-barang kebutuhan-hidup naik agak tinggi. Apakah kita, pemimpin-pemimpin, sampai lebur-kiamat harus terus sadja minta kesabaran daripada Rakjat,—kesa­ baran, dan sekali lagi kesabaran? Ketahuilah, bahwa Rakjat memang sabar, tetapi perut tak dapat menunggu lama,—“the stomach does not wait” kata Soong Ching Ling. Kesabaran Rakjat itu hanjalah ada, djika Rakjat melihat bahwa ada prospect (harapan-kedepan) ke arah terlaksananja tjita-tjita politik-nasional atau tjita-tjita sosial-nasional. Maka dari itu, penting-maha-pentinglah bahwa kita selalu mendasarkan segala kegiatan kita atas Konsep Manipol/USDEK atau Kon­ sep Sosialisme dalam pertumbuhannja, oleh karena Konsep itu adalah Konsep Rakjat untuk kebahagiaan Rakjat. Dan sebagai tadi saja katakan, maka penting-maha-penting pula kita mengikut-sertakan kaum pekerdja dalam produksi dan alat-produksi, sehingga mereka merasa diikut-sertakan dalam menghadapi kesulitan-kesulitan jang saja maksudkan tadi. Dengan meresapnja Konsepsi kita di semua kalangan, maka kesulitan-kesulitan di lapangan pelaksanaan program Sandang Pangan dapat dimengerti oleh Rakjat dan dapat diatasi, dan program ini bisa berdjalan lebih lantjar. Lihat ampuhnja sendjata Manipol/USDEK di bidang keamanan!



8/18/2014 9:41:39 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 184



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 184



001/I/14



Pada waktu saja mengutjapkan pidato Manipol (17 Agustus 1959), maka saja berkata: “Beleid keamanan tetap tegas. Pemerintah meneruskan dan memperhebat operasiope­ rasi keamanan dengan pengerahan kekuatan alat-alat Nega­ ra dan Rakjat setjara maksimal. Pemerintah tidak mau mengadakan perundingan atau kompromis dengan berontak. Tetapi di samping itu, setiap usaha dan pem­ djalan lain jang membantu operasi-operasi tersebut, untuk mempertjepat hasil-hasil dan mengurangi korban-korban, sudah tentu dipergunakan. Pemberontak jang insaf kembali, dan menjerah tanpa sjarat, dan ichlas ingin kembali ke pang­ kuan Republik Indonesia 1945 mendapat perlakuan wadjar”. Itu jang saja katakan dalam Manipol. Ketjuali itu, dalam pidato saja pada 17 Agustus tahun jang lalu,—jaitu pidato “Djarek”—,saja katakan, bahwa dalam suksesnja pelaksanaan Manifesto Politik di segala bidang, terletaklah pula sukses pemulihan keamanan. Maka dasar kebidjaksanaan Pemerintah, kembali kepa­ da Undang-undang Dasar 1945 dan Haluan Negara jang tegas jang dinamakan Manipol itulah menjebabkan kaum pemberontak tidak mempunjai dasar pegangan lagi, tidak mempunjai alasan lagi untuk terus membangkang. Dengan dasar garis kebidjaksanaan di bidang keamanan, sebagaimana jang diamanatkan dalam Manifesto Politik jang telah mendjadi garis besar Haluan Negara itulah, maka pada waktu ini kita menghadapi suatu kenjataan, bahwa telah beribu-ribu pemberontak menjerah tanpa sjarat. Dari djumlah kekuatan pemberontak dan gerombolan di seluruh daerah Republik Indonesia, jang pada permulaan tahun 1958 ada di sekitar seratus ribu orang tenaga-tempur, dengan sendjata tidak kurang dari tiga puluh ribu putjuk, ringan dan berat, pada waktu mana hampir seperenam



8/18/2014 9:41:39 AM



R e -S o -P im



www.boxnovel.blogspot.com 185



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 185



001/I/14



daripada luas wilajah kita ada di bawah pengaruh mereka, sekarang ini djumlah kekuatan mereka itu tidak lebih dari sepuluh ribu orang, dengan sendjata tidak lebih dari lima ribu putjuk. Saudara-saudara! Keamanan fisik jang sekarang telah kita tjapai ini, memang menggembirakan. Beratus-ratus putjuk mortir berat, beratus-ratus bazooka dan recoilles gun, beribu-ribu mortir ringan, senapan dan senapan-mesin, berton-ton peluru, mesiu dan alat-alat peledak dari segala matjam ukuran dan bentuk, telah djatuh di tangan kita dalam pertempuran-pertempuran dan melalui penjerahanpenjerahan. Insja Allah, kita akan dapat mentjapai keamanan fisik jang lebih luas lagi, sehingga Pemerintah dan Bangsa Indo­ nesia dapat lebih memusatkan fikiran dan tenaganja pada bidang lain, chusus memusatkan fikiran dan tenaga kepada tudjuan djangka-pendek daripada Revolusi, jaitu memenuhi sandang-pangan Rakjat serta pengembalian Irian Barat ke dalam wilajah kekuasaan Republik. Djuga kita akan dapat memusatkan fikiran dan tenaga kita kepada tudjuan djangkapandjang daripada Revolusi, jaitu masjarakat sosialis Indo­ nesia jang adil dan makmur. Atas dasar keamanan fisik jang lebih luas lagi itu, maka Pemerintah bersedia memberikan perlakuan jang wadjar ter­ ha­dap mereka, sebagaimana jang diamanatkan oleh Manifesto Politik, dan jang setjara praktis telah diartikan sebagai suatu pengampunan dan pengajoman serta kebesaran dan kemurahan Negara dan Kepala Negara terhadap mereka jang telah melakukan pemberontakan itu. Tetapi, djangan dilupakan, bahwa dalam kegembiraan mengenai hasil-hasil dalam bidang keamanan fisik, kita harus tetap waspada, harus tetap tak boleh lengah. Sebab



8/18/2014 9:41:39 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 186



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 186



001/I/14



pada waktu pemberontak-pemberontak itu melakukan pemberontakannja, mereka mempunjai dasar-fikiran jang ber­lainan sekali dengan dasar fikiran kita, berlainan dengan tudjuan-asli dan upaja Revolusi. Kita harus tetap waspada, djangan sampai dengan pulihnja keamanan fisik, keamanan politik mendjadi terganggu atau gontjang. Kenapa begitu? Well, mereka berontak, antara lain djustru untuk menentang Ordening Baru jang pada waktu itu sedang kita tjanangkan, dan jang sekarang sedang giat-giatnja kita laksanakan, kita pertumbuhkan, kita konsolidirkan. Keamanan politik bukan berarti kesepian politik, atau kematian politik, tetapi keamanan politik berarti bahwa segala kegiatan daripada seluruh Rakjat menudju, mengkonvergir, kepada satu usaha, tanpa tentang-menentang satu sama lain, tanpa djegaldje­ galan, tanpa tladung-tladungan. Kita sekarang sedang menju­ sun keamanan politik itu. Kita sedang berusaha keras, agar supaja segala kegiatan daripada seluruh Rakjat dipusatkan, ditudjukan, dikonvergirkan kepada pelaksanaan, penumbuhan, pengkonsolidasian Ordening Baru itu. Maka keamanan politik ini harus kita djaga. Keamanan politik ini harus kita djaga dengan waspada sekali, djangan sampai ia diganggu dan digontjangkan oleh orang-orang jang tadinja tak setudju bahkan menentang dengan kekerasan kepada Ordening Baru itu! Kini, Pemerintah dan Bangsa Indonesia sudah menun­ djukkan kebesaran-djiwanja, sudah menundjukkan kemu­ rahan-hati dan pengajomannja kepada mereka jang tadinja memberontak. Kini kita mengharap, supaja mereka pun ichlas menjambut uluran-tangan kita ini dan supaja mereka pun dengan ichlas bersedia memahami terlebih dahulu tudjuantudjuan asli dan upaja Revolusi. Dari dalam “karantina politik” itu, dari mereka saja kan kepulihan-kembali kesetiaan mereka terhadap harap­



8/18/2014 9:41:39 AM



R e -S o -P im



www.boxnovel.blogspot.com 187



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 187



001/I/14



Revolusi. Dan ini tidak hanja tjukup dinjatakan dengan penanda-tanganan surat sumpah setia sadja, melainkan harus diikuti pula dengan amal perbuatan. Dalam hubungan ini, Pemerintah merasa wadjib untuk memberikan indoktrinasi kepada mereka mengenai Konsepsi R.I.L. atau Resopim. Dengan demikian diharapkanlah, agar keamanan politik setjara maksimal dapat terdjamin. Di lapangan sosial, Pemerintah akan berusaha men­ jalurkan mereka ke pelbagai lapangan hidup jang bermanfaat bagi Bangsa dan Negara, dengan mengindahkan keseimbangan susunan sosial terhadap golongan jang selalu setia kepada Revolusi dan Pemimpin Besar Revolusi. Sudahkah, djikalau semua pemberontak atau gerombolan men­ jerah, atau dihantjurkan mana jang tidak menjerah, sudah­kah dengan demikian tugas kita di lapangan keamanan selesai? Tidak! Di hadapan kita masih banjak pekerdjaan jang harus ditempuh, jang menghendaki ketekunan jang ulet, tekad jang keras, kemauan jang tak kenal putus-asa, semangatkenegaraan jang amat tinggi. Masih banjak kerdja harus kita hadapi mengenai stabilisasi territorial daripada daerahda­erah jang telah kita bebaskan. Sebab keamanan berarti keamanan Rakjat, dan bukan sekadar keamanan beberapa orang. Semua hal harus kita kerdjakan, agar supaja keamanan tidak hanja sekadar berarti penjerahan pemberontak dan kembali mereka kepada Republik, melainkan benar-benar keamanan jang dirasakan oleh Rakjat-djelata sebagai Ke­ amanan jang bersemajam di dalam hati. Dan apa tentang “SOB”? Pemerintah bermaksud mengachiri “SOB” itu setapak-demi-setapak selekas mungkin. Tetapi berhubung dengan tugas kewaspadaan kita, mendjaga djangan sampai keamanan fisik merupakan pengantar bagi terganggunja keamanan politik, maka mungkin persoalan “SOB” ini harus dipertimbangkan lagi setjara mendalam.



8/18/2014 9:41:39 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 188



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 188



001/I/14



Tetapi bagaimanapun djuga, dengan diperolehnja hasilhasil baik dalam penjelesaian keamanan di beberapa daerah, maka “keadaan perang” jang pada tanggal 14 Maret 1957 dinjatakan untuk seluruh wilajah Republik sewaktu menghadapi pemberontakan, tidak perlu lagi dipertahankan dalam keseluruhannja. Mulai bulan April tahun ini sudah banjaklah daerah jang diturunkan tingkatan keadaanbahajanja, dari tingkatan jang berat ke tingkatan jang lebih ringan. Bahkan telah ada daerah-daerah jang tidak lagi dalam keadaan bahaja, karena telah dihapuskan keadaan bahajanja samasekali. Ja, saudara-saudara, setapak-demi-setapak kita madju. Kita mengutjap sjukur ke hadlirat Allah ta’ala bahwa kita madju. Hanja kaum cynici dan kaum jang sengadja anti kepada Republik dan kaum jang sedari tadinja mau membelokkan Revo­ lusilah mengatakan bahwa kita ini akan tenggelam atau “naar de bliksem zullen gaan”. Saja kira bukan Republik jang akan tenggelam, bukan Republik jang akan “naar de bliksem”, tetapi merekalah jang oleh arusnja Revolusi Rakjat ditenggelamkan megap-megap! Hajo kawan-kawan, hajo kontjo-batur, hajo bung, hajo rek, kita berdjalan terus di djalan Manipol! Hajo bung, hajo rek, kita djalan terus menjelenggarakan Ordening Baru. Banjak manfaat kita telah peroleh dengan adanja Ordening Baru itu. Segi-segi jang menguntungkan kepada Negara, sekarang mulai menampak djelas, antara lain di bidang politik. Freefight-liberalism sudah kita tendang dari padangnja praktek. Hanja di dalam kepalanja orang-orang jang tak djudjur atau individualistis, orang-orang jang tak mengarti Revolusi dan hukum-hukumnja Revolusi, free-fight-liberalism itu masih mulek sebagai asap hitam jang bau busuk. Tetapi fakta ini



8/18/2014 9:41:39 AM



R e -S o -P im



www.boxnovel.blogspot.com 189



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 189



001/I/14



pun harus kita terima setjara dialektis. Kalau kita berdjoang terus,—satu hari nanti akan datang jang free-fight-liberalism itu akan amblas samasekali dari bumi kita! Lihat kemadjuan-kemadjuan di bidang politik d ibawah sinarnja Ordening Baru itu! Kita melihat sekarang Penje­ derhanaan partai-partai. Kita melihat sekarang Pertumbuhan golongan karya sebagai alat politik. Kita melihat Pertumbuhan dalam D.P.R.G.R. Kita melihat Pertumbuhan dalam M.P.R.S. Kita melihat tepatnja sistim Musjawarah dalam D.P.A. Kita melihat hasil-hasil jang amat berharga daripada Depernas. Inilah Ordening Baru di bidang politik setjara organisatoris jang didasarkan atas semangat Gotong Rojong, Musjawarah dan Mufakat. Organisasi-organisasi atau Lem­ baga-lembaga Negara tersebut, semuanja mengedjar satu tudjuan utama, jaitu melaksanakan Amanat Penderitaan Rakjat berdasarkan Resopim. Ja, memang ratusan kali telah saja katakan bahwa demokrasi kita, bukanlah demokrasinja free-fight-liberalism. Demokrasi kita adalah Demokrasi Terpimpin. Demokrasi kita bukanlah adu suara dalam pemungutan, bukan tem­ pat untuk mentjari popularitet di kalangan masjarakat, bukan alat untuk memperkuda Rakjat untuk kepentingan seseorang atau sesuatu partai. Demokrasi kita mengadjak kita-semua dan memberi kesempatan kepada kita-semua untuk bermusjawarah atas dasar terang-gamblang jaitu mana melaksanakan Amanat Penderitaan Rakjat, bagai­ bagaimana memperbaiki nasib penghidupan Rakjat seharihari, bagaimana memberikan Harapan dan nanti Kenjataan kepada Rakjat tentang nasib bahagia di kemudian hari. Dan demokrasi kita jang begini ini adalah satu unsur utama daripada Ordening Baru! Demokrasi kita bukan Majoriteit melawan Minoriteit. Bukan oposisi melawan jang



8/18/2014 9:41:40 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 190



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 190



001/I/14



berkuasa, bukan pun jang berkuasa melawan oposisi. Bukan madjikan melawan buruh, dan madjikan melawan tani. Bukan golongan politici melawan golongan karya. Bukan golongan Angkatan Bersendjata melawan Rakjat. Bukan! Demokrasi kita bukan medan-pertempuran antara opponent-opponent satu sama lain, medan-hantamtaman antara antagonisme, medan untuk mentjari han­ kemenangan satu golongan atas golongan jang lain, medan untuk merebut kekuasaan oleh satu golongan terhadap golongan jang lain. Demokrasi kita tidak lain tidak bukan ialah mentjari sintese, mentjari akumulasi fikiran dan tenaga untuk melaksanakan Amanat Penderitaan Rakjat,—semuanja atas pedoman Ordening Baru jaitu: Revolusi-Manipol/USDEKPimpinan Nasional. Dus Demokrasi Terpimpin tidak men­ tjari menghasilkan kemenangan sesuatu golongan atau kekalahan sesuatu golongan,—ia hanja menghasilkan akumulasi maksimal daripada fikiran-fikiran-baik, tjaratjara-baik, kemadjuan-kemadjuan positif untuk Rakjat setjara Keseluruhan,—tidak untuk sesuatu golongan atau partai. Inilah apa jang tadi saja namakan djuga “Kegiatan poli­ tik”, “Keamanan politik”! Kegiatan politik dan Keamanan politik di Indonesia ialah: setjara aktif simultan (artinja: aktif bersama-sama) melaksanakan Amanat Penderitaan Rakjat atas dasar-dasar Ordening Baru. Kegiatan politik dan Keamanan politik di Indonesia ialah: aktif simultan mempertumbuhan Ordening Baru. Kegiatan politik dan Keamanan politik di Indonesia ialah: aktif simultan ikut memperintji pelaksanaan Ordening Baru. Kegiatan politik dan Keamanan politik di Indonesia ialah: aktif simultan memberikan konsep-konsep-baru dalam pelaksanaan Ordening Baru. Kegiatan politik dan Keamanan



8/18/2014 9:41:40 AM



R e -S o -P im



www.boxnovel.blogspot.com 191



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 191



001/I/14



politik di Indonesia ialah: aktif simultan menghantam dan meng­hantjur-leburkan sisa-sisa kolonialisme, imperialisme, dan feodalisme. Kegiatan politik dan Keamanan politik di Indonesia ialah: aktif simultan berdjalan-terus diatas rel-asli daripada Revolusi,—bukan menjelewengkan Re­ vo­­ lusi. Pendek-kata Kegiatan politik dan Keamanan po­ li­ tik di Indonesia bukanlah kegiatan djegal-djegalan, mela­in­­kan kegiatan aktif simultan, aktif bersama-sama mem­ pertumbuhkan dan melaksanakan Ordening Baru! Maka, djikalau demikian Kegiatan politik dan Keamanan politik, djikalau demikian Demokrasi Terpimpin, maka Demokrasi Terpimpin kita itu tegas-njata mempunjai dua unsur: unsur “demokrasi” dan unsur “terpimpin”. Kita tidak boleh hanja melihat satu unsur sadja, jaitu demokrasi tok atau terpimpin tok. Kedua-dua unsur itu adalah dua unsur jang tak terpisah-pisahkan, dua unsur jang bergandengan mutlak satu sama lain, dua unsur loro-loroning-atunggal. Demokrasi tok bisa njeleweng ke liberalisme, terpimpin tok bisa menjeleweng ke diktatur fasis. Demokrasi terpimpin “loro-loroning-atunggal”, berarti: ada demokrasinja dan ada terpimpinnja, ada terpimpinnja dan ada demokrasinja, oleh karena ia adalah demokrasi pelaksana daripada A.P.R., jaitu Amanat Penderitaan Rakjat. Ia harus diharmonisir dengan A.P.R., ia adalah satu bagian mutlak, satu integrerend deel daripada pelaksanaan Amanat Penderitaan Rakjat. Djika tidak, dia akan kehilangan dasar, kehilangan tudjuan. Demokrasi Terpimpin, karena itu, harus pula ditudjukan untuk melindungi dan menambah hak-hak bagi si Rakjat,—si Djelata, si Marhaen, si Murba, si Tani, si Proletar. Bersamaan dengan itu, dia harus ditudjukan pula untuk mengurangi atau menghapuskan hak-hak jang berlebihlebihan daripada kaki-tangan-kaki-tangan imperialis dan



8/18/2014 9:41:40 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 192



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 192



001/I/14



kaum kontra-revolusioner, kaum anti-progresi dan kaum penghisap Rakjat. Djangan diputar! Djangan dibalik! Kalau dibalik, nanti A.P.R. bukan berarti Amanat Penderitaan Rakjat, tetapi Amanat Penindas Rakjat! Atas dasar Kegiatan Politik dalam arti aktif simultan melaksanakan bersama-sama Amanat Penderitaan Rakjat atas dasar-dasar R.I.L., atau Ordening Baru itulah, maka kita memasukkan Angkatan Bersendjata dalam penghidupan politik. Atas dasar itulah kita melepaskan Trias Politicia,—itu pepunden-keramatnja kaum ilmu-ketatanegaraan tjekokan Barat. Dalam alam Demokrasi Terpimpin kita tak usah takut bahwa bajonet akan merebut kekuasaan, oleh karena politik dalam Demokrasi Terpimpin bukanlah untuk merebut kekuasaan. Dalam alam Demokrasi Terpimpin kita mengambil segala manfaat dan mengumpulkan segala kemampuanpolitik dari Angkatan Ber-sendjata, jang memang dilahirkan di alam Revolusi Rakjat, dan jang di dalam gerilja menghantam kebuasan Belanda dan di dalam operasi-operasi militer meng­ hantam pemberontak dan gerombolan, selalu harus hidup dan berdjoang berdampingan dengan Rakjat. Mereka tentunja tjukup mengarti djeritan Rakjat, tjukup mengarti penderitaan Rakjat, cukup mengarti Amanat Penderitaan Rakjat! Mereka adalah alat Revolusi, mereka adalah AngkatanBersendjatanja Revolusi. Mereka harus setia kepada sum­ bernja, jaitu Revolusi, jaitu Rakjat. Mereka harus mengabdi kepada Rakjat, mendahulukan kepentingan Rakjat dari­pada kepentingan lain-lain. Mereka tak boleh melukai perasaan dan hati Rakjat, mereka harus mendjadi Angkatan Ber­sen­ djata jang disukai dan ditjintai Rakjat. Sebagai di muka sudah saja katakan, Rakjat sudah menerima Manipol sebagai pim­ pinan politiknja, maka Angkatan Bersendjatanja pun harus



8/18/2014 9:41:40 AM



R e -S o -P im



menerima Manipol djuga, dan menerimanja dengan sepenuhpenuh hati. Rakjat sudah dipimpin oleh Manipol, maka Angkatan Bersendjatanja pun harus dipimpin oleh Manipol. Sekali lagi saja ulangi di sini: bukan Angkatan Bersendjata atau bedil jang memimpin Manipol, tetapi Manipol jang memimpin Angkatan Bersendjata dan bedil! Djangan diputar, djangan dibalik! Pembalikan berarti penjelewengan kepada fasisme. Bedil di tangan Angkatan Ber­sendjata harus ibarat bedil di tangan Rakjat, untuk melin­ dungi hak-hak Rakjat dan untuk mempertahankan Negaranja Rakjat dan Revolusinja Rakjat. Dalam Revolusi kita sekarang ini, dan seterusnja, tidak boleh ada antagonisme atau kontradiksi antara Angkatan Bersendjata dan Rakjat!



Sukarno, 1960-an.



www.boxnovel.blogspot.com 193



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 193



001/I/14



koleksi iwan siswo



8/18/2014 9:41:40 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 194



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 194



001/I/14



Ingat sekali lagi, kita semua dipimpin oleh Manipol, kita semua harus menudju kepada sosialisme! Tentang pengertian sosi­alisme dan pelaksanaan sosialisme inipun tak boleh ada antagonisme dan kontradiksi di kalangan pemimpinpemim­pin kita, baik pemimpin preman maupun pemimpin militer. Sering di bidang ini timbul kontrakdiksi-kontradiksi, anta­gonisme-antagonisme mental, konflik-konflik mental, malahan kadang-kadang timbul pertentangan-pertentangan sengit jang bersifat materiil. Mengertilah, bahwa Nasionalisasi belum merupakan sosialisme! Indonesianisasi belum merupakan sosialisme! Nasionalisasi dan Indonesianisasi itu hanjalah sekadar batu-lontjatan sadja ke arah sosialisme,—itupun djikalau nasionalisasi dan Indonesianisasi itu didjalankan atas dasar Manipol/USDEK. Di muka, saja kan sudah berkata: Apa guna pengambilan-oper, djika pengambilan-oper itu hanja berupa penggantian madjikan Belanda sadja dengan nDoro-nDoro Madjikan bangsa Indonesia? Djuga di beberapa kalangan ada salah pengertian menge­nai Nasakom. Dikatakan oleh mereka itu, bahwa Nasakom berarti diberikannja tempat-mutlak dalam segala hal kegiatan-politik hanja kepada tiga partai sadja. Kata mereka: Nas…… Nasionalis …………... P.N.I.! A ..…… Agama …….………… Nahdlatul Ulama! Kom..… Komunis …..………… P.K.I.! Dus, Nasakom hanja berarti P.N.I., N.U. dan P.K.I. sadja! Itu salah! Di dalam pidato saja di rapat pemimpin di Medan bebe­rapa waktu jang lalu, sudah saja terangkan salahnja pendapat jang demikian itu, sehingga tak perlu di sini saja beri keterangan-ulangan lagi.



8/18/2014 9:41:40 AM



R e -S o -P im



www.boxnovel.blogspot.com 195



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 195



001/I/14



Sebetulnja, jang mendjadi sumber anti-nasakom itu ialah ... Komunisto-phobi, takut momok komunis! Sumber-sebab jang sebenarnja itu disembunjikan di belakang matjammatjam omongan, tetapi sumbernja jang sebenarnja ialah ... takut momok komunis. Ja apakah tidak? Di dalam Revolusi kita ini kita djangan main monopolimonopolian. Revolusi kita ini Revolusi seluruh Rakjat, jang tua dan jang muda, jang laki dan jang perempuan, jang di pusat dan jang di daerah, jang militer, dan jang preman. Jang nasionalis djangan monopoli-monopolian, jang masuk sesu­ atu partai agama djangan monopoli-monopolian, jang komunis djangan monopoli-monopolian, jang militer djangan monopoli-monopolian! Semua golongan Rakjat harus mendukung Revolusi kita ini bersama, semua golongan Rakjat harus bersatu dan dipersatukan mendukung Revolusi kita ini bersama. Jang tidak harus dipersatukan, malahan harus digosok karbol hanjalah golongan-golongan jang antirevolusioner dan kontra-revolusioner. Di Medan saja tan­ daskan sekali lagi buat sekian ratus kalinja, bahwa Revolusi kita ini hanjalah bisa berlangsung dengan baik djika kita bentuk “samenbundeling van alle revolutionnaire mem­ krachten in de natie”, —membentuk “gabungan daripada semua tenaga revolusioner di dalam bangsa”. Malah swastapun, asal progresif, harus kita masukkan dalam tenagagabungan itu. “Alle revolutionnaire krachten”, –“semua, sekali lagi semua tenaga revolusioner di dalam Bangsa”! Dus: segala penggolongan termasuk swasta (asal revolusioner) dalam masjarakat kita persatukan. Dus: “Nasakom”. Sebab Nasakom adalah kenjataan-kenjataan hidup jang tak dapat dibantah,— living realities—di dalam masjarakat Indonesia kita ini. Mau tidak mau, senang atau tidak senang, kita harus menerima kenjataan-kenjataan itu. Mau tidak mau, senang atau tidak



8/18/2014 9:41:40 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 196



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 196



001/I/14



senang, kita harus menggabungkan tenaga mereka itu. Mau tidak mau, senang atau tidak senang, kita harus mem­ pergunakan tenaga gabungan dari mereka itu. Djanganlah kita masuk terdjerumus dalam perangdingin. Djangan kita ikut-ikut perang-dingin itu! Hal ini sudah saja peringatkan dalam salah satu pidato 17 Agustus jang terdahulu. Kenapa masih sadja ada golongan Rakjat Indonesia jang sedar atau tidak sedar masuk terdjerumus dalam perang-dingin orang lain? Sekali lagi saja tandaskan, bahwa tanpa persatuan, Revolusi kita pasti akan gagal, dengan persatuan pasti akan menang. Saudara tjinta kepada Undang-undang Dasar ’45? Di dalam Pembukaan Undang-undang Dasar ’45 itu disebutkan “Negara Indonesia, jang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”, dan di dalam kalimat penutup Pembukaan itupun ditulis dengan djelas “persatuan Indonesia”. Saudara tjinta kepada Pantja Sila? jang dimaksudkan dengan Sila Kebangsaan dalam Pantja Sila itu ialah Kebangsaan Indonesia jang bulat sebagai satu keseluruhan,—Kebangsaan Indonesia jang bersatu. Karena itu maka di dalam salah satu pidato di Surabaja (Hari Pemuda) saja berkata: “Siapa jang setudju kepada Pantja Sila, harus setudju kepada Nasakom; siapa jang tidak setudju kepada Nasakom, sebenarnja tidak setudju kepada Pantja Sila!” Sekarang saja tambah: “Siapa setudju kepada Undangundang Dasar ’45 harus setudju kepada Nasakom; siapa tidak setudju kepada Nasakom, sebenarnja tidak setudju kepada Undang-undang Dasar ’45!” Terus-terang sadja: Jang anti persatuan itu sebenarnja kekanak-kanakan! Mereka menderita penjakit phobi, seperti kanak-kanak takut kepada momok di siang hari. Katanja pro Manipol, katanja pro USDEK, katanja pro Djarek, tetapi



8/18/2014 9:41:40 AM



R e -S o -P im



www.boxnovel.blogspot.com 197



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 197



001/I/14



mereka tidak mau ingat bahwa di dalam Djarek ada tertulis bahwa kita “tidak boleh menderita penjakit Islamo-phobi, atau Nationalisto-phobi, atau Komunisto-phobi”,—dan— bahwa Djarek itu (begitu djuga pidato New York “Membangun Dunia Kembali”) telah disahkan oleh M.P.R.S. Saja berkata dalam Djarek: djangan menderita penjakit phobi,—he la-dalah, sekarang malah ada orang-orang jang kena trio-phobi, jaitu takut kepada ketiga-tiganja, jaitu takut kepada Nasakom! Lalu mau apa? Mau tidak membentuk persatuan? Mau membentuk persatuan sepihak sadja, jaitu persatuan jang eenzidig? Mau federalisme? Mau ambjarambjaran? Mau bubrah-bubrahan? La-dalah lagi! Saja berkata: Hajo berManipol, hajo ber­ Djarek, djangan kena penjakit phobi!—la-dalah, sekarang malah ada jang kena penjakit Manipolo-phobi dan Djarekophobi! Dulu pernah saja peringatkan djanganlah menderita penjakit Rakjato-phobi atau massa-phobi (banjak ndorondoro Den Aju dan ndoro-ndoro Den Mas jang takut kepada Rakjat, malah banjak ndoro-ndoro Pemimpin dan ndorondoro Petugas takut kepada Rakjat),—djanganlah menderita penjakit Rakjato-phobi,—la-dalah sekarang, di beberapa tem­pat ada mentjungul Front Nasional-phobi, sehingga pem­ bentukan Front Nasional di bebe-rapa tempat mendapat ke­ su­litan. Padahal Front Nasional itu adalah satu Organisasi Negara jang didirikan dengan resmi, Front Nasional itu adalah satu keharusan lantjarnja Revolusi. Djanganlah mempersulit pembentukan Front Nasional, djanganlah mentjoba menjaingi Front Nasional. Dulu pernah saja memberi djeweran kepada F.N.P.I.B. karena ia dalam prakteknja terlalu “main luas-luasan” sampai tjampur-tangan dalam urusan totalisator segala, sekarang djanganlah pula lagi ada sesuatu organisasi jang mau “main



8/18/2014 9:41:40 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 198



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 198



001/I/14



luas-luasan” lagi seakan-akan menjaingi Front Nasional, sehingga nanti perlu saja beri djeweran pula! Demikian pula maka pembentukan dan penggerakan Pramuka harus berdjalan lantjar. Pramuka adalah penting bagi pembangunan. Maka djanganlah pembentukan dan peng­ gerakan Pramuka ini terhambat oleh adanja phobiphobian! Kembali lagi kepada soal persatuan: Kalau benar-benar merasa pendukung Revolusi Indo­ nesia, kalau benar-benar pendukung Manipol/USDEK, pen­ dukung Djarek, pendukung Undang-undang Dasar ’45, pen­dukung Pantja Sila, djanganlah bekerdja anti persatuanrevolusioner, djangan bekerdja buat perpetjahan! Sebab be­ kerdja buat perpetjahan berarti bekerdja buat musuhmusuh Revolusi. Bekerdjalah buat persatuan, sebab hanja liwat persatuan, liwat kegotong-rojongan, liwat keholopiskun­tulbarisan, maka Tanah-Air, Rakjat, Revolusi dapat di­ selamatkan! Pantja Sila adalah alat pemersatu! Pantja Sila bukan alat pemetjah-belah! Dengan Pantja Sila, kita djuga mempersatukan tiga aliran besar jang bernama Nasakom itu. Djadi djangan mem-pergunakan Pantja Sila untuk mengadu-domba antara kita dengan kita. Djangan mempergunakan Pantja Sila untuk memetjahbelah Nasakom, mempertentangkan kaum nasionalis dengan kaum agama, kaum agama dengan kaum komunis, kaum nasionalis dengan kaum komunis. Siapa jang main-main dengan Pantja Sila untuk maksud-maksud pengadu-dombaan itu,—ia adalah orang jang samasekali tak mengerti Pantja Sila, atau orang jang durhaka kepada Pantja Sila, atau orang jang ... kepalanja sinting! Dan apa jang saudara katakan tentang orang-orang jang bukan sadja main-main dengan Pantja Sila, tetapi djuga main-



8/18/2014 9:41:40 AM



R e -S o -P im



www.boxnovel.blogspot.com 199



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 199



001/I/14



main dengan Proklamasi? Sekarang ada orang-orang jang mau “menseminarkan” Proklamasi! Lho, Proklamasi kok mau “diseminarkan”! Apa lagi jang mau dikutik-kutik mengenai Proklamasi? Apa lagi jang mau dikutik-kutik mengenai dua kalimat djelas-tegas terang-gamblang daripada Proklamasi itu? Sungguh, djalan untuk mengchianati Revolusi banjak, tetapi mengapa kok djalan jang bodoh ini jang ditempuh? Saja kembali lagi kepada Nasakom: Djangan anti kom! Djangan menderita Nasakomo-phobi atau trioNasa­ phobi! Setahun jang lalu, dalam Djarek, saja berkata, bahwa D.P.A. berdjalan baik dan Depernas berjdalan baik, berkat kerdjasama Nasakom. Pada waktu itu saja pun berkata: “D.P.R.G.R. saja jakin, pun akan berdjalan baik”, dan “M.P.R.pun, saja jakin akan berdjalan baik”. Nah, sekarang D.P.R.G.R. sudah berdjalan, dan M.P.R.S.-pun sudah berdjalan. Dan berdjalan dengan baik! Lihatlah bukti itu! Benarkah saja, atau salahkah saja? Siapa jang bisa menjangkal prestasi-prestasi besar D.P.R.G.R. (di mana ada Nasakom), dan prestasiprestasi besar M.P.R.S. (di mana ada Nasakom)? Menjangkal bahwa D.P.R.G.R. berdjalan baik dan berprestasi besar, dan menjangkal bahwa M.P.R.S. berdjalan baik dan berprestasi besar, adalah sama sadja dengan mentjoba menutupi matahari dengan saputangan! Saudara-saudara, sebetulnja kita tidak usah takut kepa­ da aliran apa sadja asal aliran itu progresif-revolusioner. Kita tidak usah takut kepada nasionalisme, tidak usah takut kepada Islamisme, tidak usah takut kepada Marxisme, mes­ ki­pun namanja seribu kali komunis pun! Jang harus kita “takuti” dan harus kita berantas, oleh karena membahajakan kesatuan Negara dan membahajakan pelaksanaan Amanat Penderitaan Rakjat, ialah sifat kolot, sifat dogmatis, sifat tidak-tolerant, daripada aliran-aliran itu.



8/18/2014 9:41:40 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 200



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 200



001/I/14



Nasionalisme kolot mendjadi of nasionalisme kemenjan, of chauvinisme sempit jang amat angkuh, of daerahisme jang membawa bentjana; agama kolot mendjadi seperti agamanja Kartosuwirjo; Marxisme kolot mendjadi seperti alirannja Muso, jang memang dulunja aliran sematjam itu telah dipersalahkan oleh Lenin dan dinamakannja “penjakit kanak-kanak”,—“an infantile disorder”. Kekolotan, kedogmatisan, ketidak-toleranan dari semua aliran, selamanja mendjadi bahaja. Di Indonesia begitu, di luar Indonesia djuga begitu. Sekarang begitu, di zaman Nabi djuga begitu. Apa lagi di Indonesia sekarang! Indonesia sekarang membutuhkan progresi, membutuhkan maksimalnja per­sa­ tuan. Sebab Indonesia sekarang sedang bertjantjut-taliwanda mendirikan masjarakat “semua buat semua”, bukan masjarakat “engkau untuk dewek”, bertjantjut-taliwanda menggegapgempitakan ia punja perdjoangan konstruksi dan destruksi. Konstruksi melaksanakan sosialisme Indonesia, destruksi menghapuskan segala rintangan di segala bidang, termasuk kolonialisme di Irian Barat. Dan di dalam kegegap-gempitaan ini, tidak ada hal jang lebih dibutuhkan daripada persatuan,— “de samenbundeling van alle revolutionnaire krachten in de natie”. Melemahkan persatuan berarti memperkuat musuh, bekerdja buat perpetjahan berarti bekerdja buat musuh! Musuh sekarang sedang memperkuat diri di Irian Barat! Pengiriman satu tentara Belanda ke sana disusul dengan pengiriman tentara Belanda jang lain, kapal-kapal udara Belanda terbang susul-menjusul ke daerah itu, kapal-perang Belanda jang satu berlajar ke sana mengikuti kapal-perang Belanda jang lain. Dan kita mau djegal-djegalan lagi? Padahal kita telah bertekad-bulat di dalam hati: dengan Belanda kita sekarang tidak mau banjak bitjara lagi! Irian Barat harus lekas dikembalikan ke dalam wilajah kekuasaan



8/18/2014 9:41:40 AM



R e -S o -P im



www.boxnovel.blogspot.com 201



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 201



001/I/14



Republik, sekarang kita terhadap Belanda mendjalankan politik Konfrontasi di segala bidang apapun,—politik, eko­ nomis, ja meski militer sekalipun! Kita hanja mau berunding, kalau perundingan itu didasarkan atas penjerahan Irian Barat ke dalam wilajah kekuasaan Republik! Sungguh, saudara-saudara, kini telah datanglah wak­ tunja kita lebih membulatkan tekad bersatu-padu kepada per­djoangan Irian Barat dan untuk perdjoangan Irian Barat. Perdjoangan untuk membebaskan Irian Barat itu adalah sebagian pula daripada perdjoangan menghapuskan impe­ ri­alisme-kolonialisme di seluruh dunia, sebagaimana ditu­ gaskan oleh fasal ketiga daripada Triprogram Pemerintah. Kita menjokong perdjoangan Aldjazair, kita menjokong per­ djoangan Konggo, perdjoangan Angola, perdjoangan Tunisia dalam hal Bizerta,—perdjoangan semua bangsa melawan impe­ralisme di manapun! Dan pembebasan Irian Barat ber­ arti sumbangan besar pula kepada usaha menghilangkan benih-benih jang dapat membahajakan perdamaian di Asia Tenggara jang djuga mungkin sekali dapat mendjalar mendjadi konflik internasional jang lebih luas. Bangsa Indonesia bukan main-main dalam tekad untuk mem­bebaskan Irian Barat itu. Bangsa Indonesia menganggap pem­bebasan Irian Barat itu sebagai satu kewadjiban jang keramat, bahkan sebagai satu panggilan-djiwa jang kera­ mat. Bukan untuk main-main, atau sekadar untuk mem­beri pakaian jang bagus kepada Proklamasi, kalau kita men­tjan­ tumkan kalimat “bahwa sesungguhnja kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa” di dalam Pembukaannja Undang-undang Dasar. Bagi kita, kemerdekaan adalah satu pepunden jang keramat! Pendirian kita dalam memerdekakan Irian Barat ialah bahwa kedaulatan kita sudah meliputi Irian Barat itu,—“dari Sabang sampai Merauke”. Saja tidak pernah berkata: “mari



8/18/2014 9:41:40 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 202



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 202



001/I/14



me­masukkan Irian Barat ke dalam wilajah Republik”, saja selalu berkata: “mari memasukkan Irian Barat ke dalam wila­ jah kekuasaan Republik”. Sebabnja ialah, bahwa Irian Barat sudah masuk wilajah tanah-air kita sedjak zaman purbakala, dan sudah masuk wila­jah Republik Indonesia sedjak kita memproklamirkan Re­publik pada tanggal 17 Agustus 1945. Dus kedaulatan atas Irian Barat sudah di tangan kita sedjak hari Proklamasi itu. Jang belum ialah berkibarnja Bendera Sang Merah Putih di Irian Barat itu. Dan tidak berkibarnja Sang Merah Putih di sana itu ialah oleh karena imperialisme Belanda masih bertjokol di situ. Artinja oleh karena kekuasaan Belanda masih sombong-nongkrong di daerah itu. Artinja lagi: oleh karena kekuasan kita belum berdjalan di daerah itu. Dus jang harus kita kerdjakan ialah: menanam kekuasaan kita di daerah itu. Itulah sebabnja maka saja selalu mengatakan: “memasukkan Irian Barat ke dalam wilajah kekuasaan Republik”. Dan sebagai tadi saja katakan: kita merasakan pekerdjaan ini sebagai satu panggilan-djiwa jang keramat. Gembira dan dengan tekad jang luhur, kita menghadapi pekerdjaan kera­ mat itu. Dengan chidmat kita mendjalankan pekerdjaan jang keramat itu! Dan kita mendjalankan pekerdjaan itu dengan benar-benar setjara perdjoangan. Bukan setjara diplomasi-diplomasian. Bukan setjara minta-minta. Bukan setjara mengemis. “Politik”, demikian kataku sedari dulu, “adalah penjusunan kekuatan dan pemer­ gunaan kekuatan”. “Politiek is machtsvorming en machtsaanwending”. Karena itu, kita menjusun kekuatan. Dan kekuatan Republik kian hari kian mendjulang tinggi, kian hari kian mendjulang besar, sehingga pada Hari Keramat sekarang ini dapat saja tegaskan, bahwa Bangsa Indonesia sudah merasa kuat untuk



8/18/2014 9:41:40 AM



R e -S o -P im



www.boxnovel.blogspot.com 203



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 203



001/I/14



meng­hadapi imperialisme Belanda di Irian. Kita merasa kuat dalam Konfrontasi dengan Belanda di segala bidang,—di bidang apapun. Tantangan Belanda di bidang politik, sosial, eko­ nomi, kita terima dengan tantangan pula di masingmasing bidang itu. Bahkan tantangan di bidang militer dari fihak Belanda, kita terima dengan tantangan dari fihak militer pula di fihak kita! Di kota Medan baru-baru ini sudah saja teriakkan: “Ini dada Indonesia, mana dadamu”, —dan itu adalah tegas melukiskan kita punja politik Konfrontasi, dan bahwa kita merasa kuat. Ja, kita merasa kuat, oleh karena kita memang kuat, dan oleh karena kita berdiri di fihak jang benar, dan oleh karena kita tidak berdiri sendiri. Di belakang kita berdirilah kawankawan kita jang djumlahnja seperti semut,—kawan-kawan kita di semua benua, jang djumlahnja puluhan miljun, bahkan ratusan miljun, bahkan ribuan miljun! Namun djanganlah mengira, bahwa perjuangan ini tidak berat. Perdjoangan Irian Barat adalah pada waktu ini ber­ada dalam taraf jang menentukan, taraf jang beslissend. Dalam taraf jang demikian itu, perdjoangan selalu berat. bahasa asing berkata: “De laatste loodjes wegen het Peri­ zwaarst”. Tetapi bersatu-padu, dan tekad bulat-kuat laksana badja, akan meringankan beban jang berat, jang harus kita holopiskuntulbariskan sampai tudjuan kita tertjapai. Rakjat Indonesia menunggu dengan hati jang berdebar-debar hari berkibarnja Sang Merah Putih di Irian Barat, dan hari itu Insja Allah telah mendekat, asal kita bersatu-padu dan bertekad bulat, tak mundur selangkah tak berkisar sedjari. Bagaimanakah sesuatu perdjoangan harus didjalankan? Dalam perdjoangan, peganglah teguh segala apa jang sudah dapat, dan perdjoangkanlah setjara teratur apa jang belum tertjapai. Kedaulatan atas Irian Barat sedjak hari Proklamasi’



8/18/2014 9:41:40 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 204



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 204



001/I/14



45 sudah ditangan kita, dan tentang pendirian ini kita tidak ragu-ragu lagi, malah kita pegang teguh mati-matian dengan segala matjam perdjoangan. Tingkat pendirian jang akan datang ialah: memantjangkan Sang Merah Putih di Irian Barat, dan pemantjangan Sang Merah Putih itu pasti akan terdjadi apabila kekuasaan Pemerintah di daerah itu di tangan kita. Oleh sebab itu maka apa jang telah dalam genggaman kita, kita genggam teguh, dan apa jang belum tertjapai, jaitu kekuasaan Pemerintah, marilah kita perdjoangkan. Politik,—ini adalah definisi lain—,adalah memungkinkan apa jang tak mungkin di waktu jang lampau. Perdjoangan pembebasan Irian Barat pada hari-hari jang akan datang tidaklah lagi berupa persitegangan-uratleher tentang sesuatu istilah juridis jang bernama “Kedaulatan” jang sudah berada di tangan kita, melainkan sedjak sekarang: memperdjoangkan penjerahan Pemerintahan di Irian Barat kepada Republik Indonesia. Akibat daripada penjerahan Pemerintahan itu ialah, bahwa Bangsa Indonesialah jang satu-satunja berkuasa membentuk Pemerintah-nasional di Irian Barat, dan bendera Merah-Putih akan berkibar di sana melambai-lambai di ang­ kasa dengan megah semegah-megahnja. Dasar perdjoangan jang demikian ini adalah keluar dari intisanubari saja sebagai pemimpin jang bertanggung-dja­ wab, dan pernah saja lukiskan dalam suatu surat kepada seorang pengandjur masjarakat Belanda pada waktu saja berada di kota Wina beberapa minggu jang lalu. Isi surat itu kini saja arahkan langsung kepada Rakjat Belanda sendiri, dalam bahasa jang dapat mereka mengerti: “Ik apprecieer ten zeerste het initiatief dat U genomen hebt om zoo gauw mogelijk het West-Irian-probleem op te lossen door bestuursoverdracht van dit gebied aan Indonesia te versnellen. U kunt er op rekenen, dat ik mijn volledige steun



8/18/2014 9:41:40 AM



R e -S o -P im



www.boxnovel.blogspot.com 205



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 205



001/I/14



zal geven aan de totstandkoming van elke ontmoeting op de basis van bestuursoverdracht van West-Irian aan Indonesia. Niets is mij Liever dan, zoodra het West-Irian-probleem is opgelost, zoo gauw mogelijk de verhouding Nederland-Indo­ nesia te normaliseren, en ook de vriendschappelijke relaties met mijn Nederlandse vrienden opnieuw te verstevigen”. Salinannja dalam bahasa Indonesia: “Saja sangat menghargakan inisiatif tuan, supaja soal Irian Barat selekas mungkin dipetjahkan dengan mempertjepat penjerahan pemerintahan atas daerah itu kepada Indonesia. Saja memberi djaminan, bahwa saja akan memberi ban­ tuan sepenuhnja kepada tiap-tiap pertemuan atas dasar pen­ jerahan pemerintahan Irian Barat kepada Indonesia. Tak ada jang lebih saja inginkan daripada setjepat mung­ kin menormalisir hubungan Indonesia-Belanda, dan memperkuat hubungan persahabatan dengan teman-teman saja di fihak Belanda, segera sesudah persoalan Irian-Barat selesai”. Demikianlah isi surat uluran tangan saja itu. Dengan demikian, maka saja bawalah pemetjahan soal Irian-Barat, jang mendjadi duri antara kedua bangsa, ke dalam taraf baru, dengan membuka segala kemungkinan jang baik bagi kedua bangsa dan perdamaian dunia. Terbukalah pintu bagi bangsa Belanda di bawah Oranje-Huis, jang beberapa kali memimpin perdjoangan kemerdekaan Nederland terhadap pendjajahan asing, untuk meninggalkan nama jang terhormat dalam sedjarah internasional di masa jang akan datang. Saja tidak melihat banjak manfaat dari persiteganganuratleher tentang penjerahan kedaulatan atau tentang hak menentukan-nasib-diri-sendiri, oleh karena kedaulatan dan hak selfdetermination itu sudah dalam tangan Bangsa Indonesia sedjak Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.



8/18/2014 9:41:40 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 206



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 206



001/I/14



Dengan terbentuknja Pemerintahan Republik di Irian Barat, maka barulah dapat berdjalan pembangunan-semesta djuga di Irian Barat, untuk menaikkan kesedjahteraan badaniah dan rochaniah daripada saudara-saudara kita di daerah itu, menurut rantjangan jang telah sedia di tangan Pemerintah Republik. Rakjat Indonesia, dan bukan Belanda dan bukan djuga orang lain, bukan si Willem atau si John, jang ditugaskan oleh sedjarah untuk bertanggung-djawab menaikkan taraf kesedjahteraan Irian Barat, karena bumi Irian Barat adalah tumpah-darah kita sendiri, penduduk Irian Barat adalah Bangsa kita sendiri. Perdekatlah waktunja bendera Sang Merah-Putih berkibar di Irian Barat itu, di tengah-tengah Pemerintah Nasional Indonesia jang merdeka, berdaulat, dari Sabang sampai Merauke! Ja, perdekatlah! Saja harap rakjat Belanda mengerti ke­ adrengan kita ini, oleh karena kita sampai ke puntjak-pun­ tjaknja saraf kita dan sampai ke dasar-dasarnja djiwa kita merasakan bahwa Irian Barat adalah bagian dari tanah-air kita dan bagian dari Bangsa kita, sebagaimana Lim­burg adalah bagian daripada Nederland dan Friesland adalah bagian daripada Nederland. Adakah satu orang Be­lan­da, ja satu orang sadja sekalipun, jang membiarkan Lim­burg diduduki bangsa asing, atau Friesland didjadjah orang lain? Ketjuali daripada itu, maka segala persjaratan kita,—persjaratan kenegaraan, sjaratan pembangunan, persjaratan keselamatan, per­ persjaratan internasional dan lain sebagainja—, menuntut lekasnja Irian Barat itu masuk ke dalam wilajah kekuasaan Republik. Harap fihak Belanda memahami dan menjadari hal ini. Saja sendiri mungkin bisa sedikit sabar lagi, tetapi Rakjat Indonesia mungkin tidak bisa sabar terlalu lama lagi. Rakjat Indonesia tidak bisa disuruh menunggu sampai lebur-kiamat,



8/18/2014 9:41:40 AM



R e -S o -P im



www.boxnovel.blogspot.com 207



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 207



001/I/14



ja mungkin tidak bisa disuruh menunggu beberapa tahun lagi! Kalau kesabaran sudah menatap sampai kepada garis perbatasan, maka saja chawatir politik Konfrontasi itu harus disusul dengan politik jang lebih gegap-gempita lagi! Saja ulangi lagi: Kita bertekad bulat, kita mendesak terus. Kita merasa kuat, oleh karena kita memang kuat, dan oleh karena kita di fihak jang benar, dan oleh karena kita tidak berdjalan sendiri. Ja, kita tidak berdjalan sendiri! Kawankawan kita ada di mana-mana, keadaan internasional umum­ nja menguntungkan kepada kita. Di dalam pidato-pidato saja jang terdahulu sudah saja katakan, bahwa imbangan dunia beberapa tahun jang lalu didasarkan atas hegemoni, pen­ djadjahan, penindasan, penghisapan lebih dari 2.000 djuta manusia oleh kurang daripada 500 djuta manusia, dan bahwa kini sebagai reaksi terhadap ketidakadilan itu tiga-perempat (sedikitnja) daripada ummat manusia di muka bumi ini ber­ ada di dalam satu Revolusi-Besar jang saja namakan Revo­ lusinja Kemanusiaan,—the Revolution of Mankind—, dan bah­ wa Revolusi kita ini adalah sebagian sadja daripada Revolusi Kemanusiaan itu. Tjita-tjita Revolusi kita adalah, kataku, kongruen dengan “the social conscience of Man”. Itulah sebabnja maka Revolusi Indonesia amat populer di kalangan tiga-perempat ummat manusia itu, dan bahwa sembojan-baru “freedom to be free”, “bebas untuk merdeka”, jang saja lansir di luar negeri dalam perjalanan muhibbah jang achir ini, disambut amat baik sekali oleh mereka itu, terutama sekali oleh rakjat-rakjat Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Ja, “freedom to be free”,—“bebas untuk merdeka”! Sebab, buat apa ada “freedom of speech, freedom of creed, freedom from want, freedom from fear”—buat apa “bebas bitjara, bebas berkepertjajaan, bebas dari kemiskinan, bebas dari



8/18/2014 9:41:40 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 208



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 208



001/I/14



ketakutan”—, djikalau tidak ada kebebasan untuk merdeka, tidak ada “freedom to be free”? Berapa bangsakah jang tidak, sudah mempunjai Negara jang merdeka, lantas diganggu atau diintervensi kemerdekaannja oleh sesuatu kekuasaan asing? Berapa bangsakah jang tidak, ingin melemparkan pen­ djadjahan atas dirinja, ingin mendjadi bangsa jang merdeka, lantas dihalang-halangi tertjapainja kemerdekaan itu dengan segala matjam? Bagi bangsa-bangsa jang sedang berdjoang untuk mentjapai kemerdekaan, atau bangsa-bangsa jang ke­­mer­­dekaannja sedang diganggu-ganggu, atau bangsabangsa jang sedang ketakutan bahwa kemerdekaannja akan diganggu-ganggu, bagi mereka itu sembojan “freedom to be free”, “bebas untuk merdeka” itu terdengarnja laksana satu bunjian terompet dari Kajangan. Itulah sebabnja bahwa tatkala saja mendengungkan suara “freedom for West Irian to be free”,—“bebaslah hen­ daknja Irian Barat untuk merdeka”—, suara saja itu disambut oleh pendengar-pendengar dengan persetudjuan jang gegap-gempita, dan disambut di dalam batin oleh segenap rak­yaj progresif di muka bumi dengan persetudjuan jang luar-biasa. Dan persetudjuan ini bukan hanja timbul pada waktu perdjalanan-muhibbah saja itu sadja, melainkan satu persetudjuan jang memang dari tadinja. Perdjalananmuhibbah saja itu, jang sebagai sudah saja katakan djuga satu perdjalanan perdjoangan dan perdjalanan testing, menambah tebalnja persetudjuan itu, dan menambah kesediaan bangsabangsa itu untuk membantu kita. Karena itu saja ulangi kepada saudara-saudara di sini: Hajo berdjalan terus, hajo desak terus, kita tidak berdjalan sendiri, kita tidak berdjoang sendiri! Kawan-kawan kita itu mengerti pula, bahwa perdjoangan pembebasan Irian Barat bukan hanja perdjoangan adil daripada Bangsa Indonesia sadja, tetapi adalah satu bagian daripada perdjoangan-



8/18/2014 9:41:40 AM



R e -S o -P im



www.boxnovel.blogspot.com 209



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 209



001/I/14



umum mengubur kolonialisme dan imperalisme di seluruh muka bumi. Dan mereka mengerti pula, bahwa perdamaiandunia tak mungkin datang, selama masih ada kolonialismeimperialisme di bawah kolong langit, dan bahwa dus per­djo­ angan mengubur kolonialisme-imperialisme di Irian Barat adalah satu bagian daripada perdjoangan-umum untuk damaian-dunia. Kepada semua kawan-kawan kita di per­ selu­ruh muka bumi itu saja menjampaikan salamnja Rakjat Indonesia jang berdjoang, salamnja satu Bangsa, jang telah lahir-kembali dalam kantjahnja perdjoangan, satu Bangsa jang dalam Undang-undang Dasarnja dan dalam api-hatinja telah bersumpah bahwa “pendjadjahan di atas dunia harus dihapuskan, dan bersumpah untuk “ikut melaksanakan keter­ tiban dunia jang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”, —salamnja satu Bangsa jang pada saat-saat sekarang ini sedang gegap-gempita bertjantjuttaliwanda mengerahkan segala semangat dan tenaganja untuk melaksanakan sumpah itu. Hidup kesetia-kawanan perdjoangan, hidup kesetia-kawanan progresif, hidup kesetiakawanan Revolusi Kemanusiaan dan Peri-Kemanusiaan! Dengan salam itu pula nanti achir bulan ini Insja Allah saja akan menudju Beograd di Yugoslavia untuk mewakili Bangsa Indonesia dalam Konferensi Tingkat Tinggi Negaranegara jang berpolitik bebas dan aktif, jang akan dimulai pada tanggal 1 September jang akan datang. Saja akan pergi ke sana itu dengan mengemban segenap Amanat Bangsa Indonesia, amanat jang saja pikul dengan sepenuh ketjintaan dan sepenuh tanggung-djawab, jaitu amanat Kemerdekaan, amanat Perdamaian, amanat Kesedjahteraan dan Kebahagiaan bagi seluruh ummat manusia di seluruh muka bumi. Apalagi di mana Indonesia adalah salah satu sponsor daripada Konferensi Tingkat Tinggi ini! Bersama-sama de­ ngan Yugoslavia dan Republik Persatuan Arab, Indonesia



8/18/2014 9:41:40 AM



P anca A zimat R evolusi



commons wikimedia



Bersama Presiden Yugoslavia, Yosip Broz Tito, 1960.



www.boxnovel.blogspot.com 210



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 210



001/I/14



telah mensponsori Konferensi itu. Maka mendjadi kewa­djib­ an Indonesialah membuktikan perlunja Konferensi itu, dan dapat-berhasilnja Konferensi itu. Saja minta doa saudarasaudara semua ke hadlirat Tuhan, agar saja dapat men­dja­lan­ kan pengembanan amanat saudara-saudara itu dengan baik. Ja, perlunja Konferensi. Barangkali di antara saudarasau­dara ada jang menanja, apakah Konferensi ini tidak men­ desak Konferensi Asia-Afrika ke belakang? Tidak merugikan hasil-hasil Konferensi Asia-Afrika itu? Tidak melemahkan solidaritet Asia-Afrika jang tadinja selalu kita pupuk dan kita gembleng?



8/18/2014 9:41:41 AM



R e -S o -P im



www.boxnovel.blogspot.com 211



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 211



001/I/14



Tidak, saudara-saudara, samasekali tidak! Sebab pada hakekatnja, Konferensi Tingkat Tinggi Negara-negara Bebas dan Konferensi Asia-Afrika itu adalah komplementer satu sama lain, artinja “mengkomplitkan” satu sama lain. Dua kon­ ferensi ini isi-mengisi satu sama lain! Di pidato Medan beberapa minggu jang lalu itu telah saja uraikan, bahwa dua Konferensi ini pada hakekatnja berdiri di atas dua bidang jang berlainan satu sama lain, tetapi toh mengisi dan membutuhkan satu sama lain! Konferensi Asia-Afrika adalah penggabungan (samen­ bundeling) daripada rasa nasionalisme anti imperialisme di Asia-Afrika,—akumulasi daripada rasa nasionalisme anti imperialisme di Asia-Afrika itu, sehingga rasa-nasionalisme anti imperialisme di Asia-Afrika jang tadinja agak “beran­ takan” itu mendjadi satu gabungan-tenaga jang hebat, satu “coordinated accumulated force”. Konferensi Tingkat Tinggi Negara-negara Bebas adalah penggabungan (samenbundeling) daripada rasa inter­na­ sio­nalisme Negara-negara Bebas, sehingga rasa inter­na­sio­ nal­ isme Negara-negara Bebas (jaitu persahabatan segala bangsa, perdamaian dunia, perlutjutan sendjata, dan lain-lain sebagainja itu) mendjadi pula satu “coordinated accumulated moral force”. Saudara lihat: Konferensi Tingkat Tinggi dan Konferensi Asia-Afrika tidak merugikan satu sama lain, tidak “mendjegal” satu sama lain. Dua Konferensi itu malah mengkomplitkan satu sama lain. Dengan mensponsori K.T.T. dan ikut dalam K.T.T. ma­ka Indonesia merasa setia kepada kepribadiannja, setia ke­pada sumbernja jang tertulis dalam Pembukaan Undang-undang Dasar, setia kepada garis-azasi daripada politik-luar-negeri­ nja.



8/18/2014 9:41:41 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 212



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 212



001/I/14



Apakah garis-azasi politik-luar-negeri kita itu? Pertama : Bebas dan Aktif. Kedua : Solidaritet Asia-Afrika. Ketiga : “Tetangga baik”, good neighbour policy. Untuk apa? Untuk perdjoangan menentang Kolonialisme-impe­rial­ isme (pertama). Untuk mempertumbuhkan Kepribadian Nasional (kedua). Untuk Persahabatan dan Perdamaian antar-bangsa (ketiga). Indonesia pergi ke K.T.T. nanti dengan mengemban garisgaris-azasi dan tudjuan-tudjuan ini, sebagaimana Indonesia dulu pergi ke K.A.A. pun dengan mengemban garis-garisazasi serta tudjuan-tudjuan itu K.T.T. dan K.A.A. adalah satu sama lain komplementer. Indonesia tidak melupakan K.A.A., Indonesia tidak bersikap “masa bodoh” kepada solidaritet Asia-Afrika. Indo­ nesia malahan selalu masuk di barisan paling depan daripada solidaritet Asia-Afrika itu. Dan Indonesia sekarang ini, bersama-sama dengan beberapa Negara lain, malahan sedang sibuk mempersiapkan Konferensi Asia-Afrika jang ke II. Malah dalam angan-angan Indonesia, alangkah baiknja djikalau A.A. menjadi A.A.A., K.A.A. menjadi K.A.A.A.,—Konferensi Asia-Afrika mendjadi Konferensi Asia-Afrika-Amerika-Latin! Dengan demikian maka samenbundeling daripada rasa-rasanasionalisme anti imperialisme itu mendjadi lebih komplit! Saudara-saudara! Lama saja meminta keuletan saudarasaudara mendengarkan pidato saja ini. Sekarang saja sudah hampir tiba kepada kata-kata penutup. Kata-kata penutup ini adalah amat penting sekali bagi hubungan antara saja de­ ngan saudara-saudara, hubungan antara saudara-saudara



8/18/2014 9:41:41 AM



R e -S o -P im



ipphos/iwan siswo



Pembukaan Konferensi Asia Afrika, Bandung, 18 April 1955.



www.boxnovel.blogspot.com 213



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 213



001/I/14



dengan saja, jang saudara-saudara dalam M.P.R.S. telah angkat mendjadi Pemimpin Besar Revolusi. Karena itu saja masih meminta lagi kesabaran dan keuletan saudara-saudara untuk mendengarkan dan memperhatikan kata-kata-penutup pi­ dato saja ini. Saudara-saudara, di muka telah saja gambarkan kepa­da saudara-saudara djalannja perdjoangan kita pada masa jang lampau,—dengan kemadjuan-kemadjuannja dan ke­ mun­ durannja, dengan kegembiraan-kegembiraannja dan kese­ dihannja, dengan harapan-harapannja dan kadang-kadang keputus-asaannja, dengan senjum-simpul peradjurit dan tetesan air matanja—, sampai kita datang pada hari sekarang 17 Agustus 1961, di mana kita merasa, bahwa kita sungguh sudah meletakkan dasar-dasar jang sehat bagi perdjoangan kita itu, dan sudah mulai melaksanakan dasar-dasar sehat itu, dan telah memetik hasil di sana-sini jang menggembirakan.



8/18/2014 9:41:41 AM



P anca A zimat R evolusi



Sukarno, 1950-an. www.boxnovel.blogspot.com 214



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 214



001/I/14



Koleksi iwan siswo



8/18/2014 9:41:41 AM



R e -S o -P im



www.boxnovel.blogspot.com 215



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 215



001/I/14



Dasar-dasar sehat itu ialah R.I.L. atau Resopim,— Revolusi, Manipol/USDEK/UUD ’45, satu Pimpinan Nasional. Apa jang kita lihat? Kita melihat bahwa dasar-dasar baru itu memberikan kegiatan di mana-mana, memberikan action di mana-mana,—di segala bidang, di bidang mental, di bidang organisatoris, di bidang mengerahkan tenaga. Tidak seperti dulu sebelum adanja dasar-dasar baru itu, di mana kelesuan-perdjoangan adalah selalu meringkuk di djiwa kita, di mana kematjetan selalu kita lihat di semua pelosok, di mana “tidak berbuat” dianggap bidjaksana untuk menghindarkan kesalahan, di mana falsafah “alon-alon asal kelakon” dianggap satu kebidjaksanaan jang paling tinggi. Semuanja itu oleh karena tidak ada pedoman jang djelas, jang njata, jang tegas, sehingga kesimpang-siuran selalu membingungkan kita, dan tidak ada begeestering (pembakaran semangat) jang menjalanjala. Sekarang berkat adanja dasar-dasar-baru, maka begeestering dan action itu telah ada, dan hasilnja kadangkadang telah memberikan kebanggaan nasional dan keper­ tja­jaan nasional, dan kebanggaan nasional dan kepertjajaan nasional itu memberikan lagi pembakaran semangat setjara baru. Dengan begeestering itu, sekali lagi begeestering, selalu begeestering,—sebagai dikatakan oleh Danton: audace, encore de l’audace, toujours de l’audace—, maka kita melandjutkan perdjoangan jang masih pandjang ini, dan menghantam menundukkan segala rintangan, segala kesu­ litan, segala keketjewaan, segala keputus-asaan jang menghadang di tengah djalan! Ja gembiralah kita dengan Ordening Baru ini! Ja, Allham­ dullilah kita sekarang mempunjai Ordening Baru itu! Malah ada saudara-saudara jang setia jang menanja: “Kenapa Bapak tidak sedari dulu-dulu-mula memimpin Ordening Baru ini?”



8/18/2014 9:41:41 AM



P anca A zimat R evolusi



Koleksi iwan siswo



Sukarno berpidato dalam Sidang PBB, 2 Oktober 1960.



www.boxnovel.blogspot.com 216



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 216



001/I/14



Saudara-saudara tentu dapat menerima, djikalau saja kata­kan, bahwa saja setjara mendalam telah mempeladjari Revolusi Indonesia ini dalam bandingan dan hubungan de­ ngan revolusi-revolusi bangsa lain. Dan apa jang saja lihat? Revo­lusi Indonesia ini tadinja benar boleh disebutkan “Revo­ lusi jang paling tertib”, tetapi djuga harus saja sebutkan “Revolusi jang paling kurang rentjana”. The most orderly, but also the least planned. Sebenarnja dari tahun 1945 mula kita ber­ revolusi tanpa rentjana, melainkan hanja menurutkan adreng­nja hati belaka. Dan terbawa oleh beberapa hal jang saudara-saudara telah ketahui, maka pelaksanaan Revolusi itu sebagai satu keseluruhan pun berdjalan tanpa pimpinan nasional.



8/18/2014 9:41:41 AM



R e -S o -P im



www.boxnovel.blogspot.com 217



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 217



001/I/14



Kini dirasakan Pimpinan Nasional itu perlu. Tetapi sebe­­lum menerima pimpinan, saja harus memperdjoangkan Kon­sep terlebih dulu, jaitu Konsep: Revolusi dan Ideologi Nasional Progresif. Dialektik perdjoangan menjatakan bah­wa sebelum mengoper pimpinan nasional, menangkanlah kon­ sepsi-konsepsi nasional terlebih dahulu. Memang Pimpinan Na­si­onal—dan di sini saja bitjara lagi lepas dari pribadi sen­ diri—tak boleh berlangsung buat sebentaran waktu sadja seper­ti misalnja pimpinan sesuatu Kabinet Koalisi atau pim­ pin­an sesuatu partai. Pimpinan Nasional bukan pimpinan se­su­atu partai atau pimpinan sesuatu Kabinet Koalisi. Pim­ pin­an Nasional harus memimpin satu Bangsa, dan bangsa bukan seperti satu kabinet koalisi, bukan seperti satu partai, melainkan adalah satu kelangsungan, satu continuity, seperti tertulis di atas tembok museum Mexico jang saja tjeriterakan tadi. Pimpinan Nasional harus menanam dasar-dasar Kebangsaan dan dasar-dasar Kenegaraan, dan harus memim­ pin pelaksanaan daripada dasar-dasar Kebangsaan dan Kenegaraan itu sampai tertjapailah tjita-tjita nasional,— ketjuali djikalau ia ndlewer, ketjuali djikalau ia njeleweng, ketjuali djikalau ia durhaka dan chianat. Djikalau ia ndlewer, djikalau ia njeleweng, djikalau ia chianat, haruslah ia diten­ dang mentah-mentah oleh Revolusi. Sebenarnja, sedjak tahun 1950 sudah, saja mem­per­ djoangkan Konsepsi-konsepsi-nasional-progresif itu, oh, kadang-kadang mendapat tjertjaan-tjertjaan dan makimakian terang-terangan, kadang-kadang dibisik-bisikkan bahwa saja telah mendjual Indonesia kepada sesuatu Negara besar, kadang-kadang merasa seperti “single fighter” tersendiri dan terpentjil di kalangan atasan, malah kadang-kadang hen­dak dibunuh orang, disabot dan digranat,—akan tetapi



8/18/2014 9:41:41 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 218



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 218



001/I/14



Alhamdulillah selalu dengan insaf dan sadar bahwa Rakjat mem­benarkan saja dan mengikuti saja. Persetudjuan dan dukung­an Rakjat itulah jang selalu memberikan kekuatanbatin kepada saja untuk berdjoang terus. Tahun 1957 saja namakan tahun penentuan, dan saja mintakan penentuan-penentuan; tahun 1958 saja namakan tahun tantangan, dan saja mintakan djawaban-djawaban tegas atas beberapa tantangan; tahun 1959 kita kembali kepada Undang-undang Dasar ’45, dan saja tondjoli tahun 1959 itu dengan pidato “Penemuan Kembali Revolusi Kita”, jaitu dengan penegasan setegas-tegasnja daripada Konsepsi Nasional jang kemudian oleh Rakjat dinamakan Manipol/ USDEK. Maka sesudah Manipol/USDEK itu diterima resmi oleh M.P.R.S. sebagai garis-garis-besar haluan Negara, barulah saja mau menerima tugas dan kepertjajaan sebagai Pemimpin Besar Revolusi. Sedjak penerimaan itulah Konsepsi Nasional mendjadi bulat, jaitu Konsepsi Tritunggal R.I.L. (“Revolution, Ideology, Leadership”)—atau Konsepsi Resopim: “Revolusi, Sosialisme, Pimpinan Nasional”. Sedjak itulah saja memegang pimpinan Ordening Baru, dan dengan keterangan ini saja telah memberi djawaban atas pertanjaan apa sebab saja tidak dari setadi-tadinja memimpin Ordening Baru. Bagaimanapun djuga, saudara-saudara, kita bisa mera­ jakan dua windu kemerdekaan kita ini dengan rasa gembira karena telah mentjapai satu hasil jang njata: jaitu landasanlan­dasan jang teguh dan djelas bagi perdjoangan kita, jang tadinja tidak kita mempunjainja tetapi jang sekarang djelastegas berada di bawah telapak kaki kita untuk di atasnja kita berderap-madju ke arah realisasi Amanat Penderitaan Rakjat.



8/18/2014 9:41:41 AM



T ahun R e -S K emenangan o -P im



www.boxnovel.blogspot.com 219



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 219



001/I/14



Allahu Akbar, Revolusi Indonesia sekarang bukan lagi satu Revolusi jang ngawur, tetapi satu Revolusi jang tahu benar apa jang di-Revolusikannja! Maka dengan doa jang tak putus-putus ke hadlirat Allah Subhanahu wata’ala marilah kita berdjalan terus! Ja, berdjalan terus, tetap berdjalan terus! Dengan tak mau kalah kalau mendapat pukulan, ulet-maha-ulet ka­lau terpaksa mandek sebentaran, selalu waspada dalam ke­ madjuan, bidjaksana dalam segala kemenangan. Tetap berdjalan terus, menudju Matahari, sebab Matahari itu sudah terbit, dan djalan sudah terang-benderang! Bangsa jang berdjalan terus akan Besar. Bangsa jang mandek, akan kerdil. Bangsa jang mundur, akan hantjur. Hantjur-lebur, tidak tahan sinarnja Matahari!



8/18/2014 9:41:41 AM



P anca A zimat R evolusi



Sukarno, circa 1950. www.boxnovel.blogspot.com 220



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 220



001/I/14



Koleksi iwan siswo



8/18/2014 9:41:42 AM



T ahun K emenangan



TAHUN KEMENANGAN A YEAR OF TRIUMPH



www.boxnovel.blogspot.com 221



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 221



001/I/14



Pidato P.J.M. Presiden Republik Indonesia pada Tanggal 17 Agustus 1962 Djum’at Djam 08.10 Pagi di Istana Merdeka Djakarta



8/18/2014 9:41:42 AM



Tahun Kemenangan A Year of Triumph



www.boxnovel.blogspot.com



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 222



001/I/14



Saudara-saudara! Hari ini adalah hari Djumat. Sebagian dari Saudarasaudara, nanti, sebelum “bedug”, harus meninggalkan lapangan ini, dan kemudian pergi ke masdjid untuk salat-Djumat. Karena itu, pidato saja kali ini tidak saja buat sepandjang pidato saja jang dulu-dulu. Tetapi akan saja katakan kepada saudara-saudara hal-hal jang menurut pendapat saja harus mendapat perhatian kita jang utama. Dengarkan, Saudara-saudara! Hari ini adalah hari 17 Agustus 1962. Pada hari ini Republik kita genap berusia 17 tahun! Lebih dari tahun jang sudah-sudah, kita pada hari ini mempergunakan perkataan “keramat”. Hari-keramat, oleh karena pada hari 17 Agustus kita mem-proklamirkan kemerdekaan kita, jang merupakan lan­ das­an bagi kehidupan nasional Bangsa Indonesia. Hari-keramat, oleh karena pada 17 Agustus dimulai lahirnja Undang-undang Dasar ’45 jang sebagai saja katakan dulu, merupakan satu “Declaration of Independence”, jang



8/18/2014 9:41:42 AM



T ahun K emenangan



www.boxnovel.blogspot.com 223



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 223



001/I/14



menghidupkan kepribadian Bangsa Indonesia dalam arti jang seluas-luasnja: kepribadian politik, kepribadian eko­ nomi, kepribadian sosial, kepribadian budaja,—pendek-kata ke­pribadian Nasional. Hari keramat pula, oleh karena tiap 17 Agustus men­ dorong kita untuk masing-masing menempatkan diri kita pada tjita-tjita asli perdjoangan Bangsa Indonesia jang sedjak berpuluh-puluh tahun itu, ialah melaksanakan Amanat Penderitaan Rakjat. Djuga Hari-keramat, oleh karena tiap 17 Agustus memberikan tekad baru kepada kita, ilham baru, inspirasi baru, untuk melandjutkan perdjoangan kita jang masih tetap berat dan penuh rintangan ini. Hari-keramat lagi, oleh karena tiap 17 Agustus kita mentjari titik-pertemuan nasional jang seluas-luasnja, jang dapat kita pakai sebagai alat korreksi terhadap pen­je­ lewengan-penjelewengan dalam Revolusi kita ini, jang kita ketahui masih lama belum selesai. Dan Hari-keramat pula, oleh karena tiap 17 Agustus meru­pa­kan suatu saat jang terbaik untuk mengadakan stockopname dari hasil jang telah ditjapai dalam tahun jang baru lam­pau: Kemadjuan dan kemunduran, harapan dan ke­ke­tje­ wa­­an, korbanan dan keuntungan, kemalangan dan ke­mun­­ dur­an,—itu-semua kita registrir setjara integral pada tiap 17 Agustus, sebagai modal, sebagai peringatan, sebagai dorong­ an, bagi perdjoangan dalam tahun-tahun jang akan datang. Ini, saja kira, inilah arti setjara intergral dari tiap hari ulang tahun 17 Agustus,—sedjak 17 Agustus 1946 sampai kepa­da 17 Agustus 1962 sekarang ini, sampai kepada 17 Agustus 17 Agustus jang akan datang. Karena pentingnja hari 17 Agustus sebagai jang saja kata­kan itulah, maka saja selalu menamakan hari 17 Agustus



8/18/2014 9:41:42 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 224



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 224



001/I/14



Hari-keramat, malahan pernah saja namakan Hari-maha-ke­ ramat. Apalagi 17 Agustus sekarang ini! Apa sebab? Pada hari ini Republik kita genap berusia 17 tahun! Saudara-saudara! Saja tahu, bahwa pada 17 Agustus sekarang ini, saudarasaudara melihat kepada saja. Dan karena saja tahun itu, saja merasa agak tjemas, karena sadar akan besarnja per­ tanggungan-djawab jang saja pikul. Saja tahu, bahwa saudarasaudara pada hari sekarang ini, hari jang luar-biasa ini, dalam hati saudara laksana menagih kepada saja: “Apa jang hendak Bung Karno katakan? Apa jang Presiden akan amanatkan? Apa jang Pemimpin Besar akan wedjangkan?” Saja tahu, bahwa itulah dinanti-nantikan oleh umum,— dinanti-nantikan dengan hati berdebar-debar, penuh dengan harapan. Saja tahu pula, bahwa pidato ini didengar oleh seluruh dunia, bahkan diintip-intip dan dihintai-hintai oleh sebagian daripada dunia. Mengenai rasa hati saudara-saudara,—saja dapat meng­ ikuti dan mengarti perasaan saudara-saudara dan harapan saudara-saudara itu. Bahkan lebih dari itu: saja dapat mem­ benarkan hati berdebar-debar jang sekarang mengisi kalbu sau­dara-saudara itu. Sebab hati saudara-saudara jang ber­ debar-debar itu membuktikan bahwa djiwa saudara-saudara adalah djiwa jang berkobar-kobar, djiwanja orang-orang jang berdjoang, dan bukan djiwa orang-orang jang melempem atau mati kutu. Saja sendiri pun menghadapi hari 17 Agustus sekarang ini dengan hati jang berdebar-debar! Dan saja menulis pida­ to jang saja batja sekarang ini dalam kesunjiannja alam Tampaksiring di Bali dengan hati jang berdebar-debar, jang sana merobek kesunjian Tampaksiring itu mendjadi lak­ penuh dengan gelora, merobek angkasa jang sedjuk itu men­



8/18/2014 9:41:42 AM



T ahun K emenangan



Bali.panduanwisata.com



Istana Tampak Siring, Bali.



www.boxnovel.blogspot.com 225



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 225



001/I/14



dja­di angkasa jang penuh dengan tanja dan djawab jang bertubi-tubi. Ja! Saja menulis pidato ini sebagaimana biasa dengan perasaan tjinta jang meluap-luap terhadap tanah-air dan bangsa, tetapi ini kali dengan perasaan terharu jang lebih dari­ pada biasa terhadap keuletan Bangsa Indonesia, dan kekaguman jang amat tinggi terhadap kemampuan Bangsa Indo­nesia. Dengan terus-terang saja katakan di sini, bahwa beberapa kali saja harus ganti kertas, oleh karena air-mataku kadang-kadang tak dapat ditahan lagi. Tak dapat ditahan lagi, oleh rasa gembira pada diri sendiri, dan rasa terima kasih kepada seluruh Bangsa Indonesia jang telah menundjukkan keuletan jang sedemikian itu, dan rasa sjukur alhamdulillah pada Tuhan jang Maha-Adil, jang telah mengkaruniai ke­ perdjoangan jang ulet itu dengan pahala jang maha-tinggi. Dengan penuh rasa haru, tetapi pula dengan penuh ke­ja­ kin­an, saja menamakan dalam pidato ini tahun 1962 sebagai TAHUN KEMENANGAN,—A YEAR OF TRIUMPH!



8/18/2014 9:41:42 AM



P anca A zimat R evolusi



Sukarno, Mei 1956. www.boxnovel.blogspot.com 226



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 226



001/I/14



Koleksi iwan siswo



8/18/2014 9:41:42 AM



T ahun K emenangan



www.boxnovel.blogspot.com 227



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 227



001/I/14



Dan dengan menamakan tahun 1962 ini Tahun Keme­ nang­an maka sekaligus saudara-saudara dapat mengarti apa sebab saja terharu, dan sekaligus pula dapat menangkap nada dari isi pidato ini. Bandingkan nada-nada pidato-pidato saja pada pelbagai hari 17 Agustus: Pada pidato Resopim tahun jang lalu, saja berkata pada pembukaannja: “Alangkah bahagianja kita pada hari ini! Pada hari ini, kita merajakan hari ulang-tahun Proklamasi Kemerdekaan kita jang ke XVI. Pada hari ini, Republik kita genap berusia dua windu. Pada hari ini, kita boleh menjebutkan angka keramat 17 dua kali. Dua kali! Sebab pada hari ini, kita mengalami 17 Agustus ketudjuh belas kalinja. Pada hari ini kita mengalami 17 x 17 Agustus! Dus pada hari ini, kita mengalami 17 Agustus tingkat maha-keramat!” Demikian nada pidato Resopim. Nada bahagia. Bahagia dalam arti simbolik. Bahagia karena mengalami 17 x 17 Agustus. Nada pidato 1959 (pidato “Penemuan Kembali Revolusi Kita”) adalah lain. Nadanja nada memperingatkan. Dalam pidato itu saja minta rakjat mengtjamkan Proklamasi kita jang keramat itu. Saja pada waktu itu berkata: “Dengan tegas saja katakan “mengtjamkan”. Sebab, hari ulang-tahun ke­empat belas daripada Proklamasi kita itu harus benarbenar membuka halaman baru dalam sedjarah Revolusi kita, halaman baru dalam sedjarah Perdjoangan Nasional kita”. Nada 17 Agustus 1957 dan 17 Agustus 1958 lain lagi. Nadanja dua pidato itu ialah nada jang sangat mineur, nada tak gembira, nada jang menggambarkan perasaan ketjewa. 17 Agustus 1957 saja berkata: “Hati kita amat terharu. Terharu bahwa Republik kita tetap berdiri. Terharu, karena



8/18/2014 9:41:42 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 228



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 228



001/I/14



mengingati penderitaan-penderitaan dan korbanan-kor­ banan kita untuk mendirikan dan mempertahankan Republik ini. Terharu pula, bahwa kita diberi oleh Tuhan kemampuan untuk menjadari penjakit-penjakit dan keburukan-keburukan jang menghinggapi tubuh masjarakat kita dalam masa dua belas tahun itu, terutama sekali di masa jang achir-achir ini”. Tidakkah ini satu nada jang tak gembira? Datang 17 Agustus 1958. Lagi nada pidato saja amat mineur. Malah nada jang menggambarkan perasaan letihsedih. Hampir-hampir dengan suara jang bikin-bikinan saja berkata: “Ini adalah salah satu ulang-tahun Republik Indo­ nesia jang paling diperhatikan orang. Diperhatikan orang di dalam dan di luar negeri. Bagaimana suasana di Djakarta pada hari ini? Apakah suasananja suasana jang tertekan, suasa­nanja Rakjat jang baru sadja dapat pukulan-pukulan di badannja,—babak-belur, babak-bundas? Apakah suaranja suara Rakjat jang telah remuk-redam dalam djiwanja, suara Rakjat jang telah megap-megap?” Ja, saudara-saudara, perkataan-perkataan ini memang menggambarkan isi-hati jang amat sedih pada waktu itu,— waktu di mana pemberontakan P.R.R.I.-Permesta sedang me­mun­tjak, waktu di mana orang-orang bangsa Indonesia sendiri menikam-nikam tubuhnja Negara bangsanja sendiri, laksana anak menikam tubuh Ibunja sendiri. Buat apa saja mengadjukan sekali lagi nada pidatopidato jang lampau? Agar saudara-saudara dapat mengikuti gelombang naik-turunnja Revolusi kita ini. Agar saudarasaudara dapat menjadari setjara sungguh-sungguh pasangsurut­nja Revolusi kita itu. Agar saudara-saudara dapat men­ djangkau masa jang lalu itu dalam ia punja mudjur dan ia punja malang. Dan achirnja, agar saudara-saudara dapat meng­arti nanti—djika sudah saja uraikan—apa sebab pidato



8/18/2014 9:41:42 AM



T ahun K emenangan



saja jang sekarang ini, (pidato 17 Agustus 1962), saja beri djudul “Tahun Kemenangan”,—“A Year of Triumph”. Ja, dulu kita pernah mengalami “a year of decision”, dan pernah mengalami “a year of challenge”,—sekarang kita ber­ ada dalam “a year of triumph”! A year of triumph, satu tahun kemenangan, atau lebih tegas satu tahun permulaan ke­ menangan dalam Rodanja Revolusi, jang tidak sadja dirasakan oleh Rakjat Indonesia, tetapi diakui pula oleh dunia-luar, bah­ kan mungkin dikaguminja djuga. Apakah kemenangan ini kemenangan jang pertama dalam Revolusi kita? Adakah kemenangan-kemenangan lain? Adakah sebelum kemenangan tahun 1962 ini, kemenangankemenangan kesatu, kedua, ketiga, keempat? Djawaban atas



Sukarno dan Hatta, 1957.



www.boxnovel.blogspot.com 229



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 229



001/I/14



koleksi iwan siswo



8/18/2014 9:41:43 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 230



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 230



001/I/14



pertanjaan ini adalah agak sukar. Revolusi selalu mengalami pasang-pasang-mudjur dan pasang-pasang-malang. Revolusi adalah Revolusi, oleh karena ia adalah satu bandjir jang mengalir, jang tidak diam, jang tidak beku. Selalu di dalamnja ada saat-saat menang, tetapi ada pula saat-saat babak-belur. Ketjuali itu, pengertian “kemenangan” adalah sangat relatif. Apa jang kita ketahui dengan pasti ialah, bahwa Revolusi kita pernah mengalami beberapa saat jang menentukan. Pertama, tentu saat 17 Agustus 1945 sendiri, saat kita memulai dengan Revolusi formil. Kedua, saat pengakuan kedaulatan pada achir tahun 1949. Ketiga, saat kita sadar bahwa penjelewengan-pen­jele­ wengan sedang berdjalan, jaitu saat-saatnja tahun 1957, di mana kita sebagai reaksi atas penjelewengan-penjelewengan itu mengambil putusan membendung dan menghentikan lewengan-penjelewengan itu. Saat-saat tahun 1957 penje­ itu saja tjakup dalam sebutan “tahun ketentuan”,—“a year of decision”. Djikalau pada waktu itu kita tidak sedar atas penjelewengan-penjelewengan itu, maka Revolusi Indonesia nis­ tjaja akan terdjungkel samasekali dalam alam liberal, terdjungkel-tersungkur samasekali dalam alamnja ketidakrevolusian. Keempat, saat-saat tahun 1959,—saat-saat di mana kita tidak sadja mengatasi penjelewengan-penjelewengan, teta­­pi djuga menemukan kembali Revolusi kita,—rediscover our Revolution—, dan djuga memberi landasan jang teguh kepada Revolusi kita, berupa Manipol-USDEK. Sekarang Kelima! Sekarang dalam tahun 1962 ini kita mengalami lagi satu kemenangan, setidak-tidaknja satu tahun jang menentukan, oleh karena hasil perdjoangan dalam tahun 1962 ini menentukan djalannja Revolusi kita ke djurusan jang



8/18/2014 9:41:43 AM



T ahun K emenangan



www.boxnovel.blogspot.com 231



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 231



001/I/14



benar,—decisive in the right direction—, ja, decisive in the right direction, sehingga tahun 1962 boleh saja namakan satu Tahun dalam mana kita mentjapai satu Kemenangan. Men­­ tjapai satu Kemenangan, dimungkinkan oleh karena se­djak tahun 1959, Revolusi kita bukan lagi satu Revolusi jang “gumantung tanpa tjantelan”, tetapi satu Revolusi jang berideologi, satu Revolusi jang berkonsepsi, satu Revolusi jang berlandasan,—satu Revolusi jang berlandasan ManipolUSDEK! Baik saja tandaskan di sini, bahwa 1962 membawa hasilbaik kepada kita, oleh karena kita ber-Manipol-USDEK. Ja!, oleh karena kita ber-Manipol-USDEK! Artinja: Kemenangan itu tidak mungkin kita tjapai, kalau umpamanja kita tidak ber-Manipol-USDEK, melainkan tetap ber-liberalis, tetap ber-multi-partysystem, tetap tanpa kemudi, tetap tanpa bimbingannja idee Sosialisme. Oh tentu, saja jakin, saja sadar tentang semangat per­ djo­ angan Bangsa Indonesia, saja sadar tentang keuletan dan kemampuan Bangsa Indonesia, tetapi Bangsa Indonesia jang tidak berkepribadian Nasional, Bangsa Indonesia jang tidak ber-Revolusi, Bangsa Indonesia jang tidak berManipol-USDEK, Bangsa Indonesia jang tidak benar-benar ber-Pantjasila, Bangsa Indonesia pendek-kata jang tidak berRESOPIM, Bangsa Indonesia jang demikian itu tidak akan mentjapai hasil-hasil perdjoangan sebagai jang ditjapainja dalam tahun 1962 ini. Artinja: Bangsa Indonesia jang hanja berdjoang tok, atau hanja ulet tok, atau hanja bersemangat tok, atau hanja ridla-berkorban tok, atau hanja membanting tulang tok,—Bangsa Indonesia jang hanja demikian itu tok, tidak akan mentjapai hasil perdjoangan jang maksimal. Te­ tapi Bangsa Indonesia jang berdjoang setjara ulet, setjara habis-habisan, setjara mati-matian, berdasarkan RESOPIM,



8/18/2014 9:41:43 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 232



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 232



001/I/14



baru dapat mentjapai hasil-perdjoangan setjara maksimal jang mengagumkan seluruh dunia! Saja tidak melebih-lebihi arti kata! Saudara-saudara dapat gojang-kepala dan berkata, bahwa pengakuan kedaulatan pada 27 Desember 1949 dapat djuga dipakai sebagai alasan untuk menjebut tahun 1949-1950 satu Tahun Kemenangan. Benar, saudara-saudara! Kita djuga dapat dinamakan tahun 1949-1950 satu Tahun Kemenangan. Kita djuga tidak dapat menjangkalnja, dan tidak seorang pun mau menjangkalnja. Akan tetapi dapat sigera saja tambahkan di sini, bahwa keme­ nangan tahun 1949 itu adalah satu kemenangan dari Revolusi phisik semata-mata, dan satu kemenangan jang kita peroleh dengan babak-belur, dedel-duwel, babak-bundas. Revolusi kita pada waktu itu belum meliputi Revolusi Mental. Belum berpidjak kepada Manipol-USDEK! Revolusi kita pada waktu itu belum merupakan benar-benar satu Revo­lusi Multi-complex, jang meliputi Revolusi phisik, Revo­ lusi mental, Revolusi sosial-ekonomis, Revolusi kebudajaan. Revolusi kita pada waktu itu boleh dikatakan semata-mata ditudjukan kepada mengusir kekuasaan Belanda dari Indonesia. Maka sesudah kekuasaan Belanda terusir, sesu­ dah chususnja kekuasaan politik Belanda lenjap dari bumi Indo­ nesia, mendjadilah Revolusi kita satu Revolusi jang tidak mempunjai pegangan jang tertentu. Mendjadilah Re­ vo­­lusi kita satu Revolusi jang oleh seorang fihak Belanda dinamakan “Een Revolutie op drift”. Mendjadilah Revolusi kita satu Revolusi jang tanpa arah. Mendjadilah Revolusi kita satu Revolusi jang tubuhnja bolong-bolong dan dimasuki kom­promis-kompromis dan penjelewengan-penjelewengan. Hampir-hampir sadja kemenangan 1949 itu merupakan satu Keme­nangan Bohong,—satu Pyrrhus-overwinning—, satu ke­me­nangan sementara, satu kemenangan satu hari, jang merupakan satu permulaan daripada Keruntuhan Total!



8/18/2014 9:41:43 AM



T ahun K emenangan



www.boxnovel.blogspot.com 233



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 233



001/I/14



Dan djikalau umpamanja kita pada tahun 1957 tidak meng­gunturkan kita punja “stop penjelewengan”!, “stop pengchianatan!”, “kembali kepada kesadaran”!, djikalau kita tidak membuat tahun 1957 “a year of decision”, maka kita nistjaja tidak akan dapat memperingati tahun 1959 sebagai tahun penemuan kembali Revolusi kita,—the Year of the Redis­ covery of our Revolution! Djikalau tidak penjelewengan-pen­ jelewengan sedjak hampir-Pyrrhus-overwinning 27 Desem­ ber 1949 itu lekas-lekas dicorrigir,—sebagai jang memang kita corrigirkan—, maka saja kira Revolusi Indonesia akan mempunjai gambaran jang sangat berlainan daripada seka­ rang, jaitu gambaran: pentjideraan, reaksionerisme, deka­ densi, disintegrasi, mungkin keruntuhan total. Tetapi Alhamdulillah! Alhamdulillah kita dalam waktu jang tepat dapat mem­ bendung penjelewengan-penjelewengan! Alhamdulillah kita dalam waktu jang singkat dapat mem­ berikan landasan jang kokoh kepada Revolusi kita, berupa Manipol-USDEK. Alhamdulillah kita sedjak tahun jang lalu dapat berdjoang atas dasar RESOPIM. Dan Alhamdulillah kita pada hari 17 Agustus 1962 ini dapat menundjukkan hasil sedemikian rupa, sehingga tahun 1962 pantas kita namakan “Tahun Kemenangan” atau “A Year of Triumph”. Tuhan adalah Besar, dan KepadaNja kita memandjatkan kita punja terima kasih! Saudara-saudara! Apa jang merupakan kemenangan dalam tahun 1962 ini? Pada tahun 1959, ketika saja membentuk Kabinet Kerdja, maka saja menetapkan bagi Kabinet Kerdja itu atau landasan-kerdja jang terang-gamblang dan tegas-djelas, dan jang benar-benar mentjerminkan kebutuhan pokok dari



8/18/2014 9:41:43 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 234



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 234



001/I/14



Rakjat Indonesia dalam djangka pendek. Satu landasanker­ dja jang dapat mendjadi penjemangat dan pengilham Bangsa Indonesia dalam beberapa tahun jang singkat. Satu lan­­dasan-kerdja jang tidak mengulur kata melantur-lantur. Satu landasan-kerdja jang berisikan “appeal” kepada Rakjat. Satu landasan-kerdja jang dapat mendjadi pekik-perdjoangan Rakjat! Landasan-kerdja itu ialah Triprogram Pemerintah jang termasjhur: sandang-pandang, keamanan, anti imperalisme termasuk pembebasan Irian Barat. Tjekak-aos, kompakpadat, terang -gamblang, tegas-djelas! Anak ketjil dapat meng­hafalkan Triprogram ini! Dan saja tentukan djangka wak­ tu tidak lebih dari tiga tahun untuk mentjapai hasil maksimal-lajak daripada pelaksanaan Triprogram itu! Wah, banjak orang, baik di dalam maupun di luar negeri, mengedjek Triprogram itu. Mengedjek isinja bagi sesuatu program Pemerintah (“kok tjuma itu”, kata mere­ ka), dan terutama sekali mengedjek djangka waktu pen­ jelenggaraannja jang hanja tiga tahun itu. “Tiga tahun, mana bisa”! kata mereka. Memang di tahun-tahun jang lampau Indonesia terkenal sebagai satu negara jang banjak niat, tetapi hasil sedikit. Bangsa jang pandai sekali meletakkan batu pertama, tetapi djarang sekali dalam waktu lajak meletakkan batu terachir. Bangsa jang selalu menundjukkan djurang lebar antara idee dan perbuatan. “A nation with a large gap between ideas and acts”.... Edjekan-edjekan tadi merupakan satu tantangan bagi saja. Tantangan bagi saja pribadi sebagai putera Indonesia. Tantangan bagi saja sebagai Presiden Republik Indonesia. Tantangan bagi saja sebagai pembentuk kabinet dan penjusun Triprogram. Tantangan bagi saja malahan, sebagai Pemimpin Besar Revolusi.



8/18/2014 9:41:43 AM



T ahun K emenangan



www.boxnovel.blogspot.com 235



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 235



001/I/14



Saja tahu bahwa potensi kekuatan dan kemampuan Bangsa Indonesia adalah amat besar, dan bahwa Bangsa Indo­nesia suka berdjoang. Saja tahu bahwa kekajaan alam Indonesia boleh dikatakan tak ada batasnja. Tetapi namun demikian, saja sadar, bahwa Triprogram Pemerintah tak dapat terlaksana hanja dengan perdjoangan hebat semata-mata, atau hanja dengan membanting-tulang memeras-keringat semata-mata. Triprogram Pemerintah hanja dapat terlaksana dengan perdjoangan hebat dan pemerasan keringat plus satu hal jang lain. Apa “plus” itu? Plus itu ialah landasan Nasional. Plus itu ialah Djurusan Djiwa Nasional. Triprogram Pemerintah dapat dilaksanakan dalam djangka waktu jang ditentukan, djika segala kekuatan, segala tenaga materiil dan spirituil, segala funds and forces dikerahkan setjara serentak, setjara gotong-rojong, setjara ho-lopis-kuntul-baris! Dan ini hanja dapat diwudjudkan, djika Revolusi kita mempunjai Landasan Nasional jang kokoh, mempunjai Landasan Sosial jang ber­ sing­gasana dalam hatinja Rakjat, mempunjai Kepribadian politik-sosial-ekonomis-kulturil jang benar-benar berbenteng dalam api-djiwanja Rakjat. Dengan pendek kata, djika perdjoangan Bangsa Indo­ nesia didasarkan atas RESOPIM, maka nistjaja Triprogram dapat dilaksanakan, bahkan tidak ada satu tugas jang tidak dapat diselesaikan oleh Bangsa Indonesia jang kini hampir 100.000.000 itu, dan berkekajaan-alam jang tiada taranja di muka bumi itu,—gemah-ripah-loh-djinawi. Dengan dasar RESOPIM itu Bangsa Indonesia akan selalu dapat men­jele­ saikan tugas-adil jang bagaimanapun, dan akan selalu dapat mengungguli njanjian penjair asing jang berdendang: “The difficult jobs we finished today. The impossible we tackle tomorrow”.



8/18/2014 9:41:43 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 236



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 236



001/I/14



(Jang sukar-sukar, kita selesaikan sekarang. Jang tak mungkin, kita selesaikan besok). Atas dasar pengartian jang saja uraikan di muka itulah, saja tak pernah ketjil-hati atas hasil karya Bangsa Indonesia dalam rangkaian Triprogram, meski ditertawakan dari kanan dan kiri, meski diedjek dari muka dan belakang. Karena kita mempunjai RESOPIM! Dus, saudara-saudara! Kepertjajaan saja adalah teguh atas daja-penggeraknja RESOPIM itu. Maka dari itu sekarang saudara dapat mengarti, apa sebab sedjak 1959, tiap pidato 17 Agustus saja selalu berpangkal dan berputar sekitar indok­ trinasi. Sedjak tahun 1959 itu, maka boleh dikatakan tiap pidato 17 Agustus, dari halaman pertama sampai ke halaman ter­achir, mengandung wedjangan. Wedjangan mengenai Revolusi; wedjangan mengenai Pantja Sila dan progressivisme, an tentang kepribadian Indonesia jang berpusat wedjang­ kepada gotong-rojong, musjawarah dan mufakat; wedjangan tentang persatuan Nasional Revolusioner; wedjangan mem­ ban­ tras komunisto-phobi; wedjangan mutlak-perlunja poros Nasakom; wedjangan mengenai djahatnja liberalisme; wedjangan mengenai perlunja Satu Pimpinan Nasional; wedjangan mengenai sosialisme, sosialisme, sosialisme, dan sekali lagi sosialisme. Hanja djika landasan-landasan ini mendjadi milik-bersama daripada Rakjat, milik-bersama daripada para pemimpin, milik-bersama pun daripada seluruh Angkatan Bersendjata, maka dapatlah ditjapai hasilhasil gemilang dalam Revolusi Indonesia, hasil gemilang pula dalam pelaksanaan Triprogram. Bagaimana saudara dapat mempersatukan segala funds and forces, kalau saudara menganut liberale parlementaire democratie? Djustru liberale parlementaire democratie sen­ diri mengandung prinsipe adu-domba antara golongan de­



8/18/2014 9:41:43 AM



T ahun K emenangan



www.boxnovel.blogspot.com 237



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 237



001/I/14



ngan golongan, antara individu dengan individu. Dan lebihlebih dalam abad turunnja kapitalisme sekarang ini,—abad Kapi­ talismus in Niedergang—, lebih-lebih dalam abad sekarang ini maka prinsipe adu-domba dari liberale par­ lementaire democratie itu dieksploitir oleh subversi asing guna kepentingannja sendiri. Bagaimana saudara dapat mengadjak Rakjat memper­djo­ angkan sesuatu keadilan, kalau saudara hendak membawanja ke ekonomi liberal jang mengandung unsur exploitation de l’homme par l’homme? Bagaimana saudara dapat mengadjak Rakjat-djelata mem­­per­tahan­kan Negara, membebaskan Irian Barat kalau perlu dengan darah dan djiwanja, kalau Negara itu tidak menjanggupkan kepada Rakjat-djelata si Dadap si Waru si Suta si Naja satu kehidupan jang adil dan makmur, satu kehidupan jang tata-ten-trem-karta-rahardja? Pengartian-pengartian inilah jang harus meresap di hati-sanubari Rakjat dan seluruh pemimpin-pemimpinnja setjara meluas dan mendalam. Pengartian-pengartian inilah meru­ pakan satu-satunja landasan jang dapat membawa Homo Indonesiensis kepa­da pengorbanan-pengorbanan dan aktivitas-aktivitas ke arah kemakmur­an, keadilan, kebesaran. Tanpa landasan ini, maka segala aktivitas warga Indonesia, segala pertumbuhan di Indonesia, hanja merupakan “kema­ djuan tambal-sulam” belaka, diombang-ambingkan oleh nafsu ketamakan dan pertjektjokan, tersandung tersungkur tiaptiap kali oleh nafsu djegal-djegalan, nabrak ke sini nabrak ke situ karena tidak tahu harus berdjalan ke arah mana. Inilah jang selalu saja utamakan dalam memberi pim­ pin­ an kepada Revolusi Indonesia. Karena itu saja selalu me­wedjang. Karena itu saja selalu mengadjar. Rakjat perlu diwedjang, agar ia tahu benar-benar bahwa Revolusi ini



8/18/2014 9:41:43 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 238



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 238



001/I/14



adalah Revolusinja. Pemimpin dari segala matjam tjorak perlu diwedjang, agar ia tahu benar-benar bahwa Revolusi ini bukan “Revolusi Pemimpin”, tetapi Revolusi Rakjat dengan tena­ ga Rakjat dan dengan tudjuan jang menguntungkan kepada Rakjat. Tidak boleh lagi ada pemimpin-pemimpin gadungan! Tidak boleh lagi ada pemimpin jang mulutnja berkemak-kemik Manipol, tapi sebenarnja tak mengarti apa Manipol! Tidak boleh lagi ada pemimpin jang pura-pura pro-Manipol, tetapi sebenarnja anti-Manipol! Dengan Rakjat jang sudah masak indoktrinasi Manipol, maka pemimpinpemimpin gadungan itu nanti semuanja akan disapu bersih oleh Rakjat sendiri! Ja! saja mengutamakan apa jang saja namakan “Lan­ dasan” itu? Saja tahu, bahwa menamakan Landasan itu ada­ lah sulit, chususnja pada waktu-waktu permulaan. Dari ka­ nan dari kiri (kiri bukan dalam makna haluan politik) saja mendapat tentangan-tentangan, terutama sekali dari ka­ langan-kalangan “vested material interest” dan “vested political interest”, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Dari kanan dan dari kiri saja ditjemoohkan dan ditertawakan, dan disebutkan jang bukan-bukan. Sampai sekarang pun tje­ mo­ohan itu masih ada jang berdjalan terus. Djuga dalam kalangan hyperintellektuil Indonesia masih ada sadja terselip di sana-sini orang-orang jang begitu berkarat otaknja dengan adjaran-adjaran staatsrecht Barat, liberalisme, dan liberale parlementaire democratie, sehingga mereka tak mampu lagi menganggap artinja “Landasan” itu, dan lantas bisak-bisik meng-grundel, mentjemooh mengedjek. Tetapi, djustru “Revolution rejects yesterday”! Revolusi membuang orde tua, diganti orde baru. Djustru Revolution bukan Revolution, kalau tidak ada tentangan dari vested interest-vested interestnja orde tua itu, beserta tentangan dari



8/18/2014 9:41:43 AM



T ahun K emenangan



www.boxnovel.blogspot.com 239



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 239



001/I/14



hyperintellektuelendom jang memang “geboren en getogen in de oude orde”—“dilahirkan dan dibesarkan dalam orde jang tua” jang hendak kita bongkar dan kita rombak dan kita ganti samasekali itu. Karena itu, apapun orag katakan dari dalam dan dari luar,—kita berdjalan terus! Kita berdjalan terus atas Lan­ dasan MANIPOL-USDEK-RESOPIM! Dan Landasan itu akan tertanam subur, akan tumbuh subur! Sekali Landasan itu bermahkota dalam kalbunja Rakjat, sekali ia laksana Wahju Tjakraningrat bermahligai dalam apinja djiwa Rakjat, maka Indonesia jang Djaja Raja, Indonesia jang Adil Makmur, akan mendjadilah kenjataan sampai ke achir zaman. Dan tidak akan ada satu kekuatan duniawi pun jang akan dapat merongrong atau menghantjurkan Indonesia dalam bentuk jang sematjam itu! Karena itu sekali lagi saja berkata: Kita berdjalan terus! Berdjalan terus atas dasar RESOPIM! Berdjalan terus atas dasar Landasan: Revolusi–Sosialisme Indonesia–Satu Pimpinan Nasional! Seperti jang saja katakan tahun jang lalu: kita tak perlu mendjiplak orang lain. Kita melalui djalan kita sendiri. Kita tahu,—demikian saja katakan tahun jang lalu—: "baik negara-negara jang sudah tua, maupun negara-negara jang anjar merdeka, ataupun negara-negara jang masih ter­ be­ lakang dalam lapangan teknik dan ekonomi, di antara mereka itu banjak jang mengira bahwa sjarat mutlak untuk kemadjuan Negara dan Bangsa ialah kemadjuan teknik dan modal uang semata-mata. Mereka tidak tahu, bahwa dalam abad ke XX salah satu dasar bagi kemadjuan nasional ialah konsepsi ideologi jang progressif revolusioner, berdasarkan atas kepribadian nasional!” Apa jang saja katakan tahun jang lalu itu, merupakan dasar daripada pimpinan saja dalam melaksanakan perdjo­ ang­ an Nasional. Tiga kali berturut-turut pada tiap-tiap



8/18/2014 9:41:43 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 240



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 240



001/I/14



17 Agustus,—17 Agustus 1959, 17 Agustus 1960, 17 Agustus 1961—, saja selalu sadja tandas-tandaskan dasar kepribadian Nasional, dasar Revolusi, dasar progressivisme, dasar sosialisme, dasar pertumbuhan baru dari dunia jang sedang bergolak, dan sedikit sekali tentang soal-soal jang teknis materiil. Oleh karena itu, maka ada sementara orang jang berkata: “Bung Karno pandai pidato politik, akan tetapi tak memperdulikan samasekali soal-soal ekonomi”. Saja tahu adanja kritik-kritik jang demikian itu? Akan tetapi saja kata kepada saudara-saudara: Strategi pimpinan saja ber­ sudah memperhitungkan makna dari kritik-kritik tersebut! Stra­tegi pimpinan saja sudah mengkopjok pro-pronja dan kontra-kontranja kritik-kritik sematjam itu. Bagaimanapun tahun jang lalu saja sudah naikkan lagi puntjak strategi itu, dan sudah saja mentjapai puntjak Landasan jang saja maksudkan. Tahun jang lalu saja sudah mentjapai Kulminasi daripada Landasan perdjoangan Nasional. Tahun jang lalu saja gelarkan Landasan-Betonnja RESOPIM! Maka, dengan Landasan RESOPIM, bagaimana halnja dengan pelaksanaan Triprogram? Dalam pelaksanaan Tripro­ gram itu, saja berikan prioritas jang setinggi-tingginja kepada pemulihan keamanan. Sebab, selama keamanan belum pulih, selama masih ada gerombolan-gerombolan D.I.-T.I.I., sisasisa P.R.R.I.-Permesta, aksi-aksi gelap subversi asing, maka atjara Sandang-Pangan dan Perdjoangan Anti Imperialisme sukar dapat dikedjar setjara djitu. Bahkan lebih daripada itu! Selama keamanan masih terganggu, selama tenaga-tenaga anti-Republik masih bebas berkeliaran ke sana-sini, maka selalu Kesatuan Indonesia dalam bahaja, selalu Kemerdekaan Indo­nesia dalam keadaan terantjam. Gangguan-gangguan ke­ amanan dan uknum-uknum pengganggu keamanan itu selalu men­djadi alat subversi asing untuk melakukan peranan jang



8/18/2014 9:41:43 AM



T ahun K emenangan



www.boxnovel.blogspot.com 241



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 241



001/I/14



bermaksud menekan kemadjuan kita atau keruntuhan kita samasekali. Karena itu maka saja berikan prioritas kepa­ da pemulihan keamanan itu, penggempuran dan peng­han­ tjuran daripada golongang-golongan gerombolan jang tak mau menjerah. Sebagai jang saja katakan tahun jang lalu, maka lebih dari 50% dari seluruh kegiatan nasional kita kita tudjukan kepada penghantjuran daripada gangguangang­guan keamanan itu. Dan Angkatan Bersendjata setjara keseluruhan ditugaskan untuk melenjapkan segala gangguan keamanan itu selambat-lambatnja achir 1962. Dan Angkatan Bersendjata, dengan bantuan Rakjat, telah melaksanakan tugas ini dengan baik. Dapat saja beritahukan bahwa berkat lindungan Tuhan Jang Maha Esa, berkat tepat dan ampuhnja politik ke­aman­ an jang telah saja gariskan dalam Manifesto Politik, ber­kat djerih-pajah serta darah para pradjurit dan Rakjat jang ber­ satu-padu, maka Program Keamanan itu dapat dise­lesaikan pada waktunja. Sekarang lebih kurang 95% telah selesai, dan Angkatan Perang kita kegiatannja sudah dialihkan titik-berat­ nja kepada fasal ketiga dari Triprogram, jaitu Irian Barat. Atas hasil pelaksanaan tugas di bidang Keamanan ini, maka saja atas nama Pemerintah dan Rakjat menjatakan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginja kepa­da segenap anggauta Angkatan Bersendjata, jang telah menu­ nai­kan tugas Darma Baktinja dengan penuh keinsjafan dan keichlasan pengorbanan. Terima kasih ini djuga saja tudjukan kepada alat-alat Negara lainnja, serta Rakjat, jang membantu Angkatan Bersendjata hingga dapat melaksanakan tugasnja dengan baik. Namun hasil-hasil jang telah kita tjapai itu perlu dikon­ soli­dasi dan distabilisasi. Usaha-usaha konsolidasi dan sta­ bilisasi itu meliputi:



8/18/2014 9:41:43 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 242



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 242



001/I/14



A. Rehabilitasi dari Aparatur Negara jang telah rusak dan katjau sebagai akibat dari gangguan keamanan, dan usaha itu dilandaskan pada djiwa USDEK. B. Rehabilitasi Materiil, Personil, Mental dan Phisik, Sosial-Ekonomi, di daerah-daerah jang bertahuntahun telah men­derita akibat gangguan keamanan. C. Mengsukseskan Triprogram dan Manipol pada umumnja. Ini semuanja adalah usaha-usaha jang disebut dengan “operasi follow-up keamanan”. Hasil-hasil selama tiga tahun, di mana pada permulaan pemberontakan dari apa jang disebut Gerombolan D.I.-T.I.I. Karto­suwirjo dan P.R.R.I.-PERMESTA pada tahun mulainja Kabinet Kerdja, mereka telah menguasai seperenam dari wila­ jah Republik Indonesia dengan perkiraan kekuatan lebih kurang 125.000 orang tenaga tempur, dengan sendjata 45.000 putjuk, berat dan ringan, kini hampir seluruh (95%) dari wilajah Republik Indonesia telah dibebaskan dari Gerombolan Pemberontak. Hingga kini telah dapat di­tewas­ kan 23.495 orang, dan 133.365 orang jang kembali ke pang­ ku­ an Republik Indonesia, sedangkan sendjata jang telah kita rampas adalah 40.317 putjuk, berat dan ringan. Djuga ke­gi­at­an subversif mereka selama ini sebagian besar telah dapat kita patahkan atau kita gagalkan. Ini semua tidak akan dapat berhasil djikalau tidak ada pengorbanan-pengorbanan dari kita. Selama ini segala usaha-usaha dalam pemulihan keaman­an telah meminta korban dari kita, jaitu 3.736 orang gugur dari pradjurit-pradjurit Angkatan Bersendjata dan O.K.D.; dan 6.213 orang dari Rakjat; luka-luka 5.164 orang dari pradjurit Angkatan Bersendjata dan O.K.D., dan 4.375 orang dari Rakjat. Puntjak dari segala usaha-usaha jang telah kita seleng­ garakan seperti jang saja sebutkan tadi ialah tertangkapnja



8/18/2014 9:41:43 AM



T ahun K emenangan



www.boxnovel.blogspot.com 243



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 243



001/I/14



Kartosuwirjo pada tanggal 4 Djuni tahun 1962 jang lalu, jang kemudian disusul dengan penjerahan diri dari beratus-ratus pengikutnja setjara berangsur-angsur. Ini adalah satu kenjataan jang harus diterima oleh selu­ ruh Bangsa Indonesia dengan rasa lega dan gembira. Rasa lega dan gembira karena penderitaan-penderitaan jang sela­ ma ini dirasakan oleh Rakjat telah dihentikan. Rasa lega dan gembira, karena dengan pulihnja kea­ man­ an, Negara akan dihindarkan dari pemborosan lebih landjut daripada djiwa, harta-benda, dan kekajaan-alam, dan dapatlah potensi nasional dikerahkan dan dipusatkan ke­pada usaha-usaha lain, jaitu Pelaksanaan Pembangunan Semesta Berentjana serta usaha-usaha besar di bidang lainlain, dan—Pembebasan Irian Barat. Ja, sekarang pembebasan Irian Barat! Ini bukan sadja ter­ masuk dalam rangka Triprogram, jang dus harus kita lak­sanakan, tetapi pada hakekatnja adalah satu Tuntutan Nasional setjara mutlak. Segala tekad nasional kita, segala semangat perdjoangan kita, segala rasa harga-diri kita, kita tumplekkan habis-habisan kepada pembebasan Irian Barat itu. Sebagian besar daripada kekajaan nasional kita, kita ambjurkan ke dalam perdjoangan pembebasan Irian Barat itu. Mengapa kita bersikap demikian? Mengapa kita bertekad demikian? Apakah kita ini didorong oleh fanatisme belaka? Atau didorong oleh rasa prestise belaka? Atau untuk memperluas daerah Republik Indonesia? Tidak, samasekali tidak! Kita tidak ditjambuk oleh fanatisisme, kita tidak main politik prestise, kita bukan imperialis-ekspansionis jang haus kepada perluasan daerah. Daerah kekuasaan Republik sekarang ini sudah tjukup luas,—bahkan sudah lebih tjukup dari luas. Daerah kekuasaan kita sudah tjukup luas dan tjukup kaja



8/18/2014 9:41:43 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 244



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 244



001/I/14



untuk memberi makan dan hidup-senang kepada lebih dari 250.000.000 manusia Indonesia! Pun kita tidak membebaskan Irian Barat untuk menam­ bah djum­lah penduduk! Djumlah penduduk dalam daerah kekuasaan Republik sekarang ini sudah hampir 100.000.000 orang, dan apa arti tambahan 750.000 putera Irian Barat kepada djumlah 100.000.000 itu? Pertimbangan untuk mentjari keuntungan ekonomi? Atau tambahan kekajaan alam? Itupun tidak! Daerah jang dalam kekuasaan Republik sudah mempunjai kekajaan alam jang berlimpah-limpah, baik jang sudah dieksplorir dan di­ eks­ploitir, maupun jang belum dieksplorir dan dieksploitir, sehing­ga semua imperalis ngiler ketes-ketes melihat kekajaan alam kita itu. Ada imperialis jang mengatakan bahwa tidak adil 90.000.000 manusia diberi kekajaan alam sebanjak itu! Nah apakah gerangan sebabnja kita begitu mati-matian membebaskan Irian Barat? Tak lain tak bukan, oleh karena kita adalah satu Bangsa jang mempunjai dasar-djiwa, satu Bangsa jang mempunjai prinsipe, satu Bangsa jang mempunjai karakter. Pembebasan Irian Barat, sebagian daripada tanah-air kita, adalah bagi kita satu soal prinsipe, satu Kewadjiban-Sutji daripada Djiwa Indonesia,—luas atau tidakkah Irian Barat itu, kaja atau tidakkah Irian Barat itu, berpenduduk banjak atau sedikitkah Irian Barat itu. Perdjoangan membebaskan Irian Barat merupakan satu dasar fundamentil daripada Nation­ building kita, bahkan djuga satu dasar fundamentil daripada characterbuilding Indonesia. Sedjak dari dulu mula kita jubur-njuburkan karakter-tulen kepada Bangsa Indo­ men­ nesia, djauh daripada opportunisme, djauh daripada djiwa pendjiplak, djauh daripada Sklavengeist, atau djiwa budakbelian jang tidak mengenal kehormatan. Kalau belakangan ini ada seorang moralis-politikus berkata “A nation with



8/18/2014 9:41:43 AM



T ahun K emenangan



www.boxnovel.blogspot.com 245



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 245



001/I/14



character is worth to live for, is worth to sacrifice for”,—“satu bangsa jang berkarakter pantas kita sadjikan hidup dan kor­banan kepadanja”—, maka kita telah mentjam-tjamkan keagungan-djiwa jang demikian itu kepada Rakjat Indonesia djauh sebelum “Sturm über Asien” menderu-deru di angkasa Timur! Itulah sebabnja kita djuga membantu perdjoangan lain-lain bangsa jang menentang kolonialisme, dengan tidak mem­perdulikan bangsa itu apa warna kulitnja atau apa tjo­ rak agamanja. Misalnja perdjoangan bangsa Aldjazair kita bantu keras, dan kita turut amat gembira sekali bahwa per­ djoangan mereka itu telah berhasil. Hidup Aldjazair! Hidup kemerdekaan di manapun djuga! Matilah kolonialisme seterusnja! Saja kira lambat-laun tudjuan Indonesia membebaskan Irian Barat itu dimengerti oleh dunia-luaran,—djuga oleh mere­ ka jang dulunja menganggap kita tidak akan betjus mengurus Irian Barat, dan mengatakan bahwa kita ini hanja ekspansionis belaka, dan irredentis, atau imperalis, atau kolonialis, atau lain-lain sebutan jang segar-segar, hantamkromo lidah tak bertulang. Saudara-saudara tentu masih ingat kenapa saja jang dulu begitu sabar terhadap Belanda, dalam memperdjoangkan pembebasan Irian Barat itu achirnja seperti tidak sabar dan melansir politik Konfrontasi. Konfrontasi di segala bidang. Di bidang politik, di bidang ekonomi, ja djuga kalau perlu gempur-gempuran di bidang militer. Sebab-musababnja po­ litik Konfrontasi itu tak perlu saja ulangi lagi di sini. Masih segar dalam ingatan kita sikap Belanda bertahun-tahun jang mendjengkelkan, jang treiterend, jang achirnja memaksa kita mendjalankan politik Konfrontasi itu. Dan saudara-saudara mengetahui djuga, bahwa politik Konfrontasi itu bukan sekadar politik gertak-sambal. Sehari demi sehari, seminggu



8/18/2014 9:41:43 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 246



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 246



001/I/14



demi seminggu, sebulan demi sebulan, kita pertinggi per­ siapan dan pelaksanaan politik Konfrontasi itu dengan njata. Lidah kita mendjadi tindju, tindju kita mendjadi palu-godam jang maha hebat! Di samping itu, saudara-saudara ingat saja mengeluarkan djuga uluran-tangan kepada fihak Belanda. Uluran-tangan untuk menjelesaikan sengketa setjara damai, dengan djalan menjerahkan pemerintahan atas Irian Barat kepada kita se­ tjara ichlas, agar selandjutnja hubungan antara Indonesia dan Belanda dapat dinor-malisir. Kataku dalam pidato tahun jang lalu: “Dengan demikian, maka saja bawalah pemetjahan soal Irian Barat ke dalam taraf baru, dengan membuka segala kemungkinan jang baik bagi kedua bangsa dan perdamaian dunia. Terbukalah pintu bagi bangsa Belanda di bawah Oranje Huis, jang beberapa kali memimpin perdjoangan kemerdekaan Nederland ter­ ha­dap pendjadjahan asing, untuk meninggalkan nama jang terhormat dalam sedjarah internasional di masa jang akan datang”. Inilah jang saja utjapkan satu tahun jang lalu pada 17 Agustus 1961: politik Konfrontasi disertai dengan ulurantangan. Palu-godam disertai dengan adjakan bersahabat. Akan tetapi apakah djawaban Belanda terhadap politik kita ini? Setjara sekonjong-konjong, setjara mendadak, Men­ teri Luar Negeri Belanda Luns mengadjukan resolusi dalam sidang General Assembly P.B.B. 1961, jang bertudjuan memi­ sahkan Irian Barat setjara permanent dari Republik Indonesia, dengan mendirikan apa jang ia namakan “Negara Papua” atas azas “self-determination”. Kekurang-adjaran jang lebih besar daripada kekurang-adjaran Luns ini tidak ada di lapangan pertjaturan politik dalam abad sekarang ini! Tjoba pikirkan! Tuntutan Republik Indonesia, perdjoangan Bangsa Indonesia



8/18/2014 9:41:43 AM



T ahun K emenangan



www.boxnovel.blogspot.com 247



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 247



001/I/14



untuk membebaskan sebagian tanah-airnja selama dua belas tahun ini (sebenarnja lebih), itu semua oleh meneer Luns dianggap sepi samasekali. Dalam resolusi jang ia usulkan kepada P.B.B. itu, Republik Indonesia samasekali tidak dibawa dalam pembitjaraan, bahkan samasekali tidak disebut-sebut, seolah-olah tak ada sengketa antara Indonesia dan Belanda mengenai Irian Barat samasekali. Maka saja pun tidak segansegan menamakan perbuatan Luns itu (di hadapan Duta Besar Amerika Tuan Howard Jones) perbuatannja seorang “evil spirit towards Indonesia”,—jaitu perbuatannja seorang jang djahat hati terhadap Indonesia! Setjara coûte que coûte, harus!, musti!, ia berhasrat mendirikan “Negara Papua”. Ben­ deranja sudah mulai dikibarkan, “lagu-kebangsaannja” sudah ditjiptakan dan mulai diperdengarkan, tjalon presidennja, tjalon perdana menterinja, tjalon panglima-besarnja sudah mulai dibisik-bisikkan. Kita tidak mau biarkan kekurang-adjaran ini! Menteri Luar Negeri Subandrio saja kirimkan ke sidang P.B.B. di New York dengan hanja satu instruksi sadja: “Gagalkan usaha Be­ lan­da untuk mendirikan Negara Papua melalui P.B.B.!” Dan Menlu Subandrio masuk gelanggang pertempuran. Dengan sengit ia berdjoang, dan achirnja usaha Belanda tadi buat sementara dapat digagalkan. Dengan sengadja saja berkata “buat sementara”. Sebab Luns berniat untuk tiap tahun selandjutnja memadjukan reso­lusi “self-determination” bagi Rakjat Irian Barat di muka sidang P.B.B. Djika “Negara Papua” tak dapat dibentuk,—paling sedikit tiap tahun Indonesia akan diseret olehnja sebagai terdakwa (bek-laagde) di forum P.B.B. Demikianlah djalanfikiran Luns. Demikianlah djalan-fikiran fihak Belanda. Sekembalinja Menlu Subandrio dari sidang P.B.B., maka saja beritahukan kepadanja, (jang selandjutnja djuga men­



8/18/2014 9:41:43 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 248



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 248



001/I/14



djadi keputusan Kabinet), bahwa untuk menanggulangi segala akal-bulus Luns itu, politik Konfrontasi harus diperhebat lagi sehebat-hebatnja,—harus dipuntjakkan kepada puntjaknja jang terackhir: Irian Barat harus dibebaskan dari kolonialisme Belanda dalam tahun 1962: Irian Barat harus dibebaskan dari kolonialisme Belanda sebelum ajam djantan berkokok pada tanggal 1 Djanuari 1963! Saja tidak sudi untuk tiap tahun memperdebatkan soal Irian Barat di P.B.B.! Maka atas dasar keputusan ini, lahirlah TRIKORA. Lahir­ lah Tri Komando Rakjat, jang saja atas nama Rakjat Indonesia utjap­kan di Djokjakarta pada tanggal 19 Desember 1961, hari peringatan penjerbuan Djokjakarta setjara chianat oleh Belanda persis tiga belas tahun jang lalu. Gagalkan pembentukan “Negara Papua”! Kibarkan Sang Merah Putih di mana-mana di Irian Barat!, siap-sedialah untuk komando mobilisasi-umum!—demikianlah isi Trikora itu. Ketjuali itu Angkatan Perang diperintahkan untuk siap menerima perintah menggempur kolonialisme Belanda di Irian Barat setiap waktu, membebaskan Irian Barat dengan jalan kekerasan sendjata setiap saat. Inilah djawaban Bangsa Indonesia terhadap politik “Negara Papua” dari fihak Belanda itu. Ja, telah berulangulang saja katakan, bahwa djawaban ini bukanlah djawaban gertak-sambal. Bukan demagogi, bukan bahasanja seorang jang main bentak, bukan ketololannja seorang jang fanatik. Sebab mula-mula oleh fihak Belanda dikirakan demikian, dan djuga oleh beberapa orang Indonesia jang merasa dirinja maha-bidjaksana pun saja ini dikatakan bodoh, ditjemooh, diedjek, ditolol-tololkan. Tetapi dari Rakjat Indonesia jang berdjuta-djuta itu, sambutan atas Trikora itu adalah hebat sekali. Berdjuta-djuta sukarelawan, laki, perempuan, tua, muda, dari kota, dari



8/18/2014 9:41:43 AM



T ahun K emenangan



www.boxnovel.blogspot.com 249



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 249



001/I/14



desa, dari gunung-gunung, mengalirlah untuk mendaftarkan diri,—satu bukti bahwa Bangsa Indonesia sebagai satu kese­ luruhan bertekad untuk membebaskan Irian Barat selekas mungkin, dengan djalan apapun. Angkatan Perang kita, baik ke­satuan-kesatuannja maupun pangkalan-pangkalannja te­lah dapat dibangun dan diperlengkapi dengan tjepat, se­hing­ga djika perlu dalam tahun 1962 ini djuga dapat lang­sung mem­ bebaskan Irian Barat setjara penggempuran ope­rasionil. Dengan dukungan dan lindungan Angkatan Bersendjata Republik Indonesia, telah kita daratkan lebih kurang 2.000 orang Sukarelawan di daratan Irian Barat. Dan 2.000 Sukarelawan itu telah membangun pula ber­ lipat-lipat ganda ribu-ribuan pedjoang-pedjoang ber­sen­djata dari pemuda-pemuda di Irian Barat sendiri. Mereka telah membuat kantong-kantong gerilja dari Utara sampai Selatan Irian Barat, kantong-kantong gerilja di mana-mana. Kantong-kantong ini merupakan daerah-daerah De Fakto Republik Indonesia jang njata. Administrasi Belanda men­djadi lumpuh, evakuasi warga Belanda setjara besarbesar­an telah terdjadi, djuga ekonominja djadi lumpuh atau kotjar-katjir di daerah-daerah itu. Dalam beberapa minggu kita dapat mengembangkan Kantong-kantong De Fakto itu di seluruh daratan Irian Barat, djika diperlukan lagi. Ini semua dilaksanakan tanpa menggerakkan induk tenaga dari Angkatan Perang Republik Indonesia. Kita telah sedia pula dengan pasukan-pasukan lengkap guna mem­ basmi Westerling-Westerling dan lain-lain bom-waktu jang akan ditinggalkan oleh Kolonial Belanda di Irian Barat. Dan kita telah sedia dengan berpuluh-puluh Bataljon untuk men­ dja­min keamanan di seluruh Irian Barat, sehingga Dunia Inter­nasional tidak usah takut akan timbul sesuatu suasana



8/18/2014 9:41:43 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 250



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 250



001/I/14



seperti di Kongo, kalau kita mengoper administrasi di Irian Barat. Seluruh Rakjat harus menundjukkan setia kawannja ke­ pa­­da Geriljawan-geriljawan kita jang perwira-perwira itu, jang berdjoang mati-matian di Irian Barat, dan saja utjapkan terima kasih dan penghargaan jang setinggi-tingginja kepada mereka jang telah gugur dalam menunaikan Tugas Sutji guna melaksanakan Tri Komando Rakjat. Ja! Njata apa tidak. Trikora bukan gertak-sambal. Trikora bukan pula politiknja Sukarno jang tolol atau madjnun. Trikora adalah konsekwensi logis daripada politik Konfrontasi. Tri­ ko­ra adalah manifestasi daripada Volkswil Indonesia (mani­ festasinja tekad-kemauan Rakjat Indonesia) untuk mengusir imperialisme dari Irian Barat selekas mungkin, manifestasi daripada Offerbereidheid Indonesia (kesediaan berkorban) untuk mati-matian mendjalankan perdjoangan pengusiran itu. Trikora disambut setjara hebat-mahahebat oleh Rakjat Indonesia, oleh karena Trikora adalah politik jang benar. Jang tolol adalah orang-orang Indonesia beberapa gelintir itu, jang mengedjek-edjek Trikora, dan menjebutkan kita orang jang tolol! Datanglah dalam suasana memuntjaknja politik Kon­ fron­­tasi itu dalam bulan Maret apa jang dinamakan “Rentjana Bunker”. Makna Rentjana Bunker adalah empat: Satu : Pemerintahan atas Irian Barat harus diserahkan ke­pada Republik Indonesia. Dua : Sesudah sekian tahun di bawah Pemerintahan Re­publik, maka Rakjat Irian Barat diberi kesempatan untuk me­nentukan sendiri setjara bebas nasibnja ­,—tetap terus di dalam Republik Indonesia? Atau memisahkan diri dari Republik Indonesiakah?



8/18/2014 9:41:43 AM



T ahun K emenangan



Tiga : Pelaksanaan penjerahan Pemerintahan di Irian Barat akan selesai dalam waktu dua tahun. Empat : Untuk menghindari bahwa kekuatan-kekuatan Indonesia langsung berhadap-hadapan dengan kekuatan-ke­ ku­atan Belanda, diadakanlah waktu-peralihan di bawah ke­­ ku­asaan P.B.B. Waktu-peralihan P.B.B. ini akan berlaku satu hun lamanja, diperlukan untuk memulangkan seluruh ta­ Angkatan Perang Belanda dan seluruh pegawai Belanda dari Irian Barat ke Nederland. Demikianlah pokok-pokok-isi Rentjana Bunker. Kita se­ ge­­ra memberikan reaksi terhadap Rentjana itu: Kita terima prin­sip-prinsip dari Rentjana Bunker itu. Jaitu: penjerahan pe­­me­rintahan di Irian Barat kepada Republik, dan hak selfdetermination kepada Rakjat Irian Barat sesudah sekian tahun di dalam Republik. Perhatikan: kita terima prinsipprin­ sip. Hanja prinsip-prinsip! Kita tidak terima rentjana pandjangnja waktu jang diusulkan oleh Bunker. Soal waktu dapat nanti diperdjoangkan dalam perundingan.



Sukarno, circa 1950.



www.boxnovel.blogspot.com 251



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 251



001/I/14



koleksi iwan siswo



8/18/2014 9:41:44 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 252



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 252



001/I/14



Tampak sekali fihak Belanda dalam hal menerima Ren­ tjana Bunker itu amat ogah-ogah. Beberapa minggu telah ber­lalu, beberapa bulan telah berlampau, fihak Belanda masih sadja tidak memberikan djawaban jang tegas. Baru pada permulaan bulan Djuli (bulan jang lalu) fihak Belanda mu­lai berkutik mengeluarkan suara ja, dan sementara itu sudah barang tentu Trikora telah berdjalan terus: Kantongkantong gerilja di Irian Barat telah mendjalar ke mana-mana. Di Sansapor, di Sorong, di Klamono, di Taminabuan, di Fakfak, di Kaimana, di Kokonao, di Marauke, di semua tempat-tempat itu geriljawan-geriljawan kita telah mendjedjakkan kakinja dan menanamkan kakinja teguh-teguh. Dan telah digerakkan pula Tri Komando Rakjat oleh Rakjat di sekitar Manokwari, Serui, Kotabaru, dan lain-lain. Pendek-kata daerah-daerah De Fakto kita telah tersebar di Irian Barat di mana-mana. Saudara-saudara! Oleh karena Pemerintah Belanda menjatakan menerima prinsip-prinsip Bunker sesudah Trikora menerdjunkan bebe­ rapa ribu para-troep di daratan Irian Barat, dan sesudah Tri­ kora membangunkan kantong-kantong-gerilja di mana-mana, maka sudah barang tentu suasana pembitjaraan Rentjana Bunker itu sekarang agak berlainan daripada suasana ketika Rentjana Bunker baru dilahirkan, jaitu pada bulan Maret. Sebagai tindakan pertama dari penerimaan Rentjana Bunker oleh Belanda, maka saja mengutus saudara Adam Malik ke Washington dengan tugas minta keterangan dari wakil Belanda, apakah penerimaan Rentjana Bunker oleh mereka itu mengandung pengertian jang sama dengan pe­ nger­tian kita? Pengertian jang sama ini perlu disiarkan di muka umum, agar kelak dapat dihindarkan kesalah fahaman antara Indonesia dan Belanda. Sesudah Indonesia dan Belanda mempunjai pengertian jang sama mengenai prinsip Rentjana Bunker,—jaitu lebih



8/18/2014 9:41:44 AM



T ahun K emenangan



www.boxnovel.blogspot.com 253



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 253



001/I/14



dulu penjerahan Pemerintahan di Irian Barat kepada Indo­ nesia, dan baru kemudian daripada itu apa jang dinamakan self-determination kepada Rakjat Irian Barat,—maka saja meng­utus Menteri Luar Negeri Dr. Subandrio, didampingi oleh Djen­deral Hidajat, pergi ke Washington, untuk “mendjadjagi” isi-hati jang sebenar-benarnja dari fihak Belanda, dan saudara Suban­drio saja beri kuasa-penuh untuk mengambil segala kebidjak­sanaan agar prinsip Rentjana Bunker merealisir pe­ ngem­balian Irian Barat ke dalam kekuasaan Republik ter­ lak­sana sesuai dengan tuntutan Rakjat Indonesia dalam taraf perdjoangan sekarang ini. (In accordance with the wish of the Indonesian people in the present situation). Lebih dari seminggu Sdr. Subandrio dan Sdr. Hidajat beker­dja mati-matian di Washington. Lebih dari seminggu me­reka bertempur. Achirnja mereka pulang. Dan jang me­ reka bawa ialah “pengertian bersama sementara” antara Indo­nesia dan Belanda (“preliminary understanding”), dan satu “aide memoire” jang ditulis dan ditandatangani oleh Pd. Sekdjen P.B.B. U THANT, tertanggal 31 Djuli 1962. Pada umumnja, Preliminary Understanding dan Aide Memoire U Thant itu mengandung 7 pokok sebagai berikut: 1. Sesudah ratifikasi oleh Indonesia, Belanda, dan P.B.B., maka selambat-lambatnja 1 Oktober 1962 penguasa P.B.B. akan tiba di Irian Barat untuk mengoper Pemerintahan dari tangan Belanda. Pada waktu itu djuga, kekuasaan Belanda di Irian Barat berachir, bendera Belanda turun, bendera P.B.B. menggantinja. 2. Mulai saat itu, Penguasa P.B.B., akan memakai tenagatenaga Republik Indonesia (baik sipil maupun alatalat ke­amanan), bersama dengan alat-alat jang sudah ada di Irian Barat jang terdiri dari putera-putera Irian Barat, dan sisa-sisa dari pegawai Belanda.



8/18/2014 9:41:44 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 254



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 254



001/I/14



3. Paratroop-paratroop kita tetap tinggal di Irian Barat, di bawah kekuasaan administrasi P.B.B. (“at the dis­ posal of the United Nations’ Administration”). 4. Angkatan Perang Belanda mulai saat itu djuga ber­ angsur dipulangkan ke negeri Belanda. Jang belum pulang, akan ditaroh dalam pengawasan P.B.B., dan tidak boleh dipakai untuk operasi-operasi militer. 5. Antara Irian Barat dan daerah Republik Indonesia lainnja, adalah lalulintas bebas. 6. Tanggal 1 Djanuari 1963, atau 31 Desember 1962, bendera Sang Merah Putih setjara resmi akan di­ kibarkan di samping bendera P.B.B. 7. Pemulangan Angkatan Perang Belanda dan pegawai Belan­da harus selesai pada tanggal 1 Mei 1963, dan sebentar sesudah itu Pemerintah Republik Indonesia setjara resmi meng­oper Pemerintahan di Irian Barat, dari tangan P.B.B. ke tangan kita. Demikianlah 7 pokok Preliminary Understanding dan Aide Memoire U Thant. Pada tanggal 9 jang lalu saja kirim Menteri Luar Negeri Soebandrio dan Djenderal Hidajat ke Washington lagi untuk mengadakan perundingan formil dengan Belanda. Lagi beberapa hari mereka berdjoang dengan gigih dengan backing mutlak dari kami dan seluruh Rakjat Indonesia, dan sekarang (hari ini) perundingan formil itu telah selesai, dan saja pada saat ini dapat memberitahukan kepada saudara-saudara, bah­wa hasil perundingan formil itu telah ditandatangani. Dan pokoknja ialah: a. Kolonialisme Belanda di Irian Barat setjara formil gu­lung tikar pada 1 Oktober 1962. Bendera Belanda pada hari itu setjara resmi turun dari angkasa Irian Barat.



8/18/2014 9:41:44 AM



T ahun K emenangan



b. Kita mulai masuk setjara berangsur-angsur di Irian Barat pada saat itu djuga. c. Berhubung dengan waktu jang dibutuhkan untuk me­ mulangkan setjara teratur semua tenaga Belanda ke Ne­der­land, maka pemerintahan Republik Indonesia setjara ke­seluruhan masuknja di Irian Barat ialah pada sekitar 1 Mei 1963. Meskipun demikian, bendera Republik Indonesia sudah berkibar di Irian Barat setjara resmi pada tanggal 31 Desember 1962, jaitu sebelum ajam djantan berkokok pada tanggal 1 Djanuari 1963. Terimalah, saudara-saudara, hasil ini dengan rasa terima kasih kepada Tuhan! Nah, sekarang satu soal jang perlu saja terangkan kepada Saudara-saudara.



Menter Dalam Negeri, Amir Machmud, memberikan sambutan dalam rapat Sidang Dewan Musyawarah Pepera, 23 Juli 1969.



www.boxnovel.blogspot.com 255



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 255



001/I/14



koleksi iwan siswo



8/18/2014 9:41:45 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 256



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 256



001/I/14



Dan bagaimana tentang hal self-determination bagi Rak­jat Irian Barat? Kita menjetudjui diadakan pemungutan suara self-determination itu pada tahun 1969. Dus 6-7 tahun sesu­dah Irian Barat dalam Pemerintahan Republik. Dus selfdetermination ini adalah apa jang kita namakan “internal self-determination”, self-determination antara kita dengan kita sendiri, dan bukan “external self-determination” jang kita tolak. Dalam tahun 1969 itu Rakjat Irian Barat boleh me­ nentukan setjara bebas: tetap di dalam Republik?, keluar dari Republik?, atau bagaimana? Tentu bagi sebagian dari saudara-saudara ada jang bertanja: Kenapa Presiden dan Pemerintah menerima-baik hal self-determination bagi Rakjat Irian Barat itu, padahal Rak­jat Irian Barat adalah sebagian dari Bangsa Indonesia djuga, dan Irian Barat sendiri adalah sebagian dari tanahair Indonesia, dan Irian Barat sedjak Proklamasi 17 Agustus 1945 de jure adalah sebagian dari Republik Indonesia, jang wilajahnja dari Sabang sampai Merauke? Ja, saudara-saudara, saja tidak menjangkal kebenaran dari­pada fikiran jang demikian itu. Malahan saja menjokong kebenaran pendirian tersebut, oleh karena pendirian itu adalah djuga pendirian saja dan pendirian Pemerintah. Djustru oleh karena itulah kita mutlak menuntut masuk­ nja Irian Barat dalam Pemerintahan Republik,—mutlak!, dan tidak boleh ditawar sekuku hitam pun. Tuntutan ini dipenuhi oleh bagian pertama dari Rentjana Bunker, dan oleh persetudjuan formil jang barusan kita tjapai. Maka sesudah Irian Barat masuk ke dalam kekuasaan Repu­ blik, artinja: sesudah Proklamasi 17 Agustus 1945 in realitas terlaksana setjara lengkap dari Sabang sampai Merauke, maka kita bersedia untuk menundjukkan sikap bidjaksana. Sikap bidjaksana jang sesuai dengan keadaan dan



8/18/2014 9:41:45 AM



T ahun K emenangan



Sukarno, circa 1946.



www.boxnovel.blogspot.com 257



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 257



001/I/14



koleksi iwan siswo



8/18/2014 9:41:45 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 258



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 258



001/I/14



pertumbuhan di Irian Barat sendiri, jang selama 12 tahun terpisah dari kita, selama 12 tahun terus sadja didjadjah oleh Belanda, selama 12 tahun disuguhi garam bikinan Belanda. Saja jakin, bahwa meskipun pendjadjahan Belanda mera­ djalela di Irian Barat itu 12 tahun lamanja, toh masih banjak di sana itu patriot-patriot Indonesia jang tak mau luntur, pentjinta-pentjinta kemerdekaan jang tetap setia kepada Pro­klamasi, pentjinta-pentjinta kemerdekaan jang tetap setia kepada Kemerdekaan Nasional dari Sabang sampai Merauke. Meskipun Rakjat di Irian Barat itu dua belas tahun lamanja tiap hari tiap malam ditjekoki dengan propaganda Belanda, tiap hari tiap malam disuruh menguntal fitnahan-fitnahan terhadap kepada Republik Indonesia, maka toh tidak kurangkurang patriot Irian Barat jang tetap patriot. Sebagian besar dari patriot-patriot itu meringkuk dalam pendjara, sebagian besar hidup sebagai buruan jang sengsara, diuber, ditangkap, disiksa,—tetapi bagaimanapun sengitnja penindasan atas mere­ka itu, self-determination ’45 masih tetap hidup menjalanjala dalam kalbu mereka itu. Oh ja tentu, di samping itu tentu Belanda berhasil mem­ paradirkan boneka-boneka serta para pengikutnja, jang se­ tjara sistematis dididik oleh Belanda untuk membentji dan mentjemoohkan Republik. Di mana ada perdjoangan kemer­ dekaan tanpa bertemu dengan boneka-boneka? Di Cuba? Tidak! Di Aldjazair? Tidak! Di Vietnam? Tidak! Di Guineé? Tidak! Di Indonesia sendiri dulu? Tidak! Malah di Indonesia dulu itu, boneka-boneka itu, saking banjaknja, tak dapat kita hitung djumlahnja dengan djari dua tangan kita! Pasar imperialis penuh dengan boneka-boneka itu, dan engkau bisa beli mereka dengan harga setalen sepotong! “Ze waren bij bosjes op de imperalistische passer te koop, en je kunt ze kopen voor een kwartje per stuk!”



8/18/2014 9:41:45 AM



T ahun K emenangan



www.boxnovel.blogspot.com 259



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 259



001/I/14



Ja, di mana ada perdjoangan Kemerdekaan jang tidak mendjumpai boneka? Tetapi djuga, di mana ada kaum boneka jang dapat bertahan lama? Semua sedjarah per­djo­ angan Kemerdekaan bangsa-bangsa menundjukkan, bahwa achirnja kemerdekaan toh dapat direbut oleh patriot-patriot kemerdekaan. Achirnja patriot-patriot inilah jang menang! Achirnja boneka-boneka itulah jang disapu-bersih oleh per­ djoangan, atau ditendang masuk ke dalam timbunan sam­ pahnja sedjarah! Di antara dua golongan di Irian Barat ini, di antara patriot dan boneka, terdapatlah golongan ketiga jang sebagian besar terdiri dari pemuda dan pemudi. Mereka adalah amat pen­ ting, karena mereka, generasi muda itu, adalah bibit-bibit pemimpin daerah atau bibit-bibit pemimpin Nasional. Pada umumnja mereka anti kolonialisme. Tetapi mereka tak bisa, atas kesadaran dan kejakinan sendiri, mendjadi pro-Republik. Apa sebab? Mereka tidak mengenal Republik. Mereka memang dipisahkan oleh Belanda dari Republik. Mereka tak dapat mengikuti dari dekat tudjuan dan tjita-tjita Republik. Mereka mengenal Republik hanja “van horen zeggen”, en nog wel—van Hollands horen zeggen! Tatkala kita di sini memproklamirkan Republik, tatkala kita di sini menumpahkan kita punja darah untuk mempertahankan Republik, mereka baru lahir, atau baru anak-anak ketjil. Tatkala kita di sini mulai membangun dan sekali lagi membangun, mereka belum mentjapai usia akil-baligh. Dan meskipun mereka sekarang tidak mudah diratjuni oleh propaganda Belanda jang bersifat 100% anti-Republik, dan dag in dag uit mendjelekkan dan menghina Republik, namun sebaliknja mereka ingin menilai dengan mata kepala sendiri apakah Republik itu, baik dalam tudjuan maupun dalam isi. Para pemuda dan pemudi Irian Barat itu pada instinctnja



8/18/2014 9:41:45 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 260



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 260



001/I/14



ingin merupakan bagian daripada Republik, bahkan ingin merupakan bagian daripada Revolusi, akan tetapi mereka ingin mengambil keputusan ini (atau lain keputusan) atas dasar kesadaran sendiri dan kejakinan sendiri, dan tidak oleh bisikan atau desakan dari siapapun djuga atau golongan manapun djuga. Saja kira, kita harus menghargai pendirian mereka itu. Biar mereka melihat sendiri apa Republik itu, apa tudjuan Republik, apa isi Republik! Sekali mereka melihat dan mengenal Republik, kita jakin, pasti mereka pun akan men­ djadi patriot Indonesia jang tjinta kepada Republik. Dan— patriot karena kejakinan, bukan patriot buat-buatan! Dugaan saja ini dibenarkan oleh kenjataan. Beberapa waktu belakangan ini, beberapa putera Irian Barat telah mengun­djungi Republik dari Nederland. Kedatangan mereka itu samasekali tidak dengan semangat pro Republik. Malah ada jang tjondong kepada kurang-suka kepada Republik. Me­ reka hanja mau melihat. Mereka hanja mau menindjau. Bebe­ rapa hari mereka melihat sana-sini, menindjau sana-sini. Dan apa terdjadi? Tanpa pengetjualian mereka semua mendjadi pro Republik! Malah ada jang minta diterdjunkan di Irian Barat, untuk ikut menggempur kolonialis Belanda di Irian Barat! Pengalaman tentang beberapa putera Irian Barat ini kita “seluruhkan” kepada seluruh penduduk di Irian Barat. Setjara keseluruhan kita masukkan mereka dalam kekuasaan Republik, sesuai dengan Proklamasi 17 Agustus 1945, untuk memberi kesempatan kepada mereka mengenal dan men­ tjamkan hasil-hasil perdjoangan Republik. Sesudah itu, tahun 1969 kita akan berkata kepada mereka: “silahkan, saudarasaudara, silahkan! Tuan-tuan boleh memilih!” Dan kita jakin, mereka akan memilih tinggal dalam Republik! Maka atas dasar pertimbangan inilah, kita menerima djuga prin­sip kedua dari Rentjana Bunker, jaitu self-determination.



8/18/2014 9:41:45 AM



T ahun K emenangan



www.boxnovel.blogspot.com 261



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 261



001/I/14



Nah, saudara-saudara sebangsa! Sungguh keramat angka 17 dalam kehidupan Republik kita ini! Kita sekarang genap berusia 17 tahun, dan pada genap berusianja Republik 17 tahun itu, pada hari ini, dengan menundukkan kepala kepada Tuhan, saja dapat memberitahukan dengan resmi kepada saudara-saudara: nanti pada tanggal 1 Oktober tahun ini, habislah riwajat pendjadjahan Belanda di Irian Barat. Nanti, pada tanggal 1 Oktober tahun ini, tidak ada lagilah bendera Belanda jang berkibar sebagai penguasa di seluruh tanah-air kita dari Sabang sampai Merauke. Nanti, pada tanggal 1 Oktober tahun ini, lengkaplah dalam prinsipe wilajahnja Negara Kesatuan Indonesia, jaitu Republik Proklamasi. Hati kita penuh dengan rasa bertjampur-bawur. Segala matjam rasa, berputarlah dalam hati kita sekarang ini. Rasa sjukur kepada Tuhan. Rasa gembira. Rasa pilu karena menge­ nangkan deritaan-deritaan jang lampau. Rasa geram karena mengenangkan korbanan-korbanan di persada perdjoangan. Rasa kagum karena mengingat keberanian pahlawan-pah­ lawan kita jang diterdjunkan di rimba-rimba dan rawa-rawa. Rasa terima kasih kepada patriot-patriot Indonesia jang men­dahului kita berpuluh-puluh tahun jang lalu, pendekarpendekar daripada Gerakan Nasional. Rasa hormat kepada Pak Marhaen dan mBok Marhaen, jang dulu dalam physical vo­ lution membumi-hanguskan rumahnja sendiri. Rasa Re­ marah karena ingat kepada pemuda-pemuda kita jang dalam physical Revolution itu ditendangi oleh serdadu Belanda atau didrel atau digantung. Rasa chidmat, karena merenungkan Karsanja Sedjarah, bahwa “djer basuki mawa beja”.... Dan ada satu rasa lagi. Jaitu rasa harapan. Harapan, bahwa ini kali fihak Belanda sungguh-sungguh setjara dju­ djur melaksanakan persetudjuan jang baru ditjapai itu. Djangan seperti Linggardjati, djangan seperti Renville. Kita



8/18/2014 9:41:45 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 262



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 262



001/I/14



sudah berabad-abad bersengketa dengan Belanda, su­ dah berabad-abad hidup “op gespannen voet” dengan fihak Belanda, dan setjara Negara dengan Negara sudah pula 17 tahun lamanja bersengketa, dengan segala matjam pengor­ banan djiwa dan pengorbanan harta dari kedua belah fihak. Rasa pertanggungan-djawab dari Rakjat kita masingmasing, Rakjat Indonesia dan Rakjat Belanda, meminta kebidjaksanaan setinggi-tingginja dari para pemimpin kedua belah fihak. Kami dari fihak Indonesia, kami tidak ada maksud lain ketjuali tidak mau didjadjah, tidak mau dikungkung, tidak mau dieks-ploitir. Kami tidak ada maksud lain ketjuali mau hidup merdeka dan mau dibiarkan hidup merdeka, merdeka dari pendjadjahan, merdeka untuk menjusun Negara dan masja­rakat kami sendiri menurut kehendak kami sendiri. Kami tjinta damai, kami ingin hidup bersahabat dengan la bangsa, tetapi kalau kemerdekaan kami diganggu sega­ atau kalau kami didjadjah, maka kami akan melawan, kami akan menghantam, kami akan tidak takut mati, kami akan bertempur sampai tetes darah jang penghabisan! Itulah sebabnja kami pada saat tertjapainja persetudjuan Indonesia-Belanda sekarang ini masih melahirkan harapan tadi: Harapan bahwa ini kali fihak Belanda sungguh-sungguh melak­sanakan persetudjuan itu setjara djudjur, dan tidak setjara Linggardjati atau setjara Renville, agar supaja hubung­ an Indonesia-Belanda kelak berlangsung setjara baik. Maka sementara itu kami dari fihak Indonesia terpaksa tetap waspada, tetap dalam posisi perdjoangan, tetap dalam “stelling”, tetap dalam Trikora, tetap sampai ada kenjataankenjataan jang njata, bahwa ini kali persetudjuan IndonesiaBelanda itu benar-benar dilaksanakan setjara djudjur, dan tidak à la Renville dan Linggardjati. Djika sengketa ini dapat dise­lesaikan setjara memuaskan bagi kami dan setjara ter­



8/18/2014 9:41:45 AM



T ahun K emenangan



www.boxnovel.blogspot.com 263



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 263



001/I/14



hormat bagi Belanda, maka saja njatakan di sini, bahwa uluran tangan saja tahun jang lalu tetap berlaku. Memang adalah mendjadi dasar penghidupan Nasional Bangsa Indonesia, bahwa kami setjara aktif mentjari persahabatan dengan se­ tiap bangsa, djika dari fihak mereka itu ada keinginan djudjur ke arah itu. Memang inilah termaktub dalam Kerangka no­ mor tiga daripada Revolusi Indonesia itu, jaitu Kerangka per­ sahabatan dari semua bangsa. Maka kepada Bangsa Indonesia sendiri saja berseru supaja selandjutnja kita tidak usah merasa sombong terhadap Belan­da, tidak usah bersikap tjongkak karena merasa me­ nang. Peladjaran jang saja sendiri sedjak pemuda peroleh dari almarhumah Ibu saja ialah: “Uletlah dalam kekalahan, tetapi berbudilah dalam kemenangan”. Saja kira peladjaran jang saja terima dari Ibu ini, berlaku pula bagi kita-semua dalam menghadapi penjelesaian sengketa antara Indonesia dan Belanda. Ketjuali itu, kemenangan jang kita tjapai ini, bukan “Keme­nangan pribadi” dari seseorang semata-mata. Djangan ditjong­kak-tjongkakkan! Kemenangan ini adalah Kemenangan Sedjarah. Tiap perdjoangan menentang kolonialisme achirnja akan dimenangkan oleh fihak pedjoang Kemerdekaan, oleh karena djalannja Sedjarah menghendaki kemenangan fihak kemerdekaan itu. Tiap perdjoangan mempertahankan kolo­ nialisme akan kalah, oleh karena djalannja Sedjarah meng­ hen­daki kalahnja kolonialisme itu. Kita telah berbuat sesuai dengan djalannja Sedjarah, dan oleh karena itulah kita me­ nang. Belanda berbuat menentang djalannja Sedjarah, dan oleh karena itulah mereka kalah. Karena itu, djangan ke­me­ nangan kita ini terlalu ditjongkak-tjongkakkan! Ketjuali itu, menengadahkanlah muka kita-semua kepada Tuhan. Kemenangan ini adalah Karunia Tuhan. Pemberian



8/18/2014 9:41:45 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 264



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 264



001/I/14



Tuhan! BelaskasihNja Tuhan! Dialah jang membuat. Dialah jang memberi. Karena itu djanganlah mentjongkakkan diri. Saudara-saudara, kini dua atjara dari Triprogram Peme­ rintah telah terlaksana: Keamanan dan Irian Barat. Di bawah ridlonja Allah subhanahu wa ta’ala, di bawah rachmatnja Tuhan jang Maha Adil, maka atjara Keamanan dan atjara Irian Barat dapat pada waktunja terlaksana berkat keuletanhati dan tekad kesatuan Bangsa Indonesia. Keuletan-hati jang laksana tal badja, dan tekad kesatuan jang laksana gunung-batu itu, sebagai tadi kukatakan, hanjalah mungkin di­wudjudkan djika kita mempunjai Landasan bersama jang hidup mewahjui kita sebagai suatu kenjataan jang hidup, suatu living reality,—suatu Landasan jang benar-benar meng­hikmati seluruh faset kehidupan Bangsa, baik ideologis, maupun sosial, maupun politis, maupun mengenai Pimpinan, pen­ dek-kata: suatu Landasan jang benar-benar Nasional dalam arti jang seluas-luasnja. Dan Landasan jang begitu itulah Landasan RESOPIM. Dengan Landasan RESOPIM itu kita dalam waktu jang telah ditetapkan dapat menjelesaikan persoalan-berat Keama-nan dan persoalan-berat Irian Barat. Dengan Landasan RESOPIM itu kita dapat mentjapai tahun 1962 ini sebagai satu Tahun Kemenangan. Lihat! Berapa umur Manipol-USDEK? Berapa umur RESOPIM? Sudah pandjangkah umur Manipol-USDEK-RESOPIM itu? Manipol-USDEK baru berumur tiga tahun! RESOPIM baru berumur satu tahun! En toch kita dengan Landasan Manipol-USDEK dan RESOPIM itu telah mentjapai hasil jang gilang-gemilang! Satu tanda apa? Tanda bahwa Manipol-USDEK-RESOPIM adalah Landasan jang Sakti! Karena itu, hajo berdjalan terus!,—biar andjing meng­ gonggong, hajo berdjalan terus!—di atas Landasan Manipol-USDEK dan RESOPIM! Melihat hasil-hasil dari perdjoangan kita dalam waktu bela­kangan ini,—djuga di lapangan pembangunan—, sebe­



8/18/2014 9:41:45 AM



T ahun K emenangan



www.boxnovel.blogspot.com 265



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 265



001/I/14



nar­nja,—siapa jang masih ingin terus bersikap pesimistis atau sinis, ketjuali tentu musuh dari Revolusi, golongan ga­ dungan atau golongan Kontra-revolusioner, jang selalu hanja pandai mengeritik sadja atas dasar texbook-thinking, atau golongan jang selalu hanja memakai Republik untuk menge­ djar keuntungan diri sendiri atau golongannja sendiri, atau golongan jang memang anti Republik karena Republik adalah Republik Kemerdekaan dan Republik Kerakjatan? Maaf dji­ kalau saja berkata, bahwa mereka selalu melarikan diri dari sulitan-kesulitan jang harus dihadapi oleh Republik,— ke­ kesulitan-kesulitan jang memang selalu inhaerent pada tiaptiap Revolusi. Mereka belum pernah dapat membanggakan diri menjumbangkan tenaga atau pikiran atau pengorbanan, dalam saat-saat Republik dan Revolusi dalam kesulitan atau diantjam oleh bahaja. Tidak, mereka lari, mereka mentjari hidup-enak di luar Revolusi atau di luar Republik, dan dari sana itulah mereka lantjarkan mereka punja kritik, kadang-kadang antjaman, bahkan djuga tindakan-tindakan subversi terhadap diri saja dan dirinja orang-orang jang tetap mendjalankan tugasnja dalam Republik dan dalam Revolusi. Mereka di luar negeri itu tak segan-segan untuk mentjeriterakan segala kekurangankekurangan kita kepada fihak asing, segala kekurangan-ke­ ku­rangan Republik, seolah-olah golongan asing itulah jang akan menentukan siapa jang harus memimpin Bangsa Indo­ nesia dan Negara Indonesia. Mereka bersikap seolah-olah merekalah jang lebih tahu segala hal, seolah-olah merekalah jang akan dapat “menjelamatkan Indonesia”. “Segala sesuatu akan lebih baik”, katanja, asal sadja merekalah jang memegang tampuk-pimpinan, asal sadja merekalah jang memegang ke­ mudi. Padahal, orang-orang jang sedemikian rupa itu, belum pernah, chususnja sesudah 1950, menundjukkan ke­ be­sarannja dalam sesuatu hal, ketjuali—kebesaran dalam



8/18/2014 9:41:45 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 266



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 266



001/I/14



mengeritik. Rakjat djelata belum pernah menikmati kebesaran mereka, baik dalam aksi maupun dalam konsepsi. Jang selalu mereka dengang-dengungkan ialah hanja zg. “penjelesaian masalah-masalah” menurut afgezaagde en conventionele for­ mules, afgezaagde en conventionele formules jang mereka ambil dari textbook-textbooknja dunia Barat,—afgezaagde en conventionele formules jang saja sudah kenal dari zamannja saja masih plontjo idjo rojo-rojo! Padahal, Revolusi adalah pembongkaran barang tua digan­ti dengan barang baru, kataku tadi. Revolution rejects yesterday! Revolusi harus melempar djauh-djauh, bahkan meng­hantam hantjur-lebur, fikiran-fikiran kuno, dan harus mene­ gakkan, menggemblengkan, mengkobar-kobarkan fikir­an-fikiran baru, tjara-tjara baru, konsepsi-konsepsi baru, tjipta-tjipta baru, landasan-landasan baru, tindakan-tindakan baru, pentjantjut-taliwandaan baru. Revolusi adalah “a-do-it-yourself-outfit”, Revolusi ada­lah suatu hal jang harus didjalankan dengan aksimu dan ideemu sendiri,—tak dapat Revolusi itu didjalankan dengan mem­ pergunakan textbook-textbooknja orang lain, apalagi text­ booknja orang-orang jang tidak revolusioner, apalagi text­ book-textbook jang kontrarevolusioner! Saja dengan sengadja menguraikan persoalan ini agak pandjang,—maaf! kataku—, oleh karena di waktu-waktu bela­kangan ini saja lihat menggiatnja sesuatu aksi subversif. Ada jang ditudjukan kepada diri saja pribadi,—saja pernah di­granat dimitrailjir, ditembak pistol, pendek-kata hendak dibu­nuh—, ada jang diarahkan kepada kawan-kawan patriot lain, ada jang dibidikkan kepada Republik An Sich. Peme­ rintah dalam hal ini tidak hanja akan lebih waspada, akan tetapi malahan ada kalanja telah mengambil initiatif ber­ tindak, sebelum aksi subversif itu dapat mendjalankan rolnja



8/18/2014 9:41:45 AM



T ahun K emenangan



www.boxnovel.blogspot.com 267



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 267



001/I/14



jang lebih besar. Ja, apa boleh buat! “A Revolution is not a very polite thing”,—“Revolusi bukanlah suatu hal jang amat ramah-tamah”,—Revolusi adalah Revolusi! Saja sudah pernah berkata dua tahun jang lalu: Revolusi terpaksa mengenal garis-pemisah. Garis-pemisah antara kawan dan lawan. Garis-pemisah antara kawan-Revolusi dan lawan-Revolusi. Kawan-Revolusi harus kita pupuk, Lawan-Revolusi harus kita hantam, kita gempur, kalau perlu kita binasakan samasekali. Kalau tidak, Revolusi sendiri akan binasa! Saudara-saudara! Dengan selesainja soal keamanan, dengan selesainja soal Irian Barat, maka modal kita untuk memetjahkan soal ekonomi akan sangat bertambah. Dulu pernah saja katakan, bahwa untuk menjelesaikan tugas keamanan sadja, 50% dari seluruh kegiatan Nasional kita tjurahkan kepada itu, dan kemudian, ditambah dengan tugas TRIKORA, djumlah ini mendjadi lebih besar lagi! Hampirhampir ¾ dari kegiatan Nasional kita, kita pergunakan untuk menjelesaikan keamanan dan mendjalankan Trikora itu. Djelasnja lebih dari 70% dari Kegiatan Nasional kita, kita tumplekkan ke arah itu! Perhatikan sekali lagi: Lebih dari 70%! Mengertilah saudara-saudara, bahwa inilah salah satu sebab jang terbesar jang membawa kesulitan dalam kehidupan ekonomi? Mengartikah saudara-saudara, bahwa dengan ditumplekkannja lebih daripada 70% Kegiatan Nasional itu, program “Sandang Pangan” belum samasekali terlaksana dengan tjara jang memuaskan? Saja dapat mengikuti penderitaan-penderitaan di sanasini dan saja menundukkan kepala saja di hadapan pen­ deritaan-penderitaan itu, sambil berkata: silahkan, silahkan marahi saja, silahkan menundjukkan djari kepada saja, silah­ kan hudjankan kebenaran saudara kepada saja,—dan saja akan terima semua-itu dengan hati jang tenang. Hanja saja



8/18/2014 9:41:45 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 268



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 268



001/I/14



mau menerangkan di sini, bahwa memang benar saja telah memberikan prioritas kepada penjelesaian soal keamanan dan soal Irian Barat, meskipun saja tahu, bahwa untuknja hampir ¾ daripada kegiatan Nasional harus dispendir. Benarkah politik saja jang demikian itu? Atau salahkah tindakan saja jang demikian itu? Sedjarah akan mendjatuhkan putusannja jang terachir. Keamanan harus, harus sekali lagi harus dipulihkan dalam tahun ini, dan tidak boleh tunggu sampai tahun datang,—dan Irian Barat harus pula, harus, harus, tiga kali harus, dimasukkan kekuasaan Republik tahun ini, sebelum ajam djantan berkokok 1 Djanuari 1963, kalau kita tidak menghendaki Irian Barat itu masih berlarut-larut lagi dipermainkan orang dengan djalan akal-bulus “Negara Papua” atau dengan djalan lain-lain. Menurut strategi-waktu, maka 1962 adalah tahun tepat untuk memberi “genadeslag” kepada gerombolan pemberontak, dan Rakjat pun tak dapat menderita gangguan keamanan lebih lama lagi, dan menurut strategi-waktu pula berhubung dengan situasi internasional maka 1962 adalah waktu jang tepat pula untuk memberikan “genadeslag” kepada imperialisme Belanda di Irian Barat. Artinja: tahun 1962 adalah tahun jang objektif menentukan bagi kita (beslissend, decisive) dalam hal menghantam hantjur-lebur sisa-sisa terachir dari kaum pemberontak, dan menghantam hantjur-lebur imperialisme Belanda di Irian Barat. Tahun lain, kesempatan lain, tidak segera akan datang lagi! Sama dengan misalnja: Agustus 1945, segera sesu­dah peperangan dunia jang ke-II berachir, adalah saat jang menurut strategi-waktu, objektif satu-satunja saat, un­ tuk mengadakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1929 saja sudah berkata: “pada achir peperangan dunia jang akan datang, pada achir peperangan Pasific, pada wak­tu itulah Indonesia akan merdeka!” Dan karena utjapan



8/18/2014 9:41:45 AM



T ahun K emenangan



www.boxnovel.blogspot.com 269



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 269



001/I/14



saja ini, saja oleh Belanda didjebloskan bertahun-tahun ke dalam pendjara! Nah, demikianlah duduknja perkara: Keamanan dan Irian Barat tidak bisa tunggu satu hari lebih lama lagi, sedang­kan soal Sandang-Pangan bisa kita petjahkan sambil ber­djalan, dan—nanti lebih mudah, karena modal jang tadi­ nja kita pergunakan untuk memulihkan keamanan dan mengembalikan Irian Barat itu, dapat dipergunakan untuk memetjahkan persoalan-persoalan ekonomi. Ketjuali daripada itu, keadaan Sandang-Pangan toh masih boleh dikatakan lumajan, mengingat bahwa kita melemparkan hampir ¾ dari kegiatan Nasional ke arah Keamanan dan Irian Barat itu?, mengingat bahwa kita ini setengah-setengah dalam keadaan perang?, mengingat bahwa pembangunan-pembangunan vital jang menelan ongkos miljar-miljardan berdjalan terus?, mengingat bahwa kita tahun jang lalu dihamuk oleh kemarau jang mahahebat, ditambah dengan hama baru jang bernama gandjur? Adakah orang Indonesia jang mati kelaparan? Adakah orang Indonesia jang telandjang tidak berpakaian? Sebaliknja, adakah orang Indonesia sekarang ini, jang, melihat sukses-sukses kita di lapangan politik dan di lapangan pembangunan segala matjam, tidak bangga bahwa ia orang Indonesia? Tidak bangga bahwa Republik ini adalah Republiknja? Tidak bangga bahwa, kendati masih ada kekurangan-kekurangan, ia adalah anggauta daripada Satu Bangsa jang bukan lagi bangsa tjemoohan dunia, tetapi satu Bangsa jang dihormati dan dikagumi orang? Dan lebih lagi daripada itu: bahwa ia adalah anggauta dari satu Bangsa jang tidak mandek, tetapi satu Bangsa jang berdjalan,—ja, berdjalan!—, berdjalan pesat ke arah pembentukan satu Negara jang besar dan utuh dan kuat dari Sabang sampai Merauke, berdjalan pesat ke arah satu kehidupan jang



8/18/2014 9:41:45 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 270



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 270



001/I/14



mulia, jang dihormati orang, jang adil, jang makmur, jang mendjadi mertjusuar bagi orang lain, jang tiada exploitation de l’homme par l’homme, jang pesat mendjadi salah-satu pendekar daripada new emerging forces,—satu bangsa jang berdjalan ke arah realisasi daripada sosialisme berdasarkan Kepribadiannja Nasional! Mengingat semua ini, mengingat bahwa hingga kini kita masih dapat mempertahankan kehidupan nasional di lapangan ekonomi, meskipun 75% dari kegiatan nasional dilemparkan kepada keamanan dan Irian Barat, maka saja, di mana sekarang soal keamanan dan Irian Barat itu boleh dikatakan selesai, Insja Allah merasa sanggup untuk mengatasi bottlenecks dan kesulitan-kesulitan dari persoalan ekonomi dalam waktu pendek jang tidak terlalu pandjang. Sementara itu saja di sini menandaskan, bahwa untuk lantjarnja pelak­ sanaan program ekonomi (antara lain sandang-pangan) maka perlulah kita benar-benar menjingkirkan bebe­rapa penjakit. Di antara penjakit-penjakit itu, jang terpokok ialah terlalu parahnja penjakit Komunisto-phobi, kiri-phobi, Rakjat-phobi, buruh-phobi dan tani-phobi, jang masih mengendon di dalam hati dan kepala setengah alat-alat negara jang bersangkutan. Untuk menjebutkan beberapa tjontoh: Guna menaikkan produksi, maka sudah berapa lama saja andjurkan untuk membentuk Dewan-dewan Perusahaan, di mana diikutsertakan wakil-wakil kaum buruh dan kaum tani dan wakilwakil golongan-golongan Rakjat lainnja, tetapi sesudah sekian lama dan berulangkali saja peringatkan, baru sekarang inilah mulai dibentuk, dan pembentukannja pun djalannja seperti keong, lambatnja bukan kepalang. Sudah berapa lama saja andjurkan, dan malahan sudah berapa lama lahir Undang-undangnja, supaja perdjandjian Bagi Hasil jang agak menguntungkan kaum tani dan Landreform dilaksanakan



8/18/2014 9:41:46 AM



T ahun K emenangan



www.boxnovel.blogspot.com 271



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 271



001/I/14



dengan sungguh-sungguh, tetapi sampai sekarang belum dilaksanakan betul-betul sebagaimana mestinja. Semuanja ini djika diteliti sebab-sebabnja, akan terbukti bahwa jang mendjadi penghalang ialah Komunisto-phobi, kiri-phobi, Rakjat-phobi, dan sebagainja! Si penderita penjakit ini takut membentuk Dewan-dewan Perusahaan, Dewan-dewan Produksi, demikian pula Dewan-dewan Distribusi dan Panitia Pembelian Padi, dan lain sebagainja, karena mereka tahu, bahwa djika ini dibentuk, maka akan berarti mengangkat dan mengikut-sertakan wakil-wakil buruh atau tani, dan di antaranja terdapat orang-orang Komunis jang mereka takuti. Mengenai Landreform, misalnja, masih ada sadja orangorang jang suka menegas-negaskan bahwa Landreform Indonesia, adalah “bukan Landreform Komunis”, malah lebih daripada itu: mereka mentjoba-tjoba mentjotjok-tjotjokkan Landreform Indonesia dengan “Landreform” di Taiwan atau di Vietnam Selatan! Dengan demikian, mereka bukannja mengurangi, tetapi malah mempertebal komunisto-phobi, sekurang-kurangnja mereka sendiri masih komunisto-phobi. Dengan demikian, masih tepat apa jang pernah saja katakan dalam Djarek, bahwa “masih ada sadja orang-orang jang tidak bisa berfikir setjara bebas apa jang baik bagi Rakjat Indonesia, dan apa keinginan Rakjat Indonesia, melainkan a priori telah bentji dan menentang segala apa sadja jang mereka sangka adalah kiri dan adalah “Komunis”. Dalam Risalah “Mentjapai Indonesia Merdeka” jang saja tulis 30 tahun jang lalu, pernah saja tulis: “Kita harus merdeka agar kita bisa leluasa bertjantjut-taliwanda menggugurkan stelsel kapitalisme dan imperialisme. Kita harus merdeka, agar supaja kita bisa leluasa mendirikan suatu masjarakat baru jang tiada kapitalisme dan imperialisme. Selama kita belum merdeka, selama kita belum bisa leluasa menggerakkan



8/18/2014 9:41:46 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 272



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 272



001/I/14



kita punja badan, kita punja tangan, kita punja kaki, selama kita dus masih terhalang di dalam kita punja segala gerak bangkit—tidak bisa “kiprah” sehebat-hebatnja,—selama itu kita tidak bisa habis-habisan-tenaga menghandjut stelsel kapitalisme dan imperialisme. Selama itu maka kapitalisme dan imperialisme akan tetap berkuasa sebagai jang mahasakti, bertachta di atas singgasana kerezekian Indonesia, tidak bisa digugurkan daripada singgasana itu hingga mati menggigit debu....” Djika sekarang ini di alam Indonesia Merdeka, bagian terbesar dari Rakjat, jaitu kaum buruh dan kaum tani, belum bisa berleluasa bertjantjut-taliwanda, masih terhalang dalam segala gerak-bangkitnja, sehingga tidak bisa “kiprah” sehebat-hebatnja untuk setjara habis-habisan menghandjut kaum imperialis dan kakitangan-kakitangannja di dalam negeri, maka semuanja ini adalah karena sebagian kita-ini masih hidup seperti di alam kolonial, terutama belum lepas dari komunisto-phobi. Masih terlalu banjak instruksi-instruksi dan tindakantindakan Presiden jang ditudjukan untuk memobilisasi, mem­persatukan dan mengikut-sertakan kekuatan-kekuatan Rakjat jang revolusioner, tidak dilaksanakan dengan sungguhsungguh, atau malahan diam-diam kadang-kadang “didjegal” atau “disrimpung” oleh alat-alat negara sendiri. Satu tjontoh sadja misalnja mengenai pengerahan dan persatuan Rakjat me­lalui Front Nasional, pekerdjaan Front Nasional sekarang ini kadang-kadang digerowoti dan dipetjah-belah oleh orangorang jang masih menderita sesuatu phobi. Malahan masih ada satu daerah, jang di situ itu belum dapat dibentuk Front Nasional daerah, karena adanja orang-orang jang komunistophobi! Tetapi sekali lagi saja katakan, saja tidak segan dan menundukkan kepala kalau Rakjat memarahi saja, dan saja



8/18/2014 9:41:46 AM



T ahun K emenangan



www.boxnovel.blogspot.com 273



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 273



001/I/14



akan terima kemarahan itu dengan tenang. Tetapi sebaliknja saja pun tidak segan untuk menudingkan djari saja kepada golongan-golongan jang selalu mentjari keuntungan dari keadaan inflasi, atau dengan sengadja mendjalankan subversi ekonomi untuk menjulit-njulitkan dan mendjegal-djegal segala gerak-gerik Republik atau pimpinan Republik. Kepada mereka itu saja berkata: Satu hari akan datang jang engkau melihat segala usahamu gagal. Dan mungkin satu hari akan datang, jang engkau harus menebus kedjahatanmu itu di dalam pendjara, atau di tiang penggantungan! Saudara-saudara! Waktu tidak mengizinkan saja untuk membitjarakan hal-hal lain jang penting-penting pula. Kepada para menteri pun saja menjatakan penjesalan saja, bahwa tidak semua laporan mereka itu dapat saja masukkan dalam pidato ini. Tadi sudah saja katakan bahwa hari ini adalah hari Djumat. Tapi haraplah saudara-saudara tetap mendengarkan saja sampai habis. Tepat pada waktunja, saudara-saudara boleh pulang. Saudara-saudara! Saja sekarang tiba pada kata penutup. Kata pembukaan, sebagai tadi saudara dengarkan, menguraikan irama dari perdjoangan kita di tahun jang lampau. Kata penutup harus memberikan pedoman dalam menghadapi masalah-masalah di tahun jang akan datang. Apakah pedoman itu? Peganglah teguh-teguh dalam ingatan saudara-saudara: Perdjoangan kita atas dasar Manipol-USDEK dan RESOPIM sudah mulai membawa hasil jang menjenangkan. Lihatlah pada hasil-hasil besar daripada perdjoangan kita itu jang sekarang sudah tertulis dengan bintang-bintang di angkasa, lihatlah hasil-hasil jang berupa stadion-stadion di dalam kalbunja Rakjat, lihatlah hasil-hasil lain besar-ketjil jang



8/18/2014 9:41:46 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 274



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 274



001/I/14



saudara dapat lihat dengan mata dan raba dengan tangan di kanan-kiri saudara! Kewadjiban kita ialah terus bersatupadu dan terus bergotong-rojong sambil memegang teguh Manipol-USDEK dan RESOPIM itu, dan memperluas dan memperdalam pelaksanaan Manipol-USDEK dan RESOPIM itu. Mengenai ini saja memperingatkan kepada satu hal jang kita harus waspada: Jaitu, kepada adanja orang-orang jang dalam perkataan mengikuti Manipol-USDEK dan RESOPIM, akan tetapi dalam prakteknja bertentangan dengan ManipolUSDEK dan RESOPIM. Waspadalah terhadap orang-orang jang demikian itu! Waspadalah! Sebab djikalau tidak, maka nanti mudah tumbuh pengrongrongan Revolusi dari dalam. Djagalah supaja Revolusi kita ini tetap murni dan segar! Lihat, ia sudah mulai mendatangkan hasil-hasil jang baik. Revolusi kita sekarang ini bukan lagi hanja mendatangkan kesulitan-kesulitan dan pengorbanan-pengorbanan belaka. Ia djuga sudah mulai mendatangkan kelezatan-kelezatan. Sifat “negatif”, sifat “destruksi”, sifat “mendjebol”, daripada Revolusi kita-ini sekarang sudah mulai berkurang,—sifat “positif”, sifat “konstruksi”, sifat “membina” sudah mulai berkembang. Apa jang sudah ditanam dalam Revolusi kita ini, sekarang sudah mulailah berkembang atau berbuah. Boleh dikata, bahwa Revolusi kita sekarang ini sudah meningkat kepada taraf “tumbuh” sendiri, jaitu sudah meningkat kepada tingkat selfsustaining growth atau selfpropelling growth,— bertumbuh sendiri atas dasar hasil Revolusi sendiri, laksana tanaman jang sudah “djadi”, tak perlu dirabuk-rabuk, tak perlu disiram-didangir setiap hari. Dan hasil-hasil Revolusi kita-ini tidak hanja kita sadja jang merasakan lezatnja, seperti ternjata dalam “year of triumph” ini, tidak, akan tetapi seluruh dunianja “new emerging forces” pun mengakui konsolidasi dan kemadjuan



8/18/2014 9:41:46 AM



T ahun K emenangan



kita-ini, dan mereka ikut kagum, dan mereka ikut gembira. Memang Revolusi kita adalah sebagian daripada Revolusidunia jang besar, sebagai sudah saja uraikan dalam salah satu pidato 17 Agustus beberapa tahun jang lalu. Revolusi Indonesia, kataku tempo hari, adalah “congruent dengan social conscience of man”, ”kongruen dengan budi-nurani kemanusiaan”, dan sekarang njata benar bahwa Revolusi Indonesia itu sungguh-sungguh mempunjai suara jang mengumandang ke empat pendjuru daripada dunia. Revolusi Indonesia mempunjai Universal Voice,—Revolusi Indonesia mempunjai Suara Sedjagad! Di mana-mana, di Kongo, di Aldjazair, di Angola, di Mesir, di Afrika Baratdaja, di Cuba, di Amerika Latin jang lain, di negara-negara sosialis,—di manamana orang mendengarkan suara dengungnja Revolusi Indonesia, di mana-mana orang mendengarkan the Universal



Dalam kunjungan kenegaraan ke Kuba. Sukarno diapit oleh Presiden Kuba, Osvaldo Dorticos [kiri] dan Perdana Menteri, Fidel Castro [kanan] pada 9 Mei 1960.



www.boxnovel.blogspot.com 275



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 275



001/I/14



koleksi iwan siswo



8/18/2014 9:41:46 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 276



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 276



001/I/14



Voice daripada Revolusi Indonesia. Karena itulah maka Indonesialah dipersilahkan oleh negara-negara Asia-Afrika untuk mengambil inisiatif mengadakan Konferensi AsiaAfrika jang kedua. Insja Allah, achir tahun ini kita mengadakan Konferensi Asia-Afrika, ke II, di Bandung lagi! Dan bukan di kalangan “new emerging forces” sadja orang mengakui konsolidasi Revolusi kita itu. Di kalangan “old established forces” pun orang mengakui konsolidasi dan kemadjuan Revolusi kita itu, di kalangan “old established forces” pun Revolusi kita-ini sekarang sudah dipandang sebagai satu fenomen-dunia jang besar artinja, satu fenomen jang harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh. “The Indo­ nesian Revolution has become a phenomenon of threatening issue”, demikianlah seorang penulis mereka pernah menulis beberapa bulan jang lalu. Ja!, atas dasar Manipol-USDEK dan RESOPIM, maka Revolusi Indonesia sekarang sudah menaik kepada tingkat selfpropelling growth: Kita madju atas dasar kemadjuan! Kita mekar atas dasar kemekaran! Kemadjuan sudahlah mempunjai momentum sendiri, dan kewadjiban kita ialah djangan sekali-kali melepaskan momentum itu. Karena itu, hai Rakjat Indonesia dari Sabang sampai Merauke, djangan lepaskan konsolidasi dan kemadjuan ini, djangan meninggalkan dasar dan landasan daripada kon­­ solidasi dan kemadjuan ini jaitu Manipol-USDEK-Reso­ pim, djangan kendor, djangan ragu-ragu, djangan man­ dek, berdjalanlah terus atas dasar Landasan itu, untuk mendapatkan hasil-hasil jang lebih besar lagi. Tahun 1962 adalah Tahun Kemenangan, setidak-tidaknja Tahun Permulaan Kemenangan. Merasalah bangga bahwa kita-ini putera-putera Indonesia! Merasalah bangga, bahwa kita-ini anggauta-anggauta Bangsa Indonesia!



8/18/2014 9:41:46 AM



T ahun K emenangan



www.boxnovel.blogspot.com 277



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 277



001/I/14



Kita tidak boleh sombong, tetapi kita mempunjai alasanalasan dan dasar-dasar jang njata untuk menghadapi masadatang dengan penuh kepertjajaan! Gelagat-gelagat jang kita lihat sekarang ini ialah, bahwa Indonesia Pasti Djaja! Kita selalu suka membajar beja. Kita pasti nanti basuki! Sekian! Terima kasih!



8/18/2014 9:41:46 AM



Membuka Ganefo, 1963. Koleksi iwan siswo



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 278



www.boxnovel.blogspot.com 278



001/I/14



P anca A zimat R evolusi



8/18/2014 9:41:46 AM



G enta TSahun uara K Remenangan evolusi I ndonesia



genta suara revolusi indonesia [GESURI]



www.boxnovel.blogspot.com 279



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 279



001/I/14



Pidato P.J.M. Presiden Republik Indonesia pada Tanggal 17 Agustus 1963 Sabtu Djam 8.00 Pagi di Stadion Utama Gelora Bung Karno



8/18/2014 9:41:46 AM



Genta Suara Revolusi Indonesia [gesuri]



www.boxnovel.blogspot.com



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 280



001/I/14



Saudara-saudara sekalian! Sebagaimana biasa, maka pada tiap-tiap hari 17 Agustus saja berdiri di hadapan saudara-saudara sekalian. Ini kali di Stadion-Utama Gelora Bung Karno, sedang dahulu selalu di muka Istana Merdeka. Tetapi pada pokoknja: berhadapan dengan Rakjat Indonesia,—muka dengan muka, wadjah dengan wadjah, djiwa dengan djiwa, semangat dengan se­ mangat, tekad dengan tekad. Rakjat Indonesia, baik jang terkumpul di Stadion ini, maupun di seluruh Nusantara me­ lalui radio dan televisi, maupun jang di luar negeri melalui radio dan televisi pula. Dan saja pun sadar, bahwa saja pada tiap hari 17 Agustus itu berhadapan pula dengan dunialuar jang bukan Indonesia, baik sebagai kawan berhadapan dengan kawan, maupun sebagai lawan berhadapan dengan lawan. Dengan kawan-kawan itu saja laksana bermusjawarah atau berkonsultasi antara Ego dan Alter Ego,—dengan lawanlawan itu saja tanpa tedeng aling-aling laksana berkonfrontasi “ini dadaku mana dada-mu!” Sebab di sini saja berdiri tidak sebagai Sukarno-pribadi, tetapi sebagai Sukarno Penjambung



8/18/2014 9:41:46 AM



G enta S uara R evolusi I ndonesia



www.boxnovel.blogspot.com 281



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 281



001/I/14



Lidah Rakjat Indonesia,—sebagai Sukarno Penjambung Lidah Revolusi Indonesia! Saja berdiri di sini sebagai warga negara Indonesia, sebagai patriot Indonesia, sebagai alat Revolusi Indonesia, sebagai Pemimpin Besar Revolusi Indonesia,—sebagai Pe­ ngemban Utama daripada Amanat Penderitaan Rakjat Indonesia. Kita semua jang berdiri dan duduk di sini harus me­ rasakan diri kita sebagai Pengemban Amanat Penderitaan Rakjat! Saja bertanja, sudahkah engkau semua, hai saudarasaudara!, engkau... engkau...engkau... engkau, sudahkah engkau-semua benar-benar mengerti dirimu sebagai Peng­ em­ban Amanat Penderitaan Rakjat, benar-benar menjadari dirimu sebagai Pengemban Amanat Penderitaan Rakjat, benar-benar menginsjafi dirimu sebagai Pengemban Amanat Penderitaan Rakjat, benar-benar merasakan dirimu, sampai ke tulang-tulang-sungsummu, sebagai Pengemban Amanat Penderitaan Rakjat? Amanat Penderitaan Rakjat, jang mendjadi tudjuan perdjoangan kita, tjita-tjita perdjoangan kita, penjemangat perdjoangan kita, pengilham perdjoangan kita,—sumber kekuatan dan sumber keridlaan-berkorban daripada perdjoangan kita jang maha-dahsjat ini? Sekali lagi engkau-semua,—engkau-semua dari Sabang sampai Merauke!—, sudahkah engkau-semua benar-benar sadar akan hal itu? “Dari Sabang sampai Merauke”,—empat perkataan ini bukanlah sekadar satu rangkaian kata ilmu bumi “Dari Sabang sampai Merauke” bukanlah sekadar menggambarkan satu geographisch begrip. “Dari Sabang sampai Merauke” bukanlah sekadar satu “geographical entity”. Ia adalah merupakan satu kesatuan kebangsaan. Ia adalah satu “national entity”. Ia adalah pula satu kesatuan kenegaraan, satu “state entity"



8/18/2014 9:41:46 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 282



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 282



001/I/14



jang bulat-kuat. Ia adalah satu kesatuan tekad, satu kesatuan ideologis, satu “ideological entity” jang amat dinamis. Ia ada­ lah satu kesatuan tjita-tjita sosial jang hidup laksana api unggun,—satu entity of social-consciousness like a burning fire. Dan sebagai jang sudah saja katakan dalam pidatopidato saja jang lalu, social consciousness kita ini adalah bagian daripada social consciousness of man. Revolusi Indo­ nesia adalah kataku tempo hari congruent dengan the social conscience of man! Kesadaran sosial dari Rakjat Indonesia itulah pokokhakekat daripada Amanat Penderitaan Rakjat Indonesia. Amanat Penderitaan Rakjat Indonesia itu adalah dus bagian dari­ pada social consciousness of mankind. Dus Amanat Pen­ deritaan Rakjat Indonesia adalah bagian daripada Penderitaan Rakjat daripada seluruh kemanusiaan! Dus Amanat Penderitaan Rakjat kita bukanlah sekadar satu pengertian atau tuntutan nasional belaka. Amanat Pen­ de­ ritaan Rakjat kita bukan sekadar satu “hal Indonesia”. Amanat Penderitaan Rakjat kita mendjalin kepada Amanat Penderitaan Ummat Manusia, Amanat Penderitaan Ummat Ma­nusia mendjalin kepada Amanat Penderitaan Rakjat kita. Revolusi Indonesia mendjalin kepada Revolusi Ummat Ma­ nusia, Revolusi Ummat Manusia mendjalin kepada Revolusi Indonesia. Pernah saja gambarkan hal ini dengan kata-kata: “there is an essential humanity in the Indonesian Revolution”. Pernah pula saja katakan bahwa Revolusi Indonesia mem­ punjai suara jang “mengumandang sedjagad”, jakni bahwa Revolusi Indonesia mempunjai “universal voice”. Pantaslah bahwa Revolusi Indonesia jang demikian itu, bukanlah satu revolusi ketjil-ketjilan. Pantaslah bahwa Revolusi Indonesia adalah satu revolusi jang “multicomplex”. Pan­taslah bahwa Revolusi Indonesia dinamakan kumpulan



8/18/2014 9:41:46 AM



G enta S uara R evolusi I ndonesia



www.boxnovel.blogspot.com 283



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 283



001/I/14



daripada beberapa revolusi dalam satu generasi,— dina­makan “a summing up of many revolutions in one generation”. Pan­ taslah bahwa ada orang jang menamakan Revolusi Indonesia itu seperti pemandangan-alam dalam sebuah keker,—“a te­ lescoped revolution”. Tjoba perhatikan pula: Revolusi Indonesia bukan hanja menuntut sandang pangan! Kalau ia hanja menuntut sandang pangan sadja, maka ia bukan Revolusi Multicomplex, bukan “many revolutions in one generation”, bukan “telescoped revo­lution”. Bukan! Revolusi Indonesia menuntut banjak halhal lain. Ia meliputi seluruh aspirasi kemanusiaan. Ia adalah cong­ ruent dengan the social conscience of man. Karena itu maka ia multicomplex. Karena itu maka ia “telescoped”. Karena itu maka ia “a summing up of many revolutions in one generation”. Tjoba bandingkan. Golongan Negro di Amerika sekarang sedang dalam Revo­ lusi,—Revolusinja Social Conscience of Man. Adakah mereka menuntut sandang-pangan? Tidak! Mereka menuntut lakuan sebagai Manusia Jang Sama, perlakuan jang per­ “congruent dengan social conscience of Man”. Maka dari itu, saudara-saudara!, djanganlah sekalikali lupa bahwa tjita-tjita kita ini adalah luhur. Tjita-tjita luhur jang memang tjita-tjitanja seluruh Kemanusiaan, tjitatjita luhur jang mengumandang di dalam kalbunja seluruh Kemanusiaan! Di sinilah letaknja sumber semangat kita! Di sinilah letaknja sumber simpati seluruh New Emerging Forces kepada kita. Di sinilah letaknja sumber Ridho Tuhan kepada kita,—Ridho Tuhan jang selalu menolong kepada kita kalau kita hendak dibinasakan musuh, Ridho Tuhan jang selalu menolong kepada kita kalau kita hendak ditumpes oleh



8/18/2014 9:41:46 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 284



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 284



001/I/14



lawan. Ridho Tuhan jang membuat kita tetap tegak meski dihudjani api dan geledek dan guntur dalam aksi-aksi-militer jang maha dahsjat, Ridho Tuhan jang membuat kita tetap djaja meski kita hendak diodel-odel oleh pemberontakanpemberontakan seperti D.I.-T.I.I., P.R.R.I. dan Permesta, Ridho Tuhan jang membuat kita tetap berdiri meski digerogoti oleh segala matjam subversi, Ridho Tuhan jang membuat kita tidak rubuh meski tiap-tiap kali musuh kita mengatakan bahwa kita sebentar lagi pasti mengalami keruntuhan ekonomis, jaitu pasti mengalami satu “economic collapse”. Setjara kebatinan saja berkata: “Kita tidak akan runtuh, kita tidak akan binasa, kita tidak akan tumpes, karena doa seluruh Kemanusiaan mendukung kepada kita!’ All the Social Conscience of Man prays for our Victory! Karena itu, hai seluruh bangsa Indonesia, tetap tegakkanlah kepalamu! Djangan mundur, djangan berhenti, tetap derapkanlah kakimu di muka bumi! Djikalau ada kalanja saudara-saudara merasa bingung, djikalau ada kalanja saudara-saudara hampir berputus asa, djikalau ada kalanja saudara-saudara kurang mengerti djalannja Revolusi kita jang memang kadang-kadang seperti bahtera di lautan badai jang mengamuk ini,—kembalilah kepada sumber Ama­ nat Penderitaan Rakjat kita jang congruent dengan Social Conscience of Man itu. Kembalilah kepada sumber itu, sebab di sanalah saudara akan menemukan kembali Rilnja Revolusi! Saudara-saudara! Barangkali di antara saudara-saudara ada jang berfikir: “Bung Karno ini kali kok lain pembukaan pidatonja daripada pidato-pidato 17 Agustus jang sudahsudah!” Benar demikian, saudara-saudara! Pembukaan pidatoku sekarang ini memang lain daripada pembukaan pidatoku jang



8/18/2014 9:41:46 AM



G enta S uara R evolusi I ndonesia



www.boxnovel.blogspot.com 285



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 285



001/I/14



sudah-sudah. Tahun jang lalu, misalnja, saja buka pidatoku dengan pembukaan jang mengungkapkan tabir jang menutupi djiwaku dalam mempersiapkan pidato jang kemudian saja namakan “Tahun Kemenangan” itu. Dalam kata pembukaan pidato “Tahun Kemenangan” itu saja berkata: “Saja menulis pidato ini sebagaimana biasa dengan rasaan tjinta jang meluap-luap terhadap tanah-air dan pe­ bangsa, tetapi ini kali dengan perasaan terharu jang lebih daripada biasa terhadap kepada keuletan Bangsa Indonesia, dan kekaguman jang amat tinggi terhadap kemampuan Bangsa Indonesia. Dengan terus-terang saja katakan di sini, bah­wa beberapa kali saja harus ganti kertas, oleh karena air-mataku kadang-kadang tak dapat ditahan lagi. Tak dapat ditahan lagi, oleh rasa gembira pada diri sendiri, dan rasa terima kasih kepada seluruh Bangsa Indonesia jang telah menundjukkan keuletan jang sedemikian itu, dan rasa Sjukur Alhamdulillah kepada Tuhan Jang Maha-Adil, jang telah mengkurniai perdjoangan jang ulet itu dengan pahala jang maha-tinggi. Dengan penuh rasa haru, tetapi pula dengan penuh kejakinan, saja menamakan dalam pidato ini, tahun 1962 sebagai Tahun Kemenangan. Dan dengan menamakan tahun 1962 ini Tahun Kemenangan, maka sekaligus saudarasaudara dapat mengerti apa sebab saja terharu, dan sekaligus pula dapat menangkap nada dari isi pidato ini”.... Demikianlah sebagian daripada kata-pembukaan pidato Tahun jang lalu. Memang,—Allahu Akbar!—tiap-tiap kali kita mendekati 17 Agustus, tiap kali saja mempersiapkan sesuatu pidato 17 Agustus, saja selalu merasa djiwaku ini laksana dalam pintugerbangnja peletusan, —pintu-gerbangnja Peledakan! Hendak meledak, meraung, menangis, membahak, men­ janji, oleh karena djiwa saja laksana tergempa oleh emosi-



8/18/2014 9:41:46 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 286



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 286



001/I/14



emosi jang maha-dahsjat,—emosi tjinta dan emosi terharu terhadap tanah-air dan bangsa, emosi penuh dengan ide­ alismenja Revolusi jang seirama dengan Revolusinja Ke­ ma­nusiaan. Maka segenap fikiran saja, segenap pemasakan jang keluar dari otak saja, segenap isi pidato jang keluar dari geraknja tangan saja itu, sebagian besar, atau kadangkadang seluruhnja, samasekali didasarkan atas perasaanperasaan atau emosi itu, didasarkan atas dasar perasaan tjinta-kerandjingan atau haru-tersedu-sedu terhadap tanahair dan bangsa, emosi jang menggempa atau haru-tersedusedu terhadap tanah-air dan bangsa, emosi jang menggempa karena idealismenja Revolusi jang menjakar bintang-bintang di langit, malahan mungkin menjakar lebih tinggi lagi daripada bintang-bintang di langit raja! Ja! sudah barang tentu Menteri Pertama selalu memberi bahan. Ketua M.P.R.S. selalu memberi bahan. Wakil-wakil Menteri Pertama memberi bahan. Semua Menteri-menteri memberi bahan dalam berkas laporannja jang penuh dengan angka-angka, penuh dengan fakta-fakta, penuh dengan pemandangan-pemandangan dan usul-usul, penuh dengan statistik-statistik jang menundjukkan kemadjuan atau kemunduran dalam berbagai bidang. Bahan-bahan itu amat berguna, dan mutlak-perlu untuk mengetahui progressnja kita punja usaha. Dan saudara-saudara pun melihat bahwa saja di sanasini mempergunakan bahan-bahan itu dalam penjusunan pidato-pidato 17 Agustus. Apalagi djikalau saja berpidato sebagai Perdana Menteri! Maka bahan-bahan itu mendjadi landasan-mutlak bagi saja djika saja memberikan amanat sebagai Presiden/Perdana Menteri, ataupun sebagai Presiden/Panglima Tertinggi. Dji­ kalau saja berpidato amanat sebagai Presiden/Perdana



8/18/2014 9:41:46 AM



G enta S uara R evolusi I ndonesia



www.boxnovel.blogspot.com 287



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 287



001/I/14



Menteri kepada D.P.R.G.R. misalnja, atau sebagai Presiden/ Mandataris memberi progress-report kepada M.P.R.S, atau sebagai Presiden/Panglima Tertinggi kepada perwiraperwira pada Hari Angkatan Bersendjata, maka bahan-bahan itu mutlak perlu. D.P.R.G.R., M.P.R.S.,—lembaga-lembaga se­ dje­ nis itu adalah lembaga-lembaga tertinggi daripada ketata­negaraan kita, dan saja berbitjara kepada lembagalembaga itu dalam kapasitas Presiden/Perdana Menteri atau Presiden/ Mandataris. Tetapi seperti sekarang ini, pada hari ini, di Stadion ini, saja berbitjara langsung kepada Rakjat,—Rakjat seluruh Indonesia—, bahkan djuga langsung kepada seluruh dunia, dari Timur sampai ke Barat, dari Utara sampai ke Selatan. Saja sekarang tidak terutama sekali berbitjara sebagai Presiden/ Mandataris, tidak sebagai Presiden/Perdana Menteri, tidak sebagai Presiden/Panglima Tertinggi,—saja berbitjara di sini sebagai Penjambung Lidah Rakjat Indonesia,—saja berbitjara di sini sebagai Presiden/Pemimpin Besar Revolusi Indonesia! M.P.R.S. adalah Lembaga Negara, D.P.R.G.R. adalah Lem­ baga Negara, D.P.A.—Dewan Pertimbangan Agung—,adalah Lembaga Negara, tetapi kamu, kamu, kamu, kamu jang berada di sini, kamu di seluruh Nusantara, kamu di perantauan luarnegeri, kamu adalah Lembaga Revolusi! Lembaga Revolusi! Bagi saja, maka pertemuan dengan Rakjat pada tiaptiap 17 Agustus itu adalah penting-maha-penting, bukan hanja karena pertemuan itu merupakan satu puntjak atjara, bukan hanja karena 17 Agustus adalah hari keramat, bukan hanja karena 17 Agustus selalu membangkitkan semangat baru, tekad baru, kekuatan baru, inspirasi baru,—tetapi oleh karena menurut rasa hati saja pertemuan 17 Agustus itu adalah pertemuan antara Pemimpin Besar Revolusi dan Lembaga Tertinggi daripada Revolusi.



8/18/2014 9:41:46 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 288



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 288



001/I/14



Dalam tiap pertemuan 17 Agustus, dalam tiap pertemuan dengan Lembaga Tertinggi Revolusi sebagai sekarang ini, saja seperti mengadakan satu dialoog. Satu dialoog dengan siapa? Satu dialoog dengan Rakjat. Satu pembitjaraan-langsungtimbal-balik antara saja dan Rakjat, antara Ego-ku dan AlterEgo-ku. Satu pembitjaraan-langsung-timbal-balik antara Sukarno-manusia dan Sukarno-Rakjat, satu pembitjaraansung-timbal-balik antara kawan-seperdjoangan dan lang­ kawan-seperdjoangan. Satu pembitjaraan-timbal-balik anta­ ra dua kawan jang sebenarnja Satu! Itulah sebabnja maka saja, tiap kali saja mempersiapkan pidato 17 Agustus,—di Djokjakah, di Djakartakah, di Bogor­ kah, di Tampak Siringkah—, lantas mendjadi seperti dalam keadaan kerandjingan. Segala jang gaib dalam tubuh saja lantas meluap-luap! Fikiran meluap-luap, rasa meluap-luap, saraf meluap-luap, emosi meluap-luap. Seluruh alam halus di dalam tubuh saja ini lantas seperti menggetar dan berkobar dan menggempa, dan bagiku, api lantas seperti masih kurang panas, samudra lantas seperti masih kurang dalam, bintang di langit lantas seperti masih kurang tinggi! Sebab pidato 17 Agustus bagiku haruslah mendjadi satu dialog dengan kamu. Pidato 17 Agustus harus benarbenar mendjadi penjambung lidahmu, hai saudara-saudara di gubug-gubug, hai saudara-saudara di bengkel-bengkel, hai saudara-saudara di sawah-sawah dan di ladang-ladang, hai saudara-saudara jang lidahmu tidak bisa berbitjara sendiri. Pidato 17 Agustus sebagai dialoognja Pemimpin Besar Revo­ lusi dengan Revolusi,—Revolusimu, Revolusiku—, tidak bo­ leh sekadar dialoog kosong, tetapi harus pula pertumbuhan fikir­an-fikiran-baru dan konsepsi-konsepsi-baru jang benarbe­ nar dapat memberikan bimbingan kepada realisasinja aspi­rasi-aspirasi daripada Rakjat. Pidato 17 Agustus harus



8/18/2014 9:41:46 AM



G enta S uara R evolusi I ndonesia



www.boxnovel.blogspot.com 289



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 289



001/I/14



pula tidak segan mengojag-ojag orang jang alpa, mendjewer orang jang bersalah ketjil, menempiling orang jang bersalah besaran, menghantam, menendang orang jang bersalah besar. Petundjuk, nasehat, korreksi, retooling, andjuran, konsepsi, zelfkritiek, penerangan, pembakaran semangat, penggarisan stra­tegi, penetapan taktik, pendorongan dan sekali lagi pen­ do­rongan,—semua itu harus meluap-luap dalam dialoog jang saja adakan dengan Rakjat pada tiap-tiap tanggal 17 Agustus. Dan—tambahan pula harus mengadakan stockopname daripada keadaan Revolusi pula! Dan—peneropongan daripada kelandjutannja Revolusi, jaitu prognose daripada Revolusi! Mengertikah saudara-saudara, bahwa saja lantas mendjadi seperti kerandjingan? Satu hal adalah paling penting dikatakan. Satu hal adalah njata. Jaitu, bahwa djalan jang kita tempuh dalam Revolusi ini adalah djalan jang benar: Strategi dan taktik kita dalam Revolusi ini adalah tepat,—karena ia mendjamin kemenangan terachir daripada perdjoangan Rakjat Indonesia. Strategi dan taktik jang tepat, karena menggerakkan seluruh potensi dan kekuatan Bangsa Indonesia, menggerakkan seluruh funds and forces jang ada pada Bangsa Indonesia, tanpa perketjualian, tanpa diskriminasi, ketjuali tentunja tenagatenaga anti-progressif dan anti-revolusioner, tenaga-tenaga kontra-revolusioner. Nah, semua-ini harus saja tumplekkan dalam dialoog ini, dialoog jang djuga didengarkan oleh seluruh dunia. Saja harus memformulir segala fikiran kita itu, mengkristalisir segala fikiran kita itu, mengkondensir segala fikiran kita itu. Dan—harus djuga memformulir perasaan, mengkristalisir pe­rasaan, mengkondensir perasaan. Sebab Revolusi me­ ngan­ dung Perasaan! Sekali lagi saja katakan, Revolusi mengandung Perasaan! Revolusi mengandung Emosi!



8/18/2014 9:41:46 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 290



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 290



001/I/14



Revo­ lusi mengandung kegandrungan kepada bintang di langit! Revolusi mengandung inspirasi. “Revolusi adalah Inspi­rasinja Sedjarah laksana taufan”, demikianlah pernah dikatakan oleh Trotzky. “Revolutie is razende inspiratie van de geschiedenis”. Ja!, saja tahu bahwa saja sering ditjemooh orang jang tidak senang kepada saja bahwa saja adalah katanja “manusia-perasaan”,—gevoels-mens—, dan bahwa saja di dalam politik terlalu bersifat “manusia-seni”,—terlalu bersifat artis. Alangkah senangnja saja dengan tjemoohan itu! Saja mengutjap Sjukur Alhamdulillah ke hadirat Tuhan Jang Maha Kuasa, bahwa saja dilahirkan dengan sifat-sifat gevoelsmens dan artis, dan saja bangga bahwa Bangsa Indonesia pun adalah satu “Bangsa-perasaan” (satu gevoelsvolk) dan “Bangsa Artis”,—satu artistenvolk. Apa sebab? Oleh karena sifat-sifat tersebut adalah sangat penting dalam sesuatu Revolusi, tidak terutama sekali dalam mentjetuskan Revolusi, tetapi sangat penting dalam membimbing Revolusi, dalam memberikan konsepsikonsepsi kepada Revolusi, dalam memberi Revolusi itu satu Kumandang Sedjagad, memberi Revolusi itu satu “Universal Voice”, mengisi Revolusi itu dengan “essential humanity”— pendek-kata dalam menjelesaikan Revolusi itu dan meng­ ira­makan Revolusi itu dengan the Social Conscience of Man. Revolusi adalah perombakan dan pembangunan. Pem­ bangun­an meminta daja-tjipta, pembangunan meminta satu djiwa arsitek! Dan salah satu unsur djiwa arsitek adalah djiwa perasaan dan djiwa artis! Malahan ada orang berkata: “The art to guide a revolution is to find inspiration in everything,— everything you see, everything you feel”. Dapatkah orang find inspiration in everything, kalau orang itu tidak sedikit gevoelsmens, tidak sedikit artis?



8/18/2014 9:41:46 AM



G enta S uara R evolusi I ndonesia



www.boxnovel.blogspot.com 291



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 291



001/I/14



Revolusi Indonesia bukan hanja mengedjar keunggulan materi, bukan hanja mengabdi kepada pemuasan benda sadja. Dan Revolusi Ummat Manusia pun bukan hanja mengedjar keunggulan materi atau hanja mengabdi kepada pemuasan benda sadja. Tidak, Revolusi Indonesia dan Revolusi Ummat Manusia adalah lebih tinggi daripada itu! Revolusi Indonesia ditjetuskan untuk menuntut pemuasan daripada Rasa Bangsa Indonesia,—Rasa Keadilan di segala lapangan, Rasa Ke-Insanan, Rasa “dignity of man”,—dan Revolusi Ummat Manusia pun mengarahkan diri kepada Rasa-rasa itu. Karena itulah maka tak mungkin orang-orang ber-Revo­ lusi tanpa rasa. Ja, ini adalah satu dialoog. Dan karena ini satu dialoog, satu pembitjaraan dari hati kehati antara kamu dengan aku, antara aku dengan kamu, maka saja bertanja kepadamu: sudahkah tepat, bahwa kamu tempo hari menetapkan aku mendjadi Presiden Republik Indonesia seumur hidup? Saja menjampaikan terima kasih kepadamu atas penetapan itu, tetapi saja masih menanja: sudahkah tepat penetapanmu itu? Engkau jang harus mendjawab, sebab aku sendiri tidak bisa menilai, apakah keputusan itu tepat. Aku sendiri tidak bisa menilai kwalitet pekerdjaanku sendiri selama ini. Aku hanja dapat mengatakan, bahwa aku selalu tjinta kepada TanahAir dan Bangsa, bahwa aku telah mengabdikan djiwa-ragaku kepada Tanah-Air dan Bangsa itu berpuluh-puluh tahun lamanja, bahwa aku pun bermaksud djika diizinkan oleh Tuhan untuk mengabdi kepada Tanah-Air dan Bangsa itu sampai kepada saat Tuhan memanggil aku pulang kembali ke tempat asal. Kwalitet daripada pekerdjaanku selama ini, aku tidak dapat menilai sendiri. Engkau jang harus menilai. Sedjarah, sedjarah nanti akan menilai, sedjarah nasional dan sedjarah internasional.



8/18/2014 9:41:47 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 292



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 292



001/I/14



Tetapi, bagaimanapun djuga,—keputusan saudarasaudara itu menentukan, bahwa selama saja masih hidup dan dapat bekerdja, kedudukan dan tugas Presiden dan Pemimpin Besar Revolusi tidak dapat dipisah-pisahkan satu sama lain. Dan karena Revolusi masih lama berdjalan terus, maka ini berarti bahwa tidak ada harapan bagi saja untuk mengurangi aktivitas sedikit pun, atau mengaso sedikit pun, meski usia bertambah tinggi tiap hari, tenaga bertambah kurang tiap tahun. Tetapi dengan ridho Tuhan Jang Maha Kuasa saja terima keputusan saudara-saudara itu, dan semoga Tuhan selalu memberikan kekuatan dan kemampuan kepadaku un­ tuk memenuhi kepertjajaan jang saudara-saudara letakkan di pundak saja jang dhaif ini. Sekarang, marilah saja teruskan dialoog saja dengan saudara-saudara, dalam kwalitet Pemimpin Besar Revolusi, dan tidak terutama sekali dalam kwalitet Perdana Menteri atau Panglima Tertinggi Angkatan Bersendjata. Saja mau mengadakan “pandangan dari udara” dengan sau­dara-saudara mengenai Revolusi kita ini. Dan apa jang saja lihat? Saja melihat bahwa Revolusi kita sekarang ini sudah mengindjak kepada satu Phase Baru. Revolusi kita sekarang sudah mentjapai kemadjuan demikian rupa, se­ hing­­ga boleh saja katakan sudah menudju kepada sasaran. Dulu kan belum! Dulu sebenarnja kita ini harus terus-terusan ber­djoang sadja mempertahankan hidup. Dulu sebenarnja kita-ini masih harus terus-menerus “fight to survive”. Sudah njata antara tahun 1945 dan 1950! Dalam periode jang dulu saja namakan periode “revolusi physik” itu kita “fight to sur­vive”, “babak-bundas, dedel-duel”. Dalam periode 1950– 1955 pun kita “fight to survive”. Ingat R.M.S., ingat D.I./ T.I.I. Dalam periode 1955–1960 jang dulu saja namakan periode investment, kita, sambil menginvest, masih sadja “fight to



8/18/2014 9:41:47 AM



Koleksi iwan siswo



G enta S uara R evolusi I ndonesia



Sukarno, akhir 1950-an.



survive”. Ingat P.R.R.I., ingat Permesta, ingat D.I.-T.I.I. lagi. Dan ingat penjelewengan-penjelewengan lain dari Revolusi. Ingat hebatnja subversi dari luar negeri. Maka sebenarnja saja harus membuat pemeriodean Revolusi kita sebagai berikut: 1945 – 1950 ………….. periode survival ke-I: 1950 – 1962 ………….. periode survival ke-II:



www.boxnovel.blogspot.com 293



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 293



001/I/14



Dalam achir periode survival ke-II ini malahan kita membebani diri kita sendiri dengan perdjoangan mem­ bebaskan Irian Barat, jang membawa kita “at the brink of war”, artinja jang hampir-hampir sadja mentjemplungkan kita dalam satu peperangan jang maha-dahsjat.



8/18/2014 9:41:47 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 294



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 294



001/I/14



Tetapi ini pun belum begitu membahajakan kita, sehing­ga kita boleh memakai perkataan “survive”. P.R.R.I. belum begitu membahajakan kita, Permesta belum begitu membahajakan kita, D.I.-T.I.I. belum begitu membahajakan kita, hampir petjahnja peperangan dengan Belanda belum begitu membahajakan kita. Semua itu bisa kita ganjang, meski tentunja dengan tidak setjara menjanji di bawah sinarnja bulan-purnama. Bahasa Inggerisnja Saudara-saudara, we could take it all, we can take it all, and if need be, we shall take it all again. Tetapi jang paling berbahaja bagi Revolusi kita dalam periode ini ialah kompromis-kompromis jang telah kita dja­ lankan. Saudara-saudara masih ingat dari pidato saja beberapa tahun jang lalu, bahwa dalam K.M.B. dan dalam periode sesudah K.M.B. kita mendjalankan kompromis. Dan kompromis-kompromis ini jang lahir dalam K.M.B. dan sesudah K.M.B. itulah jang amat membahajakan kepada Revolusi. Ja benar, memang ada kalanja sesuatu Revolusi Besar harus menelan sesuatu kompromis,—tetapi kompromis, jang kelak dalam perdjoangan selandjutnja dapat dan harus diko­ reksi kembali, dihapus kembali, kata orang Djawa “dilepeh” kembali. Setiap Revolusi jang Besar memang kadang-kadang mengalami keharusan kompromis jang demi­kian itu. Tetapi apa sebabnja kita hampir-hampir sadja teng­ gelam sendiri, hampir-hampir sadja binasa sendiri karena kompromis-kompromis itu, sehingga kemudian saja memakai perkataan “survive”? Bukan oleh karena kompromis jang kita adakan itu ada­ lah kompromis politis. Bukan pula oleh karena kita meng­ adakan kompromis ekonomis. Bukan! Kompromis politis dan kompromis ekonomis, dengan taktik perdjoangan jang djitu,



8/18/2014 9:41:47 AM



G enta S uara R evolusi I ndonesia



www.boxnovel.blogspot.com 295



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 295



001/I/14



dapat diatasi dan dilenjapkan dalam waktu jang pendek. Tetapi tjelakanja ialah, bahwa kita pada waktu itu mengadakan kom­ promis dalam hal jang lebih fundamentil. Kita mengadakan kompromis mental. Hal itu jang tjelaka suadara-saudara. Kita mengira bahwa kita dapat melaksanakan dan menjelesaikan Revolusi Indonesia dengan Holland denken, melaksanakan dan menjelesaikan Revolusi dengan alam-berfikir tjekokan Belan­da. Kita memakai sistim liberal, kita memakai demo­ krasi parlementer untuk melantjarkan Revolusi. Kita ngglenggem dan menganggut-anggutkan kita punja kepala, kalau orang berkata bahwa partijensysteem adalah perlu untuk mendjalankan demokrasi. Kita menerima multiparty system sebagai satu kesenangan. Kita malahan sampai menganggap partai-ketjil-ketjil, partai-gurem-partai-gurem, sebagai ”Mouthpieces of democracy”,—tjorong-tjorongnja demokrasi, katanja. Semua itu, katanja “demi Revolusi”. Semua itu, katanja “untuk kepentingan Revolusi”. Revolusi apa! Ja, Revolusi apa? Revolusinja kaum jang keblinger oleh buku-bukunja Thorbecke dan Kranenburg dan van Kan dan entah siapa lagi! Mereka ini, mereka jang saja namakan keblinger ini, mungkin sekali gagah-berani dalam mengusir setjara phisik kaum kolonialis, tetapi mereka adalah penuh de­ ngan minderwaardigheidscomplexen dalam menghadapi kon­frontasi mental dengan dunia Barat atau dengan dunia imperialis-kolonialis. Oleh pengaruh mereka itulah Revolusi kita hampir-hampir sadja ikut keblinger. Oleh pengaruh me­ reka itulah Revolusi kita hampir-hampir sadja kehilangan Revolusi. Oleh pengaruh mereka itulah Revolusi kita hampirhampir sadja musnah samasekali sebagai Revolusi dari muka bumi. Oleh pengaruh mereka itulah Revolusi kita disebutkan



8/18/2014 9:41:47 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 296



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 296



001/I/14



oleh seorang penulis Belanda “een revolutie op drift”,—satu revolusi klejar-klejor, satu revolusi tanpa arah. Oleh kompromis mental itulah kita lantas mengalami segala matjam gangguan dalam periode 1950–1962. Kompromis politik jang tadinja mungkin dapat diatasi dengan taktik jang djitu, mendjadilah satu tjelaka, mendjadilah fatal, karena berlandaskan kompromis mental. Kompromis finan­siil-ekonomis mendjadi satu tjelaka jang fatal, karena berlandaskan kompromis mental. Divide et impera Belanda dapat berdjalan terus, karena kompromis politik itu ber­lan­ dasan kompromis mental; penggarukan finansiil-ekonomis kekajaan Indonesia oleh Belanda berdjalan terus, karena kompromis finansiil-ekonomis itu berlandaskan kompromis mental. Tjoba saudara-saudara, tahukah saudara-saudara, bah­ wa misalnja keuntungan bersih jang dibuat oleh Belanda dari Indonesia antara tahun 1952 dan tahun 1956 adalah melebihi banjaknja keuntungan bersih dalam empat tahun sebelum perang? Ini tjelakanja kompromis mental, saudara-saudara. Tetapi Alhamdulillah: Tuhan menolong! Lalu kita bangkit! Lalu kita menggeledekkan kita punja “stop”! kepada segala penjelewengan mental itu! Lalu kita suruh buang, buang, buang djauh-djauh segala alam-fikir­ an liberalisme. Lalu kita dengungkan sembojan-baru jaitu Demo­krasi Terpimpin. Lalu kita kotjok habis-habisan multi­ party system. Lalu kita tjanangkan Manifesto Politik. Lalu kita telorkan pemerasan Manipol jaitu USDEK. Lalu kita tjam­ kan kepada Rakjat perlunja “Revolusi-Sosialisme-Pe­ mim­ pin Nasional jang satu”, jaitu Resopim. Lalu... lalu... lalu... Alhamdulillah, ... ja lalu kita bisa mentjapai Tahun Ke­ menangan! ....



8/18/2014 9:41:47 AM



G enta S uara R evolusi I ndonesia



www.boxnovel.blogspot.com 297



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 297



001/I/14



Penemuan-kembali Revolusi kita itu adalah salah satu Rach­mat Tuhan jang besar kepada kita, mungkin salah satu Rachmat Tuhan jang terbesar kepada kita. Tjoba bajangkan: djikalau kita umpamanja tidak menemukan kembali djiwa Revolusi kita itu, djikalau kita umpamanja masih sadja hidup dalam alam kompromis mental, djikalau umpamanja kita masih sadja dihinggapi oleh mentale minderwaardigheidscomplexen seperti dalam priode jang lalu,—tidak berani mentjipta sendiri, tidak berani mengkonsepsi sendiri, tidak berani mele­pehkan kembali segala tjekokan-tjekokan Belanda dan tjekokan Barat,—bagaimanakah kiranja keadaan kita seka­ rang ini? Barangkali kita makin lama makin djauh “op drift”, makin lama makin klejar-klejor, makin lama makin tanpa arah, bahkan makin lama makin masuk lagi ke dalam lum­ purnja muara “exploitation de l’homme par l’homme” en “exploitation de l’homme par nation”. Dan sedjarah akan menulis: di sana, antara benua Asia dan benua Australia, antara Lautan Teduh dan Lautan Indonesia, adalah hidup satu bangsa jang mula-mula mentjoba untuk hidup-kembali sebagai Bangsa, tetapi achirnja kembali mendjadi satu kuli di antara bangsa-bangsa,—kembali mendjadi “een natie van koelies, en een koelie onder de naties”. Maha-Besarlah Tuhan jang membuat kita sedar-kembali, sebelum kasip! Sekarang Roda Revolusi sudah berputar kembali atas dasar Hukum-hukum klassik daripada semua Revolusi. Apa Hukum-hukum klassik daripada Semua Revolusi itu? Satu: Tiada Revolusi djikalau ia tidak mendjalankan konfrontasi terus-menerus,—confrontation de tous les jours. Dua: Tiada Revolusi djikalau ia tidak berupa satu disiplin jang hidup, disiplin di bawah satu pimpinan.



8/18/2014 9:41:47 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 298



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 298



001/I/14



Revolusi Indonesia sekarang sudah mendjalankan dua hal itu: Konfrontasi terus-menerus disiplin di bawah satu pimpinan. Tetapi lebih pula daripada itu! Revolusi Indo­nesia ja mendjalankan Konfrontasi terus-menerus, ja mendjalankan disiplin di bawah satu pimpinan nasional, ja mempunjai ideologi nasional-progressif jang kuat dan gamblang, ja berpegang teguh kepada kepribadian nasional. Ia minum dari sumber, sumber Indonesia sendiri. Ia minum dari sumber sendiri, tidak minum air import dari luaran! Djustru inilah jang membuat Revolusi Indonesia itu satu Revolusi jang unik, satu Revolusi jang dikagumi oleh seluruh bangsa jang progressif, satu Revolusi jang dipandang tinggi oleh semua anggauta daripada New Emerging Forces. Bahkan kalangan Old Established Forces pun banjak orang jang mulai “memandang” kepada Revolusi Indonesia itu, dan mengakui Revolusi Indonesia itu sebagai satu Kenjataan jang amat kuat, satu “living reality jang tak dapat diabaikan”. Saudara-saudara! Tadi saja katakan, bahwa Revolusi Indonesia kini sudah mengindjak ada satu Phase Baru, dan bahwa ia sudah mulai “menudju kepada sasarannja”. Tahun jang lalu, dalam pidato “Tahun Kemenangan”, sudah saja singgung bahwa “Revolusi Indonesia sudah menaik kepada tingkat “selfpropelling growth”: kita madju atas dasar kemadjuan, kita mekar atas dasar kemekaran”. Ja, Revolusi kita sekarang ini tidak lagi dalam keadaan defensif, jaitu tidak lagi hanja repot mempertahankan diri sadja terhadap kepada serangannja Kontra-revolusi, serangan­nja subversi asing, atau serangannja fihak liberal. Revo­lusi kita sekarang ini sudah tidak lagi hanja “fight to survive”. Revolusi sekarang ini sudah berdjoang untuk mentjapai kemadjuan-kemadjuan setjara positif, kemadjuan-



8/18/2014 9:41:47 AM



G enta S uara R evolusi I ndonesia



www.boxnovel.blogspot.com 299



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 299



001/I/14



kema­djuan jang bisa mendjadi modal dan batu lontjatan untuk kemadjuan-kemadjuan bagi hari jang berikut. Inilah arti “selfpropelling growth”. Inilah arti “selfgenerating growth”. Inilah arti madju atas dasar kemadjuan. Inilah arti mekar atas dasar kemekaran. Landasan-landasan Revolusi,—jaitu a. konfrontasi terus-menerus, b. disiplin di bawah satu pimpinan, c. ideologi nasional-progressif, d. kepribadian nasional, landasanlandasan itu tidak perlu kita perdjoangkan lagi. Landasanlandasan itu sudah berada mendukung tubuh kita, landasanlandasan itu sudah mendjadi milik perdjoangan kita. Di atas landasan-landasan itu kita berdjalan, di atas landasanlandasan itu kita bisa berderap ke muka setjara positif menudju kepada sasaran Revolusi jang sesungguhnja: jaitu masjarakat adil dan makmur berdasarkan Pantja Sila. Tidak lagi seperti dulu, waktu kita tidak berderap madju, melainkan hari-hari kita tjuma mengobat-abitkan sadja pedang ke sekeliling kita sadja setjara defensif, untuk mempertahankan diri kita terhadap serangan musuh. Tidak lagi seperti dulu, tatkala kita punja kegiatan sehari-hari dahulu hanjalah “fight a life-and-death struggle”,—“to survive”! To survive! Physically and mentally! To survive! Agar tetap hidup! Setjara badaniah dan mental! Sekarang “struggle to survive” itu sudahlah lampau. Sekarang kita sudah masuk phase baru. Revolusi kita sudah masuk phase baru. Kita masih dalam Revolusi itu, hanja sadja Revolusinja sudah berada dalam phase baru. Kalau Revolusi sudah keluar dari periode survival, itu tidak berarti bahwa kita keluar dari Revolusi. Tidak! Kita keluar dari sesuatu periode Revolusi, tetapi kita tidak keluar dari Revolusi. Sebagaimana tertulis di atas pintu Museum Mexico-City bahwa “History is a continuity” (sedjarah adalah satu kelandjutan), maka kita



8/18/2014 9:41:47 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 300



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 300



001/I/14



djuga berkata bahwa “Revolution is a continuity”,—Revolusi adalah satu kelandjutan. Orang tidak bisa meninggalkan Sedjarah; orang djuga tidak bisa meninggalkan Revolusi. You cannot leave History; You also cannot leave a Revolution! Nah, saudara-saudara, engkau tetap dalam Revolusi! Merasakah engkau, bahwa engkau tetap dalam Revolusi? Misalnja, unsur pertama dari Revolusi ialah Konfrontasi terus-menerus kataku. Merasakah engkau Konfrontasi terusmenerus itu? Dan ikut sertakah engkau dalam konfrontasi terus-menerus itu? Revolusi adalah satu rentetan-pandjang dari satu konfrontasi ke lain konfrontasi. Konfrontasi jang satu sele­ sai, konfrontasi jang lain muntjul hendak menerkam. Satu selesai, satu lagi muntjul! Malahan kadang-kadang Kon­fron­ tasi-konfrontasi itu datangnja setjara Simultan, setjara ber­ barengan, setjara “mengkorojok”,—dari muka, dari belakang, dari kiri, dari kanan, dari bawah, dari atas. Itulah HamukTabula-Rasanja Konfrontasi dalam sesuatu Revolusi! Aku me­nanja, sudahkah engkau merasakan hal itu, dan ikut-serta menghadapi semua konfrontasi itu? Barangkali lantas kau menanja: Konfrontasi-konfrontasi apa? Tjoba saja perintjikan sedikit: Konfrontasi terhadap segala rintangan-rintangan jang halang-halangi djalannja Revolusi sampai kepada meng­ konfrontasi terhadap kepada bom dan meriam dan dinamit. Konfrontasi terhadap Kontra-revolusi. Konfrontasi terhadap kepada Subversi, baik dari dalam, mau­pun dari luar. Konfron­tasi terhadap apa jang dinamakan “vested inte­ rests”, jaitu golongan-golongan jang tidak menghendaki per­



8/18/2014 9:41:47 AM



G enta S uara R evolusi I ndonesia



www.boxnovel.blogspot.com 301



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 301



001/I/14



obahan-perobahan, karena merasa terantjam perutnja jang gendut. Konfrontasi dalam menjusun Konsepsi-konsepsi baru, jaitu merobah Konservatisme mental. Konfrontasi dalam memperdjoangkan konsepsi-kon­ sep­si baru itu dalam masjarakat sendiri, dan dalam dunia internasional. Ini semua merupakan satu rentetan, satu rantai jang sambung-menjambung, satu proces Konfrontasi. Baru djika kita sudah melampaui proses konfrontasi sematjam ini, maka kita punja Revolusi meningkat kepada tingkat “Selfpropelling growth”. Tetapi djuga dalam tingkat selfpropelling growth itu kita masih dihadapkan kepada Konfrontasi-konfrontasi. Tetapi konfrontasi lain matjam! Jaitu Konfrontasi terhadap diri kita sendiri. Konfrontasi “positif”. Konfrontasi jang djuga dinamakan “tantangan”. Konfrontasi jang dinamakan “challenge-challenge”-nja perdjoangan. Konfrontasi terhadap pada persoalan-persoalan pembangunan. Konfrontasi terhadap kita sendiri: bisakah atau tidak kita ini membangun Sosialisme? Sekarang tergantung dari kita sendirilah, apakah kitaini sanggup mendjalankan konfrontasi-konfrontasi matjam baru itu, ataukah tidak! Sekarang, sebab banjak hal jang sudah, Saudarasaudara. Survival? Sudah!! Diakui oleh dunia luaran sebagai satu realitas jang njata,—sebagai satu “living reality”, sebagai satu “established fact” jang tak dapat dibantah dan diabaikan? Sudah!! Dianggap oleh banjak bangsa New Emerging Forces seba­gai “Bangsa Pelopor” dalam Revolusi Ummat Manusia? Sudah!!



8/18/2014 9:41:47 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 302



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 302



001/I/14



Sudah! Semuanja sudah! Malahan hal-hal lain daripada Revo­lusi kita ini sudah dianggap oleh dunia sebagai “living realities” pula, satu realitas jang hidup, bahkan satu tjontoh jang baik. Demokrasi Terpimpin misalnja tidak lagi dikatakan satu diktatur, atau satu “rubberstamp-democracy”, tetapi satu realitas Indonesia jang hidup, dan oleh banjak bangsa dianggap sebagai satu tjontoh jang baik. Manipol dianggap oleh banjak bangsa progressif sebagai satu tjontoh jang baik. U.S.D.E.K. dianggap sebagai satu tjontoh jang baik. Resopim dianggap sebagai satu tjontoh jang baik. Kepribadian Nasional, jang dulu dianggap sebagai satu ketjongkakan nasional, dianggap sebagai satu tjontoh jang baik. Gotong Rojong, Musjawarah, Mufakat, soko-guru-soko-gurunja Revolusi kita, dianggap sebagai tjontoh jang baik. Gengsi-Revolusi Indonesia di luar negeri membubung setinggi langit!! Banjak orang di luar negeri sekarang ini menganggap Revolusi Indonesia itu,—sesuai dengan ang­gap­ an kita sendiri—, sebagai salah satu Revolusi jang Terbesar di kalangan Ummat Manusia sepandjang masa, satu Revolusi jang paling modern dalam arti progressivitet jang dinamis dan dialektis, dalam gegap-gempitanja dunia modern zaman sekarang. Nah, dengan itu semua, tjukuplah alasan untuk berbesar hati. Tjukuplah alasan untuk tidak mundur setapak pun meng­­hadapi konfrontasi-konfrontasi matjam baru jang saja mak­sudkan tadi. Tjukuplah alasan untuk berderap terus ke arah Fadjar Sosialisme jang telah menjingsing di tjakrawala Indonesia. Ja, kita Insja Allah menang! Menang! Sekali lagi Insja Allah MENANG! Ini bukan kesombongan! Ini bukan zelfgenoegzaamheid! Ini bukan ketjongkakan, melainkan seka­dar kepertjajaan kepada diri kita sendiri, sekadar kesa­ daran tentang potensi-potensi dan kemampuan-kemam­



8/18/2014 9:41:47 AM



G enta S uara R evolusi I ndonesia



www.boxnovel.blogspot.com 303



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 303



001/I/14



puan jang njata dari Bangsa Indonesia sendiri, djuga djika di­ban­dingkan dengan potensi dan kemampuan dari bangsabangsa jang lain. Dan adakah sesuatu bangsa dapat mene­ rus­­ kan Revolusinja dan menjelesaikan Revolusinja, djika ia tidak mempunjai kepertjajaan kepada diri sendiri, tidak mempunjai kesadaran tentang kemampuan-kemampuan diri sendiri? Sesuatu bangsa jang tidak mempunjai kepertjajaan kepada diri sendiri, tidak dapat berdiri langsung. “A Nation without faith cannot stand”. Nah, dengan isi-djiwa jang penuh dengan kepertjajaan akan kemampuan diri sendiri itulah, kita kini memasuki Phase Baru dalam Revolusi kita. Kita kataku, memasuki “selfpropelling growth”. Kita menudju kepada sasaran. Kita me­ nudju kepada Fadjar Sosialisme Indonesia. Ini tidak berarti bahwa dengan Sosialisme Indonesia itu,—kerangka ke-II daripada Revolusi Indonesia—, sudah besok pagi atau besok lusa akan tertjapai. Tidak! Samasekali tidak! Sosialisme Indonesia baru sedang berfadjar! Mataharinja akan terbit menjinari tanah-air kita, bukan besok pagi atau besok lusa,—jakinlah ini!—tetapi sesudah kita berderap setjara ulet, membanting tulang setiap hari, memeras tenaga terusme­ nerus, mendjalankan konfrontasi matjam baru tanpa putusnja. Pendek-kata kita masih harus terus ber-Revolusi! Sjarat-sjarat dan alat-alat untuk melandjutkan Revolusi gaja-baru ini sudah kita adakan. Apa sjarat-sjarat dan alat-alat itu? Di lapangan politik kita sudah mendjalankan Demokrasi Terpimpin. M.P.R.S., D.P.R.G.R., D.P.A., rapat-rapat-gabungan antara Pemerintah dan M.P.N., Depertan, M.P.P.R., KOTOE, KOTI, dan lain sebagainja,—itu semua adalah pengedjawantahan daripada Demokrasi Terpimpin, sehingga Demokrasi Ter­ pimpin itu benar-benar adalah satu “living democracy” dan



8/18/2014 9:41:47 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 304



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 304



001/I/14



bukan satu “Rubberstamp-democracy” sebagai jang musuhmusuh kita katakan. Saja tidak mengatakan, bahwa Demokrasi Terpimpin sebagai jang kita djalankan sampai sekarang ini sudah sempurna sebagai alat Revolusi, sudah perfect sebagai alat Revolusi, tetapi tak boleh dibantah bahwa demokrasi parlementer liberal tidak bisa dipakai dalam Revolusi Indo­ nesia jang menudju kepada Sosialisme, dan bahwa qua sistim Demokrasi Terpimpin adalah satu-satunja Demokrasi jang tepat bagi bangsa Indonesia dengan segala kepribadiannja dalam menudju kepada Sosialisme Indonesia. Dan manakala Demokrasi Terpimpin jang kita djalankan sampai sekarang ini belum sempurna, belum perfect, maka kewadjiban kita ialah menjempurnakan Demokrasi Terpimpin itu. Bergandengan dengan usaha penjempurnaan inilah tepatnja andjuran saja untuk selalu “think and rethink”, “shape and reshape”,—think and rethink, shape and reshape—, dan tidak ngglenggem sadja dalam textbook thinking, ngglenggem sadja dalam menelan segala tjekokan dari luar, ngglenggem sadja dalam alamnja Hollands denken. Djuga dalam hal perikehidupan politik kita harus ber“selfpropelling growth”. Fikirlah sendiri, djanganlah men­ djiplak sadja; peladjarilah pengalaman sendiri, peladjarilah peng­ alaman bersama! Mendakilah terus atas pendakian sendiri, madjulah terus atas kemadjuan sendiri, mekarlah terus atas kemekaran sendiri! Dan mendakilah bersama! Madjulah bersama! Mekarlah bersama! Think and rethink, shape and reshape, bukanlah tugas dari Pemimpin Besar Revolusi sendiri sadja, tidak!, melainkan adalah tugas kollektif dari semua pemimpin, semua tokoh politik, semua politieke denkers der natie, bahkan tugas kollektif dari seluruh Rakjat Indonesia. Kemaren saja katakan di Gedung Pola:



8/18/2014 9:41:47 AM



G enta S uara R evolusi I ndonesia



www.boxnovel.blogspot.com 305



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 305



001/I/14



Apa jang saja perbuat tempo hari mengenai peri­ ke­ hidupan politik itu? Saja tempo hari sebagai Presiden Republik Indonesia sekadar mentjetuskan Demokrasi Ter­ pimpin sebagai hasil penggalian daripada kekajaan Rakjat Indonesia, jang terpendam selama pendjadjahan asing beratus-ratus tahun. Tetapi pertumbuhannja selandjutnja ke arah konsolidasi, pertumbuhannja selandjutnja ke arah per­feksi, hingga mendjadi tradisi baru dan alat jang efektif dalam Revolusi Indonesia, itu adalah tugas dari seluruh Rak­ jat Indonesia sendiri. Djangan Rakjat Indonesia dan para tokoh-tokoh-politiknja hanja mendjadi penonton sadja dalam mempertumbuhkan Demokrasi Terpimpin itu, sambil menjerahkan segala sesuatunja kepada Pemimpin Besar Revolusi. Djangan Rakjat Indonesia dan para tokoh-politiknja hanja menunggu “followup”nja sadja dari mulutnja Pemimpin Besar Revolusi,— menjerahkan segala pemerasan otak kepada Pemimpin Besar Revolusi. Sungguh, Demokrasi Terpimpin bukan “pemberian” saja. Bukan “pemberian” saja. Demokrasi Terpimpin adalah milik dari Bangsa Indonesia, tidak hanja untuk sekarang, tetapi djuga untuk generasi-generasi jang akan datang. Sebab ia adalah hasil penggalian dari bumi sendiri. Karena itu maka kita semua harus memeras otak dan memeras energi untuk men­ jempurnakan Demokrasi Terpimpin itu sebagai alat Revolusi. Ingat apa jang saja katakan dalam rapat raksasa Front Nasional di Senajan tempo hari? Waktu itu saja berkata: “Djikalau umpamanja sekarang turun satu Malaikat dari langit, dan berkata kepada saja: “Hai Sukarno, akan aku beri kemudjizatan kepadamu, untuk memberi satu masjarakat adil dan makmur kepada Rakjat Indonesia sebagai hadiah, sebagai



8/18/2014 9:41:47 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 306



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 306



001/I/14



persenan”, sebagai cadeau—maka saja akan mendjawab: “saja tidak mau diberi mudjizat jang demikian itu, saja menghendaki jang masjarakat adil dan makmur itu adalah hasil perdjoangan daripada Rakjat Indonesia sendiri!” Demikian pula maka saja menghendaki penjempurnaan dari Demokrasi Terpimpin itu sebagai hasil pemikiran kollektif daripada seluruh Rakjat Indonesia. Alat jang lain untuk menjelesaikan Revolusi kita ialah Kader. Ingat pidato saja 15 tahun jang lalu jang intinja bukan “machines decide everything”, tetapi “cadres decide everything”? Bukan mesin menentukan segala hal, tetapi Kader menentukan segala hal? Dalam Revolusi jang sudah terutama sekali bersifat Revolusi Pembangunan,—bukan terutama sekali Revolusi jang masih “struggle to survive”—, maka Kader adalah perlu maha perlu. Bukan puluhan. Bukan ratusan. Bukan ribuan. Tetapi puluhan ribu Kader di segala lapangan. Kader jang mengerti Revolusi. Kader jang mengerti segala landasanlandasan Revolusi. Kader jang merasakan dirinja alat Revolusi. Kader jang mengerti kerangka-kerangka Revolusi. Kader jang gandrung Sosialisme Indonesia. Kader jang berdjiwa ManipolUSDEK. Kader jang mati-matian. Kader Resopim. Kader jang suka bekerdja. Kader jang suka membanting tulang,—Kader Revolusi!—, bukan Kader jang hanja pertentang-pertenteng sadja djual bagus. Alat lain ialah Front Nasional. Adakah Front Nasional satu alat Revolusi? Front Nasional adalah satu alat Revolusi, oleh karena Front Nasional harus menampung segala kegiatan politik daripada massa, baik jang tergabung dalam organisasiorganisasi politik, maupun jang tergabung dalam organisasiorganisasi Karya, agar supaja mendjadi satu kegiatan simultan pembantu Revolusi. Ia pun harus menjusun Kader-



8/18/2014 9:41:47 AM



G enta S uara R evolusi I ndonesia



www.boxnovel.blogspot.com 307



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 307



001/I/14



kader baru, menjusun golongan-golongan baru, agar semua funds and forces dapat ikut serta dalam kegiatan politik guna kelantjaran Revolusi. Dan ia harus menggembleng semua tenaga politik, semua tenaga Karya, semua tenaga-tenaga lain-lain, agar supaja mereka mendjadi satu gelombang jang maha-sjakti daripada aktivitas Demokrasi Terpimpin meladeni Revolusi. Front Nasional, pendek-kata, diwadjibkan untuk membentuk satu “insan politik baru”,—politik-wezen jang baru, satu “insan politik” jang selalu mengabdi kepada Revolusi Indonesia, kepada kepribadian Indonesia, kepada alam-fikiran Indonesia, kepada sumber-sumber Indonesia,— satu “insan politik baru” sebagai dimaksudkan oleh Manipol/ U.S.D.E.K. dan Resopim. Seluruh warga Indonesia, seluruh ibu-bapa-putera-puteri Indonesia, althans sebagian besar daripadanja, harus digembleng oleh Front Nasional itu mendjadi apa jang saja namakan “patriot komplit”! Di zaman pendjadjahan, gerak dalam lapangan politik dianggap tabu, oleh karena dapat merongrong kekuasaan kolonial. Di zaman demokrasi liberal, gerak dalam lapangan politik sering dianggap kotor, oleh karena “politik” di zaman liberal itu berupa politik rongrong-merongrong, rebut-merebut, djegal-mendjegal, fitnah-memfitnah, maki-memaki. Tetapi di alam Revolusi sekarang ini, di alam Demokrasi Terpimpin, diharap bahwa semua warga mendjadi insan po­ litik. Tidak tjukup bahwa warga Indonesia hanja mengenal la­gu Indonesia Raja sadja, atau mampu menjanjikan lagu “Da­ri Barat sampai ke Timur” sadja, atau lagu “Rajuan Pulau Kelapa”. Memang bagi patriotnja Revolusi, politik bukanlah pe­ rebutan kekuasaan bagi partainja masing-masing. Politik bu­kan­lah persaingan untuk menondjolkan ideologi sendiri-



8/18/2014 9:41:47 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 308



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 308



001/I/14



sendiri. Politik bukan pendjualan djamu di pasar Tanah Abang atau di Pasar Senen, politik bukan pendjualan ketjap. Politik ialah mengabdi Revolusi, mempertumbuhkan Manipol, mem­ perkembangkan U.S.D.E.K., menghidup-hidupkan Reso­pim di kalangan Rakjat. Politik ialah menjelamatkan dan men­jele­ saikan Revolusi Indonesia, menjelamatkan Revolusi Dunia. Demikianlah tugas Front Nasional. Tugas pokok dari Front Nasional! Tugas pokok ini harus dikerdjakan dengan seluruh kegiatan, seluruh energi revolusioner jang menjalanjala. Dan Pantja Program Front Nasional saja anggap tidak menjimpang dari tugas-pokok Front Nasional itu, bahkan membantu kepada realisasi tugas-pokok itu, dan—memang berada di atas Rilnja Revolusi. Karena itu maka saja menjatakan menerima Pantja Program itu, dan mengkomandokan agar supaja Pantja Program Front Nasional itu didjalankan oleh seluruh anggauta Front Nasional jang 20.000.000, bahkan oleh segenap Bangsa Indonesia dari Barat sampai ke Timur. Saja terima dan komandokan itu, karena kataku tadi, Pantja Program adalah berada di atas Rilnja Revolusi, dan—oleh karena penjelenggaraan Pantja Program itu adalah satu revolutionnaire gymnastiek jang baik, satu revolutionnaire gymnastiek jang effektif sekali untuk menggembleng dan meng­ uletkan perdjoangan massa,—satu revolutionnaire gym­nastiek untuk menempa tenaga massa, mendadar tena­ ga massa, membadjakan kemauan massa, mengapikan semangatnja massa. Revolusi tidak dapat berdjalan tanpa massa jang ber­ semangat api, tak dapat bernama Revolusi tanpa massa jang bergerak, berusaha, berkemauan laksana badja, berdjoang dan sekali lagi berdjoang, berdjiwa geledek, bernjawa petir,—seperti jang saja katakan dalam pidato Maulid Nabi tempo hari. Itulah sebabnja saja tidak mau terima, kalau



8/18/2014 9:41:48 AM



G enta S uara R evolusi I ndonesia



www.boxnovel.blogspot.com 309



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 309



001/I/14



umpamanja ada Malaikat memberikan mudjizat kepada saja untuk mengcadeaukan, menghadiahkan, memersenkan Masjarakat Adil dan Makmur kepada Rakjat tanpa Rakjat itu sendiri berdjoang! Pantja Program Nasional! Apakah Pantja Program itu? Satu: “Mengkonsolidasi Kemenangan-kemenangan di bidang keamanan dan Irian Barat”, ja saja terima!; dua: “Menanggulangi kesulitan-kesulitan ekonomi dengan meng­ utamakan kenaikan produksi”, ja saja terima!; tiga: “Me­ ne­ ruskan perdjoangan melawan imperialisme dan neoko­lo­­nialisme dengan memperkuat kegotong-rojongan na­­­sio­nal revolusioner”, ja saja terima!; empat: “Meratakan dan mengamalkan indoktrinasi”, ja, saja terima djuga!; lima: “Me­­laksanakan retooling aparatur negara, termasuk bidang pe­merintahan dari pusat sampai ke daerah-daerah”, ja! Saja terima djuga! Dan sebagai dalam pidato saja di musjawarah besar Front Nasional tempo hari, maka di sini pun saja berkata: “Hajo Front Nasional, djalankan Pantja Program itu, saja menjetudjuinja,—hajo Rakjat Indonesia, djalankan Pantja Program itu, saja menjetudjuinja!” Dengan mendjalankan Pantja Program itu, engkau madju selangkah lagi di atas Rilnja Revolusi, dan engkau akan ber­tambah mendjadi massa revolusioner jang otot-kawatbalungwesi! Sedikit mengenai nomor pertama daripada Pantja Program Front Nasional itu. Jaitu jang berbunji: “Meng­ konsolidasi kemenangan-kemenangan di bidang keamanan dan Irian Barat”. Punt ini saja ja-kan kataku! Betapa tidak! Musuh-musuh kita masih berat. Musuh-musuh kita masih belum masuk lobang kubur. Ia masih ada, ia masih berdiri, ia masih siap-



8/18/2014 9:41:48 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 310



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 310



001/I/14



sedia. Tidak bosan-bosan,—boleh dikatakan sampai mulut saja ini meniren—, saja mentjanangkan dari hubunganhubungan rumah dari puntjak-puntjaknja pohon, bahwa imperialisme belum mati, bahwa neo-kolonialisme belum mati. Kalau kemenangan-kemenangan kita di bidang ke­ amanan dan Irian Barat tidak kita konsolidasi, maka musuhmusuh kita setiap saat siap-sedia untuk menerkam kem­bali kemenangan-kemenangan jang telah kita peroleh itu. Di Irian Barat misalnja, disebar-sebarkan kampanjebisik-bisik, bahwa katanja “di bawah Republik keadaan ada­ lah mundur dibandingkan dengan di bawah bendera merah-putih-biru”. Mundur? Lho, mundur dalam hal apa? Dan kalau kita sudah menanja setjara konkrit demikian itu, jaitu pertanjaan—“mundur dalam hal apa?”—, maka ternjata soalnja ialah: bir kalengan sekarang di Irian Barat kurang! Wahwahwahwahwah, demikianlah moral kolonial!: mengukur harkat sesuatu bangsa dengan banjaknja bir kalengan! Saudara-saudara di Irian Barat!, hai saudara-saudara di Irian Barat! Hai saudara-saudara di Kotabaru, di Sorong, di Merauke,—hai saudara-saudara di lereng Gunung Tri­ kora, Gunung Sukarno, Gunung Sudirman, Gunung Yamin!,—Republik memang tidak pernah mendjandjikan bir kalengan kepada Rakjat di Irian Barat! Republik Indonesia mendjandjikan dan melaksanakan kemerdekaan, Republik mendjandjikan dan mendatangkan Sinar Terang dan Tjahaja! Sinar Terang dan Tjahaja,—bersama-sama dengan saudarasaudaramu di lain-lain pulau di Nusantara,—bersamaku, ber­ sa­mamu, bersama kita, bersama seluruh Rakjat Indonesia! Dan bagaimana sikap musuh mengenai keamanan jang telah kita tjapai? Bukan? Irian Barat telah kita tjapai, keamanan telah kita tjapai,—dari Triprogram Pemerintah tinggal sadja Sandang Pangan jang masih harus kita tjapai,— bagaimana sikap musuh mengenai keamanan?



8/18/2014 9:41:48 AM



G enta S uara R evolusi I ndonesia



www.boxnovel.blogspot.com 311



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 311



001/I/14



Di bidang ini pun mereka tidak djera-djera. Kaum reaksi dan kaum Kontra-revolusioner memang ulet. Atau lebih tegas: Kaum reaksi dan kaum Kontra-revolusioner memang tambeng! Ada sadja tjaranja mereka mengganggu keamanan! Dari subversi-subversi besar-ketjil jang berupa pemberontakan-pemberontakan atau badjinganisme-ba­ djingan­isme di lapangan ekonomi, sampai menghasut bakarbakar mobil, bakar-bakar toko, petjahkan djendela-djendala katja,—sampai pentjobaan-pentjobaan pembunuhan,— sampai kampanje-kampanje-bisik-bisik terhadap dirinja Bung Karno,—ini semua mereka djalankan. Saking djengkelnja kawan-kawan kita melihat ketambengan kaum reaksi dan kaum kontra-revolusi ini, maka kawan-kawan itu mengusulkan supaja Panglima Tertinggi memaklumkan sadja lagi berlakunja “SOB”. Djalankan kembali SOB, Pak. Saja mendjawab: Tidak! Saja sebagai Panglima Tertinggi tidak akan memaklumkan lagi berlakunja SOB, tetapi saja Panglima Ter­ tinggi Insja Allah akan tidak ragu-ragu memberikan komando supaja setiap kontra-revolusi dibekuk batanglehernja!,—di­ be­kuk batanglehernja, sampai patah samasekali!! Ada lagi satu punt dari Pantja Program Front Nasional jang mau saja teropong. Jaitu punt kedua: “menanggulangi ke­ sulitan-kesulitan ekonomi dengan mengutamakan kenaikan produksi”. Alangkah tepatnja punt ini! Memang masalah ekonomi meminta perhatian kita se­ penuh-penuhnja. Tidakkah sandang-pangan salah satu punt daripada Triprogram Pemerintah? Dan tidakkah “ekonomi pun” salah satu “punt” dari Revolusi kita ini? Sebagai Pemimpin Besar Revolusi saja menarohkan minat jang besar kepada “punt” ekonomi ini. Tetapi terus-terang: Saja bukan ahli ekonomi, saja bukan ahli dalam techniknja



8/18/2014 9:41:48 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 312



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 312



001/I/14



ekonomi, saja bukan ahli dalam technik perdagangan. Saja revolusioner, dan saja sekadar “ekonomis revolusioner”. Perasaan dan fikiran saja mengenai persoalan ekonomi adalah sederhana, amat sederhana sekali. Boleh dirumuskan sebagai berikut: “Kalau bangsa-bangsa jang hidup di padang pasir jang kering dan tandus bisa memetjahkan persoalan ekonominja, kenapa kita tidak?” Kenapa kita tidak? Tjoba fikirkan! Satu! Kekajaan alam kita, jang sudah digali dan jang belum digali, adalah melimpah-limpah. Dua! Tenaga-kerdja pun melimpah-limpah, di mana kita berdjiwa 100.000.000 manusia! Tiga! Rakjat Indonesia sangat radjin, dan memiliki ke­ trampilan jang sangat besar; ini diakui oleh semua orang di luar negeri. Empat! Rakjat Indonesia memiliki djiwa Gotong-rojong, dan ini dapat dipakai sebagai dasar untuk mengumpulkan segala funds and forces. Lima! Ambisi daja-tjipta Bangsa Indonesia sangat tinggi—di bidang politik tinggi, di bidang sosial tinggi, di bi­ dang kebudajaan tinggi—, tentunja djuga di bidang ekonomi dan perdagangan. Enam! Tradisi Bangsa Indonesia bukan tradisi “tempe”. Kita di zaman purba pernah menguasai perdagangan di ruh Asia Tenggara, pernah mengarungi lautan untuk selu­ berdagang sampai ke Arabia atau Afrika atau Tiongkok. Maka mau apa lagi!, demikianlah kesederhanaan fikiran saja. Djikalau semua sifat-sifat baik dan modal-modal baik jang saja sebutkan tadi itu kita exploatir setjara effektif, maka nistjaja soal sandang-pangan (meskipun sederhana) adalah satu soal jang mudah dipetjahkan di waktu jang pendek. Rakjat padang pasir bisa hidup,—masa kita tidak bisa hidup!



8/18/2014 9:41:48 AM



G enta S uara R evolusi I ndonesia



Rakjat Mongolia (padang pasir djuga) bisa hidup,—masa kita tidak bisa membangun satu masjarakat adil dan makmur, gemah-ripah loh djinawi, tata tentrem kerta rahardja, di mana si Dullah tjukup sandang tjukup pangan, si Sarinem tjukup sandang tjukup pangan? Kalau kita tidak bisa menjelenggarakan sandang-pangan di tanah-air kita jang kaja ini, maka sebenarnja kita sendiri jang tolol, kita sendirilah jang maha-tolol! Malah dalam kesederhanaan fikiran saja itu, saja gem­­ bira, bahwa Bangsa kita bukanlah satu Bangsa jang “sudah terlandjur salah terbentuk”, bukan satu Bangsa jang sudah terlandjur “salah kedaden”,—bukan satu Bangsa jang sukar dirobah lagi susunan masjarakatnja.



"Diplomasi rokok", Sukarno bertemu Presiden Uni Soviet, Nikita Sergeyevich Khrushchev, 7 Mei 1959.



www.boxnovel.blogspot.com 313



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 313



001/I/14



koleksi iwan siswo



8/18/2014 9:41:48 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 314



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 314



001/I/14



Untuk memetjahkan persoalan-persoalan ekonomi pada bangsa-bangsa jang sudah “djadi”, apalagi pada bangsa-bang­ sa jang dinamakan “nations arrivées”, barangkali diperlukan orang-orang jang mahir dalam routine ekonomi, diperlukan pengetahuan ilmu ekonomi jang amat ndjlimet, diperlukan pengetahuan ekonomi jang amat technis, amat “ahli”, amat “expert”. Tetapi Alhamdulillah, saja mengetahui bahwa persoalan eko­nomi kita tidak harus dipetjahkan setjara routine. Per­ soalan ekonomi kita adalah persoalan ekonominja Revolusi. Kita memang Bangsa dalam Revolusi, dan Revolusi bukan rou­tine, segala persoalan-persoalannja bukan routine, eko­ nominja pun bukan routine. Kita adalah satu Bangsa dalam keadaan Revolusi Multi­ complex, jang antara lain meliputi revolusi ekonomis. Dus: masalah ekonomi adalah bagian daripada Revolusi kita itu. Dus: Masalah ekonomi harus kita hantir sebagai bagian daripada Revolusi kita! Dus: Masalah ekonomi harus kita hantir sebagai Alat Revolusi. Dus: Masalah ekonomi tak dapat dan tak boleh kita tanggulangi setjara routine. Saja kira, ini terang, ini gamblang. Anak ketjil bisa mengerti. Dengan back-ground (latar-belakang) kesederhanaan fikiran itulah, maka tahun jang lalu saja mengatakan bahwa persoalan sandang-pangan bisa kita atasi dalam waktu jang tidak terlalu lama. Sekarang sudah satu tahun berlalu. Bagaimana perkataan saja sekarang? Masih saja berkata: Insja Allah, persoalan sandang-pangan akan kita petjahkan dalam waktu jang tidak terlalu lama. Dalam pada itu, tetap sebagai tahun jang lalu, saja, mengenai sandang-pangan jang belum beres ini, berkata: “silahkan, silahkan Saudarasaudara marahi saja, silahkan menundjukkan djari kepada saja, silahkan hudjankan kebenaran saudara kepada saja,— dan saja akan terima semua itu dengan hati jang tenang”.



8/18/2014 9:41:48 AM



G enta S uara R evolusi I ndonesia



www.boxnovel.blogspot.com 315



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 315



001/I/14



Apa jang saja bisa katakan, daripada meminta kesabaran sau­dara lagi sedjurus waktu? Saja telah mengeluarkan Dekla­ rasi Ekonomi jang terkenal dengan nama Dekon, dan 14 peraturan Pemerintah pun sudah keluar. Saja sekarang hanja berkata: sabar sedjurus waktu lagi, sabar,—wait and see! Apa itu Dekon sebenarnja? Dengarkan! Manakala Manipol menjatakan “stop” kepada penje­le­ wengan-penjelewengan di bidang politik, maka Dekon me­ njatakan “stop” kepada penjelewengan-penjelewengan di bidang ekonomi. Dengan singkat saja bisa berkata, bahwa Dekon adalah Manipolnja Ekonomi. Dengan adanja Dekon, orang tidak diperkenankan lagi mengkisruhkan dua tahapan Revolusi. Di satu fihak, tidak dibenarkan pendapat jang menjangkal bahwa hari depan kita adalah sosialisme. Dus: tidak ditolerir konsepsi-konsepsi, keinginan-keinginan dan tindakan-tin­ dakan jang serba menudju kepada kapitalisme. Di fihak lain, tidak ditolerir pendapat, bahwa sosialisme bisa diselenggarakan “satu kali pukul!,—jaitu: dari keadaan sekarang een-twee-drie melompat kepada sosialisme, sebagai orang een-twee-drie melompati satu selokan—, tanpa menjelesaikan lebih dahulu perdjoangan nasionaldemokratis, jaitu tanpa menghabis-tamatkan lebih dahulu sisa-sisa imperialisme dan feodalisme. Dekon mengatakan hal ini dengan djelas dan tegas! Karena itu saja pun sering sekali menandaskan bahwa kita sekarang ini belum, belum, belum, belum berada dalam alam sosialisme. Dan berhubung keharusan mengutamakan kenaikan produksi, saja tegaskan di sini buat kesekian kali banjaknja pula, bahwa tenaga-tenaga jang paling produktif adalah buruh dan tani. Buruh dan tani adalah sokoguru-sokogurunja



8/18/2014 9:41:48 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 316



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 316



001/I/14



Revolusi! Oleh karena itu maka usaha menaikkan produksi tidak sadja harus setjara negatif "tidak boleh memusuhi buruh dan tani”, tetapi setjara positif harus mengembangkan tenaga-produktif daripada buruh dan tani. Tanpa tenaga buruh dan tani, tidak mungkin menaikkan produksi! Ketjuali itu, kita sekarang djuga mempergunakan tenaganja Angkatan Bersendjata untuk menaikkan produksi itu. Angkatan Bersendjata sekarang sedang diperintahkan untuk djuga mendjalankan apa jang dinamakan “civic missions”. Mengenai Civic Missions ini adalah laporan baik dari Wampa KASAB Djenderal Nasution di tangan saja, tetapi berhubung dengan waktu, tidak dapatlah laporan itu saja batjakan di sini. Laporan itu akan saja lampirkan sadja sebagai Lampiran jang menjusul. Demikian pula laporan jang diberikan kepada saja oleh Menteri Veteran Djenderal Sambas. Saja sekarang sedang memberikan perhatian penuh kepada suara-suara Rakjat mengenai pelaksanaan daripada Dekon. Sudah sering kali saja katakan,—malahan di Manila pun saja katakan—, bahwa saja ini sekadar penjambung lidahnja Rakjat. Setelah nanti aku jakin sejakin-jakinnja akan suara-sedjati dari Rakjat-djelata, maka Insja Allah lidahku sendiri akan menjuarakan suara-hati dari Rakjat-djelata itu. Aku gembira sekali, bahwa achir-achir ini mungkin santer kehendak untuk membangun ekonomi nasional kita di atas kaki kita sendiri. Inilah jang saja namakan patriotisme ekonomi, dan saja gembira sekali atas hal itu. Sesuatu bangsa hanjalah bisa mendjadi kuat, kalau patriotismenja djuga me­ liputi patriotisme ekonomi. Ini memang djalan jang benar ke arah kekuatan bangsa, djalan jang djitu, djalan jang tepat. Dalam Konferensi Rentjana Kolombo di Djokjakarta be­ berapa tahun jang lalu, saja telah katakan kepada utusanutusan konferensi itu:



8/18/2014 9:41:48 AM



G enta S uara R evolusi I ndonesia



www.boxnovel.blogspot.com 317



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 317



001/I/14



“Ekonomi Indonesia akan bersifat Indonesia; sistim politik kami akan bersifat Indonesia; masjarakat kami akan bersifat Indonesia,—dan semuanja itu akan didasarkan kokoh-kuat atas warisan kulturil dan spirituil bangsa kami sendiri. Warisan itu dapat dipupuk dengan bantuan dari luar, dari seberang lautan, akan tetapi buah dan bunganja akan memiliki sifat-sifat kami sendiri. Maka djanganlah tuantuan mengharapkan, bahwa setiap bentuk bantuan jang tuan berikan akan menghasilkan tjerminan dari diri tuan-tuan sendiri”. Demikianlah patriotisme ekonomi jang saja lukiskan dalam pidato saja di Konferensi Rentjana Kolombo di Djokja. Ja, dunia sekarang memang dunia jang tidak bisa hidup tanpa bantu-membantu. Tapi kita tidak mau dan tidak akan me­ ngemis bantuan dari siapa pun. Kita Bangsa Besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak akan meminta-minta, apalagi djika bantuan itu diembel-embeli dengan sjarat ini sjarat itu! Lebih baik makan gaplek tetapi merdeka, daripada makan bestik tetapi budak! Satu punt lagi, saudara-saudara, dari Pantja Program Front Nasional: Jaitu punt jang menjebutkan “meneruskan perdjoangan melawan imperialisme dan neo-kolonialisme dengan memperkuat kegotong-rojongan nasional revolusioner”. Sebetulnja ini sudah djelas. Hanja hal neo-kolonialisme itu sadja nanti perlu saja teropong sedikit. Hal “kegotongrojongan nasional revolusioner” sebetulnja sudah gamblang se­ gamblang-gamblangnja. Namun masih ada sadja orang jang kena penjakit phobi, jang pura-pura tidak mengerti akan perlunja kegotong-rojongan nasional revolusioner dalam per­djoangan anti imperialisme itu. Djelasnja sadja, masih ada orang-orang jang menderita Komunisto-phobi. Karena ber-komunisto-phobi, maka mereka ber-nasakomo-phobi!



8/18/2014 9:41:48 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 318



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 318



001/I/14



Pada­ hal beratus-ratus kali saja telah terangkan, bahwa kegotong-rojongan nasional revolusioner tak mungkin terselenggara tanpa berporoskan Nasakom,—Nas-A-Kom,— tiga penggolongan objektif daripada kesadaran politik Rakjat Indonesia. Pun sering sudah saja terangkan, bahwa antinasakom sama dengan anti Undang-undang Dasar ’45, sama dengan anti Pantja Sila, sama dengan anti pemusatan tenaga, sama dengan anti “samenbundeling van alle revolutionnaire krachten”, sama dengan ... kepala sinting! Kita sekarang ini njata “menang mapan” terhadap kepada imperialisme. Makanja kita menang dalam perdjoangan kita melawan imperialisme di beberapa bidang. Misalnja kita menang dalam perdjoangan merebut kembali Irian Barat. Di mana letaknja “menang mapan” kita terhadap kepada imperialisme itu? Imperialisme dunia itu, di satu fihak mempunjai per­ satuan atau persekutuan, tetapi di lain fihak mempunjai djuga perpetjahan, pertjektjokan, innerlijke conflicten. Kita, sebaliknja, tidak perlu mempunjai perpetjahan, dan kalau ada perpetjahan, kita harus “mempersatukan” perpetjahan itu. Di sinilah sendinja, maka saja dalam perdjoangan mela­ wan imperialisme itu selalu berichtiar menggembleng ke­ gotong-rojongan nasional revolusioner, menggembleng sa­­ men­ bundeling van alle revolutionnaire krachten in de natie, menggembleng persatuan revolusioner berporoskan kom,—djangan phobi-phobian, djangan nasionalistoNasa­ phobi, djangan Islamophobi, djangan komunisto-phobi, dja­­­ ngan nasakomo-phobi, djangan tani-phobi, djangan buruh-phobi, djangan rakjat-phobi, djangan lain-lain phobi lagi jang mengakibatkan kekurang-kompakan. Sebab ke­ ku­ rangkompakan nasional revolusioner berarti “kalah mapan” terhadap kepada imperialisme, dan ini berarti me­



8/18/2014 9:41:48 AM



G enta S uara R evolusi I ndonesia



www.boxnovel.blogspot.com 319



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 319



001/I/14



nang­ nja imperialisme, dan menangnja imperialisme ber­ arti gagalnja kita punja Revolusi, dan gagalnja kita punja Revolusi berarti kita mendjadi bangsa tempe. Nauzubillahi minasjsjaitonirrodjim! Ketjuali itu, kesatuan dan persatuan jang saja maksudkan itu adalah satu tuntutan daripada Nationbuilding dan Characterbuilding. Dapatkah Nation terbentuk djikalau di kalangan Nation itu sengadja dipupuk phobi-phobian antara kita dengan kita? Saja telah membentuk L.P.K.B.,—Lembaga Pembinaan Kesatuan Bangsa—, untuk mempertjepat Nation­ building dan Characterbuilding itu, dan pimpinannja harihari saja serahkan kepada Wampa Roeslan Abdulgani. Salah satu pesanan saja kepada Sdr. Roeslan ialah, untuk memberi pengertian tentang salahnja phobi-phobian itu. Sekarang sedikit tentang neo-kolonialisme. Punt Pantja Program Front Nasional itu djuga menjebutkan “perdjoangan menentang neo-kolonialisme”. Apakah neo-kolonialisme itu? Neo-kolonialisme ada­ lah kolonialisme “model baru”. Di depan hakim kolonial di Bandung, tatkala atas nama Bangsa Indonesia aku mene­lan­ djangi kolonialisme, aku berkata sebagai berikut: “Imperialisme bukan sadja sistim atau nafsu menak­ lukkan negeri dan bangsa lain, tapi imperialisme bisa djuga hanja nafsu atau sistim mempengaruhi ekonomi negeri dan bangsa lain. Ia tak usah didjalankan dengan pedang atau bedil atau meriam atau kapal perang, tak usah berupa pengluasan daerah negeri dengan kekerasan sendjata sebagai jang diartikan oleh van Kol,—tetapi ia bisa djuga berdjalan hanja dengan “putar lidah” atau tjara “halus-halusan” sadja, bisa djuga berdjalan dengan tjara “pénétration pacifique”. Demikian kataku di Bandung. Aku tahu bahwa sekarang ini ada kaum jang tidak suka Republik berdiri tegak laksana



8/18/2014 9:41:48 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 320



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 320



001/I/14



batu karang di tengah-tengah hamuknja pergolakan dunia. Tetapi ini memang sudah logikanja dan dialektikanja sedjarah! Aku tahu, bahwa mereka jang tidak suka kepada kita itu mengadakan bermatjam-matjam usaha untuk melemahkan kita, mulai dari “pénétration pacifique” sampai kepada usaha pengepungan militer terhadap kepada Republik. Tetapi ini bukan jang pertama kalinja bahwa kita menghadapi tjobaan seperti ini. Ketika kita di Djokja, ketika wilajah kita ibarat hanja “sedaun kelor”, kita pun digertak, dikepung, digasak, dihudjani api,—tetapi kita tidak mau mendjual kita punja kepala, oleh karena kita mau hidup. Apalagi sekarang, di mana wilajah kita bukan sedaun kelor lagi, melainkan utuh dari Sabang sampai Merauke,—apalagi sekarang,—maka jang mengharapkan kita akan menjerah ada­lah sama dengan orang jang mengharapkan matahari terbit di sebelah Barat! Insja Allah kita selalu akan “survive”! Apa rahasianja survival? Seorang djurnalis wanita jang sudah aku kagumi sedjak aku mahasiswa, Anna Louise Strong, pernah menulis: “The first essential to survival is to believe that you can survive”. (Sjarat pertama untuk survival ialah kepertjajaan bahwa kita bisa survive). Maka, kepertajaan itu ada pada kita! Insja Allah, kita akan survive! Insja Allah, kita akan terus berdiri. Insja Allah, kita tidak akan tenggelam! Tjukup sekian sadja mengenai Pantja Program Front Nasional. Marilah saja sekarang mentjeritakan sedikit tentang Irian Barat. Saudara-saudara! Tepat pada tanggal 1 Mei 1963 Irian Barat masuk kembali dalam wilajah kekuasaan Republik. Dengan demikian, maka Revolusi Nasional kita geografis



8/18/2014 9:41:48 AM



G enta S uara R evolusi I ndonesia



www.boxnovel.blogspot.com 321



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 321



001/I/14



telah selesai: seluruh tanah-air kita, dari Sabang sampai Merau­ke, sedjak 1 Mei 1963 itu telah bernaung di bawah Sang Saka Merah Putih. Terima kasih saja utjapkan kepada semua pedjoang jang telah menjumbang kepada suksesnja per­djoangan pembebasan Irian Barat ini—doa saja saja pan­ djatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa ta’ala semoga Allah memberi tempat jang baik kepada arwah pedjoang-pedjoang kita jang telah gugur. Irian Barat! Astagha, saudara-saudara, astagha, ke­ adaan di sana! Apa jang kita warisi dari Belanda di Irian Barat itu samasekali tidak bisa dipakai sebagai modal untuk membangun Irian Barat. Rakjat di sana oleh Belanda sama­ sekali tidak diadjar untuk memprodusir barang-barang jang paling sederhana pun! Misalnja kesed (voetenvegers) mereka import dari Nederland, sapu, sapu mereka import dari Nederland, areng, ja masja Allah, areng, mereka import dari entah mana lagi. In elk geval, areng pun barang import, bukan bikinan Rakjat Irian Barat sendiri. Apa lagi bir kalengan! Itu import besar. Dat hoort er zo bij! Akan tetapi apa boleh buat! Bagi kita, semua-itu malah mendjadi satu challenge, satu tantangan! Seperti sudah saja serukan tempo hari, dengan pemasukan Irian Barat dalam wilajah kekuasaan Republik, maka Trikora belum selesai! Teruskan Trikora itu! Djangan berhenti Trikora itu! Saja tegaskan di sini, bahwa pembangunan pun termasuk dalam Trikora itu, langsung di bawah saja, sedangkan pimpinan sehari-hari saja serahkan kepada Wampa Urusan Irian Barat Sdr. Dr. Subandrio. Tjamkan! Pembangunan Irian Barat bukan masuk dalam persoalan lokal Irian Barat sadja, bukan sekadar persoalan orang Irian Barat sahadja, melainkan adalah persoalan seluruh Bangsa Indonesia, malahan adalah satu tantangan,



8/18/2014 9:41:48 AM



P anca A zimat R evolusi



satu challenge terhadap kepada Revolusi kita seluruhnja! Pembangunan Irian Barat adalah djuga persoalanmu, per­so­ alanku, persoalanmu, persoalanku, persoalan kita se­mu­anja, persoalan seluruh Revolusi Indonesia,—persoalan se­luruh bangsa Indonesia! Hajo kita bangun Irian Barat bersamasama, hajo kita bertjantjut-taliwanda bersama-sama membuat Irian Barat itu satu zamrud jang indah dalam Sabuk Indonesia jang melingkari Chatulistiwa ini!’—Indonesia, die zich daar slingert om den evenaar als een gordel van smaragd! Saudara-saudara! Dalam tahun jang lalu Indonesia bebe­rapa kali berada dalam focusnja perhatian luar-negeri, focusnja perhatian internasional. Kongres P.A.T.A. terdjadi di Indonesia dengan suskes, Konferensi Wartawan A.-A. terdjadi di Indonesia, Sidang Komite Eksekutif Konferensi Pengarang A.-A. terdjadi di Indonesia, Asian Games terdjadi di Indonesia,—tahun muka mungkin Konferensi Buruh A.-A., Konferensi Pengarang A.-A. jang ke-III, Festival Film A.-A., Konferensi A.-A. jang ke-II. Dan Insja Allah bulan Nopember ini nanti—Games of the New Emerging Forces,—Ganefo akan terdjadi di Indonesia.



Membuka Ganefo, 10 November 1963.



www.boxnovel.blogspot.com 322



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 322



001/I/14



commons wikimedia



8/18/2014 9:41:49 AM



G enta S uara R evolusi I ndonesia



www.boxnovel.blogspot.com 323



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 323



001/I/14



Makin lama makin djelas kedudukan Indonesia dalam Revolution of Mankind ini. Malahan ia ikut berdiri dalam baris­ an jang depan! Bukan membuntut, tetapi berdiri di baris­an jang depan! Hubungan Indonesia dengan dunia in­ ter­nasional tidak semata-mata didasarkan atas keuntungan ma­teriil belaka, tidak melainkan djuga menjangkut hubungan Revolusi Indonesia dengan Revolusi Ummat Manusia. Dalam hubungan ini kita bergabung dalam apa jang saja namakan “New Emerging Forces”,—kita adalah satu anggauta jang dinamis dan militan dalam gabungan New Emerging Forces itu. Apa jang saja namakan New Emerging Forces itu? New Emerging Forces adalah satu kekuatan raksasa jang terdiri dari bangsa-bangsa dan golongan-golongan progressif jang hendak membangun satu Dunia Baru jang penuh dengan keadilan dan persahabatan antar-bangsa, satu Dunia Baru jang penuh dengan perdamaian dan kesedjahteraan,—satu Dunia Baru tanpa imperialisme dan kolonialisme dan exploitation de l’homme par l’homme et de nation par nation. New Emerging Forces terdiri dari bangsa-bangsa jang tertindas dan bangsa-bangsa jang progressif. New Emerging Forces terdiri dari bangsa-bangsa Asia, bangsa-bangsa Afrika, bangsa-bangsa Amerika Latin, bangsa-bangsa negara-negara sosialis, golongan-golongan jang progressif dalam negaranegara kapitalis. New Emerging Forces sedikitnja terdiri dari 2.000.000.000 manusia. Tidaklah ia satu tenaga raksasa, asal setjara effektif tersusun dan terhimpun? Saja gandrung kepada Konferensi A.-A. jang ke-II, saja gandrung kepada Konferensi A.A.A., jang pertama, saja gandrung kepada Konferensi New Emerging Forces jang pertama, di Indonesia! Genefo kita adakan,—jaitu Games of the New Emerging Forces. Insja Allah, marilah kemudian daripada itu kita adakan.



8/18/2014 9:41:49 AM



Perangko Conefo, 1963.



www.boxnovel.blogspot.com 324



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 324



lamiajournale.blogspot.com



001/I/14



P anca A zimat R evolusi



8/18/2014 9:41:49 AM



G enta S uara R evolusi I ndonesia



www.boxnovel.blogspot.com 325



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 325



001/I/14



Conefo,—Conference of the New Emerging Forces! di Indonesia, saudara-saudara. Conefo di Indonesia, tidaklah dengan itu Indonesia akan makin tampak lagi berdiri paling depan di dalam barisan daripada New Emerging Forces ini? Biar kekuatan Ummat Progressif lekas terhimpun! Biar Old Established Forces mendjadi gemetar! Biar Old Established Order lekas ambruk samasekali! Ada orang jang berkata: buat apa toch ambil pusing Old Established Order itu. Wat kan jou die Old Established Order schelen! mBok biar dia ada! mBok biar dia hidup! Leven en laten leven!! Live and let live!! Tolol orang ini! Dia tidak tahu bahwa keselamatan dunia selalu terantjam oleh Old Established Order itu. Dia tidak tahu bahwa keselamatan bangsanja sendiri selalu terantjam oleh Old Established Order itu. Dia apakah djuga tidak tahu, bahwa bangsanja sendiri 350 tahun terdjadjah, 350 tahun terkungkung dan terhina, 350 tahun tertindas dan terhisap, 350 tahun diingkel-ingkel mendjadi satu bangsa lung-lit oleh Old Established Order itu? Oja, tentu melawan Old Established Order adalah membawa bahaja, menghimpun New Emerging Forces pun adalah membawa bahaja. Tetapi di manakah ada satu perdjoangan, jang benar-benar perdjoangan, tidak membawa bahaja? Na kita-ini satu bangsa jang berdjoang apa tidak? Kita-ini satu “fighting nation” apa tidak? Kita-ini satu bangsa tempe, ataukah satu Bangsa Banteng? Kalau kita satu bangsa jang berdjoang, kalau kita satu fighting nation, kalau kita satu Bangsa Banteng, dan bukan satu bangsa tempe,—marilah kita berani njrempet-njrempet bahaja, berani ber-Vivere Pericoloso! Asal djangan kita Vivere Pericoloso terhadap kepada Tuhan! Hiduplah bervivere pericoloso di atas djalan jang dikehendaki oleh Tuhan dan diridloi oleh Tuhan!



8/18/2014 9:41:49 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 326



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 326



001/I/14



Ketjuali satu kewadjiban melawan ketamakan-keta­ makannja dan segala kedjahatannja Old Established Order itu, maka penentangan itu adalah satu “tindakan” sedjarah. Revolusi Indonesia adalah satu “tindakan sedjarah”. Di Manila saja berkata: “one cannot escape history”,—tidak bisa kita menghindarkan diri kita dari sedjarah. Tidak ada seorang pun dapat mengelakkan Revolusi Indonesia, tidak ada seorang Malaikat pun dari langit dapat mengelakkan Revolusi Ummat Manusia jang maha dahsjat ini. Dalam mendjalankan kodrat sedjarah itu, kita harus berkonsultasi dengan kawan, tetapi sebaliknja: kita harus berkonfrontasi dengan lawan. Konsultasi dan Konfrontasi adalah pada hakekatnja dialektika djalannja manusia atau bangsa dalam sedjarah jang djuga selalu berdjalan, menurut hukum panta rei. Dalam hubungan ini baiklah saja uraikan perdjoangan kita menentang Malaysia. Mengapa kita menentang Malaysia? Apakah kita meng­ halangi sesuatu daerah menggabungkan diri kepada daerah lain? Apakah kita takut kepada kekuatan rakjat Malaysia jang hanja berdjumlah 10.000.000 itu? Pertanjaan ini saja adjukan, oleh karena sebagian dari dunia luaran masih sadja belum mengerti duduknja perkara, atau tidak mau mengerti duduknja perkara. Masih sadja saja disebut “troublemaker” malah masih sadja ada orang jang menjebutkan saja ini “expansionist”. Saudara-saudara! Pada permulaan pidato saja, dan pada tiap-tiap pidato 17 Agustus, saja selalu mengatakan bah­ wa Revolusi kita ini banjak musuhnja,—baik musuh dari dalam, maupun musuh dari luar. Malah tahun jang lalu saja menga­takan, bahwa tiap Revolusi mempunjai musuh. Ingat perkataan saja tentang garis antara kawan dan lawan? Kawan harus dirangkul, tetapi lawan harus dihantam. Hantam sam­ pai dia hantjur-lebur. Apa lagi buat kita!



8/18/2014 9:41:49 AM



G enta S uara R evolusi I ndonesia



www.boxnovel.blogspot.com 327



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 327



001/I/14



Sebab kita ini sungguh-sungguh ber-Revolusi. Revolusi kataku selalu, adalah satu “kiprah pendjebolan dan pem­ba­ ngunan,—satu kiprah simultan jang destruktif dan kons­ truktif. Di satu fihak membina, di lain fihak menghantam, menggempur, membinasakan”. Ja, kalau kita-ini umpamanja tidak ber-Revolusi betulbetulan, tjuma Revolusi main-mainan,—barangkali tidak kita harus “kiprah dua djurusan” itu. Barangkali tidak kitaini selalu harus menghantam, menggempur, membinasakan sadja, di samping membangun. Barangkali kita tidak mem­ punjai musuh, barangkali kita tidak mempunjai lawan. Kalau kita-ini umpamanja mau mendjadi satu bangsa satelit, atau satu negara satelit,—jaitu satu bangsa bebek atau satu negara bebek—, jang selalu wekwekwek membebek sadja—, barang­ kali kita tidak mempunjai musuh. Tetapi,—kita tidak mau mendjadi satu bangsa satelit, tidak mau mendjadi satu bangsa bebek, tidak mau mendjadi satu bangsa kambing. Kita mau mendjadi satu Bangsa Besar jang bebas-merdeka, berdaulat penuh, bermasjarakat adil dan makmur,—satu Bangsa Besar jang Hanjakrawarti Hambaudenda, gemahripah loh djinawi, tata tentrem kerta rahardja, otot-kawat-balungwesi, ora tedas tapak palune pande, ora tedas sisane gurindo! Kita satu bangsa jang benar-benar ber-Revolusi,—karena itu maka kita kena hukumnja Revolusi, jaitu mempunjai kawan dan mempunjai lawan. Kalau kita bangsa satelit, kalau kita berdjiwa budak, kalau kita berdjiwa kambing, kalau kita ber­djiwa bebek,—jah, nistjaja kita tidak mempunjai lawan, nistjaja kita tidak akan dirongrong, nistjaja kita tidak akan disubversi, tetapi sebaliknja kita akan diindjak-indjak sebagai sedia kala, diingkel-ingkel sebagai sedia kala, disumbat dan ditaleni hidung kita sebagai sedia kala, didikte, disuruh nurut sadja seperti sedia kala.



8/18/2014 9:41:49 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 328



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 328



001/I/14



Tetapi, sekali lagi saja katakan, kita ini bukan bangsa model begitu! Karena itu kita dirongrong, karena kita disub­ versi, karena kita dihintai, karena kita digerogoti dengan segala matjam djalan. Masih segar dalam ingatan kita subversi-subversi dari luar di waktu pemberontakan P.R.R.I. dan Permesta. Mereka operasi dari pangkalan-pangkalan di luar negeri di ber­ sekeliling kita! Ada jang dari Malaya, ada jang dari Singapore, ada jang dari Taiwan, ada jang dari Korea Selatan, ada jang dari basis asing di Philipina! Pendek-kata, seluruh pangkalan asing di sekitar Indonesia dipakai sebagai pangkalan-pangkalan subversi terhadap Indonesia. Apakah, dengan fakta-fakta jang demikian itu, tidak beralasan, djika kita waspada terhadap penggabungan-penggabungan beberapa negeri sekeliling kita, apalagi djika kita tahu bahwa penggabungan-peng­ga­ bungan itu adalah projek asing, artinja: pada asalnja bukan projek dari rakjat negeri-negeri itu sendiri? Malahan, apalagi djika daerah-daerah jang akan diga­ bung itu mempunjai tapal-batas-darat-bersama dengan In­ donesia? Apalagi djikalau suara Indonesia tidak digubris,— dianggap... hm hm, seolah-olah Indonesia tidak mempunjai hak untuk menilai sesuatu kedjadian jang akan terdjadi di muka pintu-rumahnja sendiri? Dikatakan kepada kita: “Hands off Malaysia!”, dan selandjutnja Basta! Lho, seolah-olah kitaini anak ketjil, seolah-olah kita ini anak jang masih umbelen! Memang tadinja kita tahan sadja segala perasaan di dalam kita punja dada. Tetapi achirnja uneg-uneg kita, kita tidak tahan lagi. Tetapi achirnja kita mengambil sikap jang tegas dan djelas jaitu: Kita tidak mau mendjadi penonton sadja daripada segala perobahan-perobahan status quo di sekitar kita. Kita tidak mau bersipat passif sebagai satu bangsa jang duduk tenguk-tenguk memeluk sikut melihat kedjadian di sebelah pagar.



8/18/2014 9:41:49 AM



G enta S uara R evolusi I ndonesia



Koleksi iwan siswo



www.boxnovel.blogspot.com 329



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 329



001/I/14



Sukarno, antara 1945-1949.



8/18/2014 9:41:49 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 330



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 330



001/I/14



Kita merasa tanggung-djawab atas keselamatan kita sen­ diri. Dan untuk mempertahankan keselamatan kita itu, untuk mempertahankan integritet kita itu, kita tidak akan segan mengambil risiko apapun djuga. Kita tidak akan takut bledek, tidak akan takut petir. Gunung djugrug akan kita tandangi, segara asat akan kita ladeni! je­ Tetapi Indonesia tidak tidak-mengutamakan pen­ lesaian setjara damai. Indonesia tidak emoh kepada pe­ rundingan. Apalagi persoalan ini adalah persoalan antara tetangga dengan tetangga. Apalagi persoalan ini adalah persoalan “bangsa Melaju” dengan “bangsa Melaju” sendiri. Karena itu saja tempo hari pergi ke Tokyo. Karena itu saja tempo hari djuga pergi ke Manila. Karena itu di Tokyo saja mengadakan pembitjaraan dengan Perdana Menteri Tengku Abdulrachman Putra, dan di Manila saja mengadakan pe­ rundingan dengan Presiden Macapagal dan Perdana Menteri Tengku Abdulrachman Putra. Malah saja kirim Menteri Luar Negeri Dr. Subandrio ke Manila lebih dulu, untuk mengadakan pembitjaraan antara tiga Menteri Luar Negeri kita, di kota itu. Semua itu satu bukti, bahwa Indonesia mengutamakan djalan damai, mengutamakan perundingan, untuk mempertahankan kepentingannja. Saudara-saudara sudah mengetahui hasil K.T.T. Manila. Mengenai persoalan Malaysia, hasilnja adalah sebagai berikut: Satu. Malaysia tidak akan dibentuk, sebelum hak penen­ tuan nasib sendiri dari Rakjat Kalimantan Utara (Sabah dan Serawak) dilaksanakan. Dua. Sekdjen P.B.B. mengambil tindakan baru dalam penentuan hak selfdetermination ini sesuai dengan resolusi P.B.B. 1541 pasal 9. Tiga. Hasil dari pemilihan jang sudah (jaitu jang diadakan oleh Inggeris tempo hari) mendjadi bahan-pertimbangan,



8/18/2014 9:41:49 AM



G enta S uara R evolusi I ndonesia



www.boxnovel.blogspot.com 331



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 331



001/I/14



sesudah mendapat penjelidikan jang saksama oleh Sekdjen P.B.B. mengenai segala segi. Empat. Tawanan-tawanan, dan penduduk Sabah/Se­ rawak jang mengungsi ke daerah luar Kalimantan Utara harus diberi hak pula untuk mengeluarkan suara dalam penentuan selfdetermination ini. Lima. P.B.B. akan mengirimkan team-team-pekerdja untuk melaksanakan selfdetermination ini, sedangkan Indo­ nesia, Malaya, dan Philipina diperbolehkan mengirim penin­ djau-penindjau ke Kalimantan Utara pada waktu berdjalannja hak selfdetermination itu. Demikianlah lima pokok hasil K.T.T. Manila mengenai Malaysia. Apapun djuga akan terdjadi di Kalimantan Utara nanti, dua hal mendjadilah djelas: 1. Indonesia tidak lagi diperlakukan sebagai bangsa Togog jang hanja boleh menonton sadja perobahanper­obahan status quo di daerah sekitarnja, chususnja djika per­soalan itu menjangkut keselamatannja; 2. Indonesia diakui mempunjai hak dan kewadjiban uta­ma untuk mendjaga keselamatan dan perdamaian di da­erah itu, bersama-sama dengan negara-negara tetangganja Philipina dan Malaya. Demikianlah hasil K.T.T. Manila mengenai pembentukan Malaysia itu. Alhamdulillah, Indonesia ternjata bukan negeritempe jang mudah ditempekan orang! Bagaimana hasil K.T.T. itu mengenai “Maphilindo”? Seba­ gai berikut, saudara-saudara: Dibentuklah “Musjawarah Maphilindo”, di mana Kepalapemerintahan, atau para Menteri, atau para petugas lainnja, dari ketiga Negara ini akan bertemu setjara berkala untuk bitjarakan kepentingan bersama dalam rangkaian mem­ prinsip-prinsip Bandung dan solidaritas Asia-Afrika,—



8/18/2014 9:41:49 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 332



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 332



001/I/14



chususnja untuk memperhebat perdjoangan menentang impe­rialisme dan kolonialisme. Musjawarah Maphilindo tidak berarti bahwa Indonesia meninggalkan politiknja jang bebas dan aktif, sekali lagi saja katakan Musjawarah Maphilindo,—samasekali tidak!— malah­an sebaliknja, Musjawarah Maphilindo dianggap seba­ gai sesuatu kekuatan daripada New Emerging Forces! Berkat doa Saudara-saudara, K.T.T. Manila itu bolehlah dikatakan satu sukses bagi perdjoangan jang progressif! Saudara-saudara! Sebagaimana tiap-tiap Revolusi besar, maka sedjarah Revolusi Indonesia menggambarkanlah gelombang pasangsurut dan pasang-naik jang maha-dahsjat. Kadang-kadang gelombang Revolusi itu adalah gelombang jang mengerikan, gelombang jang “nggegirisi”,—gelombang jang meminta korbanan-korbanan jang amat pedih, penggempaan se­ mangat jang tiada tara, penggolakan tekad jang menjalanjala, penguletan djiwa jang melebihi uletnja badja. Djika saja sebagai Pemimpin Besar Revolusi meminta pengabdian kepada tanah-air dan pengorbanan-pengorbanan jang tak putus-putusnja kepada saudara-saudara, itu adalah karena diharuskan oleh djalannja Sedjarah. Terutama sekali sedjarahnja Abad ke XX. Sedjarah jang pernah saja namakan sedjarah “bangkitnja budi-nurani manusia”, sedjarah jang oleh Mao Tse Tung dina­ makan “Sedjarah meniupnja angin Timur”. Sedjarahnja Manusia dalam abad ke XX. Dalam abad ke XX ini Indonesia naik, Asia naik, Afrika naik, Amerika Latin naik, negara-negara sosialis naik. Ada jang menamakan abad ke XX ini Asian Century, jaitu abadnja Asia. Ada jang mena­ makannja African Century, ada jang menamakannja Latin American Century, ada jang menamakannja Socialist Century.



8/18/2014 9:41:49 AM



G enta S uara R evolusi I ndonesia



www.boxnovel.blogspot.com 333



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 333



001/I/14



Semuanja adalah benar. Malah kita menamakannja djuga “the Century of the New Emerging Forces”. Dan—terutama sekali bagi kita—ja bagi kita—, abad ini adalah abad kita. Abad jang kita naik. Abad jang kita merdeka. Abad jang kita berRevolusi. Abad jang kita kembali lagi mendjadi satu Bangsa otot-kawat-balung-wesi. Itu semuanja adalah Sedjarah. Tetapi Sedjarah adalah buatan manusia. Kita tidak bisa menghindari Sedjarah, tetapi Sedjarah itu adalah buatan kita djua. Kita tidak bisa menghindari badan kita, tetapi badan kita itu pun adalah buatan kita sendiri. Karena itu, hai Bangsa Indonesia, bangkitlah terus, ber­ djo­anglah terus, gemblenglah dirimu terus-menerus. Fadjar telah menjingsing, Matahari akan terbit. Gemblenglah dirimu terus-menerus, dadarlah tubuhmu terus-menerus, agar supaja tubuhmu itu nanti tahan me­ nerima sinarnja Sang Surya jang Mahasjakti! Dalam pidato Tahun Kemenangan sudah saja djelaskan bah­ wa kemenangan kita tahun jang lalu itu barulah “permulaan Kemenangan”. Apa gunanja satu permulaan kalau tidak dilandjut-kan? Bahkan sebenarnja “Kemenangan terachir” pun tidak ada! Djuga djikalau kita sudah memasuki tamansarinja masjarakat adil dan makmur, kita masih harus melan­djutkan perdjoangan. Sebab jang adil masih harus di­u­ sa­hakan mendjadi lebih adil, jang makmur masih harus diper­ djoangkan mendjadi lebih makmur! Lebih adil lebih makmur, lebih luhur, lebih indah, lebih bahagia,—tiada hentinja rantai perdjoangan sesuatu Bangsa jang benar-benar Bangsa jang Berdjoang! Dan hanja bangsa jang berdjoanglah, bisa mendjadi bangsa jang Besar. Apa lagi Revolusi kita ini selalu minta lebih-ini lebih-itu sadja. Revolusi kita adalah satu “revolution of rising demands”, malah djuga boleh disebut “revolution



8/18/2014 9:41:49 AM



P anca A zimat R evolusi



of exploding demands”. Tuntutan-tuntutannja Revolusi kita selalu bertambah, tuntutan-tuntutannja Revolusi kita selalu meledak! Karena itu berdjoanglah terus hai Bangsa Indonesia! Terus-menerus, tanpa berhenti, sebagai satu Gerodjogan jang mahasjakti! Sang Surya akan terbit, sambutlah Sang Surya itu sebagai satu bangsa jang Berdjoang!! Terima kasih! Lampiran mengenai “Civic Missions”



www.boxnovel.blogspot.com 334



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 334



001/I/14



1. Di bidang pertahanan/keamanan telah kita tjapai hasilhasil jang baik dalam rangka pemulihan keamanan dari Sabang–Merauke dan dalam rangka pembebasan Irian Barat. Sekali lagi saja menjatakan terima kasih dan peng­hargaan kepada seluruh Angkatan Bersendjata kita, jang dengan dukungan rakjat kita telah mengsukseskan tugas-tugasnja jang maha-penting. Untuk pertama kalinja sedjak Proklamasi ’45 tidak ada lagi operasi-operasi militer di atas bumi Indonesia. Namun ini tidak berarti, bahwa pradjurit-pradjurit kita sudah dapat istirahat sepenuhnja, tidak berarti, bahwa perawatan dan kesedjahteraannja sudah pula dapat di­ nor­malisasikan. Djustru sekarang kita mulai menjingsingkan lengan badju untuk menanggulangi kesulitan ekonomi dengan lebih leluasa, jang berarti berdjoang dan berkorban terus. Sebagai bagian jang tak terpisah dari Negara dan Masjarakat, maka djuga Angkatan Bersendjata de­ngan keluarganja tidak bisa terlepas dari serba keku­rang­ an dan kesulitan Negara dan Masjarakat jang sedang berdjoang menanggulangi kesulitan-kesulitan eko­nomi itu. Bahkan dari itu Angkatan Bersendjata dan kelu­ar­ ganja harus aktif pula memanfaatkan diri ikut dalam pe­ nanggulangan-penanggulangan kesulitan-kesulitan itu.



8/18/2014 9:41:49 AM



G enta S uara R evolusi I ndonesia



Di tahun 1962 anggaran routine Angkatan Ber­ sendjata memakan 53% dari seluruh anggaran pene­ rimaan Negara, dan bersama anggaran pem­bangunan dan tri-kora mendjadi 83% dari anggaran penerimaan seluruhnja. Dalam taraf pelaksanaan Dekon ini, dengan meng­ utamakan program sandang-pangan, untuk routine Ang­katan Bersendjata kita sediakan dalam tahun ’63 dan ’64 sebanjak 22.1% dari seluruh anggaran routine dan untuk routine + pembangunan sebanjak 22.8% dari seluruh anggaran routine + pembangunan Negara. Ini sesuai dengan jang saja amanatkan dalam Am­ beg Parama Arta, jakni mendahulukan apa jang penting, sesuai dengan taraf revolusi kita.



www.boxnovel.blogspot.com 335



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 335



001/I/14



2. Dan mengenai kelandjutan tugas-tugas Angkatan Ber­ sendjata kita sebagai alat keamanan, sebagai alat re­ volusi, saja telah tegaskan dalam order harian Hari Ang­katan Perang tahun jang lalu, bahwa kita masih terus diantjam oleh kolonialisme/imperialisme, dan karena itu kita harus terus waspada dan menggenggam sendjata. Dan konfrontasi terhadap neo-kolonialisme Malaysia, projek Inggeris, telah membuktikan bahwa kita tak boleh lengah. Bahkan saja telah njatakan baru-baru ini di depan SESKOAD, bahwa revolusi berarti konfrontasi terusme­nerus. Ini berarti bagi Angkatan Bersendjata kita dengan seluruh rakjat konfrontasi terus terhadap im­ perialisme/kolonialisme dan terhadap kontra-revolusi, dengan kekompakan dan kesiagaan jang teguh baik fisik maupun mental. Pada hari Kepolisian jang lalu saja telah amanatkan, bahwa jang harus kita amankan terus ialah revolusi



8/18/2014 9:41:49 AM



P anca A zimat R evolusi



kita, berarti dasar, tudjuan dan haluan revolusi kita itu terhadap semua bahaja baik dari dalam maupun dari luar.



3. Di samping tugas pokok di bidang keamanan nasional itu dalam Manipol telah ditegaskan pula, bahwa Angkatan Bersendjata dimanfaatkan djuga di bidang-bidang pro­ duksi, distribusi dan kesedjahteraan rakjat. Dalam order harian saja pada Hari Angkatan Perang tahun 1961 saja telah tegaskan, bahwa karja Angkatan Bersendjata kita terus manfaatkan di segala bidang kenegaraan dan ke­ masjarakatan, di mana ada manfaatnja. Maka dari itulah Angkatan Bersendjata diberikan pula tugas-tugas dalam Dekon, jakni jang disebut civic missions jang sekarang sudah digiatkan di berbagai sektor pembangunan dan rehabilitasi. Pradjurit kita tidak boleh hanja mahir memanggul bedil, tapi djuga harus mahir memanggul patjul. Demi­ kianlah pradjurit jang sesuai sebagai alat revolusi. Dan saja menjatakan penghargaan atas hasilhasil karja Angkatan Bersendjata kita dalam berbagai reha­bilitasi daerah jang tak sedikit nilainja dan dalam hal berbagai projek pembangunan jang sedang kita laksanakan.



www.boxnovel.blogspot.com 336



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 336



001/I/14



4. Dalam pada itu tak boleh pula kita terhenti dalam men­ jempurnakan Angkatan Bersendjata kita, sebagai keku­ atan jang efissien di wilajah Asia-Tenggara ini untuk djamin kestabilan wilajah ini guna perdamaian men­ dunia umumnja dan guna pengamanan revolusi kita chususnja. Pada taraf program djangka pendek Dekon ini, dan dalam tahapan ke I pembangunan semesta, kita sedang



8/18/2014 9:41:49 AM



G enta S uara R evolusi I ndonesia



membangun pula infrastruktur bagi pertahanan/ke­ amanan kita, sambil terus meningkatkan mutu kwalitatif dari Angkatan Bersendjata kita. Adanja fasilitas-fasilitas pemeliharaan sendiri dengan sekadar perindustrian jang minimal untuk itu adalah sjarat jang mutlak untuk pembinaan kekuatan pertahanan kita itu.



www.boxnovel.blogspot.com 337



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 337



001/I/14



5. Dan di bidang perorangan, sesuai dengan perundangundangan kita jang telah ada dan terus dilengkapkan kita terus membina Pertahanan Rakjat Semesta jang berlandasan potensi rakjat semesta, sebagaimana diten­ tukan dalam Ketapan MPRS. Di samping penjempurnaan kemampuan Angkatan Bersendjata sendiri, kita terus membina pertahanan dan ketahanan rakjat kita, baik dalam hal pertahanan jang aktif maupun dalam hal jang passif atau pertahanan sipil. Dan perlu saja tekankan, bahwa kita tidak meng­ adakan demobilisasi sebagaimana lazim diartikan. Jang penting ialah membuat Angkatan Bersendjata kita djuga produktif melalui tugas-tugas civic atau meng­alihkan kegiatan-kegiatan ke bidang-bidang produktif. Dan para Veteran serta para demobilisan djangan sampai mempunjai sikap sebagai bekas pedjoang, dja­ ngan, bahkan djustru sebagai alat revolusi, harus terus berdjoang di mana revolusi kita memerlukannja, jang dalam taraf ini berarti bergiat dan bermanfaat di bidang sosial-ekonomi.



8/18/2014 9:41:49 AM



Menyampaikan Pidato di depan Sidang Umum PBB berjudul "Membangun Dunia Kembali", 1960. www.boxnovel.blogspot.com 338 Pedoman untuk melaksanakan amanat penderitaan rakjat



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 338



001/I/14



P anca A zimat R evolusi



8/18/2014 9:41:49 AM



G enta T ahun S uara “V ivere R evolusi P ericoloso I ndonesia ”



TAHUN “VIVERE PERICOLOSO” [Trisakti Tavip]



www.boxnovel.blogspot.com 339



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 339



001/I/14



Pidato Presiden Republik Indonesia pada Tanggal 17 Agustus 1964



8/18/2014 9:41:50 AM



Tahun “Vivere Pericoloso” [Trisakti Tavip]



www.boxnovel.blogspot.com



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 340



001/I/14



Saudara-saudara sekalian! Hari ini 17 Agustus 1964. Tiap 17 Agustus mempunjai arti-pentingnja sendiri, sig­ nfi­cance-nja sendiri. Di antara bulan-bulan jang dua belas itu, Agustus adalah jang terkeramat bagi kita. Amerika dan Perantjis mengkeramatkan bulan Djuli, Tiongkok dan SovietUnie bulan Oktober,—kita mengkeramatkan bulan Agustus, bulan Proklamasi. Dan seirama dengan gemuruhnja ombaksedjarah, maka tiap-tiap 17 Agustus mempunjai tjiri-chasnja sendiri, gemanja sendiri, arti-pentingnja sendiri. 17 Agustus 1945 saja membatjakan Proklamasi Kemer­ dekaan. Kemudian daripada itu, delapan belas kali 17 Agustus saja telah memberikan “amanat-tahunan”. Sekarang 17 Agus­ tus 1964, buat kesembilanbelas kalinja saja memberikan “amanat-tahunan” itu. Selalu saja memberikan amanat tentang Revolusi Indo­nesia, tentang perdjoangan Rakjat Indonesia, bahkan memberikan gambaran tentang perdjoangan Ummat Manusia!



8/18/2014 9:41:50 AM



T ahun “V ivere P ericoloso ”



www.boxnovel.blogspot.com 341



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 341



001/I/14



Saja memang dengan sengadja tidak memberikan per­ tang­ gungan-djawab tentang hasil-kerdja Pemerintah,— sekarang pun tidak, meski saja sendirilah sekarang Kepala Pemerintah itu, Perdana Menteri Pemerintah Republik Indonesia. Saja tidak berkata, bahwa hasil-kerdja Pemerintah itu tidak setjara berkala harus diberitahukan kepada Rakjat,— samasekali tidak!—, tetapi saja berpendapat, bahwa kita lebih baik mempergunakan mimbar lain untuk itu, daripada podium sekarang ini, jaitu misalnja mimbar M.P.R.S., mimbar D.P.R.G.R., mimbar Dewan Pertimbangan Agung, atau mimbarnja rapat-rapat-dinas, dan sebagainja. Podium sekarang ini, podium 17 Agustus, bagi saja adalah Podium Rakjat, Podium Revolusi, Podium Per­ djoangan,—Podium Kiprah-Tekadnja Bangsa! Podium ini saja pergunakan sebagai tempat-pertanggungan-djawab atas djalannja Perdjoangan Bangsa sebagai satu keseluruhan. Po­ dium ini saja pergunakan sebagai tempat dialoog Sukarnopribadi dengan Sukarno Pemimpin Besar Revolusi, tempat dialoognja Sukarno Pemimpin Besar Revolusi dengan Rakjat Indonesia jang ber-Revolusi. Bahkan saja berkata: inilah podium tempat dialoog Kita dengan Kita, tempat dialoognja 103 djuta Rakjat dengan Revolusi. Kita semua harus memberi pertanggungandjawab!: Kita semua!,—baik Pemerintah, maupun lembagalembaga-Negara, maupun golongan-golongan-karya, maupun perseorangan-perseorangan,—kita semua, si Dadap, si Waru, si Suta, si Naja, si Tuminem, si Fatimah,—apalagi saja, jang oleh kamu semua telah ditundjuk mendjadi Pemimpin Besar Revolusi! Tetapi saja tandaskan sekali lagi: Kita semua bertanggung-djawab, kita semua, ja engkau si tukang betja, ja engkau si badju militer, ja engkau si tuan pegawai, ja



8/18/2014 9:41:50 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 342



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 342



001/I/14



engkau si kaum buruh, ja engkau si kaum tani, ja engkau si Mbok Kromo di lereng gunung, ja engkau,—terutama sekali engkau!—, jang menjebut dirimu pemimpin Rakjat. Sebab, djangan lupa: Revolusi kita masih terus berdjalan, dan bukan sadja berdjalan, tetapi harus bertumbuh, dalam arti pengluasan, bertumbuh dalam arti pemekaran konsepsikonsepsi, sesuai dengan tuntutan zaman, sesuai dengan tuntutan Amanat Penderitaan Rakjat, sesuai dengan tuntutan the Universal Revolution of Man. Karena itulah, maka tiap kali saja berdiri di atas Podium 17 Agustus ini, saja bukan sadja berdialoog dengan Rakjat Indonesia jang ber-Revolusi, tetapi djuga berdialoog dengan seluruh Ummat Manusia jang djuga dalam Revolusi. Bagaimana djalannja Revolusi kita ini? Bagaimana madju-mundurnja Revolusi kita ini? Bagaimana “gatuknja” derap-iramanja Revolusi kita ini dengan derapmu, hai Ummat Manusia di seluruh muka bumi? Dan selalu, dalam memberikan “stockopname” jang demikian itu, hati saja berganti-ganti terharugembira dan terharu-sedih, berganti-ganti mongkok-senang dan mengkeret-ketjewa,—mongkok-kagum dalam melihat titik-titik-gemilang dalam djalannja Revolusi kita ini, meng­ keret-ketjewa dan kadang-kadang mengkeret-tjemas kalau melihat penjelewengan-penjelewengan jang dapat membaha­ jakan djalannja Revolusi kita itu. Pendek-kata saja selalu memberikan balans dari Revolusi kita itu,—pasang-surutnja dan pasang-naiknja, dentam-madjunja dan geram-geriknja Revolusi kita itu. Pada tiap 17 Agustus saja mengadjak saudara-saudara menoleh ke belakang sedjenak. Lihat! Hai saudara-saudara! Lihat! Peristiwa-peristiwa di belakang kita ini, peristiwaperistiwa di masa jang lampau, merupakan peladjaran bagi kita semua, peladjaran agar djalannja Revolusi dapat



8/18/2014 9:41:50 AM



T ahun “V ivere P ericoloso ”



www.boxnovel.blogspot.com 343



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 343



001/I/14



dipertjepat, peladjaran agar jang pahit-getir tidak diulangi lagi. Dan selandjutnja djuga selalu saja lantas mengadjak Rakjat untuk melihat ke muka: selalu saja lantas memberikan djurusan, memberikan arah, memberikan direction selan­ djutnja, dalam menghadapi masalah-masalah jang akan datang. Peladjaran dari pengalaman jang sudah, dan djurusan untuk jang di muka, dua hal itu adalah penting-maha-pen­ ting dalam Revolusi jang sedang berdjalan,—Revolusi jang pada hakekatnja adalah satu perdjalanan, satu proces, satu gerak. Apalagi bagi satu Revolusi jang sedang dike­ pung seperti Revolusi kita sekarang ini, satu Revolusi jang hendak dihantjurkan orang, satu Revolusi jang harus mem­ pertahankan kepalanja di atas samudera subversi dan intervensi dari fihak imperialis dan kolonialis,—satu Revolusi jang harus menjelamatkan badannja dan djiwanja dari serang­ an-serangan jang mahadahsjat dari segala djurusan,—dari luar, dari dalam, dari kanan, dari kiri, dari atas, dari bawah. Keadaan jang demikian itu kita alami, udjian demikian itu kita lalui! Gempuran imperialis bertubi-tubi, andjing-andjing dan serigala-serigala sekeliling kita menggonggong dan mengauk-auk! Tapi Revolusi Indonesia harus berdjalan terus, dan memang berdjalan terus! Gempuran imperialis kita lajani, gonggongan andjing dan serigala tidak kita rewes. Kita tidak takut apa-apa! Djangan pun gonggongan andjing, suaranja geledek dari angkasa tidak membuat berdiri sehelai pun bulu-roma kita! Ja! Sedjarah berdjalan terus. Adakah sedjarah pernah berhenti? Revolusi Indonesia pun berdjalan terus. Revolusi Indonesia tidak akan berhenti. Imperialisme akan hantjurlebur, andjing dan serigala akan bungkem, tetapi Revolusi Indonesia akan berdjalan terus, dan akan menang! Di



8/18/2014 9:41:50 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 344



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 344



001/I/14



Djokjakarta, di tahun ‘48 tatkala imperialisme sedang menggempur Republik Indonesia, di Djokjakarta di tahun 1948 itu, di ba­wah sinar kelip-kelipnja sebuah lilin, saja pernah menulis, bahwa Revolusi Indonesia adalah “razende inspiratie van de Indo­ nesische geschiedenis”,—inspirasi dentam-berdentam-gegap-gempita daripada Sedjarah Indonesia—,—siapakah dapat mematikan Sedjarah, siapakah dapat mematikan Revolusi Indonesia, inspirasi dentamberdentam- gegap-gempita daripada Sedjarah itu? Ja, kuulangi: Revolusi Indonesia berdjalan terus, dan Revo­ lusi Indonesia akan menang. Tetapi toh, kita harus waspada! Kita harus tahu apa jang kita perbuat. Dengan memindjam perkataan Thomas Carlyle, kita harus “wijs van tevoren”. Karena itu kita harus mengambil peladjaran dari pengalaman-pengalaman jang telah sudah, menetapkan arah dan djurusan bagi masa jang akan datang. Pengalamanpengalaman jang telah sudah, bagaimana pahit dan getir­nja pun, harus memberi inspirasi kepada kita untuk mene­ tapkan arah-jang-tetap, djurusan-jang-tepat, bagi masa jang akan datang. Tidak sekali-kali pengalaman pahit boleh me­ ma­tahkan kita punja hati. Pengalaman pahit harus mendjadi tjambuk,—malahan inspirasi kataku tadi!—, untuk meng­ adakan korreksi dan untuk menetapkan djalan jang tepat, dan madju terus di atas djalan jang tepat itu! Tahukah saudara-saudara, bahwa saja anggap serangan militer Belanda jang pertama dan serangan militer Belanda jang kedua atas tubuhnja Republik Indonesia dulu itu sebagai Romantiknja Revolusi? Itupun saja tuliskan dalam tahun ’48. Tiada Revolusi dapat benar-benar bergelora, kalau Rakjatnja tidak mendjalankan Revolusi itu dengan anggapan Romantik. Tiada Revolusi dapat mempertahankan djiwanja,



8/18/2014 9:41:50 AM



T ahun “V ivere P ericoloso ”



www.boxnovel.blogspot.com 345



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 345



001/I/14



djikalau Rakjatnja tidak bisa menerima serangan musuh­ roman­ tiknja Revolusi, dan menangkis serangan musuh dan menghantam hantjur-lebur kepada musuh itu seba­gai romantiknja Revolusi. Tiada Revolusi dapat tetap bertegak kepala, djikalau Rakjatnja tidak sedia mendjalankan korbanankor­ banan jang perlu, dengan tegak kepala pula, bahkan dengan mulut bersenjum, karena menganggap korbananbanan itu romantiknja Revolusi. Danton, Pemimpin kor­ Peran­tjis, pergi ke guillotine dengan rasa romantik, Rizal, Pemimpin Philipina, pergi ke tempat eksekusi dengan rasa romantik, pedjoang-pedjoang Rusia menggempur musuh di Stalingrad dengan rasa romantik, Rakjat R.R.T. dalam djumlah berdjuta-djuta sebagai semut menundukkan sungai Yang Tse Kiang dengan rasa romantik. Dan tiada Revolusi dapat mem­ bangun setjara hebat, kalau dentamnja pembangunan itu tidak dirasakan oleh Rakjatnja sebagai romantik. Revolusi lah rantai kedjadian-kedjadian memukul dan dipukul, ada­ rantai kedjadian-kedjadian menggempur dan digempur, rantai kedjadian mendjebol dan membangun. Memukul dan dipukul, menggempur dan digempur, mendjebol dan membangun,—perganti-gantian ini harus dirasakan sebagai irama romantiknja Revolusi. Dengarkanlah apa jang saja tulis dalam tahun 1948 itu, waktu Djokjakarta dikepung musuh: “Negara Indonesia dalam bahaja. Memang bahaja ini adalah satu fase, satu tingkat, dalam usaha kita men­diri­ kan satu negara jang merdeka. Djustru oleh karena pro­ klamasi kemerdekaan kita adalah satu kedjadian jang tidak konstitutionil, djustru oleh karena tindakan kita memer­ dekakan Indonesia adalah satu tindakan jang revolusioner, maka tidak boleh tidak Negara Indonesia harus melalui satu fase “dalam bahaja”. Tidakkah selalu saja sitirkan utjapan, bahwa tak pernah sesuatu kelas melepaskan kedudukannja



8/18/2014 9:41:50 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 346



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 346



001/I/14



jang berlebih dengan sukarela?—Revolusi bukanlah sekedar satu “kedjadian” belaka, bukanlah sekadar satu “gebeurtenis”. Revolusi adalah satu proces. Puluhan tahun kadang-kadang, berdjalan proces itu.—Pasang-naik dan pasang-surut akan kita alami berganti-ganti, pasang-naik pasang-surut itulah jang dinamakan iramanja Revolusi. Tetapi gelora samudera tidak berhenti, gelora samudera berdjalan terus!” Iramanja Revolusi! Iramanja Revolusi! Ja, anggapan inilah jang membawa saja kepada anggapan Romantiknja Revolusi. Romantiknja perdjoangan saja pribadi pula. Tetapi terutama sekali romantiknja perdjoangan nasional, romantiknja perdjoangan ummat-manusia dalam the Uni­ versal Revolution of Man, romantiknja tiap-tiap per­ djo­ angan besar jang revolusioner. Mahabesarlah Tuhan jang telah memberikan rasa romantiknja-perdjoangan itu kepada saja, tatkala saja sebagai pemuda, dengan physik duduk di atas tikar, di bawah sinar kelip-kelipnja lampu tjempor, mengadakan dialoog mental di alam luar-djasmani dengan pedjoang-pedjoang-besar pelbagai bangsa, dengan ahliahli-pikir segala bangsa jang mengemudikan djalannja sedjarah. Maka sesudah saja, sebagai hasil dialoog mental itu, mentjapai kejakinan bahwa tiada perdjoangan besar dapat terselenggara tanpa rasa romantiknja perdjoangan, maka saja tidak berhenti-berhenti mentransferkan rasa romantikperdjoangan itu kepada Rakjat Indonesia. Segala pasang-naik dan pasang-surutnja perdjoangan, segala pukulan jang kita berikan dan segala pukulan jang kita terima, adalah iramanja perdjoangan, iramanja Revolusi. “Memukul,—hajo berdjalan terus! Dipukul,—hajo berdjalan terus!” Dentamnja Revolusi, jang kadang-kadang berkumandang pekik-sorak, kadangkadang bersuara djerit-pahit, sebagai satu keseluruhan kita dengarkan sebagai satu njanjian, satu simfoni, satu gita,



8/18/2014 9:41:50 AM



T ahun “V ivere P ericoloso ”



www.boxnovel.blogspot.com 347



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 347



001/I/14



laksana dentumnja gelombang samudera jang bergelora pukul-memukul membanting di pantai, kita dengarkan sebagai satu gita kepada Tuhan jang amat dahsjat. Rasa romantik-perdjoangan adalah sumber kekuatan abadi daripada Perdjoangan. Oerkracht daripada per­ djoangan! Kalau tidak ada rasa romantik-perdjoangan itu, sudah lama kita remuk-redam, sudah lama kita seperti tjatjing mati diinjdjak-indjak orang. Apa jang tidak kita alami sudah, sekali lagi: apa jang tidak kita alami sudah,—en toch kita masih berdiri tegak, en toch kita masih belalak mata, bahkan kita makin kuat, makin sentausa, makin hebat deraplangkah kita menggetarkan bumi? Aksi militer Belanda kesatu?; aksi militer Belanda kedua?; pengchianatan P.R.R.I.?; peng­ chianatan Permesta?; penjelewengan-penjelewengan jang disengadja untuk mendjatuhkan demokrasi terpimpin?; sabotase internasional oleh kaum imperialis?; subversi dan intervensi jang litjin tapi bertubi-tubi?; kepungan terangterangan oleh basis-basis militer imperialis?; sabotase ekonomis jang amat lihay sekali?; pemasangan benteng imperialis jang bernama “Malaysia” dengan antek imperialis jang bernama Tengku Abdul Rachman?,—hehe semua itu kita anggap sebagai bagian sadja daripada iramanja Revolusi, semua itu kita terima dengan rasa romantiknja Revolusi,— semua itu kita ganjang habis-habisan dengan romantiknja Revolusi. Karena romantik inilah, kita tidak remuk; karena romantik inilah, kita makin kuat; karena romantik inilah, kita malahan berderap terus. Ja Romantik Perdjoangan,—oerkracht (sum­ ber abadi) dari kekuatan Perdjoangan, oerkracht dari ketahanan Perdjoangan, oerkracht dari kekuatan idiil, oerkracht dari kekuatan batin! Oerkracht jang memberikan taan kepada semua kepahlawanan, oerkracht jang ketjin­



8/18/2014 9:41:50 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 348



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 348



001/I/14



mem­bangkitkan kepertjajaan kepada diri sendiri, oerkracht jang memberikan pengertian kepada perlunja dinamik dan dialektik daripada Revolusi. Oerkracht jang memberikan kepertjajaan bahwa Revolusi bergerak-terus dan harus ber­ gerak-terus, dan bahwa Revolusi bergeraknja terus itu melalui djalan pukul dan dipukul, gempur dan digempur, djalan pasang dan djalan surut, djalan sorak dan djalan djerit, djalan lurus dan djalan liku, djalan turun kemudian naik, turun, tetapi kemudian naik, naik, naik! Djalan jang hebat tetapi tidak lurus-litjin sebagai Boulevard Champs Elysées di kota Paris, atau Newsky Prospect di kota Leningrad. Pengertian dan kepertjajaan dus: bahwa Revolusi adalah satu proces pandjang jang dinamis (artinja: bergerak), dengan segala pukul dan dipukulnja, tetapi terus naik, (inilah dialektika), satu proces pandjang jang harus didjalankan terus menerus dengan ulet dan tekad “ever onward, no retreat”. Saja tandaskan sekarang sekali lagi: dus: Revolusi minta tiga sjarat mutlak: romantik, dinamik, dan dialetik. Romantik, dinamik, dan dialektik jang bukan sadja bersarang di dada pemimpin, tetapi romantik, dinamik, dialektik jang menggelora di seluruh hatinja Rakjat,—romantik, dinamik dan dialektik jang mengelektrisir sekudjur badannja Rakjat dari Sabang sampai Merauke. Tanpa romantik jang mengelektrisir seluruh Rakjat itu, Revolusi tak akan tahan. Tanpa dinamik jang laksana mengkrandjingankan seluruh Rakjat itu, Revo­ lusi akan mandek di tengah djalan. Tanpa dialektik jang bersambung kepada angan-angan seluruh Rakjat itu, Rakjat tak akan bersatu dengan rising demandsnja Revolusi, dan Revolusi akan pelan-pelan ambles dalam padang pasirnja kemasa-bodohan, seperti kadang-kadang ada sungai ambleshilang dalam gurun-gurun-pasir sebelum ia mentjapai samudera lautan.



8/18/2014 9:41:50 AM



T ahun “V ivere P ericoloso ”



www.boxnovel.blogspot.com 349



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 349



001/I/14



Karena itu maka kita harus memasukkan romantik, dinamik dan dialektik Revolusi itu dalam dada kita semua, kita pertumbuhkan, kita gerakkan, kita gemblengkan dalam dada kita semua, sampai ke puntjak-puntjaknja kemampuan kita, agar Revolusi kita dan Revolusi Ummat Manusia dapat bergerak terus, menghantam dan membangun terus, mendobrak segala rintangan jang direntjanakan dan dipa­ sangkan oleh fihak imperialis dan kolonialis. Adakah revolusi tanpa tiga sjarat-mutlak itu tadi? Ada! Tetapi revolusi jang tanpa romantik, tanpa dinamik, tanpa dialektik massal, revolusi jang hanja didorong oleh impuls perseorangan, ambisi pribadi dari seorang-orang, atau rasasakit-hati-pribadi sebagai dinamik dari kekuatan,—revolusi jang demikian itu hanjalah merupakan sekadar “revolusi istana” sadja,—satu “palace revolution”, jang sekarang muntjul, besok sudah hilang kembali. Revolusi jang demikian itulah jang sering ditunggangi oleh kaum imperialis! Revolusi jang demikian itulah jang sering dibuat oleh kaum imperialis, dengan mengadakan “coup”, pembunuhan pemimpin, dan lain sebagainja. Djuga di Indonesia kaum imperialis kadangkadang mentjoba hendak mengadakan revolusi jang demikian itu, dengan maksud hendak mematikan Revolusi kita! Tetapi kita selalu waspada! Rakjat Indonesia alhamdulillah selalu waspada! Rakjat Indonesia telah mengganjang berkali-kali pertjobaan-pertjobaan kaum imperialis itu! Dan sekarang, Revolusi Indonesia jang tak dapat mereka ganjang itu, telah mendjadilah satu realitas bagi mereka, satu kenjataan jang tak dapat mereka pungkiri atau mereka hapus. Revolusi Indonesia telah mendjadi satu fait accompli bagi lawan dan bagi kawan, satu fait accompli bagi dunia, satu gunung-karang-sarang-petir di tengah-tengah samuderaperdjoangan Ummat Manusia untuk mendirikan satu Dunia



8/18/2014 9:41:50 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 350



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 350



001/I/14



Baru tanpa “exploitation de l’homme par l’homme” dan tanpa “exploitation de nation par nation”. Apa sebabnja? Karena sekarang Revolusi Indonesia sedjak 1959 telah kembali mendjadi satu Revolusi Rakjat jang berromantik, berdinamik, berdialektik. Itulah sebabnja Revo­ lusi Indonesia sekarang mendjadi “gunung-karangsarang-petir” bagi perdjoangan ummat Indonesia dan ummat manusia di seluruh muka bumi. Ja, pernah kita melepaskan romantik itu. Pernah kita melepaskan dinamik itu. Pernah kita melepaskan dialektik itu. Waktu itu ialah sebelum tahun 1959. pada waktu itu pemimpin-pemimpin kita banjak jang kena tjekokan liberal. Pada waktu itu banjak pemimpin-pemimpin kita njeleweng. Pada waktu itu banjak partai-partai kita pada gila-gilaan. Pada waktu itu banjak pemuka-pemuka kita jang keblinger dengan ilmu-ilmu à la Rotterdam atau à la Harvard. Pada waktu itu banjak berkelujuran zg. “pemimpin-pemimpin”, jang dalam tubuhnja tidak ada satu tetes darah pun revolusioner. Pada waktu itu terdjadilah pemberontakan-pemberontakan jang mendurhakai Revolusi. Pada waktu itu Romantiknja Revolusi, Dinamiknja Revolusi, Dialektiknja Revolusi seperti dikentuti oleh “pemimpin-pemimpin” sematjam itu. Djadinja? Revolusi Indonesia mendjadi satu revolusi jang oleh seorang Belanda dinamakan “revolutie op drift”, artinja, “revolusi jang kintir ke kanan dan ke kiri”. Saja pada waktu itu tjemas sekali. Tjemas sekali! Tetapi alhamdulillah, sebelum kasip, kita “banting setir”, ke arah djalan Revolusi jang asli. Stop kegila-gilaan! Stop pe­nje­le­ weng­an! Kembali ke Undang-undang Dasar ’45! Kembali ke romantika, dinamika, dialektika Revolusi! Kembali kepada Amanat Penderitaan Rakjat! Kembali! Kembali! Ini Manipol!, obor perdjalananmu! Ini USDEK!, tunggak ingatanmu!



8/18/2014 9:41:50 AM



T ahun “V ivere P ericoloso ”



www.boxnovel.blogspot.com 351



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 351



001/I/14



Sukarno, awak 1960-an.



Koleksi iwan siswo



8/18/2014 9:41:50 AM



P anca A zimat R evolusi



Bajangkan kalau umpama tidak lekas-lekas kita banting setir! Bajangkan kalau tidak lekas-lekas kita kembalikan Rakjat kepada romantik, dinamik, dialektiknja Revolusi! Bentjana tentu tak akan ada batasnja! Kehantjuran Revolusi di ambang pintu! Saja pada waktu itu berkata dalam pidato 17 Agustus tahun jang lalu: “Barangkali kita akan makin lama makin djauh op drift, makin lama makin klejar-klejor, makin lama makin tanpa arah, bahkan makin lama makin masuk lagi dalam lumpurnja muara “exploitation de l’homme par l’homme” dan “exploitation de nation par nation”. Dan Sedjarah akan menulis: di sana, antara benua Asia dan benua Australia, antara Lautan Teduh dan Lautan Indonesia, adalah hidup satu bangsa, jang mula-mula mentjoba untuk hidup kembali sebagai Bangsa, achirnja kembali mendjadi satu kuli di antara bangsa-bangsa,— kembali mendjadi “een natie van koelies, en een koelie onder de naties”. Sungguh Maha Besarlah Tuhan, jang membuat kita sadar kembali, sebelum kasip”



www.boxnovel.blogspot.com 352



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 352



001/I/14



Demikian kataku pada 17 Agustus tahun jang lalu. Ja, memang benar sebelum tahun 1959 Revolusi kita pernah “op drift”. Pernah klejar-klejor. Pernah kintir tanpa arah. Pernah keblinger puter-puter. Dan itu karena apa? Karena banjak pemimpin kita,— malah terutama sekali pemimpin-pemimpin jang memakai titel mr, atau dr, atau ir lho!—tidak mengarti arti daripada Revolusi Modern dalam bagian kedua dari abad ke-XX, jaitu zamannja imperialisme modern dan kapitalisme mono­ pool. Mereka, pemimpin-pemimpin itu, mengira bahwa revolusi hanjalah: merebut kemerdekaan, menjusun Peme­



8/18/2014 9:41:50 AM



T ahun “V ivere P ericoloso ”



www.boxnovel.blogspot.com 353



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 353



001/I/14



rintah Nasional, mengganti pegawai asing dengan pegawai bangsa sendiri, dan seterusnja: menjusun segala sesuatunja menurut tjontoh-tjontoh Barat jang tertulis dalam mereka punja textbooks. Malah kita ditjekoki oleh pemimpinpemimpin sematjam itu, bahwa “revolusi sudah selesai”, dan bahwa “kolonialisme-imperialisme sudah mati”! “Revolusi sudah selesai”,—kata mereka itu! Dengan itu, maka romantiknja Revolusi hendak dimatikan. Dinamiknja Revolusi hendak dimatikan. Pada hal kita harus berkata: Kobar-kobarkanlah terus romantiknja Revolusi, sampai Amanat Penderitaan Rakjat terlaksana! Gempa-gempakanlah terus dinamiknja Revolusi, sampai Amanat Penderitaan Rakjat terlaksana! Tarikkan ke atas terus, ledakkan ke atas terus, lebih tinggi lagi, lebih tinggi lagi, dialektiknja Revolusi, sampai terlaksana Amanat Penderitaan Rakjat Indonesia dan Amanat Penderitaan Rakjat seluruh dunia, sesuai dengan tuntutan zaman! Marilah kita semua sadar, bahwa Revolusi kita adalah satu "Revolution of Rising Demands”! Revolusi kita bukan sekadar mengusir Pemerintahan Belanda dari Indonesia. Revolusi kita menudju lebih djauh lagi daripada itu. Revolusi Indonesia menudju tiga kerangka jang sudah terkenal. Revolusi Indonesia menudju kepada Sosialisme! Revolusi Indonesia menudju kepada Dunia Baru tanpa exploitation de l’homme par l’homme dan exploitation de nation par nation! Bagaimana Revolusi jang demikian ini mau dimandekkan dengan kata bahwa “revolusi sudah selesai”? Bagaimana Revolusi demikian ini dapat didjalankanterus tanpa romantik, tanpa dinamik, tanpa dialektik? Nah, apa jang saja tjeritakan di atas ini adalah peng­ alaman beberapa tahun jang lalu: hampir-hampir sadja kita keblinger samasekali, hampir-hampir sadja kita “op drift” samasekali, hampir-hampir sadja kita mati-kutu sama­



8/18/2014 9:41:50 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 354



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 354



001/I/14



sekali,—kalau kita tidak lekas-lekas banting setir ke djalan benar kembali—, dan dengan itu memberi kembali kepada Revolusi Indonesia ia punja Romantik, ia punja Dinamik, ia punja Dialektik. Dengan korreksi banting-setir itu, kita kembali beri kepa­da Revolusi Indonesia ia punja djurusan, ia punja arah, ia punja Direction. Karena itulah maka pada permulaan pidato ini saja bitjara tentang pengalaman di masa jang lampau dan djurusan untuk masa jang akan datang. Sebagai Pemimpin Besar Revolusi, saja pergunakanlah Podium 17 Agustus ini sebagai Podium jang utama. Saudara-saudara! Tahun ini adalah tahun 1964. Hari ini adalah 17 Agustus 1964. Menangkapkah saudara simbolik dari 17 Agustus 1964 ini? Menangkapkah, saudara-saudara? Ingat! 17 Agustus 1959 saja mempidatokan Manipol! Dus 17 Agustus 1964 adalah genap lima tahun umurnja Manipol! 17 Agustus sekarang ini adalah Pantja Warsanja Mani­pol! Pantja Warsa! Selama lima tahun ini Manipol itu digembleng oleh hantaman-hantamannja palugodam sedja­ rah. Dan oleh karena badja Manipol itu bukan badja sembarang badja, maka djauh daripada patah, djauh daripada hantjur, Manipol itu malahan terbukti tahan-udji setahan-tahannja,— ja, Manipol terbukti badja gemblengan dari kwalitet jang setinggi-tingginja! Aku masih ingat dengan sedjelas-djelasnja akan situasi gawat tanah air kita ketika Manipol lahir. Ja, “lahir” aku katakan, karena sesungguhnja, seperti halnja Pantjasila itu bukan tjiptaanku pribadi—melainkan aku sekedar meng­ galinja dari buminja Ibu Pratiwi—, demikianpun Manipol itu bukan tjiptaanku pribadi; Manipol lahir dari kandungannja Ibu Sedjarah. Sedjarahlah ibunja, Manipol djabang-bajinja,



8/18/2014 9:41:50 AM



T ahun “V ivere P ericoloso ”



www.boxnovel.blogspot.com 355



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 355



001/I/14



sedangkan Rakjat Indonesia jang progressif-revolusioner ada­lah bidannja. Adapun Sukarno? Sukarno paling-paling bidan-kepala, paling-paling “hoofdverpleger”, dan sekalipun kelahiran itu kelahiran jang susah pajah, sekalipun kelahiran itu harus melalui tangverlossing, tetapi sjukur alhamdulillah ke­ la­ hir­ an itu selamat, dan bajinja segar-bugar sehatwalafiat. Ja, aku masih ingat dengan sedjelas-djelasnja situasi pada waktu “expulsion stage”nja Manipol itu. Djiwa bangsa Indo­nesia ketika itu, kataku tempo hari, seperti terkojakkojak, terbelah-belah, terrobek-robek. Aku katakan di dalam “Penemuan kembali Revolusi kita”—jang kemudian diterima oleh segenap bangsa Indonesia, oleh partai-partai-politiknja, oleh organisasi-organisasi-massanja, oleh Angkatan Bersen­ dja­tanja, oleh aparat Negara seluruhnja, oleh tokoh-tokoh dan putera-puteranja jang terkemuka, ja, oleh segenap Bangsa Indonesia, sebagai Manipol/Garis Besar Haluan Negara/Program Umum Revolusi Indonesia—aku katakan: “segala kegagalan-kegagalan, segala keseratan-keseratan, sega­la kematjetan-kematjetan dalam usaha-usaha kita jang kita alami dalam periode survival dan investment itu, tidak se­mata-mata disebabkan oleh kekurangan-kekurangan atau ke­to­lolan-ketololan jang inhaerent melekat kepada bangsa Indo­nesia sendiri, tidak disebabkan oleh karena bangsa Indo­ nesia memang bangsa jang tolol, atau bangsa jang bodoh, atau bangsa jang tidak mampu apa-apa—tidak!—, segala ke­gagalan, keseratan, kematjetan itu pada pokoknja adalah di­sebab­kan oleh karena kita, sengadja atau tidak sengadja, sedar atau tidak sedar, telah menjeleweng dari Djiwa, dari Dasar, dari Tudjuan Revolusi!” Maka dengan Manipol itulah aku dan kita sekalian, kataku tadi, membanting setir, menjerukan stop! stop! ke­ pada segala penjelewengan, dan menetapkan tekad untuk



8/18/2014 9:41:50 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 356



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 356



001/I/14



melangsungkan Revolusi pada ril jang seharusnja, serta melangsungkan Revolusi itu terus, terus, terus sampai pada achirnja, terus sampai kemenangan jang sepenuh-penuhnja, jaitu suatu Indonesia Baru, suatu Indonesia jang adil dan makmur, suatu Indonesia jang Sosialis. Inilah sebabnja ketika aku memaklumkan Manipol aku katakan, ja, aku katakan dengan pandangan-pandangan jang kumiliki ketika itu, bahwa “1959 menduduki tempat jang istimewa dalam sedjarah Revolusi kita.... 1959 menduduki tempat jang istimewa dalam sedjarah perdjoangan Nasional kita, satu tempat jang unik!” Sekarang, siapa orangnja jang tidak terpengaruh oleh pengaruhnja Manipol! Kalau ia progressif, siapa orangnja jang tidak dihangati hatinja oleh hangatnja Manipol! Dan kalau ia reaksioner, siapa orangnja jang tidak basah-kujupkebes-kebes dan lari tunggang-langgang oleh semprotannja Manipol! Manipol bahkan tidak hanja menggelorakan persada nusan­tara Indonesia dari Sabang di Baratlaut sampai Merau­ ke di udjung Tenggara,—Manipol djuga mempunjai kuman­ dangnja di kelima-lima benua di bola bumi: di punggungpunggung Himalaja sampai di belantara-belantara Afrika, mendjeludjuri sungai-sungai di Amerika Selatan dan menjusuri pantai-pantai di Oseania. Sekarang tak perlu lagi kita membuang-buang energi memperdebatkan apakah Manipol itu benar atau salah, baik atau buruk, menguntungkan atau merugikan. Memang, sekalipun majoritet terbesar dari Rakjat kita serta-merta mendukung Manipol, tetapi pada waktu lahirnja, Mani­ pol kita masih mengalami edjekan-edjekan, tjertjaan-tjer­ tjaan, tjelaan-tjelaan, bahkan maki-makian. Saja masih membiarkan keadaan itu sampai setahun lamanja: ketika



8/18/2014 9:41:50 AM



T ahun “V ivere P ericoloso ”



www.boxnovel.blogspot.com 357



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 357



001/I/14



suratkabar-suratkabar oposisi-kanan masih saja tolerir, ketika partai-partai oposisi-kanan masih saja biarkan sambil saja amati, saja ikuti, saja awasi. Tetapi dasar mereka kaum reaksioner! Mereka mengira bahwa pembiaran saja itu tanda daripada kelemahan. Lalu mereka makin lama makin tak bisa mengendalikan diri lagi, makin gila-gilaan sa'kersa-kersanja. Terompet mereka, jaitu pers kuning, meraung-raung sesukasukanja, berselang-seling dengan ledakan-ledakan granat dan tembakan-tembakan pistol, malahan mitraljur, dari darat dan dari udara, jang ditudjukan kepada diri saja, tetapi jang sesungguhnja tertudju kepada demokrasi dan kemerdekaan itu sendiri. Djangankan pertjobaanpertjobaan jang diperhitungkan kalau-kalau saja “kelimpe” begitu, sedangkan montjong meriam diarahkan ke tempat saja, tetapi saja, berkat lindungan Tuhan, tetap tenang, dan saja tolak apa jang harus ditolak, jaitu main fasis-fasisan. Tetapi setahun sesudah Manipol, jaitu ketika aku memaparkan Djalannja Revolusi Kita (Djarek), aku tegaskan bahwa kita “tidak boleh setengah-setengah” dan bahwa “berdasarkan moral revolusioner dan moralnja Revolusi, maka Penguasa wadjib menghantam membasmi tiap-tiap kekuasaan, asing maupun tidak asing, pribumi ataupun tidak pribumi, jang membahajakan keselamatan atau berlangsungnja Revolusi”. Maka kunjatakanlah suara hati Rakjat jang menuntut keadilan dan demokrasi, bahwa partai-partai reaksioner Masjumi dan P.S.I. adalah terlarang, maka kuperintahkan pulalah sedjumlah suratkabar kuning jang suka awur-awuran, djuga terlarang. Tindakan-tindakan ini objektif memperkuat dan mempersehat Persatuan Nasional. Dan djangan dikira bahwa manusia Sukarno ini manusia jang “weruh sadurunging winarah”. Djangan dikira Sukarno memiliki ilmu gaib jang begini-begitu! Tidak! Manakala aku



8/18/2014 9:41:50 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 358



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 358



001/I/14



meramalkan hal ini atau hal itu, ramalanku itu aku dasarkan pada pemahamanku atas hukum-hukum objektif sedjarah masjarakat. Kalau pun ada “ilmu gaib” jang kumiliki,—itu adalah karena aku kenal Amanat Penderitaan Rakjat, karena aku kenal situasi, dan karena aku kenal ilmu jang kompetent jaitu Marxisme. Maka pada waktu aku memerintahkan pe­ larangan partai-partai dan suratkabar-suratkabar reak­si­oner itu, maka aku membajangkan bahwa kaum jang progressifkiri tentu semakin jakin akan kebenaran Manipol, kaum jang berdiri di tengah atau jang oleh orang Inggeris disebut “middle-of-the-roaders” bisa melihat kebenaran politikku, sedang kaum jang kanan tentu mendjadi tidak berani lagi untuk terang-terangan memusuhi Manipol. Ja, tidak berani terang-terangan memusuhi Manipol, karena takut kepada pendjara, atau takut kepada Rakjat. Dari sinilah asalmula muntjulnja Manipolis bermuka-dua: Manipolis-munafik, Manipolis-palsu,—Manipolis-gadungan! Maka aku pe­ ri­ ngat­kan di dalam “Djarek” itu: “Salah satu tjiri daripada orang jang betul-betul revolusioner ialah satunja kata dengan perbuatan, satunja mulut dengan tindakan“. Aku djelaskan djuga ketika itu tentang “tiga golongan-besar revolutionnaire krachten” jang “Dewa-dewa dari Kajangan pun tidak bisa membantah kenjataan ini”, dan bahwa dus “samenbundeling daripada tiga golongan-besar revolutionnaire krachten itu adalah keharusan dalam perdjoangan anti-imperialisme dan kapitalisme”. Aku waktu itu berkata: “Kita tidak boleh men­­ derita penjakit Islamo-phobi, atau Nationalisto-phobi atau Komunisto-phobi”, dan “saja membanting tulang mem­ persatukan semua tenaga revolusioner”, “membanting tulang mempersatukan semua tenaga NASAKOM!” Apakah ramalanku itu salah? Tidakkah kemudian ter­ njata bahwa memang ada kaum jang mulutnja kumat-kumit



8/18/2014 9:41:50 AM



T ahun “V ivere P ericoloso ”



www.boxnovel.blogspot.com 359



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 359



001/I/14



dengan Manipol tetapi praktek-prateknja mensabot Manipol? Kaum jang mulutnja kumat-kumit dengan Pantjasila tetapi praktek-prakteknja mensabot Pantjasila? Kaum jang mulutnja kumat-kumit dengan Nasakom tetapi praktek-prakteknja mensabot Nasakom? Dan kalau aku mengetjam mereka itu, tidaklah karena aku mengada-ngada, tidaklah karena aku mau “merusak persatuan”, seperti jang dituduhkan setengah orang terhadap diriku. Tidak! Djustru mereka itulah jang merusak persatuan, dan djustru tindakanku mengetjam mereka itulah menjelamatkan persatuan! Sebab, persatuan kita bukan persatuan asal persatuan, persatuan kita adalah persatuannja tenaga-tenaga revolusioner. Maka sungguh meng­ gelikan bahwa ada orang-orang jang mengakunja "men­ jebarkan adjaran Sukarno”, tetapi mengandjurkan hanja “samenbundeling van alle revolutionnaire krachten”, tetapi mereka sekadar mengatakan “samenbundeling van alle krachten”! Jang dikorup “hanja” perkataan revolusioner, artinja, jang dikorup adalah djustru djiwa daripada djiwa adjaran Revolusi! Kadang-kadang kalau aku duduk seorang diri, atau djuga kalau aku berhadapan dengan orang-orang jang aku tahu dasarnja munafik (aku tjukup sering bertemu de­ ngan orang-orang demikian) aku bertanja di dalam hati: apa sebetulnja jang membikin mereka begitu membandel dan berkepalabatu? Apakah jang memberanikan mereka bikin penafsiran-penafsiran jang semau-maunja atas mem­ pidato-pidatoku? Apakah mereka mengira bahwa apa-apa jang mereka utjapkan di depan umum itu tidak sampai ke telingaku? Apakah mereka mengira aku tidak membatja koran, tidak mengikuti siaran-siaran Radio dan Televisi? Apakah mereka mengira bahwa apabila mereka main bisikbisik dan pas-pis-pus dalam pertemuan-pertemuan jang



8/18/2014 9:41:51 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 360



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 360



001/I/14



konspiratif, tidak ada di antara jang diadjak konspirasi itu jang setia kepada Pemimpin Besar Revolusi, dan melaporkan segala sesuatunja kepada Pemimpin Besar Revolusi? Aku tahu, sebelum aku mengutjapkan pidatoku jang se­ ka­ rang ini, komplotan-komplotan itu sudah membi­ tja­ ra­ kan—seperti kaum imperialis sudah membitjarakan pula—“apa gerangan jang akan dipidatokan oleh Sukarno si ahli-demagogi itu?”. Ja, mereka mengedjek aku sebagai “ahlidema­gogi”. Tetapi, dengan edjekannja itu mereka sebenarnja bukannja menipu orang lain,—mereka sebenarnja menipu diri mereka sendiri! Mereka tidak pertjaja kepada edjekanedjekan mereka sendiri, ini terang! Sebab kalau mereka pertjaja, kalau aku menang hanja seorang “ahli-demagogi” sadja, kenapa kalian takut kepada pidato-pidatoku jang toh, “tjuma demagogi”? Neen Meneer, kalian takut akan kebang­ kitannja massa, kalian takut kepada Rakjat, Rakjat jang tentu sadja beraksi atas andjuran-andjuranku untuk bermassa-aksi! Kalian takut kepada Rakjat, sebab kalau rakjat tahu bahwa kalian munafik, tentu kalian akan diganjang oleh Rakjat itu habis-habisan! Katakanlah aku “ahli-demagogi”, katakanlah aku “ahlifraseologi”, tetapi jang pasti ialah aku bukan ahli-pura-pura, Sukarno tidak pernah “pura-pura”, Sukarno tidak pernah “schijnheilig”. Salah satu tuntutan bagi kaum revolusioner adalah sifat terus terang, sifat berani mengatakan apa jang harus dikatakan, “mendumuk” apa jang harus “didumuk”. Inilah sebabnja aku sekarang sinjalir terang-terangan ada­ nja kaum jang plintat-plintut atau plungkar-plungker de­ ngan Manipol, kaum jang pertentang-pertenteng dengan Manipol, tetapi jang sebenarnja adalah kaum munafik. Dan ada djuga kaum jang mau “mengagul-agulkan” diri, atau “melanggengkan djasanja dulu”, kaum jang “membusungkan



8/18/2014 9:41:51 AM



T ahun “V ivere P ericoloso ”



Koleksi iwan siswo



Menjenguk Ki Hadjar Dewantara, 1945.



www.boxnovel.blogspot.com 361



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 361



001/I/14



dada”. Ja, memang ada orang-orang jang kepala-nja mendjadi besar, sangat besar sampai-sampai hampir petjah, jang men­ jangka bahwa nasib Indonesia ini “ada di dalam tangannja”, jang mengira Indonesia “tak bisa hidup tanpa mereka”, jang meng­­ anggap dirinja “Presdir” Republik, jang mengharapharap—ja, aku terang-terangan sadja—“kalau Sukarno mati, biar aku djadi Presiden atau Radja Indonesia”.... Apa jang bisa aku katakan? Aku hanja mau menga­ta­ kan ini: kalian menghina Rakjat Indonesia, kalian mere­ meh­­kan kesedaran politik Rakjat Indonesia! Sebab, orang boleh mentjibirkan bibir bahwa Revolusi Indonesia belum menjelesaikan tugas ini atau tugas itu atau belum me­ram­



8/18/2014 9:41:51 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 362



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 362



001/I/14



pungkan kewadjiban ini, kewadjiban itu, tetapi orang tidak bisa meng-enak-enakkan diri dari anggapan bahwa Rakjat Indonesia bisa ditundukkan! Di Amerika-Latin kudeta jang satu bisa disusul oleh kudeta jang lain, terkadang tanpa ikutsertanja samasekali Rakjat dalam aksi-aksi itu. Di Afrika per­golakan sekarang memang hebat, tetapi pergolakan itu boleh dibilang baru mulai. Di tetangga kita jang menjebut dirinja “Malaysia”, boneka-boneka imperialis masih bisa menongkrongi singgasana kekuasaan. Tetapi di Indonesia— ini bukan menjombongkan diri—Rakjatnja sudah banjak makan garam perdjoangan, sudah banjak berpengalaman, setidak-tidaknja pengalamannja sudah sangat lumajan, sedang tingkat kesedaran maupun tingkat keterorganisasian kaum buruh dan kaum taninja amat tinggi. Apa sadja jang tidak sudah kita alami! Pengadilan kolonial, bui kolonial, poenale-sanctie, tanah pembuangan, tiang penggantungan? Sudah! Militerisme fasis? Sudah! Agresi-agresi kolonial? Sudah! Intervensi dan subversi imperialis? Sudah! Kontrarevolusi? Sudah! Dan dalam melawan segala kemaksiatan itu kita mengkombinasikan “akal” dengan “okol”, taktik-taktik per­djoangan dengan penjusunan kekuatan, kedja legal dengan kerdja illegal, perang gerilja dengan perang frontal, diplomasi dengan konfrontasi. Rakjat jang punja pengalaman begini di balik punggungnja, Rakjat gemblengan matjam ini tak mudah dikalahkan, Rakjat otot-kawat-balung-wesi matjam ini tak bisa dikalahkan! Di Indonesia jang Rakjatnja adalah Rakjat badja-tempaan-badja-gemblengan ini, hanja usaha-usaha jang progressif sadjalah jang bisa berhasil. Sedang usahausaha, langkah-langkah dan aksi-aksi jang bertentangan dengan hukumnja sedjarah bukan sadja bisa gagal, tetapi pasti gagal. Pasti gagal! Jo opo ora, Rek! Pasti gagal! Kalau mau berenang di lautan, orang harus tahu hukumnja laut!



8/18/2014 9:41:51 AM



T ahun “V ivere P ericoloso ”



www.boxnovel.blogspot.com 363



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 363



001/I/14



Orang bisa bunuh diri dengan menentang hukumnja laut, tetapi orang tidak bisa membunuh hukumnja laut! Orang tak bisa membunuh hukum Sedjarah, orang tak bisa membunuh hukum Revolusi! Apa hukum-hukum Revolusi itu? Hukum-hukum Revo­ lusi itu, ketjuali garis-besar jang sudah kusebutkan, roman­ tika, dinamika, dialektika, pada pokoknja adalah: Pertama, Revolusi mesti punja kawan dan punja lawan, dan kekuatan-kekuatan Revolusi harus tahu siapa kawan dan siapa lawan; maka harus ditarik garis-pemisah jang terang dan harus diambil sikap jang tepat terhadap kawan dan terhadap lawan; Kedua, Revolusi jang benar-benar Revolusi bukanlah “revolusi istana” atau “revolusi pemimpin”, melainkan Revo­ lusi Rakjat; oleh sebab itu, maka Revolusi tidak boleh “main atas” sadja, tetapi harus didjalankan dari atas dan dari bawah; Ketiga, Revolusi adalah simfoninja destruksi dan kon­ struk­si, simfoninja pendjebolan dan pembangunan, karena destruksi sadja atau pendjebolan sadja tanpa konstruksi atau pembangunan adalah sama dengan anarchi, dan sebaliknja; konstruksi atau pembangunan sadja tanpa destruksi atau pendjebolan berarti kompromi atau reformisme; Keempat, Revolusi selalu punja tahap-tahapnja; dalam hal Revolusi kita; tahap nasional-demokratis dan tahap Sosi­ alis, tahap jang pertama meretas djalan buat jang kedua, tahap jang pertama harus dirampungkan dulu, tetapi sesudah ram­ pung harus ditingkatkan kepada tahap jang kedua;—inilah jang dinamakan dialektiknja Revolusi; Kelima, Revolusi harus punja Program jang djelas dan tepat, seperti dalam Manipol kita merumuskan dengan djelas dan tepat: (A) Dasar/Tudjuan dan Kewadjiban-kewadjiban



8/18/2014 9:41:51 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 364



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 364



001/I/14



Revolusi Indonesia; (B) Kekuatan-kekuatan sosial Revolusi Indonesia; (C) Sifat Revolusi Indonesia; (D) Hari depan Revo­ lusi Indonesia; dan (E) Musuh-musuh Revolusi Indonesia. Dan seluruh kebidjaksanaan Revolusi harus setia kepada program itu; Keenam, Revolusi harus punja sokoguru jang tepat dan punja pimpinan jang tepat, jang berpandangan djauh-kemuka, jang konsekwen, jang sanggup melaksanakan tugastugas Revolusi sampai pada achirnja, dan Revolusi djuga harus punja kader-kadernja jang tepat pengertiannja dan tinggi semangatnja. Demikianlah hukum-hukum Revolusi. Saja sendiri tak pernah raga-ragu bahwa Revolusi kita akan menang. Betapa saja akan ragu! Bukan sadja sesudah Manipol, bahkan bukan sadja sesudah Proklamasi, tetapi sedjak aku masih muda dan mentjeburkan diri ke dalam kantjah perdjoangan kemerdekaan, sedjak detik itu aku tak pernah ragu-ragu. Malahan, aku mentjeburkan diri ke dalam kantjah perdjoangan itu karena aku tidak ragu-ragu. Jaitu karena kejakinan!—kejakinan akan adilnja tjita-tjita kemerdekaan nasional, kejakinan akan Sosialisme, kejakinan bahwa tjita-tjita Revolusi itu bisa, pasti, dan akan menang. Tetapi sudah barang tentu kaum peragu selalu ada, seperti djuga kaum munafik selalu ada, dan seperti kaum chi­anat selalu ada. Inilah sebabnja aku tak bosan-bosannja mem­ peringatkan akan segala bahaja jang setjara latent mengantjam Revolusi kita. Di dalam Manipol aku mengganjang “si-12 sjaitan”. Di dalam Djarek aku mengganjang segala phobi-phobian dan sikap munafik. Di dalam Resopim aku mengganjang sikapsikap jang mentjla-mentjle. Di dalam Takem aku masih ganjang, “orang-orang jang dalam perkataan meng­ meng­



8/18/2014 9:41:51 AM



T ahun “V ivere P ericoloso ”



www.boxnovel.blogspot.com 365



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 365



001/I/14



ikuti... akan tetapi dalam prakteknja bertentangan dengan Manipol-Usdek”. Dan tahun jang lalu, di dalam Gesuri aku mengganjang lagi phobi-phobian di samping djuga sikapsikap jang serba keblinger. Tapi masih sadja ada orang jang menuduh Sukarno “memihak”, Sukarno “pilih kasih”. Sukarno memihak? Memi­ hak siapa? Kalau terhadap imperialisme, feodalisme dan musuh-musuh Revolusi umumnja, ja!, memang Sukarno memi­hak, memang Sukarno pilih kasih, jaitu memihak kepa­ da Rakjat dan memihak kepada Revolusi itu sendiri. Tidakkah pernah aku berkata, bahwa Revolusi tak mungkin uncom­ mitted, artinja, bahwa Revolusi harus selalu committed, jaitu selalu memihak? Sekali lagi saja katakan, ja! Kalau terhadap imperialisme, terhadap feodalisme, terhadap musuh-musuh Revolusi umumnja, memang aku pilih kasih, memang aku memihak, karena tak mungkin aku mengasihi imperialisme dan feodalisme, tak mungkin aku mengeloni antek-antek imperialisme sebagai Tengku Abdulrachman, dan oleh sebab itu, aku pilih kasih, dan kasihku tertudju kepada Rakjat, kepada si Marhaen, kepada si Sarinah, kepada si Djelata, kepada si Proletar, kepada “kaum jang menjanjikan bangunlah kaum jang terhina, kaum jang lapar” Aku dikatakan menguntungkan salahsatu golongan sadja dari antara keluarga besar nasional kita ini? Djawabku di sini djuga: Ja, aku menguntungkan salahsatu golongan sadja, jaitu—golongan revolusioner! Aku ini sahabatnja kaum Nasionalis, tapi Nasionalis jang revolusioner! Aku ini saha­ batnja kaum agama, tapi kaum agama jang revolusioner! Aku ini sahabatnja kaum Komunis, karena kaum Komunis adalah kaum jang revolusioner. Malahan, seperti kukatakan rapa waktu jang lalu di Istora Senajan—aku adalah bebe­ sahabatnja kaum jang paling revolusioner!



8/18/2014 9:41:51 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 366



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 366



001/I/14



Ada baiknja rasanja—karena di tengah-tengah kita masih ada kaum jang sinis, jang pesimis, jang fatalis, jang defa­ itis—ada baiknja untuk mendjumlahkan hasil-hasil perdjoangan kita jang pokok-pokok sadja. Hasil-hasil kita, kemenangan-kemenangan kita—sekali lagi—jang pokok-pokok sadja, adalah: Pertama, pembebasan Irian Barat; Kedua, penumpasan kontra-revolusi bersendjata; Ketiga, konsolidasi dan perluasan persatuan nasional, antara lain melalui Front Nasional, M.P.R.S, D.P.R.-G.R, D.P.A., dan lain-lain jang disusun atas dasar kegotong-rojongan nasional berporoskan NASAKOM; Keempat, Pola Pembangunan Nasional Semesta Beren­ tjana tahapan ke I dan chusus di bidang ekonomi lahirnja Dekon; Kelima, Pembangunan Angkatan Bersendjata jang bukan main hebatnja. Angkatan Darat kita “nggegirisi” kaum impe­ rialis. Angkatan Laut kita megah dan kuat. Angkatan Udara kita tak ada tandingannja di seluruh Asia Tenggara. Angkatan Kepolisian kita up-to-date samasekali. Kita sekarang sudah ber-missiles dan ber-rocket. Malahan kita sekarang sudah bisa bikin kita punja jet, jet, jet sendiri! Ini kemenangan-kemenangan kita di dalam negeri. Apa kemenangan-kemenangan kita jang bersangkut-paut dengan luar negeri? Pertama, Asian Games IV, konfrontasi terhadap IOC, dan jang terpenting: Ganefo I; Kedua, MMAA II, dan di sampingnja djuga KWAA, Sidang Eksekutif KPAA, Sidang Persiapan KIAA, dan FFAA III; Ketiga, pemupukan setiakawan A-A serta penggalangan kekuatan New Emerging Forces; Keempat, terbentuknja front internasional jang luas anti-“Malaysia”, dan menggeloranja Dwikora.



8/18/2014 9:41:51 AM



T ahun “V ivere P ericoloso ”



www.boxnovel.blogspot.com 367



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 367



001/I/14



Poster 1950.



Koleksi iwan siswo



8/18/2014 9:41:51 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 368



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 368



001/I/14



Siapa jang berani mengatakan bahwa kemenangan-ke­ me­nangan ini adalah kemenangan-kemenangan jang ketjil? Siapa jang tidak bisa mengerti bahwa kemenangan-ke­me­ nangan ini sedikit-banjaknja adalah kemenangan-keme­ nangan jang punja ukuran sedjarah, jang historis? Siapa jang tidak mengerti begitu, dia benar-benar adalah orang jang tolol! Di samping pokok-pokok jang saja sebutkan tadi, masih banjak kemadjuan-kemadjuan lain jang djuga penting-penting sekali, tetapi jang terlalu banjak untuk saja sebutkan semu­ anja, misalnja pentjabutan SOB, jang menandakan bahwa kita kuat, adanja UUPA-UUPBH, digantinja Tjaturtunggal dengan Pantjatunggal, digantinja Paran dengan Kotrar, dan sebagainja dan sebagainja. Saja perlu tekankan positifnja hasil-hasil kita ini, karena, tanpa menjedari hal ini, tak mungkin kita mengkonsolidasi dan mengembangkan diri. Untuk mengkonsolidasi harus ada jang dikonsolidasi, dan untuk mengembangkan harus ada jang dikembangkan. Dan jang harus kita konsolidasi dan harus kita kembangkan itu sesungguhnja ada! Hanja jang bodoh sadja jang tak tahu bahwa kita ini banjak madju, hanja jang ndablek sadja jang tak mau tahu bahwa kita banjak madju. Achir-achir ini udara politik di negeri kita diliputi oleh diskusi ini dan diskusi itu, polemik ini dan polemik itu, perdebatan ini dan perdebatan itu. Apakah gedjala ini baik atau buruk? Ia buruk kalau ia melemahkan persatuan nasional. Tetapi ia baik kalau ia memperkuat persatuan nasional. Dasar aku ini memang orang dinamis! Aku tidak suka kepada ketenangan jang beku dan mati, aku tidak suka kepada keulerkambangan, jang kusukai ialah dinamika, vita­ litet, militansi, aktivitet, kerevolusioneran! Misalnja:



8/18/2014 9:41:51 AM



T ahun “V ivere P ericoloso ”



www.boxnovel.blogspot.com 369



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 369



001/I/14



semua orang tahu bahwa aku ini penggemar senirupa, baik patung-patung, lukisan-lukisan, maupun jang lain-lain. Aku lebih suka lukisan samudera jang gelombangnja memukulmukul menggebu-gebu, daripada lukisan sawah jang ademajem tentrem, “kadyo siniram banju waju sewindu lawase”. Kalaupun lukisan sawah, aku pilih lukisan sawah jang padinja pun mengombak dan anginnja bertiup. Kalau aku pilih lukis­ an portret, kupilih portret jang ada apinja, ada dajanja, ada greng­ sengnja. Lihatlah Patung Selamat Datang di depan Hotel Indonesia, lihat Patung Pembebasan di depan Hotel Lapangan Banteng, lihatlah Patung Trikora (Pemanah) di depan Istana Merdeka—semuanja dinamis, semuanja vital, semuanja laksana menderu-deru! Jang aku harap adalah agar semua fihak jang berdiskusi berpolemik dan berdebat itu melakukannja demi persatuan, bukan demi perpetjahan, demi pelaksanaan Manipol, bukan untuk njrimpung Manipol. Pertama sekali ada polemik tentang sistim pendidikan, jang tadinja dimulai dengan tuntutan meritul Menteri PDK dan membatalkan Pantjawardhana. Dalam sistim Demokrasi Terpimpin maka Presiden, jang djuga Perdana Menteri meng­ angkat pembantu-pembantunja sendiri. Saja setudju, setudju sekali kepada social control di samping social support dan social participation. Saja sebagai penjambung lidah Rakjat sedia mendengarkan pendapat-pendapat dan saranber­ saran Rakjat. Dan kalau memang ada di antara pembantupem­bantu saja jang anti-Manipol atau Manipolis-munafik, ataupun jang main-mata dengan kaum kontra-revolusioner, kaum reaksioner, kaum pemetjah-belah dan kaum kapitalis birokrasi—Menteri-menteri atau djuga Menko-menko sema­ tjam itu memang patut diritul, dan insja Allah aku zonder ampun akan meritulnja. Tetapi tentang Menteri-menteri/



8/18/2014 9:41:51 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 370



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 370



001/I/14



Menko-menko jang Manipolis, tergantung kepada saja apakah mereka saja perlukan sebagai pembantu atau tidak. Me­ngenai masalah pendidikan, saja sudah meminta DPA mem­beri­kan nasehatnja jang sesuai dengan alam fikiran saja. Pantjawardhana memang sistim pendidikan jang telah saja restui. Adapun pengchususan-pengchususan dalam me­ lak­sanakan sistim itu, ada pengchususan Pantjadharma, ada peng­chususan Islam, ada pengchususan Katolik, ada peng­­ chusus­an Protestan, ada pengchususan Buddha, ada peng­ chusus­ an Hindu-Bali, ada pengchususan Pantjatjinta, dan sebagai­nja, hal ini memang diperkenankan, asal dasar­nja dan isi-moralnja Pantjasila-Manipol-Usdek. Tidak per­ tjuma bahwa lambang nasional kita Bhninneka Tunggal Ika! Aku ingin bahwa dari ke-bhinneka-tunggal-ikaan itu lahir ide-ide, konsepsi-konsepsi, kreasi-kreasi jang hebat sehebat-hebatnja, dan lahir pula putera-putera, patriotpatri­ ot, sardjana-sardjana, seniman-seniman, sasterawansaste­ ra­ wan, ahli-ahli, bahkan empu-empu, jang bisa kita bangga­kan. Di RRT Ketua Mao Tse Tung bersembojan “Biar seratus bunga mekar bersama”. Di sini aku bersembojan: Biar melati dan mawar dan kenanga dan tjempaka dan semua bunga mekar-bersama di tamansari Indonesia! Saja katakan semua bunga,—bukan bilalang, bukan rumput-pahit, bukan kemladean, bukan ganggeng! —bilalang, rumput-pahit, kem­ ladean, ganggeng harus kita tjabut samasekali dari tamansari Indonesia. Ada polemik tentang kebudajaan. Tentang kebudajaan, pendirianku sudah djelas: Berantaslah segala kebudajaan asing jang gila-gilaan! Kembalilah kepada kebudajaan sen­ diri. Kembalilah kepada kepribadian sendiri. Ganjanglah Manikebu, sebab Manikebu melemahkan Revolusi! Kemudian ada polemik tentang partai-partai politik. Memang di dalam Manipol aku berbitjara tentang “sjaitan



8/18/2014 9:41:51 AM



T ahun “V ivere P ericoloso ”



www.boxnovel.blogspot.com 371



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 371



001/I/14



multy­ party system”, tetapi tak pernah aku berkata, aku memusuhi partai-partai politik an sich, bukan sadja karena aku tahu akan djasa partai-partai politik itu sedjak sebelum perang, malahan aku sendiri pernah mendirikan partai politik, pernah mendjadi pemimpin partai politik. Adalah partai-partai politik itu pulalah jang ikut mempersiapkan dan kemudian mengemban Revolusi. Jang tidak aku sukai adalah partai-partai politik jang reaksioner, dan mereka itu sudah kita bubarkan. Dan kalau akan muntjul lagi, akan saja bubarkan pula. Jang tidak aku sukai adalah djuga praktek-praktek jang menunggangi partai-partai politik untuk memperkaja kan­ tong sendiri atau untuk melampiaskan ambisi-ambisi per­ seorangan jang lobatama. Dengan dibubarkannja dua partai politik reaksioner,—Masjumi, PSI—, dan dengan tak dipenuhinja sjarat-sjarat Penpres 7 dan Perpres 13/1959 oleh partai-partai lainnja, maka tinggallah 10 partai politik, jang bukan sadja absah, tetapi djuga didjamin hak hidup dan hakperwakilannja. Sudah tentu, kalau di kemudian hari di antara 10 partai itu ada jang menjeleweng, ada jang mendjadi antiManipol atau mendjadi Manipolis-munafik, atau sudah parah penjakit phobi-phobinja, Presiden/Panglima Tertinggi insja Allah tak akan ajal untuk djuga membubarkan partai-partai jang demikian. Terhadap oknum-oknum jang lewat partaipartai politik menggendutkan kantong sendiri akan diambil tindakan jang tegas. Tetapi tidak hanja jang lewat partaipartai politik sadja! Djuga jang menggendutkan kantong sen­diri lewat “djembatan-djembatan” lain, apakah PDN atau PN atau BPU atau departemen ini atau djawatan itu, djuga mereka ini akan diambil tindakan tegas. Jang berulang-ulang saja tekankan adalah penjederhanaan, bukan pembubaran partai-partai. Seperti pernah saja njatakan melalui wakil Per­dana Menteri/Menteri Luar Negeri Subandrio, saja ber­ pendapat partai-partai politik diperlukan untuk penjelesaian



8/18/2014 9:41:51 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 372



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 372



001/I/14



Revolusi. Sudah tentu, partai-partai politik jang Pantjasilais! Partai-partai politik jang Manipolis-Usdekis! Partai-partai politik jang bergelora NASAKOM. Seperti kukatakan di da­ lam Manipol, jang harus diritul adalah "semua alat-alat perdjoangan, dus bukan hanja partai-partai politik sadja; jang harus diritul adalah semua alat-perdjoangan, ja badan exekutif, jaitu Pemerintah, kepegawaian, dan lain seba­ gainja, vertikal dan horizontal; ja badan legislatif, jaitu DPR; semua alat-alat kekuasaan Negara—Angkatan Darat, Ang­ kat­an Laut, Angkatan Udara, Angkatan Kepolisian; alat-alat produksi dan alat-alat distribusi; semua organisasi-orga­ nisasi masjarakat—partai-partai politik, badan-badan so­ sial, badan-badan ekonomi”. Partai-partai politik, seperti djuga DPR dan beberapa lainnja, sudah mulai diritul, tetapi ritulingnja belum lagi selesai! Bukan sadja di tahun 1959, tetapi sekarang pun saja berkata: “djaga-djagalah—semuanja akan diritul, semuanja akan diordening dan herordening"! Sebab, rituling itu bukan sesuatu jang untuk didjalankan sekali pukul-djadi, bukan! Rituling itu terus-menerus, tak hentihentinja dan takkan ada achirnja, kadang-kadang rituling ketjil, kadang-kadang rituling besar, kadang-kadang rituling jang amat besar. Kalau di dalam Gesuri kukatakan “Revolusi adalah satu rentetan pandjang dari satu konfrontasi ke lain konfrontasi”, maka bisa djuga kukatakan: Revolusi adalah satu rentetan-pandjang dari satu rituling ke lain rituling! Rituling-rituling itu bukan kemauan subjektifku, melainkan kehendaknja hukum Sedjarah dan hukum Revolusi. Aku pada saat ini sudah puas dengan rituling penjederhanaan jang telah kuadakan terhadap partai-partai politik. Jang kuminta adalah agar partai-partai politik itu, seperti kuandjurkan di depan Kongres Purwokerto PNI, melangsungkan satu kom­petisi Manipolis! Ja kompetisi Manipolis. Siapa jang lebih banjak



8/18/2014 9:41:51 AM



T ahun “V ivere P ericoloso ”



www.boxnovel.blogspot.com 373



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 373



001/I/14



dan lebih baik berbuat untuk Tanah Air dan Revolusi,siapa jang lebih banjak dan lebih baik berbuat untuk persatuan nasional revolusioner, siapa jang lebih konsekwen menge­ rah­ kan massa Rakjat untuk mengganjang imperialisme, kolo­nialisme, neo-kolonialisme dan feodalisme,—siapa jang unggul dalam kompetisi Manipolis itu, dialah partai jang paling djempol. Lalu ada polemik tentang pelaksanaan UUPA-UUPBH, terutama tentang aksef (aksi sefihak) kaum tani. Terlebih dulu saja akan mendjawab pengritik-pengritik saja, jang meng­anggap saja telah berbuat “keterlaluan” dengan men­ dudukkan kaum tani sebagai salahsatu sokoguru revo­ lusi, bersama dengan kaum buruh. Tukang-tukang kritik itu rupanja begitu terpisahnja dari hidupnja kaum tani, se­ hing­ ga tak tahu mereka apa jang mendjadi watak kaum tani itu. Kenapa Djarek mengetjam “orang-orang jang djiwanja memang objektif ingin menegakkan kapitalisme dan feodalisme?” Kenapa Djarek menegaskan "tanah tidak boleh mendjadi alat penghisapan” dan menggariskan "tanah untuk tani! Tanah untuk mereka jang betul-betul menggarap tanah”? Kenapa Djarek itu menggariskan pula landreform itu “satu bagian jang mutlak dari Revolusi Indonesia”, “revolusi Indonesia tanpa landreform adalah sama sadja dengan... omong-besar tanpa isi”, dan “djangan hadapi dia (landreform) dengan Komunisto-phobi”? Kenapa? Kenapa? Kaum tani itu objektif membutuhkan tanah garapan, karena kalau tidak menggarap, tidak mengolah tanah, mereka bukan petani. Kaum tani itu wataknja “ngukuhi” tanah garapan— sedumuk batuk senjari bumi. Kaum tani itu memang kaum jang sederhana, bersahadja, tetapi orang akan ketjele kalau mengira kaum tani kita itu dikatakan hanja “tukang nurut” atau “tukang nerimo” sadja. Kaum tani adalah penghasil



8/18/2014 9:41:51 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 374



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 374



001/I/14



pangan kita: beras, polowidjo, djagung, sajur-majur, bahkan djuga daging, telur, buah-buahan, dan lain-lain. Tetapi kaum tani itu mengalami penghisapan dobel: penghisapan dari feodalisme, dan penghisapan dari kapitalisme. Kalau kita mau membaharui Indonesia, kalau kita mau memodernisasi Indonesia, tak boleh tidak kita harus memperhatikan nasib kaum tani. Seperti kukatakan di dalam Resopim; “mengerti Amanat Penderitaan Rakjat berarti mempunjai orientasi jang tepat terhadap Rakjat".Sudah di tahun 1927, perhatikan!: 1927!—di dalam artikelku di dalam “Suluh Indonesia Muda” jang berdjudul “Di manakah tindjumu?”, ketika membahas “problim agraris” dan “terdjadinja kepabrikan” (Industrialisasi), saja berkata, maka kita pertjaja, “bahwa menurut hukum alam, kepabrikan itu pastilah datang”. Sekarang saja tegas-kan, bahwa sjarat untuk industrialisasi adalah dibebaskannja tenaga produktif di desa dan ditingkatkanja dajabeli kaum tani, karena tani itulah achirnja “pasaran” bagi barang-barang hasil industri itu. Inilah sebabnja di depan Depernas pada 28 Agustus 1959, hanja 11 hari sesudah permakluman Manipol, saja katakan “Di dalam taraf pertama perlu kita perhatikan masjarakat desa, karena desa adalah landasan dari masjarakat negara kita”. Dan inilah pula sebabnja pada waktu pentjangkulan pertama Gedung Pola tanggal 1 Djanuari 1960, jang saja komandokan adalah pelaksanaan landreform! Saja tahu bahwa sudah dilakukan usaha-usaha untuk melaksanakan landreform itu, tetapi terus terang sadja: saja belum puas! Banjak saja terima laporan-laporan tentang keseratan-keseratan, kema­ tjetan-kematjetan, malahan tentang sabotase-sabotase terhadapnja. Menteri Pertanian ketika itu sudah mendjandjikan kepadaku waktu 3 tahun buat Djawa-Madura-Bali, dan 5 tahun



8/18/2014 9:41:51 AM



T ahun “V ivere P ericoloso ”



www.boxnovel.blogspot.com 375



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 375



001/I/14



buat daerah-daerah di luarnja. Sekarang kita sudah di tahun ke-4. Pendeknja, setiap usaha untuk mendobrak kematjetan saja setudjui, termasuk prakarsa Menteri Kehakiman untuk membentuk Pengadilan-pengadilan Landreform. Sebab, terus terang sadja saja sudah tidak sranti, saja sudah tidak sabar, saja sudah tidak bisa menunggu lagi: UUPA harus segera selesai dilaksanakan di Djawa-MaduraBali. Untuk daerah-daerah lain saja masih bisa menunggu sampai 1 à 2 tahun lagi. Saja peringatkan bahwa UUPA, djuga UUPBH itu, adalah undang-undang progressif bi­kin­an kita sendiri! Saja tidak mau mendengar edjekan seakanakan “Undang-undang nasional itu diadakan untuk tidak dilak­sanakan”. Maka dari itu saja perintahkan kepada seka­ lian pedjabat jang ada hubungannja dengan pelaksanaan UUPA untuk segera mengadakan perundingan-perundingan dengan kaum tani. Seorang pedjabat, ada baru-baru ini jang mengatakan: “Sadjake Panitia Landreform iki perlu dislentik”. Katanja Panitia Landrefom itu perlu dislentik. Awas, saja tjemas, djangan-djangan nanti kaum tani jang menjlentik pedjabat-pedjabat jang nguler-kambang! Sekali lagi: UUPA harus segera selesai di Djawa-Madura-Bali, sedang untuk daerah-daerah di luarnja saja beri waktu 1 sampai 2 tahun lagi. Apalagi sekarang, kita sudah menegakkan azas berdiri di atas kaki sendiri di bidang pangan, malahan saja ingin jang kita ini setjepat-tjepatnja tidak lagi mengimport beras. Ini bukannja tak ada konsekwensinja. Konsekwensinja ialah peningkatan produksi pangan dan pemimpin-pemimpin organisasi-organisasi tani sudah mengatakan kepada saja, bahwa kalau UUPA dan UUPBH dilaksanakan maka tambah lantjarlah sjarat-sjarat jang diperlukan untuk peningkatan produksi pangan itu. Di dalam “APP” sudah aku katakan:



8/18/2014 9:41:51 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 376



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 376



001/I/14



“Sebagai manusia, petani djuga mempunjai harapan, dan mempunjai pula rasa gembira dan rasa ketjewa. Kaum tani harus jakin bahwa dia bekerdja untuk masa depannja”. Seka­ rang saja berseru kepada kaum tuantanah dan semua sadja jang punja tanah lebih daripada jang dikerjakannja sendiri, supaja mereka djuga mempunjai sedikit perasaan. Anakanak kita bertempur mati-matian menjabung njawa di garis depan mengganjang “Malaysia”, kaum buruh dan pegawaipegawai ketjil harus mengurangi makan beras, mbok kalian djuga berkorban sedikit dengan mengadakan bagihasil panenan jang lebih baik buat penggarap, dan membagikan tanah-lebih kalian kepada penggarap, jang nota-bene bukan dengan tjuma-tjuma, tetapi dengan kompensasi jang harus dibajar oleh bapak-bapak dan ibu-ibu tani. Negara kita tidak merampas milik tanah siapapun! Sedjengkalpun tak ada jang dirampas berdasarkan UUPA! Semuanja dibajar! Djangan kita terperdaja oleh kampanje-bisik-bisiknja kaum reaksioner jang mengatakan, bahwa landreform itu “menjempitkan pe­ mi­likan tanah”. Batjalah kembali Djarek—di sana tegas kuka­ takan, bahwa “Landreform berarti memperkuat dan mem­ perluas pemilikan tanah untuk seluruh Rakjat Indonesia terutama kaum tani”. Kepada jang biasa makan nasi 2 à 3 kali sehari saja serukan: Ubahlah menumu, tjampurlah makananmu dengan djagung, tjantel, ketela-rambat, singkong, ubi, dan lain-lain. Hanja ini jang kuminta—mengubah menu, jang tidak akan merusak kesehatanmu. Bandingkanlah permintaanku ini dengan pesanku kepada pemuda-pemudi kita jang sekarang berada di garis depan untuk menjerahkan segenap raganja, djika perlu djuga segenap djiwanja, kepada urusan kemer­ dekaan, kepada pengganjangan neo-kolonialisme “Malaysia”. Nah, bagaimana sekarang dengan konfrontasi kita terhadap “Malaysia” itu? Tidak bisa kita sekarang ini mem­bi­



8/18/2014 9:41:51 AM



T ahun “V ivere P ericoloso ”



www.boxnovel.blogspot.com 377



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 377



001/I/14



tjarakan “Malaysia” tanpa membitjarakan situasi di Asia Teng­ gara dan di seluruh Asia umumnja. Tidak bisa, saja katakan, karena Asia Tenggara sekarang ini sebenar-benarnja sedang men­ djadi pusat telengnja kontradiksi-kontradiksi dunia. Kon­ tradiksi antara Sosialisme dan kapitalisme terdapat di bagian dunia sebelah sini itu dalam bentuk-bentuk jang tadjam. Djuga kontradiksi antara kerdja dan kapital (arbeid en kapitaal). Kontradiksi jang di dalam Gesuri kunamakan “innerlijke conflicten” daripada imperialisme dunia. Apalagi kon­ tradiksi antara bangsa-bangsa jang baru merdeka, bangsa-bangsa terdjadjah dan setengah-terdjadjah, dengan impe­ rialisme,—di Asia Tenggara sinilah kontradiksi itu paling tadjam. Lagipula, kontradiksi ini, jang penjelesaiannja ber­arti memotong garis-hidup imperialisme dunia, adalah kontradiksi jang paling genting, paling menentukan, di du­ nia kita dewasa ini. Di sampingku sekarang ini, turut menjaksikan ulang­ tahun Revolusi Agustus (jang berarti pula menjaksikan tekad dan semangat revolusioner Rakjat Indonesia) sahabatsaha­batku: Kepala Negara Keradjaan Kambodja Pangeran Norodom Sihanouk, dan Wakil dari Perdana Menteri Republik Rakjat Demokrasi Korea Kim Il Sung. Perdana Menteri Kim Il Sung sendiri sekunjung-kunjung tak dapat datang, karena gentingnja keadaan di daerah Utara kita ini. Tapi lihat: Tamutamu kami ini: Jang satu seorang Pangeran, jang satu seorang Marxis-Leninis. Biarlah kaum imperialis melihat kepada kami bertiga: jang seorang Pangeran, jang seorang lagi MarxisLeninis, jang seorang lagi perasan daripada Nasakom, tetapi ketiga-tiganja patriot, ketiga-tiganja melawan imperialisme! Adakah jang aneh di sini? Tidak! Malahan seandainja tidak ada imperialisme, barangkali kami bertiga ini tidak mun­ tjul bersama di podium sekarang ini. Ja, imperialisme itulah sesungguhnja jang melahirkan kami-kami ini, jang



8/18/2014 9:41:51 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 378



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 378



001/I/14



mendja­ dikan kami-kami ini, jang membentuk kami-kami ini. Memang pendirianku sedjak dahulu kala, ialah, bahwa siapa pun, jang melawan imperialisme adalah objektif se­ o­rang revolusioner. Dalam pergerakan kemerdekaan kita ada intelektuil-intelektuil di samping kaum proletar, dan elemen-elemen ningrat di samping kaum tani, tetapi selama mereka melawan imperialisme, selama itu mereka adalah revolusioner. Demikian djugalah gambaran di Asia ini selu­ ruhnja, malahan djuga di Afrika dan di Amerika Latin. Demikianlah maka Kaisar Haile Selassie dari Abessinia bahumem­bahu dengan Madibo Keita dan Ben Bella, dengan Sekou Toure, dengan Nkrumah, dengan Jomo Kenyata, dengan Gamal Abdel Nasser. Demikianlah maka Arbenz Guzman ber­ gandengan tangan dengan Cheddy Jagan, dengan Fidel Castro. Demikianlah maka Sukarno mendjadi “comrade in arms”nja Ayub Khan dan Sirimavo Bandaranaike, comrade in armsnja Ne Win dan Macapagal, comrade in armsnja Ho Chi Minh dan Mao Tse Tung, comrade in armsnja Norodom Sihanouk dan Kim Il Sung! Di depan pengadilan kolonial di Bandung 34 tahun jang lalu saja katakan: ”Perebutan kekuasaan di Tiongkok inilah kini mendjadi njawa persaingan antara belorong-belorong im­ pe­ rialisme itu, perebutan kekuasaan di Tiongkok itu kini mendjadi pokok politik luar negeri Djepang, Amerika, dan Inggeris”. Tidak sampai 20 tahun sedjak pidato saja itu, Tiongkok mendjadi bebas, mentjampakkan kekuasaan imperialis dari negerinja, dan Rakjat Tiongkok mendjadilah tuan atas rumah dan nasibnja sendiri. Sekarang bukan sadja Tiongkok Rakjat sudah membangun Sosialisme di Asia, tetapi djuga Korea Rakjat dan djuga Vietnam Rakjat, jang Ketua “DPR”nja, Truong Chinh, wakilnja, “Paman Ho”, djuga hadir dalam perajaan hari ini. Dan sekarang djuga



8/18/2014 9:41:52 AM



T ahun “V ivere P ericoloso ”



Koleksi iwan siswo



Bersama Mao Tse Tung di bandara Beijing, 30 September 1956.



www.boxnovel.blogspot.com 379



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 379



001/I/14



Kam­bodja, djuga Indonesia membangun Sosialisme di Asia. Hari ini saja njatakan kepada seluruh dunia, kepada seluruh kawan dan kepada seluruh lawan, bahwa tidak ada sjaitan, tidak ada djin, tidak ada demit jang bisa menghalangi Korea, Vietnam, Kambodja, Indonesia bersahabat dan bersatu dalam perdjalanannja menudju Dunia Baru tanpa exploitation de l’homme par l’homme! Korea, Vietnam dan Indonesia sama-sama membebaskan diri dari imperialisme di bulan Agustus 1945. Kemudian



8/18/2014 9:41:52 AM



P anca A zimat R evolusi



bersama-sama pula kami bertiga mengalami agresi-agresi kolonial kaum imperialis,—Belanda di Indonesia, Perantjis di Vietnam, Amerika di Korea. Tetapi kami tak pernah gentar, kami tak sudi djual kepala. Karena itu kami berikan per­ lawanan di mana kami harus berikan perlawanan. Dengan perdjoangan jang prinsipiil dan konsekwen inilah maka Irian Barat berhasil kita bebaskan tahun jang lalu. Tetapi “Irian Barat”nja Korea dan “Irian Barat”nja Vietnam, jaitu bagianbagian Selatan mereka, kini belum lagi bebas. Beberapa waktu jang lalu saja katakan kepada Nj. Prof. Nguyen Thi Binh dari Front Pembebasan Nasional Vietnam Selatan doa saja, agar Rakjat Vietnam segera bersatu kembali dalam kemerdekaan. Dan serangan Amerika atas Vietnam Utara sekarang inipun, kami kutuk dengan sekeras-kerasnja. Dan aku pun mendoakan Korea lekas bersatu kembali dalam kemerdekaan.



Pada Kunjungan Kedua ke RRC, 13 Juni 1961, Sukarno berbincang-bincang lagi bersama Mao Tse Tung.



www.boxnovel.blogspot.com 380



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 380



001/I/14



commons wikimedia



8/18/2014 9:41:52 AM



T ahun “V ivere P ericoloso ”



www.boxnovel.blogspot.com 381



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 381



001/I/14



Tetapi apakah dengan bebasnja Irian Barat, Republik Indonesia sudah aman dan bebas dari antjaman-antjaman impe­ rialis? Tidak, djauh daripada itu! “Malaysia” masih “dipasang” di depan pintu kita, “Malaysia” masih membentang di muka rumah Republik Indonesia, sebagai andjing-pendjaga dari­ pada imperialisme. Pakta-pakta militer jang ada di seputar kita baru-baru ini pun ikut-ikut pula membitjarakan soal kita, tapi zonder seizin kita! Kita dikepung terangterangan oleh kaum imperialis dari segala djurusan! Tetapi kita tidak gentar, kita tidak takut. Memang, saudara-saudara, djangan gentar, djangan takut! Berdjalanlah terus, hantamlah terus, ganjanglah terus “Malaysia” itu meski ia ditolong dan dibantu oleh sepuluh imperialis sekalipun! Di Kambodja aku menjaksikan sendiri bagaimana suatu negara imperialis jang besar mentjoba menggertak-gertak Peme­ rintah Kambodja jang ketjil, dan melakukan segala usaha untuk menundukkan Kambodja itu. Tetapi dasar Pange­ran kita ini Pangeran Patriot Besar: Beliau pun, seperti kita, menerima tantangan imperialis itu dengan “Ini dadaku, mana dadamu!” Beliau pun, seperti kita, menerima tantangan imperialisme itu dengan utjapan “Go to hell with your aid!”. Di Laos kaum imperialis mengindjak-indjak Persetudjuan Djenewa dengan seenak perutnja sadja, seakan-akan sudah tak ada norma-norma lagi dalam hubungan-hubungan inter­ na­ sional, seakan-akan sudah tak ada lagi aturan-aturan, seolah-olah tak ada moral! Atau memang begitulah “moral”nja impe­rialisme! Saja berkata: Hanja kalau kaum imperialis meng­hentikan tjampur-tangannja di sana, hanja kalau mereka menarik semua tentaranja dari sana, hanja kalau mereka meng­hormati Persetudjuan Djenewa, baru suatu Pemerintah jang benar-benar netral, bersatu dan demokratis bisa dibentuk di Laos itu. Dan menjambut usul Pangeran Souphanouvoung:



8/18/2014 9:41:52 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 382



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 382



001/I/14



kalau perundingan di antara tiga golongan Laos (kiri, netralis dan kanan) mau diselenggarakan di Djakarta,—silahkan, kita akan senang menerima perundingan di Djakarta itu!. Di Vietnam Selatan, nasib jang tempo hari dialami oleh Djenderal Lattre de Tassigny kini rupanja sedang menimpa djenderal-djenderal lain, djenderal-djenderal dari negara jang lain, tetapi nasibnja kiranja setali-tiga-wang. Menurut ponden perang berbangsa Australia jang terkenal, kores­ Wilfred Burchett, jang bukunja baru-baru ini saja batja, berdjudul “The Furtive War” atau “De Heimelijke Oorlog”, maka geriljawan-geriljawan tani di Vietnam Selatan itu, ter­utama di Delta Mekong, jang “mempersendjatai dirinja dengan sendjata-sendjata AS jang paling modern dan dilatih, setidak-tidaknja setjara tak langsung, oleh instruktor-ins­ truk­ tor AS, tergolonglah “pedjoang-pedjoang gerilja jang paling berpengalaman di dunia”. Barangkali kaum imperialis boleh menghibur dirinja sendiri dengan kenjataan bahwa setidak-tidaknja mereka dikalahkan oleh bukan sembarang gerilja, tetapi oleh geriljawan-geriljawan jang benar-benar djempolannja geriljawan! Sekarang Amerika malah menjerang Vietnam Utara! Rakjat Vietnam sudah barang tentu akan melawan matimatian, sebagaimana mereka dulu melawan mati-matian kepada serangan-serangan imperialisme Perantjis. Simpati kita tanpa tedeng-aling-aling berada di fihak Vietnam Utara itu. Tak habis-habisnja saja katakan, bahwa tjampurtangan luar negeri di Asia tak akan dapat memetjahkan persoalanper­soalan Asia. Sukarno-Macapagal telah dengan tegas me­ nga­ takan bahwa soal-soal Asia harus diselesaikan oleh bangsa-bangsa Asia sendiri. “Asian problems to be solved by Asians themselves”! Sebaiknja semua tentara-tentara asing di Asia itu harus keluar sadja dari Asia, pulang sadja ke negerinja masing-masing selekas mungkin!



8/18/2014 9:41:52 AM



T ahun “V ivere P ericoloso ”



www.boxnovel.blogspot.com 383



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 383



001/I/14



Sebab-musababnja kita hendak mengganjang “Malaysia”, sudah sering saja paparkan di muka umum. Pengindjakindjak­an Manila-Agreement oleh Tengku, kepalsuan pe­nje­ lidikan Michelmore, gegabahnja U Thant atas dasar Michel­ more itu, fait accompli proklamasi “Malaysia” pada 16 Sep­tember 1963 sebelum “penjelidikan” Michelmore selesai, dan lain-lain sebagainja, sudah tjukup luas saja pidatokan di mana-mana. Tetapi jah, masih djuga ada fihak jang belum mengerti mengapa Republik Indonesia as a matter of principle berkonfrontasi terhadap “Malaysia” dan masih sadja ada jang dengan tjara ini atau tjara itu memberikan sokongannja kepada neo-kolonialisme “Malaysia” itu. Saja membatja misalnja baru-baru ini lampiran salah satu badan PBB, dan di sana dikatakan bahwa “per capita income” dari penduduk “Malaysia” itu “lebih tinggi” daripada di Indonesia. Bermatjam-matjam memang tjaranja orang membatja statistik! Kalau statistik PBB itu didjual kepada orangorang jang bodoh dan goblok, tentu sadja ia bisa laku. Tetapi kepada kita! Dikatakan di dalam laporan itu: “Penduduk” “Malaysia”? Penduduk jang mana? Ja, penduduk jang mana? Penduduk pribumikah? Penduduk djelata Melajukah? Berapa puluh prosen dari “national income” itu jang ditjaplok oleh radja-radja Melaju dan kapitalis-kapitalis Kuomintang, dan bebe­ rapa prosen sadja jang mendjadi bagiannja Rakjat Mela­ju djelata? Lagipula, kalau ada “Kemakmuran” tetapi tidak ada kemerdekaan dan tidak ada demokrasi, maka itu namanja “kemakmuran”nja kolonialisme, itu tandanja kolo­ nialisme tulen, itu buktinja kolonialisme mentah-mentah dan telandjang. Perlawanan di Malaja-Singapura hari ini belum hebat, bukan karena Rakjat tak mau melawan, tetapi karena mereka habis ditindas setjara bengis, kedjam, biadab oleh kaum kolo­nialis Inggeris dengan abdidalem-abdidalemnja seperti



8/18/2014 9:41:52 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 384



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 384



001/I/14



Tengku, seperti Razak, seperti Kai Boh, seperti Gazali, dan lain-lain sebagainja. Laginja, kalau hari ini perlawanan itu belum hebat, siapa berani bilang bahwa besok dia tidak akan hebat? Lihatlah pedjoang-pedjoang Kalimantan Utara, jang sedjak Proklamasi 8 Desembernja tahun 1962 melakukan perdjoangan bersendjata jang bekerdja sama dengan suka­ relawan-sukarelawan Indonesia, dan jang benar-benar meng­ kalangkabutkan strategi dan taktik-taktik militer Inggeris dan antek-anteknja. Merdeka-tidaknja sesuatu negeri, selain bisa dilihat dari struktur ekonominja, dari politik dalam dan luar negerinja, dan sebagainja, djuga bisa dilihat dari kwalitet penguasapenguasanja. Negeri jang diperintah oleh kompradorkomprador imperialis tak mungkin negeri jang merdeka! Ambil­lah misalnja Konggo. Kalau tempo hari kita pergi ke Konggo, dan kita lihat jang berkuasa di sana Patrice Lu­ mumba, jang bukan sadja bukan komprador, tetapi seorang patriot besar, maka itu sudah pertanda Konggo merdeka. Tetapi kalau sekarang kita ke sana dan ternjata Tsombe jang berkuasa,—sebangsa dulu di sini misalnja, Kartalegawa atau dr. Mansjur—, orang gila mana mau pertjaja negeri itu merdeka? Tengku Abdulrachman adalah tulen antek imperialis jang demikian itulah. Antek imperialis, seperti baru-baru ini kunjatakan di depan Kongres IPPI. Waduh suaranja, geledek kalah dengan suara Tengku Abdulrachman! Dengan angkuh ia berkata: Malaysia is there to stay, whether you like it or not. Take it, or leave it!” (“Malaysia sudah ada, orang senang atau tidak senang. Kalau senang, terimalah. Kalau tidak senang, biarkanlah”). Sama sombongnja dengan suara antek-antek jang lain. Tapi... sebaik-baik nasib antek, nasibnja tidaklah lebih daripada nasib antek! Lupakah kita kepada Syngman Rhee



8/18/2014 9:41:52 AM



T ahun “V ivere P ericoloso ”



www.boxnovel.blogspot.com 385



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 385



001/I/14



jang kemudian “dikorbankan” oleh tuan-tuannja? Lupakah kita kepada Ngo Dien Diem, jang kemudian “direlakan” oleh madjikan-madjikannja? Untuk memakai expresi Amerika: antek-antek itu seperti “paper tissues which one uses once and then throws away”. “Dipakai satu kali sadja, kemudian dibuang lagi sebagai sampah”. Kepada Pemerintah Inggeris ingin saja andjurkan untuk bersikap agak realistis. Kalau Sultan Brunei pun tak mau tunduk kepada “Malaysia” apa lagi Rakjat-rakjat Kalimantan Utara! Daripada meneruskan penindasan terhadap Rakjat Kalimantan Utara dengan risiko akan kehilangan segalagalanja, tidakkah lebih baik bagi Inggeris untuk memahami per­ obahan-perobahan dan pergolakan-pergolakan jang sedang terdjadi di bagian dunia ini? Pemerintah Inggeris pernah berunding dengan Azahari. Alangkah baiknja apabila sekarang Pemerintah Inggeris membuka lagi perundingan dengan Azahari, djurubitjara Rakjat Kalimantan Utara itu! Achirnja saja harus mengutjapkan beberapa patah pula ke alamat pemerintah Amerika Serikat. Ini di luar kemauan saja, dan seandainja tidak ada Komunike Bersama JohnsonTengku, maka kata-kata saja ini takkan pernah saja utjapkan. Hasrat bersahabat dari fihak Indonesia terhadap Amerika Serikat sudah djelas sekali. Bahkan sesudah pertjobaan pendaratan Armada ke-VII ke Pakanbaru, bahkan sesudah pem­boman-pemboman oleh Alan Pope, bahkan sesudah peng­ hinaan-penghinaan oleh Avery Brundage, bahkan sesudah tingkahlaku jang tak patut dari Michelmore, Pemerintah Republik Indonesia masih bersedia memaafkan kedjadiankedjadian itu. Tetapi seperti baru-baru ini diterangkan oleh Wakil Perdana Menteri/Menteri Luar Negeri Subandrio— soal hubungan RI-AS tidak semata-mata bergantung kepada Republik Indonesia, soalnja djuga bergantung dan terutama



8/18/2014 9:41:52 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 386



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 386



001/I/14



bergantung kepada Pemerintah Amerika Serikat. Sudahkah Pemerintah Amerika Serikat berfikir masak-masak berkalikali sebelum membubuhkan tandatangannja kepada Komu­ nike Bersama Johnson-Tengku jang penuh dengan kata-kata hostile, kata-kata permusuhan, terhadap Republik Indonesia itu? Sudahkah mereka memikirkan akan akibat-akibatnja? Tidakkah mereka ingat akan kearifan-tua, tidakkah mereka ingat kepada oude wijsheid, bahwa menjakiti hati adalah mudah, tetapi menjembuhkannja adalah sulit? Dengan pe­ ra­ saan berat saja harus mengatakan, bahwa Komunike Ber­­ sama Johnson-Tengku itu benar-benar keterlaluan. Benar-benar di luar batas! Pemerintah Amerika Serikat seha­ rusnja menarik peladjaran dari politiknja selama ini jang mengutamakan Taiwan daripada Tiongkok. Tepat 40 tahun jang lalu administrasi Calvin Coolidge mengakui Uni Republik-Republik Sovjet Sosialis. Kenapa 40 tahun sesudah itu administrasi Amerika Serikat belum djuga mau mengakui RRT, dan masih mempreferir Taipeh daripada Peking? Seka­ rang dengan Komunike Bersama Johnson-Tengku itu malahan nistrasi Johnson mempreferir “Malaysia” daripada admi­ Republik Indonesia. Saja tahu apa alasan jang akan mereka berikan! Tempo hari, ketika kita melantjarkan Trikora, mereka mengatakan “baik Belanda maupun Indonesia sahabat kami”. Sekarang di waktu Dwikora ini, tentulah mereka mengatakan “baik Malay­sia maupun Indonesia sahabat kami”. Tetapi, maaf, tuan-tuan—dalam hal “Malaysia” kami tak bisa menerima kompromi, apalagi kompromi jang tidak manis terhadap kita ini. Tidak mungkin persahabatan dengan blik Indonesia disatunafaskan dengan persahabatan Repu­ dengan “Malaysia”! Apalagi, djika diteliti kalimat-kalimat dan kata-kata dan semangat Komunike Bersama Johnson-Tengku



8/18/2014 9:41:52 AM



T ahun “V ivere P ericoloso ”



www.boxnovel.blogspot.com 387



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 387



001/I/14



itu! To be frank; neither the wording nor the spirit is friendly! Baik kata-katanja maupun semangatnja, tidaklah manis. Tetapi saja tandaskan di sini, bahwa kami tidak gentar oleh Komunike Bersama Johnson-Tengku itu! Kami hanja mau menandaskan, bahwa, kalau sampai buruk hubungan RI-AS, maka sebab-sebabnja tidak terletak pada Republik Indo­nesia, seperti buruknja hubungan Kambodja-Amerika Serikat, sebab-sebabnja pun tidak terletak pada Kambodja. Pangeran Norodom Sihanouk sendiri baru-baru ini menulis kepada Redaksi “Time”, Amerika: “What do you reproach me with, exactly? Not to have abased myself before the dollar? To have succeeded, where so many others in this troubled region have failed? With providing my enslaved Asian brethren with a ‘bad example’ by my pride, patriotism and independence? With placing the interests of Washington after those of my country?” (“Karena apakah sebenarnja kalian mentjela saja? Karena tidak mau menghinakan diri di hadapan dollar? Karena telah berhasil, sedang begitu banjak orang lain di daerah jang keruh ini telah gagal? Karena memberikan ‘teladan jang buruk’ bagi saudara-saudara Asia jang diperbudak, teladan dengan kehormatan, patriotisme dan kemerdekaan kami? Karena menempatkan kepentingan-kepentingan Washington di belakang kepentingan-kepentingan negeri saja sendiri?). Demikian dikatakan oleh Pangeran Norodom Sihanouk. Ada lagi satu tjontoh: Tjukup banjak sikap Pemerintah Perantjis jang tak saja setudjui, tetapi orang, bagaimanapun, toh harus mengakui bahwa Djenderal De Gaulle men­dja­ lankan politik jang ada mengandung realiteitszin. Pem­bu­ kaan hubungan diplomatiknja dengan RRT, usulnja untuk menetralisasikan Vietnam Selatan, dan inisiatif-inisiatifnja jang lain, membuktikan adanja pemikiran jang lain, mem­ buktikan adanja pemikiran jang tidak konventionil. Seperti



8/18/2014 9:41:52 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 388



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 388



001/I/14



dikatakan oleh René Dabernat dalam “Le Combat”; “De Gaulle has launched a frontal attack against the wall of silence, of conformity, of habit”.... Sesungguhnja, sedjak Perang Dunia II terlalu sering, bahkan hampir selalu, pemerintah-pemerintah kapi­talis jang non-AS seperti dikungkung oleh tembok ke­ bung­keman (tidak membantah), tembok keseragaman (tak berani lain), dan tembok kebiasaan (tak pernah setjara orisinil mengorientasi ke Asia atas dasar baru). Lihat! Kami Indonesia sekarang memperbaharui hu­ bungan-hubungan kami dengan Belanda. Dari fihak kami, kami menundjukkan tjukup kesediaan dan kemauan baik, selama hubungan baik itu diletakkan di atas dasar persamaan deradjat. Kami bukan bangsa pendendam, kami bukan bangsa jang berhati batu, tetapi djanganlah sekali-kali melukai hati kami lagi. Saja kira tak bisa dibajangkan sikap jang lebih masuk-akal daripada sikap kami ini! Seperti saja njatakan di depan PBB: “Kami tidak berusaha mem­ pertahankan dunia jang kami kenal; kami berusaha membangun suatu dunia jang baru, jang lebih baik!... Seluruh dunia ini merupakan suatu sumber tenaga Revolusi jang besar, suatu gudang mesiu revolusioner jang amat luas”! Saudara-saudara! Masih banjak persoalan-persoalan jang harus kita tanggulangi, soal-soal nasional maupun nasional. Terutama penanggulangan ekonomi masih inter­ menuntut banjak peluh-keringat dari kita. MMAA II, sebagai pengembangan daripada Konferensi Bandung, telah merumuskan dengan baiknja keharusan setiap negara Asia-Afrika untuk berdiri di atas kaki sendiri dalam ekonomi, bebas dalam politik, berkepribadian dalam kebudajaan. Saja teringat akan apa jang dikatakan Perdana Menteri Kim Il Sung di tahun 1947: “In order to build a democratic state, the foundation of an independent economy of the



8/18/2014 9:41:52 AM



T ahun “V ivere P ericoloso ”



Sukarno, mungkin sekitar 1940-an.



www.boxnovel.blogspot.com 389



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 389



001/I/14



nation must be established.... Without the foundation of an independent economy, we can neither attain independence, nor found the state, nor subsist”. "Untuk membangun satu Negara jang demokratis, maka satu ekonomi jang merdeka harus dibangun. Tanpa ekonomi jang merdeka, tak mungkin kita mentjapai kemerdekaan, tak mungkin kita mendirikan Negara, tak mungkin kita tetap hidup”. Sekarang Korea-nja Kim Il Sung sudah sepenuhnja me­ me­tjahkan masalah sandangpangan, produksi padinja sadja 400 kg lebih per kapita pertahun, dan dari negara agrarisin­­dus­triil sekarang Korea Kim Il Sung sudah mendjadi ne­ ga­ra industriil-agraris. Inilah kondisinja, maka Korea itu se­ tjara politik maupun kebudajaan tidak tergantung kepada siapapun. Indonesia tak mau berdiri di belakang! Indonesia mau berdiri di barisan depan dalam merealisasikan azas MMAA II itu! Dari sinilah keterangannja mengapa, sekalipun saja tahu banjak kesulitannja untuk berdiri di atas kaki sendiri dalam hal sandangpangan, saja sudah bertekad untuk setjepat mungkin tidak mengimport beras lagi.



Bung Karno inspeksi Angkatan Perang Republik Indonesia



commons wikimedia



8/18/2014 9:41:52 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 390



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 390



001/I/14



Sedjak 17 Agustus 1964 ini saja menghendaki kita tidak akan membikin kontrak baru lagi pembelian beras dari luar negeri! Saja minta saudara-saudara seka­lian mem­ bantu usaha ini. Selain melaksanakan UUPA-UUPBH, selain membasmi hama tikus dan hama-hama lain, selain mem­ berantas segala pemborosan, segala pentjoleng-pen­tjo­leng kekajaan negara dan segala pengatjau-pengatjau ekonomi— kalau perlu dengan menembak mati mereka itu!—, maka saja minta saudara-saudara berkorban pula di atas lapangan makanan ini. Produksi beras kita sebenarnja sudah tjukup! Tetapi kenapa kita harus membuang devizen 120 à 150 djuta dollar tiap-tiap tahun untuk membeli beras dari luar negeri? Kalau $150.000.000 itu kita pergunakan untuk pembangunan, alangkah baiknja hal itu! Tambahlah menu-berasmu dengan djagung, dengan ubi, dengan lain-lain! Djagung adalah makan­ an sehat, katjang adalah makanan sehat, singkong dengan daunnja adalah makanan sehat. Tjampur menumu, tjampur mu! Saja sendiri sedikitnja seminggu sekali makan menu­ dja­­gung, dan badanku, lihat!, adalah sehat. Marilah kita ber­ korban sedikit, sebagaimana sukarelawan-sukarelawati kita djuga sedia berkorban! Tjiri dari ekonomi kolonial adalah ketergantungan dalam banjak hal, termasuk pangan, dan sebaliknja jang diutamakan oleh ekonomi kolonial adalah bahan-bahan-export, umumnja bahan mentah. Dekon menghendaki perombakan ekonomi kolo­nial itu! Dekon dengan tegas menggariskan bahwa per­ tanian itu dasar, dan industri itu tulangpunggung. Seperti sudah saja katakan di depan tadi, maka perobahan pertanian atau perobahan agraris itu merupakan sjarat bagi “kepabrikan”, jaitu bagi industrialisasi. Inilah redenasinja, inilah rationja, mengapa di dalam Djarek kukatakan bahwa keputusan untuk mengadakan Landreform itu diliputi oleh



8/18/2014 9:41:52 AM



T ahun “V ivere P ericoloso ”



commons wikimedia



Sukarno, mungkin sekitar 1950-an.



www.boxnovel.blogspot.com 391



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 391



001/I/14



semangat “foreseeing ahead”, jaitu semangat telah “melihat lebih dulu”. Sebaliknja, menolak Landreform, jang dalam djang­ka pandjang berarti pula menolak industrialisasi, me­ nan­dakan pandangan jang tjupet, jang tjetek, jang sempit, jang dangkal, jang bodoh! Mengenai perusahaan-perusahaan modal Inggeris jang telah diambil-alih oleh kaum buruh dan kini mulai diku­ asai oleh Pemerintah, baiklah saja tegaskan bahwa pada dasarnja dan pada achirnja tidak boleh ada modal imperialis jang beroperasi di bumi Indonesia. Modal imperialis jang masih beroperasi di sini harus tunduk sepenuhnja kepada perundang-undangan nasional Indonesia. Modal ex-Inggeris itu akan dikuasai sepenuhnja oleh Pemerintah. Sudah tentu pro­­sedurnja bisa bermatjam-matjam, bisa nasionalisasi dengan kompensasi, bisa djuga konfiskasi tanpa kompensasi. Dja­lan mana jang akan harus ditempuh, ini bergantung pada sikap Inggeris terhadap pembubaran “Malaysia”. Belakangan ini djuga ada diskusi mengenai nationbuilding dan character-building. Kita semua boleh bergembira



8/18/2014 9:41:52 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 392



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 392



001/I/14



bah­wa setelah “PRRI-Permesta” kita tumpas, sukuisme-da­ erah­isme-provinsialisme sudah sangat berkurang. Djuga se­ sudah rasialisme 10 Mei tahun jang lalu kita tindak, maka rasi­ alisme itu—sekalipun masih latent—tidak akut lagi. Se­perti saudara-saudara sekalian tahu, jang selalu saja impi-impi­ kan adalah kerukunan Pantjasilais-Manipolis dari segala suku­bangsa, segala agama, segala aliran politik, segala kepertjajaan. Kerukunan dari segala suku, artinja termasuk suku-suku peranakan atau keturunan asing,—Arabkah dia, Europakah dia, Tionghoakah dia, Indiakah dia, Pakistankah dia, Jahudikah dia. Untuk mentjapai ini saja mengandjurkan integrasi maupun asimilasi kedua-duanja. Djuga dalam hal ini kita tak bisa sekedar memenuhi keinginan-keinginan subjektif kita. Kita harus tahu hukum-hukumnja! Tak bisa misalnja kita—djangankan 1-2 generasi, 10 generasi pun tak bisa—meniadakan “rahang Batak”, atau “sipit Tionghoa”, atau “mantjung Arab”, atau “lidah Bali”, atau “kuninglangsat Menado”, atau “ikal Irian”, dan sebagainja. Memang bukan ini jang mendjadi soal! Jang mendjadi soal ialah: bagaimana membina kerukunan, membina persatuan, membina Bangsa, di antara semuanja, dan dari semuanja. Untuk mentjapai hal ini, maka di samping tiap-tiap suku memberikan sum­ bangan-sumbangan positif, tiap-tiap suku djuga harus mene­rima sumbangan-sumbangan positif dari suku-suku lain. Pendeknja, semua suku harus mengintegrasikan diri mendjadi satu keluarga besar Bangsa Indonesia. Bhinneka tunggal ika harus kita fahami sebagai satu kesatuan dialektis! Jang terpenting adalah mengikis habis sisa-sisa rasialisme. Oleh sebab itulah saja perintahkan kepada Pengadilan untuk mempertjepat pemeriksaan perkara-perkara rasialisme, jang hanja membikin malu kita sadja sebagai bangsa di hadapan manusia di dunia ini.



8/18/2014 9:41:52 AM



T ahun “V ivere P ericoloso ”



www.boxnovel.blogspot.com 393



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 393



001/I/14



Mengenai soal-soal internasional, jang terpenting rasanja adalah KAA II jang akan datang. Kita senang sebanjak mung­ kin tenaga revolusioner-progressif tergabung dalam KAA itu. Perdjoangan berarti menghimpun se­banjak mungkin tenaga dalam perjdoangan itu. Djuga dalam perdjoangan anti-imperialisme, negara-negara Asia-Afrika harus meng­ usahakan “samenbundeling van alle revolutionnaire krach­ ten”. “Samenbundeling van zoveel mogelijk alle revo­ lu­ tion­naire krachten”. Saja mengharap, bahwa soal peserta Kon­ ferensi A.A. tidak menimbulkan perpetjahan dalam kalang­ an kekuatan-kekuatan revolusioner-progressif. Saja akan sangat prihatin melihat perpetjahan di kalangan blok revo­ lusioner-progressif, oleh karena hal itu merugikan solidaritas kekuatan-kekuatan jang menentang kolonialisme dan imperialisme. Saja sungguh-sungguh minta perhatian dari semua kekuatan revolusioner-progressif, djangan sam­ pai perbedaan pendirian di kalangan mereka, merugikan kepada perdjoangan-umum menggempur kolonialismeimpe­rialisme itu! Mengenai “KTT non-Blok”, saja tak merasa perlu me­ nambahkan apa-apa lagi sesudah statement Wakil Perdana Menteri/Menteri Luar Negeri Subandrio di depan DPR-GR jang saja setudjui sepenuhnja. Saja gembira sekali menjaksikan bahwa persatuan negara-negara Afrika semakin tergalang, dan saja menjambut-baik keputusan KTT mereka baru-baru ini, jang, sesuai dengan mandat jang diberikan oleh MMAA II, menetapkan Aldjazair sebagai tempat KAA II tahun depan. Ja, pohon Semangat Bandung akarnja sudah semakin masuk-tanah! Daunnja semakin rindang! Bunganja semakin semarak! Buahnja semakin banjak dan lezat! Solidaritas Asia-Afrika sudah bertambah kokoh, dan ini merupakan gunung­karang jang membikin kandasnja setiap pertjobaan



8/18/2014 9:41:52 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 394



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 394



001/I/14



reaksioner dan kontra-revolusioner dari “nekolim”. (Ini singkatan Djenderal Yani untuk neo-kolonialisme, kolo­ ni­ alisme, dan imperialisme). Bukan sadja solidaritas Asia-Afrika kian kokoh, tetapi djuga solidaritas nefo, solidaritas New Emerging Forces, jang melingkupi tritunggal negara-negara sosialis, negaranegara jang baru merdeka, dan kekuatan progressif di negara-negara kapitalis, solidaritas Nefo ini pun makin men­ djelma, makin tumbuh, makin kokoh. Ketika saja men­koreksi teori “tiga kekuatan dan kekuatan ketiga”, dan melantunkan teori nefo kontra oldefo, ada orang-orang, malahan ada seba­ gian di antara kawan-kawan kita sendiri, jang tidak segera mengertinja, dan mengira bahwa teori nefo itu “ tidak ada isinja”. Dasar mereka orang-orang jang tak mempunjai penglihatan sedjarah! Orang-orang jang tak mem­punjai His­ toris Inzicht! Sekarang bukan sadja Ganefo I sukses besar, tetapi ofenssif nefo di bidang politik, ekonomi, kultur dan militer mentjapai kemenangan-kemenangan dari hari ke hari pada skala internasional. Angan-angan Indonesia untuk mengadakan Konferensi New Emerging Forces, jaitu Conefo, dengan demikian meningkat akan mendjadi realitet, meski bagaimanapun fihak imperialis akan menghalang-halanginja! Arus Sedjarah tak dapat dibendung oleh siapa pun djuga, tidak oleh dewa-dewa di kajangan sekalipun! Memang ada pokal jang matjam-matjam dari kaum imperialis itu: di Brazilia pemerintah Goulart mereka guling­ kan; terhadap Kuba terus-menerus mereka lantjarkan serangan-serangan; di Konggo mereka dudukkan Tsombe; ke Asia Tenggara mau mereka tumplekkan seperempat-djuta tentara asing. Tetapi semua ini bukanlah arus-pokok Sedja­ rah! Semua ini adalah arus-balik sedjarah, jang dus hanja berwatak sementara, dan takkan tahan akan seretannja arus-



8/18/2014 9:41:52 AM



T ahun “V ivere P ericoloso ”



www.boxnovel.blogspot.com 395



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 395



001/I/14



jang-pokok. Pasti ia akan hanjut, pasti ia akan tenggelam! Pasti!, seperti pastinja matahari terbit-lagi di hari besok! Brazilia dibegitukan, Kuba dibegitukan, Konggo dibe­gi­ tukan, sebagian dari Asia Tenggara dibegitukan,—saja per­ i­ngat­kan kepada kaum imperialis manapun: djangan men­ djamah wilajah Republik Indonesia, djangan mendjamah! Pemerintah dan Rakjat Indonesia tak akan membiarkan sedjengkal pun tanah-tumpah-darahnja diindjak oleh musuh! Djanganlah kalian tjoba-tjoba mengganggu Banteng Indonesia! Di lain tempat kalian toh sudah kuwalahan menghadapi rakjat-rakjat jang membela tanah-airnja, apalagi kalau kalian menghadapi 103 djuta Rakjat Indonesia jang bersemangat Banteng, dan menghadapi AL-AU-AD-AK Indonesia jang terkuat di Asia Tenggara, jang berkobar-kobar semangat patriotiknja, jang bersama Rakjat sudah pernah mengusir tentara Djepang, mengusir tentara Inggeris, mengusir tentara Belanda, dan sudah pernah menghantam remukredam-hantjur-lebur “DI-TII” dan “PRRI-Permesta” dengan semua begundal-begundalnja! Ja, saudara-saudara, kita ini sekarang sedang dikepung! Tetapi kepadamu, kepada segenap bangsa Indonesia kuse­ rukan, agar mengasah dan terus mengasah keris tjinta-tanah­ airmu, mempertadjam dan terus mempertadjam ren­tjong ke­waspadaanmu, menempa dan terus menempa godam per­ satuanmu. Kita mempunjai Manipol, kita mempunjai Pan­ tjasila, sendjata ampuh persatuan revolusioner Indo­nesia. Gunakanlah sendjata ini untuk mentjegah setiap per­ petjahan nasional, dan konsentrasikanlah segala kekuatan nasional. Achirilah segala phobi-phobian, hentikanlah djegaldjegalan dan srimpung-srimpungan, tulislah di atas pandjimu “NASAKOM” dan sekali lagi “NASAKOM”, kembangkanlah daja-initiatif dan daja-kreatifnja massa Rakjat, terutama



8/18/2014 9:41:52 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 396



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 396



001/I/14



massa Rakjat jang terorganisasi dan jang bernaung di bawah pandji-pandjinja Front Nasional. Kepada sukarelawan-sukarelawan dan sukarelawatisukarelawati kukomandokan, agar menunaikan segala tugas nasional-patriotikmu dengan semangat berkorban jang setinggi-tingginja, dan agar memberikan andil yang sebesarbesarnja, kepada perdjoangan besar, kepada perdjoangan sutji kita mengganjang neo-kolonialisme “Malaysia”! Kepada seluruh Rakjat, kepada Angkatan Bersendjata, kepada semua alat negara, kepada semua alat Revolusi, kuse­ rukan untuk merapatkan barisan, senantiasa siap-siaga dan bersatu di bawah Bendera Revolusi. Ja! Di bawah Bendera Revolusi, bukan di bawah bendera kompromi atau bendera liberal, di bawah Bendera Revolusi Indonesia, Revolusi kita, Revolusi demokrasi-sosialis, Revolusi jang harus kita gelo­ rakan terus, Revolusi jang harus makin madju dan makin memuntjak! Karena itu kita harus mendjaga djangan Revolusi kita itu mati. Karena itu sembojan kita ialah RESOPIM. Ja!, Revolusi, sekali lagi Revolusi! Tadi telah kukatakan: Beri ia romantik. Beri ia dinamik. Beri ia dialektik. Djangan ia mandek. Teruslah ia madju! Teruslah ia Revolusi! Teruslah ia progressif. Kepro­ gressifan adalah sjarat-mutlak bagi sesuatu Revolusi Modern di abad ke-XX. Ingat! Revolusi kita bukan revolusi abad XVII, tetapi Revolusi abad XX! Segala apa jang saja sebagai Pemimpin Besar Revolusi pimpinkan kepada Revolusi, adalah pentjerminan daripada progressifitetnja Revolusi Indonesia. Tidak ada satu hal dalam pimpinan saja itu jang konservatif, tidak ada satu hal jang “mandek”, tidak ada satu hal jang tidak-progressif. Unsur-unsur keprogressifan itu terdapatlah di semua lapisan masjarakat Indonesia. Ada di kalangan Agama. Ada



8/18/2014 9:41:52 AM



T ahun “V ivere P ericoloso ”



www.boxnovel.blogspot.com 397



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 397



001/I/14



di kalangan nasionalis. Ada di kalangan sosialis-komunis. Bukan? Agama menghendaki socio-nasionalisme dan sociodemokrasi. Sosialis-komunis menghendaki kemerdekaan dan sosialisme. Ketiga-tiganja dus mengandung keprogressifan. Karena itu, maka NASAKOM adalah keharusan-progressif daripada Revolusi Indonesia. Siapa anti NASAKOM, ia tidak progressif! Siapa anti NASAKOM, ia sebenarnja adalah memin­tjangkan Revolusi, mendingklangkan Revolusi! Siapa anti NASAKOM, ia tidak-penuh-revolusioner, ia bahkan adalah historis kontra-revolusioner! Dan segala apa jang saja namakan unsur Revolusi itu,— romantikkah, dinamikkah, dialektikkah, progressifitetkah, kemer­ dekaankah, kegotong-rojongankah, ke Nasakoman­ kah,—semua itu harus hidup di kalangan Rakjat, berkobarkobar di dalam kalbunja Rakjat, berdentam-dentam di dalam fikirannja Rakjat, mengelektrisir sekudjur tubuhnja Rakjat. Rakjat Indonesia harus sadar-politik dan sadar-revolusi. Sadar! Ja, sadar! Rakjat Indonesia harus politiek bewust dan Revolutie bewust. Seluruh Rakjat! Seluruh Rakjat! Semua! Si Dadap dan si Waru! Semua harus politiek bewust, semua harus Revolutie bewust. Dengan meniru perkataan Lenin, maka tiap-tiap koki pun harus mengerti politik dan mengerti revolusi—hidup dalam politik dan hidup dalam revolusi. Sjukur Alhamdulillah! Demikian itulah memang Bangsa Indonesia! Bewust! Bewust! Sadar! Ia tidak masa-bodoh. Ia tidak seperti rumput. Ia selalu “gito-gito, lir gabah den interi”. Kalbunja senantiasa bergelora. Pikirannja selalu bergerak. Djiwanja senantiasa “krandjingan”. Krandjingan seperti ditiup Malaekat! Krandjingan dengan tjita-tjita. Krandjingan dengan idee. Krandjingan dengan tudjuan perdjoangan. Krandjingan dengan kemerdekaan. Krandjingan dengan idee masjarakat adil dan makmur. Krandjingan dengan hapusnja “exploitation



8/18/2014 9:41:53 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 398



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 398



001/I/14



de l’homme par l’homme”. Krandjingan dengan lenjapnja “explo­ itation de nation par nation”. Krandjingan dengan bentji mati-matian kepada imperialisme dan kolonialisme. Kran­djingan dengan hidup berdjoang. Krandjingan, ja kran­ djingan, maka karena itulah ia selalu sibuk dalam aksi. Karena itulah Revolusinja Revolusi jang berromantik. Revolusi jang berdinamik. Revolusi jang berdialektik. Karena itulah Revolusi Indonesia adalah satu Revolusi jang “onstervelijk”,—satu Revolusi jang tak dapat mati dan tak akan mati. “The Indonesian Revolution is a deathless Revolution! Because the Indonesian Revolution is a Revo­ lution of everybody of the people. And freedom is a deathless cause, and social justice is a deathless cause”. Ini pernah kukatakan di luar negeri. Alangkah benarnja! Alangkah tepatnja! Dengan romantik jang menghikmati seluruh Rakjat, dengan dinamik jang menggegap-gempitakan seluruh Rakjat, dengan dialektik jang mengaktifkan seluruh alam-fikiran Rakjat, maka Revolusi Indonesia benar-benar satu Revolusi tanpa mati. Benar-benar satu “deathless Re­ vo­lution”. Romantik adalah sumber-kekuatan-abadi kita,— Oerkracht kita, kataku tadi. Dinamik adalah sumber keku­ atan sosial kita,—ia adalah kita punja social force. Dan Dialektik adalah sumber kekuatan konsepsi kita,—sumber rasionalisasinja Revolusi kita, daja-tjiptanja Revolusi kita. Ada seorang perdana-menteri dari Negara Asing berkata kepada saja: “How can your country subsist, you have no big industry in your country!” “Bagaimana negeri tuan bisa hidup terus, tuan tak mempunjai industri berat dalam negeri tuan!”. Maaf saja berkata: Alangkah bodohnja tuan Perdana Menteri ini! Ia mengira bahwa hidup sesuatu bangsa ter­ gantung dari technik di negeri itu, tergantung dari industri di negeri itu.



8/18/2014 9:41:53 AM



T ahun “V ivere P ericoloso ”



www.boxnovel.blogspot.com 399



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 399



001/I/14



No Sir! Hidupnja sesuatu bangsa tergantung dari vrijheids-bewustzijn bangsa itu, kesedaran kemerdekaan bangsa itu, dan—hidupnja sesuatu Revolusi tergantung dari Revolutie bewustzijn bangsa jang berrevolusi itu, kesedaran berrevolusi dari bangsa itu. Tidak dari technik. Tidak dari industri. Tidak dari pabrik atau kapalterbang atau djalan aspal. Saja tidak berkata bahwa kita tidak memerlukan technik. Saja sendiri beberapa tahun jang lalu telah berkata bahwa kita memerlukan technical skill, memerlukan technical and managerial know-how. Apalagi dalam dunia modern sekarang ini! Dunia abad ke XX! Bukan dunia abad bedil-sundut! Tetapi toh, lebih-lebih dari technical skill itu, kita memerlukan djiwa bangsa, djiwa merdeka, djiwa berrevolusi. Kita memerlukan kemampuan Konsepsi-konsepsi, dan keuletan-perdjoangan untuk melak­ sanakan, merealitetkan konsepsi-konsepsi itu. Apa gunanja kita setjara buta mengoper teknik dunia Barat, kalau hasilnja pengoperan itu hanjalah satu negara dan masjarakat à la dunia Barat sadja? Kalau hasilnja pengoperan itu hanjalah satu negara-copie dan satu masjarakat-copie à la Barat sadja,—satu negara-copie dan satu masjarakatcopie dengan berisikan segala penjakitnja exploitation de l’homme par l’homme? Apa gunanja, kalau pengoperan itu tidak mendatangkan pemenuhan dari segala isi Amanat Pen­ deritaan Rakjat? Apa gunanja, kalau pengoperan itu tidak men­datangkan realisasi tjita-tjita: gemah ripah loh djinawi, tata tentrem kerta rahardja? Di Amerika Serikat sendiri, simbol dari kemadjuan technik, simbol dari kemadjuan materiil jang berlimpah-lim­ pah, orang ada jang berkata: “there is a virtual despair among many who look beyond material success to the inner meaning



8/18/2014 9:41:53 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 400



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 400



001/I/14



of their lifes”. Artinja: tidak puas dengan hanja sukses materiil belaka. Negara-negara-Barat jang memang gembong-gembong di lapangan technik itu, sekarang tidak ada satu pun jang mempunjai “Orang-Orang Besar-Gembong-Konsepsi”. Dalam masa naiknja kapitalismenja, dalam masa Kapitalismus im Ausfstieg, mereka mempunjai gembongbong seperti Disraeli dan Bismarck dan Gambetta. gem­ Dalam masa megap-megapnja kapitalismenja, dalam masa Kapitalismus im Niedergang, mereka mempunjai gembonggembong seperti Mussolini dan Hitler. Sekarang, dalam masa “Universal Revolution of Man” ini,—they have nobody. Mereka tidak mempunjai pemimpin jang ternama, tidak mem­ punjai gembong jang berkonsepsi, tidak mempunjai Leader dengan letter L jang besar. Tidak mempunjai Konseptor jang suaranja pantas didengarkan oleh seluruh ummat ma­ nusia dari segala bangsa, segala warna- kulit, segala agama. Misalnja,—maaf saja sebutkan satu misal lagi—: Dulu Ame­ rika saja namakan “the Centre of an idea”. Sekarang saja tidak bisa lagi menjebutkan Amerika “the centre of an idea”. Karena itu hai Bangsa Indonesia!, dalam Revolusi kita ini, djanganlah kita mentjari kepeloporan mental pada orang lain. Tjarilah kepeloporan mental itu pada diri kita sendiri. Tjari sendiri konsepsi-konsepsimu sen­ diri! Sudah barang tentu fihak lain, terutama sekali fihak imperialisme, selalu mentjoba mentjekokkan alam-fikir­an­ nja ke dalam hati dan kepala kita,—dengan mereka punja propaganda, dengan mereka punja perpustakaan-per­ pus­ ta­kaan, dengan mereka punja film-film, dengan mereka punja penetrasi kebudajaan, dan lain-lain sebagainja,—dan berapa kaum intellektuil kita tidak terkena tjekokan diamdiam ini?,—berapa professor-professor kita dan sardjana-



8/18/2014 9:41:53 AM



T ahun “V ivere P ericoloso ”



Koleksi iwan siswo



Bersama J.F. Kennedy pada awal kunjungan ke Amerika Serikat, 24 April 1956.



www.boxnovel.blogspot.com 401



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 401



001/I/14



sardjana kita tidak masih ngglenggem dalam mereka punja textbooks bikinan Rotterdam atau Utrecht atau Havard atau Cambridge?—saja ulangi: sudah barang tentu fihak lain selalu mentjoba mentjekokkan alam-fikirannja ke dalam hati dan otak kita,—tetapi, djadilah Bangsa jang besar jang tidak mendjiplak, djadilah mertju-suar jang gemilang bersinar sendiri, susunlah kita punja konsepsi-konsepsi atas dialektik Revolusi kita sendiri! Freedom to be free, freedom to be free!,—freedom to be free djuga di alam konsepsi sendiri! Dan dengan dialektik kita itu, selalu tingkatkanlah konsepsikonsepsi Revolusi kita itu mendjadi setingkat dan seirama dengan dialektiknja Sedjarah Ummat Manusia jang sekarang djuga sedang bergelora dan berbangkit. Djikalau tidak, kita nanti diganjang, dilindas mendjadi glepung oleh dialektiknja Sedjarah Ummat Manusia itu. Saudara-saudara! Saja berbesar hati bahwa Revolusi kita ini sekarang sudah berupa gunung-karang-realitet bagi kawan dan bagi lawan. Saja berbesar hati bahwa Revolusi kita ini sekarang tidak lagi diremehkan oleh lawan, dianggap sepi



8/18/2014 9:41:53 AM



P anca A zimat R evolusi



Koleksi iwan siswo



Sukarno dan Marilyn Monroe pada suatu jamuan makan malam di Hollywood, Sekitar 16 Mei–6 Juni 1956.



www.boxnovel.blogspot.com 402



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 402



001/I/14



oleh lawan, atau dianggap sebagai satu “kegilaan” oleh lawan. Karena itu, saja tak heran bahwa lawan semakin berichtiar untuk mematahkan Revolusi kita ini, makin mengepung Revo­ lusi kita ini dengan segala tipu-daja dan subversi, makin gilagilaan mendjelek-djelekkan Revolusi kita ini. Saja berbesar hati, bahwa sekarang ini seluruh telinga lawan dipasang untuk mendengarkan pidato Pemimpin Besar Revolusi Indo­ nesia pada hari ini.



8/18/2014 9:41:53 AM



T ahun “V ivere P ericoloso ”



www.boxnovel.blogspot.com 403



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 403



001/I/14



Untuk didengar oleh telinga lawan itu, saja sekarang dengungkan lagi apa jang sudah saja katakan berulang-ulang: “Go to hell with your 'Indonesia going to economic collapse'"! Go to hell dengan omonganmu bahwa Indonesia akan binasa ekonomis. Go to hell! Psy-warmu tidak mempan! Psy-warmu kami anggap gonggongan andjing. Berpuluh-puluh kali engkau bilang Indonesia di bawah pimpinan Sukarno akan ambruk, akan collapse, akan hantjur, tetapi psy-warmu tidak mempan! Tahun jang lalu mereka “meramalkan” bahwa Indonesia per­­ mu­laan tahun 1964 akan ambruk ekonomis. Tetapi per­mu­ laan 1964 Indonesia tidak ambruk!, dan sekarang mereka ber­kata lagi bahwa nanti bulan Oktober jang-akan-datangini Indonesia akan ambruk,—akan “collapse”. Go to hell! Indonesia tidak akan ambruk,—Insja Allah, Indonesia tidak akan ambruk! Patjeklik 1962 dan patjeklik 1963 tidak membuat Indo­ nesia ambruk ekonomis, apalagi 1964 di mana panen kita di mana-mana berhasil baik,—Indonesia tidak akan ambruk! Of course, sudah barang tentu, kita masih menghadapi kesulitan-kesulitan di segala bidang,—sebagaimana semua negara-negara-dalam-revolusi menghadapi kesulitan-kesu­ litan,—apalagi kita, jang baru sadja delapan tahun dapat bekerdja membangun,—lima tahun jang pertama kita per­gu­ nakan untuk physical revolution, lima tahun lagi kemudian kita pergunakan untuk survival—of course, sudah barang tentu, kita menghadapi dan harus memetjahkan kesulitankesulitan,—tetapi gobloklah orang kalau ia berkata bahwa Indonesia akan ambruk. No sir! Kami tidak akan ambruk! Bersama-sama Rakjat Indonesia, kami akan petjahkan segala kesulitan-kesulitan itu, bersama-sama kami akan ganjang segala kesulitan-kesulitan itu. That’s what the Revolution is for! Djustru itulah tugas



8/18/2014 9:41:53 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 404



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 404



001/I/14



Revolusi!: memetjahkan kesulitan-kesulitan, melinjapkan segala rintangan-rintangan. Revolusi bertugaskan dan memang berada untuk me­ me­ tjahkan kesulitan-kesulitan. Revolusi bukanlah njan­ jian kerontjong Moritsko angler-angleran, Revolusi adalah perdjoangan, perdjoangan, sekali lagi perdjoangan, perdjo­ angan jang bersajap rezande inspiratie, perdjoangan jang berkendaraan gegap-gempitanja aksi Rakjat untuk meme­ tjahkan kesulitan-kesulitan jang merintang di tengah djalan, perdjoangan jang achirnja mentjapai kemenangan-achir jang gilang-gemilang, jaitu terlaksananja Amanat Penderitaan Rakjat. Ja, saja katakan lagi, memang ada kesulitan-kesulitan, tetapi kesulitan-kesulitan itu akan kita petjahkan bersama,— that’s what the Revolution is for!—, kesulitan-kesulitan itu akan kita ganjang,—that’s what the Revolution is for!, and—we can take it! Inilah romantiknja Revolusi! Inilah dina­miknja Revolusi! Siapa jang tidak memiliki romantiknja Revolusi, siapa jang tidak memiliki dinamiknja Revolusi,— sudah djangan ikut Revolusi, masuk sadja di kandang kam­ bing, ngempeng susu sadja dari tetek si kambing itu! Batja Manipol, batja semua pidato-pidato saja jang dulu, dan benang-merah jang mendeludjur semua pidatopidato saja itu ialah: perdjoangan, perdjoangan, sekali lagi djoangan, dan bahwa Revolusi adalah perdjoangan. per­ “Innallaha la yu ghoyiru ma bikaumin, hatta yu ghoyiru ma biamfusihim”. “Tuhan tidak merobah nasibnja sesuatu bang­ sa, sebelum bangsa itu merobah nasibnja sendiri.” Firman Tuhan inilah gitaku, firman Tuhan inilah harus mendjadi pula gitamu: Berdjoang, berusaha, membanting tulang, memeras keringat, mengulur-ulurkan tenaga, aktif, dinamis, meraung, menggeledek, mengguntur,—dan selalu sungguh-



8/18/2014 9:41:53 AM



T ahun “V ivere P ericoloso ”



Koleksi iwan siswo



Bertemu Elvis di Hawaii, dari kiri ke kanan: Hal Wallis, Sukarno, Elvis Presley, dan Joan Blackman—1961.



www.boxnovel.blogspot.com 405



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 405



001/I/14



sungguh, tanpa kemunafikan, ichlas berkorban untuk tjitatjita jang tinggi. Hai Manipol,—djangan Manipolis munafik! Hai USDEKis,—djangan mendjadi USDEKis munafik! Hai Sosialis,—djangan mendjadi Sosialis munafik! Hai Nasa­ komis,—djangan mendjadi Nasakomis munafik! Penjakit paling busuk dari semua perdjoangan ialah kemunafikan! Kemu­nafikan adalah sumber dari segala kelemahan. Sumber per­petjahan. Sumber reformisme. Sumber kompromis. Sum­ ber revisionisme. Sumber rontoknja romantik, dinamik, dan di­alektik. Sumber pengchianatan. Sumber segala kerling-ker­ ling­an main-mata dengan musuh. Tjelakalah sesuatu Revolusi jang disarangi oleh orang munafik. Karena itu, djebollah kemunafikan di mana ada, tendang keluarlah kemunafikan dari segala pendjuru! Tendang-keluar orang-orang jang berkepala dua. Bersihkan, bersih-sutjikan Manipol, sutjikan Usdek, sutjikan



8/18/2014 9:41:53 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 406



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 406



001/I/14



Sosialisme kita, sutjikan Revolusi kita, sutjikan Revolusi kita ini dari segala penjakit-penjakit-busuk jang menghinggapinja. Sutjikan ia dari segala kemunafikan! Sutjikan, kotjok-bersih tubuh kita sendiri, agar kita kuat menghantam-remukredam semua musuhnja Revolusi. Ja, Subversi musuh masih amat lihaynja berdjalan terus! Salah satu usaha mereka ialah menggeremeti orang-orang munafik! Menggeremeti orang-orang jang kurang teguh keManipolannja dan kurang teguh ke-USDEKannja, untuk misal­ nja mengadakan “coup” kepada pemerintah Sukarno, jang olehnja dinamakan “badjingan keparat” biang-keladi Manipol dan biang-keladi USDEK itu. Dan mereka sudah beberapa kali meramalkan bahwa nanti bulan ini atau bulan itu Sukarno akan dicoup, Sukarno akan djatuh, Sukarno “tidak akan ada lagi”. Bukti-bukti tertulis tentang hal-hal sematjam ini adalah di tangan saja! Tetapi, Allahu Akbar, Tuhan Maha Besar, saja masih berada di muka saudara-saudara sebagai Presiden Republik Indonesia, sebagai Panglima Tertinggi Angkatan Bersendjata, sebagai Perdana Menteri Pemerintah, sebagai Penjambung Lidah Rakjat Indonesia, sebagai Pemimpin Besar Revolusi. Saja masih berada demikian, karena perlindungan Tuhan Jang Maha Kuasa, dan karena kesetiaan Rakjat kepada Manipol, kepada USDEK, kepada Pantjasila, kepada segala garis-besar pimpinan saja dalam Revolusi kita ini. Kalau Rakjat umpamanja tidak setudju kepada pimpinan saja itu,—sudah lama saja diganjang oleh Rakjat itu sendiri. Saudara-saudara jang berhadapan dengan saja di Lapang­an Merdeka ini, dan saudara-saudara jang men­de­ ngar­ kan pidato saja ini di seluruh peloksok tanah-air,— saudara-saudara semua merasa gembira memperingati hari ulang tahun Proklamasi Kemerdekaan. Dengan tekad baru dan dengan kekuatan segar, ditambah dengan alam-fikiran



8/18/2014 9:41:53 AM



T ahun “V ivere P ericoloso ”



www.boxnovel.blogspot.com 407



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 407



001/I/14



jang lebih dewasa karena telah mengunjah-merenungkan segala pengalaman-pengalaman jang di belakang kita, dan mengunjah-merenungkan segala djurusan jang harus kita tempuh, kita ini memasuki tahun ke XX daripada Kemer­ dekaan kita. Pesanku kepadamu ialah, sebagai telah kupe­ sankan kepadamu dahulu: “Mengalirlah, hai sungai Revolusi Indonesia, mengalirlah ke Laut, djanganlah mandek, sebab dengan mengalir ke Laut itu, kamu setia kepada sumbermu”! Djelasnja sekarang pesanku itu ialah: mengalirlah, hai sungai Revolusi Indonesia, mengalirlah dengan keku­atan­ nja romantikmu dan ketangkasannja dinamikmu ke arah djurusan jang didjelmakan oleh dialektik Revolusi, meng­ alirlah, djangan mandek, sebab dengan mengalir ke arah djurusan jang didjelmakan oleh dialektikmu itu, maka engkau setia kepada Amanat, jang Penderitaan Rakjat telah berikan kepadamu! Bagi saja sendiri,—tiap-tiap kali sesudah saja pada 17 Agustus membatjakan Amanat kepada Rakjat, sesudah saja masuk kembali ke Istana Merdeka, saja selalu duduk ter­ menung beberapa menit,—pertama untuk menjatakan sju­kurku kepada Tuhan, kedua untuk menikmati keka­ gum­ anku atas Bangsaku Indonesia. Engkau Bangsaku Indonesia, engkau, jang sedang berrevolusi untuk merobah keadaan seluruh ummat manusia! Allahu Akbar,—alangkah uletmu, alangkah tinggi daja-tahanmu! Alangkah tegap-tegas derap-langkahmu! Dengan Rakjat seperti engkau itu aku bisa dengungkan ke seluruh muka bumi pekik-perdjoangan kita jang berbunji “Kemerdekaan–Sosialisme–Dunia Baru”, dan aku bisa geledekkan dalam telinganja semua imperialis di muka bumi: “ini dadaku, mana dadamu!” Dan aku bisa ulangi apa jang pernah kukatakan di luar negeri: “The Indonesian People can take everything for the sake of



8/18/2014 9:41:53 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 408



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 408



001/I/14



Revolution”. Revolusi Indonesia bisa mengganjang segala apa sadja jang ditimpakan kepadanja! Saudara-saudara sering memberikan gelar-keagungan kepadaku,—gelar ini gelar itu—, bahkan mengangkat aku sebagai Pemimpin Besar Revolusi. Sebaliknja, aku meng­ utjap sjukur kepada Tuhan, bahwa aku ditundjuk untuk memimpin perdjoangannja Bangsa Indonesia ini,—suatu Bangsa jang djiwanja Djiwa Besar, suatu Bangsa jang ulet sana badja, suatu Bangsa jang mempunjai daja-tahan lak­ (incasseringsvermogen) jang luar biasa, suatu Bangsa jang dapat bersikap ramah-tamah lemah-lembut, tetapi djuga kalau disakiti atau diserang dapat “mengamuk” laksana Ban­ teng! Tiap-tiap 17 Agustus kekagumanku kepadamu selalu makin bertambah, tiap-tiap 17 Agustus aku merasa melihat bahwa Revolusi Indonesia memang satu Revolusi Maha Besar jang mengedjar satu Idee,—Idee Besar, jakni melaksanakan Amanat Penderitaan Rakjat Indonesia, dan Amanat Penderitaan Rakjat di seluruh muka bumi. Dan tiap-tiap 17 Agustus aku makin teguh kejakinanku: Revolusi Indonesia adalah Revolusi tanpa-mati, Revolusi Indonesia pasti akan menang! Dengan Rakjat seperti Rakjat Indonesia ini, aku berani meningkatkan Revolusi Indonesia itu mendjadi satu Revolusi jang benar-benar multicomplex, aku berani memimpinnja, aku berani mensenapatiinja, karena aku merasa mampu untuk dengan ridlo Tuhan meningkatkan segala tenaganja, me­ning­katkan segala fikirannja, menggegap-gempitakan segala romantik dan dinamiknja, mendentam-dentamkan segala hantaman-hantamannja, menggelegarkan segala pem­ bantingan tulangnja, mengangkasakan segala daja kreasinja, nempa-menggembleng segala otot-kawat-balungme­ wesinja!



8/18/2014 9:41:53 AM



T japailah T ahunB intang “V ivere- bintang P ericoloso di L”angit



www.boxnovel.blogspot.com 409



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 409



001/I/14



Sungguh: Kamu bukan bangsa tjatjing, kamu adalah Bang­sa berkepribadian Banteng! Hajo, madju terus! Djebol terus! Tanam terus! Vivere pericoloso! Ever onward, never retreat! Kita pasti menang!



8/18/2014 9:41:53 AM



P anca A zimat R evolusi



Pidato Ulang Tahun PKI, Stadion Olah Raga Senayan, 23 Mei 1965.



www.boxnovel.blogspot.com 410



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 410



001/I/14



Koleksi Iwan siswo



8/18/2014 9:41:53 AM



T japailah B intang - bintang



di



L angit



tjapailah bintang-bintang di langit [TAHUN BERDIKARI/takari]



www.boxnovel.blogspot.com 411



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 411



001/I/14



Pidato Presiden Sukarno pada Hari Ulang Tahun Kedua Puluh Republik Indonesia 17 Agustus 1965



8/18/2014 9:41:53 AM



TJAPAILAH BINTANG-BINTANG DI LANGIT [TAHUN BERDIKARI/takari]



www.boxnovel.blogspot.com



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 412



001/I/14



Saudara-saudara! Tjamkanlah, Saudara-saudara! Tjamkan, tjamkanlah! Hari ini genap 20 tahun Proklamasi Kemerdekaan! Hari ini tepat 20 tahun kita mendjadi bangsa merdeka! Hari ini djangkap 20 tahun sedjak saja—Sukarno dan Hatta—atas nama Bangsa Indonesia memaklumkan Proklamasi sutji 17 Agustus dengan mengutjapkan satu pidato singkat jang kuachiri dengan kata-kata: “Kita sekarang telah merdeka! Tidak ada satu ikatan lagi jang mengikat tanah-air kita. Mulai saat ini kita menjusun Negara kita! Negara Merdeka, Negara Republik Indonesia,—merdeka kekal dan abadi. Insja Allah, Tuhan memberkati kemerdekaan kita itu!”. Hari ini, detik ini, rasa hatiku luluh mendjadi satu dengan hati Rakjatku, dengan hati Tanah-airku, dengan hati Revolusi. Fikiran dan perasaanku berpadu dengan fikiran dan perasaan semua sadja jang mentjintai dan membela Indonesia tanah tumpah darah kita, di kota-kota dan di desa-desa, diununggunung dan di pantai-pantai, dari Sabang sampai Merauke, dari Banda Atjeh sampai Sukarnapura. Bahkan djuga dengan Saudara-saudara kita sesama patriot jang kini mendjalankan



8/18/2014 9:41:54 AM



T japailah B intang - bintang



di



L angit



www.boxnovel.blogspot.com 413



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 413



001/I/14



tugas di kelima-lima benua di bola-bumi ini! Hari ini, nama kita bukan Sukarno, bukan Subandrio, bukan Ali, bukan Yani, bukan Nasution, bukan Idham, bukan Aidit, bukan Dadap bu­kan Waru, bukan Suto bukan Nojo, bukan Sarinah bukan Fatimah,—hari ini nama kita ialah Indonesia! Djabatan kita? Hari ini kita bukan Kepala Negara bukan Menteri, bu­ kan pegawai bukan buruh, bukan petani bukan nelajan, bukan mahasiswa bukan seniman, bukan sardjana bukan wartawan,—hari ini djabatan kita ialah patriot! Gatutkatja Pa­triot Indonesia! Urusan kita? Urusan kita hari ini—dan bukan hanja hari ini tetapi seterusnja—urusan kita bukan semata-mata politik, bukan melulu ekonomi, bukan hanja kebudajaan, bukan mligi ilmu, bukan militer thok,—urusan kita adalah kemerdekaan! Sungguh kita diliputi rasa sjukur ke hadirat Allah SWT., jang telah melimpahkan rahmatNja kepada kita sekalian dan hari ini pun kita memudja kebesaranNja. Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar! Kawan-kawanku seperdjoangan, Kalau hari ini mongkok kita punja dada, dan kalau hari ini menetes kita punja air-mata,—djanganlah merasa malu. Aku tidak merasa malu, aku bangga bahwa dada kita kem­ bang—mekar—karena rasa tjinta tanah-air jang tidak ber­ batas. Aku bangga bahwa kita memiliki air-mata pa­tri­otisme. Dan kalau di dunia ini ada jang mentjertja kita, mengedjek kita, mentertawakan kita, biarlah mereka tahu—memang beginilah pedjoang-pedjoang untuk kemerdekaan nasional, memang beginilah kaum jang tidak hanja berani hidup tetapi djuga berani mati untuk tjita-tjita jang paling sutji di dunia ini, jaitu kemerdekaan dan kebebasan umat manusia. Resapkanlah, endapkanlah, renungkanlah bahwa kita ini sudah 20 tahun merdeka! Apa artinja 20 tahun dalam



8/18/2014 9:41:54 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 414



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 414



001/I/14



sedjarah? Tergantung, Saudara-saudara, tergantung dari pe­ranan dan iuran kita kepada sedjarah itu! Manakala kita melempem, manakala djiwa kita lembek, manakala kita menjerah sebagai objek-sedjarah dan tidak berusaha sebagai subjek sedjarah, maka djangankan 20 tahun, bahkan 200 tahun sekalipun tetapi 200 tahun jang melempem, 200 tahun itu akan lenjap dalam kalbu sedjarah sebagai bukan apa-apa, ja, sekali lagi bukan apa-apa. Tetapi manakala kita berlawan, berdjoang, mendjebol dan membangun, mendestruksi dan mengkonstruksi, berfantasi dan berkreasi, manakala kita berdjiwa elang radjawali dan bersemangat banteng, manakala kita pantas disebut pedjoang sebagaimana 20 tahun ini kita membuktikannja, maka djangankan 20 tahun, 2 tahun sadja pun tetapi 2 tahun jang dahsjat demikian itu, 2 tahun itu akan tertjatat abadi dalam sedjarah dan akan berlaku sebagai teladan. Apakah 20 tahun jang di belakang punggung kita itu benar-benar telah kita djalani dengan pantas, dengan memadai? Dunia mengalami banjak revolusi. Di antaranja jang paling besar adalah revolusi Amerika, revolusi Perantjis, revolusi Rusia. Revolusi-revolusi itu djauh lebih dahulu terdjadi daripada revolusi kita, revolusi-revolusi itu mem­ punjai voorsprong daripada revolusi kita. Tetapi djikalau kita tengok hasil-hasil jang telah dibuahkan oleh revolusi Amerika, oleh revolusi Perantjis, oleh revolusi Rusia sampai dewasa ini, maka saja bukan hanja tidak malu dengan Revolusi Agustus 1945 kita, tetapi saja—dengan tidak ajal sedikit pun—berani mengatakan bahwa Revolusi kita adalah revolusi jang hebat maha hebat! Kita jang bukan kapitalis tidak menganggap uang atau harta-kekajaan sebagai modal jang paling berharga. Bagi kita manusialah modal jang paling pertama. Dan pada manusia,



8/18/2014 9:41:54 AM



T japailah B intang - bintang



di



L angit



Koleksi iwan siswo



Sukarno, circa 1946.



www.boxnovel.blogspot.com 415



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 415



001/I/14



jang paling penting adalah kesedarannja. Kesadaran itupun bermatjam-matjam, dan di antara banjak kesedarankesedaran itu jang menentukan adalah kesedaran politik. Mengenai kesedaran politik ini, Rakjat Indonesia jang telah ditempa oleh palu-godam revolusi 20 tahun lamanja, sungguh patut dibanggakan. Rakjat Indonesia mudjur tidak dididik dalam semangat bordjuis “berusahalah mendjadi miljoner, setiap orang bisa mendjadi miljoner”. Rakjat Indonesia djuga berbahagia tidak dididik dalam semangat oportunis “sajang Perang Dunia ke-II dan perang melawan agresi kolonial 1947 dan 1948 memakan banjak korban, djangan peperangan datang kembali”. Malahan kalau ditanjakan kepada Saudara-saudara bagaimana seandainja kita harus mendjalani masa 20 tahun jang boleh kita pilih sendiri, maka Saudara-saudara, djawab



8/18/2014 9:41:54 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 416



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 416



001/I/14



Saudara-saudara haruslah: “Kalau kami boleh pilih djalan kami sendiri, kami akan djalani kembali 20 tahun seperti 20 tahun jang lewat ini”. Demikianlah hendaknja semangat kita, ketetapan hati kita, tekad kita! Adalah penjair jang masjhur, Alexander Blok, jang per­ nah menjanjikan: Mereka jang dilahirkan di tahun-tahun kematjetan, Tiada ingat akan djalannja sendiri. Kita—putera-putera tahun keberanian.... Tiada sesuatu pun kita lupakan. Ja, kita adalah putera-putera tahun-tahun keberanian. Kita malahan adalah putera-putera gelombang jang menderu-deru, kita adalah putera-putera prahara jang dahsjat sedahsjat-dahsjatnja! Kita bangsa gemblengan! Kita menggembleng diri kita sendiri, dan kita menggembleng zaman kita! Dan bersama penjair lain jang masjhur, namanja Walt Whitman, ingin saja memudja: O, kehidupan— gairahmu, denjut-nadimu, kebisaanmu tak bisa ditundukkan. Tiada manusia, tiada dewa, tiada setan, tiada iblis jang bisa menundukkan gairah kita, denjut-nadi kita, kebisaan kita, kemauan kita. Kita mau, maka kita bisa. 20 tahun jang lalu kita mau merdeka, maka itu kita bisa merdeka. Sekarang kita mau mempertahankan kemerdekaan kita, maka itu kita bisa mempertahankan kemerdekaan kita! Dalam arti kata jang sedalam-dalamnja, kita telah djalani 20 tahun jang silam ini dengan pantas, dengan djitu. Apakah seterusnja kita akan hidup pantas dan djitu sebagai pedjoang, ini pun sepenuhnja tergantung dari kita sendiri. Perdjoangan, perdjoangan jang sedjati-djatinja perdjoangan adalah selalu abadi. For a fighting nation there is no journey’s



8/18/2014 9:41:54 AM



T japailah B intang - bintang



di



L angit



Koleksi iwan siswo



Sukarno, Fatmawati, dan Ki Hadjar Dewantara, sekitar 1945.



www.boxnovel.blogspot.com 417



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 417



001/I/14



end. Kita tidak akan berhenti di tengah djalan. Bukan sadja karena sudah kepalang-tanggung, tetapi karena tekad kita dan watak kita memang tidak kenal berhentinja perdjoangan. Era euj djang, tjamah rek, kalau kita mandek! Mundur hantjur, mandek amblek. Sembojan kita hanjalah satu: Madju terus, pantang mundur! Hari ini saja ingin memberikan pertanggungan-djawab kepada Rakjatku, kepada dunia, kepada Tuhan Seru sekalian alam, atas segala daja-upaja bangsa Indonesia dan aku sebagai salah seorang di antaranja, dalam masa sedjarah 20 tahun ini. Karena aku sendri tak pernah absen selama 20 tahun ini, karena aku adalah penjambung lidah Rakjat Indonesia jang pada tiap-tiap 17 Agustus mendjurubitjarai sikap dan pendirian Negara dan Rakjat Indonesia, maka biarlah aku tjupliki bagian-bagian dari pidato-pidato 17 Agustus-ku—20 banjaknja, dari 1945 sampai 1964—jang merupakan benangmerah jang mendjeludjur setjara konsekwen.



8/18/2014 9:41:54 AM



P anca A zimat R evolusi



Koleksi Iwan siswo



Memperingati Hari Buruh Sedunia; Sukarno berpidato di Stadion Olah Raga Senayan, 1 Mei 1965.



1945. Dalam pidatoku 17 Agustus 1945 kukatakan: “Sekarang tibalah saatnja kita benar-benar mengambil nasib-bangsa dan nasib-tanah-air di dalam tangan kita sendiri. Hanja bangsa jang berani mengambil nasib dalam tangan sendiri, akan dapat berdiri dengan kuatnja”. 1946. Dalam pidatoku Sekali merdeka, tetap merdeka! kutjetuskan sembojan: “Kita tjinta damai, tetapi kita lebih lagi tjinta kemerdekaan”.



www.boxnovel.blogspot.com 418



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 418



001/I/14



1947. Dalam pidatoku Rawe-rawe rantas, malang-malang putung! kutegaskan: Kita tidak mau dimakan. Dus kita melawan!.... Sesudah Belanda menggempur… mulailah ia dengan politiknja divide et impera, politiknja memetjah-



8/18/2014 9:41:54 AM



T japailah B intang - bintang



di



L angit



belah… maka kita bangsa Indonesia harus bersembojan bersatu, berdjoang, berkuasa!



1948. Dalam pidatoku Seluruh nusantara berdjiwa Republik kunjatakan: “Kemerdekaan tidak menjudahi soalsoal, kemerdekaan malah membangunkan soal-soal, tetapi kemerdekaan djuga memberi djalan untuk memetjahkan soal-soal itu. Hanja ketidak-merdekaanlah jang tidak memberi djalan untuk memetjahkan soal-soal…. Rumah kita dikepung, rumah kita hendak dihantjurkan…. Bersatulah. Bhinneka tunggal ika. Kalau mau dipersatukan, tentulah bersatu pula!” 1949. Dalam pidatoku Tetaplah bersemangat elangradjawali! kubilang: “Kita belum hidup di dalam sinar bulan jang purnama, kita masih hidup di masa pantjaroba, tetaplah bersemangat elang- radjawali!”



1950. Dalam pidatoku Dari Sabang sampai Merauke kugariskan: “Djanganlah mengira kita semua sudah tjukup berdjasa dengan turunnja si tiga-warna. Selama masih ada ratap tangis di gubuk-gubuk, belumlah pekerdjaan kita selesai!... Berdjoanglah terus dengan mengutjurkan sebanjakbanjak keringat”.



www.boxnovel.blogspot.com 419



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 419



001/I/14



1951. Dalam pidatoku Tjapailah tata-tenteram, kertarahardja kumaklumkan: “Adakanlah koordinasi, adakanlah simfoni jang seharmonis-harmonisnja antara kepentingansendiri dan kepentingan-umum, dan djanganlah kepentingansendiri itu dimenangkan di atas kepentingan-umum!”



8/18/2014 9:41:54 AM



P anca A zimat R evolusi



1952. Dalam pidatoku Harapan dan kenjataan kuserukan: “Kembali kepada djiwa proklamasi… kembali kepada sariintinja jang sedjati, jaitu pertama djiwa merdeka nasional…. kedua djiwa ichlas…. ketiga djiwa persatuan… keempat djiwa pembangun”. 1953. Dalam pidatoku Djadilah alat sedjarah! kutekankan pentingnja “bakat persatuan, bakat ‘gotong-rojong’ jang memang telah bersulur-akar dalam djiwa Indonesia, ketambahan lagi daja-penjatu jang datang dari azas Pantja Sila”.



1954. Dalam pidatoku Berirama dengan kodrat aku stress: “Dengan ‘Bhinneka Tunggal Ika’ dan Pantja Sila, kita, prinsipiil dan dengan perbuatan, berdjoang terus melawan kolonialisme dan imperialisme di mana sadja”.



www.boxnovel.blogspot.com 420



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 420



001/I/14



1955. Dalam pidatoku Tetap terbanglah radjawali! kukemukakan “Pantja Dharma”: “persatuan bangsa harus kita gembleng… tiap-tiap tenaga pemetjah persatuan harus kita berantas… pembangunan di segala lapangan harus kita teruskan… perdjoangan mengembalikan Irian Barat pada chususnja, perdjoangan menjapu bersih tiap-tiap sisa imperialisme-kolonialisme pada umumnja, harus kita landjutkan… pemilihan umum harus kita selenggarakan”.



8/18/2014 9:41:54 AM



T japailah B intang - bintang



di



L angit



1956. Dalam pidatoku Berilah isi kepada hidupmu! kutegaskan: “Sekali kita berani bertindak revolusioner, tetap kita harus berani bertindak revolusioner…. Djangan setengah-setengah, djangan ragu-ragu, djangan mandek setengah djalan… kita adalah satu ‘fighting nation’ jang tidak mengenal ‘journey’s end’.” 1957. Dalam pidatoku Satu tahun ketentuan kukobarkobarkan: Revolusi Indonesia benar-benar Revolusi Rakjat…. Tudjuan kita masjarakat adil dan makmur, masjarakat “Rakjat untuk Rakjat”. Karakteristik segenap tindak-tanduk perdjoangan kita harus tetap karakteristik Rakjat... demokrasi Rakjat, demokrasi “met leiderschap", demokrasi terpimpin!



1958. Dalam pidatoku Tahun tantangan kusimpulkan: “Rakjat 1958 sekarang sudah lebih sedar… tidak lagi tak terang siapa kawan siapa lawan, tidak lagi tak terang siapa jang setia dan siapa pengchianat… siapa pemimpin sedjati, dan siapa pemimpin anteknja asing… siapa pemimpin pengabdi Rakjat dan siapa pemimpin gadungan…. Dalam masa tantangantantangan seperti sekarang ini, lebih daripada di masa-masa jang lampau, kita harus menggembleng kembali Persatuan…. “Persatuan adalah tuntutan sedjarah”.



www.boxnovel.blogspot.com 421



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 421



001/I/14



1959. Dalam pidatoku Penemuan kembali Revolusi kita jang kemudian diperkuat oleh seluruh bangsa dan disahkan sebagai Manifesto Politik Republik Indonesia (Manipol) kurumuskanlah”tiga segi kerangka” Revolusi kita dan 5



8/18/2014 9:41:54 AM



P anca A zimat R evolusi



“persoalan-persoalan pokok Revolusi Indonesia" jaitu: Dasar/ tudjuan dan kewadjiban-kewadjiban Revolusi Indonesia, kekuatan-kekuatan sosial Revolusi Indonesia, sifat Revolusi Indonesia, hari-depan Revolusi Indonesia, dan musuh-musuh Revolusi Indonesia.



1960. Dalam pidatoku Laksana malaekat jang menjerbu dari langit, djalannja revolusi kita (Djarek) kutandaskan perlunja, mungkinnja dan dapatnja bersatu Nasionalisme, Agama dan Komunisme; harus satunja kata dan perbuatan bagi kaum jang betul-betul revolusioner; mutlak perlunja dilaksanakan landreform sebagai bagian mutlak Revolusi Indonesia; mutlak perlunja dibasmi segala phobi-phobian terutama sekali Komunisto-phobi: perlunja dikonfrontasikan segenap kekuatan nasional terhadap kekuatan-kekuatan imperialis-kolonialis; dan keharusannja didjalankan revolusi dari atas dan dari bawah. 1961. Dalam pidatoku Revolusi–Sosialisme Indonesia– Pimpinan Nasional (Resopim) kuketengahkan perlunja meresapkan adilnja Amanat Penderitaan Rakjat agar meresap pula tanggung-djawab terhadapnja, serta mustahilnja perdjoangan besar kita berhasil tanpa Tritunggal Revolusi, ideologi nasional progresif dan pimpinan nasional.



www.boxnovel.blogspot.com 422



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 422



001/I/14



1962. Dalam pidatoku Tahun kemenangan (Takem) kulantjarkan gagasan untuk memperhebat pekerdjaan Front Nasional, untuk menumpas perongrongan revolusi dari dalam, dan bahwa revolusi kita itu mengalami satu ”selfpropelling



8/18/2014 9:41:54 AM



T japailah B intang - bintang



di



L angit



growth”—satu, jaitu madju atas dasar kemadjuan, mekar atas dasar kemekaran.



1963. Dalam pidatoku Genta Suara Revolusi Indonesia (Gesuri) kulantunkan peringatan bahwa “tiada Revolusi kalau ia tidak mendjalankan konfrontasi terus-menerus” dan “kalau ia tidak merupakan satu disiplin jang hidup”, bahwa diperlukan “puluhan ribu kader di segala lapangan”, bahwa Dekon harus dilaksanakan dan tidak boleh diselewengkan karena “Dekon adalah Manipolnja ekonomi“, bahwa abad kita ini “abad nefo” dan saja mengambil inisiatif untuk menjelenggarakan Conefo; dan achirnja tahun jang lalu:



www.boxnovel.blogspot.com 423



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 423



001/I/14



1964. Dalam pidatoku jang terkenal, Tahun Vivere Pericoloso (Tavip), kuformulasikan “6 hukum Revolusi”, jaitu bahwa Revolusi harus mengambil sikap tepat terhadap lawan dan kawan, harus didjalankan dari atas dan dari bawah, bahwa destruksi dan konstruksi harus didjalankan sekaligus, bahwa tahap pertama harus dirampungkan dulu kemudian tahap kedua, bahwa harus setia kepada Program Revolusi sendiri jaitu Manipol, dan bahwa harus punja sokoguru, punja pimpinan jang tepat dan kader-kader jang tepat; djuga kuformulasikan Trisakti “berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi dan berkepribadian dalam kebudajaan”. Nah, kawan-kawanku setjita-tjita, Dari semuanja ini djelaslah, ja, dari pengalaman langsung kita selama 20 tahun ini djelaslah, bahwa Revolusi kita terusmenerus madju, terus-menerus meningkat. Madjunja sudah barang tentu bukan madju dengan gampang, meningkatnja sudah barang tentu bukan meningkat tanpa korbanan.



8/18/2014 9:41:54 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 424



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 424



001/I/14



Segala kepahitan dan segala kesakitan jang ada di dunia ini sudah kita alami. Pukulan-pukulan, gempuran-gempuran, kesalahan-kesalahan, kekalahan-kekalahan, korbanankorbanan njawa—semua sudah kita alami. Kita malahan mengutjap sjukur alhamdulillah bahwa kita telah mengalami segalanja itu. Sebab, djika tidak, sudah pasti kita ini akan mendjadi bangsa jang biasa kusebut bangsa-kintel atau bangsa-tujul, bangsa jang barangkali suka hidup tetapi takut kepada kesukaran hidup, bangsa jang tjuma mau enak sadja, jang nerimo makan enak, sekalipun makannja itu ditjekoki, ditjekoki oleh orang lain. Tidak! Sjukur alhamdulillah, kita ini bukan bangsa jang demikian itu! Kita bukan sematjam rumput,—kita adalah pohon beringin jang besar! Kita bukan kambing, kita bukan bebek—kita garuda, kita banteng jang maha dahsjat! Berkat djerih-pajah kita selama 20 tahun ini, berkat penderitaan jang Saudara-saudara semua alami selama 20 tahun ini, maka kita sekarang bukan bangsa jang dalam tatahidup internasional tidak-masuk-buku. Kita sekarang bangsa jang dihormati oleh kawan-kawan kita dan disegani oleh lawan-lawan, ditakuti oleh lawan-lawan kita. Kita sekarang bukan hanja bangsa jang diperhitungkan, tetapi kita sangat diperhitungkan. Lihatlah betapa pers imperialis kehilangan-kepala menghadapi kita dan betapa segala katakata kotor masuk ke halaman-halaman suratkabar-suratkabar mereka itu djika membitjarakan kita. Tetapi lihatlah pula betapa pers sahabat-sahabat kita mengapresiasi perdjoangan kita dan hasil-hasil kita. Ini bukti, bahwa kita berada di djalan jang benar! Dari mimbar ini biarlah saja berseru kepada pers imperialis supaja kampanjenja jang anti-Indonesia itu djangan, djangan diberhentikan, sebab kampanje itu meng­



8/18/2014 9:41:54 AM



T japailah B intang - bintang



di



L angit



www.boxnovel.blogspot.com 425



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 425



001/I/14



untungkan kita dan membantu kita! Kepada pers negaranegara sahabat jang benar-benar bersahabat dengan kita, saja mengutjapkan terima kasih atas segala kata-kata baik mereka, jang mendorong kita dan memberi inspirasi kepada kita. Saja harap, sahabat-sahabat kita itu tidak segan-se­gan mengkritik Republik Indonesia djika mereka melihat keku­ rangan-kekurangan pada kita. Pada hari raja dwi-dasawarsa Proklamasi Kemerdekaan ini, Republik kita menerima ribuan kawat dan surat dari luar negeri maupun dalam negeri. Jang dari luar negeri itu datang praktis dari seluruh pelosok dunia. Dari mimbar ini saja pun ingin menjampaikan terima kasih Republik dan Rakjat Indonesia, terima kasih Pemerintah Republik Indonesia dan saja pribadi atas segala pernjataan simpati jang benar-benar mengilhami kita itu. Seperti halnja 20 tahun jang silam ini, djuga di waktu-waktu jang akan datang Republik Indonesia tidak akan gagal memenuhi tugas-tugas internasionalnja— men­ jokong setjara prinsipiil dan dengan segala-sesuatu jang mungkin kami berikan kepada setiap perdjoangan kemerdekaan, di mana pun dan oleh siapa pun perdjoangan itu dilakukan. Sebab, dengan menjokong perdjoanganperdjoangan itu sesungguhnja Republik Indonesia menjokong dirinja sendiri, urusannja sendiri, tjita-tjita kemerdekaannja sendiri. Hari ini hadir di tengah-tengah kita kawan-kawan seperdjoangan kita dari berbagai negeri. Mereka ada jang duduk di belakang saja di Istana Merdeka, ada jang duduk di belakang saja ini, di mimbar ini, jaitu kawan kita P.J.M. Stoica, Presiden Rumania. Hadir di sini exponen-exponen dari Afrika revo­lusioner; dari Amerika Latin revolusioner; dari Asia revo­ lusioner; hadir pula di sini wakil-wakil dari Eropa. Mari kita utjapkan terima kasih dan salut kita kepada mereka!



8/18/2014 9:41:54 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 426



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 426



001/I/14



Saudara-saudara sekalian, Saja mau mengadjak Saudara-saudara hari ini untuk berfikir dalam ukuran jang lebih luas, berfikir dengan sajapsajap-fikiran jang lebih lebar. Ketika dasawarsa pertama Repu­ blik kita, saja mengundang Saudara-saudara untuk memikirkan apa-apa jang akan kita hadapi dalam dasawarsa jang mendatang. Kali ini, saja mau mengadjak Saudara-sau­ dara untuk memikirkan sekurang-kurangnja soal-soal jang kita hadapi dalam 20 tahun jang akan datang. Ulang-tahun ke-20 Hari Kemerdekaan kita ini benarbenar satu mijlpaal, satu tonggak sedjarah dalam perdjalanan kita sebagai bangsa-negara. Bagaimana hal ini mungkin? Sebabnja, Saudara-saudara, karena pada hari-hari Agustus 1945 kita bangsa Indonesia tahu menangkap kans, berani menangkap kans, berani menggunakan momentum itu. Sean­ dainja pada waktu itu kita pertjaja kepada Sekutu atau pertjaja kepada djandji-djandji Djepang, maka rasanja kita tidak akan pernah merdeka! Bukankah aku sendiri di dalam Lahirnja Pantja Sila sudah mengatakan djangan kita ndjlimet, karena kalau kita ndjelimet kita tidak akan pernah merdeka? Bukankah di dalam pidatoku itu aku mengibaratkan penentuan kemerdekaan itu seperti mengambil keputusan perkawinan—bahwa djangan menunggu gedung, djangan me­nung­gu permadani, djangan menunggu tempat-tidur jang mentul-mentul, djangan menunggu medja-kursi jang seleng­ kap-lengkapnja, djangan menunggu sendok-garpu perak satu kaset, djangan menunggu kinder-uitzet dulu, baru kawin, melainkan aku katakan ketika itu, kawinlah kalau sudah punja satu gubuk, satu tikar, satu periuk? Bukankah aku djuga katakan ketika itu bahwa ketika memutuskan Revolusi Oktober Lenin boleh dibilang tidak punja apa-apa, tidak punja Djnepropetrovsk, jaitu dam besar di sungai Djnepr,



8/18/2014 9:41:54 AM



T japailah B intang - bintang



di



L angit



www.boxnovel.blogspot.com 427



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 427



001/I/14



tidak punja stasion radio, tidak punja kereta-api, tidak punja creches? Ja, Saudara-saudara, ketika itu bukan sadja ramalanku tentang Perang Pasifik sudah mendjadi kenjataan, tetapi ma­ lah­­an ramalanku tentang anaknja Perang Pasifik, jaitu mer­ dekanja Indonesia sudah mendapatkan sjarat-sjarat dan kon­­disi-kondisinja. Kita bukan bangsa jang tjuma berani ber­ djoang tetapi takut menang, tidak! Kita berani berdjoang dan kita berani menang! Maka dari itu setelah mengadakan per­ siapan-persiapan seperlunja dengan mendapatkan bantuan jang sangat berharga dari gerakan-gerakan massa, terutama sekali gerakan-gerakan pemuda revolusioner ketika itu, saja pun pada pertengahan bulan Agustus 1945 dengan tidak ajal-ajal dan ragu-ragu lagi memutuskan untuk menjatakan atas-nama bangsa Indonesia—kemerdekaan Indonesia. Di Eropa Timur pada waktu itu, berkat perdjoangan kaum partisan di negeri-negeri Eropa Timur, dan berkat bantuan aktif Tentara Merah Uni Sovjet, sedjumlah negeri melepaskan diri dari ikatan imperialisme dan mendirikan negara-negara merdeka jang mereka namakan Demokrasi Rakjat. Tetapi di Asia, Indonesia termasuk negeri jang paling pertama melem­ parkan belenggu imperialisme ke dalam lautannja sedjarah dan jang menegakkan satu Republik jang—seperti jantum di dalam Mukadimah Undang-undang Dasar tert­ 1945 kita—azasnja “merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur” dan jang berdasarkan Pantja Sila. Sekitar waktu itu beraksi pula kawan-kawan kita di Vietnam, kawan-kawan kita di Korea—Vietnamnja Ho Chi Minh, Koreanja Kim Il Sung. Keruan sadja rentetan revolusi-revolusi di Asia itu menggontjangkan, menggegerkan bukan sadja Pasifik dan Asia, tetapi bahkan menggontjangkan seluruh dunia. Oleh sebab itu, Saudara-saudara, kalau sekarang kita membina



8/18/2014 9:41:55 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 428



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 428



001/I/14



satu poros anti-imperialis, poros anti-imperialis, jaitu poros Djakarta-Pnompenh-Hanoi-Peking-Pjongjang, djanganlah dikira bahwa poros ini poros bikin-bikinan, tidak—poros ini poros jang paling wadjar, jang dibentuk oleh djalannja sedjarah itu sendiri! Republik Indonesia sendiri mengalami gelombangpasang dan gelombang-surut, gelombang-naik-gelombangturun. Tetapi arus-pokok daripada Republik Indonesia itu adalah arus pasang, arus naik, arus madju, arus ofensif, arus kemenangan! Ada saat-saat jang karena kita kurang waspada terhadap djarum-perpetjahan jang ditusukkan oleh kaum imperialis dan kaum reaksioner di dalam negeri, hampir-hampir sadja Republik kita tertimpa bentjana kehantjuran. Pedih, sungguh pedih hatiku pada saat-saat jang begitu itu, karena djika Republik dirobek-robek, hatiku pun rasanja seperti dirobekrobek! Tetapi dengan pedih-hati atau pilu-hati sadja orang tidak mungkin memetjahkan soal. Maka dari itu, pada saatsaat jang demikian itu selalu aku prihatin, selalu aku peladjari sebab-sebab dan masalah-masalahnja dengan teliti dengan bimbingan arah-orientasi jang tepat, dan manakala sjaratsjaratnja sudah tersedia, selalu aku mengambil keputusan, ja, selalu aku bertindak, bertindak, sekali lagi bertindak. Sebab, pada instansi jang terachir, nasib-sedjarah sesuatu bangsa itu ditentukan oleh tindakan-tindakan jang tepat jang diambil pada saat-saat jang tepat. Di sinilah dituntut kepemimpinan, di sinilah dituntut kenegarawanan! Jang sudah djelas, Saudarasaudara, segala keputusan dan tindakan itu harus selalu kita ambil dengan hati jang teguh laksana gunung-karang! Di waktu kita mengagungkan Revolusi Agustus sekarang ini, jang paling penting adalah untuk menarik peladjaran jang perlu-perlu dari segala pengalaman kita 20 tahun ini, jang



8/18/2014 9:41:55 AM



T japailah B intang - bintang



di



L angit



www.boxnovel.blogspot.com 429



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 429



001/I/14



manis maupun jang pahit. Benar sekali pemimpin-pemimpin jang mengatakan bahwa praktek adalah ibu daripada segala teori, bahwa pengalaman itu adalah guru jang paling bidjak­ sana. Bahkan, aku sendiri selalu mengatakan bahwa kegagalan adalah ibunja sukses, kekalahan adalah ibunja keme­nangan. Ambillah misalnja pengalaman berunding dengan kaum pendjadjah. Kita tahu dari sedjarah, bahwa Dipo­negoro jang tidak bisa ditundukkan di medan pertempuran, achirnja di­ djebak di ruang perundingan. Tetapi pengalaman Diponegoro itu buat kita merupakan pengalaman jang tidak-langsung, sedang selamanja pengalaman tidak-langsung itu tidak mungkin meresap seperti halnja pengalaman jang langsung. Seandainja kita tidak pernah membikin kesalahan di atas bukit Linggardjati dan di atas kapal Renville, barangkali kita djuga masih naif dalam berunding dengan kaum imperialis. Karena kita beladjar dari pengalaman itulah maka kita sekarang tidak naif. Sehingga, di waktu utusan Pemerintah Amerika Serikat, tuan Ellsworth Bunker datang kemari, maka dalam per­ setudjuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Amerika Serikat, bukan kita jang tunduk, Saudara-saudara, tetapi “Peace Corps” Amerika diputuskan harus keluar dari Indonesia. Ini merupakan peningkatan kedewasaan kita dalam menghadapi imperialisme! Semuanja ini membuat kita djuga mengerti, Saudarasaudara, mengapa Republik Demokrasi Vietnam tidak sudi berunding dengan Amerika Serikat jang terus sadja main bom, main roket, pendeknja, terus sadja main agresi. Perginja Perantjis dari Indotjina bukanlah ditentukan di Fauntainebleau, tetapi di Dien Bien Phu! Seperti bebasnja Irian Barat tempo hari—selalu ini aku katakan—tidak ditentukan di London, tidak di Moskow, tidak di Washington, tidak di P.B.B., tetapi di rimba-rimba Irian Barat!



8/18/2014 9:41:55 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 430



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 430



001/I/14



Begitulah, setiap pengalaman itu berguna dan berharga, asal kita peladjari, asal kita bisa menjimpulkan! Marilah pada sat-saat jang bahagia ini kita beladjar sebanjak-banjaknja dari Agustus jang agung, beladjar sendirisendiri maupun beladjar bersama-sama. Sekarang pun peladjaran jang bisa kita timba dari pengalaman 20 tahun ini luar biasa banjaknja, luar biasa! Dan dengan pasti aku bisa mengatakan bahwa peladjaran itu tidak akan kundjung habis! Kelak, Saudara-saudara, manakala kita sudah lebih djauh terdjarak dari masa-sedjarah sekarang ini, peladjaran jang bisa dan jang akan ditimba orang akan lebih banjak lagi. Ahli-ahli sedjarah, sardjana-sardjana lain, politikuspolitikus, sastrawan-sastrawan, seniman-seniman, djurnalisdjurnalis, semuanja kelak akan mempeladjari sedjarah kita, zaman kita, revolusi kita. Dan dengan menggeleng-gelengkan kepala mereka akan berkata dengan takdjub: “Hebat! Hebat Republik Indonesia itu! Bagaimana dalam masa sependek itu bisa ditunaikan hal-hal sebesar itu!” Sedarilah, Saudara-saudara, insjafilah, bahwa engkau, dan engkau, dan engkau, dan engkau,—semuanja dan masing-masing, ambil bagian dalam proses sedjarah jang besar ini. Seperti berkali-kali aku peringatkan, djanganlah ada di antara kalian jang berfikir “Ah, aku toh tjuma satu orang sadja, tanpa aku perdjoangan djuga berdjalan”, lalu orang itu lebih suka thenguk-thenguk, ongkang-ongkang, sedakep. Revolusi kita ini begitu dahsjatnja, sehingga tidak ada satu keluarga pun, tidak ada satu machluk pun jang tidak tersangkut di dalamnja. Atau orang memihak revolusi dan ikut berrevolusi, atau orang menolak revolusi, menentang revolusi dan diganjang oleh Revolusi! Jang netral tidak ada, dan tidak mungkin ada! Dua puluh tahun, Saudara-saudara, kita telah merdeka! Dua puluh tahun in bukan masa sembarangan. Dua puluh



8/18/2014 9:41:55 AM



T japailah B intang - bintang



di



L angit



www.boxnovel.blogspot.com 431



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 431



001/I/14



tahun ini, dua puluh tahun jang bagaimana! Kalau direnungrenungkan, bahwa dalam periode 20 tahun ini kita berhasil menegakkan satu Republik kesatuan jang sentausa, dengan segala sarana-sarananja—termasuk Angkatan Bersendjata— jang kuat, kita berhasil mengalahkan agresi-agresi imperialis dan berbagai-bagai kontra-revolusi, memulihkan keutuhan wilajah, dan jang sangat amat penting, menggugah kesedaran Rakjat sehingga Rakjat kita mendjadi Rakjat gemblengan seperti sekarang ini, jaitu Rakjat jang bersatu dan mengembangkan persatuan, Rakjat jang berdjoang dan mengembangkan perdjoangan—maka kadang-kadang aku sendiri pun keheran-heranan bagaimana segalanja ini mendjadi mungkin, dan bagaimana aku sendiri bisa mem­ berikan pimpinan jang dikehendaki! Tetapi, Saudara-saudara, seperti berulang-kali kutundjukkan, sedjarah mempunjai hukum-hukum jang objektif. Seandainja kita pemimpinpemimpin Republik Indonesia jang sekarang ini gagal, karena kita buta akan hukum-hukum objektif sedjarah itu, maka tentu sedjarah akan melahirkan pemimpin-pemimpin jang lain bagi bangsa Indonesia. Tetapi karena kita memahami hukum-hukum objektif sedjarah itu, dan karena kita setia berdjalan di atasnja hukum-hukum objektif itu, maka kita bisa mendjalankan tugas-tugas raksasa jang dipikulkan oleh sedjarah ke atas pundak kita. Kita, malahan, asal kita setia kepada hukum sedjarah dan asal kita bersatu dan memiliki tekad badja, kita bisa memindahkan gunung Semeru, gunung Kinibalu dari sana ke sini! Hari ini kita berhimpun di depan Istana Merdeka di bawah Tugu Nasional jang megah dan di hadapan Patung Pahlawan Diponegoro jang gagah, disaksikan oleh matahari jang riang-gembira dan bermiljard-miljard mata sahabatsahabat jang penuh simpati dari segala pendjuru angin. Untuk apa?



8/18/2014 9:41:55 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 432



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 432



001/I/14



Untuk mengadakan perhitungan, afrekening dengan masa-silam kita. Sebab, selalu satu bangsa berdiri di tengahtengahnja masa silam dan masa depan. Bilamana bangsa itu tidak tiap-tiap kali mengadakan perhitungan dengan masasilamnja, bilamana bangsa itu tidak bertekad menumpas segala jang negatif dan mengembangkan segala jang positif dari masa-silamnja, maka bangsa itu akan mungkin membina, tidak mungkin membimbing, tidak mungkin membangun masa-depannja. Kita mengadakan pertanggungan-djawab, kita meng­ adakan perhitungan, kataku, karena sesungguhnja sebagai satu bangsa jang berdjoang kita ini sudah mengalami kristallisasi. Seperti gadis penampi, sedjarah telah memisahmisahkan, telah memilah-milahkan emas dari lojang, sari dari ampas. Pertanggungan-djawab ini bahkan tidak hanja kuper­ sembahkan kepada bangsaku jang mendjadi djundjunganku, tetapi djuga kepada semua kawan-kawan seperdjoangan di luar negeri, kepada seluruh kekuatan Nefo di dunia, sebagai bahan konsultasi. Karena achirnja, achirnja, antara revolusi Indonesia dan revolusi-revolusi mereka djuga harus diadakan suatu dialog, agar bersama-sama kita bisa menjempurnakan kita punja serangan-serangan, kita punja serbuan-serbuan ke benteng-benteng nekolim. Siapa sadja boleh memberikan evaluasi, boleh memberikan penilaian terhadap hasil-hasil revolusi Indonesia. Djuga lawan-lawan kita, dan djuga kalau penilaian mereka itu seburuk-buruknja, penilaian itu akan welkom bagi kita, karena ini akan merupakan bahan kon­ frontasi antara fikiran-fikiran lapuk dunia-lama dan fikiranfikiran segar dunia-baru. Berkali-kali kukatakan bahwa abad ke XX ini adalah abad berachirnja imperialisme dunia. Sudah terlalu lama



8/18/2014 9:41:55 AM



T japailah B intang - bintang



di



L angit



www.boxnovel.blogspot.com 433



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 433



001/I/14



“pax imperialistica” menindas-menghisap-memperbudak kita, dan genta sedjarah sudah berdenting bahwa saatnja penjusunan Pax Humanica telah tiba! Ja, Pax Humanica! Damai antara semua manusia! Selamat-tinggal “pax imperialistica”, selamat-tinggal buat selama -lamanja! Selamat-datang Pax Humanica, selamat-datang buat selama-lamanja pula! Di depan Sidang M.P.R.S. sudah kutundjukkan hukum dialektika jang akan membalikkan “garis-hidup” imperialisme mendjadi garis-mati daripada imperialisme itu. Karl Marx benar sekali ketika meramalkan bahwa proletariat, “anakkandung” kapitalisme itu, akan mendjadi penggali liangkuburnja. Sekarang kita semua, ja proletariat, ja kaum tani, ja kaum tertindas lainnja, kaum jang kunamakan kaum Mar­haen, dan semua nasion-nasion tertindas di dunia ini, bersama-sama dan serempak mendjadi penggali liang kuburnja imperialisme. Tidak ada kehormatan jang lebih besar daripada ini, Saudara-saudara! Sesudah detik-detik Proklamasi 20 tahun jang lalu, belum pernah aku bangga seperti hari ini, belum pernah aku terharu begitu intens seperti hari ini! Lihatlah mata Rakjat Indonesia—sinarnja lebih tjemerlang daripada matahari! Lihatlah tekad Rakjat Indonesia itu—teguhnja lebih perkasa daripada kerasnja badja! Ja, hai imperialis, hai imperialis, Rakjat Indonesia tidak mungkin kau kalahkan lagi, tidak mungkin! Kalau hanja Rakjat kita tidak mungkin dikalahkan lagi, aku sudah akan besar-hati sekali. Tetapi bukan itu sadja, Saudara-saudara, bukan hanja itu sadja! Rakjat kita pun akan mengalahkan imperialis! Rakjat kita akan menang! Hai imperialis, kami jang akan menang, bukan engkau! Kesalahan kaum imperialis dan kaum reaksioner umumnja adalah, bahwa mereka meremehkan Rakjat



8/18/2014 9:41:55 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 434



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 434



001/I/14



jang djembel, meremehkan Rakjat djelata. Malahan ada di antara pemimpin-pemimpin Indonesia jang baru merasa krasan kalau berada di tengah-tengahnja ndoro-den-ajundoro-den-aju dan raden-mas-raden-mas atau berada di antara direktur-direktur kapitalis-birokrat, atau di antara tuantanah-tuantanah atau lintah darat-lintah darat. Memang ada pemimpin revo-lusioner dan ada pemimpin reaksioner, ada pemimpin sedjati, ada pemimpin gadungan! Bukan salahnja Rakjat kalau kaum imperialis babakbelur menghadapi Rakjat, bukan salahnja Rakjat kalau kaum imperialis babak-bundas di Indonesia, di Vietnam, di Konggo, di Dominika dan di mana-mana. Sebab mereka selalu mengukur Rakjat itu dengan ukuran kolonial, dengan ukuran poundsterling, dengan ukuran dollar. Mereka seperti rentenir, menghitung-hitung di Asia Tenggara ada berapa djuta Rakjat, di Timur Tengah ada berapa djuta Rakjat, di Afrika ada berapa djuta Rakjat, di Amerika Latin ada berapa djuta Rakjat, di Oseania ada berapa djuta Rakjat. Dan mereka berkata: “Kasih mereka sekian djuta dollar, habis perkara”. Mereka tidak tahu, bahwa kalau ada mata-uang jang paling merosot nilainja sekarang ini, mata-uang itu adalah djustru poundsterling dan dollar! Ja, barangkali ada jang tidak pertjaja akan apa jang aku katakan? Tengoklah: di zaman “Plan Marshall” untuk 100 djuta Rakjat Eropa Timur dikeluarkan 100 djuta dollar untuk subversi. Tapi sekarang, untuk mensubversi 200 djuta Rakjat Asia Tenggara dikeluarkan—200 djuta dollar? Bukan bukan 200 djuta dollar, tetapi dikeluarkan 1.000 djuta dollar. Artinja, paling sedikit dollar itu sudah merosot 5 kali! Toh dollar itu tidak menghasilkan simpati dan persahabatan terhadap Amerika Serikat, sebaliknja, dollar itu seperti meman­ tjing antipati dan permusuhan dari Rakjat-rakjat Asia Tenggara. Ataukah barangkali orang Asia lebih mahal daripada orang Eropa?



8/18/2014 9:41:55 AM



T japailah B intang - bintang



di



L angit



www.boxnovel.blogspot.com 435



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 435



001/I/14



Selama kita teguh dalam menegakkan kemerdekaan nasional kita, dan selama di dunia ini ada jang bernama imperialisme, maka selama itu kita harus siap menghadapi subversi, intervensi dan agresi kaum imperialis. Sebab, tidak akan pernah kaum imperialis itu memperkenankan kemerdekaan tipe Sukarno, atau kemerdekaan tipe Norodom Sihanouk, atau kemerdekaan tipe Mao Tse-tung, atau pun kemerdekaan tipe Boumedienne,atau tipe Hafez, atau tipe Nasser, atau tipe Sekou Toure, atau tipe Modibo Keita, atau tipe Nkrumah, atau tipe Nyerere. Mereka paling-paling memperkenankan, malahan merestui “kemerdekaan” tipe Tjiang Kai-sek, tipe Pak Jung Hi, tipe Ky, tipe Tsombe, tipe Tengku Abdulrachman Putra. Tetapi ada baiknja bahwa kaum imperialis mendjagoi djagoan-djagoan seperti Tjiang Kai-sek dan lain-lain itu, sebab, anasir-anasir itu anasiranasir jang paling korup di dunia ini, sehingga bantuan dollar berapa sadja banjaknja mereka sikat sendiri dan tidak ada atau sedikit sekali jang mereka pakai untuk melawan revolusi. Ja, Saudara-saudara, boneka-boneka imperialis pun menguntungkan kepada kita! Kita pun, Saudara-saudara, kita pun djangan memakai ukuran salah untuk revolusi kita sendiri. Revolusi hanja bisa diukur dengan ukuran revolusi! Revolusi tidak bisa diukur dengan ukuran text-books, sekalipun jang ditulis oleh profesor-profesor botak dari Oxford, dari Cornell University atau dari mana sadja. Rasanja aku masih perlu menandasnandaskan hal ini, karena masih ada sadja jang menganggap text-books imperialis itu sebagai standard fikiran jang dikeramatkan, sacrosanct jang tidak boleh diganggu gugat…. Apakah “mission sacrée” atau “white man’s burden” kaum imperialis itu “Hukum Ilahi”? Heh, kira-kira, dong, bung, kirakira, dong! Meleklah, hai, kaum jang tersesat!



8/18/2014 9:41:55 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 436



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 436



001/I/14



Bagaimana mengukur sesuatu revolusi dengan ukuranukuran revolusi? Segala sesuatu hendaknja diamati: untuk kesedjahteraan umum, ja atau tidak? Pro bono publico—inilah sembojan kita. Artinja pro bono publico, untuk kesedjahteraan umum! Sekalipun ada jang setjara pribadi dirugikan, sekalipun ada jang laba perusahaannja berkurang, tapi asal pro bono publicco, maka ia harus diterima. Sebaliknja, walaupun ada jang tambah mobil, tambah bungalow, tambah koelkast, tambah air-conditioner, walaupun ada jang bisa menjekolahkan anaknja ke Eropa atau ke “djabalkat” sekalipun, tapi djika tidak pro bono publico, maka ia harus ditolak. Ketjuali—ketjuali, kataku—djika orang sudah mendjadi orang asing di tanah-air sendiri, atau sudah mendjadi orang pribumi di negeri asing! Ja, ketjuali djika orang sudah tjidera, sudah durhaka, sudah chianat terhadap urusan revolusi! Lihatlah kepada kaum buruh dan kaum tani, sokogurusokoguru revolusi kita ini! Mereka memang pantas, pantas, tepat kusebut sokoguru revolusi! Mereka bekerdja, mereka menghasilkan, mereka berproduksi, tanpa mengeluh dan tanpa banjak tjing-tjong. Mereka mempunjai tuntutantun­ tutan mereka—sudah barang tentu—tetapi tuntutantuntutan itu biasanja masuk-akal. Kalau kaum buruh ingin supaja upahnja bisa naik sedikit untuk membeli buku-sekolah untuk anaknja, apakah itu tidak masuk-akal? Kalau kaum tani menghasratkan tanah, tanah “senjari bumi”, apakah itu tidak masuk-akal? Aku teringat kepada seniman-seniman ludruk Marhaen jang mengatakan “la kalau punja patjul tapi ndak punja tanah, ke mana patjul itu mesti dipatjulkan!” Tetapi ada di antara kita ini jang ndoro-ndoroan, jang main tuanbesar, jang mengira dirinja eigenaar revolusi, mengira dirinja presdir Republik, lalu maunja bukan dia berkorban buat



8/18/2014 9:41:55 AM



T japailah B intang - bintang



di



L angit



www.boxnovel.blogspot.com 437



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 437



001/I/14



Republik, tapi Republik berkorban buat dirinja…. Orangorang sematjam ini, Parvenu-parvenu, charlatan-charlatan, profitor-profitor matjam ini ada baiknja kita promovir mendjadi penghuni bui Nusakambangan! Saja selalu mengatakan bahwa perdjoangan kelas harus ditundukkan kepada perdjoangan nasional. Dan aku gembira bahwa djeritanku ini difahami oleh sebagian sangat besar dari Rakjat. Tetapi aku mau peringatkan, kalau ter­ koruptor-koruptor dan pentjoleng-pentjoleng kekajaan gara meneruskan “operasi” mereka jang sesungguhnja ne­ anti-Republik dan anti-Rakjat itu, maka djangan kaget djika pada satu waktu perdjoangan antar-golongan berkobar dan membakari kemewahan hidup kaum koruptor dan pen­ tjoleng-pentjoleng itu! Revolusi kita sekarang sudah tidak dalam taraf pertjobaan, sudah tidak dalam taraf experimen. Kita tidak boleh main experimen atau main tjoba-tjoba lagi. Ibaratnja kesebelasan sepakbola, tidak boleh kita memasang pemainpemain jang belum “djadi”, jang belum matang. Revolusi kita sudah menemukan vormnja, dan taraf ini meletakkan pada kita sjarat-sjarat baru, tuntutan-tuntutan baru, ukuranukuran baru. Mereka jang kemarin progresif, hari ini mungkin mendjadi retrogresif, anti-progresif; jang kemarin revolu­ sioner, hari ini mungkin mendjadi kontra-revolusioner; jang kemarin radikal, hari ini mungkin mendjadi melempem. Maka itu, Saudara-saudara, djanganlah di antara kita ada jang mengagul-agulkan djasa di waktu lampau sadja. Kalau saja memakai bahasa Belanda, saja berkata: Ik walg van al die oude koek! Ja, artinja aku muak, muak, mau muntah, kalau mendengarkan omongan orang jang mau djasa, djasa, djasa sadja. Biar engkau dulu djendral-petak di tahun 1945, tetapi



8/18/2014 9:41:55 AM



P anca A zimat R evolusi



Koleksi Iwan siswo



kalau sekarang memetjah persatuan nasional revolusioner, kalau sekarang mengatjaukan front Nasakom, kalau sekarang memusuhi sokoguru-sokoguru revolusi, engkau mendjadi tenaga reaksi! Sebaliknja, biar engkau dulu bukan apa-apa, ja, biar sekarang engkau bukan apa-apa, tetapi setia kepada revolusi, engkau tenaga revolusioner! Tenaga-tenaga matjam inilah, laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda, tinggi maupun rendah, tenaga-tenaga revolusioner matjam inilah jang tanpa ketjualinja ku“samenbundelen” kugabungkan mendjadi satu, agar mendjadi satu tenaga raksasa “kadya prahara angguntjang samodra”!



www.boxnovel.blogspot.com 438



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 438



001/I/14



Mengunjungi pasar, mungkin sekitar 1940-an akhir.



8/18/2014 9:41:55 AM



T japailah B intang - bintang



di



L angit



www.boxnovel.blogspot.com 439



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 439



001/I/14



Sedjak matinja Roosevelt, Stalin dan Churchill, dunia kita sedikit sekali mengenal pemimpin-pemimpin besar. Dulu, di waktu-mudaku, ketika aku mulai membasuhkan diri­ku ke dalam gerakan kemerdekaan, kukenal nama-nama jang besar-besar. Tetapi banjak di antara mereka itu jang kini tidak terkenal lagi. Sebagian dari mereka wafat terlalu tjepat, sebagian lagi karena tidak setia kepada djalan revolusioner jang sekali pernah mereka pilih sendiri. Kesetiaan kepada djalan revolusioner adalah sjarat pertama bagi seseorang untuk bisa terus di dalam gerakan dan untuk memainkan peranan tertentu di dalam gerakan itu. Revolusi itu selalu mempunjai alat-alat materiil dan alat-alat spirituil sekaligus. Alat-alat materiil itu ada jang sederhana, ada jang modern, ada jang up-to-date, ada jang kurang sesuai dengan apa jang dinamakan up-to-date. Aku tahu, tiap-tiap kali aku sebagai Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata mempermodern persendjataan keempat-empat Angkatan Bersendjata kita, atau djika Republik Indonesia membuka lin penerbangan ke djagat luar atau mempermodern alat-alat RRI dan TVRI kita, pers imperialis selalu mengedjek aku dengan menulis bahwa aku membangun—demikian kata mereka—“projek-projek prestise”. Ini adalah pembadutan djurnalistik dan pembadutan politik sekaligus jang amat djenaka! Kaum imperialis jang memang masih punja dollar dan punja bom nuklir dan lain-lain, tapi sudah tidak punja prestise lagi itu, ho-ho, mereka itu, kaum imperialis, membitjarakan prestise kita!! Monumen Nasional djuga “projek prestise”? Djalan Trans-Sumatera “projek prestise”? Terimalah, wahai Rakjat di Sumatera “projek prestise” ini dengan tangan dan hati terbuka, sebab memang prestise Sumatera akan naik karenanja! Dan tjatatlah, wahai wakilwakil pers Barat, bahwa aku Insja Allah Swt akan membikin



8/18/2014 9:41:55 AM



P anca A zimat R evolusi



pula projek-projek besar lainnja di Kalimantan, di Sulawesi, di Maluku, di Nusatengara, di Irian Barat! Republik Indonesia sudah memberantas buta huruf— ini djuga “projek prestise”? Republik Indonesia memetjahkan masalah kesehatan, masalah pendidikan, masalah pangan, dan lain-lain tanpa P.B.B.—ini djuga “projek prestise”? Republik Indonesia sudah meluntjurkan roket ionosfirnja— ini djuga “projek prestise”? Prestise apa dan siapa? Ja, prestise kemerdekaan dan prestise Rakjat kita jang merdeka! Dan kemerdekaan ini akan kita bela mati-matian, matimatian, kalau perlu—seperti pernah kukatakan—kita bela kemerdekaan itu dengan bom atom, kita bela kemerdekaan itu dengan bom atom! Tetapi djangan lupa bahwa kekuatan Rakjat, persatuan Rakjat, perdjoangan Rakjat itu djuga satu bom atom, malahan lebih hebat daripada bom atom! Ja, djangan dikira bahwa alat-alat atau sendjata-sendjata sprituil kita itu kalah daripada alat-alat atau sendjatasendjata materiil kita. Alat-alat materiil, teknik, dan lainlain itu malahan tidak pernah lebih daripada sekadar alat. Alat ini harus diperalat, dan siapa jang memperalat? Jang memperalat ialah politik kita, ideologi kita, revolusi kita! Dan djangan dibalikkan, Saudara-saudara. Tanggal 25 Djuni jang lalu, selaku Pemimpin Tertinggi Front Nasional aku telah mengeluarkan sebuah Instruksi 5 pokok, jaitu:



www.boxnovel.blogspot.com 440



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 440



001/I/14



Satu : Mempertinggi kewaspadaan dan kesiap-siagaan nasional; Dua : Mengutamakan disiplin dan tanggung-djawab nasional; Tiga : Memperkokoh persatuan nasional dengan mengamalkan djiwa Deklarasi Bogor dan tatakrama Nasakom;



8/18/2014 9:41:55 AM



T japailah B intang - bintang



di



L angit



Empat : Menempatkan kepentingan nasional di atas kepentingan golongan dan perseorangan; dan Lima : Merasapkan dan mengamalkan “Lima Azimat” Revolusi Indonesia: Nasakom, Pantja Sila, Manipol/Usdek, Trisakti Tavip, dan Berdikari.



www.boxnovel.blogspot.com 441



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 441



001/I/14



Aku gembira sekali bahwa sedjak saat itu hingga sekarang Instruksiku itu memang didjalankan, sehingga kelima-lima pokok itu memang diamalkan dalam amal-perbuatannja masjarakat. Terutama semakin meresapnja “Lima Azimat” Revolusi memang sangat menggembirakan sekali, sangat membesarkan hati. Gagasan-gagasan itu—Nasakom (1926), Pantja Sila (1945), Manipol/Usdek (1959), Trisakti Tavip (1964) dan Berdikari (1965)—sebenarnja hanjalah hasil penggalianku, jang dua pertama dari masjarakat bangsaku, dan jang tiga terachir dari Revolusi Agustus. Aku mengutjapkan terima kasih kepada Saudara-saudara jang telah menganggap kelimalima ideeku itu sebagai azimat-azimat Revolusi. Tidak ada kebahagiaan lebih besar bagi seseorang revolusioner selain mengetahui bahwa idee-ideenja sesuai dengan tuntutantuntutan revolusi! Aku meminta kepada Saudara-saudara agar supaja kelima-lima pokok dalam Instruksiku itu terus disebarsebarkan, diresapkan, diamalkan, sebab dari terlaksanatidaknja Instruksi itu tergantung pula baik-tidaknja Front Nasional di hari-hari jang akan datang, baik-tidaknja persatuan bangsa di hari-hari jang akan datang. Baik Nasakom, baik Pantja Sila, baik Manipol/Usdek, baik Trisakti, maupun Berdikari, kesemuanja mengabdi kepada persatuan nasional revolusioner, artinja, mengabdi kepada kepentingan revolusi. Semuanja alat pemersatu, se­ muanja alat revolusioner! Kalau beberapa waktu jang lalu



8/18/2014 9:41:55 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 442



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 442



001/I/14



ku­katakan agar kita “berdjiwa Nasakom”, maksudku adalah agar kita berdjiwa persatuan revolusioner, agar kita semua gandrung kepada persatuan revolusioner. Kita tidak tjukup hanja berdjiwa Nasakom—kita pun harus berdjiwa Pantja Sila, berdjiwa Manipol/Usdek, berdjiwa Trisakti Tavip, ber­ djiwa Berdikari! Djuga dalam hal ini pers imperialis suka mengedjek Sukarno. Kata pers imperialis, kata mereka, Sukarno hanja pandai menjusun sembojan-sembojan, dan malahan singatan-singkatan. Djawab saja djuga singkat sadja, karena, bukankah kaum imperialis sendiri membikin sembojansembojan, membikin singkatan-singkatan? Apa itu “food for peace”? apa itu “atom for peace”? Apa itu “susu-bubuk for peace”? Bedanja, bedanja ialah: sembojan-sembojan Sukarno diterima dan didukung Rakjat, sedang sembojan-sembojan imperialis ditolak dan dikutuk oleh Rakjat. Inilah bedanja! Mereka bukannja membentji NASAKOM karena singkatan ini terdiri dari 7 huruf; mereka djuga tidak membentji NEFO karena singkatan ini terdiri dari N, E, F dan O. Tidak! Mereka membentji singkatan-singkatan kita, karena mereka membentji isinja, ja, karena mereka takut kepada isinja, takut kepada daja-kekuatannja. Ini, dan tidak lain daripada ini, jang mereka bentji dan takuti. Wakil-wakil pers Barat djuga boleh mentjatat, bahwa di Indonesia lebih banjak lagi sembojan-sembojan dan singkatan-singkatan akan lahir—sembojan-sembojan dan singkatan-singkatan jang bukan sajda mendjurubitjarai kepentingan Rakjat, tetapi djuga mudah diingat oleh Rakjat, dan dengan demikian memberikan kearahan, gerichtheid kepada djalannja revolusi kita. Ini merupakan garis-kerak­ jatan kita, ini adalah garis-massa kita! Sembojan-sembojan itu hanjalah perumusan-perumusan jang paling singkat-padat, jang tjekak-aos daripada program



8/18/2014 9:41:55 AM



T japailah B intang - bintang



di



L angit



www.boxnovel.blogspot.com 443



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 443



001/I/14



dan konsepsi-konsepsi revolusi Indonesia. Tidak ada di dunia ini revolusi djiplakan. Setiap revolusi harus dan mesti orisinil. Kalau ada revolusi djiplakan, revolusi begitu itu sebenarnja bukan revolusi, revolusi itu pasti gagal. Inilah sebabnja aku selalu menghargai kaum kreatif, jang punja idee-idee jang berani, jang punja fantasi jang menjundul langit, jang tahu melahirkan konsepsi-konsepsi jang baik. Kita tidak bisa mendjadi revolusioner jang baik, djika kita tidak teguh dalam prinsip-prinsip revolusioner, dan djika kita tidak menguasai adjaran-adjaran revolusioner. Teta­pi kita djuga tidak bisa mendjadi revolusioner jang baik, djika kita tidak berdjiwa tjipta, tidak kreatif, tidak pandai memeras kita punja otak sehabis-habisnja. Revolusi adalah sekaligus ja ilmu ja seni! Sekaligus ilmu dan seni. Bahkan untuk kemenangan revolusi itu sendiri, kita harus kreatif, kita harus pandai menentukan taktik-taktik perdjoangan jang soepel, jang flexible, jang bidjaksana. Tetapi! Kita tidak boleh soepel atau bidjaksana di dalam strategi! Tidak boleh kita mendjadi oportunis! Revolusi terus meningkat. Maka dari itu revolusi itu djuga mengadjukan tuntutan-tuntutan jang meningkat. Itulah jang saja namakan the rising demands of our revolution. Administrasi kolonial tidak memerlukan pegawai-pegawai patriot; tjukup asal pegawai-pegawai itu ahli; djurutulis jang ahli, malahan jang lebih tidak-patriot lebih baik! Sebaliknja, pada hari-hari pertama atau pada tingkat pertama Revolusi kita, patriotisme itulah sjarat jang mutlak buat pegawai-pegawai, sekalipun mungkin kurang ahli. Tetapi sekarang, pegawai-pegawai jang tidak sekaligus patriot dan ahli akan sukar mengikuti derapnja revolusi. Begitu djuga pemimpin-pemimpin dan kader-kader revolusi. Tidak tjukup lagi kalau mereka itu hanja pandai sadja, atau hanja berwatak



8/18/2014 9:41:55 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 444



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 444



001/I/14



sadja; pemimpin-pemimpin dan kader-kader revolusi harus sekaligus berwatak dan pandai. Bahwa revolusi kita benar-benar meningkat, ini djuga kentara dari hasil-hasil kita tahun ke tahun. Ambillah periode sedjak 17 Agustus 1964 sampai 17 Agustus 1965 ini—periode antara dua 17 Agustus ini untuk seterusnja kunamakan Tahun Kerdja Proklamasi—, dalam Tahun Vivere Pericoloso kemenangan-kemenangan kita lebih banjak dan lebih besar daripada di masa-masa sebelumnja. Kemenangan-kemenangan dalam Tahun Vivere Pericoloso itu—saja hanja menjebutkan jang paling pokokpokok dan paling penting-penting sadja—antara lain adalah: keluarnja Republik Indonesia dari Perserikatan BangsaBangsa dan disadarinja pendirian bahwa mahkota ke­mer­ dekaan sesuatu bangsa adalah bukan keanggautaan P.B.B., tetapi Berdikari; Ketetapan MRPS tentang Banting Stir; pembubaran “B.P.S.” serta koran-koran, antek-antek dan biang-keladinja; penggulungan gerombolan kontra-revo­ lusioner Kahar Muzakar dan Gerungan; peranan Republik Indonesia dan negara-negara progresif lainnja dalam “K.T.T. non-blok ke II” sehingga membikin kon­ferensi itu berwatak anti-imperialis; Dasa­ war­ sa Konferensi Ban­ dung jang bersedjarah; “K.T.T. ketjil” di Kairo se­su­dah penundaan K.A.A. II, jaitu di antara Republik Per­satuan Arab, Pakistan, Republik Rakjat Tiongkok dan Republik Indo­nesia; ambilalih maskapai-maskapai Amerika Serikat, dan paling achir, hanja beberapa hari jang lalu, kotjar-katjirnja “Malaysia” dengan keluarnja Singapura dari federasi neo-kolonialisme itu. Kemenangan-kemenangan ini bukan kemenangankemenangan ketjil! Kemenangan-kemenangan ini hanja mung­kin, karena Rakjat Indonesia bersatu-padu dan menjer­ bu kubu-kubu musuh laksana satu pasukan jang kompak,



8/18/2014 9:41:55 AM



T japailah B intang - bintang



di



L angit



satu bandjir jang mahadahsjat, dengan disiplin jang kokoh di bawah pimpinan jang satu! Tentang P.B.B.: P.B.B. dalam susunannja jang sekarang tidak mungkin dipertahankan lagi. Dengan menguntungkan Taiwan dan merugikan R.R.T., menguntungkan Israel dan merugikan negeri-negeri Arab, menguntungkan Afrika Selatan dan merugikan Afrika, menguntungkan “Malaysia” dan merugikan R.I., P.B.B. njata-njata menguntungkan imperialisme dan merugikan kemerdekaan bangsa-bangsa. Dalam tahun 1960 aku menuntut supaja P.B.B. diritul dan dipindah-tempat. Sekarang tuntutanku ialah bahwa P.B.B. harus mengakui kesalahan-kesalahannja dan harus dirom­ bak samasekali. Kalau tidak, maka P.B.B. bukan hanja akan ditertawai sebagai mimbar omong-kosong, tetapi lebih dje­ lek daripada itu: P.B.B. akan dikutuk sebagai badan jang lebih buruk daripada Volkenbond, dan malahan lebih buruk daripada semua Parlemen kapitalis digabung mendjadi satu! Satu Parlemen kapitalis paling-paling “mewakili” dan menindas Rakjatnja sendiri, tetapi P.B.B. “mewakili” dan menindas Rakjat Korea, Rakjat Konggo, Rakjat Kalimantan Utara, Rakjat-rakjat djadjahan jang lain-lain!



Bersama Sultan Hamengkubuwono IX, sekitar 1940-an.



www.boxnovel.blogspot.com 445



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 445



001/I/14



Koleksi iwan siswo



8/18/2014 9:41:55 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 446



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 446



001/I/14



Tentang Banting Stir: Ketetapan M.P.R.S. tentang Banting Stir tidak hanja punja arti ekonomi. Arti ekonominja memang besar karena kalau kita tidak banting stir, maka kita bisa makin lama makin djauh menjimpang dari Dekon. Tetapi arti politiknja tidak kalah besarnja, sebab banting stir itu berarti djuga membanting gepeng kaum avonturir dalam politik, jang tjoba-tjoba mau menjelundupkan reformisme atau teori lain dan jang tjoba-tjoba mau mengkisruhkan pengertian tentang dua tahap revolusi. Lebih-lebih lagi, banting stir djuga punja arti pendidikan jang besar, jaitu mendidik kita untuk tidak subjektif dalam menjusun plan, tidak subjektif dalam mengurus ekonomi, pendeknja mendidik kita untuk membebaskan diri samasekali dari setiap subjektivisme, berat-sebelahisme, serampanganisme, dll! Tentang “B.P.S.”: Sudah mendjadi rahasia umum bahwa “B.P.S.” itu dimaksudkan untuk “atas-nama Sukarnoisme membunuh adjaran-adjaran Sukarno dan membunuh Sukarno sendiri”. Memang ada orang-orang jang dengan djudjur, dengan djudjur, dengan djudjur, menerima ideeidee politikku dan mengusulkan untuk menjebut adjaranadjaranku itu “Sukarnoisme”, tetapi dengan “B.P.S.” soalnja lain samasekali. Tidak pertjuma satu suratkabar besar di Amerika Serikat mengakui bahwa pemerintahnja “terlalu tjepat” memberikan dukungan kepada “B.P.S.” sehingga membangkitkan ketjurigaan Rakjat Indonesia! Tanpa dukungan Amerika Serikat pun Rakjat Indonesia tentu bisa membedakan daging dari ikan, bisa membedakan maksud baik dari maksud djahat, dan bisa mengenal sendiri apa hakekatnja “B.P.S.” itu. Djika diingat bahwa “B.P.S.” itu menjangkut satu rentjana djahat djelaslah bahwa di samping soal kriminalitet politik seperti memetjah belah persatuan nasional, mengatjau-balaukan pengertian Nasakom, dan



8/18/2014 9:41:55 AM



T japailah B intang - bintang



di



L angit



www.boxnovel.blogspot.com 447



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 447



001/I/14



lain-lain, “B.P.S.” djuga tersangkut perkara kriminalitet biasa. Maka dari itu aku tidak ragu-ragu mengambil tindakan menutup semua suratkabar-suratkabar “B.P.S.”. Aku djuga mau peringatkan, djanganlah “B.P.S.”-isme itu jang sudah dilarang di koran ini dan koran itu, diselundupkan masuk ke koran-koran lain, jang lama maupun jang baru! Tentang gerombolan: Pembasmian gerombolan kontrarevolusioner Kartosuwirjo, Soumokil, Kahar Muzakkar dan Gerungan merupakan kemenangan-kemenangan penting. Kepada pradjurit-pradjurit Angkatan Bersendjata dan Rakjat jang ikut aktif dalam pembasmian itu saja utjapkan terima kasih jang sedalam-dalamnja. Terutama sekali “Siliwangi” besar sekali djasanja. Terbasminja gerombolan-gerombolan ini hendaklah mendjadi tjanang-peringatan bagi siapa sadja— djangan tjoba-tjoba bermain api kontra-revolusi di Indonesia! Sudah dalam tahun 1946, jaitu dalam pidato 17 Agustus-ku 19 tahun jang lalu kuperingatkan: “Dengan pengertian jang sedalam-dalamnja serta kejakinan jang sekuat-kuatnja akan arti persatuan bangsa, maka pemerintah selalu mentjari mempersatukan, selalu menghindarkan perselisihan, selalu menundjuk kepada adjaran sedjarah ‘Bersatu kita teguh, bertjerai kita djatuh’. Akan tetapi dalam pada itu, pemerintah mesti memperkuat kedudukannja sebagai pemerintah…. Tiap-tiap pengatjau, tiap-tiap pengrusak akan berhadapan langsung dengan kekuasaan pemerintah, dan pemerintah tidak akan ragu-ragu mengambil tindakan jang sepantasnja terhadap mereka itu!” Tentang “K.T.T. non-blok”: Pendirian Republik Indo­ nesia tentang non-alignment, jaitu tidak menjeberang sini tidak menjeberang situ, rasanja sudah tjukup djelas. Nonalignment, dalam pendapat RI, harus bersifat anti-imperialis. Kalau tidak anti-imperialis, maka non-alignment demikian



8/18/2014 9:41:56 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 448



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 448



001/I/14



itu djadinja sudah aligned, karena ia menguntungkan imperialisme. Non-blok itu paling-paling bisa dalam hubungan N.A.T.O. dan Pakta Warsawa, tetapi orang tidak mungkin “nonblok” dalam hubungan imperialisme dan anti-imperialisme, pendjadjah dan jang melawan pendjadjah! Dengan konsepsi anti-nekolim jang djelas-tegas, maka delegasi R.I. jang saja pimpin sendiri memberikan sumbangan-sumbangannja jang positif kepada “K.T.T. non blok ke II”, dan konferensi itu benar-benar telah mendjadi konferensi anti-nekolim. Nonalignment revolusioner menang, non-alignment bantji kalah! Adapun R.I. sendiri, R.I. dikenal dunia tidak menganut “teori tiga kekuatan”, karena R.I. membagi dunia hanja dalam dua kubu, jaitu kubunja Nefo, Nefo revolusioner dan kubunja Oldefo reaksioner. Ini adalah hasil analisa jang objektif atas konstellasi dunia dewasa ini, dan maka dari itu Conefo jang Insja Allah akan kita selenggarakan tahun depan itu pun objektif pula! Tentang Dasawarsa K.A.A. I: Perajaan Dasawarsa Konferensi Asia-Afrika ke-I atau Konferensi Bandung telah mendjadi manifestasi perkasa dari tekad anti-imperialis bangsa-bangsa Asia-Afrika. Segala fitnahan terhadap konsepsi-Bandung, seakan-akan forum Asia-Afrika itu suatu forum “rasialis”, forum “separatis”, forum “sektaris” serta tuduhan-tuduhan lainnja, bisa kita gempur-hantjur. Melalui upatjara chidmat Dasawarsa K.A.A. I dan atjara-atjara lainnja, antara lain pertemuan-pertemuan dan tukar-fikiran antara para utusan dari kedua benua kita, maka saling-pengertian di antara semua negara-negara A-A jang anti-nekolim bertambah mendalam. Bukan sadja usaha sabotase terhadap Dasawarsa itu gagal-berantakan samasekali, tetapi perajaan Dasawarsa itu sendiri merupakan sukses jang gilang-gemilang. Bagi Rakjat Indonesia sendiri Dasawarsa merupakan pendidikan



8/18/2014 9:41:56 AM



T japailah B intang - bintang



di



L angit



www.boxnovel.blogspot.com 449



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 449



001/I/14



politik jang teramat penting, sehingga perhatian Rakjat Indonesia terhadap masalah-masalah internasional bertam­ bah besar, setia-kawan mereka terhadap saudara-saudaranja jang berdjoang untuk kemerdekaan nasional bertambah besar pula. Tentang “K.T.T. ketjil” : seluruh dunia tahu, bahwa R.I. menghadapi K.A.A. II di Aldjazair dengan persiapan jang setjukup-tjukupnja. Delegasi tingkat menteri jang dipimpin oleh W.P.M. I Dr. Subandrio sudah sampai di Aldjazair, sedang delegasi K.T.T. jang saja pimpin sendiri hanja sampai di Kairo, karena Standing Committee K.A.A. achirnja memutuskan penundaan K.T.T. itu sampai awal November jang akan datang. Bahwa kaum imperialis berusaha mati-matian untuk mentorpedo K.A.A. II itu, hal ini sudah dengan sendirinja. Hal ini ternjata antara lain dari rapat “persekemakmuran Inggeris”. Tetapi lebih penting dari segalanja itu adalah perkembangan di Aldjazair sendiri. Ketika Ben Bella digulingkan dan digantikan oleh satu Dewan Revolusioner, pemerintah R.I segera mengakui rezim baru di bawah pimpinan Houari Boumedienne bukan hanja karena pertimbangan-per­ tim­ bangan K.A.A. II sadja, tetapi karena pemerintah R.I. meng­ anggap perkembangan itu perkembangan progresif. Ada pemimpin-pemimpin jang takut dirinja akan “di Ben-Bellakan”, tapi ini hanja membuktikan bahwa mereka itu pe­ mimpin-pemimpin vested interest! Tergulingnja Ben Bella harus mendjadi peringatan bagi pemimpin mana pun, bahwa begitu seseorang pemimpin mendjauhkan dirinja dari kepentingan-kepentingan Rakjatnja, begitu ia pasti djatuh. Kemudian, penundaan K.A.A. II kami gunakan di Kairo untuk mengadakan suatu pertemuan puntjak—“le petit sommet”, jaitu tingkat tinggi ketjil, kata harian-harian Perantjis—di antara saudara-saudaraku Gamal Abdel Nasser, Ayub Khan,



8/18/2014 9:41:56 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 450



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 450



001/I/14



Tjou En-lai dan saja sendiri. Hasil “K.T.T. ketjil” ini sudah diketahui umum, dan saja puas atas hasil tersebut. Tentang modal Amerika Serikat: Setelah di tahun 1957 kita mengambilalih modal Belanda dan di tahun 1963 modal Inggeris, maka pada awal tahun ini Rakjat Indonesia— jang membela hak-haknja dari serangan-serangan Amerika Serikat jang memberikan active aid kepada neo-kolonialisme “Malaysia”—mengambilalih modal Amerika Serikat. Sekarang modal itu berada di bawah pengawasan Pemerintah Republik Indonesia. Ini merupakan langkah penting bagi R.I., jang dengan azas Berdikari sedang menegakkan perekonomian nasionalnja sendiri, jang bebas samasekali dari imperialisme maupun feodalisme. Di dunia dewasa ini “Sosialisme” benarbenar mendjadi mode. Tidak ada sesuatu pemerintah, jang tidak mau dimusuhi Rakjatnja, jang tidak menjatakan dirinja “Sosialis”. Lutjunja, di antara “Sosialisme-sosialisme” itu ada jang mentah-mentahan “Sosialisme” dengan… modal imperialis di negerinja! Ja, malahan ada negeri jang samasekali belum mulai dengan perubahan-perubahan nasional-demo­ kratis, sudah menjatakan “membangun Sosialisme”. Indonesia tidak mau munafik dengan Sosialismenja. Indonesia dengan tegas menjatakan bahwa revolusinja masih dalam tahap nasional-demokratis, sekalipun sedjumlah hasil penting telah ditjapai dalam tahap ini. Nanti akan datang ketikanja, jang Indonesia akan membangun Sosialisme, jaitu apabila modal imperialis sudah habis samasekali dan pemilikan tanah kaum tuantanah sudah dibagi kembali kepada rakjat. Jang terang, anak ketjil pun bisa mengerti, jang terang ialah bahwa dengan modal imperialis tidak mungkin kita membangun Sosialisme. Djangankan Sosialisme, ekonomi nasional pun tidak akan mungkin! Oleh sebab itu, prinsip membangun ekonomi tanpa modal monopoli asing, sudah mendjadi prinsip jang tak bisa



8/18/2014 9:41:56 AM



T japailah B intang - bintang



di



L angit



www.boxnovel.blogspot.com 451



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 451



001/I/14



ditawar-tawar lagi bagi kita. Adapun sikap R.I. terhadap A.S. hal ini pun sudah diketahui umum. Pemerintah A.S sendiri sangat tahu akan sikap kita itu. Segala sesuatunja tidak semata-mata tergantung pada R.I. Malahan, dalam keadaan sekarang, soal-soalnja lebih banjak tergantung pada sikap A.S. Apakah mereka akan menghentikan sokongan mereka terhadap “Malaysia” dan bersahabat kembali dengan Indonesia, ataukah sebaliknja tetap menjokong “Malaysia”, dus memusuhi R.I.—ini adalah persoalan jang terpenting dewasa ini dalam relasi R.I.-A.S. Baiklah pemerintah A.S. mempertimbangkan betul-betul hal ini, karena achirnja pada kita ada hak penuh—sebagai Republik jang berdaulat—untuk menasionalisasi, bahkan mengkonfiskasi modal asing mana pun jang memusuhi Republik Indonesia. Tentang Singapura: Lemahnja projek “Malaysia” sudah kentara sedjak permulaannja. Ini sudah ratusan kali kukatakan! Seperti seluruh dunia tahu, Brunei jang mendjadi tempat pertama petjahnja revolusi Kalimantan Utara di bawah pimpinan Mahmud Azahari itu, menolak “Malaysia” dan tidak pernah tergabung dalam “Malaysia”. Sekalipun diiklankan setjara besar-besaran oleh pers imperialis seakanakan ekonomi “Malaysia” itu “makmur”, tapi aksi-aksi kaum buruh di sana jang melawan kemerosotan hidup tidak bisa disembunjikan lagi. Sementara itu, sedang R.I. mendapat pudjian dari mana-mana karena politiknja jang didjiwai Bhinneka Tunggal Ika sehingga Rakjat Indonesia merupakan Rakjat jang rukun, di “Malaysia” terus-menerus timbul kerusuhan-kerusuhan rasialis. Semua ini membuktikan bahwa projek “Malaysia” memang suatu projek jang dipaksakan. “Malaysia” diadakan antara lain untuk “overvote”, mengalahstemkan, “overvote” suku Tionghoa. Pernah saja bersendagurau bahwa “pertentangan Kualalumpur–Singapura lebih



8/18/2014 9:41:56 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 452



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 452



001/I/14



tadjam daripada pertentangan Kualalumpur–Djakarta”. Tentu ini hanja senda-gurau belaka, tetapi apapun alasannja, sudah mendjadi kenjataan bahwa Singapura memisahkan diri dari “Malaysia”. Ja, “Malaysia” mulai rontok dari dalam! Rontok berantakan nantinja samasekali! Tidak ada kekuatan apapun di dunia ini jang akan bisa mempertahankan kelangsungan hidup “Malaysia”! Tidak ada kekuatan, tidak Tengku, tidak Inggeris, tidak Amerika, tidak seribu dewa dari kajangan! Peristiwa ini sekaligus mendemonstrasikan kegagalan total daripada politik kolonial Inggeris di mana-mana. Sesudah gagal dengan West Indies Federation, gagal dengan Central Federation of Africa, gagal dengan South Arabian Federation, Inggeris kini gagal pula dengan “Federation of Malaysia”! Saudara-saudaraku setanah-tumpah-darah, Kawan-kawanku serevolusi, Perdjoangan kita selamanja mempunjai aspek nasi­onal dan aspek internasional. Kedua-dua aspek ini tak terpisahpisahkan satu sama lain. Pada perajaan dwi-dasa­ warsa Republik ini pun kita perlu menelaah situasi internasional dalam mana kita sekarang berada. 20 tahun setelah berachirnja Perang Dunia II dan 20 tahun setelah didirikannja P.B.B., perdamaian dan keamanan bangsa-bangsa tetaplah tinggal tjita-tjita, tinggal harapan, sedangkan kenjataannja, banjak bangsa-bangsa masih merana dalam penderitaan jang berlarut-larut, akibat “peradaban” imperialisme. Kaum imperialis paling suka menjebut dirinja “beradab”; mereka djuga paling suka menganggap kita-kita ini “biadab”, sehingga mereka harus datang dengan pasukanpasukannja, dengan armada-armadanja, dengan pangkalanpang­kalan perangnja untuk “mengadjarkan peradaban” kepa­ da kita, kata mereka itu. Dalam “mengadjarkan peradaban” itu mereka tjukup rojal, tidak sajang harta tidak sajang



8/18/2014 9:41:56 AM



T japailah B intang - bintang



di



L angit



benda, dan djika kita-kita ini dianggap “mbandel”, maka dibom­njalah kita: dibomnja Maluku, dibomnja Kambodja, dibomnja Laos, dibomnja Kuba. Pada saat ini rupanja bangsa jang paling “mbandel” itu bangsa Vietnam, sehingga bangsa ini setiap hari, setiap djam, setiap detik dihudjani bom oleh pembawa-pembawa “missi sutji” dari Washington…. Kalau “missi sutji” itu gagal total, sudah tentu jang salah, katanja, ja kaum “biadab” ini! Mereka jang datang dari djarak sedjauh separo bolabumi, datang dari djarak 20.000 km, mereka itu namanja “pem­bela perdamaian”, sedang Rakjat Vietnam jang tinggal di negerinja sendiri, mengurusi urusannja sendiri dan meng­ atur tatahidupnja sendiri, Rakjat Vietnam ini dinamakan “agresor”. Salah-satu, salah-satu harus gila, Saudara-saudara: Vietnam atau Amerika Serikat. Kedua-duanja gila tidak mungkin, kedua-duanja waras pun tidak mungkin! Saudarasaudara bisa menjimpulkan sendiri mana jang waras dan mana jang gila!



Bersama Guntur di Gedung Empire State Building, 1956.



www.boxnovel.blogspot.com 453



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 453



001/I/14



Koleksi iwan siswo



8/18/2014 9:41:56 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 454



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 454



001/I/14



Achirnja “alasan” A.S. mengapa melakukan “escalation”, jaitu penaikan, penambahan, penghebatan atas peperangannja di Indotjina adalah, katanja, “untuk mentjegah Vietnam mendjadi negeri Komunis”. Saja tidak pernah mendengar kawanku Paman Ho, Ho Chi Minh jang sering saja bitjara dengan beliau, saja tidak pernah mendengar beliau itu berkeberatan A.S. merupakan negeri kapitalis, djika Rakjat A.S. memang menghendaki demikian; kenapa A.S. berkeberatan Vietnam “mendjadi negeri Komunis”, djika Rakjat Vietnam menghendaki demikian? Hak menentukan nasib sendiri berarti pula hak menentukan matjam pemerintah jang dikehendaki oleh sesuatu Rakjat di negerinja sendiri. Ini bahkan tertjantum dalam “Declaration of Independence” Amerika Serikat sendiri ! Ataukah dokumen besar ini telah dilemparkan sendiri oleh bangsa Amerika? Kalau agresi A.S. terhadap Vietnam itu kita biarkan, maka dia akan merupakan bahaja besar bagi seluruh tatahidup internasional kita. Sekarang agresi itu terdjadi di Vietnam, besok dia mungkin terdjadi di bumi lain! Dia malahan sudah terdjadi djuga di Dominika. Maka dari itu, demi keselamatan masing-masing dan demi keselamatan kolektif kita, kita bangsa-bangsa jang tjinta-merdeka dan tjinta-damai harus melawan agresi A.S. itu, dan harus aktif memberikan sokongan kita kepada saudara-saudara di Vietnam itu. Kepada pemerintah A.S. ingin saja nasehatkan—kuharap benar-benar mereka masih bisa mendengar nasehat!— supaja mengakui kesalahannja dan segera menarik diri samasekali dari Vietnam dan dari seluruh Indotjina. Pertjuma mereka menuduh Republik Demokrasi Vietnam “tidak sudi berunding”, karena apabila A.S. tidak menarik diri samasekali dari Vietnam, setiap orang melihat djustru A.S.lah jang tidak sudi penjelesaian setjara damai. Baik disedari



8/18/2014 9:41:56 AM



T japailah B intang - bintang



di



L angit



www.boxnovel.blogspot.com 455



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 455



001/I/14



oleh A.S., bahwa satu-satunja alternatif baginja adalah keluar samasekali dari seluruh Asia Tenggara ! Djika mereka emoh menarik diri, mereka bisa kehilangan segala-galanja, segalagalanja ! Maka, hai Amerika ! Hai, Inggeris ! Zaman ini bukan zamannja imperialisme lagi. Zaman ini adalah zamannja anti-imperialisme. Zaman ini adalah zaman hantjurleburnja imperialisme! Sebagai seorang jang telah makan garam perdjoangan, aku tahu bahwa tak pernah imperialisme itu menjerah dengan sukarela. Mereka hanja menjerah, djika mereka dipak­sa, jaitu dipaksa dengan kekuatan jang maha dahsjat, dengan machtsvorming dan machtsaanwending, nasional dan internasional. Di sinilah letak pentingnja Conefo, karena melalui Conefo itu kita akan menggalang “samenbun­ deling van alle internationale revolutionnaire krachten”, jang kusebut djuga “Nasakom internasional”,—gabungan daripada negara-negara Nasionalis, negara-negara Agama dan negaranegara Komunis dalam skala dunia, untuk melabrak babakbelur-hantjur-lebur nekolim, untuk membangun dunia kem­ bali, mem­bangun dunia baru—dunia tanpa imperialisme dan tanpa exploitasi. Situasi internasional dewasa ini adalah baik dan meng­ untungkan kita. Keluarnja Republik Indonesia dari Perserikatan Bangsa-Bangsa menambah baiknja situasi inter­nasional itu. Sebab, walaupun ada di antara sahabatsahabat kita di luar-negeri jang tidak menjetudjui Repu­blik Indonesia keluar dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, atau jang mengharap Republik Indonesia kembali masuk Perserikat­an Bangsa-Bangsa, namun keluarnja Republik Indonesia dari Perserikatan Bangsa-Bangsa itu bisa mereka gunakan untuk memperkuat posisi mereka dalam menghadapi nekolim. Jang terang Perserikatan Bangsa-Bangsa sekarang tidak bisa main



8/18/2014 9:41:56 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 456



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 456



001/I/14



seenaknja sendiri, karena Perserikatan Bangsa-Bangsa harus memperhitungkan pendirian dan sikap negara-negara dan pemerintah-pemerintah jang berani hidup desnoods tanpa Perserikatan Bangsa-Bangsa. Sikap Republik Indonesia itu adalah kritik jang paling tadjam jang bisa diberikan ke ala­ mat Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan biarlah Perserikatan Bangsa-Bangsa terbuka matanja, kalau dia mau! Dalam rangka pembinaan setia-kawan Asia-Afrika, barubaru ini saja telah mengutus Wakil Perdana Menteri I/Menteri Luar Negeri Subandrio disertai Menteri Penerangan dan dua orang Menteri Negara untuk mengundjungi 4 negara Timur Tengah dan 8 negara Afrika. Missi itu telah menumbuhkan saling-pengertian jang mendalam di antara kita dan negaranegara jang dikundjungi, dan saja mengutjapkan terima kasih kepada pemerintah-pemerintah jang bersangkutan atas sambutan mereka terhadap missi jang disebut “Safari Berdikari” itu. Republik Indonesia ingin menegaskan, bahwa Berdikari tidak berarti mengurangi, melainkan memperluas kerdjasama internasional, terutama di antara semua negara jang baru merdeka. Jang ditolak oleh Berdikari adalah ketergantungan kepada imperialisme, bukan kerdjasama jang sama-deradjat dan saling menguntungkan. Karena nekolim itu biasanja mendirikan pangkalanpangkalan militer di wilajah-wilajah orang lain, sedang pang­ kalan-pangkalan militer asing itu merupakan bahaja utama bagi perdamaian dunia, maka sedjumlah organisasi massa di Indonesia telah mengambil prakarsa membentuk satu komite jang dalam tahun ini djuga akan menjelenggarakan di Indonesia satu Konferensi Internasional Anti Pangkalanpangkalan Militer Asing. Pemerintah Indonesia menjambut inisiatif itu, karena idee konferensi itu sesuai dengan Semangat Bandung.



8/18/2014 9:41:56 AM



T japailah B intang - bintang



di



L angit



www.boxnovel.blogspot.com 457



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 457



001/I/14



Makin hari makin tegas perlawanan Rakjat-rakjat se­du­ nia terhadap neo-kolonialisme. Ada dua faktor jang me­nje­ bab­ kan neo-kolonialisme itu lebih berbahaja daripada ko­ lo­ni­al­isme model lama. Pertama, karena tjara-tjara maupun prak­tek-prakteknja belum tjukup dikenal oleh Rakjat, artinja, Rakjat belum tjukup mempunjai pengalaman dengan sistim baru itu. Kedua, karena pendjadjah jang sesungguhnja, se­ring­­ kali tidak djelas kelihatan, sebab, neo-kolonialisme itu ada­ lah pendjadjahan, jang orang katakan pendjadjahan by proxy, pendjadjahan by remote control, pendjadjahan “dari djauh”. Selamanja saja bertolak dari pendirian, bahwa impe­ rialismelah jang memerlukan kita, bukan kita memerlukan kaum imperialisme! Inilah keterangannja, kenapa sesudah kaum imperialis terlalu banjak tjingtjong dan bertingkah, aku serukan “Go to hell with your aid!” Sesudah dipersetan, mereka sekarang mendekat-dekat lagi dan menawar-nawarkan kembali “bantuan” mereka. Tetapi saja tahu bahwa tidak ada “bantuan” nekolim jang tjuma-tjuma. Oleh sebab itu, soalsoalnja tergantung dari ada-tidaknja ikatan-ikatan langsung maupun tak-langsung pada “bantuan” jang ditawarkan. Di atas segala-galanya kaum sana harus tahu menghormati kedaulatan Republik Indonesia dan menghentikan samasekali setiap kegiatan subversif di Indonesia! Republik Indonesia akan meneruskan sokongannja jang aktif kepada perdjoangan kemerdekaan Rakjat-rakjat Kalimantan Utara, Angola, Mozambik, Guinea (Bissau), Timor “Portugis”, Somali “Perantjis”, Jaman Selatan, Oman, Azania (Afrika Selatan), Namibia (Afrika Barat Daja), Betswana (Bechuanaland), Lesotho (Basutoland), Swatini (Swaziland), dan lain-lain. Sekalipun seluruh wilajah Republik Indonesia telah pulih di pangkuan kemerdekaan, dan sekalipun nanti sisa-



8/18/2014 9:41:56 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 458



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 458



001/I/14



sisa imperialisme telah kita kikis samasekali dari Indonesia, namun Republik Indonesia menganggap perdjoangannja belum selesai selama di dunia ini masih ada satu wilajah jang belum bebas, sekalipun hanja sedjengkal besar ukurannja!! Seperti selalu aku katakan, Rakjat Indonesia berdjoang mengganjang nekolim as a matter of principle. Saudara-saudara sekalian, Di dalam-negeri situasi djuga baik dan menguntungkan kita kaum revolusioner. Hari ini genap 6 tahun usia Manipol. Berkat indoktrinasi, latihan—revolutionnaire gymnastiek— dan pengorganisasian jang terus-menerus dan sambungbersambung, Rakjat Indonesia kini memiliki kesedaran politik jang patut dibanggakan. Rakjat jang demikian ini, djika diorganisir lebih teratur, dilatih lebih militant, diindoktrinir lebih bersasaran, dipimpin dengan metode jang lebih tepat, pastilah akan mempunjai kekuatan jang tidak terbatas untuk melaksanakan Amanat Penderitaannja sendiri, jaitu berofensif dengan sendjata “Pantja Azimat”. Sedjak dimaklumkannja Deklarasi Bogor maka per­ satuan nasional semakin kokoh, terutama karena penjing­ kiran anasir-anasir Manipolis-munafik dikerdjakan setjara lebih gentjar. Tetapi djangan kita puas dengan kadar per­ satuan jang telah kita tjapai. Kita harus membikin persa­ tuan nasional revolusioner berporos Nasakom itu mendjadi kekuatan jang bersifat menentukan dalam kehidupan politik kita sebagai bangsa-negara. Untuk ini Front Nasional bisa memainkan peranan jang penting. Aku bergembira bahwa Front Nasional jang baru-baru ini aku “damprat”, karena pemimpin-pemimpinnja di tingkat pusat maupun di daerah-daerah lebih merupakan amtenar-amtenar daripada mendjadi pemimpin-pemimpin Rakjat, sekarang melakukan langkah-langkah baru jang



8/18/2014 9:41:56 AM



T japailah B intang - bintang



di



L angit



www.boxnovel.blogspot.com 459



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 459



001/I/14



mereka namakan “revolusi dalam tjara-bekerdja” jaitu turba, mulai menempuh tjara memimpin jang tepat jaitu “dari massa kembali ke massa”, dan membangkitkan swadaja Rakjat. Tepat sembojan Panitia Negara dan Front Nasional untuk dwidasawarsa Proklamasi ini, jaitu “Bersatu dan berkompetisi melaksanakan Pantja Azimat Revolusi Indonesia”! Karena Manipol/Usdek, Pantja Sila dan Nasakom sudah semakin meresap dan bagi kaum reaksioner sema­ kin sulit untuk melawannja dengan terang-terangan, maka gedjala jang menjolok mata achir-achir ini ialah bertambahtambahnja kaum munafik, kaum gadungan, kaum manisdi mulut-djahil-di hati. Semua mengaku setudju Manipol, semua mengaku setudju Pantja Sila, semua mengaku setudju Nasakom. Dalam keadaan begini, setialah, hai, kawankawanku, kepada jang kukatakan bahwa ukuran terutama bagi kaum revolusioner adalah satunja kata dengan perbuatan. Ukurlah pemimpin-pemimpinmu, ukurlah orangorang, ukurlah siapa sadja terutama dari perbuatannja! Kalau perbuatannja njeleweng, tendang mereka itu dari kalangan kita! Djuga alat-alat negara, ormas-ormas, partai-partai politik dan badang-badan lain harus kita ukur dari satunja kata dengan perbuatan. Chusus mengenai partai-partai politik aku ingin berseru supaja mereka berlomba-lomba memperhebat peranannja dalam ofensif Manipolis sekarang ini. Partaipartai politik revolusioner adalah alat jang sangat efektif untuk mengikutsertakan dan menggerakkan massa Rakjat untuk ambil-bagian dalam revolusi. Ini tak boleh diragukan, karena meragukan ini berarti meragukan kebenarannja Manipol. Tetapi kutekankan sekali lagi: partai-partai politik jang revolusioner! Jang tidak revolusioner, apalagi jang antirevolusioner tak akan punja hakhidup lagi di Indonesia.



8/18/2014 9:41:56 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 460



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 460



001/I/14



Tindakan pembekuan Partai Murba membuktikan bahwa Pemerintah tidak akan ragu-ragu mengambil tindakan, djuga terhadap partai-partai politik, djika menjeleweng, djika memetjah-belah persatuan. Kuserukan kepada partai-partai politik jang Manipolis, agar mereka membersihkan diri dan terus membersihkan diri dari elemen-elemen munafik, elemen-elemen “B.P.S.”, elemen-elemen soska, elemenelemen Nasakom-phobi, elemen-elemen plintat-plintut, elemen-elemen gadungan, dan sebangsanja, dan agar mereka melangsungkan kompetisi Manipolis dalam mengabdi Ampera dan berofensif dengan “Pantja Azimat”. Kepada alat-alat negara kuserukan supaja mereka benar-benar menjatukan diri dengan Rakjat. Pengabdian kepada Rakjat itu tidak pernah tjukup, apalagi berkele­bih­ an. Djangan seperti amtenar-amtenar kolonial jang melihat Rakjat itu sebagai momok. Rakjat adalah asalmu, Rakjat adalah kekuatanmu, Rakjat adalah pepundenmu, Rakjat adalah sumbermu! Kepada Rakjat seluruhnja kuserukan agar menempuh segala daja-upaja untuk memperkokoh persatuan nasional revolusioner. Basmilah setiap prinsipalisme jang menolak kerdjasama dan persatuan, hanja dikarenakan masalahmasalah zogenaamd prinsip, masalah-masalah ideologi, masalah-masalah zogenaamd agama, dan sebagainja. Bulan Maret jang lalu M.P.R.S. telah memutuskan pelarangan propaganda anti-Nasionalisme, pelarangan propaganda anti-Aga-ma dan pelarangan propaganda anti-Komunisme. Keputusan ini baik sekali dan membuktikan bahwa badan legislatif tertinggi di negeri kita itu tahu akan tanggungdjawabnja. Tjamkanlah keputusan M.P.R.S. Ini dan laksanakanlah ia dengan toleransi jang sebesar-besarnja! Belakangan ini ramai dibitjarakan orang tentang gagasan jang kulantjarkan tentang Angkatan ke-5. Seperti



8/18/2014 9:41:56 AM



T japailah B intang - bintang



di



L angit



www.boxnovel.blogspot.com 461



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 461



001/I/14



tadi kukatakan, tiap-tiap kali aku mengetengahkan gagasan baru, selalu sadja ada berbagai reaksi, jang sajangnja kadankadang dipengaruhi oleh text-books oldefo. Malahan, karena gagasanku itu aku dituduh “main djiplak”. Tetapi bagaimanapun aku sambut dengan rasa-sukur sokongansokongan jang diberikan kepada gagasanku itu. Kita harus selalu bertolak dari kenjataan. Dan kenjataannja adalah, bahwa kaum nekolim mengarahkan mata-pedang dan montjong-meriamnja kepada kita. Kenjataannja adalah, bahwa pembelaan Negara menuntut dari kita tenaga jang sebanjak-banjaknja. Sedang menurut Undang-undang Dasar 1945 kita, fasal 30 “Tiap-tiap warganegara berhak dan wadjib ikut serta dalam usaha pembelaan Negara”. Setelah mempertimbangkan soalnja setjara lebih matang lagi, maka saja selaku Panglima Tertinggi Angkatan Bersendjata akan mengambil keputusan mengenai hal ini. Aku bangga sekali bahwa Angkatan Bersendjata Re­ publik Indonesia kita jang modern sekarang dalam keadaan siap-siaga dan mampu memukul musuh dari mana pun datangnja. Angkatan Bersendjata Republik Indonesia harus ambil-bagian jang penting dalam setiap perdjoangan melawan imperialisme dan feodalisme. Tahun 1946 telah kukatakan: Angkatan Bersendjata Republik Indonesia kita itu akan merupakan kekuatan jang tak terkalahkan, apabila mereka bersatu dengan Rakjat laksana ikan dengan air. Ingat—air bisa ada tanpa ikan, tetapi ikan tak bisa hidup tanpa air. Berintegrasilah dengan Rakjat, karena Ang­katan Bersendjata Republik Indonesia adalah Angkatan Bersendjata jang revolusioner. Pertahanan revolusi adalah pertahanan Rakjat. Angkatan Bersendjata Republik Indonesia harus mendjadi inti daripada pertahanan jang mulia itu, tetapi dengan pulau sebanjak pulau kita, dengan pantai sepan­djang pantai kita dengan angkasa selebar angkasa kita, kita tak bisa



8/18/2014 9:41:56 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 462



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 462



001/I/14



menegakkan kedaulatan Negara kita tanpa Rakjat, kalau perlu djuga dipersendjatai—Rakjat, kaum buruh dan kaum tani dan kaum-kaum lainnja, jang tetap dalam proses produksi tetapi jang kalau perlu sementara memanggul senapan. Pendek-kata, Saudara-saudara sekalian, kita punja keprihatinan harus kita pusatkan kepada pelaksanaan daripada Trisakti Tavip, jang kebenarannja bahkan telah diakui dan disetudjui oleh Musjawarah Menteri-menteri AsiaAfrika ke II di Djakarta tahun jang lalu. Harus diingat, bahwa Trisakti itu harus dipenuhi ketiga-tiganja, tidak bisa dipre­ tel-preteli. Tidak ada kedaulatan dalam politik dan kepriba­ dian dalam kebudajaan, bila tidak berdikari dalam ekonomi, dan sebaliknja! Seluruh minat kita, seluruh djerih -pajah kita harus kita abdikan kepada pelaksanaan seluruh Trisakti, jang sebenar-benarnja inti daripada perdjoangan kita! Ja, Berdaulat dalam politik! Apa jang lebih luhur daripada ini, Saudara-saudara? Lebih setengah abad lamanja bangsa Indonesia berdjoang, membanting-tulang dan mentjutjurkan peluh, untuk kedaulatan politik itu. Sekarang kedaulatan itu sudah di tangan kita. Kita tidak bisa didikte oleh siapapun lagi, kita tidak menggantungkan diri kepada siapasiapa lagi, kita tidak mengemis -ngemis! Kedaulatan politik ini harus kita tundjang bersama-sama, harus kita tegakkan beramai-ramai. Nation-building dan character-building harus diteruskan sehebat-hebatnja, demi memperkuat kedaulatan politik itu. Kerukunan nasional sekarang ini—kerukunan antara berbagai agama dan berbagai sukubangsa, termasuk suku-suku keturunan asing—kerukunan nasional jang bebas samasekali dari diskriminasi atau rasialisme matjam apa pun, harus kita bina dengan ketjintaan seperti kita membina kesehatan tubuh kita sendiri. Demi kedaulatan politik itu pula, maka perkembangan dalam pemerintahan dalam-



8/18/2014 9:41:56 AM



T japailah B intang - bintang



di



L angit



www.boxnovel.blogspot.com 463



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 463



001/I/14



negeri, jaitu—seperti dikehendaki D.P.R.-G.R.—ditjabutnja larangan berpartai bagi Kepala-kepala Daerah dan anggotaanggota B.P.H., dipisahkannja djabatan Kepala Daerah dari Ketua D.P.R.D.-G.R. dan Nasakomisasi pimpinan D.P.R.D.G.R., harus disusul dengan pembentukan Daswati III untuk seluruh Indonesia. Berdikari dalam ekonomi! Apa jang lebih kokoh daripada ini, Saudara-saudara? Seperti kukatakan di depan M.P.R.S. tempo hari, kita harus bersandar pada dana dan tenaga jang memang sudah di tangan kita dan menggunakannja semaximal-maximalnja. Pepatah lama “ajam mati dalam lumbung” harus kita achiri, sekali dan buat selama-lamanja. Kita memiliki segala sjarat jang di­ perlukan untuk memetjahkan masalah sandang-pangan kita. Barangsiapa merintangi pemetjahan masalah sandangpangan kita. Barangsiapa merintangi pemetjahan masalah ini, dia harus dihadapkan ke depan mahkamah Rakjat dan sedjarah. Alam kita kaja-raja, Rakjat kita radjin, tetapi selama ini hasil keringatnja dimakan oleh tuan-tuan-tanah, tengkulak-tengkulak, lintah-lintah darat, tukang-tukang idjon dan setan-setan desa lainnja. Sudah tjukup usahaku memberi kesempatan kepada kaum jang ragu-ragu dalam revolusi, untuk merobah diri; aku sudah sangat sabar, sudah kutundjukkan kesabaran seorang bapak, tapi kesabaranku ada batasnja, apalagi kesabaran Rakjat! Sudah tjukup usahaku memberi kesempatan bagi pelaksanaan landre­form; batas waktunja malahan sudah kutunda, dan kalau perlu aku bersedia memperpandjangnja dengan 1 tahun lagi; aku sudah sangat sabar, sudah kutundjukkan kesabaran seorang bapak, tapi aku ulangi lagi: kesabaranku ada batasnja, apalagi kesabaran Rakjat! Sudah tjukup usahaku memberi kesempatan Dewan-dewan Perusahaan supaja berdjalan, tapi



8/18/2014 9:41:56 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 464



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 464



001/I/14



di banjak tempat Dewan-dewan itu masih matjet sadja; aku sudah sangat sabar, sudah kutundjukkan kesabaran seorang bapak, tapi kesabaranku ada batasnja, apalagi kesabaran Rakjat! Hanja dengan mengatasi kematjetan-kematjetan inilah kita bisa mentrapkan azas Berdikari dalam ekonomi. Berkepribadian dalam kebudajaan! Apa jang lebih indah daripada ini, Saudara-saudara? Bukan sadja bumi dan air dan udara kita kaja-raja, djuga kebudajaan kita kaja-raja. Kesusastraan kita, senirupa kita, senitari kita, musik kita, semuanja kaja-raja. Djuga untuk membangun kebudajaan baru Indonesia, kita memiliki segala sjarat jang diperlukan. Kebudajaan baru itu harus berkepribadian nasional jang kuat dan harus tegas-tegas mengabdi kepada Rakjat. Dengan menapis jang lama, kita harus mentjiptakan jang baru. Sikap kita terhadap kebudajaan lama maupun kebudajaan asing adalah sikapnja revolusi nasional-demokratis pula: dari kebudajaan lama itu kita kikis feodalismenja: dari kebudajaan asing kita punahkan imperialismenja. Maka itu tepat sekali film-film imperialis Inggeris dan A.S. diboikot, djuga tepat sekali pemberantasan “musik” beatle, literatur pitjisan, dansa-dansi gila-gilaan, dan sebagainja. Pada pandji kebudajaan nasional kita harus kita tuliskan dengan tinta emas K-nja Usdek kita! Kebudajaan kita haruslah kebudajaan jang revolusioner, jang seperti kukatakan di Sala tempo hari harus mendjadi “duta masa dan duta massa”. Kita bukan hanja “trahing kusumo, rembesing madu”, tetapi kita djuga “trahing buruh-tani-lan-pradjurit, rembresing revolusi”! Saudara-saudara sekalian, Inilah Trisakti Tavip, sebagian dari Pantja Azimat, Pantja Azimat sebagai pengedjawantahan seluruh djiwa nasional kita, konsepsi nasional kita, jang terbentuk di sepandjang sedjarah 40 tahun lamanja.



8/18/2014 9:41:56 AM



T japailah B intang - bintang



di



L angit



Saja sadar sesadar-sadarnja bahwa Saudara-saudara harus menghadapi kesulitan-kesulitan, menghadapi kenaikan harga-harga kebutuhan sehari-hari. Saja ikut prihatin de­ ngan Saudara-saudara, dan Insja Allah kenaikan harga dapat dibatasi. Sebaliknja semua kesulitan ini ialah dapat diang­ gap sebagai satu tebusan dari apa jang sudah ditjapai dalam Revolusi Indonesia. Bandingkanlah kesulitan jang kita ha­dapi djika kita tidak ber-Ambeg Parama Arta dalam melaksa­na­ kan Revolusi. Bagaimana djika kita ber-revolusi tanpa djiwa, hingga revolusi kita dianggap mendjadi “Revolutie op drift”, atau revolusi kita mendjadi alat Nekolim?



Hatur sembah bakti kepada ibu, mungkin 1950-an.



www.boxnovel.blogspot.com 465



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 465



001/I/14



Koleksi iwan siswo



8/18/2014 9:41:56 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 466



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 466



001/I/14



Tanpa ber-Ambeng Parama Arta dalam mempertahankan persatuan dan kesatuan, apakah Indonesia tidak sudah ter­ petjah mendjadi puluhan negara, sesuai dengan politik Bal­ kan­isasi Nekolim? Tanpa Trikora, jang kita Ambeg Parama Arta-kan apakah Indonesia dapat mengembalikan Irian Barat dalam kekuasaan Ibu Pertiwi? Tanpa membangun Angkatan Bersendjata kita jang kita Ambeg Parama Arta-kan, apakah kita dapat menghadapi pemberontakan dan subversi P.R.R.I.Permesta? Tanpa menguasai perusahaan-perusahaan asing, apakah Indonesia tidak akan tetap tinggal mendjadi negara dja­djah­an di bidang ekonomi? Tanpa melaksanakan politik Dwi­kora, jaitu pengganjangan “Malaysia”, apakah Indonesia tidak tetap dikemudikan oleh ekonomi Nekolim jang berpusat di Singapura dan Hongkong? Tanpa politik Ambeg Parama Arta, apakah kita dapat mengadakan proklamasi Bebas Buta Huruf segenap Rakjat Indonesia pada tanggal 31 Desember 1964, jang diikuti dengan komando Pelaksanaan kewadjiban beladjar? Memang kita ber-revolusi, berdjoang dengan djiwa jang tertentu, dengan tudjuan dan strategi jang tertentu. Landasan kebangsaan dan kenegaraan dari abad ke-XX, dari Dunia Baru, kita Ambeg Parama Arta-kan; dan kita bersedia untuk memberikan pengorbanan apa pun untuk men­tjapai landasan mutlak bagi kedjajaan Bangsa dan Negara Indonesia. Segala pengorbanan dapat dipikul Bangsa Indonesia ber­ kat karunia Tuhan. Kita dapat menghadapi kontra-revolusi dan pemberontakan P.R.R.I.-Permesta tanpa collapse, tanpa laksa­ na­ kan runtuh, dan hasilnja gilang-gemilang. Kita me­ Trikora tanpa collapse, tanpa runtuh, dan hasilnja pun gilanggemilang. Kita melaksanakan Dwikora tanpa collapse, tanpa runtuh, dengan hasilnja… sekarang “Malaysia” sudah lebih daripada 50% hantjur-lebur berantakan samasekali!



8/18/2014 9:41:57 AM



T japailah B intang - bintang



di



L angit



www.boxnovel.blogspot.com 467



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 467



001/I/14



Hai tuan-tuan Nekolim, tentu kami harus memberikan se­gala pengorbanan, mengalami berbagai kesulitan da­lam penghidupan sehari-hari, tetapi perhatikan!: kami tidak collapse, kami tidak kelaparan, kami tidak runtuh! Ramal­ an­mu tidak benar! Sebaliknja kamu, Nekolim, kamu makin hari makin menderita keruntuhan, kamu makin hari makin mendekati collapse. Bagi kita perdjoangan anti-Nekolim hanja meng­ un­tung­kan Revolusi Indonesia, meng­ untungkan Djiwa In­­­do­­nesia menguntungkan pembangunan Indonesia, meng­­­untungkan kemerdekaan Indonesia. Perdjoangan antiNekol­ im memberikan djiwa baru pada Indonesia, mem­ beri­kan satu kesatuan jang kokoh, memberikan tekad jang mem­badja, memberikan kebebasan untuk mengatur Rumah Tangga Nasional, “the freedom to be free”. Untuk ini kita sedia untuk membajarnja, membajar uang beladjar, ber­ membajar uang bertumbuh, membajar dengan pengorbanan dan keprihatinan. Sekarang kita sudah pada tingkatan Djiwa Berdikari, berkat perdjoangan tjara Ambeg Parama Arta. Sekali Revolusi kita meningkat pada Djiwa Berdikari, pertumbuhan selan­ djutnja tinggal soal pelaksanaan. Maka dari itu Saudarasaudara sekalian, adakan Banting Stir pada seluruh Bangsa Indonesia agar Djiwa Berdikari mendjadi milikmu, agar Lima Azimat Revolusi mendjadi milikmu. Saudara-saudara jang memperdjoangkan landasan-landasan tersebut dengan segala pengorbanan, sekarang Djiwa Berdikari dan Lima Azimat harus mendjadi alatmu, mendjadi pusakamu dalam mengabdi pada Revolusi. Ingat: Saudara-saudara sudah memberikan Djiwa pada Revolusi, sehingga Saudara-saudara harus tetap taat pada Djiwa Revolusi, tetap memperta­ hankan dan mempertumbuhkan Djiwa Revolusi. Djiwa



8/18/2014 9:41:57 AM



Koleksi Iwan siswo



P anca A zimat R evolusi



Bersama Paus Yohanes XXIII, 14 Mei 1959.



www.boxnovel.blogspot.com 468



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 468



001/I/14



Revolusi Indonesia sudah dewasa, dan akan bertumbuh sebagai suatu “selfpropelling growth”. Hai Bang­ saku, Bangsa Indonesia, Bangsaku jang gagah berani dalam per­ djoangan, pantang mundur dalam kesulitan, lemah-lembut dalam pergaulan! Apa jang engkau tjapai dalam 20 tahun ini merupakan satu kebanggaan. Ini sebabnja, maka aku memberanikan diri untuk memberikan pertang­ gungandjawab pada semua kawan dan semua lawan,—pada kawan untuk bahan konsultasi, bagi lawan sebagai alat kon­fron­­tasi. Dan pertanggungan-djawab pada Engkau Bangsaku, Bangsa Indonesia, sebagai bukti bahwa Bung KARNO tidak lain tidak bukan hanjalah Penjambung Lidah Bangsa Indo­nesia, Bung Karno Penjambung Semangat Bangsa Indonesia, Bung Karno Penjambung Kekuatan Bangsa Indonesia. Insja Allah saja akan meneruskan Pimpinan Revolusi Indonesia dengan karunia Tuhan, dengan Doa Restu Bangsa Indonesia. Sudah banjak jang kita tjapai dalam tempo 20 tahun ini. Kita sudah melampaui tingkatan terpenting dalam Revolusi kita. Akan tetapi kita masih belum boleh beristirahat. Kita boleh merasa puas dengan apa jang sudah kita tjapai di masa jang lampau, akan tetapi tetap waspadalah buat masa



8/18/2014 9:41:57 AM



T japailah B intang - bintang



di



L angit



www.boxnovel.blogspot.com 469



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 469



001/I/14



jang akan datang; kita masih harus Madju Terus, Madju Terus, Madju Terus, untuk mentjapai hasil dan keme­nang­ an baru, kemenangan baru sebagai tambahan modal untuk memberikan pukulan baru, pukulan jang menentukan pada rintangan dan musuh-musuh Revolusi. Kita merajakan 20 tahun Agustus agung ini, di waktu kita sudah mempunjai Pantja Azimat. Pantja Azimat adalah pengedjawantahan daripada seluruh djiwa nasional kita, konsepsi nasional kita, jang terbentuk di sepandjang sedjarah 40 tahun lamanja. Azimat Nasakomlah jang lahir terlebih dulu, dalam tahun 1926, karena persatuan Nasakom itulah sesung­ guhnja sendjata kita jang paling ampuh, dulu untuk merebut, sekarang untuk mengkonsolidir kemerdekaan nasional. Azimat kedua adalah azimat Pantja Sila, jang lahir pada bulan Djuni 1945 di waktu Ibu Sedjarah sudah mengandung tua, dan di waktu baji kemerdekaan sudah hampir lahir. Ketika itu opgave terpokok adalah menemukan suatu dasar Negara, dan maka itulah Lahir Pantja Sila. Azimat ketiga adalah azimat Manipol/Usdek, jang baru lahir setelah kita 14 tahun lamanja mengalami masa Republik merdeka, azimat jang berupa Program Umum Revolusi, jang inti-sarinja tidak boleh dimodulir atau diamendir. Azimat keempat adalah azimat Trisakti Tavip, jang baru lahir tahun jang lalu, setelah kita mengalami bermatjam-ragam pengalaman dengan kaum imperialis, dengan P.B.B., dan lain-lain. Azimat jang ke­ lima adalah azimat Berdikari, jang terutama tahun ini kutjanangkan dan serta-merta mendapat persetudjuan dari M.P.R.S., dari seluruh pers Manipolis, dari segenap Rakjat progresif. Berdikari bukan hanja azas untuk tahun ini—jang sebagian Rakjat sudah menamakannja “Tahun Berdikari”— tetapi azas untuk masa jang pandjang, selama kita masih



8/18/2014 9:41:57 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 470



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 470



001/I/14



mengkonsolidir kemerdekaan nasional kita dan selama kita masih berhadap-hadapan dengan imperialisme. Mungkin selu­ruh dasawarsa atau seluruh dwi-dasawarsa, atau seluruh tri-dasawarsa jang ada di hadapan kita ini akan merupa­kan “Dasawarsa Berdikari”! Kita harus meneruskan, bahkan meningkatkan lebih landjut ofensif Manipolis, ofensif revolusioner kita. Berat dan banjak masih tugas-tugas jang ada di depan kita. Pandjang dan berliku-liku masih djalan jang harus kita lalui. Tetapi ada jang meringankan kita, jaitu kenjataan bahwa kita kini memiliki Pantja Azimat itu! Achir-achir ini dilakukan kampanje jang besar-besaran bahwa “hari-hari Sukarno sudah bisa dihitung”. Malahan satu suratkabar Belanda menamakan masa sekarang ini “prepost-Sokarno-periode”. Untuk kampanje ini kaum imperialis kerahkan pers, radio, TV, sampai kepada dukun-dukun klenik pun, Saudara-saudara! Saudara-saudara! Sukarno hanja seorang manusia. Seperti djuga Saudara-saudara, maka umur saja ada di tangan Tuhan. Tetapi selama hajat dikandung badanku, selama itu pula Insja Allah aku tetap akan mengabdikan segala apa jang ada padaku kepada urusan Tanah-Air, kepada urusan Rakjat, kepa­da urusan Revolusi. Insja Allah, Sukarno akan selalu di tengah-tengah Rakjat dan bersama-sama Rakjat, di tengahditengah Rakjat djelata, Rakjat ketjil, Rakjat jang mendjadi Pembikin daripada Sedjarah! Salah-seorang penjair kita menjatakan “ingin hidup seribu tahun lagi”. Aku pun ingin hidup seribu tahun lagi. Tetapi hal ini tentu tidak mungkin. Tidak ada satu manu­sia pun jang mentjapai umur seribu tahun. Tetapi aku mendoa, ja Allah, ja Rabbi, moga-moga gagasan-gagasanku, adjaranadjaranku, jang kini tersimpul dalam Lima Azimat, gagasan-



8/18/2014 9:41:57 AM



T japailah B intang - bintang



di



L angit



www.boxnovel.blogspot.com 471



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 471



001/I/14



gagasan dan adjaran-adjaranku itu akan hidup seribu tahun lagi! Sebab ia adalah “Rukun Lima” daripada Kemerdekaan kita. Karena itu, madjulah terus dengan Lima Azimat itu laksana api-abadi dalam kalbumu! Dengan Lima Azimat itu kita pasti menang. Kekalahan kita tidak mungkin lagi, sebagaimana djuga kemenangan imperialis tidak mungkin lagi! Sebaliknja! Kekalahan imperialis tidak bisa ditjegah, seperti keme­ nangan kita djuga tidak bisa ditjegah! Kemenangan adalah hasil perdjoangan, hasil per­ djo­ angan! Karena itu kita harus menumplekkan kita punja kekuatan, kita punja bakat, kita punja kepandaian, kita punja segala-gala, untuk merebut kemenangan terachir jang sudah tampak di pelupuk mata! Kita harus bersatu, bersatu, bersatu, seperti satunja lima djari dalam kepalan! Kita harus teguh, harus teguh, harus teguh, seperti teguh­nja batu karang di lautan jang bergelora! Kita harus berani, berani, berani, seperti beraninja ban­ teng dan elang radjawali! Ja! Dengan sendjata Pantja Azimat, madjulah terus men­ djalankan ofensif Manipolis di segala lapangan! Madju terus! Pantang mundur! Ever onward, never retreat! Sekali merdeka, tetap merdeka! Sekali Berdikari, tetap Berdikari! Insja Allah, kita pasti menang! Sebab Tuhan beserta kita! Terima kasih.



8/18/2014 9:41:57 AM



www.boxnovel.blogspot.com



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 472



Sukarno, circa 1966. Koleksi Iwan siswo



001/I/14



P anca A zimat R evolusi



8/18/2014 9:41:57 AM



D jangan T japailah S ekali B intang - sekali- bintang M elupakan di L S angit edjarah



DJANGAN SEKALI-SEKALI MENINGGALKAN SEDJARAH! [DJAS MERAH] NEVER LEAVE HISTORY



www.boxnovel.blogspot.com 473



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 473



001/I/14



Pidato Presiden Sukarno pada Hari Ulang Tahun Kedua Puluh Satu Republik Indonesia 17 Agustus 1966 di Djakarta



8/18/2014 9:41:57 AM



Djangan Sekali-sekali Melupakan Sedjarah [Djas Merah]



www.boxnovel.blogspot.com



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 474



001/I/14



Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh! Merdeka! Saudara-saudara sekalian, Hari ini adalah tanggal 17 Agustus 1966 ! Hari Ulangtahun ke-21 daripada Republik kita. Pada hari ini, Republik kita genap berusia dua puluh satu tahun!, atau lebih dari 1.000 minggu! Kita bersjukur kepada Tuhan Jang Maha Esa, bahwa Ia telah melindungi dan menuntun Negara dan Bangsa kita, hingga kita dengan selamat telah sampai kepada hari jang berbahagia sekarang ini. Dan moga-mogalah, lindunganNja dan tuntunanNja itu tetap dikurniakan kepada Negara dan Bangsa kita dalam memasuki tahun jang keduapuluh dua dari kehidupannja, dan selandjutnja. Lindungan dan tuntunan Tuhan itu sangat kita perlukan, dan sangat kita mohonkan. Sebab, tiada sesuatu berdjalan selamat tanpa ridloNja Tuhan Jang Maha Kuasa dan—masa depan jang akan kita masuki, sudahlah menampakkan gedjala-gedjala jang menundjukkan akan datangnja masa jang lebih berat.



8/18/2014 9:41:57 AM



D jangan S ekali - sekali M elupakan S edjarah



www.boxnovel.blogspot.com 475



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 475



001/I/14



Ja, lebih berat! Bukan sadja oleh karena gedjala-gedjala dari luar memang telah menundjukkan akan tambahnja gangguan imperialisme kepada kita sebagai Bangsa dan Negara, tetapi djuga oleh karena dari dalam, dari dalam sebagai terdjadi pada tiap-tiap revolusi, berbangkit beberapa hal jang “anti”, dan—oleh karena tambah beratnja barang sesuatu memang sudah kodratnja sekalian hidup! Makin kita bertambah dewasa, makin besar dan makin beratlah tugastugas dan tanggungan-tanggungan jang kita pikul di pundak kita. Karena itu, maka pagi-pagi kita harus memperbesar dan memperdalam rasa tanggung-djawab kita, baik sebagai manusia, maupun sebagai bangsa. Tanggung-djawab terhadap kepada siapa? Sudah tentu tanggung-djawab terhadap kepada bangsa kita-sendiri! Tetapi djuga tanggung-djawab terhadap kepada Kemanusiaan! Dan tanggung-djawab terhadap kepada Allah Robbulalamin! Maka djustru karena tanggung-djawab itulah, kita harus bekerdja terus dan berdjoang terus. Berdjoang terus, kalau perlu mati-matian, ja berdjoang terus,—ever onward, never retreat. Pada tiap-tiap 17 Agustus saja kembali berhadapan muka dengan saudara-saudara jang berada di-Djakarta ini. Dan melalui tjorong-radio saja djuga berhadapan suara dengan sekalian saudara di seluruh Tanah-air dan di luar Tanah-air. Berhadapan suara dengan rakjat di Djawa Barat, rakjat Djawa Tengah, rakjat Djawa Timur, rakjat Bali, rakjat Kalimantan, rakjat Sulawesi, rakjat Maluku, rakjat Sumatera, Rakjat Irian dan lain-lain. Berhadapan suara dengan semua buruh dan tani, semua pradjurit-pradjurit daripada Angkatan Bersendjata, arek-arekku jang memanggul bedil. Berhadapan suara dengan semua Putera Revolusi! Berhadapan suara



8/18/2014 9:41:57 AM



www.boxnovel.blogspot.com 476 Notosoetardjo–Bung Karno di Hadapan Pengadilan Kolonial.



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 476



001/I/14



P anca A zimat R evolusi



8/18/2014 9:41:57 AM



D jangan S ekali - sekali M elupakan S edjarah



www.boxnovel.blogspot.com 477



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 477



001/I/14



dengan seluruh rakjat Indonesia antara Sabang dan Merauke, dan rakjat Indonesia di perantauan! Dan saja jakin, bahwa saja bukan berhadapan suara sadja! Lebih daripada itu! Saja djuga berhadapan semangat dengan saudara-saudara, terlebih-lebih dengan saudara-saudara jang benar-benar revolusioner,—de echte revolutionnairen—jang benar-benar progressif-revolusioner, dan bukan retrogressif-revolusioner. Dan karena berhadapan semangat, maka kita mentjapai persatuan semangat, persatuan batin, persatuan rasa, persatuan kesadaran, persatuan tekad! Untuk apa? Untuk mengabdi kepada Kemerdekaan, untuk mengabdi kepada Tanah-air dan Bangsa dan Negara! Untuk mengabdi dan mendjadi pedjoangnja Revolusi. Per­ satuan semangat, persatuan batin, persatuan rasa, persatuan kesadaran, untuk menjelesaikan Revolusi kita, ja, RE­VO­ LUSI kita, sekali lagi REVOLUSI kita, jang belum selesai ini. Saja tidak hanja berhadapan dengan rakjat Indonesia sadja, saja sekarang ini berhadapan djuga dengan seluruh dunia, dengan seluruh ummat manusia ! Memang pada tiap-tiap 17 Agustus seluruh dunia dan seluruh ummat manusia mengarahkan perhatiannja kepada Djakarta, karena mereka pun ingin mengetahui, apa jang akan dikatakan oleh Djakarta pada Hari Ulang Tahun Republiknja. Pada tiap-tiap 17 Agustus seluruh dunia mengikuti dengan tjermat Pidato Ulang Tahun Republik In­ donesia dari Presiden, untuk dapat mengetahui perasaan Bangsa Indonesia, untuk dapat mendjadjaki perhitungan-kebelakang dan garis-kebidjaksanaan-ke-depannja daripada Republik Indonesia! Teristimewa pada hari ini, pada saat Republik Indonesia telah meninggalkan tahun 1965 dan mendjalani tahun 1966,—tahun 1965 dan tahun 1966, jang telah menggemparkan kita dan menggemparkan seluruh



8/18/2014 9:41:57 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 478



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 478



001/I/14



dunia itu,—dan terutama sekali lagi tahun 1966 ini, jang oleh orang dalam-negeri malahan dinamakan “tahun gawat”. Dan pada hari ini, mata dan telinga mereka pun mengintjer kepada saja, kepada saja. Pikir mereka itu:—bagaimana Republik Indonesia sekarang, sesudah dapat hantaman dan gempuran bertubi-tubi itu? Bagaimana Sukarno, jang telah mendapat sodokan bertubi-tubi itu pula? Ja, bagi kita terus-terang sadja, dua puluh satu tahun ini adalah dua puluh satu tahun jang penuh penderitaan dan pengorbanan, dua puluh satu tahun pergulatan dan adu­tenaga, dua puluh satu tahun jang penuh dengan peng­ alaman,—pengalaman jang kadang-kadang hitam dan pahit, tetapi kadang-kadang djuga pengalaman jang tjemerlang laksana matahari di pagi hari. Dua puluh satu tahun peng­ gemblengan-diri, dua puluh satu tahun penempaan rasa harga-diri dan pertjaja-kepada-diri-sendiri, dua puluh satu tahun pembadjaan-rasa kepada kemampuan dan ke­pribadian bangsa sendiri,—pendek-kata: dua puluh satu tahun Pembangunan Bangsa dalam badai-taufannja ketidak­ dewasaan dalam-negeri dan badai-taufannja reaksi dari luarnegeri. Sudah barang tentu, sudah barang tentu dus, reaksi kini makin-makin meneropong kita, makin memperhatikan kita, (memperhatikan dalam arti djahat)! Apalagi kataku tadi, dalam tahun 1966 ini!! Tahun 1966 ini,—kata mereka—, ha, eindelijk, eindelijk, at long last, Presiden Sukarno telah didjambret oleh rakjatnja sendiri; Presiden Sukarno telah dicoup; Presiden Sukarno telah dipreteli segala kekuasaannja; Presiden Sukarno telah ditelikung oleh satu ”triumvirat” jang terdiri dari Djenderal Soeharto, Sultan Hamengku Buwono, dan Adam Malik. Dan itu “Perintah 11 Maret !”. Kata mereka: Bukankah itu penjerahan Pemerintahan kepada Djenderal Soeharto?? Dan



8/18/2014 9:41:57 AM



D jangan S ekali - sekali M elupakan S edjarah



www.boxnovel.blogspot.com 479



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 479



001/I/14



tidakkah pada waktu sidang M.P.R.S. jang baru lalu, mereka— reaksi, musuh-musuh kita—mengharap-harapkan, bahkan menghasut-hasut, bahkan menudjumkan!, bahwa sidang M.P.R.S. itu sedikitnja akan mendjinakkan Sukarno, atau akan mentujkur Sukarno sampai gundul samasekali, atau akan mendongkel Presiden Sukarno dari kedudukannja semula? Kata mereka, dalam bahasa mereka: “The M.P.R.S. session will be the final settlement with Sukarno”, artinja “Sidang M.P.R.S. ini akan mendjadi perhitungan terachir—laatste afrekening—dengan Sukarno”. Surat Perintah 11 Maret itu mula-mula, dan memang sedjurus waktu, membuat mereka bertampik sorak-sorai kesenangan. Dikiranja S.P. 11 Maret adalah satu penjerahan pemerintahan! Dikiranja S.P. 11 Maret itu satu “transfer of authority”. Padahal tidak ! S.P. 11 Maret adalah satu perintah pengamanan. Perintah pengamanan djalannja Pemerintahan: Pengamanan djalannja any Pemerintahan,— demikian kataku pada waktu melantik Kabinet. Ketjuali itu djuga perintah pengamanan keselamatan pribadi Presiden. Perintah Pengamanan Wibawa Presiden. Perintah Pengamanan Adjaran Presiden. Perintah Pengamanan beberapa hal,—Djenderal Soeharto telah mengerdjakan perintah itu dengan baik. Dan saja mengutjapkan terima kasih kepada Djenderal Soeharto akan hal itu. Perintah pengamanan, bukan Penjerahan Pemerintah! Bukan Transfer of Authority! Mereka, musuh, sekarang ketjele samasekali ! Dan seka­ rang pun, pada hari Proklamasi sekarang ini, mereka ketjele lagi!: Lho, Sukarno masih Presiden! Lho, Sukarno masih Pemimpin Besar Revolusi! Lho, Sukarno masih Mandataris M.P.R.S.! Lho, Sukarno masih Perdana Menteri! Lho, Sukarno masih berdiri lagi di mimbar ini!



8/18/2014 9:41:57 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 480



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 480



001/I/14



Ja, Saudara-saudara, Republik Indonesia,—ia betul-betul laksana perahu jang mengharungi Samudra Taufan jang amat dahsjat! Tetapi saja selalu mengatakan bahwa Sedjarah adalah selalu seperti Samudra jang dahsjat! Apalagi sedjarahnja satu bangsa jang besar, sedjarahnja satu bangsa bukan bangsa tempe, bukan bangsa peujeum! Kadang-kadang ia dibanting ke bawah laksana hendak tenggelam samasekali, kadangkadang diangkat ke atas puntjak-puntjaknja gelombang, sehingga rasanja seperti hampir terpeganglah bintangbintang di langit ! O, Bahtera kita jang Berani ! Dua puluh satu tahun dibanting-diangkat-dibanting-diangkat, tetapi tidak pernah satu detik pun tenggelam, tidak pernah satu detik pun berputus-asa! Saudara-saudara kaum Revolusioner Sedjati, kita ber­ djalan terus ja, kita berdjalan terus, berdjoang terus, kita tidak akan berhenti,—kita berdjalan terus, berdjoang terus, menudju terus pada sasaran-tudjuan seperti diamanatkan oleh Prokamasi 17 Agustus ’45 beserta anak-kandungnja jang bernama Deklarasi Kemerdekaan jang tertulis sebagai mukadmah Undang-undang Dasar ’45. Di dalam Resopim telah saja tandaskan dan gam­ blangkan tjetusan tekad-nasional kita itu, tjetusan segala kekuatan nasional setjara total, tjetusan isi-djiwa nasional sedalam-dalamnja,—pendek-kata dalam Resopim itu saja telah memberikan “Darstellung” daripada deepest innerself kita. Dwitunggal Proklamasi dan Deklarasi adalah sasaran-tudjuan perdjoangan kita jang djelas, tandas, terang, gamblang! Ia adalah pegangan-hidup Revolusi kita, pandangan-hidup, tudjuan-hidup, falsafah-hidup, rahasiahidup, ja—pengajoman-hidup daripada Revolusi kita!!



8/18/2014 9:41:57 AM



D jangan S ekali - sekali M elupakan S edjarah



Di bawah sinar-surjanja Dwitunggal Proklamasi dan Deklarasi itu kita berdjalan, di bawah sinar-surjanja Dwitunggal Proklamasi dan Deklarasi itu kita berdjoang membangun “NATIONAL DIGNITY” (Harga-diri Nasional), dan “PERUMAHAN BANGSA”, kita, jaitu: REPUBLIK INDONESIA jang kita tjintai ini. Di bawah sinar-surjanja itulah kita me­ nudju kepada penjelesaian Revolusi-besar kita ! Berkat Dwi­tunggal Proklamasi dan Deklarasi itulah kita, seluruh rakjat Indonesia, tidak pernah sedetik pun putus-asa, tidak pernah sedetik pun patah-semangat. Sebab, bermatjammatjam godaan, beraneka-ragam tamparan-perdjoangan dalam menegakkan Revolusi itu, adalah memang inhaerent kepada sesuatu revolusi—, ”embel-embel” daripada sesuatu revolusi.



Sukarno, circa 1960.



www.boxnovel.blogspot.com 481



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 481



001/I/14



Koleksi iwan siswo



8/18/2014 9:41:58 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 482



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 482



001/I/14



Tjobalah saudara-saudara, kita, sedjenak mawas-diri dan menengok ke belakang sedjak kita merajakan HariUlang-Tahun Repubik Indonesia tahun jang lalu! Dengan terdjadinja “GES-TOK” pada tahun jang lalu itu, betapa hebatnja palu-godam tjobaan dan godaan-perdjoangan jang telah menghantam Kesatuan-Badan, Kesatuan-DjiwaRevolusi kita ! Gelombang-dahsjat telah membanting kepada keutuhan-badan-dan-djiwa Rakjat kita, sampai hampirhampir terpetjah-petjah berantakan samasekali ! Revolusi kita dihadapkan kepada suatu crucial-period jang hampirhampir mengkojak-kojakkan djiwa-dan-semangat-persatuanperdjoangan kita samasekali! Tetapi Sjukur-Alhamdulillah, segala pudji kepada Tuhan Seru Sekalian Alam, Rakjat kita kini pelan-pelan telah kembali menemukan terang-dalambatin, penemuan kembali kekuatan-dalam-iman, untuk kembali kepada keutuhan badan dan kemantapan djiwa Kesatuan-dan-Persatuan-Bangsa, hingga dapat mengelakkan akibat-akibat destruktif jang mungkin akan lebih parah lagi, daripada lintasan crucial-period jang lalu itu! Bukan satu kali itu sadja Revolusi kita mengalami suatu period jang crucial, jaitu suatu masa jang berbahaja! Selama dua puluh satu tahun jang kita djalani itu, sudah berulang-ulang Revolusi kita dihadapkan kepada crucialperiod-crucial-period jang menggempur dada kita ibarat gempurannja gelombang-taufan pada batu-karang di tengah lautan. Tjobalah lepaskan pandangan kita lebih djauh lagi ke belakang! Marilah kita mawas-diri sedjak saat kita terlepas dari tjengkeraman pendjadjah Belanda di tahun 1950!, jaitu apa jang dinamakan Pengakuan Kedaulatan–recognition of sovereignty. Betapa hebatnja crucial-period-crucial-period jang harus kita lalui selama masa 1950-1959! Free-fight



8/18/2014 9:41:58 AM



D jangan S ekali - sekali M elupakan S edjarah



www.boxnovel.blogspot.com 483



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 483



001/I/14



liberalism sedang meradja-lela; djegal-djegalan ala demokrasi parlementer adalah hidangan sehari-hari; main krisis kabinet terdjadilah seperti dagangan kuweh, dagangan katjanggoreng! Antara 1950 dan 1959 kita mengalami 17 kali krisis kabinet, jang berarti rata-rata sekali tiap-tiap delapan bulan. Pertentangan jang tidak habis-habis antara Pemerintah dan oposisi; pertentangan ideologi antara Partai dengan Partai; pertentangan antara Golongan dengan Golongan. Dan dengan makin mendekatnja Pemilihan Umum 1955 dan 1956, maka masjarakat dan Negara kita berubah mendjadi arena-pertarungan-politik dan arena-adu-kekuatan. Nafsu individualisme dan nafsu egoisme bersimaharadjalela; tubuh Bangsa dan Rakjat kita laksana merobek-robek dadanja sendiri; bangsa Indonesia mendjadi “a nation divided against itself”! Nafsu hantam-kromo, nafsu serang-menjerang dengan menondjolkan kebenaran-sendiri, nafsu berontakmemberontak melawan Pusat, nafsu z.g. “demokrasi” jang keblinger, jang membuat Bangsa dan Rakjat kita remukredam dalam semangat, kotjar-kotjir berantakan dalam djiwa! Sampai-sampai pada waktu itu aku berseru: “Rupanja orang mengira, bahwa sesuatu perpetjahan di muka pemilihanumum atau di dalam pemilihan-umum selalu dapat diatasi nanti sesudah pemilihan-umum. Hantam-kromo sadja me­ main­kan sentimen! Tapi orang lupa: ada perpetjahan jang tidak-dapat-disembuhkan-lagi!! Ada perpetjahan jang terus memakan, terus menggrantes, terus membadji dalam djiwa sesuatu Rakjat, sehingga achirnja memetjah-belahkan keutuhan Bangsa samasekali. Tjilaka, tjilaka bangsa jang demi­ kian itu! Bertahun-tahun, kadang-kadang berwindu-windu ia tidak mampu berdiri kembali, bertahun-tahun, berwinduwindu ia laksana hendak “doodbloeden” kehilangan darah jang keluar dari luka-luka tubuhnja sendiri. Karena itu,



8/18/2014 9:41:58 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 484



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 484



001/I/14



segenap djiwa-ragaku berseru kepada bangsaku Indonesia!: Terlepas dari perbedaan apa pun, djagalah Persatuan, djagalah Kesatuan, djagalah Keutuhan ! Kita sekalian adalah machluk Allah! Dalam mengindjak waktu jang akan datang, kita ini seolah-olah adalah buta. Ja benar, kita merentjanakan, kita bekerdja, kita meng­ arahkan angan-angan kepada suatu hal di waktu jang akan datang. Tetapi pada achirnja, Tuhan pula jang menentukan! Djustru karena itulah, maka bagi kita sekalian adalah satu kewadjiban untuk senantiasa memohon pimpinan kepada Tuhan. Tidak satu manusia berhak berkata: “Aku, aku sadjalah jang benar, orang lain pasti salah!” Orang jang demikian itu achirnja lupa, bahwa hanja Tuhan djualah jang memegang kebenaran!!.... Demikianlah kataku di waktu itu. Berbarengan dengan crucial-periodnja krisis-krisis Ka­ binet dan krisis-demokrasi itu, kita djuga mengalami kere­ welen-kerewelan dalam urusan daerah; kerewelan-krewelan dalam kalangan tentara; mengalami bukan industrialisasi jang tepat, tetapi industrialisasi tambal-sulam zonder overall-planning jang djitu; mengalami, aduh, Indonesia jang subur loh djinawi !, bukan ketjukupan bahan makanan, tetapi import beras terus-menerus; mengalami bukan membubungtingginja kebudajaan nasional jang patut dibangga-banggakan, tetapi gila-gilaannja rock and roll, geger-ributnja swing dan jazz, kemadjnuannja twist dan mambo-rock, bandjirnja literatur komik. Tjontoh-tjontoh ini adalah tjermin daripada menurunnja kesadaran nasional kita dan menurunnja kekuatan djiwa nasional kita. Apakah kelemahan djiwa kita itu? Djawabku pada waktu itu ialah: “Kelemahan djiwa kita ialah, bahwa kita kurang pertjaja kepada diri kita sendiri sebagai bangsa,



8/18/2014 9:41:58 AM



D jangan S ekali - sekali M elupakan S edjarah



sehingga kita mendjadi bangsa pendjiplak luar-negeri, kurang pertjaja-mempertjajai satu sama lain, padahal kita ini pada asalnja adalah Rakjat gotong-rojong!” Demikianlah seruanku pada waktu itu, dan demikianlah pesan seluruh djiwa-semangatku menghadapi crucial-period waktu itu. Situasi di bidang ekonomi pun pada waktu itu tidak djauh berbeda. Warisan ekonomi jang saja terima pada tahun-tahun itu, barulah berupa tindakan pengambil-alihan objek-objek ekonomi dari tangan pendjdjah Belanda sahadja. Situasi ekonomi jang demikian itu sudah djelas belum memung­­kin­ kan adanja pembangunan. Malahan tjita-tjita pembangunan kita itu sahadja pada waktu itu sudah dihadapkan kepada crucial-periodnja pertentangan pandangan dan berlawan­ annja konsepsi. Berkobarlah pertentangan daerah melawan pusat dalam soal pembangunan; berkobarlah rivaliteit daerah jang satu melawan daerah jang lain. Sebagai usaha



Bersama Hatta [kanan] dan Sjahrir [kiri], circa 1945.



www.boxnovel.blogspot.com 485



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 485



001/I/14



Koleksi iwan siswo



8/18/2014 9:41:58 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 486



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 486



001/I/14



untuk mengatasi hantam-hantaman di bidang ekonomipembangunan itu, diselenggarakanlah di Djakarta sini tempo hari Munas dan Munap. Tetapi kendati pun demikian, segala usaha ternjata tidak mampu menahan arus-meluntjurnja disintegrasi dan dislokasi perekonomian kita, jang malahan semakin mendjadi-djadi ! Pengeluaran uang mendjadi terus-menerus meningkat, antara lain dan teristimewa karena diperlukan untuk operasi politik, operasi militer, dan operasi administrasi. Biaja jang meningkat-ningkat ini mengakibatkan INFLASI jang sungguh sukar dapat dibendung pada waktu itu, inflasi jang sungguh sukar dapat dibendung. Harga-harga dan tariptarip terus menaik, pendapatan dari para buruh dan pegawai sebaliknja terus-menerus merosot dalam nilainja, karena uang kita semakin kehilangan kekuatan nilai-tukarnja. Tibalah sebagai puntjak dalam crucial-periodnja ekonomikeuangan itu tindakan “pengguntingan uang”!, jang ternjata malah menambah hebatnja inflasi dan menambah beratnja penderitaan dan pengorbanan rakjat. Saudara-saudara, Demikianlah warisan ekonomi jang saja terima di waktu itu. Ketambahan lagi dalam suasana politik jang penuh pertentangan dan tabrakan itu, serta situasi ekonomimoneter jang terus-menerus meluntjur ke dalam kemero­ sotan itu, muntjullah petualangan-petualangan militer jang mendjelma, dalam pemberontakan pemberontakan PRRI di Sumatera, PERMESTA di Sulawesi, DARUL ISLAM di Djawa dan beberapa daerah di luar Djawa, pemberontakan Ibnu Hadjar di Kalimantan, dan lain-lain petualangan djuga di bidang politik serta ekonomi, jang sungguh menempatkan rakjat dan Negara kita dalam suatu crucial-period jang lebih berbahaja lagi!



8/18/2014 9:41:58 AM



D jangan S ekali - sekali M elupakan S edjarah



www.boxnovel.blogspot.com 487



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 487



001/I/14



Toh rupanja belum tjukup! Konstituante-hasil-Pemi­ lihan-Umum telah bersidang, tetapi rakjat harus menjaksikan dan menanggung akibat perdebatan-jang-tele-tele tanpa memperlihatkan udjung atau achir. Malahan lebih parah lagi daripada itu!! Muntjullah usaha-usaha di waktu itu dari beberapa z.g. “tokoh”, jang mau mengkorek djiwa Proklamasi dengan hendak merobah Bendera Nasional Sang Merah Putih, dan dengan hendak merobah Lagu Kebangsaan kita, jaitu Indonesia Raya? Dan sebagai titik-terdalam dalam crucial-period pada waktu itu, sebagai gendjotan jang paling nggendjot, rakjat dan Bangsa kita dihadapkan kepada pergulatan-sengit melawan usaha-usaha beberapa “tokoh” jang ingin mengganti dasar negara kita, jaitu PANTJA-SILA! Itulah semua warisan jang saja terima dari zaman 1950–1959. Retak-gojahlah kesatuan bangsa Indonesia pada waktu itu! Hampir-hampir berantakanlah seluruh tubuh Revolusi kita! Gondjang-gandjinglah Kemerdekaan kita terantjam oleh bahaja! Apa jang saja perbuat waktu itu untuk menjelamatkan Kemerdekaan, untuk menjelamatkan Revolusi? Konstituante jang ternjata tidak mampu menjelesaikan soal jang dihadapinja, Konstituante itu saja bubarkan dan saja pada tanggal 5 Djuli 1959 mengeluarkan Dekrit Presiden jang terkenal: Kembali kepada Undang-Undang Dasar ’45, kembali kepada Undang-Undang Dasar Revolusi! Demikianlah saudara-saudara, tindjauan ke belakang dalam garis-garis-besarnja mengenai crucial-period-crucialperiod selama windu-pertama sesudah kita terlepas dari tjengkeraman pendjadjahan Belanda: jaitu dari tahun 19501959, sebagai bahan mawas-diri atau INTROSPEKSI, untuk menjadari segi-segi positif dan segi-segi negatif kita masing-



8/18/2014 9:41:58 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 488



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 488



001/I/14



masing, sebagai pertanggungan-djawab kita kepada Ibu-Per­ tiwi dan Revolusi. Djustru dari masa itulah ber­kuman­dang dengan tidak putus-putusnja seruanku kepada Bangsa dan Rakjat kita untuk menegaskan perlunja Persatuan Bang­sa, Persatuan Bangsa, sekali lagi Persatuan Bangsa. Aku se­lalu berkata pada waktu itu: “Dharma Eva Hato Hanti”, “Dharma Eva Hato Hanti”, kalimat Sanskrit, jang berarti: “Kuat karena bersatu, bersatu karena kuat”! Pendek-kata: pada tahun 1959 saja menerima “warisan” jang mendirikan bulu; warisan jang bukan hasil perbuatanku; warisan jang sebaliknja aku harus bereskan; warisan jang “ik had op te knappen”! Jaitu, sekali lagi saja katakan: krisiskrisis kabinet jang bertubi-tubi karena “demokrasi” jang gila-gilaan; inflasi karena pengeluaran uang banjak sekali untuk operasi-operasi politik dan militer untuk menindas pemberontakan-pemberontakan; inflasi jang diperhebat lagi dengan pengguntingan uang; desintegrasi dan dislokasi perekonomian jang terus-menerus; Konstituante jang teletele dan impotent; usaha-usaha mengganti Sang Merah Putih dan Lagu Indonesia Raya; pengkorekan kepada Sang Sakti Pantja-Sila; d.l.l., d.l.l., d.l.l. Ha, bagaimana tindakan saja untuk “opknappen” warisan ini? Memasuki windu-pendadaran jang kedua berikutnja, dari tahun 1959 sampai sekarang, kita dapat mentraceerkem­ bali, bahwa berdasarkan Dekrit 5 Djuli ’59 itu, kita kembali kepada Undang-undang Dasar Proklamasi kita, dan Demokrasi-liberal saja bongkar samasekali, dan saja ganti dengan DEMOKRASI-TERPIMPIN, jaitu Demokrasi GotongRojong, Demokrasi Pantja-Sila, Demokrasi Indonesia-Asli! Dengan Demokrasi-Terpimpin itu perpetjahan dan kere­ takan dalam tubuh alat-alat Revolusi dapat saja kembalikan



8/18/2014 9:41:58 AM



D jangan S ekali - sekali M elupakan S edjarah



www.boxnovel.blogspot.com 489



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 489



001/I/14



kepada PERSATUAN-BANGSA dan KEKOMPAKAN-RAKJAT, de­ngan memberikan dasar dan landasan KESATUAN-POLITIK kepadanja. Apa Kesatuan-Politik itu ? Dengan landasan kesatuan-politik itu, saja misalnja trapkan ketentuan perangkat UUD ’45 dalam pembentukan Kabinet, jang menjebabkan Pemerintah lantas mendjadi stabil, dan dan Insja-Allah terbuanglah untuk selamalamanja maksiat-main-krisis-krisisan-Kabinet dari masa jang sebelumnja. Dan saja berikan kepada Bangsa, untuk Persatuan Politik itu—, pelbagai kelengkapan dan pelengkapan: saja berikan pelengkapan Manipol-Usdek, saja berikan pelengkapan Djarek, saja beri pelengkapan Membangun Dunia Kembali, saja beri pelengkapan Resopim, saja beri pelengkapan Tri-Sakti, saja beri pelengkapan Berdikari, hingga mendjadi kompakmantap-kokoh LANDASAN-IDIIL daripada perdjoangan kita untuk menjelesaikan Revolusi. Dengan kekompakan seluruh rakjat setjara demikian, jaitu setjara bathiniah dan lahiriah itu, pemberontakan-pem­ berontakan militer dan pengatjauan-pengatjauan di bidang politik dan ekonomi dapat kita tindas, hinga keamanan dapat dipulihkan kembali. Alat-alat Pertahanan dan Keamanan kita, jang berupa Angkatan Perang dan Polisi, saja perkuat susunannja men­ djadi satu Angkatan Bersendjata Republik Indonesia (ABRI) jang kompak. Dan dengan kekompakan ABRI dan RAKJAT di bawah Pimpinan-Tunggal, kita dapat memasukkan Irian Barat kembali ke dalam kekuasaan Republik! Ada lagi Pampasan Djepang, jang sebelumnja itu telah berlarut-larut, dan memakan banjak energi perdjoangan kita. Dan masalah P.P.-10 dan Dwi-Kewarga-Negaraan, jang segera kita selesaikan



8/18/2014 9:41:58 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 490



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 490



001/I/14



dalam rangka pelaksanaan Tri-Program Pemerintah pada waktu itu. Demikian pula kita telah memperoleh Kreditkredit untuk pelbagai projek besar dan ketjil, dalam rangka pelaksanaan Pola-Pembangunan-Semesta. Semua kegiatan-kegiatan dan aktivitas-aktivitas tersebut memang benar memakan biaja, tetapi faktanja menundjukkan, bahwa kita djuga dapat merasakan hasilnja-dengan-njata. Tidakkah keadaan lantas berlainan dengan jang dulu? Berlainan dengan waktu 1950-1959, di mana kita selalu harus mengalami kenjataan “biaja habis, hasil tidak ada”?, ketjuali malahan berkobar rebut-rebutan antara-kita-dengan-kitasendiri?? Oleh sebab itu, djika kita setjara djudjur, setjara djudjur, mawas-diri menindjau perkembangan dari tahun 1959 sampai sekarang, ternjata bahwa banjaklah faktafakta jang membuktikan, bahwa kebidjaksanaan jang saja trapkan untuk “opknappen” warisan ’50-'59 itu adalah kebidjaksanaan jang tepat dan benar. Apalagi kala kita tindjau dengan berpangkalan pada situasi warisan jang kita terima dari tangan Belanda dahulu! Saudara-saudara! Dengan menoleh-ke-belakang dan menggali-kembali ingatan kita tentang kiprahnja “baik”–“buruk”, kiprahnja “plus”–“minus”, kiprahnja “hasil-positif”–“kerugian-negatif”, jang kadang-kadang berganti-ganti, kadang-kadang tjampur aduk berbarengan laksana hamuknja elemen-elemen di dalam putaran-angin-pujuh, maka sebagai historicus dan politicus saja berpendapat, bahwa kiprah ini akan berdjalan terus “plus”–“minus”, oleh karena perdjoangan Revolusi memang pada hakekatnja adalah kiprah-hebat antara “baik dan buruk”, antara “positif dan negatif”, antara “aksi dan reaksi”. Di dalam bahasa falsafah, ini adalah rantai these-antithese-synthese, these-antithese-synthese, these-antithese-synthese, dan



8/18/2014 9:41:58 AM



D jangan S ekali - sekali M elupakan S edjarah



www.boxnovel.blogspot.com 491



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 491



001/I/14



demikian seterusnja,—satu rantai jang tiada putusnja sampai ke achir zaman. Karena itu, hai Bangsaku !, teguh, teguhlah, dalam imanmu, teguhlah dalam bathinmu, meski badai-taufan jang bagaimanapun djuga, untuk meneruskan perdjoangan kita jang masih djauh ini! Saudara-saudara sekalian, Dalam melaksanakan Undang-Undang Dasar ’45, dalam wudjudkan pengedjawantahan ISI-DJIWA-KITA-JANGme­ SEDALAM-DALAMNJA, maka pokok-inti-sari MANDAT, pokokinti-sari MANDAT, jang saja terima dari M.P.R.S. ialah: “MEMBANGUN BANGSA (NATION BUILDING) DARI KEMEROSOTAN ZAMAN KOLONIAL UNTUK DIDJADIKAN SATU BANGSA JANG BERDJIWA, JANG DAPAT DAN MAMPU MENGHADAPI SEMUA TANTANGAN,—SATU BANGSA JANG MERDEKA DALAM ABAD KE-20 INI”! Itulah inti-sari pokok daripada Mandat M.P.R.S. kepada saja! Sesungguhnja toh: bahwa membangun suatu Negara, mem­ bangun Ekonomi, membangun Tehnik, membangun pertahanan, adalah pertama-tama dan pada tahap-utamanja: MEM­BANGUN-DJIWA-BANGSA! Bukankah demikian? Sekali lagi: bukankah demikian? Tentu sadja keahlian adalah perlu! Tetapi keahlian sadja, tanpa dilandaskan pada djiwa-jang-besar, tidak akan dapat mungkin akan mentjapai tudjuannja. Inilah perlunja, sekali lagi mutlak perlunja!—NATION & CHARACTER BUILDING!! Tentu sadja usaha ini pun memakan ongkos, memerlukan biaja, tetapi hasilnja sungguh berlipat-lipat ganda-lebih-besar, dibandingkan dengan pengeluarannja. “Memberikan selfrespect kepada Bangsa sendiri, mem­­ berikan selfconfidence kepada diri-Bangsa-sendiri, mem­ berikan kesanggupan untuk Berdikari”,—adalah mutlak-



8/18/2014 9:41:58 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 492



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 492



001/I/14



perlu bagi tiap-tiap Bangsa, di sudut-dunia mana pun, di bawah kolong langit jang mana pun! Lihatlah tjontoh-tjontohnja: Lihatlah kepada Bangsa Amerika, lihatlah kepada Bangsa Djepang, lihatlah kepada Bangsa Sovjet Uni! Amerika baru mendjadi jang besar, sesudah mengalami perang-saudara jang hebat dan dua-kali peperangan-Dunia. Djepang baru mendjadi bangsa jang besar, setelah mengalami perang dengan Rusia, perang dengan Tiongkok, dan dua kali Perang-Dunia. Sovjet Uni baru mendjadi bangsa jang besar, sesudah mengalami burgeroorlog jang dahsjat dari lima pendjuru jang dikorbankan oleh kaum imperialis, dan dua kali Perang-Dunia! Dan Indonesia tidak-perlu dan Insja Allah tidak-usah mengundang peperangan, tetapi GEMBLENGAN DJIWA adalah mutlak-perlu untuk membangun Bangsa dan Negara kita! Indonesia jang kita tjita-tjitakan tidak dapat dan tidakmungkin-dapat dibangun atas warisan atau sisa-sisa djiwakolonialisme! Sisa-sisa djiwa kolonialisme ini harus kita bongkar samasekali. Oleh sebab itu, saripati daripada projekprojek Mandataris itu dapat dipertanggung-djawabkan, karena maksud dan tudjuannja adalah tidak-lain-tidakbukan untuk memberikan Djiwa kepada Bangsa dan Rakjat Indo­nesia jang Merdeka! Projek-projek Mandataris adalah tidak-lain-dan-tidak bukan sekadar alat,—alat!—, untuk menanamkan dan menumbuhkan kebesaran Djiwa daripada Bangsa dan Rakjat kita! Satu tjontoh lagi: Terus terang sadja, jang menghebatkan inflasi, bukanlah pelaksanaan projek Mandataris itu, akan tetapi pengeluaranpengeluaran kita buat ABRI, untuk pembebasan Irian-Barat dan untuk pengembalian Keamanan. Untuk mengongkosi



8/18/2014 9:41:58 AM



D jangan S ekali - sekali M elupakan S edjarah



Koleksi iwan siswo



Sukarno, Istana Bogor, 1967.



www.boxnovel.blogspot.com 493



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 493



001/I/14



perdjoangan pembebasan Irian-Barat dan usaha penjelesaian Keamanan, kita telah menggunakan lebih dari 80 persen daripada budget Negara di tahun-tahun itu. Tetapi aku bertanja: apakah pembebasan Irian-Barat salah? Apakah pemulihan keamanan salah? Tidak ! Tidak salah, melainkan malahan perlu, perlu, perlu, sekali lagi, perlu ! Pendek-kata, hasil-politis, hasil-ekonomis, hasilmoneter, prestige, respect-dunia-Internasional-kepada-kita, Nation-building, Character-building, selfrespect dan self­ con­fidence, semangat Berdikari, semua, semua ini dapat dipertanggung-djawabkan sebagai kebidjaksanaan jang saja djalankan sedjak tahun 1959 itu untuk “opknappen” warisan djahat jang saja sebut tadi itu! Bahwa perdjoangan kita belum selesai, dan bahwa Rakjat, terutama sekali para buruh dan pegawai, belum dapat hidup setjara lajak, itu memang benar!! Itu saja akui, memang benar ! Tetapi DASAR-DASAR KEBANGSAAN dan DASAR-DASAR KENEGARAAN DENGAN DJIWA-BARU, sudah tertanam!!



8/18/2014 9:41:58 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 494



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 494



001/I/14



Sudah terang, GESTOK kita kutuk! dan saja, saja meng­ kutuk pula!,—dan seperti sudah kukatakan berulang-kali dengan djelas dan tandas: “Jang bersalah harus dihukum! Untuk itu kubangunkan MAHMILLUB!” Tetapi kenapa kita sesudah terdjadinja Gestok itu harus robah haluan? Kenapa kita sesudah terdjadinja Gestok itu harus melempar djauh beberapa hal jang sudah njata baik? Tidak! Pantja-Sila, Pantja-Azimat, Tri-Sakti, harus kita pertahankan terus, malahan harus kita pertumbuhkan terus! PANTJA-SILA adalah,—seperti sering-kali telah kukatakan,—satu hogere optrekking daripada Declaration of Independence Amerika dan Manifesto Komunis, bahkan lebih-djauh- daripada itu saja telah sering berkata: REVOLUSI INDONESIA adalah satu “verbeterde editie”, dan—Insja Allah—satu “laatste editie” daripada revolusi-revolusi di dunia sekarang ini!! Lihatlah revolusi-revolusi lain! Revolusi Amerika sudah tinggal hanja mendjadi satu historis moment dan satu historis monument sadja, atau dalam bahasa asingnja: “De Amerikaanse Revolutie is maar een historisch moment en een historisch monument geworden!” Kenapa? Revolusi Amerika terdjadi hampir dua abad jang lalu! Revolusi Perantjis sudah tinggal hanja mendjadi satu historis moment dan satu historis monument sadja, atau dalam bahasa asingnja “De Franse Revolutie is maar een historisch moment en een historisch monument geworden!” Kenapa? Revolusi Perantjis terdjadi hampir dua abad jang lalu. Revolusi Sovjet pun sudah lamat-lamat mungkin nanti menudju kepada mendjadi satu historis moment dan satu historis monument sadja, atau: “De Soviët Revolutie,



8/18/2014 9:41:58 AM



D jangan S ekali - sekali M elupakan S edjarah



www.boxnovel.blogspot.com 495



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 495



001/I/14



mogelijk, dreigt later ook slechts een historisch moment en een historisch monument te worden!” Kenapa? Revolusi Sovjet petjah setengah abad jang lalu. Atau kalau kita hitung dari tahun 1905, jang oleh Lenin dikatakan generale repetitie daripada revolusi, sudah 60 tahun jang lalu. Sudah tentu kita mengambil keuntungan-keuntungan besar daripada revolusi-revolusi tersebut. Akan tetapi Revolusi Indonesia tidak-bisa dan tidak-boleh hanja didasarkan atas pengalaman-pengalaman dan hasil-hasil Revolusi Amerika, Revolusi Perantjis atau Revolusi Sovjet itu sadja. TJITA-TJITA dan ISI serta KONSEPSI daripada Revolusi kita harus merupakan penggalian daripada tuntutantuntutan seluruh Ummat-manusia umumnja dan Rakjat Indonesia sendiri pada chususnja, pada waktu ini, jaitu— dalam Abad ke-20 ini!! Bukan dua abad jang lalu seperti revolusi Amerika, bukan dua abad jang lalu seperti revolusi Sovjet. Tetapi Revolusi Indonesia haruslah mentjerminkan Revolusi Ummat-manusia dan Revolusi Bangsa Indonesia sendiri pada waktu ini, pada abad ke-20. Saja berkata, bahwa Nasakom atau NASASOS atau nasaapa pun adalah unsur-mutlak daripada Pembangunan Bangsa Indonesia! Nasionalisme, ke-Tuhanan, Sosialisme (dengan-namaapa-pun) adalah merupakan tuntutan daripada tiap djiwa manusia, tiap Bangsa, tuntutan seluruh Ummat manusia! Oleh sebab itu, ini harus kita pertumbuhkan setjara konsekwen, tanpa dipengaruhi oleh fikiran atau doktrin jang sudah lapuk, baik dari ekstrim kanan maupun dari ekstrim kiri. Djiwa Pantja-Sila dan djiwa Nasasos atau Nasa-apapun harus mendjadi Leit-Star daripada Revolusi modern sekarang ini, jatu Revolusinja Ummat-manusia! Oleh sebab



8/18/2014 9:41:58 AM



Koleksi iwan siswo



P anca A zimat R evolusi



Sukarno, 1967.



www.boxnovel.blogspot.com 496



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 496



001/I/14



itu, maka saja selalu peringatkan kepada Bangsa dan Rakjatku: “Djangan gontok-gontokan!!”, “Djangan sembelihsembelihan”! Sebab hal itu akan memetjahkan Kesatuan dan Persatuan Bangsa, memetjahkan inti-hakiki daripada Revolusi kita. Dan ketjuali daripada itu, maka ratusanribu pembunuhan, ratusan-ribu penahanan, malahan akan mendjadi masalah sosial-politik jang panas, jang makin meningkatkan pertentangan-pertentangan sadja. Persatuan-dan-Kesatuan-Bangsa masih tetap meru­ pakan sjarat-mutlak bagi kehidupan Nasional kita, masih tetap merupakan sjarat-mutlak bagi pertumbuhan serta pembangunan dalam bidang materiil atau idiil apa pun! Lihatlah ke belakang! Tidakkah pada masa jang lampau jaitu sebelum kita merdeka, maupun sesudah kita merdeka, fakta-fakta menundjukkan dengan djelas bahwa perpetjahan hanjalah membawa kita pada keruntuhan belaka?



8/18/2014 9:41:59 AM



D jangan S ekali - sekali M elupakan S edjarah



www.boxnovel.blogspot.com 497



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 497



001/I/14



Djanganlah melihat ke masa depan dengan mata buta! Masa jang lampau adalah berguna sekali untuk mendjadi katja-benggalanja daripada masa jang akan datang! Hasil-hasil positif jang sudah ditjapai di masa jang lampau djangan dibuang begitu sadja!! Membuang hasilhasil positif dari masa jang lampau tidak mungkin, sebab kemadjuan jang kita miliki sekarang ini, adalah akkumulasi daripada hasil-hasil perdjoangan di masa jang lampau, jaitu hasil-hasil matjam-matjam perdjoangan dari generasi nenek-mojang kita sampai kepada generasi jang sekarang ini! Sekali lagi saja ulangi kalimat ini: membuang hasil-hasil positif dari masa jang lampau, hal itu tidak mungkin, sebab kemadjuan jang kita miliki sekarang ini, adalah akkumulasi daripada hasil-hasil perdjoangan-perdjoangan di masa jang lampau. Seorang pemimpin jaitu Abraham Lincoln, berkata: “one can not escape history”, “orang tak dapat melepaskan diri dari sedjarah”. Saja pun berkata demikian! Tetapi saja tambah. Bukan sadja “one cannot escape history”, tetapi saja tambah: “Never leave history”!—“Djanganlah sekali-kali meninggalkan sedjarah!” Djangan sekali-kali meninggalkan sedjarah!” Djangan meninggalkan sedjarahmu jang sudah!, hai Bangsaku, karena djika engkau meninggalkan sedjarahmu jang sudah, engkau akan berdiri di atas vacuum, engkau akan berdiri di atas kekosongan, dan lantas engkau mendjadi bingung, dan perdjoanganmu paling-paling hanja akan berupa amuk, amuk belaka! Amuk, seperti kera kedjepit di dalam gelap ! Dalam pidatoku pada 17 Agustus tahun 1953 telah kunjatakan bahwa kita semua tanpa perketjualian tidak dapat melepaskan diri dari sedjarah,—Sedjarah, jang dalam abad ke-20 ini makin njata dan makin tampak menundjukkan tjoraknja dan arahnja. Kita Bangsa Indonesia, di waktu jang



8/18/2014 9:41:59 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 498



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 498



001/I/14



lampau telah benar-benar ikut berdjalan dalam tjorak-danarahnja sedjarah itu, sampai achirnja kita datang kepada tempat jang sekarang ini. Tetapi sedjarah tidak berhenti, sedjarah tidak pernah berhenti, sedjarah selalu berdjalan terus—dan kita hendak berhenti, kita hendak mengingkari sedjarah kita jang lampau, kita hendak “putar haluan”? Mari kita berdjalan terus dengan sedjarah itu, dan djangan berhenti, sebab siapa jang berhenti toh akan diseret oleh sedjarah itu sendiri samasekali. Dengan berpegang terus kepada sedjarah itu, maka dengan kekuatan baru, dengan selalu bertambah sema­ ngat baru, dengan selalu bertambah mantap dan kokoh kejakinan, bertambah tjerah harapan-harapan baru, mari kita menggembleng terus Persatuan dan Kesatuan, untuk perdjoangan kita selandjutnja, dan pada waktu sekarang ini djuga untuk menjelesaikan DWI-DHARMA dan TJATURKARYA-nja Pemerintah, jang baru sadja telah saja bentuk bersama-sama Djenderal Soeharto sesuai dengan perintah M.P.R.S. dalam ketetapannja No. XIII/1966! Ja, masih bertumpuk-tumpuk tugas-tugas jang terletak di hadapan kita! Menggunung pekerdjaan jang harus kita selesaikan! Tidak mungkin tugas-tugas itu diselesaikan oleh Pemerintah sendiri, tanpa ikut-sertanja setjara aktifmembantu dari seluruh kalangan rakjat, dari semua suku, dari semua golongan, dari semua tjorak partai, dari semua “isme” jang ada. Pelaksanaan Program stabilisasi-politik dan stabilisasiekonomi jang telah diperintji mendjadi 4 program: a. mem­ per­ baiki peri-penghidupan rakjat, terutama di bi­ dang sandang-pangan; b. melaksanakan Pemilihan-umum se­ lambat-lambatnja pada tanggal 5 Djuli 1968; c. me­laksana­kan politik luar-negeri jang bebas dan aktif untuk kepentingan



8/18/2014 9:41:59 AM



D jangan S ekali - sekali M elupakan S edjarah



www.boxnovel.blogspot.com 499



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 499



001/I/14



Nasional; d. melandjutkan perdjo­ angan anti-imperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk dan manifestasinja, adalah merupakan tantangan bagi pembantingan-tulang daripada seluruh-rakjat-kita di bawah pimpinan KABINET AMPERA sekarang ini, dan entah Kabinet apa jang kemudian. Sekali lagi, berhasil-dan-tidaknja pelaksanaan empat program itu bukanlah semata-mata merupakan tantangan terhadap kepada Pemerintah sadja, tetapi pada hakekatnja adalah merupakan tantangan bagi seluruh rakjat-kita-jangberdjoang dari Sabang sampai ke Merauke!! Dengan selalu setjara-konsekwen menumbuhkan dan mengembangkan djiwa Pantja-Sila dan djiwa Revolusibesar kita, Rakjat Indonesia harus mendjadi rakjat-jangkuat, rakjat-jang besar, untuk dapat melaksanakan dharmabhaktinja kepada Ibu-Pertiwi dan Seluruh-Ummat-Insani ! Darstellung daripada kita punja deepest-inner-self dalam Dwi-Tunggal Proklamasi dan Deklarasi adalah kongruen dengan kesadaran-sosialnja-insani di seluruh muka-bumi. Kongruen dengan “social conscience of man”, demikian kataku berulang-ulang. Oleh sebab itu, segala usaha, segala gerak-gerik perdjoangan kita untuk melaksanakan tuntutanhati dan djeritan-djiwa kita itu, pasti selalu berkumandang di-antero-muka bumi! Untuk melaksanakan U.U.D. ’45 setjara konsekwen, kita akan segera menjempurnakan susunan Lembagalembaga Negara kita mendjelang terlaksananja Pemilihan Umum. Dan berdasarkan Ketetapan-ketetapan M.P.R.S. hasil Sidang-Umum ke-IV jang baru lalu, kita akan melangkah madju dalam menjesuaikan dan menjempurnakan hidup kehukuman kita, serta mengatur pembagian wewenang serta tempat-kedudukan Lembaga-lembaga Negara kita setjara konstitusionil.



8/18/2014 9:41:59 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 500



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 500



001/I/14



Dengan keputusan-keputusan M.P.R.S. di bidang EKUBANG, kita akan meletakkan dasar-dasar-pokok untuk menguatkan hidup sosial-ekonomi kita. Bahwa tuntutan akan KESEDJAHTERAAN, KEBAHAGIAAN, hidup lajak, hidup enak adalah tuntutan-insani jang universil, itu adalah djelas! Apalagi buat bangsa kita, jang berabad-abad lamanja terutama sekali di bawah pemerintahan kolonial, selalu menderita itu! Maka djuga Pemerintah kita dan Rakjat Indonesia harus bertekad memeras-keringat dan memutar-otak untuk menggali dan mengolah kekajaan-kekajaan Nasional kita guna memenuhi keperluan dan tuntutan sendiri, di samping akan disumbangkan pula hasilnja kepada seluruh Ummatmanusia di muka-bumi. Dengan tetap berpegang teguh dan tidak boleh melepaskan kepada mahkota-kemerdekaan kita, jang berwudjud prinsip BERDIKARI, kita mengusahakan dan mentjari KERDJASAMAEKONOMI jang saling menguntungkan dengan kawankawan di seluruh dunia,—terutama sekali kawan-kawan bangsa seperdjoangan—,untuk memperkembangkan dan memadjukan kehidupan sosial-ekonomi kita. Hendaknja kita selalu ingat, bahwa prinsip Berdikari menolak kebidjaksanaan minta-minta, menolak kebidjaksanaan mengemis, apalagi mengemis kepada musuh, jang hanja akan merendahkan martabat dan harkat-kebangsaan kita sebagai Rakjat jang Merdeka! Ja!, “Go to hell” adalah tetap sembojan kita menghadapi tantangan tindakan-tindakan kaum-monopoli-dunia, dengan taktik-taktiknja jang kotor, misalnja mendjatuhkan harga daripada beberapa produktekspor kita di pasaran dunia ! Dalam usaha pemerintah untuk segera dapat meme­ nuhi kebutuhan-pokok sandang-pangan kita, kita akan meng­gerakkan dan memperkembangkan terutama USAHAPRODUKSI-SENDIRI. Di samping itu kita djuga akan



8/18/2014 9:41:59 AM



D jangan S ekali - sekali M elupakan S edjarah



www.boxnovel.blogspot.com 501



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 501



001/I/14



meng­ usahakan tambahan-tambahan dari luar, manakala produksi-sendiri itu belum mentjukupi. Memperbesar dan mem­ per­ kembangkan produksi-dalam-negeri itulah dasar dan sumber kemakmuran jang harus kita wudjudkan! Sebab, memang usaha memperbesar produksi-sendiri itulah kuntji, kuntji untuk menjehatkan perekonomian kita memberantas inflasi!! Dalam usaha untuk segera dapat meringankan beban-hidup kita sehari-hari, kita harus memusatkan segala per­hatian dan segala kemampuan Pemerintah serta Rakjat kepada sektor-sektor USAHA PANGAN DAN SANDANG, dengan antara lain usaha-usaha penertiban dan pengaturankembali serta rehabilitasi INFRA-STRUKTUR kita, jang di waktu-waktu belakangan ini kadang-kadang malah kita rusak sendiri! Simultan, serentak-bersama-sama, simultan dengan usaha-usaha kita untuk memenuhi kebutuhan materiil itu, Pemerintah dan Rakjat kita bertekad untuk memenuhi tuntutan PEMILIHAN-UMUM dalam djangka waktu 2 tahun jang akan datang. Berulang-ulang kali saja sendiri tandaskan, bahwa Pemilihan-Umum itulah harus kita adakan setjepat mungkin, karena djustru Pemilihan-Umum itulah alat demokrasi satu-satunja untuk mengetahui KEHENDAK RAKJAT,—untuk mengetahui HATI NURANI RAKJAT—,untuk mendjernihkan dan memurnikan tuntutan-tuntutan jang ditjetuskan “atas-nama-Rakjat”, dan untuk menjempurnakan Lembaga-lembaga Negara kita jang sekarang. Dalam pada itu, pagi-pagi saja telah mengeluarkan peringatan kepada Bangsa dan Rakjat, akan bahaja gontokgontokan dan djegal-djegalan dalam menjelenggarakan Pemilihan-Umum. Dalam segala hal, dalam segala situasi jang bagimanapun djuga, peliharalah dan pegang-teguhlah prinsip-perdjoangankita: Persatuan dan Kesatuan Bangsa. Mendjelang dan dalam



8/18/2014 9:41:59 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 502



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 502



001/I/14



pemilihan-umum, djanganlah kita lupa daratan! Djangan kita “sengit-sengitan”! Djangan kita fitnah-memfitnah! Djangan kita djegal-djegalan! Djangan kita gontok-gontokan! Musuh Revolusi selalu menghendaki ini, musuh dari luar, ja, musuh dari dalam djuga! Memandang perkembangan dunia-Internasional dewasa ini dengan djiwa Proklamasi dan Deklarasi Kemerdekaan, mau-tidak-mau kita harus merasa sedih dan tjemas melihat perialisme terhadap rakjatmeningkatnja kebiadaban im­ rakjat dan negara-negara jang mendjadi kor­ban-kebuasannja, atau hendak didjadikan korban-kebuasannja. Mi­ salnja di benua Afrika. Misalnja di benua Arab. Misalnja di Vietnam!! O Vietnam! Betapa buasnja imperialisme di Vietnam itu! Dengan hak apa imperialis berbuat demikian di Vietnam itu? Dengan hak apa mereka membunuh, membakar, me­ ngebom meratjun, membinasakan segala apa jang kumelip di beberapa daerah di sana? Dan djika dunia tidak waspada, djika bangsa-bangsa jang tjinta damai tidak bersatu-padu bertindak menentang kedjahatan di sana itu, maka pastilah dunia nanti mengalami bentjana jang lebih luas dan lebih ngeri lagi. Mungkin dunia akan mengalami Perang Atom antarbenua! Bulu-romaku berdiri, djikalau aku membajangkan malapetaka jang demikian itu,—malapetaka tabula-rasa kiamat untuk seluruh Kemanusiaan! Apakah ini artinja katakata indjiliah: “Beware, beware,—after us the fire!—Awas, sesudah kami akan datanglah api!”? “Beware, after us the Fire!!” Apakah ini arti perkataan indjiliah itu? Apakah ini jang dinamakan perang Armageddon? Apa gunanja Proklamasi, apa gunanja Deklarasi Kemer­ dekaan, apa gunanja kata-kata indah dalam mukaddimah Undang-Undang Dasar kalau kita tinggal bungkam terhadap



8/18/2014 9:41:59 AM



D jangan S ekali - sekali M elupakan S edjarah



www.boxnovel.blogspot.com 503



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 503



001/I/14



kebiadaban di Vietnam itu? Apa gunanja mukaddimah U.U.D. atau Deklarasi Kemerdekaan kalau kita tidak tanpatedeng-aling-aling memprotes—ja lebih dari memprotes!— ,mengkutuk perang Amerika di Vietnam itu ? Apalagi, perang Vietnam mempengaruhi dan melem­par­ kan akibatnja setjara langsung kepada sendi-sendi tata-ke­ amanan di seluruh Asia Tenggara, dan dengan sendirinja dus djuga berpengaruh kepada keamanan di Indonesia sendiri! Saja dengan hati bersih berseru kepada Amerika: Amerika, keluarlah dari Vietnam! Please America, please get out of Vietnam!! Tuan tidak akan bisa menjelesaikan soal Vietnam dengan tjara jang Tuan djalankan itu. Tuan nanti jang akan babak-bundas! Tuan nanti jang akan babak-belur! Tuan nanti jang akan bertanggung-djawab atas malapetaka dunia jang lebih dahsjat. Kembalilah kepada Persetudjuan Geneva ! Atau pakailah Sukarno-Macapagal-Doctrine!: “Asian Problems to be solved by Asians themselves,—the Asian way”. “Soal-soal Asia dipetjahkan oleh bangsa-bangsa Asia sendiri,—dengan tjara-tjara Asia sendiri”. Indonesia di sini menawarkan dirinja, menawarkan dirinja dengan djudjur dan ichlas, kalau diminta, untuk ikut menjelesaikan persoalan Vietnam itu atas dasar SukarnoMacapagal-Doctrine. Dalam rangka mempertahankan keamanan di Asia Tenggara itu, maka perdjoangan kita melawan kolonialisme dan neo-kolonialisme,—sesudah Irian Barat masuk kembali ke dalam kekuasaan Republik,—telah mentjapai puntjaknja lagi seperti dikenal dunia dalam wudjud “Konfrontasi dengan Malaysia”. Tiga tahun kita mendjalankan Konfrontasi. Tiga tahun perdjoangan jang gigih. Tiga tahun aku dimaki-



8/18/2014 9:41:59 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 504



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 504



001/I/14



maki oleh musuh dan oleh setengah orang dalam negeri sendiri. Dikatakan aku suka kepada permusuhan. Padahal Deklarasi Kemerdekaan kita sendiri mengatakan bahwa kita harus menghapuskan (dus harus berdjoang menentang) kolonialisme; padahal M.P.R.S. sendiri memerintahkan kita melandjutkan perdjoangan anti-imperialisme “dalam segala bentuk dan manifestasinja”; padahal Konferensi Asia-Afrika sendiri menghendaki kita menentang imperialisme “in all its forms and manifestations”. Dan tidakkah Malaysia satu British Neo-Colonialist project?,—dus salah satu “bentuk dan manifestasi” kolonialisme,—satu “form and manifestation” daripada neo-kolonialisme?? Tetapi aku dimaki-maki. Aku dikatakan si “trouble maker”, si tukang rewel,—si “warmonger”! Tetapi sjukur alhamdulillah, mendjelang Hari-UlangTahun Republik ke-21 ini, telah ditjapai persetudjuan dengan Kuala Lumpur untuk menandatangani Persetudjuan-Bangkokjang-disempurnakan—, saja berkata: alhamdulillah, mendjelang Hari-Ulang-Tahun-Republik ke-21 ini, telah ditjapai persetudjuan dengan Kuala Lumpur untuk menandatangani Persetudjuan-Bangkok-jang-disempurnakan—, jang akan mendjadi sarana untuk mengachiri Konfrontasi setjara damai atas dasar Manila Agreement. Saudara-saudara, Perhatikan kataku tadi: Persetudjuan Bangkok jang disempurnakan! Sekali lagi: Persetudjuan Bangkok “jang disempurnakan”. Apa itu “jang disempurnakan”? Terus-terang sadja beginilah: “Bangkok” jang pertama, dengarkan: “Bangkok jang pertama,—Bangkok hasil pembitjaraan Sdr. Adam Malik dengan Tun Abdul Razak tempo hari—Bangkok jang pertama itu saja tidak mau terima. Dan Kogam pun tidak mau terima. “Bangkok



8/18/2014 9:41:59 AM



D jangan S ekali - sekali M elupakan S edjarah



www.boxnovel.blogspot.com 505



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 505



001/I/14



jang pertama” itu masih berisi hal-hal jang membahajakan Republik. “Bangkok jang pertama” itu masih berisi hal-hal jang bisa mendjebloskan Republik. Waktu itu, dus pada waktu orang dengan gembira berkata "Konfrontasi akan berachir!, "huree, perdamaian dengan Malaysia akan datang!"—pada waktu itu saja dan Kogam berkata: “Tidak! Konfrontasi berdjalan terus!” Geger dan gempar pada waktu itu orang-orang jang tidak mengerti! Dalam pada itu, karena kita memang lebih senang kepada penjelesaian setjara damai saja tugaskan kepada Sdr. Djenderal Soeharto untuk mengadakan kontak dengan fihak Kuala Lumpur, mentjari penjelesaian damai atas dasar Manila Agreement,—satu-satunja dasar jang bisa kita pakai untuk penjelesaian damai itu. Djenderal Soeharto mulai bekerdja. Setapak-demisetapak ia mentjapai hasil, sehingga ia, sebagai duta-pe­ rundingan, jaitu sebagai “peace-negotiator”, berkata “optimis”, dan “bahwa tidak lama lagi penjelesaian-setjaradamai akan tertjapai”. Datanglah petir-halilintar jang menjambar! Kok Sukarno pada waktu itu mentjak-mentjak! Dunia gempar, kok dalam merantaknja fadjar-per­ da­ maian antara Malaysia dan Indonesia itu, Presiden Sukarno masih berkata: Konfrontasi berdjalan terus! Saja malah tambah ditjap lagi, ditjap lagi sebagai “si gila perang”. Saja dinamakan oleh surat-chabar imperialis “lalat di dalam salep”, “the fly in the ointment”. Satu surat-chabar di Bangkok malah menjebut saja “the angry old man”,—“itu orang tua-bangka jang marah-marah". Ha-ha, bagaimana sih duduknja perkara? Lha ini barangkali Saudara-saudara ingin tahu. Duduknja perkara adalah begini: saja memerintahkan Djenderal Soeharto mentjari penjelesaian setjara damai,



8/18/2014 9:41:59 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 506



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 506



001/I/14



atas dasar Manila Agreement. Djenderal Soeharto mulai bekerdja. Dan tadi saja berkata, setapak demi setapak mentjapai hasil. Tapi dari laporan-laporan jang saja terima, dari beliau djuga, ternjata bahwa fihak Kuala Lumpur pada perundingan itu alot sekali menerima usul-usul kita untuk memenuhi Manila Agreement itu, alot sekali menerima usulusul dari fihak kita sesusai dengan Manila Agreement itu. Kumaha ieu, bagaimana ini ? Well,—saja lantas anggap perlu untuk sedikit tarik ”muka-angker” dalam perundingan ini. Saja anggap perlu untuk memberi “tulang-punggung” kepada Soeharto dalam perundingan ini. Saja anggap perlu memberi “back-bone” sedikit kepadanja. Dan saja lantas berkata: “Kalau mereka tidak mau menerima usul-usul kita buat implementasi Manila Agreement itu, maka kita akan djalankan terus Konfrontasi!” Dan, taktik ini, Saudara-saudara, berhasil!: Kuala Lumpur lantas mau menerima usul-usul kita itu! Sehingga sekarang "Bangkok jang dulu” (jang kita tidak mau terima), mendjadi “Bangkok jang disempurnakan” (jang kita mau menerima). Dan apakah “Bangkok-jang-disempurnakan itu”? “Bangkok jang disempurnakan” itu adalah “Bangkokasli” + annex buatan kita. Plus annex buatan kita! Itulah Bangkok jang disempurnakan. Ini jang kita mau terima. Dan ini, Saudara-saudara, jang ditandatangani beberapa hari jang lalu. Dan ini saja sambut dengan perkataan sjukur alhamdulillah, sekarang ada dasar perdamaian dengan Kuala Lumpur. Beberapa hari jang lalu kita di Djakarta telah menandatangani “Bangkok jang disempurnakan” itu. Jang penting dalam Bangkok-jang-disempurnakan itu sebagai kukatakan tadi, annexnja, di mana tertulis, bahwa kita baru mengakui



8/18/2014 9:41:59 AM



D jangan S ekali - sekali M elupakan S edjarah



www.boxnovel.blogspot.com 507



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 507



001/I/14



Malaysia, sesudah, dengarkan, sesudah diadakan pemilihanumum di Sabah dan Serawak. Sesudah, sekali lagi sesudah pemilihan-umum di Sabah dan Serawak! Dus tidak: “begitu Persetudjuan ditanda-tangani, begitu Malaysia kita akui”. Nee, tidak! Tidak begitu persetudjuan ditanda-tangani, begitu kita mengakui Malaysia, tidak ! Adakan pemilihan-umum lebih dulu di Sabah dan Serawak. Dan sesudah itu, baru kita mengakui Malaysia sebagai hasil daripada pemilihan-umum itu! Dengan keterangan ini, maka djelaslah bahwa antara Presiden dan Djenderal Soeharto tidak ada perbedaan atau pendjegalan, melainkan malah ada “pemberian tenaga” dari Presiden/Panglima Tertinggi kepada “Peace-Negotiatornja”. Saudara-saudara! Maka demikianlah, Manila Agreement jang dulu ditandatangani dengan chidmat di Manila itu, dengan saja sebagai salah seorang pengambil initiatifnja jang aktif, ternjatalah membawa manfaat besar kepada perdjoangan melawan neo-kolonialisme dan kepada perikehidupan di Asia Tenggara. Kepada rakjat di Kalimantan Utara saja sekarang berseru: “Kalau Saudara-saudara benar-benar ingin merdeka,—dan saja jakin demikian!—, pergunakanlah sebaik-baiknja ketentuan dalam Manila Agreement dan ketentuan dalam Persetudjuan Bangkokjang-disempurnakan ini, bahwa di daerah Saudara-saudara akan diadakan pemilihan-umum, dan djagalah, djagalah bahwa pemilihan-umum ini—pemilihan umum di Sabah dan Serawak itu—betul-betul didjalankan setjara demokratis”. Saudara-saudara! Hubungan kita dengan Singapura pun sedang kita atur. Memang Republik Indonesia ingin bersahabat dengan sebanjak mungkin bangsa di bawah kolong langit ini jang sedjiwa dengan kita. Apalagi dengan tetangga kita sendiri!



8/18/2014 9:41:59 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 508



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 508



001/I/14



Itulah salah satu sebabnja kita tidak mau ikut-ikut dalam konfliknja bangsa-bangsa jang lain. Itulah inti-sari daripada politik kita jang bernama “bebas dan aktif”, jang sedjak dari hari Proklamasi 21 tahun jang lalu memang selalu mendjadi pegangan kita, dan sekarang memang djuga diamanatkan oleh M.P.R.S. kepada Kabinet Ampera sebagai salah satu daripada Tjatur Karya. Dunia sekarang makin lama makin mengerti, apa baiknja politik “bebas dan aktif” itu. Dulu misalnja Amerika sangat tidak menjukainja. Dulu Amerika malahan sangat menghinanja! John Foster Dulles, Menteri Luar-Negeri Amerika dulu itu, terang-terangan berkata kepada saja: “neutralism is immoral”, jang artinja: “neutralisme adalah immoril”! Jang ia maksudkan ialah: “politik bebas-aktif adalah immoril”. “Politik bebas-aktif adalah politiknja orang jang tidak mempunjai moraal, politiknja orang jang tidak mempunjai budi”. Itu dulu. Sekarang, sekarang Menteri Luar-Negeri Amerika jang sekarang, Tuan Dean Rusk, menjatakan, bahwa Amerika menghargai benar politik bebas-dan-aktif kita itu. Saja membatja itu dalam surat-chabar-surat-chabar beberapa hari jang lalu, dan saja amat bersjukur dan bergembira. Saja hargai benar utjapan Mr. Dean Rusk itu. “Mr. Dean Rusk, I appreciate your statement very much!” Saja mengharap sadja, bahwa Mr. Dean Rusk dan seluruh rakjat Amerika mengerti djuga, bahwa politik bebas-dan-aktif kita itu adalah politik bebas-dan-aktif. Bebas dan aktif! Aktif, sekali lagi aktif! Bukan bebas sambil “tidak berbuat apa-apa”. Bukan bebas sambil inaktif! Kalau kita dinamakan orang bahwa kita ini netral,—okay, okay! Kita dinamakan netral, okay !—, tetapi djanganlah orang



8/18/2014 9:41:59 AM



D jangan S ekali - sekali M elupakan S edjarah



www.boxnovel.blogspot.com 509



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 509



001/I/14



mengira bahwa kita, dalam, “kenetralan” kita itu, tinggal,— kataku tempo hari—, diam-tenguk-tenguk-memeluk-bahu membiarkan segala sesuatu di dunia ini berdjalan semaumaunja, seperti seseorang jang duduk tenguk-tenguk di atas pagar di pinggir djalan sambil menonton sadja apa jang berlalu dan berlintas di hadapannja. Di Amerika tempo hari, tiga kali saja berkata dengan tandas: “We are neutral, but we are not sitting on the fence!” “We are not sitting on the fence!”, jang artinja: “kita netral, tetapi kita tidak duduk tenguk-tenguk di atas pagar!” Netralisme kita bukan netralismenja orang jang duduk tenguk-tenguk. Kita aktif, kita berdjoang! Aktif untuk apa?? Berdjoang untuk apa?? Kita ikut-serta aktif dalam perdjoangannja ummat-manusia untuk mentjapai Dunia Baru tanpa exploitation de l’homme par l’homme, dan tanpa exploitation de nation par nation. Kita tidak netral dan tidak dapat netral, misalnja, dalam menghadapi imperialisme, kolonialisme, atau neo-kolonialisme. Kita tidak boleh membiarkan imperialisme, kolonialisme, neo-kolonialisme itu hidup,—kita harus aktif menentang imperialisme, kolonialisme, dan neo-kolonialisme itu. Kita tidak mem­ bi­ arkan sesuatu bangsa merampas kemerdekaannja se­ suatu bangsa lain, mengkolonisir atau meneo-kolonisir sesuatu bangsa lain. Kalau kita membiarkannja, atau tidak menentangnja, atau lebih djahat lagi peluk-pelukan dengan imperialisme atau neo-imperialisme itu, maka apakah kita ini?? Apakah kita ini?? Kalau kita membiarkan imperialisme, kolonialisme, neo-kolonialisme hidup terus, membiarkan ia mengungkung bangsa lain atau mengungkung bangsa kita sendiri atau merongrong bangsa kita sendiri, contain bangsa kita sendiri, maka kita ingkar, Saudara-saudara, kepada Djiwa Kemerdekaan kita, bahkan mengchianati



8/18/2014 9:41:59 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 510



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 510



001/I/14



Djiwa Kemerdekaan kita itu, jang tertulis dalam Deklarasi Kemerdekaan dengan kata-kata jang begitu gilang-gemilang. Apa jang tertulis dalam Deklarasi Kemerdekaan? “Bahwa sesungguhnja Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu, maka pendjadjahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan”. Sebagai tjontoh saja kemukakan di sini, (quand vous voulez pour Monsieur Dean Rusk—kalau Tuan mau, ja sjukur, Tuan Dean Rusk) bahwa perdjoangan kita menentang Malaysia adalah amanat daripada Deklarasi Kemerdekaan kita itu, oleh karena Malaysia adalah satu British neo-colonialist project. Demikianlah hakekat daripada “netralisme” kita,— satu netralisme jang dalam hal-hal demikian tidak boleh netral (dalam arti tenguk-tenguk) samasekali. Itulah sebabnja maka kita, dalam politik kita jang bebasdan-aktif itu, tidak “netral” pula dalam persoalan Vietnam, malah mengkutuk perang Vietnam itu! Itulah pula sebabnja kita tidak mau mengakui Taiwan! Itulah pula sebabnja kita tidak mau mengakui Israel! Tidak mau membenarkan coupcoup di Afrika belakangan ini, jang buat 90% semuanja hasil usaha imperialis! Tidak mau, “netral” terhadap beberapa kedjadian di dunia Arab! Tidak mau mengkutuk amarahnja bangsa Negro di Amerika,—“the Negro Revolution”, sebagai almarhum Kennedy katakan. Sungguh, kita harus bangga, bahwa kita adalah satu Bangsa jang konsekwen terus bukan sadja berdjiwa kemerdekaan, bukan sadja berdjiwa anti-imperialisme, tetapi djuga konsekwen terus berdjoang menentang imperialisme, konsekwen terus berdjoang menentang exploitation de l’homme par l’homme dan exploitation de nation par nation ! Kita harus bangga, bahwa kita oleh



8/18/2014 9:41:59 AM



www.boxnovel.blogspot.com 511



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 511



001/I/14



Bung Karno dimakamkan di Blitar, 20 Juni 1970.



D jangan S ekali - sekali M elupakan S edjarah



8/18/2014 9:41:59 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 512



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 512



001/I/14



Suasana Pemakaman Bung Karno, 20 Juni 1970, di Blitar.



bangsa-bangsa Asia, Afrika, Amerika Latin, bangsa-bangsa lain jang progressif, dipandang sebagai Mertju-suar di dalam hal perdjoangan ini. Kita, kitalah, Saudara-saudara, pembuat kata “new emerging forces”. Kitalah initiatief-nemer daripada peng­ gabungan semua new emerging forces. Kitalah initiatiefnemer Ganefo. Kitalah initiatief-nemer Conefo. Kitalah dulu salah satu initiatief-nemer Konferensi Asia Afrika. Impe­ rialisme jang pada hakekatnja internasional, hanja dapat dikalahkan dan ditundukkan dengan penggabungan tenaga anti-imperialisme jang internasional djuga. Saja gembira bahwa M.P.R.S. mengenai Conefo berkata: “a. Pada prinsipnja, gagasan penggalangan kekuatan progressif-revolusioner anti-imperialisme dan kolonialisme adalah gagasan jang luhur, jang harus ditingkatkan realisasinja. b. Mengenai Conefo, hendaklah disesuaikan dengan Kondisi dalam negeri dan kemampuan-kemampuan dalam penjelenggaraannja, dan djuga Kondisi internasional”. Saja gembira dengan kata-kata M.P.R.S. ini, oleh karena M.P.R.S. menentukan, bahwa penggalangan segala kekuatan progressif-revolusioner anti-imperialisme dan kolonialisme itu harus ditingkatkan realisasinja. Djustru itulah jang saja ichtiarkan! Djustru itulah jang saja kerdjakan siang dan malam ! Djustru itulah jang saja anggap sebagai salah satu tugas-hidup saja. Djustru itulah jang saja anggap sebagai salah satu Life-Dedication saja! Bahwa mengenai gagasan Conefo itu kita harus menjesuaikannja dengan kondisi dalam negeri dan kemampuan-kemampuan dalam penjelenggaraannja,—oo, itu adalah logis. Itu “spreekt vanzelf”. Itu adalah terang sebagai 2 x 2 = 4. Tetapi satu hal harus saja katakan di sini: Sebagaimana Konferensi Asia-Afrika tidak disenangi oleh imperialisme



8/18/2014 9:41:59 AM



D jangan S ekali - sekali M elupakan S edjarah



www.boxnovel.blogspot.com 513



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 513



001/I/14



dan dibentji oleh imperialis, dan karenanja hendak disabot oleh imperialis,—ingatlah antara lain pembinasaan kapalterbang Kashmir Princess jang membawa utusan-utusan ke Konferensi Asia-Afrika kesatu di Bandung, dan ingatlah pensabotan Konferensi Asia-Afrika di Aldjazair, sehingga gagal tak dapat langsung samasekali—maka fihak imperialis djuga amat tidak senang dengan penjelenggaraan Conefo, amat bentji dan takut kepada Conefo itu. Bajangkan!: Conefo adalah satu konferensi penggalangan semua tenaga antiimperialis dari seluruh muka bumi! Conefo adalah lebih besar daripada Asian Relations Conference jang dulu pernah diadakan di New Delhi, lebih besar daripada Konferensi AsiaAfrika di Bandung! Conefo adalah bahaja jang lebih besar bagi imperialisme daripada Konferensi New Delhi atau Konferensi Bandung. Belum pernah di dalam sedjarah fihak imperialis nanti menghadapi satu united front anti-imperialis jang begitu besar seperti Conefo ini! United Front anti-imperialis jang begitu besar dari seluruh dunia, dari seluruh muka bumi! Karena itu, fihak imperialis mendjalankan semua usaha, semua muslihat, dan akan mendjalankan semua usaha dan semua muslihat,—terang-terangan atau gelap-gelapan—, untuk menggagalkan Conefo itu. Dengan apa? Dengan segala matjam djalan! Antara lain dengan djalan mengatjaukan kondisi dalam negeri kita,—politis ataupun ekonomis—, agar supaja kita tidak mampu nanti menjelenggarakan Conefo itu. Dus: waspadalah! Waspadalah ! Djangan terlalu gantungkan penjelenggaraan Conefo itu dari “kondisi dalam negeri”, dan djangan terlalu gantungkan ia daripada “kemampuan-kemampuan dalam penjelenggaraannja”. Saja sendiri, Insja Allah, bertekad bulat untuk menjelenggarakan terus Conefo itu. Kalau bisa di dalam Gedung Conefo jang



8/18/2014 9:41:59 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 514



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 514



001/I/14



megah jang sedang kita bangun sekarang ini dengan banjak rintangan. Kalau bisa di gedung itu,—sjukur! Kalau tidak bisa di gedung itu, karena... jah... ”sesuatu” rintangan,—marilah, hai kaum progressif-revolusioner, kita adakan Conefo itu di tempat lain, dalam bangunan-bangunan jang murah di tengah sawah sekalipun, terbuat dari bambu dan gedek, berdjubin tanah mentah, beratap kadjang dan alang-alang! Jang penting bukan gedungnja! Jang penting bukan gedungnja! Jang penting ialah penggalangan semua tenaga anti-imperialis! Di satu gedung megah sjukur kalau bisa, untuk mengangkat nama Indonesia, di gubug-gubug beratap alangalang apa boleh buat, malahan... mungkin mendatangkan effek politik jang lebih hebat lagi! Di mana Isa mendjatuhkan djiwa imperium Rumawi? Di gubug-gubug, di kandangkandang kambing, kadang-kadang di bawah kolong langit,— “hakandang langit, hakemul mego”, kata orang Djawa. Di mana Muhammad menggembleng ummatnja? Di gubug-gubug, di pinggir-pinggir djalan, di bawah puhun-puhun korma. Di mana Gandhi menjusun gerakan satya-grahanja? Di Sabarmati Ashram jang amat sederhana dan dari dalam pendjara. Di mana kita, dulu menempa persatuan-revolusioner rakjat Indonesia jang nanti mendjatuhkan samasekali imperialisme Belanda? Di gedung genteng di Gang Kenari sini, Saudarasaudara, gedung genteng Gang Kenari dan di gudang gedek di Tjilentah Bandung. Ketjuali itu, sebagai kemarin kukatakan di D.P.R.-G.R., kalau gedung Conefo ini bisa selesai, maka sesudah kita pakai untuk Conefo, kita dapat pakainja untuk keperluan-keperluan lain: untuk konferensi-konferensi internasional, untuk Par­ lemen, untuk M.P.R.S., atau untuk lain-lain jang penting. Saja sendiri, kataku kemarin, malu, malu sampai sekarang: kok Republik Besar sebagai Indonesia ini,—parlemennja



8/18/2014 9:41:59 AM



D jangan S ekali - sekali M elupakan S edjarah



www.boxnovel.blogspot.com 515



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 515



001/I/14



di gedung pindjaman, M.P.R.S.nja di gedung pindjaman. Di negara-negara lain, gedung parlemen atau gedung Supreme Congressnja adalah salah satu gedung jang termegah di negeri itu! Saja ulangi lagi, perdjoangan anti-imperialisme harus kita djalankan terus, djuga atas scala internasional. Kita menjadari dan tahu benar, bahwa peri-kehidupan bangsa di abad XX sekarang ini tidak mungkin lagi kita djalankan sendiri-sendirian. Dunia sekarang ini memang telah mendjadi “ketjil”. Bola-dunia sekarang ini telah mendjadi laksana satu kelereng ketjil di dalam tangannja si Pembuat Sedjarah. “Segede mritjo binubut ing astane Sang Murbeng Dumadi”. John Foster Dulles dalam perdebatannja dengan saja mengatakan bahwa Amerika mendjalankan satu “politik dunia”,—mendjalankan satu “global policy”. Well! Sekarang saja mendjawab: “Indonesia, terutama sekali dalam perdjoangannja anti-imperialisme mendjalankan strategi dunia,—Indonesia mendjalankan satu global strategy!” Apalagi kalau kita ingat bahwa Revolusi Indonesia hanjalah satu bagian sadja daripada Revolusi Ummat manusia,—satu bagian sadja daripada The Universal Revolution of Man! Dan apakah inti daripada Universal Revolution of Man itu? Apakah inti daripada tiap-tiap revolusi dalam abad ke-XX ini? Inti-hakiki tiap-tiap revolusi dalam abad ke-XX ini ialah: Kemerdekaan bagi manusia, kemerdekaan bagi bangsa, antiimperialisme, anti exploitation de l’homme par l’homme dan anti exploitation de nation par nation. Karena itulah, maka, sebagai salah satu mertju-suar daripada Universal Revolution of Man ini, Indonesia mem­ punjai Universal Voice!,—mempunjai Suara Sedjagad!,— Indo­ nesia didengarkan, dilihat, diperhatikan, sering-se­ ring dikagumi, oleh orang di lima benua dan tudjuh



8/18/2014 9:41:59 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 516



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 516



001/I/14



samu­dera! Inilah kemertjusuaran kita, berkat perdjoangan kita berdasarkan Proklamasi Kemerdekaan dan Deklarasi Kemerdekaan kita itu! Saudara-saudara! Saja pernah dihadiahi dengan tjoretantembok jang berbunji: “Mertju-suar politik no! Mertju-suar ekonomi yes!” Wahwahwahwah! Hebat bener nih! Hebat bener! Tapi saja tanja: Siapa bisa dalam abad ke-XX ini memisahkan ekonomi dari politik, memisahkan politik dari ekonomi,—baik nasi­ onal maupun internasional? Dalam abad ke-XX, dua hal ini,— ekonomi dan politik—, adalah kait-kinait, kait-mengkait satu sama lain, rante-rinante satu sama lain, interwoven satu sama lain. Apalagi buat kita, ekonomi kita! Sebab ekonomi jang kita kedjar ialah ekonomi atas dasar orde baru, ekonomi atas dasar orde sosialis, bukan ekonomi seperti di Amerika atau ekonomi seperti di Djepang,—satu ekonomi sosialis tanpa exploitation de l’homme par l’homme, tetapi saja tanja lagi, ekonomi tanpa exploitation de l’homme par l’homme, apakah mungkin tanpa perdjoangan, tanpa menghilangkan exploitation de nation par nation? Ekonomi tanpa exploitation de l’homme par l’homme tak dapat kita selenggarakan, tanpa hilangnja exploitation de nation par nation, jaitu tanpa hilangnja imperialisme! Membangun ekonomi sosialis dengan bersama-sama-dengan-itu menggempur imperialisme, menggempur imperialisme untuk bersamasama-dengan-itu membangun sosialisme, inilah rantai jang saja maksudkan, itu adalah Dwi-Tunggal! Dwi-Eka! DwiSimultanisme! Karena itulah, maka Ampera bukan hanja “urusan isi perut”. Ampera adalah “urusan isi perut” dan Negara Merdeka bebas-dari-imperialisme plus Dunia Baru.



8/18/2014 9:41:59 AM



D jangan S ekali - sekali M elupakan S edjarah



www.boxnovel.blogspot.com 517



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 517



001/I/14



Ampera adalah Dwi-Tunggal Politik dan Ekonomi, DwiTunggal Ekonomi dan Politik. Tidak bisa dipisah satu-samalain! Dan tidak ada ke-ambeg-parama-artaan dari jang satu di atas jang lain! Malah Ampera adalah Tri-Tunggal! jaitu: Negara Merdeka—politik ! Masjarakat Adil Makmur—ekonomi ! Dunia Baru—politik ! Pun di dalam Tri-Tungal Ampera ini tidak ada ke-ambegparama-artaan! Karena itulah maka saja tempo hari berkata bahwa hati saja “plong”, plong karena M.P.R.S. memberi kepada Kabinet Ampera tugas Tjatur Karya, bukan Eka Karya: satu: ekonomi; dua: gempur imperialisme; tiga: politik bebas-aktif; empat: pemilihan-umum. Ekonomi dan politik bersama-sama, ekonomi dan politik simultan, ekonomi dan politik, “door-elkaar en aan-elkaar”. Bagaimana dan hal “stabilisasi ekonomi dan stabilisasi politik”? Bagaimana itu “Dwi Dharma”, jang ditugaskan oleh M.P.R.S.? Itu pun tak dapat dipisahkan satu-sama-lain. Itu pun interwoven satu dengan jang lain. Kita bekerdja keras untuk stabilisasi ekonomi dan stabilisasi politik, bersama-sama. Tapi stabilisasi adalah satu pengertian jang relatif. Stabilisasi adalah satu relatief begrip! Djangan takut memasuki z.g. instabilisasi, kalau instabilisasi itu sementara perlu untuk mentjapai stabilisasi. Memang Revolusi dengan ia punja antithese dan synthese, dengan ia punja dialektika, adalah satu rantai-pandjang instabilisasi dan stabilisasi. Dan terutama sekali tjamkan dalam hatimu dan fikiranmu, tjamkan setjam-tjamnja, bahwa stabilisasi jang kita perlukan sekarang bukanlah stabilisasinja kaum



8/18/2014 9:42:00 AM



P anca A zimat R evolusi



Koleksi Iwan siswo



Bersama Oemar Dhani dan A.H. Nasution, sekitar pertengahan 1960-an.



www.boxnovel.blogspot.com 518



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 518



001/I/14



impe­rialis, bukan stabilisasinja kaum imperialis, tetapi sta­ bilisasinja perdjoangan kita jang revolusioner, seba­ gai batu-lontjatan untuk meneruskan Revolusi dan memenangkan Revolusi itu! Saudara-saudara! Saja bergembira pula, bahwa M.P.R.S., mengenai P.B.B., berkata: “harus meningkatkan perdjoangan untuk mengadakan perombakan dalam tubuh P.B.B., baik strukturil maupun komposisionil, untuk disesuaikan dengan perkembangan zaman”. M.P.R.S berkata pula: “Dengan ikut aktif kembalinja Indonesia di dalam badan internasional itu, perdjoangan perombakan tersebut akan lebih effektif”. Saja bergembira, bahwa M.P.R.S. tidak memerintahkan saja untuk memasukkan Indonesia kembali mendjadi anggota P.B.B. sekarang ini djuga. M.P.R.S. hanja berkata: “Dengan ikut aktif kembalinja Indonesia di dalam badan internasional itu, perdjoangan perombakan akan lebih effektif”.



8/18/2014 9:42:00 AM



D jangan S ekali - sekali M elupakan S edjarah



www.boxnovel.blogspot.com 519



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 519



001/I/14



Apa jang dikatakan oleh M.P.R.S. itu benar, sama sadja benarnja dengan perkataan, misalnja, bahwa “persoalan Malaysia harus diselesaikan dengan djalan damai, dengan perundingan atas dasar Manila Agreement”. Tapi, marilah saja pakai terus tjontoh perundingan dengan Malaysia itu untuk mendjelaskan politik saja terhadap P.B.B.: Perundingan dengan Malaysia memang benar, tetapi nah ini, kapan, kapan kita harus mulai perundingan? Kapan?,—itu adalah soal lain. Soal “kapan”, itu adalah soal taktik dan strategi. Soal “kapan” adalah soal penjelenggaraan, bukan soal prinsip lagi. Taktik kita dengan Malaysia ialah—sebagai dikatakan dengan kata-kata lain oleh Djenderal Soeharto kemarin di D.P.R.—taktik dengan Malaysia ialah: mengadjak mengadakan perundingan kalau Malaysia sudah dalam keadaan minta perundingan itu, Djenderal Soeharto berkata: konfrontasi politik untuk membawa atau memaksa Malaysia masuk perundingan. Saja di sini dengan perkataan lain berkata, mengadjak mengadakan perundingan kalau Malaysia sudah dalam keadaan minta perundingan itu. Karena itu maka tiga tahun lamanja kita mengadakan konfrontasi dengan Malaysia lebih dahulu, dan sesudah Malaysia meminta perundingan, baru kita memasuki perundingan dengan dia. (Di sini ingatlah kepada “tulang punggung” jang saja berikan kepada Djenderal Soeharto, sebagai saja tjeriterakan kepadamu di muka tadi). Demikian pula dengan P.B.B.! Prinsip masuk-kembali dalam P.B.B. untuk melebih-effektifkan perdjoangan pe­ rom­bakan P.B.B., memang benar, tapi “Kapannja”, “kapan waktunja”, itu adalah soal taktik. Taktik tergantung kepada “keadaan musuh, keadaan kita sendiri, alat, tempat, dan waktu”. Lantas, kapan kita masuk kembali ke dalam P.B.B.? Dengar uraian saja berikut: Saja bergembira, bahwa M.P.R.S.



8/18/2014 9:42:00 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 520



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 520



001/I/14



djuga memutuskan “harus meningkatkan perdjoangan untuk mengadakan perombakan dalam tubuh P.B.B.”. Nah: saja mau meningkatkan perdjoangan perom­ bakan P.B.B. itu lebih dahulu di luar P.B.B.! Antara lain,— “antara lain”, karena ada peningkatan lain djuga,—saja mau mengadakan Conefo lebih dahulu. Baru nanti sesudah pe­ ningkatan perdjoangan perombakan itu di luar dan di dalam Conefo,—baru nanti kita tetapkan “kapannja” atau “waktunja” kita kembali ke dalam P.B.B. Bandingkan taktik ini dengan politik saja terhadap Malaysia: “Konfrontasi lebih dahulu, baru kemudian perundingan”. Dan perhatikan pidato saja “Membangun Dunia Kembali” di New York,—“To Build the World Anew!” Di situ saja djelaskan, bahwa P.B.B. sekarang ini adalah sarang daripada negara-negara besar, didominasi oleh negara-negara imperialis. Sesungguhnja: Perdjoangan perombakan P.B.B. adalah satu bagian daripada perdjoangan anti-imperialis. Nah, Saudara-saudara! Demikianlah beberapa ungkapan introspeksi dan mawas-diri daripada tahun-tahun jang telah lampau. Pandjang ja 21 tahun ini?, penuh dengan peng­ alaman-pengalaman pahit dan manis, penuh dengan pengalaman-pengalaman plus dan minus. Kewadjiban kita ialah, mengkoreksi minus-minusnja, menjempurnakan plusplusnja, sebagai bekal untuk perdjalanan kita seterusnja, jang masih djauh dan nistjaja masih berat itu. “Men leert historie om wijs te worden van tevoren”,—ini dari seorang pudjangga—“peladjarilah sedjarah, untuk tidak tergelintjir di hari depan”, demikianlah Thomas Carlyle, begitu namanja ahli falsafah ini, pernah berkata. Kepadamu saja berkata: “Peladjarilah sedjarah-perdjoanganmu-sendiri jang sudah lampau, agar supaja tidak tergelintjir dalam perdjoanganmu jang akan datang”.



8/18/2014 9:42:00 AM



D jangan S ekali - sekali M elupakan S edjarah



www.boxnovel.blogspot.com 521



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 521



001/I/14



Itulah inti-sari daripada peringatanku tadi: “Djangan sekali-kali meninggalkan sedjarah,—never leave history”!— “Djangan sekali-kali meninggalkan sedjarahmu sendiri,— never, never leave your own history!” Telaah kembali, pétani kembali: Kenapa kita di masa lampau djaja? Kenapa kita di masa lampau menderita tamparan-tamparan, menderita “setbacks”? Djaja karena kita kompak bersatu antara seluruh bangsa dan antara semua golongan revolusioner! Djaja, karena kita “samenbundelen alle revolutionnaire krachten in de natie”. Djaja, karena semua kompak mengemban Pantja Azimat Revolusi. Djaja, karena semua kompak mengemban Pantja Sila. Djaja, karena semua kompak mengemban Nasakom, atau Nasasos, atau Nasa-apa pun djuga. Djaja, karena semua kompak mengemban ManipolUsdek. Djaja, karena semua kompak mengemban Trisakti. Djaja, karena semua kompak mengemban Berdikaritotal! Dan menderita tamparan, menderita setbacks, pada waktu kita terpetjah-belah dan tidak samenbundelen semua revo­lutionnaire krachten in onze natie! Inilah sedjarah perdjoanganmu, inilah sedjarah histo­ rymu. Pegang teguh kepada sedjarahmu itu,—never leave your own history! Peganglah apa jang telah kita miliki se­ ka­ rang jang adalah akkumulasi daripada hasil semua perdjoangan kita di masa lampau kataku tadi. Dan kataku tadi, djikalau engkau meninggalkan sedjarah, engkau akan berdiri di atas vacuum, engkau akan berdiri di atas kekosongan,



8/18/2014 9:42:00 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 522



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 522



001/I/14



dan perdjoanganmu nanti akan paling-paling bersifat amuk sadja, seperti kera di gelap-gulita! Ada orang-orang jang tidak mau mengambil pengadjaran dari sedjarah, bahkan mau melepaskan kita dari sedjarah itu. Itu tidak bisa! Mereka akan gagal! Sebab melepaskan sesuatu rakjat atau bangsa dari sedjarahnja, adalah tidak mungkin. Nationaal-biologis tidak mungkin, nationaal-physiologis ti­ dak mungkin. Dan tidak mungkin pula karena engkau, hai rak­ jat, hai pradjurit-pradjurit dari semua Angkatan Bersendjata, hai pedjoang-pedjoang progressif-revolusioner, engkau tidak mau dipisahkan dari sedjarahmu,—sedjarahmu sendiri, sedja­rah perdjoanganmu sendiri! Tanpa tedeng aling-aling, inilah adjaran daripada Pemimpin Besar Revolusi (Istilah Ketetapan M.P.R.S.), adjaran Bung Karno,—adjaran Bung Karnomu, hai rakjat djelata, hai pradjurit-pradjurit arek-arekku jang memanggul bedil, hai semua pedjoang progressif-revolusioner, hai semua Laskar Revolusi Indonesia jang benar-benar bertekad mati-matian untuk berdjoang membawa Revolusi Indonesia kepada Matahari Kemenangan, jang abadi mentjari Indonesia dan seluruh djagad kemanusiaan! Aku Pemimpin Besarmu, demikianlah kata M.P.R.S., aku pemimpinmu,—ikutilah pimpinanku ini, ikutilah semua petundjuk-petundjukku. Aku tidak punja “pengongso-ongso”, aku tidak punja keinginan keuntungan pribadi, aku tidak mengedjar self-interest. Aku hanja ingin memimpin engkau, aku hanja ingin memimpin engkau, antara lain karena djuga ditugaskan M.P.R.S., aku hanja menundjuk djalan kepada engkau, selalu dengan engkau, tidak pernah tanpa engkau. Dengan engkau aku berdiri, tanpa engkau aku bukan apaapa. Dengan engkau aku djaja, tanpa engkau aku gagal. Djangan ragu-ragu, djangan bimbang! Mari berdjalan terus melandjutkan Revolusi, di atas djalan jang aku tundjuk!



8/18/2014 9:42:00 AM



D jangan S ekali - sekali M elupakan S edjarah



Ja Allah ja Rabbi, ridloilah Revolusi Indonesia di bawah pimpinanku ini! Sekian, terima kasih.



Upacara Pemakaman, Sukarno meninggal dunia pada 21 Juni 1970.



www.boxnovel.blogspot.com 523



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 523



001/I/14



Koleksi iwan siswo



8/18/2014 9:42:00 AM



www.boxnovel.blogspot.com



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 524



001/I/14



Sukarno Lahir: 6 Juni 1901 Wafat: 21 Juni 1970



8/18/2014 9:42:01 AM



epiLOG Sabam Sirait Politikus Senior



001/I/14



Saya gembira, Saudara Iwan Siswo akhirnya menerbitkan Panca Azimat Revolusi ini. Saya tidak tahu persis kenapa ia menyusun atau menghimpun tulisan-tulisan dan pidatopidato Bung Karno ini dalam dua jilid. Tetapi pilihannya bagus. Pidato dan tulisan Sukarno yang dia pilih, menurut saya, justru yang boleh dikatakan mengandung dan menjadi titik tolak ujaran serta catatan yang tidak masuk dalam buku ini. Iwan memulai dengan artikel “Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme”. Tulisan Bung Karno ini sudah sangat lama, muncul dalam Suluh Indonesia pada 1926. Namun itu menunjukkan bahwa Bung Karno sudah tahu arah dunia mau ke mana sejak tahun tersebut, bahkan mungkin sebelum itu. Jadi, Sukarno paham bahwa sewaktu-waktu dunia ini akan terbagi ke dalam pokok-pokok pendirian atau ideologi negara—dan memang demikian yang terjadi meski tidak setajam pembedaan yang dibuat Bung Karno, yaitu nasionalisme secara jelas dan tegas; yang muncul malahan lebih daripada sekadar nasionalisme. Sukarno juga menulis



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 525



8/18/2014 9:42:01 AM



P anca A zimat R evolusi



www.boxnovel.blogspot.com 526



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 526



001/I/14



soal Islamisme karena mayoritas penduduk Indonesia ber­ agama Islam. Maka ia pun sadar bahwa bukan tidak mungkin Islamisme akan menentukan arah bangsa Indonesia. Ia sadar pula, sangat sadar sesadar-sadarnya bahwa Marxisme—yang selanjutnya menjadi dasar bagi Lenin untuk mendirikan Uni Soviet serta mengembangkan dasar-dasar politik Lenin atau Leninisme—akan punya pengaruh besar. Kita tahu, pada kemudian hari banyak negara meng­ ambil sebagian besar atau seluruh interpretasi Lenin atas Marxisme untuk menjadi titik tolak ideologi mereka. Penting digarisbawahi, Marxismelah yang mendasari ideologi negara sosialis terbesar pertama: USSR atau Uni Soviet. Mao Zedong tidak hanya belajar ideologi kiri langsung dari buku-buku Karl Marx tetapi juga dari Lenin. Ia kemudian mendirikan Republik Rakyat Cina[RRC]—negara berpenduduk terbesar di dunia. Dua negara yang berkiblat pada Marxisme tersebut— Uni Soviet dan RRC—memiliki pengaruh yang sangat besar bagi berdirinya negara komunis dan sosialis di seluruh dunia. Tidak hanya itu, kedua negara tersebut tidak hanya berpengaruh terhadap sesama negara Marxis tetapi juga negara nasional serta negara Islam dalam perjuangan mereka mengakhiri penjajahan. Bung Karno menulis pertama-tama soal pengerucutan pandangan-pandangan itu dan Iwan Siswo memuatnya sebagai tulisan perdana buku ini. Selanjutnya ada “Lahirnya Pancasila 1 Juni 1945” yang mengambil bahan dari “Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme” yang ditulis pada 1926 itu. Pidato Lahirnya Pancasila itu merupakan sumbangan utama yang melandasi penyusunan dasar filsafat negara setelah Indonesia merdeka. Sangat baik bagaimana Bung Karno berpidato pada 1 Juni 1945 dan itu, kata orang,



8/18/2014 9:42:01 AM



E pilog



www.boxnovel.blogspot.com 527



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 527



001/I/14



salah satu pidato dasar kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia kontemporer. Menghadapi perkembangan dunia modern pada masa itu—di mana Amerika, RRC, Uni Soviet, negara-negara Eropa, dan Jepang sangat berpengaruh—maka Bung Karno menulis “Penemuan Kembali  Revolusi Kita” pada 17 Agustus 1959 dan “Tahun Vivere Pericoloso” pada 17 Agustus 1964. Kedua pidato tersebut merupakan landasan untuk menghadapi modernisasi politik, di mana negara-negara Asia-Afrika dipaksa untuk berkubu dengan salah satu kutub ideologi yang beririsan secara tajam: Barat atau Timur. Dalam Konferensi Asia Afrika pada 1955 di Bandung, dipelopori Bung Karno, Indonesia mengajak RRC, India, Pakistan, Sri Lanka, dan Mesir “mengibarkan” gerakan nonblok. Pidato lain yang sangat penting ialah “Capailah Bintangbintang di Langit (Tahun Berdikari)”. Saya tidak ingat persis kapan pidato itu dilisankan, tapi Tahun Berdikari dikemukakan Bung Karno dalam rangka menyikapi perkembangan internasional. Ini merupakan pedoman dasar bagi politik luar negeri Indonesia. Tak kalah penting dari beberapa yang sudah disebut di atas adalah “Indonesia Menggugat”—pidato Sukarno di hadapan pengadilan kolonial Belanda pada 1930, “Mencapai Indonesia Merdeka” pada 1933, dan “Jalannya Revolusi Kita” tertanggal 17 Agustus 1960. Semua itu dapat dibaca kembali dalam buku ini. Saya kira, Iwan Siswo telah memilih dengan amat cermat dan cerdik. Hanya dalam dua jilid yang tidak terlalu tebal orang bisa memetik ide-ide penting Sukarno. Sebab, bila seluruh pidato dan tulisan Bung Karno dikumpulkan, buku yang harus kita baca mungkin akan jadi sepuluh kali lebih tebal. Di Bawah Bendera Revolusi saja—itu dua jilid—



8/18/2014 9:42:01 AM



P anca A zimat R evolusi



berkisar 1.000 halaman. Belum lagi buku-buku Bung Karno yang lain. Jadi, himpunan tulisan yang disusun Iwan Siswo ini sangat baik buat mereka yang tak punya banyak waktu tetapi ingin dan perlu tahu pandangan salah satu pendiri dan putra terbaik republik ini. Sekali lagi, saya menyambut gembira penerbitan Panca Azimat Revolusi. Saya anjurkan, para mahasiswa dan semua orang yang mau bekerja untuk memahami dasar-dasar pembentukan negara Indonesia sembari menjadi warga negara dan pejuang—dari pengusaha hingga politisi—se­ baiknya membaca buku ini. Proficiat bagi Iwan Siswo dan selamat membaca bagi Anda semua. Jakarta, 25 Agustus 2012



www.boxnovel.blogspot.com 528



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 528



001/I/14



                                            



8/18/2014 9:42:01 AM



E pilog



Keterangan latar sampul



Hang Tuah Lahir : Abad XV Wafat : Makam : -



Sisingamangaraja XII Lahir : Bakkara, Tapanuli, 1849 Wafat : Simsin, 17 Juni 1907 Makam : Pulau Samosir



Pangeran Diponegoro Lahir : Yogyakarta, 11 November 1785 Wafat : Makassar, 8 Januari 1855 Makam : Makassar



Teuku Umar Lahir : Meulaboh, Aceh, 1854 Wafat : Meulaboh, 11 Februari 1899 Makam : Desa Mugo, Meulaboh



Imam Bonjol Lahir : Tanjung Bunga, Sumatra Barat, 1772 Wafat : Manado, 8 November 1864 Makam : Manado



Untung Surapati Lahir : Wafat : Bangil, 5 Desember 1706 Makam : Bangil



S. Agung Hanyokrokusumo Lahir : Yogyakarta, 1591 Wafat : Plered, Yogyakarta, 1645 Makam : Pemakaman Rajaraja Imogiri, Bantul



529



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 529



001/I/14



Gajah Mada Lahir : Abad XIV Wafat : Kira-kira 1364 Makam : -



8/18/2014 9:42:01 AM



P anca A zimat R evolusi



Prabu Siliwangi Lahir : Abad XV Wafat : Abad XVI Makam : -



Sultan Hasanuddin Lahir : Makassar, 12 Januari 1631 Wafat : Makassar, 12 Juni 1670 Makam : Makassar



Pangeran Antasari Lahir : Banjarmasin, 1797 Wafat : Bayan Bengak, 11 Oktober 1862 Makam : Banjarmasin



Robert Wolter Monginsidi Lahir : Malayang, Manado, 14 Februari 1925 Wafat : Makassar, 5 September 1949 Makam : TMP Pacinang, Makassar



Cut Nyak Meutia Lahir : Pirak, Keureutoe, Aceh Utara, 187 Wafat : Alue Kurieng Aceh, 24 Oktober 1910 Makam : Alue Kurieng



Pattimura Lahir : Saparua, Maluku, 8 Juni 1783 Wafat : Ambon, 16 Desember 1817 Makam : Ambon



Nyi Ageng Serang Lahir : Serang, Purwodadi, 1752 Wafat : Yogyakarta, 1838 Makam : Beku, Kulonprogo



Martha Christina Tiahahu Lahir : Nusa Laut, Maluku, 4 Januari 1800 Wafat : Laut Maluku, 2 Januari 1818 Makam : Laut Maluku



Maria Walanda Maramis Lahir : Kema, Sulawesi Utara, Desember 1872 Wafat : Maumbi, Sulawesi Utara, Maret 1924 Makam : Maumbi, Sulawesi Utara



R.A. Kartini Lahir : Jepara, 21 April 1879 Wafat : Rembang, 17 September 1904 Makam : Rembang



Mahmud Badaruddin II Lahir : Palembang, 1767 Wafat : Ternate, 26 November 1852 Makam : Ternate, Maluku Utara



www.boxnovel.blogspot.com 530



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 530



001/I/14



Radin Inten II Lahir : Lampung, 1834 Wafat : Lampung, 5 Oktober 1858 Makam : -



8/18/2014 9:42:02 AM



K eterangan L atar S ampul



K.H. Hasyim Asy’ari Lahir : Desa Gedang, Jombang, 14 Februari 1871 Wafat : Jombang, 25 Juli 1947 Makam : Pesantren Tebu Ireng



Dewi Sartika Lahir : Bandung, 4 Desember 1884 Wafat : Cinean, 11 September 1947 Makam : Bandung



Cik Di Tiro Lahir : Cumbok Lamlo Daerah Tiro, Pidie, Aceh, 1836 Wafat : Aneuk Galong, 1891 Makam : Indrapura, Aceh



Sri S. Pakubuwana VI Lahir : Surakarta, 1807 Wafat : Ambon, 5 Juli 1849 Makam : Imogiri, Yogyakarta



E.F.E. Douwes Dekker Lahir : Pasuruan, Jawa Timur, 28 Oktober 1879 Wafat : Bandung Makam : -



Nuku M. Amiruddin Lahir : Soa Siu, Tidore, 1738 Wafat : Ternate, 14 November 1805 Makam : Ternate



Semaun Lahir : Pasuruan, Jawa Timur, circa 1899 Wafat : 1971 Makam : -



Ahmad Dahlan Lahir : Yogyakarta, 1 Agustus 1868 Wafat : Yogyakarta, 23 Februari 1923 Makam : Karangkajen, Yogyakarta



Ki Hajar Dewantara Lahir : Yogyakarta, 2 Mei 1889 Wafat : 26 April 1959 Makam : Wijayabrata, Yogyakarta



I Gusti Ngurah Rai Lahir : Desa Carangsari, Petang, Badung, Bali, 30 Januari 1917 Wafat : Desa Marga, Tabanan, Bali, 20 November 1946 Makam : Desa Marga, Bali



Muhammad Yamin Lahir : Sawahlunto, Sumatra Barat, 23 Agustus 1903 Wafat : Jakarta, 17 Oktober 1962 Makam : Talawi, Sawahlunto



www.boxnovel.blogspot.com 531



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 531



001/I/14



Cut Nyak Dhien Lahir : Lampadang, Aceh, 1850 Wafat : Sumedang, 6 November 1908 Makam : Sumedang, Jawa Barat



8/18/2014 9:42:02 AM



P anca A zimat R evolusi



dr. Soetomo Lahir : Nganjuk, 30 Juli 1888 Wafat : Surabaya, 30 Mei 1938 Makam : Surabaya



W.R. Supratman Lahir : Jakarta, 9 Maret 1903 Wafat : Surabaya, 17 Agustus 1938 Makam : Surabaya



Tan Malaka Lahir : Pandan Gadang, Suliki, Sumatra Barat, 2 Juni 1897 Wafat : Kediri, 21 Februari 1949 Makam : Desa Selo Panggung, Jawa Timur



Chairil Anwar Lahir : Medan, 26 Juli 1922 Wafat : Jakarta, 28 April 1949 Makam : TPU Karet Bivak, Jakarta



Jenderal Soedirman Lahir : Purbalingga, 24 Januari 1916 Wafat : Magelang, 29 Januari 1950 Makam : TMP Semaki, Yogyakarta



Kasimo Lahir : Yogyakarta, 1900 Wafat : Jakarta, 1 Agustus 1986 Makam : TMP Kalibata, Jakarta



Muhammad Hatta Lahir : Bukittinggi, Sumatra Barat, 12 Agustus 1902 Wafat : Jakarta, 14 Maret 1980 Makam : TPU Tanah Kusir, Jakarta



Supriyadi Lahir : Trenggalek, Jawa Timur, 13 April 1925 Wafat : Makam : -



K.H. Agus Salim Lahir : Koto Gadang, Sumatra Barat, 8 Oktober 1884 Wafat : Jakarta, 4 November 1954 Makam : TMP Kalibata, Jakarta



Sutan Syahrir Lahir : Padang Panjang, 5 Maret 1909 Wafat : Swiss, 6 April 1966 Makam : TMP Kalibata, Jakarta



www.boxnovel.blogspot.com 532



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 532



M.T. Haryono (Pahlawan Revolusi) Lahir : Surabaya, 20 Januari 1924 Wafat : Jakarta, 1 Oktober 1965 Makam : TMP Kalibata Jakarta 001/I/14



Ahmad Yani (Pahlawan Revolusi) Lahir : Purworejo, 19 Juni 1922 Wafat : Jakarta, 1 Oktober 1965 Makam : TMP Kalibata, Jakarta



8/18/2014 9:42:02 AM



K eterangan L atar S ampul



Pierre Tendean (Pahlawan Revolusi) Lahir : Jakarta, 21 Februari 1939 Wafat : Jakarta, 1 Oktober 1965 Makam : TMP Kalibata, Jakarta Sutoyo Siswomiharjo (Pahlawan Revolusi) Lahir : Kebumen, 28 Agustus 1922 Wafat : Jakarta, 1 Oktober 1965 Makam : TMP Kalibata, Jakarta



www.boxnovel.blogspot.com 533



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 533



Suprapto (Pahlawan Revolusi) Lahir : Purwokerto, 20 Juni 1920 Wafat : Jakarta, 1 Oktober 1965 Makam : TMP Kalibata, Jakarta



S. Parman (Pahlawan Revolusi) Lahir : Wonosobo, 4 Agustus 1918 Wafat : Jakarta, 1 Oktober 1965 Makam : TMP Kalibata, Jakarta



001/I/14



D.I. Panjaitan (Pahlawan Revolusi) Lahir : Tapanuli, 9 Juni 1925 Wafat : Jakarta, 1 Oktober 1965 Makam : TMP Kalibata, Jakarta



8/18/2014 9:42:02 AM



Daftar Pustaka



www.boxnovel.blogspot.com



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 534



001/I/14



Notosoetardjo, HA. 1963. Bung Karno di Hadapan Pengadilan Kolonial. Jakarta: Departemen Penerangan. Sukarno. 1959/1963. Di Bawah Bendera Revolusi, Djilid Per­tama, Tjetakan Kedua. Jakarta: Panitya Penerbit Di Bawah Bendera Revolusi. ———. 1962. Dari Proklamasi Sampai Resopim, Terbitan Berisi Pidato Proklamasi Diutjapkan oleh P.J.M. Presiden Republik Indonesia pada Tiap Tanggal 17 Agustus Sedjak Tahun 1945 Sampai 1962. Jakarta: Departemen Penerangan Republik Indonesia. ———. 1961. Pedoman untuk Melaksanakan Amanat Pen­ deritaan Rakjat. Surabaya: Permata Surabaja. ———. 1963. Dari Proklamasi Sampai Gesuri, Terbitan Berisi Pidato Proklamasi Diutjapkan oleh P.J.M. Presiden Republik Indonesia pada Tiap Tanggal 17 Agustus Sedjak Tahun 1945 Sampai 1963, Jakarta: Jajasan Prapanca. ———. 1964. Tahun Vivere Pericoloso [Tavip 1964], Pidato Presiden Republik Indonesia pada Tanggal 17 Agustus 1964, Tjetakan Kedua [Disesuaikan dengan Naskah jang Diutjapkan]. Jakarta: Penerbitan Chusus 335, Departemen Penerangan Republik Indonesia.



8/18/2014 9:42:02 AM



535



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 535



001/I/14



———. 1965. Tjapailah Bintang-bintang di Langit! [Tahun Berdikari], Pidato Presiden Soekarno pada Hari Ulang Tahun Ke-20 Republik Indonesia, 17 Agustus 1965, Tjetakan Kedua. Jakarta: Penerbitan Chusus 382, Departemen Penerangan Republik Indonesia. ———. 1966. Djangan Sekali-sekali Meninggalkan Sedjarah! [Never Leave History!], Pidato Presiden Soekarno pada Hari Ulang Tahun Ke-21 Republik Indonesia, 17 Agustus 1966 di Djakarta (Sesuai jang Diutjapkan). Jakarta: Penerbitan Chusus 424, Departemen Penerangan Republik Indonesia.



8/18/2014 9:42:02 AM



Tentang penyusun



www.boxnovel.blogspot.com



isi Panca Azimat Revolusi II.indd 536



001/I/14



Iwan Siswo, bernama lengkap Franciscus Xaverius Iwan Adi Purwana Siswo, lahir di Surabaya, 22 September 1970. Menyelesai­ kan studi S-1 Jurusan Hubungan Internasional de­ ngan spesialisasi Politik Luar Negeri di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Parahyangan, kerja di beberapa lembaga inter­ Bandung. Pernah be­ nasional nonpemerintah dan UNHCR (Perserikatan Bangsa-bangsa) untuk operasi-operasi kemanusiaan di Jakarta, Pulau Timor, Sulawesi Utara, Maluku Utara, dan Pulau Madura. Juga pernah mengajar anak-anak autis di sekolah nasional plus. Latar belakang pendidikan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik membuatnya tertarik untuk berbuat sesuatu terhadap ma­sya­rakat Indonesia.



8/18/2014 9:42:03 AM



001/I/14



www.boxnovel.blogspot.com



Jilid



Jilid



II



Panca Azimat Revolusi



Pada pidato kepresidenan 17 Agustus 1965 itu Sukarno merumuskan apa yang ia sebut panca azimat atau rukun lima kemerdekaan Indonesia—tuturan yang mungkin tak banyak diingat atau dicermati terutama setelah hampir lima puluh tahun berselang. Panca azimat merupakan ide-ide yang digali dan diformulakan Bung Karno dari kehidupan bersama bangsa Indonesia baik pada masa prakemerdekaan maupun pascakemerdekaan. Ide-ide itu tersebar dalam lima pokok tulisan dan ujaran yang merentang dari 1926 hingga 1965. Pertama ialah artikel “Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme” yang terbit pada Suluh Indonesia tahun 1926. Yang kedua, pidato “Lahirnya Pancasila” dalam sidang BPUPK 1 Juni 1945. Ketiga adalah “Pene­muan Kembali Revolusi Kita” tahun 1959. Keempat, “Tahun Vivere Pericoloso/Trisakti” 1964 dan yang terakhir adalah “Capailah Bintang-bintang di Langit atau Tahun Berdikari” 1965. Di samping menghimpun lima amulet tersebut, buku Panca Azimat Revolusi ini juga memuat tujuh tulisan Sukarno yang dianggap penting. Semoga, dalam dua jilid yang hanya setebal 1.080 halaman ini, siapa pun dapat menikmati kembali spektrum pemikiran salah satu pendiri dan putra terbaik republik ini.



SEJARAH ISBN: 978-979-91-0618-6



KPG (KEPUSTAKAAN POPULER GRAMEDIA) Gedung Kompas Gramedia, Blok 1 Lt. 3 Jl. Palmerah Barat 29-37, Jakarta 10270 Telp. 021-53650110, 53650111 ext. 3351 Fax. 53698044 www.penerbitkpg.com FB: Penerbit KPG, Twitter: @penerbitkpg



PANCA AZIMAT revolusi



“Kita merayakan 20 tahun Agustus agung ini di waktu kita sudah mempunyai Panca Azimat. Panca Azimat adalah pengejawantahan daripada seluruh jiwa nasional kita, konsepsi nasional kita, yang terbentuk di sepanjang sejarah 40 tahun lamanya.” —Sukarno, 17 Agustus 1965



II



PANCA AZIMAT



revolusi Tulisan, Risalah, Pembelaan, & Pidato Sukarno 1926-1966



Iwan Siswo



9 789799 106186 KPG: 901 14 0713



www.boxnovel.blogspot.com



Cover Sukarno Jilid 2.indd 1



20/05/2014 15:34:14