Paper Kepemimpinan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalu berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik, dalam kelompok besar maupun kelompok kecil. Hidup dalam kelompok tentu tidak mudah harus menciptakan kondisi yang harmonis dalam kehidupan. Untuk menciptakan kondisi yang baik diperlukan sebuah Kepemimpinan. Kepemimpinan sudah muncul sejak nenek moyang manusia berkumpul bersama, bekerja bersama-sama untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Sejak itulah tejadi kerjasama antar-manusia dan ada unsur kepemimpinan. Pada saat itu, yang ditunjuk sebagai Pemimpin ialah orang-orang yang paling kuat, paling ceerdas dan paling berani. Dimanapun seorang pemimpin berperan, apakah ia sebagai pemimpin disektor public (lembaga pemerintahan atau swasta) maupun pemimpin disektor bisnis (perusahaan Negara atau swasta ), ataukah ia sebagai pemimpin organisasi nirbala dan organisasi laba, maka mereka tetap membutuhkan kepemimpinan yang diperlukan untuk membawa keberhasilan organisasinya kedepan. I.2 RUMUSAN MASALAH Dari latar belakang masalah diatas, banyak permasalahan yang ditemukan. Permasalahan tsb antara lain :



1. definisi kepemimpinan ? 2. Hal-hal apa yang harus dimiliki seorang pemimpin? 3. bagaimana kriteria pemimpin yang efektif? 4. Apa dan bagaimana menjadi pemimpin yang melayani? 5. Bagaimana menjadi pemimpim sejati? 6. apa saja level konseptualisasi kepemimpinan?



I.3 TUJUAN PENULISAN Adapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah :



1) sebagai salah satu tugas mata kuliah sifat- sifat kepemimpinan dan hakikat pekerjaan manajerial 2) untuk mengetahui sifat-sifat kepemimpinan dan manajerial yang baik



I.4 METODE PENULISAN Dari banyak metode yang ketahui, karys tulis ini menggunakan metode kepustakaan. Pada zaman modern ini metode kepustakaan tidak hanya berarti pergi ke perpustakaan tapi dapat pula dilakukan dengan pergi ke warung internet (warnet).



menggunakan metode ini



karena jauh lebih praktis, efektif, efisien, serta sangat mudah untuk mencari bahan dan data data tentang topik ataupun materi yang digunakan gunakan untuk karya tulis ini.



I.5 RUANG LINGKUP Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang di miliki maka ruang lingkup karya tulis ini terbatas pada pembahasan mengenai kepemimpinan.



BAB II PEMBAHASAN



II.1 KEPEMIMPINAN MENURUT PARA AHLI Dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan sampai dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan lainnya. Beberapa ahli berpandapat tentang Pemimpin, beberapa diantaranya :



Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.



Menurut Robert Tanembaum Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan.



Menurut Prof. Maccoby Pemimpin pertama-tama harus seorang yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Pemimpin yang baik



Menurut John C Maxwell (dalam Sentot Imam Wahjono, 2010) mengatakan bahwa, kepemimpinan adalah pengaruh dan kemampuan memperoleh pengikut dan menjadi seorang yang diikuti orang lain dengan senang hati dan punuh keyakinan. Dengan kata lain, kepemimpinan adalah seseorang yang mampu mempengaruhi orang lain untuk mengikuti perintahnya sesuai dengan tujuan bersama dengan rasa senang hati tanpa keterpaksaan.



Menurut Dr. Kartini Kartono (2011) mengungkapkan bahwa, kepemimpinan adalah kepribadian yang dimiliki seseorang sebagai predisposisi (bakat yang dibawa sejak lahir), dan merupakan kebutuhan dari satu situasi/zaman, sehingga dia mempunyai kekuasan dan kewibawaan untuk mengarahkan dan membimbing bawahan. Dia juga mendapatkan pengakuan serta dukungan dari bawahannya dan mampu menggerakkan bawahan ke arah tujuan tertentu. Dari penjelasan Dr. Kartini Kartono bahwa, kepemimpinan adalah sifat yang sudah ada dari pemimpin sejak dia lahir tanpa perlu dibentuk kembali untuk dapat mempengaruhi orang lain dengan senang hati dan pendapat pengakuan secara pribadi meski tanpa harus ada peresmian sebagai pemimpin. Karena, dia sudah memiliki sifat kepemimpinan sejak lahir. Menurut Keith Devis mengatakan bahwa sifat adalah kepribadian atau karakteristik dalam diri yang membentuk kombinasi unik dengan ciri-ciri kejiwaan dalam diri yang menentukan dan mencerminkan bagaimana seseorang merespon terhadap lingkungannya.



II.2 HAL-HAL YANG HARUS DIMILIKI SEORANG PEMIMPIN



1. Kekuatan Kekuatan jasmani dan rohani merupaka syarat yang paling penting bagi pemimpin yang harus bekerja lebih lama dan berat pada waktu-waktu yanglama serta tidak teratur. Oleh karena itu, pemimpin dituntun untuk memiliki daya tahan tubuh yang sempurna. 2. Stabilitas emosi Pemimpin yang baik itu memiliki emosi yang stabil. Artinya, dia tidak murah, tersinggung dan tidak meledak-ledak secara emosional. Dia menghormati martabat orang lain, toleran terhadap kelemahan orang lain. 3. Pengetahuan tentang relasi insani Mampu melihat potensi anggota/bawahannya agar mereka dapat bekerja dengan kemampuan dan keterampilan yang mereka miliki. 4. Kejujuran Pemimpin yang baik itu harus memiliki kejujuran yang tinggi, yaitu jujur pada diri sendiri dan pada orang lain, terutama pada anggota atau bawahannya. 7. Objektif Mempertimbangkan sesuatu dengan hati nurani yang bersih, supaya objektif. Tidak subjektif dan berprasangka sendiri. 8. Dorongan pribadi Keinginan dan kesediaan untuk menjadi pemimpin itu harus muncul dari dalam hati sendiri. Dukungan dari luar akan memperkuat hasrat sendiri untuk memberikan pelayanan dan pengabdian diri kepada kepentingan orang banyak. 9. Ketrampilan berkomunikasi Pemimpin dituntut mampu berbicara dengan sopan dan baik, mudah menangkap maksud orang lain, mudah memahani maksud para anggota/bawahannya. 10. Kemampuan mengajar Pemimpin yang baik itu adalah seorang guru yang mampu menuntun, mendidik, mengarahkan, mendorong dan menggerakan anggota/bawahannya untuk berbuat sesuatu. 11. Keterampilan sosial



Pemimpin mampu bersikap ramah, terbuka dan mudah menjalin persahabatan berdasarkan rasa saling percaya. Bisa menghargai pendapat orang lain. Supaya tetap dapat menjalin hubungan yang baik. 12. Kecakapan teknis atau kecakapan manajerial Pemimpin juga diharapkan mampu manajerial untuk memuat rencana, mengelola, menganalisis



keadaan,



membuat



keputusan,



mengarahkan,



mengontrol



dan



memperbaiki situasi yang tidak baik. 13. Kecerdasan Kecerdasan yang dimiliki pemimpin merupakan kemampuan untuk melihat dan memahami dengan baik sebab dan akibat kejadian dan mampu dengan cepat menyelesaikan masalah dengan waktu yang singkat. 14. Kedewasaan dan keluasan hubungan sosial Pemimpin dituntut memiliki kelebihan yang lebih dari para anggota/bawahan. Mampu mengetahui watak, sifat dan prilaku anggota/bawahan agar ia bisa menilai kelemahan/kelebihan anggota/bawahan. 15. Motivasi diri dan dorongan berprestasi Pemimpin yang baik harus bisa memotivasi anggota/bawahan untuk dapat selalu bekerja dengan baik tanpa ada rasa kemunduran dari anggota/bawahan. Pemimpin juga seharusnya bisa mendekatkan diri pada anggota/bawahan untuk mengetahui kemampuan apa saja yang dimiliki anggota/bawahan. 16. Sikap-sikap hubungan manusiawi Pemimpin diharapkan mampu menjalankan komunikasi baik dengan seluruh anggota/bawahannya agar mereka dapat memberikan loyalitas dan partisipasi yang tinggi.



II.3 KRITERIA PEMIMPIN YANG EFEKTIF



Kepemimpinan pada prinsipnya adalah suatu daya atau upaya berbentuk pengaruh seorang pemimpin yang mampu untuk menggali makna atau menemukan visi-misi organisasi serta dapat menginspirasi atau menggerakkan anggota dalam organisasi. Hal tyersebut dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.



Dengan demikian, dapat dikatakan Kepemimpinan yang efektif dapat dicapai oleh seorang pemimpin manakala prinsip dasarnya terpenuhi, antara lain : 



Rasa saling percaya







Komunikatif







Direktif







Partisipatif







Konsultatif



Sehingga pemimpin yang baik, harus dapat menilai kemampuan anggota organisasinya dan kemudian mendelegasikan tugas-tugas berdasarkan hasil penilaian yang tepat. Stoner at all, berpendapat bahwa pemimpin efektif memiliki karak teristik sebagai berikut : 



Memiliki visi kedepan.







Cakap secara teknis.







Membuat keputusan yang tepat.







Berkomunikasi dengan baik.







Memberikan keteladanan dan contoh.







Mampu mempercayai orang.







Mampu menahan emosi.







Tahan menghadapi tekanan.







Bertanggung jawab.







Mengenali anggota.







Cekatan dan penuh inovasi.



Indikator pemimpin yang efektif: 1) Keberhasilan dalam menunaikan tugas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan. misal : marjin keuntungan , peningkatan penjualan, produktifitas. 2) Sikap para pengikut terhadap pemimpinnya. Misal: seberapa baik seseorang pemimpin mampu memenuhi kebutuhan dan harapan pengikutnya, apakah pengikut mau mengerjakan keinginan pemimpin, atau apakah pengikut akan menolak, mengabaikan atau menumbangkan pimpinannya. 3) Konstribusinya pada kualitas proses yang dirasakan para pengikut atau pengamat dari luar.



II.4 KEPEMIMPINAN YANG MELAYANI



karena apa yang diucapkan dan dijanjikan ketika kampanye dalam pemilu tidak sama dengan yang dilakukan ketika sudah duduk nyaman di kursinya. Paling tidak menurut Ken Blanchard dan kawan-kawan, ada sejumlah ciri-ciri dan nilai yang muncul dari seorang pemimpin yang memiliki hati yang melayani,yaitu tujuan utama seorang pemimpin adalah melayani kepentingan mereka yang dipimpinnya. Orientasinya adalah bukan untuk kepentingan diri pribadi maupun golongan tapi justru kepentingan publik yang dipimpinnya. Seorang pemimpin memiliki kerinduan untuk membangun dan mengembangkan mereka yang dipimpinnya sehingga tumbuh banyak pemimpin dalam kelomponya. Hal ini sejalan dengan buku yang ditulis oleh John Maxwell berjudul Developing the Leaders Around You. Keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung dari kemampuannya untuk membangun orang-orang di sekitarnya, karena keberhasilan sebuah organisasi sangat tergantung pada potensi sumber daya manusia dalam organisasi tersebut. Jika sebuah organisasi atau masyarakat mempunyai banyak anggota dengan kualitas pemimpin, organisasi atau bangsa tersebut akan berkembang dan menjadi kuat. Pemimpin yang melayani memiliki kasih dan perhatian kepada mereka yang dipimpinnya. Kasih itu mewujud dalam bentuk kepedulian akan kebutuhan, kepentingan, impian da harapan dari mereka yang dipimpinnya. Seorang pemimpin yang memiliki hati yang melayani adalah akuntabilitas (accountable). Istilah akuntabilitas adalah berarti penuh tanggung jawab dan dapat diandalkan. Artinya seluruh perkataan,pikiran dan tindakannya dapat dipertanggungjawabkan kepada public atau kepada setiap anggota organisasinya. Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang mau mendengar. Mau mendengar setiap kebutuhan, impian, dan harapan dari mereka yang dipimpin. Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang dapat mengendalikam ego dan kepentingan pribadinya melebihi kepentingan public



atau



mereka



yang



dipimpinnya.



Mengendalikan ego berarti dapat mengendalikan diri ketika tekanan maupun tantangan yang dihadapi menjadi begitu berat,selalu dalam keadaan tenang, penuh pengendalian diri, dan tidak mudah emosi. B. Metode Kepemimpinan Kepala Yang Melayani Seorang pemimpin tidak cukup hanya memiliki hati atau karakter semata, tapi juga harus memiliki serangkaian metode kepemimpinan agar dapat menjadi pemimpin yang efektif. Banyak sekali pemimpin memiliki kualitas sari aspek yang pertama yaitu karakter dan integritas seorang pemimpin, tetapi ketika menjadi pimpinan formal, justru tidak efektif sama sekali karena tidak memiliki metode kepemimpinan yang baik. Contoh adalah para pemimpin yang diperlukan untuk mengelola mereka yang dipimpinnya.



Tidak banyak pemimpin yang memiliki metode kepemimpinan ini. Karena hal ini tidak pernah diajarkan di sekolah- sekolah formal. Keterampilan seperti ini disebut dengan Softskill atau Personalskill. Dalam salah satu artikel dieconomist.com ada sebuah ulasan berjudul Can Leadership Be Taught, dibahas bahwa kepemimpinan (dalam hal ini metode kepemimpinan) dapat diajarkan sehingga melengkapi mereka yang memiliki karakter kepemimpinan. Ada 3 hal penting dalam metode kepemimpinan, yaitu :



Kepemimpinan yang efektif dimulai dengan visi yang jelas. Visi ini merupakan sebuah daya atau kekuatan untuk melakukan perubahan, yang mendorong terjadinya proses ledakan kreatifitas yang dahsyat melalui integrasi maupun sinergi berbagai keahlian dari orang- orang yang ada dalam organisasi tersebut. Bahkan dikatakan bahwa nothing motivates change more powerfully than a clear vision. Visi yang jelas dapat secara dahsyat mendorong terjadinya perubahan dalam organisasi. Seorang pemimpin adalah inspirator perubahan dan visioner yaitu memiliki visi yang jelas kemana organisasinya akan menuju. Kepemimpinan secara sederhana adalah proses untuk membawa orang-orang atau organisasi yang dipimpin menuju suatu tujuan yang jelas. Tanpa visi, kepemimpinan tidak ada artinya sama sekali. Visi inilah yang mendorong sebuah organisasi untuk senantiasa tumbuh dan belajar serta berkembang dalam mempertahankan survivalnya sehingga bias bertahan sampai beberapa generasi. Ada 2 aspek mengenai visi, yaitu visionary role dan implementation role. Artinya seorang pemimpin tidak hanya dapat membangun atau menciptakan visi bagi organisasinya tapi memiliki kemampuan untuk mengimplementasikan visi tsb ke dalam suatu rangkaian tindakan atau kegiatan yang diperlukan untuk mencapai visi itu.



Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang yang responsive. Artinya dia selalu tanggap terhadap setiap persoalan, kebutuhan, harapan, dan impian dari mereka yang dipimpin. Selain itu selalu aktif dan proaktif dalam mencari solusi dari setiap permasalahan ataupun tantangan yang dihadapi.



Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang pelatih atau pendamping bagi orang-orang yang dipimpinnya (performance coach). Artinya dia memiliki kemempuan untuk menginspirasi, mendorong dan memampukan anak buahnya dalam menyusun perencanaan (termasuk rencana kegiatan, target atau sasaran, rencana kebutuhan sumber daya, dsb), melakukan kegiatan sehari-hari seperti monitoring dan pengendalian, serta mengevaluasi kinerja dari anak buahnya. C. Perilaku Kepemimpinan Tangan Yang Melayani Pemimpin yang melayani bukan sekedar



memperlihatkan karakter dan integritas, serta memiliki kemampuan metode kepemimpinan, tapi dia harus menunjukkan perilaku maupun kebiasaan seorang pemimpin. Dalam buku Ken Blanchard disebutka perilaku seorang pemimpin, yaitu :



Pemimpin tidak hanya sekedar memuaskan mereka yang dipimpin, tapi sungguh-sungguh memiliki kerinduan senantiasa untuk memuaskan Tuhan. Artinya dia hidup dalam perilaku yang sejalan dengan firman Tuhan. Dia memiliki misi untuk senantiasa memuliakan Tuhan dalam setiap apa yang dipikirkan, dikatakan, dan diperbuatnya. Pemimpin focus pada hal-hal spiritual dibandingkan dengan sekedar kesuksesan duniawi. Baginya kekayaan dan kemakmuran adalah untuk dapat memberi dan beramal lebih banyak. Apapun yang dilakukan bukan untuk mendapat penghargaan, tapi melayani sesamanya. Dan dia lebih mengutamakan hubungan atau relasi yang penuh kasih dan penghargaan, dibandingkan dengan status dan kekuasaan semata. Pemimpin sejati senantiasa mau belajar dan bertumbuh dalam berbagai aspek , baik pengetahuan, kesehatan, keuangan, relasi, dsb. Setiap harinya senantiasa menyelaraskan (recalibrating ) dirinya terhadap komitmen untuk melayani Tuhan dan sesame. Melalui solitude (keheningan), prayer (doa), dan scripture (membaca Firman Tuhan ). Demikian kepemimpinan yang melayani menurut Ken Blanchard yang sangat relevan dengan situasi krisis kepemimpinan yang dialami oleh bangsa Indonesia. Bahkan menurut Danah Zohar, penulis buku Spiritual Intelligence: SQ the Ultimate Intelligence, salah satu tolak ukur kecerdasan spiritual adalah kepemimpinan yang melayani (servant leadership). Bahkan dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Gay Hendrick dan Kate Luderman, menunjukkan pemimpin -pemimpin yang berhasil membawa perusahaannya ke puncak kesuksesan biasanya adalah pemimpin yang memiliki SQ yang tinggi. Mereka biasanya adalah orang-orang yang memiliki integritas, terbuka, mampu menerima kritik, rendah hati, mampu memahami spiritualitas yang tinggi, dan selalu mengupayakan yang terbaik bagi diri mereka sendiri maupun bagi orang lain.



II.5 KEPEMIMPINAN SEJATI Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses perubahan karakter atau tranformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah jabatan atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri seseorang. Ketika seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri (inner peace) dan membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika keberadaannya mendorong perubahan dalam organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir menjadi pemimpin sejati. Jadi pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership from the inside out ). Kepemimpinan sesungguhnya tidak ditentukan oleh pangkat atau jabatan seseorang. Kepemimpinan adalah sesuatu yang muncul dari dalam dan merupakan buah dari keputusan seseorang untuk mau menjadi pemimpin, baik bagi dirinya sendiri, bagi keluarga, bagi lingkungan pekerjaan, maupun bagi lingkungan sos ial dan bahkan bagi negerinya. ” I don’t think you have to be waering stars on your shoulders or a title to be leadar. Anybody who want to raise his hand can be a leader any time”,



dikatakan dengan lugas oleh General Ronal Fogleman,Jenderal Angkatan Udara Amerika Serikat yang artinya Saya tidak berpikir anda menggunakan bintang di bahu anda atau sebuah gelar pemimpin. Orang lainnya yang ingin mengangkat tangan dapat menjadi pemimpin di lain waktu. Sering kali seorang pemimpin sejati tidak diketahui keberadaannya oleh mereka yang dipimpinnya. Bahkan ketika misi atau tugas terselesaikan, maka seluruh anggota tim akan mengatakan bahwa merekalah yang melakukannya sendiri. Pemimpin sejati adalah seorang pemberi semangat (encourager), motivator, inspirator, dam maximizer. Konsep pemikiran seperti ini adalah sesuatu yang baru dan mungkin tidak bisa diterima oleh para pemimpin konvensional yang justru mengharapkan penghormatan dan pujian (honor & praise) dari mereka yang dipimpinnya. Semakin dipuji bahkan dikultuskan, semakin tinggi hati dan lupa dirilah seorang pemimpin. Justru kepemimpinan sejati adalah kepemimpinan yang didasarkan pada kerendahan hati (humble). Pelajaran mengenai kerendahan hati dan kepemimpinan sejati dapat kita peroleh dari kisah hidup Nelson Mandela. Seorang pemimpin besar Afrika Selatan, yang membawa bangsanya dari negara yang rasialis menjadi negara



yang demokratis dan merdeka.Selama penderitaan 27 tahun penjara pemerintah Apartheid, justru melahirkan perubahan dalam diri Beliau. Sehingga Beliau menjadi manusia yang rendah hati dan mau memaafkan mereka yang telah membuatnya menderita selam bertahuntahun. Seperti yang dikatakan oleh penulis buku terkenal, Kenneth Blanchard, bahwa kepemimpinan dimulai dari dalam hati dan keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya. Perubahan karakter adalah segala-galanya bagi seorang pemimpin sejati. Tanpa perubahan dari dalam, tanpa kedamaian diri, tanpa kerendahan hati, tanpa adanya integritas yang kokoh, daya tahan menghadapi kesulitan dan tantangan, dan visi serta misi yang jelas, seseorang tidak akan pernah menjadi pemimpin sejati



II.6 LEVEL KONSEPTUALISASI KEPEMIMPINAN



Terdapat 4 level konseptualisasi kepemimpinan yaitu: 1) Level individual Fakus: manajemen diri, mencakup: identifikasi tujuan dan prioritas pribadi, mengatur waktu seseorang secara efisien , memonitor perilaku dan konsekuensiny, serta belajar menjadi lebih efektif dalam mencapitujuan pribadi. 2) Level dyadic Folus: hubungan timbal balik antara pemimpin dan pengikut 3) Level kelompok Fokus: (1) peran kepemimpinan dalam tugas kelompok, dan (2) kontribusi pemimpin terhadap efektivitas kelompok. 4) Level organisasi Fokus: (1) mendesain struktur organisasi yang tepat, (2) menentukan hubungan kewenangan dan mengoordinasikan operasi antar spesialisasi sub unit dalam organisasi.



PENUTUP BAB III



III.1 Kesimpulan Kata pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan. Pemimpin merupakan seseorang yang memimpin suatu organisasi yang dipilih karena kesepekan atau adat. Sedangkan kepemimpianan ialah seni mempengaruhi orang lain. Seorang pemimpin yang sukses harus mempunyai kepemimpinan. Dan tidak semua pemimpin mempunyai kepemimpinan. Pemimipin yang mensingkrokan antara kepemimpinan dan kekuasaan akan lebih mudah menuju tujuan organisasi dengan hasil yang optimal. Semua gaya kepemimpinan yang dianut atau digunakan seorang pemimpin tergantung dari lingkungan organisasinya. Gaya-gaya tersebut tidak dapat disalahkan karena perspektif tiap orang berbeda. Dengan tersingkronisasikannya pemimpin dengan kepemimpinan maka makna seorang pemimpin dan kepemimpian akan terciptadan terwujudkan. Dari uraian kepemimpinan dan pemimpin diharapkan dapat sebagai tolak ukur kemampuan seseorang untuk menjadi pemimpin atau penilaian terhadap seorang pemimpin. Pemimpin hendaknya senantiasa berintrospeksi diri dengan apa yang telah dilakukan dalam organisasinya.



III.2 REFERENSI -



http://katonsasongko.wordpress.com/2013/03/05/paper-kepemimpinan-dasar-dasarmanajeman



-



Davis, Keith dan John W. Newstrom. 1996. Perilaku Dalam Organisasi. Jakarta : Erlangga. kitingmu.blogspot.com/2016/02/makalah-tentang-sifat-sifa-kepemimpinan.html