Paper Prinsip Kepemimpinan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PAPER



PRINSIP KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN Tugas Mata Kuliah Elektif: Kepemimpinan dalam Keperawatan Dosen Pembimbing: Agus Santoso, S.Kp., M.Kep.



Oleh: Aulia Nur Prasetya Aulia Zahrani Ayu Martha Puri Eko Joko Prasetyo Grahya Febriella M. N. P. Septiana Tri Permata Sinta Nur Khalisa A.15.1 Departemen Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro 2019



PRINSIP KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN A. Definisi Kepemimpinan dalam Keperawatan Menurut Truman, kepemimpinan adalah kemampuan membuat seseorang mengerjakan apa yang tidak ingin mereka lakukan dan menyukainya. Sedangkan menurut Ngalim Purwanto mengatakan "Kepemimpinan sebagai suatu bentuk persuasi, suatu seni pembinaan kelompok orang-orang tertentu, biasanya melalui 'human relations' dan motivasi yang tepat, sehingga tanpa adanya rasa takut mereka mau bekerja sama dan membanting tulang memahami dan mencapai segala apa yang menjadi tujuan-tujuan organisasi". Dari beberapa pengertian kepemimpinan oleh para ahli kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain sebagai pengikutnya (Kemenkes RI, 2016). Kepemimpinan adalah pembelajaran tentang meningkatkan keterampilan dan kemampuan yang berguna untuk memfasilitasi hasil klinis saat bekerja dengan seseorang dari berbagai situasi. Kepemimpinan juga berguna dalam meningkatkan pemahaman dan menguasai keadaan kerja yang profesional. Kepemimpinan adalah elemen yang tidak asing dalam keperawatan, karena banyak dari para perawat telah mempelajari keterampilan kepemimpinan ini secara berkelompok maupun individu. Pemimpin sebenarnya memiliki empat hal yang harus digarisbawahi, yaitu (Huber, 2014): 1. Definisi dari seorang pemimpin adalah ia yang memiliki pengikut. 2. Popularitas bukanlah yang menentukan pemimpin; hasil yang menentukan. 3. Pemimpin adalah sosok yang nyata dan dapat memberikan contoh. 4. Kepemimpinan bukanlah pangkat, tetapi tanggung jawab Kepemimpinan dalam pelayanan keperawatan harus memiliki kemampuan dan keterampilan dalam keperawatan dan dapat mempengaruhi perawat lain di bawah pengawasannya untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan sehingga tujuan



keperawatan tercapai (Swanburg, 2000). Kepemimpinan dalam keperawatan dapat ditumbuhkan lebih optimal dengan menguasai keterampilan-keterampilan, sehingga seorang manajer keperawatan mampu memperlihatkan keperawatan dalam menghadapi orang lain dengan efektif. Keterampilan tersebut, diantaranya (Gillies, 1994): 1. Kepiawaian dalam menggunakan posisi, 2. Kemapuan dalam memecahkan masalah secara efektif, 3. Ketegasan sikap dan komitmen dalam pengambilan keputusan, 4. Mampu menjadi media dalam penyelesaian konflik kinerja, 5. Mempunyai keterampilan dalam komunikasi dan advokasi B. Prinsip-prinsip Kepemimpinan Keperawatan Menurut Guyton (2012), terdapat 9 prinsip dalam menunjang kesuksesan kepemimpinan keperawatan, di antaranya yaitu: 1. Komitmen pada keunggulan Komitmen terhadap keunggulan dimulai dari pemimpin. Komitmen dalam hal ini bukan komitmen yang besar sebagai advokat pasien, advokat karyawan dll, melainkan komitmen unutk melayani dengan ikhlas dan senyuman kepada pasien untuk suatu tujuan bersama. 2. Mengukur hal-hal penting Hal yang perlu diukur dalam hal ini anatara lain: a. Layanan, pengukuran layanan dapat dilakukan dengan mengukur kepuasan staf dan kepuasan pasien. b. Kualitas, menekankan pada karyawan dan staf bahwa keselamatan pasien merupakan standar kualitas. c. Orang-orang, pemimpin harus menjadi panutan terhadap satfnya. Pemimpin harus mengerti setiap staf dan kebutuhannya, kaena ketika para staf mendapatkan umpan balik yang konsisten maka mereka memiliki kecenderungan bersifat negatif yang dapat ‘menular’ terhadap staf lainnya.



d. Pertumbuhan, pertumbuhan yang perlu diukur dalam hal ini adalah dilihat dari segi pengadaan rumah sakit sebagai lahan bisnis. Pemimpin harus berpikir mengenai produktivitas harian rata-rata dan mencari peluanh untuk meningkatkan pertumbuhan potensial. e. Keuangan , sehubungan dengan pertumbuhan yang telah dibahas di atas di mana rumah sakit sebagai lahan bisnis. Maka, seorang pemimpin harus membangun rencana keungan berbasis unit kerjanya yang berdasarkan anggaran tahunan yang mencakup gaji, pengeluaran, persediaan dan permintaan modal. 3. Membangun budaya di sekitar tempat pelayanan Pemimpin perlu mendorong karyawannya untuk menghargai pasien dan keluarga sebagai pelanggan. Hal tersebut dikarenakan jika karyawan merawat pasien dan keluarganya dengan perawatan dan kasih sayang yang dipersonalisasi, mereka akan selalu kembali pada pelayanan di unit tersebut. 4. Menciptakan dan mengembangkan kepemimpinan Pemimpin



memiliki



kepemimpinan



dalam



kewajiban diri



profesional



stafnya.



Manfaat



untuk yang



mengembangkan didapat



dalam



mengembangkan kepemimpinan perawat klinik adalah kemampuan unit untuk maju ketika pemipin senior tidak hadir dalam unit tersebut. 5. Fokus pada kepuasan karyawan Kepuasaan karyawan dapat dicapai dengan menjadikan lingkungan kerja menjadi tempat yang nyaman bagi para staf. Pemimpin harus berusaha untuk tetap terhubungan dengan karyawandi unitnya. Pemimpin perlu untuk sering berkomunikasi dengan karyawannya untuk menunjau informasi terkait, perubahan baru dan faktor lain. 6. Membangun akuntabilitas individu Mempertahankan karyawan untuk bertanggung jawab atas peran atau tanggung jawab mereka di dalam organisasi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengembangkan kartu skor evaluasi untuk setiap karyawan yang



dilakukan setiap 3 bulan untuk mengukur kemajuan, prestasi dan peluang karyawan untuk berkembang. 7. Sejajarkan perilaku dengan tujuan dan nilai Pemimpin perlu menetapkan standar perilaku yang selaras dengan nilai, misi dan standar organisasi kepada semua karyawannya. 8. Berkomunikasi di semua tingkatan Komunikasi harus didasarkan pada kerangka interdisiplin. Pemimpin perlu merancang komunikasi yang dapat dilakukan oleh semua karyawan dari berbagai unit, karena dengan adanya komunikasi interdisiplin ini maka akan terjalin hubungan saling percaya antarkaryawan dan diri pemmimpin itu sendiri. 9. Mengenali dan menghargai kesuksesan Sebuah sistem program pengakuan dan penghargaan akan memperkuat keunggulan karyawan. Dalam hal ini, pemimpin dapat melakukan penghargaan dan pengakuan kepada karyawannya dengan melakukan sesi pertemuan face to face dengan staf dan menunjukkan ketertarikan terhadap mereka. Selin itu, dapat pula diberikan kepada karyawan bentuk penghargaan seperti ucapan terima kasih, hadiah hari libur atau tanda penghargaan lainnya. Sejalan dengan pendapat di atas, Schmidt (2016) mengungkapkan prinsip kepemimpinan yang perlu ditanamkan pada jiwa pemimpin keperawatan. Prinsip tersebut antara lain: 1. Komunikasi yang Jelas Pertemuan yang secara konsisten dengan perawat yang tidak bekerja dan mereka yang datang tetap berhubungan erat dengan kejadian klinis dan pasien, memungkinkan diskusi tentang hambatan untuk perawatan optimal dan insiden pemecahan masalah yang berdampak pada unit. 2. Mentoring dan Role Modelling



Seorang pemimpin harus dapat menjadi pementor di mana pemimpin tersebut mengasuh dan membina perawat baru serta memberikan dukungan berkelanjutan. 3. Kepemimpinan transformasional Kepemimpinan transformasional berfungsi karena melibatkan banyak pengambilan keputusan bersama. Sebagai besar peran dalam kepemimpinan transformasional adalah dengan mendengarkan staf dan manajer kemudian belajar mengenai pekerjaan mereka, tekanan yang dialami dan berbagi apa yang terjadi di tingkat organisasi untuk memecahkan masalah unit. C. Pemimpin yang Efektif dalam Keperawatan Menurut Tappen (1995) terdapat enam komponen penting ciri dari pemimpin yang efektif untuk mengarahkan orang-orang dalam organisasi keperawatan, antara lain: 1. Memiliki pengetahuan yang cukup Pengetahuan yang cukup yang dimaksud yaitu berupa pengetahuan mengenai kepemimpinan itu sendiri, pengetahuan keperawatan (substansi ilmu keperawatan, keterampilan, peningkatan dan pengembangan ilmu keperawatan secara terus menerus, menyadari kekuatan), berpikir kritis yang dimaksud adalah dapat mengkaji asumsi gagasan dan kegiatan yang masuk akal, pemimppin turut berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. 2. Memiliki kesadaran diri Komponen kesadaran diri sangat membantu untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif, dimana harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Dapat mengenal diri sendiri b. Dapat mengenal gejala dari kecemasan c. Dapat mengungka[kan perasaan dengan kehangatan dan menghormati orang lain dengan positif



d. Bila kesadaran diri rendah, cenderung mempunyai respons yang berbeda dari yang diharapkan orang lain e. Kesadaran diri penting, karena kita akan menyukai diri sendiri, dan lebih menyenangkan 3. Komunikasi yang efektif 4. Memiliki energi Seorang pemimpin dapat menjaga dan meningkatkan energi dengan cara menjaga



kondisi



kesehatan,



relaksasi,



dan



menggunakan



Teknik



kepemimpinan yang efektif 5. Memiliki tujuan 6. Melakukan tindakan Pemimpin harus dapat berorientasi pada kemampuan untuk menentukan dan melakukan tindakan dimana tidak dapat menunggu orang lain untuk memberitahunya apa yang harus dikerjakan D. Kompetensi



yang



Keperawatan



Harus



dalam



dimiliki



oleh



Meningkatkan



Manager Efektifitas



Kepemimpinannya Penelitian mengenai kompetensi yang harus dimiliki manager keperawatan telah dilaksanakan kepada 313 tenaga kesehatan di Australia (Harris dan Belakley, 1995) dalam (Nursalam, 2012). Kompetensi tersebut dikategorikan menjadi tujuh, yaitu : 1. Kepemimpinan a. Berkomunikasi memfasilitasi



tentang kegiatan



organisasi organisasi



dan



dan



dalam



pelaksanaan



perubahan b. Mendelegasikan dan mendapatkan orang lain untuk melaksanakan tugas dan menerima tanggung jawab



c. Menyeleksi dan memilih pegawai yang tepat d. Menciptakan budaya organisasi yang kondusif dan efektif e. Mengkonsultasikan dengan staf dan orang lain diluar organisasi yang sesuai tentang keadaan organisasi f. Mengenal



kapan



peraturan



harus



dilaksanakan



(fleksibilitas) 2. Pengambilan keputusan dan perencanaan a. Berpikir ulang dan menyusun kembali prioritas organisasi b. Merespon secara cepat dan tepat tentang perubahan yang tidak diharapkan c. Mengantisipasi



dan



melaksanakan



perencanaan



perubahan anggaran d. Memberikan pedoman dan arahan tentang keputusan organisasi melalui pengetahuan dan pemerintah daerah, provinsi, dan nasinal e. Menempatkan organisasi sebagai bagian yang penting dari pemerintahan 3. Hubungan masyarakat/komunikasi a. Empati, mendengarkan, dan tanggap terhadap semua pertanyaan orang lain b. Menciptakan



suasana



yang



kondusif



dalam



berkomunikasi c. Membaca dan tanggap terhadap situasi politik yang terjadi d. Menunjukkan rasa percaya diri melalui kemampuan berkomunikasi dalam mempengaruhi orang lain e. Berkomunikasi secara efektif melalui tulisan



f. Mengembangkan proses hubungan yang baik di dalam dan luar organisasi 4. Anggaran a. Bertanya dan melihat rencana sebelumnya b. Mengontrol anggaran c. Menginterpretasikan



penggunaan



anggaran



sesuai



kebutuhan d. Merencanakan jauh kedepan e. Menyediakan risiko terhadap kekurangan anggaran f. Mengonsultasikan masalah keuangan 5. Pengembangan a. Pengembangan tim kerja yang efektif b. Mempertahankan



dan



mengembangkan



hubungan



profesional antarstaf c. Memberikan umpan balik yang positif d. Menerapkan peran mentor yang efektif e. Memberikan sistem pemberian penghargaan yang baik 6. Personalitas/perilaku a. Mengambil keputusan secara tepat b. Mengelola stres individu c. Menerima



sesuatu



terhadap



kejadian



yang



tidak



diharapkan d. Menggunakan koping positif pada setiap masalah e. Mensyukuri



nikmat



yang



telah



keberhasilan pencapaian tujuan 7. Negosiasi a. Mengidentifikasi dan mengelola konflik b. Memfasilitasi perubahan



diberikan



atas



c. Memdemonstrasikan



pemahaman



tentang



perbedaan



pendapat d. Melakukan negosiasi dengan baik e. Melakukan



negosiasi



dengan



staf,



kelompok,



dan



organisasi luar f. Menjadi moderator terjadinya konflik antar staf atau kelompok



Daftar Pustaka



Gillies, D.A., (1994). Nursing Management: a system approach. Philadelphia: W.B Saunders Company. Guyton, N. 2012. Nine principles of successful nursing leadership. Diakses pada 5 Maret 2019, dari: https://www.americannursetoday.com/nineprinciples-of-successful-nursing-leadership/ Huber, Diane L. (2014). Leadership and Nursing Care Management 5 th Edition. Elsevier, Missouri. Kemenkes RI. 2016. Manajemen dan kepemimpinan dalam praktik keperawatan. diakses pada tanggal 5 Maret 2019 dari: http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wpcontent/uploads/2017/08/Manajemen-dan-Kepemimpinan-dalamKeperawatan-Komprehensif.pdf Nursalam. 2012. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta : Salemba Medika Swanburg, Russel C. (2000). Penantar Manajemen Kepemimpinan dan Keperawatan: untuk perawatan klinis. Jakarta: EGC Schmidt, Karen. (2016). Nurse leaders share top leadership principles. Diakses pada 5 Maret 2019, dari: https://www.nurse.com/blog/2016/04/25/nurseleaders-share-top-leadership-principles/ Tappen, R. M., (1995), Nursing leadership and management: concepts and practice. Philadelphia: F.A. Davis Company