PDGK 4301 Evaluasi Pembelajaran Modul KLP 3 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PDGK 4301 EVALUASI PEMBELAJARAN MODUL 3 KONSEP DASAR ASESMEN ALTERNATIF



DISUSUN OLEH KELOMPOK III: 1. PUTRI VIO ANGGIA



/ 856213842



2. EDRIAL



/856232117



3. ADE FEBRIA IMELDA



/856228464



4. LENA DIANTI



/ 856228496



5. HILDA ROHIMA



/856231122



Dosen/ Tutor Pembimbing : HASMI NOVIANTI, M.PD FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA



KATA PENGANTAR



Bismillahirrahmanirrahim, Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah Evaluasi Pembelajaran Modul 3 tentang Konsep Dasar Asesmen Alternatif ini bisa tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari ibu dosen kami Hasmi Novianti,M.Pd yang sudah berkontribusi dengan memberikan arahan. Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembacanya. Bahkan tidak hanya itu, kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini si pembaca mempraktekkannya dalam kehidupan sehari – hari. Kami sadar masih banyak kekurangan didalam penyusunan makalah ini, karena keterbatasan pengetahuan serta pengalaman kami. Untuk itu kami begitu mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Simpang Empat, 2 April 2021



Penulis



DAFTAR ISI 1



KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………1 DAFTAR ISI …………………………………………………….………………………………..2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang …………………………………………………………………………….…3 1.2. Rumusan Masalah ……………………………………………………………………………3 1.3. Tujuan……………………………………………………………………………………...…3 BAB II PEMBAHASAN I. Kegiatan Belajar 1: Pengembangan Asesmen Alternatif…………………………………….…4 2.1.1. Konsep Dasar Assesmen Alternatif……………….……………………………….4 2.1.2. Landasan Psikologis……………………………….…………………………….....5 2.1.3. Keunggulan dan Kelemahan Assesmen Alternatif.………………………………..6 II. Kegiatan Belajar 2    : Asesmen Kinerja……………………………………………………….7 2.2.1 Tugas ( Task )……………………………………………………………………….7 2.2.2Kriteria Penelitian ( RUBRIC )………………………………………………………8 III. Kegiatan Belajar 3    : Asesmen Portofolio…………………………………………………..12 2.3.1. Pengertian Dan Tujuan Portofolio………………………………………………...14 2.3.2 Perencanaan Portofolio…………………………………………………………….14 2.3.3  Pelaksanaan Portofilo……………………………………………………………...15    



2.3.4 Pengumpulan Bukti Portofolio…………………………………………………….15



      



2.3.5 Tahap Penilaian…………………………………………………………………….15 IV. Kegiatan Belajar 4    : Penilaian Ranah Afektif……………………………………………...16 2.4.1.Konsep dasar……………………………………………………………………….16 2.4.2 Beberapa Cara Penilaian Ranah Afektif…………………………………………...17 2.4.3 Langkah – Langkah Pengembangan Instrumen Afektif…………………………...18 BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan…………………………………………………………………………………20 3.2 Saran…………………………………………………………………………………………20 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………21



2



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Asesmen alternatif hanya menggunakan tes tertulis (paper and pencil test) dimana pada



penggunaannya test tertulis hanya dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar dalam ranah kognitif dan ketrampilan sederhana, akan tetapi tidak dapat mengukur hasil belajar yang kompleks. Pada kenyataannya tes ini dilakukan tanpa memperhatikan proses pembelajaran . Tes ini tidak hanya dapat dibuat oleh guru asli namun dapat dilakukan oleh guru lain asalkan guru tersebut mengerti dan mengetahui kompetensi dasar yang akan dicapai dan menguasai materi. Tes ini berorientasi terhadap pencapaian hasil belajar siswa bukan pada proses belajar. Kelemahan yang timbul dalam proses tes ini dalam pembelajaran yang dikenal dengan asesmen alternatif. 1.2.



Rumusan Masalah 1.



Apakah yang dimaksud dengan asesmen alternative?



2.



Apa sajakah macam-macam bentuk penilaian dalam asesmen alternative berdasarkan alat penilaian?



3. 1.3.



Apakah hubungan antara asesmen alternative dengan asesmen tradisional?



Tujuan 1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan asesmen alternative. 2. Dapat mengetahui macam-macam bentuk penilaian dalam asesmen alternative berdasarkan alat penilaian. 3. Dapat mengetahui hubungan antara asesmen alternative dengan asesmen tradisional.



3



BAB II PEMBAHASAN 1. Pengembangan Asesmen Alternatif 2.1.1 Konsep Dasar Asesmen Alternatif Dalam pendidikan dikenal dua pengertian tentang penilaian yaitu penilaian dalam arti assesmen dan penilaian dalam arti evaluasi. Penilaian dalam arti asesmen merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi tentang pencapaian dan kemajuan belajar siswa sedangkan penilaian dalam arti evaluasi merupakan kegiatan yang dirancang untuk mengukur keefektifan sistem pendidikan secara keseluruhan. Ada beberapa istilah dalam asasmen yaitu traditional assesment , performance assesment , authentic assesment , potofolio assesment , achievement assesment dan alternative assesment . 1.      Traditional assessment Tradisional asesmen mengacu pada tes tertulis.maksudnya tradisional assessment hanya mengukur hasil belajar siswa dengan menggunakan satu jenis alat ukur yaitu tes tertulis.padahal kita ketahui bersama tes tertulis mempunyai kelemahan diantaranya hanya mampu mengukur aspek kognitif dan ketrampilan sederhana, sebagian kecil dari hasil belajar siswa, dan tes sering kali menimbulkan kecemasan. 2.      Performance assessment ( asesmen kinerja) Asesmen



kinerja



merupakan



asesmen



yang



menghendaki



siswa



untuk



mendemonstrasikan kemampuannya baik pengetahuan atau ketrampilan dalam bentuk kinerja nyata yang ditunjukan dalam bentuk penyelesaian suatu tugas, bukan hanya menjawab atau memilih jawaban yang sudah tersedia. Asesmen kinerja menilai hasil belajar siswa dan proses belajarnya. 3.      Authentic assessment. Authentic assessment merupakan assessment yang menuntut siswa mampu menerapkan pengetahuan dan ketrampilannya dalam kehidupan nyata diluar sekolah. Tujuan dan otentik assessment adalah untuk mengumpulkan bukti-bukti apakah siswa sudah dapat menggunakan pengetahuan dan ketrampilannya secara efektif dalam kehidupan nyata dan dapat memberikan kritik terhadap upaya yang telah ia lakukan. Dari Pengertian tersebut tampak bahwa authentic assessment didasarkan performance assesment yang menuntut siswa mampu unjuk kerja. 4



Contoh : disekolah siswa diajari konsep penjumlahan 2 + 3 = 5. Konsep tersebut abstrak.Konsep tersebut tidak ditemukan dalam kehidupan nyata anak, yang ada adalah 2 bola + 3 bola = 5 bola. Untuk itu dalam mengajarkan konsep penjumlahan ajarlah siswa dengan menggunakan contoh-contoh yang ada dalam kehidupan nyata. Untuk mengetahui bagaiman anak harus bersikap sopan kepada orang tua pada situasi yang sebenarnya.Amatilah bagaimana sikap siswa saat berinterkasi dengan orang tua yang ada disekitar sekolah. Misalnya kepada pesuruh sekolah, penjual kue dan minuman disekitar sekolah dan sebagainya. 4.      Portofolio assessment (assessment portofolio)  Asesmen portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa yang disusun secara sistematis yang menunjukan upaya,proses,hasil dan kemajuan belajar yang dilakukan siswa dari waktu ke waktu. Mungkin banyak definisi portofolio yang telah anda kenal dan agak berbeda dengan pengertian diatas tetapi pada dasarnya portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa yang menunjukan pencapaian dan perkembangan hasil hasil belajar siswa. 5.      Achievement assessment  Achivement assessment merupakan pengertian umumterhadapa semua usaha untuk mengukur,mengetahui dan mendeskripsikan hasil belajar siswa, baik yang dilakukan dengan tes tertulis,assasemen kinerja,portofolio, dan semua usaha untuk memperoleh informasi hasil dan kemajuan belajar siswa. 6.      Alternative assessment Alternatif assessment merupakan asasement yang tidak hanya tergantung pada tes tertulis. Pada dasarnya asasemen alternative merupakan alternative dari asasemen tradisional (paper and pencil test). Jadi performance assesmen,portofolio assessment,authentic assessment, dan achievement assessment merupakan kelompok asesmen alternative. 2.1.2 Landasan Psikologis Assesment alternatif tidak hanya menilai hasil/produk belajar saja namun menilai proses belajarnya juga. Assesment alternatif juga mengacu dari beberapa teori diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Teori Fleksibilitas Koqnitif dari R.Spiro (1990)      



Teori ini menyatakan bahwa hakikat belajar adalah kompleks dan tidak terstruktur. 2. Teori Belajar Bruner (1996) 5



Mengatakan bahwa belajar ialah suatu proses aktif dilakukan siswa dengan cara  mengkontruksi sendiri gagasan baru ,pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.Dalam teori ini diharapkan siswa dapat menerapkan kempuannya kedalam hal yang lebih luas. 3. Generative Learning Model dari Obsorne dan Ittrock (1983) Menjelaskan bahwa otak tidak hanya pasif menerima informasi tetapi aktif membentuk dan menginterpretasikan sesuatu.Lebih ke fungsi otak beserta fungsinya. 4. Experiental learning theory dari C.Rogers (1969) Teori yang membedakan dua jenis belajar yaitu cognitive learning (pengetahuan) dan experiental learning (pengalaman). 5. Multiple Intelligent Theory dari Howard Gardner (1983) Suatu kemampuan seseorang yang digunakan untuk memecahkan masalah atau kemampuan untuk menunjukkan suatu produk yang dihargai oleh suatu budaya. 2.1.3 Keunggulan dan Kelemahan Asesmen Alternatif Asesmen alternative mempunyai performance asesmen,authentic assessment, dan portofolio. Assessment ini mempunyai keunggulan dan kelemahan. 1. Keunggulan asesmen alternatif a. Dapat menilai hasil belajar yang kompleks dan keterampilan-keterampilan yang tidak dapat dinilai dengan asesmen tradisional. Contohnya : jika anda ingin menguku rkinerja kerja siswa dalam membuat karangan maka banyak aspek yang dapat diukur dari tugas dari tugas karangan tersebut. Misalnya kemampuan dalam siswa dalam membuat paragraph yang baik, pemilihan kosa kata yang tepat, kemampuan siswa dalam menuangkan ide dalam bentuk tulisan, kemampuan merangkai kata dan kalimat,dan kemampuan berimajinasi. b. Menyajikan hasil penilaian yang lebih hakiki, langsung, dan lengkap dengan melakukan asesmen anda akan dapat menilai hasil belajar anak secara lengkap, tidak hanya hasil belajar dalam ranah kognitif tetapi juga ranah afektif dan psikomotor.  c. Meningkatkan motivasi siswa.



6



d. Mendorong pembelajaran dalam situasi yang nyata.Asesmen Alternatif menekankan kepada apa yang dapat ditunjukan atau dikerjakan oleh siswa bukan apa yang diketahui siswa. e.



Memberi kesempatan kepada siswa untuk selfvaluation. 



f. Membantu guru untuk menilai efektifitas pembelajaran yang telah dilakukan. g. Meningkatkan daya transferabilitas hasil belajar. 2. Kelemahan Asesmen alternatif a. Membutuhkan banyak waktu  b. Adanya unsur subjektifitas dalam penskoran  c. Ketetapan penskoran rendah  d. Tidak tepat untuk kelas besar. II. Asesmen Kinerja Struktur Asesmen kinerja Terdiri dari tugas (Task) dan kinerja penilaian (Rubric). Informasi kinerja siswa dapat diperoleh dari berbagai jenis tugas atau tagihan antara laincomputer adaptive testing , tes uraian , tugas individu , tugas kelompok , dan sebagainya. 2.2.1 Tugas ( Task ) 1. Computer adaptive testing    2. Tes pilihan ganda yang diperluas  3. Tes uraian terbuka ( open ended question )   4. Tugas individu   5. Tugas kelompok 6. Proyek   7. Inteview  8. Pengamatan Langkah – langkah menyusun tugas : 1. Pengetahuan dan keterampilan yang akan dimiliki siswa setelah mereka mengerjakan tugas . Ada lima pertanyaan pokok yang membantu dalam merumuskan tugas yaitu : a.



Keterampilan atau atribut kognitif apa yang harus dikuasai siswa?



b.



Keterampilan atau atribut afektif apa yang harus dikuasai siswa? 7



2.



c.



Keterampilan meta kognitif apa yang harus dikembangkan siswa?



d.



Tipe masalah yang seperti apa yang harus dipecahkan oleh siswa?



e.



Konsep atau prinsip apa yang dapat diterapkan oleh siswa?



Merancang tugas yang yangmemungkinkan siswa dapat menunjukan kemampuannya dalam berfikir dan keterampilan. 



3.



Menetapkan criteria keberhasilan



Beberapa catatan penting yang harus diperhatikan pada saat merancang tugas dalam asesmen kinerja : 1. Tugas – tugas yang disusun hendaknya merupakan bagian dari proses pembelajaran. 2. Tugas yang baik dalah tugas yang berhubungan dengan kehidupan nyata. 3. Tugas yang diberikan terhadap siswa harus adail. Dalam hal ini bukan berarti tugas yang diberikan harus sama. Harus dijaga jangan samapai ada unsur subjektifitas dalam memberikan tugas. 4. Jangan memeberikan tugas terlalu mudah karena hal ini tidak akan memebrikan motivasi siswa dan tidak memberikan tantangan kepda siswauntuk melakukannya. 2.2.2  Kriteria Penilaian (Rubic) Beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam menembangkan rubric : 1. Menentukan konsep, keterampilan dan kinerja yang akan dinilai. 2.  Merumuskan atau mendefinisikan serta menentukan urutan konsep dan atau keterampilan yang akan dinilai kedalam rumusan yang akan menggambarkan kinerja siswa. 3. Menetukan tugas yang akan dinilai 4. Menetukan skala yang akan digunakan. 5. Mendeskripsikan kinerja mulai dari yang diharapkan sampai dengan kinerja yang   tidak diharapkan. 6. Melakukan uji coba. 7. Melakukan revisi hasil uji coba. Berdasarkan kegunaannya rubric dapat dibedakan menjadi dua yaitu rubric holistic dan rubric analytic . a. Holistic Rubric



8



            Yang dimaksud dengan holistic rubric adalah rubric yang deskripsi dimensi kinerjanya dibuat secara umum, Karena itu biasanya holistic rubric digunakan untuk menilai berbagai macam kinerja. Aspek – aspek yang perlu diperhatikan dalam menilai kinerja siswa antara lain 1. Kwalitas pengerjaan tugas. 2.  Kreatifitas dalam pengerjaan tugas. 3. Produk tugas. Setiap aspek yang akan dilihat kinerjanya kemudian ditentukan gradasi mutunya  mulai dari yang paling sempurna sampai yang paling jelek. Dimensi kinerja 1. Kualitas pengerjaan tugas



2. Kualitas dalam pengerjaan



Skor



Deskripsi



4



Tugas dikerjakan dengan sangat baik dan akurat.



3



Tugas dikerjakan dengan baik tetapi tidak akurat



2



Pengerjaan tugas yang kurang baik dan kurang akurat



1 4



Pengerjaan tugas tidak baik dan tidak akurat. Mampu memodifikasi  prosedur dalam kondisi yang



tugas



menantang. 3



Mampu memodifikasi prosedur tetapi atas bantuan instruktur



3. Produk tugas



2



Mampu memodifikasi prosedur tapi setelah diberi



1



contoh.



4



Tugas dikerjakan dengan prosedur baku. Secara keseluruhan produk tugas sangat bagus .



3



Secara keseluruhan produk tugas bagus .



2



Secara keseluruhan produk tugas sedang .



1



Secara keseluruhan produk tugas kurang bagus .



Holistik rubric yang khusus dibuat untuk menilai kinerja siswa yang berhubungan dengan keterampilan mengerjakan sesuatu , Dimensi kerjanya yang harus diperhatikan antara lain : 1.  Kemampuan menggunakan prosedur kerja. 2. Kemampuan menunjukan fungsi dari setiap langkah sesuai dengan prosedur, dan 3. Kemampuan memodifikasi prosedur yang ada tanpa menyalahi fungsi.



9



Dimensi kinerja



Sko



1. Penggunaan prosedur



Deskripsi



r 4



Prosedur digunakan secara cepat dan terampil.



3



Prosedur digunakan secara cepat tetapi kurang



2



terampil. Ada



2.



Fungsi



langkah



dalam



kesalahan



penggunaan



prosedur,digunakan



1



lambat dan canggung.



4



Tidak menggunakan prosedur Mampu menunjukan fungsi masing – masing langkah



prosedur



dalam prosedur dengan baik. 3



Langkah – langkah dalam prosedur ditunjukan secara umum.



2



Langkah – langkah dalam prosedur ditunjukan secara terbatas



3. kemampuan memodifikasi



1



Langkah – langkah dalam prosedur ditunjukan kurang



4



bisa dipahami Mampu memodifikasi



prosedur



prosedur



dalam



keadaan



menantang. 3



Mampu memodifikasi prosedur tapi dengan bantuan instruktur.



2



Mampu memodifikasi prosedur setelah diberi contoh oleh instruktur



1



Tidak mampu memodifikasi prosedur..



b. Analitic Rubric             Analitic rubric adalah  rubric yang dimensi atau aspek kinerjanya dibuat lebih rincidemikian pula deskripsi setiap aspek kinerjanya. Contoh rubric tugas karangan  dengan topic pengalaman saat liburan semester, panjang karangan dan komponen – komponen serta tanggal pengumpulan tugas sudah di tentukan : Aspek kinerja



Indikator



skor



Deskripsi



10



1. Struktur karangan



a. Judul 4



Judul berupa frase, penulisannya tepat, judul sesuai isi karangan.



3



Judul bukan frase, penulisannya tepat,judul sesuai dengan karangan.



2



Judul bukan frase, penulisannya kurang tepat, judul sesuai dengan isi karangan.



1



Judul bukan frase penulisannya tidak tepat, judul tidak sesuai dengan isi karangan.



b. Pembukaan 4



Ada dan mengarah ke isi karangan



3



Ada dan kurang mengarah ke isi karangan



2



Ada tetapi tidak mengarah ke isi karangan



1



Tidak ada pembukaan



4



Isi lengkap dan jelas



3



Isi lengkap tetapi kurang jelas



2



Isi kurang lengkap tetapi jelas



1



Isi tidak langkap dan tidak jelas



4



Ada dan merupakan kesimpulan isi karangan



3



Ada tapi kurang sesuai dengan isi karangan



2



Ada tepai tidak sesuai dengan isi karangan



1



Tidak ada penutup



4



Makna dan bentuk tepat



3



Makna tepat,bentuk kurang tepat



2



Makna kuarang tepat, bentuk tepat



1



Makna dan bentuk tidak tepat



4



90% - 100% Struktur kalimat benar



c. Isi



d. Penutup



2.



Penggunaan a. kosa kata



bahasa



b.



Struktur



kalimat



11



3



80% - 89% Struktur kalimat benar



2



60% - 79 % Struktur kalimat benar



1



Kurang dari 60% Struktur kalimat benar



4



Ada satu pokok pikiran dan dikembangkan dengan



C. Alinea jelas 3



Ada satu pokok pikiran dan pengembangannya kurang jelas



2



Ada lebih dari satu pokok pikiran dan dikembangkan dengan jelas



d. Ejaan



1



Ada



lebih



dari



satu



pokok



pikiran



pengembangannya tidak jelas 4



90% - 100% benar



3



80% - 89% benar



2



70% - 79 % benar



1



Paling banyak69% benar



   III. Asesmen Portofolio 2.3.1  Pengertian dan Tujuan Portofolio Portofolio adalah kumpulan hasil karya siswa yang disusun secara sistematis yang menunjukkan upaya, proses, hasil dan kemajuan belajar yang dilakukan siswa dari waktu ke waktu. Menurut Jon Mueller tujuan penggunaan portofolio adalah sebagai berikut: 1.



Menunjukkan perkembangan hasil belajar siswa, menunjukkan perkembangan atau perubahan kinerja siswa, membantu mengembangkan proses keterampilan seperti self evaluation (evaluasi diri) dan perumusan tujuan



2.



Menunjukkan kemampuan siswa, menunjukkan kinerja siswa pada akhir semester dan akhir tahun, dan menyiapkan hasil kerja terbaik untuk ditunjukkan kepada orang lain



12



dan



3.



Menilai keseluruhan hasil belajar siswa, menyiapakan karya siswa untuk memperoleh nilai akhir, dan menyimpan perkembangan karya siswa untuk mencapai kriteria yang telah ditetapkan Sedangkan asesmen portofolio adalah asesmen yang menuntut adanya kerja sama antara



murid dengan guru. Asesmen portofolio tidak hanya sekedar kumpulan hasil karya siswa yang terpenting adalah proses seleksi yang dilakukan berdasar kriteria tertentu untuk dimasukkan ke dalam kumpulan hasil karya. Kumpulan hasil karya tersebut digunakan oleh siswa untuk melakukan refleksi sehingga siswa mampu mengenal kelemahan dan kelebihan karya yang dihasilkan. Untuk membedakan portofolio sebagai asesmen dan portofolio sebagai hasil karya, Shakelee et.al (1997) mengemukakan sebagai berikut: Portofolio Sebagai Asesmen



Portofolio Sebagai Hasil Karya



(bagaimana saya menggunakan bukti?) (mengapa saya mengumpulkan bukti?) 1.   Sebagai landasan pengembangan level 1.   Sebagai representasi keterampilan berikutnya yang telah dimiliki 2.   Untuk mempromosikan pengembangan 2. Sebagai bukti pengembangan suatu berikutnya ranah 3.   Sebagai bukti kemampuan yang telah 3. Untuk menunjukan kemampuan yang dicapai dimiliki 4.   Untuk memodifikasi pengajaran yang 4.  Sebagai bahan yang akan di bahas akan dilakukan 5.   Untuk menyesuaikan kurikulum



dalam suatu pertemuan 5. Sebagai bahan pelaporan



Ada beberapa komponen penting yang harus diperhatikan dalam penggunaan portofolio sebagai asesmen: 1. Portofolio hendaknya memiliki criteria penilaian yang jelas, spesifik, dan berorientasi pada research based criteria 2. Dapat digunakan sebagai sumber informasi yang mengenal dengan baik kemampuan dan keterampilan siswa 3. Berbagai cara yang perlu diperhatikan damal pengmpulan bukti yang berkontribusi terhadap portofolio yaitu: bukti-bukti tercetak (printed materials) maupun bukti nonprinted (non-printed materials) 13



4. Portofolio dapat terdiri dari berbagai bentuk informasi seperti karangan, hasil lukisan, skor tes, foto dan sebagainya 5. Kualitas portofolio harus ditingkatkan dari waktu ke waktu 6. Setiap mata pelajaran mungkin mempunyai bentuk portofolio yang berbeda dari yang lai 7. Portofolio harus dapat diakses secara langsung oleh orang-orang yang berkepentingan terhadap portofolio tersebut. 2.3.2 Perencanaan Portofolio Delapan pedoman yang harus diperhatikan pada saat merencanakan portofolio Shaklee et.al (1977): 1. Menentukan criteria atau standar yang akan digunakan sebagai dasar asesmen portofoli 2. Menerjemahkan criteria atau standar tersebut kedalam rumusan-rumusan hasil belajar yang dapat diamati 3. Menggunakan criteria, memeriksa ruang lingkup dan urutan materi dalam kurikulum untuk menentukan perkiraan waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan bukti yang diperlukan 4. Menentukan orang-orang yang berkepentingan secara langsung dengan portofolio siswa 5. Menentukan jenis-jenis bukti yang harus dikumpulkan 6. Menentukan cara yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan berdasar bukti yang dikumpulkan 7. Menentukan system yang akan digunakan untuk membahas hasil portofolio, pelaporan informasi dan keputusan asesmen portofolio 8. Mengatur bukti-bukti portofolio berdasar umur, kelas, atau isi agar kita dapat membandingkan    



2.3.2 Pelaksanaan Portofilo Berdasarkan perencanaan yang telah dibuat dan disepakati dengan siswa maka tugas guru kemudian adalah melaksanakan asesmen portofolio sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Dalam pelaksanaan tersebut, tugas guru adalah: 1.



Mendorong dan memotivasi siswa.



14



Memberi dorongan, semangat dan motivasi kepada siswa untuk menghasilkan karya terbaik. Tugas portofolio merupakan tugas yang diberikan sesuai dengan kondisi yang nyata pada kehidupan siswa. 2.



Memonitor pelaksanaan tugas.



Guru perlu melakukan pertemuan rutin dengan siswa guna mendiskusikan permasalahan yang dihadapi siswa.  Berilah komentar terhadap karya siswa. Mintalah juga siswa untuk memberi komentar terhadap hasil karyanya sendiri. Komentar yang diberikan oleh siswa sendiri terhadap hasil karyanya diharapkan dapat digunakan utuk memperbaiki kelemahan dan hambatan yang dialami siswa. Hasil monitoring yang dilakukan oleh guru akan dapat dijadikan sebagai bahan bagi pembelajaran berikutnya. Agar guru memperoleh gambaran yang utuh mengenai kemampuan siswa, guru perlu juga mengadakan pertemuan dengan orang tua siswa. Guru dapat meminta siswa masukkan dari orang tua siswa tentang aktivitas siswa di rumah. Orang tua daoat memberikan masukkan tersebut secara lisan atau tertulis. 3.   Memberikan umpan balik. Umpan balik dapat berupa komentar terhadap karya sswa yang bersifat kritis dengan tujuan untuk memperbaiaki atau meningkatkan kemampuan siswa. 4.   Memamerkan hasil portofolio siswa Pamerkanlah hasil karya siswa yang mengundang stakeholders yang berhubungan langsung dengan fortofolio.      2.3.3 Pengumpulan Bukti Portofolio Beberapa guru memilih untuk menyimpan dua portofolio untuk setiap siswa. Satu portofolio disimpan sebagai bukti akhir pencapaian hasil belajar siswa dan satu lagi digunakan sebagai portofolio yang terus dikembangakan oleh siswa. Setiap satu minggu sekali atau dua minggu sekali, guru dan siswa mereview karya siswa kemudian memperbaikinya. Setelah itu guru dan siswa menyeleksi atau memilih hasil perbaikan pekkerjaan untk dikumpulkan dan disimpan ke dalam folder sebagai bukti perkembangan karya siswa. 2.3.4



Tahap peilaian 1. Penilaian dimulai dengan menetapkan kriteria penilaian yang disepakati bersama antara guru dengan siswa pada awal pembelajaran 2. Kriteria penilaian yang telah disepakati diterapkan secara konsisten. Bila ada perubahan atau ada persepsi yang berbeda dalam menerjemahkan kriteria tersebut 15



maka masalah tersebut harus dibicarakan bersama – sama antara guru dengan murid pada waktu pertemuan berkala yang telah dirancang. 3. Hasil penilaian selanjutnya digunakan sebagai penentuan tujuan pembelajaran berikutnya. 4. Penilaian dalam asesmen portofolio pada dasarnya dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan. IV. Penilaian Ranah Afektif 2.4.1 Konsep dasar Kemampuan efektif meruapakan bagian dari hasil belajar siswa yang sangat penting. Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotor sangat ditentukan oleh kondisi afektif siswa. Siswa yang memiliki minat belajar dan sikap positif terhadap pelajaran akan merasa senang mempelajari mata pelajaran tersebut sehingga mereka akan dapat mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Walaupun para guru sadar akan hal ini tetapi belum banyak tindakan yang dilakukan guru untuk meningkatakan minat dan mengembangkan sikap positif terhadap mata pelajaran. Fakta yang ada sampai saat ini pembelajaran masih di dominasi pada pengembangan ranah kognitif.  Menurut Krathwohl (dalam Groundlund and Linn, 1990), ranah fektif terdiri atas 5 level yaitu: 1.



Receiving merupakan keinginan siswa untuk memperhatikan suatu gejala atau stimulus misalnya aktifvitas dalam kelas, buku atau musik.



2.



Responding merupakan partisipasi aktif siswa untuk merespon gejala yang dipelajari. Hasil pembelajaran pada level ini menekankan pada perolahan respon, leinginan memberi respon, atau kepuasan dalam memberi respon.



3.



Valuing merupakan kemampuan siswauntuk memberikan nilai, keyakinan atau sikap dan menunjukkan suatu derajat internalisasi dan komitmen.



4.



Organization merupakankemampuan anaka untuk mengorganisasi nilai yang satu dengan yang lain dan konflik antar nilai internal dan konsisten.



5.



Characterization merupakan level tertinggi dalam ranah afektif. Pada level ini siswa sudah memiliki sistem sudah memiliki sistem nilai yang mampu mengendalikan perilaku sampai pada waktu tertentu hingga menjadi pola hidupnya.



Karakteristik yang penting dalam ranah afektif adalah sikap, minat, konsep diri, dan nilai. 16



1)      Sikap Proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila pihak sekolah mampu mengubah sikap siswa dari sikap negatif menjadi sikap positif. 2)      Minat Menurut Getzel, minat adalahsuatu disposisi yang terorganisir melaluipegalaman yang mendorong sesorang untuk memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman, dan keterampilan untuk tujuan memperoleh sesuatu. 3)      Konsep diri Dengan mengetahui informasi konsep diri setiap siswa, sekolah diharapkan mampu menyediakan lingkungan belajar yang kondusif serta memotivasi siswa dengan tepat. 4)      Nilai Sekolah perlu membantu siswa untuk menentukan dan menguatkan nilai yang bermakna bagi siswa agar siswa mampu mencapai kebahagiaan diri dan mampu memberikan hal yang positif bagi masyarakat. 2.4.2  Beberapa Cara Penilaian Ranah Afektif Menurut Ericson, penilaian afektif dapat dilakukan dengan cara: 1.      Pengamatan langasung Yaitu dengan memperhatikan dan mencatat sikap dan tingkah laku siswa terhadap sesuatu, benda, orang, gambar atau kejadian. 2.      Wawancara Dilakukan dengan memberikan pertanyaan terbuka atau tertutup. 3.     Angket atau kuisioner Merupakan suatu perangkat pertanyaan atau isian yang sudah disediakan pilihan jawaban baik berupa pilihan petanyaan atau pilihan bentuk angka 4.      Teknik proyektil Merupakan tugas atau pekerjaan yang belum pernah dikenal siswa. Para siswa diminta untuk mendiskusikan hal tersebut menurut penafsirannnya. 5.      Pengukuran terselubung. Merupakan pengamatan tentag sikap dan tingkah laku sesorang dimana yang diamati tidak tahu bahwa ia sedang diamati. 17



2.4.3    Langkah Langkah Pengembangan Instrumen Afektif 1.    Merumuskan tujuan pengukuran afektif Pengembangan alat ukursikap bertujuan untukmengetahui sikap siswa terhadap sesuatu objek, misalnya sikap siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Alat ukur minat bertujuan untuk memperoleh informasi tentang minat siswa terhadap sesuatu. Hasil pengukuran minat akan bermanfaat  bagi sekolah untuk mengidentifikasi dan menyediakan sarana dan prasarana sekolah sesuai dengan minat siswa. Sedangkan bagi siswa akan bermanfaat untuk mempelajari sesuatu objek sesuai dengan minatnya. 2.    Mencari definisi konseptual dari afektif yang akan diukur Setelah tujuan pengukuran ditetapkan maka langkah berikutnya adalah merumuskan definisi konseptual dari afektif yang akan diukur. 3.    Menentukan definisi operasional dari setiap afektif yang akan diukur Penentuan definisi operasional dimaksudkan untuk menentukan cara pengkuran    definisi  konseptual. 4.    Menjabarkan definisi operasional menjadi sejumlah indikator Indikator merupakan petunjuk terukurnya definisi operasional. Dengan demikian indikator  harus operasional dan dapat diukur. Ketepatan pengukuran ranah konektif sangat ditentukan oleh kemampuan penyusun instrument dalam membuat atau merumuskan indikator. 5.    Menggunakan indikator sebagai acuan menulis pernyataan-pernyataan dalam instrument. Penulisan instrument atau alat ukur dapat dilakukan dengan menggunakan skala pengukuran. Skala pengukuran yang paling banyak digunakan adalah skala Liekert. Skala Likert merupakan salah satu jenis skala pengukuran ranah afektif yang terdiri dari sejumlah pertanyaan yang diikuti dengan penilaian responden terhadap setiap pernyataan dengan menggunakan lima skala mulai dari yang paling sesuai sampai  dengan yang paling tidak sesuai. 6.    Meneliti kembali setiap butir pernyataan Penelitian kembali instrument yang selesai ditulis sebaiknya dilakukan oleh orang yang telah memiliki banyak pengalaman dalammengembangkan alat ukur afektif minimal dua orang.Kepada



dua



orang



tersebut



diberikan



spesifikasi



dari



setiap



butir



(tujuan



pengukuran,definisi konseptual, definisi operasioanl, indicator dan pernyataan yang dibuat) dan rambu – rambu penulisan pernyataan yang baik seperti yang disarankan oleh Edwards. 18



7.    Melakukan uji coba Perangkat instrument yang telah ditelaah dan diperbaiki,disusun dan diperbanyak untuk kemudian di uji cobakan dilapangan. Tujuan uji coba adalah untuk mengetahui perangkat alat ukur tersebut sudah dapat memberikan hasil pengukuran seperti yang kita inginkan. 8.    Menyempurnakan instrumen Data yang diperoleh dari hasil uji coba selanjutnya kita olah untuk memperoleh gambaran tentang validitas dan reliabilitas instrumen tersebut. Berdasarkan data hasil uji coba kita akan dapat memperbaiki butir-butir pernyataan yang dianggap lemah. Dengan demikian pada akhir kegiatan ini kita sudah dapat memperoleh perangkat instrumen  yang memenuhi syarat sebagai alat ukur yang baik. 9.    Mengadministrasikan instrumen Yang



dimaksud



dengan



mengadministrasikan



instrumen adalah



melaksanakan



pengambilan data di lapangan. Untuk mengadministrasikan instrumen di lapangan perlu diperhatikan beberapa hal yaitu: a.    Kesiapan perangkat instrumen Kesiapan perangkat instrumen  paling tidak terdiri dari petunjuk cara menjawab dan contoh  pengisian instrumen. b.    Tenaga lapangan Tenaga lapangan yang dibutuhkan disesuaikan dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti. Sebelum terjun ke lapangan, petugas perlu dilatih bagaimana melaksanakan pengumpulan data di lapangan. Pelatihan ini dimaksudkan agar semua petugas lapangan mempunyai persepsi yang sama dalam mengambil data. c.    Kesiapan responden Sebelum pengumpulan data dilakukan kita perlu menghubungi instansi atau unit yang terkait di lapangan agar pada saat pengambilan data dilakukan semua responden sudah siap. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain: 19



1. Asesmen alternatif diartikan sebagai pemanfaatan pendekatan non-tradisional untuk mengases kinerja atau hasil belajar peserta didik. Ada kalanya asesmen alternatif juga dapat disebut dengan asesmen otentik atau asesmen kinerja 2. Menurut Mertler, dalam Classroom Assessment: A Practical Guide for Educators, bentuk penilaian berdasarkan alat penilaian dalam asesmen alternative berupa asesmen kinerja (Performance Assessment), asesmen informal (informal assessment), observasi (Observation), penggunaan pertanyaan (Questioning), Presentasi (Presentation), diskusi (Discusions), Projek (Project) , investigasi atau penyelidikan (Investigation), Portofolio (Portofolio), Jurnal (Journal), Wawancara (Interview), Konferensi, dan Evaluasi diri oleh siswa (Self Evaluation) 3. Dari masing-masing betuk penilaian terdapat kelebihan serta kekurangan yang dimiliki ataupun kendala-kendala dalam proses pelaksanaannya 4. Asesmen alternative merupakan perkembangan baru dari asesmen tradisional. Dengan kata lain asesmen alternative tidak menghilangkan peran dari asesmen tradisional. 3.2 Saran Setelah melakukan pembahasan mengenai materi di atas, maka kami sebagai pemakalah mengharapkan makalah ini dapat menjadi ilmu dan dapat diterapkan di sekolah dasar agar tujuan yang akan dicapai dapat diperoleh dengan maksimal.



Daftar pustaka Heri Retnawati, Endang Mulyatiningsih.2014.Evaluasi Program Pendidikan:Universitas Terbuka. Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 20



21