Pedoman Pengorganisasian Kesling [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT CITAMA



RUMAH SAKIT CITAMA BOGOR, 201



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan anugrah yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga Buku Pedoman Pengorganisasian Unit Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Citama ini dapat selesai disusun. Buku pedoman ini merupakan panduan kerja bagi semua pihak yang terkait dalam Pengorganisasian Unit Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Citama. Dalam Pedoman ini diuraikan tentang visi, misi, nilai - nilai dan uraian tugas dalam pengorganisasian Kesehatan Lingkungan Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang sedalam – dalamnya



atas



bantuan



semua



pihak



yang



telah



membantu



dalam



menyelesaikan Pedoman Pengorganisasian Unit Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Citama.



Jakarta, 15 November 2016 Penyusun



KATA SAMBUTAN DIREKTUR RUMAH SAKIT CITAMA



Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas rahmat dan karunia-Nya kita dapat menyelesaikan penyusunan Buku Pedoman Pengorganisasian Unit Kesehatan Lingkungan Semoga Pedoman ini menjadi tuntunan dalam melaksanakan sistem administrasi dan kepada semua pihak yang membantu tersusunnya revisi buku Pedoman ini kami ucapkan terima kasih.



Ditetapkan di : Bojong Gede Pada Tanggal :



dr. Marisi Sihaloho MARS Direktur Rs. Citama



DAFTAR ISI



Kata Sambutan.........................................................................................................ii Lembar Pengesahan.................................................................................................... Keputusan Direktur RS Citama.................................................................................. Daftar Isi.................................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... BAB II GAMBARAN UMUM RS CITAMA.........................................................1 1.Sejarah RS Citama....................................................................................3 2.Tugas pokok dan Fungsi RS Citama.........................................................4 BAB III VISI, MISI, NILAI – NILAI, LOGO DAN TUJUAN RS CITAMA.......... 1.Visi RS. Citama........................................................................................... 2.Misi RS. Citama.......................................................................................... 3.Nilai – Nilai RS Citama.............................................................................. 4.Logo RS Citama.......................................................................................... 5.Tujuan RS Citama....................................................................................... BAB IV STRUKTUR ORGANISASI RS CITAMA................................................. BAB V VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN INSTALASI FISIOTERAPI............................................................................................................ 1.VISI INSTALASI FISIOTERAPI............................................................... 2.MISI INSTALASI FISIOTERAPI.............................................................. 3.FALSAFAH INSTALASI FISIOTERAPI.................................................. 4.NILAI INSTALASI FISIOTERAPI



......................................................



5.TUJUAN INSTALASI FISIOTERAPI ..................................................... BAB VI STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI FISIOTERAPI …… BAB VII URAIAN TUGAS...................................................................................... BAB VIII TATA HUBUNGAN KERJA.................................................................... 1.Hubungan Internal....................................................................................... 2 HubunganExternal……………………………………………………………. .



BAB I PENDAHULUAN



Rumah sakit adalah insitusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Menurut pasal 4 Undang-undang Republik Indonesia no.36 tahun 2009 tentang kesehatan menyebutkan bahwa



setiap orang berhak atas



kesehatan. Menurut pasal 29 undang-undang republik Indonesia no. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit menyebutkan bahwa setiap rumah sakit mempunyai kewajiban memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan kemampuannya serta membuat, melaksanakan dan menjaga standar pelayanan kesehaan di rumah sakit sebagai acuan dalam melayani pasien. Pelayanan kesehatan adalah upaya yang di selenggarakan oleh suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan ,mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan individu,keluarga,kelompok dan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelyanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk,serta penyelenggaraan sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan. Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan untuk mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan upaya pengelolaan berbagai sumber daya pemerintahan maupun masyarakat sehingga dapat disediakan pelayanan kesehatan yang berkesinambungan, efektif, efisien, bermutu dan terjangkau. Hal ini perlu didukung komitmen dan semnagat yang tinggi dengan prioritas terhadap upaya kesehatan dengan pendekatan peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit ( preventif), penyembuhan ( kuratif) dan pemulihan ( rehabilitatif). Menciptakan kondisi kesehatan masyarakat telah terbingkai dalam pembangunan



kesehatan yang tertuang dalam Undang-undang No 23 tahun 1992, bertujuan untuk mewudjukan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Sakah satu tujuan dari pembangunan kesehatan diindonesia adalah upaya untuk memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan. Pelayanan yang berkualitas ini harus dapat dilaksanakan diseluruh sarana pelayanan kesehatan pemerinta maupun swasta. Dengan pelayanan bermutu ini diharapkan masyarakat akan lebih berminat untuk memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan Rumah Sakit dan sarana pelayanan kesehatan lannya. Rumah Sakit telah menyediakan dan menawarkan beberapa bentuk pelayanan medis sebagai bentuk pendukung dari pelayanan bermutu kepada masyarakat, salah satu diantaranya adalah Pelayanan Fisioterapi. Pelayanan Fisioterapi merupakan pelayanan penunjang medis yang bertujuan memberikan hasil dan menegakkan diagnosa. fisioterapi dalam operasionalnya memanfaatkan tindakan terapi fisik (Micro Wave Diatermi, Short Wave Diatermi, TENS, Ultra Sound, Infra Red, Inhalasi ) dan terapi exercise seperti penguatan otot,pelenturan otot dan koordinasi tubuh. Untuk mencapai hal-hal tersebut diperlukan Standar Pelayanan Unit Fisioterapi ini yang disusun dari berbagai buku acuan dari standar yang berlaku, yang disesuaikan dengan kondisi rumah sakit citama sehingga memberikan gambaran Pelayanan Unit fisioterapi yang ada dan sebagai acuan bagi pelaku pelayanan dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari.



BAB II GAMBARAN UMUM RS CITAMA



1. Sejarah RS. CITAMA Berawal dari sebuah praktek dokter umum yang berlokasi di Jl. Raya Citayam No. 10 Citayam (saat itu masih merupakan wilayah kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor). Praktek dokter 24 jam yang didirikan oleh dr. Sortaman Yo Saragih ini dijalankan oleh pendiri langsung beserta tiga orang perawat lulusan SpK. Oleh pendirinya Klinik 24 jam ini diberi nama Klinik Citama. Dengan mengedepankan motto “Cepat – Tepat – Akrab dan Tuntas”, kehadiran Klinik Citama ini, ternyata mendapat tempat di hati masyarakat khususnya bagi pasien dan keluarganya. Masyarakat yang membutuhkan penanganan kesehatan semakin akrab dan familier dengan Klinik Citama. Bukan hanya masyarakat wilayah Citayam semata, tetapi juga dari wilayah yang lebih jauh seperti Jembatan Serong, Pabuaran, Bojonggede, Raga Jaya dan lain-lain. Kadang pasien tidak dapat dilayani dengan maksimal lagi karena keterbatasan sarana prasarana dan gedung. Sementara upaya melengkapi sarana dan membesarkan gedung tidak dapat dilakukan karena gedung masih berstatus kontrak dan keterbatansan modal. Untuk memberi pelayanan kepada masyarakat yang lebih luas maka pilihan adalah mengontrak gedung dan membuka klinik Citama yang baru di kantongkantong sumber-sumber pasien. Kebijakan ini membuat Klinik Citama muncul secara bertahap di Bojonggede, Jembatan Serong, Pitara, Cipayung dan di Gaperi, namun semuanya masih berada di wilayah Kabupaten Bogor dan Kota Depok. Dari analisa dan evaluasi pelayanan yang menyebar ini, diputuskan untuk mendirikan sebuah Rumah Sakit sebagai pusat rujukan dari Klinik Citama yang ada. Akhirnya pada tahun 2007 dibangun RS Citama dan beroperasi secara resmi sejak Oktober 2010. Lokasi RS CITAMA sangat strategis dan mudah dijangkau. Terletak pada radius kurang dari 1 km dari stasiun kereta api Citayam yang beralamat di Jl. Raya Pabuaran No. 52, Bojong Gede, Bogor . RS.CITAMA dibangun di atas tanah seluas ± 2.000 M2, bangunan berlantai 3 dengan luas bangunan ± 1.200 M 2. Dengan



perkembangan dan tuntutan akan pelayanan kesehatan yang harus memadai pada saat ini, maka RS Citama



terus meningkatkan kualitas dalam pengembangan



pelayanan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat, rekanan dari perusahaan dan pihak asuransi yang telah menjalin kerja sama dengan RS Citama secara optimal dan professional. RS Citama memberikan fasilitas perawatan dengan kapasitas….tempat tidur, terdiri dari kamar perawatan kelas VIP,



Kelas I, Kelas II, dan Kelas III yang



seluruhnya dibuat senyaman mungkin guna memberikan kepuasan bagi pasien / pengunjung RS Citama, dilengkapi juga dengan fasilitas ruang tunggu dan lahan parkir yang memadai untuk memberikan kemudahan bagi para pasien/pengunjung. Pelayanan yang dapat diberikan di RS Citama adalah Pelayanan Medik Umum, Pelayanan Unit



Gawat Darurat,



Pelayanan Medik Spesialis Dasar,



Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, Pelayanan Medik Spesialis Gigi, Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan, Arti Logo : Palang Hijau



: adalah singkatan dari kata Citama



Pondasi



: adalah simbol bahwa Citama dibangun dalam pondasi yang kokoh



dari kebersamaan Jajaran direksi : Direktur, Manajemen Operasional, Manajemen Pelayanan, HRD, Keuangan,



Supervisor



Duty Manejer .



2. Tugas pokok dan Fungsi RS CITAMA Rumah Sakit Citama adalah rumah sakit dengan kapasitas 97 tempat tidur,yang mempunyai fungsi memberikan pelayanan kesehatan paripurna. Dalam tersebut mengembangkan fungsi diatas, Rumah Sakit Citama. Mempunyai tugas pokok berupa: 1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi. 2. Senantiasa meningkatkan kompetensi sumber daya manusia RS Citama agar selalu memberikan pelayanan secara professional, etis dan bermartabat. 3. Menyediakan wahana bagi pendidikan tenaga kesehatan, dalam turut serta menyumbang upaya mencerdaskan bangsa.



BAB III VISI, MISI, NILAI – NILAI, LOGO DAN TUJUAN RS. CITAMA 1. Visi RS. CITAMA Menjadi Rumah Sakit Terbaik di Kabupaten Bogor tahun 2018 2. Misi RS. CITAMA 1. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, memuaskan, dan terjangkau masyarakat. 2. Terwujudnya pelayanan kesehatan yang mudah, cepat, dan tepat. 3. Menciptakan hubungan kemitraan yang baik dengan pihak luar baik professional medis maupun bidang kemasyarakatan. 4. Menjadi rumah sakit yang terstandar dalam akreditasi. FALSAFAH Mengutamakan kemitraan dan kekeluargaan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan paripurna. TUJUAN 1. Tujuan Umum RS Citama adalah mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal bagi semua lapisan masyarakat dalam rangka terwujudnya masyarakat adil dan makmur melalui pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara menyeluruh dan dengan tindakan yang dapat dipertanggungjawabkan. 2. Tujuan khusus RS Citama adalah : a. Meningkatkan loyalitas SDM terhadap RS Citama. b. Meningkatkan profesionalisme SDM sesuai standar kompetensi. c. Memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) sesuai dengan standar baku pelayanan kesehatan. d. Membantu pemerintah dalam meningkatkan Sarana Pelayanan Kesehatan e. Meningkatkan kualitas mutu pelayananan kesehatan. f. Memenuhi harapan dan kebutuhan pelanggan.



g. Memberikan pelayanan yang terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. h. Mewujudkan pengembangan fisik rumah sakit sesuai dengan harapan masyarakat sehingga mampu bersaing di era globalisasi. MELAYANI Sikap dan perilaku yang berorientasi memberikan yang terbaik untuk memenuhi harapan konsumen tanpa memandang perbedaan tingkat ekonomi, warna kulit, dan SARA. AKRAB Sikap dan perilaku yang kreatif dan inovatif untuk mendekatkan diri sehingga semua konsumen menjadi bersahabat akrab dengan petugas Rumah Sakit Citama dalam menjalankan Pelayanan Kesehatan. PROFESIONAL Sikap dan perilaku yang menjunjung tinggi etika dan standar-standar profesi. PASSION Sikap dan perilaku kerja/pelayanan yang dilaksanakan dengan senang hati, sungguh-sungguh, disiplin tanpa rasa terpaksa atau seperti suatu beban. KOLABORASI Sikap dan perilaku yang sanggup bekerja sama dalam sebuah tim, menghargai perbedaan dan keragaman, serta menghargaikelebihan dan hak orang lain. MOTTO “CEPAT-TEPAT-AKRAB-TUNTAS” Motto pelayanan RS Citama adalah “Cepat-Tepat-Akrab-Tuntas”



Memiliki arti : Palang Hijau : adalah merupakan lambang pemberi layanan kesehatan LOGO Leter C : adalah singkatan dari kata Citama Pondasi



: adalah simbol bahwa Citama dibangun dalam pondasi yang kokoh dari kebersamaan.



Warna Biru menunjukkan kebijakan yang bersifat dinamis penuh inspirasi dan kreatifitas disertai perasaan cinta, kasih



BAB IV



Dewan Pengawas



BAB V STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI FISIOTERAPI



DIREKTUR DR MARISI SIHALOHO, MARS



MANAJER UMUM RUDI RUDOLOF Amd.Kep



KEPALA UNIT KESLING ANNA THERESIA Amd.KL



LAUNDRY



PEST CONTROL



CLEANING SERVICE



VISI



LIMBAH CAIR, PADAT, GAS



Rumah sakit citama menjadi tempat pelayanan kesehatan lingkungan yang terbaik, professional dan terpercaya MISI 1. Memberikan pelayanan terbaik kepada pasien/ klien sesuai dengan motto rumah sakit citama cepat. Tepat, akrab, tuntas ( CTAT) 2. Meningkatkan kualitas hidup bagi setiap pasien/ klien 1. TUJUAN 1. TUJUAN UMUM Terciptanya sistem pelayanan kesehatan lingkungan yang terbaik, professional dan terpercaya sebagai bagian dari pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Citama 2. TUJUAN KHUSUS 1. Meningkatkan derajat kesehatan pasien secara optimal agar dapat menjalankan tugas dan kewajiban sesuai dengan peran dan fungsinya dalam keluarga dan masyarakat 2. Memberikan pelayanan yang cepat, tepat, akrab, tuntas (CTAT) 2. FALSAFAH Memberikan pelayanan holistik untuk mengembangkan kemampuan fungsi yang optimal/ kemandirian dan atau mencapai hidup yang berkualitas



BAB VI URAIAN JABATAN



Untuk menjalankan pelayanan fisioterapi didukung oleh tenaga : A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia 1. Kepala Unit Ruangan Kesehatan Lingkungan (KARU) Nama jabatan : Kepala Unit Kesling Unit Kerja : Unit Kesling a) Fungsi utama : Mengelola Unit Kesling untuk memberikan pelayanan kesehatan lingkungsn paripurna holistik kepada masyarakat, mendukung pendidikan, pelatihan, penelitian serta penapisan ilmu pengetahuan kesehatan, sesuai dengan perundangan, peraturan, standar, serta Visi, Misi dan Tujuan Rumah Sakit Citama b) Kedudukan dalam organisasi :  Bertanggung jawab kepada pimpinan/pejabat yang ditunjuk oleh pimpinan institusi 



sarana kesehatan. Membawahi seluruh tenaga dalam satuan kerja pelayanan kesling sesuai ketentuan



Rumah Sakit. c) Uraian tugas :  Memimpin dalam merumuskan falsafah, tujuan, sasaran pelayanan fisioterapi 



sesuai dengan standar profesi dan ketententuan Rumah Sakit Mengelola pelayanan fisioterapi sesuai dengan peraturan, perundangan, standar







profesi dan ketentuan Rumah Sakit Memimpin perumusan metoda kerja sesuai dengan peraturan, perundangan,







standar profesi fisioterapi dan ketentuan Rumah Sakit. Memimpin pengembangan pelayanan fisioterapi sesuai kebutuhan masyarakat,



 



kemajuan ilmu pengetahuan teknologi, dan daya dukung Rumah Sakit. Memimpin pengembangan sumber daya manusia yang dibawahinya. Memimpin dalam mendukung pendidikan, pelatihan, penelitian serta penapisan



 



ilmu pengetahuan kesehatan Menjalin kerjasama vertical dan horizontal dalam institusi. Menjalin kerjasama profesional dengan organisasi profesi dan legalitas pelayanan



dengan pemerintah. d) Batas wewenang :  Membuat dan atau mengesahkan pedoman dan teknis profesional pelayanan 



fisioterapi sesuai dengan standar profesi dan kebijakan institusi. Membuat/memimpin, merumuskan program kerja jangka pendek dan jangka







panjang pelayanan fisioterapi. Membuat laporan kegiatan pelayanan fisioterapi kepada pimpinan/pejabat dalam institusi.



 



Membuat laporan kepersonaliaan kepada pimpinan/pejabat dalam institusi. Membuat penilaian kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang







dibawahinya. Membuat laporan sarana dan prasarana dalam satuan kerjanya kepada



pimpinan/pejabat dalam institusi.  Membuat penilaian kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana. e) Kualifikasi :



No 1



JENIS PENDIDIKAN Minimal DIII Fisioterapi



PELATIHAN Memiliki STR



PENGALAMAN Pengalaman di



(Surat Tanda Registrasi)



fisioterapi minimal 2 tahun



II. Pelaksana Fisioterapi Uraian Tugas : 1. Menghidupkan dan mematikan alat. 2. Mengerjakan pemeriksaan dan tindakan fisioterapi. 3. Memberi penjelasan pada pasien maupun keluarganya tentang pemeriksaan dan 4. 5. 6. 7.



tindakan yang dilakukan Mendokumentasikan tindakan yang dilakukan Menjaga kebersihan dan kerapian ruang tindakan Berkoordinasi dengan unit lain yang terkait. Menerapkan prosedur tindakan sesuai dengan standar prosedur operasional



Syarat jabatan : No 1



JENIS PENDIDIKAN Minimal DIII Fisioterapi



PELATIHAN Memiliki STR



PENGALAMAN Pengalaman di



(Surat Tanda Registrasi)



fisioterapi minimal 6 bulan



BAB VII TATA HUBUNGAN KERJA A. HUBUNGAN INTERNAL



POLIKLINIK



IGD



POLIKLINIK



RAWAT INAP



1. POLIKLINIK Pasien dari instalasi rawat jalan yang memerlukan pelayanan fisioterapi. 2. IGD Pasien IGD yang memerlukan perawatan pelayanan fisioterapi. 3. RAWAT INAP Pasien rawat inap yang memerlukan perawatan pelayanan fisioterapi.



BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil



Distribusi Ketenagaan.



Rata-rata kunjungan pasien fisioterapi 60 orang /hari. Untuk itu menjangkau pelayanan tersebut berdasarkan pola ketenagakerjaan diperlukan tenaga fisioterapi Tabel 1. Pola ketenagakerjaan Pendidikan



Pola



Sumber Daya Manusia



ketenagakerjaan



Sekarang



D3 Teknik



1. Dinas pagi : 3



1. Dinas pagi : 3 orang



Fisioterapi 6



orang



2. Dinas Sore : 2 orang



orang



2. Dinas Sore : 2



Kekurangan Butuh 2 orang



orang



Jumlah tenaga di Unit Fisioterapi 5 orang D III Fisioterapi. Berdasarkan kebutuhan dan jumlah tenaga yang tersedianya , agar terjadi efesiensi tenaga , SDM tersebut didistribusikan



sbb : Tabel 2. Distribusi Tenaga Unit Radiologi No 1 2 3 4 5



Nama Ayu Vani Sukmardhani Jusnaini Ganes Lintang H Eka Ariya P Giovanni F



Pendidikan DIII Fisioterapi DIII Fisioterapi DIII Fisioterapi DIII Fisioterapi DIII Fisioterapi



Distribusi Karu Fisioterapi Pel. Fisioterapi Pel. Fisioterapi Pel. Fisioterapi Pel. Fisioterapi



ANALISA BEBAN KERJA FISIOTERAPI DIKETAHUI : Jumlah pasien rata – rata per shift Waktu efektif bekerja per shift



: 35 orang : 6 jam



URAIAN KEGIATAN : Persiapan sebelum bekerja------------------------------- 20 menit X 1  Menyiapkan kelengkapan pelayanan Fisioterapi  Pengecekan Obat inhalasi  Pengecekan Komputer  Proses Komputer Control & maintenance alat Radiologi ----------------- 10 menit X 1  Alat SWD  Alat MWD  Alat Ultra Sound  Alat Infra Red  Alat TENS  Alat Inhalasi Persiapan Pasien Sebelum di Fisioterapi : ----------- 10 menit X 35 pasien Pengerjaan Fisioterapi Per Pasien :  Pasien Neuromuskulo --------------------------------30 Menit X 35 Pasien  Pasien Muskuloskeletal-------------------------------25 Menit X 35 Pasien  Pasien Inhalasi ------------------------------------------ 15 Menit X 35 Pasien Pengetikan, pencatatan & pemberian hasil ---------- 10 menit X pasien



Kegiatan lain



-------------------------------------------- 20 menit X 1



PERHITUNGAN : Persiapan sebelum bekerja------------------------------- 20 menit X 1  Menyiapkan kelengkapan pelayanan Fisioterapi  Pengecekan Obat inhalasi  Pengecekan Komputer  Proses Komputer Control & maintenance alat Radiologi ----------------- 10 menit X 1  Alat SWD  Alat MWD  Alat Ultra Sound  Alat Infra Red  Alat TENS  Alat Inhalasi Persiapan Pasien Sebelum di Fisioterapi : ---------------------- 350 Menit Pengerjaan Foto Rontgen Per Pasien :  Pasien Neuromuskulo ------------------------------------------- 1050 Menit  Pasien Muskuloskeletal----------------------------------------- 1050 Menit  Pasien Inhalasi---------------------------------------------------- 525 Menit Pengetikan, pencatatan & pemberian hasil ----------------Kegiatan lain ---------------------------------------------------



350 Menit. 20 menit



TOTAL WAKTU : 3035 Menit 50 jam Maka petugas yang dibutuhkan di Radiologi dengan waktu efektif 6 jam adalah 8 orang



BAB IX KEGIATAN ORIENTASI Program orientasi dilakukan pada seluruh pegawai



yang masuk ke Instalasi



fisioterapi. Beberapa hal yang biasanya tercakup dalam program orientasi dapat mencakup beberapa hal, yakni :



1. Orientasi Umum a. Masalah-masalah organisasional 



Sejarah singkat rumah sakit







Organisasi rumah sakit







Nama dan jabatan manajemen







Jabatan karyawan dan bagian-bagiannya







Layout fasilitas-fasilitas fisik







Periode percobaan







Peraturan rumah sakit







Prosedur keamanan







Proses pelayanan



b. Perkenalan 



Dengan user (atasan)







Dengan para pelatih







Dengan rekan sekerja



c. Tunjangan-tunjangan karyawan 



Skala pengupahan atau penggajian







Cuti dan liburan







Jam istirahat







Latihan dan pendidikan







Asuransi







Program pensiun







Pelayanan organisasi terhadap para karyawan



2. Orientasi Khusus a. Tugas-tugas jabatan 



Lokasi pekerjaan







Tugas-tugas pekerjaan







Kebutuhan keamanan







Fungsi jabatan







Sasaran-sasaran pekerjaan







Hubungan dengan pekerjaan-pekerjaan lain



b. Pengenalan lingkup pekerjaan  Pengenalan SOP  Observasi/adaptasi  Uji coba pelaksanaan pekerjaan  Pelaksanaan pekerjaan Di samping orientasi formal, rumah sakit dapat juga mengadakan orientasi informal apabila karyawan yang diterima jarang dan jumlahnya kecil.Perusahaan memperkenalkan karyawan baru kepada karyawan senior, yang selanjutnya berkeliling lokasi “pekerjaan”.Penanggungjawab adalah bagian HRD dan user langsung.Bagian HRD pada umumnya memberikan orientasi tentang berbagai masalah organisasional dan kompensasi.Sedangkan user langsung menangani kegiatan pengenalan dan latihan “on the job” serta membantu karyawan “fit in” terhadap kelompok kerja. Program-program orientasi akan menurunkan perasaan terasing, cemas dan khawatir para karyawan. Mereka dapat merasa sebagai bagian rumah sakit secara lebih cepat, mereka merasa lebih terjamin atau aman dan lebih diperhatikan. Dengan tingkat kecemasan yang rendah, mereka akan dapat mempelajari tugas-tugas dengan lebih baik. Manfaat-manfaat ini diperoleh karena program orientasi membantu individu memahami aspek-aspek sosial, teknis, dan budaya tempat kerja. Proses melalui mana orang-orang beradaptasi dalam suatu rumah sakit tersebut juga disebut sosialisasi. Sosialisai merupakan langkah kritis dalam kaitannya dengan penerimaan oleh karyawan-karyawan lain yang sudah lebih lama bekerja untuk rumah sakit. Akhirnya, program-program orientasi yang berhasil biasanya mencakup prosedur tindak lanjut (follow-up) yang “built-in”.Tindak lanjut diperlukan karena



para karyawan baru sering menjumpai masalah-masalah yang tidak dijelaskan dalam program orientasi.Tanpa tindak lanjut, pertanyaan-pertanyaan mereka banyak yang tidak terjawab.Tindak lanjut juga berguna sebagai umpan balik untuk memperbaiki program orientasi. Bagi karyawan baru yang telah melalui proses orientasi selanjutnya kana dilakukan evaluasi hasil pelaksanaan orientasi. Evaluasi ini akan dilakukan oleh atasan langsung yang berkoordinasi dengan HRD. Evaluasi orientasi merupakan tahapan terakhir yang akan menentukan apakah karyawan telah menjalani masa orientasi layak untuk bekerja di RS Citama atau tidak.



FORM ORIENTASI KHUSUS FISIOTERAPI RUMAH SAKIT CITAMA Nama



: ..............................................



Unit Kerja



: ..............................................



No Target Penilaian Minggu I (Tgl ......../......../...........



Ya



Tidak



Paraf Ka. Unit



1



Pemahaman alur pendaftaran



2



Pemahaman alur administrasi ruangan



3



Pemahaman alur rujukan fisioterapi



4 Pemahaman alur pengambilan obat inhalasi Kesimpulan:



Minggu II (Tgl ........../.........../...........) 1 Pemahaman cara kerja alat fisioterapi 2 Pemahaman cara mengerjakan asuhan fisioterapi Kesimpulan:



Minggu III (Tgl ........./........./............) 1 Memperhatikan dan belajar penggunaan fisioterapi diruangan fisioterapi 2



alat



Memperhatikan dan belajar Penggunaan alat fisioterapi di ruangan HCU dan rawat inap



3



Memperhatikan dan belajar mengejakan asuhan fisioterapi Kesimpulan:



Minggu IV 1 Melakukan Tindakan pelayanan fisioterapi sendiri diruang fisioterapi 2 Melakukan tindakan pelayanan fisioterapi sendiri di rawat inap dan HCU Kesimpulan:



Evaluasi oleh Supervisor:



Manajer Pelayanan Medis



Supervisor Penunjang Medis



Kepala Unit



Yang Bersangkutan



BAB X PERTEMUAN RAPAT PENGERTIAN Rapat merupakan suatu pertemuan yang terdiri dari beberapa orang yang memilki kepentingan dan tujuan yang sama untuk membicarakan atau memecahkan suatu masalah tertentu TUJUAN Umum : Dapat membantu terselenggaranya pelayanan fisioterapi yang optimal di instalasi fisioterapi Khusus :  Dapat mencegah segala macam permasalahan yang terkait dengan permasalahan fisioterapi rumah sakit 



Dapat mencari jalan keluar atau pemecahan permasalahan yang terkait dengan pelayanan instalasi fisioterapi



KEGIATAN RAPAT INSATALASI FISIOTERAPI Rapat di lakukan dan di adakan oleh instalasi gizi yang di pimpin oleh kepala unit gizi dan di ikuti oleg seluruh staffnya.Rapat berkala yang di adakan ada 2 macam yaitu : 1. Rapat Rutin/ Rapat terjadwal 2. Rapat tidak terjadwa



RAPAT RUTIN Rapat dilakukan dan di adakan oleh kepala unit gizi setiap 1 bulan atau mingguan dengan perencanaan yang telah di buat. Adapun materi pembahasannya adalah sebagai berikut :  Kinerja SDM Unit fisioterapi 



Kinerja Unit fisioterapi







Kinerja terhadap pelaksanaan pelayanan fisioterapi







Perencanaan dan pelayanan kinerja SDM dan unit gizi







Rekomendasi dan usulan serta tindak lanjutnya



RAPAT TIDAK TERJADWAL Rapat tidak terjadwal merupakan rapat yang sifatnya insidentil oleh kepala gizi untuk membahas atau mennyelesaikan permasalahan di instalasi gizi di karenakan adanya permasalahan yang perlu segera di bahas dan di tuntaskan BAB IX PELAPORAN



1. Laporan Harian Laporan harian instalasi fisioterapi meliputi : 1.



Laporan jumlah pasien rawat inap yang dilayani



2.



Laporan jumlah pasien rawat jalan yang dilayani



3.



Laporan pasien lama, pasien baru



4.



Laporan pasien rujukan



5.



Laporan pasien umum, asuransi, BPJS 2. Laporan Bulanan



Laporan bulanan terdiri dari 1. Laporan kinerja mutu pelayanan RS CITAMA 2.Laporan kinerja mutu pelayanan Instalasi fisioterapi 3. Laporan Tahunan Instalasi gawat Darurat membuat laporan tahunan terdiri dari : 1.



Laporan kinerja mutu pelayanan RS CITAMA



2.



Laporan kinerja mutu pelayanan Instalasi fisioterapi