Pembaharuan Pendidikan Islam Di Minangkabau [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI MINANGKABAU MAKALAH Disusun Guna Memenuhi Tugas mata kuliah : Sejarah Pendidikan Islam Dosen Pengampu : Drs. Wahyudi, M.Pd



Disusun oleh: Kelompok 8 PAI 1-B 1. Wardah Ainur Rizqi



(133111068)



2. Nor Faizah



(133111069)



3. Muhammad Elhan Fikry



(133111070)



4. Anieq Nihlah



(133111071)



FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2013



PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI MINANGKABAU I.



PENDAHULUAN Agama Islam sudah menjadi agama orang-orang Minangkabau dengan terjalinnya adat dan agama maka kebudayaan menjadi dominan dalam kehidupan orang Minangkabau, sehingga masyarakat Minangkabau berbentengkan adat yang bersendikan kepada agama Islam. Aliran agama Islam yang masuk ke daerah ini adalah mula-mula mazhab syafi`i, Kemudian masuk pula aliran baru, ialah syiah yang mungkin berasal dari Aceh sejalan dengan ekspansi Aceh ke daerah-daerah pesisir Sumatera Barat dengan bukti masih terdapat upacara-upacara Tabut pada perayaan 10 Muharam (hari Asejera) dengan semuanya keluarga Ali. Dengan kembalinya Haji Piabang, Haji Sumanik, dan Haji Muskin dari tanah Mekkah pada permulaan Abad ke XIX, yang melihat dari dekat kemajuan yang dicapai oleh kaum Wahabi dibawa dalam usaha memurnikan agama Islam, maka berkembang di Minagkabau mazhab Hambali atau aliran Wahabi. Hal-hal yang telah diuangkap diatas merupakan usaha untuk pembaharuan Islam sebagai pembaharuan pertama dan selanjutnya diteruskan pembaharuan Islam melalui pelaksanaan pendidikan di Minangkabau.



II.



RUMUSAN MASALAH A. Bagaimana Sejarah pembaharuan Islam di Minangkabau ? B. Bagaimanakah pengaruh Wahabisme dalam pendidikan Islam di Minangkabau ? C. Apa saja lembaga-lembaga dan organisasi pembaharu dalam bidang sosial dan pendidikan ?



III. PEMBAHASAN A. Sejarah pembaharuan Islam di Minangkabau Pada abad ke 17 Islam telah ada di Minangkabau,namun kemurnian islam diwaktu itu belumlah seperti apa yang di tuntunkan oleh Rasulullah, maka dalam perjalannya Islam di Minangkabau terjadi pembaharuan yang di pelopori oleh Organisasi Muhammadiyah. Muhammadiyah adalah salah satu organisasi sosial Islam yang didirikan di Yogyakarta pada tanggal 18 Nopember 1912 oleh H.A.Dahlan . Muhammadiyah merupakan gerakan Islam yang membawa paham pembaharuan atau Tajdid seperti yang dipelopori oleh Ibnu Taimiyah, Muhammad Bin Abdul Wahab, Sayid Djamaluddin al Afgani, Muhammad Abduh dan lain-lain. Tujuannya adalah mengadakan pembaharuan (pemurnian) ajaran islam , memperbaharui sistem pendidikan islam agar sesuai dengan perkembangan zaman , mengembalikan dasar kepercayaan umat kepada tuntunan Al-Quran dan Hadits, bersih dari Bid’ah dan Khurafat, serta menafsirkan ajaran islam secara modern. Untuk mencapai tujuan ini dilakukan berbagai kegiatan seperti ; dakwah islam, memajukan



pendidikan



dan



pengajaran,



mendirikan



lembaga-lembaga



pendidikan, mengadakan Tabligh untuk membicarakan masalah-masalah islam serta menerbitkan buku-buku, brosur-brosur, surat kabar dan majalah. Dalam bidang pendidikan, Muhammadiyah berusaha mengadakan pembaharuan sistem pendidikan dan pengajaran yang berorientasi Islam, baik disekolah, madrasah maupun pendidikan dalam masyarakat yang bersifat non formal. Artinya dengan memajukan pendidikan maka masyarakat Islam dengan sendirinya menjadi pribadi yang berkualitas baik dalam hal agama maupun dalam ilmu pengetahuan umum. Oleh sebab itu ,organisasi Muhammadiyah sejak awal berdirinya, melakukan kegiatan seperti membangun sekolah-sekolah, madrasah . Sejalan dengan itu pembaharuan sistem pendidikan dan diterbitkannya majalah-majalah yang bersifat keagamaan . Pada tahun 1950-an Muhammadiyah mengusulkan agar didalam kurikulum sekolah-sekolah umum dicantumkan mata pelajaran agama. Berkat usahanya itu , maka keluarlah Undang-Undang No.4 tahun 1950.



Sebelum Muhammadiyah didirikan, lembaga pendidikan yang dimiliki oleh umat islam barulah berupa pondok atau surau yang tidak memenuhi tuntutan dan kehendak zaman.Sistem pelajaran dilaksanakan secara tradisional ,tanpa kurikulum ,tanpa tahun ajaran,dan tanpa administrasi. Waktu belajar murid-murid duduk melingkar disekeliling guru. Lembaga pendidikan Islam dengan sistem surau itu sebahagian besar berada didaerah pedesaaan dan terpencil dari perkembangan dunia sekitarnya. Dengan sistem ini menyulitkan lembaga itu berkembang untuk mencapai kemajuan dan perkembangan selanjunya tidak mengalami kemajuan dan perubahan. Di lain pihak Pemerintah Kolonial Belanda , mendirikan sekolah-sekolah sekuler dengan sistem modern yang banyak menarik minat masyarakat, Selain itu juga muncul sekolah-sekolah misi Kristen yang bertujuan untuk menyebarkan faham agamanya . Untuk membendung tujuan dan misi Kolonial Belanda itulah Muhammadiyah berusaha melakukan pembaharuan. Muhammadiyah mulai mendirikan sekolah-sekolah agama (madrasah) dengan sitem modern yang menggunakan ruangan sekolah , bangku kurikulum ,tahun ajaran , serta administrasi yang teratur. Kurikulum sekolah-sekolah agama ( madrasah) yang didirikan Muhammadiyah juga disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. 1 Di samping madrasah Muhammadiyah mendirikan sekolah-sekolah umum yang sama sistem kurikulumnya dengan sekolah yang didirikan oleh kolonial Belanda. Disekolah, sekolah Muhammadiyah ditambahkan pelajaran agama Islam, sedangkan sekolah di Kolonial Belanda tidak dicantumkan pelajaran agama Islam ,bahkan dilarang siswa-siswa itu belajar agama. Dengan demikian Muhammadiyah mempelopori sistem pendidikan baru dengan memodifikasi kurikulum sekolah madrasah dan menambahkan pelajaran agama pada kurikulum sekolah umum. Melalui sekolah-sekolah itulah ditingkatkan pendidikan umat Islam dan sekaligus dibina kader-kader bangsa.2 1



Noer Derlier.1995.Gerakan Modern Islam Di Indonesia 1900-1942. Jakata: PT Pustaka LP3ES



Indonesia,Hal 40



http://serambi-islam.blogspot.com/2013/04/pembaharuan-islam-di-minangkabau.html (18 Nov 2013,12:53) 2



B. Pengaruh Wahabisme dalam Pendidikan Islam di Minangkabau Reformasi



dan



modernisasi



Islam



dimulai



dengan



pikiran-pikiran



pembaharuan ditanamkan oleh para filosof seperti Ibnu Taimiyah (1263-1328) dan Ibnu Qajjimal Zauziyah (1292-1350) dan dihidupkan kembali oleh Muhammad bin Abdul Wahab (1703-1787) di daerah Arab. Hal yang mendorong dan mengilhami mereka untuk mengadakn gerakan tersebut akibat dari pada pengalaman yang pahit dalam dunia Islam disebutkan sikap, perbuatan umat Islam sendiri yang dihinggapi penyakit-penyakit seperti syirik, bid`ah ashabiyah mazhabisme, dan lain-lainnya. Usaha ini diteruskan oleh Sayyid Jamaluddin Al Afghani (1838-1897) di Meseir dengan masalah`al Urwatul kemudian diteruskan lagi oleh Syeich Muhammad Abduh (1849-1905) dengan Al Manarnya dan dilanjutkan pula oleh Syeich Mo. Ridha (1856-1935). Gerakan tersebut dalam dunia Islam yang tadinya semula berkobar di Mesir, sangat besar pengaruhnya, hal ini tidak hanya terbatas di dunia Arab, melainkan di Asia Tenggara dan termasuk di Indonesia. Puncak dari reformasi dan modernissasi ini di Indonesia berdirinya suatu organisasi agama yang bersifat sosial dalam suatu wadah di sebut Muhammadiyah. Organisasi ini didirikan oleh KH. Muhammad Dahlan pada tanggal 18 November 1962 di Yogyakarta. Pendirian Muhammadiyah sebagai realisasi atas ide pembaharuan dalam Islam. Perjuangan Muhammadiyah merupakan suatu revolusi cara berpikir yang bebas dari ikatan-ikatan tradisional. Karena untuk mengubah suatu masyarakat dimulai pembaharuan cara berpikir yang berpijak pada keyakinan manusia. Muhammadiyah hidup dengan memberantas tentang Idealisme, conservatism, cara tradisional agar kemurnian agama Islam tetep kembali.3 Muhammadiyah lahir, merupakan pelopor kebangkitan Islam di Indonesia, benih-benihnya diantaranya terjadi pada perkembangan-perkembangan Islam di Minangkabau. Organisasi ini muncul diseluruh pelosok Indonesia, diantaranya di Padang. Muhammadiyah di Pada dikembangkan oleh Syeich Abdul Karim Amrullah, doctor honoris causa, dengan pesatnya pada tahun 1925. Dengan berdirinya 3



M.D. Mansoer dkk.



Sedjarah Minangkabau, Batara N.V. Djakarta 1970.



Muhammadiyah di Pada membuat Belanda cemas dan gentar menghadapi beliau dan pernah pula dibuang ke Jakarta dan wafat pada tahun 1925. Kalau orang melihat sepintas lalu Muhammadiyah sebagai penanam benih modernisasi umat Islam di Indonesia. Tetapi kalau kita teliti, modernisasi Islam sudah ada lebih kurang 100 tahun yang lalu; pada waktu terjadinya perang Padri. Dalam waktu dekat saja ranting dan cabang Muhammadiyah menyebar dengan cepat. Muhammadiyah bergerak juga dalam bidang pendidikan, Muhammadiyah mempunyai saham dalam mencerdaskan bangsa, dengan kecerdasan itulah salah satu senjata untuk pengusir penjajah. Dengan demikian pula pada masa kemerdekaan menjadi pelopor menghasilkan patriot-patriot Islam yang maju. Sampai saat ini Muhammadiyah menjadi organisasi massa Islam terbesar di Indonesia. Tempat pendidikan dari tingkat rendah sampai dengan tingkat tinggi pun diselenggarakannya. Sekarang jumlahnya hampir 6000 buah dan diantaranya 40 fakultas dengan segala macam jurusannya yang ada di bawah pimpinan Universitas Muhammadiyah Jakarta. Sampai dimana peranan Muhammadiyah dalam dunia pendidikan, sangat tergantung kepada pemimpin dan teknis penyelenggaraannya, kalau tidak mau hanya tinggal sebagai tonggak-tonggak pendidikan saja. Muhammadiyah menyelenggarakan pendidikan termasuk pendidikan umum selain pendidikan Islam, juga bertujuan untuk mendidik bangsa Indonsia. Hal ini pula sesuai dengan tujuan pendidikan hakikatnya, adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar berlangsung seumur hidup, dengan tidak meninggalkan nilai rohaniah. Hal ini suatu target yang harus kita capai dan kalau kita tinjau pula tujuan pendidikan Muhammadiyah, ialah terwujudnya manusia muslimin berakhlak mulia, cakap pecaya, kepada diri sendiri dan berguna bagi masyarakat dan Negara. Bertitik tolak dari hal tersebut, maka sejauh manakah materi sejarah perkembangan pengaruh ajaran Islam di Minangkabau yang diberikan di sekolah lanjutan. Kalau dilihat sampai dengan saat ini, hanya terbatas kepada mengemukakan pertentangan kaum Padri dengan kaum adat, serta diakhiri dengan kemenangan pihak ke tiga atau Belanda. Untuk itu ada baiknya, kalau materi Sejarah Islam di Minangkabau dimasukkan ke dalam unit pelajaran Sejarah di sekolah lanjutan pada kelas-kelas



terkahir. Dengan menekankan tentang bagaimana pengaruh kemurnian agama yang harus kita perjuangkan merupakan manifestasi beragama khususnya, untuk kemajuan Islam pada umumnya. Selanjutnya sumbangan pengaruh Islam di Minangkabau sudah mempunyai arti guna menunjang cita-cita Nasional dalam menuntut kemerdekaan dan begitu juga kebudayaan Indonesia. Dapat disinggung sampai dewasa ini + 60% dari 150 Khatib yang terdaftar diseluruh masjid kota Jakarta ini berasal dari Minangkabau. Di samping itu peranan guru-guru dalam mata pelajaran Sejarah dan agama agar menjadi pelaku yang baik Karen ada anggapan pelajaran sejarah sangat mudah menyajikannya, cukup dengan membaca dan belajar sendiri. Untuk itu guru hendaknya dapat membuat bagaimana cerita-cerita lama serta peninggalan tersebut dapat hidup di hati sanubari anak didik. Juga peranan guru-guru agama mempunyai tanggung jawab penuh, jangan sampai pelajaran agama di sekolah menjadi bahan permainan anak dengan dalih apapun sebagai alasan untuk tidak mengikuti pelajaran agama. Kapan semuanya ini berakhir tergantung kepada guru-guru sajakah? Menyangkut cara penyajian pelajaran sejarah di sekolah dapat juga dipakai kiranya, misalnya, metode ceramah, metode Tanya jawab, diskusi, metode pemberian tugas, metode sosiodrama dan bermain peranan, dan metode proyek, metode problem solving. Harapan, agar sejarah pengaruh Islam di Minagkabau dapat dihayati, dan dipelajari sebaik-baiknya oleh generasi sekarang dan yang akan datang.4



C. Lembaga-lembaga dan organisasi pembaharu dalam bidang sosial dan pendidikan 1. Sekolah Adabiyah Adabiyah School bermula dari Madrasah Adabiah yang didirikan oleh Syekh Abdullah Ahmad pada tahun 1909. sekolah ini hanya ada 20 orang 4



Hamka, Muhammadijah di Minangkabau, Penerbit Jajasan Nurul Islam Djakarta, 1967



murid yang kebanyakan diantaranya adalah anak pedagang. Tahun 1915 Madrasah Adabiah berubah menjadi HIS (Hollandsch Inlandsche School) Adabiah. Yang membedakan adalah adanya agama dan al-Qur’an yang diajarkan secara wajib. Pada tahun 1915 sekolah ini menerima subsidi dari pemerintah. namanya pun diubah  menjadi Hollandsch Maleische School Adabiyah. Kepalanya adalah seorang belada sehingga pelajaran agama agak kurang diperhatikan. Dan sejak saat itu tiang tumpuan bagi para pembaharu menjadi hilang. Inilah HIS yang pertama di Minangkabau. Sejak jaman Belanda sekolah dikelola oleh Sjarikat Oesaha (SO) yang ketika itu memiliki tiga buah HIS. HIS Adabiah II bertempat di jalan Belantung Kecil (sekarang, diperkirakan berada di jalan A. Yani), HIS Adabiah I dan HIS Adabiah III berlokasi di jalan Pasar Baru (hari ini berada di seberang Raya Theatre). Pada masa pendudukan Jepang, HIS berganti dengan SNI (Sekolah Nippon Indonesia), sehingga ada tiga SNI Adabiah yang beroperasi. Bahasa Belanda yang dipelajari di sekolah digantikan dengan bahasa Jepang. Pada masa pendudukan Jepang, menurut Adrin Kahar, SNI Adabiah I sempat dipindahkan ke Pasar Ambacang (kalau sekarang, diperkirakan di lokasi gedung Bank Damanon Bundo Kandung).5 2. Surau Jembatan Besi Surau ini mulanya memberikan pelajaran yang biasa seperti fiqh dan tafsir qur’an namun dengan masuknya Haji Abdullah Ahmad dan Haji Rasul mengajar disurau tersebut pelajaran lebih ditekankan pada ilmu alat berupa kemampuan untuk menguasai bahasa arab dan cabang-cabangnya. Maksudnya agar para siswa dapat mempelajari sendiri kitab-kitab yang diperlukan sehingga lambat laun islam semakin dikenal dari kedua sumber utamanya yaitu al-qur’an dan hadist. Dan maksud akhir dari surau jembatan besi ini didirikannya  sekolah Thawalib.6 3. Sumatra Thawalib http://talogondan.wordpress.com/2013/03/29/his-adabiyah-dalam-potret-sejarah-pendidikan-disumatera-barat/ (18 Nov 2013,12:11) 6 http://rizkanaya.blogspot.com/2011/04/kaum-muda-dan-pembaharuan-islam-di.html (18 Nov 2013,12:36) 5



Merupakan sekolah Islam modern pertama di Indonesia. Sumatera Thawalib, yang berarti Pelajar Sumatera, berdiri pada tanggal 15 Januari 1919 dari hasil pertemuan antara pelajar Sumatera Thawalib (Padang Panjang) dengan pelajar Parabek. Hasil pertemuan ini adalah dibentuknya sebuah persatuan antara kedua pelajar lembaga pendidikan itu, yang dinamai "Sumatera Thawalib", dengan tujuan memperdalam ilmu dan mengembangkan agama Islam. Haji Jalaluddin Thaib, pada tahun 1919 mengintrodusi cara-cara mengajar modern kedalam Thawalib, sistem berkelas yang lebih sempurna. Pada tahun berikutnya Thaib menjadi  ketua dari Sumatra Thawalib. Pada waktu itu organisasi tadi telah berkembang dan meluas melebihi kegiatan yang dilakukan sebelumnya. Sehingga dapat dikatakan organisasi tersebut menjadi suatu badan yang mengawasi dan membina sekolah itu sendiri. Para pengajar Sumatera Thawalib seperti Haji Rasul, Zainuddin Labai Al-Yunusi, Haji Hasyim, Haji Habib, Tuanku Mudo Abdul Hamid Hakim, dan lain-lain, bukanlah orang yang fanatik, mereka adalah orang yang terbuka dan suka menerima pembaharuan, serta luas pandangannya. Menurut mereka untuk memperbaiki kehidupan dengan cepat dan tepat adalah melalui pembaharuan pendidikan. Sistem pendidikan Sumatera Thawalib banyak dipengaruhi oleh sistem pendidikan di Eropa. Murid maupun guru Sumatera Thawalib mendapat dorongan untuk segera mendapat ilmu pengetahuan yang banyak dalam waktu yang singkat untuk disumbangkan kepada pergerakan kebangsaan. Kegiatan untuk memperoleh ilmu pengetahuan sangat meningkat, sehingga gagasan pembaruan yang masuk ke Sumatera Thawalib mendapat sambutan hangat. Sekolah Sumatera Thawalib terdiri dari tujuh kelas. Pada kelas I dan II hanya diberikan dua mata pelajaran, di kelas III sudah diberikan enam mata pelajaran. Mulai kelas IV sudah diberikan semua mata pelajaran yang ada pada sekolah itu. Dari semua mata pelajaran, mata pelajaran agama Islam hanya terdapat tujuh buah saja, diajarkan pada setiap kelas tiap tahun dengan memperbaharui buku yang dipelajari. Mata pelajaran fikih yang dipelajari



murid sekurangnya harus membaca tujuh buah buku yang berbeda pengarangnya. Sumatera Thawalib memakai buku keluaran Mekkah.7 4. Persatuan Muslim Indonesia (PERMI) Pada tahun 1929 organisasi Thawalib memperluas keanggotaannya pada semua bekas para pelajar dan guru-guru yang tidak lagi memiliki hubungan langsung dengan lembaga pendidikan tersebut. pada tahun berikutnya organisasi tersebut berubah menjadi persatuan  muslimin Indonesia. Pada tahun 1932 organisasi ini berubah menjadi partai politik yang kemudian disingkat menjaadi PERMI. Pada masa ini datang dua anak muda yaitu Ilyas Ja’kub dan Muchtar Luthfi. Mereka bergabung dengan Thawalib sebagai guru dan memberikan bimbingan dalam bidang politik. Sekitar tahun 1933 permi menderita tekanan-tekanan yang dilancarkan oleh pemerintah, pemimpinpemimpin dibuang termasuk guru-guru yang mengajar di thawalib. 5. Diniyah dan al-Madrasah al-Diniyah Pendidikan putra putri dalam rangka pembaharuan, disamping yang telah dikerjakan oleh Haji Abdullah dengan sekolah Adabiyah, merupakan suatu inisiatif dari Zainuddin Labia. ia mendirikan sekolah diniyah pada tahun 1915 yang merupakan perkembangan dari surau jembatan besi. Tekanan yang diberikan dalam pelajaran ialah ilmu pengetahuan umum, seperti sejarah ilmu hitung dan bahasa. Dengan bantuan persatuan murid-murid diniyah school yang didirikan atas anjuran Labia. Rahmah mendirikan pada tanggal 1 November1923 sebuah sekolah khusus untuk putra putri dengan nama Al-Madrasah Al-Diniyah. Selain itu, Rahmah juga mengadakan pemberantasan buta huruf dikalangan ibu-ibu yang lebih tua. Perkembangan kedua bagian dari sekolah diniyah ini kemudian berjalan lancar dan dalam tahun 1937 sebuah sekolah guru untuk putri didirikan, yang



7



http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatera_Thawalib (18 Nov 2013,12:26)



disusul tak beberapa lama kemudian oleh pembukaan sekolah yang sama untuk putra.8 IV.



KESIMPULAN Pada abad ke 17 Islam telah ada di Minangkabau,namun kemurnian islam diwaktu itu belumlah seperti apa yang di tuntunkan oleh Rasulullah, maka dalam perjalannya Islam di Minangkabau terjadi pembaharuan yang di pelopori oleh Organisasi Muhammadiyah. Reformasi dan modernisasi Islam dimulai dengan pikiran-pikiran pembaharuan ditanamkan oleh para filosof seperti Ibnu Taimiyah (1263-1328) dan Ibnu Qajjimal Zauziyah (1292-1350) dan dihidupkan kembali oleh Muhammad bin Abdul Wahab (1703-1787) di daerah Arab. Lembaga-lembaga dan organisasi pembaharu dalam bidang sosial dan pendidikan :



Sekolah Adabiyah,Surau Jembatan Besi,Sumatra Thawalib,Persatuan Muslim Indonesia (PERMI),Diniyah dan al-Madrasah al-Diniyah. V.



PENUTUP Demikian makalah yang kami sampaikan. Dengan harapan semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran sangat diperlukan demi kemaslahatan kita semua. Dan semoga kita bisa mengambil hikmahnya.



DAFTAR PUSTAKA Hamka. Muhammadijah di Minangkabau. Djakarta : Jajasan Nurul Islam. 1967



http://rizkanaya.blogspot.com/2011/04/kaum-muda-dan-pembaharuan-islam-di.html (18 Nov 2013,12:36) 8



Noer Derlier. Gerakan Modern Islam Di Indonesia 1900-1942. Jakata: PT Pustaka LP3ES Indonesia. 1995 M.D. Mansoer dkk. Sedjarah Minangkabau. Batara N.V. Djakarta 1970. http://serambi-islam.blogspot.com/2013/04/pembaharuan-islam-di-minang-kabau.html http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatera_Thawalib http://talogondan.wordpress.com/2013/03/29/his-adabiyah-dalam-potret-sejarah-pendidikandi-sumatera-barat/ http://rizkanaya.blogspot.com/2011/04/kaum-muda-dan-pembaharuan-islamdi.html