Pemicu 3 Blok 15 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN HASIL DISKUSI KELOMPOK BLOK 15 RESTORATIVE DENTISTRY 1 PEMICU 3 “SI GIGI HITAM”



Disusun oleh:



KELOMPOK IV



FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI USU TIM PENYUSUN



Ketua



: Afiifah Ramadhani Hasibuan



(170600149)



Sekretaris



: Suwita



(170600035)



Anggota



: Faradilla Afifah Sholeha Harahap



(170600031)



Nurul Khofifah Nasution



(170600032)



Tasya Dwi Savitri Lubis



(170600033)



Luqman Ghani Adlan Hasibuan



(170600034)



Rahmahadis Pratami Sitorus



(170600036)



Febrina Siregar



(170600037)



Nada Syifa Ananda Zn



(170600038)



Magdalena Lia Ignatita



(170600039)



Azizah Maharani Siregar



(170600040)



Violin Syahya Jingga



(170600141)



Rizkiani Cahya Putri Sinaga



(170600143)



Rizki Ramaliah



(170600144)



Putritama Enzelya Tampubolon



(170600145)



Kristofer Lorenzo



(170600146)



Armadina Trifamar Sipahutar



(170600147)



Firda Annisa



(170600150)



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya , kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Laporan ini berisi hasil diskusi kelompok pemicu ketiga dengan topik“Si Gigi Hitam” . Laporan ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari dosen pembimbing dan begitu pula dengan fasilitator yang sudah membantu kami dalam diskusi dan memberikan kami masukan-masukan yang berarti. Untuk kesempurnaan makalah ini di masa mendatang, saran dan pendapat yang konstruktif dari pembaca sangat diharapkan. Kami berharap laporan ini bermanfaat bagi mahasiswa selaku peserta didik serta pihak-pihak lain. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.



Medan, 17 September 2019



BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG



1.2 DESKRIPSI TOPIK Nama Pemicu



: “Si Gigi Hitam”



Narasumber



: Ami Angela Harahap,drg.,Sp.KGA,MSc ; Astrid Yudith,drg.,MSi.



Hari/Tanggal



: Jumat/ 13 September 2019



Jam



: 07.00-09.00



Kasus : Seorang anak perempuan (Rama) berusia 5,5 tahun datang bersama ibunya untuk memeriksakan gigi depan dan belakang yang berlubang. Hasil anamnese diperoleh anak merasa malu karena teman-temannya mengejeknya dengan sebutan si gigi hitam. Ibu mengatakan anak selalu diberikan ASI kapan saja anak mau, serta setelah satu tahun minum susu ditambah gula dengan menggunakan botol, 1 tahun yang lalu anak sudah tidak menggunakan botol. Anak suka jajan minuman teh kemasan botol dan suka jajan permen dan coklat. Rama menyikat giginya 2 kali sehari pada waktu sebelum mandi pagi dan mandi sore.



Hasil pemeriksaan objektif intra oral: 55 karies dentin pada bagian mesial, oklusal dan distal; 54 karies dentin pada oklusal; 53 karies enamel pada servikal gigi, gigi 52, 51, 61, 62, karies dentin pada mesial, distal, bukal, dan palatal; gigi 64 karies mencapai pulpa; gigi 75 karies dentin dan kehilangan tonjol mesiopalatal; 74 radiks; 73 dan 72 karies dentin; 71 dan 81 karies sampai servikal dan mobiliti 2, gigi 84 dan 85 karies mencapai dentin, mesial, oklusal, dan distal karies mencapai 2mm dibawah tulang alveolar. Indeks debris Greene & Vermillion=2,5. Pertanyaan : 1. Jelaskan faktor-faktor etiologi penyebab karies pada kasus tersebut! 2. Jelaskan pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk mendiagnosis kasus tersebut! 3. Sebutkan diagnosis dan rencana perawatan pada kasus tersebut 4. Susun dan jelaskan rencana kunjungan Rama untuk mengembalikan kondisi rongga mulut yang baik! 5. Sebutkan dan jelaskan bahan-bahan restorasi yang akan dilakukan untuk penambalan kasus diatas mencakup komponen bahan, cara pengaplikasian, kelebihan dan kekurangannya! 6. Jelaskan tahapan kerja pada gigi 75 (instrumentasi, bahan dan jenis mata bur yang digunakan dari mulai preparasi sampai pada tahap pemolisan!



BAB II PEMBAHASAN 1. Faktor-faktor etiologi penyebab karies pada kasus. a. Pola makan yang tidak baik Dalam skenario, penyebab karies pada anak tersebut karena adanya pengaruh dari pola makan yang kurang baik, seperti: - Pemberian ASI kapan saja anak mau - Setelah satu tahun, minum susu dditambah gula menggunakan botol - Anak suka jajan minuman teh kemasan botol, permen, dan coklat. Penambahan gula pada susu formula akan meningkatkan konsentrasi glukosa. semakin tinggi konsentrasi glukosa maka semakin besar kemungkinan glukosa tersebut di metabolisme oleh bakteri yang akan menghasilkan asam laktat yang



dapat menyebabkan proses demineralisasi sehingga menyebabkan larutnya komponen enamel sehingga menyebabkan risiko karies meningkat. b. Pola kebiasaan yang belum benar. Penyikatan gigi 2 kali sehari sebelum mandi pagi dan mandi sore merupakan kebiasaan yang salah yang tidak di perhatikan oleh orang tuanya. Seharusnya menyikat gigi 2 kali sehari pagi sesudah makan dan malam sebelumnya tidur lalu dikatakan pula anak selalu diberi susu kapan saya saya mau namun tidak diikuti pembersihan rongga mulut setelah meminum susu. Ditambah sebelumnya 1 tahun sebelum datang ke dokter gigi anak masih menggunakan botol untuk meminum susu yang dapat menyebabkan karies pada gigi bagian anterior. Kebiasaan konsumsi makanan yang bersifat kariogenik yang tidak diikuti pembersihan ini merupakan kebiasaan buruk yang ditolerir oleh orang tua anak. c. Pengaruh orang tua Kebiasaan orang tua dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut menentukan kesehatan gigi dan mulut anaknya. Kebiasaan orang tua dipengaruhi oleh pengetahuan dan status sosial ekonomi. Orang tua yang memiliki pengetahuan yang baik akan kesehatan gigi dan mulut serta status sosial yang tinggi akan menjadikan orang tua lebih aware terhadap kesehatan rongga mulut, serta akan menjaga kesehatan gigi dan mulut anaknya. Pada kasus, orang tua membiarkan anaknya menyikat gigi 2 kali sehari sebelum mandi pagi dan mandi sore (seharusnya sesudah sarapan dan sebelum tidur malam), juga anak dibiarkan sering jajan permen, cokelat, dan minuman teh kemasan botol, yang mana makanan tersebut adalah makanan kariogenik. Mungkin hal ini dipengaruhi oleh orang tua yang kurang memiliki pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut. Seharusnya, orang tua membatasi anak dalam mengonsumsi makanan kariogenik dan menggantinya dengan makanan yang bersifat self cleansing seperti sayur, buah-buahan, dan ikan-ikanan. Makanan tersebut juga dapat memenuhi gizi anak yang masih dalam masa pertumbuhan.



2. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk mendiagnosis kasus diatas. Pemeriksaan penunjangnya adalah radiografi. Telah ditunjukkan dalam literatur bahwa penggunaan radiografi lebih sensitif daripada inspeksi klinis untuk mendeteksi lesi perkiraan dan lesi oklusal pada dentin dan juga untuk memperkirakan kedalaman lesi. Radiografi yang dipilih adalah Bitewing. Hal pertama yang diperhatikan adalah



dosis dimana pasien masih berumur 5,5 tahun dan tidak boleh terpapar dosis radiasi yang begitu besar, sehingga memilih bitewing. Radiografi bitewing adalah radiografi yang digunakan untuk melihat permukaan gigi yang meliputi mahkota gigi, interproksimal dan puncak alveolar di maksila dan mandibula daerah anterior maupun posterior dalam satu film khusus. Pada teknik radiografi bitewing tidak menggunakan film holder melainkan dengan cara pasien menggigit sayap (wing) film untuk stabilisasi film di ronga mulut. Pada radiografi bitewing lebih akurat menunjukkan tingkat kerusakan tulang daripada radiografi periapikal. Kelebihan radiografi bitewing juga dapat mendeteksi karies dini, puncak tulang alveolar terlihat jelas dan memudahkan pasien yang memiliki refleks muntah yang tinggi. Berdasarkan EAPD Guidelines for use of radiograph in children sangat disarankan melakukan radiografi bitewing karena pada usia 5 tahunan banyak sekali ditemukan karies proksimal dan disarankan juga dengan radiografi periapikal untuk memperlihatkan struktur gigi dan jaringan pendukungnya.



3. Diagnosis dan rencana perawatan pada kasus diatas. Gigi



Diagnosis



Rencana Perawatan



55



K2 (Karies dentin)



RPA:



Trepanasi



dan



premedikasi. RPF: SSC. 54



K2 (Karies dentin)



RPF:



Restorasi



kelas



1



RMGIC. 53



K1 (Karies enamel)



RPF:



Klas



V



Compomer/GIC/RMGIC. 51, 52, 61, 62



K2 (Karies dentin)



RPA:



Trepanasi



dan



Premedikasi. RPF: SSC/ Celulloid Crown dengan compomer. 64



K3 (Karies pulpa)



RPF: PSA.



75



K2 (Karies dentin)



RPF: SSC posterior.



74



K4 (Radiks)



RPA : Eksodonsia. RPF : Space maintener.



72, 73



K2 (Karies dentin)



RPF: Restorasi Kompomer.



71, 81



K4 (Radiks)



RPF: Eksodonsia.



84, 85



K2 (Karies dentin)



RPA: Eksodonsia. RPF: Space maintainer.



4. Susunan rencana kunjungan Rama untuk mengembalikan kondisi rongga mulut yang baik. Kunjungan



Gigi



1



Semua gigi rahang atas Diagnosis, dan rahang bawah.



Rencana Perawatan Dental



health



education (DHE), Perawatan gigi 53 dengan Klas V GIC/RMGIC/Compomer, Pembersihan debris pasien.



2



75



SSC posterior.



3



51, 52



SSC/



Celulloid



Crown



Celulloid



Crown



anterior. 4



61,62



SSC/ anterior.



5



71, 81



Eksodonsia.



6



84, 85



Eksodonsia.



7



84, 85



Pembuatan



space



maintainer. 8



84, 85



Pemasangan



space



maintainer.



5. Bahan restorasi yang akan dilakukan untuk penambalan kasus diatas mencakup komponen bahan, cara pengaplikasian, kelebihan dan kekurangan. a. SSC (Stainless Steel Crown) Komponen bahan: 17-19% Kromium, 10-13% Nikel, 67% Iron, 4% Minor elemen Cara pengaplikasiannya: - Cek oklusi terlebih dahulu, gigi yang menjadi patokan adalah M1 atau M2 Gigi sulung, Caninus, interdigitasi baik horizontal maupun vertikal - Lakukan anastesi lokal untuk gigi yang masih vital - Kurangi permukaan oklusal dengan bur fissure. Pengurangan dimulai dari daerah



groove kurang lebih 1-1,5mm. Diratakan, sehingga semua kedalamannya sama - Kurangi permukaan proksimal 0,5-1mm , sehingga tidak ada kontak dengan gigi sebelahnya. Gunakan fissure bur kecil. Dinding paralel atau sedikit konvergen terhadap aksis gigi, dimulai dari oklusal ke arah gingival. Jangan sampai ada ‘ledge’ - Kurangi permukaan bukal sampai kurang lebih 1mm subgingival (kalau perlu saja) - Tumpulkan sudut-sudut yang tajam - Ambil jaringan karies dengan round bur kecepatan rendah



Seleksi & adaptasi crown - Ukur jarak atau ruang mesiodistal gigi dengan caliper - Pilih crown dengan lebar mesiodistal yang sesuai - Letakkan ssc pada preparasi gigi. Beri tanda pada permukaan bukal dan lingual pada free gingival margin. Kurangi bagian dibawah tanda kurang lebih 0,5-1mm. dengan gunting, sehingga crown masuk ke sulkus gingiva kurang lebih 1mm. - Haluskan permukaan crown dengan stone bur dan rubber wheel polish - Crimping pada tepi-tepi ssc - Pasang, lihat tepi-tepi gingival, bila sudah pas, ambil ssc dan lakukan sementasi - Cek dengan articulating paper, untuk melihat apabila ada traumatik oklusi - Berikan ekses atau kelebihan semen pada margin dengan sonde dan dental floss.



Kelebihan: Lebih tahan lama dan ekonomis, kuat, tidak mudah fraktur, jarang rusak sampai beberapa tahun selama masih berada ditempatnya, melekat erat ke gigi sampai waktunya gigi tanggal. Kekurangan: Dari segi estetis dimana warnanya perak sehingga mengganggu estetis terutama saat berbicara dan tersenyum khususnya gigi anterior rahang atas.



b. GIC Komposisi -



Bubuk



-



Liquid Asam poliakrilat, asam polimaleat, kopolimer asam akrilat- asam itakinat, kopolimer asam-asam maleat, kopolimer asam akrilat-asam buten dikarboksilat, vinyl phosponic acid.



Manipulasi Bubuk dicampurkan kedalam liquid dan diaduk dengan cepat selama 30 detik. Rasio bubuk berkisar antara 1,25-1,5 gram bubuk per 1 ml cairan. Penumpatan harus dilakukan sebelum GIC kehilangan kilapnya. GIC menjadi mudah patah (rapuh) begitu mengeras. Setelah mengeras kelebihan bahan dapat dibuang.



Kelebihan Bersifat adhesive terhadap jaringan gigi, tidak iritatif terhadap pulpa dan juga ion fluor untuk mencegah karies lebih lanjut, dan sifat penyebaran panasnya kecil. Kekurangan Rentan abrasi dan erosi, kekuatan tarik, kekuatan tekan dan kekerasan rendah.



c. Resin Modified GIC - Komposisi : sama dengan GIC (polyacrylic acid dan fluoro-aminosilicate glass) ditambah dengan resin monomer / co-monomer of acrylic - Cara pengaplikasian : Sama seperti GIC tetapi setting menggunakan light-curing - Kelebihan : working time lebih lama dari GIC, wear resistence lebih baik dari GIC, estetik lebih baik dari GIC



-



Kekurangan: Sifat hidrofilik dan polihidroksietil metakrilat, sehingga dapat menyerap air. Penyerapan air dan kelarutan RMGIC dikarenakan adanya cairan dalam rongga mulut pada saliva dan minuman yang dikonsumsi. Keadaan ini dapat menurunkan sifat fisik serta mekanik



6. Tahapan kerja pada gigi 75 (instrumentasi, bahan dan jenis mata bur yang digunakan dari mulai preparasi sampai pada tahap pemolisan.



Tahapan Kerja



Alat dan Bahan



1. Preparasi gigi a. Pengukuran mesio-distal gigi



Kaliper



b. Pembuangan jaringan infected Ekscavator karies c. Melindungi gigi tetangga



Matriks band



d. Mengurang permukaan oklusal, Bur diamond tapered dan bur fissure pada fisur dan proksimal



silindris



e. Aplikasikan bahan pelindung Calcium hydroxide pulpa 2. Pemilihan crown berdasarkan hasil pengukuran dengan menggunakan Stainless steel crown kaliper. 3. Penghalusan SSC



Green stone dan rubber wheel polish



4. Penyemenan SSC



Luting cement



BAB III PENUTUP



DAFTAR PUSTAKA