Pengelolaan Peserta Didik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENGELOLAAN PESERTA DIDIK



MAKALAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengelolaan Pendidikan



Oleh Miftahul Jannah



152151046



Anis Mulyani



152151122



Rima Rohmat Tujakiah



152151197



Sona Setiawan



152151246 2015-E



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SILIWANGI 2016 DAFTAR ISI 1



KATA PENGANTAR............................................................................................ ii DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah................................................................... 1 B. Rumusan Masalah............................................................................ 2 C. Tujuan dan Manfaat.......................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN A. B. C. D. E.



Pengertian Manajemen Peserta Didik.............................................. 3 Tujuan, fungsi, dan prinsip manajemen peserta didik...................... 5 Ruang Lingkup Manajemen Peserta Didik...................................... 6 Layanan Khusus Yang Menunjang Manajemen Peserta Didik........16 Ruang Lingkup Peserta Didik di salah satu Sekolah Menengah (MAN 1 KOTA TASIKMALAYA)..................................................26



BAB III SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN.....................................................................................29 B. SARAN............................................................................................29 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................30



KATA PENGANTAR Alhamdulilahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.



2



Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah dengan judul: “Pengelolaan Peserta Didik”. Ucapan terima kasih dengan tulus, penyusun sampaikan kepada: 1. Setya Wahyuningsih, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Pengelolaan Pendidikan 2. Drs. Asep Heryadi selaku Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan MAN 1 Kota Tasikmalaya yang menjadi narasumber Semoga apa yang telah dilakukan mendapat Ridho Allah dan menjadi amal baik bagi kita semua dan semoga Allah SWT memberikan balasan dan pahala yang berlipat ganda. Aamiin Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Besar harapan penulis atas kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penulisan-penulisan selanjutnya. Namun demikian mudahmudahan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan. Tasikmalaya, 19 September 2016



Penulis



BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Keberhasilan dalam penyelenggaraan lembaga pendidikan (sekolah) akan sangat bergantung pada manajemen komponen-komponen pendukung



3



pelaksanaan kegiatan seperti kurikulum, peserta didik, pembiayaan, tenaga pelaksana, dan sarana prasarana. Komponen-komponen tersebut merupakan suatu kesatuan dalam upaya pencapaian tujuan lembaga pendidikan (sekolah)., artinya bahwa satu komponen tidak lebih penting dari komponen lainya. Akan tetapi satu komponen memberikan dukungan bagi komponen lainnya sehingga memberikan kontribusi yang tinggi terhadap pencapaian tujuan lembaga pendidikan (sekolah) tersebut. Kompenen peserta didik keberadaannya sangat dibutuhkan, terlebih bahwa pelaksanan kegiatan pendidikan di sekolah, peserta didik merupakan subyek sekaligus objek dalam proses transformasi ilmu pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan. Oleh karena itu keberadaan peserta didik tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan saja, akan tetapi harus merupakan bagian dari kebermutuan dari lembagaan pendidikan (sekolah). Artinya bahwa dibutuhkan manajemen peserta didik yang bermutu bagi lembaga pendidikan (sekolah) itu sendiri sehingga peserta didik itu dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potnsi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik. Kebutuhan peserta pendidik dalam mengembangkan diri tentu saja beragam dalam hal pemrioritasan, seperti di satu sisi para peserta didik ingin sukses dalam hal berprestasi akademiknya, disisi lain ia juga ingin peserta didik yang ingin sukses dalam segala hal. Pilihan-pilihan yang tepat atas keberagaman keingina tersebut tidak jarang menimbulkan masalah bagi para peserta didik. Oleh karena itu diperlukan layanan bagi peserta didik yang dikelola dengan baik. Manajemen peserta didik berupaya mengisi kebutuhan akan pelayanan yang



aik tersebut, mulai dari peserta didik tersebut



mendaftarkan diri kesekolah sampai peserta didik tersebut menyelesaikan studi di sekolah tersebut. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar



belakang



masalah



tersebut



maka



rumusan



masalahnya adalah: 1. Apa yang dimaksud dengan Manajemen/Pengelolaan Peserta didik? 2. Apa tujuan, fungsi dan Prinsip dari Pengelolaan Peserta Didik? 3. Bagaimana Ruang Lingkup dari Pengelolaan Peserta Didik? 4. Layanan apa saja yang menunjang manajemen peserta didik?



2



5. Bagaimana contoh ruang lingkup Peserta didik di salah satu Sekolah Menengah? C. Tujuan dan Manfaat Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dan manfaat dari kajian ini adalah: 1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengelolaan Pendidikan 2. Untuk mengetahui penegertian dari pengelolaan Peserta Didik. 3. Untuk mengetahui tujuan, fungsi dan prinsip dari Pengelolaan Peserta Didik. 4. Untuk mengetahui layanan yang menunjang manajemen peserta didik. 5. Untuk mengetahu ruang lingkup dari Pengelolaan Peserta Didik.



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian manajemen peserta didik Berdasarkan asal kata, pengertian manajemen peserta didik merupakan penggabungan dari kata manajemen dan peserta didik. Manajemen sendiri diartikan bermacam-macam. Secara etimologis, manajemen merupakan terjemahan dari management (bahasa inggris). Kata ini berasal dari kata latin, perancis, dan itali yaitu manus, mano, manage/menege dan maneggiare. Maneggiare berarti melatih kuda agar dapat melangkah dan menari seperti yang dikehendaki pelatihnya. Harold Koontz dan Cyril O’donel mendefinisikan manajemen sebagai usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan kata lain manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain 3



yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan, dan pengendalian. Terry (1953) mendefinisikan manajemen sebagai pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya melalui usaha orang lain (management is the accomplishing of the predertemined objective through the effort of other people). Andrew F. Sikula mengemukakan bahwa manajemen pada umumnya dikaitkan



dengan



aktivitas-aktivitas



perencanaan,



pengorganisasian,



pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi dan pengambilan keputusan yang dilakukan setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien. Dari pendapat-pendapat diatas, jelaslah bahwa manajemen adalah suatu proses yang dilakukan agar suatu usaha dapat berjalan dengan baik memerlukan perencanaan, pemikiran, pengarahan, dan pengaturan serta mempergunakan/mengikutsertakan semua potensi yang ada baik personal maupun material secara efektif dan efisien. Pengertian peserta didik sendiri menurut ketentuan umum undangundang RI No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik adalah orang yang mempunyai pilihan untuk menempuh ilmu sesuai cita-cita dan harapan masa depan. Oemar Hanalik mendefinisikan peserta didik sebagai suatu komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Abu Ahmad berpendapat bahwa peserta didik adalah sosok manusia sebagai individu/pribadi (manusia seutuhnya). Individu diartikan “seorang yang tidak tergantung dari orang lain, dalam arti benar-benar seorang pribadi yang menentukan diri sendiri dan tidak dipaksakan dari luar, mempunyai sifat dan keinginan sendiri”. Peserta didik mempunyai sebutan yang berbeda-beda. Pada taman kanak-kanak disebut anak didik,. Pada jenjang sekolah dasar dan sekolah



4



menengah disebut siswa. Sedangkan pada jenjang pendidikan tinggi disebut mahasiswa. Disamping sebutan tersebut masih ada sebutan lain bagi peserta didik, yaitu: murid, pembelajar, santri, traine dan sebagainya. Kalau begitu apa yang dimaksud dengan manajemen peserta didik? Manajemen peserta didik atau pupil perdonnel administration adalah layanan yang memuatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan dan layanan siswa dikelas dan luar kelas



seperti:



pengenal,



pendaftaran,



layanan



individuan



seperti



pengembangan secara keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai matang di sekolah. (Knezevich,1961). Manajemen peserta didik juga dapat diartikan suatu usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah. Dengan demikian, manajemen peserta didik itu bukanlah dalam bentuk kegiatankegiatan pencatatan peserta didik saja, melainkan meliputi aspek yang lebih luas, yang secara operasional dapat digunakan untuk membantu kelancaran upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan. Adanya manajemen peserta didik merupakan upaya untuk memberikan layanan yang sebaik mungkin kepada peserta didik semenjak dari proses penerimaan sampai pada saat peserta didik meninggalkan lembaga pendidikan (sekolah) karena sudah tamat/lulus mengikuti pendidikan pada lembaga pendidikan (sekolah) itu. B. Tujuan, fungsi, dan prinsip manajemen peserta didik Tujuan manajemen peserta didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses pembelajaran di lembaga pendidikan (sekolah); lebih lanjut, proses pembelajaran di lembaga tersebut (sekolah) dapat berjalan lancar, tertib, dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan. Fungsi manajemen peserta didik adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri se-optimal mungkin, baik yang berkenan dengan segi-segi individualitasnya, segi sosial, aspirasi, kebutuhan dan segisegi potensi peserta didik lainnya. Agar tujuan dan fungsi manajeme peserta



5



didik dapat tercapai,ada beberapa prisip yang perlu diperhstiksn dalam pelaksanaannya. Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1. Dalam mengembangkan program manajemen kepeserta didikan, penyelengaraaan harus mengacu pada peraturan yang berlaku pada saat program dilaksanakan. 2. Manajemen peserta didik dipandang sebagai bagian keseluruhan manajemen sekolah. Oleh karena itu dia harus mempunyai tujuan yang sama dan atau mendukung terhadap tujuan manajemen sekolah secara keseluruhan. 3. Segala bentuk kegiatan manajemen peserta didik haruslah mengemban misi pendidikan dan dalam rangka mendidik peserta didik. 4. Kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik haruslah diupayakan untuk mempersatukan peserta yang mempunyai keragaman latar belakang dan punya banyak perbedaan. Perbedaan-perbedaan yang ada pada peserta didik tidak diarahkan bagi munculnya konflik diantara mereka melainkan justru untuk mempersatukan, saling memahami dan saling menghargai. Sehingga setiap peserta didik memiliki wahana untuk berkembang secara optimal. 5. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah dipandang sebagai upaya pengaturan terhadap pembimbingan peserta didik. 6. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah mendorong dan memacu kemandirian peserta ddik. Prinsip kemandirian akan bermanfaat tidak hanya ketika di sekolah, melainkan juga ketika sudah terjun ke masyarakat. 7. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah fungsional bagi kehidupan peserta didik, baik disekolah lebih-lebih di masa depan. C. Ruang Lingkup Manajemen Peserta Didik Semua kegiatan di sekolah pada akhirnya ditujukan untuk membantu peserta didik mengembangkan dirinya. Upaya itu akan optimal jika peserta didik itu secara sendiri berupaya aktif mengembangkan diri sesuai dengan program-program yang dilakukan sekolah. Oleh karena sangat penting untuk menciptakan kondisi agar peserta didik dapat mengembangkan diri secara optimal. Sebagai pemimpin di sekolah, kepala sekolah memegang peran penting dalam menciptakan kondisi tersebut.



6



Dengan demikian manajemen peserta didik itu bukanlah dalam bentuk pencatatan data peserta didik saja, melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang secara operasional dapat digunakan untuk membantu kelancaran upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah. Ruang lingkup manajemen peserta didik itu meliputi: 1. Analisis kebutuhan peserta didik Langkah pertama dalam kegiatan manajemen peserta didik adalah melakukan analisis kebutuhan yaitu penetapan siswa yang dibutuhkan oleh lembaga pendidikan (sekolah). Kegiatan yang dilakukan dalam langkah ini adalah : a. Merencanakan jumlah peserta didik yang akan diterima Penentuan jumlah peserta didik yang akan diterima perlu dilaakukan sebuah lembaga pendidikan, agar layanan terhadap peserta didik bisa dilakukan secara optimal. Besarnya jumlah peserta didik yang akan diterima harus mempertimbangkan hal-hal berikut ; 1) Daya tampung kelas atau jumlah kelas yang tersedia. Jumlah peserta didik dalam satu kelas (ukuran kelas) berdasarkan kebijakan pemerintah berkisan antara 40-45 orang. Sedangkan ukuran kelas yang ideal secara teoritik berjumlah 25-30 peserta didik perstu kelas. 2) Rasio murid dan guru. Yang dimaksud rasio murid guru adalah perbandingan antara banyaknya peserta didik dengan guru perfultimer. Secara ideal rasio murid guru adalah 1 : 30. b. Menyusun program kegiatan kesiswaan Penyusunan program kegiatan bagi siswa selama mengikuti pendidikan di sekolah haru didasarkan kepada : 1) Visi dan misi lembaga pendidikan (sekolah) yang bersangkutan 2) Minat dan bakat peserta didik 3) Sarana dan prasarana yang ada 4) Anggaran yang tersedia 5) Tenaga kependidikan yang tersedia. 2. Rekruitmen peserta didik Rekruitmen peserta didik di sebuah lembaga pendidikan (sekolah) pada hakikatnya adalah proses pencarian, menentukan dan menarik pelamar yang mampu untuk menjadi peserta didik di lembaga pendidikan



7



(sekolah) yang bersangkutan. Langkah-langkah rekruitmen peserta didik (siswa baru) adalah sebagai berikut : a. Pembentukan panitia penerimaan siswa baru. Pembentukan panitia ini diadakan secara musyawarah dan terdiri dari semua unsur guru , tenaga tata usaha dan dewan sekolah/komite sekolah. Susunan kepanitiaan di sebuah sekolah biasanya mencakup : Ketua umum



:



Ketua pelaksana



:



Sekretaris



:



Bendahara



:



Anggota/seksi



:



Panitia ini bertugas mengadakan pendaftaran calon siswa, mengadakan seleksi dan menerima pendaftaran kembali siswa yang diterima. 1) Pembuatan dan pemasangan pengumuman penerimaan peserta didik baru yang dilakukan secara terbuka. Pengumuman penerimaan siswa ini berisi hal-hal sebagai berikut : a) Gambaran singkat lembaga pendidikan (sekolah) yang meliputi : sejarah sekolah, visi dan misi sekolah, kelengkapan fasilitas sekolah, tenaga kependidikan yang dimiliki serta halhal lain yang perlu disampaikan pada calon pelamar. b) Persyaratan pendaftaran siswa baru minimal meliputi : surat sehat dari dokter, ada batasan usia yang ditunjukkan dengan akte kelahiran (TK maksimal 6 tahun, SD maksimal 12 tahun, SLTP maksimal 15 tahun, SLTA maksimal 18 tahun), surat



keterangan



berkelakuan



baik,



salinan



nilai



(raport/sttb/nilai uan) dari sekolah sebelumnya, melampirkan pas foto (3 x 4 atau 4 x 6). c) Cara pendaftaran. Ada dua cara yaitu secara individual oleh masing-masing calon peserta didik yang datang ke lembaga pendidikan (sekolah) yang dituju atau secara kolektif oleh pihak sekolah dimana peserta didik sekolah sebelumnya).



8



d) Waktu pendaftaran, yang memuat kapan waktu pendaftaran dimulai dan kapan waktu pendaftaran diakhiri. Waktu pendaftaran ini meliputi hari, tanggal dan jam pelayanan. e) Tempat pendaftaran. Hal ini menentukan dimana saja calon peserta didik dapat mendaftarkan diri. f) Berapa uang perdaftaran dan kepada siapa uang tersebut diserahkan (melalui petugas pendaftaran atau bank yang ditunjuk, serta bagaimana pembayarannya (tunai atau bisa diangsur) g) Waktu dan tempat seleksi yang meliputi hari, tanggal, jam dan tempat seleksi h) Pengumuman hasil seleksi yang meliputi waktu pengumuman hasil seleksi dan dimana calon peserta didik dapat memperolehnya. 3. Seleksi peserta didik Seleksi peserta didik adalah kegiatan pemilihan calon peserta didik untuk menentukan diterima atau tidaknya calon peserta didik menjadi peserta didik di lembaga pendidikan (sekolah) tersebut . Adapun cara-cara seleksi yang dapat digunakan adalah : a. Melalui tes atau ujian. Adapun tes ini meliputi psikotes, tes jasmani, tes kesehatan, tes akademik atu tesketerampilan. b. Melalui penelusuran bakat kemampuan. Penelusuran ini biasanya didasarkan pada prestasi yang diraih oleh calon peserta didik dalam bidang olahraga atau kesenian c. Berdasarkan nilai STTB atau nilai UAN. Dari hasil seleksi



terhadap peserta didik dihasilkan kebijakan



sekolah yaitu : peserta didik yang diterima dan peserta didik yang tidak diterima bahkan bila diperlukan ada kebijakan peserta



didik yang



diterima tetapi sebagai cadangan. Setelah ditetapkan peserta yang diterima dan yang tidak diterima kemudian diumumkan. Pengumuman hasil seleksi sebaiknya dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditenyukan supaya tidak menmbulkan keresahan bagi calon peserta didik. Pengumuman ini bisa dilakukan secara terbuka atau secara tertutup. Secara terbuka biasanya diketahui oleh semua orang baik yang diterima



9



atau yang tidak diterima. Biasanya hasil seleksi ditempel di tempattempat yang strategis atau media massa. Pengumuman secara tertutup biaanya melalui surat atau amplop tertutup yang diberikan kepada calon peserta didik, sehingga yang mengetahui diterima atau tidak diterima hanya calon peserta didik yang bersangkutan. Bagi calon peserta didik yang diterima diharuskan daftar ulang pada lembaga pendidikan (sekolah) yang menerimannya. Pada waktu daftar ulang, biasanya calon peserta didik harus melengkapi persyaratanpersyaratan administratif yang berguna bagi pengisian data peserta didik di lembaga pendidikan (sekolah) tersebut. 4. Orientasi Orientasi peserta didik (siswa baru) adalah kegiatan penerimaan siswa baru dengan mengenalkan situasi dan kondisi lembaga pendidikan (sekolah) tempat peserta didik itu menempuh pendidikan. Situasi dan kondisi ini menyangkut lingkungan fisik sekolah dan lingkungan sosial sekolah. Lingkungan fisik sekolah seperti jalan menuju sekolah, halaman sekolah, tempat olah raga, gedung dan perlengkapan sekolah serta fasilitas-fasilitas



lainnya



yang



disediakan



lembaga.



Sedangkan



lingkungan ssial sekolah meliputi kepala sekolah, guru-guru, tenaga TU, teman sebaya, kakak-kakak kelas, peraturan atau tata tertib sekolah, layanan-layanan sekolah bagi peserta didik serta kegiatan-kegiatan dan organisasi kesiswaan yang ada dilembaga. tujuan diadakan kegiatan orientasi bagi peserta didik antara lain: a. Agar peserta didik dapat mengerti dan entaati segala peraturan yang berlaku di sekolah b. Agar peserta didik dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan sekolah. c. Agar peserta didik siap menghadapi lingkungannya yang baru baik secara fisik, mental dan emosional sehingga ia merasa betah dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah serta dapat menyesuaikan dengan kehidupan sekolah.



10



Ada beberapa istilah yang digunakan untuk memberi nama kegiatan orientasi siswa baru ini. Ada menamakan kegiatan dengan mos (masa orientasi siswa), mopd (masa orientasi peserta didik), pos (pekan orientasi siswa) dan lain-lain. 5. Penempatan peserta didik (pembagian kelas) Sebelum peserta didik yang diterima pada sebuah lembaga pendidikan (sekolah) mengikuti pross pembelajaran terlebih dahulu perlu ditempatkan



atau



dikelompokan



dalam



kelompok



belajarnya.



Pengelompokan peserta didik yang dilaksanakan pada sekolah-sekolah sebagian besar didasarkan kepada sistem kelas. Menurut Willliam A Jeager dalam mengelompokan peserta didik dapat didasarkan kepada :  Fungsi integrasi, yaitu pengelompokkan yang didasarkan atas kesamaan-kesamaan yang ada pada peserta didik. Pengelompkan ini berdasarkan jenis kelamin, umur dan sebagainnya. Penglompokan berdasarkan fungsi ini menghasilkan pembelajaran yang bersifat klasikal.  Fungsi perbedaan, yaitu pengelompokan peserta didik didasarkan pada berbedaan-perbedaan yang ada pada individu peserta didik, seperti minat, bakat,kemampuan dan sebagainnya. Penggelompkan berdasarkan fungsi ini menghasilkan pembelajaran individual. Sedangkan menurut Hedyat Soetopo, dasar-dasar pengelompokan peserta didik ada 5 macam, yaitu:  Friendship grouping Pengelompokan peserta didik didasarkan pada kesukaandi dalam memilih teman antar peserta didik itu sendiri. Jadi dalam hal ini peserta didik mempunyai kebebasan di dalammemilih teman untuk dijadikan sebagai anggota kelompoknya.  Achievement grouping Pengelompokan peserta didik didasarkan pada prestasi yang dicapai oleh siswa. Dalam pengelompokan ini biasanya diadakan



11



pencampuran antara peserta didik yang berpresentasi tinggi dengan peserta didik yang berprestasi rendah.  Aptitude grouping Pengelompokkan peserta didk didasarkan atas kemampuan dan bakat yang sesuai dengan apa yang dimiliki peserta didk itu sendiri.  Attention or interest grouping Pengelompokan peserta didik didasardidasarkan atas perhatian atau minat yang didasari kesenangan peserta didik itu sendiri. Pengelompokan ini didasari oleh adanya peserta didik yang mempunyai bakat dalam bidang tertentu namun si peserta didik tersebut tidak senang dengan bakat yang dimilikinya.  Intelegence grouping Pengelompokan peserta didik yang didasarkan atas hasil tes intelegenci yang diberikan kepada peserta didik itu sendiri. 6. Pembinaan dan pengembangan peserta didik Langkah berikutnya dalam manajemen peserta didik adalah melakukan pembinaan dan pengembangan terhadap peserta didik. Pembinaaan dan perkembangan peserta didik dilakukan sehingga anak mendapatkan bermacam-macam pengalaman belajar untuk bekal kehidupannya di masa yang akan datang. Untuk mendapatkan pengetahuan melaksanakan



dan



pengalaman



bermacam-macam



belajar



ini,



kegiatan.



peserta Lembaga



didik



harus



pendidikan



(sekolah) dalam pembinaan dan pengembangan pesera didik biasanya melakukan kegiatan yang disebut dengan kegiatan kurukuler dan kegiatan ekstra kurikuler. Kegiatan kurikuler adalah semua kegiatan yang telah ditentukan dalam kurikulum yang pelaksanaannya dilakukan pada jam-jam pelajaran. Kegiatan kurikuler dalam bentuk proses belajar mengajar di kelas dengan mata pelajaran atau bidang studi yang ada di sekolah. Setiap peserta didik wajib mengikuti kegiatan kurikuler ini. Sedangkan kegiatan ekstra kurikuler melupakan kegiatan peserta didik yang dilaksankan diluar ketentuan yang telah ada dalam kurikulum. Kegiatan 12



ektra kurikuler ini terbentuk biasanya berdasarkan bakat dan minat yang dimiliki oleh peserta didik. Setiap peserta didik tidak harus mengikuti semua ekstra kurikuler. Ia bisa memilih kegiatan yang mana yang dapat mengembangakan kemampuan dirinya. Bisa dikatakan bahwa ekstra kurikuler



ini



merupakan



wadah



kegiatan



peserta



didik



diluar



pembelajaran atau diluar kegiatan kurikuler. Contoh kegiatna ekstra kurikuler : OSIS (organisasi siswa intra sekolah), rohis (rohani islam), kelompok karate, kelompok silat, kelompok basket, pramuka, kelompok teater, dan lain-lain. Dalam kegiatan pembinaan dan perkembangan inilah peserta didik diproses menjadi manusi yang diharapkan sesuai dengan tujuan pendidikan. Bakat, minat, dan kemampuan peserta didik harus ditumbuh kembangkan secara optimal melalui kegiatan kurikuler. Dalam manajemen peserta didik, tidak bleh ada anggapan bahwa kegiatan bahwa kegiatan kurikuler lebih penting dari kegiatan ekstra kurikuler atau sebaliknya. Karena saling menunjang dalam proses pembinaan dan pengembangan kemampuan peserta didik. Keberhasilan pembinaan dan pengembangan peserta didik diukur melalui proses penilaian yang dilakukan oleh lembaga pendidikan (oleh guru). Ukuran yang sering digunakan adalah naik kelas dan tidak naik kelas bagi peserta didik yang belum mencapai tingkat akhir lembaga pendidikan (sekolah). Penilaian yang dilakukan oleh guru tentu saja didasarkan prinsip-prinsip penilaian yang berlaku di lembaga pendidikan (sekolah) tersebut. 7. Pencatatan dan pelaporan Pencatatan dan pelaporan tentang peserta didik di sebuah lembaga pendidikan (sekolah) sangat diperlukan. Kegiatan pencatatan dan pelaporan ini dimulai sejak peserta didik itu diterima di sekolah tersebut sampai mereka tamat atau meninggalkan sekolah tersebut. Pencatatan tentang kondisi peserta didik perlu dilakukan agar pihak lembaga dapat memberikan bimbingan yang optimal pada peserta didik. Sedangkan pelaporan dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab lembaga agar pihakpihak terkait dapat mengetahui perkembangan peserta didik di lembaga



13



tersebut. Untuk melakukan pencatatn dan pelaporan diperlukan peralatan dan perlengkapan yang dapat mempermudah. Peralatan dan perlengkapan tersebut biasanya berupa :  Buku induk siswa Buku ini disebut juga buku pokok atau stambuk. Buku ini berisi catatn tentang peserta didik yang masuk pada sekolah tersebut. Setiap pencatatan peserta didik disertai dengan nomor pokok/stambuk, daan dilengkapi pula dengan data-data lain setiap peserta didik.  Buku klapper Pencatatan buku ini dapat diambil dari buku induk, tapi penulisnnya disususn berdasarkan abjad. Hal ini untuk memudahkan pencarian peserta didik kembali jika sewaktu-waktu diperlikan.  Daftar presensi Daftar hadir peserta didik sangat penting sebab frekuensi kehadiran setiap peserta didik dapat diketahui/dikontrol. Untuk memeriksa kehadiran peserta didik pada keseluruhan kegiatan di sekolah, setiap hari biasanya daftar kehadiran dipegag oleh petugas khusus. Sedangkan untuk memeriksa kehadiran peserta didik di kelas pada jam-jam pelajaran, daftar hadir itu dipegang oleh guru.  Daftar mutasi peserta didik Untuk mengetahui keadaan jumlah peserta didik dengan persis, sekolah harus mempunyai buku/daftar mutasi peserta didik. Daftar mutasi ini digunakan untuk mencatat keluar masuk peserta didik dalam setiap bulan, semester atu setahun. Hal ini karena keadaan jumlah peserta didik tidak tetap, ada peserta didik pindahan dan ada pula peserta didik yang keluar.  Buku catatan pribadi peserta didk Buku catatan peserta didik ini lebih lengkap lagi tentang data setiap peserta didik. Buku ini antara lain berisi : identitas peserta didik, keterangan mengenai keadaan keluarga, keadaan jasmani dan kesehatan, riwayat pendidikan serta hasil belajar, data psikologis (sikap, minat, dan cita-cita) dan juga kegiatan di luar sekolah. Buku ini biasanya disimpan di ruang bp dan dikerjakan pula oleh petugas bp.  Daftar nilai



14



Daftar nilai ini dimiliki oleh setiap guru bidang studi, khusus untuk pencatatn hasil tes setiap peserta didik pada bidang studi/mata pelajaran tertentu. Dalam daftar nilai ini dapat diketahui kemajuan belajar peserta didik, karena setiap nilai hasil tes sicatat di dalamnya. Nilai-nilai tersebut sebagai bhan olahan nilai raport  Buku legger Legger merupakan kumpulan nilai dari seluruh bidang studi untuk setiap peserta didik. Pengisian/pencatatn nilai-nilai dalam legger ini dikerjakan oleh wali kelas sebagai bahan pengisian raport. Pencatatan nilai-nilai dalam legger biasanya satu tahu dua kali (sesuai dengan pembagian raport).  Buku raport Buku raport merupakan alatuntuk melaporkan prestasi nelajar peserta didik kepda orang tua/wali atau kepada peserta didik itu sendidri. Selain prestasi belajar, dilaporkan juga tentang kehadiran, tingkah laku peserta didik dan sebagainya. Buku ini diberikan tiga kali dalam satu tahun untuk tingkat sd dan dua kali untuk tingkat sltp/slta. Semua buku atau daftar tersebut saling melengkapi dan berubungan satu sama lain. Dengan demikian diharapkan pihak sekolah dapat mencatat semua aspek yang diperlukan mengenai segala hal yang berhubungan dengan peserta didik. 8. Kelulusan dan alumni Proses kelulusan adalah kegiatan paling akhir dari manajemen peserta didik. Kelulusan adalah pernyataan dari lembaga pendidikan (sekolah) tentang telah diselesaikannya program pendidikan yang harus diikuti peserta didik. Setelah peserta didik selesai mengikuti seluruh program pendidikan di suatu lembaga pendidikan dan berhasil lulus dan ujian akhir, maka kepada peserta didik tersebut diberikan surat keterangan lulus atau sertifikat. Umumnya surat keterangan tersebut sering disebut ijazah atau surat tanda tamat sekolah (sttb). Ketika peserta didik sudah lulus, maka secara formal hubungan antara peserta didik dan lembaga telah selesai. Namun demikian diharapkan hubungan antara para alumni dan sekolah tetap terjalin. Dari hubungan sekolah dan alumni ini, lembaga pendidikan (sekolah) bisa



15



memanfaatkan hasil-hasilnya. Lembaga pendidikan (sekolah) bisa menjaring berbagai informasi. Misalnya informasi tentang materi pelajaran mana yang sangat membantu untuk studi selanjutnya. Mungkin juga informasi tentang lapangan kerja yang bisa dijangkau bagi alumni lainnya. Hubungan antara sekolah dengan para alumni dapat dipelihara lewat pertemuan-pertmuan yang diselenggarakan oleh para alumni, yang biasa disebut “reuni”. Bahkan saat ini setiap lembaga pendidkan (sekolah) ada organisasi alumninya, misalnya ika (ikatan alumni). Prestasi yang dicapai para alumni dari lembaga pendidkan (sekolah) ini perlu didata atau dicatat oleh lembaga dalam mempromosikan lembaga pendidikannya. D. Layanan Khusus Yang Menunjang Manajemen Peserta Didik 1. Layanan Bimbingan dan Konseling Dalam PP No. 28 tahun 1990 tentang pendidikan dasar dan PP No. 29 tahun 1990 tentang pendidikan menengah digunakan istilah bimbingan. Pengertian bimbingan menurut PP No. 29 tahun 1990 Bab X Pasal 27, yaitu bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan. Bimbingan diberikan oleh guru pembimbing. Menurut Hendyat Soetopo bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan kepada siswa dengan memperhatikan kemungkinan dan kenyataan tentang adanya kesulitan yang dihadapi dalam rangka perkembangan yang optimal, sehingga mereka memahami dan mengarahkan diri serta bertindak dan bersikap sesuai dengan tuntutan dan situasi lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Fungsi bimbingan di sekolah ada tiga yaitu: a. Fungsi penyaluran, yaitu membantu peserta didik dalam memilih jenis sekolah lanjutannya, memilih program, memilih lapangan pekerjaan sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan cita-citanya. b. Fungsi pengadaptasian, yaitu membantu guru atau tenaga edukatif lainnya untuk menyesuaikan program pengajaran yang disesuaikan dengan minat, kemampuan, dan cita-cita peserta didik.



16



c. Fungsi



penyesuaian,



yaitu



membantu



peserta



didik



dalam



menyesuaikan diri dengan bakat, minat, dan kemampuannya untuk mencapai perkembangan yang optimal. Tujuan dilakukannya bimbingan di sekolah antara lain : a. Mengembangkan pengertian dan pemahaman diri; b. Mengembangkan pengetahuan tentang jenjang pendidikan dan jenis pekerjaan serta persyaratannya; c. Mengembangkan pengetahuan tentang berbagai nilai dalam kehidupan keluarga dan masyarakat; d. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah; e. Mengembangkan kemampuan merencanakan masa depan dengan bertolak pada bakat, minat dan kemampuannya; f. Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya, lingkungannya, dan berbagai nilai; g. Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan minat dan bakatnya dalam perencanaan masa depan baik yang menyangkut pendidikan maupun pekerjaan yang tepat; h. Mengatasi kesulitan dalam belajar dan bimbingan sosial; Ruang lingkup bimbingan di sekolah yaitu: a. Layanan kepada peserta didik 1) Dilihat dari jenis permasalahan yang dihadapi peserta didik, mencakup: bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan pendidikan, bimbingan pekerjaan (bimbingan karier). 2) Dilihat dari urutan kegiata, mencakup: layanan orientasi, layanan pengumpulan data pribadi, layanan pemberian informasi, layanan penempatan, layanan penyuluhan, layananan pengiriman (referal), b. c. d. e. f. g.



layanan tindak lanjut. Layanan kepada guru Layanan kepada kepala sekolah Layanan kepada calon peserta didik (feeder school) Layanan kepada orang tua Layanan kepada dunia kerja, terutama dilaksanakan di sekolah Layanan kepada lembaga-lembaga dan msayarakat lain.



2. Layanan Perpustakaan Perpustakan merupakan salah satu unit yang memberikan layanan kepada peserta didik, dengan maksud membantu dan menunjang proses pembelajaran di sekolah, melayanI informasi-informasi yang dibutuhkan serta memberikan layanan rekreatif melalui koleksi bahan pustaka.



17



Perpustakan sekolah merupakan perangkat kelengkapan pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah. keberadaan perpustakaan disekolah sangatlah penting. perpustakaan sekolah sering disebut sebagai jantungnya sekolah, karena yang menjadi denyut nadi proses pembelajaran disekolah adalah perpustakaan. Perpustakaan juga dipandang sebagai kunci ilmu pengetahuan dan inti setiap proses pembelajaran disekolah. Tujuan pembelajaran perpustakaan sekolah: a. mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan minat membaca khususnya serta mendayagunakan budaya tulisan b. mendidik peserta didik agar mampu memelihara dan memenfaatkan bahan pustaka secara efektif dan efesien. c. Meletakan dasar kearah belajar mandiri. d. Memupuk bakat dan minat e. Mengembangkan kemampuan untuk mencegah masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari atas usaha dan tanggung jawab sendiri. Fungsi perpustakaan sekolah sebagai pelengkap pendidikan yaitu : a. Menyerap dan menghimpun informasi guna kegiatan belajar b. Menyediakan sumber–sumber kegiatan yang tepat untuk kegiatan konsultasi bagi peseta dan pendidik c. Menyediakan bahan – bahan yang bermanfaat bagi kegiatan rekreatif yang berkaitan dengan bidang budaya dan dapat meningkatkan selera mengembangkan daya kreatif d. Melaksanakan layanan pustaka yang sederhana, mudah dan menariksehingga pendidikan peserta didik tertarik dan terbiasa dalam menggunakan fasilitas perpustakaan. Perpustakaan sekolah diselenggarakan di setiap sekolah. penyelenggarannya adalah guru yang ditunjuk oleh kepala sekolah baik sebagai ahli perpustakaan atau guru yang ditugaskan di perpustakan dan telah mendapat khusus/latihan sebelumnya. Layanan perpustakan bertujuan untuk menyajikan informasi untuk peningkatan proses belajar mengajar serta rekreasi bagi semua warga sekolah dengan mempergunakan bahan pustaka. Secara operasional layanan perpustakaan terdiri dari layanan sirkulasi, referensi, dan bimbingan membaca. Ada tiga jenis layanan perpustakaan sesuai dengansasaran yang ditujunya yaitu : a. Layanan kepada guru, meliputi kegiatan berikut : 1) Meningkatkan pengetahuan guru mengenai subyek yang menjadi bidang. 2) Membantu guru dalam mengajar di kelas dengan menyediakan alat audio-visual dan lain-lain. 3) Menyediakan bahan pustaka pesanan yang diperlukan mata pelajaran tertentu



18



4) Menyediakan bahan informasi bagi kepentingan penelitian yang diperlukan oleh gurundalam rangka meningkatkan profesinya. 5) Untuk SD menyediakan jam bercerita, pembacaan buku, dan permainan boneka 6) Mengisi jam pelajaran yang kosong b. Layanan kepada peserta didik, meliputi : 1) Menyediakan bahan pustaka yang memperkaya dan memperluas cakrawala kurikulum. 2) Menyediakan bahan pustaka yang dapat membantu peserta dodk memperdalam pengetahuannya mengenai subyek yang diminatinya. 3) Menyediakan bahan untuk meningkatkan keterampilan 4) Menyediakan kemudahan umtuk membantu peserta didik mengadakan penelitian. 5) Meningkatkan minat baca peserta didik dengan cara mengadakan bimbingan membaca, bagimana menggunakan perpustakaan, mengenalkan jenis-jenis kolelsi, buku, bercerita, membaca keras, membuat isi ringkas,kliping dan lain-lain. c. Layanan terhadap manajemen sekolah Perpustakaan secara aktif membantu pimpinan sekolah dan guru dalam dibidang perencanaan dan pelaksanaan, pemanduan dan penilaian program pendidikan di sekolah. Organisasi dan tata laksana perpustakaan sekolah adalah 1) Sebagai perangkat pendidikan di sekolah 2) Unit pelaksanaan teknis 3) Mata rantai dalam sistem nasional layanan perpustakaan Sebagai perangkat pendidikan di sekolah, perpustakaan merupakan bagian integral dari sekolah. Perpustakaan berfungsi sebagai pusat belajar dan mengajar, pusat informasi, pusat penelitian sederhana dan rekreasi sehat. Sebagai unit pelaksana teknik disekolah, perpustakaan sekolah dipimpin oleh seorang kepala perpustakaan yang dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala sekolah. Perpustakaan sekolah melaksanakan kegiatan teknis yang mencakup keadaan, pengelolaan, penyusunan buku dari katalog. Sedangkan kegiatan layanan sirkulasi, layanan buku rujukan dan layanan baca. Sebagai mata rantai dalam sistem dalam sistem nasional layanan perpustakaan dalam rangka meningkatkan kemmapuan menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan, perpustakaan dapat melakukan kerjasama dengan perpustakaan lain. Koleksi perpustakaan sekolah terutama dari bahan pustaka yang enjadi bahan pokok dan penunjang kurikulum sekolah yang sesuai dengan jenis dan jenjangnya. Jenis koleksi perpustakaan sekolah terdiri dari: 1) Bahan cetak seperti buku, majalah, surat kabar, brosur, pamflet,guntingan surat kabar, majalah dan sebagainya.



19



2) Bahan bukan cetak, seperti karya tulis guru dan murid pada gambar, globe, relief, slide, filmstrif, film, pita rekaman, dan sebagainya. Menurut isi/cakupannya, koleksi perpustakaan sekolah yang berupa buku, terdiri atas: buku – buku teks, buku–buku teks pelengkap, buku – buku rujukan seperti kamus, ensiklopedia, almanak, buku tahunan, terbitan pemerintah, buku – buku bacaan fiksi/ rekaan dan sebagainnya. Perbandingan koleksi antara buku non fiksi dan fiksi disarankan sebagai berikut : untuk SD 60 :40, untuk SMP 70 : 30, untuk SLTA 75 : 25. Jumlah koleksi dasar yang disarankan dengan perbandingan 10 judul 10 buku untuk seorang murud. Koleksi dasar 50% dari jumlah koleksi minimal. Selanjutnya untuk pengembangan, diperlukan setiap tahun penambahan koleksi kurang lebih 10 % dari jumlah kolksi yang ada. Selanjutnya diperlukan 10 % lagi untuk pemeliharaan dan penggantian. Sebelum siap dipinjamkan, bahan pustaka perlu diorganisasikan/diolah berdasarkan peraturan dan ketentuan yang telah dibentuk klasifikasi digunakan sistem DDC (Dewey Decimal Classification), untuk katalogisasi mempergunakan peraturan katagolisasi Indonesia. Untuk teknis pelaksanaan digunakan pedoman penyelenggaraan perpustakaan sekolah. Tenaga perpustakaan terdiri dari : 1) Pustakawan, adalah seorang guru pustakawan, yaitu yang disamping tugas mengajar juga mengolah perpustakaan. 2) Tenaga pembantu, adalah tenaga pustakawan pembantu dari tenaga administrasi, dapat seorang guru atau tenaga administrasi dengan pengetahuan perpustakaan dengan pengetahuan perpustakaannya minimal 120 jam. Sekolah dengan jumlah murid 250 – 300 orang membutuhkan satu orang pembantu sekaligus menjabat sebagai kepala perpustakaan. Sedangkan sekolah dengan jumlah murid 300–700 orang membutuhkan dua orang tenaga perpustakaan. Sekolah dengan jumlah murid 750 keatas , memerlukan satu orang pustakawan dan satu orang pustakawan pembantu. Pada jam–jam tertentu diluar jam pelajaran, beberapa murid yang berprestasi dapat diikutsertakan dalam pengelolaan perpustakaan sekolah, jumlahnya dua sampai empat orang secara bergantian. Gedung atau ruang perpustakaan berfungsi sebagai : 1) Tempat peyimpanan bahan pustaka 2) Tempat aktivitas layanan perpustakaan



20



3) Tempat bekerja petugas mempunyai persyaratan berada di gedung sekolah sehingga mudah dicapai dan tempatnya tenang. Tata ruang : ruang perpustakaan diatur agar layanan berlangsung lancar, memungkinkan pertukaran udara dan masuknya sinar matahari, dan pengawasan dapat dilaksanakan dengan baik. Dekorasi : cat ruangan tidak menyilaukan dan tidak suram. penerangan: jika mungkin menggunakan cahaya matahari sebagai sumber penerangan tetapi tidak langsung kena buku. Suhu udara : ruangan diusahakan sejuk sehingga menunjang senang belajar di perpustakan. suhu yang baik sekitar 22 derajat celcius dengan kelembaban 45-50 %. jika tidak dapat menggunakan penyejuk udara tanamilah pohon-pohon penyejuk. Jenis ruangan : ruangan perpustakaan dibagi berdasarkan aktivitas perpustakaan, yaitu:  ruangan penyimpan koleksi bahan pustaka  ruangan penerbitan berkala,  ruangan alat audio-visual,  ruangan baca,  ruangan pengelolahan  ruangan layanan pembaca,  ruangan pustakawan  ruangan serba guna,  ruangan antar-ruangan. Jenis perabotan dan perlengkapan perpustakaan yang diperlukan adalah sebagai berikut :  meja sirkulasi/layanan,  rak penitipan/loker,  rak buku,  rak majalah,  rak surat kabar,  meja baca dan kursi,  meja belajar,  katalog kabinet,  rak atlas  papan pengumuman/papan panjang,  perabot (mebel air) dan perlengkapan untuk ruang pengelolaan 3. Layanan Kantin/Kafetaria Kantin/warung sekolah diperlukan adanya di tiap sekolah supaya makanan yang dibeli peserta didik terjamin kebersihannya dan cukup mengandung gizi. Para guru diharapkan sekali-kali mengontrol kantin sekolah dan berkonsultasi dengan pengelola kantin mengenai makanan



21



yang bersih dan bergizi. Peranan lain kantin sekolah supaya para peserta didik tidak berkeliaran mencari makanan keluar lingkungan sekolah. Pengelola kantin sebaiknya dipegang oleh orang dalam atau keluarga karyawan sekolah yang bersangkutan, agar segala makanan yang dijual di kantin tersebut terjamin dan bermanfaat bagi peserta didik. 4. Layanan Kesehatan Layanan kesehatan di sekolah biasanya di bentuk sebuah wadah bernama Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Usaha kesehatan sekolah adalah usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah. Sasaran utama UKS adalah untuk meningkatkan atau membina kesehatan murid dan lingkungan hidupnya. Program Usaha Kesehatan Sekolah adalah sebagai berikut. a. Mencapai lingkungan hidup yang sehat b. Pendidikan Kesehatan, c. Pemeliharaan kesehatan di sekolah. Gedung sekolah merupakan tempat para peserta didik belajar dan menghabiskan sebagian waktunya. Karena itu sekolah hendaknya memenuhi persyaratan “school plant”, misalnya gedung sekolah harus ditanami rumput, air yang bersih, WC tersedia dan memenuhi persyaratan serta dibersihkan setiap hari, ruangan kelas harus bersih dan nyaman. Inilah yang dimaksud dengan mencapai lingkungan hidup di sekolah. Pendidikan kesehatan dimulai dengan cara memberikan informasi bahwa kebiasaan hidup sehat merupakan modal utama dalam kehidupan misalnya tempat tinggal yang sehat, mandi dua kali sehari, makanan bergizi, dan sebagainya. Peranan guru sangat besar dalam pendidikan kesehatan. Guru harus menegur peserta didiknya yang berpakaian dan berbadan kotor, sewaktuwaktu guru mengajak peserta didik untuk membersihkan lingkungan sekolah/kerja bakti. Pemeriksaan kesehatan umum maupun khusus diadakan secara berkala sejak masuk kelas satu hari sudah mulai diajarkan hidup sehat, lingkungan sehat, pemberantasan penyakit, sehingga peserta didik terpelihara kesehatan jasmani dan rohaninya. Penyelenggara UKS memerlukan kerja sama antara seluruh arga sekolah. Setiap warga sekolah hendaknya menjalankan tugas sebaikbaiknya. Kepala sekolah dan para guru sebagai penanggung jawab umum,



22



sedangkan peserta didik membantu pelaksanaan UKS, dengan piket secara bergiliran. Di samping penanggung jawab umum, hendaknya ada penanggung jawab bidang pendidikan kesehatan, bidang kebersihan lingkungan kelas sehat, bidang pemeliharaan (pemeriksaan/pemeliharaan) kesehatan dan penanggung jawab mengenai usaha-usaha yang dijalankan sekolah (misalnya: kantin sekolah, usaha berternak, bertelur dan lain-lain. 5. Layanan Transportasi Sekolah Sarana angkutan (transportasi bagi para peserta didik merupakan salah satu penunjang untuk kelancaran proses belajar mengajar. Para pesera didik akan merasa aman dan dapat memiliki pulang sekolah dengan waktu yang tepat. Transportasi diperlukan terutama bagi peserta didikdi tingkat prasekolah dan pendidikan dasar. Penyelengggara transportasi sebaiknya dilaksanakan dari sekolah yang bersangkutn atau pihak swasta (misalnya dengan cara abodemen). 6. Layanan Asrama Bagi para peserta didik khususnya jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi, terutama bagi mereka yang jauh dari orang tuanya diperlukan asrama manfaat bagi para pendidik dan petugas asrama tersebut. Manfaat asrama bagi peserta didik yaitu: a. Tugas sekolah dapat dikerjakan dengan cepat dan sebaik – baiknya terutama jika berbentuk tugas kelompok. b. Sikap dan tingkah laku peserta didik dapat diawasi oleh petugas asrama dan para pendidik c. Jika diantara peserta didik mempunyai kesulitan (kiriman dari orang tua terlambat, sakit, dan sebagainnya) dapat saling membantu. d. Meringankan kecemasan orang tua terhadap putra-purinya e. Dapat juga merupakan salah satu cara untuk mengendalikan tingkah laku remaja yang kurang baik (negatif). Manfaat asrama bagi pendidik /petugas asrama. a. Mengetahui, memahami dan menguasai tingkah laku peserta didik, bukan hanya terbatas disekolah tetapi juga di luar sekolah. b. Guru dapat dengan cepat mengontrol tugas yang diberikan kepada peserta didik. E. Studi Kasus



23



Setiap tahun ajaran baru, sekolah disibukan oleh kegiatan penerimaan siswa baru. Sebelum kegiatan ini dimulai, kepada siswa terlebih dahulu membentuk panitia yang sudah dibentuk diformasikan dengan menggunakan surat keputusan (SK) kepala sekolah. Susunan panitia sebagai berikut. Ketua : Kepala Sekolah Sekertaris I : Wakil Kepala sekolah Sekertaris II : Kepala TU Bendahara : Bendahara Sekolah Anggota : TU dan Guru (jumlah sesuai kebutuhan) Setelah terbentuk panitia, langkah selanjutnya pembuatan pengumuman kepada masyarakat, agar para calon pendaftaran mengetahui syarat-syarat memasuki sekolah tersebut. Berikut contoh pengumuman tersebut. Kegiatan sekolah berikutnya adalah melaksanakan seleksi bagi calon siswa yang mendaftar di sekolah yang bersangkutan. Dan hasil seleksi ini ditentukan peserta didik yang diterima disekolah tersebut. Biasanya ada tiga kebijakan sekolah dalam penentuan peserta didik yang diterima yaitu : pertama: peserta didik yang diterima; kedua: peserta didik yang cadangan diterima; ketiga: peserta didik yang tidak diterima. Bagi peserta didik yang diterima langsung melakukan daftar ulang dan melengkapi persyaratan yang telah ditentukan sekolah. Setelah peserta didik diterima pada suatu sekolah. Pihak sekolah mempunyai tanggung jawab untuk memberikan suatu program penyusunan calon peserta didik kepada situasi sekolah mereka yang baru. Program ini beberapa hari (biasanya disekolah dilakukan dalam sepekan). Dalam sekolah. Bahkan secara rinci orientasi ini menegnalkan tata tertib sekolah, guru dan staf TU sekolah, perpustakaan sekolah, layanan khusus yang ada di sekolah, program studi di sekolah cara belajat efektif dan efesien disekolah serta organisasi kesiswaan yang ada di sekolah. Setelah siswa selesai mengikuti masa oriemtasi, ditentukan pembagian kelas. Pembagian kelas di sekolah biasanya menggunakan tipe kelas yang heterogen tanpa ada pertimbangan menempatkan kelas berdasarkan suku, nilai, agama maupun gender. Pembagian kelas ini tentu saja dibagi berdasarkan rasio ruang kelas yang ada. Setelah terbentuk kelas, barulah peserta didik mengikuti program pembelajaran / bidang studi yang harus ditempuh oleh peserta didik selama dikelas tersebut. Disamping itu, siswa 24



juga bisa mengikuti kegiatan – kegiatan organisasi disekolah yang sifatnya ekstrakurikuler dab dilakukan diluar jam mata pelajaran bidang studi. Dalam proses pembelajaran ini dilakukan terhadap peserta didik. Penilaian ini dilakukan untuk melihat kemajuan peserta didik dan menetukan naik atau tidak naik kelas berikutnya (bagi kelas 1 dan kelas 2), serta penentuan lulus atau tidak lulusnya bagi kelas 3. Hasil penilai yang dilakukan oleh pihak sekolah ini dilaporkan kepada orang tua/wali siswa. Laporan kepada orang tua tersebut lazimnya disebut buku rapot. Sedangkan siswa yang lulus dari sekolah diberikan ijazah. F. Ruang Lingkup Peserta Didik di Salah satu Sekolah Menengah (MAN 1 KOTA TASIKMALAYA) 1. Analisis Kebutuhan Peserta Didik Dalam menganalisis peserta didik MAN 1 KOTA TASIKMALAYA menganalisis berdasar kelas yang tersedia disekolah ini. Misalnya setiap kelas itu 36 siswa dan hanya ada 10 kelas sehingga perencanaan sekolah ini menerima peserta didik baru sekitar 360 siswa yang diterima disekolah ini. Dalam pengelolaan program kesiswaan sendiri dimulai dari bagaimana siswa masuk kelas yang baik,keluar kelas dan kegiatan diluar kegiatan kelas. Masuk sekolah dimulai dari jam 07.30, istirahat waktu dzuhur masuk semua ke mesjid, dan ekstrakuler dilaksanakan pada hari kamis dan jumat. Tata cara berpakaiaan juga diatur, dari mulai atribut, potongan pakaian (perempuan bajunya dikeluarkan dan laki-laki dikedalamkan), untuk potongan rok itu dibebaskan. Potongan rambut juga diatur, potongn yang tidak sesuai dengan anak sekolah dilarang. Sepatu juga, bila ada yang tidak sesuai dengan aturan yaitu tidak berwarna hitam maka bila sudah diberi peringan dua kali maka peringatan ketiga oleh kesiswaan akan diambil atau dirazia sepatunya, begitu pula warna akaos kaki. Untuk jadwal shalat duha wali kelas yang mengatur. biasanya dalam seminggu



tiga kali, bisa



pembelajaran. 2. Rekruitmen peserta didik



25



dilaksanakan



diwaktu



kosong



a. MAN 1 KOTA TASIKMALAYA memiliki tahapan dalam menyiapkan penerimaan peserta didik baru, diantaranya :  Pada semester 2 : kita menyiapkan surat surat untuk disebar ke sekolah-sekolah.  membuat brosur-brosur dengan persyaratan-persyaratannya.  Promosi secara langsung ke sekolah-sekolah oleh siswa dan guru. promosi dilakukan dengan memberikan informasi tentang MAN 1 KOTA TASIKMALAYA.  untuk promosi diluar kota biasannya dilakukan oleh beberapa guru tanpa melibatkan siswa. Promosi diluar kota biasanya didaerah sekitar priangan timur. 3. Seleksi Peserta Didik Seleksi peserta didik dilakukan di sekolah MAN 1 KOTA TASIKMALAYA.  Untuk calon peserta didik yang memiliki peringkat 1,2, dan 3 di SMP-nya, ada reward langsung diterima tanpa seleksi akademik  Untuk peserta didik lain yang ingin mendaftar kesini diadakan seleksi akademik berupa  Seleksi tulis: kemampuan dasar (IPA,IPS, matematika, bahasa indonesia, dan bahasa inggris)  Seleksi wawancara: minat kemampuan individu dan minat jurusan 4. Orientasi Masa Orientasi Siswa atau biasa disebut MOS, tetapi untuk MAN 1 KOTA TASIKMALAYA dikenal dengan masa taaruf madrasah (MATSAMA). Masa taaruf disesuaikan dengan ketentuan dari mendikbud, kegiatannya yaitu seperti perkenalan sekolah dan kegiatan yang membuat siswa baru merasa nyaman disekolah barunya Pada MATSAMA, orientasi yang diterapkan yaitu memberikan informasi-informasi mengenai sekolah. MAN 1 Kota Tasikmalaya mempunyai prinsip “Membuat siswa merasa nyaman”. 5. Penempatan Peserta Didik (pembagian kelas) Dalam penempatan peseta didik di MAN terbagi menjadi MIA,IIS, dan bahasa. Untuk kelas unggulan pada tahun ini belum diadakan, tetapi pihak sekolah berencana untuk membuat kelas unggulan oleh karena itu pihak sekolah melakukan penelitian untuk kelas MIA siswa yang berprestasi di satu kelas kan, akan tetapi pihak sekolah tidak mengumumkan bahwa itu kelas unggulan dan perlakuannnya. 6. Pembinaan dan pengembangan peserta didik



26



Di MAN 1 Kota Tasikmalaya terdapat 12 ekstrakurikuler yang aktif, diantaranya manapala, paskibra, pramuka, UKS, PMR, FORDIKA, jurnalis, bina seni, volly,basket, futsal, bulu tangkis. Ekstrakurikuler yang memiliki prestasi yang paling baik di MAN 1 Kota Tasikmalaya diantaranya Pramuka, Paskibra dan PMR. Pramuka mendapat juara pada berbagai event, Paskibra mendapat juara di tingkat Jawa Barat, PMR mendapat juara di tingkat Kota Tasikmalaya. Biasanya waktu ekstra dilakukan pada hari kamis dan jumat dikarenakan pesantren libur. Tetapi ada juga yang menggunakan hari rabu sebagai waktu ekstra, dikarenakan hampir anggota ektrakurikuler tersebut tidak pesantren. 7. Kelulusan dan alumni Standar kelulusan siswa ditentukan oleh nilai UN dan nilai Unjian sekolah yang diperoleh siswa. Sekolah masih berhubungan dengan alumni terutama alumni ekstrakurikuler. Alumni sangat mendukung terhadap kegiatan yang dilaksanakan oleh sekolah. Untuk menjalin silaturahmi, pihak sekolah mengadakan reuni akbar setiap 2 tahun sekali. 8. Layanan Transportasi, Kesehatan, dan Asrama Layanan kesehatan cukup memadai karena MAN 1 KOTA TASIKMALAYA mempunyai bangunan yang cukup luas, jika ada siswa yang mengalami sakit sampai 10 orang pun bisa ditampung di kesehatan sekolah.Untuk layanan asrama di MAN 1 KOTA TASIKMALAYA, secara khusus belum ada karena sudah ditampung oleh pondok pesantren, kami bekerjasama untuk pasilitas siswa yang ingin sekolah sanmbil mesantren atau yang jauh dari luar kota tempat tinggalnya.Kalau layanan trasportasi MAN 1 KOTA TASIKMALAYA tidak punya alat trasportasi umum dari sekolah, hanya saja jika ada kegiatan transportasi menggunakan kendaraan para guru-guru sebagai alat untuk mengangkut siswa. BAB III SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN



27



Manajemen adalah suatu proses yang dilakukan agar suatu usaha dapat berjalan dengan baik memerlukan perencanaan, pemikiran, pengarahan, dan pengaturan serta mempergunakan/mengikutsertakan semua potensi yang ada baik personal maupun material secara efektif dan efisien. Pengertian peserta didik sendiri menurut ketentuan umum undangundang RI no. 20 tahun 2003 ttentang sistem pendidikan nasional adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melaui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Tujuan manajemen peserta didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses pembelajaran dilembaga pendidikan (sekolah); lebih lanjut, proses pembelajaran di lembaga tersebut (sekolah) dapat berjalan lancar, tertib, dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan. Fungsi manajemen peserta didik adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri se-optimal mungkin, baik yang berkenan dengan segi-segi individualitasnya, segi sosial, aspirasi, kebutuhan dan segi-segi potensi peserta didik lainnya Ruang lingkup manajemen peserta didik itu meliputi : Analisis kebutuhan peserta didik, rekruitmen peserta didik, seleksi peserta didik, orientasi, penempatan peserta didik (pembagian kelas), pembinaan dan pengembangan peserta didik, kelulusan dan alumni. B. SARAN Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Besar harapan penulis atas kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penulisan-penulisan selanjutnya.



DAFTAR PUSTAKA Suhardan, Dadan. dkk. (2009). Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta



28