Pengertian Gunung Hutan Adalah Suatu Kegiatan Petualangan Yang Penuh Tantangan Dan Beresiko Tinggi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Pengertian Gunung Hutan adalah suatu kegiatan petualangan yang penuh tantangan dan beresiko tinggi. Kegiatan ini, membutuhkan keterampilan, kecerdasan, kekuatan serta daya juang yang tinggi, dan untuk menghadapi kegiatan petualangan yang mempunyai resiko tinggi, seseorang harus betul-betul mempersiapkan dirinya seoptimal mungkin. Hal-hal yang harus diperhatikan ketika ingin berkegiatan di gunung dan hutan adalah : 1. Fisik yang prima 2. Pikiran yang focus 3. Hati yang gembira Bahaya dan tantangan yang seakan hendak mengungguli merupakan daya tarik dari kegiatan petualangan ini. Pada hakekatnya bahaya dan tantangan tersebut adalah untuk menguji kemampuan diri dan untuk dapat menyatu dengan alam.Didalam kegiatan petualangan Gunung Hutan ada dua factor bahaya yang mengancam keselamatan jiwa, yaitu; bahaya yang datang dari diri sendiri atau



(Objetive Danger ) dan bahaya yang tidak dapat diramalkan yang datang dari



alam itu sendiri 1. Manajemen Perjalanan dan Perbekalan (MPP) MPP dalam gunung hutan adalah perencanaan siasat yang matang untung melakukan perjalanan dialam terbuka. Adapun rumusan yang biasa digunakan untuk membuat MPP gunung hutan adalah sbb : a. Where (Dimana)



: Dimana kita akan melakukan kegiatan.



b. Who (Siapa)



: Dengan siapa kita pergi.



c. Why (Kenapa)



: Kenapa kita harus pergi.



d. When (Kapan)



: Kapan waktu pelaksanaan kegiatan.



e. How (Bagaimana) : Bagaimana teknis melakukan kegiatan tersebut. Hal-hal lain yang perlu diperhatikan akan berkegiatan adalah : 1. Perlengkapan dan Perbekalan 2. Perlengkapan Jalan untuk Medan Gunung Hutan 3. Packing Sebaik mungkin



2. Navigasi Darat Navigasi darat adalah suatu teknik untuk menentukan kedudukan suatu tempat dan arah lintasan perjalanan secara tepat baik di medan sebenarnya maupun di peta. Kunci pemahaman navigasi ada 2 : 1. Mampu merekam dan membaca gambar permukaan fisik bumi 2. Mampun menggunkan perlatan pedoman arah. A. Peralatan Navigasi darat 1. Kompas Kompas yang biasa digunakan dan banyak ditemukan adalah kompas bidik. 2. Peta Peta yang biasa digunakan adalah peta topografi. 3. Alat Tulis Alat tulis yang digunakan adala pensil, bolpoin, penggaris, busur derajat, dan protaktor/busur yang berguna buat plotting. B. Orientasi 1. Orientasi Peta Orientasi peta adalah dengan menyamakan arah utara peta dengan kompas kemudian di interpretasi dialam yang sedikit lebih terbuka. 2. Orientasi Medan Orientasi medan terbagi menjadi 2: a. Resection Resection adalah cara menentukan posisi kita di peta b. Intersectiom Intersection adalah cara menentukan tempat lain terhadap kita. C. Azimuth –Back Azimuth Azimuth adalah sudut yang dibentuk dari arah utara dengan satu titik dari seorang pengamat. Sedangkan back azimuth adalah titik yang dibentuk dari arah utara dengan pengamat dari suatu titik. 3. ESAR Operasi ESAR terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan lokasinya, yaitu:



1. Gunung Hutan 2. Water Rescue 3. Vertical Rescue 4. Kebencanaan ESAR (Explorer Search and Rescue)



adalah usaha mencari, menolong, dan



menyelamatkan jiwa manusia yang hilang atau dikhawatirkan hilang atau menghadapi bahaya dalam musibah-musibah seperti pelayaran, penerbangan, dan bencana. Prinsip dasar sebuah kegiatan ESAR adalah 3C, yaitu cepat, cermat, dan cekatan. Seorang penyelamat harus mampu berpikir dan bertindak cepat setelah mendengar berita kecelakaan atau kehilangan. Selain itu rescuer juga harus mampu cermat dalam membuat strategi penyelamatan dan cekatan saat berada di lapangan. Hal-Hal yang Menghambat 3C 1. Keterlambatan atau kurangnya informasi, sementara kemampuan bertahan hidup korban menurun 2. Kurang komunikasi dan koordinasi perorangan atau antar kelompok, contoh pecinta alam, pendaki gunung dan instansi di bidang serupa 3. Ketidakseragaman pengetahuan Organisasi ESAR Setiap operasi ESAR selalu dilakukan dengan susunan keanggotaan tertentu. Ini dikarenakan untuk mempermudah koordinasi dan agar kegiatan terlaksana secara teratur serta terkontrol. Keorganisasian dalam ESAR dibentuk saat operasi ESAR berlangsung dan dibubarkan saat operasi ESAR tersebut selesai. SC (SAR Coordinator ) SC adalah pemimpin dari sebuah tim ESAR. SAR Coordinator berfungsi memfasilitasi sebuah operasi penyelamatan. Umumnya merupakan orang berpengaruh atau berpangkat tertinggi di suatu daerah, misalnya bupati atau gubernur. Dengan demikian birokrasi perizinan untuk kegiatan akan lebih mudah. Untuk operasi berskala nasional



SMC (SAR Mission Coordinator) SMC adalah pembuat perencanaan dalam sebuah operasi ESAR. SMC berkewajiban mengkonsep dan membuat strategi penyelamatan. SMC juga memiliki garis koordinasi langsung dengan SC dengan kata lain dapat berhubungan langsung dengan SC. SMC umumnya berupa satu orang tidak lebih untuk mempermudah koordinasi dan agar tidak terjadi intrepretasi ganda. OSC (On Scene Comander) OSC adalah perpanjangan tangan dari SMC. OSC atau komandan lapangan tidak selalu ada dalam sebuah organisasi operasi ESAR. Ada tidaknya OSC ditentukan oleh kebutuhan dan wilayah pencarian. Untuk wilayah pencarian yang luas biasanya dibutuhkan seorang atau lebih OSC. OSC juga dibutuhkan untuk operasi dengan jumlah SRU 30 unit atau lebih. SRU (Search Rescue Unit) SRU adalah tim lapangan dalam sebuah operasi ESAR. Setiap SRU minimal terdiri dari tiga orang dan anggotanya dapat berjumlah tidak terhingga. Setiap anggota SRU memiliki jobdesc utama. Pembagian jobdesc setiap SRU, yaitu team leader, compass-man, rebound/marker man, serta notulensi dan dokumentasi. Komponen Pendukung ESAR 1. Organisasi 2. Fasilitas 3. Komunikasi 4. Emergency Care/ ERP/ PPGD 5. Dokumentasi 6. Ilmu PPGD, komunikasi lapangan dan jungle survival Tahapan Operasi SAR -



Kekhawatiran



-



Kesiagaan



-



Perencanaan



-



Pertolongan



-



Evaluasi



Tahap dan Teknik Operasi SAR



1. Preliminary Mode Preliminary Mode adalah tahap perencanaan dalam sebuah operasi ESAR. Tahap ini terdiri dari kegiatan pengumpulan data dan informasi terkait korban. 2. Confinement Mode Confinement Mode adalah tahap pengurungan. Pada tahap ini dilakukan pengurungan wilayah di mana orang tersebut diduga hilang sehingga diharapkan korban akan mendatangi batas pengurungan. Berdasarkan caranya, confinement mode terbagi menjadi: o Trail Block o Road Block o Lookouts o Camp In o Track Trap o Ribbon o String Line o String Tag o Marker 3. Detection Mode Detection Mode adalah tahap di mana pencarian survivor dilakukan melalui penyisiran barang-barang yang tercecer ditinggalkan survivor. Penyisiran dilakukan pada wilayah di mana diduga pernah dilalui survivor. Detection mode terbagi menjadi tiga tipe, yaitu tipe search Hastic Searching, Open Grid, dan Close Grid. 4. Tracking Mode Tracking Mode adalah tahap di mana penyelamat mengikuti jejak-jejak dan atau barangbarang yang tercecer ditinggalkan oleh survivor. Jejak dapat berupa gangguan di lingkungan seperti bekas ranting yang baru dipatahkan, dan lain sebagainya. 5. Evacuation Mode Evacuation Mode adalah tahap perawatan survivor yang telah ditemukan kemudian pemindahannya ke lokasi yang lebih aman. Ada tiga kemungkinan saat menemukan survivor, yaitu sehat, cidera, atau meninggal.



Sikap Selama Pencarian Dalam pencarian, seorang penyelamat harus mengikuti pedoman sikap dasar pencarian. Sikap dasar selama pencarian antara lain seperti berikut: 1. Cepat dan tanggap 2. Tidak terburu-buru dalam pencarian 3. Melihat ke belakang 4. Memanggil nama survivor 5. Memiliki sikap mental selama pencarian 6. Selalu fokus dan tidak mengeluh