Penilaian Afektif [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENILAIAN AFEKTIF



Oleh: Ellya Hafni 1620060005



PRODI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA 2017



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Swt., Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan dan kesehatan serta berbagai rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Penilaian Afektif ini tepat pada waktunya. Dimana makalah ini merupakan kewajiban dalam memenuhi tugas mata kuliah Assesment. Dalam makalah ini, dibahas mengenai pengertian afektif, penilaian afektif, tingkatan ranah afektif, karakteristik penilaian afektif, teknik penilaian afektif hingga instrumen penilaian efektif dalam pembelajaran matematika sehingga tercapailah KI 1 dan KI 2 sesuai dengan Kurikulum 2013. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan pada penulisan. Akhirnya penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh pembaca atas kritik dan saran demi penyempurnaan isi dari makalah ini. Penulis berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi pembaca umumnya.



Medan, 20 Maret 2017 Penulis



1



Daftar Isi Kata Pengantar..................................................................................................................i Daftar isi............................................................................................................................ii Daftar Tabel ......................................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN 1.1................................................................................................................................Latar Belakang ...............................................................................................................1 1.2................................................................................................................................Rumu san masalah...........................................................................................................2 1.3................................................................................................................................Tujua n penulisan.............................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN 2.1................................................................................................................................Penge rtian Afektif ..........................................................................................................3 2.2................................................................................................................................Tingk at Ranah Efektif.....................................................................................................3 2.3................................................................................................................................Karakt eristik Ranah Afektif.............................................................................................5 2.4................................................................................................................................Tekni k Penilaian Ranah Efektif .....................................................................................6 2.5................................................................................................................................Instru men Penilaian Afektif ...........................................................................................8 BAB III PENUTUP 3.1................................................................................................................................Kesim pulan......................................................................................................................14 3.2................................................................................................................................Saran ...............................................................................................................................14 Daftar Pustaka ..................................................................................................................15



2



3



Daftar Tabel Tabel 2.1. Lembar indikator dan deskriptor penilaian sikap sosial ..................................9 Tabel 2.2. Lembar Penilaian sikap sosial .........................................................................10 Tabel 2.3. Lembar pernyataan penialain diri sendiri ........................................................11 Tabel 2.4. Format penialain diri sendiri ...........................................................................11 Tabel 2.5. Lembar pernyataan penilaian teman sejawat ...................................................12 Tabel 2.6. Format penilaian teman sejawat ......................................................................13 Tabel 2.7. Lembar penilaian jurnal ...................................................................................13



4



BAB I PENDAHULAUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Kurikulum 2013 dalam Permendikbud No. 81a Tahun 2013 tentang implementasi kurikulum



bahwa



strategi



penilaian



disiapkan



untuk



memfasilitasi



guru



dalam



mengembangkann pendekatan, teknik dan instrument penilaian hasil belajar. Dijelaskan pula tentang penjabaran jenis penilaian dalam pelaksanaan pembelajaran pada kurikulum 2013, bahwa penilaian pencapaian KD peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/ atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Implementasi dari penerapan penilaian pada kegiatan pembelajaran di dalam kelas maupun diluar kelas, dirasakan belum tercapai dengan baik. Masih banyak terdapat guru-guru atau pendidik yang belum menerapkan penilaian. Terutama penilaian pada kurikulum 2013 ditekankan agar ketiga aspek penilaian dapat dilakukan dalam proses pembelajaran baik secara bersamaan ataupun terpisah. Penilaian pada kurikulum 2013 menekankan penilaian dilakukan pada aspek kognitif, aspek psikomotor, dan aspek afektif. Penilaian ini diterapkan agar seluruh Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) dapat tercapai dan terukur untuk mencapai hasil belajar yang telah menjadi tujuan pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotor dipengaruhi oleh kondisi afektif peserta didik. Peserta didik yang memiliki minat belajar dan sikap positif terhadap pelajaran akan merasa senang mempelajari mata pelajaran tertentu, sehingga dapat mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Masalah afektif dirasakan penting oleh semua orang, namun implementasinya masih kurang. Hal ini disebabkan merancang pencapaian tujuan pembelajaran afektif tidak semudah seperti pembelajaran kognitif dan psikomotor. Satuan pendidikan harus merancang kegiatan pembelajaran yang tepat agar tujuan pembelajaran afektif dapat dicapai. Keberhasilan pendidik melaksanakan pembelajaran ranah afektif dan keberhasilan peserta didik mencapai kompetensi afektif perlu dinilai. Oleh karena itu perlu dikembangkan acuan pengembangan perangkat penilaian ranah afektif serta penafsiran hasil pengukurannya. 1



1.2.Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan penialain afektif dalam pembelajaran? 2. Bagaimana tingkatan ranah afektif? 3. Bagaimana karakteristik ranah afektif? 4. Bagaimana teknik penilaian afektif itu? 5. Bagaimana langkah untuk membuat instrument afektif?



1.3.Tujuan Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk: 1. Mengetahui pengertian dari penialaian afektif dalam pembelajaran 2. Mengetahui pembagian dari tingkatan ranah afektif 3. Mengetahui karakteristik ranah afektif 4. Mengetahui teknik penilaian afektif 5. Mengetahui langkah untuk membuat instrument afektif



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1.



Pengertian Afektif



Istilah afektif dipergunakan untuk mengidentifikasi dimensi perasaan dan kesadaran siswa (the feeling dimension of consciousness) – emosi di dalam, perilaku, atau keinginan yang mempengaruhi pemikiran dan tindakan kita. Seperti pencapaian/prestasi (achievement), affektif merupakan suatu karakteristik manusia yang multidimensional, termasuk perilaku (attitude), nilai, dan minat. Afektif atau sikap merupakan suatu kecendrungan tingkah laku untuk berbuat sesuatu dengan cara, metode, teknik, dan pola tertentu terhadap dunia sekitarnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Afektif adalah berkenaan dengan rasa takut atau cinta, mempengaruhi keadaan, perasaan dan emosi, serta mempunyai gaya atau makna yang menunjukkan perasaan. Muhajir (1992) menjelaskan bahwa sikap merupakan kecendrungan afeksi, suka atau tidak suka pada suatu objek social. Harvey dan Smith (1991) berpendapat bahwa sikap adalah kesiapan merespons secara konsisten dalam bentuk positif 3



atau negative terhadap objek atau situasi. Eagly & Chaiken (1993) sikap adalah “ a psychological tendency that is expressed by evaluating a particular entity with some degree of favor or disfavor”. 2.2.



Tingkat Ranah Efektif



Menurut Krathwohl dalam Sax (1980) bila ditelusuri hampir semua tujuan kognitif mempunyai komponen afektif. Dalam pembelajaran sains, misalnya, di dalamnya ada komponen sikap ilmiah. Sikap ilmiah adalah komponen afektif. Peringkat (level) ranah afektif menurut menurut taksonomi Krathwohl ada lima, yaitu: receiving (attending), responding, valuing, organization, dan characterization. 2.2.1. Receiving (menerima) atau attending Jenjang ini berhubungan dengan kesediaan atau kemauan siswa untuk ikut dalam fenomena atau stimulasi khusus (kegiatan dalam kelas, baca buku dan sebagainya). Receiving dihubungkan



dengan



pengajaran



jenjang



ini



berhubungan



dengan



menimbukkan,



mempertahankan, dan mengarahkan perhatian siswa. Sedangkan perumusan untuk membuat soalnya



yaitu



menanyakan,



menjawab,



menyebutkan,



memilih,



mengidentifikasi,



memberikan, mengikuti, menyeleksi, menggunakan, dan lain-lain. Dilihat dari tugas guru, hal ini berkaitan dengan mengarahkan perhatian siswa terhadap suatu kegiatan.



2.2.2. Responding (Menjawab) Kemapuan ini bertalian dengan partisipasi siswa. Pada tingkat ini, siswa hanya menghadiri sesuatu fenomena tertentu tetapi juga mereaksi terhadapnya dengan salah satu cara. Hasil belajar dalam jenjang ini dapat menekankan kemauan untuk menjawab. Sedangkan perumusan bentuk soalnya adalah menjawab, melakukan, menulis, menceritakan, membantu, melaporkan, dan sebagainya Level yang tinggi pada kategori ini adalah minat, yaitu hal-hal yang menekankan pada pencarian hasil dan kesenangan pada aktivitas khusus. Misalnya kesenangan dalam membaca buku.



4



2.2.3. Valuing (Menilai) Jenjang ini bertalian dengan nilai yang dikenakan siswa terhadap suatu objek, fenomena, atau tingkah laku tertentu, jenjang ini berjenjang mulai dari hanya sekedar penerima nilai sampai ketingkat komitmen keterampilan. Sedangkan perumusan soalnya menerangkan,



membedakan,



memilih,



mempelajari,



mengusulkan,



menggambarkan,



menggabung, mempelajari, menyeleksi, bekerja, membaca, dan sebagainya Valuing atau penilain berbasis pada internalisasi dari seperangkat nilai yang spesifik. Hasil belajar pada level ini berhubungan dengan prilaku yang konsisten dan stabil. Dalam tujuan pembelajaran, penilaian ini diklasifikasi sebagai sikap dan apresiasi. 2.2.4. Organization (Organisasi) Nilai satu dengan nilai lain dikaitkan dan konflik antar nilai diselesaikan, dan mulai membangun sistem nilai internal yang konsisten. Jadi tugas seorang guru dalam mengevaluasi ialah memberikan penekanan pada membandingkan, menghubungkan dam mensistensikan



nilai-nilai.



Mengorganisasikan,



mengatur,



membandingkan,



mengintegrasikan, memodifikasi, menghubungkan, menyusun, memadukan, menyelesaikan, mempertahankan, menjelaskan, menyatukan, dan lain-lain Hasil pembelajaran pada level ini berupa konseptualisasi nilai atau organisasi sistem nilai. Misalnya pengembangan filsafat hidup. 2.2.5. Characterization (Karakteristik) atau nilai yang komplek. Characterization (karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai), yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki oleh seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Di sini proses internalisasi nilai telah menempati tempat tertinggi dalam suatu hirarki nilai. Nilai itu telah tertanam secara konsisten pada sistemnya dan telah mempengaruhi emosinya. Ini merupakan tingkat efektif tertinggi, karena sikap batin peserta didik telah benar-benar bijaksana. Ia telah memiliki phyloshopphy of life yang mapan. Jadi pada jenjang ini peserta didik telah memiliki sistem nilai yang telah mengontrol tingkah lakunya untuk suatu waktu yang lama, sehingga membentu karakteristik “pola hidup” tingkah lakunya menetap, konsisten dan dapat diramalkan. Hasil pembelajaran pada tingkat ini berkaitan dengan pribadi, emosi, dan sosial.



5



2.3.Karakteristik Ranah Afektif Objek ranah afektif menurut Krathwohl (1973) unsur-unsurnya terdiri dari minat (interest), sikap (attitude), nilai (value), apresiasi (apresiation), dan penyesuaian (adjustmen). Fishbein dan Ajzen (1975) membagi dalam kepercayaan (belief), sikap (attitude), keinginan/maksud (intention), dan perilaku (behaviour). Berbeda dengan Fishbein dan Ajzen, Hammond (Worthen dan Sanders, 1973) menyatakan bahwa objek afektif meliputi unsur perhatian, minat (interest), sikap (attitude), perasaan (feeling), dan emosi (emotion). Menurut Hopkins dan Antes (1990), unsur-unsur ranah afektif meliputi emotion, interest, attitude, value, character development, dan motivation. Mardapi (2011) menambahkan bahwa karakter juga merupakan bagian dari ranah afektif. Berdasarkan uraian di atas, dapat diidentifikasikan ada 5 (lima) tipe karakteristik afektif yang penting, yaitu sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral. 2.3.1. Sikap Anastasi (1982) mendefinisikan sikap sebagai kecenderungan untuk bertindak secara suka atau tidak suka terhadap suatu objek. Sikap dapat dibentuk melalui cara mengamati dan menirukan sesuatu yang positif, kemudian melalui penguatan serta menerima informasi verbal. Perubahan sikap dapat diamati dalam proses pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai, keteguhan, dan konsistensi terhadap sesuatu. Penilaian sikap adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap mata pelajaran, kondisi pembelajaran, pendidik, dan sebagainya. 2.3.2. Minat Getzel (1966), minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yang mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman, dan keterampilan untuk tujuan perhatian atau pencapaian. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990), minat atau keinginan adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Hal penting pada minat adalah intensitasnya. 2.3.3. Konsep Diri Menurut Smith, konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu terhadap kemampuan dan kelemahan yang dimiliki. Target, arah, dan intensitas konsep diri pada dasarnya seperti ranah afektif yang lain. Target konsep diri biasanya orang tetapi bisa juga institusi seperti sekolah. Arah konsep diri bisa positif atau negatif, dan intensitasnya bisa dinyatakan dalam suatu daerah kontinum, yaitu mulai dari rendah sampai tinggi. 6



Konsep diri ini penting untuk menentukan jenjang karir peserta didik, yaitu dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri, dapat dipilih alternatif karir yang tepat bagi peserta didik. Selain itu informasi konsep diri penting bagi sekolah untuk memberikan motivasi belajar peserta didik dengan tepat. 2.3.4. Nilai Nilai menurut Rokeach (1968) merupakan suatu keyakinan tentang perbuatan, tindakan, atau perilaku yang dianggap baik dan yang dianggap buruk. Selanjutnya dijelaskan bahwa sikap mengacu pada suatu organisasi sejumlah keyakinan sekitar objek spesifik atau situasi, sedangkan nilai mengacu pada keyakinan. Anderson mendefinisikan perasan ini dengan menyatakan bahwa, pertama “nilai adalah kepercayaan mengenai apa yang harus dikerjakan, apa yang penting atau dihargai dan standar apa yang digunakan dalam bersikap dan bertindak yang secara personal dan sosial dapat diterima. Kedua, nilai bersifat abadi atau tahan lama. Oleh karena itu, niali cenderung stabil stabil dalam jangka waktu yang lama”. Jelas bahwa objek nilai dapat meluas dan melebar, dan itu yang dipelajari. Nilai-nilai terlihat memiliki jangkar yang sangat dalam di dalam kehidupan kita. 2.3.5. Moral Moral berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap kebahagiaan orang lain atau perasaan terhadap tindakan yang dilakukan diri sendiri. Misalnya menipu orang lain, membohongi orang lain, atau melukai orang lain baik fisik maupun psikis. Moral juga sering dikaitkan dengan keyakinan agama seseorang, yaitu keyakinan akan perbuatan yang berdosa dan berpahala. Jadi moral berkaitan dengan prinsip, nilai, dan keyakinan seseorang. 2.4. Teknik Penilaian Ranah Efektif Dalam proses pembelajaran guru dapat melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri (self assessment), penilaian “teman sejawat” (peer assessment) oleh peserta didik, dan jurnal. Semua teknik instrumen tidak harus digunakan secara bersamaan dalam satu kali kegiatan tatap muka. Bisa jadi dalam satu tatap muka guru hanya menggunakan satu atau maksimal dua instrumen saja.



7



2.4.1. Penilaian Observasi. Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Kelebihan observasi: 1. Observer dapat mencatat langsung setiap kejadian yang terjadi 2. Observer tidak memerlukan bahasa verbal sebagai alat bantu untuk memperoleh data Kekurangan observasi: 1. Penialian bersifat subjektif 2. Memungkinkan terjadinya ketidakwajaran apabila yang diobservasi mengetahui bahwa sedang diobservasi 3. Observer harus sangat teliti dalam mengamati setiap kejadian yang terjadi 2.4.2. Penilaian Diri Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri. Penggunaan teknik ini dapat memberi dampak positif terhadap perkembangan kepribadian seseorang. Kelebihan penilaian diri sendiri: 1. Melatih kejujuran siswa ketika mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya sendiri 2. Melatih keterbukaan siswa Kekurangan penialian diri sendiri: 1. Penilaian bersifat subjectif 2. Kemungkinan siswa mengisi data dengan mengikuti temannya 2.4.3. Penilaian Antar Peserta Didik Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik. Kelebihan penilaian teman sejawat: 1. Melatih keberanian siswa dalam menilai kemampuan temannya 2. Melatih kejujuran siswa ketika mengakui kelebihan dan kekurangan temannya Kekurangan penilaian teman sejawat: 8



1. Penilaian bersifat subjektif 2. Memungkinkan siswa asal-asalan dalam menilai temannya 2.4.4. Jurnal Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal dapat memuat penilaian peserta didik terhadap aspek tertentu secara kronologis. Kelebihan jurnal: 1. Penilaian sikap setiap siswa akan terlihat lebih jelas dan lengkap 2. Terlihat perkembangan sikap siswa lebih detail Kekurangan jurnal: 1. Penilaian bersifat subjektif 2. Guru akan kesulitan jika harus melakukan dalam kelas besar (jumlah siswa lebih dari 20) 2.5. Instrumen Penilaian Afektif Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antar peserta didik adalah lembar pengamatan berupa daftar cek (checklist) atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik. Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan substansi/materi, konstruksi, dan bahasa. Persyaratan substansi merepresentasikan kompetensi yang dinilai, persyaratan konstruksi memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan, dan persyaratan bahasa adalah penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. 2.5.1. Instrumen Penialain lembar observasi sikap siswa 1) Penilaian Sikap Sosial Sikap yang diintegrasikan dan dikembangkan untuk mencapai KI 2 pada kurikulum 2013 ada 18. Contohnya adalah perilaku rasa ingin tahu, jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, dapat bekerja sama, kritis dan teliti. Masing-masing sikap dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Sikap Rasa Ingin Tahu Rasa Ingin Tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat dan didengarnya. Rasa ingin 9



tahu dalam proses pembelajaran dapat ditunjukan dengan mengemukakan pendapat dari berbagai macam sumber, dan selalu bertanya pada guru atau teman jika belum menguasai pelajaran. b. Sikap Jujur Sikap jujur adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan. c. Sikap Disiplin Sikap disiplin adalah tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan taat pada berbagai ketentuan dan peraturan. Sikap disiplin dalam proses pembelajaran dikelas dapat ditunjukan dengan datang tepat waktu, memperhatikan penjelasan dan pendapat guru maupun teman, dan mengikuti kegiatan dengan tertib. d. Sikap Tanggung Jawab Sikap tanggung jawab adalah sikap dan perilaku untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagaimana yang seharusnya dilakukan, baik terhadap diri sendiri, teman maupun guru. Dalam proses pembelajaran sikap tanggung jawab dapat ditunjukan dengan cara mengerjakan tugas sesuai yang telah ditentukan, berperan aktif dalam kelompok dan berani menanggung resiko atas perbuatan yang telah dilakukanya. e. Sikap Santun Sikap santun adalah sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa ataupun cara berperilaku terhadap orang lain. Sikap santun di dalam prses pembelajaran dapat ditunjukan dengan sikap bicara yang sopan, bersikap hormat dan santun terhadap guru maupun teman. Tabel 2.1. Lembar indikator dan deskriptor penilaian sikap sosial N o



Aspek Efektif



Indikator



Deskriptor Indikator



1



Rasa Ingin Tahu



Menunjukkan rasa ingin tahu saat proses pembelajaran berlangsung



1. Mengajukan pertanyaan, 2. Menanggapi jawaban, 3. Menindaklanjuti pertanyaan dengan pertanyaan lain, 4. Mencoba menjawab pertanyaan teman lain



2



Jujur



Bersikap jujur saat mengerjakan tugas.



1. Tidak menyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan 2. Tidak menjadi plagiat (mengambil/menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan sumber) 3. Membuat laporan berdasarkan data atau informasi apa adanya 10



3



Displin



4



Tanggung jawab



5



Santun



Menunjukkan kedisiplinan saat proses pembelajaran berlangsung Menunjukkan sikap bertanggung jawab saat proses pembelajaran berlangsung Menunjukkan sikap santun saat proses pembelajaran berlangsung



4. Mengakui kesalahan atau kekurangan yang dimiliki 1. Datang tepat waktu 2. Patuh pada tata tertib atau aturan bersama/ sekolah 3. Mengerjakan Tugas yang telah diberikan 4. Mengerjakan/mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan 1. Melaksanakan tugas individu dengan baik 2. Mengakui atas kesalahan yang dilakukan 3. Memintak maaf atas kesalahan yang telah dilakukan 4. Memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan 1. Menghormati orang yang lebih tua. 2. Mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan orang lain 3. Bersikap 3S (salam, senyum, sapa) 4. Santun dalam bertanya dan menjawab pertanyaan



Selanjutnya guru membuat rekapitulasi hasil penilaian sikap peserta didik dalam format seperti contoh berikut.



3



2 M. khairul Keterangan:



3



4



4



22



3,7



SB



3



4



3



3



3



3



19



3,2



B



Santun



kode



disiplin



4



Skor sikap



Jujur



4



skor Jumlah



Ingin tahu



Nurfatimah



sama Bekerja



siswa Nama



1



jawab Tanggung



No.



Tabel 2.2. Lembar Penilaian sikap sosial



1. Rentang skor masing-masing sikap = 1,00 s.d. 4,00 2. Jumlah skor = jumlah skor seluruh criteria 3. skor sikap = rata-rata dari skor sikap 4. Kode nilai/Predikat: 3.25 - 4.00 = SB (Sangat baik) 2.50 – 3.24 = B (Baik) 1.75 – 2.49 = C (Cukup) 1.00 – 1.74 = K (Kurang)



11



2.5.2. Instrumen Penilaian Diri Sendir mengenai sikap Format Penilaian Diri Sendiri Nama NIS Kelas



: …………………………………. : …………………………………. : ……………………………….....



Petunjuk penilaian diri: Berikan tanda silang (X) sesuai dengan kondisi diri Anda. Tabel 2.3. Lembar pernyataan penialain diri sendiri No .



Pernyataan



SS



TS



S



STS



Dalam proses pembelajaran matematika, saya mencatat data apa adanya. Saya menyelesaikan tugas matematika sesuai dengan 2. waktu yang telah ditentukan Saya berbagi tugas dengan teman satu jika ada tugas 3. kelompok kelompok. Dalam belajar matematika saya mendominasi setiap 4. pekerjaan. Jika saya tidak mengerti pelajaran matematika saya 5. akan bertanya kepada guru. Keterangan: 1. Hasil pernyataan diubah menjadi skor dengan ketentuan: Kode Kriteria Skor SS Sangat setuju 4 S Setuju 3 TS Tidak setuju 2 STS Sangat tidak setuju 1 1.



2. Selanjutnya guru dapat membuat rekapitulasi hasil penilaian diri mengenai sikap terhadap mata pelajaran matematika yang dilakukan oleh peserta didik menggunakan format berikut



Aisyah N.A.



Skor untuk pernyataan nomor 1



2



3



4



5



2



2



2



2



1



12



Nilai Kode



1



Nama



sikap Skor



No.



skor Umlah



Tabel 2.4. Format penialain diri sendiri



24



3,42



B



Keterangan 3. Skor maksimum = 28 4. Nilai maksimum = 100 5. Nilai Sikap = Skor Perolehan x 100 Skor Maksimum 6. Kode nilai/predikat: 3.50 - 4.00 = SB (Sangat baik) 3.00 – 3.49 = B (Baik) 2.50 – 2.99 = C (Cukup) 2.00 – 2.49 = K (Kurang) 2.5.3. Instrumen penilaian (lembar pengamatan) assessment) Format Penilaian Antar Teman Nama teman yang dinilai : …………………………………. Nama penilai : …………………………………. Kelas : ………………………………..... Semester : ………………………………….



teman



sejawat



(peer



Petunjuk: 1. Amatilah perilaku temanmu dengan cemat selama mengikuti kegiatan praktikum penentuan ∆H menggunakan calorimeter! 2. Berilah tanda  pada kolom yang sesuai (ya atau tidak) berdasarkan hasil pengamatanmu! 3. Serahkan hasil pengamatan kepada bapak/ibu guru! Tabel 2.5. Lembar pernyataan penilaian teman sejawat No. Perilaku/sikap 1. Selama kegiatan selalu mendominasi pekejaan. 2. Dapat menerima saran teman yang lain. 3. Memberikan solusi terhadap pendapat yang berbeda. 4. Mencatat hasil pengamatan apa adanya. 5. Berpartisipasi dalam membersihkan tempat dan peralatan. 6. Hati-hati dalam melakukan percobaan.



Ya



Tidak



Keterangan 1. Pernyataan pada instrumen di atas ada yang bersifat positif (No.1 dan 2) dan ada yang bersifat negatif (No 3). Pemberian skor untuk pernyataan yang bersifat positif:



13



YA = 2, TIDAK = 1. Untuk pernyataan yang bersifat negatif adalah sebaliknya yaitu TIDAK = 2, dan YA = 1. 2. Selanjutnya guru dapat membuat rekapitulasi hasil penilaian diri mengenai sikap terhadap mata



pelajaran matematika



yang dilakukan oleh peserta didik



menggunakan format berikut.



1



Aisyah N.A.



1 2



2 2



3 2



4 2



5 1



6 2



7 1



Kode Nilai



Nama



pernyataan



Skor sikap



No.



Skor untuk nomor



Umlah skor



Tabel 2.6. Format penilaian teman sejawat



24



3,42



B



Keterangan: 1. Jumlah skor maksimal = Jumlah pernyataan x 2 2. Skor sikap = (Jumlah skor perolehan/jumlah skor maksimal) x 4. Skor sikap ditulis dengan dua desimal. Rentang skor sikap: 2.00 – 4.00 3. Kode nilai/predikat: 3.50 - 4.00 = SB (Sangat baik) 3.00 – 3.49 = B (Baik) 2.50 – 2.99 = C (Cukup) 2.00 – 2.49 = K (Kurang) 2.5.4. Instrumen penilaian jurnal atau catatan harian selama pembelajaran atau selama di sekolah/madrasah. Kelas : KD/Materi Pokok : Hari/Tanggal : Mata Pelajaran : Tabel 2.7. Lembar Penialain Jurnal No. Nama Siswa Kejadian (positif/negative) 1. Azmi 1. Kurang percaya diri ketika melakukan presentasi dengan sering menundukkan kepala, malu-malu. 2. Sangat jujur dengan secara berterus terang mengakui kesalahan dalam pengambilan data 3. Sikap syukur, tanggungjawab dan kerjasama sangat bagus. 14



BAB III PENUTUP 3.1.



Kesimpulan



1. Penilaian efektif adalah penilaian terhadap reaksi seseorang atau peserta didik tentang materi pelajaran, guru atau pengajar, proses pembelajaran dan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran. 2. Ada dua alasan bagi masing-masing kita untuk mempedulikan afektif siswa. Pertama, outcome afektif mewakili outcome penting dan proses bersekolah dalam pandangan siswa sendiri. Kedua, perasaan siswa secara kuat berhubungan dengan pencapaian akademik, dan oleh karena itulah memberikan pengaruh yang hebat pada pencapaian akademik. 3. Peringkat (level) ranah afektif menurut menurut taksonomi Krathwohl ada lima, yaitu: receiving (attending), responding, valuing, organization, dan characterization. 4. Tipe karakteristik afektif yang penting dapat diidentifikasikan ada 5 (lima) yaitu sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral. 5. proses pembelajaran guru dapat melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri (self assessment), penilaian “teman sejawat” (peer assessment) oleh peserta didik, dan jurnal. 3.2.



Saran Penilaian afektif sangat diperlukan dan penting sama seperti penilaian kognitif dan kinerja, sehingga guru harus juga menyiapkan istrument penilaian afektif sebelum memasuki kelas.



15



Daftar Pustaka



Majid, A., (2011), Perencanaan Pembelajaran, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Anastasi, A., (1982), Psychological Testing Fifth Edition, Macmillan, New York. Anderson, (1981), Efficient Reading: A Practical Guide, McGraw-Hill Book Company, Sidney. Bloom, B.S., (1976), Human Characteristics and School Learning, McGraw Hill Book Company, New York. Daryanto, (2004), Evaluasi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (1990), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta. Harvey, J.H & Smith, W.P., (1991), Social Psychology An attribution Approach, The C.V Mosby Company, London. Krathwohl, Bloom, Marsia, (1973), Taxonomy of Educational Objectives, the Classification of Educational Goals. Handbook II: Affective Domain, David McKay Co., New York. Djemari, M., (2012), Pengukuran Penilaian & Evaluasi Pendidikan, Nuha Medika, Yogyakarta. Haryati, M., (2009), Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan, Gaung Persada Press, Jakarta.



16



Solichin, M., (2012), Psikologi Belajar: Aplikasi Teori-Teori Belajar Dalam Proses Pembelajaran, Suka Press, Yogyakarta. Muhajir, N., (1992), Metodologi Penelitian, Rake Sarasin, Yogyakarta. Sudjana, N., (2006), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung. Sax, G., (1980), Principles of Educational Measurement and Evaluation (second ed.), Wadsworth Publishing, California. Sudaryono, (2012), Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran, Graha Ilmu, Yogyakarta. Sugiyono, (2002), Statistika untuk Penelitian, Tarsito, Bandung. Mania, S., (2012), Penantar Evaluasi Pengajaran, Alauddin University Press, Makassar. Surapranata, S., (2004), Analisis, Validitas, dan Intertrestasi Hasil Test, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.



17