Pentingnya Berpikir Lateral [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Pentingnya Berpikir Lateral Berpikir lateral perlu untuk dibiasakan dan dilakukan setiap hari, berikut adalah kisah sehari-hari untuk dapat direnungkan kembali. 1. A membeli rokok, seharga 11.000 rupiah, tetapi ia tidak memiliki korek api, lalu berkata kepada pelayan toko, "Bisa sekalian diberikan sekotak korek api?" Namun pelayan toko tidak memberikannya. B membeli rokok, seharga 11.000 rupiah, ia juga tidak memiliki korek api, lalu berkata kepada pelayan toko, "Diskon 1.000 perak dong." Akhirnya, ia menggunakan 1.000 rupiah tersebut untuk membeli sekotak korek api. Ini adalah efek marginal psikologis yang paling sederhana. Kasus A: Pemilik berpikir di barang yang satu sudah mendapat untung, barang yang lain tidak mendapat untung. Indeks Feeling mendapat untung: 1. Kasus B: Pemilik berpikir dua komoditas telah mendapat untung,Indeks Feeling mendapat untung: 2. Tentu saja, kecenderungan psikologis penjual mengarah ke kasus B. Sama halnya, trik psikologis ini juga tercermin dalam 'beli satu gratis satu', pelanggan akan berpikir, memperoleh satu barang dengan gratis, jadi beruntung, sebenarnya semuanya adalah efek marjinal psikologis yang bermain. Makna : Berganti ke cara yang lain sering kali bisa menjadi suatu efek yang tak terduga. Biasanya banyak hal dengan pendekatan yang berbeda akan menghasilkan hasil yang berbeda pula. Dalam perjalanan hidup manusia, meningkatkan model mental dan cara berpikir adalah sangat penting. 2. Ada seorang anak lelaki, suatu hari ibunya membawanya ke toko untuk membeli sesuatu. Pemilik toko melihat anak itu sangat menarik, lalu membuka toples permen menyuruh anak kecil tersebut mengambil sendiri segenggam permen. Tetapi si anak tidak bertindak apapun. Setelah beberapa kali menyuruh, akhirnya si pemilik toko sendiri yang mengambilkan segenggam permen dan dimasukkan ke dalam sakunya. Sesampainya di rumah, sang ibu dengan heran bertanya kepada anak itu, mengapa dirinya tidak mengambil sendiri permen itu tetapi harus pemilik toko mengambilkan untuknya. Anak kecil ini menjawab dengan indahnya, "Karena tangan saya lebih kecil, sedangkan tangan pemilik toko itu lebih besar, sehingga yang diambilnya pasti lebih banyak daripada jika saya yang ambil." Makna : Ini adalah seorang anak yang cerdas, ia mengetahui keterbatasannya sendiri, tetapi yang lebih penting, ia juga mengetahui orang lain lebih kuat dari dirinya. Semuanya tidak bergantung pada kekuatan kita sendiri, dan belajar untuk bergantung pada orang lain pada waktu yang tepat, adalah rendah hati, namun juga sesuatu yang cerdas.



3. Pembawa acara terkenal asal AS, Richard Linklater, suatu hari mewawancarai seorang anak kecil dan bertanya, "Apa cita-citamu setelah dewasa?" Anak kecil itu dengan naïf menjawab, "Ah ...... Saya ingin menjadi seorang pilot pesawat!" Linklater melanjutkan bertanya, "Jika suatu hari, pesawatmu terbang di atas Samudera Pasifi k semua mesinnya macet, apa yang akan kau lakukan?" Anak kecil ini berpikir sejenak, "Saya akan memberitahu orang yang duduk di pesawat memasang sabuk pengaman, lalu saya akan memakai parasut dan melompat keluar." Ketika seluruh penonton di tempat tertawa terbahak-bahak, Linklater terus memperhatikan anak tersebut, untuk melihat apakah dia seorang anak yang sok pintar. Tanpa diduga, dua baris air mata mengalir di pipi anak itu, dan membuat Linklater menemukan kasih sayang di hati anak tersebut jauh melampaui kata-katanya. Lalu Linklater sengaja bertanya lagi kepadanya, "Mengapa kamu harus berbuat demikian?" Jawaban bocah kecil itu telah mengungkapkan pikiran-pikiran tulusnya, "Saya hanya ingin mengambil bahan bakar, saya akan kembali lagi." Makna : Ini adalah 'seni mendengarkan'. Pertama, harus mendengarkan, jangan hanya mendengarkan separuh. Ke-2, jangan menempatkan makna pikiran kita sendiri untuk diproyeksikan ke dalam kata-kata orang lain. Harus belajar mendengar, mendengarkan dengan cermat, dan dengan rendah hati. 4. Ada dua orang biksu masing-masing tinggal di dua kuil, di dua gunung yang berdekatan. Antara kedua gunung ini terdapat sebuah sungai. Setiap hari kedua biksu ini pada saat bersamaan akan turun ke gunung mengambil air di sungai tersebut. Lama-kelamaan mereka menjadi teman baik. Setiap hari mengambil air tanpa disadari waktu telah berlalu selama 5 tahun. Tiba-tiba suatu hari biksu yang tinggal di sisi kanan gunung tidak turun mengambil air, biksu yang tinggal di sisi kiri gunung di dalam hati berpikir, "Ia mungkin ketiduran." Biksu itu kemudian tidak terlalu memikirkannya. Tetapi tidak disangka keesokkan harinya biksu yang tinggal di sisi kanan gunung masih tidak turun mengambil air, dan hari ke-3 juga sama. Setelah seminggu berlalu masih begitu, setelah sebulan berlalu akhirnya biksu yang tinggal di sisi kiri gunung tidak dapat menahan diri lagi, di dalam hatinya berpikir, "Temanku ini mungkin sakit, saya harus pergi mengunjunginya, dan melihat apa yang bisa saya lakukan untuk membantunya". Biksu tersebut kemudian memanjat sisi kiri gunung untuk mengunjungi teman lamanya itu. Ketika sampai di kuil temannya, dan melihat teman lamanya ia sangat terkejut, karena teman lamanya sedang berada di depan kuil bermain tai chi, dan tidak tampak layaknya seseorang yang sudah tidak minum air selama satu bulan.



Dia sangat penasaran dan bertanya, "Anda sudah satu bulan tidak turun gunung mengambil air, apakah Andadapat hidup tanpa meminum air selama satu bulan?" Biksu yang tinggal di sisi kiri gunung menarik dia dan berkata, "Mari, saya akan menunjukkan sesuatu kepada Anda." Lalu dia membawa biksu, tamunya, pergi ke halaman belakang kuil, lalu menunjuk ke sebuah sumur dan berkata, "Setiap hari selama 5 tahun ini, setelah saya selesai mengerjakan pekerjaan rumah, saya akan meluangkan waktu untuk menggali sumur. Meskipun terkadang sibuk, tetapi dapat menggali seberapa banyak .. maka saya menggali sebegitu banyak. Sekarang akhirnya air sumur sudah tergali, saya tidak perlu turun ke gunung mengambil air lagi, sehingga saya dapat memiliki lebih banyak waktu untuk berlatih tai chi favorit saya." Makna : Seberapa besar gaji kita di perusahaan, diibaratnya seperti mengambil air. Jika kita tidak mengambil kesempatan setelah pulang bekerja untuk menggali sumur sendiri, mengembangkan kekuatan sendiri di sisi lain, kelak jika telah tua, kemampuan fi sik kita sudah tidak dapat sebanding saat masih muda. Dengan memiliki sumur maka kita masih memiliki air untuk di minum, bahkan dapat meminumnya dengan sangat santai. 5. Ada dua orang bersepakat naik ke atas gunung untuk mencari batu yang indah. Si A memikul sebuah keranjang penuh dengan batu, sementara di keranjang si B hanya terdapat satu buah batu yang dia pikir adalah batu yang paling indah. Si A pun menertawakan si B, "Mengapa Anda hanya memilih satu?" "Batu indah meskipun banyak, namun saya hanya memilih salah satu yang paling indah sudah cukup, " jawab si B. Mendengar jawaban tersebut si A hanya tertawa tanpa berkata apapun. Dalam perjalanan pulang, A merasa bebannya semakin lama semakin berat, akhirnya ia hanya bisa terus-menerus harus memilih batu yang paling jelek dari keranjangnya untuk dibuang. Ketika sudah di bawah akhirnya batu yang tertinggal hanya satu. Makna : Ada banyak hal dalam hidup ini memang patut untuk dikenang, namun terkadang Anda harus belajar untuk melepaskannya. 6. Ada sebuah pabrik pasta gigi, produknya berkualitas, kemasannya indah, disukai pelanggan, omset selama 10 tahun berturut-turut meningkat terus, dengan tingkat pertumbuhan tahunannya sebesar 10-20%. Saat memasuki tahun ke-11, kinerja pabrik mulai melambat, dan setelah berlangsung selama dua tahun masih saja demikian. Manajer senior perusahaan mengadakan pertemuan untuk membahas bagaimana menyelesaikan masalah tersebut. Di dalam rapat, presiden perusahaan berjanji, "Barang siapa bisa menemukan solusi untuk masalah ini, sehingga pertumbuhan kinerja perusahaan meningkat, akan mendapatkan bonus sebesar 100 juta rupiah."



Tak lama kemudian ada seorang manajer muda kemudian berdiri dan menyerahkan sebuah catatan. Setelah membacanya, sang presiden segera menandatangani sebuah cek senilai 100 juta rupiah untuk manajer muda tersebut. Pada catatan itu tertulis, "Dengan memperluas kemasan 1 mm lebih besar dari mulut pasta gigi yang sekarang." Sehingga, setiap konsumen, setiap pagi hari akan mengeluarkan pasta gigi yang sama panjang, namun dengan lebar mulut kemasan yang sudah diperbesar 1 mm, maka masingmasing konsumen akan memakai 1 mm lebih banyak dibanding sebelumnya, sehingga konsumsi harian akan bertambah sebanyak itu pula. Lalu perusahaan itu segera mengubah kemasan pasta gigi dengan 1 mm lebih lebar. Pada tahun ke-14, omset perusahaan itu telah meningkat sebesar 32%. Makna : Dalam menghadapi perubahan kehidupan, kita sering terbiasa dengan konsep pemikiran masa lalu. Sesungguhnya, jika kita memperluas 1 mm diameter hati kita, maka Anda akan melihat perubahan dalam kehidupan memiliki sisi positif, penuh dengan peluang dan tantangan. ----------



Berpikir lateral membuat kita dapat memahami makna dari sisi lain, yang mungkin terlewatkan untuk kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga telah mengikis sisi kebajikan dan kebijakan dalam diri kita. Melanjutkan bagian (1), berikut disampaikan kisah sehari-hari yang pantas untuk direnungkan. 1. Gagak berdiri di pohon, sepanjang hari tanpa melakukan apa pun. Kelinci terkesan melihat burung gagak yang santai lalu bertanya, "Apakah aku bisa sama denganmu , setiap hari menganggur?" Gagak menjawab, "Tentu saja, kenapa tidak?" Kemudian, kelinci itu mulai beristirahat di tanah kosong di bawah pohon. Tiba-tiba, seekor rubah muncul, ia pun melompat dan menerkam kelinci, dan tamatlah riwayat kelinci. Makna : Jika Anda ingin berdiri tanpa melakukan apa-apa, maka Anda harus berdiri di tempat tinggi, atau bahkan sangat sangat tinggi. 2. Di masa lalu, ada dua orang yang sedang kelaparan mendapatkan pemberian dari seorang tua berupa sebatang pancing dan sekeranjang ikan segar. Salah satu di antara mereka menginginkan keranjang ikan, dan yang lainnya meminta pancing, setelah itu mereka berpisah. Orang yang mendapatkan sekeranjang ikan tersebut langsung mempersiapkan api kayu kering untuk memasak ikan di tempat, dan melahapnya dengan rakus. Sebelum menikmati keharuman aroma ikan tersebut, dengan segera ikan berikut sup ikannya sudah dimakan habis. Hari dan minggu pun berlalu, ia akhirnya ditemukan mati kelaparan di sebelah keranjang ikan yang telah kosong. Sedangkan yang satu lagi membawa pancingnya terus berjalan dalam keadaan menahan lapar, selangkah demi selangkah berjalan ke arah pantai, tetapi ketika di tempat yang tidak jauh ia



melihat samudra biru, seluruh kekuatan tubuhnya juga sudah terkuras habis, ia hanya bisa berputus asa dengan penyesalan yang tak berujung meninggalkan dunia ini, tanpa pernah bertemu pantai. Ada dua orang lapar yang lain, mereka juga menerima berkah hadiah dari orang tua yang sama, yakni sebatang pancing dan sekeranjang ikan. Hanya saja mereka tidak berjalan secara terpisah, tetapi bersepakat untuk bekerja sama dalam menemukan laut dan mereka berdua setiap kali hanya memakan seekor ikan, setelah melalui perjalanan jauh, akhirnya mereka sampai juga ke pantai. Sejak saat itu, keduanya setiap hari memulai mata pencahariannya dengan menangkap ikan, beberapa tahun kemudian, mereka membangun rumah dan masing-masing telah berkeluarga dan memiliki anak serta memiliki kapal nelayan mereka sendiri. Mereka hidup dengan tentram dan bahagia. Makna : Seseorang yang hanya melihat keuntungan di depan mata, akhirnya akan mendapatkan kegembiraan yang berumur pendek. Sementara seseorang dengan tujuan hidup yang tinggi, juga harus menghadapi realita kehidupan. Hanya dengan menggabungkan idealisme dan realitalah baru memungkinkan orang untuk menjadi sukses. Kadang-kadang, sebuah kebenaran yang sederhana, cukup untuk memberikan inspirasi kehidupan yang bermakna. 3. Seorang siswa Konfusius ketika sedang memasak bubur, menemukan barang kotor jatuh ke dalam panci bubur. Ia pun bergegas mengambilnya keluar dengan sendok. Ketika ingin membuangnya, tiba-tiba ia tersadar bahwa beras dan bubur sulit didapat, maka ia memakannya. Kebetulan di saat itu Konfusius masuk ke dalam dapur dan berpikir bahwa siswa itu telah mencuri makanan, lalu memarahi siswa yang bertanggung jawab memasak tersebut. Setelah diberi penjelasan, semua orang pun mengerti duduk persoalannya. Konfusius dengan terharu berkata, "Hal-hal yang terlihat oleh mata kepala saya sendiri belum tentu benar, apalagi hanya mendengar 'katanya', 'katanya', 'kata orang' ?" Makna : Pemasaran adalah bisnis yang bersifat organisatoris, karena menggunakan banyak orang, masalah personalia pun berlimpah. Kita sering mendengar kata-kata yang sulit dibedakan kebenaran ataupun kesalahannya, seperti perusahaan X menyerang perusahaan lain, kasus seperti ini seringkali membingungkan dan dapat memengaruhi kepercayaan. Jadi, dengan menemukan kebenaran dan tidak mudah memercayai rumor, akan membuat usaha yang telah didirikan dengan susah payah tidak mudah hancur begitu saja. 4. Ada seorang pelajar yang sudah ketiga kalinya datang ke kotaraja untuk mengikuti ujian negara, dan tinggal di sebuah penginapan langganannya. Dua hari sebelum ujian ia bermimpi 3 kali, mimpi pertama adalah dirinya sedang menanam sawi di dinding, mimpi kedua adalah di saat hujan, ia mengenakan caping dan sekaligus memakai payung, mimpi ketiga adalah mimpi berbaring bersama dengan adik sepupu yang ia cintai, namun dalam posisi bertolak punggung. Ketiga mimpi itu tampaknya bermakna mendalam.



Keesokan harinya si pemuda tersebut mencari peramal nasib untuk mendapat penjelasan mengenai mimpinya. Peramal itu setelah mendengar ceritanya, langsung menepuk pahanya dan berkata, "Lebih baik Anda pulang saja. Coba Anda pikirkan, menanam sayur pada dinding tinggi berarti suatu pekerjaan yang sia-sia. Memakai caping dan payung bersamaan bukankah juga mubazir? Berbaring bersama sepupu di tempat tidur tapi saling bertolak punggung, bukankah berarti tidak ada permainan?" Pelajar tersebut setelah mendengar menjadi frustrasi, ia kembali ke penginapan untuk berkemas mempersiapkan kepulangannya. Pemilik penginapan merasa heran dan bertanya, "Bukankah besok akan ujian, mengapa hari ini justru mau pulang kampung?" Si pelajar lantas menceritakan apa yang terjadi, setelah mendengarnya, si pemilik penginapan malah menjadi gembira dan berucap, "Oh ya, saya juga bisa memaknai mimpi. Saya justru merasakan, sekali ini Anda harus tinggal. Coba Anda pikirkan, menanam sawi di dinding bukankah Anda akan berhasil? Memakai caping sekaligus payung bukankah berarti kali ini pasti persiapan Anda sudah bagus dan tak akan gagal. Tidur bertolak punggung bukankah berarti setelah Anda berhasil dan membalikkan tubuh berarti akan mendapatkannya?" Setelah mendengar penjelasan tersebut si pelajar merasa perkataan orang itu lebih masuk akal, sehingga dengan penuh semangat ia mengikuti ujian dan ia benar-benar telah berhasil lulus. Makna : Orang yang berpikiran positif, laiknya Matahari, pergi ke mana pun semuanya akan tersinari terang. Sebaliknya, orang yang berpikiran negatif, laiknya Bulan, ada saatnya terang (bulan purnama) dan gelap. Pikiran sekilas menentukan kehidupan kita, berpikiran yang bagaimana, akan menentukan masa depan Anda. 5. Di suatu malam, hari sudah sangat gelap, sepasang manula berjalan memasuki sebuah hotel, mereka ingin menyewa sebuah kamar. Resepsionis menjawab, "Maaf, hotel kami telah penuh dipesan, tidak ada kamar kosong." Namun melihat pasangan manula tersebut sudah sangat lelah, si resepsionis tidak tega melihat mereka harus mencari penginapan lain dalam kondisi selarut itu. Selain itu kota tersebut adalah sebuah kota kecil sehingga tampaknya semua penginapan sudah penuh dan tutup. Tidak mungkin membiarkan mereka pada larut malam seperti ini tidur di jalanan. Karena kasihan akhirnya resepsionis yang baik hati itu membawa mereka ke sebuah kamar dan berkata, "Mungkin ini bukan yang terbaik, tapi sekarang yang bisa saya lakukan hanyalah ini." Di hadapan pasangan manula ini ternyata adalah sebuah kamar yang rapi dan bersih, maka menginaplah mereka dengan senang hati. Keesokan harinya, ketika mereka datang ke kasir hendak membayar, resepsionis itu mengatakan, "Tidak usah, saya hanya meminjamkan kamar saya kepada kalian menginap satu malam. Saya berharap perjalanan kalian menyenangkan." Rupanya demikian, si resepsionis sendiri semalaman tidak tidur, ia berjaga semalaman seorang diri di kasir depan. Pasangan manula itu sangat tersentuh dengan ketulusan gadis itu, lalu si



kakek berkata, "Nak, Anda adalah resepsionis hotel terbaik yang pernah saya jumpai. Anda akan mendapatkan pahala." Resepsionis itu hanya tersenyum dan mengatakan tidak masalah, lalu mengantar mereka keluar pintu, kemudian berbalik dan melanjutkan pekerjaannya sendiri dan hal tersebut sama sekali telah terlupakan. Tidak disangka pada suatu hari, si resepsionis menerima sepucuk surat yang di dalamnya berisi sebuah tiket sekali jalan ke New York dengan pesan singkat, mengundangnya untuk melakukan suatu pekerjaan lain. Maka terbanglah ia ke New York, sesuai dengan petunjuk surat itu ia datang ke suatu tempat, setelah mendongak, terlihat sebuah hotel berdiri megah di hadapannya. Ternyata suami istri manula yang ia bantu mendapatkan kamar itu memiliki aset ratusan juta dollar. Orang kaya tersebut kemudian membeli sebuah hotel besar yang diperuntukkan bagi si resepsionis, karena merasa yakin bahwa ia akan mampu mengelola operasional hotel dengan baik. Inilah kisah legendaries dari manajer pertama Hotel Hilton, salah satu hotel yang paling terkenal di dunia. Makna : Sesuatu dimulai dari pikiran bijaksana dari si resepsionis hotel yang penuh belas kasih, yakni: "Coba biarkan saya memikirkan caranya ......" Kehidupan dan pengalaman yang sukses membutuhkan logika yang ketat, penalaran wajar, dan konfi rmasi yang akurat. Selain itu, dengan mengandalkan kemanusiaan yang indah, akan menghasilkan detail yang mengharukan dan akhir bahagia yang tak terduga -----



Kisah sehari-hari untuk direnungkan, meski mungkin oleh sebagian orang tidak dianggap begitu penting, namun bagi sebagian orang dianggap sangat luar biasa, yang sangat bernilai bagi pencapaian tingkatan spiritual seseorang. Pelajaran spiritual tentunya hanya akan didapatkan dari pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari untuk mengasah 'spirit' seseorang, karena spiritual bukanlah dicapai dengan ilmu pengetahuan ciptaan manusia, namun oleh alam semesta, dengan penempaan dan ujian dalam kehidupan sepanjang perjalanan hidup manusia. 1. Ada seorang master pertunjukan sebelum naik panggung, seorang muridnya mengatakan kepadanya bahwa tali sepatunya longgar. Master tersebut mengangguk dan berterima kasih, lalu berjongkok dan membetulkannya dengan cermat. Menunggu sampai murid itu meninggalkan tempat itu, ia kembali berjongkok untuk melonggarkan lagi tali sepatunya. Ada seseorang melihat semua kejadian itu dan merasa tidak mengerti, lalu bertanya, "Master, mengapa Anda melonggarkan lagi tali sepatu itu?" "Karena saya memerankan seorang wisatawan yang kelelahan. Perjalanan panjang telah membuat tali sepatu saya longgar, melalui detail ini menunjukkan betapa lelah dan kuyu," jawab master tersebut. "Lalu mengapa Anda tidak langsung saja memberitahu murid Anda itu?" tanya orang itu lagi.



"Dia teliti, ia dapat menemukan tali sepatu saya longgar dan dengan antusias memberitahu saya, maka saya harus melindungi antusiasmenya ini, sebuah respon yang dengan segera dapat memberinya dorongan. Mengenai mengapa saya menunggunya pergi baru melonggarkan lagi tali sepatu ini? Akan ada lebih banyak kesempatan untuk mengajarinya tampil di panggung, hal itu dapat disampaikan pada waktu berikutnya," jawab sang master sambil tersenyum lembut. Makna : Dalam waktu yang bersamaan orang hanya bisa melakukan satu hal, dapat berfokus pada yang terpenting, adalah manusia berbakat sejati. 2. Seorang pria menangkap seekor anakan elang di sarang burung elang pada tebing puncak gunung. Ia membawa pulang elang cilik tersebut dan ditaruhnya di dalam kandang ayam. Elang muda dan ayam mematuk makanan, bermain-main, dan beristirahat bareng. Ia mengira dirinya adalah seekor ayam. Setelah elang ini tumbuh dewasa, sayapnya telah tumbuh kuat, pemiliknya ingin melatihnya menjadi seekor elang pemburu, tetapi karena sepanjang hari bergaul dengan ayam, ia telah berubah menjadi persis sama dengan seekor ayam, sama sekali tidak berkeinginan untuk terbang. Sang pemilik mencoba berbagai cara, selalu gagal, akhirnya ia membawanya ke puncak bukit dan melemparkannya. Elang tersebut seperti meteor terjatuh. Dalam keputus-asaannya, ia mengalahkan kepanikannya dan mengepakkan sayapnya, sehingga akhirnya ia dapat terbang. Makna: Penempaan berhasil mengundang kekuatan untuk sukses. 3. Seorang pria tua di dalam perjalanan kereta api berkecepatan tinggi, tanpa sengaja menjatuhkan sebelah sepatu yang baru dibelinya melalui jendela. Melihat peristiwa itu orangorang di sekitarnya merasa sayang, lalu tanpa diduga pria tua itu melemparkan sepatu yang sebelahnya lagi melalui jendela. Perbuatan tersebut mengejutkan banyak orang. "Sepatu itu tidak peduli seberapa mahal, bagi saya, sudah tidak ada gunanya lagi, jika ada orang yang bisa menemukan sepasang sepatu itu, mungkin ia bisa memakainya," kata si pemilik sepatu. Makna : Orang sukses piawai dalam hal melepas. 4. Sebuah perusahaan besar siap menggaji tinggi seorang sopir mobil sewaan, setelah melalui berbagai tes dan seleksi, tinggal tiga pesaing dengan teknik menyetir paling tinggi. Penguji bertanya kepada mereka, "Ada sepotong emas tergeletak di tepi tebing, jika kalian mengendarai mobil mengambilnya, kalian merasa bisa seberapa dekat ke tebing tanpa jatuh terperosok?" Yang pertama menjawab, "Dua meter." "Setengah meter," jawab yang kedua dengan nada pasti. Yang ketiga mengatakan, "Saya akan menjauh dari tebing, semakin jauh semakin baik." Akhirnya perusahaan itu menerima orang ketiga.



Makna : Jangan terpancing dengan rivalitas/persaingan, dan seharusnya berjarak semakin jauh, semakin baik. 5. Biksu tua membawa biksu kecil berkelana, ketika hendak melewati sebuah sungai, terlihat seorang perempuan mencoba untuk menyeberangi sungai, tetapi tidak berani. Maka si biksu tua mengambil inisiatif memikul perempuan itu menyeberangi sungai dan menurunkannya di seberang, lalu beserta biksu kecil melanjutkan perjalanan mereka. Biksu kecil bergumam sendiri dan bertanya dalam hati sepanjang jalan, "Guru bagaimana sih, berani-beraninya menggendong seorang perempuan menyeberangi sungai?" Sepanjang jalan ia berpikir terus, akhirnya tak bisa menahan diri dan bertanya, "Guru, Anda telah melanggar pantangan? Bagaimana bisa seorang biksu menggendong seorang perempuan?" Biksu tua itu menghela napas dan berkata, "Saya sudah sejak tadi melepaskan perempuan itu dari gendongan saya, namun ternyata kamu masih terus membawanya di dalam pikiranmu!" Makna : Pria sejati selalu terbuka, yang sangat berbalikan dengan orang picik. Pria sejati berlapang dada, pikiran ceria, menjumpai masalah dapat menghadapi dan melepaskannya, itu sebabnya dapat mempertahankan suasana batin yang sehat. 6. Seorang profesor psikologi mengunjungi rumah sakit jiwa untuk memahami kondisi kehidupan para orang gila. Setelah seharian, ia merasakan bahwa orang-orang gila ini bertindak tak terduga, boleh dibilang ia telah mendapatkan wawasan baru. Tak disangka ketika bersiapsiap untuk pulang, ia menemukan ban mobilnya telah dilepas oleh seseorang. "Pasti perbuatan orang-orang edan itu," gerutu si profesor sambil berpikir dan mulai mengambil ban serep untuk dipasang. Sesuatu yang serius telah terjadi, orang yang mengambil ban ternyata juga telah mengambil skrup bannya. "Tidak ada sekrup, ada ban serep pun juga tiada guna," gerutu sang profesor yang tidak bisa melakukan apa-apa. Dalam keadaan sangat cemas, ada seorang gila melompat-lompat ke arahnya, sambil menyanyikan lagu-lagu sukacita. Saat orang gila itu melihat si professor berada dalam kesulitan, lalu berhenti dan menanyakan apa yang terjadi. Profesor sebenarnya malas menjawab, tetapi demi sopan santun akhirnya menjawab. Si gila dengan tertawa terbahak-bahak mengatakan, "Saya punya cara!" Lalu ia membuka sebuah sekrup dari setiap ban dari mobil profesor, sehingga mendapatkan tiga skrup untuk dipasang di ban serep itu. Profesor dalam keadaan terkejut bersyukur, dengan penasaran ia lalu bertanya, "Bolehkah saya bertanya bagaimana Anda mendapatkan akal ini?"



Si gila sambil tertawa-tawa berkata, "Ah, saya kan orang gila, akan tetapi saya bukan orang bodoh!" Makna : Sesungguhnya, ada banyak orang di dunia ini, lantaran mereka telah menemukan hal yang menyenangkan di dalam pekerjaannya, selalu menunjukkan antusiasme yang berbeda dengan orang-orang biasa lainnya, yang membuat orang-orang biasa sulit untuk memahaminya. Ketika banyak orang menertawakan orang lain sebagai "orang gila", justru orang lain mungkin akan menertawai bahwa merekalah yang bodoh. Menjadi orang yang kelihatannya bodoh, tetapi ternyata mampu melakukan hal dengan lebih cerdas, bukankah ini merupakan semacam sikap yang unggul secara spiritual?