Penyuluhan DHF Poli Anak [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHAN DENGUE HEMORAGIC FEVER (DHF) PADA ANAK DI POLI ANAK RUMKITAL DR. RAMELAN SURABAYA



KELOMPOK A3 (PROFESI) DAN C5 (D3 KEPERAWATAN) 1. ZAHRATUL M (PROFESI) 2. FITRIARIANTO P.H (PROFESI) 3. ANI SUSANTI (PROFESI) 4. FIRMAN AGUNG (PROFESI) 5. ERRI ALRIANTO (PROFESI) 6. DIAN BUDIARSIH (PROFESI) 7. RAHMANIA (D3 KEPERAWATAN) 8. MARTRIYANI (D3 KEPERAWATAN) 9. RATNA (D3 KEPERAWATAN) 10. NOVI (D3 KEPERAWATAN) 11. FARHAN (D3 KEPERAWATAN)



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA 2011



1



KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alah SWT, karena berkat rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan SATUAN ACARA PENYULUHAN DENGUE HAEMORAGIS FEVER PADA ANAK DI POLI ANAK RUMKITAL Dr.RAMELAN SURABAYA. Satuan Acara Penyuluhan ini susun sebagai tugas program studi profesi keperawatan anak di poli anak Dr. Ramelan Surabaya. Dalam penyusunan satuan acara penyuluhan ini,penulis mendapatkan banyak pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Ibu Ns.,Dhian Satya., M.Kep selaku Kepala Program Studi Profesi Nes Stikes Hang Tuah Surabaya yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti dan menyeesaika Program Studi Ners 2. Ibu Ns. Astrida Budiarti, M.Kep.Sp.Mat. yang sudah membimbing dan memberi pengarahan tentang praktik program studi profesi ners keperawatan anak 3. Ibu Dwi Ambulance slaku kepala ruangan Poli Anak RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya telah meluangka waktu untuk membimbing dan memberikan izin untuk praktek di ruangan Poli Anak 4. Ibu Ninik selaku CI Poli Anak RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan pengarahan untuk penyelesaian satuan acara penyuluhan ini 5. Perawat-perawat di Poli Anak dan BKIA Rumkital Dr. Ramelan Surabaya yang turut membantu menyelesaikan satuan acara penyuluhan ini 6. Rekan-rekan sealmamater D3 keperawatan dan program Profesi Ners yang telah banyak membantu dalam penyusunan satuan acara penyuluhan ini



2



Penulis berusaha untuk dapat menyelesaikan satuan acara penyuluhan ini dengan sebaik-baiknya. Namun demikian penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak agar dapat menyempurnakan. Surabaya, 01 November 2011



Penulis



3



DAFTAR ISI Kata Pengantar...............................................................................................2 Daftar Isi..........................................................................................................4 SATUAN ACARA PENYULUHAN DHF Tujuan Instruksional Umum.............................................................................5 Tujuan Instruksional Khusus............................................................................5 Sasaran..............................................................................................................5 Materi................................................................................................................5 Metode..............................................................................................................5 Media................................................................................................................6 Kegiatan evaluasi..............................................................................................6 Kegiatan Penyuluhan........................................................................................6 Pengorganisasian..............................................................................................8 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang.............................................................................................9 1.2 Tujuan.........................................................................................................10 1.3 Manfaat.......................................................................................................10 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi.......................................................................................................11 2.2 Etiologi.......................................................................................................13 2.3 Patofisiologi................................................................................................16 2.4 Pathway.......................................................................................................18 2.5 Tanda dan Gejala........................................................................................19 2.6 Pengobatan..................................................................................................21 2.7 Pemeriksaan Penunjang..............................................................................23 2.8 Komplikasi..................................................................................................24 BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN 3.1 Kesimpulan.................................................................................................25 3.2 Saran...........................................................................................................26 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................27



4



SATUAN ACARA PENYULUHAN Bidang Study :



Keperawatan Anak



Topik



:



Dengue Hemoragic Fever (DHF)



Sub topik



:



Pengenalan tanda gejala dan pencegahan DHf



Sasaran



:



Ibu-ibu yang mempunyai anak di Poliklinik Anak.



Tempat



:



Poliklinik Anak RUMKITAL Dr.RAMELAN Surabaya



Hari/Tanggal :



Kamis, 02 November 2011



Waktu



1 x 30 menit



I.



:



TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Pada akhir proses penyuluhan, ibu dan keluarga dapat tanda, gejala, dan pencegahan DHF



II.



TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah diberikan penyuluhan ibu dapat : 1. Menyebutkan pengertian DHF 2. Menyebutkan Penyebab DHF 3. Menyebutkan Tanda dan gejala DHF 4. Menyebutkan Penatalakanaan pada DHF



III.



SASARAN Ibu dan keluarga di Poli Anak RUMKITAL Dr.Ramelan Surabaya



IV.



MATERI (Terlampir)



V.



METODE 1. Ceramah 2. Tanya Jawab



5



VI.



MEDIA



VII.







LCD







Leaflet



KRITERIA EVALUASI 1. Evaluasi Struktur •



Peserta hadir ditempat penyuluhan







Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Poli Anak







Pengorganisasian



penyelenggaraan



penyuluhan



dilakukan



sebelumnya 2. Evaluasi Proses •



Peserta antusias terhadap materi penyuluhan







Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan







Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar



3. Evaluasi Hasil •



Ibu mengetahui tentang DHF







Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 20 orang ibu.



VIII. KEGIATAN PENYULUHAN No.



WAKTU



KEGIATAN PENYULUH



1.



3



Pembukaan :



KEGIATAN PESERTA



menit







Membuka



kegiatan • Menjawab salam



dengan mengucapkan salam. •



Memperkenalkan diri







Menjelaskan



• Mendengarkan



tujuan • Memperhatikan



dari penyuluhan •



Menyebutkan



yang akan diberikan



6



materi • Memperhatikan



2.



15 menit



Pelaksanaan : •



Menjelaskan



tentang



pengertian DHF •



Memper



hatikan



Menjelaskan



tentang •



penyebab DHF •







Menjelaskan



tentang



hatikan



tentang







Memper



tanda dan gejala DHF •



Menjelaskan



hatika



penatalaksanaan DHf •



Memberi



Memper



kesempatan



kepada peserta untuk bertanya







Memper



hatikan • dan



Bertanya menjawab



pertanyaan



yang



diajukan 3.



10 menit



Evaluasi : •



Menanyakan



kepada



peserta tentang materi yang telah diberikan,



dan







Menjaw



ab pertanyaan



reinforcement



kepada ibu yang dapat menjawab 4.



2 menit



pertanyaan. Terminasi : •



Menyimpulkan materi



yang telah disampaikan •



Menden



garkan



Mengucapkan



terimakasih



atas



peran



serta



peserta. •







• ab salam



Mengucapkan



penutup



7



salam



Menjaw



IX.



PENGORGANISASIAN Moderator



: Rahmania



Pembawa Acara



:Ani Susanti



Notulen



: Martriyani Novi



Pembicara



:Erri Alrianto



Operator



:Farhan



Observer



:Fitri Arianto, Zahratul, Firman, Novi, Ratna



8



BAB I PENDAHULUAN



1. 1 Latar Belakang Istilah haemorrhagic fever di Asia Tenggara pertama kali digunakan di Filipina pada tahun 1953. Di Indonesia DBD pertama kali dicurigai di Surabaya pada tahun 1968, tetapi konfirmasi virologis baru diperoleh pada tahun 1970. di Jakarta kasus pertama dilaporkan tahun 1969, kemudian berturut-turut dilaporkan di Bandung (1972), Yogyakarta (1972). Epidemi pertama diluar Jawa dilaporkan pada tahun 1972 di Sumatera Barat dan Lampung, disusul oleh Riau, Sulawesi Utara dan Bali (1973). Sejak tahun 1968 angka kesakitan rata-rata DBD di Indonesia terus meningkat dari 0,05 (1968) menjadi 8,14 (1973), 8,65 (1983), dan mencapai angka tertinggi pada tahun 1998 yaitu 35,19 per 100.000 penduduk dengan jumlah penderita sebanyak 72.133 orang. Melihat kegawatan penyakit ini maka seharusnya sistem pencatatan dan pelaporan guna keperluan penrencanaan, pencegahan dan pembarantasan penyakit DBD didukung oleh sistem yang handal. Yakni suatu sistem yang dapat menyediakan data dan informasi yang akurat, valid dan up to date. Untuk itu perlu dikembangkan suatu sistem surveilans yang didukung oleh sistem komputer dan teknologi informasi. Sebelum digunakan, diberikan pelatihan kepada para tenaga yang akan mengoperasikannya. Dengan adanya pengembangan sistem ini, diharapkan dapat memberikan keuntungan dalam pengelolaan data dan informasi penyakit DBD secara lebih akurat, valid dan selalu up to date. Sehingga kegiatan perencanaan pencegahan dan pemberantasan DBD dapat dilakukan lebih baik. Misalnya dalam penyediaan



9



obat-obatan, dan fasilitas penanggulangan DBD. Dengan adanya perencanaan yang baik maka diharapkan kasus DBD dapat dicegah dan diberantas sehingga masyarakat



memperoleh



derajat



kesehatan



yang



optimal.



(http://io.ppi-



jepang.org/article.php?edition=4) Demam Dengue/ DF dan demam berdarah dengue/DBD adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam, limfoenopati, trombositopenia dan diatesis hemoragik. Pada DBD terjadi pembesaran plasma yang ditandai oleh hemokonsentrasi/penumpukan cairan di rongga tubuh. Sindrom renjatan dengue adalah DBD yang ditandai oleh renjatan/syok. Penularan infeksi virus dengue terjadi melalui vector nyamuk Genus Aedes. Peningkatan kasus setiap tahunya berkaitan dengan sanitasi lingkungan dengan tersedianya tempat perindukan bagi nyamuk betina yaitu bejana yang berisi air jernih (bak mandi, kaleng bekas, dan tempat penampungan air lainnya. 1.2 Tujuan 1. Menambah pengetahuan dan pemahaman tentang penyakit Dengue Haemoraghic Fever (DHF). 2. Mengetahui pengertian, penyebab, patofisiologi, tanda gejala, pengobatan, komplikasi, dan prognosis penyakit Dengue Haemoraghic Fever (DHF) dengan benar. 3. Mengetahui dan menentukan asuhan keperawatan anak dengan penyakit Dengue Haemoraghic Fever (DHF). 4. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Anak II. 1.3 Manfaat 1. Dapat menambah pengetahuan dan pemahaman tentang penyakit Dengue Haemoraghic Fever (DHF). 2. Dapat mengetahui pengertian, penyebab, patofisiologi, tanda gejala, pengobatan, komplikasi, dan prognosis penyakit Dengue Haemoraghic Fever (DHF) dengan benar.



10



3. Dapat mengetahui dan menentukan asuhan keperawatan anak dengan penyakit Dengue Haemoraghic Fever (DHF). 4. Dapat memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Anak II.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Demam Dengue adalah penyakit yang disebarkan oleh vector. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang disebarkan melalui populasi manusia yaitu nyamuk Aedes Aegypti.(Suddarth & Bruner, Jakarta, EGC:2001 HAL . 2554). Demam Dengue adalah demam virus akut yang disertai sakit kepala, nyeri otot, sendi, dan tulang, penurunan jumlah sel darah putih dan ruamruam. Demam berdarah dengue atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah demam dengue yang disertai pembesaran hati dan manifestasi perdarahan. Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes aegypty (Christantie Efendy, 1995). Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes aegypty (betina) (Seoparman , 1990). DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegypty dan beberapa nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat menyebar secara efidemik. (Sir, Patrick manson, 2001). Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah suatu penyakit akut yang disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypty (Seoparman, 1996).



11



Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue Family Flaviviridae, dengan genusnya adalah Flavivirus. Virus mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Selama ini secara klinik mempunyai tingkatan manifestasi yang berbeda tergantung dari serotipe virus dengue. Morbiditas penyakit DBD menyebar di negaranegara tropis dan sub tropis. Disetiap negara penyakit DBD mempunyai manifestasi klinik yang berbeda. Demam dengue adalah demam virus akut yang disertai sakit kepala, nyeri otot, sendi dan tulang, penurunan jumlah sel darah putih dan ruam-ruam (Ira Rahmawati). Demam berdarah dengue/ dengue hemorrhagic fever (DHF) adalah demam dengue yang disertai pembesaran hati dan manifestasi perdarahan. (Ira Rahmawati). Demam Dengue adalah penyakit yang disebarkan oleh vector. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang disebarkan melalui populasi manusia yaitu nyamuk Aedes aegypti (Suddarth & Bruner, Jakarta, EGC: 2001 HAL. 2554). Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang terutama terdapat pada anak remaja atau orang dewasa, dengan tanda – tanda klinis demam, nyeri otot atau sendi yang disertai leukopenia, dengan atau tanpa ruam dan limpadenopati, demam gipasik, sakit kepala yang hebat, nyeri pada pengerahan bola mata, rasa mengecap yang terganggu, Trombositopenia ringan dan bintik – bintik perdarahan ( ptekia ) spontan. (Hendarwanto, Ilmu Penyakit Dalam, 1996: 417). Penyakit Demam Berdarah Dengue (Dengue Hemorrhagic Fever) atau lebih dikenal dengan DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue. Virus ini ditularkan dari orang ke orang oleh nyamuk Aedes aegypti. (http://io.ppi-jepang.org/article.php?edition=4). Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Dengue Hemorhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam



12



tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam.



2.2 Etiologi a. Virus dengue termasuk grup B Arthropod borne virus (arbovirus) b. Virus dengue tergolong dalam family Family Flaviviridae, dengan genusnya adalah Flavivirus. Virus mempunyai empat serotipe



yang dikenal dengan



DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Selama ini secara klinik mempunyai tingkatan manifestasi yang berbeda tergantung dari serotipe virus dengue. Dengue 1 dan 2 ditemukan di Irian ketika berlangsungnya perang dunia ke II, sedangkan dengue 3 dan 4 ditemukan pada saat wabah di Filipina tahun 1953-1954. Virus dengue berbentuk batang, bersifat termoragil, sensitif terhadap in aktivitas oleh diatiter dan natrium diaksikolat, stabil pada suhu 70 oC. Keempat serotif tersebut telah di temukan pula di Indonesia dengan serotif ke 3 merupakan serotif yang paling banyak. Infeksi oleh salah satu jenis serotipe ini akan memberikan kekebalan seumur hidup tetapi tidak menimbulkan kekebalan terhadap serotipe yang lain. Sehingga seseorang yang hidup di daerah endemis DHF dapat mengalami infeksi sebanyak 4 kali seumur hidupnya. Serotipe den-3 merupakan serotipe yang dominan dan banyak berhubungan dengan kasus berat. Dengue adalah penyakit daerah tropis dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini adalah nyamuk rumah yang menggigit pada siang hari. Faktor resiko penting pada DHF adalah serotipe virus, dan faktor penderita seperti umur, status imunitas, dan predisposisi genetis.



13



Morbiditas dan mortalitas DBD yang dilaporkan berbagai negara bervariasi disebabkan berbagai faktor antara lain status umur penduduk, kepadatan vektor, tingkat penyebaran virus dengue, prevalensi serotipe virus dengue dan kondisi meteorologis. Secara keseluruhan tidak terdapat perbedaan antara jenis kelamin, tetapi kematian ditemukan lebih banyak pada anak perempuan daripada anak laki-laki. Proporsi kasus terbanyak dari golongan anak berumur < 15 tahun (86-95%) namun pada wabah selanjutnya, jumlah kasus golongan dewasa muda meningkat. Kasus meningkat antara September sampai Februari dengan puncaknya pada bulan Januari (Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI). Ciri-ciri Nyamuk Aedes Aegypti: 1. Biasa



Menggigit



sepanjang



siang hari terutama pagi dan sore hari 2. Kemampuan



terbang



maksimum 100 m (Rerata: 40 M) 3. Umur



Nyamuk:



dapat



mencapai 3 bulan (Rerate: 2–4 minggu) 4. Tidak



terdapat



di



daerah



ketinggian > 1000 M di atas permukaan laut. 5. Nyamuk betina setiap 2 hari sekali menghisap darah manusia. Aedes Aegypti (lanjutan) 1. Darah manusia diperlukan untuk pematangan telur nyamuk (1 nyamuk 200–400 butir telur) 2. Virus dengue berkembang biak dengan cara membelah diri



14



3. 39 derajat C ) yang tiba-tiba dan berlangsung 2-7 hari, disertai sakit kepala hebat, nyeri di belakang mata, nyeri sendi dan otot, mual-muntah, dan ruam-ruam. Bintik-bintik pendarahan di kulit sering terjadi, kadang-kadang disertai bintik-bintik pendarahan dipharynx dan konjungtiva. Penderita juga sering mengeluh nyeri menelan, tidak enak di ulu hati, nyeri di tulang rusuk kanan (costae dexter), dan nyeri seluruh perut. Kadang-kadang demam mencapai 40-41° C, dan terjadi kejang demam pada balita. Secara umum tanda dan gejala DHF, antara lain: 1.



Demam tinggi selama 5 – 7 hari



2.



Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi.



3.



Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie, echymosis, hematoma.



4.



Epistaksis, hematemisis, melena, hematuri.



5.



Nyeri otot, tulang sendi, abdoment, dan ulu hati.



6.



Sakit kepala.



7.



Pembengkakan sekitar mata.



20



8.



Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening.



9.



Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah, capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah).



10. Kadang-kadang terjadi shock manifestasi pendarahan pada DHF, dimulai dari test torniquet positif dan bintik-bintik pendarahan di kulit (ptechiae). Ptechiae ini bisa terjadi di seluruh anggota gerak, ketiak, wajah dan gusi, juga bisa terjadi pendarahan hidung, gusi, dan pendarahan dari saluran cerna, dan pendarahan dalam urine. Berdasarkan gejalanya DHF dikelompokan menjadi 4 tingkat : 1. Derajat I:



Demam diikuti gejala spesifik atau perdarahan spontan, satu-satunya manifestasi pendarahan adalah test Terniquet yang positif atau mudah memar. Trombositopeni dan hemokonsentrasi.



2. Derajat II:



Gejala yang ada pada tingkat 1 ditambah dengan pendarahan spontan, pendarahan bisa terjadi di kulit seperti peteki, hematoma dan perdarahan dari lain tempat.



3.



Derajat III:



Kegagalan sirkulasi ditandai dengan denyut nadi yang cepat dan lemah, hipotensi, suhu tubuh rendah, kulit lembab, dan penderita gelisah.



4. Derajat IV:



Manifestasi klinik pada penderita derajat III ditambah dengan ditemukan manifestasi renjatan yang berat. Shock berat dengan nadi yang tidak teraba, dan tekanan darah tidak dapat di periksa, fase kritis pada penyakit ini terjadi pada akhir masa demam.



Setelah demam 2-7 hari, penurunan suhu biasanya disertai dengan tanda-tanda gangguan sirkulasi darah, penderita berkeringat, gelisah, tangan dan kakinya dingin dan mengalami perubahan tekanan darah dan denyut nadi. Pada kasus yang tidak terlalu berat gejala-gejala ini hampir tidak terlihat, menandakan kebocoran plasma yang ringan. Bila kehilangan plasma hebat, akan terjadi syok, syok berat dan kematian bila tidak segera ditangani. Kondisi yang buruk bisa segera



21



ditangani



dengan



diagnosa



dini



dan



pemberian



cairan



pengganti.



Trombositopeni dan hemokonsentrasi sudah dapat dideteksi sebelum demam turun dan terjadi syok. Syok yang tidak dapat diatasi biasanya berhubungan dengan keadaan yang lain seperti asidosis metabolik, perdarahan hebat di saluran cerna atau organ lain. Perdarahan yang terjadi di otak akan menyebabkan penderita kejang dan jatuh dalam keadaan koma. 2. 6 Pengobatan Penatalaksanaan terdiri dari: α.



Pencegahan Tidak ada vaksin yang tersedia secara komersial untuk flavivirus demam berdarah. Pencegahan utama demam berdarah terletak pada menghapuskan atau mengurangi vektor nyamuk demam berdarah. Cara pencegahan DBD : 1. Bersihakan tempat penyimpanan air ( bak mandi, WC ). 2. Tutuplah rapat-rapat tempat penampungan air. 3. Kubur atau buanglah pada tempatnya barang-barang bekas (kaleng bekas, botol bekas ). 4. Tutuplah lubang-lubang, pagar pada pagar bambu dengan tanah. 5. Lipatlah pakaian atau kain yang bergantungan dalam kamar agar nyamuk tidak hinggap di situ. 6. Untuk tempat-tempat air yang tidak mungkin untuk membunuh jintikjintik nyamuk ( ulangi hal ini setiap 2 sampai 3 bulan sekali. (Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI). Pencegahan Penyakit DBD 1. Memberantas Nyamuk Dewasa dgn Penyemprotan: Fogging, ULV, atau dengan penyemprotan rumah tangga biasa. 2. Memberantas Jentik dgn PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dan Abatisasi



22



PSN - 3 M 1. Menguras tempat-tempat penampungan air sekurang-kurangnya 1 minggu sekali 2. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air atau menaburkan abate 3. Mengubur / Menyingkirkan barang bekas yang dapat menampung air hujan spt kaleng bekas dll. Abatisasi 1. Adalah menaburkan bubuk abate kedalam tempat penampungan air 2. Cara melakukan: untuk 100 liter air dengan 10 gram bubuk abate 3. 1 sendok makan peres = 10 gram abate Upaya-Upaya Yang Dilakukan 1. Kewaspadaan dini terhadap KLB di Desa / Kelurahan endemis, sporadis dan potensial. 2. Melaksanakan kewaspadaan 3M”



penyakit



sebelum



“bulan gerakan DBD musim



penularan. 3. Pelacakan kasus (PE) 4. Fogging focus 5. Abatisasi Selektif (AS) 6. Pemberantasan



Jentik



Berkala (PJB) β.



Pengobatan Pengobatan penderita demam berdarah adalah dengan cara : 1.



Tirah baring



2.



Pemberian makanan lunak.



3.



Pengantian cairan tubuh/ pemberian cairan melalui infus.



23



Pemberian cairan intra vena (biasanya ringer lactat, nacl) ringer lactate merupakan cairan intra vena yang paling sering digunakan, mengandung Na + 130 mEq/ liter, K+ 4 mEq/liter, korekter basa 28 mEq/ liter, Cl 109 mEq/liter dan Ca = 3 mEq/liter. 4.



Penderita diberi minum sebanyak 1,5 liter sampai 2 liter dalam 24 jam.



5.



Gastroenteritis oral solution atau kristal diare yaitu garam elektrolid (oralit kalau perlu 1 sendok makan setiap 3 sampai 5 menit)



6.



Penderita sebaiknya dirawat di rumah sakit diperlukan untuk mencegah terjadinya syok yang dapat terjadi secara tepat.



7.



Pemberian obat-obatan: antibiotik dan antipiretik



8.



Anti konvulsi jika terjadi kejang



9.



Monitor tanda-tanda vital (T, S, N, RR)



10. Monitor adanya tanda-tanda renjatan 11. Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut 12. Periksa HB, HT, dan Trombosit setiap hari. 13. Pemasangan infus NaCl atau Ringer melihat keperluanya dapat ditambahkan, Plasma atau Plasma expander atau preparat hemasel. 14. Antibiotik diberikan bila ada dugaan infeksi sekunder. 2. 7 Pemeriksaan Penunjang a. Darah 1) Trombosit menurun. 2) HB meningkat lebih 20 % 3) HT meningkat lebih 20 % 4) Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3 5) Protein darah rendah 6) Ureum PH bisa meningkat



24



7) NA dan CL rendah b. Serologi: HI (hemaglutination inhibition test). 1) Rontgen thoraks: Efusi pleura. 2) Uji test tourniket (+)



2. 8 Komplikasi Adapun komplikasi dari penyakit demam berdarah diantaranya: a. Perdarahan luas. b. Shock atau renjatan. c. Effuse pleura χ . Penurunan kesadaran.



25



KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN 1. Demam berdarah adalah adalah demam virus akut yang disertai sakit kepala, nyeri otot, sendi, dan tulang, penurunan jumlah sel darah putih dan ruam-ruam. 2. Patofisiology demam berdah adalah Patogenesis dan Patofisiologi, patogenesis DBD tidak sepenuhnya dipahami namun terdapat 2 perubahan patofisiologi yang menyolok, yaitu meningkatnya permeabilitas kapiler yang mengakibatkan bocornya plasma, hipovolemia dan terjadinya syok. 3. Gejala dan tandanya demam berdarah dengue adalah. Gejala demam dengue tergantung pada umur penderita, pada balita dan anak-anak kecil biasanya berupa demam, disertai ruam-ruam makulopapular. 4. Diagnosa demam berdarah dengue adalah Diagnosa ditegakkan dari gejala klinis dan hasil pemeriksaan darah: α.



Trombositopeni, jumlah trombosit kurang dari 100.000 sel/ mm3



β.



Hemokonsentrasi, jumlah hematokrit meningkat paling sedikit 20% diatas rata-rata.



5. Penatalaksanaan demam berdarah adalah Diagnosa ditegakkan dari gejala klinis dan hasil pemeriksaan darah: a. Trombositopeni, jumlah trombosit kurang dari 100.000 sel/ mm3 b. Hemokonsentrasi, jumlah hematokrit meningkat paling sedikit 20% diatas rata-rata Pengobatan penderita demam berdarah adalah dengan cara : 1) Pengantian cairan tubuh 2) Penderita diberi minum sebanyak 1,5 liter sampai 2 liter dalam 24 jam. 3) Gastroenteritis oral solution atau kristal diare yaitu garam elektrolid (oralit kalau perlu 1 sendok makan setiap 3 sampai 5 menit).



26



3. 2 Saran Perlunya digalakkan ”Gerakan 3M PLUS” tidak hanya bila terjadi wabah tetapi harus dijadikan gerakan nasional melaui pendekatan masyaakat. Early Warning Outbreak Recognition System (EWORS) perlu dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna. Dilakukan pelatihan untuk semua petugas/ pengelola data surveilans DBD di seluruh wilayah endemis DBD. Mengaplikasikan sistem surveilans DBD ini secara on line sehingga dapat diakses oleh semua pihak yang memerlukan data/ informasi DBD.



27



DAFTAR PUSTAKA



Depkes RI. 2005. Pedoman Tatalaksana Klinis Infeksi Dengue Disarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Nejmegen, Suharti C. 2002. Dengue Hemorrhagic Fever In Indonesia; Role Of Cytokine In Plasma Leakeage, Coagulation And Fibrinolysis. Jakata: University press. http;//www.medicastore.com/dengue hemorrhagic URL: http;//www.sumber-alkes.com/dengue hemorrhagic” Aras O., shert A., Bach R.R., Slungard A., Hebbel R.P, Escolar G., Jilma B. And key N.S 2004 Darwis D. 2004. Kegawatan Demam Berdarah Dengue Pada Anak. Jakarta: Sari Pediatri Sunatrio, S. 2000. Transfusi Rasional pada Perdarahan Dalam: resusitasi cairan Jakarta . Media Aesculapius-FK UI



28