Perbaikan Tak PSTW Mengisi TTS Kelompok B [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROPOSAL SATUAN ACARA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK MENGISI TEKA TEKI SILANG (TTS) ATAUCrossword Puzzle Therapy (CPT)PADA LANSIA DIPANTI SOSIAL TRESNA WERDHA



Oleh: KELOMPOK B Anggota: Anatasya Yolanda, S.Kep Atika Resti Febriani, S.Kep Christavani Efendi, S.Kep Dara Jingga, S.Kep Emilia Tamara, S.Kep Sistri Indah Wulandari, S.Kep Sutri darwati, S.Kep Kurniawan, S.Kep Witria grifani, S.Kep Yulia rizki, S.Kep Dosen Pembimbing: Meria Kontesa, M. Kep Ns. Nurleny, M. Kep Ns. Yusriana, M. Kep., Sp.kep. Kom PRODI PROFESI NERS STIKes MERCUBAKTIJAYA PADAN 2020



SATUAN ACARA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK Mata Ajaran Pokok Bahasan Sasaran Hari/Tanggal Waktu Tempat



: : : : : :



Keperawatan Gerontik Mengisi Teka Teki Silang (TTS) Lansia Sabtu / 14 November 2020 10.00-10.35 WIB Rumah lansia masing-masing



A. Latar Belakang Lansia dapat dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia. Proses menjadi lansia merupakan proses alamiah yang dapat terjadi pada setiap orang. Dimana keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual. Aspek yang juga mengalami penurunan secara degenerative adalah fungsi kognitif (kecerdasan/pikiran). permasalahan penyakit akibat proses degeneratif. Otak sebagai organ kompleks, pusat pengaturan sistem tubuh dan pusat kognitif, merupakan salah satu organ tubuh yang sangat rentan terhadap proses penuaan atau degeneratif Salah satu contoh gangguan degeratif kognitif pada lansia adalah demensia. Demensia adalah suatu sindroma klinik yang meliputi hilangnya fungsi intelektual dan ingatan/memori (Cicih, 2019)



Berdasarkan data kemenkes RI, 2017 Berdasarkan data proyeksi penduduk indonesia, pada tahun 2017 terdapat 23,66 juta jiwa penduduk lansia di Indonesia (9,03%). Diprediksi jumlah penduduk lansia tahun 2020 (27,08 juta), tahun 2025 (33,69 juta), tahun 2030 (40,95 juta) dan tahun 2035 (48,19 juta) (Kemenkes RI, 2017) Pada lansia dengan demensia penurunan kemampuan mental yang biasanya berkembang secara perlahan, dimana Lansia dipandang sebagai kelompok masyarakat yang berisiko mengalami gangguan kesehatan, masalah yang menonjol adalah meningkatnya disabilitas fungsional fisik, respon tubuh sejalan dengan bertambahnya umur seseorang dan proses kemunduran diikuti dengan munculnya gangguan fisiologis, penurunan fungsi, gangguan kognitif, gangguan afektif, dan gangguan psikososial terjadi



gangguan ingatan, pikiran, penilaian dan kemampuan untuk memusatkan perhatian, dan bisa terjadi kemunduran kepribadian (Stefanus, 2020)



Menurut data dari Kementrian Kesehatan RI pada bulletin lansia tahun 2016 data lansia di Indonesia mengalami peningkatan 7,59% pada tahun 2014 dengan usia harapan hidup rata-rata 69,5 tahun. Situasi global pada saat ini di antaranya adalah setengah jumlah lansia di dunia (400 juta jiwa) berada di Asia, Pertumbuhan lansia pada negara sedang berkembang lebih tinggi dari negara yang sudah berkembang. Masalah terbesar lansia adalah penyakit degenerative. Diperkirakan pada tahun 2050 sekitar 75% lansia penderita penyakit degeneratif tidak dapat beraktifitas (tinggal di rumah).Lanjut usia yang mengalami penurunan pada fungsi kognitif akan berakibat terhadap aktivitas sehari-hari dan ketergantungan terhadap orang lain. Solusi untuk mengatasi masalahyang terjadi yaitu dengan meningkatkan fungsi kognitif pada lanjut usia. Terdapat beberapa program yang dapat dilakukan yaitu dengan latihan meningkatkan daya ingat (memori), terapi manajemen stres yang dialami lansia, terapi kemampuan sosial lansia, terapi komunikasi antar lansia serta terapi perilaku (Murtiyani et al, 2017). Lanjut usia yang mengalami penurunan pada fungsi kognitif akan berakibat terhadap aktivitas sehari-hari dan ketergantungan terhadap orang lain. Solusi untuk mengatasi masalah yang terjadi yaitu dengan meningkatkan fungsi kognitif pada lanjut usia. Terdapat beberapa program yang dapat dilakukan yaitu dengan latihan meningkatkan daya ingat (memori), terapi manajemen stres yang dialami lansia, terapi kemampuan sosial lansia, terapi komunikasi antar lansia serta terapi perilaku (Murtiyani et al, 2017). Upaya untuk mencegah terjadinya gangguan kognitif dianjurkan pada lansia yaitu agar tetap melatih otak yaitu dengan cara banyak membaca, terlibat kegiatan dengan mengasah otak seperti mengisi crossword puzzle, dan beberapa aktivitas berkaitan kerja otak lainnya. Aktivitas kehidupan yang berkurang mengakibatkan semakin bertambahnya ketidakmampuan tubuh dalam melakukan berbagai hal. Bagian tubuh salah satunya yang mengalami penurunan kemampuan yaitu pada otak. Crossword puzzle dapat merangsang bagian otak yaitu di oksipital temporal, lobus parietal, lobus midfrontal, lobus frontal, hipokampus, dan korteks entrohinal (Ningsih, 2016). Dari permasalahan lansia dimana menurunnya kognitif dan fungsi tubuh menyebabkan aktifitas harian yang biasa dilakukan lansia di PPSLU menjadi



terganggu hingga berdampak pada perubahan tingkah laku lansia, seperti lebih sering berdiam diri di kamar atau di dalam asrama. Kondisi seperti ini tentunya dapat mempercepat terjadinya penurunan fungsi kognitif pada lansia di PPSLU tersebut. Menurut (Karimah, 2018) di Panti Pelayanan Sosial Lanjut Usia (PPSLU) Sudagaran Banyumas didapatkan lansia yang mengalami gangguan fungsi kognitif baik ringan maupun berat, pemberian intervensi Crossword Puzzle Therapy (CPT) ini diharapkan dapat membantu lansia meningkatkan kemampuan fungsi kognitifnya, terutama bagi lansia yang telah mengalami penurunan fungsi kognitif baik pada lansia lakilaki maupun pada lansia perempuan, sedangkan bagi lansia yang belum mengalami penurunan kemampuan fungsi kognitif dengan kategori sedang atau berat, maka intervensi CrosswordPuzzle Therapy (CPT) ini dapat dijadikan sebagai upaya pencegahan. Dari latar belakang di atas, kami dari mahasiswa profesi ners STIKes Mercubaktijaya Padang tertarik untuk melakukan terapi aktifitas kelompok untuk meningkatkan fungsi kognitif lansia dengan menggunakan teka teki silang atau Crossword Puzzle Therapy (CPT). B. Tujuan a. Tujuan Umum Tujuan Umum Setelah mengikuti kegiatan Crossword Puzzle Therapy (CPT) terhadap kemampuan kognitif , lansia makin meningkatkan aktivitas dan meningkatkan kemampuan social b. Tujuan Khusus Setelah mengikuti kegiatan terapi kognitif Crossword Puzzle Therapy (CPT) lansia mampu : 1. Melatih konsentrasi untuk memusatkan perhatian sesuai petunjuk yang diberikan 2. Melatih ketajaman daya ingat dan dapat meningkatkan pendengaran dan kognitifnya. 3. Klien dapat meningkatkan kemampuan akan kegiatan kelompok (mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai).



C. Sasaran Bermain terapeutik ini ditujukan untuk lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin Provinsi Sumatera Barat Pengorganisasian Leader Observer Fasilitator



: : :



Emilia tamara Witria Grifani Kurniawan



Fasilitator



:



Anatasya yolanda



Fasilitator



:



Sistri indah wulandari



Fasilitator



:



Sutri Darwati



Fasilitator



:



Atika Resty



Fasilitator



:



Dara Jingga



:



Christavani Efendi



Dokumentasi



Yulia rizki 1. Tugas leader a. Menjelaskan prosedur / cara kegiatan b. Mengatasi masalah yang mungkin timbul selama kegiatan c. Memberikan reinforcement positif pada klien d. Menyimpulkan kegiatan e. Menyampaikan tujuan dan waktu permainan 2. Tugas fasilitator : a. Memfasilitasi klien yang kurang aktif b. Mampu memotivasi klien untuk kesuksesan acara 3. Tugas Observer : a. Mengobservasi jalannya acara b. Mencatat prilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung.



c. Mencatat penyimpangan acara terapi aktifitas bermain. D. Waktu dan Tempat 1. 2. 3.



Hari/Tanggal Waktu Tempat



: Sabtu / 14 November 2020 : 10.00-10.35 WIB : Rumah lansia masing-masing



E. Media dan Alat Media dan alat yang digunakan :  TTS  PENA  LEPTOP  SPEAKER F. Setting Tempat



Keterangan : : Pembimbing : Moderator : Presentator : Observer : Audiens (lansia) : Media (laptop)



G. Mekanisme Kegiatan No



Waktu



1



10 menit



Kegiatan Mahasiswa



Kegiatan Peserta (Kelayan dan Keluarga)



2



20 menit



Pembukaan -



Memberi salam



Menjawab salam



-



Perkenalan dengan mahasiswa



Berkenalan



-



Perkenalan dengan pembimbing



Berkenalan



-



Perkenalan antar sesama Kelayan



Berkenalan



-



Menjelaskan tujuan



Memperhatikan



- Menjelaskan kontrak waktu Kegiatan inti -



Memperhatikan



Gali pengetahuan lansia tentang Menjawab cara bermain Crossword Puzzle Therapy (CPT).



-



Memberi reinforcement positif



-



Gali pengetahuan lansia tentang manfaat



bermain



Crossword



Puzzle Therapy (CPT). -



Menjawab



Memberi reinforcement positif



Bermain



-



Menjelaskan cara dan tata tertib bermain



Crossword



Puzzle



Therapy (CPT). -



Peserta



bermain



Crossword



Puzzle Therapy (CPT). 3



5 menit



Memberi reinforcement positif



Penutup -



Peserta menyebutkan manfaat Menjawab dari bermain Crossword Puzzle Therapy (CPT).



-



Peserta



memerankan



Memerankan kembali



cara bermain Crossword Puzzle Mendengarkan Therapy (CPT). -



Memberi reinforcement atas Mendengarkan tindakan peserta



Mendengarkan



-



Menyudahi permainan



-



Menanyakan perasaan lansi Menjawab salam ketika selesai bermain



-



Memberi salam



H. Proses Evaluasi a. Evaluasi Struktur :  Peralatan atau media yang digunakan dalam terapi tersedia sesuai rencana  100% anggota terapis hadir.  Peran dan tugas berjalan sesuai rencana b. Evaluasi Proses  Kegiatan berlangsung tepat pada hari dan waktu yang telah ditentukan  Diharapkan 90% klien aktif berpartisifasi dari awal hingga akhir kegiatan  Diharapkan 90%



klien konsentrasi Kelayan dalam bermain Crossword



Puzzle Therapy (CPT) c. Evaluasi hasil



 Diharapkan 80% klien yang dipilih, mau menghadiri atau mengikuti terapi aktivitas bermain yang dilakukan.  Diharapkan 80% klien dapat bermain Crossword Puzzle Therapy (CPT)  Diharapkan 80% orang Kelayan mengikuti kegiatan sampai selesai. I.



Penutup Diharapkan melalui terapi Crossword Puzzle Therapy (CPT)dapat meningkatkan kemampuan kognitif lansia, meningkatkan kemampuan motorik halus dan kasar dan mengurangi stres yang dialami lansia ketika di panti sosial tresna werda sabai nan aluih sicincin. Sehingga lansia tidak merasa kesepian atau jenuh saat berada disini.



Lampiran Materi Konsep Terapi Aktivitas Kelompok A.



DEMENSIA 1. PENGERTIAN Demensia adalah penurunan memori yang paling jelas terjadi pada saatbelajar informasi baru, meskipun dalam. Pada kasus yang lebih parah memoritentang informasi yang pernah dipelajari juga mengalami penurun. Penurunanterjadi pada materi verbal dan non verbal. Penurunan ini juga harus didapatkansecara objektif dengan mendapatkan informasi dari orang – orang yang seringbersamanya, atau pun dari tes neuropsikologi atau pengukuran status kognitif.(International Classification of Diseases 10( ICD 10 ), 2013). Demensia adalah sindroma klinis yang meliputi hilangnya fungsi intelektualdan memori yang sedemikian berat sehingga menyebabkan disfungsi hidup sehari– hari. Demensia merupakan keadaan ketika seseorang mengalami penurunandaya ingat dan daya pikir lain yang secara nyata mengganggu aktivitas kehidupansehari – hari. (Nugroho, 2015). 2. PENYEBAB 1. Penyakit alzaimer 2. Serangan stroke yang berturut-turut. 3. Penyakit penuaan 3. TANDA DEMENSIA a. Pada penderita demensia, ”lupa”menjadi bagian keseharian yang tidak bisa lepas (Hurley, 2012). b. Gangguan orientasi waktu dan tempat, misalnya: lupa hari, minggu, bulan,tahun, tempat penderita demensia berada (Hurley, 2012). c. Penurunan dan ketidakmampuan menyusun kata menjadi kalimat yang benar,menggunakan kata yang tidak tepat untuk sebuah kondisi, mangulang kataatau cerita yang sama berkali- kali (Hurley, 2012). d. Ekspresi yang berlebihan, misalnya menangis yang berlebihan saat melihatsebuah drama televisi, marah besar pada kesalahan kecil yang di lakukanorang lain, rasa takut dan gugup yang tak beralasan.



e. Penderita demensiakadang tidak mengerti mengapa perasaan-perasaan tersebut muncul (Hurley,2012). f. Adanya perubahan tingkah laku seperti : acuh tak acuh, menarik diri dangelisah sampai susah mengatur pola tidur (Hurley, 2012) 4. PENCEGAHAN Pencegahan dan perawatan demensia Hal yang dapat kita lakukan untukmenurunkan



resiko



terjadinya



demensia



diantaranya



adalah



menjagaketajaman daya ingat dan senantiasa mengoptimalkan fungsi otak,seperti(Harrisons,2014): a. Mencegah masuknya zat-zat yang dapat merusak sel-sel otak sepertialkohol dan zat adiktif yang berlebihan. b. Membaca buku yang merangsang otak untuk berpikir hendaknyadilakukan setiap hari. c. Melakukan kegiatan yang dapat membuat mental kita sehat dan aktifseperti kegiatan rohani & memperdalam ilmu agama. d. Tetap berinteraksi dengan lingkungan, berkumpul dengan temanyang memiliki persamaan minat atau hobi. e. Mengurangi stress dalam pekerjaan dan berusaha untuk tetap relaksdalam kehidupan sehari-hari dapat membuat otak kita tetap sehat. f. Salah satu pencegahan demensia dengan bermain teka teki silang. B.



TEK-TEKI SILANG 1. Pengertian Crossword Puzzle Therapy (CPT) adalah permainan yang



dapat



merangsangbagian otak yaitu di oksipital temporal,lobus parietal, lobus midfrontal, lobus frontal, hipokampus, dan korteks entrohinal (Ningsih, 2016). 2. Manfaat Crossword Puzzle Therapy (CPT)  Meningkatkan kemampuan kognitif lansia  Meingkatkan kemauan lansia dalam melakukan aktivitas  Meningkatkan ketajaman daya ingat dan dapat meningkatkan pendengaran dan kognitifnya.



 meningkatkan kemampuan akan kegiatan kelompok (mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai).  Meningkatkan hubungan sosial dengan lingkungan 3. Waktu yang dibutuhkan dalam permainan Crossword Puzzle Therapy (CPT) Crossword Puzzle Therapy (CPT) sangat praktis, karena bisa dilakukan dimana saja, kapan saja dan semua kalangan usia dari anak-anak, remaja, dewasa, khususnya lansia. Waktu latihan yang tepat yaitu 15-30 menit, 3-5 kali seminggu, Aktivitas stimulasi kognitif yang dilakukan terus menerus berhubungan dengan penurunan risiko alzheimer (Clark&Chambers, 2009). 4. Prosedur Crossword Puzzle Therapy (CPT) Prosedur pemberian terapi teka-teki silang, yaitu dengan cara memberikan alat permainan teka teki silang kepada responden kemudian menginstruksikan responden untuk mengisi jawaban pada masing-masing kotak mendatar dan menurun sesuai pertanyaan yang telah disiapkan. Langkah pertama dilakukan dengan membaca pertanyaan dari TTS, memahami petunjuk (analysis), mencoba lagi jawaban yang mungkin (retreival), kemudian memutuskan mana jawaban yang benar (Shankle&Amen, 2004). Terapi ini dilaksanakan selama tiga kali seminggu, yaitu pada hari senin, rabu dan jumat dengan durasi 15-30 menit selama empat minggu. Pertanyaan teka-teki silang : Mendatar 1. Negara kita 2. Makanan dari kedelai 3. Makanan pokok orang indonesia 4. Membersihkan seluruh tubuh dengan air 5. Bagian dari tumbuhan yang berada didalam tanah 6. Negara yang paling lama menjajah indonesia 7. Sesudah bulan juli 8. Presiden indonesia saat ini 9. Rambut yang memutih namanya 10. Tempat tinggal



Menurun 1. Jaring untuk menangkap ikan 2. Orang yang bekerja mnangkap ikan dilaut 3. Warna langit 4. Tempat untuk berobat 5. Tanah yang digarap untuk menanam padi 6. Tulang keras untuk mengunyah 7. Buah kesukaan monyet 8. Ruang tempat memasak 9. Indera penglihatan 10. Rasa air laut



10 4 9



9 2



10



8 3 1



1 8



2 7 4



5



6



5 3



6 7



Pertanyaan teka-teki silang : Mendatar



Menurun



1. Negara kita



1. Jaring untuk menangkap ikan



2. Makanan dari kedelai



2. Orang yang bekerja mnangkap ikan dilaut



3. Makanan pokok orang indonesia



3. Warna langit



4. Membersihkan seluruh tubuh dengan air



4. Tempat untuk berobat



5. Bagian dari tumbuhan yang berada didalam tanah



5. Tanah yang digarap untuk menanam padi



6. Negara yang paling lama menjajah indonesia



6. Tulang keras untuk mengunyah



7. Sesudah bulan juli



7. Buah kesukaan monyet



8. Presiden indonesia saat ini



8. Ruang tempat memasak



9. Rambut yang memutih namanya



9. Indera penglihatan



10. Tempat tinggal



10. Rasa air laut



Keterangan : Menurun Mendatar



Jawaban mendatar :



Jawaban menurun :



1. Indonesia



1. Jala



2. Tempe



2. Nelayan



3. Nasi



3. Biru



4. Mandi



4. Rumah sakit



5. Akar



5. Sawah



6. Belanda



6. Gigi



7. Agustus



7. Pisang



8. Jokowi



8. Dapur



9. Uban



9. Mata



10. Rumah



10. Asin



NAMA PESERTA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK N o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



NAMA PESERTA



JENIS KELAMIN



UMUR



TTD



DAFTAR PUSTAKA Agoes, A., Lestari, R., & Alfaruqi, S.(2016). Pengaruh TerapiJIKK Volume 16, No 1, Juni 2020 http://ejournal.stikesmuhgombong.ac.id91



Cicih LSM. Info Demografi [Internet]. [Jakarta]: Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). 2019 [cited 2019 Dec 11] Kemenkes RI. (2017). Analisis Lansia di Indonesia. Pusat Data Dan Informasi Kementerian



Kesehatan



RI,



1–2.



www.depkes.go.id/download.php?



file=download/.../infodatin lansia 2016.pdf%0A Nabila Karimah Komsin*, N. I. (2018). Pengaruh Crossword Puzzle Therapy (Cpt) Terhadap Fungsi Kognitif Lansia Di Panti Pelayanan Sosial Lanjut Usia (Ppslu) Sudagaran Banyumas. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699. Stefanus, Y. L. & M. (2020). Eleminasi Gangguan Kognitif dengan Intervensi Gizi dan Intervensi Terapi pada Lansia di Provinsi NTT. CHMK Health Journal, 4(1), 132– 139. Latihan Otak (Brain Gym)Terhadap Peningkatan Fungsi Kognitif Pada Lansia. MalangNeurology Journal (MNJ), 2(2), 64-70. Baxter, M. G., & Crimins, J. L. (2018). Stimulasi



Reseptor



Asetilkolin



untuk



Peningkatan



Kognitif



(Acetylcholine



ReceptorStimulation for CognitiveEnhancement): Better the DevilYou Know? Neuron, 98(6), 1064- 1066 Azizah L, M. (2011). KeperawatanLanjut Usia Edisi 1. Yogyakarta: Graha Ilmu. Fu, D., & Xie, X. S. (2017). Label-freeimaging of neurotransmitteracetylcholine atneuromuscular junctions withstimulated Raman scattering. Journal of the AmericanChemical Society, 139(2), 583- 586. Handayani. (2013). Pesantren Lansia Upaya Meminimalkan Penurunan Fungsi/Kognitif Lansia di Balai Rehabilitasi Sosoal Lanjut Usia Unit IICognitive Aging: Progress in Understanding Actions and Opportunities. Washington, DC: National Academy Press.https://www.nap.edu/baca /21693 / chapter / 1. Jing & Langma, L. W.