Perbedaan Dan Persamaan Setiap Kurikulum PDF Free [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Perbedaan Dan Persamaan Setiap Kurikulum Atika Eka Rachmasari/ 160341606084 Kurikulum Kurikulum 1947



Tahun berlaku 1947-1952



Kurikulum 1952



1952-



Prinsip Garis-garis besar pengajaran pada saat itu menekankan pada cara guru mengajar dan cara murid mempelajari. Misalnya, pelajaran bahasa mengajarkan bagaimana cara bercakap-cakap, membaca, dan menulis. Ilmu Alam mengajarkan bagaimana proses kejadian sehari-hari, bagaimana mempergunakan berbagai perkakas sederhana (pompa, timbangan, manfaat bes berani), dan menyelidiki berbagai peristiwa sehari-hari, misalnya mengapa lokomotif diisi air dan kayu, mengapa nelayan melaut pada malam hari, dan bagaimana menyambung kabel listrik. Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional. Yang paling menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.



Mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah, Berhitung,Ilmu Alam, Ilmu Hayat, Ilmu Bumi, Sejarah, Menggambar, Menulis, Seni Suara, Pekerjaan Tangan, Pekerjaan Keputrian, Gerak Badan, Kebersihan dan Kesehatan, Didikan Budi Pekerti, dan Pendidikan Agama.



Kelompok Bahasa a. Bahasa Indonesia b. Bahasa Inggris c. Bahasa Daerah Kelompok Ilmu Pasti 1. Berhitung dan aljabar 2. Ilmu ukur Kelompok Pengetahuan Alam 1. Ilmu Alam/kimia 2. Ilmu Hayat Kelompok Pengetahuan Sosial 1. Ilmu Bumi 2. Sejarah Kelompok Ekonomi 1. Hitung dagang 2. Pengetahuan dagang



Kelompok ekspresi 1. Seni suara 2. Menggambar 3. Pekerjaan tangan/kerajinan wanita. Pendidikan jasmani Budi pekerti 1) Agama 2)



Kurikulum Rencana Pendidikan 1964



1964



-Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini adalah bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana yang meliputi pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral. -Penyelenggaraan pendidikan dengan kurikulum 1964 mengubah penilaian di rapor bagi kelas I dan II yang asalnya berupa skor 10-100 menjadi huruf A, B, C, dan D.



Kurikulum 1968



1968



Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat.



a. Pengembangan Moral: 1. Pendidikan kemasyarakatan. Pendidikan agama/budi pekerti. b. Perkembangan kecerdasan: 1) Bahasa Daerah. 2) Bahasa Indonesia. 3) Berhitung. 4) Pengetahuan Alamiah. c. Pengembangan emosional atau Artistik: 1) Pendidikan kesenian. 2) Pengembangan keprigelan. d. Pendidikan keprigelan. e. Pengembangan jasmani. a. Pembinaan Jiwa Pancasila, mata pelajarannya: Pendidikan agama, Pendidikan kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah, Pendidikan olahraga b. Pengembangan pengetahuan dasar, mata pelajarannya: Berhitung, IPA, Pendidikan kesenian, Pendidikan kesejahteraan keluarga, Pembinaan kecakapan



Kurikulum 1975



1975



Kurikulum 1984



1984



a. Berorientasi pada tujuan. Dalam hal ini pemerintah merumuskan tujuan-tujuan yang harus dikuasai oleh siswa yang lebih dikenal dengan khirarki tujuan pendidikan, yang meliputi: tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus. b. Menganut pendekatan integrative dalam arti bahwa setiap pelajaran memiliki arti dan peranan yang menunjang kepada tercapainya tujuan-tujuan yang lebih integratif. a. Berorientasi kepada tujuan instruksional. Didasari oleh pandangan bahwa pemberian pengalaman belajar kepada siswa dalam waktu belajar yang sangat terbatas di sekolah harus benar-benar fungsional dan efektif. Oleh karena itu, sebelum memilih atau menentukan bahan ajar, yang pertama harus dirumuskan adalah tujuan apa yang harus dicapai siswa. b. Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar siswa aktif (CBSA). CBSA adalah pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat secara fisik, mental, intelektual, dan emosional dengan harapan siswa memperoleh pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektif,



khusus, dan Pendidikan kejuruan. 1. Pendidikan agama 2. Pendidikan Moral Pancasila 3. Bahasa Indonesia 4. IPS 5. Matematika 6. IPA 7. Olah raga dan kesehatan 8. Kesenian 9. Keterampilan khusus



1) Adanya perubahan dalam perangkat mata pelajaran inti. Kurikulum 1984 memiliki enam belas mata pelajaran inti. 2) Penambahan mata pelajaran pilihan yang sesuai dengan jurusan masingmasing. 3) Perubahan program jurusan. Kalau semula pada Kurikulum 1975 terdapat 3 jurusan di SMA, yaitu IPA, IPS, Bahasa, maka dalam Kurikulum 1984 jurusan dinyatakan dalam program A dan B. Program A terdiri dari. • A1, penekanan pada mata pelajaran Fisika • A2, penekanan pada mata pelajaran Biologi • A3, penekanan pada mata pelajaran



Kurikulum 1994



1994



maupun psikomotor. Ekonomi c. Materi pelajaran dikemas dengan nenggunakan • A4, penekanan pada mata pelajaran pendekatan spiral. Spiral Bahasa dan Budaya. adalah pendekatan yang digunakan dalam pengemasan bahan ajar berdasarkan a. Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan 1. 1. Pendidikan pancasila dan sistem caturwulan. kewarganegaraan b. Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi 2. Pendidikan agama pelajaran yang cukup padat 3. Matematika (berorientasi kepada materi pelajaran/isi) 4. Bahasa indonesia c. Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang 5. IPA memberlakukan satu sistem 6. IPS kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia. 7. Kerajinan tangan dan kesenian Kurikulum ini bersifat 8. Penjaskes kurikulum inti sehingga daerah yang khusus dapat 9. Bahasa Inggris mengembangkan 10. Muatan lokal pengajaran sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar. d. Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial. Dalam mengaktifkan siswa guru dapat memberikan bentuk soal yang mengarah kepada jawaban konvergen divergen (terbuka, dimungkinkan lebih dari satu jawaban), dan penyelidikan. e. Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasan konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa, sehingga



Kurikulum Berbasis Kompetensi



2004-2006



diharapkan akan terdapat keserasian antara pengajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan pengajaran yang menekankan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah. f. Pengajaran dari hal yang konkrit ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit, dan dari hal yang sederhana ke hal yang komplek. g. Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman siswa. Penyempurnaan kurikulum tidak mempersulit guru dalam mengimplementasikan dan tetap dapat menggunakan buku pelajaran dan sarana prasarana pendidikan lainnya yang tersedia di sekolah. Penyempurnaan kurikulum 1994 di pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan bertahap yaitu tahap penyempurnaan jangka pendek dan penyempurnaan jangka panjang KBK memiliki empat komponen, yaitu kurikulum dan hasil belajar (KHB), penilaian berbasis kelas (PBK), kegiatan belajar mengajar (KBM), dan pengelolaan kurikulum berbasis sekolah (PKBS). KHB berisi tentang perencaan pengembangan kompetensi siswa yang perlu dicapai secara keseluruhan sejak lahir sampai usia 18 tahun. PBK adalah melakukan penilaian secara seimbang di tiga ranah, dengan menggunakan instrumen tes dan non tes, yang berupa portofolio, produk, kinerja, dan pencil test. KBM diarahkan pada kegiatan aktif siswa



Bahasan Inggris SD dan Komputer SD menjadi pilihan. ICT di SMA. Konsep Kimia dimasukkan ke IPA. Konsep Sosiologi dimasukkan ke IPS. Pembiasaan di SD dan SMP.



Kurikulum Tingkat 2006 – 2013 Satuan Pendidikan (KTSP) 2006



dala membangun makna atau pemahaman, guru tidak bertindak sebagai satu-satunya sumber belajar, tetapi sebagai motivator yang dapat menciptakan suasana yang memungkinkan siswa dapat belajar secara penuh dan optimal. a. Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan lingkungannya. Pengembangan kurikulum didasarkan atas prinsip bahwa peserta didik adalah sentral proses pendidikan agar menjadi manusia yang bertakwa, berakhlak mulia, berilmu, serta warga negara yang demokratis sehingga perlu disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan lingkungan siswa. b. Beragam dan terpadu. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman peserta didik, kondisi daerah dengan tidak membedakan agama, suku, budaya, adat, serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meli puti substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu. c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Kurikulum dikembangkan atas kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni berkembang secara dinamis. d. Relevan dengan kebutuhan. e. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan relevansi pendidikan tersebut



Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama 2. Pendidikan Kewarganegaraan 3. Bahasa Indonesia 4. Matematika 5. Ilmu Pengetahuan Alam 6. Ilmu Pengetahuan Sosial 7. Seni Budaya dan Keterampilan 8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Antropologi terpisah dari Sosiologi di SMA. IPA dan IPS terpadu di SMP. Muatan Lokal dihidupkan lagi bahkan sampai SMA. Pengembangan Diri (Pembiasaan) bahkan sampai SMA.



Kurikulum (K13)



2013



dengan kebutuhan hidup dan dunia kerja. f. Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kurikulum direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan. g. Belajar sepanjang hayat, kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. h. Seimbang antara kepentingan global, nasional, dan lokal. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan global, nasional, dan lokal untuk membangun kehidupan masyarakat. kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan. bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran.



Mata Pelajaran Wajib (Kelompok A) 1. Pendidikan Agama 2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3. Matematika 4. Sejarah Indonesia 5. Bahasa Indonesia 6. Bahasa Inggris Mata Pelajaran Wajib (Kelompok B) 1. Seni Budaya 2. Prakarya 3. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Masing-masing pelajaran di atas memiliki alokasi waktu 2 jam pelajaran, atau total 18 jam pelajaransetiap minggunya. Mata pelajaran wajib di atas berlaku untuk



kelas X, XI dan XII. Mata Pelajaran Pilihan (Kelompok C) atau Peminatan Akademik A. Peminatan Matematika dan Sains 1. Biologi 2. Fisika 3. Kimia 4. Matematika B. Peminatan 1. 2. 3. Sosiologi dan 4. Ekonomi



Sosial Geografi Sejarah Anthropologi



C. Peminatan Bahasa 1. Bahasa dan Sastra Indonesia 2. Bahasa dan Sastra Inggris 3. Bahasa dan Sastra Arab 4. Bahasa dan Sastra Mandarin