Persaingan Monopolistik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Pasar merupakan tulang punggung perekonomian masyarakat, baik masyarakat yang berada di kalangan kelas bawah ataupun masyarakat yang berada di kalangan kelas atas. Semua unsur pasar yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi berada di pasar, mulai dari unsur produksi, distribusi maupun unsur konsumsi. Usaha seseorang untuk selalu memenuhi kebutuhan hidupnya selalu dilakukan sejak zaman dahulu kala. Sebelum adanya jual beli seseorang memenuhi kebutuhan hidupnya dengan bertukar barang dengan orang lain yang memiliki barang yang ia butuhkan (barter). Namun, barter bukanlah hal yang efisien bagi seseorang untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Karena terkadang barang yang ditukar tidak seimbang nilainya dengan barang yang didapat. Seiring berkembangnya zaman akhirnya didapat satuan pengukur nilai suatu barang yaitu Uang. Setelah orang-orang mengenal uang maka sistem barter tidak lagi berlaku, tetapi yang berlaku adalah sistem jual-beli. Menurut organisasinya pasar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu Pasar Persaingan Sempurna, dan Pasar Persaingan Tidak Sempurna. Pasar persaingan tidak sempurna dibagi lagi menjadi tiga bagian yaitu Pasar Monopoli, Pasar Monopolistik, dan Pasar Oligopoli. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang Pasar Monopolistik. Pasar Persaingan Monopolistik pada dasarnya adalah pasar yang berada di antara dua jenis pasar yang ekstrem, yaitu persaingan sempurna dan monopoli. Oleh sebab itu sifat-sifatnya mengandung unsur-unsur sifat pasar monopoli, dan unsurunsur sifat pasar persaingan sempurna. Pasar persaingan monopolistik



didefinisikan sebagai suatu pasar dimana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang yang berbeda corak (products differentiated). Karakteristik pada pasar monopolistik, produsen memiliki kemampuan untuk mempengaruhi harga walaupun pengaruhnya tidak sebesar produsen dari pasar monopoli atau oligopoli. Kemampuan ini berasal dari sifat barang yang dihasilkan. Karena perbedaan dan ciri khas dari suatu barang, konsumen tidak akan mudah berpindah ke merek lain, dan tetap memilih merek tersebut walau produsen menaikkan harga. Ciri-ciri selengkapnya dari pasar persaingan monopolistik antara lain: Terdapat banyak penjual/produsen yang berkecimpung di pasar, barangnya bersifat berbeda corak, untuk memenangkan persaingan setiap penjual aktif melakukan promosi/iklan, perusahaan-perusahaan dalam pasar monopolistik ini mudah untuk masuk dan keluar dari industri, dan Perusahaan mempunyai sedikit kekuasaan mempengaruhi harga.



1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan pasar persaingan monopolistik dan apa saja ciri-cirinya? 2. Apa pengaruh diferensiasi produk dan periklanan dalam sebuah pasar persaingan monopolistik serta pada kesejahteraan sosial? 3. Bagaimana penentuan harga dan keluaran (output) dalam persaingan monopolistik? 4. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari pasar persaingan monopolistik? 5. Bagaimana dengan efisiensi ekonomi dan alokasi sumber daya dalam pasar persaingan monopolistik?



1.3 Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui apa pengertian pasar monopolistik, serta untuk mengetahui ciri-ciri apa saja yang ada di dalam pasar persaingan monopolistik. Selain itu untuk mengetahui dan memahami pengertian



dan pengaruh diferensiasi produk, periklanan, serta kesejahteraan sosial. Tujuan lain dari penulisan ini adalah untuk mengetahui kelebihan serta kekurangan dari pasar persaingan monopolistik. Kemudian yang terakhir adalah untuk mengetahui efisiensi ekonomi dalam pasar persaingan monopolistik. 1.4 Manfaat Penulisan Penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : 1. Penulis Karena dengan tugas ini dapat menambah pengetahuan serta wawasan bagi si penulis mengenai pasar persaingan monopolistik. 2. Masyarakat Masyarakat juga dapat mengetahui apa itu pasar persaingan monopolistik dan ciri-ciri apa saja yang ada di dalam pasar persaingan monopolistik, serta kelebihan dan kekurangan pasar persaingan monopolistik. 3.



Rekan-rekan Mahasiswa/mahasiswi Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk yang ingin mengetahui lebih dalam mengenai pasar persaingan monopolistik. Hasil penulisan ini juga dapat dimanfaatkan dan dijadikan salah satu bahan masukan ataupun bahan pertimbangan dalam kegiatan penulisan selanjutnya.



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Monopolistik (Persaingan Pasar Monopolistik) Pasar persaingan monopolistik adalah salah satu bentuk pasar dimana terdapat banyak produsen yang menjual produk yang sama tetapi memiliki beberapa perbedaan dalam beberapa aspek. Jalan masuk menuju pasar persaingan monopolistik adalah bebas. Ciri yang membedakan antara persaingan monopolistik, monopoli, serta oligopoli adalah perusahaan yang menjadi pesaing monopolistik tidak dapat mempengaruhi harga pasar hanya berdasarkan ukuran mereka. Dengan memproduksi barang yang khas atau membangun reputasi tertentu, sebuah perusahaan dalam arti tertentu, menjadi “monopolis” – artinya tidak ada orang lain yang dapat memproduksi barang yang sama persis. Ciri yang membedakan antara persaingan monopoistik dan monopoli murni adalah tersedia subtitusi yang bagus di industri kompetitif yang bersifat monopolistik. Sehingga secara umum karakteristik atau ciri-ciri industri persaingan monopolistik adalah sebagai berikut : 1. Jumlah perusahaannya besar 2. Tidak ada perintang untuk masuk ke industri 3. Terdapat diferensiasi produk 4. Perusahaan mempunyai sedikit kekuasaan mempengaruhi harga 5. Persaingan mempromosi penjualan sangat aktif



2.2 Diferensiasi produk, Periklanan, dan Kesejahteraan Sosial Perusahaan – perusahaan persaingan monopolistik berusaha mencapai tingkat kekuatan pasar melalui diferensiasi produk. Supaya produk mereka dipilih di antara produk para pesaing, produk harus memiliki identitas positif yang berbeda di benak konsumen. Pembedaan itu sering kali dicapai melalui iklan. Efek diferensiasi produk pada umumnya dan iklan pada khususnya terhadap alokasi sumber daya telah hangat diperdebatkan selama bertahun-tahun. Para pendukung mengatakan bahwa kekuatan itu memberi sistem pasar tenaga dan vitalitas. Para pengecam mengatakan bahwa hal-hal tersebut menyebabkan pemborosan dan ketidak-efisienan. 2.2.1 Periklanan Perusahaan-perusahaan melakukan kegiatan pengiklanan untuk mencapai salah satu gabungan dari tiga tujuan yang dinyatakan di bawah ini : 1. Untuk memberikan informasi mengenai produk Iklan seperti ini dilakukan untuk memberikan penerangan kepada Konsumen tentang suatu produk. Iklan itu mungkin untuk barang yang telah lama ada, atau untuk barang yang baru saja dikembangkan. Iklan seperti ini dinamakan iklan member penerangan atau information advertising. 2. Untuk menekankan kualitas suatu produk secara persuasif Iklan seperti ini dilakukan untuk menerangkan kepada konsumen akan kualitas yang sangat baik dari sebuah produk. Beberapa bentuk iklan bertujuan untuk terus menerus mengingatkan konsumen bahwa barang tersebut ada di pasar. Iklan seperti ini dinamakan iklan untuk bersaing atau competitive advertising. Tanpa iklan seperti ini, konsumen dapat berubah sikapnya dan menjadi langganan perusahaan lain yang menghasilkan barang yang sama yang selalu diiklankan. 3. Untuk memelihara hubungan baik dengan para konsumen Iklan tersebut lebih berbentuk memperkenalkan perusahaan tersebut mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukannya. Iklan mengenai hasil produksinya tidak begitu ditekankan. Iklan ini juga dilakukan untuk



menghindari larangan pengiklanan yang dilakukan pemerintah (misalnya iklan rokok). Dari ketiga jenis iklan ini, yang dilakukan perusahaan dalam pasar persaingan monopolistis adalah jenis iklan yang pertama dan kedua. Iklan jenis pertama terutama digunakan pada waktu perusahaan memperkenalkan hasil-hasil produksinya yang baru. Sedangkan jenis iklan yang keduadigunakanuntuk mempertahankan kedudukannya di pasar.



2.2.2 Kebaikan dan Keburukan Pengiklanan Di dalam menilai apakah iklan memberikan manfaat kepada masyarakat, terdapat berbagai pendapat. Berikut adalah beberapa argument penting dalam perdebatan mengenai pengiklanan : 



Kritik terhadap periklanan a) Iklan merupakan suatu penghamburan karena biaya produksi bertambah tinggi sedangkan konsumen tidak menerima kenikmatan tambahan dari barang yang dipromosikan melalui kegiatan periklanan. Pengiklanan tidak menambah atau memperbaiki mutu barang. b) Iklan dibuat untuk memanipulasi selera orang Banyak iklan lebih bersifat psikologis daripada memberikan informasi. Contohnya adalah iklan untuk beberapa merek minuman ringan. Iklan tersebut kemungkinan besar tidak menjelaskan kepada konsumen tentang harga atau kualitas produk. Iklan tersebut justru memperlihatkan sekelompok orang yang bahagia pada sebuah pesta di sebuah pantai pada hari yang cerah dan indah. Di tangan mereka terdapat kaleng minuman ringan. Tujuan dari iklan ini adalah untuk menyampaikan sebuah pesan bawah sadar (atau tersembunyi) : “Anda juga dapat memiliki banyak teman dan berbahagia jika anda meminum produk kami.” Para kritikus berpendapat bahwa iklan seperti ini menciptakan keinginan yang sepertinya tidak ada. c) Periklanan menghambat kompetisi Iklan seringkali mencoba untuk meyakinkan konsumen bahwa produk lebih berbeda daripada yang sebenarnya. Dengan meningkatkan



persepsi diferensiasi produk dan memlihara kesetiaan terhadap produk, iklan menjadikan para pembeli tidak terlalu memperhatikan perbedaan harga diantara barang-barang yang serupa.Dengan kurva permintaan yang tidak terlalu elastis, setiap perusahaan memasang harga yang lebih besar di atas biaya marginal. d) Iklan tidak selalu member informasi yang betul Tidak selalu iklan dibuat dengan jujur dan menerangkan sifat-sifat sebenarnya dari barang yang diiklankan. Iklan yang menyatakan bahwa suatu barang adalah lebih istimewa dari barang yang tersedia di pasar, akan menaarik segolongan konsumen untuk tidak menggunakan barang lain yang selalu dibelinya pada masa lalu. Apabila sifat barang yang dipromosikan melalui iklan lebih buruk dari barang yang tidak dikonsumsi lagi oleh konsumen yang bersangkutan, iklan merugikan konsumen tersebut. e) Iklan bukanlah suatu cara yang efektif untuk menambah jumlah pekerjaan dalam perekonomian Terdapat cara lain yang akan dapat menambah jumlah pekerjaan dengan lebih efektif. Misalnya, usaha menambah pekerjaan akan lebih efektif hasilnya dengan menggunakan kebijakan fiscal dan moneter. f) Iklan dapat menjadi penghambat kepada perusahaan-perusahaan baru untuk masuk ke dalam industri. Apabila kampanye iklan sangat berhasil dan produksi mengalami pertambahan yang sangat besar, perusahaan lain akan mengalami kekurangan permintaan dan efisiensi kegiatannya menurun. Menghadapi kenyataan seperti itu perusahaan-perusahaan baru menjadi lebih enggan untuk masuk ke dalam industri tersebut. 



Dukungan Terhadap Iklan a.



Iklan digunakan untuk memberikan informasi kepada konsumen. Iklan menyampaikan harga barang yang ditawarkan, hadirnya produk baru, dan lokasi pengecer. Informasi ini memungkinkan konsumen membuat pilihan yang lebih baik tentang apa yang akan dibeli



sehingga meningkatkan kemampuan pasar untuk mengalokasikan sumber daya secara efisien. b. Periklanan menyuburkan kompetisi Karena akan memungkinkan konsumen untuk lebih mengetahui semua perusahaan di pasar maka konsumen dapat lebih mudah memanfaatkan perbedaan harga. Jadi, setiap perusahaan memiliki kekuatan pasar lebih sedikit. c. Iklan memudahkan perusahaan baru masuk ke pasar karena iklan memberikan kepada perusahaan baru sebuah cara untuk menarik konsumen dari perusahaan-perusahaan yang sudah ada. d. Iklan akan menggalakkan kegiatan memperbaiki mutu suatu barang Dalam mempromosikan barangnya melalui iklan perusahaan berusaha menonjolkan sifat-sifat istimewa dari barang yang diproduksinya. Maka iklan memberi dorongan kepada perusahaan untuk mengembangkan hasil produksinya sehingga mempunyai keistimewaan-keistimewaan tertentu kalau dibandingkan dengan barang yang sama yang diproduksi perusahaan lain. e. Iklan membantu membiayai perusahaan komunikasi masa seperti radio, televisi, surat kabar dan majalah. Dengan membuat iklan dalam perusahaan-perusahaan ini sebagian biaya mereka akan dibayar oleh kegiatan pengiklanan. Ini dapat mengurangi subsidi pemerintah untuk membiayai kegiatan penyiaran radio dan televisi, dan menurunkan harga surat kabar dan majalah yaitu harganya lebih rendah dari yang akan ditetapkan apabila tidak terdapat iklan. f. Iklan menaikkan kesempatan kerja Iklan akan menaikkan jumlah produksi. Untuk menambah produksi, lebih banyak pekerja diperlukan. Dengan demikian pengiklanan juga menyebabkan penggunaan tenaga kerja bertambah banyak.



2.2.3 Pengiklanan : Suatu Kesimpulan Dengan mengemukakan pandangan-pandangan yang menjelaskan baik buruknya kegiatan pengiklanan, sekarang dapat dibuat penilaian tentang sampai dimanakah iklan memberi sumbangan kepada masyarakat. Sudah jelas bahwa iklan mempunyai beberapa kebaikan, tetapi juga mempunyai kelemahan pula. Maka untuk memaksimalkan efek positif dari pengiklanan, efek-efek buruk harus dihindarkan. Beberapa langkah penting untuk mencapai tujuan tersebut adalah sebagai berikut : 



Iklan harus bertujuan terutama untuk memberi keterangan yang benar dan jujur mengenai barang yang dipromosikan penjualannya.







Peraturan-peraturan yang tujuannya mengawasi agar perusahaanperusahaan membuat lebih banyak iklan yang bersifa tmemberikan penerangan perlu dibuat.







Kegiatan pengiklanan harus diatur sedemikian rupa sehingga ia tidak menjadi penghambat kepada perusahaan baru untuk masuk ke dalam industri tersebut.



2.2.4 Kasus Diferensiasi Produk Dan Iklan Keuntungan terbesar persaingan produk ialah persaingan tersebut memberikan keanekaragaman yang melekat dalam arus terus menerus atas produk – produk baru dan pada saat yang sama menjamin mutu produk – produk itu. Persaingan yang bebas dan terbuka bersama dengan produk yang terdiferensiasi merupakan satu – satunya cara memuaskan kebutuhan manusia. Produk – produk yang mampu memuaskan permintaan riil yang akan tetap bertahan hidup. Pasar tidak akan memperlihatkan belas kasihan kepada produk yang tidak dikehendaki seorang pun. Para pendukung persaingan bebas dan terbuka berpendapat bahwa produk yang terdiferensiasi serta periklanan memberikan vitalitas kepada sistem pasar dan menjadi dasar kekuatan sistem itu. Itulah cara – cara yang digunakan untuk memulai memuaskan berbagai cita rasa dan selera dalam perekonomian modern. Diferensiasi produk juga membantu terjaminnya mutu



yang tinggi serta efisiensi produksi, dan iklan memberikan informasi yang berharga kepada konsumen tentang ketersediaan produk, mutu, dan harga yang mereka perlukan untuk membuat pilihan yang efisien di pasar. 2.2.5 Perlawanan Terhadap Diferensiasi Produk dan Iklan Diferensiasi produk dan iklan memboroskan sumber daya langka masyarakat, kata para pengecam. Banyak sekali uang yang dibelanjakan untuk menciptakan perbedaan yang barangkali tidak ada, kecil sekali, atau tidak berarti di antara produk – produknya. Iklan menaikkan biaya produk dan seringkali mengandung sedikit sekali informasi. Seringkali, iklan hanya merupakan gangguan. Diferensiasi produk telah membalikkan sistem : keberadaan masyarakat adalah untuk memuaskan kebutuhan akan perekonomian, bukan sebaliknya. Iklan dapat menimbulkan pertempuran yang tidak produktif dan dapat menjadi perintang untuk masuk perusahaan untuk masuk ke dalam industri, dan dengan demikian mengurangi persaingan riil.



2.3 Penentuan Harga Dan Keluaran (Output) Dalam Persaingan Monopolistik Industri persaingan monopolistik terdiri dari banyak perusahaan, masingmasing ukuran perusahaan relatif kecil bila dibandingkan dengan besarnya keseluruhan pasar tersebut. Dengan demikian, tidak ada satu pun perusahaan yang dapat mempengaruhi harga pasar dengan mengandalkan ukurannya saja. Akan tetapi, perusahaan melakukannya dengan diferensiasi produk mereka. Dengan melakukan diferensiasi produk, mereka mampu mengendalikan harga. 2.3.1 Diferensiasi Produk dan Elastisitas Permintaan Diferensiasi produk (product differenciation) dibedakan menjadi dua, yaitu diferensiasi riil (real differenciation) dan diferensiasi artifisial (artificial differenciation). Diferensiasi produk riil adalah pembedaan produk secara fisik, seperti pembedaan kandungan bahan baku pada dua produk yang sama. Contoh



produk detergen dan minyak goreng dengan merek yang sama namun kandungan bahan baku yang berbeda. Sedangkan diferensiasi artifisial adalah pembedaan karakteristik dua produk atau lebih yang sebenarnya sama namun dibuat kesan (misalnya melalui iklan) seolah-olah produk tersebut berbeda (misalnya produk yang satu berkesan lebih bermutu) dibandingkan dengan produk yang lainnya. Diferensiasi produk yang diuraikan di atas hanyalah sedikit contoh dari sekian banyak cara melakukan diferensiasi. Diferensiasi produk dapat dilakukan dengan cara lain, seperti memilih lokasi penjualan yang dekat dengan konsumen, pelayanan purna jual yang lebih baik dibandingkan dengan produsen lain. Kurva permintaan yang dihadapi oleh pesaing monopolistik cenderung kurang elastis dibandingkan kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan yang persaingannya sempurna, tetapi lebih elastis daripada kurva permintaan yang dihadapi oleh monopolis karena tersedia subtitusi dekat bagi produk pesaing monopolistik. Berikut ini adalah gambar kurva diferensiasi produk mengurangi elastisitas permintan yang dihadapi perusahaan :



Harga per unit ($)



Kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan persaingan sempurna



Kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan persaingan monopolistik



0



jumlah unit barang



2.3.2 Penentuan Harga Dan Keluaran (Output) Dalam Jangka Pendek Dalam keadaan persaingan monopolistik, perusahaan yang memaksimalkan laba berperilaku sangat mirip dengan monopolis dalam jangka pendek. Pertama, penerimaan marjinal tidak sama dengan harga, karena perusahaan dalam persaingan monopolistik mampu mengendalikan harga keluaran (output). Sama dengan perusahaan monopolis, perusahaan dalam persaingan monopolistik harus menurunkan harga supaya dapat menaikkan keluaran (output) dan menjualnya. Dengan demikian kurva penerimaan marjinal pesaing monopolistik itu terletak di bawah kurva permintaannya, memotong sumbu kuantitas di tengah antara titik asal (origin) dan titik perpotongan kurva biaya marjinal dengan kurva penerimaan marjinal. Perusahaan memilih kombinasi keluaran (output) dan harga tersebuta yng memaksimalkan harga. Untuk memaksimalkan laba, perusahaan dalam persaingan monopolistik akan menaikkan produksi sampai penerimaan marjinal yang didapatkan dari menaikkan keluaran (output) dan menjualnya, tidak lagi melampaui biaya marjinal untuk memproduksinya. Itu terjadi pada titik di mana penerimaan marjinal sama dengan biaya marjinal : MR = MC.



2.3.3 Penentuan Harga Dan Keluaran (Output) Dalam Jangka Panjang Dalam menganalisis persaingan monopolistik, kita mengasumsikan jalan masuk dan keluar ke industri adalah bebas dalam jangka panjangnya. Perusahaan dapat masuk ke industri apabila ada labayang bisa diraup, dan perusahaan yang mengalami kerugian dapat keluar dari bisnis. Tetapi jalan masuk ke industri semacam ini agak berbeda dengan jalan masuk ke persaingan sempurna, karena produknya terdiferensiasi di dalam persaingan monopolistik itu. perusahaanyang memasuki industri kompetitif monopolistik memproduksi subtitusi dekat bagi barang yang dimaksud, tetapi bukan barang yang persis sama. Perusahaan baru akan tetap memasuki pasar sampai laba di industri hilang. Ketika perusahaan baru masuk, kurva permintaan yang dihadapi perusahaan lama mulai bergeser ke kiri, mendorong kurva penerimaan marjinal bersamanya. Pergeseran itu erlanjut hingga labanya hilang dan berhenti, ketika kurva permintaan turun sampai ke kurva biaya total ratarata. Secara grafis, itu merupakan titik di mana kurva permintaan dan kurva biaya total rata-rata bersentuhan (titik di mana keduanya tepat menyentuh dan memiliki kemiringan yang sama). Berikut adalah gambar kurva perusahaan persaingan monopolistik mengalami ekuilibrium jangka panjang :



Kurva permintaan perusahaan tersebut harus berakhir dengan menyentuh kurva biaya total rata-ratanya agar laba sama dengan nol. Itu adalah syarat ekuilibrium jangka panjang di industri persaingan monopolistik.



2.4 Kelebihan Dan Kekurangan Dari Persaingan Pasar Monopolistik 



Dua kelebihan penting dari pasar persaingan monopolistik adalah: 1. Menghasilkan barang yang berbeda corak. Ciri ini meningkatkan kesejahteraan konsumen karena mereka dapat memilih corak barang yang sesuai dengan selera dan kemampuannya. 2. Distribusi pendapatan dalam masyarakat lebih merata. Oleh karena itu perusahaan terdiri dari perusahaan-perusahaan kecil yang memperoleh untung normal, pemilik modal tak memiliki kekayaan yang berlebihan dan kesempatan kerja yang diciptakan lebih besar.







Dua kekurangan utama dari pasar persaingan monopolistik adalah: 1. Operasinya tidak seefisien pasar persaingan sempurna karena harga lebih tinggi, kuantitas produksi lebih rendah, dan pada keseimbangan tidak tercapai efisiensi produktif dan efisiensi alokatif. 2. Perusahaan tidak mempunyai galakan untuk melakukan inovasi. Modal yang lebih terbatas, pasar yang terbatas dan kecenderungan untuk memperoleh keuntungan normal dalam jangka panjang menghalang firma untuk menciptakan inovasi



2.5 Efisiensi Ekonomi Dan Alokasi Sumber Daya Kita telah mengamati sejumlah kemiripan antara persaingan monopolistik dan persaingan murni. Karena jalan masuknya bebas dan laba ekonomis hilang dalam jangka panjang, kita dapat menyimpulkan bahwa hasil persaingan monopolistik itu efisien. Namun ada dua masalah.



Pertama, setelah perusahaan mencapai tingkat kekuatan pasar tertentu dengan mendiferensiasi produknya (seperti dalam kasus persaingan monopolistik), strategi memaksimalkan labanya adalah mengurangi produksi dan menetapkan harga diatas biaya marjinal. Harga adalah nilai yang diberikan masyarakat terhadap suatu barang, dan biaya marjinal adalah nilai yang diberikan masyarakat atas sumber daya yang diperlukan untuk memproduksi barang tersebut. Dengan menahan produksi dan membuat harga tetap diatas biaya marjinal, perusahaan persaingan monopolistik mencegah adanya pemanfaatan sumber daya yang efisien. Lebih banyak produk yang sebenarnya dapat diproduksi pada biaya sumber daya di bawah nilai yang diberikan konsumen terhadap produk. Kedua, ekuilibrium akhir perusahaan perusahaan monopolistik harus berada sebelah kiri titik rendah pada kurva biaya total rata-ratanya. Itu berarti perusahaan dalam industri persaingan monopolistik tidak akan mewujudkan semua skala ekonomi yang tersedia. (dalam persaingan murni, perusahaan di dasar kurva biaya rata-rata jangka panjang mereka, dan hasilnya adalah alokasi sumber daya yang efisien). Andaikan sejumlah perusahaan memasuki industri tertentu dan membangun pabrik berdasarkan posisi awal yang mampu menghasilkan laba. Tetapi ketika makin banyak perusahaan memperebutkan laba, masing-masing perusahaan mengalami pangsa pasar yang semakin lama semakin kecil dan pada akhirnya mereka memiliki kapasitas berlebih. Dalam persaingan monopolistik akhirnya mendapatkan banyak perusahaan , masing-masing menghasilkan produk yang perbedaannya kecil pada skala yang kurang optimal. Bukankah akan lebih efisien memiliki lebih sedikit perusahaan, yang masing-masing berproduksi pada skala yang sedikit lebih besar ? Namun, biaya produksi yang kurang optimal harus diimbangi oleh manfaat yang mungkin muncul dari persaingan yang agresif diantara produk. Apabila diferensiasi produk menyebabkan munculnya produk baru, perbaikan produk lama, dan peningkatan keanekaragaman, maka manfaat penting di bidang kesejahteraan ekonomi mungkin dapat mengimbangi (dan barangkali



mengalahkan) hilangnya efisiensi karena menentukan harga diatas biaya marjinal atau karena tidak sepenuhnya mewujudkan semua skala ekonomi. Sebagian besar industri yang sangat sesuai dengan model persaingan monopolistik sangatlah kompetitif. Persaingan harga muncul bersamaan dengan munculnya persaingan produk, sehingga perusahaan-perusahaan tidak mendapatkan laba yang luar biasa tidak salah satu dari nang-undang anti-trust. Perusahaan kompetitif monopolistik belum menjadi pokok bahasan yang mendapat perhatian besar para pembuat kebijakan ekonomi. Perilaku mereka tampaknya dikendalikan secara memadai oleh kekuatan persaingan, dan tidak ada usaha serius yang telah dibuat untuk mengatur atau mengendalikanya.



BAB III PENUTUP



3.1 KESIMPULAN Berdasarkan dari uraian atau penjelasan di atas, ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil. Diantaranya adalah : 1. Pasar persaingan monopolistik adalah salah satu bentuk pasar dimana terdapat banyak produsen yang menjual produk yang sama tetapi memiliki beberapa perbedaan dalam beberapa aspek. Untuk ciri-ciri pasar persaingan monopolistik adalah jumlah perusahaannya besar, tidak ada perintang untuk masuk ke industri, terdapat diferensiasi produk, perusahaan mempunyai sedikit kekuasaan mempengaruhi harga, persaingan mempromosi penjualan sangat aktif. 2. Efek diferensiasi produk pada umumnya dan iklan pada khususnya



terhadap alokasi sumber daya telah hangat diperdebatkan selama bertahuntahun. Para pendukung mengatakan bahwa kekuatan itu memberi sistem pasar tenaga dan vitalitas. Para pengecam mengatakan bahwa hal-hal tersebut menyebabkan pemborosan dan ketidak-efisienan. 3. Penentuan harga dan keluaran (output) dalam persaingan monopolistik tidak hanya dipengaruhi besar kecilnya suatu perusahaan. Akan tetapi, dipengaruhi oleh diferensiasi produk, dengan begitu mereka dapat mengendalikan harga. 4. Kelebihan dari pasar monopolistik yaitu, menghasilkan barang yang berbeda corak dan distribusi pendapatan dalam masyarakat lebih merata. Sedangkan kekurangan dari pasar persaingan monopolistik adalah operasinya tidak seefisien pasar persaingan sempurna, dan perusahaan tidak mempunyai galakan untuk melakukan inovasi. 5. Dalam persaingan monopolistik dikatakan efisien karena jalur masuknya bebas dan laba ekonomis hilang dalam jangka panjang. Namun ada dua masalah, yang pertama, setelah perusahaan mencapai tingkat kekuatan



pasar tertentu dengan mendiferensiasi produknya (seperti dalam kasus persaingan monopolistik), strategi memaksimalkan labanya adalah mengurangi produksi dan menetapkan harga diatas biaya marjinal. Yang kedua, ekuilibrium akhir perusahaan perusahaan monopolistik harus berada sebelah kiri titik rendah pada kurva biaya total rata-ratanya.



DAFTAR PUSTAKA



Case & Fair. 2007. Prinsip-Prinsip Ekonomi Mikro. Jakarta: PT INDEKS Kelompok GRAMEDIA. MANKIW, N. GREGORY, dkk. 2014. Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta: Salemba Empat. Nopirin. 2012. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro Dan Mikro. Yogyakarta: BPFE Sukirno, Sadono. 1994. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Algifari. 2003. Ekonomi Mikro Teori dan Kasus. Yogyakarta: Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN