Petunjuk Praktikum Patologi Veteriner Kompraratif 2020 Ganjil [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Buku Petunjuk Praktikum



Disusun oleh:



TIM PATOLOGI



2020



FKH



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur kami panjatkankan kehadirat Allah Swt yang dengan Taufiq dan HidayahNya kami dari Laboratorium Patologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala dapat menyelesaikan revisi “Buku Petunjuk Praktikum Patologi Komparatif” dalam rangka menunjang pelaksanaan kegiatan praktikum mata kuliah Patologi Komparatif yang merupakan pengetahuan dasar untuk mempelajari Patologi Veteriner Komparatif sebagai dasar pengetahuan untuk diagnostik veteriner. Materi yang ditulis dalam penuntun praktikum ini sebagaian besar telah disampaikan dalam beberapa kesempatan kuliah. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan penuntun praktikum ini masih terdapat kekurangan-kekurangan baik dalam menyampaikan materi, istilah-istilah yang belum dibakukan ke dalam bahasa Indonesia maupun susunan bahasanya. Oleh karena itu, kami selalu membuka diri menerima kritikan dan masukan yang membangun untuk menuju kesempurnaan penuntun praktikum ini.



Banda Aceh, 11 September 2017 Laboratorium Patologi Fakultas Kedokteran Hewan Unsyiah



i



DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ..................................................................................... i DAFTAR ISI ....................................................................................................



ii



PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM ...............................................



iv



HEPATITIS INTERSTITIALI KRONIKA ...................................................... FOWL POX (CACAR UNGGAS) ................................................................... DISTROPHIA HATI (HEPATITIS HAEMORAGI ET NECROTICANS) .... HATI LEDSBOR .............................................................................................. TELEANGIECTASIAE MACULOSAE (PADA HATI) ................................ HATI PALA (PEMBENDUNGAN HATI) ...................................................... TUBERKULOSIS HATI .................................................................................. HEPATITIS CONTAGIOSA CANIS/HCC (PADA HATI) ............................ CIRROSIS HEPATIS ....................................................................................... ENCHEPHALITIS ........................................................................................... LEPTOMENINGOENCHEPALITIS ............................................................... KOKSIDIOSIS HATI ....................................................................................... GLOMERULONEFRITIS ................................................................................ GINJAL LISUT (NEPHRITIS INTERSTITIALIS CHRONICA) .................. GINJAL BELERANG (AMYLOID-NEPHROSIS) ........................................ PNEUMONIA INTERSTITIALIS ................................................................... PNEUMONIA THROMBOSA ........................................................................ EMBOLI NEFRITIS ......................................................................................... LEPRA BUBALORUM ................................................................................... PNEUMONIA CAMPURAN (BRONCHO-PNEUMONIA) .......................... SISTISERKOSIS .............................................................................................. LEUKOSITOZOONOSIS ................................................................................ PARATUBERKULOSIS (PADA USUS) ........................................................ TBC KELENJAR.............................................................................................. DISTOMATOSIS MENAHUN ........................................................................ PYOMETRA ANJING ..................................................................................... ACTINOMYCOSIS MAMMAE ...................................................................... MASTITIS CASEOSA ..................................................................................... MYOSITIS ........................................................................................................ NEGRI BODIES ...............................................................................................



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 20 30



ii



PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM



1. Periksa perlengkapan mikroskop yang anda gunakan. Laporkan kepada pembimbing bila ada mikroskop yang rusak. 2. Periksa setiap preparat yang akan anda gunakan. Laporkan pada pembimbing bila ada preparat yang kondisinya rusak. Untuk setiap preparat yang rusak atau pecah disebabkan kelalaian mahasiswa, maka mahasiswa tersebut wajib menggantikan dengan preparat baru dan/atau menggantikan biaya pembuatan preparat sebesar Rp.500.000,- (limaratus ribu rupiah) 3. Perhatikan preparat/jaringan apa yang anda amati, mula-mula dengan pembesaran kecil dan kemudian dengan pembesaran besar. Tuliskan nama jaringan tersebut pada bagian atas ruang gambar. 4. Perhatikan dan gambarkan perubahan-perubahan yang terjadi pada setiap preparat atau kasus pada ruang gambar yang tersedia, dianjurkan dengan menggunakan pensil warna sesuai dengan warna preparat. 5. Perhatikan setiap ciri khas setiap preparat/jaringan yang anda amati dan gambar pada lingkaran yang tersedia. 6. Tunjukkan setiap perubahan-perubahan dengan kode bilangan atau huruf dan tuliskan keterangan terpisah dari gambar. Gambar sebelah kiri dan keterangan sebelah kanan. 7. Setelah selesai praktikum, semua peralatan dan sediaan yang digunakan diperiksa dan dibersihkan.



iii



HEPATITIS INTERSTITIALIS KRONIKA Hepatitis adalah : Peradangan hati yang disebabkan oleh agen infeksi, non infeksi atau toksin (akut atau kronis)



3



1. Penambahan tenunan jaringan ikat 2. Jumlah sel hepatosit berkurang 3. Dalam eksudat terdapat makrofag, limfosit, dan sel plasma



1



2



1.



2.



3.



1



FOWL POX (Cacar Unggas)



Cacar unggas merupakan penyakit viral diawali dengan peradangan, hiperplasia epidermis dan inclusion bodies intrasitoplasmik serta diakhiri dengan pembentukkan keropeng (scabs) dan deskuamasi epitel yang berdegenerasi.



2



1



3



1. Hiperplasia epitel dan pembesaran sel 2. Reaksi inflamasi 3. Inclusion bodies intrasitoplasmik eosinofil disertai dengan nekrosis sel



3



2



DISTROPHIA HATI (Hepatitis Haemorrhagie et Necroticans)



1. Adanya sel-sel hati yang mengalami degenerasi parenkimateus 2. Adanya sel-sel hati yang mengalami degenerasi lemak 3. Terlihat pula adanya selsel yang mengalami nekrosa dan sitolisis 4. Terlihat adanya hiperemi pasif dan nekrosa koagulasi 5. Ditemuka pula adanya makrofag



5



4



3



1 2



1.



2.



4.



3.



5.



3



HATI LEDSBOR



Sarang-sarang Ledsbor adalah sarang nekrosa miliaris pada alat tubuh.



6



1. Ditemukan sarang-sarang yang terdiri dari sel-sel RES. 2. Sel endotel dan Sel Kupffer menjadi aktif. 3. Sarang-sarang biasanya terletak interlobular (sel-selnya berinti besar mengandung sedikit kromatin). Sarangsarang mirip sarang TBC. 4. Terlihat adanya sel-sel epiteloid di antara balok-balok hati. 5. Ditengah-tengah sarang ditemukan daerah nekrosa 6. Kadang kadang pada vena sentralis ditemukan endoflebitis.



4



TELEANGIECTASIAE MACULOSAE (PADA HATI)



Ditemukan perluasan setempat kapiler-kailer vena portae. Gambar 5 1. Terlihat sarang-sarang yang terdiri ruangan-ruangan yang berisi penuh darah dan dikelilingi oleh endhotel. 2. Di antara danau-danau darah terdapat sel sel hati baik yang normal maupun yang mengalami degenerasi lemak. 3. Sinosuid terlihat melebar. 4. Juga dapat terlihat sel-sel hati yang tidak berhubungan dengan sel sel hati lainnya (Disintergasi).



4



5



HATI PALA (Pembendungan Hati)



Biasanya terjadi bila fungsi jantung terganggu.



Pembendungan



5



1. Terlihat adanya lintasan pembendungan 2. Sinusoid berdilatasi dan penuh darah. 3. Ditemukan sel-sel hati yang mengalami degenerasi lemak. 4. Dapat menyebabkan hilangnya parenkim hati. 5. Disekitar vena hati terdapat tenunan jaringan ikat.



6



TUBERKULOSIS HATI



Ditandai dengan adanya ditemukan tuberkel. Turbekel ini merupakan sarang-sarang yang terdiri atas sel-sel epiteloid. Sel-sel epiteloid membentuk sel-sel datia. Disekitar sel sel epiteloid dan datia terdapat selapis sel yang aspesifik berbentuk sel-sel bundar yaitu limfosit, monosit, dan sel-sel plasma. Disamping itu ditemukan juga sel-sel histiosit dan fibroblas. Sarang ini dikelilingi oleh tenunan ikat, biasanya ditemukan juga sel datia tipe Langhans



Sarang turbekel



1. Adanya sarang-sarang turbekel 2. Kadang-kadang ditengah-tengah sarang terlihat adanya klasifikasi pada sentral perkejuan



7



HEPATITIS CONTAGIOSA CANIS (HCC) (Pada Hati)



1. Sinusoid hati dan juga ruang disse di sekitar sinusoid meluas 2. Runang disse dapat ditemukan berisi darah atau fibrin 3. Sel-sel hati yang mengalami degenerasi dan nekrosa tersebar diseluruh preparat. 4. Inti sel-sel hati terlihat hiperkromatosa, karioreksi, dan kariolisis.



5. Didalam sel sel Kupffer dan inti sel-sel hati terlihat inclusion bodies yang berwarna basophil dan berbentuk lonjong didalam inti sel endotel atau berbentuk bundar di dalam inti sel hati. Di Sekitar inclusion bodies terlihat daerah terang berbentuk gelang.



6. Pada preparat terlihat sarang-sarang radang yang terdiri atas sel sel berinti polimorf dan sel-sel bundar



8



CIRRHOSIS HEPATIS (HEPATITIS INTERSTISIAL KRONIS)



Cirrhosis merupakan pengerasan hati karena pembentukkan mikroskop jaringan parut.



5 1. pseudo-lobuli



5



4



1. Banyak ditemukan pseudo-lobuli, yaitu lobuli yang tidak mempunyai vena centralis. 2. Terlihat adanya proliferasi giat tenunan ikat. 3. Banyak sel-sel hati yang hilang digantikan oleh tenunan ikat. 4. Terlihat adanya buluh empedu baru. 5. Banyak terlihat sel-sel makiofag, Iimfosit, dan sel plasma.



9



ENCHEPHALITIS



1. Banyak terdapat limfosit di dalam ruang ruang virchow 2. Terdapat hemoragi, hiperemi, edema proliferasi sel-sel endotel pembuluhpembuluh darah. 3. Infiltrasi perivascular oleh granulositgranulosit yang eosinofil.



1 dan 3



10



LEPTOMENINGOENCEPHALITIS



1. Selaput otak menebal. 2. Terdapat petunjuk bahwa selaput otak mengalami oedema. 3. Terlihat adanya infiltrasi sel-sel radang bundar. 4. Sel-sel endotel buluh darah memperlihatkan tanda-tanda degenerasi. 5. Di dalam ruang virchow-robin terlihat adanya infiltrasi sel-sel radang. 6. Sel-sel otak mengalami degenerasi.



11



KOKSIDIOSIS HATI



Koksidiosis adalah penyakit yang disebabkan oleh protozoa yang termasuk dalam salah satu genus Kodsidia,biasanya menginfeksi hati dan usus.



1



1. Destruksi epitel duktus empedu. 2. Hiperplasia adenomatousa duktus empedu ( Duktus empedu melebar.) 3. Proliferasi epitel duktus empedu.



4. Banyak koksidia intraseluler sel epitel.



12



GLOMERULONEFRITIS



1



1. Glomeruli membengkak. Proliferasi epitel kapsul Bowman sehingga terjadi adhesi antara glomeruli dengan parietal kapsula Bowman 2. Ditemukan banyak sel-sel endotel yang besar dan neutrofil yang menyumbat kafiler glomeruli. 3. Di dalam glomeruli kadang-kadang ditemukan hialin. 4. Terlihat adanya degenerasi lemak pada sel-sel tubuli proksimal



13



GINJAL LISUT (Nephritis lnterstitialis Chronica)



hialin 3



1



1. Adanya pertumbuhan tenunan ikat, sedangkan sel-sel radang hanya sedikit. 2. Glomeruli banyak yang mengecil dan di dalamnya banyak terdapat hialin. 3. Dinding tubuli tipis, epitelnya gepeng. 4. Kadang-kadang ditemukan glomeruli dan tubuli yang berbentuk siste. 5. Banyak ditemukan tubuli yang sangat meluas.



14



GINJAL BELERANG (Amyloid Nephrosis)



Tenunan ikat



1



1. Glomeruli berubah menjadi bola-bola amiloid yang homogen (Terdapat endapan protein pada ruang Bowman)/ Di dalam lumen tubuli terlihat adanya endapan hialin atau protein yang berwarna eosinofil 2. ; sedikit terlihat inti. 3. Glomeruli dapat membesar atau dapat juga mengecil. 4. Adanya infiltrasi lemak dalam dinding kapiler. 5. Kapsula Bowman menebal, dapat terjadi adhesi antara kapsula Bowman dengan kapiler glomeruli 6. Terlihat adanya sel-sel radang pada periglomeruler 7. Epitel tubuli mengalami degenerasi lemak. 8. Terlihat juga banyak tenunan ikat dan siste (Lobang-lobang).



siste Tenunan ikat



15



PNEUMONIA INTERSTITIALIS



3 3



1. Penambahan jaringan ikat peribronchial. 2. Penambahan jaringan ikat didalam septa inter alveoler dan septa interrobuler. 3. Bronchiolitis cronis, jaringan otot disekitar bronchiol berubah, mukosanya sangat menebal, berlipat-lipat dan mempersempit lumen bronchiol 4. Proliferasi epitel alveoli



3 2



4



16



PNEUMONIA THROMBOSA Thrombosis dapat terjadi pada percabangan arteri pulmonary



1. Sel-sel leukosit seperti neutrofil. 2. Adanya pembendungan pada kapilerkepiler.



3. Adanya proliferasi tenunan ikat sekitar bronchioli yang kecil.



4. Di dalam alveol dapat ditemukan adanya makrofag dan limfosit.



17



EMBOLI NEFRITIS



1. Kapiler glomeruli terisi oleh koloni bakteri 2. Adanya daerah nekrosis 3. Infiltrasi netrofil dalam glomeruli 4. Hemoragi glomerular dan interstitial (Emboli)



4 3



18



LEPRA BUBALORUM



1. Jaringan granuloma yang berkedudukan di bagian corium.



2. Jaringan granuloma terdiri dari fibroblas dan histiosit. 3. Histiosit sering memperlihatkan struktur busa karena protoplasmanya mengandung banyak zat lemak. 4. Histiosit yang membesar dan aktif dinamakan sel kusta (bila protoplasmanya bervakuola karena lemak).



19



PNEUMONIA CAMPURAN (Broncho-Pneumonia)



Gambaran mikroskopis yang terlihat memberi perubahan kesan bahwa pada preparat terlihat berbagai yang memberi petunjuk bronchitis dan berbagai bentuk pneumonia.



hemoragi



1. Banyak ditemukan sel-sel radang inti polimorf. 2. Adanya sel-sel neutrofil di dalam alveol 3. Adanya gambaran hemoragi.



20



SISTISERKOSIS



Sisteserkosis adalah penyakit parasiter yang disebabkan oleh cacing pita Taenia sp yang dapat menginfeksi jaringan otot, jantung, otak dan hati.



1



1. Sistesika dapat dalam jaringan otot Kerangka 2. Sucker (muda) dan Hooklets (dewasa) 3. Sistiserokoid berbentuk vesikula kecil dengan ruang-ruang kecil dan satu skoleks



21



LEUKOSITOZOONOSIS



Leukositozoonosis adalah genyakit protozoer yang biasanya disebabkan oleh Leococytozoon sp yang menyerang sel-sel darah berbagai jaringan tubuh unggas.



1. Ditemukan skizon dan megaloskizon di datam jaringan 2. Skizon pada pada hati lebih kecil, degenerasi dan hipertropi sel hati. 3. Kerusakan pada jantung akibat megaloskizon 4. Biasanya tanpa disertai respon peradangan



22



PARATUBERKULOSIS



Nama lain adalah Enteritis chronica hypertropicans.



Mukosa vili menebal



1. Mukosa dan vili usus menebal, yang disebabkan oleh adanya makrofag. 2. Sering ditemukan makrofag membentuk sel raksasa. 3. Limfosit dan eosinofil terlihat mengelilingi fosi dan makrofag. 4. Terlihat pula kemungkinan adanya limfangitis kronis. 5. Adanya udema pada submukosa dan serosa usus.



23



TBC KELENJAR



1



oedem aa



1. Terlihat neoplastik terdiri dari massa proliferasi sel limfoblas, 2. Infiltrasi difusa sel limfosit kecil dan sel plasma, oedema, perivescular cuffing demielinasi



1



24



DISTOMATOSIS MENAHUN



Penyakit parasiter yang disebabkan oleh Fasciola sp biasanya menginfeksi hati distoma



3



1. Kolangitis (perikolangitis) radang saluran empedu 2. Hepatitis kronika (serosis) 3. Penebalan dinding saluran empedu (infiltrasi limfosit dan eosinofil) klasifikasi, proliferasi jaringan ikat (Fibrosis) dan sikatriks (scar). 4. Dalam saluran empedu terdapat massa detritus berlendir dan mengandung distoma. 5. Ditemukan sarang-sarang distomum 6. Epitel saluran empedu hiperplasia dan lumen mengalami oklusi



25



PYOMETRA ANJING



3



2dan 5



3



1. Proliferasi sel epitel (Degenerasi hidropis/albumin) 2. Penyebukan sel-sel radang pada mukosa (histiosit, sel radang bundar, sel PMN, sel plasma) 3. Kelenjar uterus sebagian rusak (proliferasi/erosi), epitel tinggi dan rendah. 4. Epitel mukosa uterus erosi/ulkus. 5. Tubulus kelenjar mengandung sel radang atau fibrin 6. Lapisan muskularis membengkak (degenerasi hialin), hiperemi/leuokosit dalam buluh darah.



26



ACTINOMYCOSIS (Pada Mammae)



1. Adanya sarang-sarang actinomikosis berbentuk labu-labu tersusun radier. 2. Pada sarang-sarang terlihat jamur.



3. Banyak sel-sel radang yaitu makrofag limfosit. Banyak pula ditemukan fibroblas. Kadang-kadang makrofag membentuk sel radang tipe benda asing.



27



MASTITIS CASEOSA



1. Pada bagian radang ditemukan adanya leukosit dan fibrin. 2. Kapiler-kapiler penuh dengan eritrosit. 3. Adanya nekrosa koagulasi yang pada bagian perifernya dibatasi oleh sel-sel radang. 4. Sedikit ditemukan sel-sel epiteloid. 5. Perkejuan biasanya tidak merata.



28



MYOSITIS



hialin



1. Adanya nekrosa serabut otot lintang dan adanya bagian yang lisis 2. Adanya sel-sel otot yang mengalami degenerasi hialin. 3. Adanya daerah yang mengalami hemoragi dan oedema. 4. Ditemukan juga leukosit inti polimorf



5. Adanya infiltrasi sel-sel radang . 6. Adanya trombosa.



29



EGRI BODIES (RABIES Pada Otak)



1



1. Adany infiltrasi sel-sel limfosit secara perivaskuler. 2. Negri bodies ditemukan di dalam sel-sel ganglion; Negri Bodies itu berbentuk bulat, lonjong, ataupun segitiga berwarna asidofil dan bergranula basofil; terdapat di dalam sitoplasma sel. 3. Negri bodies dapat juga ditemukan di luar sel (jaringan antar). 4. Di samping itu Negri bodies dapat pula ditemukan di dalam sel-sel Purkinje serebellum. 5. Ditemukan pula adanya sarang-sarang neorofagi. Juga ditemukan kariopiknosis pada neuron. 6. Kadang-kadang sel-sel ganglion mengalami degenerasi



30