Pil Hormonal [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KONTRASEPSI HORMONAL PIL Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pelayanan Keluarga Berencana



Kelas 6A Disusun Oleh : Suci Lestari



130103100001



Edvina Risma M



130103100006



Lina Lydia



130103100013



Conita Maolaya



130103100023



Meila Linggawati



130103100039



Rizma F. Lasari



130103100042



PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2012







KONTRASEPSI HORMONAL Keluarga Berencana adalah perencanaan kehamilan, sehingga kehamilan



hanya terjadi pada waktu yang diinginkan. Jarak antar kelahiran diperpanjang dan kelahiran selanjutnya dapat dicegah apabila jumlah anak telah tercapai sesuai dengan yang dikehendaki, untuk membina kesehatan seluruh anggota keluarga dengan sebaik-baiknya menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) (Waloejono, H.M kartika, 2000: 156). Kontrasepsi berasal dari kata “kontra”, yang berarti mencegah atau melawan dan “konsepsi” berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadi kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma. Sejarah



penemuan kontrasepsi hormonal berjalan panjang, mulai dari



1897 ketika Beard menduga bahwa korpus luteum dapat menghambat terjadinya ovulasi (Manuaba. Ida Bagus, 1998 : 441). Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat kontrasepsi yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan dimana bahan bakunya mengandung preparat estrogen dan progesterone. Kontrasepsi Hormonal menggunakan hormon, progesterone sampai kombinasi estrogen dan progesteron. Fungsi hormon progesteron antara lain mengentalkan cairan di leher rahim sehingga sulit ditembus sperma, dan membuat lapisan dalam rahim menjadi tipis serta tidak layak untuk tubuhnya hasil konsepsi. Selain itu dapat mencegah pengeluaran sel telur dari indung telur, saluran telur jalannya jadi lambat sehingga mengganggu saat bertemunya sperma dan sel telur. Sediaan kontrasepsi hormonal yang banyak dijumpai di masyarakat yaitu suntik, pil kombinasi dan susuk (www.garitno-mengenalKB.co.id) .



Dengan fungsi utama untuk mencegah kehamilan (karena menghambat ovulasi),



kontrasepsi



ini



juga



biasa



digunakan



untuk



mengatasi



ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh. Harus diperhatikan beberapa faktor dalam pemakaian semua jenis obat yang bersifat hormonal, yaitu: 1. Kontraindikasi mutlak: (sama



sekali



tidak



boleh



diberikan):kehamilan,



gejala



thromboemboli,kelainan pembuluh darah otak, gangguan fungsi hati atau tumor dalam rahim. 2. Kontraindikasi relatif (boleh diberikan dengan pengawasan intensif oleh dokter): penyakit kencingmanis (DM), hipertensi, pendarahan vagina berat, penyakit ginjal dan jantung.Kontrasepsi hormonal bisa berupa pil KB yang diminum sesuai petunjuk hitungan hari yang ada padasetiap blisternya, suntikan, susuk yang ditanam untuk periode tertentu, koyo KB atau spiral berhormon. Akhirnya sekitar pertengahan tahun 1950-an untuk pertama kalinya diperkenalkan kontrasepsi pil oral. Sejak saat itu sampai sekarang terdapat kecendrungan makin rendahnya dosis dari komponen estrogen dan progesteron di dalam pil. Pada awal 1960-an, pil oral mengandung 50-150 mcg estrogen dan 1-10 mg progesteron. Pada akhir tahun 1960-an diketahui dengan jelas bahwa efek samping, baik yang berat maupun yang ringan, kebanyakan mempunyai hubungan dengan dosis estrogen. Pada saat ini, umumnya mengandung 30-50 mcg estrogen dan 1 mg atau kurang progesteron. Mini pil, yang tersedia sejak tahun 1973, bahkan tidak mengandung estrogen, dan kadar progesteronnya < 1 mg.



Peranan kadar progesteron semakin mendapat perhatian pada tahun 1980an. Efek kurang menguntungkan dari progesteron terhadap kadar lemak darah, menyebabkan kadar progesteron semakin dikurangi dengan harapan akan mengurangi



resiko



penyakit



kardio-vaskuler



yang berhubungan



dengan



pemakaian pil.



PIL KB (ORAL CONTRACEPTIVES PILL)



Siklus reproduksi wanita memerlukan kira-kira 28 hari untuk menyiapkan dan melepaskan ovum pada pertengahan siklus; mempersiapkan lingkungan uterus dan bila tidak terjadi konsepsi , pengeluaran darah dan jaringan dari uterus yang dikenal sebagai haid (menstruasi). Meskipun kebanyakan wanita hanya mengetahui hasil akhir yang dikenal sebagai haid (menstruasi) saja, sebenarnya puncak biologik dari siklus adalah ovulasi yaitu pelepasan ovum yang sudah matang dari folikel de Graaf kira-kira 14 hari sebelum haid yang akan datang.



Hormon yang mengatur siklus haid adalah estrogen dan progesterone. Estrogen di buat oleh folikel de Graaf yang matang. Progesteron di buat dalam jumlah kecil sebelum ovulasi oleh ovarium dan kemudian dalam jumlah lebih besar sesudah ovulasi oleh corpus luteum (masa glandular yang dibentuk oleh folikel matang setelah pelepasan ovum). Corpus luteum



juga menghasilkan



estrogen. Kadar kedua hormon di kontrol oleh hormon-hormon lain yang dibat di otak, dan dikenal sebagai releasing factors. Hormon-hormon releasing - factors berasal dari hipotalamus, mengirimkan isyarat-isyarat ke kelenjar hypophyse, kemudian kelenjar hypophyse mengirimkan isyarat-isyarat ke ovarium dan akhirnya ovarium bereaksi dengan menambah atau mengurangi produksi estrogen atau progesterone. Selama siklus tanpa kehamilan, kadar estrogen dan progesterone bervariasi dari hari ke hari. Bila salah satu hormon mencapai puncaknya, suatu mekanisme umpan-balik (feedback) menyebabkan mula-mula hipotalamus kemudian kelenjar hypophyse mengirimkan isyarat-isyarat kepada ovarium untuk mengurangi sekresi dari hormon tersebut dan menambah sekresi dari hormon lainnya. Bila terjadi kehamilan, maka estrogen dan progesterone akan tetap dibuat bahkan dalam jumlah lebih banyak tetapi tanpa adanya puncak-puncak siklis, sehingga akan mencegah ovulasi selanjutnya. Estrogen bekerja primer untuk membantu pengaturan hormon releasing factors di hipotalamus, membantu pertumbuhan dan pematangan dari ovum di dalam ovarium dan merangsang perkembangan endometrium. Progesteron bekerja primer menekan/depresi dan melawan isyarat-isyarat dari hipotalamus, dan mencegah pelepasan ovum yang terlalu dini/prematur dari ovarium , serta juga merangsang perkembangan dari endometrium. Dasar dari Pil-oral adalah meniru proses-proses alamiah. Pil-oral akan menggantikan produksi normal estrogen dan progesterone oleh ovarium. Pil oral



akan menekan hormon ovarium selama siklus haid yang normal, sehingga juga menekan releasing-factors di otak dan akhirnya mencegah ovulasi. Pil-oral harus diminum tiap hari agar efektif karena di metabolisir dalam 24 jam. Bila akseptor lupa minum 1 atau 2 tablet, maka mungkin terjadi peninggian hormon-hormon alamiah, yang selanjutnya mengakibatkan ovum menjadi matang lalu dilepaskan . Preparat homon steroid juga menyediakan mekanisme kontraseptif sejunder yang dapat melindungi terhadap kehamilan meskipun terjadi ovulasi , misalnya lendir cerviks menjadi sedikit, lebih kental dan seluler, sehingga merupakan barier fisik terhadap penetrasi spermatozoa. Pada saat yang bersamaan , perubahan –perubahan kelenjar dalam endometrium timbul lebih



awal dan



dengan intensitas lebih besar , sehingga endometrium tidak berada dalam fase yang sesuai dengan ovulasi dan kurang dapat mendukung ovum yang mungkin dilepaskan dan mengalami fertilisasi. Pil KB atau oral



contraceptives



pill merupakan



alat kontrasepsi



hormonal yang berupa obat dalam bentuk pil yang dimasukkan melalui mulut (diminum), berisi hormon estrogen dan atauprogesteron.



Pil KB atau oral contraceptives pill bertujuan untuk mengendalikan kelahiran atau



mencegah kehamilan dengan



menghambat



pelepasan sel



telur dari ovarium setiap bulannya. Pil KB atau oral contraceptives pill akan efektif dan aman apabila digunakan secara benar dan konsisten. Pil KB atau oral



contraceptives



pill secara



umum



tidak



sepenuhnya



melindungi wanita dari infeksi penyakit menular seksual. Pemberian Pil-oral bukan saja mencegah ovulasi , tetapi juga menimbulkan gejala-gejala “pseudo-pregnancy” (kehamilan palsu) seperti mual, muntah, payudara membesar dan terasa nyeri. Haid dihambat sampai Pil-oral-nya dihentikan, di mana akan terjadi perdarahan lepas-obat (withdrawal bleeding).



Meskipun secara biologik efek dari Pil-oral adalah sama dengan efek kehamilan dan amenorrhoe-laktasi, mereka sama sekali tidak serupa/identik. Misalnya hormon-hormon yang dipergunakan bukan hormon alamiah melainkan hormon sintetis, dosisnya konstan dan tidak menyesuaikan diri terhadap perbedaan-perbedaan siklis atau individual, serta masih ada juga sejumlah hormon alamiah yang dihasilkan oleh ovarium meskipun di berikan hormon sintetis dari luar. Jenis Pil KB atau oral contraceptives pill secara umum antara lain: 1. Pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill. 2. Minipill. 3. Pil sekuenseal. 4. Once a month pill. 5. Morning after pill.



 Pil Kombinasi Atau Combination Oral Contraceptive Pill. Pil KB yang mengandung estrogen dan progesteron dan diminum sehari sekali.







Ciri-Ciri Pil Kombinasi ⁻



Efektif dan reversibel.







Harus diminum setiap hari







Pada bulan-bulan pertama efek samping berupa mual dan perdarahan bercak yang tidak berbahaya dan segera akan hilang.







Efek samping serius sangat jarang terjadi.







Dapat dipakai oleh semua Ibu usia reproduksi , baik yang sudah mempunyai anak maupun belum.











Dapat mulai diminum setiap saat bila yakin sedang tidak hamil.







Tidak dianjurkan pada ibu yang menyusui.







Dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat.



Jenis Pil Kombinasi ⁻



Monofasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.







Bifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.







Trifasik: pil yaang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.







Cara Kerja Pil Kombinasi ⁻



Menekan ovulasi







Mencegah implantasi







Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma







Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan sendirinya akan terganggu pula.







Manfaat Pil Kombinasi ⁻



Memiliki efektivitas yang tinggi (hampir menyerupai efektivitas tubektomi), bila digunakan setiap hari (1 kehamilan per 1000 perempuan dalam tahun pertama penggunaan).







Risiko terhadap kesehatan sangat kecil.







Tidak mengganggu hubungan seksual .







Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang (mencegah anemia), tidak terjadi nyeri haid.







Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih ingin menggunakannya untuk mencegah kehamilan.







Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause.







Mudah dihentikan setiap saat.







Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan.







Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.







Membantu mencegah: a. Kehamilan ektopik, b. Kanker ovarium, c. Kanker endometrium, d. Kista ovarium, e. Penyakit radang panggul, f. Kelainan jinak pada payudara, g. Dismenore, atau h. Akne.







Keterbatasan Pil Kombinasi ⁻



Mahal dan membosankan karena harus menggunakannya setiap hari.







Mual terutama pada 3 bulan pertama .







Perdarahan bercak atau perdarahan sela, terutama 3 bulan pertama.







Pusing.







Nyeri payudara.







Berat badan naik sedikit , tetapi pada perempuan tertentu kenaikan berat badan justru memiliki dampak positif.







Berhenti haid (amenorea), jarang pada pil kombinasi.







Tidak boleh diberikan pada perempuan menyusui (mengurangi ASI).







Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan depresi , dan perubahan suasana hati , sehingga keinginan untuk melakukan hubungan seks berkurang.







Dapat meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan, sehingga risiko stroke , dan gangguan pembekuan darah pada vena dalam sedikit meningkat. Pada perempuan usia > 35 tahun dan merokok perlu hati-hati.







Tidak mencegah IMS (Infeksi Menular Seksual) , HBV, HIV/AIDS.







Yang Dapat Menggunakan Pil Kombinasi Pada prinsipnya hampir semua ibu boleh menggunakan pil kombinasi , seperti : ⁻



Usia reproduksi.







Telah memiliki anak ataupun yang belum memiliki anak.







Gemuk atau kurus.







Menginginkan metode kontrasepsi dengan efektivitas tinggi.







Setelah melahirkan dan tidak menyusui.







Setelah melahirkan 6 bulan yang tidak memberikan ASI ekslusif, sedangkan semua cara kontrasepsi yang dianjurkan tidak cocok bagi ibu tersebut.







Pascakeguguran.







Anemia karena haid berlebihan.







Nyeri haid hebat.







Siklus haid tidak teratur.







Riwayat kehamilan ektopik.







Kelainan payudara jinak.







Kencing manis tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah , mata , dan saraf .







Penyakit tiroid, penyakit radang panggul, endometritis, atau tumor ovarium jinak.







Menderita tuberkulosis (kecuali yang sedang menggunakan rifampisin).











Varises vena.



Yang Tidak Boleh Menggunakan Pil Kombinasi ⁻



Hamil atau dicurigai hamil.







Menyusui ekslusif.







Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya.







Penyakit hati akut (hepatitis).







Perokok dengan usia > 35 tahun.







Riwayat penyakit jantung , stroke, atau tekanan darah > 180/110 mmHg.







Riwayat gangguan faktor pembekuan darah atau kencing manis > 20 tahun .







Kanker payudara atau dicurigai kanker payudara.







Migrain dan gejala neurologik fokal (epilepsi/riwayat epilepsi).







Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari.







Secara singkat dapat disebutkan bahwa Kontra-Indikasi POK adalah sebagai berikut: 1. Kontra-Indikasi Absolut: a. Trombophlebitis, penyakit-penyakit tromboembolik, penyakit serebrovaskuler, oklusi koroner, atau riwayat pernah menderita penyakit-penyakit tersebut. b. Gangguan fungsi hepar. c. Karsinoma payudara atau diduga menderita karsinoma payudara. d. Neoplasma yang estrogen-dependen atau diduga menderita neoplasma yang estrogen-dependen. e. Perdarahan



genitalia



abnomal



yang



tidak



diketahui



penyebabnya. f. Kehamilan atau diduga hamil. g. Ikterus obstruktif dalam kehamilan. h. Hiperlipidemia kongenital/familial 2. Kontra- Indikasi Relatif: a. Sakit kepala migraine. b. Hipertensi. c. Leiomyoma uteri. d. Epilepsi. Sebabnya : Retensi air (karena pil-oral) dapat memicu aktivitas serangan pada penderita epilepsi e. Varises. Sebabnya: Pil-oral diperkirakan mengurangi kecepatan aliran darah



dan



menambah



koagulabilitas,



sehingga



risiko



mendapatkan trombophlebitis pada wanita dengan varises. f. Diabetes gestasional. g. Bedah-elektif. h. Wanita berumur >35 tahun.







Waktu Mulai Menggunakan Pil Kombinasi ⁻



Setiap saat selagi



haid, untuk meyakinkan kalau perempuan



tersebut tidak hamil . ⁻



Hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid.







Boleh menggunakan pada hari ke 8, tetapi perlu menggunakan metode kontrasepsi yang lain (kondom) mulai hari ke 8 sampai hari ke 14 atau tidak melakukan hubungan seksual sampai Anda telah menghabiskan paket pil tersebut.







Setelah melahirkan: a. Setelah 6 bulan pemberian ASI eksklusif. b. Setelah 3 bulan dan tidak menyusui. c. Pascakeguguran (segera atau dalam waktu 7 hari).







Bila berhenti menggunakan kontrasepsi injeksi, dan ingin menggantikan dengan pil kombinasi, pil dapat segera diberikan tanpa perlu menunggu haid.







Memilih Pil-Oral Kombinasi Pil-oral kombinasi saat ini mengandung jauh lebih sedikit estrogen atau progestin dibandingkan pil sejenis yang pertama kali di pasarkan dalam tahun 1960. Setelah



dipertimbangkan



hal-hal



seperti



kontra-indikasi



,



keuntungan dan kerugian dan lain-lain, maka masih ada 10 pertimbangan lainnya yang perlu diperhatikan oleh petugas medis dalam



menentukan



pil-oral



kombinasi



mana



yang



akan



diusulkan/diberikan. Sepuluh pertimbangan tersebut adalah: 1. Pil-oral yang diberikan harus mempunyai risiko yang sekecilkecilnya terhadap timbulnya komplikasi yang berat maupun yang ringan.



Tetapi timbul pertanyaan : bila risiko Pil0oral terhadap kesehatan berkurang dengan dosis



hormon yang lebih rendah, apakah



keuntungan-keuntungan lain dari Pil-oral juga akan berkurang? Misalnya Pil-oral mengurangi risiko timbulnya penyakit payudara jinak, dan efek ini berhubungan dengan dosis progestin. Dosis hormon yang lebih rendah mengurangi risiko terhadap beberapa kondisi yang merugikan, tetapi juga mengurangi efek protektif terhadap beberapa kondisi lain yang menguntungkan. 2. Komponen Estrogen dapat menyebabkan efek yang kurang menguntungkan seperti : a. Mual dan muntah. b. Nyeri payudara. c. Payudara membesar (jaringan lemak, ductus dan retensi cairan). d. Pertambahan berat badan siklis yang disebabkan retensi cairan. e. Leukore. f. Sakit kepala siklis. g. Komplikasi trombo-emboli. h. Emboli paru-paru. i. Cerebro-vascular accident (CVA). j. Hepato-seluler adenoma/karsinoma. k. Myoma uteri yang tumbuh membesar. l. Telangiectasia. m. Rhinitis alergika dan hay fever. n. Pharingitis nasal yang kronis. o. Gangguan penglihatan siklis. 3. Komponen Progestin di dalam beberapa Pil-oral, yang kadangkadang



mempunyai



progestational,



dapat



menguntungkan, seperti:



efek



androgenik



menimbulkan



efek



disamping yang



efek kurang



a. Nafsu makan dan berat badan yang bertambah besar. b. Depresi dan rasa lelah. c. Napsu seks (Libido) menurun. d. Acne dan kulit berminyak. e. Payudara membesar (jaringan alveolar). f. Toleransi hidrat-arang berkurang. g. Efek diabetogenik. h. Sakit kepala. i. Gatal (Pruritis) dan ruam (rash). j. Peninggian kadar LDL-kolesterol. k. Penurunan kadar HDL-kolesterol. l. Hirsutisme. m. Ikterus cholestatik. 4. Belum diketahui dengan jelas komponen mana daalam Pil-oral yang



menyebabkan



komplikasi-komplikasi



tertentu.



Kedua



komponen, baik yang estrogen dan yang progestational , dapat berperan untuk terjadinya efek yang tidak menguntungkan seperti: a. Sakit kepala. b. Hipertensi. c. Miokard infark. d. Displasia serviks. 5. Efek estrogenik, progestational dan androgenik dari Pil-oral mempunyai pengaruh pada organ-organ dan jaringan-jaringan tubuh tertentu (kulit, uterus, ovarium, otak, payudara, arteri, vena dan lain-lain), dan Pil-oral yang diberikan dapat menyebabkan rangsangan yang lebih atau kurang pada organ tersebut, dibandingkan hormon-hormon endogen yang dihasilkan sebelum pemberian Pil-oral. 6. Potensi dari estrogen dan progestin di dalam Pil-oral tidak dapat dihubungkaan



dengan



miligramdemi-miligram.



dosis



dalam



Pil-oral



atas



dasar



7. Merokok menambah risiko timbulnya komplikasi Pil-oral yang serius, terutama penyakit kardiovaskuler. 8. Bila seorang akseptor memakai Pil-oral yang berisi 35 mcg estrogen atau kurang , dan cocok dengan Pil-oral tersebut serta tidak ada komplikasi maupun tanda-tanda bahaya, maka biasanya akseptor dapat meneruskan Pil-oral tersebut. 9. Pil-oral terbukti memiliki keuntungan non-kontraseptif yang besar, misalnya Pil-oral dapat dipergunakan untuk mengobati perdarahan disfungsional uterus , dismenore, endometriosis, penyakit payudara jinak, acne, hirsutism, kista ovarium disfungsional , atau sebagai terapi pengganti. Pil-oral juga terbukti mencegah anemia, karsinoma ovarium dan karsinoma endometrium, myoma uteri dan PID. Bila mempertimbangkan keuntungan-keuntungan non-kontraseptif tersebut pada seorang wanita yang mempunyai suatu persoalan medis yang serius, yang mungkin dapat menjadi lebih parah oleh karena minum pil-oral, maka risiko dan keuntungan dari Pil-oral harus dipertimbangkan dari sudut pandang lain dibandingkan pemakaiannya untuk wanita sehat yang hanya mencari metode KB yang dapat dipercaya. 10. Kebanyakan efek non-kontraseptif yang mengutungkan dari Piloral kombinasi tampaknya terjadi pada preparat-preparat dengan dosis estrogen yang rendah ( 50 mcg. Telah diakui dan diterima bahwa POK dengan dosis estrogen 80100 mcg harus dihindari sebanyak mungkin oleh karena dapat menimbulkan



komplikasi yang serius. Hanya pada keadaan-



keadaan tertentu saja pemberian POK dengan estrogen 80-100 mcg dapat diberikan dan dibenarkan , misalnya: a. Pada keadaan dimana sulit sekali untuk mengontrol perdarahan bercak (spotting) atau pada keadaan dimana tidak terjadi perdarahan withdrawal, pada pemakaian POK dosis estrogen 80-100 mcg. b. Acne, perdarahan disfungsional uterus, kista ovarium dengan diameter < 6 cm dan endometriosis; semuanya kadang-kadang diobati dengan POK yang berisi estrogen >50 mcg. c. Jarang-jarang , dapat terjadi



gejala-gejala seperti pada



menopause, dimana kadar estrogen-nya lebih rendah. Gejalagejala tersebut dapat dihilangkan dengan POK dengan dosis estrogen 80-100 mcg. d. Akseptor yang memakai POK dengan dosis estrogen 30-35 mcg dan memakainya dengan benar tetapi tetap mengalami kegagalan, mungkin dapat beralih ke POK dosis estrogen lebih tinggi. Atau cara kedua yaitu mengurangi hari-hari bebas Piloral misalnya dari 7 menjadi 5-6 hari saja, sehingga akseptor minum Pil-oral aktif selama 21 hari diikuti hanya 5-6 hari bebas Pil-oral aktif, sebelum mulai lagi dengan bungkus Piloral berikutnya.



e. Akseptor yang memerlukan (dilantin),



dimana



kedua



Rifampisin atau Phenytoin obat



tersebut



mempercepat



pemecahan estrogen dalam POK, mungkin perlu beralih ke POK dengan dosis estrogen 50-100 mcg.



2. POK dengn dosis estrogen < 30 mcg Merupakan dosis estrogen lebih rendah dalam POK. Umumnya kurang disukai karena terjadi perdarahan – bercak (spotting), dan pil-pil oral yang lupa diminum dapat memperbesar resiko timbulnya ovulasi dan / atau perdarahan-bercak . Rasa mual, nyeri payudara, retensi air dan nyeri tungkai (tetapi bukan berhubungan dengan tromboplebitis) dapat menyebabka peralihan ke POK dengan dosis 20 mcg Ethinyl estradiol, dan bila peralihan ini tetap tidak menolong gejala-gejala tersebut, dapat dipertimbangkan untuk beralih ke Pil-oral yang hanya berisi progestin saja.



3. POK dengan dosis estrogen 30-50 mcg Saat ini kebanyakan akseptor mulai dengan POK yang berisi 30/35 mcg estroogen. (Ethinyl estradiol yang dipakai pada POK 160 atau



mmHg, Pil



tidak



boleh



Diastolik>90 digunakan



mmHg Kencing manis



Tanpa komplikasi



Pil dapat diberikan



Migrain



Tanpa gejala neurologik Pil dapat diberikan fokal yang berhubungan dengan nyeri kepala



Menggunakan fenitoin,



obat barbiturat,



Pil



dengan



dosis



etinilestradiol 50 mg



rifampisin Anemia bulan sabit



Pil jangan digunakan



Tabel Penanganan efek samping yang sering terjadi dan masalah-masalah Efek samping atau masalah  Amenorea (tidak ada perdarahan , atau spotting)



Penanganan  Periksa Dalam atau Tes kehamilan, bila tidak hamil dan klien minum pil dengan benar, tenanglah. Tidak datang haid kemungkinan besar karena kurang adekuatnya efek estrogen terhadap endometrium. Tidak perlu pengobatan khusus. Coba berikan pil dengan dosis estrogen 50 mg, atau dosis estrogen tetap, tetapi dosis progestin dikurangi. Bila klien hamil intrauterin, hentikan pil, dan yakinkan pasien, bahwa pil yang telah diminumnya tidak punya efek pada janin.



 Mual , pusing, atau muntah



 Tes kehamilan, atau pemeriksaan



(akibat reaksi anafilaktik)



ginekologik. Bila tidak hamil , sarankan minum pil saat makan malam , atau sebelum tidur.



 Perdarahan pervaginam/spotting



 Tes kehamilan, atau pemeriksaan ginekologik. Sarankan minum pil pada waktu yang sama. Jelaskan bahwa perdarahan / spotting hal yang biasa terjadi pada 3 bulan pertama, dan lambat laun akan berhenti . Bila perdarahan / spotting tetap saja terjadi , ganti pil dengan dosis estrogen lebih



tinggi (50mg) sampai perdarahan teratasi, lalu kembali ke dosis awal. Bila perdarahan /spotting timbul lagi, lanjutkan lagi dengan dosis 50 mg, atau ganti dengan metode kontrasepsi yang lain.



Tabel Keadaan yang perlu mendapat perhatian Tanda



Masalah yang mungkin terjadi



 Nyeri dada hebat, batuk, napas



 Serangan jantung atau bekuan



pendek



darah di dalam paru.



 Sakit kepala hebat



 Stroke, hipertensi, migrain



 Nyeri tungkai hebat (betis atau



 Sumbatan pembuluh darah



paha)



tungkai



 Nyeri abdomen hebat  Penyakit kandung empedu,  Kehilangan penglihatan atau



bekuan darah, pankreatitis.  Stroke, hipertensi, atau problem



kabur  Tidak terjadi perdarahan/spotting



vaskular.  Kemungkinan kehamilan



setelah selesai minum pil



 Mini Pil Minipill adalah pil KB yang hanya mengandung progesteron saja dan diminum



sehari



sekali.



Mini



pil adalah



pil KB yang



hanya



mengandung hormon progesteron dalam dosis rendah. Pil mini atau pil progestin disebut juga pil menyusui. Dosis progestin yang digunakan 0,03-0,05 mg per tablet.







Ciri – Ciri Mini Pil ⁻



Cocok untuk perempuan menyusui yang ingin memakai pil KB.







Sangat efektif pada masa laktasi.







Dosis rendah.







Tidak memberikan efek samping estrogen.







Efek samping utama adalah gangguan perdarahan: perdarahan bercak , atau perdarahan tidak teratur.











Dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat



Jenis Mini Pil Mini pil terbagi dalam dua jenis yaitu: 1. Mini pil dalam kemasan dengan isi 28 pil. 2. Mini pil dalam kemasan dengan isi 35 pil. Mini pil dalam kemasan dengan isi 28 pil mengandung 75 mikro gram desogestrel. Sedangkan mini pildalam kemasan dengan isi 35 pil mengandung 300 mikro gram levonogestrel atau 350 mikro gram noretindron.



Gambar. Mini pil kemasan 28 pil



Gambar. Mini pil kemasan 35 pil



Contoh mini pil antara lain: 1. Micrinor, NOR-QD, noriday, norod mengandung 0,35 mg noretindron. 2. Microval, noregeston, microlut mengandunng 0,03 mg levonogestrol. 3. Ourette, noegest mengandung 0,5 mg norgeestrel. 4. Exluton mengandung 0,5 mg linestrenol. 5. Femulen mengandung 0,5 mg etinodial diassetat.







Cara Kerja Cara



kerja



dari kontrasepsi



pil progestin



atau mini



pil dalam



mencegah kehamilan antara lain dengan cara: a. Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di ovarium (tidak begitu kuat ). b. Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit. c. Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma. d. Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu.







Efektifitas Pil progestin atau mini pil sangat efektif (98,5 persen). Penggunaan yang benar dan konsisten sangat mempengaruhi tingkat efektifitasnya. Efektifitas penggunaan mini pil akan berkurang pada saat mengkonsumsi obat anti konvulsan (fenitoin), carbenzemide, barbiturat, dan obat anti tuberkulosis (rifampisin). Adapun cara untuk menjaga kehandalan mini pil antara lain: 1. Minum pil setiap hari pada saat yang sama. 2. Penggunaan mini pil jangan sampai ada yang lupa. 3. Senggama dilakukan 3-20 jam setelah minum mini pil.







Manfaat Kontrasepsi pil progestin atau mini pil mempunyai manfaat kontrasepsi dan non kontrasepsi. ⁻



Manfaat Kontrasepsi Mini pil mempunyai manfaat kontrasepsi sebagai berikut: 1. Sangat efektif apabila digunakan dengan benar dan konsisten. 2. Tidak mempengaruhi ASI. 3. Nyaman dan mudah digunakan. 4. Hubungan seksual tidak terganggu. 5. Kesuburan cepat kembali. 6. Efek samping sedikit. 7. Dapat dihentikan setiap saat. 8. Tidak mengandung estrogen.







Manfaat Non Kontrasepsi Mini pil mempunyai manfaat non kontrasepsi sebagai berikut: 1. Mengurangi jumlah darah haid. 2. Mengurangi kejadian anemia. 3. Menurunkan pembekuan darah.



4. Mengurangi nyeri haid. 5. Mencegah kanker endometrium. 6. Melindungi dari penyakit radang panggul. 7. Penderita endometriosis, kencing manis yang belum mengalami komplikasi dapat menggunakan. 8. Tidak menyebabkan peningkatan tekanan darah, nyeri kepala dan depresi. 9. Mengurangi gejala pre menstrual sindrom. 



Kerugian Kontrasepsi pil progestin atau mini pil mempunyai kerugian, antara lain: 1. Memerlukan biaya. 2. Harus selalu tersedia. 3. Efektifitas berkurang apabila menyusui juga berkurang. 4. Penggunaan mini pil bersamaan dengan obat tuberkulosis atau epilepsi akan mengakibatkan efektifitas menjadi rendah. 5. Mini pil harus diminum setiap hari dan pada waktu yang sama. 6. Angka kegagalan tinggi apabila penggunaan tidak benar dan konsisten. 7. Tidak melindungi dari penyakit menular seksual termasuk HBV dan HIV/AIDS. 8. Mini pil tidak menjamin akan melindungi dari kista ovarium bagi wanita yang pernah mengalamikehamilan ektopik.







Efek Samping Efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan pil progestin atau mini pil antara lain: 1. Gangguan haid (perdarahan bercak, spotting, amenorea dan haid tidak teratur). 2. Peningkatan/penurunan berat badan. 3. Payudara tegang. 4. Mual.



5. Pusing. 6. Perubahan mood. 7. Dermatitis atau jerawat. 8. Hirsutisme (pertumbuhan rambut atau bulu yang berlebihan pada daerah muka), tetapi sangat jarang. 



Indikasi Kriteria yang boleh menggunakan pil progestin atau mini pil antara lain: 1. Wanita usia reproduksi. 2. Wanita yang telah memiliki anak maupun yang belum mempunyai anak. 3. Pasca persalinan dan tidak menyusui. 4. Menginginkan metode kontrasepsi efektif selama masa menyusui. 5. Pasca keguguran. 6. Tekanan darah kurang dari 180/110 mmHg atau dengan masalah pembekuan darah. 7. Tidak boleh mengkonsumsi estrogen atau lebih senang menggunakan progestin. 8. Perokok segala usia.







Kontra Indikasi Kriteria yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi pil progestin atau mini pil antara lain: 1. Wanita usia tua dengan perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya. 2. Wanita yang diduga hamil atau hamil. 3. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid. 4. Riwayat kehamilan ektopik. 5. Riwayat kanker payudara atau penderita kanker payudara. 6. Wanita pelupa sehingga sering tidak minum pil. 7. Gangguan tromboemboli aktif (bekuan di tungkai, paru atau mata). 8. Ikterus, penyakit hati aktif atau tumor hati jinak maupun ganas.



9. Wanita dengan miom uterus. 10. Riwayat stroke. 



Penanganan Efek Samping Di bawah ini merupakan penanganan dari beberapa efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan mini pil.



Efek Samping



Penanganan



Amenorea



Pastikan hamil atau tidak, jika tidak hamil tidak perlu tindakan khusus (cukup konseling). Bila hamil, hentikan pil dan berikan penjelasan bahwa mini pil tidak mengganggu pertumbuhanjanin. Bila diduga terjadi kehamilan ektopik, rujuk pasien (jangan berikan obatobatan hormonal).



Perdarahan tidak teratur/spotting



Bila tidak menimbulkan masalah kesehatan, tidak perlu tindakan khusus. Berikan alternatif kontrasepsilain, bila pasien tidak dapat menerima kondisi tersebut.



 Pil Sekunseal. Pil ini dibuat seperti urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap siklus. Maka berdasarkan urutanhormon tersebut, estrogen hanya diberikan selama



14–16



hari



pertama



diikuti



dan estrogen selama 5–7 hari terakhir.



oleh



kombinasi



progestron



 Once A Month Combined Pills Pil hormon yang mengandung estrogen yang ”long acting” yaitu biasanya pil ini terutama diberikan untukwanita yang mempunyai Biological Half Life panjang. Once A Month Combined Pills yang banyak dipakai di RRC antara lain: 1. 3 mg Quinestrol + 12 mg d,l-norgestrel. -



Quinestrel merupakan suatu estrogen yang disimpan di dalam lemak tubuh dan dilepaskan perlahan-lahan.



-



Disamping norgestrel, progestin lain yang juga dipakai adalah megestrol asetat, chlormadinone, 16-methylene chlormadinone.



-



Pil-oral pertama diminum pada hari kelima dari siklus haid, pil-oral kedua diminum 20 hari kemudian, dan selanjutnya 1 pil-oral diminum setiap 4 minggu sekali.



-



Seperti pil-oral kombinasi, pil-oral kombinasi sekali-sebulan untuk sementara juga meninggikan kadar kolesterol dan trigliserida serta mempengaruhi glukosa tulerans test.



-



Tidak ditemukan perubahan-perubahan yang berarti pada tekanan darah dan fungsi hepar.



-



Juga tidak ditemukan bertambahnya risiko tumor payudara atau karsinoma serviks.



-



Tampaknya efektivitas pil-oral ini tinggi, meski tidak ada data-data perihal angka kegagalannya.



2. Progestin No. 1 berisi, yaitu 50 mg 3-cyclopentyl propionate dari megastrol asetat dan 0,25 mg quinestrol (suatu estrogen). 3. “Pil Liburan = “Vocation Pills”, dibuat tahun 1970. Ditujukan kepada pasangan suami istri yang berpisah dan hanya bertemu dan berkumpul selama masa liburan. Ada “Pil Liburan” yang diminum tiap hari selama liburan, ada yang hanya 2 kali dalam seminggu , ada pula yang diminum pasca senggama.



 Morning After Pill. Morning



after



pill merupakan



pil



yang



mengandung hormon estrogen dosis tinggi yang hanya diberikan untuk keadaan darurat saja, seperti kasus pemerkosaan dan kondom bocor. Jenis kontrasepsi oral yang lain dan sudah tersedia, namun masih terbatas antara lain: 1. Mifepristone. Mifepristone adalah alat



kontrasepsi oral



harian



yang



mengandung



anti progesteron yang digunakan dalam uji klinis penelitian.



2. Ormeloxifene. Ormeloxifene dikenal



juga



sebagai



centchroman



adalah alat



kontrasepsi oral yang berupa modulator reseptor estrogen yang digunakan 1-2 kali per minggu dan hanya tersedia di India.



DAFTAR PUSTAKA



1. Hartanto Hanafi. 2002. Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan 2. GDV, Clark SL, Williams Obstetrics. Ed. 22, Jakarta : EGC



3. BKKBN. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 4. Nadesul Handrawan. 2007. Buku Sehat Calon Pengantin Dan Keluarga Muda. Jakarta: Kompas 5. Di



akses



dari



:



http://www.scribd.com/doc/18753707/makalah-



KONTRASEPSI 6. Di akses dari :



http://www.lusa.web.id/pil-keluarga-berencana-oral-



contraceptives-pill/ 7. Di akses dari : contracept.org/mini-pill.php 8. Di akses dari : kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/17/pil-kontrasepsi/ 9. Di akses dari : mckinley.illinois.edu/handouts/mini_pill.html 10. Di akses dari : pacific.unfpa.org/images/MiniPillA1final.pdf 11. Di akses dari : prov.bkkbn.go.id/gemapria/article-detail.php?artid=84