PKL [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI DI PT. PURA BARUTAMA KUDUS (UNIT ENGINEERING) Disusun untuk memenuhi tugas laporan Praktek Kerja Industri



Disusun Oleh : Nama Kelas NIS Jurusan



PROGRAM STUDI TEKNIK PEMESINAN SMK NU MA’ARIF 2 KUDUS TAHUN PELAJARAN 2018/2019



LEMBAR PENGESAHAN Laporan Praktek Kerja Industri digunakan untuk melengkapi tugas Praktek Kerja Industri yang telah dilaksanakan di PT. PURA BARUTAMA Kudus (Unit Engineering). Praktek dilaksanakan mulai pada tanggal 2 Januari 2019 sampai tanggal 31 Maret 2019. Disusun Oleh : Nama



:



Kelas



:



NIS



:



Jurusan



: Teknik Pemesinan



Telah diperiksa dan disetujui pada : Hari



: Sabtu



Tanggal



: 6 April 2019



Pembimbing Lapangan



Guru Pembimbing



Hartono



Masrikan, A.Md. Mengetahui, KKK Teknik Pemesinan SMK NU Ma’arif 2 Kudus



Didik Andrianto, ST.



KATA PENGANTAR Penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Industri ini. Laporan Praktek Kerja Industri ini dimaksudkan untuk melengkapi program pembelajaran jurusan Teknik Pemesinan. Laporan Praktek Kerja Industri ini disusun berdasarkan pengalaman penulis selama mengikuti Praktek di PT. Pura Barutama Unit Engineering yang beralamat di Jl. Raya Kudus-Pati KM 12 selama 3 bulan terhitung mulai dari 2 Januari s/d 31 Maret 2019. Penulis menyadari bahwa Laporan Praktek Kerja Industri ini masih jauh dari sempurna , untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan oleh penulis untuk kebaikan Laporan Praktek Kerja Industri ini. Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Praktek Kerja Industri ini dapat bermanfaat dan mengucapkan terima kasih.



Kudus, 6 April 2019



Penulis



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL .............................................................................................i HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................................ii KATA PENGANTAR ..........................................................................................iii DAFTAR ISI .......................................................................................................iv BAB I



PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang ........................................................................1



1.2



Sejarah Perusahaan ................................................................1



1.3



Tujuan Praktek Kerja Industri ...............................................6



BAB II



LANDASAN TEORI 2.1



BAB III



Pengertian Mesin Bubut ........................................................8 2.2



Prinsip Kerja Mesin Bubut .....................................................8



2.3



Komponen-komponen Mesin Bubut .....................................9



2.4



Dimensi dan Jenis Mesin Bubut ..........................................10



2.5



Jenis Pahat Mesin Bubut .....................................................13



2.6



Kegiatan Siswa .....................................................................15



PENUTUP Kesimpulan ...........................................................................17 Saran ......................................................................................18



DAFTAR PUSTAKA



BAB I PENDAHULUAN 1.1.



Latar Belakang Di era yang semakin maju seperti sekarang, banyak berdiri perusahaan-perusahaan yang besar, salah satunya adalah PT. PURA GROUP. Seiring dengan perkembangan zaman PT. PURA GROUP khususnya PT. PURA BARUTAMA (Unit Engineering) mampu berkembang pesat khususnya dibidang teknologi. Teknologi sangat berperan penting pada kehidupan manusia. Oleh karena itu PT. PURA BARUTAMA (Unit Engineering) melakukan terobosan-terobosan baru di bidang teknologi. Pada Kesempatan ini penulis juga melakukan Praktek Kerja Industri di PT. PURA BARUTAMA (Unit Engineering) selama 3 bulan. Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Industri di PT. PURA BARUTAMA (Unit Engineering) penulis dapat menambah pengalaman khususnya di bidang taknologi permesinan.



1.2.



Sejarah Perusahaan PT. Pura Group merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi kantong kemasan, converting dan berbagai macam produk kertas. Perusahaan ini awalnya berdiri tahun 1908 dan bergerak pada bidang percetakan sederhana dan berstatus sebagai perusahaan keluarga dengan jangkauan daerah pemasaran Kabupaten Kudus dan sekitarnya. Sampai saat ini statusnya sebagai perusahaan masih tetap bertahan dan telah dipimpin oleh generasi ketiga mulai pada tahun 1963, karena perkembanganya yang pesat seiring dengan kebutuhan konsumen, maka pada tahun 1969 telah dibuka perwakilan di Jakarta, dan pada tahun 1971 di Surabaya.



Untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan konsumen maka : 1. Pada tahun 1972 didirikan PT. Pura Box yang bergerak dibidang produksi kotak karton gelombang (packaging box) dan kertas koran. 2. Pada tahun 1973 didirikan PT. Pura Roto yang bergerak dibidang percetakan Roto Gravure dan converting yang dalam pengembangan selanjutnya memproduksi kotak karton lipat (modern flexible packaging). 3. Pada tahun 1974, didirikan unit Paper Mill sebagai penunjang PT. Pura Box dalam pengadaan kertas jenis medium linner kertas test linner. 4. Pada tahun 1984, menjadi perusahaan pertama dinegara tropis yang memproduksi dan memperkenalkan Non Carbon Required (NCR). 5. Tahun 1985, divisi kertas diresmikan oleh Presiden Soeharto. 6. Tahun 1986, divisi converta telah memproduksi Siliconozed Rease Paper dan Cork Tipping Paper (untuk kertas rokok). 7. Tahun 1987 PT. Pura Barutama menerima 8 International Thropy for Technology dari Frankfurt Jerman serta penghargaan American Recognition of Eficiency. 8. Pada tahun 1988, PT. Pura Barutama mulai mengekspor ke pasar Internasional seperti USA, Eropa, dll. 9. Pada tahun 1989, didirikan Paper Mill (PM) 7 dan 8yang pada tanggal 1 Juli 1993 diberi nama PT. Pura Nusa Persada dan dibagi menjadi Unit Paper Mill dan Unit Holografi. 10. Tahun 1991 berdiri divisi Indostamping yang menghasilkan Hot Stamping Foil. 11. Tahun 1992 didirikan Pura Micro Capsule.



12. Tahun 1994 berdiri divisi Human Resource Development (HRD). 13. Tahun 2001 berdiri unit PM 9. 14. Tahun 2004 didirikan Unit Kogen / PLTU / Unit Power Plant.



PT. PURA GROUP terdiri dari beberapa perusahaan, antara lain : 1. PT. Pura Barutama Kudus, dimana membawahi 10 divisi, yaitu: a. Divisi Paper Mill (PM) Divisi ini terbagi menjadi PM I, PM II, PM III, PM IV, PM V, PM VI, dan PM IX. b. Divisi Coating Produk yang dihasilkan dari divisi coating berupa kertas berlapis seperti art paper, carbon less paper, non carbon required paper, dan computer paper. c. Divisi Repro Divisi Repro merupakan unit pembantu untuk cetak offset. Menangani pembuatan colour slide, offset printing plated, dan holographic film. d. Divisi Printing Offset Divisi ini mencetak kertas dengan system cetak offset dan menangani segala jenis pembungkus untuk kosmetika, farmasi, rokok dan jamu. e. Divisi Rotogravure dan Corrugation Divisi ini merupakan percetakan sheet dengan menggunakan silinder roll dan solven base. Produk yang dihasilkan berupa strip packaging



dengan



menggunakan



bahan



polycelonium,



polynium, polycelo, dan kerta lilin, serta kertas kemah lepuh sebagai pembungkus jamu.



f. Divisi Corrugated Box Divisi ini merupakan divisi yang memproduksi box dan karton bergelombang untuk packaging. g. Divisi Engineering Divisi ini merupakan divisi yang membuat mesin produksi dan komponen-komponenya dan memperbaiki mesin yang rusak. h. Divisi Human Research Development Divisi ini bertugas mencari dan mengadakan seleksi calon karyawan, serta memberikan pelatihan kerja bagi karyawan lama sesuai dengan bidang yang diminati. i. Divisi Transportasi Divisi ini merupakan divisi yang bertugas memelihara dan mereparasi semua unit kendaraan. j. Divisi Tinta Divisi tinta memproduksi tinta untuk keperluan produksi divisi lain dan ada juga yang dipasarkan ke pasar. Divisi yang memanfaatkan produk divisi ini yaitu divisi offset, rotogravure, dan converta. 2. PT. Pura Nusa Persada, membawahi 2 divisi, yaitu: a. Divisi Holografi Divisi ini merupakan divisi yang memproduksi hologram dua dimensi dan tiga dimensi untuk stiker dan logo perusahaan agar tidak terjadi pemalsuan produk. b. Divisi Paper Mill VII dan VIII 3. PT. Pura Rekayasa. 4. PT. Purawisata Barutama.



5. PT. Pura Produktama Primaindo. Pura Group memiliki banyak unit diberbagai bidang lokasi. Untuk itu dalam pembagian lokasinya, Pura Group dikelompokkan menjadi 5 kawasan yaitu : 1. Kawasan I Berada di Jl. Dr. Lukmono Hadi Kudus yang terdiri dari : a. Pura Holografi, bergerak dibidang percetakan kertas hologram. b. Pura Batu Mulia, bergerak dibidang pembuatan batu perhiasan. 2. Kawasan II a. Pura Tinta, bergerak dibidang pembuatan dan pengolahan tinta dan untuk memenuhi kebutuhan Pura Group sendiri. b. Pura Rotogravure, yang bergerak dibidang percetakan Rotografi. Produk yang dihasilkan yaitu berbagai kemasan untuk obatobatan, rokok, permen, dan cetak CTP (Cork Tip Paper). c. Pura Kertas Unit PM 1, PM 2, PM 3, yang memproduksi kertas CTP untuk pembungkus filter rokok. 3. Kawasan III Berada di Jl. Kresna Jati Wetan Kudus, yang terdiri dari : a. Pura Offset, bergerak di bidang cetak offset untuk kertas dan kardus. b. Pura Coating, merupakan unit Converting dan Laminating. Produk yang dihasilkan yaitu kertas stiker dan kertas NCR yang merupakan prduk andalan unit ini. c. Pura Boxindo, merupakan unit pembuatan karton gelombang untuk bahan pembuatan box. d. Pura Repro, merupakan unit pembuatan film untuk percetakan.



4. Kawasan IV Berada di Jl. AKBP Agil Kusumadya Km 4 Jati Kencing Kudus, yang terdiri atas unit : a. Pura Kertas PM 5, PM 6, dan PM 9 b. Pura Microcapsule, merupakan unit yang memproduksi tinta untuk mensuplai Pura Coating. c. Pura Converta, merupakan unit pelapisan kertas flexible Packaging. d. Pura kendaraan, merupakan unit pengadaan dan perencanaan bangunan dan tempat bahan untuk pengembangan pembangunan Pura Group. 5. Kawasan V Berada di Jl. Raya Kudus-Pati Km 12 Terban Kudus, yang terdiri dari unit : a. Pura Nusa Persada PM 7 dan PM 8. Unit PM 7 memproduksi kertas multi layer dan unit PM 8 memproduksi kertas single layer. b. Pura Engineering atau Pura Rekayasa Mesin Indo, bergerak di bidang perbengkelan dan pembuatan mesin.



1.3.



Tujuan Praktek Kerja Industri a. Siswa dapat menambah ilmu pengetahuan di luar dunia akademis terutama mengenai teknik permesinan. b. Siswa bisa terampil dalam menjalankan mesin.



c. Siswa mampu menganalisa komponen-komponen mesin. d. Siswa mampu berinteraksi dengan para karyawan. e. Siswa mampu memberikan masukan pada perusahaan yang bersifat membantu/membangun.



BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Mesin Bubut Mesin bubut adalah salah satu jenis mesin perkakas yang digunakan untuk proses pemotongan benda kerja yang dilakukan dengan membuat sayatan pada benda kerja dimana pahat digerakkan secara translasi dan sejajar dengan sumbu dari benda kerja yang berputar.



Mesin bubut merupakan mesin perkakas yang memiliki populasi terbesar di dunia ini dibandingkan mesin perkakas lain seperti mesin freis, drill, sekrap dan mesin perkakas lainnya. 2.2. Prinsip Kerja Mesin Bubut Prinsip kerja mesin bubut ialah menghilangan bagian dari benda kerja untuk memperoleh bentuk tertentu dimana benda kerja diputar dengan kecepatan tertentu bersamaan dengan dilakukannya proses pemakanan oleh pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak makan (feeding).



2.3. Komponen-komponen Mesin Bubut Gambar berikut ini diperlihatkan nama-nama bagian atau komponen yang umum dari mesin bubut:



Fungsi



masingmasing



bagian



mesin



bubut



ialah



sebagai berikut: a. Kepala tetap (head stock) Digunakan untuk kedudukan cekam, bisa juga untuk perlengkapan-perlengkapan lain misalnyacentretetap (dead centre), face plate, colet dan lain-lain. b. Kepala lepas (tail stock) Digunakan untuk menempatkan centre jalan (live centre), untuk menyangga benda kerja yang panjang, untuk kedudukanchuckbor (drill chuck), untuk kedudukan reamer, bisa juga untuk proses pembuatan tirus. c. Toolpost Digunakan sebagai tempat dudukan pahat bubut, dengan menggunakan pemegang pahat. d. Eretan atas Digunakan



untuk



kedudukan



“tool



holder”,



bisa



juga



untuk



proses



pembuatantirus. e. Eretan lintang (cross slide) Berfungsi untuk proses pemotongan melintang, baik untuk pemotongan benda kerja maupun prosesfacing(transfersal turning). f. Eretan memanjang



Berfungsi untuk penyayatan memanjang (longitudinal turning). g. Bed mesin Berfungsi untuk tempat kedudukan pembawa (carried). h. Sumbu pengatur jarak kisar (lead screw) Berfungsi untuk proses pembuatan ulir (threading turning). i. Sumbu pengatur gerak maju pemotongan (feed shaft) Berfungsi untuk menggerakkan pahat secara otomatis baik memanjang maupun melintang. 2.4. Dimensi dan Jenis Mesin Bubut Dimensi atau ukuran mesin bubut biasanya dinyatakan dalam diameter benda kerja yang dapat dikerjakan pada mesin tersebut. misalnya sebuah mesin bubut ukuran 400 mm mempunyai arti mesin bisa mengerjakan benda kerja sampai diameter 400 mm. Ukuran kedua yang diperlukan dari sebuah mesin bubut adalah panjang benda kerja. Beberapa pabrik menyatakan dalam panjang maksimum benda kerja diantara kedua pusat mesin bubut, sedangkan sebagian pabrik lain menyatakan dalam panjang bangku. Ada beberapa variasi dalam jenis mesin bubut dan variasi dalam desainnya tersebut tergantung cara pengoparasiannya dan jenis produksi atau jenis benda kerja.



Dilihat cara pengoperasian mesin bubut dibagi menjadi dua jenis yaitu mesin bubut manual/mesin bubut konvensional dan mesin bubut otomatis/ mesin bubut cnc. Mesin bubut manual adalah mesin bubut yang proses pengoperasiannya secara manual dilakukan oleh manusia secara langsung, sedangkan mesin bubut atomatis adalah mesin bubut yang perkakasnya secara otomatis memotong benda kerja dan mundur setelah proses diselesaikan, dimana semua pegerakan sudah diatur atau diprogram secara otomatis dengan mengunakan komputer. Mesin bubut yang otomatis sepenuhnya dilengkapi dengan tool magazine sehingga sejumlah alat potong dapat diletakan dimesin secara berurutan dengan hanya



sedikit pengawasan dari operator. Mesin bubut otomatis ini lebih dikenal dengan sebutan CNC (Computer Numerical Control) Lathe Machine ( mesin bubut dengan sistem komputer kontrol numerik), seperti pada gambar berikut:



Gambar



a. Mesin



bubut



manual,



Gambar



b. Mesin bubut CNC



Gerakan-gerakan dalam membubut Gerakan berputar, yaitu bentuk gerakan rotasi dari benda kerja yang digerakan pahat dan dinamakan gerakan potong. Gerakan memanjang, yaitu bentuk gerakan apabila arah pemotongannya sejajar dengan sumbu kerja. Gerakan ini juga disebut gerakan pemakanan. Gerakan melintang, yaitu bentuk gerakan apabilah arah pemotongannya tegak lurus terhadap sumbu kerja. Gerakan ini juga disebut dengan gerakan melintan atau pemotongan permukaan. Cara menggunakan mesin bubut 1. Mepersiapkan alat-alat yang diperlukan seperti pahat bubut,kunci chuck, dll, 2. Memastikan keadaan mesin masih off dan mesin itu terhindar dari benda yang mudah terbakar, 3. Memasang pahat bubut pada rumah pahat (tool post) setinggi ujung senter. 4. Memasang benda kerja yang akan dibubut pada cekam/chuck.



5. Membubut benda kerja sesuai spesifikasi yang diinginkan. Peralatan pelengkap yang terdapat pada mesin bubut a) b) c) d) e) f)



Pelat cekam (pencekam) Pelat pembawa Senter Collet Penyangga Pahat bubut



Jenis pekerjaan yang dapat dilakukan dengan mesin bubut Pembubutan muka (facing), yaitu proses pembubutan yang dilakukan pada tepi penampang atau gerak lurus terhadap sumbu benda kerja, sehingga diperoleh permukaan yang halus dan rata. Pembubutan rata (pembubutan silindris), yaitu pengerjaan benda yang dilakukan sepanjang garis sumbu. Pembubutan ulir (threading), yaitu pembubutan ulir dengan pahat ulir. Pembubutan tirus (taper), yaitu proses pembubutan enda kerja berbentu konis. Pembubutan (drilling), yaitu pembubutan denganmenggunakan mata or, sehingga akan diperoleh lubang pada benda kerja. Perluasan lubang (boring), yaitu proses pembubutan yang bertujuan untuk memperbesar lubang. Knurling, yaitu proses pembubutan luar (pembubutan silindris) yang bertujuan untuk membubut profil pada permukaan benda kerja.



Parameter pemotongan pada mesin bubut Kecepatan potong (Cutting Speed), yaitu kecepatan dimana pahat melintasi benda kerja untuk mendapatkan hasil yang paling baik pada kecepatan yang sesuai. Gerak makan (Feed), adalah penggerak titik sayat alat potong per satu putaran benda kerja.



Kedalaman Pemotongan (Depth of Cut), adalah dimana dalamnya masuk alat potong menuju sumbu-sumbu benda. Waktu Pemesinan ( Mechining Time), adalah banyaknya waktu penyayatan yang dibutuhkan untuk mengerjakan (membentuk atau memotong) suatu benda kerja. 2.5. Jenis Pahat Mesin Bubut Beragam bentuk benda kerja yang ingin kita buat di mesin bubut menuntut kita untuk mempersiapkan bentuk-bentuk pahat bubut yang umum dipakai. Gambar berikut menjelaskan bentuk pahat bubut dan bentuk benda kerja yang di hasilkan. Bagian pahat yang bertanda bintang adalah pahat kanan,artinya melakukan pemakanan dari kanan ke kiri.



Berdasarkan bentuknya, pahat bubut diatas dari kiri ke kanan adalah: a) b) c) d) e) f) g) h)



Pahat sisi kanan Pahat pinggul/champer kanan Pahat sisi/permukaan kanan Pahat sisi/permukaan kanan(lebih besar) Pahat ulir segitiga kanan Pahat alur Pahat alur segitiga(kanan kiri) Pahat ulir segitiga kiri



i) Pahat sisi kiri j) Pahat pinggul kiri k) Pahat alur lebar Berdasarkan bahan pembuatnya, ada dua macam pahat bubut yang umum dipakai, yakni pahat HSS dan Carbide. 1. Pahat HSS (High Speed Steel) Material ini biasanya digunakan pada pahat bubut, mata bor, pisau frais, reamer, dan lain-lain. Kehilangan kekerasannya pada suhu 600°C. Kadang-kadang tungsten pada material ini digantikan dengan molybdenum. Karena HSS dengan bahan molybdenum lebih murah dibandingkan HSS dengan bahan tungsten. HSS dengan bahan molybdenum memiliki ketangguhan yang lebih tinggi dibandingkan HSS dengan bahantungsten. Namun memiliki ketahanan air yang lebih rendah. 2. Pahat Carbide (Cemented Carbides) Material yang diproduksi dengan teknik metalurgi dengan pemanasan pada suhu 1000°C. Memiliki kecepatan potong 6 sampai 8 kali kecepatan potong HSS. Dapat bertahan hingga suhu 1000°C. Memiliki kekuatan tekan yang tinggi namun memiliki kekuatan tarik yang rendah. Material ini sangat kaku dan memiliki modulusitas yang tinggi. Memiliki ketahananaus yang tinggi dan memiliki koefisien termal yang rendah. Memiliki konduktivitas termal yang tinggi. Kelebihan karbida adalah memiliki kapasitas produktivitas yang tinggi. Dapat menghasilkan permukaan benda kerja dengan kualitas yang baik. Dapat juga digunakan untuk pengerjaan baja yang telah dikeraskan. Sehingga menghemat biaya produksi.



2.6. Kegiatan Siswa 1. Membuat Job Roda Gigi a. Persiapan 1. Persiapkan bakalan roda gigi 2. Cek ukuran bakalan roda gigi (Vernier Caliper) 3. Cek Kondisi mesin 4. Persiapkan Alat ukur (Vernier Caliper) & Alat bantu 5. Menerapkan prinsip K3 6. Menggunakan dan merawat alat ukur 7. Membaca gambar/Job dengan benar (ukuran&toleransi) 8. Menentukan keperluan pekerjaaan 9. Mengoprasikan mesin 10. Memeriksa mesin sesuai spesifikasi b. Langkah kerja 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Pasang kepala pembagi pada mesin frais (pasang mengunakan baut) Setting kepala pembagi hingga center denggan meja frais Pasang bahan/material dengan mandril (cekam pada rotary table) Pasang pisau yang akan di gunakan pada mesin frais Setting nol antara pisau dengan benda kerja Jika sudah nol lakukan pemakan 0,3 mm dan jalankan meja ke arah kanan secara otomatis dan kembali ke kiri dengan tidak memakan benda kembali



lakukan pemakanan secara bertahap hingga masuk ukuran 2,5 mm 7. Jika sudah masuk ukuran 2,5 mm bebaskan pisau kemudian putar kepala pembagi kemudian lakukan pemakanan hingga 2,5 mm 8. Ulang proses no 6 dan 7 hingga sudah berbentuk roda gigi 9. Jika sudah selesai bersihkan benda kerja mengunakan kompresor, kemudian lepas benda kerja dari kepala pembagi kemudian rapikan mengunakan kikir kecil dan lepas benda kerja dari mandril. 2. Menggerinda sisi dan memoles benda yang selesai di las a. Persiapan 1. Pesiapkan benda kerja yang selesai di las 2. Persiapkan mesin gerinda tangan (gerinda amplas 3. Persiapkan mesin gerinda duduk (gerinda poles)



4. Menerapkan prinsip K3 5. Menggunakan mesin sesuai pekerjaan b. Langkah kerja 1. Gerinda sisi benda yang masih tajam 2. Lakukan penggerindaan secara satu arah (tangan kiri memegang benda, tangan 3. 4. 5. 6. 7.



kanan memegang gerinda) Lakukan dengan hati-hati dan teliti Setelah semua sisi benda digerinda, selanjutnya memoles bagian benda Bagian yang dipoles yaitu bagian yang ada bekas las-lasannnya Usahakan memoles secara satu arah Hati-hati dan teliti agar hasil nya lebih baik



BAB IV



PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan laporan Praktek Kerja Industri yang ditulis oleh penyusun, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : 1. Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi khususnya di bidang industri mendorong pula perkembangan peralatan permesinan pada PT. Pura Barutama Unit Engineering. 2. Mesin yang berada di workshop PT. Pura Barutama mempunyai tingkat efisiensi tinggi. 3. Mesin memiliki program yang canggih, sehingga sangat membantu operator dalam mengerjakan benda kerja yang sangat rumit bentuknya. 4. Perawatan mesin dilakukan operator setiap hari mulai dari pengecekan oli mesin sampai membersihkan sisa-sisa pembubutan dan kotoran yang menempel di mesin 5. Perawatan sangat penting di lakukan pada suatu mesin, karena selain mencegah kerusakan – kerusakan pada mesin juga akan meningkatkan output atau kualitas produksi Saran Dari hasil Praktek Kerja Industri di PT. Pura Barutama Unit Engineering selam tiga bulan, ada beberapa saran yang perlu penyusun sampaikan : a. Efisiensi kerja harus lebih ditingkatkan dengan menerapkan disiplin kerja yang baik. b. Agar efisiensi mesin tetap tinggi, maka jika terdapat peralatan atau spare part yang sudah rusak atau tidak layak lagi, agar secepatnya diganti. Agar pengopersian mesin lebih maksimal.



c. Bagi Siswa yang melakukan



Praktek



Kerja Industri



hendaklah



memanfaatkan waktu yang ada sebaik mungkin. Demikian yang bisa penyusun sampaikan. Semoga laporan Praktek Kerja Industri ini dapat berguna bagi pembaca pada khususnya dan bagi masyarakat kampus pada umumnya.



DAFTAR PUSTAKA Operating instructions DAEWOO PUMA 6HS, PT. Pura Barutama : Kudus MANUALplus DAEWOO PUMA 6HS, PT. Pura Barutama : Kudus http//www.daewoo.com www.wikipedia.com