PKL [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

METODE PELAKSANAAN KOLOM, BALOK, PLAT LANTAI PADA TOWER 1 LANTAI 23-25 PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN GRAND JATI JUNCTION JL.PERINTIS KEMERDEKAAN KOTA MEDAN



LAPORAN Ditulis untuk menyelesaikan Mata Kuliah Praktik Kerja Lapangan Semester V Pendidikan Program Diploma III Oleh:



DESI CHRISTINA NABABAN NIM 1405022019



MUSA SP SIANTURI NIM 1405021018



PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN MEDAN 2017



LEMBAR PENGESAHAN Yang bertanda tangan di bawah ini, Dosen pembimbing, Pembimbing PKL, dan Ketua Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan menyatakan bahwa laporan Praktik Kerja Lapangan dari: 1. DESI CHRISTINA NABABAN NIM 1405022019



2. MUSA SP SIANTURI NIM 1405021018



Dengan Judul: METODE PELAKSANAAN KOLOM, BALOK, PLAT LANTAI PADA TOWER 3 PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN GRAND JATI JUNCTION JL.PERINTIS KEMERDEKAAN KOTA MEDAN Telah selesai diperiksa dan dinilai oleh dosen pembimbing PKL. Medan, Januari 2017 Disahkan oleh: Dosen Pembimbing,



Pembimbing PKL,



SAMIRAN, S.ST, M.T



MURDI, Amd



NIP 19610918 199003 1 001



Ketua Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan,



Ir. Samsudin Silaen, M.T NIP 19620204 198903 1 002



KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dan penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan ini. Laporan Praktik Kerja Lapangan ini disusun berdasarkan hasil pengamatan penulis selama 1 (satu) bulan di lokasi proyek pembangunan apartemen Grand Jati Junction Jl. Perintis Kemerdekaan Medan. Laporan Kerja Praktek ini disusun dengan maksud untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program studi DIII Teknik Sipil, Politeknik Negeri Medan. Kerja Praktik merupakan pengalaman kerja yang didapat oleh mahasiswa di luar bangku kuliah sehingga selain mendapatkan ilmu teoritis, mahasiswa juga mendapatkan ilmu praktis di lapangan dan menambah wawasan tentang dunia Teknik Sipil. Tujuan Praktik Kerja Lapangan ini adalah untuk memperoleh pemahaman lebih lanjut mengenai Praktik dilapangan dari pengetahuan yang telah diperoleh selama perkuliahan. Dalam penyelesaian laporan ini penulis telah banyak memperoleh bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh sebab itu penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Bapak M. Syahruddin S.T., M.T. Direktur Politeknik Negeri Medan 2. Bapak Ir. Samsudin Silaen M.T. Ketua Jurusan Teknik Sipil, 3. Bapak Ir. Sudarto M.T. Kepala Program Studi D3 Teknik Sipil, 4. Bapak Samiran S.ST., M.T. Dosen Pembimbing Kerja Praktik yang dengan sabar membimbing penulis serta memberikan masukan-masukan bagi penulis dalam menyelesaikan laporan kerja praktik ini, 5. Bapak Murdi, Pembimbing lapangan yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penulis melakukan pengamatan di lapangan, 6. Staff dan pekerja yang terlibat dalama proyek pembangunan apartemen Grand Jati Junction medan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, 7. Bapak Drs. Daulat Panggabean S.T., M.T. Dosen Wali Kelas SI-5C,



JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



iv



8. Pihak-pihak yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama berada di tempat Praktik Kerja Lapangan (PKL) baik pihak kontraktor maupun pekerja, 9. Kedua Orangtua penulis yang senantiasa memberi dukungan dan doa yang tiada henti serta dukungan fasilitas dan financial kepada penulis, 10. Teman-teman yang ikut berpartisipasi dengan penulis dalam satu proyek, 11. Teman-teman SI-5C yang telah memberikan motivasi dan informasi dalam penyelesaian laporan.



Penulis sepenuhnya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis tidak menutup diri terhadap saran-saran dan kritikan yang dapat meningkatkan kemampuan dan pengetahuan penulis di masa yang akan datang. Semoga laporan ini bermanfaat bagi penuis dan semua pihak yang membaca laporan ini. Terimakasih.



Medan, Januari 2017



Penulis,



DESI CHRISTINA NABABAN NIM 1405022019



MUSA SP SIANTURI NIM 1405021018



JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



v



DAFTAR ISI



Lembar Kulit Luar



i



Lembar Kulit Dalam



ii



Lembar Pengesahan



iii



Kata pengantar



iv



Daftar isi



vi



Daftar Gambar



viii



Daftar Tabel



x



BAB I PENDAHULUAN



1



A. Tinjauan Umum PT Pembangunan Perumahan (Persero)Tbk



1



1. Sejarah Singkat Perusahaan/Tempat Praktik Kerja Lapangan



1



2. Visi dan Misi PT. Pembangunan Perumahan (Persero)Tbk



1



3. Nilai-Nilai Perusahaan (Coorporate Values)



2



4. Data umum proyek



3



5. Struktur Organisasi



4



B. Tujuan Praktek Kerja Lapangan.



5



C. Manfaat Praktik Kerja Lapangan



6



D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan



6



E. Jadwal Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan



6



BAB II PELAKSANAAN PKL



8



A. Pekerjaan Kolom



8



1. Marking kolom



8



2. Pembesian kolom



14



3. Pemasangan Bekisting Kolom



18



4. Pengecoran kolom



21



5. Pembongkaran bekisting kolom



23



B. Pekerjaan Balok dan Plat lantai



24



1. Pekerjaan bekisting Balok dan Pelat lantai JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



26 vi



2. Pekerjaan Tulangan



30



3. Pelaksanaan pengecoran plat lantai dan balok



35



4. Pekerjaan Pembongkaran Bekisting



43



BAB III PENUTUP



45



A. Simpulan



45



B. Komentar dan Saran



45



C. Kelemahan yang ditemui



47



D. Kelebihan yang ditemui



47



LAMPIRAN



48



JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



vii



DAFTAR GAMBAR



Gambar II.1.a gambar waterpass



8



Gambar II.1.b gambar theodolite



9



Gambar II.1.c gambar rambu ukur



9



Gambar II.1.d gambar sipatan



10



Gambar II.1.e gambar sikat untuk membersihkan area yang akan disipat



10



Gambar II.1.f gambar meteran



11



Gambar II.1.g gambar pensil



11



Gambar II.1.h gambar unting-unting



11



Gambar II.1.i gambar menentukan as pinjaman



12



Gambar II.1.j gambar as kolom yang sudah jadi



13



Gambar II.1.k gambar pada saat menancapkan patok kolom



13



Gambar II.2.a gambar kakaktua



14



Gambar II.2.b gambar bar bender



15



Gambar II.2.c gambar bar cutter



15



Gambar II.2.d gambar pemotong manual.



16



Gambar II.2.e pada saat membuat sengkang



16



Gambar II.2.f sengkang yang sudah dibuat



16



Gambar II.2.g tulangan kolom yang sudah dirakit.



17



Gambar II.2.h erection tulangan kolom precast



17



Gambar II.2.i tulangan kolom yang sudah dipasang.



18



Gambar II.3.a gergaji kayu



18



Gambar II.3.b martil



19



JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



viii



Gambar II.3.c meteran



19



Gambar II.3.d pemasangan bekisting pada kolom dengan menggunakan Tower Crane



20



Gambar II.3.e pengecekan besi kolom sebelum dicor



20



Gambar II.4.a Concrete Mixer



21



Gambar II.4.b Bucket



21



Gambar II.4.c pengecoran kolom



23



Gambar II.4.d mengecek ketegakan kolom setelah baru dicor



23



Gambar II.5.a flowchart pekerjaan Balok dan Plat Lantai



25



Gambar II.6.a pekerjaan bekisting Plat dan Balok



30



Gambar II.7.a beton decking untuk Selimut Beton



34



Gambar II.7.b pekerjaan penulangan plat Lantai dan Balok



34



Gambar II.7.c tulangan cakar ayam pada plat lantai



35



Gambar II.8.a pembersihan Area Cor Plat Lantai dan Balok



38



Gambar II.8.b pengujian test slump



38



Gambar II.8.c beton Ready Mix dialirkan melalui pompa kodok



39



Gambar II.8.d beton segar melalui pipa cor menuju area siap cor



39



Gambar II.8.e beton Segar Ready Mix dipadatkan dengan Mesin Vibrator



40



Gambar II.8.f permukaan beton diratakan dengan Ruskam Kayu



40



Gambar II.8.g mengecek ketebalan plat dengan mengggunakan Waterpass



41



Gambar II.8.h bola pembersih pipa cor dari beton



41



Gambar II.8.i proses membersihkan sisa beton pada pipa/tembak Bola



42



Gambar II.8.j keadaan lantai setelah dicor dan diratakan



42



Gambar II.9.a bekisting yang sudah dibongkar



44



JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



ix



DAFTAR TABEL



Tabel I.1 Tabel jadwal kegiatan praktik kerja lapangan



7



Tabel II.1 Bahan-bahan yang digunakan untuk pekerjaan bekisting



27



Tabel II.2 Jenis-jenis Tulangan pada Plat dan Balok



31



Tabel II.3 Alat dan bahan perakitan tulangan



32



Tabel II.4 Alat/Bahan untuk pengecoran balok dan plat lantai



36



Tabel II.5 Alat untuk pekerjaan pembongkaran bekisting pada plat lantai dan balok



43



JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



x



BAB I PENDAHULUAN



A. Tinjauan Umum PT Pembangunan Perumahan (Persero)Tbk 1. Sejarah Singkat Perusahaan/Tempat Praktik Kerja Lapangan Pembangunan Perumahan (Persero)Tbk, disingkat PT PP (Persero)Tbk namun lebih populer dipanggil PT PP atau PP saja, adalah salah satu BUMN yang bergerak di bidang perencanaan dan konstruksi bangunan (real estate). Perusahaan ini berdiri tanggal 26 Agustus 1953 dengan nama NV Pembangunan Perumahan. Namanya berganti menjadi PN Pembangunan Perumahan melalui Peraturan Pemerintah No 63 tahun 1960. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI no. 39 tahun 1971 statusnya berubah menjadi PT Pembangunan Perumahan (Persero). Bidang usaha utama BUMN ini adalah pelaksana konstruksi bangunan gedung dan sipil. PT PP juga mengerjakan bidang usaha terkait lainnya, seperti manajemen gedung, pengembangan properti. Sebagai perusahaan jasa konstuksi PT. PP (Persero)Tbk didirikan untuk berpartisipasi dalam pembangunan dibidang Jasa Konstruksi khususnya di Indonesia, yang sanggup bersaing secara nasional di era globalisasi. Di era globalisasi yang menimbulkan adanya kompetisi yang semakin ketat, khususnya dibidang Jasa Konstruksi, perusahaan perlu melakukan terobosan baru yang inovatif. Untuk itu perlu meningkatkan mutu perusahaan salah satunya PT. PP (Persero)Tbk, sehingga bisa menjadi perusahaan yang handal dan terdepan, dan akan berdampak bagi pemasaran perusahaan tersebut.



2. Visi dan Misi PT. Pembangunan Perumahan (Persero)Tbk VISI: Menjadi Perusahaan Konstruksi dan Investasi Terkemuka di Indonesia yang Berdaya Saing Internasional.



JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



1



MISI: 



Menyediakan Jasa Konstruksi Bernilai Tambah Tinggi untuk memaksimalkan Kepuasan Pelanggan







Meningkatkan Kapabilitas, Kapasitas dan Kesejahteraan Karyawan secara Berkesinambungan







Menyediakan Nilai Tambah yang Tinggi bagi semua Pemangku Kepentingan







Menciptakan sinergi Strategis dengan Mitra Kerja, Mitra Usaha dan Klien







Memberikan Kontribusi Positif terhadap Lingkungan dan Masyarakat melalui pengembangan Green Coorporation.



3. Nilai-Nilai Perusahaan (Coorporate Values) Dalam rangka mewujudkan Visi “Menjadi Perusahaan Konstruksi dan Investasi Terkemuka di Indonesia yang Berdaya Saing Internasional” serta menyikapi situasi kompetisi yang semakin keras, maka PT PP (Persero) Tbk mempunyai komitmen untuk menerapkan Good Coorperate Governance (GCG) atau tata kelola perusahaan yang baik. GCG akan berjalan dengan baik apabila seluruh insan di perusahaan ini memiliki nilai-nilai yang melekat pada diri masing-masing. Sebagai penyempurnaan dari budaya perusahaan yang telah ada, maka manajemen telah merumuskan nilai-nilai perusahaan yang disingkat dengan sebutan ”PPEDGES” terdiri dari; 1. Performance 



Efektif dalam bekerja







Tidak cepat puas dan selalu melakukan perbaikan







Selalu berusaha mewujudkan tujuan perusahaan



2. Professionalism 



Disiplin (tepat waktu, tepat janji, tertib)







Proaktif, gesit dan fleksibel







Tanggung jawab, taat hokum, taat peraturan dan taat kode etik perusahaan tanpa benturan kepentingan



3. Excellence 



Cermat dan teliti







Menghasilkan layanan/produk berkualitas tinggi







Selalu berusaha mencapai kinerja maksimal dengan memperhatikan Keselamatan Kerja dan Lingkungan JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



2



4. Determination 



Kerja keras (pantang menyerah dan tangguh)







Memiliki kebbulatan tekat dan kegigihan







Focus dalam bekerja dan tegas



5. Genuineness 



Berpikir inovatif dan kreatif







Jujur dan transparan







Memiliki pola pikir global dan kewirausahaan



6. Efficiency 



Efisien dalam bekerja







Peduli terhadap biaya



7. Satisfaction 



Bersyukur dan berjiwa besar







Fokus pada kepusan pelanggan







Toleransi, sopan santun dan saling hormat



4. Data umum proyek Saat ini PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk sedang menangani proyek pembangunan gedung. Nama Proyek : Apartemen Grand Jati Junction Medan Nilai Proyek : ± Rp 221.881.818.182,00. Alamat



: Jl. Perintis Kemerdekaan Komplek Jati Junction P3, Medan



( 20218 ), Indonesia. Pembangunan Gedung Apartemen Grand Jati Junction tersebut merupakan tahapan pembangunan 1 paket yaitu pekerjaan struktur. Proyek tersebut dilaksanakan melalui proses tender dan pelelangan yang dimenangkan oleh kontraktor Pelaksana PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. Dalam pelaksanaan pekerjaan pembangunan Apartemen Grand Jati Junction Medan yang dalam hal ini sebagai pihak owner PT. MAHARDIKA AGUNG LESTARI dan wakil dari owner diatas namakan Bpk. Henry Maknawi, diperlukan peran serta dari sebuah konsultan pengawas sebagai wakil owner di lapangan yang akan mengawasi setiap item pekerjaan – pekerjaan yang dikerjakan oleh kontraktor pelaksana. Konsultan yang ditunjuk dalam proyek pekerjaan pembangunan Apartemen JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



3



Grand Jati Junction adalah Konsultan Perencana Arsitektur PT. MEGATIKA INTERNATIONAL dan Konsultan Perencana Strukur PT. DACORAL Engineering International.



5. Struktur Organisasi Hubungan antar pihak-pihak dapat digambarkan dalam skema dibawah ini :



OWNER



PT. MAHARDIKA AGUNG LESTARI



KONSULTAN PERENCANA ARSITEKTUR



KONSULTAN PERENCANA STRUKTUR



PT. MEGATIKA INTERNATIONAL



PT. DACORAL Engineering International KONTRAKTOR PELAKSANA



PT. PEMBANGUNAN PERUMAHAN (PERSERO) Tbk



Gambar. Struktur Organisasi Proyek



= GARIS HUBUNGAN KONTRAKTUAL = GARIS HUBUNGAN KOORDINASI = GARIS HUBUNGAN STRUKTUAL



JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



4



Hubungan antar pihak pihak diatas dapat diartikan sebagai berikut : 1. Hubungan Struktural Hubungan ini adalah hubungan garis perintah dimana satu pihak berhak memberikan perintah dan pihak lain berhak melaksanakannya selama perintah itu sesuai dengan peraturan yang berlaku. 2. Hubungan Kontraktual Hubungan ini adalah hubungan kontrak dimana pihak-pihak di atas telah membuat perjanjian sesuatu hal dan dengan ketentuan-ketentuan yang tercantum di dalam masing-masing kontrak. Dalam hal ini masing-masing pihak harus menjalankan tugasnya sesuai isi perjanjian dan akan mendapat haknya sesuai yang dijanjikan dalam kontrak. 3. Hubungan Koordinasi Hubungan ini adalah hubungan kerja sama antara pihak-pihak yang memiliki hubungan kerja, dalam hal ini hubungan koordinasi itu terjadi antara pihak konsultan perencana dengan pihak konsultan pengawas. Mereka dapat melakukan kerjasama dalam menyelesaikan masalah-masalah yang mungkin terjadi di lapangan.



B.Tujuan Praktek Kerja Lapangan. Tujuan Umum: Agar



mahasiswa



mengetahui



dan



menghayati



proses



pelaksanaan



suatu



kegiatan



proyek/industri konstruksi sehingga memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas sehingga dapat mempersiapkan diri dalam mengisi kebutuhan pada dunia industri, dan diharapkan akan menjadi tenaga pelaksana proyek yang handal.



Tujuan Khusus: 1. Agar mahasiswa dapat menjelaskan proses pelaksanaan proyek/industri konstruksi 2. Agar mahasiswa dapat menjelaskan pembagian tugas (job description) semua personal yang terlibat dalam pelaksanaan proyek/industri konstruksi 3. Agar mahasiswa dapat menerapkan kemampuannya di proyek/industri konstruksi sesuai dengan kemampuan yang diperoleh selama kuliah JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



5



4. Agar mahasiswa dapat melaksanakan tugas yang diberikan oleh proyek industri sesuai dengan target mutu dan ketelitian yang diperlukan 5. Agar mahasiswa dapat membuat laporan PKL dengan baik dan sesuai dengan tata cara penulisan ilmiah.



C. Manfaat Praktik Kerja Lapangan 1. Menambah pengetahuan tentang pengaplikasian teori di lapangan 2. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang pelaksanaan proyek di lapangan 3. Menambah pengetahuan tentang tata cara penulisan laporan 4. Menambah keterampilan dalam penguasaan pekerjaan 5. Penulis sendiri dapat menambah pengetahuan dan pengalaman agar mampu melaksanakan pekerjaan yang sama kelak setelah bekerja atau terjun langsung ke lapangan 6. Pembaca laporan ini dapat menjadikan referensi atau masukan ketika mendalami topik atau permasalahan yang sama.



D. Ruang Lingkup Mengingat luasnya ruang lingkup dan permasalahan mengenai pelaksanaan pembangunan suatu gedung khususnya Apartemen Ekslusif Grand Jati Junction Medan, dan keterbatasan waktu untuk menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini maka penulis membatasi masalah hanya pada : 1.



Teknik penulangan balok, kolom dan pelat dilapangan.



2.



Teknik penghitungan kebutuhan bahan dan perhitungan



3.



Teknik penghitungan kubikasi atau volume suatu item pekerjaan.



E. Jadwal Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Praktik Kerja Lapangan dimulai pada minggu keempat semester V dan dilaksanakan selama satu bulan, yang dimulai pada tanggal 03 Oktober 2016 hingga berakhir pada tanggal 29 Oktober 2016. Praktik kerja Lapangan dilaksanakan dari hari senin sampai dengan hari sabtu setiap minggunya, dimana mulai pukul 09.00 s/d 17.00 WIB. Terkadang juga Praktik Kerja Lapangan ini juga dilaksankan pada malam hari (lembur) dimana mulai pukul 20.00 malam s/d pukul 07.00 WIB pagi. Hal tersebut dilaksanakan dengan alasan dimana adanya uraian pekerjaan yang mengharuskan untuk dikerjakan pada malam harim seperti Pengecoran. Bimbingan dan asistensi laporan dilakukan dengan dosen pembimbing Praktik Kerja Lapangann yakni Bapak Samiran, S.ST.,M.T.



JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



6



Tabel I.1 tabel jadwal kegiatan praktik kerja lapangan



KEGIATAN



NO



I 1



Mencari tempat PKL



2



Mengurus surat PKL



3



Pelaksanaan PKL



4



Pembuatan laporan



5



Ujian



pertanggung



Oktober



November



Minggu ke:



Minggu ke:



II



III



IV



I



II



III



dst



IV



jawaban



laporan PKL 6



Revisi laporan PKL



7



Pengumpulan laporan PKL



JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



7



BAB II PELAKSANAAN PKL



A. Pekerjaan Kolom 1. Marking kolom Marking adalah salah satu item pekerjaan surveyor di lapangan yang sering kali dibutuhkan pada setiap pekerjaan struktur dan arsitektur, dan juga sebagai panduan dilapangan untuk memplot gambar dan ukuran pasangan dinding unit dan gambar kerja ke lantai kerja. Dimaksimalkan agar setiap pekerjaan atau pemasangan sesuai dengan gambar kerja yang telah ada sebelumnya. Dalam bentuk desain, ukuran, penempatan ruang secara presisi bisa dicapai. a. Peralatan yang dibutuhkan dalam melaksanakan marking secara umum adalah: 1. Waterpass atau Theodolit Waterpass (penyipat datar) adalah suatu alat ukur tanah yang dipergunakan untuk mengukur beda tinggi antara titik-titik saling berdekatan. Beda tinggi tersebut ditentukan dengan garis-garis visir (sumbu teropong) horizontal yang ditunjukan ke rambu-rambu ukur yang vertical. Theodolite adalah instrument / alat yang dirancang untuk pengukuran sudut yaitu sudut mendatar yang dinamakan dengan sudut horizontal dan sudut tegak yang dinamakan dengan sudut vertikal. Dimana sudut – sudut tersebut berperan dalam penentuan jarak mendatar dan jarak tegak diantara dua buah titik lapangan.



Gambar II.1.a gambar waterpass



JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



8



Gambar II.1.b gambar theodolite 2. Rambu ukur Rambu ukur erat kaitannya dengan waterpass dan theodolite. Ukuran lebarnya 4 cm, panjang antara 3m-5m pembacaan dilengkapi dengan angka dari meter, desimeter, sentimeter, dan milimeter. Umumnya dicat dengan warna merah, putih, hitam, kuning. Rambu ukur diperlukan untuk mempermudah/membantu mengukur beda tinggi antara garis bidik dengan permukaan tanah.



Gambar II.1.c gambar rambu ukur 3. Sipatan lengkap dengan benang dan tinta hitam Sipatan merupakan salah satu alat yang digunakan dalam hal pengukuran atupun marking. Guna sipatan adalah untuk memberi tanda terhadap hal yang telah diukur, seperti halnya dalam memberi tanda terhadap elevasi pinjaman satu meter lantai, dan juga dalam membuat as gedung setelah plat lantai telah dicor, dam masih abnyak kegunaan lainnya sesuai dengan kebutuhannya pada saat dilapangan. Sipatan merupakan bahasa pengukuran yang digunakan untuk memberi tanda pada bangunan dengan level tertentu. Biasanya untuk menentukan pinjaman 1 m pada kolom. JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



9



Pekerjaan sipatan bisa menggunakan alat waterpass kemudian diberi tanda atau marking menggunakan benang yang diberi tinta hitam. Benang sipatan



Tinta hitam



Gambar II.1.d gambar sipatan 4. Sikat untuk membersihkan beton sebelum disipat Dalam menyipat perlu adanya sikat. Biasanya dilapangan adanya serpihan-serpihan hasil pengecoran yang mengakibatkan permukaan yang akan disipat terlihat kurang bersih akibat tumpakan dari serpihan-serpihan beton setelah pengecoran, dan juga serpihan dari material lainnya. Untuk itu sebelum menyipat maka diperlukan sikat untuk membersihkan serpihan-serpihan



dari material



tersebut. sikat Serpihan beton



Gambar II.1.e gambar sikat untuk membersihkan area yang akan disipat



5. Meteran Meteran juga dikenal sebagai pita ukur atau tape atau bisa disebut juga sebagai Rollmeter ialah alat ukur panjang yang bisa digulung, dengan panjang 25 – 50 meter. Meteran ini sering digunakan oleh tukang bangunan atau pengukur lebar jalan. Ketelitian pengukuran dengan rollmeter hingga 0,5 mm.



JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



10



Gambar II.1.f gambar meteran 6. Pensil Dalam pengukuran ataupun marking perlu adanya pensil, hal ini sangat dibutuhkan seperti halnya dalam memberi tanda. Contoh; pada saat membuat elevasi pinjaman satu meter lantai terhadap kolom, pada saat dibidik menggunakan alat sipat datar ditandai dengan menggunakan pensil. Hal tersebut dilakukan untuk memudahkan dalam menyipat kolom tersebut dengan menggunakan alat penyipat.



Gambar II.1.g gambar pensil 7. Unting-unting Unting-unting untuk mengukur ketegakan kolom, dan alat lainnya menyesuaikan kebutuhan dilapangan sesuai dengan kebutuhan dalam hal marking di lapangan.



Gambar II.1.h gambar unting-unting JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



11



b. Langkah-langkah kerja dalam marking kolom Pada proyek apartement kolom yang digunakan ada dua bentuk, yaitu kolom yang berbentuk silinder dan kolom yang berbentu persegi. Prosedur pelaksanaan kolom dalam proyek ini secara keseluruhan sama, meskipun dimensi dan jumlah tulangan pada masing-masing tipe kolom berbedabeda. Pada proyek Grand Jati Junction ini seluruhnya menggunakan kolom berbentuk persegi. Langkah teknis pekerjaan marking kolom adalah sebagai berikut: 1) Penentuan As kolom Dalam penentuan as kolom melakukan pengukuran dan membuat tanda pada hasil pengukuran tersebut. Titik-titik dari as kolom dapat diperoleh dari hasil pengukuran dan tanda yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut. Hal ini disesuaikan juga dengan gambar kerja yang telah direncanakan. Cara menentukan as kolom secara umum membutuhkan alat-alat seperti: theodolite atau waterpass, meteran, tinta, sipatan, dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan. Proses pelaksanaan: (a) Menentukan as kolom dengan menggunakan Theodolite ataupun waterpass berdasarkan shop drawing dengan menggunakan acuan yang te;lah ditentukan bersama dari titik BM (Bench Mark) (b) Setelah hal tersebut kemudian membuat as kolom dari garis pinjaman (c) Kemudian melakukan pemasangan patok as bangunan/kolom (tanda berupa garis dari sipatan)



Gambar II.1.i gambar menetukan as pinjaman



JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



12



Gambar II.1.j gambar as kolom yang sudah jadi. 2) Membuat patok kolom Dalam pekerjaan kolom setelah marking kolom, perlu adanya pembuatan patok kolom. Hal ini bertujuan untuk memberi batas dan juga menandai ukuran kolom supaya mudah dalam memasang bekisting nantinya. Dalam proyek Grand Jati kali ini patok yang digunakan dalam menandai adalah menggunakan besi tulangan berdiamter 10 mm. Hal ini digunakan supaya patok tersebut bisa tertancap kebeton, dan juga kuat. Menancapkan patok ini perlu adanya martil ataupun godam sebagai alat pemukul supaya patok tersebut bisa tertancap ke beton.



Gambar II.1.k gambar pada saat menancapkan patok kolom



JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



13



2. Pembesian kolom Pembesian kolom adalah salah satu uraian pekerjaan konstruksi yang dalam pekerjaan ini biasanya sangat membutuhkan ketelitian dalam memperhatikan mulai dari gambar kerja hingga mengetahui bagaimana bentuk atau pun pola pembesian yang akan digunakan. Dalam proyek Grand Jati Junction ini menggunakan beberapa jenis besi tulangan. Beberapa diantaranya adalah BJTS (Baja Tulangan Sirip) atau umumnya sering disebut dengan Besi Ulir, dengan diameter 10mm, 16mm, 19mm, 22mm, dan ukuran lainnya sesuai dengan kebutuhannnya dilapangan. Dalam pembesian kolom pada proyek Grand Jati Junction kali ini menngunakan BJTS ϕ10 untuk sengkang, dan untuk tulangan utamanya menggunakan beberapa jenis besi tulagan sesuai dengan kebutuhan mulai dari BJTSϕ16, BJTSϕ19, BJTSϕ22. a. Peralatan yang dibutuhkan dalam pembesian kolom secara umum adalah; 1. Kakaktua Dalam merakit tulangan, perlu adanya pengikat yang berfungsi untuk menyatukan besi tulangan yang satu ke besi tulangan yang lainnya, seperti untuk menyatukan begel tulangan dengan tulangan utamanya. Dalam pengerjaannya membutuhkan kakaktua sebagai alat untuk membengkokkan kawat pada saat mengikat tulangan tersebut.



Gambar II.2.a gambar kakaktua 2. Bar bender Bar bender adalah alat bantu proyek yang digunakan untuk membengkokkan besi tulangan ulir. Bar bender sangat membantu tukang besi dalam membengkokkan sehingga produktivitas tukang lebih meningkat. Alat ini menggunakan bantuan trafo listrik dengan daya listrik yang lumayan tinggi.



JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



14



Gambar II.2.b gambar bar bender



3. Bar cutter Bar cutter adalah alat bantu proyek yang digunakan untuk memotong besi tulangan ulir yang berukuran besar seperti D10,D16, D19, D22, D25 dan sebagainya. Seperti bar bender, alat ini ada juga menggunakan energi listrik untuk menggerakkan motoriknya.



Gambar II.2.c gambar bar cutter 4. Alat pemotong manual Alat pemotong manual besi sering juga disebut dengan istilah kakaktua yang berukuran besar di lapangan. Alat pemotong ini biasanya akan digunakan untuk memotong tulangan dalam skala kecil, dan juga digunakan untuk meamotong tulangan yang relatif memiliki diameter dibawah D22. Keuntungan alat pemotong ini adalah bisa memotong tulangan yang telah dirakit, jika terjadi kesalahan terhadap tulangan tersebut, dan mengharuskan untuk dipotong.



JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



15



Gambar II.2.d gambar pemotong manual.



b. Langkah-langkah kerja dalam pembesian kolom; 1) Perakitan tulangan Dalam proyek Grand Jati Junction kali ini, pembesian tulangan atau perakitan tulangan kolom dilakukan secara terpisah. Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam melakukan proses pengerjaannya. Sehingga peembesian atau perakitan tulangan kolom dalam proyek ini adalah precast. Berikut uraian proses perakitan tulangan kolom; (a) Dalam merakit tulangan perlu adanya gambar kerja, sehingga adanya panduan dalam merakit tulangan. (b) Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama. Sebelum pemasangan sengkang, terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan dengan menggunakan kapur. (c) Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan utama dengan sengkang diikat oleh kawat dengan system silang.



Gambar II.2.e pada saat membuat sengkang



Gambar II.2.f sengkang yang sudah dibuat



JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



16



Gambar II.2.g tulangan kolom yang sudah dirakit. 2) Pemasangan tulangan kolom (a) Setelah tulangan selesai dirakit, untuk besi tulangan precast diangkut dengan menggunakan Tower Crane ke lokasi pemasangan (b) Di lokasi pemasangan perlu adanya kurang lebih tiga orang pekerja untuk memasang tulangan kolom precast tersebut (c) Agar besi tulangan kolom bisa berdiri tegak dan tidak melendut, maka diberi penyokong dengan menggunakan tulangan. (d) Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton decking sesuai dengan ketentuan. Beton decking ini berfungsi sebagai selimut beton.



Gambar II.2.h erection tulangan kolom precast



JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



17



Gambar II.2.i tulangan kolom yang sudah dipasang.



3. Pemasangan Bekisting Kolom Bekisting kolom adalah cetakan yang digunakan pada kolom pada saat kolom tersebut akan dicor. Bekisting kolom juga akan dibuka ketika beton kolom tersebut telah mengeras. Bekisting pada proyek Grand Jati Junction kali ini adalah terbuat dari kayu. Tebal kayu bekisting yang digunakan adalah berukuran 3cm. Pemasangan bekisting kolom dilaksanakan apabila pelaksanaan pembesian tulangan telah selesai dilaksanakan. a. Peralatan yang digunakan secara umum; 1. Gergaji Gergaji adalah salah satu alat dalam ilmu monstruksi dimana perkakas berupa besi tipis bergigi tajam yang digunakan untuk memotong atau pembelah kayu atau benda lainnya.



Gambar II.3.a gergaji kayu 2. Martil Martil adalah salah satu alat dalam dunia konstruksi yang diganakan untuk manancapkan paku. Biasanya martil terbuat dari besi.



JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



18



Gambar II.3.b martil 3. Mesin pemotong Mesin pemotong adalah salah satu alat yang digankan dalam pekerjaan konstruksi, dimana alat pemotong ini fugsinya sama dengan gergaji. Alat ini menggunakan tenaga listrik sehingga memudahkan dalam pekerjaan, dan waktu yang digunakan dalam pemotongan bekisting relatif terjangkau, dan memudahkan dalam melakukan pekerjaan konstruksi. 4. Meteran Meteran merupakan salah satu alat ukur yang digunakan untuk menentukan ukuran pada benda yang akan diberi ukuran.



Gambar II.3.c meteran



b. Berikut ini adalah uraian mengenai proses pembuatan bekisting kolom; 1) Terlebih dahulu membersihkan area kolom dan marking posisi bekisting kolom. Hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam memasang bekisting nantinya pada kolom. 2) Membuat garis pinjaman dengan menggunakan sipatan dari as kolom sebelumnya sampai dengan kolom berikutnya dengan biasanya berjarak 1m dari masing-masig as kolom.



JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



19



3) Setelah garis pinjaman selesai dibuat, lalu membuat tanda kolom pada lantai sesuai dengan dimensi kolom yang akan dibuat, tanda ini berfungsi sebagai acuan dalam penempatan bekisting kolom. 4) Kemudian marking sepatu kolom sebagai tempat bekisting. 5) Bekisting kolom diangkut dengan menggunakan Tower Crane, dan memasangnya pada tulangan kolom yang telah berdiri. 6) Ditulangan utama atau tulangan sengkang dipasang sepatu kolom. 7) Lalu kelurusan bekisting kolom diatur dengan menggunakan push pull. 8) Setelah tahapan tersebut diatas kemudian kolom siap dicor.



Gambar II.3.d pemasangan bekisting pada kolom dengan menggunakan Tower Crane



Gambar II.3.e pengecekan besi kolom sebelum dicor.



JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



20



4. Pengecoran kolom Pengecoran adalah merupakan tahap puncak dari salah satu uraian pekerjaan dalam pekerjaan kontruksi. Pengecoran akan dilakukan apabila telah melakukan cecking terhadap hal yang akan dicor. a. Peralatan yang digunakan dalam pengecoran kolom secara umum adalah sebagai berikut: 1. Concrete mixer Concrete mixer adalah alat yang mengangkut beton pada saat pengecoran dari batching plan. Pada saat pengecoran alat ini akan menuangkan langsung kealat pengecoran lainnya seperti bucket.



Gambar II.4.a concrete mixer



2. Bucket Concrete bucket adalah tempat pengangkutan beton dari truck mixer concrete sampai ke tempat pengecoran. Setelah dilakukan pengetesan slump dan telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan, maka beton dari truck mixer concrete dituangkan kedalam Concrete bucket, kemudian pengangkutan dilakukan dengan bantuan tower crane.



Gambar II.4.b bucket JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



21



3. Vibrator Vibrator adalah alat penggetar yang digunakan pada saat melakukan pengecoran. Vibrator digunakan pada saat pengecoran adalah untuk mempermudah beton masuk kedalam bekisting, dan sehingga pengecoran beton akan merata, dan ketika bekisting dibuka setelah beton mengeras tidak ada yang kopong.



b. Langkah pekerjaan pengecoran adalah sebagai berikut; 1) Persiapan pengecoran (a) Sebelum dilaksanakannya pengecoran kolom, terlebih dahulu melakukan pengecekan terhadap kolom yang akan dicor, seperti banyaknya tulangan yang digunakan pada kolom tersebut, serta mengecek jarak-jarak begel pada kolom tersebut, pada lokasi tumpuan maupun lapangan. (b) Kolom yang akan dicor harus dipastikan benar-benar bersih dari kotoran agar tidak membahayakan konstruksi dan menghindari kerusakan beton.



2) Pelaksanaan pengecoran Pengecoran dilakukan dengan menggunakan bucket cor yang dihubungkan dengan pipa tremi dengan kapasitas bucket sampai 0.9m3. Bucket tersebut diangkut dengan menggunakan Tower Crane untuk memudahkan pengerjaan. Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu beton. Terjadinya segregasi karena dipengaruhi oleh penggetaran yang berlebihan juga. Selama proses pengecoran berlangsung, dilakukan pemadatan dengan menggunakan vibrator. Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga-rongga udara serta mencapai pemadatan yang maksimal, yang tentunya berpengaruh pada mutu beton.



JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



22



Gambar II.4.c pengecoran kolom



Gambar II.4.d mengecek ketegakan kolom setelah baru dicor



5. Pembongkaran bekisting kolom Dalam pembongkaran bekisting kolom, terlebih dahulu harus menunggu beton sampai beton tersebut betul-betul mengeras dan cukup umur untuk dibongkar dan bukan hanya itu saja, suhu beton juga perlu diperhatikan. Ketika suhu beton yang sudah dicor telah memungkinkan untuk dibongkar maka akan dilakukan pembongkaran. Pada proyek grand Jati Junction, untuk mempercepat proses pengerasan beton, adanya bahan tambah (admixture), bahan tambah yang digunkan adalah sika.



JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



23



Dengan ditambahkannya sika pada campuran adukan beton pada saat akan melakukan pengecoran maka beton tersebut akan cepat mengeras kurang lebih 30 menit setelah dicor. Jika beton tersebut telah mengeras dan suhunya telah memenuhi untuk dibongkar maka akan dilakukan pembongkaran.



a. Langkah-langkah pembongkaran bekisting kolom; 1) Dalam pembongkaran bekisting, suhu kolom dicek dengan menggunakan thermometer infrared. 2) Setelah suhu beton dalam cetakan telah mencapai rentang antara 40 derajat celcius hingga 42 derajat celcius maka bekisting kolom tersebut dapat dibuka. Jika suhu beton dalam bekisting tersebut dibawah 40 derajat celcius maka cetakan kolom belum dapat dibbuka. 3) Membuka bekisting kolom tersebut dilakukan dengan adanya bantuan tower crane, hal ini digunakan karena dalam pembongkaran akan menghemat waktu dan akan memudahkan pembongkaran bekisting kolom.



B. Pekerjaan Balok dan Plat lantai Pekerjaan balok dan plat lantai dilakukan pengukuran di lapangan bersamaan dengan persiapan bekisting dan persiapan tulangan dan dilakukan pabrikasi, kemudian hasil pengukuran dilapangan di cek dengan gambar apakah sudah sesuai apabila tidak sesuai dilakukan kembali pengukuran dan apabila telah sesuai dilakukan pemasang bekisting dan kembali di cek apakah bekisiting tersebut telah sesuai atau belum, apabila belum sesuai dilakukan perbaikan pada bekisting dan apabila telah sesuai dengan rencana dilanjutkan dengan pemasangan besi tulangan dan di setelah di pasang pembesian di lakukan pengecekan pada tulangan apakah sudah sesuai dengan rencana atau tidak, apabila dilanjutkan



tidak sesuai besi dilakukan perbaikan dan apabila sudah sesuai dengan rencana



dengan



pekerjaan



pembersihan,



dan



setelah



bersih dilakukan pengecoran, dan



dilanjutkan dengan pekerjaan curing, setelah umur mencukupi bekisting di bongkar. Rangkaian pekerjaan balok dan plat lantai dapat dilihat pada diagram.



JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



24



Gambar II.5.a Flowchart Pekerjaan Balok dan Plat Lantai



Pekerjaan plat merupakan pekerjaan beton bertulang dengan bidang arah horizontal dengan beban yang bekerja tegak lurus pada struktur tersebut. Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, merupakan lantai tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang lain. Plat lantai didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan. Ketebalan plat lantai ditentukan oleh: 



Besar lendutan yang diinginkan







Lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung







Bahan konstruksi dan plat lantai Beban yang bekerja diperhitungkan terhadap beban mati maupun beban hidup yang



mengakibatkan terjadinya momen lentur.



JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



25



Pekerjaan balok merupakan pekerjaan beton bertulang yang direncanakan untuk menahan tegangan tekan dan tegangan tarik yang diakibatkan oleh beban lentur. Balok merupakan bagian struktur bangunan yang kaku dan dirancang untuk menanggung dan mentransfer beban menuju elemen-elemen kolom penopang. Dimensi ukuran balok pada pembangunan gedung akademik 1 sangat beragam, disesuaikan dengan keperluan. Pekerjaan balok dan plat pada pembangunan Apartemen Grand jati junction dilaksanakan secara bersamaan. Detail dan dimensi plat lantai dan balok terlampir pada lampiran. Pekerjaan plat lantai dan balok meliputi bekisting, pekerjaan pemasangan tulangan, pekerjaan pengecoran dan pekerjaan pembongkaran bekisting.



1. Pekerjaan bekisting Balok dan Pelat lantai Pekerjaan bekisting dilaksanakan setelah pekerjaan marking selesai. Tahapan pada pekerjaan marking ini telah dilaksanakan sebelum praktek kerja lapangan. Pekerjaan bekisting merupakan tahapan pekerjaan sebelum pekerjaan pengecoran. Bekisting sendiri berfungsi sebagai wadah atau cetakan untuk beton. Pekerjaan bekisting pada plat dan balok menggunakan sistem semi modern. Sistem semi modern



ini



terlihat



dengan



adanya



pemakaian



plywood



dan scaffolding.



Pekerjaan bekisting dibagi kedalam dua kategori, diantaranya:  Bekisting Bekisting pada pembangunan proyek ini menggunakan plywood dengan ukuran dan ketebalan yaitu 12 mm. Plywood yang digunakan memiliki penggunaan berkisar 8-9 kali pemakaian untuk bekisiting. 



Perancah



Perancah atau pendukung acuan pada bekisting plat dan balok menggunakan scaffolding. Scaffolding merupakan rangkaian dari besi yang kokoh menahan beban sendiri, beban bekisting, beban tulangan, beban beton dan beban hidup lain diatasnya.



JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



26



Tabel II.1 Bahan-bahan yang digunakan untuk pekerjaan bekisting diantaranya: Gambar



Alat/Bahan U-head



Fungsi Sebagai penyimpan balok suri-suri.



Join pin



Untuk



penyambung



antar



main frame atau antara main frame dengan jack base



Cross brace



Sebagai



pengaku



dan



pengikat antar main frame



Main frame



Bagian



utama



scaffoldinig



sebagai penyalur beban dari atas ke jack base



Jack base



Sebagai kaki/pondasi Scaffolding



JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



27



Meteran



Untuk mengukur berbagai pengukuran pada pekerjaan bekisitng



Plywood 12



Sebagai acuan atau penahan langsung berat beban, tulangan



mm



dan berat beton segar



Paku



Sebagai pengaku dan penyambung antar plywood



Suri-suri sistem Sebagai penopang acuan dan penyalur beban dari plywood ke u-head



Hollow



Sebagai penopang acuan dan penyalur beban dari plywood ke u-head



Pensil,pena,



Sebagai pemberi tanda pada



spidol



Bekisting



JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



28



Gergaji kayu



Sebagai pemotong plywood maupun



material



kayu



lainnya



Martil



Sebagai pemberi tumbukan pada benda kerja



Tahapan pekerjaan bekisting untuk plat dan balok ialah: a. Memasang jack base yang berfungsi sebagai penyangga utama untuk tetap menjaga mainframe berdiri dengan kokoh menahan beban yang dipikul. Penggunaan jack base sebagai pengatur ketinggian/ elevasi scaffolding sesuai ketinggian yang telah direncanakan. b. Memasang



mainframe



sebagai



struktur



utama



dari scaffolding itu



sendiri. c. Memasang cross brace sebagai pengaku dan pengikat antar mainframe untuk menjaga struktur scaffolding tetap kokoh dan berdiri tegak. d. Memasang u-head jack sebagai penyangga balok suri- suri. Selain itu u-head juga berfungsi untuk mengatur ketinggian struktur balok yang akan direncanakan. e. Pasang suri-suri sistem dan pasang hollow diatas balok suri. f. Memasang plywood sebagai cetakan untuk beton segar. keadaan bekisting yang telah terpasang di lapangan terlihat pada Gambar II.7.a



JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



29



Gambar II.6.a Pekerjaan Bekisting Plat dan Balok



Tahapan pekerjaan beksiting ini sangat perlu diperhatikan karena berdampak lansung pada pekerjaanpekerjaan lainnya. Persyaratan pekerjaan beksiting menurut Dinas Pekerjaan Umum yang harus dipenuhi ialah: 



Syarat Kekuatan, yaitu bagaimana material bekisting seperti balok kayu tidak patah ketika menerima beban yang bekerja.







Syarat Kekakuan, yaitu bagaimana meterial bekisting tidak mengalami perubahan bentuk/deformasi yang berarti, sehingga tidak membuat struktur sia-sia.







Syarat Stabilitas, yang berarti bahwa balok bekisting dan tiang/perancah



tidak



runtuh



tiba-tiba akibat gaya yang bekerja. Selain itu, perencanaan dan disain bekisting harus memenuhi aspek bisnis dan teknologi sehingga pertimbangan-pertimbangan di bawah ini setidaknya harus terpenuhi: 



Ekonomis,







Kemudahan dalam pemasangan dan bongkar,







Tidak bocor.



2. Pekerjaan Tulangan Pekerjaan tulangan merupakan pekerjaan yang meliputi pekerjaan pemotongan, hingga pekerjaan perakitan baik itu pekerjaan tulangan yang dirakit ditempat lansung maupun ditempat lain. Tulangan merupakan salah satu bahan beton bertulang yang berfungsi sebagai penahan gaya tarik pada struktur balok maupun plat. Pekerjaan tulangan plat lantai



dan



balok



menggunakan sistem perakitan di tempat los besi, dan selanjutnya diangkut ketempat proyek menggunakan tower crane,untuk tulangan balok dapat terliahat pada Tabel 2.1 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



30



Tabel II.2 Jenis-jenis Tulangan pada Plat dan Balok NO



JENIS BALOK



TULANGAN ATAS



TULANGAN BAWAH



SENGKANG



TUMPUAN



LAPANGAN TUMPUAN LAPANGAN TUMPUAN



LAPANGAN



1 B1-2C (300x700)



7d25



4d25



4d25



5d25



1,5d10-100



d10-200



2 B1-4C (300x700)



10d25



10d25



10d25



10d25



1,5d10-100



d10-200



3 B3-1C (300x600)



4d22



3d22



3d22



4d22



1,5d10-100



d10-200



4 B3-2 (300x600)



6d22



4d22



4d22



5d22



d10-100



d10-200



5 B3-5 (300x600)



7d25



4d25



4d25



5d25



d10-100



d10-200



6 B3-5A (300x600)



7d25



4d25



4d25



5d25



d10-150



d10-100



7 B3-6 (300x600)



8d25



5d25



5d25



6d25



d10-100



d10-200



8 B3-6B (300x600)



8d25



5d25



5d25



6d25



d10-100



d10-200



9 B3-8 (300x600)



7d22



3d22



4d22



4d22



d10-100



d10-200



10 B4-1 (300x500)



3d19



2d19



2d19



3d19



d10-100



d10-200



11 B4-2 (300x500)



5d22



2d22



3d22



3d22



d10-100



d10-200



12 B4-5 (300x500)



4d25



4d25



4d25



4d25



d10-100



d10-200



13 B5-8 (250x550



4d22



3d22



4d22



6d22



d10-100



d10-200



14 B6-6 (250x500)



3d22



3d22



3d22



3d22



d10-100



d10-200



15 B7-2 (200x400)



5d19



2d19



3d19



2d19



d10-100



d10-200



16 B4-6 (300x500)



4d22



3d22



3d22



3d22



d10-100



d10-200



17 B6-1 (250x500)



3d19



2d19



2d19



3d19



d10-100



d10-200



18 B6-6 (250x500)



3d22



3d22



2d22



3d22



d10-100



d10-200



19 B10 (400x750)



14d25



4d25



7d25



8d25



1,5d10-100



1,5d10-200



20 B4-7 (300x500)



7d22



3d22



4d22



4d22



d10-100



d10-200



21 B6-5 (250x500)



6d22



3d22



4d22



6d22



d10-100



d10-200



22 B6-8 (250x500)



4d19



3d19



3d19



4d19



d10-100



d10-200



23 B12-2 (400x600)



12d25



12d25



12d25



12d25



1,5d10-100



1,5d10-200



24 B7-1 (200x400)



3d16



2d16



2d16



3d16



d10-100



d10-200



25 B4-3 (300x500)



6d22



2d22



3d22



3d22



d10-100



d10-200



26 B5-8 (250x550)



5d22



3d22



4d22



5d22



d10-100



d10-200



27 B4-3C (300x500)



6d22



2d22



3d22



3d22



d10-100



d10-200



JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



31



Tabel II.3 Alat dan bahan perakitan tulangan



Gambar



Alat/Bahan



Fungsi



Baja



Sebagai penahan gaya tarik



Tulangan



pada konstruksi beton bertulang pada balok



Ulir



Kawat



Sebagai



Bendrat



Tulangan



pengikat



antar



Kakatua/gegep Sebagai pengikat untuk pemasangan kawat bendrat



Bar cutter



Mesin untuk memotong Tulangan/besi



Meteran



Untuk melakukan pengukuran pada pekerjaan tulangan



JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



32



Tipex



Sebagai penanda untuk pemotongan baja tulangan



Tulangan



Terbuat dari baja tulangan



cakar ayam



ulir yang berfungsi menjada ketinggian dan elevasi plat



Beton



Sebagai penanda untuk



decking



selimut beton pada plat



Gunting



Untuk memotong tulangan



pemotong



secara manual



tulangan



Bar tander



Sebagai pembengkok Tulangan



Pada bagian bawah plat dipasang beton decking untuk patokan selimut beton pada plat lantai, seperti terlihat pada gambar II.8.a



JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



33



Gambar II.7.a Beton Decking untuk Selimut Beton Sedangkan pada balok menggunakan sistem penulangan tumpuan dan lapangan. Panjang tulangan pada tumpuan yaitu sebesar ¼ panjang bentang. Tahapan pekerjaan pemasangan tulangan balok meliputi: a. Persiapan bahan dan pemotongan tulangan sesuai gambar kerja yang diperoleh di los besi b. Pembengkokan tulangan berdasarkan data bbs dan panjang yang telah ditentukan c.



Perakitan tulangan berdasarkan dimensi untuk pemasangan tulangan balok



d. Pengangkutan tulangan balok ke lokasi proyek e. Penempatan tulangan dari lokasi proyek ke daerah pekerjaan menggunakan tower crane f. Pengecekan tulangan dan ikatan yang saling berhubungan. Seperti yang terlihat pada gambar.



Gambar II.7.b Pekerjaan Penulangan Plat Lantai dan Balok



JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



34



Tahapan pekerjaan pemasangan tulangan plat meliputi: a. Persiapan bahan dan pengangkutan tulangan kelokasi proyek. b. Penempatan tulangan menggunakan tower crane dan pemotongan tulangan berdasarkan dimensi plat lantai dilapangan . c.



Pemasangan tulangan cakar ayam pada plat lantai. Keadaan di lapangan terlihat pada gambar II.8.c



Gambar II.7.c Tulangan Cakar Ayam pada Plat Lantai d. Pemasangan beton decking untuk menentukan selimut beton pada plat lantai.



3. Pelaksanaan pengecoran plat lantai dan balok Pekerjaan pengecoran merupakan pekerjaan penuangan beton ke area yang telah bekisting yang telah diberi tulangan. Pengecoran pada plat lantai dan balok menggunakan beton ready mix dengan perusaahan merah putih,sukses beton,duta beton.. Berikut adalah alat dan bahan yang digunakan untuk pekerjaan pengecoran pada plat lantai dan balok:



JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



35



Tabel II.4 Alat/Bahan untuk pengecoran balok dan plat lantai 2



Gambar



Alat/Bahan



Fungsi



Beton ready mix Sebagai bahan utama untuk fc’42



struktur beton bertulang pada plat dan balok



Tower crane



Sebagai alat angkat beton segar ke area cor



Bucket



Sebagai wadah penampung



kapasitas 0.9



beton segar



m3



Ruskam



Untuk meratakan



Kayu



permukaan plat



Mesin



Untuk memadatkan beton



Vibrator



JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



36



Waterpass/level Digunakan untuk mengukur elevasi atau ketinggian



Mesin air



Untuk membersihkan area cor dari berbagai sampah organik dan kotoran



Compressor



lainnya



Sebelum melakukan pekerjaan beton, langkah teknis yang harus dipersiapkan yaitu: a. Pengecekan tulangan dan kondisi bekisting yang sudah siap. Hal ini dilakukan oleh seorang QC (Quality Control) b. Jika sudah dilakukan pengecekan maka langkah selanjutnya ialah mengisi surat ijin cor. c. Setelah pengecekan selesai dilakukan, selanjutnya menyerahkan surat ijin cor kepada pengawas MK. d. Melakukan pengecekan ulang bersama pengawas MK. e. Jika hasil lapangan telah memenuhi menurut pengawas MK, selanjutnya penandatanganan surat ijin cor dan area siap dilakukan pengecoran.



Selanjutnya untuk tahapan pekerjaan pengecoran plat lantai dan balok meliputi: a. Pembersihan area yang akan dicor menggunakan mesin air compressor , seperti yang terlihat pada gambar II.9.a



JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



37



Gambar II.8.a Pembersihan Area Cor Plat Lantai dan Balok b. Pastikan semua tulangan dan bekisting telah dicek c. Menentukan volume area siap cor. Untuk pekerjaan plat dan balok, penentuan batas stop cor atau volume cor dilihat dari kondisi bekisting dilapangan. Jika bekisting sudah siap pada jarak bentang tertentu, maka volume cor yang diambil adalah ¼ atau ¾ jarak bentang area bekisting yang telah mampu menahan berat beton segar (diambil pada perhitungan mekanika rekayasa, jarak yang diambil merupakan jarak dimana besarnya momen sama dengan nol). d. Pengujian test slump. Pengujian test slump bertujuan untuk mengetahui nilai kualitas beton.



Gambar II.8.b Pengujian test slump



e. Alirkan beton segar kedalam Pompa Kodok terlihat pada gambar II.9.c



JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



38



Gambar II.8.c Beton Ready Mix dialirkan melalui pompa kodok f. Beton akan diarkan melalui pipa cor ke area siap cor



Gambar II.8.d Beton segar melalui pipa cor menuju area siap cor g. Beton yang telah dituang kemudian dipadatkan dengan mesin vibrator , keadaan di lapangan terlihat seperti pada gambar II.9.e



JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



39



Gambar II.8.e Beton Segar Ready Mix dipadatkan dengan Mesin Vibrator



h. Pada



saat



pengecoran,



setelah



beton dituangkan



dan dipadatkan dilakukan



pekerjaan perataan permukaan beton sesuai dengan ketebalan yang telah direncanakan. Perataan ini masih menggunakan sistem manual memakai ruskam kayu. Perataan ini bertujuan agar permukaan plat rata dan memastikan tidak ada udara yang terjebak didalam campuran beton . Keadaan di lapangan terlihat pada gambar II.9.f



`



Gambar II.8.f Permukaan Beton diratakan dengan Ruskam Kayu



JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



40



i. Selanjutnya



dilakukan



pengukuran



ketebalan



plat



sekaligus pengecekannya



menggunakan pesawat waterpass dan pipa yang telah diberi tanda. Keadaan di lapangan terlihat pada gambar II.9.g



Gambar II.8.g Mengecek ketebalan plat dengan mengggunakan Waterpass



j. Setelah selesai melakukan pengecoran maka sisa beton pada pipa cor di keluarkan dengan cara menembakkan bola pembersih kedalam pipa dengan menggunakan compressor.



Gambar II.8.h Bola pembersih pipa cor dari beton



JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



41



Gambar II.8.i Proses membersihkan sisa beton pada pipa/tembak Bola



k. Keadaan lantai setelah di cor dan diratakan terlihat pada gambar



Gambar II.8.j keadaan lantai setelah dicor dan diratakan



JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



42



4. Pekerjaan Pembongkaran Bekisting Pekerjaan pembongkaran bekisting plat dan balok dilakukan apabila beton telah cukup umur yakni selama 7 hari. Beton yang cukup umur ialah beton yang dapat menahan berat sendiri dan beban dari luar. Bekisting yang telah dibongkar dibersihkan dari sisa-sisa beton yang melekat dan disimpan pada tempat yang terlindung untuk menjaga bekisting untuk pekerjaan selanjutnya. Pekerjaan pembongkaran bekisting plat dan balok dilakukan dengan tidak mengurangi keamanan dan kemampuan struktur.



Tabel II.5 Alat untuk pekerjaan pembongkaran bekisting pada plat lantai dan balok ialah: Gambar



Alat Martil



Fungsi Untuk membuka paku pada Bekisting



Linggis



Untuk membuka rangkaian papan bekisting



Berikut adalah tahapan pembongkaran bekisting: a. Siapkan perlatan yang digunakan untuk pembongkaran b. Bongkar plywood secara hati-hati untuk bagian pinggir area yang beton yang telah cukup umur c. Longgarkan u-head dan bongkar plywood bagian tengah secara hati-hati. d. Buka balok suri-suri kemudian hallow dan bongkar scaffolding e. Setelah



proses



pembongkaran



bekisting,



maka



selanjutnya pengecekan



hasil cor yang dilakukan oleh QC. Jika ditemui hasil cor yang kurang bagus, maka selanjutnya dilakukan perbaikan sesuai dengan instruksi yang QC berikan.



JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



43



Gambar II.9.a Bekisting yang sudah dibongkar



JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



44



BAB III PENUTUP



A. Simpulan 1. Metode pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan di lapangan tidak jauh berbeda dengan teori yang dipelajari di kampus Politeknik Negeri Medan. 2. Pengecoran dilakukan dengan menggunakan ready mix dari berbagai PT, seperti PT. Sukses Beton, PT. Duta Beton, PT. Merah Putih. Sebelum melaksanakan pengecoran terlebih dahulu melakukan pengecekan dan pembersihan terlebih dahulu. Pada saat pengecoran, digunakan mesin penggetar (vibrator) untuk pemadatan, kemudian perataan, dan perawatan, sehingga kekutan beton yang diinginkan tercapai. 3. Pekerjaan pembesian menggunakan besi tulangan ulir diamana; pembesian sengkang menggunakan besi tulangan ulir D10, dan pada balok dan kolom menggunakan besi tulangan ulir D10-100 pada tumpuan, sedangkan pada lapangan menggunkan besi tulangan ulir D10-200. Pembesian pengikat pada kolom digunakan besi tulangan ulir D10-200. Pembesian pada pelat lantai digunakan besi tulangan ulir D10 4. Penyatuan tulangan menggunakan kawat. Perhitungan kebutuhan berat besi tulangan tidak menggunakan tabel berat tulangan namun dengan menggunakan rumus V = Panjang Tulangan x ( Diameter )2 x Berat Tulangan Per Meter.Berat tulangan per meter digunakan 0,006165 kg/m.



B. Komentar dan Saran 



Komentar 1. Kesesuaian dengan teori di kampus: a) Perhitungan kebutuhan pembesian serta bengkokannya pada proyek Grand Jati Junction sama seperti yang diajarkan di Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Medan dalam beberapa mata kulian seperti Estimasi Biaya dan juga mata kuliah Konstruksi Bangunan Gedung. b) Metode pembesian pada proyek Grand Jati Junction juga sama dengan apa yang dipelajari dijurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Medan dalam mata kuliah Struktur Beton. c) Pelaksanaan pengecoran di proyek Grand Jati Junction sesuai dengan apa yang telah dipelajari di jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Medan. JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



45



2. Ketidaksesuaian dengan teori dikampus a) Pelaksanaan pemasangan bekisting balok dan pelat lantai, tidak dipasang dengan rapat, sehingga banyak celah-celah kecil pada bekisting balok dan pelat lantai, yang mana nantinya pada saat dicor akan mengurangi faktor air semennya, sehingga adanya kemungkinan kualitas betonnya berkurang. b) Kurangnya pengawasan dan ketegasan terhadap para pekerja sehingga banyak pekerja yang mengabaikan APD (alat pelindung diri). c) Beton yang baru dicor pada proyek Grand Jati Junction, tidak diberikan perlakuan yang khusus untuk perawatan, jika tidak adanya perubahan cuaca yang ekstrim. Sedangkan didalam teori yang dipelajari dikampus seharusnya perawatan pada beton tetap dilakukan meskipun tidak adanya perubahan cuaca yang ekstrim. d) Pelaksanaan pembongkaran bekisting di proyek dilaksanakan pada saat umur beton kurang dari 28 hari, sedanngkan dalam teori dikampus bekisting beton hanya dapat dibuka jika umur beton telah mencapai umur 28 hari setelah pengecoran. e) Pengikat antar tulangan pada pelat lantai, balok dan kolom dalam proyek Grand Jati Junction tidak diikat disetiap pertemuan tulangan, hal ini dibuat untuk menghemat biaya. Didalam teori yang telah dipelajari bahwa seharusnya setiap pertemuan tulangan harus di ikat menggunakan kawat. f) Ketika tulangan telah selesai dirakit, tulangan tidak dilindungi dari pengaruh cuaca seperti hujan, yang akan menyebabkan tulangan cepat berkarat. Di dalam teori yang dipelajari yaitu tulangan harusnya dilindungi dari factor cuaca yang dapat menimbulkan perkaratan. g) Beton decking pada balok dan juga pelat lantai tidak diikat menggunakan kawat, hal tersebut dilakukan untk mempermudah dan mengefisienkan waktu pekerjaan pemasangan beton decking. Didalam teori sebaiknya beton decking diberi pengikat ketulangan sehingga beton decking tidak mudah bergeser.



JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



46







Saran



Dalam pelaksanaan pekerjaan sebaiknya dilakukan pengawasan yang lebih dan ketegasan terhadap para pekerja sehingga para pekerja lebih memperhatikan Alat Pelindung Diri, dan juga perlu perhatian yang lebih terhadap kebesihan area proyek dengan tidak membuang sampah sembarangan, karena keberhasilan proyek akan tercapai tanpa adanya kecelakaan kerja.



C. Kelemahan yang ditemui 1. Adanya pekerjaan yang dilakukan tidak sesuai dengan gambar kerja yang telah tersedia; 2. Terdapat ketidaksesuaian dalam pelaksanaan pekerjaan dengan teori yang sebaiknya dilaksankan; 3. Kurangnya perhatian para pekerja atas keselamatan pekerja dan juga akan kebersihan proyek.



D. Kelebihan yang ditemui 1. Adanya rasa kekeluargaan yang terbangun dalam proyek tersebut sehingga setiap orang yang bekerja dalam proyek tersebut antara yang satu dengan yang lain; 2. Terjalinnya kerjasama dan koordinir yang baik, sehingga pekerjaan dapat selesai sesuai dengan rencana, dan bahkan melebihi target; 3. Terjadwalnya waktu istirahat yang cukup untul para pekerja.



JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN



47



LAMPIRAN



Gambar : Body Harness ( perlengkapan K3)



Gambar : rambu-rambu K3



`



Gambar : Slogan K3



Thermometer infrared



Gambar : pengecekan suhu kolom



`



Gambar : void



Gambar : SHARP



`



Gambar : closet potable



Gambar: Support



`