Portofolio Asma Internship [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KEGIATAN UPAYA PENGOBATAN DASAR “Asma Bronkhiale”



dr. Radio Putro Wicaksono



Dokter Internsip Angkatan XII Periode 16 April 2014 – 15 April 2015 Puskesmas Karanganyar – RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah



1



BORANG PORTOFOLIO



Nama Peserta : dr. Radio Putro Wicaksono Nama Wahana : Puskesmas Karanganyar, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Topik : Asma bronkhiale Tanggal (kasus) : 3 Juli 2014 Nama Pasien : Nn. Harini



No RM :K.5.0704



Tanggal Presentasi : -



Nama Pendamping : dr. Suryadi



Tempat Presentasi : Obyektif Presentasi :  Keilmuan



 Keterampilan



 Penyegaran



 Tinjauan Pustaka



 Diagnostik



 Manajemen



 Neonatus  Bayi



 Anak



 Masalah



 Remaja



 Istimewa



 Dewasa



 Lansia  Bumil



Deskripsi : gadis, 19 tahun, mengeluh sesak napas, mengi (+), batuk (+) dahak (+) encer, demam (-), bengkak di kaki (-), sesak saat tidur malam (-), tidur 1 bantal, riwayat alergi (+), ibu penderita punya riwayat asma, Tujuan : mengobati tuberkulosis paru, menyikapi kemungkinan penularan Bahan bahasan: Cara



 Tinjauan



 Riset



 Kasus



 Audit



 Presentasi



 Email



 Pos



pustaka  Diskusi



membahas:



dan diskusi



Data pasien :



Nama : Nn. Harini



Nomor Registrasi :



Nama Klinik :



Telp :



Terdaftar sejak :



Puskesmas Karanganyar Data utama untuk bahan diskusi 1. Diagnosis/ gambaran klinis Keluhan Utama : Sesak Riwayat Penyakit Sekarang : ± 1 hari pasien mengeluhkan sesak napas, masih bisa mengucapkan 1 kalimat



2



utuh, timbul saat udara dingin, dan bekerja, batuk (+) dahak (+) encer, demam (-), pilek (+) encer, tidur 1 bantal, sesak pada saat tidur malam (-), berkurang bila minum obat asthma soho, riwayat merokok (-). Serangan sesak dirasakan 1-2 kali dalam seminggu. 2. Riwayat pengobatan Pasien mengobati keluhan yang dirasakannya dengan obat asthma soho. 3. Riwayat kesehatan/ penyakit Pasien sebelumnya sudah pernah sakit seperti ini, riwayat alergi (+), 4. Riwayat keluarga Ibu kandung pasien punya riwayat asma. 5. Riwayat pekerjaan Pasien bekerja sebagai karyawan pabrik tekstil. 6. Lain-lain Pemeriksaan Fisik : KU : tampak sesak Kesadaran : compos mentis TV : TD : 120/70 mmHg N : 88 kali/menit RR : 24 kali/menit t



: afebris



BB : 45 kg Mata : CPA -/- SI -/Thorax : simetris statis dinamis, retraksi (-) Cor : BJ I-II reguler, bising (-), gallop (-) Pulmo : SD vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing +/+, eksperium memanjang Abdomen : datar, supel, BU (+) N, H/L ttb, NT (-) Extremitas : akral dingin -/- -/-, edema -/- -/-, sianosis -/- -/-



Daftar Pustaka : 1. Sundaru H. Asma bronchial dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II edisi ketiga. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.2001.



3



Jakarta: 21-32 2. Mangunnegoro H, Widjaja, Sutoyo DK, Yunus F. Asma pedoman diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2004. Jakarta: 41: 47-51 Hasil Pembelajaran : 1. Waspadai keluhan sesak napas berulang disertai mengi Gejala utama pasien asma bronkhiale adalah sesak napas, batuk, dan mengi yang timbul scara tiba-tiba dan dapat hilang secara spontan / dengan pengobatan. Adanya riwayat asma/ alergi dan faktor pencetus Gejala-gejala tersebut diatas dapat dijumpai pula pada penyakit saluran napas lain seperti rhinitis alergi, sinusitis, bronkhiolitis, benda asing pada saluran napas. Kebanyakan orang yang menderita episode batuk, sesak mengi berulang menderita asma.



2. Cara penegakan diagnosis asma bronkhiale 



Dalam pemeriksaan biasanya ditemukan wheezing dalam auskultasi dan ekspirasi memanjang.







Diagnosis TB Paru pada orang dewasa ditegakkan dengan ditemukannya kuman TB (BTA). Pada program TB nasional, penemuan BTA melalui pemeriksaan dahak mikroskopis merupakan diagnosis utama.







Pemeriksaan lain seperti foto toraks, biakan dan uji kepekaan dapat digunakan sebagai penunjang diagnosis sepanjang sesuai dengan indikasinya.







Tidak dibenarkan mendiagnosis TB hanya berdasarkan pemeriksaan foto toraks saja. Foto toraks tidak selalu memberikan gambaran yang khas pada TB paru, sehingga sering terjadi overdiagnosis.



Alur Diagnosis Tuberkulosis Paru



3.



Klasifikasi penyakit asma Asma dapat diklasifikasikan berdasarkan etiologi, berat penyakit dan pola keterbatasan aliran udara. Klasifikasi asma berdasarkan berat penyakit penting bagi pengobatan dan perencanaan penatalaksanaan jangka panjang,



4



semakin berat asma semakin tinggi tingkat pengobatan. Berat penyakit asma diklasifikasikan berdasarkan gambaran klinis sebelum pengobatan dimulai. Pada umumnya penderita sudah dalam pengobatan; dan pengobatan yang telah berlangsung seringkali tidak adekuat. Dipahami pengobatan akan mengubah gambaran klinis bahkan faal paru, oleh karena itu penilaian berat asma pada penderita dalam pengobatan juga harus mempertimbangkan pengobatan itu sendiri. Tabel di bawah menunjukkan bagaimana melakukan penilaian berat asma pada penderita yang sudah dalam pengobatan. Bila pengobatan yang sedang dijalani sesuai dengan gambaran klinis yang ada, maka derajat berat asma naik satu tingkat. Contoh seorang penderita dalam pengobatan asma persisten sedang dan gambaran klinis sesuai asma persisten sedang, maka sebenarnya berat asma penderita tersebut adalah asma persisten berat. Demikian pula dengan asma persisten ringan. Akan tetapi berbeda dengan asma persisten berat dan asma intemiten. Penderita yang gambaran klinis menunjukkan asma persisten berat maka jenis pengobatan apapun yang sedang dijalani tidak mempengaruhi penilaian berat asma, dengan kata lain penderita tersebut tetap asma persisten berat. Demikian pula penderita dengan gambaran klinis asma intermiten yang mendapat pengobatan sesuai dengan asma intermiten, maka derajat asma adalah intermiten. Klasifikasi derajat berat asma berdasarkan gambaran klinis



(Sebelum



Pengobatan) adalah sebagai berikut



5



6



4. Program Penatalaksanaan Asma Tujuan utama penatalaksanaan asma adalah meningkatkan dan mempertahankan kualiti hidup agar penderita asma dapat hidup normal tanpa hambatan dalam melakukan aktiviti sehari-hari. Tujuan penatalaksanaan asma: 



Menghilangkan dan mengendalikan gejala asma







Mencegah eksaserbasi akut







Meningkatkan dan mempertahankan faal paru seoptimal mungkin







Mengupayakan aktiviti normal termasuk exercise







Menghindari efek samping obat







Mencegah terjadi keterbatasan aliran udara (airflow limitation) ireversibel







Mencegah kematian karena asma



Penatalaksanaan asma berguna untuk mengontrol penyakit. Asma dikatakan terkontrol bila : 



Gejala minimal (sebaiknya tidak ada), termasuk gejala malam







Tidak ada keterbatasan aktivitas termasuk exercise







Kebutuhan



bronkodilator



(agonis b2 kerja



singkat)



minimal



(idealnya tidak diperlukan) 



Variasi harian APE kurang dari 20%Nilai APE normal atau mendekati normal







Efek samping obat minimal (tidak ada)







ada kunjungan ke unit darurat gawat



Tujuan penatalaksanaan tersebut merefleksikan pemahaman bahwa asma adalah gangguan kronik progresif dalam hal inflamasi kronik jalan napas yang menimbulkan hiperesponsif dan obstruksi jalan napas yang bersifat episodik. Sehingga penatalaksanaan asma dilakukan melalui berbagai pendekatan yang dapat dilaksanakan (applicable), mempunyai manfaat, aman dan dari segi harga terjangkau. Integrasi dari pendekatan tersebut dikenal dengan :



7



Program penatalaksanaan asma, yang meliputi 7 komponen : a.



Edukasi



b.



Menilai dan monitor berat asma secara berkala



c.



Identifikasi dan mengendalikan faktor pencetus



d.



Merencanakan dan memberikan pengobatan jangka panjang



e.



Menetapkan pengobatan pada serangan akut



f.



Kontrol secara teratur



g.



Pola hidup sehat



Ketujuh hal tersebut di atas, juga disampaikan kepada penderita dengan bahasa yang mudah dan dikenal (dalam edukasi) dengan “7 langkah mengatasi asma”, yaitu : a.



Mengenal seluk beluk asma



b.



Menentukan klasifikasi



c.



Mengenali dan menghindari pencetus



d.



Merencanakan pengobatan jangka panjang



e.



Mengatasi serangan asma dengan tepat



f.



Memeriksakan diri dengan teratur



g.



Menjaga kebugaran dan olahraga



5. Pemantauan tanda dan gejala asma Setiap penderita sebaiknya diajarkan bagaimana mengenal gejala dan tanda



perburukan



asma;



serta



bagaimana



mengatasinya



termasuk



menggunakan medikasi sesuai anjuran dokter. Gejala dan tanda asma dinilai dan dipantau setiap kunjungan ke dokter melalui berbagai pertanyaan dan



8



pemeriksaan fisis. Pertanyaan yang rinci untuk waktu yang lama ( ³ 4 minggu) sulit dijawab dan menimbulkan bias karena keterbatasan daya ingat (memori) penderita. Karena itu, pertanyaan untuk jangka lama umumnya bersifat global, dan untuk waktu yang pendek misalnya £ 2 minggu dapat diajukan pertanyaan yang rinci (lihat tabel 9). Segala pertanyaan mengenai gejala asma penderita sebaiknya meliputi 3 hal, yaitu : 



Gejala asma sehari-hari (mengi, batuk, rasa berat di dada dan sesak napas)







Asma malam, terbangun malam karena gejala asma







Gejala asma pada dini hari yang tidak menunjukkan perbaikan setelah 15 menit pengobatan agonis beta-2 kerja singkat



Rangkuman hasil pembelajaran portofolio 1. Subjektif Pasien mengeluh sesak dan batuk berulang, disertai bunyi mengi, mereda dengan penggunaan obat bronkodilator; harus dicurigai kemungkinan asma bronkhiale dan menyingkirkan diagnosis banding yang lain seperti penyakit paru obstruktif kronis, bronkiolitis, dan benda asing dalam saluran napas. 2. Objektif Hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan: -



Tampak sesak (rr 24x/menit)



-



Auskultasi: wheezing, eksperium memanjang



3. Assessment (penalaran klinis) Setelah pasien terpajan alergen penyebab atau faktor pencetus, segera akan timbul dispnea. Pasien merasa seperti tercekik dan harus berdiri atau duduk dan berusaha penuh mengerahkan tenaga untuk bernafas. Kesulitan utama terletak pada saat ekspirasi. Percabangan trakeobronkial melebar dan memanjang selama inspirasi, tetapi sulit untuk memaksakan udara keluar dari bronkiolus yang sempit, mengalami edema dan terisi mukus, yang dalam keadaan normal akan berkontraksi sampai tingkatan tertentu pada saat ekspirasi. Udara terperangkap pada bagian distal tempat penyumbatan, sehingga



9



terjadi hiperinflasi progresif paru. Akan timbul mengi ekspirasi memanjang yang merupakan ciri khas asma sewaktu pasien berusaha memaksakan udara keluar. Serangan asma seperti ini dapat berlangsung beberapa menit sampai beberapa jam, diikuti batuk produktif dengan sputum berwarna keputihputihan. Pasien mengeluhkan sesak napas, masih bisa mengucapkan 1 kalimat utuh, timbul saat udara dingin, dan bekerja, batuk (+) dahak (+) encer pilek (+) encer (serous), tidur 1 bantal, sesak pada saat tidur malam (-) (menyingkirkan sesak karena penyakit jantung), berkurang bila minum obat asthma soho (respon obat bronkodilator), riwayat merokok (-) (faktor risiko PPOK). Serangan sesak dirasakan 1-2 kali dalam seminggu (derajat asma persisten ringan) dari temuan tersebut pasien didiagnosis kerja sebagai asma bronkhiale persisten ringan. .Pengobatan yang diberikan adalah short acting beta2 agonis (salbutamol 3 x 2 mg) dan pemberian kortikosteroid oral (dexamethasone 3x 0.25 mg) 4. Rencana Diagnosis : spirometri Pengobatan : Salbutamol 3 x 2 mg Dexamethasone 3 x 0.25 mg Pendidikan : - Menjelaskan kepada pasien bahwa pasien menderita penyakit asma, suatu penyakit yang disebabkan oleh alergi dan menjelaskan tanda gejalanya. - Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien bahwa proses pengobatan bertahap yaitu untuk jangka pendek dan jangka panjang. - Menjelaskan kepada pasien bahwa pasien harus menghindari pencetus serangan asma. - Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien bahwa pasien harus kembali ke Puskesmas apabila serangan asma masih muncul setelah minum obat maupun menghindari pencetus, atau serangan bertambah berat.



10



11