PPK Combustio [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PANDUAN PRAKTIK KLINIS



COMBUSTIO No. Dokumen PPK-ANAK/005/2019 Tanggal terbit



No. Revisi



Halaman



……………… 1/6 ….. Ditetapkan Direktur RSUD Limpung



RSUD LIMPUNG 18 APRIL 2019



dr. ANY RUSYDIANI, M.Kes NIP. 19751204 200501 2 012 Suatu luka baik yang berupa kerusakan parsial maupun komplit PENGERTIAN



pada kulit yang diakibatkan oleh suatu bentuk energi, yang paling sering yaitu energi panas. Mekanisme trauma, apakah penderita terjebak dalam ruang



ANAMNESIS



tertutup sehingga kecurigaan adanya trauma inhalasi yang dapat menimbulkan obstruksi jalan napas : identifikasi apakah ada lukabakar pada wajah, mulut, leher dan pharyng, ada tidaknya stridor inspirasi, batuk yang produktif dan kesulitan bernapas. Kapan kejadiannya terjadi, penyakit – penyakit yang pernah di alami sebelumnya. a. Airway, sirkulasi, ventilasi



PEMERIKSAAN FISIK



b. Pemeriksaan fisik keseluruhan. c. Pemeriksaan luka bakar Luka bakar diperiksa apakah terjadi luka bakar berat, luka bakar sedang atau ringan. 1. Ditentukan luas luka bakar. Dipergunakan Lund Browder chart untuk menentukan luas luka bakarnya. 2. Ditentukan kedalaman luka bakar (derajat kedalaman)



PANDUAN PRAKTIK KLINIS



COMBUSTIO No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



PPK-ANAK/005/2019



……………… …..



2/6



RSUD LIMPUNG 1.



Menentukan luas luka bakar (Lund



Browder chart)



KRITERIA DIAGNOSIS



2. Menentukan derajat kedalaman luka bakar  Luka bakar derajat I : Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis (surperficial), kulit hipermik berupa eritem, tidak dijumpai bullae, terasa nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi. Penyembuhan terjadi secara spontan tanpa pengobatan khusus  Luka bakar derajat II Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi disertai proses eksudasi. Terdapat bullae, nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi.  Luka bakar derajat III Kerusakan meliputi seluruh tebal kulit dan lapisan yang lebih dalam sampai mencapai jaringan subkutan, otot dan tulang. Organ kulit mengalami kerusakan, tidak ada lagi sisa elemen epitel. Tidak dijumpai bullae, kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan lebih pucat sampai berwarna hitam kering. Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis. Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi karena ujung – ujung sensorik rusak. Penyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi epitelisasi spontan. 3. Laboratorium  Hb, hematokrit, elektrolit, ureum, kreatinin, SGOT/SGPT, protein total, albumin  BGA 4. EKG (luka bakar karena listrik)



PANDUAN PRAKTIK KLINIS



COMBUSTIO No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



PPK-ANAK/005/2019



………………



3/6



RSUD LIMPUNG Combustio derajat I, II, atau III DIAGNOSIS KERJA DIAGNOSIS BANDING



Penyakit dengan bulla (pempigus bulosa)



1. Hb, PEMERIKSAAN PENUNJANG



hematokrit,



elektrolit,



GDS,



ureum,



kreatinin,



SGOT/SGPT, protein total, albumin 2. Urin rutin 3. BGA 4. Rontgent thorax



TERAPI



5. EKG 1. Bebaskan jalan napas. Pada luka bakar dengan distress jalan napas dapat dipasang endotracheal tube. Traheostomy hanya bila ada indikasi. 2.



Pemasangan intraveneous kateter yang cukup besar/vena sentral. BAXTER formula Hari Pertama : Anak : Ringer Laktat: Dextran = 17 : 3 2 cc x berat badan x % luas luka ditambah kebutuhan cairan Kebutuhan cairan : < 1 Tahun : berat badan x 100 cc 1 – 3 Tahun : berat badan x 75 cc 3 – 5 Tahun : berat badan x 50 cc ½ jumlah cairan diberikan dalam 8 jam pertama.



COMBUSTIO PANDUAN PRAKTIK KLINIS No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



PPK-ANAK/005/2019



……………… …..



4/6



RSUD LIMPUNG ½ diberikan 16 jam berikutnya. Hari kedua Anak : diberi sesuai kebutuhan cairan 3. Dilakukan pemasangan Foley kateter untuk monitor jumlah urine produksi. Dicatat jumlah urine/jam. 4. Di lakukan pemasangan nosogastrik tube untuk gastric dekompresi dengan intermitten pengisapan. 5. Untuk menghilangkan nyeri hebat dapat diberikan morfin intravena dan jangan secara intramuskuler. 6. Diberikan tetanus toksoid bila diperlukan. Pemberian tetanus toksoid booster bila penderita tidak mendapatkannya dalam 5 tahun terakhir. 7. Pencucian Luka di kamar operasi dalam keadaan pembiusan umum. Luka dicuci debridement dan di disinfektsi dengan salvon 1 : 30. Setelah bersih tutup dengan tulle kemudian olesi dengan Silver Sulfa Diazine (SSD) sampai tebal. Rawat tertutup dengan kasa steril yang tebal. Pada hari ke 5 kasa di buka dan penderita dimandikan dengan air dicampur Salvon 1 : 30 8. Eskarotomi adalah suatu prosedur atau membuang jaringan yang mati (eskar)dengan teknik eksisi tangensial berupa eksisi lapis demi lapis jaringan nekrotik sampai di dapatkan permukaan yang berdarah. Fasiotomi dilakukan pada luka bakar yang mengenai kaki dan tangan melingkar, agar bagian distal tidak nekrose karena stewing.



COMBUSTIO PANDUAN PRAKTIK KLINIS No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



PPK-ANAK/005/2019



……………



5/6



RSUD LIMPUNG 9.



KOMPETENSI EDUKASI



PROGNOSIS



TINGKAT EVIDENS



Penutupan luka dapat terjadi atau dapat dilakukan bila preparasi bed luka telah dilakukan dimana didapatkan kondisi luka yang relative lebih bersih dan tidak infeksi. Luka dapat menutup tanpa prosedur operasi. Secara persekundam terjadi proses epitelisasi pada luka bakar yang relative superficial. Untuk luka bakar yang dalam pilihan yang tersering yaitu split tickness skin grafting. Split tickness skin grafting merupakan tindakan definitive penutup luka yang luas. Tandur alih kulit dilakukan bila luka tersebut tidak sembuh – sembuh dalam waktu 2 minggu dengan diameter > 3 cm.



Dokter Spesialis Anak Dokter Spesialis Bedah Mencegah /menjauhkan sumber api dari jangkauan anak-anak Melakukan tindakan pertolongan pertama pada luka bakar  Luka bakar karena api : yakinkan proses pembakaran tidak berlanjut, jauhkan sumber panas, berikan air dingin mengalir selama 10-20 menit (untuk luka bakar mayor tetap mendahulukan pertolongan emergensi ABC)  Luka bakar elektrik : matikan sumber listrik, berikan proteksi pada tulang belakang/ cervikal, lakukan EKG  Luka bakar karena bahan kimia : bila bersifat asam dilakukan irigasi dengan air sampai dengan 1 jam atau sampai rasa nyeri hilang, bila bersifat basa dilakukan irigasi dengan air sampai dengan 2 jam atau sampai nyeri luka hilang Ad vitam = dubia ada bonam Ad sanationam = ad bonam Ad fungsionam = dubia ad bonam Prognosis sangat tergantung derajat combustionya dan bagian tubuh yang terkena Diagnosis : I / II/ III/ IV (referensi no 1,3) Terapi : I / II/ III/ IV (referensi no 1,2,3,4,5)



PANDUAN PRAKTIK KLINIS



COMBUSTIO No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



PPK-ANAK/005/2019



……………… …..



6/6



RSUD LIMPUNG Terjadi Perbaikan Klinis Kondisi umum pasien baik, kesadaran baik, terbentuknya granulasi jaringan pada luka, tidak ada infeksi sekunder pada luka, tidak ada kontraktur, perbaikan patensi jalan napas Parameter hemodinamik teratasi Denyut jantung normal sesuai usia Laju napas normal sesuai usia Tekanan darah normal sesuai usia Saturasi oksigen perifer normal urin output 1-2 cc/kgbb/jam INDIKATOR MEDIS Parameter Laboratoris dalam batas normal Hematologi rutin (Hb,lekosit, trombosit normal, tidak ada hemokonsentrasi) Elektrolit dalam batas normal (Natrium, Kalium,Kalsium,Chlorida) Albumin dalam batas normal Fungsi ginjal dalam batas normal (ureum,kreatinin) Fungsi hepar dalam batas normal (SGOT/SGPT) tanda laboratoris sepsis (CRP, kultur darah) BGA normal



KEPUSTAKAAN



1. Guidelines and Management Pediatrics Burn, South Australia.May 2010;1-45 2. Richards, R. 2004 Biomechanics Lecture: Skin and Scar Movement. ANZBA. Adelaide.Research based 3. Connoly S. Clinical Practice Guidelines: Burn Patient Management. Agustus,2011;1-50 4. Hudspith J, Rayatt S. First aid and Treatment of minor burns. BMJ 2004; 328 :1487-9. 5. Nguyen NL, Gun RT, Sparnon AL. The importance of initial management: A case series of childhood burns in Vietnam. Burns 2002; 28(2): 167-72.