PPK Konservasi Gigi EDIT [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PANDUAN PRAKTIK KLINIS KONSERVASI GIGI DAN MULUT RSUD DAHA HUSADA KEDIRI 2022 - 2025 PULPITIS REVERSIBEL/PULPITIS AWAL/PULPA PADA GIGI SULUNG ATAU GIGI PERMANEN, PASIEN DEWASA MUDA 1.



2.



PENGERTIAN



Inflamasi pulpa ringan dan jika penyebabnya dihilangkan, inflamasi akan pulih kembali dan pulpa akan kembali sehat



ICD X



K04.0 Reversible pulpitis



ANAMNESIS



Asimptomatik, jika ada rasa nyeri biasanya oleh karena adanya rangsangan (tidak spontan), rasa nyeri tidak terus menerus. Nyeri akan hilang jika rangsangan dihilangkan misal taktil, panas/dingin, asam/manis, rangsangan dingin lebih nyeri dari pada panas.



3.



4. PEMERIKSAAN FISIK



5. 6.



KRITERIA DIAGNOSIS DIAGNOSIS BANDING



-



Karies dentin yang dalam atau kavitas mendekati pulpa gigi Sondase positif sakit namun hilang apabila rangsang dihilangkan Perkusi negatif Tekanan negatif Vitalitas positif sakit tidak menetap lama apabilarangsangan segera dihilangkan



Ditegakkan dengan anamnesa, pemeriksaan klinis dan penunjang Pulpitis irreversibel kronis, pulpitis akut



7. PEMERIKSAAN PENUNJANG



8. TERAPI



Foto x-ray gigi periapikal diagnostik, panjang kerja dan obturasi, atau panoramik Pulp caping adalah merupakan tindakan perawatan endodontic dengan cara menghilangkan iritasi dan melindungi pulpa sehingga jaringan pulpa dapat mempertahankan vitalitasnya.



Kedua cara diatas dilakukan pada kunjungan ke-1. Kemudian pasien diminta untuk dapat berkunjung lagi setelah 2-4 minggu. Pada kunjungan kedua, dilakukan tes vitalitas pada gigitersebut dan diperhatikan apakah ada perubahan saat gigi menerima rangsangan. Apabila masih terdapat rasa sakit yang jelas, cek kondisi basis apakah ada kebocoran tepi, apabila ditemukan maka lakukan prosedur aplikasi Ca(OH)2 dengan ditutup dengan basis dari GIC lagi dan dijadwalkan kembali untuk kunjungan berikutnya. Apabila sudah tidak ada keluhan, maka dapat dilakukan tumpatan tetap dengan resin komposit atau tumpatan tuang. 9. PENYULIT 10.



EDUKASI



Pada penentuan diagnosis yang meragukan. Pulpitis reversibel/awal yang mendekati pulpitis ireverbel/pulpitis sedang - Proses terjadinya infeksi dan lubang pada gigi - Kondisi gigi pasien yang ditangani saat ini - Bahayanya terkait infeksi - Kemungkinan keberhasilan dan kegagalan perawatan



11. PROGNOSIS 12.



Baik Persetujuan tertulis sebelum tindakan



INFORMED CONSENT 13. HASIL PENGOBATAN



Tidak ada keluhan spontan dan tidak sensitive terhadap perubahan suhu



14. -



KEPUSTAKAAN -



Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut, 2008, RSUD dr Soetomo Surabaya Edi Hartini, Sundoro, 2005, Serba – serbi Ilmu KonservasiGigi, UI-Press, 2007 Standar Operasional Prosedur Konservasi Gigi (Endodontologi, Restorasi Dan Kariologi ) Departemen Ilmu Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga 2011



PANDUAN PRAKTIK KLINIS KONSERVASI GIGI DAN MULUT RSUD DAHA HUSADA KEDIRI 2022 - 2025 PULPITIS IRREVERSIBEL 1.



PENGERTIAN



2.



ICD X



3.



ANAMNESIS



4. PEMERIKSAAN FISIK



Kondisi inflamasi pulpa yang menetap, dan simtomatik atauasimptomatik yang disebabkan oleh suatu jejas, dimana pulpa tidak dapat menanggulangi inflamasi yang terjadi sehingga pulpa tidak dapat kembali ke kondisi sehat. K04.0 Irreversibel pulpitis • Nyeri tajam, berlangsung cepat dan menetap, dapat hilangdan timbul kembali secara spontan (tanpa rangsangan),serta secara terus menerus. • Nyeri tajam, yang berlangsung terus menerus menjalar kebelakang telinga. • Nyeri juga dapat timbul akibat perubahan temperatur/rasa, terutama dingin, manis dan asamdengan ciri khas rasa sakit menetap lama. • Penderita kadang-kadang tidak dapat menunjukkan gigi yang sakit dengan tepat. • Kavitas dalam yang mencapai pulpa atau karies dibawah tumpatan lama, dilakukan anamnesis menunjukkan pernah mengalami rasa sakit yang spontan, klinis terlihat kavitas profunda, dan tes vitalitas menunjukkan rasa sakit yang menetap cukup lama. • Karies dentin yang dalam atau kavitas mendekati pulpa gigi, • Sondase positif sakit menetap, • Perkusi negatif, • Tekanan negatif.







5.



KRITERIA DIAGNOSIS



6. DIAGNOSIS BANDING



7.



PEMERIKSAAN PENUNJANG



8.



TERAPI



Vitalitas positif sakit yang menetap lama walaupun rangsangan segera dihilangkan Ditegakkan dengan anamnesa, pemeriksaan klinis dan penunjang Pulpitis awal/reversibel, bedanya pada pulpitis reversibelmuncul apabila ada rangsangan ((bukan spontan) dan tidak bersifat menetap Foto x-ray gigi periapikal diagnostik, panjang kerja dan obturasi atau panoramik Perawatan endodontik disesuaikan dengan keadaan gigi, yaitu gigi apeks terbuka dan gigi apeks tertutup. Pada dewasa muda dengan pulpitis ringan dilakukan pulpotomi. Pada gigi dewasa dengan perawatan saluran akar (pulpektomi) dan dilanjutkan restorasi yang sesuai. Baik pulpotomi & pulpektomi dilakukan dalam kunjungan yang berulang, dengan memperhatikan keluhan pasien gejala klinis dan tahapan dalam kedua terapi tersebut. ❖ Pulpotomi Adalah merupakan tindakan perawatan saluran akar dengan tujuan : 1) Mengatasi gejala yang dikeluhkan pasien akibat infeksi maupun trauma : a. rasa nyeri/kesakitan b. perdarahan 2) Menjaga / Mengambalikan vitalitas pulpa. 3) Mencegah Perluasan Infeksi Ketiga Upaya Diatas Ini Dilakukan Dengan Tahapan Sebagai Berikut : 1. Anastesi (bila perlu) 2. Desinfeksi gigi, 3. Preparasi kavitas, 4. Pembukaan atap pulpa, pulpotomi dengan eksavator tajam, 5. Penghentian pendarahan, 6. Aplikasi Ca(OH)2, 7. Sementasi dengan aplikasi pasta dan tumpatan sementara. Adapun prosedur yang dilaksanakan pada tahap diatas ini, dikerjakan pada kunjungan ke-1 sebagai upaya awal pencegahan perluasan infeksi dengan gejala sebagaimana ditunjukkan pada poin 1a & 1b.



Jika pada kunjungan ke-2 gejala masih belum tertangani maka tindakan pada tahap 1 ini harus diulang atau dilakukan tindakan pulpektomi (dijelaskan pada penjelasan pulpektomi dibawah) Akan tetapi jika tidak ada keluhan maka pada kunjungan ke-2 dilanjutkan ketahap restorasi. ❖ Pulpektomi Adalah merupakan tindakan perawatan saluran akar pada gigi yang masih vital, adapun tahap yang dilakukan : 1) Mengatasi gejala yang dikeluhkan pasien akibat infeksi maupun trauma : a. rasa nyeri/kesakitan b. perdarahan Tahap 1 dikerjakan pada kunjungan ke-1 (pasca diindikasikan tindakan pulpektomi) sebagai upaya awal penanganan infeksi dengan gejala sebagaimana ditunjukkan pada poin 1a-1b diatas. Jika pada kunjungan kedua gejala masih belum tertangani maka tindakan pada Tahap 1 ini harus diulang. 1) Mengatasi permasalahan infeksi dengan tindakan a. Preparasi, b. Irigasi, c. Sterilisasi/dressing) d. Tumpatan sementara. Tahap 2 ini bisa dilaksanakan pada kunjungan ke-2 jika gejala pada tahap 1 sudah teratasi 1) Mencegah terjadinya infeksi ulang (obturasi) Tahap 3 ini bias dilaksanakan pada kunjungan ke-3 apabila tidak ada gejala setelah tindakan tahap 2 dilakukan. Jika pada kunjungan ke-3 masih ada keluhan, maka prosedur tahap 2 perlu diulang & belum bisa dilakukan tindakan tahap 3 (dikarenakan resiko infeksi ulang) 1) Mengembalikan fungsi gigi : a. restorasi dengan pasak,



b. restorasi tanpa pasak, c. restorasi plastis , d. restorasi non plastis Tahap 4 ini bias dilaksanakan pada kunjungan ke-4 apabila tidak ada kendala pada tahap 1,2 dan 3. Kendala yang dimaksud bisa berupa rasa nyeri yang persisten, bengkak atau munculnya gejala infeksi ulang Namun jika telah selesai dilakukan perawatan saluran akar semua gejala diatas tetap muncul maka gigi tersebut diindikasikan pencabutan Gigi dengan diagnosa diatas juga di indikasikan untuk dilakukan pencabutan. Apabila pendukung gigi sudah tidak ada dan gigi dianggap sudah tidak layak untuk dipertahankan (dari segi biaya, waktu atau kesanggupan pasien), maka tindakan pencabutan menjadi pilihan utama. 9.



-



PENYULIT



10. EDUKASI



11. PROGNOSIS 12. INFORMED CONSENT 13.



HASIL PENGOBATAN



Pasien tidak kooperatif dan disiplin dalam kunjungan untuk mendapatkan perawatan. - Selain kasus pada gigi akar tunggal, dan gigi akar ganda yang lurus dengan sudut pandang kerja pada orifice tidak terhalang (yaitu, bila saluran akar gigi terlalu bengkok, atau sempit/buntu, letak gigi terlalu distal dan apeks lebar) - Proses terjadinya infeksi dan lubang pada gigi - Kondisi gigi pasien yang ditangani saat ini - Bahayanya terkait infeksi - Kemungkinan keberhasilan dan kegagalan perawatan Bergantung daya tahan jaringan, pemulihan pertama 3 bulan. Evaluasi perlu dilakukan secara periodik. Persetujuan tertulis sebelum tindakan - Nyeri hilang segera setelah perawatan. - Kesembuhan Pulpotomi jaringan pulpa yang berkontak - Langsung dengan mengalami nekrosis superfisial,dibawahnya akan terbentuk jembatan dentin dan terjadi apekso-genesis



-



14.



-



KEPUSTAKAAN



-



Kesembuhan Pulpektomi: Klinis tidak ada keluhan danpada pemeriksaan radiografik tidak ada kelainan periapeks Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut, 2008, RSUD dr Soetomo Surabaya Edi Hartini, Sundoro, 2005, Serba – serbi Ilmu Konservasi Gigi, UI-Press, 2007 Standar Operasional Prosedur Konservasi Gigi (Endodontologi, Restorasi Dan Kariologi ) Departemen Ilmu Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga 2011



PANDUAN PRAKTIK KLINIS KONSERVASI GIGI DAN MULUT



1.



PENGERTIAN



2.



ICD X



3.



ANAMNESIS



RSUD DAHA HUSADA KEDIRI 2022 - 2025 NEKROSIS PULPA Kematian pulpa, dapat sebagian atau seluruhnya yang disebabkan oleh adanya jejas bakteri, trauma dan iritasi kimiawi. K.04.1 Necrosis of pulp Tinjauan rasa nyeri : 1. Kadang dijumpai tidak ada simptom sakit, terutama pada kondisi gigi nekrosis akibat trauma, atau dalam kondisi ruang pulpa terbuka 2. jika disertai rasa sakit, seringkali nyeri muncul secara spontan atau pada saat kemasukan makanan (harus dipastikan dengan pemeriksaan klinis untuk membedakan dengan pulpitis irreversible) 3. Rasa nyeri sering juga muncul pada saat malam hari 4. Sudah berapa lama merasakan keluhan nyeri 5. Apakah sebelumnya pernah bengkak atau sakit Tinjauan karies/lubang yang dirasakan pasien 1. Lokasi gigi berlubang yang dirasakan pasien perlu ditanyakan sebagai upaya memastikan ketepatan gigi yang akan diberikan tindakan serta keterkaitan gigi nekrosis tersebut dengan keluhan sistemik lain yang dirasakan pasien 2. Keluhan gigi berlubang telah dirasakan berapa lama perlu ditanyakan sebagai salah satu faktor yang akan digunakan untuk memprediksi kedalaman infeksi yang terjadi, apakah menyebabkan nekrosis total.



4.



PEMERIKSAAN FISIK



1. Tanda klinis yang sering ditemui adalah jaringan pulpa mati, perubahan warna gigi, transluensi gigi berkurang,



2. Pada nekrosis sebagian bereaksi terhadap tes termal panas. 3. Nekrosis koagulasi juga sering disebut nekrosis steril,ditandai oleh jaringan pulpa yang mengeras dan tidak berbau. 4. Pada nekrosis liquefaksi / gangren pulpa, jaringan pulpa lisis dan berbau busuk. 5. Perlu dilakukan pemeriksaan klinis vitalitas gigi dan foto Ro jika diperlukan. 5.



KRITERIA DIAGNOSIS 6.



DIAGNOSIS BANDING 7.



PEMERIKSAAN PENUNJANG



Ditegakkan dengan anamnesa, pemeriksaan klinis dan penunjang - Pulpitis Ireversibel Akut - Pulpitis Ireversibel - Degenerasi pulpa Foto x-ray gigi periapikal diagnostik, panjang kerja dan obturasi, atau panoramik



8.



Perawatan untuk kasus nekrosis pulpa adalah perawatan saluran akar yang dikerjakan dalam beberapa tahap, dan juga beberapa kali kunjungan (multi visit). 1. Mengatasi gejala yang dikeluhkan pasien akibat infeksi maupun trauma : a. rasa nyeri/kesakitan b. bengkak c. nanah d. perdarahan



TERAPI



Tahap 1 dikerjakan pada kunjungan pertama sebagai upaya awal penanganan infeksi dengan gejala sebagaimana ditunjukkan pada poin a-d diatas. Jika pada kunjungan kedua gejala masih belum tertangani maka tindakan pada tahap 1 ini harus diulang. 2. Mengatasi permasalahan infeksi dengan tindakan a. preparasi, b.irigasi, c. sterilisasi/dressing d. tumpatan sementara.



Tahap 2 ini bias dilaksanakan pada kunjungan kedua jika gejala pada tahap 1 sudah teratasi, 3. Mencegah terjadinya infeksi ulang (obturasi) Tahap 3 ini bias dilaksanakan pada kunjungan ketiga apabila tidak ada gejala setelah tindakan tahap 2 dilakukan. Jika pada kunjungan 3 masih ada keluhan, maka prosedur tahap 2 perlu diulang & belum bias dilakukan tindakan tahap 3 (dikarenakan resiko infeksi ulang) 4. Mengembalikan fungsi gigi : a. restorasi dengan pasak, b. restorasi tanpa pasak, c. restorasi plastis , d. restorasi non plastis Tahap 4 ini bias dilaksanakan pada kunjungan keempat apabila tidak ada kendala pada tahap 1,2 dan 3. Kendala yang dimaksud bias berupa rasa nyeri yang persisten, bengkak atau munculnya gejala infeksi ulang. Namun jika telah selesai dilakukan perawatan saluran akar gejala diatas tetap muncul maka gigi tersebut diindikasikan pencabutan. 9.



PENYULIT



10.



EDUKASI



1. Untuk perawatan mempertahankan gigi : - Pasien tidak kooperatif dan tidak disiplin dalam kunjungan untuk mendapatkan perawatan. - Selain kasus pada gigi akar tunggal, dan gigi akar ganda yang lurus dengan sudut pandang kerja pada orifice tidak terhalang (yaitu, bila saluran akar gigi terlalu bengkok, atau sempit/buntu, letak gigi terlalu distal dan apeks lebar) - Proses terjadinya infeksi dan lubang pada gigi - Kondisi gigi pasien yang ditangani saat ini - Bahayanya terkait infeksi



11.



PROGNOSIS



12. 13.



INFORMED CONSENT HASIL PENGOBATAN



14.



-



KEPUSTAKAAN -



Kemungkinan keberhasilan dan kegagalan perawatan Untuk perawatan mempertahankan gigi, prognosis : baik bila tidak ada keluhan selama 2 (dua) tahun dan fotoradiologi tidak ada kelainan periapeks. Persetujuan tertulis sebelum tindakan Keluhan sakit hilang Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut, 2008, RSUD dr Soetomo Surabaya Edi Hartini, Sundoro, 2005, Serba – serbi Ilmu Konservasi Gigi, UI-Press, 2007 Standar Operasional Prosedur Konservasi Gigi (Endodontologi, Restorasi Dan Kariologi ) Departemen Ilmu Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga 2011



PANDUAN PRAKTIK KLINIS KONSERVASI GIGI DAN MULUT RSUD DAHA HUSADA KEDIRI 2022 - 2025



1.



2.



3.



4.



5. 6. 7.



DEMINERALISASI PERMUKAAN HALUS/APROKSIMAL KARIES DINI /LESI PUTIH / KARIES EMAIL TANPA KAVITAS - Lesi pada permukaan gigi berupa bercak/bintik putihkusam oleh karena PENGERTIAN proses demineralisasi. - Lesi ini dapat kembali normal apabila kadar kalsium,phosphate, ion fluoride, dan kapasitas buffer saliva meningkat. K02.51 White spot lesions (initial caries) on pit and fissure surface of tooth ICD X K02.61 White spot lesion (initial caries) on smooth surface of tooth B00.2 Herpesviral gingivostomatitis and Pharyngotonsilitis Tidak ada gejala nyeri yang dikeluhkan, ANAMNESIS Pada umumnya keluhan pada gigi terkait warna keputih putihan pada permukaan gigi - Bercak putih dan warna kusam tidak mengkilat, umumnyatidak ada gejala. PEMERIKSAAN FISIK - Pemeriksaan dengan sonde tumpul, penerangan yang baik, gigi dikeringkan. KRITERIA DIAGNOSIS DIAGNOSIS BANDING PEMERIKSAAN PENUNJANG



8. TERAPI



Hipoplasi Email Tidak ada - Pembersihan gigi dari debris dan kalkulus dengan alatskeling manual, diakhiri dengan sikat - Isolasi daerah sekitar gigi - Keringkan - Kumur atau diulas dengan bahan fluor atau bahan aplikatif yang mengandung fluor - Terapi remineralisasi sesuai dosis - Tunggu selama 2-3 menit



9. PENYULIT



10. EDUKASI



11. 12. 13.



PROGNOSIS INFORMED CONSENT HASIL PENGOBATAN



- Makan, minum setelah 30 menit aplikasi - Kebersihan mulut jelek bergantung wawancara mengenaifaktor risiko - Pasien masih anak-anak dan tidak bisa kooperatif, perludirujuk pada spesialis KGA pasien yang kontraindikasi terapi fluor Penyebab perubahan warna pada gigi yang mengalami arrestedcaries Bahayanya terkait infeksi Kemungkinan keberhasilan dan kegagalan perawatan Baik Persetujuan tertulis sebelum tindakan Proses karies tidak berkembang, lesi putih hilang dan permukaan gigi kembali normal



PANDUAN PRAKTIK KLINIS KONSERVASI GIGI DAN MULUT RSUD DAHA HUSADA KEDIRI 2022 - 2025 1.



PENGERTIAN



2. 3.



ICD X ANAMNESIS



4.



PEMERIKSAAN FISIK



5. 6. 7. 8.



KRITERIA DIAGNOSIS DIAGNOSIS BANDING PEMERIKSAAN PENUNJANG TERAPI



9.



PENYULIT



10.



EDUKASI



11. 12. 13.



PROGNOSIS INFORMED CONSENT HASIL PENGOBATAN



14.



KEPUSTAKAAN



ABRASI Hilangnya permukaan jaringan keras gigi disebabkan oleh faktor mekanis dan kebiasaan buruk K03.1 Abrasion of teeth rasa ngilu oleh karena hipersensitif dentin, meskipun tidak selalu muncul - Hilangnya permukaan jaringan keras (email, dentin sementum ) pada permukaan gigi - Apabila hilangnya permukaan gigi sudah dalam maka akan disertai dengan dentin hipersensitif Hipersensitif dentin karena karies Tidak diperlukan Rehabilitasi gigi tergantung lokasi dan keparahan jika perlu pada atrisi didahului dengan peninggian gigitan. Kemudian direstorasi dengan tumpatan direk/indirek. - Perlu diingat bahwa rehabilitasi tidak akan berhasil apabila kebiasaan buruk tidak dihilangkan - DHE: edukasi pasien tentang cara menggosok gigi, pemilihan sikat gigi dan pastanya. Edukasi pasien konsul diet, konsultasi psikologis pada pasien Bulimia. - Tindakan preventif: bila masih mengenai email dengan aplikasi fluor topikal/CPP ACP untuk meningkatkan remineralisasi - Tindakan kuratif: - Pada kasus abfraksi perlu dilakukan Oclusal Adjusment - Bergantung pada keparahan hilangnya permukaan jaringan keras dan lokasi, bila di servikal dilakukan ART dengan bahan GIC - Pasien tidak kooperatif - Pasien dengan kebiasaan bruxism karena kondisi Psikologis DHE: edukasi pasien tentang cara menggosok gigi, pemilihan sikat gigi dan pastanya. Edukasi pasien konsultasi psikologis pada pasien Bulimia. Sedang Persetujuan tertulis sebelum tindakan Abrasi berhenti (tidak berlanjut), Kebiasaan buruk hilang Edi Hartini, Sundoro, 2005, Serba – serbi Ilmu Konservasi Gigi, UI-Press, 2007



PANDUAN PRAKTIK KLINIS KONSERVASI GIGI DAN MULUT RSUD DAHA HUSADA KEDIRI 2022 - 2025 FRAKTUR MAHKOTA GIGI YANG TIDAK MERUSAK PULPA - Gigi fraktur mahkota yang tidak merusak pulpa. PENGERTIAN - Tidak ada gejala atau rasa sakit pulpa belum terbuka S02.51 : Fracture of enamel of tooth only ICD X S02.51 : Fracture of crown of tooth without pulpal Involvement Gigi patah karena sesuatu sebab namun tidak dalam, ANAMNESIS tidakdisertai rasa sakit. Mengganggu penampilan dan terasa tajam pada ujung-ujung gigi yang patah - Tidak sakit - Kadang-kadang sakit PEMERIKSAAN - Sakit dan pendarahan pada pemeriksaan FISIK - Sondase, tekanan, perkusi KRITERIA DIAGNOSIS



Ditegakkan



dengan anamnesa, danpenunjang



pemeriksaan



DIAGNOSIS BANDING



Tidak ada



PEMERIKSAAN PENUNJANG



Foto x-ray gigi periapikal atau panoramik



TERAPI



PENYULIT



EDUKASI



PROGNOSIS INFORMED



klinis



- Bersihkan kalkulus dan stain pada sub dan supra gingiva - Hilangkan jaringan karies dan email yang tidak didukung dentin - Lihat prosedur karies email/dentin - Fraktur email/ dentin pada gigi sulung diberi: basis kalsium hidroksida - Jaringan pendukung gigi terkoyak dan telah terjadi intrusidari elemen gigi akibat benturan - Hipersalivasi, Pasien dengan kebiasaan bruxism, relasi oklusi deep bite, Pasien tidak kooperatif Proses terjadinya infeksi dan lubang pada gigi Kondisi gigi pasien yang ditangani saat ini Bahayanya terkait infeksi Kemungkinan keberhasilan dan kegagalan perawatan - Baik - Kontrol periodik 3-6 bulan



CONSENT HASIL PENGOBATAN



KEPUSTAKAAN



Persetujuan tertulis sebelum tindakan Gigi utuh kembali dan baik - Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut, 2008, RSUD dr Soetomo Surabaya - Edi Hartini, Sundoro, 2005, Serba – serbi Ilmu Konservasi Gigi, UI-Press, 2007 - Standar Operasional Prosedur Konservasi Gigi (Endodontologi, Restorasi Dan Kariologi ) Departemen Ilmu Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga 2011