29 0 1 MB
MODUL IDENTIFIASI KARIES GIGI DIAGNOSA KLARIFIKASI DAN INDIKASI PENAMBALAN
DI SUSUN OLEH;
1. ANDI SITI HADIJAH
(PO713261191006)
2. ANTO
(PO713261191007)
3. DEGIS SULEMAN LAYDI
(PO713261191008)
4. DIAN SUKAWATI
(PO713261191009)
5. DINDA SRI JULITA
(PO713261191010)
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLI INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR PRODI DIII/TK.II KEPERAWATAN GIGI TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH yang telah memmberikan rahmat dan hidayanya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas modul kami berjudul“IDENTIFIKASI
KARIES
GIGI
IDENTIFIKASI PENAMBALAN”ini tepat
DIAGNOSA
KLARIFIKASIDAN
pada waktunya
Adapun tujuan dari penulisan Modul ini adalah untuk memenuhi tugas dari Drg.LUCIA YAURI M.Mkes, pada mata Konservasi gigi (Dental Restorative).Selain itu ,modul
ini juga bertujuan untuk
menanmbah wawasan tentang hepatiitis bagi para pembaca dan berserta kami tentunya. Saya juga
mengucapkan terimah kasih kepada Drg.LUCIA YAURI
M.Mkes selaku dosen mata kuliah konservasi gigi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi kami. Saya juga mengucapkan terimahakasih kepada pihak yang telah membagi sebagian pengetahuanya sehingga kami dapat menyelesaikan modul iniKami menyadari bahwa modul yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna oleh karna itu ,kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan modul ini.
Maassar,
September 2020
penulis
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.........................................................................................ii DAFTAR ISI........................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang........................................................................................1 B. Rumusan masalah....................................................................................1 C. Tujuan masalah.......................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN A. Pembagian karies dan pengertian karies..............................................2 B. Klarifikasi karies menurut GV.BLACK...............................................11 C. Diagnosa gigi yang mengalami karies...................................................12 D. Indikasi penambalan dan rencana perawatan karies..........................25 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan.............................................................................................39 B. Saran........................................................................................................39 Daftar Pustaka.....................................................................................................40
ii
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi. Penyakit ini menyebabkan gigi berlubang. Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan nyeri, penanggalan gigi, infeksi, berbagai kasus berbahaya, dan bahkan kematian. Penyebab utama karies adalah adanya proses demineralisasi pada email. Sisa makanan yang bergula (termasuk karbohidrat) atau susu yang menempel pada permukaan email akan bertumpuk menjadi plak dan menjadi media pertumbuhan yang baik bagi bakteri. Bakteri yang menempel pada permukaan bergula tersebut akan menghasilkan asam dan melarutkan permukaan email sehingga terjadi proses demineralisasi. Demineralisasi tersebut mengakibatkan proses awal karies pada email. Bila proses ini sudah terjadi maka terjadi progresivitas yang tidak bisa berhenti sendiri, kecuali dilakukan pembuangan (penambalan) pada permukaan gigi yang terkena karies oleh dokter gigi. B.Rumusan masalah A. Apa saja pembagian karies dan pengertian karies B. Bagaimanakah klarifikasi karies menurut GV. BLACK C. Bagaimana diagnose gigi - gigi yang mengalami karies D. Apa indikasi penambalan dan rencana perawatan karies
C.Tujuan masalah 1. Mendeskripsikan apa saja pembagian karies dan pengertian karies 2. Mendeskripsikan bagaimanakah kalrifikasi karies menurut GV.BLACK 3. Mendeskripsikan bagaimana diagnose gigi-gigi yang mengalami karies 4. Mendeskripsikan apa indikasi penambalan dan rencana perawatan karies
1
BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN KARIES
Karies gigi merupakan suatu penyakit/ kerusakan jaringan keras gigi yang berhubungan dengan adanya aktifitas jasad renik dalam karbohidrat dalam rongga mulut. Kerusakan jaringan gigi ini dimulai dengan adanya demineralisasi jaringan gigi yang kemudian diikuti dengan kerusakan bahan organik gigi. Akibatnya terjadi invasi bakteri dan berlanjut dengan peradangan pulpa, kematian pulpa serta penyebaran infeksinya pada jaringan periapikal. Namun pada stadium dini, penyakit ini dapat dihentikan, dan kerusakan yang telah terjadi dapat direstorasi dengan baik. .(Putri Diana,2018) Pembagian karies Menurut Widya (2008),jenis karies gigi berdasarkan tempat terjadinya: a. Karies Insipiens Adalah karies yang terjadi pada permukaan gigi (lapisan terluar dan terkaras dari gigi),dan belum etrasa sakit hanya ada pewarnaan hitam atau coklat pada email. (Widya ,2008), b. Karies superfisialis Adalah karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan kadang-kadang terasa sakit. (Widya ,2008)
2
c. Karies media Adalah karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi)atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa.Gigi
biasanya
tersa
sakit
bila
terkena
rangsangan
dingin,makanan asam dan manis. (Widya ,2008) d. Karies profunda Adalah karies yang telah mendekati atau bahan telah mencapai pulpa sehingg terjadi peradangan pada pulpa.Rasa sakit secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun.Apabila tidak segera diobati dan ditambal maka gigi akan mati. (Widya ,2008) Macam-macam karies: KariesEmail. Karies email adalah karies yang terjadi pada permukaan enamel gigi (lapisan terluar dan terkeras pada gigi), dan belum terasa sakit, hanya ada pewarnaan hitam atau coklat pada enamel. Setelah karies terbentuk proses demineralisasi berlanjut, email mulai pecah. Sekali permukaan email rusak gigi tidak dapat memperbaiki dirinya sendiri.Rencana perawatankaries: 1. Konsul
diet
dan
factor
risiko
yang
lain.
Aplikasi penutupan fisur.Restorasi setelah ekkavasi lesi atau preparasi minimal. 2. KariesDentin Karies yang sudah mencapai bagian dentin atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan pulpa. Gigi biasanya terasa sakit apabila terkena rangsang dingin, makanan masam, dan manis. Karies sudah mencapai kedalaman dentin, dimana karies ini dapat menyebar dan mengikis dentin. Karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi) atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan pulpa, gigi biasanya terasa sakit apabila terkena rangsangan
3
dingin, makanan masam, dan manis. Jika pembusukan telah mencapai dentin, maka bagian gigi yang membusuk harus diangkat dan diganti dengan tambalan (restorasi). Biasanya penumpatan secara langsung masih bisa dilakukan dengan memberikan bahan pelapis sebelum diberikan bahan penumpat.Dewasa ini telah banyak dikembangkan bahan tumpatan untuk memperbaiki gigi yang rusak. Salah satu bahan tumpatan tetap yang pada saat ini banyak digunakan oleh dokter gigi adalah atau hampir mendekati warna gigi, baik gigi anterior maupun posterior tanpa mengesampingkan faktor kekuatan, keawetan, dan biokompabilitas dari bahan tersebut.. Rencana perawatan karies email:
3.
a)
Pembuatan ragangan restorasi yang dinginkan
b)
Pertimbangan resistensi dan retensi
c)
Pembuangan karies dentin dan penempatan restorasi
d)
Penyingkiran karies dentin
e)
Menghaluskan bagian dalam kavitas
f)
Menghaluskan tepi preparasi
KariesPulpa Karies pulpa adalah yang telah mendekati atau telah mencapai pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa. Biasanya terasa sakit waktu makan dan sakit secara tiba-tiba tanpa rangsangan. Pada tahap ini, apabila tidak dirawat, maka gigi akan mati dan memerlukan perawatan yang lebih kompleks. Jika karies dibiarkan dan tidak dirawat maka akan mencapai pulpa gigi. Disinilah dimana syaraf gigi dan pembuluh darah dapat ditemukan. Pulpa akan terinfeksi. Abses atau fistula (jalan dari nanah) dapat terbentuk dalam jaringan ikat yang halus. Rencana perawatan dengan restorasi dengan preparasi minimal dan perawatan endodontik. .(Putri Diana,2018)
4
MACAM- MACAM GIGI Berdasarkan masa pertumbuhannya, gigi dapat dibagi atas gigi susu/ gigi decidui/ gigi sulung, yaitu gigi yang tumbuh pada masa kanakkanak, serta gigi dewasa/ gigi permanent yang tumbuh mulai usia 6 tahun.Seperti diketahui, gigi susu berjumlah 20 buah, sedang gigi dewasa berjumlah 32 buah. .(Putri Diana,2018)
Berdasarkan bentuk dan fungsinya, gigi sulung pada setiap kwadran dibagi atas: gigi Seri pertama/ sentral, gigi Seri kedua/ lateral yang berfungsi untuk memotong makanan, gigi Taring/ kaninus yang berfungsi untuk mengoyak makanan, serta 2 buah gigi Geraham yang berfungsi
umtuk
menggiling
dan
menghaluskan
makanan.(Putri
Diana,2018) Gigi Dewasa dibagi atas : Gigi Seri pertama/ sentral. Gigi Seri kedua/ lateral, gigi taring/ kaninus, 2 buah geraham kecil/ Premolar serta 3 buah geraham Besar/ Molar. .(Putri Diana,2018)
5
Jenis dan macam gigi manusia
ANATOMI GIGI Secara Anatomis, Gigi terdiri dari beberapa bagian, yaitu : lapisan Email / enamel, yaitu jaringan gigi yang paling keras, yamg berfungsi melindungi jaringan- jaringan dibawahnya. Lapisan berikut yaitu dentin, berwarna lebih kuning, mengandung ujung- ujung syaraf, sehingga bila tidak terlindung oleh email akan terasa ngilu bila terkena rangsang, baik rangsang fisis seperti panas atau dingin maupun rangsang mekanis. Juga terdapat lapisan sementum yang melindungi akar gigi dan biasanya tertanam dalam tulang dan ditutup oleh gusi. Lapisan ini juga sensitive, sehingga bila terbuka akan menimbulkan rasa ngilu.(Putri Diana,2018) Ketiga lapisan ini melindungi ruang pulpa yang berisi pembuluh darah, syaraf dan jaringan- jaringan lainnya dari iritasi.Gambar
6
TERJADINYA KARIES. Karies dapat terjadi bila terdapat 4 faktor, yaitu : 1. Adanya Gigi sebagai Host 2. Karbohidrat dalam makanan sebagai Substrat 3. Adanya mikroorganisme 4. Waktu Secara
singkat
proses
terjadinya
karies
dapat
digambarkan sbb; Secara normal, email pada permukaan gigi ditutupi oleh jaringan organic yang disebut pellikel. Pelikel ini terdiri dari glikoprotein yang diendapkan oleh saliva. Sifatnya sangatlengket dan mampu melekatkan bakteri- bakteeri tertentu. .(Putri Diana,2018) Pada peermukaan gigi, teritama streptokokus dan lactobacillus. Organisme
tersebut
akan
tumbuh
dan
berkembang
biak
serta
mengeluarkan gel yang lenket dan akan menjerat berbagai bakteri yang lain. .(Putri Diana,2018) Dalam beberapa hari, plak ini akan bertambah tebal dan terdiri dari berbagai macam mikroorganisme. Dengan adanya karbohidrat yang tertinggal didalam mulut, seperti sukrosa dan glukosa akan terjadi peragian oleh bakteri.yang terdapat didalam plak. Peragian ini akan membentuk asam yang akan menurunkan PH plak. .(Putri Diana,2018) Penurunan PH yang berulang- ulang dalam waktu tertentu akan mengakibatkan demineralisasi permukaan email, dan proses kariespun dimulai. .(Putri Diana,2018) Tidak semua karbohidrat mempunyai derajat kariogenik yang sama. Karbohidrat yang kompleks, misalnya Pati, tidak berbahaya, karena tidak dicerna secara sempurna dalam mulut. Sedang karbohidrat dengan berat molekul yang rendah seperti gula, akansegera meresap kedalam plak. .(Putri Diana,2018)
7
Penurunan PH lebih besar terjadi pada individu dengan karies aktif daripada individu yang bebas karies Tingkat kariogenik tertinggi ada pada Sukrosa, sehingga Sukrosa dianggap sebagai penyebab karies yang utama. .(Putri Diana,2018)
KERENTANAN GIGI Kerentanan gigi masing- masing individu terhadap karies berbeda- beda. Beberapa factor yang mempengaruhi kerentanan gigi seseorang terhadap karies antara lain : I. MORFOLOGI GIGI. Seperti telah dibahas sebelumnya, awal pembentukan karies dimulai dengan adanya plak yang mengandung bakteri. Plak terbentuk karena adanya sisa mekanan yang melekat pada gigi, sehingga bentuk permukaan gigi sangat mempengaruhi perlekatan sisa makanan Berdasarkan bentuk permukaan gigi, bagian- bagian gigi yang rentan terhadap karies adalah sbb: 1. Pit dan Fissure pada permukaan oklusal gigi molar dan premolar 2. Pit Bukal Molar dan Pit Palatal Insisivus 3. Permukaan halus didaerah proksimal, sedikir dibawah titik kontak 4. Email pada leher gigi, sedikit diatas tepi gingival 5. Permukaan akar yang terbuka 6. Tepi tumpatan dan permukaan gigi yang berdekatan dengan gigi tiruan.
8
II. KONDISI RONGGA MULUT/ LINGKUNGAN SEKITAR GIGI Kerentanan
gigi
sangat
dipengaruhi
oleh
kondisi
lingkungan disekitarnya, terutama Saliva, karena dalam keadaan normal, gigi selalu dibasahi oleh saliva. Saliva mempunyai kemampuan remineralisasi karies yang masih dini, karena Saliva mengandung banyak ion kalsium dan Fosfat. .(Putri Diana,2018) Kemampuan remineralisasi Saliva akan meningkat jika ada ion Fluor. Selain itu, saliva juga mempengaruhi komposisi mikroorganisme dalam plak, dan mempengaruhi PH, sehingga bila saliva berkurang atau hilang, karies akan meningkat. .(Putri Diana,2018) Selain dipengaruhi oleh saliva kerentanan terhadap karies juga dipengaruhi oleh susunan gigi geligi dalam mulut. Susunan Gigi yang tidak beraturan dan berjejal, memudahkan terselipnya sisa makan, dan menyulitkan pembersihannya.Akibatnya mudah terjadi karies gigi. . (Putri Diana,2018) KLASIFIKASI/ PENGGOLONGAN KARIES. I.
BERDASARKAN DAERAH ANATOMIS TEMPAT KARIES TIMBUL:
1. Karies Pit dan Fissure 2. Karies Aproksimal 3. Karies Servikal/ karies pada leher gigi 4. Karies Akar 5. Karies pada tepi tumpatan / sekunder karies./ recurrent caries II. BERDASARKAN GIGI YANG TERKENA: 1. KARIES RINGAN : bila karies hanya terjadi pada daerah yang memang sangat rentan terhadap karies, misalnya pada permukaan oklusak gigi Molar. 2. KARIES SEDANG/ MODERAT: bila karies mengenai permukaan oklusal dan proksimal gigi posterior
9
3. KARIES PARAH: Bila karies mengenai gigi- gigi yang biasanya bebas karies. Misalnya: karies yang mengenai gigi anterior III. BERDASARKAN
KEPARAHAN/
KECEPATAN
BERKEMBANGNYA KARIES: 1. KARIES RAMPANT: Disebut karies rampant bila karies mengenai beberapa gigi yang terjadi sangat cepat, dan meliputi permukaan gigi yang biasanya bebas karies. Keadaan ini terutama terjadi pada balita yang selalu menghisap dot/ susu botol yang mengandung gula. Juga dijumpai pada remaja yang sering makan kudapan kariogenik dan minuman
manis
diantara
waktu makannya. Keadaan
lain
adalahpada nulut denganXerostomia ( mulut kering) dan saliva berkurang akibat radiasi atau penyakit- penyakit sistemik: 2. KARIES TERHENTI: Yaitu lesi karies yang berhenti berkembang. Hal ini dapat terjadi bila lingkungan oral mengalami perubahan, tidak lagi memungkinkan untuk terjadinya karies.Lesi pada karies yang terhenti warnanya tampak lebih gelap, dan terkadang agak menghitam.Konsistensinya dapat lebih lunak dan kenyal, atau bahkan lebih keras dari gigi normal. .(Putri Diana,2018)
IV. BERDASARKAN KEDALAMAN KARIES: 1. KARIES AWAL: pada tahap ini, baru terjadi demineralisasi, sehingga belum ditemukan lubang karies. Pada tahap ini, bila keadaan
mendukung, karies dapat terhenti dan masih
memungkinkan terjadinya
10
remineralisasi.
2. KARIES
EMAIL/
SUPERFISIALIS
KARIES
DANGKAL/KARIES
adalah karies yang hanya mengenai jaringan
email saja. 3. KARIES DENTIN/ KARIES MEDIA: yaitu bila kerusakan telah mencapai dentin, namun belum melebihi setengan ketebalan dentin/ belum mendekati pulpa. 4. KARIES PROFUNDA/ KARIES DALAM: disini kerusakan telah mendekati atap pulpa namun atap pulpa belum tebuka. 5. KARIES PROFUNDA TERKOMPLIKASI/ COMPLICATED PROFUNDA CARIES: yaitu bila atap pulpa telah terbuka oleh
PENUTUP
B. KLARIFIKASI KARIES MENURUT GV. BLACK Kalsifikasi karies gigi Diagnosis tingkat keparahan karies gigi dapat ditentukan melalui klasifikasi lesi karies dari G.V. Black.Klasifikasi karies gigi ini merupakan klasifikasi yang digunakan oleh American Dental Association.Klasifikasi G.V. Black membagi karies gigi berdasarkan progres penyakit, jaringan keras yang terkena, dan lokasinya. Berikut ini merupakan klasifikasi karies gigi menurut G.V. Black:
11
Kelas I: karies gigi mengenai pit dan fisur bagian oklusal pada gigi posterior ,dan bagian foramen caecum pada gigi anterior Kelas II: Karies mengenai permukaan proksimal gigi posterior Kelas III: Karies gigi mengenai permukaan proksimal gigi anterior tetapi belum mengenai tepi insisal Kelas IV: Karies mengenaibagian kavitas pada bagian ujung cuups ata pada bagian incisal edge Kelas V: Karies mengenai 1/3 sevikal
dari permukaan bukal/labial
(facial) atau lingual gigi anterior atau posterior Kelas VI: Karies bagian proksimal gigi antererior mengenai cusp gigi molar, premolar, kaninus, dan incisal edge puncak
C. DIAGNOSA YANG MENGALAMI KARIES
1) Penjalaran karies,tanda-tanda karies,dan gejala klinis diagnosis keperawatan gigi. a) Bercak putih Pada gigi (White spot) Gejala Klinis = Tidak/belum menimbulkan keluhan Tanda-tanda = *Infeksi terlihat bercak putih pada permukaan gigi saat permukaan gigi dikeringkan dari saliva. * Sondasi: Permukaan Gigi masih terasa licin Rencana Perawatan = Terapi remineralisasi menggunakan CPP-ACP (Termasuk dalam upaya preventif)
12
b) Fisur Dalam Gejala = Belum menimbulkan keluhan Tanda-tanda klinis =
Infeksi:terlihat garis hitam pada permukaan oklusal,pit bukal,atau foramen caecum
Sondasi : Belum terasa adanya retensi
Rencana perawatan = Penutupan pit fisur gigi (pit dan fissure sealing)Termasuk upaya preventif c) Karies mencapai Email karies superfisialis Gejala Klinis =
Biasanya belum memberikan keluhan
Terkadang terasa linu bila kena rangsang panas/dingin,makanan/minuman manis,asam
Bila rangsangan dihilangkan,akan segera hilang linunya.
Tanda-tanda klinis =
Infeksi : Terdapat lubang gigi dengan kedalaman mencapi email
Sondasi : – (negatif)
Themis : – (negatif)
Rencana perawatan = Penumpatan dengan semen ionomer aca (SIK)/Glass ionomer cemen GIC,resin komposit d) Karies mencapai Dentin Gejala Klinis =
Terasa linu bila kena rangsang panas/dingin,makan/minum manis,asam
Bila rangsang dihilangkan,rasa nyeri hilang beberapa saat kemudian
13
Tanda-tanda klinis =
Infeksi : Terdapat lubang gigi dengan kedalaman mencapai dentin tapi belum melebihi 1/2 tebal dentin
Sondasi : + (positif) atau bisa juga – (negatif)
Themis : + (positif)
Rencana perawatan = Penumpatan dengan GIC,resin omposit atau amalgam e) Karies profunda,tertutup,Vital Tanda – tanda klinis = Inspeksi : Terdapat lubang gigi dengan kedalaman mencapai dentin dan sudah melebihi ½ tebal dentin,pula tertutup Sondasi : + (Positif) Thermisi : + (Positif) Perkusi dan Druk : - (Negatif),bila tidak ada peradangan jaringan periodontal atau + (positif),bila ada peradangan jaringan periodontal. Renaca Perawatan = Dirujuk ke drg untuk dilakukan kaping pulpa,jika:gigi belum pernah ada riwayat sakit dan gigi masih memungkinkan untuk restorasi. Dirujuk ke drg untuk dilakukan perawatan saluran akar,jika: gigi masih memungkinkan direstorasi. Dirujuk ke drg untuk dilakukan pencabutan gigi,jika gigi tidak memungkinkan lagi direstorasi Apabila terjadi peradangan jaringan periodontal,maka harus dilakukan premedikasi terbih dahulu.
14
f) Karies profunda tertutu,Non vital Tanda- tanda klinis = Inspeksi : Terdapat lubang gigi dengan kedalaman mencapai dentin dan sudah melebihi 1/2 tebal dentin,pulpa tertutup Sondasi : - (negatif) Thermis : - (negatif) Perkusi dan truk: - (negatif),bila tidak ada peradangan jaringan periodontal,atau + (positif) bila ada peradangan jaringan periodontal Rencana perawatan = Dirujuk ke drg untuk dilakukan perawatan saluran akar jika;gigi masih memungkinkan direstorasi Dirujuk ke drg untuk dilakukan pencabutan gigi,jika gigi tidak memungkinkan lagi direstorasi. Apabila terjadi peradangan jaringan periodontal,maka harus dilakukan premedikasi terlebih dahulu. g) Karies mencapai pulpa/karies profunda,terbuka,vital Tanda-tanda klinis = Inspeksi : Terdapat lubang gigi dengan kedalaman mencapai dentin dan sudah melebihi ½ tebal dentin,pulpa terbuka Sondasi : + (positif) Thermis : + (positif) Perkusi dan Druk : - (negatif),bila tidak ada peradangan jaringan periodontal,atau + (positif) bila ada peradangan jaringan periodontal. Rencana perawatan = Di rujuk e drg untuk dilakukan kaping pulpa, jika : gigi belum pernah ada riwayat sakit dan gigi masih memungkinkan untuk direstorasi
15
Dirjuk ke drg untuk dilakukan perawatan saluran akar,jika ; gigi pernah ada riawayat sakit dan gigi masih memungkinkan direstorasi Dirujuk kedrg untuk dilakukan pencabutan gigi,jika gigi tidak memungkinkan lagi direstorasi Apabila terjadi peradangan jaringan periodontal,makaharus dilakukan premedikasi terlebih dahulu.
h) Karies profunda terbuka Non vital Tanda-tanda klinis = Inspeksi ; Terdapat lbang gigi dengan kedalaman mencapai dentin dan sudah melebihi ½ tebal dentin pulpa terbuka Sondasi : - (negative) Thermis : - (negative) Perkusi dan Druk : - negative bila tidak ada peradangan jaringan periodontal,atau + (positif) bila ada peradangan jaringan periodontal. Rencana perawatan = Diruju ke drg untuk dlakukan perawtan saluran akar jika gigi masih memungkinkan direstorasi Dirujuk ke drg untuk dilakukan pencabutan gigi jika gigi tidak memungkinkan lagi direstorasi. Apabila terjadi peradangan jaringan periodontal maka harus dilakkan premidikasi terlebih dulu. i) Karies mencapai akar Tanda-tanda klinis = Inspeksi : Terdapat sisa akar Perkusi dan druk : - (negative),bila tida ada peradangan jaringan periodontal,atau + (positif) bila ada peradangan jaringan periodontal
16
Mobility : - (negative) bila ada kegoyahan,atau + (positif) bila belum ada kegoyangan. Rencana perawatan = Dirjuk ke ddokter untuk dilakukan restorasi akar gigi,jika sisa akar masih memungkinkan untuk direstorasi Dirujuk ke drg untuk dilakukan pencabutan akar gigi,jika sisa akar sudah tidak memungkinkan untuk direstorasi. PROSEDUR DIAGNOSA KARIES GIGI: Untuk menetapkan diagnosa pada karies gigi, maka perlu dilakukan beberapa
prosedur, yaitu:
1. ANAMNESA PASIEN. Anamnesa dilakukan untuk mengetahui latar belakang atau perjalanan karies. Dari anamnesa, harus digali sebanyak mungkin informasi mengenai keluhan- keluhan yang dirasakan pasien baik yang dirasakan saat ini ataupun.dimasa lampau sehubungan dengan kariesnya, seperti adakah rasa ngilu, sakit ataupun perasaan tidak nyaman pada gigi tersebut, bilamankeluhankeluhan itu timbul, dan bagaimana reaksi gigi terhadap rangsang dingin dll. (dr.Audry albertus,2015) 1. PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan fisik dilakukan dengan alat- alat diagnostik untuk mengetahui adanya perubahan pada gigi, baik berupa bercak atau lubang, kedalaman karies, besar
lubang
karies,
kegoyangan
gigi maupun
warna
gigi.(dr.Audry
albertus,2015) 2. PEMERIKSAAN VITALITAS GIGI Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui vitalitas gigi, sehingga dapat ditetapkan diagnosa dan rencana perawatannya. Pemeriksaan vitalitas gigi dapat dilakukan dengan berbagai cara, namun dalam makalah ini hanya dibahas
17
pemeriksaan vitalitas gigi yang umum digunakan, terutama pada klinik- klinik pelayanan pemerintah.. (dr.Audry albertus,2015) a.
Pemeriksaan Termal
Merupakan pemeriksaan yang mudah dan murah, dan paling sering digunakan oleh dokter gigi di Indonesia.Disini digunakan rngsang dingin atau panas. Gigi vital akan memberi reaksi positif pada pemeriksaan termal, terutama pada rangsang dingin, sedang gigi nonvital tidak akan bereaksi terhadap rangsang dingin. Test Termal rangsang dingin biasanya menggunakan Chlorethyl yang disemprotkan pada cotton pellet, dan diletakkan pada dasar karies yang telah dibersihkan ataupada permukaangigi yang paling sensitif seperti pada leher gigi. Sedang test termal panas dapat menggunakan gutta-percha point yang dipanaskan. .(dr.Audry albertus,2015) . Pemeriksaan dengan Pulp vitalitester/ pulp tester/ Electro Pulp Tester. Prinsip kerja alat ini menggunakan arus listrik lemah dengan kekuatan arus listrik yang dapat diatur. Cara penggunaan : Dengan meletakkan ujung alat pada permukaan gigi yang telah dikeringkan, kemudian arus listrik.Dinaikkan perlahan- lahan sampai gigi memberikan reaksi . 2. PEMERIKSAAN JARINGAN SEKITAR GIGI Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui keadaan jaringan sekitar gigi,apakah ada peradangan ataupun kelainan- kelainan pada jaringan disekitar gigi. .(dr.Audry albertus,2015) Pemeriksaan ini meliputi : Pemeriksaan Ketuk/ Perkusi: yaitu dengan mengetuk gigi dengan ujung instrumen diagnostik. Reaksi positif pada pemeriksaan ini menandakan adanya kelainan pada jaringan periodontal ataupun periapikal.
18
Perkusi dapat dilakukan secara vertical, untuk mengetahui adanya peradangan periapikal atau dilakukan perkusi Horizontal untuk mengetahui adanya peradangan periodontal. Pemeriksaan Palpasi/ Perabaan. Yaitu dengan melakukan perabaan/ penekanan pada jaringan lunak disekitar gigi. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mendeteksi adanya kelainan pada jaringan disekitar gigi, seperti pembengkakan dll. 4. PEMERIKSAAN PENUNJANG: Pemeriksaan ini dilakukan bila diperlukan informasi lebih lanjut, untuk memperkuat penetapan diagnosa dan rencana perawatan.Disini yang umum digunakan adalah Rontgent foto. Dengan Rontgent foto, akan tampak kelainan disekitar gigi dan tulang rahang yang tidak tampak pada pemeriksaan fisik. . (dr.Audry albertus,2015) PENETAPAN DIAGNOSA Setelah seluruh Prosedur diagnosa dilakukan, dapat diambil kesimpulan dan Penetapan Diagnosa, untuk menentukan rencana perawatan gigi tersebut. Penetapan diagnosa dapat ; 1. KARIES DINI / KARIES AWAL Merupakan awal terjadinya Karies, dimana karies masih berupa demineralisasi berbentuk bercak putih atau berwarna gelap. atau berupa karies Email. Pada tingkat karies awal, pasien belum merasakan keluhan baik terhadap rangsang panas, dingin maupun perkusi. .(dr.Audry albertus,2015) 2. HIPERSENSITIF DENTIN Umumnya kedalaman karies telah mencapai Dentin, atau karies yang terjadi pada leher gigi yang telah mengenai cementum/ akar gigi. Pada anamnesa, pasien sudah merasakan reaksi terhadap rangsang dingin, panas, asam, manis ataupun rangsang mekanis. .(dr.Audry albertus,2015) 3. PULPITIS REVERSIBEL
19
Pada gigi dengan Pulpitis reversible, pasien merasakan sakit menyengat bila gigi terkena rangsang terutama rangsang termal, tetapi disini belum terjadi rasa sakit spontan ( tanpa terkena rangsang). Kedalaman karies biasanya telah mencapai dentin, bahkan mungkin sudah mendekati atap pulpa, namun atap pulpa belum terbuka.Pada pemeriksaan klinis, dengan test klorethyl pasien merasakan rasa sakit yang menyengat, namun segera hilang setelah rangsang diangkat. Test perkusi negatif. .(dr.Audry albertus,2015) 4. PULPITIS IREVERSIBEL DAPAT AUT DAN KRONIS 1. PULPITIS IRREVERSIBEL AKUT Disini pasien datang dalam kondisi sakit.Pada anamnesa, ada rasa sakit kuat, mendenyut dan menjalar sampai kepala.Biasanya pasien tidak dapat menunjukkan dengan tepat gigi yang sakit, bahkan terkadang pasien hanya bisa menunjukkan regio mana yang sakit.Rasa sakit terjadi spontan tanpa rangsang apapun, dan sering rasa sakit justru timbul malam hari atau saat tidur.Rasa sakit semakin meningkat saat pasien berbaring.Hal ini disebabkan adanya peningkatan tekanan pada pembuluh darah dalam ruang pulpa, sehingga menekan syaraf- syaraf disekitarnya. . (dr.Audry albertus,2015) Pada Pemeriksaan klinis, ditemukan karies yang dalam, dimana sering terjadi atap pulpa sudah terbuka. Pulpitis akut dapat juga ditemukan pada gigi tanpa karies.Hal ini terjadi karena adanya peradangan pulpa yang disebabkan rangsang baik fisik maupun chemis yang berlebihan Terhadap perkusi, gigi dapat memberikan reaksi positif maupun negatif, tergantung pada tingkat peradangan pulpa. Bila peradangan pulpa telah mencapai apical gigi, peradangan akan menyebar kedaerah sekitarnya, sehingga perkusi akan memberikan reaksi positif. . (dr.Audry albertus,2015) a.
PULPITIS IRREVERSIBEL KRONIS: Seperti halnya Pulpitis irreversible akut, disini rasa sakit timbul spontan.Tetapi intensitas tidak sekuat pulpitis irreversible akut, dan pasien datang tidak dalam kondisi sakit.Pada pemeriksaan vitalitas, gigi
20
masih menunjukkan reaksi positif, sedang pada perkusi memberikan reaksi negatif. Secara klinis, karies telah mencapai dentin, baik dengan atau tanpa terbukanya atap pulpa. Berbeda dengan hipersensitif Dentin, bila dilakukan test dengan kloretil, rasa sakit menetap agak lam walaupun rangsang telah diangkat.(dr.Audry albertus,2015) 5.
GANGRAEN PULPA DAN GANGRAEN RADIKS Pada tahap ini, gigi telah mengalami kematian pulpa (nonvital). Pada pemeriksaan vitalitas, gigi memberi reaksi negatif, Pada gigi nonvital, warna gigi lebih gelap dan gigi akan menjadi lebih rapuh, sehingga sering terjadi mahkota gigi akan patah sehingga yang tinggal adalah akar gigi.keadaan ini disebut Gangraen Radiks atau sisa akar. .(dr.Audry albertus,2015) Gigi gangraen yang tidak dirawat ataupun tidak dicabut, dapat mengalami infeksi sehingga menimbulkan rasa sakit, dimana pada perkusi akan memberi reaksi positif, gigi terasa memanjang dan terasa sakit
bila
digunakan
untuk
mengunyah.
Keadaan
ini
disebut
PERIODONTITS APIKALIS, yaitu terjadinya peradangan pada jaringan periodontal disekitar akar gigi. Pada tahap selanjutnya, Periodontitis apikalis dapat menjadi ABSE. .(dr.Audry albertus,2015) 6.
PENATALAKSANAAN KARIES GIGI Sebagaimana
prinsip
ilmu
Kedokteran
Gigi
untuk
mempertahankan gigi selama mungkin didalam mulut, maka bila masih memungkinkan, gigi karies akan dirawat dan ditambal, sehingga dapat mengembalikan
fungsi
gigi
semaksimal
mungkin,
baik
fungsi
pengunyahan maupun estetiknya .Namun rencana perawatan sangat dipengaruhi oleh kondisi gigi, terutama sisa mahkota yang masih ada. . (dr.Audry albertus,2015) 1. KARIES DINI. Pada karies dini, perlu dilihat kondisi kariesnya.Bila pada karies masih memungkinkan terjadinya remineralisasi, misalnya pada karies
21
yang masih berupa bercak, maka diusahakan memperbaiki kondisi mulut agar merangsang erjadinya remineralisasi.Pada karies yang telah berupa lubang, dan tidak memungkinkan remineralisasi, maka pada gigi tersebut dapat dilakukan penambalan langsung.(irmiah fitria,2015) 2. HYPERSENSITIF DENTIN Pada Hipersensitif dentin, pada gigi telah terbentuk keadaan pulpa masih sehat.Pada keadaan ini masih dapat dilakukan penambalan langsung. .(irmiah fitria,2015) 3.
PULPITIS REVERSIBEL Disini pulpa telah mengalami peradangan ringan, sehingga sebelum dilakukan penambalan pulpa harus dipulihkan terlebih dahulu. Untuk itu dilakukan Pilp Capping, dimana kavitas ditutup sementara dulu dengan bahan- bahan yang dapat menetralisir peradangan pulpa dan merangsang pembentukan sekunder dentin seperti CaOH, ZOE dlsb.Bahan- bahan ini dibiarkan didalm kavitas untuk beberapa waktu, baru setelah itu dilakukan penambalan tetap. .(irmiah fitria,2015)
4..PULPITIS IRREVERSIBEL AKUT Pada kondisi ini pasien sedang mengalami rasa sakit yang hebat, karena itu perlu dilakukan eliminasi / mengurangi rasa sakit terlebuh dahulu.Ada bermacam- macam bahan yang apat digunakan untuk keperluan. ini, misalnya Anestesi pulpa, Eugenol dll.Setelah kondisi akut dilewati, baru dilakukan perawatan endodontik/ perawatan syaraf. Perawatan ini dilakukan dengan membuka atap pulpa,, membuang jaringan pulpa, sterilisasi serta pengisian seluruh rongga pulpa dan saluran akar, selanjutnya dilakukan penambalan. .(irmiah fitria,2015) 5. PULPITIS IRREVERSIBEL KRONIS Karena pada kondisi ini gigi tidak dalam keadaan akut, maka pada gigi tersebut dapat langsung dilakukan perawatan Endodontik.(dr.Audry albertus,2015)
22
6. GIGI GANGRAEN/ GANGRAEN PULPA Seperti pada gigi dengan Pulpitis irreversible dimana kelainan telah mencapai jarinngan pulpa,bahkan disini gigi telah mengalami kematian pilpa, maka bila gigi ini akan dipertahankan, harus dilakukan perawatan endodontik terlebih dulu. Selanjutnya dengan mempertimbangkan sisa mehkota gigi yang tersisa dan kekuatan akar, dapat dipertimbangkan restorasi yang sesuai, apakah cukup denganpenambalan biasa, atau perlu restorasi lain seperti Jacket, Crown dll. .(dr.Audry albertus,2015) 7. GANGRAEN RADIKS/ SISA AKAR Biasanya pada gangraen radiks sisa mahkota sudah sangat lemah bahkan mungkin sudah tidak ada mahkota lagi, maka gangraen radiks lebih dianjurkan untuk dicabut.Namun bila pencabutan tidak dapat dilakukan misalnya karena kondisi pasien yang tidak memungkinkan untuk dilakukan pencabutan, maka dilakukan perawatan Endodontik pada gangraen radiks tsb. .(dr.Audry albertus,2015)
PENCEGAHAN KARIES GIGI Telah dibahas pada awal makalah ini , ada 4 faktor yang berperan pada pembentukan karies. Karena itu, untuk mencegah terjadinya karies maka faktorfaktor tersebut harus dieliminasi semaksimal mungkin. 1. HOST/ GIGI: Yang berperan dalam pembentukan karies adalah lekuk- lekuk ( pit Dan Fissure) pada permukaan kunyah/ oklusal gigi. Sering ditemukan adanya pit dan fissure yang dalam, sehingga memudahkan perlekatan sisa makanan dan sulit dalam pembersihannya. Karena itu, untuk mencegah terjadinya karies, pada pit dan fissure yang dalam tersebut dilakukan pit dan fissure sealing, yaitu melapisi pit dan fissure tersebut dengan bahan khusus. .(irmiah fitria,2015)
23
Faktor lain dari gigi yang memudahkan penumpukan sisa makanan adalah letak gigi yang bertumpuk/ tidak teratur. Keadaan ini dapat diperbaiki denganperawatan Orthodontik ( Meratakan Gigi) .(irmiah fitria,2015) 2. WAKTU Untuk mengurangi waktu kontak sisa makanan didalam mulut,dapat dilakukan dengan pembersihan mulut sesegera mungkin setelah makan, dan terutam
sebelum
tidur.
Bila
penyikatan
gigi
tidak
dapat
segera
dilakukan,usahakan agar setelah makan segera kumur- kumur. .(irmiah fitria,2015) 3. PENGUNAAN FLUOR Keberadaan Fluor dalam konsentrasi optimum pada jaringan gigi dan lingkungannya akan merangsang efekanti karies dalam beberapa cara. . (irmiah fitria,2015) EFEK PRA ERUPSI : Jika pada periode pembentukan gigi cukup fluor, maka emeil yang terbentuk akan lebih resisten terhadap serangan asam, karena kandungan karbonat yang lebih rendah akan mengurangi kelarutan terhadap asam. .(irmiah fitria,2015) EFEK PASKA ERUPSI GIGI: Aktifitas fluor paska erupsi penting, karena kehadirannya membantu menghambat deminerasi jaringan gigi disamping efek remineralisasi yang akan merangsang perbaikan atau penghentian karies awal . .(irmiah fitria,2015) EFEK PADA KUMAN PLAK DAN METABOLISMENYA : tergantung dari konsentrasi dan Phnya, fluor dapatmenimbulkan efek anti bakteri dan anti enzim. Pada aplikasi topical, fluor dengan konsentrasi