Praktikum Lab Faal Pengecapan Dan Penciuman [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL Nama Mahasiswa : Vallen Argiansyah B.



Tanggal Pemeriksaan :



NPM



: 16519455



Nama Asisten



:



Kelas



: 1PA02



Paraf Asisten



:



1. Percobaan Nama Percobaan



: Indera Penciuman : Membedakan Bau-Bauan



Nama Subjek Percobaan : M. Rafly Syah Maulana Tempat Percobaan



: Rumah



a. Tujuan Percobaan



: Untuk membuktikan bahwa zat yang dibaui adalah zat yang



berupa



gas,



serta



membedakan



beberapa



wewangian mulai dari bau yang tidak enak sampai yang enak. b. Dasar Teori



: Menurut Puspitawati (2008), stimulus dalam olfactory berupa bahan-bahan kimia yang terdapat dalam lingkungan



yang



terhirup



saat



bernapas.



Indera



penciuman adalah hidung. Menurut Plotnik (dalam buku Basuki, 2008), penciuman disebut suatu indera kimia karena menerima rangsangan kimia yang dibawa oleh udara. Bagian atas hidung mempunyai area sempit yang berisi sel penerima rangsangan penciuman. Fungsi penciuman adalah melakukan transduksi mengubah reaksi kimia menjadi rangsangan syaraf. Menurt Puspitawati (2008), system olfaction terdiri dari dendrit-dendrit



yang



terletak



di



saluran-saluran



pernapasan dan akson-aksonnya melalui suatu bagian di cribriform plate yang kemudian masuk ke olfactory



1



2



bulbs lalu bersinapsis dengan neuron-neuron lainnya yang akan diproyeksikan melewati traktus olfactory menuju otak. Menurut Puspitawati (2008), system olfaction hanya sedikit berhubungan dengan sistem bahasa di otak. Akibatnya sering kali tidak bisa menerjemahkan dan menyebabkan bau yang diterima hidung. System olfaction lebih banyak berhubungan dengan memori di otak. Menurut Cary Lunch (2010), penciuman merupakan satu-satunya indera yang letaknya hanya beberapa hubungan neuron jauhnya dari hippocampus. c. Alat yang Digunakan



: Beberapa macam wewangian (parfum, jahe, terasi, semangka, dan durian) dan slayer penutup mata.



d. Jalannya Percobaan



: 1.1 Subjek duduk di sebuah bangku lalu matanya ditutup dengan slayer penutup. Diberikan satu-satu wewangian dan diberikan perintah untuk menebak satu-satu wewangian tersebut.



e. Hasil Percobaan



: 1.1 Subjek bisa menebak wewangian apa yang diberikan. Jawaban subjek adalah parfum, jahe, terasi, semangka dan durian. Menurut subjek wewangian yang begitu menyengat seperti parfum, terasi, jahe dan durian mudah untuk ditebak. Sedangkan,



wewangian



yang



lembut



seperti



semangka sedikit sulit untuk ditebak. f. Kesimpulan



: Hidung merupakan alat indera penciuman. Penciuman dapat terjadi ketika wewangian diberikan dan diresap oleh penerima bau, lalu bau itu dihantarkan ke otak melalui impuls-impuls. Dan hal itu berhubungan dengan



3



memori, ketika subjek belum pernah menyium suatu bebauan ia tidak akan mengenali bebauan tersebut tetapi ketika subjek pernah menyium bebauan suatu bebauan ia akan menebak secara cepat. g. Daftar Pustaka



h. Note



: Badan Usaha Jaya Press Jajasan Jaya Raya. (1984). Tempo, Volume 14. United States : Universitas Michigan. Basuki, A. M. H. (2008). Psikologi umum. Jakarta : Universitas Gunadarma. Puspitawati, I. (1999). Psikologi faal. Jakarta : Universitas Gunadarma. : 1. Biasanya dalam hal kemampuan mengingat bau, ♀ lebih baik. 2. Proporsinya, dari 5 macam wewangian  ♀ = 5, dan ♂=3 3. Hal ini disebabkan karena pada ♀, ruang dalam menerima gas (Concha nasal superior) lebih luas. 4. Semakin tajam wanginya  semakin mudah dikenal. 5. Semakin lembut wanginya  sulit dikenal. 6. Syaraf kranial olfactory 7. Manusia dapat membedakan berbagai macam bau bukan karena memiliki banyak reseptor pembau, namun kemampuan tersebut ditentukan oleh prinsipprinsip komposisi (component principle). 8. Organ pembau hanya memiliki 7 reseptor, namun dapat membaui lebih dari 600 aroma. Manusia mempunyai daya ingat yang kuat dalam hal penciuman yang berkaitan dengan aroma tertentu. 9. System olfaction dapat menerima stimulus bendabenda kimia sehingga reseptornya disebut pula Chemoreseptor.



4



10. System olfaction terdapat di hidung bagian atas (Concha nasal superior) yang peka dalam penciuman dan lebih dekat ke syaraf olfaktorius. 11. Penciuman pada manusia, secara umum unsur yang mempengaruhi adalah: a. Fisik hidung mancung lebih sensitif terhadap bau. b. Fisiologis ♀ yang PMS lebih sensitif. 12. Kemampuan membau makhluk hidup tergantung pada: a. Susunan rongga hidung hidung mancung lebih peka. b. Variasi fisiologis ♀ PMS dan hamil muda memiliki penciuman yang lebih peka. c. Spesies anjing (karena kemampuannya survival tergantung pada pembauan). d. Konsentrasi bau bau busuk akan lebih tercium.



LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL Nama Mahasiswa : Vallen Argiansyah B.



Tanggal Pemeriksaan :



NPM



: 16519455



Nama Asisten



:



Kelas



: 1PA02



Paraf Asisten



:



1. Percobaan Nama Percobaan



: Indera Pengecap : Merasakan berbagai Rasa



Nama Subjek Percobaan : M. Rafly Syah Maulana Tempat Percobaan



: Rumah



a. Tujuan Percobaan



: Memahami dan mengetahui bahwa lidah merupakan alat pengecap rasa serta membuat peta rasa.



b. Dasar Teori



: Menurut Junqueira (1995), pengecapan adalah sensasi yang dirasakan oleh kuncup kecap, yaitu penerima (reseptor) yang terutama terletak  pada lidah. Kuncup kecap terbenam dari epitel berlapis dari circumvallate papillae, folate papillae, dan fungiform papillae. Bahan kimia masuk melalui pori pengecap, yaitu lubang kecil menuju ke sel-sel reseptor. Menurut



Jalmo



(2007),



cepat



lambatnya



dalam



mengecap rasa dapat dipengaruhi oleh kecepatan penghantaran rangsang yang diberikan jika dalam penyampaian rangsang tersebut terjadi gangguan maka dapat mempengaruhi waktu sensasi yang dihasilkan. Selain



itu



jenis



kelamin



juga



kemungkinan



mempengaruhi sensasi reseptor pengecap. Menurut Puspitawati (2014), reseptor dalam system gustatory tidak memiliki akson-akson sendiri, setiap



1



2



neuron akan membawa impuls dari sebuah tatste bud yang menerima input dari banyak reseptor. c. Alat yang digunakan



: Cotton bud, 5 larutan rasa manis, pahit, asin, asam, pedas (gula, kopi, garam, cuka, saus), tissue.



d. Jalannya percobaan



: 1.1 Subjek diminta untuk merasakan berbgai larutan yang telah tersedia di dalam gelas, dengan cara satu-satu larutan dicoba dengan cotton bud lalu lidah diberikan tissue untuk menghapus rasa yang telah dicoba. Dan mencoba menebak apa yang telah dirasai dengan mencatat satu-satu rasa.



e. Hasil Percobaan



: 1.1 Hasil dari percobaan subjek menebak rasa-rasa yang diberikan. Hasilnya subjek bisa menebak berbagai rasa dengan jawaban gula, kopi, garam, cuka, dan saus.



f. Kesimpulan



: Lidah merupakan indera pengecap. Seseorang bisa membedakan rasa karena adanya taste buds. Dan setiap orang memiliki perbedaan terhadap sensivitas rasa di lidah. Rasa sensivitas tersebut dipengaruhi oleh papillae.



g. Daftar Pustaka



: Hapsari, I. I., Puspitawati, I., & Suryaratri, R. D. (2014). Psikologi faal. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Jalmo, Tri. (2007). Buku Ajar Fisiologi Hewan. Bandar Lampung: Unila Junqueira, L. Carlos, Jose Carneiro &Robert Kelley. (1995). Histologi Dasar. Jakarta : Penerbit EGC.



3



h. Note



: 1.1 Peta Lidah