Praktikum Lahan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU TANAMAN PAKAN



PRAKTIKUM II PENGOLAHAN LAHAN OLEH: NAMA NIM KEL/GEL ASISTENS



: ONI AILA AZURAH : I011201024 : IX (SEMBILAN)/VI (ENAM) : MUH. SYAHRUL



LABORATORIUM TANAMAN PAKAN DAN PASTURE FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR



2021 PENDAHULUAN Latar Belakang Lahan (land) merupakan suatu wilayah di permukaan bumi, mencakup semua komponen biosfer yang dapat dianggap tetap atau bersifat siklis yang berada di atas dan dibawah wilayah tersebut termasuk atmosfer, tanah, batuan induk, relief, hidrologi, tumbuhan dan hewan. Akibat dari perbuatan manusia dapat berpengaruh terhadap penggunaan lahan pada saat sekarang dan di masa yang akan mendatang. Lahan dapat dipandang sebagai suatu sistem yang tersusun atas berbagai komponen. Komponen-komponen lahan dapat dikatagorikan menjadi dua yaitu komponen struktural dan komponen fungsional (Juhadi, 2016). Pengelolaan lahan merupakan usaha manusia dalam memanfaatkan sebidang lahan untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya. Tindakan yang dapat dilakukan untuk pengelolaan lahan dapat secara langsung dan tidak langsung. Tindakan langsung berupa perencanaan pemanfaat lahan dan tindakan tidak langsung berupa penyediaan informasi yang berhubungan dengan lahan. Pengelolaan lahan berfungsi untuk menjamin kepemilikan lahan, nilai lahan, penggunaan lahan, dan pengembangan lahan (Suwarno dkk., 2017). Gamal merupakan tanaman yang cocok untuk tanah asam dan marginal batang gamal berukuran kecil hingga sedang, tingginya dapat mencapai 10-12m, sering bercabang dari dasar dengan diameter basal mencapai 50-70cm. Kulit batang halus dengan warna bervariasi, dari putih abu-abu kemerah tua-coklat. Batang dan cabang-cabang pada umumnya ada bercak putih kecil. Daun gamal menyirip ganjil, biasanya perpasangan sepanjang sekitar 30cm melebar 5-20 cm,



helai daun berbentuk ovale atau elips, panjang daun 2-7 cm, dan lebar daun 13cm. Helai daun, pelepah dan tulang belakang kadang-kadang bergaris-garis merah. Bunga berwarna merah muda ke unguan, sedikit warna putih, biasanya dengan titik kuning pucat menyebar di dasar kelopak. Dasar kelopak bunga bulat dan hampir tegak, dengan ukuran sekitar 20mm, panjang kelopak bunga 1520mm, dan lebarnya 4-7mm. Polong muda berwarna hijau kemerahan-unguan, berwarna kuning-cokelat setelah masak, dan berwarna kuning coklat muda sampai coklat bila sudah tua. Polong berbentuk pipih hampir bulat, panjang polong 1018cm, lebarnya 2cm, jumlah biji 4-10 (Winata, 2012). Hal inilah yang melatar belakangi



dilaksanakannya



Praktikum



Ilmu



Tanaman



Pakan



mengenai



Pengolahan Lahan. Tujuan dan Kegunaan Tujuan dari praktikum Ilmu Tanaman Pakan mengenai Pengolahahan Lahan yaitu untuk mengetahui bagimana cara membersihkan tanah dari tumbuhan liat atau penganggu (Week),



menjamin perkembangan sistem



perakaran



sempurna, memperbaiki aerasi tanah dan kelembaban, kelestarian dan kesuburan tanah seperti persediaan air. Kegunaan dari praktikum Ilmu Tanaman Pakan mengenai Pengolahahan Lahan yaitu agar mengetahui bagimana cara membersihkan tanah dari tumbuhan liat atau penganggu (Week), menjamin perkembangan sistem perakaran sempurna, memperbaiki aerasi tanah dan kelembaban, kelestarian dan kesuburan tanah seperti persediaan air.



TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Pengolahan Lahan Lahan ialah suatu daerah di permukaan bumi yang ciri-cirinya (characteristics) mencakup semua atribut yang bersifat cukup mantap atau yang dapat diduga bersifat mendaur dari biosfer, atmosfer, tanah, geologi, hidrologi, populasi tumbuhan dan hewan, serta hasil kegiatan manusia pada masa lampau dan masa kini, sepanjang pengenal- pengenal tadi berpengaruh secara signifikan atas penggunaan lahan pada waktu sekarang dan pada waktu mendatang. Penggunaan lahan adalah segala campur tangan manusia, baik secara permanen maupun secara siklus terhadap suatu kelompok sumberdaya alam dan sumber daya buatan, yang secara keseluruhan disebut lahan, dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan- kebutuhannya baik secara kebendaan maupun spiritual ataupun kedua-duanya. Sifat lahan yaitu atribut atau keadaan unsur-unsur lahan yang dapat di ukur atau di perkirakan, seperti tekstur tanah, struktur tanah jumlah curah hujan, distribusi hujan, temperatur, drainase tanah, jenis vegetasi dan sebagainya. Sifat lahan merupakan suatu penciri dari segala sesuatu yang terdapat di lahan tersebut yang merupakan pembeda dari suatu lahan yang lainnya (Mokodompit dkk., 2019). Pengolahan lahan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman karena dapat menciptakan struktur tanah yang



remah, aerase tanah yang baik dan menghambat pertumbuhan tanaman pengganggu, dengan adanya hal ini sehingga daya dukung tanah terhadap pertumbuhan dan peningkatan hasil tanaman. Pengolahan tanah pada tanaman jagung pada prinsipnya bertujuan untuk memperbaiki aerase dan drainase tanah, mengendalikan gulma, menggemburkan tanah sehingga kecambah mudah tumbuh, dan perakaran dapat berkembang sempurna. Teknik pengolahan tanah dalam prakteknya dikelompokkan ke dalam sistem olah tanah minimum (OTM), olah tanah maksimum atau Olah Tanah Sempurna(OTS) dan tanpa olah tanah (TOT) pengolahan tanah minimum adalah pengolahan tanah yang dilakukan secara terbatas atau seperlunya tanpa melakukan pengolahan tanah padaseluruh areal lahan (Hardianto dkk., 2019) Banyak usaha yang dapat dilakukan untuk mempertahankan produktivitas tanah, salah satu diantaranya adalah melalui modifikasi cara olah tanah dan intensitas pengolahan tanah. Pengolahan tanah ialah kegiatan manipulasi mekanik terhadap tanah untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Berbagai sistem pengolahan tanah akan berpengaruh terhadap pemadatan tanah dan kandungan kadar bahan organik tanah. Pengolahan tanah untuk memperbaiki aerease tanah yang baik untuk perkembangan akar dan pertumbuhan tanaman. Pada umumnya dalam usaha tani tanaman pangan di lahan kering dilakukan olah tanah intensif sejak awal tanam tanpa memanfaatkan sisa tanaman, yang disebut juga pengolahan tanah konvensional. Selain membutuhkan waktu dan tenaga yang besar, pengolahan tanah konvensional dapat mempercepat kerusakan struktur dan komposisi bahanorganik tanah, yang pada gilirannya akan meningkatkan laju erosi, terutama di lahan berlereng (Putra dkk., 2017).



Faktor Faktor Tumbuh Hijauan Tanah Tanah merupakan medium alam untuk pertumbuhan tanaman. Tanah menyediakan unsur-unsur hara sebagai makanan tanaman untuk pertumbuhannya. Tanah yang terbentuk dari bahan-bahan berupa bahan mineral dan organik, air serta udara tersusun didalam ruangan yang membentuk tubuh tanah. Akibat berlangsungnya proses dari pembentukan tanah, maka terbentuklah perbedaan sifat kimia, fisis, biologi dan morfologi dari tanah yang berbeda (Purba dkk., 2014). Kesuburan tanah adalah potensi tanah untuk menyediakan unsur hara dalam jumlah yang cukup dalam bentuk yang tersedia dan seimbang untuk menjamin pertumbuhan dan produksi tanaman yang optimum. Tanah yang diusahakan untuk bidang pertanian memiliki tingkat kesuburan yang berbedabeda. Pengelolaan tanah secara tepat merupakan faktor penting dalam menentukan pertumbuhan dan hasil tanaman yang akan diusahakan. Evaluasi kesuburan tanah adalah proses penilaian masalah-masalah keharaan dalam tanah dan pembuatan rekomendasi pemupukan. Kebutuhan unsur hara yang diperlukan tanaman untuk pertumbuhan dan produksinya ditentukan oleh kemampuan tanah dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman dan tidak selalu dapat terpenuhi. Intensifnya



penggunaan



lahan



tanpa



adanya



pergiliran



tanaman



dapat



menyebabkan terkurasnya unsur hara esensial dari dalam tanah pada saat panen dan kesuburan tanah akan menurun secara terus menerus. Menurunnya kesuburan tanah dapat menjadi faktor utama yang mempengaruhi produktivitas tanah, sehingga penambahan unsur hara dalam tanah



melalui proses pemupukan sangat penting dilakukan agar diperoleh produksi pertanian yang menguntungkan (Kusmiyarti dkk., 2015). Sifat fisik tanah merupakan sifat tanah yang berhubungan dengan bentuk/ kondisi tanah asli diantaranya adalah tekstur tanah, stuktur tanah, warna tanah, kadar air tanah, suhu tanah dan lain-lain. Sifat fisik tanah juga merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap tersedianya air, udara tanah dan secara tidak langsung



mempengaruhi



ketersediaan



unsur



hara



tanaman,



yang



akan



mempengaruhi potensi tanah untuk berproduksi secara maksimal. Kerusakan sifat fisik tanah yang perlu mendapat perhatian serius adalah masalah degradasi struktur tanah akibat berubahnya warna tanah, partikel pasir, debu, liat dan kadar air akibat kesalahan dalam pengelolaan tanah (Umin dkk., 2019). Iklim Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu yang relatif lama dan meliputiwilayah luas. Proses terjadinya cuaca dan iklim merupakan kombinasi dari variabel-variabelatmosfir yang sama yang disebut unsur-unsur iklim. Iklim beserta unsurnya adalah hal pentinguntuk diperhatikan, dipelajari, diantisipasi efeknya, karena pengaruhnya sering menimbulkan masalah bagi manusia serta mahluk hidup lainnya. Iklim merupakan fenomena alam yang digerakkan oleh gabungan beberapa unsur, yaitu radiasi matahari, temperatur, kelembaban, awan, hujan, evaporasi, tekanan udara, dan angin. Faktor yang mempengaruhi unsur iklim sehingga dapat membedakan iklim di suatu tempat dengan iklim di tempat lain disebut kendali iklim (Miftahuddin, 2016). Iklim merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas



tanaman.



Faktor-faktor



iklim



yang



sangat



mempengaruhi



pertumbuhan bagi tanaman adalah radiasi matahari, suhu dan curah hujan. Iklim mikro tanaman adalah kondisi disekitar tanaman mulai dari perakaran terdalam hingga tajuk teratas tanaman Pertumbuhan dan hasil tanaman dapat ditentukan oleh tiga faktor utama, ketiga faktor tersebut adalah tanah, iklim/cuaca dan tanaman. Untuk mencapai hasil yang optimum, maka ketiga faktor tersebut harus dalam keadaan seimbang. Iklim merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Faktor-faktor iklim yang sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah curah hujan, terutama untuk pertanian lahan kering, suhu maksimum dan minimum serta radiasi (Indrawan dkk., 2017). Gagal panen tanaman pangan banyak disebabkan oleh faktor lingkungan dan salah satu yang berpengaruh adalah terjadinya perubahan iklim. Tanaman akan dapat tumbuh dan memberikan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan apabila syarat tumbuh tanaman tersebut dipenuhi. Cahaya merupakan salah satu unsur iklim penting yang diperlukan tanaman dalam proses fotosintesis sehingga akan mempengaruhi penyediaan asimilat pada organ-organ tertentu pada tanaman. Setiap kelompok tanaman memiliki sekumpulan ciri khas berbeda, baik ditinjau dari fisiologi maupun anatomi (Sumarlin dkk. 2018). Tatalaksana Tata Laksana diartikan sebagai proses ataupun cara mengurus dalam melaksanakan suatu kegiatan. Lebih jauh tentang Tata Laksana sebagai suatu proses implementasi baru dimulai apabila tujuan dan sasaran telah ditetapkan program kerja, telah disusun dan telah disiapkan dan disalurkan untuk pencapaian tujuan/sasaran tersebut (Ikhsan dkk., 2018).



Dalam usahatani cara persiapan lahan (pengolahan tanah) perlu mendapat perhatian khusus, karena selain berkaitan dengan masalah teknis seperti ketersediaan air, perubahan fisik dan kimia tanah juga masalah kelangkaan tenaga kerja. Pengolahan diperlukan jika kondisi kepadatan tanah, aerasi tanah, kekuatan resisten tanah dan dalamnya perakaran tanaman tidak mendukung penyediaan air dan perkembangan akar. Dari hasil-hasil penelitian terdahulu terlihat bahwa pengolahan tanah yang lebih intensif tidak selalu memberikan hasil yang lebih tinggi. Degradasi tanah yang terjadi saat ini salah satunya sebagai akibat dari sistem olah tanah intensif atau pengolahan tanah sempurna seperti yang dilakukan kebanyakan petani secara turun temurun selama ini (Azwir, 2013). Tatalaksana



merupakan



salah



satu



faktor



yang



mempengaruhi



pertumbuhan dan produksi tanaman karena dapat menciptakan struktur tanah yang remah, aerase tanah yang baik dan menghambat pertumbuhan tanaman pengganggu. Teknik pengolahan tanah dalam prakteknya dikelompokkan ke dalam sistem olah tanah minimum (OTM), olah tanah maksimum / Olah Tanah Sempurna (OTS) dan tanpa olah tanah (TOT). pengolahan tanah minimum (minimum tillage) adalah pengolahan tanah yang dilakukan secara terbatas atau seperlunya tanpa melakukan pengolahan tanah pada seluruh areal lahan. OTM merupakan salah satu cara pengolahan lahan untuk mempertahankan kesuburan dan produktivitas dengan melakukan pengolahan tanah seperlunya saja (Hardianto, 2019). Spesies Tanaman Spesies tanaman adalah semua bentuk dan jenis bahan pakan berasal dari tanaman atau rumput termasuk leguminosa baik yang belum dipotong maupun



yang dipotong dari lahan dalam keadaan segar yang berasal dari pemanenan bagian vegetatif tanaman yang berupa bagian hijauan yang meliputi daun, batang, kemungkinan juga sedikit bercampur bagian generatif, utamanya sebagai sumber makanan ternak ruminansia. Untuk penanaman hijauan makanan ternak dibutuhkan tanah yang subur dan memenuhi persyaratan-persyaratan jenis tanah dan iklim yang sesuai dengan yang dikehendaki (Nurlaha dkk., 2014) Identifikasi genus/spesies hijauan pakan semakin penting dilakukan mengingat semakin pentingnya arti hijauan pakan bagi kebutuhan ternak. Identifikasi hijauan pakan khususnya rumput dapat dilakukan berdasarkan pada tanda-tanda atau karakteristik vegetatif. Termasuk kelompok makanan hijauan ini ialah bangsa rumput (graminae), leguminosa dan hijauan dari tumbuh-tumbuhan lain seperti daun nangka, daun waru dan lain sebagainya (AAK, 1983). Menurut Nell dan Rollinson (1974), produksi rumput yang tumbuh di tanah sawah, tegalan, kebun, hutan dan pinggir jalan berkisar antara 14-15 ton bahan kering (BK)/ha/tahun, sedangkan untuk padang pangonan sekitar 1,5 ton dan kebun rumput sekitar 2,5 ton BK/ha/tahun (Saputra dkk., 2016). Pada prinsipnya klasifikasi kesesuaian lahan dilaksanakan dengan cara memadukan antara kebutuhan tanaman atau persyaratan tumbuh tanaman dengan karakteristik lahan. Adapun jenis tanaman yang akan dipadukan adalah tanaman gamal. Oleh karena itu klasifikasi ini sering juga disebut species matching. Kesesuaian lahan adalah kecocokan suatu lahan untuk penggunaan tertentu sebagai contoh lahan sesuai untuk irigasi, tambak, pertanian tanaman tahunan atau pertanian tanaman semusim (Siregar, 2018).



METODEOLOGI PRAKTIKUM Waktu dan Tempat Praktikum



Ilmu



Tanaman



Pakan



mengenai



Pengolahan



Tanah



dilaksanakan pada hari Minggu, 3 Oktober 2021 pukul 13.30 WITA- selesai Bertempat di Lahan



Pastura, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin,



Makassar. Materi Praktikum Alat yang digunakan pada Praktikum Ilmu Tanaman Pakan mengenai Pengolahan Tanah yaitu golok, linggis, cangkul, dan tali. Bahan yang digunakan dalam Praktikum Ilmu Tanaman Pakan mengenai Pengolahan Tanah yaitu 2 batang gamal.



Metode Praktikum Membersihkan area terhadap pepohonan, semak-semak, alang-alang dan rumput lainnya, namun didalam proses ini tidak seluruh pohon dihancurkan, sisakan sebagian pohon sebagai pelindung. Setelah itu, melakukan pemecahan lapisan



tanah



menjadi



bongkahan-bongkahan,



sehingga



penggemburan



selanjutnya lebih mudah dilakukan. Memasakkan tanah, sebab dengan membalik lapisan tanah dan membiarkan beberapa hari sebelum dihembuskan maka proses merealisasikan bahan-bahan organik akan berlangsung secara cepat, dan yang menghancurkan bongkahan-bongkahan besar menjadi struktur remah, sekaligus membersihkan sisa-sisa perakaran tumbuh-tumbuhan liar. Tanah yang sudah diolah dengan baik siap ditanami tanaman hijauan.



PEMBAHASAN



Pembersihan Berdasarkan Praktikum Ilmu Tanaman Pakan mengenai Pengolaan Lahan pada pembersihan diperoleh hasil bahwa pembersihan pada lahan dilakukan dengan membersihkan area lahan dari tumbuhan tumbuhan pengganggu dan beberapa jenis tumbuhan lainnya seperti rumput. Pembersihan dilakukan secara bertahap yakni memotong tanaman pengganggu dan rumput-rumput, kemudian mengangkat tanaman tanaman tersebut ke pinggir lahan yang kosong. Sehingga



lahan menjadi lebih bersih dan terbebas dari tanaman tanaman pengganggu tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Utami, (2017) yang menyatakan bahwa Pembersihan lahan merupakan kegiatan untuk membersihkan semak, rumput dan sisa tanaman produksi sebelumnya yang tumbuh pada lahan yang akan mengganggu pertumbuhan tanaman. Pembersihan lahan ini dapat dilakukan dengan pembabatan, penggunaan herbisida, pencabutan dan pembakaran sisa-sisa tanaman. Tujuannya adalah diperoleh lahan yang siap diolah dan terbebas dari gangguan fisik (batu-batuan, dll) maupun biologis (gulma atau sisa-sisa tanaman). Memebersihkan Areal adalah suatu kegiatan pembersihan lahan yang akan dibuat untuk areal penanaman sampai kondisi lahan yang siap tanam. Pada zaman nenek moyang dulu tidak ada ketentuan - ketentuan didalam pembukaan lahan. Pembukaan lahan pada tanaman kemenyan tidak seperti pembukaan lahan pada tanaman-tanaman lainnya. Untuk mengukur jarak tanaman kemenyan dengan tanaman lainnya pada zaman dulu tidak ada memakai alat, hanya dengan menggunakan cara rentang tangan (mandepak). Tanaman kemenyan di Desa Hutagurgur dulunya tumbuh dengan liar dan tidak ada di tanam sendiri. Tanaman kemenyan dulunya memang tumbuh sendiri seperti tanaman hutan lainnya, kemudian setelah berbuah dan buah tersebut jatuh ke tanah lalu tumbuh (Kristiani dkk., 2016) Proses pembersihan lahan petani yaitu dengan mempersiapkan alat-alat, antara lain, parang, sekop dan cangkul sesudah itu memulai proses pembersihan lahan dengan istilah babat atau di cangkul tujuan dari tahapan ini untuk membersihkan semak-semak dan rumput-rumput yang tumbuh di area lahan tersebut, sehingga petani harus membersihkan lahan dengan baik, agar pada saat



pengolahan tanah atau membuat bedengan dengan mudah dan proses pertumbuhan ubi jalar dengan baik (Uaga dkk., 2019). Pembersihan lahan yang dilakukan meliputi: penebangan pohon dan semak belukar menggunakan alat mekanik chainsaw, menumpuk kayu pada jarak tertentu (pilling), pembakaran sisa tumbuhan (burning). Pengupasan tanah penutup meliputi: penggalian tanah penutup menggunakan Backhoe, pengangkutan tanah penutup menggunakan Dump Truck ke disposal (Tri Rahardja,. 2017). Pembajakan Berdasarkan Praktikum Ilmu Tanaman Pakan mengenai Pengolaan Lahan pada pembajakan diperoleh hasil bahwa pembajakan pada lahan dilakukan penggemburan tanah dengan cara mengcangkul tanah guna untuk menghancurkan gumpalan gumpalan tanah yang keras sehingga tanah tersebut layak untuk ditanami tanaman dalam hal ini adalah steak gamal. Hal ini sesuai dengan pendapat Hal ini sesuai denga pendapat Artawan (2019) yang menyatakan bahwa Pengolahan tanah (soil tillage) adalah sebuah kegiatan olah tanah yang dilakukan dengan cara tradisional dan modern. Pengolahan tanah secara tradisional masih dilakukan dengan menggunakan hewan ternak untuk membantu menarik bajak, sedangkan secara modern sudah menggunakan traktor sebagai tenaga penariknya. Adapun fungsi dari pengolahan tanah ini yaitu untuk menggemburkan tanah, menghilangkan gulma pada tanah. Untuk mempermudah pengolahan tanah, petani sudah dibantu dengan traktor untuk menarik bajak. Adapun dua jenis bajak yaitu bajak singkal dan bajak rotary. Bajak singkal berguna untuk melempar dan membalikan tanah untuk menggemburkan tanah olahan. Pengolahan tanah menggunakan bajak singkal dapat memperoleh



bongkahan tanah yang masih cukup besar dan padat, biasanya masih di perlukan tambahan pengerjaan untuk mendapatkan hasil tanah yang lebih halus. Sedangkan bajak rotary merupakan bajak yang memiliki banyak mata pisau untuk mencacah tanah, selain untuk mencacah tanah mata pisau pada bajak rotary juga cukup baik untuk mencacah gulma. (Manik, 2017). Pembajakan berfungsi untuk memotong, membalikkan, pemecahan tanah serta pembenaman sisa-sisa tanaman ke dalam tanah dan digunakan untuk tahapan kegiatan pengolahan tanah kedalaman olah bajak akan mempengaruhi tahanan tarik spesifik. Pada kedalaman olah bajak yang optimum yaitu 13 - 18 cm nilai tahanan tarik (draft) spesifik tanah akan minimum kemudian akan meningkat dengan penambahan kedalaman olah bajak yang berikutnya karena massa dan volume tanah yang dipotong dan dibalikkan oleh bajak semakin besar sehingga efisiensi kerja pembajakan akan menurun (Ismail dkk., 2012). Penggaruan Berdasarkan Praktikum Ilmu Tanaman Pakan mengenai Pengolaan Lahan pada penggaruan diperoleh hasil bahwa penggaruan pada lahan dilakukan dengan cara menghancurkan bongkahan besar menjadi struktur tanah yang lebih kecilkecil lagi. Hal ini sesuai dengan pendapat Utama (2019) yang menyatakan bahwa penggaruan dilakukan sekitar 1 minggu setelah pembajakan, tujuan dari penggaruan adalah untuk menghancurkan bongkahan-bongkahan tanah supaya lahan sawah menjadi rata. Kegiatan penggaruan dapat dilakukan 1-2 kali. Selanjutnya dilakukan penggenangan untuk mengendalikan pertumbuhan gulma yang masih tersisa, meratakan, dan mendekomposisi pupuk oreganik yang diberikan pada kegiatan penggaruan.



Penggaruan untuk menghancurkan bagian-bagian tanah yang cukup keras atau



menggumpal



agar



dapat



lebih



mudah



ditanami. Petani



umumnya



menggunakan garu, cangkul atau traktor dalam prosesnya. Penggaruan dilakukan oleh manusia pada lahan pertanian bertujuan untuk menciptakan kondisi fisik, dan biologis tanah yang lebih baik dengan suatu kedalaman tertentu agar sesuai bagi pertumbuhan tanamanan. Adapun dua jenis bajak yaitu bajak singkal dan bajak rotary. Bajak singkal berguna untuk melempar dan membalikan tanah untuk menggemburkan tanah olahan. Pengolahan tanah menggunakan bajak singkal dapat memperoleh bongkahan tanah yang masih cukup besar dan padat, biasanya masih di perlukan tambahan pengerjaan untuk mendapatkan hasil tanah yang lebih halus (Manik dkk., 2017) Penggaruan dalam usaha budidaya pertanian bertujuan untuk menciptakan keadaan tanah olah yang siap tanam baik secara fisik, kimia, maupun biologis, sehingga tanaman yang dibudidayakan akan tumbuh dengan baik. Melalui proses pengolahan ini, kerak tanah teraduk,sehingga udara dan cahayamataharimen embustanahdanmeningkatkankesuburannya. Sekalipun demikian, tanah yang seringdigarapseringmenyebabkankesuburannya berkurang. Kegiatan pengolahan tanah dibagi ke dalam dua tahap, yaitu pengolahan tanah pertama (pembajakan), dan pengolahan tanah kedua (penggaruan). Dalam penggaruan tanah pertama, tanah dipotong, kemudian dibalik agar sisa tanaman dan gulma yang ada di permukaan tanah terpotong dan terbenam. Penggaruan tanah kedua, bertujuan menghancurkan bongkah tanah hasil pengolahan tanah pertama yang besar menjad lebih kecil dan sisa tanaman dan gulma yang terbenam dipotong lagi menjadi lebih halus sehingga akan mempercepat proses pembusukan. Proses



pembongkaran lapisan batuan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan penggaruan (ripping) dan peledakan (blasting). Proses pembongkaran lapisan batuan ini biasanya dilakukan pada batuan yang tergolong keras selain itu dapat juga untuk meningkatkan tingkat produktivitas alat gali muat tersebut (Situmorang dkk., 2017).



KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan



Berdasarkan Praktikum Ilmu Tanaman Pakan mengenai Pengolahan Lahan maka dapat disimpulkan bahwa pengolahan lahan terbagi menjadi 3 tahap yaitu pembersihan, pembajakan, dan penggaruan. Pengolahan merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman karena dapat menciptakan struktur tanah yang remah, aerase tanah yang baik dan menghambat pertumbuhan tanaman pengganggu, dengan adanya hal ini sehingga daya dukung tanah terhadap pertumbuhan dan peningkatan hasil tanaman. Saran Sebaiknya praktikum mematuhi segala tata tertib laboratorium dan berhatihati saat menggunakan alat seperti misalnya parang ketika pembersihan lahan dilakukan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.



DAFTAR PUSTAKA



Artawan, G. B. A. B., Tika, I. W., dan Sucipta, N. Pengolahan Tanah Menggunakan Bajak Singkal Lebih Sedikit Memerlukan Air Irigasi daripada Bajak Rotary. Jurnal Beta (Biosistem Dan Teknik Pertanian). 7(1):120-126. Azwir. 2013. Kajian cara persiapan lahan dalam usaha tani jagung di lahan kering inceptisol. Jurnal pengkajian dan pengembangan teknologi pertanian. 16(2): 85-91. Kusmiyarti, T. B., Pinath, A. D. P., dan Susila, K. D. 2015. Evaluasi Status Kesuburan Tanah Pada Lahan Pertanian di Kecamatan Denpasar Selatan. Jurnal Agroekoteknologi Tropika. 4(4):282-292. Mokodompit, P. I. S., Jefrey, I. K., Raymond. 2019. Perubahan lahan pertanian basah di kota kotamobagu. Jurnal spasial. 6(3): 792-799. Purba, R. P. C., Sitorus, B., Sembiring, M. 2014. Kajian kesuburan tanah di desa sihiong, sinar sabungan dan lumban lobu kecamatan bonatua lunasi kabupaten toba samosir jurnal online agroekoteknologi . 2(4): 1490- 1499 R. Y. A. Putra., Sarno., Didin Wiharso Dan Ainin Niswati. 2017. Pengaruh Pengolahan Tanah Dan Aplikasi Herbisida. Siregar, Oriza Satifa. 2018. Evaluasi kesesuaian lahan Terhadap Tanaman Kehutanan di Danau Tao Kabupaten Padang Lawas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara Situmorang, R. A. P., & Purbasari, D. (2017). Evaluasi tingkat keausan mata garu terhadap produktivitas penggaruan bulldozer d9r dalam proses penggalian overburden tambang batubara di pt. Muara alam sejahtera (mas). Jurnal Pertambangan, 1(5), 1-6. Suwarno., Junun, Dan Suwarto. 2017. Pengelolaan lahan untuk mencegah kejadian longsorlahan di kecamatan pekuncen kabupaten banyumas, terhadap kandungan asam humat pada tanah ultisol. Hardianto, W., Ariska, N., dan Husen, M. 2019. Olah tanah terhadap pertumbuhan dan hasil tanamanjagung (zea mays l.). Jurnal Agrotek Lestari. 5(1):39-47 W. Mangiring., Nurleni K Dan Priyadi. 2017. Produksi dan mutu hijauan rumput gajah (pennisetum purpureum). Jurnal Agro Tropika. 5(1): 51-56 Winata., Karno Dan Sutarno. 2012. Pertumbuhan dan produksi hijauan gamal (gliricidia sepium) deangan berbagai dosis pupuk organik cair. Jurnal Animal Agriculture. 1(1): 797-807. Yusdema A.P., Iin S Dan Hery S. 2016. Pengaruh jenis dan dosis leguminosa terhadap durabilitas dan densitas pelet konsentrat sapi perah. 5(4): 69-74