Pre Planning Genggam Jari [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PRE-PLANNING TERAPI NON FARMAKOLOGI RELAKSASI GENGGAM JARI DAN NAFAS DALAM SEBAGAI UPAYA UNTUK MENURUNKAN HIPERTENSI WARGA RW 1 KELURAHAN PADANGSARI, SEMARANG Disusun untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Stase Keperawatan Komunitas Pembimbing Akademik



: Ns. Muhammad Mu’in, M. Kep, Sp. Kep. Kom



Oleh: Dian Ayu Cahyaningsih



(22020119210075)



PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS XXXIV JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2019



RENCANA PRE PLANNING INTERVENSI KEPERAWATAN RELAKSASI GENGGAM JARI DAN NAFAS DALAM SEBAGAI UPAYA UNTUK MENURUNKAN HIPERTENSI



Pokok bahasan



: Pre planning intervensi keperawatan relaksasi genggam jari dan nafas dalam sebagai upaya untuk menurunkan tekanan darah



Sasaran



: Warga RW 01, Kelurahan Padangsari, Kecamatan Banyumanik,



Semarang



yang



menderita



hipertensi



(tekanan darah tinggi) Waktu



: 19.00 WIB - selesai



Tanggal



: 13 Nopember 2019



Tempat



: Rumah warga RT 02/RW01, Kelurahan Padangsari, Kecamatan Banyumanik, Semarang



Penanggung Jawab : Dian Ayu Cahyaningsih



1. Latar Belakang Hipertensi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah. Berdasarkan data World Health Organisation (WHO, 2014 dalam Agusrin, WR, dkk, 2019), mengungkapkan bahwa prevelensi penderita hipertensi adalah 4 dari 10 jumlah penduduk, dua pertiga dari jumlah penderita hipertensi adalah lansia yang berusia lebih dari 60 tahun. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki angka hipertensi cukup tinggi yaitu sebnayak 272.350 orang (26,5%) dari 1.027.736 orang yang diambil sebagai sampel RISKESDAS 2012. Prevelensi hipertensi dikalangan lansia mencapai sekitar 40% dengan angka kesakitan sekitar 50% diatas umur 60 tahun (Kemenkes, 2013). Angka kejadian hipertensi di Jawa Tengah masih menempati proporsi terbesar dari seluruh penyakit Tidak Manular (PTM) yang lainnya, yaitu sebesar 57,87% (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2015). Peningkatan tekanan darah yang tidak segera ditakani dapat menyebabkan komplikasi seperti stroke dan gagal jantung. Bahaya yang



diakibatkan dari hipertensi maka memerlukan upaya untuk dapat mencegah terjadinya hipertensi. Hipertensi daapat diobati secara farmakologi maupun non



farmakologi.



Pengobatan



farmakologi



dilakukan



dengan



cara



kolaborasi bersama dokter dalam pemberian obat-obatan yang mempunyai efek samping. Di Indonesia pengobatan hipertensi 60% menggunakan obat-obatan, 30% menggunakan terapi herbal dan 10% menggunakan terapi fisik. Pengobatan secara non farmakologi dapat dilakukan dengan mengubah



gaya



hidup



yang



lebih



sehat



dan



melakukan



terapi



komplementer yang dapat menurunkan tekanan darah. Menurut Rofacky (2015), mengatakan bahwa tekanan darah tinggi dapat dikendalikam melalui perubahan gaya hidup diantaranya yaitu manajemen stress. Manajemen stress yang dapat dilakukan yaitu terapi relaksasi. Relaksasi merupakan salah satu teknik pengolahan diri yang didasarkan pada cara kerja sistem saraf simpatis. Salah satu terapi relaksasi yang dapat dilakukan untuk menurunkan tekanan darah yaitu terapi relaksasi genggam jari dan nafas dalam. Terapi relaksasi genggam jari dapat dilakukan karena sangat mudah dan dapat dilakukan secara mandiri serta terapi relaksasi genggam jari dapat



membantu



mengurangi



stress



yang



akan



mengakibatkan



meningkatnya tekanan darah. Menurut Pinandita (2012), terapi relaksasi genggam jari dan nafas dalam dapat mengurangi keteganggan fisik dan emosi karena genggaman jari pada tangan mampu menghangatkan titiktitik keluar masuknya energi pada meridian yang terletak pada jari tangan apabila disertai dengan menarik nafas dalam dapat mengurangi kerja saraf simpatis sehingga menyebabkan penurunan tekanan darah (Pinandita, 2012). Adanya penelitian yang membuktikan bahwa terapi relaksasi genggam jari dan nafas dalam dapat menurunkan tekanan darah maka terapi genggam jari dan nafas dalam akan digunakan untuk intervensi keperawatan pada warga RW 01 Kelurahan Padangsari yang menderita hipertensi.



2. Tujuan Intervensi a. Tujuan Umum Setelah dilakukan terapi relaksasi genggam jari dan nafas dalam diharapkan masyarakat khususnya warga RW 1, Kelurahan Padangsari, Bnyumanik, Semarang yang menderita hipertensi dapat melakukan terapi relaksasi genggam jari dan nafas dalam secara mandiri di rumah. b. Tujuan Intruksional Khusus Setelah dilakukan terapi genggam jari dan nafas dalam diharapkan: 1) Tekanan darah khususnya warga RW 01, Padangsari, Banyumanik dapat terkontrol 2) Tekanan darah khususnya warga RW 01, Padangsari, Banyumanik yang menderita hipertensi dapat turun setelah dilakukan terapi rendam kaki. 3. Rencana Pelaksanaan Adapun prosedur pelaksanaan pelatihan pemeriksaan tekanan darah adalah sebagai berikut: a. Pokok materi Terapi genggam jari dan nafas dalam merupakan terapi non farmakologi untuk menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi). Terapi relaksasi genggam jari dapat dilakukan karena sangat mudah dan dapat dilakukan secara mandiri serta membantu mengurangi stress yang dapat mengakibatkan peningkatan tekanan darah tinggi. Terapi genggam jari dan nafas dalam dapat mengurangi keteganggan fisik dan emosi karena genggaman jari pada tangan dapat menghangatkan titiktitik keluar masuknya energi pada meridian yang terletak pada jari tangan apabila disertai dengan menarik nafas dalam dapat mengurangi kerja saraf simpatis sehingga menyebabkan tekanan darah menurun (Pinandita, 2012). Titik – titik meridian pada tangan akan memberikan rangsangan spontan berupa gelombang listrik menuju ke otak. Gelombang tersebut akan diterima oleh otak dan diproses dengan cepat menuju saraf pada organ yang mengalami gangguan, sehingga jalur energi menjadi lancar,



lancarnya jalur energi ini akan membuat otot-otot dan tubuh menjadi rileks dan tenang, keadaan ini akan menyebabkan hormon epinefrin dan norepinefrin menurun. Penurun produksi hormon tersebut menyebabkan kerja jantung dalam memompa darah ikut menurun sehingga tekanan darah akan menurun. Metode terapi relaksasi genggam jari dan nafas dalam dilakukan dengan cara pre-test dan post-test, sebelum dilakukan terapi relaksasi genggam



jari,



klien



diukur



tekanan



darahnya



menggunakan



sphygmomanometer, kemudian klien diberikan terapi relaksasi genggam jari dan nafas dalam setelah selesai diberikan terapi relaksasi genggam jari dan nafas dalam, tekanan darah klien dihitung kembali untuk mengetahui adanya perubahan pada tekanan darah. b. Metode Metode yang digunakan dalam melakukan intervensi keperawatan ini yaitu dengan cara demonstrasi. c. Media Media yang digunakan yaitu: a. Tensi meter (sphygmomanometer) b. Stetoskop c. Leaflet teknik melakukan relaksasi genggam jari d. Seting tempat



Keterangan: : Peserta



: Instruktur



: Dokumentator



: Fasilitator



: Observer e. Pengorganisasian Peran Instruktur



Tugas -



Memimpin



jalannya



Mahasiswa terapi



relaksasi Dian Ayu C



genggam jari dan nafas dalam -



Mengintruksikan cara melakukan terapi relaksasi genggam jari dan nafas dalam



Fasilitator



-



Mendampingi dan mengarahkan peserta Srek, Dewi, selama jalannya terapi relaksasi genggam Noeh, jari dan nafas dalam



-



Lita,



Diah, Sara



Menfasilitasi peserta selama mengikuti terapi relaksasi genggam jari dan nafas dalam



Observer



-



Mengamati pelaksanaan kegiatan dari awal Mersi sampai akhir



Dokumentator -



Menyimpulkan pelaksaan kegiatan Mendokumentasikan proses kegiatan terapi Rana, Ratih relaksasi genggam jari dan nafas dalam



f. Strategi pelaksanaan No 1.



Tahapan Pembukaan



Peralatan -



Waktu 5 menit



Kegiatan -



Penyampaian salam



-



Penyampaian konrak waktu



2.



Pelaksanaan



Tensimeter,



60 menit



-



Menjelaskan tujuan



-



Penjelasan



stetoskop



terapi



relaksasi genggam jari dan nafas dalam -



Pelaksanaan demonstrasi



terapi



relaksasi genggam jari dan nafas dalam 3.



Penutup



-



5 menit



-



Mengevaluasi setelah dilaksanakan relaksasi



terapi genggam



jari dan nafas dalam (evaluasi



subjektif



dan objektif) -



Menjelaskan rencana tindak lanjut



-



Kontrak waktu untuk pertemuan selanjutnya



-



Salam penutup dan ucapan terima kasih



4. Evaluasi a. Evaluasi Persiapan 1) Mempersiapkan pre-planning H-2 sebelum pelaksanaan intervensi keperawatan terapi relaksasi genggam jari dan nafas dalam



2) Kontrak waktu dan tempat dengan warga H-2 sebelum pelaksanaan intervensi keperawatan terapi relaksasi genggam jari dan nafas dalam 3) Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk terapi relaksasi genggam jari dan nafas dalam. b. Evaluasi Proses 1) Ketepan waktu kehadiran, penanggung jawab, instruktur dan tim 2) Kesesuaian implementasi dengan perencanaan yang telah disusun 3) Antusias warga dalam melakukan terapi genggam jari dan nafas dalam 4) Keikutsertaan warga dalam mengikuti kegiatan genggam jari dan nafas dalam c. Evaluasi Hail 1) Evaluasi hasil Mempraktikan penggunaan terapi relaksasi genggam jari dan nafas dalam 2) Indikator Warga RW 01 Padangsari khususnya yang menderita hipertensi dapat mempraktikkan kembali terapi relaksasi genggam jari dan nafas dalam secara mandiri di rumah



LAMPIRAN



Gambar 1: Genggam Ibu Jari



Gambar 2: Genggam Jari Telunjuk



Gambar 3: Genggam Jari Tengah



Gambar 4: Genggam Jari Manis



Gambar 5: Genggam Jari Kelingking



DAFTAR PUSTAKA



Agustin, W. R., Rosalina, S., ardiani, N.D., Safitri, W. (2019). Pengaruh terapi relaksasi genggam jari dan nafas dalam terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di wilayah kerja puskesmas kartosuro. Jurnal Kesehatan Kusuma Husada, 108-114. Kementrian Kesehatan. (2013). Hasil riset kesehatan dasar. Diakses pada tanggal



10



Nopember



2019,



dari:



www.depkes.go.id/download.pph?file Pinandita, I, Purwanti, E., Utoyo, B. (2012). Penurunan intensitas nyeri pada pasien



post



operasi



laparatomi.



Jurnal



Ilmiah



Kesehatan



Keperawatan, Vol 8(10). Profil Kesehatan Jawa Tengah. (2015). Dinas kesehatan provinsi jawa tengah tahun 2015. Diakses pada tanggal 9 Nopember 2019, dari http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL...2015/13_ Jateng_2015.pdf Riset



Kesehatan



Dasar



(Riskesdas).



(2013).



Badan



penelitian



dan



pengembangan kesehatan kementrian RI tahun 2013. Diakses pada tanggal



9



Nopember



2019,



dari:



http://www.depkes.go.id/resources/download/general/hasil5%20Riske sdas%202013.pdf> Rofacky, HF., Aini, F. (2015). Pengaruh terapi spiritual emotional freedom technique (SEFT) terhadap tekanan darah penderita hipertensi. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), vol 10(1).